Anda di halaman 1dari 38

Mendel melakukan penelitian

pewarisan sifat kualitatif.


Zuriat hasil persilangannya
sama dengan zuriat hasil
persilangan resiprokalnya.
Tetua betina memberikan
sitoplasma dan setengah
genomnya ke zuriat hasil zigot.
Terdapat pewarisan sifat yang
dikendalikan oleh gen yang
ada di luar inti atau gen
maternal, disebut pewarisan
ekstrakromosomal.
Pembuktiannya dengan hasil sbb:
1. Zuriat hasil persilangan berbeda
dengan zuriat hasil persilangan
resiprokalnya.
2. Sifat diwariskan melalui tetua
betina.
3. Tidak terjadi segregasi untuk
sifat tersebut.
4. Nisbah segregasi tidak
mengikuti hukum Mendel.
Pewarisan ekstrakromosomal
dibedakan menjadi 2 :
1. efek maternal
2. pewarisan sitoplasmik.
1. Efek maternal

Efek tetua betina kepada


zuriatnya.
Masa pengaruhnya pendek.
Efek maternal biasanya dibawa
oleh bahan yang dihasilkan
oleh tetua betina, diteruskan
ke zuriatnya.
Contoh : Pewarisan ulir
cangkang keong air Limnaea
Arah ulir cangkang keong akan
bergantung pada orientasi
pembelahan sel yang pertama
dari perkembangan embryo,
sitoplasma.
Arah ulir cangkang keong
merupakan penampilan
genotipe (bukan fenotipe)
tetua betinanya.
Efek maternal berpengaruh
pada individu zuriatnya dan
berlaku hanya satu generasi
saja.
P
+/+ s/s s/s +/+

F1
+/s +/s

F2
+/+ +/s +/s s/s +/+ +/s +/s s/s

F3

Pewarisan Ulir Cangkang Keong


Contoh Efek Maternal pada
Tanaman :
Rasa pahit kecambah pada
tanaman lupin.
Pewarisan sifat pahit pada
daun lupin dikendalikan oleh
satu gen (alel dominan).
Fenotipe biji sama dengan
induk yang menghasilkan.
Karena bagian dari biji
berasal dari jaringan induk.
Kecambah adalah bagian
dari jaringan maternal, dan
menampakkan sifat tetua
betinanya.
Biji F1 (dari tanaman P1), rasanya
manis (tidak mengandung
senyawa penyebab rasa pahit).
Tanaman F1 menghasilkan
senyawa tsb. Tetapi pada
kecambah F1 tidak mengandung
senyawa tsb, sehingga rasanya
manis.
Biji F1 yang dipanen dari
tanaman P2 rasanya pahit,
karena tetua betinanya (P2)
menghasilkan senyawa pahit.
Senyawa yang dihasilkan tetua
betina terbawa dalam biji, dan
akan tetap ada dalam kecambah
sehingga rasa kecambah pahit.
Tanaman TabelDaun
Kecambah 1 Biji (yang
Pewarisan Rasa Pahit – Manis padadihasilkan)
Lupin
P1 manis manis manis

P2 pahit pahit pahit

P1 X P2:F1 manis pahit pahit

F2 pahit semua 3 pahit : 1 manis 3 pahit : 1 manis

P2 X P1:F1 pahit pahit pahit

F2 pahit semua 3 pahit : 1 manis 3 pahit : 1 manis


Pewarisan Rasa Pahit – Manis pada Lupin
2. Pewarisan sitoplasmik
Sifat mandul jantan banyak
ditemukan dalam spesies
tumbuhan.
Contoh terbaik untuk pewarisan
sitoplasmik yang melibatkan
mitokondria dan atau kloroplas.
Mandul jantan sitoplasmik
disebabkan oleh adanya
sitoplasma steril.
Terdapat 3 mandul jantan
(sterilitas) :
1. mandul jantan sitoplasmik
genik
2. mandul jantan sitoplasmik
3. mandul jantan genik
Mandul jantan Sitoplasmik-genik :
Sifat mandul jantan yang
dikendalikan oleh interaksi
sitoplasma (penyebab mandul),
dan gen pemulih fertilitas dalam
inti.
Sterilitas akan terjadi jika dalam
sitoplasma steril, dan gen
pemulih tidak ada.
Sterilitas terjadi karena
ketidak-setimbangan nukleus
dan sitoplasma, akibat terjadi
persilangan antar spesies.
Kesetimbangan akan pulih
pada generasi berikutnya jika
terjadi mutasi pada nukleus
yang menghasilkan alel
pemulih.
Pemulia tanaman telah berhasil
memindahkan sterilitas antar
spesies dengan cara
persilangan interspesifik.
Dalam persilangan antar
spesies, alel (gen) pemulih bisa
dipindahkan atau mungkin tidak
bisa dipindahkan dari spesies
donor ke spesies penerima.
Kemungkinan sterilitas
“Sitoplasmik” adalah
”Sitoplasmik-genik” yang gen
pemulihnya belum diidentifikasi.
Sebaliknya, sterilitas ”Genik”,
kemungkinan adalah sterilitas
”Sitoplasmik-genik” yang
sitoplasma fertilnya belum
diidentifikasi.
Mandul jantan ”Sitoplasmik”
dikendalikan hanya oleh
sitoplasma maternal, sehingga
sterilitas ini hanya ditemukan
pada zuriat tanaman dari induk
yang mandul jantan saja.
Sistem mandul jantan ini stabil.
Hasil penelitian menunjukkan,
terdapat sifat mandul jantan yang
semula sitoplasmik, menjadi
mandul jantan sitoplasmik-genik.
Contoh : jagung, dan tanaman
hias petunia.
Contoh mandul jantan sitoplasmik :
kubis (Brassica oleracea). Belum
ditemukan gen pemulihnya
N
Rf Rf atau rf rf S rf rf N
S
Restorer Male Maintainer
steril

Rf rf S rf rf S

F1 Fertil F1 Steril

CMS pada Jagung


Di alam banyak ditemui mandul
jantan sitoplasmik-genik.
Yang berhubungan dengan
sistem fenotipe polen:
Sporofitik dan Gametofitik.
Sporofitik berkaitan dengan
genotipe tetua polen.
Gametofitik berkaitan dengan
genotipe polen.
Contoh: Sitoplasmik genik pada
bawang
Sporofitik, yaitu fenotipe polen
ditentukan oleh genotipe tetua
polen. Tanaman S Rr (fertil)
menghasilkan polen S R dan S r,
yang keduanya fertil. Sementara itu,
tanaman S rr (steril) menghasilkan
polen S r yang steril. Jadi polen S r
bisa fertil atau steril, tergantung
pada genotipe tanaman yang
menghasilkan polen.
Tabel 2
Persilangan Bawang Steril dengan
Bawang Fertil
P1 (♀) P2 (♂) F1

Genotipe Fenotipe Genotipe Fenotipe Genotipe Fenotipe

S rr Steril S atau N Fertil S Rr Fertil


RR
S atau N Fertil ½ S Rr Fertil
Rr
½ S rr Steril

N rr Fertil S rr Steril

Keterangan : S : sitoplasma Steril; N : sitoplasma Normal


Contoh warna daun variegata
pada Bunga Mirabilis jalapa :
Tahun 1909 Carl Correns
melaporkan bahwa pada tanaman
Bunga Pukul Empat (Mirabilis
jalapa var. Albomaculata).
Pada tanaman variegata terdapat
tiga tipe cabang, yaitu cabang
berdaun hijau, cabang berdaun
variegata, dan cabang berdaun
putih.
Correns melakukan persilangan
antar bunga dari cabang yang
berbeda, hasilnya sbb :
fenotipe zuriat tergantung pada
fenotipe tetua betinanya.
Biji yang berasal dari cabang
berdaun putih menghasilkan
tanaman berdaun putih, yang
tidak dapat bertahan hidup
karena tidak mampu melakukan
fotosintesis.
Biji yang berasal dari cabang
berdaun hijau hanya
menghasilkan tanaman
berdaun hijau.
Biji yang berasal dari cabang
yang berdaun variegata
menghasilkan tanaman yang
berdaun putih, tanaman yang
berdaun hijau dan tanaman
yang berdaun variegata,
dengan nisbah yang tidak sama
dengan nisbah Mendel.
Tabel 2
Fenotipe zuriat hasil persilangan bunga pada
tanaman Bunga Pukul Empat variegata
Fenotipe Fenotipe Fenotipe zuriat Tipe plastid yang
cabang cabang diwariskan tetua
tetua ♀ tetua ♂ betina
Putih Putih Putih Putih
Hijau Putih Putih
Variegata Putih Putih
Hijau Putih Hijau Hijau
Hijau Hijau Hijau
Variegata Hijau Hijau
Variegata Putih Variegata, hijau, putih Variegata
Hijau Variegata, hijau, putih Variegata
Variegata Variegata, hijau, putih Variegata
putih hijau belang hijau putih
1 2 3

ovule

pollen

zigot
pembelahan
putih hijau putih hijau

belang hijau putih

Perubahan warna daun pada tanaman


Mirabilis jalapa
Contoh warna daun pada
Jagung-Iojap :
Rhoades mempelajari pola
pewarisan gen ij yang terletak
pada kromosom nomor 8
tanaman jagung (Zea mays).
Pada tanaman jagung yang
homozigot resesif (ij ij), terjadi
kecenderungan plastid
mengalami perubahan sehingga
tidak membentuk klorofil.
Tidak semua plastid mengalami
perubahan tersebut sehingga
daun tanaman jagung tersebut
berwarna hijau bergaris-garis
putih.
Jika tanaman iojap (ij ij) sebagai
tetua jantan menyerbuki
tanaman hijau (Ij Ij) sebagai tetua
betina, maka semua zuriatnya
berwarna hijau (Ij ij).
Jika tanaman iojap (ij ij) sebagai
tetua betina, hanya
menghasilkan zuriat yang
bergaris-garis.
IjIj ijij ijij IjIj
hijau bergaris bergaris hijau

Ijij Ijij
hijau bergaris
A B

Warna Daun Bergaris pada


Jagung-Iojap
Contoh pada Tembakau :
Penyebaran mitotik plastid
normal dan mutan secara acak
mengakibatkan variegata
(belang-belang) pada daun.
Belang-belang tersebut dapat
meluas sampai ke bagian
bunga dan buah.
Biji dari cabang yang berwarna
putih hanya akan menghasilkan
bibit berwarna putih.
Biji dari cabang yang berbelang-
belang menghasilkan bibit yang
juga berbelang-belang.
Biji dari cabang berwarna hijau
menghasilkan bibit berwarna
hijau.

Anda mungkin juga menyukai