Bab 2
Bab 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENDAHULUAN
II -1
resiko melalui jenis asuransi ini.
II -2
yang kemudian berakhir (PT. PP, 2003).
Rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi diawali dengan lahirnya
suatu gagasan yang muncul dari adanya kebutuhan dan dilanjutkan
dengan penelitian terhadap kemungkinan terwujudnya gagasan tersebut
(studi kelayakan). Selanjutnya dilakukan desain awal (preliminary design),
desain rinci (detail design), pengadaan (procurement) sumber daya,
pembangunan di lokasi yang telah disediakan (konstruksi) dan
pemeliharaan bangunan yang telah didirikan (maintenance) sampai
dengan penyerahan bangunan kepada pemilik proyek.
2. Konsultan (consultant)
Merupakan pihak yang ditentukan oleh pemilik proyek untuk
membantu didalam merencanakan atau mendesain bangunan, melakukan
studi kelayakan, mengawasi berlangsungnya proses konstruksi, atau
II -3
bahkan mengatur pelaksanaan proyek konstruksi.
3. Kontraktor (contractor)
Merupakan pihak yang ditetapkan oleh pemilik proyek untuk
mengatur pelaksanaan kegiatan konstruksi dang mengolah sumber daya
berupa bahan, peralatan, tenaga kerja, metode dan modal, sehingga
menghasilkan produk akhir berupa konstruksi.
4. Subkontraktor (subcontractor)
Merupakan pihak yang dalam pelaksanaannya membantu kontraktor
untuk menyelesaikan sebagian pekerjaanya dan supplier untuk memasok
material yang dibutuhkan oleh proyek konstruksi.
6. Supplier
Merupakan pihak yang terkait dalam pengadaan material konstruksi.
7. Pemerintah (goverment)
Merupakan pihak sebagai pembuat kebijakan didalam mengatur
perangkat peraturan yang terkait dengan pelaksanaan konstruksi.
8. Bank
Merupakan institusi yang dapat menyediakan sumber keuangan atau
sumber pinjaman yang membantu pendanaan proyek.
9. Security (keamanan)
Merupakan suatu pihak yang dapat memberikan jaminan selama
II -4
proses proyek konstruksi.
2.2.3 Jenis-Jenis Proyek Konstruksi
a) Berdasarkan fungsinya :
Konstruksi perumahan
Konstruksi komersial, seperti bank, perkantoran, sekolah dll
Konstruksi konstutisional, seperti rumah sakit, dll
Konstruksi berat dan jalan raya.
II -5
1. Proyek drainase
2. Proyek jaringan pengairan
3. Proyek jembatan
4. Proyek jalan
5. Proyel landasan
6. Proyek pengeboran air darat
7. Proyek jalan kereta api
8. Proyek jembatan kereta api
9. Proyek bangunan gedung
10. Proyek reklamasi dan pengerukan
11. Proyek dermaga
12. Proyek penahanan tanah
13. Proyek bangunan bawah air
14. Proyek pertamanan
15. Proyek perumahan, permukiman
16. Proyek pencetakan sawah
17. Proyek pembukaan areal
18. Proyek perpipaan
19. Proyek interior
20. Proyek mekanikal & elektrikal
21. Proyek bendungan
II -6
2.2.4 Parameter Keberhasilan Pelaksanaan Proyek Konstruksi
1. Biaya
Proyek konstruksi harus diselesaikan dengan biaya yang tidak
melebihi rencana anggaran biaya proyek. Dalam pelaksanaan konstruksi,
dituntut suatu manajemen biaya untuk pengeluaran dana yang efisien
yaitu diharapkan bahwa biaya untuk menyelesaikan proyek diatur dengan
pengendalian yang baik agar tidak terjadi pembengkakan biaya diluar
anggaran yang telah direncanakan. Untuk proyek yang melibatkan dana
dalam jumlah besar dan jadwal pelaksanaan yang relatif lama, perlu
dilakukan estimasi biaya pelaksanaan proyek secara detail dengan
mengetahui komponen-komponen pembentuknya serta periode-periode
pekerjaan proyek.
II - 7
2. Waktu
Proyek konstruksi harus dikerjakan sesuai dengan jangka waktu
sampai dengan tanggal akhir yang telah ditentukan. Penyelesaian proyek
dalam jangka waktu tertentu telah disesuaikan dengan perencanaan biaya
yang dialokasikan. Oleh karena itu, tidak terpenuhi batas waktu
pelaksanaan akan menimbulkan kendala-kendala baru misalnya
penambahan biaya proyek yang tidak direncanakan.
3. Kualitas
Produk berupa konstruksi sebagai hasil kegiatan proyek konstruksi
harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang diisyaratkan. Sebagai
contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa gedung bertingkat,
maka kriteria yang harus dipenuhi adalah gedung tersebut harus mampu
beroperasi dengan memuaskan dalam jangka waktu yang telah ditentukan
dan sesuai dengan desain yang telah direncanakan.
4. Safety
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi harus
memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi agar tidak membahayakan
keselamatan pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam pelaksanaan proyek. Perencanaan juga mempengaruhi faktor
keamanan konstruksi yang dirancang sehingga tidak membahayakan saat
penggunaannya.
II - 8
jadwal dan safety. Hal ini harus ditangani secara menyeluruh oleh pihak-
pihak yang terlibat di dalam proyek konstruksi.
1. Desain proyek
Defective atau faulty design, incomplete design, design built ability
dapat menimbulkan dampak merugikan dalam proyek konstruksi.
2. Dokumen kontrak
Pernyataan, persyaratan, gambar, spesifikasi, daftar volume
pekerjaan,addendum yang terdapat dalam dokumen kontrak dapat
menjadi sumber resiko pada proyek konstruksi. Hal tersebut dapat terjadi
jika pihak-pihak yang terikat dalam kontrak memiliki pengertian atau
penafsiran yang berbeda terhadap isi dokumen kontrak.
3. Kondisi alam
Keadaan cuaca yang tidak normal dan diluar perkiraan pada saat
perencanaan proyek, bencana alam dan sejenisnya dapat menghambat
pelaksanaan pekerjaan dan mengakibatkan kerugian/ kerusakan.
5. Kondisi perekonomian
Kondisi yang tidak stabil dapat menyulitkan kelangsungan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya jika terjadi fluktuasi nilai mata uang,
II - 9
deregulasi perbankan, devaluasi yang akan merugikan proyek secara
tidak langsung. Strategi dan pendanaan biaya proyek dapat terganggu
saat kondisi perekonomian tidak stabil.
6. Situasi politik
Jika situasi tidak baik, political dan war risk dapat merugikan proyek
konstruksi secara langsung maupun tidak langsung. Pengadaan sumber
daya dapat terhambat serta terganggunya kelancaran pekerjaan
merupakan contoh resiko yang dapat timbul dari situasi ini.
Luas Jaminan:
Asuransi ini menawarkan jaminan yang bersifat comprehensive terhadap
kerugian-kerugian / kerusakan yang dapat terjadi dalam rangka
pelaksanaan pembangunan suatu proyek bangunan kerusakan atau
kerugian yang dijamin adalah bersifat tiba-tiba,tak terduga dan terjadi di
lokasi pembangunan (site)
II - 10
Lingkup luas jaminan asuransi Contractor All Risk :
Pada garis besarnya resiko-resiko yang dijamin adalah :
Bahaya yang lazimnya dikenal dengan “Force Major” seperti ; gempa
bumi,letusan gunung berapi, banjir, angin ribut, badai, tanah longsor,
dan lain-lain.
Kebakaran.
Peledakan.
Pencurian termasuk pencurian dengan kekerasan (Burglary).
Penggunaan bahan yang keliru dan pekerjaan yang buruk.
Niat jahat seseorang.
Kegagalan manusia, seperti : kekurangan pembicaraan pada
pekerja, kelalaian pekerjaan serta kecerobohan para pekerja.
Resiko lainnya yang bersifat tak terduga dan datangnya secara tiba-
tiba, yang secara tegas tidak dikecualikan dalam polis.
II - 11
2.4 RESIKO
II - 12
Anatomy of risk, 1977), ketidakpastian diakibatkan ketiadaan informasi
karena probabilitas terjadinya tidak dapat ditentukan. Sedangkan resiko
dapat ditentukan probabilitasnya karena terdapat data dan informasi yang
memadai. Dengan kata lain, jika probabilitasnya dapat dihitung, maka hal
tersebut merupakan resiko. Sebaliknya, jika tidak dapat dihitung, maka hal
tersebut merupakan ketidakpastian.
II - 13
3. Resiko Fundamental (fundamental risk)
adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang
saja, tetapi banyak orang.
Contoh : resiko terjadinya kebakaran, bencana alam, resiko perang, polusi
udara.
II - 14
efisien untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh resiko.
Risk management is a discipline for living with the possibility that future
events may cause adverse effects (Flanagan, 1993). Proses kegiatan
manajemen resiko merupakan tugas gabungan dari departemen
underwriting dan juga loss control service.
a. Risk Identification
II - 15
berupa klasifikasi resiko yang dijamin dan dikecualikan dalam
pertanggungan asuransi.
Source Event and Effect of Risk
Controllable Uncontrollable
Dependen Independent
II - 16
Kegagalan untuk memenuhi syarat kualitas
Kegagalan proyek untuk memenuhi kebutuhan operasional yang
diinginkan
Kerugian harta benda sebagai akibat dari kebakaran atau banjir
Cedera pekerjaan karena kelemahan system keselamatan kerja
b. Risk Classification
II - 17
c. Risk Analysis
Dalam tahap ini, ada dua faktor yang sangat penting, yang
menentukan diterima atau ditolaknya suatu permohonan asuransi, yaitu
dampak kerugian (severity) serta tingkat keseringan kejadian (frequency).
II - 18
Gambar 2.4 Tahap Analisis Resiko
II - 19
d. Risk Attitude
e. Risk Response
II - 20
Menghindari resiko
Minimasi resiko
Penahanan resiko
Pengalihan resiko
II - 21
tidak terlampaui/tercapai. Menerima resiko berarti menerima
semua tanggung jawab finansial pada resiko tersebut
biasanya untuk resiko yang kecil dan berulang.
Contoh : Untuk memperkecil biaya premi asuransi, tidak
semua resiko ditanggung oleh pihak asuransi, tetapi sebagian
resiko yang kecil dan sering terjadi dipikul sendiri, faktor-faktor
yang berkaitan antara lain adalah :
II - 22
2.5 JAMINAN (BOND)
II - 23
2.5.2Jenis-Jenis Jaminan
II - 24
Jika hal-hal yang dijaminkan melalui jaminan gagal dipenuhi
oleh kontraktor, maka institusi penjamin akan membayarkan jaminan
kepada owner. Jaminan tersebut dimaksudkan untuk mengganti kerugian
owner akibat kegagalan kontraktor.
2.6.1Pengertian Asuransi
Gambar 2.6 Hubungan the Insured Party dan Insurer pada Pengadaan Asuransi
II - 25
kerugian yang diakibatkan oleh timbulnya suatu resiko dengan
memindahka tanggung jawab kepada perusahaan asuransi sebagai
insurer. Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa asuransi
berkaitan erat dengan masalah resiko dan manajemen resiko
secara keseluruhan, karena pihak asuransi dalam menentukan
jumlah premi yang dibayar sebagai konsekuensi penjaminan
perlindungan terhadap kerugian yang timbul akibat suatu resiko,
terlebih dahulu melakukan proses manajemen resiko.
II - 26
suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau
badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian
financial.
II - 27
2.6.2 Fungsi Asuransi
II - 28
Insurable interest
Bahwa jika pihak-pihak yang bertanggung jawab dan
memiliki kepentingan finansial atas sesuatu property
tertentu serta jika terjadi kerusakan akan menimbulkan
kerugian pada pihak tersebut maka pihak-pihak ini berhak
untuk mengasuransikan propertinya.Kepentingan untuk
asuransi ini dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu karena
kepemilikan,karena ikatan kontrak dan karena adanya ikatan
hukum.
Proximate cause
Adalah suatu penyebab aktif atau penyebab utama, efisien
yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu
akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara
aktif dari sumber yang baru dan independen.
Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan
kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan
tertanggung dalam posisi keuangan yang dimiliki sesaat
II - 29
sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan
dipertegas dalam pasal 278).
Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar.Hal ini terjadi jika kerusakan pada property
yang ditanggungkan disebabkan oleh kelalaian pihak ketiga.
Oleh karena pihak asuransi akan mengganti rugi untuk
kerusakan tersebut dan tertanggung tetap menuntut pihak ketiga
untuk bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi yang
kemudian dialihkan kepada pihak penanggung.
II - 30
dekat (misalnya karena ada perluasan kota) tidak dapat
diasuransikan.
2. Asuransi Jiwa
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara
orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi
resiko yang diakibatkan oleh resiko kematian (yang pasti
II - 31
terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya), resiko hari tua
(yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya,
tetapi tidak pasti berapa lama) dan resiko kecelakaan
(yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak mustahil terjadi).
Kerjasama dikoordinir oleh perusahaan asuransi, yang
bekerja atas dasar hukum bilangan besar (the law of large
numbers), yang menyebarkan resiko kepada orang-orang
yang mau bekerjasama. Yang termasuk dalam program
asuransi jiwa seperti : asuransi untuk pendidikan, pensiun,
investasi, tahapan, kesehatan.
3. Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang
diselenggarakan pemerintah berdasarkan Undang-Undang.
Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan
jaminan dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan komersial.
II - 32
terlibat dalam proyek konstruksi. Asuransi berpengaruh dalam
aktivitas proyek konstruksi karena dapat menjamin stabilitas
pelaksanaan proyek dan dapat menaggulangi kemungkinan
kerugian yang timbul.
II - 33
4. Syarat perjanjian asuransi yang sah ditetapkan
dalam :
a) Pasal 1320 KUH Perdata : terdapat kesepakatan,
terjadi karena suatu hal/sebab tertentu yang halal ; tidak
boleh ada kekhilafan, paksaan, penipuan, dan lain-lain.
b) Pasal 250 KUH Dagang : terdapat suatu kepentingan
(insurable interest)
c) Pasal 268 KUH Dagang : kepentingan yang dapat
diasuransikan adalah kepentingan yang dapat dinilai
dengan uang, dapat diancam bahaya dan tidak dikecualikan
oleh undang-undang.
d) Pasal 251 KUH Dagang :
1. Terdapat azas ubemima fides (the principal of utmost
good faith), yaitu azas itikad baik atau maksud
sejujurnya dari pihak penanggung dan tertanggung.
2. Terdapat azas indemnity atau keseimbangan, yaitu azas
yang mengatur mengenai besarnya ganti rugi yang
diterima harus sebanding/ seimbang dengan kerugian
sebenarnya yang diderita. Dengan azas ini dapat
dihindari adanya kemungkinan orang menarik
keuntungan dari suatu perjanjian asuransi atau adanya
unsur kesengajaan untuk mendapatkan keuntungan
dirinya sendiri.
II - 34
dan jelas mengenai hal-hal yang diperjanjikan oleh kedua belah
pihak, hak atas masing-masing pihak, sanksi atas pelanggaran
perjanjian dansebagainya.Selain itu pembuatan persetujuan
mewajibkan penanggung untuk menandatangani polis dan
menyerahkannya kepada tertanggung dalam jangka waktu tertentu
(KUHD Pasal 257).
II - 35
penanggung sebagai balasan jasa atas jaminan penanggung.
2. Fungsi polis bagi tertanggung
a) Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggung untuk
mengganti kerugian yang mungkin dideritanya.
b) Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi kepada
penanggung.
c) Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung bila
lalai atau tidak memenuhi jaminannya.
• Suatu uraian yang cukup jelas tentang barang dan harga yang
dipertanggungkan
• Premi asuransi
II - 36
• Syarat bersifat larangan, yaitu syarat dimana dinyatakan
bahwa pihak tertanggung dilarang melakukan suatu perbuatan
tertentu.
• Syarat lain, yaitu syarat yang dianggap penting oleh
tertanggung dan / atau penanggung untuk ditambahkan /
diterapkan.
II - 37
datangnya dari luar, misalnya short circuit, kebakaran, dll.
Contoh: asuransi peralatan studio televisi, CCTV, peralatan
telekomunikasi, dll.
II - 38
jaminan klaim asuransi ini, maka mesin pendingin tersebut
harus diasuransikan dibawah polis Machinery Breakdown.
II - 39
potensial
II - 40
peralatan, pengambilan keputusan ataupun keterlambatan
pembayaran oleh pemilik proyek(owner).Faktor penyebab
keterlambatan ini antara lain pertambahan biaya proyek,
kekurangan material, sistem pengiriman atau transportasi yang
baru, teknologi baru yang melibatkan gambar dan spesifikasi.
II - 41
harus memberi tahu peristiwa tersebut kepada penanggung.
Tindakan yang harus dilakukan pihak tertanggung adalah
sebagai berikut :
II - 42
e. Bukti pembayaran atau kwitansi pekerjaan
pembersihan puing-puing (clearance of debris).
f. Tindakan Surat Tuntutan terhadap pihak ketiga apabila
kerusakan atau kerugian merupakan tanggung jawab
pihak ketiga.
g. Subrogation Form
II - 43
6. Mengirimkan Surat Tuntutan Pendahuluan terhadap pihak
ketiga yang diduga sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas kerugian atau kerusakan yang terjadi.
7. Scrap disimpan di tempat yang aman.
8. Dalam setiap kejadian, penanggung harus diberikan waktu
yang cukup untuk dapat melakukan survey atau inspeksi
terhadap barang atau bagian yang mengalami kerusakan
sebelum dilakukan tindakan perbaikan atau penggantian.
9. Dalam hal kerugian atau kerusakan kecil, tertanggung dapat
melakukan perbaikan atau penggantian setelah membuat
foto dan laporan kerugian.
10. Membuat berita acara kerugian.
11. Mengisi Formulir Kerugian.
12. Mengisi Subrogation Form.
• Survey Klaim
Setelah menerima pemberitahuan dari pihak tertanggung,
II - 44
penanggung segera melakukan survey untuk menyelidiki klaim
yang diajukan. Laporan survey klaim memuat keterangan
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Nama Tertanggung
2. Nomor polis asuransi CAR
3. Harga pertanggungan
4. Objek pertanggungan
5. Tanggal survey
6. Lokasi survey
7. Namaorang yang ditemui/wawancara
8. Objek klaim
9. Hasil survey :
a. Deskripsi objek klaim
b. Kronologis kejadian
c. Pemeriksaan kerusakan
d. Estimasi besarnya kerugian
e. Analisis penyebab kerugian/kerusakan
• Penyelesaian Klaim
Berdasarkan pada notifikasi kerugian dan kerusakan yang
terjadi pada pelaksanaan proyek serta seluruh dokumen
pendukung klaim yang dibutuhkan, maka pihak
penjamin/perusahaan asuransi akan meneliti secara langsung
terhadap kerugian yang terjadi (survey klaim), baik melalui data
pada lembar notifikasi, maupun melihat atau meninjau secara
langsung ke lokasi proyek.
II - 45
mengeluarkan biaya klaim asuransi dalam suatu harga tertentu.
Harga tersebut mengacu kepada Terms and Condition. Jika
antara pihak tertanggung atau pihak ketiga tidak tercapai
kesepakatan atas harga yang dikeluarkan oleh pihak asuransi,
maka negosiasi dapat dilakukan sampai tercapai kesepakatan.
Tetapi jika belum juga tercapai kesepakatan, maka akan digunakan
pihak ketiga, yang disebut arbitrator, sebagai penengah
penyelesaian klaim. Arbitrator ini terdiri dari pihak-pihak yang
berwenang, mengerti, dan berpengalaman dalam menangani
masalah kerugian dan kerusakan pada proyek konstruksi.
Pasal 53.2
II - 46
yang sesuai dengan pasal 53.3 dan menyediakan fotocopynya
jika diminta.
Pasal 53.3
Pasal 53.4
Jika kontraktor gagal memenuhi ketentuan-ketentuan pasal ini
tentang tuntutan yang akan dibuatnya, hak kontraktor atas
pembayaran tuntutan tersebut tidak melebihi jumlah yang
sudah ditetapkan oleh konsultan pengawas atau pun arbritor
yang sudah disetujui sesuai dengan pasal 63.7. Kejadian yang
disebutkan di depan berlaku dengan catatan sementara bukti
(tanpa perduli catatan tersebut disampaikan kepada konsultan
pengawas atau seperti disyaratkan pasal 53.2 dan pasal 53.3 ).
Pasal 53.5
II - 47
Setelah konsultan pengawas berkonsultasi dengan kontraktor
dan pemilik proyek, dan kontraktor memberikan bukti-bukti yang
cukup untuk menentukan besarnya jumlah tuntutan, kontraktor
berhak memasukkan jumlah tuntutan yang diminta pada setiap
pembayaran sementara yang telah disetujui oleh konsultan
pengawas sesuai dengan pasal 60. Jika fakta-fakta itu tidak
cukup untuk mendukung seluruh tuntutan, kontraktor berhak atas
pembayaran tuntutan yang didukung oleh fakta-fakta dan
disetujui oleh konsultan pengawas. Konsultan pengawas akan
memberitahukan kontraktor setiap ketentuan yang dibuat
dibawah sub-pasal ini dengan salinannya kepada pemilik proyek.
1. Schedule
a.Master and Revised Schedule
b.Progress schedule realization
c.Korespondensi segala macam surat menyurat yang
berhubungan dengan masalah di atas, termasuk nomor
agenda dan tanda terima surat / expedisi.
2. Memo
Memo yang tertulis oleh engineer / staff untuk kasus di
atas, lengkap dengan tanggal memo.
3. Minutes of Meeting
Minutes of meeting yang ditanda tangani oleh kedua belah
pihak. Minutes of meeting ini biasanya ditulis setelah
meeting selesai (mingguan, bulanan, special meeting).
Semua meeting hendaknya dibuat minute-nya, dan apabila
owner atau konsultan tidak membuat, maka kontraktor
membuat secara tertulis, kemudian menandatangani
bersama.
II - 48
4. Foto
Foto akan menjadi data yang baik, apabila disertai
keterangan tanggal foto diambil dan nama orang yang
mengambil foto.
5. Daily Record
Daily record ini dibuat setiap hari oleh pelaksana lapangan
dan ditandatangani oleh inspector lapangan. Daily record ini
memuat : jenis pekerjaan, jam kerja dan jumlah peralatan,
jumlah orang dan jam kerja, cuaca, material yang
datang/digunakan, alat-alat yang rusak, serta kejadian-
kejadian khusus. Daily record ini sangat penting, karena
dapat menjadi bukti yang sangat kuat.
6. Pay Record and Pay Request
Data ini digunakan untuk menyajikan dokumen pengajuan
pembayaran yang sudah dan belum dibayar.
7. Inspection Report
Untuk memulai suatu pekerjaan, biasanya ada request form
kepada engineer/staff untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Komentar- komentar/perintah-perintah dari engineer/staff
dapat digunakan untuk data pendukung.
8. Data pendukung yang lain, misalnya :
- Peraturan-peraturan baru
- Data gelombang, curah hujan
- Indeks harga BPS
II - 49
intinya, bahwa bila terjadi kegagalan bangunan yang
disebabkan kesalahan pelaksana, perencana atau pengawas
konstruksi, dan terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain,
maka mereka wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang
profesi dan dikenakan ganti rugi. Suatu ilustrasi keadaan dalam
masa pembangunan dimana suatu lantai cor beton baru selesai
dicor dan menunggu proses pengeringan, rusak akibat diinjak-
injak dan dipenuhi oleh telapak kaki tindakan orang yang
tidak bertanggung jawab meskipun akses menuju areal tersebut
sudah diblokir. Contoh lainnya yaitu kebakaran yang terjadi akibat
korsleting listrik yang mengakibatkan musnahnya peralatan kerja
dan stock bahan baku. Bahan baku ataupun peralatan elektrikal
yang mestinya dapat dipasang sesuai schedule tertunda dan
harus dibeli kembali.
Bila owner sebagai penyedia jasa konstruksi mempunyai
cadangan keuangan yang cukup besar, mungkin owner dapat
menutupi kerugian tersebut, tetapi apabila kerugian yang
ditimbulkan cukup besar, bagaimana owner dapat menutupi dan
tetap menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai selesai dengan
budget yang tetap ekonomis, serta menyikapi bahwa terjadi over
budget akibat kerugian, kerugian yang besar yang tidak terduga
seperti bencana alam. Dengan kondisi tersebut, maka perusahaan
penyedia jasa konstruksi yaitu pelaksana, perencana dan pengawas
harus berhati-hati di dalam pelaksanaan pekerjaannya agar tidak
menimbulkan kegagalan bangunan. Sebab bila terjadi kegagalan
bangunan tersebut, maka mereka harus mengganti kerugian
yang nilainya tentu tidak sedikit. Untuk meng-cover resiko
tersebut, di dalam UUJK sudah diatur mengenai masalah jaminan
pertanggungan atau asuransi konstruksi.
Dengan latar belakang tersebut, sudah seharusnya pihak
penyedia jasa konstruksi dapat memanfaatkan asuransi konstruksi.
II - 50
Pihak penyedia jasa juga akan mendapatkan proyek-proyek
internasional yang memang mensyaratkan asuransi tersebut.
Asuransi akan menjamin kerugian finansial akibat kerusakan fisik
dari pekerjaan sipil yang sedang dipasang atau dikerjakan.
Salah satu produk asuransi yang meng-cover kegagalan
bangunan yaitu asuransi Contractor All Risk (CAR).
II - 51
lengkap berupa proteksi terhadap “Material damage” dan “Third
Party Liability” selama masa pembangunan konstruksi. Asuransi
CAR juga dapat menjamin pekerjaan mekanikal dan elektrikal
yang ada dalam suatu pembangunan dengan catatan
besarnya nilai kontrak terhadap mekanikal dan elektrikal tidak
lebih besar dari nilai kontrak pekerjaan sipil.
II - 52
yang diasuransikan. Pertanggungan ganti rugi juga dapat
diberikan terhadap dampak kerusakan yang terjadi dan menimpa
pihak ketiga (pihak yang tidak terlibat secara langsung dalam
pelaksanaan proyek konstruksi), yaitu berupa tanggung jawab
hukum untuk ganti rugi terhadap kerusakan material/ property dan
cidera yang dideritanya.
• Kontraktor utama
• Sub kontraktor
Kedua pihak yang terlibat ini diikat dalam suatu kontrak perjanjian
yang berbentuk polis asuransi.
1. Material Damage
II - 53
Pada Material Damage, nilai pertanggungannya dinyatakan dengan
total nilai penuh kontrak proyek tersebut sampai pada akhir
pekerjaan termasuk material yang disuplai dari pemilik bangunan
atau principil, termasuk juga nilai peralatan proyek, konstruksi mesin
dan juga nilai pembersihan puing. Nilai proyek harus
disesuaikan dengan kenaikan akibat inflasi atau sebab lainnya
dan ini merupakan tanggung jawab pemegang polis dalam hal
ini adalah tertanggung. Ini mencegah nilai pertanggungan di bawah
harga yaitu pada akhirnya nilai jaminan tidak dapat lagi menutupi
nilai pembangunan kembali karena diakibatkan oleh inflasi atau
sebab lainnya.
• Nilai proyek,
II - 54
• Soil test (jika menggunakan tiang pancang),
• Layout proyek,
II - 55
• Pekerjaan utama.
• Pekerjaan sementara.
• Pekerjaan persiapan.
• Bahan-bahan yang disuplai.
• Biaya pembersihan reruntuhan.
• Tanggung jawab pihak ketiga.
• Alat-alat besar dan mesin-mesin yang membantu
pelaksanaan pekerjaan
• Dan lain-lain
• Pekerjaan Jambatan
• Pekerjaan Dermaga
• Pembangunan Terowongan
II - 56
beberapa resiko pertanggungan pokok resiko. Resiko-resiko
yang termasuk dalam pertanggungan pokok CAR :
1. Disambar petir
2. Tsunami
3. Angin ribut
4. Landslide
5. Keruntuhan struktur (collapse)
6. Kecelakaan kerja terhadap fisik proyek
7. Akibat dari defective material / workmanship
8. Kebakaran
9. Ledakan
10. Kejatuhan pesawat terbang
11. Pencurian dan perampokan
II - 57
3. Resiko-resiko yang tidak dijamin CAR
Selain resiko-resiko pokok dan tambahan yang dijamin
dalam asuransi CAR, terdapat pula resiko-resiko yang tidak
dijamin dalam asuransi CAR khususnya Munich Re Standard.
Sebagai contoh jenis resiko yang tidak dijamin antara lain :
• Perang dan sejenisnya
• Kesalahan perencanaan
• Sangsi-sangsi pembangunan
II - 58
risks. Polis asuransi CAR menurut Munich Re Standard terdiri dari
bagian-bagian sebagai berikut :
II - 59
Penghentian sebagian atau seluruh pekerjaan.
II - 60
meninjau lokasi serta peralatan-peralatan dan perubahan
material pada saat pelaksanaan konstruksi
II - 61
jawab dari pihak luar yang tercantum dalam polis kepada
yang mana pihak asuransi akan mendapatkan subrogasi
atas pelaksanaan pembayaran terhadap kerugian/
kerusakan yang terjamin dalam polis.
5. Sections
Bagian ini memuat hal-hal yang berhubungan dengan jaminan
terhadap kerugian dan kerusakan fisik atas proyek yang
dipertanggungkan dan jaminan atas tanggung jawab pihak
tertanggung terhadap pihak ketiga.
6. Schedule
Pada bagian ini membuat keterangan mengenai objek dan
kondisi pertanggungan, yaitu :
• Nama dan alamat tertanggung
II - 62
c. Nilai dari construction plan, equipment, dan
machinery
d. Biaya pembersihan reruntuhan
7. Endorsement
Endorsement merupakan klausa tambahan yang dapat
ditambahkan pada polis asuransi. Ada tiga jenis endorsement
yang merupakan fungsi dari endorsement, yaitu :
• Extension of cover
II - 63
berfungsi untuk menyatakan syarat- syarat yang harus
dipenuhi oleh tertanggung agar suatu resiko tertentu
dapat dijamin.
II - 64
untuk mendapatkan gambaran tentang pengamanan
proyek terhadap bahaya api, peledakan dan kebakaran.
Resiko pencurian material, resiko banjir, tanah longsor,
dan fasilitas yang di sekitar lokasi pembangunan.
II - 65
4. Menghitung MK dalam
5. Menghitung F hitung dengan cara membagi MK antar dengan MK
dalam
6. Membandingkan F hitung dengan F tabel
7. Membuat keputusan pengujian hipotesis Ho ditolak atau diterima
2.10 PENUTUP
II - 66