Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Topik 5: Strategi Pemanenan

dan Pasca Panen

Dasar Pemanenan Pertanian Organik


Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi
merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk
penyimpanan dan pemasaran.

Secara umum, tujuan dari panen adalah untuk:

1. Mengumpulkan hasil pertanian yang telah mencapai tingkat kematangan yang


optimal.
2. Menjaga kualitas hasil panen agar tetap baik.
3. Mendapatkan hasil panen yang maksimal.

Pada pertanian organik, tujuan panen juga untuk:

1. Menjaga kesuburan tanah dan lingkungan.


2. Menjaga kesehatan manusia dan lingkungan.
3. Menjaga keseimbangan ekosistem.

Kondisi yang Harus Diperhatikan dalam Menentukan


Metode Pemanenan
Panen saat masak fisiologis adalah panen yang dilakukan pada saat benih tanaman telah
mencapai tingkat kematangan yang optimal, baik dari segi fisik maupun fisiologis.

Kondisi optimal benih saat masak fisiologis meliputi:

1. Kadar air: Kadar air benih saat masak fisiologis berkisar antara 60-70%.
2. Ukuran: Ukuran benih saat masak fisiologis sudah mencapai ukuran maksimalnya.
3. Warna: Warna benih saat masak fisiologis sudah mencapai warna optimalnya.
4. Tekstur: Tekstur benih saat masak fisiologis sudah keras dan tidak mudah pecah.
5. Kecambahan: Kecambah benih saat masak fisiologis sudah mencapai 80-90%.
Prosedur identifikasi kondisi optimal benih saat masak fisiologis meliputi:

1. Kadar air: Kadar air benih dapat diukur dengan menggunakan alat moisture meter.
2. Ukuran: Ukuran benih dapat diukur dengan menggunakan alat ukur.
3. Warna: Warna benih dapat dilihat secara langsung.
4. Tekstur: Tekstur benih dapat diraba secara langsung.
5. Kecambahan: Kecambah benih dapat diuji dengan metode uji kecambah.

Metode Pemanenan Pertanian Organik: Identifikasi


Waktu Pemanenan yang Tepat
Ciri tanaman memasuki masak fisiologis dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang
terjadi pada tanaman, baik secara fisik maupun fisiologis. Perubahan-perubahan tersebut
meliputi:
1. Kadar air: Kadar air tanaman akan menurun seiring dengan meningkatnya
kematangan fisiologis.
2. Ukuran: Ukuran tanaman akan mencapai ukuran maksimalnya.
3. Warna: Warna tanaman akan berubah menjadi warna yang lebih tua atau lebih
cerah.
4. Tekstur: Tekstur tanaman akan menjadi lebih keras atau lebih lunak.
5. Kematangan benih: Benih tanaman akan mencapai tingkat kematangan yang
optimal.

Buah klematerik adalah buah yang proses pemasakannya dikendalikan oleh faktor
internal tanaman seperti tomat, apel, mangga, pisang, durian. Ciri-ciri buah klematerik
meliputi:

1. Proses pemasakannya terus berlangsung setelah buah dipetik.


2. Buah yang matang akan terus matang jika disimpan dalam kondisi yang sesuai.
3. Buah yang matang akan mengalami perubahan warna, tekstur, dan rasa.

Buah non klematerik adalah buah yang proses pemasakannya dikendalikan oleh faktor
eksternal berupa suhu dan cahaya seperti jambu air, pepaya, strawberry, anggur. Ciri-ciri
buah non klematerik meliputi:

1. Proses pemasakannya akan berhenti setelah buah dipetik.


2. Buah yang matang akan cepat membusuk jika disimpan dalam kondisi yang tidak
sesuai.
3. Buah yang matang tidak akan mengalami perubahan warna, tekstur, dan rasa.
Metode Pemanenan Pertanian Organik: Menetapkan
Alat Panen yang Sesuai dengan Jenis Tanaman

Alat panen adalah alat yang digunakan untuk memetik atau memotong hasil pertanian
yang telah mencapai tingkat kematangan yang optimal. Alat panen memiliki fungsi untuk:

1. Memudahkan dan mempercepat proses panen


2. Menjaga kualitas hasil panen agar tetap baik
3. Mengurangi kerusakan hasil panen

Alat panen dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai jenis:

1. Berdasarkan jenis tanaman: alat panen untuk tanaman semusim (sabit, cangkul,
kored, garpu tanah) dan alat panen untuk tanaman tahunan (gergaji, kampak,
kapak, parang)
2. Berdasarkan ukuran tanaman: alat panen untuk ukuran kecil (gunting pangkas,
pisau) dan untuk tanaman ukuran besar (traktor)
3. Berdasarkan cara kerja: alat panen manual (sabit, cangkul, gergaji) dan alat panen
mesin (traktor)

Identifikasi jenis peralatan panenan tanaman dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri
berikut:

1. Jenis tanaman yang dipanen


2. Ukuran tanaman
3. Cara kerja alat

Metode Pemanenan Pertanian Organik: Teknik


Pemanenan yang Efektif dan Tepat

Syarat untuk menentukan teknik panen adalah sebagai berikut:

1. Jenis tanaman
2. Ukuran tanaman
3. Sifat fisiologis tanaman
4. Tujuan panen
5. Faktor-faktor lingkungan

Berdasarkan cara kerjanya, teknik panen dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Teknik panen manual

Teknik panen manual dilakukan dengan menggunakan alat panen manual, seperti
sabit, cangkul, gunting, dan pisau. Teknik panen manual lebih cocok untuk
tanaman yang berukuran kecil atau tanaman yang tidak terlalu banyak dipanen.

2. Teknik panen mesin

Teknik panen mesin dilakukan dengan menggunakan alat panen mesin, seperti
traktor, combine harvester, dan mesin pemanen buah. Teknik panen mesin lebih
cocok untuk tanaman yang berukuran besar atau tanaman yang dipanen dalam
jumlah yang banyak.

Penanganan Tanaman Organik Saat Pemanenan


Pemanenan adalah kegiatan memetik atau memotong hasil pertanian yang telah mencapai
tingkat kematangan yang optimal. Prosedur melakukan pemanenan secara umum
meliputi hal-hal berikut:
1. Persiapan
a. Menentukan waktu panen
b. Mempersiapkan alat panen
c. Mempersiapkan wadah
2. Pemanenan
a. Teknik panen tebas
b. Teknik panen gunting
c. Teknik panen sabit
d. Teknik panen mesin
3. Penanganan hasil panen
a. Pembersihan
b. Sortasi
c. Pencucian
d. Pengeringan
e. Penyimpanan
Dasar Pasca Panen Pertanian Organik
Penanganan hasil panen adalah kegiatan yang dilakukan setelah panen untuk menjaga
kualitas dan kuantitas hasil panen. Tujuan penanganan hasil panen adalah untuk menjaga
kualitas hasil panen, meningkatkan kuantitas hasil panen, dan mempermudah proses
pengolahan dan pemasaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan hasil panen meliputi:


1. Jenis tanaman
2. Ukuran hasil panen
3. Keadaan hasil panen
4. Tujuan penanganan hasil panen
5. Faktor lingkungan

Prinsip dan Cara Menentukan Penanganan Hasil Panen


Prinsip penanganan hasil panen adalah menjaga kualitas dan kuantitas hasil panen.
Teknik penanganan hasil panen yang tepat, seperti:
1. Pembersihan
2. Sortasi
3. Pencucian
4. Pengeringan
5. Penyimpanan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan hasil panen meliputi jenis tanaman,


keadaan hasil panen, tujuan penyimpanan, dan faktor lingkungan. Berdasarkan
faktor-faktor tersebut, dapat ditentukan cara penyimpanan hasil panen yang tepat,
seperti tempat penyimpanan, kemasan, suhu penyimpanan, kelembaban penyimpanan.

Lama penyimpanan hasil panen tergantung pada jenis tanaman, keadaan hasil panen, dan
cara penyimpanan. Berikut adalah beberapa contoh lama penyimpanan hasil panen:

1. Buah-buahan:
a. pel: 2-4 minggu
b. Jeruk: 1-2 minggu
c. Pisang: 3-5 hari
2. Sayur-sayuran:
a. Bawang merah: 1-2 bulan
b. Bawang putih: 6-8 bulan
c. Kentang: 2-3 bulan
3. Biji-bijian:
a. Padi: 1-2 tahun
b. Jagung: 6-8 bulan
c. Kedelai: 1-2 tahun

Proses Penanganan Hasil Panen


Penanganan hasil panen adalah kegiatan yang dilakukan mulai dari saat panen hingga
produk hasil panen siap untuk dikonsumsi atau dijual. Penanganan produk hasil panen di
areal penanaman meliputi kegiatan-kegiatan berikut:
1. Pemanenan
2. Pemulihan tanaman
3. Pengolahan tanah
Pengumpulan produk hasil panen adalah kegiatan untuk mengumpulkan hasil panen dari
lahan. Pengumpulan produk hasil panen dapat dilakukan dengan cara manual atau
menggunakan alat-alat pertanian.
Sortasi produk hasil panen adalah kegiatan untuk memisahkan produk hasil panen
berdasarkan ukuran, bentuk, warna, dan kualitas.
Pembersihan produk hasil panen adalah kegiatan untuk menghilangkan kotoran, tanah,
atau sisa-sisa tanaman dari produk hasil panen.
Pengeringan produk hasil panen adalah kegiatan untuk menurunkan kadar air dalam
produk hasil panen.
Pengemasan produk hasil panen adalah kegiatan untuk membungkus produk hasil panen
untuk memudahkan penyimpanan, transportasi, dan penjualan.
Proses penanganan hasil panen dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
mesin. Pemilihan metode penanganan hasil panen yang tepat tergantung pada jenis
produk hasil panen, skala produksi, dan ketersediaan sumber daya.

Transportasi untuk Memindahkan Hasil Panen

Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk mengangkut barang atau orang dari satu
tempat ke tempat lain. Penggunaan alat angkut sangat penting dalam kegiatan
transportasi, termasuk dalam mengangkut hasil panen. Alat angkut dapat membantu
mengangkut hasil panen dalam jumlah yang besar dan dalam jarak yang jauh dengan lebih
mudah dan cepat. Dalam menentukan alat angkut yang akan digunakan untuk
mengangkut hasil panen, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Jenis hasil panen
2. Jarak tempuh
3. Kondisi medan
4. Biaya
Ada berbagai jenis alat angkut yang dapat digunakan dalam mengangkut hasil panen,
yaitu traktor, truk, kapal, dan kereta api. Berikut adalah beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menggunakan alat transportasi:
1. Periksa kondisi alat transportasi sebelum digunakan
2. Pakai perlengkapan keselamatan
3. Pahami cara pengoperasian alat transportasi
4. Gunakan alat transportasi dengan hati-hati

Prinsip Penyimpanan Hasil Panen


Penyimpanan hasil tani adalah kegiatan untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil tani
agar tetap baik dan dapat bertahan lama. Tujuannya untuk menyediakan hasil tani dalam
jumlah yang cukup dan membantu stabilisasi harga hasil tani.
Lama penyimpanan hasil panen tergantung pada jenis hasil tani dan tujuan
penyimpanannya. Beberapa jenis hasil tani, seperti beras, gandum, dan jagung, dapat
disimpan dalam waktu yang lama, yaitu hingga beberapa tahun. Sementara itu, beberapa
jenis hasil tani lainnya, seperti buah dan sayuran, hanya dapat disimpan dalam waktu yang
singkat, yaitu hingga beberapa hari atau beberapa minggu.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi penyimpanan hasil benih:
1. Jenis buah
2. Kualitas benih
3. Kelembaban
4. Suhu
5. Pencahayaan
6. Gas
7. Serangga dan hama

Metode Penyimpanan Hasil Panen


Peralatan untuk menyimpan hasil panen dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Peralatan untuk penanganan hasil panen, digunakan untuk mengumpulkan,
memindahkan, dan membersihkan hasil panen seperti karung, keranjang, gerobak,
truk, dan traktor.
2. Peralatan untuk penyimpanan hasil panen, digunakan untuk melindungi hasil panen
dari kerusakan seperti gudang, bangunan penyimpanan, ruang pendinginan, dan
ruang pengeringan.

Metode penyimpanan hasil panen dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Penyimpanan kering, metode penyimpanan hasil panen dengan cara menurunkan
kadar air hasil panen hingga mencapai tingkat yang aman seperti menyimpan
biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian.
2. Penyimpanan dingin, metode penyimpanan hasil panen dengan cara menurunkan
suhu hasil panen hingga mencapai tingkat yang aman seperti menyimpan buah dan
sayuran.

Penyimpanan hasil panen bersertifikasi adalah penyimpanan hasil panen yang


memenuhi persyaratan tertentu, seperti kualitas hasil panen, kebersihan hasil panen, dan
kemanan hasil panen.

Ruang penyimpanan hasil panen harus memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Kering dan sejuk


2. Bersih dan berventilasi baik
3. Terlindungi dari faktor-faktor yang dapat merusak hasil panen seperti hama,
penyakit, cuaca.

Proses Pemasaran Palawija Organik


Pasar konsumen (consumer’s market) adalah pasar yang terdiri dari individu-individu
yang membeli produk atau jasa untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga. Pasar
konsumen terdiri dari berbagai macam individu dengan berbagai macam kebutuhan dan
keinginan.
Pemasaran adalah proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan
mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Unsur-unsur dalam pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi.
Pemasaran menghadapi berbagai macam tantangan, antara lain:
1. Persaingan
2. Perubahan teknologi
3. Perubahan demografi
4. Ketidakpastian ekonomi
Beberapa strategi pemasaran yang umum digunakan, antara lain:
1. Strategi diferensiasi, untuk membuat produk atau jasa perusahaan unik dan
berbeda dari produk atau jasa pesaing.
2. Strategi fokus, untuk melayani segmen pasar yang spesifik.
3. Strategi kepemimpinan biaya, untuk menjadi produsen dengan biaya terendah di
industri.
Referensi

https://puspari.lppm.uns.ac.id/wp-content/uploads/sites/7/2020/09/FullBook-Pengemban
gan-Kawasan-Pertanian_.pdf
https://repositori.kemdikbud.go.id/17508/1/MODUL%20MELAKUKAN%20PANEN.pdf
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/penanganan_pasca_panen_hasil
_pertanian.pdf
https://pu.go.id/pustaka/storage/biblio/file/pedoman-cara-bercocok-tanam-palawija-pad
a-lahan-lahan-beririgasi-97DJJ.pdf

Anda mungkin juga menyukai