PENDAHUL
PENDAHULUAN
AHULUAN
A. Pendahuluan
F
isika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar, karena
berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Bidang fisika
biasanya dibagi menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik
dan magnet dan topik-topik modern seperti relativitas, struktur atom,
fisika zat padat, fisika nuklir, partikel elementer dan astrofisika. Dalam
buku ini pembahasan dibatasi pada materi fisika yang berkaitan dengan
ilmu kesehatan khususnya ilmu kedokteran, keperawatan, kebidanan dan
kesehatan masyarakat atau lingkungan. Praktik klinik baik kedokteran,
keperawatan maupun kebidanan telah banyak memanfaatkan kemajuan
sains atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di mana ilmu fisika
mempunyai peran yang sangat besar. Maka dari itu ada baiknya kita
melihat sekilas bagaimana aktivitas yang disebut sains, termasuk fisika ini
dipraktikkan. Dengan pemahaman oleh mahasiswa ilmu keperawatan,
kebidanan dan kesehatan masyarakat maupun lingkungan terhadap
materi yang ada di buku ini, diharapkan dapat menjadi bekal dalam
menekuni profesinya di kemudian hari.
Walaupun istilah sains berasal dari bahasa Latin yang berarti
mengetahui, akhirnya sains tidak sekedar berarti pengetahuan. Tujuan
utama semua sains, termasuk fisika, umumnya dianggap sebagai usaha
untuk mencari keteraturan dalam pengamatan manusia pada alam
sekitarnya. Banyak orang berpikir bahwa sains adalah proses mekanis
dalam pengumpulan fakta-fakta dan membuat teori. Hal ini tidak benar.
Sains, termasuk fisika, seperti juga sains lainnya merupakan usaha kreatif.
1
Fisika bukan hanya sekelompok fakta. Teori-teori penting dibuat dengan
tujuan untuk menjelaskan pengamatan. Untuk dapat diterima, teori diuji
dengan membandingkan prediksinya dengan hasil eksperimen yang
sebenarnya. Perhatikan bahwa umumnya teori tidak dapat dibuktikan
secara absolute.
Untuk waktu yang lama sains kurang lebih merupakan satu kesatuan
yang dikenal sebagai filosofi alam. Baru pada satu atau dua abad yang
lalu, perbedaan antara fisika dan kimia dan bahkan sains kehidupan
menjadi jelas. Memang perbedaan menyolok yang kita lihat sekarang
antara seni dan sains juga baru berumur beberapa abad. Dengan demikian
tidak mengherankan kalau perkembangan fisika telah mempengaruhi
dan dipengaruhi bidang-bidang lain. Karya awal mengenai listrik yang
berlanjut dengan penemuan baterai listrik dan arus listrik dibuat oleh
seorang fisiologis abad ke-18, Luigi Galvani (1737-1798). Ia memperhatikan
sentakan kaki katak yang merupakan respon terhadap percikan listrik,
kemudian otot-otot tersebut kelihatan tersentak jika bersentuhan dengan
dua logam yang tidak sama. Pertama kalinya fenomena ini dikenal sebagai
kelistrikan hewan, tetapi tidak lama kemudian menjadi jelas bahwa arus
listrik itu sendiri bisa ada walaupun hewannya tidak.
Seseorang tidak perlu menjadi seorang ilmuwan peneliti pada,
katakanlah kedokteran atau biologi molekuler untuk menggunakan fisika
dalam pekerjaannya. Seorang terapi fisik misalnya, dapat melakukan
pekerjaannya lebih efektif jika ia paham akan prinsip pusat gravitasi dan
cara kerja gaya-gaya dalam tubuh manusia.
Para ilmuwan sering membuat model dari fenomena fisika. Sebuah
model merupakan semacam gambaran atau analogi yang kelihatannya
menjelaskan fenomena yang bersangkutan. Teori sering dikembangkan dari
model, biasanya lebih dalam dan lebih kompleks dari model yang sederhana.
Hukum ilmiah merupakan suatu pernyataan yang singkat, sering dinyatakan
dalam bentuk persamaan, yang secara kuantitatif mendeskripsikan
sekelompok fenomena yang meliputi kasus-kasus yang luas.
2 Fisika Kesehatan
diikutsertakan. Satuan yang diterima secara umum saat ini adalah
System International (SI), di mana satuan standar: panjang, massa dan
waktu adalah: meter, kilogram dan sekon.
Standar internasional yang pertama adalah meter (disingkat m),
dinyatakan sebagai standar panjang oleh French Academy of Sciences
pada tahun 1790-an. Dalam semangat rasionalitas, 1 meter standar pada
awalnya ditentukan sebesar: Jarak antara dua goresan pada meter standar
sehingga jarak dari kutub utara ke khatulistiwa melalui Paris adalah 10 juta
meter. Meter standar adalah sebuah batang yang terbuat dari campuran
platina-iridium.
Pendahuluan 3
Gambar 1.2 Sketsa definisi baru 1 meter
Sampai tahun 1960 standar waktu didasarkan pada hari surya rata-
rata, selang waktu yang dibutuhkan oleh matahari untuk mencapai titik
tertingginya dua kali berturut-turut, dirata-ratakan selama watu 1 tahun.
Pada tahun 1967 ditetapkan standar atom. Pada atom cesium energi dari
kedua tingkat energinya yang terendah tidak banyak berbeda, tergantung
pada sejajar atau tidaknya spin electron paling luar pada spin inti. Radiasi
listrik magnetic (gelombang mikro) dengan frekuensi yang tepat
menyebabkan perpindahan dari satu tingkat energi ke tingkat energi
yang lain. Saat ini satu detik didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan
oleh 9.192.631,770 periode radiasi ini. Tentu saja ada tepat 60 s dalam
4 Fisika Kesehatan
satu menit (min) dan 60 menit dalam satu jam atau hour (h). Perhatikan
bahwa dua faktor 60 ini (sebagaimana juga 2,54 cm per inci) merupakan
definisi dan dengan demikian memiliki jumlah angka signifikan tak
terhingga. Tabel 1.1 menunjukkan kisaran pengukuran selang interval
waktu.
Pendahuluan 5
Tabel 1.2 Awalan-awalan Metrik (SI)
Awalan Singkatan Nilai
exa E 1018
peta P 1015
tera T 1012
giga G 109
mega M 106
kilo k 103
hecto H 102
deka Da 101
deci D 10-1
centi C 10-2
milli M 10-3
micro µ* 10-6
nano N 10-9
pico P 10-12
femto F 10-15
atto a 10-18
* µ adalah huruf Yunani “mu”
6 Fisika Kesehatan
beberapa derivate/ keturunannya dari SI. Berikut ini disajikan tabel satuan
internasional dan beberapa derivatnya.
Pendahuluan 7
Tabel 1.5 Sistem non SI yang digunakan dalam bidang
kedokteran dan keperawatan
C. Mengkonversi Satuan
Besaran apapun yang kita ukur, seperti panjang, kecepatan ataupun
arus listrik, harus terdiri dari suatu bilangan dan suatu satuan. Jika besaran-
besaran tersebut dijumlahkan, dikurangi, dikalikan atau dibagi dalam
suatu persamaan aljabar, maka satuannya juga harus diperlakukan sama
seperti bilangan lainnya. Sering kita diberikan besaran dalam satu set
satuan , tetapi kita ingin menyatakan dalam set satuan yang lain. Sebagai
contoh, kita mengukur bahwa tinggi badan seorang pasien 21,5 inci, dan
kita ingin menyatakannya dalam centimeter. Kita harus menggunakan
factor konversi (semua faktor konfersi bernilai 1) yang dalam hal ini
adalah:
1 in = 2,54 cm
Jika kita bagi ruas kanan dengan ruas kiri, kita peroleh:
1in 2,54cm
= 1 atau =1
2,54cm 1in
8 Fisika Kesehatan
1in 2,54cm
2,54cm atau 1in disebut factor konversi.
Jadi faktor konversi memiliki nilai 1.
Karena setiap besaran dapat dikalikan 1 dengan tanpa mengubah
nilainya, sekarang kita dapat mengubah 1 in ke dalam cm dengan
2,54cm
mengalikannya dengan faktor konfersi :
1in
⎛ 2,54cm ⎞
21,5in = (21,5 in) × ⎜⎜ ⎟⎟ = 54,6cm
⎝ 1in ⎠
1in
Jika kita mengalikannya dengan faktor konversi :
2,54cm
⎛ 1in ⎞
21,5in = (21,5 in) × ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 2,54cm ⎠
Kita tidak dapat mencoret satuan in karena keduanya terdapat pada
pembilang. Ini menyatakan bahwa faktor konversi harus dibalik.
Dengan mencoret satuan inci (in), seperti yang biasa dilakukan
dengan bilangan biasa untuk memperoleh satuan cm yang benar. Cara
memperlakukan satuan semacam ini memudahkan kita untuk melakukan
konversi dari satu satun ke satuan yang lainnya.
Contoh:
Sebuah membran yang bundar memiliki luas 1,25 inci persegi.
Nyatakanlah luas membran sel tersebut dalam centimeter!
Jawab:
Karena 1 in = 2,54 cm, maka
1 in2 = (2,54 cm)2 = 6,45 cm2
1in 2,54cm
Faktor konfersinya adalah= = 1 atau =1
2,54cm 1in
sehingga,
Pendahuluan 9
2
⎛ 2,54cm ⎞ ⎛ 6,45cm 2 ⎞
( )
1,25in = 1,25in × ⎜⎜
2
( 2
)
⎟⎟ = 1,25in × ⎜⎜ 2
⎟⎟ = 8,06cm 2
⎝ 1in ⎠ ⎝ in ⎠
D. Pengukuran
Pengukuran memainkan peranan penting pada fisika, tetapi hasil
pengukuran tidak akan pernah tepat secara sempurna. Adalah penting
untuk menentukan ketidakpastian suatu pengukuran, baik dengan
menyatakan langsung dengan ± , dan atau dengan memakai angka
signifikan yang tepat.
Fisika maupun disiplin ilmu lain seperti ilmu kesehatan, pengukuran
kuantitas merupakan dasar utama guna mencari korelasi atau interpretasi
dan juga untuk membandingkan hasil pengukuran dengan prediksi
teoritis.
Pengukuran adalah tindakan yang bertujuan untuk menentukan
kuantitas dimensi suatu besaran pada suatu sistem, dengan cara
membandingkan dengan satu satuan dimensi besaran tersebut,
menggunakan alat ukur yang terkalibrasi dengan baik.
Tapi, pada kenyataannya nilai pembandingnya tidak pernah
diperoleh secara pasti, sehingga nilai sebenarnya tidak dapat diketahui.
Pengukuran berulang-ulang hasilnya selalu berbeda, meskipun selisihnya
sangat kecil. Jadi dalam pengukuran selalu terdapat kesalahan. Usaha
yang harus dilakukan adalah mengusahakan kesalahan itu sekecil-kecilnya.
Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan
pengukuran terhadap besaran-besaran fisis tubuh seperti suhu badan,
tekanan darah, frekuensi detak jantung dan sebagainya. Dari hasil
pengukuran, belum dapat memberikan informasi apapun tanpa
membandingkan dengan suatu nilai yang ada. Nilai yang diperoleh
selanjutnya dibandingkan dengan suatu nilai yang dianggap sebagai
standar normal untuk menyatakan keadaan tubuh yang sehat. Nilai
standar yang digunakan merupakan hasil pendekatan secara empiris dari
hasil pengukuran terhadap banyak sampel yang kemudian nilai terbaik/
rata-rata nya dianggap sebagai nilai standar normal atau sehat, sehingga
sedikit batas penyimpangan atau variasi baik di atas maupun di bawah
dari nilai standar tersebut masih dianggap sehat.
10 Fisika Kesehatan
Kesalahan dari proses pengukuran baik disebabkan karena faktor
alat, metode maupun pelaku pengukuran, tentunya akan mengakibatkan
kesalahan informasi yang diperoleh sehingga menimbulkan kesalahan
kesimpulan dan ahirnya kesalahan tindakan yang akan merugikan pasien.
Dalam hal penentuan ini dapat terjadi false positif atau false negative.
False positif adalah merupakan suatu error (penyimpangan) yang terjadi
di mana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit, padahal sama
sekali tidak menderita penyakit tersebut. Sedangkan false negative
merupakan suatu error yang terjadi di mana penderita dinyatakan tidak
sakit, pada hal menderita suatu penyakit. Hal ini tentunya akan sangat
merugikan pasien. Untuk memperkecil kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran, maka perlu memahami faktor-faktor penyebab timbulnya
kesalahan/ralat dan cara memperkecil kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran.
Pendahuluan 11
2) Kondisi fisis yangg berubah (berfluktuasi); misal karena perubahan
temperatur atau perubahan listrik ruang yang tidak stabil.
3) Gangguan, misal adanya medan magnet yang kuat, dapat
mempengaruhi penunjukkan jarum penunjuk alat ukur listrik.
4) Definisi; misal karena penampang pipa tidak bulat betul maka
penentuan diameternya pun akan menimbulkan kesalahan.
c. Ralat kekeliruan tindakan, bagi pengamat dapat terjadi dalam 2
bentuk:
1) salah berbuat, misalnya salah membaca, pengaturan situasi/
kondisi.
2) Salah anggapan; misal terjadi pada pembulatan angka
perhitungan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dapat diperkecil dengan
cara lebih banyak berlatih, pemilihan metode yang tepat serta
menggunakan alat ukur yang terkalibrasi dan memiliki tingkat
ketepatan (akurasi) dan kebenaran (presisi) yang tinggi.
2. Perhitungan Ralat n
(1.1)
12 Fisika Kesehatan
Selisih atau penyimpangan dari nilai terukur terhadap nilai
terbaiknya disebut deviasi, dilambangkan dengan δx . Jadi
=
(1.2)
Informasi selisih kumulatif seluruh data harus ditampilkan
secara efisien & ringkas dalam bentuk standar deviasi (ukuran
penyimpangan nilai pendekatan terbaik terhadap nilai
sebenarnya yang tetap misterius), yaitu:
∑(δxi)2
Sx = (1.3)
n(n − 1)
Nilai hasil pengukuran dituliskan dalam bentuk:
(
x = x ± sx ) (1.4)
sedangkan deviasi standart nilai rata-rata relatifnya dapat
ditulis:
sx
Sx = x100 00 (1.5)
x
δxxi − x
dengan keseksamaan atau kecermatan (akurasi) yaitu:
⎛S ⎞
100 00 − ⎜⎜ x x100 00 ⎟⎟ (1.6)
⎝ x ⎠
Contoh:
Suatu panjang logam diukur 10 kali dengan hasil sebagai
berikut:
Pendahuluan 13
Nilai terukur: xi Deviasi (cm): Kuadrat deviasi
n
(cm) (
δxi = xi − x) (δxi)2 (cm)2
1 47,51 +0,02 0,0004
2 47,49 0,00 0,0000
3 47,48 -0,01 0,0001
4 47,50 +0,01 0,0001
5 47,47 -0,02 0,0004
6 47,49 0,00 0,0000
7 47,48 -0,01 0,0001
8 47,46 -0,03 0,0009
9 47,53 +0,04 0,0016
10 47,49 0,00 0,0000
n
∑x n 2
(δxi) = 0,00 ∑ (δxi)
n
N=10
x= i=1
i
= 474,90
∑
i=1
= 0,0036
i=1
n
∑x i
Jadi nilai terbaiknya, x = i=1
= 474,90 cm
n
Sedangkan deviasi standartnya,
∑(δxi)2 0,0036
Sx = = = 0,007cm
n(n − 1) 10(10 − 1)
Kemudian nilai x diinformasikan dalam format:
( )
x = x ± sx = (474,9 ± 0,007) cm.
14 Fisika Kesehatan
Panjang meja
Lebar meja
L = (L ± ∂L) m 2
Ketidakpastian ∂p,∂l serta proses p× lakan berkontribusi dalam
penentuan .
(1.7)
⎝ ∂p ⎠ ⎝ ∂l⎠
3. Accuracy, Precision, Error dan Uncertainty
Penting sekali untuk membedakan beberapa istilah yang sering
dijumpai dari hasil pengukuran.
Accuracy (akurasi – ketepatan), adalah suatu ukuran seberapa
dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Jadi nilai ini
sebanding dengan ketepatan hasil.
Precision (presisi – ketelitian), adalah ukuran seberapa baik hasil
pengukuran telah ditentukan tanpa mengacu pada nilai sebenarnya.
Ketelitian lebih mengarah pada pengertian seperti kekonsistenan hasil.
Alat yang menghasilkan data seperti angka sebelumnya dikatakan
alat yang teliti, tidak peduli apakah hasil tersebut tepat atau tidak
dengan nilai sebenarnya.
Error (ralat – kesalahan), adalah perbedaan antara hasil observasi
atau pengukuran dengan nilai sebenarnya.
Pendahuluan 15
Uncertainty (ketidakpastian), berkaitan dengan fluktuasi
simpangan data xi terhadap nilai pendekatan terbaik , sebagai
gambaran kualitas hasil pengukuran atau perhitungan.
- oOo -
16 Fisika Kesehatan
BAB II
BIOMEKANIKA
H
ukum gerak Newton menghubungkan konsep gaya dan konsep
gerak. Gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan pada suatu
benda sehingga menyebabkan benda mengalami perubahan
gerak atau perubahan bentuk. Gaya adalah besaran yang memiliki arah,
misalnya gaya berat yang arahnya ke bawah. Gaya untuk menggeserkan
meja arahnya mendatar. Jadi gaya termasuk besaran vektor (mempunyai
nilai dan arah). Untuk menjumlahkan dan mengurangkan suatu gaya
dengan gaya lain, berlaku aturan-aturan berhitung vektor. Demikian pula
halnya dengan penguraian gaya menjadi komponen-komponennya.
Jumlah gaya disebut resultan gaya-gaya yang dijumlahkan.
1. Hukum I Newton
Hukum I Newton menyatakan:
“Sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan, akan tetap diam atau akan terus bergerak dengan kecepatan konstan,
kecuali ada gaya-gaya eksternal yang bekerja pada benda itu”.
Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa
benda mempunyai kelembaman. Sehubungan dengan itu, Hukum I
Newton disebut juga hukum kelembaman. Secara matematis Hukum I
Newton dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑F = 0 (2.1)
17
Berdasarkan Hukum I Newton tersebut, berarti untuk benda
yang semula diam maka benda tersebut selamanya akan tetap diam.
Sedangkan untuk benda yang bererak, akan bergerak terus, kecuali
ada gaya yang menghentikannya. Contohnya pada waktu berada di
atas kendaraan yang bergerak, kemudian tiba-tiba kendaraan direm,
maka penumpang akan terdorong ke depan. Hal ini menunjukkan
bahwa penumpang yang sedang bergerak bersama kendaraan
cenderung ingin bergerak.
2. Hukum II Newton
Hukum II Newton menyatakan:
“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”:
a=
∑F atau
m
∑F = m a (2.2)
18 Fisika Kesehatan
Gambar 2.2 menunjukkan benda terletak di
atas bidang datar yang licin, kemudian di-
pengaruhi gaya F hingga timbul percepatan a
(2.3)
a. Gaya Gravitasi
Menurut Galileo bahwa benda-benda yang dijatuhkan di
dekat permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama,
(g) jika hambatan udara dapat diabaikan. Gaya yang dapat
menyebabkan percepatan g disebut gaya gravitasi. Jika diterapkan
hukum II Newton untuk gaya gravitasi, maka untuk percepatan a
digunakan percepatan ke bawah atau g yang disebabkan oleh
gravitasi. Berat badan kita merupakan gaya gravitasi bumi
terhadap tubuh kita; terjadinya varises pada vena merupakan gaya
Bio Mekanika 19
tarik gravitasi bumi terhadap aliran darah yang mengalir secara
berlawanan. Dengan demikian, gaya gravitasi FG pada sebuah
benda, yang biasa disebut berat benda (diberi lambang W dari
kata weight) dapat ditulis sebagai :
FG = m .g , atau W = m .g (2.4)
20 Fisika Kesehatan
mempertahankan planet-planet dalam orbitnya mengelilingi
matahari. Demikian pula, gaya gravitasi yang dikerjakan oleh bumi
pada bulan menjaga bulan dalam orbitnya yang mendekati
lingkaran mengelilingi bumi. Gaya gravitasi yang dikerjakan oleh
bulan dan matahari pada lautan di bumi bertanggung jawab pada
peristiwa pasang surut
b. Gaya Normal (N)
Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda
tersebut jatuh. Ketika benda dalam keadaan diam di bumi, gaya
gravitasi pada benda tersebut tidak hilang, sebagaimana dapat
diketahui jika ditimbang dengan neraca pegas.
Dari hukum I Newton, gaya total pada benda yang tetap diam
adalah nol. Pasti ada gaya lain dalam benda tersebut untuk
mengimbangi gaya gravitasi. Apa bila kita berdiri di atas lantai,
lantai tersebut memberikan gaya ke atas. Lantai sedikit tertekan
ke bawah oleh tubuh kita dan lantai akan memberikan gaya dorong
ke atas. Gaya yang diberikan lantai ini disebut gaya kontak, yang
hanya terjadi jika dua benda bersentuhan. Ketika gaya kontak
tegak lurus terhadap permukaan kontak , gaya ini disebut gaya
normal. Dalam hal ini gaya gravitasi (berat) dengan gaya normal
bukan termasuk pasangan gaya aksi reaksi, karena bekerja pada
benda yang sama.
Gambar 2.4 Gaya normal adalah gaya sentuh yang arahnya selalu
tegak lurus pada permukaan kontak
Bio Mekanika 21
pada tubuh pasti ada suatu gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja
pada tubuh dan ada gaya yang bekerja di dalam tubuh kita. Gaya pada
tubuh dapat diketahui apa bila kita menabrak suatu objek. Sedangkan
gaya di dalam tubuh, sering kali tidak kita sadari, misal gaya otot jantung
yang menyebabkan mengalirnya darah dan gaya otot paru-paru saat
inspirasi dan ekspirasi.
Sistem otot dan tulang pada manusia bekerja sebagai sistem
pengumpil. Ada tiga macam sistem pengumpil yang bekerja pada tubuh
manusia, yaitu :
1. Klas pertama sistem
pengumpil
Titik tumpuan terletak di
antara gaya berat dan gaya
otot. (Gambar 2.5)
O = titik tumpuan
W = gaya berat
M = gaya otot
Gambar 2.5
2. Klas kedua sistem
pengumpil
Gaya berat di
antara titik
tumpuan dan
gaya otot.
(Gambar 2.6) O = titik tumpuan
W = gaya berat
M = gaya otot
Gambar 2.6
22 Fisika Kesehatan
O = titik tumpuan
W = gaya berat
M = gaya otot
Gambar 2.7
Keuntungan Mekanik
Iw IM
Keuntungan mekanik didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya
otot (M) dan O
gaya berat (W).
G aya berat G aya otot
(W ) (M )
Keuntungan mekanik
(K M ) = M (2.5)
W
Oleh karena momen gaya terhadap titik tumpu = 0, maka:
W.IW = 0
M.IM = 0
Bio Mekanika 23
atau:
W.IW = M.IM
1. Gaya Vertikal
Apabila seseorang berdiri di atas suatu benda, maka orang
tersebut memberi gaya terhadap benda tersebut, sedangkan benda
akan memberi gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya yang
diberikan orang tersebut tetapi arahnya berlawanan (hukum III
Newton: aksi = - reaksi).
24 Fisika Kesehatan
Gambar 2.8 Aksi = - reaksi
2. Gaya Horisontal
Gaya-gaya dapat digabungkan dengan menggunakan operasional
vektor.
a. Benda di Atas Lantai kasar Ditarik dengan Gaya Horisontal
Benda bermassa m terletak pada lantai kasar, kemudian
ditarik dengan gaya horisontal sebesar F (gambar 2.9)
fk F
W
Gambar 2.9 Balok di atas lantai kasar ditarik dengan
gaya horisontal
Bio Mekanika 25
Maka berlaku: ∑ F = ∑ m .a (2.7)
Ketika dua benda saling bergesekan, ada gaya yang disebut gesekan.
Gaya gesek (fk) ini membuat benda sulit bergerak dengan cepat,
maka :
F − fk = m .a (2.8)
fk adalah gaya gesek kinetik yang besarnya :
fk = µ k N (2.9)
dengan: µk = koefisien gaya gesek kinetik (0< µk <1)
N = gaya tekan normal, dengan N=W
fs W
Gambar 2.10 Balok di atas lantai kasar ditarik oleh gaya
yang membentuk sudut dengan bidang horisontal
F cosα − fk = m .a (2.10)
26 Fisika Kesehatan
c. Benda di Atas Papan Ditarik Melalui Katrol oleh Benda Lain dalam
Arah Vertikal ke Bawah
Dua buah benda massanya m1 dan m2 tersusun seperti Gambar
2.11
N
T
licin T
W 1 W 2
∑ F = ∑ m .a
w 2 − T − T = (m 1 + m 2 ) a
m 2 g = (m 1 + m 2 ) a
m2
a= g (2.11)
m1 + m 2
Contoh:
1) Seorang pasien duduk di atas kursi roda dimana massa pasien
dan kursi roda adalah 40 kg, kemudian ditarik dengan gaya
konstan 100 N arah mendatar ke kanan. Jika koefisien gesekan
kinetik antara kursi roda dan lantai = 0,05, hitunglah
percepatan kursi roda!
Diketahui: m =40 kg, f = 100N, g = 10 ms-1, = 0,05
Ditanyakan: a = ….?
Jawab:
∑ F = m .a
Bio Mekanika 27
F − fk = m .a
F − µ k N = m .a
100 − 0,05.400 = 40a
(a) (b)
80 = 40
100− 2
Jawab:
Ada tegangan sebesar 20 kg. 9,8 ms-2 = 200 N sepanjang tali
(Gambar a). Dengan demikian ada dua gaya 200 N yang
bekerja dengan sudut 37o pada katrol yang di tengah dan pada
kaki, Gambar b. Jadi gaya resultan pada kaki adalah:
F = 2 (200 N) cos 37o = 400 N . 0,8 = 320 N, yang bekerja ke
kanan (kaki dalam keadaan setimbang, sehingga pasti ada gaya
320 N lain yang bekerja pada kaki agar tetap diam, yaitu gaya
lawan/reaksi dari otot kaki).
28 Fisika Kesehatan
pasien dan pemberat. Kulit pada kaki di atas papan mesin traksi
ditarik melalui katrol oleh pemberat dengan arah vertikal ke
bawah. Massa betis kaki pasien (mA) 2 kg dan massa pemberat
(mB) 3 kg (g=10m/s2). Bila koefisien gesekan kinetik badan
pasien dengan papan 0,5 dan gesekan katrol serta massa tali
diabaikan, hitunglah:
a) percepatan sistem
b) tegangan tali
Diketahui: mA = 2 Kg
mB = 3 kg
fk = 0,5
Ditanyakan : a) a = …?
b) T = …?
Jawab:
a)
m B .g − µfk .m A .g = (m A + m B ) a
a B=−=−410 ks= (m A + m B ) a 3.10 − 0,5.2.10 = (3 + 2) a
20
30
W T5mfa==−325.4
a
W B − T = m B .a
T = 30 − 12 = 18N
Jadi tegangan tali adalah 18 N.
Bio Mekanika 29
a. traksi leher
Gambar 2.12
Traksi leher
b. traksi tulang
Gambar 2.13
Traksi tulang
c. Traksi kepala
Gambar 2.14
Traksi tulang
D. Pusat Massa
Pengamatan-pengamatan pada gerak benda menunjukkan bahwa
walaupun benda berotasi, atau ada beberapa benda yang bergerak relatif
satu dengan yang lainnya, ada satu titik yang bergerak dalam lintasan
yang sama dengan yang dilewati partikel jika mendapat gaya yang sama.
Titik ini disebut pusat massa (PM). Jadi pusat massa sebuah benda (atau
kelompok benda) merupakan titik di mana gaya total dapat dianggap
bekerja untuk tujuan menentukan gerak translasi benda sebagai satu
kesatuan. Gerak umum benda yang diperluas (atau sistem benda) dapat
dianggap sebagai: jumlah gerak translasi dari pusat massa, ditambah gerak
rotasi, getaran (vibrasi), atau gerak lainnya di sekitar pusat massa.
30 Fisika Kesehatan
Sebagai contoh, perhatikan gerak pusat massa penerjun (Gambar
2.15) : pusat massa mengikuti lintasan parabola bahkan ketika si penerjun
berotasi, sebagaimana ditunjukkan (gambar 2.15b). Lintasan ini sama
dengan lintasan parabola yang dibentuk partikel yang ditembakkan jika
hanya mengalami gaya gravitasi (yaitu gerak peluru). Titik-titik lain pada
tubuh penerjun yang berotasai mengikuti lintasan yang lebih rumit.
Bio Mekanika 31
m 1x1 + m 2 x2 m 1x1 + m 2 x2
xPM = = (2.12a)
m1 + m 2 M
m ( x1 + x2 ) ( x1 + x2 )
xPM = = [massa sama]
2m 2
Jika suatu massa lebih besar dari yang lain, katakanlah m1>m2, maka
PM lebih dekat ke massa yang lebih besar. Jika ada lebih dua partikel
sepanjang garis, akan ada suku-suku tambahan pada persamaan (2.12a),
sebagaimana ditunjukkan oleh contoh pada gambar 2.17 berikut ini:
Contoh:
Gambar 2.17
Tiga orang yang kurang lebih memiliki massa yang sama m pada
perahu pisang (diisi udara) yang ringan duduk sepanjang sumbu x pada
posisi x1 = 1,0 m, x2 = 5,0 m, dan x3 =6,0 m. Carilah posisi PM!
Jawab:
Kita gunakan persamaan 2.12a dengan menambahkan suku ketiga:
m x1 + m x2 + m x3 m (x1 + x2 + x3 )
xPM = =
m +m +m 3m
32 Fisika Kesehatan
=
(1,0m + 5,0m + 6,0m ) = 12,0m = 4,0m
3 3
Jika partikel-partikel tersebut dalam dua atau tiga dimensi, kita tidak
hanya perlu menspesifikasi sumbu x dari PM saja (xPM), tetapi juga
koordinat y dan z, yang akan dinyatakan oleh rumus seperti persamaan
2.12a. Sebagai contoh untuk partikel dengan massa m1 dan m2, yang
koordinat y-nya adalah y1 dan y2, berturut-turut, koordinat y dari PM
mereka adalah:
m 1 y1 + m 2 y2 m 1 y1 + m 2 y2
xPM = = (2.12b)
m1 + m 2 M
Untuk partikel yang lebih banyak, akan ada lebih banyak suku pada
rumus ini.
Sebuah konsep yang hampir sama dengan pusat massa adalah pusat
gravitasi (PG). Pusat gravitasi sebuah benda adalah titik di mana gaya
gravitasi bisa dianggap bekerja. Tentu saja gaya gravitasi sebenarnya bekerja
pada semua bagian atau partikel pada benda, tetapi untuk tujuan
menentukan gerak translasi benda sebagai satu kesatuan, kita dapat
menganggap bahwa seluruh berat benda tersebut (yang merupakan jumlah
berat semua bagiannya) bekerja pada pusat gravitasi. Jadi terdapat
perbedaan konseptual antara pusat gravitasi dengan pusat massa, tetapi
untuk tujuan praktis, keduanya biasanya merupakan titik yang sama.
Bio Mekanika 33
kecuali jika ditempatkan sedemikian rupa sehingga PG berada pada garis
vertikal persis di bawah titik di mana benda tersebut digantungkan. Jika
benda tersebut dua dimensi, atau mempunyai bidang simetri, ia hanya
perlu digantungkan dari dua titik sumbu yang berbeda dan garis vertikal
(pengukur) yang digambar. Dengan demikian pusat gravitasi akan berada
pada perpotongan dua garis seperti pada gambar 2.19. Jika benda tidak
memiliki bidang simetri, PG terhadap dimensi ketiga didapat dengan
menggantungkan benda dari setidaknya tiga titik yang garis ukurnya tidak
berada pada bidang yang sama. Untuk benda-benda yang berbentuk
simetris seperti silinder (roda), bola dan benda padat persegi, PG terletak
di pusat geometri benda tersebut.
Tentu saja, ada berbagai variasi di antara tubuh manusia satu dengan
yang lainnya, sehingga data ini hanya merupakan perkiraan kasar.
Perhatikan bahwa angka-angka tersebut menyatakan persentase dari
34 Fisika Kesehatan
ketinggian total, yang dianggap sebagai 100 satuan; dengan cara yang
sama massa total adalah 100 satuan. Dengan demikian, sebagai contoh,
jika seseorang mempunyai tinggi 1,70 m, sendi bahunya akan berada
kira-kira (1,70 m)(81,2/100) = 1,38 m di atas lantai.
Contoh:
Tentukan posisi pusat massa (PM)
satu kaki (sebagaimana ditunjukkan
pada gambar 2.19) jika :
(a) kaki diluruskan,
(b) kaki ditekuk 90o,
Anggap tinggi orang tersebut 1,70 m.
Jawab:
(a) Tabel 2.1 menggunakan satuan
persentase, yang berarti orang
tersebut mempunyai massa 100
satuan dan tinggi seratus satuan.
Pada ahirnya kita dapat mengalikan
dengan (1,70 m/100). Kita ukur
jarak dari sendi pinggul dengan Gambar 2.20
menggunakan Tabel 2.1 dan
didapat angka-angka yang ditunjukkan pada gambar 2.20a. Dengan
menggunakan persamaan 2.12a, kita dapatkan:
xPM =
(21,5)(9,6) + (9,6)(33,9) + (3,4)(50,3) = 20,4 satuan
21,5 + 9,6 + 3,4
Dengan demikian, pusat massa kaki dan telapaknya adalah 20,4
satuan dari sendi pinggul, atau 52,1-20,4 = 31,7 satuan dari dasar
telapak kaki. Karena tinggi orang tersebut 1,70 m, angka ini berarti
(1,70 m)(31,7/100) = 0,54 m.
(b). Pada bagian ini kita menghadapi masalah dua dimensi. Kita gunakan
sistem koordinat xy, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.20b.
Pertama kita hitung seberapa jauh ke arah kanan dari sendi pinggul,
PM tersebut berada:
Bio Mekanika 35
xPM =
(21,5)(9,6) + (9,6)(23,6) + (3,4)(23,6) = 14,9 satuan
21,5 + 9,6 + 3,4
Untuk orang dengan tinggi 1,70 m, ini berarti (1,70 m)( 14,9/100)=
0,25 m.
Berikutnya kita hitung jarak yPM dari PM di atas lantai:
yPM =
(3,14)(1,8) + (9,6)(18,2) + (21,5)(28,5) = 23,1satuan
21,5 + 9,6 + 3,4
atau (1,70m)(23,1/100) = 0,39 m. Dengan demikian, PM terletak 39
cm di atas tanah dan 25 cm ke kanan sendi pinggul.
Pusat massa juga bisa berada di luar tubuh. Satu contoh sederhana
dari atletik ditunjukkan pada gambar 2.21. Jika para atlit peloncat tinggi
dapat mencapai posisi pada gambar, PM mereka sebenarnya dapat
melewati bagian bawah palang, sementara tubuh mereka lewat di atasnya,
yang berarti bahwa untuk suatu laju loncatan tertentu, mereka dapat
melewati palang yang lebih tinggi. Inilah yang sebenarnya mereka coba
lakukan. Contoh lain adalah donat yang PM nya berada di pusat lingkaran.
Pengetahuan mengenai pusat massa tubuh dengan berbagai posisi sangat
membantu dalam mempelajari mekanika tubuh.
F. Torsi
Bila anda akan memutar sebuah gasing, anda memuntirnya. Dalam
gambar 2.22a, sebuah cakram yang diam mendatar pada permukaan
36 Fisika Kesehatan
horizontal dibuat berputar oleh gaya F1 dan
F2 bekerja pada tepi cakram. Ingat bahwa
lokasi titik tangkap gaya-gaya ini adalah
penting. Kedua gaya yang sama itu bila
dikerjakan sedemikian rupa hingga garis
kerjanya melalui pusat cakram, seperti pada
gambar 2.22b, tidak akan menyebabkan
cakram berputar. (Garis kerja sebuah gaya
adalah garis seberapa panjang gaya itu
bekerja). Jarak tegak lurus antara garis kerja
sebuah gaya dan sumbu rotasi dinamakan
lengan gaya tersebut atau lengan torsi. Hasil
Gambar 2.22 kali sebuah gaya dengan lengannya disebut
torsi (huruf kecil dari abjad Yunanai tau).
Torsi yang diberikan pada sebuah benda oleh
sebuah gaya adalah besaran yang
mempengaruhi kecepatan anguler benda
tersebut. Percepatan sudut dari sebuah benda
berbanding lurus dengan torsi total yang
τ i = Fil = Firi sinθ diberikan.
Gambar 2.23a menunjukkan bahwa
gaya Fi yang bekerja pada partikel I dari
sebuah cakram. Lengan gaya ini adalah: l =
ri sin θ , dengan θ adalah sudut antara gaya
Fi dan vektor posisi ri ke titik tangkap gaya.
Jadi besar torsi yang diberikan oleh gaya ini
adalah:
(2.13)
Karena torsi merupakan jarak dikalikan
gaya, maka diukur dalam satuan N.m pada
satuan SI, atau dyne cm pada sistem cgs, dan
lb.ft dalam sistem Inggris.
Gambar 2.23
Bio Mekanika 37
Contoh:
Otot bisep memberikan gaya ke atas
pada lengan bawah sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 2.24a dan
2.24b. Untuk masing-masing kasus
hitunglah torsi sekitar sumbu rotasi
melalui sendi siku, dengan menganggap
bahwa otot melekat 5,0 dari siku
sebagaimana digambarkan.
Jawab:
(a). F = 700 N dan r = 0,050 m, sehingga :
τ = F .r = (700N )(0,050m ) = 35 N .m
(b). Karena lengan membentuk sudut,
lengan gaya lebih pendek (gbr 2.22c) :
maka r = (0,050m) (sin 60o), F tetap
700N, jadi:
τ = F.r =
Lengan dapat memberikan torsi yang
lebih kecil pada sudut. Mesin pada gymna-
sium sering dirancang dengan mem-
perhitungkan variasi sudut ini. Gambar 2.24
38 Fisika Kesehatan
Pada gambar 2.24 menggambarkan benda
yang digantung. Jika tiba-tiba penggantung putus,
benda akan jatuh, maka benda melakukan usaha
karena gaya beratnya menempuh jarak selama
jatuh. Ini berarti sebelum benda jatuh, benda
tersebut memiliki tenaga (energi). Pada sistem ini
benda memiliki kesanggupan untuk melakukan
usaha oleh karena keadaan tempatnya. Jenis
tenaga yang demikian disebut tenaga tempat atau
energi potensial (Ep).
Gambar 2.24
Jika massa benda m dan letaknya di atas
tanah setinggi h maka besarnya energi potensial
benda sama dengan usaha yang dilakukan gaya beratnya selama jatuh,
atau dapat dituliskan dengan persamaan:
E p = w .h
E p = (m .g).h
E p = m .g .h (2.14)
di mana:
Ep = energi potensial dalam Joule (J)
m = massa benda dalam kilogram (kg)
g = percepatan gravitasi dalam m.s-2
h = tinggi benda di atas tanah dalam meter (m)
H. Energi Kinetik
Setiap benda yang berada dalam keadaan bergerak selalu memiliki
kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu contoh misalnya sebuah
mobil yang bergerak, tiba-tiba menumbuk benda di depannya, maka benda
tersebut akan didorong oleh gaya tekan mobil hingga menggeser, maka
mobil tersebut telah melakukan usaha. Jadi mobil yang berada dalam
keadaan bergerak, memiliki tenaga atau energi. Tenaga yang dimiliki
oleh benda yang bergerak disebut tenaga gerak atau energi kinetik (Ek).
Jika massa benda m, kecepatan gerak v, menurut hasil eksperimen
besarnya energi kinetik dirumuskan sebagai berikut:
Bio Mekanika 39
1
Ek = m .v2 (12.15)
2
dengan:
Ek = energi kinetik dalam Joule (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (ms-1)
- oOo -
40 Fisika Kesehatan
BAB III
BUNYI
A. Pendahuluan
B
v= (3.1)
ρ
dengan ρ adalah kerapatan materi dan B adalah modulus elastis.
Pada udara di 0oC dan 1 atm, bunyi merambat dengan laju 331 m/s.
Ada dua aspek dari setiap bunyi yang dirasakan oleh pendengaran
manusia, yaitu kenyaringan dan ketinggian , dan masing-masing
menyatakan sensasi dalam kesadaran pendengar. Untuk masing-masing
sensasi subyektif ini, ada besaran yang dapat diukur secara fisis.
Bunyi 41
Kenyaringan berhubungan dengan energi pada gelombang bunyi.
Sedang ketinggian bunyi menyatakan apakah bunyi tersebut tinggi, seperti
bunyi suling atau biola, atau rendah seperti bunyi bas dram atau senar
bass. Besaran fisika yang menyatakan ketinggian adalah frekuensi. Makin
rendah frekuensi, makin rendah pula ketinggian, demikian juga
sebaliknya.
Telinga manusia dapat mendengar frekuensi antara 20 Hz sampai
20.000 Hz (1 Hz adalah 1 siklus per detik). Rentang nilai frekuensi ini
disebut frekuensi pendengaran atau audio frekuensi yang nilainya kadang
berbeda antara manusia satu dangan yang lain.
Gelombang bunyi dengan frekuensi kurang dari 20 Hz disebut
infrasonik. Frekuensi ini tidak dapat didengar telinga manusia tetapi dapat
dirasakan getarannya. Infrasonik dapat ditimbulkan oleh getaran tanah,
gempa bumi, guntur, gunung berapi, bangunan maupun truk mobil yang
apa bila mengenai tubuh kadang menimbulkan perasaan kurang nyaman
(discomfort), kelesuan (fatique) dan perubahan pendengaran. Gelombang
frekuensi rendah ini bekerja secara resonansi, menyebabkan gerakan dan
iritasi yang cukup besar pada organ-organ di dalam tubuh.
Gelombang bunyi dengan frekuensi di atas 20.000 Hz disebut I=
ene
ultrasonik. Gelombang bunyi pada frekuensi ini tidak dapat didengar
oleh telinga manusia. Gelombang ultrasonik mempunyai aplikasi klinik
dalam bidang kedokteran yang akan dibahas dalam bab selanjutnya.
C. Intensitas Bunyi
Sebagaimana ketinggian, kenyaringan juga merupakan sensasi dalam
kesadaran manusia. Ketinggian juga berhubungan dengan intensitas
gelombang. Intensitas gelombang didefinisikan sebagai energi yang dibawa
sebuah gelombang per satuan waktu melalui satuan luas.
(3.2)
42 Fisika Kesehatan
Telinga manusia dapat mendeteksi bunyi dengan intensitas antara
10-12W/m2 sampai 1 W/m2.
Tingakat intensitas bunyi biasanya dinyatakan dengan skala
logaritmik. Satuan skala ini adalah bel, dari Alexander Graham Bell (1847-
1922), penemu telepon, atau lebih umum decibel (dB), yang merupakan
bel (10 dB = 1 bel). Intensitas bunyi ( β ) didefinisikan dalam
1
10
intensitasnya :
(3.3)
β ⎡1,) 10log⎤
0=×10 −10 I
β(=dal
10am
logdB
⎢ −12 ⎥
= 10log100= 20dB
⎣1,0× 10 ⎦I0
D. Telinga
Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat sensitive.
Fungsi telinga adalah untuk secara efisien merubah energi getaran dari
gelombang menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui saraf. Hal
ini sama dengan mikrofon di mana gelombang bunyi yang mengenai
diafragma mikrofon akan menggetarkannya, dan getaran ini diubah
menjadi sinyal listrik dengan frekuensi yang sama, kemudian dikuatakan
oleh amplifier dan dikirim ke pengeras suara.
Telinga dibagi menjadi tiga bagian utama: telinga luar, telinga tengah,
dan telinga dalam.
Di telinga luar, gelombang bunyi dari luar merambat sepanjang
saluran telinga ke gendang telinga (timpani), yang bergetar sebagai
tanggapan terhadap gelombang yang menimpanya.
Bunyi 43
Lubang Eustasius
44 Fisika Kesehatan
besar, tetapi energi yang tersisa dibuang melalui jendela bundar di ujung
saluran timpani. Antara dua saluran ini ada saluran ke tiga, yang disebut
sebagi pembuluh rumah siput . Pada membran yang memisahkan
pembuluh rumah siput dengan saluran timpani (membrane basilar)
terdapat organ Corti yang berisi sekitar 30.000 ujung saraf. Sementara
gelombang tekanan melewati saluran timpani, gelombang ini
menyebabkan riak-riak di membran basilar dan organ Corti yang mele-
kat pada saluran ini. Pada saluran ini lah energi diubah menjadi impuls
listrik dan dikirim ke otak melalui saraf pendengaran. Membran basilar
mengalami tegangan yang kemudian berkurang dan membran menjadi
lebih tebal dari telinga tengah menuju rumah siput. Hasil percobaan dapat
diketahui bahwa ujung yang lebih tebal dan tidak terlalu tegang akan
lebih sensitif terhadap frekuensi rendah, sedang ujung yang lebih tegang
dan tipis lebih sensitive terhadap frekuensi tinggi, fakta ini penting dalam
perasaan kita terhadap tinggi bunyi.
Tingkat kepekaan telinga tiap manusia tidak sama sensitifitasnya
untuk semua frekuansi. Untuk mendengar kenyaringan yang sama dari
bunyi yang frekuensi berbeda, dibutuhkan intensitas yang berbeda. Pada
grafik 3.1, setiap kurva mempresentasikan tingkat kenyaringan (satuannya
decibel phon) yang secara numerik sama dengan tingkat intensitas dalam
dB pada 1000 Hz.
Grafik 3.1
Bunyi 45
Sebagai contoh, kurva yang diberi label 40 mempresentasikan bunyi
yang terdengar memiliki kenyaringan yang sama dengan bunyi 1000 Hz
dengan tingkat intensitas 40 dB. Dari kurva 40-phon dapat dilihat bahwa
nada 100 Hz harus memiliki intensitas sekitar 62 dB agar terdengar sekeras
(untuk orang rata-rata) nada 1000 Hz dengan hanya 40 dB.
Kurva yang paling rendah (diberi label 0) menggambarkan tingkat
intensitas sebagai fungsi frekuensi untuk bunyi yang paling lembut yang
hampir tidak terdengar oleh telinga yang sangat baik. Dari grafik dapat
dilihat bahwa telinga paling sensitive terhadap bunyi dengan frekuensi 200
dan 4000 Hz, sementara bunyi 1000 Hz terdengar pada tingkat 0 dB,
bunyi pada 100 Hz paling tidak harus 40 dB agar terdengar.
Kurva paling atas yang diberi label 120, menggambarkan ambang
rasa sakit. Bunyi di atas tingkat ini bisa dirasakan dan dapat menyebabkan
rasa sakit.
1. Hilang Pendengaran
Hilang pendengaran atau tuli ada dua macam, yaitu tuli konduksi
dan tuli persepsi (tuli saraf).
a. Tuli Konduks, tuli ini bersifat sementara, disebabkan vibrasi suara
tidak bisa sampai ke telinga bagian tengah oleh karena adanya
malam/wax/serumen atau adanya cairan telinga di bagian tengah.
Apabila tuli konduksi tidak dapat pulih kembali, dapat dibantu
dengan menggunakan alat bantu pendengaran (hearing aid).
b. Tuli Persepi, bisa terjadi hanya sebagian kecil frekuensi saja atau
seluruh frekuensi yang tidak dapat didengar. Tuli persepsi sampai
saat ini belum bisa disembuhkan.
c. Tuli Campuran, merupakan campuran antara tuli konduksi dan
tuli persepsi.
2. Tes Pendengaran
Untuk mengetahui tuli konduksi atau tuli saraf dapat dilakukan
tes pendengaran. Dalam perkembangannya, seiring dengan kemajuan
teknologi moderen, tes pendengaran semakin disempurnakan.
Beberapa jenis tes pendengaran yang dapat di lakukan adalah:
46 Fisika Kesehatan
a. Tes Berbisik
Dahulu tes pendengaran dilakukan dengan suara berbisik atau
bicara pada jarak tertentu dan penderita disuruh menirukannya
(Voice test). Dengan cara ini dapat diketahui secara kasar apakah
penderita yang diperiksa tuli atau tidak. Telinga normal dapat
mendengar suara berbisik dengan tone atau nada rendah. Misal
suara konsonan, dan platal : b, p, t, m, n pada jarak 5-10 meter.
Sedang suara berbisik dengan nada tinggi menggunakan nada
suara desis atau sibiland: s, z, ch, sh, shel pada jarak 20 m.
b. Tes Garputala
Pada tahun 1855, Rinne, Weber dan Schwabach mengadakan
pemeriksaan dengan garputala dari bermacam-macam frekuensi.
Pemeriksaan ini didasarkan pada fisiologi pendengaran bahwa
suara dapat didengar melalui hantaran udara dan hantaran tulang.
Dengan cara ini dapat diketahui ketulian secara kualitatif yaitu
tuli konduktif, tuli sensori neural (tuli saraf) dan tuli campuran.
Frekuensi garputala yang digunakan adalah C128, C1024, dan C2048.
1) Tes Weber, dilakukan dengan menggetarkan garputala C128,
kemudian diletakkan pada vertex dahi/puncak dari vertex.
Pada penderita tuli konduksi akan terdengar terang pada telinga
yang sakit. Sedang pada penderita tuli persepsi, getaran garputala
terdengar terang pada telinga normal. Misal telinga kanan yang
terdengar terang, maka hasil tes disebut Weber lateralisasi ke
kanan.
2) Tes Rinne, tes ini membandingkan antara konduksi bunyi
melalui tulang dan udara. Garputala C 128 digetarkan,
kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus (di belakang
telinga). Setelah tidak mendengar getaran lagi, garputala
dipindahkan di depan liang telinga, kemudian penderita
ditanya apakah masih mendengar bunyi garputala. Pada telinga
normal, konduksi melalui udara 85-90 detik dan konduksi
melalui tulang 45 detik. Hasil tes dinyatakan dengan Tes Rinne
Positif (Rinne + ) apabila pendengaran penderita baik, begitu
juga pada penderita tuli persepsi. Sedangkan hasil tes
dinyatakan Tes Rinne Negatif (Rinne - ) pada penderita tuli
konduksi di mana jarak waktu konduksi tulang mungkin sama
atau bahkan lebih panjang.
Bunyi 47
3) Tes Schwabach, tes ini membandingkan antara jangka waktu
konduksi tulang melalui verteks atau prosesus mastoideus
penderita terhadap konduksi tulang pemeriksa. Pada tuli
konduksi, konduksi tulang penderita lebih panjang dari pada
konduksi tulang pemeriksa. Sedangkan pada tuli persepsi, konduksi
tulang penderita sangat pendek.
Garputala C 2048 digunakan untuk memeriksa ketajaman
pendengaran terhadap nada tinggi. Pada manusia usia lanjut dan
tuli persepsi akan kehilangan pendengaran terhadap nada tinggi.
c. Audiometer
Seiring dengan perkembangan yang pesat di bidang elektro-
akustik, maka tes pendengaran semakin disempurnakan. Pada saat
ini telah diciptakan bermacam-macam alat elektro-akustik yang
disebut audiometer. Seiring dengan perkembangan teknologi mod-
ern, saat ini juga telah dikembangkan audiometer terkomputerisasi
di mana hasil pemeriksaan dan analisis dapat langsung ditampilkan
pada komputer. Audiometer dapat menghasilkan nada-nada
tunggal dengan frekuensi dan intensitas yang dapat diukur.
Komponen utama terdiri dari dua bagian, yaitu sumber getaran
dan peredam intensitas (attenuator).
Sumber getaran untuk nada murni adalah sebuah alat yang
disebut oscillator. Frekuensi yang dikehendaki oleh pemeriksa dapat
diatur dengan memutar tombol (dial). Kemudian dengan menekan
tombol penyaji, bunyi tersebut dapat diterima oleh probandus
melalui head phones untuk hantaran udara dan melalui vibrator
untuk hantaran tulang. Audiometer yang banyak dipakai sekarang
dapat menghasilkan frekuensi-frekuensi 125, 250, 500, 750, 1000,
1.500, 2000, 3000, 4000, 6000, dan 8000 Hz. Vibrator untuk
pemeriksaan hantaran tulang hanya dapat menghasilkan frekuensi
antara 250 - 4000 Hz.
Attenuator atau peredam intensitas adalah alat untuk
mengatur intensitas bunyi sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan.
Intensitas tertinggi 120 dB dan terendah -10 dB, dengan jenjang
penurunan biasanya 5 dB. Vibrator Untuk pemeriksaan hantaran
tulang biasanya hanya dapat menghasilkan intensitas tertinggi 60
dB pada frekuensi tengah, dan 20 dB pada frekuensi rendah.
48 Fisika Kesehatan
Kalibrasi atau peneraan angka 0 dB pada audiometer saat ini
dipakai penetapan menurut standar ISO 1964 (International
Standardation Organisation). ISO 1964 dibuat berdasarkan telinga
normal oang-orang dewasa dari berbagai bangsa. Untuk vibrator
kalibrasi digunakan dari ANSI 1969 (American National Standards
Institute). Nilai 0 dB dari hantaran tulang ANSI 1969 diperoleh
dari ambang rata-rata telinga orang dewasa normal antara 18–30
tahun.
Pemeriksaan dengan audiometer bertujuan untuk
menentukan nilai ambang pendengaran, yaitu frekuensi yang
dikaitkan dengan nineau bunyi (dB). Hasil pemeriksaan dengan
menggunakan audiometer digambarkan dalam bentuk tabel
maupun grafik yang disebut audiogram. Ambang pendengaran
untuk setiap frekuensi hantaran udara telinga kanan digambarkan
dengan tanda bulatan kecil (o), sedang untuk telinga kiri
digambarkan dengan tanda silang (x). Tiap tipe ketulian akan
memberikan gambaran audiogram yang khas, sedang derajat
ketulian ditentukan dengan mengambil nilai rata-rata dari
frekuensi percakapan 500, 1000 dan 2000 Hz.
Bunyi 49
E. Kebisingan
Bunyi biasa seperti yang dihasilkan dengan memukulkan dua batu,
merupakan bunyi yang mempunyai kualitas tertentu, tetapi ketinggian
yang jelas tidak dapat dilihat. Bunyi seperti ini merupakan campuran
dari banyak frekuensi yang sedikit hubungannya satu sama lain. Bunyi
seperti ini disebut kebisingan. Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak
dikehendaki yang berasal dari aktivitas alam seperti bicara manusia, dan
buatan manusia seperti bunyi mesin. Kebisingan mempengaruhi kita baik
secara psikologis maupun fisiologis. Kadang-kadang kebisingan hanya
merupakan gangguan biasa, tetapi kebisingan yang keras dapat
menyebabkan kehilangan pendengaran yang saat ini menjadi
permasalahan di pabrik-pabrik dan tempat industri. Kehilangan
pendengaran karena tingkat kebisingan yang berlebihan ditemukan oleh
orang Romawi kuno. Kebisingan menyebabkan kehilangan pendengaran
yang serius pada frekuensi 2000-5000 Hz yang merupakan daerah penting
untuk percakapan dan musik. Kebisingan dapat diukur dengan sound level
meter yang dapat mengukur kebisingan antara 30-130 dB dan frekuensi
20-20.000 Hz.
1. Pembagian Kebisingan
Kebisingan dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
a. Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan
tenaga bunyi:
1) Audible Noise (bising pendengaran), disebabkan oleh frekuensi
bunyi antara 32,5-8000 Hz.
2) Occupational Noise (bising yang berhubungan dengan
pekerjaan), disebabkan oleh bunyi mesin industri/pabrik,
mesin ketik dan sebagainya.
3) Impuls Noise ( Impact noise=bising impuls), terjadi akibat adanya
bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam.
b. Berdasarkan waktu terjadinya :
1) Bising kontinyu dengan spektrum luas (misal karena mesin, kipas
angain), sempit (misal bunyi gergaji, penutup gas), bising
terputus-putus atau intermitten (misal lalu lintas, bunyi pesawat
terbang di udara)
50 Fisika Kesehatan
2) Bising sehari penuh (full time noise) dan bising setengah hari
(part time noise)
3) Bising terus menerus (steady noise) dan Bising impulsife (impuls
noise) atau pun bising sesaat (letupan).
Tingkat kebisingan berdasarkan intensitas disajikan dalam tabel
3.2 sebagai berikut:
Bunyi 51
a. Hilang pendengaran sementara/temporer, dapat pulih kembali
apa bila bising tersebut dapat dihindarkan.
b. Orang menjadi kebal terhadap bising
c. Telinga berdengung
d. Hilang pendengaran/tuli permanen dan tidak pulih kembali,
biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz kemudian semakin hebat
dan meluas pada frekuensi sekitarnya hingga mengenai frekuensi
percakapan. Hal ini dapat dilihat pada grafik 3.2
52 Fisika Kesehatan
3. Pencegahan Ketulian dari Kebisingan
Prinsip pencegahan ketulian dari kebisingan adalah menjauhi
dari sumber bising, hal ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Mesin atau alat-alat yang menghasilkan bising diberi pelumas.
b. Membuat tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat
kerja.
c. Para pekerja diharapkan memakai pelindung telinga seperti ear
muff (penutup telinga), ear plug (penyumbat telinga), woll katun
atau woll sintesis.
F. Efek Doppler
Apa bila sumber bunyi bergerak mendekati pengamat/pendengar,
ketinggian nada lebih tinggi dari pada ketika sumber tersebut dalam
keadaan diam; dan ketika sumber bunyi menjauh dari pengamat,
ketinggian nada lebih rendah. Fenomena ini dikenal sebagai efek
Doppler. Perhatikan sirine mobil ambulan ketika dalam keadaan diam,
yang memancarkan bunyi dengan frekuensi tertentu ke semua arah.
Kenyaringan sirine mobil ambulan berubah ketika ambulan mendekat
atau menjauhi pengamat.
Kecepatan gelombang hanya bergantung pada medium di mana ia
merambat, dan tidak tergantung dari kecepatan sumber ataupun
pengamat. Perubahan frekuensi bunyi sedikit berbeda bergantung apakah
sumber atau penerima yang sedang bergerak relatif terhadap medium.
Apabila sumber bunyi yang bergerak, panjang gelombang akan berubah,
dan frekuensi baru f’ akan ditemukan dengan pertama kali mencari
panjang gelombang baru ë dan kemudian menghitung f’= v/ë.
Bila sumber bergerak mendekati pengamat yang diam dengan
frekuensi f dan kecepatan vs, sedang kecepatan bunyi di udara v, maka
frekuensi yang terdengar oleh pengamat adalah:
f
f'=
v (3.4)
1− s
v
Karena penyebut lebih kecil dari 1, maka f’ > f .
Bunyi 53
Contoh: jika sumber memancarkan bunyi dengan frekuensi 400 Hz
saat dalam keadaan diam, maka ketika sumber mendekati pengamat yang
diam dengan laju 30 m/s, pengamat mendengar frekuensi sebesar:
400 H z
f'= = 438 H z
30m /s
1−
343m /s
Apa bila sumber bunyi menjauh dari pengamat yang diam, maka
frekuensi yang terdengar oleh pengamat adalah
f
f'=
v (3.5)
1+ s
v
Dalam hal ini, jika sumber yang bergetar pada 400 Hz menjauh dari
pengamat yang diam dengan laju 30 m/s, pengamat tersebut akan
mendengar frekuensi sekitar 368 Hz.
Apabila pengamat bergerak mendekati sumber yang diam, laju
gelombang relative terhadap pengamat adalah v’ = v + v0, di mana v adalah
kecepatan bunyi di udara, dan v0 adalah kecepatan pengamat. Dengan
demikian , frekuensi baru yang terdengar oleh pengamat adalah:
⎛ v ⎞
f'= ⎜1+ 0 ⎟ f (3.6)
⎝ v⎠
Apa bila pengamat bergerak menjauhi sumber, maka frekuensi yag
terdengar oleh pengamat adalah :
⎛ v ⎞
f'= ⎜1− 0 ⎟ f (3.7)
⎝ v⎠
54 Fisika Kesehatan
2 fvd
f'= cosθ (3.8)
vs
Bunyi 55
serta gumpalan fluida (udema) dapat dilihat. Kerja katup jantung dan
perkembangan janin dapat diperiksa, serta informasi tentang berbagai
organ tubuh (otak, jantung, hati, dan ginjal) dapat diperoleh.
Walaupun ultrasonik tidak bisa menggantikan sinar X, untuk
diagnosis jenis tertentu, teknik ini lebih membantu. Beberapa jenis
jaringan atau fluida tidak terdeteksi di foto sinar X, tetapi bunyi ultra
terpantul dari perbatasan jaringan ini. Hasil citra bunyi ultra, anggota
tubuh bagian dalam juga bisa dilihat secara real time (pada saat itu
juga) pada layar monitor. Pada tingkat intensitas rendah yang
digunakan untuk diagnosis (< 3.10 4 W/m2), tidak ada laporan
mengenai efek yang melawan, sehingga ultrasonik dianggap sebagai
metode yang tidak berbahaya untuk memeriksa tubuh.
Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan dalam diagnosa
berkisar 1 samapi 10 MHz (1 MHz = 106 Hz). Laju gelombang bunyi
pada jaringan tubuh manusia berkisar sekitar 1540 m/s (hampir sama
dengan air), sehingga panjang gelombang 1 MHz adalah sekitar:
v 1540 m /s
λ= = = 1,5× 10−3 m = 1,5m m ,
f 106 s−1
dan ini merupakan batas benda yang paling terkecil yang dapat
terdeteksi. Frekuensi yang lebih tinggi berarti panjang gelombangnya
lebih pendek. Hal ini merupakan prinsip yang dipakai untuk visualisasi
yang lebih rinci. Semakin tinggi frekuensi, makin banyak gelombang
yang diserap oleh tubuh, dan pantulan yang lebih dalam dari bagian
yang lebih dalam dari tubuh akan hilang.
Teknik pulsa-gema untuk pencitraan medis bekerja sebagai berikut:
Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra dipancrkan oleh sebuah
transduser yang akan merubah pulsa listrik menjadi pulsa gelombang
bunyi. Bagian dari pulsa dipantulkan pada berbagai pertemuan
permukaan dalam tubuh, dan sebagaian besar (biasanya) akan
diteruskan. Pulsa yang dipantulkan terdeteksi oleh transduser yang
sama. Transduser tersebut akan merubah pulsa bunyi menjadi pulsa
listrik yang kemudian ditampilkan pada layer terminal atau monitor.
Sebagai contoh perhatikan pulsa bunyi yang melewati perut (Gambar
3.3.a).
56 Fisika Kesehatan
d 0,50m
t= = = 3,2 × 10− 4 s = 320µs.
v 1540m /s
Bunyi 57
pantulan ini sebagai fungsi waktu pada waktu diterima oleh transduser
untuk situasi yang digambarkan di bagian (a).
(A-scan) ketika diterima oleh transduser, waktu sebanding dengan
jarak rambatan. Garis terputus-putus vertikal memperlihatkan pulsa
pantulan yang berhubungan dengan pantulan yang sama.
Kekuatan pulsa pantulan terutama tergantung pada selisih kerapatan
kedua materi di kedua sisi pertemuan. Kekuatan ini juga bergantung pada
kecepatan bunyi di setiap materi, tetapi biasanya mempunyai efek yang
kecil karena dalam banyak jaringan kecepatannya berkisar beberapa
persen dari rata-rata 1540 m/s. ( Pengecualian pada tulang: 4000m/s
dan udara : 340 m/s). Pada pertemuan yang melibatkan tulang dan paru-
paru, sebagian besar pulsa bunyi dipantulkan, sehingga bunyi ultra tidak
dapat digunakan untuk memeriksa melewati pertemuan semacam itu.
Tanda seperti pada gambar 3.3.b dapat ditampilkan langsung
dimonitor seperti pada gambar 3.4 (tampilan A-scan mata).
Yang lebih umum digunakan pada saat ini adalah B-scan (Bright Scan-
ning), yang dapat dugunakan membentuk citra dua dimensi dari
penampang lintang tubuh. Pada scan mode B, setiap gema
direpresentasikan sebagai satu titik, yang posisinya dinyatakan dengan
waktu tunda dan kecerahannya bergantung pada kekuatan gema. Gambar
3.3.c menunjukkan titik-titik ini untuk gema yang dihasilkan dari
serangkaian B-scan. Transduser digerakkan, dan pada setiap posisi
transduser mengirimkan pulsa dan menerima gema, seperti ditunjukkan
pada gambar 3.5. Hanya 10 baris ditunjukkan pada gambar 3.5, sehingga
citra tampak kasar. Lebih banyak garis memberikan citra yang lebih rinci.
Foto citra bunyi ultra ditunjukkan pada gambar 3.6.
58 Fisika Kesehatan
Gambar 3.5 Transduser digerakkan dan pada setiap posisi
transduser mengirimkan pulsa dan menerima gema
Bunyi 59
Pada ultrasonography, suatu gambaran yang dikonstruksi dari
gelombang-gelombang ultrasonik, diambil dari seorang wanita hamil
untuk mengukur ukuran janin, memperkirakan jenis kelamin dan untuk
mendeteksi ketidaknormalan. Ultrasionik dapat digunakan dalam metode
ini karena selain tidak dapat didengar, untuk panjang gelombang yang
lebih pendek, difraksi lebih kecil sehingga berkas gelombang lebih tidak
menyebar dan benda yang lebih kecil dapat dideteksi.
60 Fisika Kesehatan
mengabsorbsi energi bunyi sehingga ultrasonik dapat digunakan
sebagai diatermi. Intesitas ultrasonik yang dipakai utuk diatermi
sebesar 1 – 10 W/cm2 dengan frekuensi sebesar 1 MHz.
Ultrasonik juga digunakan dalam pengobatan Parkinson, namun
untuk memfokuskan gelombang bunyi ke arah otak masih sangat
sulit. Sedangkan pada penyakit maniere (maniere disease) di mana
keadaan penderita kehilangan pendengaran dan kesetimbangan,
apabila diobati dengan ultrasonik dikatakan 95% berhasil baik,
ultrasonik menghancur-kan jaringan dekat telinga tengah.
Selain itu, ultrasonik juga digunakan untuk menghancurkan
jaringan ganas (kanker). Sel-sel ganas akan hancur pada beberapa
bagian, sedangkan pada daerah lain kadang-kadang menunjukkan
rangsangan pertumbuhan, sehingga penggunaan untuk masalah ini
masih diteliti lebih lanjut.
- oOo -
Bunyi 61
62 Fisika Kesehatan
BAB IV
FLUIDA
A. Pendahuluan
K
eadaan bahan keseluruhan secara mudah dapat dibagi menjadi
zat padat dan f luida. Zat padat cenderung tegar dan
mempertahankan bentuknya, sementara f luida tidak
mempertahankan bentuknya tetapi mengalir. Fluida meliputi cairan, yang
mengalir di bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah terendah
yang mungkin dari penampungnya, dan gas, yang mengembang mengisi
m penampungnya tanpa peduli bentuknya.
ρ =
V
B. Massa Jenis (Kerapatan)
Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah massa jenis (ñ) atau
kerapatan. Huruf Yunanai ( ñ) kuno biasanya digunakan untuk
menyatakan massa jenis. Massa jenis didefisnisikan sebagai perbandingan
antara massa suatu benda terhadap volumenya:
, (4.1)
63
temperatur air maka massa jenis air semakin kecil karena jarak antar
partikelnya semakin besar sehingga untuk menampung sejumlah atom
diperlukan volume yang besar , demikian juga sebaliknya, semakin rendah
suhu air maka kerapatannya semakin besar karena jarak antar atomnya
semakin kecil sehingga sejumlah atom cukup menempati volume yang
kecil. Persamaan (4.1) menyatakan nilai maksimum dari perubahan massa
jenis air dengan berubahnya temperature yang terjadi pada temperature
4oC. Satuan yang biasa digunakan untuk volume air adalah liter (L).
1 liter = 103 cm3 = 10-3 m3
Dalam satuan ini, massa jenis air adalah 1,00 kg/L.
Rasio kerapatan sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat
jenis zat tersebut. Berat jenis adalah bilangan tak berdimensi yang sama
dengan besarnya kerapatan ini jika dinyatakan dalam gram per centi-
meter kubik.
64 Fisika Kesehatan
1. Alat Ukur Tekanan Darah
Beberapa alat yang digunakan untuk mengukur tekanan adalah
manometer tabung terbuka, barometer aneroid (digunakan untuk
mengukur tekanan udara), pengukur tekanan ban.
P = P0 + ρ gh (4.3)
Fluida 65
hasil kali ρ gh yang dihitung, melainkan hanya ketinggian h yang
ditentukan. Pada kenyataannya, tekanan kadang dinyatakan dalam orde
millimeter air raksa (mm-Hg), dan kadang-kadang nilainya sekecil mm air
(mm-H2O). Satuan mm-Hg ekivalen dengan tekanan 133 N/m2, karena
1,00 mm = 1,00 X 10-3 m dan massa jenis air raksa adalah 13,6 X 103 kg/
m 3.
Untuk mendiagnosis suatu penyakit dalam praktik klinik, seringkali
perlu diukur tekanan darah pasien.
66 Fisika Kesehatan
D. Dinamika Fluida
Dinamika fluida mempelajari mengenai fluida yang bergerak atau
mengalir. Jika fluida tersebut adalah air maka lebih dikenal dengan istilah
hidrodinamika. Tidak semua fluida yang berpindah dinamakan fluida
mengalir. Jika kita memindahkan air dari ember ke bak mandi maka air
tersebut tidak bisa dikatakan mengalir. Fluida dikatakan mengalir jika
fluida tersebut bergerak terus terhadap sekitarnya.
Fluida 67
Gambar 4.4 Arus turbulen
∆m
t
laju ali
2. Persamaan Kontinuitas
Mari kita perhatikan aliran laminar suatu fluida yang melalui
tabung tertutup atau pipa seperti ditunjukkan pada gambar 4.5.
Pertama kita tentukan
bagaimana laju f luida
berubah ketika ukuran
tabung berubah. Laju aliran
massa didefinisikan sebagai
massa dari fluida yang
Gambar 4.5 Aliran fluida melalui pipa melewati titik tertentu
yang diameternya berubah-ubah persatuan waktu ,
(4.4)
68 Fisika Kesehatan
Pada gambar 4.4 volume fluida yang melewati titik 1 (melalui
luas A1) dalam waktu ∆ t adalah A1 , dimana adalah jarak
yang dilalui fluida dalam waktu . Karena kecepatan fluida yang
∆m 1
melewati titik 1 adalah , laju alir massa melalui luas
∆t
A1 adalah:
∆ m 1 ρ 1∆ v1 ρ 1 A1∆ l1
= = = ρ 1 A1v1 (4.5)
∆t ∆t ∆t
ρA mkons
ρ
∆ lv=A ρ
t
m ∆=vtlan
∆Amv Persamaan (4.6) disebut persamaan kontinuitas. Jika fluida
v11121=11112=221 2 22 tersebut tidak bisa ditekan ( tidak berubah terhadap tekanan), yang
∆t ∆ t∆t
merupakan pendekatan yang baik untuk zat cair dalam sebagian besar
kondisi (kadang termasuk juga pada gas) maka , sehingga
persamaan kontinuitas menjadi
, (untuk ) (4.7)
Hasil kali Av menyatakan laju aliran volume (volume fluida yang
∆v ∆l
melewati suatu titik per sekon), karena =A = Av (m3/s). Dari
∆t ∆t
persamaan (4.7) dapat diketahui bahwa luas penampang berbanding
terbalik dengan kecepatan aliran. Semakin besar luas penampang, maka
kecepatan aliran semakin kecil, demikian juga sebaliknya.
Fluida 69
Darah mengalir dari jantung ke
aorta, dan kemudian masuk ke arteri-
arteri utama. Dari arteri utama ini
bercabang lagi ke arteri kecil (arteriol),
kemudian bercabang lagi menjadi
sejumlah pembuluh kapiler yang amat
kecil. Darah kemudian kembali lagi
ke jantung melalui vena.
Gambar 4.6
Sistem sirkulasi manusia
70 Fisika Kesehatan
adalah jumlah pembuluh kapiler dan rkap = 4 x 10-4 cm adalah perkiraan
radius rata-rata pembuluh kapiler. Dari persamaan (4.7) dapat
ditentukan:
A1v1 = A 2 v2
2
v r2aorta ⎛ 0,30m /s ⎞⎛ 1,0× 10−2 m ⎞
N = 1 2 = ⎜⎜ −4
⎟⎟⎜⎜ −6
⎟⎟ = 4× 109 pem buluhkapiler
v2 r kap ⎝ 5× 10 m /s⎠⎝ 4× 10 m ⎠
E. Viskositas
Kekentalan atau viskousitas adalah tingkat kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gaya gesek pada fluida. Dengan semakin
kentalnya fluida atau zat cair yang melewati pembuluh, semakin besar
gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai konsekuensinya
diperoleh tahanan semakin besar yang tentunya akan berpengaruh
terhadap debit pada fluida.
Debit adalah volume zat cair yang mengalir melalui penampang tiap
v2Nπr
2
kap = vπr
detiknya.
1
2 Secara matematis dapat dinyatakan:
aorta
volum e v ⎛ m l ⎞
V = = ⎜ ⎟ (4.8)
waktu t⎝ s ⎠
π r4 ( ρ gh1 − ρ gh2 )
V = (4.10)
8η L
Keterangan:
V : debit (ml/s)
t : waktu (sekon)
π : 3,14
Fluida 71
r : jari-jari pembuluh (cm)
g : (percepatan gravitasi bumi) :980 cm/s2
L : panjang pipa pembuluh (cm)
: viskousitas atau kekentalan (N s/m2 = Pa.s dalam SI, atau
dyne.s/cm2 = poise dalam cgs)
Dengan semakin kentalnya zat cair yang melewati pembuluh,
semakin besar gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai
konsekuensinya, diperoleh tahanan semakin besar. Kekentalan ini penting
untuk mengetahui konsntrasi sel darah merah. Pada darah normal,
kekentalan sebesar 3,5 kali air. Apabila konsentrasi darah 1,5 dari darah
normal, kekentalan menjadi dua kali air dan apabila konsentrsi darah
meningkat 70 kali di atas normal maka kekentalan darah menjadi 20
kali air. Dengan alasan demikian, aliran darah pada penderita anemia
adalah cepat oleh karena konsentrasi sel darah merah sangat rendah.
Sebaliknya pada penderita polycythemia (kadar sel darah merah meningkat)
aliran darah sangat lambat.
72 Fisika Kesehatan
Ada dua lintasan terpisah untuk alian darah. Lintasan yang lebih
panjang membawa darah ke bagian-bagian tubuh, melalaui arteri dengan
membawa oksigen (O2) ke jaringan tubuh dan mengambil karbondioksida
(CO2) yang dibawanya kembali ke jantung melalui pembuluh darah balik
(vena). Darah ini kemudian dipompa ke dalam paru-paru (lintasan kedua)
dimana karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil. Darah yang
dimuati oksigen kembli ke jantung, dimana darah tersebut kembali
dipompa ke jaringan-jaringan tubuh.
Tekanan darah diukur dengan menggunakan manometer yang berisi
air raksa dan biasanya dikalibrasi dalam mm-Hg. Alat ukur dipasang ke
jaket berisi udara yang tertutup yang diikatkan pada lengan atas di
ketinggian jantung.
Fluida 73
dengan mendengarkan karakteristik ketukan darah yang kembali ke
lengan bawah dengan stetoskop. Pada saat ini tekanan sistolik sama dengan
tekanan udara pada jaket yang bisa dibaca pada alat ukur. Tekanan udara
kemudian diperkecil lebih lanjut dan suara ketukan menghilang ketika
darah dengan tekanan rendah dapat memasuki arteri. Pada saat ini alat
ukur menunjukkan tekanan diastolik. Tekanan sistolik normal sekitar
120 mm-Hg, sementara tekanan diastolik normal sekitar 80 mm-Hg.
G. Pernafasan
1. Mekanisme Pernafasan
Mekanisme masuknya udara dari luar ke dalam paru-paru disebut
inspirasi, sedang keluarnya udara dari dalam paru-paru disebut ekspirasi.
Keluar masuknya udara pernafasan ini melibatkan rongga dada dan
perut, sehingga keluar masuknya udara dapat dibedakan menjadi
pernafasan dada dan pernafasan perut.
a. Pernafasan Dada
Inspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antar rusuk
berkontraksi, tulang-tulang rusuk akan naik dan rongga dada
membesar. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga dada lebih
kecil dari pada tekanan udara di luar, sehingga udara dari luar
masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antara tulang rusuk
berelaksasai atau mengendor, tulang rusuk akan turun dan rongga
dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga dada
lebih besar dari pada tekanan udara di luar. Akibatnya udara dalam
rongga dada akan terdorong ke luar dari paru-paru menuju hidung
atau mulut.
b. Pernafasan Perut
Inspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma
berkontraksi, posisi diafragma menjadi mendatar. Akibatnya
rongga dada membesar dan tekanan udara lebih kecil, sehingga
udara luar masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma
berelaksasi, rongga dada mengecil dan tekanan udara menjadi
lebih besar, sehingga udara ke luar dari paru-paru.
74 Fisika Kesehatan
Pernafasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau
dalam keadaaan tertidur sekalipun karena sistem pernafasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Masuk keluarnya udara dalam
paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga
dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan udara di luar
rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk ke paru-paru,
demikian jua sebaliknya jika tekanan di dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan keluar dari paru-paru.
Fluida 75
Pada waktu ekspirasi terahir di dalam paru-paru selalu terdapat
30% volume udara yang disebut Fungsional Residual Capasity.
b. Hukum Boyle
Hukum ini menyatakan bahwa :
Untuk suatu massa gas pada temperature konstan maka tekanan
berbanding terbalik terhadap volumenya.
Sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan:
pV = tetap (4.11)
(T konstan, dan jumlah massa gas m tetap)
Apabila terjadi peningkatan volume maka akan diikuti
dengan penurunan tekanan, demikian juga sebaliknya. Untuk
mengetahui hubungan tekanan (P) terhadap volume (V) dapat
dilihat pada grafik 4.1.
76 Fisika Kesehatan
Grafik 4.2 Volume paru-paru VS waktu pada saat
inspirasi dan ekspirasi
c. Hukum Laplace
Hukum ini menyatakan bahwa tekanan pada gelembung al-
veoli berbanding terbalik terhadap radius dan berbanding lurus
terhadap tegangan permukaan .
(4.12)
P = tekanan (mm-Hg)
γ 4γ
Ρ = R = jari-jari (cm)
R
γ = tegangan permukaan (dyne/cm)
H. Spirometer
Spirometer adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk
dan keluar paru-paru dan dicatat dalam grafik volume per waktu. Subjek
yang diuji (dalam hal ini penderita/probandus)menarik nafas dari
lingkungan dan menghembuskan nafas ke dalam spirometer dengan
keadaan hidung ditutup sehingga tidak ada udara yang dikeluarkan
melalui hidung. Dengan alat spirometer maka dapat ditampilkan
volume udara dalam paru-paru pada setiap saat sebagaimana digambarkan
berikut ini:
77
Gambar 4.10 Proses inspirasi dan ekspirasi oleh paru-paru
78 Fisika Kesehatan
dari vital capacity dalam 0,5 detik; 85% dalam satu detik; 94% dalam 2
detik; 97% dalam 3 detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit.
Aliran diplot terhadap volume untuk mengetahui tingkat kontinuitas
loop dari inspiratori ke ekspiratori. Bentuk loop penting untuk
memberikan interpretasi watak spirometriknya. Kurva volume terhadap
waktu merupakan alternatif lain untuk menampilkan hasil spirometrik.
Untuk penderita asma terjadi penyempitan batang tenggorokan
sehingga ujung kurva ekspiratori cenderung lebih kekiri dari awal
inspiratori. Namun untuk penderita batuk sebaliknya.
(a) (b)
Gambar 4.11. (a) Plot laju aliran udara terhadap volume
(b) Plot volume udara terhadap waktu
- oOo -
Fluida 79
80 Fisika Kesehatan
BAB V
THERMODIN AMIKA
THERMODINAMIKA
A. Pendahuluan
T
ermodinamika berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang
berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan
pergerakan). Jadi thermodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena tentang energi yang berubah-ubah karena pengaliran panas
dan usaha yang dilakukan. Misalnya suatu benda dinaikkan suhunya maka
timbul pemuaian. Pada proses ini terdapat suatu pemindahan panas dan
juga bekerja suatu gaya yang mengalami perpindahan sehingga
mengakibatkan terlaksananya suatu usaha.
Dengan demikian termodinamika merupakan akar dari beberapa
cabang ilmu fisika. Dalam mempelajari termodinamika bukan hanya
fenomena suhu tetapi juga tuntutan logika, sifat-sifat gas, larutan zat padat
dan reaksi kimia.
B. Temperatur
Konsep temperatur dapat mudah dikenal dengan adanya perasaan
panas atau dingin. Panas atau dinginnya suatu benda dapat dirasakan
dengan menyentuhnya, meskipun demikian kita tidak dapat menyatakan
dengan tepat berapa kuantitas suhu benda tersebut. John Locke pada
tahun 1969 melakukan percobaan dengan mencelupkan tangan kiri pada
ember yang berisi air dingin dan tangan kanan pada ember yang berisi
air hangat selama kira-kia 30 sekon. Kemudian dengan cepat
memindahkan kedua tangannya ke dalam ember berisi air yang suhunya
di antara air dingin dan hangat. Air terasa lebih sejuk untuk tangan
kanan dan lebih hangat untuk tangan kiri.
81
Hasil percobaan di atas menunjukkan perasaan kita keliru menilai
suhu. Oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk mengukur suhu dan
dinyatakan dengan suatu angka. Alat tersebut adalah thermometer.
Beberapa sifat fisis zat berubah jika dipanaskan. Perubahan sifat fisis
zat jika dipanaskan disebut sifat termometrik zat, di antaranya adalah
volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik seutas logam, tekanan
gas pada volume tetap, volume sejumlah gas pada tekanan tetap, dan
warna sebuah kawat pijar (filamen) lampu. Sifat termometrik zat dapat
dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada thermometer.
Thermometer yang sering digunakan dalam kegiatan laboratorium
maupun praktik klinik dasar pembuatannya dengan perubahan volume
zat cair ketika terjadi perubahan suhu. Sedangkan zat cair yang digunakan
adalah air raksa maupun alkohol yang diberi warna. Air raksa dan alkohol
digunakan sebagai bahan pengisi thermometer karena kedua zat cair
tersebut perubahan volumenya teratur. Air raksa memiliki titik beku
-39oC sedangkan titik didihnya 357oC (dapat digunakan untuk mengukur
suhu tinggi), sedangkan alkohol memiliki titik beku -115oC dan titik didih
78oC 9dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah); tidak
membasahi dinding kaca, dan untuk air raksa sebagai konduktor panas
yang baik.
82 Fisika Kesehatan
Dua benda dikatakan dalam kesetimbangan termal jika dan hanya
jika suhu kedua benda tersebut sama. Transfer energi hanya mungkin
jika suhu kedua benda berbeda. Untuk kepentingan pengukuran suhu
maka sangat penting diperhatikan bahwa thermometer pada akhirnya
memiliki suhu yang sama dengan benda yang diukur.
2. Pengukuran Suhu
Suhu dapat diukur pada besaran mekanik, optik maupun elektrik
yang bervariasi terhadap suhu. Jika pertambahan ukuran benda dapat
diketahui kaitannya dengan perubahan suhu maka dalam keadaan
sebaliknya variasi panjang yang dikehendaki dapat dikalibrasi dengan
menentukan suhunya. Alat yang dikalibrasi untuk keperluan ini
disebut thermometer, yaitu alat ukur berskala yang dapat digunakan
untuk menunjukkan suhu. . Cara menggunakan thermometer adalah
dengan memasang thermometer tersebut kontak dengan benda lain
sampai antara benda dan thermometer terjadi kesetimbangan termal.
Thermometer dibuat berdasarkan sifat termometrik yaitu
terjadinya perubahan volume akibat adanya perubahan suhu. Ther-
mometer umum saat ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang di
tengahnya diisi air raksa atau alkohol yang diberi warna merah. Jika
thermometer disentuhkan pada benda
panas maka air raksa atau alkohol dan
tabung kaca akan memuai. Karena
pemuaian zat cair lebih besar dari tabung
kaca, maka ketinggian zat cair akan naik
dalam tabung. Zat cair yang banyak
digunakan untuk mengisi thermometer
yaitu air raksa. Karena air raksa
mempunyai kelebihan antara lain:
a. Mudah dilihat (mengkilap)
b. Pemuaiannya teratur
c. Tidak membasahi dinding
d. Peka terhadap perubahan suhu Gambar 5.1 Thermometer
karena kalor jenisnya kecil
e. Jangkauan pengukurannya luas, karena mempunyai titik beku
-39oC dan titik didih 357oC.
Thermodinamika 83
Thermometer dibuat dengan menyesuaikan terhadap thermom-
eter standar. Untuk menentukan sistem skala suhu diperlukan dua
titik acuan, yaitu:
a. Titik tetap bawah, menggunakan suhu es yang melebur, yaitu suhu
di mana es dan air berada dalam kesetimbangan pada tekanan 1
atm (tekanan udara normal 76 cmHg).
b. Titik tetap atas, menggunakan suhu air yang mendidih, yaitu suhu
di mana air dan uap berada dalam kesetimbangan pada tekanan
1 atm (tekanan udara normal 76 cmHg).
Hubungan antara skala suhu dalam derajat Celcius (C), Reamur
(R) dan Fahrenheit (F) dapat dituliskan sebagai berikut:
a. 0oC – 0oR – 32oF sebagai tetap bawah
b. 100oC – 80oR – 212oF sebagai tetap atas
c. 100 skala C = 80 skala R = 180 skala F
d. Perbandingan skala C : R : F = 5 : 4 : 9
Hubungan antara suhu C, R dan F adalah:
⎛4 ⎞
T oC = ⎜ T ⎟ o R
⎝5 ⎠
⎛5 ⎞
T o R =⎜ T ⎟ oC
⎝4 ⎠
⎛9 ⎞
T oC =⎜ T + 32⎟ o F
⎝5 ⎠
⎛9 ⎞
T o F =⎜ T − 32⎟ oC
⎝4 ⎠
⎛9 ⎞
T o R =⎜ T + 32⎟ o F
⎝4 ⎠
⎛4 ⎞
T o F =⎜ T − 32⎟ o R
⎝9 ⎠
84 Fisika Kesehatan
Selain skala suhu C, R dan F, terdapat skala suhu Kelvin (K),
yaitu skala suhu mutlak atau skala termodinamika. Pada skala ini suhu
dinyatakan dalam Kelvin atau K. Berdasarkan eksperimen diperoleh
bahwa titik beku air (0oC) adalah 273,15 K dan titik didih air adalah
373,15 K. Dalam praktik angka tersebut ditulis 273 K dan 373 K,
maka terdapat hubungan antara skala celcius dan skala Kelvin sebagai
berikut:
T oC = (T + 273)K
TK =(T − 273)oC
Secara umum hubungan antara dua thermometer dapat
dituliskan sebagai berikut:
TA−TbA T Tb
= B− B (5.1)
TaA − TbA TaB − TbB
Keterangan :
TA = suhu A TB = suhu B
TaA= titik tetap atas A TbA = titik tetap bawah B
TaB = titik tetap atas B TbB = titik tetap bawah B
Thermodinamika 85
Contoh:
Suhu suatu benda menunjukkan angka 20oR, tentukan angka
yang ditunjukkan oleh skala Celcius, Fahrenheit dan Kelvin!
Jawab:
9
TR = 20oR TF = TC + 32 TK = TC + 273
5
5 9
TC = TR = 20 + 32 = 25 + 273
4 5
5
= TR = 36+32 = 298 K
4
= 25oC = 68oF
86 Fisika Kesehatan
Panas dapat hilang dan masuk ke lingkungan dengan cara
konveksi, radiasi dan evaporasi; konduksi tidak pernah terjadi.
Kehilangan panas melalui radiasi dapat terjadi apabila temperatur
udara berhubungan langsung dengan tubuh dan temperatur sekeliling
obyek tersebut sangat rendah. Kehilangan panas secara konveksi
terjadi apabila temperatur sekeliling objek lebih rendah dari pada
suhu tubuh. Kehilangan panas akibat evaporasi (penguapan) adalah
hubungan antara output dari evaporasi kulit dan pernafasan dari paru-
paru. Peristiwa konveksi, radiasi, dan evaporasi ini semuanya dikontrol
oleh susunan syaraf pusat agar mencapai kesetimbangan termal.
Di kulit terdapat Krause’s and bulb dan Meismer’s Corpuscle yang
mengatur temperatur panas dan dingin. Melalui syaraf motor somatic
dan syaraf visero motoris via hipofise anterior dan kelenjar endokrin, maka
produksi panas dan pelepasan panas dapat diatur. Di kulit terdapat
Counter Current di mana terjadi pembesaran pembuluh darah pada
satu bagian sedangkan pada bagian lain terjadi konstruksi
penguncupan yang hal ini diatur juga oleh susunan syaraf pusat. Pada
keadaan kritis misalnya dingin atau panas yang menyengat, keadaan
ini langsung mempengaruhi fisiologis thermostat yaitu hipotalamus
dan preoptik. Hipotalamus posterior mengatur suhu dingin yang kritis.
Thermodinamika 87
M eat
H eanSt
b
Gambar 5.3 Topografi temperatur pada kulit manusia
(5.4)
88 Fisika Kesehatan
Nilai panas spesifik tubuh manusia diperoleh dari hasil
eksperimen sebesar 0,83 gram kalori/gram/oC. Dengan mengetahui
persamaan kulit rata-rata maka dapat dihitung besarnya konduksi
panas (heat conductance). Heat Conductance adalah ratio antara rata-
rata transfer panas (rate of heat transfer)/rata-rata alih panas dengan
perbedaan temperatur antara temperatur internal/rectal dengan
temperatur kulit rata-rata. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut
(5.6)
C. Kalor Jenis
Jika kalor diberikan pada suatu benda, maka temperatur benda akan
naik. Dari hasil eksperimen diperoleh hasil bahwa besar kalor Q yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat sebanding dengan
massa m dan perubahan temperatur ∆T zat tersebut. Hal ini dapat
dinyatakan dengan persamaan
Q = mQc∆T Rateofheattransfer
H=eatConductance =
c (5.7)
m ∆T Rectaltem p.− m eanskin tem p.
(5.8)
maka satuan kalor jenis adalah J/kgoC (dalam SI) atau cal/goC (dalam
cgs).
Thermodinamika 89
Tabel 5.1 Kalor jenis zat
C, kkal/kg K
Zat C, kJ/kg K Cm, J/ml-K
atau Btu/lb oF
Aluminium 0,900 0,215 24,3
Bismuth 0,123 0,0294 25,7
Tembaha 0,386 0,0923 24,5
Emas 0,126 0,0301 25,6
Es (-10oC) 2,05 0,49 36,9
Timah hitam 0,128 0,0305 26,4
Perak 0,233 0,0558 24,9
Tungsten 0,134 0,0321 24,8
Seng 0,387 0,0925 25,2
Alkohol (ethyl) 2,4 0,58 111
Raksa 0,140 0,033 28,3
Air 4,18 1,00 75,2
Contoh soal
1. Berapakah kalor yang diperlukan untuk memanaskan air 250 cm3
dari suhu 20oC menjadi 35oC?
2. Berapa kalor dilepas air kalau air kembali mendingin sampai Q =mc
20o C?
Penyelesaian:
Karena 250 cm3 air massanya 250 g, dan karena cair = 1,00 J/kgoC,
maka
1. Q = m c∆T = (250 g) (1 cal/goC) (15 oC) = 3750 cal.
2. = (250 g) (1 cal/goC) (-15 oC) = -3750 cal.
D. Kalorimetri
Ketika bagian-bagian yang berbeda dari sistem yang terisolasi berada
pada temperatur yang berbeda, kalor akan mengalir dari bagian benda
bertemperatur tinggi menuju bagian benda yang bertemparatur lebih
rendah hingga tercapai suatu keadaan di mana temperatur semua bagian
benda sama. Hal ini dikatakan benda pada keadaan kesetimbangan termal.
Kehilangan kalor sebanyak satu bagian sistem sama dengan kalor yang
90 Fisika Kesehatan
didapat oleh bagian yang lain. Hukum kekekalan energi berperan dalam
keadaan ini dimana:
Kalorimeter terdiri dari cairan yang akan diberi kalor yang berasal
dari listrik melalui pemanas air. Panas air di dalam kalorimeter berasal
dari listrik yang membangkitkan energi:
W = VIt (5.9)
dengan V tegangan listrik (volt), I arus yang mengalir (ampere) dan t
waktu lamanya pengaliran (sekon). Energi listrik ini dipakai oleh cairan
di dalam kalorimeter untuk menaikkan suhunyua sebasar ToC.
Benda yang akan ditentukan kalor jenisnya ditimbang terlebih
dahulu kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter. Jika turunnya suhu
cairan akibat dimasukkan benda tersebut maka besarnya kalor yang
dilepaskan cairan sama dengan:
Thermodinamika 91
Q = m cC c∆T ( 5.10)
Sedangkan kalor yang diterima oleh benda :
Q = m bC b ∆T ( 5.11)
Karena mb dan ∆T telah dikatahui maka cb dapat diketahui, yaitu:
m c cc ∆T
cb = (5.12)
m b ∆T
Contoh:
Kalorimeter tembaga dengan massa 200 g berisi minyak 150 g pada
suhu 20oC. Dalam minyak dicelupkan sepotong aluminium 80g bersuhu
300oC. Setelah keadaan kesetimbangan termal tercapai, berapakah suhu
sistem?
Penyelesaian:
ctembaga = 0,093 kal/goC, cAl = 0,021 kal/goC, cminyak = 0,37 kal/goC.
Kalor yang dilepas aluminium = kalor yang diserap minyak dan
kalorimeter
(m c∆Τ ) Al = (m c∆Τ )tem baga + (m c∆Τ )m in yak
(0,21cal/g oC )(80g)(300o C − t)=
(0,093cal/g oC )(200g)(t− 20o C ) + (0,37cal/g oC )(150g)(17o C )
t = 72oC
E. Perpindahan Panas
Panas adalah bentuk energi yang bergerak. Jika dua benda memiliki
suhu yang berbeda atau dua bagian dari suatu benda memiliki suhu yang
berbeda, maka panas akan mengalir dari benda (bagian benda) yang
bersuhu tinggi ke benda (bagian benda) yang bersuhu rendah. Ada
beberapa prinsip perpindahan panas, yaitu: konduksi, konveksi, radiasi dan
evaporasi. Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh manusia
melalui kulit dapat secara keempat prinsip tersebut.
92 Fisika Kesehatan
1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas oleh tumbukan antar
molekul yang bertetangga. Atau dapat juga diartikan proses
perpindahan panas dari suatu obyek yang bersuhu lebih tinggi menuju
obyek yang bersuhu lebih rendah dengan jalan kontak langsung.
Misalnya jika kita memegang batang besi yang bagian ujungnya
dipanaskan di api, maka panas akan segera terasa oleh tangan kita
melalui konduksi. Proses perpindahan panas akan terus berlanjut
selagi masih ada beda suhu antar bagian batang besi tersebut.
Untuk berbagai bahan, panas yang diterima atau dilepaskan
melalui konduksi berbeda-beda. Logam akan terasa lebih dingin
dibandingkan kayu meskipun jika diukur kedua bahan bersuhu sama.
Hal ini dikarenakan karena logam lebih cepat menghantarkan panas
ke tangan kita dibandingkan dengan kayu. Logam seperti perak,
tembaga, aluminium dan emas merupakan penghantar panas yang
baik. Non logam seperti gelas, asbes dan fiberglass merupakan
konduktor yang buruk atau insulator yang baik.
Misal selembar pelat memiliki luas penampang A dan tebal x,
Q ∆T kedua permukaannya dipertahankan pada suhu yang berbeda. Akan
∞A
t ∆x diukur panas Q yang mengalir tegak lurus terhadap permukaan selama
waktu t. Eksperimen menunjukkan bahwa untuk beda suhu antara
kedua permukaan tersebut ∆ T (oC), Q (Joule) sebanding dengan waktu
t (sekon) dan luas penampang A, dan jika t dan A kecil maka Q
sebanding dengan T/x (gradient suhu) untuk t dan A yang diberikan.
Maka:
(5.13)
Jika tebal pelat dx (cm) tipis sekali, beda suhu antara kedua
permukaan adalah dT, maka dapat diperoleh rumus konduksi:
dQ dT
= − kA (5.14)
dt dx
Dalam hal ini dQ/dt adalah laju perpindahan panas terhadap
waktu, dT/dx gradient suhu dan k adalah konstanta kesebandingan
Thermodinamika 93
yang disebut konduktivitas termal (W/mk). Arah aliran panas dipilih
ke pertambahan nilai x. Karena jika x semakin bertambah maka suhu
T semakin berkurang, sehingga di ruas kanan persamaan (5.14) diberi
tanda minus (jadi dQ/dT bertanda plus jika dT/dx minus).
Menurut para ahli faal, perpindahan panas dari kulit ke udara
secara geometris ditunjukkan dengan gambar 5.5 sebagai berikut:
Di permukaan kulit Q=
ks
(Ti − T1 ) (5.15)
∆X
(T2 − T1 )
ka
Di udara Q =− (5.16)
∆X
Jadi Q =−
ks
(T1 − T1 ) = − ka (T2 − Ti)
∆X ∆X
ks ka (T2 − T1 )
Q= . (5.17)
ks + ka ∆X
94 Fisika Kesehatan
Q = kalor yang berpindah secara konduksi antara kulit dan udara (3)
ks = koefisien konduktivitas kulit (3/m2soC)
ka = koefisien konduktivitas udara (3/m2soC)
T2 –T1 = perbedaan suhu antara badan dan kulit (oC)
2. Konveksi
Konveksi adalah aliran panas melalui fluida dari tempat yang
bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah dengan gerakan
atau aliran partikel-partikel fluida itu sendiri. Pada konveksi, kalor
berpindah bersama-sama dengan perpindahan partikel zat. Beberapa
contoh peristiwa konveksi adalah terjadinya angin laut dan angin
darat. Pada siang hari suhu udara di darat lebih tinggi dari pada suhu
permukaan laut sehingga terjadi aliran udara dari laut ke darat (angin
laut). Sedangkan pada malam hari udara di darat suhunya lebih
rendah dari pada suhu udara di permukaan laut, maka terjadi aliran
udara dari darat ke laut (angin darat). Contoh lain adalah sistem
pemanas air dan ventilasi rumah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perpindahan kalor secara
konveksi antara lain adalah: bentuk permukaan (datar atau lengkung),
posisi permukaan (horisontal atau vertikal), jenis fluida (cair atau gas),
kerapatan, kekentalan, kalor jenis, konduktivitas fluida, kecepatan
aliran fluida dan keadaan fluida dalam hal perubahan fase (penguapan
atau pengembunan). Untuk perhitungan secara praktis digunakan
persamaan:
Q = h A ∆T t (5.18)
Q = jumlah kalor yang dipindahkan secara konveksi (J)
A = luas permukaan (m2)
T = perbedaan suhu antara permukaan fluida (oC atau K)
t = lama waktu proses konveksi tersebut berlangsung (s)
h = koefisien konveksi (J/m2soC)
Thermodinamika 95
serta kecepatan udara. Aliran panas secara konveksi yang terjadi
antara kulit dan lingkungan dapat dituliskan dengan persamaan:
(5.19)
Q = kalor yang berpindah secara konveksi antara kulit dan
lingkungan (J)
V = kecepatan angin (m/s)
8,3= konstanta di mana seseorang berdiri berhadapan dengan
tiupan udara
Ta = temperatur udara (oC)
Ts = temperatur kulit (oC)
Persamaan tersebut diperoleh secara empiris dan dikenal sebagai
hukum Newton mengenai konveksi.
Tubuh manusia menghasilkan energi termal yang besar. Energi
diubah dari makanan di dalam tubuh, maksimal 20% digunakan untuk
kerja, sehingga lebih dari 80% muncul sebagai energi termal. Kalor
yang dihasilkan oleh tubuh harus ditransfer ke luar. Jika energi termal
ini tidak dikeluarkan, dalam aktivitas ringan, maka temperatur tubuh
akan naik sekitar 3oC per jam. Q = 8,3V
Kalor dalam tubuh akan dibawa ke permukaan tubuh oleh darah.
Sebagai tambahan bagi peranannya yang penting, darah berfungsi
sebagai fluida konvektif untuk mentransfer kalor sampai persis di bawah
permukaan kulit. Kalor kemudian dihantarkan (melalaui jarak yang
sangat kecil) ke permukaan dan kemudian ditransfer ke lingkungan
dengan konveksi, penguapan dan radiasi.
3. Radiasi
Radiasi adalah proses perpindahan panas oleh gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik tersebut bergerak
dengan kecepatan 186mil/s atau 300 juta m/s, dan untuk bergerak
tidak memerlukan medium perantara. Jika kita meletakkan tangan
di samping api maka tangan akan terasa panas. Panas merambat
melalui radiasi. Sumber energi radiasi yang utama adalah matahari.
Pada lampu listrik, energi dipancarkan dari filament yang dipanaskan
melewati tabung gas walaupun di dalam tabung tidak ada gas. Hal ini
96 Fisika Kesehatan
membuktikan perambatan panas melalui radiasi tidak membutuhkan
zat perantara.
Semua benda secara kontinyu memancarkan energi radiasi. Pada
suhu rendah maka laju emisinya kecil, sedangkan pada suhu tinggi
maka laju emisinya akan besar. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa
laju radiasi berbanding lurus dengan luas benda dan pangkat 4 suhu
mutlak benda. Hasil ini ditemukan secara empiris oleh Josef Stefan
pada tahun 1879 dan diturunkan secara teoritis oleh Ludwig
Boltzmann kira-kira lima tahun kemudian, sehingga dinamakan
Hukum Stefan Boltzmann. Menurut Stefan Boltzmann, laju emisi
radiasi (energi yang dipancarkan) oleh benda yang memiliki luas A
pada suhu T adalah:
∆Q
= eσAT 4 W /m 2 (5.20)
∆t
dengan A adalah luas, T adalah konstanta emisi (disebut juga konstanta
Stefan-Boltzmann) yang besarnya 5,67 x 10-8 W/m2K4, e emisivitas
yang tergantung pada permukaan bahan yang meradiasikan. Nilai e
memiliki jangkauan mulai dari 0 yaitu untuk reflektor sempurna (atau
∆Q
= eσAr(Tsradiator
4
− Tw 4 )sempurna yaitu benda hitam) sampai dengan 1 yaitu untuk
∆t benda hitam sempurna.
Benda hitam merupakan penyerap radiasi yang baik sehingga
disebut radiator. Di bidang ilmu faal dikatakan bahwa panas tubuh
yang melakukan radiasi ke dalam udara di mana sebelumnya telah
memperoleh panas dari lingkungan. Dengan demikian maka
persamaan kecepatan total aliran kalor radiasi dituliskan:
(5.21)
Thermodinamika 97
Tw = temperatur dinding dalam derajat absolute (K)
Ts = temperatur kulit dalam derajat absolute (K)
Jawab:
98 Fisika Kesehatan
Panjang gelombang pada saat daya maksimum berubah secara
terbalik dengan temperatur, hal ini dikenal dengan hukum pergeseran
Wien:
2,898m m .K
λ m aks = (5.22)
T
Hukum ini digunakan untuk menentukan temperatur bintang
dari analisis radiasinya. Hukum ini juga dapat digunakan untuk
memetakan variasi temperatur meliputi daerah-daerah yang berbeda
dari permukaan sebuah benda. Peta semacam ini disebut termograf.
Termografi
Termograf merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah radiasi infra merah yang hasilnya berupa perbedaan warna
pada termogram. Berdasarkan bahwa setiap benda memancarkan
radiasi, maka pada tahun 1950 telah ada usaha untuk membuat
termogram dari infra red radiasi permukaan tubuh manusia. Dan
tekhnik ini banyak dipergunakan dalam bidang klinik untuk
keperluan diagnosis. Termogram dapat digunakan untuk mendeteksi
kanker karena bahan yang mengandung kanker mempunyai
temperatur yang sedikit lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya.
Jaringan yang dipenuhi kanker lebih panas karena lebih banyak dialiri
darah atau lebih banyak terjadi metabolisme dibanding dengan tempat
yang lain. Selain itu juga dapat digunakan untuk mendiagnosis
penyakit pembuluh darah (vascular disease) dan lain-lain. Skema dasar
termografi dapat dilihat pada gambar 5.6.
Thermodinamika 99
Radiasi yang datang dari penderita akan diterima oleh cermin
A, kemudian direfleksikan ke cermin B. Dari cermin B ini gelombang
radiasi akan diterima oleh detektor dan diteruskan ke amplifier sebagai
penguat gelombang radiasi. Sebagai display digunakan CRT (Cathode
Ray Tube / tabung sinar katoda / osiloskop).
Unit termografi yang khas dipergunakan di klinik dapat
ditunjukkan pada gambar 5.7 di bawah ini.
Radiasi dari suatu daerah yang kecil (=5 mm) melewati susunan
cermin kemudian melewati chopper ke detektor yang biasa dilengkapi
dengan pendingin untuk memperoleh sensitivitas. Fungsi chopper
adalah mengubah radiasi yang kontinyu menjadi sinyal AC sehingga
mudah diperkuat oleh amplifier. Penggunaan filter transparan infra
red untuk menghilangkan visible light (sinar tampak) dan detektor
merubah infra red radiasi dari panas tubuh menjadi sinyal listrik dan
disesuaikan dengan proporsi temperatur tubuh yang memancarkan
radiasi. Agar dapat memberikan gambaran dari seluruh permukaan
tubuh, maka cermin tersebut dapat diatur secara mekanis. Posisi dan
pembesaran radiasi dari tiap-tiap bagian tubuh pasien akan tampak
pada display/CRT/osiloskop.
Terangnya bayangan ditentukan oleh temperature; dan posisi
dari screen (layar) disesuaikan dengan areal tubuh yang akan
diskanning. Pada CRT (display) daerah panas akan ditunjukkan sebagai
bayangan hitam atau putih. Untuk memperoleh gambaran termografi
yang jelas, tidak cukup menggunakan termogragi yang monokromatis,
4. Evaporasi
Evaporasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi
uap. Manusia kehilangan sekitar 9.103 kalori/gram melalui penguapan
paru-paru. Dengan aktifitas berat atau lingkungan panas, seseorang
akan minum 4 liter/jam, ini merupakan suatu proses pertukaran
energi termal. Kehilangan panas secara evaporasi dapat terjadi apa
bila:
a. Perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dengan
udara ambien (lingkungan).
b. Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga evaporasi
dari keringat dapat terjadi dan dapat menghilangkan panas dari
tubuh, hal ini dapat terjadi apabila temperatur basah kering di
bawah temperatur kulit.
c. Adanya gerakan angin.
d. Adanya kelembaman.
Thermodinamika 101
Dengan demikian kehilangan panas secara evaporasi melewati
kulit dapat dituliskan dengan persamaan:
Batas sistem
a b c
Q
2. Hukum I Termodinamika
Hukum pertama termodinamika adalah pernyataan kekekalan
energi. Hukum ini menggambarkan hasil banyak eksperimen yang
menghubungkan usaha yang dilakukan pada sistem, panas yang
ditambahkan pada atau dikurangkan dari sistem, dan energi internal
sistem. Dari definisi mula-mula kalori, kita tahu bahwa dibutuhkan
satu kalori panas untuk menaikkan temperatur 1 g air dengan 1oC.
Akan tetapi kita juga dapat menaikkan temperatur air atau sistem
lain apapun dengan melakukan usaha padanya tanpa menambahkan
sedikitpun panas.
U i − U f = ∆U
Jika suatu sistem mula-mula memiliki tenaga dalam Ui dan
kemudian diberikan kalor atau melakukan kerja sehingga tenaga
dalamnya berubah menjadi Uf maka perubahan dalam sistem tersebut
dapat dinyatakan dengan persamaan:
(5.24)
Dan tenaga dalam sistem (internal energy atau energi dakhil) sama
dengan kalor yang diberikan pada sistem dikurangi dengan kerja yang
dilakukan oleh sistem tersebut.
∆U = Q − W (5.25)
Tenaga dalam U tidak tergantung pada jalan yang ditempuh dari
keadaan awal menuju ke keadaan akhir. Jika perubahan tenaga dalam
kecil sekali karena kalor yang diserap kecil sekali dQ sehingga kerja
yang dilakukan juga amat kecil dW, maka:
Thermodinamika 103
(5.26)
Persamaan (5.26) di atas merupakan pernyataan hukum pertama
termodinamika.
Kecepatan Metabolisme
Kegiatan (pendekatan)
Kkl/jam watt
TIdur 60 70
Duduk Tegak 100 115
Kegiatan ringan (makan, 200 230
berpakaian, pekerjaan rumah
tangga)
Kegiatan sedang (tennis, 400 460
berjalan)
Berlari (15 km/jam) 1000 1150
Bersepeda balap 1100 1270
Thermodinamika 105
Jawab:
Karena 4,19 x 103J = 1 Kcal, nilai ini ekuivalen dengan 2800
Kcal; sehingga pemasukan makanan sebesar 2800 Kalori akan
mengimbangi keluaran energi ini. Orang yang ingin menurunkan
berat badannya harus makan kurang dari 2800 Kalori per hari, atau
menaikkan tingkat kegiatannya.
G. Kelembaban Udara
Udara adalah 78 % nitrogen dan 21% oksigen ditambah sejumlah
kecil gas-gas lain, seperti argon, karbondioksida dan uap air. Tekanan
yang diberikan oleh udara adalah jumlah tekanan parsial yang diberikan
oleh masing-masing gas yang membentuknya. Dalam udara dengan vol-
ume tertentu, tekanan parsial masing-masing gas tertentu : nitrogen,
oksigen, uap air, atau apa pun, sama seperti jika gas itu menempati vol-
ume itu sendiri. Artinya, kehadiran gas-gas lain tidak mengubah tekanan
parsial suatu gas. Hasil ini dikenal sebagai hukum Dalton. Tumbukan
salah satu jenis molekul gas dengan dinding-dinding tabung tidak
dipengaruhi oleh kehadiran jenis molekul lainnya.
Jika lebih banyak uap air ditambahkan pada udara dengan volume
tertentu pada suatu temperatur, maka tekanan parsial uap air bertambah.
Bila tekanan parsial ini sama dengan tekanan uap untuk temperatur itu,
maka udara dikatakan jenuh. Selanjutnya uap air mulai mengembun
menjadi cairan air jika temperatur berada di atas titik lelah atau menjadi
kristal es (salju atau bunga es) jika temperatur berada di bawah titik lelah.
Rasio tekanan parsial uap air terhadap tekanan uap untuk temperatur
tertentu dinamakan kelembaban relatif, yang biasanya dinyatakan dalam
persen:
tekanan parsial
Kelem baban relatif = × 100% (5.27)
tekananuap
Thermodinamika 107
pada saat udara menjadi jenuh dengan uap air, artinya, temperatur ketika
kelembaban relatif sama dengan 100%, dinamakan titik embun. Bila
permukaan bumi menjadi dingin di bawah titik embun di malam hari
karena radiasi, maka embun terbentuk jika titik embun di atas 0oC dan
bungan es terbentuk jika titik embun di bawah 0oC.
Thermodinamika 109
d. Gelombang Ultrasonik
Transduser piezo elektrik diletakkan langsung pada jaringan yang
akan diobati. Intensitas yang digunakan berkisar 5 watt/cm2.
Penggunaan metode ini lebih efektif pada tulang belakang oleh
karena tulang lebih banyak menyerap panas.
- oOo -
A. Teknik Sterilisasi
S
terilisasi atau suci hama yaitu suatu proses pembunuhan segala
bentuk kehidupan mikro organisme yang ada dalam sampel atau
contoh, alat-alat atau lingkungan tertentu. Dalam bidang
bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah
yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua
bentuk kehidupan mikro organisme.
Teknik sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui dua cara:
1. Secara fisis
2. Secara kimia/chemical
111
yang dilaluinya. Dalam proses sterilisasi hendaknya
memperhatikan dosis ultraviolet.
Sinar ultraviolet yang diserap oleh organisme yang hidup,
khususnya oleh nukleotida maka elektron-elektron dari molekul
sel hidup akan mendapatkan tambahan energi. Tambahan energi
ini terkadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak
ikatan intramolekuler, misalnya ikatan atom hydrogen dalam
DNA. Perubahan intramolekuler ini menyebabkan kematian pada
sel-sel tersebut. Beberapa plasma sangat peka terhadap sinar
ultraviolet sehingga mudah menjadi rusak.
Sinar gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dari pada
sinar ultraviolet dan merupakan radiasi pengion. Interaksi antara
sinar gamma dengan bakteri biologis sangat tinggi sehingga mampu
memukul electron pada kulit atom sehingga menghasilkan
pasangan ion (pair production). Cairan sel baik intraselluler maupun
ekstraselluler akan terionisasi sehingga menyebabkan kerusakan
dan kematian pada mikro organisme tersebut.
Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi
dipergunakan untuk obyek-obyek yang tertutup plastik (stick untuk
swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak
boleh menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi, karena akan
menyebabkan terjadinya perubahan struktur kimia pada makanan
maupun obat-obatan tersebut.
b. Metode Pemanasan dengan Uap Air dan Pengaruh Tekanan (auto
clave)
Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas
lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air di bawahnya.
Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu
100 o C), pada tekanan 15 lb temperatur mencapai 121 o C.
Organisme yang tidak berspora dapat dimatikan dalam tempo 10
menit saja. Banyak jenis spora dapat mati hanya dengan
pemanasan 100oC selama 30 menit, tetapi ada beberapa jenis spora
dapat bertahan pada temperatur ini selama beberapa jam. Spora-
spora yang dapat bertahan 10 jam pada tempeatur 100oC dapat
dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang mendidih
ini ditambah dengan natrium carbonat (Na2 CO3).
Sterilisasi 113
pada material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan metode
penyaringan mikroorganisme tetap hidup hanya dipisahkan dari
material. Bahan filter/penyaringan adalah sejenis porselin yang
berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik. Metode
filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain
seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti
enzyme dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dari
bekteri dan organisme lain.
B. Pelaksanaan Sterilisasi
Agar sterilisasi dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan yaitu mikroorganisme dapat dibunuh dan peralatan tetap baik,
perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: Jenis atau macam peralatan
yang akan disterilisasikan dan metode sterilisasai yang akan dipakai.
- oOo -
Sterilisasi 115
116 Fisika Kesehatan
BAB VII
BIOLISTRIK
A. Pendahuluan
K
elistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak
memikirkan hal tersebut. Walaupun pemakaian praktis dari
kelistrikan telah dikembangkan khususnya pada abad keduapuluh,
penelitian dibidang kelistrikan mempunyai sejarah yang panjang.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman
Yunanai kuno. Orang-orang Yunani kuno telah mengamati bahwa setelah
batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami
atau bulu. Kata listrik berasal dari bahasa Yunani untuk amber yaitu elec-
tron.
Selama periode hujan badai pada tahun 1786, Luigi Galvani
menyentuh otot tungkai seekor katak dengan menggunakan suatu metal,
dan teramati bahwa otot katak tersebut berkontraksi. Dari pengamatan
tersebut, ia menyimpulkan bahwa aliran listrik akibat badai tersebut
merambat melalui saraf si katak sehingga otot-ototnya berkontraksi. Sel
saraf menghantarkan impuls dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain. Namun dengan mekanisme yang jauh berbeda dengan hantaran
aliran listrik pada suatu konduktor metal. Dalam rentang waktu yang
cukup lama, kita mengetahui impuls dalam sistem saraf terdiri dari ion-
ion yang mengalir sepanjang sel-sel saraf, analog dengan aliran elektron
dalam suatu konduktor. Namun demikian, sifat-sifat listrik dari sel-sel
saraf lebih lambat dan kekuatannya lebih rendah (konduksinya ada atau
tidak sama sekali) dibandingkan konduksi pada metal.
117
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran.
Ada dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran, yaitu
listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan
listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
V
R = (7.1)
I
R = hambatan (Ù )
I = kuat arus (Ampere)
V = tegangan (Volt)
Hukum Joule menyatakan bahwa:
“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam
waktu tertentu akan menimbulkan panas”.
Secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan:
Q = V It (7.2)
Neuron
Struktur
dasar dari sistem
saraf disebut neu-
ron/sel saraf .
Suatu sel saraf
( n e u r o n )
merupakan
bagian terkecil
dalam suatu ske-
ma saraf dan
berfungsi meneri-
ma, menginter-
pretasikan
(memaknai) dan
menghantarkan
Gambar 7.1 Diagram dari suatu struktur sel saraf
Biolistrik 119
aliran listrik/informasi. Sel saraf terdiri dari tubuh serta serabut yang
menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu dendrit
dan akson.
Dendrit, bersama dengan tubuh sel berfungsi menerima informasi
berupa rangsangan dan sensor penerima maupun dari sel saraf yang
lainnya. Sedangakan akson berfungsi menghantarkan informasi ke
bagian sel saraf lain. Jika rangsangan yang diterima oleh dendrite
atau tubuh sel pada setiap waktu, intensitasnya berada pada ambang
batas atau lebih, maka impuls saraf bereaksi serta menjalar sepanjang
akson. Impuls ini akan mengalir sepanjang akson dari tubuh sel
menuju cabang terminal.
Akson, merupakan suatu salinan panjang yang tipis dan pada
ujungnya terbungkus oleh suatu membran yang berisi cairan dengan
nama aksoplasma (gambar 7.2). Sesampainya impuls saraf pada termi-
nal, suatu substansi saraf penghantar dilepaskan dan akan
menyampaikan impuls ke penerima di sel berikutnya.
×
Gambar 7.2 Penampang
bujur suatu akson
Biolistrik 121
negatif dibandingkan dengan di luar sel. Dalam keadaan istirahat,
membran sel tidak permiabel terhadap anion yang besar (atau
terhadap jenis muatan negatif besar lainnya, seperti protein) dengan
demikian kelebihan muatan negatif terbentuk tepat di bagian dalam
permukaan membran sel. Beda potensial (table 7.1) pada membran
sel sekitar 70 mV; dan potensial listrik di luar sel adalah nol. Dengan
demikian beda potensial di dalam membran sel -70 mV. Membran
sel ini disebut dalam keadaan polarisasi. Ini adalah potensial sel saraf
dalam keadaan istirahat.
− (−70× 10−3 V )
=
7,0 × 10−9 m
= 1,0 × 107 V /m (kearah kanan)
Dengan demikian gaya yang dihasilkan oleh medan ini terhadap ion
positif menjadi:
F = qE (7.4)
Gambar 7.4
Aksi potensial, s1 adalah
rangsangan di bawah
nilai ambang s2
rangsangan ambang.
Biolistrik 123
Jika efek dari konsentrasi Na+ (luar > dalam) menjadi seimbang
oleh karena gradien listrik (potensial membrannya menjadi positif di
bagian dalam), depolarisasi berahir pada tempat rangsangan semula.
Saluran Na+ kemudian menutup kembali. Saluran K+ merespon
perubahan polaritas membran secepatnya setelah pembukaan Na+
dengan mengirimkan K+ keluar dan Na+ ke dalam. Gerakan ion K+
dan lambatnya pemompaan Na+-K+ segera memperbaiki gradien
konsentrasi dan gradien listrik seperti pada keadaan istirahat (lihat
repolarisasi gambar 7.4)
Setelah depolarisasi, saluran Na+ tetap tertutup untuk waktu yang
cukup singkat (beberapa milisekon) sampai membran sel saraf tidak
dapat dirangsang lagi. Periode ini dinamakan dengan periode
pemulihan. Perubahan transien pada potensial listrik di antara
membran dinyatakan sebagai potensial aksi. Potensial aksi merupakan
fenomena keseluruhan yang berarti bahwa begitu nilai ambang
tercapai, peningkatan waktu dan amplitudo dari potensial aksi akan
selalu sama, tidak perduli macam apapun intensitas dari rangsangan.
Segera setelah potensial aksi mencapai puncak mekanisme
pengangkutan di dalam sel membran dengan cepat mengembalikan
ion Na+ ke luar sel sehingga mencapai potensial membran istirahat.
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan
elektroda. Kegunaan dari elektroda adalah untuk memindahkan
transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan yang dipakai sebagai
elektroda adalah perak dan tembaga. Apabila sebuah elektroda
tembaga dan sebuah elektroda perak dicelupkan ke dalam larutan
elektrolit seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan
potensial antara kedua elektroda itu. Perbedaan potensial ini kira-
kira sama dengan perbedaaan antara potensial kontak kedua logam
tersebut, dinamakan potensial offset elektroda. Apabila sebuah elektroda
tembaga dan elektroda perak ditempatkan dalam bak berisi elektrolit
akan terdapat perbedaan potensial sebesar 0,80 - 0,34 = 0,46 V.
Perbedaan potensial sebesar 0,46 dapat dijumpai bila kedua tangan
penderita disambung melalui elektroda tembaga dan elektroda perak
pada jalan masuk instrumen yang dipakai untuk pengukuran. Namun
dalam praktik perbedaan potensial offset elektroda harus dibuat sekecil
mungkin/mendekati nol, akan tetapi selalu tidak mungkin dan akan
Biolistrik 125
menunjukkan aliran ion ke arah kiri, hal ini terjadi karena adanya
periode pemulihan, serta tidak memicu terjadinya potensial aksi.
Potensial membran pada daerah tersebut mencapai nilai ambang
-50 mV. Dengan demikian permeabilitasnya terhadap Na+ menjadi
meningkat secara tiba-tiba dan potensial aksi +40 mV merambat
menyerupai gelombang sepanjang sel saraf (lihat gambar 7.5). Karena
adanya periode pemulihan, yaitu selama sebagian membran
mengalami depolarisasi dan tidak dapat dirangsang lagi. Impuls saraf
hanya dapat merambat pada satu arah tertentu saja, menjauhi tubuh
sel saraf. Impuls akan
terus bergerak hingga
mencapai terminal,
dan menyebabkan
dilepaskannya neu-
rotransmitter dari
membran sel saraf.
Neurotransmitter
yang dihasilkan men-
jembatani rentang
antar sel saraf, se-
hingga seluruh proses
dapat terulang.
Perlu diperhati-
kan bahwa selama
proses penghantaran
impuls saraf aliran
listrik mengalir ke
dalam dan ke luar
melalui membran
serta tegak lurus ter-
hadap arah peram-
batan impuls. Lebih
Gambar 7.6 jauh lagi, seberapa
Sejumlah akson diselimuti oleh sejumlah jauh pun akson,
lapisan myelin yang terbentuk ketika sel-sel impuls tidak pernah
Schwann membungkus akson memerlukan
Biolistrik 127
berbagai macam variasi sel saraf telah menunjukkan bahwa terdapat
korelasi antara hambatan dan kapasitansinya.
Mekanisme perambatan impuls listrik dalam suatu sel saraf
sangat berbeda dengan konduksi listrik dalam logam, namun
demikian konsep-konsep fisika dapat dijadikan dasar dalam
memahami proses tersebut.
Biolistrik 129
1. Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung
Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot
bergaris, yaitu mempunyai kemampuan menuntun suatu perambatan
potensial aksi/gelombang depolarisasi. Depolarisasi sel membran otot
jantung (miokardium) oleh perambatan potensial aksi dengan
menghasilkan kontraksi otot.Tetapi ada 3 hal penting perbedaan
antara sel otot jantung dengan sel otot bergaris, yaitu sel otot jantung
mempunyai :
a. High speed conductive pathways (konduksi berjalan dengan kecepatan
tinggi), merupakan keistimewaan pada otot jantung di mana
konduksi gelombang depolarisasi berlangsung secara cepat.
Sedangkan pada otot bergaris perjalanan gelombang depolarisasi
secara seragam meliputi seluruh bagian dari struktur otot.
b. Long refractory period (periode refrakter yang panjang), lamanya
repolarisasi dan periode refrakter pada otot jantung (miokardium)
100 kali lebih lama dari pada otot bergaris.
c. Automatisasi (otomatisasi), tidak menghendaki rangsangan dari luar
unutk mencapai nilai ambang, melainkan mempunyai kemampuan
sendiri yaitu depolarisasi spontan tanpa rangsangan dari luar.
Sedangkan pada otot bergaris memerlukan rangsangan dari luar.
Secara normal, mula-mula SA node (simpul sinoatrial) mengalami
gelombang depolarisasi ke atrium kiri dari atrium kanan dalam
tempo 70 detik dan terjadi kontraksi atrium.
Gambar 7.10.
Depolarisasi atrium
Gambar 7.11
Antrio ventricular node
depolarisasi
Gambar 7.12
Berkas hias dan berkas cabang
mengalami depolarisasi.
Biolistrik 131
Gambar 7.13
Depolarisasi miokardium
Gambar 7.14
Repolarisasi miokardium
2. Fibrilasi
Aktivitas irama jantung terletak pada permukaan jantung dekat
muara vena cava superior, yaitu pada puncak atrium kanan. Kumpulan
sel-sel ini disebut NA node yang bertindak sebagai pace maker. Melalui
pace maker ini aktivitas otot jantung secara sinkron memompa darah
ke sirkulasi paru-paru dan ke sirkulasi darah sistemik (ke seluruh tubuh).
Suatu kadaan di mana terjadi kehilangan sinkronisasi dikenal sebagai
fibrilasi. Fibrilasi dapat terjadi pada atrium (fibrilasi atrium) maupun
pada ventrikel (fibrilasi ventrikel).
Pada keadaan fibrilasi atrium, ventrikel masih berfungsi secara
normal, tetapi jawaban dengan suatu irama yang ireguler terhadap
rangsangan listrik yang tidak sinkron dari fibrilasi atrium. Banyak
darah akan masuk ke dalam ventrikel sebelum terjadi kontraksi atrium
dan berlangsung selama kontraksi ventrikel.
Pada fibrilasi ventrikel merupakan suatu keadaan yang sangat
gawat, di mana ventrikel tidak mampu memompa darah dan apabila
tidak dilakukan koreksi, dalam beberapa menit saja akan diakhiri
dengan kematian.
Biolistrik 133
E. Isyarat Magnet Jantung dan Otak
Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan
magnet sekitar jantung disebabkan adanya arus listrik jantung yang
mengalami depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet
jantung disebut magnetokardiogram. Besar medan magnet sekitar jantung
adalah sekitar 5 10-11 Tesla atau sekitar 10 × 108 medan magnet bumi.
Hubungan Tesla (T) dengan Gauss dapat dinyatakan: 1 T = 104 Gauss.
Untuk menghitung medan magnet dari suatu besaran benda
diperlukan suatu ruang yang terlindung magnet dan sangat peka terhadap
detector medan maganet (magnetometer). Detektor yang digunakan yaitu
SQUID (Superconducting Quantum Interference Device) yang bekerja pada
suhu 5oK, dan dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus
searah (DC) atau arus bolak-balik (AC). SQUID ini sangat peka sekali,
dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan seseorang berjalan
dengan mempergunakan magnet sepatu kuda sejauh 400 meter (0,25
mil).
1. Magnetokardiografi (MKG)
MKG adalah pencatatan medan magnet di sekeliling jantung ×
dengan mempergunakan arus searah (DC). Penderita ditempatkan
dalam ruang octagonal yang terdiri dari 5 lapisan pelindung magnet.
Segala materi bermagnet disingkirkan dari subjek yang akan diperiksa.
Kemudian magnetodetektor probe didekatkan pada tubuh/jantung.
Perekaman hanya berlangsung dalam waktu kurang dari 1 menit.
MKG memberikan informasi jantung tanpa mempergunakan
elektroda yang didekatkan/ditempelkan pada badan. Pencatatan
dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. Lokasi perekaman
diberi kode B, D, F, H, J, L (vertikal). Horisontal dilakukan perekaman
5-6 kali dibubuhi huruf I dan ditandai dengan angka ganjil (2, 3, 5, 7,
9). Untuk jelasnya lihat gambar 7.16 berikut ini.
2. Magnetoensefalogram (MEG)
MEG adala pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan
mempergunakan arus searah. Alat yang digunakan adalah SQUID
magnetometer. Pada rithme alpha, medan magnet otak berkisar
1351 × 10-13 T.
Biolistrik 135
F. Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh
Seiring dengan perkembangan kelistrikan, telah diciptakan
peralatan yang mempergunakan energi listrik untuk terapi pengobatan.
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik
berfrekuensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1929 telah
menggunakn listrik dengan frekuensi 30 MHz untuk pemanasan yang
disebut short wave diathermy. Pada tahun 1950 telah deperkenalkan
penggunaan gelombang mikro dengan frekuensi 2.450 MHz untuk
keperluan diatermi dan pemakaian radar.
1. Penggunaan Arus Listrik Berfrekuensi Rendah
Listrik berfrekuensi rendah mempunyai batas frekuensi antara
20 Hz sampai dengan 500.000 Hz. Frekuensi rendah ini mempunyai
efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Arus
listrik berfrekuensi rendah dapat dihasilkan oleh alat listrik yaitu :
stimulator yang rangkaiannya terdiri multivibrator maupun astable
multivribator. Selain frekuensi, perlu juga diperhatikan pengulangan
dalam pemakaian dan bentuk gelombang arus listrik yang dipakai.
Untuk pemakaian jangka waktu sangat singkat dan bersifat
merangsang persarafan otot, maka dipakai gelombang arus faradik.
Sedangkan untuk pemakaian dalam jangka waktu lama dan bertujuan
merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus
listrik yang interuptur/terputus-putus atau arus DC (arus searah) yang
telah dimodifikasi.
Selain arus DC, dapat pula menggunakan arus AC dengan
frekuensi 50 HZ, yang mempunyai kemampuan merangsang saraf
sensoris, saraf motoris dan berefek kontraksi otot.
2. Penggunaan Arus Listrik Berfrekuensi Tinggi
Arus listrik berfrekuensi tinggi mempunyai frekuensi di atas
500.000 Hz, dihasilkan oleh sirkuit osilator yang mengandung
rangkaian kondensator dan inductor, yaitu rangkaian L-C. Listrik
berfrekuensi tinggi tidak mempunyai sifat merangsang saraf motoris
maupun saraf sensoris, kecuali dilakukan ransangan dengan
pengulangan yang lama. Frekuensi tinggi ini mempunyai sifat
memanaskan sehingga dapat digunakan untuk diatermi yang dapat
dibagi menjadi dua tipe:
Gambar 7.17
Kabel dililitkan pada
daerah yang akan diobati
Biolistrik 137
Gambar 7.18b Double heliks Gambar 7.18c Grid
(7.5)
Biolistrik 139
G. Syok Listrik (Kejutan Listrik)
Syok listrik atau kejutan listrik adalah suatu nyeri pada saraf sensoris
yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui
tubuh. Permulaan tahun 1969 telah dilaporkan bahwa beberapa penderita
yang sedang menjalani kateterisasi atau pemasangan pace maker led dapat
terbunuh dengan aliran listrik di bawah normal. Pada tahun 1970 Carl
Walter dan tahun 1971 Ralph Nader telah memperkirakan atas
meninggalnya 1.200 orang Amerika setiap tahunnya yang diakibatkan
arus listrik pada waktu melakukan diagnostik dan pengobatan.
Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan mengalami
ventricular fibrillation (fibrilasi ventrikel) yang kemudian diikuti dengan
kematian. Oleh karena itu perlu diketahui perubahan-perubahan yang
timbul akibat syok listrik dan metode pengamanan sehingga bahaya syok
dapat dihindari.
Dalam bidang kedokteran, syok listrik dibagi menjadi dua: syok
dengan tujuan tertentu dan syok tanpa tujuan. Syok dengan tujuan tertentu
dilakukan atas indikasi medis. Dalam bidang psikiatri dikenal dengan
nama electric syok/electro convultion therapy. Beberapa penderita psikosis
(gangguan jiwa) sengaja dilakukan syok dengan tujuan terapi di mana di
antara temporalis kanan dan kiri penderita dialiri arus listrik dalam orde
0,5 sampai 1,5 Amper dengan tegangan sebesar 80 sampai 110 volt dalam
waktu 1/10 sampai 1,5 detik.
Syok tanpa tujuan tertentu timbul karena suatu kecelakaan, dikenal
dengan Earth syok. Syok ini terjadi apabila salah satu tubuh menyentuh
kawat fasa sedangkan bagian tubuh lain menyentuh kawat netral.
Berdasarkan besar kecilnya tegangan, earth syok dapat dibagi menjadi dua
: low tension shock dan high tension shock.
1. Low tension shock (syok tegangan rendah), terjadi berkaitan dengan
pemakaian generator yang menghasilkan arus listrik dengan tegangan
rendah atau berkaitan dengan pemakaian lampu panas radient atau
lampu sinar ultra ungu.
2. High tension shock (syok tegangan tinggi), terjadi berkaitan dengan
pamakaian generator tegangan tinggi, generator gelombang pendek
atau step up transformator. Penderita yang mengalami syok, kulit
badannya akan mengelupas seluruhnya.
Biolistrik 141
2. Basah tidaknya kulit penderita, kulit penderita yang berkeringat/basah
tahanannya lebih kecil sehingga memudahkan arus listrik melewati
kulit penderita.
3. Basah tidaknya lantai, lantai yang basah merupakan konduktor yang
baik sehingga lebih besar arus yang melewati tubuh ke ground.
Dari sudut parameter-parameter yang lain:
1. Jenis kelamin, pada tahun 1973 Dalziel melakukan penelitian tentang
nilai ambang persepsi (arus minimum yang dapat dideteksi) dan letgo
current (arus yang dapat menyebabkan tarikan tangan kembali) yang
ditunjukkan dengan distribusi Gausian menyatakan :
a. Rata-rata threshold of perception untuk laki-laki : 1,1 mA. Untuk
wanita 0,7 mA. Minimum nilai ambang persepsi adalah 500mA.
b. Rata-rata let go curren untuk laki-laki : 16 mA, untuk wanita : 10,5
mA. Minimum let go current untuk laki-laki 9,5 mA, untuk wanita
6 mA.
2. Fekuensi AC, dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dalziel
ternyata frekuensi 50-60 Hz merupakan minimum let go current. Di
bawah 10 Hz let go current akan meningkat dan otot-otot akan
mengalami relaksasi sebagian dan di atas beberapa ratus Hz, let go
current akan meningkat pula, dan otot-otot mengalami strength dura-
tion trade off serta refrakter jaringan yang telah mengalami eksitasi.
3. Duration, LA Gaddes dari Insitute of Electrical and Elektronics (1973)
melakukan penelitian terhadap binatang anjing, diketahui bahwa nilai
ambang fibrilasi akan meningkat bila waktu semakin kecil.
4. Berat badan, dari hasil penelitian terhadap binatang oleh Ferris
(1936), Kiselev (1963) menunjukkan nilai ambang fibrilasi akan
meningkat dengan meningkatnya berat badan. Hal ini diramalkan
berlaku pula bagi manusia.
5. Jalan yang ditempuh arus, apabila jalan yang ditempuh arus melewati
jantung atau otak akan timbul bahaya syok semakin serius.
Biolistrik 143
berkeringat banyak yang dapat menyebabkan penurunan tekanan
darah.
Syok listrik berat:
Penderita ditelentangkan agar mudah bernafas.
Pakaian dilonggarkan agar mendapat udara yang cukup, hindari
ruang yang panas/pengap karena dapat menyebabkan vasodilatasi
dan berkeringat banyak yang dapat menurunkan tekanan darah.
Apabila kesadaran menurun dan kegagalan pernafasan, dapat
dilakukan pernafasan buatan melalui mulut, hidung atau memberi
oksigen melalui kantong udara atau masker.
Apabila terjadi jantung berhenti berdenyut, dilakukan masage
jantung.
Oleh karena bahaya syok listrik sangat besar hingga dapat
menyebabkan kematian, maka perlu adanya tindakan pencegahan. Untuk
menghindari bahaya syok listrik, yaitu: segala alat digroundkan, isolasi
penderita dari ground, hindari alat-alat yang berdekatan dengan penderita
dan lakukan regular testing prosedur.
- oOo -
A. Cahaya
C
ahaya telah menggelitik rasa ingin tahu manusia selama berabad-
abad. Mula-mula secara teori cahaya dianggap sebagai sesuatu yang
memancar dari mata. Kemudian disadari bahwa cahaya pastilah
muncul dari objek-objek yang terlihat dan memasuki mata sehingga
menyebabkan sensasi penglihatan. Pertanyaan tentang apakah cahaya
terdiri dari sebuah sorotan dari partikel-partikel atau sama semacam
gerakan gelombang adalah yang paling menarik dalam sejarah sains.
Tokoh yang paling berpengaruh dalam teori partikel cahaya adalah
Irsac Newton. Dengan teori tersebut Newton dapat menjelaskan hukum-
hukum refleksi dan refraksi. Newton menurunkan hukum refraksi
berdasarkan asumsi bahwa cahaya berjalan dalam air atau gelas lebih
cepat dari pada di udara, sebuah asumsi yang akhirnya terbukti salah.
Tokoh-tokoh utama dari teori gelombang cahaya adalah Christian
Huygens dan Robert Hooke . Menggunakan teori perambatan
gelombang, Huygens dapat menjelaskan refleksi dari refraksi dengan
asumsi cahaya berjalan di gelas atau air lebih lambat dari pada di udara.
Teori tersebut ditolak oleh Newton karena berdasarkan kenyataan yang
terlihat bahwa perambatan cahaya adalah garis lurus. Pada waktu itu
pembelokan cahaya di sekitar penghalang yang disebut difraksi belum
diamati. Karena reputasi dan otoritasnya, penolakan Newton terhadap
teori gelombang cahaya sangat mempengaruhi pengikutnya. Bahkan
sesudah bukti dari difraksi tersedia, pengikut Newton mencari-cari
penjelasannya seakan-akan difraksi adalah hamburan partikel-partikel
cahaya dari tepi celah.
145
Teori partikel-partikel Newton diterima selama lebih dari seabad
kemudian. Pada tahun 1801, Thomas Young menghidupkan kembali teori
gelombang cahaya. Ia adalah salah seorang yang pertama kali
memperkenalkan ide interferensi sebagai fenomena gelombang yang
terjadi pada cahaya dan suara. Hasil pengamatannya tentang interferensi
adalah penjelasan tentang sifat alami cahaya sebagai gelombang. Hasil
kerja Thomas Young tidak diperhatikan oleh masyarakat ilmiah selama
lebih dari satu dekade.
Mungkin yang paling berjasa dalam mengusahakan agar teori
gelombang cahaya dapat diterima secara umum dan berhasil adalah
fisikawan Perancis Augustin Fresnel (1788-1827). Ia melakukan
eksperimen secara luas tentang interferensi dan difraksi serta meletakkan
teori gelombang dalam dasar matematis. Ia menjelaskan bahwa
perambatan cahaya yang terlihat lurus itu adalah sebuah hasil dari cahaya
tampak yang memiliki panjang gelombang yang pendek.
Pada tahun 1850, Jean Foucault mengukur laju cahaya dalam air
dan menunjukkan bahwa laju cahaya tersebut lebih kecil dibanding laju
cahaya di udara, yang berarti menyingkirkan teori partikel Newton. Pada
tahun 1860, James Clerk Maxwell mempublikasikan teori matematisnya ×
tentang elektromagnetisme, yang memprediksikan keberadaan
gelombang-gelombang elektromagnetik yang merambat dengan laju yang
setelah dihitung dari hukum-hukum kelistrikan dan kemagnetan bernilai
3 108 m/s, yang berarti sama dengan laju cahaya. Maxwell didukung
oleh Hertz yang pada tahun 1887 dengan menggunakan sirkuit untuk
mendeteksinya. Pada paruh abad ke-19, Kirchhoff dan beberapa ilmuwan
lainnya menerapkan persamaan Maxwell untuk menjelaskan interferensi
dan difraksi cahaya serta gelombang-gelombang elektromagnetik lainnya
dan meletakkan metode-metode konstruksi empirisnya Huygens pada
kerangka matematika yang mantap.
Meskipun teori gelombang pada umumnya dapat mendeskripsikan
cahaya (dan gelombang-gelombang elektromagnetik lainnya), namun teori
tesebut gagal menjelaskan semua sifat-sifat cahaya, khususnya tentang
interaksi cahaya dengan materi. Dalam percobaan tahun 1887 yang
terkenal mendukung teori gelombang Maxwell, Hertz juga menemukan
efek foto listrik. Efek ini hanya dapat dijelaskan dengan sebuah model
partikel cahaya, seperti yang ditunjukkan oleh Einstein hanya beberapa
1. Laju Cahaya
Beberapa eksperimen telah dilakukan oleh para ilmuwan untuk
mengukur laju cahaya. Indikasi pertama dalam pengukuran besaran
yang benar akan laju cahaya datang dari pengamatan astronomis dari
periode Io, salah satu dari bulan-bulan (satelit) dari planet Jupiter.
n2
sinθ c = (8.3)
n1
3. Dispersi
Laju cahaya di dalam sebuah medium, begitu juga indeks bias
medium tersebut, bergantung pada panjang gelombang cahayanya.
Fenomena ini dikenal sebagai dispersi. Akibat dispersi, seberkas cahaya
putih yang masuk pada sebuah prisma pembias didispersikan menjadi
warna-warna komponennya. Begitu juga pemantulan dan pembiasan
cahaya matahari oleh tetes-tetes air hujan yang menghasilkan pelangi.
(8.4)
∆ω = (∆A ) /r2 adalah sudut yang terpancung pada titik pusat bola
oleh unsur permukaan ∆ A. Sudut ruang dinyatakan dalam satuan
tak berdimensi disebut steradian (sr). Kalau I dinyatakan dalam
candela, dan dalam steradian, maka fluks bersatuan lu-
men (lm). Maka:
lm = 1 cd.sr atau 1 cd = 1 lm/sr
(8.5)
(8.7)
B. Optika Geometris
Panjang gelombang cahaya sangat kecil dibandingkan dengan
sebagian penghalang dan lubang. Oleh karena itu, difraksi pembelokan
gelombang di sekitar sudut sering diabaikan, dan pendekatan sinar di
mana gelombang dianggap merambat dalam garis lurus, adalah sah. Optika
Geometris adalah studi tentang fenomena-fenomena di mana pendekatan
sinar adalah sah. Dengan pendekatan optika geometris, dapat dipelajari
sifat-sifat lensa dan cermin dalam bentuk matematis. Pada bagian ini kita
akan menerapkan hukum-hukum pemantulan dan pembiasan untuk
pembentukan bayangan oleh cermin dan lensa.
1. Cermin Datar
Bayangan yang kita lihat jika kita letakkan telapak tangan di
depan bidang cermin datar, bayangan tersebut sama ukurannya seperti
objeknya. Namun bayangan tersebut tidak sama seperti apa yang
terlihat jika seseorang menghadap kita atau jika kita melihat telapak
tangan kanan kita. Bayangan tangan kanan akan menjadi tangan
kiri di cermin. Pembalikan kanan ke kiri ini adalah akibat pembalikan
kedalaman, yaitu tangan diubah dari kanan ke kiri karena bagian
depan dan belakang tangan dibalik oleh cermin.Untuk sebuah cermin
datar, r (jari-jari kelengkungan cermin) dan f (titik fokus) nya tak
terhingga. Jarak bayangan = - jarak benda (s’= -s). Bayangan yang
dihasilkan oleh cermin datar bersifat
nyata, tegak dan berukuran sama
dengan obyeknya.
Gambar 8.2
Bayangan tangan kanan pada sebuah
cermin datar adalah tangan kiri
(8.9)
⎛1 1⎞
= (n − 1)⎜⎜ − ⎟⎟
1
(8.10)
f ⎝ r1 r2 ⎠ 1
f= r
Pada persamaan ini s, s’, r, r1 dan r2 dianggap positif jika obyeknya, 2
bayangannya, atau pusat kelengkungan terletak pada sisi nyata dari
elemennya. Untuk cermin, sisi nyatanya adalah sisi datang. Untuk
lensa, sisi nyata adalah sisi datang dari obyek dan sisi transmisi bagi
bayangan dan pusat kelengkungan. Jika s’ positif, bayangannya nyata,
yang berarti bahwa berkas-berkas cahaya benar-benar menyebar dari
titik bayangan. Bayangan-bayangan nyata dapat dilihat pada sebuah
layar pantau kaca kasar atau film fotografis yang diletakkan pada titik
bayangan. Jika s’ negatif, bayangannya maya, yang berarti tidak ada
cahaya yang benar-benar menyebar dari titik bayangan. Sedangakan
perbesaran lateral bayangan diberikan oleh rumus:
y' − s'
m= = (8.11)
y s
di mana y adalah ukuran obyek dan y’ adalah ukuran bayangan.
Perbesaran negatif berarti bahwa bayangannya terbalik.
r = (6cm ) = 3cm
1 1
f=
2 2
(b). Persamaan (8.8) memberikan:
1 1 1
+
'
=
s s f
1
+
12cm
1 4 1 3
= − =
s' 12cm 12cm 12cm
1 1
'
= s’ = 4 cm
s 3cm
(c). Dari persamaan (8.11) memberikan:
y' − s'
m= =
y s
y' − 4' − 1
m= = = kali
y 12 3
(a) (b)
3. Lensa
Berdasarkan bentuk permukaannya, lensa dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Lensa yang mempunyai permukaan sferis, dibagi menjadi dua
macam pula, yaitu:
1 1 1
P= = + dioptri (8.12)
f s' s
n1s' − 17,1cm
m= = = 1,29 kali
n2 s 1,33(10cm )
Jadi kucing tersebut kelihatan lebih jauh dan sedikit lebih besar.
6. Aberasi
Pemburaman bayangan dari sebuah obyek tunggal dikenal
dengan istilah aberasi. Aberasi sferis merupakan hasil dari kenyataan
bahwa permukaan melengkung hanya memfokuskan sinar-sinar
paraksial (sinar-sinar yang berjalan dekat sumbu utama) pada sebuah
titik tunggal. Sinar-sinar non paraksial pada titik dekat yang
bergantung pada sudut yang dibuat dengan sumbu utamanya. Sinar-
sinar yang mengenai lensa jauh dari sumbu utama dibelokkan lebih
dari sinar-sinar yang dekat dengan sumbu utama, dengan hasilnya
bahwa tidak semua sinar difokuskan pada sebuah titik tunggal.
Sebaliknya bayangan tersebut kelihatan sebagai sebuah cakram
melingkar. Lingkaran dengan kekacauan paling sedikit berada pada
titik, di mana garis tengahnya minimum.
C. Instrumen Optik
Dalam bab ini kita akan menggunakan apa yang telah kita pelajari
tentang cermin dan lensa untuk mencermati cara kerja salah satu
instrumen optik yang terpenting, yaitu mata. Banyak instrumen optik
Mata
Mata merupakan alat optik yang paling dekat dengan kita dan
merupakan sistem optik yang paling penting. Dengan mata kita bisa
melihat keindahan alam disekitar kita. Gambar mata ditunjukkan pada
gambar 8.9.
1. Bagian-bagian Mata
Mata memiliki beberapa bagian-bagian yang memiliki fungsi-
fungsi tertentu sebagai alat optik, yaitu :
a. Kornea, merupakan selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi
sebagai pelindung bagian dalam bola mata.
b. Iris, merupakan selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan
mata dapat membedakan warna.
c. Pupil, merupakan celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh
iris, berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
d. Lensa mata, merupakan lensa cembung yang terbuat dari bahan
bening, berserat dan kenyal, berfungsi mengatur pembiasan
cahaya.
Jawab:
Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diketahui bahwa bayangan
obyek yang terjadi pada retina dibentuk oleh kornea dan lensa yang
merupakan lensa gabung dan jarak kornea ke retina secara
pendekatan empiris adalah 2 cm = 0,02 m. Daya akomodasi mata
dihitung dalam Dioptri (D) di mana selisih antara kekuatan lensa
mata untuk melihat pada titik/jarak tertentu dengan daya kekuatan
lensa mata pada waktu melihat benda pada jarak jauh tak terhingga.
a. Kekuatan fokus mata normal:
1
1 1 1 =
= + = 50 D f 0,
f ∞ 0,02
Apabila mata orang tersebut difokuskan pada jarak 20 cm = 0,2
m, maka fokus matanya :
1 1 1
= + = 55 D
f 0,2 0,02
Jadi daya akomodasi mata orang tersebut sebesar:
55D − 50D = 5D
1 11 3. Ketajaman Penglihatan
=
f 0,525 Ketajaman penglihatan digunakan untuk menentukan
penggunaan kaca mata, di klinik dikenal dengan istilah visus.
Sedangkan dalam fisika, ketajaman penglihatan ini disebut resolusi
mata.
Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya
(kaca mata), tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi
keterangan mengenai baik buruknya fungsi mata secara keseluruhan.
Oleh karena itu definisi visus adalah: nilai kebalikan sudut (dalam
menit) terkecil di mana sebuah benda masih dapat dilihat dan dapat
dibedakan.
Pada penentuan visus, para ahli mata mempergunakan kartu
Snellen, dengan berbagai ukuran huruf dan jarak yang sudah
ditentukan. Misalnya mata normal pada waktu diperiksa diperoleh
20/40, berarti penderita dapat membaca huruf pada 20 ft, sedangkan
bagi mata normal dapat membaca pada jarak 40 ft, (1 ft = 5 m).
Dengan demikian dapat dirumuskan dengan persamaan:
4. Medan Penglihatan d
V =
D
5. Tanggap Cahaya
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe
fotoreseptor pada retina yaitu Rod (batang) dan Cone (kerucut). Rod
dan Cone tidak terletak pada permukaan retina melainkan beberapa
lapis di belakang jaringan syaraf. Tiap mata memiliki 6,5 juta cone
yang berfungsi untuk melihat siang hari, disebut penglihatan fotopik.
Melalui cone kita dapat mengenal beberapa warna, tetapi cone tidak
sensitif terhadap semua warna, tetapi hanya sensitif terhadap warna
kuning, hijau (panjang gelombang 550 nm). Cone terdapat terutama
pada fovea sentralis.
Rod dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan
skotopik, dan merupakan ketajaman penglihatan dan dipergunakan
untuk melihat ke samping. Setiap mata terdapat 120 juta rod.
Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut 20o terdapat kepadatan
yang maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru dan hijau
(510 nm).
Tetapi rod dan cone sama-sama peka terhadap cahaya merah
(650-700 nm), tetapi penglihatan cone lebih baik terhadap cahaya
merah jika dibandingkan dengan rod.
8. Daya Akomodasi
Dalam hal memfokuskan obyek pada retina, lensa mata
memegang peranan penting. Kornea mempunyai fungsi
memfokuskan obyek secara tepat, demikian pula bola mata yang
berdiameter 20-23 mm. Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan
obyek disebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi
akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat, semakin kuat mata/
lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur.
Usia makin tua daya akomodasi semakin menurun, hal ini disebabkan
kekenyalan/elastisitas lensa semakin berkurang.
Jika benda terlalu dekat ke mata, lensa mata tidak dapat
memfokuskan cahaya pada retina dan bayangannya menjadi kabur.
Titik terdekat di mana lensa mata memfokuskan suatu bayangan pada
retina disebut titik dekat (punctum proksimum) . Pada saat ini mata
berakomodasi sekuat-kuatnya (berakomodasi maksimum). Jarak dari
mata ke titik dekat ini sangat beragam pada tiap orang dan berubah
dengan meningkatnya usia. Pada usia 10 tahun, titik dekat dapat
sedekat 7 cm, sementara pada usia 60 tahun titik dekat ini telah
menjauh ke 200 cm karena kehilangan keluwesan lensa akibat
elastisitas lensa semakin berkurang, disebut mata presbyop atau mata
tua dan bukan merupakan cacat mata. Nilai standar yang diambil
untuk titik dekat ini adalah 25 cm, dan dianggap sebagai mata
normal.
R etina
Lensa m ata
25 cm
R etina
Lensa m ata
Tak terhingga
R etina
Lensa m ata
Tak terhingga
f. Mata Campuran
Penderita yang matanya sekaligus mengalami presbiopi dan
miopi, maka memiliki titik dekat yang letaknya terlalu jauh dan
titik jauh terlalu kecil, dapat ditolong dengan kaca mata berlensa
rangkap atau bifocal (negatif di atas dan positif di bawah).
- oOo -
A
tom merupakan bagian terkecil suatu elemen yang mengambil
bagian dalam suatu reaksi kimia; merupakan partikel netral
dalam arti tidak mengandung kelebihan muatan positif maupun
negatif. Jumlah muatan positif maupun negatif dalam atom selalu
seimbang.
1. Model-model Atom
Ada tiga model atom yang terkenal, yaitu: menurut J.J Thomson
(1910), Ernest Rutherford (1911) dan Niels Bohr (1913).
a. Model Atom Thomson:
Thomson berpendapat bahwa atom bagaikan sebuah bola yang
mengandung muatan positif tersebar secara merata di seluruh
volume bola. Elektron-elektron yang bermuatan negatif
berkeliaran di dalam bola yang bermuatan positif.
177
b. Model Atom Rutherford:
Ernest Rutherford melukiskan tentang struktur atom bahwa
bagian luar suatu atom dibatasi oleh elektron, sedangkan bagian
tengah terdapat inti bermuatan positif. Oleh karena elektron
bermuatan negatif sedangkan inti bermuatan positif, maka
terdapat gaya tarik coulomb antara inti dan elektron.
atau A
Z X
B. Radioaktif
Becquerel, pada tahun 1896 menemukan senyawa Uranium yang
memancarkan sinar tak tampak yang dapat menembus bahan tidak
tembus cahaya serta mempengaruhi emulsi fotografi. Pada tahun 1896
Marie Curie menunjukkan bahwa inti uranium dan banyak unsur lain
bersifat memancarkan salah satu partikel alfa, beta atau gamma. Unsur
inti atom yang mempunyai sifat memancarkan sinar-sinar alfa, beta atau
gamma disebut inti radioaktif.
1. Sinar Alfa
Merupakan partikel yang dipancarkan oleh sebuah inti yang
terjadi dari 4 buah nucleon, yaitu 2 proton dan 2 neutron. Sinar alfa
2. Sinar Beta
R = 0,543E − 0,160 Sinar beta atau partikel beta merupakan partikel yang dilepas
atau terbentuk pada suatu nucleon inti. Partikel beta ini dapat berupa
elektron bermuatan negatif (negatron), elektron bermuatan positif
(positron) atau elektron cuptur (penangkapan elektron). Besar energi
partikel beta berkisar antara 0,01 MeV samapai 3 MeV. Jarak tembus
partikel alfa kurang lebih seratus kali lebih jauh dari pada partikel
beta. Partikel beta 1 MeV dapat menembus air 0,4 cm. Sinar beta
juga menyebabkan atom-atom yang dilaluinya mengalami kenaikan
tingkat energi (pengion). Partikel beta mudah dibedakan pada
pertumbukan dengan elektron-elektron atom oleh karena massa
partikel beta sangat kecil. Jarak tembus partikel beta positron (positif)
hampir sama dengan jarak tembus partikel beta negatron (negatif).
Positron dapat mendekati elektron atom sampai dekat sekali, bahkan
bersatu dengan elektron itu dan berubah menjadi sinar gamma. Proses
ini desebut Anihilasi. Hubungan anara energi maksimum partikel beta
dan jarak tembusnya (secara empiris) dapat dinyatakan dengan rumus:
R = 0,543E − 0,160 (9.5)
3. Neutron
Merupakan partikel tidak bermuatan listrik yang dihasilkan
dalam reakor nuklir. Neutron tidak menimbulkan ionisasi, namun
mempunyai energi. Pengurangan energi neutron, terjadi melalui
interaksi dengan inti atom. Proses pengurangan energi melalui:
a. Peristiwa hamburan (scattering).
b. Reaksi inti (masuknya neutron ke dalam inti sehingga terbentuk
inti yang berisotop).
c. Reaksi fisi (neutron diserap inti, akibatnya terbentuk 2 inti
menengah dan beberapa neutron serta tenaga).
d. Peluruhan (inti yang telah terbentuk dengan masuknya neutron
akan melepaskan salah satu partikel alfa, proton, deuteron atau
triton)
Kebanyakan kehilangan energi neutron melalui hamburan.
Neutron dipakai untuk pengobatan tumor otak. Apabila cairan
Boron disuntikkan pada penderita tumor otak, akan terjadi
konsentrasi boron yang tinggi dalam jaringan otak. Kemudian bila
tumor dibombardir dengan neutron dari hasil reaktor atom, maka
boron akan mengalami disintegrasi inti dan memancarkan sinar alfa
yang dapat menghancurkan jaringan tumor.
4. Proton
Ialah inti zat cair yang bermuatan positif. Dalam radioterapi pro-
ton dipakai untuk menghancurkan kelenjar hipofisis.
5. Sinar Gamma
Terbentuknya sinar gamma merupakan hasil disintegrasi inti
atom. Inti atom yang mengalami disintegrasi dengan memancarkan
I = I0e− µX (9.6)
6. Sinar-X
Merupakan sinar katoda dan termasuk gelombang
elektromagnetis. Timbulnya sinar X oleh karena ada perbedaan
potensial arus searah yang besar di antara kedua elektroda (katoda
dan anoda) dalam sebuah tabung hampa. Berkas elektron akan
dipancarkan dari katoda menuju anoda, pancaran elektron-elektron
ini disebut sinar katoda atau sinar-X.
Arus listrik yang digunakan untuk memanaskan filament
sehingga filament dapat memanaskan elektron dapat memberi
elektron; elektron-elektron ini akan dipercepat dari katoda ke anoda.
Perbedaan tegangan antara katoda dan anoda dalam orde 20 KeV
sampai 100 KeV. Dalam praktek klinik biasanya digunakan 80-90 KeV.
Sinar X dan sinar Gamma mempunyai sifat yang sama oleh karena
keduanya merupakan gelombang elektromagnetis.
C. Energi Absorbsi
Pada penyinaran akan terjadi pemindahan atau penyerapan energi
radiasi ke dalam materi atau jaringan tubuh yang disinari. Berdasarkan
energi yang diserap maka dibagi dalam tiga proses absorbsi radiasi, yaitu:
efek foto listrik, efek kompton dan pembentukan sepasang elektron (pair
production).
1. Efek foto listrik
Pada penyinaran cahaya terhadap suatu zat, energi radisai akan
diserap seluruhnya. Energi yang diserap itu dipergunakan untuk
mengeluarkan elektron dari ikatan inti kalau beberapa syarat tertentu
telah terpenuhi. Misalkan W min adalah usaha minimum yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari permukaan logam, ini
dinamai fungsi kerja logam. Misalkan foton dengan energi hf
bertumbukan dengan elektron dan pada tumbukan ini mengarahkan
seluruh energinya kepada elektron. Maka energi kinetik maksimum
yang diperoleh elektron yang terbatas dari ikatan logam adalah:
1 2
m vm aks = hf − W m in (9.11)
2
Persamaan ini dekenal sebagai persamaan Einstein untuk efek
foto listrik. Peristiwa ini dialami elektron-elektron pada kulit bagian
dalam, misalnya kulit K. Elektron yan dikeluarkan atau terpancar
keluar dinamakan foto elektron. Proses pengeluaran elektron ini terjadi
pada penyinaran dengan energi foton yang rendah kira-kira 50 KeV.
2. Efek Kompton
Energi radiasi hanya sebagian saja diserap untuk mengeluarkan
elektron dari atom (foto elektron), sedangkan sisa energi akan
terpancar sebagai scattered radiation (hamburan radiasi) dengan
energi yang lebih rendah daripada energi semula. Efek kompton terjadi
pada elektron-elektron bebas atau terikat secara lemah pada lapisan
kulit terluar, pada penyinaran dengan energi radiasi yang lebih tinggi
yaitu berkisar 200-1000 KeV.
2. Jenis Radiasi
Tidak semua radiasi dapat menimbulkan radiasi. Berdasarkan
ada tidaknya ionisasi, maka radiasi dibagi dalam 2 kategori, yaitu:
a. Radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi, jenis gelombang atau
sinar-sinarnya adalah:
1) Sinar ungu ultra
2) Sinar merah infra
3) Gelombang ultrasonik
jenis gelombang atau sinar-sinar ini biasanya dipakai pada
bagian/unit pusat rehabilitasi dan tidak digunakan di bagian
radioterapi, kecuali gelombang ultrasonik dipakai di unit
rontgen untuk tujuan diagnostik.
b. Radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi, jenis gelombang atau
sinar-sinarnya adalah:
1) Sinar alfa
2) Sinar beta
3) Sinar gamma
4) Sinar-X
5) Proton
E. Energi Radiasi
Radiasi mempunyai energi. Menurut Max Planck (1900), pertukaran
energi antara radiasi dan meteri tidak terjadi secara kontinyu, melainkan
berlangsung melalui satuan energi yang disebut kwantum. Kwantum energi
radiasi (E) suatu gelombang elektromagnetis (sinar gamma dan sinar X)
sama dengan konstanta dikalikan dengan frekuensi radiasi, dapat
dinyatakan dalam persamaan (9.13) :
G. Terapi Radiasi
Prinsip dasar terapi radiasi adalah menimbulkan kerusakan pada
jaringan tumor sebesar mungkin, dengan kerusakan seminimal mungkin
pada jaringan normal di sekitar tumor. Hal ini dapat dicapai dengan
penyinaran langsung pada tumor dari berbagai arah, sehingga diperoleh
dosis maksimum pada tumor tersebut. Dalam melakukan terapi radiasi
perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Jenis radiasi: Sinar X voltage, uranium, radium, 60Co, dan sebagainya.
2. Jenis sel: sel-sel embrional atau bukan.
3. Lingkungan sel: apakah terjamin adanya penyaluran darah di sekitar
sel tersebut atau tidak.
4. RBE RBE sangat tinggi (lebih dari satu) mempunyai kemampuan
mematikan sel lebih besar.
2. Metode Radioterapi
Ada tiga metode radioterapi, yaitu:
a. Radioterapi jarak jauh (Megavoltage therapy) menggunakan sinar-
X dengan super voltage (megavoltage) di mana sumber radiasi berada
di luar tubuh.
b. Radioterapi jarak dekat (Brachy therapy), menggunkan radium atau
gas radon radioaktif di mana sumber radiasi terletak di permukaan
atau di tanamkan di dalam tumor dalam bentuk biji-biji material.
c. Penggunaan radioisotope untuk terapi secara sistemik dalam tubuh,
menggunakan zat radioaktif yang mengikuti dalam peredaran
darah dan akan mencapai sasaran yang akan dituju. Isotop 131I
digunakan untuk pengobatan kanker thyroid, sedangkan suatu
emmisi beta yang murni dari 32P untuk pengobatan polisitemia vera
(kelebihan sel darah merah) sehingga dapat mengurangi produksi
sel darah merah.
3. Proteksi Radiasi
Pada bagaian depan telah dibahas akan bahaya radiasi sinar-X
maupun sinar gamma dari zat radium yang dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan tubuh. Untuk menghindari efek-efek yang
merugikan tubuh manusia dan makhluk biologis yang diakibatkan
oleh radiasi pengion, perlu dilakukan tindakan perlindungan
(proteksi) terhadap radiasi. Tentu saja dalam menerima radiasi ada
batas-batas tertentu yang masih dpat ditolerir oleh berbagai jaringan,
misal tangan dan kaki boleh menerima lebih banyak radiasi daripada
organ gonad dan lensa mata yang sangat peka/sensitif terhadap radiasi.
- oOo -
Alvin, H., 1998, 3000 Solved Problem in Physics, New York: Mc Graw-Hill
Book Company.
Brown, M.E., 1999, Theory and Problems of Physics Engineering and Sciences,
New York: Mc Graw-Hill, Inc.
Cameron, J.R., Skofronick, J.G., 1978, Medical Physics, Newyork: John
Wiley & Sons Inc.
Claytons and Scott, Pauline M., 1975, Elektro Theraphy and Actino Theraphy,
Seventh Edition, London : Bailliera Tindall.
Cromer A.H., 1977, Physics for the Life Sciences, United States of America:
Mc Graw-Hill Book Company.
Devereaux M.D., Parr G., Hazleman B.L., 1985, Thermogarphy in
Reumatology Therapeia, Vol. IV
Gabriel, J.F., 1996, Fisika Kedokteran, Jakarta: EGC.
Giancoli D.C., 2001, Fisika, Alih Bahasa Yuhilza Hanum, edisi kelima,
Jakarta: Erlangga.
Guyton M.D, Arthur C., 1964, Function of the Human Body, Philadelpia
and London: Saunders Company, Second edition.
Hickman, R, and Canon, M.(1995). Nursing science matter: Matter and
Energy in the Human Body. Melbourne: Mac Milla Education Aus-
tralia.
Hilyard N.C., Biggin H.C., 1977, Physics for Applied Biologists, 25 Hill Street:
Edward Arnold (Publisher).
199
Johanes H., 1980, Bahan Kuliah Thermodinamika, Yogyakarta: UGM.
Kanginan M, 2002, Fisika 1A Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga.
Mac Donald, Simon G.G., Burns D.M., 1975, Physics for the Life and Health
Sciences, Phillippinens: Adison Wesley Publishing Company.
Richardsons I.W, 1972, Neergaard E.B, Physics for Biology and Medicine,
Wiley & Sons Ltd.
Ryan, B and Pedder, M. (1990). Basic Science for Nurse. Sydney: Mc Graw
Hill Book Co.
Sears F.W and Zemansky M.W, 1954, Physics for Univeresity Cambridge
Surway, R.A. dan Faughn, J.S., 1999, College Physics, USA: Harcourt Brace
College Publisher.
Sutedjo, 2005, Fisika Teknologi dan Industri, Bogor:Yudhistira
Tippler P.A., 1998, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Alih Bahasa Lea Prasetio
& Rahmad W.A., edisi ketiga, Jakarta: Erlangga.
Toifur M., 2001, Fisika-3 (untuk Mahasiswa Teknik), UAD Press, Yogyakarta
- oOo -