Anda di halaman 1dari 32

Pengukuran Viskositas, Macam

Viskometer

FARMASI FISIK
FAKULTAS FARMASI UKWMS

Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc., Ph.D., Apt.


Dr. Lannie Hadisoewignyo, M.Si., Apt.
Dr. Wuryanto Hadinugroho, M.Sc, Apt.
1
PENGUKURAN VISKOSITAS
Viskometer
• Alat untuk menentukan/mengevaluasi
rheologi suatu zat

Secara umum viskomemeter dibagi


• One point instrument
• Multi point instrument

2
ONE POINT INSTRUMENT
Karakteristik
• Bekerja pada satu kecepatan geser ( single rate of shear)
• Rheogram berupa garis lurus
• Untuk sistem Newtonian

Contoh
• viskometer kapiler
• viskometer bola jatuh
• penetrometer

3
ONE POINT INSTRUMENT
Rheogram
η

4
MULTI POINT INSTRUMENT
Karakteristik
• Bekerja pada beberapa kecepatan geser
• Untuk sistem Non-Newtonian
• Pengukuran pada satu titik kurang dapat memberikan
gambaran viskositas cairan, sebab η berubah sesuai
dengan besarnya G atau F

Contoh
• viskometer rotasi tipe Stormer
• Brookfield
• Rotovisco

5
MACAM VISKOMETER
Berdasarkan cara kerjanya
• Viskosimeter dengan metode kapiler
• Viskosimeter dengan metode falling sphere/falling
ball/bola jatuh
• Viskosimeter dengan metode rotasi otomatik

6
MACAM VISKOMETER

KAPILER

ROTASI
NEWTONIAN NON-NEWTONIAN
OTOMATIK

FILLING
BALL

7
METODE KAPILER
• Viskometer Ostwald
• Viskometer Ubbehlohde
• Viskometer Cannon-Fenske
• Viskometer Dudley
• Viskometer Ford cup
• Viskometer Zahn cup
• Viskometer Engler
• Viskometer Saybolt
• Viskometer Scott

8
METODE KAPILER
• Prinsip kerja
• Viskositas ditentukan dengan mengukur waktu
diperlukan cairan melalui jarak antara kedua
tanda pada kapiler
• Data pengukuran
• t = waktu yang diperlukan oleh zat cair untuk
mengalir di antara 2 tanda pada kapiler
• η = viskositas dari zat cair
• ρ = densitas zat cair

9
METODE KAPILER
Pengolahan data
• Berdasarkan Hukum Pouiselle:
r = jari-jari bagian dalam kapiler
t = waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk
mengalir melalui kapiler
ΔP = tekanan udara dalam dyne/cm2
l = panjang kapiler
v = volume cairan yang mengalir

Keterbatasan
• volume cairan yang digunakan dalam pengukuran haruslah
sama
10
METODE KAPILER

11
METODE FALLING BALL
viskometer Hoeppler
• Prinsip kerja
• Alat memiliki jaket membungkus tabung, menjaga suhu tetap
konstan
• Sampel dan bola ditaruh dalam tabung gelas dan dibiarkan
mencapai keseimbangan suhu
• Tabung dan jaket dibalik, maka bola berada di puncak tabung
• Catat waktu yang diperlukan bola untuk jatuh melewati jarak antara
2 tanda serta ukur jarak tersebut
• Data pengukuran
• t = waktu jatuhnya bola (detik)
• Sb= densitas bola
• Sf= densitas zat cair yang diselidiki

12
METODE FALLING BALL
Masukkan data dalam persamaan:
η  t(sb  sf)B
B = tetapan untuk bola tertentu (ditentukan oleh pabrik
pembuat)

Persamaan di atas diperoleh dari persamaan Stokes:


2r 2 1 -  2 g
r = jari-jari bola dalam η
g = percepatan gravitasi 9v
v = kecepatan bola dalam cm/detik
ρ1 = bobot jenis bola
ρ2 = bobot jenis cairan

13
METODE FALLING BALL
Keterbatasan
• gunakan bola yang sama untuk semua
pengukuran untuk mengurangi kesalahan

Validitas
• Sesuai untuk mengukur cairan dengan viskositas
0,5 ≤ η ≤ 200.000 poise
• Waktu yang diperoleh tidak kurang dari 30 detik

14
METODE FALLING BALL
Daftar bola
Viskositas Konstanta
No. bola Sb Bahan yang dapat bola
diukur (B)

A-2 2,2198 Gelas Gas -

C-3 2,2290 Gelas 0,5 - 5 cps 0,00774

F-6 2,2290 Gelas 3 - 30 cps 0,0725

H-8 7,9130 Logam 10 - 300 cps 0,1315


250 - 2500
K-10 7,8976 Logam cps 1,180
2500 - 25000
M-12 7,8970 Logam cps 10,83
15
METODE FALLING BALL

16
METODE ROTASI OTOMATIK
Viskometer dengan sistem cup and bob
• Viskometer Couette
• Viskometer Mac Michael
• Viskometer Searle
• Viskometer Rotavisco
• Viskometer Stormer
• Viskometer Fisher electroviscometer
• Viskometer Brookfield

Viskometer dengan sistem cone and plat


• Viskometer Ferranti-Shirley

17
METODE ROTASI OTOMATIK
Tipe
• Cup & Bob
• Cone & Plate

18
CAP & BOB
Viskometer Brookfield
Prinsip kerja
• Sampel terdapat di dalam ruangan antara cup dan
bob
• Kumparan dengan sampel berputar dengan
kecepatan yang relatif lambat
• Gaya yang ditimbulkan dapat diukur langsung
dengan membaca angka (pada piringan angka)
• Berbagai kumparan dapat digunakan untuk
pengukuran berbagai tipe viskositas

19
CAP & BOB
Data pengukuran
• Gaya  dial reading
• Banyaknya putaran  rpm

Pengolahan data
• Gaya (dial reading/angka terbaca) diplotkan terhadap
kecepatan putar, sehingga akan diperoleh kurva aliran
• Rumus untuk menghitung viskositas:
η (cps) = angka terbaca x No. faktor

20
CAP & BOB

21
CAP & BOB
Viskositas (cPs)
Spindel (S61-4)

Torque (%)
Speed (rpm)

22
CAP & BOB
Kemampuan alat
• Mempunyai range yang luas dalam
pengukuran viskositas.
• Sampel ≤ 20 mL

Validitas
• 1 ≤η≤ 32. 000. 000 cPs

23
CAP & BOB
Viskometer stormer
Prinsip kerja
• Sample terdapat di dalam ruangan antara cup dan bob
• Letakkan beban (anak timbangan) pada penggantung
• Catat waktu yang diperlukan bob untuk berputar 100 kali
• Data di atas diubah menjadi “rpm” (banyaknya putaran per
menit)
• Lakukan prosedur di atas berulang-ulang sambil mengurangi
beban.

24
CAP & BOB
Data pengukuran
• banyaknya putaran
• berat beban
• waktu (detik)

Pengolahan data
 rpm’ diplotkan terhadap berat beban (gaya), maka akan diperoleh kurva aliran.
 Viskositas cairan dapat dihitung berdasarkan persamaan:

η  T/4wh 1  Rb 2  1
Rc 2

T : tenaga putar
w : radian tiap detik / kecepatan sudut (sering ditulis )
Rb : radius bob (cm)
Rc : radius cup (cm)
h : tinggi cairan (cm)

25
CAP & BOB
Persamaan
T w
η  kv atau η  kv
Ω v
kv = tetapan alat
Kecepatan sudut () viskometer stormer modifikasi
merupakan fungsi v, sedangkan w berbanding lurus
dengan T

26
CONE & PLATE
Viskometer Ferranti-Shirley
Pinsip kerja
• Sampel diletakkan di tengah papan, kemudian papan
dinaikkan sehingga posisinya ada di bawah kerucut
• Kerucut digerakkan oleh motor dengan kecepatan
yang bermacam-macam, sehingga sampel akan
digeser
• Kecepatan geser dinyatakan dalam ‘putaran
permenit’ (rpm) dan dinaik/turunkan oleh suatu dial
selector
• Tekanan geser yang ditimbulkan pada kerucut, dibaca
pada skala indikator
27
CONE & PLATE

28
CONE & PLATE
Data pengukuran
• Banyaknya putaran per menit
• Tekanan geser

Pengolahan data
Buat hubungan linear antara rpm terhadap tekanan geser
sehingga diperoleh kurva aliran.
Rumus :
T
c = tetapan alat
T = banyaknya putaran
ηc
V = kecepatan putar kerucut/menit v
Untuk aliran plastik
Nilai ambang: f = cf x Tf T  Tf
cf = tetapan alat U  c.
Tf = putaran pada sumbu geser. v

29
CONE & PLATE
Keuntungan
• Kecepatan geser di setiap bagian sampel sama
(konstan) sehingga tidak ada kemungkinan /
kesempatan terjadi plug flow
• Waktu yang dibutuhkan untuk mencuci dan mengisi
sampel relatif singkat
• Stabilisasi temperatur sampel selama alat dijalankan
• Jumlah sampel untuk analisa sedikit
• cup dan bob: 20-50 ml sampel
• cone dan plate: 0,1-0,2 ml sampel
• “G” dapat dinaikkan / diturunkan  reprodusibel
30
CONE & PLATE
Kemampuan alat
• Sampel di semua bagian yang mengalami tekanan
geser, mempunyai kecepatan geser yang konstan
sehingga aliran sumbat dapat dihindarkan

31
PLUG FLOW
• Aliran sumbat
• Adanya bermacam-macam tekanan geser dalam
ruang antara cup and bob pada sistem yang Non-
Newtonian
• Viskositas berbeda PLUG FLOW
• tempat yang dekat dengan bob nilai yield value
dapat dilampaui
• tempat yang dekat dengan cup nilai yield value
belum tercapai

32

Anda mungkin juga menyukai