LP Askep Jiwa 2 DPD NEW
LP Askep Jiwa 2 DPD NEW
OLEH :
Diajukan Oleh:
dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp. KJ Ns. Ni Putu Dita Wulandari, M.Kep.,Sp.Kep.J
NIK. 13.02.0062
Mengetahui
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua
Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif.
Gejala positif mengacu pada perilaku yang tidak tampak pada individu yang sehat,
meliputi:
a. Halusinasi
Halunasi adalah perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun
sebenarnya perasaan itu hanya ada di pikiran penderitanya. Misalnya, merasa
mendengar sesuatu, padahal orang lain tidak mendengar apapun.
b. Delusi
Delusi atau waham adalah meyakini sesuatu yang bertolak belakang
dengan kenyataan. Gejalanya beragam, mulai dari merasa diawasi, diikuti,
atau merasa dirinya paling hebat atau paling kuat (megalomania). Sebagian
besar penderita skizofrenia mengalami gejala ini. Selain itu, orang yang
menderita skizofrenia juga cenderung memiliki pikiran paranoid.
c. Kacau dalam berpikir dan berbicara
Gejala ini dapat diketahui dari kesulitan penderita dalam berbicara.
Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi, bahkan membaca koran atau
menonton televisi saja sangat kesulitan. Caranya berkomunikasi juga
membingungkan, sehingga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
d. Perilaku kacau
Perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Bahkan cara
berpakaiannya juga tidak biasa. Secara tidak terduga, penderita dapat tiba-tiba
berteriak dan marah tanpa alasan.
Pada beberapa kasus, pasien skizofrenia juga bisa mengalami ilusi. Gejala
negatif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita.
Gejala negatif dapat berlangsung beberapa tahun, sebelum penderita mengalami
gejala awal. Seringkali, hubungan penderita dan keluarga rusak akibat gejala
negatif. Hal ini karena gejala negatif seringkali disalahartikan sebagai sikapmalas
atau tidak sopan. Gejala negatif umumnya muncul bertahap dan memburuk seiring
waktu, di antaranya adalah:
1. Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang
tidak berubah (monoton).
2. Sulit untuk merasa senang atau puas.
3. Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah.
4. Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjalin
hubungan atau berhubungan seks.
5. Pola tidur yang berubah.
6. Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan.
7. Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.
2. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri
a. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat
melakukan keperawatan diri (Depkes, 2010)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya
mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, toileting
(BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)
b. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), penyebab kurang perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000),
penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasukperawatan
diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2010) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygine
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan
kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)
c. Proses terjadinya masalah (respon adaptif dan maladaptif)
Adatif maladaptive
1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu
ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)
d. Klasifikasi
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1) Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3) Defisit perawatan diri: makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri.
4) Defisit perawatan diri: eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.
b. Diagnosa Keperawatan
1). Defisit Perawatan Diri
c. Rencana Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
SP 3 : Pasien mampu Setelah diberikan askep 1. Bantu pasien dalam Membantu memilihkan sesuatu
melakukan berhias/ selama 20 menit dalam 3 x memilih pakaian yang yang dibutuhkan oleh klien
berdandan secara baik pertemuan diharapkan SP mudah dan di lepas membuat klien lebih mudah dalam
2. Sediakan pakaian pasien melakukan perawatan diri serta
3 dapat tercapai dengan
pada tempat yang mudah membuat pasien merasa dihargai
kriteria hasil : di jangkau (Di samping
1. Klien mampu untuk tempat tidur)
mengenakan pakaian dan 3. Dukung kemandirian
berhias secara mandiri pasien dalam berpakaian
2. Mampu mempertahankan dan berhias
kebersihan pribadi dan 4. Bantu pasien
penampilan yang rapi menaikan,mengancingka
secara mandiri n dan merisletingpakaian
3. Mengungkapkan kepuasan jika diperlukan
dalam berpakaian dan 5. Beri pujian atas usaha
menata rambut untuk berpakaian sendiri
4. Menunjukan rambut yang
bersih dan rapi
SP 4 : Pasien mampu diberikan askep selama 20 1. Melatih pasien makan Setelah banyak diberikan pelatihan
melakukan makan dengan menit dalam 3x pertemuan secara mandiri dan bantuan bina klien melakukan
baik diharapkan SP 4dapat 2. Menjelaskan cara sesuatu hal baru secara mandiri
tercapai dengan kriteriahasil : mempersiapkan makan untuk membangun rasa percaya diri
1. Klien mampu secara 3. Menjelaskan cara makan yang dimiliki oleh klien
mandiri yang tertib
2. Mengungkpkan kepusan 4. Menjelaskan cara
makan merapihkan peralatan
3. Mampu menyiapkan dan makan setelah makan
memakan makanan secara 5. Praktek makan sesuai
mandiri dengan tahapan makan
yang baik
SP 5 : Pasien mampu telah diberikan askep selama 1. Mengajarkan pasien Masalah pasien untuk melakukan
melakukan BAB/BAK 20 menit dalam 3 x melakukan BAB/BAK sesuatu secara mandiri walaupun
secara mandiri pertemuan diharapkan SP secara mandiri beberapa kegiatan masih dibantu
5 dapat tercapai dengan 2. Menjelaskan tempat oleh perawat
kriteria hasil : BAB/BAK yang sesuai
1. Mampu mempertahankan 3. Menjelaskan cara
kebersihan dan membersihkan diri setelah
penampilan yang rapi BAB dan BAK
secara mandiri 4. Menjelaskan cara
2. Mampu melakukan membersihkan tempat
aktivitas eliminasi BAB BAB dan BAK
dan BAK secara mandiri
3. Mengenali dan
mengetahui kebutuhan
bantuan untuk eliminasi
BABdan BAK
4. Mampu membersihkan
diri setalah BAB dan
BAK
Strategi pelaksanaan
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
- Evaluasi kegatan
yang lalu (SP 1, 2)
- Jelaskan cara dan
alat makan yang
benar, seperti :
Jelaskan cara
menyiapkan
makanan
Jelaskan acara
merapikan
peralatan makan
setelah makan
Praktik makan
sesuai dengan
tahapan makan
yang baik
- Latih kegiatan
makan
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 4
- Evaluasi
kemampuan pasien
yang lalu (SP 1, 2,
3)
- Latih cara
BAB/BAK yang
baik
- Menjelaskan
tempat BAB/BAK
yang sesuai
- Menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAB/BAK
- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga
merawat langsung
ke pasien,
kebersihan diri, dan
berdandan
- RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
SP 3
- Evaluasi
kemampuan SP 2
- Layih keluarga
merawat langsung
ke pasien cara
makan
- RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
SP 4
- Evaluasi
kemampuan
keluarga
- Evaluasi
kemampuan pasien
- Rencana tindak
lanjut keluarga :
Follow up
Rujukan
d. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai respond an efek dari
tindakan keperawatan klien. Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus,
membandingkan respon klien dengan kriteria hasil yang telah ditemukan.
Evaluasi dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan SOAP (S: respon
subyektif klien, O: respon obyektif klien yang dapat diobservasi oleh perawat,
A: analisa ulang atas data subyektif dan obyektif untuk menyimpulkan apakah
masalah tetap atau muncul, P: bila ada masalah baru rencanakan kembali
untuk intervensi selanjutnya).
Evaluasi pada klien dengan defisit perawatan diri yaitu;
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien dapat mengenal tentang kebersihan diri
3. Klien dapat mengidentifikasi penyebab defisit perawatan diri
4. Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri
5. Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
6. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam meningkatkan kebersihan
diri sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. NuhaMedika,
Yogyakarta.
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. yogyakarta: Nuha
Medika.
Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Klien dapat/ mampu
Perawatan melakukan aktivitas Setelah diberikan
Diri; mandi, perawatan diri asuhan keperawatan 1. Beri salam, panggil nama
berpakaian, selama 2 x pertemuan, klien
Dengan kriteria diharapkan: 2. Sebutkan nama sambil
hasil : a) Klien mau jabatan tangan
membalas salam 3. Jelaskan maksud hubungan
b) Klien mu berjabat interaksi
1. Klien dapat
tangan 4. Jelaskan tentang kontrak
membina
c) Klien mampu yang akan dibuat
hubungan saling
menyebutkan nama 5. Beri rasa aman dan sikap
percaya
d) Klien tersenyum empati
dengan perawat
e) Kontak mata (+) 6. Lakukan kontrak singkat
f) Mengetahui tapi sering
perawatan dan
menyediakan waktu
kontrak
DO: O:
- KU tenang - Klien tampak kooperatif
- Kontak mata (+) - Kuku panjang dan bau mulut
- Klien tampak kooperatif - Klien tampak dengan baju kotor
- Klien tampak dengan baju kotor, kuku - Baju tampak tidak terkancing sempurna
panjang, gigi kotor, dan bau mulut
DO: O:
- Baju klien tampak kotor, tidak diganti - Baju klien tampak kotor, pakaian tidak di ganti
dengan yang baru
- gigi kotor (-), bau mulut (-)
- Gigi tampak kotor, bau mulut (+) - kuku panjang dan kotor
- Rambut tampak kotor - makan berserakan
- Kontak mata (+)
DO:
- Baju klien tampak kotor, tidak terkancing O:
rapi - Baju klien tampak kotor
- Gigi kotor (-), bau mulut (-) - Penampilan cukup rapi
- Kuku panjang dan kotor
- Makan berserakan
A:
Diagnosa: Defisit perawatan diri - (SP 5) point 2 tercapai
Tindakan:
(SP 5): point 2
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien P:
b. Mengajarkan cara eliminasi yang baik - Pertahankan kondisi klien
c. Membantu klien mempraktikkan cara - Lanjutkan tindakan (SP 5) point: 3
eliminasi yang baik
d. Menganjurkan memasukkan ke jadwal
harian klien
Proses Keperawatan
Kondisi klien:
DS:
- Klien mengatakan namanya Tn “PD”, berasal dari Bogor dan Tabanan, berumur
48 tahundan belum menikah
DO:
- Keadaan umum tenang
- Kontak mata (+), klien tampak kooperatif
- Klien tampak dengan baju kotor dan tidak terkancing secara sempurna
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor dan bau mulut
Diagnosa keperawatan :
1. Defisit perawatan diri
Tujuan khusus:
SP I: Membina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan:
a. Menyapa klien dengan ramah
b. Memperkenalkan nama dengan sopan
c. Menanyakan nama pasien dan nama panggilan pasien
d. Menjelaskan tujuan pertemuan
e. Menepati janji dan jujur
f. Memberi rasa nyaman dan empati
g. Menerima klien apa adanya dan memperhatikan kebutuhan dasar klien
Proses Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
- “Selamat pagi bapak, saya Dian mahasiswa STIKES Bina Usada Bali,
kalauboleh tau bapak namanya siapa?”
2. Evaluasi/Validasi :
- “bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
3. Kontrak:
Topik :
“apa bapak mau ngobrol-ngobrol dengan saya ?”
Waktu :
“waktunya 10 menit saja ya pak, apa bapak mau?”
Tempat :
“tempatnya mau disini atau sambil jalan di depan rumah ?”
TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif) :
“Bagaimana perasaan bapak setelah ngobrol dengan saya?”
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) :
“Apakah bapak masih ingat dengan nama saya?”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
“Baiklah pak, karena waktunya sudah 10 menit, ngobrolnya nanti lagi ya, kalau ada yang
mau diceritakan silakan ceritakan nanti ya pak”
3. Kontrak yang akan datang:
Topik:
“Nanti kita ngbrol lagi ya pak, tentang pentingnya perawatan diri, penyebab defisit
perawatan diri, apa bapak setuju?”
Waktu:
“waktunya bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau setelah bapak mandi?”
Tempat:
“Tempatnya mau dimana bapak?, bagaimana kalau disini saja lagi?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN II (SP 2, SP 3, SP 4, SP 5, SP 6)
Proses Keperawatan
Kondisi klien:
DS:
- Klien mengatakan mandi 1 kali sehari dan belum gosok gigi
DO:
- Baju klien tampak kotor, pakaian tidak diganti
- Gigi tampak kotor
- Bau mulut (+)
Diagnosa keperawatan :
1. Defisit perawatan diri
Tujuan :
1. SP 2 : Klien mengetahui pentingnya perawatan diri
2. SP 3 : Klien mengetahui penyebab defisit perawatan diri
3. SP 4 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab defisit perawatan diri
4. SP 5 : Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri
5. SP 6 : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri
Tindakan keperawatan:
a. Mengidentifikasi masalah (kebersihan diri; BAB/BAK, makan)
b. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Menjelaskan alat dan cara kebersihan diri
d. Membuat jadwal kegiatan klien
Proses Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
- “Selamat siang pak, apakah bapak masih ingat dengan saya?”
2. Evaluasi/Validasi :
- “Bagaimana perasaan bapak saat ini?, apa bapak ingat apa yang kemarin kita
bicarakan?”
3. Kontrak:
Topik :
“Sesuai kesepakatan kemarin kita akan ngobrol lagi ya pak tentang kebersihan diri
bapak, apa bapak bersedia?”
Waktu :
“waktunya 15 menit saja ya pak, apa bapak bersedia?”
Tempat :
“tempatnya disini saja ya pak atau bapak mau didepan kamar?”
TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif) :
“Bagaimana perasaan bapak setelah ngobrol dengan saya?”
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) :
- “Kalau begitu coba ulangi pembicaraan kita tadi pak!”
- “Apa bapa paham?”
4. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
“Sekarang bapak sudah tau kan kelau kebersihan diri itu penting dan bapak sudah bisa
cara menjaga kebersihan diri dengan baik, kalau begitu kita buat jadwalnya ya pak!”
5. Kontrak yang akan datang:
Topik:
“kapan-kapan kita ngobrol lagi ya pak, ngobrol tentang cara kebersihan diri secara
mandiri (makan) yang benar, apa bapak setuju?”
Waktu:
“waktunya mau pukul berapa?”
Tempat:
“Tempatnya nanti bapak bisa datang ke rumah berdaya iya pak, apakah bapak setuju?”
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Seorang laki laki berusia 48 tahun sudah pulang dirawat dari RSJ sejak 2 bulan yang lalu, alasan masuk
dikeluhkan keluarga karena ingin membunuh Ayahnya dan 1 bulan yang lalu tidak minum obat. Klien
mengatakan malas untuk berdandan. Hasil pengkajian: baju tidak terkancing sempurna, bicara dan
tersenyum sendiri, malas berinteraksi dengan orang lain, dan menyendiri di kamar, bau mulut dan gigi kotor,
rambut kotor, makan tampak berserakan dan mandi dalam seminggu 3 kali
Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
Pilihan jawaban
a. Risiko Perilaku Kekerasan
b. Regimen terapi inefektif
c. Defisit perawatan diri
d. Isolasi sosial
e. Halusinasi
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Kasus (vignete)
Seorang laki-laki berusia 48 tahun, dilakukan kunjungan kerumah setelah pulang dari RSJ 21 tahun yang
lalu karena mengamuk dan terkadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian: klien sering menyendiri
dikamar, tertawa dan bicara sendiri, baju tampak kotor dan tidak terkancing sempurna, gigi kotor dan bau
mulut. Saat ini perawat ingin mengidentifikasi dan mengetahui penyebab ketidakmampuan dalam merawat
diri.
Pertanyaan soal
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
a. Klien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya
b. Klien menunjukkan perilaku meningkatnya harga diri
c. Klien mampu mengontrol perilaku marahnya
d. Klien mampu melakukan kebersihan diri
e. Klien mampu mengontrol halusinasinya
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Kasus (vignete)
Laki-laki berumur 48 tahun dilakukan kunjungan rumah setelah pulang dirawat dari RSJ sejak 21 tahun
yang lalu. Keluarga mengatakan klien sering menyendiri di kamar. Hasil pengkajian; klien malas untuk
berdadan, baju tampak kotor dan tidak terkancing sempurna, gigi kotor dan bau mulut kontak mata (-).
Saat ini perawat akan melakukan tindakan SP III setelah BHSP tercapai. Perawat sudah melakukan validasi
terhadap SP I, SP II masih dilanjutkan, dan klien mampu menjawab arti kebersihan diri.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
a. Memasukkan kegiatan ke jadwal harian klien
b. Mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
c. Mengevaluasi jadwal kegiatan
d. Mengevaluasi SP 3
e. Melanjutkan SP 5 point 2
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Kasus (vignete)
Laki-laki berusia 48 tahun dikeluhkan oleh keluarga klien jarang mandi dan tidak pernah gosok gigi serta
BAB/BAK dikamar setelah pernah dirawat di RSJ 21 tahun yang lalu di Kota Bogor dan tidak pernah masuk
RSJ lagi. Hasil pengkajian yang didapat; baju klien tampak kotor dan tidak terkancing sempurna, rambut
kotor dan kuku panjang serta makan berserakan.
Pertanyaan soal
Apakah faktor presipitasi pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
a. Putus obat
b. Gangguan neuromuskular
c. Gangguan musculoskeletal
d. Gangguan psikologis/psikotik
e. Ketidakmampuan keluarga merawat
Kunci Jawaban: d. Gangguan psikologis/psikotik
Referensi: Damayanti, M., & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung :Refika
Aditama
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Kasus (vignete)
Laki-laki berusia 48 tahun dilakukan kunjungan kerumah setelah pernah di rawat di RSJ 21 tahun yang lalu
karena mengamuk ingin membunuh Ayahnya sendiri, kini pasien hanya tinggal sendiri setelah Ayah dan
Ibubnya meninggal. Keluarga yang tinggal berdekatan dengan klien mengatakan klien menolak mandi dan
jarang gosok gigi, makan berserakan, dan BAB/BAK di kamar, serta sering menyendiri di kamar. Hasil
pengkajian; kontak mata tidak ada, malas untuk berinteraksi. Klien sudah diajarkan cara menjaga kebersihan
diri, dijelaskan cara makan yang baik, dan mempraktekkan cara eliminasi yang baik.
Pertanyaan soal
Apakah kriteria evaluasi yang diharapkan pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
a. Baju bersih dan rapi
b. Harga diri meningkat
c. Tanda-tanda marah berkurang
d. Mampu berinteraksi, kontak mata (+)
e. Mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
Kunci Jawaban: e. Mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
Referensi: Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. yogyakarta: Nuha
Medika.
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali