Di Susun Oleh :
Kelompok 7
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya
dan agama yang berbeda, situasi dan kondisi alam yang tidak sama serta lingkungan
hidup yang berlainan sehingga watak manusianya pun berbeda. Ada beberapa hal yang
sama padanya, yaitu letak geografis di alam khatulistiwa serta pengalaman sejarah
sebagai anak jajahan yang telah memerdekakan tanah airnya. Dalam posisi sosial,
ekonomi, dan ilmu pengetahuan, bangsa Indonesia berada jauh di bawah bangsa-bangsa
yang berasal dari belahan bumi utara.
Dunia pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar
dunia, Suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah yang tak
terbatas. Globalisasi mau tidak mau akan menjadi trend dari setiap organisasi baik
organisasi usaha, sosial maupun organisasi pendidikan.
Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem
persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah sebagai manajer
pendidikan. Para pengelola pendidikan (kepala sekolah, kepala dinas pendidikan) sebagai
eksekutif modern saat ini harus mampu mengamati dan merespons segenap tantangan
yang dimunculkan oleh lingkungan eksternal baik yang dekat maupun yang jauh.
Lingkungan eksternal dekat adalah lingkungan yang mempunyai pengaruh
langsung pada operasional lembaga pendidikan, seperti berbagai potensi dan keadaan
dalam bidang pendidikan yang menjadi konsentrasi usaha sekolah itu sendiri, situasi
persaingan, situasi pelanggan pendidikan, dan pengguna lulusan. Kesemuanya
berpengaruh pada penentuan strategi yang diperkirakan mendukung sekolah mencapai
tujuannya.
Manajemen pendidikan juga mempunyai tugas membuat keputusan, tetapi tugas
ini merupakan aspek kritis yang menuntut kemampuan manajerial untuk
mengintegrasikan dan mengembangkan berbagai elemen yang relevan ke dalam situasi
lembaga pendidikan secara keseluruhan. Dalam menjalankan tugasnya pihak manajemen
akan diharapkan pada terbatasnya waktu, risiko yang mungkin mengancam stabilitas
2
lembaga pendidikan, dan keputusan yang akan diambil harus dapat dikomunikasikan
pada pihak pelaksana serta pendidik dan tenaga kependidikan.
Untuk menghadapi hambatan maupun tantangan dari lingkungan dan kemampuan
dalam membuat keputusan, pihak manajemen pendidikan memerlukan strategi yang tepat
agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Dalam menentukan strategi apa
yang akan digunakan manajemen pendidikan, diperlukan pertimbangan yang tepat karena
akan menyangkut keberadaan lembaga-lembaga pendidikan di masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana strategi pendidikan nasional dalam menghadapi lingkungan global ?
b. Apa saja faktor-faktor yang mendukung pengembangan strategi pendidikan?
c. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi pendidikan nasional ?
d. Bagaimana membangun sejarah pendidikan yang berbudaya di era globalisasi ?
C. Tujuan
a. Mengetahui Bagaimana strategi pendidikan nasional dalam menghadapi lingkungan
global ?
b. Mengetahui Apa saja faktor-faktor yang mendukung pengembangan strategi
pendidikan?
c. Mengetahui Apa saja masalah-masalah yang dihadapi pendidikan nasional ?
d. Mengetahui Bagaimana membangun sejarah pendidikan yang berbudaya di era
globalisasi ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
mengakses pendidikan tersebut. Apabila kondisi ini dibiarkan, kondisi ini
dapat berdampak pada perlakuan diskriminatif terhadap anak bangsa.
(b) Pemberdayaan dan Pendayagunaan Berbagai Institusi Kemasyarakatan
Strategi yang dapat dilakukan dalam rangka menuntaskan program
wajib belajar pendidikan dasar membelajarkan lebih banyak warga negara,
perlu terus diupayakan pemberdayaan dan pendayagunaan berbagai institusi
kemasyarakatan untuk menjadi wahana pendidikan dan pembelajaran.
(c) Pengakuan Hak-Hak Masyarakat Termasuk Hak Pendidikan
Selama ini ada anggapan bahwa pendidikan belum dirasakan
sebagai hak asasi yang harus dipenuhi sehingga sebagian besar masyarakat
dan orangtua masih kurang peduli terhadap pendidikan anak-anak.
(c) Kerja Sama dengan Dunia Usaha dan Industri
Semua industri besar maupun kecil diharapkan dapat menyisihkan
sejumlah dana khusus untuk membantu program pendidikan. Bentuknya
bisa berupa penyediaan fasilitas industri, misalnya untuk kepentingan
praktik siswa. 2
5
(b) Meningkatkan layanan pendidikan kepada kelompok yang kurang
beruntung, termasuk kaum perempuan.
(c) Mengembangkan layanan pendidikan alternatif tanpa mengorbankan
mutu program.
(d) Menetapkan standar kompetensi minimal keluaran pendidikan.
(e) Melanjutkan program beasiswa bagi kalangan anak-anak miskin.
(f) Meningkatkan anggaran pemerintah untuk pendidikan secara bertahap
dan terencana.
(g) Meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat dalam membiayai
pendidikan.
c. Strategi Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan
Kebijakan program untuk meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan meliputi tiga aspek, pertama pengembangan kurikulum
berkelanjutan di semua jenjang dan jenis pendidikan, kedua pembinaan
profesionalisme dan meningkatkan kesejahteraan guru, ketiga pengadaan
dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan.
d. Strategi Pengembangan Sistem dan Manajemen Pendidikan
Strategi ini berkenaan dengan upaya mengembangkan sistem dan
manajemen pendidikan yang mampu mendukung pelaksanaan otomi
daerah, manajemen berbasis sekolah, demokratisasi, efisiensi, dan
akuntabilitas.3
e. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Pendidikan
Strategi ini menekankan pada pemberdayaan satuan pendidikan
yang produktif dan kondusif sebagai pusat pembelajaran, pendidikan, dan
pembudayaan.
3. Karakteristik Strategi Pendidikan
Misi dasar pola pendidikan yang dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan masyarakat, harus memiliki karakteristik khusus, yaitu sebagai
berikut :
a. Pengutamaan Kemampuan Dasar
Pendidikan pertama-tama harus mampu membekali peserta didik
dengan tiga kemampuan dasar yang fungsional bagi kehidupan dan untuk
3 Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa Kini, Pendidikan Network, 2001, hal 31
6
belajar lebih lanjut, yaitu membaca, menulis, berhitung. Ketiga
kemampuan ini dikembangkan sejak peserta didik berada ditingkat
pendidikan dasar.
b. Penguasaan Kompetensi Umum
Arus globalisasi semakin deras sehingga sulit untuk dihindari.
Dalam rangka mengantisipasi globalisasi, kiranya perlu sekali setiap siswa
pada semua jenjang pendidikan untuk memiliki kompetensi
generik (generic competences) yang meliputi keterampilan mengatur diri,
keterampilan berkomunikasi, kemampuan menangani orang dan tugas
serta kemampuan memobilisasi inovasi dan perubahan.
c. Penyelenggaraan Program Studi dengan Kualifikasi yang Dapat
Dipasarkan (Marketable)4
Sejauh ini program pendidikan yang dikembangkan oleh institusi
negeri lebih bersifat konvensional, konservatif, dan cenderung lebih
berorientasi kepada supply-driven. Untuk batas-batas tertentu, pemerintah
bertanggung jawab untuk mempertahankan sejumlah program studi yang
diharapkan menjadi penopang kepentingan pengembangan misalnya
program studi ilmu murni.
d. Pendidikan yang Memiliki Kepedulian Terhadap Teknologi Informasi
Di era teknologi informasi ini, setiap individu dituntut untuk
memiliki kepedulian terhadap munculnya teknologi informasi yang sangat
pesat dan turut memiliki pengetahuan dasar yang berdampak terhadap
kehidupan manusia. Banyak unsur positif yang ditimbulkan dari dukungan
teknologi informasi, diantaranya dapat mempermudah hubungan
antarpersonal baik di lingkungan lembaga pendidikan maupun lingkungan
masyarakat secara umum.
e. Pendidikan Agama, Moral, dan Budi Pekerti
Akhir-akhir ini kehidupan bangsa Indonesia banyak diwarnai
dengan berbagai penyimpangan perilaku yang keluar dari kaidah-kaidah
agama, nilai-nilai moral, dan budi pekerti yang dijunjung tinggi oleh
budaya bangsa. Muncul beberapa kericuhan-kericuhan yang menyebabkan
penyimpangan perilaku anak. Oleh karena itu, harus segera diatasi dengan
4 Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa Kini, Pendidikan Network, 2001, hal 33.
7
mengintensifkan pendidikan agama, moral maupun budi pekerti agar
penyimpangan perilaku ini tidak berkelanjutan dan tidak merusak masa
depan anak bangsa.
5 Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa Kini, Pendidikan Network, 2001, hal 37.
8
Akuntabilitas harus tercermin dalam kualitas lulusan lembaga pendidikan. Negara
memiliki tanggung jawab kepada warga negaranya untuk menilai kapasitas sistem
dan lembaga pendidikan untuk merespons perubahan mendasar yang mungkin
terjadi di masa depan.6
b) Keterampilan Menulis di Kalangan Tenaga Pengajar
Keterampilan tenaga pengajar selain melaksanakan tugas mengajar dituntut pula
untuk membuar karya ilmiah sesuai dengan kapasitas tugasnya sebagai guru atau
dosen agar dapat menciptakan kreativitas serta mengembangkan kompetensi yang
dimilikinya serta dengan tuntutan dunia pendidikan yang identik dengan budaya
menulis.
c) Relevansi
Kebutuhan akan relevansi telah mendapatkan dimensi baru dan semakin penting
sejalan dengan tuntutan perekonomian modern terhadap tersedianya lulusan yang
mampu secara terus-menerus memperbarui pengetahuan, mempelajari
keterampilan baru, tidak hanya pencari kerja yang sukses, melainkan mampu
menciptakan sendiri pekerjaan (wirausaha) di tengah-tengah pasa tenaga kerja
yang terus-menerus berubah.
d) Penyediaan dan Perluasan Akses ke Pendidikan Tinggi
Tersedianya akses yang luas ke jenjang pendidikan tinggi ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah mahasiswa dan adanya pemerataan akses antarkelompok
masyarakat dan lokasi geografis.
9
C. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Pendidikan Nasional
Rendahnya pemerataan kesempatan belajar disertai banyaknya peserta didik yang
putus sekolah,serta banyaknya peserta didik yang tidak melanjutkan sekolahnya ke
perguruan tinggi.7
a. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam,
matematika,serta english sedang materi tersebut adalah kunci dalam menguasai dan
mengembangkan iptek.
b. Rendanya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampau waktu standar
yang telah ditetapkan.
c. Rendahnya relevansi pendidikan , yang menyebabkan terjadinya pengengguran
tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat.
d. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran antar
pelajar dan kenalan remaja.
Masalah – masalah di atas erat kaitannya dengan kendala seperti keadaan
geografis, demografis, serta sosioekonomi. Besarnya jumlah penduduk yang tersebar luas
di seluruh wilayah geografis indonesia cukup luas, kemiskinan juga merupakan salah
satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah – masalah pendidikan.sistem
dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu
sistem pendidikan di sekolah yang pada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta
didik dan lulusannya. Dan dalam mengatasi masalah – masalah di atas harus dirumuskan
terlebih dahulu karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda – beda
diseluruh wilayah indonesia.
10
global dapat menimbulkan gejala kontras moralitas atau sebuah paradoks, yakni
pertentangan dua sisi moral secara diametral (Mashum). Seperti guru mendidik untuk
selalu berlaku jujur dalam ucapan ataupun perbuatan. Namun di pemerintahan para wakil
rakyat korupsi, di sekolah dikampanyekan gerakan anti narkoba, tapi para publik figur
banyak tertangkap karena menggunakan narkoba.
Globalisasi sebuah simbol sebuah transformasi besar kehidupan manusia.
Drucker dan Stewart, mengatakan pada era ini dan masa depan posisi pengetahuan
menjadi suatu hal yang strategis dan pokok. Pengetahuan menentukan masa depan
sehingga menjadi berharga dan dibutuhkan oleh dunia. Dalam konteks urgensi
pengetahuan pada masa sekarang dan masa depan ditandai dengan berbagai
kecenderungan yang bisa berpengaruh dan membentuk masa depan. Dalam konteks
budaya, pendidikan berorientasi membentuk manusia yang berbudaya dan menghargai
tradisi. Karena mau seberapa maju peradaban suatu bangsa,jika melupakan budaya
bangsanya sendiri maka tidak ada artinya peradaban tersebut.8
Maka adanya pendidikan sebagai sarana untuk proses membudayakan manusia.
Pendidikan secara totalitas membangun kemampuan manusia sebagai individu maupun
kelompok masyarakat. Kebudayaan menjadi aspek yang punya peranan vital dalam
kehidupan manusia. Manusia yang tidak kenal budaya berarti tidak kenal dengan
bangsanya sendiri. Dalam konteks ilmu pengetahuan, pendidikan menjadi salah satu pilar
dalam membangun khasanah keilmuan. Semakin baik sistem pendidikannya suatu
bangsa, semakin baik khasanah keilmuannya. Oleh karena itu dalam hal ini pendidikan
sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mennyesuaaikan diri terhadap
globalisasi ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
11
A. Kesimpulan
Dasar manajemen strategi adalah menumbuhkan komitmen atau dukungan dari
semua pihak (sumber daya manusia) mengenai visi, misi lembaga pendidikan, sasaran
penyelenggaraan pendidikan, dan upaya-upaya pencapaiannya. Dengan manajemen
strategi, organisasi bisa memiliki gambaran menyeluruh atas organisasinya. Gambaran
menyeluruh ini bisa diibaratkan dengan kita yang menggunakan kamera. Bukan hanya
diri kita yang terpantau, tetapi juga pihak-pihak disekitar kita, baik yang berhubungan
langsung dan berpengaruh dengan kita maupun yang tidak langsung.
Strategi pendidikan perlu dirancang agar mampu menjangkau alternatif jangka
panjang yang mampu menghasilkan perubahan yang signifikan bagi masa depan bangsa,
memupuk watak yang mandiri, serta tekad peserta didik untuk memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif terhadap bangsa ini. Dalam hal ini akan dikemukakan
beberapa rumusan strategi mengenai substansi dan metodologi pendidikan serta beberapa
rumusan strategi lainnya mengenai organisasi dan manajemen pendidikan nasional.
Rumusan strategi tersebut yaitu strategi umum pendidikan nasional, strategi pokok
pembangunan pendidikan nasional, dan karakteristik strategi pendidikan.
Beberapa isu faktor-faktor strategis yang harus dipertimbangkan dalam
pengembangan strategi pendidikan masa depan yang meliupti pembenahan struktural
serta peningkatan kualitas dan relevansi.
Faktor-faktor yang yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan,
antara lain : perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi
masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Rochaety, Eti., Pontjorini Rahayuningsih dan Prima Gusti Yanti. Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2006.
13