Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan

Pada 1973, Soeharto mengeluarkan Inpres No 10/1973 tentang Program Bantuan Pembangunan
Gedung SD. Pelaksanaan tahap pertama program SD Inpres adalah pembangunan 6.000 gedung SD.
Program wajib belajar pada era Soeharto mulai dilaksanakan pada 2 Mei 1984.

Setelah program Wajib Belajar diselesaikan, sasaran selanjutnya adalah pemberantasan buta aksara.
Hal itu disebabkan masih banyak penduduk di Indonesia yang buta huruf. Penuntasan buta huruf
pada 16 Agustus 1978 dengan pembentukan kelompok belajar atau ”kejar”.

Kejar adalah program pemberantasan buta huruf bagi kelompok masyarakat berusia 10-45 tahun
dengan tujuan bisa membaca dan menulis huruf dan angka. Pembimbing setiap kelompok ialah siapa
saja yang berpendidikan minimal sekolah dasar.Jumlah peserta dan waktu pelaksanaan setiap
kelompok belajar bersifat fleksibel

Salah satu keberhasilan program Kejar adalah semakin menurunnya penduduk yang buta huruf.
Pada sensus tahun 197, dari total penduduk 80 juta jiwa, Indonesia masih memiliki 39,1 % penduduk
yang buta huruf. Pada sensus tahun 1980, persentasenya menurun menjadi 28,8 %. Sensus tahun
1990, menyusut menjadi 15,9 %.

Keberhasilan Pemerintahan Soeharto dalam bidang pendidikan ini membawa Indonesia menjadi
negara dengan Sumber Daya Manusia yang unggul.

Pada pelita 1 program pemerintah difokuskan pada pemberantasan buta huruf.

Selanjutnya pada pelita 2 pemerintah melakukan usaha pemerataan pendidikan. Presiden Soeharto
menginstruksikan pembangunan sekolah dasar hingga ke pelosok negeri.
Oleh karena itu, pada masa orde baru muncul istilah sd inpres, yaitu sd yang dibangun atas instruksi
presiden. Pada masa itu ribuan gedung sekolah dasar dibangun.

Kemudian pada pelita V, Pemerintah mulai merintis program wajib belajar hingga tingkat SMP.
Program ini disebut wajib belajar 9 tahun.
Program pembangunan kesehatan ada 2 yaitu kb dan kesmas. Dua program ini masih berjalan
hingga saat ini. Program keluarga berencana bertujuan untuk menekan pertumbuhan penduduk di
Indonesia. Program ini dicetuskan oleh ibu tien, dan disetujui MPR pada tahun 1968.

Keluarga Berencana (KB)

Keberhasilan ini dicapai melalui program KB yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN).

Program KB di Indonesia sebagai salah satu yang paling sukses di dunia, sehingga menarik perhatian
dunia untuk mengikuti kesuksesan Indonesia.
Pada tahun 1970 Presiden Soeharto membentuk badan kordinasi keluarga berencana nasional atau
yang disingkat sebagai bkkbn. bkkbn ini bertugas bersosialisasi, pelaksanaan, dan menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak untuk menjalankan program KB

Kesehatan Masyarakat, Posyandu

Untuk program kesehatan masyarakat (kesmas), Pemerintah mendirikan pusat kesehatan


masyarakat atau yang disingkat puskesmas. Pemerintah juga mendirikan pos pelayanan terpadu
atau yang disingkat POSYANDU. Puskesmas berada di tingkat kecamatan sedangkan posyandu
berada di tingkat kelurahan atau desa.

Perkembangan puskesmas bermula dari konsep Bandung Plan diperkenalkan oleh dr. Y. Leimena dan
dr. Patah pada tahun 1951, Bandung Plan merupakan suatu konsep pelayanan yang menggabungkan
antara pelayanan kuratif dan preventif. Tahun 1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh dr. Y. Sulianti di
Lemah Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat pelatihan tenaga.

Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8 lokasi, yaitu di Indrapura (Sumut), Bojong Loa (Jabar),
Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro (Lampung), DIY dan Kalimantan Selatan.

Pada 12 November 1962 Presiden Soekarno mencanangkan program pemberantasan malaria dan
pada tanggal tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN). Pada tahun 1984 dikembangkan
Posyandu, yaitu pengembangan dari pos penimbangan dan kurang gizi. Posyandu dengan 5
programnya yaitu, KIA, KB, Gizi, Penanggulangan Diare dan Imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai