Anda di halaman 1dari 6

TOPIK 10.

PENGANGGARAN PADA BANK SYARIAH

10.1.Pengertian Anggaran ( Budgeting )


Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,yang meliputi seluruh kegiatan
bank yang dinyatakan dalam unit ( kesatuan ) moneter yang berlaku untuk jangka waktu
( periode ) tertentu di masa mendatang ( Hartanto Widodo, 1999 : 183 ).Pada dasarnya
anggaran merupakn pendekatan formal dan sistematis mengenai keuangan lembaga yang
dilaksanakan sebagai tanggung jawab manajemen dalam bentuk perencanaan,koordinasi dan
pengawasan. Oleh karena anggaran adalah berkaitan dengan manajemen keuangan yang
berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan
( budgeting ). Rencana keuangan adalah rencana keuangan bank syariah yang merupakan
terjemahan program bank syariah ke dalam sasaran-sasaran ( target ) keuangan yang ingin
dicapai dalam kurun waktu tertentu ( satu tahun, tiga bulan, enam bulan dan seterusnya ).

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penganggaran ( budgeting ) merupakan


proses yang mencakup:

1.       Penyusunan rencana kerja lengkap untuk setiap jenis tingkat kegiatan dan setiap jenis
tingkat kegiatan yang ada pada suatu lembaga, termasuk bank syariah.

2.       Penentuan rencana kerja dalam bentuk mata uang dan kesatuan kuantitatif lainnya,
dilakukan melalui suatu sistematika dan logika yang dapat dipertanggung-jawabkan.

3.       Rencana kerja masing-masing dari setiap kesatuan usaha, satu sama lain atau secara
keseluruhan, harus dapat berjalan secara serasi.

4.       Dalam penyusunan rencana kerja perlu adanya partisipasi dari seluruh tingkatan
manajemen sehingga pelaksanaan anggaran merupakan tanggung jawab seluruh anggota
manajemen.

5.       Anggaran merupakan alat koordinasi yang ampuh bagi top management dalam
mengelola bank, dalam rangka mencapai rencana yang telah ditetapkan.

6.       Anggaran merupakan alat pengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana kerja


sekaligus dipakai sebagai alat evaluasi dan penetapan tindak lanjut.

7.       Anggaran merupakan alat pengawasan dan pengendalian jalannya bank syariah. 

Secara singkat dapat dikatakan, bahwa penganggaran merupakan langkah –langkah yang
menjadi dasar bagi penetapan strategi bisnis.Penganggaran merupakan perencanaan strategi
unit bisnis, terlebih lagi adalah berkaitan dengan masalah keuangan bank syariah.
10.2. Manfaat dan Keuntungan Budgeting
Keuntungan budgeting secara spesifik antara lain: (Muhammad, 2011:286 )

1.       Sebagai stimulus terhadap pertimbangan basic policy of management.

2.       Adanya polarisasi pembagian tanggung jawab yang jelas.

3.       Mendorong anggota untuk ikut dalam penetapan tujuan.

4.       Mendorong semua pihak untuk membuat rencana,  sesuai dengan tupoksinya.

5.       Mendorong manajemen untuk merealisasikan terhadap apa yang direncanakan.

6.       Mendorong memakai data keuangan sebelumnya.

7.       Mengharuskan akan pemakaian tenaga kerja, fasilitas, dan capital se-ekonomis


mungkin.

8.       Berpengaruh terhadap akurasi waktu dan pertimbangan yang cermat.

9.       Menunjukkan efisiensi/kekurangan dari institusi.

 10.   Mendorong terhadap analisis intern usaha secara pereodik.

11.   Mengecek terhadap kemajuan tujuan proker.

12.   Membantu dalam memperoleh dana dari DPK.

10.3. Kaidah Dasar Perencanaan


Sebagaimana kaidah umum yang berlaku, dalam menetapkan sasaran perencanaan keuangan
bank syariah perlu memperhatikan dan mengindahkan nilai-nilai sebagai berikut:
( Muhammad, 2011 : 287)

1.      Sesuai kemampuan atau realistis, berpijak pada kemampuan dan pengalaman sehingga
sasaran tidak terlalu tinggi dan rendah.

2.        Diformulasikan dengan khas, jelas, dan spesifik.


3.        Hasilnya dapat diukur secaraara kuantitatif.

4.        Adanya kerangka waktu yang jelas.

10.4. Pembatasan Anggaran


Untuk membuat suatu perencanaan yang melibatkan waktu yang akan datang, sehingga
diperlukan batasan- batasan/asumsi:

1.       Didasarkan pada estimasi atau taksiran.

2.       Disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi.

3.       Merupakan alat bantu terhadap pelaksanaan, pengawasan (controlling), evaluasi.

4.       Dalam realisasi budgeting, perlu usaha dan kerja keras.

10.5. Sumber dan Alat Bantu Budgeting


Dalam membuat perencanaan tentunya membutuhkan sumber-sumber yang digunakan
sebagai data dan juga sebagai asumsi dalam mengestimasi rencana keuangan yang ada dan
sasaran/target yang ingin dicapai oleh bank syariah pada periode tertentu. Sumber-sumber
data tersebut terdiri dari : (Muhammad,2011: 288 )

1.       Laporan keuangan tahun lalu.

2.       Data riset pasar tentang potensi funding dan financing.

3.       Permohonan financing yang akan direalisasikan untuk periode yang akan datang.

4.       Rancana angsuran pembiayaan.

5.       Rencana pengeluaran biaya pereode berikutnya.

6.       Police Bank syariah.

7.       Asumsi-asumsi dalam penetapan cash in dan cash out.


Sedangkan alat bantu yang digunakan untuk budgeting adalah Menggunakan cash flow (aliran
kas), yaitu format keuangan yang mengilustrasikan target-target mengenai mengalirnya dana
masuk (cash in), dana keluar (cash out), dan saldo kas pada pereode tertentu.

Contoh:

PT. Maju Jaya, sebuah perusahaan yang menggeluti bidang mebeler, memiliki sistem
penjualan + pembelian dg sistem tunai. Income statemen per tahunnya adalah sebab:

Penjualan bersih                    :                                              Rp. 1.000.000.000,- 

Harga pokok penjualan                                                       : Rp. 800.000.000,- (-)

Laba Kotor                           :                                                  Rp. 200.000.000,- Biaya


operasional :

Gaji                                        : Rp. 50.000.000,-

Lain-lain                              : Rp. 40.000.000,-

Depresiasi                           : Rp. 20.000.000,- (+) 

: Rp. 110.000.000,- _

Laba bersih operasional                               : Rp. 90.000.000,- Pajak penghasilan (Pph) 30


%      : Rp. 30.000.000,- _ Laba bersih setelah pajak       : Rp. 60.000.000,-

Dalam perhitungan cash flow, kita tidak memperhitungkan biaya depresiasi sebagai biaya
karena depresiasi merupakan biaya non-kas.Dengan demikian, dari perhitungan rugi/laba
diatas,cash flows yang sebenarnya adalah sebagai berikut :

Laba bersih                        : 60.000.000

Depresiasi                           : 20.000.000 +

Cash flow                              : 80.000.000

Cash flow dapat disusun dengan periode ( interval ) per tahun, per bulan, bahkan
perhari.Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai,hasil penyusunan akan memiliki
ketepatan yang lebih tinggi. Untuk bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau
tahunan.
10.6.Format Cash Flow
Bentuk bervariasi, tergantung masing-masing perusahaan. Secara umum, mencakup beberapa
komponen :

1.       Beginning cash balance (saldo awal kas) yaitu jumlah tunai kas yang dimiliki
perusahaan di awal periode.

2.       Cash inflow (kas masuk/penerimaan kas) :

Aliran kas yang diterima perusahaan selama waktu tertentu, sesuai dengan interval
perhitungan (tiap hari, perbulan, triwulan, pertahun). Cash flow adalah uang tunai yang
diterima perusahaan.

Komponen-komponen cash flow :

a.       Piutang dagang yang tertagih (account recievable collected) : piutang dagang yang
dibayar pelanggan sehubungan dengan penjualan pembiayaan yang dilakukan perusahaan.

b.       Profit income (pendapatan bagi hasil) atas simpanan di bank (jasa giro, bagi hasil
deposito, bagi hasil dari pelanggan yang terlambat membayar piutang dagang yang telah jatuh
tempo, dan lain-lain).

c.       Restitusi PPn (pajak pertambahan nilai) untuk eksporter yang menggunakan bahan baku
dari dalam negeri.

d.       Pengembalian kelebihan PPh (pajak penghasilan) yang telah dibayar. Penerimaan uang
tunai, dari penjualan aktiva tetap oleh perusahaan.

e.       Injeksi dana segar dari pemegang saham.

3.       Total Cash available (total kas yang tersedia) Penjumlahan saldo awal kas dengan
penerimaan tunai, digunakan untuk membayar seluruh kewajiban tunai perusahaan.

4.       Cash out flow (kas keluar) Merupakan aliran pembayaran kas tunai oleh perusahaan.
Kompenen cash out flow :

a.       Account payable paid (pembayaran utang dagang): pembayaran utang dagang yang
telah jatuh tempo atas pembelian secaraara pembiayaan oleh perusahaan.

b.       Margin expense ( biaya margin) akibat pemakaian dana pinjaman ( pinjaman bank,
leasing, dan lain-lain).

c.       Labour cost ( upah buruh), seperti untuk industri manufactur .


d.       Biaya operasional tunai (gaji, bonus karyawan, biaya utilitas (listrk, air, telp), biaya
asuransi, perjalanan, dan lain-lain).

e.       Utang PPh yang masih harus dibayar.

f.        Biaya-biaya pembiayaan (administrasi krdit, dan lain- lain).

g.       Pembelian aktiva tetap (capital expenditure), seperti. pembeian mesin, peralatan, tanah,
bangunan, dan lain- lain).

h.       Pembayaran dividen tunai (cash dividend).

i.         Pembayaran angsuran pokok utang (principle repayment).

5.       surplus/defisit kas (net cash surplus/defisit)

Selisih antara total kas dengan cash out flow. Indikasi perusahaan yang memiliki kas surplus
yang cukup besar :

a.       Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman masih cukup besar. Bila perusahaan
memiliki pinjaman jangka pendek, pinjaman tersebut dapat terlunasi.

b.       Indikasi kas mengalami defisit :

c.       Angsuran pokok pinjaman terlalu besar.

d.       Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman yang lebih panjang untuk menutupi


kekurangan kas tersebut.

6.       saldo kas minimum (minimum cash balance)

Sejumlah uang tunai yang mengendap di perusahaan (mis untuk kas kecil, dan lain-lain).

7.       Kebutuhan dana tambahan (additional financial needs) Sejumlah dana yang dibutuhkan
untuk menutup kas. Tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas
perusahaan .

8.       Saldo kas akhir (ending cash balance)

Anda mungkin juga menyukai