Anda di halaman 1dari 2

Biaya 3M (Mendapatkan, Menagih, Memelihara) Pajak Penghasilan Dalam Konsep

Perpajakan

Orang Bijak Taat Pajak. Demikian motto yang sering kita dengar dan sering didengungkan oleh
pemerintah agar masyarakat tidak luput menunaikan kewajiban mereka. Namun, tidak semua
warga merupakan Wajib Pajak dan tidak semua penghasilan dapat dikenakan pajak. Besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap ini ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan biaya-biaya yang digunakan dalam proses
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (sering disebut Biaya 3M).

Dalam perpajakan tidak semua biaya yang dikeluarkan dapat menjadi pengurangan dari
penghasilan bruto. Hal ini diatur dalam UU PPh Pasal 9 ayat 1. Adapun biaya-biaya yang
termasuk dalam biaya 3M adalah:

1. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, seperti:

 Biaya pembelian bahan.


 Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang
 Biaya bunga, biaya sewa, dan royalty.
 Biaya promosi (marketing), dan penjualan.
 Biaya transport/perjalanan.
 Biaya asuransi yang bukan untuk kepentingan pribadi.
 Biaya administrasi.
 Biaya pengolahan limbah produksi.
 Biaya pajak, kecuali Pajak Penghasilan, seperti Bea Meterai, Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran.

2. Biaya penyusutan dan amortisasi atas harta yang memiliki manfaat lebih dari 1 tahun
selama harta tersebut digunakan dalam proses mendapat, menagih, dan memelihara
penghasilan.
3. Iuran Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
4. Kerugian atas penjualan dan pengalihan asset yang digunakan dalam proses mendapat,
menagih, dan memelihara penghasilan.
5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing.
6. Biaya untuk penelitian, dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
7. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan karyawan yang kelak akan digunakan dalam
proses mendapat, menagih, dan memelihara penghasilan.
8. Piutang yang jelas-jelas sudah tidak dapat ditagih dengan syarat telah dibebankan sebagai
biaya dalam Laporan Laba Rugi Komersial. Wajib pajak harus menyerahkan daftar
piutang yang tidak dapat ditagih ke Direktorat Jenderal Pajak, dan telah diserahkan
perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang
menangani piutang negara, atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan.
9. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
10. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
11. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
12. Sumbangan dalam rangka pembinaan olah raga yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
13. Sumbangan keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai