0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan6 halaman
1. Dokumen tersebut membahas tentang geopolitik Indonesia dan wawasan nusantara, dengan menjelaskan sumber-sumber historis, sosiologis, dan politis terbentuknya konsep wawasan nusantara.
2. Secara historis, konsep ini bermula dari Deklarasi Djuanda 1957 tentang seluruh perairan antar pulau Indonesia, sedangkan secara sosiologis bertujuan persatuan bangsa.
3. Sementara secara politis, wawasan ini dimaks
1. Dokumen tersebut membahas tentang geopolitik Indonesia dan wawasan nusantara, dengan menjelaskan sumber-sumber historis, sosiologis, dan politis terbentuknya konsep wawasan nusantara.
2. Secara historis, konsep ini bermula dari Deklarasi Djuanda 1957 tentang seluruh perairan antar pulau Indonesia, sedangkan secara sosiologis bertujuan persatuan bangsa.
3. Sementara secara politis, wawasan ini dimaks
1. Dokumen tersebut membahas tentang geopolitik Indonesia dan wawasan nusantara, dengan menjelaskan sumber-sumber historis, sosiologis, dan politis terbentuknya konsep wawasan nusantara.
2. Secara historis, konsep ini bermula dari Deklarasi Djuanda 1957 tentang seluruh perairan antar pulau Indonesia, sedangkan secara sosiologis bertujuan persatuan bangsa.
3. Sementara secara politis, wawasan ini dimaks
NIM : G051 22 1088 KELAS : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 52
PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2022 SUBMATERI KELOMPOK 5: MENJELASKAN SECARA HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIS WAWASAN NUSANTARA • Sumber Historis Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari Perdana Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. • Lahirnya konsep wawasan nusantara juga dilatarbelakangi oleh kondisi sosiologis masyarakat Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa Indonesia itu beragam dan terpecah-pecah sebelum merdeka. Bahkan antar bangsa Indonesia sendiri mudah bertikai dan diadu domba oleh Belanda melalui politik devide et impera. Dalam perang melawan Belanda, ada orang yang justru menjadi pengkhianat bangsa. Berdasar pada kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, wawasan nusantara yang pada awalnya berpandangan akan “kesatuan atau keutuhan wilayah” diperluas lagi sebagai pandangan akan “persatuan bangsa”. Bangsa Indonesia tidak ingin lagi terpecah-pecah dalam banyak bangsa. Untuk mewujudkan persatuan bangsa itu dibutuhkan penguatan semangat kebangsaan secara terus menerus. Semangat kebangsaan Indonesia sesungguhnya telah dirintis melalui peristiwa Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, ditegaskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan berhasil diwujudkan dengan Proklamasi Kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, jauh sebelum Deklarasi Djuanda 1957, konsep semangat dan kesatuan kebangsaan sudah tumbuh dalam diri bangsa. Bahkan semangat kebangsaan inilah yang berhasil membentuk satu bangsa merdeka. Hal di atas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga keberlangsungan penjajahan yang memecah belah bangsa, telah melatarbelakangi tumbuhnya semangat dan tekad orang-orang di wilayah nusantara ini untuk bersatu dalam satu nasionalitas, satu kebangsaan yakni bangsa Indonesia. Semangat bersatu itu pada awalnya adalah bersatu dalam berjuang membebaskan diri dari penjajahan, dan selanjutnya bersatu dalam wadah kebangsaan Indonesia 1. Latar belakang politis wawasan nusantara • Selanjutnya secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana agar wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan, dilestarikan, dan dipertahankan secara terus menerus. Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR No VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Wawasan nusantara yang bermula dari Deklarasi Djuanda 1957 selanjutnya dijadikan konsepsi politik kenegaraan. Rumusan wawasan nusantara dimasukkan dalam naskah Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai hasil ketetapan MPR mulai tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Setelah GBHN tidak berlaku disebabkan MPR tidak lagi diberi kewenangan menetapkan GBHN, konsepsi wawasan nusantara dimasukkan pada rumusan Pasal 25 A UUD NRI 1945 hasil Perubahan Keempat tahun 2002. A. Geopolitik Indonesia dan Wawasan Nusantara Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang berwujud negara kepulauan berlandaskan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai system kehidupan nasional bersumber dari dan bermuara pada landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun internasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Ada dua pengertian yang terkandung dalam konsep geopolitik yang keduan: 2. Geopolitik sebagai ilmu : memberikan wawasan obyektif akan posisi kita sebagai suatu bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi dengan negara lain dalam pergaulan dunia. 3. Geopolitik sebagai ideology (landasan ilmiah bagi tindakan politik suatu negara): hendak menjadikan wawasan tersebut sebagai cara pandang kolektif untuk melangsungkan, memelihara dan mempertahankan semangat kebangsaan. Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau, atau melihat, atau cara melihat.sedangkan istilah nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti diapit diantara dua hal. Istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, serta diantara benua Asia dan benua Australia. Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan wawasan nusantara memiliki arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya. B. Intisari Video Salah satu cara pelaksaan geopolitik adalah geostragi yaitu ketahanan pangan. Suatu bangsa yang ingin mempertahankan hidupnya harus memiliki kesatuan cara memandang suatu hal yang disebut sebagai wawasan nasional. Cara implementasi geopolitik yaitu menggunakan strategi yang bersifat nasional.Salah satu ahli dalam teorinya membagi dunia kedalam beberapa wawasan. Wawasan tersebut yaitu wawasan benua, wawasan bahari,wawasan dirgantara. Geostrategi adalah strategi dalam memanfaatkan konsetalasi geografi negara Indonesia yang bertujuan untuk menentukan kebijakan, sasaran dan sarana-sarana serta untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Berbicara mengenai geostrategi yaitu berbicara tentang ketahanan pangan yaitu suatu kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman dan tantangan demi mencapai keberlangsungan hidup bangsanya Terdapat 3 sumber historis wawasan nusantara yaitu undang-undang hindia belanda 1929, deklarasi juanda 1957, konvensi laut PBB. Menurut undang-undang hindia bahwa secara yuidiksi wilayah hindia belanda sebesar 3 mil, akan tetapi terdapat banyak konflik sehingga lahirlah teori tenon shotrul yaitu sejauh mana negara pantai dapat mengontrol wilayah tersebut maka disitulah batas wilayahnya. Kemudian menurut deklarasi juanda berisi seluruh laut antar pulau itu merupakan laut Indonesia tanpa ada batasnya. Akan tetapi terdapat masalah terhadap teori tersebut. Kemudian menurut konvensi laut PBB bahwa terdapat beberapa zona yaitu perairan pedalaman, laut territorial, zona tambahan, zona ekonomi ekslusif, landas kontinen dan laut lepas. Kemudian sumber sosiologis yaitu berpandangan akan kesatuan atau keutuhan wilayah yang berdasar pada kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk persatuan bangsa. Selanjutnya ada sumber politis wawasan nusantara yaitu kepentingan nasional agar wilayah menjadi utuh dan bangsa Bersatu sehingga dapat dikembangkan, dilestarikan dan dipertahankan. Konsep wawasan nusantara yakni menciptakan pandangan bahwa Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.