Anda di halaman 1dari 14

METODE RUNGE-KUTTA

TUGAS PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI

Nama : Yustisi Wulandari


NIM : 181810201029
Nama dosen : Artoto Arkundato
Nama Asisten : Alvi Nur Shabrina
Anwar Husen Sadili

Muhammad Tauhid

Siti Aisyah Ayudia

Tanggal praktikum : 29 Oktober 2019

LABORATORIUM KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persamaan differensial adalah persamaan yang memuat turunan satu ( atau beberapa) fungsi yang
tidak diketahui. Suatu persamaan differensial yang terdiri dari satu variable bebas saja dinamakan
persamaan differensial biasa ( Ordinary Differentisla Euation-ODE). Persamaan differensial yang
terdiri dari dua atau lebih variable bebas dinamakan persamaan diferesial parsial(partial Differens ia l
Equation –PDE). (Conte,1993)
Persamaan differensial berperan penting di alam, sebab kebanyakan fenomena alam dirumuska n
dalam bentuk differensial. Persamaan differensial sering digunakan sebagai model matematika dalam
bidang sains maupun dalam bidang rekayasa. Praktikum ini sangat berguna supaya ketika dapat
menyelesaikan permasalahan yang rumit dengan menggunakan persamaan differensial.
Praktikum ini dilakukan dengan mendownload modul kemudian membuka file metode euler.
Setelah itu terbuka copy script metode euler dan paste pada aplikasi Geany. Script yang sudah tercopy
kemudian rumus yang di format diganti menggunakan rumus yang telah ditentkan setelah itu
dirunning.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum metode runggekutta adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaplikasian Metode Runggekuta pada gerak pendulum?
2. Bagaimana pengaplikasian Metode Runggekutta pada gerak peluru ?
3. Bagaimana perbandingan ketelitian antara metode euler dengan runggekuta?
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum metode runggekutta adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaplikasian Metode Runggekuta pada gerak pendulum
2. Mengetahui pengaplikasian Metode Runggekutta pada gerak peluru
3. Mengetahui perbandingan ketelitian antara metode euler dengan runggekuta
1.4 Manfaat
Differensial Numerik adalah salah satu metode dalam menyelesaikan permasalaha n
matematis. Metode Differensial numeric sekarang sudah diaplikasikan menggunakan computer.
Metode runggekutta adalah salah satu metode differensial numeric untuk menyelesa ika n
permaslahan matematis pada kehidupan sehari-hari. Metode runggekuta sangat berguna untuk
perhitungan seperti gerak peluru dan gerak pendulum.
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Sejarah
Pada tahun 1921, kunjungan Niels Bohr ke Cambridge terinspirasi Douglas untuk
menerapkan keterampilan numerik untuk teori Bohr dari atom, yang ia meraih gelar doktornya
pada tahun 1926 - dengan penasihat adalah Ernest Rutherford. Dengan terbitnya persamaan
Schrödinger di tahun yang sama, Douglas mampu menerapkan pengetahuan tentang persamaan
diferensial dan analisis numerik dengan yang baru teori kuantum . Ia menurunkan persamaan
Hartree untuk distribusi elektron dalam sebuah atom dan mengusulkan metode lapangan
konsisten diri untuk solusi mereka. Fungsi gelombang dari teori ini tidak memenuhi prinsip
pengecualian Pauli yang Slater menunjukkan bahwa fungsi determinan diperlukan. V. Fock
menerbitkan "persamaan dengan pertukaran" sekarang dikenal sebagai persamaan Hartree-Fock.
Ini jauh lebih menuntut bahkan komputasi dengan metode yang efisien Hartree diusulkan untuk
perhitungan kontribusi pertukaran.(Sahid,2005)

2.2 Definisi
Menurut Hasyim (1986), Metode runggekutta adalah suatu metode persamaan differens ias i
langkah satu yang dikembangkan oleh dua ahli yaitu runge dan kutta,seperti yang telah dijelskan
diatas, dalam menyelesaikan persamaan diferensiasi membutuhkanturunan yang lebih tinggi untuk
mencapai derajat ketelitian tepat, akan tetapi dalam metode runge-kutta ini, dalam mencapai derajat
yang lebih tinggi tidak membutuhkan turunan yang sangat kompleks, hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa bila turunan f(x) yang dikembangkan sampai mencapai derajat yang lebih tinggi
akan mencapai suatu kerumitan dalam memecahkan permasalahan tersebut, sehingga
pemecahanseperti algoritma Taylor tidak bisa diterima sebagai prosedur umum serbaguna. Suatu
derajat ketelitian dapat mencapai yang paling tinggi, metode runggekutta mengevaluasi fungsi f(x,y)
pada titik terpilih dalam setiap subselang, sehingga tidak membutuhkan turunan dari fungsi. Bentul
umum metode runggekutta adalah :
𝑦𝑛+1 = 𝑦𝑛 + 𝜙(𝑥 𝑛 , 𝑦𝑛 , ℎ)ℎ (2.1)
𝜙 (𝑥 𝑛 , 𝑦𝑛 , ℎ) adalah fungsi pertambahan yang merupakan kemiringan rerata pada interva l.
Fungsi pertambahan dapat ditulis dalam bentuk persamaan berikut :
𝜙 𝑎1 𝑘 1 , 𝑎 2 𝑘 2 … … … … 𝑎1 𝑘 1 (2.2)

Ada beberapa tipe metode Runggekutta yang terkadung pada nilai n yang digunkan. N = 1,
yang disebut metode rungge kutta orde sat, disini untuk menghitung penyelesaian persamaan
diferensial dengan menggunkan metode Adams Basfort akan digunaka n netode runggekuta orde
empat untuk menentukan (𝑦0, 𝑓0 ) sampe 𝑦3 , 𝑓3 . metode runggekuta merupakan bagian dari langkah
yang bisa digunakan didalam algoritma kalau ada metode Adams Bashforth.(Bambang,1992)

2.3 Gambar
Gambar pada praktikum metode runggekuttaadalah sebagai berukita

Gambar 1. Script dan Hasil Metode Rungge kutta pendulum

2.4 Penulisan script


Penulisan script pada praktikum metode runggekutta adalah sebagai berikut :
// C program to implement Runge Kutta method
#include<stdio.h>

// A sample differential equation "dy/dx = (x - y)/2"


float dydx(float x, float y)
{
return((x - y)/2);
}

// Finds value of y for a given x using step size h


// and initial value y0 at x0.
float rungeKutta(float x0, float y0, float x, float h)
{
// Count number of iterations using step size or
// step height h
int n = (int)((x - x0) / h);

float k1, k2, k3, k4, k5;

// Iterate for number of iterations


float y = y0;
for (int i=1; i<=n; i++)
{
// Apply Runge Kutta Formulas to find
// next value of y
k1 = h*dydx(x0, y);
k2 = h*dydx(x0 + 0.5*h, y + 0.5*k1);
k3 = h*dydx(x0 + 0.5*h, y + 0.5*k2);
k4 = h*dydx(x0 + h, y + k3);

// Update next value of y


y = y + (1.0/6.0)*(k1 + 2*k2 + 2*k3 + k4);;

// Update next value of x


x0 = x0 + h;
}

return y;
}

// Driver method
int main()
{
float x0 = 0, y = 1, x = 2, h = 0.2;
printf("\nThe value of y at x is : %f",
rungeKutta(x0, y, x, h));
return 0;
}

2.5 Literatur
Menurut Singgih(2015), pada penelitian digunakan metode rungge kutta yang telah diperluas
dan hasilnya akan dibandingakan dengan metode runge kutta. Penambahan orde derajat h dan fungs i
evaluasi pada metode extended runge kutta mengasilkan nilai eror yang lebih kecil dibandingka n
dengan metode rungkutta fan waktu komputasi extended runggekutta lebih lama untuk persamaan
differensial dengan orde yang lebih tinggi. Pada praktikum yang telah dilakukan berbeda dengan
praktikum kita karena pembanding metode runge kutta nya berbeda.
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

1.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Metode Runge Kutta adalah sebagai berikut:
1. Laptop atau komputer
2. Mouse
3. Software Linux
4. Aplikasi Geany
5. Buku panduan
6. Flashdisk

1.2 Flowchart (Diagram alir)


Flowchart atau diagram alir yang digunakan pada praktikum Metode Runge Kutta adalah sebagai
berikut :

Start

Buka file runge.cpp pada modul 14

Script kode diganti dengan permasalahan fisika yaitu


persamaan pada gerak peluru tanpa hambatan udara dan
dengan hambatan udara, serta gerak pendulum pegas.

Program dicompile, dibuild


dan dirunning

End

1.3 Langkah Kerja


Langkah kerja yang digunakan pada praktikum Metode Runge Kutta adalah sebagai berikut:
1.3.1 Gerak Peluru Tanpa Hambatan
1. Komputer atau laptop dihidupkan terlebih dahulu.
2. File runge.cpp dibuka yang berisi script kode program metode Runge Kutta.
3. Script code diubah dengan menggunakan persamaan gerak peluru tanpa hambatan.
4. Program dicompile, dibuild dan dirunning
5. Jendela terminal otomatis muncul setelah program dirunning..
6. Hasil program dan script code discreenshots.
1.3.2 Gerak Peluru dengan Hambatan
1. Komputer atau laptop dihidupkan terlebih dahulu.
2. File runge.cpp dibuka yang berisi script kode program metode Runge Kutta.
3. Script code diubah dengan menggunakan persamaan gerak peluru dengan hambatan.
4. Program dicompile, dibuild dan dirunning
5. Jendela terminal otomatis muncul setelah program dirunning..
6. Hasil program dan script code discreenshots.
1.3.3 Gerak Pendulum pada Pegas
1. Komputer atau laptop dihidupkan terlebih dahulu.
2. File runge.cpp dibuka yang berisi script kode program metode Runge Kutta.
3. Script code diubah dengan menggunakan persamaan gerak pendulum pada pegas.
4. Program dicompile, dibuild dan dirunning
5. Jendela terminal otomatis muncul setelah program dirunning..
6. Hasil program dan script code discreenshots.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1. Script dan Hasil Metode Rungge kutta pendulum

Gambar 2. Script dan Hasil Metode Runggekutta


Gambar 3. Script Rungekutta dengan tanpa hambatan udara

4.2 Pembahasan
Metode runge kutta adalah suatu metode numerik yang digunakan untuk menyelesa ik a n
persamaan differensial biasa dengan ketelitian yang cukup tinggi. Metode ini sangat umum digunaka n
untuk menyelesaikan bentuk persamaan differensial biasa,baik linear maupun nonlinear dengan
permasalahan kondisi awal. Metode Runge Kutta adalah metode penyelesaian masalah nilai awal
persamaan differensial dengan pendekatan iterasi numerik,sehingga sangat efesien jika
penyelesaiannya dengan menggunakan pemrograman komputer,yang dalam penelitia n
diimplementasikan pada software matematik. Metode raunge kutta adalah alternatif lain dari metode
deret taylor yang tidak membutuhkan perhitungan turunan. Metode ini berusaha mendapatkan derajat
ketelitian yang lebih tinggi, dan sekaligus menghindarkan keperluan mencari turunan yang leb ih
tinggi dengan jalan mengevaluasi fungsi f(x,y) pada titik terpilih dalam setiap selang langkah. Metode
runge-kutta adalah metode PDB yang paling populer karena banyak dipakai dalam praktek
Metode yang paling cepat dan tepat dari metode Euler dan metode Rungge Kutta adalah metode
Rungge Kutta.
𝑑𝑦
Pengaplikasian metode runggekuta pada peluru tanpa hambatan menggunakan rumus =
𝑑𝑥
9𝑥
tan 𝜃 . Kemudian pada rumus tersebut dimasukkan nilai = 45° , g = 9,8 m/s2 , dan V0 = 10
𝑉𝑜 2 𝑐𝑜𝑠2 𝜃
m/s. nilai sudut yang digunakan dimasukkan sesuai keinginan. Input nilai yang bisa dibaca pada
pemrograman yaitu sebesar 𝜃 = 45° karena akan menghasilkan jarak tempuh yang maksimal. Nilai
sudut dapat dimasukkan sebesar 30°.X didefinisikan sebagai fungsi waktu.

Percobaan kedua yang digunakan metode Runggekuta adalah menggunakan permasalaha n


2 2
pendulum sederhana. Persamaan yang digunakan pada metode ini yaitu −𝜔 0 𝑥𝜔 sin 𝑦 . 𝜔 0

ditentukan dengan membagi nilai gravitasi sebesar 9,8 m/s 2 dengan menggunakan panjang tali
2
bernilai 10 m yang menghasilkan nilai 𝜔 0 memiliki nilai sebesar 0,98. Nilai x didefinisikan pada

script code metode rungekutta sebagai fungsi waktu. Nilai hampiran y bernilai 0,985624 pada saat x
yang telah muncul pada layar terminal pada saat script code telah dirunning pada aplikasi geany.
Hasil dari metode rungekutta dan metode euler hampir sama. Hasil yang hampir sama ini yaitu
pada metode euler adalah memiliki nilai hampiran sebesar 0,985624 dan pada metode rungekutta
menghasilkan nilai hampiran sebesar 0,983595. Nilai hasil yang didapat mengambarkan keakuratan
yang terlihat walaupun hasilnya memiliki perbedaan tipis. Metode yang paling akurat adalah metode
runggekutta karena dilihat dari script keduanya sudah terlihat bahwa runggekuta lebih akurat.
Permasalahan pada peluru dengan hambatan dengan menjabarkan fungsi persamaan yang
akan digunakan script yang dijelaskan yaitu dengan menuliskan #include <math.h> untuk
mengambarkan bahwa isi dari program yang dijalankan adalah perhitungan. Persamaan gerak peluru
9𝑥
yang digunakan tan 𝜃 dimana nilai gravitasi yang digunakan sebesar 10 m/s 2 Input nilai yang
𝑉𝑜 2 𝑐𝑜𝑠2 𝜃

bisa dibaca pada pemrograman yaitu sebesar 𝜃 = 45° karena akan menghasilkan jarak tempuh yang
maksimal. Nilai sudut dapat dimasukkan sebesar 30°.X didefinisikan sebagai fungsi waktu
dimasukkan sebesar 0,1 dan ketinggian yang dimasukkan 0,025. Kecepatan awal yang digunaka n
sebesar 10 m/s. script kemudian dijalankan apabila setiap komponen telah dimasukkan. Hasil nila i
hampiran y saat x yaitu sebesar 0,359455. Perbandingan keakuratan hasil dan kecepatan metode dapat
dilihat dari hasil metode euler yang memiliki nilai hampiran senilai 0,359458 dan pada metode
runggekutta sebesar 0,359455.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini:
2 2
1. Persamaan yang digunakan pada metode ini yaitu −𝜔 𝑥𝜔 sin 𝑦 . 𝜔 ditentukan dengan
0 0

membagi nilai gravitasi sebesar 9,8 m/s2 dengan menggunakan panjang tali bernilai 10 m yang
2
menghasilkan nilai 𝜔 0 memiliki nilai sebesar 0,98. Nilai x didefinisikan pada script code

metode rungekutta sebagai fungsi waktu.


𝑑𝑦
2. Pengaplikasian metode runggekuta pada peluru tanpa hambatan menggunakan rumus =
𝑑𝑥
9𝑥
tan 𝜃 . Kemudian pada rumus tersebut dimasukkan nilai = 45° , g = 9,8 m/s2 , dan V0
𝑉𝑜 2 𝑐𝑜𝑠2 𝜃

= 10 m/s. nilai sudut yang digunakan dimasukkan sesuai keinginan.


3. Nilai hasil yang didapat mengambarkan keakuratan yang terlihat walaupun hasilnya memilik i
perbedaan tipis. Metode yang paling akurat adalah metode runggekutta karena dilihat dari
script keduanya sudah terlihat bahwa runggekuta lebih akurat.
5.2 Saran
Praktikan diharapkan sebelum melakukan praktikum mempelajari dan memahami materi yang
berkaitan dengan praktikum yang akan dilakukan. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menuliska n
script. Praktikan diharapkan lebih serius dan lebih sabar dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAK

Bambang,Triatmodo.1992.Metode Numerik.Yogjakarta:Beta Offset


Conte,DD.1993. Dasar-dasar Analisis Numerik Suatu Pendekatan Algoritma .Jakarta:Erlangga
Hasyim Baisuni,HM.1986.Kalkulus.Jakarta:Universitas Indonesia.
John H,Mathews.1987. Numerical Method .Prentice-all Internasional:Inc
Sahid.2005.Pengantar Komputasi Numerik dengan MATLAB.Yogjakarta:Andi..

Singgah,Tahwin Muhammad.2015.Pengkajian Metode Extenses rungge kutta dan penerapannya

pada persamaan differensial .Surabaya:ITS.

Anda mungkin juga menyukai