Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MELALUI
PELATIHAN KETRAMPILAN KERAJINAN KAIN PERCA
(QUILT LIFE’S SKILLS EDUCATION PROGRAM )

Oleh:
“DENI GUSMIANTO”

SMAN 1 NGLAMES
TAHUM AJARAN 2020/2021
A.   Pendahuluan
Pertumbuhan masyarakat di Indonesia yang hingga tahun 2013 ini telah lebih dari 200
juta jiwa dengan komposisi terbanyak masih menghuni pulau jawa. Adapun pertumbuhan
penduduk ini mempunyai masalah tersendiri dengan semakin bertambahnya masyarakat usia
remaja; dimana mereka ini termasuk kelompok yang seharusnya masih bersekolah namun
dengan alasan ekonomi sehingga tidak dapat melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi
lagi.
Pertumbuhan yang besar ini dapat berdampak terjadinya pengangguran terbuka dengan
segala persoalan. Masyarakat berpenghasilan rendah tadi tidak seharusnya menjadi obyek
namun dapat diubah kearah yang lebih berguna dengan pola pemberdayaan (empowering)
atau belajar kecakapan hidup (Life skills Education).
Dominasi masyarakat Indonesia yang berjenis kelamin perempuan merupakan hal yang
semestinya menjadi perhatian penuh berbagai pihak. Para kaum perempuan atau masyarakat
usia kerja yang masih menganggur dapat diberikan suatu pelatihan agar bisa memberi
penghasilan untuk kehidupannya khususnya banyaknya anak putus sekolah yang ada di
jalanan sangat membutuhkan pendampingan dan pelatihan ketrampilan agar mereka bisa
menghasilkan sesuatu karya dan menambah penghasilan mereka.
Ketrampilan Kerajinan Kain Perca (Patchwork Quilt) adalah alternatif sangat baik
untuk dikembangangkan kepada masyarakat berpendidikan dan berpenghasilan rendah,
dikarenakan kerajinan kain perca disamping memiliki nilai ekonomi, juga sangat diminati
oleh berbagai kalangan dan dapat dikembangkan di daerah-daerah dengan melibatkan potensi
SDM daerah sehingga menjadi suatu produk yang kompetitif.
Melalui pendekatan On the spot dan Bottom Up serta aliansi strategi bersama dengan
berbagai pihak yang terkait dalam pemberdayaan Wanita, kami optimis bahwa melalui
program yang kami ajukan ini akan terciptakan suatu kegiatan yang berhasil guna dan
bernilai ekonomis.
B.   Latar Belakang
Upaya untuk meningkatkan kehidupan yang lebih layak dan sejahtera tidak hanya
melalui suatu pendidikan formal, melainkan dapat juga dikembangkan melalui jalur non
formal yaitu Belajar Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Namun pokok persoalan dari
seluruh permasalahan adalah bagaimana menempatkan masyarakat yang tidak memiliki
kesempatan untuk berpendidikan tinggi dapat diberdayakan (empowering) sehingga memiliki
ketrampilan agar bisa menambah penghasilannya.
Salah satu alternatif adalah melalui Pelatihan Ketrampilan Kerajinan Kain Perca.
Beberapa hal yang melatarbelakangi alternatif ini adalah sebagai berikut :
1. Kain perca adalah produk yang prosesnya pengerjaannya sebagian besar (80%) menggunakan
jahitan tangan.
2. Patchwork Quilts atau kerajinan Perca memiliki keunikan, yaitu sangat unik untuk dipelajari
dan diperdalam karena memiliki kemungkinan kreasi yang tidak terbatas, tergantung dari
kreatifitas pembuat
3. Produk kain perca memiliki segmen pasar yang spesifik dan apresiasi produk begitu tinggi,
yaitu kalangan ekpatriat yang berdomisili di Kota Bandung dan Jakarta serta beberapa
4. Produk kain perca memiliki alternatif yang luas dari segi aplikasi dan estetika, diantaranya
adalah : perlengkapan tidur ( selimut, sarung bantal, sprei), perlengkapan dapur (cempal,
celemek, alas panas), perlengkapan ruang tamu (sarung bantal, karpet, keset), penghias
dinding dan berbagai fungsi lainnya dapat diaplikasikan mengunakan Quilt.
5. Dapat memberi kesempatan kepada wanita remaja dan ibu rumah tangga dalam
memanfaatkan waktu diluar kegiatan mengurus rumah tangga ke hal-hal produktif dan
menghasilkan.
6. Pelatihan kerajinan ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja baru. Diharapkan setelah
mendapat proses pelatihan, dukungan dan pendampingan hingga mampu memproduksi
barang jadi kerajinan kain perca, diharapkan akan terbentuk suatu Kelompok Swadaya
Masyarakat yang produktif.

C.   Tujuan Latihan Pemberdayaan


1.    Memberikan suatu ketrampilan kain perca bagi kaum perempuan yang berpendidikan rendah.
2.    Memberikan suatu ketrampilan yang bisa bermanfaat secara pribadi memiliki nilai jual.
3.    Memberdayakan perempuan untuk lebih terampil, dapat berkarya dan menghasilkan suatu
produk yang memiliki nilai jual.
4.    Menciptakan sinergi yang kuat atas peran serta usaha dan pemerintah mengatasi dampak
krisis selama ini.

D.   Sasaran Program


Jangka pendek :
a.       Menghimpun peserta latihan yang dianggap siap dan mampu menerima proses
pengembangan diri, khusunya adalah masyarakat berpenghasilan rendah; remaja putus
sekolah atau komunitas masyarakat usia kerja yang masih menganggur.
b.      Peserta mampu menghasilkan produk yang dapat diserap oleh pembeli dan akan menjadi
contoh (ditiru) sehingga menyebar kepada masyarakat lainnya. Kondisi ini diharapkan akan
memacu peserta lainnya untuk mengembangkan dan menciptakan produk-produk kerajinan
kain perca.
c.       Apresiasi dan perilaku peserta meningkat serta berorientrasi pada peningkatan tarap
kehidupan.

Jangka Panjang :
a.       Tercipta kelompok Swadaya Masyarakat (komunitas) yang berprofesi sebagai pengrajin
kain perca.
b.      Terjalin kemitraan antara peserta yang berperan sebagai pengrajin baru dan Lembaga usaha
berperan sebagai fungsi pemasaran produk kerajinan kain perca.

E.   PROSPEK PROGRAM


PEMASARAN
a.         Pasar relatif terbuka
b.         Harga jual relatif bersaing
PRODUK
a.       Diferensiasi produk menggunakan kain etnis Indonesia
b.      Apresiasi pasar terhadap produk tinggi
SDM
Dapat menyerap tenaga kerja berpendidikan rendah/ putus sekolah namun memiliki
keterampilan menjahit.

F.    PENGELOLA PROGRAM


KERAJINAN PERCA CRAFTMANIA
Komplek Muamalah, Jl. Muamalah 2 No. 50A Cipedak Jagakarsa Jakarta Selatan, No. HP
087758990069.

G.   Pihak Yang terlibat Program


1. Pemerintah kota /daerah melalui instansi yang terkait (Dekranasda Jakarta Selatan)
2. Kerajinan Perca Craftmania
3. Masyarakat daerah yang dikembangkan

H.   PEMBIAYAAN PROGRAM


a.         Anggaran Program
b.         Rincian Anggaran Proses Pelatihan
c.         Rincian Anggaran Peralatan dan Perlengkapan
d.        Rincian Manajemen dan Pengawas
e.         Proses kegiatan
1. Strategi Penguatan dan Pengembangan
2. Konsep Metodelogi penguatan dan Pengembangan
3. Pengawasan

J.    Kurikulum Pendidikan


1.    Persyaratan Peserta
·           Remaja Putus Sekolah
·           Berusia antara 15-40 tahun
·           Belum bekerja atau pengangguran
·           Dengan pertimbangan efektifitas proses dan metode pengembangan, direncanakan peserta
pelatihan yang terlibat dalam program berjumlah 30 orang pertahapan
2.  Daya dukung
3.  Tolak ukur keberhasilan
·           Materi Pelatihan
·           Materi
·           Waktu
·           Keterangan
1. Pengenalan Kerajinan Perca (quilts)
2. Pengenalan alat
3. Pemahaman bahan Baku
4. Pemahaman pola & bentuk produk
5. Tatacara memulai produk
·           Praktek
a.    Gambar bentuk
b.    Pola dasar
c.    Menggunting
d.   Menjahit mesin dan jahit tangan
e.    Menyusun bahan
f.     Pelapisan produk
g.    Penyelesaian produk (finishing)
h.    Memeriksa pekerjaan

K.   Penutup
Demikian gambaran berpikir dan uraian penjelasan mengenai program Belajar
kecakapan hidup ini kami sampaikan semoga berbagai pihak khususnya pemerintah kota /
daerah dapat mendukungnya. Terutama Dekranasda Jakarta Selatan, Dinas Koperindag dan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai