ILMU ADMINISTRASI
PUBLIK KONTEMPORER
v o o f is je o p / s iif ) - i r t v / c p
\ 2 JL - to - <2009
. ’ : f tm b e t i a n
Kutipan Pasal 44, Ayat 1 dan 2, Undang-Undang Republik Indonesia tentang
HAK CIPTA:
Tentang Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
HAK CIPTA, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun
1987 jo. Undang-Undang No. 12 Tahun 1997, bahwa:
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan se
bagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan
Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1
(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu juta ru
piah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun/atau denda paling
banyak Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
ILMU ADMINISTRASI
PUBLIK KONTEMPORER ;
cwsaPfsrn- tr)lJ
,9- to- c@9
'; '-::?env'Lian
i
?
MT
ILMU ADMIMSTRASI
PUBLIK KONTEMPORER
MIFTAH THOHA
Miftah Thoha
ILMU ADMINISTRASI PUBLI( (ONTEMPORER
@ 2008 Miftah Thoha
Edisi Perramn, Cetalan Ke-2
Kcncana 2008.0191
Hat Pcncrbitrn pada Prenad. Mcdia Gknrp
MIFTAHTHOHA
llnnr Adminisiosi P(bliL Kontcmporer
Jika a: Kencdna,2008
Ed. L Crt. z; x,2?2 hlm;23cm
't51
ISRN r7S.r79.l486.2t.?
KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP
Jl. Tambra Raya No.2l
Riwamancun - lak.'ta 13220
rcb- (021\ 4 18-64657, 47 5.4134
F^x. (021) 4?5-4134
Email: pmg(,)p.enad.mcdia.com
Hrrp: www.pr.nxdamedia..om
INDONESIA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......
DAFIAR ISI .
Pengantar.... 43
Pengantar 83
Ati.errship Democrati 84
9. PERTLAKU ORG4NISASI............................
viii l
- Tuiuan Pembinaan Organisasi ................ . 216
- Action Research....-. . 229
Modifikasi Perilaku (B ehauior Modivication) . 234
Analisis Transaksi... . 238
Pendekatan Gesralt..... . 248
- Ringkasan Bab......-.. .251.
INDEKS 265
TENTANG PENULIS...........
tx
1
I
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
2
1 - Disiplin llmu Adminislrasi NegaE
3
ILMU ADMINISTRASI PUALIK KONTEMPORER
4l
1 - Oisiplin llmu Admrnrstlasi Nesa6
! 5
ILMU ADMINISTFIASI PIJBLIK KONTEMPORER
6
1 - Disiplin lhu Administrasi Negara
r 7
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
8 I
1 - Disiplin llmu Adminisirasi Negara
dari ilmu politik. Di universitas bagi mahasiswa dan guru besar yang
mempelaiari dan mempersiapkan administresi negara dengan lebih
banyak menekankan studinya pada psi.kologi sosial dan ekonomi,
maka perhatian hubungan antara ad-rninistrasi negara dengan ilmu
politik menjadi renggang. Di sini orang memberikan perhatian lebih
besar pada administrasi daripada ilmu polhik. Gejala memisahnya
administrasi negara dari ilmu politik banyak ditandai dengan mulai
tumbuhnya fakultas-fakdtas public affairs dan public ?oli.a \chool
of public affairs dan scbool of public poticy).e Selanjumya, ada juga
yang beranggapan pemisahan administrasi netara dentan ilmu poli-
tik itu, secara kebetulan didapatkannya suatu perlakuan di banyak
bagian dari orang tua ilrnu polirik ini yang memojokkan terhadap
anaknya dan dibiarkan kekurangan makan (udernourished), kulah
sebabflya sarjana-sariana administrasi negara memberikan konsen-
trasinya pada teori, bangunan, dan model-modelnya banyak diambil-
kan dari ilmu-ilmu sosial lainnya. Dan halini benar-benar merupakan
suaru pertanda yang arnat penting memisahnya ldrift away) adminis-
trasi negara dari ilmu Politik.ro
Dalam kantor-kantor pcm€rinrah, administGsi negara iuga se-
lalu menjadi lebih kalau dibandingkan dengan ilmu politik. Karena
depanemen<iepartemen pcmerintah menurut kebiasaannya dileng-
kapi staf dan spesialis-spesialis dari disiplin-disiplin lainnya. Sedikit
dari spesialis-spesialis tersebut yang mempunyai lata. belakang pen-
didikan administrasi negara dan terutama ilmu politik. Tetapi padx
saat yang bersamaan administrasi negara dirasakan mempunyai porsi
yang kurang dibandingkan dengan porsi ilmu politik. Hal ini bisa
dipahami karena seoranS anak yang tidak mempunyai hubungan
yang harmonis dengan ibunya akan mencari dan mendambakan ka-
sih sayang dari bapaknya dari disiplin ilmu-ilmu lainnya."
Pertengkaran-pertengkaran dichotorrry antara politik dan admi'
nistrasi negara itu, sekarang sudahtidak kedengaran lagi. Pert€ngkaran
tersebut dianggap tidak relevan lagi oleh kelompok uncomtmtion di,
Philadelphia. Penengkaran itu ddak meniawab tuntutan-tuntutan ma_
syarakat saat ini dan masa mendatang. Agaknya sekarang ini lebih
ditekankan bahwa administrasi negara ditandai dari usaha-usaha
untuk memisahkan antara swasta dan negara (ptiudte a d P blic)
dan mengisi instansi-instansi p€melintah, kantor'kantor depanemen,
9
ILMU AOMINISIRASI PUBLIK KONTEMPORER
10
1 - Oisiplin lknu Administrasi Negara
tr 1',l
ILi,IU AOI\,IINISTRAS I PUBLIK KONTEMPORER
12
I
1 - Disiplin llmu Adminisrasi Negara
nya. Pada saat sekarang pun hal-hal seperti ini masih juga belum bisa
dipecahkan dalam administrasi negara modern.
13
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
14
1 oisiplin lLmuAdmnisirasi Negara
F.t
uozfa?lsta
LMU AOMINISTRAS I PU BLIK KONTEM PORE R
t 17
LLMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
Paradigma I
Dahm patudigrna ini dikenal detgan parudigma dikotomi Politih ad-
ministrati, dati uhun 1900-1926.
Tonggak seiarah yang dapat dipergunakan sebagai mommtum
dari fase paradigma pertama ini ialah tulisan dari Frank J. Goodnow
dan Lenald D. White. Di dalam bukurya Polrt;cs a d Adn'n'sttution.
Frank Goodnow' berpendapat b:hwa ada dua fungsipokok peme-
'18 f
1 - Oisiplin llmu Administrasi Negara
rintah yang amat berbeda satu sama lain. Dua fungsi pokok terse-
but ialah politik dan administrasi sebagaimana yang tenulis dalam
iudul bukunya. Politik menurut Goodnow harus membuat kebijak'
sanaan-kebiiaksanaan atau melahtkan keinginan-k€inginan negara.
Sementara administrasi dianikan sebagai hal yang harus berhubung-
an dengan pelaksanaan kebiiaksanaan-kebiiaksarr""n tersebut." Pe-
misahan kekuasaan memberikan dasar perbedaan antara politik dan
administrasi. Badan legislatif dengan ditambah kemampuan penafsir-
an dari badan yudikatif mengemukakan keinginan-keinginan negara
dan kebijaksanaan formal. Sedangkan badan eksekutif mengadminis-
trasilan kebijaksanaan-kebiiaksanaan tersebut secara adil dan tidak
memihak kepada salah satu kekuatan politik.
Penekanan paradigma I ini adalah pada locus-ny^, yakni mem-
permasalahkan di mana seharusnya administrasi negara ini berada.
Secara ielas, menurut coodnow dan pengikucpengikutnya, admi-
nistrasi negara seharusnya berpusat pada birokrasi pemedntahan.
Sementara itu, walaupun badan legislatif dan yudikatif mempunyai
juga kegiatan administrasi dalam jumlah tertentu, namun fungsi
pokok dan tanggung iawabnya tetap menyampaikan keinginan-ke-
inginan negara. Inisial legitimasi yang konseptual rentang loczs ini
memberikan pusat pengertian atau definisi dari bidang administrasi.
S€laniutnya dalam kaitannya dengan locus paradigma penama ini
ialah timbulnya suatu persoalan di antara kalangan akademisi dan
praktisr mengenai dikotomi politik-administrasi.
Adminisuasi negara menerima perhatian yang besardari beberapa
sarjana pada periode ini, sebagai hasiladanya suatu gerakan pelayanan
masyarakat umtrm lpablic setuice mouernefit). Gerakan ini dilakukan
oleh banyal universitas-universitas di bagian awal abad ini. Ilmu Poli-
tik, sebagaimana isu yang dilaporkan tahun 1914 oleh Komisi Instruk-
si dalam Pem€rintahan dari Asosiasi Ilmu Politik Amertka (C.ammittee
on Insttu.tioft ifl Gowllrr ent of the Airericafl Political kience As-
sociation) mely^tak^n bahwa komisi ini sangat memikirkan tentang
bagaimana melatih orang-orang, dan mempersiapkan mereka s€cara
profesional dalam bidang-bidang tenentu sepeni misalnya; hukum,
kewanawanan, ahli-ahli untuk iabatan-jabatan pemerintahafl, dan
petugas-penrgas ris€t. Dari sini jelaslah bahwa administrasi merupa-
kan sub-bidang dari ilmu politik. Tahun 1912, suatu komisi mengenai
latihan jabatan praktis untuk p€gawai-pegawai pemerintah dib€ntul di
19
t
ILMU ADMINISTRASI PUBTIK KONTEMPORER
20
1 - DErpln llm!Adm n strasiNegaE
Parudigua 2
Pinsip-p/insip Admi istrasi, Tahun 1927-1937
Tahun 1927, W. E Willouglby menerbitkan bukunya yanq h-!iudul
Pinciples of Public Admintrdrior. Buku ioi merupakan buku teks ke-
dua yang membahas secara pentrh di bidang administrasi negara. Buku
pertama dirulis oleh teonald D. White yang termasuk dalam paradigma
pertama. Prinsip-prinsip administrasi negar^ yang dikemukakan oleh
Villoughby ini memberikan indikasi terhadap tren baru dari perkem-
bangan bidang ini. Sekaligus membuktikan bahwa prinsip prinsip itu
ada dan dapat dipelaiari. Dengan demikian, administrator-administrator
bisa menjadi ahli dan cakap di dalam pekerjaannya kalau mereka mau
mempelajari bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tersebut.
Pada fase paradigma kedua ini, administrasi negara benar-benar
mencapai puncak reputasinya. S€kitar rahun 1930-an, admirisrrasi bi-
nyak mendapat sumbangan yang berharga dari hidang-hrdang lainnya
sepeni industri dan pemerintahan. Sehingga dengan demikian, pengem-
bangan pengetahuan manajemen memberikan pengaruh yang besar
terhadap timbulnya prinsip-prinsip administrasi rersebut. Itulah sebabnya
/oczs dari paradigma ini mudah diketahui yakni berada pada esensi prin-
sip-prinsip tersebut. Sesungguhnya walaupun administrasi itu sebenar-
nya bisa berada di mana saja, akan tetapi karena prinsip adalah prinsip
! 21
ILMUADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
22 l
1 - Disiplin llmuAdmihistrasi Negara
23
ILMU AOMINISTRASI PUALIK KONTEMPORER
2s
ILMIJ AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
26
1 - Disiplin lhuPdminist asiNggara
Paodigma 3
Adrniflkfiasi Nega/a sebagai llmu Politih, Tahua 1950 1970-
-
Sebagai hasil dari derasnya kritikan yang ditujukan kepada kon-
sepsi administrasi negara pada waktu itu, maka akhimya bidang ini
melakukan lompatan ke trelakang menemui orang tua disiplin ini yakni
ilrnu politik. Akibat &ri lompatan menemui orant tua itu, maka ter-
jadilah perubahan dan pembaruan definisi locrr-nya yakni birokrasi
pemerintahan, dan kekurantan hubuntan deng n focusny^.
Secara singkat dikatakan bahwa fase paradigma ketiga ini me-
rupakan suatu usaha untuk menerapkan kembali hubungan kon-
septual antara administrasi negara dengan ilmu politik. AIan tetapi,
konsekuensi dari usalra ini ialah keharusan untuk merumuskan bidang
ini paling sedikit dalam hubungannya dengan /od,rs keahliannya yang
esensial. ltulah sebabnya tulisan-tulisan administrasi negara dalam ta-
hun 1950-an p€nekanan p€mbicaraannya pada wilayah kepentingar
(area of intercs) atau sebagai sinonim dari ilmu politik:14 Administrasi
negara sebagai suatu bi&ng studi yang dapat diidentifikasikan memu-
lai perialanannya yang panjang menuruo bukit yant berputar-putar.-
'Walaupun
usaha untuk kembali kepada ilmtr politik sebagai
suatu identifikasi dari administrasi negara pada paradigma ini, akan
tetapi sebaliknya ilmu politik mulai melupakannya. T^hrn \962 ad-
ministrasi bukan lagi dianggap sebaSai bagian dari ilmu politik. Hal
ini terbukti dari laporan komisi ilmu politik sebagai suatu disiplin
dari APSA (American Political Science Association). Tahun 1964,
suatu survei yang dilakukan oleh sarjana-sarjana ilmu politik mem-
berikan petunjuk tentang merosotnya minat terhadap administrasi
negara dalam fakultas-fakultas ilmu politik. Tahun 1967 addnistrasi
negara benar-benar dicoret dari program pertemuan tahunan APSA.
Melihat perlaluan ilmu politik terhadap administrasi sepeni yang di-
ceritakar di atas, maka tahun 1968 Dwight Waldo memprotes keadaan
27
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
seperti itu. Dia menulis bahwa sarlana-sariana ilmu politik tidak lagi meng-
identifikasikan dirinya dengan administrasi negara adalah bersikap tidal
memedulikan dan memusuhi. Mereka menginginkan secepamya bebas
dari adminiso_asi negara. Sarjana-sarjana administrasi negara merasa tidak
senang dan dianggap sebagai warga negara kelas dua."
Antara tahun '1960 sampai tahun 1970 hanya diiumpai empat
persen dari semua anikel yang diterbitkan delim lima jumal utama
ilnu politil yang membicarakan administrasi negara.z6 Dasawarsa
60-an merupakan suatu saat memisahkannya ,dministrasi negara se-
bagai bidang kaiian dalam ilmu politik. Fakultas-fakultas ilmu politik
menyebutnya dengan inisial "'Iipe P. A."
Ada dua perkembongan baru yang patut dicatat pada rnasa ini, yakni:
Pelrana, nmbuhnya p€nggunaan studi kasus s€bagai suatu sarana yang
bersifat epistimologis. (edla, timbulnya snrdi perbandingan dan pemba-
ngunan administrasi sebagi salah satu bagian dari admhistrasi negara.
Pdradigrnd 4
Adrrlinistasi Negara sebagai Ilmu Administasi,'fahun 1955 - 1970
Paradigma 4 ini wakrunya berada dalam kurun waktu paradig-
ma ke-3. Timbulnya paradigma 4, sebagian sebabnya karena sarjana-
sariana administrasi negara dianggap sebagai warga negara kelas dua
dari ilmu politik. Akibat karena itu, maka mereka mencari alternatif
pemecahannya. Tampaknya jalan yang dipilih ialah kembali bahwa
administrasi negara adalah ilmu administrasi.
Istilah ilmu administrasi (admiflisfiative science) dipergwakan
dalam paradigma 4 ini untuk menunjukkan isi dan fokus pembicara-
an. Dalam ilmu ini terdapat pula pembahasan-pembahasan mengenai
teori orgar sasi dan ilmu manaiemen. Teori organisasi pada intinya
mendapat sumbangan pokok dari hasilkeria sarjana-sariana psikolo-
gi sosial, administrasi perusahaan, dan sosiologi. Sehingga dengan
demikian, sarjana-sar,ana administrasi negara mendapatkan infor-
masi yang tepat untuk memahami perilaku organisasi. Adapun ilmu
manaiemen sangat tergantung pada riset yang dilakukan ahli statistik,
analisis sistem, komputer dan ekonomi. Sehingga karenanya sarjana-
sarjana administrasi negara mendapatkan informasi untuk mengukur
pelaksanaan kerja secara tepat dan menaikkan efisiensi manajerial.
28
1 - DisipLin Umu Adminisirasi Negara
I 29
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
30
I - Oisiplin limurdmrnislEsi Negara
Pandigma S
Admirrisfiasi Negaru sebagai Admiflis*asi Negaru, Tahrn 1970
Meskipun kekacauan intelektual masih juga berlangsung sampai
saat ini, namun administrasi negara mencapai suatu ptoses pembaru-
an yang valid. Pembaruan dalam tahap paradigma yang kelima ini
lo.rs administrasi negara tidak semata-mata pada ilmu murni admi-
nistrasi, melainkan pada teori organisasi. Dalam dua setengah dekade
terakhir perharian pada teori organisasi ditujukan terutama pada
bagaimana dan mengapa organisasi-organisasi itu beker,a, bagaima-
na dan mengapa orang-orang berperilaku dalam organisasi demikian
pula bagaimana dan menSapa keputusan-keputusan itu diambil. Per-
hatian itu lebih diberikan pada bagaimana dan mengapanya diban-
dingkan pada bagaimana seharusnya hal-hal tersebut terjadi. Selain
itu, penimbangan-penimbangan untuk menggunakan teknik-teknik
ilmu manajemen ke dalam lingkungan pemerintahan meniadi perha-
tian pula dalam fase paradigma kelima ini.
Lebih dari itu, administrasi negara semakin bertambah perhati;
annya terhadap wilayah ilmu kebijaksanaan (policy science), Politik
ekonomi, proses pembuaran kebijaksanaan pemerinrah dan analisis-
nya (pxblic policy nahifig prccess), dan cara-cara pengukuran dari
hasil-hasil kebijaksanaan yang telah dibuar.
Aspek-aspek perhatian ini dapat dianggap dalam banyak hal se-
bagaisuatu mata rantai yang menghubunglan antara /oras administrasi
negara dengan lorrs-nya. Sebagaimam yang terlihat dalam tren yang
diikuti oleh paradigma ini, maka /ocas administrasi negara adalah teori
organisasi, prakika dalam mdtsis public policy, dan teknik-teknik ad-
ministrasi dan manajemen yans sudah maju. Adapun locrs normatifdari
administrasi negara d.igambarkaa oleh paradigma ini ialah pada birokrasi
pemerintahan dan pada persoalan'penoalan masyarakar (ptulic affairs) .
tr 31
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
32!
1 - Disiplin llmu AdminislEsi Negara
34
1 - Dasaplin l[flu Adminislrasi NegaE
36
1 - Oisiplin llmuAdminislEsi NegaB
adilan, kepolisian, militer, dan penjara. Sebagai contoh orang yang tidak
mau membayar pajak kendaraan, maka akaD dipaksa oleh administrasi
untuk merelalan dikenai denda atau kendaraannya di blachlist.
(erta, administrasi negara mempunyai priolitas. Raryak ke-
giatan yanA bisa dilakukan oleh administrasi negara. Dari sekian
banyaknya tersebut ddak lalu semuanya diborong olehnya. Priori-
tas diperlukan unrul mengatur pelayanan terhadap masyarakat. Se-
bab kalau tidak dilakukan prioritas ini, akan teriadi adanya suatu
kegiatan yang bisa dikeriakan secara baik, dan ada pula yang dapat
mencelakakan oranB banyak. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya
kalau tidak ada prioritas. Lalu lintas akan semrawur dan saling silang
karena polisi lalu lintas tidak tahu apa yang akan dikeriakan. Seluruh
kota akan gelap diwakru malam hari, karena perusahaan lisrrik neg-
ara menShentikan aktivitasnya. Dan banyak lad contoh lain. Dengan
demikian, dapat dirasakan bahwa prioritas diperlukan oleh admin-
istrasi negara dalam menialankan kegiatannya. Karena adanya pri-
oritas itulah maka administrasi n€gara mempunyai tanggung iawab
moral untuk senantiasa ada dan melayani sepanjang wakru, seperti
polisi lalu lintas dan perusahaan lisrrik negara tersebut.
Keempa4 admtnistuasi n€gara mempunyai ukuran yang tidak ter,
batas. Besar lingkup kegiatan administrasi negara meliputi seluruh
wilayah negara, di darat, di laur dan di udara. Dapat dibayangkan
betapa besar lingkup kegiatan ini, dan hal tersebut sulit untuk diukur.
Tidak ada organisasi lainnya yang dapat menandingi besarnya orga-
nisasi negara, dan tidak ada kegiatan administrasi dari organisasi
lainnya sebesar kegiatan administrasi negara.
Kelima, pimpinan atasnya (top ,nanagerrlent) bersifar politis. Ad-
ministrasi negara dipimpin oleh pejabat-pejabat politik. Hal ini ber-
arti bahwa pimpinan teninggi dari administrasi dijabar oleh pejabat
yang dipilih atau diangkat berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
berlaku. Contoh pejabat-pejabat polirik ifli antara lain: presiden,
menteri, gubernur, bupati, dan juSa bisa sampai ke lurah (kepala
desa). Pejabat'pejabat ini bisa diganti dalam waktu tenentu, apabila
masa jabatannya berakhir dan tidak terpilih atau diangkat lagi.
Keenam, pelaksanaan administrasi neSara adalah sangat su-
lit diukur. Oleh karena administrasi negara sebagian kegiatannya
bersifat politis dan tujuan di antaranya untuk mencapai perda-
37
ILMU ADMINIS]RASI PUALIK KONTEMPORER
Ringkasan Bab
Ilmu Administrasi Negara tidaklah sratis. Ia selalu ditantang
oleh perubahan-perubahan zamannya. Dasawarsa 70-an merupakan
momentum yang menunjukkan kedewasaan di dalam menghadapi
perubahan-perubahan dan tantangan-tantangan untuk maju. Di In-
donesia disaat yang sama, sehabis pergantian orde pemerintahan,
maka pembaruan sistem administrasi negara mengalami kemajuan
yang pesat pula. Pembaruan ini sejalan dengan progmm pemerintah
untuk melaksanakan pembangunan berencana lima tahunan. Betapa
pentingnya ilmu administrasi negara bagi kehidupan bernegara ti-
dak bisa disangkal Iagi. Banyak masyarakat negara di dunia ini telah
mendemonstrasikan kemampuan-kemampuan administrasinya. Mu-
lai dari masyarakat yang sederhana sampai kemasyarakat yang kom-
38
1 - Disiplin lhu Administrasi NegaE
39
ILMU ADMINISTRASI PUETIK KONTEMPORER
40
1 - Disiplin llmuAdmrnrstasi Negara
.S{op€
25 Dwight Waldo, of the Theory of Public Adminislralion', dalam 7}eory
and Praclice of Public Adminidralion: Scopo, Objecliw and Melrods, James C.
Chadesworth, (ed), I\,{onograph 8, (Philadelphia: Ameican Acadeny of Polatical
and Social Science, 1968), hlm.8.
m J€ck L. Walker, 'Brofer, can You Paradllm? PS 5 {Fail, 1972). hln.419422.
27 Keith M. Henderson, Energing S]|7],thesis in Aneican PublicAdninisftatlbr, New
York, Asia Publishing House, 1966.
41
DARI ADMINISTRASI NEGARA KE
ADMINISTRSI PUBLIKI
Peagantar
Guru Besar Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), sampai saat tulisan ini
dibuat ada enam orang. Keenamnya relah menyampaikan pidato pe-
ngukuhan sebagai guru besar di hadapan majelis guru besar dan sivitas
akademika UGM. Dari enam guru besar telsebut dua guru besar yang
telah berpulang mendahului kita, tetapi buah pemikirannya sampai
sekarang masih tetap hidup. Pidato pengukuhan sebagaimana kelazi-
man yang dilestarikan oleh UGM merupakan suatu pemyataan ilrniah
(scientific statement) dari ses€oreng yang dikukut*an memangku ia-
batan tertinggi di universitas sebagai guru b€sar Pemyataan tersebut
merupakan penanggungjawaban dari seorang guru besar atas per-
hatian dalarn mengembangkan ilmu yang selama meniadi dosen dan
peneliti sebagai mhat akademisnya. Pidato pengukuhan bisa dipan-
dang sebagai pernyataan keahlian atau spesialisasi keahlian dari guru
besar tersebut. Pidatq petgukuhan diucapkan dihadapan kalangan ter-
batas senat guru besar di balai irung Universitas Gadjah Mada. Oleh
karena buah pemikiran enam guru besar tersebut perlu diketahui oleh
khalayak ramai, termasuk para mahasiswa yang tidak sempat hadir
di saat pengukuhan, maka seharusnya pemikiran itu diterbitkan
dalam buku yang dipublikasikan secara luas. Saya pernah mencoba
untuk mengeditnya, sayangnya pimpinan Majelis Guru Besar UGM
(MGB-UGM) tidak memperkenankannya, maka rencana itu tidak
terlaksana. Akan tetapi, kata pengantar buku itu sudah saya siapkan
yang merupakan inti sari dari pidaro'pidato pengukuhan. Daripada
tulisan kata pengantar tersebut sia'sia tersimpan dalam disket saya
lebih baik saya masukkan dalam buku ini.
ILMU AOIVIINISTRqSI PUBLIK KONTEMPORER
44 I
2 - Dari AdminblBri Negam Ke Administrasi Publik
45
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
46 I
2 - DariAdminishe Negala KsPdminiskasr Pubtik
47
ItMU ADMINISTRASI PUBLTK KONTEMPORER
48
2 - Dai Administrasi NegaE Ke Administasi Publik
49
ILMU AOMINISTRASI PUB!IK KONTEMPORER
50 t
2 - Oan Administrasi N€ga,a Ke Admin6tEsi Publik
at 51
ILMU AOMINISTRASI PUELIK KONTEMPORER
52
2 - Dan Adminishasi Nega6 Ke Administ€si Publik
53
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
1 Semula lulisan ini sebagai kata penganlar buku yang akan saya edil dari pidato
pengukuhan enam Guru Besar llmu Adminislrasi Negara Fakultas llmu Sosialdan
Politik Ljclt{. Akan telapi, karena ada persoalan mengenai hak cipta dari penerbi-
tan pidato-pidalo pengukuan yang dimiliki oleh lr4alelis Guru Besar ([rGB) uclt4
maka nial ilu saya Lrrungkan, dan lulisan ulasan saya itu saya muat disini unluk
memberikan gambaran pokok-pokok pikran ilmuwan adminislrasi negam yang s+
lama lni membaklikan keilmuannya di kampus $ya tidak mengubah sedikilpun
kalimat saya dircncana kata penganlar lersebul Oleh karena ilu, kalau dijumpai
ada uraian atau kalimal yang mengatakan 'buku ini' sebenamya menunjukkan
buku yang semula akan sayaeditifu
2 Jika ingin membaca naskah asli pidatGpidalo pengukuhan guru besardari6 guru
Besar llmu Admin nistrasi Negara ini saya persilakan menghubungi l\rajeljs Guru
Besar UGI\,| di kampus Bulaksumur Yogyakarta, karena dr sana ada arsip pidato
pengukuhan lsb.
54
PERKEMBANGAN ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
DI INDONESIA DAN PROSPEKNYA
DI MASA DAIANG1
IImu Administrasi Negara sebagai suatu kajian yang multidisipliner
berada dalam kondisi transisi. Ilmu ini seflantiasa berada dalam suatu
proses perkembangan yang ti&k menuju ke saru arah saia, melainkan
menuiu ke pelbagai arah. Perubahan yang terladi semenjak awal tahun
1990-an, membuat ilrhu administrasi negara berada dalam proses pe-
mbahan yang dinamis. Bahl<an \faldo (1958) 35 tahun yang lalu men-
catat, bahwa perubahan yang sedanS berlangsung saat itu sebenamya
merefleksi suatu identitas krisis dalam pembentukan suatu disiplin ilrnu
pengerahuan termasuk ilrnu administrasi negrm ini. Menurut Llmn
(1966) \0aldo juga memberikan sinyal bahwa perjuangan administrasi
negara untuk memperoleh rekognisi dan legitimasi sebagai suatu seni
\al art), ibnu Wngetahuan \a body of htauledge), dan suatu profesi {u
yofession) atdah ernar dikenal semenjak lahimya disiplin ini.
Pada dasawarsa terakhir ini pe{uangan unok menuniukkan keunik-
an dan keasliar administrasi negara terus berlangsung, bahkan beberapa
akademisi mengatakan semakin intensif. Dimulai dari awal lahimya,
kalian administrrsi negara yang memusatkan pada loc* dan boandary
pada ongoing st4te s.nantiasa mengundang banyak perdebatan. Mem-
bahas ani "public' pada "administration" dan integrasi dari dua kon-
sm*si itu ke dalam suatu bangunan kajian ilmu pengerahuan senantiasa
membcrikan harapan dan Frsoalan (Vigoda, 2002).
Di Indonesia dilihat dari perspektif akademis kelihatannya ilmu
administrasi n€ara masih banyak mengopi perkembangan yang ter-
ILMU ADMINISTRASI PUALIK KONTEMPORER
56 E
3 - PstsnbalEan ll,D Alninbt*i NEa€ Di lfrloEia
hukum ini bersumber pada dga hal utama, yakni: \1j adrnirlistrdtil)e
hw, di mana hukum sebagai body of law and regulation mengenda-
lilan proses administrasij (2) peradilan administrasi negara, adanya
kecenderungan bahwa setiap persoalan dalafl proses administrasi dise-
lesaikan menunrt prosedur peradilan; dan (3) hukum konstitusional,
bahwa semua dan macam-macam warga negara dirumuskan kem-
bali hak dan kemerdekaannya. Dengan demikian, administrasi negara
adalah hukum rr aerioz dan suatu sistem yang terregulasi. Dengankata
lain "pemerintah mengatakan kepada warganya baik sipil maupun
pengusaha apa yang Do leh dan apa yang tidah boleh dikerjahan" .
Sepeni diketahui bersama bahwa benahun-rahun hukum itu
sendiri tidak mampu memelihara kondisi yang bisa memuaskan rim-
bulnya kinerja pengelolaan sektor publik. Memang diakui bahwa
sistem konstitusional bisa memberikan kinerja yang sehat terhadap
administrasi negara, akan tetapi jika ditinjau dariprinsip efisiensi dan
e{ektivitas maka hasilnya akan jauh dari harapan. Hukr:m yang baik
adalah amat diperlukan, tetapi ia bisa juga melahirkan kondisi in-
efisiensi untuk menciptakan kinerja pelayanan publik yang baik. Ad-
ministrasi negara cozrel, tentang bagaimana sesuatu itu bisa segera
diselesaikan sebaik-baiknya, hukum mengutamakan prosedur keab-
sahan menurut konstitusinya. Inilah sebabnya administrasi negara
berangsur-angsur memalingkan pandangannya ke disiplin lain.
Salah satu disiplin lain yang kemudiarl memberikan konstribusi
terhadap ilmu administrasi negara sepeni disinSgung didepan adalah
ilmu-ilmu keras klasik, yakni engineeing dan indrstridl relations.
Revolusi indusrri yang terjadi rahun 1900-an yang disertai dengan re-
formasi politik, demokratisasi berkvlitas lhigher democratizatia ),
dan keprihatinan terhadap kesejahteraan hidup rxkyat, semuanya ini
memerlukan navigator yang sangat unggul dan kualified. Kebutuhan
tersedianya para insinyw, entreprefiefi ifldrstri, dan teknisi yang pro-
fesional yang bisa mengendalikan baik pasar maupun pemerintahan
amat diperlukan. Pelbagai bidang dan metode keinsinyuran dan
srLrdi in&rstrial mulai dipergunakan oleh ilmu administrasi negara.
Metode statistik mulai populer di kalangan sariana administrasi. Saat
itu statistik dijadikan sebagai ukuran untuk menilai penelitian ad-
ministrasi negara baik atau tidak. Managenent science yang banyak
menggunakan ilmu keinsinyuran mulai menular dipakai dalam ilmu
administrasi negara. Hubungan yang telah terjalin lebih dahulu an-
ILMU AoMINTSTF:asl PUBLIK KONTEMPoRER
58 f,;l
3 - Pea@mbarEan lru Administasi Ne! a E D idonesla .
59
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK XONTEMPORER
60
3 - Perlernb6ngan lhu Adtrinbhei flegaE D lndocb ...
: 6'l
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEIVPORER
62 I
3 Ped@n6n9an rlru Adni.btrdsi N6g6ra 0il.don€.ia...
T 63
ILMUADMINISTRASI PUBLIKKONTEMPORER
64
3-Pe embangan 1mu Adm nislrasi NesaE Di lndonsia ...
65
ILMU ADMINISlF{ASI PUBLIK KONTEMPORER
65
3 Palmbongan llm Adninisrdi NegaE 0ilndo.6ia
67
ILI\,lU AOI\,I INISTBASI PUBLIK KONTEMPORER
milikrya perusahaan swasta saia, melainkan dapar pula dimiliki oleh ad-
ministrasi publik, organisasi uoluntary dan adninistrasi sektor lainnya.
Dahulu ketika manajemeo pemerintahan di Indonesia masih
kental dengan segala upaya yang sarwa negala, Public Adnirlistra'
,io, diterjemahkan sesuai dengan suasana saat itu, yakni administrasi
negara. Hampir semua kegiatan dalam hasyarakat ini dimulai dari
negara, dan yang amat berperan adalah penguasa negara. Stakeholder
dalam mengelola negara ini hanyalah aktor negara atau pem€rintah
lgol)elflrnental actots).Publik dalam ani masyarakat dan rakyat (r1o,
gol)etnmental actolsl tidak mempunyai peran kecuali sebagai objek
dan sasaran dari kebijakan negara atau pemerintah.
Administrasi negara di Indonesia pada saat itu lebih tepat di-
katakan sebagai alat untuk menegakkan kekuasaan negara bukan
kekuasaan rakyat. Itulah sebabnya realitas administrasi negara saat itu
lebih banyak pinjam istilahnya Rene Magritte (Thoha,2000) seorang
pelukis surrealist Belgia-ebagai gambaran atau lukisan daripada realira-
nya. Perubahan paradigma dalam llmu Administrasi Publik menekan-
kan adanya peranan rakyat. Orientasi administrasi publik sekarang ini
diarahkan kepada kepentingan dan kekuasaan pada rakyar. Dengan
alasan sep€ni itu llmu Administrasi Publik lebih menekankan pada
program aksi yang berorientasi pada kepentinBan rakyat dan masyara-
kat. Sehingga eksistensi Ilmu Administrasi Publik tidak hanya sekadar
lukisan saja melainkan ada manfaatnya bagi kepentingan orang banyak
sebagaimana istilah aslinya.
Di lndonesia istilah administrasi negara dikenal berbarengan de-
ngan pendekatan yang dipergunakan dalam mengelola negara ini yang
menekankan pada orientasi kekuasaan negara. Orientasi kekuasaan
yang berasaldari negara ini membr.ratsegala upaya penyelenggaraan ad-
ministrasi pemerintahan bercorak sarwa negara. Publik lebih ditekankan
pada pemahaman negara. Oleh karena itu, corak sarwa negara itu lebih
menonjol ketimbang corak yang bersarwa masyarakat atau rakyat.
Di Universitas Gadlah Mada berkembang pemikiran untuk meng-
ubah terjemalran Pallir Administration deri Adninistrasi Negara ke Ad-
ministrasi Publik. Perubahan itu diwujudkan awal tahun 1990an dengan
membuka program pascasariana dengan label M aqbter Administrasi Pub-
lik (MAP-UGM'. Teieraahan ini mulai diikuti oleh banyak kalangan per-
guruan tinSgi untuk membuka program pasc.rsarlana yang sama.
68
3'Ped(nbanganlmuAdminbtasiNegamDiindon4ia .
69
iLMUAOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
1 8ab ini pemah disaftpaikan pada Alfian's lecfures di LlPl Jatarta, laBgal 17
Maret 2005.
2 oala dad penelilian Miftah Thoia, Manajom$ PNS di lndonesia, 2004-
3 Sumber Pusat Diklat SPIMNAS Bidang Kep€mimpinan, Bidar€ Alademis dan
Alumni, 2005.
4 lvohon diperiksa Mifrah Tloha (2003, Birckrasi dan Polilik di lndonesia, Jakada
dan juga penelitian Manajemen PNS di lndonosia, 2004
5 Untuk lebih jelasnya lihat kurikulum prcgram ltlAP-l.JGM Yogyakarta
70 E
ADMINISTRASI PUBLIK DAN
NEW PUBLIC MANAGEMENT
Sekitar tahun 80-an berkembang konscp yang berlabel baru un-
ruk memberdayakan konsep ilmu admiflistrasi publik. Konsep-konsep
itu antara lain ada yang menyebutnya "New Public Administra-
tion" (Bellone, 1980), " The NeYl Science of Organizations"(Ramos,
1981), dan terakhir disekirar dasawarsa 90-an terbir konsep baru
yang disebut Neut Public Managemerlt lFetlie, 19961. Konsep-kon
6ep itu pada awalnya ingin mentemukakan pandangan baru yang
bisa mencerahkan konsep ilmu administrasi negara. Jauh sebelumnya
sekitar tahun 60-an, telah banyak dilakukan upaya untuk memper-
barui konsep ilmu administrasi negara. Dwight Waldo (1971) misal-
nya, pernah menggeg€rkan masyarakat sarjana Administrasi Negara
dengan mengemukakan bahwa administrasi negara hidup di zaman
penuh dengan kekacauan lturbulancel. Ceiolak ini sebEnarnya sudah
dirasakan ketika diadakan konferensi di Minnouwbrook tahun 1967
yang menghasilkan pemikiran-pemikiran baru (Thoha, 1984).
Khusus konsep Nerz Pr.r blic Management,konsep ini intin menge-
melainkan lebih jaulr dari ia yakni Neu Public Maxageuert sudah mm-
jadi suatu modelnormatif, yang diandai dengan meninlau kembali peran
administrator publik, peran dan sifat dari profesi administrasi, dan me-
ngapa serta bagaimana sebaiknya kita benindak dan berperan.
Lebih dari dua dekade New Public Managelnent telah berkem-
bang sebagai suatu konsep yang bisa mengganti peran dan ani dari
Old Public Adminktration di harnpir seluruh belahan dunia ini.
Sebagai hasilnya se,umlah perubahan yant positif telah banyak di-
Iakukan di kalangan sektor publik. Banyak literatur dan buku-buku
diterbitkan nembahas perubahan tersebut (Osbornc dan Gaebler,
1992; Osbome dan Plastrik, 1997; Kenl, 2000; Kettl dan Milward,
1996; Lym,1996 Pollitt Bouckaen 2000; Ferli, E., et al., 1996).
72 E
4 -Adminbt6iPu r gan N€t Puuic llamgenleJlt
qrestio.Lr. Abhorgh politi.s sets the tdsks fol adrnir snation, it shouu
flot be suffercd to ,nanbulate its officer" lvtlson,7887lt987).
Ada dua tema kuncr memahami adrrunisrrasi negara sepeni yang
fondasinya telah diletakkan oleh Woodrow Vllson di atas. Peturxa,
ada perbedaan yang lelas antara politik (policy) dengan administrasi.
Perbedaan itu dikaitkan dengan akuntanbilitas yang harus dijalankan
oleh pejabar terpilih dan kompetensi yang netral dimiliki oleh admi-
nistrator. Kedua, edefiya perhatian untuk menciptakan struktur dan
strategi pengelolaan administrasi yang memberikan hak organisasi
publik dan manajernya yang memungkinkan untuk menjalankan tu-
gas-tugas secara efisien dan efektif.
Konsep "the Old Public Adminisuarion" ini dalam perialanan
seiarah memperol€h juga perkembangannya dengan konsep-konsep
baru. Salah satu di antaranya timbulnya konsep rasional model yang
dikemukakan oleh Herben Simon melalui tulisannya rentang Al-
,ninistlatiue Behauiot (1957). Demikian juga konsep rcnrang public
ehoice. Ad^pun rnaiistream dailde inti dari the Old Public Admink-
tratio, dapar disimpulkan sebagai berikutr:
1). 'Iltik
perhatian pemerintah adalah pada jasa pelayanan yang di-
berikan lanSsung oleh dan melalui instansi-instansi pemerintah
Yang berwenang.
Z). Prblic policyden admfuirhation berkaitan dengan merancang
dan melaksanakan kebiiakan-kebiiakan untuk mencapai tuiuan-
tuiuan politik.
3). Administrasi publik hanya manairkan peran yang lebih kecil dari
proses pembuatan kebiiakan-kebiiakan pemerintah ketimbang upa-
ya untuk melaksanakan limPlelne tation) kebii^kan prblik
4). Upaya memberikan pelayanan harus dilakukan oleh para admi-
nistrator yang bertanggung jawab kepada peiabat politik dan yang
diberikan diskresi terbatas unnrk melaksanakan tugasnya.
5). Para administrator bertanggung jawab kepada pemimpin politik
yang dipilih secara demokratis.
6). Program-program kegiatan di administrasikan s€cara baik me-
lalui garis hierarki organisasi dan dikontrol oleh para peiabat
dari hierarki atas organisasi.
7). Nilai-nilai \t^ma lthe prbtary ualues) dari administrasi publik
adalah efisiensi dan rasionalitas.
73
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
74 tr
4 -Adhinbt-ai Pub*D?nN PUUti,lana!€m.nl
tr 75
ILMU ADMINISTRASI PUSLIK KONTEMPORER
Reinventing Bureaucracy
Dalam upaya melakukan perbaikan birokrasi pemerintahan
sering kali kita mendengar istilah "reinuenting gouetnment". lstil^h
76
4 - Admlrlshasi Pub* oan N Plblic lhnagement
I 77
I!MU ADMINISTFASI PUBLIK KONTEMPORER
78
4 - Adii.irt-ai tuuik oan fl6f Put*: l an g€nEnl
l-l 79
ILMU ADMINISTRASI PUELIX KONTEMPORER
80 ft
4 - Ldminbf6i Publil Da. Ne, Public [4amgoment
81
ILMUADMINISTRASI PUALIKKONTEMPORER
Dikulip dari Janet v. Denhardt dan Roebrt 8. Denfiardt,Tle New public Service,
2003
82
NEW PUBLIC SERVICE1
Pengantar
Mempelalari perkembangan ilmu administrasi negara dapat dike-
lompokkan atas tiga babagan atau periode. Periode pertama disebut-
nya Administrasi Negara Klasik (Shafrirz, 1978) atau disebut pula
Administrasi Negara l-am^ ara\ Old Public Administratiofl lDenhadt
dan Denhardt, {2003). Periode kedua sepeni yang diielaskan pada bab
sebelumnya adalah Management PubJik Baru atatNertPublic Manaje-
men, dzn pada periode ketiga Ne, Public Sen)ice.
^d,alah
Pada babagan penama selama abad ke-21 paling sedikit hampir
tiga per€mpatnya lireratur adminis.rasi masih berpusat pada pemiki-
ran yang dikemukakan oleh WoodrowWilson, Frederick Taylor, Lu-
ther Gulick, dan Herberr Simon. Banyak dari pandangan mereka itu
yang menBemukakan gambaran tentang ilrnu yang netral dari nilai.
Demikian juga, hampir dari mereka memberikan suatu model norma'
tif yang seharusnya dipergunakan sebagai pedoman dalam mengatur
dan melaksanakan organisasi publik {a zorzatiue model for the con-
duct of public agencies). Di antara pilihan nilai yang dipergunakan
untuk membangun model ini adalah uraian yang menjelaskan menge-
nai peranan administmtor publik atau birokrasi pemerintah, terutama
hubungannya dengan proses politik, prinsip-prinsip efisiensi sebagai
lawan dari responsivitas. Hal-hal semacam ini dalam pandangan kla-
sik masih kuat dipergunakan sebagai kriteria untuk menilai kineria
instansi publik, dan untuk merancang suatu bangunan orSanisasi
birokrasi pemerintah. Hal lain yang ditekankan dalam pandangan
klasik ialah wuiud single eoarolling. dilakukan oleh eksekutif yang
mempunyai otoriras substansial dan diialankan ser^t^ top-doL,rr.
Barangkali hal lain yang paling mengemuka dari model klasik ini
lLMU AOIIITINISTRAS I PUBLIK KONTEIV PORER
Citizenship Democratic
Mengetengahkan bahasan tentang Citizensbip dan demoerutic
merupakan isu yang amat penttng dan uisible dalam teori sosial dan
politik akhir-akhir ini. Dari keduanya itu bahasan tentane citizen-
84
srip atau kewarganegaraan iustru amat aktif dan dinamis. Cit zer-
srip dapat dibahas dari pelbagai cara. Dilihat dari sudut pandang
status legal, kewarganegaraan itu diartikan sebagai hak dan kewa-
iiban \rigbt and obligar,or) sebagaimam yang telah ditetapkan dan
diatur oleh sistem perundangan yang berlaku. Dalam pengertianyang
agak luas kewarganegaraan b€rkaitan dengan isu-isu umum ates ke-
terlibatn seseorang ke dalam keanggotaan komunitas politik, terma-
suk isu menSenai hak dan kewajiban selain yang diatur oleh sistem
perundangan yang berlaku. Di dalam pandangan ini kewarganega-
raan dapat diartikan berkaitan dengan kemempuan individu, dalam
memengaruhi sistem politik termasuk di dalamnya ketelibatan aktif
dalam kehidupan politik. Jadi warga negara adalah, seseorang indi-
vidu yang mempunyai kebebasan untuk terlibat dalam keanggotaan
komunitas dan kehidupan politik dan memengaruhi sistem politik
yang ada. Manakala seseorang warga negara terlibat dalam keang-
gotaan komuniras politik, maka seseorang itu tidak bisa dilepaskan
dari hak dan kewajiban yang diarur oleh komunitas tersebut.
Selain pemahaman kewarganegaraan seperti yang diuraikan di
atas, maka apa saia yang perlu diketahui dalam perl'^harnan .itizen-
ship democratic.lika seseorang berpendapat bahwa pemerintahan itu
utamanya diperlukan karena ingin meningkatkan kepenringan ekono-
mi masyarakat dan individu dalam masyarakat tersebut. Maka dalam
halsepeni ini, negara arau pemerintahan dan hubungan antara warga
negara harus didasarkan pada hubungan pemuasan kepentinSan in-
dividu. Manurut Sandel (1996), model yang biasanya dipergunakan
untuk menielaskan hubungan warga negara dan negara dalam basis
bahwa pemerintah itu diperlukan untuk menjamin warga negaranya
bisa membuar pilihan'pilihan yang bebas selaras dengan kepentingan
individu (self-intoest) yang dijamin oleh suatu prosedur dan hak indi-
vidu. Peranan pemerintah adalah untuk memastikan bahwa interplay
kepentingan pribadi bagi setiap individu bisa diialankan secara bebas
dan terbuka. Model semacam ini tidak lauh berbeda dengan yang dike-
mukakan oleh teori prblic cboice. James Rv:hanan yang dikenal seb-
agai ahli di bidang reori public choice menyatakan walaupun altruisme
sering kali d iperdebatkan dalam wacana publik, namun institusi politik
itu seharusnya dirancang unruk meminimalisasikan penggunaan yang
berkelebihan prinsip altruisme ini. Walaupun Buchanan berpendapat
sepeni iru, nrmun banyak pemikir lain yang menyatakan bahwa politi-
85
IIMU ADMINISTRASI PUALIX KONTEMPORER
cal abtuisme fiefieir,kan p€ranan yang amat penting dalam dan esen-
sial dalam proses suatu p€merintahafl yaJlg demokratis (Mansbridge,
1994). Sandel seperti yang dikutip di depan menawarkan altemadl
bahwa citizeaship yang demokratis ia
adalah adatryo keterlibaurt
ydng aktif dari uarga negara dalorn ?roses pernerintahan. Warya aeg-
atu tidak hanya melihat dati penpektif indiuid, dahm petsoahn yang
lebih besat, namun dia nelihat sem a peisoalan dari perpektif yang
lebih luas untuk kepentingdn snum (concen fot the whole), metasa
ikut memilihi, dan adatrya moral bond dmgaa korrlunitat rya {San-
del, 1996). Mansbridge menambahkan, bahw^ .itizenship sepetu tfi
merupakan lem perekat yang memperkuat kebersamaan dalam sistem
politik. Dalam perspektif ini maka spirit pnblik (politi.al abuiflE|
melibatkan dua hal yakni cinta (love) dan kewajibar lduty) yangma-
sing-masint dari keduanya memainlan peranan yang amat pentrng.
Berikut dikutipkan pendapat Mansbrige:
'If I make your good my ownthrough enpathy (love),I uill be
less likelyto act in oays that hun yot. If L ahe tbe collective
good my ount (love of nation), I uill foryo my indiuidual benefit
for that good. If I cot rnitted to a prin.iple that for one reason
ot anothel prescribes .ooperation, I will fotgo self-intelest fot
rcason of duty (Marsbridge,1994J.
Mansbridge dengan tegas menyatakan bahwa dengan mengabai-
kar altruisme merupakan tindekan yang tidak baik. Ada beberapa
kemungkinan yang bisa terladi untuk mengabaikan altruisme itu, an-
tara lain: (1) elite politik bisa memanipulasikan "public spirit' melalui
indoktrinasi atau melalui karisma; (2) melalui pembatasan hak me-
nyarakan pendapat; atau (3) melembaSakan temu wicrra tetapi suara
Yang menentant dilarang.
Spirit publik amat perlu untuk dipelihara dan dikembangkan
dengan tetap berlandaskan prinsip-prinsip keadilan \iasti.e), pafiisi-
pasi publik, dan adanya kebebasan mengeluarkan pendapat.
1 Disaikan dad buku Janet V oenha.dl dar Robert B. Denhadt l,r6w Arb/,c Serv/c€,
SeMi4g ro,$eerru, 2003, ME Sharye, New Yo .
86
BIROKRASI DAN ADMINISTRASI
PUBLIKl
Sering kali di bicamkan banyak pihak apa bedanya birokrasi dan
administrasi publik {pa6lic administration). lGllka orang melihat bahwa
semakin hari tugas dan fungsi pemerintahan semakin meningkat, dan
kekuasaan pemerintahan iuga semakin bcsar. Demikian pula, sema-
kin hari orang melihat kegagalan demi kegagalan pemerintah dalam
mengimplementasikan program-progamnya semakin bertambah. Maka
orang seSera mempenanyalan apa yang diperbuat oleh administrasi
publik. Orang banyak menuduh dan mempersala] <an administrasi dan
btokrasi publik sebagai faktor penmtu dan penyebabnya.
Administrasi dan birokrasi hampir seumur dan setua umur
pemerintahan. Akan tetapi, kedua istilah itu merupakan bagian yang
signifikan dan acap kali dikaitkan dengan aparatur pemerintah di
hampir seluruh negara di dunia ini. Selama ini istilah ini tidak me-
narik perhatian dalam aspek pemerintahan, barangkali karena in-
formasi mengenai aspek pemerintahan di bidang administrasi dan
aparatur pemerintahan ini tidak semenarik aspek lainnya. Aspek
pemerintahan lainnya yang menurut Piters (1978) disebut aspek
glamor dalam sistem polirik adalah pemilihan, partai politik, legis-
latif, peradilan telah banyak menarik perhatian untuk dibicarakan
dan dianalisis secara eksrensif. Bagian-bagian pemerintah ini banyak
menyediakan data dan informasi yang siap dipakai oleh para penelit;
dan analis. Administrasi sebagai bagian yang lainnya dari pemerin-
tahan jauh dari aspek glamor, dan selama ini bagi hampir sebagian
besar masyarakat Barat dipertimbangkan sebagai aspek nonpolitik
dan tidak siap memberikan kuantilikasi yang memadai bagi analisis
yang berdimensi teori (Henry, 197 5).
ILMU ADI\' IN!STRAS I PUBLIK KONTEI!!PORER
E
6 ' BDloBi oai Adninisfasi Puuik
89
II MII ADMINISTRASI PLIBLIK KONTEMPORER
90 I
6 B olGs DanAdminslras Pub k
menekankan pada perbaikan suuktur fisik dari suatu sistem tanpa meli-
hat seberapa fauh kaitan strultur fisik tersebut dengan stakeholdet y^ng
mampu melahirkan pranata logis (LucasJr., 1996).
Di Indonesia Ilmu Administrasi Publik merupakan kumpulan skec
sa yang dipergunakan untuk membenarkan kebijakan penguasa, dan
yang jauh dari harapan rakyat. Kumpulan sketsa itu tidak berkehen-
dak untuk drlaksanakan dalam realn:. Penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dalam masa pemerintahan yang lalu karena didukung oleh
sistem administrasi yang berbentuk skersa tersebur. Adminisrrsi peme-
rintahan senS.ria dibuat ridak baik dan kacau, agar penyrmpangan rru
bisa berjalan dan tidak bisa diketahui dan dikontrololeh rakyat.
Kutipan cerita sepenggal tenrang pelukis Belgia itu dimaksudkan
untuk m€mb€rikan kesan kepada kita bahwa ilmu administrasipublik
tidak hanya terbatas pada gambar saja melainkan suatu disiplin ilmu
yang bisa -meminiam istilahnya Peter SenSe (1990) putting tbe ideas
into pra.tice. bbth i^trh dari itu. Administrasi publik dijelaskan oleh
Vilson (1978) sebagai suatu W^ya yang lebih menaruh perhatian
leoncern) terhadap pelaksenaan suatu konstitusi ketimbang upaya
membuatnya.Oleh karenanya dalam batian ini saya menggunakan
istrlah administasi puDfi& sebagai terjemahan d,ari istilah public ad-
,rlirristration, aga( jangkauan persepsinya lebih iauh dari sekadar se-
rangkaian gambar dan sketsa.
Administrasi Publik sangat perhatian terhadap terwujudnya tata
kepemerintahan yang baik dan amanah. Tata kepemerintahan yang
baik lgood gouemtnett) itu di uuiudkan dengan lahimya ratanan kepe-
merintahan yanS demokratis dan diselenggarakan secara baik, bersih,
transparan dan berwibawa. Tata kepemerintahan yang demokratis
menekankan bahwa lokus dan fokus kekuasaan itu tidak hanya berada
di pemerintahan saia, melainkan beralih terpusat pada tangan rakyat.
Pery€lenggaraan tata kepemerintahan yang baik terletak seberapa jauh
konstelasi antara tiga komponen rakyat, pemerintah dan pengusaha
berialan secara kohesif, selaras, kongruen dan sebanding. Berubahnya
sistem keseimbangan antara tiga komponen tersebut bisa melahirkan
segala macam penyimpangan termasuk korupsi, kolusi dan nepotisme
berikut tidak ditegakkannya hukum secara konsekuen.
9l
ILMUAOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
t-
entasi programnya menekankan pada prinsip puttifig .astorfiers fitst.
Reinuenting gouetn,etr dilakukan oleh pemerintahan Clinton kare,
na pemerintahan Amerika sebelumnya dianggap telah terjerumus ke
dalam perangkap yang kurang responsif terhadap aspi(asi masyara-
katnya- Dengan demikian, orientasi rata kepemerinrahan sekarang
ini lebih banyak ditekankan pada peran masyarakat terlebih dahulu
ketimbang peran penguasa. Perubahan, perkembangan dan kema-
juan masyarakat Amerika kurang bisa ditanggapi secara berimbang
oleh pemerintahnya. Sehingga dirasakan adanya krisis kepercayaan
terhadap pemerintah. Semangat efitlep/eneursrip yang rcrjadi dalam
masyerakatnya tidak dijumpai dalam administrasi dan birokrasi
pemerintahnya. SeIl,:, i9at en epreneuzsDip itu menurut Osborne
dengan mengutip pendapat J. B. Say seorang ahli ckonomi Peran-
cis "sefiangat ydfig berupaya ufttuh mengubah sumber-sum-
ber ^dalah
ekonomi keluar dari tingkat prcd ktiuitas yang lendah ke arub
tingkat produhtiuitas yang lebih tinggi dan yang menghdsilkaft yang
lebih besar" (Osborne dan Gaebler, 1993). Semangat entreprenew-
srip ini menurur Say tidak hanya miliknya perusahaan swasta saja,
melainkan dapat pula dimiliki oleh administrasi publik, organisasi
rolufitary dan administrasi sektor lainnya.
Dahulu ketika manajemen pemerintahan di Indonesia masih
kental dengan segala upaya yang sarw^ neg r^, P"blic Administla-
,ion diteriemahkan sesuai dengan suasana saat itu, yakniadministrasi
negara. Hampir semua kegiatan dalam masya;akat ini saat itu di
mulai dari negara, dan yang amat berperan adalah penguasa negara.
Staheholder dalam mengelola negara ini hanyalah aktor negara atau
pemetintah lgouefime tal actors). Pvbllk dalam arti masyarakat dan
rakyat lnon gouernmentnl actors) ridak mempunyai peran kecuali se-
bagai objek dan sasaran dari kebijakan negara arau pemerintah.
Administrasi negara di lndonesia pada saat itu lebih tepat d!
katakan sebagai alat unmk menegakkan kekuasaan negara bukan ke-
kuasaan rakyat. Itulah sebabnya realitas administrasi negara saat itu
lebih banyak sebagai gambaran atau lukisan daripada realitanya. Pe-
rubahan paradigma dalam ilmu adminitrasi publik menekankan adanya
peranan rakyat. Orientasi adminisrrasi publik sdkarang ini diarahkan
kepada kepentingan dan kekuasaan pada ralyat. Dengan alasan se-
perti itu ilmu administrasi publik lebih menekankan pada program aksi
! 93
ILMU ADI\IIN]STRASI PUBLIK KONTEM PORER
94
6 ' B ml6i Dan Admin6lrasi Puuik
95
ILMU ADMIN ISTRASI PU BLIX KONTE[4PORER
96 I
6 . Birckasi oan Adminishdl Pub ik
97
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEI\,IPORER
s8
6 - Birclrai Dan Adminb!_asi PUU k
Bab ini aslinya pernah disampaikan pada pembukaan Kuliah Program Pasc€sar-
jana Unive6itas Gadjah Mada Tahun Alademis 2000/2001, pada tanggal 4 Sep-
lember 2000, dan dimuat pula dalam Bab 2 B rokrasi dan Politrk dr ndonesia.
I 99
ADMINISTRASI NEGARA
DAN PUBLIC POLICY
Konsep public polr'cy masuk dalam bahasan ilmu administrasi
sudah lama dikenal. Pada awalnya dikembangkan korcep decision-
mahing prccess. Konsep decision-making tetbatas pada pengembang-
an konsep kepemimpinan yang menjadi topik bahasan aktual dalam
perkembangan ilmu administrasi negara. Oleh karena cakupan ilmu
administrasi negara subsransinya adalah seluas dengan aktivitas ne-
gara yang berkaitan dengan kehidupan rakyatnya, maka aktivitas
rakyat dalam suatu sistem negara yang demokratis berpengaruh ter-
hadap pengembangan konsep decision-fiakitg pro.ess. Pada sekitar
awal tahun 70-an mulai berkembang konsep public policy dalam
ilmu administrasi negara. Pokok perhatian utama administrasi ne-
gara saat itu ialah Prbli. Policy. Bidan9kalian ini amat penting bagi
administrasi negara. Karena selain ia menentukan arah umum yang
harus dtempuh untuk mengatasi isu-isu masyarakat, ia pun dapat
dipergunakan untuk menentukan ruang lingkup permasalahan yang
dihadapi oleh pemerintahan. Selain itu, dapat pula dipergunakan un-
tuk mengetahui betapa luas dan besarnya organisasi pemerintah ini.
Masalah-masalah yangtumbuh dan berkembang dalam masyara-
kat suatu negara kalau diangkat ke atas pentas politik akan meru-
pakan masalah ymg mendesak untuk dipecahkan oleh pemerintah.
Masalah-masalah itu kadang kala pelik dan fundamental, sehingga
memerlukan proses pemecahan yang pelik pula. Masalah-masalah
itu hidup, sepeni hidupnya suatu masyarakat yang dinamis. Tumbuh
dan berkembangnya suatu masalah dalam suatu masyarakat negara,
lambat laun, cepat atau lambat akan mmyentr:h dan disentuh oleh ad-
ministrasi negara. Itulah sebabnya administrasi negara mempunyai ke-
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEI\,IPORER
102
7 Admin sras Nega6 Dan Public Po cy
P er ke mb aaga n P fi li c P o li cy
kdlah public ?olicy *ngaja masih sering kali dipalai &lam bab ini,
dan ka&ngkala dipergunalan terjemalannya dalam bahasa Indonesia,
kebiiakanaan pemethuh. Hal ini dilakui<an karena penulis belum mene-
mukan istilah bahasa Indonesia yang repat mewakili pengertian aslinya.
103
LMUADMINISTRAS PUBLIK KONTEMPORER
104
7 Administrasi N64.E Dan Puuic Poli:y
105
ILMU AOIMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
106 !
7 - Adminisrasi N€oara Drn Pudi. PorEl
I$7
II i]tII ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
't 08 !
7 AdminbraiNe9a6 oan Publa Pdicy
tr 109
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
110 tr
7 - Adminbt-asl Negam Dan Puur Pdicy
111
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
112 E
7 ' Admini r.si fl€aE Dan Public Polic-y
113
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONf EMPORER
114 !
7 - Admhbtrdsi N€gard Dan Public Polic,
fi5
ILMU ADMINISTRASI PUBTIK KON TEMPORER
- memerlukankecakapan-kecakapanuntukanalisissosioekonomi,
diagnosis politik, identifikasi isu, dan evaluasi proSram;
- mempunyai pengetahuan dan komitmen terhadap nilai kepen-tin-
gan masyarakat umum (public interest) sepeni misalnya analisis
yang ta,am dengan mmggu[akan data yang ada mmgenai luasnya
pilihan-pilihan masyarakat umum (public cboicz), kebilaksanaan
dan prograrn yang mempercepat adanya kes€mpatan yang sarna dan
kesejahteraan, pengukuran-pengukuran uotuk menaikkan penger-
tian rakyat rerhadap pilihan-pilihan masyarakat dar pcngaruhnya,
stardar {ormDlasi program dan pelaksanaannya, prosedu penilaian
yanS iuiur atas keuntungan dan kerugian dari aneka macam milik
umum, dan pentukuran-pcngukuran unn k menin*atkan paftisi-
pasi masyarakat dalam formulasi kebijalrsanaan dar evaluasinya. "
116 E
7 - Adminbtrasi Negam Dan PuUb PolEy
u 117
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
l,t 8
7 -Adninist'aeNEara Dan Pu i.Poli)y
I iit
ILMUADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
120
7 . Adminishasi N€!6m oan Public Policy
121
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
'122
7 - Adm nistrasi Negac oan Public Poticy
lr 123
ILMU AOMINISTF1ASI PUBLIK KONTEMPORER
124 r
7 ' Adniiistrasi N€ga€ oan PuUa Poic,
E 125
ILMU AOMINISTFASI PUBLIK KONTEMPORER
126 T
7 -Administlsi NagaE Dan Pubtic Poli:y
tidak realistis. Suatu contoh, tidak ada seorang pun yang bers€lisih
paham mengenai bahwa tidak ada keputusan-keputusan pemerin-
tah dibuat yang benar-benar rasional secara sempurna (yakni pe-
iabat-peiabat pemerintah tidak selalu berusaha meningkatkan ni,
lai-nilai masyarakat, dan meminimalkan biaya-biaya masyarakat).
OIeh karena itu, konsep "pengambilan-kepurusan yang rasional"
barangkali akan tetap bermanfaat walaupun "tidak realistis", jika
konsep tersebut membuat kita menyadari betapa tidak rasional-
nya keputusan-keputusan pemerintah tersebut dan yang meminta
kita tidak habis berpikt untuk meneliti mengapa konsep tErsebut
tidak rasional.
(4) Konsep atau model harusnya mampu mengomunikasikan sesu-
atu yang mengandung ani. Jika terlalu banyak orang yang ti-
dak menyetujui arti yang dibawa oleh suatu konsep, maka ke-
manfaatan konsep dalam komunikasi hilang. Suatu contoh, jika
elite mengemukakan suatu konsep, lalu tidak ada seorang pun
dalam negara itu yanS menyetu,uinya maka konsep elite terse-
but tidak mempunyai arti apa-apa bagi semua orang. Kalau ada
yang merumuskan bahwa elite tersebut adalah semua pe,abat
pemerintah yang dipilih secara demokratis dan yang mewakili
semua kep€ntingan rakyat. T€tapi pada kemudiannya elite terse-
but mengomunikasikan suatu ide yang sangat berbeda dengan
kepentingan rakyat banyak, maka konsep elite tersebut benaF
benar tidak membawa kemanfaatan bagi rakyat banyak.
(5) Sebuah mbdel hendaknya mampu mendorong untuk mengada-
kan penelitian lang*ng terhadap public policy. Hel nt berani
bahwa sebuah konsep itu hendaknya operasional, yakni langsung
menuniuk pada geiala-gejala dunia kenyataan yang bisa diamati,
dir.rkur, dan dibuktikan kebenarannya. Suatu konsep atau semng-
kaian konsep-konsep yang saling bertautan yang disebut model
tersebut, hendaknya mengemukakan hubungannya dengan ke-
hidupan nyata yang dapat dibuktikan. Jika konsep atau model
tersebut tidak mqmpu membuktikan dirinya bahwa ide-ide yang
dikemukakan itu bisa dibukdkan, maka model tersebut tidak
ada manfaatnya terhadap publie policy.
(5) Pendekatan sebuah model hendaknya mengemulakan uraian yang
ilrniah terhadap pablic polict. Pendekatan seperti ini hendaknya
memberikan penielasan mengenai hipotesis-hipotesis dan mengenai
127
LMUADMINISTF{AS PUBLIK KONTEMPORER
128
7 ' Adminislrasi Negara Dan PUU c Poliry
telah dibuat elite tersebut. Policy mengalir dari elite ke massa melalui
administrator-administrator tersebut. Bukan sebaliknya berasal dari
tuntutan-tuntutan masyarakat. (Lihar cambar 7.1)
Elite disini digamba.tan lidal seimbaflg darisusunan atas sosin€konomi dai masyaralal
129
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
(4) Elite membagi konsmsus atas narna nilai-nilai dasar dari suao sistem
sosial yang ada dan perlindungan dari sistem tersebur. Di Amerika
dasar dari konsensus elite adalah dihargainya milik pribadi, adanya
batas-batas pemerintahan, dan kemerdekaan pribadi. Di Indonesia
dasar konsensus elite adalah falsafah dan &sar negara Pancasila,
yang akht-akhir ini dikenal dengan asas tunggal Pancasilx.
(5) Public policy b\kanlah merefleksi dari tuntutan-tuntutan masya-
rakat pada umurnnya, melainkan agak menonlolkan nilai-nilai
kepentingan sekelompok orang yang berkuasa (elite). Perubah-
an'perubahan dalam public policy lebih bersifat tambal sulam
( inc r an en ul ) dar ipada bersif at revolusroner.
(6) Elite yang aktif adalah relatif kecil menjadi sasaran dari penga-
ruh langsung massa yang apatis. Elite lebih banyak memengaruhi
massa daripada massa memengaruhi elite.
't 30
7 - Admiiblrasi NegaE Dan Public Polic-r
! 'l3t
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
132
7 ' Admin slrasl Nega6 Dan Pobl c Poliry
tts
T
Gnmbat 7.2 Model Kelomfok Public Poli.y
'133
ILMIJ ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
134 !
7 . Adminisfasi Neara tun Pudic Poli:y
T 135
ILMU ADIVI INISTRAS I PUBLIK KONTEM PORER
135 E
/ - Admi6t_ae NegaE oan Puuic Polc-,
137
ILMU AOMINISTRAS PUBLIK KONTEMPORER
138
ILMU ADMINISTRASI PI]BLIK KONTEMPORER
140 r
7 - Adminbt'asi N€g6E D6n PuUi. PolE:y
Dengan demikian, pa&lic policy dllihat dali ntodel proses ini se-
bagai suatu rang.kaian kegiatan-kegiatan politik mulai dari identifikasi
masalah, perumusan, pengesahan, pelaksanaan dan evaluasi policy.
Proses pembuatan kebijaksanaan sebagai suatu kerangka analisis
dikemukakan oleh Charles O. Jones dalam tabel sebagai berikut:l'
Model proses hanya menekankan bagaimana tahapan aktivi-
ras yang dilakukan di dalam menghasilkan public policy. Model ini
kurang memerhatikan isi substansi dari polir) yang bakal di buat. De-
ngan demikian, sebagian ahli mengatakan bahwa pandangan-pandang-
an dari model proses ini terlalu sempit dibandingkan dengan model
yang lain. Walaupun dikatakan sempit, model ini bagaimanapun mem-
punyai kegunaan yang besar untuk mengetahui dan memahami aneka
macam kegiatan yanB terlibat dalam proses pembtatan policy.
139
7 Adm nistrasiNeaac Dan PublicPo cy
tr 141
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONIEMPORER
E Es E*g
.r;!!;_oi|.
.E',3 S 6 E.! S? P q3
E.E}EEEE}; CP:
TPg:E;P6!
E
[ 6B
-E
i
iEa=;
E,E i;
6 ;
'I NgEEE
€
';:ns,6!i
iiHiEi!
: 4p
Eg aii ; <
g,i:; b E. FESP
: E.EA E E i!-e
pEzE;ci
6e
EE=.teE'i
o
Eh6l s-9 ij !
. t b:.E
z -"8
'112 II
7 Mnitifd& Negard oan tuUic Pdicl
fingBi
Nilai
Nilai
Ach@.ned dti w@
K'ndlb n,l,H'I,' l, nv, Tiogc'
143
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
,144
tr
7 AdmindtrasiN€laE Dan Public Poli,
'145
ILMU AOMINISTRAS I PUBLIK KONTEMPORER
'146 T
7 - Administasi N€ara Dan Publ c Polict
147
IL[,IU AOM INISTRAS I PUBLIK XONTEM PORER
148
7-Admiibl6s Negam oan Puuic Policy
s H
U
s I s't'f, M
K s
POt-tTtx I
N L
149
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
150 I
7 - Administasi NegaE Dan Public Policy
Ringkasan Bab
Studi @m ngpublic poli4r merupakan bagian yang tak terpisah-
kan dengan ilmu a&ninistrasl negara. Secara instingtif orang-oran8
yang bekerja sama dalam suatu kelompok tertentu, atau orang yang
hidup dalam suatu masyarakat tertentu, selalu bersandar dan ber-
tumpu pada apa yang dilakukan oleh pimpinannya. Mereka per-
caya bahwa pimpinannya itu bisa mengatasi masalah-masalah yang
dirasakan bersama. Dengan demikian, mereka pun percaya bahwa
pimpinannya bisa membuat keputusan-keputusan atau kebilaksa-
naan-kebiiaksanaan tertentu untuk mercka. Dengan kepercayaan
inilah maka setiap pimpinan selalu berkewajiban membuat kebijak-
sanaan, yang pada gilirannya mengikat setiap orang yang dipimpin.
Tidak ada orang yang sekarang hidup dalam suatu masyarakat dapai
menghindari dari akibat kebiiaksanaan yang dibuat oleh pimpinan
tersebut.
lnstitusi-institusi pemerintah adalah institusi pembuat kebijak
sanaan-kebilaksanaan, sekaligus juga institusi pelaksana kebijak
sanaan. Adapun kebijaksanaan yang dibuar oleh institus;insritusi
p€merintah tersebut adalah bersumber pada masalah-masalah yang
tumbuh dalam masyarekat luas. Tidak semua masalah masyarak:rr
rneniadi public policy. Hanya masalah-masalah yang dirasakan oleh
masyarakat Iuas yang kemudian dibuat kebiiaksanaannya oleh insti
ttrsi-institusi pemerintah yang dinamakan prbli. policy. Prcses prb
lic ?olicy yan1 secara pokok menetapkan taris-garis umum dalam
rangka memecahkan masalah-masalah masyarakat tersebut tidak
bisa dilepaskan dari lembagalembaga pemerintah tersebut. Demiki
an pula setelah policl dibuat, maka lembagalembaga tersebut masih
tetap berperan aktif dalam pelaksanaannya. Pemerinrah yang or
ganisasinya ditata berdasarkan prinsip-prinsip birokrasi, maka per-
anan birokrasi pemerintah tidak bisa disangkal lagt. lika policy telah
ditetapkan, maka persoalan yang timbul kemudian ialah bagaimana
policy itu dilaksanakan. Ini berarri dibutuhkan sistem untuk melak,
sanakan kebijaksanaan tersebut. Sistem ini pada umumnya dinama-
kan birokrasi. atau dapat pula drsebur adminisrrasi.
Dalam bab ini, telah banyak diuraikan apa sebenanya publit
policr, lingkup permasalahannya, dan hubungan-hubungan antar.r
public poli.y dengan politik, birokrasi dan ilmu administrasi negr
151
ILMU ADMINISTRASI PUBIIK KONTEMPORER
1 John Dewey. Lo( ci 7Ie ,ioory of /rqulry. New York, Holt, Rineharl 6nd Wston,
19?3, hlm. fog.
2 Harold 0. La$/ell, 'Pdicy &ien ed, dalam 0. L glls, edit(x. EtDMis ol cidl
Sciemes, Vol12, New Yo,k, Crowdl Collier and [,la(rnitlan, 1968, hlm. 181'182.
3 HedertA. Simoo.'AcommontontleScienceof PublicAdminbfatbn',PublbAdmr-
nidralii, Rolier, 8 0918), hlm. z)G:03. Uhat Fja pslelasan ddam J. C. Challee
woff, edt., irtegralio, ofDr Social Scarces 7hrcugh to[bylqnar6i.s.Philadelphia,
'Ihe Am€ricar A.ademy of Polllical and Socid &Gnce, 1972, l ooogrdph 14.
4 Harold D. Laswelldan Abrdram fGdan. fuxatand Socioty. New Haveo, Yale lJni-
versily Press,1970, hlm..71, dalam Thomas R. Dye, Undotslanding Pu b Policy,
1981, hlm. 2.
5 Cad J. Friedridl. ard Hrb Gor€rflrenl New Yo*, Mccraw-Hill 1963, hlm. 70,
dalam Thomas R.^16,
Dye, Urdorslanding Pubfic Polby, 1981 , hln. 2.
6 Heinz Eulau dan Kenneh P@ - Labf t s ol Denwacy,lndidEpolis, Bobbs-
Merdll, 1973, hlm.. 485, dalam Thomas R. oye, Urd66lardkg Ptblic Policy, 1981 ,
hlm.2. .
7 Thomas R. Dye. Urdorsiardhg Arbr,b tu icy. Englenood Clift, PrenliceHall, lnc.,
1981, htlh.2.
152
7 - Administasi NQara Dan Pubric Po!ry
10 Luther Gulid. 'Politas, Administraton and the New De al', Annah of he Anaicatl
Acadeny ol Pc/ilhdl aN S@ial Science, 169, (1933), hlm. 65.66.
11 Lihal lulisan J. W Fesler, 'Public Adminislralion and Social Sciences, 1946 to
1960', dalam Fred€rict C. Mosher, editor, nr,€nban Prbrt Adnkistalion: Past,
Present Fdle. Unircrsity, Ala: Univelsity olAlabama Press, 1975, hlm. 106.
12 Leonald D. Wftite. ,lrDdrrction lo lhe S(udy of Public Adninislralion. New Yor*,
Crowell, Collierand Macmillan, 1955, hlm. 1.
13 John M. Pffher, dan Roberl Preshus. PuDrtb Admifislral,br, edisi kelima, Nsw
Yo*, Ronald PrEss, 1967, hlm. 7.
21 John Sfuart [rill. Ulil a[b, isn, Libely, and R9pF,sentative GoBmn enl, New York,
oulton, 1926, hlm.26.
22 Tlomas Nagel. Ire Possibi/ity of,Afrui9rn, Oxtord, Clarendon Press, 1970, hlm..
79, 82-83.
23 Yehez\elDfi. Ptblic Policy-Making Re4xanked,Sar'F'ancisco. Chandler, 1968,
dalam Gerald E. Cajden, Op. o(., hlm.62.
24 David B. Truman. The Gowmmenl Ptucets, Neu Yo*, Knopl, 1951, hlm.. 37,
dalam lhomas R. oye, Op. cil., hlm. 26.
25 lihatThomas R. Dye. t de6landiry Public Policy,0p. cil.,hln,.28.
26 Chades O. Jones. A, /rrlroducron lo ke Shdy ol Publ;c fulicy, edisi kedua, Nortl
Scibate, Mass&husetls, Duxbury Press, 1977, hlm. 12.
t53
ILMU ADMINISTEASI PUBLIK KONTEMPORER
154 !
HUMAN GOVERNANCE
BUDAYA BARU BAGI
ADMINISTRASI PUBLIK1
Ketika akht Mei 2005 yang lalu saya mmdapat undangan menghadiri
M Global Forum yang diselenggarakan oleh PBB bersama pemerintah Ko-
rea Selatan. Di sana saya ketemu p€lbagai pendapat dari para akademisi
dan pimpinan p€merintahan mulai dari kepala neSara/pemerirtahan sam-
pai ke mayor dan dari kalangan akademisi datang dari pelbagai perguruan
tinggi dan lembaga IJNDP Salah satu pendapat yang menaik perhatian
adalah tulisan yang disampaikan oleh Menteri Administrasi Publik Mario
Baggini. Bab ini disarikan dari pendapat beliau tenebut.
Hurnan Gouernarce budaya baru untuk administrasi publik dapat
pula disebut sebagai upaya memanusiakan Administrasi Publik, suatu
kata yang ingin menielaskan perspektif yang berbeda dan inovatil
Suatu konsep yang menjelaskan kriteria dan prinsip yang diketemukaa
dari refleksi persoalan yang timbul dalam administrasi publik. Hrrra,
Gouenance tirbd disebabkan karena muculnya persoalan-persoalan
dari perspektif teknikal dan struktural untuk memenuhi prinsip-prin-
sip dasar yang diharapkan dalam penataan kepemerintahan yant baik.
Empat dasar prinsip kepemerintahan yang baik yang mendorong ada-
nya kebutuhan human gouemance ini antara lain: (1) ingir mencip-
takan tatanan pelayanao yang lebih baik; (2) lebih banyak inuestment
di bidang teknologi informasi dan komunikas! (3) menciptakan regu-
lasi yang lebih baik; dan (4) manajemen yang pelatihan sumber daya
manusia yang lebih terbuka dan iujuc
Berbeda dengan perspektif administrasi publik pada umumnya,
maka titik perhatian D man gouetnan.e ifi mengubah posisi manu-
ILMU ADMINISTRASI PUBLIX KONTEMPORER
sia ini dari obiek ke subjek. Selain itu yang amat penting lagi bahwa
tata hubungan antara neSara dan warganya secara menyuluruh di_
perbarui. Tata hubungan keduanya harus dilihat dari perspektifyang
luas, termasuk di dalamnya aneka ragam hak dan kewajiban secara
keseluruhan kesemuanya itu akan memacu timbulnya tata huburgan
sebagai suatr: realitas sehari-hari dari kehidupan seseoranSyang amat
penting, bukan hanya sekadar abstraksi, teoretis, dan dokriner atau
isu-isu yang formal &larn kegiatan pemerintahan.
Perubahan yang melanda di beberapa belahan dunia menunluk-
kan bahwa kultur administrasi negara/publik dalam kaitannya dengan
warga n€aranya mengalami perubahan. Sem€ntara itu, perkembangan
informasi teknologi memberikan pengaruh yang amat besar terhadap
posisi dan kewarga-negar^ n \cnizenship)di hadapan pemerintah dan
negaranya. Situasi ini tenanam mendalam ke &lam budaya baik admin-
istrasi publik maupun budaya kewargaan tersebut. Hd ini berani bahwa
hubungan antara negara dan individu membunrhkar suatu model dan
konsolidasi kebiasaan dan harus bisa berlaku tidak hanya terbatas pada
lingkungan suatu negara saia akan tetapi luga lintas negara.
Dengai de:rorkizn Hurnat Gouenaruz men+zkan suatu model kul-
turalyang mmata hubrm8an antara negara dan individu sebagai warga
n€ara yang mempunyai kebebasal memilih, kemerdekaan berHa suara,
harga diri, dan hak dip€rlakukaa oleh pemeri.ntah atau negara. DenSan
kxa la;n human govenance merupakan upaya mmiadikan pemerintah
atau administrasi publik berwama ha aftusiaan. Atau secara singkat
suatu budaya untuk memanusialan kembali administrasi pemerinuhan.
Hutfiafl gouen4nce cenderung lebih memberdayakan dan memper-
bami budaya keduanya baik budaya administrasi yang dijalankan oleh
suatu pemerintahan negara dmgan budaya k€wargaan individu dalam
suatu negara tertentu. Dengan demikian administrasi publik harus men-
iadi senjata yarg ampul di dalam memenuhi kebutuhan warganya, dan
lebih dari itu harus iuga meniadi lebih reliabb yang mampu diladikan
sebagai instrumen yang diandalkan oleh warganya. Sebaliknya adminis-
trasi pemerintahan bukan sebagai suatu kesatuan yang tidak memberi-
kan jarninan bagi warga melakukan dialog, yang tidak mampu berbicara
dalam satu bahasa dmgan warganya. Kriteria semacam inilah yang ha-
rus dipahami sebagai persyaratan urama dan dijadikan *bagai coinion
good. Bersamaan dengan pemahaman sepeni itu sikap dan perilaku
156 I
8 - Human GovenaM Budaya Batu BagiAdmi.btmsi ArbIk
warga tumbuh sebagai suatu sikap yang merasa ikut memiliki kebersa-
maan dalam suatu komunitas pemerintahan atau politik, sehingga segala
persoalan bisa dipecahlar melalui dialog.
Prinsip dasar human gouenance ini tidak hanya berlaku dan
bergema di kawasan nasional suatu negara tertentu, akan tetapi iuga
bida diaplikasikan secara luas lintas negara sebagai konsep budaya
administrasi pemerintahan. Sebenarnya isu berkaitan dengan budaya
administrasi negara yangberdinensi human ini terdapat dalam bebe-
rapa dokumen keneSaraan. Cita-cita yangmenempatkan manusia seba-
gai makiluk ciptaan Tuhao yang mempunyai kehormatan atau harga
diri individu dan kesamaan hak bagi setiap manusia banyak termuat
dalam beberapa dokumen politik seperti: Deklarusi Human's Rigbt
1948, atau dalam Ageement on Ciuil, Political and Social, Economi-
.il Rights PBB i946. Begiru iuga beberapa hasil dari pelbagai kon-
vensi dan seminar bahwa humus atat human reizg harus diiadikan
perekat dalam menegakkan demokrasi dalam pemerintahan.
Menurut Mario Baggini, Human Govcrnance bisa dirumuskan
sebagai konsep yang memberikan suatu penaiaman bentuk bagi cita-
cita yang sudah tertera dalam dokumen-dok nerr tersebrut. Hurnafi
Govenance tidak hanya mengemukakan sec^ra tahel for granted
konsep-konsep panisipasi, perencanaan dan dialog saja, akaa tetapi
juga mengidentifikasikaa model yang bisa digunakan sebegai referensi
dan mengusulkan adanya suatu handbooh yang diiadikan semacam
"Dehlardsi"- Handbooh atat deklarasi itu ditujukan kepada semua
stdhehouer progrs e& nistrasi p€merintah yang tidal hanya bagi para
akademisi saja, atan tetapijuga bagipara praktisi administrasi negara.
Human Gouernance bemrjuan agar proses administrasi negara
menghargai individu manusia sebagai subiek yang bisa memainkan
pelbagai peran dalam mewujudkan keberhasilan suatu pemerintahan.
Hxman goternance harus mampu mengangkat ketentuan perilaku
universal yang bisa diwariskar bagi komunitas internasional dan
yang mampu mendorong terciptanya Pertumbuhan masyafakat yanS
terorganisasi, berimbang, dan damai.
157
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONiEMPORER
158
8 Human Gov€mance BL{4s Baru &O i Administrasi Publik
\4) Pdrtisipdsi
Prinsip ini dipahami sebagai forum kesempatan bagi.administrasi
negara dan warga untuk bertukar hformasi dan dialog, diluar keter-
libatan pihak swasta (warga, pengusaha, masyarakat sipil) yang biasanya
mereka lakulan di dalam proses kegiatan administrasi pemerintahan.
selain itu juga bisa dipergunakan s€bagai upaya untuk menilai pening-
katan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, dan iaminan'
terhadap hak warta untuk memperoleh informasi yang mereka butuh-
kan. Prinsip ini bisa dilaksanakan oleh administrasi untuk mendorong
terciptarya tatanan pemerintahan yang baik dan demokratis.
(5) Sustainibilitas
Prinsip ini bisa dipahamimelalui serangkaian pelbagai intervensi
dengan tuiuan untuk pengembangan kesejahteraan warga negara se_
suai dengan profesi yang dimilikinya. Serangkaian intervensi ini sela-
ras dan sesuai dengarkondisi lingkungan, kondisi daerah dan budaya
lokal. Proyek-proyek yang mendorong terhadap tercapainya tujuan
ini perlu dikembangkan oleh administrasi negara. Pelayanan yang
diberikan oleh administrasi negara hendaknya selalu dikembangkan
dan menjamin adanya kelangsungan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan demikian, kelangsungan suatu kegiatan yang bermanfaat
untuk meningkatkan kesejahteraan warganya harus selalu meniadi
program bagi administrasi negara. Menjamin kelangsungan program
kegiatan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat warga
inilah yang menjadi salah saru cti human gotternance.
I 159
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEIVPORER
160
I - Hun'an Goi€nan e tudala Baru 8a9i Adminisrdsl Pubrik
l9l Realibilitas
Prinsip ini bisa dipahami sebagai hasil dari kes€imbangan hubu-
ngan antara n€ara, institusi dan warga. Keseimbangan ini s€bagai wu-
jud dari adanya dialog dan terciptanya iklim yang saling menghargai
di antar keduanya rakyat sebagai warga dan pemerintah atau negara.
Demikian pula sebagai wuiud terciptanya saling percaya (rrrsr) di an-
tara keduanya. Hal seperti ini senantiasa dip€rharikan dan dip€rhitung-
kan oleh administrasi negara sebagai tuiuan utama dan comoa good.
Tindakan yang harus perlu diambil adalah adanya upaya urr-
tuk menjarnin transparansi dalam setiap aktivitas administrasi peme-
dntahan termasuk penetapan standar pelayanan yant berkualitas.
Sekali lagi kegiatan sepeni tetap masih dalam kerangka kesejajaran
hubungan antara warga dan pelaku administrasi pemelinrahan.
Demikianlah pokok-pokok prinsip sebagai deklarasi Human
Gouetnance sepe*i yang dikemukakan oleh Mario Battini Menteri
untuk Administrasi Negala Italia. Tulisan ini merupakan saduran tr-
bas dari pemikiran beliau tersebut.
161
PERILAKU ORGANISASI
llmu perilaku organisasi masuk ke dalam ilmu administrasi
negara ketika disiplin psikologi banyak memengamhi kajian-kajian
administrasi negara yang berkaitan dengan perconel adfiifiistfition.
Sebagaimana yang acap kali diuraikan dalam literaturi disiplin ad-
ministrasi negara bahwa salah satu unsur ilmu administratis negara
adalah kajian tentang penataan kepegawaian yang dimensi manu-
sianya sangat menonjol. Ilmu yang objek kajiannya manusia yang
lebih dahulu tumbuh adalah psikologi. Itulah sebabnya sumbang-
an psikologi tidak kalah pentingnya dari ilmu-ilmu lainnya dalam
mendewasakan ilmu administrasi negara. Dengan demikian, ilmu
perilaku organisasi merupakan salah satu sumbangan dari psikolo-
gi terhadap ilmu administrasi negara. Ilmu ini merupakan iawaban
atas kebosanan orang rerhadap pendekatan administrasi negara
yang menekankan pada formalitas struktural. Hampir pada setiap
kehidupan organisasi, manusia menghargai manusia dalam hubu-
ngannya dengan struktur yang telah dipasang untuk masint-masing.
Agus menghargai Ali, karena Ali atasannya. Sedangkan kepada Abi-
yono, Agus bisa bertindak semaunya termasuk tidak menghargai,
karena Abiyono bawahannya. Hubungan ketiga orang tersebut kare-
na telah ditentukan menurut s$uktur formal yang ditetapkan oleh
organisasinya. Hubungan semacam ini membuat orang mau meng-
hargai orang lain dengan melihat bagaimana kedudukan, pangkat,
dan jabatan seseorang. Tidak didasarkan aras orang sebagai manusia.
Dengan perkataan lain, orang berhubungan dengan orang lain dalam
organisasi ditentukan oleh kriteria "siapa" orang tersebut, dan bu-
kan ditentukan oleh "apa" yang bisa dikeriakan oleh orang tersebut.
Dalam hubungan ini "simbol" memegang peranan penting. Orang
yang mempunyai simbolsimbol yang memesona misalDya pangkat,
ILIVIU AOMINISiRASI PUETIK KONTEMPORER
164
nisasi,yakni model yang tergolong pada teori tradisional dan model
dari golongan teori organisasi modern. Selanjumya akan diuraikan
tentang prediksi organisasi di masa-masa yang akan datang, dan be-
berapa persoalannya. Demikian pula perilaku dan pengembanSan or-
ganisasi akan dilengkapkan sebagai uraian bab ini.
Perrgertia Oryarrisasi,
Salah satu pertanyaan awal setiap pembahasan merrgmai orga-
nisasi adalah apakah yang dimaksudkan dengan organisasi. Perta-
nyaan ini membawa kesuatu jawaban t€ntang rumusan, definisi, atau
uJaian deskriprif mentenai apa dan bagaimana organrsasi itu.
Organisasi dirumuskan seberarnya sangat tergantung pada kon-
teks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskai terse-
but. Sebagai contoh Victor A. Thompsor menyatakan bahwa:
"an organization is a 'highly' rationalized and impersonal
inregration of a large number of specialists cooperating to
achieve some announced specific obiective".'z
165
ItMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
166 a
tentang suatu sistem interaksi, maka Barnard menekankan tentang
orang-orang s€bagai anggota da sistem tersebut. Barnard menyatakan
bahwa organisasi itu adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang ter-
koordinasi secara sadar, atau suatu kekuatan dari dua manusia ata3r
lebih.6 Dengan demikiaa Bamard menyumbangkan pendapamya me-
ngenai unsur kekayaan (property) sua:u or9ar.isasi, antara lain:
(1) Organisasi terdiri dari serangkaia! kegiatan yang dicap:Li lewat suatu
proses kesadaran, kesengaiaan, dan koordinasi yang bersasaran.
(2) Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang untuk melak-
sanakan kegiatan yang bersasaran tersebut.
(3) O4anisasi memerlukan adanya komunikasi, yakni suatu hasrat
dari sebagian anggotanya untuk mengambil bagian dalam penca-
paian tuiuan bersama dengan angSota-anggota lainnya. Dalam hal
ini Barnard menekankan pe€nan seseorang dalam organisasi, di
antaranya ada sebagian anggota yang harus diberi informasi atau
dimotivasi, dan sebagian lainnya yang harus membuat keputusan.
Theodore Caplow seorang Associate Professor dari Departemen
Sosiologi Universitas Minnesota, mengemukakan unsur kekayaan
lain dari suatu organisasi- Oleh Caplow dikatakan bahwa pola-pola
insritusi yang ada memunglinkan suatu srslem alau xturan-aturan
satuan unit t€rtentu untuk lebih kurang menjadi tetap dan mantap
dinamakan organisasi. Pola semacam ini dapat diketahui dengan un-
sur-unsur sebagai berikut:
(1) organisasi mempunyai identitas;
(2) organisasi mempunyaikelangsungan;
(3) organisasi mempunyai jadwal ketja (calehdality)t
(4) organisasi mempunyai otorih.T
Amirai EEiomi mangemukakan konsepsi organisasi sebagai penge-
lompokkan orang-orang yang sengaja di$sun untuk mencapai tujuan ter-
rentu. Kelompok semacam ini mempunyai karakeristik sebegai berikut:
(1) Mempunyai pembagian kerla, kekuasaan, dan pertanggungiawaban
yang dikomunikasikan. Pembagian ini tidaklah dilakukan secara
acak melainkan sengaja direncanakaa untuk meningkatkan usaha
meficapai tujuan tertentu.
(2) Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat dipergunakan
untuk mengendalikan usaha-usaha organisasi yang telah diren_
canakan dan yang dapat diarahkan untuk mencapai tuiuan. Pusat
&$7
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
't 58
linya. Usaha penampilan beberapa rumusan tersebur merupakan jawa-
ban dari penanyaan awal tentang apa dan bagaimana organisasi itu.
169
ILMUADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
1?0
juga di antara para sariana administrasi negara yang mengemukakan
bahwa administrasi negara tidak mempunyai dugaan-dugaan yang
aprrbriatau konsekuensi-konsekuensi yangnormatif dari paham-paham
baru seperri paradigma ini. OIeh sebab itu tidak ada salahnya kalau ad-
minisrrasi negaraikut-ikutmembicarakan paradigma. Haltersebut amat
bermanfaat untuk instrumen analisis. Atau paling sedikit ikut menga-
nalisis bagian-bagian dari konsep Kuin tentang paradrgma tersebut.
Salah satu masalah yang amat sulir bagi analisis paradigma dalam
administrasi negara adalah bahwa paradigma itu sendiri dikenal tidat<
sepeni ,inklusif atau sangat berpegang pada apa yang dikatakan oleh
Kuhn mengenai paradigma dalam ilmu-ilmu alam. Administrasi negara
adalah suatu bidang yang amat berbe& dengan setiap hal yang dibi-
caralan oleh paradigma yang dikemukakan oleh Kuhn. Ia tidak mampu
merangkul semua persoalan yang timbul dalam bidang ini setiap saat.
Apa yang dimilili oleh administrasi negara bukannya satu paradigma
saja melainkan berbagai bagian dari paradigma-paradigrna dari bidang
studi yang berbeda-beda pula. Administrasi negara adalah suatu disiplin
yang banyak beninggungan dengar disiplindisiplin lain.
Konsepsi organisasi yang mencoba mmarik suatu kesimpulan bahwa
konsep tenentu termasuk tradisional atau modem dmgan menggunakan
metalora-metafora \meaplorsl peristilahan tenentu dinamakan paradig-
ma organisasi. Seorang sarjana di dalam menielaskan pendapat-pendapat-
nya sering kali menggunakan perumpamaan-pemmpamaan renentu. Dan
perumpamaan-p€rumpamaan ini selalu didasarkan atas istilah-istilah yang
berbeda satu sxma lain. S€b€namya istilah paradigma menurut Gibson
Burrell dar Gareth Morgan adalah:
"inrended to emphasize the commonality of perspective which
binds the work of a group of theorists together is such a way
that they can be usefully regarded as approaching social theory
within the bounds ofthe same problematic-.r4
Paradigma organisasi dapat dikelompokkan atas dua kelompok
yang berbeda satu sama lain. Kelompok yang satu menSgambarkan
organisasi sebagai suatu mesin yang bekerja dengan suatu keter-
aturan dan keaiekan tertenru, yang menekankan adanya suatu tingkat
produktivitas tertentu, yang ingin mencapai taraf efisiensi tertentu,
dan yang dikendalikan oleh suatu legitimasi otoritas pimpinan. Premis
dasar dari paradigma ini berpijak pada pemahaman bahwa organisa-
171
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KON-TEMPORER
172
(rcal wotld), dala tldak memandang model normatif sebagai satu-sa-
tunya hampiran bagi analisis organisasi. Oleh karena itu, pendeka-
tan dari paradigma organisme ini menggunakan pendekatan sistem
terbuka (open slstetn). Dengan mempergunakan pendekatan sistem
terbuka ini maka paradiSma organisasi banyak mempertimbangkan
variabel-variabel yang iauh berbeda daa lebih luas dibandingkan de-
ntan paradigma mekanisme yang menggunakan pendekatan sistem
temlrrrp (closed slstern). Kala.u dalam konsepsi tradisional klasik,
paradigma organisasi lebih banyak mempenimbangkan hal-hal yang
berhubungan dengan struktur seperti misalnya hierarki, wewenang,
tanggung jawab, kesatuan komafldo, ienjang pengawasan, dan seje-
nisnya. Maka dalam konsepsi sistem terbuka, paradigma organisasi
lebih menitikberatkan pada faktor manusienya dan cara manusia
tersebut berperilaku dalam kegiatan-kegiatan ortanisasj yanS senya-
tanya. Adapun perilaku orant-orang tersebut banyak ditentukan oleh
faktor lingkuagan di samping faktor dirinya sendiri. Itulah sebab-
nya paradigma ini memperhitungkan variabel lingkungan sebagai hal
yang sangar menentukan.
E 173
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
174
Dari 12 butir karakteristik sistem tenutup dapat diambil kesim-
pulan bahwa sistem tersebut menekankan adanya keteraturan dan
keaiekan seperti halnya mesin pabrik yang bergeraknya berdasarkan
aturan-aturan teftentu. llju Serak organisasi tersebut sepeni laju gerak
suatu mesin yang menia8a adanya kestabilan. Max Weber menyebur.
nya sebagri suaru iy ideal ldeal typetdari suatu organisasi.' Suaru
tipe ideal adalah bahwa organisasi itu berusaha untuk menjadi apa yang
seharusnya terjadi. Seseorang bisa menginginkan menjadi apa saja, mi-
salnya meniadi polisi. Mala orang itu bisa meramalkan apa seharus-
nya dilakul€n olehnya sebagai polisi ters€but umpamanya berlatih ikut
menangkap pencuri, barangkali. Demikian plla model sistem tertutup
ini, dengan mengamalkan 12 butir karakteristik yangdikemukakan oleh
Bums dan Stalker maka orSanisasi.akan berperilaku s€suai dengan yang
diinginkan. Walaupr:n ada pula organisasi yang ddak memenuhi atau
memakai 12 butir tersebut sebagai tipe idealnya. lipe yang dikatakan
terakht ini yary nantinya akan diterangkan s€bagai model terbuka.
Sistem tenutup ini dinamakan pula sebagai sistem yang klasik
atau tradisional. Hal ini bukan berani bahwa sistem ini tidak dipakai
atau tidak berlaku lagi. Sesuatu yang klasik bukan berani tidak ter-
pakai, karena sudah ada sisrem yang Iebih baru. Konsep klasik masih
diangSap penting sampai sekarang ini. Banyak manajer-manajer atau
pimpinan organisasi lainnya mendapatkan banyak pelajaran dan peng-
arahan dari konsepsi klasik dan rradisional ini. Banyak inspirasi-inspi-
rasi, ide-ide, dan konsep-konsep baru dari para manaier dan pimpinan
organisasi berasal dari paham yang tradisional ini. Oleh sebab itu ti-
daklah adil bagi kita, lika menelantarkan yang dianggap klasik dengan
menoniolkan sesuatu yang kita anggap modern. Dalam hal ini baiklah
dikutipkan nasihat Kast dan Rosenzweig sebagai berikut:
"The student of orSanization and management should not
accept the classical views without critical evaluation. On
the other hand, he should not reject them outright. Current
management thought has a heritage lrom many sou^rce! and
rraditional rheory provides an rmponanr linkage"."
Dengan demikian teori klasik masih juga banyak manfaatnya
pada saat-saat sekarang, karena yang dianggap modern sekarang ini
ada hubungannya dengan yang tradisional dan klasik rersebut.
175
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
176 l
organisasi yang bersifat sosial dan teknologi. Organisasi dipenim-
bangkan sebagai serangkaian variabel yang saling berhubungan, di
dalam hal-hal tenentu berubahnya satu variabel akan menyebabkan
berubahnya variabel lainnya. Sistem sosial termasuk di dalamnya
organisasi formal diperlakukan sebagai suatu sistem yang rerbuka,
karena sistem ini secara tenrs-menerus melakukan transaksi dengan
lingkungan luarnya. Selain itu, secara mutlak sisrem ini sangar ter-
Bantung dengan faktor sekelilingnya di dalam usahanya mendapat
sumber-surnber yangdibutuhkan unruk kelangsungan hidupnya. Sisrem
organisasi terbuka seperti ini tidak hanya terbuka bagi lingkuflgannya
sa,a, akan tetapi terbuka pula bagi dirinya sendiri. Itulah sebabnya
Buckly menyebutny.r sistem terbuka ini menyesuaikan pada lintku-
ngannya dengan cara melakukan perubalran-perubahan susunan,dan
proses dari komponen-komponen di dalam organisasi itu sendiri."
Karakteristik dari sistem terbuka ini menurut Burns dan Stalker
merupalan kebalikan dari l2 butrr karaktenstk dari sistem tenutup
di atas._" Sepeni misalnya:
{1) Tugas-tugas yang tidak rutin berlangsung dalam kondisi-kondisi
yarg tidak stabil.
(2) Pengetaluan spesialisasi menyebar pada tugas-tugas pada umum-
nya. Berbeda dengan sistem tertutup bahwa pemalraman dari
spesialisasi tugas itu pengetahuan spesialisasinya dimiliki oleh ma-
sinS-masing orang yang barangkali hanya bisa dipergunakan iika
menguntunglan orang te$ebut unnrk mengata.i berbagai tugas
organisasi.
(3) Hasil (atau apa yang bisa dikeriakan) diutamakan.
(4) Konflik didalam organisasi diselesaikan dengan interaksi di an-
tara teman sejawat.
(5) Pencairan penangSungiawaban ditekankan. Dalam hal ini tugas-tu-
gas yang bersifat formal dikesampingkan untuk melibatkan semua
angSota di dalam memecahkan persoalan-persoalan org,anisasi.
(5) Rasa pertangguoSjawaban yang loyalitas seseorang adalah pada
organisasi secara keseluruhan, tidak hanya pada subunit orga_
nisasi yang telah dibebankan kepada seseorang pejabat.
(7) OrSanisasi dipandang sebagai srruktur zetwoth yang nerembes
(fluidic nawork structure) ldalam hal ini oryanisasi dilihat se-
bagai amoeba).
I 177
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEI\,IPORER
178 L!
(6) Umpan balik, dalam bentuk informasi mengenai keadaan ling-
kungannya, pelaksanaan organisasi, dan aktivitas-aktivitas ke
dalam, membuat sistem terbuka memperhatikan tujuan+ujuan
organisasi dengan mengontrol aktivitas-aktivitas baik di dalam
ataupun di luar organisasi.
(7) Sistem terbuka menginginkan adanya keseimbangan dan kesta-
bilan antara faktor-{aktor di dalam dan di luar organisasi. Dan
keseimbangan tersebut dicapai iewat adaptasi terhadap perubah-
an-perubahan lingkungan yang signifikan.
(8) Setiap waktu, pengembangan struktural dan spesialisasi tugas
merupakaniawaban-iawabanumumyangsistematikdalamrang-
ka mencari sumber-sumber dan adaptasi. Dan struktur-struktur
koordinasi dan pengendalian dalam manajemen merupakan hal
yang amst penting.
Konseq Persqektif
Bentuk lain dari pembagian atau pengelompokan teori-teori or-
ganisasi adalah konsepsi perspektif yang dikemukakan oleh Mgar
Huse dan James Bowditch. Pada aslinya konsep perspektif ini untuk
dipergunakan pengelompokan manajemen- Akar tetapi, inti pemba-
hasannya dapat dipergunakan pula untuk bahasan-bahasan organisasi.
Itulah sebabnya berikut ini dikemukakan konsep perspektif tersebut.
MeDurut Huse dan Bowditch, bahwa mereka menggolongkan
perspektifnya atas 3 golongan, yakni: Perspektif I, Perspektif II, dan
Perspektif II.1'
Pe6pektif I
Dalarr, ?enpektif l, intinya sama dengan pahamtEdisional yant
melihat organisasi atau manaiemen dari perspektif rancangan yant
berstruktur. Aliran-aliran dalam perspektif ini hanya memikirkan isu'
isu tentang bagaimana organisasi seharusnya disusun, fungsi'fungsi
yang seharusnya diialankan, siapa-siapa yang seharusnya meniadi
pimpinan dan bawahan, dan gaya kepemimpinan apa yang seharus_
nya diialankan.
Ada tiga komponen yang mempunyai latar belal<ang sejarah
yang berbeda satu sama lain yang merupakan isi dari perspektifl ini.
Tiga komponen itu antara lain: (1) aliran prinsip-prinsip universal
't?9
ILMU ADMINISTRASI PUBLIX KONTEMPORER
dari manaiemen atau organisasi; (2) aliran struktural; dan (3) aliran
manajemcn ilmiah.
Aliral lrinsi? uniteisal, beryiiek pada pendapat Henri Fayol
yang menyatakan bahwa sesuatu ortanisati itu diatur berdasarkan
prinsip-prinsip s€bagai berikui:
- adanya pembagian kerja;
- adalya otoritas dan tanggung jawab;
- adanya disiplin;
- adanya kesatuan komando;
- adanya kesatuan pengarahan;
- ada[ya sist€m penttaiian;
- adanya sentralisasi;
- adanya jenjang pengawasan;
- dan lain sebagainya.
Aliraft strr.ktutul, berlandaskan pada pendapat dari salah satu
pelopornya yakni Max Webel Scbagian pendapat dari \(/eber ini
telah dikemukakan di depan. Inti dari pendapat Weber ini melihat
organisasi sebagai suatu tatanan birokrasi yang berstruktur yang me-
langsungtan kegiatannya sesuai dengan aturan-aturan.
Alirda ,nandiemen ibtiah, yan9 dipelopori oleh Frederick W.
Taylor memberikan banyak penekanan pada pengukuran kerja yang
dilakukan oleh para pekerja, dibandinghan dari prinsip-prinsip orga-
nisasinya sendti. Namun demikian, aliran ini memberikan sumban-
tan yang besar pula terhadap pengaturen-pengaturan kerja ke dalam
nrtas-tugas organisasi. Sebagaimana dikatakan aliran ini termasuk
aliran tradisional, karma menempatkan manusia dalam ortanisasi
sebagai rncsin. Atau lebih tepamya organisasi dianggap sebagai mesin
yang harus berputar untuk menghasilkari produk yang efektif dan
efisien. Perasaan orarg-orang, kepribadiannya, dan kelompok-ke-
lompok kcrja dalam organisasi itu menurut aliran ini tidak p€nting.
Hasil dari aliran ini terciptanya penalaran genk dat wakr.t (mation
and time sndy) yangd:lakukan para peketja.
Perspektif
Huse dan Bowdith menarnakan 6rspcktif ini dengan aliran
pekenaar fumh-flou). TLori ortanisasi &n manajcmen dalam ke-
180
lompok perspektif ini secara pokok memikirkan bagaimana s€suatu
informasi dapat disampaikan melalui sarana-sarana tertentu. Pemiki-
r:rn serxrcam ini banyak menggunakan pendekatan matemetis, se-
bab sangat dckat dengan penggunaan komputer dan simulasi. Dalam
perspektif I ini, komponennya terdiri pendekatan ris€t operasional
(operation rcsearch) . Pada waktu Perang Dunia I, analisis matematis
pada setiap operasi militer telah banyak dipergunakan. Dan pada
waktu Perang Duda II usaha analisis matematis itu diwuiudkan
dalarn bentuk riset operasi di Inggris yang kemudian s€cara lambat
dikembangkan oleh militer Amerika Serikat. Baru sekitar tahun 1950
riset operasi mulai benar-benar dikembangkan di Amerika Serikat.
Salah satu pertimbangan penggunaan riset operasi padawaktu Perang
Dunia II adalah adanya keburuhan untuk m€ngalokasi pesawat-pe-
sawat pengintai supaya bisa menditeksi konvoi kapal-kapal lawan di
laut. Dengan mengenali pola dan kecepatan kapalkapal lawan, dan
kemampuan pesawat-pesawat pengintai untuk mengkaver sejumlah
medan dalam waktu yang telah ditentukan, komandan-komandan
perang mampu secara Iepat mengurangi pesawaFpesawat pengintai
dan menambah efektivitas pengawasan mereka terhadap jalur lintas
kapal-kapal musuh di laut.
Operasi semacam ini menggunakan teknik-teknik yang kemu-
dian dikenal sebagai riset operasional. Adapun ciri-ciri dari riset ope-
rasional ini antara lain:
melakukan formulasi persoalan;
menyusun konstruksi model matematis untuk menampilkan sua-
tu sistem yang sedang dipelajari;
- menarik suatu kesimpulan dari modelyang disusun tersebut, mmguji
modeltersebut, dan kesimpulaa-kesimpulan yang ditarik dari model;
- menetapkan kontrol atas kesimpulan-kesimpulan yang diambil;
mengambil kesimpulan itu untuk dilaksanakan;
- implementasi.
Perspektif I
Perspektif ini dinamakan perspektif kemanusiaan (the htonafi ?ers-
pektire). P^rd,angan Wmikiran dalam persFktif ini ialah menekankan
bahwa unsur manusia dalam setiap kerja kelompok dirasalan lebih
penting daripada sekadar struktur dan hierarki yang membentang
E 18'l
ILMU AOMlNISTRASI PUBTIK KONTEMPORER
pada setiap jajaran organisasi. Alfled Binet yang memulai pertama kali
melakukan uji coba terhadap perbedaan kecerdasan setiap orang, dan
kemudian Hugo Munberberg m€rancang suatu program latihan bagi
sopir-sopir yang mengmdara\ tnk-lori (trolley-cars). Dari uli coba dan
program latihan tersebut, maka kemudian dapat diketahui bahwa
ada faktor lain yang amat menentukan pada setiap usaha keria sama
itu mencapai sukses. Faktor itu ialah akibat yang ditimbulkan dari
kelompok ketja (the u,orh soup). Dan hanya dari kelompok keria
inilah kemudian dapat diketahui kebutuhan-kebutuhan, keinginan-
keinginan. dan perasaan'perasaan para pekerja.
Perspektif ini tidak iauh berbeda dengan paradigma organisme se-
pCni yang diterangkan di muka. Keduaduanya memandang organisasi
sebagai hal yang dinamis, dan kedua{uanF meletakkan unsur marusia
sebagai unsur yang sangat menenrul(rn dalam seriap organisasr.
Ada tiga unsur yang menonjol sebagai komponen dari perspektif
kemanusiaan ini. Ketiga komponen itu antara lain: (1)aliran hubung-
an kemanusiaan lhuman relation school); (2) aliran pengembangan
organisasi lorganizationdl deuelopnent school); dan (3) aliran pe-
mikir multidimensi (tDe rnubidirnensional theorists).
Aliran hubungan kemanusiaan ini timbul, akibat karena unsur ma-
nusia sebagai salah satu unsur produksi kurang diperhatikan. Saat itu
efisiensi kerja dan intensitas produksisangat ditekankan, sehingga unsur
manusia dlupakan. Aliranini dimulai dari kelompok sarjana'sanana
Harvard dan Elton Mayo, termasuk juga Frie Roerhlisberger ketika
melakukan penelitian di Hawthome. Dari hasilpenelitian Hawthomeini
kemudian diketahui bahwa sikap, moral, dan perasaan pekerja, besena
akibat-akibat yang ditimbulkan dari kerja dalam kelompok merupakan
hal yang amat penting dalam setiap usaha produksi. Hal-hal ini dapat
dipergunakan sebagai petuniuk dalam melakukan pengawasan.
Aliran pengembangan organisasi ini awal mulanya sulit diketa-
hui secara pasti, karena aliran ini sebagai perkembangan lebih lanjut
dari aliran hubungan kemanusiaan. Barangkali tindakan yang bisa
memberikan pauniuk dari awal timbulnya aliran ini ialah usaha-
usaha yang dilakukan oleh Kun Lewin, L. Coch, dan J. R. P. French
yang dipandang sebagai perintis dari usaha-usaha pengembangan
organisasi irri. Dalam masa setelah Perang Dunia Kedua, suatu,pene-
lahaan dengan judul "Mengatasi Hambatan Petvbahal" \Ouercottl-
182
Aange) di bawah pimpinan Coch dan French yang
irrg Resistance to
melakukan penelitian pada perusahaan piyama, dapat dianggap se-
bagai usaha'usaha awal dari pengembangan organisasi ini.
Mendekati Perang Dunia tr, Lippit dan White (1939) melakukan suatu
penelitian dan menemukan bahwa gaya kepemimpinan pada kelompok
anak-anak yang memengaruhi proses daa hasil-hasil dari kelompok rerse-
but.'" Anak-anal dalam kelompok tersebut dengan gaya keFmimpinan
yang otokratis akan menghasilkan banyak hal tetapi rendah kualitasnya,
dibandingkan dengan kelompok yang dipimpin oleh gaya kepemimpinan
demokatis. Sebagai tambahan, dalam gaya kepemimpinan otokiatis ke-
lompok alan turun semangat kerjanya manakala perdmpin itu tidak ada.
Taapi dalam pya kepemimpimn demokratis a& ataupun tidak ada pe-
mimpin, proses produksi berialan terus. Kepuasan lebih tinggi dalam gaya
kepemimpioan demokratis dibandingkan dengaa gaya kepemimpinan
otokratis. Gaya kepemimpinan lain yang diiumpai oleh Lippit dan White
ialah gaya "semannya sendii" \labsez-faie) yang hasilnya jautr kurang
berhasil dibanding dari dua gaya di atas.
Pada sekitar tahun 1 6 Kurt l-ewin dan kelompok kerianya mulai
mengembangkan suatu kerangka tindakan dalam hubungannya dengan
ilmu sosial dan psikolcigi. Lewin mengembangkar suatu prograrn yang
i
dikenal dengan latihan keryka (sensitititt trainrrd, atau kelompok-
'f (T-group), Mulailah dilakukan penataran-pmataran satu hari penuh,
kemudian berkembang latihan dua mingSu, dan bahkan lebih lama lagi.
Dalam setiap penataran model kepekaan ini, para pesena diusahakan
agar lebih sadar dan mengetahui kele-blhan-kelebihan atau kelemahar-
kelemahannya. Bagaimana mereka seharusnya berkomunilasi dengan
lainnya dan bagaimana mereka mengubah perilakunya. Inilah cara{ara
yang boleh dikatakan sebagai standar pada setiap pelaksanaan penata-
ran model kepekaan atau kelompok-T ini. Dan dari sinilah kemudian
dikembangkan usaha pengembangan organisasi (PO) atau dalam litera-
tur dikenal dengan nama Organizntio al Deuelopmett lODj.
Aliran pemikir-pemikir Multidimensi, sebenamya tidak jauh ber-
anjak dari aliran kemanusiaan. Pemikir-pemikir melihat oryanisasi
dari pelbagai dimensi, mulai dari motivasi yang dikembangkan oleh
Hcrzberg, Maslow, Vroom, dan lainJainnya, sampai kepemimpin-
an yang dipelopori oleh Blake, Mouton, Fiedler, Lawrence, Lorch,
Herscy, dan Blanchard.
I 183
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
,t
84 n
Birokrasi di sini dianikan oleh Bennis sebagai struktur organisasi
yanS tipikal yang berusaha mengoordinasikan kegiatan-kegiatan ma-
nusia di dalam suaru organisasi seperti misalnya, pemerinrahan, peru-
sahaan, universitas, militer, keagamaan, dan lain sebagainya. Birokrasi
adalah suatu penelitian sosial yang amar berguna dan sangat cocok
untuk zaman Revolusi lndustri dahulu. Pada waktu itu birokrasi dibu-
olrtan untuk mengatur dan mengarahkan kegiatan-kegiatan perusa-
Iuan. Max Weber sendiri yang mengembangkan birokrasi mengatakan
bahwa birokrasi itu adalah sratt mesin sosial-Paham birokrasi sebagai
mesin sosial ini dikembangkan untuk menjawab persoalan yang hangat
pada waktu itu. Pada waktu-wakru itu berkecamuk paham-paham
mengurangi peran personal persoral subjugatioz,/, nepotisme, tidak di-
hargainya hubungan-hubungan kerja kemanusiaan, diagung-agungkan
rasa subjektivitas, dan hal-hal yang sejenis lainnya. Birokrasi untuk
menjawab dan memberikan reaksi terhadap paham-paham tersebut.
Itulah sebabnya birokrasi sangat cocok untuk zaman Revolusi Indusrri.
Bentuk organisasi srperti itu menurur Bennis sangat ideal dan sesuai
dengan nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan pada riasa Efipiriurfi Victo-
zrir. Munculnya birokrasi merupakan lawaban yang keatif terhadap
zaman baru yang radikal pada waktu itu. Dan sekarang zamannya su-
dah berubah, bentuk-bentuk organisasi baru telah bermunculan di atas
permukaan dan senantiasa kita tarap setiap waktu.
Sedikitnya ada empat hal yarg berkaitan mengapa birokrasi ti-
dak cocok lagi untut perkembantan zaman sekarang ini. Empat hal
itu antara lain: masalah-masalah kemanusiaan atau masalal psikolo-
gi, lainnya ialah perubahan-perubahan yang cepat dan yang tidak
diharapkan, penumbuhan-penumbuhan yang kurang ditunjang oleh
kegiatan-kegiatan organisasi, dan kekompleksan reknologi modern
yang membutuhkan adanya spesialisasi dan keterpaduan aktivitas-
aktivitas dan orang-orang di dalam setiap kegiatan. Empat hal ini
menyebabkan birokrasi kurang bisa menanggapi secara saksama, se-
hingga ia tertinggal iauh dan diramalkan oleh Bennis akan berakhir.
Selain empat hal tersebut, perubahan perilaku kemanajemenaa
merupakan hal lain yang menyebabkan runtuhnya birokrasi. Perubahan
perilaku kemanajemenan antara lain dapat diamari sebagai b€rikur:
- Konsep baru mengenai man sia ini, yang didasarkan atas ber'
tambahnya pengetahuan dari kekompleksan manusia ini dan
r85
ILMU ADMINISIRASI PUBLIK KONTEMPORER
'186 I
mana usaha organisasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Dengan perkataan lain, masalahmengenai ra-
,io antara kebutuhan-kebutuhan individu dengan tuntutan-tuntu-
tar organisasi yang dapat menciptakan uansaksi yang membawa
kepuasan di antara keduanya. Masalah integrasi ini aumbuh subur
dalam masyarakat konseff,us (consensultl socie4,l di mana peran
an individu memainkan bagian yang amat penting, dan dihargai.
Demikian konsentrasi perhatian ditujukan kepada meninglatkan
keseiahteraan orang-orang. Dan peningkatan kesejahteraan ini ti-
dak hanya terbatas pada kesehatan fisik saja melainkan juga kes-
ehatan moral dan integritas kepribadian.
(2) Masalah pengaruh sosi^l (social influen.e). Masalah ini hakikat-
nya adalah masalah kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu
didistribusikan. Hal ini merupakan isu yanS kompleks dan hidup
secara kontroversial. Sebagian persoalan ini disebabkan karena
komponen etika dan sebagian lain disebabkan karena studi ten-
tang kepemimpinan dan distribusi kekuasaan bisa dita{sirkan
dengan banyak cara, dan hampir selalu dengan yang cara yang
keliru. Permasalahan ini benar-benar merupakan masalah yang
serius. Masalah kekuasaan ini tidaklah bisa dipertimbarykan se-
bagai masalah yang ringan. Karena perubahan situasi yang me-
landa secara dramatis ini membuat kemungkinan penguasa atau
pemimph tunggal frre Great Man) ridakhanya dipandang jelek,
tetapi juga sudah tidak praktis lagi. Cara kepemimpinan yang
memusatkan kekuasaan pada seorang manaier atau administra-
tor sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan-perubahan zaman
sekarang hi. Distribusi kekuasaan perlu dipertimbangkan secara
sedus untuk mewujudkan apresiasi terhadap peranan individu
sebagai manusia. Peter Drucker pernah mmcatat 41 kewajiban po-
kok seorang eksekuti! dan menurut dia 90 penen dari kesulitan yang
dihadapi oleh pekerjaan eksekutif itu berakar pada takha),ul menge-
nai kekuasaan pemimpin t.ogg"l." Perkembangan industri yang se-
makin pesat, kemajuan teknologi yang melaju, dan kehidupan sosial
yang semakin hari semakin berkembang membuat kepemimpinan
yang berpusat pa& kekuasaan tunggal semakin ditinggalkan.
(3) Masalah kolabordsi yang tumbuh dalam rangka mengatasi &oz
flik dan stercotyping, dan kekuatan-kekuatan sentrifugal yang
,ra
x 187
ILMU ADMINISTF{ASI PIIEf IK KONTEMPORER
188
Dengan demikien lrcrubahan-perubahan yang dapat mengakibat-
kan tumbuh dan tenggelam, hidup dan mati, berkembang dan
kehancuran tersebut menjadikan organisesi mampu menghadapi
masalah revitalisasi dirinya. Revitalisasi ini meliputi semua me-
kanisme sosial yang dapat merintangi dan melahirkan kembali
dan yang dapat melangsungkan proses putaran mekanisme sosial
telsebut. Unsur-unsur revitalisasi itu meliputi antara lain:
- Suatu kemampuan untuk belajal dari pentalaman, dan ke-
mampuan untuk menetapkan, menyimpan dan menyusut
pengetahuan yang relevaa.
- Suatu kemampuan untuk belaia! bagaimana belajar, yakni
suatu kemampuan untuk mentembantkan metodologi me-
nyempumakan proses belaiar.
- Suatu kemampuan untuk memp€roleh dan menggunakan me-
kanisme umpan balik dalam pelaksanaan keria. Dan suatu
kemampuar untuk mentembangkan suatu proses orientasi-
s€hintta mampu meniadi diri yang analitis.
Suatu kemampuan untuk mengarahkar tuiuan hidup se-
seofang.
Dengar demikian, masalah revitalisasi sama halnya dengan ma-
salah memperbarui diri kembali (self-rmeual) di dalam menghadapi
masalah-masalah organisasi dan masyarakat yang selalu berkembang
dan berubah ini. Bagi suatu organisasi diminta untuk selalu sadar diri
terhadapevolusi perubahan ini. Dan pada gilirannya nanti tanpa ada-
nya metodologi yang terencana dan pengarahan yang eksplisit, maka
organisasi tersebut tidak akan mampu menyadari potensi dirinya,
Iategrasi, distribusi kekuasaan, kolaborasi, adaptasi, dan revital-
isasi men:pakan masalah'masalal pokok kemanusiaan yang dihadapi
oleh organisasi dan birokrasi di masa-masa mendatang. Pemecahan bi-
rokrasi terhadap masalah-masalah tersebut tidal membawa kepuasan.
Karena pemecahannya tidak lagi sesuai dengan perkembangan zarnaa
mutakhir s€karang ini. Marilah kita amati Tabel 9 pada halaman 213.
I-| {89
]LMUADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
190 B
tanggap akan usaha revisi. Birokrasi Weber mempersyaratkan ter-
ciptarya keadaan yang stabil, teratur, mapan, mempola, dan kondisi
yang bisa diramalkan sebelumnya. Persyaratan ini akan memperjelas
karakteristik birokrasi Weber. Dan jika syarat ini yang dipenahan-
kan, maka birokrasi tidak akan mampu menghadapi perubahan ke-
adaan seperti yang dilukiskan tersebut.
191
Tabcl7.l Proses Policy-Suatu Keranska Anelisis
P€aqatuh Jorur Maslah tema.q dieribBl Suaruk pe(ayaan yang tetsu.ar pada ke&uasaan Pemkahan manaiemndadpemiliknr!.Tombuh-
kekuaean, sumbertumbe. k klasaan dan bsionalyang legal, terapi mengq(natan secara nya3eikat-*rikit buuh dan pendidik.n yang c
komplisll lekua3aa. pakaan, Pada tu.lu kelika beEifat umum. Terdapahya efek yang negatif
dapatre46di kekisruh3n, pergantlan meragukan dan kekuasaan yang otorltatf. o
at.s kompetenri yang komplek pabaa., dan
&/rto.orij Maelah renr.ng menghasilkln Kekoaean hr.rki dip€rgon.k.n unrok menga Spsialltasl, pofesionali$ti, d.n me.lngk tk n o
mlancheu vk mengend.llL. lonfilk r.ri bnnik dia.tar. porili yong bed.da. Dan keburohan unruk mandin. KonRik dalam olgani
ketla3aan tondina3i unrut mengebhui koniil e3i dlp..ahkan dengan ellng lnteakrl dl anta6
anrar kelompok. Loyalitas san9at dluramakan.
Ad"plor': Ma$lah menge.ai jawaban yang Srabilitas llnqku.qan, penyederhanaan, dan Li.gkungan diluar lebih becifat tld.l pa5ti, rc
sotual dengan perubahan perubahan yang yang dapat dkamaikan seb€lomnya berlkut lu- lit diramalkan perubahan-perubahan, teknologl
ditunjang oleh lin9tungan. gasrugasyang rutin. Peny.suaia. rerhadap pe 6ta rat. belum diker.hur *b€lumnya.
tub.h.. p.,ub.han yang tedadr dengah .aa
serampanqan dan mendadak.
A.rrdrrrn Masahh tenting p€numbuhatr Duga.ny. b.hwa Eae depan ltu tudah pasti Perubahan pe.ubah.n yang p.l.t di d.lam lek-
dd.lid.kjauh berbeda deng.n y.ng *k 6n9 nologi, rug.5 rug.r renaga kei:, bahan-bahan
dihadapldan ma3a yanq relah lalu. mentah, norma da. nilaida.i maia masya.akat
membual perhatianditujut n kepada teharGah
melalukan pose5 revisi ya.g beikelangtungan.
;
adanya peflyesuaian kebutuhan-kebutuhan dengan dhamika ling-
kungannya;
adanya perasaan tidak puas terhadap keadaan yang statusquo.
193
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
'194 tr
timbul konflik, maka organisasi tersebut perlu dicurigai. Sebaliknya
konflik yang meluas tanpa diusahakan untuk dipecahkan dan diatasi
akan cenderung merusak dan mematikan orgenisasi. Oleh karena
itu, konflik dan kontradiksi sepaniang tidak ditiuphembuskan dan
dibesar-besarkan yang cenderung meniadi fimah, hendaknya diang-
gap sesuatu yang waiar di dalam setiap organisasi. Timbulnya konflik
yang waiar ini, mudah dipahami, karena ia berasal (deriued from)
profesionalisme yang sudah mulai tumbuh di dalam organisasi.
(S ) Penataan Organisasi
Penataan organisasi masa mendatang akan mempunyai sifat'sifat
yang unik. Struktur organisasi formal akan mengalami pmambahan
dan perubahan yang bervariasi. Orang tidak iagi hanya terpusatkan
pada perhatian struktur formal. Istilah temporer, sementara, tentatif,
jangka pendek, dan yang sejenisnya mulai mewarnai struktur organi'
sasi. Akan banyak dilumpai adaptasi yang cepat terhadap sistem yang
bersifat temporer, sementara, tentatif dan yang berjangka pendek.
Perwuludan dari sistem temporer ini dapat dijumpai dengan
banyak dibentuknya organisasi yang bersifat sementara, seperti mi-
salnya tash forees, panitia, tim ker)a, .ross?rogrum committee, dan
lainJain yang seienis. Bahkan akan banyak pula diiumpai, seseorang
akan lebih suka menciptakan organisasi'organisasi baru tanpa meng
analisis lebih laniut strr:ktur formal yang ada. Sehingga banyak di
jumpai organisasi-organisasi tandingan yangnonstruktural. Keadaan
sepeni ini serinS dinamakan gejala prcliferation dalam organisasi.
Suatr.r pertumbuhan yang cepat dari suatu organisasi, sehingga ba
nyak dijumpai organisasi-organisasi formal yaflg nonstruktural yang
dibentuk unruk menerobos kesulitan birokrasi.
Banyak satuan organisasi yang bersifat temporer ini membawa
akibat yang baik terhadap organisasi. Karena dari panitia, tim kerja
atar task forces, akat d,apat diperoleh banyak keahlian yang berane-
ka dari masing-masing anggota, Keahlian-keahlian yang beraneka
dari masing-masing anggota tim keria atau panitia tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memberikan masukan dan bahan pemecahan
persoalan-persoalan di dalam organisasi. Kejadian sepe.ri ini jarang
diiumpai dalam struktur organisasi formal. Selain itu kelompok orga-
nisasi diatur lebih bersifat organis dibandingkan mekanis. Hal ini
t7 '195
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
't 96
Perilaku Organisasi
Perkembangan bidang pengetahuan perilaku organisasi ini tam-
paknya makin hari semakin pesat. Gejala seperti ini mudah dipahami,
karena selain persoalan-persoalan organisasi yang cenderung sema-
kin ruwet, persoalan-persoalan manusia sendiri berlanjut meniadi
tantangan pokok yang harus dihadapi oleh saiap organisasi sekarang
ini. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apa pun ben-
tuknya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok atau
organisasi ada.lah awal dari perilaku organisasi itu. Oleh karena per-
soalan-persoalan manusia senantiasa berkembang dan ruwet, maka
pe$oalan-persoalan organisasi dan khususnya persoalan perilaku or-
ganisasi semakin hari semakin berkembang pula.
Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku
itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Kerangka dasar bidang
pengetahuafl ini didukung paling sedikit oleh dua komponen, yakni
individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wa-
dah dari perilaku itu. Oleh karena perilaku individu itu ditentukan
oleh diri individu dan faktor lingkungannya, maka faktor lain yang
mendukung perilaku organisasi adalah faktor lingkungan.
Dua dekade terakhir ini telah membuktikan adanya peruba-
han-perubahan yang fundamental dalam bidang teori organisasi.
Perubahan itu menghasilkan aneka ragam pendekatan dan peralihan
orientasi dasar untuk studi teori organisasi. Walupun modelbirokrasi
\reber masih mendominasi literatur teori organisasi, perubehan dari
tingkat pendekatan yang deskriptif ketingkat pendekatan yang ana-
litis tampaknya tidak hanya dianggap penting, melainkan dapat di-
pergunakan sebatai lompatan awaluntuk mendasari pengkajian teori
perilaku organisasi.
Dari ramalan Warr€n Bennis yang dikemukakan di atas, tampak-
nya penempatan kembali faktor manusia dalam organisasi bukannya
semakin ditinggalkan melainkan mendapatkan papan yang mantap
uaork pendiskusian teori-teod organisasi di masa yang akan datang.
Tiga dimensi pokok dalam setiap mendiskusikan teori organisasi yang
tidak bisa diabaikan. Ketiga dimensi itu antara lain, dimersi teknis,
dimeasi konsep, dan dimensi manusia. lrka ketiga dimensi itu berinter-
aksi, maka akan mampu menimbulkan suatu kegiatan organisasi yang
197
ILMU AOI\4INISTRASI PUBLIK KONIEMPORER
,98
Serentetan dcfinisi rentang perilaku organisasi selalu titik awal
pemberangkatanoya dimulai dari perilaku mariusia dan atau lebih
banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku
individu. Selain itu ilmu perilaku organisasi merupakan ilmu yang
interdisiplinari, yang menalik secara bebas sumber-sumber dari ilmu-
ilmu yang lain.
Menurr,t loe Kelly guru besar manaiem€n pada universitas Sir
George Williams bahwa perilaku organisasi dapat dilumuskan seba-
gai suatu sistem studi dari sifat ortanisasi sepeni misaloya, bagaima-
na ortanisasi dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana
pentaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok-
kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan insritusi-rnsti-
tusi yang lebil besar. "
Adapun Chris Argyris merumuskan perilaku ortanisasi sebagai
bidang baru dari ilmu perilaku yang dikembanglan dengan titik per,
hatiannya pada pcmalaman prilaku manusia di dalam suaru orSr-
nrsasr yanS sedang berproses.
LarryL. Cummings, Presiden dari Alademi Manaiemen di Ameri-
ka Serikat memberikan analisis perbedaan antara perilaku organisasi
dengan disiplin lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku,
Menurut Cummings perbedaan yang dimaksud sebagai berikut:r'
(1) Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi orga-
nisasi, antara lain: psikologi organisasi membatasi konstruksi
penielasannya pada tingkat psikologi saia, akan tetapi perilaku
organisasi konstruksi penielasannya berasal dari multidisiplin.
Kesamaan keduanya ialah, kedua bidang tersebut meojelaskan
pcrilaku orang-orang di dalam suatu organisasi.
(2) Pcrbcdaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi di-
dasarkan pada dua perbedaan di antaranya unit analisisnya dan
pusatvariabel tak bebas. Perilaku ortanisasi dirumuskan sebagai
suatu studi dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam
suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan tertentu.
Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil-
hasildari organisasi itu sendiri.
(3) Perbedaan antara perilaku organisasi dengan pelsoftnel atan ltu-
man resources adalah, bahrva perilaku organisasi lcbih rnenekan-
kan pada orientasi konscp, scdangkan p?rsorrel ata:u human rc
! 199
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
200 T
nisasi merupakan ilmu intcrdisipliner dengall mcnitikberatkan pada
psikologi sosial.
I 20'l
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK XONTEMPORER
Ringkasan Bab
Hampir pada s€tiap aspek kehidupan manusia ini tidak bisa melepas
kan dari keterlibatannya, dengan orgadsasi. Se,ak manusia lahir sampai
nanti manusia akan mening&lkan dunia ini, organisasi selalu ikut cam-
pur rargan. D:rr geiala ini kelihatan b<tapa luasnya intervensi organisasi
pada kehidupan manusia ini. Akibatnya dari intervmsi ini, maka suatu
gejala lain yang tampak ialah hubungan manusia dmgan manusia ditan-
dai dengan siht+ifat organisasi yang {ormal dan strukural. Geiala ini
dapat dilihat dari hubungan antara Agus yang menghargai Ali, karena Ali
atasannya, dan Agus yang kurang menghargai Abiyono, karena ia bawah_
an Agus. Hubungan ketiganya ini sepeni yang dikatakan di awal bab ini
adalah sudah ditentukan menumt strulcur formalyang diatur oleh organi-
sasinya. Hubungan sepeni ini membuat orang mau menghargai orang de-
ngan melibatkan dulu kedudukar, pangkat dan iabatan yang disandang
oleh orang tersebut. Bukannya orang rqenghargai orang karma peranan,
keca.kapan, dan keterampilan yang dapat dilakukan oleh orang'orang
tenebut. lnrlah akibat dan pengaruh orBanislsr atau brokrasi terhadap
kehidupan manusia. Cara semacam ini tarnpaknya cepat membosankan.
kulah sebabnya unruk melangsungkan kehidupan orSmisasi yang meme-
202
ngaruhi kehidupan manusia ini, maka kemudian dicari pendekatan lain.
Dan pendekatan lain itu yang dir:raikan oleh bab ini dinamatan pendekat-
an perilaku organisasi. Dalam pendekatan ini maausia diletakkan pa&
papan yang penting. Manusia dipandang sebagai manusia yang utuh yang
mempunyai perasaan, pikiran, persepsi, motivasi, harga diri, dan hat-hak
asasi yang melekat pada dirinya sebagai keutuiar yang bulat. Oleh sebab
itu apa pun kedudukan orang tersebut, baik di atas atau di bawah, sebagai
pimpinan atau sebagai bawahan, ia bisa berperan serta sesuai dengan de-
rajad masing-masing. Unok itu pendekatan struktural formal hendaknya
bisa diimbangi dengan pendekaun perilaku yang meletakkan manusia
pada kedudukan yang unrh tersebut.
1 Cad J. Bellone, Ooanhalion TheW and lhe New Publ/c Admi?,ltlralior, Boston,
Allyn and Bacon, lnc., 1980, hlm. 1.
2 thatmis*ryE VlcbrA ftcrrpooi, i&#, Ogafair, NewYo( Krbpt 1961,|ilm.5
3 Chesler I Bamard, nB Funclions af Exe6ttive, Cambridge, Harvad Univ€Gity
Press,1938, hlm- 11.
4 MaxwebPl The Tfuory of Social and Econofiic Oganizalin,letbn€/i'.lrt A. M.
Hende6on dan Talcot Pdson, New York, le4emahan A.M. Hendason dan Talcot
Parson, New York, The Frce Press, 1947, hlm. 14$146
5 /bd., hlm. 13G139.
6 Chester 8amad, Op. cil., hlm. 73.
I
12 Gerald E. Caijen s€perti yang dikemukakan kepada Cad J. 8€llone dalam pembi-
c€raan yang beBirat pdbaditahun 1976.
13 Vvilliam N. ounn dan Bahman Fozouni, Towad a Oilical Adninistative Theory,
Beverly Hill, Sage Publicahoos, 1976, hlm. 21-31.
14 Gibson Bunelldd Gareh irorgan, Socirbgica, Patdignb and Oq&izational
Ara,ysis, London, H€inemann, 1982, hlm. 23.
15 James G. ltlarch dan HerbertA. Smon, Organbation, New York, John Wley and
Sofls, lnc., 1958, hlm. 36.
I 203
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK XONTEMPORER
204
PEMBINAAN ORGANISASI
Salah satu teknik pcrilaku organisasi yang dipetgunakan unruk
melakukan perubahan adalah pembinaan organisasi ini atau dikenal
dalam literaor seb^gai Orgarli.dtioral Development (OD). Teknik
ini merupakan usaha jangka panjang di dalam usahanya melakukan
penyempurnaan yang terencana dalam suatu organisasi. Penyempur-
naan yang dilakukan itu meliputi usaha p€nyempurnaan kemampuan
olganisasi untuk memecahkan masalah-masalahnya, dan kemam-
puannya untuk melatukan perubahan-perubahan yang berasal dari
linglunSan luarnya. Usaha untuk melakukan penyempurnaan ini
sangat berlandaskan pada perilaku-perilaku anttota ortanisasi seba-
gai salah satu pendukung utama organisasi. Dengan kata lain usaha
melakukan pembioaan, pentembangan dan penyempumaan orga-
nisasi akan tercapai, ,ika pembinaan dan pengembangan irdividu-
individu yang ada di dalamnya itu dikcmbangkan terlcbih dahulu.
Dengan demikian pembinaan organisasi bermaksud untuk mengem-
bangkan individu-individu, kelompok, dan atau seluruh sistem dalam
organisasi secara keseluruhan. Itulah sebabnya usaha ini merupakan
bagian dari ilmu perilaku organisasi.
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orant yang beker-
ja sama untuk mencapai tuiuan tertentu. Tuiuan ini bersifat umum,
artinya suatu tujuan yang semua orang di dalamnya sepakat baik
terpaksa ataupun sada! untuk mencapeinya. Adapun tujuan yang
bersifat khusus itu merupakan tuiuan individu masing-masing. De-
ngan demikian, antara tuiuan umlrm dan tuiuan khusus atau antara
organisasi dan individu-individu dalam organisasi t€rtentu terikat
dalam *at't psychologieal contrdct lkonnak psikologis). Kontrak ini
merupakan hasil negosiasi antara kebutuhan (need) organjsasi dan
kebutuhan (zeel,) iodividu-individu tersebut.
ILMU AOMINISTRASI PUBTIK KONIEMPORER
Sebagai salah satu bennrk k€hidupan, orSanisasi ini pun terikat dalam
suanr proses ketrradaan (exitteflce), peft)rnbuhar. (groab), dan perkan-
bangar (deuebpment)- Dalam pemrmbuhannya itu, organisasi mmgha-
dapi tunmtan-tuntutan besar yang timbul sejalan dengan keberadaannya.
Tirrnutan-tuntutan ters€but dapat berupa tuntutan ekstemal dan int€mal.
Tirntutan ekstemal berasal dari perkembangan lingkungan yang semakin
hari semakin pesat. A&pun trmtutan intemal merupakan tuntutan yang
berkembang dari dalam organisasi itu sendiri yakni suatu tuntutafl per-
ubahal yang timbul sebagi konsekuensi logis adanya desakan tuntutan
dari luar Demikian puJa tuntutan intemaldapat pula terladi sebagai friksi
dari kontrak-kontrak pcikologis yang dikemukakan di atas.
Dengan adanya tuntutan-tuntutan dari luar dan dalam itu, or-
ganisasi perlu dan secara terus-menerus harus menentukan sikap
yang kondusif untuk menthadapi tantangan yang menggetarkan
eksistensinya. Organisasi s€cara terus-menelus dihadapkan dengan
kenyataan bahwa ia harus meningkatkan kemampuannya yang sela-
ras dengan tuntutan-tuntutan perubahan. Dengan demikian, pening-
katan kemampuan itu diarahkan untuk memperkokoh kemampuan
adaptasinya. Kemampuan adaptasi ini dirasakan amat perlu, teruta'
ma karena tuntutan-tuntutan itu sendiri te.jadi perubahan-perubahan
yang berlangsung dengan cepat. Dapat dikatakan bahwa organisasi
yang tidak targgap terhadap tuntutan perubahan pasti akan tidak
mampu mempertahankan eksistensinya, karena produk yang diha-
stlkarr tidak lagi trigger terhadap lingkungannya.
Di sinilah pembinaan organisasi memainkan peranannya dalam
setiap aspek kehidupan administrasi negara. Pembinaan Organisasi
selain sebagai suatu teknik untuk membina dan mengembangkan or-
ganisasi, ia pun bisa ditawarkan sebagai mata pelaiaran pokok dalam
mata-kuliah 51 ataupun 52 pada Fakultas Imu Administrasi Negara
atau FISIPOL Jurusan Administrasi Negara atau Pemerintahan.
206 T
pembagian kerja dafl fungsi, dan melalui pula suatu hierarki kewenan-
gan dan p€rtanggungia waban"l lAn orgaaization is the tutioz4l coot-
dination of the actiuities of a n"mbet of ?eoOle fot the acbieuement of
sorne cotntnon erplicit Purpose or goal, thrc$gh diuision of labor ond
funaiox, axd through a bienrchy of authority and responsibiliry).
Organisasi adalah sistem-sistem sosial yang meffpunyai karakteris-
tik-karakteristik tenentu, demikian dijelaskan oleh Schein. Dan pem-
binaan organisasi merupakan usaha yang diarahkan untuk kemaiuan
organisasi atau merupakan sub bagian yang utama dari organisasi,
Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyata-
an menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kema-
juan, peningkatan penumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,
berkembang arau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari
pengenian ini yakni pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, pro-
ses, atau pernyataan tujuan, dan kedua pembinaan bisa menunluk
kepada "perbaikan" atas sesuatu.
Dengan menggabr:ngkan kedua kata tersebut----orSanisasi dan
pembinaan-maka dapatlah disimpulkan bahwa pembinaan orga-
nisasi adalah suaru tindakan, proses, atau hasil dari suatu tindakan
lebih lanjut, kemajuan, atau peningkatan dari pertumbuhan sesuatu
organisasi. Mcnurur pengenian ini, maka PO adalah setiap apa pun
yangdikerjakan untuk peninglatan organisasi ke arah yang lebih baik
daripada keadaan sebelumnya. Akan tetapi, pengertian ini tampak-
nya terlalu luas, karena hampir semua tindakan menuju perbaikan
termasuk PO. Hal yang sedemikian ini jelas kurang bermanfaat. Se-
perti misalnya, usaha-usaha mengangkat pegawai yang terampil, me-
mindahkan atau memecat pegawai yang tidak cakap, pentgabungan
dengan organisasi lain, melenglapi peralatan dengan komputer) pem-
belian peralatan baru, dan lainJainnya. Tindakan+indakan sepeni
contoh tersebut dapat masuk ke dalam pengertian yang diterang-
kan di atas. Sehintta dengan sendirinya, pengertian tersebut tidak
hemberikan kekhususan dan identitas yang jelas atau tidak mem-
berikan batas pengenian yang konkret. lstilah pembinaan organisasi
hendaknya memberikan pengertian yanS lebih bermakna, dan harus
menr.rniuk kepada sesuatu yang memberikan spesifilasi dan identitas
yang jelas. Oleh sebab itu, berikut ini akan dikutipkan beberapa ru-
musan pengertian pembinaan organisasi, sebagai kelengkapan untuk
memahamr pengenian pembrnaan organisasi.
! 207
ILMU ADMINISTRP,SI PUBLIK KONTEMPORER
204
10 - Peilbaar qganisat
pada kultu tim keria yang formal, dengan dibantu oleh suatu agen
perubahan atau karalisator. dan penggunaan teori dan reknologi dari
ilmu perrlaku rerapan, termasuk di dalamnya a.tion rcscarch.3
Walaupun PO telah banyak dirumuskan oleh beberapa alrli or-
ganisasi, akan tetapi berikut ini akan diberikan batasan yang sekiranya
merupakan kesimpulan dari definisiiefinisi mengenai PO tersebut.
Pengertian PO di sini ialah:
209
ILMI] AOMINISTBAS] PUBL K KONTEMPORER
(3) Dikelola
Sebagai konsekuensi dari program yang berencana dan berlang-
ka panjang maka pembinaan orSanisasi menekankan adanya sistem
pengelolaan ini. Perubahan yang efektif itu tidak bakal terjadi lika
perubahan itu tidak dik elola atat di manage, Pengelolaannya ini hen-
daknya dilakukan secara hati-hati tidak serampangan, dan penuh ke-
sadaran. Semangat melakukan perubahan dan pembinaan ortanisasi
pengelolaannya hendaknya dilakukan oleh pucuk pimpinan dengan
melibatkan bawahan. Hal ini bisa dimqngerti, karena usaha perubah-
an dan pembinaan membutuhkan kebijaksanaan, sikap-sikap yang
bar\t (inflouathte), biaya, dan komitmen dengan waktu dan tenaga.
Kesemuanya itu datangnya berasal dari pucuk pimpinan. Selain itu,
pengelolaan usaha pembinaan organisasi sangat dibutuhkan, agar ti-
dak terjadi usaha pembinaan yang berjalan sendiri-sendiri. Adapun
bentuk pengelolaan ini dapat berupa ditangani oleh badan tertentu
yang mempunyai tugas untuk senanriasa memikirkan usaha-usaha
pengembangan dan pembinaan ortanisasi. Badan ini secara struk-
tural tercantum di dalam susunan organisasi tersebut.
210 r
lain itu, usaha untuk mencapai efektivitas dan kesehatan orSanisasi itu
ditujukan pula untuk memajukan harkat kemanusiaan dan proses sos-
ial dalam organisasi. Hal ini b€rani pembinaaD organisasi memberikan
perhatiamya pula pada aspek kemanusiaan terutama dalamkaitannya
dengan keyakinannya, sikap, nilai, kultr.rr dan proses kerja kelompok
maupun kultur proses keria organisasi dalam arti keseluruhan. Dengan
demikian, diharapkan agar organisasi mampu menyesuaikan ke suatu
keadaan yang lebih baik, mampu mengatasi dan memecalkan persoa-
lan-persoalan sendiri, dan mampu memp€rbarui dtinya sendiri.
211
ILMUADMINISTRASI PUBLIXKONTEMPORER
212 l
(5) Menggunakan model delion taear.h.
(5) Meng$nakan ahli-ahli pedlaku sebagai agen pembaruan atau
katalisator.
(7) Suatu pemikiran dari usaha perubahan tersebur haruslah ditutu-
kan bagi proses-proses yang sedang berlangsung.
Karakteristik lain yang nomor delapan memtlerikan p€n€kanan
kepada hubungan-hubungan kemaflusiaan darr sosial. Karakteristik
ini tidaklah meniadi ukuran yang dapat memkdakan antara PO de-
ngan usaha-usaha pe[gembangan atau pembinaan yang lain. Akan
tetapi, karakteristik nomor ini merupakan suatu hal yang amat pen-
ting bagi PO.
Karakteristik-karakteristik di atas semmtara ahli menyatakan
bahwa dengan memahami karakreristik tersebut, orang dapat mem-
bedakan setiap perubahan) pmgembanSan atau pembinaan organisasi
dapat dikatakan PO atar.r bukan PO. Selain itu, untuk mengidentifika-
sikan PO dapat pula diamati cara-cara lain. Cara lain itu ialah dengan
mengana-lisis p€ngertian berikut ini. Kalau di muka dikatakan bahwa
PO adalah usaha jangka panjang, berencana, menopang dan yang
terbentang menurut strategi yang telah ditetapkan. Maka unsur kunci
yang dapat dipergunak ann! a antara lait jangha panjang, berncana,
fierropdng, dan strategi. Dengan demikian, PO menggunakan per-
spektif waktu yang paniang baik untuk sistem klien maupun untul
cararara konsultasi yang dipergunakan. Kedua bagian sistem klien
dan konsultasi ini paling sedikit memakan waktu 1 atau 2 tahun atau
bahkan lebih dari itu. Suatu intervensi yang singkat menurut kriteria
ini jelas tidak bisa dikategorikan P0 walaupun menggunakan cara-
cara yang mirip dengan PO. Dengan demikian misalnya, seiumlah
studi kasus dalam p€nataran T-Group yanS makan waktu 3 hari atau
.seminggu tidaklah dinamakan PO jika T-group hanya satu-satunya
intervensi dalam program tersebut dan waktunya singkat.
Beberapa alasan yang dipergunakan oleh teoretikus dan praktisi
PO mengkonseptualisasikan perspektif waktu yang berjangka pan-
jang itu antara larn:
(1) Mengubah sistem budaya dan proses tidaklah mudah. Cara ini
amat kompleks, rumit dan memakan waktu. Agar cara-cafa
lersebut dapat berhasil secara efektif maka memerlukan waktu
yang panjug.
! 213
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
2'14
dan pembinaan organisa.si. Usaha sepeni ini bukan berani ba}wa inter_
vensi ini memberikan angin yang bebas atau melampaui proporsi yang se-
benamya kepada pihak bawahan di dalam keikutsertaannya. Dan bukan
pula berarri bahwa kolaborasi hanya untuk kepcntiryan atasan.
Acap kali diiumpai dalam praktik bahwa kolaborasi ditafsir-
kan dan dipraktikkan menyimbang dari tuiuan aslinya. Oleh sebab
itu, banyak terjadi persoalan-persoalan yang meniadikan kolaborasi
kurang efektif. Kesalahan-kesalahan dalam praktik itu antara lain:
215
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
2',t6 I
tian kolaborasi di atas yang ingin menciprakan saling keperca-
yaan antara atasan dan atasan, atasan-bawahan, dan antara para
I 217
ILMU ADMIN ISTRASI PUBLIK KONTEM PORER
218
x
10 Pembinsan Olani*si
219
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONIEMPORER
r
Pimpinan tim dari lokakar/a terscbut adalah Kun lrwin, Kenneth
Benne, kland Bradford, dan Ronald Lippitt.Setelah lokakarya di
kedua tempat tersebut, kemudian pada tahun 1947 dimusim panas
pula diselenggarakan lokakarya tiga minggu di kota Bethel, negara
bagian Maine. Lokakarya ini dibiayai oleh Kantor Riset Angkatafl
l-a]ut (Office of Naual Reseatcb) den disponsori pula oleh Ndrrorrzl
Edu.ation Associatiorl dan Reseorcb Cefitel for Grou? Dynanics.
Lokakarya tersebut juga menggunakan teknik Latihan Kepekaan dan
Kelompok-11 yang melibatkan NTL riNarrotz I.'hainrng Labotatoiies
[ot Grc"p Dyamics dan'f-Grcu? Ta'nind.'
Pada dasawarsa 50-an almarhum Douglas McGregor, Herbert
Shepard, Roben Blake dan lain-lainnya memulai suatu usaha yang
dapat dikelompokkan sebagai ahli-ahli perilaku (behauior scientists)
yang mencoba memecahkan masalah-ngselah penerapan penataran
laboratorium dalam organisasi yanS kompleks. John PaulJones, den-
gan dibantu oleh McGregor menciptakan kelompok kecil kon-sultan
intemal yang menerapkan ilmu perilaku dalam sn d Ufiion Carbide.
Usaha Jones ini kemudian dikenal sebagai suatu "kelompok pembi-
naan organisasi" (afl oiganizdtion deuelopment group).
Pada tahun 1957 Herben Shepard bekeria sama dengan Employee
Rebtio*s Departerrren of Esso St4idard Oil sebatai asosiasi nsct (/€-
search associate) dalam organisasi Tahun 1958 dan 1959 menSenalkan
percobaan-percobaan pembinaan organisasi pada tiga tempat penyul-
ngan kefineies) Esso,'{aknl Bdyonfle, Bdtot Rouge, dan Bayuay. Di
Bayonne atwei interview dan teknik diagnosa dilakukan. Demikian
pula diskusi yang mendalam dilalukan dengan pucuk pirnpinan. S€-
lanjutnya diiluti dengan penataran laboratorium selama tiga hari un-
tuk semua pegawai. Dalam perusahaan minyak Esso tersebut, Shepard
banyak mendapat bantuan Paul Buchanan yant telah menerapkan pe-
nataran laboratorium dengan berhasil di perusah e nRepxbli. A1)iatiorr.
Seperti diketahui Buchanan ini adalah seorang konsultan ahli psikologi
yang telah lama bekerja sebagai konsultan di The Naual Ordinauce
'fest Station di Chira Lake, Califon ia. Di siniRuchanan menggunakan
s€iurnleh cararara p€nataran labomtorium sep€rti misalnya, Retred,
yang banyak menSetengahkan hubungan-hubungan interpersonal.
Di Baton Rouge, Spepard mendapat bantuan Robert Blake, dan
mereka mencoba melakukan penataran laboratorium selama 2 ming-
*
220 !
gu. Penataran ini dikunjungi oleh pegawai-pegawai yang tergolong
pimpinan tengah (middle maaagertext). Penama-tama Shepard dan
Blake mengombinasikan metode kasus den8an teknik laboratorium,
tetapi pada kemudian ditekankan cara-cara kelompok-T (T-Crcup|
latihanlatihan keorganisasian, dan kuliah-kuliah yang bergayutan
(reletant) dengan pokok masalah yang dikemukakan. Salah satu
kemaluan dari penataran kali ini ialah diberikannya penekanan pada
hal-hal yang bertalian dengan kerja sama antarkelompok demikian
pula kecakapan hubuntan interpersonal. Hal ini dikarenakan peme-
cahan masalah-masalah kelompok telah dirasakan memberikan im-
plikasi yang besar terhadap pembinaan orgrnisasi.
Usaha untuk melibatkan pucuk pimpinan di Baton Rouge tidak
berhasil, dan kelanjutannya dapat dirasakan yakni tidak tersedianya
beberapa sumber Tetapi berbarengan dengan program ters€but, mu-
lai berjalan pula usaha-waha di Bayutay. Dra pelajaran yang pokok
dari Po dapat dipelajari di Bayway ini yaitu; (1) kewaiiban bagi
pucul pimpinan perusahaan dan pimpinan program untuk terlibat
dalam program PO, (2) kebutuhan adanya praktikan dalam peker
jaan (onab e -i o b opp lication).
Di Bayway ada dua kemaiuan y^ng fiengesenkan. Pettarha,
Shepard, Blake, dan Murray Horwitz menggunakan larobatorium
yang berinstrumen /iast .orlented labolatory) yang sebenarnya telah
dikembangkan oleh Blake dan Mouton di dalam kuliah-kuliahnya
tentang psikologi sosial di Universitas Texas.'' Dimensi y.ng u-rt
penting di dalam laboratodum yang berinstrumen ini ialah dipergu-
nakannya sarana umpan balik yang didasarkan atas skala dan peng-
ukutan kelompok dan perilaku individu selama penataran. Kedua,
Di Bayway banyak sumber diperuntukkan bagi pengembangan tim,
konsultasi, pemecahan konflil antarkelompok, dan lain sebagainya.
Sumber-sumber tersebut lebih banyak dipergunakan untuk pengem-
bangan tim tersebut dibandingkan untuk kegiatan-keSiatan lainnya.
Demikianlah selanjutnya perkembangan penataran laboratorium
ini. Secara keseluruhan sebenamya tidak ielas siapa yang mengemu-
kakan istilah Orgdnizatioflal Dercloprrerr, {Pembinaan Organisasi).
Terapi kemungkinan besar drketengahkan oleh Roben Blake. Her-
ben Shepard, dan Jane Mouton.'' Pada mulanya isril:'h deuelopment
87orP dipergunakan oleh Blake dan Mouton dalam hubungannya
221
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
222
tuk meniaring data dan rnformasi tersebr.rt dari para pegawai, bryian,
dan kegiatan-kegiatan dari suatu organisasi. Demikian pula suatu
hal yang amat pentbg ialah ditatanya suatu sikap dalam survei. Ber-
dasarkan hasil dari studi eksperim€n dapat diketahui bahwa riset sur-
vei dalam pembinaan organisasi memberikan dukungan yang positif
terhadap pemikiran-pemikiran pembaruan. Melalui suatu diskusi ke-
lompok yang intensif, hasil-hasil yang diperoleh dari kuesioner yang
diberikan kepada pegawai-pegawai suatu organisasi yang atan di-
bina, maka riset survei dan metode umpan balik merupakan suatu
sarana yang efektif untuk meningkatkan perbaikan dao perubahan
dalam suatu organisasi.
Riset survei dan umpan balik ini merupakan suatu sistem hubu-
ngan kemanusiaan secara keseluruhan. Arrinra ia dapat dipergu-
nakan baik oleh pimpinan dan bawahan secara be$ama-sama untuk
mengadakan perubahan dan perbaikan,dan dapat pula dipergunakan
masing-masing secara sendiri-sendiri untuk memperbaiki pekerjaan
yang meniadi tugasnya,
Usaha-rlsaha K rt Iaurirt
Secara selintas siapa Kurt kir.in telah diceritakan di atas. Usaha-
usaha pembinaan organisasi tidak bisa dipisahkan dari namanya. Mi-
natnya yang dalam untuk menerapkan ilmu perilaku, membuatnya
untuk selalu berusaha mengadakan percobaan-percobaan. Penataran
kepekaan, penataran laboratorium, dan T-Group merupakan hasil-ha-
sil usahanya yang gemilang. Kun Lewin merupakan fiSur sentral dari
dua lembaga tentang ilmu perilaku terapan, yakniThe NatioaalTtain-
ing Laborutory, yang sekarang dikenal sebagai NTL Institut untuk
Ilmu Perilaku Terapan (NTl Institute for Arylied Bebauior Scietce)
dan Research Center fol Gloup Dyflalfiics. \lalaupun kwin kemudi-
an mminSgal dunia setelah baru saia dua tahun didirikannya Pusat Ri-
set tersebut dan baru saja NTL melakukan sassion-nya tang peftatna.
namun dia telah memberikan dasar dari pembinaan organisasi ini. Pe-
ngaruhnya tenanam dalarn kepada pengikut &ri stafnya, baik dalam
kedua organisasi itu maupun bagi orang-orang di luar organisasi terse-
but. Pengaruhnya tersebut sampai sekarang masih dikembangkan.'r
Usaha dan pemikiran Kurt Lewin ini sampai sekarang dikem-
bangkan tidak hanya di Amerika Serikat akan tetapi juga telah me-
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEIVPORER
224
Univershas telah mencantumkan mata pelaiaran PO dalam program
saii^nanya (gad ate corrsus,). Beberapa UEiversitas tersebut antara
lain: Harvard, UCLA (Urliuenit! C-alifomia at Los Angeles), yale,
Universitas Missouri di St Louis, Sr, ,Jos€ State College, Utirctsity
of Soutbert Califomia di Los Angeles, Universitas Wyoming, Univer-
sitas Boston, Universitas George Washington, Universitas Carolina
Utara, Virginia Pol,.technic Institute, Universitas Ohio, dan Mit.
Demikiadah selintas kilas perkembangangrmbinaan organisasi dari
mulai hingga dewasa ini. Temyata usaha almarhum Kurt Irlvin mem-
pakan cikalbakal yang amat mulia dari usaha pengembangan PO ini.
225
ILMUAOMINISTBASI PUBLIK KONTEMPORER
pada posisi saling tidak teik^t (exist itldependeftty of each other). De-
ngan demikian, di &lam usaha in i klien lebih dibiarkan bcbas membuat
keputusannya-sendiri dibandingkan daripada mengikuti keputusan-
kepntusan yang dibuat oleh cbange agent lpngintervensi).
Ada tiga dasar persyaratan dan sekaligus sebagai ogas pokok yang
harus dilakukan oleh pemgas-petugas yang mau melakukan intervensi.
Tiga dasar persyaratan dan tugas pokok tersebut antam lain:
{1) Intervenor hanrs membantu klien menghasilkan informasi mmgenai
dirinya yang benar baik secan eksplisit maupun implisit. lnformasi
ter€but harus dapat dibuktikan kebenarannya (uetifiabh), lfior-
masi tersebut harus membeberkar sistem klien secara kes€luohan
dan tidak sebagai suatu sub kelompok atau bersifat individual.
(2) Klien harus mempunyai kebebasan r:ntuk memilih di antara al-
tematif-altematif yang ada setelah informasi yang dihasilkan itu
dibenarkan oleh suatu sistem dengan menyajikan outlifie atalu
peta kognitif. Titik berat pembuatan keputusan terletak pada
posisi klien bukannya pada intervmor. Bebas memilih ini ter-
masuk di dalamnya bahwa klien menyediakan data yang valid,
dan mengungkapkan suatu pilihan alternatif yang tepat dengan
sedikit daya tahan. Bebas memilih luga mendukung ani bahwa
klien tidak tergantung semata-mata pada intervenor.
(3) Sistem Klien haruslah juga mempuryai derajat pemilikan yang
tinqAi (a high degee of outetshQ) dai serargkaian tindalan atau
pilihan yang tersedia. lndividu atau organisasi mempunyai komit-
men secara intemal jikalau data yang tersedia telah intenalized,
yakni ketika individu atau klien menganikan altematif sebagai
suatu usaha pemenuhan kebutuhan, nilai, dan tujuan-tujuan dari
individu demikian pula untuk suatu sistem dalam ani yang luas.
Dengan kata lain, bahwa suatu kekuatan itu lebih bersifat dimiliki
dibandingkan dengan didorong atau dipaksakan dari pihak luar.
Tiga persyaratan dan tugas yakni, informasi yang benar, kebebasan
memilih, dan komitmen ke dalarn tersebut mempunyai sejumlah im-
plikasi terhadap kegiatan irtervensi. Lnplikasi-implikasi itu antara lain:
(1) Herdaknya harirs ada keselarasan atau kesesuaian antara efekti-
vitas sistem klien dengan efektivitas k€giatan intervensi. Pengem-
bangan informasi yang knaq kebebasan memilih, dan komit-
men ke dalam, terkandung pengertian bahwa sistem klien tidak
226
semata-mata defensif. Dan seharusnya jika kegiatan intervensi ti-
dak selaras, maka sistem klien tidak akan bisa "mengatur dirinya
sendiri" (self-requhting), benar-benar bisa terjadi.
(2) "Perubahan bukannya satu-satunya tugas pokok dari perugas inrer-
vensi". Adapun tugas pokok intervenor lebih bersifat menghasilkan
informasi yaig tepat, menolong klien membuat pilihan-pilihan yang
informatif dan bertanggung jawab, serta mengembangkan komit-
men ke dalam terhadap pilihan-pilihar tersebut. Setelah itu barang-
kali klien akan memuruskan melakukan perubahan-perubahan ter-
hadap aspek kiusus dari suatu sistem. Ini bukanlah berani bahwa
intewenor yang melakukan perubahan, akan tetapi terletak seluruh-
nya pa& ranggung lawab klien. Jika pilihan p€rubahan merupakan
pilihan yang dapat dipenanggungjawabkan, maka tugas pokok in-
tervenor adalah untuk menolong klien dengan perubahan-pembah-
an tersebut. Itulah sebabnya Argyris lebih menr,rlkai istilah inter-
venot (letugas interuensr) dibandingkan istilah change agent (aget
penbatua ). Hal ini disebabkan karena ia percaya bahwa agen
pembaharuan tersebut lebih menyukai keadaen tidak stab frrstd-
biliry), hanya memusatkan pada usaha intervensi yang mmciptakan
tegangan-teganganyangperselisihan-perselisihan ke dalam agar bisa
mempercepat perubahan. Hal ini perlu diperhatikan dan dicam-
kan, karena banyak para ahli dan praktisi Pembinaan Organisasi
(PO) menyamakan antara PO dengan perubahan atau p€mbaruan
(chafige). Seperti tercermin dalam ung:kapan bahwa progam PO
baru dikatakan berhasil, jika program tenebut menghasilkan pe-
rubahan atau pembaruan (change). Chris fugyris menekankan
bahwa perubahan acau pembaruan itu m€mang amat pendng, akan
tetapi hendaknya kegiatan itu diciptakan dalam kerangla tiga dasar
persyaratan di atas, yakni informasi yang benar, keb€basan merni-
lih, dan komitrnen ke dalam. Perubahan atau pembaharuan yang
datangnya dari satu arah, misalnya dari pucuk pimpinan, hanya
alan menciptakan rasa defensif dan hambatan-hambatan terhadap
perubahal itu sendiri di masa-masa yang aLan datang.
3) Tiga tugas pokok di atas hendaknya dapat membantu'intervenor
untuk memperhitungkan dengan nilai-nilai yang dimilikinya. In-
tervenor baru dapat mengusulkan atau menawarkan bantuan ke-
pada organisasi, iika ia telah membandinglannya dengan sistem
nilai-nilai atau pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya.
t:l 227
ILMIJ ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
228 E
Knesioner yang telah teroji, tearrl building, penatatull kepekaan
(sensitiuity trdinind, T-Croup, expniencezal leanirlg prc.ess, dan
pmdekatan waktu yang teruji (., time-tested dpproacb). Cfuis Ar-
gyris tampaknya lebih suka menyarankan untuk menggunakan
cara yang terakhir yakni pendekatan waktu yang telah teruii.
(2) Jika persoalan-persoalan yang timbul relatif unik atau spesifk un-
tuk sistem klim tertentu, akan taapi tidak demikian halnya dengar
orgarisasi lain. Maka di sini, intervenor disarankan mengembang-
kar &n menyesuaikan ilmu pengetahuan yang a& dengan mencip-
takan cara<ara yang baru, Ada dua kemungkimn dari cara sepeni
ini, yakni di satu pihak cara semacam ini dapat disesuaikan den-
gan kebutuhan dari klien, dipihak lain intervenor menjadi tergoda
dengan sesuatu yang baru tadi sehingga memerlukan usaha-usaha
penggalian lebih lanjut. Jika waktu tersedia, sr:mber dana mencu-
kupi, dan benar-benar penggalian lebih laniut diperlukan, maka
cara kedua ini seyogianya dapat dipergunakan untuk melakukan
inrervensi terhadap persoalan-p€rsoalan sepe(i ini.
(3) Strat%i intervensi yang sangat iarang diiakulan ialah mengum-
pulkan su$ber-sumber yang dimiliki oleh intervenor &n klien un-
nrt mengembangkan suatu bentuk intervensi baru. Hal semacam
ini tidal saia dapat membantu klien akan tetapi bermanfaat pula
untuk mengembangkan teori-teori dasar yang selama ini dipergu-
nakan. Sayangnya hal ini kurang bisa djalankan karena kekurangan
para ahli. Namun bagaimanapun usaha-usaha untuk melakukan
teknik interveirsi yang lebih baik dan bam sangat bermanfaat untuk
mmambah dan mengembangkan teori-teori dasar yang dimiliki.
Demikianlah beberapa persyaratan dasar atau tugas pokok, im-
plikasinya, dan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan
intervensi dalam rangka melakukan pembinaan organisasi. Tiga pola
intervemi yang dikemukakan di atas, perbedaannya tergantung kepada
macam-macam Frsoalan yang rimbul dalam sesualu ortanrsasi.
Acrion Research
Aaion rcsearch adalah suatu proses yang berput ar (cyclicalfiocess)
dengan memberikan titik perhatiannya kepada isu-isr: pokok sepeni
misalnya, kolaborasi bersama antara klien dan agen pembaruan, mem-
berikan penekaran berat pada pengumpulan data dan diagnosa utama
229
ITMU ADMINISTRASI PUBTIK KONTEMPORER
I I
KoDsutr$i d6su rhli
1
PeDgMpulm data dar Diagtrosa ulang
I
Diaslosa ulus dd
Proglu-progtu tindlka
1. Identifikasi Masalab
Langkah ini biasanya dimulai ketika peiabat kuncidalam sesuatu
organisasi atau seseorang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh
230
dalam organisasi dihadapkan pada suatu masalah atau beberapa ma-
salah sekaligus. Masalah-masalah tersebut ing,n dipecahkan bersa-
ma dengan agen pembrrnan (change agent). Agen pembaruan yang
sebelumnya tela} terlibat dalam proses Pembinaan Organisasi (PO)
meyakinkan kepada peiabat kunci tersebut untuk berkonsultasi de-
ntan konsuhaL
23',l
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
232 I
erangan mengenai hal-hal yang diperoleh konsuhan ketika melaku,
kan pengumpulan data. Pada langkah ini pemberian umpan balik
ditekankan untuk membantu klien mengetahui kekuatan dan kelema-
han dari organisasi atau satuan organisasi rempat agen pembaru itu
bekeria. Konsultan memberikan data yang bergayutan dan berguna
kepada klien. Dengan demikian akan menjadi ielas konsultan akan
melindungi sumber informasinya, atau akan menahan data tersebut
jika kelihatan klien belum siap menerima informasi itu atau iika in'
formasi tersebut akan membuat klien terlampau defensif.
6. Tindakan (A.tion)
Langkah selanjumya ialah melakukan tindakan. Di sini konsul-
tan dan klien setuiu bersama-sama untuk melaksanakan tindakan
tindakan yang bakal dikerjakan. Tindakan ini merupakan awal dari
ptoses perrcai^n (unfieezirrg process) karcna klien memulai bergerak
ke arah suatu keseimbangan. Dalam langkah ini satu pihak bisa saia
melakukan tindakan-tindakan yang spesifik, karena tergantung pada
kr:ltur, nilai, norma-norma dari klien, masalah-masalah yang dijum-
pai dalam masa diagnosa, dan waktu berikut biaya yang diperlukan
ketika inrervensi.
233
ILMT] ADMINISIRASI PUBLIX XONTEMPORER
234
berupa baik positif maupun negatif.'?s Rerzlor ce?nent positil btas nya
berupa pemberian penghargaan untuk sesuatu perilaku tenentu. Se-
danglan rcinforcenenr negatif lebih menyukai pemberian hukuman
terhadap perilaku tertedt. Penggorlaan reinforcement negatif d^pat
mfnciptakan perasaan yang negatif pula bagi penerimanya.
Hampir sebagian besar pelaksanaan Pembinaan Orgadsasi (PO)
menShindari p€ntSunaan rcirlforcemeflt negatif. Sebaliknya memberi
kan perhatian pada penerapar, reirrforcenent positi( Adapun teori yang
melatarbelakangi alasan penggunaan reinforsemen positif ialai, bahwa
banyak orang akan berperilaku dalam cara tenmtu dengar harapan
mendapatkan penghargaan. Dan di sini matraiemen dapat menSem-
bangkao perilaku karyawan-karyawamya tersebut dengan m€mberi
kan pcnghargaan-penghargaan yang cocok. Skiner, barangkali orang
yanS amat terkmal dalam modifikasi perilaku ini, berpendapat bahwa:
"penggunaan reinforcement positif secara maksimum dan reinforcement
ne8adf yant minimum alan menpkibatkan Fierasaan s€seorang ter-
kontroldan terpaksa"." Pendapat Skiner ini menuniuklan bahwa rein-
forcement yang positif mengubah xlunrh kultur dan suasana kerja, yang
pada gilirannya mendapatkan hasil-hasil yang lebih baik. Jika pimpinan
suatu ketika sangat kitis dan lebih menyukai hukuman dibandingkan
penghargaan, maka karyawan-karyawan alan lebih memPunyai sema_
ngat kerja yang rendah dan angka absensi berikut perpindahan semakin
tinggi. Bagi Skiner reinforcement positif memberikan keuntlmgan jan8ka
paniang baik unruk pekerja maupun organsasi.
BebetaPaLangk Pelaksaaaatt
Ada beberapa langkah modilikasi perilaku atau reinforcement
positif ini. LangkahJangkah yang perlu diperhatikan antara lain:
ll) Melakukan pe*it.ngan pelahsanaon pekeriaa la pe4onnan(e
arditl.'a Pada lang!.ah ini diusahakan untuk mengenal wilayah-
wilayah manakah yang dapat memberikan keuntungan paling
besar Dan sekaligus menyadarkan terlebih dahulu kePada Para
manajer yang skeptis bahwa sangat diperlukan adanya penyem-
pumaan yang substansial. Langkah pertama ini medurut Ham_
ner sangat sulit. karena sedikit sekali organisasi yang mempunyai
data dan siap dan mudah didekati. Lagi pula harus bekeria keras
untuk mengembangkan perilaku dan aspek-aspek kuantitatif
235
ILMU ADMINISTRASI PUBIIK KOMTEMPORER
236 I
dalam pekerjaannya. Teknik ini sebenarnya merupakan skedul
reinforcement yang berkelafl,utan (a contirluous-rcififorcement
schedule), dengan memberikan kepada karyawan dalam waktu
singkat ket€rangan mengenai hasil-hasil pekeriaannya apakah
telah sesuai atau belum dengan tujuan yang telah ditetapkan ber-
sama. Inti pokok dari usaha pemberian umpan balik yang lang-
sung dan cepat, adalah untuk mengetahui hasil-hasil pekerjaan-
Usaha ini memberikan akibat apakah pekerja perlu atau tidak
diperbaiki dan dikembangkan, atau tetap sama seperti sediakala,
atau bahkan ditarik ke belakang diturunkan peranannya.
14) Pembetiax Penghargaafl (recogllition). L,angk^h keempat ini meru-
pakan salah satu langkah yang amat perting. Dalam langkah ini
pimpinafl menggunakan laporan umpan balik perorangan atau
catatan{ata&rn lainnya guna memberikan penghargaan terhadap
pelaksanaan peryhargaan yang berhasil bail. Perilaku pimpinan
ini harus secepamya diwujudkan dan disampaikan dmgan cara
yang spesifik, tindakan dan peristilahan kuantitatii Tidak dalam
pu,ianrutian kosong, s€perti misalnya: "Pertahankan cara keiamu
yang baik itu, Ali", "Rahmad, saya sangat menlukai pemikiranmu
yang praktis itu") "Setelah saya mengamati cara kerjamu saya baru
bisa mengeni tentang dnimu. Lanju*an usahamu yang menarik
itu". Dan lain sebagainya. Pujian sepeni ini menurut Feeney sepefti
priian henbdnS gk (gumdrop , arau tetlampau bersifar umum.
tidal beaifar spesifik." Dal:m pemberian penghargaan ini. selain
kata-kata pu;ian yang tidak mengambang, maka terdapat pula se-
jr:mlah reinforcement positif yang potensial. Poner menda{iar ada
10 macam yanS memperincinya dari pmghargaan ekstemal seperti
keuangan, dan penghargaan antarpribadi (interpersonal reudds),
seperti misalnya status, kesetiakawanan, p€ngenalan, sampai ke-
pada penghargaan intrinsik dari pekerjaannya itu sendiri, seperti
kesempumaan, keberhasilan, dan pemakaian energi, demikian pula
penghargaan yang benifat pengembangan. sepenilecrkaprn men-
capai hasil, dan penumbuhan kecakapan pribadi.'" Adapun Ham.
ner mengemukakan reinforcement positif itu dapat berupa penghar-
Saan keuangan (jika mempunyai hubungan yang langsung terhadap
keberhasilan pelaksanaan p€keriaan yang spesifik dan hubungan-
nya diketahui), penghargaan atau pujian, kebebasan memilih akti-
vitas, kesempatan untul menilai penumbuhan dan perkembangan,
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
Aaalisis Transaksi
Suatu unit pergaulan sosial merupakan suatu transaksi. Hal ini
bisa dimcngerti karena: Jika ada dua orang atau lebih berjumpa satu
sama lain di dalam pergaulan sosial, cepat atau lambat salah satu di
antara mereka akan berbicara, atau memberikan suatu isyarat yang
menunlukkan kehadirannya di antara mereka. Hal sep€ni ini dina-
makan stimulus transaksi (transactional stirnulus). Jika orang lain
kemudian berkata, atau mengeriakan sesuatu yang berhubungan de-
ngan stimulusnya, maka jawaban orang lain tersebut disebut respons
tratsaksi (*ansactional rcspoxse).
Analisis trensaksi yang sederhana, dapat dikatakan berhubungan
dengan usaha diagnosa di mana suatu ego dilaksanakan dalam stimu-
lus transaksi dan dilaksanakan pula dalam respons transaksi. Analisis
Transaksi (AI) merupakan suatu metode untuk menganalisis dan me-
maharni perilaku manusia. Analisisnya memusatkan pada suatu bidang
tertentu seperti misalnya, stmktur kepribadiar (analisis struktural),
cara bagaimana orang-orang berinteraksi satu sama lain, dan atau cara
bagaimana orang-orang rnempolakan waktunya (titfie strrrkt"Ting).
Analisis Transaksi merupakan suatu sistem psikoterapi yang ber-
dasarkan atas pengamatan dari suatu kesatuan unit interaksi sosial,
atau ates suatu rantai transaksi-transaksi.
Bahasa Analisis'Irarsahsi
Analisis uansaksi ini mempunyai bahasa tcrtmtu. Bahasa ini
merupakan wama dari usaha analisis transaksi ini. Analisis rransaksi
ini merupakan suatu cara untuk merumuskan dan mmgembangkan
sesuatu yang iryh disampaikan antara orang-orant ketika mereka
berkomunikasi. Dalam kerangka komunikasi antara orang-orang
234 I
tersebut, maka proses penyampaian keinginan-keinginan atau buah
pikiran tadi selalu diwarnai oleh kepribadian /p ersonality) dari orang-
orang yang bersangkutan. Menurut teori psikologi, ada tiga keadaan
ego yang terlihat dan terlibat dalam proses komunikasi antara orang-
orang. TiSa keadaan ego tersebut antara lain: ego sebagai orang tua,
ego s€bagai orang dewasa, dan ego sebagai kanak-kanak. Masing
masing ego ini akan tampak dalam pola yang konsisten pada perilaku
oranS-orang. Dan masinS-masing ego tersebut mengendalikan reaksi-
reaksi individu terhadap sesuatu keadaan tertentu. Menurut Berne
keadaan ego itu dirumuskan sebagai "suatu pola perasaafl dan p€-
ngalaman yang konsisten dan berhubungan secara lanSsung dengrn
pola perilaku yangkonsrsten.'" Kalau transaksi tersebutdiamati dalam
kaitannya dengan ketiga ego tersebut, maka transaksinya dinamakan
analisis struktural /srz ctrral onalysis).
Menurut teori analisis transaksi, bahwa perkembangan suatu
kepribadian, akan diikuti pula perkembangan sikap, tingkah laku,
dan postur dari seseorang yang dihubungkan dengan persepsi dan
pengalaman sepanjang hidupnya. Orang tua (p arent) dapat dipelaiari
dari hal bagaimana kenyataannya sehari-hari. Misalnya memarahi,
menyayangi, menghukum, membimbinS. Dari hal ini dapat dipahami
bahwa ego yang mencerminlcn ego orang tua akan merupakan figur
yang menuniukkan siLap yang otoritatif, superior, dan mengarahkan
(conmand). Orang o:,a sepertinya lebih suka menjadi pengendali dan
merasa dipihak yang benar.
Keadaan ego anak-anak mencerminkan sikap seseorang sebagai
anak kecil yakni seseorang yang belum sempuma. Dengan demikian,
biarpun anak-anak itu melakukan kemarahan atau bersikap sebagai
pemberontak (rebelliousl maka sikapnya itu tercermin dari sikap yang
kurang dewasa. Sikap anak-anak adalah sikap yangtidak bertanggunB
jawab dan kadang-kadang menuniukkan sikap yang suka main-main.
Keadaan ego dewasa menunjukkan sikap yang matang, obiek-
tif, berpikir yang didasarkan atas kenyataan. Menurut teori Analisis
Transaksi ego orang tua dan anak-anak suka merasalan dan beraksi
secara langsung, sementara €go dewasa beryikt atau benindak mem_
proses data transaksi secara logis sebelum melakukan tindakan.
Namun dalam banyak hal maka yang ideal diharapkan ialah ter-
dapatnya stimulus dewasa kemudian diikuti dengan respons yang dewasa
I 239
ILMIJ ADMINISTRASI PUBTIK KONTEMPORER
pula. Keadaan sepeni ini akan menyajikan proces Eansaksi yang matang
antara yanS b€rinisiatif melakukan transaksi dan yang meniawabnya.
Orang tua dan egonya dalam bahasa tran saksinya akan me g-
gunakan kata-kata dan untkapan sebagai berikut:
- sclalu;
- tidak pemahi
- karena;
- harus;
- apa yang bakal dikatakan oleh tetangga kita;
- pasti;
- jangan khawatir;
- semuanya akan kres;
- hai sayang;
- baguslah;
- coba saya benarkao untukmu;
- coba saya tolong;
- kami selalu melakukan dengan cara demikian;
- kami tidak pernah melakukan hal itu;
- jika saya seperti kamu, maka.
Dan kadang-kadang oraog tua iuga melalukan pekerjaan evaluasi.
Dalam hal ini bahasanya sebagai berikut:
- Aada berbuat baik sekal;
- bagus;
- jelek;
- salah;
- bodoh kau;
- malas;
- kerja kcras;
- sikap perlu diubah;
- mengapa Anda berbu,rt begitu;
- dapatkah kau mengingat hal itu;
- mengapa saya harus mengatakan hal itu berulang'ulang padamu;
- Mengapa tidak kau dengarkan.
Selain itu, gaya orang tua dapat pula dilihat dari sikap dan ge-
rakan-gerakan yang dilakukan. Sikap dan gerakan itu antara lain:
- menuoiuk dengan telunjuk jari;
- memukul meia waktu marah;
240 I
- memutar bola mata ke atas ke bawah dan kirikananj
- men8gelengkan kepala tanda ridal setujui
- mensanSgukkan kepala tanda menyeruiui:
- mengeruk'ngeruk kaki arau tangan tanda tidak sadar.
A&pun suara dan nada pembicaraannya dapat berubah antara lain:
- simpatik;
- mendorongkncouldglng);
- mendukung;
- geram dan berolok-olok;
- merendahkan diri
Dan ekspresi mukanya dapat berupa sebagai berikut:
- bersungut;
- mengerutkan dahi;
- mengangguk kepala;
- mengatupkan gigi;
- menekan bibir dua-duanya.
241
ILiIU AD[4INISTRASI PUSLIK KONTEMPORER
242
Sikap dan gerakan dari ego anak,anak ini antara lain:
- melompatJompat dengan gembira;
- kehilangan semangat yang tiba-tiba.i
- cePar j€ngk€lt
- membuat gerrkan-gerakan ycng lorok,
- menSerutkan raut muka;
- mengangkat tangan untuk bicara;
- bersiul;
- menyanyi.
Nada suaranya dapat berupa sebagai berikut:
- memekik;
- tertawaterbahak-bahak;
- bersumpah;
- menSSoda;
- bermain-main;
- berbicara keras;
- tenawa mengikik;
- aksen dan ucapan yang kekanak-kanakan.
! 243
ILI{U ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
244 tr
Gambar 7O-2 Tr ansahsi K.'mp I irneflteT
r 245
ILMU AOMINISTRASI PUBLIX KONTEMPORER
246
tangga te$ebut tidak demikian. Malahan ia tegas akan membelinya
dan membenarkan kualitas barang tersebut memang baik benar. Disini
jawaban ibu rumah tangga t€rsebut mencerminkan baik ego dewasa
maupun ego sebagai anak-anak. Sebagai ego dewasa ia memang tahu
barang tersebr:t terbaik, dan kenyataannya memang terbaik. Tetapi
ia tidak memaiami kondisi keuanganlya suatu fakta yang diketahui
oleh pramuniaga tersebut, sehinSga jawabannya mau membeli barang
tersebut. Hal ini sekaligus mencerminkan ego sebagai anak-anak.
Contoh lain misalnya, suatu kejadian di kantor. Seorang manajer
berkonsultasi dengan koosultan mengenai tindakan perbaikan yang
diambilnya dalam kantornya. Ia mengatakan dalam suatu rapat bah-
wa ia telah mencoba menerapkan manaiemen Partisiqasi, d^n tel^h
mempunyai suatu kelompok kerja untuk memecahkan setiap Persoa-
lan yang timbul. Kaila kpnsultan tersebut memintanya untuk mera.
malkan jawaban kelompok yang kemungkinan timbul, dengan cepat
manaier tadi menjawab begini; "Oh, hanya ada satu kemungkinan
jawaban". Pada kenyataannya p€mecahan kelompok tersebut sangat
berlainan dengan iawaban maraier tersebut. Dalam contoh kasus
semacam ini, keterbukaan manaier mengemukakan persoalannya
dapat dikatakan mencerminkan ego dewasa. Tetapi membuat kepu_
tusan denSan caranya sendiri yang berlainan dengan kenyataannya
sebaSai ego anak-anak dan sekaligus sebagai ego orang tua.
,,'
247
ITMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEI\]IPORER
Pendekatan Gestalt
Sebenarnya terapi Gestalt ini merupakan salah satu sumber yang
dipergunakan pula dalam analisis transaksi. Salah satu asumsi dasar
dari Gestalt ialah bahwa orang ini merupakan suatu organisme yang
total dan mempunyai fungsi menyeluruh. Dengan kata lain tidak ada
dikotomi pikiran maupun fisik. Asumsi dasar lainnya ialah bahwa
manusia ini mempunyai perasaan positifdan negatif, dan hal semacam
itu asli (natural) dan benar. Akhir-akhir ini anggapan sepeni itu telah
banyak mengalami perubahan dalam organisasi, terutama sekali di
bidang pembentukan rim, ltedrn building), penataran laborato um
dan dinamika kelompok.
Salah satu tokoh yang memperhalus teori Cestalt untuk direrap-
kan dalam organisasi adalah Strnley Herman.'u la mencoba menjelas-
kan beberapa perbedaan antara pendekatan hubungan kemanusiaan
yang konvensional (Coftuentional Human Relatioa Apprcach-CHR)
dengan pendekatan Cestalt (G), dalam hubungannya dengan pent-
gunaan keduanya untuk proses konsultasi.
Perbedaan-perbe&an itu antara lain:
(1) Di dalam pendekatan CHR pusat p€rhatiamya pada bagaimana
membentuk dan membantu kelompok, sedangkan dalam pendekat-
an G, dipusatkan pada bagaimana mengenal dan membina ke-
mampuan dan kekuatan individu.
(2) Pendekatan CHR tidak hanya memerhatikan logika dan rasio-
nalitas tetapi iuga emosi yang posirif termasuk di dalamnya
rasa percaya, kerja sama, cinta, partisipasi, dan minat kelom-
pok. Adapun konsultan-konsukan pembinaan organisasi banyak
melupakan aspek negatif dari interaksi antara manusia. sepeni
misalnya kewenangan, keengganan, otonomi, agresi, rasa tidak
menyukai, dan interes pribadi. Para konsultan mempertimbang-
24A
kan perasaan-perasaan sepeni ini dianggap sebagai penyakit syaraf
dan merugikan.
(3) Pendekatan Gestalt mendorong kesadarar dari perasaan-perasa-
an seperti misalnya agresi, sakit hati, kebutuhan akan'kekua-
saan, dan p€rasaan untuk menang sendiri. Adapun pendekatan
CHR, sebaliknya tidak mendorong atau menghindari adanya pe-
rasaan yang agresif dan hal-hal yang bisa menimbulkan konflik.
Halini, dianggap sebagai faktor yang negatif dan perlu dihindari
secepat muntkin. Pendekatan Gestalt menilai agresi konflik se-
bagai suatu kekuatan y^ng rnenwbutk^n (litalizind kreativitas
dan pembaruan.
(4) Di delam pendekatan CHR, pegawai-pegawai yang lemah, bodoh,
dan kurang mampu didekati dengar cara banyak dibantu oleh
yang kuat, pandai, dan terampil. Adapun dalam pendekatan Ge-
stalt, setiap individu didoronS untuk bisa b€ftanggung jawab pada
dirinya sendiri. Suatu contoh, dalam penataran team braiairrg
pendekatan Gestait mengamati bahwa perhatiannya tidak saja di-
tulukan pada anggota kelompok yang suka mendominasi, melain-
kan dipusarkan pada anggota yang pasif agar mau mempelaiari
dari pengalaman kelornpok untuk mengungkapkan bagaimana
dirinya bisa berperan di situ. Dalam teori Gestalt, anggota yang
pasif tidak didorong menjadi lebih terbuka dan agresif, melain-
kan didorong untul mengamati alasan-alasan menladi pasif saat
sekarang dan dalam keberadaannya di situ. Halsemacam ini akan
membangkitkan anggota-angtota kelompok lainnya untuk mema-
hami perilakunya lebih lelas dan meningkatkan kemampuan serta
kemauan untuk menghargai orang lain dan keria bersama dalam
suatu kelompok.
{5) Salah satu tuiuar dari pendekatan CHR, ialah untuk memper-
cepat terlaksananya saling ketcrgantungan /irte ependetcy) se-
dangkan dalam pendekatan Gestalt untul meningketkan kompe-
tensi dan otonomi individu. Di dalam hal ini pendekatan Gestalt
menekankan bahwa dalam rangka membuat keputusan individu
diberi kebebasan untuk menentr:kan apakah ia lakukan dengan
cara saling tergantung, trersaing, atau bekerja sama. Karena
semuanya itu untuk merangsang peninSkatan kompetensi dan
otonomi individu tersebut. Dengan demikian, ielaslah maksud-
r,ya bahwa iatedependezry itu walaupun kadang-kadang santat
l.zts
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEI,IPORER
250
Ringkasan Bab
Dimensi ketiga dari ilrnu administrasi ini, sepeni dikatakan dalam
awal bab ini sebmarnya menrpakan bagian dari perilalu orga-nisasi.
A.kan tetapi, subiek ini dapat dikembangkan tenendiri sebagai suatu mata
kuliah baik pokok maupun pilihan pa& fakultas yaag mengembangkan
ilrnu administrasi negara, maka diuraikan menjadi satu bab tersendti.
Mata pelajaran pembinaan organisasi bisa diladikan mata kuliah
pokok pada mahasiswa 51 dan mata kuliah pilihan untuk 52. Karena
subjek ini amat bermanfaat untuk melengkapi ilmu pengetahuan ma-
hasiswa yang pada akhirnya bekerla pada organisasi baik pemerintah
ataupun swasta. Mereka iru nantinya akan diminta untuk memikir-
kan bagaimana membuat perbaikan organisasi, bagaimana menyem'
purnakan kerjanya, dan bagaimana meniaga agar organisasinya tidak
mudah puas dan tenggelam pada hal-hal yang rutin. Di sinilah pe-
ranan teori pembinaan organisasi perlu diberikan kepada mereka
baik mahasiswa S1 ataupun 52.
Pembinaan organisasi yang diuraikan dalam bab ini hanyalah
yang pokok-pokok sala. Pendalamannya bisa dikembangkan dengan
mempelajari buku-buku yang sekarang sudah mulai banyak dijual di
toko-toko buku.
Pada bab ini diuraikan pengenian pembinaan organrsasi yang
menekankan peda adanya pembaruan atau perubahan yang diren-
canakan dan adanya kolaborasi. Sehingga dengan demikian pembi
naan organisasi mempunyai ciri-ciri berjangka panjang, berencana,
menopan& mempunyai strategi dan adanya kolaborasi. Ciri-ciri ini
sangat menonjol dalam usaha pembinaan organisasi, sehingga ciri-
ciri ini dapat dipergunakan untuk membedakan apakah usaha-usaha
tenentu itu termasuk PO atau bukan-
Selain itu PO benujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan
dukungan para anggota organisasi terhadap organisasi termasr:k di
dalamnya pimpinan, teman kerja, dan bawahannya. Dan yang selalu
siap mengatasi masalah-masalah organisasi, meningkatkan tingkat
keterbukaan, dan meningkatkan ranggung jawab pribadi dan kelom-
pok baik dalam pemecahan dan pelaksanaan keputusan.
Sejarah pembinaan organisasi tidak bisa dilepaskan dari tiga
sumber dasarnya, yakni: gerakan penataran, pentembangan-riset
r't 251
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
252 f
15 Uifuk lebih lengk4 cerila mengonai Kurt Lewio ini silakan dibd Alfted J. Manow,
Ptaclknl Tlltr,orisl, Pad l-ll. Buku ini amal kaya tentang keiadian-kejadian yang
p€nting darisejarah PO. Sebagai conloh Maro$ menguogkapkan dibuku tersebut,
bahwa pada suafu jamuan makan malan ditahun 1944, Rensis Ukert mengalur
agar Douglass Mc€regor dan Ku Lewin mau rnengungkapkan dan bercedta ba-
nyak tentang sratu pusal pengkajian dinamika kelompok di MlT. (hlm. 1 64).
16 Lihat Forest R. Belcter, 'A Reporl on ASTD'S 1970 Accomplishmenf, I€,hirg and
DevelopnlP"nt Jounal, 8, I \Mael, 197 1).
253
ILMU ADMINISTFIASI PUEIIK KONTEMPORER
254 r
DEMOKRASI DALAM
PEMERINTAHANl
Pengantar
Semua pihak yang mengendalikan pemerintahan iuga mmyatakan
pihaknya saagat demokratis. Bung Kamo dahulu, tidak mau dikatakan
pemerintahannya tidak demokratis, walaupun akhirnya berpisah dengan
Wakil Presiden Moh Hatta garagara demokrasi yang dijalantan tidak se-
suai dengan pemikiran demokrasi Pak Hatta. Almarhum pak Hatta menu-
lis nrlisan yang terkenal dan dilarang oleh Bung Kamo yang mmyatakan
bahwa demokrasi kita telah mati. Pemerintahan Presiden Soehano iuga
dikatakan olehnya sangat demokratis dan tidak manyalahi Pancasila. Pre-
siden Bush da.ri Amerika Serikat s€lalu menamakan dirinya sebagai pre-
siden dari negara kampiun demokasi, dan akhir-aklir ini iuga menamakan
dirinya sebagai presiden dari negara penegak Hak Asasi Manusia (HAM).
Akan tetapi, dari Amerika Serikat kita mengetahui peranan Amerika yalg
bebas menginvasi negara-negara berdaulat. Dengan dalih demokrasi dan
penegak HAM Amelika dengan tanpa malu-malu membantu Israel mem-
bunuhi bayi, wanita, dar orang'orang Palestina yang ingin membangun
negaranya sendiri. Inikah demokrasi yang dikembangkan oleh Amerika
HAM.
sebagai negara kampiun demokrasi dan
Oleh karena semua pihak menyebut demokrasi padahal prak-
tikanya kadang-kadang dan sering kali menangkapi, menlebloskan
orang'orang yang berbeda pendapat dengannya ke dalam sel-sel pen-
iara, dan membunuh orang-orang tidak berdaya. Istilah demokrasi
tampaknya merupakan pernyataan emosional bagi setiap orang, se'
tiap pihak, setiap parpol, setiap negara terhadap suatu sistem institusi
politik yang benar-benar memenuhi hasrat dan seleraoya. Lalu timbul
ILI,IU AOMINISTRASI PUBLIK KONIEMPORER
256 I
11 - osnor@ oalam Peminbhan
E 257
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
258 -
11 - Demol(?si Dalam PerEdnlahan
I 259
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
260 I
11 - Dsnd,?si Oalan Pemdlahan
I 261
ILMU AOMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
262 I
11 - Demokrasi Dalanr PenEdniahan
Penutup
Demikianlah pemerintahan yang demokratis itu dilalankan se-
suai dengan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat, kesamaan politik,
konsultasi rakyat, dan suara mayoritas dari rakyat. Empat pinsip
itu semuanya berakhir kepada rakyat, sepeni pengenian asli de-
mokrasi sendiri yakni, s atu pemerintahan yang berasal dari rakyat,
oleh tuhyat dan untuh raAyat. Selain itu, pelaksanaan demokrasi yang
mewujudkan prinsip-prinsip di atas semuanya sangat tergantung pada
aktor-aktor yang melaksanakan prinsip-prinsip tersebut. Moral yang
menghargai perbedaan pendapat lmofttl disagreernent) dengan tidak
mengetengahkan kekerasan kiranya sangat dibutuhkan oleh pelaku-
pelaku demokrasi di negara kita. Sepeni yang saya katakan di atas
peranan oranS-orang terdidik seperti saudara-saudara yang sekarang
telah menamatkan program studinya ini amat penting di masa-masa
yang datang dalam mewuiudkan demokrasi di negara yang sama-
sama kita cintai iri. Semoga masa depan demokmsi di pemerintahan
kira akan lebih bail< dari yang sekarang. Amien.
x 263
INDEKS
Administrasi 86-87
Adrninistrasi pcmbangunan 4,5-6,39,59,61,71
Agen pembaruan 2L3, 226-227, 229, 23 1232
Akulrtanbilitas 73,76,84,97
- Publik - 75
- Proses - 75
- Sosial - 158
- prinsip - 158
266 T
INOEKS
267
ILi,IU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
Kelopmok T 278
Kepegawaian 24, 79 , 163, 758
Kepemerintahan
- Tata - 62,767,70,91,94-96,98-
99,256
- Tuiuao - 158
- Proscs -67
- Prinsip - 155
Kepentingan masyarakat 10._11, 30, 44-45, 67, 92,
106-107,113,120-122
I(ewarganegaraan 85, 156
Kinerja 47, 57, 59,71, 79*80, 82, 84,
1.61
268
INDEKS
Mansbridge 86
Marini, Frank 2
Marked-based 74
Mekanisme pasar 74,76
Merkafltilisme L4
Modifikasi perilaku 234-235,238
Monarki 13,88
Morgan, Garetl 171
Morstein-Marx, Frirz 24
Neu pr.blic rrrdrrdgement 71-77,82, 84
Neu.t pxblic sentice 83-86
Nilai kerja 193-194
N orl- g o u e rme ntd I a ct ot s 68,98
Notion tunggal 3
O A rub li. 4drniflktldtion 72
Open systert 173, 176 lihat: sistem terbuka
Organisasi 167,171
- Bagan, tambun -56
- Bagang, memanjang -26
-.Teori - 28,772
- Perilaku - 28,163-64
- Struktur -69
- Pengertian - 16s
- Paredigma - 172
Otokratis 183
Pareto, model 142
Partai politik 17 , 50, 98, 131 , 134, 136
Partisipasi mandili 117-118
Pattronage systern 17
Pembaruan 3, 212, 21 4, 227, 229, 231, 232,
249,251
Pembinaan organisasi 206-272
259
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
Pemilihan 96-98
- Lembaga - 131
Pencairan, proses 233
Pendekatan kekuasaan 44,56,64
Pendekatan legal 56
Pengaruh sosial 187
Philadelphia, konferensi
Politicrl alnuistn 85-85
Post-positiuism 95
Prewin, Kenneth 107
Pro bono Publico 25
Proses, model 138-139
7,89
73,85,116
Rasionalisme, model 140-145
234
- Positif 235---:236, 238
- Negatif 235
- Berkelanjutan
Reifluenting go1, etment 67 , 67 , 76, 82, 92-93
Rentang kendali 26
Respons transaksi 238
Revitalisasi 188-189
Revolusi Perancis 14
14t
Rule-based 74
.
Saling ketergantungan 30,249
Sarwa masyarakat
Sarwa negara 65-68,92-93
Sentralisasi 13-16,88, 180
Siagian, Sondang P,
270 I
INDEKS
Single controllling
Sistem mesin 172
Sistem terbuka 173,176-779
Sistem terturup 773,176-178
Sistem, model 148
Skiner 235
Spirit publik 86, lihat political xltruisme
Stabilitas politik 59
Stimulus transaksi 238
Struktur formal 163,193,195,202
Frederick W, 22
Thompson, 112 a
Thompson, 112,165
Transaksi
- Komplimenter - 244-24s
- Bersilang - 244-246
- Ulterior - 244,246-248
98, 160-161
2,9
Eran vi, J5, 60
ldo, Dwight 1-2, 25 , 27 , 5 5, 60,.84, 94
White, L€nald D, 8, 18, 20, 183,218
Willoughbn W, F, 20
'Wilson, woodrow 5 6, 67 , 70, 72-7 3 , 83, 9't-92
t.r
ILMU
ADM INISTRASI
PUBLIK
KONTEMPORER
Buku Ilm u A dm inistrasi P ublik Kontemporer ini m enyajikan:
- Sejarah perkembangan ilmu administrasi negara di Indonesia dan
prospeknya di masa mendatang
- Administrasi publik: old public administration, new administration,
reinventing bureaucracy
Citizhenship democratic
- Hubungan administrasi publik dan kebijaksanaan publik
- Human governance
- Perilaku dan pembinaan organisasi
- Demokrasi dan tipe-tipe kckuasaan dalam pemerintahan
|KENCANA
pA A r k f N A D A M tD IA GROUP
M [ mail pmg«[>iena<1amedi.i com ISBN 978-979-1486-21-7