Anda di halaman 1dari 4

Tahapan Proses Produksi Budidaya Tanaman Pangan di Bidang Pertanian

Tahapan Budidaya Tanaman Pangan Tahapan proses dalam produksi budi daya tanaman
pangan terdiri dari pengolahan lahan, persiapan benih dan penanaman, pemupukan,
pemeliharaan, pengendalian organisme pengganggu tanaman, hingga proses pemanenan.

1. Pengolahan Lahan

Lahan yang siap untuk ditanami adalah lahan yang sudah diolah terlebih dahulu dengan
cara dibajak, lalu dihaluskan sampai gembur. Pembajakan lahan dapat dilakukan secara
manual, dicangkul, dibajak menggunakan bantuan hewan, hingga dengan traktor. Berikut ini
standar penyiapan lahan yang harus dipenuhi:

• Lahan harus bebas dari pencemaran limbah beracun


• Pengolahan lahan dilakukan dengan baik agar struktur tanah menjadi gembur
sekaligus beraerasi baik. Dengan demikian, akar tanaman pangan dapat
berkembang secara optimal.
• Pengolahan lahan dapat dilakukan secara tradisional atau memanfaatkan mesin
pertanian.
• Pengolahan lahan tidak menyebabkan erosi tanah, longsor, atau kerusakan sumber
daya lahan.
• Pengolahan lahan termasuk upaya pelestarian sumber daya lahan sekaligus sebagai
tindakan sanitasi serta penyehatan lahan.
• Bila diperlukan, pengolahan bisa disertai dengan pengapuran lahan, penambahan
bahan organik, pembenahan tanah, serta menerapkan teknik perbaikan kesuburan
tanah.

2.Persiapan Benih dan Penanaman


Persiapan benih penting dilakukan agar budi daya tanaman pangan menghasilkan produk
yang berkualitas. Ketika memilih benih, tentukan yang punya kualitas terbaik. Ciri benih
yang baik adalah benih dari varietas unggul, benihnya sehat, memiliki vigor (sifat benih)
yang baik, dan tidak memiliki atau menularkan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan benih sekaligus
penanamannya: Khusus untuk padi, benih harus melalui proses penyemaian terlebih
dahulu, sedangkan benih tanaman pangan lainnya umumnya bisa langsung ditanam. Untuk
daerah endemis dan eksplosif, lakukan pencegahan serangan OPT. Caranya, benih yang
akan ditanam diberi perlakuan yang sesuai (seed treatment) Penanaman harus dilakukan

1
saat musim tanam yang tepat. Penanaman juga bisa mengikuti jadwal tanam sesuai
manajemen produksi tanaman yang bersangkutan. Penanaman benih dilakukan dengan
mengikuti teknik budi daya yang dianjurkan. Perhatikan jarak tanam dan kebutuhan benih
per hektar, sesuaikan pula dengan persyaratan spesifik untuk setiap jenis tanaman, varietas,
sekaligus tujuan penanaman. Lakukan antisipasi agar tanaman tidak mengalami kekeringan,
banjir, atau faktor abiotik lain. Waktu atau tanggal penanaman sebaiknya dicatat demi
memudahkan jadwal pemeliharaan, penyulaman, hingga pemanenan.

3. Pemupukan Tanaman

Tujuan pemupukan adalah memberi nutrisi pada tanaman agar bisa tumbuh dan
berkembang dengan optimal. Pemupukan harus dilakukan secara tepat, dengan
memperhatikan ketepatan jenis, mutu, waktu, dosis, hingga cara pemupukannya.

Pertama, tepat jenis: pupuk harus mengandung unsur hara makro dan mikro yang
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi kesuburan tanah.

Kedua, tepat mutu: pupuk yang digunakan harus memiliki mutu yang baik dan sesuai
standar.

Ketiga, tepat waktu: pupuk diberikan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan stadia/fase
pertumbuhan tanaman dan kondisi lapangan.

Keempat, tepat dosis: pupuk diberikan sesuai dengan jumlah yang dianjurkan.

Kelima, tepat cara: aplikasi pemberian pupuk sesuai dengan tanaman dan kondisi tanah.

Selain itu, pemberian pupuk juga sebaiknya mengacu pada analisis kesuburan tanah dan
tanaman. Analisis ini lazimnya dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Selanjutnya, langkah-langkah pemberian pupuk yang benar adalah sebagai berikut:

Penyemprotan pupuk cair secara langsung pada tanaman (foliar spray) tidak meninggalkan
residu zat kimia berbahaya, terutama ketika sudah dipanen.

• Dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik yang disesuaikan dengan kebutuhan


tanaman dan kondisi tanah.
• Penggunaan pupuk tidak mengakibatkan pencemaran air, baik itu air tanah, air
permukaan (sungai, waduk, bendungan), maupun air baku untuk konsumsi.
• Pupuk berupa limbah kotoran manusia harus diberi perlakuan yang sesuai sebelum
digunakan

2
4.Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman (mengganti tanaman mati/rusak),


dan pembumbunan (tanah digundukkan di pangkal batang tanaman). Setiap tanaman
memiliki kekhasan masing-masing. Pemeliharaan harus dilakukan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan spesifik tanaman pangan. Hal ini berguna agar tanaman dapat
tumbuh secara optimal dan menghasilkan produk pangan bermutu tinggi. Pemeliharaan juga
dilakukan dengan menjaga tanaman agar terhindar dari gangguan hewan, baik hewan liar,
ternak, atau hewan lainnya.

5. Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT)

Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida. Kendati demikian,


pestisida yang digunakan mesti seminimal mungkin untuk mengurangi residu ketika
tanaman dipanen. Karena itulah, dianjurkan untuk menggunakan pestisida hayati yang
mudah terurai, tidak meninggalkan residu, serta tidak berbahaya bagi manusia dan ramah
lingkungan.

Standar penggunaan pestisida dalam budidaya tanaman adalah sebagai berikut.

Pertama, penggunaan pestisida harus tepat jenis, tepat dosis, tepat mutu, tepat konsentrasi,
tepat waktu, tepat sasaran, serta tepat cara dan alat yang dipakai.

Kedua, penggunaan pestisida tidak membahayakan kesehatan pekerja. Pekerja disarankan


memakai pakaian pelindung khusus saat mengaplikasikan pestisida.

Ketiga, penggunaan pestisida harus ramah lingkungan dan tidak memberikan dampak
negatif pada biota tanah dan biota air.

Keempat, tata cara aplikasi pestisida harus sesuai dengan aturan yang tertera pada
labelnya.

Kelima, pestisida dengan residu berbahaya bagi manusia dilarang diaplikasikan menjelang
atau saat panen.

Selanjutnya, penggunaan pestisida juga harus mengikuti standar pengendalian OPT seperti
berikut:

• Penggunaan pestisida harus dicatat jenisnya, dosis, konsentrasi, waktu, serta cara
aplikasinya.

3
• Pencatatan penggunaan pestisida harus mencakup nama pestisida, lokasi,
waktu/tanggal aplikasi, nama distributor, dan nama operator atau orang yang
bertugas menyemprot pestisida.
• Catatan tersebut minimal digunakan selama tiga tahun.

6. Panen dan Pasca Panen

Tahap akhir dari proses budi daya tanaman pangan adalah panen. Pemanenan tanaman
pangan harus dilakukan pada waktu yang tepat agar kualitas hasil produk tanaman pangan
juga optimal ketika dikonsumsi.

Selain itu, Penentuan masa panen yang tepat berbeda untuk setiap tanaman pangan dan
harus mengikuti standar yang berlaku. Standar panen yang baik adalah sebagai berikut:

• Cara pemanenan harus sesuai dengan teknik dan anjuran baku untuk setiap jenis
tanaman pangan. Dengan demikian, hasil panen akan memiliki mutu tinggi, tidak
rusak, segar dalam waktu lama, dan risiko tingkat kehilangan panen pun bisa ditekan
seminimal mungkin.
• Panen dapat dilakukan secara manual atau memanfaatkan mesin pertanian.
• Wadah atau kemasan yang akan dipakai harus disimpan di tempat yang aman untuk
mencegah kontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai