DISUSUN :
2019
KATA PENGANTAR
Assaalamualaikum, Wr, Wb
Penyusun
BIODATA MAHASISWA
Pasar Minggu
Email : imamakbr25@gmail.com
Email : rikaafifah98@gmail.com
Email : anisatyas1273@gmail.com
4. Nama : Aulia Qualifa Anandha
NIM : 1605015028
Jabatan : Bendahara 2
Tempat Tanggal Lahir : Depok , 25 Agustus 1998
Alamat : JL. Komp Hankam Pd Rajeg Asri blok C4,
No.12 Cibinong,Bogor
Email : Auliaqualifa@gmail.com
Email : pfatimah245@gmail.com
Email : milaw1690@gmail.com
7. Nama : Marissa Astriani
NIM : 1605015106
Jabatan : Bendahara 1
Email : marissa.astriani98@gmail.com
Email : anurafifah7@gmail.com
Email : dwiriska6@gmail.com
10. Nama : Adelia
NIM : 1505015002
Jabatan : Penanggung Jawab Souvenir
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Agustus 1997
Alamat : JL. Menteng Atas no.6 Rt. 06/05 Jaksel
Email : adelialia989@gmail.com
Email : Agustris127@gmail.com
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, taufiq, dan hidayahnya maka penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan
Praktek Belajar Lapangan (PBL)/ Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas
matakuliah Praktek Belajar Lapangan (PBL) pada Program Sarjana Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka
Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus-
tulusnya atas semua dukungan, bantuan serta bimbingan dari semua pihak selama
proses belajar dan penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah turut serta membantu dalam penyusunan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak terdapat kekurangan, baik dalam teknis penulisan maupun
kandungan materi, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penelitian
dan penulisan nya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keleman dalam
penyusunan laporan ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak sangat diharapkan, untuk perbaikan kedepan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. PIS-PK .................................................................................. 4
B. GERMAS .............................................................................. 5
C. SMD DAN MMD ................................................................. 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 24
B. Saran ..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal didirikan, program studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
HAMKA membuka peluang bagi peserta didik untuk dapat
mengembangkan kemampuan ilmiah dalam bidang kesehatan masyarakat
melalui keikutsertaannya dalam perkuliahan secara terprogram dan mandiri.
Selain itu, untuk melahirkan sarjana kesehatan masyarakat siap pakai,
Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA juga memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik untuk memperoleh pengayaan
keilmuan kesehatan masyarakat tersebut dengan memperdalam
pemahamannya lewat berbagai media.
Mata kuliah Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) termasuk dalam
kelompok mata kuliah keahlian berkarya yang bertujuan untuk
menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan dan berdasarkan dasar ilmu dan
keterampilan kesehatan masyarakat yang dimiliki. Mata kuliah ini
memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian
dalam berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta
komperatif penyelenggaraan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pengalaman belajar lapangan yang disingkat dengan PBL
merupakan proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional
kesehatan masyarakat, yang intinya untuk mengenali, mengembangkan,
untuk masalah kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif,
bertindak sebagai manajer madya yang dapat berfungsi sebagai pelaksana,
pengelolah, pendidik dan peneliti dengan melakukan pendekatan pada
masyarakat dan bekerja dalam tim, yang pada tahap aawal dilakukan dengan
kegiatan analisis situasi. Analisis situasi merupakan langkah terpenting
yang mengawali proses perencanaan. Langkah ini bermanfaat untuk
mengkaji dan merumuskan masalah program dan masalah kesehatan
masyarakat sebagai landasan penyusunan perencanaan sebuah program
intervensi.
Berkaitan dengan permasalahan keluarga sehat tersebut maka
perlu diadakannya intervensi pendidikan kesehatan pada masyarakat
dengan tujuan untuk menambah pengetahuan kesehatan serta
peningkatan derajat kesehatan yang dapat dilakukan secara mandiri.
Bentuk intervensi tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan
kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL-1). Pengalaman belajar
lapangan (PBL) merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian
mahasiswa kepada masyarakat. Program ini lahir dari suatu pemikiran
bahwa dalam menghadapi persaingan yang semakin sulit dan kompetitif
serta menciptakan masyarakat yang lebih baik, bukanlah tugas pemerintah
saja, namun tugas seluruh lapisan masyarakat termasuk di dalamnya
Perguruan Tinggi beserta Civitas Akademinya. Desa Pasir Kecapi adalah
desa yang berpotensi untuk dijadikan tempat intervensi pendidikan
kesehatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa FIKES UHAMKA
dalam bentuk kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan PBL-1. Dalam
kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat melihat berbagai macam
permasalahan kesehatan di masyarakat serta memberikan sumbangsih
mengenai langkah penyelesaiannya.
Melalui kemitraan yang terbentuk antara program studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. HAMKA dengan institusi tempat PBL-1 yaitu Desa Pasir Kecapi,
Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Proses dialog antara
pendekatan akademik dan lapangan diharapkan akan berkembang dan
berkelanjutan. Proses ini diyakini akan memberikan pemahaman yang lebih
utuh, bermanfaat, dan relevan terhadap isu-isu pembangunan kesehatan di
dalam masyarakat. Dengan demikian, kesenjangan yang muncul antara
bidang akademis dan praktek di lapangan dapat diminimalisir melalui
kegitan PBL-1.
UU No. 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa kesehatan adalah
keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial dan
ekonomi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia. Menurut Bloom (1974) ada 4 faktor utama yang mempengaruhi
derajat kesehatan manusia yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan genetik. Lingkungan dan perilaku memegang peranan paling dominan
dalam menentukan derajat kesehatan seseorang.
Keluarga sehat terdiri dari empat unsur yaitu tidak sakit badan dan
jiwa, dengan memenuhi 12 indikator dari keluarga sehat yaitu keluarga
mengikuti program KB (Keluarga Berencana), ibu hamil memeriksakan
kehamilannya sesuai standar, bayi mendapatkan imunisasi lengkap,
pemeberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan, pemantauan pertumbuhan balita,
penderita TB paru yang berobat sesuai standar, penderita hipertensi yang
berobat teratur, penderita gangguan jiwa berat yang diobati, tidak ada
anggota keluarga yang merokok, sekeluarga sudah menjadi anggota JKN,
mempunyai sarana air bersih, menggunakan jamban keluarga.
Keadaan keluarga secara keseluruhan memang mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap kesehatan setiap anggotanya keluarganya.
Pengaruh tersebut dapat dilihat setidaknya pada lima hal, yaitu penyakit
keturunan, perkembangan bayi dan anak, penyebaran penyakit, pola
penyakit dan kematian, proses penyembuhan penyakit. Pengaruh kesehatan
terhadap keluarga dapat dilihat pada bentuk, fungsi, dan ataupun siklus
kehidupan keluarga.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan PBL-1 ini terdiri dari tujuan
umum dan tujuan khusus.
C.1 Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran
permasalahan kesehatan di Desa Pasir Kecapi, Kecamatan Maja,
Kabupaten Lebak – Banten tahun 2019.
C.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti seluruh kegiatan PBL-1, diharapkan:
a. Untuk mengetahui gambaran tentang demografi dan geografi di
Desa Pasir Kecapi
b. Untuk mengetahui profil kesehatan masyarakat di Desa Pasir
Kecapi
c. Untuk mengindentifikasi masalah di Desa Pasir Kecapi
d. Untuk mengetahui gambaran indikator Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) rumah tangga di Desa Pasir Kecapi
e. Untuk melakukan intervensi terhadap masalah yang ada di Desa
Pasir Kecapi
D. Manfaat
PBL I diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi semua pihak yang
terlibat di dalamnya baik mahasiswa, dosen FIKES UHAMKA, maupun
institusi tempat dilaksanakannya PBL I. Berikut ini adalah uraian secara
rinci manfaat yang dapat diperoleh oleh masing-masing pihak.
D.1 Manfaat bagi mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami teknik
pengambilan keputusan khususnya dalam penentuan prioritas
masalah.
b. Mahasiswa dapat belajar merencanakan, mengimplementasikan,
serta mengevaluasi program dan kegiatan kesehatan masyarakat.
c. Mahasiswa dapat belajar cara koordinasi dan komunikasi
dengan lintas sektoral serta stakeholder terkait, seperti dengan
kepala desa, perangkat desa, kelompok kerja, bidan desa,
petugas puskesmas maupun masyarakat
D.2 Manfaat bagi fakultas kesehatan masyarakat
Memperoleh informasi mengenai status kesehatan masyarakat di
desa pasir kecapi, kecamatan maja, kabupaten lebak serta sebagai
upaya untuk melakukan intervensi masalah kesehatan yang ada di
desa tersebut
D.3 Manfaat bagi masyarakat desa pasir kecapi, kecamatan maja,
kabupaten lebak
Masyarakat dapat memperoleh peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan serta derajat kesehatan yang lebih baik dari kondisi
sebelumnya melalui program – program kesehatan yang dilakukan
bersama dengan mahasiswa maupun tenaga kesehatan lainnya
selama pelaksanaan PBL 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PIS-PK
Pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari program PIS-
PK adalah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Puskesmaslah ujung
tombak dan penentu keberhasilan program ini. Adapun area
prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui program ini
adalah penurunan angka kematian ibu/angka kematian bayi (AKI dan
AKB), penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular.
Pelaksanaannya melalui pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. (Permenkes RI No. 39 Tahun
2016 tentang "Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga")
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat
dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu penerapan
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). (Indonesia, 2016). Pendekatan keluarga adalah
pendekatan pelayanan puskesmas yang menggabungkan upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama
secara berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan informasi
dari profil kesehatan keluarga.
Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga. Rencana strategis Kemenkes 2015-2019 menegaskan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dalam mendukung
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Dalam rangka pelaksanaaan
Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk
penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai
standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
11. mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga
Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing
indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.
B. GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh
seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan
GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian
terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. GERMAS
merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang
mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan
upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa
dalam memasyarakatkan paradigma sehat.(KEMENKES,2016)
Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS,
diantaranya Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berfokus pada
pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang
merupakan infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam hal
keamanan pangan.
1. Ramah Tamah
Kelompok melakukan kegiatan ramah tamah dengan warga sekitar
Desa Pasir Kecapi antara lain Kepala desa, aparatur desa, bidan desa,
ketua RT dan RW, para kader Posyandu serta Ibu PKK. Ramah tamah
dilakukan selama 1 hari yakni 28 Januari 2019. Tujuan dari ramah
tamah yang kelompok kami lakukan adalah untuk menjalin
silaturahmi serta mengajak peran serta dalam pelaksanaan program
selama PBL-1 berlangsung.
2. Survei Mawas Diri (SMD)
Kelompok melakukan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) pada
minggu pertama selama 5 hari pada tanggal 29 Januari sampai dengan
2 Januari 2019 . Tujuan dari survei mawas diri adalah untuk
mengetahui sejauh mana masyarakat menyadari permasalahan
kesehatan yang ada di wilayahnya. SMD dilakukan melalui 2 teknik
yaitu wawancara dan observasi dengan menggunakan kuesioner.
Kelompok mendatangi setiap rumah responden untuk mewawancara
dan observasi terkait dengan kesehatan keluarga. Pelaksanaan survei
mawas diri dilakukan di Desa Pasir Kecapi yang tersebar di 3 Dusun.
Jumlah sampel diambil sebanyak 250 KK berdasarkan perhitungan
stratified random samping (Data Pasir Kecapi 2017) untuk pengisian
kuesioner.
3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah masyarakat desa dilaksanakan pada tanggal 6 Januari
2019 bertempat di Balai Desa Pasir Kecapi. Yang sebanyak 40
orang terdiri dari aparatur desa, ketua RW, ketua RT, perwakilan
puskesmas, bidan desa, ibu PKK, kader-kader posyandu, serta warga
Desa Pasir Kecapi. Kelompok memaparkan analisis data dari masalah-
masalah yang didapat dari kegiatan SMD. Tujuan dari musyawarah
masyarakat desa adalah memusyawarahkan masalah- masalah yang
terdapat di desa, mencari prioritas masalah serta solusi atas masalah
tersebut. Kelompok memimpin jalannya acara musyawarah hingga
prioritas masalah yang di Desa Pasir Kecapi adalah KB (Keluarga
Berencana)
4. Kunjungan Puskesmas
Kelompok melakukan kegiatan kunjungan ke puskesmas pada
tanggal 8 Februari 2019 untuk pengambilan data serta konsultasi
mengenai program. Pada tanggal 13 Februari 2019 kelompok
melakukan kegiatan kunjungan puskesmas untuk mengikuti program
kampung kb dan senam sehat.
5. Kunjungan Posyandu
Kelompok melakukan kegiatan kunjungan ke seluruh posyandu di
Desa Pasir Kecapi yaitu pos 1, pos 2, pos 3, pos bayangan 1, dan pos
banyangan 2, Yaitu pada tanggal 9 februari 2019 untuk melakukan
pemantauan dan partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan rutin
posyandu dan partisipasi dalam kegiatan kampung kb.
6. Kegiatan Pencegahan hipertensi
Kelompok melakukan kegiatan pencegahan hipertensi bersama
masyarakat dengan dibantu oleh pihak puskesmas. Kelompok
berenacana akan melakukan senam sehat dan lari sehat.
7. Kegiatan Rumah Sehat
Kelompok melakukan lomba rumah sehat bagi perwakilan warga yang
terpilih untuk melakukan lomba tersebut. Bagi warga yang masuk
dalam kriteria rumah sehat yang telah disiapkan kelompok, akan
mendapatkan hadiah tertentu. Dari 14 rumah yang akan dilombakan,
akan dipilih 3 rumah yang menurut kelompok adalah rumah sehat
sesuai kriteria yang telah disiapkan dan disetujui anggota kelompok.
8. Presentasi Hasil PBL 1
Kelompok akan melakukan presentasi hasil dari seluruh kegiatan PBL
1 di Balai Desa Pasir Kecapi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanan kegiatan PBL kelompok 2 Desa Pasir
Kecapi maka dapat disimpulkan bahwa PBL (Pengalaman Belajar
Makanan) sebagai bentuk kegiatan pengabdian masyarakat untuk
mengetahui situasi masalah keluarga yang tidak sehat serta mencari
bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang
terjadi dan sebagai bentuk implementasi hasil kegiatan belajar
mahasiswa selama di kampus. Dalam penyelesaian masalah bukan
hanya tugas pemerintah, tetapi dibutuhkan juga partisipasi dan peran
dari steak holder daerah setempat serta partisipasi dari masyarakat di
desa Pasir Kecapi.
Hasil MMD yang dilakukan oleh kelompok 2 dapat memaparkan 3
masalah terkait keluarga sehat dan menemukan solusi terbaik antara
permintaan masyarakat desa pasir kecapi dan program yang dibuat
oleh kelompok 2.
3 masalah yang terkai PIS-PK adalah anggota keluarga tidak
mengikuti program KB, anggota keluarga tidak memeriksakan
hipertensi, dan bayi yang tidak diberikan asi ekslusif. Permasalahan
utama yang ada di desa pasir kecapi yaitu