Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

BIOKIMIA TANAMAN
(122G0103)

ANDI ALIFYAH ELSYA PUTRI PALIWANGI


G011211032

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BIOKIMIA TANAMAN
(122G0103)

LAPORAN LENGKAP
HALAMAN SAMPUL
Diajukan Sebagai Syarat Mengikuti Ujian Praktikum Pada
Departemen Budidaya Pertanian Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin

ANDI ALIFYAH ELSYA PUTRI PALIWANGI


G011211032

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL : LAPORAN LENGKAP BIOKIMIA TANAMAN
NAMA : ANDI ALIFYAH ELSYA PUTRI PALIWANGI
NIM : G011211032
KELAS : BIOKIMIA A
KELOMPOK : 1 (SATU)

Departemen Budidaya Pertanian


Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanudin
Makassar

Makassar, April 2022


Mengetahui:

Asisten Pendamping 1 AsistenPendamping 2

Muhammad Azriel Ikhlasul Amal Sri Herliyanti


NIM : G011 18 1403 NIM : G011 20 1097

Koordinator Asisten 1 Koodinator Asisten 2

Fadhilla Azzahra Badaruddin Muh. Rifqi Putra Maricar


NIM :G011191080 NIM : G011181001

iii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat Rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan “Laporan Lengkap
Praktikum Biokimia” secara tepat waktu. Tak lupa juga salawat serta salam saya
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta kerabat, sahabat, serta kita para
umatnya hingga akhir zaman. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
praktikum Biokimia. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Kak
Muhammad Azriel Ikhlasul Amal dan Kak Sri Herliyanti selaku asisten kelompok
saya yang telah membimbing dan menemani saya dari awal praktikum hingga
berakhirnya praktikum. Terima kasih juga saya ucapkan untuk teman – teman
kelompok 1 yang telah berpartisipasi dalam praktikum biokimia. Tidak lupa juga
saya ucapkan terima kasih kepada diri saya sendiri yang telah bertahan dan tidak
menyerah dalam pelaksanaan praktikum dan laporan praktikum.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kesalahan dari segi penulisan sehingga saya menerima segala bentuk kritik serta
saran untuk menyempurnakan laporan lengkap ini. Semoga dengan adanya laporan
lengkap ini, dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

Makassar, 31 Maret 2022

Andi Alifyah Elsya Putri Paliwangi

iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan Praktikum Bikomia Tanaman dengan
lancar.
Terima kasih saya ucapkan untuk para asisten dan koordinator yang telah turut
serta dalam membantu saya menyelesaikan Praktikum Biokimia Tanaman. Tak
lupa juga terima kasih saya ucapkan kepada orang tua saya serta teman – teman
saya yang selalu mensupport dan Bersama – sama saling memberi semangat dalam
pelaksanaan praktikum ini.
Last but not least, I wanna thank me. I wanna thank me for believing in me, I
wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no days
off, I wanna thank me for never quitting, I wanna thank me for always being a giver
and tryna give more than I receive,I wanna thank me for tryna do more right than
wrong, I wanna thank me for just being me at all times.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis

Andi Alifyah Elsya Putri Paliwangi

v
BIODATA DIRI PRAKTIKAN BIOKIMIA TANAMAN

Nama : Andi Alifyah Elsya Putri Paliwangi


NIM : G011211032
Alamat : Jl. Sahabat Raya IV
Agama : Islam
No. Telepon : 082149999445
Asal Daerah : Bontang
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Bontang
Kesan & Pesa : - Kesan → Kak Amal baik, tapi kalo acc+ artikel suka bikin
tegang sama pertanyaannya
→ Kak El seruu terus baik sama pengertian
bangettt
→ Praktikum biokimia asik sii, jujur praktikum
terasik di semester 2
- Pesan →Untuk Kak Amal jangan lupa Bahagia dan
semangat terus kakk
→Untuk Kak El pesannya tetap jadi asisten yang
pengertian yaaaa
→Semoga untuk praktikum biokimia selanjutnya,
asisten dan penjaga lab bisa tenang sedikit
terutama saat praktikan menjawab pertanyaan
yang diberikan dan presentasi

vi
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK

No Biodata Anggota Foto


1 Nama lengkap : Andi Irvan
TTL : Siwa, 16 September 2003
Alamat : Jl. Tamangapa Raya No.280
Social media : @irvan1609
Motto : Kegagalan hanyalah
kesempatan untuk memulai
lagi, tapi kali ini harus lebih
cerdas

2 Nama lengkap : Syarifah Askina Shadiq


TTL : 11 Mei 2003
Alamat : Urip Sumoharjo
Social media : @syrfhaskina
Motto : Jangan terlalu serius

3 Nama lengkap : Ichwani Az Sha’ra Hasman


TTL : Batu Mila, 28 Mei 2003
Alamat : Jl. Sahabat VI
Social media : @ichwaniaz
Motto : Jadilah manusia yang
bermanfaat bagi orang lain

4 Nama lengkap : Miftahul Jannah


TTL : Bontocinde, 21 November
2003
Alamat : Jl. Baso Dg. Mangawing,
Bontocinde, Desa
Bontoramba
Social media : @miftahuljannah_am
Motto : Never give up

vii
5 Nama lengkap : A. Resky Suci Dwinova Risal
TTL : Watampone, 5 September
2002
Alamat : Jl. Bangkala Dalam II No. 32
Social media : @anreskyyrzl_
Motto : Cintai ususmu, lihat aku tiap
hari

6 Nama lengkap : Wahyu Anggoro


TTL : Palopo, 22 Juli 2003
Alamat : Jl. Sahabat Raya IV
Social media : @whyuuanggoro
Motto : Jalani hidup dengan
menggunakan feeling

viii
ASISTEN BIOKIMIA TANAMAN 2022
No Asisten Foto
Nama lengkap : Fadhilla Azzahra
Badaruddin
Nim : G011 19 1080
TTL : Pare-Pare, 10 Oktober
1. 2002
Asal daerah : Makassar
Angkatan : 2019
Konsentrasi : Hortikultura

Nama lengkap : Muh. Rifqi Putra Maricar


Nim : G011 18 001
TTL :
Asal daerah :
2.
Angkatan : 2018
Konsentrasi :

Nama lengkap : Muhammad Azriel


Ikhlasul Amal
Nim : G011 18 1403
TTL : Makassar 6 Juni 2000
3. Asal daerah : Makassar
Angkatan : 2018
Konsentrasi : Bioteknologi

Nama lengkap : Sri Herliyanti


Nim : G011 20 1097
TTL : Papi, 2 Oktober 2002
Asal daerah : Enrekang
4. Angkatan : 2020
Konsentrasi : Agroteknologi

Nama lengkap : Andi Arifai


Nim : G011 18 1019
TTL : Bocco, 22 April 2000
Asal daerah :
5. Angkatan : 2018
Konsentrasi : Perkebunan

ix
Nama lengkap : Muthia Muhsana
Mukhlis
Nim : G011 18 1021
TTL :Makassar, 24 Oktober
6. 2000
Asal daerah : Lasusua, Kolaka Utara,
Sulawesi Tenggara
Angkatan : 2018
Konsentrasi : Perkebunan
Nama lengkap : Vera Yuniar
Nim : G011 18 1031
TTL : Pare-Pare, 31 Mei 2000
Asal daerah : Pare-Pare
7. Angkatan : 2018
Konsentrasi : Perkebunan

Nama lengkap : Andi Rieskha Ramadhani


Nim : G011 18 1056
TTL : Makassar, 17 Desember
8. 2000
Asal daerah : Gowa
Angkatan : 2018
Konsentrasi : Perkebunan
Nama lengkap : Agus Mappa
Nim : G011 18 1330
TTL : Madatte, 8 Agustus 1999
Asal daerah : Mamuju
9. Angkatan : 2018
Konsentrasi : Agroklimatologi

Nama lengkap : Muh. Ahsan Ramadhan


Nim : G011 19 1024
TTL : Makassar, 30 Desember
1999
Asal daerah : Makassar
10.
Angkatan : 2019
Konsentrasi : Arsitektur lanskap
Sosial Media : @ahsanrmdn_
Motto : Kalau bisa besok kenapa
harus sekarang

x
Nama lengkap : A. Sri Sartika Shafira SA
Nim : G011 19 1055
TTL : Makassar, 7 April 2002
Asal daerah : Jeneponto
11. Angkatan : 2019
Konsentrasi : Bioteknologi

Nama lengkap : Mulham Tahir


Nim : G011 19 1064
TTL : Lalento, 4 April 2002
Asal daerah : Luwu
12. Angkatan : 2019
Konsentrasi : Pemuliaan Tanaman

Nama lengkap : Wina Damayanti


Nim : G011 19 1087
TTL : Bontojai, 17 Juli 2001
Asal daerah : Bone
Angkatan : 2019
13.
Konsentrasi : Perkebunan

Nama lengkap : Nur Aisyah Shaliha


Nim : G011 19 1125
TTL : Makassar, 27 Januari
2001
14. Asal daerah : Makassar
Angkatan : 2019
Konsentrasi : Bioteknologi

Nama lengkap : Muh. Daffa Alifka


Ramadhani S.
Nim : G011 19 1153
TTL :
15. Asal daerah : Balikpapan, Kalimantan
Timur
Angkatan : 2019
Konsentrasi : -Arsitektur Lanskap

xi
Nama lengkap : Nurul Azizah
Nim : G011 19 1280
TTL : Pare-Pare 5 Juni 2001
Asal daerah : Pare-Pare
16. Angkatan : 2019
Konsentrasi : Bioteknologi

Nama lengkap : Wildy Adriansyah


Nim : G011 19 1286
TTL : Palopo, 5 Maret 2001
Asal daerah : Makassar
17. Angkatan : 2019
Konsentrasi : Hortikultura

Nama lengkap : Ketut Widhi Adriyani


Nim : G011 19 1321
TTL : Bantaeng, 28 Maret 2001
Asal daerah : Bantaeng
18. Angkatan : 2019
Konsentrasi : Hortikultura

Nama lengkap : Salsabilah Nurfajrina


Nim : G011 19 1320
TTL : Makassar, 26 Agustus
2001
Asal daerah : Makassar
19.
Angkatan : 2019
Konsentrasi : Hortikultura

xii
Nama lengkap : Anna Moslihat Jamil
Nim : G011 19 1286
TTL : Makassar, 10 Februari
2001
20. Asal daerah : Makassar
Angkatan : 2019
Konsentrasi : Perkebunan

Nama lengkap : Sulfi


Nim : G011 19 1384
TTL : Batupute, 16 November
2000
21. Asal daerah : Barru
Angkatan : 2019
Konsentrasi : Perkebunan

Nama lengkap :Muhammad Fajar As


Siddiq
Nim : G011 20 1132
TTL :Maroanging, 6 Maret
22. 2002
Asal daerah : Pammana, Wajo
Angkatan : 2020
Konsentrasi : Agroteknologi

Nama lengkap : Yuliyati


Nim : G011 20 1227
TTL : Bima, 8 Juli 2002
Asal daerah : Kota Bima, NTB
23. Angkatan : 2020
Konsentrasi : Agroteknologi

Nama lengkap : Manda Azalia


Nim : G011 20 1239
TTL : Gorontalo, 2 November
2002
24. Asal daerah : Gorontalo
Angkatan : 2020
Konsentrasi : Agroteknologi

xiii
Nama lengkap : Haikal Akbar
Nim : G011 20 1258
TTL : Bulukumba, 28
September 2002
25. Asal daerah : Bulukumba
Angkatan : 2020
Konsentrasi : Agroteknologi

xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... v
BIODATA DIRI PRAKTIKAN BIOKIMIA TANAMAN ............................... vi
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK ............................................................. vii
ASISTEN BIOKIMIA TANAMAN 2022 .......................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

PENGENALAN KARBOHIDRAT
ABSTRAK ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
TUJUAN ................................................................................................................ 3
METODE ............................................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 4
KESIMPULAN...................................................................................................... 7
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN ......................................................................................................... 11
TABEL INDEKS JURNAL ................................................................................ 12

xv
IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR SENYAWA PROTEIN
ABSTRAK ........................................................................................................... 15
PENDAHULUAN ................................................................................................ 16
TUJUAN .............................................................................................................. 17
METODE ............................................................................................................. 17
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 18
KESIMPULAN.................................................................................................... 19
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21
LAMPIRAN ......................................................................................................... 22
TABEL INDEKS JURNAL ................................................................................ 23

UJI FISIKOKIMIA MINYAK TANAMAN


ABSTRAK ........................................................................................................... 24
PENDAHULUAN ................................................................................................ 25
TUJUAN .............................................................................................................. 26
METODE ............................................................................................................. 26
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 27
KESIMPULAN.................................................................................................... 28
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29
LAMPIRAN ......................................................................................................... 30
TABEL INDEKS JURNAL ................................................................................ 31

UJI KELARUTAN BIOMOLEKUL LIPID


ABSTRAK ........................................................................................................... 33
PENDAHULUAN ................................................................................................ 34
TUJUAN .............................................................................................................. 35
METODE ............................................................................................................. 35
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 35
KESIMPULAN.................................................................................................... 37
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
LAMPIRAN ......................................................................................................... 39
TABEL INDEKS JURNAL ................................................................................ 40

xvi
IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN PADA TANAMAN
ABSTRAK ........................................................................................................... 42
PENDAHULUAN ................................................................................................ 43
TUJUAN .............................................................................................................. 44
METODE ............................................................................................................. 44
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 45
KESIMPULAN.................................................................................................... 46
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47
LAMPIRAN ......................................................................................................... 48
TABEL INDEKS JURNAL ................................................................................ 49
MODUL PRAKTIKUM ................................................................................ ….50

xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Identifikasi Karbohidrat Pada Beberapa Zat Uji ............................. 4
Tabel 2. Hasil Identifikasi Unsur-Unsur Penyusun Protein Pada Beberapa
Sampel..................................................................................................... 18
Tabel 3. Hasil Identifikasi Asam-Basa Pada Zat Uji ............................................ 27
Tabel 4. Hasil Uji Kelarutan Biomolekul Lipid ................................................... 35
Tabel 5. Hasil Identifikasi Senyawa Saponin Pada Tanaman .............................. 45

xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Gambar 1. Memasukkan larutan ke tabung reaksi menggunakan pipet
tetes.................................................................................. 11
Lampiran Gambar 2. Meletakkan tabung reaksi pada rak tabung reaksi........... 11
Lampiran Tabel Indeks Jurnal. Pengenalan Karbohidrat ................................. 12
Lampiran Gambar 4. Menuangkan 1 ml masing-masing larutan ke tabung reaksi
......................................................................................... 22
Lampiran Gambar 3. Menyiapkan alat dan bahan ............................................. 22
Lampiran Gambar 5. Melakukan pembakaran pada 3 tabung reaksi ................ 22
Lampiran Gambar 6. Mengamati pengembunan pada 3 tabung reaksi lain ...... 22
Lampiran Tabel Indeks Jurnal. Identifikasi Unsur-Unsur Penyusun Protein .. 23
Lampiran Gambar 7. Menyiapkan alat dan bahan ............................................. 30
Lampiran Gambar 8. Meneteskan minyak kelapa ke dua porselin tetes berbeda .
......................................................................................... 30
Lampiran Gambar 9. Menguji minyak kelapa dengan kertas lakmus ............... 30
Lampiran Gambar 10. Menguji minyak kelapa dengan pH indikator ............... 30
Lampiran Gambar 11. Mengamati perubahan warna pada kertas lakmus dan pH
indikator .......................................................................... 30
Lampiran Tabel Indeks Jurnal. Uji Fisikokimia Minyak Tanaman ................. 31
Lampiran Gambar 12. Menyiapkan alat dan bahan ........................................... 39
Lampiran Gambar 13. Memasukkan 1 ml pelarut ke tabung reaksi .................. 39
Lampiran Gambar 14. Menutup tabung reaksi dengan aluminium foil ............. 39
Lampiran Gambar 15. Menghomogenkan larutan ............................................. 39
Lampiran Tabel Indeks Jurnal. Uji Kelarutan Biomolekul Lipid .................... 40
Lampiran Gambar 16. Menimbang sampel ....................................................... 48
Lampiran Gambar 17. Menambahkan aquades ................................................. 48
Lampiran Gambar 18. Mendidihkan tabung reaksi ........................................... 48
Lampiran Gambar 19. Mendinginkan tabung reaksi ......................................... 48
Lampiran Tabel Indeks Jurnal. Identifikasi Senyawa Saponin Pada
Tanaman .......................................................................... 49

xix
PENGENALAN KARBOHIDRAT
Andi Alifyah Elsya Putri Paliwangi,G011211032
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin

Abstrak
Karbohidrat memiliki peranan penting bagi tubuh seperti membantu proses
metabolisme lemak dan protein dalam tubuh manusia dan dapat berperan sebagai
penentu karakteristik suatu bahan makanan. Berdasarkan monomernya, karbohidrat
terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Tujuan dari praktikum ialah
untuk mengidentifikasi kandungan karbohidrat dan mengetahui reaksi yang terjadi
serta membuktikan adanya polisakarida. Praktikum ini menggunakan metode uji
iodium untuk menentukan jenis polisakarida karbohidrat dalam suatu bahan. Alat
dan bahan yang digunakan antara lain; pipet tetes, tabung reaksi, tisu, tepung
maizena, air tebu, air nanas, sari kentang, air singkong, yogurt, susu kedelai, air
kelapa, dan air tuak. Dari beberapa sampel larutan yang ada, hanya tepung maizena
yang tergolong polisakarida jenis amilum sebab berubah menjadi warna ungu
pekat.
Kata Kunci: Karbohidrat, Monomer, Polisakarida

Abstract
Carbohydrates have an important role for the body such as helping the process
of fat and protein metabolism in the human body and can play a role as a
determinant of the characteristics of a food ingredient. Based on the monomer,
carbohydrates consist of monosaccharides, disaccharides, and polysaccharides.
The purpose of the practicum is to identify the carbohydrate content and determine
the reactions that occur and prove the presence of polysaccharides. This practicum
uses the iodine test method to determine the type of carbohydrate polysaccharide
in a material. The tools and materials used include; dropper, test tube, tissue,
cornstarch, sugarcane juice, pineapple juice, potato juice, cassava water, yogurt,
soy milk, coconut water, and palm wine. From several samples of existing solutions,
only cornstarch is classified as a polysaccharide because it turns dark purple.
Keywords: Carbohydrate, Monomer, Polysaccharide

1
Pendahuluan
Karbohidrat merupakan sumber energi pokok bagi makhluk hidup yang tersusun
dari karbon, hidrogen, dan oksigen yang banyak terdapat di alam. Dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari juga makhluk hidup membutuhkan karbohidrat
sebagai energi utamanya. Hidup tiap manusia sebagian besar bergantung pada
sumber pangan yang mengandung karbohidrat seperti beras. Beras dari sisi
konsumen merupakan sumber pangan karbohidrat yang utama yang di mana tingkat
konsumsinya hampir pada 100% (Suryana, dkk., 2019).
Karbohidrat sebagai sumber energi utama yang dibutuhkan tubuh manusia
memiliki peranan penting yang diantaranya sebagai penentu karakteristik bahan
makanan seperti rasa, warna, tekstur, dan lain sebagainya. Karbohidrat dalam tubuh
dapat digunakan sebagai pencegah penumbuhan ketosis, pemecah protein yang
berlebih, kehilangan mineral, serta berguna sebagai pembantu metabolisme lemak
dan juga protein (Fesseden (1990) dalam Fitriana (2020)).
Karbohidrat apabila dikonsumsi berlebihan juga tidak baik bagi tubuh, sebab
semakin tinggi kandungan karbohidrat dalam suatu makanan, maka semakin tinggi
pula kadar glukosa di dalamnya. Kandungan karbohidrat yang tinggi tidak
menjamin makanan yang dikonsumsi termasuk dalam kategori aman.
Berkurangnya karbohidrat dan glukosa pada suatu makanan akan membuat
makanan lebih aman untuk dikonsumsi (Rafanani (2013) dalam Sulistiyani (2018)).
Pengklasifikasian karbohidrat berdasarkan monomernya terdiri dari
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat
yang paling sederhana sebab molekulnya hanya terdiri dari beberapa atom karbon
saja dan tidak dapat diuraikan dengan menghidrolisisnya saat dalam kondisi lunak
menjadi karbo yang lain. Disakarida ialah karbohidrat yang memiliki dua satuan
dari monosakarida yang disatukan oleh glikosida sebagai penyusunnya.
Polisakarida yaitu karbohidrat yang tersusun dari banyak unit monosakarida yang
saling berhubungan melalui ikatan glikosida (Fitriana, 2020).
Polisakarida termasuk dalam karbohidrat yang relatif kompleks. Polisakarida
juga termasuk makromolekul yang besar dan bercabang. Suatu bahan yang
tergolong dalam karbohidrat jenis polisakarida biasanya tidak larut dalam air dan

2
juga tidak memiliki rasa manis. Jika terdapat monosakarida di polisakarida yang
sejenis, maka disebut homopolisakarida dan jika terdapat lebih dari satu jenis
polisakarida maka disebut heteropolisakarida (Purba, 2021).
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menguji keberadaan polisakarida
dalam suatu makanan atau larutan ialah dengan menggunakan uji iodin. Uji iodin
merupakan metode yang dapat memebedakan polisakarida dari disakarida dan
monosakarida. Larutan iodin nantinya akan memberikan reaksi seperti perubahan
warna pada bahan makanan yang tergolong dalam polisakarida seperti amilum atau
pati, glikogen, dan dekstrin. Perubahan warna tersebut terjadi sebab dalam larutan
amilum terdapat unit-unit glukosa yang nantinya membentuk rantai heliks
dikarenakan adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya (Tahir, 2019).
Amilum atau pati merupakan salah satu jenis polisakarida yang tidak larut dalam
air dan termasuk sumber energi yang utama bagi manusia di seluruh dunia. Amilum
memiliki wujud seperti bubuk putih, tawar, dan tidak memiliki bau. Pati termasuk
bahan utama yang dihasilkan tumbuhan untuk menyimpan glukosa yang berlebih
dalam jangka waktu panjang (Payu, 2019).
Berdasarkan uraian yang disebutkan diatas maka dilakukan praktikum mengenai
pengenalan karbohidrat yang bertujuan untuk mengetahui kandungan karbohidrat
dalam suatu larutan beserta reaksi yang terjadi dan dapat membuktikan keberadaan
polisakarida pada tiap-tiap larutan dengan menggunakan larutan iodium.
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum mengenai pengenalan karbohidrat yaitu
mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan, mengetahui adanya
reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat, dan dapat membuktikan
adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin, dll).
Metode
Praktikum pengenalan karbohidrat ini dilaksanakan pada Senin, 21 Februari
2022 pukul 13.00 – 14.30 WITA di Laboratorium Agroklimatologi dan Statistika,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat yang digunakan dalam melaksanakan praktikum ini yaitu tabung reaksi,
pipet tetes dan rak tabung reaksi.

3
Bahan yang digunakan untuk praktikum meliputi tepung maizena, air tebu atau
air gula, air nanas, air singkong, air tuak, air kelapa, susu kedelai, sari kentang,
larutan iodium, dan yogurt plain.
Prosedur kerja dari praktikum pengenalan karbohidrat yang pertama yaitu
menyiapkan alat dan bahan, mengambil sebanyak 12 tetes masing-masing larutan
uji dimasukkan ke tabung reaksi atau porselin tetes. Kedua menambahkan 8 tetes
larutan iodium kedalam masing-masing tabung reaksi yang berisi larutan yang akan
diujikan. Ketiga, menghomogenkan masing-masing larutan yang telah ditetesi atau
ditambahkan larutan iodium. Keempat, mengamati warna spesifik yang terbentuk.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Hasil identifikasi karbohidrat pada beberapa zat uji
No. Zat Uji Hasil Uji Iodium Polisakarida (+/-)
1. Tepung maizena Ungu pekat +
2. Yogurt Kuning keruh -
3. Air gula / Air tebu Coklat bening -
4. Susu kedelai Putih keruh -
5. Air kelapa Keruh -
6. Air nanas Kuning -
7. Air tuak Putih keruh -
8. Sari kentang Coklat -
9. Air singkong Putih keruh -
Sumber: Data Primer, setelah diolah 2022
Pada praktikum pengenalan karbohidrat ini menggunakan 9 sampel larutan yang
masing-masingnya memiliki kandungan karbohidrat berbeda-beda. Dari 9 sampel
larutan yang ada, hanya terdapat 1 sampel larutan yang dapat digolongkan sebagai
karbohidrat jenis polisakarida yaitu larutan tepung maizena yang berubah warna
dari putih menjadi ungu pekat saat ditambahkan larutan iodium. Polisakarida
sendiri terdiri atas 3 jenis yaitu amilum, glikogen, dan dekstrin. Berdasarkan
perubahan warna yang terjadi pada larutan tepung maizena, larutan tersebut dapat
digolongkan dalam polisakarida jenis amilum. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Tahir (2019) yang mengatakan bahwa prinsip dari pengujian iodin yaitu amilum
yang apabila beraksi dengan iodin akan membentuk warna biru, dekstrin
membentuk warna merah keunguan, dan glikogen membentuk warna merah
kecoklatan.

4
Sampel larutan dari bahan yang lainnya menunjukkan sifat non-polisakarida
sebab tidak menunjukkan adanya reaksi pada saat ditambahkan larutan iodium. Hal
ini dikarenakan pada saat penambahan larutan iodium pada tiap-tiap sampel larutan,
sampel larutan tidak mengalami perubahan warna yang signifikan dan bahkan tidak
ada perubahan warna. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tahir (2019) yang
menyatakan bahwa pengujian dengan iodin pada karbohidrat akan memberikan
reaksi dengan larutan iodin dengan memberikan warna spesifik tergantung dengan
jenis karbohidratnya.
Karbohidrat polisakarida yang bereaksi pada larutan iodium terkhusus larutan
tepung maizena yang menghasilkan perbuahan warna menjadi ungu pekat
menunjukkan adanya kandungan amilum atau pati di dalamnya. Perubahan warna
tersebut dapat dituliskan dalam bentuk reaksi sebagai berikut:
3 I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O
Warna yang dihasilkan tersebut disebabkan oleh unit-unit glukosa yang membentuk
rantai heliks. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fesseden (1986) dalam Fitriana
(2020) yang mengatakan bahwa bentuk rantai heliks menyebabkan pati dapat
membentuk suatu kompleks dengan molekul iodin dan dapat masuk ke spiralnya
sehingga dapat menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.
Pada bahan kedua yaitu yogurt pada saat ditambahkan 8 tetes larutan iodium
tidak memunculkan perubahan warna yang signifikan. Hal ini berarti yogurt tidak
termasuk dalam karbohidrat jenis polisakarida. Kandungan karbohidrat yang
terdapat pada yogurt berupa karbohidrat sederhana seperti sukrosa dan fruktosa
yang diuraikan oleh bakteri asam laktat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jumiyati
(2018) yang menyatakan bahwa peningkatan bakteri asam laktat dipengaruhi oleh
keberadaan sukrosa dan susu skim pada yogurt.
Air tebu ialah salah satu bagian dari tanaman tebu yang mempunyai banyak
khasiat. Air tebu mengandung karbohidrat di dalamnya yang berfungsi sebagai
bahan pembentukan asam laktat pada proses ensilase. Pada saat diteteskan larutan
iodium, air tebu mengalami perubahan yang tidak signifikan sehingga air tebu tidak
termasuk dalam karbohidrat jenis polisakarida sebab air tebu mengandung sukrosa
yang menyebabkan air tebu termasuk dalam golongan karbohidrat jenis disakarida.

5
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hine (2021) yang mengatakan bahwa pada sari
air tebu memiliki kandungan sukrosa sebanyak 18,08% dan gula invest sebesar
0,54% / 100g.
Pada percobaan keempat yaitu dilakukan penambahan larutan iodium pada susu
kedelai. Berdasarkan hasil percobaan, susu kedelai dapat dikatakan bukan termasuk
karbohidrat jenis polisakarida jika dilihat dari perubahan warna yang dimunculkan
yaitu secara tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pato (2020) yang
menyatakan bahwa susu kedelai mengandung oligosakarida, asam amino, dan
peptide yang mendukung pertumbuhan bakteri probiotik.
Bahan kelima yaitu air kelapa yang di mana saat diteteskan lalu dihomogenkan
dengan larutan iodium tidak terjadi perubahan warna total. Perubahan yang terjadi
pada air kelapa hanya menampakkan warna yang sedikit lebih keruh dari warna
dasar air kelapa tersebut. Dari percobaan tersebut didapatkan bahwa air kelapa tidak
termasuk dalam karbohidrat jenis polisakarida, tetapi masih mengandung
karbohidrat di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Oktarinda (2022) yang
menyatakan bahwa air kelapa memiliki zat besi, fosfor, dan gula yang terdiri dari
glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Perlakuan selanjutnya dilakukan percobaan dengan penambahan larutan iodium
pada air nanas. Air nanas tidak mengalami perubahan warna yang berarti air nanas
tidak dapat digolongkan pada polisakarida sebab syarat suatu bahan agar dapat
digolongkan sebagai polisakarida ialah mengalami perubahan warna yang
signifikan. Namun, nanas juga memiliki kandungan karbohidrat di dalamnya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Afifah (2019) yang menyatakan bahwa salah satu
karbohidrat yang terkandung dalam nanas ialah jenis disakarida yang terdapat
fruktosa.
Percobaan berikutnya dilakukan pada air tuak yang sudah dimasukka ke tabung
reaksi sebanyak 12 tetes. Sama halnya seperti air kelapa, air tuak juga hanya
memunculkan reaksi pengeruhan pada larutannya setelah ditetesi larutan iodin.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa air tuak juga
tidak tergolong dalam polisakarida namun, tetap memiliki kandungan karbohidrat
jenis disakarida karena terdapat gula sukrosa dalam air nanas. Hal ini sesuai dengan

6
pernyataan Trisna (2017) dalam Hendrayana (2019) yang menyatakan bahwa rasa
manis yang dihasilkan pada tuak disebabkan oleh kandungan sukrosa yang ada pada
tuak yang dihasilkan dari proses fermentasi.
Perlakuan selanjutnya ialah pada sari kentang. Pada saat diteteskan larutan
iodium lalu dihomogenkan, sari kentang menampakkan perubahan warna dari
orange kecoklatan menjadi coklat. Namun, perubahan warna yang ditampakkan
oleh sari kentang tidak secara total atau signifikan sehingga kentang tidak dapat
dimasukkan dalam karbohidrat jenis polisakarida. Sama halnya dengan beberapa
sampel yang tidak termasuk dalam polisakarida, kentang juga memiliki kandungan
karbohidrat yang cukup tinggi sebagaimana diketahui bahwa kentang biasanya
dijadikan sebagai pengganti nasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Rubatzky dan
Yamaguchi (1998) dalam Suwastika (2019) yang mengemukakan bahwa kentang
memiliki nilai gizi yang relatif seimbang yaitu mengandung air 78%, karbohidrat
sebesar 18%, protein 2%, mineral, dan vitamin c.
Percobaan terakhir dilakukan pada air singkong. Singkong pada dasarnya tidak
jauh berbeda dengan kentang sebab masih dalam satu jenis yaitu umbi-umbian.
Namun, kandungan karbohidrat pada singkong lebih tinggi daripada kentang. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Hidayat (2009) dalam Wantini (2017) yang
menyatakan bahwa karbohidrat pada singkong memiliki jumlah sebanyak 34,00 g
sebagai sumber energi, sedangkan kandungan karbohidrat pada kentang memiliki
jumlah sebanyak 19,10 g.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap
bahan memiliki kandungan karbohidrat yang berbeda-beda, selain itu reaksi yang
terdapat pada tiap bahan memunculkan perubahan warna yang berbeda sesuai
dengan kandungan jenis karbohidratnya dan dari bahan yang ada hanya tepung
maizena yang termasuk dalam polisakarida yaitu amilum yang dibuktikan dengan
adanya perubahan warna setelah ditetesi larutan iodium dari warna putih menjadi
warna ungu pekat.

7
Ucapan Terima Kasih
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini.
Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
dalam praktikum mengenai pengenalan karbohidrat. Saya mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman sekelompok saya yang telah berpartisipasi dalam
praktikum ini dan tidak lupa juga terima kasih saya ucapkan pada kakak asisten
yang telah membimbing dan membantu saya selama pengerjaan artikel ilmiah
pengenalan karbohidrat ini.

8
Daftar Pustaka
Afifah, D. N., I. Kusumawati, R. Purwanti. 2019. Analisis Kandungan Gizi dan
Aktivitas Antioksidan pada Yoghurt dengan Penambahan Nanas Madu
(Ananas Comosus Mer.) dan Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum
Burmanni). Journal of Nutrition College. Vol: 8(4);196-206
Fitriana, Y. A. N., dan A. S. Fitri. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.
Jurnal Sainteks. Vol. 17(1);45-52
Hendrayana, I. M. D., I. W. T. Aryasa, N. P. R. Artani, D. P. Risky. 2019. Kadar
Alkohol pada Minuman Tuak Desa Sanda Kecamatan Pupuan Kabupaten
Tabanan Bali Menggunakan Metode Kromatografi Gas. Jurnal Ilmiah
Medicamento. Vol. 5(1);33-38
Hine, T. M., A. N. Banamtuan, W. M. Nalley. 2021. Kualitas Semen Cair Babi
Duroc dalam Pengencer Durasperm yang Disuplementasi Air Buah Lontar
dan Sari Tebu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. Vol. 16(1);41-48
Jumiyati, L. Agustine, Y. Okfrianti. 2018. Identifikasi Total Bakteri Asam Laktat
(BAL) pada Yoghurt dengan Variasi Sukrosa dan Susu Skim. Jurnal
Dunia Gizi. Vol. 1(2);79-83
Oktarinda, S. A., Y. Mundriyastutik, Islami. 2022. Pemberian Air Kelapa Hijau
Sebagai Terapi Alami Terhadap Penurunan Dismenorea Primer pada
Remaja Putri. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. Vol. 13(1);252-
263
Pato, U., S. Desfita, W. Sari. 2020. Susu Fermentasi Kedelai dan Madu Potensi
untuk Meningkatkan Kesehatan Tulang Wanita Menopause. Hal. 2
Payu, C. S. Yuzda K. S. 2019. Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan Nilai
Tambah Pengolahan Limbah Kulit Pisang (Musa Paradisiaca) Menjadi
Tepung untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat. Vol. 25(1);42-46
Purba, A. M. V., D. H. Purba, I. Marzuki, M. Dailami, H. A. Saputra, H. Mawarti,
K. Guning, Y. Yesti, Khotimah, S. R. F. Purba, L. Unsunnidhal, R. F. R.
Situmorang. 2021. Biokimia. Hal. 11

9
Sulistiyani, N. Rohmawati, K. S. A. Mukti. 2018. Analisis Kandungan Karbohidrat,
Glukosa, dan Uji Daya Terima pada Nasi Bakar, Nasi Panggang, dan Nasi
Biasa. Jurnal Agroteknologi. Vol. 12(1);90-99
Suryana, A., Harianto, dan Prasmita D.W. 2019. Permintaan Pangan Sumber
Karbohidrat di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Vol.
17(1);13-26
Suwastika, I N., R. Sari, A. P. Paserang, R. Pitopang. 2019. Induksi Kalus Tanaman
Kentang Dombu (Solanum tuberosum L.) Secara In Vitro dengan
Penambahan Ekstrak Tomat dan Air Kelapa. Journal of Science and
Technology. Vol. 8(1);20-27
Tahir, M. M., Fatmawati M. 2019. Analisis Kandungan Glikogen pada Hati, Otot,
dan Otak Hewan. Canrea Journal. Vol. 2(2);75-80
Wantini, S. A. Octavia. 2017. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus
Flavus pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari
Singkong (Manihot esculentas Crantz). Jurnal Analis Kesehatan. Vol.
6(2);625-631

10
Lampiran
Lampiran 1. Pengenalan Karbohidrat

Gambar 1. Memasukkan larutan ke tabung reaksi


menggunakan pipet tetes

Gambar 2. Meletakkan tabung reaksi


pada rak tabung reaksi

11
Tabel Indeks Jurnal
Edisi/No/Tahun Status
No. Judul Nama Jurnal
Jurnal
Permintaan Pangan Analisis
1. Sumber Karbohidrat Kebijakan 2019 S2

di Indonesia Pertanian
Analisis Senyawa
2. Kimia Pada Jurnal Sainteks 2020 S4

Karbohidrat
Analisis Kandungan
Glikogen pada Hati, S1
3. Canrea Journal 2019
Otot, dan Otak
Hewan
Analisis Kandungan
Karbohidrat,
Glukosa, dan Uji
Jurnal S3
4. Daya Terima pada 2018
Agroteknologi
Nasi Bakar, Nasi
Panggang, dan Nasi
Biasa
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Peningkatan Nilai
Tambah Pengolahan Jurnal
Limbah Kulit Pisang Pengabdian S3
5. 2019
(Musa Paradisiaca) Kepada
Menjadi Tepung Masyarakat
untuk Meningkatkan
Pendapatan
Masyarakat

12
Kualitas Semen Cair
Babi Duroc dalam
Pengencer Jurnal Sain
6. Durasperm yang Peternakan 2020 S3

Disuplementasi Air Indonesia


Buah Lontar dan
Sari Tebu
Identifikasi Total
Bakteri Asam Laktat
(BAL) pada Yoghurt Jurnal Dunia S3
7. 2018
dengan Variasi Gizi
Sukrosa dan Susu
Skim
Pemberian Air
Kelapa Hijau
Sebagai Terapi Jurnal Ilmu
8. Alami Terhadap Keperawatan 2022 S4

Penurunan dan Kebidanan


Dismenorea Primer
pada Remaja Putri
Analisis Kandungan
Gizi dan Aktivitas
Antioksidan pada
Yoghurt dengan
Journal of
Penambahan Nanas S3
9. Nutrition 2019
Madu (Ananas
College
Comosus Mer.) dan
Ekstrak Kayu Manis
(Cinnamomum
Burmanni)

13
Kadar Alkohol pada
Minuman Tuak Desa
Sanda Kecamatan
Pupuan Kabupaten Jurnal Ilmiah S4
10. 2019
Tabanan Bali Medicamento
Menggunakan
Metode
Kromatografi Gas
Induksi Kalus
Tanaman Kentang
Dombu (Solanum
Journal of
tuberosum L.) S4
11. Science and 2019
Secara In Vitro
Technology
dengan Penambahan
Ekstrak Tomat dan
Air Kelapa
Perbandingan
Pertumbuhan Jamur
Aspergillus Flavus
pada Media PDA
Jurnal Analis S4
12. (Potato Dextrose 2017
Kesehatan
Agar) dan Media
Alternatif dari
Singkong (Manihot
esculentas Crantz)

14
1
IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR PENYUSUN PROTEIN
Andi Alifyah Elsya Putri Paliwangi, G011211032
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin

Abstrak
Protein termasuk senyawa penting penyusun sel hidup yang terbentuk dari
gabungan asam-asam amino melalui proses polimerasi kondensasi yang tersusun
atas unsur-unsur logam seperti karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Protein
memiliki fungsi sebagai pengatur, pertahanan, dan pembangun jaringan tubuh.
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini ialah untuk mengetahui unsur-unsur
penyusun dalam suatu protein. Metode yang dilakukan ialah dengan menggunakan
metode pembakaran dan pengabuan untuk mengetahui adanya unsur penyusun
utama protein. Alat dan bahan yang digunakan antara lain; albumin telur, susu
kedelai, gelatin, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas deck, dan alat
pemanas. Dari percobaan didapatkan bahwa albumin telur dan gelatin mengandung
seluruh unsur protein, sedangkan susu kedelai tidak mengandung unsur nitrogen
sebab tidak tercium bau rambut terbakar.
Kata Kunci: Asam amino, Protein, Unsur
Abstract
Proteins are important compounds that makeup living cells, which are formed
from the combination of amino acids through a condensation polymerization
process composed of metal elements such as carbon, hydrogen, nitrogen, and
oxygen. Protein has a function as a regulator, defense, and builder of body tissues.
The purpose of doing this practicum is to know the constituent elements in a protein.
The method used is to use the combustion and ashing method to determine the
presence of the main constituent elements of protein. The tools and materials used
include; egg albumin, soy milk, gelatin, test tubes, test tube racks, dropper drops,
glass decks, and heating devices. From the experiment, it was found that egg
albumin and gelatin contain all protein elements, while soy milk does not contain
nitrogen because there is no smell of burning hair.
Keywords: Amino acid, Element, Protein

15
Pendahuluan
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik dalam
tumbuhan, hewan maupun sel manusia. Protein merupakan makromolekul yang
paling banyak ditemukan dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering
yang terkandung pada hampir seluruh organisme. Struktur protein terdiri dari
polipeptida yang memiliki rantai yang sangat panjang dan terususun dari banyak
unit asam amino (Latifa, 2018).
Protein terbentuk dari asam-asam amino melalui proses polimerisasi kondensasi.
Asam-asam amino sebagai penyusun protein terdiri dari beberapa unsur logam.
Unsur logam tersebut ialah nitrogen (N), karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen
(O) yang tidak mempunyai lemak atau karbohidrat (Latifa, 2018).
Selain komponen utama penyusun sel makhluk hidup, protein juga memiliki
fungsi untuk tubuh makhluk hidup. Protein dapat berfungsi sebagai pengatur,
pertahanan, dan pembangun sel-sel yang terdapat dalam tubuh. Fungsi penting
protein antara lain membangun serta memelihara sel dan jaringan sebagai zat gizi
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dibutuhkan tubuh untuk
memelihara dan membangun kembali jaringan otot (Anantanyu, 2019).
Protein dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok. Berdasarkan pada
sumbernya, protein terbagi menjadi protein hewani dan protein nabati. Jika dilihat
dari strukturnya, protein terdiri dari protein primer, sekunder, tersier, dan protein
kuartener yang lanjutnya digolongkan menjadi protein sederhana dan protein
gabungan. Protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri dari molekul asam-
asam amino, sedangkan protein gabungan adalah protein yang berkaitan dengan
senyawa seperti mucoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein (Kaimudin 2020).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum mengenai identifikasi
unsur-unsur penyusun protein yang bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan
oksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen dalam suatu protein.

16
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum identifikasi unsur-unsur penyusun protein
adalah untuk mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun dalam protein.
Metode
Praktikum Identifikasi Unsur-Unsur Penyusun Protein ini dilaksanakan pada
Senin, 28 Februari 2022 pukul 13.00 – 14.30 WITA di Laboratorium
Agroklimatologi dan Statistika, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, pipet tetes, alat pemanas, gelas objek, dan gelas deck.
Bahan yang diperlukan untuk praktikum adalah albumin telur atau putih telur,
susu kedelai, dan gelatin.
Prosedur kerja dari praktikum Identifikasi Unsur-Unsur Penyusun Protein yang
pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, memasukkan 1 ml
albumin telur ke tabung reaksi. Kedua, meletakkan kaca objek di atas tabung reaksi
yang berisi albumin telur dan dipanaskan. Ketiga, mengamati dan memerhatikan
adanya pengembunan pada gelas objek, yang menunjukkan adanya hidrogen (H)
dan oksigen (O). Keempat, mengambil gelas objek dan mengamati bau yang terjadi,
apabila tercium bau seperti rambut terbakar, maka protein mengandung unsur
nitrogen (N) dan apabila terjadi pengarangan, berarti terdapat atom karbon (C) di
dalamnya. Kelima, mengulangi percobaan dengan menggunakan serbuk gelatin dan
susu kedelai.

17
Hasil dan Pembahasan
Tabel 2. Hasil identifikasi unsur-unsur penyusun protein pada beberapa sampel
Hasil Pengamatan (+/-)
Pengarangan Bau Rambut Pengembunan
No. Zat Uji
(C) Terbakar (H & O)
(N)
1. Albumin telur + + +
2. Gelatin + + +
3. Susu kedelai + - +
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022
Percobaan pertama dilakukan pada 1 ml albumin telur yang dimasukkan ke
tabung reaksi. Pada saat proses pembakaran selama 3 menit, tabung reaksi yang
berisi albumin telur terdapat bekas seperti pengarangan serta tercium aroma seperti
bau rambut yang terbakar sehingga albumin telur mengandung unsur karbon sebab
terjadi pengarangan dan nitrogen sebab tercium aroma rambut terbakar. Selain
pembakaran, dilakukan juga percobaan pengembunan dengan cara memanaskan
tabung reaksi ke dalam air yang telah dididihkan selama 3 menit. Setelah 3 menit
dipanaskan, kaca objek yang diletakkan tepat di mulut tabung reaksi terdapat
embun-embun hasil pemanasan yang membuktikan adanya unsur hidrogen dan
oksigen dalam albumin telur. Albumin telur memiliki keseluruhan unsur utama
penyusun protein dan didalamnya juga terdapat berbagai jenis protein seperti
protein minor dan glikoprotein. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ducha (2022)
yang menyatakan bahwa albumin telur yang dipanaskan akan tercium bau rambut
terbakar yang menunjukkan bauk has nitrogen dan pengarangan yang termasuk
indikasi adanya unsur karbon serta terdapat sebanyak 78 protein, beberapa
diantaranya ialah golongan glikoprotein.
Bahan kedua ialah gelatin yang di mana hasil dari percobaan yang dilakukan
ialah mengandung keseluruhan unsur penyusun protein. Hal ini disebabkan gelatin
bereaksi positif terhadap seluruh percobaan sama halnya dengan albumin telur.
Reaksi positif yang diberikan gelatin menunjukkan bahwa protein pada gelatin
mengandung unsur karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Berdasarkan reaksi

18
positif tersebut berarti gelatin mengandung asam-asam amino penyusun protein Hal
ini sesuai dengan pernyataan Wulandari (2019) yang menyatakan bahwa gelatin
merupakan hidrokoloid yang dapat berubah secara reversible dari bentuk sol
menjadi gel dan merupakan senyawa turunan protein yang mengandung sekitar 18
asam amino.
Pada percobaan terakhir yaitu dilakukan pada masing-masing 1 ml susu kedelai
yang diletakkan pada dua tabung reaksi. Tabung reaksi pertama dilakukan metode
pembakaran dan bereaksi positif pada pengarangan yang di mana hal tersebut
menunjukkan bahwa susu kedelai mengandung unsur penyusun berupa karbon.
Namun, aroma yang ditimbulkan dari proses pembakaran tersebut, bereaksi negatif
atau tidak tercium aroma bau rambut terbakar yang berarti susu kedelai tidak
mengandung unsur nitrogen. Pada tabung reaksi kedua, diamati pengembunan yang
terjadi pada tabung saat telah dipanaskan dalam air yang mendidih. Setelah diamati,
susu kedelai bereaksi positif terhadap pengembunan sebab terdapat embun-embun
pada kaca objek yang diletakkan di mulut tabung reaksi. Adanya reaksi positif dari
pengembunan tersebut, menunjukkan bahwa susu kedelai mengandung unsur
hidrogen dan oksigen sebagai penyusun proteinnya. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Elsahida (2018) yang mengemukakan pendapat bahwa protein pada
kedelai yang telah diproses menjadi susu kedelai memiliki kandungan protein
sebesar 3,5%.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dan diamati dari ketiga bahan,
albumin telur dan gelatin mengandung keseluruhan unsur penyusun protein yang
diamati, yaitu karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), dan oksigen (O). Hal tersebut
dikarenakan albumin telur dan gelatin bereaksi positif terhadap ketiga pengamatan
yaitu pengarangan, bau rambut terbakar, dan pengembunan. Sedangkan susu
kedelai tidak mengandung semua unsur penyusun protein karena pada saat
pengamatan bau, susu kedelai tidak terdapat bau seperti rambut terbakar yang
berarti susu kedelai tidak mengandung nitrogen sebagai penyusun proteinnya.

19
Ucapan Terima Kasih
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini.
Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
dalam praktikum mengenai Identifikasi Unsur-Unsur Penyusun Protein. Saya
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekelompok saya yang telah
berpartisipasi dalam praktikum ini dan tidak lupa juga terima kasih saya ucapkan
pada kakak asisten yang telah membimbing dan membantu saya selama pengerjaan
artikel ilmiah Identifikasi Unsur-Unsur Penyusun Protein ini.

20
Daftar Pustaka
Anantanyu, S., M. T. Jauhari, Santoso. 2019. Asupan Protein dan Kalsium serta
Aktivitas Fisik pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Gizi Indonesia.
Vol.2(2);79-88

Ducha, N., M. N. Zuhdi. 2022. Pengaruh Penambahan Albumin Telur dalam


Pengencer Dasar Tris Soya Terhadap Kualitas Spermatozoa Domba
Ekor Gemuk (DEG) pada Penyimpanan Refrigerator (4-5oC). Lentera
Bio: Berkala Ilmiah Biologi. Vol. 11(1);26-35

Elsahida, K., K. Syamsu. 2018. Pembuatan Keju Nabati dari Kedelai Menggunakan
Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Dadih. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian. Vol. 28(2);154-161

Kaimudin, Marni. 2020. Review: Analisis Profil Protein Ikan dengan Metode SDS-
Page. Majalah BIAM. Vol.16(1);13-20

Latifa, S., N. A. Natsir. 2018. Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap Merah
dan Ikan Kerapu Bebek. Jurnal Biology Science & Education. Vol.7(1);49-
55

Wulandari, L. P. D., U. Sarofa, Rosida. 2019. Karakteristik Marshmallow dari Kulit


Pisang Raja (Musa textilia) : Kajian Konsentrasi Gelatin dan Putih Telur.
Jurnal Teknologi Pangan. Vol. 13(1);20-27

21
Lampiran

Gambar 3. Menyiapkan alat dan bahan

Gambar 4. Menuangkan 1 ml masing-


masing larutan ke tabung reaksi

Gambar 5. Melakukan pembakaran Gambar 6. Mengamati pengembunan


pada 3 tabung
Lampiran reaksi
2. Identifikasi pada 3Protein
Unsur-Unsur Penyusun tabung reaksi lain

22
Tabel Indeks Jurnal
Edisi/No/Tahun Status
No. Judul Nama Jurnal
Jurnal
Analisis Kandungan Protein Jurnal Biology
1. Total Ikan Kakap Merah dan Science & 2018 S4

Ikan Kerapu Bebek Education


Asupan Protein dan Kalsium
Jurnal Ilmu S3
2. serta Aktivitas Fisik pada 2019
Gizi Indonesia
Anak Usia Sekolah Dasar
Review: Analisis Profil
Majalah S3
3. Protein Ikan dengan Metode 2020
BIAM
SDS-Page
Pengaruh Penambahan
Albumin Telur dalam
Pengencer Dasar Tris Soya
Lentera Bio:
Terhadap Kualitas S4
4. Berkala Ilmiah 2022
Spermatozoa Domba Ekor
Biologi
Gemuk (DEG) pada
Penyimpanan Refrigerator
(4-5oC)
Karakteristik Marshmallow
dari Kulit Pisang Raja Jurnal
5. (Musa textilia) : Kajian Teknologi 2019 S4

Konsentrasi Gelatin dan Pangan


Putih Telur.
Pembuatan Keju Nabati dari Jurnal
Kedelai Menggunakan Teknologi S2
6. 2018
Bakteri Asam Laktat yang Industri
Diisolasi dari Dadih Pertanian

23
UJI FISIKOKIMIA MINYAK TANAMAN
Andi Alifyah Elsya Putri Paliwangi, G011211032
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin

Abstrak
Minyak goreng biasanya terbuat dari lemak tumbuhan atau hewan yang telah
dimurnikan dan termasuk salah satu hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan
manusia. Salah satu bahan minyak goreng dari tumbuhan yaitu kelapa atau biasa
disebut minyak kelapa. Minyak kelapa yang telah digunakan berkali-kali dan
berubah warna disebut minyak kelapa tengik. Praktikum kali ini menggunakan uji
lakmus dan pH indikator untuk menentukan sifat asam-basanya. Uji fisikokimia
pada minyak kelapa bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi sifat asam-
basa pada minyak kelapa. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
antara lain; minyak kelapa murni, minyak kelapa tengik, kertas lakmus merah dan
biru, pH indikator, porselin tetes, dan pipet tetes. Hasil yang didapatkan dari
praktikum ialah minyak kelapa tengik yang bersifat asam dengan pH sebesar 6 dan
minyak kelapa murni yang memiliki besaran pH sama dengan minyak kelapa tengik
dan keduanya tidak merubah warna pada kertas lakmus.
Kata Kunci: Asam, Basa, Fisikokimia, Minyak
Abstract
Cooking oil is usually made from plant or animal fats that have been purified
and is one of the things that is difficult to separate from human life. One of the
ingredients for cooking oil from plants is coconut or commonly called coconut oil.
Coconut oil that has been used many times and changes color is called rancid
coconut oil. This practicum uses a litmus test and pH indicator to determine its
acid-base properties. Physicochemical test on coconut oil aims to determine and
identify the acid-base properties of coconut oil. The tools and materials used in this
practicum include; virgin coconut oil, rancid coconut oil, red and blue litmus
paper, pH indicator, drop porcelain, and dropper. The results obtained from the
practicum are rancid coconut oil which is acidic with a pH of 6 and virgin coconut
oil which has the same pH as rancid coconut oil and both do not change the color
of the litmus paper.
Keywords: Acid, Base, Oil, Physicochemical

24
Pendahuluan
Minyak goreng merupakan minyak yang terbuat dari lemak tumbuhan atau
hewan yang telah dimurnikan. Penggunaan minyak goreng secara terus-menerus
pada suhu tinggi disertai dengan adanya kontak dengan udara dan air pada saat
penggorengan dapat mengakibatkan terjadinya degradasi. Rusaknya minyak
goreng dapat dilihat dari kecerahan, bilangan peroksida, dan viskositas.
Berubahnya kecerahan pada minyak goreng terjadi sebab reaksi oksidasi yang dapat
menyebabkan hilangnya warna karotenoid hingga warna pada minyak menjadi
gelap. Sifat fisik lainnya ialah viskositas yaitu ukuran yang menyatakan kekentalan
suatu fluida dan bilangan peroksida yaitu nilai yang digunakan untuk menentukan
derajat kerusakan pada minyak atau lemak (Aminullah, 2018).
Pemanasan yang tinggi pada minyak goreng akan menghasilkan asam lemak
bebas. Selain itu juga dihasilkan senyawa karbonil dan peroksida yang dapat
menyebabkan keracunan kronis pada manusia. Minyak yang baik ialah minyak
yang mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan asam
lemak jenuhnya. Minyak goreng juga dapat berfungsi sebagai penghantar panas,
penambah nilai gizi dan kalori dalam pangan (Muhammad, 2020).
Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil merupakan modifikasi dari
pembuatan minyak kelapa hingga menghasilkan produk dengan kadar air serta
kadar asam yang lebih rendah, berwarna bening, dan memiliki daya simpan yang
lama, yaitu satu tahun. Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni memiliki harga
jual yang tinggi dibandingkan minyak kelapa biasa yang diolah secara tradisional
dengan melakukan pemanasan pada santan dalam waktu yang lama sehingga
menghasilkan bau yang tengik akibat kadar air yang masih tinggi (Zulfadli, 2018).
Minyak kelapa tengik atau biasa dikenal dengan sebutan minyak jelantah ialah
minyak kelapa murni yang telah digunakan secara berulang kali sehingga
kandungan asam lemak yang terkandung akan semakin jenuh dan berubah warna
menjadi lebih gelap. Minyak jelantah kurang baik untuk dikonsumsi sebab dalam
minyak jelantah memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi dibandingkan
kandungan asam lemak tak jenuhnya, apabila dipanaskan, maka dapat berdampak
buruk bagi kesehatan. Selain itu, pemanasan dari minyak jelantah dapat

25
menghasilkan radikal bebas yang bersifat racun bagi tubuh yang disebut dengan
senyawa peroksida. Batas maksimal bilangan peroksida dalam minyak goreng
layak dikonsumsi ialah 10 meq/kg. (Hanjarvelianti, 2020).
Uji fisikokimia pada minyak ialah uji pada suatu zat untuk melihat kandungan
kadar air, berat jenis, bilangan peroksida, dan kandungan asam lemak bebas pada
minyak tanaman. Fisikokimia biasanya digunakan untuk mengetahui nilai sifat
pada suatu zat yang mengacu pada sifat fisik suatu senyawa kimia. Pada minyak
biasanya menguji sifat fisik seperti perubahan kecerahan dan kandungan asam pada
minyak kelapa murni dan tengik (Ferdina, 2020).
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka dilakukan praktikum
mengenai Uji Fisikokimia Minyak Tanaman yang bertujuan untuk mengetahui sifat
asam-basa serta kadar pH pada minyak kelapa dengan menggunakan uji lakmus
serta pH indikator.
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum mengenai uji fisikokimia minyak tanaman
adalah untuk mengetahui sifat asam-basa minyak kelapa.
Metode
Praktikum Uji Fisikokimia Minyak Tanaman ini dilaksanakan pada Senin, 7
Maret 2022 pukul 13.00 – 14.30 WITA di Laboratorium Agroklimatologi dan
Statistika, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah kertas lakmus merah dan
biru, pH indikator, porselin tetes, dan pipet tetes.
Bahan yang diperlukan untuk praktikum uji fisikokimia minyak tanaman
adalah minyak kelapa murni dan minyak kelapa tengik.
Prosedur kerja dari praktikum Uji Fisikokimia Minyak Tanaman yang pertama
yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, setelah itu mengambil
secukupnya minyak kelapa murni dan minyak kelapa tengik lalu dituang dalam dua
porselin tetes yang berbeda. Ketiga, menguji minyak kelapa murni dan minyak
kelapa tengik dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Keempat,
mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus. Kelima, menguji
minyak kelapa murni dan minyak kelapa tengik dengan pH indikator untuk

26
mengetahui besar pH dari masing-masing minyak kelapa. Dan terakhir ialah
mencatat hasil yang didapatkan dari pengamatan yang telah dilakukan.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3. Hasil identifikasi asam-basa pada zat uji
Perubahan Warna Sifat
No. Zat Uji
Lakmus Merah Lakmus Biru Asam/Basa
1. Minyak kelapa Merah Biru Asam (6)
2. Minyak tengik Merah Biru Asam (6)
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022
Prosedur pertama dilakukan pada minyak kelapa murni. Minyak kelapa murni
saat diuji menggunakan kertas lakmus merah dan biru tidak mempengaruhi
perubahan warna pada kedua warna lakmus tersebut. Selain itu, dilakukan juga
pengujian menggunakan pH indikator untuk mengetahui besar pH yang dimiliki
pada minyak kelapa sehingga diketahui bahwa pH dari minyak kelapa adalah
sebesar 6. Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa
murni bersifat asam. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Widyasanti (2018)
yang menyatakan bahwa pada uji keasaman minyak, minyak murni bersifat netral
sebab minyak kelapa diolah tanpa pemanasan dan campuran bahan kimia apapun.
Kandungan asam lemak bebas dalam minyak kelapa murni juga hanya sedikit
karena minyak kelapa murni belum mengalami hidrolisis. Adanya kesalahan hasil
dalam praktikum ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama yaitu
dikarenakan minyak kelapa yang digunakan bukan minyak kelapa murni.
Kemungkinan kedua ialah minyak yang digunakan telah terkontaminasi oleh faktor
luar seperti kandungan air di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bouta
(2020) yang menyatakan bahwa meningkatnya asam lemak bebas pada minyak
disebabkan karena adanya kandungan air pada substrat yang menyebabkan
hidrolisis pada minyak kelapa saat proses pencampuran yang akhirnya memicu
terbentuknya asam lemak bebas.
Bahan kedua ialah minyak kelapa tengik. Sama halnya seperti minyak kelapa
murni, saat diuji menggunakan kertas lakmus, kertas lakmus tidak mengalami
perubahan warna satupun. Dan saat diuji dengan pH indikator, minyak kelapa

27
tengik atau minyak jelantah memiliki pH yaitu sebesar 6. Sebagaimana diketahui
bahwa larutan bersifat asam jika memiliki pH dibawah 7. Sifat asam dari kelapa
tengik dikarenakan minyak kelapa tengik telah mengalami hidrolisis sehingga di
dalamnya terdapat asam lemak bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ihwan
(2019) yang menyatakan bahwa asam lemak bebas terbentuk pada minyak
dikarenakan adanya hidrolisis selama proses penggorengan yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan asam lemak bebas.
Penggunaan kertas lakmus dan pH indikator dalam praktikum ini
memperlihatkan hasil yang tidak sama. Pada kertas lakmus, kedua zat uji tidak
merubah warna lakmus, berarti kedua minyak kelapa bersifat netral. Namun, pada
saat menguji dengan menggunakan pH indikator, pH yang didapatkan untuk kedua
minyak kelapa ialah 6 yang di mana menunjukkan bahwa zat uji bersifat asam. Dari
kedua indikator uji asam basa tersebut, pH indikator lebih efektif digunakan sebab
hasil ujinya dapat memperlihatkan besar pH pada zat uji. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Wibowo (2019) yang menyatakan bahwa kertas lakmus dan pH
indikator tingkat akurasi pegukurannya tidak terlalu tepat, namun pada pH indikator
terdapat tabel warna pH yang menunjukkan derajat pH.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, minyak kelapa murni tidak
mempengaruhi perubahan warna pada kertas lakmus merah dan biru serta memiliki
pH dibawah pH netral yaitu 6. Hal ini tidak sesuai dengan teori di mana sifat minyak
kelapa murni bersifat netral. Sedangkan minyak kelapa tengik juga tidak merubah
warna pada lakmus dan memiliki pH sebesar 6 yang berarti minyak kelapa tengik
bersifat asam.
Ucapan Terima Kasih
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini.
Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
dalam praktikum mengenai Uji Fisikokimia Minyak Tanaman. Saya mengucapkan
terima kasih saya ucapkan pada kakak asisten.

28
Daftar Pustaka

Aminullah, A., Suhartani, R., Novidahlia, N. 2018. Penggunaan Bubuk Kulit


Pisang Kepok (Musa paradisiaca) sebagai Adsorben Terhadap Sifat
Fisikokimia Minyak Jelantah. Jurnal Agroindustri Halal. Vol. 4(2);162-
171

Bouta, I. M., Abdul, A., Kandowangko, N. Y. 2020. Nilai Bilangan Peroksida dan
Asam Lemak Bebas Pada Virgin Coconut Oil Hasil Fermentasi yang
Disuplementasi dengan Kunyit (Curcuma longa L.). Edu Biosfer Journal.
Vol. 2(2);51-56
Ihwan, Fadlia, Anam S. 2019. Mutu Minyak Jelantah dengan Adsorben Biji Salak
(Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) Menggunakan Parameter Bilangan
Peroksida dan Asam Lemak Bebas. Jurnal Farmasi Galenika. Vol.
5(2);124-131
Zulkarnain, O., Ferdiana, S. 2020. Perbedaan Metode embuatan VCO Antibakteria
terhadap Sifat Fisikokimia dan Uji Organoleptik, Antibakteri VCO terhadap
Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Gizi. Vol. 9(1);124-130

Muhammad, H. N., Nikmah, F., Hidayah, N. U., Haqiqi, A. K. 2020. Arang Aktif
Kayu Leucaena Leucocephala sebagai Adsorben Minyak Goreng Bekas
Pakai (Minyak Jelantah). Physics Education Research Journal. Vol.
2(2);123-130

Zulfadli, Teuku. 2018. Kajian Sistem Pengolahan Minyak Kelapa Murni (Virgin
Coconut Oil) dengan Metode Pemanasan. International Journal of Natural
Sciences and Engineering. Vol. 2(1); 34-41

Hanjarvaelianti, S., Kurniasih, D. 2020. Pemanfaatan Minyak Jelantah dan


Sosialisasi Pembuatan Sabun dari Minyak Jelantah pada Masyarakat Desa
Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit-Mempwah. Buletin Al-Ribaath.
Vol. 17(1);26-30

Wibowo, R. S. Ali, M. 2019. Alat Pengukur Warna dari Tabel Indikator Universal
pH yang Diperbesar Berbasis Mikrokontroler Arduino. Jurnal Edukasi
Elektro. Vol. 3(2);99-109

Widyasanti, A., Ramadha, C. A. 2018. Pengaruh Imbangan Aquadest dalam


Pembuatan Sabun Mandi Cair Berbahan Virgin Coconut Oil (VCO).
Agrisaintifika : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol. 2(1); 35-50

29
Lampiran 3. Uji Fisikokimia Minyak Tanaman
Lampiran

Gambar 7. Menyiapkan alat dan Gambar 8. Meneteskan minyak kelapa


bahan ke dua porselin tetes berbeda

Gambar 9. Menguji minyak kelapa Gambar 10. Menguji minyak kelapa


dengan kertas lakmus dengan pH indikator

Gambar 11. Mengamati perubahan warna


pada kertas lakmus dan pH
indikator

30
Tabel Indeks Jurnal
Edisi/No/Tahun Status
No. Judul Nama Jurnal
Jurnal
Penggunaan Bubuk Kulit
Pisang Kepok (Musa
Jurnal
paradisiaca) sebagai S3
1. Agroindustri 2018
Adsorben Terhadap Sifat
Halal
Fisikokimia Minyak
Jelantah.
Arang Aktif Kayu Leucaena
Physics
Leucocephala sebagai
Education S3
2. Adsorben Minyak Goreng 2020
Research
Bekas Pakai (Minyak
Journal
Jelantah)
International
Kajian Sistem Pengolahan
Journal of
Minyak Kelapa Murni S4
3. Natural 2018
(Virgin Coconut Oil)
Sciences and
dengan Metode Pemanasan
Engineering
Pemanfaatan Minyak
Jelantah dan Sosialisasi
Pembuatan Sabun dari
Minyak Jelantah pada Buletin Al- S3
4. 2020
Masyarakat Desa Ribaath
Sungai Limau
Kecamatan Sungai Kunyit-
Mempwah
Perbedaan Metode
5. embuatan VCO Jurnal Gizi 2020 S4

Antibakteria terhadap

31
Sifat Fisikokimia dan Uji
Organoleptik, Antibakteri
VCO terhadap
Bakteri
Staphylococcus Aureus
Mutu Minyak Jelantah
dengan Adsorben Biji Salak
(Salacca zalacca
Jurnal Farmasi S3
6. (Gaertn.) Voss) 2019
Galenika
Menggunakan Parameter
Bilangan Peroksida dan
Asam Lemak Bebas
Nilai Bilangan Peroksida
dan Asam Lemak Bebas
Pada Virgin Coconut Oil Edu Biosfer S4
7. 2020
Hasil Fermentasi yang Journal
Disuplementasi dengan
Kunyit (Curcuma longa L.)
Pengaruh Imbangan
Agrisaintifika :
Aquadest dalam Pembuatan S4
8. Jurnal Ilmu- 2018
Sabun Mandi Cair Berbahan
Ilmu Pertanian
Virgin Coconut Oil (VCO).

32
UJI KELARUTAN BIOMOLEKUL LIPID
Andi Alifyah Elsya Putri Paliwangi, G011211032
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin

Abstrak
Jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam pelarut dan temperatur tertentu
disebut kelarutan. Lipid termasuk komponen penting bagi manusia sebab
didalamnya terdapat asam lemak esensial. Lipid tidak memiliki rumus empiris
tertentu, tetapi terbagi menjadi beberapa golongan seperti fosfolipid, lipid, asam
lemak, dan lain sebagainya. Lipid memiliki peranan penting sebagai sumber energi
yang efisien ketika tersimpan dalam jaringan adiposa bagi tubuh. Tujuan dari
dilakukannya praktikum ini ialah untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid pada
pelarut tertentu. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah tabung
reaksi, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes, minyak
kelapa murni, kloroform, eter, alkohol 96%, aquades, dan Na2CO3 0,5%. Hasil yang
didapatkan pada praktikum ialah minyak kelapa murni larut pada eter, kloroform,
dan Na2CO3 0,5%. Sedangkan pada aquades dan alkohol 96%, minyak kelapa tidak
mengalami kelarutan. Selain itu, pada alkohol 96%, eter, dan Na2CO3 0,5%
terbentuk emulsi saat telah dihomogenkan.
Kata Kunci: Emulsi, Kelarutan, Lipid, Minyak
Abstract
The amount of solute that can be dissolved in a given solvent and temperature
is called solubility. Lipids are important components for humans because they
contain essential fatty acids. Lipids do not have a specific empirical formula, but
are divided into several groups such as phospholipids, lipids, fatty acids, and so
on. Lipids have an important role as an efficient source of energy when stored in
adipose tissue for the body. The purpose of this practicum is to determine the level
of lipid solubility in a particular invention. The tools and materials used in this
practicum are test tubes, test tubes, test tube racks, measuring pipettes, dropper
pipettes, virgin coconut oil, chloroform, ether, 96% alcohol, distilled water, and
0.5% Na2CO3. The results obtained in the practicum are pure coconut oil soluble
in ether, chloroform, and 0.5% Na2CO3. While in distilled water and 96% alcohol,
coconut oil does not experience solubility. In addition, at 96% alcohol, ether, and
0.5% Na2CO3 an emulsion was formed when homogenized.
Keywords: Emulsion, Lipids, Oil, Solubility

33
Pendahuluan
Kelarutan merupakan jumlah zat terlarut yang dapat terlarut dalam pelarut dan
temperatur tertentu. Kelarutan dapat meningkat, namun jika sistem dari larutan
melepaskan energi bersamaan dengan kenaikan suhu, maka dapat menurunkan sifat
kelarutannya. Kelarutan akan semakin meningkat jika ukuran partikel semakin
kecil. Selain itu, gaya tarik antara zat terlarut dan pelarut yang kuat juga dapat
menyebabkan kelarutan yang tinggi (Wardani, 2020).
Lipid merupakan senyawa organik yang meliputi beberapa senyawa yang
terdapat di alam dan dapat larut dalam pelarut organik dan sukar larut dalam air.
Lipid termasuk komponen penting bagi manusia sebab didalamnya terdapat asam
lemak esensial. Lipid juga termasuk sumber energi yang lebih efisien jika
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein (Arihanda, 2019).
Penggolongan lipid dapat dilakukan dengan beberapa bagian yaitu dibagi
menjadi 3 golongan besar yaitu lipid sederhana contohnya lemak atau gliserida dan
lilin. Kedua, lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang memiliki gugus tambahan,
contohnya ialah fosfolipid dan serebrosida. Terakhir ialah derivat lipid yaitu
senyawa yang dihasilkan dari hidrolisis lipid, contohnya seperti asam lemak,
gliserol, dan sterol. Berdasarkan sifat kimianya, lipid dibagi menjadi 2 golongan
besar yaitu lipid yang dapat disabunkan seperti lemak dan lipid yang tidak dapat
disabunkan contohnya steroid (Fitriana, 2019).
Lipid memiliki peranan penting sebagai sumber energi yang efisien ketika
tersimpan dalam jaringan adiposa bagi tubuh. Lipid juga berfungsi sebagai sumber
asam lemak essensial, pelarut vitamin A, D, E, dan K, dan sebagai penyekat panas
pada sekeliling organ tertentu. Selain itu, lipid juga memiliki fungsi lain seperti
penyekat listrik untuk perambatan cepat syaraf bermyelin (Fitriana, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum mengenai Uji Kelarutan
Biomolekul Lipid yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid pada
pelarut-pelarut tertentu serta mengetahui sifat kelarutannya terhadap pelarut polar
dan non polar.

34
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum mengenai uji kelarutan biomolekul lipid
adalah untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
Metode
Praktikum Uji Kelarutan Biomolekul Lipid ini dilaksanakan pada Senin, 14
Maret 2022 pukul 13.00 – 14.30 WITA di Laboratorium Agroklimatologi dan
Statistika, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, penjepit
tabung, pipet ukur, pipet tetes, dan rak tabung reaksi.
Bahan yang diperlukan untuk praktikum uji kelarutan biomolekul lipid adalah
minyak kelapa, alkohol 96%, kloroform, eter, aquades, dan larutan Na2CO3 0,5%.
Prosedur kerja dari praktikum Uji Kelarutan Biomolekul Lipid yang pertama
yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, setelah itu menyiapkan 5 tabung
reaksi yang bersih dan kering lalu diisi masing-masing dengan aquades, alkohol
96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml. Kedua,
menambahkan 2 tetes minyak kelapa pada masing-masing tabung. Ketiga,
menghomogenkan tiap-tiap tabung dan dibiarkan beberapa saat. Terakhir
mengamati sifat kelarutan tiap-tiap zat uji.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 4. Hasil uji kelarutan biomolekul lipid
Sifat Kelarutan
No. Zat Uji
Tidak Larut Larut Emulsi
1. Air suling √ - -
2. Alkohol 96% √ - √
3. Eter - √ √
4. Kloroform - √ -
5. Na2CO3 0,5% - √ √
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022
Percobaan pertama yaitu menambahkan dua tetes minyak kelapa murni pada
tabung yang telah terisi dengan 1 ml air suling atau aquades. Setelah dihomogenkan
dan didiamkan, minyak dengan air suling tidak mengalami kelarutan. Hal ini

35
ditandai dengan terbentuknya dua lapisan pada minyak dan air suling dalam tabung
reaksi. Dari pengamatan tersebut, maka dapat diketahui bahwa air suling
merupakan senyawa polar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hidayatullah (2018)
yang menyatakan bahwa aquades disebut sebagai larutan yang bersifat polar artinya
larutan yang dapat bermuatan listrik, meskipun lemah.
Bahan kedua yaitu alkohol 96% yang di mana saat ditetesi minyak kelapa
murni dan dihomogenkan, minyak kelapa murni tidak terlarut dalam pelarut alkohol
96%. Selain tidak larut juga terbentuk emulsi tidak stabil setelah dihomogenkan.
Tidak larutnya alkohol dengan minyak kelapa murni menandakan bahwa alkohol
96% merupakan pelarut berjenis polar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asngad
(2018) yang menyatakan bahwa antiseptik dengan kadar alkohol 60-70% tanpa
tambahan zat antibakteri memiliki sifat yang polar.
Pelarut ketiga yang digunakan adalah eter. Saat ditambahkan dengan dua tetes
minyak kelapa murni, minyak kelapa murni dapat larut dalam pelarut eter. Selain
itu, terbentuk emulsi tidak stabil pada larutan. Larutnya minyak kelapa dalam
pelarut eter menandakan bahwa eter merupakan senyawa non polar. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Pratiwi (2019) yang menyatakan bahwa eter merupakan pelarut
yang memiliki sifat non polar sedangkan antosionin memiliki sifat polar.
Pelarut selanjutnya ialah menggunakan pelarut kloroform. Saat menambahkan
dua tetes minyak kelapa murni pada 1 ml kloroform, minyak kelapa murni larut
dalam pelarut kloroform. Kelarutan tersebut membuktikan bahwa kloroform
merupakan pelarut yang bersifat non polar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rupiniasih (2019) yang menyatakan bahwa fraksi n-heksan dan kloroform
menghasilkan rendemen yang sedikit karena keduanya merupakan pelarut non
polar sehingga hanya dapat mengekstrak senyawa dengan kepolaran yang rendah.
Bahan terakhir yang digunakan adalah pelarut Na2CO3 0,5%. Minyak kelapa
murni saat ditambahkan ke dalam 1 ml Na2CO3 0,5%, minyak kelapa larut dalam
pelarut Na2CO3 0,5%. Selain itu, terbentuk emulsi stabil pada larutan.
Terbentuknya emulsi stabil tersebut ditandai dengan perubahan warna pada larutan.
Kelarutan minyak kelapa murni pada pelarut Na2CO3 0,5% menunjukkan bahwa
Na2CO3 0,5% bersifat non polar. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan

36
Amperawati (2019) yang menyatakan bahwa Na2CO3 positif mengandung
antosianin yaitu molekul yang memiliki sifat polar sehingga larut dalam polar
daripada pelarut non polar.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, minyak kelapa murni sebagai
senyawa non polar dapat larut pada pelarut eter, kloroform, dan Na2CO3 0,5%.
Sedangkan pada air suling (aquades) dan alkohol 96% tidak mengalami kelarutan.
Hal tersebut berarti air suling dan alkohol 96% merupakan pelarut polar. Pada
Na2CO3 0,5% terbentuk emulsi stabil yang ditandai dengan berubahnya warna
larutan saat dihomogenkan. Selain itu, pada alkohol 96% terbentuk emulsi stabil
yang ditandai dengan adanya gelembung air yang terdapat di dasar tabung reaksi.
Ucapan Terima Kasih
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini.
Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
dalam praktikum mengenai Uji Kelarutan Biomolekul Lipid. Saya mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman sekelompok saya yang telah berpartisipasi dalam
praktikum ini dan tidak lupa juga terima kasih saya ucapkan pada kakak asisten
yang telah membimbing dan membantu saya selama pengerjaan artikel ilmiah Uji
Kelarutan Biomolekul Lipid ini. Dan terakhir, saya mengucapkan terima kasih pada
diri saya sendiri karena dapat menyelesaikan artikel ini tepat pada waktu yang
ditentukan.

37
Daftar Pustaka
Amperawati, S., Hastuti, P., Pranoto, Y., Santoso, U. 2019. Efektifitas Frekuensi
Ekstraksi Serta Pengaruh Suhu dan Cahaya Terhadap Antosianin dan Daya
Antioksidan Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. Vol. 8(1);38-45

Arihanda, D. D. P., Suryono, Santosa G. W. 2019. Kadar Total Lipid Mikroalga


Nannochloropsis oculata Hibberd, 1981 (Eustigmatophyceae:
Eustigmataceae) Berdasarkan Perbedaan Salinitas dan Intensitas Cahaya.
Jurnal of Marine Research. Vol. 8(3);229-236

Asngad, A., Bagas A., Nopitasari. 2018. Kualitas Gel Pembersih Tangan
(Handsanitizer) dari Ekstrak Batang Pisang dengan Penambahan Alkohol,
Triklosan dan Gliserin yang Berbeda Dosisnya. Bioeksperimen.
Vol.4(2);61-70

Fitriana, Y. A. N., Fitri, A. S. 2019. Uji Lipid Minyak Kelapa, Margarin, dan
Gliserol. Sainteks. Vol. 16(1);19-23

Hidayatullah, M., Triyana, K. 2018. Pengukuran Konsentrasi Larutan Sodium


Hidroksida (NaOH) dengan Transduser Kapasitif. Jurnal Ilmu Fisika. Vol.
10(1);17-27
Pratiwi, S. W., Priyani, A. A. 2019. Pengaruh Pelarut dalam Berbagai pH pada
Penentuan Kadar Total Antosianin dari Ubi Jalar Ungu dengan Metode pH
Diferensial Spektrofotometri. Jurnal Kimia dan Pendidikan. Vol. 4(1);89-
96

Rupiniasih, N. N., Indriani, Syamsuddin, Razak, A. R. 2019. Aktivitas Antibakteri


Fraksi n-Heksan, Kloroform, Etil Asetat Bunga Kamboja (Plumeria alba)
terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi. Kovalen :
Jurnal Riset Kimia. Vol. 5(2);173-181

Wardani, R. K. Arifiyana D. 2020. Suhu, Waktu, dan Kelarutan Kalsium Oksalat


pada Umbi Porang. Penerbit Graniti

38
Lampiran 4. Uji Kelarutan Biomolekul Lipid
Lampiran

Gambar 12. Menyiapkan alat dan


bahan
Gambar 13. Memasukkan 1 ml
pelarut ke tabung reaksi

Gambar 14. Menutup tabung reaksi


dengan aluminium foil
Gambar 15. Menghomogenkan larutan

39
Tabel Indeks Jurnal
Edisi/No/Tahun Status
No. Judul Nama Jurnal
Jurnal
Kadar Total Lipid
Mikroalga Nannochloropsis
oculata Hibberd, 1981
Jurnal of
(Eustigmatophyceae : S3
1. Marine 2019
Eustigmataceae)
Research
Berdasarkan Perbedaan
Salinitas dan Intensitas
Cahaya
Uji Lipid Minyak Kelapa, S4
2. Sainteks 2019
Margarin, dan Gliserol
Pengaruh Pelarut dalam
Berbagai pH pada
Penentuan Kadar Total Jurnal Kimia
3. Antosianin dari Ubi Jalar dan 2019 S2

Ungu dengan Metode pH Pendidikan


Diferensial
Spektrofotometri
Pengukuran Konsentrasi
Larutan Sodium Hidroksida Jurnal Ilmu S3
4. 2018
(NaOH) dengan Transduser Fisika
Kapasitif
Pembersih Tangan
(Handsanitizer) dari
5. Ekstrak Batang Pisang Bioeksperimen 2018 S4

dengan Penambahan
Alkohol, Triklosan

40
dan Gliserin yang Berbeda
Dosisnya
Aktivitas Antibakteri Fraksi
n-Heksan, Kloroform, Etil
Asetat Bunga Kamboja Kovalen :
6. (Plumeria alba) terhadap Jurnal Riset 2019 S4

Bakteri Staphylococcus Kimia


aureus dan Salmonella
typhi.
Efektifitas Frekuensi
Ekstraksi Serta Pengaruh
Suhu dan Cahaya Terhadap Jurnal Aplikasi
7. Antosianin dan Daya Teknologi 2019 S2

Antioksidan Ekstrak Pangan


Kelopak Rosela (Hibiscus
sabdariffa L.)

41
IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN PADA TANAMAN
Andi Alifyah Elsya Putri Paliwangi, G011211032
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin

Abstrak
Saponin termasuk glikosida yang mempunyai aglikon berupa sapogenin.
Saponin biasanya banyak digunakan sebagai pengobatan tradisional. Tujuan dari
dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi adanya kandungan
senyawa saponin pada tanaman dan mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada
identifikasi senyawa saponin. Saponin berdasarkan struktur aglikonnya terbagi
menjadi dua, yaitu triterpenoid dan steroid. Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum ini ialah gunting, penjepit tabung reaksi, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, bunsen, timbangan, aluminium foil, daun nangka basah dan kering, batang
sereh basah dan kering, akar kacang-kacangan basah dan kering, dan akuades. Hasil
yang didapatkan pada praktikum ini yaitu daun nangka basah dan kering serta akar
kacang-kacangan basah dan kering membentuk busa saat dikocok sehingga
mengandung saponin. Batang sereh basah dan kering tidak membentuk busa saat
dikocok kuat yang berarti batang sereh tidak mengandung saponin di dalamnya.
Kata Kunci: Aglikon, Sapogenin, Saponin
Abstract
Saponins are glycosides that have an aglycone in the form of sapogenin.
Saponins are usually widely used as traditional medicine. The purpose of this
practicum is to identify the presence of saponin compounds in plants and to know
the reactions that occur in the identification of saponin compounds. Saponins based
on their aglycone structure are divided into two, namely triterpenoids and steroids.
The tools and materials used in this practicum are scissors, test tube clamps, test
tubes, test tube racks, Bunsen, scales, aluminum foil, wet and dry jackfruit leaves,
wet and dry lemongrass stems, wet and dry bean roots, and aquadest. The results
obtained in this practicum are wet and dry jackfruit leaves and wet and dry bean
roots that form foam when shaken so that they contain saponins. Wet and dry
lemongrass stalks do not form foam when shaken vigorously which means that
lemongrass stalks do not contain saponins in them.
Keywords: Aglycone, Sapogenin, Saponin

42
Pendahuluan
Saponin merupakan golongan senyawa pada bahan alam yang mempunyai sifat
ampifilik serta dapat menurunkan tegangan pada permukaan. Saponin termasuk
glikosida yang mempunyai aglikon berupa sapogenin. Saponin dapat menurunkan
tegangan pada permukaan air sehingga dapat mengakibatkan terbentuknya busa
pada permukaan air setelah dikocok. Sifat ini memiliki kesamaan dengan surfaktan.
Penrurunan tegangan pada permukaan dikarenakan adanya senyawa sabun yang
merusak ikatan hidrogen pada air. Senyawa sabun pada saponin memiliki dua
bagian yang berbeda sifat kepolarannya (Nurzaman, 2018).
Tanaman yang mengandung saponin biasanya banyak digunakan sebagai
pengobatan tradisional. Pada tanaman, saponin dapat ditemukan di akar, umbi, kulit
kayu, buah, dan biji. Kandungan saponin dari bahan tumbuhan dipengaruhi dari
tumbuhan spesies, asal genetik, bagian tumbuh yang diperiksa, faktor lingkungan
dan agronomi yang berhubungan dengan pertumbuhan dari tanaman, dan perawatan
pasca panen. Saponin dapat digunakan sebagai antikolesterolemia, anti-inflamasi,
anti-parasit, anti-bakteria, dan anti-virus. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat
membunuh sel tumor dengan memicu kematian sel tumor melalui jalur yang
berbeda dengan mengaktifkan reseptor kematian, menargetkan mitokondria, dan
memicu stres oksidatif (Rivai, 2020).
Saponin berdasarkan struktur aglikonnya terbagi menjadi dua, yaitu
triterpenoid dan steroid. Saponin triterpenoid merupakan senyawa yang dapat larut
dalam air. Saponin triterpenoid tersusun dari bagian inti triterpenoid dengan
molekul karbohidrat. Saponin steroid disusun oleh inti steroid dengan molekul
karbohidrat. Saponin steroid saat dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang
disebut sebagai sapogenin (Sudirman, 2018).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum mengenai Identifikasi
Senyawa Saponin pada Tanaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya
senyawa saponin pada tanaman serta mengetahui reaksi yang terjadi dengan
mengocok tabung reaksi tiap sampel.

43
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum mengenai Identifikasi Senyawa Saponin
pada Tanaman adalah untuk mengidentifikasi adanya senyawa saponin pada
tanaman dan mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi
saponin tanaman.
Metode
Praktikum Uji Kelarutan Biomolekul Lipid ini dilaksanakan pada Senin, 21
Maret 2022 pukul 12.50 – 14.30 WITA di Laboratorium Agroklimatologi dan
Statistika, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah gunting, bunsen, penjepit
tabung reaksi, tabung reaksi, rak tabung reaksi, timbangan, pipet ukur, dan
aluminium foil.
Bahan yang diperlukan untuk praktikum Identifikasi Senyawa Saponin pada
Tanaman adalah daun nangka basah dan kering, batang sereh basah dan kering, akar
kacang tanah basah dan kering, dan akuades.
Prosedur kerja dari praktikum Identifikasi Senyawa Saponin pada Tanaman
yang pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, setelah itu
merajang halus setiap bahan yang digunakan baik sampel basah maupun sampel
kering lalu menimbang tiap sampel sebanyak 0,5 gram. Ketiga, menyiapkan 6
tabung reaksi lalu memasukkan hasil rajangan bahan ke setiap tabung reaksi.
Ketiga, menambah 5 ml aquades pada tiap tabung reaksi. Keempat, mendidihkan
setiap sampel tabung reaksi selama 3 menit. Kelima, mendinginkan setiap tabung
reaksi lalu dikocok dengan kuat. Keenam, mengamati reaksi yang terjadi pada tiap
sampel. Terakhir, mencatat hasil yang didapatkan dari pengamatan.

44
Hasil dan Pembahasan
Tabel 5. Hasil identifikasi senyawa saponin pada tanaman
Sampel (+/-) Lama Reaksi (menit)
No. Bahan Tanaman
Basah Kering Basah Kering
1. Daun Nangka √ √ 13 detik 32 detik
2. Batang Sereh Wangi - - 03.00 03.00
3. Akar Kacang-Kacangan √ √ 02.11 01.23
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022
Bahan pertama yang digunakan adalah daun nangka basah dan kering yang
telah dirajang halus sebanyak 0,5 gram. Setelah dididihkan dan didinginkan, tabung
reaksi yang berisi daun nangka dikocok kuat. Setelah sekitar 13 detik, daun nangka
basah membentuk busa stabil, begitupun dengan daun nangka kering setelah
dikocok kuat setelah 32 detik. Adanya busa yang terbentuk menandakan bahwa
daun nangka terdapat saponin. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dwiyanti (2019)
yang menyatakan bahwa daun buah nangka memiliki senyawa berkhasiat seperti
flavonoid, saponin, terpenoid, dan steroid.
Bahan kedua yaitu batang sereh wangi basah dan kering. Setelah
dihomogenkan dengan 5 ml akuades, kedua batang sereh tidak memunculkan reaksi
membentuk busa stabil dalam tabung reaksi. Tidak terbentuknya busa tersebut
menandakan bahwa batang sereh tidak mengandung saponin. Hal ini tidak sesuai
dengan pernyataan Yuliningtyas (2019) yang menyatakan bahwa pada uji saponin
dalam penelitian menunjukkan bahwa dalam batang sereh mengandung senyawa
saponin yang ditandai adanya busa ketika dikocok.
Bahan terakhir yang digunakan adalah akar kacang tanah. Saat telah dingin,
tabung reaksi yang berisi akar kacang tanah dikocok kuat. Setelah 1 menit 23 detik
akar kacang tanah kering membentuk busa stabil. Akar kacang tanah basah juga
membentuk busa stabil saat 2 menit 11 detik. Terbentuknya busa menunjukkan
bahwa akar kacang tanah mengandung saponin di didalamnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rivai (2020) yang menyatakan bahwa akar kacang tanah
mengandung senyawa golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid, saponin, tannin, dan
kuinon.

45
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai Identifikasi Senyawa
Saponin pada Tanaman, daun nangka basah dan kering dan akar kacang-kacangan
basah dan kering pada saat dikocok kuat setelah didinginkan membentuk busa. Hal
tersebut berarti pada daun nangka dan akar kacang-kacangan mengandung saponin.
Namun, batang sereh basah dan kering saat dikocok kuat tidak membentuk busa
yang berarti batang sereh tidak mengandung saponin.
Ucapan Terima Kasih
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini.
Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
dalam praktikum mengenai Identifikasi Senyawa Saponin pada Tanaman. Saya
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekelompok saya yang telah
berpartisipasi dalam praktikum ini dan tidak lupa juga terima kasih saya ucapkan
pada kakak asisten yang telah membimbing dan membantu saya selama pengerjaan
artikel ilmiah Senyawa Saponin pada Tanaman ini. Dan terakhir, saya
mengucapkan terima kasih pada diri saya sendiri karena dapat menyelesaikan
artikel ini tepat pada waktu yang ditentukan.

46
Daftar Pustaka
Dwiyanti, Efendi, K., Rachmania, R. A., Septiani, R. 2019. Altivitas Ekstrak
Etanol 70% Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) dalam
Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Diabetes Gestasional yang
Diinduksi Streptozotocin. Jurnal Jamu Indonesia. Vol. 4(1):1-7

Nurzaman, F., Djajadisastra, J., Elya, B. Identifikasi Kandungan Saponin dalam


Ekstrak Kamboja Merah. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol. 8(2):85-93

Rivai, A. T. O. 2020. Identifikasi Senyawa yang Terkandung pada Ekstrak Daun


Kelor (Moringa oleifera). Indonesian Journal of Fundamental Sciences.
Vol. 6(2):63-70
Sudirman, Kusumastuti, A. C. 2018. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Binahong
(Anredera cordifolia) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Wanita Dewasa.
Journal of Nutrition College. Vol. 7(3):114-122
Yuliningtyas, A. W., Santoso, H., Syauqi, A. 2019. Uji Kandungan Aktif Minuman
Jahe Sereh (Zingiber officinale dan Cymbopogon citratus). Jurnal Ilmiah
Biosaintropis. Vol. 4(2):1-6

47
Lampiran 5. Identifikasi Senyawa Saponin Pada Tanaman
Lampiran

Gambar 16. Menimbang sampel Gambar 17. Menambahkan aquades

Gambar 18. Mendidihkan tabung reaksi Gambar 19. Mendinginkan tabung reaksi

48
Tabel Indeks Jurnal
Edisi/No/Tahun Status
No. Judul Nama Jurnal
Jurnal
Identifikasi Kandungan Jurnal
1. Saponin dalam Ekstrak Kefarmasian 2018 S2

Kamboja Merah Indonesia


Identifikasi Senyawa yang Indonesian
Terkandung pada Ekstrak Journal of S4
2. 2020
Daun Kelor (Moringa Fundamental
oleifera). Sciences
Pengaruh Pemberian
Rebusan Daun Binahong Journal of
3. (Anredera cordifolia) Nutrition 2018 S3

terhadap Kadar Glukosa College


Darah pada Wanita Dewasa.
Uji Kandungan Senyawa
Aktif Minuman Jahe Sereh Jurnal Ilmiah S4
4. 2019
(Zingiber officinale dan Bioscience
Cymbopogen citratus)
Altivitas Ekstrak Etanol
70% Biji Nangka
(Artocarpus heterophyllus
Jurnal Jamu S4
5. Lam.) dalam Penurunan 2019
Indonesia
Kadar Gula Darah Tikus
Diabetes Gestasional yang
Diinduksi Streptozotocin.

49

Anda mungkin juga menyukai