Anda di halaman 1dari 6

RESUME PENELITIAN

DESA ANTI POLITIK UANG KABUPATEN WONOSOBO

Hasil liputan dengan salah satu warga desa Sigedang (Bapak Mudasir)

Nama warga Mudasir, dari desa Sigedang kecamatan kejajar kabupaten wonosobo, beliau
mewakili masyarakat desa sigedang menyampaikan bahwa, warga telah menerima binaan
dari Bawaslu Kabupaten Wonosobo tentang anti money politik atau anti politik uang. Setelah
warga , Bapak kepala desa, dan perangkat desa menerima binaan dari bawaslu kabupaten
wonosobo, warga dan pemerintah desa menjadi lebih mengetahui arti dan pentingnya anti
politik uang, tidak hanya itu saja, dengan adanya sebuah sosialisasi yang dilakukan oleh
bawaslu kabupaten wonosobo, warga dan perangkat desa juga bertambah wawasannya terkait
dengan dampak negatif yang akan timbul dari politik uang. Dalam melakukan sosialisasi
Bawaslu kabupaten wonosobo berkolaborasi dengan bapak kepala desa, mengajak atau
melibatkan para pemuda, ibu-ibu dari PKK , kemudian Dasa Wisma (Dawis), serta elemen
masyarakat yang lainnya untuk ikut serta dalam melakukan sosialisasi desa anti politik Uang.
Setelah dilakukan sosialisasi, Sebagai otuputnya, warga desa Sigedang memiliki komitmen,
yang diwakili oleh Bapak Mudasir, menyampaikan ketika nanti waktu demokrasi telah tiba,
baik pemilihan kepala desa, pemilihan Bupati (Pilbup), pemilihan Gubernur (Pilgub), ataupun
Pemilihan Presiden (Pilpres), warga berkomitmen menjadikan desa sigedang menjadi desa
bersih dari money politik atau bersih dari politik uang. Dari hal tersebut, warga berharap agar
pemimpin yang akan datang benar-benar bersih dari money politik (politik uang), sehingga
para pemimpinya juga benar-benar mengabdi untuk masyarakatnya.

Hasil Wawancara dengan Bapak kepala desa sigedang (Bapak Habib)

Desa sigedang merupakan salah satu dari beberapa desa yang mendeklarasikan diri menjadi
penggerak desa anti politik uang, nama Kepala desanya Bapak Habib. Beliau mendefinisikan
desa anti politik uang ketika dikorelasikan dengan negara indonesia, dimana dalam pemilihan
umumnya , indonesia menganut pada asas demokrasi, sehingga yang menentukan hasilnya
yaitu rakyat. Beliau juga menerangkan, dengan luasnya wilayah yang ada di indonesia,
membuat calon pemimpin melakukan tindakan pemberian uang kepada masyarakat dengan
tujuan untuk memilih calon tersebut. Dalam wawancaranya, bapak habib menyampaikan
bahwa desa sigedang bersama dengan bawaslu kabupaten wonosobo melakukan komitmen
untuk menjadikan desa sigedang menjadi desa anti politik uang. Bentuk dari tindak lanjutnya
yaitu desa sigedang membentuk satgas anti money politik uang, harapannya satgas tersebut
bisa menjadi contoh masyarakat lain untuk membentuk atau menciptakan pemimpin tanpa
adanya embel-embel atau iming-iming berupa uang. Karena sekarang banyak pemimpin yang
memperkenalkan dirinya kepada masyarakat dengan menggunakan uang, tidak hanya itu saja,
zaman sekarang banyak pemimpin yang menjanjikan jabatan kepada tim suksesnya, apabila
dalam pemilihan umum nanti, pemimpin tersebut menang maka tim suksesnya akan diberi
kursi jabatan, hal tersebut merupakan salah satu indikator dari bentuk money politik uang.
Kemudian bapak kepala desa sigedang bersama dengan warganya berkomitmen untuk
memilih pemimpin itu dilihat dari visi misinya serta totalitasnya kepada masyarakat. setelah
melakukan deklarasi desa anti politik uang, kepala desa beserta bawaslu kabupaten wonosobo
melakukan sosialiasi kepada masyarakat, selain itu bapak kepala desa juga mengundang
pihak gogol partai, dari manapun asalnya untuk mengikuti sosialiasi desa anti politik uang.
Gogol partai merupakan sebutan dari masyarakat desa sigedang untuk masyarakat yang
menjadi tim sukses dari calon pemimpin terkait. Sosialisasi tersebut bertujuan untuk
menghilangkan budaya politik uang, karena dahulu di desa sigedang pernah terjadi politik
uang, dimana mayoritas masyarakatnya menerima uang tersebut, dan akibat dari adanya
politik uang, pemimpin yang terpilih tidak melayani masyarakat secara penuh, sehingga
dampak tersebut juga berdampak pula pada masyarakat desa sigedang. Desa sigedang dengan
adanya sebutan desa anti politik uang tersebut, melakukan beberapa upaya pencegahan
terhadap money politik, salah satu tindakan yang dilakukan desa sigendang yaitu melakukan
edukasi anti politik uang yang dilakukan oleh satgas anti politik uang, serta mengajak
masyarakat yang terlibat dalam gogol partai untuk membersihkan money politik uang dari
desa sigendang. Harapan dari bapak habib selaku kepala desa sigedang yaitu tidak hanya satu
atau dua desa saja yang berkomitmen mendeklarasikan desanya menjadi desa anti politik
uang, beliau berharap agar seluruh desa terutama desa yang ada dikabupaten wonosobo untuk
berkomitmen serta mendeklarasikan desanya menjadi desa anti politik uang dengan harapan
bisa terpilih pemimpin yang bersih dari politik uang, baik di kabupetan wonosobo ataupun
negara indonesia. bapak habib dalam penyampaian terakhirnya menyampaikan, pilihlah
pemimpin yang baik prosesnya, karena pemimpin yang baik prosesnya akan baik pula dalam
kepemimpinanya.

Hasil Wawancara dengan bapak kepala desa pakuncen kecamatan selomerto


kabupaten wonosobo.

Desa pakuncen kecamatan selomerto kabupaten wonosobo, telah mendeklarasikan diri


menjadi desa anti politik uang. Nama kepala desa bapak ali, Menurut pemikiran beliau bahwa
politik uang adalah racun segala kehidupan karena pondasi sebuah negara dan sudah
disepakati kita bersama bahwa negara kita adalah negara demokrasi yang dibangun untuk
membangun bangsa dan negara. Sementara demokrasi membutuhkan kejujuran dan hal yang
bersih, kemudian uang menurut bapak ali merupakan sumber malapeta segala-galanya,
karena kalau seseorang sudah meraih suatu jabatan itu dengan uang, pasti orang tersebut akan
berfikir untuk mencari cara mengembalikan uangnya, itu yang pertama, kemudian yang
kedua, meracuni masyarakat, sehingga mereka beranggapan bahwa pesta demokrasi itu sama
dengan pesta-pesta yang lain atau hura-hura, padahal pesta demokrasi itu kebebasan untuk
memilih pemimpin yang seharusnya diharapkan oleh masyarakat, akan tetapi mereka
berasumsi bahwa pesta demokrasi itu senang-senang dengan menerima uang dan lain
sebagainya. Masyarakat tidak tahu bahwa efeknya akan menghancurkan mereka sendiri.
Bapak ali selaku kepala desa pakuncen juga menyampaikan bahwa politik uang adalah
masalah yang ada di negara indonesia.

Berawal dari keprihatinan bapak ali kepada desa pakuncen, pada pemilihan kepala desa,
masyarakat sudah berasumsi bahwa calon kepala desa akan membagikan uang untuk memilih
calon yang bersangkutan. Dari kejadian tersebut, bapak ali berusaha menyadarkan
masyarakat, melalui beberapa tindakan. selain itu bapak ali juga menyatakan bahwa ketika
semuanya diukur dengan uang, terus anak-anak kita yang memiliki potensi dan kemampuan
sedangkan mereka tidak punya uang, mereka tidak akan pernah bisa maju untuk menjadi
pemimpin, misalnya menjadi kepala desa, boro-boro jadi, mencalonkan diripun mereka tidak
akan berani karena sudah memiliki asumsi bahwa uang menjadi hal yang utama didalam
demokrasi indonesia. sehingga dalam hal ini, bapak ali melakukan sosialisasi kepada
masyarakat terutama warga desa pakuncen tentang dampak negatif yang akan timbul dari
demokrasi yang diatur dengan uang. Misalnya pemilihan bupati, ketika bupati yang
memimpin berasal dari pemberian uang, maka pejabatnyapun ketika mau menduduki kursi
jabatannya, pasti akan melakukan pembayaran kepada bupati atau bupatinya melakukan
penarikan uang dari pejabat yang ingin menduduki jabatannya bersama bupati terkait,
sehingga hal tersebut bedampak pada anak-anak yang memiliki potensi dan kemampuan.

Ketika dikorelasikan dengan agama, ada hadist yang mengatakan bahwa Rasulullah tidak
suka kepada orang yang memberi ataupun orang yang menerima suap, hadist tersebut sangat
menyentuh hati masyarakat desa pakuncen. Dari landasan hadist tersebut, bapak ali berani
mencalonkan diri menjadi kepala desa tanpa adanya bantuan uang yang dibagikan kepada
masyarakat. menurut beliau tantangan desa anti politik uang sangat banyak, misalnya ketika
pemilihan berlangsung banyak tim sukses dari beberapa calon yang membagikan amplop
berisi uang kepada masyarakat desa pakuncen. Namun bapak ali menegaskan kepada
masyarakat, apabila ada calon yang memberikan atau membagikan uang, jangan pilih calon
tersebut, namun pilihlah calon yang sesuai hati nurani masyarakat.

Berawal dari bapak ali menjadi kepala desa, bawaslu kabupaten wonosobo menyoroti bahwa
didalam pemilihan kepala desa, bapak ali dianggap tidak melakukan politik uang dalam
pemilihan kepala desa. Berangkat dari hal tersebut, sebagai tindak lanjut tanpa adanya politik
uang, maka bawaslu kabupaten wonosobo memberikan julukan desa pakuncen sebagai desa
anti politik uang. Bapak ali juga menerangkan sebagai upaya pencegahan politik uang didesa
pakuncen, sepanjang jalan yang ada didesa pakuncen, bapak ali memasang tulisan asmaul
husna dan dibawah tulisan asmaul husna tersebut bapak ali menempelkan atau memberi tulisa
terkait penolakan adanya politik uang, namun setelah ada beberapa masukan dari para
sesepuh dan ulama, maka tulisan penolakan politik uang yang ada dibawah tulisan asmaul
husan tersebut dihapuskan, dan dibuat secara terpisah dengan tulisan asmaul husna artinya
membuat sendiri tulisan penolakan pada politik uang, bahkan yang menariknya bentuk dan
model tulisan tentang penolakan politik uang tersebut sangat bervariatif, sehingga tulisan
tentang penolakan politik uang mampu menyadarkan masyarakat desa pakuncen akan
bahanya politik uang didalam demokrasi terutama yang ada didesa pakuncen . pemasangan
tulisan tentang penolakan desa anti politik uang juga dilakukan didepan SD yang ada di desa
pakuncen, supaya anak-anak kita dari kecil sudah melihat tentang bahayanya politik uang,
salah satu contoh tulisan yang berada didepan SD yaitu “Apakah anda ingin menjadi
pahlawan demokrasi ?, tolak politik uang!”.

Selanjutnya dari tim peniliti UNNES yang diwakili oleh bapak Iwan Hardi Sputro, S.Pd, M.
Si. Menanyakan tentang pro kontra didalam penerapan desa anti politik uang, kemudian dari
bapak ali selaku kepala desa, menaggapi akan pertanyaan tersebut, beliau mengatakan bahwa
Pro kontra didalam demokrasi itu sudah hal yang wajar, malahan yang menjadi tidak wajar
ketika didalam demokrasi masyarakat pro semua atau bahkan kontra semua. Dalam
aplikasinya para pemerintah desa memberikan contoh kepada masyarakat, misalnya melalui
transparani akan anggaran ataupun kegiatan yang ada didesa. Dengan berjalannya waktu
masyarakat akan merasakan, perbedaan antara pemimpin yang dipilih secara hati nurani akan
jauh lebih baik dibandingkan dengan pemimpin yang dipilih menggunakan uang. Sosialisasi
yang dilakukan oleh kepala desa bersama dengan bawaslu kabupaten wonosobo telah sedikit
mengubah pola pikir masyarak desa pakuncen, namun perlu dipahami bahwa mengubah
mindset tidaklah mudah dan perlu adanya tahapan.

Perubahan yang terjadi setelah adanya desa politik uang didesa pakuncen yaitu sudah banyak
masyarakat yang sadar dan memahami bahwa politik uang adalah suatu hal yang tidak benar,
untuk memotivasi masyarakat, bapak ali selaku kepala desa menyampaikan kepada
masyarakat, bahwa siapapun yang bisa menangkap orang yang memberikan uang sebagai
bentuk politik uang, maka bapak ali selaku kepala desa akan memberikan apresiasi berupa
bonus dari bapak ali pribadi yang berbentuk 2x lipat dari uang yang telah diberikan kepada
pelapor atau penangkap. Pemuda yang ada di desa pakuncen juga mendukung dengan adanya
desa anti politik uang.

Harapan kedepannya, ketika melihat undang-undang yang tidak memberikan ruang kepada
masyarakat, misalnya undang-undang yang mengatur tentang laporan pengaduan adanya
sebuah politik uang, justru undang-undang tersebut tidak berpihak kepada pelapor, artinya
yang memberikan uang ditangkap dan pula yang menerima uang juga ditangkap, sehingga
harapan kedepan pelapor atau penerima uang yang melakukan laporan, seharusnya ada
perlindungan yang maksimal dari undang-undang, atau bahkan pemberian penghargaan atau
reward kepada pelapor baik itu adanya politik uang ataupun tidakan yang melanggar undang-
undang lainnya. Jangan malahan ditangkap, ketika pelapor ditangkap lantas siapa lagi yang
akan melakukan pengaduan tentang adanya politik uang yang ada didesa terkait. Apalagi
kewenangan bawaslu terutama bawaslu kabupaten wonosobo yang sangat terbatas dan dalam
pengawasannya pun sangat sulit, namun ketika warga diberi ruang untuk melakukan
pengaduan atau pelaporan, pasti banya yang akan melakukan laporan kepada pihak yang
berwenang.

Penyampaian dari Ketua bawaslu kabupaten wonosobo

Nama ketua bawaslu kabupaten wonosobo Sumali Muhamid, beliau menyampaikan bahwa
bawaslu kabupaten wonosobo memiliki beragam program dalam rangka mengawasi pemilu
maupun pilkada, selain itu bawaslu memiliki program dalam rangka meningkatkan kualitas
demokrasi terutama kualitas pemilu dan pilkada. kegiatan yang dilakukan bawaslu kabupaten
wonosobo sangat beragam, jadi ada yang sifatnya melalui jaringan informasi, bawaslu
menggunakan ruang digital sebagai alat informasi langsung dan melakukan komunikasi
melalui media tradisional, mulai dari poster, kemudian spanduk, dan lain sebagainya, hal
tersebut sebagai tahapan upaya bawaslu kabupaten wonosobo melakukan upaya-upaya
strategis dalam rangka mendorong terwujudnya demokrasi yang bermartabat, salah satu
tindakan bawaslu yang dilakukan yaitu menghidupkan kesadaran disetiap desa untuk menjadi
desa anti politik uang, kegiatan ini dilakukan bawaslu secara parallel didesa-desa yang sudah
dipetakan sebelumnya. Tahun 2018 merupakan produk awal bawaslu menginisiasi desa anti
politik uang didusun sidomulyo kelurahan jaraksari kabupaten wonosobo, waktu itu ditahun
2018 menjelang pemilihan gubernur ada kesadaran yang tumbuh dari masyarakat dalam basis
RW, pada waktu itu masih panwaslu yang hadir disana, kemudian melakukan diskusi
sekaligus kampanye kesadaran masyarakat yaitu menolak politik uang.

Ditahun berikutnya, yaitu ditahun 2019, bawaslu kabupaten wonosobo menjangkau seluruh
komunitas, jadi selain basis desa, juga ada basis ormas dan basis agama, bawaslu kabupaten
wonosobo hadir ke beberapa tempat ibadah, misalnya hadir ke wihara, gereja, dan masjid.
Hadirnya bawaslu bertujuan untuk mengajak seluruh pemuka agama untuk menjadi bagian
dalam rangka kampanye penyadaran untuk warga supaya menolak praktik politik uang.

ditahun 2020, bawaslu kabupaten wonosobo ada 12 desa yang menjadi sasaran sosialisasi
desa anti politik uang, kemudian ditahun 2021 ada 8 desa yang menjadi sasaran. Hadirnya
bawaslu ke desa-desa tidak langsung melakukan deklarasi, melainkan melakukan diskusi-
diskusi terlebih dahulu, diskusi yang dilakukan bawaslu mencakup kelompok perempuan,
kelompok pemuda, tokoh pemerintah, serta tokoh agama di desa tersebut. Melalui diskusi-
dikusi yang dilaksanakan bawaslu kabupaten wonosobo masyarakat semakin berkembangan
dan sadaran tentang desa anti politik uang, sehingga dari hal tersebut output yang diharapkan
desa mampu mendeklarasikan menjadi desa anti politik uang. Upaya yang dilakukan oleh
bawaslu kabupaten wonosobo dalam menyebarluaskan desa anti politik uang meliputi
pendekatan kebudayaan yang ada didesa, kesenian-kesenian disetiap desa yang ada
dikabupaten wonosobo pasti ada, sehingga dengan memanfaatkan simbol-simbol seperti ini,
bawaslu kabupaten wonosobo memberikan sosialisasi tentang desa anti politik uang, agar
masyarakat yang ada didesa kabupaten wonosobo menjadi sadar akan betapa pentingnya desa
anti politik uang. Bawaslu kabupaten wonosobo juga hadir melalui udara, bawaslu
mempunyai album musik desa anti politik uang, dan album tersebut biasa diputar diradio
yang ada dikabupaten wonosobo. Bawaslu sudah melakukan mou kepada pemilik saluran
radio, dari hal tersebut bawaslu menyakini bahwa radio bisa menjangkau ke tingkat desa
bahkan radio tersebut juga biasa diputar disetiap pasar yang ada dikabupaten wonosobo,
selain melakukan aktivitas perdagangan, para pedagang dan pembeli bisa mendengarkan
radio yang berisi tentang desa anti politik uang, bahkan lagu-lagu bawaslu juga sering diputar
dipasar yang ada dikabupaten wonosobo.

Untuk Program desa anti politik uang dan desa pengawasan bawaslu mendekati ruang-ruang
yang ada didesa itu, misalnya didesa kekuatannya ada pada budayanya maka bawaslu masuk
melalui pendekatan budayanya, hal tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2018. Kemudian
ketika didesa itu yang kokoh adalah tokoh agamanya, maka bawaslu akan berkolaborasi
dengan tokoh agama yang ada didesa tersebut. Dengan melalui stagholder-stagholder
tersebut kemudian bawaslu melakukan diskusi dan sosialisasi kepada warga setempat.
Metode yang dikembangkan bawaslu bukan langsung memberi materi kepada warga,
melainkan bawaslu lebih dahulu mendengar cerita dari desa itu, bagaimana praktik
berdemokrasi terutama berpemilu, kemudian bagaimana model politik didesa itu, lalu
pelanggaran-pelanggaran pada demokrasi, serta pengalaman-pengalaman warga dalam
mengikuti proses pemilu. Dari proses pemilu, baru bawaslu memasukan regulasi ataupun
pentingnya menolak politik uang. Tindakan yang dikembangkan oleh bawaslu kabupaten
wonosobo juga berupa melalui bagaimana membangun kesadaran disetiap rumah menjadi
keluarga anti politik uang. Karena bawaslu menyakini, ketika disetiap keluarga menolak
politik uang maka praktik, entah itu dari tim sukses maupun yang biasa disebut dengan gogol,
pasti perilakunya akan berubah, artinya tidak lagi mengandalkan uang akan tetapi betul-betul
menyampaikan visi dan misi calon atau profiling calon.

Harapan dari bawaslu ketika keluarga sudah menolak politik uang, pasti dalam proses
demokrasinya nantinya akan berubah, sehingga sekarang kuncinya disetiap keluarga atau
rumah. program ini sudah berjalan dan tahun ini target ada 8 desa, 5 desa sudah melakukan
deklarasi desa anti politik uang. Hampir Seluruh desa merima dengan baik hadirnya program
ini, karena ada kejenuhan dari masyarakat desa sebab ada praktik politik uang didalam
demokrasi yang ada didesa. Masyarakat juga banyak terdapat kebingungan untuk melapor,
apakah pelapor mendapatkan perlindungan atau tidak. Namun secara umum, semuanya gelisa
akan praktik politik uang itu sendiri, sehingga bawaslu kabupaten wonosobo melihat program
ini ditangkap baik oleh masyarakat didesa itu.

Program pendampingan desa anti politik uang itu adalah program memperkuat atau
mengubah kesadaran masyarakat. Bawaslu meyakini bahwa melakukan perubahan besar itu
tidak harus langsung melalui perubahan besar, melainkan berupa menciptakan 100 langkah
kecil, misalnya bawaslu hadir disetiap desa, dan bersifat berkesinambungan serta setiap
harinya bertambah. Bawaslu berharap perbincangan desa anti politik uang ini akan di
atmosfir baik oleh desa-desa yang ada dikabupaten wonosobo, pada saatnya proses pemilu
ataupun pilkada yang akan datang akan memperkecil praktik-praktik politik uang.

Anda mungkin juga menyukai