Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

PRODI S 1 KEPERAWATAN SEMESTER 7

Mata Kuliah : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


Hari/tanggal : KAMIS, 25 NOPEMBER 2021
Waktu : 60 menit
Dosen : Saiful Nurhidayat, S.Kep.Ners.,M.Kep

Nama Mahasiswa : Destria Ardiana P Paraf :


NIM / Tingkat : 18631655 / 4 Nilai :

Petunjuk Mengerjakan : Kerjakan Soal Berikut Ini Dengan Singkat dan Jelas !!

1. Jelaskan Karakteristik pelayanan keperawatan di UGD !


2. Jelaskan tentang Triase dan jenis keadaan Triase !
3. Sebut dan jelaskan tindakan yang termasuk dalam survey primer !
4. Jelaskan penanganan gigitan ular berbisa !
5. Jelaskan intervensi prioritas pada pasien trauma dada dengan penetrasi (penetrating
chest truma) !
jawaban :

1. Karakteristik Pelayanan Keperawatan di Unit Gawat Darurat :


a. Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi: kondisi klien, jumlah klien dan
keluarga yang datang
b. Kecemasan tinggi / panik dari klien dan keluarga
c. Keterbatasan sumber daya dan waktu
d. Pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh
usia, dengan data dasar yang sangat terbatas
e. Jenis tindakan yang diberikan: tindakan yang memerlukan kecepatan dan
ketepatan yang tinggi
f. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang
bekerja di ruang gawat darurat

2. Pengertian Triase
Triase adalah proses penentuan atau seleksi pasien yang diprioritaskan untuk
mendapat penanganan terlebih dahulu di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
sakit. Proses penentuan ini dilakukan untuk mendapatkan urutan penanganan sesuai
tingkat kegawatdaruratan pasien, seperti kondisi cedera ringan, cedera berat yang
bisa mengancam nyawa dalam hitungan menit dan jam, atau sudah meninggal.
Jenis Keadaan Triase
a. Kategori merah
Pasien dengan kategori merah adalah pasien prioritas pertama (area
resusitasi) yang butuh pertolongan segera. Kriteria pasien yang masuk dalam
kategori ini adalah mengalami kondisi kritis yang membutuhkan pertolongan
medis segera.
b. Kategori kuning
Pasien dalam kategori kuning merupakan prioritas kedua (area tindakan)
yang juga membutuhkan pertolongan segera. Hanya saja, pasien yang
termasuk kategori ini tidak dalam kondisi kritis.
c. Kategori hijau
Kategori ini termasuk dalam prioritas ketiga (area observasi). Pasien dalam
kategori ini umumnya mengalami cedera ringan dan biasanya masih mampu
berjalan atau mencari pertolongan sendiri.
d. Kategori hitam
Kategori hitam hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak mungkin
ditolong lagi atau sudah meninggal.

3. Tindakan yang termasuk dalam survei primer


a. Jalan nafas (airway)
Lihat, dengar, raba (Look, Listen, Feel)
Buka jalan nafas, yakinkan adekuat
Bebaskan jalan nafas dengan proteksi tulang cervical dengan menggunakan
teknik Head Tilt/Chin Lift/Jaw Trust, hati-hati pada korban trauma
Cross finger untuk mendeteksi sumbatan pada daerah mulut
Finger sweep untuk membersihkan sumbatan di daerah mulut
Suctioning bila perlu
b. Pernafasan (breathing)
Lihat, dengar, rasakan udara yang keluar dari hidung/mulut, apakah ada
pertukaran hawa panas yang adekuat, frekuensi nafas, kualitas nafas,
keteraturan nafas atau tidak
c. Perdarahan (circulation)
Lihat adanya perdarahan eksterna/interna
Hentikan perdarahan eksterna dengan Rest, Ice, Compress, Elevatio
(istirahatkan lokasi luka, kompres es, tekan/bebat, tinggikan)
Perhatikan tanda-tanda syok/ gangguan sirkulasi : capillary refill time, nadi,
sianosis, pulsus arteri distal
d. Susunan Saraf Pusat (disability)
cek kesadaran
Adakah cedera kepala?
Adakah cedera leher?
perhatikan cedera pada tulang belakang
e. Kontrol Lingkungan (Exposure/ environmental )
Buka baju penderita lihat kemungkinan cedera yang timbul tetapi cegah
hipotermi/kedinginan
Pemasangan bidai
Px penunjang: sat oksigen dengan pulse oximetri, foto cervical, foto thoraks,
foto polos abdomen.
Tindakan lain: monitor EKG, kateter dan NGT.
Px seluruh tubuh, ex: jejas, hipotermi.

4. Penanganan pasien gigitan ular berbisa


Pertolongan pertama yang harus segera dilakukan dengan teknik : Pressure dan
Immobilisation dengan memperhatikan bahwa lokasi pertolongan sudah aman bagi
korban dan penolong
Pressure : memberikan tekanan dengan membandage sekitar anggota tubuh yang
terkena gigitan binatang / ular berbisa.
Immobilisation : mengistirahatkan pasien (tidak bergerak).

Pertolongan di Rumah Sakit :


a. Pasang IV line, resusitasi cairan jika perlu
b. Resusitasi kardiopulmonar jika diperlukan, adrenalin
c.Cek lab darah jika dalam waktu 4 jam darah korban tidak terdapat tanda
koagulopati, miolisis dan pasien tidak menunjukan tanda gigitan berbisa maka
pasien tidak terkena gigitan ular yang berbisa

Penatalaksanaan

a. Infus RL, resusitasi cairan jika diperlukan


b. Cek lab : urinalisa, DL, Gol darah, Ptt, aptt,fibrinogen, BUN, creatinin, phospat dll
c. EKG, px lain
d. Monitor ketat pasien (tiap 15 mnt – 2 jam setelah gigitan)
e. Intubasi jk gagal nafas, cek sumbatan jalan nafas
f. RKP jika cardiopulmonary arrest

Pemberian anti bisa


a. Larutkan antibisa dalam RL 60 cc, berikan selama 30 menit
b. Cek efek antibisa 15 mnt setelah antibisa habis
c. buka balutan dengan hati-hati dlm waktu 5 mnt
d. Jk setelah dibuka keadaan umum pasien tambah buruk lakukan pembidaian
kembali
e. Beri ATS dan Antibiotika profilaksis
5. Intervensi prioritas pd apsien dg penetrating chest trauma

1. Tata laksana jalan nafas


a. Beri O2 aliran tinggi & cegah aspirasi
b. Hati-hati thd fraktur cervical sebelum melakukan hiperextensi kepala.

2. Tata laksana perdarahan & shock


a. Infus kristaloid
b. Cross matched, gol darah
c. Pasang chest tube di intercostal 3/4/5 mid axillary
d. Monitor tipe & jenis drainase tiap 15 – 30 menit & auskultasi suara nafas
e. Jika perdarahan > 1500 – 2000 ml & disertai perdarahan lanjutan > 100 – 200
ml/jam perlu segera dilakuka operasi

3. Tata laksana emergency utk open & tension pneumothorax


a. Tutup luka pd area injury dg material yg ada disekitar spt defibrilator pad,
pembalut bervaselin, sarung tangan karet / lembaran plastik (plester 3 sisi),
penutupan yg rapat akan menimbulkan tension pneumothorax
b. Pasang chest tube / large - gauge needle di intercostal 2/3 mid clavicular

4. Evaluasi thd kemungkinan injury organ lain


5. Observasi pasien dg X-ray tiap 4 jam
6. ABGs, DL, KD & pulse oximetry, ECG
7. Antisipasi thd infeksi (antibiotic)
8. Observasi tiap 5 – 10 menit
a. Cek suara nafas, irama & frekuensi
b. Cek penggunaan otot-otot aksesoris
c. Gerakan dada
d. Palpasi leher & dada thd subcutan emphysema
e. Palpasi vena jugularis
f. Kaji status kardio; monitor takikardi & disritmia, nadi, urin output & status
mental

Anda mungkin juga menyukai