Anda di halaman 1dari 130

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID 19 DI

SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG BANYUBIRU

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh:
SITI ASRIYANTI
23040160207

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2020

i
ii
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing

Hal : Naskah Skripsi


Lampiran : 4 Eksemplar
Saudari : Siti Asriyanti
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Asalamu’alaikum. Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Siti Asriyanti
NIM : 23040160207
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Pengelolaan Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid 19
di SDLB Muhmmadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqoshahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wasalamu’alaikum.Wr.Wb.
Salatiga, 25 September 2020
Dosen Pembimbing

Drs. H Sumarno Widjadipa, M.Pd.


NIP.19570520 198601 1 001

iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jl. Lingkar Salatiga Km. 2Telp.(0298) 6031364Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.idE-mail : tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID 19 DI
SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG BANYUBIRU

Disusun Oleh:
SITI ASRIYANTI
23040160207

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Progam Studi PGMI Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30
Oktober 2020 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Miftahuddin, M.Ag _____________________

Sekretaris : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd _____________________

Penguji I : Sutrisna, S.Ag., M.Pd _____________________

Penguji II : Fenny Widiyanti M.Pd _____________________

Salatiga, 30 0ktober 2020


DekanFakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan

Prof. Dr. Mansur, M. Ag


NIP.196806131994031004

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Asriyanti

NIM : 23040160207

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas : Tarbiiyah dan Ilmu Keguruan

Judul Skripsi : Pengelolaan Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid 19 di

SDLB Muhmmadiyah Surya Gemilang Banyubiru.

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan tidak

keberatan apabila dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi

apapun. Karya tulis ini bukan pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi

ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkann untuk

dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Salatiga, 25 September 2020


Yang menyatakan

Siti Asriyanti
NIM. 23040160207

v
MOTTO

“Sesungguhknya setelah kesulitan itu ada kemudahan, karena itu bila engkau telah

selesai dari satu urusan kerjakanlah urusan yang lain dengan tekin”

(Terjemahan QS Al Insyirah: 6-7)

“Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu

tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka imu akan hilang dengan

sendirinya”

(Sufyan ats-Tsauri)

“Mudahkanlah urusan orang lain dalam hal kebaikan maka Allah akan memudahkan

urusan kita”

(Diah Murti)

“Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu”

(Al-Baqarah:282)

“Keajaiban adalah nama lain dari kerja keras”

(Penulis)

vi
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya Bapak Susilo (Alm) dan Ibu Resiah yang senantiasa
mendo’akan, yang telah memberikan cinta kasih yang luar biasa dan memberi
dukungan untuk saya mencapai cita-cita.
2. Tak lupa untuk keluarga besar Pimpinanan Cabang Muhammadiyah dan
Pimpinan Cabang Aisyiyah Banyubiru Khususnya LKSA Keluarga Sakinah
Banyubiru yang telah mendukung, mendo’akan, sudah menyayangi saya
seperti anak kandung sendiri dan memberi bantuan materil sehingga skripsi
ini dapat selesai.
3. Saudara kandung saya Wariyanti yang tersayang, terima kasih atas dukungan,
do’a, canda, tawa dan semangat yang telah kau berikan.
4. Keluarga besar mbah Marsudi dan mbah Yahmudi untuk doa, dukungan,
kasih saying dan motivasinya sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Keluarga besar LKSA Keluarga Sainah Banyubiru (Diah Murti, Ariyani,
Masfufah, Okta, Nada, Tari, Sri Supadmi, Tri Wijayanti, Puspo, Maryati,
Desi, Juliana, Chika, Fatimah, Eko, Eka, Zulfa, Lintang, Hani) yang
senantiasa menyemangati saya,memotivasi, mendukung dan mengingatkan
saya dikala saya mulai down serta mengajarkan saya untuk bisa lebih dewasa.
6. Sahabat seperjuangan skripsi yang tercinta (Nafiah Damayanti, Siti
Alimaturrofiah, Mahmudadul Khasanah, Ariyani Rohmatun, Mei Gita D.P,
Siti Noor Laeli) yang sudah saling support dan memberi semangat agar
skripsi cepat terselesaikan
7. Sahabat-sahabat PPL saya (Ahmad Chairudin, Mubtadiul Alviani, Widhi
Astuti, Vivi Zelika, Zulfa Nurul Atika, Umi Latifah, Maryana, Nia Astuti
Dewi) yang senantiasa mendukung saya, memotivasi, mendengarkan keluh
kesah saya

vii
8. Sahabat-sahabat KKN (Hanif Fuadi, Muaziz, Wildan, Riza Nur Aini,
Sutriana, Ikfi Rizqia, Yuni Alfiyani) yang senantiasa saling mendukung dan
memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
9. Teman teman seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN
Salatiga angkatan 2016 yang telah memberikan kesan selama masa kuliah
dan saat mengerjakan tugas.
10. Keluarga besar SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang sudah
berkenan memberikan ijin untuk saya melaksanakan penelitian hingga skripsi
ini terselesaikan.

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengelolaan Pembelajaran Daring Selama Pandemi di SLB
Muhammadiah Surya Gemilang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan meraih gelar Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini dapat
diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima
kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada pembimbing: Drs. H Sumarno
Widjadipa M. Pd

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M. Ag. yang telah
memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian dan
penulisan skripsi ini.
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. yang telah
memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Ibu Peni Susapti M.Pd. Selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN Salatiga,
yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Khulatul Lutfiah, M.Pd. I selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingannya.
5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi
yang penuh kesabaran dan telah memberikan saran, kritik, bimbingan, arahan,
tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi
ini.
6. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku ketua penguji, Bapak Sutrisna, S.Ag.,
M.Pd., selaku penguji pertama dan Ibu Fenny Widiyanti, M.Pd. selaku

ix
penguji kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN
Salatiga, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti
selama menempuh pendidikan.
8. Staff akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang
telah melayani kami selaku mahasiswa dengan sabar dan ramah.
9. SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang sudah memberikan
izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah memberikan
kemudahan untuk mencari data dan informasi yang penulis perlukan.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti sadar bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat


kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil
penelitian ini bermanfaat dan merupakan konstribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr Wb.
Salatiga, Oktober 2020

Siti Asriyanti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LOGO ..................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
DEKLARASI ......................................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR WAWANCARA .............................................................................. xiiiv
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................................ 8
1. Pengelolaan Pembelajaran .................................................................... 8
2. Pembelajaran Daring ........................................................................... 13
3. Anak Berkebutuhan Khusus ............................................................... 16
4. Pengelolaan pembelajaran Daring di SDLB ...................................... 25
5. Kriteria Ketuntasan Minimal .............................................................. 25
6. Indikator Keberhasilan Belajar .......................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 34
A. Jenis dan desain penelitian ...................................................................... 34
B. Tempat dan waktu penelitian ................................................................. 35

xi
C. Data dan Sumber Data ............................................................................ 35
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36
E. Keabsahan Data ....................................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41
A. Gambaran Umum SLB Muhammadiyah Surya Gemilang ................. 41
B. Paparan Hasil Penelitian ......................................................................... 48
C. Pembahasan .............................................................................................. 56
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 65
A. Simpulan ................................................................................................... 65
B. Implikasi.................................................................................................... 65
C. Saran.......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Data Guru dan Karyawan di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru

Tabel IV.2 Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik SLB Muhammadiyah Surya


Gemilang

Tabel IV.3 Jumlah Murid berdasarkan jenjang kelas dan rombel

Tabel IV.4 Data Jumlah Siswa Menurut Jenis Ketunaan

Tabel IV.5 Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Tabel IV.6 Daftar Prestasi siswa dua tahun terakhir

xiii
DAFTAR WAWANCARA

Wawancara dengan Kepala Sekolah 3 Agustus 2020 Pukul 08.30 WIB

Wawancara dengan NKDK 3 Agustus 2020 Pukul 09.30 WIB

Wawancara dengan AR 3 Agustus 2020 Pukul 11.00 WIB

Wawancara dengan SK 9 Agustus 2020 Pukul 09.30 WIB

Wawancara dengan UU 12 Agutus 2020 Pukul 08.00 WIB

Wawancara dengan KPS 12 Agustus 2020 Pukul 10.30 WIB

xiv
ABSTRAK

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI


COVID 19 DI SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG
BANYUBIRU

Siti Asriyanti. 2020. Pengelolaan Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid


19 di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru. Skripsi, Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.
Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata Kunci: Pengelolaan, Pembelajaran Daring, SDLB


Tujuan penelitian ini mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan
evalusi pembelajaran Daring di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi.
Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif
yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Perencanaan pembelajaran daring dalam
setiap jenis perencanaan dengan memperhatikan jenis ketunaannya dengan
menggunakan aplikasi Whatsapp dalam pembelajarannya. Jenis perencanaan
pembelajaran daring SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru terdiri
dari penyusunan Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan jenis ketunaannya. Perencanaan
dibuat oleh guru kelas ketunaan yang mengampu semua mata pelajaran (2)
Pelaksanaan pembelajaran daring ada tiga kegiatan utama yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang penyampaiannya
disesuaikan dengan jenis ketunaan dengan aplikasi Whatsapp (3) Evaluasi
pembelajaran daring terdiri dari ranah penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik
yang sudah disesuaikan dengan jenis ketunaan karena memiliki karakteristik dan
kebutuhan yang berbeda. Kesimpulan penelitian ini mununjukkan bahwa
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru disesuaikan dengan jenis ketunaanya.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan sains dan teknologi di abad 21 menuntut

manusia semakin bekerja keras untuk menyesuaikan diri dalam segala aspek

kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Tuntutan abad 21 menjadikan

sistem pendidikan harus sesuai dengan perubahan zaman yang dapat

meningkatkan kualitas hidup manusia. Perubahan tersebut diikuti dengan

permasalahan baru terkait dengan moral, etika dan isu-isu global yang dapat

mengancam kelangsungan hidup manusia. Permasalahan yang saat ini sedang

dialami oleh dunia dengan adanya pandemi Covid 19 menyebabkan

terganggunya berbagai masalah salah satunya di dunia pendidikan.

Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh pendidik

terhadap anak didiknya dalam upaya meningkatkan kesadaran dan keilmuan,

agar anak didiknya secara aktif dapat mengembangakn potensi dalam

dirinya. Pada bidang pendidikan sains, peningkatan kualitas sumber daya

manusia menjadi prioritas utama untuk mengikuti pertumbuhan dan

perkembangan di era modern ini.

Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap proses pengelolaan pendidikan.

Kualitas sebuah lembaga pendidikan hakikatnya diukur dari kua-litas proses

pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu

kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci,

sehingga benar-benar dapat diukur dan diamati. Namun kenyataannya, membuat

1
kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran tidaklah semudah mengukur

produktivitas dan kualitas pada bidang pekerjaan lain. Pembelajaran melibatkan unsur

siswa dengan segala karakteristiknya, mulai dari latar belakang keluarga, lingkungan,

ekonomi, kemampuan, motivasi, dan sebagainya. Selain itu perubahan yang terjadi pada

diri siswa setelah melalui sebuah proses pembelajaran juga tidak nampak dan sulit diukur,

terutama pada dimensi nilai dan sikap. Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan

pembelajaran bukan saja akan memperjelas target dalam setiap tahapan

pembelajaran, namun sekaligus juga meningkatkan accountability guru. Idealnya,

setiap guru dan kepala sekolah memiliki kemampuan menyusun kriteria dan indikator

keberhasilan pembelajaran sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

Permasalahan rendahnya pemahaman siswa di Indonesia tidak hanya

dialami oleh siswa reguler saja akan tetapi siswa berkebutuhan khusus juga

memerlukan perhatian yang lebih khusus disamping hambatan yang dialami

oleh siswa tersebut. Sekolah berkebutuhan khusus memiliki keberagaman

siswa berkebutuhan khusus seperti tunanetra (A), tunarungu (B), tunagrahita

ringan (C), tunagrahita sedang (C1), tunadaksa sedang (D1), tunalaras (E)

dan autis sehingga dalam proses pembelajaran seharusnya memiliki model

pembelajaran yang menarik untuk dapat memudahkan siswa dalam

menerima pelajaran dari Guru.

Anak berkebutuhan khusus perlu menerima pendidikan untuk

menguasai pembelajaran sebagai bekal hidup, hal ini sesuai dengan UUD

1945 pasal 31 ayat 1 yang berisi “Setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan”. Atas dasar UUD tersebut anak ABK yang ada di Sekolah Dasar

Luar Biasa Surya Gemilang memberikan pendidikan khusus pada sekolah

2
luar biasa, karena dalam kehidupan sehari-hari anak berkebutuhan khusus

perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan, ketergantungan dengan orang

lain, kemandirian, sehingga mereka perlu dibimbing dengan pembelajaran

daring, anak berkebutuhan khusus diharapkan dapat menyelesaikan masalah

yang dialami dalam kehidupan sehari-hari melalui sebuah pembelajaran.

Pengelolaan pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus dengan menyesuaikan potensi

yang dimiliki anak berkebutuhan khusus tersebut.

Perencanaan pembelajaran daring di Sekolah Luar Biasa (SLB)

memiliki beberapa kesukaran. Realitas di lapangan guru SDLB tidak linear

karena pendidik bukan berasal dari lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang

asumsinya adalah tidak cukup banyak memiliki pengalaman maupun

kompetensi keilmuan yang cukup sebagai pendidik kreatif dan inovatif. Maka

terjadi ketidakimbangan (lack of balance) dalam proses pembelajaran daring

khususnya pembelajaran daring di SLB jenjang SDLB.

Pengolahan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dapat berupa

pengembangan silabus, pembuatan RPP, persiapan administrasi serta berbagai

media yang dibutuhkan dalam mendukung proses belajar mengajar secara

daring sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai dengan jenis

ketunaanya. Pengelolaan pembelajaran daring di SLB berdasarkan hasil

observasi awal memiliki pengelolaan yang menarik untuk diteliti.

Pada dasarnya anak-anak memiliki daya-daya kritik untuk aktif dan

kritis, interaksi pendidik dengan peserta didik terjalin, serta pengelolaan

3
pembelajaran daring yang disampaikan pendidik bisa tersimpan rapi dalam

memori peserta didik. Namun kenyataannya pendidik kurang melaksanakan

keterampilan mengelola pembelajaran daring dengan sesuai ketentuan,

sehingga menimbulkan kejenuhan dan kebosanan. Selain dari itu dalam

observasi yang dilakukan oleh peneliti pengelolaan pembelajaran daring hanya

menghususkan pada menghafal materi ajar sehingga kemampuan siswa kurang

maksimal.

Indikator keberhasilan pembelajaran daring peserta didik dapat

diketahui dari kemampuan daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran

yang telah diajarkan serta dari perbuatan atau tingkah laku yang telah

digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik

secara indvidual maupun kelompok.

Penelitian ini untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran peserta

didik yang dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Surya Gemilang jenjang

SDLB. Adapun alasan memilih sekolah SLB Muhammadiyah Surya

Gemilang Banyubiru jenjang SDLB karena sekolah tersebut menjadi sekolah

swasta berkebutuhan khusus yang memiliki banyak prestasi dan keunggulan

dan satu-satunya sekolah berkebutuhan khusus di Kecamatan Banyubiru.

Selain itu SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru memiliki letak

yang strategis, potensi siswa yang beragam serta berkualitas dilihat dari

prestasi yang didapatkan, peran wali murid dan komite sekolah yang saling

bersinergi memajuakn sekolah dan manajemen sekolah yang baik.

4
Berdasarkan kondisi dari data di SLB Muhammadiyah Surya

Gemilang Banyubiru tersebut peneliti bermaksud untuk mengetahui lebih

dalam tentang bagaimana pengelolaan pembelajaran daring selama pandemi

Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB.

Penelitian ini dimulai dari tanggal 3 Agustus 2020 sampai dengan 15

September 2020 pada tahun ajaran 2020/2021 semester 1.

B. Rumusan masalah

Ada tiga rumusan masalah dalam penelitian ini.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19

SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19

SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?

3. Bagaimana evaluasi pembelajaran daring selama pandemi Covid 19 SLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?

C. Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran daring selama pandemi

Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang

SDLB.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi

Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang

SDLB.

5
3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran daring selama pandemi Covid

19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

mengembangkan keilmuan dalam bidang pengelolaan pembelajaran

Daring. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan acuan bagi

penelitian yang lebih mendalam sehingga dapat memperbanyak informasi

mengenai pengelolaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19

SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB yang

lebih efektif dan lebih baik.

b. Manfaat praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat berupa:

1) Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam

pengambilan kebijakan untuk pengelolaan pembelajaran daring selama

pandemi Covid 19 khususnya di sekolah luar biasa.

2) Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian, dan bila

mungkin sebagai masukan berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran

pembelajaran daring selama pandemi Covid 19.

6
3) Peneliti yang akan datang

Masukan bagi peneliti yang akan datang untuk bisa mengembangkan

penelitian lebih mendalam terkait dengan pengelolaan pembelajaran

daring selama Covid 19 di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru sehingga lebih efektif dalam hal pengelolaan pembelajaran

daring.

4) Masukan dan saran bagi pemangku kepentingan dan masyarakat agar

lebih meningkatkan kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus

agar dapat bisa berperan dalam kehidupan normal.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengelolaan Pembelajaran

Menurut Hasibuan (2011:37), konsep mengajar dalam proses

perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau

penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan

di kalangan pengajar. Mengajar menurut pengertian mutakhir merupakan

suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat

diterjemahkan sebagai penggunaan secara integrative sejumlah komponen

yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan

pengajaran. Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peran yaitu: (1)

tahap sebelum pengajaran, (2) tahap pengajaran, dan (3) tahap setelah

pengajaran.

Pengelolaan pembelajaran meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Perencanaan Pembelajaran

Menurut Yulaelawati (2012:48) desain pembelajaran dapat

dimaknai dari berbagai sudut pandang misalnya disiplin, sebagai ilmu,

sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain

pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi

serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.

8
Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan awal untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Banyak pengertian yang diberikan

para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sama

lain memiliki kesamaan di samping ada perbedaan sesuai dengan sudut

pandang garapannya. Menurut Uno (2010:35) memberikan pengertian

”tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang

dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi

tertentu”. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik

yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan

dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang

diharapkan.

Dalam perencanaan, guru diberikan kewenangan untuk

mengembangkan cara untuk menciptakan hubungan dengan murid

berdasarkan metode dan cara yang dianggap sesuai oleh guru karena

gurulah yang melakukan komunikasi secara langsung terhadap murid,

hal ini seperti yang dinyatakan oleh Levy (2010) “Because teachers

communicate in many ways, they naturally develop different types of

relationship with students” (Karena guru berkomunikasi dalam berbagai

cara, mereka secara alami akan mengembangkan hubungan antara guru-

murid dengan cara yang berbeda).

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Pengajaran adalah suatu proses hubungan mengajar dan belajar

antara peserta didik dan guru. Tugas dan tanggung jawab utama seorang

9
pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis,

efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan

keterlibatan aktif diantara guru dan peserta didik. Rohani (2010:1)

menyatakan: Pengajaran merupakan suatu proses yang sistimatis dan

sistemik yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen

pengajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri,

tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer,

dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pengajaran

yang baik.

Menurut Makmun (2012:220) menyatakan bahwa “Pendekatan

secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar dalam

bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Pendekatan

adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran tertentu.

Pendekatan pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan rencana

mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel

pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat

memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan

adalah cara menyikapi sesuatu dan cara pandang seseorang terhadap

sesuatu yang menjadi landasan untuk tindak lanjutnya.

Pengertian pengelolaan pengajaran adalah suatu upaya untuk

mengatur (memanajemeni, mengelola, mengendalikan) aktivitas

pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran

agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara lebih efektif, efisien, dan

10
produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan,

diakhiri dengan penilaian. Penilaian tersebut pada akhirnya akan dapat

dimanfaatkan sebagai feedback (umpan balik) bagi perbaikan

pengajaran lebih lanjut.

3) Evaluasi Pembelajaran

Menurut Djamarah (2011:245) “Evaluasi adalah memberikan

pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu, untuk

mendapatkan evaluasi yang meyakinkan dan objektif dimulai dari

informasi-informasi kuantitatif dan kualitatif”. Evaluasi tidak boleh

dilakukan dengan sekehendak hati guru, anak didik yang cantik

diberikan nilai tinggi dan anak didik yang tidak cantik diberikan nilai

rendah. Evaluasi dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang

arif dan bijaksana, sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang

ditunjukkan oleh anak didik.

Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan

menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil

belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Jadi

maksud penilaian adalah memberikan nilai tentang kualitas sesuatu.

Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa,

tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau

seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang

atau suatu program. Secara garis besar penilaian dapat dibagi menjadi

dua, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif

11
dilakukan dengan maksud memantau sejauh manakah suatu proses

pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Sedangkan

penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik

telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya (Nasution,

2012:90).

Sudjana (2010:39) mengemukakan, bahwa evaluasi terhadap proses

belajar mengajar bertujuan agak berbeda dengan tujuan penilaian hasil

belajar. Apabila penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada derajat

penguasaan tujuan pengajaran (instruksional) oleh siswa, maka tujuan

evaluasi proses belajar lebih ditekankan pada perbaikan dan

pengoptimalan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, terutama efisiensi-

keefektifan produktivitasnya. beberapa di antaranya adalah: (a) efisiensi

dan keefektifan pencapaian tujuan instruksional, (b) keefektifan dan

relevansi bahan pengajaran, (c) produktivitas kegiatan belajar-mengajar,

(d) keefektifan sumber dan sarana pengajaran, dan (e) keefektifan

penilaian hasil dan proses belajar.

Menurut Hamalik (2010:145) “Evaluasi pengajaran merupakan

suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran

itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk

menciptakan belajar di kelas”. Fungsi utama evaluasi dalam kelas

adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil

dicapai langsung bertalian dengan penguasaan tujuan tujuan yang

menjadi target. Selain itu, evaluasi juga berfungsi menilai unsur-unsur

12
yang relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran. Itu

sebabnya, evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan

kurikulum dan rancangan pengajaran.

2. Pembelajaran Daring

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memberikan

banyak kemudahan dan kemungkinan dalam membuat suatu perencangan

dan pengembangan sistem pendidikan, khususnya konsep dan model

pembelajaran daring atau online.

Pembelajaran daring atau E-Learning merupakan segala pemanfaatan

atau penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan

pengalaman belajar. E-Learning dapat dipandang sebagai suatu pendekatan

yang inovatif untuk dijadikan sebuah desain media penyampaian yang baik,

terpusat pada pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang

memiliki berbagai kemudahan-kemudahan bagi siapa saja, di mana saja dan

kapan saja. Dengan memanfaatkan berbagai atribut dan sumber teknologi

digital dengan bentuk lain dari materi dan bahan pembelajaran yang sesuai

untuk diterapkan pada suatu lingkungan belajar yang terbuka, fleksibel dan

terdistribusi.

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan

teknologi informasi dan komuniksi (TIK) untuk mentransformasikan proses

pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Tujuan utama penggunaan

teknologi ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas, transparansi,

dan akuntabilitas pembelajaran. Di samping itu, suatu pembelajaran daring

13
juga mempunyai kemudahan bantuan professional isi pelajaran secara

online. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat, dengan

tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan

kenyamanan belajar dengan obyeknya adalah layanan pembelajaran yang

lebih baik, menarik, interaktif dan atraktif. Hasil akhir yang diharapkan

adalah peningkatan prestasi dan kecakapan akademik peserta didik serta

pengurangan biaya, waktu, dan tenaga untuk proses pembelajaran (Budi

Murtiyasa, 2012:31).

Menurut Sudirman Siahaan (2004) dalam Edhy Sutanta (2009: 67),

setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran daring terhadap kegiatan

pembelajaran di dalam kelas:

a. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen

apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan

memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal

ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi.

Sekalipun sifatnya opsinal, peserta didik yang emanfaatkannya tentu

akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

b. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai pelengkap

apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di

dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran

14
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau

remedial.

c. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila

pembelajaran daring dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,

misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran.

Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni sepenuhnya secara tatap

muka (konvensional), sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi

melalui internet atau sepenuhnya melalui internet.

Kelebihan pembelajaran daring sesuai dengan pendapat (Wirawan,

2011:22-23) yang menyatakan E-Learning terdiri dari dua macam,

perangkat lunak komputer dan aplikasi berbasis web. Dari pernyataan

tersebut diketahui bahwa e-learning terdiri dari komponen-komponen

pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran berbasis web salah

satunya adalah adanya jaringan internet. Pembelajaran yang diakukan

berbasis blended learning karena pembelajarn dilakukan menggunakan

elearning yang ditunjang dengan pembelajaran langsung atau tatap muka.

Sesuai dengan pendapat Hasamah, (2014:16) Blended learning adalah

sebuah konsep yang relatif baru dalam pembelajaran di mana instruksi

yang disampaikan melalui campuran pembelajaran online dan tradisional

yang dalam pelaksanaannya dipimpin oleh instruktur atau pengajar siswa

antusias dalam menerima materi pembelajaran karena didukung adanya

fasilitator atau guru berperan penting dalam pembelajaran dengan

15
melakukan pengunggahan materi, mengarahkan dan memantau proses

pembelajaran.

Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi

secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang

elektronik E-Learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan

E-Learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari E-Learning

yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini

mempunyai kelebihan dan kekurangan.

3. Anak Berkebutuhan Khusus

a. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa adalah anak yang

menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal; ciri-ciri mental,

kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku

sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi

dua atau lebih sejauh mereka memerlukan modifikasi dari tugas-tugas

sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan

untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya secara maksimal. Karena

karakteristik dan hambatan yang dimilki, anak berkebutuhan khusus

memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan

dengan kemampuan dan potensi mereka. (Mangunsong, 2009:3).

Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berkebutuhan

khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda

pada umumnya karena memiliki hambatan belajar yang diakibatkan oleh

16
adanya hambatan perkembangan persepsi, hambatan perkembangan

fisik, hambatan perkembangan perilaku dan hambatan perkembangan

inteligensi/kecerdasan. Bahkan sebagian dari ABK ada pula yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Berkebutuhan khusus

lebih memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi dan

mengembangkan kemampuannya secara optimal. Oleh karena itu, ABK

memerlukan bentuk layanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan

dan potensi mereka.

b. Klasifikasi dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus

Berdasarkan jenis kebutuhannya anak berkebutuhan khusus

diklasifikasikan menajadi beberapa jenis antara lain:

1. Tunagrahita Ringan

Anak tunagrahita atau anak yang mengalami gangguan intelektual

adalah anak yang kemampuan intelektualnya di bawah rata-rata,

mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan serta

terjadi pada masa perkembangan (Rusdiansyah, Fani dan

Sujarwanto. 2017:76). Karena kecerdasannya di bawah rata-rata anak

tunagrahita, mengalami hambatan dalam bidang akademik.

Hambatan dalam bidang akademik yang dihadapi anak tunagrahita

kesulitan dalam pembelajaran IPA sehingga memerlukan layanan

pendidikan khusus yang sesuai dengan kebutuhannya.

17
Anak tunagrahita ringan meupakan anak yang memiliki

kemampuan untuk didik dan dilatih. Karaktersitik anak tunagrahita

ringan adalah sebagai berikut:

a) IQ antara 50/55- 70/75

b) Umur mental yang dimiliki setara dengan anak normal usia 7-10

tahun.

c) Kurang dapat berpikir abstrak dan sangat teratrik dengan

lingkungan.

d) Kurang dapat berpikir secara logis dan kurang memiliki

kemampuan menghubungkan kejadian satu dengan lainnya.

e) Kurang dapat mengendalikan perasaan

f) Sugestibel

g) Daya konsentrasi kurang baik

h) Dapat mengingat beberapa istilah, tetapi kurang dapat

memahami arti istilah tersebut.

i) Dengan pendidikan yang baik mereka dapat bekerja dalam

lapangan pekerjaan yang sederhana, terutama pekerjaan tangan.

j) Dapat dididik di bidang sosial dan intektual sampai batas

tertentu.

k) Tidak memperlihatkan kelainan fisik dan nampak seperti anak

normal.

Berdasarkan pendapat tentang karakteristik anak

tunagrahita ringan di atas dapat ditegaskan bahwa karakteristik anak

18
tunagrahita ringan antara lain kecerdasan anak antara 50-70,

kemampuan bahasa rendah, tidak dapat berfikir secara abstrak, dapat

melakukan pekerjaan yang sederhana. Dengan karakteristik yang

dimiliki anak tunagrahita tersebut, memungkinkan untuk dapat

mengikuti pembelajaran keterampilan memasang payet. Kemampuan

anak tunagrahita yang terbatas pada kognitif masih memiliki

kemampuan yang dikembangkan yaitu motoriknya. Kemampuan

motorik anak tunagrahita ringan pada umumnya tidak berbeda

dengan anak normal, maka untuk melakukan pembelajaran IPA

berbasis literasi sains disertai percobaan sederhana tidak ada kendala.

Keterampilan yang hanya menggunakan tenaga tangan maka akan

lebih mudah untuk dilakukan oleh anak tunagrahita ringan.

2. Tunagrahita Sedang

Anak tunagrahita sedang memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar

30-50 dapat belajar keterampilam sekolah untuk tujuan fungsional,

mampu melakukan keterampilan mengurus diri sendiri (self-help),

mampu mengadakan adaptasi sosial lingkungan terdekat, mampu

mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan secara terus

menerus, sulit bahkan tidak dapat belajar membeca, menulis, dan

berhitung, tetapi masih dapat menulis secara social seperti menulis

namanya, alamat rumahnya.

19
3. Tunarungu

Anak tunarungu adalah anak yang memiliki gangguan dalam

pendengarannya, baik secara keseluruhan ataupun masih memiliki

sisa pendengaran. Meskipun anak tunarungu sudah diberikan alat

bantu dengar, tetap saja anak tunarungu masih memerlukan

pelayanan pendidikan khusus. Karakteristik anak tunarungu dari segi

fisik tidak memiliki karakteristik yang khas, karena secara fisik anak

tunarungu tidak mengalami gangguan yang terlihat. Sebagai dampak

ketunarunguannya, anak tunarungu memiliki karakteristik yang khas

dari segi yang berbeda. Karakteristik ketunarunguan dilihat dari segi:

intelegensi, bahasa dan bicara, emosi, dan sosial.

a. Karakteristik dari segi intelegensi

Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal

yaitu tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak

tunarungu memiliki intelegensi normal dan rata-rata. Prestasi

anak tunarungu seringkali lebih rendah daripada prestasi anak

normal karena dipengaruhi oleh kemampuan anak tunarungu

dalam mengerti pelajaran yang diverbalkan. Namun untuk

pelajaran yang tidak diverbalkan, anak tunarungu memiliki

perkembangan yang sama cepatnya dengan anak normal.

Prestasi anak tunarungu yang rendah bukan disebabkan karena

intelegensinya rendah namun karena anak tunarungu tidak

dapat memaksimalkan intelegensi yang dimiliki. Aspek

20
intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali rendah,

namun aspek intelegensi yang bersumber pada penglihatan

dan motorik berkembang dengan cepat.

b. Karakteristik dari segi bahasa dan bicara

Kemampuan anak tunarungu dalam berbahasa dan

berbicara berbeda dengan anak normal pada umumnya karena

kemampuan tersebut sangat erat kaitannya dengan

kemampuan mendengar. Karena anak tunarungu tidak bisa

mendengar bahasa, maka anak tunarungu mengalami

hambatan dalam berkomunikasi. Bahasa merupakan alat dan

sarana utama seseorang dalam berkomunikasi. Alat

komunikasi terdiri dan membaca, menulis dan berbicara,

sehingga anak tunarungu tertinggal dalam tiga aspek penting

ini.

Anak tunarungu memerlukan penanganan khusus dan

lingkungan berbahasa intensif yang dapat meningkatkan

kemampuan berbahasanya. Kemampuan berbicara anak

tunarungu juga dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa yang

dimiliki oleh anak tunarungu. Kemampuan berbicara pada

anak tunarungu akan berkembang dengan sendirinya namun

memerlukan upaya terus menerus serta latihan dan bimbingan

secara profesional. Dengan cara yang demikianpun banyak

dari mereka yang belum bisa berbicara seperti anak normal

21
baik suara, irama dan tekanan suara terdengar monoton

berbeda dengan anak normal.

c. Karakteristik dari segi emosi dan sosial

Ketunarunguan dapat menyebabkan keterasingan dengan

lingkungan. Keterasingan tersebut menimbulkan beberapa

efek negatif seperti: egosentrisme yang melebihi anak normal,

mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas,

ketergantungan terhadap orang lain, perhatian mereka lebih

sukar dialihkan, umumnya memiliki sifat yang polos dan tanpa

banyak masalah, dan lebih mudah marah dan cepat

tersinggung.

4. Pengelolaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa

(SDLB)

Pengelolaan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran berbasis

daring di SDLB dibutuhkan beberapa tahapan di antaranya perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB.

1) Perencanaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa

Perencanaan pembelajaran bertujuan untuk menguasai bahan dan

materi ajar, metode dan penggunaan alat perlengkapan pembelajaran,

menyampaikan kurikulum, dan membelajarkan siswa sesuai dengan

yang diprogramkan. Perencanaan pembelajaran daring merupakan suatu

rencana atau rancangan pembelajaran yang mengacu pada

22
pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya dilaksanakan

secara inkuiri ilmiah (Scientific inquiry) untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengomunikasikan sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pemberian

pengalaman langsung dengan cara inkuiri kritis ini, diharapkan dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar. Sedangkan, keaktifan atau proses kerja

inkuiri dalam mengikuti proses pembelajaran diperlukan agar

pengetahuan yang diperoleh peserta didik dapat lebih bertahan lama.

Proses kerja inkuiri ini dilakukan dalam kerja kolaboratif sehingga

siswa mampu berkolaborasi sekaligus terampil berkomunikasi. Selain

itu kebermaknan pembelajaran sains juga dapat dicapai dengan

mengaitkan konsep yang dipelajari peserta didik dengan kehidupan

sehari-hari. Hal ini dikarenakan keberhasilan pembelajaran dalam

mewujudkan visinya ditunjukkan apabila peserta didik memahami apa

yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya dalam menyelesaikan

berbagai permasalahan pada kehidupan sehari-hari. Millar (2008:10)

Pembelajaran Daring penting dikuasai oleh siswa berkebutuhan khusus

supaya mampu memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan

masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang erat

kaitannya dengan teknologi dan kemajuan, serta perkembangan ilmu

pengetahuan. Dalam hal ini guru membuat rancangan pembelajaran

23
berupa RPP, media, model dan metode pembelajaran yang disesuaikan

dengan materi pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran meliputi proses mengelola, mengatur,

dan merumuskan unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan,

materi, metode pembelajaran, dan merumuskan evaluasi pembelajaran.

Dalam pembuatan perencanaan pembelajaran selain mengacu pada

kurikulum juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta

potensi siswa.

2) Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa

Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu proses yang diatur

sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan

mencapai hasil yang maksimal (Sudjana, 2010:136). Menurut

(Jamaludin, 2014:18), pada tahap pelaksanaan pembelajaran terdapat

aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, di antaranya adalah

strategi dan metode pembelajaran.

3) Evaluasi Pembelajaran Daring di SDLB

Evaluasi pembelajaran daring dilakukan penilaian secara

keseluruhan yang berguna untuk menilai keberhasilan belajar siswa.

Penilaian dilakukan bukan hanya untuk menilai aspek pengetahuan atau

konten aja, tetapi juga aspek proses, aspek konteks dan aspek sikap atau

nilai sains. Konten dalam materi yang terdapat dalam kurikulum dan

materi yang bersifat lintas kurikulum dengan penekanan pada

24
pemahaman konsep dan kemampuan untuk menggunakannya dalam

kehidupan.

5. Kriteria Ketuntasan Minimal

a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007 menyatakan

bahwa salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis

kompetensi adalah “menggunakan acuan kriteria, yakni

menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta

didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik

mencapai ketuntasan dinamakan Kiteria Ketuntasan Minimal

(KKM).”

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) harus ditetapkan

sebelum awal tahun ajaran dimulai, seberapapun besarnya jumlah

peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak

mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak

lulusnya pembelajaran.

Kriteria ketuntasan minimal enjadi acuan bersama pendidik,

peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-

pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak

mengetahuinya (Depdiknas, 2008:51)

b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Rumiyanti (2013:182) menjelaskan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) memiliki 5 fungsi yaitu:

25
1) Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi

peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang

diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui

ketercapainnya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik

harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian

KD.

2) Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri

mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar

dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan

dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat

mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar

mencapai nlai melebihi KKM.

3) Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam

melakukan evaluasi program pembelajaran yang

dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil

program kurikulu dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian

KKM sebagai tolak ukur.

4) Kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan

antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan

pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan

bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan

pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya

26
pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses

pembelajaran dan penilaian.

5) Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian

kompetensi tiap mata pelajaran.Satuan pendidikan harus

berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang

ditetapkan.

c. Mekanisme Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru

mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran

dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu

kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.

2) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata

pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk djadikan

patokan guru dalam melakukan penelitian.

3) KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan yaitu peserta didik, orangtua dan dinas

pendidikan.

4) KKM dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) pada

saat hasil penilaian dilaporkan kepada orangtua/ wali peserta

didik.

27
6. Indikator Keberhasilan Belajar

Keberhasilan belajar merupakan prestasi peserta didik yang dicapai

dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui kebersilan belajar

tersebut terdapat beberapa indikator yang dapat disajikan petunjuk bahwa

proses belajar mengajar tersebut dianggap berhasil atau tidak.

Lebih lanjut Zaenal Arifin (2009: 298) menyatakan bahwa

indikator keberhasilan belajar dapat dilihat dari berbagai jenis perbuatan

atau pembentukan tingkah laku peserta didik. Jenis tingkah laku itu di

antaranya adalah: (1) kebiasaan, yaitu cara bertindak yang dimiliki peserta

didik dan diperoleh melalui belajar, (2) keterampilan, yaitu perbuatan atau

tingkah laku yang tampak sebagai akibat kegiatan otot dan digerakkan serta

dikoordinasikan oleh sistem saraf, (3) akumulasi persepsi, yaitu berbagai

persepsi yang diperoleh peserta didik melalui belajar, seperti pengenalan

simbol, angka dan pengertian, (4) asosiasi dan hafalan, yaitu seperangkat

ingatan mengenai seseuatu sebagai hasil dari penguatan melalui asosiasi,

baik asosiasi yang disengaja atau wajar maupun asosiasi tiruan, (5)

pemahaman dan konsep, yaitu jenis hasil belajar yang diperoleh melalui

kegiatan belajar secara rasional, (6) sikap, yaitu pemahaman, perasaan, dan

kecenderungan berperilaku peserta didik terhadap sesuatu, (7) nilai, yaitu

tolak ukur untuk membedakan antara yang baik dengan yang kurang baik,

serta (8) moral dan agama, moral merupakan penerapan nilai-nilai dalam

kaitannya dengan kehidupan sesama manusia, sedangkan agama adalah

28
penerapan nilai-nilai yang trasedental dan ghaib (konsep tuhan dan

keimanan).

Indikator keberhasilan belajar peserta didik dapat diketahui dari

kemampuan daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran yang telah

diajarkan serta dari perbuatan atau tingkah laku yang telah digariskan

dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik secara

indvidual maupun kelompok.

B. KAJIAN PUSTAKA

Untuk mendukung penelaah peneliti yang lebih komprehensif,

maka peneliti berusaha melakukan kajian terhadap beberapa peneliti yang

mempunyai relevansi dengan topik yang ingin diteliti. Peneliti mengkaji

berbagi pustaka yang berkaitan dengan pembelajaran daring terhadap

perencanaan pembelajaran daring selama pandemi covid 19. Diantara karya-

karya yang mendukung kerelevansian penelitian antara lain:

Dina, Sri (2020:14) yang meneliti tentang Pengelolaan

Pembelajaran Jarak Jauh yang Memandirikan Siswa dan Implikasinya pada

Pelayanan Pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan

pengelolaan jarak jauh yang memandirikan siswa dan implikasinya pada

layanan yang harus dilakukan lembaga pendidikan. Hasil penelitian

menunjukkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh harus dikelola dengan

sistematis dimulai dari penyusunan silabus materi, pemilihan aktivitas belajar,

dan strategi pembelajarannya. merumuskan struktur materi dan memilih

29
aktivitas yang relevan, adapun tugas yang diberikan harus

mempertimbangkan beban, waktu, dan kemampuan siswa.

Eliyawati dan Mubiar (2020:508) yang meneliti tentang Strategi

Kepala TK dalam meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid

19. Hasil penelitian menunjukan, strategi kepemimpinan kepala sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan TK pada masa pandemi Covid 19

sangat baik (85,90%). Process Approach (88,24%) merupakan skor teringgi,

menunjukan pendekatan proses menjadi prioritas utama dilakukan.

Sedangkan tanggung jawab (81,21%) merupakan skor terendah, menunjukan

belum optimalnnya pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah masa pandemi

covid 19.

Faizin dan Shafiah (2020:135) yang meneliti tentang Implementasi

Physical Distancing Pengelolaan Pembelajaran pada Anak Usia Dini

Melalui Pemanfaatan Perangkat Media Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis tentang pengelolaan physical distancing dalam kegiatan

pembelajaran pada anak usia dini melalui perangkat media sosial. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa; Pengelolaan pembelajaran pada anak usia

dini melalui pemanfaatan perangkat media social di Raudlatul Athfal (RA)

Tania, Paiton, Probolingo, Jawa Timur sebagai berikut; Pembuatan desain

perencanaan pembelajaran selama masa pandemic covid-19,

mengimplementasikan perencanaan tersebut dalam pembelajaran daring,

memonitoring pelaksanaan pembelajaran, pemberian reward and punishment

dan melakukan evaluasi secara berkala.

30
Diah Murti (2020:11) yang meneliti tentang Pengelolaan

Pembelajaran IPA Berbasis Literasi Sains Di SMPLB Negeri Ungaran.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikam perencanaan, pelaksanaan, dan

evalusi pembelajaran IPA berbasis literasi sains di SMPLB Negeri Ungaran.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa setiap unsur dalam pengelolaan dari perencanaan , pelaksanaan dan

evaluasi pembelajaran IPA berbasis literasi Sains disesuaikan dengan

kemampuan dan jenis ketunaan yang siswa miliki.

C. KARAKTERISTIK PEMBELJARAN DARING

Menurut Allan J.Handerson dalam (Nunu Mahnun 2018: 31),

karakteristik pembelajaran online yaitu memungkinkan peserta didik

belajar tanpa harus pergi ke ruang kelas, dan pembelajaran dapat

dijadwalkan sesuai kesepakatan antara instruktur dan peserta didik, atau

peserta didik dapat menentukan waktu sendiri belajar yang diinginkan.

Sedangkan menurut (Ruth Colvin Clark dan Richard E. Mayer, 2011: 14),

karakteristik pembelajaran online yaitu: Pertama, pembelajaran berbasis

online harus memiliki dua unsur penting yaitu informasi dan metode

pengajaran yang memudahkan orang untuk memahami konten

pembelajaran. Kedua, pembelajaran berbasis online dilakukan melalui

komputer menggunakan tulisan, suara atau gambar seperti ilustrasi, photo,

31
animasi, dan video. Ketiga, pembelajaran berbasis online diperuntukkan

untuk membantu pendidik mengajar seseorang peserta didik secara

objektif. Daring kombinasi merupakan model pembelajaran yang

memadukan pembelajaran konvesional dengan teknologi informasi yang

dituangkan dalam website sehingga peserta didik mengakses dan

mengunduh modul serta dapat memudahkan pendidik memantau keaktifan

peserta didik mulai dari keaktifan membuka laman, mengoreksi kuis, dan

Ujian Tengah Semester serta Ujian Akhir Semester. (Suharyanto dan

Mailangkay, 2016: 17-21) menyebutkan bahwa E-Learning berprinsip

sebagai alat bantu pembelajaran untuk menjadi lebih mudah, bermakna

serta terarah dan prosesnya yang lebih banyak bergantung kepada

teknologi canggih, oleh karenanya penggunaan E-Learning sangat

membutuhkan kesiapan pengajar serta fasilitas yang memadai. Menurut

(Munir 2009: 170), E- learning tidaklah sama dengan pembelajaran

konvesional. E- learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai

berikut:

a. Interactivity (Interaktivitas), tersedianya jalur yang lebih banyak,

baik secara langsung seperti chatting atau messenger atau tidak

langsung, seperti forum, mailing list atau buku tamu.

b. Independecy (Kemandirian), fleksibilitas dalam aspek penyediaan

waktu, tempat, guru dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan

pembelajaran berpusat pada siswa.

32
c. Accessibility (Aksebilitas), sumber-sumber belajar menjadi lebih

mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan

akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar

pada pembelajaran konvensional.

d. Enrichment (Pengayaan), kegiatan pembelajaran, presentasi

materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan,

memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti

video streaming, simulasi dan animasi.

Keempat karakteristik diatas merupakan hal yang membedakan e-

learning dari kegiatan pembelajaran secara konvesional. Dalam e-

learning daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi

tergantung kepada instruktur atau guru, karena siswa mengonstruk

sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang

disampaikan melalui interface situs web. Dalam e- learning pula

sumber ilmu pengetahuan t ersebar dimana-mana serta dapat diakses

dengan mudah oleh setiap orang.

D. APLIKASI YANG DI GUNAKAN UNTUK PEMBELAJARAN DI SDLB

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring SDLB Muhammadiyah

Surya Gemilang menggunakan beberapa aplikasi di antaranya WA Group

(WAG) sebagai proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Youtube di

gunakan untuk pelaksanaan pembelajaran, dan google form digunakan untuk

penilian.

33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sutama

(2016:61) menyatakan bahwa inti dari penelitian kualitatif adalah menekankan

pada upaya seorang peneliti dalam mengkaji secara alamiah dan fenomena

yang terjadi dalam keseluruhan kompleksitasnya. Sehingga dalam penelitian

ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena peneliti ingin meneliti

kondisi obyek yang alamiah, peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif,

sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada

generalisasi. Hubungan Penelitian kualitatif deskriptif dengan penelitian yang

peneliti laksanakan digunakan untuk mendeskripsikan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB Muhammadiyah

Surya Gemilang Banyubiru.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Fenomenologi. Pendekatan ini didasari atas pandangan dan asumsi bahwa

pengalaman manusia diperoleh melalui hasil interpretasi. Obyek, orang-orang,

situasi, dan peristiwa – peristiwa tidak mempunyai arti dengan sendirinya

melainkan melalui interpretasi mereka. Arti yang diberikan oleh seseorang

terhadap pengalamannya dan proses interpretasi sangat penting, dan hal itu

dapat memberikan arti yang sangat khusus.

34
B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru. Peneliti melakukan penelitian di SLB Muhammadiyah Surya

Gemilang Banyubiru karena disekolah tersebut memiliki banyak

keungulan khususnya pada pembelajaran daring dan menjadi sekolah luar

biasa unggulan di Kecamatan Banyubiru.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus sampai 15

September semester genap tahun pelajaran 2019/2020 selama pandemi

Covid 19.

C. Sumber Data

Secara keseluruhan, yang dipandang sebagai sumber data penelitian dapat

dibagi menjadi dua yaitu:

a. Data Primer

Sumber primer merupakan salah satu sumber data yang bersifat

pokok dan didapat secara langsung saat pengumpulan data. Jadi yang

dimaksud sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpulan data. Sumber data pokok dalam sebuah

penelitian ini adalah wawancara secara langsung kepada guru Sekolah

Dasar Luar Biasa (SDLB) Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru.

35
b. Data Sekunder

Data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen. Sumber data sekunder yang tidak langsung memberikan

kepada 2 siswi tentang bagaimana pelaksanaan program remedial guna

tercapainya hasil belajar (Sugiyono, 2015: 137).

D. Teknik Pengumpulan Data

Data tentang identifikasi pengelolaan pembelajaran daring

dikumpulkan dengan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara

mendalam.

Sumber tertulis dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen tentang

pengelolaan pembelajaran daring. Narasumber penelitian ini adalah kepala

sekolah, waka kurikulum dan guru SDLB. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini:

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi secara online saat kegiatan

pembelajaran daring berlangsung dengan membuat rekaman atau

mengambil gambar dengan merekam saat pembelajaran berlangsung

sehingga memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan

yang diteliti. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru.

36
b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mencari

informasi terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran daring secara lisan kepada informan dan key informan.

Sehingga dalam wawancara ini ada Pewawancara dan orang yang

diwawancarai atau disebut First Order Understanding dan Second Order

Understanding. First order understanding. Hal ini dimaksudkan peneliti

untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang diteliti/

informan penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian dan kemudian informan memberikan interpretasi (jawaban) atas

pertanyaan-pertanyaan tersebut guna memberikan penjelasan yang benar

tentang permasalahan-permasalahan penelitian tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti mencatat atau merekam semua

jawaban dari informan sebagaimana adanya. Jenis wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam kepada

kepala sekolah, waka kurikulum, dan guru SDLB dengan merekam dan

membuat catatan kecil.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi pembelajaran daring yang berupa arsip-arsip dari sekolah

seperti gambaran umum sekolah, prota, promes, silabus, RPP, hasil

penilaian tengah semester dan penilaian harian siswa.

37
E. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif mengungkap kebenaran data. Melalui keabsahan data

kredibilitas penelitian kualitatif dapat tercapai. Penelitian ini untuk

mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.

Teknik triangulasi dilakukan dengan membandingkan data yang

dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara atau informasi yang

diperoleh melalui studi dokumentasi. Dalam hal ini peneliti membandingkan

data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk

memperoleh kesamaan data.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011:244).

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

interaktif seperti diilustrasikan pada gambar di bawah ini:

Pengumpulan
Data Display Data

Reduksi Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif

38
1. Pengumpulan data (Data Collection )

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan

wawancara dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan dan tranformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan

data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema,

membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya .

3. Data Display

Data display adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajian juga dapat berbentuk metrik, diagram tabel dan bagan.

4. Verifikasi dan penegasan kesimpulan (Conclusions Drawing and

Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan

berupa kegi atan interpretasi dengan menemukan makna data yang telah

disajikan.

39
G. Tahap- Tahap Penelitian

Tahap-tahap Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

a) Mengajukan judul penelitian

b) Menyusun proposal penelitian

c) Konsultasi peneliti pada pembimbing

2. Tahap pekerjaan Lapangan

a) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

b) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian.

c) Pencatatan data yang telah dikumpulkan.

3. Tahap Laporan Penelitian

a) Penulisan hasil penelitian

b) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing.

c) Perbaikan hasil konsultasi.

d) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian.

e) Ujian munaqosah skripsi.

40
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

1. Letak Geografis

SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru berada di Krajan RT

01 RW 07 Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang

Provinsi Jawa Tengah. Luas tanah SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru 720 m2 dan luas bangunan 293 m2. SLB Muhammadiyah Surya

Gemilang Banyubiru berdiri pertama kali berbentuk SDLB operasional

sejak tahun 2000 dan secara hukum dengan SK Gubernur No.

4212/002/1/58/87 tanggal 1 Agustus 1987.

Berawal dari SDLB kemudian beralih status menjadi SLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang terdiri dari TKLB,

SDLB, SMPLB, dan SMALB dengan SK Kepala Dinas Provinsi Jawa

Tengah No. 821.2/3643.A/2013 tanggal 27 Desember 2013. Kepala sekolah

SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru saat ini adalah Bapak

Mursidi, S.Pd., Nomor Pokok Sekolah Nasional 69816357 dan Nomor

Statistik Sekolah 101032207026 dengan status sekolah terakreditasi B.

2. Visi dan Misi SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

a. Visi

“Terwujudnya anak berkebutuhan khusus yang beriman, bertaqwa dan

mandiri”

41
b. Misi

Untuk mencapai visi tersebut dibutuhkan perumusan misi yang berupa

kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini hasil

perumusan misi yang dirumuskan berdasarkan visi Sekolah Luar

Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru:

a) Membangun lingkungan sekolah yang islami

b) Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua dalam pengembangan

kemandirian

c) Mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan kurikulum

berbasis asesmen

3. Tenaga Pengajar dan Siswa di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru

a. Tenaga Pengajar di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Tenaga pengajar di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru mempunyai 2 guru tetap (PNS),7 guru GTY, 3 GTT, 1 Staf

Tata Usaha dan 2 orang PTT kontrak. Guru - guru SLB Muhammadiyah

Surya Gemilang Banyubiru diharapkan memiliki loyalitas dan etos

kerja yang tinggi dalam mendidik sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran.

42
Tabel IV.1 Data Guru dan Karyawan di SLB Muhammadiyah

Surya Gemilang Banyubiru

Jumlah Guru/Staf Negeri GTT/PTT Jumlah

Guru Tetap (PNS) 2 - 2

GTY - 7 7

Staf Tata Usaha - 1 1

GTT - 3 3

Kebersihan 2 2

Jumlah Total 2 13 15

Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Pendidik yang ada di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

memiliki kualifikasi pendidikan sebagai berikut:

Tabel IV.2 Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik SLB

Muhammadiyah Surya Gemilang

Kualifikasi Akademis

Jabatan/ Status SD SMP SMA D1 D2 S1 S2 Jumlah

Kepala Sekolah 1 1

Guru PNS 1 1

GTT 3 3

43
GTY 6 1 7

PTT

2 2

Jumlah 2 1 11 1 15

b. Siswa di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Jumlah siswa SLB Muhammadiyah Surya Gemilang secara

keseluruhan dari jenjang TKLB hingga SMALB adalah 68 anak.

Tabel IV.3 Jumlah Murid berdasarkan jenjang kelas dan rombel

KELAS L P JUMLAH ROMBEL

TK LB 1 0 1 1

Kelas 1 1 1 2 1

Kelas 2 1 1 2 1

Kelas 3 1 2 3 1

Kelas 4 2 3 5 1

Kelas 5 3 2 5 1

Kelas 6 4 1 5 1

Kelas 7 7 9 16 3

Kelas 8 10 2 12 2

44
Kelas 9 2 5 7 1

Kelas 10 5 2 7 1

Kelas 11 2 1 3 1

Kelas 12 0 0 0 0

JUMLAH 68 12

Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Sedangkan data jumlah siswa menurut jenis ketunaan terbagi

menjadi beberapa jenis antara lain tunanetra terdapat 2 siswa, tunarungu

10 siswa, tunagrahita ringan 30 siswa, tunagrahita sedang 10 siswa,

tunadaksa ringan 5, tunadaksa sedang terdapat 6 siswa, autis terdapat 4

siswa, down syndrome terdapat 1 siswa. Berikut ini tabel jumlah siswa

berdasarkan jenis ketunaannya:

Tabel IV.4 Data Jumlah Siswa Menurut Jenis Ketunaan

Jenis Ketunaan Jumlah Anak

Tunanetra 2

Tunarungu 10

Tunagrahita Ringan 30

Tunagrahita Sedang 10

Tunadaksa Ringan 5

45
Tunadaksa Sedang 6

Autis 4

Down Syndrom 1

Total 68

Keberadaan SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru dari

tahun ke tahun mulai diperhitungkan hal ini terbukti dengan semakin

banyaknya jumlah pendaftar siswa baru. Hal ini disebabkan letak

sekolah yang strategis serta satu-satunya sekolah swasta berbasis islam

luar biasa di Kecamatan Banyubiru.

4. Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Sekolah Luar Biasa (SLB) Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru saat ini memiliki ruang kelas sebanyak 15 ruang, yang terbagi

atas kelas TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Kelas SDLB Terbagi

menjadi 6 ruang kelas terbagi menjadi empat rombel. 1 kelas tunagrahita

ringan, 1 kelas tunagrahita sedang, 1 kelas tunarungu dan tunawicara, dan 1

kelas autis.

Kondisi bangunan fisik di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru meliputi beberapa ruang untuk belajar.

Tabel IV.5 Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Jenis Fasilitas Jumlah Luas (M2) Ket

Ruang Kelas 12 5 Baik

46
Ruang Kepsek 1 15 Baik

Ruang Wakasek 1 9 Baik

Ruang TU 1 9 Baik

Ruang Tamu 1 10 Baik

Ruang Pamer 1 12 Baik

Kamar Mandi/WC guru 3 9 Baik

Kamar Mandi /WC Siswa 2 5 Baik

Ruang Ketrampilan 1 10 Baik

UKS 1 18 Baik

Dapur 1 12 Baik

Gudang 1 3 Baik

Rumah Dinas Penjaga 1 1 Rusak Sedang


Kantin
Ruang Musik 1 1 Baik

Total 28 116

Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

5. Prestasi Siswa Dua tahun terakhir

Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

memiliki beberapa prestasi selama dua tahun terakhir ini di antaranya:

47
Tabel IV.6 Daftar Prestasi siswa dua tahun terakhir

No Nama Siswa Jenis Lomba Tingkat Tahun Prestasi

Lomba Senam

Rofik Mahsum ABK SMPLB


1 Daerah 2018 Juara 1
Tingkat Kab.

Semarang

Bulan Azahra Lomba Senam

Andika Farel ABK Tingkat


2 Daerah 2018 Juara 2
Zulfaturrohmah SDLB Kab.

Sintiya Semarang

Lomba

3 Tri Mukaromah menyanyi Provinsi 2019 Juara 2

Tingkat SMPLB

Lomba Hantaran

4 Nur Arifin SMPLB/SMALB Provinsi 2019 Juara 3

FLSSN

Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

B. Paparan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SLB Muhammadiyah

Surya Gemilang Banyubiru pada jenjanag SDLB dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan data hasil penelitian

didapatkan data bahwa pengorganisasian kelas terdapat wali kelas yang

berperan mengajar semua mata pelajaran. Data yang didapat disajikan dalam

48
bentuk display setelah dilakukan reduksi ditemukan data yang dipaparkan

seperti di bawah ini.

1. Perencanaan Pembelajaran Daring Selama Covid 19 di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

a. Jenis Perencanaan Pembelajaran Daring

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Mursidi, S.Pd. terkait jenis

perencanaan pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB

menyatakan bahwa:

“Kegiatan pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB diperlukan


penyusunan prota, promes, silabus, dan RPP yang di dalamnya
memuat unsur-unsur pembelajaran Covid 19 yang mengampunya
sehingga sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang
diampunya.” (RM1/KS/W1)

Hasil wawancara dengan Nurkhasanah D.K, S.Pd selaku Waka

kurikulum terkait jenis perencanaan pembelajaran daring di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru menyatakan bahwa:

“Setiap guru tetap diwajibkan membuat jenis perencanaan perangkat


pembelajaran di antaranya prota, promes, silabus dan RPP yang
lebih sederhana untuk pembelajaran daring dan sesuai dengan jenis
ketunaaan yang diampunya. Karena berbeda ketunaan
membutuhkan perlakuan yang berbeda. Kewajiban ini dalam rangka
untuk merencakan jenis pembelajaran yang disesuaikan dengan
hasil assessment sehingga perencanaan yang dibuat tepat sasaran”.
(RM1/WKSK/W1)

49
Hasil wawancara dengan Ullip Utrofin, S.Pd. selaku guru VI

tunagrahita menyatakan bahwa:

“Jenis perencanaan yang dibuat oleh guru tidak berbeda dengan


pembelajaran tatap muka yang sudah-sudah, guru tetap membuat
dokumen pembelajaran seperti rincian minggu efektif,
prota,promes, silabus, RPP untuk dapat merencanakan
pembelajaran secara lebih terprogram dan terstruktur. Hanya saja
ada materi2 tertentu yang dibuat lebuh fungsional untuk siswa.
Misalnya materi yang terkait dengan pandemic covid-19”.
(RM1/G1/W1)

Hasil wawancara terkait jenis perencanaan yang diususun untuk

pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB dengan Kikin Purnama

Sari, S.Pd selaku guru II tunagrahita menyatakan bahwa:

“Perencanaan dilaksanakan setiap satu Minggu sekali ,karena materi


dan tugas berjalan dan berkesinambungan setiap harinya, dengan
menyususn silabus, RPP selama PJJ menyesuaikan kemampuan
anak” (RM1/G2/W1)

Hasil wawancara dengan Sukarni, M.Pd selaku guru kelas I, II, dan III

tunarungu sedang menyatakan bahwa:

“Membuat program daring atau luring disesuiakan dengan kondisi


siswa, kondisi orang tua, apakah siswa itu mampu menggunakan hp
atau hp itu digunakan untuk satu keluarga. Karena masalah-
masalah latar belakang pekerjaan orang tua (RM1/G3/W1)

Hasil wawancara dengan Kikin Purnama Sari, S.Pd sellaku guru kelas

V tunagrahita ringan menyatakan bahwa:

“Perencanaan pembelajaran daring dengan menyusun perangkat


pembelajaran yang disederhanakan selama covid 19 dan untuk
pembelajaran selama daring, guru dan orang tua ada
kesinambungan. Orang tua longgar dalam urusan rumah tangga

50
baru guru memulai pembelajaran. Untuk pembelajaran guru
memberikan tugas dipagi hari dan anak menyesuaikan orang tua
karena anak belajar harus didampingi oleh orang tua. Karena tidak
semua siswa memiliki alat komunikasi seperti hp, dan waktu
pengerjaan pembelajaran saja ada yang di malam hari kareana guru
juga memperhatikan latar belakang orang tua (RM1/G3/W1)

Hasil wawancara dengan Ariyani Rohmatun, S.Pd selaku guru kelas I,

II, dan 4 tunagrahita sedang dan autis menyatakan bahwa:

“Jenis perencanaan yang dibuat oleh guru tidak berbeda dengan


pembelajaran tatap muka yang sudah-sudah, guru tetap membuat
dokumen pembelajaran seperti rincian minggu efektif, prota,promes,
silabus, RPP untuk dapat merencanakan pembelajaran secara lebih
terprogram dan terstruktur.” (RM1/G3/W1)

2. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Selama Covid 19 di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SDLB Muhammadiyah

Surya Gemilang Banyubiru ditemukan data mengenai pelaksanaan

pembelajaran daring selama Covid 19 yang terdiri dari kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup sebagai betikut.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SDLB Muhammadiyah

Surya Gemilang Banyubiru ditemukan data kegiatan pendahuluan, inti dan

penutup dalam pembelajaran daring sebagai berikut.

Hasil wawancara dengan Mursidi S.Pd selaku kepela sekolah SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru menyatakan bahwa :

“Selama ini tidak banyak keluhan tetapi kendala pemberian materi


dengan jenis ketunaan tentunya di SLB untuk pemberian materi

51
sisesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Pada umumnya
siswa SLB tidak bisa diberikan kelas secara klasikal karena melihat
siswa memiliki perbedaan antara siswa satu dengan siswa yang lain.
Kadang-kadang sama-sama kelas satu tetapi tinggkat pemikirannya
yang berbeda, satu tidak bisa membaca satunya lagi biasa.
Hasil wawancara dengan Ullip Utrofin, S.Pd selaku guru kelas VI

untuk kelas tunagrahita menyatakan bahwa:

“Pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring di kelas VI tunagrahita


ringan dimulai dengan kegiatan berdoa, kemudian mengecek
kehadiran siswa dengan presensi online, menanyakan pembelajaran
yang kemarin hal ini bertujuan untuk mengingat materi yang sudah
dipelajari, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran PJJ
dilakukan dalam 2 sesi yakni pagi dimulai pukul 08.00 dan malam
dimulai pukul 09.00/ masing-masing sesi dbuat sefleksibel mungkin
tergantung kebutuhan siswa. Kesepakatan tentang aplikasi apa yang
bisa diakses orang tua dan siswa. Membuat jadwa pelajaran untuk
setiap harinya. Melakukan home visit berkala untuk memantau
perkembangan siswa dalam belajar. Menyediakan akses tanya jawab
via chat/VC wa ketika murid belum paham materi. Menyepakati bahwa
setiap sebulan sekali akan dilaksanakan ulangan harian sebagai
wujud evaluasi pembelajaran”. (RM2/G1/W7)
Hasil wawancara dengan Sukarni, M.Pd selaku guru kelas I, II untuk

kelas tunarungu dan tunawicara menyatakan bahwa:

“Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan doa, mengecek


kehadiran, memberikan motivasi, mengulang materi yang dibahas
kemarin, menyampaikan tujuan pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran melalui android hp/ video call/ penugasan. Tugas
ketrampilan di foto atau di video kemudian anak mengerjakan
tugas sesuai perintah. Hasil penugasan divideo atau di foto, waktu
mengerjakan tugas orang tua dimintai untu memvideo anak
mengerjakan tugas”. (RM2/G2/W6)

52
Hasil wawancara dengan Kikin Purnama Sari, S.Pd selaku guru kelas V

tunagrahita ringan menyatakan bahwa:

“Kegiatan pelaksanaan pembelajaran daring di SDLB


Pembelajaran terus berjalan sesuai jadwal,Pemberian materi dan
tugas juga berlangsung setiap harinya dengan menyesuaikan
kemampuan siswa melalui aplikasi WAG dan youtube sehingga
pembelajaran menjadi lebih menarik”. (RM2/G3/W6)

Hasil wawancara dengan Hasanah D K, S.Pd selaku guru III, IV dan V

untuk kelas tunagrahita sedang menyatakan bahwa:

“Pelaksanaan pembelajaran daring untuk anak tunagrahita ringan


tetap memperhatikan pada aspek kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang terdapat pada rancangan pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran daring terbilang lancar, hanya satu dua anak yang
tidak bisa mengikuti pembelajaran dikarenakan kendala dengan hp
untuk yang lainya tetap menggunakan media hp. Guru memberikan
materi berdasarkan ketunaan untuk kelas ini jenis ketunaanya
sama, yaitu tuna grahita, tetapi beda tingkatan kelasnya dan beda
meda kemampuan. Sama-sama anak C tetapi kemampuanya
berbeda. Misal Anak yang bisa disamakan materinya maka
dijadikan satu Anak satu di lebih tinggi dan satunya lebih rendah
maka materinya tetap dibedakan.“(RM2/G1/W8)

Hasil wawancara dengan Ariyani Rohmatun,S.Pd selaku guru kelas I, II,

III, VI untuk kelas autis menuturkan bahwa:

“Pelaksanaan pembelajaran daring di SDLB selama Covid 19


dilaksanakan secara daring dan luring. Meskipun daring akan tetapi
dalam pelaksanaannya tetap memuat pendahuluan, inti dan penutup
seperti pembelajaran biasa hanya saja melalui aplikasi
WAG.Kegiatan pendahuluan berupa doa bersama, absen dan
memberikan motivasi kepada anak, kegiatan inti berupa
penyampaian materi bisa berupa teks disertai gambar atau video
sehingga meningkatkan semangat belajar anak dan penutup dengan
memberikan penugasan atau posttest untuk mengetahui materi yang
didapat sudah dipahami atau tidak”. (RM2/G2/W7)

53
3. Evaluasi Pembelajaran Daring selama Covid 19 di Sekolah Dasar Luar

Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Berdasarkan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

ditemukan data mengenai evaluasi pembelajaran daring selama covid 19 di

SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang dipaparkan di

bawah ini.

Hasil wawancara dengan Mursidi, S.Pd selaku kepala sekolah menuturkan

bahwa:

“Penilaian pembelajaran daring untuk anak SLB bervariasi artinya


Evaluasi dilakukan oleh masing-masing guru sesuai kondisi siswa.
Seperti akhir semester, masing-masing dari guru mempunyai teknis
sendiri-sendiri ada yang kunjungan rumah”. (RM3/KS/W12)

Hasil wawancara dengan Ullip Utroffin, S.Pd selaku guru kelas VI

tunagrahita menyatakan bahwa:

“Evaluasi meliputi tugas harian, ulangan harian (sebulan


sekali/per KD), PTS, dan PAS Sejauh ini yang sudah
dilaksanakan: Tugas harian: evaluasi dilakukan dengan
memberikan soal 5 soal isian tiap mapel. Bisa dengan menulis di
buku tugas, mengirimkan gambar dengan editing WA untuk
menjodohkan, pengiriman voice note misal untuk hafalan surat,
dan video untuk unjuk kerja saat olahraga dan pengembangan diri
Ulangan harian: dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi google
form bagi yang mampu, pdf untuk yang tidak mampu, dan print out
untuk siswa yang home visit”. (RM3/G1/W10)

54
Hasil wawancara dengan Sukarni, M.Pd. selaku I, II untuk kelas tunarungu

dan tunawicara menyatakan bahwa:

“Evaluasi anak tunarungu dilakukan sesuai dengan materi yang telah


diberikan ke siswa, Guru membuat lembar kerja dan diberikan kepada
siswa, dan dilakukan home visit waktu mengerjakan soal siswa boleh
didampingi orang tua boleh tidak, apabila orang tua tidak dirumah
maka guru yang mendampingi kalua tidak keluarga yang tinggal satu
rumah dengan si anak. “(RM3/G2/W10)

Hasil wawancara dengan Kikin Purnama Sari, S.Pd selaku guru kelas V

tunagrahita ringan menyampaikan bahwa:

“Evalusai biasanya dilaksanakan seminggu sekali Tanya jawab kesulitan


selama 1 Minggu pembelajaran,atau mereview tugas tugas selama
seminggu.”(RM3/G3/W10)

Hasil wawancara dengan Nurhasanah D. K, S.Pd selaku guru kelas III, IV,

V tunagrahita sedang menyatakan bahwa:

“Evaluasi meliputi tugas harian, ulangan harian (sebulan


sekali/per KD), PTS, dan PAS Sejauh ini yang sudah
dilaksanakan: Tugas harian: evaluasi dilakukan dengan
memberikan soal 5 soal isian tiap mapel. Bisa dengan menulis di
buku tugas, mengirimkan gambar dengan editing WA untuk
menjodohkan, pengiriman voice note misal untuk hafalan surat,
dan video untuk unjuk kerja saat olahraga dan pengembangan diri
Ulangan harian: dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi google
form bagi yang mampu, pdf untuk yang tidak mampu, dan print out
untuk siswa yang home visit. Evaluasi yang dilakukan tetap dinilai
tetapi bagi siswa yang mengumpulkan tugas lebih awal dan
pekerjaan lebih rapi maka akan mendapat nilai tambahan”.
(RM3/G1/W10)
Hasil wawancara dengan Ariyani Rohmatun, S.Pd selaku guru kelas I,

II,III VI autis menyatakan bahwa:

“Evaluasi meliputi tugas harian, ulangan harian (sebulan


sekali/per KD), PTS, dan PAS sejauh ini yang sudah dilaksanakan:

55
Tugas harian: evaluasi dilakukan dengan memberikan soal 5 soal
isian tiap mata pelajaran. Bisa dengan menulis di buku tugas,
mengirimkan gambar dengan editing WA untuk menjodohkan,
pengiriman voice note misalnya untuk hafalan surat, dan video
untuk unjuk kerja saat olahraga dan pengembangan diri Ulangan
harian: dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi google form
bagi yang mampu, pdf untuk yang tidak mampu, dan print out
untuk siswa yang home visit. Evaluasi yang dilakukan tetap dinilai
tetapi bagi siswa yang mengumpulkan tugas lebih awal dan
pekerjaan lebih rapi maka akan mendapat nilai tambahan”.
(RM2/G2/W7)

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi,

wawancara serta dokumentasi di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru jenjang SDPLB. Adapun pembahasan dalam penelitian ini

berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

daring selama Covid 19 di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Banyubiru. Dalam memudahkan pemahaman, di bawah ini dideskripsikan

dan dibahas satu persatu hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai

dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

1. Perencanaan Pembelajaran Daring Selama Covid 19 di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat

memengaruhi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk itu

guru dapat melakukan pengembangan dalam perencanaan

pembelajaran sesuai kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam

silabus. Jenis perencanaan pembelajaran daring selama Covid 19 di

56
SDLB yang terdapat pada kelas tunagrahita ringan, tunagrahita

sedang, tunarungu dan autis sama yaitu dengan penyusunan prota,

promes, silabus dan RPP. Akan tetapi berbeda pada komponen

pembelajaran metode dan media pembelajaran yang digunakan hal ini

menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Fadlillah (2012:135) mengungkapkan bahwa perencanaan

dimaksudkan untuk mengarahkan pembelajaran supaya dapat berjalan

sebagaimana mestinya guna mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat setiap kali

melakukan pembelajaran. Tanpa adanya perencanaan, pembelajaran

berjalan tidak terarah dan meluas kemana-mana sehingga sulit untuk

dipahami anak dan akhirnya tujuan pembelajaran pun tidak dapat

tercapai dengan baik.

Prosedur perencanaan pembelajaran daring diintegarsikan dengan

semua komponen pembelajaran sehingga bukan hanya menyampaikan

materi saja tetapi pembelajaran memiliki makna untuk kehidupan

siswa.

Penyusun perencanaan pembelajaran daring menjadi tanggung

jawab setiap guru kelas yang mengampunya. Sedangkan sekolah hanya

sebagai penanggung jawab dan yang memberikan ketentuan kurikulum

yang digunakan dalam pembelajaran. SDLB Muhammadiyah Surya

Gemilang Banyubiru menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013

memiliki kompetensi inti. Kompetensi inti (KI) yang dimaksud dibagi

57
menjadi 3 aspek, yaitu KI 1 dan 2 merupakan aspek sikap, KI 3

menyangkut aspek pengetahuan, dan KI 4 menyangkut aspek

keterampilan. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum ini adalah

pendekatan ilmiah atau “scientific approach”. Pendekatan tersebut

terdiri atas 5 kegiatan (5M), yaitu mengobservasi, menanya,

mengeksperimenkan/mengeksplorasi, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan/membuat jejaring. Beberapa literatur menyebut

pendekatan ilmiah sama dengan pendekatan inkuiri. Jadi, berdasarkan

pendekatan yang digunakan, kurikulum 2013 juga sudah

mengakomodasikan pengembangan literasi sains bagi siswa.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Daring selama Covid 19 di Sekolah

Dasar Luar Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Pelaksanaan pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru mengacu pada

perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran daring

diterapakan sekolah dalam kegiatan pembelajaran selama Covid 19

dengan membentuk anak berkebutuhan khusus yang mandiri sehingga

pembelajaran bukan sekedar menulis dan mendengarkan penjelasan

dari guru akan tetapi siswa juga ikut berperan aktif didalamnya

meskipun berlangsung secara daring. Hal ini sesuai dengan pendapat

Menurut Sudirman Siahaan (2004) dalam Edhy Sutanta (2009: 20),

58
setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran daring terhadap kegiatan

pembelajaran di dalam kelas:

d. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen

apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan

memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal

ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi.

Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya

tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

e. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai pelengkap

apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di

dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran

elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau

remedial.

f. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila

pembelajaran daring dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,

misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran.

Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni sepenuhnya secara tatap

muka (konvensional), sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi

melalui internet atau sepenuhnya melalui internet.

Faktor lain yang berpengaruh adalah siswa antusias dalam

mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan dengan respons positif

siswa terhadap pembelajaran.

59
Proses pembelajaran daring akan berhasil apabila guru secara

berkala untuk itu seorang guru harus mengajar dengan hati. Sehingga

ketika seorang guru mengajar dengan hati guru akan memberikan yang

terbaik demi keberhasilan proses pembelajaran.

Kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran

daring peserta didik di Indonesia. Kurikulum 2013 memiliki tujuan

mengembangkan kecakapan hidup pada abad 21 selain itu memiliki

visi untuk membentuk peserta didik yang berliterasi sains. Sehingga

dalam hal ini seorang guru bertanggung jawab dalam mewujudkan

generasi berilmu dan mandiri melalui pembelajaran daring di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru salah satunya. Seorang

anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak untuk mendapatkan

pendidikan serta tumbuh dan berkembang seperti anak normal yang

lain termasuk memiliki kemampuan literasi sains.

Pelaksanaan pembelajaran daring selama Covid 19 dengan

menggunakan konsep pembelajaran dengan mengaitkan materi dengan

kehidupan sehari-hari utamanya untuk siswa berkebutuhan khusus

yang perlu perhatian lebih dalam penyampaian materi khususnya

menambahkan materi yang terkait dengan Covid 19. Dalam penelitian

di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru terdapat

beberapa anak tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunarungu, dan

autis yang setiap kebutuhan tersebut memiliki karakteristik yang

berbeda sehingga pelayanan yang diberikan guru menyesuaikan

60
karakteristik kebutuhan anak meskipun dilakukan dengan

pembelajaran daring. Guru dapat mengetahui karakteristik anak dari

hasil asesmen yang diberikan tim asesmen maupun dari jurnal

perkembangan anak sehingga materi yang diberikan sesuai dengan

perkembangan siswa. Apabila di dalam suatu kompetensi dasar sulit

bagi siswa untuk menerimanya guru berhak untuk mengelolanya

menjadi menyederhanakan kompetensi dasar tersebut dengan

menurunkan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai kemampuan

siswa.

Penerapan pembelajaran daring pada siswa berkebutuhan

khusus di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru dengan

memperhatikan beberapa unsur dalam pembelajaran seperti

kompetensi inti, kompetensi dasar, silabus, RPP yang terdapat apada

paket kurikulum 2013 yang memuat unsur Covid 19. Pembelajaran

daring menjadikan materi yang didapat selama pembelajaran daring

yang diwadahi dan diaktualisasi melalui kegiatan-kegiatan percobaan

sederhana dalam sains ataupun dengan mengaitkan materi pada

kehidupan sehari-hari siswa untuk hidup mandiri.

Pelaksanaan pembelajaran pada setiap kelas hampir sama

terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Hal yang

membedakan dengan sekolah umum lainnya terdapat pada pemilihan

metode, strategi dan media pembelajaran yang digunakan. Metode

yang digunakan dalam pembelajaran berupa diskusi, tanya jawab

61
secara online dan percobaan sederhana. Media yang digunakan berupa

video, gambar, video call dan aplikasi WAG sehingga memudahkan

siswa untuk memahami materi yang akan disampaikan guru. Metode

percobaan digunakan untuk membuat siswa mengalami secara

langsung apa yang dipelajari sehingga pembelajaran bersifat

kontekstual. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Asyhari dan Hartati

(2015: 2522) bahwa pembelajaran yang bersifat kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan literasi siswa.

3. Evaluasi Pembelajaran Daring selama Covid 19 di Sekolah Dasar

Luar Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

Setiap kegiatan pembelajaran berakhir guru memberikan evaluasi

atau penilaian terhadap hasil belajar yang telah berlangsung. Evalusi

pembelajaran bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru

dalam mengejar, mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

menerima kegiatan pembelajaran, dan untuk mengetahui sejauh mana

indikator dan tujuan pembelajaran telah dicapai. Evalusi pembelajaran

daring di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

menggunakan beberapa tipe tes menggunakan tes tertulis, pemberian

tugas, ulangan harian, dan observasi kegiatan praktikum sederhana di

rumah. Guru memberikan tiga aspek penilaian dalam evaluasi

pembelajaran anatar lain aspek spiritual, kognitif, afektif dan

psikomotorik sesuai dengan kompetensi inti yang terdapat dalam

kurikulum 2013. Aspek spiritual dan afektif didapatkan dengan

62
observasi dari sikap siswa selama pembelajaran, aspek afektif

didapatkan dengan pengamatan guru selama proses pembelajaran dan

praktikum, aspek kognitif berupa hasil tes, ulangan harian, dan

penugasan, sedangkan aspek psikomotorik berupa hasil praktikum

siswa.

Dalam setiap akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi

pembelajaran. Evaluasi dalam kurikulum 2013 memiliki beberapa

aspek seperti aspek spiritual, afektif atau sosial, kognitif dan

psikomotorik. Pada aspek spiritual dapat menggunakan observasi baik

saat kegiatan pembelajaran berlangsung ataupun saat kegiatan di luar

lingkungan kelas. Penilaian kognitif dapat dilihat dari hasil ulangan

harian, kuis, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester.

Penilaian kognitif dilakukan sesuai dengan standar KKM sekolah yaitu

sebesar 70 untuk mengetahui output sekolah dan menjadi dasar

penentu kualitas akademik dari suatu sekolah. Sekolah SDLB Surya

Gemilang Banyubiru lebih menekankan pada skill kemampuan siswa

bukan hanya sekedar akademiknya karena dengan siswa memiliki

kemampuan keterampilan yang beragam dapat dijadikan sebagai bekal

untuk hidup mandiri. Sedangkan untuk aspek psikomotorik penilaian

dilakukan dengan melihat dan mengamati perilaku dan interaksi siswa

dalam pembelajaran serta kegiatan siswa dalam praktikum dan diskusi.

Setelah pembelajaran guru melakukan evaluasi terhadap

pembelajaran yang telah selesai dilakukan. Guru memberikan

63
penilaian dengan mengadakan tes, pemberian tugas, kuis dan kegiatan

praktikum sederhana. Selain untuk menyampaikan materi

pembelajaran sains berbasis literasi sains dijadikan bekal siswa untuk

dapat menyelesaikan masalah dirinya sendiri, lingkungan, masyarakat

dan kegiatan ekonominya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Maturradiyah & Rusilowati (2013: 19), pelajaran sains sebaiknya lebih

menekankan pada aktivitas siswa, mengurangi kegiatan mengingat

pengetahuan, lebih menekankan pada ketrampilan proses sains untuk

mendapatkan konsep, dan sebagian besar waktu siswa dihabiskan di

laboratorium atau kerja lapangan.

Evaluasi pembelajaran daring hampir disemua kelas sama

Evaluasi meliputi tugas harian, ulangan harian (seulan sekali/per KD),

PTS, dan PAS Sejauh ini yang sudah dilaksanakan: Tugas harian:

evaluasi dilakukan dengan memberikan soal 5 soal isian tiap mapel.

Bisa dengan menulis di buku tugas, mengirimkan gambar dengan

editing WA untuk menjodohkan, pengiriman voice note misal untuk

hafalan surat, dan video untuk unjuk kerja saat olahraga dan

pengembangan diri, Ulangan harian: dilakukan dengan memanfaatkan

aplikasi google form bagi yang mampu, pdf untuk yang tidak mampu,

dan print out untuk siswa yang home visit. Hasil tersebut didapatkan

hasil yang cukup baik, anak-anak antusias ketika tanya jawab

64
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru terdiri dari penyusunan

prota, promes, silabus dan RPP sesuai dengan jenis ketunaannya dan

memuat unsur Covid 19 dengan kurikulum yang disederhanakan.

2. Pelaksanaan pembelajaran daring selama covid 19 di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru ada tiga kegiatan utama

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang

penyampaiannya disesuaikan dengan jenis ketunaan.

3. Evaluasi pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB

Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang terdiri dari penilaian

kognitif, afektif dan psikomotorik didalamnya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pengelolaan pembelajaran Daring

Selama Covid 19 di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

dapat diimplikasikan sebagai berikut:

1. Guru kelas harus membuat semua perencanaan semua mata pelajaran

sehingga guru harus menguasai materi dan bahan ajar.

65
2. Guru menyiapkan media pembelajaran yang variatif sehingga siswa

tidak merasa bosan dengan pembelajaran daring

3. Guru harus membuat semua evaluasi pembelajaran semua mata

pelajaran sehingga guru harus cermat dalam membuat penilaian serta

program pengayaan dan perbaikan.

C. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan serta kesimpulan maka disarankan

beberapa hal berikut:

1.Hendaknya saat penerimaan guru SLB lebih memperhatikan pada

kelinearan pendidikannya yang berpengaruh terhadap kualitas

pembelajaran.

2.Diharapkan semua guru kelas dapat melakukan penilaian yang sesuai

dengan standar proses permendiknas RI nomor 41 tahun 2007.

66
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Faizin dan Shafiah. (2020). Implementasi Physical Distancing


Pengelolaan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini Melalui Pemanfaatan
Media Sosial.

Ahmad, Rohani. 2010. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Allan J. Henderson. (2018). The Elearning Question and Answer Book. USA:
Amacom.

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Asyhari, A., dan Hartati, R., 2015, Profil peningkatan kemampuan literasi sains
siswa melalui pembelajaran saintifik, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Biruni, Vol 4, No 2, Hal 179-191.

Clark, Ruth Colvin & Richard E. Mayer. (2011). E-learning and the Science of
Instruction. Third Edition. San Francisco: Pfeiffer

Depdiknas. (2008). Ketuntasan Belajar: Kriteria dan Indikator Keberhasilan


Pembelajaran. Jakarta: Dikti.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliyawati dan Mubiar. (2020). Pemilihan dan Pengembengan Sumber Belajar


untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: AR-RUZZ


MEDIA.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasamah. (2014). Pembelajaran bauran (Blended Learning) Terampil


Memadukan Keunggulan Pembelajaran Face-To-Face, E-learning Offline-
Online, dan Mobile Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hasibuan & Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.

Jamaludin, Didi Nur (2014) Pengaruh Project Based Learning Terhadap Berpikir
Kritis, Berpikir Kreatif Dan Sikap Ilmiah Pada Materi Tumbuhan Biji. S2
thesis, Universitas Pendidikan Indonesia
Komunikasi. Bandung: Alfabeta

67
Levy, Michael dan Barton A. (2010) Retailling Management Fourth Edition. Mc
Graw- Hill.

Makmun, Syamsuddin, Abin. (2012) Psikologi Kependidikan (Perangkat Sistem


Pengajaran Modul). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mangunsong dan Samiawan. (2010). Keluarbiasaan Ganda (Twice Exceptionally)


Mengeksplorasi, Mengenal, Mengidentifikasi dan Menanganinya. Jakarta:
Kencana.

Mangunsong. (2009). Psikologi dan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid 1 Jakarta


Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan psikologi
(LPSP3). Kampus Baru UI Depok.

Marturradiyah dan Rusilowati, A. 2013. Peningkatan Literasi Sains Siswa Melalui


Pengembangan Instrumen Penilaian. Pidato Pengukuhan Profesor Unnes
Semarang.

Millar. (2008). Clinikal Pathology Edisi 2. Jakarta :EGC


Moleong, Lexy J. (2007). Metodolodi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya

Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan


komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Murti, Diah. (2020). “Pengelolaaan pembelajaran daring berbasis literasi sains


di SMPLB Ungaran”. Thesis.Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Murtiyasa, Budi. 2012. “Isu-isu Kunci dan Tren Penelitian Pendidikan Matematika”.
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I)
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nasution, S. (2012). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.


Jakarta: Bina Aksara.

Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan


Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rumiyanti. 2013. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Temanggung:


SMKJUMO.

Rusdiansyah, Fani., Sujarwanto. 2017. “Tracer studi dunia kerja anak tunagrahita
pasca SMALB sekabupaten Sidoarjo”. E-Journal UNESA: Jurnal
Pendidikan Khusus,6(6), 1-7.

68
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian kuantitatif kualifikatis dan R&D. Bandung;


Alfabeta

Suharyanto, & Mailangkay, A. B. (2016). Penerapan E-Learning sebagai Alat


Bantu Mengajar dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Ilmiah Widya Volume 3
Nomor 4, 17-21.
Sutama. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Kuntitaif, kualtatif, PTK, dan R&D.
Kartasura: Fairuz Media.
Sutanta, Edhy. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Sri, Dina. 2020. Pengelolaan pembelajaran jarak jauh yang memandirikan siswa
dan implikasinya pada pelayanan pendidikan. FKIP Universitas PGRI
Palembang: Palembang.
Uno, Hamzah. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara.

Wirawan. 2011. Evaluasi Teori Model Standar Aplikasi dan Profesi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Yulaelawati, Ella. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan


Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.

69
LAMPIRAN

70
Lampiran I

Variabel Indikator Subyek Pertanyaan

Perencanaa Menjelaskan Kepala Bagaimana perencanaan


Pembelajaran perencanaan Sekolah pembelajaran daring selama
Daring di pembeljaran Daring pandemi di SDLB
SDLB Muhmmadiyah surya gemilang?

Program apa saja yang


diatawarkan oleh guru untuk
merencanakan pembelajaran?

Pelaksanaan Menjelaskan Bagaimana pelaksanaan


Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran daring selama
Daring di pembelajaran pandemic di SDLB
SDLB Daring Muhammadiyah surya
gemilang?

Bagaimana guru memberikan


materi berdasarkan jenis
ketunaan?

Kendala apa yang dialami oleh


guru, siswa dan orang tua selama
pembelajaran?

Media sosial pa yang digunakan


untuk untuk melaksanakan
pembelajaran?

71
Evaluasi Menjelaskan Bagaimana evaluasi
Pembelajaran Evaluasi pembelajaran berbasis daring di
Daring di Pembelajaran SDLB Muhammadiyah Surya
SDLB Daring Gemilang?

Perencanaa Menjelaskan Guru Kelas Bagaimana perencanaan


Pembelajaran perencanaan Tunarungu pembelajaran daring selama
Daring SDLB pembeljaran Daring dan pandemi di SDLB
Tunawicara Muhmmadiyah surya gemilang?

Program apa saja yang


diatawarkan oleh guru untuk
merencanakan pembelajaran?

Pelaksanaan Menjelaskan Bagaimana pelaksanaan


Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran daring selama
Daring pembelajaran pandemi di SDLB
Daring Muhammadiyah surya
gemilang?

Bagaimana guru memberikan


materi berdasarkan jenis
ketunaan?

Kendala apa yang dialami oleh


guru, siswa dan orang tua selama
pembelajaran?

Media social pa yang digunakan


untuk untuk melaksanakan
pembelajaran?

72
Evaluasi Menjelaskan Bagaimana evaluasi
Pembelajaran Evaluasi pembelajaran berbasis daring di
Daring Pembelajaran SDLB Muhammadiyah Surya
Daring Gemilang?

Perencanaa Guru Kelas Bagaimana perencanaan


Pembelajaran Tunagrahita pembelajaran daring selama
Daring SDLB Ringan pandemi di SDLB
Muhmmadiyah surya gemilang?

Program apa saja yang


diatawarkan oleh guru untuk
merencanakan pembelajaran?

Pelaksanaan Bagaimana pelaksanaan


Pembelajaran pembelajaran daring selama
Daring pandemi di SDLB
Muhammadiyah surya
gemilang?

Bagaimana guru memberikan


materi berdasarkan jenis
ketunaan?

Kendala apa yang dialami oleh


guru, siswa dan orang tua selama
pembelajaran?

Media sosial apa yang digunakan


untuk untuk melaksanakan
pembelajaran?

73
Evaluasi Bagaimana evaluasi
Pembelajaran pembelajaran berbasis daring
Daring

Perencanaa Guru Kelas Bagaimana perencanaan


Pembelajaran Tunagrahita pembelajaran daring selama
Daring SDLB Sedang pandemi di SDLB
Muhmmadiyah surya gemilang?

Program apa saja yang


diatawarkan oleh guru untuk
merencanakan pembelajaran?

Pelaksanaan Bagaimana pelaksanaan


Pembelajaran pembelajaran daring selama
Daring pandemi di SDLB
Muhammadiyah surya
gemilang?

Bagaimana guru memberikan


materi berdasarkan jenis
ketunaan?

Kendala apa yang dialami oleh


guru, siswa dan orang tua selama
pembelajaran?

Media sosial apa yang digunakan


untuk untuk melaksanakan
pembelajaran?

Evaluasi Bagaimana evaluasi


Pembelajaran pembelajaran berbasis daring
Daring

74
Perencanaa Guru Kelas Bagaimana perencanaan
Pembelajaran Tunagrahita pembelajaran daring selama
Daring SDLB Sedang dan pandemi di SDLB
Autis Muhmmadiyah surya gemilang?

Program apa saja yang


diatawarkan oleh guru untuk
merencanakan pembelajaran?

Pelaksanaan Bagaimana pelaksanaan


Pembelajaran pembelajaran daring selama
Daring pandemi di SDLB
Muhammadiyah surya
gemilang?

Bagaimana guru memberikan


materi berdasarkan jenis
ketunaan?

Kendala apa yang dialami oleh


guru, siswa dan orang tua selama
pembelajaran?

Media sosial pa yang digunakan


untuk untuk melaksanakan
pembelajaran?

Evaluasi Bagaimana evaluasi


Pembelajaran pembelajaran berbasis daring?
Daring

75
Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI DI


SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG BANYUBIRU

Nama Narasumber :

Jabatan :

Hari/ Tanggal :

Wawancara dengan guru kepala sekolah

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi di SLB


Muhammadiyah Surya Gemilang?
2. Apa kendala yang dialami guru, siswa, dan orang tua selama pembelajaran
daring?
3. Program apa saja yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari selama pandemi?
5. Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan jenis ketunaan ?
6. Media sosial/ aplikasi apa yang digunakan untuk pembelajaran tersebut
dan mengapa tidak memilih aplikasi yang lain?
7. Bagaimana evalusasi pembelajaran berbasis daring?

76
Nama Narasumber : Bapak Mursidi S. Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/ Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2020

Wawancara

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi di SLB


Muhammadiyah Surya Gemilang?
2. Apa kendala yang dialami guru, siswa, dan orang tua selama pembelajaran
daring?
3. Program apa saja yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari selama pandemi?
5. Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan jenis ketunaan ?
6. Media sosial/ aplikasi apa yang digunakan untuk pembelajaran tersebut
dan mengapa tidak memilih aplikasi yang lain?
7. Bagaimana evalusasi pembelajaran berbasis daring?

77
Nama Narasumber : Ibu Sukarni M. Pd

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah

Hari/ Tanggal : Rabu, 9 September 2020

Wawancara dengan guru kelas tunarungu dan tunawicara

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi di SLB


Muhammadiyah Surya Gemilang?
2. Apa kendala yang dialami guru, siswa, dan orang tua selama pembelajaran
daring?
3. Program apa saja yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari selama pandemi?
5. Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan jenis ketunaan ?
6. Media sosial/ aplikasi apa yang digunakan untuk pembelajaran tersebut
dan mengapa tidak memilih aplikasi yang lain?
7. Bagaimana evalusasi pembelajaran berbasis daring?

78
Nama Narasumber : Ibu Nurkhasanah D. K, S. Pd

Jabatan : Unit Kesehatan Sekolah

Hari/ Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2020

Wawancara dengan guru kelas tunagrahita sedang

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi di SLB


Muhammadiyah Surya Gemilang?
2. Apa kendala yang dialami guru, siswa, dan orang tua selama pembelajaran
daring?
3. Program apa saja yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari selama pandemi?
5. Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan jenis ketunaan ?
6. Media sosial/ aplikasi apa yang digunakan untuk pembelajaran tersebut
dan mengapa tidak memilih aplikasi yang lain?
7. Bagaimana evalusasi pembelajaran berbasis daring?

79
Nama Narasumber : Ulip Utrofin, S.Pd.

Jabatan : Operator Sekolah

Hari/ Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2020

Wawancara dengan guru kelas tunagrahita sedang

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi di SLB


Muhammadiyah Surya Gemilang ?
2. Apa kendala yang dialami guru, siswa, dan orang tua selama pembelajaran
daring?
3. Program apa saja yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari selama pandemi?
5. Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan jenis ketunaan ?
6. Media sosial/ aplikasi apa yang digunakan untuk pembelajaran tersebut
dan mengapa tidak memilih aplikasi yang lain?
7. Bagaimana evalusasi pembelajaran berbasis daring?

80
Nama Narasumber : Kikin Purnama Sari S. Pd

Jabatan : Sarana Prasarana

Hari/ Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2020

Wawancara dengan guru kelas tunagrahita ringan

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi di SLB


Muhammadiyah Surya Gemilang?
2. Apa kendala yang dialami guru, siswa, dan orang tua selama pembelajaran
daring?
3. Program apa saja yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari selama pandemi?
5. Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan jenis ketunaan ?
6. Media sosial/ aplikasi apa yang digunakan untuk pembelajaran tersebut
dan mengapa tidak memilih aplikasi yang lain?
7. Bagaimana evalusasi pembelajaran berbasis daring?

81
Nama Narasumber : Ariyani Rohmatun S. Pd

Jabatan : Guru Kelas

Hari/ Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2020

Wawancara dengan guru kelas Tunagrahita sedang dan Autis

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi di SLB


Muhammadiyah Surya Gemilang?
2. Apa kendala yang dialami guru, siswa, dan orang tua selama pembelajaran
daring?
3. Program apa saja yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari selama pandemi?
5. Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan jenis ketunaan ?
6. Media sosial/ aplikasi apa yang digunakan untuk pembelajaran tersebut
dan mengapa tidak memilih aplikasi yang lain?
7. Bagaimana evalusasi pembelajaran berbasis daring?

82
Lampiran III

Transkip Wawancara

Nama Narasumber : Bapak Mursudi S. Pd

Hari/ Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2020

Tempat Wawancara : Kantor guru SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Pukul : 08.30 WIB

Peneliti : Bagaimana perencanaan pembelajaran daring


selama pandemic di SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang?”

Narasumber : Pembelajaran dilakukan dengan daring, dan


dilakukan dengan beberapa versi, ada yang
menggunakan google classroom dan wa group, dan
bagi siswa yang belum memahami materi guru
melakukan home visit.

Peneliti : “Apa kendala yang dialami guru, siswa dan orang


tua selama pembelajaran daring”?

Narasumber : “Kendala yang dialami guru saat melakukan


pembelajaran daring yaitu siswa yang tidak
memiliki hp. Sehingga guru harus memantau
kegiatan pembelajaran siswa dengan home visit.
Home visit dilakukan oleh guru 2-3 hari dalam satu
minggu.”

Peneliti : “Program apa saja yang ditawarkan untuk


menyelesaikan masalah tersebut”?

Narasumber : “Orang tua siswa-siswa yang memiliki hp


dibantu dengan paket data internet. Yang belum

83
memeiliki hp akan memberikan dana sekolah
untuk membeli hp. Kalau dana siswa mencukupi
kalu belum maka guru melakukan pembelajaran
dengan home visit”.

Peneliti : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring


daring selama pandemic covid 19 di SLB ini pak”?

Narasumber :” Pelaksanaan pembelajaran daring selama ini


tidak banyak keluhan, pembelajaran daring
dilakukan guru dengan pemberian tugas kepada
siswa, bagi siswa yang tidak memiliki hp guru
melakukan kunjungan e rumahnya, agar siswa tetap
melakukan belajar.”

Peneliti : “Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan


jenis ketunaan”?

Narasumber : “Pemberian materi dengan jenis ketunaan tentunya


di slm untuk pemberian materi sisesuaikan dengan
kemampuan masing-masing siswa. Pada umumnya
siswa slb tidak bisa diberikan kelas secara klasikal
karena melihat siswa memiliki perbedaan antara
siswa satu dengan siswa yang lain. Kadang-kadang
sama-sama kelas satu tetapi tinggkap pemikiranya
yang berbeda sati tidak bias membaca satunya lagi
bias bisa”.

Peneliti : “Media social/ Aplikasi apa yang digunakan


untuk pembelajaran tersebut dan mengapa tidak
memilih aplikasi yang lain”?

Narasumber : “Aplikasi yang digunakan aplikasi tergantung guru


menggunakan aplikasi apa. Ada guru yang

84
menggunakan wa group ada yang menggunakan
google classroom bagi siswa-siswa yang kelas 5, 6
siswa yang mampu. Tetapi kebanyakan guru
memilih aplikasi wa group. Alasanya banyak orang
tua yang sudah menggunakan wa dan mudah di
pahami, karena siswa belajar butuh pendampingan
dari orang tua”.

Peneliti :”Bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis


daring”?

Narasumber : “Evaluasi dilakukan oleh masing-masing guru


sesuai kondisi siswa. Seperti akhir semester,
masing-masing dari guru mempunyai teknis
sendiri-sendiri, ada yang kunjungan rumah ada
juga yang melalui hp.”

85
Nama Narasumber : Ibu Sukarni M.Pd.

Tanggal : Rabu, 9 Agustus 2020

Tempat : Kantor guru SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Pukul : 09.30 WIB

Tempat Wawancara : Kantor Sekolah

Peneliti : “Bagaimana perencanaan pembelajaran daring


selama pandemic di SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang

Narasumber : “Secara keseluruhan guru melakukan rapat


bersama guru untuk menyusun Program
pembelajaran

Menyusun panitia protokoler


Memenuhi kebutuhan protokoler siswa apabila
siswa yang masuk atau orang tua untuk keperluan
terrentu.
Memantau informasi peraturan KMB PPJ dari dinas
terkait entah dari dinas pendidikan atau dari dinas
kesehatan
Perencanaan masing-masing guru
a. Membuat jadwal
b. Membuat program daring atau luring
disesuiakan dengan kondisi siswa, kondisi orang
tua, apakah siswa itu mampu menggunakan hp
atau hp itu digunakan untuk satu keluarga.
Karena masalah-maslah latar belakang
pekerjaan orang tua.”

86
Peneliti : “Apa kendala yang dialami guru, siswa dan orang
tua selama pembelajaran daring”?

Narasumber : “Menentukan waktu, membuat kesepatan dengan


orang tua, kesulitan yang dialami guru antara orang
tua dan guru berbeda kesempatan

Guru ingin melakukan pembeljaran secara home


visit di pagi hari tetapi orang tua kerja
Orang tua bisanya sore hari tetapi gurunya yang
belum bisa. Jadi tidak semua siswa harus daring
tetapi harus luring.
Siswa :
a. Siswa tuna rungu dan juga ada yang baru masuk
sekolah/ bisa dikatakan dengan anak usia paud.
Tidak semua siswa bisa menggunakan hp,
walaupun bisa menggunakan hp harus ada
pendampingan dari oaring tua
b. Waktu daring guru memberikan tugas atau
materi anak tunga rungu guru harus
menggunakan video/ secara oral. Guru harus
memahmi siswa apakah siswa bener-benar
didampingi orang tua atau tidak.
c. Guru memberikan video-video pembelajaran
yang sesuai dengan kelas dan jenis ketunaan
siswa , mudah dipahami siswa, dan orang tua
bisa menyesuaikan kapan siswa bisa
mengerjakan tugas-tugasnya.
d. Kelebihan pemebelajaran menggunakan video,
orang tua bisa memberikan tugas pada anak
kapan saja dan bisa diputar secara berulang-
ulang apabila siswa belum memahami tugas

87
yang telah diberikan oleh guru. Video juga
memberikan kemudahan bagi orang tua untuk
menyampaikan materi kepada anak.

Peneliti : “Program apa saja yang ditawarkan untuk


menyelesaikan masalah “ersebut”?

Narasumber : “program yang diberikan yaitu home visit,


memberikan materi itu bisa langsung bertemu
dengan anak, untuk siswa yang tuna wicara juga
harus bertemu secara bergantian dan disesuaikaj
dengan kondisi guru. Home visit sistemnya fleksibel
dan masalah dengan home visit terselesaikan waktu
itu juga. Home visit dilakukan 1 munggu 3x.”

Peneliti : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring


daring selama pandemic covid 19”?

Narasumber : Pelaksanaan pembelajaran melalui android hp/


video call/ penugasan. Tugas ketrampilan difoto
atau divideo kemudian anak mengerjakan tugas
sesuai perintah. Hasil penugasan divideo atau di
foto, waktu mengerjakan tugas orang tua dimintai
untu memvideo anak mengerjakan tugas.”

Peneliti : “Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan


jenis ketunaan”?

Narasumber : “Untuk anak tuna runggu disesuaikan dengan


jenis ketuaan. Melalui video call

Pembelajaran pengucapan maka guru


menggunakan Bahasa isyarat dan didukung dengan
media gambar.

88
Untuk usia awal dengan home visit, untuk anak
kelas rendah yang baru masuk SLB perlu
kemantapan motoric, missal pada tangan maka
guru memberikan media malam untuk meremas-
remas sebagai terapi motoric tangan. Anak tuna
rungu tidak bisa diberi meteri secara daring maka
dari itu guru melakukan home visit.”

Peneliti : “Media social/ Aplikasi apa yang digunakan


untuk pembelajaran tersebut dan mengapa tidak
memilih aplikasi yang lain”?

Narasumber : “Media yang digunakan yaitu wa, video call.


Untuk kelas rendah siswa belum bisa
menggunakan google classroom, google form.
Orang tua juga belum tentu paham dengan aplikasi-
aplikasi yang lain.”.

Peneliti : Bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis daring


?

Narasumber : “Evalausi disesuaikan dengan materi yang telah


diberikan ke siswa. Guru membuat lembar kerja
dan diberikan kepada siswa, dan dilakukan home
visit waktu mengerjakan soal siswa boleh
didampingi orang tua boleh tidak, apabila orang tua
tidak dirumah maka guru yang mendampingi kalua
tidak keluarga yang tinggal satu rumah dengan si
anak.”

89
Nama Narasumber : Ibu Ulip Utrofin S. Pd

Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2020

Tempat : Ruang Kelas SDLB Muhammadiyah Surya


Gemilang

Pukul : 08.00 WIB

Peneliti : “Bagaimana perencanaan pembelajaran daring


selama pandemic di SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang?”

Narasumber : Tidak berbeda dengan pembelajaran tatap muka


yang sudah-sudah, guru tetap membuat dokumen
pembelajaran seperti rincian minggu efektif, prota,
promes, silabus, RPP untuk dapat merencanakan
pembelajaran secara lebih terprogram dan
terstruktur. Hanya saja ada materi2 tertentu yang
dibuat lebuh fungsional untuk siswa. Misalnya
materi yang terkait dengan pandemic covid-19.”

Peneliti : “Apa kendala yang dialami guru, siswa dan orang


tua selama pembelajaran daring”?

Narasumber : “Guru

Karena kesibukan orang tua yang berbeda-beda


pembelajaran daring tidak bisa dilakukan serentak
di jam yang sama. Sehingga guru harus stand by 24
jam

Ada murid yang belum bisa mengakses hp andrioid


dengan benar sehingga harus pelajaran tatap muka
melalui home visit.

90
Ada orang tua yang tidak bisa menemani murid
belajar di rumah karena kesibukan bekerja, sehingga
murid menjadi tidak paham materi dan terlambat
mengumpulkan tugas

Siswa:

Siswa harus menunggu waktu luang untuk belajar


karena kesibukan orang tua, sehingga belajar daring
dilakukan malam hari. Tidak ada yang
mendampingi belajar di rumah. Belum menguasai
aplikasi untuk PJJ.

Ortu
Belum menguasai aplikasi untuk PJJ dan kesibukan
bekerja Sinyal yang terkadang tidak stabil.

Peneliti : “Program apa saja yang ditawarkan untuk


menyelesaikan masalah tersebut”?

Narasumber : “Untuk mengatasi kendala tersebut, guru kelas


membuat instrument asesmen kesiapan belajar PJJ
bagi ornag tua yang dilakukan ketika awal tahun
ajaran. Dengan data tersebut dapat diketahui waktu
luang bagi orang tua dalam mendampingi anak
belajar, aplikasi yang mampu dioperasikan orang
tua, tanggapan dan saran orang tua terhadap PJJ
yang akan dilakukan, mapel yang disukai/tidak
disukai siswa, dan keterampilan apa yang sudah dan
belum dkuasai siswa. Selain itu, sekolah juga
mencanangkan progam subsidi kuota bagi siswa
yang kurang mampu (cek ke bendahara n KS)

91
Peneliti : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring
daring selama pandemic covid 19”?

Narasumber : “Berdasarkan data isian asesmen kesiapan PJJ


yang sudah disii oleh semua orang tua siswa
tersebut dibuat kesepakatan:

- PJJ dilakukan dalam 2 sesi yakni pagi dimulai


pukul 08.00 dan malam dimulai pukul 09.00/
masing-masing sesi dbuat sefleksibel mungkin
tergantung kebutuhan siswa
- Kesepakatan tentang aplikasi apa yang bisa
diakses orang tua dan siswa
- Membuat jadwa pelajaran untuk setiap harinya
- Melakukan home visit berkala untuk memantau
perkembangan siswa dalam belajar
- Menyediakan akses Tanya jawab via chat/VC wa
ketika murid belum paham materi
- Menyepakati bahwa setiap sebulan sekali akan
dilaksanakan ulangan harian sebagai wujud
evaluasi pembelajaran.”

Peneliti : “Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan


jenis ketunaan”?

Narasumber : “Materi diberikan susuai KI KD dalam perdirjen


2017 disesuaikan dnegan kemampuan siswa dan
kondisi terkini terkait isu pandemic covid-19.
Untuk kelas VII ada 2 ketunaan yakni tunagrahita
ringan (IQ di bawah rata2) dan tunadaksa sedang
(memiliki hambatan motoric). Pada umumnya
materi sama, hanya karena masing-masing siswa
memiliki kemampuan berpikir yang berbeda maka

92
guru membentangkan indikator pembelajaran
seluas mungkin sesuai kecakapan siswa. Misalnya
untuk matematika mengenai penjumlahan dibuat
indikator 3.1 sampai 3.5. untuk siswa tunagrahita
hanya mampu mencapai indikator 3.1 dan 3.2
misalnya hanya penjumlahan bersusun tanpa
menyimpan dan di bawah 50. Tetapi, siswa
tunadaksa mampu mencapai indikator 3.3 3.4 dan
3.5 misalnya penjumlahan bersusun dengan
menyimpan dan di atas 50. Selain itu, metode dan
teknik penilaian juga beda. Misalnya dalam PJOK
untuk anak tunagrahita akan diberikan metode
ceramah yang lebih sedikit dengan memperbanyak
gambar dan gerakan tubuh. Sedangkan untuk
tunadaksa karena memiliki hambatan motoric kaki
maka penilaian unjuk kerja yang menggunakan
aktivitas kaki akan diganti dengan aktivitas tangan
dsb”.

Peneliti : “Media social/ Aplikasi apa yang digunakan


untuk pembelajaran tersebut dan mengapa tidak
memilih aplikasi yang lain”?

Narasumber : “Berdasarkan isian angket yang sudah diisi, guru


mengikuti kemampuan orang tua siswa dalam
megoperasikan aplikasi mana yang mampu dan
mudah bagi ortu serta siswa (tidak memberatkan).
Seperti, wa, youtube, google .

Sehingga dalam penyampaian pembelajaran


dibuatkan resume materi yang disebarkan melalui

93
WAG, nanti siswa akan memperkaya ilmunya
melalui jelajah laman google maupun youtube.”

Peneliti : Bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis daring


?

Narasumber : “Evaluasi meliputi tugas harian, ulangan harian


(seulan sekali/per KD), PTS, dan PAS

Sejaun ini yang sudah dilaksanakan:

- Tugas harian: evaluasi dilakukan dengan


memberikan soal 5 soal isian tiap maple. Bisa
dengan menulis di buku tugas, mengirimkan
gambar dengan editing WA untuk menjodohkan,
pengiriman voice note missal untuk hafalan
surat, dan video untuk unjuk kerja saat olahraga
dan pengembangan diri
- Ulangan harian: dilakukan dengan
memanfaatkan aplikasi google form bagi yang
mampu, pdf untuk yang tidak mampu, dan print
out untuk siswa yang home visit.

Nama Narasumber : Kikin Purnama Sari S. Pd

Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2020

Tempat : Ruang Kelas SLB Muhammadiyah Surya


Gemilang

Pukul : 10.30 WIB

Peneliti : Bagaimana perencanaan pembelajaran daring


selama pandemic di SLB

94
Narasumber : “Perencanaan dilaksanakan setiap satu Minggu
sekali, karena materi dan tugas berjalan dan
berkesinambungan setiap harinya.”

Peneliti : “Apa kendala yang dialami guru, siswa dan orang


tua selama pembelajaran daring”?

Narasumber : “Kendala pembelajaran menjadi kurang


maksimal. Untuk guru: pemberian materi dan
bimbingan tidak optimal, jaringan internet juga
menjadi kendala pembelajaran daring. Untuk orang
tua : orang tua terbebani kuota, dg pembelajaran
daring ,dan juga kesulitan mendampingi anak

Untuk siswa : siswa kurang mampu memahami


materi yang disampaikan guru karena keterbatasan
kegiatan pembelajaran.”

Peneliti : “Program apa saja yang ditawarkan untuk


menyelesaikan masalah tersebut”?

Narasumber : “Guru melakukan home visit bagi siswa yang


tidak memiliki hp”.

Peneliti : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring


daring selama pandemic covid 19”?

Narasumber : “Pembelajaran terus berjalan sesuai jadwal,


Pemberian materi dan tugas juga berlangsung
setiap harinya.”

Peneliti : “Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan


jenis ketunaan”?

95
Narasumber : “Pemberian materi guru disesuaikan dengan
ketunaan anak didik. Bisa berupa pemberian materi
tertulis, video, voice note”.

Peneliti : “Media social/ Aplikasi apa yang digunakan


untuk pembelajaran tersebut dan mengapa tidak
memilih aplikasi yang lain”?

Narasumber : “aplikasi yang digunakan saat pembelajaran saya


menggunakan WA grup kelas dan YouTube.
Karena itu yg palling mudah diakses dan
dimengerti orang tua dan siswa”.

Peneliti : Bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis


daring?

Narasumber : “Evalusai biasaabya dilaksanakan seminggu


sekali. Tanya jawab dan kesulitan selama 1
Minggu pembelajaran, atau mereview tugas tugas
selama seminggu.”

Nama Narasumber : Ibu Nurkhasah D.K S.Pd

Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2020

Tempat : Ruang Kelas SLB Muhammadiyah Surya


Gemilang

Pukul : 09.30 WIB

Peneliti : “Bagaimana perencanaan pembelajaran daring


selama pandemic di SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang?”

Narasumber : “Untuk pembelajaran selama daring, guru dan


orang tua ada kesinambungan. Orang tua longgar

96
dalam urusan rumah tangga baru guru memulai
pembelajaran. Untuk pembelajaran guru
memberikan tugas dipagi hari dan anak
menyesuaikan orang tua karena anak belajar harus
didampingi oleh orang tua. Karena tidak semua
siswa memiliki alat komunikasi seperti hp, dan
waktu pengerjaan pembelajaran saja ada yang
dimalam hari kareana guru juga memeprthatikan
latar belakang orang tua.”

Peneliti : “Apa kendala yang dialami guru, siswa dan orang


tua selama pembelajaran daring”?

Narasumber : “Guru: sebagian siswa tidak ada yang punya hp,


untuk hp saja kadang bukan prioritas jadi
pembelajarn tidak bisa langsung sesuai rencana

Murid : murid menerima materi dari orang tua


hanya seadanya karena factor pendidikan dari
orang tua, tidak semua orang tua memahami materi
yang diberikan oleh guru. Dan orang tua juga tidak
memahami cara penyampaian pembelajaran
terhadap anak, atau orang tua memang dari besik
pendidikan yang lain, jadi intens.Dan murid masih
mengandalkan orang tua.

Orang tua: orang tua lebih sibuk, yang seharusnya


murid dihandel oleh guru disekolah malah
menghendel anak dirumah. Dengan kesibukan
orang tua setiap harinya yang sama. Yang dari
sebelum pandemi.”

Peneliti : “Program apa saja yang ditawarkan untuk


menyelesaikan masalah tersebut”?

97
Narasumber : “Untuk mengatasi kendala tersebut, guru kelas
mengadakan program home visit untuk anak-anak
yang memang anak dan orang tua tidak mempunyai
hp dan anak anak yang tidak bisa baca tulis. Untuk
siswa yang mempunyai hp aktifitas pembelajaranya
melalui hp. Home visit dilakukan setiap seminggu
sekali. Guru memberikan soal-soal selama satu
minggu dan minggu depannya melihat pekerjaan
siswa sambil melihat soal-soal mana saya yang
belum dipahami dan belum dikerjakan oleh siswa.”

Peneliti : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring


daring selama pandemic covid 19”?

Narasumber : “Pembelajarn daring terbilang lancer, hanya satu


dua anak yang tidak bisa mengikuti pembelajaran
dikarenakan kendala dengan hp untuk yang lainya
tetap menggunakan media hp.

Guru memberikan materi berdasarkan ketunaan


Untuk kelas bu deka jenis ketunaanya sama, yaitu
tuna grahita, tetapi beda tingkatan kelasnya dan
beda meda kemampuan. Sama-sama anak C tetapi
kemampuanya berbeda. Misal Anak yang bisa
disamakan materinya maka dijadikan satu. Anak
satu di lebih tinggi dan satunya lebih rendah maka
materinya tetap dibedakan.”

Peneliti : “Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan


jenis ketunaan”?

Narasumber : “Guru memberikan materi disesuaikan dengan


ketunaan anak didik. Bisa berupa pemberian materi
tertulis, video, voice note”.

98
Peneliti : “Media social/ Aplikasi apa yang digunakan
untuk pembelajaran tersebut dan mengapa tidak
memilih aplikasi yang lain”?

Narasumber : “Melihat kondisi orang tua, maka pembelajaran


selama pandemi hanya menggunakan aplikasi wa.
Alasanya belum menggunakan aplikasi yang lain,
mungkin kalo menggunakan aplikasi lain bisa
tetapi tidak semua siswa dan orang tuanya paham
dengan aplikasi tersebut, kalaupun bisa pasti tidak
maksimal karena hanya satu dua anak yang
membuat tugas. Kalua pakai wa bisa langsung
menyampaikan informasi hari itu juga dan mudah
dipahami oleh orang tua juga. Dan bisa langsung
mengetahui perkembangan pembelajaran anak
selama dirumah.”

Peneliti : “Bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis


daring?”

Narasumber : “Evaluasi yang dilakukan tetap dinilai tetapi bagi


siswa yang mengumpulkan tugas lebih awal dan
pekerjaan lebih rapi maka akan mendapat nilai
tambahan.”

99
Nama Narasumber : Ibu Ariyani Rohmatun S.Pd

Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2020

Tempat : Ruang Kelas SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

Pukul : 11.00 WIB

Peneliti : “Bagaimana perencanaan pembelajaran daring


selama pandemic di SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang?”

Narasumber : “Pembelajaran dilakukan secara daring


menggunakan aplikasi whatsapp dan guru
melakukan home visit minimal 1 minggu sekali.”

Peneliti : “Apa kendala yang dialami guru, siswa dan orang


tua selama pembelajaran daring”?

Narasumber : “Kendala yang dialami guru saat pembeajaran


daring yaitu guru tidak bisa mengontrol siswa
secara menyeluruh apakah siswa tersebut paham
akan materi yang disampaikan dan juga tidak
semua orang tua siswa mempunyai HP yang bisa
digunakan untuk pembelajaran daring. Kendala
yang dialami siswa yaitu siswa tidak mendapatkan
materi pembelajaran secara maksimal, kurang
memahami materi. Kendala yang dialami orang tua
yaitu tidak semua orang tua bisa mendampingi
siswa dalam pembelajaran daring, ada orang tua
yang sibuk bekerja sehingga pembelajaran kurang
diperhatikan. Ksulitan mendapatkan sinyal juga
menjadi salah satu kendala dalam pembelajaran
daring.”

100
Peneliti : “Program apa saja yang ditawarkan untuk
menyelesaikan masalah tersebut”?

Narasumber : “Home visit. Guru melakukan kunjungan rumah


selama 1 minggu sekali untuk mengontrol siswa
agar tetap belajar dirumah dengan baik, sekolah
juga memberikan bantuan kuota untuk siswa dan
guru.”

Peneliti : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring


daring selama pandemic covid 19”?

Narasumber :”Pembelajaran terus berjalan sesuai jadwal,


Pemberian materi dan tugas juga berlangsung
setiap harinya.”

Peneliti : “Bagaimana guru memberikan materi berdasarkan


jenis ketunaan”?

Narasumber : “Guru memberikan materi disesuaikan dengan


ketunaan anak didik. Bisa berupa pemberian materi
tertulis, dan video pembelajaran.”

Peneliti : “Media sosial/ Aplikasi apa yang digunakan


untuk pembelajaran tersebut dan mengapa tidak
memilih aplikasi yang lain”?

Narasumber : “Aplikasi yang digunakan yaitu whatsapp. Karena


tidak semua wali murid bisa menggunakan aplikasi
selain whatsapp untuk pembelajaran daring”.

Peneliti : Bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis daring?

Narasumber : “Evaluasi dilakukan saat home visit, menanyakan


kepada orang tua dan siswa apa kurang paham
dalam pembelajaran tersebut.”

101
Lampiran IV

Dokumentasi

Wawancara peneliti dengan bapak Mursidi, S.Pd. selaku kepala SLB Muhammadiyah
Surya Gemilang

Wawancara peneliti dengan Ibu Sukarni, M.Pd. selaku guru tunarungu

102
Wawancara peneliti dengan Guru Tunagrahita sedang

Wawancara peneliti dengan Guru Tunagrahita ringan

103
Lampiran Kegiatan Pembelajaran Daring

Kegiatan Pembelajaran siswa tunarungu

104
Kegiatan Pembelajaran Daring siswa Tunagrahita ringan

105
Pembelajaran Daring siswa Tunagrahita Ringan

106
Kegiatan Pembelajaran siswa Autis

107
108
109
110
111
112
113
114
Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Siti Asriyanti

TTL : 23040160207

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Garung Butuh Rt 014/Rw 005


Kecamatan Kalikajar Kabupaten
Wonosobo

Agama : Islam

Nama Ayah : Susilo

Nama Ibu : (Alm) Resiah

No HP : 081225001231

Riwayat Pendidikan : SD Negeri 03 Lamuk (2004-2010)

SMP Muhammadiyah Ambarawa (2010 - 2013)

SMK Negeri 1 Bawen (2013 - 2016)

IAIN Salatiga (2016 – 2020)

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat sebagaimana mestinya.

Salatiga, 20 September 2020

Penulis,

Siti Asriyanti
NIM : 23040160207

115

Anda mungkin juga menyukai