Budidaya tanaman pangan yaitu kegiatan menanam tanaman yang dapat menjadi
sumber karbohidrat utama dan protein yang dilakukan pada suatu lahan, yang hasilnya
dapat dikonsumsi sendiri atau dijual kembali sebagai sumber penghasilan bagi petani atau
penanamnya. Dari pengertian budidaya tanaman tersebut, sebenarnya Indonesia adalah
negara penghasil tanaman pangan yang besar dahulunya. Namun, pada era sekarang ini
Indonesia justru mengimpor bahan makanan dari negara lain.
Pengolahan Lahan
1. Lahan yang akan digunakan harus bebas dari pencemaran limbah beracun
2. Sebelumnya lahan dibajak atau dicangkul agar tanah menjadi gembur sehingga perakaran
dapat berkembang secara optimal
3. Jika diperlukan, penyiapan lahan disertai dengan pengapuran, penambahan pupuk
otganik, pembenahan tanah atau teknik perbaikan kesuburan tanah
4. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan alat mesin
pertanian
Pada umumnya, benih tanaman pangan ditanam langsung tanpa melewati proses penyemaian
terlebih dahulu kecuali untuk budidaya padi. Sebaiknya pilih benih yang memiliki kualitas
unggul. Benih ditanam dengan cara ditugal (pelubangan pada tanah) sesuai jarak tanam yang
dianjurkan untuk setiap tanaman.
Standar penanaman :
Pemupukan
Pemupukan berfungsi untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi perkembangan dan
pertumbuhan tanaman. Biasanya setelah benih ditanam baru dilakukan pemupukan. Pupuk dapat
diaplikasikan sekaligus saat tanam atau diberikan secara bertahap. Pemupukan harus dilakukan
secara tepat baik cara aplikasinya, jenis pupuknya, dosis aplikasinya dan waktu aplikasinya.
Standar pemupukan :
1. Harus tepat waktu, yaitu diberikan sesuai kebutuhan, tahap tumbuh tanaman, dan kondisi
lapangan yang tepat
2. Tepat dosis, yaitu pupuk yang diberikan hasru sesuai dengan anjuran jangan terlalu
berlebihan atau terlalu kurang
3. Dan tepat cara aplikasi, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi
lapangan
Pemeliharaan Tanaman
1. Tanaman harus dipelihara sesuai dengan jenis tanamannya supaya tanaman dapat tumbuh
dan berproduksi maksimal serta dapat menghasilkan produk pangan yang bermutu tinggi
2. Tanaman harus dijaga supaya terlindung dari gangguan hewan ternak, hewan liar dan
hewan atau hama lainnya
Pengendalian OPT atau hama tanaman dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
pestisida. Kalau menggunakan pestisida, pengendalian OPT harus dilakukan dengan tepat jenis,
tepat mutu, tepat dosis, tepat dosis/konsentrasi, tepat sasaran, tepat waktu serta tepat aplikasi dan
tepat cara.
Penggunaan pestisida untuk pengendalian OPT dan hama harus sesuai standar berikut :
1. Penggunaan pestisida harus memenuhi 6 (enam) kriteria tepat yaitu tepat jenis, tepat
dosis, tepat mutu, tepat waktu, tepat dosis/konsentrasi, tepat sasaran, serta tepat cara dan
alat aplikasi.
2. Pestisida sebaiknya digunakan seminimal mungkin agar tidak meninggalkan residu (sisa
bahan kimia) pada hasil panen
3. Diusahakan untuk menggunakan pestisida hayati, karena pestisida hayati mudah terurai
dan tidak meninggalkan residu pada hasil panen
4. Penggunaan pestisida diusahakan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
pekerja (dengan menggunakan pakaian pelindung atau sarung tangan)
5. Pestisida yang residunya berbahaya bagi kehidupan manusia tidak boleh diaplikasikan
menjelang panen atau saat panen
Standar panen :
1. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada umur dan waktu yang tepat sehingga kualitas
hasil produk tanaman pangan dapat maksimal pada saat dikonsumsi
2. Penentuan saat panen yang tepat mengikuti standar yang berlaku
3. Cara pemanenan tanaman pangan harus sesuai dengan teknik untuk setiap jenis
tanaman sehingga akan diperoleh kualitas hasil panen yang tinggi, tidak rusak, tetap
segar dalam waktu lama dan meminimalkan persentase kehilangan hasil
4. Wadah yang akan digunakan untuk tempat hasil panen harus disimpan di tempat
yang aman
http://ptnasa.net/blog/budidaya-tanaman-pangan/