I. PENDAHULUAN
masyarakat di Indonesia. Hasil dari pengolahan buah kelapa sawit yaitu minyak
sawit nabati (Crude Palm Oil) yang berpotensi dalam pasar ekspor perdagangan
negara yang sangat potensial, karena mampu menempati urutan teratas dari
cukup besar mencapai 1.199.407 ha yang terdiri dari 286.058 ha milik BUMN
sebagai inti dan 898.947 ha milik perkebunan swasta. Produksi tandan buah
segar (TBS) 13.398.348 ton pada tahun 2018 (Dinas Perkebunan Provinsi
dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara didalam tanah.
harus memberikan jaminan produksi yang tinggi, konsisten, dan lestari (Pahan,
2010).
dan air yang cukup. Unsur hara yang mendapat perhatian dalam pemupukan
diharapkan tersedia cukup dalam tanah, Ketersediaan hara yang rendah dapat
dan akan baru terasa setelah 2 atau 3 tahun kemudian. Pemupukan sangat erat
hubungannya dengan faktor lingkungan sumber daya alam seperti iklim, tanah.
harus tepat yaitu: tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu, tepat cara. Pemupukan
(Sastrosayono, 2008).
Kelapa sawit dengan menggunakan kaidah 4T ( tepat jenis, tepat dosis, tepat
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan berjalan dengan baik,
maka perlu adanya batasan masalah pada penelitian ini. Penelitian ini dibatasi
kelapa sawit.
bermanfaat tentang evaluasi pemupukan kelapa sawit yang timbul dari penelitian
3
yang baru. Taksonomi dari kelapa sawit yang umum di terima sekarang ini
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Angiospermae
paleman (palmae atau Arecaceae) arah tumbuhnya hanya satu arah Monopodial
dan hanya memiliki satu titik tumbuh. Apabila titik tumbuh ini ditebang, maka
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah iklim tropis
mm/tahun, lama penyinaran matahari 5-7 jam/hari, sangat baik untuk proses
penyerbukan. Dengan suhu ideal 24-28°C. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh
pada berbagai jenis tanah seperti padsolik, latosol, hidromorfik kelabu, Alluvial,
atau regosol. Akan tetapi, kemampuan produksi tanaman setiap tanah berbeda-
5
beda tergantung sifat fisik dan sifat fisik tanah. Tanaman yang mengandung
unsur hara dalam jumlah besar sangat baik untuk pertumbuhan vegetatif dan
B. Pemupukan
hasil yang maksimal. Sebelum menentukan dosis pupuk yang tepat, sebaiknya
ketersedian unsur-unsur yang ada di dalam tanah pada saat itu dapat diketahui
dan keadaan hara terakhir yang ada pada tanaman dapat diketahui juga.
tanaman terhadap jenis- jenis secara lebih tepat, sehingga dapat ditentukan
memperbaiki produksi dan kualitas yang akan di hasilkan. salah satu efek
dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya dapat
jumlah kebutuhan pupuk secara tepat disebabkan jumlah pohon saat penentuan
dengan jumlah dan kondisi pohon yang ada di lapangan, sehingga perlu
6
diadakan sensus pohon secara rutin untuk menentukan jumlah tanaman dan
keadaan blok.
Jenis pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit untuk tumbuh
dan kembangnya antara lain urea, TSP, KCl, Kiserit, dan boron. Pupuk urea
mengandung unsur Nitrogen (N), TSP mengandung unsur fosfat (P), KCl
mengandung unsur hara (K), kiserit mengandung unsur magnesium (Mg), dan
borat mengandung unsur boron (B). Tambahan unsur boron pada tanaman
kelapa sawit mutlak diperlukan karena bisa memperbaiki tandan buah segar
tanaman (Nurhakim,2014).
tanaman (cover crop ) hara yang terikat udara, serta potensi fisik dan kimia
tanah. Potensi fisik dan kimia tanah di indonesia sangat bervariasi. karena
peranan setiap unsur hara terhadap pertumbuhan dan produksi yang bagus
a. Nitrogen (N)
kerdil, daun yang tua berwarna hijau kekuninga, pelepah pendek, dan
kekuning kuningan.
b. Fosfor (P)
masih tidak jelas, namun masih bisa diketahui melalui analisis labortorium.
c. Kalium (K)
sangat berperan aktif dalam proses fisik serta fotosintesis dan transpirasi
unsur juga berperan katasilator dalam setiap proses biokimia yang penting
8
terutama pada tanah yang mengandung pasir tinggi serta pada tanah
bintik oranye (orange spotting) pada helai anak daun pelepah tertua,
kearah oranye. Pada saat mengalami defisiensi yang sangat berat daunya
2008).
d. Magnesium (Mg)
ini berperan dalam sistem enzim dam merupakan pembentuk utama zat
hijau daun (Chloropyl). Fungsi yang lain adalah unsur fosfor yang
tandan kecil sekali dan tidak secara langsung (Suwandi dan Fidber
mengarah ke kuning.
e. Boron (B)
ditandai adanya ujung helai daun yang membentuk sudut (hook leaf).
shatter), pelepah daun tidak membuka (blind leaf), dan anak daun menjadi
memendek.
2. Pelaksanaan Pemupukan
terputus- putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupuk ditutup kembali.
dilakukan harus sesuai dengan prinsip 4 T yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat
a. Tepat Jenis
b. Tepat Dosis
unsur hara pada tanaman atau tidak dapat tersedia didalam tanah.
c. Tepat Waktu
tanaman itu sendiri dan ketersediaan hara yanga ada di dalam tanah.
Hubungan diantar kedua faktor ini dapat bersifat langsung dan tidak
respon tanaman maka semakin banyak unsur hara dalam tanah yang
2007).
d. Tepat Cara
Pemberian pupuk dengan cara ditabur dengan merata dengan jarak 1,5
(Sastrosayono, 2003).
Prinsip utama dalam aplikasi pupuk adalah setiap jenis pupuk yang
diterima oleh setiap pokok tanaman harus sesuai dengan dosis yag telah di
pemupukan dosis per blok, Dapartemen Riset telah mengeluarkan biaya yang
sangant penting untuk di wujudkan prinsip utama di atas. Efektivitas dan efeinsi
adalah.
a. Jenis pupuk
mobilitas sedang.
mobilitas sedang.
12
mobilitas rendah.
5) Unsur Boron (B) merupakan unsur hara mikro yang memiliki mobilitas
sedikit.
b . Dosis Pupuk
faktor seperti produksi TBS aktual, proyeksi produksi TBS, umur tanaman, status
nutrisi tanaman, analisa daun dengan melakukan Leaf Sampling Unit (LSU),
observasi lapangan, dan data curah huja. Faktor-faktor tersebut harus dianalisa
c. Waktu Pemupukan
adalah curah hujan dan rotasi pemupukan yang dilakukan dua kali dalam
setahun.
terpenuhinya unsur hara. Curah hujan >250 mm perbulan tidak menjadi faktor
kegiatan konvervasi tanah dan air secara maksimal, interval rotasi pada jenis
pupuk sama, tidak boleh kurang dari dua bulan. Rotasi pertama sebaiknya
dilakukan pada januari-juni dan pada rotasi kedua juli-desember. Apabila rotasi
batang).
1) Asisten divisi yang di tunjuk koordinator Tim Unit Pupuk (TUP) membuat
RKH pupuk besok dan diserahkan kepada manager kebun serta bagian
3) Apel pagi & pengorganisasian anggota kerja serta absensi tenaga pupuk
rencana pada detail blok, dimulai dari collection road menuju collection
piringan
dari dalam blok dan tenaga langsir mengecek serta mengumpulkan goni
8) Pukul 14:00 WITA madnor pupuk, tenaga tabur, ecer, dan langsir pulang
pupuk
9) Pukul 16:00 – 17:00 WITA asisten divisi dan mandor pupuk berkumpul di
10) Asisten divisi membuat Rencana Kerja Harian (RKH) pemupukan untuk
pekerjaan besok.
15
bertepat di Desa klinjau Ulu Kecamatan muara ancalong Provinsi Kutai Timur .
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Alat tulis, pulpen, kamera,
laptop yang dilegkapi microsoft word & microsoft excel, bahan yang di gunakan
1. Sumber Data
a. Observasi
b. Data Primer
c. data sekunder
D. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah observasi di lapangan dengan
2. Peninjauan Lapangan
3. Pengambilan Data
4. Pengelolaan Data
olah dalam bentuk tabel menggunakan microsft word yang terdapat di laptop
E. Analisis Data
seanjutnya akan dibandingkan dengan standar aturan kerja dari setiap kegiatan
Data yang di peroleh berupa data primer dan data sekunder akan di analisis
80−16
¿
5
F
P= ×100 %
n
Keterangan :
P = Presentase
A. HASIL
sebagai berikut:
3 37 – 44 tahun 5 31,25%
Jumlah 16 100.00%
Berdasarkan tabel. 3 yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa
presentase 50,00%.
pemupukan yang sesuai dengan tepat tempat, tepat jenis, dan tepat
perlu di liat kembali dat curah hujan. Menurut Risza (2004),cara untuk
pada umur tanaman 3-8 tahun dengan cara ditabur di piringan dan dari
cara memperhitungkan sifat tanah dan sifat pupuk, dan unutk tepat waktu
pemupukan dipengaruhi oleh umur tanaman, jenis pupuk, sifat fisik tanah,
Cara Pemupukan
No Nama Responden P1 P2 P3
1 Rostiana 4 5 5
2 Marlianus 4 5 5
3 Yuliana 2 3 5
4 Daitun 3 4 4
5 Mardiana 4 4 4
6 Marselina 2 1 2
7 Desiani 3 3 3
8 Wanti rahayu 2 3 3
9 Elisabet 3 3 3
10 kristin 3 2 4
11 Agustina 4 4 4
12 Sangada 2 3 3
13 Binem 2 3 3
14 Yohana soo 4 3 4
15 Florentina 3 2 3
16 Yustina 2 3 4
JUMLAH 48 51 59
RATA-RATA 3 3,18 3,68
Keterangan (Ket) Pertanyaan 1 (P1) : mengetahui cara pelaksanaan pupuk
berdasarkan prinsip 4 tepat ?
23
tentang tata cara pelaksanaan pemupikan yang sesuai dengan prinsip 4 tepat,
b.Tempat Pemupukan
dengan ujung tanjuk pokok sawit. Dengan jarak 1,5-2 m dari pokok sawit.
Tempat Pemupukan
Tempat Pemupukan
N Nama responden P1 P2 P3
O
1 Rostiana 5 4 5
2 Marlianus 5 5 5
3 Yuliana 5 3 4
4 Daitun 5 3 3
5 Mardiana 4 3 4
6 Marselina 3 1 3
24
7 Desiani 4 3 2
8 Wanti rahayu 4 3 3
9 Elisabet 4 2 2
10 Kristin 5 3 2
11 Agustina 5 5 5
12 Sangada 3 2 2
13 Binem 4 3 2
14 Yohana soo 5 3 2
15 Florentina 4 3 2
16 Yustina 4 3 3
JUMLAH 69 49 49
RATA-RATA 4,31 3 3
Ket : P1 : Mengetahui tempat menaruh pupuk berdasarkan jenis pupuk ?
P2 : Mengetahui tujuan tempat pemupukan ?
P3 : Mengetahui pemupukan akan tidak efektif, apabila tempat
aplikasinya tidak tepat ?
Hasil pernyataan yang diperoleh dari responden pada Tabel 7
dari mandor dan asisten yang menyebutkan bahwa pupuk ditabur dilingkaran
c. Dosis Pemupukan
1 Rostiana 5 3 5 3
2 Marlianus 5 3 5 3
3 Yuliana 4 3 4 3
4 Daitun 4 4 5 4
5 Mardiana 4 3 4 3
6 Marselina 3 3 3 3
7 Desiani 4 3 4 3
8 Wanti rahayu 3 3 3 3
9 Elisabet 4 2 3 1
10 kristin 5 3 5 2
11 Agustina 4 3 4 3
12 Sangada 2 2 3 1
13 Binem 2 1 3 1
14 Yohana soo 5 3 5 2
15 Florentina 3 1 4 2
16 Yustina 3 1 3 4
JUMLAH 60 41 63 41
RATA-RATA 3,75 2,56 3,93 2,56
Ket : P1 : mengetahui dosis aplikasi pupuk berdasarkan jenis ppuknya ?
bahwa rata-rata 3,75 responden cukup tahu dosis pupuk berdasarkan jenis
cukup tahu alat yang akan digunakan untuk melakukan pemupukan kelapa sawit
sudah memenuhi kebutuhan, dan rata-rata 2,56 responden kurang tahu tentang
dosis pupuk yang dibutuhkan berdasarkan kondisi tanaman kelapa sawit yang
berbeda.
Dosis pupuk yang diberikan tanaman kelapa sawit menghasilkan telah sesuai
dengan rekomendasi pemupukan yang di ambil dari sampel daun, yaitu dengan
dosis 1,5 kg/untilan untuk satu pokok sawit yang diberikan kepada dan di
d. Jenis Pemupukan
oleh perusahaan, rata-rata 2,81 responden cukup tahu tentang jenis pupuk
digunakan perusahaan, dan rata-rata responden kurang tahu jenis pupuk yang di
menghasilkan.
e. Waktu Pemupukan
responden cukup tahu waktu pemupukan yang sesuai, rata-rata 1,68 responden
kurang tahu kapan jenis pupuk tertentu di butuhkan tanaman kelapa sawit
menghasilkan, dan rata-rata 2,93 cukup tahu tentang rotasi pemupukan tanaman
hanya mengikuti arahan dari asisten. Sedangkan untuk rotasi pemupukan hanya
sebagian mengatahui tentang rotasi pemupukan yang benar yaitu dua kali dalam
satu tahun, sisanya menyebutkan rotasi dalam setahun tiga kali dan ada juga
selama bulan januari-juni untuk rotasi pertama dan bulan juli-desember untuk
rotasi kedua.
B. Pembahasan
Hasil dari pengumpulan data primer dan data sekunder yang di peroleh
Davia Mandiri. Hasil penelitian yang telah di analisis selanjutnya akan di bahas
sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
29
dilakukan lebih efektif dan efisien. Hal ini didukung oleh penelitian sapariah
(2015), bahwa karyawan perempuan lebih banyak memperoleh hasil kinerja yang
atau persentase 50%. Hal ini diduga karena pada umur 36-42 tahun merupakan
umur yang memiliki jumlah tanggungan pengeluaran yang tinggi bagi karyawan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini didukung oleh Elrangga (2016)
relatif semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus di penuhi
ekonomi keluarganya.
50% atau 8 orang responden dari keseluruhan responden. Hal ini diduga bahwa
tidak memerlukan standar tingkat pendidikan yang tinggi tetapi lebih banyak
yang menjelaskan bahwa dalam hal pekerjaan produksi ini bukanlah faktor utama
pekerjaannya.
masa kerja 0-1 tahun paling banyak didapat dari responden dengan persentase
43,75% atau 7 orang responden. Hal ini diduga bahwa masa kerja karyawan di
masa kerja yang dimiliki karyawan idealnya tingkat keterampilan, kecekatan, dan
kemampuan dalam bekerja juga semakin meningkat yang pada akhirnya semua
produktivitas kerja.
2. Cara Pemupukan
jawaban hasil kuesioner dapat dikeatahui 66% responden cukup tahu bahwa
dan 74% tagu banyak tentang kerugian pemupukan bila tidak sesuai dengan
prinsip 4 tepat. Pada dasarnya SOP di PT. Cipta Davia Mandiri mengutamakan
dalam pemupukan dan juga kualitas dari pemupukan itu sendiri. Sehingga
jenis pupuk,dosis pupuk, waktu pemupukan, serta cara dan tempat pemupukan.
Hal ini didukung oleh kajian teori menurut pahan (2015) yang
harus tepat yaitu tepat dosis, tepat tabur, tepat jenis, dan tepat waaktu atau
frekuensi.
diberinya arahan kerja oleh asisten setiap akan melaksanakan pemupukan maka
karyawan dapat melaksanakan pemupukan sesua dengan prinsip 4 tepat. Hal ini
karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efesien dalam
setiap melakukan pemupukan. Hal ini didukung oleh kajian teori Risza (2004)
dari keterampilan, disiplin, dan sikap tenaga kerja karyawan pupuk dalam
70% responden tahu banyak tentang tempat pemupukan yang meliputi 86%
responden tahu banyak tentang tempat menaruh pupuk, 61% responden cukup
tahu pemupukan akan tidak efektif bila tempat menaruh pupuknya tidak tepat.
Hal ini berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang di jawab semua
ata di ujung tajuk pokok sawit sesuai dengan arahan asisten, sesuai dengan
oleh hasil wawancara mandor & asisten bahwa pupuk diaplikasikan dengan cara
ditabur di sekeliling piringan atau ujung tajuk tanaman agar hasil yang dicapai
aplikasi yang digunakan di Divisi 08 adalah dengan cara ditabur langsung pada
daerah piringan pohon atau disekitar bawah tajuk tanaman secara merata. Hal ini
berkaitan dengan kajian teori menurut Risza (2014) yang menjelaskan bahwa
33
efektivitas dan efesiensi pemupukan juga sangat bergantung dari upaya dalam
keadaan lingkungan, maka untuk tanaman remaja kurang dari 8 tahun, pupuk
4. Tepat Dosis
Berdasarkan pada tabel 8 hasil perhitungan rata rata dari jumlah seluruh
64% responden cukup tahu tentag dosis pemupukan yang meliputi 75%
responden tahu banyak tentag dosis pemupukan, 51% responden cukup sedikit
tahu tentang pentingnya dosis pupuk yang tepat, 79% responden tahu banyak
alat yang dipakai dalam pemupukan sudah sesuai kebutuhan, dan 51%
tanaman yang berbeda. Dari hasil kuesioner dan wawancara diperoleh jawaban
lapangan bahwa dosis pupuk yang diaplikasiakan adalah 1,5 kg/pokok telah
mengenai dosis pupuk yang diberikan oleh asisten adalah hasil rekomendasi
pupuk berdasarkan hasil analisa daun yang dikeluarkan oleh Dapartemen Riset,
sehingga ketepatan dosis dapat memenuhi kebutuhan unsur hara pokok sawit
menghasilkan.
sesuai dengan buku rekomendasi pemupukan dari asisten. Hal ini didukung oleh
34
pada setiap pokok sawit harus sesuai dengan dosis yang ditentukan dalam buku
dan analisis produksi. Oleh karena itu, ketepatan dan ketelitian aplikasi pupuk
dengan kajian teori menurut pahan (2008) yang menjelaskan bahwa untuk
dengan sistem untilan. Sistem untilan merupakan metode aplikasi pupuk dengan
membuat untilan pupuk dari goni berukuran 50 kg menjadi goni yang diisi sesuia
5. Tepat Jenis
59% responden cukup tahu tentan jenis pemupukan yang meliputi 81% tahu
banyak tentang jenis pupuk untuk TM, 56% responden cukup tahu tentang jenis
bahwa jenis Dolomite sesuai dengan pengamatan dilapangan bahwa jenis pupuk
yang diaplikasikan pada bulan ini sehingga jenis pupuk yang diaplikasikan tela
bahwa jenis pupuk yang diaplikasikan teah sesuai dengan buku rekomendasi
35
Pemupukan. Hal ini berkaitan dengan SOP perusahaan di PT. Cipta Davia
Sehingga diduga bahwa jenis pupuk yang akan diaplikasikan dilapangan telah
sesuai dengan kebutuhan tanaman, karena jenis pupuk yang digunakan telah
mengikuti buku rekomendasi pemupukan. Hal ini didukung oleh Sudraradja dkk.
6. Tepat Waktu
48% responden sedikit tehu tentang waktu pemupukan yang meliputi 50%
responden sedikit tahu tentang waktu pemupukan yang sesuai, 34% responden
tidak tahu kapan jenis pupuk tertentu dibutuhkan TM, dan 59% responden cukup
tahu tentang rotasi pemupukan dalam satu tahu. Karena dari hasil kuesioner dan
benar yaitu dua kali dalam satu tahun, sisanya menyebutkan rotasinya tiga kali
dalam setahun, dan ada juga yang menjawab tidak tahu jumlah rotasi
pemupukan dalam setahun. Hal ini wajar dikarenakan yang mengetahui waktu
curah hujan dan rotasi pemupukan dalam satu tahun. Rotasi pemupukan yang
36
dijelaskan oleh asisten dari wawancara adalah dua kali rotasi dalam setahun dan
dasar kebutuhan curah hujan dapat dilihat pada SOP perusahaan. Dengan rata-
telah sesuai, karena rotasi pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu
pada bulan Januari – Juni untuk semester I dan pada bulan Juli – Desember
untuk semester II, serta curah hujan (100-250 mm) yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pemupukan telah sesuai arahan dari asisten dengan bantuan dari
panduan SOP perusahaan. Hal ini didukung oleh Sudraradjat dkk. (2015) yang
dilaksanakan dalam dua rotasi. Interval waktu yang diberikan antara rotasi
pertama dengan rotasi kedua dimaksudkan agar tidak terjadi jarak yang telalu
jauh antara pemupukan yang terakhir dilakukan pada rotasi kedua dengan
pada rotasi terakhir dengan rotasi pertama pada tahun berikutnya menjadi jauh.
tanaman kelapa sawit. Hal tersebut berkaitan juga dengan kajian teori menurut
yang baik dilakukan pada saat hujan dengan curah hujan antara 100-200 mm
perbulan dan frekuensi pemupukan yang dilakukan 2-3 kali tergantung kondisi
7. Produksi Tanaman
tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Dimulai dari produksi tanaman pada
37
tahun 2015 yang mampu menghasilkan 28.254 kg (28,25 ton) hasil panen yang
dikirim ke pabrik, kemudian produksi tanaman pada tahun 2016 yang mampu
menghasilkan 56.170 kg (56. 17 ton) hasil panen yang dikirm ke pabrik singga
dilihat bahwa produksi tanaman mengalami peningkatan dengan sebesar 27. 916
kg (27, 916 ton). Lalu untuk produksi tanaman pada tahun 1017 produksi
pemupukan di PT. Cipta Davia Mandiri telah sesuai dengan SOP perusahaan
yang mengacu juga dengan penerapan prinsip 4 tempat yang telah efektif. Hal ini
berkaitan dengan kajian teori Risza (2004) yang menyebutkan efektivitas dan
tempat yaitu pupuk ditebar daerah piringan pokok, ketepatan dosis pemupukan
keseimbangan hara, dan ketepatan jenis yang memperhitungkan sifat tanah dan
sifat pupuk yang sesuai kebutuhan TM, serta ketepatan waktu rotasi pemupukan
Hal ini didukung pula dengan aplikasi pemupukan pada TM di PT. Cipta
Davia Mandiri yang telah memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan
tanaman diantaranya jenis dan dosis pupuk yang diberikan telah sesuai dengan
rekomendasi pemupukan, serta cara dan tempat pemupukan juga telah sesuai
peningkatan setiap tahunya. Hal ini berkaitan dengan kajian teori yang
pemupukan adalah salah satu hal penting dalam budidaya perkebunan kalapa
sawit dan untuk memastikan tanaman kelapa sawit menjdi sehat dan dapat
memberikan hasil yang tinggi, maka ketersediaan unsur hara yang cukup melalui
Kemudian tepat waktu dapat dilihat dari hasil rata-rata curah hujan yang
ada di PT. Cipta Davia Mandiri pada tahun 2015 curah hujan mencapai 114 mm
yang menunjukan hasil bahwa curah hujan telah sesuai untuk dilakukan
pemupukan, pada tahun 2016 rata-rata curah hujan mencapai 156 mm, yang
Sedangkan untuk tahun 2017 rata-rata curah hujan mencapai 470 mm , tidak
sesuai dengan waktu aplikasi tapi hal tersebut tidak menjadi factor pembatas
sudah dilakukan kegiatan pemupukan konservasi tanah dan air secara maksimal.
Hal ini berkaitan dengan kajian teori menurut Sunarko (2009) yang menjelaskan
maksimal, dan menjaga Kesehatan tanaman kelapa sawit. Karena itu ada
sawit sangat bergantung pada faktor genetic,kondisi tanah, dan iklim. Selain itu,
produktivitas yang tinggi juga akan tergantung pada Tindakan kultur teknis dan
berinteraksi dengan factor lain dalam memberikan daya dukung terhadap suatu
Indonesia, telah diketahui curah hujan tahunan minimal untuk tanaman kelapa
sawit adalah 1.250 mm tanpa bulan kering (curah hujan bulanan kurang dari
hujan terbentuk lebih banyak bunga betina, sedangkan pada musim kemarau
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh opyimal dengan lama penyiraman yang
dibutuhkan sebanyak 5-7 jam perhari. Serta factor iklim lainnya misalnya
kecepatan angin yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan fisik pada tanaman
kelapa sawit dan kelembaban udara erat kaitannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan ham & penyakit kelapa sawit yang merupakan pengaruh dari
yang berkaitan dengan iklim dibeberapa Tindakan kultur teknis yang salah
40
awal atau akhir musim hujan (curah hujan optimal 100-200 mm/bulan).
A.Kesimpulan
4 T yaitu tepat tempat, tepat dosis,dan tepat jenis, serta tepat waktu
pada tahun 2019 produksi meningkat menjadi 56,170 kg (56,170 ton), dan
(146,286 ton).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hasibun M.S.P 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi PT.Bumi
Aksara. Jakarta.
Pahan I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pahan I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pahan I. 2015. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Risza S. 2004. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius,
Yogyakarta
Sapariah. 2015 “Analisis Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kinerja Karyawan
Bagian Perawatan pada PT. Mulia Bhakti Kahuripan’’.
http://repository.unmuhpnk.ac.id.
Saputri I.W. 2000. “Hubungan Masa Kerja dengan Produktivitas Kerja
Karyawan”. http;//e-journal.uajy.ac.id.
Sastrosayono S. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. PT. Agromedia Pustaka,Jakarta.
Setyamidjaja D.2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya Panen Pengolahan Edisi
Revisi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Siregar H.H., Darlan N.H. dan Pradiko I. 2015 “ Pemanfaatan Data Iklim Untuk
PerkebunanKelapaSawit’’.https://agroklimatologippks.files.wordpress.com
/2015/10/pemanfaatan-data -iklim-untuk-perkebunan.pdf.
Sunarko. 2009. Budidayadan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
Kemitraan. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta,
Bandung.
Suwarto, Octavianty Y. dan Hermawati S. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Utama Y. 2013. “Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kedisplinan Kerja
Karyawan Bagian Produksi Perusahaan Kayu Lapis PT. Sabda Alam
Prima Nusa Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap”. Pdf
lib.unnes.ac.id.
43
LAMPIRAN