Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI KASUS

“Penerapan Aspek Protokol Kesehatan pada kegiatan

Masyarakat ditinjau dari Kepatuhan 3M”

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Program Pendidikan Klinik
Ilmu
Kesehatan Masyarakat RSUD dr Soedirman Kebumen

Disusun Oleh:

Diko koestantyo (16711035)

Dosen Pembimbing Lapangan :

dr. Yuniar M.P.H

Dosen pembimbing Fakultas


dr. sunarto, M. Kes

PENDIDIKAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
RSUD DR SOEDIRMAN
KEBUMEN
2021
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
_____________________________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Diko koestantyo NIM: 16711035
Stase : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Ny. P No RM :-
Umur : 29 tahun Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosis/ kasus : Atresia Bilier
Pengambilan kasus pada minggu ke: 5
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal*
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain (pengetahuan)

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).
Pengambilan kasus dan observasi dilakukan di Dusun kusaman II, Desa Tuksongo,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada minggu ke 5 saat luring. Pada daerah
magelang, saat ini kasus akumulatif dari konfirmasi positif infeksi virus corona sudah
mencapai 6001 kasus, dengan rincian 1448 dalam penyembuhan, 4408 sembuh, dan 145
meninggal dunia (Harsono, 2020). Selama pandemi COVID-19, perhatian masyarakat
terhadap infeksi virus corona sangat bervariatif. Sebagian masyarakat ada yang
cenderung mempercayai secara utuh, namun adapula masyarakat yang menganggap
virus corona hanyalah penyakit biasa yang tidak perlu di khawatirkan. Pembatasan
kegiatan masyarakatpun dilakukan secara besar-besaran oleh pemerintah pusat maupun
daerah untuk menurunkan angka kejadian infeksi COVID-19 ini.
Ny. P merupakan salah satu penduduk di dusun kusuman II sebagai informan kami
menjelaskan bahwa dalam masa pandemi ini, aktifitas kegiatan masyarakat seperti

Page 2
yasianan dan acara lainnya tidak mengalami pembatasan atau berjalan seperti biasanya.
Kegiatan masyarakat saat pandemi seperti yasinan yang mengumpulkan jumlah orang
yang cukup banyak didalam satu rumah/ruangan sempit tidak mengalami pembatasan
ataupun perubahan selama pandemi COVID-19 ini. Aktivitas warga yang dilakukan
rutin selama 2 kali dalam seminggu ini bahkan masih berjalan seperti biasanya.
Aktivitas yasinan di dusun Kusuman II biasanya diakhiri dengan aktifitas merokok dan
makan bersama sehingga memungkinkan untuk penyebaran virus corona didalam satu
ruangan yang sama ketika penggunaan masker dilepas. Bahkan beberapa anggota
masyarakat biasanya tidak menggunakan masker untuk menutupi bagian sistem
pernafasan dan mulut dalam kegiatan yasinan tersebut.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Novel virus corona-19 adalah virus baru yang ditemukan pada tahun 2019 (Singhai.,
2020). Infeksi novel virus corona ini mengakibatkan pandemik secara besar-besaran dan
menyerang lebih dari 200 negara yang ada di dunia (Setiati dan Azwar., 2020).Novel
virus corona-19 memiliki nama lain severe acute respiratory syndrome (SARS-CoV-2).
Virus corona dapat ditransmisikan antar manusia satu dengan lainnya melalui percikan
udara yang dikeluarkan oleh sistem pernafasan. Perlu digaris bawahi bahwa traktus
respiratorikus bukan satu-satunya media transmisi virus corona. Pada virus corona
transmisi dapat terjadi juga pada kontak langsung dan tidak langsung bagian membran
dari mukus contohnya mata, mulut dan hidung. Transmisi dapat terjadi pada aerosol
apabila terdapat paparan berkelanjutan dalam ruang yang kecil sehingga menghasilkan
konsentrasi udara yang cukup (Li et al., 2020).

Semua populasi secara umum memiliki resiko untuk terinfeksi virus corona. Namun
terdapat beberapa kasus seperti orang berusia lanjut dan yang memiliki penyakit
komorbid atau memiliki penurunan sistem imun yang diprediksi akan mengalami gejala
yang lebih berat (Singhai., 2020). Pada individu yang terinfeksi virus corona dapat
mengalami variasi klinis dari yang asimtomatik sampai yang mengalami simptomatik
berat. Pada awal terinfeksi gejala utama covid-19 berupa kelelahan berlebih, demam,
batuk kering, nyeri pada otot, sesak nafas, dengan gejala yang jarang terjadi seperti
kongesti nasal,nyeri kepala, hidung berair, dan merokok. Pasien yang terinfeksi dapat

Page 3
juga mengalami gejala seperti berupa daire, mual dan muntah. Pasien yang terinfeksi
virus corona juga biasanya akan mengakami gejala seperti penyakit pneumonia. Pada
pasien yang mengalami gejala berat dapat berupa sesak nafas dan hipoksemia 1 minggu
setelah terinfeksi. Gejala Covid-19 dapat meberat hingga syok sepsis, acute respiratory
distress syndrome (ARDS), asidosis metabolik dan disfungsi koagulasi (Li et al., 2020).

Infeksi virus corona yang tidak memiliki gejala biasanya akan sulit di indentifikasi dan
cenderung dapat menularkan kepada individu yang lainnya. Protokol kesehatan yang
tidak dijalankan seperti menggunakan masker dan merokok bersama saat kegiatan
masyarakat yang dilakukan ditempat yang cukup kecil dan didalam ruangan tertutup
memungkinan untuk terjadi penyebaran virus corona dari 1 individu yang terinfeksi ke
individu lainnya.

Sumber:
Singhal T. A Review of Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). 2020;87(April):281–6.
Li H, Liu S, Yu X, Tang S, Tang C. coronavirus disease 2019 (COVID-19): current
status and future perspectives. Int J Antimicrob Agents. 2020;55(January):1–9.
Setiati S, Azwar MK. COVID-19 and Indonesia. 2020;52(1):84–9.

3. Refleksi dari aspek keislaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai *
*pilihan minimal satu
Masyarakat dusun kasuman II dalam konteks ini cenderung tetap melakukan kegiatan
masyarakat dengan mengabaikan aturan protokol 3M dan pembatasan aktifitas kegiatan
masyarakat merupakan salah satu bentuk ketidaktaatan pada ulil amri. Kata ulil amri
menurut Muhammad Abduh bermakna sekelompok kalangan orang muslim dari
berbagai profesi dan keahlian. Mereka itu pemerintah, para hakim, para ulama, pimpinan
militer, dan penguasa. Pemeritntah Indonesia merupakan pemimpin atau penguasa atau
ulil amri yang mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia dalam syariat islam. Hal ini
sesuai dengan tingginya tugas dan besarnya tanggung jawab serta beban yang mereka
pikul untuk menjaga agama dan dunia sebagai pewaris nabi. Kedudukan yang tinggi
diberikan kepada mereka sebagai hikmah dan maslahat yang harus direalisasikan
sehingga tidak menimbulkan kekacauan dan musibah-musibah yang menyebabkan
hilangnya kebaikan-kebaikan dan rusaknya agama dan dunia. ketaatan kepada ulil amri
merupakan hal yang diperintahkan didalam Al-Qur’an sebagai berikut :
Page 4
‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَا ِ ْن تَنَا َز ْعتُ ْم فِ ْي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوْ هُ اِلَى هّٰللا ِ َوال َّرسُوْ ِل اِ ْن‬
َ ِ‫ُك ْنتُ ْم تُ ْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬
ࣖ ‫ك خَ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ تَأْ ِو ْياًل‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amri
diantara kamu”, kemudian jika kamu berlainan pendapat tenatang sesuatu, maka
kemablikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Demikian itu lebih utama bagimu dan
lebih baik akibatnya”. (QS: An- Nisa ayat 59).
Seruan dalam (QS:An-Nisa ayat 59) ditujukan kepada rakyat mukmin bahwa mereka
harus taat kepala ulil amri. Tetapi ketaatan ini dengan syarat, ketaatan ini dilakukan
setelah ada ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kewajiban rakyat terhadap pemimpin
adalah menunaikan hak-hak pemimpin dengan mengikuti aturan dan menjaga apa yang
sudah ditetapkan pemimpin terhadap rakyat. Karena sesungguhnya mashlahat umat dan
masyarakat tidak akan tercapai dan teratur, kecuali dengan saling tolong menolong
antara pemimpin dan rakyat. Ketika pemimpin sudah menunaikan kewajibannya maka
rakyat seharunya menunaikan kewajibannya juga untuk kebaikan bersama. Menghormati
dan memuliakan ulil amri, baik pemimpin maupun ulama merupakan kewajiban dalam
islam. Sedangkan mencela dan merendahkan keduanya adalah hal terlarang. Semua ini
untuk menumbuhkan perasaan segan dan takut dalam diri rakyat, agar meraka tidak
berbuat kerusakan , keburukan dan pembangkangan (Bay., 2011).
Manusia tidak bisa teratur dalam kehidupannya, melainkan dengan adanya imam
(pemimpin) yang berkuasa. Seandainya Alah SWT tidak menganugerahkan sesuatu yang
sesuai dengan profeisnya, niscaya masyarakat akan melecekan dirinya serta
mengabaikan perintahnya. Apabila hal itu terjadi, tentulah bencana akan menyebar,
malapetaka dan kerusuhan akan merajalela, serta kemashlahatanpun akan sirna(Bay.,
2011).
Sumber:
AL-Qur’an Al-Karim
Bay, K. 2011. Pengertian Ulil Amri dalam Al- Qur’an dan Implementasinya dalam
Masyarakat Muslim. Jurnal Ushuluddin 12(1): 115-129

Page 5
3. Refleksi Pengetahuan beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai
Pengetahuan masyarakat di era pandemi COVID-19 merupakan suatu hal yang wajib
diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari perkotaan maupun perdesaan.
Protokol yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang berupa 3M (Menjaga jarak,
menggunakan masker, dan mencuci tangan) adalah protokol standar yang seharusnya
sudah dapat dipahami oleh masyarakat karena sudah dilakukan sosialisasi berulang kali
agar dapat menurunkan angka kejadia infeksi virus corona.
Kegiatan masyarakat seperti yasinan dengan acara tambahan seperti makan bersama dan
diikuti dengan merokok bersama didalam satu ruangan bersama tanpa menggunakan
masker merupakan suatu kebudayaan atau kebiasaan yang sudah ada sejak lama bahkan
sebelum pandemi COVID-19. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran
protokol keamanan pencegahan penyebaran infeksi virus corona karena tidak
menerapkan protokol salah satu protokol 3M.
Dari segi pengetahuan sebenarnya masyarakat sudah paham betul bahwa aktifitas
kegiatan masyarakat di era pandemi COVID-19 harusnya dibatasi dan apabila
memungkinkan untuk dilakukan maka aspek 3M merupakan hal yang wajib diupayakan
untuk dilaksanakan untuk meminimalisirkan penularan infeksi virus covid-19 ini.
Namun masyarakat di dusun cenderung untuk acuh terhadap infeksi virus corona dan
mengabaikan protokal dan mementingkan kepentingan individu sendiri. Protokol yang
dilanggar juga berkaitan dengan daerah tersebut belum memiliki kasus konfirmasi positif
infeksi virus corona. Edukasi lebih mendalam tentang individu karier atau pembawa
aktif namun tidak bergejala dan sanksi yang tegas perlu diupayakan lebih mendalam
untuk mencegah penualaran infeksi virus corona.
Sumber:

Page 6
Umpan balik dari pembimbing

TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

Dr. Yuniar, M. P. H Diko Koestantyo, S. Ked

Page 7

Anda mungkin juga menyukai