*ripto7557@gmail.com
ABSTRAK
Nata de coco merupakan salah satu olahan pangan yang mengandung serat. Nata
de coco dihasilkan dari air kelapa yang mengalami proses fermentasi yang
melibatkan mikroba Acetobacter xylinum yang akan mengubah glukosa menjadi
selulosa, sehingga membentuk kumpulan biomassa yang terdiri dari jalinan selulosa
yang berwarna putih menyerupai agar agar (Pembayun, 2002).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu dan kombinasi perebusan
dengan perendaman terhadap mutu nata de coco selama proses pasca panen. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL). Analisis
data menggunakan analisis varians ANOVA (One-Way Anova) yang dilanjutkan uji
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji
Multiple Comparisons (Post Hoc Test).
Perlakuan terbaik pada penelitian ini yaitu perlakuan P2 (perendaman 12
jam + perebusan 30 menit+ perendaman 12 jam), dengan nilai pH 6,41, dan kadar air
98,20%. Hasil uji organoleptik pada perlakuan P2 adalah nata de coco yang berwarna
putih, agak kenyal dan beraroma asam.
Kata Kunci : Nata de coco, air kelapa Acetobacter xylinum perendaman dan
perebusan
Abstrack
Nata de coco is one processed food containing fibers. Nata de coco resulting
from water coconut experienced fermentation process involving microbes acetobacter
xylinum that will change glucose to cellulose, so as to form a collection of biomass
consisting of interwoven cellulose white resembling gelatin ( pembayun, 2002 ).
This study attempts to know the time and a combination of boiling by
immersion to the quality of nata de coco during the process after harvest. Methods used
to research this is a random complete ( RAL ).Data analysis using analysis variance
ANOVA ( One-Way Anova ) followed test Duncan’s Multiple Range Test ( DMRT ) and
the kruskal-wallis continued by test multiple comparisons ( Post Hoc Test ).
The best treatment to research is treatment p2 ( soaking 12 hours + boiling 30 minutes
+ soaking 12 hours ) , with the 6,41 ph , and the moisture content of 98,20 % .Test on p2
organoleptik treatment is nata de coco white , somewhat spongy and scented acid
Keywords: Nata de coco, coconut water Acetobacter xylinum soaking and boiling
Panen
Uji Organoleptik
Pemotongan (1x1x1)
cm Menurut Rahayu (1985),
Gambar 1. Pembuatan Nata de coco
untuk melaksanakan penilaian
K1 organoleptic diperlukan panel. Dalam
P1
P2 penilaian suatu mutu atau analis sifat-
P1
P1
P3 sifat sensorik suatu komoditi, panel
P1
P1
P4 bertindak sebagai instrument atau
P1
P1
P5 alat. Panel ini terdiri dari orang atau
P1
P1P6
kelompok yang bertugas menilai sifat
Potong P1
an
nata de
P1
P7
Dicuci
Bersih
atau komoditi berdasarkan kesan
P1
coco P1P8
subyektif yang dituangkan dalam
P1
P1
P9 Ditiriskan lembar penilaian uji organoleptic.
P1
P1
P10 Data hasil uji Organileptik
P1 Nata de
P1
P11 coco telah produk nata de coco (skoring)
P1 siap
P1
P12
dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis
P1
P1
P13
P1
pada taraf 5% (Suharyadi dan
P1
Purwanto, 2009). Jika hasil Kruskal-
Gambar 2. Pasca panen Nata de coco
Wallis menunjukkan pengaruh yang
Analisis Data
nyata, analisis data dilanjutkan dengan
pH Dan Kadar Air
uji Multiple Comparisons (Post Hoc
Analisa data pH dan kadar air Test) pada taraf 5%. Dalam uji Multiple
tentang perebusan dan perendaman Comparisons (Post Hoc Test) dilakukan
nata de coco dengan menggunakan perhitungan λ (Zhitung).
analisis varians ANOVA (One-Way
Anova). HASIL DAN PEMBAHASAN
Bila hasil analisis berpengaruh
nyata atau sangat nyata, maka Pasca Panen Nata De Coco
(Hanafiah, 2005). Dalam uji DMRT penelitian ini adalah tingkat keasaman
dilakukan perhitungan nilai kritis atau nata de coco setelah pasca panen
Hasil rata-rata kadar air nata sampel ini lebih bagus dari pada
de coco berkisaran antara 97,71% sampel yang lain.
sampai 98,44% selanjutnya dilakukan
Uji Organoleptic Pasca Panen Nata
analisis sidik ragam ANOVA, dimana
De Coco
nilai F-hitung 0,98 lebih rendah
Uji organoleptik adalah cara
dibanding dengan taraf nyata F-tabel
mengukur, menilai atau menguji mutu
5% yaitu 2,60 ataupun taraf nyata F-
komoditas dengan menggunakan
tabel 1% yaitu 3,96 artinya perlakuan
kepekaan alat indra manusia, yaitu
perebusan dan perendaman pasca
mata, hidung, mulut dan ujung jari
panen nata de coco ke 13 jenis sampel
tangan. Uji organoleptic juga disebut
tidak memiliki pengaruh yang nyata
pengukuran subjektif manusia sebagai
antara yang satu dengan yang lain.
alat ukur (Soekarto, 1990). Pada
Hasil rata-rata perhitungan kadar air
penelitian pasca panen nata de coco ini
dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
dilakukan dengan 25 orang panelis
berikut:
yang semi terlatih. Ada 3 (tiga)
Tabel 3. Kadar Air pasca panen nata de
parameter organoleptik yang diujikan
coco
yaitu warna, aroma, dan kekenyalan.
Perlakuan Kadar air (%) Pada uji organoleptik pasca
K1 98.13 panen nata de coco ini menggunakan
P2 98.20 25 orang panelis. Adapun atribut yang
P3 98.02
dinilai yaitu terdiri dari warna, aroma,
P4 98.13
P5 98.14 kekenyalan dengan kriteria penilaian
P6 98.44 1-5 yaitu :
P7 98.41 Warna (5 = Bening, 4 = agak putih, 3 =
P8 98.20
putih, 2 = agak kuning,1 = kuning).
P9 98.22
P10 98.32 Kekenyalan (5 = Kenyal, 4 = agak
P11 98.03 lembek, 3 = lembek, 2 = agak hancur, 1
P12 97.71 = hancur). Aroma ( 5 = Tidak ada, 4 =
P13 97.93
agak asam, 3 = asam, 2 = agak
Berdasarkan Tabel 3 dapat menyengat, 1 = menyengat).
disimpulkan perlakuan yang terbaik
Warna
dalam penelitian kali ini adalah sampel
P2, P6 dan P10 karena waktu yang di Rata-rata nilai kriteria warna
butuhkan pada proses pasca panen pasca panen nata de coco pada
lebih sedikit 24 jam 30 menit dengan penelitian ini bekisar antara 2.94
formulasi perlakuan berbeda jadi (agak kuning) sampai dengan 3.46