Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN RANTAI PASOK

PRODUK HOME DECOR BAMBU ASAL INDONESIA


MENEMBUS PASAR EKSPOR AUSTRALIA

Oleh

PT. AROENIKA BERKARYA

Dhewanendra Fortuna 210178

Zahra Raihana 210797

Muhamad Nurilham 210473

Shabrina Puti Azahra 210681

Oktober 2021
A. Rantai Pasok Produksi

Supply chain atau yang biasa disebut rantai pasok merupakan konsep penanganan logistik
dalam sebuah unit bisnis dimulai dari hulu sampai hilir, konsep ini menggambarkan
keterkaitan antara produsen dan pendistribusi maupun dengan konsumen akhir (Heizer dan
Render, 2015). Rantai pasok dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang meliputi
koordinasi, penjadwalan dan informasi dari pemasok ke produsen dan dari distributor ke
konsumen.
Tiga komponen penting yang ada pada rantai pasok yaitu , (1) Upstream supply chain
management merupakan proses dimana suatu perusahaan mendapat bahan baku dari luar
(eksternal) untuk melakukan proses produksi. (2) Internal supply chain management
merupakan tahap sesudah membeli atau medapatkan bahan baku dan dilakukan proses
produksi. (3) Downstream supply chain management merupakan proses pendistribusian
produk jadi kepada konsumen akhir maupun ke distributor. Peranan rantai pasok dalam
perusahaan sangatlah penting karena memiliki fungsi fisik yaitu merubah bahan baku
menjadi produk siap jual untuk memenuhi kebutuhan konsumen, fungsi selanjutnya adalah
sebagai penghubung dengan berbagai macam biaya fisik seperti biaya pembelian bahan baku,
biaya produksi, biaya pengiriman, biaya penyimpanan, dan lainnya. Fungsi selanjutnya
adalah sebagai mediasi antara produsen hingga konsumen. Dalam manajemen rantai pasok
home decor yang berbahan baku bambu dilakukan sebagaimana gambar dibawah ini.

Gambar 1. Rantai Pasok Produk Bambu


Atau bisa digambarkan manajemen rantai pasok produk olahan bambu pada perushaan
eksportir Aroeknika dari hulu ke hilirnya, sebagai berikut.

Gambar 2. Bagan Manajemen Rantai Pasok Produk Olahan Bambu

Berdasarkan gambar dan bagan di atas dapat disimpulkan bahwa rantai pasok produk
bambu dimulai dari petani bambu ataupun perusahaan olahan bambu yang sudah
mempunyai kebun bambu pribadi lalu pengusaha yang memproduksi bekerjasama dengan
pengrajin, pengemasan dan pengiriman tanggungan pengusaha yang menjadi distributor,
pengrajin pun dapat langsung menjalin kerjasama dengan eksportir jika memungkinkan.
Selanjutnya barang akan sampai ke konsumen akhir. Dalam bagan diatas eksportir Aroenika
mempunyai posisi diantara pengusaha/pengrajin dan konsumen akhir.
B. Rantai Distribusi

Gambar 3. Rantai Distribusi Produk Bambu PT. Aroenika Berkarya

Beberapa saluran distribusi produk bambu PT. Aroenika Berkarya yang dilakukan di Indonesia
sampai ke Australia antara lain ialah:

a. Melakukan distribusi melalui penjualan secara langsung ke konsumen akhir melalui


promosi katalog dan bentuk penjualan langsung lainnya. Diantaranya pemesanan melalui
katalog, whatsapp, toko online atau alamat situs website perusahaan.
b. Melakukan distribusi melalui menjalin hubungan langsung dengan pengusaha eceran
(retailer) di Australia.
c. Melakukan distribusi dengan menjalin hubungan dengan perusahaan wholesaler di
Australia. Kemudian perusahaan wholesaler akan mendistribusikan produknya ke retailer
dan konsumen akhir. Sejumlah aspek seperti cakupan distribusi calon mitra bisnis,
kesesuaian harga jual, staf, kebijakan harga, pangsa pasar, dan keuntungan harus menjadi
bahan pertimbangan dalam memilih calon mitra-usaha di Australia.
d. Melakukan distribusi dengan menjalin hubungan dengan agen impor di Australia.
Kemudian disalurkan ke retailer hingga sampai ke konsumen akhir.
e. Melakukan distribusi dengan menjalin hubungan dengan agen impor di Australia. Ini
merupakan saluran distribusi alternatif bagi perusahaan yang ingin memiliki hubungan
langsung dan mandiri dengan pasar setempat. Perusahaan agen akan menyalurkan ke
wholesaler, kemudian ke retailer hingga konsumen akhir.

Anda mungkin juga menyukai