Anda di halaman 1dari 32

BAHAN AJAR

ASUHAN PERSALINAN NORMAL


KALA I

DESKRIPSI SINGKAT
Bab ini menguraikan tentang proses dan asuhan yang diberikan selama
kala I persalinan, berupa pengertian, perubahan fisiologis, perubahan psikologis,
dan asuhan kebidanan pada persalinan kala I, serta tanda bahaya kala I.

SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini peserta didik diharapkan mampu
menjelaskan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada persalinan kala I.

ASUHAN PERSALINAN KALA I

1. Pengertian
Kala I dimulai sejak adanya his yang menyebabkan pembukaan

sampai pembukaan lengkap (10 cm). Inpartu (mulai partus) ditandai dengan

penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan

perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan lendir

bercampur darah (show) melalui vagina. Darah berasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler sektar kanalis servikalis karena pergeseran ketika

serviks mendatar dan membuka. (Nurasiah,2011:66)

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 1


Kala I dibagi atas dua fase, yaitu: (Nurasiah,2011:66)

a. Fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap hingga mencapai pembukaan kurang

dari 4 cm, berlangsung sekitar 8 jam (primigravida) atau 4 jam

(multigravida).

b. Fase aktif yaitu dimulai dari pembukaan lebih dari 3 hingga mencapai

pembukaan lengkap (10 cm), berlangsung sekitar 6 jam (primigravida)

atau 3 jam (multigravida). Fase aktif terbagi atas :

1) Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.

2) Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.

3) Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap

(10cm).

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 2


Tabel frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan

Parameter Frekuensi Pada Fase Laten Frekuensi Pada Fase


Aktif
Tekanan Darah Setiap 4 Jam Setiap 4 Jam
Suhu Tubuh Setiap 4 Jam Setiap 2 Jam
Nadi Setiap 30-60 Menit Setiap 30-60 Menit
DJJ Setiap 1 Jam Setiap 30 Menit
Kontraksi Setiap 1 Jam Setiap 30 Menit
Pembukaan Serviks Setiap 4 Jam* Setiap 4 Jam*
Penurunan Setiap 4 Jam* Setiap 4 Jam*
*Dinilai pada saat pemeriksaan dalam
((Nurasiah,2011::67)

Tabel perbedaan lamanya kala I pada primigravida dan multigravida

Primigravida Multigravida
Serviks mendatar dulu kemudian Mendatar dan membuka biasanya

membuka/dilatasi bersamaan
Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam
(Sumber:Nurasiah,2011:67)

2. Perubahan Fisiologis Kala I


Selama rentan waktu dari adanya his sampai pembukaan lengkap

(10 cm) terjadi beberapa perubahan yang fisiologis, yaitu:

(Nurasiah,2011:67-71)

a. Perubahan pada serviks

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 3


Terjadi pendataran dan pembukaan serviks yang disebabkan karena

pembesaran ostium uteri externum (OUE) karena otot yang

melingkar di sekitar ostium meregang untuk dilewati kepala.

b. Perubahan sistem kardiovaskuler

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan

sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10

mmHg.Denyut jantung juga meningkat selama kontraksi.

c. Perubahan metabolisme

Selama persalinan baik metabolism karbohidrat aerobic maupun

anaerobik akan naik secara perlahan.

d. Perubahan sistem respirasi

Pada respirasi atau pernapasan terjadi kenaikan sedikit

dibandingkan sebelum persalinan, hal ini disebabkan adanya rasa

nyeri, kekhawatiran serta penggunaan teknik pernapasan yang tidak

benar.

e. Kontraksi uterus

Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos

uterus dan penurunan hormone progesterone yang menyebabkan

keluarnya hormon oksitosin.

Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim

Segmen atas rahim (SAR) dibentuk oleh corpus uteri yang sifatnya

aktif yaitu berkontraksi, sedangkan segmen bawah rahim (SBR)

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 4


terbentang di uterus bagian bawah atas ishmus, dengan serviks

seerta sifat otot yang tipis dan elastis.

f. Perubahan hematologist

Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan

kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah

persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah selama persalinan.

g. Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama persalinan, yang dikarenakan oleh

kardiak output yang meningkat serta disebabkan oleh glomerolus

serta aliran plasma ke renal.

h. Perubahan gastrointestinal

Lambung yang penuh bisa menimbulkan ketidaknyamanan, oleh

karena itu ibu dianjurkan tidak makan terlalu banyak atau minum

berlebihan tetapi secukupnya untuk mempertahankan energy dan

hidrasi.

i. Perubahan suhu badan

Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, kenaikan ini

dianggap normal asal tidak melebihi 0,5-1oC.

j. Perubahan pada vagina dan dasar panggul

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 5


Pada kala I ketuban ikut meregang, bagian atas vagina yang sejak

kehamilan mengalami perubahan sedemikian rupa akan bisa dilalui

bayi.

3. Perubahan Psikologis Kala I


Beberapa keadaan bisa terjadi pada ibu selama proses persalinan,

terutama bagi ibu yang petama kali melahirkan. Kondisi psikologis yangs

sering terjadi selama persalinan kala I: (Nurasiah,2014:71-72)

a. Fase laten

Ibu bisa bergairah atau cemas. Mereka biasanya menghendaki ketegasan

mengenai apa yang sedang terjadi pada tubuh mereka maupun mencari

keyakinan dan hubungannya dengan bidan.

b. Fase aktif

Pada persalinan stadium dini, ibu masih tetap makan dan minum atau
tertawa dan ngobrol dengan riang di antara kontraksi. Begitu persalinan
maju, ibu tidak punya keinginan lagi untuk makan atau mengobrol, dan ia
menjadi pendiam dan bertindak lebih didasari naluri.

4. Asuhan Kebidanan Persalinan Kala I


a. Manajemen kala I: Nurasiah (2014:74-82)

1) Mengidentifikasi masalah

a) Riwayat kesehatan

b) Pemeriksaan fisik

c) Pemeriksaan abdomen

(1) Periksa TFU

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 6


(2) Memantau kontraksi uterus

(3) Memantau denyut jantung janin

(4) Menentukan presentase

(5) Menentukan penurunan bagian terbawah janin

d) Periksa dalam

(1) Keadaan vulva dan vagina

(2) Keadaan portio

(3) Pembukaan

(4) Ketuban

(5) Presentase

(6) Penurunan

(7) Penumbungan

(8) Molase

(9) Kesan panggul

(10) Pelepasan lendir dan darah

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 7


Palpasi Periksa dalam Keterangan kepala janin
kehamilan
5/5 Kepala di atas PAP mudah digerakkan/ bagian
terbawah janin seluruhnya teraba di atas simfisis
pubis.
4/5 I-II Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum
masuk ke dalam panggul/ sebagian (1/5) bagian
janin telah memasuki rongga panggul.
3/5 II-III Bagian terbesar kepala belum masuk panggul/
sebagian (2/5) bagian janin telah memasuki
rongga panggul.
2/5 III+ Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul/ 3/5
bagian janin telah turun melewati bidang tengah
rongga panggul (tidak dapat digerakkan)
1/5 III-IV Kepala di dasar panggul/ 4/5 bagian janin telah
masuk ke dalam rongga panggul.
0/5 IV Kepala di diperineum/ seluruh bagian terbawah
janin sudah masuk ke dalam rongga panggul.
Tabel Penurunan kepala janin saat persalinan

2) Menilai data dan membuat diagnosis

3) Membuat rencana asuhan

b. Penggunaan partograf

1) Pengertian

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 8


Partograf adalah suatu alat untuk mencatat hasil observasi dan

pemeriksaan fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat

utama dalam mengambil keputusan klinik khususnya pada persalinan

kala I. (Nurasiah,2014:82).

2) Tujuan partograf: (Nurasia,2014:82)

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

memeriksa pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam.

b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal,

dengan demikian dapat mendeteksi secara dini kemungkinan

terjadinya partus lama.

c) Data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi, kondisi

bayi, grafik kemajuan proses persalinan, pemeriksaan laboratorium,

membuat keputusan klinik, dan asuhan atau tindakan yang

diberikan.

(1) Informasi tentang ibu

Nama, usia, paritas (GPA), nomor catatan medik, tanggal dan

waktu mulai dirawat, waktu pecahnya selaput ketuban

(2) Kondisi janin

DJJ, Warna dan adanya air ketuban: U (Selaput ketuban utuh),

J (Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih) M

(Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium), D (Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur darah), K (Selaput ketuban sudah pecah dan air

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 9


tidak mengalir lagi). Penyusupan (molase): 0 (tulang-tulang

kepala janin teripsah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi) , 1

(tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan), 2

(tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih

dapat dipisahkan ), 3 (tulang-tulang kepala janin tumpang

tindih dan tidak bisa dipisahkan)

(3) Kemajuan persalinan

Pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah atau

presentase janin, garis waspada dan garis bertindak

(4) Jam dan waktu

(5) Kontraksi uterus

(6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

5. Tanda Bahaya Kala I

Indikasi-indikasi untuk melakukan tindakan dan/atau rujukan segera

selama kala I persalinan adalah sebagai berikut: (Nurasiah,2014:98-102)

a. Riwayat bedah Caesar

b. Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur darah (show)

c. Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan)

d. Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental

e. Ketuban pecah dan air ketuban bercampur mekonium disertai tanda-

tanda gawat janin

f. Ketuban pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada kehamilan

kurang bulan (usia kehamilan <37 minggu)

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 10


g. Tanda atau gejala infeksi: temperature >380C, menggigil, nyeri abdomen,

dan caran ketuban berbau

h. Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg dan/atau terdapat protein dalam

urin (preeklampsia berat)

i. Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion,

kehamilan ganda)

j. DJJ <100 / >180 kali/menit pada dua kali penilaian dalam waktu 5 menit

k. Primipara dalam fase aktif kala I persalinan dengan penurunan kepala

janin 5/5

l. Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, letak lintang, dan lain-lain)

m. Presentasi ganda (majemuk) adanya bagian lain dari janin, misalnya

lengan atau tangan bersamaan dengan presentasi belakang kepala

n. Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut)

o. Tanda dan gejala syok: nadi cepat (>110 kali/menit), tekanan darah

menurun (sistolik <90 mmHg), pucat, berkeringat dingin atau kulit

lembab, napas cepat (>30 kali/menit, cemas, bingung atau tidak sadar,

prosuksi urin sedikit (<30 ml/jam)

p. Tanda gejala fase laten berkepanjangan

q. Tanda gejala belum inpartu

1) Frekuensi kontraksi <2 kali dalam 10 mneit

2) Tidak ada perubahan pada serviks dalam waktu 1-2 jam

r. Tanda gejala partus lama (pembukaan serviks < 1 cm per jam)

Tabel Indikasi untuk melakukan tindakan dan/atau rujukan segera pada kala I
persalinan

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 11


Temuan-temuan anamnesis dan/atau Rencana untuk Asuhan atau
pemeriksaan Perawatan
Riwayat bedah sesar 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk
melakukan bedah sesar.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Perdarahan per vaginam selain lendir Jangan lakukan periksa dalam
bercampur darah (“show”) 1. Baringkan ibu ke sisi kiri
2. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau
18) dan berikan Ringer Laktat
atau garam fisiologis (NS)
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mampu melakukan seksio sesaria
(bedah sesar)
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan
Kurang dari 37 minggu (persalinan 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
kurang bulan) mampu mentalaksana gawat-
darurat obstetri dan neonatal
2. Dampingi ibu ketempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Ketuban pecah disertai dengan 1. Baringkan ibu miring ke kiri
keluarnya mekonium kkental 2. Dengarkan DJJ
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mampu melakukan seksio sesaria
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan bawa partus set, kateter
penghisap lendir De Lee,
handuk/kain untuk mengeringkan
dan menyelimuti bayi untuk
antisipasi jika ibu melahirkan di

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 12


perjalanan.
Ketuban pecah dan air ketuban 1. Dengarkan DJJ, jika ada tanda-
bercaampur mekonium disertai tanda- tanda gawat janin laksanakan
tanda gawat janin asuhan yang sesuai
Ketuban pecah (lebih dari 24 jam) atau 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
ketuban pecah pada kehamilan dengan memiliki kemampuan
usia gestasi < 37 minggu penatalaksanaan gawat-darurat
obstetri.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan serta
semangat.
Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi : 1. Baringkan ibu miring ke kiri
- Temperatur >38oC 2. Pasang infus menggunakan jarum
- Menggigil berdiameter besar (ukuran 16 atau
- Nyeri abdomen 18), berikan RL/NS sejumlah 125
- Cairan ketuban berbau cc/jam.
3. Segera rujuk ibu ke RS PONEK
4. Dampingi ibu ketempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Tekanan darah lebih dari 160/110 1. Baringkan ibu ke kiri
dan/atau terdapat proteinuneria (pre- 2. Pasang infus menggunakan jarum
eklampsia berat) berdiameter besar (ukuran 16
atau 18), berikan RL/NS
3. Berikan dosis awal 4 G MgSO4
20% atau 40% IV (5-8 menit)
4. Segera rujuk ke RS PONEK
5. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Tinggi fundus 40 cmatau lebih 1. Segera rujuk ke fasilitas yang
(makrosomia,polihidramnion,kehamilan mampu melakukan seksio sesaria
ganda) 2. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 13


Alasan : polihidramnion berkaitan
dengan kelainan pada bayi dan
mikrosomia berkaitan dengan
distosia bahu, atonia uteri,
hipoglikemia, dan robekan jalan
lahir.
DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 1. Baringkan ibu miring ke kiri, beri
x/menit pada dua kali penilaian dengan oksigen, dan anjurkan untuk
jarak 5 menit (gawat janin) bernapas secara teratur
2. Pasang infus menggunakan jarum
ukuran 16 atau 18 dan berikan
RL/NS dengan kecepatan 125
cc/jam
3. Segera rujuk ibu ke RS PONEK
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Primipara dalam fase aktif kala satu 1. Baringkan ibu miring ke kiri
persalinan dengan penurunan kepala 2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
janin 5/5 mampu melakukan seksio sesaria
3. Dampingi ibu ketempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Presentasi bukan belakang kepala 1. Baringkan ibu miring ke kiri
(sungsang,letak lintang,dll) 2. Segera rujuk ibu ke RS PONEK
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Presentasi ganda (majemuk) (adanya 1. Baringkan ibu dengan posisi lutut
bagian lain janin, misalnya: lengan atau menempel ke dada atau miring
tangan, bersamaan dengan presentasi kiri
belakang kepala) 2. Segera rujuk ibu ke RS PONEK
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Tali pusat menumbung (jika tali pusat 1. Gunakan sarung tangan

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 14


masih berdenyut) DTT/steril, msukkan jari telunjuk
dan tengah ke vagina, dorong
kepala menjauhi tali pusat yang
menumbung atau ibu diposisikan
sujud/menungging dan dada
menempel di kasur. (minta
keluarga membantu).
2. Segera rujuk ibu ke RS PONEK
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berikan dukungan dan semangat.
Tanda dan gejala syok: 1. Baringkan ibu miring ke kiri
- Isi nadi kurang dan frekuensi 2. Naikkan ke dua tungkai lebih
>100x/menit tinggi dari kepala
- Sistolik <90 mmHg 3. Pasang infus menggunakan jarum
- Pucat ukuran 16 atau 18 dan berikan
- Berkeringat dingin RL/NS. Infuskan 1 lt dalam
- Napas 30 x per menit waktu 15-20 menit. Dilanjutkan
- Delirium atau tidak sadar dengan 2 lt dalam 45-60 menit
- Produksi urin < 30 ml/jam berikutnya dan lanjutkan dengan
125 ml/jam
4. Segera rujuk ke RS PONEK
5. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berikaan dukungan dan
semangat.
Fase laten memanjang : 1. Segera rujuk ibu ke RS PONEK
- Dilatasi < 4 cm pada ≥ 8 jam 2. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
- Kontraksi > 2 dalam 10 menit Berikan dukungan dan semangat
Belum inpartu : 1. Anjurkan ibu untuk minum dan
- Kontraksi < 2 kali dalam 10 makan
menit dan lamanya < 20 detik 2. Anjurkan ibu untuk bergerak
- Tidak ada kemajuan dilatasi bebas
serviks dalam waktu 1 hingga 2 3. Anjurkan ibu pulang jika

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 15


jam. kontraksi hilang dan/atau dilatasi
tidak ada kemajuan, ibu dan bayi
(DJJ), beri nasehat agar:
- Cukup makan dan minum
- Kembali jika frekuensi dan
lama kontraksi meningkat.
Partus lama: 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
- Grafik dilatasi menyimpang ke memiliki kemampuan
kanan dari garis waspada penatalaksanaan gawatdarurat
- Dilatasi < 1 cm per jam obstetri dan bayi baru lahir.
- Kontraksi < 2 kali dalam 10 2. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
menit dan lamanya < 40 detik Berikan dukungan dan semangat.

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 16


Gambar Partograf (halaman 1)

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 17


Gambar Partograf (halaman 2)

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 18


ASUHAN PERSALINAN NORMAL
KALA II

DESKRIPSI SINGKAT
Bab ini menguraikan tentang pengertian persalinan kala II, tanda-tanda
persalinan kala II, perubahan fisiologi, mekanisme persalinan normal, asuhan
sayang ibu dan posisi meneran, asuhan kebidanan pada persalinan kala II,
deteksi dini penyulit kala II dan penatalaksanannya.

SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
dan melaksanakan asuhan persalinan normal kala II.

ASUHAN PERSALINAN KALA II


1. Pengertian Persalinan Kala II
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut kala pengeluaran
bayi. Lamanya kala II untuk primigravida 60 menit dan multigraviada 30
menit. (Nurasiah,2014:5)

2. Tanda-Tanda Persalinan Kala II


Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah :
a. Dorongan kuat untuk meneran

b. Tekanan pada rectum dan anus

c. Perineum tampak menonjol

d. Vulva dan sfingterani membuka

Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif)

yang hasilnya adalah :

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 19


a. Pembukaan serviks telah lengkap,

b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

3. Perubahan Fisiologis Kala II


a. Kontraksi uterus

1) Kontraksi bertambah kuat, datang 2-3 menit dan berlangsung antara

50-90 detik.

2) Setiap kali kontraksi, rongga uterus menjadi lebih kecil dan bagian

presentase/ kantong amnion didorong ke bawah, ke dalam serviks.

b. Dorongan otot-otot dinding uterus

Setelah kontraksi maka otot dinding uterus/ rahim tidak berelaksasi

kembali ke keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek

walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi.

c. Perubahan uterus

Terjadi pendataran dan pembukaan serviks/dilatasi serviks, serta terjadi

perubahan ligament rotundum dalam persalinan.

d. Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Setelah ketuban pecah, segala perubahan, terutama dasar panggul

ditimbulkan oleh bagian depan anak. Bagian depan anak yang maju iitu,

meregangkan dasar panggul menjadi saluran dengan dinding yang tipis.

e. Pergeseran organ-organ dasar panggul

Dengan turunnya kepala, terjadi tekanan dan tarikan pada jaringan lunak

dan organ panggul.

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 20


4. Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme persalinan normal adalah: (Nurasiah,2014:111-114)

a. Penurunan (Kepala masuk PAP)

Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium), sayap

sacrum, linea inominata, ramus superiorost pubis, dan pinggir atas

simpisis) dengan sutura sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah

sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.

b. Fleksi

Fleksi yaitu posisi dagu bayi menempel pada dada dan ubun-ubun kecil

rendah dari ubun-ubun besar.

c. Putar paksi dalam

Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari

belakang atas ke bawah depan.

d. Defleksi

Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah

simpisis (sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut-

turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.

e. Putar paksi luar

Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk

menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.

f. Ekspulsi

Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan

miring dan menyesuikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 21


panggul, apabila kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan

belakang dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang.

5. Asuhan Sayang Ibu dan Posisi Meneran


Adapun beberapa hal yang merupakan asuhan sayang ibu, yaitu:
(Nurasiah,2011:114-116)
a. Pendampingan keluarga
Dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan
sangat membantu mweujudkan persalinan yang lancar.
b. Libatkan keluarga
Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu berganti
posisi, teman bicara, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan
dan minuman.
c. KIE proses persalinan
Penolong persalinan memberi pengertian tentang tahapan dan kemajuan
proses persalinan atau kelahiran janinpada ibu dan keluarga agar tidak
cemas menghadapi persalinan.
d. Dukungan psikologi
Memberikan perhatian agar dapat menurunkan rasa tegang sehingga
dapat membantu kelancaran proses persalinan.
e. Membantu ibu memilih posisi
Posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu dalam memilih
posisi yang paling nyaman dirasakan ibu.
f. Cara meneran (mengejan)
Penolong persalinan menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan
yang kuat dan spontan untuk meneran.
g. Pemberian nutrisi
Ibu bersalin perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit
dan nutrisi.

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 22


PosisinMeneran
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat
mengubah-ubah posisi secara teratur selama kala dua karena hal ini dapat
membantu kemajuan persalinan, mencari posisi meneran yang paling efektif
dan menjaga sirkulasi utero-plasenter tetap baik.
Posisi duduk atau setengah duduk dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu
dan memberi kemudahan baginya untuk beristirahat di antara kontraksi.
Keuntungan dari kedua posisi ini adalah gaya grafitasi untuk membantu ibu
melahirkan bayinya.

Gambar Posisi duduk atau setengah duduk

Jongkok atau berdiri membantu mempercepat kemajuan kala dua persalinan


dan mengurangi rasa nyeri

Gambar Jongkok atau berdiri

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 23


Beberapa ibu merasa bahwa merangkak atau berbaring miring ke kiri
membuat mereka lebih nyaman dan efektif untuk meneran. Kedua posisi
tersebut juga akan membantu perbaikan posisi oksiput yang melintang untuk
berputar menjadi posisi oksiput anterior. Posisi merangkak seringkali
membantu ibu mengurangi nyeri punggung saat persalinan. Posisi berbaring
miring ke kiri memudahkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi jika ia
mengalami kelelahan dan juga dapat mengurangi risiko terjadinya laserasi
perineum.

Gambar Merangkak atau berbaring miring ke kiri

6. Asuhan Kebidanan pada Persalinan Kala II


Asuhan persalinan normal meliputi: (Nurasiah,2014:251-254).

Mengenali gejala dan tanda kala II

a. Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan

1) Ibu merasa adanya dorongan kuat dan meneran

2) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina

3) Perineum tampak menonjol

4) Vulva dan sfingter ani membuka

Menyiapkan pertolongan persalinan

b. Pastikan perlengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial untuk

menolonng persalinan dan melaksanakan komplikasi segera pada ibu dan

bayi baru lahir.

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 24


c. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.

d. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan

tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering

e. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

periksa dalam

f. Masukkan oksitosin ke dalam jarum suntik

g. Membersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari

anterior ke posterior dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi

air DTT

h. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

i. Dekontaminasi sarung tangan. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan

dilepaskan

j. Periksa DJJ setelah kontraksi atau saat uterus relaksasi untuk memastikan

DJJ masih dalam batas normal (120-160 x/mnt)

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran

k. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman

dan sesuai dengan keinginannya

l. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa

ingin meneran atau kontraksi kuat.

m. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau

timbul konttraksi yang kuat

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 25


n. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu mbelum merasa ada dorongan untuk meneran dalam

selang waktu 60 menit

Persiapan pertolongan kelahiran bayi

o. Letakkan handuk bersih di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka

vulva dengan diameter 5-6 cm

p. letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu

q. buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

r. pakai sarung tangn DTT/ steril pada kedua tangan

Menolong kelahiran bayi

(Lahirnya kepala)

s. Setelah nampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain

bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala bayi untuk

mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.

Anjurkan ibu untuk meneran secara efektif atau bernafas cepat dan

dangkal

t. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat

u. Setelah kepala bayi lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung

secara spontan

(Lahirnya bahu)

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 26


v. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secera biparietal.

Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan

kepala k arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah

arcus pubus dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk

melahirkan bahu belakang.

(Lahirnya badan dan tungkai)

w. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala

dan bahu

x. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai, dan kaki.

(Asuhan bayi baru lahir)

y. Lakukan penilaian sepintas

z. Keringkan tubuh bayi

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 27


7. Deteksi Dini Penyulit Kala II dan Penatalaksanaannya
a. Syok

b. Dehidrasi

c. Infeksi

d. Preeclampsia

e. Inersia uteri

f. Gawat janin

g. Kepala bayi tidak turun

h. Distosia bahu

i. Cairan ketuban bercampur mekonium

j. Tali pusat menumbung

k. Lilitan tali pusat

l. Kehamilan kembar tak terdeteksi

BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 28


BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 29
BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 30
BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 31
BAHAN AJAR (Asuhan Persalinan Kala I dan Kala II) 32

Anda mungkin juga menyukai