Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan Kolesteatoma

Kolesteatoma adalah abnormalitas pertumbuhan epitel skuamosa berkeratin di telinga tengah,


meatus akustikus eksternal, tulang mastoid, dan petrosum. Kolesteatoma dapat menyebabkan erosi
tulang, termasuk endokranium. Lesi pada endokranium meningkatkan risiko infeksi intrakranial
yang dapat berujung pada kematian.

Secara umum kolesteatoma dapat dibagi 2 jenis, yaitu tipe kongenital dan didapat (acquired). Tipe
acquired dapat dibagi menjadi primer dan sekunder. Tipe primer ditandai dengan membran timpani
yang intak dan umumnya gangguan terjadi di pars flaccid. Pada tipe sekunder, terjadi perforasi
membran timpani dan berada pada pars tensa.  Sebagian besar kasus kolesteatoma adalah tipe
acquired.

Penegakan diagnosis kolesteatoma dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,


terutama dengan otoskop. Diagnosis ditunjang dengan pemeriksaan berupa pemeriksaan radiologi
dan audiologi. Gejala klinis merupakan resultan dari akumulasi epitel dan erosi tulang. Penderita
akan mengeluhkan adanya otorrhea berulang, nyeri yang bersifat tumpul, gangguan pendengaran,
kelemahan nervus fasialis, dan ketidakseimbangan.

Kolesteatoma hanya dapat dieradikasi melalui metode reseksi dengan tindakan mastoidektomi, baik
secara radikal maupun radikal yang dimodifikasi. Pemilihan metode operasi dilakukan berdasarkan
penyebaran kolesteatoma, serta kondisi membran timpani dan tulang pendengaran. Setelah tindakan
operatif, kolesteatoma dapat rekuren pada 3-18% kasus.

Patofisiologi Kolesteatoma
Proses erosi dan invasi tulang merupakan faktor penting dalam patofisiologi kolesteatoma. Seiring
dengan pertumbuhan lesi, kolesteatoma dapat menghancurkan antrum, prosesus mastoid, serta
struktur telinga tengah lain, seperti tulang pendengaran, kanal nervus fasialis, tegmen timpani, dan
dinding kanal semisirkularis. Kerusakan struktur tersebut berpotensi menyebabkan gangguan sistem
saraf pusat, seperti abses otak dan meningitis.

Etiologi Kolesteatoma
Etiologi kolesteatoma berbeda tergantung jenis kolesteatoma yang diderita. Terdapat beberapa teori
terkait hal ini, antara lain teori epithelial rest atau sisa epitel yang berusaha menjabarkan etiologi
kolesteatoma kongenital, serta teori invaginasi, invasi epitel, metaplasia skuamosa, hiperplasia sel
basal, dan traksi mukosa yang memaparkan perjalanan penyakit kolesteatoma tipe acquired.

Epidemiologi Kolesteatoma
Data epidemiologi menunjukkan bahwa insidensi kolesteatoma pada populasi umum sebesar 3,7-
13,9 per 100.000 penduduk.

Diagnosis Kolesteatoma
Diagnosis kolesteatoma perlu dicurigai pada pasien dengan otorrhea yang tidak nyeri, sering
berulang, atau tidak kunjung sembuh. Pasien juga dapat mengeluhkan tuli konduktif, pusing, atau
gejala komplikasi nervus kranialis.
Penatalaksanaan Kolesteatoma
Penatalaksanaan kolesteatoma yang utama adalah eradikasi dengan tindakan operasi. Pemilihan
jenis tindakan operatif didasarkan pada penyebaran kolesteatoma dan kondisi membran timpani dan
tulang pendengaran.

Prognosis Kolesteatoma
Prognosis kolesteatoma tergantung pada faktor usia, keterlibatan mastoid, erosi tulang stapes dan
inkus, serta kemampuan operator saat melakukan tindakan operasi.

Edukasi dan Promosi Kesehatan Kolesteatoma


Edukasi dan promosi kesehatan berkaitan dengan kolesteatoma adalah terkait terapi dan
pemantauan jangka panjang karena ada kemungkinan rekurensi. Sampaikan pada pasien bahwa
kolesteatoma hanya dapat dieradikasi melalui metode reseksi dengan tindakan mastoidektomi, baik
secara radikal maupun radikal yang dimodifikasi.

Hingga saat ini belum ada durasi follow-up yang direkomendasikan. Kebanyakan klinisi meminta
pasien melakukan kunjungan setiap 6-12 bulan untuk kontrol dan pembersihan agar mencegah
kemungkinan infeksi. Penderita yang menjalani prosedur canal-wall-up (CWU) sering kali
memerlukan operasi tahap dua 6-9 bulan setelah tindakan awal.

Karena otitis media kronis adalah salah satu faktor risiko kolesteatoma, penanganan yang adekuat
serta pencegahan rekurensi otitis media dapat menurunkan risiko terbentuknya kolesteatoma.

Anda mungkin juga menyukai