OLEH :
EGGY CHRISTOFLE PRATAMA MANURUNG
180301189
AGROTEKNOLOGI 4
FAKULTAS PERTANIAN
2019
Masalah : Penurunan Produksi Tanaman akibat pemupukan yang tidak
tepat.
Indonesia merupakan salah satu negara produsen kelapa sawit yang terus
Indonesia selama sepuluh tahun terakhir terus meningkat hingga mencapai 10.01
juta hektar pada tahun 2013 dan merupakan perkebunan kelapa sawit yang terluas
di dunia. Demikian pula produksinya pada tahun 2013 mencapai 27.74 juta ton
produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar antara 40- 60% dari
biaya pemeliharaan tanaman secara keseluruhan atau sekitar 24% dari total biaya
produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang optimal serta menghasilkan minyak
(Adiwiganda, 2007).
diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk
antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang
dihasilkan. Agar kebutuhan tanaman atas unsur hara dapat tercukupi dengan tepat
maka sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan
(Pahan 2008).
Pemupukan yang efektif dan efisien dapat dicapai jika dilakukan dengan
tepat jenis dan dosis pupuk, cara pemberian pupuk, waktu pemupukan, tempat
salah satu faktor penting yang berperan untuk mencapai produktivitas yang tinggi,
pemupukan kelapa sawit yang baik harus mengacu pada konsep efektifitas dan
memperhatikan 5 faktor, diantaranya: tepat jenis, tepat dosis, tepat frekuensi, tepat
Untuk itu perlu dilakukan pemupukan dengan teknik dan tahapan yang
benar.
Pemupukan kelapa sawit yang baik dan benar harus sesuai dengan 5 T
yaitu :
1. Tepat Jenis
2. Tepat Dosis
3. Tepat Waktu
Pupuk buah sawit yang diberikan harus sesuai dengan waktu atau
tenaga kerja.
5. Tepat Sasaran
pupuk, tenaga kerja harus terlatih dan tidak boleh diganti-ganti dengan
berasal dari tenaga kerja perawatan (pekerja harian lepas) yang sudah
meningkatkan produksi.
5. Pemupukan kelapa sawit yang baik dan benar harus sesuai dengan