Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK PENGAMBILAN DARAH ARTERI

Di susun oleh :

Setyawati / G2A017152

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020
A. Pengertian
Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan untuk mengambil darah
arteri yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding
tebal dan kaku. Pembuluh nadi (arteri) adalah pembuluh darah yang berotot dan
membawa darah ke jantung.
Pengambilan darah arteri adalah prosedur yang dilakukan dengan cara
mengambil darah arteri yang bertujuan untuk melakukan analisa das darah
(status asam basa) dan kedekatan ventilasi serta oksigenasi seseorang. Sampel
darah arteri yang diambil berasal dari arteri perifer, seperti: arteri radialis, atreri
brachialis atau sepanjang arteri perifer.
B. Tujuan
Pengambilan darah arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas
darah yang digunakan untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit
pernafasan serta kondisi yang mempengaruhi seberapa efektif paru-paru
mengirimkan oksigen ke darah dan mengeliminasi karbondioksidsa dari darah.

Tekanan parsial karbondioksida (PO2) normal : 75-100 mmHg, biasanya


menurun Sesuai pertahanan usia
Tekanan parsial karbondioksida (PCO2) normal : 35-45 mmHg
pH normal : 7,35-7,45 Saturasi oksigen (SaO2) : 94-100%
Kandungan oksigen (O2CT) : 15-23 volume%
Konsentrasi Bikarbonat (HCO3-) :22-26 (millimols perliter
(mEq/liter)

Perubahan pH disebabkan oleh:


1. Fungsi pernafasan abnormal.
2. Fungsi ginjal abnormal.
3. Jumlah asam atau basa yang berlebihan.
C. Indikasi
Pada pasien yang perlu dilakukan studi hematologi terhadap gas darah,
untuk beberapa kondisi sebagai berikut:
1. Identifikasi keadekuatan respirasi, metabolic dan asam basa, dengan atau
tanpa kompensasi fisiologi dengan melihat nilai pH dan CO2.
2. Pengukuran terhadap tekanan parsial gas yang berperan dalam oksigenasi
dan ventilasi.
3. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik.
4. Pasien dengan edema pulmo.
5. Pasien akut respiratori distress syndrome (ARDS).
6. Infark miokard.
7. Pneumonia.
8. Pasien syok.
9. Pasien dengan perubahan status respiratori.
10. Anestesi yang terlalu lama.
D. Kontraindikasi
Pengambilan darah arteri tidak dilakukan pada pasien yang sedang
menjalani terapi anti koagulan, dan pasien dengan riwayat gangguan
pembekuan darah.
E. Komplikasi
1. Thrombosis arteri, menyebabkan iskemik dan kematian jaringan.
2. Hematoma, dicegah dengan penekanan selama 3-5 menit pada luka.
Penanganan jika terjadi hematoma dengan kompres hangat.
3. Perdarahan, lpkasi luka perlu dievaluassi terutama pada pasien dengan
pemeriksaan koagulasi yang memanjang atau mendapatkan obat
antikoagulan.
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan darah arteri:
1. Tindakan pengambilan darah arteri harus dilakukan oleh peraw2atyang
sudah terlatih.
2. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin
untuk mencegah darah membeku.
3. Kaji ambang nyeri pasien, apabila pasien tidak mampu mentoleransi nyeri,
berikan anestesi local.
4. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allen’s untuk mengetahui
kepatenan arteri.
5. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri lihat
darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kitatarik berarti darah arteri.
6. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah
tercampur rata dengan heparin dan tidak membeku.
7. Lakukan penekana pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras daripada
vena).
8. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasilo mengambil darah dan tutup
ujung jarum dengan karet atau gabus.
9. Ukut ttv (terutama terhadap suhu) sebelum darah diambil.
G. Prosedur pengambilan
1. Siapkan spuit 3 cc atau spuit khusus untuk AGD yang sudah perheparinized.
Jumlah antikoagulan 0,2 mL heparin.
2. Bersihkan daerah arteri yang akan ditusuk dengan kapas-alcohol 70% dan
biarkan kering.
3. Posisi tangan hiperektensi pada pergelangan, diganjal handuk gulung atau
bantal kecil.
4. Tusuk pada yang denyutnya paling menonjol dengan sudut 45-60 derajat
(90 derajat untuk arteri femoralis).
5. Hisap darah secukupnya lalu cabut jarum beserta sempritnya dan segera
tutup ujung jarum dengan karet, dan semprit dibolak-balik beberapa kali
agar darah bercampur heparin.
6. Setelah jarum dicabut, tekan darah itu dengan kapas atau kassa kering 3-5
menit.
7. Segera dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 15 menbit atau
diletakkan ke dalam wadah berisi es (atau wadah pendingin lain dengan
suhu 1-5 derajat cel;cius) untuk meminimalkan konsumsi oksegen oleh
leukosit.
DAFTAR PUSTAKA

Dian Sukma Hanggara. 2018. Prosedur Pengambilan Darah Arteri.


https://patologoklinik.com/2018/04/06/Prosedur-Pengambilan-Darah-Arteri/. Diakses
pada tanggal 18 April 2020

Hergun Shinigami. 2014. Pengambilan Sampel Darah Arteri (Arterial Blood Gas
Sampling). https://id.scribd.com/doc/219262450/Pengambilan-Sampel-Darah-Arteri-
Arterial-Blood-GasSampling. Diakses pada tanggal 18 April 2020

Pagana KD and Pagana TJ. 2018. Mosby’s Manual Of Diagnostic and Laboratory
Tests, Sixth Edition. Elsevier Missouri. Diakses pada tanggal 18 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai