Anda di halaman 1dari 12

Jurnal budaya tradisi larung sesaji

TRADISI LARUNG SESAJI DI TELAGA SARANGAN,


KELURAHAN SARANGAN, KECAMATAN PLAOSAN
KABUPATEN MAGETAN
ATIKA MUHIBBAH

IDHA VARIDHOTUN NAVIDA

HAFSHOH AULIA MAKARIM

Program studi pendidikan agama islam, tugas IAD, ISD, IBD,STAI Ma’arif
magetan

ABSTRACT

This study aims to determine the tradition of Larung Saji as an effort


to maintain the ecosystem in Sarangan Lake tourism, Magetan. The research
used is a literature study. Sources of data needed in this writing is to collect
information from written sources, such as magazines, articles, journals,
books, or documents that are in accordance with the problems studied.
Furthermore, the data were analyzed using content analysis techniques,
namely the research is discussing the content of information in the mass
media. The results of this study are (1). The process of the traditional
ceremony of Larung Saji, (2). The intent and purpose of tradition is also
very influential on the surrounding environment, especially nature, and (3).
The benefits of Larung Serve as an effort to maintain the Sarangan Lake
ecosystem. Keywords: Larung Sesaji, Ecosystem, Sarangan.

keywords: larung offerings, ecosystem, Sarangan lake

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tradisi larung saji


sebagai upaya menjaga ekosistem di wisata Telaga Sarangan Magetan.
Penelitian yang digunakan adalah dengan studi literatur. Sumber data yang
dibutuhkan dalam penulisan ini adalah dengan mengumpulkan informasi
dari sumber tertulis, seperti majalah, artikel, jurnal, buku-buku, atau
dokumen-dokumen yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi,
yaitu penelitian bersifat membahas isi informasi dalam media masa. Hasil
dari penelitian ini adalah (1). Proses tradisi upacara larung saji, (2).
Maksud dan tujuan tradisi juga sangat berpengaruh terhadap lingkungan
sekitar terutama alam, dan (3). Manfaat larung saji sebagai upaya
menjaga ekosistem Telaga Sarangan. Kata Kunci: Larung Sesaji, Ekosistem,
Sarangan.

Kata kunci: larung sesaji, ekosistem, telaga sarangan

PENDAHULUAN doa, tarian, drama dan sebagainya.


ritual biasanya dilakukan di
kebudayaan tidak lepas tempat yang menurut masyarakat
dari masyarakat kebudayaan itu sendiri merupakan tempat
adalah cara dan manifestasi yang dianggap khusus dan
kehidupan makhluk manusia, dipercaya dapat memberikan
kebudayaan adalah produk dari suatu berkah bagi mereka.
manusia manusia tidak semata-
mata sebagai individu tetapi Di dalam satu ritual pasti
sebagai anggota kelompok(homo ada seseorang yang dipercayai
sosial). masyarakat merupakan untuk memimpin upacara adat
wadah dari kebudayaan tempat atau ritual tersebut. selain itu
manusia mengaktualisasikan terdapat syarat yang harus ada di
cipta, karya, rasa dan karsanya. dalam prosesi ritual, diantaranya
dengan membawa sesaji dan hasil
Bangsa Indonesia bumi sebagai wujud rasa
merupakan bangsa yang terimakasih terhadap Tuhan.
multikultural yang memiliki selain itu dalam satu ritual ada
keragaman budaya, contohnya berbagai makna dan nilai-nilai
keragaman adat istiadat kearifan lokal yang dipegang
pelestarian kebudayaan ini perlu teguh oleh masyarakat yang
dijaga dengan baik karena menjalankannya.
merupakan suatu aset yang sangat
berharga dan sangat bernilai kearifan lokal itu adalah
tinggi bagi kehidupan masyarakat. nilai-nilai yang berlaku dalam
salah satu kegiatan adat istiadat suatu masyarakat. nilai-nilai yang
biasanya tercermin dengan adanya diyakini kebenarannya dan
suatu upacara yang dilakukan menjadi acuan dalam bertingkah
secara rutin pada waktu tertentu. laku sehari-hari masyarakat
setempat.
salah satu kegiatan dalam
adat istiadat adalah ritual. ritual peristiwa adat seperti itu
adalah teknik, cara atau metode terjadi di telaga Sarangan desa
membuat suatu kebiasaan menjadi sarangan, kecamatan Plaosan
suci. ritual menciptakan dan kabupaten Magetan Jawa timur
memelihara mitos, adat sosial dan selain terkenal dengan telaganya
agama. ritual bisa pribadi atau yang indah juga terdapat ritual
kelompok, wujudnya bisa berupa yang dinamakan larung sesaji titik
kejadian yang bisa dijadikan Sumber data yang
objek wisata dan dipercaya dapat dibutuhkan dalam penulisan ini
memberikan berkah bagi adalah dengan mengumpulkan
masyarakat yang melakukannya. informasi dari berbagai sumber
Menurut data historis yang ada, tertulis, seperti jurnal, artikel,
ritual larung sesajisebut majalah, buku buku, dan dokumen
merupakan puncak dari upacara dokumen yang sesuai dengan
adat bersih desa yang dilakukan permasalahan yang dikaji.
masyarakat di sekitar telaga Selanjutnya data analisis isi yaitu
Sarangan menjelang kedatangan penelitian bersifat membahas
bulan suci Ramadhan. informasi dalam media masa.
Lokasi penelitian ini dilakukan
setiap tahun acara selalu disekitar wilayah telaga sarangan.
digelar pada setiap bulan ruwah
menjelang bulan Ramadan selain Lokasi ini dipilih karena
untuk bersyukur kepada Tuhan mempunyai potensi wisata yang
melalui adat ini warga sekitar juga unik dilihat dari kebudayaan dan
memohon berkah agar telaga keindahan alam, serta masih
Sarangan tetap lestari/indah dan sangat alami untuk dikunjungi.
warganya hidup sejahtera, aman Alam yang masih asri menambah
tentram dan damai titik tradisi ini destinasi wisata sehingga tidak
juga dilakukan sebagai penangkal heran jika tempat ini selalu ramai
bala agar warga Sarangan dikunjungi
terhindar dari marabahaya dan
bencana. upacara pengorbanan HASIL DAN PEMBAHASAN
dan puji syukur dalam ritual adat A. Kondisi wilayah telaga
ini. tumpu setinggi 2 M lebih sarangan
diarak kemudian dilarutkan ke
dalam telaga Sarangan di lereng Telaga sarangan/atau
gunung Lawu. dikenal juga sebagai telaga pasir
adalah telaga alami yang berada
METODE PENELITIAN diketinggian 1.200 meter diatas
Metode penelitian yang permukaan laut yang terletak di
digunakan adalah dengan studi lereng gunung Lawu, kecamatan
literatur, studi literatur adalah Plaosan, kabupaten Magetan,
kegiatan mencari informasi dari Jawa timur. Sebelah Utara
berbagi sumber yang dilakukan berbatasan dengan desa pacalan,
dengan menggunakan metode sebelah selatan berbatasan dengan
mengumpulkan, membaca, desa Ngancar, sebelah timur
mencatat, serta mengolah berbatasan dengan desa dadi, dan
informasi (Zed,2018:3) sebelah barat berbatasan dengan
desa Ngancar.
Telaga sarangan berada di ratusan ribu pengunjung ini
titik koordinat: tentunya sangat membantu
7°40'38"111°13'4"E. Telaga ini perekonomian masyarakat desa
berjarak sekitar 16 km dari arah sarangan. disekeliling telaga
barat kota Magetan. Telaga ini sarangan terdapat dua hotel
memiliki luas sekitar 30 hektare berbintang, 43 hotel kelas melati,
dan berkedalaman 28 meter. dan 18 pondok wisata.
Dengan suhu udara antara 15
hingga 20 derajat celsius. Disamping pulahan kios
cendera mata, pengunjung dapat
Dikutip dari laporan pula menikmati indahnya
Krismono dari badan riset dan sarangan dengan berkuda
pemulihan sumber daya ikan, mengitari telaga, atau
KKP, yang diterbitkan masyarakat mengendarai kapal cepat. Fasilitas
iktiologi Indonesia (2019) objek wisata laninnya pun
disebutkan bahwa sumber air tersedia, misalnya rumah makan,
telaga sarangan adalah tadah air tempat bermain, pasar wisata,
hujan tempat parkir, tempat ibadah dan
taman. Ada juga rumah makan
B. Sosial ekonomi disekitar telaga sarangan, dengan
Wilayah sarangan cukup begitu para pengunjung memiliki
luas berdasarkan data profil banya alternatif pilihan menu.
kelurahan sarangan tahun 2012 Hidangan khas yang ada disekitar
memiliki tingkat kepadatan telaga sarangan adalah sate
penduduk yang cukup padat yaitu kelinci.
dengan jumlah penduduk 81 C. AKSES
orang per-km². Adapun komposisi
jumlah penduduk 1699 laki laki • 18 km dari pusat kabupaten
dan 1839 perempuan dengan Magetan melalui jln sarangan (38
jumlah kepala keluarga sebanyak menit)
874. Berdasarkan data diketahui
mayoritas masyarakat sarangan •18 km dari tawangmangu melalui
beragama Islam Dengan tingkat jln. Matesih-Tawangmangu (38
pendidikan mayoritas warganya menit)
adalah tamatan SD. Mayoritas Harga tiket masuk sebesar 15 ribu
Masyarakat sarangan memiliki rupiah. Ditambah biaya parkir,
mata pencaharian sebagai petani. untuk mobil l 7 ribu rupiah dan
Telaga sarangan adalah motor 5 ribu rupiah.
objek wisata Andalan kabupaten D. TUJUAN LARUNG SESAJI
Magetan. Telaga yang setiap
tahunnya menarik perhatian Tradisi Larung sesaji di
telaga sarangan bertujuan untuk
mengucapkan syukur kepada Kabupaten.Kegiatan yang
tuhan yang maha esa atas berkah- dilakukan oleh Pemerintah
nya selama ini dan memohon pada Kabupaten lebih pada suatu
Tuhan agar telaga sarangan tetap suguhan hiburan atau paket wisata
lestari dan warganya mendapatkan bagi masyarakat, sedangkan acara
kemakmuran dan bisa hidup yang dilakukan oleh masyarakat
sejahtera. desa merupakan kegiatan yang
sifatnya sakral. Pada dasarnya dua
Tujuan Larung sesaji bentuk kegiatan yang dilakukan
dilaksanakan bukan hanya untuk oleh masyarakat desa dan
tradisi saja, tetapi juga untuk Pemerintah Daerah memiliki
pariwisata. Tradisi ini banyak esensi yang sama meski
menarik perhatian pengunjung diwujudkan dalam kemasan yang
baik dari warga Magetan sendiri berbeda.
atau luar Magetan.
Pada dasarnya dalam
Tradisi Larung sesaji di kehidupan religius manusia
sarangan dalam pelaksanaan nya terdapat empat komponen. Empat
memiliki fungsi yang saling komponen dalam kehidupan religi
berhubungan satu sama lain, baik manusia tersebut antara lain
fungsi bagi masyarakat maupun mencakup apa yang disebut
adat lainnya yang berhubungan. dengan emosi keagamaaan,
Tanpa adanya fungsi yang jelas adanya keyakinan akan Tuhan
maka suatu budaya akan hilang serta kehidupan lain selain
seiring dengan berjalannya waktu. kehidupan manusia, terdapat pula
Suatu kebudayaan dapat dijadikan apa yang disebut dengan sistem
sebagai media masyarakat untuk ritual atau upacara, serta adanya
tetap bertahan terhadap kelompok religius
lingkungannya (Suparlan, (Koentjaraningrat, 2000: 145).
1984:84). Dengan adanya fungsi
yang jelas dari pelaksanaan tradisi Tradisi Larung sesaji
ini maka warisan leluhur ini juga dilakukan oleh masyarakat
juga masih dapat bertahan sampai Kelurahan Sarangan pada hari
saat ini. Jum’at pon bulan Ruwah (bulan
Jawa) atau bulan Sa’ban (bulan
E. PROSESI LARUNG SESAJI dalam kalender Islam). Kalaupun
Tradisi Larung sesaji pada bulan Ruwah tidak ada hari
dilakukan dalam dua bentuk Jum’at pon maka Larung sesaji
kegiatan yang berbeda, yaitu dapat dilaksanakan lebih awal,
kegiatan yang dilakukan oleh yaitu pada bulan Rejeb namun
warga desa dan kegiatan yang harinya tetap sama yaitu Jum’at
dilakukan oleh Pemerintah pon. Seluruh kalangan masyarakat
terlibat dalam tradisi ini, baik
masyarakat asli Sarangan maupun dilakukan secara sederhana
masyarakat yang bukan asli warga dengan beberapa hiburan
Sarangan. Mereka yang mengikuti tradisional yang sifatnya wajib
tradisi ini adalah mereka yang ada yang menjadi kegemaran
merasa meraup hasil (handapeni) masyarakat (klangenan) saat
dari sektor wisata Telaga melaksanakan kegiatan bersih
Sarangan. Acara yang dilakukan desa. Berbagai perlengkapan
oleh masyarakat Sarangan sendiri (uborampi) lain seperti panggang
lebih bersifat sakral, sedangkan tumpeng, kembang sekaran
acara yang diadakan oleh (kembang abang putih, kembang
Pemerintah Daerah lebih pada telon) arang-arang kambang,
kemasan paket wisata yang jenang sengkolo, hasil bumi (hulu
bertujuan untuk menarik wektu), kemenyan (menyan
wisatawan sebanyak-banyaknya. cunduk), pisang raja (gedhang
rojo ayu), tumpeng robyong,
Rangkaian kegiatan tumpeng rasulan (tumpeng
upacara Labuhan Sarangan sendiri tengel), pitek tulak, dan kambing
dilaksanakan pada hari Kamis kendhit juga diperlukan dalam
hingga hari Minggu.Hari Kamis tradisi tersebut. Untuk kegiatan
dan Jum’at adalah kegiatan yang yang dilakukan oleh Pemerintah
dilakukan oleh warga masyarakat Kabupaten sebagai bentuk paket
Kelurahan Sarangan. Khusunya wisata bagi wisatawan, tradisi
Jum’at adalah pelaksaan acara Larung sesaji dibuat meriah
yang bersifat sakral bagi dengan berbagai macam
masyarakat setempat, sedangkan hiburan.Tumpeng dalam acara
hari Sabtu dan Minggu adalah kemasan wisata atau paket wisata
kegiatan yang dilakukan oleh ini diwujudkan dalam bentuk
Pemerintah Kabupaten sebagai raksasa. Selain tumpeng raksasa
bentuk paket wisata bagi juga terdapat gunungan hasil bumi
wisatawan domestik maupun (hulu wektu) yang turut dilabuh
mancanegara. Puncak dari bersama dengan Tumpeng Agung
kegiatan Larung sesaji yang Gono Bahudalam ukuran besar
dilakukan oleh Pemerintah pula. Perlengkapan lain sama
Kabupaten Magetan dilaksanakan dengan perlengkapan yang
pada hari Minggu. Pada hari dipakai dalam kegiatan sakral
Minggu inilah dilakukan kegiatan masyarakat Kelurahan Sarangan,
labuh atau larung Tumpeng namun yang membedakannya
Agung Gono Bahu. adalah tidak adanya kambing
Pada pelaksanaan tradisi kendhit sebagai perlengkapan
yang bersifat sakral yang untuk pageran deso.
dilakukan oleh masyarakat
Kelurahan Sarangan, acara
Tradisi bersih desa ini masyarakat yang datang dalam
pada awalnya hanya dilakukan kegiatan ini membaca doa kepada
oleh sebagian orang yang tinggal Allah SWT, tujuannya tidak lain
di sekitar telaga, namun lambat adalah meminta keselamatan
laun semakin dikenal oleh utamanya bagi masyarakat
masyarakat yang lebih banyak. Sarangan. Hiburan wajib yang
Pada akhirnya kegiatan tersebut menjadi kegemaran masyarakat
berkembang menjadi tradisi yang (klangenan) dalam kegiatan
rutin dilakukan oleh masyarakat malam tirakatan adalah kesenian
desa pada masa itu. tradisional tari gambyong. Tepat
pukul 00.00 WIB atau tengah
Kegiatan bersih desa malam dilakukan pageran deso
sendiri diawali dengan kegiatan oleh sesepuh Sarangan dan
kerja bakti membersihkan perangkat desa. Pada kegiatan
lingkungan yang dilakukan oleh pageran deso ditanam kaki
seluruh masyarakat desa pada hari (tracak) kambing kendhit di empat
Kamis pagi. Pada kegiatan penjuru arah desa (sukupat atau
tersebut seluruh masyarakat majupat) tepatnya di setiap
berpartisipasi untuk pojokan gapura desa.
membersihkan lingkungannya,
tempat-tempat ibadah, kantor Pada hari Jum’at kegiatan
Pemerintahan dan juga diawali dengan sejumlah ibu-ibu
lingkungan sekitar telaga. Usai warga Sarangan pada pagi hari
melakukan kegiatan bersih desa, datang dan berkumpul di pinggir
sesepuh desa dan petugas yang telaga di samping tempat
memang ditunjuk secara khusus pelaksanaan larung sesaji dengan
melakukan penyembelihan membawa tumpeng lengkap
kambing kendhit. beserta makanan yang ada di
dalam rantang makanan
Pada kamis sore sekitar (ambengan). Kemudian arak-
pukul 16.00 WIB dilakukan arakan pembawa tumpeng yang
kegiatan slametan atau kirim doa akan dilabuh membawa tumpeng
di makam yang ada di pulau dari balai Kelurahan sampai
(pulo) yang berada di tengah dengan tempat pelaksanaan
Telaga Sarangan. Pulau atau tradisi. Arakarakan pembawa
puloyang ada di tengah Telaga tumpeng anatara lain terdiri dari
Pasir atau Telaga Sarangan ini cucuk laku atau subuho
dinamakan pulau atau Pulo Pasir. manggolo, sesepuh adat Sarangan,
Pada Kamis malam dilakukan lurah dan ibu lurah, juga
kegiatan tirakatan (lek-lek’an) kelompok kejawen. Usai tumpeng
atau tidak tidur semalaman. diarak dari Kelurahan,
Dalam kegiatan ini juga dilakukan sesampainya di kepunden maka
slametan, dimana seluruh
kemudian tumpeng siap untuk Kabupaten Magetan, tradisi
diacarani atau dibacakan Labuhan Sarangan diwujudkan
doakemudian dilabuh di tengah dalam kegiatan larung atau labuh
telaga. Kegitan pada hari Jum’at Tumpeng Agung Gono Bahu.
diakhiri dengan kegiatan makan Acara labuh Tumpeng Agung
bersama (kembul bujono) Gono Bahu ini oleh Pemerintah
tumpeng yang dibawa oleh warga Kabupaten Magetan dinamakan
Sarangan tadi. dengan Gebyar Labuhan
Sarangan. Tumpeng Agung Gono
Kegiatan bersih desa yang Bahu sendiri merupakan duplikasi
diwujudkan dalam bentuk tumpeng yang besarnya memiliki
Labuhan Sarangan selain sebagai ukuran tinggi sekitar 2,25 meter
kegiatan ritual masyarakat dengan lebar 3 meter. Dalam
Sarangan juga sebagai kegiatan acara Larung sesaji sebagai
tahunan Pemerintah Kabupaten bentuk kemasan wisata ini,
Magetan dalam hal ini dilakukan Tumpeng Agung Gono Bahu dan
oleh DISPARBUDPORA hulu wektu diarak dari Kelurahan
Kabupaten. Kegiatan tahunan sampai dengan kepunden atau
yang diadakan oleh Pemerintah tempat pusat kegiatan Larung
Kabupaten Magetan ini sebagai sesaji. Susunan arak-arakan
bentuk kemasan wisata sebagai Tumpeng Gono Bahu antara lain
suguhan bagi para wisatawan adalah cucuk laku atau subuho
yang datang ke Sarangan, baik manggolo, sesepuh adat, Bupati
wisatawan domestik maupun dan istri, domas, prajurit atau
mancanegara.Tujuan diadakannya talang pati, Bagus Dyah (duta
kegiatan Labuhan Sarangan wisata Kabupaten Magetan),
sebagai bentuk paket wisata tumpeng gono baru, hulu wektu
adalah untuk lebih atau hasil bumi, kejawen, bonang
mengembangkan potensi wisata renteng (alat musik bonang dan
Telaga Sarangan dan juga untuk kempul), drumb band, pasukan
lebih mengenalkan Telaga kuda, reog dan barongsai.
Sarangan beserta tradisi yang ada
di Sarangan itu sendiri. Puncak Usai arak-arakanTumpeng
kegiatan yang diadakan oleh Agung Gono Bahu yang diarak
Pemerintah Kabupaten Magetan dari kantor Kelurahan tiba di
dilaksanakanpada hari Minggu, kepunden maka dilakukan
sedangkan hari Kamis dan Sabtu penyerahan tumpeng simbolis
hanya diselenggarakan lomba- oleh sesepuh adat Sarangan
lomba serta hiburan bagi kepada bupati Magetan, kemudian
masyarakat umum. dibacakan doa. Setelah dibacakan
doa, rombongan spead boat yang
Dalam kegiatan yang membawa Tumpeng Agung Gono
dilakukan oleh Pemerintah
Bahu dan hulu wektu mengelilingi manggolo, Pasukan kuda, Bonang
telaga. Setelah sampai Tengah renteng (keseniandengan alat
telaga, Bupati Magetan melabuh musik bonang dan kempul),
tumpeng simbolis yang Drumb band, pasangan pengantin,
diterimanya tadi, dan diikuti Palang pati atau prajurit,Domas,
dengan Tumpeng Agung Gono Kejawen, Dyah Bagus (duta
Bahu dan hulu wektu yang wisata Kabupaten Magetan).
dilarung ataudilabuh ke dalam
telaga pula. Tradisi Larung sesaji
sebagai kegiatan tahunan yang
Dalam Larung sesaji dilakukan oleh masyarakat
perlengkapan yang diwujudkan Kelurahan Sarangan dilakukan
dalam simbol-simbol tertentu juga sebagai sarana mengucap syukur
sesuai dengan budaya warisan dan memohon keselamatan pada
leluhur, sehingga makna dari Tuhan. Tradisi ini dilakukan agar
setiap simbol yang dipakai dalam masyarakat mendapatkan
tradisi tersebut juga telah ketenangan, mengigat jika tradisi
disepakati masyarakat dari dulu tahunan ini tidak dilakukan maka
sampai sekarang ini. Adapun diyakini akan mendatangkan
perlengkapan atau uborampi yang bencana bagi masyarakat
digunakan dalam larung sesaji Kelurahan Sarangan khususnya
antara lain: Tumpeng Gono Bahu dan bagi masyarakat Magetan
ayam tulak, Hulu wektu atau hasil pada umumnya. Tradisi Larung
bumi, Gedang rojo ayu agepuh sesaji merupakan suatu tradisi
singgihsetangkeb, Panggang yang dilakukan oleh masyarakat
tumpeng,Arang-arang kambang, Sarangan yang berkaitan erat
Nginang komplit, rokok gudang dengan hubungan antara manusia
garam klobot, suruh gambir, bako dengan Tuhan dan hubungan
enjet, Jenang abang putih, antara manusia dengan alam.
Kembang sekaran (kembang
abang putih, kembang telon), Larung sesaji Sarangan
Menyan cundhuk atau kemenyan, dalam pelaksanaannya memiliki
Jenang sengkolo, Kambing fungsi yang saling berhubungan
kendhit, Tumpeng cok bakal, satu sama lain, baik fungsi bagi
Tumpeng tengel, Tumpeng masyarakat maupun adat lain
robyong atau lelawuhan tumpeng yang berhubungan. Tanpa adanya
gono bahu (lauk tumpeng), Jajan fungsi yang jelas maka suatu
pasar genep. budaya akan hilang seiring
dengan berjalannya waktu. Suatu
Adapun susunan pengiring kebudayaan dapat dijadikan
arak-arakan dalam tradisi Larung sebagai media masyarakat untuk
sesaji antara lain terdiri dari tetap bertahan terhadap
Cucuk laku atau subuho lingkungannya (Suparlan, 1984:
85).Dengan adanya fungsi yang tujuan memperbaiki hal-hal yang
jelas dari pelaksanaan Upacara dianggap salah dengan tujuan agar
Labuhan Sarangan maka tradisi tidak terjadi malapetaka. Salah
warisan leluhur ini juga masih satu usaha yang dilakukan dikenal
dapat bertahan sampai dengan dengan istilah pelestarian
saat ini. lingkungan. Pelestarian sendiri
lebih pada usaha-usaha untuk
Tradisi ini selain menjadi melindungi daerah-daerah tertentu
agenda tahunan masyarakat yang memiliki keistimewaan
Kelurahan Sarangan juga menjadi tersendiri. Dengan dilakukan
agenda tahunan Pemerintah pelestarian makaketersediaan
Kabupaten Magetan, utamanya sumber daya alam baik bagi
sebagai kemasan wisata untuk kehidupan sekarang maupun
menarik wisatawan, baik generasi mendatang akan tetap
wisatawan domestik maupun terpenuhi (Sukadana, 1983: 100-
manca. Seiring perkembangan 101).
zaman wujud pengembangan
tradisi Larung sesaji yang Berdasarkan pengalaman-
awalnya sebagai sarana pengalamannya, masyarakat
pemenuhan kebutuhan religi Kelurahan Sarangan memiliki
masyarakat membawa dampak keyakinan tersendiri terkait
besar terhadap perubahan dengan fungsi pelaksanaan ritual
ekonomi masyarakat. Semakin Larung sesaji yang berkaitan
dikenalnya telaga Sarangan dengan lingkungan Sarangan.
melalui tradisi Larung sesajiyang Fungsi utama dari upacara
dimuat dalam berbagai media Labuhan Sarangan adalah sebagai
masa membuat banyak wisatawan sarana pemenuhan kebutuhan
datang ke Sarangan. Pada religi masyarakat setempat yaitu
akhirnya keadaan ini menjadi sebagai sarana meminta
sumber pendapatan tambahan keselamatan dan ucapan syukur
yang besar bagi masyarakat yang kepada Tuhan. Dengan tetap
meraup hasil (handapeni) dari melakukan tradisi tersebut,
sektor wisata telaga Sarangan. diharapkan alam tetap terjaga
Bagi Pemerintah Kabupaten kelestariannya. Dengan tetap
pelaksanaan tradisi Labuhan terjaganya alam maka kebutuhan
Sarangan pada akhirya membawa akan sumber daya alam, baik bagi
dampak bertambahnya generasi sekarang maupun
pendapatan daerah dari sektor generasi mendatang dapat
wisata. terpenuhi. Salah satu fungsi yang
ada dalam tradisi Larung sesaji
Masyarakat berdasarkan adalah sebagai sarana yang
pengalamannya melakukan digunakan oleh pemerintah untuk
berbagai macam usaha dengan
menarik wisatawan, baik dalam ruang dan waktu
wisatawan domestik maupun (MW),masalah mengenai hakekat
mancanegara. Selain itu dengan dari hubungan manusia dengan
banyaknya wisatawan yang alam sekitarnya (MA), dan (5)
datang maka masyarakat pelaku masalah mengenai hakekat dari
wisata baik jasa kuda, jasa perahu, hubungan manusia dengan
foto, Pedagang Kaki Lima, hotel, sesamanya (MM)
losmen, rumah makan juga (Koentjaraningrat, 1979: 191).
mendapatkan sumber pendapatan
tambahan selain dari sumber KESIMPULAN
pedapatan utama mereka sebagai Berdasarkan tradisi
petani. upacara Larung sesaji mempunyai
Tradisi Larung sesaji tujuan sebagai tradisi dan
sendiri dilakukan di telaga peristiwa. Dengan adanya tradisi
Sarangan karena telaga Sarangan upacara Larung sesaji diharapkan
merupakan pusat kehidupan dapat menarik para wisatawan
masyarakat. Dikatakan demikian untuk berkunjung ke telaga
karena banyak masyarakat, baik sarangan.dengan banyaknya
warga Sarangan maupun warga wisatawan yang berkunjung maka
yang berasal dari luar Sarangan akan memberikan dampak positif
yang menggantungkan hidup dari perekonomian dan
telaga ini.Banyak penjual jasa kepariwisataan.
yang meraup hasil dari sektor Tradisi tersebut
wisata telaga Sarangan. mempunyai manfaat yakni untuk
Sedangkan para petani memohon atau meminta
menggantungkan irigasi sawahnya keselamatan dengan cara berdoa
di musim kemarau dari air yang bersama-sama, meramaikan
ada di telaga ini. pariwisata, serta meningkatkan
Tradisi Larung sesaji hubungan sosial ekonomi
dilakukan dalam rangka masyarakat sekitar telaga
pemenuhan kebutuhan religi sarangan serta keterjagaan
masyarakat mencakup masalah kelestarian alam.
mendasar dalam kehidupan DAFTAR PUSTAKA
manusia. Lima masalah mendasar
dalam kehidupan manusia Suparlan, p. (1984). Manusia,
menurut Kluchohn mencakup kebudayaan, dan lingkungan,
masalah mengenai hakekat dari Jakarta:rajawali.
hidup manusia (MH),masalah
Koentjaraningrat.(1987). Pokok
mengenai hakekat dari karya
pokok antropologi
manusia (MK), masalah mengenai
hakekat dari kedudukan manusia
budaya.jakarta:yayasan obor
Indonesia

Darmadi, Hamid. (2011). Metode


Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta

http://mulok.library.um.ac.id/inde
x3.php/63227.html#:~:text=Upaca
ra%20Larung%20Sesaji
%20bertujuan
%20sebagai,membuka%20lahan
%20bagi%20warga%20Sarangan

Anda mungkin juga menyukai