Anda di halaman 1dari 1

Gambut adalah batuan sedimen organik yang dapat terbakar

berasal dari tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang Rank adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan tahapan yang
terhumifikasikan dan dalam keadaan tertutup udara (dibawah air), telah dicapai oleh bahan organik dalam proses pembatubaraan. Rank
tidak padat, kandungan air lebih dari 75 % berat (AR) dan bukanlah suatu besaran yang dapat diukur tetapi ditentukan
kandungan mineral lebih kecil dari 50 % dalam kondisi kering berdasarkan beberapa faktor
Parameter rank: Peat, Lignite, Sub-Bituminous, High Volatile
SKEMA PEMBENTUKAN BATUBARA Bituminous, MediumVolatile Bituminous, Low Volaitle
an
MATERIAL ASAL ni
tk Bituminous, Semi-Anthracite, Anthracite, Meta- Anthracite
si Komposit
Tumbuhan Dan Binatang N rfu
O g te
TH n Kualitas batubara adalah satu istilah yang tidak dapat
H l ya
AUTOCHTHON C
O eria didefenisikan secara tetap, namun tergantung dari parameter yang
L t
AL Ma pakai oleh konsumen. Untuk analisis
Campuran (kering udara)
Udara RAWA GAMBUT/MOOR Air
dengan besar
diperkecil dan dibagi
butir aslinya
Dibedakan berdasarkan macam Cekungan batubara yang ada di Indonesia
Air Tanah Lingkungan pengendapan/ Fasies Sedimen
- Palaogen Intramontane Basin
Terdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara, dan

DIAGENESA
Disimpan untuk Contoh laboratorium
PENGGAMBUTAN Sulawesi Selatan cadangan (< 5 mm atau
Perusakan oleh Mikroba dan - Neogen Foreland Basin/Backdeep (< 5 mm) < 10 mm)
Pembentukan Humin, Terdapat di, Tanjung Enim
Penurunan Keseimbangan Biotektonik
- Neogen Delta Basin Campuran (kering
Terdapat di hampir semua endapan batubara di Kalimantan udara) diperkecil dan
BATUAN SEDIMEN ORGANIK Timur dibagi
Berkurang BATUBARA Bertambah

Air GAMBUT Batubara di bagian wilayah Timur Indonesia tidak berkembang Disimpan untuk
LIGNITE dengan baik disebabkan adanya tektonik lempeng yaitu: cadangan
Hasil pembagian
(< 1 mm)
SUB - BITUMINOUS - Lempeng India-Australi (< 1 mm)
METAMORFOSA

HIGH VOL. BITUMINOUS - Lempeng Eurasia


MEDIUM VOL. BITUMINOUS - Lempeng Pasifik Perkecilan
LOW VOL. BITUMINOUS
Akibat dari bertumbukanya lempeng tersebut diatas sehinggga < 0,2 mm dan
SEMI ANTHRACITE siap analisis
terjadi pembentukan Busur Pegunungan, Busur Kepulauan, dan
ANTRHRACITE Cekungan, karena di wilayah Timur tidak terjadi sedimentasi darat
H2O %
C % (daf) Bagian Barat Bagian Timur Hasil timbang
VM % (daf)
Rmax
H % (daf)
CV (af)
Basement Basement
O % (daf) Sedimen Darat awal tersier Transgresi Rank Batubara dengan Reflektansi Vitrinit
Transgresi Karbonat Platfrom
Faktor-Faktor Penting dalam Pembentukan Gambut Konsekuensi: Akan membawa konskuensi pada tipe dan kualitas
1)Tumbuhan rawa gambut batubara
– Evolusi Tumbuhan
– Iklim Diketahui suatu hasil analisis batubara dengan basis as receive
– Paleograf Tektonik  Surface moisture (15 %)
2) Moor (Lapisan gambut dengan ketebalan >30 cm)  Inherent moisture (5 %)
– Niedermoor/Lowmoor  Volatile matter (25 %)
– Hochmoor/Highmoor  Ash (5 %)
 Fixed carbon (50 %)
Faktor-faktor fasies pembentukan gambut Nyatakanlah hasil analisis tersebut dalam basis: air dry, dry, dan dry
• Type endapan (Authoctonous, Allochtonous) ash
• Rumpun Tumbuhan Pembentuk Jawab;
• Ling. Pengendapan (Telmatic, Limnic, Brackish-
marine, Ca-rich) Surface Moisture 0,15
• Nutrien Supply (Eutrophic, Oligotrophic)
• pH, Aktivitas Bakteri, Persediaan Sulfur Inherent Moisture 0,05
• Temperatur Gambut Ash 0,05
• Paleonial Redoa (Aerobic, Anaerobic)
Volatile Matter 0,25 0,75 0,8 0,85
Ar (1)
Fixed Carbon 0,50 daf d ad

SM = 0,15/1 x 100 % = 15 % (ar)


IM = 0,05/1 x 100 % =5% (ar)
IM = 0,05/0,85 x 100 % = 5,88 % (adb)

Abu = 0,05/1 x 100 % =5% (ar)


Abu = 0,05/0,85 x 100 % = 5,88 % (adb)
Abu = 0,05/0,8 x 100 % = 6,25 % (db)
Parameter Dasar Kodifikasi Internasional
VM = 0,25/1 x 100 % = 25 % (ar)
Economic Commission for Europe (ECE)
VM = 0,25/0,85 x 100 % = 29,41 % (adb)
• Rataan acak reflektan vitrinit (%)
VM = 0,25/0,8 x 100 % = 31,25 % (db)
• Karakteristik reflektogram
VM = 0,25/0,75 x 100 % = 33,33 % (daf)
• Index komposisi grup maseral: inertinit dan liptinit
(% vol., dmmf)
FC = 0,5/1 x 100 % = 50 % (ar)
• Swelling Crucible Number
FC = 0,5/0,85 x 100 % = 58,83 % (adb)
• Volatile matter (% w, daf)
FC = 0,5/0,8 x 100 % = 62,5 % (db)
• Abu (% w, db)
FC = 0,5/0,75 x 100 % = 66,67 % (daf)
• Sulfur total (% w, db)
• Nilai kalori gross (MJ/Kg, daf)
SAMPLING
• Bagaimana; Cara pengambilan contoh
• Berapa banyak; Berat dan volume
• Dimana; Lokasi dalam suatu lapisan

TARGET SAMPLING
• Informasi kualitas
• Informasi sifat teknis
• Perhitungan cadangan
• Informasi dasar perencanaan tambang, dll

PREPARASI CONTOH
• Yang perlu diperhatikan:
 Kelembaban/kandungan air
 Besar butir
 Berat
• Tahapan:
 Pengeringan
 Pengecilan
 Pengayakan
 Pencampuran
 Pembagian

CONTOH BATUBARA
• Contoh satuan; Satu contoh mewakili satu posisi
• Contoh komposit; Campuran dari beberapa contoh
satuan
• Contoh keeping; Contoh yang diambil hanya pada
satu contoh titik saja
• Contoh pembagian; Contoh hasil pembagian (saat
Perkiraaan pembentukan batubara preparasi)
1. ketersedian tumbuhan • Contoh laboratorium; Hasil preparasi contoh
 perkembangan flora, karbon satuan/komposit (< 10 mm)
atas/permokarbon, tersier • Contoh siap analisis; Hasil pengecilan dari contoh
 organ tumbuhan pembentu batubara laboratorium, mempunyai ukuran sesuai kebutuhan analisis
2. morphologi tempat pengendapan
 tinggi muka air tanah
 niedermoor atau hochmoor
 moorfacies
 iklim dan kecepatan tumbuh
3. penurunan dasar cekungan saat pengendapan
 kesimbangan biotektonik
 fase biokimia pembatubaraan
4. penurunan sesudah pengendapan
 geotektonik
 fase geokimia pembatubaraan

Bautubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat berasal


dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam yang sejak
pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang mana
mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya.

Anda mungkin juga menyukai