Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH LOGIKA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Logika

Dosen pengampu: Isqie Firdaus, M. Hum

Disusun oleh:

Ahmad Alfan Arrizqi (20101010084)

Ulil Absor (20101010068)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS ADAB DAN


ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullah wabarakaruh, segala puji bagi Allah SWT. Yang
telah memberikan nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Logika yang diberikan kepada kelompok kami
dengan judul “PROPOSISI”. Kemudian shalawat beserta salam kita haturkan kepada baginda
nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafa’at- Nya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian makalah ini kami susun, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penulisan makalah terdapat kata-kata yang salah dan kurang berkenan di hati
para pembaca.

Yogyakarta, 24 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ….………………………………………

KATA PENGANTAR .................................................................

DAFTAR ISI ……………………………………….....................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ……………………………………….............

B. Rumusan masalah ………………………………………........

C. Tujuan ………………………………………...........................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Proposisi .................................................................

B. Pembagian Proposisi ................................................................

C. Penyederhanaan bentuk proposisi ………………………….

D. Pertentangan-pertentangan dalam proposisi ……………....

E. Hukum-hukum Pertentangan (Oposisi Proposisi) …………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………....................

DAFTAR PUSTAKA………………………….............................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Logika mempelajari cara untuk berpikir nalar yang baik dan benar. Dalam
Mempelajari logika berarti mempelajari metode-metode dan prinsip-prinsip yang
dipakai untuk membedakan penalaran yang tepat (valid) dari penalaran yang tidak
tepat (valid). Itu tidak berarti bahwa mempelajari logika merupakan satu-satunya cara
yang membuat orang bernalar secara tepat. Akan tetapi, orang yang telah mempelajari
logika lebih mungkin bernalar secara tepat daripada kalau tidak mempelajari logika.1
Kita tidak bisa melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi
premisnya. Dalam kehidupan sehari-hari, ada yang dinamakan pernyataan,pernyataan
merupakan proposisi yang bisa bernilai benar atau salah Untuk mengetahui kebenaran
dari sebuah proposisi maka dibutuhkan ilmu logika proposisi. Logika proposisi
merupakan bagian dari logika matematika yang mempelajari nilai kebenaran suatu
pernyataan,nilai kebenaran pernyataan dapat ditentukan dengan tabel kebenaran.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian proposisi ?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari proposisi ?
3. Bagaimana bentuk penyederhanaan bentuk proposisi.?
4. Apa saja pertentangan-pertentangan dalam proposisi?
5. Sebutkan Hukum-hukum Pertentangan (oposisi proposisi) ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian proposisi.
b. Untuk mengetahui pembagian proposisi.
c. Untuk mengetahui penyederhanaan bentuk proposisi.
d. Untuk mengetahui pertentangan-pertentangan dalam proposisi.
e. Untuk mengetahui Hukum-hukun pertentangan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Proposisi
Proposisi adalah suatu keputusan. Keputusan yang dipermasalahkan dalam
filsafat logika adalah keputusan yang berhubungan dengan term-term yang terangkai
dalam suatu kalimat, jadi proposisi adalah pernyataan tentang relasi yang terdapat
diantara dua buah term3. Suatu proposisi mempunyai tiga unsur sebagai berikut:
1. Subyek
2. Predikat
3. Kopula (penghubung antara subyek dan predikat).
Misalnya proposisi : ‘Semua manusia adalah hamba Allah SWT’. Semua manusia
adalah subyek, hamba allah sebagai predikat, adalah sebagai kopula.

a) Harus berbentuk ‘present tense’, kata kerja to be, dapat bersifat afirmatif atau
negative sesuai dengan keadaannya.
b) Hanyalah mengemukakan relasi antara subyek dan predikat dan tidak
menyatakan eksistensi (wujud) dari setiap term. Jadi sebagai tanda relasi
afirmasiatau negasi antara subyek dan predikat.

B. Pembagian Proposisi
Proposisi dapat kita bagi dalam 4 (empat) kelompok sebagai berikut :
1. Dari segi bahannya/materinya.
a. Analitik, yaitu suatu keputusan yang predikatnya merupakan keharusan
bagi subyeknya (Misal: saya adalah manusia). Jadi saya tidak mungkin
manusia.
b. Sistematik, yaitu keputusan yang predikatnya bukanlah merupakan
suatu keharusan bagi subyeknya (Misalnya: Anak itu miskin). MIskin
bukan suatu keharusan, Anak itu bias miskin dan bias kaya.
2. Dari segi kuantitasnya/jumlahnya.
a. Universal/umum, keputusan ini meliputi semua lingkungan subyek
(Misal: semua manusia bernafas).
b. Partikular, Keputusan yang meliputi hanya sebagian saja dari
lingkungan subyek (Misal: Beberapa mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta berasal dari Cilacap).
c. Singular, keputusan itu menyangkut subyek hanya satu orang atau satu
benda saja (Misal: Ulil adalah mahasiswa UIN Sunan Kaljiaga).
3. Dari segi kualitasnya.
a. Affirmatif. Keputusan yang bersifat menetapkan dan bukan
mengingkari (Misal: Sebagian kecil calon mahasiswa Perguruan
Tinggi Negeri lulus ujuan ‘SNMPTN’)
b. Negatif, Keputusan yang bersifat mengingkari (Misal: Sebagian besar
calon mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri tidak lulus ujuan
‘SNMPTN’)
4. Dari segi relasi/hubungan.
a. Kategoris, keputusan ini tidak membutuhkan suatu syarat antara
subyek dan obyek. Misalnya:
- Semua mahasiswa berdisiplin
- Semua manusia bijaksana
- Semua manusia prihatin
b. Hipotesis, Keputusan yang mempunyai ikatan persyaratan antara
subyek dan predikat. Misalnya:
- Jika bubur saya laris, saya akan naik haji
- Jika Bagus lulus kuliah akan dikawinkan oleh orang tuannya.
- Jika Bayu naik kelas, akan dibelikan sepeda oleh bapaknya
- Jika kamu bersamaku, akan bahagia
c. Disjunktif, keputusan bagi subyek hanya merupakan alternative atau
salah satunya . Misal: Neneng lulus atau tidak lulus dalam ujuian akhir
ini. (Jadi salah satu dari predikat itu benar, lulus atau tidak lulus dalam
ujian akhir ini).

C. Penyederhanaan Bentuk Proposisi


Jika bentuk-bentuk prposisi itu digaungkan, maka terjadilah penyederhanaan
yang dilambangkan sebagai berikut:
1. Proposisi universitas affirmative dengan lambing ‘A’
2. Proposisi universal negative dengan lambing ‘E’
3. Proposisi khusus affirmative dengan lambing ‘I’
4. Proposisi khusus negatif dengan lambang ‘O’

Proposisi

Universal
Khusus

Afirmatif Negatif Afirmatif Negatif


(A) (E) (I) (O)

Contoh:

A - Semua manusia adalah bijaksana. (Semua S adalah P)

E - Tak seorangpun manusia adalah kera (Tak satupun S adalah P)

I - Sebagian manusia adalah kikir (Sebagian S adalah P)

O – Sebagian manusia tidaklah boros (Sebagian S tidaklah P)

Dapat disimpulkan bahwa:

1. a. Proposisi universal (A,E) Subyeknya tersebar


b. Proposisi subyeknya (E,O) Predikatnya tersebar
2. a. A, hanya subyeknya yang tersebar
b. Subyek dan predikatnya keduanya tersebar
c. I, tak adayang tersebar
d. O, hanya predikatnya tersebar

D. Pertentangan-pertentangan dalam proposisi


Dalam relasi yang terdapat antara Proposisi-proposisi yang mempunyai
subyek atau predikat yang sama, tetapi terdapat perbedaan keduanya baik kuantitas
maupun kualitas, disebutkan pertentangan pertentangan dalam proposisi. Dan
diantara dua buah keputusan adalah bertentangan apabila mengenai hal yang sama
menerangkan isi yang tidak sama. Adapun bentuk pertentangan itu dapat berupa
pertentangan mutlak keseluruhannya atau pertentangan sebagian saja. Terdapat empat
macam bentuk pertentangan sebagai berikut:
1. Kontradiktoris, Suatu bentuk pertentangan keseluruhannya dalam kualitas dan
kuantitas. Misalnya: A (semua mahasiswa UIN Sunan Kalijaga lulus), O
(sebagian mahasiswa UIN Sunan Kalijaga tidak lulus), E (Semua mahasiswa
UIN Sunan Kalijaga tidak lulus), I (Sebagian mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
lulus).
2. Kontrair atau kontrais, Apabila satu kalimat memungkinkan kalimat yang lain
dengan menambahkan pernyataan positif pada dictum kebalikannya.
Misalnya: A (semua mahasiswa UIN Sunan Kalijaga lulus), E (Semua
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga tidak lulus) tidak ada mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga lulus
3. Subkontrairs atau subkontraris. Apabila satu kalimat memungkiri kalimat
yang lain dengan menambahkandiktum kebalikannya. Jadi ada persamaan
dengan kontrair, hanya perbedaannya yaitu pada kontrair merupakan kuantitas
universal (A,E), sedangkan pada subkontrois merupakan kuantitas particular
(I,O), Misalnya: I (Sebagian mahasiswa UIN Sunan Kalijaga lulus), O
(sebagian mahasiswa UIN Sunan Kalijaga tidak lulus).
4. Subalternasi, apabila dua buah kalimat itu berlainan dalam kuantitasnya saja
disebut subalternasi. Misalnya: A (semua mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
lulus), I (Sebagian mahasiswa UIN Sunan Kalijaga lulus), E (Semua
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga tidak lulus), O (sebagian mahasiswa UIN
Sunan Kalijaga tidak lulus).

E. Hukum-hukum Pertentangan (Oposisi Proposisi)


Setelah kita membagi jenis pertentangan dalam proposisi, maka dapatlah
disimpulkan tentang hukum-hukum pertentangan proposisi sebagai berikut:
1. Kontradiktoris, yang berarti:
a. Jika yang satu benar maka yang lain harus salah
b. Tak mungkin keduanya salah
c. Tak mungkin keduanya benar
2. Kontrair, yang berarti:
a. Jika yang satu benar maka yang lain harus salah
b. Tetapi jika yang satu salah, maka yang lain mungkin salah mungkin
juga benar
c. Tidak mungkin keduanya sama-sama benar, tetapi mungkin sama-sama
salah
d. Terdapat kemungkinan keduanya sama-sama kalah
3. Subkontrair, yang berarti:
a. Jika yang satu salah maka yang lain tentu benar
b. Tidak mungkin keduanya salah
c. Jika yang satu benar, maka yang lain mungkin salah , mungkin juga
benar
d. Terdapat kemungkinan keduanya sama-sama benar
4. Subalternasi, yang berarti:
a. Kemungkinan keduanya salah
b. Kemungkinan keduanya benar
c. Kemungkinan juga yang salah satu benar dan yang lain salah
d. Jadi tidak ada suatu keharusan benar atau salah

BAB III

PENUTUP

Proposisi merupaka keputusan atau pernyataan dalam sebuah kalimat yang dapat
ditentukan benar dan salahnya.proposisi ini ada karena disusun oleh premis-premisnya yang
masing-masing memiliki 3 bagian yaitu: subjek,predikat dan kopula.dengan bahasa yang
sederhana jika ada 2 pernyataan atau lebih yang saling digaungkan atau dikaitkan maka akan
menghasilkan pernyataan baru.Proposisi dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Berdasarkan bahanya
2. Berdasarkan kualitasnya
3. Berdasarkan kuantitasnya
4. Berdasarkan relasi/hubunganya

Dari keempat bagian tersebut jika dikaitkan maka akan menjadika bentuk sederhana yang
disebut proposisi universal dan khusus baik itu berupa affirmatif ataupun negatif.ketika ada
kalimat yang yang sama subjek dan predikatnya tetapi berbeda dalam segi kualitassnya maka
akan timbul permasalahan atau yang sering kita sebut pertentangan-pertentangan dalam
proposisi,oleh sebab itu pertentangan atau persoalan tersebut mengasilkan sebuah hukum-
hukum pertentangan(oposisi proposisi).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Buton, Kurniawati. "Pengertian logika." (2021).

2.
Najiha, Rima, B. Herawan Hayadi, and Muhammad Ropianto. "MATERI PROPOSISI PADA
PEMBELAJARAN LOGIKA INFORMATIKA."

3.
Sommers M. “Logika”(1986:30)

Anda mungkin juga menyukai