Penyelesaian :
i) Data yang diperoleh untuk dianalisis
ii) Variabel bebas dari data tersebut masing-masing adalah operator dan mesin Serta
variabel terikatnya adalah kekuatan putus serat sintetis
iii) Hipotesis Analisis Varian Dua-Arah untuk persoalan diatas adalah sebagai berikut :
H0 : Faktor operator dan mesin memengaruhi kekuatan putus serat sintetis.
H1 : Faktor operator dan mesin tidak memengaruhi kekuatan putus serat sintetis.
iv) Uji pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan sebagai prasyarat uji Analisis of Variance dua arah yang
diuraikan sebagai berikut :
a) Uji distribusi data (kenormalan)
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
(i) (j)
(k) (l)
Gambar 4.1 Uji distribusi normal
Data tingkat kekuatan putus serat sintetis mesin dan operator merupakan data yang
terdistribusi normal. Hal ini dilihat dari nilai p-value yang lebih tinggi dengan nilai alphaS
seluruh nilai p-value dari 9 kelompok data tersebut lebih besar dari 0.05.
b) Uji variansi (kesamaan varian) dengan hipotesis
Tes ini dilakukan untuk menguji variansi (homegenitas) dari 24 kelompok data yang
sudah diperoleh dari pengujian. Metode yang digunakan menggunal tingkat kepentingan
0,05. Hipotesis nol menyatakan bahwa semua varian sama, sedangkan hipotesis satu
menyatakan ada salah satu varian yang berbeda.
Method
Null hypothesis All variances are equal
Alternative hypothesis At least one variance is different
Significance level α = 0,05
Tests
Test
Method Statistic P-Value
Multiple comparisons — 0,924
Levene * *
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai p-value yaitu 0.924. Nilai p-value lebih besar
dari tingkat kepentingan yaitu 0,05. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Artinya
seluruh varian dari seluruh data tersebut adalah sama. Sehingga dapat dilakukan tahap
selanjutnya yaitu uji ANOVA.
Factor Information
Factor Levels Values
Operator 3 1; 2; 3
Mesin 4 1; 2; 3; 4
Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Model 12 222,500 18,542 5,04 0,006
Blocks 1 5,042 5,042 1,37 0,266
Linear 5 172,792 34,558 9,40 0,001
Operator 2 160,333 80,167 21,80 0,000
Mesin 3 12,458 4,153 1,13 0,380
2-Way 6 44,667 7,444 2,02 0,147
Interactions
Operator*Mesin 6 44,667 7,444 2,02 0,147
Error 11 40,458 3,678
Total 23 262,958
Dari data Analysis of variance didapatkan informasi bahwa Degree of Freedom dari faktor
operator dan mesin yaitu masing-masing 2 dan 3. Dan nilai p-value factor operator yaitu lebih
kecil dari 0,001. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan factor operator terhadap kekuatan
putus serat sintetis tersebut.
Pada Gambr 4.2 diperlihatkan diagram pareto yang menunjukkan pengaruh faktor.
Diagram ini digunakan untuk menentukan besarnya dan pentingnya faktor. Faktor A untuk
mewakili Operator dan factor AB untuk mewakili mesin. Berdasarkan diagram poreto dapat
diamati bahwa nilai efek standar operator melebihi nilai ambang batas dari pengaruh terhaap
kekuatan putus serat sintetis. Sehingga faktor tersebut signifikan secara statistic pada tingkat
0.05 terhadap kekuatas putus serat sintetis. Dapat disimpulkan bahwa hipotetis 1 yang
menyatakan ada salah satu variansi berbeda dapat diterima.
Dari Gambar 4.3 Nilai mean atau rata-rata tingkat kekuatan putus dari faktor mesin memiliki
nilai tertinggi pada saat frekuensi bernilai 4 dengan rata-rata mean hamper mendekati angka
112. Dan nilai mean terendah yaitu ketika frekuensi 3 dengan nilai rata-rata yaitu sekitar
111,5. Sedangkan faktor operator memberikan rata-rata tingkat kekuatasn putus tertinggi
yaitu ketika mesin diperasikan oleh operator 3 dengan mean lebih dari 115. Sedangkan
operator 1 hanya menghasilkan mean kekuatas putus serat sintetis pada 110.
Gambar 4.4 main effect soal nomor 9
Tingkat signifikan pengaruh faktor juga dapat diketahui melalui plot interaksi yang terlihat
pada Gambar 4.4. dari gambar tersebut faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan
putus serat sintetis adalah operator 3. dengan tingkat rata-rata sampai lebih dari angka 119.
Kemudian faktor mesin juga mempengaruhi tingkat kekuatan putus serat sintetis namun tidak
terlalu signifikan perbedaannya.