Anda di halaman 1dari 14

Pemuntun dan Lembar Kerja Prakuikum Genetika Semester Akhir 2021/2022 Agroteknologi Unhas

PENGAMATAN I

PENAMPILAN FENOTIPE PADA TANAMAN

Dasar Teori

Fenotipe berasal dari kata phainein berarti kelihatan dan typos berarti
bentuk. Sehingga fenotipe adalah bentuk luar atau bagaimana kenyataan karakter
yang dikandung oleh individu, contoh bentuk daun, batang, buah, bunga, dan
sebagainya. Fenotipe merupakan manifestasi dari hasil kerja sama genotype dan
lingkungan. Genotipe menentukan potansi karakter, sedangkan lingkungan
menentukan sampai dimana tercapainya batas potensi tersebut. Jika faktor
lingkungan cocok dan baik ketika masa pertumbuhan maka potensi genotipe akan
maksimal. Sebaliknya, jika faktor lingkungan tidak sejalan dengan kebutuhan
tanaman maka potensi genotipe akan minum atau lebih rendah./

Ada karakter yang sedikit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan ada pula
yang banyak sekali. Makin banyak faktor lingkungan yang berperan dalam
pernyataan fenotipe, makin banyak variasi yang terdapat tentang karakter itu.
Bahasa genetis itu suatu ketika mengalami perubahan. Karena itu tidaklah konstan
atau baka. Bahan genetis itu sesungguhnya terlindung jauh di dalamjaringan
tubuh. Agar perubahan genetis itu diwariskan kepada keturunan terus - menerus,
harus dibawa lewat gamet. Perubahan sifat keturunan secara umum disebut
mutasi. Belum tentu suatu mutasi menimbulkan perubahan sekonyonkonyong
pada fenotipe. Umpamanya karena bahan genetis yang mengalami mutasi
menumbuhkan karakter dalam tubuh yang sulit dibuktikan. Mutasi dibagi atas dua
yaitu (1) mutasi kecil yaitu mutasi yang hanya menimbulkan perubahan kecil
yang kadang tak jelas membuat perubahan fenotipe, contoh perubahan yang
terjadi pada susunan molekul DNA (gen). (2) mutasi besar (aberasi) yaitu mutasi
yang menimbulkan perubahan besar pada fenotipe yang biasanya dianggap
abnormal atau cacat, contoh perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan
kromosom. Mutasi terjadi harus karena perubahan lingkungan yang luar biasa,
sehingga makhluk selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan itu. Kalau
tidak mereka akan susut atau musnah. Penyebab terjadinya mutasi karena adanya
mutagen (agen mutasi) seperti bahan kimia, fisika atau biologi yang memiliki
daya tembus kuat sehingga dapat mencapai bahan genetis dalam inti sel.

Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh faktor
lingkungan terhadap perubahan karakter fenotipe pada tanaman.
Tinjauan Pustaka
2.1 Fenotipe Tanaman
Tanaman mampu mewariskan sifatnya kepada keturunannya. Sifat tanaman
yang tampak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Sedangkan sifat
tanaman yang dapat diwariskan berasal dari faktor genetik. Faktor genetik yang
mampu mempengaruhi kenampakan sifat tanaman disebut heribilitas. Jika faktor
genetik tanaman tersebut pengaruhnya lebih banyak sedangkan faktor lingkungan
tidak mendukung maka sifat yang diwariskan tidak akan nampak. Herebilitas
merupakan perbandingan variasi dalam penampakan fenotip (sifat, karakteristik
atau ciri-ciri fisik) hal itu menyebabkan variasi genetik antar individu
(Kuswantoro, 2017).
Pada suatu populasi tanaman setiap individu memiliki tampilan karakter
(fenotipe) yang berbeda antar satu sama lainnya. Fenotipe berasal dari kata
phainein berarti kelihatan dan typos berarti bentuk. Fenotipe dapat dikatakan
sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang
dimiliki organisme. Fenotipe juga suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi,
fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh
genotipe dan lingkungan serta interaksi keduanya (Hidzroh, 2021).
Fenotip mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari suatu tanaman.
Pada tingkat tanaman, fenotip ialah sesuatu yang dapat dilihat, diamati, diukur,
sesuatu sifat atau karakter. Dalam timgkatan ini, contoh fenotip seperti bentuk
daun, batang, buah, bunga, dan sebagainya. Fenotipe ditentukan sebagian oleh
genotipe individu, sebagian oleh lingkungan tempat individu hidup dan interaksi
antara genotipe dan lingkungan (Nopianasanti, 2018).
Karakter yang terdapat pada tanaman biasa digunakan dalam
pengidentifikasian keragaman fenotip. Identifikasi keragaman fenotip berdasarkan
pada sejumlah penampilan karakter yang tampak dengan menggunakan penanda
morfologi tanaman. Salah satu proses dari perkembangbiakan dilakukan dengan
cara persilangan. Jika mendapatkan individu baru dari hasil persilangan yang baik
dengan memadukan sifat unggul dari dua genotipe yang disilangkan. Proses
persilangan ini diawali dengan proses identifikasi keragaman fenotipe dari
tanaman yang akan disilangkan tersebut (Arumingtyas, 2019).
2.2 Peran Lingkungan Terhadap Fenotipe Tanaman
Lingkungan berperan penting dalam pertumbuhan tanaman agar tanaman
tersebut mampu tumbuh dan berkembang secara optimal. Karakter genetik
tanaman memiliki pengaruh besar yang dikondisikan dari pengaruh lingkungan
yang cocok terhadap perkembangan suatu tanaman. Kondisi lingkungan sangat
menentukan bagaimana suatu tanaman dapat bekerja secara maksimal dan optimal
untuk berfotosintesis serta unsur hara yang memadai (Astutik, 2021).
Sifat yang tampak pada suatu individu merupakan hasil interaksi antara
faktor genetik dan faktor lingkungan. Suatu individu yang memiliki kenampakan
fenotipe sama belum tentu memiliki susunan genetik yang sama. Bisa juga
individu memiliki sifat genotipe sama tetapi penampilan fenotipe berbeda. Hal
tersebut merupakan faktor lingkungan yang memberi pengaruh pada suatu
tanaman (Kalqutny, 2020).
Fenotipe dari suatu varietas tanaman akan berbeda ketika tanaman ditanam
pada kondisi lingkungan yang juga berbeda. Karakter fenotipe merupakan
karakteristik yang meliputi struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku yang
dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan serta
interaksi diantara keduanya. Terjadinya perbedaan karakter fenotipe akibat dari
adanya perbedaan respon genotipe tanaman terhadap lingkungan. Dari penampilan
fenotipe tanaman juga dapat dihitung suatu nilai yang menentukan apakah
perbedaan penampilan suatu karakter disebabkan oleh faktor genetik atau
lingkungan, sehingga dapat memudahkan pemuliaan untuk melakukan proses
seleksi setiap fenotipe (Wardhani, 2021).
Heribilitas dapat dikatakan perbandingan antara ragam genotipe dan ragam
fenotipe dari suatu populasi juga suatu individu yang tidak dikehendaki dengan
maksud dapat meningkatkan nilai rata-rata populasi untuk karakter yang
diinginkan. Suatu nilai rehabilitas yang rendah yang mendekati nol berarti
keragaman fenotipe disebabkan lingkungan. Sedangkan nilai hereibilitas dengan
nilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan oleh faktor genotipe (Wardhani,
2021).
Tempat dan Waktu
Praktikum penampilan fenotipe tanaman ini dilakukan di Teaching Farm,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin pada Sabtu, 23 April 2022 pada pukul
16.00-17.30 WITA.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum penampilan fenotipe pada tanaman
ini adalah ATK, logbook, deskripsi varietas tomat Chung, Karina/Karuna, Mawar,
dan Tymoti. Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cangkul 1/kelompok
dan sekop 1/kelompok.
Metode Praktikum
Metode praktikum pengamatan fenotipe tanaman ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan parameter pada tiap tetua tanaman tomat dan satu
genotipe keturunannya
2. Melakukan perbandingan hasil pengamatan dengan deskripsi varietas tomat
masing-masing.
3. Menuliskan hasil perbandingan varietas tomat Chung, Karina/Karuna,
Mawar dan Tymoti berdasarkan parameter pengamatan ke dalam tabel yang
telah disediakan.
Parameter Pengamatan
1. Bentuk Penampang Batang
2. Warna Batang
3. Bentuk Daun
4. Warna Daun
5. Tepian Daun
6. Ujung Daun
Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan penampilan fenotipe pada tanaman tomat

Parameter Penampilan Tiap Varietas


Pengamatan
V1 V2 V3 V4
(Chung) (Karina) (Mawar) (Tymoti)
Bentuk
Penampang Bulat Bulat Bulat Bulat
Batang
Warna Batang Hijau Hijau Hijau Hijau
Bentuk Daun Bippinate Bippinate Bippinate Bippinate
(Daun (Daun (Daun (Daun
majemuk majemuk majemuk majemuk
menyirip menyirip menyirip menyirip
ganda dua) ganda dua) ganda dua) berbentuk
oval)
Warna Daun Hijau Hijau Hijau Hijau tua
Tepian Daun Bergerigi Bergerigi Bergerigi Bergerigi
Ujung Daun Runcing Meruncing Meruncing Runcing

Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di atas terdapat empat
varietas tomat yang berbeda seperti varietas tomat tymoti, tomat chung, tomat
karina dan tomat mawar yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda
tergantung pada setiap jenis varietasnya. Hal ini sesuai pendapat Istianingrum
(2016), yang mengatakan bahwa adanya perbedaan yang nampak pada varietas
tomat, sehingga terjadi variasi yang berbeda disebabkan karena adanya faktor
yang mempengaruhi dari suatu genetik maupun lingkungan.
Berdasarkan pengamatas di atas diketahui bahwa bentuk daun yang dimiliki
keempat varietas tomat berbeda. Dimana bentuk daun pada tiga varietas sama
yaitu Bippnate (daun majemuk menyirip ganda dua) dan satu varietas Bippinate
(daun majemuk menyirip berbentuk oval). Perbedaan bentuk daun dari varietas
tomat tersebut terjadi karena adanya pewarisan sifat atau gen yang berbeda antara
tomat satu dengan lainnya. Hal ini sesuai pendapat Maulido (2016), yang
mengatakan bahwa perbedaan keberagaman penampilan pada tanaman akibat
adanya susunan genetik yang mungkin terjadi sekalipun tanaman yang digunakan
berasal dari jenis yang sama serta setiap gen mengatur berbagai jenis karakter
yang ada.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diketahui tanaman pada varietas
tomat mawar dan karina memiliki penampilan fenotipe yang hampir mirip.
Namun varietas tomat karina lebih unggul dibanding dengan varietas tomat
mawar. Hal ini disebabkan karena pada varietas karina memiliki pertumbuhan dan
hasil tanaman tomat yang lebih baik dibanding varietas mawar. Hal ini sesuai
pendapat Yanti (2021), yang mengatakan bahwa varietas karina mampu
beradaptasi dengan baik dan lebih cepat terhadap kondisi lingkungan tempat
tumbuhnya sehingga dapat menujukkan respon yang baik terhadap pertumbuhan
dibandingkan varietas mawar, walaupun secara genotipe memiliki kemampuan
tumbuh yang sama.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimoulkan bahwa
terdapat empat varietas tomat yang diamati yaitu varietas chung, mawar, karina
dan tymoti yang memiliki perbedaan fenotipe yang dipengaruhi oleh faktor
genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi suatu
tanaman terutama pada struktur morfologi dan fisiologi tanaman yang
mengakibatkan adanya perbedaan varietas pada tanaman tersebut.
Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya tidak memakan waktu yang banyak
serta dapat dilakukan dengan baik juga diberikan penjelasan yang jelas agar
praktikan mudah mengerti dan memahami materi yang sedang dilakukan pada
praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Arumingtyas, E. L. 2019. Mutasi: Prinsip Dasar dan Konsekuensi. Universitas


Brawijaya Press.

Astutik, W., Rahmawati, D., & Sjamsijah, N. 2017. Uji Daya Hasil Galur
MG1012 dengan Tiga Varietas Pembanding Tanaman Cabai Keriting
(Capsicum A\annum L.). Agriprima, Journal of Applied Agricultural
Sciences. 1(2). 163-173.

Hidzroh, F., & Daryono, B. S. 2021. Keseragaman dan Kestabilan Karakter


Tanaman Melon (Cucumis Melo L.‘Tacapa Gold’) Berdasarkan Karakter
Fenotip dan Inter-Simple Sequence Repeat. Biospecies, 14(2), 11-19.

Istianingrum, P. 2016. Keragaman dan Heritabilitas Sembilan Genotip Tomat


(Lycopersicum esculentum Mill.) Pada Budidaya Organik. Jurnal
Agroekoteknologi. 8(2).

Kalqutny, S. H., Pakki, S., & Muis, A. 2020. Potensi Pemanfaatan Teknik
Molekuler Berbasis DNA dalam Penelitian Penyakit Bulai pada Jagung:
Potensi Pemanfaatan Teknik Molekuler Berbasis DNA dalam Penelitian
Penyakit Bulai pada Jagung. Agrosaintek: Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pertanian. 4(1). 17-27.

Kuswantoro, H., & Supeno, A. 2017. Keragaan agronomi galur-galur kedelai


potensial pada dua agroekologi lahan kering masam. Jurnal Agronomi
Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy). 45(1). 23-29.

Maulido, R. N., Tobing, O. L., & Adimihardja, S. A. 2016. Pengaruh kemiringan


pipa pada hidroponik sistem nft terhadap pertumbuhan dan produksi selada
(Lactuca sativa L.). Jurnal Agronida. 2(2).

Nopianasanti, H., & Daryono, B. S. 2018. Kestabilan Fenotip Tanaman Labu Susu
(Cucurbita moschata (Duchesne) Poir “Butternut”) Hasil Budidaya di
Sleman DI Yogyakarta. Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi. 6(2). 115-123.

Wardhani, Y., & Qomariah, U. K. N. 2021. Pemuliaan Tanaman. LPPM


Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.

Yanti, F., Jumini, J., & Marliah, A. 2021. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik
Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 6(4).
Pemuntun dan Lembar Kerja Prakuikum Genetika Semester Akhir 2021/2022 Agroteknologi Unhas

PERCOBAAN I

IDENTIFIKASI ALAT REPRODUKSI TUMBUHAN

Dasar Teori

Bunga pada tumbuhan-tumbuhan merupakan salah satu alat reproduksi


dalam perkembangbiakan secara generatif. Alat perkembangbiakan generatif itu
bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi
tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang
dikenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba
waktu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-
bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut : persarian
(penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang disebut
buah, yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Bunga sebagai bagian tumbuhan yang amat penting
mempunyai dua macam alat kelamin, yaitu bunga jantan (flos masculus), jika
pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, dan bunga betina (flos
femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang melainkan hanya putik
saja.

Tujuan Percobaan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat reproduksi dalam perkembangbiakan


tumbuhan/tanaman.

2. Agar mahasiswa dapat membedakan dan mengidentifikasi perbedaan bunga


jantan dan bunga betina sebagai alat kelamin tumbuhan/tanaman.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui struktur dan sifat biologi bunga jantan
dan bunga betina pada tumbuhan/tanaman.

Tinjauan Pustaka

2.1 Alat Reproduksi Tumbuhan

…….

2.2 Bunga Sempurna

…….
2.3 Bunga Tak Sempurna

…….

Tempat dan Waktu

…….

Bahan dan Alat

…….

Metode Praktikum

…….

Parameter Pengamatan

1. Letak bunga jantan

2. Letak bunga betina

3. Struktur bunga

4. Bagian – bagian bunga dan fungsinya

5. Sistem penyerbukan/pembuahan

Hasil

Gambar Bunga Sempurna ……

Gambar Bunga Tidak Sempurna ……

Pembahasan

…….

Kesimpulan

…….
Saran

…….

DAPUS

……..
Pemuntun dan Lembar Kerja Prakuikum Genetika Semester Akhir 2021/2022 Agroteknologi Unhas

PERCOBAAN II

FREKUENSI GEN

Dasar Teori

Perbandingan sederhana 3 :1;1:2:1,1:1,9:3:3:1,dan sebagainya, menurut


hukum Mendel, sesungguhnya didapat dari persilangan yang diatur. Padaal
ditengah masyarakat sendiri sesungguhnya terjadi persilangan atau perkawinan
yang acak (random). Karena itu biasa terjadi ada perbedaan suatu alel pada hasil
eksperimen dengan masyarakat.

Karena suatu gen terdiri dari dua alel, misalnya alel A dan alel a terdapat
pada suatu populasi. Setiap individu di populasi itu tentulah memiliki salah satu
atau kedua alel itu, dimana yang tidak homozigot adalah heterozigot. Sehingga
dapat digolongkan atas tiga kelompok, berhubungan dengan pasangan kedua alel
A-a itu yaitu :

1. AA (Homozigot dominant)

2. Aa (Heterozigot)

3. aa (Homozigot resesif).

Jika suatu populasi di daerah tertentu dianggap telah bercampur baur lama
(panmixia), tidak terjadi mutasi baru terdapat gen A itu dan tidak ada imigran
besar-besaran, maka frekuensi alel A dan a di masyarakat itu tentulah tetap.
Dengan demikian persentase AA atau aa akan tetap pula, dari generasi ke generasi
selanjutnya

Untuk itu ada suatu hukum yang disebut hukum Hardy-Weinberg, yang
merumuskan perimbangan alel pada populasi yang panmixis. Persentase masing-
masing alel tetap di suatu populasi dan jumlah persentasenya selalu 100 %.
Sedangkan jika persentase itu diubah jadi frekuensi semua alel dari suatu gen
tentulah 1.

Rumus Hardy-Weinberg

P2AA + 2pgAa + q2aa =1

(pA+qa)2 =1

Tujuan Percobaan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara perhitungan frekuensi genetik
melalui pengambilan sample (contoh) yang didapat di laboratorium.
Tinjauan Pustaka

2.1 Hukum Pewarisan Sifat

…….

2.2 Frekuensi Gen Dalam Populasi

…….

Tempat dan Waktu

…….

Bahan dan Alat

…….

Metode Praktikum

Frekuensi A(p) = Frekuensi AA+1/2 Frekensi Aa

Frekuensi a(q) = Frekuensi aa +1/2 frekuensi Aa

P2AA+2pqAa-+q2aa = 1

Pelaksanaan Percobaan

1. Menyediakan dua buah kantong kertas, kemudian masing-masing kertas


diisi dengan 400 kancing (200 kuning dan 200 putih).
2. Kocok kantong tersebut hingga biji yang ada di dalamnya tercampur
merata.
3. Buat 60 zigot, 80 zygot, dan 100 zygot. Cara membuatnya adalah dari tiap
kantong dipungut 2 kancing secara acak (buta). Tuliskan setiap zygote
pada kolom yang tersedia (lampiran)
4. Masukkan kembali ke dalam tempatnya. Sebelum mengambil kancing
selanjutnya harus dikocok ulang.
Hasil

Tabel 1. Pengamatan untuk ulangan 60 kali

Genotipe AA Aa aa Total
Jumlah
Simbol
Rumus
Frekuensi
Frekuensi
Ket.

Tabel 2. Pengamatan untuk ulangan 80 kali

Genotipe AA Aa aa Total
Jumlah
Simbol
Rumus
Frekuensi
Frekuensi
Ket.

Pembahasan

…….

Kesimpulan

…….

Saran

…….

DAPUS

……..

Anda mungkin juga menyukai