Anda di halaman 1dari 13

Kombinasi Tepung Kacang Hijau dan Buah Nanas dalam Pembuatan Snack

Bars
Combination Of Mung Bean Flour and Peneaple for Making Snack Bars
Dian Eva1, Noviar Harun2, and Yusmarini2
1
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Email korespondensi: dianeva04@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi tepung kacang
hijau dan buah nanas serta sifat sensori snack bars yang terbaik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan
lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah KN1
(75% tepung kacang hijau dan 25% nanas kering), KN2 (70% tepung kacang hijau
dan 30% nanas kering), KN3 (65% tepung kacang hijau dan 35% nanas kering),
KN4 (60% tepung kacang hijau dan 40% nanas kering) dan KN5 (55% tepung
kacang hijau dan 45% nanas kering). Data yang diperoleh dianalisis secara
statistik menggunakan ANOVA dan DNMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi tepung kacang hijau dengan nanas kering
memberikan pengaruh nyata terhadap parameter yang diamati. Perlakuan terbaik
dari penelitian ini adalah KN3 (65% tepung kacang hijau dan 35% nanas kering)
dengan kadar air 16,39%, abu 1,73%, karbohidrat 55,35%, lemak 12,31%, protein
14,22%, dan serat kasar 2,54%. Penilaian hedonik secara keseluruhan disukai oleh
panelis dengan deskripsi warna coklat, agak beraroma kacang hijau dan nanas,
berasa kacang hijau dan nanas, serta bertekstur padat agak empuk.

Kata kunci : Tepung kacang hijau, nanas, snack bars.

ABSTRACT
The purpose of this research was get appropriated combination of mung bean
flour and pineapple and the sensory properties snack bars with the best quality.
This research used Completely Randomized Design method with five treatments
and three replications. The treatments in this research were KN1 (75% mung bean
flour and 25% dried pineapple), KN2 (70% mung bean flour and 30% dried
pineapple), KN3 (65% mung bean flour and 35% dried pineapple), KN4 (60%
mung bean flour and 40% dried pineapple), KN5 (55% mung bean flour and 45%
dried pineapple). The data obtained was analyzed statistically by using ANOVA
and DNMRT at 5% level. Results of the research showed that the combination of
mung bean flour with dried pineapple significantly effected on the parameters
observed. The best treatment from the research was KN3 (65% mung bean flour
and 35% dried pineapple) which had 16.39% water content, 1.73% ash content,
55.35% carbohydrate content, 12.31% fat content, 14.22% protein content, and
2.54% crude fiber content. Overall to result of sensory test preferred by the
panelists with descriptions of brown colour, slightly mung bean and pineapple
flavor, mung bean and pineapple taste, solid and slightly tender texture.

Keyword : Mung bean flour, pineapple, snack bars.


1) Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


PENDAHULUAN menggunakan pangan lokal seperti
serealia, kacang-kacangan, dan buah-
Pangan merupakan salah satu buahan lokal agar dapat
kebutuhan dasar bagi kehidupan termanfaatkan secara optimal dengan
manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan harga terjangkau.
berbagai jenis pangan yang menjamin Komoditas pangan lokal
kecukupan gizi dan dapat memelihara seperti kacang-kacangan memang
kesehatan tubuh. Selama ini cukup banyak ketersediaannya
kebutuhan pangan dalam pemenuhan sehingga mudah diperoleh. Salah satu
zat gizi berasal dari makanan pokok. jenis kacang-kacangan yang
Saat ini, tuntutan gaya hidup modern dibudidayakan di Indonesia adalah
yang serba cepat dan praktis kacang hijau. Kandungan gizi dalam
menyebabkan kebutuhan pangan 100 g kacang hijau meliputi protein
yang bergizi tinggi dapat dipenuhi 22,2 g, lemak 1,2 g, karbohidrat 62,9
dari makanan cemilan (Winarno dan g, dan serat pangan 4,3 g. Kandungan
Felicia, 2007). Salah satu makanan karbohidrat yang cukup tinggi
cemilan yang dapat memenuhi menyebabkan kacang hijau banyak
ketersediaan gizi dan tergolong snack diolah menjadi beragam produk
sehat adalah snack bars. seperti tepung kacang hijau dan
Beberapa penelitian di tepung hunkue, dan tepung tersebut
Indonesia terkait pembuatan snack dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
bars yang pernah dilakukan antara aneka produk bakery diantaranya
lain oleh Chandra (2010), membuat snack bars.
snack bar tinggi serat berbasis tepung Kelemahan dari kacang-
sorgum (Sorghum bicolor L.), tepung kacangan adalah tingginya
maizena, dan tepung ampas tahu, kandungan senyawa antigizi yang
selanjutnya Pradipta (2011) membuat sebagian besar didominasi oleh asam
snack bars berbahan dasar tempe dan fitat, namun masih dapat dihilangkan
salak pondoh kering, dengan rasio atau dihancurkan selama proses
perlakuan terbaik pada 60 g tepung pengolahan dengan menggunakan
tempe dan 40 g salak pondoh kering panas sehingga nilai gizi kacang hijau
mengandung 33,97% karbohidrat, meningkat ketika diolah. Kelemahan
23,66% protein, 24,88% lemak, dan lain dari kacang-kacangan yaitu
17,12% serat pangan. memiliki bau langu yang membuat
Snack bars merupakan produk akhir menjadi kurang diterima
makanan cemilan yang berbentuk masyarakat. Oleh sebab itu, dalam
batang dan padat berbahan dasar proses pembuatan snack bars juga
serealia atau kacang-kacangan, serta perlu adanya penambahan buah,
dapat pula ditambahkan buah-buahan untuk meningkatkan citarasa, flavor,
yang berfungsi untuk meningkatkan dan nilai gizi produk snack bars.
citarasa dan nilai gizi produk. Salah satu buah yang dapat
Beberapa jenis snack bars yang dapat ditambahkan dalam pembuatan snack
ditemui di Indonesia umumnya bars adalah nanas.
terbuat dari produk pangan impor Buah nanas sebagai bahan
antara lain kedelai, gandum, oat, dan pangan digemari banyak orang
buah-buahan asli yang dikeringkan karena mempunyai rasa manis dan
seperti kismis. Oleh sebab itu, perlu memiliki aroma khas. Aroma khas
adanya pembuatan produk snack bars yang dimiliki nanas membuat buah

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


ini sering ditambahkan dalam cawan, oven, desikator, tanur, labu
makanan sebagai hiasan cake dan kjeldahl, labu destilasi, pipet tetes,
topping pizza untuk menambah erlenmeyer, biuret, klem, statif, labu
citarasa. Selain itu, nanas lemak, kondensor, penangas air,
mengandung vitamin A 130 SI/100 g, spatula, dan sarung tangan, untuk uji
vitamin C 24 mg/100 g, karbohidrat sensori yaitu wadah, kertas label,
16 g/100 g, serat 1,4 g/100 g dan air bilik pencicip, kamera, dan alat tulis.
85,3 g/100 g yang kaya akan kalium,
kalsium, fosfor, zat besi, dan lain
Metode Penelitian
sebagainya (Prahasta, 2009).
Penelitian ini dilaksanakan
Penelitian ini bertujuan untuk
secara eksperimen dengan
mendapatkan kombinasi tepung
menggunakan rancangan acak
kacang hijau dan buah nanas serta
lengkap (RAL) yang terdiri dari lima
sifat sensori snack bars yang terbaik.
perlakuan dengan tiga kali ulangan,
yaitu KN1 (75% tepung kacang hijau
METODOLOGI dan 25% nanas kering), KN2 (70%
tepung kacang hijau dan 30% nanas
Tempat dan Waktu kering), KN3 (65% tepung kacang
Penelitian telah dilaksanakan hijau dan 35% nanas kering), KN4
di Laboratorium Pengolahan Hasil (60% tepung kacang hijau dan 40%
Pertanian dan Laboratorium Analisis nanas kering) dan KN5 (55% tepung
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian kacang hijau dan 45% nanas kering).
Universitas Riau Pekanbaru.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Analisis Data
Desember 2016 hingga April 2017. Data yang diperoleh dari hasil
pengamatan akan dianalisis secara
Bahan dan Alat statistik dengan mengggunakan
Bahan baku yang digunakan analysis of variance (ANOVA). Jika
dalam penelitian ini adalah buah F hitung ≥ F tabel maka dilanjutkan
nanas varietas queen yang matang dengan uji duncan new multiple
dan segar diperoleh dari Rimbo range test (DNMRT) pada taraf 5%.
Panjang Kabupaten Kampar dan
kacang hijau diperoleh dari Color’s Pelaksanaan Penelitian
Mart. Bahan pendukung yang Pembuatan Tepung Kacang Hijau
ditambahkan yaitu gula pasir, garam, Proses pembuatan tepung
telur, margarin, dan maltodekstrin. kacang hijau mengacu pada Yunita
Bahan-bahan untuk analisis adalah (2010) yaitu biji kacang hijau
K2SO4, HgO, H2SO4, akuades, disortasi, kemudian direndam dalam
NaOH, H3BO3, indikator metil merah, air dengan perbandingan kacang : air
HCl 0,02 N, N-heksan, alkohol 95%, (1 : 2) selama 7 jam. Kacang hijau
selenium mixture, dan kertas saring. yang telah direndam, selanjutnya
Alat-alat yang digunakan ditiriskan dan dikupas kulitnya
dalam pembuatan snack bars adalah dengan menggunakan tangan. Setelah
kompor gas, kuali, blender, ayakan itu kacang hijau dicuci bersih hingga
80 mesh, pisau, talenan, baskom, tidak ada kulit kacang yang
panci, oven, dan loyang kue. tertinggal. Selanjutnya proses
Peralatan analisis yaitu timbangan pengeringan dengan cara disangrai
analitik, cawan porselen, penjepit pada suhu ±120oC selama 40 menit.
3

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


Biji kacang hijau yang telah kering, kering seperti tepung kacang hijau
selanjutnya diangkat dan didinginkan dan nanas kering sesuai perlakuan,
terlebih dahulu. Kemudian gula 14,85 g, maltodekstrin 0,5 g, dan
dihaluskan menggunakan blender dan garam 0,5 g. Setelah itu ditambahkan
diayak dengan ayakan 80 mesh, telur 24,75 g dan margarin 9,9 g.
sehingga didapatkan tepung kacang Adonan dicampur merata dan diaduk
hijau. hingga kalis. Setelah itu adonan
dibentuk/dicetak menjadi pipih
Pembuatan Nanas Kering persegi panjang secara manual
Pembuatan nanas kering dengan ketebalan ±1,5 cm, panjang 8
mengacu pada Kartika dan Fithri cm, dan lebar 2 cm. Adonan yang
(2015). Buah nanas matang telah siap diletakkan pada loyang,
dibersihkan. Selanjutnya dihilangkan kemudian dipanggang dalam oven
bagian empelurnya, lalu dipotong- pada suhu ±120oC selama 60 menit.
potong berbentuk dadu kecil-kecil Setelah matang, snack bars diangkat
dengan ukuran 5 mm. Berikutnya dan didinginkan selama 30 menit,
proses blansing dilakukan pada suhu setelah itu disimpan dalam wadah.
±80oC selama 5 menit, setelah itu
diangkat diletakkan dalam loyang. HASIL DAN PEMBAHASAN
Selanjutnya dikeringkan dalam oven
pada suhu ±60oC selama 6 jam. Kadar Air
Nanas yang telah kering didinginkan Hasil sidik ragam
pada suhu ruang, sehingga didapatkan menunjukkan bahwa kombinasi
nanas kering yang siap digunakan. tepung kacang hijau dan nanas kering
berpengaruh nyata terhadap kadar air
Pembuatan Snack Bars snack bars yang dihasilkan. Rata-rata
Proses pembuatan snack bars kadar air snack bars setelah diuji
mengacu pada Christian (2011) lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat
diawali dengan pencampuran bahan dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata kadar air snack bars


Perlakuan Kadar air (%)
KN1 (75% tepung kacang hijau dan 25% nanas kering) 15,44a
KN2 (70% tepung kacang hijau dan 30% nanas kering) 15,87b
KN3 (65% tepung kacang hijau dan 35% nanas kering) 16,39c
KN4 (60% tepung kacang hijau dan 40% nanas kering) 16,48c
KN5 (55% tepung kacang hijau dan 45% nanas kering) 16,54c
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda, menunjukkan berbeda nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.
Berdasarkan Tabel 1 perlakuan KN3 hingga KN5 tidak
diketahui bahwa rata-rata kadar air mengalami peningkatan kadar air
snack bars berkisar antara 15,44- yang signifikan. Perbedaan kadar air
16,54%. Kadar air snack bars snack bars yang dihasilkan
mengalami kenaikan seiring dengan disebabkan oleh kadar air bahan baku
meningkatnya jumlah nanas kering yang digunakan. Berdasarkan hasil
dan semakin menurun penggunaan analisis diketahui bahwa kadar air
tepung kacang hijau pada perlakuan nanas kering sebesar 19,69%,
KN1 hingga KN3, meskipun pada sedangkan tepung kacang hijau

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


sebesar 4,85%. Tegar (2010) bars umumnya memiliki karakteristik
menyatakan bahwa kadar air tepung seperti produk pangan semi basah
kacang hijau sebesar 4,89%, yaitu dapat langsung dikonsumsi
sedangkan kadar air nanas kering tanpa adanya penyiapan lebih lanjut.
maksimal 20% (Wahono, 2005).
Kadar air snack bars pada Kadar Serat Kasar
penelitian ini tidak jauh berbeda Hasil sidik ragam
dengan penelitian Pradipta (2011) menunjukkan bahwa kombinasi
yang membuat snack bars berbahan tepung kacang hijau dan nanas kering
dasar tempe dan salak pondoh kering, berpengaruh nyata terhadap kadar
yaitu berkisar 15,11-20,72%. Selain serat kasar snack bars yang
itu, kadar air snack bars yang dihasilkan. Rata-rata kadar serat kasar
dihasilkan juga masih dalam kisaran snack bars setelah diuji lanjut
kadar air produk pangan semi basah DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat
yaitu antara 10-40% (Soekarto, 1979 pada Tabel 2.
dalam Setyaningtyas, 2008). Snack

Tabel 2. Rata-rata kadar serat kasar snack bars


Perlakuan Kadar serat (%)
KN1 (75% tepung kacang hijau dan 25% nanas kering) 1,15a
KN2 (70% tepung kacang hijau dan 30% nanas kering) 1,44b
KN3 (65% tepung kacang hijau dan 35% nanas kering) 2,54c
KN4 (60% tepung kacang hijau dan 40% nanas kering) 3,21d
KN5 (55% tepung kacang hijau dan 45% nanas kering) 3,24d
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda, menunjukkan berbeda nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 2 1,39%, sedangkan kadar serat kasar


diketahui bahwa rata-rata kadar serat nanas kering pada penelitian ini tidak
kasar snack bars berkisar antara 1,15- sejalan dengan kadar serat kasar
3,24%. Kadar serat kasar snack bars manisan nanas kering yang hanya
semakin tinggi seiring dengan sebesar 0,84% (Khamidah dan
meningkatnya penambahan nanas Eliartati, 2011). Faktor yang
kering pada perlakuan KN1 hingga mempengaruhi kadar serat kasar
KN4, sedangkan pada perlakuan KN4 nanas kering pada penelitian ini lebih
dan KN5 tidak mengalami tinggi disebabkan karena saat proses
peningkatan kadar serat kasar secara pembuatannya masih ada hati nanas
signifikan. Perbedaan kadar serat (empulur) melekat pada daging buah
kasar snack bars yang dihasilkan nanas yang dikeringkan. Empulur
disebabkan oleh kadar serat kasar (hati) nanas sendiri memiliki
bahan baku yang digunakan. Hasil kandungan serat kasar sebesar 19,7%
analisis bahan baku menunjukkan (Tahir, 2008).
bahwa kadar serat kasar nanas kering
sebesar 2,17%, sedangkan tepung Kadar Abu
kacang hijau hanya sebesar 1,19%. Hasil sidik ragam
Hasil tersebut sejalan dengan menunjukkan bahwa kombinasi
penelitian Tegar (2010) yang tepung kacang hijau dan nanas kering
menyatakan bahwa kadar serat kasar berpengaruh nyata terhadap kadar
pada tepung kacang hijau sebesar abu snack bars yang dihasilkan. Rata-

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


rata kadar abu snack bars setelah dapat dilihat pada Tabel 3.
diuji lanjut DNMRT pada taraf 5%

Tabel 3. Rata-rata kadar abu snack bars


Perlakuan Kadar abu (%)
KN1 (75% tepung kacang hijau dan 25% nanas kering) 1,93c
KN2 (70% tepung kacang hijau dan 30% nanas kering) 1,85c
KN3 (65% tepung kacang hijau dan 35% nanas kering) 1,73b
KN4 (60% tepung kacang hijau dan 40% nanas kering) 1,64ab
KN5 (55% tepung kacang hijau dan 45% nanas kering) 1,56a
Ket : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda, menunjukkan berbeda nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 3 membuat snack bars berbahan dasar


diketahui bahwa rata-rata kadar abu tempe dan salak pondoh kering yaitu
snack bars berkisar antara 1,56- berkisar 1,99-2,37%. Hal ini
1,93%. Kadar abu snack bars berbeda disebabkan karena perbedaan kadar
nyata antar perlakuan, dan terlihat abu pada bahan baku yang
kecenderungan penurunan kadar abu digunakan. Snack bars berbahan
dengan semakin banyaknya dasar tempe memiliki kadar abu
penambahan nanas kering. Perbedaan cukup tinggi sebesar 4,3% (Cahyadi,
kadar abu snack bars yang dihasilkan 2006 dalam Pradipta, 2011).
disebabkan oleh kadar abu nanas Sudarmadji et al. (1997)
kering lebih rendah dibandingkan menambahkan bahwa kandungan abu
dengan kadar abu tepung kacang dan komposisinya tergantung pada
hijau. Hasil analisis bahan baku jenis bahan yang diabukan dan cara
menunjukkan bahwa kadar abu nanas pengabuannya.
kering sebesar 1,35%, sedangkan abu
tepung kacang hijau sebesar 2,84%. Kadar Protein
Penelitian Khamidah dan Eliartati Hasil sidik ragam
(2011) yaitu nanas yang dibuat menunjukkan bahwa kombinasi
menjadi produk manisan kering tepung kacang hijau dan nanas kering
memiliki kadar abu sebesar 1,03% berpengaruh nyata terhadap kadar
dan kadar abu tepung kacang hijau protein snack bars yang dihasilkan.
sebesar 2,1% (Suarni, 2009). Rata-rata kadar protein snack bars
Kadar abu snack bars pada setelah diuji lanjut DNMRT pada
penelitian ini lebih rendah dari hasil taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 4.
penelitian Pradipta (2011) yang

Tabel 4. Rata-rata kadar protein snack bars


Perlakuan Kadar protein (%)
KN1 (75% tepung kacang hijau dan 25% nanas kering) 15,05d
KN2 (70% tepung kacang hijau dan 30% nanas kering) 14,66cd
KN3 (65% tepung kacang hijau dan 35% nanas kering) 14,22bc
KN4 (60% tepung kacang hijau dan 40% nanas kering) 13,78ab
KN5 (55% tepung kacang hijau dan 45% nanas kering) 13,34a
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda, menunjukkan berbeda nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


Berdasarkan Tabel 4 Menurut Zoumas et al.
diketahui bahwa rata-rata kadar (2002) dalam Christian (2011),
protein snack bars berkisar antara jumlah protein pada snack bars
13,34-15,05%. Kadar protein snack biasanya berkisar 10-15%.
bars berbeda nyata antar perlakuan, Berdasarkan hal tersebut, kadar
dan terjadi penurunan kadar protein protein pada penelitian ini masih
seiring dengan meningkatnya sesuai dengan ketetapan yang
penggunaan nanas kering. Perbedaan dianjurkan. Mahmud et al. (2009)
kadar protein snack bars yang menambahkan bahwa beberapa
dihasilkan disebabkan oleh kadar produk yang terbuat dari olahan
protein pada nanas kering jauh lebih kacang-kacangan baik kacang merah,
rendah dibandingkan dengan tepung kedelai, dan kacang hijau memiliki
kacang hijau. Hasil analisis bahan kandungan protein berkisar antara 5-
baku menunjukkan kadar protein 18%.
pada nanas kering sebesar 0,37%,
sedangkan kadar protein tepung Kadar Lemak
kacang hijau sebesar 23,39%. Hasil sidik ragam
Mahmud et al. (2009) menyatakan menunjukkan bahwa kombinasi
bahwa kadar protein pada nanas tepung kacang hijau dan nanas kering
sebesar 0,40%, dan kadar protein berpengaruh nyata terhadap kadar
pada tepung kacang hijau minimal lemak snack bars yang dihasilkan.
sebesar 23% (Badan Standardisasi Rata-rata kadar lemak snack bars
Nasional, 1995). setelah diuji lanjut DNMRT pada
taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata kadar lemak snack bars


Perlakuan Kadar lemak (%)
KN1 (75% tepung kacang hijau dan 25% nanas kering) 12,63c
KN2 (70% tepung kacang hijau dan 30% nanas kering) 12,43bc
KN3 (65% tepung kacang hijau dan 35% nanas kering) 12,31b
KN4 (60% tepung kacang hijau dan 40% nanas kering) 11,29a
KN5 (55% tepung kacang hijau dan 45% nanas kering) 11,17a
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda, menunjukkan berbeda nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

Berdasarkan tabel 5 diketahui sedangkan nanas kering hanya


bahwa rata-rata kadar lemak snack sebesar 0,18%. Hal ini sejalan dengan
bars berkisar antara 11,17-12,63%. pendapat Tegar (2010) bahwa tepung
Kadar lemak snack bars berbeda kacang hijau memiliki kadar lemak
nyata antar perlakuan. Semakin sebesar 1,73%, dan kadar lemak
banyak penggunaan nanas kering, nanas sebesar 0,20% (Mahmud et al.,
kandungan lemak cenderung lebih 2009).
rendah. Perbedaan kadar lemak snack Selain dari tepung kacang
bars yang dihasilkan disebabkan oleh hijau, kadar lemak dalam snack bars
kadar lemak nanas kering lebih dipengaruhi oleh penggunaan telur
rendah dibandingkan tepung kacang dan margarin. Kandungan lemak dari
hijau. Hasil analisis bahan baku telur sebesar 10,8% dan lemak dari
menunjukkan bahwa kadar lemak margarin sebesar 81% (Mahmud et
tepung kacang hijau sebesar 1,67% al., 2009). Kadar lemak snack bars

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


pada penelitian ini lebih rendah dari Kadar Karbohidrat
penelitian Pradipta (2011) yang Hasil sidik ragam
berkisar 18,77-24,88% dari produk menunjukkan bahwa kombinasi
snack bars berbahan dasar tempe dan tepung kacang hijau dan nanas kering
salak pondoh kering. Hal ini
berpengaruh nyata terhadap kadar
disebabkan karena bahan baku dalam
pembuatan snack bars tersebut karbohidrat snack bars yang
menggunakan produk olahan dari dihasilkan. Rata-rata kadar
kedelai yaitu tempe. Kedelai karbohidrat snack bars setelah diuji
diketahui memiliki kadar lemak yang lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat
tinggi yaitu sebesar 16,7 g/100 g dilihat pada Tabel 6.
(Direktorat Depkes RI, 1991).

Tabel 6. Rata-rata kadar karbohidrat snack bars


Perlakuan Kadar karbohidrat (%)
KN1 (75% tepung kacang hijau dan 25% nanas kering) 54,94a
KN2 (70% tepung kacang hijau dan 30% nanas kering) 55,19a
KN3 (65% tepung kacang hijau dan 35% nanas kering) 55,35a
KN4 (60% tepung kacang hijau dan 40% nanas kering) 56,82b
KN5 (55% tepung kacang hijau dan 45% nanas kering) 57,39b
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda, menunjukkan berbeda nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 6 diketahui Penilaian Sensori dan Penentuan


bahwa rata-rata karbohidrat snack Snack bars Perlakuan Terpilih
bars berkisar antara 54,94-57,39%. Produk pangan yang
semakin banyak penambahan nanas berkualitas baik, selain harus
kering, akan berdampak terhadap memiliki nilai gizi yang baik juga
peningkatan karbohidrat snack bars.
harus memiliki penilaian sensori yang
Hasil analisis bahan baku
menunjukkan bahwa nanas kering dapat diterima secara keseluruhan
memiliki karbohidrat lebih tinggi yaitu oleh panelis. Penilaian sensori ini
sebesar 78,40%, sedangkan tepung untuk melihat tanggapan panelis
kacang hijau mengandung dalam mendeskripsikan dan
karbohidrat sebesar 67,24%. menyatakan tingkat kesukaan
Faktor lain yang dapat terhadap produk snack bars agar
menyebabkan tingginya kadar dapat ditentukan perlakuan
karbohidrat snack bars yang terbaiknya. Rekapitulasi data analisis
dihasilkan yaitu dipengaruhi oleh kimia serta penilaian sensori secara
bahan tambahan berupa gula pasir lengkap dapat dilihat pada Tabel 7.
(sukrosa) pada pembuatan snack bars
yang berperan sebagai penambah
citarasa manis. Sukrosa merupakan
bagian dari karbohidrat yang
mempunyai peranan penting dalam
pengolahan makanan.

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


Tabel 7. Rekapitulasi data analisis kimia dan penilaian sensori
Perlakuan
Standar KN1 KN2 KN3 KN4
Parameter KN5
Acuan
(75:25) (70:30) (65:35) (60:40) (55:45)
1. Analisis kimia
Kadar air (%) 10-40%* 15,44a 15,87b 16,39c 16,48c 16,54c
Kadar abu (%) - 1,93c 1,85c 1,73b 1,64ab 1,56a
Kadar protein (%) 10-15%** 15,05d 14,66cd 14,22bc 13,78ab 13,34a
Kadar lemak (%) - 12,63c 12,43bc 12,31b 11,29a 11,17a
Kadar karbohidrat (%) 40-50%** 54,94a 55,19a 55,35a 56,82b 57,39b
Kadar serat kasar (%) - 1,15a 1,44b 2,54c 3,21d 3,24d
2. Penilaian sensori
Deskriptif
Warna - 4,90d 4,63c 4,50bc 4,30ab 4,20a
Aroma - 3,50b 3,30b 3,10b 2,60a 2,30a
Rasa - 4,00c 3,63b 3,43b 2,63a 2,37a
Tekstur - 3,47c 3,03b 2,70ab 2,57a 2,40a
Hedonik
Penilaian keseluruhan - 3,40a 3,51ab 3,69bc 3,77c 3,35a
Ket: *(Soekarto, 1979 dalam Setyaningtyas, 2008)
**(Zoumas et al., 2002 dalam Christian, 2011).

Warna polimerisasi membentuk komponen


Berdasarkan Tabel 7 berwarna gelap melanoidin yang
diketahui bahwa rata-rata penilaian menyebabkan perubahan warna pada
panelis terhadap warna snack bars produk, yaitu produk akan menjadi
berkisar antara 4,20-4,90 (berwarna kecoklatan.
coklat hingga coklat muda). Semakin Kandungan karbohidrat di
banyak tepung kacang hijau maka dalam bahan berupa gula-gula
snack bars cenderung berwarna sederhana akan mengalami reaksi
coklat muda, sedangkan semakin karamelisasi akibat dari proses
banyak penambahan nanas kering pemanggangan. Reaksi karamelisasi
warna snack bars cenderung adalah reaksi yang melibatkan gula
berwarna coklat. Warna coklat muda sederhana yang dapat menghasilkan
hingga coklat yang dihasilkan pada pembentukan warna coklat karamel
snack bars disebabkan oleh adanya dan komponen flavor (Kusnandar,
reaksi maillard dan reaksi 2010).
karamelisasi saat proses
pemanggangan. Aroma
Reaksi maillard yaitu reaksi Berdasarkan Tabel 7 diketahui
pencoklatan non enzimatis antara bahwa rata-rata penilaian panelis
gula dan protein. De Man (1997) terhadap aroma snack bars berkisar
menyatakan bahwa selama antara 2,30-3,50 (beraroma nanas
pemanasan, gugus karbonil dari hingga agak beraroma kacang hijau
karbohidrat akan bereaksi dengan dan nanas). Semakin banyak tepung
gugus amino dari asam amino atau kacang hijau maka snack bars
peptida sehingga terbentuk cenderung beraroma kacang hijau,
glikosilamin. Komponen-komponen sedangkan semakin banyak
ini selanjutnya mengalami penambahan nanas kering aroma

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


snack bars cenderung beraroma Tekstur
nanas. Hal ini sesuai dengan pendapat Berdasarkan Tabel 7
Pettus (2013) dalam Astarini et al. diketahui bahwa rata-rata penilaian
(2014) bahwa asam laurat pada panelis terhadap tekstur snack bars
kacang hijau berupa asam karboksilat berkisar antara 2,40-3,47 (bertekstur
yang dapat dikonversikan menjadi padat agak keras hingga padat agak
ester berupa etil laurat yang empuk). Semakin banyak tepung
menyebabkan produknya memiliki kacang hijau maka snack bars
aroma khas kacang hijau. cenderung bertekstur padat agak
Begitu pula dengan komponen empuk, sedangkan semakin banyak
pembentuk aroma pada buah-buahan penambahan nanas kering tekstur
adalah senyawa ester (Winarno, snack bars cenderung padat agak
keras. Hal ini dipengaruhi oleh
2004). Senyawa tersebut termasuk zat
kandungan karbohidrat yang berupa
volatil yang akan menguap ketika pati dan serat. Pati merupakan
dilakukan pemanasan, sehingga komponen utama yang membentuk
aroma nanas lebih kuat ketika adanya tekstur produk makanan, karena
pengolahan. peranan perbandingan amilosa dan
amilopektin di dalam pati.
Rasa Tekstur juga dipengaruhi oleh
Berdasarkan Tabel 7 kandungan serat kasar pada snack bar
diketahui bahwa rata-rata penilaian cukup tinggi yang berasal dari nanas
panelis terhadap rasa snack bars kering, sehingga menyebabkan
berkisar antara 2,37-4,00 (berasa tekstur menjadi agak keras. Hal
nanas hingga berasa kacang hijau). tersebut ditandai dengan rasa kasar
Semakin banyak tepung kacang hijau ketika di kerongkongan.
maka snack bars akan berasa kacang
hijau, sedangkan semakin banyak Penilaian Hedonik Keseluruhan
penambahan nanas kering snack bars Snack Bars
cenderung berasa nanas. Berdasarkan Tabel 7
Snack bars berasa kacang diketahui bahwa rata-rata penilaian
hijau disebabkan oleh kandungan keseluruhan uji sensori snack bars
protein berupa senyawa organik berkisar antara 3,35-3,77 (agak suka
seperti asam amino apabila bereaksi hingga suka). Snack bars yang paling
dengan gula pereduksi ketika disukai panelis adalah perlakuan KN4
dilakukan pemanggangan maka akan (60% tepung kacang hijau; 40%
menghasilkan citarasa dan aroma nanas kering) dengan skor tertinggi
bahan bakunya, dimana 3,77 (suka), dan perlakuan KN3 (65%
pemanggangan bertujuan tepung kacang hijau; 35% nanas
mendapatkan citarasa dan flavor kering) dengan skor 3,69 (suka).
produk. Sedangkan rasa khas nanas Snack bars tersebut memiliki warna
pada snack bars yang dihasilkan coklat, agak beraroma kacang hijau
berasal dari kandungan gula seperti dan nanas, berasa kacang hijau dan
glukosa, fruktosa, dan sukrosa, serta nanas, dan bertekstur padat agak
asam yang terdapat di dalam buah empuk.
nanas. Panelis kurang menyukai
perlakuan KN5 disebabkan oleh
teksturnya yang agak keras jika

10

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


dibandingkan dengan perlakuan lain. secara sifat kimia maupun fisiknya
Perlakuan KN1 dan KN2 kurang adalah perlakuan KN3 (65% tepung
disukai disebabkan sedikitnya jumlah kacang hijau dan 35% nanas kering)
nanas kering yang ditambahkan. dengan dengan kadar air 16,39%, abu
1,73%, karbohidrat 55,35%, lemak
Penentuan Snack Bars Perlakuan 12,31%, protein 14,22%, dan serat
Terpilih kasar 2,54%, serta penilaian hedonik
Produk snack bars di secara keseluruhan disukai oleh
Indonesia saat ini belum memiliki panelis dengan deskripsi warna
Standar Nasional Indonesia (SNI) coklat, agak beraroma kacang hijau
sehingga snack bars mengacu kepada dan nanas, berasa kacang hijau dan
penelitian sebelumnya. Berdasarkan nanas, serta bertekstur padat agak
hasil rekapitulasi data pada Tabel 7 empuk.
maka dipilih perlakuan KN3 sebagai
perlakuan terbaik, karena kandungan DAFTAR PUSTAKA
gizi seperti kadar air, abu, protein,
dan karbohidrat telah memenuhi Astarini, F., S. A. Bambang, dan P.
standar acuan yang ditetapkan serta Danar. 2014. Formulasi dan
memiliki penilaian sensori yang evaluasi sifat sensori dan
diterima oleh panelis. fisikokimia flakes komposit
Table 7 menunjukkan bahwa dari tepung tapioka, tepung
perlakuan KN3 (65% tepung kacang konjak, dan tepung kacang
hijau dan 35% nanas kering) hijau. Jurnal Teknosains
memiliki hasil analisis kimia dan Pangan. 3(1): 106-114.
penilaian sensori yaitu kadar air
16,39%, kadar abu 1,73%, kadar Chandra, F. 2010. Formulasi Snack
protein 14,22%, kadar lemak 12,31%, Bar Tinggi Serat Berbasis
kadar karbohidrat 55,35%, dan kadar Tepung Sorgum (Sorghum
serat kasar 2,54%. Penilaian hedonik bicolor L.), Tepung Maizena
secara keseluruhan perlakuan KN3 dan Tepung Ampas Tahu.
merupakan produk snack bars yang Skripsi. Fakultas Teknologi
disukai oleh panelis dengan deskripsi Pertanian. Institut Pertanian
warna coklat, agak beraroma kacang Bogor. Bogor.
hijau dan nanas, berasa kacang hijau
Christian, M. 2011. Pengolahan
dan nanas, dan bertekstur padat agak
Banana Bars dengan Inulin
empuk.
sebagai Alternatif Pangan
Darurat. Skripsi. Fakultas
KESIMPULAN
Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Berdasarkan data dan analisis
hasil penelitian dapat disimpulkan
De Man, M. J. 1997. Kimia Makanan.
bahwa penggunaan tepung kacang Institut Teknologi Bandung.
hijau dan buah nanas dalam Bandung.
pembuatan snack bars memberikan
pengaruh nyata terhadap terhadap Direktorat Depkes RI. 1991.
parameter yang diamati. Perlakuan Komposisi Zat Gizi Pangan
terpilih dari parameter yang telah Indonesia. Bhatara Karya
diuji dan memiliki mutu terbaik Aksara. Jakarta.

11

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


Kartika, P. N. dan C. N. Fithri. 2015. Moisture Food (IMF).
Studi pembuatan Skripsi. Fakultas Teknologi
osmodehidrat buah nanas Pertanian. Institut Pertanian
(Ananas comosus L. Merr): Bogor. Bogor.
kajian konsentrasi gula dalam
larutan osmosis dan lama Suarni. 2009. Produk Makanan
perendaman. Jurnal Pangan Ringan (Flakes) Berbasis
dan Agroindustri. 3(8): 1345- Jagung dan Kacang Hijau
1355. sebagai Sumber Protein untuk
Perbaikan Gizi Anak Usia
Khamidah, A. dan Eliartati. 2011. Tumbuh. Balai Penelitian
Pengaruh cara pengolahan Tanaman Serealia Maros.
manisan nanas terhadap Bogor.
tingkat kesukaan konsumen.
Prosiding Seminar Nasional Sudarmadji, S., B. Haryono, dan
Balai Pengkajian Teknologi Suhardi. 1997. Prosedur
Pertanian. 381-386. Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian.
Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan Liberty. Yogyakarta.
Komponen Makro. PT. Dian
Rakyat. Jakarta. Tahir, I. 2008. Ekstraksi limbah hati
nanas sebagai bahan pewarna
Mahmud, M. K., Hermana, N. A. makanan alami. Jurnal
Zulfianto, R. Rozanna, Ekuilibrium. 4(2): 7-13.
Apriyantono, I. Ngadiarti, B.
Hartati, Bernadus, dan Tegar, T. 2010. Optimasi Formulasi
Tinexcelly. 2009. Tabel Breakfast Meal Flakes
Komposisi Pangan Indonesia. (Pangan Sarapan) Berbasis
PT Elex Media Komputindo. Tepung Komposit Talas,
Jakarta. Kacang Hijau, dan Pisang.
Skripsi. Fakultas Teknologi
Pradipta, I. 2011. Karakteristik Pertanian. Institut Pertanian
Fisikokimia dan Sensoris Bogor. Bogor.
Snack Bars Tempe dengan
Penambahan Salak Pondoh Wahono, C. T. 2005. Teknologi
Kering. Skripsi. Fakultas Pengolahan Nanas menjadi
Pertanian. Universitas Manisan. Laporan Akhir
Sebelas Maret. Surakarta. BPTP Riau. Pekanbaru.

Prahasta, A. 2009. Agribisnis Nanas. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan


Pustaka Grafika. Bandung. dan Gizi. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Setyaningtyas, A. G. 2008. Formulasi
Produk Pangan Darurat Yunita, R. N. 2010. Kajian
Berbasis Tepung Ubi Jalar, Penggunaan Tepung Mocaf
Tepung Pisang, dan Tepung (Modified Cassava Flour)
Kacang Hijau Menggunakan sebagai Subtitusi Terigu yang
Teknologi Intermediate Difortifikasi dengan Tepung

12

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


Kacang Hijau dan Prediksi
Umur Simpan Cookies.
Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.

13

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018

Anda mungkin juga menyukai