Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Non Formal merupakan pendidikan yang menunjang Program
Wajib Belajar 12 Tahun yang bertujuan memberi keterampilan untuk
meningkatkan ekonomi warga belajar/masyarakat, sejalan dengan peningkatan
sumber daya manusia yang bernuansakan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
faktor pendukung sarana dan prasarana diperlukan demi kelancaran pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari Program Taman Bacaan Masyarakat,
Keaksaraan Fungsional, Pendidikan Kesetaraan, dan Kecakapan Hidup (life skill)
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era
globalisasi berkembang begitu cepat yang membawa dampak terhadap perubahan
yang sangat cepat dalam segala aspek kehidupan, terutama sekali aspek
pendidikan.
Pendidikan memegang peranan penting dalam memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap seiring dengan pesatnya
kemajuan pendidikan tersebut. Kenyataannya, mereka yang terdidik matang
dengan pengalaman yang banyak, siap dan jeli dalam mengenali serta menangkap
setiap perubahan yang nantinya akan selalu muncul sebagai pemenang dalam
setiap persaingan.
Semakin meningkatnya keinginan masyarakat untuk belajar di lembaga
pendidikan non formal, hal ini tidak lain karena kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan semakin meningkat pula.
Keberadaaan pendidikan kesetaraan ditengah-tengah masyarakat semakin
dibutuhkan, selain ikut andil mendorong peningkatan ilmu pengetahuan
mayarakat dan diharapkan juga bisa membuka akses lapangan kerja bagi
masyarakat dengan dibekali keterampilan.
PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) adalah sebuah lembaga
pendidikan yang diselenggarakan diluar sistem pendidikan formal diarahkan
untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu

1
sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangakan
berbagai model pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan
keterampilan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan satuan pendidikan nonformal sebagai
tempat pembelajaran dan sumber informasi yang dibentuk dan dikelola oleh
masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang
ekonomi, sosial dan budaya.
Pendidikan Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di
dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik, diperuntukan bagi generasi
selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk
penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri
demi menuju kearah hidup yang lebih baik.
Mitra usaha atau kemitraan usaha merupakan sebuah hubungan jangka
panjang antara dua atau lebih badan usaha yang menjalankan bisnis yang diberi
ciri dengan suatu kerja sama bertingkat tinggi, saling percaya. Dalam perihal ini
jenis mitra usaha yang dilaksanakan bukan berupa saling jual barang tetapi kerja
sama antara PKBM dan Masyarakat yang memiliki usaha untuk memberikan
pelatihan kecakapan hidup kepada warga belajar.
Guna mendukung program pendidikan non formal pada lembaga PKBM
sebagai sarana penyedia ilmu pengetahuan dan keterampilan di masyarakat maka
perlu adanya kerja sama antara satuan pendidikan dan mitra usaha. Upaya tersebut
dilakukan untuk memberikan dan mengajarkan kemampuan diluar materi
pembelajaran. Adapun salah satu kerja sama yang dilakukan oleh PKBM ialah
menjalin kemitraan dengan salah satu bakery dan pengrajin kerajinan tangan
didekat tempat pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis membuat tulisan yang
berjudul “Mengimplementasikan Program Pelatihan Kecakapan Khusus (PKK)
Untuk Meningkatkan Karakter Mandiri Warga Belajar Dalam Bidang Tata Boga
Dan Kerajinan Tangan Tahun Pelajaran 2018/2019”

2
B. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah
yang dirumuskan dalam permasalahan yaitu:
1. Untuk meningkatkan karakter mandiri warga belajar khususnya di
bidang tata boga dan kerajinan tangan.

C. Manfaat Hasil karya Nyata


Berdasarkan pengalaman yang sudah di implementasikan dan dituangkan
dalam karya nyata ini, penulis berharap karya nyata ini dapat mendukung
penguatan pendidikan karakter:
1. Sesama GTK Dikmas khususnya dibidang pelatihan kecakapan
mandiri guna menguatkan pendidikan karakter warga belajar.
2. Melalui karya nyata ini, Satuan Dikmas diharapkan mampu untuk
berinovasi dalam mendukung penguatan pendidikan karakter.
3. Dengan adanya karya nyata ini, diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang positif khususnya dibidang pelatihan kecakapan hidup
bagi masyarakat dan orang tua warga belajar.
4. Diharapkan melalui karya nyata ini, pemerintah daerah dapat membuat
kebijakan tentang pengimplementasian Pendidikan Pengutaan Karakter
(PPK) tidak hanya di satuan pendidikan formal tetapi juga di satuan
pendidikan non-formal.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Strategi Pengelolaan PKBM


1. Melakukan kerja sama dengan mitra usaha
Salah satu strategi yang diterapkan dalam pengelolaan PKBM yakni
dengan melaksanakan kerja sama dengan mitra usaha. Adapun mitra
usaha yang bergabung untuk melaksanakan kerja sama yakni:
a. Bakery D&D Food.
Bentuk kerja sama yang dilaksanakan dengan bakery yakni
pelatihan warga belajar untuk meningkatkan kemampuan di
bidang tata boga khususnya pembuatan dan menghias kue
ulang tahun. Dari program ini dimaksud dapat memberikan
hasil dan dampak positif untuk warga belajar maupun lembaga
sendiri.
b. Pengrajin kerajinan tangan.
Pelatihan kecakapan khusus di bidang kerajinan tangan yang
dilaksanakan dengan mitra usaha pengrajin kerajinan tangan
ibu-ibu PKK diimplementasikan untuk meningkatkan
kemampuan menganyam warga belajar khususnya kerajinan
tangan menggunakan tali kur, plastik bekas kemasan kopi,
rotan dan bambu. Hal ini dilaksanakan untuk membekali warga
belajar kecakapan hidup khususnya dibidang kerajinan tangan.
c. UKM Desa Kelubi.
Pelaksanaan kerja sama dengan pihak desa kelubi dimaksud
untuk menjalin kerja sama yang erat antara PKBM dan desa
binaan. Adapun bentuk pelatihan yang diberika oleh pihak desa
yakni pelatihan menjahit. Selain pelatihan, kerja sama dengan
pihak desa memberikan hasil positif lainnya yaitu penghibaan
tanah desa yang diberikan atas nama PKBM yang mana

4
kedepannya akan digunakan untuk pembangunan kantor PKBM
dan RKB (Ruang Kegiatan Belajar).
2. Mengimplementasikan program yang menitik beratkan pada pengutaan
pendidikan karakter warga belajar, khusunya karakter mandiri.
Pengimplementasian program yang menitik beratkan pada pengutaan
pendidikan karakter warga belajar, bertujuan untuk memperkuat
karakter mandiri pada warga belajar. Hal ini dimaksud agar warga
belajar memiliki pemikiran yang inovatif dan tidak bergantrung pada
orang lain setelah lulus dari satuan pendidikan dan melatih menjadi
seorang wirausaha. Adapun salah satu program yang dilaksanakan
yakni program pelatihan kecakapan khusus (PKK). Program pelatihan
kecakapan khusus (PKK) merupakan program yang diimplementasikan
untuk memberikan pelatihan warga belajar dalam bidang tata boga
seperti cara membuat dan menghias kue ulang tahun yang menarik dan
kekinian, dan juga dalam bidang kerajinan tangan seperti merajut tali
kur, kemasan bekas kopi, rotan dan bamboo menjadi barang layak jual;
seperti tas, dompet, tikar, keranjang, piring prasmanan, topi dan lain-
lain.

B. Implementasi Strategi Pengelolaan PKBM


1. Bakery dan pengrajin kerajinan tangan.
Bentuk kerja sama yang dilaksanakan dengan bakery dan pengrajin
kerajinan tanan yakni pelatihan warga belajar untuk meningkatkan
kemampuan bidang tata boga seperti cara membuat dan menghias kue
ulang tahun yang menarik dan kekinian dan juga dalam bidang
kerajina tangan seperti merajut tali kur dan kemasan bekas kopi
menjadi barang layak jual; seperti tas, dompet, tikar keranjang, piring
prasmanan, topi dan lain-lain. Pelaksanaan strategi ini di
implementasikan dengan program PKK (Pelatihan Kecakapan Khusus)
guna untuk menguatkan pendidikan karkter mandiri pada warga belajar
yang mana dikonsepkan sebagai berikut:

5
a. Melaksanakan MOU (Memorandum Of Understanding) dengan
pihak bakery yakni D&D Food guna untuk pelatihan dan
penjualan.
b. Melaksanakan MOU (Memorandum Of Understanding) dengan
pihak pengrajin yakni UKM desa kelubi.
c. Memberikan pelatihan di bidang tata boga dan kerajian tangan.

2. Kerja sama dengan pihak UKM Desa Kelubi


Kerja sama dengan UKM desa kelubi dimaksud untuk memudahkan
pensosialisasian dengan warga sekitar mengingat banyaknya warga belajar
yang berasal dari desa kelubi dan mengingat tempat pelaksanaan
pembelajaran berada didesa trsebut. Disisi lainnya kerja sama dengan
pihak desa dimaksud agar memudahkan untuk peminjaman fasilitas
gedung. Adapun konsep yang dilaksanakan yakni:
a. Melaksanakan MOU dengan UKM desa kelubi
b. Mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan.

C. Hasil yang Dicapai


Adapun hasil yang telah dicapai oleh pengimplementasian program-
program tersebut baik yakni:
1. Secara kualitatif hasil yang dihasilkan sangatlah positif dengan
dibuktikan adanya kemampuan lebih yang diperoleh oleh warga
belajar setelah lulus dari PKBM.
2. Secara kuantitatif meningkatnya jumlah warga belajar yang mengikuti
pelatihan setiap tahunnya. Grafik terlampir.

D. Dampak Implementasi Strategi


Dalam pengimplementasian strategi pengelolaan PKBM sudah banyak
dampak yang didapat khususnya dampak positif terhadap warga belajar. Hal itu
dibuktikan dengan bertambahnya pengetahuan mereka terhadap sesuatu yang
belum mereka ketahui sebelumnya seperti cara membuat dan menghias kue ulang

6
tahun dan cara merajut barang kerajinan tangan dari tali kur, plastik bekas
kemasan kopi, rotan dan bambu.

E. Kendala dan Solusi


1. Kendala
Adapun kendala yang dihadapi dalam pengimplemntasian strategi
pengelolaan PKBM yakni antusias dan keiinginan warga belajar untuk
aktif dalam program-program. Kemudian kendala yang dihadapi juga pada
kurangnya fasilitas pendukung dan sarana contohnya tidak adanya gedung
yang memadai dan peralatan pendukung seperti alat perlengkapan
membuat kue, mahalnya harga tali kur, terbatasnya jumlah kemasan bekas
kopi dan sudah semakin susah mencari rotan. Adapun kendala lainnya
ialah kurangnya ketertarikan warga belajar laki-laki di program ini.
2. Solusi
Berdasarkan permasalahan diatas diperoleh solusi dengan mengadakan
kerja sama dengan mitra usaha sehingga memberikan suasana baru bagi
warga belajar dan fasilitas yang cukup memadai.

F. Faktor-faktor Pendukung
Faktor-faktor yang mendukung terselenggaranya strategi ini baik secara
internal maupun eksternal yakni:
1. Banyaknya mitra usaha yang bisa diajak kerja sama
2. Adanya kesinergian antara pihak PKBM dan mitra usaha
3. Kerja sama yang baik antara warga belajar dan pelatih maupun tutor
PKBM
4. Besarnya dukungan dari dinas pendidikan kota baik secara material
maupun moril.

7
G. Alternatif Pengembangan
Adapun alternatif-alternatif pengembangan yang akan dilakukan dan
diimplementasikan oleh PKBM yakni:
1. Menjalin kerja sama dengan pihak desa yang bertujuan untuk
memberikan informasi kepada warga tentang program yang sedang
berjalan.
2. Menjalin kerja sama dengan dinas pendidikan kota/kabupaten yang
bertujuan untuk memberikan bantuan dana operasional.
3. Menjalin kerja sama dengan pemilik bakery, pengrajin kerajinan
tangan dan UKM desa kelubi yang bertujuan untuk memberikan
pelatihan dalam bidang tata boga dan kerajinan.

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pengembangan strategi dalam pengelolaan PKBM khususnya untuk warga
belajar kesetaraan sangat diperlukan dikarenakan untuk membentuk dan
membangun kecakapan hidup yang berguna untuk bersaing di dunia kerja.
Dengan mengimplementasikan program PPK (pelatihan kecakapan khusus)
sebagai salah satu strategi pengelolaan PKBM yang mana bertujuan untuk
memberikan penguatan pendidikan karakter bagi warga belajar khususnya
karakter mandiri, sehingga warga belajar memiliki kemampuan lebih yang bisa
mereka kembangkan di dunia kerja maupun menjadi seorang wirausaha.

2. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, beberapa saran dan rekomendasi dapat
ditujukan kepada PKBM lainnya dan pembaca.

a. PKBM lainnya
Diharapkan kepada PKBM lainnya didaerah sekitar maupun pada
lingkup luas pada umumnya mampu mensinergikan kerja sama
antara satuan pendidikan dengan mitra usaha. Begitu juga
diharapkan mampu memberikan terobosan maupun pemikiran yang
inovatif dalam mengembangkan strategi pengelolaan PKBM.
b. Pembaca
Dengan membaca karya nyata ini, pembaca diharapkan bisa
memberikan masukan dan saran yang sifatnya membangun untuk
menjadikan karya nyata ini jauh lebih baik dari sebelumnya.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai