Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan

Vol. 7, No. 4, hal. 88-93, 2010


ISSN 1412-5064

Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat Mekanik


dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum

Yuli Darni*, Herti Utami


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lampung
Jl Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
*E-mail: darni_yuli@yahoo.com

Abstract

This research investigated the utilization of sorghum starch and chitosan as basic material for
preparation of biodegradble plastic. The optimum conditions for the formation of biodegradble
plastic and the effect of starch-chitosan formulation on mechanical properties of the
biodegradable plastic were studied. The experiments were conducted by varying concentration
sorbitol as plasticizer (i.e. 20%, 25%, 30%, and 40% dry weight), ratio starch to chitosan (i.e.
6:4, 7:3, 8:2, 9:1, 10:0 g/g) and at ranging gelatinuous temperature of 65-95oC. The results
showed that the optimum conditions were obtained at starch:chitosan mass comparison of 7:3
and sorbitol concentration of 20%. The mechanical properties of the biodegradable plastic
produced at gelatinuous temperature of 95oC were: tensile strength of 6,9711 Mpa, elongation
percentage of 16,48, modulus young of 42,48 Mpa, and water resistance of 36,825%.

Keywords: bioplastic, chitosan, plasticizer, sorgum, sorbitol

1. Pendahuluan mendapatkan pati sebagai bahan utama


pembuatan plastik biodegradable (bioplastik).
Sampah plastik menjadi masalah lingkungan Apalagi harga tanaman penghasil pati tersebut
berskala global. Plastik banyak dipakai dalam relatif murah. Sorgum ( Sorghum Bicolor L
kehidupan sehari-hari, karena mempunyai Moench ) merupakan salah satu alternatif
keunggulan-keunggulan seperti kuat, ringan sumber pati yang cukup potensial di Indonesia.
dan stabil. Namun plastik yang beredar di Kandungan pati dalam sorgum mencapai 80,42
pasaran saat ini merupakan polimer sintetik % (Suarni, 2004). Pemanfaatan sorgum di
yang terbuat dari minyak bumi yang sulit Indonesia saat ini sebagian besar hanya
untuk terurai di alam. Akibatnya semakin sebagai pakan ternak, bahkan masih
banyak yang menggunakan plastik, akan bermasalah dengan tingginya kandungan
semakin meningkat pula pencemaran tannin dalam sorgum yaitu 0,40-3,60%
lingkungan seperti pencemaran tanah. Oleh (Sirappa, 2003). Selain itu, tanaman sorgum
karena itu kita memerlukan solusi untuk toleran terhadap kekeringan dan genangan air,
mengatasi masalah lingkungan ini, salah dapat berproduksi pada lahan marginal, serta
satunya yaitu mengembangkan bahan plastik relative tahan terhadap gangguan hama.
biodegradable (bioplastik). Artinya plastik ini Berdasarkan hal tersebut dapat dijamin
dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme ketersediaan sorgum sepanjang tahun untuk
secara alami menjadi senyawa yang ramah menjaga kesinambungan bahan baku, jika
lingkungan. Pengembangan bahan plastik nantinya akan diterapkan untuk skala
biodegradable menggunakan bahan alam yang komersial. Berdasarkan uraian di atas, untuk
terbaharui (renewable resources) sangat meningkatkan nilai ekonomis sorgum, maka
diharapkan (Hardaning,2001; Averous, 2004). kajian pembuatan bioplastik dari pati sorgum
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat penting untuk dilakukan.
plastik biodegradable adalah senyawa-senyawa
yang terdapat pada tanaman seperti selulosa, Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan
pati, dan lignin, serta pada hewan seperti untuk menghasilkan bioplastik. Namun plastik
kasein, protein dan lipid. berbahan baku pati memiliki beberapa
kelemahan. Bioplastik ini kurang tahan
Salah satu bahan utama pembuatan plastik terhadap air (kurang hidrofobik/bersifat
biodegradable adalah pati. Pati digunakan hidrofilik) dan sifat mekaniknya masih rendah
karena merupakan bahan yang dapat atau (kekuatan tarik dan modulus Young). Salah
mudah didegradasi oleh alam menjadi satu cara untuk mengurangi sifat hidrofilik
senyawa-senyawa yang ramah lingkungan. Di adalah dengan mencampur pati dengan
Indonesia terdapat berbagai tanaman biopolimer lain yang bersifat hidrofobik, seperti
penghasil tepung (pati) seperti singkong, selulosa, kitosan, dan protein (Ban, 2006;
beras, kentang, sorgum, pisang dan yang Taylor, 2006; talja, 2006). Sedangkan untuk
lainnya. Tentunya kita dapat dengan mudah memperbaiki sifat mekaniknya (terutama sifat
89 Y.Darni, dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 4

elastisitasnya), dapat dilakukan dengan 2.3 Analisis Plastik


mencampur pati dengan plasticizer. Oleh
karena itu, dalam pembuatan plastik dari pati a. Pengujian Sifat Mekanik meliputi
sorgum ini, akan dikaji pengaruh penambahan 1) Kekuatan tarik
kitosan dan plasticizer sorbitol untuk 2) Perpanjangan (elongation at break)
memperbaiki sifat bioplastik yang dihasilkan. 3) Modulus young (Elastisitas)
Di samping itu juga akan dicari rentang
temperatur gelatinisas untuk campuran pati- b. Uji Ketahanan Air (water uptake)
kitosan. Prosedur uji ketahanan air pada sampel
bioplastik adalah sebagai berikut: berat
awal sampel yang akan diuji ditimbang
2. Metodologi (Wo). Lalu Isi suatu wadah
(botol/gelas/mangkok) dengan air
2.1 Persiapan Alat dan Bahan aquades. Letakkan sampel plastik ke dalam
wadah tersebut. Setelah 10 detik angkat
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi dari dalam wadah berisi aquades, timbang
Teknik Kimia Universitas Lampung dan analisis berat sampel (W) yang telah direndam
hasil penelitian dilakukan di ITB Bandung. Alat dalam wadah. Rendam kembali sampel ke
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: dalam wadah tersebut, angkat sampel tiap
peralatan gelas, neraca analitis, desikator, 10 detik, timbang berat sampel. Lakukan
termometer, Universal Testing Machine, Mantel hal yang sama hingga diperoleh berat akhir
Pemanas, motor berpengaduk, Spektroskopi sampel yang konstan. Air yang diserap
Inframerah Transformasi Fourier (FTIR) dan X- oleh sampel dihitung melalui persamaan:
ray diffraction. Bahan yang digunakan adalah
Pati Sorgum, Kitosan, Asam asetat, sorbitol W  Wo
Air (%) =  100 (1)
dan aquades. Wo
Dimana:
2.2 Pembuatan Bioplastik
Wo = berat sampel kering
W = berat sampel setelah dikondisikan
Pembuatan plastik menurut metode yang
dilakukan oleh Weiping Ban (2006), adalah dalam desikator.
sebagai berikut: Sejumlah massa pati dan
kitosan yang diinginkan ditimbang, kemudian c. Analisis Gugus Fungsi dengan FTIR
Sampel yang berupa film, ditempatkan ke
dibuat larutan pati dan larutan kitosan melalui
dalam set holder, kemudian dicari
penambahan aquades sesuai dengan jumlah
spektrum yang sesuai. Hasilnya di dapat
volume yang telah dihitung pada gelas beaker
yang terpisah, larutan pati pada gelas beaker berupa difraktogram hubungan antara
500 ml dan larutan kitosan pada gelas beaker bilangan gelombang dengan intensitas.
50 ml. Volume larutan sorbitol yaitu 3,7 ml. Spektrum FTIR di rekam menggunakan
Lalu, water bath dipanaskan dan di atur spektrometer pada suhu ruang.
temperatur yang akan digunakan (T = 65,75,
85 atau 95oC). Selanjutnya, gelas beaker 500
3. Hasil dan Pembahasan
ml yang berisi larutan pati diletakkan dalam
water bath kemudian motor pengaduk
dihidupkan. Larutan kitosan ditambahkan ke Film bioplastik yang diperoleh dilakukan uji
dalamnya dan diaduk selama 25 menit. Setelah karakteristik sifat mekanik dan sifat fisik serta
25 menit ditambahkan gliserol pada larutan ketahanan airnya. Dapat diketahui bahwa,
penambahan kuantitas kitosan pada formulasi
pati – kitosan, lalu diaduk sampai homogen.
campuran pati-kitosan menghasilkan bahan
Setelah homogen, water bath dan stirrer
bioplastik dengan karakteristik yang semakin
dimatikan. Gelas beaker berisi larutan
dikeluarkan dari water bath, kemudian baik. Formulasi terbaik pada penelitian ini
didinginkan sebelum dicetak. Larutan diperoleh pada film bioplastik dengan
dituangkan (sebanyak 50 ml) ke dalam karakteristik tensile strength tertinggi sebesar
8,75 Mpa, dan Modulus Young tertinggi 54,348
cetakan, kemudian dikeringkan dalam oven
Mpa untuk konsentrasi plasticizer sorbitol 20%
pada T = 60 oC selama 12 jam. Setelah
dengan formulasi pati-kitosan 7:3 gr/gr.
dikeringkan di dalam oven, diangkat dan
dimasukkan ke dalam desicator (kondisikan Sedangkan ketahanan air bioplastik terbaiknya
selama 72 jam). Kemudian plastik dilepaskan sebesar 14% pada formulasi pati-kitosan 8:2
dari cetakannya. Plastik siap untuk dianalisis. gr/gr dengan konsentrasi plasticizer sorbitol
20% berat.
Y.Darni, dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 4 90

Temperatur gelatinisasi yang diperoleh adalah ikatan yang kuat tersebut dibutuhkan energi
pada 95oC, sedangkan pada temperatur 65, 75 yang besar pula.
dan 85oC, campuran pati-kitosan tidak
tergelatinisasi. Analisis FTIR pada kondisi yang Bahan bioplastik dari campuran pati dan
sama menunjukkan jumlah gugus O-H terkecil kitosan dengan gliserol dan sorbitol sebagai
dibawah 15% T. Hal ini menunjukkan bahwa plasticizer-nya dapat dimanfaatkan sebagai
hidrofilisitas bioplastik yang dihasilkan semakin plastik kemasan, komponen alat rumah sakit,
kecil, karena semakin sedikit gugus O-H yang komponen alat mobil, tali plastik ataupun
ada. bahan pembuat karung jika memenuhi/
mendekati standar sifat mekanik tertentu dari
3.1 Sifat Mekanik Bioplastik suatu polipropilena atau polietilen (LDPE dan
HDPE). Plastik dari bahan pati harus memiliki
Pengujian mekanik yang umum dilakukan kesamaan sifat mekanik agar dapat
adalah kekuatan tarik (tensile strength) dan menggantikan plastik sintetik (polipropilena
perpanjangan (elongation at break), dimana ataupun polietilen).
sifat mekanik ini dinyatakan oleh nilai Modulus
Young. Hasil uji ini tidak digunakan untuk Sifat mekanik dari polipropilena dan polietilen
meneliti keadaan cacat tetapi untuk memeriksa (LDPE dan HDPE) yang dibandingkan dengan
kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan plastik berbahan pati dapat dilihat pada Tabel
suatu standar spesifikasi. 1. Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa bahan
bioplastik campuran pati-kitosan bila
Sifat mekanik dipengaruhi oleh besarnya dibandingkan dengan polietilen (LDPE dan
jumlah kandungan komponen-komponen HDPE), kekuatan tarik (tensile strength)
penyusun bioplastik, yaitu pati, kitosan serta bioplastik mendekati nilai kekuatan tarik
sorbitol sebagai plasticizer. Kitosan sebagai (tensile strength) LDPE. Namun untuk nilai
biopolimer yang dicampurkan ke dalam pati modulus Young, sebagai ukuran kekakuan
diharapkan dapat mengurangi sifat hidrofilik suatu bahan polimer masih jauh dari standar
pati, sehingga bahan bioplastik yang dihasilkan plastik komersial ini.
memiliki ketahanan air yang baik. Sorbitol
sebagai plasticizer yang ditambahkan ke dalam
campuran pati-kitosan dapat memberikan sifat a. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
plastis/elastis pada bahan bioplastik. Bioplastik

Bahan bioplastik berbahan pati saja bersifat Pada Gambar 1 di bawah dapat dilihat
kurang elastis serta memiliki nilai kekuatan pengaruh dari konsentrasi sorbitol pada
tarik (tensile strength) dan Modulus Young formulasi pati-kitosan terhadap kekuatan tarik
rendah. Jika kandungan kitosan lebih banyak bioplastik. Dari Gambar 1 dapat diketahui
dibandingkan dengan kandungan pati, kekuatan tarik tertinggi bahan bioplastik yaitu
kekuatan tarik (tensile strength) dan Modulus pada konsentrasi sorbitol 20% berat pada
Young bahan bioplastik akan lebih optimal. formulasi 7:3 yaitu sebesar 6,971,115 Pa atau
Dengan penambahan kandungan kitosan pada 6.9711 Mpa.
pembuatan bahan bioplastik berbahan pati
dapat menyebabkan peningkatan affinitas Namun, dari gambar tersebut mengalami
sehingga memberi pengaruh terhadap sifat penurunan kekuatan tarik pada konsentrasi
mekanik bioplastik. sorbitol 20% berat pada formulasi 9:1.
Sedangkan pada penelitian yang telah
Menurut Ban (2005), faktor penting yang dilakukan oleh Darni, dkk., 2008; Dwi dan
mempengaruhi sifat mekanik bahan bioplastik Darni, 2008), kekuatan tarik tertinggi sebesar
adalah affinitas antara komponen 85.75 Mpa dengan kandungan kitosan 40%,
penyusunnya. Affinitas merupakan suatu temperatur gelatinisasi 90ºC dan konsentrasi
fenomena dimana atom atau molekul tertentu gliserol 35% berat.
memiliki kecenderungan untuk bersatu dan
berikatan. b. Modulus Young Bioplastik

Semakin meningkat affinitas, semakin banyak Pengaruh dari kandungan kitosan terhadap
terjadi ikatan antar molekul. Kekuatan suatu Modulus Young dapat dilihat pada Gambar 1.
bahan dipengaruhi oleh ikatan kimia Modulus Young diperoleh dari perbandingan
penyusunnya. Ikatan kimia yang kuat antara kekuatan tarik tensile strength)
bergantung pada jumlah ikatan molekul dan terhadap persen perpanjangan (elongation at
jenis ikatannya. Ikatan kimia yang kuat akan break). Modulus Young ini juga bisa dikatakan
sulit diputus, sehingga untuk memutuskan sebagai ukuran kekakuan suatu bahan. Dari
91 Y.Darni, dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 4

Gambar 2 dapat dilihat Modulus Young bahan Dapat dilihat bahwa hasil terbaik pada
bioplastik tertinggi terdapat pada konsentrasi ketahanan air sebesar 36.825% pada formulasi
sorbitol 30% berat dengan temperatur pati dan kitosan 7:3 gr/gr dengan konsentrasi
gelatinisasi 95oC pada formulasi pati dan sorbitol 40%. Sedangkan hasil yang mengalami
kitosan 7:3 gr/gr dengan nilai 42.480,018 Pa kenaikan yang sangat besar terjadi pada
atau 42.480 MPa. Pada temperatur gelatinisasi formulasi pati dan kitosan 8:2, konsentrasi
95oC, formulasi 7:3 gr/gr dengan konsentrasi sorbitol 25% yaitu 261.257%. Hasil ketahanan
sorbitol 40% berat nilai Modulus Young air yang baik adalah bioplastik dapat menyerap
mengalami penurunan sebesar 6,76 MPa. air lebih sedikit yaitu nilai ketahanan air lebih
kecil.
3.2 Ketahanan Bioplastik terhadap Air
Pada penelitian ini, kitosan sebagai biopolimer
Gambar 3 menunjukkan pengaruh konsentrasi telah memberikan sifat ketahanan air yang
sorbitol terhadap ketahanan air bioplastik. baik pada bahan bioplastik. Dikarenakan sifat
pati-kitosan yang hidrofobik (tidak suka
air).
Tabel 1. Perbandingan sifat mekanik polietilen (LDPE dan HDPE) dengan plastik berbahan pati.

No Sifat mekanik LDPE HDPE Bioplastik sorgum*


.

1 Tensile strength (MPa) 12.4-15.2 31.72 8,750

2 Modulus Young (MPa) 166 800 54,328


* penelitian yang dilakukan dengan plasticizer sorbitol

7
Tensile Strength (MPa)

6
9:1
5
8:2
4
7:3
3
6:4
2

0
20 25 30 40

Konsentrasi Sorbitol (% berat)


Gambar 1. Pengaruh konsentrasi sorbitol terhadap Tensile Strength pada berbagai formulasi pati-kitosan.

45
40
Modulus Young (MPa)

35
30 9:1
25 8:2
20
7:3
15
6:4
10
5
0
20 25 30 40

Konsentrasi Sorbitol (%)

Gambar 2. Pengaruh konsentrasi sorbitol terhadap Modulus Young pada berbagai formulasi pati-kitosan.
Y.Darni, dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 4 92

9:1
Persen air terserap (%)

300
8:2
250
7:3
200
6:4
150
100

50

0
20 25 30 40
Konsentrasi Sorbitol (%)

Gambar 3. Pengaruh konsentrasi sorbitol terhadap water uptake.

100

%T

90

80

8 6 0 .2 5

7 0 9 .8 0
7 6 3 .8 1
70

6 6 7 .3 7
9 3 3 .5 5
60
1 2 4 2 .1 6
1 5 6 6 .2 0
1 6 3 9 .4 9
2 3 6 0 .8 7

50
1 4 1 1 .8 9

40
2 9 2 6 .0 1

30
1 1 5 5 .3 6
3 3 8 8 .9 3

20
1 0 8 2 .0 7
1 0 2 2 .2 7

10

4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750
Ay 1/cm

Gambar 4. Spektrum FTIR bioplastik formulasi pati-kitosan dengan kandungan kitosan 30% pada
temperatur gelatinisasi 95oC.
Hasil karakterisasi terhadap bahan bioplastik
Selain itu, kitosan tidak beracun, mudah hasil sintesis dengan teknik spektroskopi FTIR
mengalami biodegradasi, dan bersifat pada Gambar 4, menunjukkan pita serapan
polielektrolitik. Karakteristik lain kitosan adalah pada 2926.01 cm-1 yang merupakan daerah
dapat dengan mudah berinteraksi dengan zat- ulur C-H, 1566.20-1639.49 cm-1 merupakan
zat organik lain, seperti protein dan lemak. daerah serapan ulur C=O karbonil, 1022.27-
Karena itu, kitosan relatif lebih banyak 1242.16 cm-1 merupakan daerah serapan ulur
digunakan pada berbagai bidang industri C-O ester dan 3388.93 cm-1 merupakan daerah
terapan dan industri farmasi dan kesehatan serapan ulur O-H karboksil.
Sifat-sifat yang dimiliki kitosan inilah yang
menyebabkan ketahanan terhadap air bahan Bahan bioplastik dengan kandungan kitosan 30
bioplastik menjadi baik. % dan pada temperatur 95 oC memiliki gugus
fungsi yang merupakan gabungan dari gugus
fungsi spesifik yang terdapat pada komponen
3.3 Analisis Gugus Fungsi Bioplastik penyusunnya (pati dan kitosan). Dan dari sini
terlihat bahwa bahan bioplastik yang dihasilkan
Uji FTIR (Fourier Transform Infrared merupakan proses blending secara fisika
Spectroscopy) digunakan untuk mengidentifi dikarenakan tidak ditemukannya gugus fungsi
kasi bahan kimia yang terkandung dalam suatu yang baru, dan inilah yang menyebabkan
bahan polimer. bahan bioplastik tersebut masih memiliki sifat
hidrofilik (suka air) seperti sifat penyusunnya.
93 Y.Darni, dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 4

Terdapat juga gugus fungsi karbonil (CO) dan Tropis, Badan Pengkajian dan Penerapan
ester (COOH) pada bahan bioplastik yang di uji Teknologi-BPPT. Jakarta.
dengan FTIR, sehingga bahan bioplastik ini Sirappa, M P. (2003) Prospek pengembangan
dapat terdegradasi. sorgum di indonesia sebagai komoditas
alternatif untuk pangan, pakan dan
industri, Jurnal Litbang Pertanian, 22.
4. Kesimpulan Suarni (2004) Pemanfaatan tepung sorgum
untuk produk olahan, Jurnal Litbang
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan Pertanian, 23.
bahwa formulasi campuran pati sorgum- Taylor, J. R. N. (2006) Novel Food and Nonfood
kitosan 7:3 dengan plasticizer sorbitol terbaik Uses for Sorghum and Millets, Journal of
adalah pada konsentrasi 20% dan temperatur Cereal Science, 44, 252-271.
gelatinisasi 95oC dengan nilai Modulus Young Talja, Riku, A. (2006) Effect of various polyols
tertinggi 42.480 MPa dan nilai ketahanan air content on physical and mechanical
terbaik sebesar 36,825 % pada formulasi pati- properties of potato starch-based films,
kitosan 7:3, konsentrasi sorbitol 40%. Carbohydrate Polymers, 67, 288-295.
Konsentrasi sorbitol 20 % sebagai plasticizer Ban, W. (2005) Improving the physical and
pada campuran pati-kitosan sudah dapat chemical functionally of starch – derived
memberikan sifat elastisitas yang menyamai films with biopolymers, Journal of Applied
plastik komersial (polipropilena dan polietilen). Polymer Science, 10, 118-129.
Ban, W. (2006) Influence of natural
Daftar Pustaka biomaterials on the elastic properties of
starch-derived films: An optimization
Averous, Luc (2004) Biodegradable multiphase study, Journal of Applied Polymer Science,
systems based on plasticized starch: A 15, 30-38.
review, Journal of Macromolecular Science,
12, 123-130.
Darni, Y., Ismiyati, S., Cici (2008) Sintesa
bioplastik dari pati pisang dan gelatin
dengan gliserol sebagai plasticizer,
Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi II, Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Dwi, Darni, Y. (2008) Pemanfaatan pati
tapioka dan gelatin untuk pembuatan
bioplastik dengan plasticizer gliserol,
Prosiding Seminar Nasional Pengolahan
Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan,
UPN, Veteran, Jawa Timur.
Hardaning, P. (2001) Pengembangan Bahan
Plastik Biodegradabel Berbahan Baku Pati

Anda mungkin juga menyukai