1. Kadar air: Kadar air benih saat masak fisiologis berkisar antara 60-70%.
2. Ukuran: Ukuran benih saat masak fisiologis sudah mencapai ukuran maksimalnya.
3. Warna: Warna benih saat masak fisiologis sudah mencapai warna optimalnya.
4. Tekstur: Tekstur benih saat masak fisiologis sudah keras dan tidak mudah pecah.
5. Kecambahan: Kecambah benih saat masak fisiologis sudah mencapai 80-90%.
Prosedur identifikasi kondisi optimal benih saat masak fisiologis meliputi:
1. Kadar air: Kadar air benih dapat diukur dengan menggunakan alat moisture meter.
2. Ukuran: Ukuran benih dapat diukur dengan menggunakan alat ukur.
3. Warna: Warna benih dapat dilihat secara langsung.
4. Tekstur: Tekstur benih dapat diraba secara langsung.
5. Kecambahan: Kecambah benih dapat diuji dengan metode uji kecambah.
Buah klematerik adalah buah yang proses pemasakannya dikendalikan oleh faktor
internal tanaman seperti tomat, apel, mangga, pisang, durian. Ciri-ciri buah klematerik
meliputi:
Buah non klematerik adalah buah yang proses pemasakannya dikendalikan oleh faktor
eksternal berupa suhu dan cahaya seperti jambu air, pepaya, strawberry, anggur. Ciri-ciri
buah non klematerik meliputi:
Alat panen adalah alat yang digunakan untuk memetik atau memotong hasil pertanian
yang telah mencapai tingkat kematangan yang optimal. Alat panen memiliki fungsi untuk:
1. Berdasarkan jenis tanaman: alat panen untuk tanaman semusim (sabit, cangkul,
kored, garpu tanah) dan alat panen untuk tanaman tahunan (gergaji, kampak,
kapak, parang)
2. Berdasarkan ukuran tanaman: alat panen untuk ukuran kecil (gunting pangkas,
pisau) dan untuk tanaman ukuran besar (traktor)
3. Berdasarkan cara kerja: alat panen manual (sabit, cangkul, gergaji) dan alat panen
mesin (traktor)
Identifikasi jenis peralatan panenan tanaman dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri
berikut:
1. Jenis tanaman
2. Ukuran tanaman
3. Sifat fisiologis tanaman
4. Tujuan panen
5. Faktor-faktor lingkungan
Berdasarkan cara kerjanya, teknik panen dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Teknik panen manual dilakukan dengan menggunakan alat panen manual, seperti
sabit, cangkul, gunting, dan pisau. Teknik panen manual lebih cocok untuk
tanaman yang berukuran kecil atau tanaman yang tidak terlalu banyak dipanen.
Teknik panen mesin dilakukan dengan menggunakan alat panen mesin, seperti
traktor, combine harvester, dan mesin pemanen buah. Teknik panen mesin lebih
cocok untuk tanaman yang berukuran besar atau tanaman yang dipanen dalam
jumlah yang banyak.
Lama penyimpanan hasil panen tergantung pada jenis tanaman, keadaan hasil panen, dan
cara penyimpanan. Berikut adalah beberapa contoh lama penyimpanan hasil panen:
1. Buah-buahan:
a. pel: 2-4 minggu
b. Jeruk: 1-2 minggu
c. Pisang: 3-5 hari
2. Sayur-sayuran:
a. Bawang merah: 1-2 bulan
b. Bawang putih: 6-8 bulan
c. Kentang: 2-3 bulan
3. Biji-bijian:
a. Padi: 1-2 tahun
b. Jagung: 6-8 bulan
c. Kedelai: 1-2 tahun
Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk mengangkut barang atau orang dari satu
tempat ke tempat lain. Penggunaan alat angkut sangat penting dalam kegiatan
transportasi, termasuk dalam mengangkut hasil panen. Alat angkut dapat membantu
mengangkut hasil panen dalam jumlah yang besar dan dalam jarak yang jauh dengan lebih
mudah dan cepat. Dalam menentukan alat angkut yang akan digunakan untuk
mengangkut hasil panen, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Jenis hasil panen
2. Jarak tempuh
3. Kondisi medan
4. Biaya
Ada berbagai jenis alat angkut yang dapat digunakan dalam mengangkut hasil panen,
yaitu traktor, truk, kapal, dan kereta api. Berikut adalah beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menggunakan alat transportasi:
1. Periksa kondisi alat transportasi sebelum digunakan
2. Pakai perlengkapan keselamatan
3. Pahami cara pengoperasian alat transportasi
4. Gunakan alat transportasi dengan hati-hati
Metode penyimpanan hasil panen dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Penyimpanan kering, metode penyimpanan hasil panen dengan cara menurunkan
kadar air hasil panen hingga mencapai tingkat yang aman seperti menyimpan
biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian.
2. Penyimpanan dingin, metode penyimpanan hasil panen dengan cara menurunkan
suhu hasil panen hingga mencapai tingkat yang aman seperti menyimpan buah dan
sayuran.
https://puspari.lppm.uns.ac.id/wp-content/uploads/sites/7/2020/09/FullBook-Pengemban
gan-Kawasan-Pertanian_.pdf
https://repositori.kemdikbud.go.id/17508/1/MODUL%20MELAKUKAN%20PANEN.pdf
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/penanganan_pasca_panen_hasil
_pertanian.pdf
https://pu.go.id/pustaka/storage/biblio/file/pedoman-cara-bercocok-tanam-palawija-pad
a-lahan-lahan-beririgasi-97DJJ.pdf