Kti Nur Rohmah
Kti Nur Rohmah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada wanita. Tumor terbagi memjadi dua, tumor jinak dan tumor ganas.
tidak menyebar dan bila dioperasi dapat dikeluarkan secara utuh sehingga
jaringan ikat maupun kelenjar, yang banyak ditemukan pada wanita usia
Di seluruh dunia 8,2 juta orang meninggal dunia setiap tahun akibat
akibat kanker meningkat menjadi 11,5 juta bila tidak dilakukan upaya
2015 jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa. Selain itu BPS
1
jiwa dan perempuan sebanyak 126, 8 juta jiwa. Ketua Yayasan Kanker
pada setiap 100.000 penduduk, sekitar 70% kasus klien kanker mammae
Yogyakarta.
2
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Yogyakarta.
Yogyakarta.
3
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Masyarakat
tumor mammae.
3. Bagi Penulis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
(Kusuma, 2015).
2. Etiologi.
Menurut Iskandar
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah terid
entifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin
b. Riwayat keluarga
5
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor
mammae.
c. Faktor genetic
kromosom 13 dapat
d. Faktor usia
usia.
e. Faktor hormonal
jika tidak
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dib
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol
6
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor
mammae.
7
3. Patofisiologi
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana
displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah,
8
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
mammae.
c. Fase invasi
masih sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika
9
dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa lalu
f. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium meliputi:
5) Pemeriksaan sitologis
b. Pemeriksaan sitologik
c. Mammagrafi
10
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada
d. Ultrasonografi
e. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
tinggi.
f. Xerodiography
g. Biopsi
11
h. CT-Scan
organ lain.
i. Pemeriksaan hematologi
6. Penatalaksanaan
a. Mastektomi
mastektomi, yaitu:
mammae.
b. Radiasi
c. Kemoterapi
12
7. Pencegahan
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah
pergi ke dokter.
mammae.
lagi.
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah mammae kiri
kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal
13
dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak
dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada
sempurna. Lakukan hal yang sama untuk mammae dan ketiak kanan.
14
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
d. Pemeriksaan Fisik
dibagian posterior.
terlalu berminyak.
15
3) Mata : Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi
nyeri tekan.
16
2. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
benjolan biasa.
1. Nutrisi – Metabolik
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
2. Eliminasi
motorik.
17
Mammae merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
keputus asaan.
b. Diagnosa
informasi.
4. Risiko infeksi.
5. Risiko perdarahan.
18
c. Rencana Keperawatan
19
merugikan 7. Diskusikan dengan klien
kesehatan tentang perubahan gaya
8. Jelaskan secara tepat
kemungkinan komplikasi
kronis
9. Berikan informasi secara tepat
tentang kondisi klien saat ini
Nyeri akut Setelah dilakuka 1. Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan asuhan keperawatan secara komprehensif termasuk
dengan agen .... x 24 jam klien lokasi , karakteristik, durasi,
injuri dapat menurunkan frekuensi, kualitas, intensitas
fisiologis. nyeri dengan kriteria dan faktor pencetus nyeri
hasil : 2. Kontrol lingkungan yang dapat
a. Tidak melaporkan mempengaruhi nyeri (misal :
nyeri suhu ruangan, pencahayaan ,
b. Tidak menunjukan dan kebisingan)
ekspresi nyeri 3. Observasi reaksi nonverbal dari
c. Tidak mengerang nyeri
dan menangis 4. Ajarkan teknik
d. Tidak meringis nonfarmakologis (misal :
e. Tidak menggosok hipnosis, relaksasi, akupresur,
area nyeri pijatan, sensasi dingin/panas,
distraksi, terapi bermain, terapi
aktivitas, terapi musik, ) baik
sebelum, setelah, bahkan
selama terjadi nyeri bila
memungkinkan
5. Berikan medikasi untuk
mengurangi nyeri
6. Tingkatkan istirahat
7. Dorong klien untuk
mengungkapkan pengalaman
nyerinya
8. Berikan infoirmasi tentang
nyeri, termasuk penyebab
nyeri, berapa lama akan terjadi,
antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
9. Turunkan faktor –faktor yang
dapat mencetuskan atau
meningkatkan nyeri
Risiko infeksi. Setelah dilakukan .... 1. Bersihkan lingkungan setelah
x 24 jam klien tidak dipakai klien lain.
terjadi peningkatan 2. Batasi jumlah pengunjung
20
infeksi dengan kriteria 3. Ajarkan teknik cuci tangan
hasil: pada klien dan keluarga
a. Tidak ada 4. Cuci tangan sebelum dan
kemerahan setelah melakukan tindakan di
b. Tidak ada tempat klien
discharge yang 5. Terapkan universal precaution
berbau busuk 6. Pakai sarung tangan steril
c. Tidak ada sputum sesuai indikasi
purulen 7. Pertahankan lingkungan
d. Tidak ada demam aseptik selama pemasangan
e. Ada nafsu makan alat (tindakan invasif)
8. Pastikan menggunakan teknik
perawatan luka secara tepat
9. Dorong klien untuk
meningkatkan pemasukan
nutrisi
10. Berikan antibiotik bila perlu
11. Ajarkan kepada klien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
Risiko Setelah dilakukan 1. Monitor ketat tanda-tanda
perdarahan. asuhan keperawatan perdarahan
….. x 24 jam klien 2. Monitor tanda dan gejala dari
tidak terjadi penurunan perdarahan yang menetap
kehilangan darah (catat berapa darah yang
dengan kriteria hasil: keluar)
a. Tidak terjadi 3. Pertahankan bedrest selama
perdarahan perdarahan aktif
b. Tidak ada 4. Berikan medikasi secara tepat
perdarahan post 5. Sarankan untuk tidak
operasi mengkonsumsi aspirin atau
c. Tidak terjadi obat antikoagulan lainnya
kepucatan di kulit 6. Monitor tanda-tanda vital
dan membrane 7. Berika tranfusi darah
mukosa (WB,PRC)
d. Tidak terjadi 8. Lindungi klien dari trauma,
penurunan terutama yang bias
haemoglobin (Hb) menyebabkan perdarahan.
dan hematokrit
(Hmt)
21
BAB III
KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Klien
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SGPLB
22
9) Alamat : Dukuh, Karangsari, Pengasih,Kulon
Progo.
1) Nama : Bp. N
2) Umur : 59 tahun
Progo
2. Riwayat Kesehatan
minggu yang lalu dan merasa tidak nyaman dengan keadaannya saat
ini.
a) Alasan masuk RS :
23
Adanya benjolan di mammae kanan dan kiri sejak 2 minggu
ada yang menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan HIV.
24
1) Genogram
Keterangan Gambar :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
25
3. Kesehatan Fungsional
1) Nutrisi
a) Sebelum Sakit
b) Selama Sakit
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum Sakit
dengan warna urin jernih, tidak ada nyeri saat BAK, tidak ada
saat BAK.
b) Selama Sakit
26
3) Pola Aktivitas
a) Sebelum Sakit
b) Selama Sakit
27
Tabel 3.1 Penilaian Status Fungsional (Barthel Index)
NilaiSkor
II
terkendali
2 Mandiri 2
2 Mandiri 2
28
menyiram) 2 Mandiri 2
makanan
2 Mandiri 2
2 Bantuan (2 orang)
3 Mandiri 3
roda
orang
3 Mandiri 3
mengancingkan baju)
2 Mandiri 2
1 Butuh pertolongan
29
2 Mandiri 2
1 Mandiri 1
Total Skor 20
KETERANGAN:
20 : Mandiri
1 2 3
No Risiko Skala
Tgl Tgl Tgl
30
Ya 15
Penopang/tongkat/walker 15
Furniture 30
Ya 25 25
5. Cara berjalan/berpindah: 0 0 0
0
Normal/bed rest/imobilisasi
Lemah 15
Terganggu 30
6. Status mental: 0 0 0
diri
Lupa keterbatasan 15
Jumlah skor 0 25 0
Tingkat Risiko :
31
Risiko rendah bila skor 25-50 → lakukan intervensi jatuh standar(lanjutkan
formulir pencegahan) Risiko Tinggi bila skor ≥ 51 lakukan intervensi jatuh resiko
Tangal PENILAIAN 4 3 2 1
Selalu
Kadang-kadang Inkontinensia
Inkontensia inkontinensia
Kontinen intkontinensia urin & Alvi
urin
Skor 4 4 4 4
Total Skor 20
32
Bebas Sangat Tidak mampu
Mobilitas Agak terbatas
bergerak terbatas brgerak
Selalu
Kadang-kadang Inkontinensia
Inkontensia Kontinen inkontinensia
intkontinensia urin & Alvi
urine
Skor 4 4 4 4
Total Skor 20
Selalu
Kadang –kadang Inkontinensia
Inkontinensia Kontinen inkontinensia
int/ kontinensia urin & Alvi
urine
Skor 4 4 4 4
Total Skor 20
33
KETERANGAN:
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
Selama ini jika sakit biasanya klien priksa ke dokter. Saat ada
dan klien setuju untuk operasi karena nanti benjolannya akan diambil
dan diperiksa.
2) Pola hubungan
baik. Hubungan dengan dokter, perawat, ahli gizi dan praktikan baik.
34
3) Koping atau toleransi stress
6) Konsep diri
a) Gambaran Diri
luka operasi.
b) Harga Diri
Sejak sakit ini klien merasa tetap dihargai dan dihormati oleh
c) Peran Diri
35
d) Ideal Diri
baik.
e) Identitas Diri
8) Nilai
Allah SWT.
klien bersih, tidak ada ceceran makanan, seprei rapi dan bersih, dan tidak
ada semut.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
2) Status Gizi :
TB = 150cm
36
BB = 45 Kg
IMT= 20 (normal)
3) Tanda Vital :
TD = 130/70mmHg
Nadi = 85 x/mnt
Suhu = 36 °C
RR = 16 x/mnt
4) SkalaNyeri:
o
b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo – Caudal)
1) Kulit
2) Kepala
bersih.
3) Leher
Tak ada benjolan, tak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada
nyeri telan.
4) Tengkuk
5) Dada
a) Inspeksi
37
Bentuk dada simetris, kedua mammae ada benjolan (massa pada
b) Auskultasi
c) Perkusi
Sonor
d) Palpasi
6) Mammae
a) Inspeksi
b) Palpasi
7) Punggung
8) Abdomen
a) Inspeksi
b) Auskultasi
38
Bising usus 16x / menit.
c) Perkusi
d) Palpasi
9) Panggul
Klien mengatakan tidak pernah BAB darah dan tidak ada benjolan di
anus.
11) Genetalia
a) Pada Wanita
keluar.
12) Ekstremitas
a) Atas
b) Bawah
benjolan.
39
5. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan (satuan)
SGOT 21 <31
SGPT 10 <32
Ureum 23 10-50
HbsAg Negatif
40
Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Radiologi Klien Ny.S di Ruang Bougenville Rumah
Tanggal Interpretasi
2018
6. Terapi
Tabel 3.6 Pemberian Terapi Klien Ny.S di Ruang BougenvilleRumah Sakit
JogjaTanggal 02/07/2018
Tanggal
41
B. ANALISA DATA PRA OPERASI
09.00 WIB
informasi
tegang
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
42
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/ PERENCANAAN
Tgl/ DIAGNOSA
Jam KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
Senin, Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x20 1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang tindakan operasi.
02/07 prosedur operasi menit klien akan mengetahui tindakan yang 2. Jelaskan secara objektif pendidikan kesehatan yang
berhubungan dengan kurang akan dilakukan, dengan kriteria hasil: diberikan kepada klien.
paparan informasi 1. klien mengetahui informasi tentang tindakan 3. Libatkan keluarga dalam pemberian pendidikan
operasi. kesehatan.
2. klien berperilaku sesuai dengan kondisinya. 4. Jelaskan secara teat kemungkinan komplikasi dan
perdarahan, resiko yang akan terjadi, dan nyeri.
5. Dorong keluarga untuk membantu klien dalam merubah
perilaku kesehatan.
43
Senin, Ketakutan berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x20 1. Gunakan pendekatanyang tenang.
02/07 dengan hasil laboratorium menit klien akan terjadi pengurangan rasa 2. Dukung sikap klien terkait dengan harapan yang
dari tindakan operasi (respon takut, dengan kriteria hasil: realistis.
yang dipelajari) 1. Tidak terjadi kekhawatiran terhadap 3. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan rasa
prosedur tindakan. takutnya.
2. Wajah tidak tegang, tidak gelisah, dan tidak 4. Dukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan
gugup. kemampuan diri.
3. Tidak muncul verbalisasi rasa takut. 5. Dukung keterlibatan keluarga untuk mendukung klien.
4. Tidak menangis.
44
E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
45
Senin, Ketakutan berhubungan 1. Mendukung sikap klien terkait dengan S: Klien mengatakan merasa lebih tenang.
02/07 dengan hasil laboratorium harapan yang realistis terhadap tindakan, O: Wajah rileks, tidak tegang, klien
jam dari tindakan operasi (respon dengan: mampu berdoa. Keluarga selalu
08.30 yang dipelajari) Menjelaskan pada klien tentang mendampingi sebelum dilakukan tindakan
penyakit yang diderita. operasi.
Menjelaskan pada klien hal-hal atau A: Masalah teratasi
kemungkinan yang terjadi dari hasil P: Hentikan intervensi
pemeriksaan.
2. Mendorong dan mendukung klien untuk
mengungkapkan perasaan dan rasa takutnya.
3. Memberikan dukungan pada klien untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan Nur Rohmah W
diri, dengan:
Menganjurkan pada klien untuk berdoa.
Memberikan nasehat atau menyarankan
pada klien untuk berpikir positif tentang
positif tentang penyakitnya.
4. Memberikan dukungan pada keluarga untuk
terlibat demi mendukung kesembuhan klien.
Nur Rohmah W
46
CATATAN PERKEMBANGAN
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
Senin, 1. Mendukung sikap klien terkait dengan S: Klien mengatakan merasa
02/07 harapan yang realistis terhadap tindakan, lebih tenang.
2018 jam dengan: O: Wajah rileks, tidak tegang,
08.30 Menjelaskan pada klien tentang klien mampu berdoa. Keluarga
penyakit yang diderita. selalu mendampingi sebelum
Menjelaskan pada klien hal-hal atau dilakukan tindakan operasi.
kemungkinan yang terjadi dari hasil A: Masalah teratasi
pemeriksaan. P: Hentikan intervensi
2. Mendorong dan mendukung klien untuk
mengungkapkan perasaan dan rasa
takutnya.
3. Memberikan dukungan pada klien untuk Nur Rohmah W
mengidentifikasi kekuatan dan
kemampuan diri, dengan:
Menganjurkan pada klien untuk
berdoa.
Memberikan nasehat atau
menyarankan pada klien untuk
berpikir positif tentang positif
tentang penyakitnya.
4. Memberikan dukungan pada keluarga
untuk terlibat demi mendukung
kesembuhan klien.
Nur Rohmah W
47
Data fokus klien post operasi hari ke-0 eksisi luas tumor mamae dekstra dan
sinistra
Klien kembali dari ruang OK tanggal 02-07-2018 jam 11.30, dengan kondisi:
DS: Klien mengatakan masih terasa lemas dan tempat operasi terasa nyeri. Klien
mengatakan belum tahu caranya merawat luka yang ada di mammae kanan dan
kirinya.
DO:
1. Klien Ny.S usia 51 tahun dilakukan tindakan operasi eksisi luas pada mamae
dekstra kurang lebih 5cm dan sinistra kurang lebih 3cm, dengan lama operasi
30 menit. Dilakukan general anestesi di OK dengan premedikasi Fentanyl
100mg dan SA 1 ampul, dilakukan pemasangan LMA, propofol 100mg, dan
Ondansentron injeksi 1 ampul. Terpasang infus asering di tangan kiri 20 tpm,
kassa perban di mamae kanan dan kiri terlihat bersih dan kering, tidak ada
rembesan darah.
2. KU: cukup, terlihat lemah, kesadaran: compos mentis. Tanda vital: tensi:
110/70mmhg, N: 80/menit, RR: 20x/menit, S: 37oC.
3. Pengkajian nyeri:
a. P: nyeri pada tempat operasi
b. Q: terasa teriris-iris
c. R: pada mamae kanan dan kiri
d. S: VAS: 4
e. T: sepanjang waktu, paling sakit saat bergerak
48
a. Analisa Data Post Operasi
Klien: Ny. S, tangal 02/07/2018 jam 11.30 WIB.
No Data Penyebab Masalah
1. DS: Klien mengatakan Agen injuri fisiologis Nyeri akut
nyeri tempat operasi (tindakan operasi)
DO: P: nyeri pada
tempat operasi, Q: terasa
teriris-iris, R: pada
mamae kanan dan kiri,
S: VAS: 4, T: sepanjang
waktu, paling sakit saat
bergerak.
2. DS: - Risiko infeksi
DO: Usia klien 51 th,
eksisi luas mamae
dekstra dn sinistra,
terpasang infus di tangan
kiri
3. DS: Klien mengatakan Kurangnya paparan Kurang
belum tahu caranya informasi pengetahuan
merawat luka yang ada tentang cara
di mammae kanan dan merawat luka
kirinya. pasca operasi
DO: Klien tidak mampu
menjawab pertanyaan
klien tentang perawatan
luka pasca operasi.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisilogis (tindakan operasi).
2. Risiko infeksi.
3. Kurang pengetahuan tentang cara merawat luka pasca operasi
berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
c. Perencanaan Keperawatan
Nama klien/ NO. CM: Ny. S/731xxx.
Hari/tgl Perencanaan
Diagnosa Keperawatan
/jam Tujuan Intervensi
Senin, Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri
49
02/07 dengan agen injuri asuhan keperawatan secara komprehensif, meliputi:
jam fisilogis (tindakan 3x24 jam nyeri palliatif, kualitas, intensitas
13.30 operasi). klien menurun, nyeri, onset nyeri.
dengan KH: 2. Observasi reaksi nonverbal
dari nyeri.
Klien tidak 3. Ajarkan teknik
melaporkan nyeri nonfarmakologis (relaksasi).
(VAS: 0-3) 4. Kolaborasi pemberian terapi
Klien tidak anti nyeri.
mengerang atau 5. Monitor tanda-tanda vital
meringis klien.
6. Tingkatkan istirahat.
Senin, Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Cuci tangan sebelum dan
02/07 asuhan keperawatan sesudah dari tempat klien.
jam 3x24 jam, klien 2. Ajarkan teknik cuci tangan
13.30 tidak mengalami kepada klien dan keluarga.
infeksi, dengan KH: 3. Terapkan universal precaution.
4. Terapkan prinsip steril saat
Tidak ada melakukan perawatan luka.
kemerahan. 5. Dorong klien untuk
Tidak demam. meningkatkan nutrisi.
Tidak ada 6. Berikan antibiotik bila perlu.
rembesan luka 7. Batasi pengunjung.
operasi.
Senin, Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien
02/07 tentang cara merawat asuhan keperawatan tentang cara merawat luka
jam luka pasca operasi 2x20 menit klien setelah operasi.
13.30 berhubungan dengan akan mengetahui 2. Jelaskan secara objektif
kurangnya paparan cara merawat luka pendidikan kesehatan yang
informasi. setelah operasi, diberikan kepada klien.
3. Libatkan keluarga dalam
dengan KH:
pemberian pendidikan
klien mengetahui kesehatan.
informasi tentang 4. Jelaskan secara tepat
tindakan operasi. kemungkinan komplikasi,
klien berperilaku seperti rembesan luka, kassa
sesuai dengan tidak sengaja basah, plester
kondisinya mengelupas.
5. Dorong keluarga untuk
membantu klien dalam
merubah perilaku kesehatan.
d. Pelaksaan Keperawatan
Nama Klien/ NO. CM: Ny.S/ 731xxx,
Hari/tgl/ Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi
50
jam
Senin, Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri S: Klien mengatakan
02/07 berhubungan secara komprehensif, meliputi: luka operasi masih
jam dengan agen injuri palliatif, kualitas, intensitas terasa nyeri.
21.00 fisilogis (tindakan nyeri, onset nyeri.
2. Mengobservasi reaksi O: P: nyeri luka
operasi).
nonverbal dari nyeri. operasi, Q: terasa
3. Mengajarkan teknik teriris-iris, R: mame
nonfarmakologis (relaksasi). kana-n dan kiri, S:
4. Memberikan injeksi Ketorolac VAS: 5, T: sepanjang
30mg IV waktu. Klien terlihat
5. Monitor tanda-tanda vital meringis menahan
klien. sakit.
6. Menganjurkan klien untuk
istirahat. A: Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
Nur Rohmah W Evaluasi
pengkajian nyeri
Evaluasi
kemampuan
relaksasi
Pemberian anti
nyeri
Tingkatkan
istirahat klien
Nur Rohmah W
Selasa, Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri S: Klien mengatakan
03/07 berhubungan secara komprehensif, meliputi: nyeri luka operasi
jam dengan agen injuri palliatif, kualitas, intensitas sudah mulai
14.00 fisilogis (tindakan nyeri, onset nyeri. berkurang
operasi). 2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri. O: P: nyeri luka
3. Mengajarkan teknik operasi, Q: terasa
nonfarmakologis (relaksasi). teriris-iris, R: mamae
4. Memberikan injeksi Ketorolac kanan dan kiri, S:
30mg IV VAS: 4, T: saat
5. Monitor tanda-tanda vital bergerak. Klien
klien. terlihat meringis
51
6. Menganjurkan klien untuk menahan sakit. Tensi:
istirahat. 110/70, N: 80, RR:
18, S: 36,1oC.
A: Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi:
Nur Rohmah W
Evaluasi
pengkajian nyeri
Evaluasi
kemampuan
relaksasi
Tingkatkan
istirahat klien
Berikan injeksi anti
nyeri
Nur Rohmah W
Selasa, Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri S: Klien mengatakan
03/07 berhubungan secara komprehensif, meliputi: nyeri luka operasi
jam dengan agen injuri palliatif, kualitas, intensitas sudah mulai
21.00 fisilogis (tindakan nyeri, onset nyeri. berkurang
operasi). 2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri. O: P: nyeri luka
3. Mengajarkan teknik operasi, Q: terasa
nonfarmakologis (relaksasi). teriris-iris, R: mamae
4. Memberikan injeksi Ketorolac kanan dan kiri, S:
30mg IV VAS: 3, T: saat
5. Monitor tanda-tanda vital bergerak. Klien sudah
klien. bisa tersenyum.
6. Menganjurkan klien untuk
Tensi: 110/70, N: 76,
istirahat.\
RR: 16, S: 36oC.
A: Masalah teratasi
sebagian
52
relaksasi
Tingkatkan
istirahat klien
Berikan injeksi
anti nyeri
Nur Rohmah W
53
Berikan injeksi anti
nyeri
Nur Rohmah W
Rabu, Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri S: Klien mengatakan
04/07 berhubungan secara komprehensif, meliputi: nyeri luka operasi
jam dengan agen injuri palliatif, kualitas, intensitas sudah banyak
14.00 fisilogis (tindakan nyeri, onset nyeri. berkurang, sudah bisa
operasi). 2. Mengobservasi reaksi tidur semalam dan
nonverbal dari nyeri. sudah bisa mobilisasi.
3. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis (relaksasi).O: P: nyeri luka
4. Memberikan injeksi Ketorolacoperasi, Q: terasa
30mg IV teriris-iris, R:
5. Monitor tanda-tanda vital mammae kanan dan
klien. kiri, S: VAS: 2, T:
6. Menganjurkan klien untuk
saat mengangkat
istirahat.
tangan. Klien sudah
bisa tersenyum. Klien
mampu melakukan
relaksasi Tensi:
110/70, N: 76, RR:
Nur Rohmah W
16, S: 36oC.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan
intervensi
Nur Rohmah W
54
NamaKlien/ No. CM: Ny.S/731xxx.
Hari/tgl/ Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi
jam
Nur Rohmah W
Selasa, Risiko infeksi 1. Mencuci tangan sebelum dan S: Klien sudah mulai
03/07 sesudah dari tempat klien. makan sedikit-sedikit
jam 2. Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada klien dan O: Ku: cukup, CM.
07.30
keluarga. Perban luka operasi
55
3. Menerapkan universal bersih, tidak ada
precaution. rembesan darah. Klien
4. Menerapkan prinsip steril sudah menghabiskan
saat melakukan perawatan seperempat makanan.
luka.
5. Mendorong klien untuk A: Masalah belum
meningkatkan nutrisi. teratasi
6. Memerikan antibiotik bila
perlu. P: Lanjutkan
7. Membatasi pengunjung. intervensi:
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah dari tempat
klien.
Nur Rohmah W
Ajarkan teknik cuci
tangan kepada klien
dan keluarga.
Dorong klien untuk
meningkatkan
nutrisi.
Nur Rohmah W
56
Selasa, Risiko infeksi 1. Mencuci tangan sebelum dan S: Klien mengatakan
03/07 sesudah dari tempat klien. sudah makan
jam 2. Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada klien dan O: Ku: cukup, CM.
14.00
keluarga. Perban luka operasi
3. Menerapkan universal bersih, tidak ada
precaution. rembesan darah. Klien
4. Menerapkan prinsip steril sudah menghabiskan
saat melakukan perawatan seperempat makanan.
luka. Tidak ada tanda
5. Mendorong klien untuk plebitis di area insersi
meningkatkan nutrisi. infus. Klien masih
6. Memerikan antibiotik bila
salah melakukan 6
perlu.
langkah cuci tangan.
7. Membatasi pengunjung.
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
Nur Rohmah W intervensi:
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah dari tempat
klien.
Batasi pengunjung
Dorong klien untuk
meningkatkan
nutrisi.
Nur Rohmah W
Selasa, Risiko infeksi 1. Mencuci tangan sebelum dan S: Klien mengatakan
03/07 sesudah dari tempat klien. sudah makan
jam 2. Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada klien dan O: Ku: cukup, CM.
21.00
keluarga. Perban luka operasi
3. Menerapkan universal bersih, tidak ada
precaution. rembesan darah. Klien
4. Menerapkan prinsip steril sudah menghabiskan
saat melakukan perawatan ¾ makanan.
luka.
57
5. Mendorong klien untuk A: Masalah teratasi
meningkatkan nutrisi. sebagian
6. Memerikan antibiotik bila
perlu. P: Lanjutkan
7. Membatasi pengunjung. intervensi:
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah dari tempat
klien.
Berikan antibiotic
Dorong klien untuk
Nur Rohmah W meningkatkan
nutrisi.
Nur Rohmah W
Rabu, Risiko infeksi 1. Mencuci tangan sebelum dan S: Klien mengatakan
04/07 sesudah dari tempat klien. sudah makan
jam 2. Mengajarkan teknik cuci
tangan kepada klien dan O: Ku: cukup, CM.
07.30
keluarga. Perban luka operasi
3. Menerapkan universal bersih, tidak ada
precaution. rembesan darah. Klien
4. Menerapkan prinsip steril sudah menghabiskan
saat melakukan perawatan 1 porsi makanan.
luka.
5. Mendorong klien untuk A: Masalah teratasi
meningkatkan nutrisi. sebagian
6. Memerikan antibiotik bila
P: Lanjutkan
perlu.
7. Membatasi pengunjung. intervensi:
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah dari tempat
klien.
Batasi pengunjung
Dorong klien untuk
Nur Rohmah W meningkatkan
nutrisi.
58
Nur Rohmah W
Rabu, Risiko infeksi 1. Mencuci tangan sebelum dan S: Klien mengatakan
04/07 sesudah dari tempat klien. sudah makan semua
jam 2. Mengajarkan teknik cuci makanan yang
14.00 tangan kepada klien dan disediakan RS
keluarga.
3. Menerapkan universal O: Ku: cukup, CM.
precaution. Luka operasi baik,
4. Menerapkan prinsip steril tidak ada tanda-tanda
saat melakukan perawatan infeksi di luka operasi
luka. mamae kanan dan
5. Mendorong klien untuk kiri. Luka bersih,
meningkatkan nutrisi. tidak ada rembesan
6. Memerikan antibiotik bila
darah atau pus. Klien
perlu.
sudah menghabiskan
7. Membatasi pengunjung.
1 porsi makanan.
Bekas infus tidak ada
tanda-tanda plebitis.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
59
Nama Klien/No CM: Ny.S 731xxx
Hari/t Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi
gl/ja
m
Selasa Kurang pengetahuan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien S: Klien mengatakan
, tentang cara merawat tentang cara merawat luka mulai mengetahui
02/07 luka pasca operasi setelah operasi. bagaimana cara
jam berhubungan dengan 2. Jelaskan secara objektif merawat luka
14.00 kurangnya paparan pendidikan kesehatan yang operasinya
informasi. diberikan kepada klien.
3. Libatkan keluarga dalam O: Klien lulusan
pemberian pendidikan DIII (terpelajar),
kesehatan. sudah mulai bisa
4. Jelaskan secara tepat mengerti merawat
kemungkinan komplikasi, lukanya. Saat
seperti rembesan luka, kassa ditanya kembali
tidak sengaja basah, plester
masih ada
mengelupas.
pertanyaan yang
5. Dorong keluarga untuk
membantu klien dalam salah jawab.
merubah perilaku kesehatan. A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
Nur Rohmah W
Rabu, Kurang pengetahuan 1. Kaji tingkat pengetahuan S: Klien dan
04/07 tentang cara merawat klien tentang cara merawat luka keluarga
jm14. luka pasca operasi setelah operasi. mengatakan sudah
berhubungan dengan mengetahui
60
00 kurangnya paparan 2. Jelaskan secara objektif bagaimana cara
informasi. pendidikan kesehatan yang merawat luka
diberikan kepada klien. operasinya
3. Libatkan keluarga dalam O: Klien lulusan
pemberian pendidikan kesehatan. DIII (terpelajar),
sudah mengerti cara
4. Jelaskan secara tepat
merawat lukanya.
kemungkinan komplikasi, seperti
Saat ditanya kembali
rembesan luka, kassa tidak
pertanyaan sudah
sengaja basah, plester
bisa menjawab
mengelupas.
dengan benar.
5. Dorong keluarga untuk
A: Masalah teratasi
membantu klien dalam merubah
perilaku kesehatan. P: Hentikan
intervensi
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
Catatan Perkembangan
Nama Klien/No CM: Ny.S/731xxx.
Diagnosa keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisilogis
(tindakan operasi).
Hari/tgl/ Pelaksanaan Evaluasi
jam
Senin, Melakukan pengkajian nyeri secara S: Klien mengatakan luka
02/07 komprehensif, meliputi: palliatif, kualitas, operasi masih terasa nyeri.
jam intensitas nyeri, onset nyeri.
O: P: nyeri luka operasi, Q:
16.00
Mengobservasi reaksi nonverbal dari nyeri. terasa teriris-iris, R: mame kana-
n dan kiri, S: VAS: 5, T:
Memonitor tanda-tanda vital klien.
sepanjang waktu. Klien terlihat
Mengajarkan teknik nonfarmakologis meringis menahan sakit. Tensi:
16.15 (relaksasi). 110/70, N: 82, RR: 20, S: 36oC.
Klien mampu melakukan nafas
16.40 Memberikan injeksi Ketorolac 30mg IV dalam.
61
17.30 A: Masalah belum teratasi
20.00 P: Lanjutkan intervensi:
Evaluasi pengkajian
nyeri
Evaluasi kemampuan
relaksasi
Tingkatkan istirahat klien
Nur RohmahW
Nur Rohmah W
Senin, Mengobservasi reaksi nonverbal dari nyeri. S: Klien mengatakan luka
02/07 operasi masih terasa nyeri,
Menganjurkan klien untuk istirahat.
jam semalam msh sering terbangun
21.30 Memonitor tanda-tanda vital klien. karena sakit.
22.00 Melakukan pengkajian nyeri secara O: P: nyeri luka operasi, Q:
komprehensif, meliputi: palliatif, kualitas, terasa teriris-iris, R: mamae
06.3007.
intensitas nyeri, onset nyeri. kanan dan kiri, S: VAS: 4, T:
15
sepanjang waktu. Klien terlihat
meringis menahan sakit. Tensi:
120/70, N: 78, RR: 20, S:
36,2oC.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Evaluasi pengkajian
Nur Rohmah W nyeri
Evaluasi kemampuan
relaksasi
Tingkatkan istirahat klien
Berikan injeksi anti nyeri
Nur Rohmah W
Selasa, Melakukan pengkajian nyeri secara S: Klien mengatakan nyeri luka
03/07 komprehensif, meliputi: palliatif, kualitas, operasi sudah mulai berkurang
62
jam intensitas nyeri, onset nyeri. O: P: nyeri luka operasi, Q:
07.30 terasa teriris-iris, R: mamae
Memberikan injeksi Ketorolac 30mg IV
kanan dan kiri, S: VAS: 4, T:
Memonitor tanda-tanda vital klien. saat bergerak. Klien terlihat
meringis menahan sakit. Tensi:
Mengobservasi reaksi nonverbal dari nyeri. 110/70, N: 80, RR: 18, S:
08.00 36,1oC.
Menganjurkan klien untuk istirahat.
10.00
Menganjurkan klien untuk melakukan A: Masalah belum teratasi
10.15 relaksasi. P: Lanjutkan intervensi:
12.00
Evaluasi pengkajian
13.00 nyeri
Evaluasi kemampuan
relaksasi
Tingkatkan istirahat klien
Berikan injeksi anti nyeri
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
Selasa, Melakukan pengkajian nyeri secara S: Klien mengatakan nyeri luka
03,07 komprehensif, meliputi: palliatif, kualitas, operasi sudah mulai berkurang
jam intensitas nyeri, onset nyeri.
O: P: nyeri luka operasi, Q:
15.00
Memonitor tanda-tanda vital klien. terasa teriris-iris, R: mamae
kanan dan kiri, S: VAS: 3, T:
Mengobservasi reaksi nonverbal dari nyeri.
saat bergerak. Klien sudah bisa
Menganjurkan klien untuk melakukan tersenyum. Tensi: 110/70, N: 76,
16.00 relaksasi RR: 16, S: 36oC.
63
Nur Rohmah W
Selasa, Mengobservasi reaksi nonverbal dari nyeri. S: Klien mengatakan nyeri luka
03/07 operasi sudah mulai berkurang,
Menganjurkan klien untuk istirahat.
jam sudah bisa tidur semalam dan
21.30 Memonitor tanda-tanda vital klien. sudah bisa mobilisasi.
21.45 Melakukan pengkajian nyeri secara O: P: nyeri luka operasi, Q:
komprehensif, meliputi: palliatif, kualitas, terasa teriris-iris, R: mamae
07.00
intensitas nyeri, onset nyeri. kanan dan kiri, S: VAS: 3, T:
07.30 saat mengangkat tangan. Klien
sudah bisa tersenyum. Klien
mampu melakuka.n relaksasi
Tensi: 110/70, N: 80, RR: 18, S:
36,4oC.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
Nur Rohmah W Evaluasi pengkajian
nyeri
Evaluasi kemampuan
relaksasi
Tingkatkan istirahat klien
Berikan injeksi anti nyeri
Nur Rohmah W
Rabu, Melakukan pengkajian nyeri secara S: Klien mengatakan nyeri luka
04/07 komprehensif, meliputi: palliatif, kualitas, operasi sudah banyak berkurang,
jam intensitas nyeri, onset nyeri. sudah bisa tidur semalam dan
07.30 sudah bisa mobilisasi.
Menganjurkan klien untuk melakukan
relaksasi O: P: nyeri luka operasi, Q:
terasa teriris-iris, R: mamae
Memberikan injeksi Ketorolac 30mg IV
kanan dan kiri, S: VAS: 2, T:
08.00 Memonitor tanda-tanda vital klien. saat mengangkat tangan. Klien
sudah bisa tersenyum. Klien
64
mampu melakukan relaksasi
Tensi: 110/70, N: 76, RR: 16, S:
10.00
36oC.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
65
Nur Rohmah W
Senin, Mencuci tangan sebelum ke tempat klien S: Klien sudah mulai makan
02/07 sedikit-sedikit
Mengevaluasi apakah klien sudah mau makan
jam
O: Ku: cukup, CM. Perban
21.15 Memberikan antibiotik Cefim 1gr IV
luka operasi bersih, tidak
Mendorong klien untuk makan ada rembesan darah. Klien
sudah menghabiskan
07.00
seperempat makanan.
07.15
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Cuci tangan sebelum
dan sesudah dari
tempat klien.
Ajarkan teknik cuci
tangan kepada klien
dan keluarga.
Dorong klien untuk
meningkatkan
nutrisi.
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
Selasa, Mencuci tangan sebelum ke tempat klien S: Klien mengatakan sudah
03/07 makan
Melakukan dressing infus
jam
O: Ku: cukup, CM. Perban
07.30 Mengganti cairan infus klien Futrolit 20 tpm
luka operasi bersih, tidak
08.00 Mengevaluasi kemampuan mencuci tangan klien ada rembesan darah. Klien
sudah menghabiskan
11.15 Mendorong klien untuk menghabiskan makanan seperempat makanan. Tidak
11.30 ada tanda plebitis di area
insersi infus. Klien masih
12.00 salah melakukan 6 langkah
cuci tangan.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
66
Cuci tangan sebelum
dan sesudah dari
Nur Rohmah W tempat klien.
Batasi pengunjung
Dorong klien untuk
meningkatkan
nutrisi.
Nur Rohmah W
Selasa,0 Mencuci tangan sebelum ke tempat klien S: Klien mengatakan sudah
3/07 jam makan
Menganjurkan pembesuk untuk masuk ke
16.00
tempat klien bergantian dua-dua orang. O: Ku: cukup, CM. Perban
16.15 luka operasi bersih, tidak
Mendorong klien untuk menghabiskan makanan
ada rembesan darah. Klien
dan memakan makanan tinggi protein seperti
sudah menghabiskan ¾
putih telur dan ikan.
17.30 makanan.
Memberikan antibiotik Cefim 1gr IV
A: Masalah teratasi sebagian
Nur Rohmah W
Selasa, Mencuci tangan sebelum ke tempat klien S: Klien mengatakan sudah
03/07 makan
Memberikan antibiotik Cefim 1gr IV
jam
O: Ku: cukup, CM. Perban
21.30 Mengganti linen klien
luka operasi bersih, tidak
67
07.00 Mendorong klien untuk menghabiskan makanan ada rembesan darah. Klien
dan memakan makanan tinggi protein seperti sudah menghabiskan 1 porsi
putih telur dan ikan. makanan.
07.15
Menganjurkan klien untuk minum susu. A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
Cuci tangan sebelum
dan sesudah dari
tempat klien.
Batasi pengunjung
Dorong klien untuk
meningkatkan
nutrisi.
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
Rabu, Mencuci tangan sebelum ke tempat klien S: Klien mengatakan sudah
04/07 makan semua makanan yang
Mengevaluasi kemampuan cuci tangan klien.
jam disediakan RS
07.30 Melakukan perawatan luka dengan prinsip steril
O: Ku: cukup, CM. Luka
07.35 Melepas infus klien operasi baik, tidak ada
tanda-tanda infeksi di luka
10.0010. Mengevaluasi makanan yang sudah dimakan operasi mamae kanan dan
30 klien kiri. Luka bersih, tidak ada
12.00 rembesan darah atau pus.
Klien sudah menghabiskan
1 porsi makanan. Bekas
infus tidak ada tanda-tanda
plebitis.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
68
Nur Rohmah W Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
69
Rabu, Kaji kembali tingkat pengetahuan klien tentang S: Klien dan keluarga
04/07 cara merawat luka setelah operasi. mengatakan sudah
jam mengetahui bagaimana cara
Evaluasi pemahaman klien dan keluarga dalam
09.30 merawat luka operasinya
pendidikan kesehatan
09.35 O: Klien lulusan DIII
Berikan kembali pendidikan kesehatan jika klien
(terpelajar), sudah mengerti
dan keluarga belum paham
cara merawat lukanya. Saat
ditanya kembali pertanyaan
sudah bisa menjawab
dengan benar.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Nur Rohmah W
Nur Rohmah W
70
PEMBAHASAN
Dari hasil study kasus yang telah dilakukan pada klien Ny. S dengan tumor
asuhan keperawatan dan terdapat kesesuaian dengan SPO dari tinjauan teori.
A. Pengkajian
Dari hasil pengkajian ditemukan data pra operasi adanya benjolan pada
mammae dextra dan sinistra tidak nyeri, tidak ada cairan yang keluar dari
puting dan puting susu menonjol. Sedangkan data pasca operasi, terdapat
balutan pasca operasi pada mammae dextra dan sinistra, balutan kering, klien
merasa nyeri pada luka pasca operasi dengan skala nyeri VAS 4. P = Nyeri
Menurut teori Iskandar (2010) terdapat tanda nyeri tekan pada masa
retraksi pada area mammae, adanya keluhan kedalam mammae. Tetapi, saat
pengkajian kasus pada klien Ny. S tidak ditemukan. Hal ini besar
kemungkinan karena masih stadium awal, sehingga tidak semua gejala yang
71
B. Diagnosa
Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S ada 5,
tetapi menurut tinjauan teori ada 6 diagnosa. Diagnosa yang tidak muncul
adalah risiko perdarahan. Hal ini di karenakan masa tumor yang masih relatif
kecil.
hampir semua klien. Pada kasus Ny. S diagnosa ini penulis angkat
muncul yaitu: Nyeri akut, risiko terjandinya infeksi dan kurang pengetahuan
72
kapanpun individu mengatakan adalah nyata. Reseptor nyeri terletak
Pada kasus Ny. S, nyeri akut terjadi akibat tindakan operasi yang berupa
sayatan di kulit sampai jaringan di bawah kulit yang ada masa (tumor)
Noc 2015)
Risiko infeksi bisa terjadi pada klien Ny. S dikarenakan ada luka bekas
sayatan operasi sehingga tanpa perawatan yang baik dan benar sesuai
terkena cairan tubuh klien, setelah kontak dengan lingkungan klien. Jika
infeksi klien akan jauh berkurang (Istiqomah, brosur PPI Jogja. 2016).
penulis angkat karena sesuai dengan teori kasus klien Ny. S tidak tahu
cara merawat luka pasca operasi karena klien tidak tahu informasi.
73
Peranan perawat sangat penting dalam memberikan informasi tentang
C. Perencanaan
mendukung pada diagnosa nyeri pasca operasi yaitu dari klien mengeluh
nyeri seperti teriris-iris pada mammae dextra dan sinistra. Nyeri ini
74
sifatnya lokal sehingga intervensi keperawatan keparahan nyeri
2) Resiko inifeksi. Faktor resiko terjadinya infeksi pada klien pasca operasi
adalah kondisi klien, prosedur operasi, jenis operasi dan perawatan pasca
perawatan luka operasi karena ada kassa perban akan menempel pada
klien untuk beberapa waktu. Diagnosa ini klien ankgat dengan data-data
yang mendukung yaitu klien tidak tahu cara merawat luka pasca operasi.
pendrahan ini tergantung dari jenis operasi dan tindakan yang dilakukan.
D. Implementasi
tindakan yang telah disusun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien
sehingga implementasi juga sesuai dengan kebutuhan klien pada kasus Ny. S
tidak semua rencana tindakan bisa dilaksanakan karena perawat tidak bisa
75
keperawatan penulis selalu melibatkan peran keluarga dan tim kesehatan
lain.
adanya kerjasama yang baik antara perawat bangsal dan tenaga kesehatan
lain serta paien, keluarga klien dan sarana prasaraa yang ada di rumah sakit.
E. Evaluasi
Ada 2 macam evaluasi yaitu evaluasi proses yang dibuat untuk mengetahui
tercapai semua karena pada evaluasi hasil didapatkan data bahwa klien
(respon yang dipelajari). Kriteria dan tujuan diagnosa ini tercapai semua
pada evaluasi hasil didapatkan data bahwa klien tampak lebih tenang,
76
4) Resiko infeksi. Kriteria dan tujuan diagnosa ini tercapai semua karena
pada klien dan pada luka operasi tidak terjadi tanda-tanda infeksi. Luka
operasi bersih, tidak ada kemerahan di sekitar luka operasi tidak ada
rembesan.
F. Dokumentasi
studi kasus ini, penulis telah mendokumentasikan secara lengkap mulai dari
evaluasi.
77
KETERBATASAN KASUS
mengakses internet.
78
BAB IV
1. Kesimpulan
Diagnosa keperawatan yang ada pada teori tidak selalu muncul pada
kasus.Sedangkan diagnosa yang ada pada kasus tidak ada pada teori
2. Saran.
b. Untuk Perawat
79
c. Untuk ilmu keperawatan
80
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI
masyarakat
17 Juli 2018
Grece Frida Rasubala, Lucky Tommy Kumaat, Mulyadi. 2017. Pengaruh Teknik
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi. Jakarta Selatan
81
Moh. Alimansur, Agung Setiawan. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada
Klien Pre dan Post Operasi di Ruang Seruni RSUD Pare. Jurnal ilmu
Solehati Tetti & Kokasih Cecep Eli. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi Dalam
82
83