Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. PD DENGAN SKIZOPRENIA PADA MASALAH


KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
TANGGAL 10 AGUSTUS 2021

OLEH :

Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep


NIM. C2221127

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Tn. PD DENGAN SKIZOPRENIA PADA MASALAH
KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
TANGGAL 10 AGUSTUS 2021

Diajukan Oleh:

Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep


NIM C2221127

Telah Disahkan Sebagai Laporan Praktik


Stase Keperawatan Jiwa di Minggu Kedua

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp. KJ Ns. Ni Putu Dita Wulandari, M.Kep.,Sp.Kep.J
NIK. 13.02.0062

Mengetahui
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua

Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep.


NIK. 11.01.0045
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN
DENGAN SKIZOPRENIA

1. Konsep Dasar Penyakit


a. Definisi
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Schizein” yang artinya
retak atau pecah (split), dan “phren” yang artinya pikiran, yang selalu
dihubungkan dengan fungsi emosi. Dengan demikian seseorang yang menderita
skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan
kepribadian serta emosi (Sianturi, 2014).
Menurut Yosep (2011) skizofrenia adalah penyakit neurologis yang
mempengaruhi persepsi klien, cara berfikir, bahasa, emosi, dan perilaku
sosialnya.
Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka
panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi,
delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Gejala tersebut
merupakan gejala dari psikosis, yaitu kondisi di mana penderitanya kesulitan
membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.
b. Etiologi
Penyebab munculnya skizofrenia terbagi menjadi beberapa pendekatan seperti
pendekatan biologis, teori psikogenik, dan pendekatan gabungan (stree-
vulnerability model) (Prabowo,2014).
1. Pendekatan biologis
Ada beberapa teori terkait dengan pendekatan biologis terjadinya skizofrenia,
antara lain:
a. Teori genetic
Faktor genetik sangat berperan dalam proses terjadinya skizofrenia,
apabila kedua orang tuanya menderita skizofrenia, maka kemungkinan
anaknya mengalami skizofrenia adalah sebesar 40% (Maramis,2006).
b. Teori biokimia
Menekankan pada hipotesis dopamin dan serotonin glutamat.
Peningkatan reseptor neuron dopamin pada jalur mesolimbik menimbulkan
gejala positif, sedangkan penurunan reseptor neuron dopamin pada jalur
mesokortek dalam kortek prefrontalis bias menimbulkan gejala positif
(Maramis, 2006). Pada teori serotonin glutamat disebutkan bahwa penurunan
kadar glutamat akan menyebabkan penurunan regulasi reseptor Nmetyl D
aspartarte (NMDA) sehingga menimbulkan gejala-gejala psikotik serta defisit
kognitif (Maramis,2006).
c. Teori neurostruktural
Menurut Maramis (2006), orang dengan skizofrenia menunjukkan tiga
tipe abnormalitas structural, yaitu:
1) Atrofi kortikal
Dapat terjadi karena faktor degeneratif atau progresif, kegagalan
otak untuk berkembang normal, dan bisa juga dikarenakan infeksi virus
pada otak dalam kandungan (Maramis,2009).
2) Pembesaran ventrikel otak
Pada penderita skizofrenia diperkirakan 20 sampai 50%, sehingga
dapat menimbulkan gejala skizofrenia kronis dan tanda negative
(Maramis,2009).
3) Asimetri serebral yang terbalik
Pada orang dengan skizofrenia terjadi abnormalitas, besar sisi
kanan dan kiri otak sehingga menimbulkan adanya perbedaan pemahaman
masalah-masalah kognitif pada klien skizofrenia (Maramis,2009).
2. Teori psikogenik
Menyatakan “skizofrenia suatu gangguan fungsional dengan penyebab
utama adalah konflik, stress psikologik, dan hubungan antar manusia yang
mengecewakan”. (Maramis, 2006)
3. Pendekatan gabungan (stree-vulnerability model)
Menyatakan orang dengan latar belakang genetik rentan terhadap
skizofrenia dan tinggal dalam lingkungan yang penuh dengan stress dapat
memberikan kontribusi terjadinya skizofrenia (Maramis, 2006)
c. Klasifikasi
Pembagian Skizofrenia yang dikutip dari Maramis (2005) dalam buku
Prabowo (2014),
antara lain:
1. Skizofrenia Simplex
Sering timbul untuk pertama kali pada masa pubertas. Gejalanya seperti
kadangkala emosi dan gangguan proses berpikir, waham dan halusinasi masih
jarang terjadi.
2. Skizofrenia Hebefrenik
Biasanya timbul pada masa remaja antara umur 15 - 25 tahun. Gejala
yang sering terlihat yaitu gangguan proses berfikir dan adanya depersenalisasi
atau double personality. Gangguan psikomotor seperti perilaku kekanak-
kanakan sering terdapat pada skizofrenia hebefrenik. Waham dan halusinasi
sering terjadi.
3. Skizofrenia Katatonia
Timbul pada umur 15-30 tahun dan kadang kala bersifat akut serta sering
di dahului oleh stress emosional.
4. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang paling terlihat yaitu waham primer, disertai dengan waham-
waham sekunder dan halusinasi. Mereka mudah tersinggung, suka menyendiri,
agak agak congkak dan kurang percaya pada orang lain.
5. Skizofrenia Akut
Gejalanya muncul tiba-tiba dan pasien seperti dalam keadaan sedang
bermimpi. Kesadarannya mungkin samar-samar, keadaan ini muncul perasaan
seakan-akan dunia luar serta dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan
mempunyai suatu arti yang khusus baginya.
6. Skizofrenia Residual
Gejala primernya bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-gejalasekunder.
Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali mengalami skizofrenia.
7. Skizofrenia Skizo Afektif
Gejala yang paling terlihat secara bersamaan gejala depresi (skizo
depresif) atau gejala manla (psiko-manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi
sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi.

d. Manifestasi Klinis/ Tanda dan gejala


Sejumlah gejala awal skizofrenia, yaitu:

1. Cenderung mengasingkan diri dari orang lain.


2. Mudah marah dan depresi.
3. Perubahan pola tidur.
4. Kurang konsentrasi dan motivasi.
5. Kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah.

Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif.
Gejala positif mengacu pada perilaku yang tidak tampak pada individu yang sehat,
meliputi:
a. Halusinasi
Halunasi adalah perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun
sebenarnya perasaan itu hanya ada di pikiran penderitanya. Misalnya, merasa
mendengar sesuatu, padahal orang lain tidak mendengar apapun.
b. Delusi
Delusi atau waham adalah meyakini sesuatu yang bertolak belakang
dengan kenyataan. Gejalanya beragam, mulai dari merasa diawasi, diikuti,
atau merasa dirinya paling hebat atau paling kuat (megalomania). Sebagian
besar penderita skizofrenia mengalami gejala ini. Selain itu, orang yang
menderita skizofrenia juga cenderung memiliki pikiran paranoid.
c. Kacau dalam berpikir dan berbicara
Gejala ini dapat diketahui dari kesulitan penderita dalam berbicara.
Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi, bahkan membaca koran atau
menonton televisi saja sangat kesulitan. Caranya berkomunikasi juga
membingungkan, sehingga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
d. Perilaku kacau
Perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Bahkan cara
berpakaiannya juga tidak biasa. Secara tidak terduga, penderita dapat tiba-tiba
berteriak dan marah tanpa alasan.

Pada beberapa kasus, pasien skizofrenia juga bisa mengalami ilusi. Gejala
negatif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita.
Gejala negatif dapat berlangsung beberapa tahun, sebelum penderita mengalami
gejala awal. Seringkali, hubungan penderita dan keluarga rusak akibat gejala
negatif. Hal ini karena gejala negatif seringkali disalahartikan sebagai sikapmalas
atau tidak sopan. Gejala negatif umumnya muncul bertahap dan memburuk seiring
waktu, di antaranya adalah:

1. Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang
tidak berubah (monoton).
2. Sulit untuk merasa senang atau puas.
3. Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah.
4. Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjalin
hubungan atau berhubungan seks.
5. Pola tidur yang berubah.
6. Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan.
7. Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.
2. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri
a. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat
melakukan keperawatan diri (Depkes, 2010)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya
mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, toileting
(BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)

b. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), penyebab kurang perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000),
penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasukperawatan
diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2010) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygine
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan
kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)
c. Proses terjadinya masalah (respon adaptif dan maladaptif)

Adatif maladaptive

Pola perawatan Kadang Tidak melakukan


diri seimbang perawatan diri perawatan diri pada
kadang tidak saat stress

1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu
ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)

d. Klasifikasi
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1) Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3) Defisit perawatan diri: makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri.
4) Defisit perawatan diri: eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

e. Manifestasi klinis/ tanda dan gejala


Tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut (Damaiyanti, 2012)
adalah sebagai berikut:
1) Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta masuk dan
keluar kamar mandi
2) Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan
pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
3) Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapat makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut,mengambil makanandari wadah lalu
memasukan ke mulut, melengkapi makanan,mencerna makanan menurut
cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman
4) Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian toileting,
membersihkan diri setelah BAK/BAB dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Social
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d) Cara makan tidak teratur
e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.
f. Pohon masalah
Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan Effect

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Harga Diri Rendah Causa

g. Penatalaksanaan (terapi psikofarmaka dan terapi keperawatan)

Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut


1) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
2) Membimbing dan menolong klien merawat diri
3) Ciptakan lingkungan yang mendukung

3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Jiwa


a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan,
terhadap pengkajian terdiri dari pengumpulan data, pengelompokan data dan
analisa data.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual, dimana pengumpulan data dilakukan pada saat klien masuk dan
dilanjutkan secara terus menerus selama proses keperawtaan berlangsung
(stuart dan sudden, 2015). Cara lain berfokus pada lima dimensi: fisik,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Isi pengkajian meliputi
1). Identitas Klien
Biodata klien yang meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, nomor register dan tanggal pengkajian.
2) Keluhan utama
Klien dibawa kerumah sakit pada umumnya karena defisit dalam merawat
diri, dari perawatan-perawatan diri yang biasa dilakukan, dan sekarang
jarang dilakukan dengan diawali masalah seperti senang menyendiri, tidak
mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung.
3) Faktor Predisposisi
a) Pada umumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
b) Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
c) Pengobatan sebelumnya kurang berhasil
d) Harga diri rendah, klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri
e) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu perasaan
ditolak, dihina, dianiaya, dan saksi penganiayaan
f) Ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa.
g) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yakni kegagalan
yang dapat menimbulkan frustasi.
4) Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ, yang meliputi:
a) Ukur dan observasi tanda-tanda vital, tekanan darah, suhu dan
pernafasan klien
b) Ukur tinggi badan dan berat badan klien
c) Keluhan fisik; biasanya tidak ada keluhan fisik.
5) Aspek psikososial
a) Gambaran diri: pada umumnya klien bisa menerima anggota tubuh yang
dimiliki
b) Identitas diri: klien mengetahui status dan posisi klien sebelum dirawat
c) Peran: klien tidak mampu melaksanakan perannya sebagaimana
mestinya, baik peran dalam keluarga ataupun dalam kehidupan
masyarakat.
d) Ideal diri: klien memiliki harapan untuk segera sembuh dari
penyakitnya, dan kembali hidup normal seperti sebelum klien sakit.
e) Harga diri: klien mengalami harga diri rendah berhubungan dengan
kegagalan yang terjadi dimasa lampau dank lien merasa tidak dihargai
oleh orang lain.
6) Status mental
a) Penampilan: penampilan klien tidak rapi, misalnya rambut acak-
acakan, kancing baju tidak tepat, dan baju tidak pernah diganti
b) Pembicaraan: pembicaraan yang ditemukan pada klien yaitu
pembicaraan yang berbelit-belit
c) Aktivitas motorik: klien mengalami tegang, gelisah dan agitasi
d) Alam perasaan: putus asa tau sedih dan gembira yang berlebihan
e) Afek: labil yaitu emosi yang cepat berubah-ubah.
f) Interaksi selama wawancara: biasanya klien menunjukkan kurang
kontak mata dan kadang-kadang menolak bicara dengan orang lain.
g) Persepsi: biasanya gangguan persepsi terutama halusinasi
pendengaran, klien biasanya mendengar suara-suara yang mengancam,
sehingga klien cenderung menyendiri, pandangan kosong, kadang-
kadang bicara sendiri, sering menyendiri dan melamun.
h) Proses pikir:
- Arus pikiran
- Bentuk pikiran
- Isi pikiran
- Tingkat kesadaran dan orientasi tempat dan waktu baik
- Memori: memori klien biasanya baik
- Kebutuhan persiapan pulang.
i) Makan
Klien tidak bisa mengambil makanan sendiri, makanan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya.
j) Mandi
Klien biasanya jarang mandi, gangguan kebersihan diri, rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
k) Berpakaian/berhias
Klien biasanya jarang mengganti pakaian, biasanya pakaian tidak
sesuai, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, pada pasien laki-laki bercukur, pada pasien perempuan tidak
berdandan.
l) Istirahat dan tidur
Biasanya istirahat dan tidur klien terjaga.
7) Pengkajian Fokus
a). Data Subjektif
- Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mengatakan dirinya malas berdandan
- Klien mengatakan jarang membersihkan kelaminnya setelah
BAB/BAK
b) Data Objekyif
- Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan
rambut, gigi, kulit kotor dan bau, kuku panjang dan kotor
- Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor & tidak rapi, pakaian tidak sesuai.
- Ketidakmampuan makan secara mandiri
- Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri.

b. Diagnosa Keperawatan
1). Defisit Perawatan Diri
c. Rencana Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


. Keperawatan
1 Defisit perawatan Setelah diberikan askep Bina hubungan saling Hubungan saling percaya
diri Klien dapat berhubungan selama 20 menit dalam 3 x percaya dengan merupakan dasar untuk kelancaran
dengan orang lain secara pertemuan diharapkan SP mengungkapkan prinsip hubungan interaksi selanjutnya
optimal. 1 tercapai dengan kriteria komunikasi therapeutic :
hasil : 1. Sapa klien dengan ramah
SP 1 1. Ekspresi wajah bersahabat dan baik secara verbal dan
Klien dapat membina 2. Menunjukan rasa senang non verbal.
hubungan saling percaya 3. Ada kontak mata 2. Perkenalkan diri dengan
4. Mau berjabat tangan, mau sopan.
menyebut nama, mau 3. Tanyakan nama lengkap
menjawab salam klien dan nama panggilan
5. Mau duduk berdampingan yang disukai klien.
dengan perawat 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
6. Mau mengutarakan 5. Jujur dan menepati janji.
masalah yang dihadapi. 6. Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
7. Beri perhatian pada klien
dna perhatikan kebutuhan
dasar klien
SP 2 : Pasien mampu Setelah diberikan askep 1. Melatih pasien cara-cara Dengan memperhatikan kebutuhan
melakukan kebersihan selama 20 menit dalam 3 x perawatan kebersihan diri dari klien perawat mengetahui apa
diri secara mandiri pertemuan diharapkan SP 2. Menjelasan pentingnya saja yg akan diberikan pada
menjaga kebersihan diri. tindakan selanjutnya
2 dapat tercapai dengan
3. Menjelaskan alat-alat
kriteria hasil : untuk menjaga kebersihan
1. Perawatan diri aktivitas diri
kehidupan sehari-hari 4. Menjelaskan cara-cara
mampu melakukan melakukan kebersihan
aktivitas perawatan fisik 5. Melatih pasien
dan pribadi secara mandiri mempraktekkan cara
atau dengan alat bantu menjaga kebersihan diri
2. Mampu mempertahankan
kebersihan dan
penampilan yang rapi
secara mandiri
3. Mampu melakukan
aktivitas eliminasi secara
mandiri
4. Mengenali dan
mengetahui kebutuhan
bantuan untuk eliminasi

SP 3 : Pasien mampu Setelah diberikan askep 1. Bantu pasien dalam Membantu memilihkan sesuatu
melakukan berhias/ selama 20 menit dalam 3 x memilih pakaian yang yang dibutuhkan oleh klien
berdandan secara baik pertemuan diharapkan SP mudah dan di lepas membuat klien lebih mudah dalam
2. Sediakan pakaian pasien melakukan perawatan diri serta
3 dapat tercapai dengan
pada tempat yang mudah membuat pasien merasa dihargai
kriteria hasil : di jangkau (Di samping
1. Klien mampu untuk tempat tidur)
mengenakan pakaian dan 3. Dukung kemandirian
berhias secara mandiri pasien dalam berpakaian
2. Mampu mempertahankan dan berhias
kebersihan pribadi dan 4. Bantu pasien
penampilan yang rapi menaikan,mengancingka
secara mandiri n dan merisletingpakaian
3. Mengungkapkan kepuasan jika diperlukan
dalam berpakaian dan 5. Beri pujian atas usaha
menata rambut untuk berpakaian sendiri
4. Menunjukan rambut yang
bersih dan rapi
SP 4 : Pasien mampu diberikan askep selama 20 1. Melatih pasien makan Setelah banyak diberikan pelatihan
melakukan makan dengan menit dalam 3x pertemuan secara mandiri dan bantuan bina klien melakukan
baik diharapkan SP 4dapat 2. Menjelaskan cara sesuatu hal baru secara mandiri
tercapai dengan kriteriahasil : mempersiapkan makan untuk membangun rasa percaya diri
1. Klien mampu secara 3. Menjelaskan cara makan yang dimiliki oleh klien
mandiri yang tertib
2. Mengungkpkan kepusan 4. Menjelaskan cara
makan merapihkan peralatan
3. Mampu menyiapkan dan makan setelah makan
memakan makanan secara 5. Praktek makan sesuai
mandiri dengan tahapan makan
yang baik

SP 5 : Pasien mampu telah diberikan askep selama 1. Mengajarkan pasien Masalah pasien untuk melakukan
melakukan BAB/BAK 20 menit dalam 3 x melakukan BAB/BAK sesuatu secara mandiri walaupun
secara mandiri pertemuan diharapkan SP secara mandiri beberapa kegiatan masih dibantu
5 dapat tercapai dengan 2. Menjelaskan tempat oleh perawat
kriteria hasil : BAB/BAK yang sesuai
1. Mampu mempertahankan 3. Menjelaskan cara
kebersihan dan membersihkan diri setelah
penampilan yang rapi BAB dan BAK
secara mandiri 4. Menjelaskan cara
2. Mampu melakukan membersihkan tempat
aktivitas eliminasi BAB BAB dan BAK
dan BAK secara mandiri
3. Mengenali dan
mengetahui kebutuhan
bantuan untuk eliminasi
BABdan BAK
4. Mampu membersihkan
diri setalah BAB dan
BAK
Strategi pelaksanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Pasien mampu: Setelah … x pertemuan, SP 1


pasien dapat menjelaskan
- Melakukan pentingnya : - Identifikasi
kebersihan diri kebersihan diri,
sendiri secara - Kebersihan diri berdandan, makan,
mandiri - Berdandan/berhias dan BAB/BAK
- Melakukan - Makan - Jelaskan pentingnya
berhias/berdan - BAB/BAK kebersihan diri
dan secara - Dan mampu - Jelaskan alat dan
yang baik melakukan cara cara kebersihan diri
- Melakukan merawat diri - Masukkan dalam
makan dengan jadwal kegiatan
baik pasien
- Melakukan SP 2
BAB/BAK
secara mandiri - Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1)
- Jelaskan pentingnya
berdandan
- Latih cara berdandan
Untuk pasien laki-
laki meliputi cara :
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Berukur
Untuk pasien
perempuan :

 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Berhias
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien

SP 3

- Evaluasi kegatan
yang lalu (SP 1, 2)
- Jelaskan cara dan
alat makan yang
benar, seperti :
 Jelaskan cara
menyiapkan
makanan
 Jelaskan acara
merapikan
peralatan makan
setelah makan
 Praktik makan
sesuai dengan
tahapan makan
yang baik
- Latih kegiatan
makan
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien

SP 4

- Evaluasi
kemampuan pasien
yang lalu (SP 1, 2,
3)
- Latih cara
BAB/BAK yang
baik
- Menjelaskan
tempat BAB/BAK
yang sesuai
- Menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAB/BAK

Keluarga Setelah … x pertemuan, SP 1


mampu keluarga mampu
merawat meneruskan melatih pasien - Identifikasi masalah
keluarga dalam
anggota dan mendukung agar
keluarga kemampuan pasien dalam merawat pasien
yang perawatan dirinya dengan masalah
kebersihan diri,
mengalami meningkat
masalah berdandan, makan,
kurang BAB/BAK
- Jelaskan deficit
perawatan
perawatan diri
diri
- Jelaskan cara
merawat kebersihan
diri, berdandan,
makan, BAB/BAK
- Bermain peran cara
merawat
- Rencana tindak
lanjut
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
SP 2

- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga
merawat langsung
ke pasien,
kebersihan diri, dan
berdandan
- RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien

SP 3

- Evaluasi
kemampuan SP 2
- Layih keluarga
merawat langsung
ke pasien cara
makan
- RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
SP 4

- Evaluasi
kemampuan
keluarga
- Evaluasi
kemampuan pasien
- Rencana tindak
lanjut keluarga :
 Follow up
 Rujukan

d. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai respond an efek dari
tindakan keperawatan klien. Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus,
membandingkan respon klien dengan kriteria hasil yang telah ditemukan.
Evaluasi dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan SOAP (S: respon
subyektif klien, O: respon obyektif klien yang dapat diobservasi oleh perawat,
A: analisa ulang atas data subyektif dan obyektif untuk menyimpulkan apakah
masalah tetap atau muncul, P: bila ada masalah baru rencanakan kembali
untuk intervensi selanjutnya).
Evaluasi pada klien dengan defisit perawatan diri yaitu;
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien dapat mengenal tentang kebersihan diri
3. Klien dapat mengidentifikasi penyebab defisit perawatan diri
4. Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri
5. Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
6. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam meningkatkan kebersihan
diri sendiri
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, M., &Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung :Refika


Aditama

Departemen Kesehatan R.I. 2015. Rencana Strategi Departemen Kesehatan.


Jakarta: Depkes RI

DepartemenKesehatan RI., 2010, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan


Keperawatan. Jakarta :Depkes RI.

Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. NuhaMedika,
Yogyakarta.

Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. yogyakarta: Nuha
Medika.

Tarwoto& Wartonah. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Edisi Ke-3. Jakarta: SalembaMedika.

Yosep, Iyus. 2017. Keperawatan Jiwa.Bandung :RefikaAditama


ANALISA DATA

Inisial Klien :Tn. PD Nama Mahasiswa : Ni Putu Dian Yuniantari


No. RM :- Diagnosa medik :Skizoprenia

No Data Subyektif dan Data Obyektif Masalah Keperawatan

1. DS: Defisit Perawatan Diri


- Klien mengatakan mandi 1x sehari dan terkadang malas
untu mandi, dan belum sikat gigi.
DO:
- Baju klien tampak kotor, tampak baju dari hari ke hari sama
tidak diganti, kuku panjang dan kotor, gigi kotor, bau
mulut, rambut, kumi s dan jambang tampak
panjang. Tercium bau badan yang kur ang sedap

I. RENCANA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Klien dapat/ mampu
Perawatan melakukan aktivitas Setelah diberikan
Diri; mandi, perawatan diri asuhan keperawatan 1. Beri salam, panggil nama
berpakaian, selama 2 x pertemuan, klien
Dengan kriteria diharapkan: 2. Sebutkan nama sambil
hasil : a) Klien mau jabatan tangan
membalas salam 3. Jelaskan maksud hubungan
b) Klien mu berjabat interaksi
1. Klien dapat
tangan 4. Jelaskan tentang kontrak
membina
c) Klien mampu yang akan dibuat
hubungan saling
menyebutkan nama 5. Beri rasa aman dan sikap
percaya
d) Klien tersenyum empati
dengan perawat
e) Kontak mata (+) 6. Lakukan kontrak singkat
f) Mengetahui tapi sering
perawatan dan
menyediakan waktu
kontrak

2. Klien dapat Setelah diberikan 1. Diskusikan bersama klien


asuhan keperawatan pentingnya kebersihan diri
mengenal tentang selama 2 x pertemuan dengan cara menjelaskan
kebersihan diri diharapkan klien pengertian tentang arti
mampu: bersih dan tanda-tanda
1. Menyebutkan bersih
pentingnya 2. Dorong klien untuk
kebersihan diri, menyebutkan 3 dari 5
dengan kriteria tanda-tanda
hasil; kebersihandiri.
a) Tanda-tanda a. Diskusikan fungsi
bersih kebersihan diri untuk
b) Badan tidak bau kesehatan dengan
c) Rambut bersih, menggali
rapid an tidak pengetahuan klien
bau terhadap hal yang
d) Gigi bersih dan berhubungan dengan
tidak bau mulut kebersihan diri
e) Baju rapi dan
tidak bau b. Bantu klien
mengungkapkan arti
kebersihan diri dan
tujuan memelihara
kebersihan diri
c. Beri reinforcement
positif setelah klien
mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri
2. Klien mampu
menyebutkan
kembali kebersihan
diri untuk
kesehatan
.
3. Klien dapat 1. Ingatkan klien untuk
menjelaskan cara memelihara kebersihan diri
merawat diri, seperti:
dengan kriteria a) Mandi 2x, pagi dan
hasil: sore
a) Mandi 2x/ hari b) Sikat gigi 2x sehari
dengan sabun setelah makan dan
b) Gosok gigi sebelum tidur
2x/hari setelah c) Keramas dan menyisir
makan dan akan rambut
tidur d) Gunting kuku bila
c) Mencuci panjang
rambut 2-3 kali
dalam
seminggu dan
memotog kuku
bila panjang
d) Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah makan
3. Klien Setelah diberikan 1. Memotivasi klien untuk
dapat asuhan keperawatan mandi;
mengidentifikasi selama 2 x pertemuan a) Ingatkan caranya,
penyebab defisit diharapkan klien dapat evaluasi hasilnya dan
perawatan diri berusaha untuk beri umpan balik
memelihara kebersihan b) Bombing klien dengan
diri, dengan kriteria bantuan minimal
hasil: c) Jika hasilnya kurang
1. Mandi dengan sabun kaji hambatan yang
dan disiram air ada.
sampai bersih 2. Bimbing klien untuk mandi
2. Mengganti pakaian a) Anjurkan dan ingatkan
bersih sehari 1x dan untuk mandi 2x sehari
merapikan dengan menggunakan
penampilan sabun
b) Anjurkan klien untuk
meningkatkan cara
mandi yang benar
3. Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap hari;
a) Anjurkan klien untuk
mempertahankan dan
meningkatkan
penampilan diri setiap
hari
b) Dorong klien untuk
mencuci pakaian
sendiri
c) Demonstrasikan cara
mencuci pakaian yang
benar dengan sabun
dan dibilas.
4. Kaji keinginan klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut
a) Beri kesempatan klien
untuk melakukan
sendiri
b) Ingatkan potong kuku
dan keramas
5. Bekerja sama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri sendiri
seperti; odol, sikat gigi,
shampoo, pakaian ganti,
handuk dan sandal.
4. Klien dapat Setelah diberikan 1. Monitor klien dalam
melakukan asuhan keperawatan melaksanakan kebersihan
kebersihan selama 2 x pertemuan diri secara teratur
diri diharapkan klien dapat 2. Ingatkan untuk mencuci
secara mandiri melakukan perawatan rambut, menyisir rambut,
kebersiahan diri secara gosok gigi
rutin dan teratur tanpa 3. Ingatkan klien ganti baju
anjuran dan pakai sandal
Setelah diberikan 1. Beri reinforcement positif
5. Klien dapat asuhan keperawatan jika klien berhasil
mempertahankan selama 2 x pertemuan melakukan kebersihan diri
kebersihan diri diharapkan klien
secara mandiri tampak bersih dan rapi
6. Klien Setelah diberikan 1. Jelaskan pada keluarga
mend asuhan keperawatan tentang penyebab defisit
apatdukungan selama 2 x pertemuan perawatan diri
dari diharapkan keluarga 2. Diskusikan bersama klien
keluarga dalam selalu mengingat hal- dan keluarga tentang
meningkatkan hal yang berhubungan tindakan yang telah
kebersihan diri dengan kebersihan diri dilakukan selama klien
sendiri klien dirawat dirumah dalam
menjaga kebersihan diri
dan kemajuan yang telah
dialami
3. Anjurkan keluarga untuk
memberi stimulasi
terhadap kemajuan klien di
rumah.

II. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Hari/tanggal: Senin/ 10 Agustus 2021 Evaluasi


Jam: 10.30 Wita
Tindakan Keperawatan S:
DS: - Klien mengatakan namanya Tn “PD” yang
- Klien mengatakan namanya Tn. berasal dari Bogor dan Tabanan
‘PD”
berasal dari Bogor dan Tabanan, berumur
48 tahun
dan belum menikah.

DO: O:
- KU tenang - Klien tampak kooperatif
- Kontak mata (+) - Kuku panjang dan bau mulut
- Klien tampak kooperatif - Klien tampak dengan baju kotor
- Klien tampak dengan baju kotor, kuku - Baju tampak tidak terkancing sempurna
panjang, gigi kotor, dan bau mulut

Diagnosa: Defisit perawatan diri A:


- (SP 1) tercapai
Tindakan:
(SP 1):
a. Menyapa klien dengan ramah P:
b. Memperkenalkan nama dengan sopan Lanjutkan tindakan (SP 2),
c. Menanyakan nama klien dan nama (SP 3), (SP 4), (SP 5), ( S P 6 )
panggilan klien
d. Menjelaskan tujuan pertemuan dan
jujur, menepati janji
e. Memberi rasa nyaman dan empati
f. Menerima klien apa adanya dan
memperhatikan kebutuhan dasar klien. TTD dan Nama Lengkap

Rencana Tindak Lanjut


Lanjutkan dengan melakukan tindakan
(SP 2), (SP 3), (SP 4), (Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep)
(SP 5), (SP 6)
Hari/tanggal: Senin / 10 Agustus 2021 Evaluasi
Jam: 11.15 Wita
Tindakan Keperawatan S:
DS: - Klien mengatakan mandi 1 kali sehari dan
- Klien mengatakan namanya Tn “PD” yang belum gosok gigi.
berasal dari Bogor dan Tabanan belum
menikah”
O:
DO: - Baju klien tampak kotor, tidak pernah di ganti
- Klien tampak kooperatif, kuku panjang - Gigi tampak kotor
dan bau mulut - Bau mulut (+)
- Klien tampak dengan baju kotor
- Baju klien tidak terkancing sempurna A:
- (SP 2), (SP3), (SP4)
Diagnosa: Defisit perawatan diri tercapai
- (SP 5) belum tercapai
Tindakan:
(SP 2),(SP 3)
(SP 4): P:
a. Mengidentifikasi masalah (kebersihan - (SP 5) point 1
diri; BAB/BAK ,makan)
b. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Menjelaskan alat dan cara kebersihan diri
d. Membuat jadwal kegiatan klien

Rencana Tindak Lanjut


SP 5 TTD dan Nama Lengkap
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Jelaskan cara makan yang baik
3. Bantu mempraktikkan cara makan yang
baik (Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep)
4. Anjurkan memasukkan ke jadwal
kegiatan harian klien
Hari/tanggal: Selasa/ 11 Agustus 2021 Evaluasi
Jam: 14.30 Wita
Tindakan Keperawatan S:
DS: - Klien mengatakan sudah mandi dan gosok gigi
- Klien mengatakan mandi 1 kali sehari
dan belum gosok gigi

DO: O:
- Baju klien tampak kotor, tidak diganti - Baju klien tampak kotor, pakaian tidak di ganti
dengan yang baru
- gigi kotor (-), bau mulut (-)
- Gigi tampak kotor, bau mulut (+) - kuku panjang dan kotor
- Rambut tampak kotor - makan berserakan
- Kontak mata (+)

Diagnosa: Defisit perawatan diri A:


Tindakan: - (SP 5) point 1 tercapai
(SP 5) point 1:
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
b. Menjelaskan cara makan yang baik P:
c. Membantu mempraktikkan cara makan - Pertahankan kondisi klien
yang baik - Lanjutkan tindakan (SP 5) point 2
d. Menganjurkan memasukkan ke jadwal
harian klien

Rencana Tindak Lanjut


Lanjutkan tindakan (SP 5): point 2
1. Evaluasi jadwal kegiatan klien
2. Ajarkan cara eliminasi yang baik
3. Bantu klien mempraktikkan cara
eliminasi yang baik
4. Anjurkan memasukkan ke jadwal harian
klien

TTD dan Nama Lengkap

(Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep)


Hari/tanggal: Selasa/ 11 Agustus 2021 Evaluasi
Jam: 15.10 Wita
Tindakan Keperawatan S:
DS: - Klien mengatakan sudah mandi 2 kali, gosok
- Klien mengatakan sudah mandi dan gigi 1 kali
gosok gigi

DO:
- Baju klien tampak kotor, tidak terkancing O:
rapi - Baju klien tampak kotor
- Gigi kotor (-), bau mulut (-) - Penampilan cukup rapi
- Kuku panjang dan kotor
- Makan berserakan
A:
Diagnosa: Defisit perawatan diri - (SP 5) point 2 tercapai
Tindakan:
(SP 5): point 2
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien P:
b. Mengajarkan cara eliminasi yang baik - Pertahankan kondisi klien
c. Membantu klien mempraktikkan cara - Lanjutkan tindakan (SP 5) point: 3
eliminasi yang baik
d. Menganjurkan memasukkan ke jadwal
harian klien

Rencana Tindak Lanjut


Lanjutkan dengan tindakan (SP 5)
point: 3

TTD dan Nama Lengkap

(Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep)


Lampiran 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


PERTEMUAN I (SP 1)

Proses Keperawatan
Kondisi klien:
DS:
- Klien mengatakan namanya Tn “PD”, berasal dari Bogor dan Tabanan, berumur
48 tahundan belum menikah
DO:
- Keadaan umum tenang
- Kontak mata (+), klien tampak kooperatif
- Klien tampak dengan baju kotor dan tidak terkancing secara sempurna
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor dan bau mulut
Diagnosa keperawatan :
1. Defisit perawatan diri
Tujuan khusus:
SP I: Membina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan:
a. Menyapa klien dengan ramah
b. Memperkenalkan nama dengan sopan
c. Menanyakan nama pasien dan nama panggilan pasien
d. Menjelaskan tujuan pertemuan
e. Menepati janji dan jujur
f. Memberi rasa nyaman dan empati
g. Menerima klien apa adanya dan memperhatikan kebutuhan dasar klien
Proses Pelaksanaan Tindakan

ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
- “Selamat pagi bapak, saya Dian mahasiswa STIKES Bina Usada Bali,
kalauboleh tau bapak namanya siapa?”
2. Evaluasi/Validasi :
- “bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
3. Kontrak:
Topik :
“apa bapak mau ngobrol-ngobrol dengan saya ?”
Waktu :
“waktunya 10 menit saja ya pak, apa bapak mau?”
Tempat :
“tempatnya mau disini atau sambil jalan di depan rumah ?”

KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)


1 Bapak asalnya darimana?
2 Umur bapak berapa?
3 Bapak punya kegiatan yang disukai tidak?
4 kalau begitu hobi bapak apa?
5 sudah berapa lama bapak sering menyendiri di kamar?
6 Siapa yang sering memberi makan dan memandikan serta minum obat selama
ini?

TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif) :
“Bagaimana perasaan bapak setelah ngobrol dengan saya?”
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) :
“Apakah bapak masih ingat dengan nama saya?”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
“Baiklah pak, karena waktunya sudah 10 menit, ngobrolnya nanti lagi ya, kalau ada yang
mau diceritakan silakan ceritakan nanti ya pak”
3. Kontrak yang akan datang:
Topik:
“Nanti kita ngbrol lagi ya pak, tentang pentingnya perawatan diri, penyebab defisit
perawatan diri, apa bapak setuju?”
Waktu:
“waktunya bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau setelah bapak mandi?”
Tempat:
“Tempatnya mau dimana bapak?, bagaimana kalau disini saja lagi?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN II (SP 2, SP 3, SP 4, SP 5, SP 6)

Proses Keperawatan
Kondisi klien:
DS:
- Klien mengatakan mandi 1 kali sehari dan belum gosok gigi

DO:
- Baju klien tampak kotor, pakaian tidak diganti
- Gigi tampak kotor
- Bau mulut (+)
Diagnosa keperawatan :
1. Defisit perawatan diri
Tujuan :
1. SP 2 : Klien mengetahui pentingnya perawatan diri
2. SP 3 : Klien mengetahui penyebab defisit perawatan diri
3. SP 4 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab defisit perawatan diri
4. SP 5 : Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri
5. SP 6 : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri

Tindakan keperawatan:
a. Mengidentifikasi masalah (kebersihan diri; BAB/BAK, makan)
b. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Menjelaskan alat dan cara kebersihan diri
d. Membuat jadwal kegiatan klien
Proses Pelaksanaan Tindakan

ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
- “Selamat siang pak, apakah bapak masih ingat dengan saya?”
2. Evaluasi/Validasi :
- “Bagaimana perasaan bapak saat ini?, apa bapak ingat apa yang kemarin kita
bicarakan?”
3. Kontrak:
Topik :
“Sesuai kesepakatan kemarin kita akan ngobrol lagi ya pak tentang kebersihan diri
bapak, apa bapak bersedia?”
Waktu :
“waktunya 15 menit saja ya pak, apa bapak bersedia?”
Tempat :
“tempatnya disini saja ya pak atau bapak mau didepan kamar?”

KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)


1 Apa bapak tau tentang kebersihan diri?
2 Menurut bapak apakah kebersihan diri itu penting?
3 Kebersihan diri itu sangat penting bapak, selain menambah nilai percaya diri,
juga penting untuk kesehatan bapak
4 Bapak mandi berapa kali sehari?
5 Apa bapak sikat gigi?, jika iya berapa kali sehari?

TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif) :
“Bagaimana perasaan bapak setelah ngobrol dengan saya?”
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) :
- “Kalau begitu coba ulangi pembicaraan kita tadi pak!”
- “Apa bapa paham?”
4. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
“Sekarang bapak sudah tau kan kelau kebersihan diri itu penting dan bapak sudah bisa
cara menjaga kebersihan diri dengan baik, kalau begitu kita buat jadwalnya ya pak!”
5. Kontrak yang akan datang:
Topik:
“kapan-kapan kita ngobrol lagi ya pak, ngobrol tentang cara kebersihan diri secara
mandiri (makan) yang benar, apa bapak setuju?”
Waktu:
“waktunya mau pukul berapa?”
Tempat:
“Tempatnya nanti bapak bisa datang ke rumah berdaya iya pak, apakah bapak setuju?”
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 1 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /


: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)

Seorang laki laki berusia 48 tahun sudah pulang dirawat dari RSJ sejak 2 bulan yang lalu, alasan masuk
dikeluhkan keluarga karena ingin membunuh Ayahnya dan 1 bulan yang lalu tidak minum obat. Klien
mengatakan malas untuk berdandan. Hasil pengkajian: baju tidak terkancing sempurna, bicara dan
tersenyum sendiri, malas berinteraksi dengan orang lain, dan menyendiri di kamar, bau mulut dan gigi kotor,
rambut kotor, makan tampak berserakan dan mandi dalam seminggu 3 kali

Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?

Pilihan jawaban
a. Risiko Perilaku Kekerasan
b. Regimen terapi inefektif
c. Defisit perawatan diri
d. Isolasi sosial
e. Halusinasi

Kunci Jawaban: c. Defisit perawatan diri


Referensi: Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta :
Salemba Medika
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 2 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /


: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan

Kasus (vignete)

Seorang laki-laki berusia 48 tahun, dilakukan kunjungan kerumah setelah pulang dari RSJ 21 tahun yang
lalu karena mengamuk dan terkadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian: klien sering menyendiri
dikamar, tertawa dan bicara sendiri, baju tampak kotor dan tidak terkancing sempurna, gigi kotor dan bau
mulut. Saat ini perawat ingin mengidentifikasi dan mengetahui penyebab ketidakmampuan dalam merawat
diri.
Pertanyaan soal
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
a. Klien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya
b. Klien menunjukkan perilaku meningkatnya harga diri
c. Klien mampu mengontrol perilaku marahnya
d. Klien mampu melakukan kebersihan diri
e. Klien mampu mengontrol halusinasinya

Kunci Jawaban: d. Klien mampu melakukan kebersihan diri


Referensi: Departemen Kesehatan R.I. 2015. Rencana Strategi Departemen Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 3 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /


: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan

Kasus (vignete)

Laki-laki berumur 48 tahun dilakukan kunjungan rumah setelah pulang dirawat dari RSJ sejak 21 tahun
yang lalu. Keluarga mengatakan klien sering menyendiri di kamar. Hasil pengkajian; klien malas untuk
berdadan, baju tampak kotor dan tidak terkancing sempurna, gigi kotor dan bau mulut kontak mata (-).
Saat ini perawat akan melakukan tindakan SP III setelah BHSP tercapai. Perawat sudah melakukan validasi
terhadap SP I, SP II masih dilanjutkan, dan klien mampu menjawab arti kebersihan diri.

Pertanyaan soal
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
a. Memasukkan kegiatan ke jadwal harian klien
b. Mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
c. Mengevaluasi jadwal kegiatan
d. Mengevaluasi SP 3
e. Melanjutkan SP 5 point 2

Kunci Jawaban: b. Mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri


Referensi: Budi Ana Kaliet. 2011. “Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik“
Yogyakarta: Graha Ilmu
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 4 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /


: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan

Kasus (vignete)

Laki-laki berusia 48 tahun dikeluhkan oleh keluarga klien jarang mandi dan tidak pernah gosok gigi serta
BAB/BAK dikamar setelah pernah dirawat di RSJ 21 tahun yang lalu di Kota Bogor dan tidak pernah masuk
RSJ lagi. Hasil pengkajian yang didapat; baju klien tampak kotor dan tidak terkancing sempurna, rambut
kotor dan kuku panjang serta makan berserakan.

Pertanyaan soal
Apakah faktor presipitasi pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
a. Putus obat
b. Gangguan neuromuskular
c. Gangguan musculoskeletal
d. Gangguan psikologis/psikotik
e. Ketidakmampuan keluarga merawat
Kunci Jawaban: d. Gangguan psikologis/psikotik
Referensi: Damayanti, M., & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung :Refika
Aditama
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 5 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /


: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan

Kasus (vignete)

Laki-laki berusia 48 tahun dilakukan kunjungan kerumah setelah pernah di rawat di RSJ 21 tahun yang lalu
karena mengamuk ingin membunuh Ayahnya sendiri, kini pasien hanya tinggal sendiri setelah Ayah dan
Ibubnya meninggal. Keluarga yang tinggal berdekatan dengan klien mengatakan klien menolak mandi dan
jarang gosok gigi, makan berserakan, dan BAB/BAK di kamar, serta sering menyendiri di kamar. Hasil
pengkajian; kontak mata tidak ada, malas untuk berinteraksi. Klien sudah diajarkan cara menjaga kebersihan
diri, dijelaskan cara makan yang baik, dan mempraktekkan cara eliminasi yang baik.

Pertanyaan soal
Apakah kriteria evaluasi yang diharapkan pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
a. Baju bersih dan rapi
b. Harga diri meningkat
c. Tanda-tanda marah berkurang
d. Mampu berinteraksi, kontak mata (+)
e. Mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
Kunci Jawaban: e. Mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
Referensi: Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. yogyakarta: Nuha
Medika.
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali

Anda mungkin juga menyukai