Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH FALSAFAH DAN TEORI

KEPERAWATAN

“Model Konsep Tokoh Keperawatan yang dapat diterapkan pada pasien


dan keluarga COVID-19 (Dorothy Orem)”

Oleh :

Agustin Bethari Wulandari

(2010004)

Dosen Pengampu :

Ns. Sukma Ayu Candra K. M. Kep., Sp. Kep. J

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH


SURABAYA
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER GANJIL
2020/2021
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai copy dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika
makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya
orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam refrensi, serta tidak ada
seorangpun yang membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami


bersedia mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surabaya, 16 Desember
2020

(Agustin Bethari W) (2010003)


LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH FALSAFAH DAN


TEORI KEPERAWATAN

“Model Konsep Tokoh Keperawatan yang dapat diterapkan pada


pasien dan keluarga COVID-19 (Dorothy Orem)”

Mengetahui, Surabaya, 16 Desember 2020

Dosen PJMA Dosen Fasilitator

(Ners. Sukma A C K., M. Kep., Sp. Kep. J) (Ners. Sukma A C K., M. Kep., Sp. Kep. J)

NIP. 03043 NIP. 03043


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada
hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus Corona hingga
saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona terus
bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang
meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan
COVID-19 dengan gejala mirip Flu. kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang
paru-paru misterius pada Desember 2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini
memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19
diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi
penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi
hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit
radang paru.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang tertulis, saya memberikan informasi berikut tentang


masalah yang akan digunakan sebagai bahan pembahasan dalam makalah ini.

i. Pengaruh pelaksanaan social distancing bagi negara-negara untuk meminimalisir


penyebaran Virus Corona.
ii. Penderita yang mengalami infeksi Virus Corona akan mengalami komplikasi
penyakit hingga kematian.
iii. Model konsep Dorothy Orem yang dialikasikan untuk penanganan pasien Covid-19
beserta keluarga yang terdampak.

1.3 BATASAN MASALAH

Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan menjadi
terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagaai berikut :

 Pertama kalinya ditemukan Virus Corona di Wuhan, China pada akhir Desember 2019
 Gejala awal COVID-19 yang menyerupai gejala Flu
 Mencegah penyebaran Virus Corona bagi masyarakat yang sehat maupun Orang Dalam
Pengawasan (ODP).
 Penanganan yang dilakukan pada pasien COVID-19 dan keluarganya menggunakan
konsep Dorothy Orem
1.4 RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana proses penyebaran Covid-19 di Indonesia?


 Bagaimana cara pencegahan Covid-19 oleh penduduk?
 Apa itu komorbid?
 Apa hubungan Komorbid dengan COVID-19?
 Bagaimana penanganan pada pasien COVID-19 dan keluarganya menurut Konsep
Dorothy Orem?

1.5 TUJUAN MASALAH

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan dirumuskan, terdapat tujuan dari
masalah itu sendiri.
 Memahami dan mengetahui gejala-gejala dari COVID-19.
 Dapat mengaplikasikan cara mencegah penyebaran Virus Corona.
 Memahami dan mengetahui apa itu COVID-19 dan apa yang harus kita lakukan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Covid-19

Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona yang mampu mengakibatkan kematian. Virus ini
terdeteksi muncul pertama kali di Wuhan China pada bulan Desember 2019. Virus corona
merupakan virus yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan demam tinggi, batuk,
flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan.

Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai negara.
Awal mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona hanya 2 orang, namun
penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang yang terkena atau terjangkit
virus ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk
mempersiapkan rumah sakit daerah sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang
terjangkit Covid-19.

Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai virus corona serta cara
menanggulanginya agar angka penyebaran tidak semakin meningkat. Mengingat banyak
sekali masyarakat yang masih meremehkan adanya virus corona ini serta belum tersedianya
vaksin yang dapat membantu kesembuhan pasien karena masih dalam pencarian dan penelitian
oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai permasalahan penanggulangan
dan pencegahan Covid-19 ini.

Penularan COVID-19

Menurut WHO, Covid-19 menular dari orang ke orang. Caranya dari orang yang terinfeksi virus
corona ke orang yang sehat. Penyakit menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung
atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian
mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan orang sehat. Lalu orang sehat ini
menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga bisa menyebar ketika tetesan
kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.

Pencegahan COVID-19

Seiring mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ke berbagai negara, Pemerintah Republik
Indonesia menerbitkan protokol kesehatan. Protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh
Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan.
Adapun salah satu protokolnya yaitu jika merasa tidak sehat dengan kriteria demam lebih dari
38˚C, batuk, flu, nyeri tenggorokan maka beristirahatlah yang cukup di rumah dan minumlah
air yang cukup. Gunakan masker, apabila tidak memiliki masker, hendaknya mengikuti etika
ketika batuk dan bersin yang benar dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tisu, lengan
atas bagian dalam. Bila merasa tidak nyaman dan masih berkelanjutan dan disertai sesak nafas
maka segerakan diri untuk memeriksakan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan
usahakan untuk tidak menaiki kendaraan massal.
Komorbid dan Covid-19

Dalam konteks Covid-19, pasien dengan komorbid memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
daripada pasien biasa. Paparan Covid-19 pada individu komorbid, seperti penderita diabetes,
dapat memengaruhi paru-paru, jantung, ginjal, dan hati. Dalam sebuah penelitian, komorbid yang
paling umum pada pasien Covid-19 adalah diabetes, kardiovaskular, dan penyakit sistem
pernapasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan National Institute of Health (NIH) telah
mengeluarkan rekomendasi berdasarkan bukti klinis dan panduan ahli untuk perawatan pasien
Covid-19. Mereka yang tidak menunjukkan gejala harus diisolasi di rumah, sementara pasien
dengan gejala ringan harus memulai intervensi dan keputusan pengaturan rawat inap. Untuk
pasien dengan gejala parah, dibutuhkan perawatan intensif menggunakan ventilator. Pasien
dengan dan tanpa komorbid juga harus dipisahakan dalam ruangan yang berbeda.

Konsep Dorothy Orem dalam Asuhan Keperawatan Pasien dan Keluarga COVID-19

Pada konsep Dorothy Orem (Self Care) untuk penangan pasien dan keluarga Covid-19 adalah
dengan melakukan 6 tahap yaitu ;
1.      Tahap Pengkajian
2.      Diagnosa keperawatan
3.      Menentukan Nursing System
4.      Menentukan Metode yang sesuai
5.      Pelaksanaan Intervensi Keperawatan
6. Evaluasi

1. Tahap Pengkajian

Tahap Universal self care berisi tentang data diri pasien COVID-19 serta tentang kondisinya
yang selesai dilakukan pemeriksaan. Data ini berfungsi untuk melakukan diagnosa dan
asuhan keperawatan lebih lanjut sesuai prosedur. Pada tahap ini, sesuai konsep teori Orem,
dibagi 3 tahap ; Universal Self Care, Development Self Care, Health deviation. Yang
diamana isi dari pengkajian tersebut harus benar dan sesuai prosedur, agar bisa dilakukan
penanganan pada pasien COVID-19.

 Universal Self Care …………………………………………


…………………………
a. kebutuhan oksigen d. kebutuhan eliminasi
………………………………………… …………………………………………
………………………. ……………………….
b. kebutuhan cairan e. interaksi sosial
………………………………………… …………………………………………
……………………….. ……………………….
c. kebutuhan nutrisi f. istirahat dan tidur
………………………………………… 7. Pekerjaan :
………………………. 8. Status Perkawinan :
g. konsep diri
………………………………………… 4. B. RIWAYAT SAKIT DAN
……………………. KESEHATAN
1. Keluhan Utama :
 Development self care 2. Penyakit Yang Diderita :
a. Identitas anggota kelompok 3. Riwayat kesehatan keluarga :
1. Usia :……………… tahun 4. Susunan keluarga :
2. Jenis kelamin : L/P
3. Pendidikan : 5. C. IDENTITAS PENANGGUNG
……………………………………….. JAWAB
4. Agama : 1. Nama :
………………………………………… 2. Alamat :
…… 3. Hub. Dengan Pasien :
5. Pekerjaan :
…………………………………………. 6. D. KEBUTUHAN
6. Suku : 1. Pemeliharaan Kebutuhan Udara atau
………………………………………… Oksigen
………. Gangguan pernafasan :
b. Penyakit keturunan : Alat bantu pernafasan :
………………………………………. Kondisi lingkungan :
c. Persepsi terhadap penyakitnya : Sirkulasi udara :
……………………… Letak tempat tinggal :
d. Pengetahuan terhadap penyakit :
……………………………… 7. 2. Pemeliharan Kebutuhan Air
Sumber air yang digunakan :
 Health deviation Konsumsi air :
a. Tindakan preventif yang dilakukan Kondisi air :
untuk mengatasi masalah Skala mandi : x/hari
………………………………………
……………………………………… 8. 3. Pemeliharaan Kebutuhan Makanan
…….. Frekuensi makan :
Jenis :
2. Tanggal masuk : Porsi :
Ruang/Kelas : Diet khusus :
Nomor Kamar : Makanan yang disukai :
Pantanga :
3. A. IDENTITAS Nafsu makan :
1. Nama :
2. Umur : 9. 4. Perawatan Proses Eliminasi Dan
3. Jenis Kelamin : Ekskresi
4. Agama : BAB :
5. Suku/Bangsa : a. Frekuensi :
6. Pendidikan : b. Konsistensi :
c. Warna : Kebersihan kamar mandi :
d. Masalah yang dirasakan : Konsumsi vitamin :
Imunisasi :
10. BAK : Olahraga :
a. Frekuensi : Upaya keharmonisan keluarga :
b. Warna :
c. Masalah yang dirasakan : 15. 8. Peningkatan Kesehatan dan
Pengembangan Potensi Dalam
11. 5. Pemeliharaan Keseimbangan Aktifitas Hubungan Sosial
dan Istirahat Konsultasi dokter :
Aktivitas : Pelayanan kesehatan lingkungan rumah :
a. Aktivitas sehari-hari : Komunikasi lingkungan :
b. Rekreasi :
c. Alat bantu : 16. E. PEMERIKSAAN FISIK
d. Mandi : Tinggi badan :
e. Gosok gigi : Kondisi fisik :
f. Keramas :
g. Potong kuku : 17. Tabel perkembangan fisik:
Kondisi sebelum sakit Kondisi saat sakit
12. Istirahat : 1. Tekanan darah
a. Waktu tidur : 2. Suhu
b. Jumlah : 3. Denyut nadi
c. Insomnia : 4. Berat badan

13. 6. Pemeliharaan Keseimbangan Privasi 18. F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


dan Interaksi Sosial USG :
Kegiatan lingkungan : CT SCAN :
Interaksi social : RO :
Keterlibatan kegiatan social :
19. G. TERAPI
14. 7. Pencegahan Resiko yang Mengancam
Kehidupan dan Kesejahteraan

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan berisi tentang keputusan perawat yang akan melakukan


Intervensi atau Asuhan Keperawatan sesuai dengan data Self Care Deficit pada pasien
COVID-19. Diagnosa inilah yang menjadi penentu, bagaimana nantinya seorang
perawat melakukan intervensi pada pasien COVID-19.

3. Menentukan Nursing System

Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek keperawatan yang dilakukan


oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk mencapai kebutuhan perawatan diri (self-
care demand) pasiennya dan untuk melindungi dan mengontrol latihan/pengembangan
dari kemampuan perawatan diri pasien (self-care agency). (Orem, 2001)

Orem (1991) mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem keperawatan berdasarkan kemampuan
pasien dalam mencapai syarat pemenuhan perawatan diri.

 Wholly Compensatory System


Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan kompensasi penuh
kepada pasien disebabkan karena ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
keperawatan secara mandiri.

 Partly Compensatory System


Yaitu sistem keperawatan dalam memberikan perawatan diri kepada pasien
secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara
minimal.

 Supportive-Educative System
Yaitu tindakan keperawatan yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan
pendidikan agar pasien mampu melakukan perawatan mandiri.

4. Menentukan Metode yang sesuai

Sesuai dengan penjabaran diatas, serta data pengkajian terhadap pasien, maka perawat
diharuskan mampu untuk memilih mana Nursing System yang akan dilakukan pada
pasien COVID-19. Pada tahap ini, berfungsi untuk menentukan bagaimana seharusnya
memenuhi kebutuhan diri pasien sesuai prosedur dan sesuai keadaan pasien.

5. Pelaksanaan
Setelah perawat memahami apa saja yang diperlukan pasien selama dirawat serta
telah memilih mana metode yang sesuai. Maka perawat harus memahami konsep self
care yang akan dilakukan pada pasien. Kebanyakan, pasien Covid-19 yang masih bisa
melakukan aktivitas secara mandiri, mereka hanya memerlukan dukungan. Dan peran
perawat pula yang akan menyatukan hubungan pasien dengan keluarganya. Karena
keterbatasan interaksi akibat COVID-19, maka perawat harus membantu menyalurkan
hubungan antar keluarga maupun pasien.

Untuk pasien yang melakukan self care penuh maupun sebagian, disini peran perawat
sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan diri pasien COVID-19. Perawat harus
melakukannya sesuai data pengkajian serta diagnose keperawatan. Dan setelah
melakukan perawatan terhadap pasien, perawat harus mengedukasi keluarga pasien
tentang penyakit yang diderita pasien, kondisi, dan hal apa saja yang harus diketahui,
dipahami, supaya bisa dilaksanakan oleh keluarga pasien dirumah.
6. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan keperawatan sesuai teori Orem. Pada
tahap ini, perawat akan menilai keefektifan self care yang dilakukan pada pasien
COVID-19. Evaluasi ini, berguna bagi perawat untuk meningkatkan kinerjanya dalam
melakukan asuhan keperawatan terutama dalam hal self care.

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan dan menjadikannya
beberapa poin, sebagai berikut :

 COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat menyebabkan
beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian.
 Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran COVID-19 dalam kehidupan sehari-
hari.
 Intervensi keperawatan sesuai teori Dorothy Orem yang diaplikasikan kepada pasien
COVID-19
 Tahapan keperawatan yang dibagi menjadi 6 bagian yang mengedepnkan prinsip Self
Care untuk memenuhi kebutuhan diri pasien COVID-19.

3.2 SARAN
Perawat : Hendaknya lebih memahami tentang hubungan terapeutik dalam tahap tahap
asuhan keperawatan, kususnya kepada pasien COVID-19.

Keluarga : Diharapkan keluarga mampu memelihara hubungan baik selama anggota


keluarganya dirawat diruangan isolasi COVID-19, dan diberikan dukungan penuh.

DAFTAR PUSTAKA

Isfandiari, M.A. (2020). Corona Virus (Covid-19) Hasil Kajian. Dosen FKM Unair

Suryani, Y. (n.d.). IMPLEMENTASI GAYA HIDUP KEROHANIAN MAHASISWA


IAKN TORAJA DALAM MENYIKAPI PENCEGAHAN COVID 19.

Telaumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-


19 di Indonesia. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(01),
59–70.

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-virus-
corona-dan-cirinya-menurut-situs-who

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200317193707-37-145644/biar-paham-begini-
cara-penyebaran-virus-corona-versi-who

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20200316/4033408/lakukan-
protokol-kesehatan-jika-mengalami-gejala-covid-19/

https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-hingga-isu-
terkini

http://nersenny.blogspot.com/2011/07/self-care-deficit-theory-of-nursing.html#:~:text=The
%20Theory%20of%20Nursing%20System&text=Yaitu%20tindakan%20keperawatan%20yang
%20bertujuan,pasien%20mampu%20melakukan%20perawatan%20mandiri.

https://yovianggraeni.wordpress.com/2014/01/06/format-pengkajian-menurut-teori-orem/

http://diditnote.blogspot.com/2013/01/proses-keperawatan-menurut-orem.html

Anda mungkin juga menyukai