VIROLOGI Paramyxoviridae
VIROLOGI Paramyxoviridae
PARAMYXOVIRIDAE
Disusun oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS KESEHATAN
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................3
1.3 TUJUAN............................................................................................................................................4
1.4 MANFAAT........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
ISI...........................................................................................................................................................5
2.1 Paramyxoviridae..........................................................................................................................5
2.2 Morfologi Paramyxoviridae.........................................................................................................5
2.3 Virologi........................................................................................................................................5
2.4 Jenis Berdasarkan Klasifikasi Paramyxoviridae............................................................................8
2.4.1 Genus Paramyxovirus.............................................................................................................10
Mumps ( Parotitis Epidemica ).............................................................................................................11
New Castle Disease (NCD)...................................................................................................................12
Genus Morbili Virus............................................................................................................................13
2.3.3. Genus Pneumovirus ( Respiratory Syncital Virus)..................................................................15
BAB II1.................................................................................................................................................17
KESIMPULAN.......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 MANFAAT
Dapat menambah wawasan serta pemahaman mengenai virus dari famili
Paramyxoviridae mulai dari jenis-jenis virusnya, sifat infeksinya dan cara sampling
virus ini.
BAB II
ISI
2.1 Paramyxoviridae
Paramyxoviridae adalah keluarga virus yang memiliki genom RNA utas negatif dan tidak
bersegmen. Karakteristik virus ini adalah memiliki amplop yang tersusun
dari lipoprotein yang menyelubungi nukleokapsid yang berbentuk heliks. Paramyxoviridae
ditemukan hanya pada hewan berdarah panas. Aktivitas neuraminidasenya dapat
menggumpalkan sel darah merah mamalia dan burung.
2.2 Morfologi Paramyxoviridae
Paramyxovirus anggota famili ini morfologinya mirip Orthomyxovirus, mempunyai
virion dengan ukuran diameter antara 150-350 nm dan panjang antara 1000-10.000 nm.
Nukleokapsid helikal berukuran 18 nm, dan single- stranded RNA dengan Nukleokapsid
protein (NP) yang tidak bersegmen. Terdapat 2 tonjolan duri yaitu yang terbentuk
dariglikoprotein HN (hemagglutinin-neuraminidase) / H (hemaglutinin)/ Glycoprotein (GP)
dan gliikoprotein F (Fusion glycoprotein). Nukleokapsid dan hemaglutinin virus ini terbentuk
di dalam sitoplasma. Virus-virus anggota Paramyxoviridae yang dapat menimbulkan penyakit
pada manusia adalah virus penyebab parotitis epidemica (mumpsvirus), parainfluenza dan
virus respiratory syncytial. Berbeda dengan virus influenza, Paramyxovirus secara genetik
umumnya lebih stabil.
2.3 Virologi
Paramyxoviridae juga memiliki dua spike tapi HA dan NA berada di satu spike dan spike
yang lain mengandung fusion F protein yang digunakan untuk fusion/penetrasi. Virus ini
berbentuk bulat (spherical) atau plemorpik. Nukleokapsidnya berbentuk heliks dikelilingi
oleh amplop, pada bahan genetiknya terdapat untai tunggal genetik dengan RNA sense
negative 15-17 kb yang mengandung nucleoprotein, phospoprotein, dan protein L (large).
Pada nukleoproteinnya dilengkapi dengan enzim kompleks polymerase. Jenis-jenis protein ini
sangat penting untuk digunakan dalam mengidentifiksi jenis-jenis virus pada famili
paramyxoviridae. Pada struktur genomiknya memiliki 9 elemen transkripsional (spesies
mRNA). ORF utama merupakan untai templet karena dimulai dari 3’ ke 5’(Hulo, et al, 2011).
Virus ini juga memiliki kelengkapan protein lain yakni hemagglutinasi (penghmbat RBCs),
semua anggota labil atau sensitif pada faktor-faktor lingkungan, namun bisa survive pada
permukaan sel beberapa jam (6-10 jam). Virus ini melakukan penetrasi di dalam sel dengan
cara fusi dan keluar dari sel dengan pertunasan (budding) dari membrane plasma (Springer
and Verlag, 1998). Paramyxoviridae juga memiliki inti nucleucapsid yang mengandung
protein dan tiga nucleocapsid mengandung protein yang tersusun atas sebuah RNA binding
protein, sebuah phospoprotein dan Large protein. Matriks potein berada diantara inti dan
amplop virus. Amplop tersebut ditutupi dengan spike yang tersusun atas satu glikoprotein
yang berfungsi pada pelekatan sel, dan glikoprotein lain yang terlibat dalam fusi virus pada
membrane sel (Kvellestad et al., 2003).
Tidak seperti virus strand positif, virus strand negatif seperti Paramyxoviridae tidak dapat
lansung diterjemahkan dalam proses translasi, namun terlebih dahulu harus melalui tahapan
transkripsi menggunakan enzim yang dibawa. Proses ini terjadi di sitoplasma sehingga
menghasilkan dua bentuk RNA, pertama adalah mRNA yang mengkode setiap protein virus dan yang
kedua berfungsi sebagai template untuk sintesis salinan RNA genomic. Karakteristik virus ini
memiliki amplop untuk perlindungan saat berada diluar sel (ekstraseluler), amplop tersusun
atas lipoprotein yang berhubungan dengan spike yang juga tersusun atas glikoprotein.
Glikoprotein tersusun atas HN 80 kb (Hemaglutin dan Neuraminidase glikoprotein) dan
Fusion protein F 65 kb.
Repirovirus memiliki F dan HN, Morbillivirus memiliki F dan H, dan Pneumovirus memiliki
G dan F. Virus ini hanya memiliki singel strand RNA, dengan jumlah genom 7-8.
Nucleocapsidnya berbentuk heliks dengan panjang 18 nm. Virus ini mempunyai pleomorphic
dan RNA strand negatif dengan jumlah nucleik acid 5%. Untuk aktifitas metabolisme
intraseluler, virus ini dilengkapi dengan enzim polymerase untuk pembentukan strand RNA
positifnya. Virus ini juga tidak memiliki segmen genom seperti pada rhabdoviridae dan
filoviridae (Kvellestad et al., 2003)
Menurut Hulo et al. (2011) replikasi virus ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Attachment, atau pelekatan pada reseptor di permukaan sel inang melalui HN
glikoprotein. Virus akan menemukan reseptor yang sesuai untuk berikatan dengan
protein virus.
2. Fusion, atau penetrasi melalui membrane plasma, spike yang menempel pada
membrane sel dilepaskan sehingga ribonukleokapsid masuk dalam sel dan kemudian
melepaskan kapsid sitoplasma, sehingga bahan genetic saja yang masuk ke dalam inti
sel.
3. Transkripsi sequential yakni transkripsi yang terjadi secara menerus dengan tujuan
membentuk mRNA. Terlebih dahulu dibentuk RNA rantai positif, kemudian rantai
positif tersebut akan ditranskripsi menjadi mRNA untuk ditranslasi di sitoplasma
menjadi protein baru sebagai bahan perakitan (Assembling).
4. Replikasi akan dimulai ketika nukleoprotein cukup untuk pembentukan encapsidate
antigenomes neo-sintesis dan genom untuk perakitan. Replikasi ini dilakukan pada
double strand RNA yang kemudian rantai negative RNA akan dijadikan bahan genetic
untuk virus baru.
5. Ribonucleocapsid yang telah dirakit kemudian berikatan dengan protein matriks dan
membentuk pertunasan (binding) melalui kompleks ESCRT inang yang terjadi pada
membrane plasma, kemudian virus keluar sel.
Adapun proses infeksi virus dapat dilihat pada gambar berikut:
2.Subfamili Pneumovirinae
Genus:Pnuemovirus
-Bovine respiratory syncytial virus (BRSV)
-Human respiratory syncytial virus (HRSV)
-Pneumonia virus of mice (PVM)
Genus: Metepneumovirus
-Turkey rhinotracheitis virus (TRTV)
-Fer-de-Lance virus of reptiles (FDLV)
-Mapuera virus (MPRV)
-Nariva virus (NARV)
) Sifat-Sifat Virus
a. Sensitif terhadap eter
b. Dapat distabilisasi dengan
MgSO4
c. Virus membentuk inklusion
bodies pada inti dan
sitoplasma
d. Dapat menimbulkan
hemaglutinasi eritrosit, tapi
tidak dapat menimbulkan
2) Cara Penularan
1. Droplet infection per-inhalas
2. Transplacental
c. Gejala Klinik
Masa tunas virus ini adalah 10 hari dengan gejala demam sangat tinggi,
batuk pilek, mata merah dan bercak koplik. Lalu bersamaan dengan
timbulnya demam timbul bercak merah pada kulit. Bercak merah ini akan
menjadi coklat kehitam-hitaman kemudian kulitnya akan mengelupas dan
terjadi peradangan pada kelenjar limfa di seluruh tubuh yang akan
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Penurunan daya tahan tubuh
ini mengakibatkan infeksi sekunder oleh bakteri pathogen atau bakteri
flora normal, dan juga infeksi sekunder oleh virus lain.
d. Cara Diagnosis
1. Ditandai dengan demam tinggi disertai bercak koplik, bersamaan
dengan turunnya demam timbul bercak merah pada kulit.
2. Isolasi
Sampel isolasi yang digunakan adalah apus tenggorokan, darah,
apus mata bila mata terlihat merah. Sampel isolasi tersebut
dikultur pada biakan jaringan.
3. Sero diagnostic
Pemeriksaan ini ditentukan dengan melihat kenaikan titer zat
antibody ikatan komplemen, zat hemagglutinin, zat antinetralisasi.
a. Gejala Klinik
Gejala klinik dapat berupa : bronchiolitis atau pneumonia. Dan
dilaporkan dinegara-negara yang mengalami musim dingin bahwa kira-kira
12.000 bayi tiaptahun memerlukan perawatan rumah sakit karena bronchiolitis
dan penumoniayang disebabkan oleh virus ini.
b. Cara Diagnosa
1. Isolasi
Bahan isolasi yang digunakan adalah apus tenggorok, ditanam pada
biakkanjaringan yang berasal dari manusia. Virus ini tidak
tumbuh pada telurberembrio dan tidak patogen terhadap tikus.
2. Sero diagnostic
Yaitu dengan melihat kenaikan titer zat anti netralisasi. Dan metode
pilihanuntuk diagnosa biasanya adalah tes antibodi fluoresensi.
BAB II1
KESIMPULAN
Berdasakan uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Paramyxoviridae secara umum memiliki bentuk morfologi bulat (sperichal),
diameter 150-350 nm, dilengkapi dengan spike 1 (HA dan NA) dan spike 2 (F
Protein ). Termasuk virus tidak bersegmen, memiliki nukleokapsid heliks RNA
tunggal strand negative yang panjangnya 15-17kb. Virus ini dilengkapi dengan
protein-protein dan enzim polymerase.
2. Virus golongan famili paramyxoviridae mempunyai 3 macam genus, yaitu:genus
paramyxovirus, morbili virus, dan pneumovirus
3. Virus-virus anggota Paramyxoviridae yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia adalah virus penyebab parotitis epidemica (mumpsvirus), parainfluenza
dan virus respiratory syncytial. Berbeda dengan virus influenza, Paramyxovirus
secara genetik umumnya lebih stabil.
4. Virus ini umumnya menyerang anak-anak, namun tidak
menutupkemungkinan dapat menyerang orang dewasa. Cara diagnosis yang
dilakukanadalah melihat gejala klinik yang khas, isolasi, penanaman pada
biakanjaringan dan hewan percobaan juga secara sero-diagnostik
DAFTAR PUSTAKA