Peta Garis
Peta ortofoto yang dihasilkan pada blok 1 maupun keseluruhan ITS menggunakan sensor
dan wahana yang sama. Dimana, akuisisi data dilakukan pada tanggal 20 April 2017. Wahana
yang digunakan adalah UAV dengan tipe Fix-Wing SkyWalker pada ketinggian rata-rata 250 m
di atas permukaan tanah. Sensor yang digunakan adalah kamera Canon S100 yang memiliki
panjang focus sebesar 5,2 mm. Ukuran piksel yang diberikan oleh sensor ini adalah 1,86 x 1,86
m, dengan resolusi gambar 4000 x 30000.
Pada praktikum ini, Kelompok 1 memiliki tugas untuk mengolah data ortofoto blok 1.
Dimana, dalam blok ini dilakukan pengolahan data pada foto udara sebanyak 187 foto.
Ketinggian rata-rata pada foto udara blok 3 ini diambil pada ketinggian 250-275m dari
permukaan tanah. Resolusi tanah atau ground sample distance yang dihasilkan sebesar 8,88
cm/piksel. Area yang dicakup dalam data ini adalah 1,68 km2. Terdapat 187 lokasi kamera pada
data foto udara blok 1. Kesalahan reprojeksi yang dihasilkan sebesar 1,6 piksel.
Kalibrasi kamera sensor yang digunakan dari hasil pengolahan data dengan menggunakan
Agisoft metashape professional pada area blok 1 dapat ditunjukkan dalam gambar sebagai
berikut.
Sementara itu, parameter-parameter kalibrasi kamera serta matriks korelasi antar parameter dapat
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.
K1 = -0.0494198 ±
K2 = 0,00520533 ± 0,00024
K3 = 0,00993288 ±
Selanjutnya, parameter koefisien distorsi tangensial adalah seagai berikut.
P1 = 0,00089504 ±
P2 = 0,00252941 ±
Lokasi kamera saat perekaman foto beserta elips kesalahan hasil pengolahan dengan
menggunakan perangkat lunak agisoft metashape professional pada blok 1 dapat dilihat pada
gambar berikut.
Total kesalahan posisi kamera pada sumbu x sebesar 36.8816m. Kemudian total kesalahan posisi
kamera pada sumbu y sebesar 31.3295m. Kesalahan posisi kamera pada zumbu z sebesar
15.6124m. Kesalahan linear (XY) posisi kamera total sebesar 48.3921m. Serta, kesalahan total
posisi kamera sebesar 50.8482m.
GCP (Ground Control Point) yang digunakan pada pengolahan blok 1 ini sebanyak 6
titik dari 16 titik GCP yang disebar seluruh wilayah ITS. Kesalahan posisi GPS disertai elips
kesalahan dapat ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.
Kesalahan posisi GCP pada tiap-tiap titik dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.
DEM (Digital Elevation Model) yang dihasilkan dari proses pengolahan dengan
perangkat lunak Agisoft Metashape Professional adalah DSM (Digital Surface Model). Berikut
merupakan DEM yang dihasilkan dari pengolahan foto udara pada blok 3.
Resolusi yang dihasilkan dari DSM hasil pengolahan ini adalah 35,5 cm/piksel. Kemudian,
kerapatan titik tinggi sebesar 7,93 poin/m2. DSM pada blok 1, berada pada rentang ketinggian
antara 3m hingga 98m. DEM dihasilkan dari 15.716.407 dense point.
Peta ortofoto diproyeksikan dalam sistem proyeksi UTM Zona 49S dengan datum
horisontal WGS 84. Dalam pemrosesan hingga mendapatkan ortofoto, diperlukan waktu
pemrosesan setiap tahapan yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Total waktu yang diperlukan hingga menghasilkan ortofoto adalah 1 jam 58 menit 4
detik. Dari total waktu tersebut, prosentase waktu terbesar pada proses pembangunan dense point
cloud dengan prosentase sebesar 36,76% dari waktu keseluruhan. Sementara itu, waktu yang
paling sedikit adalah pada proses pembangunan DEM dengan prosentase 0,77% dari waktu
keseluruhan.
Perangkat keras yang digunakan dalam pemrosesan foto udata menggunakan perangkat lunak
agisoft metashape professional pada blok 1 ini adalah sebagai berikut.
RAM : 32GB
CPU : Core i7
Selama pemrosesan foto udara pada blok 3, penulis memiliki kendala berupa ketidak
sinkronan tautan laman data yang diberikan dengan blok yang ditugaskan setiap kelompok pada
pemaparan petunjuk teknis. Oleh karena itu, masing-masing kelompok melakukan mediasi untuk
penyamaan presepsi terkait blok yang diolah oleh masing-masing kelompok. Selain itu, pada saat
pengolahan, perangkat keras yang digunakan sempat mengalami not responding, sehingga untuk
mengatasi hal tersebut, memastikan perangkat keras hanya membuka perangkat lunak pengolah
foto udara, dalam kata lain tidak digunakan untuk multi-tasking atau membuka perangkat lunak
selain agisoft metashape professional.
Sementara itu, parameter-parameter kalibrasi kamera serta matriks korelasi antar parameter dapat
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.
Kesalaha
Nilai F Cx Cy K1 K2 K3 P1 P2
n
2885.13 0.17 1.00 -0.02 0.23 -0.18 0.11 -0.08 - -
F
0.00 0.01
5.79681 0.064 1.00 -0.01 -0.00 0.00 -0.01 0.52 -
Cx
0.02
23.0787 0.062 1.00 -0.01 0.00 -0.00 - 0.17
Cy
0.02
K1 -0.0492205 8.1e-05 1.00 -0.97 0.91 0.00 0.02
0.00467646 0.00025 1.00 -0.98 - -
K2
0.00 0.02
K3 0.010322 0.00023 1.00 0.00 0.02
0.000791432 4.5e-06 1.00 -
P1
0.03
P2 0.00252828 3.3e-06 1.00
K1 = -0,0492205 ± 0,000081
K2 = 0,00109985 ± 0,00025
K3 = 0,0133679 ± 0,00023
K4 = 0,0133679 ± 0,00083
Selanjutnya, parameter koefisien distorsi tangensial adalah seagai berikut.
P1 = 0,000791432 ± 0,0000045
P2 = 0.00252828 ± 0,0000033
Lokasi kamera saat perekaman foto beserta elips kesalahan hasil pengolahan dengan
menggunakan perangkat lunak agisoft metashape professional pada area keseluruhan Kampus
ITS dapat dilihat pada gambar berikut.
Total kesalahan posisi kamera pada sumbu x sebesar 175,224 m. Kemudian total kesalahan
posisi kamera pada sumbu y sebesar 93,641 m. Kesalahan posisi kamera pada zumbu z sebesar
16,4907m. Kesalahan linear (XY) posisi kamera total sebesar 198,359m. Serta, kesalahan total
posisi kamera sebesar 199,359 m.
GCP (Ground Control Point) yang digunakan pada pengolahan blok 3 ini sebanyak 16
titik GCP yang disebar seluruh wilayah ITS. Kesalahan posisi GPS disertai elips kesalahan dapat
ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.
Kesalahan posisi GCP pada tiap-tiap titik dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.
Kesalahan total dari posisi GPS pada sumbu-x sebesar 0,7968 mm. Sementara itu, kesalahan
total pada sumbu-y sebesar 1,3381mm. Kemudian, kesalahan total pada sumbu-z sebesar
1,6156mm.
DEM (Digital Elevation Model) yang dihasilkan dari proses pengolahan dengan
perangkat lunak Agisoft Metashape Professional adalah DSM (Digital Surface Model). Berikut
merupakan DEM yang dihasilkan dari pengolahan foto udara pada area keseluruhan Kampus
ITS.
Resolusi yang dihasilkan dari DSM hasil pengolahan ini adalah 35,3 cm/piksel. Kemudian,
kerapatan titik tinggi sebesar 8,04 poin/m2. DSM pada area keseluruhan Kampus ITS, berada
pada rentang ketinggian antara 13m hingga 107m. DEM dihasilkan dari 44.340.831 dense point.
Peta ortofoto diproyeksikan dalam sistem proyeksi UTM Zona 49S dengan datum
horisontal WGS 84. Dalam pemrosesan hingga mendapatkan ortofoto, diperlukan waktu
pemrosesan setiap tahapan yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Total waktu yang diperlukan hingga menghasilkan ortofoto area kese;uruhan Kampus
ITS adalah 1 jam 39 menit 28 detik. Dari total waktu tersebut, prosentase waktu terbesar pada
proses pembangunan dense point cloud dengan prosentase sebesar 35,77% dari waktu
keseluruhan. Sementara itu, waktu yang paling sedikit adalah pada proses pembangunan
orhomosaic dengan prosentase 12,30% dari waktu keseluruhan.
Dalam proses penggabungan, terdapat kendala berupa adanya data yang kosong
(berlubang), ketika keempat blok dijadikan satu. Sehingga, terdapat salah seorang yang menjadi
sukarelawan dalam mengolah keseluruhan data ITS, yaitu Dennis Euro Pongdatu dari Kelompok
3. Sehingga, ortofoto Kampus ITS dapat dihasilkan dengan baik.
Peta ortofoto area keseluruhan ITS dilakukan konversi dari data raster menjadi data vektor
dengan cara digitasi. Peta ortofoto dilakukan digitasi berdasarkan penutup lahan yang nampak.
Adapun jenis penutup lahan dibedakan menjadi perairan, penutup lahan terbangun, dan penutup
lahan non terbangun. Perairan sendiri terdiri dari penutup lahan danau/kolam dan saluran air.
Kemudian penutup lahan terbangun terdiri dari bangunan, permukiman, dan fasilitas umum
(terdiri dari fasilitas olahraga, taman, tempat peribadatan, dan tempat parkir.
Dari hasil digitasi penutup lahan tersebut, berikut merupakan data luasan tiap penutup
lahan dari peta garis hasil digitasi peta ortofoto area Kampus ITS.
Prosentase
No Tutupan Lahan Luas (m2)
(%)
1 Bangunan Tempat Tinggal 157.495,974 8.360
Jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang, maka berikut merupakan diagram
batang tutupan lahan dengan luasannya.
Diagram Data Luasan Setiap Tutupan Lahan
Vegetasi Lainnya
Tempat Parkir
Taman
Sawah
Saluran Air
Perkebunan
Tutupan Lahan
Pendidikan
Masjid
Lahan Terbuka
Jalan
Fasilitas Olahraga
Danau/Kolam
Bank
Luas (m2)
Dari data tersebut, luasan tutupan lahan terbesar adalah jenis penutup lahan vegetasi dengan
luasan seluas 762.378,726 m2 atau 40,47% dari luas keseluruhan wilayah Kampus ITS.
Sementara itu, luasan terkecil adalah fasilitas umum berupa kantor perbankan yang memiliki
luasan sebesar 636,524 m2, atau 0,03% dari total luas keseluruhan Kampus ITS.