Anda di halaman 1dari 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Upacara adat bersih desa di Desa Karangsari merupakan upacara yang

diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya oleh masyarakat Desa Karangsari

Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar. Setiap tahun penyelenggan upacara

adat bersih desa tidaklah sama, pada tahun ganjil diadakan upacara adat secara

sederhana (atau masyarakat Desa Karangsari menyebutnya dengan upacara

paesan) dan pada tahun genap diadakan upacara secara besar-besaran dengan

diselingi pementasan Tayub Sredeg. Tayub Sredeg menjadi hal yang wajib

dilaksanakan pada upacara adat bersih desa dikarenakan Tayub Sredeg dapat

membawa masyarakat Desa Karangsari meningkat kehidupannya. Berdasarkan

analisis penelitian diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

Pertama, ditinjau dari kondisi sosial budaya masyarakat di Desa

Karangsari Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar bahwa masyarakat Desa

Karangsari penduduknya dominan laki-laki, kebanyakan penduduk di Desa

Karangsari berumur 20-24 tahun. Masyarakat Desa Karangsari sebagian besar

bermata pencaharian sebagai petani dengan komoditas utamanya adalah tanaman

cengkeh. Desa Karangsari termasuk desa yang cukup terisolir sehingga belum ada

transportasi umum yang dapat menjangkau desa tersebut. Kepercayaan

masyarakat Desa Karangsari sebagian besar adalah beragama Islam akan tetapi

masih menjalankan tradisi turun temurun dari


commit to leluhur mereka. Tradisi masyarakat
user

82
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

Desa Karangsari yang sampai saat ini masih dipertahankan adalah Upacara

Tingkepan dan Upacara Kematian.

Kedua, ditinjau dari rincian prosesi pada upacara adat Bersih Desa di Desa

Karangsari adalah bahwa upacara adat bersih Desa Karangsari dilaksanakan pada

hari jumat legi setiap bulan Ruwah. Urutan acara bersih desa dimulai dari

membersihkan jalan, punden, sendang dan empat pojok desa kemudian

dilanjutkan dengan acara Sredegan, tirakatan dan yang terakhir adalah sedekahan

yang dilajutkan menuju Punden Mertosejati.

Ketiga, ditinjau dari unsur religius yang terdapat dalam pementasan Tayub

Sredeg bahwa masyarakat Desa Karangsari menganggap Tayub Sredeg adalah

tayub ritual, sehingga Tayub Sredeg menjadi hal yang wajib bagi masyarakat

Desa Karangsari. Mbah Sredeg diistilahkan sebagai kepercayaan dhanyang (roh

halus penunggu) desa setempat yang dapat membawa masyarakat Desa

Karangsari meningkat taraf hidupnya. Tanpa kehadiran Mbah Sredeg dirasakan

ada yang kurang dan sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat Desa Karangsari.

Masyarakat meyakini bahwa Tayub Sredeg membawa keberkahan dalam

kehidupan mereka sehingga masyarakat Desa Karangsari menggunakan Tayub

Sredeg pada upacara bersih desa, upacara ritual melunasi nazar, dan upacara hajat

perkawinan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan data yang berhasil dikumpulkan dan hasil dari

analisa data yang ada, maka dapat disarankan kepada pihak-pihak yang terkait

demi tercapainya kesejahteraan hidup masyarakat Desa Karangsari.

Pertama, penelitian ini sebaiknya dilanjutkan secara lebih mendetail.

Kedua, penelitian ini merupakan data yang berharga bagi penelitian

sejenis. Penelitian ini menyarankan untuk melanjutkan kajian

dalam aspek sosial budayanya.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai