Anda di halaman 1dari 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE


PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI
WILAYAH SANTA MARIA RATU ROSARI PAROKI
SANTO YAKOBUS BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh:
Vincensia Melani Milasari
NIM: 151124019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Teruntuk kedua orang tuaku Bapak E. Bana Widanardana dan Ibu V. Mariyati.

Keluarga yang telah memberikan dukungan dan motifasi kepada penulis,

Sahabat yang selalu membantu dan mendukung pembuatan skripsi,

Serta Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Motto

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu.”

(1 Ptr 5:7)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN


BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH SANTA MARIA RATU
ROSARI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL.” Penulis memilih judul ini
berpangkal dari keprihatinan penulis akan kurangnya pemahaman orang tua
tentang pembaptisan bayi dan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Hal ini
terlihat dari pandangan orang tua bahwa membaptiskan anak yang masih bayi
hanyalah sebagai formalitas agar anak dapat diterima sebagai anggota Gereja.
Berkaitan dengan pentingnya katekese persiapan baptis bayi, penulis tertarik
untuk menulis skripsi ini agar dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada
orang tua dan katekis untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis
bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Rosari, sehingga orang tua dapat
memaknai katekese persiapan baptis bayi yang diikuti. Dalam penulisan skripsi
ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yakni berdasarkan
wawancara terhadap orang tua, katekis, maupun dewan wilayah, serta penelitian
terhadap dokumen Paroki Santo Yakobus Bantul. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh penulis ditemukan bahwa orang tua mengikuti katekese
persiapan baptis bayi ini hanya sebagai formalitas agar anak dapat diterima
sebagai warga Gereja Katolik. Menyadari adanya hal tersebut maka perlu
diusahakan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi
orang tua agar dapat dilakukan dengan kegiatan rekoleksi.
Kata kunci : Katekis, Orang tua, Rekoleksi, Gereja, Katekese persiapan baptis
bayi.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
This thesis is entitled "DESCRIPTION OF THE IMPLEMENTATION OF
BABY BAPTICAL PREPARATION FOR PARENTS IN SANTA MARIA
AREAS OF ROSARI QUEEN OF SANTO SAINT YAKOBUS BANTUL." The
author chooses this title stemming from the writer's concern about the lack of
parental understanding of the practice of infant baptism preparation catechesis.
This can be seen from the views of parents and Catechists themselves that the
implementation of infant baptism preparation catechesis still needs to be
improved. Parents have difficulties in educating children's faith. Parents often
think that baptizing a child is only a formality so that the child can be accepted as
a member of the Church. In connection with the importance of catechetical
preparation for infant baptism, the author is interested in writing this thesis so that
it can contribute ideas to parents and Catechists to improve the practice of infant
baptism preparation catechesis for parents in the Santa Maria Rosari area, so
parents can interpret the catechesis preparation for infant baptism . In writing this
thesis, the author uses qualitative research methods based on interviews with
parents, catechists, and regional councils, as well as research on the documents of
the Parish of Saint Yakobus Bantul. Parents, as educators of children's faith, first
and foremost, seek the habituation of the life of faith. Based on the results of
research conducted by the authors found that parents have difficulty in
interpreting the catechesis of infant baptism preparation. Aware of this, efforts
should be made to improve the implementation of infant baptism preparation
catechesis for parents. In this regard, the authors argue that improving the
implementation of infant baptism preparation catechesis for parents, can be done
by recollection activities. Especially through recollection activities, in order to be
able to train naruni parents in distinguishing which supports and disadvantages
parents and develops positive things for their children.

Keywords : Catechists, parents, recollection, church, catechetical preparation for


infant baptism

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………… ………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………...……… iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………… vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………...……………… vii
ABSTRAK……………………………………………………………………. viii
ABSTRACK…………………………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. x
DAFTAR ISI………………………………………………………………....... xii
DAFTAR TABEL…………………………………..……………………….. xii
DAFTAR SINGKATAN……………………………..……………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………. …... 1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………… ……… 3
C. Batasan Masalah ………………………………………………………….. 3
D. Rumusan Masalah …………………………………………………….. ….4
E. Tujuan Penulisan ………………………………………………………… 4
F. Manfaat Penulisan ………………………………………………………... 5
G. Sistematika Penulisan …………………………………………………… 6

BAB II KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG


TUA……………….………………………………………………….. 7

A. Tanggung jawab orang tua

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Orang Tua sebagai Pendidik Iman yang Utama dan Terutama ……….. 7
2. Upaya Konkret Orang Tua Mendidik Iman Anak …………………. 8
B. Pembaptisan Bayi, Pentingnya Katekese Persiapan Baptis Bayi dan Tujuan
Katekese Persiapan Baptis Bayi ..…........................................……… 9
1. Pandangan Gereja Tentang Pembaptisan Bayi …….……..…..……. 9
2. Pentingnya Katekese Persiapan Baptis Bayi ……………..…..……. 9
3. Tujuan Katekese persiapan baptis Bayi ……………………………… 12
C. Materi Katekese Persiapan Baptis Bayi ………………………………… 14
D. Metode Katekese Persiapan Baptis Bayi ……..……………………..…… 19

BAB III PENELITIAN TENTANG DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE


PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA PAROKI DI
WILAYAH ST. MARIA RATU ROSARI PAROKI SANTO
YAKOBUS BANTUL ………………………………….…………. 22
A. Gambaran Umum Wilayah St. Maria Ratu Rosari …………..………… 22
1. Wilayah St. Maria Ratu Rosari ………………………………………. 22
2. Kegiatan Gerejani Wilayah St. Maria Ratu Rosari ………………….. 23
B. Metodologi Penelitian …………………………………………………. 24
1. Jenis penelitian ………………………………………………………. 24
2. Rumusan permasalahan ……………………………………………… 25
3. Tujuan penelitian …………………………………………………. ... 25
4. Teknik Penelitian……………………………………………………….26
5. Tempat dan waktu penelitian ………………………………………… 26
6. Fokus penelitian ……………………………………………………… 27
7. Partisipan …………………………………………………………
C. Laporan Hasil Penelitian Tentang Pelaksanaan Katekese Persiapan Baptis
Bayi Bagi Orang Tua di Wilayah St. Maria Ratu Rosari Paroki Santo
Yakobus Bantul ………………………………………………………….. 30
1. Studi Dokumen ……………………………………………………... 31
2. Hasil Observasi ……………………………………………………. 31
3. Hasil Wawancara dengan Orang Tua ……………………………… 32
4. Hasil Wawancara dengan Pengurus Wilayah dan Pendamping .......... 40

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………….. 47


E. Kesimpulan …………………..………………………………………… 57

BAB IV REKOLEKSI SEBAGAI PERTEMUAN LANJUTAN SETELAH


PEMBAPTISAN ……………………………………………………. 60
A. Rekoleksi sebagai Pertemuan Lanjutan setelah Pembaptisn ………….. 60

B. Contoh Program Rekoleksi Sebagai Pertemuan Lanjutan Setelah

Pembaptisan ……………………………………………………………….. 62

C. Jadwal Rekoleksi ……………………………………………………… 65

D. Contoh Satuan Program Rekoleksi di Paroki Santo Yakobus Bantul

Setelah Pembaptisan …….……………………………………… ……….. 66

1. Sesi III …………………………………………………………………. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 71

B. Saran ………………………………………………..………………..….. 72

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 74


LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 75
Lampiran 1: Permohonan Ijin Penelitian …………………………….. (1)
Lampiran 2: Pedoman Wawancara dengan Orang Tua, Katekis, dan
Dewan Wilayah ………………………………………. (2)

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kisi –kisi panduan wawancara.................................................................... 27

Tabel 2:Panduan pertanyaan Wawancara................................................................. 29

Tabel 3: Matriks Program Rekoleksi ......................................................................... 62

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Perjanjian

Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru yang diselenggarakan oleh

Lembaga Alkitab Indonesia, LAI, 2015.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Trandendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para

uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 oktober

1979.

FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Pasca Sinode Paus Yohanes Paulus II

kepada para uskup, imam-imam dan umat beriman tentang peranan keluarga kristiani

di dunia modern, 22 November 198.

SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

Liturgi Suci, 4 Desember 1963.

C. Singkatan Lainnya

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

Dll : Dan lain-lain

DSA : Doa Syukur Agung

Dsb : dan sebagainya

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KAS : Keuskupan Agung Semarang

Kan : Kanon

KHK : Kitab Hukum Kanonik

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

KM : Kilometer
LCD : Liquid Crystal Display

MB : Madah Bakti
NO : Nomor
PNS : Pegawai Negeri Sipil
St. : Santo

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Gereja Katolik, Sakramen Baptis merupakan salah satu dari

ketujuh sakramen yang perlu untuk dipahami dan dihayati sebagai: “Tanda dan

sarana yang mengungkapkan iman, mempersembahkan penghormatan kepada

Allah, dan menghasilkan pengudusan manusia” (Kan 840 dan SC 59). Sakramen

Baptis ditempatkan di awal dari ketujuh sakramen yang ada karena Sakramen

Baptis dipahami sebagai pintu gerbang sakramen-sakramen lain.

Pembaptisan adalah momen paling penting dalam perjalanan jemaat

Kristen. Melalui pembaptisan jemaat Kristen diberi materai yang tak terhapuskan

yaitu diangkat sebagai murid Yesus dan diangkat menjadi anak-anak Allah.

Dibaptis berarti digabungkan menjadi anggota Gereja. Pembaptisan menjadi tanda

ungkapan iman akan Yesus Kristus, tetapi bagaimana dengan baptis bayi di mana

bayi belum bisa sadar dalam mengungkapkan imannya.

Gereja Katolik (Roma dan Ortodoks) telah menerima kebiasaan

pembaptisan anak-anak ini sejak abad perdana, dan tetap mempertahankannya.

Pembaptisan kanak-kanak adalah pembaptisan anak dari orang tua yang beriman

dan mengamalkan iman itu, serta berjanji akan membesarkan anak dalam iman

kepada Kristus (Crichton, 1990:52). Tata cara pembaptisan kanak-kanak

menyajikan garis yang didasarkan pada asas utama pembaptisan yakni : iman,

peranan orang tua, jemaat, dan perayaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hal inilah yang menjadikan betapa pentingnya pemahaman orang tua

akan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi berserta dengan konsekuensinya.

Pimpinan Gereja Katolik terus mempertahankan tradisi lama: Kanak-kanak pada

umumnya wajib untuk dibaptis, dan jangan terlalu lama menunda pembaptisan

tersebut (Groenen, 1992 : 153).

Pembaptisan bayi terkesan menjadi suatu kebiasaan yang harus

dilaksanakan oleh setiap orang tua Katolik. Mungkin secara sepintas mereka

mengerti makna pembaptisan, namun penghayatan secara mendalam masih sangat

kurang. Katekese persiapan baptis bayi merupakan katekese dasar yang

menempati posisi paling penting dalam proses inisiasi Kristen. Hal itu

dikarenakanbaptis merupakan pintu masuk atau pintu gerbang bagi sakramen-

sakramen lainnya. Komisi KAS (2013: 16) mengatakan:

Oleh karena itu baptis merupakan dasar dari seluruh kehidupan Kristiani.
Katekese persiapan baptis bayi tentu saja tidak hanya menyangkut
pemahaman pokok-pokok iman, namun juga harus menyangkut
pemahaman secara mendasar mengenai hakikat dari Sakramen Baptis itu
sendiri.

Wilayah Santa Maria Ratu Rosari merupakan bagian dari paroki Santo Yakobus

Bantul yang letaknya di Pijenan, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Menurut

data yang diperoleh penulis dari paroki bahwa pada tahun 2019 pembaptisan bayi

tercatat sebanyak 20 anak. Orang tua Katolik di wilayah ini selalu menuntun agar

anak-anak mereka mengikuti jejak orang tuanya yaitu beriman Katolik. Wilayah

ini sudah menerapkan katekese persiapan baptis bayi karena itu sebagai syarat

agar orang tua bisa membaptiskan putra/putrinya. Pertemuan itu biasanya hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diadakan sekali dan berisi rekoleksi yang diberikan oleh katekis. Kegiatan

pembaptisan bayi diadakan setiap Minggu ketiga jika ada bayi yang dibaptis.

Menurut pengamatan penulis, sebagian orang tua Katolik memilih untuk

mengikuti katekese persiapan baptis bayi itu hanyalah sebuah formalitas, jadi

orang tua belum memahami tentang katekese baptis bayi.

Berdasarkan latar belakang dan fakta di lapangan, penulis merumuskan judul

Skripsi: DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS

BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH SANTA MARIA RATU ROSARI

PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL.

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang telah

dipaparkan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Sebagian orang tua mengikuti persiapan katekese baptis bayi hanya sebuah

formalitas.

2. Orang tua kurang memahami mengenai pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi

3. Orang tua kurang mempersiapkan/membekali dirinya sendiri, dalam hal

katekese persiapan baptis bayi.

C. Batasan Masalah

Agar penulisan dapat semakin terarah, maka permasalahan akan dibatasi

pada aspek pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua. Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini akan dikenakan pada orang tua Katolik di Wilayah St Maria Rosari, Paroki

Santo Yakobus Bantul yang memiliki anak usianya masih bayi. Oleh karena itu

yang menjadi judul penulisan ini adalah DESKRIPSI PELAKSANAAN

KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH

SANTA MARIA RATU ROSARI PAROKI ST YAKOBUS BANTUL.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penulisan ini adalah :

1. Bagaimana pandangan Gereja mengenai katekese persiapan baptis bayi?

2. Bagaimana pemahaman orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari

mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi?

3. Apakah harapan orang tua terhadap pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi ini yang dapat mendukung mereka dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik iman anak?

E. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah

1. Untuk mengetahui pandangan Gereja mengenai katekese persiapan baptis bayi.

2. Untuk mengetahui pemahaman orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari

mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Untuk mengetahui harapan orang tua terhadap pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi ini yang dapat mendukung mereka dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik iman anak.

F. Manfaat penulisan :

Adapun manfaat penulisan ini adalah :

1. Bagi Wilayah

a. Memberikan gambaran singkat mengenai pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi

b. Dapat mengetahui sejauh mana permasalahan pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari.

c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Wilayah Santa Maria Ratu Rosari

Paroki Santo Yakobus Bantul mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi bagi orang tua.

2. Bagi Kampus

Membantu mahasiswa agar siap membekali diri untuk dapat tertibat dalam

kegiatan kursus berbagai sakramen yang diadakan oleh Gereja.

3. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi terhadap perkembangan pribadi dan dapat dijadikan bekal untuk

pelayanan sebagai katekis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Dapat semakin menyadari akan rahmat Sakramen Baptis sehingga dapat

membantu sesama agar siap menerima rahmat Sakramen Baptis.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi berjudul “Deskripsi Pelaksanaan Katekese Persiapan

Baptis Bayi Bagi Orang Tua Di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo

Yakobus Bantul” ini terbagi dalam lima bab. Bab I merupakan pendahuluan, yang

terdiri dari: latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan.

Bab II menguraikan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua, yang

meliputi: tanggung jawab orang tua sebagai pendidikan iman anak, upaya konkret

orang tua mendidik iman anak, tujuan katekese persiapan baptis bayi, pelaksanaan

ketekese persiapan baptis bayi, materi katekese persiapan baptis bayi dan metode

katekese persiapan baptis bayi.

Bab III menguraikan penelitian tentang deskripsi pelaksanaan katekese

persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari paroki

Santo Yakobus Bantul, yang meliputi: gambaran umum wilayah Santa Maria Ratu

Rosari, metodologi penelitian, laporan hasil penelitian tentang pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah St. Maria Ratu Rosari

paroki Santo Yakobus Bantul, pembahasan hasil penelitian dan diakhiri dengan

kesimpulan. Bab IV penulis menguraikan rekoleksi sebagai pertemuan lanjutan

setelah pembaptisan. Sedangkan Bab V merupakan penutup yang berisikan

kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keseluruhan isi skripsi dan memberikan saran untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari

paroki Santo Yakobus Bantul


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KATEKESE PESIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA

A. Tanggung Jawab Orang Tua

1. Orang Tua Sebagai Pendidik Iman Yang Utama dan Terutama.

Orang tua adalah mitra Allah dalam karya penciptaan manusia baru,

maka harus menjadi pelindung utama dan pertama serta tak tergantikan bagi anak,

melalui kesaksian dan keteladanan hidup Kristiani sejati, yang diwujudkan dengan

pemberian kasih sayang yang tulus, adil, dan bijaksana. Orang tua sebaiknya

mulai berefleksi serta menata diri dalam hidup untuk tampil layaknya sebagai

orang tua sejati di mata anak-anaknya. Orang tua juga diharapkan mampu

menampilkan dirinya sebagai tokoh idola bagi anak-anaknya, orang tua

hendaknya meluangkan waktu untuk memerhatikan serta mendampingi anak-

anaknya; mempunyai hati untuk mencintai mereka, mempunyai waktu untuk

mendengarkan isi hati mereka, berpenampilan menarik, ramah dan tidak mudah

marah, berkata-kata halus serta sopan untuk menghormati orang lain dan

sebagainya.

Gereja menekankan peran utama orang tua dalam pendidikan iman anak.

Penekanan itu didasarkan pada pengalaman hidup orang Nasaret: “Dan Yesus

makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin

dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk 2:52). Dari perikop tersebut diperoleh

gambaran bahwa Maria dan Yusuf, sebagai orang tua Yesus telah melaksanakan

perannya yaitu mendidik putra-Nya, sehingga semakin bertambah besar tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hanya dalam arti fisik, namun bertambah besar pula rohaninya yang ditandai

dengan semakin bertambah hikmat-Nya dan Ia semakin dikasihi oleh Allah dan

sesama karena perilaku dan sikap yang baik (Didik, 2006:30)

Suatu anugerah selalu membawa konsekuensi yakni tugas dan tanggung

jawab. Orang tua yang telah dipercayai, oleh Tuhan bertugas dan bertanggung

jawab mendidik anak-anaknya agar mereka berkembang menjadi manusia

seutuhnya. Dalam tanggung jawab ini, juga terdapat hak serta wewenang orang

tua dalam mendidik anak-anaknya (Didik, 2006:27).

Pendidikan iman merupakan salah satu bentuk karya pewartaan Gereja,

yang bertujuan membantu orang beriman agar iman mereka semakin mendalam

dan agar mereka makin terlibat dalam hidup menggereja dan memasyarakat, baik

sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Pendidikan iman dapat dimengerti

dengan baik apabila bertitik tolak dari pengertian iman itu sendiri, Konsili Vatikan

II menggambarkan iman secara lebih biblis, dan menyeluruh.

2. Upaya Konkret Orang Tua Mendidik Iman Anak

Pembaptisan bayi merupakan salah satu upaya konkret dari orang tua

dalam mengawali tanggung jawabnya mendidik iman anak. Hal tersebut,

hendaknya tampak juga dalam kehidupan konkret dalam keluarganya.

Prasetya (2006:37) mengatakan bahwa:

a. Dengan dibaptis putra-putri kita diangkat sebagai anak Allah,


dipersatukan dengan Tuhan, serta menjadi saudara dalam Gereja.
b. Setelah pembaptisan, meski masih bayi anak-anak dibiasakan
mengikuti perayaan Ekaristi di dalam gereja. Kecenderungan yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

adalah orang tua mengikuti perayaan Ekaristi di luar, sambil ngobrol


sana-sini, dengan alasan kalau bayi menangis pasti akan menganggu
umat lain.
c. Anak-anak dibiasakan menerima komuni bathuk, baik ketika masih
bayi maupun menjelang usia sekolah. Hal ini berarti bahwa mereka
dibiasakan mengikuti Ekaristi Mingguan secara rutin agar tidak
merasa asing dengan suasana dan makna Ekaristi di kemudian hari.
d. Meskipun usianya masih bayi, sebaiknya anak-anak dibiasakan untuk
berdoa bersama dengan keluarga baik sebelum maupun sesudah
melakukan aktifitas.

Semua itu adalah contoh kegiatan-kegiatan konkret yang bisa dilakukan oleh

Orang tua agar makna Sakramen Baptis dapat terwujud di dalam diri anak-anak.

Tentu saja, pendampingan orang tua tidak berhenti sampai disini tetapi

berlangsung terus sampai anak-anaknya menginjak usia dewasa, bahkan sampai

mereka mampu menentukan jalan hidupnya secara mandiri.

B. Pembaptisan Bayi, Pentingnya Katekese Persiapan Baptis Bayi dan

Tujuan Katekese Persiapan Baptis Bayi

1. Pandangan Gereja Tentang Pembaptisan Bayi

Yohanes pembaptis mengadakan pembaptisan dengan menenggelamkan

orang lain kedalam air Yordan sebagai baptisan pertobatan untuk pengampunan

dosa (Mrk 1:4) dan sebagai persiapan untuk kedatangan Allah (Mat 3:1-12).

Yesus sendiri menyediakan diri dibaptis oleh Yohanes untuk menempatkan diri

sebagai Pribadi yang ikut menantikan Kerajaan Allah pada akhir zaman dan mau

menunjukkan solidaritas pada bangsa-Nya yang membutuhkan penyelamatan

Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Gereja perdana mempraktikkan baptis bayi bagi mereka yang mau

bergabung dalam kelompok murid Yesus. Arti teologis pembaptisan dapat

diringkas sebagai tanda iman, sebagai penyerupaan Yesus Kristus, pengampunan

dosa, karunia Roh Kudus, pemasukan dalam tubuh Gereja, dan karunia hidup

baru. SantoYustinus Martir (165) melaksanakan baptis dengan menenggelamkan

dalam tempat atau bak air dengan menyerukan nama Allah Tritunggal. Dan Santo

Irenius dari Lyon (202) memperbolehkan semua orang untuk dibaptis, termasuk

bayi juga. Dalam hubungan dengan baptis bayi, Agustinus membuktikan adanya

dosa asal pada manusia.

Dalam Perjanjian Baru Allah menghendaki keselamatan semua orang dan

keselamatan itu dikaruniakan melalui Yesus Kristus, satu-satunya pengantara (1

Tim: 2:3-5). Pada umumnya, teolog katolik membela baptis bayi dengan jawaban

teologis sebagai berikut : Pertama, penebusan dan keselamatan merupakan

anugerah Tuhan. Kedua, beriman berarti bersama dengan orang lain, iman yang

diimani adalah iman Gereja. Dan ketiga, beriman adalah proses pertumbuhan

terus menerus dan bukan peristiwa sekali lagi. Demikian pula dalam baptis bayi

seorang anak dipersiapkan dalam suatu proses pertumbuhan iman yang

diharapkan berkembang terus menerus. Namun perkembangan iman akhirnya

tergantung dari lingkungan dan kebersamaan, dan untuk itu pendidikan iman perlu

dilakukan sedini mungkin (Sumarno,2017:71).

2. Pentingnya Katekese Persiapan Baptis Bayi

Sang bayi terbaptis belum mampu menyadari dirinya, maka orang tua

serta Wali baptis lah yang berperan dalam pembaptisan. Orang tua dan Wali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

baptis aktif mempersiapkan diri untuk tugas pendampingan anak dengan

mengikuti pertemuan menjelang upacara pembaptisan. Melalui baptis seseorang

dapat menjadi anggota Gereja secara penuh, yang diberi materai sebagai murid

Yesus Kristus. Maka pembaptisan membawa dampak yang sama bagi

penerimanya, baik itu baptis dewasa maupun baptis saat masih kanak-kanak

(bayi). Dampak itu misalnya sama-sama menerima tugas perutusan mewartakan

Kabar Gembira, ambil bagian dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja

(Hendrik,2011:69)

Adapun perbedaan antara baptis orang dewasa dan anak-anak yaitu

dalam baptis orang dewasa sebelum dibaptis ia dipersiapkan terlebih dahulu

dengan menjadi katekumen, sehingga ia lebih memahami perannya sebagai orang

Kristen. Sedangkan dalambaptisan kanak-kanak (bayi) belum dapat mengikuti

persiapan tersebut karena ia belum memiliki tingkat kesadaran yang penuh.

(KWI, 1996 : 425).

“Anak-anak dibaptis dalam iman Gereja yang diakui oleh orang tua, Wali
baptis dan semua hadirin. Mereka dibaptis sebagai anak, yang dalam
segala hal bergantung pada orang tua, bukan sebagai orang dewasa yang
mandiri. Maka sakramen ini baru mendapat arti sepenuhnya kalau anak-
anak yang dibaptis dalam iman Gereja, kemudian dididik pula dalam
iman itu”

Ada pendapat yang menunjukkan pro dan kontra terhadap pelaksanaanbaptis bayi.

Pendapat pro terhadap pelaksanaan baptis bayi ini diungkapkan oleh mereka

dengan rendah hati mengakui bahwa keselamatan hendaknya diupayakan sedini

mungkin dengan membaptiskan anak-anak, bahkan ketika anak-anak tersebut

masih bayi. Sedangkan pendapat kontra, dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa

membaptiskan anak ketika masih bayi itu melanggar hak asasi manusia karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

ada unsur pemaksaan keyakinan terhadap pribadi yang sangat lemah dan belum

tumbuh kesadaran hati nuraninya untuk menentukan jalan hidupnya. Semua orang

tua Katolik pasti selalu mau memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya,

demikian pula bila mereka meyakini bahwa iman Katolik dan rahmat pembaptisan

merupakan sesuatu yang bernilai, maka mereka jelas akan memberikan ke

anaknya tanpa bertanya terlebih dahulu. Namun pada kenyataannya, Gereja

membenarkan pelaksanaan baptis bayi bahkan sudah menjadi tradisi yang sudah

lama. Dari sinilah, dapat diketahui katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua.

Dengan mempersiapkan orang tua dalam rangka penerimaan baptis bayi,

diharapkan pada tahap berikutnya orang tua mampu membimbing serta mendidik

iman anak.

Dalam KHK kan. 851§2, ditegaskan bahwa

“orang tua dari kanak-kanak yang akan diBaptis, demikian pula mereka
yang akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu
dengan baik tentang arti dari sakramen ini serta tentang kewajiban-
kewajiban yang melekat padanya”.

Pembaptisan bayi sudah menjadi bentuk yang sangat biasa untuk pemberian

pembaptisan, perayaan ini disingkat menjadi suatu upacara yang mencakup tahap-

tahap awal menuju inisiasi Kristiani dalam bentuk yang sangat singkat. Pada

kesempatan ini tidak hanya diperhatikan pengajaran imannya saja, namun juga

harus diperhatikan mengenai pengembangan rahmat pembaptisan dalam

perkembangan pribadi bayi yang dibaptis (KGK, 1996 : 345).

Lebih jauh lagi, penulis melihat pentingnya katekese persiapan baptis

bayi bagi orang tua ini supaya pembaptisan bayi tidak hanya berhenti pada ritual

saja, atau sebatas pelestarian tradisi yang tanpa dimaknai secara lebih mendalam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

maka perlulah sebuah persiapan bagi orang tua dalam mendidik anak secara

Katolik, sebab mendidik secara Katolik merupakan suatu proses yang

berkesinambungan. Mendidik anak secara Katolik tidak selesai dengan

menginisiasikan anak dalam kehidupan Katolik melalui baptis, melainkan lebih-

lebih bagaimana orang tua membimbing anak itu hidup seturut iman Katolik.

3. Tujuan Katekese Persiapan Baptis Bayi

a. Orang Tua Memahami Makna Pembaptisan Bayi

Pembaptisan merupakan sakramen iman. Seseorang dibaptis hanya dalam

iman Gereja Katolik. “Pada semua orang yang sudah diBaptis, apakah anak-anak

atau orang dewasa, iman masih harus tumbuh sesudah pembaptisan” (KGK 1254).

Melalui anugerah iman ini kita menerima benih hidup yang kekal. Rahmat

pembaptisan senantiasa dipelihara dan dikembangkan sebab, dalam perjalanan

iman kita akan senantiasa menghadapi aneka tantangan. Maka menjadi tugas

orang tua dan wali baptis untuk menumbuh kembangkan benih iman dalam diri

anak (Baptis) mereka. Namun, pengembangan dan pemeliharaan rahmat

pembaptisan ini merupakan tanggung jawab seluruh Gereja (KGK 1255). Maka

dalam menjalankan tugasnya, orang tua dan wali baptis juga akan dibantu oleh

anggota Gereja yang lain.

b. Sebagai Bekal Bagi Orang Tua Dalam Mendidik Iman Anaknya.

Untuk mempersiapkan pembaptisan bayi dan kanak-kanak biasanya

Paroki mengadakan rekoleksi orang tua bersama dengan wali baptis. Acara ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

sangat penting bagi orang tua maupun wali baptis karena akan dibicarakan

tanggung jawab mendidik anak setelah pembaptisan dan mungkin akan

disinggung mengenai kerjasama dan wali baptis.

c. Orang Tua Lebih Mempersiapkan Dalam Penerimaan Baptis Bayi.

Di dalam acara pembekalan orang tua bersama dengan wali baptis,

biasanya akan disampaikan bagaimana pelaksanaan liturgi pembaptisan di Gereja

setempat, karena kebiasaan paroki tidak selalu sama misalnya soal siapa yang

memasang busana putih pada saat pembaptisan baru, atau siapa yang menyalakan

lilinbaptis pada lilin paskah?

Pada bagian awal liturgi pembatisan bayi maupun kanak-kanak, wali

baptis akan diminta untuk menyatakan secara publik kesanggupannya mengemban

tanggung jawab sebagai wali baptis. Maka sebaiknya wali baptis dan orang tua

datang lebih awal kurang lebih 30 menit sebelum pembaptisan dimulai.

d. Tanggung Jawab Wali Baptis Menuju Kedewasaan Iman.

Menjadi wali baptis dituntut untuk mengemban tanggung jawab yang

tidak mudah, bukan hanya dalam liturgi pembaptisan saja namun yang lebih berat

yaitu setelah pembaptisan itu sendiri. Dalam liturgi pembaptisan kanak-kanak

Wali baptis berjanji akan membantu tugas orang tua dalam mendidik kanak-kanak

yang baru saja dibaptis itu untuk semakin mencintai Tuhan dan sesama. Dengan

demikian, mereka secara pribadi juga anak-anak yang mereka didik dan bimbing

secara bertahap semakin bersatu didalam Kristus, semakin menjemaat serta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

semakin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat, dan mengokohkan Gereja

semesta.

Akhirnya diharapkan seluruh keluarga mampu memberi kesaksian

tentang Kristus di tengah masyarakat. Bila tujuan tersebut dapat tercapai, berarti

orang tua telah melaksanakan tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan

iman anak mereka.

C. Materi Katekese Persiapan Baptis Bayi

Saat ini, Paroki Santo Yakonus Bantul telah mengadakan rekoleksi

khusus bagi orang tua yang akan membaptiskan anaknya yang masih bayi.

Rekoleksi ini biasanya diberikan oleh katekis setempat dan materi rekoleksinya

seperti :

1. Tanggung Jawab Orang Tua Sebagai Pendidik Iman.

Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan iman anak

mereka harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh. Sudah sepantasnya orang

tua mendidik iman anak-nya dengan penuh tanggung jawab dan dengan ketulusan

hati, sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena tak tergantikan oleh orang

lain. Dalam rangka pendidikan iman anak, orang tua diharapkan menyadari

sepenuhnya bahwa proses pendidikan ini berlangsung secara terus menerus

sampai anaknya dewasa dan ia dapat menentukan jalan hidupnya sendiri, baik

hidup membiara maupun hidup berkeluarga, secara bertanggung jawab. (Prasetya,

2008:34)

Akhirnya, yang perlu disadari oleh Orang tua adalah konsekuensi

pembaptisan anak-anak. Setelah mereka diBaptis, anak-anak sungguh harus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

dididik secara Katolik dalam hidup sehari-hari. Apabila mereka mereka dididik

dengan baik, mereka tak akan pernah menyesal bahwa sejak kecil sudah dibaptis,

sebaliknya justru mereka bersyukur dibaptis sejak bayi. Gereja menganjurkan agar

bayi dari keluarga Katolik dibaptiskan pada saat minggu-minggu pertama

kelahirannya (Kan 867), artinya secepatnya. Bayi tersebut boleh dibaptiskan

dalam Gereja Katolik asalkan salah satu dari orang tua menyetujui dan ada

jaminan dia akan dididik secara Katolik (Kan 868). Secara administratif, syarat

pendaftaran baptis bayi dibawah usia tujuh tahun adalah: fotokopi akte nikah

Gereja orang tua dan akte kelahiran anak, serta pengisian formulir

pendaftaranbaptis bayi yang memuat persetujuan dari orang tua (Didik, 2006:35).

2. Peran Serta Tanggung Jawab Wali Baptis

Wali baptis adalah orang beriman Katolik, baik laki-laki maupun

perempuan yang sudah dewasa usia dan imannya, yang ditunjuk untuk

mendampingi proses perkembangan iman bayi yang dibaptis. Wali baptis tidak

hanya bertugas pada saat penerimaan Sakramen Baptis, namun ia juga harus

mendampingi terus sampai akhirnya bayi tersebut dapat hidup secara kristiani dan

setia melaksanakan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan baptisan yang telah

diterimanya. Konkretnya adalah wali baptis harus menegur jika anak baptisnya

malas pergi ke gereja atau mengikuti kegiatan gerejani, mengingatkan anak

baptisnya untuk menerima Komuni Pertama, dan Penguatan (Krisma), menegur

anak baptisnya jika suatu saat tergoda meninggalkan imannya, dan sebagainya.

Dengan demikian, keberadaan wali baptis untuk mendampingi bayi tersebut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

berlangsung secara terus-menerus selama hidupnya. Mengingat masa

pendampingan wali baptis terhadap bayinya berlangsung selama hidup, tidaklah

bijaksana kalau orang tua memilih wali baptis yang sudah berusia tua, karena

tugas yang melekat pada diri wali baptis tidak hanya formal-formal sifatnya, maka

tidaklah sebanding jika wali baptis yang sudah tua harus mendampingi bayi dalam

menatap masa depannya yang masih panjang, dengan segala tantangan dan

kesulitan zamannya (Prasetya, 2008: 26).

Menurut Kanon 874 §1,

Syarat menjadi wali baptis, agar seseorang dapat diterima untuk


mengemban tugas wali baptis haruslah:
a. Ditunjuk oleh Calonbaptis sendiri atau oleh orang tuanya atau oleh
orang yang mewakili mereka atau, bila mereka itu tidak ada, oleh
Pastor Paroki atau pelayanbaptis, selain itu ia cakap dan mau
melaksanakan tugas itu.
b. Telah berumur genap enam belas tahun, kecuali umur lain ditentukan
oleh Uskup Diosesan atau ada kekecualian yang atas alasan wajar
dianggap dapat diterima oleh Pastor Paroki atau pelayanbaptis.
c. Seorang Katolik yang telah menerima Sakramen Penguatan (Krisma)
dan Sakramen Ekaristi Maha Kudus, lagi pula hidup sesuai dengan
iman dan tugas yang diterimanya.
d. Tidak terkena suatu hukuman kanonik yang dijatuhkan atau
dinyatakan secara legitim;
e. Bukan ayah atau ibu dari calonbaptis.

3. Nama Baptis

Ketika bayi lahir, orang tua sudah mulai berangan-angan dan bahkan

berpikir mengenai nama yang akan diberikan kepada bayinya. Oleh karena itu,

orang tua dikatakan KHK kan. 855: ”Hendaknya orang tua, wali baptis, dan Pastor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Paroki menjaga agar jangan memberikan nama yang asing dari citarasa kristiani”

(Prasetya, 2019 : 21).

Nama baptis sangatlah identik dengan tradisi Gereja Katolik. Nama

baptis adalah nama para Kudus yang dipakai sebagai pelindungnya. Sebaiknya,

namabaptis dapat dipilih, dipahami kisah dan semangatnya, sehingga nantinya

dapat dilaksanakan dan dihayati oleh bayi tersebut dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Liturgi Sakramen Baptis

Pada zaman para rasul, liturgi sakramen pembaptisan masih sangat

sederhana. Setiap orang yang telah menerima Injil dan percaya kepada Tuhan

Yesus Kristus langsung diBaptis dengan air dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

jadi secara umum liturgi Sakramen Pembaptisan hanya terdiri dari dua unsur

hakiki, yaitu “pengakuan iman” dan “pembaptisan dengan air”.

Seiring dengan perkembangan zaman, liturgi Sakramen Pembaptisan

yang awalnya masih sangat simpel dan sederhana tersebut, kemudian mengalamai

penambahan sejumlah ritus baru seperti: penandaan dengan salib (sebagai tanda

persekutuan dengan Kristus), penolakan Setan (sebagai tanda pertobatan kepada

Allah), pengurapan dengan minyak Krisma (Sebagai tanda penerimaan Roh

Kudus), penyerahan kain putih (sebagai tanda hidup baru dalam Kristus),

pemberian lilin bernyala (sebagai tanda kebangkitan bersama Kristus), dan seruan

effata (sebagai tanda keterbukaan terhadap firman Allah) (Hendrik, 2011:62).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

5. Mendidik Anak Menjadi Orang Katolik Sejati.

Pada waktu menikah, suami istri telah berjanji untuk: pertama, saling

mencintai dan tetap setia dalam untung dan malang, kedua, membaptiskan dan

mendidik anak-anak yang dipercayakan Tuhan menjadi orang Katolik sejati.

Memang, orang tua harus mewariskan imannya kepada anak-anaknya. Bila

mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, niscaya

mereka juga akan memberikan dan mewariskan imannya kepada anak-anaknya.

Tuhan Yesus mengundang anak-anak untuk datang kepada-Nya. Dia bersabda :

“Biarkan anak-anak datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka,sebab

orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Mrk 10:14).

Pendidikan iman pada anak merupakan upaya kita dalam menghantar mereka

datang kepada Yesus Kristus.

Jika orang tua mempunyai kebiasaan untuk makan bersama, atau

membiasakan anak-anak untuk berdoa terlebih dahulu sebelum makan, atau ke

gereja bersama, maka kita telah membuat budaya perilaku kepada seluruh

keluarga kita. Keluarga dapat bersama-sama menciptakan kebutuhan yang harus

dipenuhi setiap harinya. Sangatlah indah jika banyak orang tua yang

memerhatikan anaknya, bukan hanya membiayai dan memperingatkan namun

orang tua yang mendampingi hidup mental beserta rohani anaknya. Orang tua

dapat membuat anak-anaknya sebagai pribadi yang dewasa dan Katolik. Sebagai

orang tua, kita dipanggil untuk menanggapi seruan Gereja untuk belajar lebih baik

menjadi orang tua Katolik. Gereja juga memanggil kita semua khususnya para

orang tua untuk belajar bersama menciptakan budaya Katolik di rumah masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

masing bersama dengan keluarga. Orang tua perlu sejak dini mengajarkan kepada

anak-anaknya untuk menjadi pribadi Katolik yang sejati (Didik, 2006:28)

D. Metode Katekese Persiapan Baptis Bayi

Katekese persiapan baptis bayi dilaksanakan dengan proses seperti proses

katesekese umat. Katekese umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar

menukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat/kelompok.

Melalui kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga

masing-masing iman mareka semakin diteguhkan dan dihayati semakin sempurna.

Dalam katekese umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, pada

katekese umat pula kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristu, pengantara

Allah yang bersabda kepada kita dan pengantara kita menanggapi Sabda Allah.

Yang berkatekese disini adalah Umat, artinya semua orang yang beriman, yang

secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas memilih Kristus dan secara bebas

berkumpul untuk lebih mendalami Kristus. Katekese umat merupakan komunikasi

iman dari peserta sebagai sesama dan iman yang sederajat, yang saling bersaksi

tentang iman mereka. Peserta berdialog dalam suasana terbuka, ditandai dengan

sikap saling menghargai dan saling mendengarkan. Proses terencana itu berjalan

terus menerus (Sumarno, 2018:9). Dalam proses katekese umat 4 ada unsur, yaitu

1. Pengungkapan pengalaman peserta

Langkah ini mengajak peserta untuk mengungkapkan pengalaman hidup

serta keterlibatan mereka entah dengan menggunakan suatu pengalaman faktual


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

misalnya dari media massa, cerita bergambar, permainan, simbolik, dan lain-lain.

Tujuan dari langkah ini adalah diharapkan para peserta menjadi sadar dan

bersikap kritis pada pengalaman hidupnya sendiri.

2. Penyampaian warta Kitab Suci/ tradisi Kristiani

Hubungan timbal balik antara katekese dan kitab suci sangat erat. Di satu

pihak katekee adalah pelayan sabda Allah dalam arti katekese menjadi sarana

untuk mewartakan Sabda Allah yang termuat dalam Kitab Suci. Katekese menjadi

tempat istimewa di mana sabda Allah senantiasa bergema dalam sejarah manusia

dalam bentuk pengajaran, ajakan, pewartaan, doa, dan kesaksian hidup. Dengan

kata lain, kitab suci membutuhkan katekese agar sabda Allah yang termuat dalam

Kitab Suci dapat menjadi pegangan hidup, pedoman, dan terang bagi jalan umat

Allah. Di pihak lain, isi Kitab Suci yaitu sabda Allah adalah sumber utama bagi

katekese, sehingga katekese dapat membimbing umat untuk beriman dan

mengembangkan Gereja.

3. Pendalaman pengalaman hidup berdasarkan warta iman dalam Kitab

Suci/tradisi Kristiani

Langkah ini mendorong peserta untuk lebih aktif, dan kreatif dalam

memahami serta mengolah keterlibatan hidup mereka sendiri dan masyarakat.

Tujuan dari langkah ini adalah memperdalam refleksi dan mengantar peserta pada

kesadaran kritis akan keterlibatan mereka akan asumsi dan alasan, motivasi,

kepentingan, dan konsekuensi yang diwujudkan.

4. Arah keterlibatan baru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Metode utama dalam pelaksanaan katekese adalah metode sharing,

metode cerama, dan refleksi.

a. Metode sharing, dengan metode sharing pengalaman dalam katekese persiapan

baptis bayi orang tua dapat menyatukan, memperluas, dan memperkaya

pengalaman dengan unsur-unsur baru kesaksian, dan memperluas cakrawala

kehidupan menjadi semakin mendalam serta berarti.

b. Metode cerama, adalah suatu cara mengajar pendamping kepada peserta untuk

menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok

persoalan serta masalah secara lisan.

c. Metode refleksi, adalah renungan, cerminan, pantulan, bayangan diri pribadi.

Pada persiapan baptis bayi orang tua dapat merenungkan secara lebih

mendalam mengenai peran serta tanggung jawabnya yaitu mendidik iman anak

yang pertama dan terutama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

BAB III

PENELITIAN TENTANG DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE

PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH SANTA

MARIA RATU ROSARI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara nyata bagaimana

katekese persiapann Sakramen Baptis bayi sungguh dilaksanakan di Wilayah

Santa Maria Ratu Rosari. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga April

2020. Hasil penelitian kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran

nyata tentang pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di

Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul yang meliputi:

gambaran umum wilayah Santa Maria Ratu Rosari, metodologi penelitian, laporan

hasil penelitian tentang pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua,

pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Wilayah Santa Maria Ratu Rosari

1. Wilayah Santa Maria Ratu Rosari

Wilayah Maria Rosari merupakan bagian dari Paroki St.Yakobus Bantul

yang berada di Jl. Pajangan No.184, Bergan, Wijirejo, Pandak, Bantul, DIY

55761. Wilayah St. Maria Rosari memiliki satu kapel, dan satu Gereja, yaitu:

Kapel St. Maria Ratu Rosari yang terletak di Bergan, Wijirejo, Pandak, Bantul,

dan Gereja St. Yakobus Alfeus Pajangan yang terletak di Kamijoro, Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Setiap Minggu pertama dan ketiga umat mengikuti misa di Kapel St.

Maria Ratu Rosari pada Sabtu malam pukul 19.00 WIB dengan bahasa Indonesia

sedangkan pada Minggu kedua, keempat, atau kelima umat mengikuti misa di

Gereja St. Yakobus Alfeus Pajangan pada Minggu pagi pukul 07.00 WIB dengan

bahasa Jawa. Data umat di wilayah Maria Rosari sebanyak 750 orang, Wilayah ini

memiliki 8 (delapan) lingkungan yaitu: Lingkungan Philipus, Matheus, Andreas,

Bernadheta, Yakobus Alfeus, Markus, Yohanes Rasul, dan Antonius.

2. Kegiatan Gerejani di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari

Kegiatan di wilayah St. Maria Ratu Rosari dibedakan menjadi dua

kelompok pelayanan yang bersifat liturgis dan non liturgis, adapun masing-

masing kegiatan tersebut pelaksanaannya di bawah masing-masing bidang

antaralain :

a. Bidang Liturgi, sesuai dengan namanya bidang ini bertanggung jawab yang

berkaitan dengan peribadatan. Contoh: penyusunan jadwal misa dan ibadat

lainnya (Karismatik).

b. Bidang Pewartaan, bidang ini bertanggung jawab terhadap katekese persiapan

sakramen baptis bayi dan dewasa, persiapan komuni pertama, dan persiapan

krisma.

c. Bidang Layanan Masyarakat, bidang ini bertanggung jawab dalam hal

melayani kegiatan sosial kemasyarakatan yang bersifat non liturgis, seperti :

bidang kesehatan, bantuan sosial (dana pendidikan), orang sakit, tanggap

bencana, dan bantuan lainnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

d. Bidang Paguyuban, bidang ini bertanggung jawab terhadap kelompok-

kelompok yang ada di wilayah Maria Rosari, seperti : Sekolah Minggu, PIA,

PA, OMK, Ibu-ibu WK, Bapak-bapak St.Yusuf, dan paduan suara.

e. Bidang Rumah Tangga, bidang ini bertanggung jawab atas pemeliharaan

pengeluaran rutin rumah tangga gereja, seperti : belanja rutin kebutuhan

gereja.

B. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kualitatif

deskriptif.

Menurut Moleong (2012:11) “Penelitian deskriptif menekankan pada

data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka yang disebabkan oleh

adanya penerapan metode kualitatif. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan

metode kualitatif”.

Menurut Lofland (1984:47) mengatakan:

Sumber data utama dalam penelitian Kualitatif ialah kata-kata dan


tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-
lain.Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam
kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic.

Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, definisi, atau situasi tertentu, dan

lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Pendekatan kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Dalam

metode ini yang digunakan adalah wawancara, wawancara akan ditujukan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

orang tua yang ada di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus

Bantul. Untuk melengkapi data penelitian, maka digunakan juga wawancara yang

ditujukan kepada Pendamping.

2. Rumusan Permasalahan

a. Bagaimana pemahaman orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari

mengenai katekese persiapan baptis bayi?

b. Bagaimana pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di

wilayah Santa Maria Ratu Rosari?

c. Apakah harapan orang tua terhadap pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

ini yang dapat mendukung mereka dalam melaksanakan tugasnya sebagai

pendidik iman anak?

3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pemahaman orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari

mengenai katekese persiapan baptis bayi

b. Untuk megetahui pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di

wilayah Santa Maria Ratu Rosari

c. Untuk mengetahui harapan orang tua terhadap pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi ini yang dapat mendukung mereka dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik iman anak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap, teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah dengan wawancara terstruktur dan studi dokumen. Dalam

teknik wawancara tersebut penulis menyusun pertanyaan-pertanyaan yang

didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian. Melalui wawancara

terstruktur ini setiap partisipan diberikan pertanyaan yang sama, dan penulis

mencatatnya. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instumen

sebagai pedoman untuk wawancara, penulis juga bisa menggunakan alat bantu

untuk merekam (handphone)atau alat perekam lainnya (Sugiyono, 2013:194-195).

Sedangkan, studi dokumen dilakukan untuk mengkaji dokumen yang ada di

Paroki Santo Yakobus Bantul.

5. Tempat dan Waktu penelitian

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah St. Maria Rosari Paroki Bantul.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu dua bulan yaitu dari Maret hingga

April

6. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, yang akan diteliti yakni pelaksanaan katekese

persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel 1. Kisi-kisi pedoman wawancara

Aspek yang ingin


Kisi-kisi pedoman wawancara
diungkap

Pemahaman a. Menjelaskan tentang latar belakang penerimaan

tentang baptis bayi

b. Menjelaskan alasan orang tua membaptiskan anak


Pembaptisan bayi
ketika masih bayi

c. Menjelaskan hal-hal yang dilakukan Gereja untuk

membantu orang tua dalam penerimaan Sakramen

Baptis bayi

Pelaksanaan a. Menjelaskan tentang pelajaran/katekese persiapan

katekese baptis bayi.

persiapan b. Menjelaskan tujuan katekese persiapan baptis bayi.

baptis bayi. c. Menyebutkan peserta yang hadir dalam katekese

persiapan baptis bayi

d. Menunjukkan waktu saat pelaksanaan katekese

persiapan baptis bayi

e. Menjelaskan materi yang disampaikan saat

pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

f. Menjelaskan metode yang digunakan saat

pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

g. Menjelaskan proses/langkah-langkah pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

h. Menyebutkan faktor pendukung pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi

i. Menyebutkan faktor penghambat pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi

Harapan dan a. Menyebutkan usulan untuk meningkatkan

usulan untuk pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

meningkatkan b. Menyebutkan usulan materi untuk meningkatkan

pelaksanaan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

katekese c. Menyebutkan usulan metode untuk meningkatkan

persiapan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

baptis bayi

7. Partisipan

Partisipan adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu

kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik

dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya dalam segala kegiatan

yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas

segala keterlibatan.

C. Laporan Hasil Penelitian Tentang Pelaksanaan Katekese Persiapan Baptis

Bayi Bagi Orang Tua Di Wilayah St. Maria Ratu Rosari Paroki Santo

Yakobus Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Penulis melakukan penelitian dengan wawancara kepada orang tua,

pendamping, dan dewan wilayah, wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo

Yakobus Bantul. Wawancara dilakukan pada bulan April hingga Mei 2020 kepada

orang tua/ keluarga muda yang memiliki anak dan dibaptis pada waktu masih

bayi.Waktu yang dilakukan untuk penelitian menyesuaikan waktu luang

partisipan, dan sebagian besar terlaksana pada sore hingga malam hari. Penulis

mendapatkan informasi yang sesuai dengan pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi bagi orang tua.

1. Studi Dokumen

Dalam studi dokumen, penulis mengamati beberapa dokumen resmi

Paroki yaitu, Program Kerja Paroki Santo Yakobus Bantul tahun 2019, dan Narasi

Paroki Santo Yakobus Bantul tahun 2019. Paroki ini dibentuk secara tetap dan

mengacu pada kanon 515 § 1, sesuai Surat Keputusan Pendirian Paroki

Keuskupan Agung Semarang tanggal 17 Januari 1934.

Paroki St. Yakobus Bantul mempunyai kartubaptis dan kondisinya tertata dengan

rapi di almari ruang sekretariat Paroki. Namun penulisan kartubaptis ini terakir

tahun 1990, dan sejauh ini tidak dilanjutkan. Sampai tahun 2020 ini, pencatatan

Sakramen Baptis di Paroki St. Yakobus Bantul sudah mencapai buku ke VIII.

Duplikat suratbaptis dikirimkan ke KAS setiap awal tahun, buku Sakramen Baptis

ini tertata dengan rapi di almari ruang sekretariat Paroki. Jumlahbaptisan pada

tahun 2016 mencapai 75 orang, pada tahun 2017 mencapai 57 orang, tahun 2018

mencapai 70 orang, dan tahun 2019 mencapai 40 orang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

2. Hasil Observasi

a. Waktu : Minggu, 8 Maret 2020

b. Tempat : GerejaParoki St. Yakobus Bantul

c. Materi : - NamaBaptis

1. Sarana baptis bayi (Lilin dan

Samir)

2. Teknis pelaksanaan baptis bayi

d. Metode : Ceramah

e. Jumlah peserta : 7 orang dengan rincian :

4 pasang suami istri, serta 3

emban/wali baptis yang sudah

dipersiapkan oleh orang tua

f. Jumlah katekis yang hadir : 2 orang

g. Alokasiwaktu : 60 menit

h. Suasana pertemuan : Sangat baik, terjadi hubungan timbal

balik antara katekis dengan peserta

i. Keterlibatan peserta : Peserta aktif bertanya pada katekis

terutama pada saat pelaksanaanya itu tanggal 10 Maret 2020. Total peserta

yang bertanya sebanyak 50% mereka bertanya mengenai petugas doa umat,

lektor dan permasalahan emban baptis karena ada emban baptis yang

mendadak sakit.

j. Penggunaan bahasa : Bahasa Indonesia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

k. Teknik bertanya : Katekis menyampaikan tentang materi

saat rekoleksi, lalu katekis memberikan kesempatan kepada orang tua untuk

bertanya jika ada materi yang kurang jelas.

3. Hasil Wawancara dengan Orang Tua

Hasil wawancara secara keseluruhan yang dilakukan oleh penulis di

wilayah St. Maria Ratu Rosari memperoleh data 13 partisipan yang terdiri dari 10

orang tua, 2 pendamping, dan 1 pengurus dewan wilayah. Wawancara yang

pertama dilakukan dengan partisipan OT 1 (Bapak AD yang berumur 40 tahun),

OT 2 (Bapak PH yang berumur 30 tahun), OT 3 ( Bapak AH yang berumur 32

tahun), OT 4 (Ibu CS yang berumur 40 tahun) OT 5 (Bapak RM yang berumur 42

tahun), OT 6 (Bapak LW yang berusia 40 tahun) OT 7 (Bapak YT yang berumur

38 tahun), OT 8 (Bapak HA yang berusia 35 tahun) OT 9 (Bapak IN yang berusia

40 tahun), dan OT 10 (Bapak AK yang berusia 42 tahun).

a. Pemahaman tentang baptis bayi

1) Latar belakang penerimaan baptis bayi

Ada beragam jawaban mengenai latar belakang penerimaan baptis bayi

yang diungkapkan oleh partisipan di wilayah St. Maria Ratu Rosari. Partisipan OT

1, OT 7, OT 9 mengatakan latar belakang pembaptisan bayi adalah tradisi Gereja

Katolik yang turun temurun, dan mewariskan hidup beriman anak. Partisipan OT

2, OT 3, dan OT 6 mengemukakan latar belakang pembaptisan bayi adalah agar

anak diterima menjadi warga Gereja serta dan iman anak harus jelas. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

partisipan OT 4, OT 5, OT 8, OT 10 mengatakan latar belakangnya adalah

penepatan janji pernikahan dahulu di hadapan Imam, Saksi,dan Umat, serta

perwujudan sikap tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan iman anaknya.

2) Alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi.

Berbagai jawaban diberikan oleh partisipan ketika penulis bertanya

mengenai alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi. OT 1, OT 7

mengatakan alasannya adalah karena dalam kisah Adam dan Hawa menyadarkan

orang tua bahwa anak terlahir dari dosa asal kedua orang tua. Dengan

membaptiskan anak berarti putra/puti kita diangkat sebagai anak Allah,

dipersatukan dengan Tuhan, serta menjadi saudara dalam Gereja. Kemudian

partisipan OT 2 dan OT 3 mengungkapkan agar anak kita mengetahui imannya

yaitu mengikuti Kristus.

OT 4, OT 10, OT 5 mengatakan karena sebagai orang tua kita pasti akan

memberikan yang terbaik bagi anaknya yaitu beriman kepada Tuhan dengan cara

membaptiskan anak saat masih bayi agar ia mendapat perlindungan dari Tuhan.

OT 6, OT 8, OT 9 mengungkapkan bahwa karena ingin mendidik iman akan

Yesus Kristus sejak bayi. Ketika anak masih bayi ia belum jelas akan imannya,

maka dari itu orang tua memilih untuk membaptiskan anak saat masih bayi agar

mengikuti jejak kedua orang tuanya yaitu beriman Katolik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

3) Hal yang dilakukan Gereja agar membantu orang tua dalam penerimaan

baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 7, OT 8, OT 9 hal yang dilakukan Gereja

adalah mengadakan katekese persiapan baptis bayi atau rekoleksi persiapan baptis

bayi. Rekoleksi ini sungguh membantu orang tua khususnya dalam hal persiapan

baptis bayi. Kemudian OT 4 mengatakan hal yang dilakukan Gereja adalah

pendampingan keluarga baru, supaya jika mempunyai anak segera dibaptis dan

hidup secara katolik. OT 5, OT 6, OT 10 mengungkapkan dengan cara pendekatan

keluarga

b. Pelaksanaan Katekese Persiapan baptis Bayi

2) Katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 6 Di Paroki St Yakobus bantul setiap

Minggu ketiga ada pembaptisan bayi oleh Romo Paroki. Maka dari itu, sehari

sebelum pelaksanaan baptis bayi orang tua, emban baptis beserta bayi diharapkan

datang ke Paroki untuk mengikuti kegiatan rekoleksi yang diadakan oleh Paroki.

Partisipan OT 4 dan OT 7 mengatakan di Paroki ini ada katekese

persiapan baptis bayi yang diadakan satu minggu sebelum pembaptisan, namun

bisa fleksibel tergantung dengan pendamping yang akan memberikan materi.

Selanjutnya OT 5, OT 8, OT 9, OT 10 mengatakan di Paroki St. Yakobus Bantul

ada katekese persiapan baptis bayi. Kegiatan katekese persiapan baptis bayi ini

merupakan tradisi turun-temurun yang sudah lama dijalankan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

3) Tujuan katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 5 tujuan katekese persiapan baptis bayi

adalah mengetahui apa yang harus dilakukan orang tua setelah bayi dibaptis dalam

arti kata mendampingi iman anak kita secara lebih mendalam. Kemudian menurut

OT 4, tujuannya adalah untuk menyadarkan kembali kepada orang tua supaya

mereka sungguh-sungguh melaksanakan pendidikan iman anak dan dilakukan

dengan penuh kesadaran.

OT 8 mengatakan, tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah untuk

menyadarkan orang tua bahwa ia mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mendidik iman anak, sebagai syarat agar anak dapat dibaptis. Kemudian menurut

OT 7, OT 9 tujuannya adalah untuk menepati rasa tanggung jawab orang tua

terhadap pendidikan iman anaknya.

4) Peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1,OT 2, OT 5, OT 6, OT 7, OT 8, OT 9, OT 10 peserta yang

hadir dalam katekese persiapan baptis bayi adalah kedua orang tua, dan emban

baptis, Mereka sebaiknya hadir dalam katekese persiapan baptis bayi, karena

orang tua sebagai pendidik iman anak yang utama dan terutama serta keduanya

sangat berperan penting dalam pendidikan iman anak. Selanjutnya menurut OT 3

dan OT 4 peserta yang hadir yaitu orang tua, embanbaptis, calonbaptis. Karena

mereka berdua harus melakukan pembaptisan bagi si calon baptis tersebut dengan

sepenuh hati, penuh kesadaran, dan sepenuh iman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

5) Waktu pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 6 Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese

baptis bayi sehari sebelum penerimaan baptis bayi menurutnya waktu tersebut

dirasa cukup dan pemberi materi bisa memanfaatkan waktu tersebut. Berbeda

dengan OT 2, OT 3, OT 4, OT 5, OT 8, OT 10 yang mengatakan waktu yang

digunakan adalah satu hari sebelum pelaksanaan, menurutnya pertemuan sehari

itu tidak efektif dan terlalu lama. Jika dibuat dua kali pertemuan maka hasilnya

akan menjadi lebih baik, penyampaian materinya juga tidak terburu-buru.

Kemudian partisipan OT 7, OT 9, mengatakan waktu yang digunakan

adalah satu minggu sebelum pelaksanaan pembaptisan, Pendamping atau Romo

Paroki akan memberikan informasi mengenai pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi jauh sebelumnya agar orang tua, maupun emban baptis bisa lebih

mempersiapkan.

6) Materi yang disampaikan saat katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 6, OT 8, OT 9 materi yang digunakan

pendamping yaitu pengertian Sakramen Baptis, macam macam baptisan,

pengenalan Gereja pada anak, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi Sakramen

Baptis. Kemudian menurut OT 3, OT 4, OT 5, OT 10 materi yang disampaikan

adalah mengapa orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi, bagaimana cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

orang tua memberikan pengertian kepada anak tentang Gereja Katolik, tugas

orang tua dan embanbaptis setelah pembaptisan.

Selanjutnya OT 7 mengatakan, materi yang digunakan pendamping yaitu

pengertian baptis bayi, makna sakremen baptis, nama baptis, batasan usia baptis

bayi, pelayan dan petugas Sakramen Baptis bayi, liturgi serta teknis pembaptisan.

7) Metode yang digunakan saat katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 6 metode yang digunakan oleh pendamping

adalah ceramah, sesi tanya jawab, sharing dari pendamping maupun peserta. Lalu

menurut OT 3, OT 5,OT 7, OT 10 mengemukakan metodenya adalah ceramah,

tanya jawab, ulasan Kitab Suci, dan sharing.

8) Proses/langkah-langkah katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 6, OT 7, OT 9 proses/langkah-langkah

yang disampaikan oleh pendamping adalah Pertama doa pembukaan, menyapa

peserta, ucapan terimakasih karena telah berkenan membaptiskan anaknya. Kedua

menyampaikan materi yang telah disiapkan, tanya jawab seputar baptis bayi. Dan

ketiga kesimpulan dari pertemuan. Setelah dirasa cukup, pendamping menutup

pertemuan tersebut dengan doa penutup.

Selanjutnya menurut OT 4, OT 5, OT 10 proses/langkah-langkah pertama

adalah Doa pembuka dan pembacaan Kitab Suci, kedua penyampaian materi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

ketiga sharing dan tanya jawa tentang baptis, keempat lain-lain dan kelima

kesimpulan serta doa penutup.

9) Faktor pendukung pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 3, OT 6 faktor pendukung katekese persiapan baptis

bayi yaitu niat kedua orang tua dan emban baptis untuk membaptiskan anaknya,

ketua lingkungan yang bersedia membantu. OT 2, mengatakan faktor

pendukungnya adalah cuaca yang baik, kendaraan yang bisa digunakan untuk

hadir saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi, dan OT 7 menambahkan

adanya kerjasama antara pendamping dan Romo Paroki.

Kemudian OT 4 mengungkapkan, adanya kelompok koor yang ikut

memeriahkan dan mendukung penerimaan baptis bayi. Partisipan OT 5, OT 8,

OT 9, OT 10 mengatakan, faktor pendukungnya adalah pendamping dari

paroki/wilayah.

10) Faktor penghambat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 6 faktor penghambat pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi adalah pekerjaan orang tua yang tidak dapat ditinggalkan, emban

baptis yang tidak bisa hadir karena ada pekerjaan ataupun sakit. OT 2 mengatakan,

faktor penghambatnya adalah cuaca yang buruk, jarak rumah peserta yang jauh

dari tempat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Menurut partisipan OT 4,

OT 5, OT 8, OT 10 Faktor penghambat nya adalah orang tua dan emban baptis

yang datang terlambat saat ketekese persiapan baptis bayi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

c. Harapan dan usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi

1) Usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 6, OT 7 usulan untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi yaitu tempat pelaksanaan katekese baptis bayi di

rumah peserta. Kemudian menurut OT 2, OT 3, OT 4, OT 9 katekese persiapan

baptis bayi minimal dilaksanakan 2 kali pertemuan, agar saat membawa materi

tidak terburu-buru dan pada saat pendampingan. Lalu OT 5, OT 8, OT 10

mengemukakan, usulannya adalah pendekatan keluarga, karena banyak keluarga

muda yang sudah memiliki bayi namun mereka kurang memahami cara mendidik

iman anak yang masih bayi.

2) Usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 4, OT 9 usulan materi untuk meningkatkan

pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi yaitu cara memilih nama baptis karena

banyak orang tua yang masih merasa kesulitan. Partisipan OT 5, OT 8, OT 10

mengatakan, usulan materinya yaitu pendidikan terhadap kedua orang tua, karena

dari pendidikan tersebut akan menerbitkan kesadaran apakah anak bayi itu harus

segera dibaptis, cara mendidik anak yang masih bayi menurut ajaran Gereja

Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3) Usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi

Menurut OT 1, OT 6, usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi yaitu sharing pendamping ataupun dari peserta.

Partisipan OT 2, OT 3, OT 4, OT 5, OT 7, OT 8, OT 9, OT 10 mengatakan usulan

metodenya yaitu diselingi dengan games permainan yang melibatkan peserta agar

tidak bosan, dan diputar film tentang baptis bayi.

4. Hasil Wawancara Pengurus Wilayah dan Pendamping


Berikut ini merupakan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan

pengurus wilayah dan pendamping di Wilayah St. Maria Ratu Rosari. Partisipan

pengurus wilayah DW 1 ( Bapak EBW yang barusia 56 tahun). Partisipan

Pendamping P1( Bapak VHS yang berumur 45 tahun) dan partisipan Pendamping

P2 (CS yang berumur 57 tahun).

a. Pemahaman tentang baptis bayi

1) Latar belakang penerimaan baptis bayi

Menurut DW 1 latar belakang penerimaan baptis bayi karena Gereja

mengajarkan bahwa Sakramen Baptis merupakan pintu gerbang dari semua

sakramen yang lain. Kemudian P1 mengatakan, latar belakangnya adalah setiap

orang tua mempunyai janji perkawinan di depan altar supaya jika di berikan

karunia, anak dididik secara katolik. Selanjutnya, P2 mengungkapkan, karena

memang baptisan bayi itu sebuah kebutuhan umat untuk iman bayi sekaligus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

kebutuhan Gereja. Pembaptisan bayi memang sangat baik untuk dilaksanakan,

dan antara umat maupun Gereja menyambut baik tentang pembaptisan.

2) Alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi

Menurut DW 1, alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi

karena sebagai orang tua berkewajiban untuk menyelamatkan iman anaknya.

Kemudian P1 mengungkapkan, alasannya karena sebagai orang tua kita pasti akan

memberikan yang terbaik bagi anaknya yaitu beriman pada Tuhan dengan cara

membaptiskan anak ketika masih bayi. P2 mengatakan, alasannya karena orang

tua sekarang tahu persis bagaimana harus memperhatikan kebutuhan iman

anaknya.

3) Hal-hal yang dilakukan Gereja untuk membantu orang tua dalam

penerimaan baptis bayi

Menurut DW 1 hal yang dilakukan Gereja adalah Paroki Bantul selalu

mengadakan katekese persiapan baptis bayi. P1 mengungkapkan, memberi

pengertian terus-menerus terutama pada keluarga baru, supaya jika mempunyai

anak segera dibaptis dan hidup secara katolik. Serta P2 menambahkan baptisan

merupakan sebuah peristiwa yang sangat penting dan besar sama dengan

sakramen pernikahan, karena dengan adanya pembaptisan kita mempunyai

anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

b. Pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

1) Pelajaran/katekese persiapan baptis bayi

OT 1, P1, P2 mengatakan, Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada

pelajaran/ katekese persiapan baptis bayi, katekese tesebut diadakan satu minggu

sebelum pembaptisan, namun bisa fleksibel tergantung dengan pendamping yang

akan memberikan materi.

2) Tujuan katekese persiapan baptis bayi

Menurut DW 1 tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah agar orang

tua lebih memahami tentang pembaptisan sehingga orang tua berkewajiban untuk

selalu membimbing, membina, dan mengarahkan kepada anak ketika anak

mengalami kesulitan dalam perjalanan hidup imannya. Selanjutnya P1

mengungkapkan, tujuannya adalah untuk menyadarkan kembali kepada orang tua

supaya mereka sungguh-sungguh melaksanakan pendidikan iman anak dan

dilakukan dengan penuh kesadaran.

P2 mengatakan, tujuannya adalah pertama, untuk menyadarkan orang tua

bahwa anak yang baru lahir harus segera dibaptis dan menjadi tanggung jawab

orang tua, embanbaptis, dan pendamping, kedua memberi pondasi yang kuat, agar

tujuan Gereja tepat pada sasaran.

3) Peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Menurut DW 1 dan P2 Peserta yang hadir dan mengikuti katekese

persiapan baptis bayi yaitu orang tua, dan emban baptis, karena mereka berdua

harus melakukan pembaptisan bagi si calon baptis tersebut dengan sepenuh hati,

penuh kesadaran, sepenuh iman. Kemudian P1 mengatakan, peserta yang hadir

dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi yaitu orang tua, emban baptis, calon

baptis.

4) Waktu saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut DW 1 dan P1 mengungkapkan, Waktu yang digunakan untuk

melakukan katekese persiapan baptis bayi adalah satu kali pertemuan, namun bisa

juga diadakan lebih dari satu kali. Menurut P2, pertemuan katekese persiapan

baptis bayi ini bisa diadakan satu kali pertemuan saja, karna baptisan bayi berbeda

dengan baptisan dewasa dan materi yang disampaikan bisa dipadatkan.

5) Materi yang disampaikan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi

Menurut DW 1, P2 materi yang dapat didalami oleh pendamping adalah

pengertian Sakramen Baptis, pengertian tentang iman, tanggung jawab orang tua

dan emban baptis terhadap perkembangan iman anak, keluarga adalah basis iman

Gereja, dan liturgi penerimaan Sakramen Baptis bayi. Selanjutnya P1

mengungkapkan, materinya adalah pengertian janji perkawinan, hukum-hukum

Gereja, pergaulan dan perkembangan hidup anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

6) Metode yang digunakan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut DW 1, P1dan P2 mengatakan, Metode yang digunakan oleh

pendamping adalah ceramah, tanya jawab, pembacaan Kitab Suci dan sharing.

7) Proses/langkah-langkah pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut DW 1, P1 dan P2 Proses/langkah-langkah pertama adalah Doa

pembuka dan pembacaan kitab suci yang telah disiapkan pendamping, Kedua

penyampaian materi, Ketiga, sharing dan tanya jawa tentang baptis, keempat lain-

lain dan kelima kesimpulan dan doa penutup.

8) Faktor pendukung pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut DW 1 faktor pendukungnya adalah orang tua, emban baptis,

calon baptis, dan ketua lingkungan yang bisa hadir saat pelaksanaan katekese

persiapan baptis bayi. Kemudian P2 mengatakan faktor pendukungnya adalah

adanya kerjasama antara Romo beserta pendamping, dan kesiapan lahir dan batin

orang tua beserta emban baptis bayi.

9) Faktor penghambat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut DW 1 Faktor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi adalah waktu pelaksanaan orang tua, emban baptis, maupun ketua

lingkungan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, rumah peserta yang jauh

dari tempat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Lalu P1 mengungkapkan,

faktor penghambatnya adalah cuaca yang kurang mendukung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

c. Harapan dan usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese

persiapan baptis bayi

1) Usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi


Menurut DW 1, usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese

persiapan baptis bayi adalah saat pendampingan, jangan terlalu mepet dengan

hari pelaksanaan, sehingga jadwal kerja orang tua dan emban baptis bisa diatur.

Kemudian P1 mengatakan, usulannya adalah pelaksanaannya tidak hanya

satu kali dan saat bayi masih berada dalam kandungan. P2 mengungkapkan,

Usulannya adalah adanya penyegaran, karena Gereja berkembang terus menerus,

Seminar tentang katekese persiapan baptis bayi, dan pengumpulan Pendamping.

2) Usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan


baptis bayi
Menurut DW 1 mengatakan, usulan materinya yaitu hal yang bisa

dilakukan orang tua untuk mendidik iman anak ketika masih bayi selain diajak

pergi Gereja. Kemudian P1, P2 mengungkapkan, usulan materi adalah cara

memilih nama baptis bagi bayi

3) Usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan


baptis bayi
Menurut DW 1, P1 dan P2 mengatakan, usulan metode untuk

meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah diselingi dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

game khusus orang tua agar pertemuannya lebih seru dan tidak membosankan,

diputar film singkat tentang baptis bayi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh 13 partisipan, yang

terdiri dari 10 orang tua, 2 pendamping wilayah, dan 1 pengurus dewan wilayah di

wilayah St. Maria Ratu Rosari. Melalui wawancara yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa para orang tua telah melaksanakan salah satu tanggung

jawabnya yaitu membaptiskan anak mereka ketika masih bayi. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui pemahaman orang tua mengenai pelaksanaan katekese

persiapan baptis bayi.

a. Pemahaman tentang baptis bayi

Pada bagian ini, pembahasan mencakup jawaban partisipan yakni orang

tua, pendamping, dan pengurus dewan wilayah. Pemahaman tentang baptis bayi

meliputi latar belakang penerimaan baptis bayi, alasan orang tua membaptiskan

anak ketika masih bayi, dan hal-hal yang dilakukan Gereja untuk membantu orang

tua dalam penerimaan baptis bayi.

1) Latar belakang penerimaan baptis bayi

Latar belakang penerimaan baptis bayi ditemukan berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan partisipan, yakni orang tua. Menurut OT 1 dan OT 7,

latar belakang penerimaan baptis bayi adalah tradisi Gereja Katolik yang turun

temurun, serta agar anak mendapat perlindungan dari Tuhan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Menurut Partisipan OT 2, OT 3, dan OT 6 mengemukakan latar belakang

pembaptisan bayi adalah agar anak diterima menjadi warga Gereja dan iman anak

harus jelas. Pembaptisan adalah momen paling penting dalam perjalanan jemaat

Kristen. Melalui pembaptisan jemaat Kristen diberi materai yang tak

terhapuskanya itu diangkat sebagai Murid Yesus dan diangkat menjadi anak-anak

Allah. Dibaptis berarti digabungkan menjadi anggota Gereja. Pembaptisan

menjadi tanda ungkapan iman akan Yesus Kristus, tetapi bagaimana dengan baptis

bayi di mana bayi belum bisa sadar dalam mengungkapkan imannya. Hal inilah

yang menjadikan betapa pentingnya pemahaman orang tua akan pelaksanaan

katekese persiapan baptisan bayi berserta dengan konsekuensinya.

2) Alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi

Partisipan P2 mengatakan, alasannya karena orang tua sekarang tahu

persis bagaimana harus memperhatikan kebutuhan iman anaknya dan memang

orang tua mereka membaptiskan anaknya ketika masih bayi dengan berbagai

pertimbangan. Pembaptisan kanak-kanak adalah pembaptisan anak dari orang tua

yang beriman Katolik dan mengamalkan iman itu, serta berjanji akan

membesarkan anak itu dalam iman kepada Kristus.

Para orang tua wajib mengusahakan agar bayi-bayi dibaptis dalam

minggu-minggu pertama; segera sesudah kelahiran anaknya, bahkan juga sebelum

itu, hendaknya menghadap Pastor untuk memintakan sakramen bagi anaknya serta

dipersiapkan dengan semestinya untuk itu (Kan 867§1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3) Hal-hal yang dilakukan Gereja untuk membantu orang tua dalam

penerimaan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 7, OT 8, OT 9 hal yang dilakukan

Gereja adalah mengadakan katekese persiapan baptis bayi, seperti saat ini yang

masih diterapkan di Paroki Bantul, rekoleksi ini sungguh membantu orang tua

khususnya dalam hal persiapan baptis bayi.

Orang tua diharapkan mampu mengupayakan terus pendidikan iman

anak-anaknya, setelah pembaptisan sampai usia dewasa. Hal tersebut, hendaknya

tampak juga dalam kehidupan konkret dalam keluarganya, misalnya sebagai

berikut:

a. Setelah pembaptisan, meski masih bayi anak-anak dibiasakan mengikuti

perayaan Ekaristi di dalam gereja. Kecenderungan yang ada adalah orang tua

mengikuti perayaan Ekaristi di luar, sambil ngobrol sana-sini, dengan alasan

kalau bayi menangis pasti akan menganggu umat lain.

b. Anak-anak dibiasakan menerima komuni bathuk, baik ketika masih bayi

maupun menjelang usia sekolah. Hal ini berarti bahwa mereka dibiasakan

mengikuti Ekaristi Mingguan secara rutin agar tidak merasa asing dengan

suasana dan makna Ekaristi di kemudian hari.

c. Meskipun usianya masih bayi, sebaiknya anak-anak dibiasakan untuk berdoa

bersama dengan keluarga baik sebelum maupun sesudah melakukan aktifitas.

Semua itu adalah contoh kegiatan-kegiatan konkret yang bisa dilakukan oleh

orang tua agar Sakramen Baptis dapat terwujud di dalam diri anak-anak. Tentu

saja, pendampingan orang tua tidak berhenti sampai disini tetapi berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terus sampai anak-anaknya menginjak usia dewasa, bahkan sampai mereka

mampu menentukan jalan hidupnya secara mandiri (Prasetya, 2008: 37).

b. Pelaksanaan ketekese persiapan baptis bayi

Pada bagian ini, pembahasan mencakup jawaban partisipan yakni orang

tua, pendamping, dan pengurus dewan wilayah. Pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi meliputi pelajaran /katekese persiapan baptis bayi, tujuan katekese

persiapan baptis bayi, peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi,

waktu saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi, materi yang disampaikan

saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi, metode yang digunakan saat

pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi, proses katekese persiapan baptis

bayi, faktor pendukung katekese persiapan baptis bayi, dan faktor penghambat

pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.

1) Pelajaran/katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 6 di Paroki St Yakobus bantul ini setiap

Minggu ketiga ada pembaptisan bayi oleh romo paroki. Maka dari itu, sehari

sebelum pelaksanaan baptis bayi orang tua, emban baptis beserta bayi diharapkan

datang ke paroki untuk mengikuti kegiatan rekoleksi yang diadakan oleh paroki.

Sang bayi terbaptis belum mampu menyadari dirinya, maka orang tua serta wali

baptislah yang berperan dalam pembaptisan. Orang tua dan wali baptis aktif

mempersiapkan diri untuk tugas pendampingan anak dengan mengikuti pertemuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

menjelang upacara pembaptisan. Maka pembaptisan membawa dampak yang

sama bagi penerimanya, baik itu baptis dewasa maupun baptis saat masih kanak-

kanak (bayi). Dampak itu misalnya sama-sama menerima tugas perutusan

mewartakan Kabar Gembira, ambil bagian dalam tugas Kristus sebagai imam,

nabi, dan raja (Hendrik,2011:64).

2) Tujuan katekese persiapan baptis bayi

Menurut DW 1 tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah agar orang

tua lebih memahami tentang pembaptisan sehingga orang tua berkewajiban untuk

selalu membimbing, membina, dan mengarahkan kepada anak ketika anak

mengalami kesulitan dalam perjalanan hidup imannya.

Katekese ini bertujuan mengembangkan dan membina pengetahuan serta

penghayatan para katekumen. Maka para orang tua tidak cukup hanya diberikan

pengetahuan agama Katolik dari dogma, moral, dan liturgi serta menghafalkan

jawaban pendampingmus dan doa-doa harian saja, melainkan diajak sampai

kepada dialog terus menerus antara pengalaman iman pribadi dan pengalaman

iman Gereja. Namun karena iman bayi yang belum jelas dalam baptisan kanak-

kanak (bayi) belum dapat mengikuti persiapan tersebut karena ia belum memiliki

tingkat kesadaran yang penuh (Komisi KAS, 2013:16-29).

3) Peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi

Menurut OT 1,OT 2, OT 5, OT 6, OT 7, OT 8, OT 9, OT 10 peserta yang

hadir dalam katekese persiapan baptis bayi adalah kedua orang tua, dan emban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

baptis, mereka sebaiknya hadir dalam katekese persiapan baptis bayi, karena

orang tua sebagai pendidik iman anak yang utama dan terutama serta keduanya

sangat berperan penting dalam pendidikan iman anak.

Tugas orang tua dan wali baptis adalah untuk menumbuhkembangkan

benih iman dalam diri anak (Baptis) mereka. Namun, pengembangan dan

pemeliharaan rahmat pembaptisan ini merupakan tanggung jawab seluruh Gereja

(KGK:1255). Supaya calon baptis dapat dengan setia memenuhi kewajiban-

kewajiban yang melekat pada baptis itu, hukum Gereja juga menganjurkan agar

calon baptis didampingi oleh wali baptis yang cakap (Kan. 872-874).

4) Waktu saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut partisipan OT 4, OT 5, OT 10 mengatakan,waktu yang

digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi adalah satu jam,

menurutnya pertemuan tersebut bisa diadakan lebih dari satu kali pertemuan untuk

menguji orang tua apakah mereka mempunyai perwujudan niat yang sungguh-

sungguh untuk membaptiskan anaknya ketika masih bayi.

Sang bayi terbaptis belum mampu menyadari dirinya, maka orang tua

serta wali baptis lah yang berperan dalam pembaptisan. Orang tua dan wali baptis

aktif mempersiapkan diri untuk tugas pendampingan anak dengan mengikuti

pertemuan menjelang upacara pembaptisan. Melalui baptis seseorang dapat

menjadi anggota Gereja secara penuh, yang diberi materai sebagai murid Yesus

Kristus (Hendrik,2011:69). Kemudian dari observasi yang saya lakukan pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

bulan Maret 2020, di Paroki St. Yakobus Bantul mengadakan katekese persiapan

baptis bayi satu hari sebelum pelaksanaan yang diisi oleh dua orang pendamping.

5) Materi yang disampaikan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi

Menurut partisipan DW 1, P2 mengatakan materi yang dapat didalami

oleh pendamping adalah pengertian Sakramen Baptis, pengertian tentang iman,

tanggung jawab orang tua dan embanbaptis terhadap perkembangan iman anak,

keluarga adalah basis iman Gereja, macam-macam pembaptisan (Baptis

dewasa,baptis anak,baptis darurat,baptis darah), dan liturgi penerimaan sakramen

bapti bayi.

Materi katekese persiapan baptis bayi adalah sebagai berikut : materi

yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi katekese persiapan baptis

bayi adalah pengertian janji perkawinan, pengertian Sakramen Baptis, hukum-

hukum Gereja, pergaulan dan perkembangan hidup anak, macam-macam baptisan

(baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat dan darah) serta liturgi penerimaan

baptis bayi.

6) Metode yang digunakan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

OT 3, OT 5,OT 7, OT 10 mengemukakan metodenya adalah ceramah,

tanya jawab, ulasan Kitab Suci, dan sharing.

Prasetya (2008:6) mengatakan :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Dalam rekoleksi ini, pastor Paroki bersama tim mengumpulkan orang tua
bersama dengan wali baptis, yang dikemas dengan kegiatan rekoleksi
sehari. Dengan metode berceramah Romo atau tim menyampaikan Lima
tema yang bisa dijadikan bahan rekoleksi yaitu sebagai berikut : 1)
Pemahaman Sakramen Baptis, 2) pelayan dan petugas Sakramen Baptis,
3) orang tua sebagai pendidik iman yang utama dan terutama, 4) upaya
orang tua mendidik iman anak, 5) liturgi.

7) Proses/langkah-langkah pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

Menurut partisipan OT 4, OT 5, OT 10 proses/langkah-langkah pertama

adalah doa pembuka dan pembacaan Kitab Suci, kedua penyampaian materi,

ketiga sharing dan tanya jawa tentang baptis, keempat lain-lain dan kelima

kesimpulan serta doa penutup.

Berdasarkan observasi, proses/langkah-langkahnya adalah pertama,

pendamping meminta peserta untuk masuk kedalam Gereja dan duduk di kursi

yang telah disediakan, lalu pendamping memimpin doa pembuka, setelah itu

pendamping mengucapkan terimakasih kepada peserta karena sudah berkenan

menepati janji nikah mereka yaitu membaptiskan anaknya ketika masih bayi,

pendamping meminta salah satu perserta untuk membacakan kitab suci, kedua

menyampaikan materi yang telah disiapkan, ketiga sesi tanya jawab, keempat

lain-lain dan kelima kesimpulan serta doa penutup.

8) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi

Partisipan P1, P2 mengungkapkan faktor pendukung pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi adalah orang tua mempunyai niat yang sungguh-

sungguh untuk membaptiskan anak ketika masih bayi, adanya kelompok koor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

yang ikut memeriahkan dan mendukung penerimaan baptis bayi. Untuk

meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi segala sesuatu yang

dilakukan dan diupayakan paroki untuk mempersiapkan dan mendampingi orang

tua dan wali baptis.

KHK (kan 851,2 ) yang berbunyi:

“Orang tua dari kanak-kanak yang harus dibaptis, demikian pula mereka
akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan
baik tentang makna sakramen ini dan tentang kewajiban-kewajiban yang
melekat padanya. Pastor-pastor hendaknya mengusahakan, sendiri atau
lewat orang-orang lain, agar para orang tua dipersiapkan dengan
semestinya lewat nasihat-nasihat pastoral, dan bahkan dengan doa
bersama, dengan mengumpulkan keluarga-keluarga, dan bila mungkin,
juga dengan mengunjungi mereka.”

Menurut DW 1 faktor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi adalah waktu pelaksanaan jika orang tua, emban baptis, maupun ketua

lingkungan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, rumah peserta yang jauh

dari tempat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Faktor penghambat

pembaptisan bayi adalah praktik pembaptisan bayi yang dilaksanakan begitu-

begitu saja, tanpa adanya persiapan dari berbagai pihak yang terkait, sangat

sederhana bahkan tidak mengesan. Sampai saat ini masih ada paroki yang tidak

melaksanakan katekese persiapan baptis bayi karena aneka alasan, salah satunya

karena tidak mempunyai bahan untuk pendampingan. Padahal pendampingan

persiapan orang tua dan wali baptis sangat diperlukan (Prasetya,2008:6).

c. Harapan dan usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese


persiapan baptis bayi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Pada bagian ini, pembahasan mencakup jawaban partisipan yakni orang

tua, pendamping, dan pengurus dewan wilayah. Harapan dan usulan untuk

meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi meliputi usulan materi

untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi dan usulan

metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.

1) Usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi


Menurut OT 2, OT 3, OT 4, OT 9 mengusulkan katekese persiapan baptis

bayi minimal dilaksanakan 2 kali pertemuan, agar saat membawa materi tidak

terburu-buru dan pada saat pendampingan, jangan terlalu mepet dengan hari

pelaksanaan misalnya dua minggu sebelumnya.

2) Usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan


baptis bayi
OT 5, OT 8, OT 10 mengatakan, usulan materi untuk meningkatkan

pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi yaitu pendidikan terhadap kedua orang

tua, karena dari pendidikan tersebut akan menerbitkan kesadaran apakah anak

bayi itu harus segera diBaptis. Berdasarkan observasi penulis setuju dengan

pendapat partisipan, orang tua perlu mendapat pendidikan cara mendidik iman

anak yang masih bayi.

3) Usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan


baptis bayi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Menurut DW 1, P1 dan P2 mengatakan, usulan metode untuk

meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah diselingi dengan

game khusus orang tua agar pertemuannya lebih seru dan tidak membosankan,

diputar film singkat tentang baptis.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian wawancara dengan orang tua, katekis,

maupun dewan wilayah didapatkan bahwa sebagian besar orang tua telah

memahami mengenai pembaptisan bayi. Terdapat beragam jawaban orang tua

mengenai latar belakang pembaptisan bayi, seperti berdasarkan tradisi Gereja

Katolik yang turun temurun, agar anak dapat diterima sebagai warga Gereja,

penepatan janjin pernikahan, serta perwujudan sikap tanggung jawab kedua orang

tua terhadap pendidikan iman anak. Hal-hal yang telah dilakukan Gereja untuk

membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi antara lain adanya kegiatan

katekese persiapan baptis bayi.

Setiap Minggu ketiga di Paroki Santo Yakobus Bantul ada pembaptisan

bayi oleh Romo paroki. Maka dari itu, sehari sebelum pelaksanaan pembaptisan

bayi orang tua dan wali baptis wajib menghadiri pertemuan katekese persiapan

baptis bayi yang diadakan oleh Paroki. Kegiatan ini diisi oleh katekis yang

bekerjasama dengan Romo paroki. Tujuan diadakan katekese persiapan baptis

bayi tersebut adalah pertama, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh

orang tua setelah bayi tersebut dibaptis, dalam arti mendampingi iman anak secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

lebih mendalam. Kedua, menyadarkan kembali pada orang tua bahwa ia

melakukan pembaptisan bagi anaknya dengan penuh kesadaran dan ketiga, untuk

menepati rasa tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan iman anak. Materi

yang disampaikan oleh pendamping seperti nama baptis, sarana baptis bayi (lilin

dan samir), dan teknis penerimaan Sakramen Baptis bayi.

Fakor pendukung pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi yaitu

adanya niat dari orang tua beserta emban baptis untuk membaptiskan anaknya

sedini mungkin, adanya kerjasama antara pendamping dan romo paroki.

Kemudian faktor penghambatnya antara lain orang tua dan emban baptis tidak

bisa hadir saat katekese persiapan baptis bayi karena ada pekerjaan yang tidak

bisa ditinggalkan, dan jarak rumah mereka yang jauh dengan tempat pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi.

Orang tua mempunyai harapan dan usulan untuk meningkatkan

pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi diantaramya, pertemuan yang

diadakan lebih dari sekali, melalui pendekatan keluarga, dihidupkan kembali

kegiatan pendidikan iman anak (Sekolah Minggu), arahan dan pendampingan

mengenai cara mendidik iman anak yang masih bayi, pelaksanaannya bisa

diadakan wilayah tidak terpusat di paroki, perlu adanya dukungan dari wilayah

untuk mendorong terlaksananya katekese persiapan baptis bayi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

BAB IV

USULAN MATERI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS

BAYI

Dalam bab III, penulis telah membahas mengenai laporan dan

kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian dalam bab IV penulis

akan menjabarkan usulan materi pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.

Bab ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama membahas mengenai

contoh materi katekese persiapan baptis bayi di wilayah Santa Maria Ratu Rosari

Paroki Santo Yakobus Bantul dan bagian kedua mengenai contoh satuan program.

Harapannya melalui usulan materi tersebut mampu untuk memberikan bekal

kepada orang tua dalam hal pendidikan iman anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

A. Usulan Materi Pelaksanaan Katekese Persiapan Baptis Bayi Di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus
Bantul

Tema : Orang tua sebagai pendidik iman anak yang pertama dan terutama

Tujuan : Membantu orang tua untuk memahami, menyadari dan menghayati tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik iman

anak

Tabel 3. Matriks Materi

No Waktu Sub Tema Tujuan Uraian materi Metode Sarana Sumber bahan

pertemuan pertemuan

SESI PERTAMA

1. 20 Pembukaan, Peserta mengetahui Menyampaik Informasi Laptop, Lcd,


menit pengantar, arah pertemuan an garis Speaker.
perkenalan sehingga dapat besar materi
dan doa menyesuaikan diri yang akan
pembuka dengan tujuan diberikan
pertemuan selama
rekoleksi

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

2. 90 SESI ke I Peserta semakin - Makna Laptop, Lcd, - Groenen OFM.C.


menit Makna dan memahami makna Sakramen Speaker. (1992). Teologi
Baptis -Informasi Sakramen
Rahmat dan rahmat
- Rahmat Inisiasibaptisan-
Sakramen Sakramen Baptis -Presentasi
Sakramen Krisma.
Baptis Baptis Yogyakarta
:Kanisius.
3. 30 Sharing Peserta saling Sharing - Sharing Laptop, - Pengalaman
menit kelompok bertukar pengalaman pengalaman Speaker pribadi Katekis.
dan pleno dengan - Games
tuntunan
- Video
pertanyaan

- Apakah
kesulitan
yang anda
rasakan
dalam
mendidik
iman anak?

4. 15 Istirahat dan - - - - -
menit snack
5. 90 Sesi ke II Peserta semakin - Tanggung -Informasi Laptop, Lcd, - Didik
menit Tanggung menyadari tugas jawab Speaker Bagiyowinadi,
orang tua -Presentasi F.X. Pr. (2006).
jawab orang dan tanggung
dalam Mendidik Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

tua dalam jawabnya sebagai mendidik secara Katolik.


mendidik pendidik iman anak iman anak Yogyakarta :
iman anak Pustaka
Nusatama.

6. 30 Makan - - - - -
menit siang

7. 90 Sesi III : Peserta semakin - Upaya - Inform Laptop, Lcd, - Prasetya, L, Pr.
menit Orang tua memahami upaya orang tua asi Speaker (2019). Pelayanan
sebagai konkret orang tua mendidik - Present Sakramen Baptis
iman anak asi Bagi Bayi.
pendidik dalam mendidik
Yogyakarta:
iman anak iman anak Kanisius.

8. 30 Merangkum Peserta mampu


menit keseluruhan merenungkan
dan evaluasi materi yang
telah diberikan
dari dan mengambil
kegiatan kesimpulan dari
rekoleksi apa yang telah
di terima

9. 60 Ekaristi
menit penutupan
Rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

10. Sayonara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

B. Jadwal

No Hari Lama kegiatan Acara

Sabtu 08.30- 09.00 Registrasi peserta

09.00 – 09.20 Pengantar, doa pembuka

09.20 – 10.50 Sesi I makna dan rahmat Sakramen

Baptis

10.50 – 11.20 Sharing kelompok dan Pleno

11.20 – 11.35 Istirahat dan snack

11.35 – 13.05 Sesi II tanggung jawab orang tua

13.05 – 13.35 Makan siang

13.35 - 15.05 Sesi III orang tua sebagai pendidik

iman anak

15.05 – 15.35 Rangkuman rekoleksi dan evaluasi

15.35 – 16.35 Ekaristi penutup

16.35 Sayonara

C. Contoh Satuan Program.

Dalam Pembahasan telah dijabarkan matriks kegiatan dalam program

rekoleksi di Paroki Santo Yakobus Bantul sebagai usaha meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi. Penulis akan menuliskan sesi III.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Sesi ke III

1. Identitas

a. Tema : Orang tua sebagai pendidik iman anak

b. Tujuan : Peserta semakin memahami upaya konkret

orang tua dalam mendidik iman anak

c. Peserta : Orang tua dan Wali baptis

d. Tempat : Gereja Santa Maria Ratu Rosari Paroki

Santo Yakobus Bantul

e. Materi : Upaya konkret orang tua mendidik

iman ana

f. Metode : Informasi, Presentasi,

g. Sumber Bahan : Prasetya, L, Pr. (2019). Pelayanan

Sakramen Baptis Bagi Bayi. Yogyakarta: Kanisius.

h. Sarana : Laptop,lcd, dan speaker

Pemikiran Dasar :

Orang tua merupakan pendidik iman yang pertama dan terutama bagi

perkembangan anak. Sang anak perlu mendapat perhatian yang khusus dari kedua

orang tuanya, maka hendaknya orang tua dapat menjadi contoh teladan yang baik

bagi anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh,

dan membimbing anaknya agar mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan

anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Orang tua juga merupakan pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

kehidupan rohani bagi anak, segala kehidupan rohani anak bersumber dari kedua

orang tuanya. Orang tua harus bekerjasama mendidik iman anak terutama yang

masih bayi, karena mendidik iman anak yang masih bayi tidaklah mudah dan

berlangsung terus menerus hingga anak menjadi dewasa.

Upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam hal mendidik iman anak

seperti : mengajak anak untuk berdoa bersama, mengajak anak untuk rajin Ke

Gereja maupun kegiatan kerohanian yang diadakan di lingkungan, membimbing

anaknya aktif di kegiatan sekolah minggu.

Pengembangan langkah-langkah:

1. Pengantar :

Selamat Pagi Bapak, Ibu sungguh berkat melimpah kepada kita sehingga

sampai saat ini kita masih di perkenankan berkumpul di tempat ini dalam keadaan

sehat. Terutama kita masih diperkenankan berkumpul di tempat ini untuk

mengadakan rekolesi lanjutan setelah pembaptisan bagi orang tua beserta wali

baptis.

2. Doa Pembuka :

Selamat Pagi Bapa, terima kasih atas rahmat penyertaan-Mu kepada kami

karena engkau telah memberikan nafas kehidupan bagai kami untuk dapat

mengadakan kegiatan rekoleksi lanjutan setelah pembaptisan pada pagi ini.

Sertailah kami selalu dengan kuasa Roh Kudus agar kami dapat mendalami

makna katekese persiapan baptis bayi dan dapat menjadi bekal untuk mendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

iman anak-anak kami nantinya. Sertailah kami selalu hingga akhir acara ini

dengan berkat rahmat-Mu. Semua doa kami hunjukkan kedalam tangan-Mu

melalui perantaraan Kristus Tuhan Kami. Amin.

3. Menyanyikan lagu : “Hidup adalah kesempatan”

4. Pemutaran video : Video pelaksanaan orang tua mendidik iman anak

5. Sharing pengalaman orang tua atau wali baptis mengenai kesulitan yang

dirasakan dalam mendidik iman anak yang masih bayi

6. Materi : Upaya konkret orang tua mendidik iman anak

Pembaptisan bayi merupakan salah satu upaya konkret dari orang tua

dalam mengawali tanggung jawabnya mendidik iman anak. Hal tersebut,

hendaknya tampak juga dalam kehidupan konkret dalam keluarganya.

Prasetya (2006:37) mengatakan bahwa:

a. Dengan dibaptis putra-putri kita diangkat sebagai anak

Allah, dipersatukan dengan Tuhan, serta menjadi saudara dalam

Gereja.

b. Setelah pembaptisan, meski masih bayi anak-anak

dibiasakan mengikuti perayaan Ekaristi di dalam gereja.

Kecenderungan yang ada adalah orang tua mengikuti perayaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Ekaristi di luar, sambil ngobrol sana-sini, dengan alasan kalau bayi

menangis pasti akan menganggu umat lain.

c. Anak-anak dibiasakan menerima komuni bathuk, baik

ketika masih bayi maupun menjelang usia sekolah. Hal ini berarti

bahwa mereka dibiasakan mengikuti Ekaristi Mingguan secara rutin

agar tidak merasa asing dengan suasana dan makna Ekaristi di

kemudian hari.

d. Meskipun usianya masih bayi, sebaiknya anak-anak

dibiasakan untuk berdoa bersama dengan keluarga baik sebelum maupun

sesudah melakukan aktifitas.

Semua itu adalah contoh kegiatan-kegiatan konkret yang bisa dilakukan

oleh Orang tua agar makna Sakramen Baptis dapat terwujud di dalam diri anak-

anak. Tentu saja, pendampingan orang tua tidak berhenti sampai disini tetapi

berlangsung terus sampai anak-anaknya menginjak usia dewasa, bahkan sampai

mereka mampu menentukan jalan hidupnya secara mandiri.

7. Tanya jawab :

Pendamping memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya

terkait upaya mereka dalam mendidik iman anak. Dan di buka peluang bagi

peserta yang ingin membagikan pengalaman mereka tentang mendidik iman anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

8. Doa Penutup :

Ya Tuhan terimakasih atas penyertaanmu dalam perjalanan kehidupan

kami. Semoga kami selalu berserah diri kepadamu dan engkau selalu menyertai

setiap perjalanan hidup kami, sehingga kami selalu berserah diri kepada-Mu.

Semua doa ini kami hunjukkan kepadamu demi Kristus, Tuhan, dan Juru selamat

kami. Amin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan membuat kesimpulan dari apa

yang sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Penulis juga memberikan saran

yang kiranya dapat bermanfaat bagi orang tua dan pendamping di wilayah Santa

Maria Ratu Rosari dalam meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi.

A. Kesimpulan

Pembaptisan merupakan pintu masuk menuju kehidupan Roh. Oleh

karena itu sakramen baptis merupakan dasar dari seluruh kehidupan Kristiani dan

merupakan pintu gerbang atas sakramen-sakramen yang lainnya yang perlu untuk

keselamatan. Berkat dari sakramen baptis ini manusia dibebaskan dari dosa dan

dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah, menjadi anggota Tubuh Kristus,

dimasukkan dalam kehidupan Gereja, memperoleh kehidupan kekal, menerima

karunia Roh Kudus, dll.

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan

membimbing anaknya agar mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak

untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di wilayah Santa Maria Ratu Rosari, penulis melihat bahwa orang tua

mengikuti pelajaran katekese persiapan baptis hanyalah sebuah formalitas, agar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

anak dapat dibaptis serta diterima sebagai anggota Gereja. Sebagian orang tua

juga sudah membimbing dan mengarahkan anaknya untuk terlibat aktif di

kegiatan Gereja seperti sekolah Minggu dan doa lingkungan yang rutin diadakan.

Katekese persiapan baptis bayi di wilayah Santa Maria Ratu Rosari sudah

terlaksana dengan rutin yaitu setiap Minggu ketiga, namun masih perlu

ditingkatkan lagi terutama dalam hal penyampaian materi saat pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi. Katekese persiapan baptis bayi biasanya diisi oleh

katekis yang bekerjasama dengan Romo Paroki. Pelaksanaan katekese persiapan

baptis bayi bagi orang tua masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Penulis

mengusulkan kegiatan rekoleksi lanjutan setelah pembaptisan. Rekoleksi ini

diajukan sebagai usulan kegiatan dengan harapan agar semakin bersatu dalam

Kristus dan orang tua dapat saling berbagi pengalaman dalam hal mendidik iman

anak. Katekese ini ditujukan kepada orang tua Katolik di wilayah Santa Maria

Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penulis ingin menyampaikan yang dapat

membantu meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Saran ini

diharapkan dapat menjadi suatu masukan atau pertimbangan bagi semua pihak :

1. Bagi Orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari :

a. Orang tua perlu lebih mendalami Sakramen baptis bayi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

b. Orang tua perlu mengenalkan anaknya pada kehidupan Gereja sedini mungkin

dengan hal-hal yang sederhana.

2. Bagi wilayah Santa Maria Ratu Rosari :

a. Pentingnya mengetahui dan mengenal situasi orang tua yang berkaitan dengan

pendidikan iman anak dalam keluarga.

b. Perlu adanya dukungan dari wilayah untuk mendorong terlaksananya katekese

persiapan baptis bayi.

3. Bagi Pendamping Santa Maria Ratu Rosari :

a. Perlu adanya buku pokok bagi pendamping untuk materi katekese persiapan

baptis bayi.

b. Perlu adanya penyegaran dan perkumpulan pendamping untuk meningkatkan

pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga

kesimpulan dan saran yang penulis berikan dapat membantu para orang tua dalam

mendidik iman anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Daftar Pustaka

Adisusanto.F.X, SJ. (2000). Katekese Sebagai Pendidikan Iman. Yogyakarta:


Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.

Banawiratma. J.B, SJ. (1989).Baptis Krisma Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.

Crichton. J.D. (1990). Perayaan Sakramen Baptis dan Krisma. Yogyakarta:


Kanisius.

Didik Bagiyowinadi, F.X. Pr. (2006). Mendidik Anak secara Katolik.


Yogyakarta: Pustaka Nusatama.

Groenen OFM. C. (1990). Sakramentologi. Yogyakarta: Kanisius.

. (1992). Teologi Sakramen Inisiasi Baptisan-Krisma. Yogyakarta:


Kanisius.

Hendrik Njiolah. P, Pr. (2011). Materi Katekese untuk persiapan Katekumenat


dan Mistagogi, Pembaptisan, Komuni Pertama, serta Penguatan.
Yogyakarta: Pustaka Nusantara.

Https://liturgiekaristi.wordpress.com/2013/10/16/wali-Baptis-dan-perannya/

Komisi Kateketik KAS. (2013). Katekese Inisiasi ,Yogyakarta: Kanisius.

Konferensi Wali Gereja Indonesia. (1995). Pendamping Gereja Katolik. Ende:


Arnoldus

Mariyanto, Ernest (1987). Persiapan Krisma Suci Buku Pembina. Yogyakarta:


Kanisius

Moleong. L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Prasetya, L, Pr. (2019). Pelayanan Sakramen Baptis Bagi Bayi. Yogyakarta:


Kanisius.

Rukiyanto.B.A, SJ. (2012). Pewartaan Di Zaman Global. Yogyakarta: Kanisius.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Sugiyono, (2018). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta,cv.

Sumarno Ds., M(2017). Pendidikan Keagamaan Katolik Paroki ( PKK Paroki).


Diktat untuk mahasiswa semester IV pada Program Studi Pendidikan
Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ikmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.

. Program Pengalaman Lapangan Agama Katolik Paroki (PPL PAK


Paroki). Diktat untuk mahasiswa semester VI pada Program Studi
Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ikmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Alfabeta,cv.

Sutrisno Hadi, MA. (2004). Metodologi Research 1. Yogyakarta: Andi Offset.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

LAMPIRAN

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2

(Pedoman Wawancara dengan Orang tua, Katekis, dan Dewan Wilayah)

1. Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?

2. Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?

3. Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam

penerimaan baptis bayi?

4. Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese persiapan

baptis bayi?

5. Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?

6. Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi?

Mengapa?

7. Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan

baptis bayi?

Apakah waktu tersebut sudah mencukupi?

8. Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi?

9. Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi? Mengapa?

10. Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping

saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi?

11. Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12. Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

13. Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

14. Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

15. Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Hasil wawancara dengan Orang tua

N : Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?

P : Yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi karena

pendidikan iman seorang anak itu dimulai sejak dini, maka sebaiknya sejak bayi

sudah diajarkan pendidikan iman. Selain itu, membaptiskan anak ketika masih

bayi adalah perwujudan sikap tanggung jawab orang tua terhadap janji nikah dulu

di hadapan Romo

N :Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?

P : Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena


ingin mendidik iman akan Yesus Kristus sejak dini. Ketika anak masih bayi, ia
belum jelas akan imannya maka dari itu saya memilih untuk mendidik iman anak
saya secara Katolik agar mengikuti jejak kedua orang tuanya yaitu beriman
Katolik

N : Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi?

P :Hal yang agar dapat membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi
adalah di Paroki St. Yakobus bantul ini sudah ada katekese persiapan baptis bayi
yang diikuti oleh Orang tua, Calon baptis, emban baptis, serta ketua lingkungan
yang dilakukan oleh Gereja

N : Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese


persiapan baptis bayi?

P : Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada katekese persiapan baptis bayi yang
dihadiri oleh orang tua, calon emban baptis, dan calon baptis itu sendiri. Kegiatan
katekese persiapan baptis bayi ini merupakan tradisi turun-temurun yang sudah

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lama dijalankan, setiap orang tua yang akan membaptiskan anak wajib mengikuti
katekese persiapan baptis bayi yang diadakan oleh Paroki St. Yakobus Bantul.

N : Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?

P : Tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah untuk memyadarkan ortu

bahwa ia mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik iman anak,

sebagai syarat agar anak dapat dibaptis

N :Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis
bayi? Mengapa?

P :Peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi adalah

orang tua, dan calon emban baptis

N : Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan

baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi?

P :Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi


satu hari sebelum pelaksanaan, menurutnya pertemuan sehari itu tidak efektif dan
terlalu lama. Jika dibuat dua kali pertemuan maka hasilnya akan menjadi lebih
baik, penyampaian materinya juga tidak terburu-buru.

N : Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi

katekese persiapan baptis bayi ?

P :Materi yang digunakan pendamping yaitu pengertian sakramen baptis,

macam macam baptisan, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi sakramen

baptis.

N : Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi ?Mengapa?

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P : Metode yang digunakan pendamping yaitu ceramah, sharing, dan sesi

tanya jawab

N :Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping


saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi?

P : doa pembuka, penyampaian materi, ceramah, sharing dan sesi tanya


jawab

N : Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

P : Pendamping dari paroki/wilayah, cuaca yang mendukung, adanya


kesediaan orang tua menyisihkan waktu untuk hadir dalam katekese persiapan
baptis bayi

N :Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

P :Cuaca yang kurang mendukung, Orang tua dan emban baptis yang datang
terlambat saat ketekese persiapan baptis bayi

N : Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi ?

P : Pendekatan keluarga, karena banyak keluarga muda yang sudah memiliki bayi
namun mereka kurang memahami cara mendidik iman anak yang masih bayi,
Kegiatan pembaptisan dilakukan di Wilayah tidak terpusat di Paroki, karena
katekis yang terbatas

N : Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P :Pendidikan terhadap kedua orang tua, karena dari pendidikan tersebut akan
menerbitkan kesadaran apakah anak bayi itu harus segera dibaptis atau tidak, Cara
mendidik anak yang masih bayi menurut ajaran Gereja Katolik

N : Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Pemutaran film singkat tentang pembaptisan

Hasil Wawancara dengan Orang Tua

N : Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?

P : Menurutnya yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi

karena pendidikan iman seorang anak itu dimulai sejak dini, maka sebaiknya sejak

bayi sudah diajarkan pendidikan iman. Selain itu, membaptiskan anak ketika

masih bayi adalah perwujudan sikap tanggung jawab orang tua terhadap janji

nikah dulu di hadapan Romo.

N :Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?

P : Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi agar


bayi/anak kita mendapat perlindungan dari Tuhan. Meskipun banyak saudara kita
dari Gereja lain tidak percaya dengan baptisan bayi dan mereka berfikiran untuk
membaptiskan anak ketika sudah besar. Mereka menganggap bahwa bayi belum
mengerti apa-apa, belum bisa menentukan baik maupun buruk, belum mempunyai
iman, belum dapat menentukan benar dan salah

N : Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi?

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P : Hal yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi yaitu dengan cara pendekatan keluarga dan ikut mendidik
keluarga beserta anggota-anggotanya. Di Paroki St. Yakobus Bantul juga ada
katekese persiapan baptis bayi yang sering disebut rekoleksi, kegiatan tersebut
diadakan setiap hari Minggu pada Minggu ketiga, Romo beserta katekis bekerja
sama dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi tersebut.

N : Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese


persiapan baptis bayi?

P :Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada katekese persiapan baptis bayi yang
dihadiri oleh orang tua, calon emban baptis, dan calon baptis itu sendiri. Kegiatan
katekese persiapan baptis bayi ini merupakan tradisi turun-temurun yang sudah
lama dijalankan, setiap orang tua yang akan membaptiskan anak wajib mengikuti
katekese persiapan baptis bayi yang diadakan oleh Paroki St. Yakobus Bantul.

N : Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?

P :Tujuan dari katekese persiapan baptis bayi yaitu pendidikan kepada orang
tua, bagaimana orang tua mendidik anak setelah pembaptisan sesuai dengan janji
pernikahannya dulu, dan tentunya lebih matang dalam mendidik anak melalui
sharing saat katekese persiapan baptis bayi

N :Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis
bayi? Mengapa?

P : Peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi adalah

orang tua, dan calon emban baptis, Mereka diharapkan hadir dalam katekese

persiapan baptis bayi, terutama orang tua dan emban baptis karena nantinya

mereka akan bekerjasama membantu orang tua dalam mendidik iman anak.

N : Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan

baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi?

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P : Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi


adalah satu jam dimulai pukul 16.00 – 17.00 WIB. Waktu yang digunakan dirasa
cukup karena sudah mengenal latar belakang peserta dan hanya pematangan
teknis pelaksanaan nya saja. Namun menurut Pak Romi, ia setuju jika pertemuan
katekese persiapan baptis bayi diadakan dua atau tiga kali pertemuan karena
materi yang disampaikan oleh pendamping pastinya lebih banyak dan mendidik
anak yang masih bayi itu tidaklah mudah

N : Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi

katekese persiapan baptis bayi?

P : Materi yang didalami pendamping saat mengisi katekese persiapan baptis

bayi yaitu pengertian sakramen baptis, macam macam baptisan (baptis dewasa,

baptis anak, baptis darurat, baptis darah), tugas orang tua dan emban baptis dalam

pendidikan iman anak, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi sakramen baptis.

N : Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi? Mengapa?

P : Metode yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese


persiapan baptis bayi adalah dengan ceramah saat penyampaian materi,
pembacaan kitan suci yang telah dipersiapkan pendamping, dan sesi tanya jawab.
Pendaming menggunakan metode tersebut karena sudah terbiasa sejakm dulu, jika
ada pertemuan katekese persiapan baptis bayi mereka menggunakan metode
ceramah, pembacaan kitab suci, dan sesi tanya jawab.

N : Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping


saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi?

P : Proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping saat


pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah pertama pembuka yang
meliputi doa pembuka dan pembacaan kitab suci yang telah disiapkan

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pendamping, kedua penyampaian materi yang meliputi pengertian sakramen


baptis, macam macam baptisan (baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat, baptis
darah), tugas orang tua dan emban baptis dalam pendidikan iman anak, teknis
penerimaan baptis bayi, dan liturgi sakramen baptis, ketiga sharing dan tanya
jawab tentang baptis, keempat lain-lain yaitu kewajiban yang harus dilakukan
orang tua misalnya pakaian yang digunakan saat pelaksanaan harus sopan dan
mengingatkan stipendium untuk Romo, dan kelima kesimpulan dan doa penutup.

N : Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

P : Pendamping dari paroki/wilayah, cuaca yang mendukung, adanya


kesediaan orang tua menyisihkan waktu untuk hadir dalam katekese persiapan
baptis bayi

N :Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

P :Cuaca yang kurang mendukung, Orang tua dan emban baptis yang datang
terlambat saat ketekese persiapan baptis bayi

N : Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Pendekatan keluarga, karena banyak keluarga muda yang sudah memiliki


bayi namun mereka kurang memahami cara mendidik iman anak yang masih bayi,
kegiatan pembaptisan dilakukan di Wilayah tidak terpusat di Paroki, karena
katekis yang terbatas

N : Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P : Pendidikan terhadap kedua orang tua, karena dari pendidikan tersebut


akan menerbitkan kesadaran apakah anak bayi itu harus segera dibaptis atau tidak,
cara mendidik anak yang masih bayi menurut ajaran Gereja Katolik

N : Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi ?

P : Pemutaran film singkat tentang pembaptisan

Hasil Wawancara Orang Tua

N : Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?

P : Menurutnya yang menjadi latar belakang pembaptisan bayi adalah tradisi


Gereja Katolik yang turun temurun dalam hal membaptiskan anak pada saat
masih berusia bayi. Selain itu, pengalaman pribadinya sendiri yang waktu itu ia di
baptiskan pada saat masih bayi berusia 3 bulan. Ia berpendapat bahwa baptis bayi
memang sangat baik jika dilakukan semua umat Katolik, karena dengan
membaptiskan anak ketika masih bayi ia akan mendapat perlindungan dari Tuhan
sejak dini.

N :Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?

P : Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena


dalam kisah Adam dan Hawa menyadarkan orang tua bahwa anak terlahir dari
dosa asal kedua orang tuanya. Selain itu dengan membaptiskan anak ketika masih
bayi berarti putra/putri kita diangkat sebagai anak Allah, dipersatukan dengan
Tuhan, dan menjadi saudara dalam Gereja. Selain itu menurutnya, membaptiskan
serta mengajarkan pendidikan iman anak sejak dini merupakan penepatan janji
pernikahan kedua orang tua di depan Imam/Romo.

N : Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi?

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P : Hal yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi adalah mengadakan rekoleksi persiapan baptis bayi,
seperti saat ini yang masih diterapkan di Paroki Bantul. Rekoleksi ini sungguh
membantu orang tua khususnya dalam hal persiapan baptis bayi, Romo dan
katekis saling bekerjasama mengarahkan orang tua agar orang tua dapat
membaptiskan anaknya yang masih bayi secepatnya

N : Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese


persiapan baptis bayi?

P : Di Paroki St Yakobus bantul ini setiap Minggu ketiga pasti ada


pembaptisan bayi oleh Romo Paroki. Maka dari itu, sehari sebelum pelaksanaan
baptis bayi orang tua, emban baptis beserta bayi diharapkan datang ke Paroki
untuk mengikuti kegiatan rekoleksi yang diadakan oleh Paroki. Katekis atau
Romo memberikan arahan teknis pelaksanaan baptis bayi, seperti lituginya sampai
dengan kelengkapan pembaptisan yaitu baju orang tua, emban baptis serta calon
baptis harus berwarna putih. Biasanya kegiatan ini dimuai pukul 16.00 dan
berakhir pukul 18.00.

N : Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?

P : Tujuan katekese persiapan baptis bayi yaitu agar kita sebagai orang tua
dapat bertukar pikiran dengan katekis maupun dengan Romo terutama tentang
baptis bayi, semakin menyadari bahwa membaptiskan anak ketika masih bayi
adalah perbuatan yang benar

N :Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis
bayi? Mengapa?

P : Peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi adalah kedua
orangtua, emban baptis, dan calon baptis. Mereka sebaiknya hadir dalam katekese
persiapan baptis bayi terutama orang tua dan emban baptis, karena orang tua
sebagai pendidik iman anak yang utama dan terutama. Selain Orang tua emban
baptis juga sebaiknya hadir jika tidak ada keperluan yang sangat penting sebab
keduanya sangat berperan penting dalam pendidikan iman anak, namun perlu

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diperhatikan juga bahwa yang sangat berperan dalam pendidikan iman anak
adalah kedua orang tuanya.

N : Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan

baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi?

P : Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese baptis bayi biasanya


sehari sebelum penerimaan baptis bayi dari pukul 16.00-17.30. Karena banyak
peserta yang mempunyai kesibukan masing-masing antara lain pekerjaan,
sebagian jarak rumah dengan Gereja yang jauh, maka menurutnya , waktu tersebut
dirasa cukup pemberi materi bisa memanfaatkan waktu tersebut sehingga
pertemuannya sangat efektif.

N : Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi

katekese persiapan baptis bayi?

P : Materi yang digunakan pendamping yaitu pengertian sakramen baptis,

macam macam baptisan (baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat, baptis darah),

Nama serta pelayan baptis, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi sakramen

baptis. Sebelum ditutup, katekis membagikan buku liturgi sakramen baptis kepada

peserta agar dapat dipelajari di rumah, walaupun sebelumnya juga sudah dipelajari

saat pertemuan. Katekis mendapatkan materi katekese persiapan baptis bayi

tersebut dari Internet, mereka tidak mendapat buku pedoman dari Paroki. Paroki

hanya menyediakan buku liturgi sakramen baptis. Setelah semuanya dirasa cukup,

katekis menutup pertemuan tersebut.

N : Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi? Mengapa?

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P : Metode yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese


persiapan baptis bayi adalah ceramah dan sesi tanya jawab. Pendamping
menyampaikan meteri yang telah disiapkan satu persatu, kemudian pendamping
memberikan waktu pada peserta untuk bertanya, jika ada materi yang kurang
jelas.Peserta akif bertanya pada pendamping jika ada yang kurang mengenai
materi maupun teknis pelaksanaan baptis bayi tanpa segan-segan peserta bertanya
pada pendamping. Sehingga terjadi hubungan timbal balik yang baik antara
pendamping dan peserta.

N : Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping


saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi?

P : Proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping saat


pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah pertama pembuka yang
meliputi doa pembukaan, menyapa peserta, ucapan terimakasih karena telah
berkenan membaptiskan anaknya. Kedua menyampaikan materi yang telah
disiapkan, tanya jawab seputar baptis bayi baik dari materi yang telah
disampaikan maupun pertanyaan diluar materi sakaramen baptis. Dan ketiga
kesimpulan dari pertemuan rekoleksi. Setelah dirasa cukup, pendamping menutup
pertemuan tersebut dengan doa penutup.

N : Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

P : Niat kedua orangtua dan emban baptis untuk membaptiskan anaknya,


ketua Lingkungan yang siap sedia membantu orang tua jika dibutuhkan bantuan,
cuaca yang baik saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi

N :Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P : Pekerjaan orang tua yang mendadak dan tidak dapat ditinggalkan, cuaca
yang kurang baik saat pelaksanaan katekese baptis bayi, emban baptis yang saat
katekese baptis bayi tidak bisa hadir karena ada pekerjaan ataupun sakit

N : Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : tempat pelaksanaan katekese baptis bayi di rumah peserta, agar dapat


saling mengenal satu dengan yang lain.

N : Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Cara memilih nama baptis untuk bayi

N : Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi ?

P : Sharing dari pendamping ataupun dari peserta misalnya bercerita


pengalaman waktu kecil saat orang tua mereka mengajarkan pendidikan iman,
contoh :pengalaman berdoa bersama, pergi ke gereja, dll. Hal tersebut dilakukan
sebagai selingan agar tidak membosankan saat katekese persiapan baptis bayi.

Wawancara Katekis

N : Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?

P : Menurut responden, yang menjadi latar belakang penerimaan


pembaptisan bayi adalah setiap orang tua mempunyai janji perkawinan di depan
altar supaya jika di beri karunia, anak dididik secara katolik yang berarti bahwa
anak tersebut harus secepatnya dibaptis. Selain itu agar anak juga bisa menjadi
warga Gereja karena ia sudah di baptis.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N :Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?

P : Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena


sebagai orang tua kita pasti akan memberikan yang terbaik bagi anaknya yaitu
beriman pada Tuhan dengan cara membaptiskan anak ketika masih bayi,
meskipun saat ini masih ada orang tua yang beranggapan bahwa anak sebaiknya
di baptis saat remaja agar lebih beriman pada Yesus Kristus. Logikanya jika orang
tua membarikan yang terbaik bagi perkembangan jasmani, maka jangan lupa yang
rohani juga. Dan kita tidak tau tentang keselamatan bayi tersebut ia masih
tergantung pada orang lain, maka sebagai orang tua hendaknya orang tua
membaptiskan anaknya ketika masih bayi.

N : Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi?

P : Hal yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi adalah memberi pengertian terus-menerus terutama pada
keluarga baru, supaya jika mempunyai anak segera di baptis dan hidup secara
katolik, dan Paroki st. Yakobus Bantul ini selalu mengadakan katekese persiapan
baptis bayi.

N : Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese


persiapan baptis bayi?

P :Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese persiapan baptis
bayi yang dihadiri oleh orang tua, calon emban baptis, dan calon baptis itu sendiri.
Katekese tesebut diadakan satu minggu sebelum pembaptisan, namun bisa
fleksibel tergantung dengan katekis yang akan memberikan materi.

N : Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?

P : Tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah untuk menyadarkan


kembali kepada orang tua supaya mereka sungguh-sungguh melaksanakan
pendidikan iman anak dan dilakukan dengan penuh kesadaran, orang tua semakin
berwawasan luas tentang kehidupan dan tradisi Gereja, dan memberi pengertian

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kepada emban baptis bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang besar atas
pendidikan iman anak.

N :Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis
bayi? Mengapa?

P : Peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi yaitu
orang tua, emban baptis, calon baptis. Karena mereka berdua harus melakukan
pembaptisan bagi si calon baptis tersebut dengan sepenuh hati, penuh kesadaran,
sepenuh iman. Tidak hanya sebagai saksi penerimaan baptis bayi saja, emban
baptis juga harus membantu jika nantinya ada masalah terhadap anak tersebut
misalnya krisis iman sebaiknya orang tua menghubungi emban baptis tersebut
untuk menyelesaikan masalah tersebut secara bersama. Menurut Pak Heri ketika
nantinya anak sudah besar, ia akan lebih sulit untuk mendengarkan orang tua
namun jika dengan orang lain ada kemungkinan ia akan lebih mendengarkan.

N : Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan

baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi?

P :Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi


adalah satu jam, menurutnya pertemuan katekese persiapan baptis bayi ini bisa
diadakan lebih dari satu kali pertemuan mungkin bisa dua sampai tiga kali
pertemuan untuk menguji orang tua apakah mereka mempunyai perwujudan niat
yang sungguh-sungguh untuk membaptiskan anaknya ketika masih bayi. Karena
jika hanya diadakan satu kali pertemuan, waktu tersebut dirasa sangat mepet dan
dirasa terburu-buru. Jika paroki mengadakan pertemuan 2 smpai 3 kali,
pendamping harus memikirkan juga materi yang akan disampaikan.

N : Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi

katekese persiapan baptis bayi?

P : Materi yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi katekese
persiapan baptis bayi adalah pengertian janji perkawinan, pengertian sakramen

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

baptis, hukum-hukum Gereja, pergaulan dan perkembangan hidup anak, macam-


macam baptisan (baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat dan darah) serta liturgi
penerimaan baptis bayi.

N :Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi? Mengapa?

P : Metode yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese


persiapan baptis bayi adalah ceramah, tanya jawab, pembacaan kitab suci dan
sharing. Pendamping akan menyampaikan satu persatu materi yang telah
disiapkan sebelumnya, jika ada pertanyaan peserta boleh bertanya. Kemudian
peserta diberi waktu untuk sharing dengan yang lain agar semakin memperkaya
iman. Namun menurut Bapak Heri, saat pertemuan katekese persiapan baptis bayi
kemarin peserta banyak yang bertanya soal saat teknis pelaksanaan, seperti warna
pakaian orang tua, emban, dan calon baptis yang harus dipakai

N : Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping


saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi?

P : Proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping saat pelaksanaan


katekese persiapan baptis bayi pertama adalah Doa pembuka dan pembacaan kitab
suci yang telah disiapkan pendamping, kedua penyampaian materi yang meliputi
pengertian janji perkawinan, pengertian sakramen baptis, hukum-hukum Gereja,
pergaulan dan perkembangan hidup anak, macam-macam baptisan (baptis
dewasa, baptis anak, baptis darurat dan darah) serta liturgi penerimaan baptis bayi,
ketiga sharing dan tanya jawatentang baptis, keempat lain-lain yaitu kewajiban
yang harus dilakukan orang tua misalnya pakaian yang digunakan saat
pelaksanaan harus sopan dan mengingatkan iura stolae (stipendium untuk Romo),
dan kelima kesimpulan dan doa penutup.

N : Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P : Cuaca yang mendukung, orang tua mempunyai niat yang sungguh-sungguh


untuk mempaptiskan anak ketika masih bayi, saat hari pelaksanaan adanya
kelompok koor yang ikut memeriahkan dan mendukung penerimaan baptis bayi

N :Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

P :Cuaca yang kurang mendukung, Orang tua dan emban baptis yang tidak
bisa hadir karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, Orang tua dan emban
baptis yang datang terlambat saat ketekese persiapan baptis bayi

N : Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi tidak hanya satu kali, karena
untuk menguji orang tua apakah mempunyai niat yang sungguh-sungguh untuk
membaptiskan anaknya ketika masih bayi, Saat bayi masih berada dalam
kandungan, Gereja mengadakan rekoleksi calon bayi yang wajib dihadiri oleh
orang tua dan emban baptis.

N : Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Cara memilih nama baptis bagi bayi, bagaimana cara orang tua mendidik
iman anak yang masih bayi

N : Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Diputar film singkat tentang baptis bayi.

Hasil Wawancara Katekis

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N : Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?

P : Menurutnya yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi

adalah karena memang baptisan bayi itu sebuah kebutuhan umat untuk iman bayi

sekaligus kebutuhan Gereja. Pembaptisan bayi memang sangat baik untuk

dilaksanakan, dan antara umat maupun Gereja menyambut baik tentang

pembaptisan.

N :Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?

P : Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena

orang tua sekarang tahu persis bagaimana harus memperhatikan kebutuhan iman

anaknya dan memang orang tua mereka membaptiskan anaknya ketika masih bayi

dengan berbagai pertimbangan, selain orang tua memperhatikan kebutuhan iman

anak orang tua juga ingin anaknya selamat dari dosa asal kedua orang tua, selain

itu orang tua juga tidak mengetahui kedepannya anak tersebut bagaimana. Maka

dari itu orang tua memilih untuk membaptiskan anaknya ketika masih bayi.

N : Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi?

P : Hal yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam
penerimaan baptis bayi adalah memberi pengertian terus-menerus terutama pada
keluarga baru, supaya jika mempunyai anak segera di baptis dan hidup secara
katolik. Dan Paroki St. Yakobus Bantul ini selalu mengadakan katekese persiapan
baptis bayi yang dihadiri oleh kedua orang tua yang tidak boleh diwakilkan, dan
emban baptis. Baptisan merupakan sebuah peristiwa yang sangat penting dan
besar sama dengan sakramen pernikahan, karna dengan adanya pembaptisan kita
mempunyai anggota baru.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N : Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese


persiapan baptis bayi?

P : Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese persiapan

baptis bayi yang dihadiri oleh orang tua, beserta calon emban baptis. Katekese

tesebut diadakan satu minggu sebelum pembaptisan, namun bisa fleksibel

tergantung dengan katekis yang akan memberikan materi.

N : Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?

P : Tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah pertama, untuk

menyadarkan orang tua bahwa anak yang baru lahir harus segera di baptis dan

menjadi tanggung jawab orang tua, emban baptis, dan katekis, kedua memberi

pondasi yang kuat, agar tujuan Gereja tepat pada sasaran.

N :Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis
bayi? Mengapa?

P : Peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi yaitu

orang tua, dan emban baptis. Karena mereka berdua harus melakukan

pembaptisan bagi si calon baptis tersebut dengan sepenuh hati, penuh kesadaran,

sepenuh iman.

N : Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan

baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi?

P : Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi

adalah satu jam, menurutnya pertemuan katekese persiapan baptis bayi ini bisa

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diadakan satu kali pertemuan saja, karna baptisan bayi berbeda dengan baptisan

dewasa dan materi yang disampaikan bisa dipadatkan saja.

N : Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi

katekese persiapan baptis bayi?

P : Materi yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi adalah, pentingnya pembaptisan bayi, tugas dan tanggung

jawab orang tua, pengenalan Tuhan, dan liturgi penerimaan baptis bayi.

N :Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi? Mengapa?

P : Metode yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese

persiapan baptis bayi adalah ceramah, tanya jawab, pembacaan kitab suci dan

sharing. Pendamping akan menyampaikan satu persatu materi yang telah

disiapkan sebelumnya, jika ada pertanyaan peserta boleh bertanya. Kemudian

peserta diberi waktu untuk sharing dengan yang lain agar semakin memperkaya

iman.

N : Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping


saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi?

P : Proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping saat pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi pertama adalah Doa pembuka dan pembacaan

kitab suci yang telah disiapkan pendamping. Kedua penyampaian materi yang

meliputi pentingnya pembaptisan bayi, tugas dan tanggung jawab orang tua,

pengenalan Tuhan, dan liturgi penerimaan baptis bayi. Ketiga, sharing dan

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tanya jawa tentang baptis, keempat lain-lain dan kelima kesimpulan dan doa

penutup.

N : Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

P : Adanya kerjasama antara Romo beserta Katekis, kesiapan lahir dan batin

orang tua dan emban baptis bayi

N :Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis

bayi?

P :

N : Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Adanya penyegaran, karena Gereja berkembang terus menerus, Seminar

tentang katekese persiapan baptis bayi, Pengumpulan Katekis

N : Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Cara memilih nama baptis

N : Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan

katekese persiapan baptis bayi?

P : Diselingi dengan game khusus orang tua agar pertemuannya lebih seru

dan tidak membosankan, Diputar film singkat tentang baptis bayi.

24

Anda mungkin juga menyukai