Askep Acl Fix PDF Free Dikonversi
Askep Acl Fix PDF Free Dikonversi
T DENGAN DIAGNOSA
PRO EVALUASI RUPTUR ACL + MANICUS GENU SINISTRA
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO HIPERTERMIA
DI PAV. 11 RSK ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
DISUSUN OLEH :
YOHANES ANDIKA EKA PUTRA, Amd.Kep
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para direktur rumah sakit,
bagian diklat keperawatan, kepada kepala ruangan paviliun 11, serta kedua
pembimbing klinik saya yang memberikan tugas dan mendampingi sampai tugas
ini selesai.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
1.1.2 Etiologi
Cedera ACL dapat disebabkan oleh rotasi hebat pada lutut yang sering
disertai dengan deselerasi tiba-tiba, juga bila ACL robek jika mengalami
hiperekstensi (R. Sjamsuhidajat, 2010, hal. 1702). robekan ligament tanpa
dislokasi sendi lutut sering terjadi pada trauma lutut. Trauma valgus dapat
menyebabkan robekan ligament kolateral medial atau distorsi saja. Trauma vagus
dengan lutut dalam posisi sedikit fleksi dan dengan tungkai bawah sedikit
endorotasi dapat menyebabkan robekan ligament krusiatum anterior dan atau
meniscus lateral. Trauma Valgus dengan lutut dalam posisi sedikit fleksi dengan
tungkai bawah sedikit eksorotasi dapat menyebabkan rupture ligament krusiatum
anterior dan atau meniscus medialis (Kneale, 2011, hal. 591).
1.1.3 Klasifikasi
Menurut (Zein, 2013, hal. 112) Penilaian derajat cedera ACL dapat dilakukan
berdasarkan robekan yang terjadi, yaitu:
1) Derajat 1: Robekan mikro pada ligamen. Umumnya tidak menimbulkan gejala
ketidakstabilan dan dapat kembali bermain setelah proses penyembuhan.
2) Derajat 2: Robekan parsial dengan perdarahan. Terjadi penurunan fungsi dan
dapat menimbulkan gejala ketidakstabilan.
3) Derajat 3: Robekan total dengan gejala ketidakstabilan yang sangat bermakna.
1
1.1.4 Patofisiologi
Dislokasi lutut terjadi pada kecepatan rendah atau tinggi
Cedera olahraga akan kecepatan rendah, dan cedera motor bermotor akan
Menjadi tinggi. Cedera olahraga Yang sering mengkhawatirkan adalah dislokasi
lutut. Hiperekstensi, ACL robek pertama, diikuti oleh
Pecahnya PCL dan kapsul posterior pada hiperekstensi 30 °, dan yang terakhir,
Dengan merobek arteri poplitea pada hiperekstensi 50 °. Hipertension dari
Lutut, dengan atau tanpa kehilangan kekuatan atau adduksi, menghasilkan awal
Cairan ACL Seperti akan terlihat, temuan klinis hiperekstensi
Menyiratkan cedera yang melibatkan ACL yang harus terjadi sebelum merobek
PCL Terakhir, dengan pecahnya ligamen cruciatum,
Perpindahan tibiofemoral terjadi tidak terkendali dan arteri popliteal berada pada
Risiko cedera
Dislokasi lutut memiliki insidensi pola cedera avulsion yang tinggi
Baik struktur ligamen dan tendon. Dua laporan telah didokumentasikan
Tingginya ligamentum ligamen cruciatum pada dislokasi lutut (Fanelli, 2003, hal.
39). ACL menerima suplai darah kaya, terutama dari arteri geniculate medial,
sewaktu ACL pecah, hemathrosis biasanya berkembang dengan cepat sehingga
menyebabkan nyeri dan bengkak saat dirasakan terjadi perdarahan di ruang sendi.
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 18 Juli 2017 Jam : 16.00
Sumber data : Pasien
2.1.1 Biodata
1) Nama : Tn.T
2) Umur : 35 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-Laki
4) Status Perkawinan: Kawin
5) Pekerjaan : Wiraswasta
6) Pendidikan : SMA
7) Agama : Kristen
8) Diagnosa Medis : Pro Evaluasi Ruptur ACL + Manicus Genu Sin
9) No. Register : 1707xxx
10) Tanggal MRS : 18-07-2017 Jam : 14.17
11) Cara Masuk : Poli
12) Terapi
Infus : -
Injeksi: -
Oral: Dumin 3x1, Cefixime 200mg 2x1,Proneuron 3x1
13) Daftar Masalah
- Resiko Hipertermi
- Nyeri
2.1.7 Kesimpulan
Tn. T usia 35 tahun dengan diagnose medis Pro Evaluasi Ruptur ACL +
Manicus Genu Sin, MRS tanggal 18-07-2017 dengan keluhan Pasien
Mengungkapkan lutut sebelah kiri nyeri ±3 hari NRS: 3 dan Panas ±3hari. TTV
Suhu: 37,1ºC, nadi: 112 x/menit, TD: 110/90 mmHg, RR: 16x/menit. Hasil Lab
naik dari 10.68 menjadi 10.71, CRP 80.83.
Keperawatan
1 Resiko Hipertermia Masalah tidak terjadi 1) Berikan penjelasan Jam 16.00 Tanggal 21-7-2017
berhubungan dengan mengenai penyebab
Proses Penyakit yang setelah dilakukan demam Menjelaskan kepada pasien Masalah teratasi
di tandai dengan
pasien tindakan keperawatan panas yang diderita - Pasien
mengungkapkan panas mengungkapkan
±3hari, Suhu : 37,1ºC, selama 3x24 jam dengan kemungkinan dari proses tidak panas
RR: 16x/menit. Hasil 2) Jelaskan pada pasien
- Suhu : 36 C
Lab Leko 10.68 naik kriteria hasil : pentingnya cairan dalam penyakit
10.71, CRP 80.83 tubuh - Nadi : 84
- Pasien - RR : 20x/menit
mengungkapkan
tidak panas lagi Jam16.15
- Suhu: 36 -37 C
5 5
17
Jam 16.20
Jam 19.00
Jam 19.00
Jam 19.00
pasien, Balance
Tanggal 19-8-2017
Keperawatan
1 Nyeri berhubungan Nyeri berkurang/hilang 1) Jelaskan kepada pasien Jam 16.15 Tanggal 21-7-2017 jam
dengan Trauma dan keluarga penyebab
Jaringan yang di tandai setelah dilakukan nyeri yang dirasakan Menjelaskan kepada pasien Masalah teratasi
dengan pasien
mengungkapkan lutut tindakan keperawatan dan keluarga penyebab nyari sebagian
sebelah kiri nyeri,
Tensi 110/90 mmHg, 3x24jam dengan kriteria akibat kemungkinan Trauma - Pasien
RR: 16x/menit, nadi: mengungkapkan
112 x/menit, NRS 3 hasil: setelah jatuh dari motor nyeri sudah
2) Ajarkan teknik relaksasi berkurang, NRS 1
- Pasien Jam 16.20
pernapasan dalam - Pasein tampak rileks
mengungkapkan
nyeri berkurang/ Mengajarkan cara relaksasi - TD 120/80 mmHg,
- Nadi 84x/menit
hilang
dengan menarik napas panjang - RR 20x/menit
- Tanda vital dalam
keadaan normal dan dalam
TD : 120-110/70-80
3) Ajarkan teknik distraksi Jam 16.25
mmHg pada saat nyeri
Mengajarkan teknik distraksi
Nadi 80-100x/menit
dengan melakukan kegiatan
RR 16-24x/menit
NRS 0-1 pengalihan konsentrasi dengan
Jam 19.00
pasien
2.4 Evaluasi Formatif
Umur : 35 tahun
DP
O:
- Suhu: 38ºC
- RR: 20x/menit
- Nadi: 112x/menit
A: Masalah Terjadi
P: Intervensi di lanjutkan
19-07-2017 1 S: -
Jam 16.00 O:
- Suhu: 364ºC
- RR: 20x/menit
- Nadi 100x/menit
A: Masalah Teratasi
I: Intervensi 2-6
E:
- S: 36ºC
- RR: 20x/menit
Jam 16.00 O:
- TD 110/80 mmHg,
- Nadi 100x/menit
- RR 20x/menit
- NRS 4
21
A: Muncul Masalah baru Nyeri
E:
Jam 20.00
- TD 120/80 mmHg,
- Nadi 92x/menit
- RR 20x/menit
- NRS 3
20-07-2017 1 S: -
Jam 16.00 O:
- Suhu: 36ºC
- RR: 20x/menit
- Nadi 88x/menit
A: Masalah Teratasi
I: Intervensi 2-6
E:
- S: 36ºC
- RR: 20x/menit
- Nadi: 88x/menit
Jam 16.00 O:
- TD 120/70 mmHg,
- Nadi 88x/menit
- RR 20x/menit
- NRS 2
P: Intervensi di dilanjutkan
E:
Jam 20.00
- TD 130/90 mmHg,
- Nadi 88x/menit
- RR 20x/menit
- NRS 2
21-07-2017 1 S: -
Jam 16.00 O:
- Suhu: 364ºC
- RR: 20x/menit
- Nadi: 80x/menit
A: Masalah Teratasi
I: Intervensi 2-6
E:
- S: 36ºC
- RR: 20x/menit
- Nadi: 84x/menit
O:
- TD 110/70 mmHg,
- Nadi 80x/menit
- RR 20x/menit
- NRS 2
A: Masalah Teratasi Sebagian
P: Intervensi di dilanjutkan
E:
Jam 20.00
- TD 120/80 mmHg,
- Nadi 84x/menit
- RR 20x/menit
- NRS 1
BAB 3
PEMBAHASA
N
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Asuhan Keperawatan pada Tn. T, didapatkan data :
1. Data Fokus : Pasien mengungkapkan nyeri dan demam 3 hari, Suhu:
37,1ºC, nadi: 112 x/menit kuat, teratur, TD: 110/90 mmHg, RR:
16x/menit, Lutut kiri pasien terlihat bengkak, palpasi hangat
2. Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Resiko Hipertermia
berhubungan dengan Proses Penyakit yang di tandai dengan pasien
mengungkapkan panas ±3hari, Suhu : 37,1ºC, RR: 16x/menit. Hasil
Lab Leko 10.68 naik 10.71, CRP 80.83, dan Nyeri berhubungan
dengan Trauma Jaringan yang di tandai dengan pasien
mengungkapkan lutut sebelah kiri nyeri, Tensi 110/90 mmHg, RR:
16x/menit, nadi: 112 x/menit, NRS 3
3. Intervensi keperawatan untuk diagnosa keperawatan Resiko
hipertermia yaitu Berikan penjelasan mengenai penyebab demam,
jelaskan pada pasien pentingnya cairan dalam tubuh, anjurkan Pasien
untuk memakaikan baju tipis untuk anak, beri kompres hangat,
kolaborasi dalam pemberian antipiretik Dumin 3x1, observasi suhu
tubuh, TTV pasien
4. Evaluasi
Untuk DP Resiko hipertermia yaitu Masalah teratasi, pasien
4.2 Saran
Bagi perawat untuk tetap mempertahankan pemberian asuhan keperawatan
yang baik bagi pasien dengan Ruptur ACL sehingga dapat meningkatkan taraf
kesehatan bagi penderita tersebut. Selain itu, memberikan perhatian pada pasien
melalui edukasi sebelum pasien KRS tentang cara mencuci tangan yang benar
untuk mencegah infeksi, kontrol tepat waktu, latihan berjalan efektif / sering
mobilisasi, dan minum obat sesuai resep dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Zein, M. I. (2013). Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) Pada Atlet Berusia
Muda. Volume XI, Edisi
2.www.journal.uny.ac.id/index.php/medifora/article/download/2811/2336
diakses tanggal 25/07/2017 18.59
R. Sjamsuhidajat, W. K. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah (3 ed.). Jakarta: EGC.
Kneale, Julia D. (2011). Keperawatan ortopedik & trauma (2 ed) . Alih bahasa:
Egi Komara Yudha. Jakarta: EGC
Suratun. (2008). Klien gangguan sistem musculoskeletal. Jakarta: EGC
Huda, Amin Nurarif, Hardhi Kusuma. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 1.Jogjakarta:
MediAction
Diakses tanggal 30 Juli 2017. digilib.unimus.ac.id/download.php?id=17529