Cara Berpikir Kritis Perawat Dalam Melaksanakan Perannya Sebagai Edukator
Cara Berpikir Kritis Perawat Dalam Melaksanakan Perannya Sebagai Edukator
RUMAH SAKIT
Ghea Karina Alemina Ginting / 181101083
Email : gintingghea67@gmail.com
ABSTRAK
Berpikir kritis merupakan acuan yang penting terutama bagi perawat dalam melaksanakan peran
dan tugasnya. Peran dan tugas yang dilaksanakan perawat ini kemudian akan menjadi tolak ukur
juga baik atau buruknya kinerja perawat dirumah sakit. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
hubungan berpikir kritis dengan kinerja perawat di rumah sakit maka dibuatlah jurnal ini.
Pembelajaran jurnal ini diambil berdasarkan referensi penelitian yang telah dilakukan oleh suatu
badan tertentu yang kemudian dibahas kembali dalam jurnal ini. Jenis pembahasannya adalah
secara deskriptif. Hasil dari penelitian berdasarkan referensi ini adalah bahwa saja kurangnya
pemahaman perawat untuk berpikir kritis dalam melaksanakan tugas nya dan perannya seperti
menangani pasien ataupun memutuskan suatu masalah klinis yang juga sangat dirasakan oleh
pasien. sehingga pasien berpikir bahwa kinerja perawat sedikit kurang.
ABSTRACT
Critical thinking is an important reference especially for nurses in carrying out their roles and
duties. The role and tasks undertaken by this nurse will then be a benchmark as well as good or
bad performance of nurses in the hospital. To find out more about the relationship of critical
thinking with nurses' performance in the hospital, this journal was made. The learning of this
journal is based on research references that have been carried out by a particular body which
are then discussed again in this journal. The type of discussion is descriptive. The results of this
reference based study are that there is a lack of understanding of nurses to think critically in
carrying out their duties and roles such as handling patients or deciding on a clinical problem
that is also strongly felt by patients. so the patient thinks that the nurse's performance is a bit
lacking.
METODE
Berdasarkan penelitian jurnal lain yang kemudian dijelaskan kembali sesuai
dengan pembahasan dan judul yang tertera yaitu mengenai hubungan berpikir kritis
dengan kinerja perawat. Jenis pembahasannya adalah secara deskriptif. Rancangan
penelitian berdasarkan jurnal tersebut dilakukan dengan analitik observasional dengan
menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilaksanakan
di Rumah Sakit Hermina Bekasi pada bulan Juni 2016.peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari kuesioner A yang berisi tentang usia,
jenis kelamin, pendidikan terahir dan lama kerja responden. Kuesioner B tentang
berfikir kritis terdiri dari 35 soal dan kuesioner C tentang asuhan keperawatan yang
terdiri dari 20 soal dengan menggunakan skala likert.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan langkah editing, coding, entry data
dan clearing data. Selanjutnya data diolah secara univariat untuk melihat distribusi
frekuensi masing-masing variabel frekuensi dari masing-masing variabel baik dari
variabel independen, variabel dependen maupun variabel karakteristik responden dan
secara bivariate untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dengan menggunakan chi-square dan analisa multivariate untuk
mengetahui pengaruh variabel independen dan variabel counfounding terhadap variabel
dependen dengan menggunakan uji regresi logistic ganda. (Kiki, Ria, & Tini, 2018).
HASIL
Hasil penelitian yang diambil dari jurnal yang berjudul ‘PENGARUH BERFIKIR
KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWAT PELAKSANA DALAM
MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT HERMINA
BEKASI TAHUN 2016’ didasarkan pada analisa univariat, bivariat dan multivariat.
Analisis hasil penelitian univariat, terdiri dari: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan
dan lama kerja responden. Tapi untuk pembahasanjurnal ini akan diambil hasil
univariatnya berdasarkan kemampuan berpikir kritis serta lama kerja responden saja.
kemudian distribusi berfikir kritis, tahapan-tahapan dalam asuhan keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi serta distribusi asuhan keperawatan. Sedangkan
analisis bivariat adalah untuk membuktikan hipotesis penelitian terhadap pengaruh
berfikir kritis terhadap kemampuan melakukan asuhan keperawatan. Tentu asuhan
keperawatan seperti yang telah dibahas sebelumnya merupakan salah satu bentuk serta
cerminan proses kinerja perawat.
Tabel 1
Analisis Univariat
Distribusi Lama Kerja dan Berpikir Kritis Pada
Perawat Rawat Inap di Rumah Sakit Hermina Bekasi Juni 2016 (N = 104)
Variabel P Value
Berpikir Kritis 0, 027*
Lama Kerja 0,043*
(Jika Hasil P Value nya < 0,25 maka akan lanjut ke tahap analisis multivatif)
Berdasarkan pada tabel 2. menunjukkan bahwa P Value nya adalah < 0,25 sehingga
variabel berfikir kritis dan lama kerja masuk pada tahap pemodelan multivariat. Tahap
berikutnya adalah variabel berfikir kritis dan lama kerja dianalisis dengan uji regresi
logistic ganda. Dan hasilnya, perawat yang memiliki lama kerja ≥ 10 tahun berpeluang
2,144 kali mampu melakukan asuhan keperawatan dengan baik jika dibandingkan
dengan perawat yang lama kerjanya < 10 tahun setelah dikontrol oleh berfikir kritis (CI
95%: 0,917 - 5,015). ((Kiki, Ria, & Tini, 2018)
Hasil ini diambil sekali lagi berdasarkan jurnal lain atau penelitian lain yang
kemudian dibahas lagi didalam jurnal ini untuk menjadi bahan refensi. Jadi, jikalau ada
kesamaan hasil dengan jurnal lain itu karena memang sengaja dipakai sebagai bahan
kajian. Tetapi tidak ada sama sekali niat untuk meniru. Hanya saja mendasari
penelitiannya sebagai bahan kajian saja.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijabarkan sebelumnya. Didapatkan bahwa
berpikir kritis mempengaruhi asuhan keperawatan. Hubungannya adalah sebagai
berikut yaitu semakin baiknya kemampuan perawat dalam berpikir kritis maka asuhan
keperawatan yang diberikannya tentu akan baik. Sedangkan untuk buruk nya
kemampuan dalam berpikir kritis tentu juga akan berpengaruh terhadap asuhan
keperawatan yang diberikannya karena kurang baik atau kurang maksimal dalam
mengaplikasikan kemampuannya. Ini merupakan salah satu penyebab mengapa berpikir
kritis dianggap penting untuk diasa dan ditumbuh kembangkan dalam diri seorang
perawat. Dapat juga dikatakan bahwa berfikir kritis memiliki fungsi tersendiri, salah
satunya adalah untuk pengetahuan teknik dan keterampilan dalam asuhan keperawatan.
Hal itu sama seperti yang dijabarkan dalam teori modul pembelajaran yang dikeluarkan
KEMENKES (Kementrian Kesehatan) mengenai manfaat dan fungsi berpikir kritis bagi
keperawatan yaitu penerapan profesionalisme, penting dalam membuat keputusan,
penerapan proses keperawatan, mengetahui penampilan kinerja perawat dan kesimpulan
asuhan keperawatan.
Selain itu, mengenai hasil analisis lamanya kerja yang juga turut berpengaruh
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan dan itu juga ada hubungannya terhadap
berpikir kritis. Lama nya kerja berarti adalah orang yang sudah berpengalaman juga
pastinya dalam menggeluti bidang kerjanya. Dan pengalaman sendiri merupakan faktor
pendukung dari adanya berpikir kritis. Karena sudah terbiasa menangani suatu masalah
atau kasus klinis, tentunya pemikiran orang yang sudah berpengalaman itu menjadi
semakin peka dan semakin tau cara menangani masalah itu. Pengalamannya yang
banyak juga membuat semakin luasnya pengetahuan dan meningkatkan kinerja nya di
Rumah Sakit. Dan itu juga dibuktikan dalam hasil analisis diatas tadi bahwa semakin
lama kerja yang telah dilakukan responden maka semakin baik kualitas asuhan
keperawatannya. Begitu pun sebaliknya.
PENUTUP
- Simpulan
Berpikir kritis memiliki dampak bagi kualitas asuhan keperawatan, yang
kemudian akan berdampak pada persepsi pasien terhadap kinerja perawat.
Peluang nya juga 2,760 kali lebih besar bagi responden yang baik dalam berpikir
kritis untuk memiliki kemampuan memberi asuhan keperawatan.
Sedangkan lama nya kerja turut berpengaruh terhadap proses berpikir kritis.
Sehingga baiknya berpikir kritis seperti dijelaskan diatas akan berpengaruh
terhadap kualitas asuhan keperawatan. Lama nya kerja ini sangat besar
peluangnya dalam pemberian asuhan keperawatan. Peluangnya sekitar 2,507.
- Saran
Sesuai dengan yang telah dijabarkan betapa pengaruhnya berpikir kritis, untuk
itu diharapkan bagi para perawat untuk turut mengembangkan serta mengasah
kemampuannya untuk berpikir kritis sehingga persepsi pasien terhadap para
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan juga menjadi baik.
Profesionalisme dan kualitas perawat dapat diukur berdasarkan kinerja yang
telah dilakukannya. Untuk itu sangat penting berpikir kritis salah satunya adalah
dengan cara menjadikan ilmu dari setiap pengalaman yang telah dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Aprisunadi. (2011). Hubungan Berfikir Kritis Perawat dengan Kualitas Asuhan
Keperawatan di Unit Perawatan Orthopedi Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Jakarta. Tesis FIK UI.
Cynthia, L.T.,& Aurora (2013). Keperawatan Kritis (Eri Yanuar & Happy Indah,
Penerjemah). Yogyakarta : Rapha Publishing
Dermawani (2009). Proses Keperawatan dan berpikir kritis. Jakarta : Salemba Medika.
Deniati, dkk (2016). Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis Perawat Primer Dalam
Pelaksaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal Kesehatan
Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 12, No.1, Januari 2018: 21-25.
Hafid, Anwar. (2014). Hubungan Kinerja Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien
Pengguna Yankestis Dalam Pelayanan Keperawatan dI RSUD Syech Yusuf Kab.Gowa.
Jurnal Kesehatan Volume VII No.2.
Iskandar & Yuhansyah (2018). Pengaruh Motivasi dan Ketidakamanan Kerja Terhadap
Penilaian Kerja yang Berdampak Pada Kepuasan Kerja. Surabaya : Media Sahabat
Cendekia.
Kiki, D., Riri, A., & Tini, S (2018). Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan
Perawat Pelaksana Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Hermina
Bekasi Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare),
Volume 12, No.1, Januari 2018: 21-25
Kurniati, Anna & Ferry Efendi (2012). Kajian SDM Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika
Meida, A.W., & Gilny, A.R. (2015). Persepsi Pasien Terhadap Kompertensi
Profesional Perawat. Jurnal Skolastik Keperawatan Vol. 1. No. 1.
Scheffer (2010). Berpikir Kritis Untuk Perawat, Strategi Berbasis Kompetensi. Jakarta :
EGC
Sumijatun (2009). Konsep Dasar dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Klinis. Jakarta :
Cv. Trans Info Media.