Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKONOMI MAKRO-MIKRO

TOPIC CONSUMER THEORY: INCOME AND SUBSTITUTION


EFFECT

Dosen :
Prof. Dr. Rd Tuty Sariwulan

Dibuat Oleh :
Daniel Wisuda Purba (9917921017)
Febrisi Dwita (9917921021)

PROGRAM STUDI S3 ILMU MANAJEMEN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
I. PENDAHULUAN
Secara umum ekonomi merupakan sebuah bidang kajian tentang
pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu
tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan
kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi. Menurut Abraham Maslow
ekonomi adalah suatu bidang keilmuan yang dapat menyelesaikan permasalaham
kehidupan manusia lewat penggemblengan seluruh sumber ekonomi yang tersedia
berdasarkan pada teori dan prinsip pada suatu sistem ekonomi yang memang
dianggap efisien dan efektif.
Dilihat dari sisi ilmu ekonomi dalam kegiatan bermasyarakat, pengaruh
perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta lebih komplek untuk
dianalisis, karena tidak hanya melibatkan perubahan posisi batasan anggaran
(budget line) tetapi juga kemiringannya. Konsekuensinya, bergerak ke pilihan
untuk memaksimalkan utilitas yang baru melibatkan bukan perpindahan ke kurva
kepuasan sama lainnya tetapi juga perubahan MRS (Marginal Rate of
Substitusion). Oleh karena itu, ketika harga berubah, dua pengaruh yang secara
analisis berbeda terjadi yaitu efek pendapatan dan efek substitusi.
Dimana pengertian dari efek pendapatan adalah perubahan jumlah
permintaan dengan tingkat utilitas yang berubah tetapi harga relatif barang X
tidak berubah. Dengan demikian efek pendapatan timbul karena perubahan harga
pasti mengubah pendapatan rill seseorang, sehingga individu tersebut tidak akan
tetap berada dalam kurva kepuasan sama, tetapi dapat dipastikan berpindah ke
kurva lainnya. Secara matematis, keseluruhan efek dari efek substitusi dan
pendapatan disebut persamaan slutsky.
Sedangkan pengertian dari Efek substitusi adalah perubahan jumlah
permintaan pada tingkat utilitas sama. Dengan demikian, sekalipun individu
tersebut tetap berada di kurva kepuasan sama, pola konsumsinya akan
dialokasikan ulang untuk menyamakan MRS (Marginal Rate of Substitusion)
dengan ratio harga yang baru.
Dilihat dari penjelasan yang sudah disampaikan, penulis akan membuat
pembahasan mengenai teori asumsi konsumen dalam income effect (efek
pendapatan) dan substitution effect (efek substitusi).

II. PEMBAHASAN
Asumsi efek pendapatan dan efek subsitusi
Ada dua macam analisis yang ditemukan dalam kegiatan kebutuhan rumah
tangga (konsumen), kususnya dalam hal menawarkan dan menyerahkan waktu
luangnya yaitu dengan efek pendapatan dan efek substitusi. Efek pendapatan
mengatakan bahwa dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi (dengan asumsi
tingkat upah tetap) dapat menghasilkan pengurangan tenaga kerja pasokan karena
cukup makmur ditingkat upah mereka saat ini. Sedangkan Efek substitusi
menyatakan bahwa dengan tingkat upah yang lebih tinggi (dengan asumsi
pendapatan tetap) akan menyebabkan seseorang akan memberikan atau
mengorbankan waktu senggangnya (kenyamanan) untuk menawarkan tenaga
kerjanya karena kemungkinan biaya karena tidak bekerja (kenyamanan) semakin
tinggi. Analisis ini menyatakan bahwa, dengan naiknya tingkat upah, maka
penawaran tenaga kerja akan meningkat.
Ada beberapa asumsi ketika seseorang menawarkan tenaga kerjanya
sebagai berikut.
a. Sumber daya waktu (time resources) adalah terbatas jumlahnya yaitu 24
jam.
b. Mulai dari jam 8 sampai 10 jam dari total 24 jam adalah untuk proses
alami manusia seperti makan dan tidur.
c. Diasumsikan bahwa aktivitas manusia adalah hanya terbagi menjadi dua
pilihan: bekerja atau bersantai (santai).
d. Kenyamanan dianggap sebagai suatu komoditi (barang). Jadi sesuai
dengan hukum permintaan, jumlah barang (dalam hal ini adalah waktu
luang) yang diminta adalah berhubungan negatif dengan tingkat harga,
berhubungan positif dengan tingkat pendapatan dan selera.
e. Biaya kesempatan waktu luang yang merupakan tingkat upah (W).
Dari asumsi tersebut, keputusan orang untuk bekerja atau tidak bekerja
dapat dianalisis dengan dua efek, yaitu Efek Pendapatan dan Efek Substitusi. Efek
pendapatan menunjukkan seberapa besar perubahan pendapatan dapat
mempengaruhi keputusan seseorang untuk bekerja atau tidak pada tingkat upah
yang sama. Asumsikan bahwa pendapatan (Y) naik seiring dengan kenaikan upah
tingkat (W) dan situasi harga tetap, maka permintaan untuk rekreasi meningkat.
Itu berarti bahwa dengan jumlah waktu yang tetap, peningkatan waktu luang akan
mengurangi keinginan seseorang untuk kerja (H), karena cukup sejahtera pada
tingkat upah itu.
Dilihat dari efek pendapatan negatif dapat mempengaruhi keputusan
seseorang untuk bekerja atau menawarkan tenaga kerjanya. Dengan kata lain,
peningkatan pendapatan akan menyebabkan penawaran tenaga kerja menurun.
Dalam pendekatan matematika dapat ditulis sebagai berikut:

Effect Income

Sedangkan efek substitusi menunjukkan seberapa besar kenaikan upah


dapat berubah biaya kesempatan waktu luang atau mempengaruhi seseorang
dalam mengambil keputusan untuk bekerja atau tidak bekerja, pada tingkat
pendapatan yang sama. Menganggap bahwa upah (W) naik, dengan pendapatan
tetap tingkat, hal itu menyebabkan biaya kesempatan waktu luang menjadi lebih
mahal. Lalu orang akan memilih untuk meninggalkan waktu luang mereka dan
memilih untuk bekerja atau memasok tenaga kerja mereka untuk pasar tenaga
kerja. Pengganti efek memiliki pengaruh positif pada seseorang keputusan untuk
bekerja atau menawarkan tenaga kerjanya.
Analisis ini menyatakan bahwa, dengan kenaikan upah harga, maka
penawaran tenaga kerja akan meningkat. Di dalam pendekatan matematisnya
dapat dituliskan sebagai berikut:

Substitution Effect
Hampir tidak ada penelitian yang menganalisis kedua efek tersebut terhadap
pasokan tenaga kerja di Indonesia.

Efek Substitusi Dan Efek Pendapatan Dari Barang Normal


a. Harga Turun

Gambar 1. Efek Pendapatan dan Efek Substitusi dari Penurunan Harga

Pada awal tahap, individu memaksimumkan utilitasnya dengan memilih


kombinasi C1F1. Ketika harga pangan turun, garis anggaran bergeser kearah luar
pada kendala anggaran yang baru (RT). Kedua kendala anggaran akan bertemu di
sumbu Y pada titik R dimana seluruh pendapatan yang tersedia dibelanjakan
untuk produk pakaian. Karena pendapatan maupun harga produk pakaian tidak
berubah, maka intersep-Y akan tetap sama, tetapi intersep-X yang baru akan
bergerak ke kanan menjauhi intersep-X yang sebelumnya. Harga pangan yang
lebih rendah berarti dengan harga yang lebih rendah, lebih banyak produk pangan
yang mampu dibeli. Bentuk slope yang lebih landai pada garis kendala anggaran
ini menunjukkan bahwa harga relatif pangan terhadap pakaian yaitu: Px dan Py
mengalami penurunan.
Efek Pendapatan
Penurunah harga pangan meskipun pendapatan nominal (I) individu tetap
sama, individu akan memliki pendapatan riil yang lebih besar dan dapat mencapai
tingkat utilitas yang lebih tinggi (U2). Jika pangan adalah barang normal, individu
akan meminta dalam jumlah yang lebih banyak, kondisi ini merupakan efek
pendapatan. Sehingga, seperti pada gambar 1. jika harga barang pangan turun
makan efek substitusi dan efek pendapatan menyebabkan individu memilih lebih
banyak pangan. Dalam hal ini, efek pendapatan dan efek substitusi berjalan secara
searah.

Efek Substitusi
Adanya perubahan kendala anggaran menyebabkan posisi utilitas
maksimum baru pada titik B, pada titik ini, garis anggaran akan bersinggungan
dengan kurva U2. Perpindahan ini diakibatkan oleh 2 efek, yang pertama:
perubahan pada slope kendala anggaran akan memberikan dorongan individu
untuk berpindah ke titik D jika individu teap menggunakan kurva indifirens U1.
Garis putus-putus memiliki slope yang sama dengan kendala anggaran baru, tetapi
tetap bersinggungan dengan U1 karena menganggap bahwa pendapatan riil
bersifat konstan. Yang kedua: harga yang relative rendah pada pangan
menyebabkan individu berpindah dari A ke D jika kesejahteraannya tidak menjadi
lebih baik sebagai akibat harga yang lebih rendah. Perpindahan ini disebut sebagai
efek substitusi, meskipun keadaan individu tidak lebih baik, perubahan harga
tersebut masih tetap menyebabkan perubahan pola pemilihan konsumsi.
b. Kenaikan Harga

Gambar 2. Efek Pendapatan dan Efek Substitusi dari Kenaikan Harga

Berdasarkan Gambar 2, garis anggaran akan bergeser ke kiri akibat adanya


kenaikan harga daging. intersep Y pada garis kendala anggaran tetap meskipun
terdapat perubahan pendapatan maupun Py. Slope kendala anggaran menjadi lebih
curam karena untuk membeli pangan memerlukan biaya lebih banyak dari
sebelumnya. Secara terperinci, dapat digambarkan bahwa jika harga barang
meningkat, kendala anggaran bergeser ke kiri. Perpindahan dari titik maksimasi
utilitas awal (B) ke titik baru (A) dapat dianalisis menjadi dua efek terpisah, yaitu
efek substitusi dan efek pendapatan.

Efek Pendapatan
Efek pendapatan, akan menyebabkan perpindahan ke kurva indiferens
yang lebih rendah, karena daya beli menjadi berkurang disebabkan oleh kenaikan
harga daging (jumlah pendapatan konstan tetapi harga daging naik), individu
harus berpindah ke tingkat utilitas yang lebih rendah. Sehingga, seperti pada
gambar, efek substitusi dan efek pendapatan akan bekerja secara bersama dan
menyebabkan kuantitas daging yang diminta akan turun sebagai akibat dari
kenaikan harga daging.
Efek Substitusi
Efek substitusi menyebabkan perpindahan dari titik B ke titik D pada
kurva indiferens awal (U2), jika individu bertahan pada kurva indferens awal
(U2), ia akan mensubstitusikan ayam untuk daging dan berpindah sepanjang U2
ke titik D. pada titik ini, garis patah-patah dengan slope yang sama seperti kendala
anggaran baru akna bersinggungan dengan kurva indiferens U2. Perpindahan dari
B ke D sepanjang U2 disebut sebagai efek substitusi, sehingga peningkatan harga
akan berakibat pula pada hilangnya daya beli.

Efek Subtitusi Dan Efek Pendapatan Untuk Barang Inferior


a. Kenaikan harga

Gambar 3. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan untuk Barang Inferior (Harga naik)

Pada barang inferior, kita tidak dapat membuat pernyataan tertentu tentang
efek perubahan harga. Dalam kasus ini, efek substitusi dan efek pendapatan
bekerja sebagai dua kekuatan yang berlawanan. Kenaikan harga untuk barang
inferior dimulai ketika harga pangan meningkat, efek substitusi akan membuat
individu mengurangi kuantitas pangan. Efek substitusi ini diperlihatkan oleh
pergerakan dari titik awal A ke titik D di dalam kurva indiferens awal U2 (seperti
yang terjadi pada barang normal). Akan tetapi karena harga pangan meningkat,
individu memiliki pendapatan riil yang lebih rendah sehingga harus pindah ke
kurva indiferens yang lebih rendah (U1) dan individu akan memilih C2F2. Pada
kondisi F2 lebih banyak kuantitas pangan yang dipilih dibandingkan pada titik D,
sehingga pada barang inferior jika pendapatan riil menurun, kuantitas yang
diminta akan meningkat dan bukan menurun seperti barang barang normal. Pada
gambar, F2 lebih kecil daripada F1 sehingga lebih sedikit pangan yang
dibutuhkan sebagai tanggapan dari kenaikan harga, sehingga efek substitusi
mampu mengalahkan efek pendapatan yang muncul dari perubahan harga.

b. Penurunan Harga

Gambar 4. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan untuk Barang Inferior (Harga turun)

Konsumen mula-mula berada di A pada garis anggaran RS. Adanya


penurunan harga pangan, konsumen bergerak ke B. Hasil perubahan dari pangan
yang dibeli dapat dibelah menjadi efek substitusi F1E (berkaitan dengan gerakan
dari A ke D) dan efek EF2 (berkaitan dengan gerakan dari D ke B). Dalam hal ini,
pangan merupakan barang inferior karena efek pendapatannya negatif. Namun,
efek substitusi melebihi efek pendapatan jadi penurunan dalam harga pangan
memacu pada peningkatan jumlah pangan yang diminta.
Efek Subtitusi Dan Efek Pendapatan Untuk Barang Giffen
Untuk barang giffen, efek substitusi dan pendapatan berlawanan arah
dengan barang inferior, jika harga barang X naik, maka efek pendapatan akan
naik, dan efek substitusi akan turun.

Gambar 5. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan untuk Barang Giffen

Efek keseluruhan dari kenainaikan harga pagan yang merupakan barang


inferior akan meningkatkan jumlah X yang diminta . Hal ini terjadi karena efek
substitusi negatif (pergerakan dari titik A ke titik B) dikalahkan dengan efek
pendapatan positif yang kuat. Tidak semua barang inferior memperlihatkan
paradoks giffen.

III. KESIMPULAN
Pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta, dapat
dijelaskan melalui 2 efek, yakni efek substitusi dan efek pendapatan.
Dimana Teori permintaan menjelaskan bahwa bila terjadi penurunan harga
akan menambah permintaan, karena konsumen akan menambah barang yang
harganya turun, dan akan mengurangi konsumsi barang yang lain (efek
pengganti).
Disatu sisi penurunan harga juga akan menyebabkan pendapatn riil konsumen
meningkat sehingga akan menambah konsumsi berbagai barang (efek
pendapatan).
Dengan kata lain, pengertian dari efek substitusi adalah terjadinya perubahan
jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga, dimana
perubahaannya dibatasi pada pergerakan sepanjang kurva indiferen mula-mula
(penghasilan rill dianggap tetap), sedangkan pengertian dari efek pendapatan
adalah terjadi karena adanya perubahan harga suatu barnag yang menyebabkan
pendapatan riil konsumen berubah sehingga jumlah barang yang diminta berubah,
dimana harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen tetap.
Perbedaan dari efek substitusi dan pendapatan dapat digunakan untuk
menentukan apakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior
atau giffen.
Dimana Pengertian barang normal adalah barang yang memiliki efek
pendapatan selalu positif sedangkan untuk barang superior dapat ditentukan bila
efek pendapatn lebih besar dari nilai absolute efek substitusi. Barang Giffen
adalah kasus khusus dari barang inferior di mana efek pendapatan negatif dari
penurunan harga barang sangat kuat sehingga melebihi efek substitusi positif.
Barang inferior adalah barang yang permintaannya menurun ketika pendapatan
riil konsumen naik.

Anda mungkin juga menyukai