Anda di halaman 1dari 459

UNIVERSITAS INDONESIA

PERAN PKBI
DALAM MEMOBILISASI GERAKAN KAUM MUDA
UNTUK PEMENUHAN HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN
REPRODUKSI

TESIS

DONY PURWADI
NIM. 1406517260

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


DEPARTEMEN SOSIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA SOSIOLOGI
DEPOK
2017

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


UNIVERSITAS INDONESIA

PERAN PKBI
DALAM MEMOBILISASI GERAKAN KAUM MUDA
UNTUK PEMENUHAN HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN
REPRODUKSI

TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

DONY PURWADI
NIM. 1406517260

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


DEPARTEMEN SOSIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA SOSIOLOGI
DEPOK
2017

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


l1

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk,

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : DONY PURWADI

NPM :1406517260

3 .iuni 2017

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


iii

HALAMAN PENGESAHAN

Tesis jni diajukan oleh:


Nama : DONY PURWADI
NPM :1406517260
Program Studi : Magister Sosiologi
Judul Tesis : Peran PKBI dalam Memobilisasi Gerakan Kaum Muda
untuk PemenuhanHak Kesehatan seksual dan Reproduksi

Telah terhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima


qlbagai hagran persyaratan yarg diperlukan untuk memperoleh getar
Magrster sains (M.si) pada program studi Magister sosiologi Departelnen
sosiologio Fakultas Ilmu sosial dan lrmu politit! universitas toooneiia.

DEWAN PENGU.II

Pembimtring:
Dr. Ida Ruwaida, N,LSi

Penguji Ahli:
Dra Lugina Setyawati, M.A., Ph.D
' r,,/
:
Ketua Sidang:
Dr. Enra Karirn. N,l.Si
,.]l
={
[)
ol
I n -{) -
Sekretaris Sidang:
LWI)-Y
r...)
Lucia Ratih Kusumadewi, S.Sos., DEA
l:-

Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 13 Juni 2017

[Jniversitas lndonesia

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


KATA PENGANTAR

Peneliti tertarik melakukan studi peran LSM dalam memobilisasi gerakan


kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda karena pengalaman saya ketika
bergabung pertama kali sebagai relawan muda pada sebuah LSM yang bernama
PKBI daerah Jawa Barat. Saat itu, PKBI daerah Jawa Barat sedang menjalankan
program kesehatan reproduksi bagi kaum muda melalui model youth center dan
program penanggulangan HIV dan AIDS melalui model pengembangan
masyarakat (community development). Peran LSM sebagai bagian dari organisasi
masyarakat sipil dalam dinamika perubahan sosial masih menarik untuk dikaji,
terutama tentang peran LSM dalam mengubah tatanan yang masih mengekslusi
kaum muda dalam mendapatkan dan mempraktikan HKSR.

Lebih mendalam tentang ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian


dengan isu kesehatan reproduksi dan seksual dikalangan kaum muda adalah ketika
penulis melakukan kunjungan ke Atambua - Nusa Tenggara Timur (NTT), suatu
daerah perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste. Penulis menemukan
banyak sekali ibu muda yang berisiko tinggi mengalami kematian dalam proses
kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Kerentanan dan risiko yang dialami
oleh ibu muda di daerah tersebut terjadi karena tingginya kasus pernikahan anak,
kasus kehamilan tidak diinginkan, ketimpangan dalam akses terhadap informasi
dan layanan kesehatan reproduksi serta dominasi laki-laki dalam pengambilan
keputusan terkait kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.

Pengalaman tersebut mendorong penulis untuk mendalami kesehatan


reproduksi dan seksual kaum muda. Hal tersebut penulis lakukan, selain karena
alasan yang ditulis diatas, juga karena penulis meyakini bahwa salah satu faktor
kunci dan signifikan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu di Indonesia,
yang trendnya terus meningkat, adalah dengan memenuhi hak kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
penelitian dan penulisan tesis ini. Dari semuanya, yang paling utama penulis

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


berikan perhargaan dan ucapan terima kasih adalah kepada Ibu Dr. Ida Ruwaida.
M.Si, pembimbing penulis yang tidak pernah lelah dalam membimbing dan
mengarahkan penulis dalam proses penelitian ini. Beliau mempunyai peran yang
sangat besar dalam proses penelitian tesis ini, sejak tahapan reading course sampai
tahap akhir penelitian tesis yang penulis lakukan. Sebagai pembimbing tesis, Ibu
Ida Ruwaida telah memberikan perspektif sosiologis yang mencerahkan dan
membuat penulis tertarik dan yakin untuk menekuni penelitian yang berfokus pada
isu gerakan kaum muda di PKBI, dengan pendekatan teori tipologi organisasi
masyarakat sipil dan teori mobilisasi sumber daya.

Penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada


pengelola program pascasarjana Sosiologi FISIP UI, yakni ibu Raphaella
Dewantari Dwianto, MA., Ph.D dan Bapak Andi Rahman Alamsyah, M.Si.,
masing-masing sebagai ketua dan sekretaris program pascasarjana Sosiologi FISIP
UI. Beliau menjabat sebagai ketua dan sekretaris program pascasarjana sosiologi
FISIP UI sejak penulis berstatus sebagai mahasiswa aktif program pascasarjana
sosiologi FISIP UI sejak tahun 2014 sampai dengan akhir Desember 2016. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pengelola program pascasarjana sosiologi
FISIP UI yang mulai menjabat sejak bulan Januari 2017, yaitu Bapak Dr.Ricardi S.
Adnan., M.Si dan Ibu Lucia Ratih Kusumadewi, S.Sos., DEA, masing-masing
sebagai ketua dan sekretaris Program Pascasarjana sosiologi FISIP UI yang baru.

Selama proses penelitian ini, penulis perlu mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada keluarga besar PKBI, khususnya kepada almarhumah Ibu
Chatarina Wahyurini dan bapak Nanang Munajat yang telah memberikan dukungan
selama penulis menjalani proses penelitian ini. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff PKBI baik ditingkat pusat maupun
daerah yang telah mendukung penulis selama proses perkuliahan maupun selama
penyelesaian tesis. Para staff bidang perencanaan dan pengembangan PKBI, yaitu:
Devi, Jamal, Ania dan Veby kemudian para staff bidang kelembagaan PKBI, yaitu:
Mba Yati, Mba Dewi, Mba Endah dan Mas Agus Doket. Para staff - bidang
Program PKBI: Kang Alam, kang Yudi gabel, Mba Heni, Mba bumi, Mba Moudy
dan Mba Merlyn dan rekan-rekan lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kesabaran,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dukungan dan segala kemudahan selama penulis mengikuti proses perkuliahan dan
penelitian tesis di program pascasarjana Sosiologi UI.

Diantara semuanya, orang tua saya adalah pihak yang paling memberi
inspirasi kepada saya untuk sukses dalam mengikuti kuliah pascasarjana dan dalam
melakukan penelitian ini. Doa-doa dan dukungan moril dari Bapak, Alm.
Zulkarnaen, dan mamah, Rina Hendrawati adalah semangat dan faktor penentu
keberhasilan penulis dalam proses penelitian dan penyelesaian studi di Pascasarjana
Sosiologi FISIP UI. Penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-
dalamnya kepada Bapak karena saya tidak bisa lulus lebih cepat, beliau tidak dapat
menyaksikan kelulusan putranya. Beliau telah dipanggil lebih dulu oleh Allah SWT
pada tanggal 27 Maret 2017, saat penulis sedang bekerja keras dalam
menyelesaikan tesis pada semester ini. Penulis mendo’akan semoga segala amal
baik yang telah bapak kerjakan semasa hidup diterima oleh Allah SWT dan segala
dosanya diampuni. Amin.

Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada istri saya,


Yayu Mukaromah, yang dengan kesabaran dan pengertiannya selalu mendukung
dan memberikan semangat luar biasa agar saya bisa segera menyelesaikan kuliah
ini. Kepada ketiga anak lelaki-ku; Fathan Arrumy Ruzash, Gamendra Gibran
Kiyoshi dan Attar Kalandra Jakti, yang dengan keceriaannya mau bersabar
menunggu penyelesaian tesis ini hingga selesai. Semoga dengan selesainya tesis
ini, kita dapat bermain dan belajar bersama kembali. Penulis berharap, upaya dan
kerja keras penulis untuk menyelesaikan program pascasarjana Sosiologi UI ini
dapat menyemangati kalian semua agar tidak pernah lelah mencari ilmu yang
bermanfaat dan menyebarkan ilmu tersebut untuk manusia dan kemanusiaan.

Sahabat – sahabat saya, mahasiswa program pascasarjana Sosiologi FISIP –


UI angkatan 2014 yang selama hampir tiga tahun menjalani proses kuliah bersama.
Kak Rini dan Pak Yusdi atas persahabatan dan kebersamaan yang terjalin selama
ini juga atas diskusi seputar isu pembangunan sosial yang hangat dan mencerahkan.
Juga staff program pascasarjana sosiologi yang selama ini banyak berinteraksi
untuk berbagai keperluan administrasi selama proses penelitian, khususnya mba
Heni dan mas ade yang tanpa lelah dan cekatan selalu membantu penulis untuk

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


keperluan administrasi penelitian. Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih tak
terhingga kepada semua informan dan semua pihak yang belum sempat saya
sebutkan satu-persatu dalam penelitian ini.

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk


mewujudkannya. Penulis berharap penelitian ini memberi kontribusi dan
bermanfaat bagi semua pihak dan masyarakat Indonesia dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang inklusif, yaitu masyarakat yang saling menghargai harkat dan
martabat setiap manusia, tidak melakukan diskriminasi atas dasar status sosial,
budaya, ekonomi dan politik.

Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada, penulis juga berharap
penelitian ini dapat membantu upaya PKBI dalam meningkatkan derajat kesehatan
kaum muda yang paripurna melalui gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR.
Penulis juga berharap hasil penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan
pengetahuan tentang gerakan sosial dan pemenuhan HKSR bagi kaum muda.

Jakarta, 13 Juni 2017

Dony Purwadi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama DONY PURWADI


NPM t406517260
Program Studi Magister Sosiologi
Departemen Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya Tesis

Demi pengembangan ilmu pengatahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

"Peran PKBI dalam Memobilisasi Gerakan Kaum Muda Untuk Pemenuhan


Hak Kesehatafr Seksual dan Reproduksi"

Beserta perangkat yang ada fiika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih medial
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Padatanggal : 73 Juni2017

enyatakan,

PURWADI

Universitas Indonesia

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ABSTRAK

Nama : DONY PURWADI


Program Studi : Magister Sosiologi
Judul Tesis : Peran PKBI Dalam Memobilisasi Gerakan Kaum Muda
Untuk Pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi

Kaum muda di Indonesia masih tereksklusi dari pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi (HKSR). Sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil, PKBI
memfasilitasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR dengan memobilisasi
sumberdaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mememahami bagaimana PKBI
memobilisasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Studi ini
menggunakan metodologi kualitatif. Untuk memahami Peran PKBI dalam
memobilisasi gerakan kaum muda, penelitian ini menggunakan teori tipologi
organisasi masyarakat sipil, teori tipologi LSM serta teori mobilisasi sumber daya.
Data penelitian ini menunjukkan bahwa PKBI memfasilitasi gerakan kaum muda
dengan memobilisasi sumberdaya internal dan eksternal. Hasil penelitian ini
memperlihatkan tipologi PKBI sebagai LSM cenderung mengalami perubahan dari
LSM konformis pada era orde lama menjadi LSM reformis pada era orde baru dan
orde reformasi. Faktor internal dan eksternal berpengaruh terhadap tipologi gerakan
kaum muda yang cenderung berubah dari tipologi gerakan sosial alternatif menjadi
tipologi gerakan sosial reformatif. Penelitian ini juga menemukan isu-isu kunci
yang memperkuat dan memperlemah gerakan yang didorong oleh PKBI dan kaum
muda. Hal yang secara signifikan memperlemah peran PKBI dalam memobilisasi
gerakan kaum muda adalah masih belum optimalnya PKBI dalam memperhatikan
dan memperkuat kapital sosial antar aktor internal dan eksternal serta belum
optimalnya penguatan agency aktor gerakan.

Kata kunci: OMS (Organisasi masyarakat sipil), LSM (Lembaga Swadaya


Masyarakat), PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), gerakan kaum
muda, HKSR (Hak Kesehatan Seksul dan Reproduksi), mobilisasi sumber daya,
Kapital Sosial.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ABSTRACT

Name : Dony Purwadi


Study Program : Postgraduate on Sociology
Title : The Role of PKBI in Mobilizing Youth Movement
to Fulfill Sexual And Reproductive Health And Rights.

Young people in Indonesia are still excluded from the fulfillment of sexual and
reproductive health and rights (SRHR). As one of the civil society organizations,
PKBI facilitates the youth movement for the fulfillment of SRHR by mobilizing
resources. The purpose of this study is to understand how PKBI mobilizes the youth
movement for the fulfillment of HKSR. This study uses a qualitative methodology.
To understand the role of PKBI in mobilizing the youth movement, this research
uses theory of civil society organization typology, theory of NGO typology and
theory of resource mobilization. This research data shows that PKBI facilitates the
youth movement by mobilizing internal and external resources. The results of this
study show the typology of PKBI as an NGO tended to change from conformist
NGOs in the old order era to become reformist NGOs in the new order era and the
reform order era. Internal and external factors influence the dinamics of youth
movements typology that tend to change from the alternative social movements to
reformative social movements. The study also found key issues that strengthen and
weaken youth movement that facilitated by PKBI. Key issues that significantly
weakens the role of PKBI in mobilizing the youth movement is the comitment of
PKBI in paying attention to strengthen social capital between internal and external
actors as well as in strengthening agency of movement actor.

Keywords: CSO (civil society organization), NGO (Non Governmental


Organization), PKBI (Indonesian Planned Parenthood Association), youth
movement, SRHR (Sexual and Reproductive Health and Rights), resource
mobilization, Social Capital.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR KOTAK ............................................................................................... xvi
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Permasalahan .............................................................................................. 6
1.3. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 8
1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
1.5. Signifikan Penelitian .................................................................................... 8
1.5.1 Signifikansi Akademis ...................................................................... 8
1.5.2 Signifikansi Praktis ............................................................................. 8
1.6. Sistematika Penulisan .................................................................................. 9
BAB 2 ................................................................................................................... 11
KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................. 11
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 11
2.1.1. Kaum muda dan Kesehatan Reproduksi. ............................................ 12
2.1.2. Kaum muda sebagai aktor perubahan ................................................. 13
2.1.3. Peran LSM dalam Pembangunan Kesehatan Seksual dan Reproduksi
Kaum Muda................................................................................................... 15
2.2. Kerangka Konsep ....................................................................................... 19
2.2.1. Peran LSM dalam Perubahan Sosial. .................................................. 19
2.2.2. LSM dan Gerakan Sosial .................................................................... 28
2. 3. Alur Pemikiran .......................................................................................... 37
BAB 3 ................................................................................................................... 40
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 40
3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 40
3.2. Jenis Penelitian ........................................................................................... 41

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


3.3. Teknik Pengumpulan dan Sumber Data..................................................... 41
3.3.1. Wawancara Mendalam ........................................................................ 41
3.3.2. Observasi ............................................................................................. 44
3.3.3. Data Penunjang ................................................................................... 44
3.4. Teknik Pengolahan data ............................................................................. 45
3.5. Stategi Validasi dan Analisis data ............................................................. 46
3.6. Limitasi dan Delimitasi .............................................................................. 47
3.6.1. Limitasi ............................................................................................... 47
3.6.2. Delimitasi ............................................................................................ 48
3. 7. Proses Penelitian ....................................................................................... 48
BAB 4 ................................................................................................................... 52
PKBI SEBAGAI LSM BERBASIS GERAKAN SOSIAL .................................. 52
4. 1. PKBI dan Gerakan Keluarga Berencana di Era - Orde Lama ................... 52
4.2. Menuju Gerakan Hak Seksual & Reproduksi di Era Orde Baru................ 58
4. 3. Dinamika Gerakan PKBI Pada Era Reformasi ......................................... 67
4.4. Tanggapan Internal PKBI tentang PKBI ................................................... 77
4. 5. Tanggapan Mitra Kerja PKBI tentang PKBI ............................................ 79
BAB 5 ................................................................................................................... 83
DINAMIKA GERAKAN KAUM MUDA PKBI ................................................. 83
5.1. Dinamika Strategis Gerakan Kaum Muda PKBI ....................................... 84
5.1.1. Nilai PKBI........................................................................................... 84
5.1.2. Tujuan, Visi dan Misi PKBI................................................................ 88
5.1.3. Kebijakan dan Aturan PKBI ............................................................... 93
5.2. Dinamika Manajerial Gerakan Kaum Muda PKBI .................................. 100
5.2.1. Kepemimpinan PKBI ........................................................................ 100
5.2.2. Tipe, Bentuk dan Struktur organisasi ................................................ 110
5.2.3. SDM Gerakan Kaum Muda PKBI .................................................... 114
5.2.4. Fokus Program Kaum Muda ............................................................. 117
5.2.5. Manajemen Program Kaum Muda .................................................... 121
5.2.6. Teknologi Komunikasi dan Informasi – PKBI ................................. 128
5.2.7. Dukungan Pendanaan dan Fasilitas PKBI......................................... 130
5.3. Dinamika Jejaring Kaum Muda PKBI ..................................................... 138
5.3.1 Tipologi Jejaring Kerja Kaum Muda PKBI ....................................... 138
5.3.2 Dinamika Jejaring Kerja Gerakan Kaum Muda PKBI Pusat ............. 144
5.3.3. Dinamika Jejaring Kerja Gerakan Kaum Muda PKBI Daerah ......... 148
BAB 6 ................................................................................................................. 155

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ANALISIS PERAN PKBI DALAM MEMOBILISASI GERAKAN KAUM
MUDA ................................................................................................................ 155
6.1. Tipologi PKBI Sebagai Organisasi Masyarakat Sipil. ............................. 155
6.2. Tipologi Gerakan dan Peran PKBI Dalam Gerakan ................................ 158
6.2.1. Peran Memobilisasi Sumberdaya Internal PKBI .............................. 160
6.2.2. Peran Memobilisasi Sumberdaya Eksternal PKBI ............................ 178
6.3. Model Peran PKBI dalam Memobilisasi Gerakan Kaum Muda .............. 185
6.3.1 Skenario Gerakan Kaum Muda. ......................................................... 199
6.3.2 Model Peran PKBI dalam Memobilisasi Gerakan Kaum Muda ........ 207
BAB 7 ................................................................................................................. 216
PENUTUP ........................................................................................................... 216
7. 1. Kesimpulan ............................................................................................. 216
7. 2. Rekomendasi ........................................................................................... 222
TINJUAN PUSTAKA ........................................................................................ 225

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skema Korten tentang 4 generasi LSM Pembangunan ........................... 24
Tabel 2 : Peta paradigma LSM.............................................................................. 26
Tabel 3. Tipe gerakan sosial.................................................................................. 30
Tabel 4. Informan dari internal PKBI ................................................................... 43
Tabel 5. Informan dari eksternal PKBI ................................................................. 43
Tabel 6 : Tipologi PKBI dan Gerakan berdasarkan periode sistem pemerintahan di
Indonesia. .............................................................................................................. 76
Tabel 7. Kebijakan PKBI terkait gerakan kaum muda ......................................... 94
Tabel 8. Jumlah relawan muda dan peer educator PKBI .................................... 115
Tabel 9. Program kaum muda di PKBI ............................................................... 117
Tabel 10. Sistem manajemen program dan layanan PKBI ................................. 121
Tabel 11. Sumber pendapatan PKBI ................................................................... 131
Tabel 12. Bentuk mobilisasi sumberdaya finansial Internal - PKBI................... 132
Tabel 13. Pengeluaran PKBI tahun 2014 & 2015 ............................................... 133
Tabel 14. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan isu ................... 141
Tabel 15. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan tipe kerja sama 141
Tabel 16. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan kompetisi ........ 142
Tabel 17. Peta jejaring berbasis isu dan kerja sama ............................................ 143
Tabel 18. peta tipologi jejaring berbasis kerja sama dan kompetisi ................... 143
Tabel 19. Analisis Peran LSM dan Mobilisasi elemen strategis sumber daya
organisasi ............................................................................................................ 162
Tabel 20. Analisis Peran PKBI dan mobilisasi sistem manajemen program kaum
muda (fokus program, koordinasi dan insentif) .................................................. 163
Tabel 21. Analisis sumber daya manusia. ........................................................... 166
Tabel 22. Analisis sumberdaya material ............................................................. 170
Tabel 23. Analisis sumberdaya kultural .............................................................. 173
Tabel 24. Analisis sumberdaya moral ................................................................. 176
Tabel 25. Analisis mobilisasi dukungan eksternal. ............................................. 180
Tabel 26 : Peran PKBI dan Isu Kunci ................................................................ 186
Tabel 27. Skenario gerakan kaum muda reformatif ............................................ 200
Tabel 28. Skenario gerakan kaum muda akomodatif .......................................... 202
Tabel 29. Skenario gerakan kaum muda aktif ..................................................... 204
Tabel 30. Skenario gerakan kaum muda pasif .................................................... 206

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur pemikiran peran PKBI dalam mendorong dan memobilisasi
gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. .................................................... 38
Gambar 2. Kaum muda PKBI dalam kampanye bahaya perkawinan anak di depan
gedung MK - RI tahun 2014 ................................................................................. 73
Gambar 3. Matriks kuadran skenario gerakan kaum muda PKBI ...................... 199
Gambar 4. Model peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi. ............................................ 208

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


DAFTAR KOTAK

Kotak 1. Tujuan perkumpulan keluarga berencana............................................... 55


Kotak 2. Pernyataan sikap PKBI terhadap pemerintah orde baru ......................... 59

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan sektor kesehatan merupakan hal yang tak terpisahkan dalam


mewujudkan kesejahteraan bangsa. Negara Indonesia mengeluarkan Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan untuk memastikan pembagunan pada
sektor kesehatan tercapai. Kebijakan tersebut merupakan wujud dari komitmen
pemerintah Indonesia yang menempatkan pembangunan kesehatan sebagai
indicator penting dalam mewujudkan kesejahteraan. Salah satu dari banyaknya
dimensi pembangunan kesehatan yang penting dalam kebijakan tersebut adalah
peningkatan kesehatan seksual dan reproduksi 1kaum muda2.

Ditingkat global, komitmen untuk memastikan terpenuhinya hak seksual


dan reproduksi bagi kaum muda3 dideklarasikan dalam global youth forum di Bali
pada tahun 2012. Santhya & Jejeebhoy (2015, p. 190) menyatakan bahwa :

In 2012, the 45th session of the United Nation Commission on Population


and Development (United Nation, 2012) and the Declaration of the Bali
Global Youth Forum (United Nations Population Fund), 2012), elaborated
on the ICPD POA commitments to adolescents SRHR. Both documents
urged governments to ensure adolescents’ access to quality SRH services
and to comprehensive sexuality education (CSE) in and out of schools; to

1
Kesehatan reproduksi didefinsikan oleh UNFPA, tidak hanya meliputi keadaan sehat secara fisik
tetapi juga sehat secara mental dan sosial. Kesehatan reproduksi tidak hanya mencakup keadaan
seseorang yang tidak punya penyakit seputar reproduksinya tetapi juga menyiratkan bahwa setiap
orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan, diakui dan dipenuhi hak-
haknya. Selain itu, kesehatan reproduksi juga mencakup kesehatan seksual yang tujuannya adalah
untuk meningkatkan relasi antar pribadi.
2
Lembaga PBB, UNFPA (United Nation for Population), mendefinisikan kaum muda (youth)
sebagai inidividu yang berada pada rentang usia antara 15 – 24 tahun.
3
IPPF menyebutkan 10 hak seksual dan reproduksi yaitu: (1) Hak kesetaraan, perlindungan yang
sama dimuka hukum dan bebas dari semua bentuk diskriminasi yang berdasarkan jenis kelamin,
seksualitas dan jender. (2) Hak berpartisipasi bagi semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
seksualitas dan gender. (3) Hak hidup, merdeka dan terjamin keamanan dirinya secara utuh, (4) Hak
atas privasi, (5) Hak otonomi pribadi dan pengakuan hukum, (6) Hak berpikir bebas, berpendapat,
berekspresi dan berserikat, (7) Hak sehat dan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan, (8) Hak
pendidikan dan informasi; (9) Hak menetapkan pernikahan, merencanakan keluarga dan
memutuskan tentang anak, (10) Hak pertanggunjawaban dan ganti rugi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


eliminate violence against women and girls; to engage gatekeepers,
including parents and communities; and to give adolescents themselves a
voices in decision-making.
Walaupun telah keluar kebijakan dan deklarasi sebagai wujud komitmen
ditingkat global dan nasional untuk mengatasi persoalan kesehatan seksual dan
reproduksi bagi kaum muda namun capaian-capaian kesehatan seksual dan
reproduksi bagi kaum muda masih jauh dari harapan. Pencapaian bangsa Indonesia
terkait indikator pembangunan kesehatan kesehatan seksual dan reproduksi
Indonesia menunjukkan hasil yang jauh dari ideal. Indonesia mengalami kegagalan
dalam menurunkan angka kematian ibu pada tujuan ke-5 MDGs. Laporan UNFPA
(2011) dalam Utomo & Utomo (2013, p. 6) melaporkan bahwa diperkirakan setiap
tahun, sebanyak 1.7 juta perempuan muda dibawah usia 24 tahun telah melahirkan
di Indonesia dan hampir setengahnya adalah usia muda. Pernikahan dini terus
terjadi dan menjadi perhatian bangsa Indonesia walaupun secara keseluruhan,
pernikahan dini di Indonesia telah menurun sejak tahun 1960-an yang saat itu
berada pada angka 40,5% remaja perempuan berusia 15 – 19 tahun yang pernah
menikah. Pada tahun 2000 tercatat 8,7 perempuan usia 15 - 19tahun yang telah
menikah sementara berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 perempuan pada
kelompok usia tersebut yang telah menikah adalah 14,2 % Utomo & Utomo (2013,
p. 8).

Berdasarkan SDKI (survey demografi kesehatan Indonesia) tahun 2012


dalam Subando & Azka (2014, p.25) disebutkan hanya 47 % perempuan menikah
usia 15 – 19 tahun yang menggunakan metode kontrasepsi modern, lebih rendah
dibandingkan mereka yang berusia 20 – 24 tahun yaitu 59%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa unmet need terhadap akses kontrasepsi pada kaum muda
masih tinggi. Persoalan lain terkait kesehatan seksual dan reproduksi adalah
tingginya kasus infeksi HIV dan AIDS dikalangan kaum muda, 40% kasus baru
HIV &AIDS dilaporkan terjadi pada kelompok usia 20 - 29 tahun. Orang ini berarti
telah terinfeksi HIV pada usia 15 – 24 tahun (Subando & Azka, 2014, p.25).

Data indicator kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia,


Berdasarkan data BPS (2010) dalam Subando & Azka (2014, p. 2) menunjukkan
situasi yang jauh dari ideal sementara jumlah populasi kaum muda di Indonesia

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


cukup tinggi, berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2010, Dari total
penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, sekitar 27,6 persen (63 juta jiwa)
adalah pemuda berusia 10 – 24 tahun, sekitar 17 persen (40,8 Juta jiwa) adalah
kaum muda berusia 15 – 24 tahun.

Situasi kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda tidak hanya


dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan dan sikap kaum muda yang cenderung
mengarah pada risiko reproduksi tetapi juga dipengaruhi struktur dan kultur yang
menghambat kaum muda untuk mencapai derajat kesehatan yang berkualitas.
Meskipun disadari bahwa kaum muda membutuhkan informasi dan pendidikan
kesehatan seksual dan reproduksi, peran pemerintah dinilai belum memenuhi
harapan dalam merespon kebutuhan kaum muda tersebut. Sampai saat ini mayoritas
besar institusi sekolah di Indonesia tidak memberikan pendidikan seks. Lebih
lanjut, kebijakan pemerintah masih membatasi akses terhadap kontrasepsi dan
layanan kesehatan reproduksi hanya kepada pasangan yang sudah menikah4.
Kebanyakan orang tua juga belum siap untuk memperbincangkan seksualitas kaum
muda, sementara diskusi tentang seksualitas dikalangan kaum muda ditabukan.
Disisi lain, media dengan logika pasar sangat gencar mempromosikan aktivitas
seksual yang cenderung merangsang dorongan seksual dan mendorong orang muda
untuk melakukan aktivitas seksual.

Bangsa Indonesia dihadapkan pada realitas populasi kaum muda yang tinggi
dengan segala potensi dan risikonya. Untuk meningkatkan potensi baik dan
mengeliminasi risiko buruk dari realitas tingginya populasi kaum muda di
Indonesia diperlukan upaya berbagai pihak untuk membangun berbagai aspek kaum
muda, terutama aspek kesehatan. Jika Indonesia abai dalam memastikan kaum
muda yang sehat, maka besar kemungkinan Indonesia akan kehilangan peluang
memperoleh bonus demografi5 yang dipercaya dapat mendatangkan kemakmuran
bagi bangsa Indonesia dimasa depan.

4
Akses alat kontrasepsi hanya bagi pasangan menikah tercantum dalam Undang-undang No.52
Tahun 2009 tentang Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
5
Bonus demografi yang diprediksi para ahli demografi akan terjadi di Indonesia dikarenakan jumlah
populasi penduduk usia produktif lebih tinggi dari pada jumlah penduduk yang tergantung, seperti
populasi penduduk usia anak dan penduduk lanjut usia

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Untuk memastikan kaum muda Indonesia yang sehat dan berkualitas maka
salah satu aspek yang perlu untuk diperhatikan adalah terpenuhinya hak dan
kesehatan seksual dan reproduksi mereka. Kompleksitas persoalan kesehatan
seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda, membutuhkan agency baik pada
level individual, kelompok maupun lembaga. Aktor pada level lembaga dalam
mewujudkan kesehatan seksual dan reproduksi di Indonesia sangat beragam, baik
dari kalangan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, institusi penyedia layanan
kesehatan, lembaga donor maupun sektor swasta.

Salah satu aktor penting yang dapat berkontribusi dalam pembangunan


kesehatan adalah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). LSM diakui memainkan
peran penting dalam mendorong dan mempercepat pencapaian pembangunan
kesehatan terutama dinegara-negara miskin dan berkembang. Menurut Schurmann
& Mahmud (2009, p. 538) dibandingkan dengan layanan kesehatan yang diberikan
oleh pemerintah, layanan yang diberikan oleh LSM di Bangladesh dinilai lebih
efisien dan murah selain itu LSM dinilai memiliki ikatan yang kuat dengan
masyarakat. Keistimewaan LSM tersebut membantu meningkatkan akses
masyarakat miskin terhadap layanan kesehatan.

LSM dianggap punya kelebihan dalam proses pembangunan karena


dianggap sering menghadirkan pendekatan dan solusi alternatif yang non-
konvensional. Dalam isu kesehatan seksual dan reproduksi di level global, peran
masyarakat sipil terutama peran LSM telah menunjukkan pengaruh konstruktif
terhadap arah pembangunan kesehatan seksual dan reproduksi. Peran penting LSM
dalam pembangunan kesehatan seksual dan reproduksi tersebut diakui baik sebelum
maupun selama proses berjalannya consensus untuk mencapai plan of action ICPD
di Cairo tahun 1994, Sadik (2013, p.14) menyatakan:

“By the time ICPD arrived, we had not only a separate NGO forum, but
NGO representation in many national delegations… to my mind that was
the secret of our success…The result was a programme of action which was,
and still is, very clear and highly practical.”
Peran LSM pada tataran global tersebut telah mengubah arah pembangunan dan
kependudukan dari yang fokus pada kontrol penduduk kearah pembangunan
kependudukan yang lebih mengedepankan basis hak azasi manusia. ICPD plan of

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


action sebagai hasil konferensi kependudukan dan pembangunan di Kairo tahun
1994 telah mempengaruhi agenda pembangunan di Indonesia, baik pemerintah
maupun organisasi masyarakat sipil, yang sejak saat itu mulai memberikan
perhatian lebih besar pada pembangunan kesehatan seksual dan reproduksi yang
berbasis hak azasi manusia.

Telah banyak LSM yang peduli dan berkepentingan dalam


memperjuangkan isu kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia,
beberapa diantaranya adalah PKBI, ARI (Aliansi Remaja Independent),
Rahima,Yayasan Jurnal Perempuan dan yayasan kesehatan perempuan, Yayasan
Pelita Ilmu, Fokus Muda dan masih banyak lagi. LSM tersebut telah memainkan
peran penting dalam merespon permasalahan kesehatan seksual dan reproduksi.
LSM di Indonesia tersebut beragam dalam hal mengatasi masalah yang dihadapi
oleh kaum muda, ada yang berperan sebagai sebagai organisasi penyedia layanan,
ada yang menonjol dalam berperan sebagai katalis dan ada pula yang menonjol
dalam menjalankan peran sebagai partnership.

Bukan tanpa hasil, perjuangan organisasi masyarakat sipil terutama LSM


dalam berkontribusi mendorong perubahan terkait kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda di Indonesia, sebut saja keluarnya Undang – undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam
rumah tangga, keluarnya peraturan pemerintah nomor 61 tahun 2014 tentang
kesehatan reproduksi, keluarnya banyak Perda (peraturan daerah) tentang HIV dan
AIDS baik ditingkat provinsi maupun kota/kabupaten, serta Perda kesehatan
reproduksi di Indonesia contohnya di Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten
Tasikmalaya, insersi pendidikan kesehatan reproduksi bagi kaum muda di sekolah
di Kota Pontianak dan kota Bandung, merupakan beberapa hasil kerja para aktor
masyarakat sipil yang secara terus menerus berupaya memastikan proses
pembangunan kesehatan seksual dan reproduksi yang berbasis hak azasi manusia
dan gender terwujud. Oleh sebab itu, peranan LSM, sebagai bagian dari organisasi
masyarakat sipil, cukup signifikan dalam pemenuhan hak seksual dan reproduksi
bagi kaum muda.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Diantara LSM yang peduli dengan kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda, PKBI merupakan LSM yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan
dengan LSM lainnya, beberapa diantaranya adalah PKBI memiliki jaringan kerja
nasional dan berafiliasi dengan LSM internasional (International Planned
Parenthood Federation) yang peduli pada isu kependudukan serta kesehatan
seksual dan reproduksi. Selain itu PKBI memiliki sejarah cukup panjang dalam
bekerja bersama kaum muda dan memiliki wadah bagi kaum muda untuk
berpartisipasi dalam pemenuhan hak seksual dan reproduksi sebayanya yang
dinamakan youth center. Lebih lanjut, PKBI, dalammemperjuangkan pemenuhan
hak seksual dan reproduksi kaum muda tidak hanya berorientasi pada layanan dan
pemberdayaan tetapi juga melakukan advokasi. Pendekatan dalam pemenuhan hak
seksual dan reproduksi bagi kaum muda yang komprehensif tersebut jarang ditemui
di LSM lain di Indonesia.

1.2. Permasalahan

Isu kesehatan seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda semakin


kompleks di Indonesia. Kasus pernikahan dini, dan perempuan muda yang telah
melahirkan pada usia dibawah 24 tahun masih tinggi (Utomo & Utomo, 2013).
Begitu pula dengan kasus baru HIV-AIDS dikalangan kaum muda yang lebih tinggi
dibandingkan dengan populasi lain seperti anak dan orang dewasa (Subando &
Azka, 2014, p. 25). Ketimpangan kaum muda terutama perempuan muda, dalam
memperoleh hak seksual dan reproduksi dinilai sebagai penyebab buruknya situasi
kesehatan seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda. Salah satu aktor
pembangunan yang strategis untuk mengeliminasi ketimpangan, mencegah
terjadinya biaya ketimpangan (cost of inequality) dan meraih bonus demografi di
Indoensia adalah LSM.

Studi terdahulu tentang peran LSM dalam pembangunan kesehatan seksual


dan reproduksi bagi kaum muda dilakukan melalui pendekatan layanan (misalnya
studi danti (2006) dan studi zuurmond (2012). Kedua studi tersebut fokus menilai
efektivitas LSM dalam meningkatkan akses kaum muda terhadap layanan
kesehatan seksual dan reproduksi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Studi yang lain berfokus pada peran LSM dalam pemberdayaan kaum muda
terkait kesehatan seksual dan reproduksi (seperti studi Knib & Price (2009) serta
Simba dan Kakoko (2009)). Studi tersebut fokus pada peran LSM sebagai
pemberdaya kaum muda untuk mengatasi masalah kesehatan seksual dan
reproduksi melalui strategi peer education. Peran LSM dalam pemberdayaan kaum
muda sering kali tidak mengarah pada gerakan kaum muda untuk memperjuangkan
hak seksual dan reproduksinya secara berkelanjutan. Walaupun sering terjadi
gerakan untuk pemenuhan HKSR namun gerakan kaum muda sering kali terhenti
sebelum mencapai tujuan bersama. Masalah utama yang menyebabkan gerakan
kaum muda tidak berkelanjutan dan kurang efektif dalam mencapai tujuannya
karena Peran LSM dalam memperkuat bonding antar aktor gerakan dalam internal
organisasi dan kepemimpinan dalam menggalang dukungan eksternal belum
maksimal.

Dengan mempelajari peran LSM dalam memobilisasi gerakan kaum muda


dengan memperhatikan sumber daya internal dan sumber daya eksternal LSM ini,
kita dapat memahami dinamika LSM dalam memperjuangkan pemenuhan HKSR
dengan lebih komprehensif. Dengan pemahaman tersebut, peneliti dapat
mengembangkan model gerakan kaum muda yang kontekstual, memungkinkan
untuk diaplikasikan dan berkontribusi pada perubahan sosial. Melalui studi ini
pengambil kebijakan, perencana pembangunan, community organizer dan aktivis
LSM dapat mengembangkan program dan proyek yang mengarah pada perubahan
sosial melalui gerakan sosial yang menyasar baik struktur maupun kultur yang
selama ini menghambat kaum muda dalam mendapatkan hak seksual dan
reproduksinya.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


1.3. Pertanyaan Penelitian

Dalam studi ini, pertanyaan kunci dan permasalahan yang dicoba dikaji adalah:

1. Bagaimana PKBI mendorong dan memobilisasi sumberdaya untuk gerakan


kaum muda terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksinya?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman


secara mendalam mengenai peran PKBI dalam membangun gerakan kaum muda
terkait pemenuhan hak seksual dan reproduksi. Secara lebih rinci, tujuan
dilakukannya studi ini adalah:

1. Memahami peran PKBI dalam mendorong dan memobilisasi gerakan kaum


muda untuk pemenuhan HKSR.

1.5. Signifikan Penelitian

Secara garis besar, manfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah:

1.5.1 Signifikansi Akademis

Studi ini memberikan referensi ilmiah/ akademis terkait temuan bahwa


PKBI merupakan salah satu OMS yang konsisten sebagai organisasi semi
korporatis sejak era orde lama hingga era reformasi. Studi ini juga memberikan
referensi tentang peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda yang
dipengaruhi oleh ideologi reformasi. Tipologi PKBI yang cenderung sebagai LSM
reformasi tersebut dipilih oleh PKBI bukan hanya dipengaruhi oleh aspek-aspek
internal meliputi bagaimana aktor PKBI dalam mendefinisikan masalah,
menentukan sasaran perubahan, melaksanakan program yang dijalankan dan lain –
lain tetapi juga dipengaruhi oleh pengalaman PKBI dalam berelasi dengan negara.

1.5.2 Signifikansi Praktis

Dari segi praktis, hasil studi ini telah mengembangkan dan menawarkan
model peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda sesuai dengan hasil
studi yang memperhatikan aspek internal dan eksternal organisasi. Model yang
telah dikembangkan tersebut diharapkan dapat aplikasikan oleh setiap LSM,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


khususnya PKBI, yang memiliki kepentingan dalam memperjuangkan pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda di Indonesia.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan khususnya kepada


PKBI dan memberikan manfaat juga bagi para pembuat kebijakan, perencana
pembangunan, pelaksana program dan layanan, aktivis LSM dan aktivis kaum
muda dan berbagai pihak yang peduli dengan pemenuhan pemenuhan HKSR
lainnya terkait dengan elemen-elemen yang seharusnya dimobilisasi agar terbangun
gerakan kaum muda yang efektif dan berkelanjutan dalam pemenuhan hak seksual
dan reproduksi kaum muda. Dengan terpenuhinya hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda diharapkan akan berkontribusi pada tercapainya kesehatan
kaum muda yang paripurna dan terbangun generasi muda Indonesia yang
berkualitas, produktif dan kompetitif.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan secara lengkap untuk tesis ini adalah sebagai berikut:

 Bab I. Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian yaitu isu
– isu kesehatan seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda, tantangan
bonus demografi dan pentingnya peran organisasi masyarakat sipil terutama
LSM dalam pemenuhan HKSR bagi kaum muda.
 Bab II. Tinjauan pustaka dan kerangka teori. Pada bab ini berisi tentang studi-
studi terdahulu tentang peran LSM dalam pemenuhan HKSR bagi kaum muda
di beberapa negara termasuk Indonesia. Bab ini juga berisi tentang konsep –
konsep yang digunakan untuk menganalisis temuan-temuan penelitian.
 Bab III. Metodologi penelitian. Pada bab ini berisi tentang metode penelitian,
jenis penelitian, metode pengumpulan data, strategi validasi dan analisis data.
 Bab IV. PKBI sebagai LSM berbasis Gerakan. Pada bab ini berisi tentang
PKBI sebagai LSM berbasis gerakan dilihat dari aspek strategis dan aspek
manajerial organisasi. Bab ini juga berisi tentang konteks kelahiran dan
perkembangan gerakan yang dimobilisasi oleh PKBI pada era orde lama, orde
baru dan orde reformasi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 BAB V. Dinamika gerakan kaum muda PKBI. Pada bab ini berisi tentang
dinamika mobilisasi sumberdaya yang terdapat di internal dan eksternal
PKBI.
 Bab VI. Analisis peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda. Pada
bab ini berisi tentang analisis tentang tipologi PKBI dan peran PKBI dalam
memobilisasi gerakan kaum muda. Bab ini juga berisi tentang temuan kunci
yang dijadikan basis pengembangan model peran PKBI dalam memobilisasi
gerakan kaum muda.
 BabVII. Penutup. Pada bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran
baik bagi internal PKBI maupun eksternal (organisasi masyarakat sipil dan
pemerintah).

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


BAB 2

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Kaum muda di Indonesia menghadapi tantangan terkait kesehatan seksual


dan reproduksinya. Tercatat beberapa permasalahan seputar kesehatan seksual dan
reproduksi kaum mudaseperti perilaku seks sebelum menikah, perilaku seks
berganti – ganti pasangan, pernikahan dini, kehamilan diluar pernikahan dan aborsi
dikalangan kaum muda serta IMS (infeksi menular seksual), HIV & AIDS.
Walaupun permasalahan seputar kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
semakin kompleks, respon pemerintah dinilai belum kuat dalam menjawab
persoalan tersebut. Masih lemahnya peran pemerintah dalam merespon isu tersebut
salah satunya disebabkan oleh kontestasi 3 kelompok yang saling memperebutkan
pengaruhnya terhadap kebijakan dan regulasi diberbagai bidang termasuk
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda. 3 kelompok yang semakin menguat
dan saling berkontestasi mempengaruhi perubahan kehidupan kaum muda di
Indonesia tersebut, terutama pasca era reformasi, adalah fundamentalisme islam,
liberal-westernisasi dan islam tradisional Indonesia, seperti disampaikan oleh
Utomo & Mc.Donald (2009, p. 136) :

“The interpretation of change in the lives of young people in Indonesia, …,


is currently complicated by the recent emergence of fundamentalist Islamic
youth groups and culture. The state must now contend with two divergent
movements for change: The diffuse but ubiquitous intervention of western
liberal ideas and the less widespread but more organized thrust of
fundamentalist Islam. Both forces seek to gain favor with those adhering to
traditional Indonesian Islamic values “
Belum kuatnya respon pemerintah dalam merespon isu kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda serta konteks sosial dan politik Indonesia yang
dipengaruhi oleh kontestasi fundamentalisme islam, westernisasi dan Nilai Islam
tradisional Indonesia juga mempengaruhi peran dan strategi banyak aktor, termasuk
peran dan strategi LSM besama kaum muda dalam memperjuangkan pemenuhan
hak seksual dan reproduksi kaum muda. Studi ini bermaksud untuk memetakan dan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


menganalisis peran lembaga swadaya masyarakat dalam membangun gerakan
kaum muda, ditengah tantangan struktur dan kultur yang masih membatasi kaum
muda untuk mengakses informasi dan alat kontrasepsi, layanan kesehatan dan
kontrol atas tubuhnya untuk kesehatan reproduksi.

Peran dan strategi LSM tersebut berangkat dari persepsi LSM yang berbeda
tentang kaum muda. Pertama, LSM memandang kaum muda sebagai objek
pembangunan, kelompok berisiko dan rentan terhadap persoalan kesehatan seksual
dan reproduksi. Persepsi seperti ini mempengaruhi intervensi LSM dengan
menempatkan kaum muda sebagai klien layanan, penerima manfaat program dan
penerima bantuan. Dengan persepsi demikian, LSM memposisikan diri sebagai ahli
dan kaum muda sebagai populasi yang harus diubah. Kedua, LSM memandang
kaum muda sebagai subjek pembangunan. Persepsi seperti ini mempengaruhi
intervensi LSM dengan menempatkan kaum muda sebagai aktor perubahan yang
memilki kapasitas untuk mengubah struktur dan kultur yang menghambat
pemenuhan hak seksual dan reproduksi. LSM memposisikan sebagai mitra bagi
kaum muda untuk memperbaiki tatanan yang tidak adil bagi mereka.

2.1.1. Kaum muda dan Kesehatan Reproduksi.

Studi tentang kaum muda di Indonesia banyak sekali dipengaruhi oleh


perspektif kaum muda sebagai kelompok rentan dan berisiko. Jalil (2014)
menyebutkan bahwa sebagai akibat dorongan seksual kaum muda yang menggebu-
gebu yang jika tidak dikendalikan dan difasilitasi akan menimbulkan masalah atau
seperti Kehamilan tidak diinginkan, IMS dan HIV-AIDS, kanker rahim dan aborsi.
Studi Djamilan dan Kartikawati (2014) menyebutkan bahwa kaum muda yang
menikah dini berisiko tidak siap melahirkan dan merawat anak, mereka juga
berpotensi melakukan aborsi yang tidak aman, mengalami kekerasan seksual,
rentan diceraikan, lalu korban kembali bekerja di rumah-rumah prostitusi illegal
bahkan tak jarang mengalami kematian ibu. Begitu juga dengan studi Setyawati dan
Fuada (2013), yang menyebutkan bahwa wanita yang menikah dini cendrung ingin
menggugurkan kehamilannya yang disebabkan oleh segi kesehatan mental/jiwa
mereka yang belum siap bertanggung jawab secara moral dan sering mengalami
kegoncangan mental karena sikap mental yang labil dan belum matang emosinya.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Sementara itu Studi dengan fokus kajian serupa namun pada lokus kajian di PKBI
juga pernah dilakukan Hanifah (2002) yang mengkaji faktor-faktor yang
melatarbelakangi remaja yang menjadi dampingan PKBI Yogyakarta dalam
melakukan hubungan seks pra-nikah. Tidak jauh berbeda dengan studi Hanifah
(2002) yang fokus mengkaji pada aspek pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok
dampingan PKBI DIY, Barlianti (2007) fokus mengkaji faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku penggunaan kondom pelanggan pekerja seks yang menjadi
kelompok dampingan PKBI DKI Jakarta.

Studi tentang kaum muda terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi
tersebut banyak memandang kaum muda sebagai kelompok rentan dan berperilaku
berisiko. Walaupun studi yang memandang kaum muda sebagai kelompok berisiko
dan rentan mampu mengubah pendekatan normatif ke pendekatan risiko terutama
dalam mengkaji isu seksualitas dan reproduksi namun pendekatan risiko justru telah
mendorong tumbuh dan berkembangnya stereotype bahwa kaum muda dianggap
sebagai masalah sosial dan hambatan sosial dalam konteks pembangunan.

2.1.2. Kaum muda sebagai aktor perubahan

Perspektif kaum muda sebagai agen perubahan yang memiliki kuasa dalam
mengubah diri dan masyarakat tercermin dalam studi – studi sebelumnya tentang
kaum muda dalam upaya mempraktikan hak seksual dan reproduksi. Studi – studi
tersebut mengarah pada kaum muda yang sesungguhnya punya kuasa (power) dan
kontrol untuk memilih kehidupan yang strategis dan non-strategis, punya kuasa atas
dirinya sendiri dan dalam membantu sebayanya. Walaupun agency kaum muda
tersebut mendapat tantangan dari struktur dan kultur masyarakat yang menghambat
pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda.

Studi Paul (2015) di India, menunjukkan bahwa walaupun kaum muda


senantiasa berada ditengah pengaruh struktur dan kultur yang melemahkan
barganining posisition dengan pasangannya dan meningkatkan kerentanan mereka
terkait kesehatan seksual dan reproduksinya namun mereka menunjukan agencynya
dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
seksual dan reproduksinya. Studi yang dilakukan Paul (2015) misalnya
menunjukkan bahwa ibu muda, walaupun norma sosial sering mendesak kaum

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


muda yang telah menikah untuk segera memiliki anak namun perempuan muda di
India, bisa mengelola reproduksinya dengan menunda kehamilan pertamanya
antara 1 – 2 tahun dan menunda kehamilannya yang kedua antara 2 – 5 tahun. Studi
Paul (2015) juga menunjukan perempuan muda yang telah menikah dapat
meyakinkan pasangannya untuk menerima jenis kelamin anak apa saja walaupun
nilai sosial untuk memiliki anak laki-laki disadari akan lebih bermanfaat secara
sosial. Studi Paul (2015) di India tersebut menunjukan bahwa kaum muda memiliki
keberdayaan relasional yang ditunjukan dalam lingkup keluarga.
Studi keberdayaan dan agency kaum muda secara kolektif ditunjukkan pada
Studi Finn dan Checkoway (1998) yang menunjukkan bahwa banyak kaum muda
di Amerika Serikat dapat melakukan perubahan di bidang kesehatan. Mereka
berkelompok dan berorganisasi dan dapat menggalang perubahan masyarakat
melalui berbagai aksi yang mereka pimpin dari mulai pemberian layanan terkait
asistensi pendidikan, konseling, berpartisipasi dalam program drop in center,
resource center sampai melakukan layanan kesehatan dan advokasi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ketika mereka diberi ruang partisipasi yang luas, kapasitas
mereka ditingkatkan serta terdapat kolaborasi yang kuat dengan orang dewasa maka
kaum muda betul-betul dapat berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.
Motivasi kaum muda untuk melakukan Aksi kolektif adalah karena mereka peduli
terhadap anak, kaum muda dan keluarga.

Studi Werh dan Tum (2013) pada komunitas suku terasing di Guatemala
menunjukkan bahwa serangkaian program peningkatan kapasitas termasuk
pelatihan kepemimpinan terkait kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda
setidaknya berhasil membuat kaum muda memiliki kesadaran dan mampu menjaga
kebersihan organ reproduksinya walaupun tidak berhasil membuat mereka berdaya
untuk menolak paksaan pasangannya untuk melakukan hubungan seksual atau
menyuarakan pendapatnya terhadap orang tua dan warga masyarakat karena
tekanan kultur yang sangat kuat. Studi Werh dan Tum (2013) menunjukkan bahwa
intervensi sosial dapat meningkatkan pemberdayaan individual kaum muda.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


2.1.3. Peran LSM dalam Pembangunan Kesehatan Seksual dan Reproduksi
Kaum Muda

Penelusuran peneliti terkait studi yang mengkaji tentang peran dan kontribusi
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam pembangunan kesehatan kaum muda
di Indonesia dapat dipetakan kedalam 3 bagian yaitu studi tentang peran LSM
sebagai penyedia layanan, katalisator dan partnership

Terlepas dari perdebatan tentang peran LSM sebagai penyedia layanan


yang, bagi sebagian pihak, dianggap sebagai agen neo-liberal karena dianggap
mengurangi dan menggantikan peran negara dalam pemenuhan hak dan kebutuhan
terhadap rakyat. Peran LSM sebagai penyedia layanan dianggap penting mengingat
realitas di negara-negara dunia ketiga banyak ditemukan negara yang ‘absen’ dalam
menyediakan layanan kesehatan dasar bagi penduduknya. Peran LSM, sebagai
penyedia layanan dianggap sangat vital dalam mengatasi unmet need yang tinggi
terkait layanan kesehatan terutama bagi mereka yang miskin dan termarijnalkan.

Terdapat 2 studi yang telah mengkaji peran LSM sebagai penyedia


layanandalam upaya membangun kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda,
yaitu studi Danti (2006) yang melakukan studi tentang peran LSM PKBI dalam
meningkatkan akses layanan terhadap pekerja seks muda dan waria di DKI Jakarta
dan Studi Zuurmond et.al (2012) tentang strategi dan peran LSM dalam
meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda pada beberapa negara miskin dan negara berkembang.

Berdasarkan tipe LSM, kedua studi mengambil subjek penelitian LSM yang
berperan sebagai penyedia layanan (service provider). LSM mengembangkan dan
menjalankan model intervensi langsung terhadap penerima manfaat (kaum muda)
sehingga mereka dapat memanfaatkan layanan kesehatan seksual dan reproduksi
yang dibutuhkan kaum muda. Studi Danti (2006) menyatakan bahwa Peran LSM
sebagai penyedia layanan berbasis klinik (Clinical Based) untuk menangani
masalah IMS yang dialami oleh pekerja seks muda dan waria dinilai sangat efektif
karena dilakukan dengan cepat one day services, diberikan olehtenaga professional
yang ramah dan berpengalaman dalam menangani masalah kesehatan reproduksi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


bagi kelompok yang termarjinalkan termasuk kaum muda, biaya yang terjangkau
dan lokasi yang mudah dijangkau oleh mereka.

Hasil yang berbeda dengan Studi Danti (2006), Studi Zuurmond (2012)
yang dilakukan terhadap beberapa LSM,yang menyediakan layanan kesehatan
seksual dan reproduksi bagi kaum muda menggunakan model youth center,di
Negara-negara dunia ketiga justru dinilai tidak efektif. Studi Zuurmond tersebut
menunjukkan bahwa LSM kurang mampu meningkatkan jumlah kaum muda yang
mengakses layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Hal ini dikarenakan sangat
kecilnya jumlah kaum muda yang berkunjung ke youth center dibandingkan dengar
target yang direncanakan setiap LSM. Selanjutnya, Studi Zuurmond (2012) juga
menyebutkan bahwa youth center yang dikembangkan dan dikelola oleh LSM
membutuhkan biaya yang mahal sementara keberlanjutannya dipertanyakan. Hal
tersebut disebabkan biaya untuk memelihara infrastruktur layanan rekreasional dan
membayar staff professional cukup tinggi.

Secara substansi, studi yang dilakukan oleh Zuurmond (2012) dan Studi
Danti (2006) memfokuskan pada penilaian terhadap peran LSM dalam
meningkatkan akses kaum muda terhadap layanan kesehatan. Meskipun demikian
kedua studi tersebut belum menjawab kenapa kaum muda begitu tereksklusi dari
layanan kesehatan seksual dan reproduksi? Studi tersebut juga belum melihat
aspek-aspek structural lain seperti aspek sosial, ekonomi dan politik yang
mempengaruhi kaum muda dalam mengakses layanan. Disisi lain, karena studi
tersebut hanya fokus pada peran LSM sebagai penyedia layanan maka studi tersebut
cendrung kurang mengeksplorasi peran LSM lain yang sering kali tidak melakukan
peran tunggal misalnya peran LSM dalam meningkatkan keberdayaan kaum muda
termasuk kaum muda marjinal, padahal tingkat keberdayaan kaum muda juga
berkaitan dengan tingkat permintaan dan pemanfaatan terhadap layanan kesehatan.

Studi tentang peran LSM dalam penerapan konsep pemberdayaan dan


partisipasi bagi kaum muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
pernah dilakukan oleh Knibbs & Price (2009) di Kamboja, Simba dan Kakoko
(2009) di Tanzania, Tebbets & Redwine (2013) di Ecuador dan Nicaragua. Studi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


tersebut mengkaji penerapan strategi peer education6 yang dilakukan oleh LSM di
Kamboja dan Tanzania serta penerapan youth peer provider7 di Ecuador dan
Nicaragua. Model intervensi program yang dijalankan oleh LSM tersebut berangkat
dari asumsi yang sama bahwa orang muda merupakan role model sekaligus yang
paling paham tentang problematika yang dihadapi oleh sebayanya. LSM percaya
bahwa dengan memberdayakan kaum muda menjadi peer education dan atau youth
peer provider dapat meningkatkan akses kaum muda terhadap informasi dan
layanan kesehatan seksual dan reproduksi.

Berdasarkan studi tentang peran LSM dalam pemberdayaan kaum muda,


menggunakan model peer educatordam youth peer provider tersebut, diketahui
pada satu sisi dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan akses kaum
muda terhadap layanan kesehatan namun dipertanyakan isu keberlanjutannya para
peer educator dalam menjalankan perannya, tingkat drop out peer educator dan
youth peer provider yang tinggi, ketergantungan terhadap komitment dan kapasitas
staff LSM dan bias orang dewasa. Kedua model tersebut dinilai lemah dalam
mengubah struktur dan kultur yang menghambat kaum muda mendapatkan hak atas
informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi.

Tantangan penerapan model intervensi tersebut membutuhkan perbaikan


dan penambahan model strategi lain bagi keberhasilan program kesehatan seksual
dan reproduksi bagi kaum muda. Studi tentang peran LSM dalam pemberdayaan
kaum muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi masih terbatas di Indonesia.
Studi Raharjo (2003) yang mengkaji tentang peran MCR (Mitra Citra Remaja) –
PKBI Jawa Barat8 dalam meningkatkan kapasitas para relawan muda lebih
cenderung mengevaluasi metodologi pelatihan dan pendidikan yang diterapkan
oleh Youth Center PKBI Jawa Barat.

6
Peer education adalah model strategi intervensi yang memberdayakan teman sebayanya sebagai
role model untuk untuk mempromosikan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda.
7
Youth Peer Provider adalah model strategi intervensi ini lebih dari sekedar mempromosikan
pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda tetapi juga menyediakan dan
memberikan alat dan obat kontrasepsi bagi sebayanya di lingkungan masyarakatnya.
8
MCR – PKBI Jawa Barat, merupakan nama salah satu program kaum muda di PKBI Provinsi Jawa
Barat dengan model Youth Center yang bertujuan untuk meningkatkan akses kaum muda terhadap
informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kritik terhadap keempat studi tersebut adalah bahwastudi yang telah
dilaksanakan masih belum memperhatikan faktor internal LSM dan faktor eksternal
LSM yang justru sangat penting dalam menilai dinamika peran LSM dalam
menjalankan strategi intervensi. Mengabaikan dua faktor penting, faktor internal
dan eksternal LSM, akan cenderung menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi
yang kurang kontekstual.

Studi tentang kaum muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi sangat
banyak dilihat melalui pendekatan kerentanan dan risiko terutama studi dengan
latar akademis kesehatan, psikologi dan studi pembangunan. Sebaliknya studi
tentang kaum muda juga ada yang telah menekankan pada pada agency kaum muda
dalam menantang struktur dan kultur yang mempengaruhi perilaku berisiko kaum
muda terkait kesehatan seksual dan reproduksinya. Studi yang lain, juga termasuk
studi tentang peran LSM yang kebanyakan fokus pada peran-peran sebagai
penyedia bantuan kesejahteraan dan layanan. Peran LSM tersebut menempatkan
kaum muda sebagai klien dan penerima manfaat program.

Studi ini berbeda dengan studi diatas, karena lebih fokus pada peran LSM
sebagai pembangun gerakan sosial kaum muda untuk isu kesehatan seksual dan
reproduksi. Peneliti memandang bahwa gerakan sosial yang dibangun oleh PKBI
dipengaruhi oleh dukungan sumberdaya internal dan eksternal serta dipengaruhi
oleh kuatnya identitas kolektif kaum muda dalam memperjuangkan pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi melalui gerakan kaum muda. Peneliti melihat
fokus studi tentang peran LSM dalam membangun gerakan sosial pada isu
kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda belum banyak dikaji di
Indonesia.Sementara dengan mengkaji peran LSM dalam mendorong terjadinya
gerakankaum muda akan memberikan dampak yang signifikan dalam mengubah
struktur dan kultur Indonesia yang mendorong pada peningkatan kualitas kesehatan
seksual dan reproduksi bagi kaum muda di Indonesia.

Studi tentang peran LSM dalam membangun gerakan kaum muda dalam
upaya pemenuhan hak atas kesehatan seksual dan reproduksi ini akan mengambil
studi kasus pada LSM PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia).
Dengan beberapa pertimbangan. Pertama, PKBI adalah salah satu LSM tertua di

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Indonesia yang PKBI berdiri pada tahun 1957 dengan demikian LSM ini sarat
dengan pengalaman dalam memperjuangkan dan memenuhi kebutuhan dan hak
seksual dan reproduksi kaum muda. Kedua, PKBI merupakan LSM tingkat
Nasional yang memiliki cakupan jaringan kerja yang luas saat ini PKBI memiliki
cabang di 25 Provinsi dan 200 kota/ kabupaten di Indonesia. Ketiga, PKBI
merupakan LSM yang berafiliasi dengan LSM internasional berskala Global yaitu
IPPF (International Planned Parenthood Federation). Dengan jaringan
internasional tersebut, PKBI memiliki akses terhadap, sekaligus dipengaruhi oleh,
wacana dan gerakan global. Ke-empat, PKBI adalah pelopor program bagi kaum
muda di Indonesia karena PKBI telah merintis program tersebut sejak tahun 1972
dengan mendirikan tim ad hoc untuk merancang progam kependudukan dan
Keluarga Berencana bagi kaum muda. PKBI juga yang memperkenalkan program
kaum muda dengan model youth center di Indonesia pada tahun 1991s. ke-lima,
sebagai salah satu LSM tertua dan pelopor dalam program kaum muda, PKBI
sangat potensial untuk berkontribusi lebih bermakna dan strategis dalam
pembangunan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda di Indonesia.

2.2. Kerangka Konsep

2.2.1. Peran LSM dalam Perubahan Sosial.

Permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda terkait kesehatan seksual dan
reproduksi yang terpola dan langgeng disebabkan oleh banyak aspek, baik personal,
sosial, kultur dan politik. Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kaum
muda tersebut diperlukan peran dari para aktor dari berbagai sektor, baik sektor
negara, swasta termasuk sektor masyarakat sipil sebagai sektor ketiga.

Negara yang belum optimal menjalankan perannya sebagai duty barier dalam
pemenuhan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda, sebagai
right holder, mendorong masyarakat sipil untuk merespon dan melakukan
perubahan melalui model dan pendekatan alternative atau bahkan melalui kerja
sama dengan pemerintah agar program dan layanan dapat melindungi dan
memenuhi hak masyarakat. Dalam konteks peran masyarakat sipil dalam dinamika
perubahan sosial, Alagappa (2004), (Clarke, 1998 dalam lewis & kanji (2007))

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


membagi masyarakat sipil kedalam 2 model, yaitu model liberal – demokratik dan
model New Left (kiri Baru). Melalui cara pandang liberal-demokratik, masyarakat
sipil dilihat sebagai sebuah arena warga yang terorganisir yang melakukan aksi
kolektif sebagai penyeimbang negara dan pasar. De Tocqueville merupakan tokoh
central dalam model liberal-demorkatik ini, yang menekankan pada ide tentang
peran kerelawanan (volunteerism), semangat masyarakat dan asosiasi independent
sebagai pelindung masyarakat dari dominasi negara. Masyarakat sipil berperan
untuk memastikan negara mengakui, melindungi, memenuhi hak kesehatan warga
negara secara akuntabel sehingga tercipta keseimbangan antara masyarakat, negara
dan pasar.

Model kedua menurut Alagapa (2004) yaitu memandang masyarakat sipil dan
institusinya sebagai instrumen untuk berhadapan dengan negara untuk melindungi
ruang publik dari campur tangan negara, mempengaruhi kebijakan negara bahkan
mengubah rezim pemerintah. Pendekatan yang dimotori oleh Gramsci ini tidak
memandang masyarakat sipil sebagai arena untuk menciptakan harmoni namun
menekankan pada peran masyarakat sipil sebagai tempat resistensi yang
independent terhadap negara dan memfokuskan pada pentingnya aksi rakyat untuk
mengatasi hambatan-hambatan berbasis kelas, usia dan gender. Model new left ini
menekankan pada upaya negosiasi dan konflik dalam upaya mendapatkan kuasa
(power) sekaligus melakukan kontra-hegemoni atas ideologi dominan yang saat ini
mempengaruhi tatanan sosial politik dan ekonomi, yaitu kapitalisme dan
liberalisme.

Kedua basis pijakan dalam memahami masyarakat sipil tersebut


menghadirkan makna yang berbeda dalam mendefinisikan masyarakat sipil.
Alagappa (2004, p.32) menyebutkan 4 definisi yang dapat menggambarkan
masyarakat sipil, yaitu :

“first, a realm in the interstices of the state, political society, the market,
and the society at large for organization by nonstate, nonmarket groups that
take collective action in the pursuit of the public good; Second, a distinct
sphere for discourse and construction of normative ideals through
interaction among nonstate groups on the basis of ideas and arguments;
third, an autonomous arena of self-governance by nonstate actors in certain
issue areas; and, fourth, an instrument for collective action to protect the

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


autonomy of the nonstate public realm, affect regime type, and influence the
politics and policies of the state, political society, and the market. Although
distinct, the four aspects are interrelated and affect one another.”
Berdasarkan beragam definisi masyarakat sipil menurut Alagappa (2004) tersebut
maka dapat diambil konsep tentang masyarakat sipil yang pada intinya adalah
Masyarakat diluar negara, masyarakat politik dan pasar yang memiliki otonomi
untuk mengelola berbagai isu dan dapat melakukan tindakan kolektif untuk
melindungi masyarakat, mempengaruhi kebijakan negara, masyarakat politik dan
pasar. Sujatmiko (2001: p. 38) menyatakan bahwa masyarakat sipil dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu pertama, masyarakat sipil horizontal yaitu masyarakat sipil yang
erat kaitannya dengan “civility” atau keberadaban dan “fraternity”. yang
meletakkan dasar-dasar pluralisme dan toleransi. Kedua, masyarakat sipil vertikal
yaitu masyarakat sipil yang menekankan otonomi masyarakat terhadap negara dan
erat dengan aspek politik. Isitilah civil (sipil) cenderung dekat dengan “warga
negara” dan “liberty”. Masyarakat sipil tipe vertikal akan cenderung
mendeskripsikan dinamika kemampuan masyarakat sipil dalam dinamika
vertikalnya menghadapi negara dan perusahaan. Ketiga, masyarkat sipil campuran
yaitu masyarakat sipil yang bukan sekedar memberikan posisi warga negara yang
lebih mandiri terhadap negara, bukan saja demokrasi yang hanya menekankan hak
individual dan supremasi hukum, tetapi terutama menekankan pada pembenahan
moral hubungan antar warga negara itu sendiri.

Shaw (1994) dalam Lewis dan Kanji (2009, P.128) kemudian menyatakan
bahwa yang disebut sebagai organisasi masyarakat sipil adalah, organisasi formal
representatif seperti partai, gereja, asosiasi perdagangan, badan professional;
organisasi formal fungsional, seperti sekolah, perguruan tinggi dan media massa
dan; jaringan informal dan kelompok, seperti organisasi kerelawanan, koalisis
aktivis ad hoc dan gerakan sosial. Berdasarkan pendapat Shaw (1994) tersebut,
maka LSM masuk pada kategori organisasi masyarakat sipil formal fungsional oleh
karena organisasi tersebut berfungsi untuk memastikan penerima manfaat yang
didampinginya memperoleh hak dan kebutuhannya oleh negara sebagai duty barier.

Definisi Organisasi masyarakat sipil itu sendiri nampaknya paralel dengan


masyarakat sipil, yaitu sebagai non-negara, tidak bertujuan mendapat profit,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


organisasi relawan yang dibentuk oleh rakyat dalam ruang sosial masyarakat sipil,
Anheir (2004) dalam Kankya dkk (2013, p. 1277). Organisasi masyarakat sipil
memiliki karakteristik yang hampir sama dengan LSM namun organisasi
masyarakat sipil lebih luas mencakup berbagai bentuk dan kepentingan organisasi
termasuk organisasi gerakan sosial informal. Sementara LSM dalam banyak kasus
biasanya memiliki struktur formal dan terdaftar dipemerintahan.

Pada konteks masyarakat sipil di Indonesia, Aspinal (2004, p.71 ) membagi


organisasi masyarakat sipil 9sepanjang era Orde Baru kedalam tiga kategori, yaitu:
pertama, exclusionary corporatist organization10 (organisasi korporatis ekslusif)
yaitu organisasi masyarakat sipil sebagai produk dari proses peleburan paksa oleh
rezim Orde Baru terhadap organisasi non komunis yang mewakili kelas bawah
(subordinat). Kedua, semi-corporatist organization (organisasi semi-korporatis)
11
yaitu organisasi masyarakat sipil yang walaupun memiliki latar belakang dan
aspirasi yang indendent, mereka berkompromi dengan negara agar bisa bertahan
atau mendapatkan keuntungan, berpartisipasi dalam struktur rezim seperti partai
dan parlemen, mendukung kebijakan pemerintah dan mengalami campur tangan
negara dalam cara bekerja mereka. Kategori yang ketiga adalah Proto-oppositional
civil society organization (organisasi masyarakat sipil oposisi)12, tipe organisasi
masyarakat sipil ini berupaya mempertahankan otonomi mereka dari intervensi
negara dan terkadang melakukan kritik terhadap kebijakan dan program aksi
negara.

PKBI, sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil, yang eksis melewati era
Orde Lama dan Orde Baru hingga era Reformasi saat ini, tipologi yang disampaikan
oleh Aspinal (2004) dapat menjelaskan tipologi PKBI dalam relasi dengan negara
pada era Orde Baru. Selain itu, berbeda dengan Aspinal, yang mengkategorikan

9
Pembagian organisasi masyarakat sipil yang sampaikan oleh Aspinal berdasarkan relasi negara
dengan organisasi masyarakat sipil yang eksis sepanjang era orde baru.
10
Aspinal (2004) menyebutkan organisasi masyarakat sipil yang masuk pada kategori organisasi
korporatis adalah HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) dan organisasi buruh yang
tergantung pada arahan instruksi negara.
11
Aspinal (2004) menyebutkan organisasi masyarakat sipil yang masuk pada kategori ini adalah
organisasi massa seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
12
Aspinal (2004) menyebutkan organisasi masyarakat sipil yang muncul setelah dekade pertama
rezim Orde Baru ini adalah LSM yang aktif memperjuangkan isu reformasi hukum, perlindungan
lingkungan dan pengembangan masyarakat alternatif.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


masyarakat sipil berdasarkan relasinya dengan negara, Suharko (2006) dalam Putra
dkk (2006, p. 29) mengklasifikasikan OMS di Indonesia berdasarkan basisnya yaitu
OMS yang berbasiskan keanggotaan (membership based) dan tidak berbasiskan
keanggotaan (non-membership based), perbedaannya adalah sebagai berikut:

1. OMS berbasis keanggotaan, organisasi masyarakat klasifikasi ini kebanyakan


berbentuk organisasi massa (ormas).
2. OMS non-membership base, yang masuk dalam kategori ini antara lain LSM,
Organisasi sosial, Organisasi Amal, Organisasi semi pemerintah, dan
organisasi semi bisnis.

Berdasarkan kategori OMS yang disampaikan oleh Suharko (2006) maka LSM
masuk dalam kategori OMS yang berbasis non-membership. LSM sebagai bagian
penting dalam organisasi masyarakat sipil telah memainkan peran sentral dalam
mempercepat proses pembangunan selama beberapa dasawarsa terakhir.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa itu LSM dan bagaimana
karakteristiknya. Istilah LSM merupakan istilah yang berkembang di Indonesia
sebagai padanan istilah Non-Governmental Organization (NGOs) yang dikenal
oleh komunitas internasional. Fakih (1996) menyatakan bahwa istilah NGOs dan
LSM sebetulnya memiliki akar sejarah yang berbeda namun demikian beliau tetap
menggunakan istilah LSM untuk menggantikan kata NGOs begitu pula dengan
Putra (2006) yang menyebutkan bahwa LSM sering disebut sebagai NGO atau
Ornop (Organisasi Non Pemerintah). Beragamnya bentuk, fungsi, peran LSM
menyebabkan kerumitan tersendiri untuk menyepakati definisi standar LSM itu
sendiri.

Definisi tentang LSM di sampaikan oleh Vakil (1997) dalam Lewis & Kanji
(2009, p. 11) mendefinisikan LSM sebagai “self governing, private, not-for-profit
organization that are geared to improving the quality of life for disadvantage
people”. Definisi LSM ini memfokuskan pada fitrah LSM sebagai organisasi
masyarakat yang otonom, mandiri dan dibentuk untuk membela kepentingan orang
– orang yang tertindas dan tidak diuntungkan oleh sistem dan struktur yang tidak
adil.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Dalam upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai oleh LSM sebagai
agen perubahan dan pembela kepentingan orang yang tidak diuntungkan oleh
sistem dan struktur, mereka memainkan berbagai peran dalam dinamika
pembangunan, untuk memudahkan pemetaan kategori LSM, Korten (1990, p. 117)
menyampaikan 4 generasi LSM dalam pembangunan.

Tabel 1. Skema Korten tentang 4 generasi LSM Pembangunan


GENERASI

(Bantuan dan Pembangunan Pengembangan Gerakan


Kesejahteraan) Masyarakat sistem yang Masyarakat
berkelanjutan

Definisi Situasi serba Kelemahan Hambatan Ketimpangan dalam


Masalah kekurangan secara local kelembagaan memobilisasi Visi
dan kebijakan

Jangka waktu Segera Selama Projek 10 – 20 tahun Tak terbatas


berjalan

Cakupan Individu atau Tetangga atau Daerah atau Nasional atau Global
keluarga Desa Bangsa

Aktor Utama LSM LSM dan Semua institusi Jaringan manusia


masyarakat publik dan dan organisasi.
Private yang
relevan

Peran LSM Relawan (Doer) Mobilizer Catalyst Activist/ educator

Orientasi Manajemen Manajemen Manajemen Penggabungan dan


Manajemen logistic Proyek strategis pengembangan
jejaring yang
dikelola sendiri

Pengembagan Anak yang Community Kebijakan dan Seluruh bumi


pendidikan kelaparan self- help institusi yang (spaceship earth)
(development menghambat
education)
Sumber: Korten (1990, p.117)

Kerangka kerja generasi LSM dalam dinamika pembangunan dan perubahan


sosial menurut Korten tersebut menunjukkan perubahan LSM dari generasi ke
generasi yang dipengaruhi oleh proses internal dan eksternal. Walaupun Korten
membagi generasi LSM kedalam 4 bagian namun konteks internal dan eksternal
memungkinkan LSM yang pada awalnya memainkan peran sebagai lembaga amal

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


berubah peran menjadi lembaga pembangunan masyarakat. Peneliti memandang
kerangka generasi LSM Korten sangat berguna dalam memetakan peran LSM
berdasarkan orientasi perubahan yang dituju namun kerangka LSM korten tersebut
tidak memperhatikan realitas LSM kontemporer yang menjalankan multi-peran dan
cenderung menyesuaikan dengan konteks dan kompleksitas persoalan yang
dihadapi oleh benefiearies yang mereka dampingi.

Sementara itu mengacu pada Lewis dan Kanji (2009, p.91) tentang peranan
LSM dalam perubahan sosial kontemporer, dapat dipetakan kedalam 3 bagian,
yaitu:

1. LSM yang berperan sebagai penyedia layanan, yaitu implementasi


pemberian layanan bagi rakyat oleh LSM yang disebabkan karena tidak
tersedianya, atau rendahnya kualitas, layanan dasar bagi mereka.
2. LSM yang berperan sebagai katalisator, implementasi LSM sebagai agen
yang bertujuan untuk mempercepat perubahan melalui advokasi dan
mempengaruhi kebijakan selain itu LSM juga berperan menawarkan
inovasi melalui solusi baru dalam mengatasi masalah –masalah
pembangunan.
3. LSM yang berperan sebagai kemitraan (partnership), peran yang
dijalankan oleh LSM untuk mengatasi keterbatasan sumber daya,
keberlanjutan institusi dan meningkatkan kualitas interaksi LSM.
Partnership biasanya merupakan kesepakatan antara dua atau lebih
lembaga dalam satu proyek atau program.

Walaupun peran LSM dapat dibedakan kedalam 3 bagian tersebut namun


dalam praktiknya LSM sering memainkan peran dalam kombinasi. LSM bisa saja
berperan sebagai katalisator dengan program-program pemberdayaan dan
advokasinya namun LSM tersebut juga memainkan peran sebagai penyedia
layanan.

Kritik terhadap tipologi LSM menurut Korten juga pernah disampaikan oleh
Fakih (1996) yang menyatakan bahwa evolusi LSM dari generasi pertama menuju
generasi kedua dan ketiga tidak sepenuhnya terjadi bagi LSM di Indonesia oleh
karena faktanya banyak yang ideologi dan paradigmaya tetap sama dari waktu ke

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


waktu. Namun demikian, keduanya nampaknya sama terkait penentuan tipologi
LSM yang salah satunya dengan mengidentifikasi definisi masalah dan visi
menurut LSM tersebut. Berbeda dengan Korten yang membagi LSM membagi
menjadi empat, Fakih (1996, p.122) membuat tipologi LSM berdasarkan
ideologinya terhadap isu yang terkait dengan visi dan agenda kerja LSM, menjadi
tiga, yaitu: konformisme, reformasi dan transformasi. Perbedaan lebih detail dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 : Peta paradigma LSM


Konformisme Reformasi Transformasi
Sebab – Sebab - Keadaan rakyat - Lemahnya Pendidikan - Eksploitasi
Masalah setempat - Penduduk berlebihan - Struktur yang timpang
- Takdir Tuhan - Nilai-nilai tradisional - Hegemoni kapitalis
- Nasib Buruk - Korupsi
Sasaran - Mengurangi - meningkatkan - Menentang eksploitasi
penderitaan produksi - Membangun struktur
- Mendoakan - membuat struktur perekonomian/ politik
- Mengharapkan yang ada bekerja baru
- mengubah nilai nilai - Kontra-diskursu.
rakyat
Program - Perawatan anak - Pelatihan teknis - Penyadaran
- Bantuan kelaparan - Bisnis kecil - Pembangunan
- Klinik - Pengembangan ekonomi alternatif
- Rumah panti masyarakat - Serikat buruh
- Bantuan hukum - koperasi
- Pelayanan
suplementer
Tipe - Fungsional / - Fungsional / - Kritik Struktural
Perubahan & Keseimbangan Keseimbangan
Asumsi
Tipe - Percaya pada - Partisipatif - Fasilitator partisipatif
Kepemimpinan pemerintah - Memiliki - Disiplin yang kuat
- Konsultatif tanggungjawab
bersama
Tipe Pelayanan - Memberi derma - Help people to help - Landreform
kepada yang miskin themselves - Riset partisipatif
- Kesejahteraan - Revolusi hijau - Popular education
- Community
development
- Pendidikan non-
formal
- Pendidikan
kejuruan.
Inspirasi - Konformasi - Reformasi - Emansipasi
- Transformasi
Sumber : Fakih (1996: p.122)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Berdasarkan tabel diatas, Fakih (1996) menjelaskan bahwa tipe LSM di Indonesia
dibedakan berdasarkan ideologi LSM tersebut, yaitu: pertama adalah LSM
konformis terdiri atas aktivis yang melakukan pekerjaan mereka didasarkan kepada
paradigma bantuan karitatif, atau sering disebut “bekerja tanpa teori” atau mereka
yang berorientasi proyek dan bekerja sebagai organisasi yang menyesuaikan pada
proyek da bekerra sebagai organisasi yang menyesuaikan diri dengan sistem dan
struktur yang ada. Kedua adalah LSM Reformis yang mendasarkan pemikiran yang
mendasar pada ideologi modernisasi dan developmentalisme. Para aktivis
berpandangan bahwa penyebab keterbelakangan dalam pembangunan terdapat
pada mentalitas dan nilai-nilai rakyat. Terakhir, tipe LSM yang ketiga adalah LSM
Transformatif dimana para aktivisnya aktif mempertanyakan paradigma
mainstream yang ada dan ideologi yang tersembunyi didalamnya; dan berusaha
menemukan paradigma alternatif yang akan mengubah struktur dan superstruktur
yang menindas rakyat serta membuka kemungkinan bagi rakyat untuk mengontrol
cara produksi dan mengontrol produksi informasi dan ideologi mereka sendiri.

Bagi Fakih (1996) gerakan LSM untuk perubahan sosial di Indonesia dapat
dibedakan berdasarkan paradigma yang melandasi visi dan agenda perubahan yang
ingin diwujudkan. Gerakan LSM bisa diarahkan pada perubahan nilai-nilai
masyarakat ketika ideologi LSM-nya bertumpu pada modernisasi dan
developmentalisme. Disisi lain, Gerakan LSM bisa diarahkan pada perubahan
struktural dengan mempersoalkan struktur dan hegemoni dominan yang ada.
Dengan demikian Fakih berkeyakinan bahwa peran LSM dan agenda kerjanya
dipengaruhi oleh cara pandang dan visi perubahan yang hendak dicapai. Untuk
studi ini, peneliti akan menggunakan konsep pemikiran Fakih (1996) tentang
tipologi dan peran LSM yang dibedakan berdasarkan paradigma LSM tersebut
untuk memetakan tipologi dan peran PKBI dalam mendorong dan memfasilitasi
gerakan kaum muda.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


2.2.2. LSM dan Gerakan Sosial

Problematika kaum muda terkait kesehatan seksual dan reproduksinya dapat


dipandang sebagai persoalan individual belaka yang disebabkan oleh perilaku
berisiko individu tersebut, baik ketika kaum muda terinfeksi HIV, mengalami KTD
(kehamilan tidak diinginkan) yang berujung pada aborsi tidak aman, atau ketika
perempuan muda mengalami pelecehan seksual, perkosaan dan kekerasan. Namun
melalui imajinasi sosiologis persoalan individual dapat menjadi persoalan publik
yang disebabkan oleh sistem sosial dan politik itu sendiri. Seperti yang disebutkan
oleh C. Wright Mills (1959) dalam Macionist (2012, p. 3) bahwa beberapa
persoalan personal berakar dalam masyarakat itu sendiri, sering kali disebabkan
oleh cara kerja sistem ekonomi dan politik.

Cara pandang LSM terhadap masalah yang dihadapi komunitas menentukan


positioning LSM terhadap komunitas, termasuk peran dan strategi yang dipilih
untuk melakukan perubahan atas permasalahan yang dihadapi oleh komunitas
tersebut. LSM, sebagai bagian dari organisasi masyarakat sipil, mengembangkan
strategi-strategi perubahan sosial yang terencana dalam upaya mendorong
terjadinya perubahan sosial. Strategi intervensi yang dikembangkan oleh LSM
dalam mengatasi problematika kaum muda, dapat ditujukan pada individu,
kelompok, masyarakat maupun pada struktur atau tatanan yang mempengaruhinya,
semua tergantung pada konteks masalah dan cara pandang LSM terhadap masalah.
Suharto (2005, p. 66) membagi strategi intervensi kedalam tiga bagian mikro,
mezzo dan Makro. Pada aras mikro, intervensi dilakukan terhadap klien secara
individual. Pada aras mezzo, intervensi dilakukan terhadap sekelompok klien
sedangkan pada level makro sasaran perubahan diarahkan pada lingkungan yang
lebih luas.

Pilihan strategi intervensi yang dilakukan oleh LSM yang ditujukan untuk
melakukan perubahan pada level individu, walaupun cukup penting namun
perubahan pada level mikro tersebut seringkali tidak berlanjut pada perubahan pada
level makro masyarakat dan struktur. Begitu juga ketika strategi intervensi LSM
difokuskan pada aras kelompok, walaupun secara kelompok telah meningkat
kesadarannya untuk bertindak namun sering kali mereka menolak untuk bertindak

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi sampai pada akarnya. (Bellah, 1992
dalam wirutomo, 2010, p. 45) bahkan menyatakan bahwa: “it is difficult to be a
good person in the absence of good society. The difficulty actually comes from
failure of the larger institusions in which our common life depends. Oleh karena itu
penting untuk mengarahkan strategi intervensi LSM untuk mengubah bukan hanya
ditujukan terhadap kaum muda tetapi juga pada struktur masyarakat yang
berkontribusi pada masalah yang langgeng dialami oleh kaum muda. Pada level
makro, permasalahan yang dihadapi kaum muda dan masyarakat pasti lebih
kompleks sehingga untuk meresponnya dibutuhkan tidak hanya strategi yang tepat,
komprehensif dan kontekstual namun juga dibutuhkan aktor dan sumber daya (baik
material dan non-material) yang terkadang tidak sedikit. Salah satu kajian
sosiologis yang menawarkan sumber perubahan sosial adalah gerakan sosial.

Gerakan sosial merupakan sumber perubahan sosial sekaligus strategi bagi


aktor perubahan, termasuk LSM, untuk melakukan perubahan sosial terencana.
Gerakan sosial dalam studi sosiologi merupakan kajian yang penting, telah banyak
definisi gerakan sosial yang dikemukakan oleh sosiolog untuk menjelaskan gerakan
sosial, diantaranya adalah Henslin (2006) (Ferrante, 2013; kendall, 2013)
mendefinisikan gerakan sosial sebagai sejumlah besar orang yang berorganisasi
untuk mempromosikan atau menentang perubahan pada masyarakat tertentu.
Pendapat tentang gerakan sosial tersebut pada intinya menekankan pula pada upaya
yang terorganisir dan perubahan masyarakat.

Tarrow (2011, p. 9) (rubin & rubin; 2001), mendefinisikan gerakan sosial


sebagai “collective challenges, based on commmon purposes and social
solidarities, in sustained interraction with elites, opponents and authorities.
Definisi Tarrow ini menekankan pada empat hal yang membedakan antara aksi
kolektif sebagai gerakan sosial dengan aksi kolektif lainnya, yaitu: adanya
tantangan kolektif (collective challenges), tujuan bersama, solidaritas sosial dan
adanya interaksi berkelanjutan dengan mereka yang memiliki kuasa. Dalam
gerakan sosial, tujuan bersama dan solidaritas bersama antar kelompok yang
powerless perlu dibangun dan dikuatkan. Kedua elemen tersebut menjadi dasar
kelompok yang dirugikan dalam melakukan aksi-aksi yang merefleksikan
perlawanan terhadap kelompok lain yang punya kuasa dan memiliki otoritas.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Perjuangan kelompok yang dirugikan dalam menghadapi mereka yang memiliki
otoritas dan kuasa sering kali tidak berjalan sederhana bahkan penuh tantangan.
Dengan kuatnya tujuan bersama dan solidaritas internal kelompok tersebut dan
keberanian melakukan interaksi berkelanjutan dengan mereka yang punya kuasa
akan berpotensi mencapai perubahan dan perbaikan yang diharapkan oleh mereka
yang selama ini merasa dirugikan.

Mengacu pada definisi yang disampaikan oleh Tarrow (2011, p.9) tentang
definisi gerakan sosial diatas, maka gerakan kaum muda dapat dikatakan sebagai
gerakan sosial. Hal ini ditandai dengan : pertama, adanya tantangan kolektif
bersama yaitu belum terpenuhinya HKSR bagi kaum muda (seperti belum
terpenuhinya akses terhadap pendidikan KSR (kesehatan seksual dan reproduksi)
yang komprehensi dan akses terhadap layanan KSR). Kedua, kaum muda yang
diorganisir oleh PKBI pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu ingin
memperjuangkan pemenuhan HKSR. Ketiga, kaum muda yang memperjuangkan
seksualitasnya cenderung memiliki ikatan solidaritas yang sama yaitu mereka
sama-sama merasa terekslusi dari kebijakan, program dan layanan KSR. Keempat,
Kaum muda yang diorganisir oleh PKBI secara sistematis telah membangun dan
mengelola jejaring untuk memperjuangkan pemenuhan HKSR secara berkelanjutan
terhadap pihak otoritas.

2.2.2.1 Tipologi Gerakan sosial

Untuk memahami arah tujuan para aktor gerakan, termasuk LSM, dalam
menciptakan perubahan sosial banyak pakar sosiologi mencoba membuat
kategorisasi, Salah satunya adalah Henslin (2006: p. 229) yang mengklasifikasikan
gerakan sosial berdasarkan sasaran dan besarnya perubahan.

Tabel 3. Tipe gerakan sosial


Besarnya Perubahan

Sebagian Menyeluruh
perubahan

Individu Alternatif Redemptif


Target

Masyararakat Reformatif Transformatf


Global Transnasional Metaformatif
Sumber: Henslin (2006: p. 230)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tipe gerakan sosial yang digagas oleh Henslin (2006) merupakan penyempurnaan
dari tipe gerakan sosial yang sebelumnya pernah di gagas oleh Aberle (1966)13,
yaitu sebagai berikut: Tipe pertama ialah gerakan sosial alterative (alterative social
movement) merupakan gerakan yang bertujuan mengubah sebagian perilaku
perseorangan misalnya gerakan mendorong peningkatan kepedulian laki-laki
terhadap keluarga mereka. Tipe kedua adalah gerakan sosial redemptive
(redemptive social movement) ditujukan terhadap target yang spesifik tetapi ingin
mencapai perubahan yang lebih radikal. Gerakan sosial ini bertujuan untuk
memulihkan/ memperbaiki kualitas kehidupan kelompok spesifik. Misalnya
organisasi Alcoholic Anonimous berupaya memulihkan orang-orang yang
ketergantungan terhadap Narkotika sehingga dapat menjalani kehidupan lebih
tenang. Pada tipe ketiga gerakan sosial adalah, reformative social movement, yaitu
gerkaan sosial yang bertujuan melakukan perubahan pada aspek-aspek tertentu saja
namun menargetkan setiap orang. misalnya, multikulturalisme, merupakan gerakan
pendidikan dan politik yang mengadvokasi kesetaran setiap orang tanpa
membedakan ras dan etnis. Reformative social movement secara umum bekerja
pada sistem politik yang ada. Reformative social movement dibedakan menjadi dua
bagian yaitu progressive, yang ingin mempromosikan pola social baru dan
reactionary, yang berupaya mencegah terjadinya perubahan pada pola sosial lama.
Tipe keempat adalah gerakan sosial transformative (Transformative Social
movement), merupakan gerakan untuk mengubah tatanan masyarakat secara
menyeluruh. Gerakan sosial tipe ini melolak keberadaan institusi yang ada yang
dianggap ‘cacat’ dan perlu diganti dengan yang baru secara radikal.

Tipe kelima adalah gerakan nasional transnasional (transnational social


movement) – juga disebut sebaga gerakan sosial baru) merupakan gerakan yang
ingin mengubah kondisi tertentu yang tidak hanya ada dalam lingkungan mereka,
tetapi juga diseluruh dunia. Gerakan sosial ini sering dipusatkan pada peningkatan
kualitas hidup contohnya gerakan perempuan, gerakan buruh dan gerakan
lingkungan. Tipe keenam adalah gerakan sosial metaformatif (Metaformative

13
Aberlee (1966) dalam Sujatmiko (2006) menyebutkan tipologi gerakan sosial dapat dibagi
menjadi 4 bagian yaitu : alternative movement, redemptive movement, reformative movement
dan transformative movement.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


social movement) – yaitu gerakan sosial yang bertujuuan untuk mengubah tatanan
sosial itu sendiri – bukan hanya satu atau dua kelompok masyarakat, tetapi seluruh
dunia. Tujuannya ialah mengubah konsep dan praktek ras-etnis, kelas, gender,
keluarga, agama, pemerintah, dan stratifikasi global bangsa.

Untuk melakukan perubahan struktural pada level makro nampaknya LSM


yang berkepentingan untuk memperjuangkan hak seksual dan reproduksi kaum
muda harus memfokuskan arah gerakan sosial bukan hanya pada gerakan sosial
reformatif dan transformative tetapi juga gerakan sosial transnasional dan
metaformative. Keempat tipe gerakan sosial tersebut lebih fokus pada perubahan
supra-individual bukan hanya ditataran lokal atau nasional bahkan pada tataran
global.

2.2.2.2. Teori Mobilisasi Sumberdaya dan Kapital Sosial

Untuk mengubah tatanan sosial yang lebih adil bagi kaum muda, LSM perlu
melakukan tindakan yang lebih dari sekedar tindakan individual. LSM juga perlu
menghindari aksi yang parsial dan terputus dari aksi organisasi masyarakat sipil
lain. Oleh karena itu sangat penting bagi LSM dan aktor –aktor perubahan sosial
lainya untuk bertindak secara kolektif bersama kaum muda untuk mengeliminasi
hambatan-hambatan kaum muda untuk mendapatkan hak seksual dan
reproduksinya termasuk dalam mengakses sumber daya kesehatan. LSM dapat
membangun gerakan kaum muda dimulai dengan memperkuat identitas kolektif
kaum muda dan memfasilitasi mereka untuk berjejaring dengan aktor-aktor
perubahan sosial lainnya dalam rangka mencapai perubahan sosial yang lebih adil
bagi kaum muda sehingga mereka dapat menikmati dan mempraktikan hak seksual
dan reproduksinya.

Menurut Diani (1992; 2003; 2004) dalam Porta & Diani (2006, p. 20),
gerakan sosial merupakan proses sosial unik yang didalamnya terkandung
mekanisme aktor terlibat dalam aksi kolektif, melalui:

 Terlibat dalam relasi konfliktual dengan opponents/Lawan yang diketahui


dengan jelas.
 Terhubung dengan jejaring informal yang solid.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Terlibat untuk saling berbagi identitas kolektif.

Pendapat Diani (1992; 2003; 2004) diatas menunjukkan bahwa aktor


perubahan, terutama LSM, dikatakan melakukan peran dalam membangun gerakan
sosial adalah ketika mereka melakukan upaya penguatan identitas kolektif,
melakukan upaya untuk menghubungkan konstituen, kaum muda, agar dapat
berjejaring dengan aktor lainnya dan menjadi bagian dalam aksi-aksi kolektif yang
ditujukan pada pihak-pihak tertentu yang memiliki otoritas dan kepentingan
tertentu untuk mencapai tujuan kolektif.

Dalam mengkaji gerakan sosial berdasarkan lensa sosiologis, dapat


dibedakan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan
kultural. Pendekatan gerakan sosial struktural, fokus pada distribusi sumber daya
material dan organisasi, pranata yang menentukan distribusi. Smith dan Fetner
(2010: p. 13) menyatakan bahwa pendekatan struktural mengakui bahwa
ketimpangan dipengaruhi oleh faktor – faktor pada level makro seperti posisi negara
dalam perekonomian dunia atau pada level meso seperti kelas, ras dan gender.
Menurut pendekatan struktural ini ketimpangan sosial dan material dianggap
sebagai penyebab munculnya gerakan sosial.

Teori – teori yang digolongkan pada pendekatan struktural adalah teori


political opportunity theory (teori peluang politik) dan resource mobilization theory
(teori mobilisasi sumber daya) dan Teori proses framming. Teori mobilisasi
sumber daya dibangun sebagai kritik terhadap teori deprivasi yang menekankan
pada peran penting “ketidakpuasan” yang dialami oleh kelompok tertentu sebagai
faktor yang mendorong munculnya gerakan sosial. Smith dan Fetner (2010: p. 14)
menyatakan bahwa “Early research in social movements saw political protest as
emerging from groups that were relatively disadvantaged by the status quo. Teori
tersebut lebih menekankan pada situasi ketimpangan dan ketidakadilan yang
dialami oleh invidivu dan kelompok.

Berbeda dengan teori deprivasi yang menekankan pada pentingnya peran


perasaan dan ketidakpuasan (grievances) sebagai prasyarat perilaku kolektif, teori
mobilisasi sumber daya, lebih menekankan pada kapasitas sang penantang (the
challangers) dan dukungan dari masyarakat untuk melawan ketidakadilan dari pada

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


fokus pada ketidakadilan itu sendiri serta taktik yang digunakan oleh pihak otoritas.
McCarthy and Zald (1977: p.1213) menjelaskan tentang pendekatan teori
mobilisasi sumberdaya bahwa:

“The resource mobilization approach emphasizes both societal support and


constraint of social phenomena. It examines the variety of resources that
must be mobilized, the linkages of social movements to other groups, the
dependence of movements upon external support for success, and the tactics
used by authorities to control or incorporate movements.”
Teori resource mobilization lebih menekankan pada pentingnya empat element
penting yaitu: sumberdaya untuk dimobilisasi, jejaring dengan kelompok gerakan
sosial lain, dukungan eksternal dan taktik yang digunakan oleh pihak otoritas dalam
mengontrol atau bekerja sama dengan gerakan.

Teori mobilisasi sumberdaya yang menempatkan faktor sumberdaya


ekternal dan internal yang mempengaruhi kemunculan, perkembangan dan hasil
gerakan sosial telah lama dipelajari oleh para teoritisi sosiologi. Teori tersebut
mengkaji komponen-komponen gerakan sosial dan bagaimana setiap komponen
sumberdaya dimobilisasi oleh aktor gerakan untuk mencapai tujuan dan
kepentingannya. Mengutip pendapatnya McCarthy & Zald, Oberschall dkk ( 1988)
dalam Sukmana (2016, p.157) faktor internal yang mempengaruhi gerakan
diantaranya adalah: kepemimpinan, tingkat ketersediaan sumber daya, ukuran
kelompok dan tingkat dari organisasi internal sedangkan faktor eksternal meliputi:
tingkat represi masyarakat, tingkat simpatisan eksternal, serta jumlah kekuatan
kelompok politik.

Teori mobilisasi sumber daya juga mengkaji tentang faktor-faktor yang dapat
menentukan keberhasilan suatu gerakan sosial. Berdasarkan hasil pemetaan
berbagai teoritisi yang masuk dalam kategori teori mobilisasi sumberdaya,
Sukmana (2016, p. 160) menyatakan bahwa menurut teori mobilisasi sumberdaya,
faktor –faktor yang menentukan dalam suatu gerakan sosial adalah: (1) Organisasi
gerakan sosial, (2) Pemimpin dan kepemimpinan (3) Sumber daya dan mobilisasi
sumber daya (4) Jaringan dan partisipasi (5) Peluang dan kapasitas masyarakat.
Kelima faktor tersebut, dalam teori mobilisasi sumberdaya, saling terkait dan
menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu gerakan sosial.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lebih spesifik Edward dan McCarthy (2004:p. 116) menyatakan bahwa
ketika para aktivis menciptakan aksi kolektif (protest dilapangan, menciptakan
organisasi gerakan sosial dan lain-lain) kapanpun dan dimanapun, keberhasilan
mereka, secara konsisten terkait dengan ketersediaan sumberdaya dilingkungan
mereka. Selanjutnya Edward dan McCarthy (2004: p. 117) membagi tipologi
sumberdaya menjadi lima yaitu sumberdaya moral, kultural, organisasi sosial,
manusia dan material. Berbeda dengan Sukmana, bagi Edward dan McCarthy
pemimpin dan kepemimpinan merupakan bagian dari sumberdaya manusia
sementara jaringan dan partisipasi merupakan bagian dari sumberdaya organisasi
sosal sementara terkait tingkat dukungan dan peluang masyarakat menjadi bagian
dari sumberdaya moral.

PKBI sebagai LSM yang memiliki perhatian terhadap isu kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda dan ingin melakukan perubahan yang progressif
tentunya mempersiapkan tidak hanya strategi dan taktik gerakan sosial tetapi juga
beragam sumberdaya. Pengaruh ketersediaan dan dukungan sumberdaya yang ada,
baik internal maupun eksternal, perlu dimobilisasi oleh PKBI dalam rangka
membangun gerakan kaum muda yang kuat dan berkelanjutan. Sumberdaya oleh
Lawang (2004:p. 21) didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan oleh aktor untuk kepentingan tertentu. Hal ini berbeda dengan Kapital
yang memerlukan investasi dan pengelolaan lebih lanjut untuk mengubah
sumberdaya menjadi kapital yang dapat berguna untuk memperkuat gerakan.

Dalam perspektif sosiologis, sebagaimana sumber daya yang beragam


bentuknya, bentuk kapital juga berbeda-beda. Bourdieu (2004) membedakan
kapital kedalam 3 bentuk yaitu: kapital ekonomi, kultural dan sosial. Salah satu
kapital yang menjadi fokus perhatian dan dianggap penting adalah kapital sosial
yang oleh Bourdieu (2004: p. 21) didefinisikan sebagai jumlah sumber daya, baik
aktual maupun potensial, yang ada pada aktor karena mempunyai jaringan yang
tahan lama berupa relasi yang terlembagakan melalui pengakuan dan perkenalan.
Definisi lebih kongkrit tentang kapital sosial disampaikan oleh Putnam (1995) yaitu
"social capital" refers to features of social organization such as networks, norms,
and social trust that facilitate coordination and cooperation for mutual benefit.
Dengan demikian, kapital sosial dalam bentuk norma, kepercayaan dan jejaring

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dapat memperkuat koordinasi dan kerja sama antar aktor dalam organisasi sosial
yang dapat membantu mencapai tujuan bersama.

Meskipun Bourdieu dan Putnam telah mendefiniskan kapital sosial namun


keduanya tidak membedakan antara tipe modal sosial yang berlainan. Salah satu
ahli yang mengkategorikan kapital sosial adalah Woolcock (2001) yang
membedakan kapital sosial kedalam tiga bagian, yaitu: kapital sosial bonding,
bridging dan linking. Kapital sosial Bonding menurut Woolcock (2001: p. 10).
mengacu pada ikatan terhadap orang yang memiliki kesamaan berdasarkan
karakteristik demografi, seperti anggota keluarga, tetangga, teman dekat dan rekan
kerja. Kapital sosial “Bridging” mengacu pada ikatan antar manusia yang tidak
berbagi banyak karakteristik seperti dalam bonding. Perbedaan antara bonding dan
bridging akan sangat beragam sesuai dengan konteksnya. Konsep ketiga, yang
dinamakan Kapital sosial “linking”. dimensi ini merujuk pada merujuk pada
Kapasitas aktor untuk memanfaatkan sumberdaya, ide dan informasi dari lembaga
formal diluar masyarakat. Jika bridging kapital sosial, secara esensial bersifat
horizontal karena cenderung menghubungkan antar aktor yang punya posisi setara
sedangkan linking kapital sosial lebih vertikal, yang menghubungkan aktor dengan
lembaga politik dan ekonomi yang memiliki power berbeda.

Menurut Purdeu ( 2007 : P. 224) variabel dalam kapital sosial seperti


dijelaskan oleh Woolcock (2001) diatas dapat mendukung gerakan sosial yang
diinisiasi oleh para aktor organisasi masyarakat sipil. Hal ini seperti dijelaskan
sebagai berikut:

“... we have introduced the now familiar distinction between bonding,


bridging and linking social capital. Bonding consist of dense ties within a
group and therefore corresponds to issues such as ‘community cohesion’
and social movement identity. Bridging refers to the ‘strength of weak ties’,
i.e. the value of connections between groups within wider civil society.
Linking capital concens the ability of civil society actors/ organization to
link to institutions in order to acquire access to resources and influence
decisions in their favour.”

Dengan demikian pada konteks PKBI sebagai organisasi masyarakat sipil


yang sedang mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda, memperhatikan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kapital sosial bonding antar aktor gerakan didalam internal PKBI akan dapat
mempengaruhi gerakan kaum muda. Tingkat kepercayaan, kohesifitas antar aktor
didalam internal PKBI akan mempengaruhi efektifitas dan keberlanjutan gerakan.
Selanjutnya, pada tingkat kapital sosial bridging, tingkat kepercayaan dan identitas
kolektif yang mendorong kerja sama antar aktor LSM dalam aliansi juga akan
mempengaruhi kuat atau lemahnya gerakan yang sedang dikonstruksi. Pada tingkat
linking, tingkat kepercayaan antara aktor gerakan dengan pihak otoritas akan
mempengaruhi tingkat aksesibilitas dalam mempengaruhi pemerintah terkait untuk
mengubah kebijakan, menjalankan program dan layanan bagi kaum muda.

2. 3. Alur Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah mencoba menganalisis peran


PKBI dalam mendorong dan memobilisasi gerakan kaum muda. Sebelum masuk
pada ranah Peran PKBI dalam memobilisasi gerakan, terlebih dahulu dipetakan
tipologi PKBI sebagai bagian dari masyarakat sipil, organisasi masyarakat sipil dan
LSM. Selain itu akan dipetakan tipologi gerakan sosial yang difasilitasi oleh PKBI.
elemen-elemen tersebut dapat membantu menjelaskan landasan internal dan
eksternal PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda. Tipologi masyarakat sipil
menurut Sujatmiko (2001), Tipologi organisasi masyarakat sipil menurut Aspinal
(2004) dan akan dipetakan tipologi LSM berdasarkan paradigma menurut Fakih
(1996). Selanjutnya, untuk memetakan tipe gerakan sosial yang dibangun oleh
PKBI, peneliti menggunakan konsep tipe gerakan sosial yang disampaikan oleh
Henslin (2006). Sementara untuk menganalisis peran PKBI dalam memobilisai
gerakan akan menggunakan teori mobilisasi sumberdaya (resource mobilization)
dan teori kapital sosial.

Analisis peran PKBI dalam memobilisasi dukungan internal dan dukungan


eksternal ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana PKBI membangun
gerakan kaum muda untuk memperjuangkan hak seksual dan reproduksi. Berikut
adalah kerangka pemikiran peran PKBI dalam membangun gerakan kaum muda di
Indonesiayang akan digunakan dalam proses penelitian ini.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Gambar 1. Alur pemikiran peran PKBI dalam mendorong dan memobilisasi
gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR.

Konteks Politik,
ekonomi, sosial

Sumberdaya Sumberdaya
Organisasi Kultural

Sumberdaya Sumberdaya
Material Manusia
PKBI Peran PKBI
SEBAGAI & Relawan Gerakan
OMS Dukungan Muda Dukungan/ Kaum Muda
Organisasi dan kontrol
Aliansi Pemerintah

Dukungan Sumber daya


Masyarakat moral

Berdasarkan kerangka pemikiran dalam gambar 1 diatas, menunjukkan bahwa


PKBI sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil yang didalamnya terdapat
sumberdaya organisasi internal berupa aspek strategis organisasi (nilai, tujuan, visi
dan misi serta kebijakan) dan aspek manajerial (manajemen program/ proyek,
sistem insentif) menjalankan perannya untuk mendorong dan memfasilitasi gerakan
kaum muda dengan memobilisasi beragam sumber daya baik sumber daya internal
maupun sumber daya eksternal. Peran PKBI dalam mengelola beragam sumber
daya tersebut akan mempengaruhi perkembangan gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi. Ideologi dan Kapasitas PKBI
dalam memobilisasi sumberdaya merupakan kunci terbangunnya gerakan kaum
muda secara efektif dan berkelanjutan.

PKBI sebagai organisasi yang memiliki interest (kepentingan) untuk


memperjuangkan pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum
muda perlu memiliki akses terhadap beragam sumber daya yang tersedia
dilingkungannya, baik internal maupun eksternal. Edward dan McCarthy (2004:

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


2117) menyebutkan 5 tipologi sumberdaya yaitu: sumberdaya moral, kultural,
organisasi sosial, material dan sumberdaya manusia. Kelima bentuk sumber daya
tersebut perlu dimobilisasi oleh PKBI untuk memperkuat gerakan. Gerakan kaum
muda untuk pemenuhan HKSR sebagai hasil dari peran PKBI dalam memobilisasi
sumber daya selain terwujud dalam tindakan kolektif keluar (eksternal) PKBI juga
melakukan upaya perubahan kedalam (internal) PKBI.

Konteks politik, secara struktural akan mempengaruhi gerakan kaum muda


yang dibangun oleh PKBI, terutama bagaimana respon pemerintah terhadap
gerakan kaum muda terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Konteks politik dalam hal ini fokus pada kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum
muda juga akan mempengaruhi perkembangan gerakan atau bahkan melemahkan
gerakan kaum muda dan terakhir konteks politik juga akan mempengaruhi hasil
gerakan kaum muda yaitu terpenuhinya hak seksual dan reproduksi kaum muda.
Situasi ekonomi terutama terkait pendanaan bagi pemenuhan HKSR bagi kaum
muda serta tingkat penerimaan sosial masyarakat terhadap isu kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda juga berpengaruh terhadap proses dan hasil gerakan
kaum muda yang dibangun oleh PKBI. Perkembangan teknologi terutama teknologi
komunikasi dan informasi yang dapat digunakan untuk memperkuat gerakan juga
mempengaruhi perkembangan gerakan kaum muda terutama dalam hal strategi
komunikasi PKBI dan kaum muda dalam membangun gerakan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mencoba untuk menganalisis bagaimana peran PKBI dalam


mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Peran
PKBI tersebut akan berkontribusi signifikan dalam memperkuat perkembangan dan
keberhasilan gerakan. Gerakan sosial yang dibangun PKBI dipengaruhi oleh
dukungan sumber daya internal PKBI dan dukungan sumber daya eksternal.
Disamping itu, gerakan kaum muda juga dipengaruhi oleh terbangunnya identitas
kolektif kaum muda. Dengan memetakan dan menganalisis faktor makro dan mikro
yang mempengaruhi perkembangan gerakan kaum muda diharapkan dapat
menggambarkan dinamika gerakan kaum muda yang dibangun oleh PKBI.

Pendekatan penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode


penelitian kualitatif, yang menurut Cresswel (2014, p.59) adalah penelitian yang
dimulai dengan asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran/ teoritis yang
membentuk atau mempengaruhi studi tentang permasalahan riset yang terkait
dengan makna yang dikenakan oleh individu atau kelompok pada suatu
permasalahan sosial atau manusia. Mengacu pada definisi cresswel (2014) tersebut,
penelitian kualitatif memiliki ciri induktif yang menekankan pada proses penelitian
yang diawali dari asumsi dan penafsiran, dilanjutkan dengan lensa penafsiran dan
kemudian menuju prosedur yang dilibatkan dalam mempelajari isu sosial atau
manusia.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif diharapkan dapat


membantu upaya untuk memahami peran PKBI dalam mendorong dan
memobilisasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR dengan lebih
mendalam. Dengan begitu dapat diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif
tentang dinamika organisasi PKBI, kepemipinan dan bagaimana PKBI
memobilisasi sumberdaya untuk memfasilitasi gerakan kaum muda.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


3.2. Jenis Penelitian

Studi ini menggunakan jenis studi kasus, yaitu studi tentang kasus dalam
kehidupan nyata, dalam konteks atau setting kontemporer, Yin (2009) dalam
Cresswell (2014, p.135). Lebih detail, Cresswell mendefinisikan penelitian studi
kasus sebagai pendekatan kualitatif yang penelitinya mengeksplorasi kehidupan-
nyata pada sistem terbatas (yang dibatasi oleh waktu dan tempat) atau beragam
sistem terbatas (berbagai kasus), melalui pengumpulan data yang detail dan
mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi (misalnya, pengamatan,
wawancara, bahan audiovisual, dan dokumen dan berbagai laporan), dan
melaporkan deskripsi kasus dan tema kasus (Creswell, 2014, p.135 – 136). Studi
ini mengeksplorasi kasus tentang peran LSM PKBI dalam mendorong dan
memfasilitasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksinya melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam serta
melibatkan beragam sumber informasi dengan tujuan untuk memahami isu dan
permasalahan yang dihadapi oleh LSM PKBI dalam upayanya memperkuat gerakan
kaum muda terkait pemenuhan HKSR.

3.3. Teknik Pengumpulan dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data menurut Creswell (2014, p. 206) adalah


serangkaian aktivitas yang saling terkait yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan riset yang muncul. Aktivitas
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif melibatkan empat jenis informasi
dasar yaitu: observasi partisipatory pengamatan (mulai dari non-participant hingga
partisipan), wawancara (dari yang tertutup hingga yang terbuka), dokumen (dari
yang bersifat pribadi hingga yang bersifat publik), dan bahan audiovisual
(mencakup foto, CD, dan VCD) (Cresswel, 2014, p.219-220). Mengacu kepada
pendapat Creswell tersebut, peneliti telah mengumpulkan data dengan metode
pengumpulan data sebagai berikut :

3.3.1. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam (in-depth interview) merupakan proses memperoleh


keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai , dengan atau

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


tanpa menggunakan pedoman wawancara, (Bungin, 2014, p.111). Teknik tersebut
dilakukan terhadap informan kunci agar mereka dapat mendeskripsikan situasi yang
relevan terutama terkait dengan peran LSM PKBI dalam membangun gerakan
kaum muda. Wawancara mendalam ini telah dilakukan dengan sejumlah informan
dari internal PKBI yang dianggap mewakili dan mengetahui serta memahami
tentang peran PKBI dalam mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda serta
dapat menjelaskan kondisi eksternal terkait dengan isu kesehatan seksual dan
reproduksi dan gerakan kaum muda. Peneliti juga telah mewawancarai mitra-mitra
PKBI terkait upaya pemenuhan HKSR kaum muda dan strategi PKBI dalam
membangun gerakan kaum muda. Mitra PKBI yang menjadi infoman tidak hanya
berasal dari organisasi masyarakat sipil tetapi juga berasal dari instansi pemerintah.
Sumber data dari wawancara mendalam adalah informan penelitian.
Mengacu pada Bungin (2014, p. 78), informan penelitian adalah subjek yang
memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang
memahami objek penelitian. Dalam Studi ini, peneliti telah mewawancarai 9
(sembilan) informan yang berasal dari internal PKBI. Informan tersebut dianggap
mengetahui dan memahami tentang situasi internal PKBI termasuk situasi eksternal
terkait dengan peran PKBI dalam mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum
muda untuk pemenuhan HKSR.

Keterlibatan 9 (sembilan) informan dari internal PKBI tersebut dibagi


menjadi dua yaitu 5 orang berasal dari PKBI Pusat sedangkan 4 orang lainnya
berasal dari PKBI Daerah yaitu 2 dari PKBI daerah DKI Jakarta dan 2 lainnya
berasal dari PKBI DI Yogyakarta. Kedua PKBI daerah (DKI Jakarta dan DI
Yogyakarta) dipilih oleh karena kedua PKBI tersebut telah aktif membangun
gerakan kaum muda sejak awal berdirinya youth center pada tahun 1992 dan secara
berkelanjutan aktif menggalang dukungan kaum muda hingga penelitian
dilaksanakan. Berikut adalah tabel yang berisi informan penelitian, sebagai berikut:

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tabel 4. Informan dari internal PKBI
NO Informan Jumlah

1 Pengurus Nasional PKBI Pusat 1 orang

2 Pimpinan PKBI Pusat 2 orang

3 Staff PKBI Pusat. 2 orang

4 Pimpinan dan staff PKBI DKI Jakarta 1 orang

5 Relawan Muda di DKI Jakarta 1 orang

6 Pimpinan dan staff PKBI Yogyakarta 2 orang

Peneliti juga mewawancarai 5 informan dari mitra kerja PKBI terkait


dukungan mereka terhadap gerakan kaum muda dan respon mereka terhadap peran
PKBI dalam memfasilitasi gerakan sosial terkait pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda. Ke-lima informan tersebut berasal dari sektor
pemerintah dan perwakilan organisasi masyarakat sipil (OMS). Informan yang
berasal dari kalangan OMS dan pemerintah tersebut peneliti anggap dapat
mendeskripsikan lebih objektif dan mendalam tentang peran PKBI dalam
mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda. Informan yang berasal dari
pemerintah dan OMS dipilih berdasarkan kriteria pernah bekerja sama dengan
PKBI dalam pemenuhan HKSR, baik kerja sama jangka pendek maupun jangka
panjang.

Tabel 5. Informan dari eksternal PKBI


NO Informan Jumlah

1 Dari organisasi masyarakat sipil adalah ARI 1 orang


(Aliansi Remaja Indonesia)

2 Dari kalangan jejaring kerja PKBI, yaitu: Aliansi 2 orang


satu Visi dan Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak

3 Dari kalangan pemerintah yang dipilih menjadi 2 orang


informan adalah Kementrian Kesehatan/ Dinas
kesehatan dan BKKBN.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


3.3.2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan


menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit, (Bungin, 2014, p. 118).
Observasi dalam penelitian ini dilakukan melalui keterlibatan peneliti dalam
kegiatan-kegiatan PKBI yang berkaitan penguatan identitas kolektif kaum muda
maupun mobilisasi sumberdaya. Observasi partisipan yang telah dilaksanakan telah
memberi gambaran yang lebih dekat tentang bagaimana peran PKBI dalam
memfasilitasi penguatan gerakan kaum muda.

Secara umum, peneliti telah melakukan observasi partisipan dalam


keseluruhan proses penelitian. Hal ini dimungkinkan karena peneliti merupakan
salah satu personel PKBI. Beberapa objek yang diobservasi diantaranya adalah
pertemuan yang diselenggarakan dan diikuti oleh aktor PKBI, event dan kegiatan,
relasi antar aktor, bahasa yang digunakan dan ruangan dan fasilitas yang digunakan.
Dalam melakukan proses observasi partisipan, peneliti ikut berpartisipasi dalam
pertemuan, event dan kegiatan yang membahas tentang gerakan kaum muda sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Salah satu observasi yang dilakukan adalah
peneliti mengikuti event launching gerakan SOS (save our sister) yang
diselenggarakan di PKBI Pusat pada bulan Desember 2016. Selain itu, penulis juga
sering mengikuti pertemuan-pertemuan internal PKBI yang membahas tentang
perencanaan, pelaksanaan serta progres gerakan kaum muda yang didorong oleh
PKBI. Secara khusus peneliti juga mengamati ruangan dan fasilitas yang disediakan
oleh PKBI yang ditujukan untuk memperkuat gerakan kaum muda baik di PKBI
Pusat maupun PKBI Daerah.

3.3.3. Data Penunjang

Peneliti juga telah melakukan telaah terhadap data penunjang yaitu berupa
berbagai bentuk dokumen yang diperoleh dari PKBI, Youth Center serta dokumen
yang diperoleh dari mitra PKBI seperti : ASV (aliansi satu visi) dan aliansi GKIA
(Gerakan Kesehatan ibu dan anak). Sumber data penunjang, yaitu :

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


- Buku Lesson learn program kaum muda.
- Buku Panduan Pengelolaan program kaum muda
- Laporan program kaum muda
- Laporan - laporan yang dikeluarkan oleh PKBI
- Prosiding event - event yang dilaksanakan PKBI baik pelatihan, seminar dan
konferensi.
- Notulasi Pertemuan dengan kaum muda.
- Data dan berita yang dimuat di media sosial (Facebook)
- Kebijakan PKBI
- AD/ART PKBI
- Statuta dan profil organisasi mitra PKBI ( Aliansi Satu Visi, Gerakan
Kesehatan Ibu dan anak)

3.4. Teknik Pengolahan data

Teknik pengolahan data merupakan proses yang saling terkait dengan


proses pengumpulan data. Oleh karena data hasil penelitian kualitatif sangat banyak
dan kaya sementara tidak semua informasi dapat digunakan dalam studi kualitatif
maka teknik pengolahan data menjadi bagian yang penting. Menurut Guest,
MacQueen & Namey (2012) dalam Creswell (2014, p. 195) data yang kaya dan
banyak itu perlu dipilah, yaitu proses memfokuskan pada beberapa data dan
mengenyampingkan data lainnya. Menurut Creswell (2014, p. 195) hasil dari proses
pengolahan data adalah pengumpulan data kedalam tema-tema dalam jumlah yang
kecil, yaitu sekitar 5 sampai 7 tema. Tema dalam penelitian kualitatif (juga disebut
kategori) adalah satuan informasi yang luas yang tersusun dari beberapa kode yang
dikelompokkan untuk membentuk ide umum (Creswell, 2014; p. 259).

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara manual. Data
yang telah dikumpulkan peneliti di lapangan kemudian dimasukan kedalam tabel
yang ada dalam program komputer excell. Data tersebut dipilah berdasarkan 7 tema
kunci yaitu sumberdaya organisasi meliputi; aspek strategis organisasi dan aspek
manajerial organisasi, sumberdaya manusia, kepemimpinan, sumberdaya material,
sumber daya kultural, sumberdaya moral dan jejaring.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


3.5. Stategi Validasi dan Analisis data

Strategi validasi data yang harus dilakukan untuk memastikan keakuratan


data yang berpengaruh terhadap kualitas penelitian. Menurut Creswell (2014,
p.201) Validasi dalam studi kualitatif berarti peneliti harus melakukan pengecekan
untuk memastikan akurasi temuan melalui melakukan beberapa prosedur. Pada
studi ini, peneliti melakukan beberapa prosedur untuk validasi data, yaitu:

 Triangulasi, peneliti telah mengumpulkan dan membanding data-data dari


sumber yang berbeda, untuk membuat justifikasi yang koheren terhadap
tema penelitian.
 Member checking, peneliti melakukan proses validasi data dengan cara
melakukan pengecekan ulang data kepada informan untuk dilihat
keakuratannya. Hal ini telah dilakukan oleh peneliti terhadap informan
internal PKBI setelah penulis menyelesaikan draft hasil penelitian.
 Mengurangi bias peneliti. Selama proses penelitian, penulis melakukan
proses refleksi diri (self-reflection) untuk memastikan bahwa interpretasi
makna terhadap data tidak bias kepentingan peneliti.

Selain strategi validasi data yang perlu dilakukan dalam dalam setiap tahap
analisis data, peneliti telah melakukan strategi analisis data. Strategi analisis data
merupakan langkah penting lainnya dalam proses penelitian kualitatif. Mengacu
pada Creswell (2014 : p. 197-200) yang menyampaikan enam langkah pengolahan
dan analisis data dalam proses penelitian ini. Peneliti telah mengikuti langkah-
langkah tersebut, yaitu sebagai berikut:

 Langkah pertama, peneliti mempersiapkan dan mengelompokkan data


untuk dianalisis. Kegiatan ini melibatkan proses trankrip wawancara,
mengetik kembali catatan-catatan lapangan, dan membuat katalog semua
materi dokumen serta menyusun data kedalam tipe yang berbeda
berdasarkan pada sumber informasi.
 Langkah kedua, peneliti membaca semua data yang ada. Pada tahap ini,
peneliti merefleksikan semua makna yang ada dari data tentang ide-ide

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


umum yang dikatakan informan, tentang tanggapan terhadap informasi
secara mendalam dan kredibilitas informasi.
 Langkah ketiga, peneliti melakukan coding terhadap data yang telah
dikumpulkan. Coding adalah proses pengelompokan data dan menulis kata-
kata yang mewakili setiap kategori.
 Langkah keempat, peneliti mulai menggunakan proses coding untuk
membuat deskripsi umum terhadap setting, situasi atau orang, serta
kategori-kategori atau tema untuk keperluan analisis ini. Deskripsi
melibatkan proses pengungkapan informasi tentang orang, tempat, ide,
dalam sebuah setting.
 Langkah kelima, menggunakan deskripsi dan tema untuk membuat narasi
kualitatif. Dalam hal ini, peneliti membuat beberapa tema (lengkap dengan
subtema, ilustrasi spesifik, banyaknya perspektif dari tiap individu, dan
kutipan-kutipan pernyataan (quotation)) atau membuat tema-tema yang
saling terkait satu sama lain.

 Langkah keenam, membuat interpretasi terhadap temuan-temuan atau hasil


dan pelajaran yang dapat diambil.

3.6. Limitasi dan Delimitasi

3.6.1. Limitasi

Limitasi yang penulis hadapi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti kesulitan untuk tidak bias dan tetap menjaga objektivitas dalam
menjalankan proses penelitian karena peneliti bekerja di dalam organisasi
yang akan diteliti. Untuk mengatasinya peneliti telah mengumpulkan data,
tidak hanya dari informan internal PKBI tetapi juga informan eksternal
PKBI.
2. Selama penelitian berjalan, peneliti juga kesulitan untuk mengatur waktu
dalam menjalankan proses penelitian karena peneliti terikat kerja di
organisasi yang sedang diteliti. Dalam mengatasi kesulitan tersebut, peneliti
mengambil cuti kerja selama proses penelitian berjalan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


3.6.2. Delimitasi

Penelitian ini dilakukan secara terbatas pada lembaga swadaya masyarakat


- Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) sehingga situasi yang
ditemukan hanya menggambarkan kasus PKBI sebagai organisasi masyarakat sipil
yang diteliti pada waktu terjadinya penelitian. Begitu pula dengan model gerakan
kaum muda untuk pemenuhan HKSR yang dihasilkan melalui studi ini, mungkin
hanya relevan untuk diterapkan di PKBI namun tidak tepat diterapkan untuk
stakeholder lain.

3. 7. Proses Penelitian

Penulis tertarik melakukan studi dengan topik LSM sebagai sektor ketiga
diluar negara dan sektor private karena penulis berpartisipasi aktif selama lebih dari
17 tahun bekerja di LSM dan melakukan aksi-aksi kolektif bersama dengan
komunitas miskin, termarjinalkan, terekslusi sosial dan tak terlayani untuk
memperjuangkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Komunitas tersebut
diantaranya adalah anak jalanan, pekerja anak, pecandu narkotika baik di penjara
maupun di masyarakat umum, orang dengan HIV – AIDS (ODHA) dan kaum muda
terkait pemenuhan HKSR.

Pengalaman bekerja secara langsung dan tidak langsung dengan komunitas


marjinal tersebut tidak hanya menambah pengetahuan baru terkait realitas yang
mereka hadapi selama ini tetapi juga memantapkan ideologi dan posisi penulis
terhadap mereka yang termarjinalkan dan posisi terhadap negara yang secara
sistematis memarjinalkan dan mengekslusi mereka, baik dari sisi kebijakan maupun
dari sisi program dan pelayanan. Salah satu komunitas di Indonesia yang sampai
saat ini masih terekslusi adalah kaum muda. Mereka masih tersisih dalam
mengakses program pendidikan kesehatan seksual yang komprehensif. Mereka
juga sering kali tak terlayani dari layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang
ramah dan konfidensial. Situasi demikian meningkatkan kerentanan kaum muda
terhadap beragam persoalan seperti: meningkatnya perkawinan anak,
meningkatnya kehamilan tidak diinginkan, meningkatnya kasus aborsi tidak aman,
merebaknya kasus IMS dan HIV-AIDS dan lain-lain.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Proses penelitian dengan topik kaum muda dan hak kesehatan seksual dan
reproduksi telah penulis siapkan sebelum daftar masuk program pascasarjana
Sosiologi - Universitas Indonesia yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur,
buku dan hasil studi tentang situasi kaum muda terkait pemenuhan HKSR di
Indonesia. Dalam prosesnya penulis sempat beberapa kali mengajukan judul tesis
namun akhirnya ditetapkan, setelah mendapatkan bimbingan dari Ibu Dr. Ida
Ruwaida, untuk mengkaji tentang peran PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencaan
Indonesia) dalam memobilisasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR.
Sejak saat itu, penulis mulai membaca tentang artikel-artikel jurnal, baik dari
scholar Indonesia maupun luar negeri. Artikel jurnal yang dibaca penulis adalah
artikel yang terkait peran LSM dalam menanggulangi isu kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda. Selain itu, penulis juga mulai membaca
sejumlah penelitian dan buku tentang kaum muda baik yang diterbitkan oleh
perguruan tinggi (seperti UI dan UGM) maupun lembaga-lembaga yang memiliki
interest dengan isu kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda seperti UNFPA,
PKBI, Rutgers dan lain-lain.

Penulis mulai menuangkan berbagai artikel jurnal dan buku yang telah
dibaca menjadi proposal penelitian. Penulis tidak hanya menyusun proposal
penelitian tetapi juga mulai menyusun instrumen penelitian. Selain itu secara
simultan, penulis juga mengumpulkan berbagai dokumen penunjang tentang PKBI
yang dibutuhkan untuk menuliskan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan dan
membaca dokumen-dokumen penunjang tentang PKBI, penulis sangat dimudahkan
karena penulis sebagai salah satu staff PKBI dapat mengakses buku-buku dan
dokumen penting tentang PKBI sejak era orde lama, orde baru hingga orde
reformasi. Hampir semua dokumen yang dibutuhkan penulis dapat diakses di
perpustakaan kesehatan seksual dan reproduksi yang dimiliki PKBI. Proses
pengumpulan dan mempelajari substansi dokumen tentang PKBI juga dilakukan
selama proses penelitian.

Sebelum penulis mengikuti ujian proposal penelitian, penulis telah


melakukan wawancara mendalam terhadap 5 orang yaitu, 4 orang informan dari
internal PKBI dan 1 orang informan dari organisasi masyarakat sipil jejaring PKBI.
Penulis tidak mendapatkan kesulitan dalam bertemu dan mewawancari mereka oleh

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


karena penulis kenal dekat dengan para informan tersebut. Selain itu, penulis juga
telah menyusun instrumen wawancara sesuai dengan petunjuk pembimbing.

Pada saat ujian proposal penelitian, terlepas bahwa hasil ujian proposal
penelitian disetujui oleh para penguji, penulis mendapat masukan penting yaitu
penting untuk memasukan teori gerakan sosial. Penulis merespon masukan itu
dengan mengikuti kuliah gerakan sosial yang diampu oleh dosen Lucia Ratih
Kusumadewi, S.Sos.,DEA pada program sarjana. Penulis memandang perlu untuk
mendalami gerakan sosial dari perspektif sosiologi tersebut untuk memperkuat
basis teori gerakan yang akan menjadi salah satu fokus kajian dalam tesis yang
sedang disusun.

Setelah proposal penelitian disetujui oleh para penguji tesis pada tanggal 11
oktober 2016, penulis melanjutkan proses pengumpulan data lapangan dengan
melakukan proses wawancara lanjutan, baik terhadap personel PKBI dan relawan
muda di PKBI pusat maupun di PKBI Daerah. Selama proses pengumpulan data
lanjutan tersebut, penulis mengajukan cuti dari tempat kerja agar dapat fokus
menyelesaikan tesis tersebut dan fokus mengikuti proses perkuliahan gerakan
sosial. Dengan ijin cuti tersebut, membuat penulis memiliki waktu yang cukup
fleksibel untuk mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data dan
melakukan pengecekan ulang terhadap data yang telah penulis analisis tersebut.

Proses pengumpulan data tidak hanya dilakukan melalui wawancara dan


mempelajari dokumen penunjang tetapi juga melakukan observasi partisipan.
Penulis sebagai staff PKBI selain mengamati beragam sumberdaya yang dimiliki
oleh PKBI untuk memfasilitasi gerakan kaum muda juga mengamati proses para
aktor PKBI dalam memperkuat jejaring dengan menyelenggarakan event launching
gerakan SOS (save our sister) yang diselenggarakan di PKBI pusat pada bulan
Desember 2016. Selain itu sebagai bagian dari PKBI, penulis juga mengamati
proses manajerial PKBI dalam memperkuat gerakan kaum muda baik dari proses
perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring dan evaluasi.

Secara umum, proses penelitian ini justru menghadapi tantangan ketika


proses penulisan tesis yang terkadang mengalami banyak hambatan seperti adanya
kekurangan data sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan pengumpulan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


data kembali kelapangan. Namun akhirnya proses dan tantangan tersebut bisa
dilalui berkat dukungan semua pihak, hingga akhirnya tesis ini bisa diujikan
dihadapan tim penguji.

Secara khusus, peneliti merasa mendapat hambatan paling berat ketika harus
mewawancarai informan dari PKBI DI Yogyakarta oleh karena lokasi yang jauh
dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat bertemu tatap muka dengan
informan dari PKBI Yogyakarta. Peneliti menunggu hampir 4 bulan untuk bisa
mengumpulkan data dari informan PKBI DI Yogyakarta. Pada akhirnya, berkat
komunikasi dan koordinasi yang intensif, peneliti dapat mengumpulkan data dari
kedua informan. Proses wawancara dengan informan dari PKBI DI Yogyakarta
terlaksana karena secara kebetulan mereka ada kegiatan di Jakarta sehingga peneliti
bisa menemui mereka dan melakukan proses wawancara mendalam dengan kedua
informan dari PKBI DI Yogyakarta tersebut. Setelah melalui proses yang cukup
panjang, akhirnya tesis ini dapat penulis selesaikan dan siap untuk diuji dalam
sidang tesis.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


BAB 4

PKBI SEBAGAI LSM BERBASIS GERAKAN SOSIAL

Pada bab empat ini, penulis menjelaskan tentang kelahiran dan


perkembangan LSM PKBI beserta dengan program dan gerakan yang dibangun
dari era Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi. Pemaparan konteks politik,
ekonomi dan sosial membantu menjelaskan elemen-elemen situasi sosial, politik
dan pemikiran tokoh dan pemimpin PKBI pada saat itu yang mempengaruhi tujuan
organisasi dan cara organisasi mencapai tujuan tersebut sampai saat ini.

PKBI merupakan salah satu LSM tertua di Indonesia. Eksistensi PKBI


dalam berkontribusi pada pembangunan kesehatan di Indonesia untuk
meningkatkan kesejahteraan warga negara telah ada dan diakui melewati tiga
periode, yaitu pada Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi. Pengaruh wacana
isu kesehatan yang muncul dan berkembang, konteks politik, ide dan pemikiran
aktor dalam menanggulangi kompleksitas isu kesehatan, serta penerimaan sosial
masyarakat terhadap ide perubahan yang ditawarkan oleh PKBI dapat mewarnai
perkembangan dan hasil gerakan yang dibangun, dan mempengaruhi dinamika
tipologi PKBI sebagai salah satu LSM yang peduli terhadap isu kesehatan seksual
dan reproduksi di Indonesia. Dinamika gerakan yang dijalankan oleh PKBI
dijelaskan sebagai berikut:

4. 1. PKBI dan Gerakan Keluarga Berencana di Era - Orde Lama

Secara global, setelah negara - negara dunia ketiga mendapatkan


kemerdekaannya pasca perang dunia kedua pada tahun 1940an, periode selanjutnya
ditandai dengan tingkat fertilitas yang tinggi di negara - negara dunia ketiga
tersebut. Fenomena tingginya tingkat fertilitas14, terjadi juga di Indonesia, salah
satunya didorong oleh kebijakan kependudukan pada era orde lama dibawah

14
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1961 yang dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia
dapat diketahui kontras tingkat perkawinan dan kelahiran pada tahun 1940an dan 1950an. Pada
tahun 1940-an, tingkat kelahiran sangat kecil karena kekacauan dan kelaparan pada masa itu.
Sementara pada tahun 1950an, orang muda yang menunda perkawinan selama perang dan revolusi
mulai membangun keluarga, yang menghasilkan ledakan perkawinan dan ledakan kelahiran bayi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kepemimpinan presiden Soekarno yang cenderung pro-natalis15 dan menolak
adanya program pemerintah untuk pengendalian penduduk.

Menyadari kebijakan pemerintah Indonesia saat itu yang tidak berpihak pada
kesehatan perempuan dan kurang memahami pentingnya pengendalian penduduk
yang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesejahteraan masyarakat,
kemudian mendorong beberapa tokoh pendiri PKBI (perkumpulan keluarga
berencana indonesia) untuk membentuk organisasi diluar pemerintahan. Organisasi
non pemerintah, PKBI, didirikan saat itu untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk dan memperbaiki kondisi kesehatan perempuan Indonesia yang dinilai
memprihatinkan.

PKBI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 pada saat bangsa Indonesia
sedang menghadapi tingginya angka fertilitas yang juga berkaitan dengan tingginya
kematian ibu. Lahirnya PKBI tidak lepas dari kepeloporan 9 pendiri PKBI 16 yang
merupakan tokoh kesehatan dan tokoh organisasi perempuan. Tokoh pendiri PKBI,
saat itu, dihadapkan pada tingginya tingkat fertilitas, pertumbuhan penduduk yang
tidak merata dan terkonsentrasi di pulau Jawa dan Bali serta kondisi kesehatan
perempuan yang dinilai memprihatinkan akibat terlalu muda dan terlalu sering
melahirkan.

Pada awal-awal pembentukan PKBI tahun 1957, tindakan kolektif para


aktor PKBI, untuk berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,
dilakukan melalui pendekatan pengendalian penduduk dan perencanaan keluarga.
Pendekatan kependudukan dan perencanaan keluarga yang dilakukan oleh PKBI
tidak lepas dari konteks politik yang menghambat pembangunan kesehatan serta
penerimaan masyarakat terhadap Keluarga Berencana (KB) yang masih sangat
rendah. Peneriman terhadap program KB yang rendah tersebut ditandai dengan
tentangan-tentangan dari berbagai kelompok masyarakat terutama tokoh
agama.Tantangan sosial dan politik yang melatarbelakangi perjuangan PKBI saat

15
Kebijakan pemerintah orde lama yang menganut paham pro natalis dilatarbelakangi oleh obsesi
presiden soekarno yang ingin menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar ditandai
dengan jumlah penduduk yang besar.
16
Sembilan Pendiri PKBI saat itu adalah dr. R. Soeharto; dr. Ny. H. Soebandrio; Ny. Nani Soewondo
SH; Ny. R. Oentoeng; Ny. Sjamsoeridjal; Prof. Sarwono Prawirohardjo; Prof. R. Hanifa
Wiknjosastro; dr. Ny. Koen S. Martiono; Prof. H.M. Joedono; Ny Roem

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


itu, diantaranya disebutkan dalam dokumen sejarah 20 tahun perjalanan PKBI dari
tahun 1957 sampai dengan 197717(1977; P. 13-14), yaitu:

1. Tidak sepakatnya presiden Soekarno terhadap program KB jika disebarkan


secara luas dan terbuka atau KB sebagai unsur politik kependudukan.
Namun beliau menyetujui KB, dengan cara tubektomi sekalipun, demi
kesehatan dan keselamatan sang ibu.
2. Regulasi: KUHP pasal 534 berbunyi: “Barang siapa dengan terang-terangan
mempertunjukkan ikhtiar untuk mencegah hamil, atau dengan terang-
terangan dan tiada diminta menawarkan ikhtiar atau pertolongan untuk
mencegah hamil atau dengan menyiarkan tulisan menyatakan dengan tiada
diminta bahwa ikhtiar atau pertolongan itu bisa didapat, dapat dihukum
dengan hukuman kurungan selama lamanya dua bulan atau denda sebanyak-
banyaknya dua ratus rupiah.”
3. Jaksa Agung tidak akan melarang berdirinya PKBI namun tidak bersedia
melarang Jaksa di daerah untuk bertindak terhadap PKBI berdasarkan
KUHP pasal 543.
4. Penolakan masyarakat Indonesia dengan cara atau dalih apapun juga.
Berdasarkan konteks Indonesia saat itu maka aktivitas PKBI bersifat “silent
operation”.
Berdasarkan fakta situasi sosial dan politik pada saat itu, dapat diartikan
bahwa rendahnya dukungan pemerintah terkait perencanaan keluarga mendorong
pada peningkatan angka fertilitas di Indonesia. Saat itu perempuan usia muda
cenderung telah memiliki anak banyak dan meningkatkan risiko terhadap kematian
ibu di Indonesia. Gerakan keluarga berencana yang dibangun oleh PKBI juga
terhambat secara struktural yang disebabkan kebijakan yang mengkriminalisasi
setiap orang yang berupaya mencegah kehamilan dan mengkampanyekan
pencegahan kehamilan.

Secara sosial, penerimaan masyarakat terhadap ide dan pemikiran untuk


pengendalian penduduk dengan membatasi fertilitas dan merencanakan keluarga
juga ditolak oleh sebagian besar tokoh agama dan tokoh masyarakat di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat yang cenderung magis seperti
kelahiran, kematian dan rezeki merupakan takdir Tuhan, ditambah label upaya
mencegah kehamilan dengan alat kontrasepsi yang dihubungkan dengan perilaku
pendosa dan dilarang agama seperti pemakaian kondom didunia pelacuran dan
perilaku hubungan seks diluar pernikahan.

17
Lihat Dokumen berjudul dwidasawarsa PKBI

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Konteks politik dan sosial Indonesia yang dihadapi oleh PKBI saat itu dan
aktor PKBI yang berlatar belakang ahli medis dan tokoh pergerakan perempuan di
Indonesia turut mempengaruhi rumusan tujuan yang dikembangkan PKBI, yang
tercantum dalam AD/ART pasal 2 (PKBI, p. 67) yang berbunyi sebagai berikut:

Kotak 1. Tujuan perkumpulan keluarga berencana

Tujuan perkumpulan keluarga berencana ialah:


a. Memberi nasehat perkawinan (marriage counseling)
b. Mengobati kemandulan dalam perkawinan, dan
c. Memberi nasehat dalam menjarangkan kehamilan
(children spacing)

Sumber: Mochtar & syarwani (1990:p.57-58)

Secara internal tokoh pendiri yang sebagian besar berlatar belakang kelas
menengah dan berprofesi sebagai dokter dan praktisi kesehatan sangat
mempengaruhi rumusan tujuan berdirinya organisasi. Mandat organisasi dan tujuan
didirikannya PKBI, saat pertama kali didirikan, masih sangat sederhana yaitu
mengarah pada penyediaan layanan konsultasi dan konseling bagi keluarga. Dua
tujuan minimalis tersebut ditujukan agar terbangun keluarga yang bahagia dengan
memberi nasehat perkawinan (marriage counseling) dan mengobati kemandulan
dalam perkawinan serta memberi nasehat dalam menjarangkan kehamilan
(Children Spacing).

Secara eksternal, pendekatan PKBI dalam mewujudkan tujuan yang terbatas


pada penyediaan layanan konsultasi dan penyadaran masyarakat merupakan bentuk
adaptasi PKBI terhadap situasi sosial dan politik Indonesia saat itu yang penuh
dengan penolakan atas ide baru tentang pentingnya merencanakan kelahiran dan
membangun keluarga yang berkualitas untuk kesejahteraan. Ide perubahan yang
saat itu tidak populer di mata pemerintah yang pro-natalis untuk membangun
bangsa Indonesia yang besar dengan indikator jumlah penduduk yang tinggi. Ide
yang juga dinilai bertentangan dengan nilai-nilai mayoritas tokoh agama dan tokoh
masyarakat yang meyakini hamil dan kehamilan, memiliki anak merupakan otoritas
Tuhan dan manusia tidak boleh ikut mengatur dan merencanakannya.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Para aktor PKBI dengan jumlah terbatas sangat menyadari tantangan
eksternal yang belum mendukung ide besar terkait pentingnya pengendalian
penduduk dan merencanakan keluarga sebagai elemen strategis pembangunan
bangsa. Tantangan besar saat itu tidak menyurutkan semangat para aktor PKBI
yang ingin memperbaiki kondisi bangsa melalui pemberdayaan keluarga dan
peningkatan derajat kesehatan perempuan. Semangat kepeloporan PKBI untuk
menyumbang pada perbaikan bangsa saat itu tercermin dalam rumusan tujuan
sederhana dan diaplikasikan melalui kegiatan pelayanan konseling dan medis bagi
klien dengan sasaran terbatas. Pemberian layanan kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan diberikan secara sembunyi-sembunyi dan tidak berani untuk
menyampaikan ide tentang keluarga berencana secara terbuka pada khalayak ramai
pada periode tahun 1950-an.

Dalam perkembangannya, PKBI semakin memahami bahwa untuk semakin


menyebarluaskan ide dan gagasan tentang pentingnya keluarga berencana
dibutuhkan kekuatan dan dukungan dari pihak lain. Sejak saat itu, PKBI berstrategi
membangun gerakan baik pada level global maupun lokal. Pada aras global, aktor
PKBI aktif menggalang dukungan internasional dengan menghadiri berbagai
konferensi internasional18 tentang pembangunan kependudukan dan keluarga
berencana. Pada event - event internasional tersebut, para aktor yang mewakili
PKBI melakukan pendekatan, dialog, berbagi infomasi, memperluas jejaring dan
lobi-lobi dengan para tokoh-tokoh gerakan keluarga berencana dari berbagai
organisasi internasional. Upaya para aktor PKBI pada event internasional tersebut
berhasil menambah dukungan dari individu dan organisasi dari luar negeri untuk
membantu meningkatkan daya dorong gerakan keluarga berencana yang dipelopori
oleh PKBI di Indonesia salah satunya adalah Pathfinder fund19. Pathfinder saat itu,

18
Salah satu konferensi internasional yang dihadiri adalah The Third Indian Family Planning
Association conferences. Pada konferensi tersebut dr. Hurustiati Subandrio, sebagai wakil ketua
PKBI, berhasil mengajak Mrs. Margareth Roots dari Pathfinder untuk berkunjung ke Indonesia.
Pasca kunjungan Pathfinder ke Indonesia kemudian mengirimkan bantuan alat kontrasepsi melalui
PKBI.
19
Pathfinder fund merupakan lembaga internasional yang didirikan pada tahun 1957 saat ini
bernama Pathfinder international). Pada saat itu, Lembaga ini dibentuk untuk mempromosikan alat
kontrasepsi bagi perempuan dan pasangannya dilebih dari 60 negara termasuk Indonesia. Pathfinder
fund memperkenalkan model layanan berbasis masyarakat pertama kali. Lihat di
https://en.wikipedia.org/wiki/Pathfinder_International diakses tanggal 06 februari 2017

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


tertarik untuk memberikan dukungan alat kontrasepsi bagi klinik yang dikelola
PKBI. Bagi PKBI dukungan dari individu dan organisasi tersebut membawa
harapan, semangat dan motivasi tersendiri untuk terus melakukan gerakan keluarga
berencana di level nasional.

Pada aras lokal, PKBI menyadari betul konteks sosial yang belum kondusif
untuk mengkampanyekan pentingnya keluarga berencana yang ditandai dengan
penolakan sebagian besar masyarakat terhadap isu tersebut. Untuk mengatasi
tantangan tersebut, PKBI berstrategi dengan membatasi gerakan dengan hanya
menggalang dukungan dari kalangan terbatas, yaitu dari organisasi profesi
(terutama berlatar belakang medis) dan organisasi perempuan. Pendekatan
mengorganisir dukungan tersebut dilakukan melalui program informasi dan
edukasi. Program tersebut utamanya dilakukan melalui kegiatan ceramah-ceramah
pada kalangan kedokteran, tokoh-tokoh organisasi perempuan dan melakukan
pendekatan-pendekatan kepada tokoh - tokoh agama. Kalangan yang didekati oleh
PKBI dikenal dapat mempengaruhi pendapat dan keyakinan masyarakat Indonesia
tentang keluarga berencana. Para aktor PKBI menggalang dukungan tokoh agama,
baik laki-laki maupun perempuan, melalui kerja sama dengan organisasi
keagamaan seperti PP Aisyiah, Muslimat NU, PP Muhammadiyah.

Sejak PKBI tidak hanya pasif menunggu pasien yang datang mengakses
layanan konseling dan medis yang disediakan di klinik PKBI, tetapi juga berstrategi
dengan menggalang dukungan dari organisasi internasional dan organisasi nasional
maupun tokoh-tokoh lokal, penerimaan terhadap isu kependudukan dan keluarga
berencana lambat laun menampakan hasil yang positif. Dukungan dan penerimaan
masyarakat yang menguat, mempengaruhi pula komitmen pemerintah pada isu
tersebut pada akhir kepemimpinan Soekarno, yaitu pada tahun 1963 ditandai
dengan adanya perubahan terkait pengendalian kelahiran kearah positif yang
ditandai dengan semakin meningkatnya pilihan masyarakat untuk mengakses alat
kontrasepsi dan semakin terbukanya pemimpin masyarakat mempromosikan
pengendalian kelahiran20, begitu pula dengan kegiatan-kegiatan yang dijalankan

20
Pada tahun 1963, PKBI menyelenggarakan seminar tentang keluarga berencana di beberapa kota
besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Surabaya.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


oleh PKBI dalam menjalankan penyebaran informasi dan pendidikan tentang
keluarga berencana tidak ada tentangan dari masyarakat, Hull & Hull (2006; p.16 -
17). Sampai akhir era orde lama, gerakan kependudukan dan keluarga berencana
masih sangat normatif dan program yang dikembangkan dan dijalankan hanya
menyasar pasangan yang telah menikah untuk memahami pentingnya perencanaan
keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan. Kaum muda belum menjadi fokus
program PKBI saat itu.

Berdasarkan pada fakta-fakta diatas, seperti rumusan tujuan PKBI yang


masih sederhana, program dan kegiatan yang masih reaktif, orientasi
manajemennya cenderung mengarah pada manajemen logistik yang fokus pada
pengadaan dan distribusi kegiatan untuk menyediakan layanan bagi klien yang
masih terbatas maka nampaknya LSM PKBI mendekati kategori LSM generasi
pertama, yaitu LSM pemberi bantuan dan kesejahteraan (Korten 1990; p. 117).
Sementara itu Fakih (1996) menyebutnya sebagai LSM Konformisme oleh karena
PKBI mengidentifikasi penyebab persoalan tingginya tingkat fertilitas dan
kematian ibu sebagai keadaan rakyat setempat belaka, begitu pula dengan sasaran
perubahan yang ditujukan untuk mencegah dan mengurangi risiko kehamilan dan
perencanaan keluarga dengan mendirikan klinik untuk menyediakan layanan
individual. Berdasarkan tipologi organisasi masyarakat sipil, pada era Orde Lama,
PKBI cenderung mendekati organisasi semi-korporatis yang ditandai dengan tidak
kritis terhadap kebijakan yang mempengaruhi masalah yang sedang dihadapi oleh
PKBI saat itu dan berupaya membangun kemitraan dengan unit-unit layanan
pemerintah ditingkat lokal.

4.2. Menuju Gerakan Hak Seksual & Reproduksi di Era Orde Baru

Pada era Orde Baru, perhatian pemerintah terhadap pentingnya


kependudukan dan keluarga berencana dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sangat baik. Pada tahun 1967, komitmen pemerintah Indonesia pada
era orde baru dibawah kepemimpinan presiden Soeharto terhadap pengendalian
penduduk dan kelahiran ditandai dengan penandatanganan deklarasi pemimpin

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dunia tentang kependudukan21 dan ditindaklanjuti dengan pidato presiden pada
tanggal 16 agustus 1967 yang menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa
keluarga berencana menerima "bantuan, dukungan, dan perlindungan dari
Pemerintah”. Hull & Hull (2006: p. 23).

Momentum pergantian kekuasaan politik dari rezim orde lama ke rezim orde
baru dimanfaatkan oleh PKBI22 dengan menyelenggarakan kongres PKBI I23 di
Jakarta pada tanggal 22 - 26 Februari 1967 berhasil merumuskan pernyataan sikap
bagi pemerintah saat itu, yaitu :

Kotak 2. Pernyataan sikap PKBI terhadap pemerintah orde baru

 PKBI menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


pemerintah yang telah mengambil kebijakan mengenai keluarga
berencana yang akan dijadikan program pemerintah.
 PKBI menyatakan kegembiraan kami, bahwa pemerintah sekarang
menaruh perhatian besar bagi kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan
masyarakat, yang terbukti dari pernyataan tersebut diatas.
 PKBI mengharapkan agar keluarga berencana sebagai program
pemerintah segera dilaksanakan.
 PKBI menyatakan kesanggupan untuk membantu pemerintah dalam
pelaksanakan program KB sampai di pelosok-pelosok supaya
faedahnya dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.

Sumber: Naskah Kongres I PKBI (1967: p.265) dan Kantor Menteri negara kependudukan/
BKKBN (1996)

Empat pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh PKBI kepada pemerintahan Orde
Baru dibawah kepemimpinan presiden Soeharto selain menunjukkan perubahan
arah gerakan PKBI dari gerakan dengan target perubahan masyarakat menuju
gerakan dengan target perubahan pemerintah. Selain itu pernyataan sikap PKBI

21
Presiden Soeharto menandatangani deklarasi kependudukan dunia bersama pimpinan dunia
lainnya dalam konferensi kependudukan dunia yang diselenggarakan di Budapest - Bulgaria , yang
berisikan tentang pentingnya menentukan dan merencanakan jumlah anak, menjarangkan kehamilan
dalam keluarga sebagai hak azasi manusia.
22
Saat itu PKBI sedang tumbuh menjadi organisasi yang semakin besar ditandai dengan lahirnya 8
PKBI Cabang di kota-kota besar baik di pulau jawa maupun sumatera, yang awalnya hanya ada di
DKI Jakarta.
23
Kongres I PKBI diikuti oleh 8 cabang Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surakarta, Surabaya,
Denpasar, Palembang dan Medan. Para pejabat pemerintah orde baru juga ikut menghadiri kongres
I PKBI diantaranya Menteri kesehatan, Menteri tenaga kerja, sekjen Departemen sosial dan
Gubernur DKI Jakarta. Organisasi internasional juga hadir pada kongrest I tersebut, yaitu IPPF
regional dan Population counsil.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


juga menegaskan posisi PKBI sebagai mitra pemerintah untuk berperan serta aktif
membantu pemerintah memenuhi hak azasi manusia. Komitmen PKBI sebagai
mitra, dan bukan sebagai oponen, bagi pemerintah tersebut mempengaruhi
pendekatan dan program PKBI sampai saat ini. kerja-kerja advokasi yang
dijalankan PKBI bukanlah advokasi yang konfliktual, sebaliknya advokasi yang
dilakukan menggunakan pendekatan yang non-konfliktual yaitu pendekatan
advokasi yang dilakukan dengan membangun kemitraan dengan pemerintah.

Pendekatan kemitraan yang dipilih oleh PKBI pada awal era Orde Baru
merupakan pilihan logis mengingat pada era tersebut negara melakukan kontrol dan
intervensi terhadap organisasi masyarakat sipil. Sesuai dengan pendapatnya
Aspinal (2004) bahwa pada organisasi masyarakat sipil dengan kategori semi
korporatis akan cenderung melakukan kompromi dengan negara dengan tujuan
dapat bertahan untuk berkontribusi secara langsung bagi rakyat serta
mempengaruhi kebijakan dan program negara yang bermanfaat bagi rakyat.
Melalui pendekatan kemitraan PKBI berhadap dapat mendorong pemerintah untuk
mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dalam mengakui, melindungi dan
memenuhi hak warga negara, khususnya hak seksual dan reproduksi setiap warga
negara. Kemitraan juga dibangun oleh PKBI dengan pihak swasta dan organisasi
masyarakat sipil lainnya agar mereka mampu berkontribusi pada isu keluarga
berencana yang sedang diperjuangkan oleh PKBI.

Sejak PKBI mengeluarkan pernyataan sikap yang ditujukan kepada


pemerintah orde baru pada tahun 1967, peristiwa tersebut dianggap tepat
momentum dan tepat sasaran yaitu pada momen sebelum Presiden menghadiri dan
menandatangani deklarasi kependudukan dunia pada konferensi kependudukan
dunia pertama di Bukares - Rumania. Fase - fase selanjutnya menunjukan semakin
kuatnya komitmen pemerintah dalam menjalankan program keluarga berencana
ditandai dengan dibentuknya LKBN24 tahun 1968 dan berubah menjadi BKKBN25

24
LKBN merupakan singkatan dari Lembaga Keluarga Berencana Nasional yang dibentuk pada
tanggal 17 oktober 1968 yang dalam pimpinannya duduk tiga wakil PKBI. lihat artikel Soebagyo
dalam Dwidasawarsa.
25
BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang
dibentuk berdasarkan kepres NO. 8/1970. PKBI ditunjuk menjadi salah satu unit pelaksana program
nasional keluarga berencana

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


pada tahun 1970 serta semakin luasnya cakupan program KB yang tidak hanya
meliputi pulau Jawa dan Bali tetapi juga pada pulau-pulau Indonesia lainnya. Pada
fase perkembangan awal BKKBN tersebut peran PKBI sangat besar dalam merintis
design kelembagaan BKKBN, mensupport data perkembangan akseptor KB
maupun riset-riset terkait dengan KB, PKBI juga melatih sumberdaya BKKBN dan
instansi pemerintah terkait lainnya seperti departemen agama baik ditingkat pusat,
provinsi maupun kota/ kabupaten.

Walaupun kontribusi PKBI cukup kuat dalam mendorong komitmen


pemerintah orde baru terhadap pentingnya keluarga berencana untuk mencapai
keluarga sejahtera namun pengaruh aktor internal dalam pemerintah orde baru yang
didominasi oleh teknokrat, seperti Wijoyo Nitisastro dengan ideologi economic
centris (berpusat pada pembangunan ekonomi) tak kalah besar kontribusinya dalam
memperkuat komitmen pemerintah dalam membentuk BKKBN dan menjalankan
program keluarga berencana. Bagi pemerintah orde baru, pengendalian penduduk
diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan ekonomi bangsa.

Terjadinya hubungan timbal balik antara ideologi dominan pemerintah orde


baru tentang demografi melalui gagasan keuntungan sosial ekonomi dengan
gagasan awal pendirian PKBI yang fokus pada pentingnya kesehatan ibu dan anak
serta pengasuhan anak dalam bingkai perencanaan keluarga, melahirkan rumusan
tujuan PKBI yang baru. Visi dan misi PKBI mengarah pada perubahan yang lebih
luas dari sebelumnya yang hanya fokus kesehatan belaka menjadi tujuan yang
berdimensi kependudukan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.
Tujuan PKBI26 seperti tercantum dalam pasal 3 Anggaran Dasar adalah untuk
mencapai keluarga sejahtera. Untuk mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan
PKBI tersebut, PKBI menjalankan berbagai program.

Program - program PKBI kemudian tidak hanya terpaku pada aspek


pelayanan kontrasepsi dan aspek - aspek terkait kesehatan ibu dan anak belaka
tetapi lebih jauh meliputi: pertama, Advokasi, program advokasi ini merupakan
program utama PKBI sebagai bentuk komitmen organisasi membantu pemerintah
menjalankan program keluarga berencana sampai kepelosok-pelosok nusantara.

26
Lihat Naskah kongres PKBI ke II pada tahun 1970.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Mudjiarto (2003; p. 14) menyebutkan bahwa PKBI banyak melakukan program,
pelayanan dan penelitian termasuk proyek PLKB (petugas lapangan keluarga
berencana) yang hasilnya kemudian diserahkan kepada BKKBN. pernyataan
Mudjiarto tersebut menunjukkan strategi advokasi yang dilakukan oleh PKBI untuk
memperkuat BKKBN dan institusi pemerintah terkait lainnya yang dilakukan
melalui pelatihan dan melakukan riset-riset tentang keluarga berencana untuk
mengubah peraturan-peraturan pemerintah yang menghambat keberhasilan
program KB. Kedua, program motivasi keluarga berencana ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terutama pada kelompok - kelompok agama
dan daerah-daerah tertentu yang masih belum tersentuh program keluarga
berencana. Menurut Mudjiarto (2003; p. 14) PKBI telah menciptakan strategi baru
dalam upaya memperluas jangkauan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi)
yaitu program pendidikan masyarakat atau community education program dengan
menitikberatkan pada kegiatan speaker bureau (kelompok penyuluh KB, special
event, mass media tradisional mobile audio visual unit (pemutaran film keliling).
Strategi KIE tersebut dinilai cukup efektif dalam upaya menyebarluaskan ide KB
kepada masyarakat. Ketiga, program pelayanan kontrasepsi tetap disediakan
melalui klinik - klinik PKBI baik di provinsi maupun kota/ kabupaten untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan masyarakat. Keempat, Program peningkatan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat dilakukan melalui pengintegrasian keluarga
berencana dengan kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga seperti
pendidikan, pendapatan, kesehatan, kesehatan remaja, penguatan peran perempuan
dan lain-lain.

Pada era orde baru ini pula PKBI mulai mengembangkan ide dan gagasan
inovatif, salah satunya mengembangkan program keluarga berencana yang
menyasar bagi kaum muda yang dimulai dengan mengadakan seminar keluarga
berencana bagi kaum muda27 di DKI Jakarta. Kepedulian PKBI terhadap kaum
muda sebagai populasi yang penting dalam mewujudkan keluarga dan masyarakat
sejahtera kemudian diikuti dengan dilaksanakannya riset tentang kebutuhan kaum

27
Seminar yang dilaksankaan pada tanggal 29 - 31 Januari tahun 1973 itu diikuti oleh 37 kaum muda
yang mewakili SMP, SMA dan organisasi kaum muda. Hasilnya disampaikan dalam seminar
tentang pelibatan kaum muda dalam keluarga berencana yang diselenggarakan oleh IPPF di
Singapura pada bulan Mei 1973.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


muda tentang informasi kependudukan dan keluarga berencana pada tahun 197528.
Pengaruh situasi Indonesia yang masih bergelut dengan tingginya angka pernikahan
dini, perspektif demografi pada level nasional yang menekankan pada populasi
kaum muda sebagai kelompok produktif untuk kesejahteraan serta pengaruh
kebijakan IPPF29 yang menekankan pada beyond family planning yang salah
satunya fokus untuk memberdayakan kaum muda.

Pada akhir tahun 1980an, secara eksternal, konsep-konsep pembangunan


yang berpusat pada pembangunan ekonomi yang mengedepankan pertumbuhan
mulai dikritik baik secara global maupun nasional. Ide tentang pemenuhan
kebutuhan dasar dan peningkatan partisipasi masyarakat menjadi ide alternatif yang
berdampak pada tumbuh suburnya LSM di Indonesia. Program keluarga berencana
yang dijalankan oleh pemerintah juga tak luput dari kritik terutama kritik yang
datang dari aktivis perempuan yang memandang bahwa program KB telah
mengorbankan hak-hak perempuan. Para aktivis perempuan mengungkapkan
banyaknya kasus perempuan dipaksa menggunakan alat kontrasepsi tanpa
diberikan kecukupan informasi dan tanpa ada persetujuan dari pemerintah hanya
dengan alasan keberhasilan pembangunan yang ingin diwujudkan pemerintah.
Banyaknya kasus pemaksaan penggunaan alat kontrasepsi bagi perempuan tersebut
kemudian menjadi wacana publik baik pada level nasional dan internasional.

Situasi eksternal, baik pada level global dan nasional, dan faktor internal
mendorong PKBI, pada tahun 1986, merumuskan visi PKBI yang menjadikan
keluarga dan manusia didalamnya sebagai tujuan. Rumusan visi itu disebut
"Responsible parenthood" atau keluarga bertanggung jawab, dengan visi ini
perkumpulan berpandangan bahwa untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur yang dicita-citakan itu, keluarga merupakan tujuan utama. Melalui usaha

28
Hasil studi tersebut menunjukkan kebutuhan kaum muda terhadap informasi pentingnya
kependudukan dan keluarga berencana yang sesuai dengan karakteristik kaum muda. (lihat hasil
penelitian kebutuhan remaja akan Informasi kependudukan dan keluarga berencana - PKBI tahun
1975)
29
Kebijakan IPPF pada akhir tahun 1988 - 1990 menekankan pada pentingnya pemenuhan
kebutuhan kaum muda seperti pendidikan family life education dan konseling bagi kaum muda,
meningkatkan peran orang tua dan masyarakat dalam menyiapkan kaum muda untuk kehidupan seks
dan keluarga yang bertanggung jawab, menyediakan pelayanan KB komprehensif untuk memenuhi
kebutuhan kaum muda serta membangun kepemimpinan kaum muda pada setiap jenjang di FPA
(family planning association).

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


mewujudkan keluarga bertanggung jawab, cita-cita yang luhur akan dapat dicapai.
ada lima dimensi keluarga berrtanggung jawab, yaitu: pertama, Kelahiran secara
sadar dikehendaki, sehingga direncanakan terlebih dahulu. Kedua, Kesehatan yang
dikembangkan melalui usaha promotif dan preventif termasuk penguasaan
pengetahuan yang cukup untuk hidup sehat. Ketiga, Pendidikan yang merupakan
proses pemuliaan manusia, yang membangun manusia yang memiliki susila, watak,
keterampilan dan kecerdasan. Keempat, Kesejahteraan yang menyeimbangkan
penguasaan (having) yang tercermin dalam kecukupan sandang, pangan, papan dan
sebagainya, dengan kesejahteraan (being), yang tercermin oleh sikap percaya diri,
mandiri dan berkedaulatan atas diri dan perbuatannya. Kelima, Kesiapan anak
untuk menghadapi tantangan kehidupan dimasa depan dengan dimilikinya
cakrawala pandangan akan pentingnya arti harkat dan kehormatan manusia, serta
merupakan jati dirinya dalam kehidupan bermasyarakat secara sehat dan selaras.

Sementara itu, pengaruh kebijakan IPPF tentang kaum muda turut


mempengaruhi pemikiran aktor-aktor internal PKBI yang memandang adanya
peningkatan kerentanan terhadap perempuan dan kaum muda yang banyak
mengalami pernikahan muda dan kehamilan tidak diinginkan. Hal ini mendorong
PKBI mengintegrasikan program keluarga berencana dengan kebutuhan kaum
muda. Visi PKBI yang bertujuan “membangun keluarga bertanggung jawab” dan
kebijakan IPPF yang menekankan perhatian pada perempuan dan kaum muda
kemudian mempengaruhi program PKBI bagi kaum muda. PKBI berpikir pada saat
itu bahwa untuk membangun keluarga bertanggung jawab maka harus dimulai dari
kaum muda yang sehat dan bertanggung jawab. Pada periode ini selain program
kaum muda masuk kedalam strategi pendidikan kehidupan berkeluarga juga
ditandai dengan mulainya PKBI merekrut para relawan muda sebagai aktor
perubahan, hal tersebut tercermin dalam berbagai program dan proyek bagi kaum

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


muda yang dilaksanakan PKBI seperti RBS30, KRBJ31, GRBJ32, SAHAJA33.
Beragamnya program kaum muda terkait perencanaan keluarga dan kesehatan
reproduksi yang dijalankan oleh PKBI diberbagai provinsi di Indonesia tidak lepas
pula dari dukungan sumberdaya dari IPPF baik finansial, pengetahuan dan
keterampilan maupun kebijakan-kebijakan yang menekan PKBI untuk fokus
menjalankan program bagi kaum muda agar siap memasuki kehidupan berkeluarga.
Sejak aktivis perempuan melancarkan kritik terhadap program keluarga berencana
diberbagai negara termasuk indonesia dan mendapat pengakuan dan legitimasinya
melalui ICPD (International conferences on population and developement) di Kairo
pada tahun 1994 dengan diakuinya kesehatan dan hak reproduksi perempuan dan
kaum muda.

Pengaruh pengakuan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda


yang berinteraksi dengan pemikiran beberapa tokoh internal PKBI yang mulai
mewacanakan kesehatan reproduksi jauh sebelum ICPD 1994, ditambah
pengalaman panjang PKBI menjalankan program bagi kaum muda kemudian
mengarah pada lahirnya pendekatan bagi kaum muda baru yang dianggap
komprehensif dan sesuai dengan komitmen global dan pemikiran internal, yaitu
youth center34. Model youth center dianggap lebih komprehensif dibandingkan
dengan model program sebelumnya, oleh karena model tersebut memadukan

30
RBS (Remaja Bahagia sejahtera) bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perlaku yang
positif terhadap masalah kependudukan dan keluarga berencana menuju terwujudnya "orang tua
bertanggung-jawab". Sasarannya adalah kaum muda baik di desa maupun kota, sekolah atau luar
sekolah serta yang tergabung dalam kelompok-kelompok remaja seperti remaja masjid, organisasi
mahasiswa, organisasi minat remaja, karang taruna dll.
31
KRBJ (Kelompok remaja bertanggung jawab) bertujuan menyediakan layanan konsultasi dan
memberikan informasi yang dibutuhkan melalui pendekatan dan cara yang memperhatikan karakter
kaum muda
32
GRBJ (Graha remaja bertanggung jawab) GRBJ dilakukan dengan strategi memberikan IEM
(Informasi Edukasi dan Motiviasi) dan memberikan paket PKB (Pendidikan Kehidupan
Berkeluarga), Paket PKBI terdiri dari : perencanaan keluarga: kesehatan keluarga: hubungan sosial
dan keluarga; ekonomi keluarga dan lingkungan hidup dan keluarga.
33
SAHAJA (Sahabat remaja) memiliki tujuan yang sama dengan KRBJ dengan kegiatan pelayanan
konsultasi baik lewat telpon, surat dan tatap muka untuk memecahkan masalah remaja. kursus KB,
ceramah dan diskusi, selain itu dilaksanakan pula paket-paket latihan, seperti: pengembangan diri,
kepemimpinan dan pemilihan karir dan seminar.
34
Pendirian youth center,berdasarkan buku putih CMM (centra mitra muda), pertama kali
diprakarsai oleh : Bapak Sarlito, Ibu Sri Lestari, Ibu Cici Kaloh, Bapak Yahya Mashum, Ibu Ien
Ananda, Ibu Ami Siamsidar, Ibu Ninuk Widyantoro di Jakarta pada tahun 1992. Berdasarkan
panduan pengelolaan pusat informasi dan pelayanan (2000) dijelaskan bahwa tujuan berdirinya
youth center adalah untuk meningkatkan status kesehatan reproduksi kaum muda di Indonesia

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


pendekatan penyebaran informasi dan layanan sekaligus dalam satu atap.
Didalamnya terdiri dari para relawan muda yang bermitra dengan orang dewasa
untuk melakukan aksi - aksi kolektif yang ditujukan meningkatkan akses kaum
muda terhadap informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi.

Kegiatan utama youth center dalam buku panduan pengelolaan pusat


informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja, yaitu: konseling (tatap
muka, telepon, surat), pelayanan medis, ceramah, internet cafe, diskusi panel,
diskusi kelompok, kursus persiapan kerja, special event. Dari kegiatan utama
tersebut, model youth center berupaya memadukan kegiatan pendidikan dengan
layanan. Selain itu model ini juga mengintegrasikan personel berbasis keahlian
(dokter, psikolog, pekerja sosial dan lain-lain) dengan kaum muda sebagai aktor
utama perubahan situasi kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda. model ini
juga menandai pentingnya kemitraan antara orang dewasa dengan kaum muda
untuk meraih dampak yang tinggi atas status kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda.

Berdasarkan fakta - fakta yang mengambarkan perjalanan gerakan PKBI


dalam melembagakan pentingnya keluarga berencana pada awal dan akhir era Orde
Baru35 yang cenderung menggunakan pendekatan kompromi dan kemitraan dengan
negara, berupaya mempengaruhi kebijakan yang mempengaruhi keberhasilan
program keluarga berencana serta mengalami intervensi negara maka dapat
dikatakan bahwa PKBI cenderung masuk sebagai LSM semi korporatis. Sementara
berdasarkan paradigmanya, tipologi PKBI pada era Orde Baru telah berubah
menjadi LSM Reformis. Hal ini berdasarkan fakta-fakta tentang rumusan tujuan
yang fokus membenahi nilai-nilai keluarga yang bertanggungjawab, program-
program pengembangan masyarakat serta advokasi yang ditujukan agar pemerintah
berperan dalam pembangunan keluarga.

35
Diakhir era Orde Baru, PKBI juga bersikap kritis terhadap kebijakan KB yang diselengarakan
oleh Pemerintah karena cenderung merugikan perempuan. Bentuk kritik PKBI saat itu adalah
menyelengarakan semiloka tentang peningkatan kualitas pelayanan kontrasepsi: upaya memenuhi
kebutuhan konsumen yang diselenggarakan pada bulan maret 1997. Pada semiloka tersebut banyak
membahas tentang hak kesehatan reproduksi perempuan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Khusus terkait program PKBI bagi kaum muda yang juga dipelopori pada
era Orde Baru, dapat diketahui bahwa PKBI saat itu sedang membangun gerakan
kaum muda yang ditujukan untuk mewujudkan kaum muda yang sehat dan
bertanggung jawab melalui pendekatan layanan serta pendidikan bagi kaum muda
serta mendorong partisipasi kaum muda sebagai aktor yang mampu bertindak
kolektif dalam membantu sebayanya. Dapat dikatakan bahwa tipologi gerakan
kaum muda yang dibangun oleh PKBI pada era orde baru merupakan gerakan sosial
alternatif yaitu gerakan yang cakupan perubahannya pada populasi spesifik, yaitu
kaum muda, dan cakupan perubahan yang terbatas pada salah satu aspek/ lembaga
dalam masyarakat yaitu kesehatan reproduksi.

4. 3. Dinamika Gerakan PKBI Pada Era Reformasi

Pada era reformasi banyak kebijakan terkait kesehatan seksual dan


reproduksi disahkan oleh pemerintahan republik indonesia seperti undang-undang
kesehatan36, undang-undang perlindungan anak37, undang-undang kekerasan dalam
rumah tangga38, undang-undang anti pornografi dan porno aksi39, undang-undang
pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga40 dan lain-lain. produk -
produk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut tidak lepas dari
kontestasi berbagai kekuatan di Indonesia, baik kelompok fundamentalis,
kelompok nasionalis maupun kelompok - kelompok progresif yang berupaya
mendesakkan kepentingan-kepentingan konstituennya. Kuatnya pengaruh
kelompok fundamentalis dan kelompok nasionalis yang memandang isu kesehatan
seksual dan reproduksi dari perspekif moral dan kedaulatan bangsa sering kali
menghambat gerakan kelompok progresif yang memperjuangkan hak seksual dan
reproduksi sesuai komitmen ICPD kairo tahun 1994.

36
Undang - undang no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
37
Undang-undang no.35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
38
Undang-undangan no. 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT)
39
Undang - undang no.44 tahun 2008 tentang pornografi
40
Undang-undang no. 52 tahun 2009 tentang pembangunan kependudukan dan pembangunan
keluarga

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Pada level global, komitmen pemerintah cukup kuat dengan ikut serta
menyepakati MDGs (Millenium Development Goals)41 dan dilanjutkan dengan
SDGs (Sustainable Development Goals)42. Kedua skema komitmen internasional
tersebut secara eksplisit memperhatikan kesehatan seksual dan reproduksi bagi
semua termasuk kaum muda. Pengaruh kuatnya dukungan secara global berdampak
pada mobilisasi sumberdaya dari berbagai lembaga baik seperti lembaga PBB
(perserikatan bangsa-bangsa) dan lembaga internasional lainnya. Pada masa
reformasi, program kaum muda dengan model youth center sebagai pusat informasi
dan layanan tetap dipertahankan oleh PKBI. Pada era reformasi, dalam
memobilisasi dukungan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi di beberapa provinsi, PKBI mendapat dukungan sumber daya terutama
dari UNFPA dan IPPF.

Pada level nasional dan lokal, tren pertumbuhan lembaga swadaya


masyarakat yang berkepentingan dengan isu kesehatan seksual dan reproduksi
semakin meningkat termasuk youth led organization (organisasi yang dipimpin
oleh kaum muda). Begitu pula lembaga swadaya masyarakat yang berpartisipasi
dalam isu kesehatan seksual dan reproduksi semakin tinggi, terutama pasca ICPD
kairo 1994, menimbulkan persaingan dalam mendapatkan dukungan sumberdaya
dari lembaga internasional maupun dalam menonjolkan program-program inovatif
bagi kaum muda. Pemerintah, pada sisi lain, mulai mengembangkan dan
menjalankan program - program kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum
muda. BKKBN menjalankan program yang khusus ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan kaum muda untuk mendapatkan informasi dan layanan konseling dengan
nama PIK (Pusat Informasi dan Konseling) Remaja. Sementara itu, departemen
kesehatan meluncurkan PKPR (Program kesehatan peduli Remaja) yang

41
MDGs mulai disepakati oleh para pemimpin dunia pada tahun 2000 dan berakhir pada tahun 2015.
MDGs berisi 7 tujuan, yang tiga diantara 7 Tujuan MDGs memuat indicator bidang kesehatan,
yaitu: Tujuan ke-4 menurunkan angka kematian Bayi dan Balita, tujuan ke-5, menurunkan angka
kematian ibu; dan tujuan ke-6, Menurunkan angka kematian karena TB, HIV dan Malaria.
42
SDGs merupakan kesepakatan global yang disepakati oleh bangsa-bangsa yang memuat 17 tujuan
pembangunan dan 169 indikator, tujuan kesehatan ada pada tujuan ke 3 yaitu, memastikan hidup
yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua. SDGs mulai efektif dijalankan pada
tanggal 1 januari 2016 dan akan berakhir tahun 2030

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ditempatkan di Puskesmas tertentu. Layanan Puskesmas PKPR ditujukan untuk
memberikan layanan dasar dan kesehatan reproduksi bagi kaum muda.

Situasi eksternal demikian turut mempengaruhi dinamika peran PKBI dalam


menangani isu kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda. Meskipun telah
terjadi banyak perubahan pada sisi ekstenal tujuan PKBI yang ingin mewujudkan
keluarga bertanggung jawab43 belum berubah.
Fokus program yang dijalankan oleh PKBI cenderung masih menggunakan
model - model program warisan era orde baru seperti program bina anaprasa44
dalam upaya menjalankan program kunci pertama, begitu pula dengan program
kaum muda yang masih bertumpu pada model youth center sebagai pusat informasi
dan layanan bagi kaum muda. yang lebih dinamis adalah program kedua tentang
pemberdayaan masyarakat. Model pengorganisasian masyarakat digunakan untuk
menggantikan dominasi model pendekatan outreach dalam menjangkau dan
memberdayaan komunitas marjinal.
Meskipun tantangan dan hambatan pada era reformasi demikian kompleks,
komitmen PKBI untuk terus memperjuangkan hak seksual dan reproduksi kaum
muda masih kuat dengan keluarnya kebijakan PKBI tentang youth forum, youth
representif di dalam struktur kepengurusan dan kebijakan alokasi anggaran untuk
gerakan kaum muda. sementara itu model youth center sebagai benchmark PKBI
dalam upaya pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda yang didirikan
pada akhir era Orde Baru masih dipertahankan. Ada beberapa alasan kenapa
komitmen PKBI untuk memperjuangkan hak seksual dan reproduksi kaum muda
semakin kuat, yaitu: pertama, situasi kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
belum menunjukkan perubahan kearah yang lebih baik seperti kasus pernikahan
anak, kekerasan seksual terhadap kaum muda, kasus kehamilan tidak diinginkan
serta kasus IMS & HIV/AIDS. Kedua, masih banyak kebijakan-kebijakan
diskriminatif bagi kaum muda yang menjadikan merek sebagai populasi yang
terekslusi dan underserve. Ketiga, perhatian pemerintah untuk memenuhi hak

43
Secara lebih rinci visi PKBI berdasarkan Anggaran Dasar yang berlaku saat ini adalah PKBI
bertujuan mewujudkan terciptanya keluarga bertanggung jawab guna mencapai tujuan umum
keluarga sejahtera dalam upaya perbaikan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan
senantiasa memperhatikan aspek ketahanan fisik, sosial budaya, mental dan spiritual dan hak asasi
manusia.
44
Program Bina Anaprasa merupakan program kesehatan reproduksi bagi anak pra sekolah.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda masih terbatas pada area preventif
dan promotif seperti pemberian informasi belaka, sementara untuk penyediaan alat
kontrasepsi bagi kaum muda untuk mencegah kehamilan, IMS, HIV dan AIDS
belum menjadi prioritas pemerintah. Keempat, bagi internal PKBI sendiri, program
kaum muda yang telah dijalankan oleh PKBI melalui model youth center telah
banyak mencetak pemimpin-pemimpin PKBI maupun aktor yang berperan diluar
PKBI untuk mewujudkan cita-cita PKBI.

Perjalanan aksi dan refleksi yang dilakukan PKBI selama menjalankan


model youth center sebagai basis gerakan kaum muda cenderung mengalami
perubahan. PKBI pada tahun 2000 dan 2005 telah merancang perluasan fokus
gerakan tidak hanya langsung pada populasi kaum muda tetapi juga pada kebijakan
- kebijakan45 yang menghambat pemenuhan hak seksual dan reproduksi. Selain
disepakati goal gerakan kaum muda, PKBI juga menyepakati pentingnya mendidik
kaum muda menjadi youth advocate46. Berkembangnya pemikiran - pemikiran
kritis pasca tumbangnya rezim suharto ikut mewarnai banyak LSM berideologi
developmentalis, termasuk PKBI. LSM berideologi kritis47 menekankan pada
gerakan perubahan supra-struktur untuk mengubah kebijakan publik sehingga
terwujud tatanan yang lebih adil bagi semua. Disisi lain pengaruh IPPF, yang
mendorong PKBI untuk mengakomodir 10 hak kesehatan seksual dan reproduksi
turut berperan dalam mempengaruhi arah gerakan relawan muda PKBI.
Pendekatan berbasis hak tersebut memastikan PKBI tidak sekedar fokus pada
perubahan individual tetapi juga supra-individu dimana negara harus hadir dalam
pemenuhan hak warga negara termasuk kaum muda.

45
Lihat prosiding lokakarya strategi advokasi kesehatan reproduksi remaja dan gender (tanggal 11 -
12 agustus 2000)
46
Youth advocate merupakan istilah yang digunakan oleh PKBI bagi relawan muda yang
dipersiapkan dan dilatih untuk melakukan advokasi kebijakan kesehatan seksual dan reproduksi bagi
kaum muda. Salah satu PKBI daerah yang konsisten melakukan pendidikan advokasi bagi kaum
muda adalah PKBI Daerah Yogyakarta dan PKBI DKI Jakarta. sistem rekruitmen dan manajemen
relawan muda yang dikembangkan dikedua PKBI tersebut tidak hanya mendorong relawan muda
untuk menjadi tempat konsultasi tetapi juga mendorong mereka menjadi pengorganisir kaum muda
dan aktor advoakasi.
47
Salah satu LSM berideologi kritis adalah Insist yang banyak menyalurkan pemikiran kritisnya
melalui buku, seminar dan pelatihan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Arah gerakan kaum muda mengalami penegasan justru pada tahun 2013
yang dipengaruhi oleh munculnya pemimpin dari eksternal PKBI dan telah sarat
pengalaman dalam membangun gerakan kelompok-kelompok marjinal seperti
kelompok pecandu narkotika, kelompok pekerja seks dan kelompok LGBT.
Melalui pernyataan direktur eksekutif, Inang Winarso48, dalam kata pengantar
laporan tahunan PKBI menyampaikan :

“Dalam pengantar ini saya fokus kepada upaya menguatkan kembali PKBI
sebagai organisasi gerakan. Lebih tepatnya sebagai organisasi pendukung
organisasi rakyat (OPOR) yaitu lembaga yang mengorganisir dan
memberdayakan kelompok masyarakat termarjinalkan, diantaranya
penyandang disabilitas, kelompok remaja, jaringan LGBT, orang yang
terinfeksi HIV, serikat buruh, federasi buruh perempuan, kader kesehatan di
level grass root serta solidaritas gerakan perempuan di pusat maupun
daerah.” (sumber: annual report PKBI tahun 2013).
Dari pernyataan pimpinan eksekutif PKBI tersebut tercermin visi yang jelas bahwa
PKBI diarahkan untuk kembali menjadi organisasi gerakan sosial. Salah satu fokus
penguatan PKBI sebagai organisasi berbasis gerakan adalah melalui upaya
mengorganisir dan membangun gerakan kaum muda. Upaya PKBI dalam menjadi
organisasi gerakan tidak berhenti sampai kaum muda terorganisir dan berdaya
tetapi dilanjutkan dengan aksi-aksi yang ditujukan untuk mengubah kebijakan yang
menghambat pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda. kegiatan-
kegiatan tersebut disebutkan oleh Inang Winarso dalam laporan tahunan PKBI
(2015; p.6) diantaranya, melalui:”... pembentukan opini publik melalui sosial media
atau media massa dan dibarengi dengan serangkaian aksi, lobby, dan negosiasi
untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan masalah
ketidakadilan dan diskriminasi.”

Pengaruh kepemimpinan direktur eksekutif PKBI saat itu sangat dominan


mempengaruhi perubahan gerakan kaum muda yang dibangun PKBI. Visi
pimpinan PKBI yang disampaikan pada personel PKBI dalam berbagai forum serta
dipublikasikan diberbagai kanal media informasi tersebut diejawantahkan dengan
beragam aksi kolektif kaum muda untuk isu-isu kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda. Aksi kolektif kaum muda PKBI tidak seperti biasanya yang turun ke

48
Inang winarso merupakan direktur eksekutif PKBI dari tahun 2013 sampai dengan 2015

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sekolah-sekolah memberikan pendidikan dan menyebarkan infomasi kesehatan
seksual dan reproduksi atau melakukan mobile clinic terhadap kelompok-kelompok
marjinal tetapi turun kejalan menyuarakan tuntutan - tuntutan terhadap pemerintah
untuk misalnya secara serius menanangani kasus-kasus kekerasan seksual di
sekolah. Pada tanggal 13 Mei 2014, relawan muda PKBI kumpul bersama,
merancang dan melakukan aksi jalan mundur sepanjang 3 kilometer dan
menyuarakan tuntutannya kepada menteri pendidikan dan kebudayaan. Aksi
tersebut diakhiri dengan penyampaian butir demi butir rekomendasi yang
disuarakan oleh kaum muda:

 Pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak dengan


pendidikan kesehatan reproduksi komprehensif melalui institusi pendidikan
mulai tingkat PAUD hingga SMU.
 Membangun sistem pendidikan anak dari kekerasan (seksual) diseluruh
wilayah pendidikan (sekolah formal dan non formal).
 Mengawasi institusi pendidikan dan menjamin keamanan dan kenyamanan
peserta didik dari kekerasan (seksual). 49
Pada bulan April tahun 2014, YKP (yayasan kesehatan perempuan), PKBI
dan organisasi masyarakat sipil lainnya (beberapa yang masuk dalam koalisi 18+),
mengajukan judicial review kepada MK (Mahkamah Konstitusi) atas undang -
undang perkawinan pasal 7 ayat (1) dianggap bertentangan dengan konstitusi
karena menjadi landasan dan dasar hukum pembenaran perkawinan anak, selain itu
pada pasal 7 ayat (2) dispensasi umur yang tidak diatur dengan jelas juga
menimbulkan mudahnya perkawinan anak terjadi di Indonesia. 50

49
Lihat annual report PKBI tahun 2014. Hal.15
50
Annual Report PKBI tahun 2014, ibid. Hal. 24

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Bersamaan dengan proses judicial review, PKBI juga memobilisasi kaum
muda untuk melakukan aksi kolektif menyuarakan bahaya perkawinan bagi anak
perempuan di depan gedung MK.

Gambar 2. Kaum muda PKBI dalam kampanye bahaya perkawinan anak di depan
gedung MK - RI tahun 2014

Sumber : dokumentasi PKBI tahun 2014

Peran kaum muda yang dimobilisasi oleh PKBI untuk melakukan gerakan
sosial tidak kalah pentingnya untuk mencapai tujuan terjadinya perubahan terhadap
pasal 7 ayat 1 dan ayat 2, UU No.1 tahun 1974, tentang perkawinan. Salah satu
pemimpin muda PKBI menyatakan:

“Kalo mau lihat JR51kan ada dua52. untuk yang child marriage lumayan
besar kontribusi teman-teman (relawan muda PKBI) di daerah 53karena saat
JR berlangsung kita sempet ngadain pertemuan remaja kan saat itu, dua kali
yang kita ambil tema child marriage. Di PKBI, yang pertama sebelumnya
di (Guest House) RSPP54 karena (seluruh ruang pertemuan) PKBI penuh
waktu itu, kita diskusi gerakan tapi kita banyak mendiskusikan child
marriage di situ. Yang kedua, (para relawan muda merencanakan aksi) di
PKBI, kita buat aksi di MK mulai disitulah kita gunain sosmed (sosial
media) untuk campaign, yang kita sepakati setiap harinya jam 7 malam kita
update tentang child marriage. Semua yang ikut itu update semua remaja

51
JR adalah singkatan dari Judicial review
52
Ada dua Judicial review yang dilakukan oleh PKBI yaitu JR UU NO. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas dan UU. No.1 tahun 1974 tentang perkawinan.
53
Yang dimaksud dengan teman-teman di daerah adalah kaum muda yang menjadi relawan muda
PKBI di tingkat provinsi.
54
RSPP merupakan Rumah Sakit Pusat Pertamina. RSPP memiliki guest house dan ruang meeting.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


PKBI yang ikut disitu. Yang datang kalo gak salah dari 27 (Provinsi)55 yang
hadir hanya 22 (provinsi) karena gak ada yg konfirmasi deh kalo gak salah.
PKBI seluruh Indonesia hadir.” (Wawancara dengan BS, pada tanggal 27
september 2016)
Berdasarkan pernyataan BS dapat diketahui beberapa hal, yaitu : Pertama, pada era
Reformasi PKBI mendorong para relawan muda untuk menentukan sasaran
perubahan yang ditujukan pada area kebijakan yang mempengaruhi situasi
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda. Kedua, PKBI mengubah strategi
pemberdayaan kaum muda dari membangun kerelawanan kaum muda menuju
aktivisme kaum muda. Kaum muda tidak hanya diperkuat kapasitasnya sebagai
pendidik dan penyedia layanan bagi sebayanya tetapi juga diperkuat kapasitasnya
untuk mengorganisir dan menggalang kekuatan kaum muda untuk melakukan
perubahan tatanan yang lebih adil bagi semua termasuk kaum muda. Ketiga, secara
teksni, para relawan muda PKBI memanfaatkan media sosial sebagai media untuk
berkoordinasi dan berkomunikasi untuk membangu identitas kolektif dan
merancang aksi kolektif. Beberapa Aksi kolektif yang dilakukan para relawan muda
PKBI selain menyasar kebijakan negara juga menyasar kebijakan internal organiasi
PKBI.

Adanya perubahan sasaran perubahan dan strategi PKBI dalam upaya


pemenuhan HKSR bagi kaum muda selain dipengaruhi oleh ide dan pemikiran
internal PKBI juga dipengaruhi oleh iklim politik yang relatif stabil. Iklim politik
saat ini cenderung mendukung setiap warga negara untuk menyuarakan aspirasi dan
tuntutan terkait hak warga negara termasuk hak kaum muda. Pada tahun 2013 dan
2014, BPS melaporkan bahwa iklim politik indonesia pada tahun 2014 semakin
membaik terlihat dalam indeks demokrasi Indonesia (IDI) nasional pada angka
73,04. Angka demokrasi Indonesia tersebut lebih baik56 jika dibandingkan IDI

55
Yang dimaksud yang datang dari 27 adalah 27 PKBI Daerah ditingkat Provinsi yang diundang
namun yang hadir hanya 22 PKBI ditingkat daerah.
56
Berdasarkan penjelasan BPS kenaikan IDI dari tahun 2013 - 2014 dipengaruhi perubahan tiga
aspek demokrasi yakni (1) kebebasan sipil yang naik 3,62 poin (dari 79,00 menjadi 82,62), (2) Hak-
Hak Politik yang naik 17,47 poin (dari 46,25 menjadi 63,72), dan (3) Lembaga-lembaga Demokrasi
56
yang naik 3,57 poin (dari 72,24 menjadi 75,81). Lihat website BPS di:
https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1028, di akses pada tanggal 28 november 2016

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


tahun sebelumnya (2013) yaitu sebesar 63,72. Angka demokrasi Indonesia baik
pada tahun 2013 - 2014 berada pada kategori “sedang”57.

Berdasarkan fakta-fakta yang telah diuraikan tentang dinamika gerakan


PKBI untuk pemenuhan HKSR bagi kaum muda yang cenderung tidak mengalami
perubahan baik dari definisi masalah, visi LSM dan program kerja yang cenderung
sama dengan ketika PKBI pada era Orde Baru maka tipologi PKBI pada era
Reformasi ini cenderung tetap yaitu sebagai LSM semi-korporatis menurut
pendapat Aspinal (2004) dan LSM Reformis menurut pendapat Fakih (1996).
Sementara itu berdasarkan beberapa indikator diatas tipologi gerakan sosial yang
sedang dibangun oleh aktor PKBI saat ini adalah gerakan sosial reformatif, yaitu
PKBI berupaya mengubah salah satu aspek/ lembaga dalam masyarakat dengan
bekerja sama dengan aliansi-aliansi organisasi masyarakat sipil lainnya untuk
meningkatkan kekuatan gerakan dengan saling berbagi sumber daya.

Fakta yang telah diuraikan diatas juga menunjukkan bahwa PKBI


merupakan organisasi berbasis gerakan. Hal ini ditandai dengan adanya
kepemimpinan dan kepoloporan PKBI dalam memperkuat gerakan melalui
mobilisasi sumberdaya baik internal maupun eksternal untuk penerima manfaat.
Selain itu, PKBI juga secara konsisten menyuarakan hak penerima manfaat kepada
pihak berwenang dan melakukan kerja-kerja advokasi untuk mempengaruhi
kebijakan yang mempengaruhi pemenuhan hak penerima manfaat yang
diperjuangkan oleh PKBI.

Pada konteks gerakan kaum muda yang dimobilisasi oleh PKBI, sasaran
perubahan tidak hanya pada kaum muda belaka, tetapi juga pada supra-individu
yaitu pada kebijakan-kebijakan dan kultur yang mempengaruhi pemenuhan hak
seksual dan reproduksi kaum muda. Lebih lanjut, cakupan perubahan yang terbatas
pada aspek kesehatan seksual dan reproduksi menunjukkan gerakan kaum muda
yang dibangun PKBI sebagai gerakan sosial reformatif. Dengan demikian tipologi
gerakan kaum muda yang dibangun PKBI mengalami perubahan dari tipologi

57
BPS mengukur kategori indeks demokrasi menjadi tiga kategori, yakni: “baik” (indeks > 80),
“sedang” (indeks 60-80), dan “buruk” (indeks < 60).

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


gerakan sosial alternatif pada era orde baru menuju tipologi gerakan sosial
reformatif pada era Reformasi.

Untuk menyederhanakan tipologi organisasi masyarakat sipil, tipologi LSM


dan tipologi gerakan kaum muda yang didorong dan difasilitasi oleh PKBI dari era
Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi maka, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6 : Tipologi PKBI dan Gerakan berdasarkan periode sistem pemerintahan di


Indonesia.
Tipologi OMS Tipologi LSM Tipologi
Gerakan Kaum
Muda
Era Orde Semi-korporatis LSM Konformis (Fakih), -
Lama LSM Bantuan/ Kesejahteraan
(Korten)
Era Orde Semi- Korporatis LSM Reformasi Gerakan
Baru Alternatif
Era Semi- Korporatis LSM Reformasi Gerakan
Reformasi Reformatif
Sumber : hasil analisis berdasarkan data PKBI

Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat terlihat bahwa tipologi PKBI sebagai


salah satu organisasi masyarakat sipil di Indonesia cenderung konsisten sebagai
organisasi semi-korporatis sejak era Orde Lama sampai era Reformasi. Sementara
berdasarkan tipologi LSM, PKBI mengalami perubahan yaitu pada era Orde Lama
PKBI cenderung menjadi LSM konformis yang berperan sebagai LSM penyedia
layanan sementara pada era Orde Baru dan era Reformsi, PKBI cenderung
mendekati tipologi LSM Reformasi dengan paradigma developmentalis. Terkait
tipologi gerakan kaum muda yang difasilitasi oleh PKBI, pada era Orde Baru dan
era Reformasi cenderung mengalami perubahan, jika pada Orde Baru gerakan kaum
muda cenderung masuk kategori gerakan sosial alternaitif sedangkan pada era
Reformasi cenderung masuk kategori gerakan sosial reformatif.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


4.4. Tanggapan Internal PKBI tentang PKBI

Peran PKBI Pusat dalam membangun gerakan kaum muda dinilai dan
ditanggapi secara beragam oleh para pemimpin PKBI Daerah. Pada satu sisi, PKBI
Pusat dinilai memiliki peran yang strategis dalam membangun gerakan kaum muda
untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi. Hal ini ditandai dengan banyaknya
kebijakan-kebijakan progresif yang ditetapkan oleh PKBI Pusat. Kebijakan tersebut
oleh PKBI Daerah dinilai dapat menata dan memperbaiki internal organisasi
menjadi organisasi yang lebih dinamis, pro terhadap kaum muda dan memposisikan
kaum muda sebagai subjek perubahan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh BM
yang berpendapat sebagai berikut:

“Kalo yang sudah dilakukan upaya PKBI Pusat ya itu tadi memastikan
kebijakan yang menjamin anak-anak muda menduduki posisi-posisi penting
dalam pengambilan keputusan dan pengambilan kebijakan. menurut aku itu
peran PKBI Pusat yang sangat bisa dilihatlah itu satu hal, yang kedua
perannya sebenernya pusat itu punya berbagai rencana upaya untuk
melakukan eksistensi program remaja, youth center, kemudian upaya-upaya
untuk melakukan proses advokasi dan sebagainya.” (Wawancara dengan
BM, pada tanggal 25 september 2016).
Berdasarkan pernyataan BM, staff PKBI Daerah DKI Jakarta, tersebut dapat
dikatakan bahwa: Pertama, PKBI pusat fokus menata internal organisasi disetiap
level, baik PKBI Pusat, Daerah maupun cabang menjadi organisasi yang lebih
dinamis, terbuka dan berpihak pada hak kaum muda untuk berpartisipasi dalam
menentukan arah organisasi. Kedua, PKBI Pusat dengan demikian membuka ruang
bagi kaum muda untuk memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya yang dimiliki
oleh PKBI disetiap tingkatan untuk membangun gerakan kaum muda terkait
pemenuhan hak seksual dan reproduksi. Ketiga, PKBI Pusat mendorong setiap
PKBI ditingkat Daerah mauun kota/ kabupaten untuk secara aktif membangun
gerakan kaum muda tidak hanya secara langsung kepada sebayanya tetapi juga
secara tidak langsung ditujukan pada para pemegang kebijakan untuk menciptakan
lingkungan sosial yang mendukung pemenuhan hak seksual dan reproduksi.

GT menyampaikan hal yang senada tentang PKBI, yang menilai bahwa


PKBI dalam tataran nilai dan norma internal sudah cukup lengkap dan lebih dari
cukup terutama untuk membangun gerakan pemenuhan hak seksual dan reproduksi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tentang peran PKBI secara internal, disampaikan oleh informan GT, sebagai
berikut:

“Satu, AD/ART kita itu gila, memastikan semuanya ada disana. Satu,
tentang anti fraud policy. Bahwa saya sebagai direktur tidak boleh punya
usaha yang mirip-mirip, iya tho, dengan usahanya PKBI, issue nya PKBI.
Ini konteks etik ketika saya punya (usaha) saya harus declare dengan surat
pernyataan konflik kepentingan, ini kan etik. Workplace policy on AIDS,
gender, LGBT, ini kan sudah ada semua nih. Iya tho, ini ada semua. Terus
kemudian konsep bagaimana Renstra (Rencana Strategis) kita ini kan
kemudian satu, membangun gerakan dengan pengorganisasian masyarakat.
Kemudian bagaimana kita menggantikan peran negara dalam memberikan
layanan, (ada dalam) strategi satu. Yang agak jelek itu strategi tiga, kok isu
sendiri HIV/AIDS. Strategi empat advokasi, Ini gerakan. Dan strategi lima,
jangan salah, strategi lima itu adalah bagaimana organisasi kita ini kuat, baik
di level cabang, daerah, kemudian pusat, Kurang apa coba.” (wawancara
dengan GT, pada tanggal 23 Januari 2017).

Dari penjelasan GT tersebut menegaskan bahwa secara internal, PKBI telah cukup
kuat mengatur setiap personel, relawan dan pengurus internal PKBI dan telah cukup
mengaokasikan payung hukum dan pijakan bagi organisasi untuk melakukan aksi-
aksi yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan yang dicita-citakan organisasi.
Meskipun demikian sebagai sebuah organisasi, PKBI juga masih banyak ditemukan
sisi negative yang justru melemahkan peran PKBI dalam membangun gerakan
sosial. Sisi positif yang telah ditunjukkan pada tataran aturan, kebijakan, dan nilai
yang melandasi PKBI tersebut dalam praktiknya dinilai oleh PKBI Daerah belum
dijalankan secara konsisten dan konsekuen.

“ya., kalau kepemimpinan pusat yang ngga komit kemudian banyak faktor
kepentingan di pusat, yaa orang disini sudah cukup lama sekali tiba-tiba
harus diberhentikan, gitu kan jadi sebuah perbincangan luar biasa, ya mau
ngga mau harus seperti itu, karena kita kan selalu digantikan oleh generasi-
generasi baru. Nanti jika begitu pada ngeluh. Yaa (relawan dan staff yang)
udah kita latih, udah kita dampingi, sekarang kerja di tempat lain. Kamu
juga (para pimpinan PKBI pusat dan daerah) ngga kasih kesempatan kok
pada mereka untuk berkembang.” (wawancara dengan GT, pada tanggal 23
Januari 2017)
Pernyataan GT tersebut menunjukkan telah terjadi inkonsistensi dalam tubuh
internal PKBI yaitu PKBI telah mengeluarkan kebijakan yang menunjukkan pro-
kaum muda namun kebijakan yang dibangun dan disepakati oleh aktor-aktor
internal PKBI tersebut justru tidak dipatuhi dan cenderung diabaikan oleh para

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


pemimpin eksekutif itu sendiri diberbagai tingkatan baik pusat dan daerah maupun
cabang. Hal tersebut dinilai inkonsisten dengan semangat yang ingin dibangun
melalui kebijakan pro kaum muda dan berpotensi menghambat gerak dinamis PKBI
yang ingin menjadi organisasi berbasis gerakan. Informan BM bahkan menguatkan
pendapat informan sebelumnya (GT) tentang kurangnya komitmen PKBI Pusat
untuk menjalankan mandat organisasi yang ingin memperluas dampak perubahan
melalui gerakan kaum muda dengan cara kerja yang sempit dan berorientasi proyek.

“... ada upaya - upaya (yang dilakukan PKBI Pusat untuk) melakukan
advokasi judicial review - Undang-Undang Sisdiknas (sistem pendidikan
nasional) sebenernya kan itu berbagai upaya yang membantu upaya
advokasi (PKBI) di tingkat daerah untuk kemudian melakukan advokasi
ditingkat daerahkan bisa saling inline tapi pasca itu selesaikan juga udah gak
ada apa-apa lagi gitu, sehingga akhirnya asumsinya adalah ooh itu hanya
proyek itu saja yah. Kalo proyek seperlima gak ada jadi Pusat gak ada
kegiatan itu. Padahal kitakan masih melakukan (gerakan mengubah
kebijakan ditingkat daerah), kita masih menguatkan Puskesmas, masih ini,
tapi gak ada tuh pertanyaan (dari PKBI Pusat) eh gimana kegiatan semester
ini? masih menguatkan Puskesmas gak?, gak ada pertanyaan itu. Mungkin
PKBI sudah terlalu tua.” (Wawancara dengan BM, pada tanggal 25
September 2016)

Berdasarkan pernyataan BM tersebut, maka dapat diambil beberapa point penting.


Pertama, potensi gerakan kaum muda yang dibangun PKBI yang lebih kuat, masif
dan berkelanjutan kemudian harus gagal oleh karena cara kerja berorientasi proyek.
Kedua, gerakan kaum muda yang dibangun oleh PKBI masih tergantung dengan
sumberdaya, terutama finansial, dari lembaga donor sehingga ketika dukungan
tersebut berhenti maka berhenti pula gerakan perubahan yang sedang digalang oleh
PKBI bersama relawan muda. ketiga, kepemimpinan PKBI Pusat dalam
membangun gerakan kaum muda masih lemah.

4. 5. Tanggapan Mitra Kerja PKBI tentang PKBI

Sebagai organisasi yang cukup lama dan menjadi pioneer dalam


menjalankan program bagi kaum muda. banyak sisi kuat dan sisi lemah melekat di
PKBI. PPD, sebagai aktivis muda dari ARI (Aliansi remaja independent)
menyatakan bahwa:

“Aku melihatnya PKBI itu kelebihannya lebih ini sih karena dia sudah
berdiri sejak lama, jadi masalah manajerial dan segala macam itu sudah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


lewat masanya. kayak mencari bentuk manajeman yang pas seperti apa,
bagaimana bisa sustain dan lain-lain itu udah lewat masanya. Jadi kalo
sekarang sudah berdiri sangat baguslah di (PKBI) pusat, di PKBI propinsi
dan berberapa yang kukenal sudah bisa melewati masa itu jadi lebih punya
gerakan yang leluasa untuk mengorganisir baik gerakan masyarakat,
gerakan anak muda, jadi punya keleluasaan untuk bisa ngelakuin itu semua
karena sudah sustain- lah, Udah bisa mendorong ini dan itu. Sudah dimata
pemerintah sudah menjadi mitra yang potensial jadi kalo untuk mendorong
suatu kebijakan juga termasuk yang diperhitungkan kalo melihat PKBI, Aku
liat sih seperti itu. Selain itu, kalo untuk karena PKBI ini mendorongnya
banyak isu gak cuma kespro (kesehatan reproduksi) tapikan di (isu)
kebencanaan juga ada, di beberapa isu lain kayak (Lapas) juga. Jadi Kalo
digerakan masyarakatnya sangat grassroot oh ternyata ada program PKBI,
oh ternyata masyarakat disini tau (tentang) PKBI. kayak di (PKBI) DKI
(Jakarta) kan juga ternyata warga sekitar familiar dengan PKBI, jadi
istilahnya udah inilah menggerakan masyarakatnya, kalo misalkan dalam
satu isu gitu, kayak dalam isu kebencanaan atau isu keluarga berencana dan
layanan sekitar sudah bisa menggerakan masyarakat.” (Wawancara dengan
PPD, pada tanggal 7 Desember 2016).

Pernyataan salah satu mitra penting PKBI dalam membangun gerakan kaum muda
di Indonesia, ARI (Aliansi Remaja Independent) dalam menilai PKBI mengandung
beberapa point penting. Pertama, PKBI secara manajerial organisasi dinilai mapan
dan kuat. Tatanan organisasi yang kuat merupakan prasyarat awal dalam
membangun gerakan kaum muda dalam pemenuhan HKSR. Kedua, PKBI memiliki
legitimasi yang kuat sebagai organisasi yang memiliki pengaruh di hadapan
pemerintah. Ketiga, PKBI merupakan organisasi yang tidak hanya bergerak
mempengaruhi kebijakan, tetapi juga organisasi yang kuat dalam membangun
gerakan diakar rumput. PKBI dikenal kuat sebagai organisasi pemberdayaan
kelompok-kelompok yang termarjinalkan, komunitas yang tereksklusi dan populasi
yang underserve. Keempat, PKBI dikenal juga sebagai organisasi yang eksis
diberbagai isu yang berbeda. Gerakan PKBI tidak hanya dikenal pada isu kaum
muda berbasis institusi seperti setting sekolah dan Lapas tetapi juga diluar setting
institusi seperti kaum muda di Lapas, Kaum muda dijalanan, kaum muda dipasar
dan kaum muda LGBT dan lain-lain. Selain itu PKBI dikenal pula sebagai
organisasi yang bergerak pada isu seputar HKSR yang beragam seperti HIV dan
AIDS, isu keluarga berencana dan isu kesehatan seksual dan reproduksi pada
setting bencana.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Disamping sisi positif yang melekat, sisi lemah PKBI sebagai organisasi
jaringan nasional juga mengemuka. Hal ini disampaikan dengan jelas oleh PPD
yang menyatakan bahwa PKBI merupakan organisasi yang birokratis, hal inilah
yang membuat kerja-kerja gerakan yang dibangun PKBI seringkali berbiaya mahal,
cenderung lambat dan kurang dinamis seperti organisasi-organisasi lain dalam
youth led organization dengan struktur yang lebih ramping.

Mewakili mitra PKBI dari sektor pemerintah, BKKBN, menilai PKBI


sebagai organisasi yang cukup lama peduli dengan isu kesehatan seksual dan
reproduksi. Meskipun kepemimpinanya dalam memperjuangkan isu tersebut belum
diketahui, namun pemerintah menilai PKBI sebagai organisasi yang memiliki SDM
yang berkualitas sehingga menjadikan PKBI sebagai salah satu mitra strategis
dalam pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum muda. Kapasitas PKBI
pada isu pemenuhan hak seksual dan reproduksi tidak hanya dalam hal
pendistribusian alat kontrasepsi bagi kaum muda tetapi juga sebagai lembaga
rujukan pemerintah ketika ditemukan kaum muda yang membutuhkan layanan
kesehatan reproduksi lebih lanjut. Selain dalam aspek layanan, PKBI juga dikenal
sebagai organisasi pemberdaya kaum muda yang sarat pengalaman.

“...PKBI juga bentuk kerjasama lainnya kita semacam memberikan system


rujukan kali ya. Kita punya namanya pusat informasi dan konseling remaja,
PIK (Pusat infomrasi dan konseling) remaja kayak youth centre, ketika PIK-
PIK itu tidak mampu menyelesaikan masalahnya, anak2 itu akan merujuk
ke PKBI-PKBI yang mungkin sudah mapan, sudah bisa memberikan
rujukan. Pengembangan materi (kesehatan reproduksi remaja), kurang lebih
programnya itu. Kalo di bkkbn sampai saat ini mandate pemerintah/uu
masih memberikan informasi, jadi kita prefentif edukatif...sehingga kalo
udah ada kasus-kasus remaja yang butuh kontrasepsi itu akan di rujuk ke
pihak-pihak (lain) ya mungkin ke PKBI atau lsm lainnya atau youth centre
lainnya yang mungkin punya akses.” (Wawancara dengan AN, tanggal 25
Januari 2017)

Pernyataan informan AN, staff BKKBN, menujukkan bahwa, Pertama, PKBI


merupakan organisasi yang lebih dominan sebagai organisasi penyedia layanan
sehingga kerja sama yang dibangun oleh BKKBN dengan PKBI seringkali terkait
dengan rujukan layanan bagi kaum muda. kedua, PKBI merupakan organissi yang
mapan dalam mengembangkan materi-materi kesehatan reproduksi yang sesuai

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dengan karakteristik kaum muda, sehingga BKKBN sering menggunakan materi
yang dikembangkan PKBI dan bahkan bekerja sama dalam pengembangan materi
kesehatan reproduksi bagi kaum muda. Ketiga, PKBI berperan sebagai organisasi
yang dapat membantu BKKBN dalam mempersempit unmet need alat kontrasepsi
dikalangan kaum muda.

Dari pernyataan mitra kerja PKBI tentang PKBI, baik yang berasal dari
orgnisasi masyarakat sipil juga pemerintah maka dapat dikatakan bahwa PKBI
mendekati LSM multi generasi oleh karena PKBI tidak hanya mapan sebagai
organisasi gerakan tetapi juga organisasi yang kuat sebagai penyedia layanan dan
sumber infomasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda. legitimasi
dari mitra PKBI tersebut merupakan modal penting PKBI dalam membangun
gerakan kaum muda yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi penerima
manfaat. Beberapa catatan penting tentang sisi lemah PKBI tentu menjadi tantangan
tersendiri bagi PKBI untuk dilakukan perubahan-perubahan yang diperlukan agar
mencapai hasil gerakan yang optimal.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


BAB 5

DINAMIKA GERAKAN KAUM MUDA PKBI

Gerakan kaum muda PKBI merupakan bagian dari gerakan sosial yang
dilakukan oleh PKBI untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda. Gerakan sosial, dalam perspektif sosiologis, digambarkan sebagai aksi
kolektif untuk mencapai tujuan bersama yang dipengaruhi oleh sejumlah elemen.
Menurut Porta & Diani (2006: P.20) proses sosial dikatakan sebagai gerakan sosial
ditandai dengan aksi kolektif yang berlandaskan identitas kolektif, terhubung
dengan jejaring informal, serta memiliki lawan/ sasaran perubahan yang jelas.
Gerakan sosial dibangun oleh organisasi gerakan sosial dengan memobilisasi
sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Gerakan sosial dikonstruksi oleh aktor – aktor perubahan dengan


mengontrol dan memanfaatkan sumberdaya internal dan eksternal. Sumberdaya
internal untuk mengkonstruksi gerakan sosial terdiri dari sumberdaya strategis dan
sumberdaya manajerial. Sumberdaya strategis termasuk nilai-nilai organisasi,
tujuan, visi dan misi organisasi serta kebijakan organisasi sementara sumber daya
manajerial termasuk didalamnya adalah dukungan keuangan, dukungan fasilitas,
sumberdaya manusia terlatih, kepemimpinan, tipe dan bentuk organisasi,
manajemen program dan teknologi infomasi.

Secara eksternal aspek yang mempengaruhi perkembangan gerakan adalah


kemampuan aktor dalam membangun jejaring kerja serta menggalang dukungan
pemerintah dan masyarakat untuk mendukung gerakan ini. Kedua faktor internal
maupun eksternal tersebut dimobilisasi untuk mengkonstruksi gerakan sosial secara
berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh para aktor perubahan.
PKBI menyatakan dengan tegas dirinya sebagai organisasi berbasis gerakan58. Hal

58
Dalam Annual report tahun 2013, IW (direktur eksekutif PKBI) menyampaikan bahwa PKBI merupakan
organisasi berbasis gerakan. Hal ini diperkuat dalam dokumen renstra PKBI tahun 2010 – 2020. Dokumen
Renstra tersebut menyatakan bahwa salah satu tujuan PKBI adalah mendorong gerakan masyarakat untuk
memperjuangkan pemenuhan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi. Hal ini memperlihatkan bahwa
secara kelembagaan PKBI mempunyai komitmen yang kuat untuk mendorong isu pemenuhan HKSR menjadi
sebuah gerakan sosia, termasuk gerakan kaum muda.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ini berpengaruh pada bagaimana cara kerja dan sumberdaya yang disediakan,
dipilih dan dimobilisasi untuk mencapai tujuan gerakan.

5.1. Dinamika Strategis Gerakan Kaum Muda PKBI


59
Secara strategis gerakan kaum muda sudah menjadi bagian integral dari
PKBI. Gerakan kaum muda merupakan respon PKBI terhadap kebijakan
pemerintah sejak era orde baru, dimana kemudian PKBI melahirkan youth center.
Dalam perjalanannya gerakan ini secara internal mengkonstruksi berbagai aspek
strategis untuk memperkuat gerakan itu sendiri. Aspek strategis itu termasuk nilai-
nilai PKBI tentang kesehatan reproduksi kaum muda, Tujuan PKBI untuk
mendukung gerakan kaum muda, visi dan misi PKBI untuk memperkuat PKBI serta
kebijakan-kebijakan PKBI yang menjadi payung bagi program dan proyek
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda. Semua aspek strategis tersebut
terkait erat dengan kekuatan internal PKBI, yang secara lebih detail akan
dideskripsikan di bawah ini.

5.1.1. Nilai PKBI

PKBI mempunyai sejumlah nilai60 yang melekat pada organisasi dan kegiatan-
kegiatannya, dalam rangka mencapai visinya. Nilai-nilai PKBI adalah sebagai
berikut:

1. Menghargai harkat dan martabat manusia dengan tidak membedakan jenis


kelamin, umur, orientasi seks, ras, etnisitas, status perkawinan orang dengan
kemampuan berbeda (diffable), agama, aliran politik, status sosial dan ekonomi;
2. Menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan dan keadilan jender, demokrasi,
keadilan sosial, tata kelola yang profesional dan transparan, otonomi pribadi,
bebas berpikir, berpendapat, berekspresi, berserikat dan non-diskriminasi;
3. Menjunjung tinggi hak seksual dan hak reproduksi dalam memberikan
informasi, edukasi, konseling dan pelayanan;

59 Yang dimaksud strategis adalah sebuah proses mencapai tujuan yang visioner dan jangka panjang.
60 Nilai-nilai ini merupakan nilai PKBI yang termuat dalam Renstra PKBI tahun 2010-2020. Nilai-nilai ini
agak sedikit berbeda dengan yang tercantum dalam AD/ART PKBI. Di dalam AD/ART tidak disebutkan
secara eksplisit bahwa itu adalah nilai-nilai, melainkan istilah semangat, sifat, prinsip dan peran (Bab III pasal
3, 4, 5 dan 6). Untuk penelitian ini, nilai-nilai mengacu pada Renstra.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


4. Berpegang teguh pada profesionalisme, kerelawanan, amanah, kepeloporan,
kemandirian, keberlanjutan, dan berkeadilan.

Kalau kita perhatikan nilai-nilai PKBI di atas, maka secara keseluruhan


dapat kita bagi dalam dua kategori, yakni pertama, nilai-nilai yang berkaitan
dengan komitmen PKBI sebagai organisasi, dan kedua, nilai-nilai yang
berhubungan dengan isu yang diperjuangkan PKBI selama ini. Nilai-nilai yang
berkaitan dengan komitmen PKBI sebagai organisasi terdapat dalam point 1, 2, dan
4. Sedangkan nilai-nilai yang berhubungan dengan isu yang diperjuangkan oleh
PKBI terdapat pada point 3, yakni:

"Menjunjung tinggi hak seksual dan hak reproduksi dalam


memberikan informasi, edukasi, konseling dan pelayanan"

Nilai-nilai yang terkandung dalam pernyataan di atas ini memuat dua hal, yakni
pertama, pengakuan PKBI terhadap hak seksual dan hak reproduksi, dan kedua,
program PKBI dalam memberikan informasi, edukasi, konseling, dan pelayanan
terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi tersebut. Keduanya saling terkait,
dan diperkuat dengan nilai-nilai lain yang memperlihatkan komitmen PKBI yang
mewarnai keseluruhan aktivitas organisasi ini.

Dengan demikian semua nilai yang dimiliki oleh PKBI diatas sangat relevan
dalam mengkonstruksi gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi. Khusus untuk nilai nomor 3 menegaskan bahwa gerakan
kaum muda dilandasi oleh nilai – nilai PKBI yang menjunjung tinggi hak seksual
dan hak reproduksi dalam memberikan informasi, edukasi, konseling dan
pelayanan.

Dalam rangka memperkuat gerakan ini, nilai – nilai PKBI yang tersebut
diatas secara khusus diperkuat oleh nilai nilai dan prinsip – prinsip yang berbasis
pada hak azasi manusia, yaitu 10 Hak kesehatan seksual dan reproduksi61. Isi 10
hak kesehatan seksual dan reproduksi adalah sebagai berikut:

61 Lihat anggaran Dasar PKBI Pasal 5 tentang Prinsip (p.3)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


(1) Hak kesetaraan, perlindungan yang sama dimuka hukum dan bebas dari semua
bentuk diskriminasi yang berdasarkan jenis kelamin, seksualitas dan jender;
(2) Hak berpartisipasi bagi semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
seksualitas dan jender;
(3) Hak hidup, merdeka, dan terjamin keamanan dirinya secara utuh;
(4) Hak atas privasi;
(5) Hak otonomi pribadi dan pengakuan hukum;
(6) Hak berpikir bebas, berpendapat, berekspresi dan berserikat;
(7) Hak sehat dan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan;
(8) Hak pendidikan dan informasi;
(9) Hak memilih untuk menikah atau tidak, merencanakan berkeluarga atau tidak,
memutuskan bagaimana dan kapan mempunyai anak atau tidak;
(10) Hak pertanggungjawaban dan ganti rugi”

Berdasarkan teks dalam Anggaran Dasar PKBI, nilai yang melandasi


bagaimana PKBI melakukan aksi-aksi kolektif dan memberikan layanan tersebut
adalah berbasiskan pada pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Landasan nilai tersebut menegaskan positioning PKBI sebagai organisasi gerakan
yang berpihak pada masyarakat tanpa membedakan latar belakang dan status sosial.
PKBI berpihak pada semua kelompok terutama mereka yang selama ini tersisih dan
termarjinalkan dari berbagai program dan layanan yang diselenggarakan oleh
negara termasuk didalamnya perempuan dan kaum muda.

Nilai yang berlandaskan pada pemenuhan hak kesehatan seksual dan


reproduksilah yang mendorong PKBI fokus memperjuangkan pemenuhan hak
kaum muda atas kesehatan seksual dan reproduksi. PKBI menilai kelompok
populasi ini masih belum mendapatkan perhatian negara dan provider-provider
kesehatan lainnya untuk mendapatkan manfaat dari pembangunan kesehaan seksual
dan reproduksi. PKBI menilai eksklusi sosial bagi kaum muda menjadi akar
persoalan yang mendorong meningkatnya kerentanan mereka terhadap
permasalahan kesehatan seksual dan reproduksi.

Nilai – nilai PKBI tersebut ditafsirkan oleh aktor-aktor internal PKBI baik
dilevel pusat maupun daerah dengan cara berbeda-beda. Salah satu informan (ASB)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


menyebutkan bahwa nilai PKBI adalah HKSR (hak kesehatan seksual dan
reproduksi) yang berjumlah 10 nilai. ASB mendasari 10 nilai ini pada nilai-nilai ini
berbasis HAM belum mengacu pada nilai-nilai utama PKBI yang berjumlah 4 nilai
utama yang salah satunya termasuk HKSR. Sementara informan lain (BM)
menyebutkan bahwa nilai PKBI terkait pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi
kaum muda adalah sebagai berikut :

“Yang pasti, PKBI menghargai pilihan remaja atau kaum muda untuk
menentukan bagaimana dia melakukan atau berperilaku seksual dan
sosialnya. Kita menghargai pilihan itu dan kita juga kemudian membuka
ruang pilihan-pilihan untuk membantu remaja mempertanggungjawabkan
ativitas seksual dan sosialnya sehingga kita memang punya nilai kalo
kaitannya dengan perilaku seksual itu ya PKBI DKI safe sex, dulu sebelum
tahun 2009 masih no sex.” (wawancara dengan BM, Pada tanggal 25
September 2016)

Nilai PKBI yang menjunjung tinggi pemenuhan hak seksual dan reproduksi
tersebut tercermin dalam bagaimana PKBI bekerja dan memberikan layanan bagi
kaum muda yaitu seperti disebutkan oleh BM diatas, PKBI berlandaskan pro-choice
(berpihak pada kebebasan kaum muda untuk memilih) dengan membuka ruang
pilihan bagi kaum muda untuk dapat berperilaku bertanggung jawab.

Lebih jauh PKBI juga berprinsip pada pro-rights (berpihak pada hak azasi
manusia), PKBI menganggap kaum muda mampu untuk membuat choices (pilihan)
yang bertanggung jawab selama kaum muda mendapatkan hak atas kecukupan
informasi yang benar dan bertanggung jawab serta mendapatkan hak atas layanan
yang berkualitas serta ramah bagi mereka. Peran dan tugas PKBI memastikan kaum
muda terpenuhi hak kesehatan seksual dan reproduksi baik secara langsung (direct
intervention) dengan menyediakan pendidikan dan layanan terhadap kaum muda
maupun tidak langsung (indirect intervention) dengan melakukan advokasi baik
terhadap stakeholder maupun terhadap negara.

Sebenarnya di internal PKBI terjadi benturan tafsir nilai-nilai HKSR ketika


berhadapan dengan isu-isu tertentu seperti isu aborsi dan isu akses terhadap alat
kontrasepsi. Dalam menafsirkan nilai PKBI terhadap isu aborsi sebagian aktor
setuju dengan pertimbangan bahwa aborsi itu akan menyelamatkan perempuan
termasuk perempuan muda, perempuan yang secara medis mengalami risiko tinggi,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dan perempuan korban perkosaan. Sementara sebagian aktor lain menolak aborsi
karena memegang teguh pada nilai pro terhadap kehidupan anak. Demikian juga
pada isu akses terhadap kontrasepsi sebagian aktor setuju dengan penggunaan alat
kontrasepsi sebagai alat untuk mencegahan kehamilan dan pencegahan infeksi
menular seksual. Hal ini juga terlihat dari pernyataan informan sebagai berikut:

“... Ketika kita punya AD/ART yang disana mengatur tentang (nilai)
seksualitas dan gender, keberpihakan dari PKBI pusat dan PKBI daerah
seluruh Indonesia terkait dengan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual,
Trangender) kayak apa?, gender kayak apa?, ini kan ngga jelas. Strategi
satu, pelayanan safe abortion Itu adalah mandat (organisasi)...” (wawancara
dengan GT, pada tanggal 23 januari 2013)

Sementara sebagian aktor lain berpegang pada nilai bahwa pemberian akses
terhadap alat kontrasepsi mendorong kaum muda terjerumus dalam perilaku seks
bebas. Namun demikian pertentangan nilai yang terjadi tersebut tidak melahirkan
konflik diinternal PKBI namun sangat mempengaruhi implementasi program
PKBI. Aktor-aktor yang tidak setuju dengan nilai-nilai tertentu cenderung tidak
mengimplementasikan program dan layanan yang mendukung nilai-nilai tersebut.
Tidak adanya koflik ini disebabkan karena PKBI cenderung mentolerir adanya
perbedaan tafsir oleh aktor-aktornya. PKBI juga belum pernah memberikan sangsi
bagi aktor-aktor PKBI yang tidak mengimplementasikan nilai tersebut. Kondisi ini
(aktor-aktor yang menolak untuk implementasi program-program tertentu tersebut)
berpengaruh secara langsung dalam melemahkan gerakan kaum muda ini.

5.1.2. Tujuan, Visi dan Misi PKBI

Salah satu elemen penting dalam organisasi adalah tujuan, visi dan misi
yang embeded (melekat) pada organisasi itu sendiri. Para tokoh PKBI dalam
musyawarah nasional ke-7 di Jakarta tahun 1986 bersepakat bahwa tujuan
perkumpulan62 adalah ingin mewujudkan terciptanya keluarga bertanggung jawab
guna mencapai tujuan umum keluarga sejahtera dalam upaya perbaikan mutu
sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan senantiasa memperhatikan aspek
ketahanan fisik, sosial budaya, mental dan spiritual dan hak asasi manusia.

62 Lihat Anggaran Dasar PKBI tahun 1986 Pasal 7 (P.4)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Menariknya, rumusan tujuan PKBI tersebut belum berubah dan masih menjadi
panduan gerakan yang dibangun PKBI sampai dengan saat ini.63

Didalam PKBI, tujuan PKBI menjadi ruh yang mewarnai perumusan visi,
misi dan berbagai kebijakan organisasi lainnya. Setelah tujuan perkumpulan
dirumuskan, PKBI kemudian melahirkan visi dan misi organisasi. Berbeda dengan
tujuan organisasi yang tetap dan tidak berubah,visi dan misi PKBI ini cenderung
berubah mengikuti perkembangan organisasi disatu sisi dan perubahan -perubahan
eksternal disisi lain. pada awal era orde baru, visi dan misi organisasi lebih
menekankan pada isu kependudukan dan keluarga berencana. Visi dan misi
organisasi berubah dan fokus pada isu kesehatan reproduksi. Memasuki era
reformasi visi dan misi PKBI selain fokus pada isu kesehatan reproduksi juga
menambahkan isu kesehatan seksual.

Visi dan misi PKBI yang ada saat ini merupakan hasil rumusan dalam
musyawarah nasional (Munas) ke 13- di Jakarta pada tahun 2010. Karena visi dan
misi ini selalu berubah setiap periode, maka visi dan misi tidak dimasukan dalam
AD/ART organisasi. Yang ada dalam AD/ART adalah tujuan organisasi. Sementara
visi dan misi menjadi bagian penting dalam dokumen rencana strategis atau Renstra
PKBI.

Visi dan misi PKBI yang dirumuskan dalam Munas ke 13 di Jakarta tahun
2010 kemudian dimasukan dalam dokumen Renstra PKBI periode 2010 – 2020.
Visi PKBI sebagai berikut: “Pusat Unggulan (Center of Excellence) Pengembangan
Program dan Advokasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi yang mandiri pada tahun 2020.”
Secara tekstual rumusan visi yang ditetapkan PKBI, selain relevan dengan tujuan
dan nilai PKBI juga menegaskan PKBI sebagai organisasi berbasis gerakan. Dari
uraian teks visi PKBI tersebut termuat dua aspek penting, yaitu pertama, PKBI
ingin menjadi organisasi yang unggul dengan mengembangkan model program
yang teruji mampu berkontribusi secara maksimal dalam peningkatan derajat
kesehatan seksual dan reproduksi masyarakat. Kedua, PKBI ingin menjadi
organisasi yang unggul karena menjalankan peran-peran advokasi untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi. Pengalaman panjang PKBI

63
Lihat Anggaran Dasar PKBI tahun 2014

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sebagai LSM yang peduli untuk isu kesehatan seksual dan reproduksi mendorong
roda organisasi menjadi pusat unggulan yang tercermin baik sebagai pelaksana
program, penyedia layanan maupun dalam melaksanakan kerja-kerja advokasi.

Para tokoh PKBI kemudian menjabarkan substansi visi tersebut kedalam 3


misi PKBI64 sebagai berikut :

1. Mengembangkan pusat informasi, edukasi dan konseling serta pelayanan kesehatan


seksual dan reproduksi ditekankan pada pelayanan Keluarga Berencana yang
berkualitas, berbasis hak dan berperspektif jender, melalui peningkatan peran PKBI
.yang profesional, kredibel, mandiri dan berkelanjutan.
2. Memberdayakan masyarakat, agar mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya
dan berperilaku bertanggungjawab dalam hal Kesehatan Seksual dan Reproduksi.
3. Mempengaruhi para pengambil kebijakan untuk memberikan dukungan dan komitmen
atas terjaminnya pemenuhan hak-hak seksual dan reproduksi.

Misi tersebut mencerminkan bagaimana PKBI bekerja, yaitu


mengembangkan dan menjalankan program dan layanan untuk pemenuhan HKSR
yang dibutuhkan bagi masyarakat secara langsung, memberdayakan masyarakat
(terutama mereka yang miskin, termarjinalkan, terekslusi dan underserve),
kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan advokasi kepada negara untuk
mengadopsi dan memperluas cakupan program layanan yang telah terbukti efektif
dan berhasil dijalankan oleh organisasi PKBI. Secara ringkas misi PKBI
mengcakup upaya penyediaan layanan kesehatan seksual, memberdayakan
masyarakat dan advokasi.

Walaupun secara substansi teks visi PKBI mencerminkan dirinya sebagai


organisasi gerakan pemenuhan hak seksual dan reproduksi namun interpretasi dari
visi dan misi PKBI tersebut berbeda antar informan, ada personel organisasi yang
mengartikan rumusan visi PKBI lebih fokus pada perubahan internal organisasi
ketimbang perubahan eksternal, seperti yang disampaikan oleh salah satu informan
dari PKBI Pusat, yaitu sebagai berikut:

64
Misi PKBI tertuang dalam Rencana Strategis PKBI, Periode 2010 – 2020.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


“Visi misi sangat berpengaruh terhadap mindset-nya kelompok muda.
Karena visinya COE65 lebih ke internal maka apa yang anak muda
bayangkan ketika menjadi pengurus PKBI lebih ngurusin internal. PKBI
menjadi COE di 2020, tidak bagaimana membangun masyarakat, maka
gerakan anak muda cendrung internal.” (Wawancara dengan ASB, tanggal
7 September 2016).

Tafsir terhadap visi diatas cenderung kritis yang mempersoalkan bahwa visi PKBI
lebih fokus keaspek internal organisasi. Hal ini dimaklumi karena aktor muda
didalam PKBI masih menginginkan PKBI bergerak lebih agresif. Sementara aktor
senior justru berpandangan bahwa keberadaan visi PKBI tersebut cukup memadai
untuk menjadi payung dalam kebijakan-kebijakan PKBI secara internal maupun
eksternal, seperti terlihat dalam pernyataan direktur PKBI sebagai berikut.

“Kalo dari segi visi dan misi kan sudah tertera pak, tertulis secara eksplisit
bahwa ada, bahwa remaja menjadi bagian yang penting dalam
pengembangan PKBI secara narrative itu sudah dituliskan begitu, nah
demikian di kerangka kebijakan yang saya sebutkan ada sih itu apa di nilai
kerja ya bagian dari Renstra itu kan nilai kerja, nilai kerja itu kan mencakup
satu kan tidak diskriminasi ya.. pemberdayaan remaja ada disitu bagian dari
strategi juga.” (Wawancara dengan NM, tanggal 30 desember 2016).

Dengan interpretasi visi PKBI tersebut, gerakan kaum muda dianggap cenderung
ingin melakukan perbaikan internal PKBI dari pada berkontribusi pada perbaikan
situasi dan kondisi kaum muda di masyarakat agar menjadi lebih baik dan adil.
Rumusan visi demikian walaupun mendorong gerakan kaum muda namun gerakan
yang dibangun merupakan gerakan perubahan internal organisasi. Terlalu fokusnya
gerakan kaum muda dalam membenahi internal organisasi dikhawatirkan dapat
melemahkan gerakan kaum muda untuk melakukan perubahan sosial yang dapat
memperbaiki kualitas kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda yang justru
nyata terjadi diluar organsasi. Namun demikian, interpretasi ini tidak sepenuhnya
terjadi karena PKBI juga melakukan kerja-kerja eksternal seperti pemberdayaan
masyarakat dan advokasi untuk HKSR yang tertuang dalam misi dan Renstra
organisasi.

65COE merupakan singkatan dari center of excellence. Visi PKBI adalah ingin menjadi organisasi pusat
unggulan untuk isu kesehatan seksual dan reproduksi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Secara lebih spesifik keberadaan youth center ditegaskan dalam rencana
strategis PKBI tahun 2010 – 2020. Renstra ini mempunyai 5 strategi utama, dimana
keberadaan youth center ditegaskan dalam area program stategi kedua – Renstra
PKBI 2010 – 2020 ini menjelaskan bahwa PKBI akan berperan dalam
memberdayakan masyarakat untuk meperjuangkan HKSR bagi dirinya dan orang
lain. untuk mencapai strategi ini, ditetapkan tujuan strategis yang menegaskan
bahwa PKBI akan mendorong gerakan masyarakat untuk memperjuangkan
pemenuhan HKSR. Terkait dengan keterlibatan kaum muda, ditegaskan dalam
salah satu area program dari strategi kedua ini, yakni menyediakan akses informasi,
edukasi, konseling dan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi semua
anak, remaja, usia produksi, maupun lanjut usia.

Semua aspek strategis dari PKBI diatas (Tujuan, visi, misi) mengarah pada
upaya untuk mewujudkan keluarga bertanggung jawab (responsible parenthood),
yang juga mewarnai visi youth center PKBI yaitu mewujudkan remaja yang sehat
dan bertanggung jawab. Hal tersebut bermakna bahwa untuk mewujudkan keluarga
bertanggung jawab maka harus dimulai dari kaum muda yang bertanggung jawab
yang tercermin dalam sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai sosial dan
budaya. Sikap dan perilaku kaum muda yang bertanggung jawab menjadi awal
terbangunnya keluarga sejahtera dan peningkatan kualias sumber daya manusia.

Rumusan program kaum muda PKBI yang mengejar tujuan mewujudkan


kaum muda yang bertanggung jawab berdampak pada arah gerakan yang langsung
ditujukan untuk mengubah perilaku kaum muda agar mampu mengatasi problema
yang dihadapinya, terutama terkait masalah seputar kesehatan seksual dan
reproduksinya. Model youth center, yang dibangun PKBI sejak tahun 1992, sebagai
pusat informasi dan layanan bagi kaum muda lahir dari pemikiran bahwa perilaku
kaum muda perlu diperbaiki dengan menyediakan sumber informasi yang benar,
komprehensif dan bertanggung jawab. Selain itu youth center memberikan layanan
yang ramah bagi kaum muda untuk meminimalisasi ketimpangan kaum muda
dalam mengakses layanan. Partisipasi kaum muda dengan demikian berperan
sebagai peer educator dan peer counselor.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


5.1.3. Kebijakan dan Aturan PKBI

Kebijakan dan aturan PKBI merupakan turunan dari tujuan, visi dan misi
PKBI. Jika kebijakan lebih bersifat abstrak, aturan merupakan upaya untuk
mengatur berbagai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya (Dale, 2004:
p.92). Dalam konteks PKBI kebijakan termasuk semua panduan organisasi yang
tertera dalam AD/ ART. Sementara aturan didalam PKBI adalah semua turunan dari
kebijakan dalam bentuk tertulis seperti Renstra, SK. Pengurus dan sebagainya.
Uniknya adalah dalam dokumen PKBI tidak membedakan antara aturan dan
kebijakan. karena itu analisis di sini melihat kebijakan dan aturan dalam konteks
yang sama.

PKBI merupakan organisasi jaringan nasional yang melakukan gerakan


ditiga level yaitu nasional, provinsi dan kota/kabupaten. Dalam rangka mengatur
organisasi jaringan tersebut dapat membangun gerakan kaum muda dengan efektif,
PKBI mengeluarkan berbagai aturan dan kebijakan organisasi. Keberpihakan
PKBI untuk memberdayakan kaum muda tercermin secara eksplisit dalam angaran
dasar PKBI yang merupakan produk aturan tertinggi PKBI. Dari 32 pasal dalam
66
tubuh anggaran dasar PKBI, 6 Pasal secara spesifik mengatur bagaimana kaum
muda diposisikan, diberikan hak dan kewajiban serta diberikan ruang untuk
bersuara sehingga mereka dapat menjadi subjek dalam dinamika perubahan yang
terjadi dalam organisasi maupun dalam dinamika proses perubahan yang sedang
dikonstruksi oleh PKBI untuk masyarakat.

Dalam anggaran dasar PKBI, diatur secara khusus bagaimana kaum muda
menjadi anggota PKBI67 termasuk hak dan kewajiban kaum muda di PKBI68. kaum
muda yang telah menjadi anggota PKBI misalnya memiliki hak untuk dipilih dan
memilih dalam forum remaja, selain itu memiliki hak untuk menjadi pengurus
disetiap tingkatan PKBI baik pusat, daerah maupun cabang. Aturan PKBI tersebut
jika dijalankan secara konsisten berpotensi mendorong tumbuhnya aktivisme kaum

66 Keenam pasal dalam anggaran dasar PKBI tersebut diantaranya adalah Pasal tentang keanggotaan PKBI,
pasal tentang Hak dan kewajiban, pasal tentang perangkat organisasi, pasal tentang kepengurusan, forum
remaja dan pasal tentang rapat – rapat.
67 Lihat Anggaran Dasar PKBI Pasal 11 tentang keanggotaan (p.5)
68 Lihat Anggaran Dasar PKBI Pasal 11 (p.6)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


muda dan lahirnya pemimpin gerakan kaum muda yang peduli dengan isu terkait
kesehatan seksual dan reproduksi.

Dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan, PKBI


mengembangkan rencana strategis dengan periode 10 tahun. Didalam rencana
strategis PKBI periode 2010 – 2020 tersebut secara eksplisit dalam salah satu
strategi PKBI adalah memberdayakan masyarakat dengan mengorganisir
komunitas, salah satunya komunitas kaum muda. PKBI juga mendorong organisasi
melakukan advokasi terutama terhadap kebijakan-kebijakan publik yang
menghambat upaya pemenuhan hak seksual dan reproduksi termasuk bagi kaum
muda misalnya undang-undang no.1 tahun 74 tentang perkawinan yang dianggap
melanggengkan perkawinan anak dan Undang-Undang Kependudukan no.52 thn
2009 yang dianggap mencegah kaum muda dalam mengakses alat kontrasepsi.
Terbatasnya akses kaum muda untuk mendapatkan alat kontrasepsi dinilai oleh
PKBI dapat meningkatkan kerentanan kaum muda mengalami risiko reproduksi
seperti kehamilan tidak diinginkan dan terinfeksi HIV dan AIDS.

Disamping itu, PKBI juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang


mengatur tata cara tentang bagaimana PKBI menjalankan mekanisme organisasi
yang ditujukan untuk membangun gerakan kaum muda yang berkelanjutan. Sampai
dengan tahun 2016, PKBI telah mengeluarkan 14 kebijakan69. Beberapa kebijakan
yang dikeluarkan PKBI cukup mendorong upaya PKBI dalam membangun gerakan
kaum muda.

Tabel 7. Kebijakan PKBI terkait gerakan kaum muda


NO Kebijakan Isi Kebijakan

1 Kelembagaan 1.6. PKBI memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang
termasuk remaja dari seluruh kalangan untuk memberikan kontribusinya
secara sukarela sesuai dengan minat dan keahliannya, dan memastikan
bahwa kontribusi individual para relawan diakui dan dimanfaatkan secara
efektif.

69 Empat belas kebijakan yang dikeluarkan oleh PKBI diantaranya adalah kebijakan kelembagaan,
kepengurusan, forum remaja, kemitraan sektor swasta, kesekretariatan, manajemen program, sumberdaya
manusia, keterbukaan informasi, advokasi, manajemen keuangan, fraud, kecurangan, pelayanan, monitoring
dan evaluasi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


NO Kebijakan Isi Kebijakan

2 Kepengurusan 2.6. PKBI di seluruh tingkatan organisasi mempunyai strategi kaderisasi


pengurus, dalam bentuk namun tidak terbatas pada rekrutmen anggota
dan pembentukan Forum Remaja di seluruh tingkatan organisasi.

3 Forum Remaja 3.1. Forum Remaja merupakan perangkat organisasi pada semua
tingkatan, menjadi wadah anggota remaja PKBI dalam berhimpun dan
menyampaikan aspirasi melalui keterwakilannya di kepengurusan PKBI

3.12. PKBI di setiap tingkatan organisasi wajib mengupayakan


pendanaan Forum Remaja dalam menjalankan fungsi dan perannya.
4 Manajemen 6.2. PKBI mempunyai Rencana Strategis Nasional 2010-2020 beserta
indikator outputnya, yang penyusunannya didasarkan pada proses dialog
Program
dengan melibatkan para relawan, staf, klien, remaja, dan mitra strategis.

6.6. Peran dan prioritas kegiatan PKBI didasarkan pada analisis


menyeluruh terhadap situasi daerah kerja dan merefleksikan
komitmennya pada misi dan nilai-nilai PKBI serta berupaya memenuhi
kebutuhan para remaja, kaum yang dimarjinalkan maupun yang kurang
terlayani dalam pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Kesehatan
Reproduksi.

6.7. Program PKBI di seluruh tingkatan organisasi mencerminkan


perjuangan pemenuhan Hak-hak Kesehatan Seksual dan Kesehatan
Reproduksi untuk semua orang tanpa membatasi umur, jenis
kelamin, status perkawinan, latar belakang etnik, ras, politik, agama dan
kepercayaan, kemampuan ekonomi, orientasi seksual, gender, status
kesehatan, dan hal lain yang dapat menjadikan seseorang
didiskriminasikan.

6.9. PKBI di seluruh tingkatan organisasi berupaya untuk menerapkan


HAM (Hak Asasi Manusia), khususnya hak-hak perempuan dan
remaja dan juga melakukan berbagai perubahan dan perbaikan yang
terkait dengan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi.

6.10. Di seluruh tingkatan organisasi, upaya pemenuhan hak-hak


kesehatan seksual dan reproduksi menerapkan strategi pengorganisasian
komunitas.

6.11. PKBI di seluruh tingkatan organisasi memprioritaskan


program remaja. PKBI Pusat mengembangkan standar program remaja,
PKBI Daerah melaksanakan penguatan kapasitas program remaja, PKBI
Cabang melaksanakan program remaja.

5 Sumberdaya 7.2. Sumber daya manusia PKBI adalah karyawan, anggota serta relawan
(termasuk relawan/ anggota remaja).
manusia

6 Advokasi 9.2. PKBI di setiap tingkatan organisasi melakukan advokasi terhadap


pengambil kebijakan (eksekutif dan legislatif) di tingkat Nasional,
Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menjamin pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi.

9.5. PKBI di setiap tingkatan memiliki jejaring kerjasama yang luas


minimal dengan lembaga bantuan hukum, media lokal, organisasi/
komunitas perempuan, organisasi/komunitas remaja

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


NO Kebijakan Isi Kebijakan

7 Keuangan 11.17. PKBI di seluruh tingkatan organisasi menetapkan alokasi


anggaran sebesar minimal 30% dari total anggaran program yang
bersumber dari pendapatan internal untuk gerakan remaja dalam
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi.
.
8 Pelayanan 13.1 PKBI di seluruh tingkatan organisai memfasilitasi masyarakat
melalui penyediaan layanan, advokasi, atau rujukan serta memperluas
akses ke berbagai layanan kesehatan seksual dan reproduksi tanpa
batasan usia termasuk penduduk usia lanjut, jenis kelamin, status
perkawinan, kemampuan tingkat ekonomi, identitas gender, latar
belakang etnik, ras, keyakinan politis, keyakinan agama, status kesehatan
atau orientasi seksual, dan difabilitas.

13.6 PKBI di seluruh tingkatan organisasi memastikan pelayanan yang


berkualitas dan memberikan perhatian khusus pada layanan untuk
perempuan dan remaja, kaum marjinal, miskin dan yang kurang terlayani.

13.8 PKBI di seluruh tingkatan organisasi mempunyai strategi yang


spesifik untuk memastikan bahwa remaja memiliki akses layanan yang
ramah-remaja, memiliki jangkauan layanan untuk kaum marjinal dan
orang-orang yang kurang terlayani, serta merespon eklusi sosial dan
diskriminasi dengan cara meningkatkan akses..

Sumber : Kebijakan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia tahun 2016

Berdasarkan tabel 7 tentang Kebijakan PKBI untuk memperkuat gerakan


kaum muda tersebut dapat diketahui bahwa PKBI telah mengeluarkan 14 (empat
belas) kebijakan. Delapan kebijakan diantaranya secara spesisifik mengarah pada
upaya memperkuat gerakan kaum muda dalam pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi. PKBI bahkan mengeluarkan kebijakan khusus yaitu kebijakan
tentang forum remaja. PKBI mendorong forum remaja untuk dibentuk di berbagai
tingkatan organisasi sebagai basis dan wadah gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi. Kebijakan tentang forum
remaja70 yang dikeluarkan PKBI merupakan salah satu upaya PKBI dalam
membangun organisasi yang ramah bagi kaum muda untuk berkontribusi secara
optimal dalam membangun organisasi maupun membangun gerakan pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda. kebijakan ini mendorong
PKBI disetiap tingkatan untuk memfasilitasi suara kaum muda bahkan secara

70
Forum remaja merupakan perangkat organisasi pada semua tingakatan, menjadi wadah anggota
remaja PKBI dalam berhimpun dan menyampaikan aspirasi melalui keterwakilannya
dikepengurusan PKBI.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


spesifik PKBI diwajibkan untuk mendanai setiap pertemuan yang diselenggarakan
oleh para aktor kaum muda yang tergabung dalam forum remaja PKBI.

Kebijakan lain yang dikeluarkan PKBI terkait dengan upaya organisasi


memperkuat organisasi berbasis gerakan, diantaranya dengan keluarnya kebijakan
advokasi yang mendorong PKBI untuk mengembangkan jejaring dengan organisasi
masyarakat sipil dan melakukan advokasi untuk mengubah kebijakan publik yang
menghambat pemenuhan hak seksual dan reproduksi. Kebijakan ini dapat menjadi
dasar bagi para aktor muda PKBI untuk secara aktif beraliansi dan bekerja
berjejaring dengan organisasi masyarakat sipil lainnya. Kebijakan ini pula menjadi
dasar bagi para aktor muda PKBI untuk mendapat dukungan organisasi dalam
rangka membangun dan memperkuat aliansi yang memperjuangkan hak kesehatan
seksual dan reproduksi mereka.

PKBI juga mengeluarkan kebijakan tentang keuangan yang salah satu point-
nya adalah mendorong PKBI disetiap tingkatan, mengeluarkan alokasi anggaran
minimal 30% untuk membangun gerakan kaum muda. Keluarnya kebijakan
keuangan yang ditujukan untuk membangun gerakan kaum muda tersebut
menunjukkan bahwa PKBI memahami bahwa komitmen untuk membangun
gerakan kaum muda yang berkelanjutan, salah satunya perlu diwujudkan secara
kongkrit dalam bentuk alokasi anggaran yang memadai untuk membangun gerakan.
Tiga kebijakan tentang advokasi dan keuangan secara langsung cukup mendorong
terbangunnya gerakan kaum muda, kebijakan lain secara tidak langsung ikut pula
mempengaruhi kuatnya dorongan untuk membangun organisasi yang ramah bagi
kaum muda dan dinamis terhadap perubahan.

Menurut pandangan aktor dari PKBI daerah, kebijakan yang dikeluarkan


oleh PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda dinilai sangat signifikan
terutama ketika memberlakukan kebijakan diskriminasi positif bagi kaum muda
dengan menempatkan mereka dalam struktur kepengurusan maupun sebagai
pengelola program kaum muda di PKBI termasuk dalam melakukan aksi – aksi
untuk advokasi, hal ini dikuatkan oleh pernyataan yang disampaikan oleh salah satu
staff PKBI DKI Jakarta, yaitu:

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


“Kalo yang sudah dilakukan upaya PKBI Pusat ya, itu tadi memastikan
kebijakan yang menjamin anak-anak muda menduduki posisi-posisi penting
dalam pengambilan keputusan dan pengambilan kebijakan. menurut aku itu
peran PKBI Pusat yang sangat bisa dilihatlah itu satu hal, yang kedua
perannya sebenernya (PKBI) pusat itu punya berbagai rencana upaya untuk
melakukan eksistensi program remaja, youth center, kemudian upaya-upaya
untuk melakukan proses advokasi dan sebagainya.” (wawancara dengan
BM, pada tanggal 25 September 2016)

Pernyataan BM tersebut menunjukkan bahwa kebijakan yang dikeluarkan PKBI


Pusat ikut memperkuat peran PKBI diberbagai tingkatan dalam memberdayakan
kaum muda dan turut berperan dalam meningkatkan partisipasi kaum muda secara
bermakna baik dalam pelaksanaan program dan layanan maupun dalam
pengambilan keputusan terkait kebijakan dalam internal PKBI. Selain itu, PKBI
Pusat dinilai memiliki rencana-rencana yang cukup baik dalam rangka memperkuat
eksistensi kaum muda melakukan kerja advokasi termasuk layanan dan pendidikan.

Pada dasarnya peran PKBI pusat dinilai oleh PKBI daerah sangat baik dalam
membuat kebijakan-kebijakan yang mengatur internal organisasi menjadi lebih
transparan, akuntable dan mendukung PKBI sebagai organisasi berbasis gerakan
namun disisi lain masih ada kebijakan dan aturan internal PKBI yang dipandang
sebagai melemahkan dan tidak akomodatif dalam membangun gerakan termasuk
gerakan kaum muda. salah satu pemimpin muda PKBI, menyatakan bahwa:

“kayak kebijakan yang sekarang, gak membuat orang-orang didalamnya


bisa mengeksplor keluar, terbatasnya waktu, penyekatan waktu untuk dia
bisa beraktivitas diluar, berdiskusi dengan orang banyak diluar, untuk
pemerintah segala macem cenderung jadi enggan kalo waktunya juga
terbatas. Harus masuk kantor dulu, gak boleh lewat dari jam sekian, pulang
jam sekian sedangkan orangkan semuanya mau keluar dan menyampaikan
sesuatu, membangun gerakan, pasti gak bisa kan, kecuali kalo PKBI kaya
pabrik memproduksi sesuatu memproduksi modul yang harus diem di
tempat. Ya, mungkin itu cocok (ditempat kerja lain) tapi kalau mau bicara
PKBI sebagai organisasi gerakan, organisasi pelopor pasti jauhkan,
kebijakannya aja udah aneh, pasti mundur banget jadinya.(Wawancara
dengan BS, tanggal 27 September 2016).

Kritik salah satu pimpinan muda PKBI pusat (perwakilan relawan muda) tersebut
menandai kekurangan PKBI sebagai organisasi pelopor perubahan dalam
mendorong gerakan kaum muda yang berkeberlanjutan untuk isu kesehatan seksual

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dan reproduksi. Berdasarkan infomasi dari informan dapat diketahui bahwa
pertama, ada aturan yang diterapkan oleh PKBI cenderung membatasi ruang gerak
para aktor PKBI dalam membangun gerakan. Para aktor PKBI merasa terbatasi
terutama ketika mereka harus mengikuti aturan kerja seperti jam waktu kantor baik
waktu masuk kantor maupun pulang kantor, begitu pula dengan aktivitas aktor
gerakan PKBI yang harus masuk kantor dulu sebelum keluar kantor untuk
mengikuti pertemuan dan gerakan bersama dengan aktor eksternal lain. kedua,
Aturan PKBI tersebut dinilai sangat memberatkan dan mengurangi kontribusi PKBI
dalam gerakan kaum muda diluar.

Dua Informan, yaitu GT dan BM tampaknya sepakat bahwa aturan dan


kebijakan yang telah dikeluarkan oleh PKBI tersebut dalam pelaksanaanya sering
kali tidak konsisten. GT secara spesifik menyoroti tentang implementasi anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga serta kebijakan anti-fraud.

PT (Perseroan Terbatas – PKBI) itu kan atas nama SX (inisial), IY (inisial),


kalau aku baca AD/ART nya ya. Itu kan bukan atas nama PKBI. Oke,
mereka pengurus dan pelaksana PKBI pusat, tetapi aku tidak membaca
dokumen lain. Oke, itu. (PKBI) Kalimantan Timur rumah sakitnya bablas,
TK (Taman Kanak-kanak)-nya bablas, karena kemudian pendiriannya
bukan atas nama PKBI, Itu baru satu ya. Kemudian yang kedua adalah
ketika kita punya AD/ART yang disana mengatur tentang seksualitas dan
gender, keberpihakan dari PKBI pusat dan PKBI daerah seluruh Indonesia
terkait dengan LGBT kayak apa?, gender kayak apa?, ini kan ngga jelas.
Strategi satu, pelayanan yang safe abortion Itu adalah mandat. Bagaimana
tanggapan PKBI terhadap daerah yang tidak mau memberikan layanan itu?
sementara AKI kita cukup tinggi dan segala macem. Itu, itu yang kemudian
aku bilang bahwa kita, kita ngga konsisten disana. Tapi kalau mau diliat
dokumennya gila kita lengkap. (wawancara dengan GT, tanggal 23 Januari
2017).

Pernyataan informan GT tersebut menujukkan beberapa hal, pertama, aturan dan


kebijakan yang keluarkan PKBI untuk mendukung organisasi berbasis gerakan
seringkali dilemahkan oleh ketidak-konsistenan dalam penerapan kebijakan dan
aturan oleh para pemimpin PKBI, baik di tingkat pusat, daerah maupun cabang.
Kedua, para pemimpin PKBI dinilai melakukan pembiaran-pembiaran ketika ada
pelaksana PKBI yang bekerja tidak sesuai aturan dan kebijakan yang telah
disepakati. Ketiga, para pemimpin PKBI juga dinilai tidak cukup tegas dalam

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


memberikan sangsi terhadap pemimpin PKBI disetiap tingkatan yang tidak
menjalankan madat organisasi.

Dengan demikian terlihat secara jelas bahwa kebijakan PKBI diterjemahkan


dalam berbagai aspek kelembagaan organisasi seperti kelembagaan, kepengurusan,
manjemen program, SDM, keuangan, layanan program dan lain-lain. Disisi lain,
kebijakan PKBI ini dilihat secara beragam oleh aktor-aktor PKBI lain, ada yang
melihat kebijakan PKBI dalam memperkuat gerakan kaum muda sudah cukup
memadai, namun banyak juga aktor yang memandang bahwa kebijakan PKBI yang
ideal tersebut sering tidak konsisten dijalankan oleh aktor PKBI disetiap tingkatan.
Hal ini cenderung melemahkan gerakan kaum muda.

5.2. Dinamika Manajerial Gerakan Kaum Muda PKBI

Dalam mengkonstruksi gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak


kesehatan seksual dan reproduksi dibutuhkan adanya dukungan manajerial dari
PKBI itu sendiri. Dukungan manajerial dalam konteks ini adalah sebuah proses
untuk mengelola berbagai kebutuhan gerakan dalam rangka mewujudkan tujuan
gerakan kaum muda itu sendiri. Sejumlah aspek manajerial yang diperlukan untuk
mengkonstruksi gerakan kaum muda termasuk: aspek kepemimpinan, sumberdaya
manusia, tipe dan bentuk organisasi, manajemen program, teknologi infomasi,
keahlian PKBI dalam isu kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda, dukungan
keuangan dan fasilitas. Masing – masing aspek manajerial tersebut akan dijelaskan
dibawah ini.

5.2.1. Kepemimpinan PKBI

Salah satu elemen yang paling penting dalam sumberdaya organisasi adalah
pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu proses yang
melibatkan kemampuan memotivasi dan menginspirasi orang – orang dalam
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (Dale, 2004: p. 94). Sementara
pemimpin merupakan orang – orang yang terlibat dalam proses kepemimpinan.
Sebaik apapun struktur dan infrastruktur organisasi, sistem administasi dan
keuangan organisasi yang dimiliki jika pemimpin dan kepemimpinannya buruk
maka sulit bagi organisasi tersebut mencapai tujuan yang diharapkan. Pada
organisasi berbasis gerakan, peran pemimpin dan kepemimpinan sangat vital

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


mempengaruhi performance dan keberlanjutan gerakan sosial yang dijalankan.
Seorang pemimpin dituntut memiliki visi yang jelas, mempunyai kemampuan
untuk menilai termasuk kemampuan untuk memandu.

5.2.1.1. Pemimpin dan Kepemimpinan PKBI

Secara umum kepemimpinan dalam PKBI sudah berjalan cukup bagus.


Proses pergantian pemimpin berjalan secara periodik dan sesuai aturan baik
ditingkat pusat maupun daerah. Yang mebedakan adalah kualitas kepemimpinan
disetiap periode maupun tingkatan PKBI. Kualitas kepemimpinan yang berbeda ini
secara langsung mempengaruhi arah kebijakan dan kualitas implementasi program
disisi lain. Dalam konteks gerakan kaum muda, pengaruh kepemimpinan PKBI
sangat penting. Dinamika kepemimpinan dalam internal organisasi PKBI
mempengaruhi cakupan dan sasaran perubahan yang ingin disasar oleh PKBI.
Keluhan-keluhan terkait kualitas kepemimpinan sudah banyak disuarakan
oleh aktor-aktor internal PKBI. Keluhan ini juga muncul dalam penelitian ini,
seperti yang disampaikan oleh FT, salah staff PKBI, sebagai berikut :

“Ya kita kan banyak pergantian pemimpin71. Ya...kalo melihat sampai


sekarang ya (pemimpinnya) tidak paham gitu, paling mudah misalnya
contohnya untuk penanganan kehamilan yang tidak diinginkan, kalo itu
hanya ditarik ke ranah kesehatan ya tidak akan pernah selesai.

Kalo aku bisa bilang itu komitmen dari pemimpin gitu, jadi aksi aksi yang
kemarin kita lakukan itu karena kita memang didorong (oleh pemimpin)
gitu..karena pada tahapan aku sendiri itu kan aku engga mungkin melakukan
itu semua tanpa disupport sama pemimpin, dalam hal ini direktur gitu. Kalo
dia-nya tidak berani untuk seperti itu maka tidak ada lagi aksi - aksi seperti
itu.” (Wawancara dengan FT, pada tanggal 27 September 2016 )

Pernyataan FT diatas menggambarkan dua hal, pertama, gerakan sosial yang


dibangun oleh PKBI termasuk gerakan kaum muda sangat tergantung oleh
pemimpin dan kepemimpinan PKBI. Dengan demikian gerakan sosial yang
dibangun belum terlembagakan dalam organisasi PKBI. Hal ini berdampak pada

71
Selama periode 4 tahun, 2012 – 2015, telah terjadi beberapa kali pergantian kepemimpinan yaitu
pertama dari Ir. Inne silviane, MSc kepada Drs. Inang winarso pada penghujung tahun 2012 dan
pada pertengahan tahun 2015 terjadi pergantian direktur dari Drs. Inang Winarso kepada Dra.
Chatarina Wahyurini, MSi yang menjabat sebagai direktur sampai dengan pengumpulan data
dilakukan penulis.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


perkembangan dan hasil gerakan. Pengaruh kuat pemimpin dalam membangun
gerakan tentu berpengaruh juga dengan keberlanjutan gerakan yang dibangun
sementara keberlanjutan gerakan sangat penting oleh karena perubahan sosial yang
ingin diwujudkan melalui gerakan sosial seringkali merupakan tujuan jangka
panjang yang terkadang baru tercapai setelah pergantian beberapa pemimpin.
Kedua, adanya fluktuasi komitmen pimpinan PKBI terhadap gerakan kaum muda.
Saat ini komitmen pemimpin mengalami fluktuasi seiring pergantian pemimpin
dalam tubuh organisasi PKBI. FT menilai visi, komitmen dan perspektif pemimpin
PKBI untuk mendukung gerakan kaum muda dinilai masih lemah. Berbeda dengan
periode kepemimpinan sebelumnya yang dinilai sangat kuat dan memiliki
keberanian untuk mendukung aksi-aksi yang dibangun oleh PKBI terkait isu-isu
kesehatan seksual dan reproduksi yang dianggap sensitif seperti isu safe abortion
(aborsi aman).

Lemahnya visi pemimpin PKBI saat ini tentang gerakan kaum muda juga
disuarakan oleh informan lainnya dengan pernyataan berikut:

“Gak, gak efektif karena tidak didukung oleh visi misinya (lembaga). Lalu
secara nasional direktur juga gak punya (visi dan misi), oke ketika
CO(community organizer) – CO (community organizer)-nya punya konsen
terhadap permasalahan KTD (kehamilan tidak diinginkan), lalu ketika (isu)
ini di bawa ke (PKBI) daerah, direktur (Daerah)-nya gak sepakat yang di
bawa (oleh) CO ini (maka apa yang dibawa ketingkat daerah) tidak menjadi
gerakan lembaga, isu strategis lembaga, ini juga mentah lagi. (wawancara
dengan ASB, tanggal 7 September 2016 )

Berdasarkan pernyataan informan ASB, dapat diketahui beberapa hal, yaitu


pertama, pemimpin PKBI baik di tingkat pusat dan daerah belum memiliki visi dan
misi yang jelas. Kedua, pemimpin PKBI dianggap melemahkan gerakan kaum
muda yang digalang para relawan muda yang berperan sebagai organizer. Ketiga,
pemimpin PKBI (terutama ditingkat daerah) dinilai tidak memiliki komitmen yang
jelas untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya gerakan yang dibangun oleh
PKBI Pusat.
Dengan dengan demikian, berdasarkan informan ASB, dapat diketahui
bahwa titik lemah gerakan kaum muda yang dibangun oleh PKBI yaitu lemahnya
pemimpin dan kepemimpinan di tubuh organisasi baik itu pada level PKBI pusat

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


maupun PKBI Daerah. Sehingga walaupun para relawan muda dari berbagai daerah
telah dilatih menjadi community organizer tetap tidak membawa pengaruh yang
lebih besar dan dampak positif terhadap gerakan kaum muda yang dibangun oleh
PKBI karena tidak didukung oleh peran pemimpin dan kepimpinan yang visioner
serta peduli dengan gerakan kaum muda. Paling jauh pelatihan – pelatihan gerakan
sosial yang diselenggarakan PKBI hanya berhasil mencetak pemimpin muda yang
potensial melakukan aksi-aksi bersama yang sporadis, temporer dan tidak
berkelanjutan. Persoalan gerakan kaum muda yang demikian berdampak pada hasil
gerakan kaum muda terkait pemenuhan hak seksual dan reproduksi yang cenderung
mengalami stagnasi.

5.2.1.2 Pemimpin dan kepemimpinan PKBI Pusat dalam jejaring kerja

Sebagai organisasi berbasis gerakan, sangat penting bagi PKBI untuk


berpartisipasi aktif dalam jaringan koalisi yang solid dan memiliki tujuan yang
sama. Dalam koalisi, setiap anggota memiliki sumberdaya yang berbeda dan
memiliki kepentingan yang berbeda sesuai dengan agenda yang diimiliki oleh
individu dan organisasi masing-masing. Untuk memastikan dinamika dalam tubuh
koalisi tersebut tetap kohesif dan fokus pada gerakan untuk mencapai tujuan
bersama yang disepakati maka dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan dipercaya
para anggota koalisi. Tanpa adanya pemimpin dan kepimpinan, gerakan yang
dibangun akan cepat melemah dan rentan untuk bubar bukan hanya karena tidak
mampu merespon tekanan dari pihak opponen tetapi juga karena secara internal
tidak solid, bekerja tanpa landasan ideologis yang jelas, lemah motivasi dan
semangat untuk menyelesaikan setiap tugas yang menjadi tanggung jawab setiap
anggota koalisi serta dan cenderung bekerja tanpa arah yang jelas.

Dalam konteks gerakan kaum muda jejaring PKBI terbagi menjadi dua
bentuk, pertama berdasarkan inisiator jejaring dan kedua berdasarkan keterkaitan
langsung dan tidak langsung dengan gerakan kaum muda. Jejaring berdasarkan
inisiator terdiri dari jejaring yang diinisiasi oleh PKBI dan jejaring yang diinisiasi
oleh pihak lain dimana PKBI hanya menjadi salah satu anggota. Untuk jenis
pertama misalnya koalisi 18 + dan kolisi SOS sementara untuk jenis kedua koalisi
reformasi KUHP dan GKIA. Sementara berdasarkan keterkaitan langsung dan tidak

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


langsung dengan kaum muda, terlihat bahwa sejumlah aliansi fokus secara langsung
dalam memperkuat gerakan kaum muda seperti koalisi 18 + dan Seperlima.
Sementara jejaring lainnya fokus pada isu yang lebih besar namun memasukan
aspek gerakan kaum muda sebagai bagian dari kerja-kerja aliansi tersebut, seperti
GKIA dan reformasi KUHP.

Dalam konteks gerakan kaum muda dalam jejaring kerja, kualitas


kepemimpinan juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan dan keberlanjutan
dalam gerakan kaum muda itu sendiri. Seperti ditegaskan oleh salah satu informan
PPD (salah satu anggota aliansi), sebagai berikut:

“Kalo peran kaum mudanya sama sih yang aku lihat (belum kuat), masih
belum telalu muncul, kalo dipusat aku tahu (ada) ibil, sering ikut untuk
misalnya dalam petemuan apa, advokasi apa, masih sering muncul. Tapi
baru sering melihat ibil belum ada ibil-ibil lain, misalnya akan terus sebagai
jaringan anak mudanya PKBI misalnya di (PKBI) Pusat, kalo didaerah-
daerah lain juga, aku, karena mungkin gak terlalu sering bareng kerja jadi
gak terlalu tau misalnya selama ini doronganya seperti apa tapi yang aku
tahu selama ini kurang melibatkan remajanya.” (wawancara dengan PPD,
pada tanggal 7 Januari 2017 )

Berdasarkan pernyataan dari PPD dapat diketahui bahwa titik lemah kepemimpinan
relawan muda PKBI dalam jejaring kerja pertama, secara kuantitas relawan muda
yang terlibat dalam koalisi terbatas. Kedua, secara kualitas pengaruhnya belum
bermakna dalam mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya gerakan kaum muda
untuk pemenuhan HKSR. Ketiga, suara relawan muda PKBI belum jelas sasaran
perubahannya. Keempat, relawan muda PKBI belum berpartisipasi secara
bermakna.

Dalam salah satu jejaring yang PKBI terlibat didalamnya, yaitu gerakan
kesehatan ibu dan anak (GKIA), peran PKBI Pusat cukup penting dalam mewarnai
gerakan aliansi tersebut, baik dalam upaya mencapai tujuan kesehatan kaum muda
maupun isu kesehatan lain seperti gizi dan ketahanan keluarga. Selain aliansi
GKIA, PKBI juga terlibat dalam jejaring lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa
PKBI memiliki peran kepemimpinan yang sangat besar dalam berbagai jejaring
dalam berbagai jejaring terkait dalam isu KSR dan gerakan kaum muda, seperti
ditegaskan oleh salah satu staff PKBI sebagai berikut:

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


“Menurut aku PKBI itu sangat dinantikan ya..maksudnya dalam artian
misalnya di GKIA gitu kan kita bagian dari presidium, terus di koalisi 18+
kita diminta untuk jadi coordinator dari kampanye , terus di working group
untuk CEDAW kita juga diminta untuk jadi koordinator. menurut aku
mereka melihat bahwa PKBI tuh punya potensi untuk mengkoordinir ini
semua gitu ..ehm ya di beberapa jaringan seperti itulah, cuman memiliki
potensi dalam artian sumber daya..kita bisa mempunyai tempat untuk itu
kita bisa punya orang yang mau untuk terlibat..jadi itu sebenernya yang
mereka lihat.” (wawancara dengan FT, pada tanggal 27 September 2016)

Peran PKBI dalam jejaring kerja yang cukup signifikan juga diakui oleh
anggota jejaring itu sendiri. Salah satunya adalah pernyataan dari seorang presidium
GKIA, perwakilan Yayasan Sayangi Tunas Cilik, sebagai berikut:

“Terus kita juga pernah mengadakan diskusi remaja dan ketahanan keluarga
karena kan sebenernya isu ini saling berdekatan ya mas ya.. Nah itu juga
PKBI ikut nge-lead yang untuk diskusi remaja dan ketahanan keluarga itu
mba Henny Widyaningrum kan, terus kaya besok kita mau ada acara hari
Gizi Nasional kita tuh mau bikin pesta anak, kita mau budi dayakan
makanan sehat dan lokal dan dari alam gitu kan.. nah itu mas Alam ikut
masuk..eee..ikut terlibat gitu ya ..itu sih kita lebih banyak di
Gizi…(Wawancara dengan AS, 1 Desember 2016).

Berdasarkan pernyataan dari salah satu presidium GKIA, PKBI dan orang mudanya
dipercaya sebagai ketua kelompok kerja yang membidangi isu kesehatan reproduksi
remaja, selain itu para personel PKBI juga banyak menempati posisi lain seperti
Pokja ketahanan keluarga dan Pokja Gizi. Ditambah dengan pernyataan FT yang
menyebutkan beberapa koalisi dipimpin oleh PKBI menunjukkan bahwa pengaruh
PKBI dalam koalisi dapat diperhitungkan dan dianggap dapat membawa
keberhasilan gerakan yang memperjuangkan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda.

Terlepas dari banyaknya kepercayaan yang diberikan oleh organisasi


masyarakat sipil lain dalam berbagai koalisi, kepada PKBI untuk memimpin aliansi
seperti pada koalisi 18 +, working group CEDAW, GKIA dan gerakan SOS, namun
kualitas kepemimpinan PKBI dalam memperjuangkan gerakan kaum muda dinilai
belum terlalu kuat. PPD, sebagai salah satu aktivis muda ARI, sekaligus anggota

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


GKIA pada Pokja kesehatan reproduksi remaja mengakui lemahnya kepemimpinan
PKBI ini seperti pernyataannya sebagai berikut:

“... PKBI jadi ketua pokja untuk pokjanya remajanya, itu juga belum
kelihatan. karena kebanyakan di GKIA itu lebih banyak ngobrolnya lebih
ke gizi anak, jadi isu Kespro remaja nya belum terlalu banyak terdorong.
Kayak sekali misalnya ada soal Kespro itu, terakhir kalo gak salah
ngomongin soal modul, mau ngumpulan modul-modul dan lain-lain itu juga
itu sampai sekarang belum ada follow-up nya. Mungkin karena tenggelam
dengan banyaknya isu anak, gizi anak, terus juga kemarin apa, isu
komisioner KPAI mau ganti dan segala macam, jadinya tenggelam untuk
isu remaja belum terlalu di highlight lagi nih di GKIA. (wawancara dengan
PPD, pada tanggal 7 Januari 2017 )

Berdasarkan hasil wawancara dengan PPD di atas dapat diketahui bahwa walaupun
PKBI ditunjuk sebagai ketua dalam Pokja remaja dalam aliansi GKIA namun, PPD
menilai bahwa: pertama, kontribusi PKBI untuk mengangkat isu kesehatan kaum
muda dalam internal GKIA belum optimal. Kedua, walaupun ada upaya PKBI
untuk mengkoordinir suatu kegiatan namun dinilai oleh PPD tidak dilakukan
dengan tuntas. Potensi GKIA sebagai salah satu aliansi besar tingkat nasional yang
memperjuangkan pemenuhan hak kesehatan kaum muda pada akhirnya tenggelam.
PKBI dan LSM lain yang berpotensi untuk mengalokasikan dan menyumbangkan
sumberdayanya untuk gerakan kaum muda akhirnya dimanfaatkan oleh LSM lain
yang memperjuangkan isu kesehatan lain seperti isu gizi dan ketahan keluarga.

5.2.1.3. Pemimpin dan Kepemimpinan PKBI Daerah dalam Jejaring Kerja

Peran kepemimpinan dalam membangun jejaring juga terjadi ditingkat


PKBI Daerah, khususnya di Provinsi, DI Yogyakarta dan maupun DKI Jakarta.
Kedua PKBI daerah tersebut juga membangun jejaring dengan beberapa aliansi
untuk memobilisasi sumber daya terkait pemenuhan HKSR bagi kaum muda. PKBI
DKI Jakarta dan PKBI Yogyakarta membangun aliansi untuk pemenuhan HKSR
tidak hanya dengan aliansi dan organisasi masyarakat sipil yang memiliki visi dan
misi yang sama tetapi juga terlibat dengan organisasi sosial yang berbeda isu. Bagi
PKBI Daerah, Hal ini dianggap penting mengingat gerakan kaum muda sering kali
tersegmentasi dengan gerakan kaum muda lainnya padahal satu isu yang
diperjuangkan seringkali saling terkait misalnya isu kesehatan seksual dan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


reproduksi dengan isu lingkungan dan isu narkotika. Keuntungan dari keterlibatan
para relawan muda PKBI dengan gerakan dengan isu lain diantaranya adalah
meningkatnya peluang untuk dapat mewarnai gerakan kaum muda lainnya dan
memperluas dukungan dari organisasi dan komunitas lainnya.

Kepemimpinan suatu organisasi dalam jaringan aliansi dan koalisi sangat


penting terutama untuk mengelola beragamnya kepentingan dari organisasi yang
berbeda serta memastikan koalisi mencapai tujuan yang diharapkan oleh para
konstituennya. Dalam membangun gerakan kaum muda, beberapa koalisi yang
diikuti oleh PKBI Daerah di tingkat provinsi adalah tergabung dengan jaringan
kerja lokal, disamping itu beberapa PKBI Daerah juga masuk terlibat dalam koalisi
nasional seperti ASV (Aliansi Satu visi).

Dalam aliansi satu visi (ASV), PKBI berperan dalam mewarnai dan
mempengaruhi perspektif dan gerakan pemenuhan HKSR bagi kaum muda. Hal ini
akui oleh OR, pimpinan ASV, sebagai berikut:

“Menurut saya di setiap periode kepengurusan (ASV) PKBI selalu ada,


tidak mungkin akan terpilih (jadi pemimpin) apabila (PKBI) bukan
merupakan lembaga yang besar dan terlihat bagaimana kontribusi PKBI
dalam isu SRHR. Secara manajemen mereka dianggap mampu untuk bisa
mengelola aliansi. Di hampir setiap periode, 2 sampai 3 orang dari 5 orang
pengurus itu adalah (staff dan relawan muda) PKBI. (seperti PKBI) Jatim,
(PKBI) Lampung, (PKBI) Bali dan (PKBI) Jateng.” (wawancara dengan
OR, pada tanggal 27 September 2016)

“Sebenarnya kalo Anggota ASV berasal dari PKBI sangat berkontribusi,


misalkan temen2 PKBI DIY, DKI Jawa timur, Lampung, hampir semua
berkontribusi dalam kegiatan ASV. karena kegiatan ASV dilaksanakan oleh
anggota mereka dengan rela hati mau jadi implementor tanpa di tunjuk,
voluntary, menurut saya itu baik ketika di jaringan mau ada yang
voluntarymau melaksanakan kegiatan. Hal yang lain ketika rapat mereka
pasti memberikan masukan untuk aliansi, apalagi akan isunya SRHR
dimana PKBI sudah sangat ahli disana.” (wawancara dengan OR, pada
tanggal 24 Januari2017)

Berdasarkan keterangan dari pimpinan ASV tersebut diketahui bahwa : pertama,


kepemimpinan PKBI daerah yang berpartisipasi aktif pada jaringan Aliansi Satu

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Visi, sering mendapat kepercayaan untuk memimpin koalisi serta dikenal memiliki
pengaruh cukup kuat dalam kerja-kerja Aliansi Satu Visi tersebut. Kedua, PKBI
memiliki sumberdaya moral yang kuat dalam aliansi satu visi, hal itu ditunjukkan
dengan legitimasi PKBI sebagai lembaga yang punya expert dalam isu kesehatan
seksual dan reproduksi, lembaga yang memiliki jaringan kerja yang luas serta
lembaga dengan sistem manajemen yang kuat. Ketiga, PKBI memiliki sumberdaya
manusia yang dibangun oleh lembaga sehingga melekat dalam dirinya jiwa
kerelawanan yang selalu aktif menjalankan kegiatan aliansi di tingkat daerah.

Kepemimpinan PKBI daerah ditingkat provinsi yang berpartisipasi aktif


pada jaringan Aliansi Satu Visi72, sering mendapat kepercayaan untuk memimpin
koalisi serta dikenal memiliki pengaruh cukup kuat dalam kerja-kerja Aliansi Satu
Visi tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa legitimasi PKBI sebagai lembaga yang
punya expertise dalam isu kesehatan seksual dan reproduksi, lembaga yang
memiliki jaringan kerja yang luas serta lembaga dengan sistem manajemen yang
kuat memperkokoh sumberdaya moral PKBI yang mendukungnya dalam
memobilisasi gerakan yang dibangun dalam jaringan aliansi satu visi.

Berbeda dengan yang disampaikan oleh ketua ASV tentang pengaruh dan
kepemimpinan PKBI, salah satu anggota ASV menyebutkan bahwa :

“....kalo di ASV sendiri kalo PKBI sebenarnya, aku bilang PKBI yang
daerah itu dia banyak (berada) di dalam ASV tapi kurang untuk, apa yah,
mendorong (keberhasilan gerakan), karenakan PKBI di daerah sebenernya
untuk advoksi nasioanl karena ARI (Aliansi Remaja Independent) salah satu
yang bertanggung jawab untuk advokasi nasional, sebenarnya bisa
mendapatkan resource apa, kayak misalnya informasi tentang respon
remaja terkait dengan layanan di daerah atau misalnya ada kasus-kasus
didaerah,(hal) itu kurang (dikontribusikan oleh PKBI) kayak paling enggak
resource untuk itu aja agar kita dijaringan nasionalnya kita bisa dorong
(advokasinya), itu kurang apa yah, kurang ngegebrak lah (peran PKBI
dalam aliansi satu visi).”(wawancara dengan PPD, pada tanggal 7 Januari
2017 )
Pernyataaan dari informan PPD menunjukkan bahwa PKBI daerah yang banyak
menjadi anggota ASV dinilai lemah dan kurang berperan dalam mendukung

72
Anggota ASV dari PKBI Daerah diantaranya adalah PKBI DKI Jakarta, PKBI Yogyakarta,
PKBI Jawa Timur, PKBI Lampung, PKBI Bali dan PKBI Jawa Tengah.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


gerakan pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda. salah satu
indikatornya adalah PKBI kurang menyediakan data yang dibutuhkan terkait situasi
pendidikan dan layanan bagi kaum muda didaerah sebagai bahan menyusun strategi
advokasi ditingkat nasional. Disisi lain, pontensi PKBI ditingkat Daerah yang
bersentuhan langsung dengan orang muda penerima manfaat program dan layanan
ditingkat akar rumput hilang disebabkan tidak menjalankan peran dan fungsinya.

PKBI sebagai organisasi yang paling banyak menjadi anggota didalam


aliansi, banyak mengalokasikan sumberdaya material untuk gerakan kaum muda.
salah satu informan menyebutkan bahwa:

“Kalo finansial dalam konteks hand to hand pasti, walaupun tidak bisa
dihitung secara materi, misalnya gini, pada waktu itu ketua ASV waktu itu
kan dari PKBI. Harusnya ketua itu akan mengalokasikan waktu yang kalo
dikonversikan ke dalam uang itu bernilai. Dia mau melakukan tugas itu
tanpa dibayar. Artinya itu bentuk kontribusi secara finansial walaupun
bentuknya kontribusi secara pikiran dan tenaga.” (wawancara dengan OR,
pada tanggal 24 Januari2017)

Informan dari unsur pimpinan ASV diketahui bahwa aliansi mengakui bahwa PKBI
memiliki semangat kerelawanan yang memadai dalam pemenuhan HKSR bagi
kaum muda. Hal ini tercermin ketika relawan PKBI mengalokasikan waktunya dan
tenaga serta keahliannya tanpa dibayar. OR juga menyebutkan bahwa ketika salah
satu staff PKBI ditunjuk sebagai pimpinan ASV dianggap staff PKBI tersebut telah
mengalokasikan dan menyediakan sumberdaya material bagi aliansi dan gerakan
kaum muda. Sementara sumberdaya material berupa finansial dan sumber daya
manusia berupa pengetahuan dan keterampilan biasanya dialokasikan oleh LSM
lain seperti Rutgers. Kemampuan PKBI dalam mewarnai arah gerakan pemenuhan
hak seksual dan reproduksi termasuk gerakan kaum muda dapat memobilisasi
sumberdaya finansial dan sumberdaya material lainnya yang disumbangkan dalam
aliansi untuk kepentingan gerakan kaum muda.
Dengan demikian terlihat bahwa kepemimpinan PKBI ditingkat daerah
dalam jejaring cukup kuat dalam hal menempatkan orang-orangnya secara kuantitas
dan memberikan dukungan sumberdaya manusia. Namun demikian sejumlah pihak
mengakui bahwa keberadaan aktor-aktor PKBI didalam jejaring kurang kuat dalam
mendorong keberhasilan dari gerakan kaum muda itu sendiri. Hal ini bisa jadi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


disebabkan kualitas SDM ditingkat daerah yang cenderung masih lemah. Selain itu
ada faktor pembagian peran antar aktor didalam aliansi yang cenderung diabaikan
oleh PKBI oleh karena PKBI berpandangan mampu menjalankan sendiri tanpa
melibatkan dan berberbagi peran dengan anggota aliansi lainnya.

5.2.2. Tipe, Bentuk dan Struktur organisasi

Tipe organisasi setiap LSM berbeda satu sama lain. Korten (1990: p.117)
membagi LSM menjadi empat generasi yaitu: LSM Bantuan/ kesejahteraan, LSM
Pembangunan masyarakat, LSM pengembangan sistem yang berkelanjutan dan
LSM gerakan sosial. Berdasarkan deskripsi sebelumnya dapat diketahui bahwa
nilai organisasi PKBI berbasis HKSR. Aturan dan kebijakan PKBI banyak
mengatur tentang gerakan dan advokasi bagi kaum muda. Tujuan, visi dan misi
PKBI banyak memandatkan organisasi untuk melakukan advokasi pemenuhan
HKSR. Berdasarkan fakta tersebut maka nampaknya PKBI mendekati tipe LSM,
yang oleh Korten (1990), dikategorikan sebagai LSM generasi ketiga, yaitu LSM
pengembangan sistem yang berkelanjutan.

Tipe LSM PKBI yang lebih fokus pada pengembangan sistem kesehatan
yang lebih adil bagi semua termasuk kaum muda mempengaruhi bentuk organisasi
PKBI. Dale (2004: p. 90 ) membagi bentuk organisasi menjadi 5 yaitu : collective,
one leader body, hierarchy, loosely-coupled network and matrix. PKBI merupakan
LSM jaringan nasional yang berada di tiga level (Pusat, Daerah dan Cabang)73.
Disetiap tingkatan terdapat forum pengambilan keputusan seperti musyarawah
cabang ditingkat PKBI Cabang (kota/kabupaten), musyawarah daerah (Provinsi)
dan forum pengambilan keputusan tertinggi ada pada musyawarah nasional. Setiap
level terdapat unit – unit kerja yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Di
PKBI Pusat, terdapat tiga badan yang berbeda yaitu Badan pengawas, pengurus
nasional dan eksekutif (dipimpin oleh Direktur). Sementara, di PKBI Daerah dan
Cabang lebih sederhana yaitu terdiri dari badan pengurus dan badan eksekutif.

Berdasarkan uraian tentang bentuk organisasi diatas, maka bentuk


organisasi PKBI cenderung mendekati tipologi organisasi hierarchy yang oleh Dale

73 Lihat dokumen kelembagaan tentang struktur PKBI tahun 2014

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


(2004: p.90) didefinisikan sebagai organisasi yang memiliki struktur yang tegas
memiliki satu orang penanggung jawab di atas dan sejumlah unit di level bawahnya,
setiap level memiliki seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap kerja unit
tertentu serta kesaling terkaitan dengan unit-unit lainnya.

PKBI membangun struktur organisasi yang memberi ruang bagi kaum muda
untuk berpartisipasi secara bermakna dalam proses pengambilan keputusan dan
dalam proses pelaksanaan program dan layanan di PKBI. Salah satu komitmen
penting tersebut terwujud dengan mengeluarkan kebijakan yang me-mandatkan
adanya keterwakilan kaum muda sebesar 30% dalam struktur pengurus di PKBI,
baik PKBI Pusat (tingkat nasional), PKBI daerah (tingkat provinsi) maupun pada
struktur PKBI Cabang (tingkat kota/ kabupaten).

Pada level PKBI Pusat, untuk memastikan gerakan kaum muda di daerah
dan cabang berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan, ditetapkan satu orang
pelaksana program kaum muda dibawah divisi program. PKBI juga menetapkan
advisor / panitia ahli kaum muda dalam struktur kepengurusan PKBI yang berperan
memberikan masukan baik ideologis, srategis maupun taktis bagi perkembangan
program kaum muda di PKBI. Selain itu, hampir sama dengan struktur organisasi
PKBI daerah, struktur PKBI Pusat juga telah membuka ruang yang cukup lebar bagi
kaum muda untuk ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
mengenai arah organisasi dan pemanfaatan sumberdaya internal yang ada. Hal ini
disampaikan oleh ASB sebagai (staff PKBI Pusat) yang menyampaikan bahwa
struktur PKBI mendukung dan berkontribusi terhadap munculnya gerakan kaum
muda.

“Sangat berkontribusi, terutama pada awalnya yang saya tahu perlu adanya
keterwakilan anak muda dalam kepengurusan PKBI dan struktur PKBI,
forum remaja menjadi bagian dalam struktur PKBI. Memang itu menjadi
suatu keanehan yang besar ketika di forum remaja di PKBI Jogja yang
dibangunnya diluar, memang bandung juga sama, PKBI menjadi bagian
organisasi strategis dalam forum tersebut yang memang punya pengaruh di
BYF74 tersebut. Tapi sekarang ditarik kedalam karena isu di lembaganya

74BYF adalah singkatan dari Bandung Youth Forum. BYF merupakan organisasi informal yang mewadahi
berbagai individu, kelompok maupun organisasi yang peduli dengan berbagasi aspek kehidupan kaum muda
diwilayah kota bandung. Berbagai kaum muda yang aktif pada kelompok ini adalah kelompok kaum muda
berbasis kreativitas, seni, olah raga, hobbi dan lain-lain.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kaderisasi. Hal ini mempengaruhi ketika strukturnya ditarik kedalam jadi
kebanyakan anak muda di PKBI lebih mengurusi hal-hal internal.”
(Wawancara dengan ASB, tanggal 7 September 2016).

Dari hasil wawancara dengan ASB semakin menegaskan bahwa struktur PKBI
yang telah mengakomodir partisipasi para relawan muda di internal organisasi
PKBI dianggap cukup mendukung terbangunnya gerakan kaum muda. dengan
struktur yang membuka ruang bagi partisipasi kaum muda baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melakukan intervensi langsung terhadap kaum muda.
kedua bentuk partisipasi kaum muda dalam struktur PKBI dapat mendorong
lahirnya para pemimpin-pemimpin muda dalam gerakan dan melatih mereka untuk
menyuarakan kepentingan dan hak mereka baik didalam maupun luar organisasi.

Pada level daerah, struktur telah dikembangkan dengan memperhatikan


ruang bagi kaum muda untuk berkreasi menyuarakan dan melakukan tindakan-
tindakan yang diperlukan sesuai dengan tujuan perubahan yang diinginkan oleh
kaum muda. Mendukungnya struktur PKBI dalam menumbuhkan sifat kerelawanan
dan aktivisme kaum muda dinyatakan oleh BM, yaitu sebagai berikut:

“Di PKBI DKI (Jakarta), semua kaum muda punya peran mulai dari
merencanakan, mengimplementasikan, memonitoring dan evaluasi, Itu satu.
Yang kedua, kaum muda itu punya posisi-posisi penting di PKBI pertama
di kepengurusan kaum muda ada lebih dari 30% ada disana. Kemudian
ditingkat pelaksana, koordinator youth center itu harus remaja, jadi
istilahnya layer langsung kedua setelah direktur disetarakan dengan kepala-
kepala divisi jadi perannya sangat penting. Itu dari sisi posisi, lalu kemudian
yang ketiga, diprogram-program lain punya keterbukaan untuk keterlibatan
kaum muda misalnya diklinik sendiri bahwa klinik perlu selalu
berkonsultasi dengan teman-teman kaum muda supaya gimana sih
pelayanan klinik yang sesuai dengan kebutuhan remaja, lalu di divisi-divisi
lainnya juga begitu. Di youth center sendiri yang bener-bener wadahnya
kaum muda itu beraktivitas, ya PKBI menyepakati untuk kaum muda itu
bisa silahkan mengambil posisi-posisi penting apapun di youth center baik
dari sisi pelaksana maupun relawan.” (Wawancara dengan BM, tanggal 25
September 2016 )

Penjelasan tentang struktur organisasi PKBI Daerah, menunjukkan bahwa:


pertama, koordinator youth center ditempatkan dibawah direktur langsung. Hal ini
menunjukkan bahwa posisi youth center dalam struktur PKBI daerah sangat penting

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


karena direktur sebagai pimpinan PKBI akan mendapatkan perkembangan gerakan
kaum muda yang dibangun oleh relawan muda secara langsung tanpa perantara.
kedua, direktur dapat memberikan asistensi langsung ketika dibutuhkan oleh
relawan muda. Ketiga, kemitraan antara orang dewasa dengan kaum muda dalam
internal PKBI DKI Jakarta ditunjukkan dengan dibukanya ruang dialog antar
bidang kerja, dimana relawan muda dapat menyuarakan aspirasinya untuk
meningkatkan program dan layanan di PKBI. Kemitraan orang dewasa dan kaum
muda yang dibangun oleh PKBI berdampak positif dalam menciptakan kohesifitas
organisasi yang diperlukan dalam memperkuat gerakan. Disatu sisi, bagi para
relawan muda kemitraan yang dibangun melatih dalam menyuarakan kebutuhan
dan hak mereka. Disisi lain, bagi PKBI, proses kemitraan dengan kaum muda dapat
meningkatkan mutu program dan layanan yang dijalankan. Keempat, struktur
PKBI di tingkat daerah telah mengakomodir kaum muda sebagai salah satu
sumberdaya penting dan memberikan ruang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan di PKBI. kelima, struktur PKBI tersebut
mencerminkan keberpihakan dan komitmen perkumpulan untuk memberdayakan
kaum muda sebagai elemen penting gerakan. Dalam struktur PKBI, kaum muda
dapat memilih, menjadi pelaksana atau pengambil kebijakan. Jika relawan muda
lebih berminat untuk melakukan intervensi langsung kepada kaum muda penerima
manfaat, maka PKBI daerah-pun menyediakan ruang aktualisasi diri mereka melui
youth center. Namun jika para relawan muda lebih berminat terhadap proses
pengambilan kebijakan maka PKBI telah memberi ruang dengan menyediakan 30%
kursi bagi kaum muda dalam struktur pengurus daerah PKBI. Hal ini menunjukkan
komitmen PKBI untuk memberdayakan kaum muda dengan memastikan mereka
memiliki otoritas untuk menemukan minat dan bakatnya serta otoritas untuk
menentukan arah gerakan kaum muda.

Ditataran pelaksanaan program bagi kaum muda, PKBI Daerah memiliki


youth center yang merupakan wadah bagi kaum muda untuk berpikir dan
mengimplementasikan kerja-kerja pemenuhan HKSR bagi sesamanya. Struktur
youth center merefleksikan keberpihakan PKBI terhadap suara dan kretivitas kaum
muda. PKBI memberikan otoritas bagi relawan muda untuk melakukan kontrol

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


terhadap sumber daya youth center termasuk dalam memutuskan pemimpin dan
struktur YC. Hal ini dipertegas oleh salah satu informan dari PKBI daerah.

“Maksudnya gini PKBI menyepakati bahwa centra mitra muda (CMM)


menginginkan, remaja di centra mitra muda itu mulai dari, oleh, untuk,
remaja, yang artinya mereka yang ngasih, dari mereka untuk mereka dan
sebagainya gitu, tapi mereka kemudian membuka ruang untuk partnership
atau kerja sama dengan orang-orang dewasa, eehh... diposisi penting
mereka, struktur mereka itu mereka pilih sendiri siapa sih koordinator yang
mereka inginkan, orang yang mana yang mereka inginkan. (Wawancara
dengan BM, tanggal 25 September 2016)

Pernyataan dari BM tersebut menunjukkan adanya komitmen PKBI untuk


membangun keberdayaan dan gerakan kaum muda dengan menyusun struktur yang
sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan kaum muda. Struktur youth center yang
dibangun oleh para relawan muda PKBI mencerminkan otonomi dan kemandirian
dalam menentukan arah dan tujuan, dalam memilih pemimpin mereka dan kontrol
dalam menentukan struktur dan agenda mereka sendiri termasuk dalam memilih
mitra dari organisasi eksternal.

5.2.3. SDM Gerakan Kaum Muda PKBI

Sumberdaya manusia merupakan faktor yang paling penting dalam gerakan


sosial. Suatu gerakan mungkin saja tidak didukung oleh sumberdaya fnansial dan
material yang cukup namun jika sumberdaya manusianya militan, memiliki
komitmen terhadap gerakan, disertai kecukupan pengetahuan dan keterampilan
akan berkontribusi secara bermakna terhadap mobilisasi sumber daya lainnya yang
dibutuhkan oleh gerakan. Menurut McCarthy & Edward (2004: 127) yang termasuk
kategori sumberdaya manusia adalah tenaga kerja, pengalaman, keterampilan dan
keahlian. Selain itu kepimpinan juga masuk kategori sumberdaya ini oleh karena
kepemimpinan lebih melekat pada individu dibandingkan kepada kultur dan
struktur organisasi sosial.
Organisasi gerakan sosial yang tidak mampu memobilisasi dukungan dan
memobilisasi aksi dari para individu dan kelompok penerima manfaat dan atau
kelompok yang tertindas akan mempengaruhi hasil gerakan begitu pula sebaliknya.
PKBI merupakan organisasi yang memperhatikan arti penting dukungan dan aksi
dari kaum muda sebagai subjek perubahan dalam gerakan pemenuhan hak seksual

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dan reproduksi mereka. Walaupun PKBI bukan youth led organization (organisasi
yang dipimpin oleh kaum muda) namun kaum muda yang menjadi relawan dalam
internal organisasi memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dan berpartisipasi dalam kerja-kerja pemenuhan HKSR. Kesempatan
kaum muda tersebut terbuka dan dipayungi oleh kebijakan PKBI. PKBI juga telah
lama membangun youth center dan youth forum sebagai wahana bagi kaum muda
untuk berkarya dan berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang
dihadapi oleh kaum muda sebayanya terkait kesehatan seksual dan reproduksi
maupun persoalan lainnya seperti pendidikan dan karier.

Tabel 8. Jumlah relawan muda dan peer educator PKBI


PKBI Secara PKBI DKI PKBI DIY
Nasional Jakarta
Jumlah Relawan 780 45 37
Muda
Jumlah Peer 855 25 411
Educator
Diolah dari laporan tahunan PKBI Pusat, PKBI DKI Jakarta dan PKBI DIY (tahun 2015)

Berdasarkan tabel 8 tentang jumlah staff dan relawan muda PKBI dapat diketahui
bahwa pada tingkat nasional, jumlah relawan muda yang tercatat secara nasional,
adalah 780 orang pada tahun 2015. Relawan muda yang tercatat dalam data base
PKBI Pusat tersebut berasal dari 17 PKBI Daerah (provinsi) dari 26 PKBI Daerah.

Pada level Daerah, PKBI DKI Jakarta mengelola 15 relawan muda aktif75.
Relawan muda tersebut dinilai aktif disetiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
CMM maaupun PKBI, sementara jika memasukan relawan muda yang pasif, yaitu
relawan yang berpartisipasi pada kegiatan dan event tertentu, maka jumlahnya
bertambah lebih banyak menjadi 45 orang. Relawan muda yang digolongkan tidak
aktif biasanya datang pada event – event tertentu dan masih tetap berkomunikasi
dan mendapatkan informasi perkembangan kegiatan, program dan layanan yang
diselenggarakan dan disediakan oleh PKBI dengan menggunakan media
komunikasi Whatsapp group.

75 Lihat hasil wawancara dengan TM (relawan muda youth center CMM – PKBI DKI Jakarta

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Sementara itu berdasarkan informasi dari PWK, menyatakan bahwa jumlah
relawan muda PKBI DIY berjumlah 37 orang. Sebanyak 36 relawan muda PKBI
DIY diantaranya berperan sebagai community organizer sedangkah sisanya 1 orang
berperan sebagai konselor). Peran relawan muda sebagai community organizer
adalah melakukan penjangkauan dan mendampingi kaum muda, selain itu
community organizer juga melakukan pengorganisasian kaum muda untuk
melakukan aksi-aksi kolektif. Para relawan muda di PKBI Yogyakarta telah
berhasil menjangkau dan mendidik 411 peer educator yang berperan melakukan
pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi pada tahun 2015.

Banyaknya jumlah kaum muda yang aktif menjadi relawan dan peer
educator untuk memperjuangkan pemenuhan HKSR merupakan aset berharga
dalam sebuah gerakan kaum muda. PKBI perlu meningkatkan kapasitas staff,
relawan dan peer educator yang telah direkrut untuk membangun gerakan kaum
muda. Peningkatan kapasitas staff, relawan dan peer educator tersebut ditujukan
untuk memastikan adanya berpartisipasi secara bermakna dan berkelanjutan dalam
memberikan sumber daya, baik bagi internal organisasi maupun dalam dalam
melakukan aksi-aksi kolektif terhadap pemerintah. Salah satu aspek penting
kapasitas dari para staff, relawan dan peer educator yang perlu ditingkatkan adalah
kapasitas kepemimpinan.

Menariknya, dalam menggalang dukungan kaum muda, PKBI masih


menghadapi beberapa tantangan. Seperti yang disampaikan oleh informan berikut:

“(metode pelatihan PKBI) Klasikal, kalau saya menyebutnya klasikal. Tidak


kekinian, gimana ya bahasanya, klasikal itu ya konservatif, apa nyebutnya.
Misalnya melalui training-training, training-training kelas. Yaa bukannya
ngga penting, penting tetapi kelas itu sebenarnya kelas itu adalah untuk
merumuskan kesepakatan tindakan implementasi sebenernya (diluar kelas).
Jadi training itu bukan implementasi.” (wawancara dengan IW, pada
tanggal 17 Januari 2017)

Berdasarkan pernyataan IW, salah satu staff PKBI, tersebut dapat diketahui bahwa
salah satu faktor yang menyebabkan pemberdayaan kaum muda tidak berlanjut
pada aksi – aksi kolektif yang berkelanjutan adalah metode pelatihan berbasis
‘kelas’ yang dijadikan sebagai tujuan bukan dianggap sebagai cara. Tujuan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


pelatihan, menurut IW, yang sebenarnya adalah diluar kelas yaitu ketika kaum
muda melakukan aksi-aksi untuk mengatasi akar masalah ketidakadilan yang
dilakukan oleh kelompok kolektif yang menjadi penghambat pemenuhan hak
seksual dan reproduksi mereka. Dengan demikian metode PKBI dalam
memberdayakan kaum muda dan memperkuat rasa solidaritas yang dijalankan oleh
PKBI dinilai kurang tepat dan cenderung tradisional. Lebih jauh sistem
pemberdayaan kaum muda berpengaruh negatif terhadap penguatan gerakan kaum
muda.

5.2.4. Fokus Program Kaum Muda

Memperhatikan aspek historis, PKBI telah mencetuskan program kaum


muda sejak tahun 1974. Pada saat itu, program bagi kaum muda lebih ditujukan
untuk merespon isu kependudukan dan keluarga berencana yang sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam membatasi pertumbuhan penduduk. Pada saat itu
pemikiran yang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar menjadi beban
bagi negara pada satu sisi dan meningkatkan kemiskinan disisi lain. Pada tahun
1992, para tokoh PKBI mengembangkan sebuah model program yang berupaya
menjadikan kaum muda sebagai subjek perubahan dalam merespon isu kesehatan
reproduksi. Program yang dijalankan dari, oleh, dan untuk kaum muda tersebut
dinamakan Youth Center.

Tabel 9. Program kaum muda di PKBI


NO PROGRAM KEGIATAN
PKBI Pusat PKBI DKI Jakarta PKBI DIY
1 Pendidikan Pengembangan Pendidikan kespro Pendidikan kespro
Kesehatan media KIE disekolah dan luar disekolah dan luar
Reproduksi & (komunikasi sekolah sekolah
Seksual Informasi dan
edukasi) bagi kaum Talk show TV
muda. Siaran radio
e-radio berbasis
live streaming di
Google Hangout

Publish rekaman
siaran radio di
youtube dan FB.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


NO PROGRAM KEGIATAN
PKBI Pusat PKBI DKI Jakarta PKBI DIY
Tweet, post di
facebook, SMS
gateway (all social
media) per siaran.
2 Layanan Pengembangan Layanan bagi kaum Layanan bagi kaum
Kesehatan Panduan layanan muda diklnik dan muda (klinik dan
Seksual dan ramah bagi kaum mobile klinik. mobile clinic) 
Reproduksi muda. termasuk konseling
Pelatihan bagi dan konsultasi.
provider layanan
klinik Membangun
layanan rujukan
Koordinasi layanan yang ramah bagi
dengan Puskesmas kaum muda
Pelatihan bagi
provider layanan
klinik
Koordinasi layanan
dengan Puskesmas
Layanan
Perpustakaan-
Youth center.
3 Pemberdayaan Pelatihan, Youth Pelatihan, Pengorganisasian
Kaum Muda Representatif Kapasitasi dan kaum muda.
diskusi reguler
relawan muda Pelatihan, youth
representatif, Peer
cousellor, peer
educator
Pelatihan advokasi
bagi CBO
(Community based
organization)
4 Advokasi Audiensi, Audiensi, Membangun
kampanye. kampanye, jaringan CBO
Penyusunan Perda (communty based
& Pergub organization) kaum
muda di sekolah
dan kaum muda
jalanan.
Pusat studi gerakan
sosial- Kesehatan
seksual dan
reproduksi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


NO PROGRAM KEGIATAN
PKBI Pusat PKBI DKI Jakarta PKBI DIY
Audiensi,
kampanye,
Penyusunan Perda
& Pergub
Sumber : Diolah dari laporan tahunan PKBI Pusat dan Daerah Tahun 2016

Berdasarkan tabel program dan kegiatan Youth Center dapat diketahui bahwa
terdapat empat program utama yang dijalankan oleh para relawan muda yang aktif
di Youth Center PKBI yaitu pendidikan, layanan, pemberdayaan dan advokasi.
Fungsi layanan dan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi hanya ada
ditingkat PKBI Daerah sementara PKBI Pusat berperan untuk mengkoordinir dan
meningkatkan kapasitas Youth Center, termasuk memberdayakan para relawan
muda, yang dijalankan oleh PKBI Daerah. Hal yang sama dijalankan baik oleh
PKBI Pusat maupun PKBI Daerah adalah program pemberdayaan kaum muda dan
advokasi.

Youth center pada awal perkembangannya lebih fokus menjalankan fungsi


sebagai pusat informasi, pendidikan dan layanan kesehatan reproduksi yang ramah
bagi kaum muda. selain itu para relawan muda dan aktor senior PKBI bekerja sama
melakukan pendampingan terhadap kaum muda di sekolah dan luar sekolah untuk
menurunkan kerentanan dan risiko kesehatan reproduksi. Dalam
perkembangannya, di era Reformasi, para aktor PKBI mulai mengembangkan
program advokasi untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik yang
menghambat pemenuhan HKSR di Indonesia.

Dengan demikian, pada era reformasi ini program kaum muda PKBI dapat
dibagi menjadi dua bagian berdasarkan sasaran perubahan, yaitu program kaum
muda yang berdimensi horizontal yang ditujukan untuk mengubah perilaku kaum
muda dan program kaum muda yang berdimensi vertikal untuk mengubah struktur
yang menghambat pemenuhan HKSR dikalangan kaum muda.

Pada satu sisi, perkembangan program kaum muda yang tidak hanya
mengerjakan program-program pendidikan dan layanan, tetapi juga pemberdayaan
dan advokasi, meningkatkan potensi cakupan perubahan yang lebih luas dan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


mendalam. Namun, disisi lain fokus program PKBI yang semakin berkembang
tersebut berpengaruh pada semakin meningkatnya kebutuhan terhadap alokasi
sumber daya yang lebih besar untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas program
kaum muda. Dukungan sumber daya yang dibutuhkan untuk memperkuat program
kaum muda berjalan optimal seperti dukungan pendanaan dan dukungan personel
termasuk kaum muda.

Menariknya, saat keempat fokus program tersebut ingin diwujudkan, postur


alokasi anggaran PKBI pada dua tahun terakhir (2014 dan 2015), lebih banyak
didukung oleh lembaga donor yang saat itu fokus pada isu HIV dan AIDS bukan
pada isu HKSR kaum muda yang diperjuangkan oleh PKBI. Lebih jauh, harapan
dari optimalisasi mobilisasi sumber daya internal dengan mendirikan PT. BGM
masih belum dapat diandalkan mendukung gerakan kaum muda karena terbelit oleh
persoalan konflik intenal

Selain itu, dukungan PKBI yang membuka ruang partisipasi bagi kaum
muda yang cukup lebar, dengan memberikan kebijakan kuota 30 % keterwakilan
kaum muda dalam badan pengurus PKBI, ternyata belum mampu dimanfaatkan
secara maksimal untuk menyuarakan kebutuhan dan agenda kaum muda. Hal ini
terlihat dari alokasi PKBI yang ditujukan untuk pemberdayaan kaum muda serta
untuk alokasi anggaran untuk advokasi yang belum memadai dan belum sesuai
mandat organisasi.

Tidak hanya kebijakan tentang kuota bagi kaum muda dalam badan
pengurus PKBI, kebijakan penting PKBI tentang keuangan76 untuk memastikan
kaum muda agar dapat menjalankan peran secara bermakna ternyata belum
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menujukkan tiga hal, pertama kualitas
perwakilan kaum muda dalam badan kepengurusan ditingkat pusat yang belum
optimal. Kedua, masih terlalu dominannya aktor senior dalam relasi dengan
perwakilan relawan muda terkait proses pengambilan keputusan. ketiga,
kepemimpinan PKBI untuk mendukung gerakan kaum muda masih lemah. Situasi

76
kebijakan tentang alokasi anggaran minimal 30 % PKBI disetiap tingkatan yang harus digunakan
untuk gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


seperti ini cenderung melemahkan gerakan kaum muda yang sedang dimobilisasi
PKBI.

Dengan demikian upaya aktor PKBI untuk menjalankan program kaum


muda secara horizontal dan vertikal secara bersamaan dengan situasi keterbatasan
dukungan pendanaan dan kepemimpinan yang lemah dilingkungan internal PKBI
akan berpengaruh terhadap minimnya capaian program, tidak tuntasnya gerakan-
gerakan kaum muda yang dijalankan serta kecilnya peluang keberlanjutan program
kaum muda yang dijalankan.

5.2.5. Manajemen Program Kaum Muda

PKBI merupakan organisasi jaringan nasional, yang tersebar di 26 provinsi


dan dilebih dari 230 kota dan kabupaten. Sebagai organisasi berbasis gerakan sosial,
banyaknya cabang yang dimiliki oleh PKBI merupakan sumberdaya yang sangat
menjanjikan untuk dimanfaatkan dalam membangun gerakan sosial. Begitu pula
dengan 17 youth center yang berdiri di 17 Provinsi dengan lebih dari 700 orang
relawan muda yang aktif memperjuangkan hak seksual dan reproduksi kaum muda.
Keberadaan jumlah youth center ini melebihi target yang direncanakan oleh PKBI
akan dicapai pada tahun 2018 yang berjumlah 12 youth center.

Sebagai organisasi jaringan nasional yang berada ditiga level yaitu Pusat,
provinsi dan kota/kabupaten dibutuhkan sistem manajemen yang baik yaitu sistem
manajemen yang memudahkan setiap unit kerja memobilisasi sumberdaya untuk
mencapai hasil dan tujuan bidang kerjanya. Tabel berikut menggambarkan sistem
manajemen di PKBI.

Tabel 10. Sistem manajemen program dan layanan PKBI

Fungsi Mekanisme Organisasi Perangkat yang Periode


manajemen digunakan
Perencanaan Perencanaan Strategis Melalui Setiap 10
mekanisme Musyawarah nasional Tahun

Perencanaan kerja anggaran Dokumen Renstra, Setiap


melalui mekanisme Rapat kerja eIMS dan SAKU tahun
bidang

Pengorganisasian Pemetaan mitra kerja, Pemetaan eIMS Setiap


Sumberdaya sumberdaya finansial. Dilakukan tahun

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Fungsi Mekanisme Organisasi Perangkat yang Periode
manajemen digunakan
melalui mekanisme Rapat kerja
bidang

Pelaksanaan Pelaksanaan program kerja dan Modul, panduan Sesuai


Program & layanan melalui capacity building, program/proyek, jadwal
Layanan asistensi teknis, studi dan program media sosial, media
dan layanan yang langsung diberikan komunikasi.
terhadap penerima manfaat dan
stakeholder

Monitoring & Musyawarah Nasional, daerah dan Tools Rencana Setiap 4


evaluasi Cabang. strategis tahun

Rapat Pleno Tools Rencana Setiap


strategis tahun

Akreditasi Organisasi Tool Akreditasi Setiap 5


PKBI Daerah dan tahun
Cabang
Monitoring QoC (quality of care) Tool QoC Setiap tahun
Klinik

Pelaporan Rapat Bidang eIMS, Statistik Setiap 3


Renstra (Services bulan
statistik, statistik (triwulan)
pemberdayaan,
statistik HIV dan
AIDS, Statistik
Advokasi, statistik
organisasi &
SDM), Laporan
Organisasi
Sumber : Diolah dari AD/ART, Kebijakan PKBI dan Prosiding rapat pleno tahun 2016

Berdasarkan tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa PKBI memiliki mekanisme dan
prosedur kerja yang baku untuk menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Dalam menjalankan fungsi perencanaan, monitoring
dan pelaporan program dan proyek menggunakan sistem offline, yaitu
menggunakan format eIMS (elektronik information management system).77 Selain
format eIMS, IPPF juga mengembangkan format GIS (Global indikator survey) 78.
Berbeda dengan eIMS yang berisi laporan – laporan pada level proses dan output,

77
Sistem eIMS tersebut didesain oleh IPPF (International Planned Parenthood Federation) sejak tahun 2000
dan digunakan oleh PKBI untuk melakukan perencanaan program dan anggaran maupun pelaporan program
dan proyek. Sistem perencanaan dan monitoring tersebut dapat diakses baik oleh PKBI (Pusat dan Daerah)
maupun oleh IPPF sebagai induk organisasi PKBI.
78GIS yaitu format yang harus diisi oleh setiap Member Asociation IPPF setiap tahun untuk mengukur capaian-

capaian kerja member IPPF.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


format laporan GIS ini fokus pada capaian pada level outcome79. Format ini dapat
memberi arah terhadap pengembangan kerja – kerja PKBI pada area gerakan dan
advokasi, layanan, maupun pemberdayaan. Melalui , format GIS dan eIMS, IPPF,
dapat mengukur kontribusi setiap Member Asociationnya di setiap negara
termasuk Indonesia.

Dalam memperkuat sistem keuangan yang akuntabel, PKBI pun sudah


menggunakan aplikasi SAKU (sistem akuntansi konsolidasi unit)80. Sistem
keuangan menggunakan software SAKU lebih menjamin adanya akuntabilitas
terkait pelaporan keuangan oleh karena laporan keuangan yang diinput oleh PKBI
Daerah sama dengan yang tampil di PKBI Pusat. Untuk memudahkan distribusi
informasi dan komunikasi dilingkungan kerja, PKBI mengembangkan dan
81
melaksanakan alat SI (sistem informasi) PKBI . SI-PKBI menunjukkan bahwa
PKBI telah memiliki sistem administrasi organisasi yang lebih ramah lingkungan
dan dapat mengurangi biaya operasional untuk pembelian kertas.

Meskipun PKBI secara nasional memiliki perangkat dan sistem


perencanaan yang cukup bagus namun dalam pelaksanaannya, proses perencanaan
dan penentuan anggaran belum melibatkan para relawan muda. Belum terlibatnya
kaum muda dalam proses perencanaan dan aggaran menyebabkan aspirasi mereka
belum terakomodasikan secara baik dalam program-program PKBI secara umum
dan program gerakan kaum muda secara khusus. Dengan kata lain program-
program gerakan kaum muda justru ditentukan oleh aktor-aktor senior PKBI yang
notabene bukan kaum muda. kondisi ini menyebabkan kaum muda ditingkat
nasional tidak memiliki rasa kepemilikan yang kuat terhadap program – program
gerakan kaum muda dan cenderung berjalan sendiri – sendiri.

Berbeda dengan tingkat nasional, gerakan kaum muda ditingkat daerah lebih
dinamis. PKBI Daerah memberi ruang yang cukup besar untuk terlibat dalam

79 GIS mengukur pencapaian setiap MA (member asociation) – IPPF yang lebih menekankan pada pencapaian
level outcome seperti berapa banyak kebijakan yang direvisi atau disahkan atau berapa banyak penerima
manfaat layanan yang mengakses layanan yang disediakan oleh PKBI.
80 SAKU merupaka sistem keuangan yang menggunakan software yang digunakan dilingkungan kerja PKBI

secara seragam. Sistem ini digunakan untuk memudahkan dan mempercepat proses pencatatan dan pelaporan
keuangan dari tingkat PKBI Daerah (provinsi) maupun PKBI pusat.
81 SI PKBI merupakan sistem administasi perkantoran seperti surat menyurat, disposisi, penyebaran informasi

dan pengumuman kelembagaan yang berbasis website dan mengurangi penggunaan kertas.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


proses perencanaan dan pengggaran. Seperti ditegaskan oleh salah satu staff PKBI
Daerah sebagai berikut:

“(Keterlibatan kaum muda dalam manajemen program) Jauh sekali sih, jauh
sekali mas Doni karena di PKBI DKI semua kaum muda punya peran mulai
dari eeeh. Merencanakan, mengimplementasikan, memonitoring dan
evaluasi...” (Wawancara dengan BM, pada tanggal 25 September 2016)
Pernyataan salah satu informan tersebut mempertegas ruang – ruang yang
disediakan oleh PKBI untuk menyalurkan aspirasi dan energi kaum muda untuk
berkontribusi dalam pemenuhan HKSR. Selain itu, pernyataan BM juga
memperkuat situasi tingkat partisipasi kaum muda di PKBI Daerah yang telah
dilibatkan dalam setiap proses manajemen program gerakan kaum muda.

Perbedaan partisipasi kaum muda di tingkat nasional dan daerah dalam


perencanaan dan penganggaran program gerakan kaum berpengaruh pada adanya
keterputusan koordinasi dan komunikasi antar aktor gerakan ditingkat pusat dan
daerah. Keterputusan koordinasi dan komunikasi gerakan antar aktor PKBI baik
antara pusat dan daerah maupun antar sesama daerah menyebabkan masing –
masing pihak berjalan sendiri-sendiri baik secara isu maupun secara manajemen.
Kondisi ini akan menurunkan trust (rasa saling percaya) antar aktor gerakan kaum
muda didalam PKBI.

Lebih jauh kondisi ini berakibat pada lemahnya kohesifitas antar aktor
gerakan kaum muda. Yang paling penting juga adalah ketidak-terlibatan kaum
muda ditingkat nasional dalam perencanaan dan anggaran melahirkan kesenjangan
kapasitas antara kaum muda ditingkat nasional dan kaum muda ditingkat daerah.
Di tingkat nasional, kaum muda sangat tergantung pada sistem yang telah dibangun
dan tidak memiliki ruang yang otonom untuk ikut menentukan arah gerakan kaum
muda sendiri. Hal ini berbeda dengan tingkat daerah yang cenderung memiliki
ruang otonomi yang lebih luas untuk bergerak tidak hanya ditingkat perencanaan
tetapi juga memiliki ruang otonomi dalam pelaksanaan program gerakan,
monitoring dan evaluasi.

Dengan demikian, peran PKBI dalam memperkuat bonding (ikatan) antar


aktor gerakan termasuk dalam meningkatkan partisipasi relawan muda PKBI di
tingkat nasional merupakan faktor yang paling penting untuk diperhatikan oleh

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


PKBI. Sayangnya, kondisi ini terabaikan oleh PKBI ditingkat nasional yang
kemudian berdampak secara sistematis terhadap pelemahan gerakan kaum muda itu
sendiri.

Kurangnya perhatian dari PKBI Pusat, lemahnya manajemen gerakan,


lemahnya kepemimpinan PKBI Pusat dan sekaligus lemahnya koordinasi dari PKBI
Pusat terhadap PKBI daerah juga mengurangi potensi aksi kolektif kaum muda
untuk mewujudkan perubahan sosial yang memungkinkan kaum muda
mempraktikan hak-hak seksual dan reproduksinya secara komprehensif, seperti
ditegaskan oleh salah satu staff PKBI daerah sebagai berikut:

“...., Kadang-kadang (saya) mempertanyakan, contohnya ketika Seperlima


ada (advokasi) pendidikan Kespro, pasca kemudian ketika MK (Mahkamah
Konstitusi) di tolak (PKBI Pusat) ngapaian?atau saya yang jadi bagian PKBI
daerah gak tau yang dilakukan (PKBI) pusat, mungkin banyak setelah
(Judicial Review) di MK ditolak, tapi kita yang di daerah gak pernah tau.
Padahal kalo dari kebijakan nyambung karena kebijakan daerah ada
kaitannya dengan (kebijakan) pusat, (misalnya Kebijakan tentang) Aborsi
aman, PP. (No) 6182 sampai mana? kita gak tau.Tau-lah keluar satu lagi yang
ngatur tentang advokasi untuk tempat mendapatkan pelatihan, tapi sampai
mana, apa sih yang dilakukan PKBI pusat untuk memperjuangkan agar
PKBI jadi layanan yang dipilih untuk menjadi rujukan ketika melakukan
untuk aborsi? Karena itu ada kaitannya sama remaja.”(Wawancara dengan
PWK, pada tanggal 22 Desember 2016)

Kritik dari PKBI daerah tersebut merefleksikan beberapa hal, yaitu: pertama
lemahnya trust (kepercayaan) PKBI Daerah terhadap PKBI Pusat yang memandang
bahwa PKBI Pusat kurang memiliki komitmen dalam menjalankan amanat dalam
rencana strategis PKBI terkait memperkuat gerakan kaum muda ditingkat pusat dan
daerah. Kedua, Kualitas kepemimpinan PKBI pusat dinilai lemah dalam mengelola
gerakan yang dibangun oleh PKBI daerah secara berkelanjutan dan tuntas. Ketiga,
lemahnya koordinasi dan komunikasi antar aktor gerakan ditingkat pusat dan
daerah. Keempat, kerja- kerja gerakan advokasi untuk pemenuhan HKSR kaum
muda masih berbasis proyek.

82
PP no.61 merupakan singkatan dari peraturan pemerintah no. 61 yang dikeluarkan tahun 2014
tentang kesehatan reproduksi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Manajemen kerja PKBI Pusat yang terkesan masih berbasis proyek juga
turut dikritik oleh informan dari PKBI Daerah. Cara kerja dan tata kelola Proyek
cenderung parsial, tidak berkelanjutan dan dinilai hanya memenuhi keinginan
donor sehingga ketika projek yang berbatas waktu selesai, berhenti pula gerakan
kaum muda yang sedang dimobilisasi.. Kritik PKBI Daerah yang menilai cara kerja
PKBI Pusat sebagai project base dan lemah dalam melakukan gerakan dan advokasi
merupakan cermin dari lemahnya kepercayaan antar tingkatan dalam tubuh internal
PKBI. Cenderung lemahnya trust (kepercayaan) sebagai elemen penting kapital
sosial tersebut akan berpengaruh negatif terhadap upaya PKBI membangun gerakan
kaum muda untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi di Indonesia. Hal ini
seperti dinyatakan oleh informan BM sebagai berikut:

“Cuma sayangnya itu tidak konsisten gitu dan jadi seperti tidak terencana
karena kayaknya itu hanya berdasarkan based on proyek, Sehingga kalo
tidak ada proyeknya sampai sekarang tidak ada orang PKBI Pusat, officer
remajanya, yang bertanya misalnya gimana youth center-nya apa yang
menjadi tantangan?, apa yang telah dilakukan?, nih ada data remaja atau ayo
kita bikin gerakan remaja apa dan sebagainya gak ada sekarang, karena tidak
ada proyeknya kali yah hehehe... gitu jadi menurutkan tidak konsisten dan
tidak terencana, karena ini pernah aku sampaikan sejak aku masih remaja,
saat itu masih jadi koordinator youth center. jadi waktu itu aku
menyampaikan, apa sih visinya PKBI untuk remaja, PKBI pengen remaja
itu pengen kayak gimana dan pengen sampai mana dan apa peran PKBI
untuk remaja. jawabannya jangan proyek gitu maksudnya karena proyek
hanya menjadi alat bantunya. Sebenernya programmnya banyak, upayanya
banyak Cuma ya itu persoalan konsistensi dan rencana jangka panjang,
jangka menengah dan pendeknya itu seperti tidak terencana.” (Wawancara
dengan BM, tanggal 25 September 2016).

Pernyataan BM tersebut menegaskan beberapa kritik dari PKBI daerah terhadap


PKBI Pusat, yaitu pertama, PKBI Pusat dinilai cenderung bekerja berdasarkan
pesanan proyek sehingga ketika proyek selesai maka gerakan yang didorong juga
tidak berkelanjutan. Kedua, PKBI cenderung abai dan lemah dalam
mengkoordinasikan berbagai gerakan kaum muda di tingkat provinsi maupun kota/
kabupaten. Ketiga, adalah PKBI Pusat dinilai tidak memiliki visi yang jelas terkait
pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda. keempat, PKBI pusat dinilai

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


tidak memiliki perencanaan dan road map yang jelas untuk mewujudkan
pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda.

Tantangan lain adalah sistem insentif yang kurang berjalan baik dijalankan
oleh PKBI Pusat terhadap PKBI Daerah atau cabang yang telah berkontribusi dalam
memperkuat gerakan kaum muda. Padahal sistem insentif sangat penting dalam
memotivasi PKBI daerah maupun cabang untuk membangun gerakan yang
berkelanjutan. Begitu pula dengan tidak adanya sangsi bagi PKBI yang tidak
menjalankan mandat organisasi untuk membangun gerakan akhirnya akan
melemahkan konstruksi gerakan kaum muda PKBI secara keseluruhan. Pembiaran
terhadap organisasi PKBI yang tidak menjalankan mandat organisasi cenderung
akan diikuti oleh PKBI Daerah lainnya.
Situasi dan konsisi terkait sistem insentif di PKBI Pusat tersebut diatas,
berbeda dengan sistem insentif ditingkat daerah yang bersentuhan langsung dengan
para relawan muda. Insentif di PKBI bisa berbentuk dukungan finansial, peluang
peningkatan kapasitas (pelatihan, seminar, workshop, dan lain-lain) baik
diselenggarakan didalam negeri maupun luar negeri. Hal ini juga termasuk insentif
bagi staff dan relawan muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Di PKBI Daerah, insentif kepada kaum muda diberikan secara kompetitif
sebagaimana dinyatakan oleh informan dibawah ini.

“Sehingga ketika ada kesempatan-kesempatan luar negeri itu dibuka bebas,


Jeky (Direktur PKBI DIY sebelumnya) itu membuka bebas kesempatan-
kesempatannya. Termasuk aku pernah mewakili dia (Jeky), menggantikan
dia ke Pakistan, anak-anak muda dan segala macemnya termasuk misalkan
yang saya lakukan kemaren aku harusnya menghadiri APC (APCSRHR)83
di Myanmar, aku tak email panitianya minta ganti orang, berbelit, tapi
akhirnya aku bisa memberangkatkan orang. Kalau undangan dari PKBI
sudah komit nih kalo ada PKBI diundang untuk mengirimkan orang ke luar
negeri aku akan mundur dari ruang itu gantikan orang lain, dan memberikan
pengalaman itu merupakan bagian dari membuat temen-temen (relawan
muda) merasa berguna.” (wawancara dengan GT, tanggal 23 Januari
2017).

83
APCSRHR merupakan konferensi internasional yang membahas perkembangan, praktik terbaik,
dan agenda seputar isu hak kesehatan seksual dan reproduksi pada tingkat asia pasifik.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Pernyataan GT, salah satu staff PKBI daerah, tersebut mencerminkan sistem
insentif di lingkungan internal PKBI Daerah berlangsung lebih baik jika
dibandingkan PKBI pusat terkait program gerakan kaum muda. Para aktor PKBI
daerah membuka ruang bagi kaum muda untuk berkesempatan memperluas
wawasan dan memberdayakan mereka. Bentuk insentif yang dilakukan oleh PKBI
Daerah tersebut tidak hanya sekedar mengirimkan kaum muda sebagai peserta
seminar atau konferensi tetapi juga membuka ruang dan kesempatan bagi kaum
muda untuk menyuarakan aspirasi, ide dan pemikirannya dengan memberi mereka
kesempatan menjadi narasumber mewakili PKBI dalam forum konferensi /
seminar. Sistem insentif PKBI daerah yang pro-kaum muda dengan membuka
ruang bagi kaum muda untuk berekspresi tersebut turut berkontribusi dalam
membangun memberdayakan kaum mdua dan memfasilitasi suara kaum muda.

5.2.6. Teknologi Komunikasi dan Informasi – PKBI

Peran teknologi komunikasi terhadap gerakan kaum muda saat ini cukup
penting dalam mendukung kelahiran, perkembangan dan hasil gerakan. Peran
teknologi informasi dimanfaatkan oleh para aktor gerakan kuam muda PKBI
terutama untuk menyebarluaskan ide, konsep, informasi terkini dan meningkatkan
kesadaran kaum muda terkait isu kesehatan seksual dan reproduksi yang
diperjuangkan oleh para relawan muda PKBI. Selain itu, teknologi komunikasi juga
digunakan sebagai sarana untuk memperkuat koordinasi gerakan. Lebih lanjut
teknologi informasi digunakan oleh para relawan muda sebagai alat untuk
melakukan rekruitmen dan memobilisasi dukungan kaum muda dan masyarakat
yang tertarik untuk berpartisipasi dalam gerakan kaum muda yang difasilitasi oleh
PKBI. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah satu informan sebagai berikut:
Ya, pasti sosial media ya kalo sekarang mainnya seperti buat infographis
yang gak terlalu berat, gak terlalu banyak tulisan tapi gambar, mengedukasi
teman-teman. Infographis untuk masyarakat di upload ke medsos 84PKBI
atau share via WA85di grup. Biar yang lain bisa nyebarin ke yang lain. Kita
pake sosmed untuk gerakinnya. Ada lagi diskusi offline yang dilakukan
sama ASEAN youth forum dapat jaringan organisasi anak muda yang

84
Medsos adalah singkatan dari media sosial. media sosial merupakan media online dimana para
penggunanya bisa saling berkomunikasi, berbagi informasi, berkreasi berpartisipasi dalam jejaring
sosial, forum dan dunia maya.
85
WA adalah singkatan dari Whatsapp, merupakan aplikasi pesan yang dapat dimanfaatkan oleh
pengguna untuk saling berbagi informasi, pesan, gambar secara online.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


bergerak di bidang yang berbeda isu lain, gak hanya SRHR. Kalo kita
ngobrol banyak banget cross cutting yang terjadi di isu itu.Intersectionalnya
kaya gimana antar isu....” (Wawancara dengan BS, pada tanggal 27
September 2017)

“... Ada berberapa media, jadi waktu itu ada FB (Facebook), WA


(Whatapps), skype, Webinar, BBM. Itu yang disepakati lalu disebar pada
beberapa email yang di duga itu pengelola program berdasarkan laporan
yang masuk ke PKBI. Akhirnya dari situ dikompilasi media yang disepakati
lah WA group. maka di bentuklah WA group IPPA youth program, dari
media WA itu, media sosial itu gak ada bercanda-bercandaan. ketika ada
isu-isu tertentu, misalkan ketika ada PKBI daerah yang ingin WA meeting
digrup itu, misalkan ada kasus ini, baru diskusi, waktunya juga disepakati
misalkan jam 4 sampai jam 6. Ya udah diskusinya dari jam 4-jam 6 lalu
silahkan jika ada yang mau ngasih masukan nanti diresumekan. Hasilnya
nanti di sebar lagi ke seluruh pengguna WA. Jadi media yang disepakati
secara nasional adalah WA.” (Wawancara dengan ASB, pada tanggal 7
September 2017)

“CMM tuh sebenernya punya SMS gateway, satu SMS kaya broadcast cuma
modelnya SMS, dan dia pake pulsa, nah kalo broadcast kan Cuma butuh
jaringan internet aja kan, semua orang yang punya hape, tapi kalo yg gak
punya WA (Whatapps), broadcast kan gak bisa. Kalo broadcast kan di
BBM, kalo CMM pake juga broadcast di WA. Jadi CMM punya nomor
sendiri setiap mau menyapa, selamat pagi, apa kabar melalui HP CMM di
broadcast semuanya. Selain ada grup,CMM juga tetep pegang relawan-
realawan itu dengan nomornya CMM dengan yang tadi broadcast.”
(Wawancara dengan TM, pada tanggal 30 September 2016)

Berdasarkan tiga pernyataan yang disampaikan oleh informan dari unsur pimpinan
PKBI pusat (BS), staff PKBI Pusat (ASB) dan relawan muda PKBI Daerah TM
diatas, dapat diketahui bahwa dalam upaya membangun gerakan kaum muda, ketiga
informan konsisten menyebutkan bahwa PKBI menggunakan media sosial untuk
melakukan koordinasi kegiatan, menyebarluaskan isu yang diperjuangkan, berbagi
informasi dan wadah untuk saling memperkuat solidaritas antar aktor gerakan kaum
muda dilingkungan PKBI Pusat, PKBI Daerah maupun youth center. Penggunaan
teknologi media sosial juga dimanfaatkan oleh relawan muda PKBI sebagai media
untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi bagi
sesama kaum muda. 86

86 Lihat dokumen laporan tahunan PKBI tahun 2015 (p.32)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Meskipun penggunaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi
kebutuhan dalam memperkuat gerakan kaum muda namun hal ini tidak serta merta
mendapat dukungan yang optimal dari pimpinan PKBI yang notabene adalah aktor
– aktor senior di organisasi ini. Hal ini memperlihatkan ada kesenjangan dalam
penggunaan teknologi yang disebabkan oleh perbedaan generasi. Ditambah lagi
tidak terlibatnya kaum muda dalam proses perencanaan PKBI ditingkat pusat
menyebabkan aspiras kaum muda untuk difasilitasi penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai bagian integral dari program kaum muda PKBI
menjadi terhambat. Sementara itu ditingkat daerah mereka memiliki ruang untuk
berpartisipasi dalam perencanaan namun sebagaian besar PKBI daerah memiliki
keterbatasan dukungan finansial terhadap kebutuhan kebutuhan teknologi infomasi
kaum muda ini.
Kondisi ini menyebabkan kaum muda mencari solusi sendiri terhadap
kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka memperkuat gerakan
kaum muda dengan segala keterbatasannya. Strategi yang digunakan termasuk
menggunakan dana sendiri, perangkat komunikasi sendiri dan soft ware – software
yang tersedia bebas untuk bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk memperkuat gerakan kaum muda.

5.2.7. Dukungan Pendanaan dan Fasilitas PKBI

5.2.7.1 Dukungan Pendanaan

Dukungan pendanaan memegang peranan sangat penting dalam sebuah


organisasi. Dana dapat membantu sebuah organisasi tetap hidup dan tetap
melaksanakan program-programnya secara berkelanjutan. Seringkali, sebuah
organisasi tidak bisa melanjutkan gerakan dan kegiatan-kegiatannya disebabkan
oleh terbatasnya dukungan pendanaan, sehingga mereka harus berhenti dalam
mewujudkan tujuannya. Selama ini, sebagian besar organisasi masyarakat sipil di
Indonesia umumnya mendapatkan dukungan pendanaan dari lembaga donor dalam
menjalankan program dan gerakannya. Peran lembaga donor sangat besar dalam
perkembangan organisasi masyarakat sipil di negeri ini, terutama sejak era
reformasi. Namun demikian, ketergantungan kepada lembaga donor cenderung
berdampak negatif bagi keberlanjutan gerakan bahkan keberlanjutan keberadaan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sebuah organisasi. Banyak organisasi masyarakat sipil gulung tikar karena
dukungan pendanaan dari lembaga donor terhenti.
PKBI merupakan sebuah organisasi yang mendapat dukungan pendanaan
dari dua sumber, yakni pertama, dukungan pendanaan dari lembaga donor. Kedua,
mobilisasi internal dalam bentuk iuran anggota, investasi, dan pengembangan unit-
unit bisnis. Table 5.3 di bawah ini memperlihatkan bagaimana dua sumber
pendanaan PKBI selama tahun 2014 dan 2015. Pada tahun 2014, perbandingan
sumber dana dari pihak donor dan mobilisasi internal adalah 74% berbanding 26%.
Kondisi ini berubah pada tahun 2015, dimana ketergantungan pada pihak donor
justru meningkat menjadi 80%, dan sumber dana internal berkurang menjadi 20%.

Tabel 11. Sumber pendapatan PKBI


SUMBER 2014 2014 2015 2015
PENDAPATAN
Pendapatan Eksternal Jumlah total % Jumlah %
Donor IPPF 14 12
12.144.328.179 11.730.514.660
Donor Lain 85 76
73.412.580.072 71.710.846.820
Donor Pemerintah 1 12
Lokal 808.349.000 11.365.460.933
Jumlah Pendapatan 80
Eksternal 86.365.257.251 74 94.806.822.413
Pendapatan Internal
Klinik 47 39
14.015.129.667 9.155.863.396
Program Fundraising 51 50
15.263.268.818 11.722.133.123
Bunga 2 10
572.751.878 2.266.721.131
Lain-lain 0,2 1
50.912.522 231.302.472
Jumlah Pendapatan 26 20
Internal 29.902.062.885 23.376.020.122

TOTAL 100 100


PENDAPATAN 116.267.320.136 118.182.842.535

Diolah dari annual report PKBI tahun 2015

Ada hal menarik melihat perkembangan dukungan pendanaan PKBI tahun


2014 dan 2015 ini. Pertama, meningkatnya dukungan pendanaan dari lembaga
donor memperlihatkan adanya tingkat kepercayaan donor yang tinggi kepada PKBI

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


untuk menjalankan program-program yang sejalan dengan kepentingan donor.
Dukugan dari lembaga donor juga mencerminkan pengakuan terhadap PKBI
sebagai organisasi yang berpengalaman dalam isu kesehatan seksual dan reproduksi
yang telah bekerja sejak era Orde Lama. Selain itu, afiliasi PKBI sebagai anggota
tetap IPPF di Indonesia ikut memperkuat pengakuan berbagai pihak, baik nasional
maupun internasional, terkait dengan kinerja dan kredibilitas organisasi ini. Kedua,
ketergantungan yang tinggi pada donor (74% tahun 2014 dan 80% tahun 2015),
dapat memperlemah upaya mobilisasi sumberdaya pendanaan internal. Jika suatu
ketika dukungan pendanaan dari lembaga donor berkurang drastis dan bahkan
terhenti, maka bukan hanya roda program dan layanan yang diselenggarakan yang
akan tergangggu tetapi juga organisasi. Ketiga, masih rendahnya mobilisasi dana
internal melalui investasi dan pengembangan bisnis juga memperlihatkan bahwa
pengembangan investasi dan unit – unit bisnis PKBI masih perlu diperbaiki secara
lebih baik dan lebih profesional untuk mendukung kemandirian PKBI ke depan.

Upaya untuk mengurangi ketergantungan pada donor dan memperkuat


mobilisasi pendanaan internal melalui investasi dan pengembangan bisnis
sebenarnya terus dilakukan oleh PKBI, termasuk PKBI Daerah, seperti terlihat
dalam tabel 12 di bawah ini. PKBI mengembangkan investasi deposito, reksa dana,
dan investasi emas. Sementara untuk sektor riil, PKBI mempunyai sejumlah wisma
di pusat dan daerah. Menariknya, PKBI Bengkulu juga mempunyai bisnis di sektor
perkebunan.

Tabel 12. Bentuk mobilisasi sumberdaya finansial Internal - PKBI


Bentuk Instrumen Investasi/ Unit PKBI
Mobilisasi Dana Bisnis
Investasi Deposito dan Reksa dana PKBI Pusat dan PKBI DIY
Emas PKBI DIY
Sektor Riil Wisma PKBI Pusat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jambi, dan Lampung
Perkebunan PKBI Daerah Bengkulu
Sumber Laporan tahunan PKBI periode tahun 2015

PKBI tentu saja tidak bisa bekerja sendiri dalam pengembangan investasi
dan bisnis, mengingat core-business PKBI adalah sebuah orgaisasi nirlaba. Karena

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


itu, PKBI mendirikan PT BGM (Bakti Grhasta mandiri) untuk megelola semua unit
bisnis PKBI dan meningkatkan daya saing bisnis yang dikembangkan oleh PKBI
tersebut.87 Masalahnya adalah PT BGM belum dikelola secara profesional dan perlu
ada upaya untuk memperbaiki kinerja dan akuntabilitas PT BGM, supaya tidak
melahirkan konflik kepentingan yang lebih besar dan bisa merugikan PKBI secara
keseluruhan.

Melihat dukungan pendanaan tahunan PKBI yang cukup besar, yakni


mencapai Rp. 118 Miliar pada tahun 2015, pertanyaannya adalah bagaimana
komposisi dukungan pendanaan PKBI untuk mendukung gerakan kaum muda?
Tabel 13 di bawah ini memberikan gambaran kepada kita, meskipun kurang detil
menjelaskan alokasi pendanaan khusus untuk gerakan kaum muda.

Tabel 13. Pengeluaran PKBI tahun 2014 & 2015


PENGELUARAN PKBI 2014 2014 2015 2015
Pengeluaran Program Jumlah total % Jumlah %
Pemberdayaan anak dan 15 16
kaum muda 15.373.553.675 15.447.504.762
Perluasan Akses terhadap 24 29
layanan Kesehatan reproduksi 24.156.411.730 28.943.314.361
Penanggulangan HIV dan 55 47
AIDS 55.825.155.663 46.715.180.247
Penanggulangan KTD 3 4
3.221.328.336 4.179.890.638
Advokasi 3 3
3.452.847.508 3.191.275.520
Jumlah Pengeluaran program 87 83
102.029.296.912 98.477.165.528
Pengeluaran strategi Jumlah total % Jumlah %
pendudung

strategi pendukung 27 25
4.370.775.765 5.087.847.898
proyek pendukung 33 15
5.187.965.191 3.064.094.723
administrasi dan jasa umum 40 60
6.363.792.778 11.978.149.194
Jumlah Pengeluaran 13 17
pendukung 15.922.533.734 20.130.091.815

TOTAL PENGELURAN 100 100


117.951.830.646 118.607.257.343

87 Lihat laporan tahunan PKBI tahun 2015

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Sumber : Diolah dari laporan tahunan PKBI periode tahun 2016

Alokasi pendanaan PKBI seperti terlihat dalam tabel 13 di atas


menggambarkan kepada kita bahwa program penanggulangan HIV/AIDS dan
program perluasan akses terhadap layanan reproduksi, mendapatkan porsi terbesar
dari keseluruhan alokasi pendanaan PKBI, yang masing-masing pada tahun 2015
mencapai 47% dan 29%. Sementara alokasi untuk program kaum muda hanya 16%
pada tahun 2015, itupun tidak murni untuk mengkonstruksi gerakan kaum muda,
melainkan sudah digabungkan dengan program pemberdayaan anak.
Bagaimanapun, alokasi pendanaan untuk kaum muda ini cukup besar untuk sebuah
organisasi seperti PKBI. Alokasi 16% pendanaan juga memperlihatkan bahwa
dukungan PKBI kepada kaum muda belum sesuai dengan kebijakan PKBI itu
sendiri. Kebijakan PKBI tentang keuangan menjelaskan bahwa alokasi dana untuk
gerakan kaum muda seharusnys minimal 30% dari total anggaran PKBI disetiap
tingkatan (pusat, provinsi dan kota/kabupaten).

Sebenarnya komitmen kelembagaan PKBI sudah bagus untuk mendukung


gerakan kaum muda. Salah satu bentuk komitmen tersebut tertuang dalam
kebijakan PKBI sebagai salah satu hasil musyawarah nasional ke-14 di Kupang
provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014. Kebijakan tersebut memuat
komitmen PKBI pada kebijakan tentang keuangan no.11.17 yang menetapkan
bahwa PKBI diseluruh tingkatan organisasi menetapkan alokasi anggaran minimal
30% dari total anggaran yang bersumber dari pendapatan internal untuk gerakan
remaja dalam pemenuhan HKSR. (sumber: kebijakan PKBI tahun 2016).

Rendahnya alokasi dana PKBI untuk gerakan kaum muda—seharusnya


30%--disebabkan oleh enam hal. Pertama, intervensi lembaga donor untuk alokasi
dana bagi pelaksanaan program di PKBI cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan
besarnya peran lembaga donor dalam menentukan isu dan sasaran perubahan. Peran
donor tersebut mempengaruhi agenda kerja sekaligus besaran alokasi anggaran
PKBI untuk setiap program kerja. Lebih jauh intervensi donor terhadap PKBI
tersebut menyebabkan alokasi dana untuk memperkuat gerakan kaum muda sering
berfluktuasi dan mempengaruhi perkembangan dan capaian gerakan. Kedua,
Konteks politik Indonesia yang masih resisten terhadap pemenuhan HKSR bagi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kaum muda ikut mempengaruhi alokasi anggaran PKBI. Saat ini, Perhatian dan
komitmen pemerintah terhadap pemenuhan HKSR kaum muda cenderung rendah
dibandingkan dengan isu kesehatan lain seperti isu penanggulangan HIV dan AIDS.
Kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini belum berpihak bagi pemenuhan HKSR
kaum muda88. Komitmen pemerintah yang cenderung rendah mempengaruhi
dukungan pemerintah terhadap program-program HKSR bagi kaum muda termasuk
alokasi anggarannya. Secara umum, dukungan sumber daya finansial dari
pemerintah bagi PKBI tidak terlalu mempengaruhi tingkat stabilitas keuangan
PKBI. Hal ini didasarkan pada tingkat bantuan sumberdaya finansial dari
Pemerintah terhadap PKBI yang hanya sebesar 1 % pada tahun 2014. Walaupun,
terjadi lonjakan hingga mencapai 12 % pada tahun 2015, dukungan dana yang
bersumber dari pemerintah biasanya digunakan untuk event-event temporer dan
bersifat non-kontraktual. Ketiga, masih lemahnya posisi tawar PKBI untuk
meyakinkan donor diluar isu kaum muda (seperti HIV dan AIDS) agar mereka juga
menginvestasikan dananya untuk memperkuat gerakan kaum muda. Mendorong
komitmen donor untuk memperhatikan kaum muda terkait isu HIV dan AIDS
sangat memungkinkan oleh karena kaum muda merupakan kelompok usia paling
tinggi terinfeksi HIV-AIDS di Indonesia. Selain itu, PKBI memiliki sumberdaya
manusia (misalnya relawan muda dan peer educator yang tinggi) yang dapat
menjadi subjek perubahan yang potensial untuk berkontribusi dalam
menanggulangi isu HIV dan AIDS. Para relawan muda dan peer educator tersebut
dapat menjadi subjek perubahan jika PKBI dapat memobilisasi gerakan kaum muda
untuk menghadapi salah satu isu seksualitas kaum muda yang belum terselesaikan
tersebut. Keempat, prioritas program PKBI lebih focus pada program
penanggulangan HIV/IDS dan akses layanan kesehatan reproduksi, dibandingkan
dengan gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Kelima, rendahnya
partisipasi kaum muda di PKBI pusat terutama dalam perumusan kebijakan dan
penganggaran program kaum muda PKBI. Rendahnya partisipasi kaum muda ini
menyebabkan aspirasi kaum muda tidak sepenuhnya diakomodasikan oleh PKBI

88
Kebijakan pemerintah yang cenderung mengeksklusi kaum muda terkait HKSR diantaranya
adalah seperti UU no. 32/ 2009 tentang pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga;
Undang- undang no. 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional dan Undang – undang no. 1
tahun 1974 tentang perkawinan)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Pusat terkait dengan gerakan kaum muda, sehingga alokasi pendanaannya pun
rendah. Keenam, belum kuatnya komitmen kepemimpinan PKBI dalam
memperbesar gerakan kaum muda.

Demikian juga untuk dukungan pendanaan program advokasi yang hanya


3% tahun 2014 dan 2015. Kondisi ini tentu mengecewakan actor-aktor PKBI itu
sendiri, seperti pernyataan FT:

“Menurut aku belum ya (sesuai dengan kebijakan untuk gerakan kaum


muda). Apalagi, (alokasi untuk advokasi) aku rasa tidak lebih dari 3%
deh”. (Wawancara dengan FT, pada tanggal 2 desember 2016)

Rendahnya dukungan pendanaan untuk advokasi ini juga memperlihatkan bahwa


PKBI belum memberikan perhatian dan dukungan yang besar untuk gerakan
advokasi untuk mempengaruhi perubahan kebijakan yang terkait dengan
pemenuhan HKSR. Padahal, upaya mengubah dan memperbaiki kebijakan publik
memegang peranan penting dalam mewujudkan perubahan-perubahan besar terkait
dengan kesehatan seksual dan reproduksi. Di sisi lain, perlu ada upaya dari kaum
muda untuk bisa berpartisipasi lebih besar dalam perumusan kebijakan dan
penganggaran di PKBI Pusat sehingga alokasi pendanaan untuk gerakan kaum
muda juga bisa meningkat sesuai dengan kebijakan yang sudah dirumuskan
bersama di dalam PKBI.

5.2.7.2 Dukungan Fasilitas PKBI

Infrastruktur merupakan salah satu modal fisik yang berkontribusi terhadap


pertumbuhan dan keberhasilan gerakan sosial. modal fisik akan dinilai bermakna
jika fasilitas fisik tersebut dikonversi kedalam uang. Segala fasilitas, alat yang ada
dan digunakan aktor untuk memberikan layanan dan menjalankan program akan
dikenakan biaya dan aktor gerakan harus membayarnya. PKBI memfasilitasi
diskusi – diskusi kritis dan perencanaan gerakan, baik antar relawan muda maupun
relawan muda dengan staff PKBI dengan menyediakan satu ruangan khusus
termasuk diantaranya adalah meja, kursi, komputer, wi-fi, white screen, infokus,
papan dan kertas plano dan lain-lain. Di tingkat PKBI Pusat, FT menjelaskan latar
belakang pemilihan ruang kerjanya yang menyatu dengan perpustakaan kesehatan
reproduksi – PKBI, sebagai berikut:

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


“Disini sebenarnya..di perpustakaan ini ..sebetulnya itu yang berusaha kita
bangun. Tidak hanya bagi anak muda tapi semua jadi siapapun yang mau
menggunakan ruangan ini gitu..PKBI misalnya ada yang meminta pasti
akan kita sediakan. Makanya mengapa kita juga memilih untuk disini
(ruangan kantornya di perpustakan) begitu karena (bisa dimanfaatkan) juga
jadi tempat berdiskusilah perpustakaan itu” (Wawancara dengan FT, pada
tanggal 2 Desember 2016)

Fasilitas yang dapat digunakan oleh para aktor gerakan termasuk kaum muda
mengambil tempat di perpustakan kesehatan reprouksi PKBI. fasilitas infrastruktur
berupa ruangan perspustakaan dan segala fasilitasnya yang dipilih oleh PKBI
tersebut selain dapat mengurangi biaya gerakan, juga menyediakan fasilitas dengan
banyak buku terkait kesehatan seksual dan reproduksi yang membantu para aktor
gerakan yang sedang merancang pesan-pesan kritis dan membuat produk-produk
kultural seperti policy brief, leaflet, newletter untuk membantu gerakan berbasis
literatur dan fakta yang salah satunya bersumber dari buku-buku yang tersedia dan
dapat diakses dalam perpustakaan PKBI tersebut.
Peran PKBI dalam menyediakan fasilitas fisik berupa ruang pertemuan yang
dapat digunakan oleh para aktor gerakan dalam jaringan kerja informal juga diakui
oleh organisasi mitra kerja PKBI dalam jaringan seperti ARI yang memandang
salah satu kontribusi PKBI untuk membangun gerakan adalah menyediakan tempat
pertemuan untuk meningkatkan kesadaran, meningkatkan kapasitas, menyepakati
tujuan bersama dan menyusun strategi gerakan. PPD, menyatakan bahwa :

“....kalo mau ada pertemuan jaringan itu (PKBI) menyediakan tempat lebih
sering itu sih yang aku tau, kalo misalnya ada pertemuan jaringan di PKBI
aja terus ada ruangan (yang bisa digunakan untuk pertemuan jaringan) ....”
(wawancara dengan PPD, tanggal 7 Januari 2017)
Pada level daerah, PKBI sejak lama menyediakan ruangan khusus bagi relawan
muda untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dari mulai perencanaan,
pelaksanaan sampai monitoring dan evaluasi. Ruangan yang disediakan oleh PKBI
DKI Jakarta meliputi ruangan untuk berdikusi dan ruangan untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi dan konseling bagi kaum muda yang
membutuhkan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


5.3. Dinamika Jejaring Kaum Muda PKBI

Jejaring merupakan salah satu social capital yang dimiliki oleh PKBI, baik
di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Mario Diani (2003) menjelaskan bahwa
gerakan sosial terikat melalui jejaring pribadi dan public, sebelum tindakan kolektif
dibangun. Mereka juga terhubungkan melalui berbagai bentuk ikatan yang akan
memperkuat tindakan bersama. Jejaring akan menyediakan kesempatan untuk
melakukan tindakan bersama melalui penyebaran informasi, keberadaan organisasi,
orang-orang penting untuk dihubungi, serta bisa mengurangi biaya ketika dilakukan
tindakan bersama (p. 7). Dengan kata lain, dalam konteks PKBI, jejaring
merupakan sebuah relasi sosial yang terbentuk diantara PKBI dengan organisasi-
organisasi lainnya atas dasar upaya mewujudkan kepentingan dan tujuan bersama.

Demikian juga jejaring89 gerakan kaum muda PKBI, dimana jejaring ini
merupakan sebuah relasi social diantara orgaisasi-organisasi mitra PKBI yang
mempunyai program tentang kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Jejaring ini
biasanya berbentuk organisasi, aliansi dan forum-forum formal dan informal. Relasi
social dan dinamika yang terjadi antara PKBI dengan jejaringnya dalam gerakan
kaum muda akan menentukan peta dari jejaring itu sendiri. Peta jejaring PKBI ini
akan bermanfaat untuk melihat sejauh mana hubungan PKBI dengan jejaringnya
dalam memperkuat gerakan kaum muda di tanah air.

5.3.1 Tipologi Jejaring Kerja Kaum Muda PKBI

Sebagai organisasi yang berdiri sejak tahun 1957, PKBI merupakan salah
satu organisasi masyarakat sipil tertua di Indonesia. Sebagai organisasi tua, PKBI
mempunyai jejaring yang sangat luas, baik di tingkat lokal, nasional dan
internasional. Untuk memudahkan analisis, jejaring kerja PKBI yang dimasukkan
di sini adalah jejaring yang sampai penelitian ini dilakukan, masih aktif
bekerjasama dengan PKBI. Jejaring yang sudah tidak aktif lagi bekerjasama dengan
PKBI yang disebabkan oleh berbagai hal, dianggap minim berkontribusi dalam
memperkuat gerakan kaum muda.

89
Istilah “jejaring” dan “jejaring kerja” yang digunakan dalam analisis ini mengacu pada makna
yang sama. Kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian sesuai konteks.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Untuk memudahkan pemetaan terhadap jejaring kerja PKBI, maka penulis
menemukan beberapa tipologi jejaring kerja kaum muda PKBI, yakni pertama,
jejaring berdasarkan isu; kedua, jejaring berdasarkan kerjasama; dan ketiga, jejaring
berdasarkan tingkat kompetisi. Ketiga tipologi ini kemudian akan menghasilkan
suatu irisan atau saling keterhubungan yang akan membentuk pola-pola hubungan
diantara aktor dalam mewarnai dinamika gerakan kaum muda dalam pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR).

Jejaring berdasarkan isu adalah jejaring kerja PKBI yang secara langsung
maupun tidak langsung terlibat bersama-sama PKBI, baik sebagai organisasi
maupun aliansi, dalam gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Jejaring
berdasarkan isu ini dibagi dalam dua tipologi, yakni pertama, jejaring HKSR, yakni
jejaring kaum muda PKBI yang secara spesifik dimaksudkan untuk
memperjuangkan pemenuhan isu hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR)
untuk kaum muda secara bersama- sama. Yang termasuk dalam jejaring HKSR
adalah Aliansi Remaja Independen (ARI), Seperlima, RHRN (Right Here Right
Now), GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak), IPPF (International Plan
Parenthood Federation), YPI (Yayasan Pelita Ilmu) Jakarta, Aliansi Satu Visi
(ASV), PMI (Palang Merah Indonesia). Kedua, jejaring Non-HKSR, yakni jejaring
kaum muda PKBI yang tidak secara khusus memperjuangkan isu HKSR, namun
masih beririsan dengan gerakan kaum muda. Yang termasuk dalam jejaring Non-
HKSR adalah R-KUHP (Reformasi KUHP), WHO, Asia Foundation, CSR
Pertamina, CSR Cevron dan CSR Conocophilips, Kementerian Kesehatan, dan
lain-lain.

Jejaring berdasarkan kerjasama adalah jejaring kerja PKBI yang—sampai


penelitian ini dilakukan—masih membangun kerjasama dengan PKBI dalam
memperkuat gerakan kaum muda, baik untuk isu HKSR maupun Non-HKSR.
Jejaring PKBI berdasarkan kerjasama ini bisa dibagi dalam dua tipologi, yakni
pertama, jejaring strategis, yaitu jejaring yang secara langsung bekerjasama dengan
PKBI dalam pengembangan program kaum muda, baik untuk isu HKSR maupun

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Non-HKSR. Kerjasama strategis ini bersifat kontraktual90 dan jangka panjang
dalam mendukung gerakan kaum muda. Bisa jadi, kerjasama kontraktual hanya
untuk jangka pendek, namun isu serta dampak yang didorong bersama mempunyai
dimensi jangka panjang. Contoh jejaring strategis ini adalah IPPF (International
Plan Parenthood Federation), RHRN (Right Here Right Now), Asia Foundation,
CSR Pertamina, CSR Cevron dan CSR Conocophilips, dan R-KUHP (Reformasi
KUHP).

Kedua, jejaring taktis, adalah jejaring PKBI yang memperjuang gerakan


kaum muda untuk isu HKSR dan Non-HKSR yang bersifat ad-hoc (sementara).
Jejaring taktis ini akan terbentuk berdasarkan kebutuhan sesaat ketika ada event-
event tertentu dan atau kegiatan advokasi bersama untuk perubahan kebijakan yang
membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Contoh jejaring taktis Kementerian
Kesehatan dalam melaksanakan event youth camp, konferensi keluarga berencana
dan kependudukan, dan lain - lain.

Sedangkan jejaring berdasarkan tingkat kompetisi adalah adalah jejaring


PKBI yang dalam memperjuangkan gerakan kaum muda untuk isu HKSR dan Non-
HKSR, menampilkan—secara tersirat maupun tersurat—nuansa kompetisi dengan
PKBI. Kompetisi ini terwujud dalam bentuk kompetisi isu, legitimasi, maupun
kompetisi untuk mengakses sumberdaya. Jejaring berdasarkan tingkat kompetisi ini
dapat dibagi dalam dua tipologi, yakni pertama, jejaring yang berkompetisi dengan
PKBI. Jejaring yang berkompetisi dengan PKBI umumnya adalah organisasi dan
atau aliansi yang memperjuangkan isu yang sama dengan PKBI dan atau
bekerjasama dengan PKBI dalam sebuah aliansi, serta memperjuangkan isu ini
untuk jangka panjang. Contohnya Aliansi Satu Visi (ASV) yang didukung Rutgers
dengan PKBI Pusat, Aliansi Remaja Independen (ARI) dengan PKBI Daerah, ASV
yang didukung Rutgers dan PKBI Daerah dengan Seperlima yang didukung
HIVOS.

90
Bersifat kontraktual maksudnya adalah bahwa kerjasama strategis ini adalah kerjasama antara
PKBI dan pihak lain yang terikat dalam program kerja. Jejaring programatik ini minimal mempunyai
kontrak kerja selama satu tahun dengan PKBI.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kedua, jejaring yang kurang atau tidak berkompetisi dengan PKBI.
Umumnya, jejaring yang tidak berkompetisi dengan PKBI adalah jejaring
masyarakat sipil yang secara khusus tidak memperjuangkan isu yang sama dengan
PKBI, dan juga jejaring pemerintah serta CSR Swasta. Misalnya R-KUHP,
Kementerian Kesehatan, perusahaan swasta yang melaksanakan program-program
CSR, dan lain-lain.

Semua peta tipologi di atas dapat dibuat menjadi lebih sederhana dalam
bentuk tabel-tabel tersendisi dan juga tabel silang (crosstab). Untuk tipologi
berdasarkan isu, peta jejaring gerakan kaum muda PKBI adalah sebagaimana
terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 14. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan isu
Jejaring HKSR Jejaring Non-HKSR
 Aliansi Remaja Independen (ARI)  R-KUHP (Reformasi KUHP)
 Seperlima  WHO
 RHRN (Right Here Right Now)  Asia Foundation
 GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu dan  CSR Pertamina
Anak)
 CSR Cevron
 IPPF (International Plan Parenthood
 CSR Conocophilips
Federation)
 Kementerian Kesehatan
 YPI (Yayasan Pelita Ilmu) Jakarta
 Kemenko PMK.
 Aliansi Satu Visi (ASV)
 Walhi
 PMI (Palang Merah Indonesia)
 Koalisi BNN
 Koalisi 18 +
 SOS (save our sister)
Sumber: diolah dari data penelitian 2017

Sementara tipologi berdasarkan kerjasama yang dilakukan PKBI dengan


mitra jejaringnya, akan melahirkan peta jejaring PKBI sebagaimana terlihat dalam
tabel di bawah ini.

Tabel 15. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan tipe kerja sama
Jejaring Strategis Jejaring Taktis
 IPPF (International Plan Parenthood  Kementerian Kesehatan dalam
Federation) melaksanakan event Youth Camp,
 RHRN (Right Here Right Now)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Jejaring Strategis Jejaring Taktis
 The Asia Foundation konferensi keluarga berencana,
kependudukan;
 CSR Pertamina
 BKKBN
 CSR Cevron
 Kementrian Pemberdaan Perempuan
 CSR Conocophilips, dan
dan perlindungan Anak.
 R-KUHP (Reformasi KUHP)
 Kemenko PMK.
Sumber: diolah dari data penelitian 2017

Sedangkan tipologi berdasarkan tingkat kompetisi antara PKBI dengan


mitra jejaringnya, akan terlihat peta jejaring kaum muda PKBI dalam tabel di bawah
ini.

Tabel 16. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan kompetisi
Jejaring Berkompetisi Jejaring Kurang/tidak Berkompetisi
 Aliansi Satu Visi (ASV) yang  R-KUHP
didukung Rutgers dengan PKBI
 Kementerian Kesehatan
Pusat
 Perusahaan swasta yang
 Aliansi Remaja Independen (ARI)
melaksanakan program-program CSR.
dengan PKBI Daerah
 Seperlima yang didukung HIVOS
dengan ASV yang didukung Rutgers
dan sebagian PKBI Daerah.
Sumber: diolah dari data penelitian 2017

Tipologi-tipologi di atas menggambarkan seperti apa peta jejaring PKBI


yang selama ini bekerjasama dalam memperkuat gerakan kaum muda dalam isu hak
kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) dan Non-HKSR. Untuk isu-isu HKSR,
jejaring PKBI juga cenderung bisa dikategorikan sebagai mereka yang secara
langsung juga berkompetisi dengan PKBI dalam upaya memperbesar eksistensi di
satu sisi, dan akses terhadap sumberdaya (donor) di sisi lain. Demikian juga
diantara semua tipologi di atas, kita dapat membuat sebuah hubungan dalam bentuk
tabel silang (crosstab), sehingga akan menghasilkan peta jejaring yang lebih
dinamis.

Hubungan silang antara tipologi berbasis isu dengan tipologi berbasis


kerjasama akan menghasilkan peta jejaring sebagai berikut:

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tabel 17. Peta jejaring berbasis isu dan kerja sama
Tipologi Jejaring Isu HKSR Isu Non-HKSR
 IPPF (International Plan  R-KUHP (Reformasi
Parenthood Federation) KUHP)
 Seperlima  WHO
 RHRN (Right Here Right  Asia Foundation
Now)
 Kemenko PMK
Jejaring Strategis
 GKIA (Gerakan Kesehatan
(intentional)  ASEAN Youth Forum
Ibu dan Anak)
 Aliansi Satu Visi (ASV)
 Aliansi Remaja Independen
(ARI)
 YPI (Yayasan Pelita Ilmu)
Jakarta
 PMI (Palang Merah
Indonesia)
Jejaring Taktis  SOS (Save our sister)  CSR Pertamina
(appropriable)
 Kementerian Kesehatan  CSR Cevron
 BKKBN  CSR Conocophilips
 Kemen Pemberdaan
Perempuan dan Anak
 ASEAN Youth Forum
Sumber: diolah dari data penelitian 2017

Sedangkan hubungan silang antara tipologi berbasis kerjasama dengan


tipologi berbasis kompetisi akan menghasilkan peta jejaring PKBI sebagaimana
terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 18. peta tipologi jejaring berbasis kerja sama dan kompetisi
Tipologi Jejaring Berkompetisi Kurang/Tidak
Berkompetisi
Jejaring Strategis  Aliansi Satu Visi  IPPF (International Plan
(ASV) yang didukung Parenthood Federation)
Rutgers dengan PKBI
 RHRN (Right Here
Pusat
Right Now)
 Aliansi Remaja
 GKIA (Gerakan
Independen (ARI)
Kesehatan Ibu dan
dengan PKBI Daerah
Anak)
 ASV yang didukung
 YPI (Yayasan Pelita
Rutgers dan sebagian
Ilmu) Jakarta
PKBI Daerah dengan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tipologi Jejaring Berkompetisi Kurang/Tidak
Berkompetisi
Seperlima yang  PMI (Palang Merah
didukung HIVOS. Indonesia)
 R-KUHP (Reformasi
KUHP)
 WHO
 Asia Foundation
 Kemenko PMK
Jejaring Taktis -  SOS (Save our sister)
 Kementerian Kesehatan
 BKKBN
 Kemen Pemberdaan
Perempuan dan Anak
 CSR Pertamina
 CSR Cevron
 CSR Conocophilips
 ASEAN Youth Forum
Sumber: diolah dari data penelitian 2017

5.3.2 Dinamika Jejaring Kerja Gerakan Kaum Muda PKBI Pusat

Dari peta jejaring gerakan kaum muda PKBI yang dijelaskan di atas, terlihat
dengan jelas bagaimana jejaring PKBI terbangun yang kemudian bisa dibagi dalam
tiga tipologi utama, yakni tipologi berbasis isu, tipologi berbasis kerjasama, dan
tipologi berbasis tingkat kompetisi. Semua tipologi tersebut memperlihatkan
sebuah dinamika dimana jejaring kaum muda PKBI bekerja, baik untuk isu hak
kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) dan Non-HKSR. Dinamika ini tentu
diwarnai oleh bagaimana masing-masing pihak dan aktor-aktor yang mewarnainya
membangun relasi sosial untuk mencapai tujuan bersama. Menariknya, juga terjadi
kompetisi diantara sebagian mereka, dimana kompetisi ini umumnya terjadi karena
adanya kebutuhan eksistensi akan isu yang diperjuangkan di satu sisi, dan akses
terhadap sumberdaya di sisi lain.

Salah satu informan BS menyebutkan bahwa beberapa jejaring PKBI


ditingkat nasional, yang terkait pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum
muda yaitu GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu Dan Anak), SOS (Save our sister),

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Seperlima, RHRN (Right here right now), ASEAN Youth Forum dan jejaring
nasional lain yang secara langsung maupun jaringan yang secara tidak langsung
membantu memperjuangkan pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
seperti jaringan RKUHP (Reformasi Kitab Undang-undang Hukum Pidana).

Salah satu aliansi yang dianggap strategis oleh PKBI Pusat adalah GKIA.
GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak)91 merupakan salah satu forum
masyarakat sipil yang mengadopsi sistem kepemimpinan presidium yang
beranggotakan 6 (enam) organisasi92, salah satunya adalah PKBI. Koalisi
masyarakat sipil, bernama GKIA, yang didirikan pada bulan Juni 2010 ini
beranggotakan 25 organsiasi masyarakat sipil. GKIA bertujuan mensinergiskan
upaya pemerintah, dewan perwakilan rakyat, pakar kesehatan anak, sektor swasta,
lembaga swadaya masyarakat dan media massa, dalam komitmen bersama untuk
peningkatan kesehatan ibu, bayi, Balita dan remaja sehingga ibu dan anak
terselematkan dan hidup sehat.

Salah satu kelebihan bekerja berjaringan adalah kemampuan untuk saling


berbagi sumberdaya termasuk sumberdaya yang sangat vital yaitu dana untuk
membangun gerakan kaum muda. Setiap aktivitas gerakan yang dilakukan dari
mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi yang dilakukan
membutuhkan anggaran sekecil apapun. Dana untuk gerakan biasanya digunakan
untuk melakukan berbagai pertemuan, melakukan aksi kampanye, audiensi,
seminar, pelatihan dan lain-lain. Upaya PKBI membangun gerakan membutuhkan
sumber daya finansial yang salah satu sumbernya adalah adalah dari aktor – aktor
yang sama – sama terlibat dalam forum/ aliansi yang memiliki tujuan bersama.

PKBI Pusat menyadari bahwa sumber daya finansial untuk membiayai


gerakan kaum muda terkait pemenuhan HKSR kaum muda yang disediakan internal
organisasi PKBI terbatas. Mengatasi langkanya sumberdaya finansial untuk
membangun gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR mereka, PKBI bersama

91Gerakan kesehatan ibu dan anak adalah koalisi masyarakat sipil Indonesia yang anggotanya terdiri dari
organisasi dan individu yang memiliki kesamaan tujuan dalam meperjuangkan peningkatan status kesehatan
ibu, anak dan remaja di Indonesia, dan tunduk pada konvensi hak azasi manusia, konvensi penghapusan
kekerasan terhadap perempuan dan konvensi hak anak.
92Enam presidium pada GKIA ini adalah: Muhammadiyah, PKBI, Perkumpulan Perinatologi Indonesia

(Perinasia), Persekutuan pelayanan kristen untuk kesehatan di Indonesia (Pelkesi), Yayasan sayangi tunas Cilik
(YSTC), dan Wahana Visi Indonesia (WVI)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


para relawan muda membangun jejaring dan berpartisipasi dalam koalisi
masyarakat sipil untuk mendapatkan dan meningkatkan peluang mendapatkan
anggaran untuk mendukung gerakan. Melalui GKIA, akses terhadap sumber dana
baik dari pemerintah maupun dari lembaga donor seperti WHO dan UNICEF
semakin terbuka. Tercatat beberapa kali lembaga pemerintah dan donor agency
mendanai berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh GKIA seperti Seminar,
penelitian, menghadiri konferensi internasional dan lain-lain.

Selain sumberdaya finansial yang bersumber dari pihak eksternal GKIA,


PKBI bersama aktor lainnya dalam GKIA melakukan upaya penggalangan dana
yang bersumber dari dana sumbangan bersama anggota-anggota GKIA.

“bersama yang GKIA itu bukan lembaga berbasis hukum dan boleh
menerima uang seperti itu jadi kita sistemnya finalizing..jadi ke …bukan
finalizing tapi crowd funding.. jadi kaya gini nih..aku kasih anggaran kaya
gini nih.. ya udah (untuk membiayai) narasumbernya dari Yayasan Sayangi
Tunas Cilik, (sedangkan untuk membiayai) meeting packagenya (dari)
PKBI.. kaya gitu..” (Wawancara dengan AS, pada tanggal 1 Desember
2016)
“...(yang mau kontribusi untuk bayar) meeting packagenya dari mana? WVI
deh terus gitu, ok Save the Children ada dana sekian, ok dari save the
children (bisa kontribusi untuk bayar kebutuhan) satu peserta. Terus ini kita
ajak Kemenkes yuks?Yaudah Kemenkes perwakilannya mau kirim siapa
dari (subdirektorat) gizi (dan) dari (subdirektorat) Promkes dari ini-kan.
Siapa yang mau bayarin mereka?.ya udah STC (Bisa bayar kebutuhan
untuk) 2 (peserta) misalkan, WVI (World Vision Indonesia) bayarin siapa?
misalkan dari lembaga kami ada 2 orang nih, ya udah kami bayarin dari ini.
terus Muhammadiyah nih, ok perwakilan kamimasih ada dana lagi, ok terus
1 KPAI jadi kita bayarin KPAI untuk ikut.” (Wawancara dengan AS, pada
tanggal 1 Desember 2016)

Berdasarkan dua pernyataan yang disampaikan oleh AS, salah satu informan
perwakilan dari anggota GKIA, dapat diketahui bahwa para anggota GKIA dengan
sukarela mau menyumbangkan alokasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh GKIA. Peran presidium GKIA untuk menggalang dana dalam
rangka membiayai kegiatan gerakan kesehatan ibu dan anak tersebut sangat
signifikan. Kesaling-percayaan satu sama lain dan rasa solidaritas dan kesadaran

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


untuk mencapai tujuan bersama merupakan faktor kunci untuk memastikan setiap
kegiatan terlaksana dan keberlanjutan gerakan sosial terwujud.
Dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh PKBI, gerakan kaum
muda tetap terealisasi dan berproses secara berkelanjutan dalam rangka mendorong
pemerintah memenuhi hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda. Aksi-aksi
kolektif yang ditujukan untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda
tersebut terealisasi berkat kontribusi sumberdaya dan partisipasi organisasi
masayarakat sipil lain.
“Sebenarnya yang paling (banyak dikontribusikan dari organisasi
masyarakat sipil lain) ini (adalah kehadiran) dari media media yang mereka
buat koalisi 18 dari artis artis yang mereka (organisasi masyarkaat sipil) gaet
itu juga membantu kita ya untuk merasa bahwa oo..kita banyak
supporternya..gitu.. itu membuat anak muda juga mau naro mobil gw nih.
Mereka sampai saat ini belum memberikan itu (Dana) ya..ehm,,anggaran,
dana, media sudah ya…sumber daya manusia jelas ya, Artis terus ada kaya
video grafis..ada segala macam gitu.” (Wawacara dengan FT, pada tanggal
2 Desember 2016)

Dari penjelasan singkat yang disampaikan FT, sebagai staff PKBI Pusat, dapat
ditarik beberapa poin penting yaitu organisasi masyarakat sipil yang tergabung
dalam Koalisi 18+ yang melakukan gerakan untuk mencegah pernikahan anak
melalui perubahan Undang – Undang perkawinan No.1 tentang perkawinan juga
berkontribusi dalam membangun gerakan sosial tersebut. Beberapa diantaranya
adalah sumberdaya moral dengan mobilisasi dukungan dari figur publik seperti artis
– artis yang mendukung gerakan pencegahan perkawinan anak. Peran penting
organisasi masyarakat sipil dalam koalisi 18+ tersebut meningkatkan legitimasi
gerakan sosial untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi anak dan kaum
muda. lebih lanjut kehadiran figur publik dan meningkatkan dukungan publik serta
meningkatkan wacana pernikahan anak ke-publik.
Organisasi masyarakat sipil lain yang tergabung dalam koalisi 18+
berkontribusi dalam menyediakan sumberdaya kultural berupa produksi karya-
karya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang
pentingnya pencegahan pernikahan anak dan kaum muda. seperti video grafis dan
media – media cetak lainnya. Banyaknya media yang meliput aksi kampanye
didepan gedung Mahkamah Konstitusi yang dilakukan kaum muda dan organisasi
masyarkat sipil yang mendesak dilakukan revisi terhadap pasal-pasal dalam

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Undang-undang no.1 tahun 1974 tentang perkawinan93, yang mendorong
pernikahan anak, tidak lepas dari kontribusi organisasi masyarakat sipil lain yang
memiliki sumberdaya sosial berupa jaringan dan kemitraan dengan berbagai media
massa baik media cetak maupun media elektronik.
Selain dukungan publik figur dan tokoh masyarakat, dukungan produk-
produk KIE yang digunakan untuk kampanye HKSR bagi kaum muda juga telah
dikontribusikan oleh organisasi masyarakat sipil jejaring kerja PKBI. Selain itu
dukungan para aktor gerakan baik kaum muda maupun aktivis senior lainnya
merupakan sumberdaya paling penting dalam memastikan gerakan pencegahan
perkawinan anak dan kaum muda termasuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi
bagi kaum muda. banyak aktor- aktor yang terlibat dalam koalisi 18 + merupakan
para ahli yang memungkinkan aktor-aktor gerakan sosial mencurahkan beragam
keahlian dan beragam perspektif untuk satu tujuan bersama menghentikan praktik
perkawinan anak. Berbagai keahlian para aktor perubahan yang tergabung dalam
koalisi 18 + tersebut mampu membuat naskah judicial review sesuai dengan standar
bahasa hukum, dengan perspektif gender, perspektif kesehatan publik, perspektif
hak seksual dan reproduksi serta perspektif perlindungan anak yang disampaikan
untuk meyakinkan para hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk
membuat keputusan mengubah pasal-pasal yang mendorong terjadi dan
langgengnya praktif perkawinan anak dan kaum muda di Indonesia.

5.3.3. Dinamika Jejaring Kerja Gerakan Kaum Muda PKBI Daerah

Sementara itu, ditingkat Provinsi, PKBI Daerah Jogjakarta maupun PKBI


DKI Jakarta juga membangun jejaring dengan beberapa aliansi untuk memobilisasi
sumberdaya untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum muda. GT
dan PWK, dari PKBI DIY, menyebutkan bahwa:

“Yo kalo aku sih lebih bahwa kita punya posisioning, PKBI DIY ya, PKBI
DIY punya positioning untuk membangun gerakan yang lebih besar nah
salah satu kendaraannya adalah ASV, itu kemudian bisa mengenalkan,
mentransormasi cara pandang dan sebagainya dalam ASV. Ya ngga hanya

93Pasal yang hendak diubah oleh koalisasi 18 + adalah pasal 7 ayat 1 yang berbunyi Perkawinan hanya diizinkan
jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16
(enam belas) tahun. Pasal 7 ayat 1 ini dianggap diskriminatif terhadap perempuan, merugikan perempuan dan
mengeksklusi anak perempuan dari pendidikan dan pekerjaan yang layak serta melanggengkan perempuan
berada pada lingkaran kemiskinan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ASV kita punya working group dan beberapa hal yang lain, termasuk kita
di Walhi...“ (wawancara dengan GT, tanggal 23 Januari 2017).
“FP2KRR(/forum pelaksana program kespro remaja), anggotanya CSO dan
SKPD (satuan kerja perangkat daerah) yang melakukan proses advokasi
untuk adanya pelayanan dan pendidikan Kespro. Outputnya adalah salah
satunya adanya Pergub Kespro yang mengatur pemberian informasi dan
layanan Kespro. Kita juga punya forum penanganan korban kekerasan,
walaupun tidak hanya remaja tetapi dari segala usia. Kita punya AMPPY
(aliansi msyarakat peduli pendidikan Yogyakarta) yang disitu kita
ngomongin soal pendidikan. (Wawancara dengan PWK, pada tanggal 22
Desember 2016)
Berdasarkan kedua pernyataan informan diatas dapat diketahui bahwa ditingkat
provinsi yogyakarta, PKBI menggalang dukungan masyarakat dan membangun
gerakan yang lebih masif dengan berpartisipasi dalam aliansi, forum dan kelompok
kerja untuk memperjuangkan pemenuhan HKSR. Salah satu aliansi yang cukup
besar dan telah berdiri lama adalah ASV (Aliansi Satu visi).

Sementara itu di daerah TM menyebutkan nama-nama jejaring formal dan


informal yang didalamnya terdapat keterlibatan relawan muda PKBI ditingkat
nasional yaitu: “aliansi satu visi (ASV) dan Seperlima94. Lebih detail, BM,
menyebutkan jejaring yang diikuti oleh PKBI dan CMM, yaitu:

“aliansi satu visi (ASV), forum LSM tadi udah yah, Seperlima tapikan
seperlima tidak terlalu aktif lagi sekarang, kemudian jaringan aku lupa
namanya apa tapi dia jaringan BNN lah, yang dibentuk untuk anak muda di
jakarta terus apa lagi yah, ya CMM kan juga terdaftar jadi pokja
penanggulangan AIDS di Provinsi dan Pokja penanggulangan AIDS
provinsi yang juga pokja remaja di KPA Nasional, jaringan program
Genrenya BKKBN. Satu lagi Walhi, jaringan aktivis lingkungan.”
(Wawancara dengan BM, pada tanggal 25 September 2016 )
Dari penjelasan BM (PKBI DKI Jakarta) dan TM (youth center) menunjukkan
bahwa secara organisasi, PKBI DKI Jakarta mendorong relawan muda yang
tergabung dalam youth center CMM untuk aktif berjejaring tidak hanya dengan
organisasi dan aliansi jaringan kerja informal berbasis isu yang sama, kesehatan
seksual dan reproduksi, tetapi juga bekerja sama dengan terlibat dengan jaringan

94Seperlima merupakan mitra gugus kerja bersama 5 organisasi untuk memperjuangkan hak kesehatan seksual
dan reproduksi di Indonesia. Kelima organisasi tersebut diantaranya adalah Hivos, PKBI, Puska Gender
Universitas Indonesia, Rahima dan Pamflet.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kerja informal yang berbeda isu, seperti jaringan aktivis lingkungan dan jaringan
kerja BNN (Badan Narkotika Nasional). Sejalan dengan yang disampaikan oleh
informan GT dan PWK (staff PKBI DIY), BM (staff PKBI DKI Jakarta) juga
konsisten menyebutkan bahwa Aliansi Satu Visi (ASV) sebagai salah satu mitra
strategis dalam membangun gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak seksual dan
reproduksinya.

Bagi PKBI DKI Jakarta dan PKBI Yogyakarta membangun aliansi untuk
pemenuhan hak seksual dan reproduksi tidak hanya dengan aliansi dan organisasi
masyarkat sipil yang memiliki visi dan misi yang sama tetapi juga terlibat dengan
kelompok kolektif yang berbeda isu yang diperjuangkan. Bagi PKBI Daerah, Hal
ini dianggap penting mengingat gerakan kaum muda sering kali tersegmentasi
dengan gerakan kaum muda lainnya padahal satu isu yang diperjuangkan seringkali
saling terkait misalnya isu kesehatan seksual dan reproduksi dengan isu lingkungan
dan isu narkotika. Keuntungan dari keterlibatan para relawan muda PKBI dengan
gerakan dengan isu lain diantaranya adalah meningkatnya peluang untuk dapat
mewarnai gerakan kaum muda lainnya dan memperluas dukungan dari komunitas
lainnya.

PKBI dan para relawan muda yang tergabung dalam CMM membangun
jejaring dengan aliansi dan forum organisasi masyarakat sipil ditujukan untuk
memobilisasi dukungan organisasi masyarakat sipil, kaum muda dan masyarakat
dan mendapatkan dukungan finansial untuk tujuan pemenuhan HKSR bagi kaum
muda. Hal tersebut tercermin dalam pernyataan yang disampaikan oleh informan,
baik dari direktur PKBI DKI Jakarta maupun dari relawan muda youth center–
CMM, yaitu sebagai berikut:

“Mainstreaming isu kesehatan seksual dan reproduksi kedalam jaringan


sehingga banyak orang punya perhatian terhadap isu kesehatan seksual dan
reproduksi. Kalo banyak orang punya perhatian akhirnya banyak orang yang
konsern, banyak orang yang mau ikut bersama – sama mendorong apa yang
menjadi advokasinya.” (Wawancara dengan BM, pada tanggal 25
September 2016)

“Untuk aksi, advokasi, kalo advokasi sendiri kan gak bisa cuma kebutuhan
CMM doang, harus nasional semua daerah butuh, itu fungsinya ada aliansi
satu visi. Kita sama-sama memperjuang pendidikan kespro (kesehatan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


reproduksi)....Memberikan penyadaran pada masyarakat bahwa sebenernya
korban kekerasan itu bukan satu-satunya disebabkan karena salahnya si
korban dengan berpakaian seksi, keluar malam hari, jalan sendiri. Kemudian
mengajak masyarakat berpartisipasi, ketika sudah sadar, ya udah ayo ikut
juga menyuarakan. Misalnya di-sosmed (sosial media) lagi booming kasus
YY95itu kemudian kita share terus kita bagikan lagi bagikan lagi itu
kemudian banyak yang membagikan, yang tadinya apaan sih bacanya tapi
ini kok banyak yang ngelike dan ngebagiin, membangun partisipasi
masyarakatnya.” (Wawancara dengan TM, pada tanggal 30 September
2016)

Berdasarkan pernyataan dari BM dan TM maka dapat diketahui bahwa youth center
- PKBI DKI Jakarta melakukan gerakan kaum muda melalui strategi advokasi
dilatar belakangi oleh pemikiran rasional bahwa upaya untuk memperjuangkan
pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum muda tidak sepenuhnya bisa
dilakukan oleh youth center, mereka harus bekerja berjaringan dengan organisasi
masyarakat sipil lainnya untuk membangun gerakan yang lebih kuat. Melalui kerja
kolektif bersama organisasi dan individu lainnya akan secara cepat meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi dan mendapat dukungan lebih luas.

Lebih lanjut, BM menjelaskan bahwa tindakan PKBI berjejaring dan


mendorong para relawan muda untuk masuk dalam jaringan aliansi dan forum
organisasi masarkaat sipil lainnya lebih purposive, yaitu PKBI membawa misi
mengarusutamakan isu kesehatan seksual dan reproduksi kedalam jaringan-
jaringan yang tidak berbasis isu kesehatan. Hal ini dianggap penting untuk
memperluas dukungan dari individu dan organisasi masyarakat sipil berbeda isu
yang juga belum sepenuhnya paham tentang urgensi pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi bagi kaum muda.

Meskipun PKBI Daerah cukup aktif dalam jejaring kerja, namun peran
PKBI daerah dalam bekerja sama dan berkoordinasi dengan anggota jejaring kerja
lain dinilai masih lemah. Hal ini seperti disampaikan oleh salah satu informan PPD,
sebagai berikut:

95Kasus YY merupakan kasus kekerasan seksual disertai pembunuhan yang dilakukan oleh 14 pelaku (terdiri
dari 7 orang dewasa dan sisanya masih anak-anak) terhadap pelajar SMP berusia 14 tahun di kabupaten rejang
lebong provinsi Bengkulu. Lihat M.liputan6.com/regional/read diakses tanggal 28 desember 2016.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


“Kalo di ASV sendiri, kalo PKBI sebenernya, aku bilang PKBI yang daerah
itu dia banyak di dalam ASV tapi kurang untuk, apa yah, mendorong,
karenakan PKBI didaerah sebenernya untuk advoksi nasional karena ARI
salah satu yang bertanggung jawab untuk advokasi nasional, sebenernya
bisa mendapatkan resource apa kayak misalnya informasi tentang respon
remaja terkait dengan layanan di daerah atau misalnya ada kasus-kasus
didaerah itu kurang kayak, paling enggak resource untuk itu aja agar kita
dijaringan nasionalnya kita bisa dorong, itu kurang apa yah, kurang
ngegebrak lah.” (Wawancara dengan PPD, pada tanggal 7 Januari 2017)

Dari pernyataan PPD tersebut dapat diketahui bahwa: Pertama, secara kuantitas
PKBI cukup dominan dalam ASV. Kedua, pengaruh dan sentralitas PKBI Daerah
dalam ASV masih lemah dikarenakan kurang bekerja sama dan berkoordinasi
dengan anggota aliansi lain. Ketiga, PKBI juga masih lemah kontribusinya dalam
memperkuat kerja aliansi walaupun potensi untuk berkontribusi membangun
gerakan kaum muda melalui aliansi ini cukup besar.
Lebih lanjut kiprah para relawan muda maupun staff senior PKBI yang aktif
dalam jejaring kerja juga dinilai terlalu dominan dan cenderung memperlemah
suara aktivis muda dari anggota alinasi/ jejaring kerja lainnya. Hal ini menandai
adanya friksi dan kompetisi negatif antara para relawan muda dan staff PKBI
dengan aktivis muda lainnya. Hal ini, ditegaskan oleh salah satu informan sebagai
berikut:
“Kadang kalo pengalaman ARI sendiri dengan PKBI ada beberapa
dinamika sosial yang dialami oleh ARI misalnya suatu waktu dalam
program itukan bicara kayak berbagi peran misalnya dengan PKBI daerah
mana dengan ARI daerah mana itu kita lihat proporsinya berapa tapi
Mungkin karena ARI di derah juga... prematur...mungkin PKBI merasa
bahwa lebih baik program ini dipegang saja sama PKBI, ARI jadi mitra atau
harusnya malah ARI udah gak usah (ada) di daerah, yang di daerah kita
(PKBI) aja. Dari (PKBI) nasional yang memperkuat PKBI daerah saja, jadi
kadang Mungkin terbentur itu.” (Wawancara dengan PPD, Pada tanggal 7
Januari 2017)

Pernyataan dari PPD tersebut menegaskan bahwa ada relasi yang tidak
setara yang dirasakan oleh anggota aliansi lain ketika hendak bersama – sama
memperkuat gerakan kaum muda secara sinergis. PKBI menempatkan diri terlalu
dominan dan cenderung mengekslusi peran anggota muda lain yang akan
berpartisipasi dalam kerja-kerja gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Jika
friksi dan kompetisi negatif antara PKBI dengan aktor gerakan lain dalam jejaring

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kerja yang disebabkan karena ego sektoral, kurangnya koordinasi dan komunikasi
serta kurangnya kontribusi PKBI dalam aliansi tidak diselesaikan maka hal ini dapat
menurunkan tingkat kohesivitas antar aktor gerakan dalam aliansi. Selanjutnya
dapat diprediksi bahwa friksi dan kompetisi negatif dapat memperlemah gerakan
kaum muda pada tingkat aliansi (bridging).

Secara keseluruhan, sebagai satu organisasi masyarakat sipil tertua di


Indonesia, PKBI mempunyai jejaring yang sangat luas untuk isu-isu HKSR dan
Non-HKSR, baik di tingkat local, nasional, dan internasional. Jejaring tersebut
sangat membantu dalam mendorong adanya aksi kolektif untuk mewujudkan tujuan
bersama gerakan kaum muda. Meskipun demikian, terdapat juga
persaingan/kompetisi diantara mereka dalam memperebutkan sumberdaya dan
mempertahankan eksistensi atas isu-isu tertentu.

Meskipun demikian, dalam hal memobilisasi dukungan masyarakat, PKBI


dinilai cenderung lemah. Hal ini disampaikan oleh OR, sebagai berikut:

“Kalo (peran PKBI dalam menggalang dukungan masyarakat untuk


gerakan) yang remaja sebetulnya di beberapa daerah kayanya belum
terkoordinasi dengan baik” (wawancara dengan OR, pada tanggal 24
Januari2017)
Gerakan kaum muda dibeberapa daerah dinilai kurang menggalang dukungan
masyarakat, hal itulah yang menyebabkan gerakan kaum muda untuk pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi masih belum mendapatkan dukungan yang
masif. Penolakan dan tabu dari masyarakat terkait pentingnya pendidikan dan
layanan kesehatan reproduksi bagi kaum muda masih tinggi.

Sementara masih ada mis-koordinasi dan kurang solid antara gerakan kaum
muda di PKBI Pusat dan daerah, pergerakan PKBI dan para relawan muda dalam
koalisi masih lemah untuk menggalang dukungan masyarakat. Hal ini tercermin
dari pernyataan Frenia yang menyebutkan sebagai berikut:

“Itu sih sebenernya yang tidak setuju (perubahan pasal tentang perkawinan
anak) kan cuma yang agama islam. Sebenarnya lebih kependapat ahli yang
islam, ormnas-ormas islam. Mereka takut melakukan itu (perubahan atas
pasal yang membolehkan anak perempuan usia 16 tahun untuk menikah).
Sebenernya kalo Muhamadiyah atau NU bilang iya mungkin mereka akan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


melakukan itu. Muhamadiyah pada awalnya setuju terakhir-terakhir gak
(setuju), (PKBI) kurang pendekatan kesitu (ormas-ormas islam). NU
menolak, kita kurang pendekatan. Habis itu ternyata orang Muhamadiyah
(dan) NU kecewa dengan hasil itu. Berarti kita kurang komunikasi ke
mereka kaya aisiyah, fatayat.”(wawancara dengan FT, pada tanggal 2
Desember 2016)
“Dinkes (Dinas Kesehatan) hampir mau jadiin MOU sudah dirancang
tinggal ketok palu doang. Saat itu dinkes tahu PKBI DKI mendukung LGBT
jadi ancur semuanya ditunda MOU-nya. Yang masih kesulitan (melakukan
advokasi) di dinas pendidikan. Dan tau sendiri formasi di pemerintahan-kan
dipindah-pindah, orang yang tadinya konsen banget sama kita, mau ikutan
advokasi eh dia pindah (kerja ketempat lain). Orang Puskesmas juga sama,
udah bagus, udah dilatih eh pindah, itu tantangannya.” (wawancara dengan
BM, 25 September 2016)

Pernyataan FT tersebut menunjukkan lemahnya gerakan kaum muda yang belum


secara serius menggalang dukungan masyarakat terutama masyarakat berbasis
keagamaan terkait pentingnya pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum
muda termasuk saat kaum muda melakukan upaya judicial review di hadapan
mahkamah konstitusi. Kelemahan tersebut harus dibayar mahal oleh setiap aktor
perubahan termasuk para kaum muda karena judicial review yang diajukan untuk
mengubah beberapa pasal dalam undang-undang perkawinan anak kemudian
ditolak yang salah satunya disebabkan karena kurang mendapatkan dukungan
masyarakat.

Lebih lanjut pernyataan BM menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat


terkait pentingnya pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda masih
lemah. Hal ini ditandai adanya tekanan dari gerakan organisasi garis keras yang
membuat pemerintah harus menghentikan kerja sama dengan PKBI. Pada kondisi
pemerintah provinsi DKI Jakarta yang sebelumnya telah berkomitmen untuk
bersama-sama PKBI menjalankan kebijakan pemerintah provinsi terkait program
kesehatan reproduksi remaja harus gagal karena pemerintah ketakutan dilabeli
mendukung komunitas LGBT yang saat itu sedang ramai diperbincangkan oleh
berbagai kalangan di Indonesia.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


BAB 6

ANALISIS PERAN PKBI DALAM MEMOBILISASI


GERAKAN KAUM MUDA

6.1. Tipologi PKBI Sebagai Organisasi Masyarakat Sipil.

Secara umum peran PKBI dalam mendorong dan memperkuat gerakan


kaum muda untuk pemenuhan HKSR dipengaruhi oleh konteks internal dan
eksternal. Pada konteks internal ditentukan oleh paradigma aktor PKBI dalam
mendefinisikan masalah, menentukan sasaran perubahan akan menentukan
bagaimana program kerja dan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai mandat
organisasi. Sementara faktor eksternal seperti konteks politik terutama relasi
organisasi masyarakat sipil dengan negara, penerimaan sosial terhadap isu yang
diperjuangkan, dukungan ekonomi dari pihak eksternal terhadap upaya pemenuhan
HKSR serta perkembangan teknologi dapat mempengaruhi gerakan dan capaian
gerakan.

Aspek internal dan eksternal tersebut menentukan tipologi PKBI sebagai


organisai masyakat sipil sekaligus bagaimana peran PKBI dalam dinamika gerakan
kaum muda untuk pemenuhan HKSR di Indonesia. Tipologi PKBI yang berupaya
membela populasi kaum muda yang terekslusi dari program dan layanan kesehatan
seksual dan reproduksi yang disediakan negara cenderung masuk kategori
organisasi semi-korporatis yang menurut Aspinal (2004) dikatakan sebagai
organisasi yang berupaya berkompromi dengan negara bahkan gerakan yang
dibangun cenderung paralel dengan salah satu kebijakan negara. Tradisi PKBI
terkait relasi dengan negara yang cenderung tidak mengambil posisi sebagai oposisi
telah dibangun sejak PKBI lahir yaitu pada era Orde Lama 96dan semakin menguat
pada era Orde Baru97. Karakter, PKBI yang mengambil pendekatan non-konfliktual

96
Walaupun para aktor PKBI memahami bahwa pemerintahan Orde Lama cenderung Pro-natalis,
PKBI tidak mengkritik kebijakan pemerintahan secara terbuka saat itu bahkan cenderung
mengambil langkah silent operation dan bekerja sama dengan unit layanan pemerintah di level
grassroot.
97
Pada awal era Orde Baru, 10 tahun setelah PKBI berdiri, yaitu pada tahun 1967 kongres I, PKBI
bahkan menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah yang cenderung pro kependudukan
dan Keluarga Berencana bahkan PKBI menyatakan siap mendukung program pemerintah tersebut.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


terhadap negara disatu sisi menguntungkan karena selain dapat mempengaruhi
kebijakan dan arah program serta layanan pemerintah dari dalam struktur
pemerintahan juga sering mendapat kemudahan dalam memperoleh sumber daya
baik sumber daya moral maupun sumberdaya material. Disisi lain, kemitraan PKBI
dengan pemerintah cenderung melemahkan sikap kritis sebagai organisasi
Masyarakat Sipil (OMS) pada saat kebijakan - kebijakan dan program pemerintah
cenderung merugikan komunitas tertentu. Misalnya, ketika program KB yang
dijalankan pemerintah Orde Baru berdampak merugikan bagi perempuan karena
cenderung mengejar target ‘demografis’ 98
dari pada peningkatan kesehatan
perempuan dan kesejahteraan masyarakat, PKBI relatif tidak mengambil sikap
tegas dengan melakukan protes dan melancarkan kritik terhadap program KB
tersebut.

Secara internal, paradigma PKBI dalam mendefisikan permasalahan


kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda mengalami pergeseran. Jika pada era
Orde Baru cenderung melihat perilaku kaum muda dan nilai-nilai masyarakat
sebagai akar masalah yang harus dibenahi maka pada era Reformasi, PKBI
cenderung mendefinisikan masalah kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
sebagai persoalan Hak yang belum dipenuhi oleh Negara. Dengan rumusan definisi
masalah tersebut, pada era Reformasi ini, sasaran perubahan PKBI bukan hanya
ditujukan untuk melakukan perubahan nilai pada komunitas kaum muda dan
masyarakat tetapi juga pada negara. Saat ini, gerakan kaum muda yang difasilitasi
PKBI juga cenderung aktif memperkuat gerakan kaum muda secara vertikal untuk
mempengaruhi kebijakan dan program terkait HKSR bagi kaum muda.

Walaupun terjadi perubahan paradigma berdasarkan indikator definisi


masalah dan sasaran perubahan namun peran PKBI cenderung tetap yaitu lebih kuat
sebagai LSM pemberdayaan kaum muda agar mereka dapat membantu
sebayanya.99 Hal ini berdasarkan fakta bahwa mandat organisasi dan alokasi

98
Mengejar target demografis dalam hal ini program pemerintah yang cenderung ingin
menurunkan dan mengendalikan jumlah penduduk. Program KB yang berorientasi demografis
menimbulkan masalah seperti pendekatan koersif, kurang menghargai hak pilih individual,
keterbatasan informasi. Lihat Juliantoro (2000: P. 9) (Imelda, 2004).
99
Peran PKBI sebagai pemberdaya dan penyedia layanan cenderung lebih diakui oleh organisasi
masyarakat sipil lain dan juga oleh pemerintah. (Lihat hasil wawancara dengan mitra kerja PKBI)
sementara peran pemberdayaan kaum muda dan advokasi masih cenderung lemah.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


anggaran PKBI lebih banyak untuk memperkuat gerakan kaum muda secara
horizontal, seperti mengembangkan Youth Center sebagai pusat penyediaan
pendidikan dan layanan bagi kaum muda. Sementara, porsi anggaran untuk
memfasilitasi gerakan kaum muda secara vertikal untuk mengubah kebijakan yang
mengeksklusi kaum muda masih minim.

Fakta bahwa PKBI mendorong gerakan kaum muda untuk melakukan


perubahan secara vertikal dan horizontal, menunjukkan bahwa PKBI cenderung
masuk kedalam tipologi masyarakat sipil tipe III yang oleh Sudjatmiko (2001: P.42)
dijelaskan sebagai masyarakat sipil yang tidak hanya menekankan tentang
pentingnya aspek vertikal dimana masyarakat sipil berhadapan dengan negara dan
perusahaan tetapi juga menekankan pada aspek horizontal yaitu yang disebukan
sebagai pembenahan nilai-nilai dalam masyarakat yang lebih inklusif seperti
toleransi, kerukunan, kependulian, saling menghargai dan lain-lain. Pada konteks
peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda, PKBI telah memobilisasi
gerakan kaum muda tidak hanya memperjungkan hak – hak kaum muda sebagai
warga negara tetapi juga berperan aktif memperjuangkan nilai-nilai yang inklusif
bagi kaum muda ditengah – tengah masyarakat dengan memberdayakan kaum
muda dan mendorong masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi kaum muda untuk mempraktikkan hak kesehatan seksual dan reproduksinya.

Lebih spesifik tentang tipologi PKBI sebagai LSM yang menjadi bagian dari
organsiasi masyarakat sipil. PKBI cenderung masuk kategori sebagai LSM
Reformasi. Fakih (1996) menyatakan bahwa tipologi LSM Reformasi yaitu LSM
yang mendasarkan pemikirannya pada ideologi modernisasi dan
developmentalisme yang berpandangan bahwa penyebab keterbelakangan dalam
pembangunan terdapat pada mentalitas dan nilai-nilai rakyat. Paradigma tersebut
mempengaruhi peran PKBI yang secara aktif berperan dalam memberdayakan
kaum muda dengan mengembangkan Youth Center sebagai wadah gerakan kaum
muda untuk membantu sesamanya (help people to help themselves) dengan
menyediakan program pendidikan, informasi dan layanan. Program tersebut pada
dasarnya ditujukan untuk mengisi kesenjangan akses kaum muda sejak pemerintah
dianggap belum menyediakan program pendidikan dan layanan KSR yang
komprehensif bagi kaum muda. Strategi program (youth center) yang dipilih PKBI

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sebagai wadah para relawan muda untuk melakukan gerakan horizontal pada era
orde baru dipengaruhi oleh konteks politik saat itu yang cenderung otoritarian dan
anti kritik.

Saat ini (era pasca reformasi), PKBI juga memfasilitasi berdirinya youth
forum disetiap tingkatan PKBI yang ditujukan untuk memperkuat gerakan kaum
muda. Secara spesifik, Youth forum merupakan wadah ikatan antar aktor kaum
muda PKBI yang tidak hanya ditujukan untuk membenahi internal PKBI tetapi juga
mendorong kaum muda untuk secara intensif dan berkelanjutan melakukan gerakan
advokasi terhadap pemerintah. Berdirinya youth forum yang difasilitasi oleh PKBI
sebagai wadah gerakan kaum muda vertikal tersebut dipengaruhi konteks politik
era reformasi yang cenderung lebih terbuka, bebas mengeluarkan pendapat serta
sangat memungkinkan melakukan aksi – aksi protes terhadap pihak ototitas didepan
publik. Walaupun demikian, paradigma developmentalis PKBI dalam melakukan
perubahan melalui gerakan kaum muda masih cukup mewarnai gerakan advokasi
yang difasilitasi untuk pemenuhan HKSR. Gerakan advokasi PKBI yang ditujukan
kepada pemerintah pada dasarnya ditujukan untuk menawarkan model
pemberdayaan dan layanan bagi kaum muda untuk dilaksanakan oleh pemerintah
keseluruh nusantara.

6.2. Tipologi Gerakan dan Peran PKBI Dalam Gerakan

Secara umum, gerakan kaum muda yang difasilitasi oleh kaum muda yang
difasilitasi PKBI cenderung masuk kategori gerakan sosial reformatif yang menurut
Henslin (2006) merupakan gerakan sosial yang ditujukan untuk melakukan
perubahan pada aspek tertentu dan menargetkan semua orang. Pada kasus gerakan
kaum muda PKBI tujuan perubahan spesifik pada aspek kesehatan seksual dan
reproduksi namun menargetkan semua orang termasuk kaum muda. Gerakan kaum
muda yang didorong PKBI secara umum bekerja pada sistem politik yang ada dan
cenderung berupaya mempromosikan nilai-nilai baru yang cenderung inklusif
kaum muda terkait pemenuhan HKSR. Dengan demikian gerakan kaum muda
PKBI cenderung mendekati gerakan sosial reformatif dengan model progresif.

Umumnya, peran PKBI dalam mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum


muda akan paralel dengan tipologi organisasi masyarakat sipil dan tipologi gerakan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sosial yang melekat pada PKBI. Tipologi PKBI sebagai organisasi semi-korportis
dan LSM berparadigma reformasi akan mempengaruhi gerakan sosial yang
cenderung reformatif-progresif pula. Sementara itu, perkembangan dan
keberhasilan gerakan dipengaruhi oleh peran PKBI dalam mengelola sumber daya
yang tersedia, baik sumber daya internal maupun eksternal, menjadi kapital yang
dapat mewujudkan perubahan yang dicita-citakan.

Dengan demikian, perkembangan dan pencapaian gerakan kaum muda yang


dikonstruksi PKBI dipengaruhi oleh mobilisasi sumber daya, diantaranya sumber
daya organisasi, sumber daya material, sumber daya manusia, sumber daya kultural,
sumberdaya moral berupa dukungan jejaring kerja, kepemimpinan dalam jejaring
kerja, dukungan masyarakat dan dukungan pemerintah. Selain menjadi dasar
analisis, kedelapan elemen sumberdaya tersebut akan menjadi dasar pengembangan
model untuk memperkuat peran PKBI dalam membangun gerakan untuk
pemenuhan HKSR. Berikut adalah tabel analisis sumberdaya internal PKBI.

Sumber daya berperan penting dalam membangun gerakan. Para aktor,


termasuk LSM, harus dapat mengidentifikasi, memilih dan memobilisasi sumber
daya agar dapat mengembangkan gerakan sosial untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. PKBI berupaya mengalokasikan sumberdaya, baik itu sumberdaya
yang tampak (tangible) maupun sumberdaya tak tampak (intangible) untuk
membangun gerakan kaum muda. Beberapa sumberdaya yang dialokasikan dan
dimobilisasi oleh PKBI adalah sumberdaya organisasi, sumberdaya manusia,
sumberdaya kultural, sumberdaya moral dan sumberdaya material.

Analisis peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda akan


diturunkan dalam dua peran yang sudah disebutkan di atas, yakni (1) Peran dalam
memobilisasi sumberdaya internal, dan (2) Peran dalam memobilisasi sumberdaya
eksternal. Setelah analisis kedua peran ini tergambarkan dengan baik, maka akan
bisa dilihat model peran seperti apa yang sebaiknya dikembangkan oleh PKBI
dalam memperkuat gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


6.2.1. Peran Memobilisasi Sumberdaya Internal PKBI

PKBI memanfaatkan dan memobilisasi beragam sumber daya dalam upaya


membangun gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Salah satu sumberdaya
yang dimobilisasi adalah sumberdaya organisasi sosial. Sumberdaya organisasi
sosial merupakan salah satu sumberdaya yang dapat memperkuat gerakan sosial.
Menurut Coleman (1990) dalam McCarthy & Edward (2004, p.127) Sumberdaya
organisasi ini terdapat dua kategori yaitu organisasi sosial yang disengaja
(intentional social organization) yaitu organisasi sosial yang dibentuk secara
khusus untuk tujuan gerakan sosial sedangkan yang jenis kedua adalah organisasi
sosial sepadan (appropriable) yaitu organisasi yang dibentuk bukan untuk tujuan
gerakan akan tetapi aktor-aktor gerakan memungkinkan untuk mendapatkan akses
sumberdaya melalui organisasi ini.

Peran PKBI sebagai organisasi masyarakat sipil dalam memobilisasi


gerakan kaum muda yang berupaya memperjuangkan hak – hak kaum muda sebagai
warga negara dan berupaya mengubah nilai masyarakat akan menggunakan salah
satu teori gerakan sosial yaitu teori mobilisasi sumberdaya. Teori mobilisasi
sumberdaya ini penting untuk melihat dinamika peran PKBI dalam mendorong
gerakan kaum muda yang sangat dipengaruhi oleh beragam sumber daya dan dalam
hubungannya dengan kelompok eksternal yaitu secara vertikal dengan negara dan
secara horizontal dengan masyarakat. Teori mobilisasi sumberdaya yang menurut
McCarthy and Zald (1977: p.1213) adalah sebagai berikut:

“The resource mobilization approach emphasizes both societal support and


constraint of social phenomena. It examines the variety of resources that
must be mobilized, the linkages of social movements to other groups, the
dependence of movements upon external support for success, and the tactics
used by authorities to control or incorporate movements.”.

Teori mobilisasi sumberdaya menurut McCarthy dan Zald (1977) tersebut


menekankan pada pentingnya peran organisasi masyarakat sipil untuk memobilisasi
sumber daya, meningkatkan dukungan eksternal terhadap gerakan dan mengurangi
hambatan sosial karena faktor tersebut dapat mendorong pada kebehasilan gerakan.
Elemen-elemen kunci teori sumber daya tersebut dikategorikan dengan lebih
spefisik oleh Edward dan McCarthy (2004: p. 117) dengan membagi tipologi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sumberdaya menjadi lima yaitu sumber daya moral, sumber daya kultural, sumber
daya manusia, sumber daya material dan sumber daya organisasi sosial. Bagaimana
peran PKBI dalam memobilisasi sumber daya internal dan eksternal untuk
mendorong gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR akan dijelaskan sebagai
berikut:

6.2.1.1. Mobilisasi Sumberdaya Organisasi PKBI


Peran pertama PKBI dan merupakan peran PKBI yang paling mendasar
dalam memperkuat gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR adalah dengan
menciptakan lingkungan organisasi yang ramah bagi kaum muda. PKBI
membenahi aspek internal organisasi dengan mengkonstruksi sebagian besar
elemen organisasi PKBI untuk memperkuat tumbuh dan berkembangnya gerakan
kaum muda untuk pemenuhan HKSR di Indonesia. Salah satunya adalah aspek
strategis organisasi yang terdiri dari: nilai, tujuan, visi, misi dan kebijakan di dalam
PKBI.

Selain itu PKBI juga berperan dalam menetapkan struktur organisasi yang
menunjukkan keberpihakannya untuk membangun gerakan kaum muda. PKBI
tidak hanya menempatkan staff pelaksana di PKBI Pusat dan mendorong
berkembangnya youth center di PKBI daerah tetapi juga membuka ruang bagi
partisipasi aktif kaum muda dalam board (kepengurusan) PKBI. Terbukanya ruang
bagi kaum muda untuk menduduki posisi pengurus PKBI disetiap tingkatan berarti
mereka dapat ikut serta menentukan arah kebijakan, program dan layanan di PKBI
sesuai aspirasi dan kebutuhan mereka. PKBI Juga telah mengeluarkan aturan dan
kebijakan internal organisasi yang mendorong PKBI untuk menggunakan alokasi
sumberdaya organisasi seperti sumberdaya manusia dan sumberdaya finansial
untuk gerakan kaum muda. meskipun salah satu informan menyebutkan masih ada
ada aturan PKBI yang melemahkan gerakan kaum muda yaitu aturan
ketenagakerjaan di PKBI yang cenderung kaku dan membatasi pergerakan aktor-
aktor PKBI untuk berpartisipasi dalam perubahan diluar organisasi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tabel 19. Analisis Peran LSM dan Mobilisasi elemen strategis sumber daya
organisasi
Elemen Strategis PKBI Pusat PKBI Daerah
Organisasi: Tujuan,
Visi, Misi dan Nilai
PKBI

Peran PKBI Menetapkan dan Menjalankan Menjalankan Tujuan, visi,


nilai, tujuan, visi, misi dan misi dan kebijakan
kebijakan organisasi organisasi
Kekuatan Tujuan, Visi, Misi, dan kebijakan Mengacu pada elemen
PKBI mendukung gerakan kaum strategis PKBI.
muda
Kelemahan Pemahaman actor-aktor kaum Pemahaman actor-aktor
muda masih berbeda-beda kaum muda masih berbeda-
beda terkait nilai dan visi
Inkonsisten dalam pelaksanaan
elemen strategis organisasi
Sumber : hasil pengolahan data (2017)

Lebih lanjut, nilai-nilai PKBI yang berbasis pada 10 hak kesehatan seksual
dan reproduksi ikut memperkuat gerakan kaum muda untuk memperjuangkan
pemenuhan hak seksual dan reproduksi mereka. Nilai tersebut memperkuat
solidaritas kaum muda, tujuan gerakan dan memperjelas pihak otoritas mana yang
menjadi sasaran gerakan kaum muda. Tujuan, visi dan misi PKBI juga pada
dasarnya sejalan dengan nilai – nilai organisasi yang berbasiskan pada hak azasi
manusia. Walaupun nilai PKBI sejalan dengan gerakan kaum muda untuk
pemenuhan HKSR namun masih ada PKBI yang belum berkomitmen dalam
menjalankan program dan layanan untuk pemenuhan HKSR bagi kaum muda.
Disamping itu persoalan tentang pemahaman tentang nilai dan visi yang beragam
masih ditemui sebagai salah satu faktor yang memperlemah upaya PKBI dalam
memperkuat gerakan kaum muda.

Berdasarkan uraian data diatas, dalam konteks gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak seksual dan reproduksi, PKBI merupakan organisasi sosial yang
sengaja dibangun oleh para aktor untuk membangun gerakan kaum muda untuk
pemenuhan HKSR (intentional social organization). Hal ini karena elemen-elemen
organisasi seperti nilai, aturan, kebijakan, bentuk dan struktur organisasi, tujuan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


organisasi secara spesifik sejalan dengan upaya organisasi tersebut untuk mencapai
pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda. Kaum muda bahkan
mendapatkan beragam keistimewaan tidak hanya sebagai pelaksana program tetapi
juga menjadi bagian dari pemimpin organisasi.

6.2.1.2. Mobilisasi Sistem Manajemen dan Program

Salah satu bagian penting dalam sumber daya organisasi adalah aspek
manajerial. Pada aspek manajerial, PKBI berperan dalam mendorong sistem dan
prosedur manajerial yang telah tersusun dengan baik sesuai dengan program-
program kaum muda. Agar sesuai dan dapat mendorong gerakan kaum muda PKBI
memastikan sistem dan prosedur tersebut dipayungi oleh aturan dan kebijakan yang
mendukung manajemen dan pelaksanaan program dan proyek. Selain itu, PKBI
memiliki sistem perencanaan dan keuangan serta pelaporan dan monitoring
evaluasi yang berstandard internasional dukungan IPPF. Walaupun secara sistem
dan prosedur manajemen dan program telah cukup baik namun mobilisasi sistem
tersebut pada konteks penguatan gerakan kaum muda cenderung dinamis. Hal ini
ditunjukkan pada tabel, berikut :

Tabel 20. Analisis Peran PKBI dan mobilisasi sistem manajemen program kaum
muda (fokus program, koordinasi dan insentif)
Elemen PKBI Pusat PKBI Daerah
Manajerial
Peran PKBI  Mengkoordinir program dan  Mendirikan youth center dan
gerakan kaum muda PKBI diseluruh youth forum.
Indonesia.  Mengkoordinir program &
 Menyusun panduan program dan gerakan kaum muda PKBI
layanan bagi kaum muda. ditingkat provinsi dan Kota/
 Melakukan gerakan advokasi kaum Kabupaten.
muda ditingkat nasional  Memberikan Pendidikan KSR.
 Menyediakan layanan KSR.
 Melakukan gerakan advokasi
HKSR ditingkat provinsi,
kota/Kabupaten.
Kekuatan  Isu KSR kaum muda yang  Isu KSR kaum muda yang
diperjuangkan beragam. diperjuangkan beragam.
 Memiliki sistem manajemen yang  Koordinasi antar bidang dengan
didukung perangkat berbasis youth center cenderung kuat.
teknologi.  Koordinasi antara direktur
 Sistem manajemen berstandard PKBI Daerah dengan youth
internasional (IPPF) center cenderung kuat.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Elemen PKBI Pusat PKBI Daerah
Manajerial
 Ada bidang program yang  Relawan muda mendapat
berfungsi Mengkoordinir Youth kesempatan untuk mewakili
center. PKBI di forum nasional dan
 Relawan muda mendapat internasional
kesempatan untuk mewakili PKBI
di forum nasional dan internasional
Kelemahan  Menjalankan program- kaum muda  Menjalankan program- kaum
berbasis proyek. muda berbasis proyek.
 Partisipasi kaum muda untuk  Lebih fokus menyediakan
mendukung program kaum muda informasi dan layanan
belum bermakna.  Kurang memperhatikan
 Isu KSR kaum muda yang pendekatan dan strategi gerakan
diperjuangkan berbeda dengan dan advokasi.
PKBI Daerah.  Isu KSR kaum muda yang
 Koordinasi antar bidang di PKBI diperjuangkan berbeda dengan
Pusat lemah. PKBI Daerah.
 Koordinasi dengan PKBI daerah  Kepercayaan PKBI Pusat
terkait youth center lemah. terhadap PKBI daerah lemah
 Kurang komunikatif terkait komitmen gerakan.
menyampaikan progres gerakan  Insentif terhadap PKBI daerah
advokasi. yang berhasil mencapai target
 Belum ada kesamaan visi dan masih kurang.
strategi gerakan.
 Ketimpangan insentif antar bidang.
Sumber : hasil pengolahan data (2017)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diidentifikasi beberapa faktor pada aspek


manajerial dan program kaum muda yang cenderung memperlemah gerakan kaum
muda. pada aspek manajerial, faktor penting yang masih membutuhkan perhatian
serius adalah bonding antar aktor gerakan kaum muda di tingkat nasional dan
tingkat provinsi dan kota/kabupaten cenderung lemah. Hal ini didasarkan pada
temuan studi ini yang menunjukkan bahwa kepercayaan PKBI Daerah terhadap
PKBI Pusat cenderung lemah. PKBI Daerah misalnya mempertanyakan tentang
peran PKBI Pusat dalam mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan gerakan
kaum muda yang lemah, termasuk peran dalam memastikan PKBI disetiap
tingkatan menjalankan mandat organisasi. Begitu juga sebaliknya kepercayaan
PKBI Pusat terhadap PKBI Daerah yang memandang bahwa komitmen PKBI
Daerah untuk menjalankan gerakan kaum muda cenderung lemah. PKBI Pusat
berpandangan bahwa setiap pelatihan yang telah difasilitasi oleh PKBI Pusat bagi
para relawan muda dan rencana aksi yang telah disusun cendrung tidak
diimplementasikan dilapangan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lemahnya peran PKBI dalam membangun komunikasi dan koordinasi
gerakan merupakan salah satu penyebab dari lemahnya kerja sama dan sinergitas
gerakan kaum muda antar level di internal PKBI. Masih cenderung lemahnya
sinergitas gerakan kaum muda PKBI tersebut mempengaruhi tingkat kohesifitas
antar aktor gerakan didalam internal PKBI yang ditandai dengan lemahnya tingkat
kepercayaan antar aktor gerakan PKBI Pusat terhadap PKBI daerah begitu pula
sebaliknya PKBI pusat terhadap PKBI Daerah. Merosotnya kepercayaan antar aktor
gerakan PKBI disebabkan cara kerja PKBI Pusat yang cenderung project oriented.
Sementara kepercayaan PKBI Pusat terhadap PKBI Daerah untuk membangun
gerakan kaum muda juga cenderung lemah oleh karena pengalaman melaksanakan
program dan kegiatan peningkatan kapasitas para relawan muda perwakilan dari
PKBI daerah sering kali tidak mengarah pada gerakan berkelanjutan disebabkan
karena hambatan dari pemimpin PKBI daerah yang cenderung tidak terlalu
berkomitmen dalam membangun gerakan kaum muda di daerahnya. Potensi PKBI
sebagai LSM bentuk organisasi hirarkis dari tingkat Pusat, daerah dan
kota/kabupaten menjadi sia-sia sejak lemahnya kepemimpinan PKBI Pusat dalam
mengkoordinir dan memotivasi PKBI daerah untuk selalu bekerja sama
membangun gerakan yang memiliki ikatan kuat.

Lebih lanjut, peran PKBI dalam membangun gerakan kaum muda yang
menjalankan 3 peran sekaligus, seperti: (1) peran sebagai penyedia infomasi dan
layanan KSR, (2) peran sebagai pemberdaya kaum muda serta (3) peran sebagai
advokator, tanpa didukung oleh kepemimpinan yang kuat, pendanaan yang
memadai serta pengembagan SDM yang mapan menjadikan program kaum muda
semakin terpolarisasi lebih lebar. Faktor - faktor tersebut menyebabkan
pelaksanaan program kaum muda PKBI sering mengalami turbulensi capaian yang
dipengaruhi oleh ketersediaan dukungan sumberdaya finansial maupun
sumberdaya manusia termasuk kualitas kepemimpinan.

Dengan demikian peran PKBI dalam menjalan program-program kaum


muda yang beragam, baik dari sisi isu yang diperjuangkan dan peran yang
dijalankan, cenderung dilemahkan oleh bonding antar aktor gerakan, lemahnya
koordinsi dan lemahnya komitmen dalam memperkuat gerakan. Hal tersebut

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


disebabkan karena masing – masing belum menjalankan peran dan
tanggungjawabnya dalam memobilisasi gerakan kaum muda secara konsisten.

6.2.1.3. Mobilisasi Sumberdaya Manusia PKBI

Mobilisasi sumberdaya manusia (SDM) pada studi ini mengacu peran PKBI
dalam meningkatkan kapasitas personel PKBI termasuk kualitas kepemimpinan
internal untuk memperkuat gerakan kaum muda. Sumberdaya manusia merupakan
faktor yang paling penting dalam gerakan sosial. Suatu gerakan mungkin saja tidak
didukung oleh sumberdaya fnansial dan material yang cukup namun jika masih
didukung oleh sumberdaya manusia yang militan, memiliki komitmen terhadap
gerakan, disertai kecukupan pengetahuan dan keterampilan melakukan perubahan
maka SDM tersebut akan berkontribusi secara bermakna terhadap mobilisasi
sumberdaya bagi gerakan. Menurut McCarthy & Edward (2004: 127) yang
termasuk kategori sumberdaya manusia adalah tenaga kerja, pengalaman,
keterampilan dan keahlian. Selain itu kepemimpinan juga masuk kategori
sumberdaya ini oleh karena kepemimpinan lebih melekat pada individu
dibandingkan kepada kultur dan struktur organisasi sosial.

Tabel 21. Analisis sumber daya manusia.


PKBI Pusat PKBI Daerah

Peran PKBI  Menyelenggarakan program  Merekrut kaum muda menjadi


Kapasitas para relawan muda relawan muda.
PKBI ditingkat nasional.  Mengorganisir kaum muda
 Melakukan asistensi teknis  Meningkatkan Kapasitas para
terhadap gerakan kaum muda di relawan muda PKBI ditingkat
tingkat daerah. daerah.
 Memfasilitasi Aksi kolektif kaum  Memfasilitasi Aksi kolektif
muda. kaum muda.
 Mendorong relawan muda untuk  Mendorong relawan muda
aktif berjejaring ditingkat nasional untuk aktif berjejaring
dan internasional ditingkat daerah dan nasional.

Kekuatan  Menempatkan staf program kaum  Kepemimpinan cenderung


muda dan advisor isu kaum muda. egaliter dan komitmen dalam
 Pengetahuan dan keterampilan membangun gerakan.
staff dan relawan muda terkait isu  Pengetahuan dan keterampilan
HKSR cenderung kuat staff dan relawan muda terkait
 Kapasitas staff dan relawan muda isu HKSR cenderung kuat.
diperkuat oleh PKBI dan  Kapasitas staff dan relawan
organisasi sosial lainnya. muda diperkuat oleh PKBI
dan organisasi sosial lainnya.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


PKBI Pusat PKBI Daerah
Kelemahan  Kepemimpinan kaum muda dalam  Kualitas kepemimpinan kaum
forum-forum pengambilan muda dalam forum – forum
keputusan cenderung lemah. pengambilan keputusan lemah.
 Tidak melakukan rekrutment kaum
muda berdampak pada lemahnya
koordinasi dan mobilisasi
sumberdaya.
 Program pelatihan dan
pemberdayaan kaum muda
berbasis proyek sehingga
cenderung parsial dan tidak
berkelanjutan
 Metode pemberdayaan kaum muda
belum berbasis gerakan sehingga
tidak memperkuat gerakan vertikal.
 Dukungan finansial untuk
meningkatkan kapasitas kaum
muda rendah sehingga kapasitas
kaum muda untuk memperkuat
gerakan kurang bermakna.
 Krisis kepemimpinan (lemah visi
dan komitmennya terhadap
gerakan) berdampak pada alokasi
anggaran yang rendah.
Sumber: hasil pengolahan data (2017)

PKBI DKI Jakarta dan PKBI DI Yogyakarta berperan cukup kuat dalam
melakukan mobilisasi sumberdaya manusia. PKBI berperan dalam mobilisasi
sumberdaya manusia dilakukan melalui : pertama, merekrut dan menggalang
dukungan kaum muda menjadi relawan muda, peer educator dan youth advocate.
kedua, PKBI melakukan pembinaan dan penguatan kapasitas para relawan muda,
peer educator dan youth advocate. PKBI daerah melakukan proses pemberdayaan
kaum muda agar dapat melakukan aksi kolektif terkait pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda secara berkelanjutan. Ketiga, PKBI Daerah
aktif memfasilitasi kaum muda untuk secara konsisten dan berkelanjutan
melakukan aksi bersama. Aksi bersama kaum muda dilakukan secara horizontal
dan vertikal. Secara horizontal aksi bersama kaum muda dilakukan secara langsung
terhadap sebayanya dengan memberikan informasi, pendidikan dan layanan
kesehatan seksual dan reproduksi. Sedangkan secara vertikal, kaum muda
melakukan aksi-aksi bersama untuk melakukan kampanye menggalang dukungan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


masyarakat dan melakukan kerja – kerja advokasi yang ditujukan pada pemegang
otoritas.

PKBI Pusat berperan dalam melakukan upaya mobilisasi kaum muda


melalui peningkatan kapasitas kaum muda dari berbagai daerah untuk tujuan
gerakan. Peran PKBI sebagai pemberdaya kaum muda dilakukan dengan
meningkatkan kompetensi para relawan muda dan telah menghasilkan beberapa
pemimpin gerakan kaum muda baik ditingkat nasional maupun tingkat provinsi.
Mitra PKBI mengakui bahwa para relawan muda PKBI memiliki pemahaman dan
pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi. Para relawan muda PKBI
juga dikenal memiliki keterampilan dalam mengorganisir dan meyakinkan kaum
muda untuk mendukung gerakan. lebih lajut mitra PKBI juga berpendapat bahwa
relawan muda memiliki public speaking yang baik terutama dalam memfasilitasi
pertemuan dengan para kaum muda.

Berbeda dengan PKBI Daerah, PKBI Pusat tidak melakukan peran


rekrutmen ditingkat nasional secara khusus sehingga kaum muda yang terlibat
dalam aksi – aksi kolektif yang dikelola dilevel nasional terbatas. Kebutuhan PKBI
Pusat terkait relawan muda sebagai aktor gerakan tergantung pada kualitas
rekruitmen dan pemberdayaan terhadap kaum muda yang dilakukan oleh PKBI
daerah. Keterbatasan jumlah kaum muda di PKBI pusat terkadang menghambat
kerja-kerja gerakan dilevel nasional. Lebih lanjut, personel advokasi serta
representasi kaum muda yang terbatas di PKBI Pusat juga melemahkan peran
koordinasi PKBI Pusat dalam memobilisasi gerakan di level provinsi maupun di
level kota/kabupaten. Disisi lain, PKBI masih lemah dalam memaksimalkan
pemimpin dan kepemimpinan diinternal PKBI Pusat untuk mendorong gerakan
kaum muda. Seringnya terjadi pergantian pemimpin dan lemahnya komitmen
pemimpin PKBI Pusat dalam mendorong gerakan kaum muda ikut berkontribusi
terhadap lemahnya gerakan kaum muda saat ini. Lemahnya kepemimpinan ditandai
dengan menurunnya alokasi anggaran untuk meningkatkan kapasitas kaum muda
PKBI. Hal tesebut berdampak terhadap kepemimpinan dan pengaruh relawan muda
PKBI yang kurang meyakinkan dalam forum-forum pengambilan keputusan baik
didalam maupun diluar organisasi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Berbeda dengan pemimpin dan kepemimpinan di PKBI DKI Jakarta dan
PKBI Yogyakarta yang walaupun saat ini dipimpin oleh para pemimpin muda
namun komitmen dan keberpihakannya dalam membangun gerakan kaum muda
cukup kuat. Selain itu, Peran penting PKBI DKI Jakarta dan PKBI Yogyakarta
dalam membangun gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak seksual dan
reproduksi kaum muda ditingkat lokal sejalan dengan hasil studi yang dilaksanakan
oleh Pusat kajian gender dan seksualitas FISIP UI yang menyebutkan bahwa PKBI
berhasil menginisiasi disahkannya Perda tentang PKRS (pendidikan kesehatan
reproduksi dan seksualitas)100. PKBI DKI Jakarta bersama para relawan muda
terlibat aktif dalam mendorong pemerintah provinsi DKI Jakarta mengeluarkan
Peraturan Gubernur DKI Jakarta no. 31 tahun 2013 tentang penyelenggaraan
kesehatan reproduksi remaja. peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi
DKI Jakarta tersebut menjadi payung hukum dalam pemenuhan hak kaum muda
untuk memperoleh informasi dan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi.

Lebih lanjut, PKBI DKI Jakarta juga berperan aktif dalam


mensosialisasikan adanya peraturan penyelenggaraan kesehatan reproduksi remaja
tersebut pada stakeholder maupun kaum muda untuk sama-sama berpartisipasi
dalam mengimplementasikan pemenuhan hak kaum muda atas pendidikan dan
layanan kesehatan reproduksi. Selain itu, PKBI DKI Jakarta juga berkontribusi
dalam memobilisasi sumberdaya kultural melalui produk-produk berupa silabus
101
dan panduan PKRS. PKBI DKI dianggap sebagai perintis dalam memproduksi
silabus dan panduan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang digunakan
untuk sekolah – sekolah di Jakarta.

6.2.1.4. Mobilisasi Sumberdaya Material

Mobilisasi sumberdaya Material pada studi ini mengacu pada peran PKBI
dalam menggalang dukungan pendanaan dan dukungan fasilitas infrastruktur untuk
memperkuat gerakan kaum muda. Sumberdaya material merupakan salah satu
faktor yang paling penting dalam gerakan sosial. Sumberdaya material menurut

100 Lihat Riset akhir program; sebuah studi self assessment bagi gugus kerja seperlima dalam implementasi
kegiatan penguatan akses pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja (2015: p. 25)
101 Lihat https://health.detik.com/read/2013/06/26/173653/2285131/763/ada-pergub-baru-remaja-hamil-

di-jakarta-masih-bisa-terus-bersekolah. Diakses pada tanggal 28 februari 2017.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Edward & McCarthy (2004: 128) mengombinasikan kapital ekonomi dan kapital
fisik, termasuk didalamnya sumber daya moneter, property, ruang kantor dan
peralatan kantor. Pada studi ini mengacu pada anggaran dan infrastruktur organisasi
yang bisa dimanfaatkan oleh PKBI untuk memperkuat dan memobilisasi gerakan
kaum muda.

Pada elemen sumberdaya material, PKBI pusat dan daerah menggalang


dana untuk melakukan program dan layanan KSR pada dasarnya dilakukan dengan
3 (tiga) cara, yaitu: pertama, cara agregasi, melalui penggalangan dana dari iuran
anggota PKBI. Kedua, PKBI juga memobilisasi sumberdaya finansial dengan cara
self production yaitu dengan cara melakukan investasi dan mendirikan unit bisnis
yang dikelola oleh PKBI sendiri. Ketiga, PKBI juga menggunakan cara patronage
yaitu melalui kerja sama dengan lembaga donor.

Tabel 22. Analisis sumberdaya material


PKBI Pusat PKBI Daerah
Peran  Menerbitkan kebijakan tentang  Menyediakan alokasi anggaran
PKBI alokasi anggaran untuk gerakan untuk gerakan kaum muda.
 Menyediakan alokasi anggaran untuk  Memfasilitasi kerja sama
memperkuat gerakan kaum muda. dengan lembaga donor.
 Menyediakan ruangan dan fasilitas  Menyediakan ruangan dan
(komputer, wifi, infocus dll). fasilitas (komputer, wifi, infocus
 Memfasilitasi kerja sama dengan dll).
lembaga donor.  Menggalang dukungan
 Menggalang dukungan sumberdaya sumberdaya finansial dari
finansial dari aliansi. aliansi
 Menggalang dukungan sumberdaya  Menggalang dukungan
finansial dari anggota PKBI. sumberdaya finansial dari
 Menggalang dukungan sumberdaya anggota PKBI
finansial dari IPPF
Kekuatan  Memiliki sumber pendanaan  Memiliki sumber pendanaan
mandiri (Reksadana dan Wisma) mandiri (Klinik, investasi emas,
Pusat pelatihan).
 Dukungan pendanaan relatif
telah sesuai mandat

Kelemahan  Dukungan pendanaan untuk gerakan  Ketergantungan pada donor


belum memadai.  Sebagian Ketergantungan pada
 Masih lemahnya akuntabilitas dalam PKBI Pusat
pengelolaan investasi dan unit bisnis.
 Ketergantungan pada donor cukup
tinggi
Sumber: pengolahan data penelitian (2017)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Secara umum, peran PKBI dalam menggalang sumber daya finansial untuk
membangun gerakan kaum muda cenderung belum optimal. Walaupun PKBI
memiliki program untuk memobilisasi sumber daya internal, seperti: menggalang
dana dari iuran anggota, program investasi dan mengembangkan unit bisnis namun
penerimaan dari mobilisasi sumberdaya finansial internal tersebut masih belum
memadai102. Untuk menutup kekurangan biaya, PKBI mengembangkan kerja sama
dengan lembaga donor. Berdasarkan sumber penerimaan finansial PKBI
menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan PKBI terhadap bantuan finansial dari
lembaga donor cukup tinggi. Ketergantungan terhadap sumberdaya finansial akan
berpengaruh pula terhadap kualitas kinerja bahkan rentan terhadap keberlanjutan
gerakan kaum muda yang sedang dibangun. Isu tentang ketergantungan LSM di
Indonesia terhadap sumberdaya daya finansial dari lembaga donor juga
menegaskan temuan studi yang pernah dilakukan oleh Rochman (2002: p. 91)
dimana pada era orde baru tingkat ketergantungan LSM terhadap dukungan
sumberdaya finansial lembaga donor cukup besar.103

Disisi lain, alokasi anggaran untuk mengimplementasikan program kaum


muda juga masih belum optimal. Meskipun PKBI telah memiliki kebijakan yang
mengatur alokasi anggaran untuk membangun gerakan kaum muda diseluruh
tingkatan PKBI namun pelaksanaannya masih inkonsisten dan tidak seideal yang
tercantum dalam kebijakan. Bahkan alokasi anggaran untuk pelaksanaan advokasi
yang dilaksanakan oleh PKBI Pusat masih kurang dari 3%. Berbeda dengan alokasi
anggaran di PKBI Yogyakarta yang telah memenuhi alokasi anggaran minimal
untuk gerakan kaum muda. Hal yang sedikit menguatkan peran PKBI dalam
membangun gerakan kaum muda baik di PKBI Pusat maupun PKBI Daerah adalah,
PKBI menyediakan sarana dan prasarana dalam membantu gerakan kaum muda
seperti ruangan pertemuan beserta fasilitas pertemuan dan sarana komunikasi untuk
mempermudah para relawan muda dalam merancang gerakan baik secara horizontal
maupun vertikal.

102
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2014 dan 2015, Sumberdaya finansial PKBI dari sumber
internal hanya berkontribusi sebesar 24 % dari total penerimaan PKBI.
103
Bahkan menurut Sinaga (1994) dalam Rochman (2002: p. 92) tingkat ketergantungannya
berada pada rentang 80% - 100% dari total penerimaan LSM.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lemahnya peran PKBI Pusat dalam memobilisasi sumber daya finansial
untuk membangun gerakan kaum muda akan memperlemah perkembangan gerakan
kaum muda di level nasional. Hal ini akan berdampak pada lemahnya arah gerakan,
lemahnya koordinasi gerakan antara PKBI pusat dengan PKBI daerah. Selanjutnya
dampak belum optimalnya alokasi anggaran untuk gerakan kaum muda ditingkat
nasional dapat melemahkan ikatan solidaritas dan kapasitas aktivis muda PKBI
untuk memperjuangkan antar PKBI daerah dan lintas PKBI.

Dampak kegagalan penggalangan sumberdaya finansial terhadap


keberlanjutan gerakan kaum muda juga ditemukan pada studi lain yang dilakukan
oleh pusat kajian gender UI yang menyatakan bahwa salah satu tantangan gerakan
kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi justru adalah
keberlanjutan gerakan yang telah dibangun oleh PKBI pusat dan PKBI daerah.
Hasil studi yang dikeluarkan oleh Pusat kajian gender dan seksualitas-Universitas
Indonesia (2015: p. 39) yaitu:
 Mekanisme kerja antar organisasi dalam gugus tugas
 Kesinambungan program penguatan akses PKRS (Pendidikan kesehatan
reproduksi dan seksualitas)
 Peluang untuk bersinergi dengan elemen-elemen lain yang memiliki
fokus dan kesamaan visi dalam membahas isu yang sama.

Berdasarkan hasil riset tersebut, terutama pada point kedua tentang


kesinambungan program penguatan akses PKRS yaitu aliansi Seperlima memiliki
tantangan keberlanjutan program pasca bantuan lembaga donor berhenti. Hal ni
menunjukkan gerakan kaum muda masih tergantung pada sumberdaya finansial
dari lembaga donor.

6.2.1.5. Mobilisasi Sumberdaya Kultural

Edward & McCarthy (2004: p. 126) menyatakan bahwa yang termasuk


sumberdaya kultural adalah artifak (suatu objek yang dibuat oleh manusia) dan
produk kultural seperti conceptual tools dan spesialisasi pengetahuan yang telah
diketahui oleh orang banyak. Pada studi ini sumberdaya kultural mengacu pada ide
dan gagasan para relawan muda PKBI tentang seksualitas kaum muda sebagai

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


identitas kolektif yang tertuang dalam produk kultural (dalam berbagai bentuk
seperti: film, buku, modul dan lain-lain) yang digunakan oleh organisasi untuk
memperkuat gerakan kaum muda.

Peran PKBI dalam melakukan memobilisasi sumber daya kultural dilakukan


dengan memfasilitasi kaum muda untuk menuangkan aspirasi, ide dan gagasan
mereka terkait identitas kaum muda dan seksualitas kaum muda dan menyebarkan
ide tersebut dengan tujuan untuk memperkuat gerakan kaum muda. Proses
penguatan identitas kaum muda dilakukan bersama kaum muda dan stakeholder
yang peduli lainnya melalui peningkatan kapasitas bagi kaum muda dan mendorong
mereka untuk menyuarakan ide dan gagasan kaum muda seputar isu identitas kaum
muda dan seksualitas kaum muda melalui fasilitasi penyusunan buku dan modul.
Selain itu, PKBI juga memfasilitasi pengembangan ide dan gagasan kaum muda
terkait seksualitas kaum mdua tersebut melalui seni teater dan produksi film.

PKBI juga berperan dalam menjadikan Ide dan gagasan kaum muda yang
telah tertuang dalam bentuk konsep, buku, modul dan film tersebut disebarkan
melalui aliansi dan forum organisasi masyarkat sipil, lembaga-lembaga pemerintah
dan masyarakat, beragam media (baik media cetak, elektronik maupun media
sosial) serta forum sharing learning, konferensi dan seminar.

Tabel 23. Analisis sumberdaya kultural


PKBI Pusat PKBI Daerah
Peran  Memfasilitasi ide, gagasan, konsep  Memfasilitasi kaum muda
PKBI dan nilai tentang kaum muda untuk menyampaikan ide/
seputar seksualitasnya melalui gagasan melalui pagelaran seni
forum learning culture & beragam drama
media (buku, modul, film, media  Memfasilitasi kaum muda
massa dan media sosial) untuk menyuarakan ide/
 Memfasilitasi kaum muda untuk gagasan tentang seksualitas
menyampaikan ide, konsep dan kaum mdua melalui buku,
gagasan tentang identitas kaum media massa dan media sosial
muda dan seksualitas melalui
 Memfasilitasi suara kaum
seminar, konferensi dan workshop
(nasional dan internasional). muda melalui pembuatan film.
 Mengadopsi ide, gagasan dan nilai  Mendorong kaum muda untuk
dari IPPF tentang HKSR menyuarakan ide, konsep dan
gagasan melalui seminar,
konferensi dan workshop
(nasional dan internasional).

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


PKBI Pusat PKBI Daerah
 Mengadopsi ide, gagasan dan
nilai dari IPPF

Kekuatan  Memiliki ragam media yang berisi  Memiliki ragam media yang
pemikiran tentang seksualitas kaum berisi pemikiran tentang
muda. seksualitas kaum muda.
 Memiliki media sosial yang berisi  Memiliki media sosial yang
informasi seputar seksualitas kaum berisi informasi seputar
muda. seksualitas kaum muda.

Kelemahan  Produk media infomasi dan  Media infomasi dan edukasi


edukasi untuk memperkuat gerakan untuk memperkuat gerakan
advokasi terbatas. vertikal terbatas104. Dalam lima
 Media sosial untuk mendukung tahun terakhir ada dua yang
gerakan belum dikelola secara telah diproduksi yaitu 1
maksimal berbentuk buku dan 1 lagi dalam
bentuk film.

Sumber : pengolahan data penelitian (2017)

Dalam meningkatkan kepercayaan publik terhadap PKBI sebagai salah satu


aktor yang menjadi pusat unggulan dalam program, layanan dan gerakan kaum
muda, para aktor PKBI berperan penting dalam melakukan berbagai aktivitas
berupaya membangun penyebaran ide tentang pentingnya pemenuhan HKSR bagi
kaum muda, seksualitas kaum muda sebagai identitas baru yang memiliki
karakteristik tersendiri dan tereksklusi dari akses terhadap informasi yang benar dan
komprehensif, kelompok yang underserve terkait layanan kesehatan reproduksi
seperti alat kontrasepsi, aborsi aman, tak terlindungi dari pemaksaan perkawinan,
tak terlindungi dari gempuran produk-produk kapitalis global dan lain-lain.

PKBI juga berperan dalam mengadopsi konsep-konsep dari IPPF seperti


CSE (comprehensif sexuality eduction) dan YFS (youth friendly services) sebagai
konsep yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan hak kesehatan seksual dan
reproduksi bagi kaum muda. Dengan ide dan konsep yang dipengaruhi oleh IPPF
dan disebarkan oleh PKBI, mendorong seluruh stakeholder untuk mendukung dan

104
Penulis menemukan 1 buku yang berjudul Remaja Berbicara perencanaan berkeluarga dan KB
yang diterbikan PKBI pada tahun 2011. Buku tersebut berisi suara kritis remaja tentang KB dalam
perspektif HKSR. Selain itu juga ada 1 film yang berisi isu-isu remaja seputar HKSR dengan judul
Balukarna yang diproduksi tahun 2016.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


bersama kaum muda beraksi secara kolektif memperjuangkan pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi.

Selain berupa ide dan pemikiran, bahwa seksualitas kaum muda sebagai
identitas baru dan memiliki hak kesehatan seksual dan reproduksi, PKBI juga aktif
memproduksi perangkat konseptual yang membantu memperkuat identitas kaum
muda maupun meningkatkan dukungan partisipan dan konstituen terkait gerakan
kaum muda untuk memperjuangkan hak seksual dan reproduksinya. PKBI pusat
misalnya memproduksi buku-buku dan modul tentang hak-hak seksual dan
reproduksi bagi kaum muda, PKBI Pusat juga memproduksi film yang intinya
bercerita tentang situasi kaum muda terkait hak dan kesehatan seksual dan
reproduksi mereka.

Sementara itu, PKBI Yogyakarta memfasilitasi kaum muda untuk menulis


buku dan membuat film yang berisi tentang suara kaum muda terkait kesehatan
seksual dan reproduksi. PKBI DKI Jakarta aktif membuat modul-modul tentang
kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif untuk diterapkan disekolah-
sekolah dampingan. Lebih lanjut, baik PKBI daerah maupun PKBI Pusat sering
mengikuti berbagai event-event nasional maupun internasional seperti seminar,
konferensi, workshop dan pelatihan untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik
dalam menjalankan program dan gerakan kaum muda terkait pemenuhan HKSR.

6.2.1.6. Mobilisasi Sumberdaya Moral

Sumberdaya moral menurut Edward dan McCarthy (2004: p. 125) meliputi


legitimasi, dukungan solidaritas, dukungan simpati dan dukungan selebritas. Pada
studi ini mengacu pada legitimasi dari pihak luar organisasi terhadap kapasitas
organisasi terkait gerakan kaum muda. Pada elemen sumberdaya moral, Peran
PKBI cukup signifikan dalam memobilisasi sumberdaya moral untuk memperkuat
gerakan kaum muda. Salah satu bentuk sumberdaya moral adalah legitimasi. Dalam
memperkuat legitimasi dan dukungan masyarakat serta dukungan pemerintah,
PKBI berperan dalam menyediakan layanan KSR bagi kaum muda dan kelompok
marjinal. Selain itu, PKBI juga menyediakan pendidikan KSR bagi kaum muda baik
pada setting sekolah, Lapas maupun kaum muda diluar sekolah seperti kelompok
hobi, kaum muda di tempat – tempat keagamaan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tabel 24. Analisis sumberdaya moral
PKBI Pusat PKBI Daerah
Peran  Mengeluarkan kebijakan yang  Menggalang dukungan moral
PKBI sesuai dengan nilai HKSR untuk dari jejaring HKSR dan non
mendorong aktor PKBI untuk HKSR dengan berpartisipasi
menggalang dukungan dari Jejaring aktif dalam setiap kegiatan
 Membangun kerja sama dengan jejaring.
media massa untuk menggalang  Menggalang dukungan dari
dukungan terhadap gerakan dengan stakeholder mitra seperti
menyelenggarakan media meeting. (sekolah, Lapas) dan kelompok-
kelompok masyarakat.
 Menggalang dukungan moral
dari kaum muda yang menjadi
beneficiaries, seperti : kaum
muda yang mengalami KTD
(Kehamilan tak diinginkan)

Kekuatan  Pihak eksternal menilai PKBI  Pihak eksternal menilai PKBI


memiliki pengaruh kuat dalam berkontribusi signifikan dalam
advokasi KSR advokasi kebijakan KSR bagi
 Pihak eksternal menilai PKBI kaum muda.
memiliki jaringan kerja dalam isu  Pihak eksternal menilai PKBI
dan lintas isu yang cukup luas. memiliki klinik KSR ramah
 Pihak eksternal menilai PKBI remaja.
memiliki relawan muda yang kritis  Pihak eksternal mengenal PKBI
dalam menyampaikan aspirasi memiliki program KSR yang
kaum muda, beragam.
 Pihak eksternal menilai PKBI Ahli  Pihak eksternal menilai PKBI
dalam PKRS (Pendidikan dikenal oleh masyarakat
Kesehatan Reproduksi dan seksual) ditingkat bawah.
bagi kaum muda.
 Pihak eksternal menilai PKBI
sering membangun kerja sama
dengan sesama organisasi sosial.
 Pihak eksternal menilai PKBI
dipercaya untuk menjadi salah
pemimpin dalam koalisi atau
aliansi gerakan kaum muda.
Kelemahan  Kurang mengalang dukungan dari  Kurang mengalang dukungan
selebritis dan tokoh masyarakat dari selebritis dan tokoh
 Dukungan pemerintah untuk masyarakat.
pemenuhan HKSR terbatas pada  Dukungan pemerintah untuk
aspek promotif pemenuhan HKSR terbatas pada
aspek promotif
Sumber: pengolahan data penelitian (2017).

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Sampai saat ini PKBI masih diakui sebagai salah satu LSM yang expert
dalam pendidikan dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda
di Indonesia. PKBI juga dinilai mapan pada aspek manajerial lembaga swadaya
masyarakat, PKBI juga dinilai memiliki kelebihan dalam mengembangkan materi-
materi kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda. materi tersebut sering
menjadi rujukan bagi BKKBN maupun kementrian kesehatan dalam memberikan
informasi dan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda.

PKBI juga dinilai memiliki klinik - klinik yang menyediakan layanan


kesehatan reproduksi yang ramah remaja. Klinik yang dikelola PKBI sering
menjadi rujukan bagi klien dari BKKBN yang ingin mendapatkan layanan
kesehatan reproduksi. Kapasitas para relawan muda juga dinilai cukup kuat dalam
mengorganisir dukungan sebayanya.

Secara keseluruhan, Peran PKBI dalam memobilisasi sumberdaya internal


masih belum optimal. Disatu sisi, PKBI pusat telah membangun dan menyiapkan
sumberdaya organisasi yang mendukung gerakan kaum muda. elemen-elemen
organisasi seperti : nilai, tujuan organisasi, aturan dan kebijakan, struktur
organisasi, dan sistem teknologi komunikasi telah cukup kuat mendukung gerakan
kaum muda. Namun disisi lain, terdapat aspek-aspek dalam sumberdaya internal
yang cenderung lemah dalam memperkuat gerakan kaum muda.

Aspek-aspek sumber daya internal PKBI yang masih lemah adalah :


Pertama, masih lemahnya komitmen kepemimpinan aktor senior dalam
membangun gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Kecendrungan
komitmen kepemimpinan aktor senior terhadap penguatan gerakan kaum muda saat
ini tercermin dari masih belum memadainya alokasi anggaran PKBI pusat untuk
membangun gerakan kaum muda. kedua, lemahnya sistem pengembangan SDM
untuk mencetak pemimpin gerakan kaum muda (terutama ditingkat pusat). Hal ini
terlihat dengan belum adanya sistem pendidikan yang berorientasi gerakan. Bahkan
pada saat ini, PKBI belum menjalankan program dan kegiatan pendidikan bagi
kaum muda untuk dipersiapkan menjadi pemimpin gerakan sosial transformatif.
Ketiga, lemahnya konsistensi pelaksanaan aturan dan kebijakan yang telah
disepakati. Hal ini tercermin dari masih ada PKBI disetiap tingkatan yang belum

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


menjalankan mandat organisasi untuk menyediakan layanan safe abortion bagi
perempuan yang membutuhkan termasuk bagi kaum muda. Keempat, lemahnya
sinergitas gerakan PKBI di setiap tingkatan. Hal ini tercermin dari adanya
perbedaan isu HKSR yang diperjuangkan antara PKBI Pusat dengan PKBI daerah.
Misalnya PKBI membangun gerakan untuk memastikan sekolah memasukan
materi kesehatan reproduksi masuk kedalam kurikulum pendidikan sekolah
menengah namun PKBI Pusat fokus pada gerakan anti kekerasan seksual bagi
perempuan. Keempat (4) aspek internal yang memperlemah gerakan kaum muda
tersebut jika tidak diperhatikan akan mempengaruhi performance gerakan kaum
muda untuk pemenuhan HKSR yang sedang diinisiasi oleh PKBI.

6.2.2. Peran Memobilisasi Sumberdaya Eksternal PKBI

Peran PKBI dalam mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda juga
dilakukan dengan membangun dan memperkuat aliansi. PKBI misalnya diakui
sebagai inisiator aliansi gerakan SOS (save our sister) yaitu gerakan anti kekerasan
seksual bagi anak perempuan dan perempuan muda. Selain itu PKBI aktif
mendistribusikan sumber daya baik material maupun sumber daya manusia untuk
memperkuat aliansi seperti RHRN (right here right now)105, GKIA (Gerakan
Kesehatan Ibu dan Anak)106, Koalisi 18+107 dan lain-lain.

Tingkat dukungan masyarakat dalam mendorong dan memobilisasi gerakan


berkelanjutan sangat penting. Pada studi ini dukungan masyarakat difokuskan pada
bagaimana program dan kegiatan PKBI dalam meningkatkan dukungan masyarakat
terhadap pemenuhan HKSR. Peran PKBI Pusat dalam menggalang dukungan
masyarakat cendrung masih lemah. Hal ini diakui sebagai salah satu sumber
kegagalan PKBI Pusat dalam kerja advokasi untuk mengubah kebijakan yang
menghambat pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda seperti
Judicial Review UU NO.1 tahun 1971 tentang perwakinan. PKBI Pusat kurang

105
Aliansi yang memperjuangkan isu HKSR bagi kelompok marjinal seperti LGBT dan kaum
muda di Indonesia.
106
Aliansi non HKSR yang salah satu program kerjanya meningkatkan kesehatan kaum muda.
107
Koalisi LSM yang memperjuangkan anti pernikahan dini.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


menggalang dukungan dari tokoh - tokoh agama baik dari kalangan NU maupun
Muhammadiyah.

Jika peran PKBI Pusat cenderung masih lemah dalam menggalang


dukungan masyarakat, peran PKBI Daerah DKI Jakarta dan PKBI Daerah
Yogyakarta cenderung kuat. PKBI Daerah berperan dalam menggalang dukungan
masyarakat terkait pemenuhan HKSR. Peran PKBI dalam memberdayakan kaum
muda melalui pendidikan dan penyebaran informasi baik disekolah dan luar sekolah
sekaligus dijadikan ajang untuk menggalang dukungan masyarakat terkait
pemenuhan HKSR. Posisi PKBI daerah yang bersentuhan langsung dengan
komunitas kaum muda dan masyarakat cukup strategis untuk menggalang
dukungan dari masyarakat sekaligus dalam mereduksi nilai-nilai yang meng-
eksklusi kaum muda dalam mendapatkan HKSR.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tabel 25. Analisis mobilisasi dukungan eksternal.
Mobilisasi PKBI Pusat PKBI Daerah
Dukungan
Eksternal Kekuatan Kelemahan Kekuatan Kelemahan

Jejaring kerja Mempunyai jejaring kerjasama PKBI belum berhasil Berjejaring dengan organisasi Kontribusi terhadap aliansi masih
dengan organisasi yang luar di tingkat internasional, mempersatukan semua jejaring masyarakat sipil (ASV (Aliansi Satu kurang misalnya menyediakan
dan Aliansi nasional dan daerah memperkuat strategis dan membangun aksi Visi), Walhi) data isu HKSR disetiap daerah.
dukungan moral, dukungan SDM kolektif untuk memperkuat
dan sumberdaya material. gerakan kaum muda. Berkontribusi memperkuat Aliansi
(Berbagi best practice)
Berkontribusi dalam memperkuat
Aliansi (Menyediakan ruang
pertemuan) dan dukungan
sumberdaya manusia serta sharing
ide dan best practices.

Kepemimpinan PKBI Pusat sering dipercaya Kualitas kepemimpinan kaum PKBI Daerah yang menjadi anggota
PKBI dalam memimpin Aliansi (GKIA, SOS, muda PKBI masih lemah dalam Aliansi Satu visi cukup Berpengaruh
Aliansi TWG Cedaw, dan koordinator menyuarakan isu HKSR bagi dalam aliansi tersebut.
kampanye koalisi 18+) kaum muda (GKIA)
Direktur PKBI DKI Jakarta pernah
Relawan muda PKBI (Ibil) Adanya dominasi aktor senior dipercaya menjadi koordinator
dipercaya Aliansi mewakili suara didalam aliansi yang Aliansi Satu Visi.
kaum muda pada event nasional menyebabkan kaum muda PKBI
dan internasional. tidak optimal dalam memainkan
perannya (relasi kuasa yang Relawan muda PKBI Daerah menjadi
timpang). representasi kaum muda dalam
kepengurusan aliansi satu visi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Mobilisasi PKBI Pusat PKBI Daerah
Dukungan
Eksternal Kekuatan Kelemahan Kekuatan Kelemahan

Dukungan Karena PKBI Daerah merupakan Penggalangan dukungan Para relawan muda aktif menggalang Organisasi keagamaan
Masyarakat bagian integral dari PKBI Pusat, masyarakat cenderung lemah dukungan masyarakat terutama di fundamental sering menjadi
maka dukungan masyarakat karena PKBI Pusat tidak sekolah dan luar sekolah. penghambat gerakan kaum muda
kepada PKBI daerah akan bersentuhan langsung dengan seperti gagalnya kesepatan antara
berdampak pada dukungan masyarakat umum. PKBI daerah dengan pemerintah
terhadap PKBI secara untuk menjalankan program dan
keseluruhan. PKBI juga belum menggalang layanan KSR karena tekanan dari
dukungan dari tokoh-tokoh
kelompok masyarakat tertentu.
organisasi keagamaan (NU dan
Muhammadiyah)
Dukungan Dukungan pemerintah terhadap Pemerintah cenderung bersikap Pemerintah daerah dengan didukung Walaupun ada kebijakan tentang
PKBI cenderung kuat melalui netral terhadap gerakan HKSR PKBI mengeluarkan kebijakan HKSR KSR bagi kaum muda namun
Pemerintah berbagai kerjasama taktis, dengan tidak melakukan strategi (Pergub KRR di DKI Jakarta & DI Implementasi kebijakan
misalnya event youth camp, dan taktik tertentu untuk Yogyakarta) cenderung lemah.
pelatihan kaum muda, konferensi melemahkan gerakan kaum
yang diselenggakan pemerintah. muda. Pemerintah bekerja sama dengan
klinik PKBI membangun sistem
Komitment pemerintah rujukan dan monitoring bersama
cenderung lemah dalam untuk meningkatkan layanan KSR
pemenuhan HKSR (belum aktif ramah remaja
menjalankan prog & layanan
KSR komprehensif bagi kaum Pemerintah bekerja sama PKBI
muda memperkuat program PIK Remaja

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Salah satu faktor eksternal yang turut mempengaruhi perkembangan dan hasil
gerakan adalah tingkat dukungan atau penolakan pemerintah terhadap gerakan kaum
muda. pada studi ini tingkat dukungan pemerintah fokus pada program dan kegiatan yang
dilakukan oleh PKBI dalam mendorong komitmen pemeritah untuk mendukung
pemenuhan HKSR bagi kaum muda. Pada level dukungan pemerintah, peran PKBI
daerah untuk meningkatkan dukungan pemerintah cukup kuat. Upaya PKBI Pusat dan
Daerah untuk menggalang dukungan dari pemerintah untuk pemenuhan hak seksual dan
reproduksi dilakukan dengan pendekatan kemitraan. Pendekatan tersebut cenderung
cukup baik dan efektif, terutama dalam upaya mendorong pemerintah memobilisasi
sumberdaya untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum muda. Kementrian
kesehatan menyampaikan bahwa PKBI pusat sering mengirimkan youth representatif
untuk menyuarakan ide dan gagasan terkait hak kesehatan seksual dan reproduksi pada
forum – forum yang diselenggarakan oleh pemerintah. Forum-forum pemerintah tersebut
diantaranya membahas tentang RAN (Rencana Aksi Nasional) Kepemudaan ditingkat
Nasional.

Sedangkan ditingkat daerah, PKBI DKI Jakarta dan PKBI Daerah Yogyakarta
telah berperan penting dalam berkontribusi dalam mendorong pemerintah mengeluarkan
peraturan gubernur terkait pelaksanaan program kesehatan reproduksi remaja di sekolah.
PKBI berperan aktif dalam menyediakan sumber daya manusia dan keahliannya dalam
membantu pemerintah menyusun kebijakan dan menyusun pedoman program maupun
layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda. Pemerintah sering
melibatkan PKBI sebagai sumber informasi, sumber pengetahuan dan kterampilan terkait
program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda. Selain itu PKBI
juga aktif melakukan pemantauan dan evaluasi bersama dengan pemerintah terkait untuk
melihat perkembangan pelaksanaan kebijakan yang telah dikeluarkan.

Meskipun demikian peran PKBI dalam memastikan pemenuhan HKSR bagi kaum
muda masih belum sepenuhnya berhasil mengingat komitmen pemerintah untuk
menjalankan program dan layanan bagi kaum muda masih terbatas pada program –
program preventif untuk mencegah kerentanan dan risiko seksual dan reproduksi kaum
muda terjadi melalui penyediaan informasi dan layanan dasar. Ditingkat daerah,
kebijakan yang telah diterbitkan sering kali tidak menjamin struktur pemerintah
menjalankan isi kebijakan yang telah dikeluarkan oleh kepala daerah tersebut. Diperlukan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


peran PKBI yang lebih efektif terutama dalam menggalang aksi kaum muda dan
mobilisasi sumberdaya yang lebih besar dan lebih beragam untuk mendorong dukungan
pemerintah yang lebih komprehensif.

Para aktor PKBI juga mendorong relawan muda untuk aktif menjalin kerjasama
dengan aliansi dan organisasi sosial, baik yang sepadan maupun yang memiliki visi
pemenuhan HKSR, untuk menggalang dukungan dari mereka. Meskipun demikian,
kepemimpinan PKBI dalam memobilisasi dukungan sumberdaya yang melekat pada
aliansi maupun organisasi sosial yang menjadi anggota aliansi masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena, walaupun PKBI memegang posisi cukup strategis dalam struktur aliansi
yaitu menjadi salah satu pimpinan GKIA namun isu kaum muda justru belum muncul dan
bahkan tenggelam dalam isu lain seperti isu kesehatan ibu, bayi dan gizi anak.
Sumberdaya (finansial, sumberdaya manusia) yang diperoleh GKIA belum digunakan
untuk memperjuangkan pemenuhan HKSR bagi kaum muda.

Hasil analisis tentang kepemimpinan PKBI dalam jaringan kerja untuk


membangun gerakan kaum muda pada aliansi GKIA berbeda dengan hasil riset108 yang
dikeluarkan oleh pusat kajian gender dan seksualitas FISIP UI (2015: p. 18) yang
menyebutkan: bahwa motor pergerakan kegiatan di dalam aliansi Seperlima sejatinya
adalah PKBI dan Rahima dalam implementasi program. Sementara pada aliansi lain,
yaitu aliansi satu visi, Peran PKBI Daerah DKI Jakarta dan PKBI yogyakarta cukup kuat.
Selain pernah memimpin aliansi satu visi, PKBI dan para relawan muda sering mewarnai
arah program dan gerakan aliansi tersebut. PKBI juga diakui sering berperan dalam
berbagi pengalaman terbaik dalam memenuhi HKSR bagi kaum muda. Aliansi satu visi
sering berkontribusi untuk memfasilitasi pertemuan-pertemuan antar organisasi
masyarakat sipil yang mengkaji praktik-praktik terbaik LSM tentang pelaksanaan
program, pemberian layanan dan kerja advokasi untuk pemenuhan hak seksual dan
reproduksi kaum muda. Hal yang melemahkan peran PKBI dalam aliansi adalah masih
lemahnya kerjasama dan koordinasi antara PKBI dengan anggota aliansi lain. Selain itu,
kontribusi PKBI daerah yang menjadi anggota ASV terkait data situasi kesehatan seksual
dan reproduksi untuk dijadikan bahan kerja advokasi ASV untuk pemenuhan hak seksual

108
Riset yang dikeluarkan oleh Pusat kajian gender dan seksualitas FISIP UI tahun 2015 itu adalah studi
self assessment bagi gugus kerja Seperlima dalam implementasi kegiatan penguatan akses pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dan reproduksi bagi kaum muda. Tantangan terkait lemahnya koordinasi dan kerja sama
antar LSM dalam aliansi juga menegaskan hasil temuan studi sebelumnya yang dilakukan
oleh Rochman (2002:p.155) yang menyebutkan bahwa dalam advokasi kasus kedung
ombo terjadi kompetisi dan lemahnya kerja sama dan koordinasi antar LSM.

Dengan demikian peran PKBI pada aspek internal cenderung diperkuat oleh peran
PKBI dalam menetapkan elemen strategis organisasi berupa (nilai, tujuan, visi, misi serta
tipe organisasi) yang paralel dengan keinginan kepentingan PKBI dalam mendorong
gerakan kaum muda baik secara vertikal maupun horizontal. Sementara pada elemen
manajerial, peran PKBI cenderung dinamis disebabkan ada aspek-aspek peran PKBI
disetiap tingkatan yang belum secara optimal dijalankan seperti peran dalam memperkuat
bonding antar aktor gerakan dan peran PKBI untuk mensinergikan isu HKSR kaum muda
yang menjadi agenda bersama.
Yang menarik, gerakan kaum muda yang dimobilisasi PKBI juga cenderung
diperkuat olah dukungan eksternal. PKBI berperan aktif membangun kerja sama dan
menggalang dukungan dengan organisasi dan aliansi. PKBI tidak hanya bekerja sama
dengan organisasi dan aliansi yang yang memiliki isu dan tujuan yang sama (jejaring
HKSR) tetapi juga bekerja sama dengan jejaring yang berbeda tujuan (non – HKSR).
Walaupun PKBI banyak membangun kerja sama dengan organisasi dan aliansi namun
kepemimpinan PKBI dalam memobilisasi sumberdaya cenderung lemah selain itu terjadi
kompetisi antar aktor gerakan dalam aliansi dan antar aliansi.
Sementara itu pada aspek relasi PKBI dengan masyarakat masih cenderung
terbatas pada masyarakat di lokasi proyek/ dampingan. PKBI dinilai kurang menggalang
dukungan organisasi berbasis masyarakat/ agama. Lebih lanjut, relasi PKBI ditingkat
pusat dengan pemerintah cenderung lemah hal ini dapat dilihat dari kecenderungan PKBI
Pusat yang bekerja sama pada aspek – aspek taktis dan jangka pendek seperti bekerja
sama pada event-event tertentu dalam mempromosikan HKSR bagi kaum muda.

Dengan demikian, elemen-elemen penting yang dapat melemahkan gerakan kaum


muda yang dimobilisasi PKBI pada aspek internal adalah bonding antar aktor gerakan.
Aspek bonding antar aktor gerakan ini mempengaruhi sinergitas isu yang diperjuangkan
dan kohesifitas organisasi. Selain itu kepemimpinan internal PKBI juga cenderung
semakin melemah dalam mendukung gerakan kaum muda. Sementara pada aspek

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


eksternal, peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda cenderung kuat dengan
semakin aktifnya PKBI dalam memperkuat aliansi dan bekerja sama dengan organisasi
lain. Namun peran PKBI tersebut masih diperlemah dengan kepemimimpinan aktor PKBI
dalam memobilisasi sumber daya dalam aliansi untuk memperkuat gerakan. Disamping
itu adanya kompetisi antar anggota dalam aliansi dan antar aliansi yang memperjuangkan
HKSR bagi kaum muda cenderung memperlemah gerakan.

6.3. Model Peran PKBI dalam Memobilisasi Gerakan Kaum Muda

Mengacu pada analisis tipologi PKBI sebagai organisasi semi-korporatis dan


tipologi LSM Reformasi serta Peran PKBI dalam memobilisasi sumberdaya internal dan
eksternal maka disusunlah model gerakan kaum muda. Penyusunan model gerakan kaum
muda ini menggunakan perspektif sosiologis, dengan menggunakan konsep tipologi
organisasi masyarakat sipil menurut Aspinal (2004) dan konsep tipologi LSM menurut
Fakih (1996) serta teori mobilisasi sumberdaya menurut Edward dan McCarthy (2004)
dan tipe kapital sosial menurut woolcock (2001) sebagai basis pijakan perumusan model
gerakan kaum muda. Keempat konsep tersebut akan menjadi acuan perumusan model
gerakan kaum muda PKBI.

Keempat teori yang dijadikan landasan pengembangan model gerakan kaum muda
sangat penting karena teori tersebut mencakup tipologi LSM yang banyak
mempertimbangkan aspek internal dan tipologi LSM dalam relasinya dengan negara serta
Peran LSM dalam memobilisasi sumberdaya, baik internal dan eksternal, untuk
mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda.

Berdasarkan analisis peran PKBI dalam mendorong dan memobilisasi gerakan


kaum muda untuk pemenuhan HKSR diatas, dapat diidentifikasi bahwa peran dan isu
kunci gerakan kaum muda PKBI adalah sebagai berikut:

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Tabel 26 : Peran PKBI dan Isu Kunci

NO Bentuk Internal Eksternal


Sumber
PKBI Pusat PKBI Daerah PKBI Pusat PKBI Daerah
Daya

1 Material Peran Peran Peran Peran


Memobilisasi sumberdaya Memobilisasi SDF melalui PKBI menjalin kerja sama Menjalin kerja sama dengan
finansial (SDF) melalui wisma Klinik, investasi dan iuran dengan Aliansi dan lembaga Aliansi dan lembaga donor
dan iuran anggota. anggota. donor.
Isu Kunci
Menyediakan ruang dan fasilitas Menyediakan ruang dan Menyediakan ruangan untuk
Ada kompetisi antar aktor
untuk diskusi dan merancang fasilitas untuk diskusi dan diskusi gerakan bagi aktor
gerakan untuk mendapatkan
gerakan kaum muda merancang gerakan kaum dalam Aliansi.
sumberdaya material dari
muda
Isu Kunci Isu Kunci aliansi.
Isu Kunci
Alokasi anggaran untuk gerakan Ada kompetisi antar aktor Aliansi cenderung tergantung
kaum muda belum memadai Cenderung tergantung dengan gerakan untuk mendapatkan dengan SDF dari pihak
SDF Lembaga Donor sumberdaya material dari Lembaga Donor
Cenderung tergantung dengan
aliansi.
SDF Lembaga Donor
Aliansi cenderung tergantung
dengan SDF dari pihak
Lembaga Donor.

2 Manusia Peran Peran Peran Peran


Menempatkan staff untuk Mendorong relawan muda
mengkoordinir gerakan dan untuk aktif berjejaring

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


NO Bentuk Internal Eksternal
Sumber
PKBI Pusat PKBI Daerah PKBI Pusat PKBI Daerah
Daya

advisor ahli untuk memperkuat Mempekerjakan Koordinator ditingkat nasional dan Merekrut dan mengorganisir
gerakan. youth center mengkoordinir internasional. kaum muda berbasis sekolah
gerakan kaum muda. dan non – sekolah.
Menyelenggarakan program Mengirimkan staff dan
pelatihan gerakan dan advokasi Meningkatkan Kapasitas para relawan muda menjadi Mendorong staff & relawan
bagi kaum muda. relawan muda PKBI ditingkat narasumber / peserta pelatihan, muda untuk aktif berjejaring
daerah. seminar, konferensi dan ditingkat daerah dan nasional.
PKBI Memfasilitasi proses Aksi
workshop (tingkat nasional
kolektif kaum muda Memfasilitasi proses Aksi Mengirimkan staff dan relawan
dan internasional)
(perencanaan, pelaksanan, kolektif kaum muda muda menjadi narasumber /
monev). (perencanaan, pelaksanan, Isu Kunci peserta pelatihan, seminar,
monev).
Isu Kunci konferensi dan workshop
Kapasitas relawan muda PKBI
Isu Kunci (tingkat daerah, nasional dan
kualitas kepemimpinan internal untuk memobilisasi
internasional).
PKBI Pusat yang masih masih kepemimpinan internal PKBI sumberdaya cenderung lemah.
lemah (terkait visi dan Pusat yang masih masih lemah Isu Kunci
komitment). (terkait visi dan komitment).
Semakin sulit merekrut kaum
program peningkatan kapasitas Tingkat turn over relawan muda menjadi relawan
staff dan relawan belum fokus muda tinggi.
kepada gerakan
3 Organisasi Peran Peran Peran Peran
Sosial
Menetapkan dan Menjalankan Menjalankan nilai, tujuan, visi, Berkontribusi terhadap Berkontribusi terhadap
nilai, tujuan, visi, misi dan misi dan kebijakan organisasi perumusan aspek strategis perumusan aspek strategis
kebijakan organisasi. (kebijakan aliansi, nilai, tujuan (kebijakan aliansi, nilai, tujuan
Mendirikan Youth Center &
gerakan) aliansi (seperti: gerakan) aliansi (seperti dalam
Mendirikan youth forum Youth Forum
aliansi gerakan SOS, GKIA) ASV)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


NO Bentuk Internal Eksternal
Sumber
PKBI Pusat PKBI Daerah PKBI Pusat PKBI Daerah
Daya

Isu Kunci Isu Kunci Isu Kunci Isu Kunci


Masih adanya perbedaan tafsir lemahnya bonding (ikatan) Adanya kompetisi antar lemahnya kerjasama antara
aktor gerakan PKBI atas elemen antar aktor gerakan, terutama Aliansi untuk lebih dominan PKBI Daerah dengan anggota
strategis organisasi. antara aktor gerakan PKBI dalam isu tertentu. aliansi
Pusat dan PKBI Daerah.
lemahnya bonding (ikatan) antar Kurang menggalang dukungan Adanya kompetisi antara PKBI
aktor gerakan, terutama antara Forkus program kaum muda organisasi keagamaan Daerah dengan organisasi lain
aktor gerakan PKBI Pusat dan berbeda antar Pusat dan dalam aliansi.
PKBI Daerah Daerah
Manajemen gerakan yang Lebih fokus menyediakan
berbasis proyek. informasi dan layanan

Forkus program kaum muda


berbeda antar Pusat dan Daerah
4 Kultural Peran Peran Peran Peran
Memfasilitasi internalisasi ide, Memfasilitasi internalisasi ide, Mengadopsi ide, gagasan dan Mengadopsi ide, gagasan dan
gagasan, konsep dan nilai gagasan, konsep dan nilai nilai dari IPPF nilai dari IPPF
tentang kaum muda seputar tentang kaum muda seputar
Menghubungkan media sosial Menghubungkan media sosial
seksualitasnya melalui forum seksualitasnya melalui forum
(Website) PKBI dengan IPPF (Website) PKBI dengan IPPF
learning culture beragam media learning culture beragam
untuk update produk material untuk update produk material
(buku, modul, film, media massa media (buku, modul, film,
(guideline HKSR). (guideline HKSR).
dan media sosial) media massa dan media sosial)
Memfasilitasi kaum muda untuk Memfasilitasi kaum muda
menyampaikan ide, konsep, untuk menyampaikan ide, Isu Kunci Isu Kunci
gagasan dan nilai tentang konsep, gagasan dan nilai

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


NO Bentuk Internal Eksternal
Sumber
PKBI Pusat PKBI Daerah PKBI Pusat PKBI Daerah
Daya

identitas kaum muda dan tentang identitas kaum muda - -


seksualitas melalui seminar, dan seksualitas melalui
konferensi dan workshop seminar, konferensi dan
(nasional dan internasional) dan workshop (nasional dan
media sosial internasional) dan media sosial
Isu Kunci Isu Kunci
Produk media infomasi dan Produk media infomasi dan
edukasi untuk memperkuat edukasi untuk memperkuat
gerakan advokasi terbatas. gerakan advokasi terbatas.
Media sosial untuk mendukung
gerakan belum dikelola secara
maksimal

5 Moral - - Menggalang dukungan moral Menggalang dukungan moral


dari jejaring HKSR dan non dari jejaring HKSR dan non
HKSR sehingga jejaring mau HKSR sehingga jejaring mau
berpartisipasi dalam kegiatan berpartisipasi dalam kegiatan
dan event yang diselengarakan dan event yang diselengarakan
PKBI PKBI
Isu Kunci
Kurang mengalang dukungan Menggalang dukungan moral
Moral dari selebritis dan tokoh dari kaum muda yang menjadi
masyarakat. korban seperti : Korban KTD
(Kehamilan tak diinginkan)
yang akhirnya berpartipasi aktif

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


NO Bentuk Internal Eksternal
Sumber
PKBI Pusat PKBI Daerah PKBI Pusat PKBI Daerah
Daya

Dukungan pemerintah untuk dalam kampanye anti kekerasan


pemenuhan HKSR terbatas seksual dan pernikahan anak.
pada aspek promotif
Isu Kunci
Kurang mengalang dukungan
Moral dari selebritis dan tokoh
masyarakat
Dukungan pemerintah untuk
pemenuhan HKSR terbatas pada
aspek promotif

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa PKBI telah banyak
berperan dalam memobilisasi gerakan kaum muda. Peran PKBI tersebut dilakukan
kedalam (internal) dan keluar (eksternal). Pada aspek sumber daya material, PKBI
telah memobilisasi sumber daya finansial (SDF) melalui pengeloaan wisma dan
iuran anggota yang hasilnya digunakan untuk membiayai program-program kaum
muda. PKBI juga telah menyediakan ruang dan fasilitas untuk diskusi dan
merancang gerakan kaum muda. Pada aspek SDM, PKBI, baik pusat dan daerah,
telah menempatkan SDM yang khusus ditugaskan untuk mengelola gerakan kaum
muda disetiap tingkatan PKBI. PKBI juga menyelenggarakan program pelatihan
bagi staff dan relawan muda serta memfasilitasi aksi-aksi kolektif kaum muda. Pada
aspek sumber daya organisasi (SDO): PKBI pusat telah berperan dalam
menetapkan dan menjalankan aspek strategis organisasi (nilai, tujuan, visi, misi dan
kebijakan organisasi) yang dapat memperkuat gerakan, PKBI juga mendirikan
youth forum sebagai wadah untuk memperkuat ikatan relawan muda PKBI.
Sementara ditingkat daerah, PKBI berupaya menjalankan aspek strategis organisasi
dan mendirikan youth center & youth forum sebagai wadah gerakan kaum muda.
Pada aspek sumber daya kultural (SDK), PKBI (pusat dan daerah) berupaya
memfasilitasi internalisasi ide, gagasan, konsep dan nilai tentang kaum muda
seputar seksualitasnya terhadap SDM internal melalui forum learning culture dan
produksi beragam media (buku, modul, film, media massa dan media sosial), selain
itu PKBI juga Memfasilitasi kaum muda untuk menyampaikan ide, konsep, gagasan
dan nilai tentang identitas kaum muda dan seksualitas melalui seminar, konferensi
dan workshop (nasional dan internasional) dan media sosial.

Peran PKBI dalam memobilisasi sumberdaya eksternal untuk mendorong


dan memperkuat gerakan adalah sebagai berikut: pada aspek sumber daya material,
PKBI (pusat dan daerah) menjalin kerja sama dengan aliansi dan lembaga donor,
menyediakan ruangan untuk diskusi gerakan bagi aktor dalam aliansi. Pada aspek
SDM, PKBI (Pusat dan daerah) mendorong relawan muda untuk aktif berjejaring
di tingkat nasional dan internasional; mengirimkan staff dan relawan muda menjadi
narasumber / peserta pelatihan, seminar, konferensi dan workshop (tingkat nasional
dan internasional); selain itu, khusus ditingkat daerah, PKBI merekrut dan
mengorganisir kaum muda berbasis sekolah dan non – sekolah. Pada aspek SDO,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


PKBI (Pusat & daerah) berkontribusi terhadap perumusan aspek strategis organisasi
dan aliansi. Pada aspek SDK, PKBI berupaya mengadopsi ide, gagasan dan nilai
dari IPPF tentang kaum muda dan HKSR dengan aktif mengikuti event-event yang
diselenggarakan IPPF; PKBI juga menghubungkan media sosial PKBI dengan IPPF
untuk update produk material (seperti guideline HKSR dan perkembangan gagasan
dengan perspektif global). Pada aspek sumber daya moral, PKBI (Pusat dan daerah)
aktif menggalang dukungan moral dari jejaring HKSR dan non HKSR (seperti
jaringan kaum muda Walhi dan jaringan kaum muda pemerintah); ditingkat daerah
PKBI menggalang dukungan dari beneficiaries program dan layanan PKBI seperti
kaum muda yang pernah mengalami KTD.

Meskipun telah banyak peran dan upaya PKBI baik ditingkat Pusat dan
Daerah dalam memobilisasi sumber daya untuk memperkuat gerakan namun
demikian terdapat beberapa isu kunci yang masih memerlukan perhatian agar
gerakan kaum muda yang didorong oleh PKBI dapat lebih berkembang dan
mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan terdapat beberapa elemen yang mempengaruhi masih


lemahnya gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR, baik secara internal
maupun eksternal. Secara internal faktor-faktornya adalah: Pertama, pada aspek
sumberdaya material yaitu alokasi anggaran untuk gerakan kaum muda belum
memadai dan cenderung tergantung dengan SDF (sumberdaya finansial) dari
lembaga donor. Kedua, aspek sumberdaya manusia terdiri dari: kualitas
kepemimpinan internal PKBI Pusat yang masih masih lemah (terkait visi dan
komitment), program peningkatan kapasitas staff dan relawan belum fokus
memperkuat gerakan, tingkat turn over relawan muda cenderung tinggi. Ketiga,
aspek sumber daya organisasi terdiri dari: Masih adanya perbedaan tafsir aktor
gerakan PKBI atas elemen strategis organisasi, lemahnya bonding (ikatan) antar
aktor gerakan, terutama antara aktor gerakan PKBI Pusat dan PKBI Daerah,
manajemen gerakan yang berbasis proyek, fokus isu program kaum muda berbeda
antar Pusat dan Daerah. Keempat, aspek sumberdaya kultural terdiri dari: Produk
media infomasi dan edukasi untuk memperkuat gerakan advokasi terbatas, media
sosial untuk menyebarkan ide, gagasan dan nilai HKSR kaum muda belum dikelola
secara maksimal.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Secara eksternal faktor – faktor yang memperlemah peran PKBI dalam
memobilisasi gerakan adalah: Pertama, aspek sumber daya material terdiri dari ada
kompetisi antar aktor gerakan untuk mendapatkan sumber daya material dari aliansi
serta aliansi cenderung tergantung dengan SDF dari pihak lembaga donor. Kedua,
pada aspek sumber daya manusia terdiri dari: kapasitas relawan muda PKBI untuk
memobilisasi sumber daya dari jejaring cenderung lemah, semakin sulit merekrut
kaum muda menjadi relawan untuk memperjuangkan pemenuhan HKSR. Ketiga,
pada aspek sumber daya organisasi; Adanya kompetisi antar aliansi untuk lebih
dominan dan menonjol dalam isu tertentu (tingkat nasional/ Pusat), kurang
menggalang dukungan organisasi keagamaan (tingkat nasional/ Pusat) untuk
memperkuat gerakan serta adanya kompetisi antar aliansi untuk dipandang lebih
dominan dalam isu tertentu. Ditingkat daerah, masih lemahnya kerjasama antara
PKBI daerah dengan anggota aliansi (Daerah), adanya kompetisi antara PKBI
Daerah dengan organisasi lain dalam aliansi (Daerah). Keempat, pada aspek sumber
daya moral adalah kurang mengalang dukungan moral dari selebritis dan tokoh
masyarakat yang dapat meningkatkan dukungan masyarkat lebih luas. Dukungan
pemerintah untuk pemenuhan HKSR terbatas pada aspek promotif.

Dari faktor - faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi lemahnya


gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Penulis melihat, baik pada aspek
internal dan eksternal, kapital sosial, cukup mempengaruhi dinamika PKBI dalam
memobilisasi gerakan kaum muda. Woolcock (2001) dan Purdeu (2007)
membedakan kapital sosial berdasarkan tingkatannya menjadi 3 yaitu bonding,
kapital sosial bridging dan kapital sosial linking. Kapital sosial bonding mengacu
pada ikatan aktor - aktor yang memiliki kesamaan berdasarkan karakteristik
demografi, seperti aktor dalam lingkungan organisasi yang sama. Isu Bonding juga
terkait dengan isu kohesivitas kelompok dan identitas gerakan sosial. Dalam hal ini
bonding mengacu pada ikatan antara aktor gerakan PKBI Pusat dan Daerah.
Sementara, kapital sosial bridging mengacu pada ikatan antar aktor gerakan
manusia yang tidak berbagi banyak karakteristik seperti dalam bonding. Dalam hal
ini Kapital sosial “bridging” mengacu pada ikatan antara aktor PKBI dengan
jejaring (organisasi sosial dan aliansi).

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Pada aspek internal, PKBI menghadapi isu lemahnya trust (kepercayaan)
dari aktor PKBI Daerah terhadap PKBI Pusat demikian juga sebaliknya PKBI Pusat
terhadap PKBI daerah. Hal ini disebabkan persepsi masing - masing pihak yang
memandang pihak lain kurang berkomitmen dan kurang berperan dalam
mendorong gerakan. Sementara pada aspek eksternal, terutama PKBI dalam
relasinya dengan jejaring, diketahui bahwa antar aliansi cenderung bekerja sendiri,
selain itu kerja sama antar aktor gerakan dalam aliansi juga cenderung lemah. Selain
itu, aktor – aktor gerakan cenderung berkompetisi agar tampil lebih dominan.

Disisi lain, saat ini, secara internal, PKBI cenderung menghadapi krisis
kepemimpinan termasuk kepemimpinan kaum muda PKBI. Hal ini terlihat dari
pandangan informan internal yang memandang bahwa kepemimpinan PKBI saat
ini cenderung kurang berkomitmen dalam membangun gerakan sementara secara
eksternal memandang bahwa kapasitas relawan muda PKBI cenderung kurang
dapat meyakinkan jejaring terutama orang dewasa terkait kebutuhan dan HKSR
kaum muda. Kepemimpinan PKBI didalam (internal) dan diluar (eksternal) turut
mempengaruhi performance PKBI dalam memobilisasi beragam sumberdaya yang
sangat penting untuk memastikan gerakan kaum muda berkelanjutan dan mencapai
hasil optimal. Kepemimpinan dalam hal ini sangat terkait dengan kapasitas,
sentralitas dan pengaruh aktor dalam mengakses dan memobilisasi sumber daya
yang tersedia baik internal maupun eksternal. Dengan demikian kepemimpinan
merupakan prasyarat penting untuk mengakses dan memobilisasi sumber daya lain
seperti sumberdaya material, sumberdaya kultural dan sumber daya moral. Karena
kepemimpinan melekat pada manusia maka upaya yang dapat dilakukan untuk
memperkuat kepemimpinan aktor gerakan adalah dengan memperkuat agency aktor
gerakan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis memilih 3 faktor yang paling
signifikan dan strategis perlu diperhatikan oleh PKBI untuk memperkuat gerakan
kaum muda yang berkelanjutan untuk pemenuhan HKSR yaitu:

1. Memperkuat bonding internal PKBI (Pusat dan Daerah)


2. Memperkuat bridging antara PKBI dengan jejaring aliansi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


3. Memperkuat komitmen dan kapasitas agency yang berorientasi gerakan
baik internal (PKBI Pusat dan Daerah) maupun eksternal (dalam jejaring
aliansi).

Memperkuat bonding gerakan kaum muda di tingkat pusat dan daerah


penting, karena: pertama, secara internal PKBI memiliki sumber daya manusia
kaum muda yang cukup banyak dari mulai staff, relawan muda dan peer educator
yang jika dimobilisasi secara sinergis maka akan meningkatkan capaian gerakan
kaum muda dalam pemenuhan HKSR di Indonesia. Kedua, isu HKSR yang terjadi
di level nasional yang dikawal oleh PKBI Pusat dan isu HKSR yang terjadi di level
daerah yang dikawal oleh PKBI Daerah pada dasarnya saling terkait, misalnya
lemahnya komitmen kementrian kesehatan dan BKKBN akan berpengaruh
terhadap implementasi program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi
kaum muda ditingkat daerah. Oleh karena itu, keterkaitan isu HKSR bagi kaum
muda di tingkat nasional dan daerah akan sulit diubah melalui gerakan yang parsial
dan terputus antara pusat dan daerah. Dengan demikian memperkuat bonding antar
aktor PKBI diharapkan dapat berkontribusi pada pengurangan isu kunci lain yang
memperlemah gerakan kaum muda, seperti : Tingkat turn over relawan muda yang
cenderung tinggi dan lemahnya bonding (ikatan) antar aktor gerakan yang
mempengaruhi kohesifitas organisasi, manajemen gerakan yang berbasis proyek,
fokus isu program dan gerakan kaum muda yang cenderung berbeda antar Pusat
dan Daerah.

Memperkuat bridging gerakan antara PKBI dengan jejaring organisasi


sosial dan aliansi juga penting, karena: Pertama, terdapat banyak jejaring dan
aliansi yang dibangun dan bekerja sama dengan PKBI namun jejaring dan aliansi
tersebut cenderung berjalan masing-masing. Kedua, aliansi-aliansi yang bertujuan
untuk pemenuhan HKSR bagi kaum muda cendrung berkompetisi untuk
mendapatkan sumber daya moral (legitimasi) dan sumber daya material. Ketiga,
belum terbentuknya identitas kolektif, berupa isu bersama dan agenda kerja yang
diperjuang bersama dan yang dapat menyatukan aktor gerakan dalam aliansi serta
antar aliansi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Dengan demikian dengan memperkuat bridging maka isu kunci lainnya
dapat diatasi, yaitu pada aspek sumber daya material; seperti ada kompetisi antar
aktor gerakan untuk mendapatkan sumber daya material dari aliansi, aliansi
cenderung tergantung dengan SDF dari pihak lembaga donor dapat dikurangi. Hal
ini dapat terjadi ketika setiap anggota dalam aliansi dan antar aliansi saling berbagi
peran dan mendistribusikan sumber dayanya untuk memperkuat gerakan bersama.
Begitu pula pada isu kunci dalam aspek sumber daya organisasi yaitu adanya
kompetisi antar aliansi yang ingin lebih dominan dan menonjol dan masih kurang
menggalang dukungan organisasi keagamaan (tingkat nasional/ Pusat) dan
lemahnya kerjasama antar aktor gerakan.
Sementara memperkuat sistem pengembangan SDM internal (PKBI) dan
eksternal (Jaringan aliansi) yang difokuskan pada penguatan gerakan dapat
meningkatkan dua hal, yakni: Pertama, mencetak SDM (staff maupun relawan)
yang memiliki kualitas kepemimpinan yang memiliki visi dan komitmen yang kuat
dalam gerakan. Kedua, meningkatkan kompetensi kaum muda yang dapat
berpartisipasi secara bermakna dalam ruang-ruang pengambilan keputusan, baik di
internal maupun eksternal PKBI. Ketiga, meningkatkan kapasitas kaum mdua yang
dapat mengakses dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memperkuat
gerakan. Peningkatan SDM aktor gerakan tersebut akan berdampak lebih lanjut
pada perbaikan - perbaikan aspek manajerial PKBI lainnya, seperti menyuarakan
dan mendorong organisasi untuk menjalankan mandat organisasi yang terakait
dengan upaya memperkuat gerakan. Lebih lanjut, meningkatnya kompetensi para
aktor gerakan kaum muda PKBI akan memperkuat pengaruh PKBI dalam
meningkatkan dukungan sumber daya aliansi terhadap agenda-agenda gerakan
terkait pemenuhan HKSR. Demikian juga dengan kapasitas kaum muda dalam
menggalang dukungan dari masyarakat dan pemerintah tentunya akan semakin
memperkuat capaian gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR.

Dengan demikian memperkuat agency aktor internal (PKBI) akan


membantu mengatasi isu kunci internal, yaitu: Pertama, pada agency aktor internal
PKBI dapat mengatasi isu kunci pada aspek sumberdaya material yaitu alokasi
anggaran untuk gerakan kaum muda belum memadai. Kedua, agency aktor internal
PKBI dapat mengatasi isu kunci pada aspek seperti kualitas sumber daya manusia

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dan kualitas kepemimpinan internal PKBI Pusat yang masih masih lemah (terkait
visi dan komitment) dan belum fokusnya program peningkatan kapasitas staff dan
relawan untuk memperkuat gerakan. Ketiga, agency aktor internal PKBI dapat
mengatasi isu kunci pada aspek sumber daya organisasi seperti masih adanya
perbedaan tafsir aktor gerakan PKBI atas elemen strategis organisasi. Ke-empat,
agency aktor internal PKBI dapat mengatasi isu kunci pada aspek sumber daya
kultural yang terdiri dari masih terbatasnya produk media infomasi dan edukasi
untuk memperkuat gerakan advokasi serta isu terkait media sosial untuk
menyebarkan ide, gagasan dan nilai HKSR kaum muda yang belum dikelola secara
maksimal.

Sementara itu memperkuat agency aktor eksternal (jaringan) akan


membantu mengatasi isu kunci pada aspek eksternal, yaitu: agency aktor eksternal
dapat menanggulangi isu kunci pada aspek sumberdaya manusia terdiri dari masih
lemahnya kapasitas relawan muda PKBI untuk memobilisasi sumberdaya dari
jejaring, adanya kesulitan untuk merekrut kaum muda menjadi relawan untuk
memperjuangkan pemenuhan HKSR. Selain itu, agency aktor eksternal dapat
menanggulangi isu kunci pada aspek sumber daya organisasi, yaitu kurang
menggalang dukungan organisasi keagamaan (tingkat nasional/ Pusat). agency
aktor eksternal dapat menanggulangi isu kunci pada pada aspek sumber daya moral,
yaitu kurang mengalang dukungan moral dari selebritis, tokoh masyarakat serta
dukungan pemerintah untuk pemenuhan HKSR yang masih terbatas pada aspek
promotif.

Berdasarkan hal tersebut, model gerakan kaum muda harus dikonstruksi dan
diperkuat dengan memberi penekanan utama pada aspek-aspek strategis yang masih
lemah di bawah ini:

1. Membangun bonding dan Bridging antar gerakan kaum muda dalam


pemenuhan HKSR
2. Penguatan komitmen dan kapasitas agency PKBI dan jaringan aliansi yang
mendukung gerakan kaum muda, terdiri dari:

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


a. Meningkatkan komitmen pemimpin PKBI dan pemimpin alinasi dalam
melaksanakan aturan dan kebijakan yang mendukung gerakan kaum muda
untuk pemenuhan HKSR.
b. Meningkatkan kapasitas agency para relawan muda untuk menjadi
pemimpin gerakan pemenuhan HKSR.

6.3.1 Skenario Gerakan Kaum Muda.

Mengacu pada aspek-aspek strategis gerakan kaum muda yang masih perlu
penguatan, maka kondisi tersebut akan menghasilkan skenario gerakan kaum muda
ketika aspek-apek yang masih lemah tersebut dieksplorasi dalam dimensi grafis.
Berdasarkan dua variabel tadi (Bonding & Bridging) serta penguatan agency), maka
dapat dirumuskan skenario gerakan kaum muda dalam pemenuhan HKSR yaitu
sebagai berikut:

Gambar 3. Matriks kuadran skenario gerakan kaum muda PKBI

Bonding & Bridging

Gerakan Gerakan Reformatif


Akomodatif

- Penguatan Agency
+ Penguatan Agency
+ Bonding & Bridging
+ Bonding & Bridging

Penguatan
Agency

Gerakan Pasif Gerakan Aktif

- Penguatan Agency + Penguatan Agency


- Bonding & Bridging - Bonding & Bridging

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


6.3.1.1. Gerakan Kaum Muda Reformatif

Skenario mendorong dan memobilisasi gerakan kaum muda PKBI yang


pertama dinamakan reformatif youth movement (gerakan kaum muda reformatif).
Gerakan kaum muda ini merupakan skenario mobilisasi gerakan kaum muda yang
ideal. Gerakan kaum muda reformatif ditandai dengan aksi kolektif berkelanjutan
yang dilandasi oleh identitas kolektif untuk mengubah struktur dan kebijakan yang
merugikan kaum muda dalam pemenuhan HKSR. Gerakan kaum muda reformatif
terjadi jika agency aktor gerakan kaum muda, baik internal maupun eksternal, kuat.
Para aktor menunjukkan kualitas kepemimpinan (baik pimpinan, staff maupun
relawan muda) yang berorientasi gerakan. Selain itu gerakan kaum muda reformatif
juga terjadi jika bonding antar aktor gerakan disetiap tingkatan PKBI (pusat dan
daerah) kuat dan bridging antar organisasi masyarakat sipil kuat.

Tabel 27. Skenario gerakan kaum muda reformatif


Aspek Pra-Kondisi Dampak

Bonding Jika bonding antara aktor PKBI Tingkat kepercayaan meningkat,


pusat dan daerah kuat solidaritas antar aktor terbangun,
Bridging antar aktor PKBI dan Tingkat turnover aktor gerakan
Jejaring kuat menurun. Ada tujuan, strategi dan
target perubahan bersama, cakupan
Dengan adanya youth camp dan
perubahan cenderung meluas.
reguler meeting yang membahas
isu bersama, masalah bersama,
agenda kerja bersama dan refleksi
atas aksi kolektif yang telah
dilaksanakan.
Penguatan Jika ada penguatan agency yang Mobilisasi sumberdaya internal dan
Agency dapat meningkatkan kualitas eksternal meningkat.
kepemimpinan pimpinan, staff dan
Aksi kolektif untuk mengubah struktur
relawan muda yang berorientasi
yang tidak adil berjalan secara intensif,
gerakan.
inovatif, berkelanjutan.
Ditandai dengan adanya: pelatihan,
Dukungan dan partisipasi kaum muda
pendidikan, asistensi teknis, forum
meningkat secara bermakna.
refleksi dan sharing learning antar
aktor gerakan yang dilaksanakan Ada kemitraan yang setara antara
secara konsisten dan berkelanjutan. pemimpin muda dengan aktor gerakan
Program penguatan agency yang dewasa (PKBI dan aliansi)
dilaksanakan difokuskan pada
upaya memperkuat pengetahuan
dan keterampilan aktor terkait

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Aspek Pra-Kondisi Dampak

gerakan (seperti riset aksi,


advokasi, paralegal dll).

Skenario gerakan reformatif ini akan terjadi jika terbentuk bonding antar
aktor internal yang kuat dan terbentuk bridging antara aktor PKBI dengan aktor
eksternal. Gerakan reformatif juga akan terjadi jika, terdapat program - program
penguatan agency baik untuk aktor internal PKBI maupun untuk aktor eksternal
(jejaring PKBI). Program penguatan agency itu diutamakan fokus pada penguatan
agency kaum muda. Selain itu, program penguatan agency kaum muda juga harus
mampu menghasilkan kualitas kepemimpinan berorientasi gerakan.

Kondisi gerakan kaum muda reformatif ini akan terjadi jika PKBI
berkomitmen dan berperan dalam meningkatkan bonding antar aktor gerakan kaum
muda PKBI disetiap tingkatan (di tingkat pusat/ nasional dan ditingkat daerah).
Selain itu PKBI dan jejaring berperan dalam meningkatkan bridging antar aktor
gerakan kaum muda dalam aliansi. Gerakan kaum muda refomatif juga akan terjadi
jika, PKBI dan jejaring berperan dalam melakukan investasi terhadap penguatan
agency dengan memastikan kualitas kepemimpinan aktor senior dan relawan muda
meningkat menjadi para pemimpin gerakan yang berorientasi gerakan reformatif
dan mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan gerakan.
Investasi PKBI dan jejaring terhadap pengembangan SDM gerakan kaum muda
tersebut akan meningkatkan daya jangkau pengorganisasian kaum muda,
meningkatkan pengaruh SDM gerakan PKBI dan jejaring dalam memobilisasi
dukungan aliansi, dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat.
Kapasitas aktor gerakan kaum muda yang meningkat diharapkan dapat
meningkatkan pengaruh mereka untuk memastikan setiap aturan dan kebijakan
dalam internal organisasi dan jaringan dilaksanakan secara konsisten. Selain itu,
akan terbangun kemitraan yang setara antara aktor senior dan relawan muda
diinternal PKBI dan jejaring aliansi. Lebih jauh, jika skenario gerakan refomartif
ini dapat diwujudkan maka gerakan kaum muda akan cenderung mencapai tujuan
gerakan terkait pemenuhan HKSR yang optimal dan berkelanjutan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Fokus intervensi yang diarahkan pada upaya membangun bonding dan
bridging antar aktor gerakan akan berdampak pada cakupan perubahan yang lebih
luas dan tuntas dalam pemenuhan HKSR bagi kaum muda pada setiap level. Selain
itu, para aktor PKBI disetiap level tidak berada dalam situasi saling curiga dan
berprasangka. Hal ini berarti memperkuat rasa saling percaya dan semakin kuatnya
solidaritas kolektif antar aktor gerakan, baik diinternal PKBI maupun antara PKBI
dengan jejaringan. Hal tersebut merupakan elemen penting untuk memastikan
gerakan tetap berkelanjutan. Dengan tingkat kepercayaan dan ikatan solidaritas
yang kuat akan menekan tingkat turn over para relawan muda yang mendukung
gerakan.

6.3.1.2. Gerakan kaum muda akomodatif

Skenario gerakan kaum muda PKBI yang kedua dinamakan gerakan kaum
muda akomodatif. Hal ini terjadi jika PKBI dihadapkan pada situasi kuatnya
bonding antar aktor gerakan disetiap tingkatan PKBI dan adanya bridging antar
aktor PKBI dengan jejaring gerakan disetiap tingkatan PKBI namun agency aktor
gerakan (aktor senior maupun aktor gerakan kaum muda) PKBI dan agency aktor
gerakan dalam jejaring aliansi masih lemah.

Tabel 28. Skenario gerakan kaum muda akomodatif


Aspek Pra-Kondisi Dampak

Bonding Jika bonding antara aktor PKBI ikatan solidaritas kolektif antar aktor
pusat dan daerah kuat dan meningkat dan Kepercayaan aktor
bridging antara aktor PKBI meningkat.
dengan aktor jejaring aliansi kuat
indikasi:
Adanya youth camp atau
pertemuan reguler lainnya yang
membahas isu bersama, masalah
bersama, agenda kerja bersama.

Penguatan Jika penguatan agency, yang Pengaruh aktor gerakan dalam


Agency dapat meningkatkan kualitas meyakinkan internal dan eksternal
kepemimpinan staff dan relawan organisasi cenderung lemah,
muda yang berorientasi gerakan, dukungan internal PKBI dan eksternal
lemah. eksternal lemah. Partisipasi kaum
muda kurang bermakna, Kaum muda
Ditandai dengan tidak adanya:
pelatihan, pendidikan, asistensi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Aspek Pra-Kondisi Dampak

teknis, forum refleksi dan forum kurang termotivasi untuk Aksi


sharing learning antar aktor kolektif berkelanjutan.
gerakan yang berkelanjutan serta
tidak adanya program yang dapat
memperkuat pengetahuan dan
keterampilan aktor terkait gerakan
(seperti tidak adanya kegiatan
riset aksi, program advokasi,
pelatihan paralegal dll).

Skenario dalam mendorong dan memobilisasi gerakan kaum muda ini akan
terjadi jika, peran PKBI hanya difokuskan untuk mengintervensi peningkatan
bonding antar aktor gerakan PKBI ditingkat pusat dan daerah dan bridging antara
aktor PKBI dengan aktor jejaring aliansi. Sementara, investasi terhadap penguatan
agency yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan aktor gerakan
(senior dan kaum muda) dibiarkan lemah dan tidak diperhatikan.

Situasi ini akan berdampak pada tingkat dukungan internal organisasi dan
eksternal organisasi yang cenderung lemah. Aktor gerakan PKBI, termasuk para
relawan muda, tidak mampu mempengaruhi keputusan internal organisasi yang
berpihak pada gerakan kaum muda untuk memperjuangkan HKSR. Kemitraan
antara orang dewasa dan relawan muda PKBI dalam membangun gerakan HKSR
melemah. Lebih jauh, dukungan kaum muda, masyarakat, dan pemerintah untuk
mendistribusikan sumberdaya untuk memperkuat gerakan cenderung akan semakin
melemah.

Dalam skenario gerakan kaum muda akomodatif, PKBI cenderung


mengakomodir dan melaksanakan kegiatan-kegiatan koordinasi melalui pertemuan
reguler yang ditujukan untuk memperkuat gerakan. Rangkaian pertemuan tersebut
akan berdampak terhadap semakin meningkatnya komunikasi antar aktor gerakan.
Para aktor gerakan baik staff maupun relawan muda terlihat aktif namun gerakan
kaum muda masih berjalan ditempat. Ikatan solidaritas antar aktor PKBI dan antara
aktor PKBI dengan aktor eksternal semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya komunikasi dan koordinasi antar mereka. Namun aktor gerakan baik
PKBI maupun aktor gerakan eksternal hanya sibuk menghadiri pertemuan,
melakukan kampanye dan melakukan aksi advokasi untuk menggalang dukungan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


namun mereka tidak memiliki kecukupan kapasitas dalam meyakinkan organisasi
internal dan aliansi yang mereka ikuti untuk mendistribusikan sumber dayanya
untuk gerakan kaum muda. Lebih jauh, aktor gerakan tidak memiliki kapasitas
dalam menggalang dukungan pemerintah dan masyarakat. Hal ini berdampak pada
menurunnya dukungan sumberdaya yang diperlukan untuk pemenuhan HKSR.
Agenda perubahan yang disepakati oleh PKBI pusat dan daerah serta antara PKBI
dengan jejaring tidak berjalan dengan baik. Hasil gerakan, baik ditingkat pusat dan
daerah, tidak tercapai. Struktur yang tidak adil bagi kaum muda tidak berubah
bahkan gerakan kaum muda cenderung tidak berkelanjutan.

6.3.1.3. Gerakan kaum muda aktif

Skenario gerakan kaum muda PKBI yang ketiga yaitu active youth
movement (gerakan kaum muda aktif). Gerakan ini terjadi jika, PKBI dan jejaring
aliansi hanya fokus pada intervensi penguatan agency aktor gerakan (staff dan
relawan muda) namun abai terhadap aspek bonding aktor PKBI dan bridging antar
aktor PKBI dan aktor eksternal.

Tabel 29. Skenario gerakan kaum muda aktif


Aspek Pra-Kondisi Dampak

Bonding Jika bonding & Bridging antara aktor ikatan solidaritas antar aktor
gerakan lemah disebabkan adanya melemah, tingkat kepercayaan
kompetisi yang tinggi antar aktor antar aktor rendah.
gerakan, kurang koordinasi dan kurang
Terjadi perebutan sumberdaya
kerja sama.
antar aktor dan lebih
mementingkan kelompok dan
organisasinya dibandingkan
dengan kepentingan gerakan.
Aktor cenderung apatis terhadap
hasil gerakan. Turn over aktor
gerakan tinggi, gerakan tidak
berkelanjutan.

Penguatan Jika ada penguatan agency yang dapat Dukungan internal PKBI dan
Agency meningkatkan kualitas kepemimpinan eksternal menguat namun
pimpinan, staff dan relawan muda yang tersegmentasi dan bersifat lokal.
berorientasi gerakan.
Ditandai dengan adanya: pelatihan,
pendidikan, asistensi teknis, forum
refleksi dan sharing learning antar

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Aspek Pra-Kondisi Dampak

aktor gerakan yang dilaksanakan secara


konsisten dan berkelanjutan. Program
penguatan agency yang dilaksanakan
difokuskan pada upaya memperkuat
pengetahuan dan keterampilan aktor
terkait gerakan (seperti riset aksi,
advokasi, paralegal dll).

Jika skenario ini yang terjadi maka gerakan kaum muda cenderung eksklusif
dan daya ubahnya cenderung kecil, bersifat lokal dan parsial. Gerakan kaum muda
di tingkat pusat atau nasional kehilangan dukungan ditingkat basis. Disisi lain,
gerakan kaum muda ditingkat bawah merasa tidak diperhatikan oleh aktor gerakan
ditingkat nasional. Situasi ini akan memperburuk kepercayaan, merusak solidaritas
antar aktor gerakan dan lebih jauh melemahkan daya dorong gerakan kaum muda
yang sedang diinisiasi oleh PKBI dan jejaring aliansi.

Dampaknya adalah PKBI kurang mampu memobilisasi potensi sumberdaya


internal organisasi yang dimiliki yaitu legitimasi PKBI sebagai LSM jaringan
nasional yang memililiki staff dan relawan (termasuk relawan muda) yang tersebar
di 26 provinsi dengan relawan muda yang terkenal militan dan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang cukup baik terkait isu HKSR. Pengaruh
kepemimpinan SDM gerakan PKBI dan kepemimpinan aktor dalam jejaring yang
kuat dalam memobilisasi sumberdaya baik internal dan eksternal cenderung hanya
berkontribusi minimal, cenderung lokal dan bahkan cenderung tidak berkelanjutan.

6.3.1.4. Gerakan Kaum Muda Pasif

Skenario gerakan kaum muda PKBI yang ke-empat, yaitu passive youth
movement (gerakan kaum muda pasif). Gerakan kaum muda pasif merupakan
skenario mobilisasi gerakan kaum muda yang terburuk. Gerakan kaum muda pasif
ini merupakan potret buram gerakan kaum muda yang dimobilisasi oleh PKBI jika
terjadi saat ini. Hal ini ditandai dengan lemahnya penguatan agency PKBI dan
jejaring aliansi yang tidak mampu meningkatkan kualitas kepemimpinan, baik staff
maupun relawan muda yang dibutuhkan untuk memperkuat gerakan kaum muda.
Investasi PKBI dan jejaring aliansi terhadap program – program penguatan agency

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kaum muda masih minimalis. Pemimpin kaum muda yang muncul terbatas,
sementara regenerasi kepemimpinan kaum muda cenderung lemah. Pengaruh aktor
gerakan, staff dan relawan muda, dalam mempengaruhi keputusan internal
organisasi maupun eksternal (aliansi, masyarakat dan pemerintah terkait) sangat
lemah.

Tabel 30. Skenario gerakan kaum muda pasif


Aspek Pra-Kondisi Dampak

Bonding & Jika bonding & bridging ikatan solidaritas antar aktor melemah,
Bridging antara aktor gerakan yang kurang kerja sama antar aktor
lemah. Hal ini ditandai Berpotensi konflik antar aktor internal.
dengan, adanya prasangka, Hasil gerakan tidak berdampak
lemahnya kepercayaan antar signifikan.
aktor dan tidak adanya tujuan
bersama, agenda gerakan
bersama

Penguatan Jika penguatan agency, yang Dukungan internal PKBI dan eksternal
Agency dapat meningkatkan kualitas melemah. Sulit merekrut kaum muda
kepemimpinan staff dan menjadi aktor gerakan bahkan Para
relawan muda yang relawan muda meninggalkan gerakan
berorientasi gerakan lemah. kaum muda. regenerasi kepemimpinan
terputus. Keberlanjutan gerakan
Ditandai dengan tidak adanya
lemah.
pelatihan, asistensi teknis,
forum refleksi dan sharing
learning antar aktor gerakan.

Kondisi pada skenario gerakan pasif ditandai dengan aktor gerakan PKBI
dan jejaring aliansi yang pasif dalam dinamika gerakan yang sedang dimobilisasi
dan diperkuat. Para aktor gerakan PKBI dan jejaring aliansi hanya berperan sebagai
pengikut dari agenda dan isu yang diperjuangkan oleh organisasi masyarakat sipil
lain. program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh OMS lain terkadang jauh
dari mandat PKBI dan mandat jejaring alinasi. Aktor gerakan hanya aktif ketika ada
dukungan proyek dari lembaga donor namun gerakan akan segera berhenti ketika
proyek bagi kaum muda berakhir. PKBI dan jejaring aliansi akan dianggap sebagai
free rider (penumpang gelap) dalam gerakan yang sedang diinisiasi dan
dimobilisasi oleh OMS lain.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Disisi lain, koordinasi dan komunikasi yang dibangun para aktor PKBI dan
jejaring aliansi cenderung lemah. Para aktor PKBI dan aktor eksternal abai terhadap
perkembangan gerakan yang sedang didorong dan diperkuat. ditingkat nasional dan
daerah. Akibatnya agenda dan isu HKSR yang diperjuangkan oleh kaum muda
gerakan ditingkat pusat/ nasional dan gerakan kaum muda ditingkat daerah
cenderung berbeda. Perbedaan gerakan yang diperjuangkan oleh aktor PKBI
tersebut berdampak pada hilangnya dukungan gerakan ditingkat basis yang
biasanya dibangun oleh aktor gerakan PKBI daerah dan LSM lain ditingkat akar
rumput. Disisi lain, para aktor gerakan kaum muda ditingkat bawah merasa tidak
diperhatikan oleh aktor gerakan ditingkat nasional. Situasi ini akan memperburuk
kepercayaan, merusak solidaritas dan lebih jauh melemahkan daya dorong gerakan
kaum muda yang sedang diinisiasi oleh PKBI dan jejaring aliansi. PKBI tidak
mampu memobilisasi salah satu potensi dan legitimasi PKBI sebagai LSM jaringan
nasional yang memililiki staff dan relawan tersebar di 26 provinsi dengan relawan
muda yang terkenal militan dan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
cukup baik terkait isu HKSR. Pengaruh kepemimpinan SDM gerakan PKBI yang
kuat dalam memobilisasi sumberdaya baik internal dan eksternal cenderung hanya
berkontribusi minimal, cenderung lokal bahkan tidak berkelanjutan.

6.3.2 Model Peran PKBI dalam Memobilisasi Gerakan Kaum Muda

Model peran PKBI dalam memoblisasi gerakan kaum muda dalam


pemenuhan HKSR bisa dibangun berdasarkan aspek strategis PKBI yang masih
lemah seperti sudah di analisis di atas. Namun, model peran PKBI dalam
memobilisasi gerakan kaum muda juga perlu memasukkan semua aspek yang
mempengaruhi dinamisasi gerakan secara keseluruhan, sehingga akan memberikan
gambaran kepada kita seperti apa model peran PKBI dalam memobilisasi gerakan
itu sendiri. Karena, pemodelan sosial dalam konteks ini merupakan penyederhanaan
dari kompleksitas peran PKBI dalam gerakan kaum muda itu sendiri.

Karena itu, dengan mempertimbangkan semua aspek yang mempengaruhi


gerakan kaum muda PKBI, maka model peran PKBI dalam memobilisasi gerakan
kaum muda akan tergambarkan dalam grafis di bawah ini.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Gambar 4. Model peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi.

Aspek Internal

 Bonding
Aspek Linkages Pemenuhan HKSR
 Penguatan Agency
Kaum muda
GERAKAN
Pemerintah dan
Peran KAUM
Kelompok Masyarakat
PKBI Aspek Dukungan MUDA
Eksternal

• Penguatan Agency
• Bridging
• Sumber daya Material
• Kompetisi

Model intervensi difokuskan pada perbaikan 3 aspek penting yang


berpengaruh terhadap gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR secara
berkelanjutan. Dua (3) aspek tersebut, yaitu: (i) Aspek internal PKBI dan (ii) Aspek
dukungan Eksternal dan (iii) aspek linkages. Dalam setiap aspek terdapat elemen-
elemen yang penting untuk diperkuat agar menghasilkan gerakan kaum muda yang
berkelanjutan dan berdampak terhadap pemenuhan HKSR.

6.3.2.1. Aspek internal

Pada aspek internal PKBI terdapat dua elemen yang perlu diperkuat yaitu:
bonding dan penguaan agency SDM. Dinamika keduanya menghasilkan 4 tipologi
skenario gerakan kaum muda, yaitu gerakan kaum muda transformatif, gerakan
kaum muda akomodatif, gerakan kaum muda aktif dan gerakan kaum muda pasif.
Oleh karena itu aspek ini merupakan prasyarat pertama gerakan sosial agar tumbuh
dan berkembang secara berkelanjutan. Jika secara internal kapasitasnya masih
lemah dalam memobilisasi sumberdaya internal maka gerakan tidak akan tumbuh
bahkan gerakan akan berakhir tanpa sempat berkembang.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Bonding (Ikatan antar aktor gerakan kaum muda PKBI)

Pada elemen pertama aspek internal PKBI, yang perlu diperkuat, adalah
bonding antar aktor gerakan PKBI. Bonding yang kuat ditandai dengan adanya rasa
saling percaya, solidaritas, tujuan gerakan yang sama, isu yang sama dan bahkan
rumusan strategi yang sama. Bonding yang kuat dapat meningkatkan sense of
ownership (rasa memiliki) atas gerakan yang telah dibangun dan pondasi gerakan
kaum muda yang berkelanjutan. Sebaliknya gerakan kaum muda tanpa bonding
yang kuat akan berpengaruh terhadap rasa curiga, prasangka antar aktor gerakan
yang merupakan awal dari potensi konflik antar aktor gerakan PKBI. Situasi
demikian dapat memperlemah gerakan.

Bonding antar aktor gerakan dalam internal PKBI akan cenderung menguat
jika ada sinergitas gerakan yang dibangun melalui jalinan komunikasi dan
koordinasi antar aktor gerakan yang berjalan intensif. Sistem koordinasi dan
komunikasi yang baik disertai pembagian peran antar aktor yang sesuai dengan
kapasitasnya akan meningkatkan saling percaya dan mengurangi saling kecurigaan
antar aktor gerakan. Lebih lanjut situasi saling percaya antar aktor akan
meningkatkan potensi keberlanjutan gerakan. Adanya kegiatan bersama yang
memadai antar aktor gerakan seperti pertemuan perencanaan gerakan bersama, aksi
bersama, mengevaluasi gerakan bersama akan menumbuhkan ikatan persaudaran
para aktor gerakan serta komitmen untuk membangun gerakan kaum muda secara
berkelanjutan.

Penguatan Agency - PKBI

Pada elemen kedua, aspek internal PKBI, yang perlu diperkuat, yaitu: yaitu
adanya penguatan agency yang mampu meningkatkan kualitas kepemimpin PKBI
yang berorientasi gerakan. Penguatan agency yang mampu memproduksi aktor-
aktor gerakan yang visioner, inovatif dan memiliki komitmen tinggi terhadap
gerakan kaum muda. Lebih jauh, penguatan agency tersebut harus mampu
membangun kapasitas relawan muda yang berdaya dalam memobilisasi beragam
sumber daya yang digunakan untuk mengubah struktur dan kultur yang belum
berpihak pada pemenuhan HKSR.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Penguatan agency yang baik adalah penguatan agency yang mampu
meningkatkan kompetensi pemimpin dan staff senior PKBI, memiliki visi
pemenuhan HKSR bagi kaum muda dan berperspektif gerakan akan cenderung
memobilisasi sumber daya material dan organisasi untuk gerakan kaum muda.
Tumbuh dan berkembangnya aktor gerakan inernal PKBI yang memiliki
kompetensi (memiliki pengetahuan dan keterampilan) gerakan dapat
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki internal juga mempengaruhi sumber
daya organisasi dan jejaring PKBI lainnya untuk memperkuat gerakan kaum muda.
Aktor gerakan internal PKBI dapat memobilisasi sumberdaya seperti alokasi
anggaran yang memadai dan penyediaan fasilitas yang mendukung gerakan (seperti
: teknologi komunikasi maupun wadah untuk membangun gerakan).

Selain itu, penguatan agency yang baik adalah sistem penguatan yang dapat
meningkatkan keberdayaan kaum muda. potensi PKBI yang memiliki jumlah
relawan muda dan peer educator dapat dimaksimalkan menjadi pemimpin gerakan
pemenuhan HKSR. Dengan demikian, partisipasi para relawan muda tidak hanya
dari sisi kuantitas belaka tetapi juga terjadi perbaikan pada sisi kualitas. Partisipasi
para relawan muda disetiap tingkatan PKBI akan lebih bermakna, suara dan
pendapatnya dapat mempengaruhi mobilisasi sumberdaya baik internal maupun
eksternal. Selain itu relasi antara orang dewasa dan relawan muda menjadi lebih
setara. Kemitraan yang setara antara aktor PKBI yang senior dengan para relawan
muda merupakan prasyarat penting dalam membangun gerakan kaum muda.

Dengan aspek internal organisasi yang kuat, selain dapat memperkuat


gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR secara langsung terhadap kaum muda
juga dapat memperkuat dukungan eksternal yang dapat lebih memperkuat gerakan.

6.3.2.2. Aspek Dukungan Eksternal

Aspek kedua dalam membangun gerakan kaum muda untuk pemenuhan


HKSR adalah aspek dukungan eksternal. Setiap aktor gerakan memiliki
keterbatasan untuk mengumpulkan dan memproduksi sendiri setiap sumberdaya
yang dibutuhkan untuk membangun gerakan. Untuk itu memobilisasi dukungan
aktor eksternal baik organisasi sosial, aliansi dan masyarakat sangat penting untuk
mendorong dan memperkuat gerakan yang solid dan berkelanjutan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Peran PKBI dalam memobilisasi dukungan organisasi, Aliansi dan
masyarakat untuk memperjuangkan HKSR kaum muda saat ini belum terlalu kuat.
Disatu sisi aktor gerakan PKBI (baik staff senior maupun relawan muda) yang
terlibat dalam aliansi atau koalisi cukup banyak seperti dalam GKIA namun
banyaknya aktor PKBI dalam aliansi ternyata kurang mampu memunculkan agenda
perubahan terkait isu - isu kaum muda. Kepemimpinan PKBI dalam meyakinkan
anggota aliansi/ koalisi untuk mengkontribusikan sumber dayanya untuk tujuan
pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda belum optimal. Begitu pula
kepimpinan PKBI dan kepemimpinan organisasi sosial dan jejaring untuk
menyatukan identitas kolektif antar aktor kaum muda dan organisasi yang
tergabung dalam aliansi belum kuat. Hal tersebut disebabkan utamanya karena
masih lemahnya program-program yang ditujukan untuk penguatan agency aktor
gerakan. lemahnya penguatan agency menghasilkan kepemimpinan yang lemah
visi perubahan dan lemahnya pengaruh kepemimpin aktor senior dan aktor kaum
muda PKBI dalam alinasi, terutama kemampuan strategi komunikasi yang perlu
dimiliki untuk meyakinkan pemimpin dan anggota lain dalam aliansi untuk
mendukung dan berkomitmen untuk mencapai tujuan gerakan kaum muda.

Kedua, para aktor PKBI perlu berperan aktif untuk memfasilitasi


terbangunnya saling percaya dan identitas kolektif antar aktor gerakan yang
menjadi anggota aliansi. Hal itu bisa dimulai dengan memperkuat bridging aktor
gerakan PKBI dengan aktor gerakan eksternal. Hal ini dapat dilakukan dengan
memfasilitasi terbentuknya identitas kolektif berdasarkan kesamaan masalah yang
akan diatasi, visi perubahan yang sama dan agenda kerja bersama sampai
pembagian peran dan distribusi sumberdaya yang adil sesuai dengan ekstertisenya
masing-masing. Ketiga, para aktor PKBI perlu berperan dalam mereduksi tingkat
kompetisi antar aliansi dan antar organisasi masyarakat sipil. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memfasilitasi pertemuan antar aliansi termasuk lembaga donor
yang mendanai. Dalam pertemuan tersebut dapat membahas tentang visi perubahan
dan agenda kerja gerakan untuk pemenuhan HKSR bagi kaum muda.

Keempat, para aktor PKBI perlu berperan aktif untuk menggalang dukungan
sumber daya material dari berbagai aktor dalam aliansi. Selain itu, PKBI perlu
menginisiasi pengembangan strategi fund raising melalui pengembangan produk-

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


produk yang dapat dijual sekaligus kampanye untuk menggalang dukungan publik
terhadap gerakan. Hal ini ditujukan untuk membangun sense of ownership terhadap
aliansi dan gerakan yang sedang dibangun. Peran PKBI untuk menggalang
dukungan sumber daya material ini juga perlu ditujukan dengan membangun kerja
sama dengan lembaga donor dan lembaga-lembaga CSR yang memiliki nilai dan
visi yang sama.

Agar sumberdaya eksternal PKBI dapat dimobilisasi secara bermakna dan


berkelanjutan maka kapasitas kapasitas pemimpin dan kepemimpinan PKBI dalam
aliansi dan koalisi yang melibatkan PKBI perlu ditingkatkan. Untuk itu, unsur-
unsur yang melemahkan kapasitas aliansi SDM dan kepemimpinan PKBI dalam
gerakan perlu dikuatkan dan dipraktikan. Untuk memastikan elemen-elemen pada
aspek kedua (mobilisasi sumberdaya eksternal) dapat menunjang pada gerakan
kaum muda maka kepemimpinan PKBI dan kepemimpinan relawan muda ditingkat
Pusat/ nasional dalam aliansi/ forum perlu ditingkatkan. Peran-peran
kepemimpinan seperti memotivasi anggota, menyebarkan visi, meyakinkan
anggota lain untuk berpartisipasi memperjuangkan HKSR kaum muda perlu
ditingkatkan sehingga agenda perubahan tersebut tidak tenggelam pada isu lain
(seperti di GKIA). Sementara ditingkat provinsi, kontribusi PKBI daerah untuk
memobilisasi sumberdaya kultural berupa ide dan hasil - hasil assessment, riset dan
lain - lain perlu di bagikan untuk memperkuat aliansi gerakan.

Walaupun peran PKBI dalam memimpin aliansi/koalisi gerakan perlu


ditingkatkan bukan berarti PKBI harus memobilisasi seluruh sumberdaya internal
yang dimiliki untuk membangun seluruh aliansi gerakan yang diikuti. PKBI harus
memilih secara kritis isu yang akan diperjuangkan secara kolektif oleh para anggota
aliansi/ memilih aliansi gerakan yang akan diperkuat berdasarkan prioritas mandat
yang tercantum dalam rencana strategis PKBI. Sumberdaya eksternal perlu
mobilisasi dengan memastikan adanya sinergitas antar aktor, antar organisasi
bahkan antar aliansi. Selain itu kompetisi negatif antar aktor aktor gerakan perlu
ditekan melalui perumusan isu bersama, agenda kerja bersama, pembagian peran
yang lebih sesuai expertise dengan sumber daya yang dimiliki aktor.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Dengan demikian, Gerakan kaum muda dipengaruhi oleh besarnya
dukungan aliansi, dukungan jejaring organisasi (lokal maupun internasional), serta
dukungan masyarakat. Internaksi intensif antara aktor - aktor PKBI dan aliansi,
organisasi dan masyarakat selain dapat memperkuat gerakan kaum muda juga dapat
mempengaruhi penguatan aspek internal organisasi PKBI dalam membangun
gerakan untuk tujuan pemenuhan HKSR.

6.3.2.3. Aspek Linkages (Kesalingterkaitan antara aspek internal dan


eksternal
Aspek linkages pada studi ni ini mengacu pada relasi saling mempengaruhi
antara aspek internal dan aspek dukungan eksternal yang menghasilkan gerakan
kaum muda yang solid dan berkelanjutan. Adanya linkages ditandai dengan adanya
gerakan sosial dengan pembagian peran antar aktor yang jelas dan menuju pada satu
tujuan bersama. Berdasarkan uraian diatas, gerakan kaum muda yang ditandai
dengan adanya aksi kolektif berdasarkan tujuan bersama merupakan output dari
kesalingterhubungan (linkages) dari aspek internal dan aspek eksternal yaitu
kuatnya bonding dan bridging yang berhasil memperkuat rasa solidaritas dan
identitas kolektif serta adanya penguatan agency yang berhasil meningkatkan
kemampuan dan kepemimpinan aktor gerakan terutama aktor kaum muda.
Gabungan keduanya (bondiing & bridging serta penguatan agency aktor gerakan)
akan mempengaruhi peningkatan aksesibilitas terhadap sumberdaya lain
(sumberdaya manusia, material, moral dan kultural) yang dibutuhkan untuk
memperkuat gerakan vertikal untuk mempengaruhi forum-forum pengambilan
keputusan dan mengubah isi kebijakan, program dan layanan yang berpengaruh
terhadap kaum muda. Selain itu, gabungan elemen-elemen pada kedua aspek
(internal dan eksternal) dapat memperkuat gerakan vertikal untuk mempromosikan
nilai-nilai inklusif yang dapat menurunkan nilai-nilai masyarakat yang masih ada
stigma dan diskriminasi berdasarkan usia maupun berdasarkan jenis kelamin.

Lingkages ditandai adanya gerakan sosial yang terwujud melalui


serangkaian aksi-aksi kolektif yang diinisiasi oleh kaum muda dan didukung aktor
gerakan lainnya untuk mempengaruhi kebijakan dan nilai masyarakat yang
mempengaruhi pemenuhan HKSR kaum muda. Selain itu, gerakan kaum muda juga
ditandai dengan adanya aksi kolektif untuk mengurangi potensi destruktif dari

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


gerakan anti pemenuhan HKSR yang datang dari organisasi dan kelompok
masyarakat tertentu yang menolak pemenuhan HKSR bagi kaum muda. gerakan
kaum muda yang ditandai dengan adanya aksi kolektif horizontal penting oleh
karena studi ini menemukan aksi - aksi bersama kaum muda sering kali tidak efektif
bahkan mengalami kegagalan karena adanya tokoh-tokoh keagamaan dan adanya
tekanan dari kelompok - kelompok masyarakat yang menolak HKSR bagi kaum
muda, misalnya pada saat PKBI dan aliansi memperjuangan peningkatan usia
perkawinan anak dan remaja. usaha PKBI, Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP)
dan alinasi gerakan seperti koalisi 18 +untuk melakukan Judicial review (JR) atas
pasal 7 ayat (1) dan (2) UU NO.1 tahun 1974 tentang perkawinan ditolak salah
satunya karena banyak saksi-saksi ahli yang berasal dari tokoh agama dari
organisasi masyarakat berbasis keagamaan yang menolak usulan JR tersebut.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dukungan pemerintah dalam


pemenuhan HKSR masih terbatas. Program dan layanan bagi kaum muda yang
diselenggarakan pemerintah masih terbatas pada program yang bersifat promotif,
seperti pendidikan kesehatan reproduksi yang belum komprehensif. Layanan
kesehatan seksual dan reproduksi yang masih sensitif cenderung dibiarkan bahkan
diserahkan kepada organisasi masyarakat sipil. Hal tersebut terjadi karena belum
ada kebijakan yang memandatkan pemerintah terkait untuk menjalankan program
dan layanan KSR yang komprehensif dan ramah bagi kaum muda.

Oleh karena itu, peran para aktor gerakan kaum muda yang tergabung dalam
aliansi dan jejaring kerja pemenuhan HKSR perlu diarahkan pada aksi kolektif
secara vertikal dan horizontal. Aksi bersama kaum muda secara vertikal ditujukan
untuk mempengaruhi kebijakan, program dan layanan pemerintah terkait HKSR
yang dinilai masih diskriminatif bagi kaum muda. Sampai saat ini masih ada
kebijakan pemerintah yang menolak memberikan akses kontrasepsi bagi kaum
muda. Selain itu kebijakan indonesia sampai saat ini masih melegalkan praktik -
praktik pernikahan anak. Aksi kolektif kaum muda secara horizontal, diarahkan
kepada organisasi-organisasi keagamaan tertentu yang menolak bahkan melakukan
gerakan - gerakan anti pemenuhan HKSR.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Dengan demikian, pemenuhan HKSR bagi kaum muda akan terwujud
dengan adaya gerakan kaum muda yang kuat dan berkelanjutan yang ditandai
dengan adanya aksi - aksi kolektif 109 kaum muda untuk mempengaruhi pemerintah
dan menggalang dukungan masyarakat. Meskipun gerakan kaum muda utamanya
dilakukan secara vertikal kepada pemerintah dan secara horizontal kepada
organisasi dan kelompok masyarakat yang anti pemenuhan HKSR namun aksi
kolektif kolektif kaum muda juga dapat diarahkan untuk memobilisasi sumberdaya
internal dan sumber daya eksternal ketika sumberdaya yang dibutuhkan untuk
melakukan aksi-aksi kolektif belum memadai.

109
Aksi kolektif pada studi ini mengacu pada serangkaian aksi, baik konfliktual maupun non-
konfliktual, yang dilakukan oleh kaum muda yang dilandasi oleh identitas kolektif, tanggung jawab
kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Istilah ini digunakan karena Aksi kolektif didalamnya
telah mencakup 2 indikator gerakan lainnya seperti: adanya identitas kolektif dan tujuan bersama.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


BAB 7

PENUTUP

7. 1. Kesimpulan

PKBI merupakan salah satu organisasi masyarakat sipil yang memiliki


jaringan nasional. Sebagai LSM jaringan nasional dan internasional yang peduli
kesehatan kaum muda di Indonesia, PKBI aktif berkontribusi dalam menangani isu-
isu seputar kependudukan dan keluarga berencana sampai dengan kesehatan
seksual dan reproduksi pada era Orde Baru hingga saat ini. Pada era Orde lama,
PKBI merupakan organisasi masyarakat sipil dengan tipologi generasi pertama dan
tipologi LSM berparadigma konformis yaitu LSM dengan peran utama sebagai
penyedia bantuan dan layanan. Pada era Orde Baru, PKBI mengalami perubahan
tipologi OMS dan LSM yang dipengaruhi oleh dinamika internal organisasi dan
faktor eksternal terutama politik, sosial dan ekonomi. Pada era Orde Baru, pada
konteks relasi dengan negara PKBI cenderung tergolong organisasi semi-korporatis
dan organisasi berparadigma reformasi. Pengalaman keberhasilan dalam
menjalankan peran sebagai organisai semi-korporatis dan organisasi reformasi
mempengaruhi PKBI untuk tetap menjalankan peran pada bingkai tipologi
organisasi yang sama dengan pada era Orde Baru.

Dimulai pada era Orde Baru, PKBI mengorganisir kaum muda untuk
menjalankan program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi
sebayanya. Keseriusan PKBI dalam memberdayakan dan memfasilitasi gerakan
kaum muda diwujudkan dengan mendorong setiap PKBI daerah dan cabang
mendirikan youth center dan youth forum. Melalui youth center, PKBI berupaya
mendorong para relawan muda untuk melakukan gerakan pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi secara langsung terhadap kaum muda sebayanya.

Pada Era Reformasi, Selain tetap menjalankan program youth center


disetiap provinsi dan kota/kabupaten, PKBI juga mengembangkan youth forum.
Melalui wadah youth forum, PKBI berupaya mendorong para relawan muda untuk
melakukan gerakan pemenuhan HKSR secara vertikal terhadap para pemegang

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kebijakan/ pihak-pihak yang memiliki otoritas. Peran PKBI dalam memobilisasi
gerakan kaum muda ditandai dengan banyaknya kaum muda yang aktif terlibat
dalam aliansi dan berpartisipasi dalam aksi kolektif untuk mendorong perubahan
sosial yang lebih adil terkait hak kesehatan seksual dan reprodusi kaum muda.

PKBI merupakan organisasi masyarakat sipil yang berperan dalam


memperbaiki sistem atau tatanan yang menghambat pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi bagi semua termasuk bagi kaum muda. Peran PKBI tersebut
dilakukan melalui pendekatan kampanye untuk menggalang dukungan publik dan
advokasi kepada para pemegang kebijakan. Walaupun demikian, dalam praktiknya
PKBI tetap melakukan pendekatan layanan dan pendidikan kesehatan seksual dan
reproduksi bagi kaum muda untuk mengisi kesenjangan program dan layanan yang
belum disediakan pemerintah. Selain itu PKBI juga menjalankan program
pemberdayaan bagi kaum muda dengan melatih mereka menjadi relawan, peer
educator, peer counselor, dan youth advocate.

Gerakan kaum muda yang dimobilisasi oleh PKBI merupakan gerakan


sosial dengan tipologi gerakan sosial reformatif dengan model progresif. Peran
PKBI dalam mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda dilakukan dengan
memobilisasi sumber daya internal dan eksternal untuk mengubah tatanan
masyarakat yang diskriminatif terhadap kaum muda terkait pemenuhan HKSR.
Gerakan tersebut dilakukan dengan menyasar perubahan isi kebijakan yang terbatas
pada kebijakan-kebijakan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda.
Gerakan kaum muda juga menyasar struktur pelaksana kebijakan seperti suku dinas
kesehatan, BKKBN, kementrian kesehatan dan kementrian/ lembaga terkait
lainnya. Selain itu, gerakan kaum muda PKBI juga melakukan aksi-aksi kolektif
dengan memberikan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi secara langsung
kepada kaum muda melalui program pendampingan kesekolah-sekolah dan kaum
muda diluar sekolah. Para relawan muda PKBI yang terlatih juga aktif
meningkatkan akses kaum muda terhadap layanan kesehatan seksual dan
reproduksi dengan berperan sebagai peer counsellor dan pendamping kaum muda.

Penelitian ini menemukan bahwa PKBI merupakan LSM yang ditujukan


untuk mewujudkan pemenuhan HKSR bagi kaum muda melalui pendekatan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


gerakan sosial (intentional social organization). Secara internal, para aktor PKBI
berperan dalam memperkuat elemen-elemen strategis organisasi sehingga dapat
mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda menjadi lebih efektif dan
berkelanjutan. PKBI menetapkan nilai yang berbasis pada HKSR dan prinsip-
prinsip kepeloporan dan kerelawanan yang dipegang teguh oleh insan PKBI
termasuk para relawan muda. PKBI juga menetapkan banyak aturan dan kebijakan
yang mendorong dan memperkuat gerakan kaum muda seperti aturan tentang youth
forum dalam AD/ART PKBI, keterwakilan kaum muda dalam kepengurusan
(pemimpin) PKBI disetiap tingkatan, serta kebijakan finansial, program dan
advokasi. Tujuan PKBI yang tercantum dalam AD/ART, rencana strategis yang
berlaku selama 10 tahun dari tahun 2010-2020 serta tujuan program youth center
ditingkat daerah menunjukkan konsistensi yang kuat untuk membangun gerakan
kaum muda untuk pemenuhan HKSR di Indonesia.

Meskipun peran PKBI cukup kuat dalam membangun elemen strategis


sumberdaya organisasi untuk mendukung gerakan kaum muda, namun PKBI masih
menemui tantangan yang perlu dibenahi dan diintervensi dalam rangka memastikan
gerakan kaum muda menjadi lebih efektif dan berkelanjutan, yaitu: pertama,
adanya inkonsistensi dalam pelaksanaan mandat organisasi seperti masih ada PKBI
yang menolak menjalankan program untuk memperkuat gerakan LGBT dan
menyediakan layanan aborsi aman bagi perempuan yang membutuhkan. Kedua,
kurangnya komunikasi dan koordinasi antar PKBI Pusat dan daerah dalam
membangun gerakan kaum muda yang menurunkan kepercayaan antar aktor
gerakan PKBI. Ketiga, adanya perbedaan fokus program kaum muda baik secara
isu yang diperjuangkan maupun peran dan strategi yang dijalankan. Ketiga faktor
tersebut berpengaruh pada bonding gerakan antar aktor gerakan PKBI.

PKBI berperan dalam memobilisasi sumberdaya finansial untuk


memperkuat gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Mobilisasi sumberdaya
finansial dilakukan disetiap tingkatan PKBI. PKBI Pusat membuat dan menetapkan
kebijakan finasial yang salah satu point pentingnya adalah mewajibkan setiap PKBI
untuk mengalokasikan 30% anggarannya untuk membangun gerakan kaum muda.
Di tingkat PKBI daerah, memobilisasi sumber daya finansial dengan
mengembangkan proposal-proposal terhadap lembaga donor. Walaupun PKBI

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


telah memiliki kebijakan finansial yang berpotensi mendukung gerakan kaum muda
namun di PKBI Pusat porsi anggaran untuk gerakan kaum muda masih belum
memadai. Sebagian besar porsi anggaran program dan layanan di PKBI masih
tergantung pada donor hal ini menunjukkan memobilisasi sumber daya finansial
internal PKBI masih perlu diperkuat.

PKBI berperan aktif dalam memobilisasi dukungan dan partisipasi aktif


kaum muda, untuk membangun gerakan kaum muda. Melalui youth center dan
youth forum, PKBI melakukan proses perekrutan, pemberdayaan dan fasilitasi aksi
kolektif untuk pemenuhan HKSR. Dalam memoblisasi sumber daya kaum muda,
PKBI mengalami tantangan, yaitu: Pertama, pada proses perekrutan, PKBI daerah
saat ini mengalami tantangan eksternal dengan penurunan minat kaum muda
menjadi relawan yang aktif memperjuangkan pemenuhan HKSR. Kedua, program
pemberdayaan kaum muda sering kali tidak diikuti dengan aksi-aksi advokasi yang
berkelanjutan. Ketiga, Saat ini PKBI juga tengah mengalami penurunan frekuensi
aksi kolektif kaum muda dalam melaksanakan advokasi kebijakan publik secara
berkelanjutan pasca judicial review UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan
judicial review UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, untuk
memasukan pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif masuk dalam
kurikulum pendidikan sekolah menengan pada tahun 2014. Ketiga, cenderung
belum kuatnya kepemimpinan internal dalam memastikan setiap PKBI
menjalankan mandat organisasi termasuk mandat untuk mendorong dan
memobilisasi gerakan kaum muda.

PKBI berperan dalam memobilisasi sumberdaya kultural untuk membangun


gerakan kaum muda. PKBI aktif mengkampanyekan ide tentang kaum muda dan
seksualitasya sebagai identitas yang tereksklusi dari program dan layanan kesehatan
seksual dan reproduksi. PKBI juga aktif mengkampanyekan pentingnya CSE
(comprehensif sexuality education) dan YFS (youth friendly services), Dua konsep
yang diadopsi dari IPPF, sebagai solusi untuk meningkatkan derajat kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda. PKBI aktif. Telah banyak produk-produk
kultural dalam berbagai bentuk telah diproduksi oleh PKBI, buku, hasil riset, film,
booklet, modul dan panduan untuk mendorong gerakan kaum muda, baik secara
horizontal maupun vertikal, untuk pemenuhan HKSR. Tantangan dalam mobilisasi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sumberdaya kultural saat ini adalah semakin menurunnya kegiatan – kegiatan yang
mengarah pada aksi – refleksi yang memproduksi ide-ide baru, konsep baru tentang
gerakan kaum muda. Produk-produk kultural yang dapat digunakan untuk
memperkuat gerakan kaum muda semakin menurun.

PKBI juga memobilisasi sumberdaya moral, dengan mempertahankan


eksistensi sebagai LSM jaringan nasional yang menyediakan dan memberikan
informasi, pendidikan dan layanan kesehatan seksual dan reprodusi langsung bagi
masyarakat termasuk kaum muda. Kerja-kerja layanan yang langsung berhubungan
dengan penerima manfaat meningkatkan legitimasi PKBI sebagai LSM yang ahli
dalam bidang HKSR bagi kaum muda. Saat ini, PKBI lebih dikenal sebagai LSM
penyedia pendidikan dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi (KSR).
Walaupun demikian, kerja – kerja advokasi para relawan muda PKBI, baik
ditingkat nasional maupun daerah, terkait pemenuhan HKSR bagi kaum muda tetap
diakui baik oleh organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah terkait.

PKBI berperan besar dalam mendorong dan memfasilitasi para relawan


muda untuk aktif dalam aliansi dan membangun kemitraan dengan organisasi
sosial, baik dilevel lokal maupun nasional untuk memperkuat gerakan kaum muda.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan dukungan dan gerakan kaum muda
untuk pemenuhan HKSR. PKBI juga berperan dalam memobilisasi dukungan
masyarakat dengan melakukan kampanye diberbagai media, baik media masa
maupun media sosial. Selain itu, PKBI juga berperan dalam menggalang dukungan
masyarakat terutama di daerah dampingan PKBI. Walaupun demikian, PKBI masih
lemah dalam membangun jaringan kerja dengan tokoh masyarakat dan agama
seperti dengan NU dan Muhammadiyah.

Dalam memobilisasi dukungan dari pemerintahan, PKBI melakukan


pendekatan kemitraan untuk meningkatkan kepercayaan pihak pemerintah terhadap
PKBI. Melalui pendekatan tersebut, PKBI tingkat kepercayaan yang cukup baik
dan sering bekerja sama dengan pemerintah, seperti dinas kesehatan dan Puskemas
untuk meningkatkan kualitas dan capaian program dan layanan kesehatan
reproduksi yang ramah remaja. PKBI juga bekerja sama dengan BKKBN dan
program PIK Remaja untuk mendidik para peer educator agar dapat memberikan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


pendidikan kesehatan reproduksi serta layanan rujuan kepada klinik-klinik PKBI.
Disisi lain, gerakan kaum muda PKBI masih menghadapi tantangan dalam
menjalankan program advokasi, yaitu masih lemahnya komitmen dan dukungan
pemerintah dalam menyediakan pendidikan dan layanan kesehatan seksual dan
reproduksi yang komprehensif.

Dalam memobilisasi sumberdaya eksternal (jejaring), PKBI membangun


gerakan kaum muda berdasarkan sejumlah tipologi jejaring yang dimilikinya.
Penulis menemukan beberapa tipologi jejaring kerja kaum muda PKBI, yakni
pertama, jejaring berdasarkan isu; kedua, jejaring berdasarkan kerjasama; dan
ketiga, jejaring berdasarkan tingkat kompetisi. Ketiga tipologi ini kemudian akan
menghasilkan suatu irisan atau saling keterhubungan yang akan membentuk pola-
pola hubungan diantara aktor dalam mewarnai dinamika gerakan kaum muda dalam
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR).

Jejaring berdasarkan isu adalah jejaring kerja PKBI yang secara langsung
maupun tidak langsung terlibat bersama-sama PKBI, baik sebagai organisasi
maupun aliansi, dalam gerakan kaum muda. Jejaring berdasarkan isu ini dibagi
dalam dua tipologi, yakni pertama, jejaring HKSR, yakni jejaring kaum muda
PKBI yang bersama-sama memperkuat isu hak kesehatan seksual dan reproduksi
(HKSR) untuk kaum muda. Kedua, jejaring Non-HKSR, yakni jejaring kaum muda
PKBI yang tidak secara khusus memperjuangkan isu HKSR, namun
memperjuangkan isu lain yang masih beririsan dengan gerakan kaum muda.

Jejaring berdasarkan kerjasama adalah jejaring kerja PKBI yang—sampai


penelitian ini dilakukan—masih membangun kerjasama dengan PKBI dalam
memperkuat gerakan kaum muda, baik untuk isu HKSR maupun Non-HKSR.
Jejaring PKBI berdasarkan kerjasama ini bisa dibagi dalam dua tipologi, yakni
pertama, jejaring strategis, yaitu jejaring yang secara langsung bekerjasama dengan
PKBI dalam pengembangan program kaum muda, baik untuk isu HKSR maupun
Non-HKSR. Kerjasama strategis ini bersifat kontraktual110 dan jangka panjang

110
Bersifat kontraktual maksudnya adalah bahwa kerjasama strategis ini adalah kerjasama antara
PKBI dan pihak lain yang terikat dalam program kerja. Jejaring programatik ini minimal
mempunyai kontrak kerja selama satu tahun dengan PKBI.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dalam mendukung gerakan kaum muda. Bisa jadi, kerjasama kontraktual hanya
untuk jangka pendek, namun isu serta dampak yang didorong bersama mempunyai
dimensi jangka panjang. Kedua, jejaring taktis, adalah jejaring PKBI yang
memperjuang gerakan kaum muda untuk isu HKSR dan Non-HKSR yang bersifat
ad-hoc (sementara). Jejaring taktis ini akan terbentuk berdasarkan kebutuhan sesaat
ketika ada event-event tertentu dan atau kegiatan advokasi bersama untuk
perubahan kebijakan yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak.

Sedangkan jejaring berdasarkan tingkat kompetisi adalah adalah jejaring


PKBI yang dalam memperjuangkan gerakan kaum muda untuk isu HKSR dan Non-
HKSR, menampilkan—secara tersirat maupun tersurat—nuansa kompetisi dengan
PKBI. Kompetisi ini terwujud dalam bentuk kompetisi isu, legitimasi, maupun
kompetisi untuk mengakses sumberdaya. Jejaring berdasarkan tingkat kompetisi ini
dapat dibagi dalam dua tipologi, yakni pertama, jejaring yang berkompetisi dengan
PKBI. Jejaring yang berkompetisi dengan PKBI umumnya adalah organisasi dan
atau aliansi yang memperjuangkan isu yang sama dengan PKBI dan atau
bekerjasama dengan PKBI dalam sebuah aliansi, serta memperjuangkan isu ini
untuk jangka panjang. Kedua, jejaring yang kurang atau tidak berkompetisi dengan
PKBI. Umumnya, jejaring yang tidak berkompetisi dengan PKBI adalah jejaring
masyarakat sipil yang secara khusus tidak memperjuangkan isu yang sama dengan
PKBI, dan juga jejaring pemerintah serta CSR Swasta.

7. 2. Rekomendasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PKBI, sebagai LSM jaringan


nasional dan internasional yang telah lama peduli dengan isu pemenuhan HKSR
bagi kaum muda telah berperan dalam membangun gerakan kaum muda dengan
memobilisasi sumber daya internal maupun eksternal. Meskipun demikian, untuk
memastikan gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR di Indonesia menjadi
lebih kuat, bekerja lebih efektif dan berlanjutan maka penulis merekomendasikan
kepada :

1. PKBI, untuk memperkuat peran PKBI dalam memobilisasi sumberdaya


organisasi terutama pada aspek penguatan bonding antar aktor gerakan disetiap

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


tingkatan PKBI. Penulis juga merekomendasikan PKBI untuk memperkuat
agency aktor gerakan kaum muda PKBI di setiap tingkatan. Penguatan agency
ditujukan untuk meningkatkan pengaruh dan kepemimpinan aktor gerakan
kaum muda PKBI baik di internal maupun eksternal organisasi. Selain itu,
penulis juga merekomendasikan kepada PKBI untuk aktif memperkuat
bridging antara aktor gerakan PKBI dengan aktor gerakan lainnya. Hal ini
penting agar terbangun identitas kolektif kaum muda, menurunkan kompetisi
antar aktor gerakan sekaligus meningkatkan posisi tawar dalam memobilisasi
sumberdaya eksternal yang dibutuhkan dalam memperkuat gerakan.

2. LSM dan aliansi yang peduli dengan pemenuhan HKSR bagi kaum muda di
Indonesia hendaknya dapat menyatukan visi dan program kerja gerakan agar
dapat melaksanakan aksi-aksi bersama yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Aksi-aksi bersama yang dilandasi masalah bersama, tujuan bersama dan
pembagian peran yang jelas diharapkan dapat meningkatkan peluang terjadi
perubahan sosial dan lahirnya tatanan yang lebih adil bagi kaum muda untuk
pemenuhan HKSR.

3. Pemerintah/ kementrian terkait pemenuhan HKSR bagi kaum muda (seperti


Kementrian kesehatan, BKKBN, kementrian pemuda dan olah raga) sebagai
pembuat kebijakan bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan kaum
muda untuk segera membuat/ memperbaiki kebijakan yang berperspektif hak
kaum muda. Selain itu, pemerintah terkait juga disarankan untuk
menyelenggarakan program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda yang berbasis hak serta berorientasi gender.

4. Masyarakat hendaknya berpartisipasi aktif untuk memastikan kaum muda


memperoleh dan mempraktikan HKSR-nya dengan menciptakan lingkungan
yang kondusif dan ramah bagi kaum muda. Selain itu, masyarakat juga dapat
membuka ruang bagi kaum muda untuk berpartisipasi secara bermakna dalam
ruang-ruang pengambilan keputusan masyarakat.

5. Para peneliti selanjutnya, yang akan mendalami isu gerakan kaum muda, untuk
lebih lanjut mengkaji tentang bagaimana (youth-led organization) organisasi-
organisasi yang dipimpin oleh kaum muda memobilisasi sumberdaya untuk

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


memperkuat gerakan pemenuhan HKSR di Indonesia. Hal ini dapat
menggambarkan dinamika gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR yang
lebih komprehensif mengingat penelitian yang telah dilakukan hanya terbatas
pada kasus di PKBI.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


TINJUAN PUSTAKA

Artikel Jurnal
Djamilan dan Kartikawati, Reni. (2014). Dampak Perkawinan Anak di Indonesia.
Jurnal Studi Pemuda.Volume 3, No 1, Mei 2014.
Finn, Janet L; Checkoway, Barry. 1998. Young people as competent community
Builders: A Challenge to Social Work. Social work Volume 43-Number 4.
Jalil, Abdul .(2014). Fenomena Seksualitas Anak Muda (Studi Kasus tentang
Dispensasi Kawin pada Pos bantuan Hukum Pengadilan Agama Di Sleman,
Yogyakarta. Jurnal Studi Pemuda Volume 3, No 1, Mei 2014.
Jenkins, Craig J. (1983). Resource mobilization theory and the study of social
movement. Annual Review sociology. No.9, 527 – 553.
Kankya, Clovice dkk. (2013). The Role of civil society organization (CSOs) in
healthcare delivery system: A case study of child immunization in Kabarole
district, Uganda. Health, Vol.5, No.8, 1277 – 1288.
Knibbs, Sarah., Price, Neil. (2009). Peer education in sexual and reproductive
health programming: A Cambodian case study.Development in practice,
Vol.19, No.1 (feb., 2009), pp. 39-50
McCarthy, John D., Zald, Mayer N. (1977). Resource Mobilization and Social
Movement: A partial theory. The American Journal of Sociology, Vol. 82,
No.6, pp. 1212 – 1241.
Paul, mandira, et.all. 2015. Negotiating collective and individual agency: a
qualitative study of young women’s reproductive health in rural india.
Qualitative health research I – 14.
Sadik, Nafis. (2013). Sexual and reproductive health and rights: the next 20 years.
Reproductive health matters, Volume 21 number 42, 13 – 17.
Setyawati, Budi dan Fuada, Salimar Noviati .(2013), Profil sosial ekonomi, paritas,
status dan perilaku kesehatan pada wanita yang menikah dini di Indonesia.
Jurnal kesehatan reproduksi Vol 4, No 2 Ags (2013). Pp. 51 – 60.
Santhya, K.G., Jejeebhoy, Shireen J. (2015). Sexual and reproductive health and
rights of adolescent girl: Evidence from low and middle – income Countries.
Global public health: An international journal for research, policy and
practice, 10:2, 189 – 221.
Schurmann, Anna T dan Mahmud, Simeen. (2009). Civil society, health, and social
exclusion in Bangladesh. Journal of Health, Population and Nutrition, Vol.
27, No.4, Special issue: Social exclusion: Inaugural issue of the gender and
Human right sector, PP. 536 – 544.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Simba, Daudi O danKakoko, Deodatus C. (2009). Volunteerism Out-of-school
Adolescent Reproductive Health Peer Educators: Is It a Sustainable Strategy
in Response Constrained Countries? African Journal of Reproductive Health,
Vol. 13, No.3, PP. 99 – 110.
Utomo, Iwu. D., Mc.Donald, Peter. (2009). Adolescent Reproductive health in
Indonesia: Contested Values and Policy Inaction. Studies in family
planning, Vol. 40, No.2, pp.133 – 146.
Werh, Heather dan Tum, Silvia E. (2013). When a girl’s decision involves the
community: the realities of adolescent maya girls’ lives in rural indigenous
Guatemala. Reproductive health Matters, Vol. 21, No. 41, Pp. 136 – 142.
Woolcock, Michael. (2001). The Place of Social Capital in Understanding Social
and Economic Outcomes. Isuma: Canadian Journal of Policy Research. Vol
2, No.1. PP. 11 – 17.
Zuurmond, Maria A. (2012). The effectiveness of Youth Centers in Increasing Use
of Sexual and Reproductive Health Services: A Systematic Review. Studies
in Family Planning, Vol. 43, No.4, PP.239-254.

Buku
Alagappa, Muthiah. (2004). Civil Society and Political Change; An analitical
framework. Dalam Civil Society and Political Change in Asia. Standford
University Press.
Aspinal, Edwards. (2004). Indonesia; Transformation of civil society and
democratic breakthrough. Dalam Civil Society and Political Change in Asia.
Standford University Press.
Bungin, Burhan. (2014). Penelitian Kualitatif; komunikasi, ekonomi,
kebijakanpublik, dan ilmu sosial lainnya. Kencana.
Bourdieu, Pierre. (2004). The Forms of Capital. Dalam the routledge falmer reader
in Sociology of education P. 15- 29.

Creswell, Jhon W. (2014). Penelitian Kualitatif & Design Riset; memilihdiantara


lima pendekatan. Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. (2014). Research Design; qualitative, quantitative & mixed
methods approaches. Sage Publications.
Dale, Reidal. (2005). Evaluating development Programmes and Project; second
edition. Sage publication.
Diani, Mario .(2003). Introduction: Social Movement, Contentious Action, and
Social networks: ‘from metaphor to substance’?. Dalam Social Movement and
Network; relational approaches to collective action. Oxford University Press.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Edward, Bob., McCarthy, Jhon D. (2004). Resources and Social Movement
Mobilization. The Blackwell companion to social movements. Blackwell
publishing Ltd.
Fakih, Mansour. (1996). Masyarakat sipil untuk Transformasi Sosial; Pergolakan
Ideologi LSM Indonesia. Pustaka Pelajar
Fathuddin, Usep dkk. (1993). Umat Islam dan Gerakan Keluarga Berencana di
Indonesia. BKKBN dan Departemen Agama Republik Indonesia
Ferrante, Joan. (2013). Sociology in Global Perspectives (9th Edition). Wadsworth,
Cengage Learning
Henslin, James M. (2006). Sosiologi dengan pendekatan membumi (edisi 6) Jilid 2
(Terjemahan). Erlangga.
Hull, Terence H & Hull, Vallerie J. (2006). Dari keluarga berencana kepelayanan
reproduksi: sebuah riwayat singkat. Masyarakat, kependudukan dan
kebijakan di Indonesia. Equinox publishing Jakarta-singapore
Imelda, Johanna D. (2004). Kesehatan dan Hak Reproduksi, dalam Seksualitas:
Teori dan Realitas. Fisip UI dan Ford Fondation.
Jasper, James M. (2010). Cultural Approaches in the Sociology of Social
Movements. Handbook of social movement across disciplines. Springers.
Juliantoro, Dadang, Eds. (2000). 30 Tahun Cukup; Keluarga Berencana dan Hak
Konsumen. Sinar Harapan- PKBI Yogyakarta dan Ford Foundation.
Kendall, Diana. (2013). Sociology in Our times (9th edition). Wadsworth Cengage
learning.
Korten, David C. (1990). Getting to the 21st Century; Voluntary Action and the
Global Agenda. Kumarian Press
Lawang, Robert M.Z. (2004). Kapital social dalam perspektif sosiologik; suatu
pengantar. FISIP UI Press.
Lewis, David dan Kanji, Nazneen. (2009). Non-Governmental Organizations and
Development. New York. Routledge Perspectives on Development.
Macionis, John J.(2012). Social Problem; Census edition. Pearsons Education, Inc.
Opp, Karl D. (2009). Theories of Political Protest and Social Movement; A
multidisciplinary introduction, critique, and synthesis. Routledge.
Porta, Donnatella D. & Diani, Mario. (2006). Social Movement; an introduction
(second edition). Blackwell publishing
Purdue, Derrick. (2007). Civil Society, governance, social movement and social
capital. Dalam Civil societies and social movement; potential and problem.
Routledge.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Putra, Fadillah et.all. (2006). Gerakan Sosial; Konsep, Strategi, Aktor, Hambatan
dan Tantangan Gerakan Sosial di Indonesia. Program Penguatan Simpul
Demokrasi dan Averroes Press.
Rochman, Meuthia G. (2002). An Uphill struggle; advocacy NGOs under
soeharto’s new order. Labsosio FISIP UI.
Rubin, Herbert J., Rubin, Irene S. (2001). Community Organizing and Development
(3rd Edition). Allyn & Bacon.
Smith, Jackie., Fetner, Tina. (2010). Structural Approaches in the Sociology of
Social Movement. Handbook of social movement across disciplines.
Springers.
Sukmana, Oman. (2016). Konsep dan Teori Gerakan Sosial. Intrans Publishing,
Malang.
Tarrow, Sidney G. (2011). Power in Movement; social movement and contentious
politics. Cambridge university press.
Triwibowo, Darmawan(editors). (2006). Gerakan Sosial; wahana civil society bagi
demokratisasi. LP3ES dan Perkumpulan Prakarsa.
Wirutomo, Paulus. (2012). Sosiologi untuk Jakarta: Menuju pembangunan sosial-
budaya. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Jakarta.

LaporanPenelitian
Utomo, Iwu & Utomo, Ariane. (2013). Indicators and Correlates of Adolescent
Pregnancy in Indonesia; Result from 2010 population census and 2012
indonesian demographic and health survey. Australian Demographic and
Social Research Institute, The Australian National University.
Ratri, Sari Damar Dkk. (2015). Riset Akhir Program; Sebuah Studi Self Assessment
bagi gugus kerja seperlima dalam implementasi kegiatan penguatan akses
pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi Remaja. Pusat Kajian
Gender dan Seksualitas - Fisip UI.

Tesis dan Disertasi


Barlianti, Luciana. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Penggunaan Kondom Di Kalangan Pasangan Tetap Wanita Penjaja Seks
(Gendak); Studi Kelompok Dampingan Yayasan Perkumpulan Bandung
wangi Dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI
Jakarta, Kotamadya - Jakarta Timur. Thesis Universitas Indonesia –
Depok. Tidak dipublikasikan.
Hanifah, Laily. (2000). Faktor yang mendasari hubungan seks pra-nikah remaja;
Studikualitatif di PKBI Yogyakarta 2000. Thesis Universitas Indonesia –
Jakarta. Tidakdipublikasikan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Pudjiati, Danti. (2006). Perilaku seksual remaja pekerja seks dan risiko kesehatan
reproduksi mereka : studi kasus klinik IMS milik LSM di daerah khusus
ibukota Jakarta. Thesis Universitas Indonesia - Jakarta.
Tidakdipublikasikan.
Raharjo, Santoso T. (2003). Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Relawan; Studi
Kasus di Mitra Citra Remaja (MCR), Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) Provinsi Jawa Barat. Thesis Universitas Indonesia –
Depok. Tidak dipublikasikan.

Dokumen – dokumenLembaga
Annual report PKBI 2013. Membangun kembali organisasi berbasis gerakan.
Jakarta.
Annual report PKBI 2014. Peran PKBI dalam menyonsong sustainable
development goals (SDGs); penguatan kapasitas cabang & partisipasi aktif
remaja dalam organisasi. Jakarta
Annual report PKBI 2015. Pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
(HKSR). Jakarta
Kantor menteri negara kependudukan / BKKBN. (1996). Informasi Dasar Gerakan
KB Pembangunan keluarga sejahtera. Jakarta
McDonald, Peter (editors). (2014). Youth in Indonesia; Indonesia monograph
series: No.2. UNFPA.
Malik, Ichsan dkk. (1996). Sanggar Konsultasi Remaja, Bersama Memecahkan
Masalah Remaja di Sekolah. Jakarta. PKBI
Mochtar, Kustiniyati & Syarwani, Abdullah (editors). (1990). LSM, Kependudukan
& Keluarga Berencana Tantangan Masa Depan; studi masa depan
perkumpulan keluarga berencana indonesia. PKBI
Mudjiarto, Toto (editor). (2003). Perjalanan menuju sukses PKBI Jawa Tengah.
PKBI.
PKBI. (1967). Naskah Kongres Ke-1 Perkumpulan Keluarga Berentjana
Indonesia. Jakarta.
PKBI. (1970). Naskah Kongres Ke-2 Perkumpulan Keluarga Berentjana
Indonesia. Jogyakarta.
PKBI. (1975). Hasil penelitian kebutuhan remaja akan informasi kependudukan
dan keluarga berencana. Jakarta.
PKBI DKI Jakarta. (2015). Buku Putih CMM (Centra Mitra Muda) – PKBI DKI
Jakarta. Jakarta. tidak dipublikasikan.
PKBI. (1973). PKBI 1970 – 1972. Jakarta. PKBI.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


PKBI. (1977). Dwi Dasawarsa Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI); 23 Desember 1957 – 23 Desember 1977. Jakarta
Prosiding rapat pleno PKBI tahun 2016. Tidak dipublikasikan.
Laporan PKBI DKI Jakarta tahun 2016. Tidak dipublikasikan
Laporan PKBI DI Yogyakarta tahun 2016. Tidak dipublikasikan.
Rosdiana, Dian dan Wahyurini, Chatarina. (1995). Laporan akhir survey dasar
kesehatan reproduksi remaja di Bali. Jakarta. PKBI
Subando, Agus M danAzca, Nazib (Editor). (2014). Comprehensive study on
adolescent and youth related policies in Indonesia; framework for a holistic
youth development policy. Youth studies center (yousure) Faculty of social
and political sciences, UniversitasGadjahMada and UNFPA.

Sumber lainnya
Peraturan pemerintah no. 61 tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi.
Undang – undang no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Undang – undang no. 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah
tangga.
Undang- Undang no. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
Undang -undang no. 44/ 2008 tentang pornografi
Undang- undang no. 32/ 2009 tentang pembangunan kependudukan dan
pembangunan keluarga.
Undang- undang no. 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional.
Undang – undang no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara I

DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK BADAN PENGURUS PKBI PUSAT

Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :

TIPOLOGI ORGANISASI PKBI


Sejarah PKBI dalam isu Kesehatan Seksual dan Reproduksi
 Bagaimana sejarah keterlibatan PKBI dalam pemenuhan Hak kesehatan seksual dan reproduksi
Kaum muda di Indonesia?
 Bagaimana dinamika program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda
di internal PKBI?
 Bagaimana dinamika partisipasi kaum muda dalam program kesehatan seksual dan reproduksi
bagi kaum muda?
Fokus, Waktu, cakupan dan aktor Perubahan dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi
 Apa fokus perubahan yang ingin dicapai oleh PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda Indonesia (dulu dan saat ini)?
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh PKBI untuk mencapai tujuan?
 Seberapa luas cakupan perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Siapa saja aktor perubahan yang terlibat dan menjadi mitra PKBI dalam mencapai tujuan
organisasi terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Pendekatan dan Strategi Intervensi PKBI dalam Pemenuhan Kesehatan Seksual dan
Reproduksi Kaum Muda.
 Apa pendekatan PKBI dalam mewujudkan kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda (dulu
& kini) ?
 Apa strategi intervensi dalam mewujudkan kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda (dulu
dan saat ini)
Respon Aktor Terhadap Tipologi LSM PKBI
 Bagaimana Aktor menilai relevansi tipologi LSM PKBI berhubungan dengan pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

TIPOLOGI GERAKAN KAUM MUDA

Respon Pengurus (Board) PKBI terhadap gerakan kaum Muda di PKBI


 Bagaimana Aktor (Pengurus PKBI) menilai Gerakan kaum muda dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana Respon Aktor Internal (Pengurus PKBI) PKBI terhadap Nilai yang diyakini oleh
PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda.
Landasan Ideologis PKBI (Perangkat Nilai, Ide dan gagasan perubahan) terkait pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda.
 Apa faktor penyebab masalah kesehatan seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda di
Indonesia?
 Siapa saja aktor - aktor yang dianggap berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual
dan reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa saja kebijakan yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa saja praktik budaya yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa nilai yang dianut dan diyakini oleh PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
 Apa Gagasan/ ide perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?

PERAN PKBI DALAM MEMPERKUAT BONDING, BRIDGING DAN LINKING DALAM


GERAKAN KAUM MUDA
Peran Bonding
 Bagaimana PKBI membangun dan mengikat relasi antara PKBI Pusat, Daerah (Provinsi) dan
Cabang (kota/kab) untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana PKBI membangun dan memperkuat relasi antara PKBI dengan relawan muda
untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Faktor Pendukung dan Penghambat implementasi Peran PKBI
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam membangun jejaring (bridging) dengan mitra
strategis PKBI dan kaum muda?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam bridging dengan mitra strategis PKBI dan
kaum muda?
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam mendorong aksi kolektif untuk pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam dalam mendorong aksi kolektif untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Respon PKBI terhadap sasaran gerakan
 Bagaimana anda menilai relasi PKBI dengan target sasaran aksi kolektif dalam upaya
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Respon Aktor PKBI terhadap Peran PKBI dalam Gerakan pemenuhan Hak kesehatan
Seksual dan Reproduksi?
 Bagaimana Respon Aktor PKBI (Pengurus PKBI) terkait dalam menilai peran PKBI dalam
Gerakan pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi selama ini?
 Bagaimana Relasi Antar aktor PKBI Pusat dan PKBI Daerah dalam mempengaruhi peran
PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAN PKBI


DALAM PEMENUHAN HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI KAUM
MUDA
Faktor internal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan gerakan
kaum muda
 Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Pusat dalam pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
 Apa nilai-nilai (Values) yang diyakini PKBI terkait isu kesehatan seksual dan reproduksi
dikalangan kaum muda?
 Apa Visi dan Misi PKBI ?
 Apa kekuatan internal yang mendukung peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda
terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
 Apa kelemahan internal yang menghambat peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda
terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
 Bagaimana PKBI mengatasi kelemahan internal yang menghambat peran PKBI selama ini?
faktor eksternal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan gerakan
sosial kaum muda?
Faktor Politik
 Bagaimana situasi politik Indonesia saat ini mempengaruhi status kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda ?
 Bagaimana situasi politik tersebut mempengaruhi Peran PKBI dalam mendorong gerakan
kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa saja kebijakan pemerintah Indonesia yang mempengaruhi derajat kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda saat ini?
 Bagaimana pendapat bapak / ibu tentang kebijakan tersebut?
 Apa program pemerintah Indonesia dalam pemenuhan hak atas kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda saat ini?
 Bagaimana pendapat bapak/ ibu tentang program pemerintah tersebut?
Faktor Sosial
 Bagaimana situasi sosial (penerimaan masyarakat) saat ini mempengaruhi status kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa budaya yang mempengaruhi status kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana situasi sosial (penerimaan masyarakat) tersebut mempengaruhi Peran PKBI dalam
mendorong gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
Faktor Ekonomi
 Bagaimana situasi perekonomian nasional dan global saat ini mempengaruhi status kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana situasi perekonomian nasional dan global tersebut memepengaruhi Peran PKBI
dalam mendorong gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
Faktor Teknologi
 Bagaimana perkembangan teknologi saat ini mempengaruhi status kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda
 Bagaimana perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi peran PKBI dalam memperkuat
gerakan kaum muda untuk memperjuangkan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara II

DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK DIREKTUR EKSEKUTIF – PKBI DAERAH

Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :

TIPOLOGI ORGANISASI PKBI


Sejarah PKBI dalam isu Kesehatan Seksual dan Reproduksi Kaum Muda
 Bagaimana sejarah keterlibatan PKBI dalam pemenuhan Hak kesehatan seksual dan
reproduksi Kaum muda di Indonesia?
 Bagaimana dinamika program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum
muda di internal PKBI?
 Bagaimana dinamika partisipasi kaum muda dalam program kesehatan seksual dan
reproduksi bagi kaum muda?
Sasaran Perubahan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Kaum Muda
 Apa fokus perubahan yang ingin dicapai oleh PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda Indonesia (dulu dan saat ini)?
Waktu dan cakupan perubahan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Kaum Muda
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh PKBI untuk mencapai tujuan pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Seberapa luas cakupan perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
Aktor, Pendekatan dan strategi Intervensi
 Siapa saja aktor perubahan yang terlibat dan menjadi mitra PKBI dalam mencapai tujuan
organisasi terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa pendekatan PKBI dalam mewujudkan kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
(dulu & kini) ?
 Apa strategi intervensi dalam mewujudkan kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
(dulu dan saat ini)
Respon Aktor (Direktur Eksekutif PKBI Daerah)
 Bagaimana Aktor menilai relevansi tipologi LSM PKBI berhubungan dengan pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

TIPOLOGI GERAKAN KAUM MUDA


 Berapa banyak relawan muda yang aktif terlibat dalam upaya pemenuhan hak dan
kesehatan seksual dan reproduksi sebayanya (kaum muda)?
 Apa tujuan bersama yang ingin dicapai melalui gerakan kaum muda - PKBI ini?
 Dimana saja PKBI menjalankan program untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
Sasaran perubahan Gerakan Kaum Muda
 Apa dan Siapa yang ingin diubah melalui gerakan kaum muda?
 Bagaimana cakupan perubahan yang direncanakan melalui gerakan kaum muda?
 Berapa lama perubahan yang diinginkan tersebut diperkirakan akan terwujud/tercapai?
Penilaian PKBI Daerah terhadap gerakan relawan Muda
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam mendorong /
mengubah kebijakan. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam perubahan)
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam menjalankan
program/ layanan bagi kaum muda. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam
perubahan)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Berapa banyak relawan muda yang aktif terlibat dalam upaya pemenuhan hak dan
kesehatan seksual dan reproduksi sebayanya (kaum muda)?
 Bagaimana Aktor menilai relevansi tipologi Gerakan kaum muda dihubungkan dengan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

I. PERAN PKBI DALAM GERAKAN KAUM MUDA


Landasan Ideologis PKBI (Perangkat Nilai, Ide dan gagasan perubahan) terkait
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda.
 Apa faktor penyebab masalah kesehatan seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda di
Indonesia?
 Siapa saja aktor - aktor yang dianggap berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan
seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa saja kebijakan yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa saja praktik budaya yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa nilai yang dianut dan diyakini oleh PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
 Apa Gagasan/ ide perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana Respon Aktor Internal PKBI terhadap Nilai yang diyakini oleh PKBI dalam
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
Peran PKBI dalam Memperkuat Bonding dalam organisasi PKBI
Strategi bonding dalam internal PKBI
 Bagaimana PKBI membangun dan mengikat relasi antara PKBI Pusat, Daerah (Provinsi)
dan Cabang (kota/kab) untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
 Bagaimana PKBI membangun dan memperkuat relasi antara PKBI dengan relawan muda
untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Strategi pemberdayaan kaum muda
 Apa strategi PKBI dalam memberdayakan kaum muda ?
 Apa strategi PKBI dalam meningkatkan kontrol kaum muda atas program, proyek, dan
layanan di internal PKBI?
 Strategi penguatan Bonding sesama PKBI
 Apa strategi PKBI dalam membangun tujuan bersama dalam gerakan kaum muda terkait
hak kesehatan seksual dan reproduksi mereka?
 Apa strategi PKBI dalam membangun solidaritas dan komitmen kaum muda dalam
gerakan?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk memperkuat ikatan
(bonding) antar aktor internal PKBI?
Faktor pendukung dan penghambat peran PKBI
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam memperkuat ikatan antar aktor dalam
internal PKBI (termasuk dengan kaum muda)?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam memperkuat ikatan antar aktor dalam
internal PKBI (termasuk dengan kaum muda) ?
Peran PKBI dalam memperkuat Bridging
 Siapa saja mitra strategis PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda? Kenapa?
 apa saja Jaringan informal (advokasi/gerakan) untuk kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda yang diikuti oleh PKBI saat ini?
 apa perubahan yang ingin diwujudkan melalui jaringan informal tersebut? Dan cakupan
perubahannya?
 Apa kontribusi PKBI dalam jaringan informal untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Bagaimana anda menilai pengaruh keterlibatan PKBI dalam jaringan informal dengan
organisasi masyarakat sipil lainnya (LSM/kelompok masyarakat) dalam upaya pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Strategi pengorganisasian & Mobilisasi PKBI
 Apa strategi PKBI dalam mengorganisir kaum muda?
 Apa strategi PKBI dalam memperkuat jejaring gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk memperkuat jejaring antara
aktor PKBI dengan mitra strategis PKBI?
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam bridging dengan mitra strategis PKBI dan
kaum muda?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam bridging dengan mitra strategis PKBI
dan kaum muda?
Peran PKBI dalam Memperkuat Linking
 Apa pendekatan PKBI dalam mendorong aksi kolektif kaum muda ?
 Apa strategi PKBI dalam mendorong aksi kolektif untuk pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk mendorong aksi kolektif
untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa peran kaum muda dalam aksi kolektif ?
 Apa dan siapa yang menjadi target yang disasar dari aksi kolektif kaum muda?
 Bagaimana anda menilai relasi PKBI dengan target sasaran aksi kolektif dalam upaya
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam mendorong aksi kolektif untuk pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam dalam mendorong aksi kolektif untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Respon Aktor PKBI (Direktur PKBI Daerah) terhadap Peran PKBI dalam Gerakan
pemenuhan Hak kesehatan Seksual dan Reproduksi?
 Bagaimana Respon Aktor dalam internal PKBI dalam menilai peranannya dalam Gerakan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana Relasi Antar aktor PKBI Pusat dan PKBI Daerah dalam mempengaruhi peran
PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?

FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAN PKBI

Faktor internal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan gerakan
sosial kaum muda
Relasi kerja dalam Struktur PKBI
 Bagaimana hubungan kerja antar PKBI Pusat dengan PKBI Daerah?
 Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Daerah dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda? termasuk hubungan kerja antara PKBI Daerah dengan
Youth Center
Nilai & Tujuan LSM PKBI
 Apa nilai-nilai (Values) yang diyakini PKBI terkait isu kesehatan seksual dan reproduksi
dikalangan kaum muda?
 Apa Visi dan Misi PKBI ?
Aturan Formal dan Informal
 Apa peraturan formal yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
 Apa prosedur PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa peraturan informal (Norma) yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan
seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
Sistem dan Teknologi
 Apa sistem & alat ang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat pelaksanaan
kerja PKBI?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa sistem dan alat yang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat keuangan
PKBI?
 Apa sistem dan alat yang digunakan PKBI Dalam merekam dan mencatat personel
(Pengurus, Relawan & Staff) PKBI ?
Partisipasi Kaum muda dalam Struktrur PKBI
 Bagaimana posisi dan partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI
Daerah?
 Bagaimana partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
Aktor/Tokoh PKBI dalam Gerakan kaum muda
 Siapa tokoh/ aktor PKBI yang berpengaruh terhadap gerakan kaum muda di Indonesia?
Kenapa?
 Apa visi peran tokoh/ Aktor PKBI tersebut dalam memperkuat Gerakan kaum muda terkait
hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam membangun kultur organisasi yang mendukung
gerakan kaum muda?
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam merespon tantangan dari luar organisasi terkait
gerakan kaum muda yang dipimpinnya?
Mobilisasi Sumber daya (material dan non Material)
 Apa sumber daya material (project, income, tabungan) yang dimiliki oleh PKBI (pusat/
daerah) dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa sumber daya non material (wewenang, komitment moral, kepercayaan, persahabatan,
keterampilan) yang dimiliki oleh PKBI (pusat/ daerah) dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana PKBI memobilisasi Sumber daya manusia termasuk kaum muda untuk
mendukung peran PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya fisik/material untuk memperkuat pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda?
 Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya keuangan untuk memperkuat gerakan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda?
Respon & Penilaian PKBI terhadap cara PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda
 Bagaimana PKBI menjalankan program/ layanan untuk pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi bagi kaum muda?
 Bagaimana penilaian anda tentang Program / layanan PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi?
Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan internal
 Apa kekuatan internal yang mendukung peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum
muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
 Apa kelemahan internal yang menghambat peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum
muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
 Bagaimana PKBI mengatasi kelemahan internal PKBI?

FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAN PKBI


Faktor eksternal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan gerakan
sosial kaum muda?
Faktor Politik
 Bagaimana situasi politik Indonesia saat ini mempengaruhi status kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda ?
 Bagaimana situasi politik tersebut mempengaruhi Peran PKBI dalam mendorong gerakan
kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa saja kebijakan pemerintah Indonesia yang mempengaruhi derajat kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda saat ini?
 Bagaimana pendapat bapak / ibu tentang kebijakan tersebut?
 Apa program pemerintah Indonesia dalam pemenuhan hak atas kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda saat ini?
 Bagaimana pendapat bapak/ ibu tentang program pemerintah tersebut?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Faktor Sosial
 Bagaimana situasi sosial (penerimaan masyarakat) Indonesia saat ini mempengaruhi status
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa budaya Indonesia yang mempengaruhi status kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
 Bagaimana situasi sosial (penerimaan masyarakat) tersebut mempengaruhi Peran PKBI
dalam mendorong gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
Faktor Ekonomi
 Bagaimana situasi perekonomian nasional dan global saat ini mempengaruhi status
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana situasi perekonomian nasional dan global tersebut memepengaruhi Peran PKBI
dalam mendorong gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
Faktor Teknologi
 Bagaimana perkembangan teknologi saat ini mempengaruhi status kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
 Bagaimana perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi peran PKBI dalam
memperkuat gerakan kaum muda untuk memperjuangkan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara III

DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK PIMPINAN EKSEKUTIF - PKBI PUSAT

Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :

TIPOLOGI ORGANISASI PKBI


Sejarah PKBI dalam isu Kesehatan Seksual dan Reproduksi
 Bagaimana sejarah keterlibatan PKBI dalam pemenuhan Hak kesehatan seksual dan
reproduksi Kaum muda di Indonesia?
 Bagaimana dinamika program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum
muda di internal PKBI?
 Bagaimana dinamika partisipasi kaum muda dalam program kesehatan seksual dan
reproduksi bagi kaum muda?
Fokus, Waktu, cakupan dan aktor Perubahan yang Ingin Dicapai PKBI
 Apa fokus perubahan yang ingin dicapai oleh PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda Indonesia (dulu dan saat ini)?
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh PKBI untuk mencapai tujuan?
 Seberapa luas cakupan perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Siapa saja aktor perubahan yang terlibat dan menjadi mitra PKBI dalam mencapai tujuan
organisasi terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Pendekatan dan Strategi Intervensi PKBI dalam Pemenuhan Kesehatan Seksual dan
Reproduksi Kaum Muda.
 Apa pendekatan PKBI dalam mewujudkan kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
(dulu & kini) ?
 Apa strategi intervensi dalam mewujudkan kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
(dulu dan saat ini)
Respon Aktor Terhadap Tipologi LSM PKBI
 Bagaimana Aktor menilai relevansi tipologi LSM PKBI berhubungan dengan pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

TIPOLOGI GERAKAN KAUM MUDA


Tujuan Gerakan
 Apa tujuan bersama yang ingin dicapai melalui gerakan kaum muda - PKBI ini?
Cakupan Program Kaum Muda
 Dimana saja PKBI menjalankan program untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
Fokus, cakupan, waktu perubahan yang ingin dicapai melalui Gerakan Kaum Muda
 Apa dan Siapa yang ingin diubah melalui gerakan kaum muda?
 Bagaimana cakupan perubahan yang direncanakan melalui gerakan kaum muda?
 Berapa lama perubahan yang diinginkan tersebut diperkirakan akan terwujud/tercapai?
Peran relawan muda PKBI dalam Gerakan
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam mendorong /
mengubah kebijakan. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam perubahan)
Peran Relawan muda dalam Program dan Layanan bagi kaum Muda (Sebaya)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam menjalankan
program/ layanan bagi kaum muda. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam
perubahan)
 Berapa banyak relawan muda yang aktif terlibat dalam upaya pemenuhan hak dan
kesehatan seksual dan reproduksi sebayanya (kaum muda)?
Respon Aktor (Pimpinan PKBI) terhadap gerakan kaum muda PKBI
 Bagaimana Aktor menilai relevansi tipologi Gerakan kaum muda dihubungkan dengan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

PERAN PKBI DALAM GERAKAN KAUM MUDA


Landasan Ideologis PKBI (Perangkat Nilai, Ide dan gagasan perubahan) terkait
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda.
Perspektif relawan muda terhadap persoalan Kes. Seksual dan reproduksi kaum muda
 Apa faktor penyebab masalah kesehatan seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda
di Indonesia?
 Siapa saja aktor - aktor yang dianggap berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan
seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa saja kebijakan yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa saja praktik budaya yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
Value PKBI
 Apa nilai (hal yang dianggap benar) yang dianut dan diyakini oleh PKBI dalam
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Ide/ Gagasan Perubahan PKBI
 Apa Gagasan/ ide perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
Respon Aktor (Pimpinan Eksekutif) PKBI terhadap Peran PKBI dalam pemenuhan Hak
kesehatan Seksual dan Reproduksi?
 Bagaimana Respon Aktor Internal PKBI (Pimpinan PKBI Pusat) terhadap Nilai yang
diyakini oleh PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
Peran PKBI dalam Memperkuat Bonding Kaum Muda
Strategi pemberdayaan kaum muda
 Apa strategi PKBI dalam memberdayakan kaum muda ?
 Apa strategi PKBI dalam meningkatkan kontrol kaum muda atas program, proyek, dan
layanan di internal PKBI?
Strategi PKBI dalam membangun identitas kolektif
 Bagaimana PKBI membangun dan mengikat relasi antara PKBI Pusat, Daerah
(Provinsi) dan Cabang (kota/kab) untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda?
 Bagaimana PKBI membangun dan memperkuat relasi antara PKBI dengan relawan
muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Peran PKBI dalam memperkuat Bridging
Identifikasi mitra strategis & jaringan gerakan
 Siapa saja mitra strategis PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda? Kenapa?
 apa saja Jaringan informal (advokasi/gerakan) untuk kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda yang diikuti oleh PKBI saat ini?
Agenda perubahan PKBI melalui jaringan
 apa perubahan yang ingin diwujudkan melalui jaringan informal tersebut? Dan cakupan
perubahannya?
Strategi dan kegiatan PKBI dalam jaringan
 Apa strategi PKBI dalam mengorganisir kaum muda?
 Apa strategi PKBI dalam memperkuat jejaring gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk memperkuat jejaring
antara aktor PKBI dengan mitra strategis PKBI?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Penilaian dan respon Pimpinan Eksekutif terkait peran dan kontribusi PKBI dalam jaringan
gerakan
 Apa kontribusi PKBI dalam jaringan informal untuk pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana anda menilai pengaruh keterlibatan PKBI dalam jaringan informal dengan
organisasi masyarakat sipil lainnya (LSM/kelompok masyarakat) dalam upaya
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Faktor pendukung dan penghambat PKBI dalam melakukan peran bridging
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam bridging dengan mitra strategis PKBI
dan kaum muda?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam bridging dengan mitra strategis PKBI
dan kaum muda?
Peran PKBI dalam Memperkuat Lingking
Pendekatan, strategi dan kegiatan PKBI dalam Memperkuat Linking
 Apa pendekatan PKBI dalam mendorong aksi kolektif kaum muda ?
 Apa strategi PKBI dalam mendorong aksi kolektif untuk pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk mendorong aksi kolektif
untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa peran kaum muda dalam aksi kolektif ?
Target aksi kolektif
 Apa dan siapa yang menjadi target yang disasar dari aksi kolektif kaum muda?
Penilaian dan repon relawan muda terkait relasi PKBI dengan target aksi kolektif
 Bagaimana anda menilai relasi PKBI dengan target sasaran aksi kolektif dalam upaya
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Faktor pendukung dan penghambat peran PKBI dalam aksi kolektif
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam mendorong aksi kolektif untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam dalam mendorong aksi kolektif untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Respon Aktor PKBI (Pimpinan Eksekutif) terhadap Peran PKBI dalam Gerakan
Kaum muda untuk pemenuhan Hak kesehatan Seksual dan Reproduksi?
 Bagaimana Respon Aktor dalam internal PKBI dalam menilai peranannya dalam Gerakan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana Relasi Antar aktor PKBI Pusat dan PKBI Daerah dalam mempengaruhi peran
PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?

FAKTOR INTERNAL
faktor internal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan gerakan
sosial kaum muda
Relasi kerja dalam Struktur PKBI
 Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Pusat dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana hubungan kerja antar PKBI Pusat dengan PKBI Daerah?
 Bagaimana posisi dan partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI
Daerah?
 Bagaimana partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
Nilai & Tujuan LSM PKBI
 Apa nilai-nilai (Values) yang diyakini PKBI terkait isu kesehatan seksual dan reproduksi
dikalangan kaum muda?
 Apa Visi dan Misi PKBI ?
Aturan Formal dan Informal
 Apa peraturan formal yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
 Apa peraturan informal (Norma) yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan
seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
Alat dan sistem internal PKBI

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa sistem & alat ang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat pelaksanaan
kerja PKBI?
 Apa sistem dan alat yang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat keuangan
PKBI?
 Apa sistem dan alat yang digunakan PKBI Dalam merekam dan mencatat personel
(Pengurus, Relawan & Staff) PKBI ?

Aktor/Tokoh PKBI dalam Gerakan kaum muda


 Siapa tokoh/ aktor PKBI yang berpengaruh terhadap gerakan kaum muda di Indonesia?
Kenapa?
 Apa visi peran tokoh/ Aktor PKBI tersebut dalam memperkuat Gerakan kaum muda
terkait hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam membangun kultur organisasi yang mendukung
gerakan kaum muda?
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam merespon tantangan dari luar organisasi terkait
gerakan kaum muda yang dipimpinnya?
Mobilisasi Sumber daya (material dan non Material)
 Apa sumber daya (material maupun non material) yang dimiliki oleh PKBI (pusat/
daerah) dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana PKBI memobilisasi Sumber daya manusia termasuk kaum muda untuk
mendukung peran PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya fisik/material untuk memperkuat pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda?
 Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya keuangan untuk memperkuat gerakan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda?
Respon & Penilaian PKBI terhadap cara PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda
 Bagaimana PKBI menjalankan program/ layanan untuk pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi bagi kaum muda?
 Bagaimana penilaian anda tentang Program / layanan PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi?
Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan internal
 Apa kekuatan internal yang mendukung peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum
muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
 Apa kelemahan internal yang menghambat peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum
muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
 Bagaimana PKBI mengatasi kelemahan internal PKBI?

FAKTOR EKSTERNAL
faktor eksternal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan
gerakan sosial kaum muda?
Faktor Politik
 Bagaimana situasi politik Indonesia saat ini mempengaruhi status kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda ?
 Bagaimana situasi politik tersebut mempengaruhi Peran PKBI dalam mendorong gerakan
kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa saja kebijakan pemerintah Indonesia yang mempengaruhi derajat kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda saat ini?
 Bagaimana pendapat bapak / ibu tentang kebijakan tersebut?
 Apa program pemerintah Indonesia dalam pemenuhan hak atas kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda saat ini?
 Bagaimana pendapat bapak/ ibu tentang program pemerintah tersebut?
Faktor Sosial
 Bagaimana situasi sosial (penerimaan masyarakat) Indonesia saat ini mempengaruhi
status kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa budaya Indonesia yang mempengaruhi status kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
 Bagaimana situasi sosial (penerimaan masyarakat) tersebut mempengaruhi Peran PKBI
dalam mendorong gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
Faktor Ekonomi
 Bagaimana situasi perekonomian nasional dan global saat ini mempengaruhi status
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana situasi perekonomian nasional dan global tersebut memepengaruhi Peran
PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
Faktor Teknologi
 Bagaimana perkembangan teknologi saat ini mempengaruhi status kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda
 Bagaimana perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi peran PKBI dalam
memperkuat gerakan kaum muda untuk memperjuangkan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara IV

DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK RELAWAN MUDA - PKBI

Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :
TIPOLOGI ORGANISASI PKBI
 Apa tipologi LSM PKBI dalam hal pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
 Bagaimana Aktor (Relawan Muda) menilai relevansi tipologi PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda saat ini?

TIPOLOGI GERAKAN KAUM MUDA


Jumlah Kaum muda berpartisipasi dalam gerakan
 Berapa banyak relawan muda yang aktif terlibat dalam upaya pemenuhan hak dan
kesehatan seksual dan reproduksi sebayanya (kaum muda) di DKI Jakarta/ DIY
Yogyakarta?
Lama dan motivasi kaum muda berpartisipasi dalam gerakan
 Sejak kapan sdr/I berpartisipasi dalam gerakan pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
 Apa motivasi sdr/I sehingga mau aktif terlibat dalam upaya gerakan pemenuhan hak dan
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Identitas kolektif gerakan
 Apa masalah bersama yang dirasakan kaum muda terkait kesehatan seksual dan
reproduksi?
 Apa tujuan bersama yang ingin dicapai melalui gerakan kaum muda - PKBI ini?
 Apa dan Siapa sasaran yang ingin diubah/diperbaiki melalui gerakan kaum muda?
Cakupan, lingkup dan waktu perubahan
 Dimana saja PKBI menjalankan program untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
 Bagaimana cakupan perubahan yang direncanakan melalui gerakan kaum muda?
 Berapa lama perubahan yang diinginkan tersebut diperkirakan akan terwujud/tercapai?
Bentuk aksi dan Strategi Kaum muda
 Bentuk aksi apa saja yang dilakukan oleh kaum muda PKBI untuk pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Strategi intervensi apa yang dilaksanakan oleh kaum muda PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Strategi komunikasi apa yang digunakan oleh relawan muda untuk memperkuat bonding?
Mobilisasi Sumber daya
 Apa sumber daya internal dan eksternal yang dimobilisasi oleh kaum muda?
 Bagaimana relawan muda memobilisasi sumber daya internal dalam merespon masalah dan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana relawan muda memobilisasi sumber daya eksternal dalam merespon masalah
dan pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa alat dan teknologi yang digunakan oleh aktor relawan muda dalam merespon isu
kesehatan seksual dan reproduksi terhadap kaum muda?
 Bagaimana relawan muda PKBI memobilisasi kaum muda untuk merespon masalah dan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa kontribusi relawan muda PKBI dalam memperkuat gerakan pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi ?

Respon dan penilaian aktor (relawan muda) terhadap relevansi bentuk aksi dan strategi
 Bagaimana Aktor menilai relevansi bentuk aksi dan strategi yang telah dilakukan dengan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Respon dan Penilaian relawan muda terkait kontribusi mereka dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi.
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam mendorong /
mengubah kebijakan. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam perubahan)
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam menjalankan
program/ layanan bagi kaum muda. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam
perubahan)

PERAN PKBI DALAM GERAKAN KAUM MUDA


Landasan Ideologis PKBI (Perangkat Nilai, Ide dan gagasan perubahan) terkait
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda.
Perspektif relawan muda terhadap persoalan Kes. Seksual dan reproduksi kaum muda
 Apa faktor penyebab masalah kesehatan seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda di
Indonesia?
 Siapa saja aktor - aktor yang dianggap berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan
seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa saja kebijakan yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
 Apa saja praktik budaya yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda di Indonesia?
Ide/ Gagasan Perubahan PKBI
 Apa Gagasan/ ide perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana PKBI mendorong gagasan/ ide perubahan yang ingin diwujudkan terkait
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Value PKBI
 Apa nilai yang dianut dan diyakini oleh PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
 Bagaimana PKBI membangun nilai tersebut dalam gerakan kaum muda?
Respon dan penilaian Relawan Muda terhadap nilai PKBI
 Bagaimana Respon dan penilaian relawan muda terhadap Nilai yang diyakini oleh PKBI
dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda saat ini?
Peran PKBI dalam Memperkuat Bonding dalam organisasi PKBI
Pengorganisasian kaum muda
 Bagaimana PKBI merekrut dan mengorganisir kaum muda dalam gerakan?
 Bagaimana PKBI membangun dan memperkuat relasi dengan relawan muda untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Strategi pemberdayaan kaum muda
 Apa strategi PKBI dalam memberdayakan kaum muda?
 Apa strategi PKBI dalam meningkatkan kontrol kaum muda atas program, proyek, dan
layanan di internal PKBI?
Strategi PKBI dalam membangun identitas kolektif
 Apa strategi PKBI dalam membangun tujuan bersama dalam gerakan kaum muda terkait
hak kesehatan seksual dan reproduksi mereka?
 Apa strategi PKBI dalam membangun solidaritas dan komitmen kaum muda dalam
gerakan?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk memperkuat ikatan
(bonding) antar aktor internal PKBI?
Faktor pendukung dan penghambat peran PKBI dalam memperkuat Bonding

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam memperkuat ikatan antar aktor dalam
internal PKBI (termasuk dengan kaum muda)?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam memperkuat ikatan antar aktor dalam
internal PKBI (termasuk dengan kaum muda) ?

Peran PKBI dalam memperkuat Bridging


Identifikasi mitra strategis & jaringan gerakan
 Siapa saja mitra strategis PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda? Kenapa?
 apa saja Jaringan informal (advokasi/gerakan) untuk kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda yang diikuti oleh PKBI saat ini?
 Bagaimana PKBI mengidentifikasi dan memilih mitra kerja strategis dalam gerakan?
Agenda perubahan PKBI melalui jaringan
 apa perubahan yang ingin diwujudkan melalui jaringan informal tersebut? Dan cakupan
perubahannya?
Strategi dan kegiatan PKBI dalam jaringan
 Apa strategi PKBI dalam memperkuat jejaring gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk memperkuat jejaring antara
aktor PKBI dengan mitra strategis PKBI?
Penilaian dan respon relawan muda terkait peran dan kontribusi PKBI dalam jaringan gerakan
 Apa kontribusi PKBI dalam jaringan kerja (informal) untuk pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana relawan muda menilai pengaruh keterlibatan PKBI dalam jaringan kerja
(informal) dengan organisasi masyarakat sipil lainnya (LSM/kelompok masyarakat) dalam
upaya pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Faktor pendukung dan penghambat PKBI dalam melakukan peran bridging
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam bridging dengan mitra strategis PKBI dan
kaum muda?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam bridging dengan mitra strategis PKBI
dan kaum muda?
Peran PKBI dalam Memperkuat Linking
Pendekatan, strategi dan kegiatan PKBI dalam Memperkuat Linking
 Apa pendekatan PKBI dalam mendorong aksi kolektif kaum muda ?
 Apa strategi PKBI dalam mendorong aksi kolektif untuk pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk mendorong aksi kolektif
untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa peran kaum muda dalam aksi kolektif ?
Target aksi kolektif
 Apa dan siapa yang menjadi target yang disasar dari aksi kolektif kaum muda?
Penilaian dan repon relawan muda terkait relasi PKBI dengan target aksi kolektif
 Bagaimana anda menilai relasi PKBI dengan target sasaran aksi kolektif dalam upaya
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Faktor pendukung dan penghambat peran PKBI dalam aksi kolektif
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam mendorong aksi kolektif untuk pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam dalam mendorong aksi kolektif untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

Respon Aktor PKBI (Relawan Muda) terhadap Peran PKBI dalam Gerakan pemenuhan
Hak kesehatan Seksual dan Reproduksi?
 Bagaimana Respon Aktor dalam internal PKBI dalam menilai peranannya dalam Gerakan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana Relasi Antar aktor PKBI Pusat dan PKBI Daerah dalam mempengaruhi peran
PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


FAKTOR INTERNAL
Faktor internal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan gerakan
sosial kaum muda
Relasi kerja dalam Struktur PKBI
 Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Daerah dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda? termasuk hubungan kerja antara PKBI Daerah dengan
Youth Center
 Bagaimana posisi dan partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI
Daerah?
 Bagaimana partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
 Siapa tokoh/ aktor PKBI yang berpengaruh terhadap gerakan kaum muda di Indonesia?
Kenapa?
Nilai & Tujuan PKBI
 Apa visi peran tokoh/ Aktor PKBI tersebut dalam memperkuat Gerakan kaum muda terkait
hak kesehatan seksual dan reproduksi?
Aktor/Tokoh PKBI dalam Gerakan kaum muda
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam membangun kultur organisasi yang mendukung
gerakan kaum muda?
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam merespon tantangan dari luar organisasi terkait
gerakan kaum muda yang dipimpinnya?
Mobilisasi Sumber daya (material dan non Material)
 Apa sumber daya (material maupun non material) yang dimiliki oleh PKBI (pusat/ daerah)
dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana PKBI memobilisasi Sumber daya manusia termasuk kaum muda untuk
mendukung peran PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya fisik/material untuk memperkuat pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda?
 Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya keuangan untuk memperkuat gerakan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda?
Respon & Penilaian PKBI terhadap cara PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda
 Bagaimana PKBI menjalankan program/ layanan untuk pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi bagi kaum muda?
 Bagaimana penilaian anda tentang Program / layanan PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi?
Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan internal
 Apa kekuatan internal yang mendukung peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum
muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
 Apa kelemahan internal yang menghambat peran PKBI dalam mendorong gerakan kaum
muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
 Bagaimana PKBI mengatasi kelemahan internal PKBI?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara V

DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK MITRA KERJA - PKBI

Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :

PROFIL INDIVIDU:
Nama :
Usia :
Posisi :
Kuliah :
Lama aktif di organisasi :

TIPOLOGI ORGANISASI PKBI


Institusi/ Aliansi
 Apa Tujuan Insitusi/ Aliansi?
 Apa yang ingin diubah oleh Institusi/ Aliansi
 Apa kegiatan utama yang dilakukan?
 Bagaimana Keterlibatan/ partisipasi kaum muda dalam mencapai tujuan tersebut?
 Bagaimana keterlibatan masyarakat sipil dalam mencapai tujuan tersebut?
 Siapa/Apa saja yang terlibat dalam jaringan kerja (Non Pemerintah)?
 Apa Syarat/ kriteria menjadi anggota (Non Pemerintah)?
 Apa dan siapa yang menjadi target perubahan aliansi / jejaring kerja ?
 Bagaimana anda menilai peran PKBI dalam membangun gerakan kaum muda ?
Respon dan penilaian terkait tipologi organisasi PKBI
 Apa permasalahan & tantangan yang dihadapi oleh kaum muda dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi?
 Apa Faktor Penyebab permasalahan & tantangan tersebut?
 Apa saja kontribusi PKBI yang anda ketahui dalam memperjuangkan pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa pendekatan dan strategi PKBI yang anda ketahui dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apakah pendekatan dan strategi PKBI tersebut masih relevan dalam mengatasi
problematika kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa kekuatan & kelemahan PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi?
 Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PKBI agar memberikan dampak yang besar terhadap
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda?

TIPOLOGI GERAKAN KAUM MUDA YANG DIBANGUN PKBI


Respon dan penilaian terkait kapasitas PKBI dalam membangun gerakan kaum muda
 Apa kontribusi relawan muda PKBI dalam memperkuat gerakan pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi ?
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam mendorong /
mengubah kebijakan. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam perubahan)
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam menjalankan
program/ layanan bagi kaum muda. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam
perubahan)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Bagaimana Aktor (mitra kerja PKBI) menilai relevansi tipologi Gerakan kaum muda
dihubungkan dengan pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

PERAN PKBI DALAM MEMBANGUN GERAKAN KAUM MUDA


Peran PKBI dalam memberdayakan kaum muda
 Apa yang anda ketahui tentang PKBI dalam memberdayakan kaum muda ?
 Apa yang anda ketahui tentang PKBI dalam memobilisasi kaum muda untuk pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana anda menilai tindakan/ aksi yang dilakukan oleh PKBI dalam memberdayakan
kaum muda?
 Bagaimana anda menilai tindakan/ aksi yang dilakukan oleh PKBI dalam memberdayakan
kaum muda?
 Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PKBI dalam memberdayakan dan memobilisasi kaum
muda untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksinya?
Peran PKBI dalam meningkatkan dukungan masyarakat
 Apa yang dilakukan oleh PKBI dalam menggalang dukungan masyarakat terhadap
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Apa yang dilakukan oleh PKBI dalam menggalang dukungan masyarakat terhadap gerakan
kaum muda dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana anda menilai relevansi aksi yang dilakukan oleh PKBI dalam menjawab
permasalahan kaum muda?
 Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PKBI dalam meningkatkan dukungan masyarakat
untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda?
Peran PKBI dalam membangun jaringan kerja/Aliansi (Bridging)
 Apa yang dilakukan oleh PKBI dalam jaringan kerja (aliansi strategis)?
 Apa sumberdaya material (finansial, fasilitas tempat) yang dikontribusikan PKBI dalam
jaringan informal untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa sumberdaya non-material (SDM, kultural, moral, yang dikontribusikan PKBI dalam
jaringan kerja informal untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
 Bagaimana anda menilai pengaruh keterlibatan PKBI dalam jaringan kerja informal dengan
organisasi masyarakat sipil lainnya (LSM/kelompok masyarakat) dalam upaya pemenuhan
hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana anda menilai pemimpin dan kepemimpian PKBI dalam gerakan kaum muda
dalam Aliansi?
 Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PKBI dalam membangun gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda?
Peran PKBI dalam Membangun Linkages (Industri gerakan) untuk Pemenuhan hak
seksual dan reproduksi kaum muda.
 Apakah aliansi/ jejaring anda kerja beraliansi dengan kelompok lain? Kenapa?
 Bagaimana anda menilai peran PKBI dalam menghubungkan aliansi / jaringan kerja
gerakan dengan kelompok lain?Bagaimana relasi PKBI dengan Pemerintah/ Organisasi
masyarakat sipil dalam upaya pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
 Bagaimana anda menilai peran PKBI dalam melakukan Advokasi?
 Bagaimana hasil gerakan yang dibangun aliansi ?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara VI

DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK STAFF - PKBI PUSAT

Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :

TIPOLOGI GERAKAN KAUM MUDA


Tujuan Gerakan
 Apa tujuan bersama yang ingin dicapai melalui gerakan kaum muda - PKBI ini?
Cakupan Program Kaum Muda
 Dimana saja PKBI menjalankan program untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
Fokus, cakupan, waktu perubahan yang ingin dicapai melalui Gerakan Kaum Muda
 Apa dan Siapa yang ingin diubah melalui gerakan kaum muda?
 Bagaimana cakupan perubahan yang direncanakan melalui gerakan kaum muda?
 Berapa lama perubahan yang diinginkan tersebut diperkirakan akan terwujud/tercapai?
Peran relawan muda PKBI dalam Gerakan
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam mendorong /
mengubah kebijakan. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam perubahan)
Peran Relawan muda dalam Program dan Layanan bagi kaum Muda (Sebaya)
 Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam menjalankan
program/ layanan bagi kaum muda. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam
perubahan)
 Berapa banyak relawan muda yang aktif terlibat dalam upaya pemenuhan hak dan kesehatan
seksual dan reproduksi sebayanya (kaum muda)?
Respon Aktor (Pimpinan PKBI) terhadap gerakan kaum muda PKBI
 Bagaimana Aktor menilai relevansi tipologi Gerakan kaum muda dihubungkan dengan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

Peran PKBI dalam Memobilisasi Sumber daya Internal Untuk mendukung


Gerakan Kaum muda
(Form) PKBI
 Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Pusat dalam pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
 Apakah struktur Organisasi PKBI mendukung Gerakan Kaum muda?
 Apakah Struktur model youth Center mendukung gerakan kaum muda?
Kulture Organisasi
 Apakah nilai, visi dan misi PKBI mendukung gerakan kaum muda?
Norma & Rules PKBI terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
 Apa peraturan formal yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
 Apa Rencana strategis PKBI terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
 Apa prosedur PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apakah peraturan formal PKBI mendukung gerakan kaum muda?
Sistem Administrasi & Teknologi Organisasi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa sistem & alat yang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat pelaksanaan kerja
PKBI?
 Apa sistem dan alat yang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat keuangan
PKBI?
 Apa sistem dan alat yang digunakan PKBI Dalam merekam dan mencatat personel
(Pengurus, Relawan & Staff) PKBI ?
 apakah alat dan sistem PKBI tersebut mendukung gerakan kaum muda?
 Apa sistem dan alat yang khusus digunakan untuk memfasilitasi gerakan kaum muda?
 Apa sistem dan alat yang khusus digunakan untuk mengukur keberhasilan gerakan kaum
muda?
Struktur Organisasi PKBI dan kaum muda
 Bagaimana posisi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
 Bagaimana partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
 apakah Struktur Organisasi mendukung partisipasi kaum muda dalam Gerakan sosial?
Pemimpin dan Kepemimpinan.
 Siapa tokoh/ aktor PKBI yang berpengaruh terhadap gerakan kaum muda di Indonesia?
Kenapa
 Apa visi peran tokoh/ Aktor PKBI tersebut dalam memperkuat Gerakan kaum muda
terkait hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Apa strategi pKBI dalam memberdayakan kaum muda sehingga menjadi pemimpin
gerakan?
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam membangun kultur organisasi yang mendukung
gerakan kaum muda?
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam merespon tantangan dari luar organisasi terkait
gerakan kaum muda yang dipimpinnya?
 Apakah sistem internal PKBI mendorong tumbuh dan berkembangnya pemimpin -
pemimpin gerakan kaum muda?
Mobilisasi Sumber daya
 Apakah PKBI menyediakan sumberdaya finansial untuk membangun gerakan kaum
muda? Berapa banyak? Kenapa? Apakah itu cukup? Bagaimana PKBI memobilisasi
sumberdaya tersebut?
 Apakah PKBI menyediakan sumberdaya manusia untuk membangun gerakan (CO yang
terampil, kader dll)? Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya tersebut?
 Apakah PKBI memfasilitasi ruangan / wadah bagi kaum muda untuk membangun
gerakan?
 Apakah PKBI menyediakan saran komunikasi untuk membangun gerakan? Bagaimana
PKBI memobilisasi sumberdaya tersebut?
 Apakah PKBI menyediakan dan memfasilitasi media informasi bagi gerakan kaum muda?
Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya tersebut?
 Apakah sumberdaya (material dan non material) mendorong gerakan kaum muda?

Persepsi internal PKBI terhadap peran PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi?
 Bagaimana penilaian anda tentang Program / layanan PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana penilaian anda tentang gerakan kaum muda yang dibangun PKBI?
Kekuatan Internal yang mempengaruhi Peran PKBI
 Apa faktor pendukung - PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda terkait kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
Kelemahan Internal PKBI yang menghambat peran PKBI
 Apa faktor penghambat internal - PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda terkait
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Peran PKBI dalam Memobilisasi Sumber daya Internal Untuk mendukung
Gerakan Kaum muda
Identifikasi Mitra PKBI dalam gerakan
 Siapa saja mitra strategis PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda?
 Kenapa PKBI berjejaring dengan mitra tersebut untuk membangun gerakan?
 Apa saja sumberdaya (tangible dan intangible) yang diberikan oleh Mitra strategi PKBI
untuk mendukung gerakan kaum muda?
 Bagaimana PKBI Memobilisasi Sumberdaya eksternal untuk gerakan kaum muda?
Partisipasi PKBI dalam Jaringan Gerakan
 apa saja Jaringan informal (advokasi/gerakan) untuk kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda yang diikuti oleh PKBI saat ini?
 apa perubahan yang ingin diwujudkan PKBI melalui jaringan informal tersebut? Dan
cakupan perubahannya?
 Apa kontribusi PKBI dalam jaringan informal untuk pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana anda menilai pengaruh keterlibatan PKBI dalam jaringan informal dengan
organisasi masyarakat sipil lainnya (LSM/kelompok masyarakat) dalam upaya
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Strategi PKBI dalam jaringan
 Apa strategi PKBI dalam memperkuat jejaring gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk memperkuat jejaring
antara aktor PKBI dengan mitra strategis PKBI?
Faktor pendukung peran PKBI dalam Memobilisasi dukungan Eksternal
 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam memobilisasi dukungan eksternal bagi
gerakan?
Faktor Penghambat Peran PKBI dalam Memobilisasi dukungan Internal
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam memobilisasi dukungan eksternal bagi
gerakan?
 Apakah otoritas pemerintah pusat/ pemerintah daerah melakukan strategi untuk
melemahkan / mengontrol gerakan kaum muda?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara VII

DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK STAFF - PKBI PUSAT

Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :

Peran PKBI dalam Memobilisasi Sumber daya Internal Untuk mendukung Gerakan Kaum
muda
I. (Form) PKBI
 Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Pusat dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apakah struktur Organisasi PKBI mendukung Gerakan Kaum muda?
 Apakah Struktur model youth Center mendukung gerakan kaum muda?
II. Kulture Organisasi
 apakah nilai, visi dan misi PKBI mendukung gerakan kaum muda?
III. Norma & Rules PKBI terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
 Apa peraturan formal yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
 Apa Rencana strategis PKBI terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda?
 Apa prosedur PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
 Apakah peraturan formal PKBI mendukung gerakan kaum muda?
IV. Sistem Administrasi & Teknologi Organisasi
 Apa sistem & alat yang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat pelaksanaan
kerja PKBI?
 Apa sistem dan alat yang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat keuangan
PKBI?
 Apa sistem dan alat yang digunakan PKBI Dalam merekam dan mencatat personel
(Pengurus, Relawan & Staff) PKBI ?
 apakah alat dan sistem PKBI tersebut mendukung gerakan kaum muda?
 Apa sistem dan alat yang khusus digunakan untuk memfasilitasi gerakan kaum muda?
 Apa sistem dan alat yang khusus digunakan untuk mengukur keberhasilan gerakan kaum
muda?
V. Struktur Organisasi PKBI dan kaum muda
 Bagaimana posisi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
 Bagaimana partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
 apakah Struktur Organisasi mendukung partisipasi kaum muda dalam Gerakan sosial?
VI. Pemimpin dan Kepemimpinan.
 Siapa tokoh/ aktor PKBI yang berpengaruh terhadap gerakan kaum muda di Indonesia?
Kenapa
 Apa visi peran tokoh/ Aktor PKBI tersebut dalam memperkuat Gerakan kaum muda
terkait hak kesehatan seksual dan reproduksi?
 Apa strategi pKBI dalam memberdayakan kaum muda sehingga menjadi pemimpin
gerakan?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam membangun kultur organisasi yang mendukung
gerakan kaum muda?
 Apa peran tokoh/ aktor PKBI dalam merespon tantangan dari luar organisasi terkait
gerakan kaum muda yang dipimpinnya?
 Apakah sistem internal PKBI mendorong tumbuh dan berkembangnya pemimpin -
pemimpin gerakan kaum muda?
VII. Mobilisasi Sumber daya
 Apakah PKBI menyediakan sumberdaya finansial untuk membangun gerakan kaum
muda? Berapa banyak? Kenapa? Apakah itu cukup? Bagaimana PKBI memobilisasi
sumberdaya tersebut?
 Apakah PKBI menyediakan sumberdaya manusia untuk membangun gerakan (CO yang
terampil, kader dll)? Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya tersebut?
 Apakah PKBI memfasilitasi ruangan / wadah bagi kaum muda untuk membangun
gerakan?
 Apakah PKBI menyediakan saran komunikasi untuk membangun gerakan? Bagaimana
PKBI memobilisasi sumberdaya tersebut?
 Apakah PKBI menyediakan dan memfasilitasi media informasi bagi gerakan kaum muda?
Bagaimana PKBI memobilisasi sumberdaya tersebut?
 Apakah sumberdaya (material dan non material) mendorong gerakan kaum muda?
VIII. Persepsi internal PKBI terhadap peran PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi?
 Bagaimana penilaian anda tentang Program / layanan PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi?
 Bagaimana penilaian anda tentang gerakan kaum muda yang dibangun PKBI?
IX. Kekuatan Internal yang mempengaruhi Peran PKBI
 Apa faktor pendukung - PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda terkait kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
X. Kelemahan Internal PKBI yang menghambat peran PKBI
 Apa faktor penghambat internal - PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda terkait
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?

Peran PKBI dalam Memobilisasi Sumber daya Internal Untuk mendukung Gerakan Kaum
muda
I. Identifikasi Mitra PKBI dalam gerakan
 Siapa saja mitra strategis PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
 Kenapa PKBI berjejaring dengan mitra tersebut untuk membangun gerakan?
 Apa saja sumberdaya (tangible dan intangible) yang diberikan oleh Mitra strategi
PKBI untuk mendukung gerakan kaum muda?
 Bagaimana PKBI Memobilisasi Sumberdaya eksternal untuk gerakan kaum muda?
II. Partisipasi PKBI dalam Jaringan Gerakan
 apa saja Jaringan informal (advokasi/gerakan) untuk kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda yang diikuti oleh PKBI saat ini?
 apa perubahan yang ingin diwujudkan PKBI melalui jaringan informal tersebut?
Dan cakupan perubahannya?
 Apa kontribusi PKBI dalam jaringan informal untuk pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
 Bagaimana anda menilai pengaruh keterlibatan PKBI dalam jaringan informal
dengan organisasi masyarakat sipil lainnya (LSM/kelompok masyarakat) dalam
upaya pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
III. Strategi PKBI dalam jaringan
 Apa strategi PKBI dalam memperkuat jejaring gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
 Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk memperkuat jejaring
antara aktor PKBI dengan mitra strategis PKBI?
IV. Faktor pendukung peran PKBI dalam Memobilisasi dukungan Eksternal

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


 Apa faktor yang mendukung peran PKBI dalam memobilisasi dukungan eksternal
bagi gerakan?
V. Faktor Penghambat Peran PKBI dalam Memobilisasi dukungan Internal
 Apa faktor yang menghambat peran PKBI dalam memobilisasi dukungan eksternal
bagi gerakan?
 Apakah otoritas pemerintah pusat/ pemerintah daerah melakukan strategi untuk
melemahkan / mengontrol gerakan kaum muda?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 1
WAWANCARA
Nama Informan : AS
Posisi Informan : staff YSTC
Tanggal Wawancara : 30 September 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat

Nama mba siapa?


NR (inisial)

Panggilannya?
AS

Usia berapa?
Sebentar…34 tahun

Saat ini kerja dimana?


Di Yayasan Sayangi Tunas Cilik mitra Save the Children

Itu harus bilang gitu? Mitra Save the Children


Jadi dulu namanya Save the Children..nah sekarang kita mau bikin yang namanya di Indonesianya
gitu , kan skr rata2x pada gitu kan di Indonesianya namanya Yayasan Sayangi Tunas Cilik

Di GKIA sendiri sebagai apa?


Saya sebagai sekretariatnya.. jadi sekretariatnya itu aku. Historicalnya dulu ya.. jadi Yayasan
Sayangi Tunas Cilik itu mempunyai 2 tugas di gerakan kesehatan ibu dan anak sebagai secretariat
selama 5 tahun

Dari tahun?
Agustus 2015 kemarin sampai selesai 5 tahun kedepan

2020 ya?
Jadi sampai 2016 dihitung setahun.. Dan sebagai ketua Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak.

Sebagai ketua Presidium ya?


Ya, Yayasan Tunas Ciliknya itu sebagai ketua Presidium

OK..berarti mbaknya sebagai ketuanya dong..


No..saya jadi kebetulan… salah satu SOW saya jadi memang utk help di secretariat, karena kan
sekretariatnya itu di Yayasan Sayangi Tunas Cilik di PI ibu yang sama Ibu Patricia

Ketuanya itu?
Sekarang dia ketua Ad Intern. Tadinya ketuanya itu Direktur dari Advokasi and Campaignnya
Yayasan Sayangi Tunas Cilik karena dia resign, sekretariatnya ini memang ibu Patricia jadi dia
memiliki tanggung jawab yang lain dikantor jadi dia butuh assistennya yatu saya.

O..gitu.. terimakasih. Nah jadi pertanyaannya bisa dijelasin engga sih apa yang melatari
lahirnya GKIA ini
Eee….Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak ini berdiri dari sejak 2010..Juli.. Saat itu masih..sebentar…
Kementeriannya karena berubah rubah saya takut salah sebut..have to see first.. waktu itu masih
dipegang sama bu aster kalo saya join di GKIA ini baru Agustus 2015 itu jadi pas dipegang Yayasan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Sayangi Tunas Cilik. Sebelumnya Presidium di GKIA ini ada 6 nah PKBI itu salah satu
presidiumnya. Kebetulan disini diwakili sama Kak Fey. Sebenarnya kalo dari PKBI ini ada 5 orang..
dan masing2x ini mewakili… kita kan ada ininya mas…Jadi dii…

Ada strukturnya ya?


Di GKIA ini kita mengadopsi ada sistemnya…kalo di yang lain2x kana da ketua, wakil, dan
sebagainya..kalo di GKIA ini kita menyebutnya Presidium. Di GKIA ini kita ada 6 topik peminatan.
Ada advokasi anggaran yang barusan kita ada kegiatan, ada ada gizi (nutrician), terus kemudian ada
kiblah

Kiblah itu?
Kiblah itu untuk kesehatan ibu, ibu bayi baru lahir. Kemudian kesehatan remaja, keluarga, P2M.
Gitu..PKBI in charge di kesehatan remaja, dia ngeleadnya di kesehatan remaja ini. Sama setau aku
ada peminatan juga di ketahanan keluarga karena kan mereka kuat. Nah dari PKBI sendiri karena
kebetulan saya handle untuk anggota GKIA mereka tuh ada perwakilan 5 orang ada Mba Henny,
mas Fahmi, mas Alan, Mba Fey satu lagi Mas Ryan kalo engga salah. Jadi ada 5 yang terdaftar
sebagai presidium ini.

Di presidiumnya atau di…?


Di presidium ini Kak Fey dan mas Fahmi

Kalo di tingkat Remaja? Yang leadnya PKBI Remaja disitu ada Alam juga ya tadi
Tunggu sebentar ya, biar lebih enak saya buka ini

Atau..mungkin itu dilewat aja atau mungkin saya boleh minta strukturnya?
Boleh..saya kasi profilenya

Ehm..iya profilenya aja… OK tadi disebutkan PKBI ada di presidium kan.. ada di 25 institusi?
Anggota 27 Lembaga

Nah..27 lembaga kan kemudian yang terpilih PKBI di presidium


Yup

Ada pertimbangan tertentu kenapa PKBI terpilih menjadi presidium?


Kalo pertimbangan saya kurang tau ya..karena sebelumnya selama 5tahun sebelumnya kan dipegang
sama bu Aster terus akhirnya setelah symposium terbentuk yang baru dan terpilihnya model
presidium. Terpilihnya karena apa saya tidak tau cuma memang leadnya itukan 6 lembaga ini…ada
Muhammadiyah juga sorry termasuk Parkesi, Muhammadiyah kenapa dipilih kalo menurut saya
PKBI ini jaringannya di Indonesia kan banyak grass roadnya kebawah kalo menurut saya itu ya
Jadi pertimbangannya karena…
Kalo terpilihnya gimana..saya kan masuk sudah terbentuk seperti ini gitu

Betul engga apa2x tapi ada nilai plus apa


Ya..nilai plusnya disitu

Jadi karena jaringan nasional ya


Ehm kalo mewakili remaja kita sebenernya di GKI juga ada Aliansi Remaja Indonesia ada ARI

Tapi yang nge-lead PKBI?


Eee…ARI tuh lembaga sendiri cuma yang terpilih jadi presidium memang PKBI

Nah dibandingkan dengan istilahnya organisasi organisasi misalnya remaja tadi. Tadi kan
ada peminatan peminatan apa tuh namanya
Kita kan ada 6 topik peminatan jadi masing2x presidium dikasi tugas..nge-lead gitu…
Nah PKBI nge-lead di kesehatan remaja..disitu ada institusi lain, terutama juga ada ARI yang juga
konsern di remaja. Ada …ARI kan bukan presidium

oo..bukan presidium ya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


bukan dia hanya anggota. Nah artinya dibandingkan dengan organisasi2x lain yang punya konsern
di remaja yang special terkenal di remaja dan itu…Kalo kemarin saya ikut meeting ya..jadi
presidium tuh masih bingung, apakah yang ngelead setiap topic ini harus presidium seperti itu tapi
memang dari awal itu sudah ada patokan Save the Children..Yayasan Sayangi Tunas Cilik itu dan
PKBI konsern di advokasi dan PKBI untuk ngelead di isu Kesehatan Remaja itu Wahana Visit Gizi
gitu

Oo gitu…
Lebih pada..kalo menurut pandangan saya pribadi lebih pada program program yang mereka miliki
sih sebenarnya..
Betul..

Nah kalo di PKBI kan untuk kesehatan remaja banyak kan ya dan lebih kuat gitu
Betul.. OK .. PKBI kan tadi lead di Kesehatan remaja..menurut mba Ayu menilai kontribusi PKBI
dalam peningkatan upaya upaya kesehatan remaja itu seperti apa tadi di aliansi ini di GKIA
Kalo secara kesehatan remaja jujur belum terlalu aktif ya topic peminatan tersebut

Peminatan disitu?
Ehem..jadi kan kita itu tadi..jadi setiap anggota GKIA ini dipersilahkan memilih..misalnya mas dony
interest dimana nih..misalkan mau di Gizi dan advokasi anggaran nah nanti si advokasi anggaran
dan gizi ini akan mengundang mas dony dalam sebuah group yang kita akan bikin kegiatan kegiatan
dan diundang, nanti ada sifatnya yang buat anggota untuk topic peminatan tersebut ada yang sifatnya
anggota umum lain GKIA boleh ikut karena kan tergantung budget dan sebagainya. Nah kalo saya
lebih sering kegiatan dengan Kak Fey dalam hal ini mewakili PKBI ini di advokasi anggaran

oo..kalo yang remaja siapa?


Eee..kespro itu…sepertinya saya harus lihat deh daripada nanti saya ini hihihi…
Terus kita juga pernah mengadakan diskusi remaja dan ketahan keluarga karena kan sebenernya isu
ini saling berdekatan ya mas ya.. Nah itu juga PKBI ikut ngelead yang untuk diskusi remaja dan
ketahanan keluarga itu mba Henny Widyaningrum kan, terus kaya besok kita mau ada acara hari
Gizi Nasional kita tuh mau bikin pesta anak, kita mau budidayakan makanan sehat dan local dan
dari alam gitu kan.. nah itu mas Alam ikut masuk..eee..ikut terlibat gitu ya ..itu sih kita lebih banyak
di Gizi…

Ehm..seberapa penting keberadaan mereka di peminatan peminatan tadi


Eee..PKBI ini..wuahh cukup pentinglah

Kenapa?
Ya tentunya kan kalo gerakan kesehatan ibu dan anak ini bukan lembaga tersendiri ya..kita terdiri
dari beberapa lembaga..ehm dengan mereka turu andil daya pun sendiri terbantu karena saya disini
sebagai salah satu orang yang SOW nya untuk bantuin GKIA gitu ya..kalo yang lain kan ini..jadi
kalo saya..misalnya tentang gizi kita bisa lari kemana, misalnya kalo advokasinya
anggaran..ooo..saya bisa lari ke ibu patricia atau mba Fey misalnya kalo tentang kesehatan remaja
saya bisa ke mba Henny atau pak Fahmi dan lain sebagainya

Betul.. nah maksudnya begini..ketika misalnya mereka itu..mereka dalam konteks ini PKBI
karena saya ingin melihat PKBI walaupun itu banyak pemainnya di GKIA tapi saya ingin
focus diPKBI. Ketika mengatakan satu intitusi penting di GKIA kira kira kana da faktor yang
kemudian dia berkontribusinya tuh disini dan ini kalo misalnya tidak dilakukan dan ini
misalnya tarohlah PKBI maka akan berdampak pada pencapaian pencapaian tujuan dari
GKIA , Pertanyaannya lebih ke apa sebenarnya yang telah mereka kontribusikan?Dalam
GKIA ini…dalam peminatan tadi disebutkan… Alam di remaja, mba Henny dalam linkage
antara ketahanan keluarga dan remaja dan seterusnya gitu..kira kira sepengetahuannya mba
ayu sepak terjangnya dalam Frey dalam advokasi anggaran tuh ini..ini..ini. mereka
mengkontibusikan misalnya tarohlah uang,mengkontribusikan sumber daya manusianya ,
mengkontribusikan penelitian dan seterusnya gitulah..kira kira gitu..

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalo di advokasi anggaran kaya mba Frey gitu ee..otomastis karena resourcesnya beliau ya dia kuat
di advokasi anggaran ya mba Frey itu trus juga eee,,,itu karena saya lebih banyak ke mba Frey ya

Engga apa apa..mba Frey juga engga apa apa..karena mba Frey reputasinya PKBI ya..karena
sebenernya apa yang di lakukan mba Frey itu dalam membangun advokasi anggaran

Dia juga salah satu..kaya misalnya kita bisa dapat..kita kana da riset..2riset ya riset GKN nanti tgl
22 kita mau diseminasi dengan umum gitu..satu lagi ee,,riset dengan Fitrah advokasi .anggaran..nah
ini kan untuk bisa itu kita perlu budget dana ya,, nah waktu itu supaya kita dapat budget dana kita
kan ngerjain proposal dan sebagainya..kita tuh..hasil kolaborasi antara Kak Frey PKBI ya..bu Tata
dari STC dan dari Mba Ita dari Muhammadiyah

Ehm..mas Tata?
Bu..jadi kita ada ibu da nada bapak..hehehe

Tata Sudrajat yang aku tau


Tata Sudrajat mah itu di Save the Children hehehe..Kalo ini lain lagi…Pak Tata satu lagi konsultan
untuk yang JKN ini

Oo.lain lagi
Lain lagi hehhee

Jadi banyak Tata ya


Iya..hihihi.. Nah direktur aku yang lama itu namanya ibu Tata..ketua Presidium yang lama,, itu
akhirnya dapat dana dari WHO itu

Itu Fre yang menyusun..salah satu orang yang menyusun


Iya salah satu orang

Proposalnya sehingga..
Ya semuanya mereka yang mengerjakan semua itu. Mereka tuh…Ya ada ibu Tata..ada

Oo..termasuk Frey ya
Ya termasuk..kayanya waktu itu mas Fahmi juga ikutan..

Mas Fahmi?
Ya..

JKN itu studi tentang apa? Apakah studi remaja atau,,,


Bukan JKN ehmm..BPJS

Ooo..BPJS..lebih general ya
ee…sama dari sudut kesehatan ibu dan anak karena kan sebenernya yang sering pakai kan untuk ibu
melahirkan dan anak yang sakit justru sebenarnya kontribusinya besar ya..tapi yang didapat
malah…padahal dia secara pendapatannya Negara kan sebenernya yang sering memakai fasilitasnya
itu kan ibu dan anak gitu

OK…
Seperti itu..tadi saya mau ngomong apa sudah dipotong ya sama masnya hihihi…ada satu lagi seperti
citizen hiring nah itu juga kaya kita bikin rekomendasi sperti itu..nah itu pasti mba Frey ikut
menyusun , PKBI ikut nyusun..kaya gitu gitus

Citizen hiring tuh untuk apa? Sasarannya siapa?


Kalo kemarin kita citizen hiring yang WHO ya kalo engga salah.. itu di websitenya GKIA ada kita
suka release apa gitu… release release kita semua ada bisa di cek di websitenya www.gkia.org itu
ada release2x kita terus suara2x dari ..nah termasuk kaya kemarin tuh kita bikin 11-14 april jadi kita
ada pertama tuh workshop advokasi anggaran tuh pesertanya dari FHM Muhammadiyah dari PKBI
juga banyak dari Jatim teus dari Jogja..ehm yang di daerah aku lupa.. PKBI yang didaerah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Yang daerah mana? Propinsi mana?
Eee…NTT atau apa dimana..yang didaerah..eee…

Nama orangnya..?
ee..bukan pokoknya perwakilan PKBI daerah ada 5, dari 5 daerah PKBI terus ada dari save the
children juga dari daerah itu kita bikin advokasi anggaran terus kita disitu bikin…

pelatihan?
ee..iya..workshop advokasi anggaran supaya kita bisa tau sebenernya didaerah itu ada dana dana
dari pemerintah yang bisa kita tanya misalnya dari kesehatan cuma alokasinya tidak tepat jadi dipake
buat..hehehe keucap lagi..ibu ibu yang buat pertemuan makan makan gitu…padahal kalo kita tau
kan bisa kita gunakan untuk project yang lebih bagus ya..nah itu kita kerjasama dengan Fitrah tuh
untuk seperti itu…dikasi tau ini loh….dananya kemana kemana terus kita ajak peserta daerah terus
kita bikin citizen hiring juga.. jadi tuh kita 1 minggu full disini..

1 minggu full ya
Ehem…kaya gitu terus..

Workshop itu dilanjut ke citizen hiring?


Citizen hiring..

Ke siapa citizen hiring itu?


ee…pertama disini dulu kita ada acara International Civil Society Week secara nyambung sama dia
juga sama lembaga yang lain..gabung… itu sama jadi selama 1 minggu itu kita selipin citizen hiring
jadi sekalian kita bacakan hasilnya dan perwakilan dari GKIA salah satu yang ngomong dari
perwakilan daerah dari Serang teus biar dikasi tau ini loh yang ditemukan di lapangan soal BPJS
dan sebagainya..kebetulan tamunay kan ada dari kemenkes dari berbagai CSO juga NGO juga
setelah itu kita email ke kemenkes terus jadi termasuk rekomendaasi rekomendasi
itu 2016 atau…2016

2016 ya…OK adi banyak memfasilitasi peningkatan kapasitas ya


Banyak…PKBI seperti itu ya.ee..soalnya kita banyak lembaga tapi nanyanya soal PKBI doank jadi
saya agak agak

Engga apa2x..memang kebetulan aku tuh lagi melihat sejauh mana sih peran PKBI karena
aku lembaga lain engga paham pertama ..ya justru kita ingin melihat peran PKBI seberapa
besar sih sepengetahuan atau yang dirasakan mba Ayu ini kalo misalnya memang
berkontribusi..kontribusinya apa gitu.. kalo misalnya kurang berkontribusi..kenapa
gitu?seharusnya seperti apa ..kita lebih kesitu sih.. Nah kalo menurut mba ayu dari sisi
luarnya..artinya external ya ..selama berinteraksi dengan PKBI masalah GKIA begitu.. mba
ayu melihat apa sih kekuatan PKBI yang menonjol dibandingkan dengan LSM LSM lain
dalam jaringan ini?
Ehm…yang saya tau ya..dia itu..ehm..karena saya juga baru ya,,baru setahun didunia CSO CSO
ini..Cuma kalo saya denger dari beberapa itu kalo PKBI itu memang kuat di jaringan sampe ke Grass
Routenya itu terus kuat di ya itu,, isu isu kespro ..terus kekerasan seksual ya kan…terus kesehatan
remaja,, itu sih

Kalo kelemahannya?
Kelemahannya…

Banyak pasti…kan biar imbang


Hihiihi…eee…kelemahannya apa ya? Saya kurang ini juga sih..maksudnya,..eee..belum pernah
collaborated in all packagenya PKBI gitu kan , baru perorang peroang gitu kan…jadi baru mengenal
individual..kaya gitu aja sih. Terusnya..ya mungkin itu sih dari 6 orang yang ini yang aktif hanya
beberapa ya..saya tau sih karena ditempat saya juga, di Save the Children juga kaya gitu..karena
beban tugas yang di lembaganya juga pasti banyak kan..gitu..jadi wajar sih kalo menurut saya
mendahulukan yang lembaganya dulu..gitu

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Jadi memang kelemahannya sulit diini ya..
Hehehe…soalnya belum terlalu ini..jadi nanti nilainya jadi engga obyektif..kecuali kalo beberapa
temen sudah beberapa kali kegiatan terus eee…mereka kerjasamanya misalkan yayasan sayangi
tunas cilik dengan PKBI all package gitu..kan lebih ini…

Lebih obyektif ya..


Ya kalo saya kan mungkin hanya beberapa orang takutnya nanti terkesannya jadi engga obyektif..

Engga obyektif…OK..PKBI kan ketika lead di remaja kan mengikutsertakan remaja, orang
mudalah disitu kalo engga salah disitu ada ibil..terus adalagi engga disitu remajanya…kaya
yang tadi..
Siapa?? Ehmm….siapa tadi yang pakai kacamata aku lupa..tapi seingat saya ibil ya..ibil..

oo..ryan..ryan memangnya remaja hihihi…


wuah parah.mas dony parah. ya Ibil ya??? Iya…iya sih

Ibil doank…Nah menurut mba Ayu kontribusi relawan remaja PKBI yang di GKIA
gimana?Kontribusinya… PKBI terhadap GKIA?
Kontribusi relawan remaja…oo..relawan remaja. selama ini diwakili oleh Ibil kan..dia saya katakan
sebagai relawan. Saya tuh kalo mannggil ibil..ibil ibil aja ..sebenernya nama lengkappnya siapa sih
mas?

Baharudin Surya..
Hehehe…Nah kalo Bahaludin Surya itu dia sering ikut beberapa kegiatan gitu..Cuma kan saya
taunya ibil..ibil aja..

Ya engga apa2x ibil aja..kan memang panggilannya ibil. Ehm..gimana menurutmu apa yang
sering dia kontribusikan untuk berjalannya gerakan..
Bahaludin Surya itu setau aku.. mas ibil itu pernah ikut di yang Simposium GKIA 5tahun ya…kita
bikin di Balai Kartini..kalo engga salah..saya takut salah sebentar ya… itu dia ikut lomba poster apa
salah satu narsum..represented gitu ya..ehm..orangnya banyak mas jadi engga hapal.

Sepengetahuan aja..sepengetahuan mba ayu misalnya dia pernah jadi apa gitu..
Ehem..siapa aja sih remajanya selain mas ibil?
Setau saya GKIA dari PKBI ibil ya..kan ada 5 Fahmi, Ryan, Frey, mba henny, alam dan ibil ya.. ibil
doank berarti..mba Henny bukan walaupun badannya kecil hehe..Hehe..wuah parah,,mas dony parah
banget

Lah iya..emang bener..bukan remaja..


Wuah…parahh..

Coba tanya..usianya lebih tua dari aku


Ya Allah..mas dony parah banget ya…

Aku parah ya..hehehe…


Fisikly sekali…

Gimana gimana
Sebentar..sebentar..aku make sure ya..

Mau ini engga..ehm apa namanya


Engga usah repot repot mas..aku udah makan..udah minum..masih gemuk juga hehehe…masih
banyak stok..hehehe

Udah anak berapa…


Aku masih single mas…..

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Alhamdulillah..
Sebentar ya kucari dulu ya..ehm..ee..sambil nyari ya..

Boleh..kerja di save the children sejak?


Baru..baru secara staff baru September ini

oo..baru banget ya.. sebelumnya relawan?


Sebelumnya daily worker dari bulan agustus 2015

SOW nya?
Ya ini SOW nya..

Sebelum di Save the Children?


Saya di profit 10 tahun

oo..di perusahaan?
Iya di advertising

Ehmm..kenapa jadi terjun bebas ke CSO?


Karena banyak teman yang di CSO sih dan juga sudah merasakan sudah tidak..14 tahun tidak puas
dengan profit.. salah satu doa ini sebenarnya..salah satu doa yang dipanjatkan.

Apa itu?
Ya pengen bekerja itu di jalur yang benar, salah satu doa yang menurut saya sih salah satu yang
dikabulkan
Memang di profit engga bener ya? o.iya banyak..saya kan pernah di consultan engineering kalo kita
mau bangun sebuah bangunan kan harus ada konsultan mk, engineering, PP,kontraktor gitu kan ya
di kementerian keuangan, kementerian pendidikan yang didepan mata ini..ini..ini.. saya tau lah
kenapa sebuah gedung kenapa setelah dibangun terus runtuh..saya tau kenapanya

serius?
Terus di advertising..

Banyak apa mark up mark up?Waktu di consultant engineering? Bangunan..


ee..bukan mark up..speknya berubah

oo..
waktu awalnya sih bener…semua sudah berjalan lancar..ketika sudah berjalan lancar berubah..kalo
saya kan…ee.bertugas untuk memastikan semua bahan itu sesuai dengan kontrak yang buku tebal
segini speknya

oo..gitu
ketika lihat keramiknya..kok beda merk..iya soalnya dari ini..dari ini..minta ini..aduh direkam lagi
hihihi..
tapi ini engga akan masuk..

untung gw engga ini..


Rekamannya engga dulu, saya minta ini..minta ini..hihihi.. OK..mas Fahmi itu vocal point P2M dan
ketahanan keluarga, ini dari surat PKBI ke kami ya.. Mba Frey itu refidium dan vocal point untuk
advokasi anggaran dan kesehatan remaja , Mba Henny itu Qibla dan ketahanan keluarga, nah
Bahaludin Surya..vocal point kesehatan remaja. Alam Setia Bakti…Kesehatan remaja dan P2M.

P2M itu apa?


Pencegahan Penyakit Menular..ee..Ryanti..eh ryanti lagi..mas ryanto hehehe..advokasi anggaran dan
kesehatan remaja

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ok..jadi ibil itu masuk dalam struktur..vocal point ya disitu ya berarti
ee..jadi dia mendaftar sebagai anggota GKIA..dia minat di topic itu
dan itu masuk? Kalo minat itu masuk atau..
ya..anggota GKIA. Nah dia adalah di symposium itu sebagai ikut jadi panitia sama apa ya? Duh saat
itu saya baru gabung sih jadi saya kurang jelas..yang jelas dia banyak memang
hihihi…eehmmmm…O dia jadi moderator waktu itu topiknya ketahanan keluarga..parenting..oo
sorry topiknya kasus kesehatan remaja

ibil ya?
Ehm..bahaludin surya kan? Itu pada saat symposium GKIA jadi pada saat ulang tahun ke 5 GKI
bikin acara symposium praktis cerdas gitu..selama 2 hari di itu..kita undang pesertanya dari seluruh
Indonesia yang hadir 500 orang..

Wuih..keren.. jadi dia sering tampil ya..lead ya..ya tampil ya intinya


Ehm..tampil kalo lead kak Frey..kalo kak Frey tuh lebih banyak ngelead, kak Fahmi..kak Frey..sama
satu lagi mba Henny sering mewakili PKBI

Pertanyaanku tentang gerakan kesehatan ibu anak ini, sebenarnya apa yang ingin dirubah
Mendasarnya adalah mengurangi angka kematian ibu melahirkan dan anak yang baru lahir
Sebenarnya itu mendasarnya?
Eheh..karena berawalnya tuh tingginya angka kematian ibu melahirkan dengan faktor yang
sebenarnya bisa dicegah. Dengan faktor yang sudah diketahui oleh mereka

Iya itu…
ee..kan situasinya kaya gitu..itu berarti latar belakang harus berdiri nih GKIA..nah kan GKI ini ingin
mengubah apanya? Kebijakannya atau institusi pemerintahnya atau apanya sebenernya..apa
kita tidak ingin mengubah institusi pemerintahnya kita kan sepakat untuk berjalan dengan
pemerintah, mendukung program programnya .. ee kembali lagi ini sepengetahuan saya selama
setahun lebih ini ya..ee..itu kenapa kita ada advokasi anggaran itu, gimana caranya kita bisa
mengadvocate mereka gitu ya…ee..ya itu tadi kalo NGO itu kan berdiri dimana pemerintah yang
tidak isi…nah kita juga mengedukasi mereka gitu, ini loh yang belum mereka isi gitu, bukan hanya
kita yang mengisi tapi mereka tinggal terima report..engga kita juga ngasi tau gitu..kaya kita ikut
memberikan rekomendasi..masukan masukan..kaya di RPP kita ikut sumbangsih kaya..

RPP?
Kaya label pangan, kita sekarang lagi gencar untuk ASI kan sebenernya kalo dari cut off…

RPP itu Rancangan Peraturan Pemerintah?


Penyusunan..ee..Rancangan Penyusunan Perundang-undangan ya.. ya kan…hehehe… salah satu
contoh aja kita kan lagi…sekarang kan kode WA itu ASI 2 tahun keatas kan kalo di Negara Negara
lain itu produsen produsen susu formula itu engga boleh ngiklanin..kalo di Indonesia kan bebas blas..
untuk melindungi hak anak ini dan hak ibu untuk menyusui anaknya kita ikut nih..karena kan
Indonesia salah satu yang menangani di WHO sana..ee kode pemasaran itu termasuk bagaimana
menangani berarti kan Kemenkes gitu..ya kita ikut untuk salah satu jadi nanti kalo ada susu formula
dikasi tau..ee..apa namanya..ee…menyusui..ee..menyusui lebih dari 2 tahun keatas kaya gitu
gitu…kalo diluar kan katanya susu formula itu tidak dibuat semenarik mungkin kan..sebenarnya kan
kalo di kode pelarangan..eh..kode WH itu yang..ee kalo yang di sus formula itu tidak boleh ada yang
gambar gambar Teddy bear, burung, yang menarik menarik perhatian gitu kan..dibuatnya kaya obat
aja, oo…gitu kaya hantu harusnya..kaya obat..kaya gitu…biar si ibunya biar menyusui.

Eksklusif ASInya ya gitu


kan juga ke bawah ke daerah daerah terus Muhammadiyah juga LKS nya juga rumah sakitnya
sampai ke daerah..seperti itu jadi kita memang banyak sih

Yup..seperti itu..terus GKIA dimana sih? Ya ikut itu..terus kita audiensi juga dari level atas tapi kita
engga hanya ke kementerian kementerian aja tapi juga kebawah ke kader juga ke layanan (menit
34.08) ..kalo untuk kader ini PKBI

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ok..jadi gerakannya diarahkan pada mendukung ya…mendukung program program pemerintah
beriringan. Beriringan..bermitra dengan mereka Bermitra.. Ehem..sehingga bisa menghasilkan
kontribusi terhadap SDGs nya Itu kan yang terbaru..SDGs skr tadinya kan MDGs.. yup..itu dia

Ok..
Gitu..saya kaya lagi ujian gini GKIA..hihihi

No..ok jadi GKIA lebih kesitu? Dan itu menarik .. nah kan salah satunya tadi menggalang
dukungan .. gerakan ini menggalang dukungan juga ya sampai ke tingkat grass road ya..
Menggalang dukungan maksudnya?

Jadi dalam melakukan gerakan ini kan ada upaya upaya gerakan ini untuk…
Ya gerakan kita kana da edukasi, ada pelatihan ada pemberdayaan masyarakat
Itu kan ditujukan untuk mendukung gerakan ini kan, nah PKBI melakukan itu apa tidak
menurut sepengetahuan ayu
Iya .. banyak program program PKBI yang bagus kok

Misalnya?
Hihihi..aku bisa menjawab tidak ya..sebentar ya saya lihat dulu

oo…banyak contekan ya ternyata


Tenang..banyak kok..banyak setau aku..kaya kemarin..ee..mba henny lagi bilang..ee..yang respon
untuk bencana..ee..ini apa namanya..dia lebih focus kepada..ee..untuk yang cewe tuh misalkan
pembalut, terus pakaian dalam kaya gitu gitu..sebenarnya yang..ee..terus yang kaya gimana sih kalo
dia ada penyakit aids..itu harus minum obat gitu kan mas..yang kaya gitu gitu kan tidak ter…mungki
beberapa NGO lain tidak kearah situ gitu kan..Nah kemarin mba Henny ngomongin program yang
kaya gitu gitu..itu kan bagus..

ok bagus ya.. tadi kan dikatakan PKBI melakukan banyak hal, misalnya kaya penelitian
terlibat gitu kan?
Apa?
PKBI terlibat penelitian, terlibat pelatihan kemudian tadi pemberdayaan masyarakatnya dan juga
advokasi advokasi. Aksi aksi yang dilakukan PKBI ada relevansinya engga sih dengan
memperjuangkan hak seksual dan reproduksi orang orang muda? Atau umum aja
mereka..PKBI..menurut..

Ehm..tidak umum..tidak umum.. Gimana?


Kalo kaya kemarin kita sempet juga tuh.. Yang kasus Yeyeh

Yeyeh? Yuyun..
Ya..kan kita sepakat untuk menggunakan istilah dan tidak menyebutkan nama..Inisialnya Yeyeh
gitu..

Ya..inisialnya Yeyeh..nah itu kan besok mau ada itu kan ya..besok kan ya..
Ehem..besok.. besok jam berapa disini ya?

Iya disini kan?


Jam?

Jam 2 kalo engga salah ya


Siang ya..
Eheh..yang membunyikan pluit itu kan..yang SOS ya…Nah itu kan sempet minta tolong sama aku
untuk..ayu kita mau bikin ini..ini..ini.. ee.. kan di group dibahas..bla bla bla blab la… siapa nih yang
mau untuk ini.. masuk kesehatan remaja engga..bla bla bla gitu,..akhirnya kak Frey yang
pegang..alhamdulillah responnya bagus banget..gitu kan..yang hadir juga hampir 50 lebih

Mau hadir?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ya..Apa kesan yang di..kebetulan nah sayangnya saya engga hadir.. oo..ok..mungkin di WA itu apa
yang disampaikan sehingga..ee..

hasilnya kan besok kan…


oiya..yaa..saya pikir .. yang saya tau ya.. biasanya tuh..ee..namanya.. kalo kejadian kaya gini
tuh..ayo..ayo.. semangat di awal terus tiba tiba menghilang kan.. dan ternyata pas..kita datang ya..
ini kelanjutan yang ini..ini.. ini masih kelanjutan yang itu.. iya..ya.. saya kaget ternyata sudah berapa
kali masih lanjut..masih lanjut ..masih lanjut..

jadi gini masih engga berhenti gitu ya…


eheh..maksudnya masih ada kelanjutannya kaya gitu..berarti kan . itu yang 50 itu darimana?Dari
lembaga lembaga

oo..perwakilan lembaga lembaga…individu individu ada?


ee.. saya kurang tau ya kalo individu individu soalnya kemarin kak Frey minta tolong ayu besok
yang datang minta harus via call tiba tiba nomornya di handphone saya banyak..ini ini ini…

kalo saya mau ikutan boleh?


Apa tuh? Itu pluit pluit.. SOS. oo..saya justru malah engga bisa besok mas..
saya gantikan berarti hehehe..kalo mas dony sendiri disini atau.. saya disini.. di PKBI dan saya
meneliti diri saya sendiri hehe..

dimana ininya..
apanya?

Kuliahnya di..
UI oo.. S3 ..S4. S2S3 … S2 ? S2. Meneliti PKBI.. meneliti lembaga lain lah..

Kenapa?
Meneliti lembaga lain ..Apanya?

Lembaga lain hihihi..


oo… kalo lembaga lain kalo saya engga akan selesai. Biar selesai ya..

Iya biar selesai.. yang gampang aja hehhe..ini jua informannya yang datang kesini saya engga
datang ke tempatnya.. yang enak enak ajalah
Bisa banget mas dony … Kak Frey..yu saya mau diapain kak.. udah jawab aja..jujur jujuran gitu
Eheh..jujur jujuran..itu juga melalui Frenia kan..enak banget ya. Harusnya..nanti kalo sudah
diwisuda saya minta traktir..

Gampang kalo traktir mah..


Itu saya traktir.. Engga mau itu mah PKBI yang traktir.. tadi itu diluncurkannya kan 2010 oleh
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Kemenkokesra. Soalnya namanya kan berubah
rubah saya takut salah, Ok..nah PKBI itu kan tadi mengkontribusikan sumber daya..uang dia kasi
engga sih untuk kegiatan kegiatan. GKIA itu bukan lembaga berbasis hukum dan boleh menerima
uang seperti itu jadi kita sistemnya finalizing..jadi ke …bukan finalizing tapi crowd finding.. jadi
kaya gini nih..aku kasi anggaran kaya gini nih.. ya udah narasumbernya dari Yayasan Sayangi Tunas
Cilik , meeting packagenya PKBI.. kaya gitu.. atau misalnya kemarin kita bikin pelatihan..ee..itu
yang kode itu.. yang WHA..

WHA itu apa sih?


World Health Assembly..World Health.. apa sih..pokoknya A nya tuh saya lupa.. Itu kan dari luar
pembicaranya 2 orang , biayanya tuh 1 orang 5juta .. ya udah kita mulai gimana nih..gimana nih..
akhirnya kita dapat nih di Kemang Medical Center gedungnya yang gini gini.. karena mereka
memang tidak pakai susu formula kan.. setuju juga dengan resolusi WHA itu kan .. o ya udah kita
kasi free.. meeting packagenya dari mana WVI deh terus gitu.. ok save the children ada dana sekian,
ok dari save the children satu peserta terus ini kita ajak kemenkes yuks.. ya udah kemenkes
perwakilannya mau kirim siapa dari gizi dari promkes dari ini kan.. siapa yang mau bayarini mereka..

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ya udah STC 2 misalkan WVI bayarin siapa .. misalkan dari lembaga kami ada 2 orang nih, ya udah
kami bayarin dari ini.. terus Muhammadiyah nih ..ok perwakilan kami..masih ada dana lagi..ok terus
1 KPAI jadi kita bayarin KPAI untuk ikut

Kaya patungan gitu?


Iya..tapi dananya itu misalnya Muhammadiyah 10 berarti 1 orang dari Muhammdiyah..masih 5 juta
kan berarti 5jutanya perwakilan KPAI nih.. biar KPAI terpapar itu aja..penyampaian dari kita kaya
gitu.. misalkan WVI bayarin STC kebetulan kemarin 4 jadi kita bayarin NGO local kaya IKMI kita
bayarin kaya gitu gitu.. dari kemenkes juga ada kaya gitu gitu.. itu semua crowd fund.. kaya besok
mau buat pesta anak di apa..bentar..Bentara Budaya Kompas ya.. ya itu kaya gedung, makanan, kaos
semua itu namanya crowd fund. Crowd Fund jadi ketika ada event siapa punya apa siapa kontribusi
apa. Kalo kaya fasilitator, moderator kan semua punya kapasitas..kapasitasnya cukup..mereka level
level narsum sebenernya..jadi engga perlu…Engga perlu dibayar..Ehem…

Ok..PKBI biasanya kontribusi uang engga sih..sepengetahuannya mba..uang untuk jalannya


suatu advokasi, kegiatan research atau apapun itu…
Buku iya..kita jadi dalam rangka ulang tahun GKIA yang ke 6 kita launching buku selamatkan…
seribu satu selamatkan ibu dan anak.. ada di perpustakaan.. banyak 1001 Langkah Selamakan Ibu
dan Anak kita cetak 300 eksemplar itu dananya juga crowd funding dari JFC bu berapa nih…

Yang cetak PKBI?


Ee..kebetulan PKBI tuh lebih mudah dalam urusan procurement hehhehe.. jadi sangat memudahkan
kami. Crowd funding ini kita bingung nih dananya kemana nih.. akhirnya kita sepakati untuk
dananya ini langsung ke percetakan tapi dari percetakan ke GKIA ini supaya secara procurementnya
enak jadi PKBI mewakili si GKIA ini untuk… eee… tunggu dulu..PKBI atau PERKASI ya…
hihihi..aku lupa..hihihi..kalo dibuku itu kontraknya PERKASI dengan percetakan atau PKBI dengan
Percetakan tapi kalo dana di buku PKBI ngasih terus kaya dana untuk … PKBI juga ikut.. masukin
dananya juga ke PKBI karena di STC engga bisa terima karena ribet kan urusannya..yang untuk gitu
gituannya nah itu PKBI memudahkan kita sih

Memudahkan gimana ..? ehm..dalam hal printing buku? Memfasilitasi …


Memfasilitasi apa? Penerbitan buku … ? Penerbitan buku kan kita dari percetakan luar …
Tapi di kontraknya dengan PKBI ya .. I have to see first .. to make sure untuk tidak salah nih ..
hihihi… buku buku .. seingat aku adalah buku itu adalah Parkesi tapi PKBI nyumbang dana kok
untuk buku

Sumbang dana ya ?
Sumbang … semua lembaga nyumbang .. Cuma dananya tergantung besarnya lembaga tersebut
Buku itu untuk apa? Untuk disebarkan ke siapa. di.. ehm .. jadi … nah kan buku cetaknya 3000 nih
.. buku diberikan ke masing masing yang nyumbang sesuai dengan dia nyumbangnya berapa

ehm.. oo.. jadi terserah dia?


Jadi misal save the children 10 juta nih… nah itu kan tinggal dibagi .. jadi satuannya sekitar 100rb
berapa gitu ya .. jadi save the children dapat 125 buku. Ehm.. kembali lagi maksudnya. Kembali lagi
.. nah nanti dari semua yang punya buku ini diwajibkan untuk memberikan.. saya malak .. masing
masing lembaga itu harus kasi 10 buat secretariat hehehe.. karena secretariat engga punya buku kan

Tapi buku itu untuk dibaca siapa?


Ya..untuk penggiat kesehatan.. targetnya sih buat GKIA yang di daerah dan dari 3000 kan yang
ehm.. jadi kita sistemnya bagi hasil … kan nyetaknya 2000 mas .. 1000 untuk kita 1000 untuk
percetakan jadi system kontraknya seperti itu 1000 untuk kita 1000 untuk percetakan nah 2000 ini
1000 disebar di gramed … di gramed harganya 100rb disini dibagikan .. terserah mereka mau
bagikan kemana ya.. dari plan terserah mau bagi bagiin .. saat ini stocknya tinggal 200 sekian berarti
kan habis di gramednya di percetakan .. jadi nambah .. dari 2000 ini jadi nambah lagi 1000 dan yang
1000 ini tinggal 200 sekian

Nah sejauh ini menurut penilaian mba Ayu .. capaian kegiatan kesehata ibu dan anak ini
gimana sih? Apa capaian capaian yang kunci ya selama di GKIA ini

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kuncinya ?
Capaian capaian kunci atau capaian capaian utamalah ..Capaian capaiannya ya itu bisa diundang
buat RPP itu. Berarti sudah diakui ya ..Ya keberadaannya berarti kan sudah ..

RPP apa sih? Apa tadi Rancangan Peraturan …


Ada 2 .. sebentar ya mas, RPP Label dan Iklan Pangan .. satu lagi RPP Keamanan Pangan

oo..lebih ke itu ya .. kalo terkait dengan hasil yang leadnya tentang kesehatan remaja apa?
Nah seperti yang saya bilang tadi .. topic peminatan kesehatan remaja itu selama saya gabung ini
baru setahun .. saya ya .. belum ada sih lebih banyak kita dari gizi sama advokasi anggaran .. sama
Qibla ya yang banyak melakukan kegiatan.. gitu. Jadi untuk yang terkait kesehatan remaja belum
terlalu ada hasil ..Pernah kita bikin acara itu yang diskusi dengan Prof Hartono ya .. yang
kegiatannya namanya adalah … untung saya ngerekap semua ya Allah ..hehehe

Keren banget .. ini ujian ini ..


Emang bener… bos gw aja belum tentu diskusi remaja untuk ketahanan keluarga ..Apa apa ..Diskusi
Remaja untuk Ketahanan Keluarga narasumbernya Prof .Hartono tgl 11 April 2016 .. ya ampun
untung gw punya datanya ..

Ada ya?
Ada

Aku boleh ini engga sih .. copy


Boleh … wani piro hihihi… Saya traktir makan .. cia .. mau makan dimana ?

Terus .. apalagi …Tadi apa .. itu ya kegiatannya terus hasilnya apa dari diskusi remaja tadi ..
apa.. terus ada rekomendasi rekomendasi tertentu ?
Diskusi untuk Remaja GKIA tentang Ketahanan Keluarga. Disitu ada rekomendasi rekomendasi
tertentu yang keluar dari situ. Belum .. itu kan baru diskusi aja .. nah ini karena kegiatannya
berbarengan dengan yang aku bilang acara advokasi anggaran itu karena saya tidak bisa membelah
diri jadi saya berada disini

oo.. gitu
yang acaranya adalah 11-12 April ada juga .. Diskusi Analisis APBD .. gitu

Ok.. menurutmu ..
Menurut saya? Ehm.. apa yang harus dilakukan PKBI sebagai vocal point yang di Kesehatan Remaja
gitu .. agar ada hasil hasil yang signifikan gitu.
Ya tentunya menggiatkan lagi ya.. Tentang Kesehatan Remaja ..Nah itu dia terkait dengan ini kan
kita juga mau .. sebenernya harusnya bulan desember ini kita mau supaya topic topic peminatan
yang lain ini lebih hidup .. jadi rencananya ini kita mau bikin ..ehm..apa tuh namanya .. kaya bulletin
3 bulanan untuk internal GKIA gitu .. seluruh anggota GKIA .. ini loh topic peminatan yang aktif
gitu .. gizi udah jalan, advokasi udah jalan, Qibla udah jalan.. ini loh penanganan yang telah mereka
lakukan. Kegiatan remaja nih belum …? Nah yang belum aktif nih biar terpancing gitu kan ..
akhirnya kita sepakat mau bikin .. ya udah kita gathering deh di Desember ini .. sebelum gathering
kita .. setiap topic peminatan ngumpul terus tahun 2017 nih mau ngapain aja .. ternyata ya dari
masing masing lembaga punya deadline kegiatan sendiri akhirnya mundur jadi nanti februari.. gitu

Ok
Diharepin sih sebelum gathering itu..masing masing si topic peminatan ini nanti tuh sudah .. oo kita
mau bikin ini loh ..kita mau bikin ini .. kaya gitu sih

Ehm .. nah apakah GKIA ini .. itu berjaringan dengan aliansi aliansi lain atau LSM LSM lain
Ehm..LSM lain.. iya kalo LM lain iya..kan isinya 27 lembaga ..

ee..maksudnya diluar dari 27 LSM itu bekerjasama lagi dengan siapa

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


oo..iya ..kalo UN kan kita mitra ..kaya UNICEF kan kita mitra kita punya ada yang namanya Bu
Nanik Sukoco..sangat smart ..Nah..WHO tentunya ya terus Aliansi lain kita iya .. kita ada kaya
koalisi 18 sebenernya .. jadi gini ..sebelum ini anggota GKIA nya tuh lebih banyak ..

ehm..sebelumnya periode sekarang?


Iya

Kenapa sekarang sedikit


Bukan lebih banyak ya .. jadi dulu tuh ada .. jadi.. ya udah kamu ikut ya .. kamu ikut ya ..secara
personal.. dulu belum terstruktur seperti ini .. dulu kan masih Bu Aster sendirian .. terus dengan
presidium jadi lebih teratur kita punya database gini gini .. akhirnya kita mutusin untuk rekonfirmasi
keanggotaan

Ehm..karena sering engga hadir..kenapa..


Bukan ,,bukan.. karena biar lebih terdata .. nah ketika kita melakukan rekonfirmasi kenaggotaan ini
.. ada beberapa .. ya kaya mas dony tiba tiba ganti lembaga seperti itu kan.. terus..kaya alians pita
putih .. nah itu itu kita juga bermitra ..kita sudah menawarkan mereka sebagai anggota tapi karena
mereka harus kesana ..keluarnya itu aga ribet jadi mereka memutuskan bermitra.. tapi banyak
anggota pita putih yang banyak menjadi anggota individu sekarang kita membuat keputusan baru
bahwa GKIA itu ada dua keanggotaan lembaga dan individual tapi si individual ini tidak memiliki
hak yang sama seperti keanggotaan lembaga ..berbeda..jadi untuk beberapa keputusan mereka tidak
bisa ikut gitu.. tapi untuk meberikan masukan masukan kita terima ..

oo..ok..jadi begitu ya.. nah yang terkait aliansi salah satunya koalisi 18
Koalisi 18, aliansi pita putih. Yang terkait remaja kan Cuma itu. Emang koalisi 18 remaja ya mas ya
..Terikat anak kan ..

oo.iya ya..ya..betul..betul..
ok..aku tanya deh ..advokat advokat gitu soalnya.. terus aliansi apalagi ya selain itu ya.. ehm setau
ku sih ..aku kurang hapal juga soalnya..banyak sih .. kita kalo mengadakan kegiatan kita pasti..kan
kita ngundang 2 kan… selain anggota kita ngundang luar ..kita lagi undang muslimat NU , PHDI,
terus WALUBI karena kesehatan itu tidak hanya erat kaitannya dengan si dokter akademis gitu ya
tapi juga dengan culture sama si pemuka agama ini kan berperan sebenarnya kan gitu.. jadi kita
megundang mereka..sering megundang mereka..sering

ok..ayu ini tinggal dikit lagi sih


Alhamdulillah ..sujud syukur gw abis ini

Hahah…betul pasti.. ehm..iya bagaimana sebetulnya peran PKBI dalam menghubungkan


antara GKIA dengan aliansi aliansi tadi, ada engga sih peran PKBI nya
o.iya itu dia..yang aku bilang karena PKBI itu kan banyak jejaringnya
jejaring dengan? Ya dengan yang lain juga .. ee..khususnya untuk isu isu kaya Kespro, kaya gitu
gitu..terus tadi dia nyebut lembaga apa aku kurang paham.. terus kaya PKBI kan juga yang
menggiring salah satu..ehm apa mas..yang masukin sama buat Bu Ates tuh..perundang undangan
atau apa tuh yang prosesnya sampai 2 tahun ya.. tuh..ya supaya masuk..tentang apa ya tulisannya..
yang kak Frey sama Bu Ates tuh. Banyak issue tentang pernikahan anak bukan?

Kalo perrnikahan anak gagal ya… tahun depan bukan?


GR Sisdiknas?
Bukan, PP Kespro, Lupa..apa gitu.. nah kemarin kan kita juga sempat konfrensi pers tentang itu ..
kalo di kita isuenya nutrisi ya.. yang susu formula itu loh..dmana susu formula tidak mem..

Mengiklan?
Bukan..tidak boleh ber..apa dia sebagai pendana untuk acara kaya seminar yang berhubungan
dengan .. ini kan tidak boleh sebenarnya … trus kita ada masalah gimana sih ini masuk undang
undang dan sebagainya untuk melindungi.. jadi kita menemukan ada pasal yang kalo si ibu .. si anak
itu tidak disusui yang dipenjara ibunya ..kan memberatkan si ibu kan hihi..

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ehm..kasian banget sih ibu
Makanya kan.. sedih ya gw ya..kaya gitu gitu

Kenapa engga laki lakinya


Nah..akhirnya sempat kaya gitu kan kita ngumpul sama koalisi 18 juga sama mba Frey sama Bu
Ates kan mereka lebih tau karena udah giring giring yang engga berhasil itu .. oo ini udah lama..
gini..gini..gini berarti pandangannya tuh kan penting .. ini dari sudut pandang saya yang baru ya mas
..

Engga apa apa … Kalo menurut mba Ayu.. relasi atau hubungan PKBI dengan LSM lain
dalam jaringan itu bagaimana?
Bagus sih

Ehem..bagusnya? bisa di..


Udah tau kalo di group mah .. ini ini ini…PKBI biasanya ini ini ... remajanya ini yang kuat di..engga
hanya remaja aja sih .. yang kuat di ininya untuk kespronya, untuk kesehatan remajanya… ini nih.
Ehm..kalo hubungan dengan pemerintah? PKBI

Ehm..menurut mba Ayu bagaimana?


Pemerintah.. jarang ya.. aku kurang tau banyak ya .. kurang tau ..jawaban yang aman ya..Aman
Alhamdulillah.

Ok..

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 2

WAWANCARA
Nama Informan : AR (inisial)
Posisi Informan : Staff Direktorat ketahanan remaja – BKKBN
Tanggal Wawancara : 25 Januari 2017
Tempat : Kantor BKKBN

Pernyataan Informan
Jadi saya mau meemperkenalkan program pemerintah tepatnya sih lebih ke bkkbn. Untuk remajanya
program genre (generasi berencana). Program genre intinya adalah program sasarannya remaja usia
10-24 tahun dan belum menikah. Jadi kalo ada remaja umur 19 tahun dan sudah menikah itu bukan
ranah program genre lagi. Jadi intinya dia harus 10-24 tahun dan belum menikah. Itu adalah sasaran
program kita.
Program genre di buat pemerintah dalam upaya menyiapkan remaja kita untuk memasuki pernikahan
dan melewati masa transisi: ada 5 transisi kehidupan remaja yang harus dilewati, pertama mereka
lulus sekolah. Setelah sekolah lulus ke jenjang berikutnya bekerja, kemudian dia Berumah tangga,
kemudian bermasyarakat dan yang pasti itu bisa dicapai jika remaja bisa hidup sehat. Jadi ada 5
transisi yang harus mereka lewati. jadi itu adalah sasaran program pemerintah terkait program genre.
Satu hal lagi adalah mendesasakan perkaiwnan 21 tahun perempuan dan minimal 25 tahun untuk
laki2. Itu minimal lho mas, bukan bekarti perempuan umur 21 tahun dia harus buru2 menikah. Tapi
Karna di Indonesia sendiri kan angka kelahiran pada remaja masih tinggi kan Asfr masih lumayan
tinggi. Dimana supaya pemerintah itu meningkatkan usia perkawinan pertama perempuan, jadi usia
21 dan 25 tahun. Nah kalo ditanya Di program genre kita bekerjasama sama siapa saja? Salah
satunya nya lsm. Lsm itu banyak bukan hanya pkbi. banyak kita kerjasama dengan unicef, unfpa,
who, lain2 kita kerjasama termasuk dengan pkbi kita lumayan erat. Contoh kerjasama yang sudah
kita lakukan dengan pkbi adalah dalam mengembangkan materi, misalnya ngembangin buku, media
pendidikan, kaya phantom, celemek, lembar balik. Biasanya kita mengundang pkbi. selain itu juga
kadang kalo kita misalkan membuat semacam kebijakan atau strategi nasional kita pasti butuh
masukan persepsi nya lsm2. sehingga kita bisa bersinergi artinya yang boleh dilakukan pemerintah
apa, yang dilakukan oleh lsm apa. misalnya yang gak boleh dilakukan pemerintah ya dilakukan oleh
lsm. Kaya yang tidak boleh dilakukan pemerintah adalah tentang menyediakan kontrasepsi bagi
remaja, karna di uu kontrasepsi udah ter state bahwa kontrasepsi hanya diberikan kepada pasangan
usia subur, kalo pus berarti sudah menikah kan secara sah, kontrasepsi yang ada di bkkbn tidak boleh
di sediakan kepada remaja. Sehingga kalo ditanya bagi tugasnya itu gimana ya monggo, kan banyak
juga yang menanyakan Bagaimana dengan remaja2 yang sudah high risk? apakah mereka boleh
mengakses kontratsepsi atau tidak? Silahkan saja tapi itu tidak disediakan oleh bkkbn. Nah itulah
salah satu peran lsm. pkbi juga bentuk kerjasama lainnya kita semacam memberikan system rujukan
kali ya. Kita punya namanya pusat informasi dan konseling remaja, Pik2 remaja kaya youth centre,
ketika pik2 itu tidak mampu menyelesaikan masalahnya, anak2 itu akan merujuk ke pkbi2 yang
mungkin sudah mapan, sudah bisa memberikan rujukan. Saya rasa itu aja sih kalo kerjasama dengan
pkbi, pengembangan materi, kurang lebih program2nya itu. Kalo di bkkbn sampai saat ini mandate
pemerintah/uu masih memberikan informasi, jadi kita prefentif edukatif, sehingga kalo misalnya
apakah kita memberikan layanan kontrasepsi kepada remaja? Tidak. tapi apakah kita memberikan
pelayanan dalm artian pemberian informasi? Iya. kalo udah ada kasus2 remaja yang butuh
kontrasepsi itu akan di rujuk ke pihak2 ya mungkin ke pkbi atau lsm lainnya atau youth centre
lainnya yang mungkin punya akses.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ibu di BKKBN sudah berapa lama?
Sudah 12 tahun, ditrem 9-10 tahun. Kerjasama dengan pkbi udah lama.

Menurut ibu kapasitas remaja2 PKBI yang sering aktif dengan pik remaja tau kegiatan2
BKKBN?
Kapasitas nya dinilai dari apa?

Kemampuan misalnya berkomunikasi, kepemimpinan


Itu gak perlu diragukan lagi kalo dari segi kemampuan berkomunikasi, tapi kalo leadership saya
tidak tau. Karena pengukuran leadership lebih ke internal mereka. Tapi kalo dari segi kemampuan
komunikasi, pengetahuan tentang kespro yan gak perlu diragukan lagi. Karena merekan kan
bidangnya itu. selama ini kalo kita butuh narasumber pun kita mengundang pkbi. mereka sudah bisa
ngomong kespro, kalo kita butuh orang kasih ke mereka pun pasti mereka bisa. dari segi kemampuan
komunikasi, sosialisasi. Advokasi, saya rasa cukup lah. tapi kalo leadership dan lain2 itu dari
pengukuran yang berbeda, dari orang luar agak susah.

Ada penyusunan Renstra yang dikembangkan oleh BKKBN, renstra nya tentang apa?
Stranas, Ya pasti tentang remaja, yang bikin BKKBN, ketika kita mau bikin stranas, apa yang harus
kita lakukan dan kita pasti akan undang2 lsm2

Ada gak Stranas nya?


Itu sih belum selesai, kemaren baru draft. Intinya adalah apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
masalah remaja. Yang pertama kan Need assessment, kira2 masalah itu ada dimana. Trus
pengambilan Data, kemarin terakhir baru diambil di level kab/kota, aku gak ngerti gimana karena
itu kerjasama dengan JHU juga. Jadinkita lsm2 Setiap tahun ada forum yang mengundang mereka
untuk memberikan masukan pada program pemerintah salah satunya program remaja

Kan isu kesehatan reproduksi juga ada isu2 sensitif lainnya, ada Isu terkait kontrasepsi
remaja, isu pelayanan kesehatan misalnya save abortion, nah itu kan sensisitif. Kalo dalam
forum2 yang difasilitasi BKKBN sering gak itu muncul itu disuarakan?
Muncul, muncul termasuk kontrasepsi bagi remaja. tapi kan udah jelas di uu bukan ranah bkkbn lagi
tapi ranahnya lsm.

Jadi sebetulnya BKKBN mendukung atau?


Gak bisa dinyatakan mendukung atau tidak mendukung. Itu bukan ranah kita, kita bekerja sesuai
dengan mandate undang-undang. Selama yang kita lakukan hanya pemberian informasi, prefentif
dan edukasi. Kecuali kalo mandate itu berubah ya baru kita lakukan hal yang lain. Karna Kalo kita
melakukan sesuatu di luar mandate contoh hal kecil/hal mudah kita bagi2 kondom kepada remaja
habislah kita. Di kritik ulama, organisasi2 agama, kita bisa kena sanksi hukum, kebijakannya
memang itu. Kecuali bagi pasangan usia subur, ketika dia sudah menikah umur 15 tahun, itu boleh
karena kan remaja yang sudah menikah. Yang menjadi masalah kalo mereka tidak menikah.

Jadi Ada ketakutan itu sendiri?


Bukan ketakutan tapi itu masalah mandate. Jadi Kaya tugas kita itu.

Biasanya dalam forum2 itu ketika muncul suara remaja konsisten ngomongin akses
kontrasepsi?,
Memang iya, gak gitu. Gak semua remaja menginginkan akses kontrasepsi. Banyak remaja2 yang
membutuhkan informasi yang benar. Saat ini remaja itu Kadang kesulitan dimana mereka harus
memperoleh informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi. Tidka hanya semata2 tentang
kontrasepsi, kalo ada yang bilang banyak remaja menginginkan kontrasepsi, yang bilang siapa?
Hasil data survey juga tidak menunjukan bahwa remaja butuh akses kepada kontrasepsi, Ada tapi
tidak besar. Mas bisa pelajari dari data2 sdki, coba cari deh. Seberapa banyak remaja yang
menginginkan akses kontrasepsi. Itu kecil. Selama mandate dari pemerintah itu kita tikda
memberikan kontrasepsi, ya kita hanya memberikan informasi dan edukasi. Kembali lagi Soal
kontrasepsi bukan tugas kita, kecuali uu nya berubah. Kalo ada uu berubah bahwa remaja boleh
memperoleh kontrasepsi , ya udah selesai, kita mah mudah aja, Kondom banyak, murah, bagi2
selesai. Tapi apa itu yang diinginkan Indonesia dengan Negara yang agama masih jadi pondasi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


utama, pancasila. Kita belum ke arah situ lah, Negara 2 islam bahkan negara2 Kristen kaya filipine,
manila, masih memegang teguh agamanya, negara2 yang punya dasar agama kaya katolik, mereka
masih abstinence, indonesia juga abstinence. Jadi kita sosialisasi kepada remaja ya abstinence.
Remaja ya jangan berhubungan seksual. Gimana caranya menolak hus? Itu yang kita ajarin,
Bagaimana remaja memiliki keterampilan mengatakan tidak terhadap ajakan2 yang negatif.
misalnya pacarnya ngajakin, ayuk ML yuk, teknik2 seperti apa yang kita berikan kepada remaja
supaya remaja bisa membentengi diri, bukan oke deh kita ML tapi kita pake kondom, tidak, kita
tikda mengajarkan itu, tapi gimana kita mengajarkan kepada remaja untuk berpikir dan
bertanggungjawab. setiap tindakan apapun yang diambil seseorang individu itu pasti memimiliki
konsekuaensi, kalo kamu hus sebelum menikah konskuensi mu apa, hamil, itu baru salah stau,
apalagi? Hiv, itu salah dua, belum lagi hal2 lainnya. Hamil dampaknya apa, sekolahnya selesai,
masa depannya sekolah. Apa ia udah hamil terus melanjutkan sekolah, hal2 itu yang kita ajarkan.
Kalo ada kasus yang sudah terlanjur, kita rujuk, ke bidan, ke dokter, ke pkbi. tp setau saya selama
uu Indonesia berbunyi bahwa aborsi itu illegal itu di larang. Meskipun kita rujuk ke bidan gak
mungkin bidan itu melakukan aborsi. Kecuali bidan2 ilegal dan kalo ketahuan dari segi hokum dia
pasti akan kena sanksi. Dokter obgyn pun tidak akan berani dengan acatatan, aborsi bisa dilakukan
jika satu membahayakan ibu atau anak yang di kandungan, kedua kasus pemerkosaan, itu ranahnya
beda dan itupun tidak semua klinik2 itu menyediakan layanan itu. Ada hal2 lain yang menjadi
rujukan. itupun prosesnya panjang, saksi2 , visum dan itupun ada batasan bulan, berapa minggu, tapi
kalo sudah hamil besar itu udah gak bisa lagi, dari segi medis kan dah tau.

PIK remaja yang di kelola BKKBN itu ada berapa banyak?


Banyak ada 22ribu seluruh Indonesia, jadi pik remaja itu ada jalurnya, ada jalur pendidikan dan jalur
masayarakat. Jalur pendidikan udah tau dong, sekolah, Smp, sma madrasah, akademi perguruan
tinggi, universitas, itu PIK jalur pendidikan. Kalo jalur masayarakat, lsm, remaja masjid bikin pik
boleh , remaja gereja bikin pik boleh, remaja fatayat, remaja muslimat, remaja karang taruna boleh

Dalam perkembangan PIK remaja ada gak sih peran PKBI dalam membangun PIK remaja?
Tergantung mas, Pik di grass roots, di bawah, kalo mereka punya kerjasama yang baik ya silahkan
saja, biasanya kalo pkbi termasuk pengembangan materi dan rujukan tadi. Pik itu dikelola oleh, dari
dan untuk remaja. Pengelola sendiri remaja2, sehingga Kalo ada kasus ktd, gak mungkin sesama
remaja menangani kasus ktd temannya sendiri dia pasti akan melakukan rujukan. Dan itupun yang
tadi saya cerita, belum tentu itu kasusnya aborsi.

Kan kerjasama BKKBN dengan PKBI sudah cukup lama, menurut penilaian ibu terkait
dengan program2 remaja di pkbi, itu seperti apa?
Kita kan sinergi ya, program remaja di pkbi kurang lebih sama dengan program di pemerintah. Cuma
mereka kan bergeraknya misal anak jalanan. Atau mungkin di hal2 yang dilakukan oleh pemerintah.
Kasus2 remaja yang bermasalah. mungkin mas bisa ngobrol dengan pkbi langsung. Udah punya
kontaknya siapa? Tanya aja sama mba yayu, dia punya akses terhadap remaja2 pkbi, datang kesana
Tanya program2 nya seperti apa, saya gak mengikuti secara detail, perubahan kebijakan dan
program yang sekarang. sampe sekarang kita sampe level itu saja kerjasamanya, narasumber,
pengembangan materi. Tapi kalo arah programnya misal ke Arah program pelayanan lebih kepada
sasaran apa, saya udah gak ngikutin. nanti mas coba lihat saja. Intinya kalo ditanyakan sasaran
program genre 10-24 tahun dan belum menikah.

Nah tadi ada program pendewasaan usia perkawinan, melalui apa strategi2nya?
Sosialsiasi, pendidikan. Pup itu ternyata dari hasil penelitian berkontribusi tergadap asfr. Jadi gini
secara logika, Semakin kamu muda menikah misalkan menikah 15 tahun, rentang perempuan untuk
punya anak yang aman kan diatas 20-35 tahun. Kalo misalkan 15 tahun sampai 35 tahun, kamu
punya waktu 20 tahun untuk memiliki anak, kan otomatis semakin banyak jumlah anak yang bisa
kamu lahirkan adalam waktu 20 tahun. Itu berkontribusi terhadap tfr dan asfr. Tfr diperoleh dari
angka asfr ditambah-tambah. Jadi asfr 10-14, asfr 15-19 dan seterusnya sampai melewati pasangan
pus. Nah itu nanti baru ketemu tfr.
Jadi itu landasan di balik program2 BKKBN yang berusaha meningkatkan usia pernikahan?
Iya, karena sudah terbukti, semakin muda perempuan menikah dia akan semakin punya rentang
waktu yang banyak untuk memperoleh anak yang lebih banyak, selain itu kan ada aspek pendidikan.
semakin muda menikah semakin kecil mengenyam pendidikan. pendidikan rendah kamu tidak akan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


memiliki pekerjaan yang baik. Buntut2nya menikah lagi. Kalo perempuan menikah tanpa akses
kontrasepsi atau Tanpa perencanaan. misalnya dia nikah, hajar terus punya anak, punya anak, punya
anak, pasti akan berdampak pada tfr kan. itu aja sih gampangnya.

Kalo ASFR di Indonesia berapa?


Tfr? Asfr itu kan dilihat dari, Tergantung, kalo mau dilihat dari usia remaja, coba mas lihat data di
sdki atau susenas 2015, coba browsing itu susenas yang terbaru 2015. Taun ini 2017 mau ada sdki.
Kita gak tau raport kita merah atau apa. Di situ akan kelihatan asfr 15-19 tahun, apa yang sudah kita
lakukan selama 5 tahun dampaknya terhadap asfr itu apa.

Kan sudah ada kebijakan UU NO. 1 tahun 74, bagaimana respon BKKBN?
Kan itu kan sama2 pemerintah, artinya itu bersama2 dengan ulama dst. Dan merubah/ merativikasi
uu tidak mudah. Sudah pernah dilakukan ykp, pada saat itu untuk meratifikasi UU perkawinan kita
dr 74 mau di rubah. Kan kita 16 tahun kan. Kalo upaya yang dilakukan ya pup itu, yang bkkbn
lakukan menjadi 21 dan 25. Yang kita lakukan Ya itu pendidikan yang kita informasikan pada
remaja, selama uu perkawinan belum berubah. Dan itu gak bisa dari Pemerintah ke pemerintah
saling menyerang karena memang sudah ada tupoksinya. Itu Lebih ke aspek kesehatan, kalo kamu
menikah di bawah usia 20 tahun gimana.

Sebetulnya BKKBN, misalnya kaya ykp ingin meratifikasi, Ada dukungan gak sih dari
BKKBN?
Dukungan paling hanya sebatas data, data tentang tingginya angka perkawinan pada remaja, risiko
bisa di dapat jika remaja menikah di usia muda, sekali lagi Indonesia itu kan Negara yang
berlandaskan agama dan pancasila, kalo kita sudah ngomongin agama dan itu ada dalam al quran
dimana mayoritas Indonesia adalah muslim, kita gak bisa ngomong apa2, artinya kan sudah jelas
banget, ketika seseorang laki perempuan sudah balig, dan sudah tidak bisa menahan syahwatnya,
dia boleh dinikahkan, kecuali nanti suatu saat ada perubahan2. Mui menganggap ketika sudah
baligh, 16 tahun. Nah upaya apa sih yang dilakukan pemerintah selain edukasi dan Pup, Kita juga
melakukan pendekatan dengan BP4. Pernah denger kursus catin? Saya gak tau kalo yang non
muslim, sementara yang muslim namanya BP4, Adanya Biasanya di kemenag. Nah kalo kita mau
melakukan pendaftaran di catatan sipil kalo muslim di syaratkan ikut kursus catin, kita udah
kerjasama dengan mereka, penghulu petugas bp4 memberikan kursus catin2 itu, salah satunya
memberikan informasi hal2 apa yang harus disiapkan sebelum mereka menikah. Banyak aspeknya,
aspek ekonomi, kesiapan fisik, kesiapan mental, Dll nya yang harus disiapkan. Disitu masuknya.
Seseoarang menikah bukan karna rasa cinta dll, banyak hal yang kamu siapakan, misalnya dari segi
fisiknya, cukup gak umurmu? Dari segi kesehatan mestinya berapa , 21 untuk perempuan hamil.
Kalo sudah terpaksa menikah apa yang harus dilakukan? Ya ubah dari bulan madu menjadi tahun
madu. Tunda lah punya anak pertamamu. Misalnya nikahnya umur 18 tahun ya nanti punya anaknya
21 lah.

Itu yang dilakukan, Sejauh mana keberhasilannya?


Kalo keberhasilan itu kan harus ada survey, kita belum survey2 itu. itu lah bedanya pembangunan
manusia dgn pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur kamu punya uang 1 milyar
kamu bisa bikin jembatan. Kalo pembangunan manusia, kamu punya 1 milyar kamu memberi
pengetahuan itu ketahuannya gak bisa langsung ujug2 kelihatan, Dampaknya nanti setelah 3 tahun
5 tahun. Itu pun melalui survey. Survey diperoleh melalui sample. Jadi kalopun di katakan gini,
misalkan hasil asfr/turun turun, Apakah itu keberhasilan bkkbn? wah itu hebat, Nggak, itu Bukan
hasil bkkbn semata, itu dibantu oleh kemenkes, pkbi salah satunya, lsm lainnya yang turut
mendukung pemerintah, itulah bedanya pembangunan manusia dengan pembangunan infrastruktur.

Nah PKBI kan selama ini dikenal sebagai lsm yang juga membantu program2 pemerintah
dalam menyediakan informasi, mendiskusikan kontrasepsi, memberikan layanan, bagaimana
dengan peran advokasi terhadap kebijakan misalnya UU tadi?
Mestinya mas tanya nya ke PKBI. kalo saya gak terlalu tau. Mungkin mereka berperan tapi sejauh
mana peranan nya kita gak tau. Kalo di kita hanya memberikan informasi2 dan data2. Nanti mas
mungkin lebih dalemin ke pkbi hal2 yang harus diketahui, arah program mereka bagaimana
sekarang, peran2 mereka apa saja, dilevel apa sasarannya. Kalo di genre kan sudah jelas sasarannya.
Mungkin dia sudah bergeser sasarannya kepada anak jalanan atau apa, mungkin sasarannya bukan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sebatas pemberian pengetahuan tapi juga pemberian kontrasepsi, itu sah2 saja kalo dilakukan lsm,
yang tidak boleh dilakukan adalah oleh pemerintah. Contoh2 kasus kaya dulu ada miss kondom atau
apa ya, itu yang di datengin bkkbn, padahal bukan kita yang melakukan itu. Tapi kan udah jelas,
orang statement nya kondom, wah itu kontrasepsi, itu bkkbn, bkkbn yang diserang padahal kita tidak
memberikan akses kontrasepsi bagi remaja. Itu baru salah satu contoh, Belum lagi kasus2 lainnya.

Kalo misalnya tadi miss kondom dilakukan oleh LSM, kalo diserangnya LSM, sejauh mana
peran pemerintah?
Gak ada, kalo lsm saya gak tau deh. Kalo pun lsm menyediakan kontrasepsi sah2 saja karena mereka
tidak di atur undang2. Sebetulnya ada peraturan yang menyebutkan kaya kondom dan itu kan
tergantung distributor dll. Kan tidak boleh diberikan kepada anak di bawah umur kan. Contoh kaya
remaja kalo mau nikah umur 14 tahun, uu bunyi nya 16 tahun. Kan ada klausul boleh dengan catatan
ada ijin dari orang tua, nah itu kan dikembalikan kepada orang tuanya masing2.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 3 (bagian 1)

WAWANCARA
Nama Informan : ASB
Posisi Informan : Staff – PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 07 September 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat

Umur berapa sekarang ASB?


Sekarang umur 27 tahun

Kerja di PKBI sudah berapa lama?


Di Pkbi kalau untuk di PKBI pusat dari tahun 2014 tapi kalau PKBI daerah di 2009. 2009saya
sebagai divisi konseling di program remaja youth centre di bandung. Kalau di pusat sebagai program
officer untuk pemberdayaan anak dan remaja. Di pkbi pusat sudah dua tahun

Kita nanya-nanya terkait program remaja di PKBI, mungkin dimulai dari


sejarah.Sebenarnya gimana sih perjalanan program remaja di PKBI?
Kalau dilihat dari beberapa dokumen yang saya pernah baca, yang pernah saya pelajari, dari
beberapa hasil diskusi dari beberapa teman yang sudah lama, awal program remaja PKBI itu dimulai
sejak tahun 80 PKBI mulai konsen pada pembangunan remaja. PKBI ngeluarin semacam tagline
gerakan remaja sehat dan bertanggungjawab (GRBJ), sampai sekarang tagline itu sangat mendarah
daging. Tahun 80 lebih pada menyasar pemberdayaan remaja kampus, dimana kalau di bandung ada
tercetus salah satunya student association yang digagas oleh beberapa pemuda,mahasiswa dari
beberapa universitas.
Nah, masuk ke tahun 90 berubah tagline tidak berbasis mahasiswa tapi berbasis keahlian dimana
diperkenalkan program pendekatan youth centre. Youth centre merupakan program bantuan yang
diberikan kepada remaja oleh ahli. PKBI melibatkan dua peranan piskolog, dokter dan satu lagi
mungkin karena ada upaya mobilisasi waktu itu ada ahli computer, ada internet acces.Ada 4
pendekatan, konseling, layanan klinik, akses dan informasi komunikasi.
Lalu seiring berjalannya waktu, tahun 2006 yang youth centre asalnya satu daerah satu youth centre
mulai dikembangkan satelit-satelit youth centre tp basisnya di komunitas .saya ingetnya remaja
pasar yang saya ingetnya di Jakarta yang di situ juga dibentuk youth centre2 mini. seiring
berjalannya waktu program youth centre yg waktu itu dapat dukungan unfpa sdh gak lagi dapat
dukungan unfpa, sehingga program yang awalnya ada ahlinya, saat ini tidak ada ahlinya, tp ahli2 itu
hanya semacam supervise. Semua kegiatan youth centre dilakukan sendiri dari remaja oleh remaja
untuk remaja.
Di tahun 2010, setiap youth centre pkbi mulai menyasar pendidikan kesehatan reproduksi
komprehensif dan menyasar kurikulum sekolah. Karena dari tahun 90 PKBI sudah memberikan
kespro kpd remaja tidak menyasar pada sistemnya hanya percikan-percikan saja.Hanya event2 di
sekolah.tidak melanjutkna program peer educator nya. Lalu awal tahun 2010 pendidikan kespro
digencarkan masuk kurikulum sekolah.
Puncaknya sebenarnya di tahun 2015 PKBI bersama beberapa jaringan mengajukan judicial review
untuk undang2 sisdiknas disitu mencantumkan pendidikan kespro menjadi pendidikan wajib yang
didapatkan anak sekolahtapi itu ditolak dikarenakan Negara tidak sedang menghalangi akses
seseorang untukjd dalih penolakan itu adalah karena kita tidak menghalangi maka silahkan saja
diberikan. tapi kita tidak bisa memasukan ke dalam system. Jadi itu dalihnya waktu di MK. Dan
seiring itu pkbi juga melihat pendidikan kespro sebagai pengetahuan,akses kepada layanan menjadi
salah satu akses terpenting disitu mulai di 5 daerah melalukan piloting integrasi antara youth centre

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dengan klinik pkbi. klinik disini mungkin hanya terbatas pada klinik PKBI kita mendorong klinik2
yang lain untuk mendorong untuk menjadi klinik yang aramah remaja dan membuka akses untuk
remaja.
PKBI tidak menjalankan sendiri terutama beraliansi terutama dengan kementerian kesehatan
terutama dengan PKPR inline dengan program2 pkbi.Di awal tahun 2015 remaja terlibat di upaya
advokasi.awalnya yang hanya memperhatikan pendidikan kespro dan akses kpd layanan, yang salah
satunya judicial review pada sisdiknas, remaja terlibat aktif dalam upaya advokasi. knp di perlukan
upaya advokasi karena ternyata pendidikan kespro di anggapa belum penting, advokasi kepada
pemerintah. Pendidikan kespro.Masyarakatnya menyadari bahwa pendidikan kespro
dibutuhkan.Ada link and match.Sampai saat ini PKBI bergelut pada bidang tersebut. Jadi
mengupayakan tiga hal adanya akses layanan, advokasi dan pendidikan kepada remaja nya

Jadi tadi ada beberapa point-point penting, perjalanan dari PKBI tahun 80an, 90an sampai
terjadi perubahan-perubahan nah, kalo boleh tau apa factor-faktor yang mempengaruhi
perjalan tadi, dan titik-titik dimana PKBI dari pergerakan ke youth centre ke advokasi?
Mungkin pada awalnya ketika tahun 80an itu gerakan karena belum menemukan isu yang strategis
yang pas hanya peran remaja mulai perlu peningklatan partisipasi remaja dalam pembangunan.lalu
ditemukankalh melalui gerakan tersebut digalakan beberapa riset thdp remaja antara 10-24 tahun
terkait permasalahan yang signifikan kepada remaja akhirnya ditemukanlah permasalahan hasilnya
kespro yang di awalai pubertas.dari situ mungkin youth centre lah mulai. Informasi sulit didapatkan
maka PKBI menginisiasi untuk adanya pendidikan kespro dan layanan untuk remaja.Dari situ
seiiring berjalannya waktu,PKBI melihat dari hasil evaluasi program tidak bisa berjalan ini saja
upaya yang dilakukan seperti upaya2 yang di ulang2, tdk menghadirkan perubahan yg lebih massif
pada masyrakat tertentu. Di awal tahun 2010 melihat perlu upaya2lain yang dilakukan. Sebenrnya
upaya advokasi sudah mulai di 2010 karena pkbi tdk berjalan sendiri tapi berjalan dengan
pemerintah untuk penduli kespro remaja.jadi mungkin ada beberapa faktor Dari urgensi masalah
sendiri, perubahan sisitem internal dan ekstrenal, pemanfaatan dari program tersebut sehingga perlu
ada perubahan2 yang dilakukan untuk pemenuhan hak kespro remaja.

Sebenarnya pelibatan orang muda di PKBI seperti apa?


Kalau tahun 80an, Kalau saya lihat di dokumen nya, remaja sendiri yang melakukan aksi dari remaja,
oleh remaja untuk remaja sgt terlihat.Karena salah satu bentuk student associatan ketika remaja
melakukan gerakan.Ketika masuk 90 berubah ke perspektif layanan.remaja hanya dilibatkan sebagai
beneficiaries yang asalanya sebagai actor utama ini hanya sebgai penerima manfaat tok program.
Tahun 2000 pkbi melalui musyawarah pleno menyepakati salh satunya ada mandate dari ippf ada
kebijakan yang mengharuskan setiap member asosiasinya untuk melibatkan remaja dalam
kepengurusan pkbi. Dari itu pkbi melihat memang ungkin terlupakan bagi pkbi untuk melibatkan
remaja sbg beneficiaries.awalnya dari 10 pengurus 1 remaja hanya sebagai pemenuhan kuota saja.
Tp memang Kebermaknaan dalam kepengurusan remaja belum terlihat.Di awal 90an, remaja gak
bisa mendapatkan peran sebagai Remaja tidak bisa sebagai pelengkap, pajangan hidup.2009 harus
ada partisipasi aktif dan peran bermakna Dario remaja. Ada perubahan kultur terjadi di masayarakat.
Ketika remaja aktif melakukan perubahan di masayarakat dianggap hebat, keren, berkelas jadi idola
bagi pemuda pada saat itu sampai tahun 98 berakhirnya jaman orde baru.Masuk ke reformasi.Mulai
ada perubahan2 budaya di masyarakat ketika aktivitis itu tidak lagi dipandang sosok yang keren
untuk remaja. Dan kalau saya lihat sekarang scr tidak sadar masyarakat mendidik remaja untuk
perhatikan dulu diri bagaimana kamu berkembang di masyarakat pentingin dulu diri kamu baru
pentingkan orang lain. Jadi perspektif itu yang merupakan tantangan saat ini bagaimana melibatkan
remaja secara bermakna.

Awal-awal remaja itu sudah aktif sbg aktifis, tahun 90an sbg penerima manfaat, tahun 2000an
sbg apa?
Di situ sebagai transisi mulai dilibatkan dalam struktur sudah didorong tapi belum bermakna

Sekarang gimana?
Untuk tingkat nasional terlihat bbrp kegiatan2 yang berkontribusi scr aktif.Walaupun bukan actor
utama. Ketika yang lead nya pemuda dan remaja hny bagian partisipasi aktif. Itu tidak bisa dilihat
secara massif skrg saat ini Remaja lebih aware untuk kegiatan2 yang bisa menghasilkan bukan
perubahan untuk masyarakat tapi uang untuk dirinya. Blogger..remaja bisa mendapatkan iklan dari

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


situ lbh pada upaya2 yang bisa menghasilkan uang dibandingkan perubahan sosial dalam
masyarakat. Hanya di manfaatkan sebagai upaya untuk mempopulerkan dirinya supaya dia popular
jadi bukan masyarakat lagi orientasinya.

Kehadiran PKBI tahun 80a, 90an, ingin mengubah apa? Apa perubahan yang ingin di capai
Ada dua perubahan utama yang ingin disasar oleh pkbi.Ada nya akses yang meningkat terhadap
informasi dan pendidikan kespro pada remaja.Adanya kesadaran remaja untuk bisa berperilaku
hidup sehat salah satunya dengan mengakses layanan.sehingga aware akan kesehatan. Peningkatan
informasi dan peningkatan akses layanan kesehatan. Yang ketiga, pkbi memandang perlu ada isitem
yang membuat mereka terjaga yaitu adanya perubahan2 kebijakan yang lebih mendukung terhadap
..

Itu fokus perubahan saat ini?


Mungkin sejak tahun 80an sudah di sasar cm titik tekan nya yang berbeda, tahun 80 upaya
advokasi.tahun 90 titik tekan di layanan. tahun 2000 di tiga2nya.

Sebetulnya situasi kesehatan remaja di Indonesia seperti apa?


PKBI melakukan riset2 kajian secara nasional yang saya lihat dokumennya banyak di awal 80an,
melihat dokumen2 saat ini yang banyak dilakukan lembaga lain sudah banyak lembaga lain yang
mulai konsen pada pendidikan kespro remaja. Ada beberapa isu yang menjadi sorotan utama yaitu
isu remaja yang identic dengan HIV, IMS yang sebenarnya muara nya ada di perilaku berisiko.Lalu
Kalo misalkan yang lainnya Di luar konteks pkbi yaituyg menjadi sorotan utama adalah partisipasi
remaja.Kalau lembaga lain pemerintah an sekarang Kemenpora menyoroti remaja dalam politik.
Pkbi partisipasi remaja untuk ikut serta dalam melakukan perubahan sosial.

Maksud saya situasi kesehatan seksual dan reproduksi misalkan gambaran hiv di kaum muda
seperti apa? Gambaran ttg isu2 terkait kespro seperti Pernikahan dini? Kekerasan
reamjaseprti apakarena kan sangat luas bgt ya, nah itu seprti apa situasinya?
Bener seperti yang dikatakan mas dony, pendidikan kespro memang terlalu luas. Ini juga terkait
beberapa Riset yang dilakukan.Tahun 80an/90an tentang pemahaman remaja tentang seksualitas dan
kespro, saat ini lbh spesifik riset yang dilakukan permasalahan kespro ditampilkan
denganperkawinanan anak.pernikahan anak menjadi salah satu masalah. Datanya saya sendiri belum
ini.Seperti fenomena gunung es yang terlihat hanya segelintir karena pernikanan anak terselubung
oleh kabut.Ada manipulasi identitas public.Harus dilakukan riset2 khusus untuk pernikahan
anak.Untuk membahas Kekerasan thdp anak yang sangat menarik. Dari 10 kekerasan yang terjadi
berapa persen nya yang terjadi pada anak, ternyata dari data KPAI Dari 10 kekerasan yang terjadi
di indonesia hampIr 50% terjadi pada anak dan 30% nya kekerasan seksual. Maka anak menjadi
lebhi rentan terhadap kekerasan. Saat ini Pkbi juga mulai menyasar permasalahan kespro saat terjadi
kondisi bencana.Karena saat bencana yang selalu diperhatikan saat bencana adalah pangan, pakaian
dan tempat tinggal tapi masalah kespro kurang diperhatikan.Dan pkbi mulai menysar pada kondisi
kesehatan seksual dan reproduksi untuk pemuda dan masyarakat yang mengalamai bencana.Data2
nya saya gak hapal.

Tadi disebutkan isu-isu yang saat ini sedang muncul, Kekerasan anak danpernikahan anak,
kespro di setting bencana.Karena ini terkai dengan kespro remaja.Kespro di setting bencana
kaitannya dengan kespro remaja bagaimana?
Pertama yang terkait dengan pernikahan anak dan remaja, kalau menurut undang2 Pertama yang
terkait pernikahan anak dan usia remaja. UU berapa lupa, anak2 berada pada rentang 0-18 tahun
remaja 10-24 tahun. Maka sebenernya ada irisan yang sangat jelas antara usia10-18 tahun.Maka
Ketika pkbi menyebutkan kata Remaja maka itu juga tidak terlepas dari usia anak yang 10-18 tahun.
Perkawinan anak pkbi memaknai bahwa perkawinan yang terjadi pada anak di bawah 18 tahun.Knp
di bawah 18 tahun karena saat ini melihat usia perkawinan minimum yang diperbolehkan Negara
laki2 18 tahun dan perempuan 16 tahun Maka sebenarnya Negara telah membolehkan perempuan
pada usia anak 2 untuk menikah.Ini masalah yang lebih kompleks yang timbul dari sisi kebijakan.
Nah untuk permasalahan terkait kespro dengan situasi bencana yang lebih rentan adalah kekerasan
seksual pada anak dan perempuan karena semua fasilitas adalah fasilitas umum ya toilet yang
terbuka, tempat tidur yang terbuka itu lebih rentan untuk terjadinya kekerasan dan pelecehan
seksual.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Nah sebetulnya saat ini PKBI fokus pada isu apa untuk kespro remaja?
Nah ada dua sebenarnya, yang pertama di program remaja sendiri ada dua isu isu utama yaitu
kehamilan tidak diinginkan dan kekerasan seksual dan reproduksi yang terjadi pada remaja lalu
pernikahan anak ada dimana dari kedua isu tersebut.Nah pernikahan anak menjadi bagian dari
kekerasan seksual pada remaja. Ketika anak tidak..saat ini dalam konteks di Indonesia pernikahan
adalah upaya untuk melegalkan hubungan seks secara agama maupun hukum.Ketika anak sudah
dinikahkan maka dia sudah dipaksa untuk melakukan hubungan seksual. Ketika bicara anak bicara
remaja juga karena irisan usia
Oke jadi dua isu yang saat ini fokus ditangani pkbi adalah KTD remaja dan kekerasan seksual dan
reproduksi thdp remaja.
Kalo misalkan berbicara remaja memang stigma di masyarakat ketika mendengar kata remaja lebih
negative dan tidak harus di lindungi karena sudah menuju dewasa.Ketika memanfaatkan anak 2
maka bisa lebih menarik perhatian public.

PKBI saat ini menggunakan terminology kekerasan terhadap anak dgn tujuan agar anak dan
remaja mendapatkan perlindungan.Itu disepakati oleh seluruh PKBI atau pemikiran alam?
Memang tidak ada dokumen yang disepakati bahwa pkbi harus menggunakan terminology itu tapi
dari upaya advokai dari pendidikan yang dilakukan terminology itu yg dipakai anak yang dipakai.

Kalau menurut alam apa dan siapa yang menjadi factor penyebab terjadinya kehamilan tidak
diinginkan dan kekerasan yang terjadi pd anak tersebut?
Yang pertama Ketika bicara remaja membahas perkembangan tapi ketika bicara faktor tidak terlepas
dari kondisi lingkungannya.Faktor utama sangat perspective sy sekali harus dilihat by case.Ketika
bicara ktd ada faktor lingkungan yang menyebabkan remaja menglami ktd pertama system budaya
setempat yang memang seperti tidak memberikan akses terhadap pengetahuan remaja thdp
perkembangan seksualitas shg remaja cendrung mencoba2.Dari faktor lingkungan tsb, remaja
mencari informasi dan melakukan perilaku yang dianggap aman padahal sudah masuk perilaku
berisiko.Kondisi tsbt disebabkan ada budaya yg mengekang tabunya pendidikan kespro untuk
diberikan kepada anak dan remaja.

Faktor lingkungan, apa itu? Siapa saja yg menghambat?


Kalau memperhatikan siapa saja yg berada di lingkungan remaja melalui pendekatan ecological
system maka sebnrnya unsur utama nya adlah keluarga yg menghambat.Semua system dalam
ecological tsb mempengaruhi remaja.Teman nya, lingkungan, komunitas, dan lingkungan terbesar
nya adalah kebijakan pemerintah.

Menurut alam, ada faktor keluarga yang menghambat, ada teman, sekolahnya, komunitas,
maksudnya masyarakatnya atau gimana?
Komunitas kan remaja lebih dekat dengan temannya. Kalao remaja hidup di sekolah maka
dominanya temannya dan guru2nya.sehingga komunitas bisa remaja tau bercampur dengan orang2
dewasa

Faktor lingkungan ada budaya yang menghambat, budaya apa itu?


Salah satun ya gini, ketika anak bertanya ttg organ reproduksi nya?Itu seperti sesuatu yang dilarang
dibicarakan, tabu, apalagi kalau dia membahas terkait perilaku saya tertraik pada ini.gak boleh itu,
kalau sangat fanatic agam itu zinah.Ktk saya bertanya malah jawabannya dosa tidak boleh
dibicarakan maka dengan keterbukaan akses informasi dgn internet remaja lebih cendrung cari
informasi dari internet.Yg lebih popular informasi porno bukan informasi yang bener.Lbh bnyak
situs2 porno yang keluar.Itu budaya yg pertama ketika membicarakan kespro dan seks itu
tabu.Kedua dalam mengakses layanan, ketika ada remaja yg akses layanan kespro di puskesmas atau
unit layanan ada label buruk thdp remaja yang mengakses layanan.bukan remaja baik2 tapi belum
tentu. mungkin saja dia mengalami infeksi tpmengakses ke bagian kulit dan kelamin tapi orang2 nya
menganggapnya berperilaku seks berisiko. Kayanya ada apa2, hamil segala macam.Jadi labeling
remaja bukan baik2 dan remaja lebih enggan dianggap seperti itu, menghambat remaja.

Ada stigma dan tabu dan dosa yang dialamatkan thdp remaja yg akses informasi dan layanan.
tadi sudah di sebutkan faktor lingkungan, ada faktor apa lagi ya selain itu?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Sebenarnya kalau bicara faktor lingkungan ada eksternal tidak hanya lingkungan tapi juga
kebijakan.Saat ini kalau misalkan pendidikan kespro alibi pemerintah yang sdh dikeluarkan sudah
ada di ajarkan pelajaran biologi tapi hanya mengajarkan sebatas fungsi peran reprodusksi tidak
dibahas.Dalam perkembangannya bukan hanya berkembang organ atau fungsinya saja tapi psikis
nya yang tidak diperhatikan dalam pendidikan tersebut.kebijakan yang hanya melihat tdk terlau
pentingnya kespro yang paling penting unsur lain di luar kesehatan, itu menjadi kebijakan yang salh
satunya mengikabtkan remaja untuk mencari pola2 sendiri bagaimana supaya dia sehat, merespon
perkembangan seksualiatnya terhadap lingkungan. Tadi kita bicara kebijakan, dari faktor intenal
dari sisi remaja lbh bnyk jika tidak mendapatkan informasi yg benar remaj akhirnya mengambil
keputusan berdasarkan info yg terbatas.Misalnya remaja terlanjur melakukan perilaku bersisiko,
remaja perempuan mengalami ktd dia juga gak punya pilihan krn keterbatasan informasi akhirnya
mencoba2 dan akhirnya lbh berakibat paling parah pada kematian katanya.Tapi kan itu juga
genarilisr tidak berdasarkan fakta. Lebih parahnya Ada pendarahan krn mencoba2 menggugurkan,
komplikasi mungkin saja terjadi kematian.Itu disi internal dan kebijakan.

Kebijakan apa saja yang saat ini dinilai pkbi menghambat kaum muda?
Saat ini ada rancangan jadi yg pertama perlindungan kekerasan menurut thdp anak karena ktk anak
itu menjadi korban mungkin media juga dan lingkungan sekitarnya berlum terlalu paham bagaimana
perlindungan anak di implementasikan.Sblm uu di revisisudah dikatakan bahwa anak wajib
dilindungi identisanya yang menjadi korban dan mendapatkan rehabilitasi, pemulihan dsb, tapi tetap
saja anak2 yang jadi korban di eksploitasi oleh media.Walaupun Anaknya di sensor wajaha nya, tapi
orang tua dan lingkungannya gak di sensir.Ya minimal masyarakatnya tau siapa itu anaknya,
anaknya siapa, amaka identitasnya tidak terlindungi, ketika anak jadi pelaku apalagi.Ketika anak2
yg melakukan kekerasan sudah hrs memperoleh perlindungan secara identitas tp itu juga tdk
dilakukan terbukti pada beberapa kasusmemposting identitas korban dan pelaku.Kenapa sy
menghighlight perlindungan identitas ini karena ketika membicarakan kasus kekerasan atau korban
kekerasan maka anak itu hidup di lingkungan masyarakatnya.Kita tidak bisa membatasi pemikiran
sesorang ketika anak menjadi pelaku atau korban kekerasan,Bagaimana respon masykarakat. Itu
bicara uu perlindungan anak.Saat ini uu sudah ada tapi implementasi nya masih lemah,
penegakannya.Kebijakan kedua adalah aduh saya lupa UU no 61 ttg kespro mengatur KTD tentang
pengaturan aborsi bagi yang mengalami ktd.Saat seseorang mengalami ktd Gak bisa di bedakan
diperkosa atau suami sendiri kalau dibingkai dalam aborsi diperbolehkan tapi hanya bagi kasus
pemerkosaan. Tp diluar kasus pemerkosaan misalkan bagi remaja yang masih sekolah mengalami
ktd dan tidak punya pilihan dan dia lari ke layanan kesehatan, ketika melaporkan kekerasan bahwa
pacarnya akan terlibat. Adanya kebijakan yang mengkriminalkan pelaku terkait dengan misalnya
usia anak. Saya sangat menghighlight usia anak krn lbh bisa menarik ketimbang remaja .
Itu dua kebijakan yang menghambat.
Satu lagi sebenarnya, dalam sisdiknas tidak melarang bahwa pendidikan kespro diberikan tapi bukan
menjadi kewajiban kami dalam memberikan pendidikan kespro remaja padahal itu kebutuhan
remaja karena remaja sudah mengalai pubertas. Tidka hanya pada ktd, hiv aids, IMS seperti itu.

Oke Ada berarti ya, sidiknas, pp 61, uu perlindungan anak no 23.PKBI ada upaya gak sih
dalam mengubah ketiga kebijakan yang menghambat?
Kalau dilihat tahun 2016 Peran pkbi cukup progresif dalam perannya.PKBI bukan sebagai organisasi
tunggal tapi dalam jaringan.Pkbi selalu memberikan masukan2.Pkbi sebagai yg mengajukan JR tapi
di dukung organisasi lainnya.Pkbi menjadi salah satunya yang berkontribusi. Walaupun dalam
proses penyusunan draft ada miss komunikasi sehingga lahirlah hukuman kebiri. Pp 61 pkbi sangat
terlibat karena sangat terkait dengan uu no.32 pkbi berperan disini ketika PP No. 61 untuk layanan
aborsi bagi KTD.Sebelumnya pemerintah tidak mentolerir aborsi untuk korban kekerasan apalagi
yang lainnya.tp saat ini sudah.
Jadi pkbi sangat berperan dalam memperbaiki kebijakan2 yang menghambat pemenuhan
HKSR salh satunya adalah PP No. 61.Apa kontribusi yang dilakukan pkbi?
PKBI lebih banyak berkontribusi pada menghadirkan fakta dan kasus dan menawarkan solusi dari
latar belakang kasus yang terjadi dan best practice pkbi terhadap pemerintah tentang bagaimana
konten dalam pp 61 itu.

PKBI bekerjasama beraliansi dengan organisasi pemerintah dan non pemerintah.Apa nama
aliansi nya?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Saat ini lebih dikenal dengan GKIA, koalisi 18+ waktu menaikan uu pernikahan.lalu seperlima.
Ini semua masih ada?Yang masih sangat aktif sampai saat ini GKIA.Koalisi 18+ dan seperlima
kurang aktif di grupnya.Alam termasuk dalam grup itu?Kecuali 18+ yang saya masih gabung di
GKIA dan seperlima.Grup WA dan suka kopdar.GKIA beberapa kali terlibat tapi gak setiap saat
dan kalau Seperlima pasti terlibat karena hanya 5 organisasi jadi pasty terlibat ketika ada kopdar.

PKBI dalah nation network. Program remaja pkbi menyasar remaja apa saja saat ini?
Tadi ada arsiran antara usia anak dan remaja. Maka saat ini pkbi menyasar anak dan
remaja.remajanya terbagi berdasarkan klasifikasi, kalau nilai pkbi dasarnya pmcu, anak remaja
miskin, anak remaja termarginalkan, social excluded dan yang tidak terlayanai. Kelompok pmcu
jadi sasarn pkbi.jaringan di daerah lebih dikenal remaja rentan dan remaja sekolah. Remaja luar
sekolah apa saja yang disasar remaja jalanan dan ABH (anak berhadapan dgn hukum)

Program PKBI ada dimana saja?


Program remaja pkbi ada di 17 propinsi kalau gak salah saya harus lihat datanya ada di 17 propinsi
dengan 34 youth centre di tingkat kota/kabupaten. Nanti saya klarifikasi untuk data pastinya.

Di PKBI itu siapa saja aktor2 yang berperan dalam pemenuhan hksr di internal pkbi?
Kalau misalkan terkait di struktur pkbi sebagai organisasi yang punya struktur ada beberapa actor
utama ketika membahas pemenuhan hksr yaitu saya sendiri sbg program officer anak dan remaja,
ada kang yudi sebagai program officer pemberdayaan masyarakat, ada mba heni sebagai PO klinik
internal pkbi, terakhir ada frenia sbg PO untuk upaya advokasi. itu kan focal point utamanya tapi
ketika membahas pkbi secara organisasi maka semua orang turut membantu dalam pemenuhan
HKSR secara tim.

Kalau aktor2 yang menjadi mitra PKBI itu siapa saja?


Sampai saat ini, coba ya saya mungkin gak bisa menyebutkan semuanya secara pasti tp yang saya
ingat saja.Ada rahima dia pemenuhan HKSR berfokus pada kelompok remaja di pesantren.Trus ada
pamphlet lebih aktif di jaringan media online.Lalu ada aliansi remaja independen lebih pada HKSR
dan upaya advokasi.saat ini PKBI sangat dekat dengan, di GKIA banyak sebenarnya ada save the
children, PPNI tapi yang tergabung dalam jaringan seperlima dan GKIA. Ada satu lagi yaitu Aliansi
Satu Visi dan PKBI sangat dekat sekali dengan yayasan Rutgers dalam bekerjasama.

Sebenarnya dalam upaya pemenuhan HKSR, PKBI melakukan apa?


Sampai saat ini masih pendekatan yang dilakukan di awal tahun 90an yaitu pendekatan layanan.tapi
ada yang lainnya yaitu upaya advokasi.

Menurut alam kenapa PKBI harus melakukan pendekatan layanan?


Karena ketika pemerintah belum mau menyediakan sedangkan sudah menjadi kebutuhan
masyarakat maka pkbi hadir dalam pemenuhan hksr.Tapi fungsi itu tidak bisa dilakukan pkbi terus
menerus. Di saat yang sama pkbi melakukan upaya advokasi supaya pemerintah mau melakukan
pemenuhan HKSR.

Seberapa efektif kedua pendekatan tersebut menurut alam?


Seperti memadamkan api di tambang minyak. Nyiramin tapi api nya ada lagi ada lagi. Hanya apinya
supaya tidak terlalu besar saja.Berjalan di tempat.Upaya advokasi baru jalan di awal tahun
90.Diharapkan akar masalah karena ada kebijakan yang tidak mendukung akses layanandpt
diselesaikan. sumber apinya yang harus di padamkan. Sampai saat ini efektif tapi tidak bersifat
massif.
Bisa dijelaskan lebih konkret?
Jadi kan itu tidak pernah terselesaikan masalahnya. Niatnya memadamkan api tapi sumber apinya
gak pernah padam.

Sumber apinya itu apa?


Sumber apidi isu kespro salah satunya kebijakan. Yang dilakukan pkbi memadamkan apinya supaya
apinya tidak terlau besar.Pkbi punya keterbatasan resources sehingga hanya sedikit masyarakat yang
terlayani sehingga pkbi mengaharpkan adanya masyarakat lebih luas yang mengakses hksr.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Strategi nya gimana?tadi kanada pendekatan layanan ada pendekatan advokasi?
Kalau untuk layanan pkbi sudah tidak lagi melakukan pendekatan yang pure professional tapi
pendekatan dari remajanya sendiri, oleh dan untuk remaja. Pkbi melakukan pemberdayaan remaja
sehingga remaja bisa juga bermanfaat untuk teman sebayanya sebagai actor pemberi informasi .tapi
ada juga remaja yang dilakukan pemberdayaan sehingga remaja mampu menyuarakan hak nya ke
pemerintah. Jadi ada dua, Remaja sebagai aktor advokasi dan remaja sebagai actor pemberi
layanan.itu strategi utamanya.Dan kalau ke klinik karena ini layanan yang dilakukan professional
dulu pkbi hanya klinik tunggal pkbi one man show sekarang strategi utamanya jaringan upayanya.
Ketika pemenuhan hak kespro belum di akomodir sepenuhnya oleh pemerintah , pkbi menggaet
sebanyak mungkin layanan baik private sector, bidan swasta dan puskesmas bersama-sama
memberikan layanan kespro remaja.

Jadi antara faktor penyebab tidak terpenuhinya hak kaum muda dengan upaya yang
dilakukan pkbi tidak menyelesaikan masalah, pendekatan dan strategi apake depan yang
sebaiknya dilakukan pkbi?
Upaya yang dilakukan pkbi sudah sangat tepat walaupun belum menyelesaikan masalah.Saat ini
pkbi mulai menyasar upaya advokasi kpd pemerintah dan layanan tetap berjalan. Sehingga ketika
ada korban terjadi pada saat proses advokasi pkbi tetap dapat memenuhi pemenuhan hak terhadap
beberapa orang .tentunya Proses advokasi berjalan tidak bisa melihat 5 10 tahun lagi tp kan korban
akan selalu. Pkbi bergerak di sisi layanan dan mempengaruhi penyedia layanan untuk bersama-sama
memenuhi hak.pendekatan ke atas jalan pendekatan kemitraan juga jalan.

Nah, jadi selama ini PKBI melakukan upaya2 itu menyelsaikan isu2 kespro di kalangan kaum
muda, kira2 berapa lama akan terjadi perubahan? Terkait pemenuhan hak kespro?
Ketika membahas berapa lama, 10 tahun jg kayanya kecepetan karena terkait dengan ketika kita
sebagai organisasi tunggal yang mempengaruhi masyarakat bisa dilakukan.Tapi kita bukan actor
utama yang mempengaruhi masyarakat tapi ada nilai-nilai dan organisasi lain yang mempengaruhi
masyarakat dan itu juga yang menjadi tantangan. Lebih dari 10 tahun.Tidak bisa dipastikan.

Agar perubahan bisa lebih cepat apa yang harus dilakukan oleh PKBI?
Dulu bisa sangat massif gerakan pkbi di layanan karena pkbi turut serta dan partisipasi di bidang
politik.Kita tidak bisa memumngkiri ada beberapa nggota pkbi yang aktif di internal
pemerintahan.sehingga ketika ada peran di pemerinataqh dia sebagai penggerak di internal
pemerintahan. Saat ini pkbi bergerak dari luar menekan ke dalam, tidak ada actor di dalam yang
dapat mempengaruhi. Pkbi mulai memanfaatkan jaringannya tidak bergerak sbg organisai tunggal,
memanfaatkan chanelling jaringan lain untuk dapat memenuhi kesehatan seksual dan reproduksi.
PKBI melakukan strategi pemberdayaan yang dilakukan dengan dua tujuan pemberdayaan
sebagai pemberi informasi dan sebagai advokasi menyuarakan hak2 remaja, apa yang
dilakukan pkbi untuk memberdayakan mereka?
Terkait dengan keterampilannya, Pkbi melakukan beberapa pelatihan, remaja yang belum memiliki
keterampilan maka pkbi memberikan pelatihan supaya mereka dapat pengetahuannya.Peran pertama
dia sebagai pemberi informasi yang baik pada teman sebayanya, bagaimana dia bisa secara baik
bisamenyuarakan hak2nya kepda pemerintah.Jadi pertama pelartihan, yang kedua melibatkan secara
aktif dalam upaya advokasi dan pemerian layananya.Ketika pkbi melakukan programnya.Remaja
diberikan ruang untuk ikut serta memberikan masukan ketika proses perencanaanya, supaya ikut
serta dalam implementasi program dan ketika evaluasi juga diberikan ruang kira2 apa yang kurang
dari program kita. Dari awal sampai akhir.
Pkbi memberikan ruang bagi remaja dari awal sampai akhir, seberapa efektif keterlibatan mereka
dalam ruang2 yang telah diiciptakan dan ruang apa saja yang diberikan pada remaja untuk
mengontrol
Ketika ruang dibuka saja itu tidak otomatis membuat partisipasi bermakna.Saat ini terjadi di pkbi
ketika remaja hanya hadir dulu tapi belum menyuarakan.Dia juga bersuara tapi juga belum
menyuarakan masyarakat.Jadi Belum efektif keterlibatan remaja.Harus selalu di uapayakan untuk
lebih efektif dan peluang yang bagus dalam pemberdayaan remaja.

Ruang apa saja yang sudah di buka?


Ruang yang pertama Ruang dalam kepngurusan.Komitmen awalnya secara nasional 30% anggota
kepengurusan pkbi adalah remaja.Adanya Program2 baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


monitoring minimal ada perwakilan remaja ada disitu untuk menyuarakan suara temen2nya
perspektif remaja dalam menyuarakan apa program yang seharusnya dilaksanakan. Terlepas dari
remaja aktif atau nggak. Kalau menurut saya kalau sekarang belum terlalu efektif

Setuju gak PKBI sebagai organisasi gerakan?


Sangat setuju karena kita bukan organisasi gerakan kita tidak akan melakukan upaya advokasi, kita
tidak akan memberikan layanan dan tidak akan bermitra. mungkin akan profit oriented. Hanya akan
menambah pundi2 organisasi saja.

Kalau dilihat apa yang sudah dilakukan PKBI saat ini apakah itu mencerminkan PKBI
sebagai organisai gerakan untuk memenuhi HKSR?
Mencerminkan.Tapi gerakan itu memang ada yg bersifat lebih meluas ada yang memamng lebih
sempit lingkup perubahannya.Pkbi berada pada lingkup yang lebih sempit untuk layanan.tapi lebih
luas untuk kemitraan dan jaringan advokasi.

PKBI punya berapa banyak relawan?


508 relawan tersebar di 17 propinsi dari pusat samapi kota kabupaten. Kalau Tanya berapa yang
aktif gak bisa memastikan.Yang tercatat saja.

Sebetulnya apa tujuan bersama yang ingin dicapai melalui gerakan tersebut?
Satu, penuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi

Kenapa penting bagi PKBI?


Semua isu kesehatan menjadi penting karena ketika seseorang mengalamai gangguan kesehatan
maka produktivtasnya menurun.Kenapa pkbi menghiglight isu kespro karena Karena isu kespro
sangat dekat sekali dengan kehidupan manusia.Perkembangan seksualitas tidak akan .Ada daily
problem. Ketika terjadi permasalahan serius pada kespro ketika preventifnya tidak bisa jalan
terjebak dalam permasalahannya maka akan mengganggu produktivitasnya yang akan berkontribusi
pada pembangunan nasional. Dengan adanya peran pkbi dalam pemenuhan hksr untuk kaum muda
maka scr tdk langsung membantu Indonesia untuk meingkatkan produktifitasnya dengan
pemenuhan hksr
Dengan pemenuhan hksr akan meningkatkan produktifitas orang muda yang berkontribusi pada
pembangunan nasional.

Tadi kan Ada 508 relawan PKBI, menurut penilaian alam sebagai PO remaja, bagaimana
kontribusi mereka dalam mendorong perubahan kebijakan tadi?
95% baru terlibat sebagai pemberi informasi pada temannya sendiri.Pemenuhan informasi terhadap
sesama mereka.5% lagi terlibat pada berbagai upaya advokasi.dia lebih konsen terhadap saya lebih
berjaringan untuk sama 2 menyuarakan HKSR. tapi memang juga ketika dia sudah punya
ketertarikan pada dvokasi tidak serta merta meningkatkan peran yang bermakna. Tapi itu sudah awal
yang baik, ketika dia sudah punya kemauan tinggal disertakan dengan kemampuannya.Dalam
lingkup nasional/yang pusat.Di daerah2 tertentu, yang saya lihat ntb remajanya sudah aktif
menyuarakan layanan untuk KTD yang lebih komprehensif untuk ktd pada remaja.Di nasional lebih
general untuk pendidikan kespro lebih aktif dan pemenuhan layanan.lebih banyak peer educator.

Apakah komposisi itu dinilai tepat saat ini?


Balik lagi ke filosofi yang tambang minyak dan apinya.Saat ini mulai ada ketertarikan pkbi pada
upaya advokasi tapi Di level bawah tidak terlepas dari kemampuan pkbi dan sumber daya yang
dimiliki. Ketika remaja lebih banyak bergerak dilayanan bukan advokasi.

Menurut ASB, kontribusi relawan dalam memberikan informasi dan layanan, seperti apa
kontribusi mereka?
Untuk aksi di layanan sangat berkontribusi.Tapi kalau dikaitkan seberapa besar kontribusinya
menyangkut angka maka kontribusinya minim.Mungkin karena basisnya relawan.Dan ketika
mereka sudah melakukan sesuatu, Pelaporan tidak kuat.Dilakukan tanpa ada pelaporan.Saya yakin
aksi2nya sudah banyak.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kontribusi di lapangan sangat besar, namun kontribusi thdp perubahan agak sulit. Memang
aksinya seperti apa sehingga berpendapat kaum muda kontribusinya cukup besar dalam
layanan?
Kalau dari satu bulan saya lihat ada 3 kali ke sekolah untuk pemberian informasi, membantu
memberikan pendidikan kespro, rata2, kalau satu sekolah ada 40 x 3 berarti ada 120 anak per kota
kabupaten. Kalau ada 34 K/K di kali 120, seharusnya, dan itu juga bisa terukur apa saja informasi
yang diberikan. Lbh spesifik bisa dilihat. Tapi saat ini Kelemahan pkbi sebagai organisasi dalam
melakukan pemotretan data tidak bisa dilihat informasi apa yang diberikan. Seberapa besar peran
informasi itu dalam pengurangdan dampak buruk.

Oke, good, bagus banget! Masih banyak lam


Aduuuh..

Baru masuk ke tiga, 4 halaman lagi..


Ha ha ha... ngeri banget...

Yang menarik adalah terkait dengan nilai2 PKBI, apa sebetulnya nilai, sesuatu yang diyakini
benar oleh PKBI sebagai sebuah kebenaran dalam hal pemenuhan HKSR, apa yang
melatarbelakangi PKBI?
Ketika sesorang terpenuhi hksr maka tidak ada lagi.
HKSR ada 10

Yang saat ini yang sedang gencar diperjuangkan oleh PKBI dari 10 hak, apa?
Hak mendapatkan informasi, layanan yang keduanya.Terus?Udah. Yang selama ini memang tidak
diberikan oleh pemerintah
Pemerintah tidak menghalangi tapi juga tidak memberikan.

PKBI telah melakukan JD ke mahkamah konstitusi, tahun berapa?


Tahun 2015 kalau gak salah maretapril

Dan kemudian dinyatakan PKBI di tolak.Siapa saja actor yang terlibat?


Jaringan utamanya seperlima, famplet, pkbi, rahima, hivos gak termasuk karena jaringan
internasional, puska genseks termasuk.

Apa gagasannya/ide perubahan yang ingin di wujudkan oleh pkbi terkait kesehatan seksual
dan reproduksi?
Kalo untuk gagasan pada hal kecil tapi akanberdampak besdar. Pertama adanya mekanisme
penanganan ktd remaja yang tidak menikah.Skrg belum ada?Belum.Karena terkait PP 61, Layanan
aborsi hanya boleh di akses oleh korban kekerasan dan perkosaan.Yang kedua, Menurunya
kekerasan seksual yang di alami oleh anak.Adanya UU perlindungan anak Secara konstitusi UU nya
sudah ada tapi implementasinya belum ada.Ketika implementasinya sudah mulai digerakan maka
masyarakatnya harus dayung bersambut.Masyarakatnya harus akses.

PKBI kan pada saat mengajukan di tolak, apa follow up setelah JR yang diajukan PKBI dan
kawan2 seperlima di tolak?
Follow up masih ada, upaya strategis tidak harus melulu menyasar sisdiknas tapi bisa juga dilakukan
melalui pendidikan berbasis penanggulan kekerasan yang disipin atau di sisipkan pada
kurikulum.Insersi pada mata pelajaran yang sudah ada di sekolah.

Sudah tidak akan melakukan JR lagi?


JR Sudah tidak bisa dilakukan dalam waktu 5 taun.Karena kan sudah pernah dilakukan. Sekarang
upaya yang dilakukan PKBI Bagaimana insersi dilakukan dan bagimana dilakukan monev nya.Itu
yang harus dikuatkan.

Apakah nilai2 yang terkandung dalam hksr kaum muda itu relevan dan bisa menjawab
persoalan2 yang dihadapi kaum muda terkait seksual dan reproduksi?
Untuk saat ini ya.Krn belum terbukti karena asumsi saat ini ketika hak dipenuhi maka akan
tertanggulangi semua permasalahan terkait kesehatan seksual dan reproduksi. Secara otomatis

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


remaja nya dapat menentukan pilihan2 terkait perilaku yang ditampilkan dan mengenali berbagai
risiko.Remaja lebih selektif dalam mengambil keputusan.Fungsi preventif berjalan maksimal.Keran
yang bocor masih ada saja.Remaja yang mengalami risiko lebih terminimalisir.Ketika ada remaja
yang mengalami risiko lebih lanjut maka pemenuhan hak thdp akses layanan bisa
diberikan.Semangatnya Zero victim tp tidak mungkin sampai nol tapi meminimalisir korban sangat
mungkin.
Tenang..tenang…minum dulu minum dulu…

Jika kaum muda dipenuhi HKSR nya maka isu2 terkait KTD dapat diminalisir, ada juga
hakatas kehidupan yang layak. Alat kontrasepsi jika diberikan kepada remaja amaka akan
menyelesaikan permasalahan kespro remaja, bisa dijelaskan?
Betul, karena masalah kespro sangat identik dengan KTD, HIV AIDS dan IMS.Metode penularan
kita cegah, Hasrat untuk melakukan hubungan seksual tidak bisa di atur dan dicegah.Dimonitoring
dan segala macem.Yang bisa dilakukan bukan menghentikan maka penggunaan alat kontrasepsi
terutama kondom dapat meminimalisir terjadinya risiko terkait perilakunya.

Ada faktor lingkungan yang menghambat adalah budaya, dosa, PKBI berusaha mau tidak
mau berlawanan dengan perspektif masyarakat juga berlawanan dengan kebijakan yang di
jalankan oleh pemerintah.Adakah aktor2 yang menurut alam melakukan gerakan dan
menghalangi perubahan yang di lakukan oleh PKBI?
Terkait isu kespro ini, waktu pembatasan jsaja umlah anak mendapatkan tantangan yg sangat besar
dari kelompok agama apalagi pada isu2 spesifik pada perilaku bersiko.Sebenarnya kalau dari segi
tataran norma jadi sedang ada perdebatan di masyarakat adanya diskusi norma dengan diskusi
fenomena karena kelompok agama sangat memperhatikan norma tapi juga kaya kasus aa gatot ahli
spiritual tapi kalau dilihat dari berita2 kayanya perilaku seksualnya berisiko kalau dilihat dari
pemberitaan.Kalau dari segi norma semua sepakat pasti misalkan hus berisiko seharusnya tidak
terjadi tapi kan fenomena nya masih ada. Maka diskusi nya di ajak ke ranah pada pemuka agama di
ajak pada bagaimana menangani fenomena itu terjadi bukan pada diskusi norma maka pemuka
agama yang asalnya sebagai penghalang dalam pemenuhan hksr tapi membantu dan ikut serta dalam
membantu pemenuhan hksr.

Ada gerakan2 apa yang bisa dijelaskan?


Kalau dari para ulama ada kaya fenomena anaknya ustad arifin ketika dia mempromosikan nikah
muda asik, menyenangkan dan berpahala, kesenangan dunia dan akhirat segala macem.Ta[pi dia
tidak memperhatikan konteks ustad arifin sudah punya back up terkait kesejagteraan ekonomi untuk
anaknya, informasi untuk anaknya. dia punya finansial yang kuat di belakangnya. Ekonomi
terpenuhi segala macam.Seperti beberapa komentar istri anaknya bahwa sekarang istri anaknya
sakit2an.Ada faktor psikis dari anak yang tidak diperhatikan.Ust arifin sedangberasumsi dan
mengkampanyekan pernikahan muda lebih asik lebih enak lebih bisa menjamin kebahagiaan dunia
dan akhirat.Dia tidak melihat fenomena lainnya bagaiman pernikahan usia muda dapat berdapampak
buruk pada masyarakat. Dampaknya apa saja sih? Jangan di sebutkan label baik buruknya. Itu dulu
diteliti dampak menikah mud.Sama2 mengembangkan asusmi nya masing2.Karena ketika
menggunakan kesadaran agama banyak yang menggunakan kesadaran magis.Nurit aja bisa selamat
dunia dan akhirat.Umatnya lupa ketika mengkaji agama juga tuhan lebih senang orang2 yang kritis
yang mencari kebenaran. Kasus terbaru tentang promosi usia muda.

Oke jadi ada satu mewakili kelompok religi yang berupaya untuk melakukan gerakan
pernikahan anak. Selain itu ada kelompok lain yang melakukan upaya2 yang melakukan
gerakan bertolak belakang dengan PKBI?
Sebenarnya ada juga misalkan yang bertentangan dengan isu LGBT.Kelompok itu selalu berlindung
dari kasus nabi luth.Calon neraka jahanam segala macem.Inget kaum luth.Inget kaum
luth.Kelompok ini ada di masayarakat mereka tidak boleh tercabut haknya.Terkait pendidikan,
kesehatannya.Kelompok ini melihat ketika kita mengakomodir hak kelompok tertentu
akanberdampak pada kekacauan lebih mengakibatkan kemurkaan tuhan. Itu juga yang menjadi
tangan pkbi.Budi wahyuni pernah bilang Gerakan pkbi jadi gerakan jalur neraka karena tidak
diminiati kelompok agama.Ibaratnya Dua sisi pandang yang berbeda.Ketika pkbi mengkaji kajian
kritis tentang fakta2 di masyarakat tapi kelompok agama tidak turut serta bagaimana ini diselesaikan
hanya berdalih pada halal dan haram.Satu lagi fenomena tentang kriminalisasi LGBT dan perilaku

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


susila. Jadi ibaratnya gini ketika kelompok tertentu di kriminalisasi akan menghambat mereka dalam
mengakses layanan baik informasi, kesehatan, ekonomi, sosial dll. Di kelompok lgbt yang paling
terpapar permasalahan bukan pada lesbian, homoseks dan gay tapi pada transgender karena dia
berganti kelamin.Di ktp nya belum berubah, laki2 tapi secara penampilan perempuan.Kelompok ini
yang lebih rentan dengan stigma karena dia mengekspresikan diri sebagai jenis kelamin yang lain.
Lebih rentan terhadap pelecehan, tindakan kekerasan verbal maupun fisik disbanding gay atau
lesbian.ketika dia diam diantara komunitas masyarakat masih bisa sekolah dan mengakses pekerjaan
layak tapi waria gak ada yang kerja dimana. Saya itu sangat perspektif saya bukan pkbi.kelompok
lgbt sangat mendapatkan tantangan keras dari kelompok agama.

Oke, PKBI menghubungkan pendekatan layanan dengan advokasi.sejauh ini ada gak model2
yang telah dijalankan PKBI dan itu di adopt oleh pemerintah?
Ada, yaitu yg paling massif pendekatan layanan yaitu bkkbn yang mengadopi youth centre. Melaitih
sebanyak mungkin remaja untuk menjadi peer educator untuk dapat memberikan informasi kespro
kepada temannya. Itu salah satu kesuksesan pkbi sampaidi adoptprogramnya oleh pemerintah. Yang
lainnya, youth friendly services, kalau pemerintah melalui program pelayanan kesehatan pedulu
remaja di kementerian kesehatan di Puskesmas.

Advokasi seperti apa yang dilakukan pkbi sehingga berhasil di adopt pemerintah?
Kalau pkbi menghadirkan modelnya terlebih dahulu.di potret dan ditawarkan kepda pemerintah. Itu
salah satu strategi yang unik di bandingkan organisai lainnya. Pkbi menghadirkan contoh dan di
adopsi oleh pemerintah sebagi program utamanya

Oke, PKBI kan jaringan nasional dari tingkat pusat, daerah sampai tingkat kota/kabupaten.
Bagaimana PKBI bersinergi pusat, daerah dan cabang?
Sebenarnya diikatnya dalam indikator renstra nya pkbi.ketika pemenuhan hksr misalkan jumlah
layanan remaja yang diberikan pkbi.itu pemenuhan hksr di terjemahkan di setiap daerah yang
menjadi tagline remaja sehat dan bertanggungjawab. Program boleh apapun tapi satu tujuan diikat
nya melalui indikator renstra pkbi.

Oke, sinergitas dilakukan melalui indikator baik di tingkat pusat, daerah dan kabupaten,
selain itu ada lagi?
Ada lagi diikat secara project lebih pada intervensi yang direncanakan secara nasional dan di
impelemntasikan di daerah.satu lagi terkait pelaporan. Mekanisme perencanaan yang terpusat,
koordinasi, Peran monev, technical assistance dan yang terakhir mengevaluasi program
tersebut.Pkbi diikatnya secara nasional melalui musyawarah nasional yang disepakati.Indikator lahir
dari munas disepakati.

Nah tadikan dikatakan bahwa ada trending remaja sehat dan bertanggungjawab yang
dibangun sejak tahun 80an, apakah masih digunakan atau ada frame yang berbeda.
Untuk saat ini tidak ada framing yang berbeda.

Menurutmu apakah framing ini masih tetap relevan?


Kalau mau perubahan yang lebih massif, maka bukan lagi remaja sehat dan bertanggungjawab
framingnya, mungkin partisipasi remaja.Ada dua komponen utama, partisipasi remaja dan adanya
kebijakan yang mendukung.Tagline nya belum kesana. Seaht dan bertanggungjawab, 95%
gerakannya ke pemenuhan HKSR untuk teman sebayanya

Antar pkbi secara struktur organisasi, banyak relawan muda ada 508, bagaimana PKBI
mengikat mereka untuk aktif di pkbi untuk aktif memperjuangkan HKSR?
Ada 3 hal yang saya cermati, pertama mengikat dalam struktur kepengurusan baik sebagai pengurus
maupun eksektif/pelaksana program.Yang kedua dari fasilitas yang diberikan misalkan ruangan
untuk berkumpul, pkbi juga memfasilitasi pendanaan.Ketiga, pkbi menyediakan program2 yang
memang spesifik untuk remaja. Misalnya dibuka krannya ayo kamu untuk menjadi peer educator,
kamu bisa menyampaikan informasi pada teman lainnya juga. Itu keterikatan secara programmatic,
fasilitas dan struktur.Cukup menarik untuk remaja?Sebenarnya gak.Kalau ruangnya saja gak.Kalau
dilihat dari diskusi dengan direktur daerah sebenarnya yang menjadi titik pointnya pendanaan untuk
memfasilitasi kegiatan remaja.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


PKBI dgn relawan muda ada 3 hal buat mereka untuk mau bersama dengan PKBI,
sebenarnya alam melihat gimana sih solidaritas antar relawan remaja di PKBI?
Solidaritas terbangun per generasi.Sangat terkait dengan bagaimana pkbi mengelola relawan.Satu
generasi itu saja yang terikat. In charge dengan generasi nya sendiri. Faktor utama dalam pengikatan
relawan tergantung siapa relawan yang masuknya.Bukan ditentukan dulu nya ada siapa.Tapi siapa
yang berperan dalam generasi tersebut.Ada keterbangunan lintas generasi.

Apa strategi komunikasi PKBI untuk memperkuat solidaritas?


Untuk saat ini ada pkbi daerah yang aktif dalam membina relawan muda lebih pada mencipatakan
festival2 anak muda bersama untuk membangkitkan bahwa ada pkbi dan semua orang konsen pada
isu kespro.Itu yang pertama.
Yg keduanya ada juga daerah yang memfasilitasi remaja untuk melakukan mini sosial project.Ini
terkait dengan uang kembali tapi bagaimana uang tersebut tidak identic dengan ruangan.Remaja
dituntut untuk apa yang telah kamu lakukan dan akan melakukan perubahan apa yang lebih besar?

Apa strategi PKBI dalam mengorganisir kaum muda?


Yang tadi, terikat dalam program, terikat dalam struktur. Itu

Ini terkait dengan jejaring dengan lsm2 lain? Apa yang dilakukan PKBI untuk memperkuat
jaringan yang sudah terbentuk?
Untuk jaringan seperlima saya mengakui jaringan ini donor driven.Donor usai, jaringan
terhenti.Begitu juga dengan aliansi satu visi yang banyak diikuti pkbi di tingkat daerah. Yang
berbeda adalah jaringan GKIA karena menciptakan kegiatan bersama yang lebih massif karena
setiap organisasi di dalamnya yang diwakilkan oleh perorangan berkontrubsi pada apa yang bisa
dilakukan.Ada vocal point juga walaupun bukan pkbi sebagai actor utama.Ada beberapa actor utama
yang menggerakan jaringan tersebut.Kalau saya lihat mba aster WVI, dari save the children, dari
kemenkes. Kalo seperlima saat ini sangat vacuum. Ketika berbicara jaringan kespro actor nya itu2
juga hanya beda namanya. GKIA hamper seluruhnya ada tapi Yang seperlima kebanyakn beralih
pada jaringannya aliansi satu visi. Pamphlet gak, rahima gabung, puska genseks dia terlibat tapi
belum menyatakan secara lembaga tapi secara personal.
Apa sebenarnya faktor yang mendukung peran pkbi dalam jariingan?
Pkbi satu2nya jaringan nasiobal terkait HKSR. Karena gak ada organisasi lain yang bentiknya
jaringan

Selama ini yang menghambatnya apa?


PKBI tidak konsen terhadap penelitian dan pengolahan data2 yang dimilikinya. Sehingga pkbvi
hanya sebagai partisipasn apa yang bisa saya bantu. Lebih ke teknis.Atau pkbi punya uang support,
tidak sebagai innovator dari penelitian ini harus melakukan ini.Belum kesitu.

Tadi dikatakan ada 5% kaum muda, apakah mereka terlibat dalam aliansi ini?
Iya terlibat, Yang terlibat sangat aktif ASV.Orang pkbi juga. Remaja dominan ada jatim, jateng,
bali, Jakarta yang terlibat project sebenarnya dan koordinatornya ASV adalah mantan direktur
eksekutif nya PKBI.
Harusnya inimah BAP

Nah, PKBI telah melakukan JR ke MK untuk perkawinan dini dan sisdiknas, bagaimana
PKBI memobiliasi remaja dan actor lain untuk mendukung JR tersebut?
Sebenarnya banyak, kelemahan pkbi adalah, ini salah satu output project.Kurang tepat waktu
dibahas dengan teman2. PKBI tidak tepat melakukan JR karena situasi politik.sudah pesimis tapi
karena output project. Situasi politiknya adalah data2 penelitian, data penunjang, Upaya
mempengaruhi opini public belum dilakukan, upaya mempengaruhi opini pengambilan kebijakan
belum dilakukan sedangkan JR sudah dipanggil.Tergesa2 karena terkait project mau berakhir, harus
tepat, Akhirnya di tolak. Harusnya pkbi seperti apa biar gak project minded? Harusnya pendidikan
kespro mau di adopsi oleh Negara, jaringan harus dapat menghadirkan model, ketika sekolah
mengimplementasikan pendidikan kespro, bagaimana kondisi sekolahnya.

Saya pikir kita sudah selesai. Alhamdulilah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 3 (bagian 2)
Wawancara

Nama Informan : ASB


Posisi Informan : Staff – PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 20 November 2016
Tempat : Perumahan Puri Bali – Sawangan Kota Depok

Ada beberapa pertanyaan yang waktu itu belum sempat ditanyakan, mungkin kita bisa mulai
lagi diskusi tentang gerakan remaja di PKBI.waktu itu kita sempat diskusi tentang PKBI
sebagai organisasi gerakan, saat itu alam setuju atau gak?
Kalau saya inget setuju,kan pkbi juga saat ini memang sebagai organisai gerakan tapi gerakannya
tidak mengarah pada perubahan yang lebih besar misalnya kebijakan. Belum sampai sana, tapi
perubahannya untuk merubah komunitas dari segi perilakunya, tapi prinsipnya gerakan karena
disana ada kerelawanan. Ketika kerelawanan disitu juga harus ada kepedulian yang menggerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu, pasti.

ASB - kan di PKBI pusat nih, di PKBI pusat ada beberapa divisi. Nah, alam melihat relasi
kerja antar divisi itu berkontribusi gak sih pada gerakan kaum muda?
Pasti sangat2 berkontribusi.jadi ketika ada beberapa bagian yang menurut saya sangat strategis
ketika bicara kelompok muda di pkbi, pertama bagian program yang saya ada disitu, lalu ada bagian
kelembagaan, lalu satu lagi bagian renbang bagaimana perencanaan terhadap gerakan kaum muda
di pkbi bukan hanya ide saya tapi juga harus disepakati secara lembaga. sehingga menjadi keputusan
lembaga. kalo di program bagaimana kita melakukan gerakan2 kalo melihat rencana strtaegis pkbi
sampai 2020 kita menjadi centre of excellent dimana CoE pasti services. CoE yang lain juga
advokasi. Ketika ada coe di layanan, pemberdayaan, advokasi ini juga harus sinergi dengan
penguatan kapasitas, bicara peningkatan kapasitas terhadap kelompok muda ini sangat terkait
dengan kelembagaan.Kan sekarang kelembagaan punya training development yg sekarang kang
agus di dalamnya, kang agus di dalamnya berbicara peningkatan kapasitas bagaimana menghadirkan
standar training tertentu terkait jiwa kerelawanan. Visi akan perubahan yang diharapkan kelompok
muda juga ini harus di hadirkan dalam training.nah lalu bagian terakhir yang sangat penting adalah
bagian renbang.selain merencanakan bagaimana pkbi gerakan kelompok muda yang kedepan nya
bersama bidang program, juga bagian renbang akan sangat berperan strategis pada upaya2
penelitian. Ketika gerakan tidak berdasar penelitian2 yang mendasar maka ya
ngambang.Gerakannya gak kemana2 hanya akan menjadi topik pembicaraan. Perubahan yang
diharapkan juga tidak jelas.Tapi kalo berdasarkan training2 tertentu kita punya kekuatan terhadap
pemikiran kritis.Jadi pemuda di pkbi punya dasar kenapa dia melakukan hal tersebut.Jadi tidak
kesadaran magis. Pkbi pusatnya harus melakukan ini, saya disuruh untuk penyuluhan misalkan, ya
udah penyuluhan3x tapi dengan p[enyuluhan itu apa sih yang ingin di rubah oleh anak muda itu
sendiri. Nah itu mungkin bisa di jembatani oleh riset2.selain ada perubahan tingkah laku di anak
muda yang lain, anak muda harus memahamisecara kebijakan ada yang mempengaruhi. Nah
bagaimana lingkungan kondusif mampu diwujudkan anak muda melalui penelitian2.anak muda
harus tau seperti apa kebijakan yang diharapkan dan dapat mendukung, apakah ada kebijakan yang
diskriminatif atau belum ada, nah itu dibuktikan dengan kajian2 yang selaras dengan perencanaan.
Apakah bidang2 tersebut telah bekerja secara sinergis untuk gerakan orang muda di daerah?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Belum sih, untuk saat ini masih bertumpu pada bidang program, tapi upaya2 yang dilakukan saat ini
terutama di 2017 ini di awal pertengahan 2016 sudah terlihat ada integrasi antara program, renbang,
trus ada percakapan dengan bidang kelembagaan. Mudah2 an di tahun 2017 ini kesepakatan ini
sudah berjalan.

PKBI kan ada struktur organisasi, apakah struktur organisasi PKBI berkontribusi pada
gerakan yang sekarang ada?
Sangat berkontribusi, terutama pada awalnya yang saya tau perlu adanya keterwakilan anak muda
dalam kepengurusan pkbi dan strukutur pkbi, forum remaja menjadi bagian dalam struktur
pkbi.memang itu menjadi suatu keanehan yang besar ketika di forum remaja di pkbi jogja yang
dibangunnya diluar, memang bandung juga sama, pkbi menjadi bagian organsiasi strategis dalam
forum tersebut yang memang punya pengaruh di BYF tersebut. Tapi sekarang di tarik kedalam
karena isu di lembaganya kaderisaisai.Hal ini mempengaruhi ketika strukturnya di tarik kedalamjadi
kebanyakan anak muda di pkbi lebih mengurusi hal2 internal.

Di satu sisi itu mendukung gerakan kaum muda, tapi di sisi lain melemahkan karena justru
remaja mengurusi internal PKBI. Kenapa itu bisa terjadi?
Sepanjang yang saya tahu di tahun 2014 akhir atau 2015 awal waktu ada munas.di munas itu, remaja
itu sendiri yang ingin forum remaja ada di dalam bagian struktur pkbi.tapi justru dia malah ngurusin
internal pkbi, bersuara di dalam pkbi. merubah kebijakan2nya kebijakan internal. Diluarnya gak
kedengeran.

Kenapa itu bisa terjadi?


kalo saya liatnya semangat untuk merubah kebijakannya ada tapi selama ini yang mereka kerjakan
yang ada di daerah2nya layanan dan penguatan kapaistas terkait layanan. ketika harapannya besar
adanya perubahan kebijakan yang dia tau yang dia bisa capai, internal. dia tidak dihadirkan bahwa
terdapat kebiajakan di lingkungan sekitarnya yang juga berpengaruh terhadap kehidupannya.

Apakah kebijakan di PKBI dinilai remaja tidak akomodatif terhadap kepentingan dan hak
kaum muda?
Sebenernyaketerwakilan 20% remaja di dalam kepengurusan ini masih dianggap sebagai hisan
saja.Anak mudanya sendiri ketika berada ditempatkan pada posisi tersebut memang kebingungan
apa yang harus dilakukan. Dia berada di posisi seperti pengurus lain yang ngurusin internal pkbi.
mengevaluasi eksekutif.karna itu yang dilakukan oleh pengurus dewasanya. Jadi sebenernya sistem
apa yang dia pikirkan secara tidak langsung pengaruh daripengurus dewasanya. Kaya saya liat di
garut secara tidak langsung pengurus dewasa yang ada di situ walaupun belum ada p[engurus anak
muda nya karena cabang, baru ada keterwakilan anak muda baru kemaren. Dari pengurusnya
bagaimana pkbi dapat bermanfaat bagi orang banyak.Jadi jiwa pengurusnya ada kesana bukan
bagaimana pkbi ini berkembang punya banyak staff, uangnya harus gimana, gak hanya ke internal.
Ayo dong apa yang harus dilakukan untuk masyarakat nya.

Ada gak upaya dari PKBI pusat untuk suara remaja di dengar baik internal maupun
external?
Sebenernya ada ya, momentum nya diciptakan. kalo pengurus remaja punya pendapat
momentumnya di ciptakan lewat rapat pengurus yang paling kecil, lewat pertemuan tahunan
nasional, pertemuan daerah ada juga pleno di daerah, agenda besarnya di munas di ciptakan,
sebenernya banyak.

Kenapa akhirnya banyak suara remaja yang tidak terdengar, hanya sebagai hiasan, hanya
fokus pada internal?
Karena yang ada di kepengurusan itu tidak mewakili komunitas manapun.

Sistem apa yang salah?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Pemilihan keterwakilan kepengurusan itu, bagus ketika ada anak muda di pkbi, ketika dia ada di
kepengurusan pkbi, dia mewakili remaja yang mana, menjadi pertanyaan besar.Mewakili
siapa?berbicara untuk siapa? Dan memang saat ini keterwakilan remaja di dalam kepengurusannya
hanya sebatas gugur administrasi sebatas hiasan.

Sekarang tentang struktur di YC, apakah menurut alam struktur YC ditingkat


daerah/kota/kabupaten di tingkat cabang, itu mendukung terciptanya gerakan kaum muda?
Kalo tadi lebih ke keterwakilan remaja, kalo sekarang lebih ke YC, program utamanya pkbi, YCdari
tingkat nasional sampai cabang sebenernya sudah mendukung adanya perubahan, tapi memang
ketika pkbi adalah organisasi jaringan dimana setiap daerah punya otonomi, maka perubahan yang
di hadirkan ketika misalkan unfpa sudah mewarna pkbi sekian puluh tahun, perubahanitu, warna
tersebut tidak cepat dilakukan, perlu proses mewarnainya. Ketika misalkan kemarin trend nya
layanan.ketika ada perubahan visi emang perlu ada semacam tahapan2 yang ditempuh. Keterlibatan
direktur utamanya, kita perlu memastikan bahwa orang2 pemegang program di YC terkoneksi dan
memahami arah perubahannya. Ketika semua sepakat partisipatori terbentuk semua melakukan hal
yang sama. Selama ini yang saya lihat memang hubungannya baru sampai ke direktur.Biasanya
direktur gak nyampe ke pengelola program.Pengelola program juga tidak ada yang membina dari
pusat.Sehingga semuanya berjalan masing2 berdasarkan pedoman p03, ketika ada klinik kasusnya
gak spesifik, apalagi yang gak ada klinik kasusnya ya kemana2, kasus yang ditangani nya.

Jadi model YC ini menurut ASB belum mendukung gerakan kaum muda?
Belum komprehensif karena hanya baru menyasar satu bagian yaitu hanya pada aspek layanan.mau
sampai kapan. Sedangkan ketika pemenuhan hksr untuk remaja, hak itu kan seharusnya di dorong
ke pemerintah bukan YC. Ketika YC nya tetap terbelenggu disitu, Harus berapa banyak resources
yang kita berikan. Dana yang kita butuhkan untuk memberikan layanan kepada remaja, begitu
banyak sekarang, hamper 70% usia produktif di Indonesia, kalo anak muda nya hamper 50%
sekarang, YC nya ada 27, berapa banyak yang harus digunakan resource nya. Kalo sekarang hanya
sebatas layanan,YC kita harus juga punya konsen terhadap kebijakan yang perlu ada dan kebijakan
apa saja yang sudah ada tapi masih diskriminatif, kebijakan apa yang sudah ada tapi tidak
terimplementasi. Harus kearah sana.

Apa yang harus dilakukan PKBI pusat untuk memperkuat model YC sehingga mengarah
pada perubahan kebijakan sehingga negara mau berpihak pada seksual dan reproduksi kaum
muda?
Untuk saat ini perubahan gaya intervensi yang dilakukan pkbi pusat yang asalnya project based
menjadi program based, YC yang sudah mengarah pada perubahan kebijakan adalah YC yang
terdampak oleh proyek. Ketika YC tidak ada proyeknya ya nggak ada.skema untuk membuat YC
menjadi punya konsen terhadap arah2 perubahan kebijakan itu sudah dilakukan di 2016.walaupun
dalam pelaksanaanya sangat sulit karena sedikitnya dukungan dana disitu. Dan juga kapasitas
pengelola program di daerah belum mengerti.karena ketika ada proyek intens dilakukan tapi ketika
tidak ada proyektidak intens dilakukan.

Tetapi apakah PKBI pusat ingin mengarahkan remaja ke arah gerakan atau tetep sebetulnya
dengan nature PKBI di informasi dan layanan?
Semuanya tetep dilakukan tidak merubah pemberian informasi ditinggalkan, terus kita berubah
180%.tapi proporsinya ketika apa yang lebih urgent di daerah tersebut. YC bisa tetep memberikan
fungsi pemberian informasi, tp juga punya konsen terhadap adanya perubahan2 kebijakan secara
lebih eksternal.ketika pkbi pusat secara umumnya ada harapan untuk gerakan orang muda lebih pada
upaya advokasi, tapi memang sepertimya semua orang punya cita2 tersebut krn organisasi pkbi ini
besar tapi semua orang juga bingung darimana dimulai perubahannya. Akhirnya pelatihan advokasi
tapi juga bingung apa yang harus dilakukan. Kalo training2 sudah dilakukan dari 2012 melaui
proyek choices pelatihan advokasi sudah banyak dilakukan, tapi kenapa gak ada gerakan anak muda

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kesana. Karena memang tidak dibangun apa yang mau dirubah, permasalahan apa yang sedang
dihadapi, itu tidak dibangun.sehingga remaja nya kebingungan ketika sudah di latih advokasi apa
yang mau di advokasi. sebenernya bisa terpetakan melalui indikator bersama yang diciptakan, terus
isu strategis apa yang secara nasional menjadi prioritas pkbi secara nasional. Baik itu remaja,
pemberdayaan masyarakat maupun klinik. Harus ada isu bersama, Ketika dibentuk menjadi
kebijakan lalu perlu ada indikator.Di bidang pemberdayaan, remaja, klinik seperti apa, remaja
seperti apa. Ketika indikator 2 ini menjadi indikator nasional dan jadi kebijakan lembaga baru
bawahnya juga harus ikut.Terkait dengan caranya baru ada penguatan kapasitas.Kalo saya liat
sekarang apalagi untuk program remaja, nasional centre of excellent, lalu masuk ke renstra, jumlah
YC, lalu liat lagi ke bawahnya gak ada indikator di bawahnya.Minimal itu dulu, tapi memang
pertengahan 2016 dengan renbang sudah mulai di gagas bahwa ada indikator di tingkat nasional.Itu
juga yang kemarin di awal November waktu di bogor, Ketika menyusun rencana kegiatan di 2017
itu juga sudah di ajukan untuk rencana nasional di 2017 bahwa harus ada isu strategis yang di
highlight lalu nanti perlu ada effort bersama dari daerah untuk mencapai indikator nasional.
Kuncinya menurut saya ada di kebijakan dan indikator dan itu juga harus ada inline. Misalnya kalo
kita di , pemberdayaan apa , klinik apa, remaja apa.

PKBI ingin mengarah pada membangun gerakan kaum muda tapi saat ini masih kebingungan
di tingkat pusat maupun cabang, mau dimulai dari mana.Kemaren kita sempet diksusi
tentang nilai2 perkumpulan. Apa nilai/visi/misi PKBI mendukung terhadap gerakan kaum
muda ?
Visi misi sangat berpengaruh terhadap mindsetnya kelompok muda.Karena visinya CeO lebih ke
internal maka apa yang anak muda bayangkan ketika menjadi pengurus pkbi lebih ngurusin internal.
Pkbi menjadi CeO di 2020.Tidak bagaimana membangun masyarakat.Maka gerakan anak muda
cendrung internal.

Visi misi PKBI malah melemahkan gerakan kaum muda?


Betul itu asumsi saya

Apa yang harus dilakukan justru mendukung visi misi PKBI?


Visi misi gak tiba2 berubah.Harus ada rencana strtaegis nya ditetapkan 4 taun sekali. Harus ada
dokumen di bawah renstra kira2 isu strategis apa. Pkbi melalui program remaj nya harus bermanfaat
seperti apa.

Apakah itu belum ada?


Belum, belum ada.

PKBI punya kebijakan2, punya aturan formal di internal PKBI.Ada gak sih aturan formal di
PKBI yang mengatur tentang membangun gerakan kaum muda?
Belum, sepanjang saya tau belum.
Kalo yang terkait dengan Kespro kaum muda?
Kalo misalkan liat misinya, kelompok orang muda dilihat dari kelompok usia, pkbi udah ada di misi
ttg HIV AIDS. itu anak muda ada disitu ketika terkait dengan HIV AIDS. Cuma Ketika nyangkut
HIV kaya isunya eksklusif.Anak muda mengerjakan, ini di pkbi, Walaupun isunya sinergis anytara
anak muda di isu HIV AIDS dan HIV AIDS juga terkait anak muda, ini seperti sesuatu yang terpisah.
Kalomisalkan secara dokumen mungkin ada, seperti klinik, anak muda mengakses klinik,
terpenuhinya hksr itu ada, anak muda dengan HIV positif tetap beraktifitas tanpa diskriminasi.ketika
masuk ke program remaja ini belum sinergis. Ketika dulunya based project jadi intervensi juga
based project.project anak muda ini, pemberdayaan masyarakat ini, klinik ini, jadi jalan masing2.

Apakah perangkat2, aturan2 yang diciptakan PKBI membangun atau melemahkan gerakan
orang muda?
Seharusnya membangun ketika indikatornya menjadi indikator lintasprogram/lintas isu.indikator
dibahas baru per sector. Jadi misalkan Indikator klinik yang memang bisa dicapai bersama itu akan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


lebih strategis. Bidang program sebenernya sudah pernah membuat dokumen integrasi yang waktu
itu dilempar di konsultasi meeting dengan beberapa pkbi daerah.Cuma ketika ini mulai jelas ketika
anak muda bisa berkontribusi kesana, tapi ketika masuk di konsultasi meeting kenapa jadi mentah
lagi.Dokumen nya gak kemana.Pkbi justru melemahkan kaum muda untuk saat ini.

PKBI kan organisasi yang ada sistem administrasinya, yang ada teknologi digunakan, apa
saja sistem dan alat teknologi PKBI yang saat ini dimanfaatkan untuk program dan layanan
PKBI untuk kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Kalo misalkan di setiap pkbi tentunya satu hal di pkbi dia pasti punya tempat.Dengan infrastruktur
yang dia punya di setiap daerah itu beraneka ragam.Tapi Kalo kita liat standar youth centre yang
paling tinggi. Sudah banyak ketika dalam pelayanannya mengikuti unsur kebaruan, mengikuti
trend.Ketia anak muda menjadi netizen, pemberian informasi kespro ada upaya2 pemenuhan lewat
media online yang biasa di akses oleh anak muda.Tapi tidak meninggalkan upaya2 konvensional
kaya misalkan tetap pendidikan kespro harus ada di sekolah, diberikan melalui single session melalui
seminar2 itu juga tetap dilakukan.Tapi kalau misalkan berbicara mayoritas program remaja pkbi,
gimana masing masing karena ada pkbi yang kaya ada yang tidak. karena YC kalo dilihat memang
selain tenaga harus ada resources yang lain yang harus keluar dan high cost.

Terkait pemimpin dan kepemimpinan, Saat ini ada gak sih aktor muda PKBI yang
berpengaruh terhadap gerakan kaum muda?
Gak ada.Belum ada yang menonjol.Jadi dulu semua orang terinsiprasi oleh satu orang, harry
kurniawan. Dulu itu sosokya, sosok program remaja pkbi nempel di situ.Emua orang ngejar Gw
pengen kaya harry kurniawan.Sekarang belum ada.

Kenapa regenerasi itu kepemimpinan untuk gerakan gak ada?


Pandangan saya, satu sisi mas harry punya kapasitas memang sangat luar bisa, tapi satu sisi
hubungan ke atas sangat baik tapi ke bawah baik tapi tidak secara program baiknya secara personal.
Semua orang tau dia jago, tapi Kalo kita tidak mendekat, ilmu nya gak akan dikasih. Kita harus
nanya dulu baru ilmu nya di kasih.Apa yang mas harry punya gak ke deliver ke bawah. Ada gap
antara pengetahuan yang dimiliki mas hary dengan pengetahuan yang ada di bawahnya. Mas harry
tipe nya harus ditanya. Jadi dia tidak memberikan.

Regenerasi tidak jalan untuk kepemimpinan gerakan kaum muda di PKBI. Memang selama
ini strategi PKBI dalam memberdayakan kaum muda gimana?
Lewat project. Saya melihatnya seperti ini, cukup strategis apa yang ada di pikiran mas harry. Ketika
waktu itu sosial media belum booming seperti sekarang, ketika dia hanya bersentuhan dengan remaja
di pkbi harus bertemu langsung perlu biaya yang harus mendatangkan project.Satu2nya kesempatan
untuk membina pkbi daerah ya melalui project.Datangkan project sebanyak mungkin untuk bisa
berkomunikasi dengan pkbi daerah.

Apakah PKBI tidak mengeluarkan anggaran sendiri untuk membangun gerakan?


Komitmen ada tapi cendrung ke internal sehingga itu melemahkan

Jadi memang sangat terbatas ya anggaran untuk membangun gerakan kaum muda itu?
Iya kalau saya lihat setiap program punya kepentingan masing2, ketika punya kepentingan maka
satu hal yang saya cermati, ketika anak muda menitipkan anggarannya hanya pada program tertentu
saja, misalkan program remaja.Padahal gak inline seperti itu, padahal dia bisa nitipin program nya
di peningkatan kapasitas di kang agus, nitipin di advokasi di frenia, di klinik di mba heni.Jadi gak
haya single faktor program tremaja yang ada anggarannya. Kalo dulu semua di fasilitasi program
remaja karena semua orang punya fokus nya masing2 sehingga seolah2 saat ini pkbi melalui
danacore ippf nya tidak konsen. Ada konsen Cuma harus di intergarsikan aja.Ketika dia masuk
anggarannya masuk pemberdayaan masayarakat, di situ juga harus dipastikan.Tapi punya satu
pemahaman yang sama remajanya mau dibawa kemana, itu yang pasti.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kenapa PKBI itu kurang begitu berkomitmen menyediakan sumber daya finansial?
Jadi karena punya pikiran, saya beberapa kali ngobrol sama direktur dan kebanyakan berkata, ketika
pengelolaan remaja ini gampang2 susah, ketika tidak ada menuntut ketika sudah ada ditinggalkan.
Komitmennya seperti itu.Ketika dia tidak terfasilitasi, dia (remaja) menuntut untuk di fasilitasi.
Ketika pkbi daerah, saya ngobrol sama pkbi Bengkulu sudah memfasilitasi, malah remaja nya yang
kebingungan mau dipake apa. Jadi belum ada pemahaman yang sama ketika gerakan remaja pkbi
selain dalam pemberian informasi kespro mau dibawa kemana lagi, apa yang bisa dilakukan pkbi2
lain ketika tidak punya kapasitas disitu atau konsen remajanya disitu, mau di apain lagi. Sebenernya
kalo liat program pkbi, klinik menyentuh kerjasama di daerahnya dengan program remaja,
pemberdayaanmasyarakat sekarang program pnpm juga memberdayakan program remaja.Advokasi
juga bisa memberdayakan remaja.Saat ini terkesannya masing2, ini mah hanya mandate
project.Belum terintegrasi.

Jadi ada masalah bagaimana mengintegrasikan antar project di PKBI. sebetulnya PKBI
selain mobilisasi sumberdaya finansial, apakah PKBI menyediakan/mengembangkan SDM
misalnya melalui community organizer untuk memobilisasi partisipasi kaum muda?

Dari jaman pak inang, taun 2012 itu udah ada, jadi pembentukan CO2 remaja sudah dilakukan.

Dimana itu?
Di beberapa daerah yang memang ada projectnya. Ketika itu ada project choices, hivos ada
pembentukan CO2 samaYouth advocate. Itu sudah dilakukan tapi balik lagi, Merubah visi itu tidak
sesederhana melalui suatu pelatihan berubah ketika visin nya pkbi CoE p-KBI penguatan terhadap
layanan, ketika balik lagi ke daerahnya, ya penguatan layananapa yang dia punya untuk
remajanya.isu integrasi ketika dia balik lagi ke daerahnya, PKBI kan oke co nya dibentuk lalu pkbi
daerahnya tidak satu paham karena pkbi kan punya otonomi daerah.kalo tidak satu paham maka
gerakan remaja nya ya mental.

Oke jadi saat ini belum CO2 nya kemana? Gak efektif berarti?
Gak, gak efektif karena tidak didukung oleh visi misinya. Lalu secara nasional direktur juga gak
punya, oke ketika CO2 nya punya konsen terhadap permasalahan ktd, lalu ketika ini di bawa ke
daerah, direkturnya gak sepakat yang di bawa CO ini tidak menjadi gerakan lembaga, isu strategis
lembaga, ini juga mentah lagi. Jadi memang perlu disepakati isu strategis nasional yang di dorong
ke direktur2 baru CO nya di bentuk.Kalo yang kemaren CO nya dibentuk tapi secara pemegang
kekuasaan belum ada visi kesana.

Tadi SDM sebenrnya sudah dilatih, dibangun, disediakan CO terlatih cuma tidak efektif yang
cendrung berhenti karena project.Sekarang apakah pkbi memfasilitasi wadah kaum muda
untuk membangun gerakan pkbi di daerah2, kota/kabupaten?
Sekarang di fasilitasi, tahun 2016 di fokuskan anak muda di pkbi yang tidak tersentuh project.Untuk
daerah2 yang tidak ada project nya, Tantangannya mencari teman dulu, ketika dia hanya sendiri,
waktu itu saya inget banget di PKBI NTT, Gerry ini hanya sendiri, waktu itu dilatih di pkbi pusat
tentang youth advocate. Ketika dia pulang ke daerahnya dia bingung mau ngapain dari pelatihan
pkbi pusat. Ngobrol sama pkbi daerahnya juga gak punya visi misi. Mau ngapain apa yang harus di
kerjakan gak punya semangat.pokoknyakumpulin dulu temen sepakati mau melakukan apa ketika
berbicara kesehatan seksual dan reproduksi. waktu itu lagi bingung isu kekerasan terhadap anak lalu
penyuluhan waspada kekerasan terhadap anak.mereka difasilitasi pkbi, dilatih lah tapi hanya kaya
orientasi pkbi. nah ada 26 orang yang satu visi ngumpul di berikan orientasi, setelah di orientasi
akhir2 nya saya sempet lost beberapa saat, dan mereka tiba2 sudah ada media yang melirik dan
melihat ini gerakan anak muda NTT yang peduli kespro. Waktu itu di pesbuknya gencar banget
hastag beta peduli kespro.PUNCAKNYA Diliput metro tv diakui media nasional. Bahwa ini gerakan
anak muda NTT yang peduli kespro dan memang malahan sama pkbi ntt nya tidak di support tidak
mendapatkan dukungan. Itu gerakannya merubah layanan karena itu yang mereka tau. Jadi balik lg
ke khitohnya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ada dua, PKBI daerah yang memfasilitasi wadah kaum muda tapi ada juga kasus2 dimana
PKBI tidak mewadahi itu, kaum muda sendiri yang mencoba membangun sendiri tanpa ada
dukungan?
Satu hal yang saya garis bawahi, mereka perlu apresiasi/pengakuan dari nasional.ketika itu diakui
secara nasional mereka tetap beraktifitas.

Oke, fasilitasi pkbi terkait wadah atau mungkin ruangan untuk diskusi isu2 remaja.apakah
PKBI di tingkat daerah/kota/kabupaten/pusat menyediakan sarana komunikasi untuk
membangun gerakan kaum muda secara nasional maupun daerah?
Baru terbentuk di agustus 2016.Jadi media yang disepakatinya adalah waktu itu ada survey kecil2an
tentang media komunikaisi nasional. Ada berberap media, jadi waktu itu ada fb, wa, skype, webinar,
bbm.itu yang disepakati lalu disebar pada beberapa email yang di duga itu pengelola program
berdasarkan laporan yang masuk ke pkbi. akhirnyadari situ di kompilasi media yang di sepakati lah
wa group. maka di bentuklah wa group IPPA youth program, dari media wa itu, media sosial itu gak
ada bercanda2an. ketika ada isu2 tertentu, misalkan ketika ada pkbi daerah yang ingin wa meeting
di grup itu, misalkan ada kasus ini, barus diksusi, waktunya juga disepakati misalkan jam 4 sampai
jam 6. Ya udah diskusinya dai jam 4-jam 6 lalu silahkan jika ada yang mau ngasih masukan nantidi
resumekan.hasil nya nanti di sebar lagi ke seluruh pengguna wa. Jadi media yang disepakati secara
nasional adalah wa.
Apakah PKBI mendukung gerakan kaum muda melalui media2 KIE?
Kalo menurut saya media kie nya baru sebatas pada mendukung gerakan tapi belum menghasilkan
dampak yang besar.gerakannya baru sebatas mengharapkan perubahan perilaku dari individu tidak
mengarah pada mobilisasi kaum muda, mengajak kepedulian kaum muda bahwa ini ada masalah
ini.

Nah, apakah dari berbagai sumber daya tadi, manusia, keuangan, prasarana yang dilakukan
PKBI saat ini, menurut ASB, membangun gerakan atau justru malah melemahkan gerakan?
Awalnya melemahkan tapi saya pikir ini juga modal juga yang bisa menguatkan. Di tahun 2016
sempat kebingungan karena indikator awalnya jumlah YC, di bawa kemana saya juga bikin program
ngarang2, di 2017 agak terang, karena ada diskusi dengan renbang, kalo menurut saya titik terang
karena akan di ajukan menjadi indikator nasional benang merahnya. Saat ini lemah tapi ke depan
mulai ada penguatan.

Nah, menurut penilaian ASB, program dan layanan PKBI dalam pemenuhan HKSR kaum
muda itu seperti apa sih?
Jadi kalo keseluruhan baru sebatas pemberian informasi kespro yang dilakukan pada satu sesi
hampir di semua daerah trend di 2016 ini.satu sesi itu lewat seminar, diskusi, tidak berkelanjutan.
Adapun yang menuntut integrasi dalam mata pelajaran di sekolah itu juga tidak ada follow up nya
karena memang tidak di fu oleh pkbi nya. Jadi untuk sekarang memang naik turunnya program
remaja pkbi masih sangat dipengaruhi project.Ketika tidak ada project itu juga masih sebatas
pemberian informasi yang satusesi itu.

Menurut penilaian ASB, apakah PKBI pusat itu sebenernya memiliki komitmen gak sih untuk
membangun gerakan kaum muda?
Komitmen ada tapi sebatas ucapan, ketika masuk ke anggaran itu lemah.Ucapan banyak pengen itu
pengen ini, ketika masuk ke anggaran lemah.

Dari segi masuk kebijakan?


Lemah.Ketika bicara struktur pkbi di pusat bahwa pada awalnyadi 2016 di bagi 4 area, advokasi,
pemberdayaan masyarakat, remaja dan klinik. tapi ketika bicara gerakan remaja, menjadi gerakan
sendiri yang ada di program remaja. seharusnya tidak begitu. Ketika sama2 ingin membangun
remaja, klinik harus berkontribusi apa. Ketika berinteraksi dengan anak2 remaja, apa yang harus
disampaikan klinik, ketika bicara advokasi apa yang harus disampaikan dan pemberdayaan. Saya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sendiri program remajanya misalkan berfokus pada pemberian informasi, apa yang harus
disampaikan. Ada keseragaman. Gak yang ini ngomong apa yang ini ngomong apa. Bukan hanya
singal?

Apakah PKBI baik pusat maupun daerah punya kapasitas dalam membangun gerakan kaum
muda?
Untuk secara organsiasi ada peluang punya kapasitas. Tapi secara individu (staf2, relawan,
pengurus2 )belum punya dalam membangun gerakan. Karena belum ada tokoh yang konsen pada
isu kepemudaan nasional.

Kenapa ASB menilai seperti itu?


Karena ketika membangun gerakannya, gerakan ini kan sosial capital yang dibangun, internal
eksternal; bagaimana organisasi2 yang lain yang ada di luar pkbi ikut konsen dengan isu yang
dilakukan oleh pkbi. dan jaringan yang dibangun oleh orang yang ada di pkbi bukan sebagai personal
tapi lembaga.untuk saat ini jaringan ada yang membina keluar tapi lembaga ditinggalkan.
Dengan kapasitas PKBI yang lemah seperti itu, komitmen juga lemah, apakah gerakan kaum
muda akan terwujud?
Kalo kapasitas dan komitmen lemah, Mana mungkin terwujud. pesimis gak, sekarang dimulai dari
2016 masuk 2017 ada beberapa orang di dalam pkbi yang mulai menyatukan visinya, gerakan anak
muda harus kesini yang akan dibawa pkbi akan ke mana, itulah yang membawa kejelasan. Tapi
Ketika komitmen ini gak disepakatisecara lembaga. setiap orang akan membawa misi masing2 ya
akhirnya kemana2 lagi. Harapannya tetep, ketika ada beberapa orang di pkbi yang sudah satu visi
ini melakukan integrasi visi dalam pkbi diwujudkan dalam dokumen lembaga yang bisa di distribusi
ke semua daerah.

Walaupun di warnai oleh penilaian2 yang cendrung negatif terhadap orang PKBI dalam
membangun gerakan, tapi ke depan ASB optimis ya.
Optimis, potensi ada.Walaupun banyak yang melemahkan tapi potensi ada.

Apa faktor2 menurut ASB yang mendukung peran PKBI dalam membangun gerakan?
Satu sih sebenrnya karena pkbi adalah organsiasi jaringan di Indonesia. Dia tidak hanya di jakarta
tapi juga di daerah lain dan itu satu2nya lsm yang punya karaktersitik itu ya Cuma pkbi.dan itu
potensi yang sangat luar biasa. Lsm lain pun gak adakan ada yang punya.

Selain itu?
Kalo saya liat kita punya potensi umber daya keuangan yang luar bisayang digabungkan secara
nasional. Kalo itu bisa di arahkan pada kegiatan/isu spesifik maka hasilnya pun akan luar biasa.
Sudah Cuma dua itu.

Tapi tadi juga ada kelemahan internal yang menghambat PKBI?


Bekerja sektoral, project based. Saya juga gak memungkiri ya kalo kita lembaga pemerintah yang
memang uangnya dikasih misalnya kemenkes silahkan ini uangnya, tapi kan tidak, Kita ada
semacam mandate project di dalamnya sehingga itu harus terintegrasi. Tapi paling tidak orang2
persektornya itu sepakat bagaiamana berkomunikasi membangun gerakan remaja.Ketika kita ada
pleno gerakan remaja pkbi fokus pada 4 era penguatan menjadi pusat kajian, yang keempatnya
advokasi.yang itu yang harus sama, di share setiap orang.sehingga remaja di daerah kebungungan.
Nah ini yang paling bahawaya

Bahkan ketika PKA pun masing2?


Mba heni kemana, saya kemana, karena gak ada isu strtaegis.Oke 2017 kita kan menyelsaikan ini.
Apa yang akan kamu lakukan apa yang kamu lakukan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 4
Wawancara

Nama Informan : BM
Posisi Informan : Staff PKBI DKI Jakarta
Tanggal Wawancara : 25 September 2016
Tempat : Kantor PKBI DKI Jakarta

Namanya siapa ? BM
Aktif di PKBI sejak kapan? Sejak jadi relawan tahun 2004
usia berapa tuh saat itu? 2004, 12 tahun yang lalu, Usia 20 tahunan
Saat ini posisinya apa? Sekarang posisinya ....
Nah mungkin saat ini saya ingin nanya terkait sejarah program remaja di PKBI DKI itu
seperti apa?
Lengkapnya sih ada di buku putih CMM, sekitar tahun 2009 lah bikin buku putih yang mencoba
menuliskan sejarah CMM. Awalnya dulu sebenernya program remaja dari PKBI yang akhirnya
PKBI punya concern terhadap remaja yang Concern-nya itu melihat remaja tidak hanya dijadikan
objek punya program dan sebagainya. PKBI waktu itu mendirikan youth center di tahun 1992. Jadi
Centra mitra muda menjadi youth center yang pertama didirikan. Yaitu kemudian didirikannya
dlaam konsep melibatkan remaja sebagai subjek yang kemudian apa ya… bisa melakukan … terkait
penyebaran kespro ya… apa… seputar peningkatan pengetahuan kespro

Jadi awal program remaja lebih concern pada peningkatan pengetahuan?


Kaitannya sih lebih karena adanya banyak kasus kehamilan tidak diinginkan saat itu.

Ada gak sih kondisi politik atau kondisi sosial yang mempengaruhi pendirian CMM?
Kalo dibilang kondisi politik, saya kurang paham yah.. tapi waktu itu pkbi kan punya sejarah ingin
memastikan ledakan penduduk tidak meningkat kemudian angka kematian ibu dan bayi juga bisa
dikurangi terus beberapa risiko-risiko perlaku seksual terkait HIV dan sebagainya diprediksi akan
meningkat gitu… jadi lebih karena situasi – situasi seperti itu yang membuat PKBI punya concern
khusus terhadap remaja. kalo situasi politik mungkin untuk mendirikan youth center tidak ada situasi
politik tertentu… walaupun sebenarnya saya tidak terlalu paham pasti…

Pada tahun 1992 itu dalam konteks politik disini lebih pada kebijakan pemerintah saat itu
seperti apa ? sehingga PKBI perlu membangun program remaja dengan pendekatan youth
center?
Yang saya pahami ya itu… sebenarnya tidak ada situasi politik tertentu, Cuma memangkan.. PKBI
kan semua aktivitasnya dalam konteks advokasi. Jadi Advokasi terhadap pemerintah agar
pemerintah memiliki concern… dan menjalankan apa yang menjadi tugasnya terhadap masyarakat
dan warga negara gitu, Jadi emang konteksnya kan adalah advokasi. Politik dalam konteks kemudian
ingin mengubah kebijakan ya emang arahnya kesana, jadi ya dalam konteks supaya pemerintah
punya concern terhadap isu kesehatan reproduksi gitu? Gitu sih…

Tapi kebijakan apa yang saat itu ingin coba diubah?


Hmmm … kebijakan apa, sejauh ini berdasarkan cerita sejarah sih belum ada… Cuma memang
bukan pada tahun 1992. Pada saat kemudian yc itu berdiri dilakukan berbagai proses diskusi analisa
dan sebagainya memang disekitar 5 – 10 tahunan pasca itu PKBI memperjuangkan pendidikan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


seksualitas bagi remaja, yang saat itu PKBI mendorong pemerintah untuk punya kebijakan
memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja dalam konteks menyiapkan remaja
untuk ya itu tadi tidak menyumbang angka kehamilan yang tidak direncanakan, tidak menyumbang
angka kematian ibu dan anak. jadi berdasarkan cerita ya memang dalam situasi eehhh… ingin
melibatkan remaja… membuat remaja menjadi subjek yang melakukan pertukaran informasi supaya
remaja kemudian belajar bertanggung jawab, bahwa ada ancaman kematian, ancaman penyakit
meluar dan sebagainya yang remaja perlu siap dan perlu punya pemahaman yang tepat untuk
memutuskan aktivitas seksualnya gitu. Jadi sekitar, ya kalo gak salah sekitar 5 – 10 tahunan setealah
itulah baru kemudian PKBI berjuang untuk ya itu tadi mendorong pemerintah untuk punya kebijakan
terkait pendidikan kesehatan seksualitas untuk remaja.

Jadi ada perubahan fokus intervensi yah…. Dari awalnya lebih ke PKBI memberikan
informasi pada remaja kemudian 5 tahun kemudian, PKBI melakukan strategi tidak hanya
memberikan informasi tetapi juga melakukan advokasi?
Kalo dibilang perubahan sih.. mungkin karena waktu itu belum apa yah.. belum PKBI belum
memutuskan, karenakan kan PKBI dari awalnya kan memang merupakan LSM advokasi yah…tapi
advokasi untuk remaja, karena awalnya PKBI advoasi nya program KB untuk menekan jumlah
kelahiran, tapi kemudian saat membentuk program youth center saat itu setahu saya tidak sedang
dalam konteks akan melakukan advokasi apa?jadi masih program youth center terus kemudian
masih melakukan berbagai diskusi dan analisa sebenernya kebutuhan remaja dan sebagainya, itu dia
makanya remajanya dilibatkan sebagai subjek atau orang-orang yang bisa menyumbang apa sih yang
seharusnya dilibatkan atau dilakukan terhadap remaja sampai akhirnya PKBI melihat
pendidikanseksualitas itu perlu diberikan bagi remaja… sehingga itu yang perlu diadvokasi.
Mungkin kalo disebut berubah mungkin karena memang belum sampai kesana saja…

Saat ini kan PKBI itu ada beberapa pendekatan, PKBI memberikan pelayanan, PKBI juga
memberdayakan, PKBI juga melakukan advokasi, sebenarnya PKBI itu organisasinya seperti
apa sih tipologinya… ? karena dengan berbagai approachnya yang berbeda?
Advokasi… organisasi advokasi. Organisasi advokasi yang plat merah.. Hehehe…. Jadi LSM tapi
Plat merah gitu, plat merah itukan pemerintah yah. Sebenernya konteksnya advokasi, karna PKBI
kan karena PKBI kan LSM yah, jadi memang bukan tugas utama PKBI memberikan pelayanan
kepada masyarakat, karena itu jadi tugasnya pemerintah. Advokasi sebenernya yang utama… Cuma
dalam proses advokasi itu ternyata ada banyak strategi yang harus dialkukan untuk menyumbang
proses advokasinya. Pertama advokasi waktunya cukup panjang, tidak bisa dengan seketika
pemerintah kemudian mengubah kebijakan-nya yang sensitive dengan kebutuhan masyarakat. Yang
kedua, selama proses dalam waku yang cukup panjang...kan tetap saja kebutuhan masyarakat itu
sudah ada... sehingga PKBI merasa perlu untuk tetap memenuhi kebutuhan masyarkaat dulu selama
proses advokasiny masih berjalan. Yang ketiga selain melayani atau memberikan kebutuhan
masyarakat sebeneranya ini menjadi konteks memberdayakan masyarakat supaya advokasi yang
dilakukan adalah masyarakat yang melakukannya, masyarakat yang menajdi orang – orang yang
memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi miliknya mereka. Nah dalam konteks itulah PKBI
tetap harus kemasyarakat, melakukan proses pemberdayaan dan tetap melakukan pelayanan ya
dalam konteks kemudian masyarakat jadi bisa stand up, bisa speak out untuk melakukan proses
advokasi. Nah pelayanan, pemberdayaan, itukan juga kemudian menyumbang data dan fakta yang
itu juga menjadi alat bagi PKBI untuk mendorong pemerintah bahwa apa yang dilakukan oleh PKBI
dan apa yang diadvokasi oleh PKBI memang faktanya seperti itu, datanya seperti itu ada. PKBI
melakukan advokasi itu bukan untuk kepentingan tokohnya PKBI atau personalnya PKBI tetapi
berdasarkan fakta dan data dimana PKBI langsung terjun kemasyarakat.

Advokasi yang dilakukan oleh PKBI konfliktual atau non-konfliktual?


Apa sih itu konfliktual?

Kalo konfliktualkan advokasi yang LSM berhadapan dengan negara, LSM merasa
representasi dari masyarakat memperjuangkan hak masyarakaat berhadapan dengan negara
yang belum memenuhi hak rakyak itu... nah itu konfliktual. kalo non- konfliktual, PKBI tidak
berkonfrontasi dengan negara berhadapan dengan negara, tetapi dia bekerja bersama negara
dan pemerintah, memastikan bahwa negara itu memenuhi hak warganegara.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Dan memang apa namanya, memang itu yang tadi dimaksud, pKBI ini seperti LSM plat merah gitu.
Yaitu karena LSM kan pada sejatinya biasanya menggunakan cara-cara yang berseberangan dengan
pemerintah untuk melakukan proses advokasi kan gitu, tetapi kalo PkBI kan enggak, masuknya
melalaui kerja sama dengan pemerintah, membantu pemerintah yang padahal sebenernya ini lagi
mau dipindahin harusnya kamu yang melakukan, tetapi dilakukan dengan cara mengambil dari sisi
perspektifnya pemerintah, ikut bareng-bareng.. ya seperti itu.

Tadikan dikatakan bahwa melakukan advokasi itukan lama, memastikan kaum muda
terpenuhinya hak keshatan reproduksinya, kalo menurut bayangan BM, kira-kira berapa
lama negara akan mau memenuhi hak?
Karena hak itu banyak dan detailnya juga banyak , sepertinya jadi gak ada batasan waktu itu untuk
bsia terptenuhi semua. ICPD yang diperkirakan selama 20 tahun aja ternyata tidak semua dapat
dipenuhi oleh pemerintah gitu. Ya sejauh ini sih tidak ada batasan waktu, Cuma memang akhirnya
secara program ya, kita harus punya indikator prioritas mana sih yang kemudian paling mungkin
bisa dipenuhi dalam btgasan waktu yang sekian misalnya. Misalnya dalam 5 tahun paling minimal
apa sih, karena tantangnnya luar biasa yah. Udah mulai dari nol, terus misalnya udah sampe 50 %
dilakukan tetapi kemudian orang-orang yang sudah punya perhatian yang cukup kemudian berubah
psosinya, berupan tempatnya, atau kondisi politik diindonesia juga sangat mempengaruhi yang lima
tahun sekali itu pemilunya. Jadi memang waktu yang cukup untk melakukan advokasi yah jadi tidak
bisa seperti tanpa batas waktunya.

Oke .. tadi dikatakan bahwa hak seksual dan reproduksi kaum mudakan banyak. Berarti
PKBI pasti ada beberapa fokus yang saat ini akan dilakukan. nah hak seksual dan reproduksi
yang saat ini coba diadvokasi oleh PkBI apa?
Di PKBI DKI, pertama dari Isu pendidikan sebeneranya kebutuhan untuk pendidikan seksualitas
yang bisa dilakukan oleh semua untuk semua dari usia yang paling dini .. gitu. Kemudian Itu dari
sisi isu pendidikan. Kemudian dari sisi isu pelayanan ... dibutuhkan.. sorry maksudnya adalah sedang
melakukan proses advokasi terkait pemberian layanan yang ramah remaja atau youth friendly
services. Ada dua hal besaran itu yang sedang dilakukan oleh PKBI DKI sejak tahun 2007.

Kenapa 2 hal itu yang saat ini dilakukan?


Tapi kan dua hal itu kan juga sangat besar mas.. nah pendidikan sendiri itu, yah kita berharap ada
pendidikan yang bisa diberikan proporsional sesuai usianya, dan bisa dilakukan oleh siapapun
elemen sekolah yang memang ramah remaja karena tidak semua remaja mau mendapatkan atau mau
curhat dengan siapapun gurunya karena ada guru tertentu yang bisa dicurhatin dan ada guru-guru
tertentu yang enggak. Proses yang kita sedang ingin lakukan untuk isu pendidikan sendiri... eehhh
kita berharap sekolah punya perhatian khusus dan mereka yang kemudian menentukn pendidikan
seksual seperiti apa yang akan diberikan disekolah, jadi mereka yang kemudian membuat rencana
bagaimana carabta nih pendidikan seksual juga bisa dilkuakn disekolah.
Itu satu hal yang terkait dengan pendidikan Karena advokasinya sudah bukan lagi memasukan
pendidikan seksual menjadi mata pelajaran didalam UU sisdiknas, karena itu sudah kalahkan
kemaren gitu, butuh waktu panjang lagi untuk bisa kita melakukan advokasi judicial review UU
sisdiknas butuh waktu 20 tahunan...hehehe, Karena itu sudah gagal maka kita langsung di sekolah-
sekolah saja lah. Langsung di grassroot saja.

Berapa sekolah rencananya yang didampingi?


5 sekolah yang akan menjadi model untuk 5 tahun kedepan

Sekolahnya SD, SMP, SMA?


Sekolahnya smp dan sma . yang tiga SMP dan dua SMA

Ada alasan khusus kenapa di SMP dan SMA?


Iya ada, eeeh... sebenernyakan pengen mulai dari sekolah yang paling dini, yaitu SD Cuma ternyata
tantangannya masih lebih besar SD, masih banyak orang atau masih banyak pihak-pihak yang
melihat bahwa sd itu tidak perlu diberikan pendidikan seksual nah kalo smp selain kasus nya yang
sudah sangat banyak, pihak-pihak sekolah juga lebih terbuka dengan isu-isu pendidikan seksual.
Yaitu mungkin karena kasusnya yang juga sudah cukup banyak beda dengan SD, khususnya
kasusnya yang kehamilan tidak direncanakan yah. Itu mengapa kita mulai dari SMP. Jadi memang,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ini menjadi tahapan selanjutnya setelah kemariin kita mulainya dengan SMA terus... nah ditahun ini
kita mau coba mulai dari yang lebih dini SMP... nah itu mengapa mulai dari SMP. Cuma memang,
selain itu kita memang ada kerja sama dengan satu pihak yang rencananya pihak ini adalah
organisasi yang bekerjanya untuk meneliti, melakukan penelitian sehingga kita merasa bahwa kita
bisa sangat terbantu kalo kita bekerja sama dengan organisasi penelitian ini yang mereka pingin
melaukan pengamatan khusus orang per orang mulai dari smp sampai dengan SMA.

Apa nama institusinya?


Nanti saya kasih tahu yah, Lupa namanya apa. Jadi ada lembaga riset yang dia tertarik untuk
melakukan studi longitudinal, jadi mulai ngasih pertama kali sampai nanti sampai dia SMA dia
diamatin orang perorangnya gitu. Jadi menurut kita jadi moment yang bagus karena kita punya satu
studi khusus tentang itu, jadi SMP nya kita banyakin.

Selama ini kita cuma kayak jargon bahwa pendidikan seksual is efektif mengatasi kehamilan
tidak direncanakan atau tidak diinginkan tapi kita tidak punya data dari kita bukan dari luar
yang memang benar?
Dan emang bener gak sih apa yang kita lakukan ini ternyata terbukti mencegah kehamilan tidak
diinginkan. Jadi kita tertarik banget dengan studi ini waktu ditawarkan, ya udah bener kita ikut aja
harus ikut, kalo kita harus ikut konsekuensinya adalah karena dia maunya mulai dari SMP
konsekuensinya kita harus kerja sama dengan SMP lebih banyak, oke gak apa-apa nggak dibiayain
juga gak apa-apa. Kalo biaya untuk 5 tahun kedepan sebenernya biayaanya hanya untuk 4 sekolah,
jadi akhirnya kita nambah satu sekolah lagi yang tidak dibiayai oleh siappun ini jumlah smpnya
lebih banyak dan bisa diriset.

Terus oke...Gimana nih keterlibatan kaum muda?


Itukan dulu puskesmas ya tau hamil aja, ya udah itu mendingan itulah nikah dulu baru masuk ke
Poli KIA (kesehatan ibu dan anak), masuknya langsung poli KiA, tetapi dia tidak pernah diberikan
intervensi khusus atau bantuan khusus yang melihat usianya masih remaja, ada situasi apa pasca dia
mengalami kehamilan dan sebagainya, itu tidak berikan pelayanan apapun. Poli KIA apa? Ya udah
cuma mengecek kehamilan antenatal care... dsb. Tapi pelayanan-pelayanan yang sangat khas nya
remaja itu tidak ada... nah Cuma memang tetap saja puskemas terbentur dengan aturan main atau
payung hukum memberikan kontrasepsi dan pelayanan remaja lainnya, nah ini yang sebenernya kita
pengen mengadvokasi hal itu, Cuma kita tau persis bariernya , batasannya bahwa selama tidak ada
payung hukum , selama organisasi masyarakat lain itu punya kekuatan khusus dinegara kita gitu...
itukan barier-barier yang diluar kontrol yah, padahal sebenernya tantangan kita kan sebenernya
kepemerintah, tetapi ada barier-barier lain itu cukup turut membantu bisa atau enggak pemerintah
mengubah kebijakan.
karena ada barier-barier itu akhirnya kita coba menganalisa untuk, ya udah tidak perlu sampai
disana, apa sih hal paling minim yang bisa dilakukan oleh puskesmas ke remaja, kalo dia tidak bisa
kasih kontrasepsi padahal dia tau jelas-jelas remaja itu seksual aktif, apa yang harus dilakukan?
“rujuk”, ke tempat-tempat yang bisa ngasih seperti PKBI, setidaknya dia merujuk,” jangan menutup
akses”, dengan bahkan bilang harusnya ini tidak dilakukan, kamu harunya jadi anak baik-baik...
padahal habis itu tetap aja masih tetap melakukan hubungan seksual. Beberapa cerita diprogram
yang kemaren itu rata—rata puskemas habis dapat kayak gitu rata-rata mereka lost proses sama
remaja lost kontak ..karena puskemas tidak tahu bagaiamana caranya, yang kedua puskemas takut
dengan aturan?

Ada aturannya?
Ya adalah pasti, kalo kontrasepsikan kan aturanya ya peraturan pemerintah. Misalnya perarturan
pemerintah no.61 kemaren, tentang kontrasepsika nyanya diberikan kepada usia sekian yang sudah
menikah dan sebagainhya.. itukan salah satu aturan main yang juga menghambat.

Dan Puskemas melihat ini sebagai hambatan untuk memberikan layanan?


Iya itu pasti , terus yang datang bilang hamil tapi tidak mau menikah dsb... itu lost juga sama
mereka... lost kontak dan proses juga semua lah. Jadi dari situ akhirnya kita akhirnya mengajak
puskemas untuk ya udah , kalo ada situasi ini terjadi apa yang bisa dilakukan oleh Puskesmas,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


membantu konseling, konselingkan tugasnya puskemsas PKPR, jadi aturan mainnya sudah ada di
PKPR, Cuma tinggal kemudian kita membantu menguatkan puskemas untuk melakukan itu
membantu puskemas untuk menambah jaringan, membuka jaringan, jadi kalo misalnya pasca
konselng ternyata anak ini butuh shelter karena memilih melanjutkan kehamilan tanpa menikah
butuh shelter untuk sampai melahirkan, dia sudah punya jaringan dimana gitu? jadi advokasi –
advokasi yang kita lakukan yaitu puskemas dari sisi unitnya kepala puskeasmasnya itu bisa
mengeluarkan kebijakan-kebijakan, bisa membantu seperti itu dan sudin (suku dinas) dan dinkesnya
juga sepakat dengan yang dilakuakn oleh Puskesmas. Nah itu yang kemudian menjadi ranah
advokasi kita.

Jadi ada dua hal yang utama area intervensinya, Yang satu kesekolah dan dinas pendidikan,
yang satu ke puskesmas dan dinas kesehatan?
Tapi ada tantangan kita saat ini, tadinya dinas kesehatan sudah memulai proses MOU dengan PKBI
DKI untuk melakukan penguatan puskesmas PKPR tapi pada saat isu LGBT merebak ... STOP.
Karena PKBI ada materi LGBT dalam modul youth friendly services... sampai sekarang tidak
bergerak.

Padahal sudah MOU atau belum?


Lagi proses bikin, padahal kan kalau sudah MOU itukan sudah satu langkah advokasinya sudah
kelihatan deh, ada satu hal yang kemudian kita raih dengan dinas kesehatan membuka diri
melakukan penguatan puskesmas PKPR di DKI Jakarta yang mau konsern sama-sama ayo kita bikin
pkpr bener-bener melakukan layanan bagi remaja. .. itukan satu langkah yang oke hasil yang
kemaeren.

Apa memang perspektif mereka terkait LGBT?


Menurut saya sih ini bukan hanya soal perspektif, tapi soal itu tadi bagaimana kekuatan organisasi
masyarkaat lain yang ckup berpengaruh terhadap kondisi politik gubernur, kondisi politik kepala
dinas dan sebagainya.

Tapi saya melihat, saya pernah pernah dialog dengan ahok dalam pertuemuan sosiologi waktu
itu, perspektif dia tentang LGBT tidak berlawanan.
Makanya tadi saya bilang ini bukan persoalan perspektif. Karena gini di dinas kesehatannay sendiri,
kepala bidang kesmas, itu punya perspektifnya oke banget. Bahkan Justru dengan kepala bidsang
kesmas inilah yang dulunya dia kepala subdit makanya program ini jauh lebih berprogress karena
dia punya perspektif yang oke konsern yang bagus, mau berpikir dan sebagainya untuk bikin
program ini emang bener-bener bisa membantu pusesmas perspektifnya oke kok.

Memang perspektifnya seperti apa?


Dia paham bahwa remaja butuh ini, dia tau banget semau data, dia menganalisa semua kasus yang
ada di Puskemas termasuk kasus remaja, karena kespro remajakan ada dibawah koordinasi nya dia,
tapi dia terbentur dengan aturan – aturan yang tidak bisa memberikan kontrasepsi buat remaja kan
yang kita tuntut itu tuh, memberikan pelayanan-pelayanan remaja yang hamil tidak direncanakan
dan kalo memberikan pelayanan keremaja yang KTD itu tidak boleh memaksa harus selalu menikah
dan sebagainya kan yang dia tuntut itu dia sepakat dengan itu dan dia tau banget bahwa remaja itu
kasian banget kalo sudah hamil disuruh nikah gitu. Belum tentu jadi solusi juga dan dia tau banget
bahwa kondisi remaja di jakarta itu sexually active karena dia punya data . dia melhat data, dia
orang yang juga kan pernah jadi kepala puskesmas dan sebagainya, perspektifnya sih sejauh ini oke.

Maksudku perspektif tentang LGBT nya seperti apa?


Tentang perspektif LGBTnya aku belum tau sejauh mana dia clear dengan perspektif LGBT. Tetapi
memang kita bicaranya ditataran bahwa Puskesmas, pelayanan kesehatan itu terbuka buat siapa saja
tanpa memandang dia seksual aktif dengan siapa dan sebagainya tanpa memandang dia hubungan
sesama jenis atau lawan jenis dan sebagainya bahwa pusat layanan kesehatan seharusnya dilayanin,.
Itu prinsip dia, kepala bidang , Cuma ya itu pertama dinas kesehatan pernah disoroti tentang
pornografi disekolah yang katanya mengukur payudara , mengukur penis perkembangan itu itu
dilaporan, kan pernah kementrian kesehatan disoroting tentgn itu yang sebenernya orang salah
persepsi dengan itu sehingga mungkin kemudian kementerian kesehatan mendapatkan teguran
dengan keras, Cuman orang masih belum bisa menerima form-form perkembangan tumbuh

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kembang remaja itu yang sampai ke ranah seksual gitu. Nah itu satu hal, yang kedua ini persoalan
yang pemerintah sedang disoroti bahwa ya itu tadi punya program-program untuk LGBT jadi
khawatir dengan para orang tua atau organsiasi masyarakat, ya kayak gitulah karenakan situasi
kemeren memang cukup meleber kemana-mana gitu karena terlalu banyak orang yang bicara sih
menurut aku tapi jadi meleber kemana-mana. Nah Sebenernya stop itu bukan karena konteks dia
gak mau karena kita ada isu LGBTnya, dia pengen ini tidak dilebarin kemana-mana, pemerintah
tidak disangkut pautkan dan tidak dilebar-lebarkan dengan isu-situ tertentu. Kayakanya sih karena
kesitu udah kita tahan dulu saja, nanti saja prosesnya dilanjutkan jika isu LGBTnya sudah mulai
meredup.

Nah dari dua isu yang coba diadvokasi oleh PKBI, sejauh mana keterlibatan kaum muda?
Jauh sekali sih, jauh sekali mas doni karena di PKBI DKI semua kaum muda punya peran mulai dari
eeeh.. merencanakan, mengimplementasikan, memonitoring dan evaluasi. Itu satu, yang kedua,
Kaum muda itu punya posisi-posisi penting di PKBI pertama di kepengurusan kaum muda ada lebih
dari 30% ada disana. Kemudian ditingkat pelaksana, koordinator youth center itu harus remaja, jadi
istilahnya layer langsung kedua setelah direktur disetarakan dengan kepala-kepala divisi jadi
perannya sangat penting. Itudari sisi posisi.
Lalu kemudian yang ketiga, diprogram-program lain punya keterbukaan untuk keterlibatan kaum
muda misalnya diklinik sendiri bahwa klinik perlu selalu berkonsultasi dengan teman-teman kaum
muda supaya gimana sih pelayanan kliniky ang sesuai dengan kebuuthan remaja, allu di divisi-divisi
lainnya juga begitu. Di youth center sendiri yang bener-bener wadahnya kaum muda itu beraktivitas,
ya pkbi menyepakati untuk kaum muda itu bisa silahkan mengambiil posisi-posisi penting apapun
di youth center baik dari sisi pelaksana maupun relawan.

Maksudnya apa posisi penting ?


Maksudnya gini PKBI menyepakti bahwa center mitra muda menginginkan, remaja di center mitra
muda itu mulai dari oleh untuk remaja, yang artinya mereka yang ngasih, dari mereka untuk mereka
dan sebagainya gitu, tapi mereka kemudianmembuka ruang untuk partnership atau kerja sama
dengan orang-orang dewasa, eehh... diposisi penting mereka, struktur mereka itu mereka pilih
sendiri siapa sih koordinator yang mereka inginkan, orang yang mana yang mereka inginkan...

Jadi mereka punya otoriti untuk merekrut siapa yangmenduduki koordinator youth center,
siapa yang menduduki posisi di kepengurusan 30 %, itu maksudnya mereka memilih sendiri
posisi mereka.
Bener

Apa alasan PKBI DKI menempatkan kaum muda begitu strategis yah di struktur PKBI?
Yang paling pertama kan PKBI DKI kan memang harus menjalankan amanat yang menjadi
konsernnya PKBI secara organisasi yah. Bahwa PKBI secara organisasi punya konsen terhadap
remaja sehingga pKBI DKI perlu menterjemahkan konsern itu apa saja sih bentuknya yah.. ya
kemudian PKBI DKI menterjemahkan dalam peran-peran yang tadi , lalu kenapa PKBI DKI
menterjehkan seperti itu, karena kita melihat bahwa karena remaja ini bisa berbagai mancam
keterlibatannya, bisa dari subjeknya , bisa juga memberikan banyak informasi dengan kreativitasnya
dan sebagainya. Kemudian ternyata kalo kita kasih kepercayaan mereka bisa bener-bener
menunjukkan.. apa yang kemudian diharapkan oleh organisasi lalu kemudian ya..., buat PKBI
mereka juga subjek terdepan dalam melakukan advokasi gitu sehingga memang sangat penting bagi
mereka memiliki kapasitas yang sama ditingkatkan dengan orang-orang lainnya karena pada saat
mereka diberikan kapasitas yang sama dan ruang yang sama ternyata mereka dapat menghasilkan
hal yang sama bahkan lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa.

Dalam PKBI melakukan advokasi terkait pemenuhan hak atas pendidikan kesehatan seksual
dan reproduksi bagi kaum muda, posisi dan peran relawan muda dimana?, apa yang mereka
lakukan?
Mereka yang memulai berjejaring dengan pemerintah langsung. Jadi kita memfasilitasi ruangnya,
mereka bisa bertemu dengan siapa saja, orangnya yang mana, kontaknya berapa gitu, kita
memfasilitasi proses itu, tapi yang maju mereka. Mereka tidak hanya kesekolah tetapi dengan dinas
pendidikan dan dinas kesehatan mereka yang melakukan langsung. Jadi waktu kita mau proses
melakukan advokasi ke suku dinas pendidikan waktu itu, kita dapat berbagai kontaknya, suku dinas

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


pendidikan. Kita kasih kemereka, ini kontaknya yang bisa ditemuan orangnya ini, kita petakan
orangnya ini mungkin tidak peham kespro latar belakangnya... kita kontak semuanya, kita deketin
semuanya itu kita diskusikan yang datang langsung kesana, ektemu ngobrol itu langsung mereka,
kita hanya nemenin. yang menyampaikan mau ngapain itu mereka. Koordinatornya langsung, Itu
semuanya icha dan teman-teman sampai akhirnya suku dinas jakarta timur waktu itu ya itu tadi kita
metakan oranngya si bapak kasie SMK ini nggak terlalu paham kespro tapi dia punya keberpihakan
yang cukup baik kepada remaja nah waktu itu akhirnya temen-temen disambut baik banget sampai
akhirnya mereka punya program-program kespro untuk anak-anak SMK termasuk alokasi anggaran.
Walaupun itu sebelumnya tidak direncanakan. Karena itu tidak direncanakan sebelumnya mereka
mengatur sebisa mungkin alokasi anggaran itu, dimasukin sesi-sesi kespro oleh si kasie subdin SMK
ini. Itu semua proses yang ngoborol mereka.

CMM kan udah lama dari tahun 1992 berartikan telah 24 tahun dan selalu diminati oleh
kaum muda untuk menjadi salah satu ruang bagi aktivisme mereka artinya tidak pernah
berhenti regenerasi kaum muda yah... nah menurut BM ini apa yang membuat kaum muda
untuk selalu berkontribusi bagi PKBI?
Pertama sih sebenernya ruang belajar yang sangat terbuka, buat siapapun jadi kalaupun mereka ada
belajarnya ditempat lain sebenernya mereka memiliki kesempatan yang sama dan biasanya mereka
diskusikan diantara mereka. Selain ruang belajar juga ruang berjejaring, yang ketiga baru
memberikan manfaat bagi orang lain. Karena gini orang – orang yang tidak punya tujuan
memberikan manfaat sekecil-kecilnya gitu itu seperti kayak seleksi alam saja dan terus kemudian
akan keluar dengan sendirinya karenaya merasa mungkin disini tidak mendapatkan yang bentuknya
secara materi. Tapi karena ya itu, pada dasarnya tiap orang yang mau lama disini ya karena itu tadi,
dia merasakan manfaat bagi dirinya sendiri yang kemudian dia bisa bermanfaat buat orang lain.
Itu juga yang kemudian membuat berbeda remaja jaman dulu dan remaja jaman sekarang. Yang
jaman jaman sekarang, remaja khususnya remaja jakarta itu udah agak terkikis kebermanfaatan
untuk orang lain. Mereka lebih banyak yang untuk diri sendiri dan bentuknya uang, ini sempat aku
pernah diskusikan dengan salah satu dosen UIN, dia juga waktu itu sempat mengalami kesulitan,
susah bikin mahasiswanya beliau untuk terjun kemasyarakat, karena mereka lebih memilih
waktunya dihabiskan waktnya mencari pekerjaan yang event- event yang bentuknya dapat uang.

Artinya yang menarik gini, disaat kulturnya berubah kaum muda lebih ke materialistis, apa
yang dilakukan PKBI untuk menguatkan kaum muda untuk tetap stay fokus to kaum muda?
Belum dilakukan tapi sudah direncanakan, CMM perlu mengubah salah satu strateginya yang
setidaknya teman-teman remaja juga bisa belajar bisnis di CMM. Artinya secara tidak langsung dia
bisa berinvestasi dan menghasilkan uang. Belajar buka usaha gitu, tapi memang ini masih ditataran
diskusi ya. Ya itu tadi analisis kita ada pergeseran budaya di anak-anak muda jaman sekarang.

Tadikan ada sebetulnya motivasi – motivasi kaum muda untuk bergabung di PKBI salah
satunya peningkatan pengetahuan dan jejaring. Apakah PKBI memfasilitasi itu?
Iya tentu, Kita punya program peningkatan kapasitas rutin satu minggu sekali dan kita juga ada
program pelatihan setiap satu tahun pasti ada untuk teman-teman remaja. berjejaring itu yang paling
keliatan adalah karenakan PKBI dan CMM. Jadi CMM itu untuk dibeberapa jejaring mereka
terdaftar seperti satu organisasi sendiri gitu loh. Karenakan giini seharusnyakan kalo jejaring kan
hanya PKBI saja, terdaftarnya. Nah untuk di forum LSM peduli AIDS Jabodetabek CMM kita
daftarkan diluar PKBI, jadi seperti LSM sendiri, itu kita daftarkan sendiri supaya kalo diundang,
CMM sudah punya kuotanya sendiri untuk berjejaring, itu ruang yang kita buka supaya teman-teman
punya jejaring sendiri. Untuk beberapa jejaring lainnya, kita liat konteksnya, kalo memang itu
konteksnya kespro untuk remaja ya teman-teman CMM lah yang akan selalu datang untuk mewakili.

Saat ini jejaring CMM itu apa saja yah?


Aliansi Satu Visi, forum LSM tadi udah yah, Seperlima tapikan seperlima tidak terlalu aktif lagi
sekarang, kemudian jaringan aku lupa namanya apa tapi dia jaringan BNN lah, yang dibentuk untuk
anak muda di jakarta terus apa lagi yah, ya CMM kan juga terdaftar jadi pokja penanggulangan
AIDS di Provinsi dan Pokja penanggulangan AIDS provinsi yang juga pokja remaja di KPA
Nasional, jaringan program Genrenya BKKBN. Satu lagi Walhi, jaringan aktivis lingkungan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ada gak sih alasan pemilihan jaringan yang pilih atau jaringan – jaringan itu yang
diperbolehkan untuk dimasuki?
Sebenernya sih ini bukan boleh gak boleh yah, Cuma karena memang isunya CMM kan isu
keseahtan reproduksi remaja Cuma memang sekarang
Sekarang kita itu baru ngeh lah, kenapa Cuma yang kayak gini. Terus kemudian berpikir kayakanya
kalo kita hanya ikut dalam jaringan kayak gini kita tidak ikut mewarnai jaringan yang lain untuk isu
kespro akhinya ya itu, barulah kita membuka ya dengan jaringan lain. Tapi memang belum terlau
banyak mas, Cuma memang rata-rata lebih banyak ke komunitas hobi misalnya Nuncaku itu alat
yang biasa dipake ninja-ninja, terus komunitas stand up komedi, tapi memang belum terlalu banyak.

Sebetulnya Ide gagasan perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait kesehatan
seksual dan reproduksi?
Yang paling utama sih yang ingin dilakukan teman-teman adalah CMM pingin punya kekuatan data
dan dokumentasi apa yang menjadi kasus dan kebutuhannya remaja sebagai alat advokasi tapi kalo
perubahan yang diiinginkan terhadap pemerintah ya sebenernya yang tadi kita bicarakan soal
pendidikan dan layanan, kesitu arahnya, Cuma memang kita lagi berupaay untuk bisa jadi pihak
yang dilibatkan sering dilibatkan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk menurunkan peraturan
gubernur tentang penyelenggaran kesehatan reproduksi remaja. kita mau melakukan proses advokasi
agar pemerintah membuat juklak juknis dari peraturan gubernur no.31 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan kesehatan reproduksi remaja. itu yang kita mau upayakan ke pemprov karena
memang ya itu ya karena desentralisasi wilayaah / daerah jadi itu dilakukannya di setingkat provinsi.

Sejauh ini sudah sampai sejauh mana?


Belum ada progres yang signifikan karena ternyata itu situasinya memang agak rumit juga di
pemprov itu. Jadi berdasarkan beberapa observasi dan diskusi dengan pemprov dinas gitu – gitu,
masih banyak pihak yang gak tau tentang pergub ini walaupun telah dilakukan sosialisasi dan
sebagainya. Nah jadi kayaknya kita melihat pemerintah punya konsern keluarin pergubnya tapi juga
gak konsern konsern banget gitu. Setidaknya hanya keluar pergup nya saja. Ya udah gak diapa-apain
dan tidak digunakan juga gitu loh nah karena situasi itu akhirnya bentuk advoasi kita dilakukan
melalui surat, jadi surat menyurat kita ke dinas ke sekolah dan yang behubungan dengan itulah, kita
selalu menyebut Pergup supaya orang ngeh bahwa apa yang kita lakukan itu ada payung hukumnya
, ada cantolannya.

Nilai PKBI terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda itu seperti
apa?
Yang pasti, PKBI menghargai pilihan remaja atau kaum muda untuk menentukan bagaimana dia
melakukan atau berperilaku seksual dan sosialnya. Kita menghargai pilihan itu dan kita juga
kemudian membuka ruang pilihan-pilihan untuk membantu remaja mempertanggungjawabkan
ativitas seksual dna sosialnya sehingga kita memang punya nilai kalo kaitannya dengan perilaku
seksual itu ya PKBI DKI safe sex, dulu sebelum tahun 2009 masih no sex.

Kenapa berubah nilai tersebut?


Ya itu tadi kita perlu menyesuaikan bahwa kalo PKBI pro choices, pro pilihan ya berarti itu menjadi
hak seksual dan reprodusi remaja, itu satu. Yang Kedua, kenapa jadi safe seks kita juga melihat data
bahwa aktivias seksual remaja itu semakin meningkat, usianya semakin dini. Kalo kita masih
ngomong no sex berarti kita tidak sesuai dengan data dan fakta, kenapa kita milih safe sex kita
menghargai pilihan aktivitas seksual tapi kita mau memastikan bahwa pilihan itu sudah sesuai
dengan pemahaman yang benar, pilihan konsekuensi yang jelas dan apa yang kemudian dilakukan
sebagai bentuk pencegahan dan sebagainya misalnya menggunakan kontrasepsi. Makanya kita
mengubah menjadi safe seks.

Dulu kita PKBI punya “remaja bertanggungjawab” apa itu?


Itu Visi CMM itu

Nah itu seperti apa sebenernya? dan apakah itu masih menjadi salah satu nilai yang dipegang
oleh CMM sampai saat ini?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Masih dipegang, Karena tadi yah PKBI dan temen-temen CMM itu percaya bahwa remaja itu pada
saat dilibatkan dalam memilih apa yang baik untuknya dan kemudian menetepkan apa yang
diinginkan, direncanakan dan sebagainya, kita yakin kalo itu dilakukan, temen-temen remaja itu
merencanakan hidupnya kemudian punya rencana terhadap aktivitas seksual nya dan dia tahu harus
ngapain kalaupun ada hal-hal yang terkait dengan risiko perilaku seksual dan itu terjadi bagaimana
cara mempertanggunjawabnya itu semua dia lakukan dengan cara yang bertanggung jawab,
bertanggung jawab dengan hidupnya. Tapi yang perlu dipastikan adalah apakah remaja punya
pemahaman yang cukup, perspektif yang cukup untuk kemudian memilih, itu yang kemudian kita
harus pastikan bahwa kecukupannya itu akan membantu tanggungjawabanya.

Apa peran PKBI Pusat terhadap upaya-upaya gerakan kaum muda sesuai realitas yang
terjadi?
Kalo yang sudah dilakukan upaya PKBI Pusat ya itu tadi memastikan kebijakan yang menjamin
anak-anak muda menduduki posisi-posisi penting dalam pengambilan keputusan dan pengambilan
kebijakan. menurut aku itu peran PKBI Pusat yang sangat bisa dilihatlah itu satu hal, yang kedua
perannya ... sebenernya pusat itu punya berbagai rencana upaya untuk melakukan eksistensi program
remaja, youth center, kemudian upaya-upaya untuk melakukan proses advokasi dan sebagainya
Cuma sayangnya itu tidak tidak konsisten gitu dan jadi seperti tidak terencana karena kayaknya itu
hanya berdasarkan based on proyek, Sehingga kalo tidak ada proyeknya sampai sekarang tidak ada
orang PKBI Pusat, officer remajanya, yang bertanya misalnya gimana youth centernya apa yang
menjadi tantangan, apa yang telah dilakukan, nih ada data remaja atau ayo kita bikin gerakan remaja
apa dan sebagainya gak ada sekarang, karena tidak ada proyeknya kali yah hehehe... gitu jadi
menurutkan tidak konsisten dan tidak terencana, karena ini pernah aku sampaikan sejak aku masih
remaja, saat itu masih jadi koordinator youth center. jadi waktu itu aku menyampaikan, apa sih
visinya PKBI untuk remaja, PKBI pengen remaja itu pengen kayak gimana dan pengen sampai mana
dan apa peran PKBI untuk remaja. jawabannya jangan proyek gitu maksudnya karena proyek hanya
menjadi alat bantunya. Sebenernya programmnya banyak, upayanya banyak Cuma ya itu persoalan
konsistensi dan rencana jangka panjang, jangka menengah dan pendeknya itu seperti tidak terencana

Apakah itu berarti gerakan yang dilakukan oleh PKBI daerah tidak inline dengan PKBI
Pusat?
Bisa jadi, contohnya yang sekarang ... sekarang ya jadi seperti gerakan masing-masing PKBI daerah
saja tidak inline yang harusnya menjadi tugasnya pusat untuk menginlinekan gerakan di berbagai
PKBI Dareah dan tidak inline dengan PKBI Pusat juga. Harusnya bisa inline karena kan ada rensra
dan PKA namun yang menjadi masalah renstranya sendiri bentuknya bukan gerakan tapi indikator
teknis, jumlah youth center yang aktif, kegiatan yang dilakukan itukan teknis banget yah sehingga
itu tidak menlinkageskan gerakan antara gerakan PKBI Daerah dan Pusat. Tapi ya itu upaya-
upayanya sih ya kemudian tadi ya ada upaya – upaya melakukan advokasi judicial review Undang-
Undang sisdiknas sebenernya kan itu berbagai upaya yang membantu upaya advokasi di tingkat
daerah untuk kemudian melakukan advokasi ditingkat daerahkan bisa saling inline tapi pasca itu
selesaikan juga udah gak ada apa-apa lagi gitu , sehingga akhirnya asumsinya adalah ooh itu hanya
proyek itu saja yah. Kalo proyek seperlima gak ada jadi Pusat gak ada kegiatan itu. Padahal kitakan
masih melakukan, kita masih menguatkan Puskesmas , masih ini, Tapi gak ada tuh pertanyaan eh
gimana kegitan semester ini masih menguatkan puskesmas gak, gak ada pertanyaan itu. Munkin
PKBI sudah terlalu tua.

Jadi relasinya PkBI Pusat dan PkBI Daerah masih relasi proyek namun setelah itu tidak ada
keberlanjutan...?
Sayang yah, Padahal ada banyak isu menarik, isu yang kekerasan seksual di bengkulu apa sih yang
harusnya youth center semua PKBI daerah bisa suarakan bersama gak ada. Suaranya lewat mana
lewat jaringa lain tapi maksudnya PKBI Sendiri tidak mengambil positioning itu padahal kekerasan
seksual itu usia remaja walaupun disebut kekeraan seksaual anak. Oorang –orang yang melakukan
kekreasan seksual sebagian besar remaja.

Apakah PKBI organsiasi gerakan atau organisasi advokasi? Ataukah keduanya


Advokasi itu kan sebuah proses mengubah kebijakan, proses – proses untuk mengubah kebijakan
salah satunya dengan melakukan gerakan biar dorongannya lebih kuat, suaranya bisa lebih didengar
masa kita kalah sama FPI coba deh youth center bikin sperti FPI gitu pemerintah takut juga pasti tuh

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kalo gak ngasih pelayanan PKPR yang sesuai karena misalnya remajanya cukup ditakuti seperti FPI
kan harunya bisa speerti itu, kalo itu bentuknya gerakan jadi bentuk advokasinya bisa masuk dari
mana-mana.

Salah satu bentuk gerakan, adalah membentuk jaringan dengan banyak pihak. Apa yang
ingin diubah melalui jaringan itu?
Mainstreaming isu kesehatan seksual dan reproduksi kedalam jaringan sehingga banyak orang
punya perhatian terhadap isu kesehatan seksual dan reproduksi. Kalo banyak orang punya perhatian
akhirnya banyak orang yang konsern, banyak orang yang mau ikut bersama – sama mendorong apa
yang menjadi advokasinya.

Kalo sejauh ini kontribusi relawan-relawan muda dalam memainstreamkan isu kesehatan
seksual dan reproduksi kedalam jaringan itu seperti apa?
Sejauh ini sih, jaringan-jaringan apa yah karena mungkin eksistensi, ini persoalan eksistensi,
eksitensi nya CMM sebagai youth center, tempat ngumpulnya banyak remaja akhirnya CMM
dijadikan pusat konsultasi terkait isu kesehatan reproduksi remaja. itu yang akhirnya kita bisa lihat
indikator mainstreaming in isu keseaatan reproduksi remaja diberbagai jaringan dan termasuk di
pemerintah. Sebenernya kalo bisa di klaim sampai sekarang dengan akhirnya makin banyak pihak
ngomongin kespro remaja sebenernya kita bisa cukup mengklaim sebagai kerjanya PKBI lah, karena
dulu gak ada orang ngomongin remaja. kenapa sih harus ngomongin remaja, remaja belum lah nanti
aja.. tapi PKBI cukup mampu untuk mengubah persepsi orang bahwa ngomongin kespro remaja ya
harus sama remajanya, remajanya harus ditanya dan sebagainya, lallu remajanya perlu diberi
pemahaman kespro. Remaja melaluui rekan-rekan rmudanya cukup punya inilah untuk
memainstreamkan kespro. Istilahnya ginilah waktu itu kita punya program sosialisasi hak kespro
remaja ke beberapa LSM di Jakarta yang isunya bukan sebenernya bukan remaja dan isunya bukan
Kespro tapi isunya ada HIV, AIDS, narkoba dan lingkungan gitu-gitu. Kita keliling sosialisasi, yang
melakukan prosesnya teman-teman remaja, mereka berupaya untuk menambah perhatiannya orang
lain tentang kespro remaja, menurutku cukup berhasil kok.

Menurut BM saat ini apa sih sebenernya faktor yang mendukung eksitensi PKBI dalam
memalkkan advokasi?
Yang paling mendukung menurut aku, strategi PKBI yang tadi yah, PKBI tidak menposisikan diri
menjadi opisisi gerakan yang berseberangan dengan pemerintah tapi PKBI masuk melalui kerja
bareng membantu pemerintah melakukan berbagai hal. Sebenernya menurut aku itu strategi yang
cukup efektif bersama pemerintah, karena mereka tidak sedang dikuliti gitu, pemeritah seperti
tidaksedang di kritisi, seperti tidak sedang dievaluasi, dinilai gitu. Tapi kita masuk dengan ya itu
tadi, kita bantuin apa sih yang menjadi kesulitan, ayo kita bantuin fasilitasi dan sebagainya.
Ngomong yang penguatan PKPR remaja yang kita lalukan kemaren di ASK dan sebelum ASK,
puskesmas tidak pernah merasa digurui oleh PKBI atau tidak pernah sedang merasa dinilai oleh
PKBI sehingga Puskesmas waktu itu sangat terbuka dengan situasi yang terjadi di Puskesmas soal
PKPR padahal PKPR saat itu sudah jadi amanat kementerian keseahtan harus ada diseluruh
kecamatan.

Seberapa jauh keterbukaan dia terhadap PKBI?


Sampai ya itu tadi ngomongin lost proses remaja,kemudian gak punya anggaran, kemudian kepala
Puskesmas tidak punya konsern tergantung kepala puskesmas punya background apa sehingga
kosernnya disitu sehingga kalo kepala puskesmas backgroundnya KIA ya dia akan menguatakan
raungan untuk KIA dia tidak akan mengutakan ruangan untuk PKPR, PKPR gabungaja dengan ini.
Sampai ya kalo ada kasus-kasus juga akhirnya diceritakan sama mereka.

Kalo faktor penghambat?


Faktor penghambatnya adalah gonta – ganti SDM bukan hanya dilevel Puskesmas tetapi juga sampai
ditingkat dinas kesehatan itu menghambat. Jadi tadinya kasubditnya itu orang yang tadi aku cerita
orang yang konsern dan sebagainya, beliau naik jadi Kabid nah yang ngurusin kitakan dikasubdit
nih, programnya kespro, PKPR, UKS ini ada di kasubdit ini, dia tidak punya pemahaman yang betul
tentang kespro remaja, jadi pada saat kita datang kesana ngobrol semua obrolannya tentang
persaoalannya, keluhan, kita dicoret nih anggarannya. Padahal kita lagi diskusi pengen tahu
programnya dinas kesehatan untuk PKPR, UKS satu kedepan mau ngapain supaya ayo kita

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sinergikan dengan PKBI sebenernya ngobrolnya tentang itu tapi isinya keluhan semuanya jadi nggak
nyambung. itu tantangan luar biasa deh.
Syukurnya waktu itu kabidnya lewat ruangan, pas 10 menit lagi kita selesai. kabidnya lewat
didatangin disamperin sama dia. Setelah ngobrol barulah nyambung yang diobrolin tahun kedepan.
Oh ini, bilangin ibu kasubditnya, ibu ini lagi mengatur anggaran untuk program kekerasan seksual
di Puskesmas, baru nyambung ngomongnya baru kita tahu mau ngapain aja mereka kedepan tapi
setelah ngobrol sama kabidnya yang tadi. Aku lalo kayak gini aku sih berharap kasubditnya diganti
lagi, Karena untuk persoalan perspektif butuh waktu yang panjang untuk menyelesaikan
perspektinya dia tentang remaja butuh waktu panjang. giliran kita udah lelah-lelah nih berpanjang-
panjang urusan perspektif tau-tau dia diganti lagi kan. Ya gitulah, itu tantangan utama kerja sama
dengan pemerintah

Terkait dengan situasi artinya kebijakan kan tergantung pemimpin (kepemimpinan


ahok)saat ini pengaruh terhadap pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi
kaum muda gimana sih?
Menurut aku belum signifikan dan belum terlalu terasa pengaruhnya. Cuma memang kebijakannya
kan memang kebijakan general yah, misalnya sensitif diffabel, sensitif kekerasan yang itu
sebenernya tidak langsung berhubungan dengan teman-teman remaja tetapi berhubungan dengan
PKBI. Misalnnya udah banyak sekarang jalan-jalanyang diterangin, lampunya terang benderang
supaya kasus kekerasan seksual menurun, itu yang dilakukan oleh pak gubernur, terus kebijakan
yang baru yang RPETRA yah ruang ramah terpadu untuk anak termasuk remaja dan sebagainya.
tapi kita mau lihat seberapa efektif RPETRA sebenernya sih konsep nya bagus bagus banget, dan
itu kalo bisa dimanfaatkan oleh temen-temen remaja itu bagus banget itu ruang banget buat remaja
, RPETRA itu Cuma kita tidak tahu implementasinya.

Ada satu pertanyaan terkait teknologi, sebenernya perkembngan teknologi saat ini cukup
pesat yah, menurut BM ini, sejauh mana teknologi berpengaruh terhadap kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
Harusnya sangat jauh mas karena apa-apa semua serba teknologi. Pokoknya anak muda itu dicari
di, langsung browsing dan sebagainya Cuma yang menjadi tantangan untuk PKBI, untuk LSM-LSM
terkait dengan teknologi adalah, khusunya PKBI, PKBI tidak punya memiliki biaya yang cukup
untuk memaksimalkan teknologi supaya bisa seperti yang tadi dimaksudkan. PKBI dananya terbatas
banget untuk memanfaatkan teknologi padahal, itu salah satu yang paling efektif saat ini, tapi
memang biaya untuk teknologi itu cukup tinggi. Misalnya operator khusus, gak digabung- gabung
sama ngerjain yang lain, operator khusus dan operator ini harus dilatih dan sebagainya sehingga
punya perspektif dlu tentang pkbi dan sebagainya. Itu kalo udah ada operator khusus ngerjain yang
ada kaitannya dengan itu menurut aku itu harusnya bisa efektif banget buat temen- temen remaja.

Saat ini teknologi apa yang sudah dimanfaatkan?


Saat ini yang banyak dipakai saja, website, media sosial tadinya kita sudah coba pake SMS gateway
cuman ternyata biaya nya tinggi sekali, SMS gateway itu biayanya tinggi,cukup tinggi. apalagi
tadinya kita berencana mengkonsep semua remaja yang nomornya terdaftar mau kita smsin tiap hari
biayanya tinggi banget.

Terkait dengan ekonomi, gimana sih situasi ekonomi global saat ini, atau situasi ekonomi
nasional saat ini berpengaruh terhadap kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Yang sangat mempengaruhi saat ini adalah ekonomi berhubungan dengan life style saat orang
pengen segera mendapatkan uang, bisa mendapatkan apapun untuk apalagi anak-anak muda di
jakarta itu tingkat life stylenya sangat tinggi sehingga ya itu tadi ekonomi sangat mempengaruhi
keshatan seksual dan reproduksinya kaitannya ya itu tadi aktif secara seksual kemudian selain itu ya
itu tadi persoalan ekonomi juga mempengarhi juga dengan status makanan sehat, makanan yang
kemudian mempengaruhi kesehatan seksual dan reproduksi sekarang orang yang sakit kanker
payudara itu usianya lebih dini lagi kalo dulukan usianya paling 50 tahun ke atas sekarang
tigapuluhan itu sudah banyak keluhan tumor dan kanker payudara yang itu berhubungan dengan
pola makan sehat. Itu karena apa, ekonomi lagi balik, karena masyarakat kita dibuat memaami hal
yang salah dengan pola makan dan digempur dengan ekonomi yang sulit sehingga akhirnya ya itu
untuk memahami bahwa pola makanan yang sehat yang sperti apa kahirnya jadi berpengaruh. Situasi
politik juga mempengaruhi ekonoim dan kesehatan seksual dan reproduksi misalnya pemerintah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


menyetujui menandatangai pembuatan pabrik gula dan makanan instan, itu ekonomi, politik dan
budaya di masyarakat. Jadi makan di KFC itu keren sementara secara ekonomi stylenya juga gak
sesuai nih... akhirnya banyak berjamur ayam-ayam pinggi r jalan seperti KFC yang dampaknya sama
saja menurutku.

Situasi pendanaan bagi gerakan kaum muda saat ini bagaimana?


Saat ini cenderung menurun yah dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya, jadi konsernnya
meningkat tapi pendanaannya menurun .

Apa penyebabnya penurunan pendanaan tadi?


Ini sih kayaknya situasi global yah. Indonesia sudah tidak dianggap negara miskin, Indonesia sudah
dianggap negara berkembang yang cukup mampu membiayai kebutuhan – kebutuhan
masyarakatnya sehingga ada banyak internasional agency yang kemudian juga tidak menganggap
menjadi negara yang membutuhkan dibantu pembiayaan. Itu satu hal sih. Kalo satu lagi ini baru
asumsi jadi belum bisa dipastikan kebenerannya, report indonesia diluar itu bagus, report
pelaksanaan penyelenggaraan program-program kenegaraannya secara reportnya bagus sehingga
orang lain merasa buat apa lagi dibantu, sudah bagus kok, sudah berkembang. ini sih analisa sendiri
saja, jadi dianggap pemerintah indonesia sudah cukup mampu menjalankan program-program untuk
masyarakatnya.

Saya pikir wawancara untuk saat ini kita cukup sekian, saya ucapkan terima kasih buat mba
BM yang sudah mau menjawab berbagai pertanyaan tadi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 5 (Bagian 1)

Wawancara
Nama Informan : BS (Bagian I)
Posisi Informan : Pengurus PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 27 September 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat

Di remaja di pengurus PKBI pusat ada berapa orang?


Ada 5 orang dari 30 % dari total di kepengurusan. Totalnya 13 orang. BS ketua di kepengurusan.
Kalau konsepnya sekarang misah forum remaja sama kepengurusan. Kepengurusan itu basisnya itu
forum remaja yang mendelegasikan perwakilannya di kepengurusan.gak ada struktur sebenarnya
siapa ketuanya di kepengurusan. Tapi di forum ada punya ketua, sekretaris, punya tim, punya
working grupnya. Dari forum mendelegasikan perwakilannya untuk di PKBI, perwakilannya di
wakili oleh pengurus. Konsepnya kaya gitu.

Peran BS sebagai ketua?


Peran sebagai perwaklilan pengurus memastikan kebijakan2 di pkbi sesuai dengan forum remaja.
Kaya rekomendasi2 nya, program2 remaja yang diinginkan oleh remaja.Remaja disini yang Forum
remaja itu.lebih menyuarakan suara remaja masuk di program atau program/activity, kebijakan2
pkbi.

Kebijakan apa yang saat ini BS sedang perjuangkan/ingin di revisi dst?


Sebenernya sekarang ini gak terlalu banyak yang remaja. Karena kemarin Di munas kansudah
banyak kebijakan2 yang dihasilkan, dokumennya di AD/ART kan, udah banyak yg masuk gimana
caranya tinggal monitoring itu. Memastikan itu dijalankan.Yang terakhir kan kemaren, turunan dari
kebijakan di AD ART dijadikan pedoman untuk pelaksanaan forum remaja di seluruh tingkatan.
Kuota keterwakilan yang kemarin kita minta 30 sebelumnya 20 .tapi akhirnya gak diterima tapi di
nasional tetep 30% walaupun secara kebijakan masih 20 %. Itu yang kemaren di perjuangkan tapi
kalo Sekarang lebih ngikutin proses nya gimana di PKBI itu seperti apa.isu nya Gak harus isu remaja
sebenernya mau mainstreaming forum itu control di pkbi bukan hanya konteks isu di remaja doang
tapi cuma bisa ikut serta di berbagai kebijakan yang ada di PKBI. kaloyang tertuang di AD/ART
gak fokus juga di kebijakan2 remaja tapi merekomendasikan kebijakan2 pkbi. gak harus kebijakan
remaja. Tapi kalo kebijakan remaja nya sudah masuk, itu kanForum jadi diakui oleh PKBI ada forum
anak muda di PKBI. Selebihnya Cuma monitoring program sama kebijakan2 yang gak sesuai di
pkbi.

Selama ini ada gak yang gak sesuai dengan suara2 remaja?Kebijakan/program /layanan?
Kebijakan, gimana ya?Sebenarnya ada ya masih.Kebijakan untuk konteks remaja.Kebijakan sih
contohnya yang kontrasepsi kemarin kan kita sempat diskusi bahwa kalo kontrasepsi sebenrnya
bukanhanya dibutuhkan oleh kelompok remaja. Khawatirnya di kelompok remaja itu selalu identic
bahwa kontrasepsi itu dibutuhkan oleh remaja.Padahal orang selalu berpikir remaja itu yang pasti
belum menikah.Padahal yang sebenernya membutuhkan kontrasepsi itu tidak hanya
remaja.Kelompok umur lain yang belum menikah membutuhkan kontrasepsi itu. Kebijakan2 yang
menjadidi advokasi nya itu sendiri pun di geser pemikiran2 itusehingga diimpelemntasikan menjadi
kebijakan dan program2 itu kan lagi banyak banget kontrasepsi itu untuk remaja. Kita mau mencoba
pola piker itu.Kontrasepsi itu buat semua bukan hanya kelompok umur.Including remaja.

Dan imagenya remaja belum menikah padahal remaja juga ada yang menikah?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Khawatirnya sebenrnya kalo Stereotype/Pemahaman masyarakat akan remaja itu cendrung negative
di Indonesia, khawatirnya kalo program kita atau kampanye remaja di pkbi remaja butuh
kontrasespi, sebenernya yang butuh kan bukan hanya remajakan akhirnya remaja bandel masa dia
minta kontrasepsi berarti dia mau melakukan hubungan seksual sebelum menikah akhirnya timbul
labeling negative itu lagi berlangsung di masyarakat.Kaya gitu khawatirnya.

Kebijakan tentang kontrasepsi itu internal PKBI atau diluar PKBI?


Di luar kan banyak sedangkan yang di perjuangkankita ibaratnya pkbi jadi kendaraan untuk
mempromosikan itu dilain sisi pkbi ikut aktif di event2 ngomongin kontrasepsi, ikut jaringan mana,
sebenrnya bukan remaja aja yang butuh kontrasepsi. Internal pkbi kita rubah mindsetnya setelah itu
ya otomatis secara organisaai kalo kita punya statement kontrasepsi untuk semua yang lain pun
ikutkan. Kaya gitu hasil diksui sama temen2.Sama mungkin memastikan forum remaja itu ada di
seluruh tingkatan.

Selama ini ada dimana saja?


sejauh ini level nasional. Cendrung banyak di level propinsi dan nasional. Propinsi pun gak merata,
gak semua, balik lagi yang ada di support sama pendanaan yang jalan yang gak ada pendanaan
cendrung gak ada kegiatan malah memang gak membentuk forum remaja karena di rasa gak butuh.
Padahal kebijaknnya sudah ada untuk mewajibkan semua forum remaja di seluruh level tingkatan
organisasi.

Apa yang dilakukan oleh ibil untuk memastikan forum remaja di seluruh tingkatan dan
tagline kontrasepsi untuk semua?
Tagline sih Kalo kemaren yang dikaos unmarried contraception terus dibawahnya for unmarried.
Kaya gitu2 tagline nya

Di dalam forum kepengurusan apa yang dilakukan oleh BS untuk meyakinkan tagline itu?
Di pengurus pasti cendrung kontrasepsi atau kayanan cendurung selalu ke kelompok umur memang
terkadang bagus mengutamakan ank muda tapi yang dikhawatirkan temen2 jadinya labeling cap
negative terus yang keluar.Permasalahan ini yang ngalamin remaja.Okelah mungkin mayoritas
jumlah penduduknya remaja dan rata2 belum menikah.Itu datanya yang kita belum tau
sih.Sebenrernya yang belum menikah itu di kelompok umur mana sih.Di pengurus selalu bicara
layanan untuk remaja.Padahal bukan hanya remaja pun yang sulit mengaskses layanan SRHR.orang
yang 30 tahun SULIT KAN. Kalu belum menikah kalau ke dokter obgyn pasti ditanyain udah
menikah atau belum?mencoba gak menspesifikan anak muda sih tapi lebih ke partisipasnya

Pernah gak disuarakan oleh BS ke pengurus nasional


Pernah sih

Apa tanggapan?
Memang sulit sih kalo ngomong di kepengurusan karna memang pemahamannya sudah mengakar
dari awal.SRHR itu yang spesifik di remaja.Padahal ada banyak permasalahannya itu akhirnya
timbul labeling.Paling saat ngomong itu kita ingetin terus .sulitnya kalo ngomong di forum apalagi
sama orang2 tua dia lupa besoknya harus diomongin emang harus ngomong terus sih di rapat
pengurus apalagi soal terkait kebijakan2 itu, layanan, youth friendly services.padahal temen2 sendiri
untuk konsep klinik udah gak pake youth friendly services tapi friendly untuk semua contohnya pro
care dki sendiri sudah merubah kan pola piker itu.Friendly gak hanya untuk remaja tapi untuk semua.
Untuk semua kelompok umur dan golongan2 lain.

Kalo di kepengurusan kan ada kuota, 30% tadi disampaikan, secara jumlah sudah terpenuhi?
Secara jumlah Udah oke

Apakah suara remaja betul2 sudah merasa terakomodir?


Sebenernya kalo secara jumlah udah kalo suara agak susah ngukurnya. Basisnya aja yang kita
gunakan basis forum remaja berarti suara itu berasal dari forum remaja pkbi dariseluruh
tingkatan.Makanya ini yang sebenrnya terus mau kita rapikan.Forum tuh bertingkat dari bawah
membentuk gerakan sehingga suara bawah sampai ke atas. Kalo kita rasa suara gak akan semuanya
bisa sampai aplagi dengan poroses dan struktur yang ada sekarang belum jelas kan karena di tingkat

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


cabang pun belum ada forum dan proses mekanisme perwakilan forum yang datang ke tingkat
nasional pun kadang dia yang belum paham konteks daerahnya.yg pasti suara sih menurut gua gak
terakomodir semua

Kenapa itu bisa terjadi?


Itu dia yang sebenernya kita berharap di seluruh tingkatan ada berproses dari cabang ke daerah
mengadakan diskusi sampai ke nasional.Terkadang nasional datang semuanya perwakilan untuk
konteks forum tingkat propinsi.Tapi yang pertama kualitas orang yang datang pun pemahamannya
gak paham isu2 di daerahnya.Diskusi di tingkat cabang pun gak dilakukan.suaranya apa yang akan
di usung.Dia diskusikan lagi di propinsi.Itu yang gak terjadi.pasti suaranya gak akan bisa dikatakan
suara remaja secara nasional.

Terkait dengan akses kontrasepsi, apakah seluruh remaja dari pusat sampai cabang satu
suara bahwa remaja memang harus memperjuangkan akses yang sama terhadap alat
kontrasepsi?
Sebenernya sih kalo terkait dari atas ke bawah pemahamannya samaatau gak yang pasti sih gak.
Pertama Hal itu hanya pemikiran konteks nasional.kita gak pernah bicara di konteks di cabang
seperti apa. Suara yang masuk bukan dari bawah ke atas, tapi dari nasional ke bawah.Mereka pun
pemahamannya gaksama. bukan hanya kontrasepsi, Untuk child marriage pun amungkin masih
susah kan kita fokusnya di kekerasan, child marriage dan kontrasepsi. kan kita fokusnya di 3 itupun
aja pemahamannya masih beda yang udah kita diskusikan. Child marriage menurut mereka gak ada
masalah apalagi daerah2 konteks Kalimantan pemahaman itu pasti gak masalah tergantung
daerahnya, dia kaya gimana, orang yang dikirim itu.

Kalo kontrasepsi?
Mereka masih bnyak bicara juga soal kontrasepsi untuk remaja, kadang buat survey kecil2an nanya
tentang kontrasepsi.Ini juga terjadi tentang pemahaman kontrasepsi.cendrung yang paham banyak
tentang kondom sedangkan kondom label negative nya udah ada.

Berarti di tingkat cabang dan daerah ada yahg menolak gak remaja terhadap alat
kontrasepsi?
Kalo dari survey kemarin pake survey monkey dikirim ke temen2 daerah, ada yang
menolak.kemaren tuh baru dapet 50 sekarang belum buka lagi.respondennya 50, 2 orang lah kayanya
dari 50 itu. Tapi kan sebenernya itu yang ngehare kan remaja pkbi, kita gak tau remaja umumnya
yang lain dari yang gak dapet akses informasi terkait itu gimana.itu yang kita belum dapatkan. Pasti
pemahamnnya hampir sama terkait kontrasepsi.

Program dan layanan PKBI itu apa yang lagi dijalankan PKBI?
Itu yang sebenernya dari kemarin sampai meeting terakhir bahaskan update perbidang apa sih
capaian nya, apa sih visi misi program pkbi, belum kelihatan kita mau menghasilkan program yang
seperti apa. mungkin di peralihan dari project based ke program belum ada. Kalau dulu masih
banyak project remaja jadi Visi misi ngikuti workplannya program. Skrg belum kelihatan program
apa yang sebenrnya mau di kembangkan untuk remaja di pkbi.terkadang kita harus punya posisi di
jaringan atau dimana kita mau memajukan program yg seperti apa pada remaja butuh diskusi inovasi
kalo sekarang rumusan kebijakan yang ada Cuma kebijakan terkait internal sedangkan keluar
impactnya bagi remaja di Indonesia itu yg sebenernya butuh banyak diskusi.

Menurut ibil PKBI itu organisasi layanan, advokasi, gerakan, pemberdayaan atau apa?
Ini juga sebenernya juga jadi kebingungan.Itu juga terjadi di kepengurusan.bnyk timbul usulan2 dr
pengurus bahwa ini klinik bisa dibuat franchise biar bisa menghasilkan uang. Berarti kita profit nih
ya ngambil uang untuk setiap layanan kita. Ada yg bicara kita punya fundrising kita bisa support
fundrising itu untuk layanan klinik sehingga kita bisa melayani services yang ada. memang konteks
nya sih kalo dibaca dari keinginan2 pemikir di atas karena arah pkbi kan yang mikir pengurus kan,
itu cendrung kearah memberikan layanan.

Ada juga gak sih yang berpikir bukan pemberi layanan?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Gak ada, semua berpikir pkbi berpikir adalah pemberi layanan.
Tidak ke advokasi?
Gak, tapi pemikirannya dengan kita memberikan layanan.pemerintah akan mengikuti model2, pkbi
jadi modeling. Cuma itu juga yang gak dipikirkan oleh pengurus. Kalo fokus terus ke layanan,
promosi nya/advokasi nya pun ke pemrintah gak ada apa yang dilakukan di daerah gak kedengeran.
Sampai sekarang kaya gitu aja terus.Yang penting fokus di layanan.gimana nyari duit untuk ngasih
layanan. kaya gitu sih

PKBI masih lemah?


Pasti lemah bgt dari ngemas isu yang ada, ngemas reporting2 dari daerah yang sebenrnya dilakukan
di nasional untuk sampai ke pemerintah untuk diadaptasi lemah bgt gak akan kedengeran walaupun
di beberapa daerah ada yang bagus, memberikan layanan, advokasi ke daerah juga bagus tapi belum
tentu belum tentu nyampe ke level pemerintah di level nasional di pusat.Masih lemah bgt sih.

Nah kalo kontribusi remaja menurut ibil dalam gerakan pemenuhan HKSR kaum muda?
Relawan PKBI cukup mewarnai gak sih melakukan advokasi, gerakan?
Sebenernya pkbi organisasi gerakan masih jauh banget.Walaupun sejarahnya ada ya kalo gerakan,
pelopor.tapi tambah kesini terlihat untuk gerakan mundur dari segi pola pikir pengurusnya,
kebijakan2, implementasi program gak menggambarkan kalo kita ini mau jadi organisasi gerakan.
kaya kebijakan yang sekarang gak membuatkan orang2 didalamnya bisa mengeksplor keluar,
terbatasnya waktu, penyekatan waktu untuk dia bisa beraktivitas diluar, berdiskusi dengan orang
banyak diluar, untuk pemerintah segala macem cendrung jadi enggan kalo waktunya juga
terbatas.Harus masuk kantor dulu, gak boleh lewat dari jam sekian, pulang jam sekian. Sedangkan
orang kansemuanya mau keluar au menyampaikan sesuatu, membangun gerakan, pasti gak bisa
kan.kecuali kalo pkbi kaya pabrik memproduksi sesuatu memproduksi modul yang harus diem di
tempat.Ya mungkin itu cocok.tapi kalau mau bicara pkbi sebagai organisasi gerakan, orghanisasi
pelopor pasti jauh kan.Kebijakannya aja udah aneh.Pasti mundur banget jadinya.

Nah dengan persoalan kesehatan seksual dan reproduksi orang muda di indonesia, peran
PKBI yang harus dilakukan?
Yang pasti sih mau mencoba untuk merubah pola pikir yang ada terkadang banyak dari kita apa
yang dipikiran mereka selalu benar. Rata2 di pengurus pun, Pemahaman SRHR yang dulu2 yang
dipake. Kaya misalkan SRHR dibutuhin hanya oleh remaja kaya gitu tuh masih terus dilanggengkan
pemikiran2 itu.Padahal sebenernya untuk memasukan satu isu ke orang banyak kan gak harus kecil
ke target grup anak muda/remaja.bisa ke kelompok lain atau pemahaman tentang isu SRHR bisa
support ke banyak hal. terkadang jarang dipikirkan orang2 di pkbi.kalau SRHR ya SRHR aja. tapi
gak mau mencoba bisa masuk ke SRHR kaitannya dengan apa sih. Bisa include ke isu apa, main ke
jaringan itu, nitip isu, akhirnya gerakan ituterus tertanam di jaringan lain. Kaya gitu2 pemahaman 2
Apa yang mau coba kita buat selalu eksklusif.

Ke depan seharusnya PKBI seperti apa?Menjadi organisasi layanan, melakukan advokasi?


Melakukan advokasi seharusnya tp cara2 nya pun, advokasi kan banyak cara ya, menurut aku kaya
kita membuka ruang untuk berbagai jaringan. Terlepas dari isunya apa kita bisa jadi tempat kumpul
jaringan lain. Sebenrnya Jaringan2 sekarang banyak yang kekurangan tempat untuk mereka
berdiskusi untuk berkegiatan sedang kan pkbi punya kapasitas itu.Mereka bisa menaungi berbagai
organisasi itu.Terlepas isunya nanti masuk atau gak itu kan bisa perlahankarena kita bisa mengajak
diskusi juga di tempat itu.terus advokasi keluar dengan jaringan2 diluar, dengan
pemerintah.sebenernya kalo kita mau hitung jari selama setahun ini gak ada pengurus yang datang
untuk sekedar audiensi. Audiensi kan kepemerintah bukan hanya dalam konteks ada masalah apa
kita audiensi tapi kan mengupdate dan membina hubungan dengan stakleholder juga dibutuhkan.
Nah, emahaman advokasi yang ada di pkbi juga kita kangak tau seperti apa .Itu juga gak dilakukan
sama kita.

Selama ini BS-kan ada di kepengurusan, apakah merasa bisa mempengaruhi pengambilan
keputusan terkait layanan/program/project yang terkait dengan kaum muda di PKBI?
Bisa sih pasti bisa ya tapi perlahan dan butuh waktu banyak karena struktur yang di pkbi ini, bukan
struktur sih, sistem atau budaya yang dibangun di kepengurusan cendrung keputusan ada di tangan
ketua bukan berdasarkan keputusan2 rapat yang terjadi.Hampir mayoritas keputusan itu ada

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


disitu.Walaupun terkadang keputusan2 kecil bisa diputuskan di rapat pengurus.Cuma mayoritas
keputusan penuh ada di ketua. Sehingga apa yang didiskusikan di rapat akan bisa berubah kalo ketua
gak mengijinkan itu terjadi.

Beberapa taun belakangan, PKBI melalui JR terhadap UU Sisdiknas dan UU perkawinan


terkait untuk peningkatan usia perkawinan anak, BS terlibat disitu?
Terlibat di dua2nya

Menurut BS gimana kontribusi relawan PKBI dalam berjuang di JR?


Kalo mau lihat JR kan ada dua. untuk yg child marriage lumayan besar kontribusi teman2 di daerah
karena saat JR berlangsung kita sempet ngadain pertemuan remaja kan saat itu, dua kali yang kita
ambil tema child marriage. Di pkbi.Yang pertama sebelumnya di rspp karena pkbi penuh waktu itu,
kita diskusi gerakan tapi kita banyak mendiskusikan child marriage di situ. Yang kedua di pkbi kita
buat aksi di MK mulai disitulah kita gunain sosmed untuk campaignyang kita sepakati setiap harinya
jam 7 malam kita update tentang child marriage. Semua yang ikut itu update.Semua remaja pkbi
yang ikut disitu.Yang datang kalo gak salah dari 27 hanya 22 karena gak ada yg konfirmasi deh kalo
gak salah.Pkbi seluruh Indonesia hadir.

Pemimpin gerakannya siapa?


Ibil samaTim advokasi pastinya untuk update2 kontennya, frenia sama ryan, dia siapain konten2 nya
untuk campaign itu kita gerakin tiap jam 7 ditambah jaringan yang lain juga.
Setiap jam 7 itu apa yang dilakukan anggota2?
update status di twitter
dia ngomong apa aja biasnaya?
Dia ngomongin edukasi yang pertama. Sedang berlangsung JR, child marriage itu dampaknya apa,
lebih ke edukasi lebih banyak bicara konteks kesehatan, dampak2 di kesehatan. Lebih ke situ
sih.Dan akhirnya di MK kita ngomongin banyak konteks kesehatan menurut MK itu belum cukup
padahal cukup banyak juga dampaknya itu.itu berlangsung sampai di forum2 daerah banyak yg
ngomongin soal itu. Keliahatan itu di GKIA yang citizen hiring.Kan diadakan FGD di PKBIkalo
gak salah PKBI dapet 4 daerah untuk ngadain FGD di PKBI keluar isu2 child marriage.Di nasional
diskusi lagi apa sih yang keluar. Teman2 fasilitator daerah yang datang ngasih hasilnya. Hasilnya
di pkbi.dia reporting GKIA kayanya di buku itu ada hasilnya. Dia FGD daerah terus FGD nasional
sama ngisi kuisioner di nasional. Gak tau dibukuin atau gak.Kan tiap tahunnya report dan
rekomendasi itu di bawa ke Geneva.
Ibil saat itu presentasi di Geneva.Kita gak ngomong langsung ke isu itu.Tapi ditemuin di fasilitator
daerah banyak isu itu keluar.Selain JKN sama child marriage sih lumayan banyak kalau untuk
remaja.Kalau JKN untuk seluruhnya.Datang kan waktu itu diminta kan gak usah semuanya
rekomendasi di sebutin.Pas di Geneva itu.

Kan kemudian ternyata gagal JR child marriage, apa langkah selanjutnya yang dilakukan BS
dan kawan2 remaja?
Kalo langkah sih cendrung gabung dengan jaringan koalisi 18+ yang masih aktif yang masih ada
niatan JR lagi dengan berbeda pasal karena gak boleh pasal yang di JRin di JR in lagi.UU yang sama
cuma pasalnya yang berbeda. Kalo kemaren kan masalah umur. Kalo ini gak tau pasal yang
mana.Mungkin bulan depan baru mulai diskusi lagi.

Terkait peningkatan usia itu apa yang akan dilakukan?


Kalo di JR gak mungkin secara kebijakan pasti lebih ke campaign kalo umur ya.

Campaign di tingkat grass root?


Di grass root campaign sambil collecting data. Tapi gak tau memungkinkan gak untuk ini.Data untuk
support JR berikutnya. Kemarin ada obrolan, Kita niatnya mau ke KUAuntuk ngumpulin data2 usia
perkawinan tapi yang dipasal dispensasi. Berapa orang yang menikah dengan mengajukan
dispensasi umur.Kan kita 16 tapi berapa banyak yang mengajukan di di bawah 16 tahun
menikah.Mau nyari data itu. Kan biar keliatan kan. Karna kan ga ke record. Datanya gak ada.Adanay
data yang menikah.Umurnya gak ada.Proses dispensasi seperti apa ke daerah2. Itu susah kalo minta
ke KUA2. Emang harus pendekatannya yang lama kalo mau minta data itu.Terakhir obrolannya
support data untuk JR selanjutnya.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Menurut BS ikatan remaja yang dari tingkat nasional sampai cabang itu kuat gak sih internal
pkbi?solidaritas antar remaja?
Sebenernya sih kurang kuat, nah ini dia yang sebenernya juga masih asusmi, gak bisa dibilang karena
ini. Terlihat dari cendrung kalo misalkan share suatu isu/gerakan terkadang agak lebih sulit untuk
mereka lakukan di daerah. Gak otomatis dengan adanya konteks ini ini share ada ini yuk,
Update/gerakin setiap daerah. itu berarti akan sulit banget. Berarti ikatannya masih kurang.Bisanya
kalo kita share sesuaitu mereka akan mau menyampaikan Sesutu itu ke daerah. Identic juga spesifik
juga orangnya gak sama. ikatan biasanya dibangun dari person to person. Tapi ini kan Orang terus
ganti itu yang juga jadi kendala. Kalo orangnya masih yang ikut training child marriage kemaren
mungkin masih bisa terus di ajak.Tapi kalo orang itu udah ganti dan udah gak aktif lagi pasti sulit
untuk gerakinnya, ikatannya gak ada.Atau mungkin caranya yang salah, gak dimonitoring lagi,udah
di share gak ditanya lagi, gak di update lagi.

sebenernya relawan2 muda di PKBI itu punya tujuan bersama gak?


Gak, belum punya. Masing2 punya tujuan berbeda2. Melakukan kegiatan, gerakan, isu, visi misi.
Sebenernya berbagai cara pernah kita lakukan kaya di bandung diskusi gerakan di fasilitasi oleh pak
toto. Itu juga gak menghasilkan visi bersama, musuh bersama. Sebenernya gak ketemu bgt apalagi
cross cutting isu nya krn disitu nyoba undang organsiasi lain diluar SRHR.

Musuh bersama itu apa?


Siapa, seperti apa, musuh bersama gak ketemu saat itu. Kalo sekarang mungkin untuk jaringan
keseluruhan. Ya gerakan Indonesia beradab yang lagi JR KUHP pasal kesusilaan, perzinahan.
Sebenernya udah musuh lama yang keluar di permukaan. Ini sebenernya udah dianggap musuh
bersama di berbagai jaringan apalagi jaringan2 intoleransi banyak banget ngomongin ini karena ini
kan memecah toleransi di Indonesia antar umat beragama, kelompok minoritas itu kan lagi dipecah
banget sama gerakan ini. Campaign yang dilakukan, gerakan yang dilakuakan. konteks SRHR pasti
kena karena ngomongin kriminalisasi kontrasepsi, lgbt. Belum lagi Kespro pun tidak diterima karena
mengajarkan seksualitas dan titipan barat. Makanya beberapa kali mengeluarkan gembar gembor
butuh kurikulum akil baligh.Dia melawan kaya gitu2. Banyak organisasi yang sebenernya dia
dijadikan musuh bersama.

Saat ini musuh bersama kaum muda di PKBI termasuk terutama yang di pusat adalah pasal
perzinahan KUHP?
Iya, makanya diskusi disini banyak ngomongin itu kan karena kalo itu goal, kriminilisasi
kontrasepsi, kriminalisai korban2 perkosaan yang tadi disebutin kea rah situ.

Sementara kalau kita lihat PKBI di daerah masih berjuang dalam konteks memberikan
pendidikan kespro bagi remaja, layanan ramah remaja, pandangan BS gimana?
Gak salah juga ngelakuin itu tapiibaratnya musuh bersama ini udah lari di depan udah melakukan
banyak hal campaign2 yang merubahperpektif masyarakat terkait pendidikan kespro dan kita baru
sampai pada lini pemberian informasi dan itu cakupannya dan dampaknya gak besar kan.Sebenrnya
agak ketinggala aja kita dengan kegiatan2 yang dilakukan pkbi daerah.memang lemahnya informasi
ke daerah pun kurang dilakukan oleh PKBI akhirnya jadi kepikiran forum mau buat apa. Buat di
daerah tau atau orang2 umum tau sebenernya ini lagi berlangsung dan ini dampaknya
kesini.Kemarin lagi dibuat konten, buat infographis, terkait informasi itu. Lebih banyak buat edukasi
ke daerah biar oh ini jadi musuh bersama nih. Itu dulu sih.Karena proses2 lain gak memungkinkan.
Yang paling mudah ngasih informasi kan. Hampir semua daerah masih melakukan pendidikan terus
layanan.

Terkait JR UU Sisdiknas, ibil juga ikut ya?


Ikut

Pemimpin JR nya siapa?


Di PKBI ya Pengurus, pak sarsanto.Cuma beberapa kali pernah ikut jadi perwakilan pkbi saat
sidang. Sebenernya kalo sisdiknas agak salah pasal atau salah carauntuk UU Sisdiknaskalo yang kita
pahami yang terjadi di JR itu ditambah juga persiapannya kurang, kurang kompak jaringannya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


karena based project. Kesepakatan yang ada juga di jaringannya sendiri gak sampai. Gak aneh juga
kalo bakal gak goal karena gak keliatan juga urgensi apa kalo itu masuk.kuUrang bisa meyakinkan
dan evidence nya belum kuat. Walaupun udah sekian tahun melakukan pilot project.Menurut hakim
juga data2nya belum kuat kan. Mungkin kita salah pasal yang kita ajukan.Sebenrnya sih gak harus
JR ya, kaya CSE gak harus JR kok, tapi lewat Jalur eksekutif di kementerian yang bisa masukin
diintegrasikan di berbagai kurikulum yang ada.pake cara2 itu karena kurikulum kan terus
dikembangkan kan. Tapi kalo pasal kalo JR kan sulit kalo itu di ketuk bakal banyak organisasi lain
yang punya kepentingan akan informasi yang mau disampaikan di kurikulum. Dan prosesnya pun
terlalu mendadak

Basis masa remaja lemah ya?


Iya sedangkan sejauh ini mungkin anak muda pun masih merasa pendidikan itu gak penting
juga.Bisa jadi.Guru2 yang ada juga merasa gak penting, dorongan public nya juga gak ada
kan.Sebenernya dorongan nya harusnya sekarang ini setelah banyak kasus kekerasan cuman
momentum itu udah gak ini lagi untuk dilakukan.

Terkait dengan gerakan kaum muda, secara situasi politik saat ini untuk menggoalkan tujuan
bersama saat ini gimana peluangnya? Kan agak susah merubah KUHP masalah perzinahan
itu? Ruang politiknya gimana?Berat ya pertanyaanya
Okeh, Kebijakan2 cukup mempengaruhi, kalo situasi sosial budaya masyarakat?
Kalo mau metain situasi, Kalo mereka tau apa yang berlangsung sekarang pasti mereka gak mau
nerima.Nerima pasal2 yang di ajukan dari point2 yang ada.Keterbukaan informasi tentang
Perubahan yang sedang terjadi di legislative di KUHP.Ayla pun sedang berlangsung. Informasi itu
gak dibagikan ke masyarakat bahwa ini sedang berlangsung apa perubahannya apa yang akan terjadi
kalo ini berubah di msyarakat.Di tingkat ini terus berjalan dan dampaknya gak dijelasin.Kalo ini
terjadi apa dampaknya. Cendrung Banyak yang dirugikan.Walaupun dari sisi budaya Jina di larang
cuman kandampak dari segi hukumnya harusnya masyarakat tau. Jgn Cuma dikemas ini perzinahan
ini harus dihukum.Kalo dari sosial budaya beranggapan yang dlakukan orang2 ini benar.Konteks2
agama hakim2 nya pun berpendapat harus dipikirkan untuk perjinahan ini karena zina
agamamelarang itu.Kalo di kalangan anak muda kalo ngobrol2 untuk organsiasi yang ngurusin
toleransi di Indonesia mereka gerah banget.Mau melakukan apa. Karena banyak banget diskriminasi
ke lgbt. Aplagi ayla ngemasnya kan di lgbt. Tambah lagi.

Dalam melakukan pengorgansiasian remaja dan peningkatan kesadaran remaja, teknologi


apa yang dilakukan oleh BS saat melakukan aksi2 JR?
Ya, pasti sosial media ya kalo sekarang mainnya seperti buat infographis yang gak terlalu berat, gak
terlalu banyak tulisan tapi gambar, mengedukasi teman2. Infographis untuk masyarakat di upload
ke medsos pkbi atau share via WA du grup.Biar yang lain bisa nyebarin ke yang lain. Kita pake
sosmed untuk gerakinnya. Ada lagi diskusi offline yang dilakukan sama asean youth forum dapat
jaringan organisasi anak muda yang bergerak di bidang yang berbeda isu lain gak hanya SRHR.
Kalo kita ngobrol banyak banget cross cutting yang terjadi di isu itu.Intersectionalnya kaya gimana
antar isu. Jadi gregetan sendiri yang konteks delegasi Indonesia gimana untuk menyatukan gerakan
remaja di indonesia. Dengan situasi musuh bersamanya sudah ada.

Apa motivasi BS menjadi pemimpin gerakan di PKBI pusat, pemimpin gerakan untuk JR?
Motivasinya sih mau memperjuangkan yang gak adil dan yang bobrok. Yang gak adil saat ini
cendrung banyak pemahaman diluar yang diskriminatif yang akhirnya menimbulkan ketidakadilan
di masyarakat gak hanya lgbt sebetulnya banyak juga kelompok lainyang mendapatkan itu yang
terus dimunculkan.belum lagi kebobrokan di pemerintah kaya aspek2 layanan yang ada dimana kita
lakukan di pkbi dimana akses layanan bisa dipenuhi oleh pemerintah. Masih banyak di Indonesia itu
ketinggalan dari Negara lain itu yang masih mau diperjuangkan dan menularkan ke teman2 lain.
Dokumen2 terkait seperti reporting FGD nanti tanya Frei, dokumen yang pertama ada tapi bahasa
inggris. Dokumen yang kedua gak tau.Isu nya gak tau.Coba lihat beberapa point.Gak tau spesifik
ngomongin itu atau gak.Yang reporting itu mengeneralisasi berbagai isu.Semoga aja kegambar
disitu.Tapi kalao dilihat dari rekomendasinya kegambar.

Youth forum suka bikin rekomendasi untuk pengurus PKBI, itu dimana?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalo mau cepet ke kelembagaan itu kan nyatu sama rekomendasi pleno. Kalo gw harus buka2 folder
email. Itu jadi dokumentasi perjuangan remaja untuk mengubah strfuktur pkbi juga bisa memasukan
pkbi di kebijakan2 yang ada.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 5 (Bagian 2)

WAWANCARA

Nama Informan : Bahaludin Surya (bagian 2)


Posisi Informan : Pengurus PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 21 Desember 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat

Belakangan ini kan saya observe bahwa PKBI terlibat banyak dalam jaringan aliansi-aliansi
atau forum-forum. Nah bisa disebutkan gak sih, saat ini PKBI itu terlibat dalam
aliansi/jaringan atau forum apa saja? Spesifik youth?
Kalo youth sendiri itu, sebenernya masing-masing jaringan punya pecahan nya. Misalnya jaringan
ini ada youth nya. Kalo PKBI secara nasional jaringan GKIA, SOS, Seperlima, RHRN lebih ke
project based tapi harapannya bentukannya jaringan yang cair, terus asean youth forum. Udah sih
itu. Paling kalo yang itu RKUHP ada jaringan sendiri, reformasi KUHP Jaringan yang lagi ngawal
untuk perubahan2 dari KUHP. Spesifik anak muda gak ada tapi jaringan anak muda ada yang
tergabung disitu ikut ngawal.

Kalo ASV?
Sebenernya yang bingung ASV itu gak ada keterwakilan PKBI secara nasional tapi kalo daerahnya
hampir mayoritas ikut itu. Jadi untuk nasional nya sendiri, yang pasti gak pernah terlibat. Selalu
temen-teman daerah yang terlibat. Kepengurusan nya pun selalu temen-temen daerah.

Kenapa PKBI pusat tidak terlibat?


Itu yang sebenernya agak unik, karena project based dan langsung masuk ke daerah tanpa melalui
pusat, otomatis ASV yang terbentuk berdasarkan project itu juga melibatkan yang bener-bener
organisasi yang mendapatkan pendanaan itu. Aliran dan skema project itu kan gak masuk ke pusat.
cuman beberapa teman-temen ASV PKBI pusat terlibat di jaringan ASV.

Ada rencana terlibat di ASV atau gimana?


Dorongan di PKBI daerah sih begitu, cuman gak tau keputusan di ASV seperti apa. Cuma kalo
ngobrol di ASV harapannya PKBI pusat setidaknya masuk dalam struktur itu walaupun bukan
anggota atau member resmi atau tetap tapi setidaknya pengawas atau apa bahasanya. seperti kaya di
Rutgers jadi pengawas atau penasehat di ASV itu. Tapi dalam aktivitas di jaringan itu tidak terlibat
langsung.

Kalo dari PKBI sendiri punya keinginan gak sih untuk masuk ASV? Sebenernya kaya gimana
sikapnya?
Sebenernya sih kita mau aja untuk terjun di ASV walaupun memang cendrung kita melihatnya
jaringan ASV ekslusif, tertutup, mekanisme untuk joint nya pun punya banyak birokrasi yang cukup
panjang, untuk mendaftar harus dilihat dulu organisasi nya seperti apa. gak secair jaringan selain
ASV. Kalo untuk mau gabung atau gak, pasti sih mau karena ada beberapa PKBI daerah. yang jadi
pertimbangan terkadang mereka keluar pake nama ASV tapi bendera PKBI masih melekat disitu.
Kalo pusat gak ikut disitu, kegiatan-kegiatan yang membawa bendera ASV tetap membawa nama
PKBI. nah dikhawatirkan sebenernya ada problem atau permasalahan disitu PKBI gak tau atau gak
support otomatis gak terlihat kuat dari segi PKBI nya sendiri.

Berarti itu ya, menilai strategis gak sih ASV itu?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalo pribadi sih gak, karena kalo bicara impact, apa yang temen-temen ASV lakukan menurut saya
pribadi impactnya gak terlalu terlihat atau berdampak lansgung ke penerima manfaat. Karena
konsepnya memang lebih mengedepankan gimana program itu berjalan dan brandingnya bagus, tapi
gak melihat impactnya di lapangan seperti apa, beberapa projek yang dijalani ASV sih rata-rata
seperti itu, dan karena project based, otomotis putus setelah dia melakukan satu kegiatan beralih ke
project yan baru, isu nya berubah, based on project aja, walaupun dia punya visi besar cuman
fokusnya berdasarkan pendanaan yang ada.

Sekarang itu kan penilaian dari BS, kemudian terkait Seperlima, sebenernya Seperlima masih
aktif gak sih jaringan ini?
Itu juga sebenernya gak jauh berbeda dari ASV, cuman memang dia lebih eksklusif lagi dari ASV
dan scope nya lebih kecil dibentuk oleh project juga, sama sih sama halnya kaya ASV, kalo ditanya
masih aktif atau gak, yang pasti dia udah gak aktif lagi karena projectnya bener-bener udah habis,
dia kemungkinan di merger di RHRN ini.

Oke jadi nanti seperlima di merger di RHRN ini ya


hampir mayoritas organsiasi yang tergabung dengan seperlima itu ada di RHRN

Terkait dengan GKIA, gimana sih gerakan terkait kaum muda nya?
Kalo di GKIA sih sebenernya cair banget ya. Kalo anak muda memang seluruhnya di serahkan ke
PKBI. dari arah gerakannya, visi segala macamnya itu diserahkan ke PKBI untuk nge lead sih
sebenernya, tapi kan member yang fokus ke youth bukan hanya PKBI, disitu ada ARI membernya,
kaya Muhamadiyah punya organisasi-organisasi kepemudaan terus NU juga ada karena NU juga
tergabung disitu, trus siapa lagi ya, disitu banyak sih organisaisnya, beberapa organisasi gak bisa
dibilang setengahnya sih memang lebih dikit untuk yang ngurusin youth, kaya tadi itu
muhamadiyah, NU punya organisasi youth nya, itu kadang-kadang dilibatkan di setiap event-
eventnya GKIA.

Sebagai leading sector remaja di GKIA, apa peran PKBI?


Ya konteksnya Di GKIA itu kan di bagi per isu, kaya gizi, anak, siapa yang ngurusin gizi, youth.
kalo di youth sendiri support di kespro nya, lebih banyak beberapa jaringan-jaringan Kespro juga
rata-rata ada yang tergabung di GKIA. jadi Arah Gerakannya sih hampir sama kaya gerakan2 yang
di jaringan SRHR. Cuman GKIA jaringan besarnya, di naungin isu youth disitu. Yang pasti sih
tentang HKSR walaupun beberapa ada yang ngomongin gizi youth, perkawinan usia anak. Kan
umumnya kaya gitu, dan yang unik di GKIA paling gizi dan kesehatan lainnya, gak fokus ke kespro
tapi kan ada ngomongin anemia, gizi, banyak belajar isu lain dari Kespro karena intersectionality
dari konteks isu kesehatannya ada disitu bukan hanya kespro, kaya gitu sih lebih banyak.

Nah selama PKBI lead di GKIA sebagai leading sector, pemimpin di sector remaja, hasil apa
yang muncul?
Ya, di wawancara sebelumnya kan juga ada ya yang ke Geneva kan memang youth spesifik
ngomongin konteks remaja di geneva, keterlibatan anak muda disitu juga di apresiasi karena
memang banyak ngomongin di saat world assembly itu pun banyak ngomongin isu-isu remaja di
situ. Usulannya umum sih.

Rekomendasinya waktu itu udah dikirim ya?


Udah, yang bahasa Indonesia. Rekomendasinya general banget sih sebenernya, tapi emang yang
terlihat kuat banget yang kita perjuangin perkawinan anaknya, kaya yang diwawancara sebelumnya,
itu yang banyak rekomendasi temen-temen di daerah kan hasil FGD nya, di GKIA pun yang youth
nya banyak ke perkawinan anak, kepsro, kehamilan akhirnya support ke kematian ibu. Itu yang jadi
fokus besarnya GKIA menurunkan kematian ibu, Youth nyokong gerakan di situ.

Oke, selain itu ada lagi gak sih di Indonesia sendiri/di level nasional ?
Sebenernya kita selalu banyak jalan bareng kalo GKIA. Kalo kita audiensi kemana selalu ngajak
anak muda, kalo yang tahun 2014 ke kemenkokesra youth di ajak, ngobrolin soal arah GKIA
kemana. Kemenkokesra akan support dimana untuk gerakan ini. Beberapa kementerian juga
mendukung GKIA. Lebih gitu sih, gak pernah cendrung jalan sendiri kalo di GKIA, misalkan youth
nya bikin gerakan sendiri pasti selalu bareng dengan lini isu yang lain. Gizi, kesehatan ibu, kesehatan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


anak, remaja. Kan di bagi nya per isu di GKIA. Selalu bareng. Bikin event apa pasti turunan isunya
seperti itu.

Sector remaja di GKIA ingin menyelesaikan permasalahan apa aja sih? misalnnya kebijakan
pemerintah yang harus berubah atau caranya seperti apa?
Nah sebenernya sih dorongannya itu untuk kerjasama lintas sektor karena di GKIA kita sering bicara
soal beberapa kementerian punya program masing-masing kaya PKPR, BKKBN punya PIK,
kemenpora jalan sendiri dengan organisasi pemudanya, beberapa kementerian juga ada alokasi
program/dana untuk youth, nah itu kan belum pernah satu, jalan bareng, nah itu yang sebenernya
fokus utama kita makanya kita ngejarnya selalu ke kemenkokesra sekarang namanya kemenko
PMK. itu dari awal taun 2010 eh taun 2011 itu emang rekomendasi itu selalu keluar untuk konteks
youth nya. Arah kebijakannya sebetulnya kesitu karena memang kalo kita review lagi dari segi
program sudah cukup lengkap di kementerian walaupun implementasimya masih cukup minim. tapi
kalo dari segi perencanaan dan program sudah cukup terakomodir di masing-masing kementerian.
Cuman itu terpecah dan target grupnya juga masih kurang, cendrung ke sekolah. nah dua itu sih
kerjasama lintas sektor, kementerian sama luar sekolah.

Oke, jadi ada 3 sasaran tadi, organsasi nya kemenko PMK, kemudian target kelompok
sasaran nya di luar sekolah dan lintas sektor. untuk memastikan mereka bisa berkoordinasi
dengan baik, apa rekomendasi yang ditawarkan oleh GKIA?
Hampir sama tiap tahun kalo kita bikin symposium atau diskusi, adanya forum remaja yang di lead
oleh pemerintah. Ada sih sebenernya dokumennya tapi lupa ditaro dimana. Kan waktu itu ada 5
rekomendasi yang selalu keluar setiap tahunnya dan itu gak pernah selesai. Terus layanan kespro
seperti biasa. Edukasi berbagai kesehatan kalo yang uniknya di GKIA ada gizi, anemia, informasi
parenting. Secara keseluruhan edukasi bukan hanya kespro nya tapi kesehatan perilaku hidup sehat
itu yang perlu dikuatkan lagi di lintas sector. Pernah sekali muncul perlu dibentuknya semacam
parlemen remaja, forum remaja yang itu ada di lini pemerintah untuk di eksekutif biar bisa
mengakomodir masukan atau pendapat-pendapat remaja.

Sejauh ini sudah di akomodir belum?


Kalo lintas sektor terakhir update saat RAN kepemudaan sudah di akomodir. ada perpres tahun 2016
bulan agustus - september cuman belum di ttd oleh beberapa kementerian. Presiden mau tanda
tangan itu kalo semua kementerian sudah tanda tangan. Update tearkhir Bapenas baru tanda tangan
, menpora sedang mau tanda tangan. Lagi di dorong tanda tanagn. Kayanya udah sekarang karena
waktu itu yang bikin RAN kepemudaan dua kementerian itu, Bapenas dan kemenpora di bantu
unfpa. Dua orang itu mendorong itu biar RAN ini punya dasar hokum yang kuat karean akan
digunakan oleh beberapa kementerian.

Draft nya punya?


Mereka gak mau share draft nya. Karena memang mereka mau kerjasama lintas sector tapi untuk
drafting segala macam mereka gak mau share banyak. RAN pun begitu pas bener-bener mau final
menjelang deadline baru mereka share. Kalo draft RAN kepemudaan nya ada.

Bagaimana keterlibatan kaum muda dalam penyusunan draft?


Kayanya gak ada sama sekali. Non pemerintah , kemenpora mungkin sudah melibatkan saat proses
itu menanyakan ke pemuda yang mereka sasar. Kalo kita rebut di lini pemerintah kementerian,
mereka selalu bilang kalo bikin acara bareng pemudanya kemenpora harus ikut. Event yang dibuat
terkadang Cuma melibatkan beberapa organisasi dan komunitas. Sedangkan mereka akhirnya malah
di pisahkan jadi kubu komunitas dan organisais masyarakat di buat diskusi nya sendiri, pemuda nya
menpora dibuat sendiri. Hamper gak pernah ketemu titik temu nya. Ibaratnya mereka ke isu olahraga
dan ekonomi sedangkan organisasi komunitas lebih ke keterbukaan. Makanya di pisah dengan
pendekatan yang berbeda.

Tapi masuk suara-suara kaum muda dari komunitas?


Kalo liat RAN kemaren itu memang di setting banget kita merumuskan itu semua bersama, paling
Cuma 40% yang masuk gak lebih dari 50 kurang kungkin. Gak baca seluruhnya. Cukup banyak
dokumennya. Tapi umumnya dia Cuma menambahkan Dokumen-dokumen baru, data-data baru dari

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


RAN sebelumnya. Rata-rata proses partisipasi kalo gak sesuai sejalan dengan yang mereka mau,
gak usah di undang lagi. pemerintah saat ini formalitas, kecuali kalo event itu yang mendanai
lembaga UN. Kalo gak ada dorongan dari mereka pasti gak di gubris.

Nah kan hasilnya sekarang udah ada draft perpres? Optimis gak sih dengan adanya draft
perpres ke depan pemenuhan HKSR kaum muda jadi lebih baik?
Kalo dari segi kebijakan lumayan membantu. Tapi sebenrnya ini kebijakan yang targetnya ke
internal kementerian secara keseluruhannya, balik lagi gimana di GKIA sendiri atau jaringan di anak
muda bisa memonitoring sejauhmana implementasi perpres itu dijalankan. Sejauh mana RAN itu
diterapkan.RAN yang ada jauh dari apa yang kita mau karena banyak banget di RAN itu Cuma
ngomongin moral. Si konsultannya itu juga mengatakan bahwa Ini memang mandatnya uu
kepemudiaan karena Indonesia, pemuda nya mengalami degradasi moral sehingga di RAN ada
target mencapai itu untuk meningkatkan moral pemuda, menghilangkan dampak globalsiasi, larinya
banyak kesitu dan kesehatan dan konteks lain yang irisan nya cukup banyak dengan problem itu
dikesampingakan.

Sejauh ini apa yang mempengaruhi hasil tadi?


Sebenernya kalo mau ngukur keberhasilan perpres sejauh mana sulit juga, kita aja update nya arus
informasi nya terkait ini RAN sudah di sahkan atau belum minim banget. Nyarinya pun
informasinya terkadang sulit. Terkesan mereka mau membuat ini partisipai remaja, Cuma setengah-
setengan. Kita juga ngukurnya gak tau dampaknya baik atau tidak tapi setidaknya ada niatan baik.
Konsultan nya selalu ngingetin itu, setidaknya kita punya niatan baik, untuk membuat dokumen ini,
adanya perpres ini bisa membantu kinerja kementerian. Selebihnya dikembalikan ke kementerian
mau menjadikan itu prioritas atau tidak.

Kalo gak?
Kalo gak ya dorong terus dari semua lini, kalo dari asean youth forum sendiri lagi ngedorong dari
atasnya. youth development index untuk ngedorong indikator2 kesehatan, indicator-indikator yang
jadi perjuangan asean youth forum. Karena itu akan digunakan oleh kementerian. Rumuasan RAN
itupun berdasarkan itu, mau menyamakan dengan SDGs, menyesuaikan dengan indicator-indikator
yang ada di internasional. Berbagai lini terus kita dorong, sejauh mana implementasi nya. Kaya pkpr
terus di pantau walaupun 80% pkpr ada, cuman implementasinya masih jauh bgt dari modulnya.
Impact nya gak begitu banyak. Cuma programnya aja tapi kualitasnya yang perlu di perhatikan oleh
jaringan gimana kontrolnya kesitu.

Prospek keberlanjutan GERAKAN kaum muda dalam pemenuhan HKSR di GKIA?


Ya memang komitmen nya harus kuat kalo di GKIA. Sejauh ini memang irisan ada cuma gak jadi
dominan/mayoritas. Sehingga ikut aja alur yang ada kita bisa support/bantu/dorong dimana, itu akan
terus berjalan dan temen-temen bisa ngelihat gerakan ini seksi ibaratnya kita bisa jalan bareng,
duduk bareng, ke kementerian bareng dengan mereka memperjuangkan apa yang kita perjuangkan.
Temen-temen percaya GKIA ke depannya akan terus mengakomidir masukan pemuda dan
melibatkan pemuda disitu.

Aku pengen ngomongin SOS, sebenernya gerakan SOS itu gimana sih?
Sos kan gerakan dari taun ke taun, aku juga ngikutin ini dari gerakan yang gak terbentuk apa-apa.
Kita tiap tahun hampir selalu ada aksi kekerasan, setiap taun ada kasus besar terkait kekerasan, nah
itu yang sebenernya ngebuat temen-temen jaringan perempuan, penggerak sos ini temen-temen
jaringan perempuan, keprihatinan pemerintah bersikap lamban, gak ada gerakannya, yang
membludak pas di kasus YY karena beberapa pejabat pemerintah perspektifnya jauh banget dari
yang kita harapkan karena kasus ini terus sering terjadi dan mendapatkan respon yang gak kita
harapkan sehingga temen-temen jaringan perempuan coba gerakan massif yang bisa di adaptsai
dengan mudah oleh temen-temen di daerah. pas momen yy ini lah, buat aksi damai di monas,
momen nya lagi panas-panas nya sehingga banyak media yang melirik. Harapannya saat itu gak
menargetkan ke pemerintah tapi membangun ke opini public. Gak ada lagi orang yang bilang salah
sendiri ..Bahwa ini sudah kejahatan luar biasa yang harus ditindak. Akhir nya kita diterima sama
kantor kepresidenan. Waktu itu ditemuain sama Lumayan lah jabatannya , teten masduki. Biasalah,
apa sih sbenernya masukan yang kita mau, Kita omongin aja bahwa ini udah terlampau jauh dan kita
selalu aksi tiap tahun.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Dari taun kapan?
Dari taun 2012 itu udah selalu aksi dari mulai bunderan HI, monas juga. Jaringan nya terus
bertamabh sampai arus pelangi, lgbt yang di luar jaringan perempuan masuk juga kesitu. Karena
temen-temen LGBT banyak yang mendapatkan kekerasan seksual dari ortu/keluarga yang berusaha
membuat dia kembali lagi ke jalannya sehingga mereka juga ngerasa butuh ikut di jaringan itu.
Memang sekarang banyak di akomodir sama temen-temen yang banyak aktif. Cair sih karena
kepemilikan bukan berdasarkan organsaissi, saling support secara individu, secara organisasi,
support satu sama lain jadi terus aja tiap taunnya. Pas di Monas kita juga banyak di liput media,
akhirnya di pencar ada di metro, tv one, berita satu trus mana satu lagi langsung ditelpoinin sama
media. oh ya satu lagi kompas. sos lumayan mulai terlihat gerakannya. Kompas menawarkan diri,
mau gak kerjasama bikin kegiatan lilin untuk YY. Tapi dia masih menggunakan namanya padahal
kita itu yang akhirnya di undang dan menteri pun dateng. Mentri agama, mentri pendidkan karena
kompas juga yang ngundang. mulai banyak yang ikut trus di adaptasi juga oleh PKBI ntb, Bengkulu
buat, jambi buat. Harapannya seperti itu, dari situlah kita mulai sering diskusi. Jangan tiap ada
kekerasan doang kita melakukan aksi. nah jaringan itu cair banget gak ada struktur siapa
pemimpinanya, siapa yang gerakin, benar-bener cair berdasarkan kepedulian terhadap kasus
kekerasan.

Kalo bisa disebutkan organisasi apa saja yang terlibat di situ?


Banyak sih sebenernya organisasinya. Yang inget itu yang kemaren, LBH APIK, YLBH Jakarta,
Arus pelangi, ada kalyanamitra beberapa terlibat. Itu sih yang support dari pendanaan dan orang-
orangnya. Selebihnya lagi Karena individu2 di situ juga bukan karena organisasi, tu banyak disitu.
Satu individu..kita sepakat bahwa sos tidak ada embel-embelnya NGO, pure gerakan
kemasyarakatan. keputusan di PKBI keputusan yang panjang karena memang gak ada tempat.
Sebenrnya kita gak mengharapkan di adakan di pkbi karena kan ngo. Karena memang ini benar-
bener pure full gerakan sosial dan supportnya gak jelas dari mana mana, yang punya duit silahkan
kasih. Kalo lo mau masukin kontak untuk dampingan, oke. Kita promosiin oke. Cuma untuk
perminataan di logo itu kita tidak terima

Kenapa PKBI terlibat di gerakan SOS?


Banyak banget alasannya, salah satunya Karena PKBI ngurusin kasus-kasus kekerasan di beberapa
daerah. visi misi kita juga lari kensa, fokus advokasi kita pun kesana, mendorong di sahkan
penghapusan UU kekerasan seksual. Dari waktu itu selalu itu tapi yang di sayangkan pemerintah
mengeluarkan hukuman kebiri. Itu yang sebenernya kenapa PKBI ikut kesitu dilihat juga beberapa
temen-temen di PKBI sos ini jaringan yang cair dan sebenernya harapannya gerakannya bisa massif
karena visi misi yang kuat dan total untuk membantu itu dan mereka prihatin dengan kasus-kasus
yang ada. Kalo kita bisa support disini mustahil kalo pemerintah.

Nah kalo tadi PKBI, sekarang di-BS-nya sendiri. Kenapa BS termotivasi terlibat dalam
gerakan SOS?
Pertama memang karena melihat kasus kekerasan yang cukup banyak dan Intersectional isu yang
jelas banget di isu kekerasan bisa lari kemanapun, ke perkawinan, ekonomi segala macam, menurut
ku kekerasan seksual isu yang sebenernya bisa mengundang banyak orang untuk berpartisipasi. Trus
ditambah hasil pleno remaja juga. kampanye perkawinan usia anak di seluruh PKBI terus
digencarkan. Itu pertama, terus sejalan dengan visi kita yang ada di pleno. Itu dari segi kebijakan.
Prihatin dengan kasus-kasus yang ada. Di tambah sekarang udah gak melihat, Siapaun bisa jadi
korban sampai anak kecilpun memang berpotensi dan memang tambah banyak. Pelakunya pun
sekarang udah anak kecil melakukan pemerkosaan kepada anak kecil, dibawah umur. Mungkin
Orang yang gak paham soal isu kekerasan prihatin soal ini. Aku mikir Pasti gerakan ini akan panjang
dan berdampak besar untuk isu Kespro karena itu salah satu spesifisik isu di general isu Kespro .

Kalo BS/ PKBI tidak terlibat apa kerugian yang diperoleh untuk gerakan kaum muda di
PKBI?
Yang pasti kan rugi lah kita gak terlibat ke suatu gerakan yang kita bayangkan akan besar.pasti
sebuah kerugian kita gak terlibat dalam suatu aktifitas yang positif yang akan berdampak banyak
untuk banyak orang. Sebagai organisasi masyarakat kita ingin membantu masyarakat. Nah di sos ini

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kan kalo kita gak terlibat/support yang pasti rugi. Apa perjuangan dan visi kita secara internal di
organisasi gak tercapai, gak terlibat.

Sebetulnya apa hasil akhir dari gerakan SOS ini?


Harapannya orang-orang bisa paham konteks-kontes kekerasan seperti apa dan mau melawan.
Banyak yang dapat kasus hanya diam. Kasus-kasus yang timbul diberita itu kan cuma orang yang
mau melawan itu, atau mau mengatakan bahwa ini kasus kekerasan, mau melaporkan, korban masih
banyak yang gak terlihat. Pemerintah bisa mengambil tindakan tegas, kasus kekerasan harus diapain,
masuknya kemana, tugasnya pemerintah hanya sebatas penghukuman tapi gak lari ke preventifnya.
Dari segi edukasi sejauh mana kekerasan seksual terjadi dimana, Untuk mencegah kasus-kasus
kekerasan timbul di kemudian hari. Tapi kita gak mengharapkan kita terus yang berbicara itu, kita
berharap masyarakat yang mau terlibat bisa berbicara itu. Itu kenapa alasannya kita bunyiin pluit
ini. Di film itu sendiri pun, Terlihat gerakan dalam film itu, satu symbol keprihatinan orang di dorong
oleh segelintir orang yang terus memperjuangkan itu. Kita merasa butuh symbol, semacam kalo di
luar itu ada safety pin, itu masif kan, dimana saat orang liat gak diam. sekarang kalo liat orang di
jalanan, pacaran pukul-pukul-an cowok cewek pasti jarang banget orang yang nyamperin, negur, itu
jarang banget, karena itu hubungan pasangan mereka, ranah domestic mereka, jarang banget orang
yang peduli soal itu. Pluit ini adalah symbol bahwa kalo mereka melihat hal-hal seperti itu harus
membantu dan berani melawan itu.

Ini ide siapa?


Obrolan di warung kopi sebenernya, semua yang ikut meeting disitu, PKBI terlibat , gue, kak frei,
ria, mba Kristin PKBI jaktim. Yang awal datang gua, ria, kak frey, sm individu sos lain, ada dita
caturani, itu gw gak tau organisasi nya dimana, sama mba estu Kalyanamitra akhirnya ketemua
muncul pluit symbol perlawanan. Bunyikan tanda bahaya, bunyiin gak hanya pake pluit , ada yang
kentongan, kaya diskusi siapa yang nyeletuk duluan, apa yang bisa kita gunakan sebagai safety pin.
Sehingga orang kalo liat yang make ini, terus mengalami kekerasan seksual, orang itu bisa minta
tolong sama orang yang make, berarti dia care dan tau, itu harapannya. akhirnya muncul dan sepakat
buat ini langsung eksekusi.

Ada target tertentu kalo di pemerintah seperti apa?


Kalo di sos gak sedikitpun target spesifik ke kementerian kecuali khusus untuk UU pengharpusan
kekerasan seksual.

kapan akan tercapai itu?


Kita sih mengharapkan 2017 di bahas dan segera di sahkan

Apa kontribusi dari PKBI untuk membangun gerakan SOS?


Ide delalu bergulir, PKBI selalu aktif di diskusi2, di cikini sore menjalang malem, kita selalu ngasih
ide, untuk finansial kalo jumlah gak tau pastinya. Menurut gua lumayan banyak untuk ngedanain,
tapi kecil2. Pkbi memberikan anggaran. Launching pluit kita bisa dibilang 70% anggarannya pkbi.
di event2 seblumnya support kecil2an karena di event sebelumnya gak terlalu banyak ngeluarin uang
karena kan Di support kompas juga. Kalo yang kemaren di monas itu paling kita support bunyi2an,
pluit, property bunyi yang kenceng itu, mungkin beberapa support nyetak banner. Oke pkbi cetak
banner, leaflet , bikin pluit. Dari luar cuman ongkos /fee narasumber. Tempat, snack semuanya dari
pkbi. kalo narasumber bukan fee , bener2 ganti transport datang dan pulang.

Apa strategi PKBI mengumpulkan dana dalam SOS?


Sebenrnya untuk mengatur keuangan saya gak tau pastinya, tapi advokasi kan budget nya kecil. Tapi
memag itu yang menarinya di advokasi. sebenernya uang sos uang dari gkia. Itu kenapa pkbi minta
acara nya di pkbi aja. Karena biar bisa keluar lebih banyak. Pendanaan dari gkia karena hamper
mayoritas dana gkia terlalu cair boleh dipake apa aja. Terserah mau dipake apa aja yang penting
report jelas, impact jelas. Itu sih bisa ngedanain temen2 jaringan.

Nah, apa strategi yang dilakukan PKBI /jaringan dalam “SOS” dalam mengumpulkan begitu
banyak masa dari individu dan organisasi pas launching gerakan?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Media sosial sih soalnya di sos ada aktivis media yang dita caturani itu. di instagram dia udah ribuan
follower, dia memang aktivis sosial media banget. Kalo gua Tanya kenapa dia Kenapa dia followers
nya bisa sebanyak itu karena dia juga pernah jadi korban pasca demo 98. Reformasi, kekersan
seksual, gau tau cina, Gak tau detailnya. Dia banyak didenger sama followers yna. Beberapa
postingannya menurut gua bikin tertarik. Orang follow account nya dia. Twitternya udah nyentuh
jutaan, dua jutaan,kalo instagramnya masih seribu an. Dia yang sebenrnya kita pegang bener buat
mobilisasi masa. kaya yang kemarin rame di muans dia yang mobilisasi. Pkbi support support di
media, merekam content2 dan bantu tenaga SDM.

Sejauh ini dukungan dari masyarakat di luar orang-orang yang terlibat di “SOS” kaya
gimana?
Kita lagi telusuri karena kalo kita searching hastagnya nya banyak banget poster sos yang kita gak
tau siapa yang ngadain di daerah gak tau siapa yang mobilisr. Di jambi, di Bengkulu, di beberapa
daerah. itu banyak banget hastag sos dengan kasus kekerasan seksual. Pas di grup siapa yang buat,
bukan pkbi. klita gak mempermasalahkan itu terserah mreka yang buat itu malah bagu, kita mau tau
aja orang yang melakukan ini siapa biar kita bisa ajak terus untuk kontribusi. Dorongan nya sih itu
dari masyarakataImpact secara keseluruhan yang kita harapkan, masyarakat melihat kekerasan
bukan hal spele, bukan peremepuan yang gak memakai pakaian yang gak baik, perspektif yang ada
di masyarakat kita ubah dulu sehingga akhirnya mereka peduli dan mau mendorong ke pemerintah.

Oke, nah menurut BS actor-aktor internal di PKBI, sejauh mana dukungannya terhadap
gerakan SOS, direktur, pengurus, kepala bidang atau frenia sebagai PO advokasi?
kalo internal menurut gua dukungannya udah lumayan baik, gak seperti sebelumnya, karena
komunikasi yg kurang terbangun, walaupun banyak kanal informasi yang dibangun di pkbi Cuma
di internal sendiri gak pernah ketemu komunikasi yang baik apa yang perlu dibangun. jadi ini
permasalahan menyamakan visi misi dari suatu aktiv itas yang gak pernah ketemu. Untuk sekelas
pkbi agak minim support dalam setiap kegiatan yang positif dan massif tapi gak dilirik seperti yang
kita gambarkan, gue dan frei bayangkan. Ini sebenrnya bagus banget kalo kita mantainace ini,
apalagi kalo total banget pkbi support disini dan mau ngeluarin banyak hal disini. itu masih kurang
dari harapan, tapi menurut gwudah lumayan kaya temen2 kemaren banyak yang datang untuk
launching ini. Untuk pengurus sendiri, komunikasi nya yang harus masuk ke pengurus. Jadi
pengurus juga gak tau gerakan advokasi apa yang udah kita lakukan, itu gak masuk sama sekali.

Nah kalo ke daerah sendiri gimana? Ini kan pusat nasional levelnya, daerah terpapar gak
dengan gerakan sos ini?
Sosial media terpapar banget

Daerah mana aja?


riau, ntb, ntt, indramayu. Kemaren di sosmed pas pkbi share mereka nanyain, ini gerakan apa? kita
mau joint dong. Ugem salah satunya, dari riau andreas langsung nanyain, ntb si dayan. Gw mau
mesen dong, mereka adaptasi juga malam renungan yy, sos, saat kompas buat gak lama mereka buat
lilin buat yy, mereka langsung gerak cepet untuk langsung mengadaptasi gerakan itu.

DKI Jakarta?
PKBI Jakarta disayangkan gak ikut langsung melirik hal ini sebenrnya gerakan massif. Arus
informasi selalu dibicarakan ada kegiatan gini2. Padahal disitu ada retno yang sama2 pengurus.
Balik ke budaya mungkin, bukan karna hal2 yang salah. Krn mereka udah project based banget. Dan
ini akhir taun. Mereka lagi kejar kegiatan project berdasarkan workplan. Padahal kan kegiatan itu
bisa dibarengkan dengan support kegiatan jaringan. Mereka juga lagi bikin kegiatan beruntun juga.
Mereka sangat disayangkan banyak kegiatan besar tapi mereka gak terlibat. Malah ngurusin kegiatan
di dalam sendiri. Tapi kalo dari youth forum sendiri berharap gerakan pluit ini bisa dilakukan temn2
daerah karena di jaringan sos berharap ini langsung di adaptasi oleh daerah. kalo gua nyanggupin
untuk forum

Apa rencana ke depan?


Sebenernya kita mau bikin konsep nya sendiri, jangan sampai kebentur kita akhirnya jualan pluit.
Konsep nya gimana, komitmen yang mau adaptasi gimana. Jangan endingnya bagi2 pin, jual2in
pluit akhirnya gak ada impact langsung kepedulian yang ada. itu yang mau di buat sama temen2

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


forum. Januari start, februari ada momentum kumpul, kita share ke mereka. January disiapin,
fenbuary ketemuan di share ke mereka. Untuk segelintir orang yang semangat kita mau kita langsung
aja tools2 nya, media yang sama, design yang sama. kita kasih mereka jalanin. Pin nya kita produksi
mereka yang jualin. Buat kamoanye nya di masing2 daerah.

Bagaimana nanti rencana strategi mobilisasi keuangannya selain misalnya jualan pluit?
Kita mengharapkan temen2 di daerah yang bisa mengatur keuangannya. Karena sebenernya gerakan
ini gak butuh uang terlalu besar. Yg penting kita bisa modalin produksi kalung pluit aja dulu.
Selebihnya mereka metode nya kaya gimana tergantung mereka di daerah. Yang penting bisa
dibangun rasa kepeduliannya di daerah, harapannya bisa dilakukan serentak, roadshow. Kita dukung
kampanye edia nya. Bahwa di daerah ini sedang melakukan ini tapi dari segi finansial kita gak
ngebayangin terlalu besar ya .pkbi daerah Cuma negluarin 3-4 juta untuk sekedar transport sm
keliling roadshow dan ngundang banyak orang gak berat lah.kemaren pun yang buat acara ini gak
ampe puluhan keluarnya. Masa gak bisa,

Nah kira-kira apa yang dilakukan untuk ngumpulin mobilisasi internal PKBI?
Di benahi Sejauh ini masih bicara komunikasi dulu. Sebenernya kita kaya gak pernah tau masing2
individu, masing2 lini bidang di pkbi sampai ke daerah pun arahnya mau kemana. Sampe ke atasnya
pun, pengurus pun arahnya gak jelas, bisa berkomunikasi menentukan arah sebenrnya apa yang mau
dicapai oleh pkbi jangka pendeknya aja dulu, gak usah ngomongin coe yang sampai saat ini pun gak
jelas definisi/indikator COPE itu apa. Pengurusnya yang dulu gak paham.

Kalo menurut BS apa, interpretasi Coe itu apa?


Sama gak paham detail, centre of excellent itru udah yang paling tinggi, kesempurnaan. Walaupun
kesempurnaan itu milik tuhan. Mencapai ini tuh seperti apa. Terlalu abstrak dan general, pusat
unggulan yang excellent itu seperti apa. Turunan dari misinya gak jelas mau seperti apa. Ngeliat
Arahnya ya jadi pelopor . memberikan inovasi baru di gerakan di kesehatan di indonesia. Simple
nya begitu. Turunan indikator akan mendukung apa dampaknya ke visi kita dan itu gak ketemu
sampai detik ini dan ini selalu jadi perdebatan di pertemuan. Saat bahas soal renstra, capaian,
renbang gimana capaiannya gak jelas. Karena sebenrnya semuanya lebingungan sama apa yang
ingin kita capai. Terlalu abstrak jadi gak pernah akan ketemua. Jadi bahan debat saja. Ini kenapa
bisa begini padahal itu tertuang di renstra. Elalu jadi pertanyaan yang timbul tiap tahunnya. Internal
nya apa yang harus diperbaiki ya komunikasi, visi kita juga diperjelas lagi biar masing2 tau arahnya
kemana.

SDM PKBI sudah siap belum terutama kaum muda di daerah untuk jadi actor gerakan SOS?
Dari segi kapasitas timpang banget, daerah pulai jawa tambah ke ujung, arus informasinyam value
nya, kapasitasnya itu gak rata, jauh banget dari yang kita mau. itu yang sebenrnya jadi tantangan
besar bagi pkbi dampaknya sampe ketemu juga di atas, dari youth nya kapasitas, proses nya gak
jelas, akhirnya wadir aja proses nya [anjang, hamper setengah setahun untuk nyari staff yang kita
butuhkan. Itu yang jadi tantangan untuk di internal pkbi,pr besar buat pkbi. dan kalau menilai
kapasitas masing2 pkbi pun jaraknya terlalu jauh si A dan si B jauh berbeda. Gak punya pemahaman
yang sama oh maksudnya begini akhirnya di PR besar buat pkbi.

Terus apa yang harus dilakukan biar perspektifnya sama?


Untuk di youth sendiri kita harus targetin standar apa yang kita mau jangan sampai kita menilai
kapasitas apa yang berbeda Cuma kita gak punya standar. kespro dibagi soal layana dan pendidikan.
Pendidikan kespro yg komprehensif. Itu yang gak pernah disamaratakan. Di tambah lagi kita minim
pengalaman hak asasi manusia. Contohnya di saat forum remaja apa yang harus dilakukan ketika
anak perempuan mencuri dan di arak di kampong, itu salah sendiri, itu kan hukuman sosial buat
mereka. Itu salah satu contoh bahwa sebenrtnya basic human righst belum clear. sebenrnya hak asasi
manusia itu seperti apa, gimana mau lari ke isu abosrim hak untuk odha, hak untuk anak itu kan
pemahaman yang simple dan sebenrya basic sebelum mereka tau isu yang lebih besar seharusnya
mereka tau itu dulu. Kita ngasih informasi lompat .

Apa startegi BS sebagai pemimpin remaja


Ngerumusin standar utu udah di forum. Menakisme mentorship yang bisa dilakukan sama temen, di
beberapa daerah ada yang bisa kita pegang yang bisa nge share informasi itu dengan strultur mentor

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dan mentee . forum ippf harapannya ada proses penyamaan infpormasi di seluruh member
association, dengan konsep- mentor dan mentee, itu yang dilakukan organasiais radikal itu yang
dilakukan untuk mengggemblenbg satu orang untuk bisa terlibat di organisasi nya. Harapannya itu
tapi terbatas dengan masalah pendanaan. kitra bisa memanfaatkan sosmed, ada mekanisme yang
kelas untuk bikin mentorship atau kita bikin e course, siapa yang mau belajar, Terukur sejauh mana,
tinggal bagaimana pkbi mensupport atau tidak setidaknya embantu berkomunikasi dengan pkbi
daerahnya, gak usah financial dulu tapi lebih ke support dukungan berkomunikasi dengan pkbi
daerah dan porang2 di dinternal pkbi terkait

Agar gerakan ini juga didukung oleh organisasi lain misal donor agency, gerakan organisai
lain?
Kalo kita mikir sejauh ini nargetin di sos itu bukan per organsiasi. Kita bener2 individu, satu ke satu,
makanya yang kita lakukan di pluit ini adalah kitab buat datasbae aja dulu, siapa yang punya pluit
ini dan kita berkomintemn kita buat datanya. Sehingga apa yang akan mereka kampanyekan, apa
yang akn metreka dukung aagr mengundang banyak orang agar bisa terlibat disini. Pesanan nya aja
hamper 200. kalyanamitra mau mesen itu 200. Jamgan samapi kita kewalahan kesitu. Itu salah satu
cara untuk mengajak orang lebih banyak dan Kita gak fokus ke organisasi

Kenapa?
Karena sebenrnya lari lagi kalo ke organisasi kita gak mau ditunggangi kepentingan donor, tp
memang pure kalo mau support lu kasih aja nanti kita sepakati mau apa. kita diskusi dulu, sem[pet
terjadi ada yang minta searo logo, kecuali lu mau kontak lu dimasukan di brosur yang kita bagikan
sebagai penanganan kasus kekerasan seksual.

Apa kekhawatiran yang dapat terjadi jika organisai naro logo?


Kalo gua menganalisis kenapa ke sana, gak mau di sos ini ada satu organsiasi yang dominan,
mengklaim hasil, beberapa segelintir sering kejadian kaya gitu. dia baru sekedar support 100-200
riibu di klaim yang melakukan itu. Harapannya gak terjadi konflik seperti itu bener2 pure ini gerakan
masyarakat. bener2 atas kepedulian masyarakat. Gak ada embel2 ada organisasi/donor support ini.

Apa strategi BS/kaum muda PKBI untuk mendesak di sahkan uu kekerasan seksual?
Kalo harapannya pluit ini masih digunakan kan otomatis akan banyak diliput oleh media, dan ini
bisa membuat berbagai daerah khusunya remaja yang bersemangat untuk memperjuangkan ini.
Soalnya gua rasa banyak di sosmed pun banyak yang nanya2 soal ini. bisa peduli dan ikut serta.
Desakan public ini besar banget bisa mempnegaruhi jadi prioritas pembahasna di dpr. Kebiri aja
bisa di desak kesana karena banyak dukungan ke sana karena masyarakat dan pemerintah ini
bagiamanq bisa memberi efek jera ke pelaku. Melalui pluit inilah bisa yang diharapkan pemdua jadi
leading sektornya, di kampanye2 sehingga mendorong dpr mengesahkan ini. Perspektif masayarakat
dan pemerintah. digunakan beberapa daerah. di sosmed banyak yang nanya2 soal ini. kita berharap
nilai2 itu dulu yang dibangun, perlindungan ke pelaku, korban, kasus2 kekerasan seksual apa saja.
cuman melalui pluit inilah bisa yang diharapakan banget ya memang pemuda yang jadi leading
sektornya di kampanye. Mendorong dpr mengesahkan ini. Lewat jaringan lain mungkin iya. Karena
memang targetnya kita disuruh ke teten gak ada yang mau, gak penting, karena targetnya bukan itu.
Dan dia memang bener2 Cuma formalitas, apa yang kita omongin, kita menyayangkan presiden
mengambil hukuman kebiri .

Setuju gak?
kita gak setuju hukuman kebiri, dia bilang nanti akan dibisikan ke presiden. TapI ending nya akan
di sahkan kalo gak ada dukungan public. Sebenernya sos jangka panjang bukan gerakan instan untuk
mengubah satu kebijakan, kalo dilihat dari goalsnya temen2 lbh banyak ke gerakan jangka panjang.

Saat ini alat/ teknologi/media apa saja yang digunakan untuk membangun SOS?
kita banyak ke sosmed untuk gerakan, di instagram, posting poto, di video kemaren baru buat save
or sister.id, banyak temen2 dari segi individu yang tergabung dalam di sos pun banyak yang
melakukan kaya dita caturani dia lagi ke semarang dan jogja dan akan menggerakan ke sana karena
ngurusin kasus pabrik semen di jateng. Terus beberapa individu di temen2 jaringan lain mulai
mempromosikan pluit sebagai symbol anti kekersamn seksual. terus digulirkan isu itu jangan sampai

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


putus jangan launching rame2. informasi terus dibagi banyak yang menggunakan sosmed. Belum
ada yang sampai ke offline sih.

menurut BS Struktur PKBI mendukung gak sih gerakan SOS?


Sebener nya gak punya kapasitas untuk menganalisis dari segi struktur di pkbi tapi gw liat umumnya
perbandingan organsiasi luar dan pkbi. pkbi cendrung terlalu bengkak, gemuk banget, gendut, jadi
kalo kita gak nabrak birokrasi pasti akan lamban, sama kaya di pemerintah, beda dengan organiasi
yang gw kenal mereka cair banget, mereka memang dikit orangnya disitu, divisi dikit, metode dan
waktu kerja nya cair banget, kaya gua bandingin dengan save, WVI, dengan organisai baru yang
baru mulai ngebangun. Mereka gak bengkak di SDM tapi Gimana caramya memaksimalkan kerja2
yang ada. Ngobrolin beberapa organisasi lain yang waktu itu ngobrol sama kebetulan waktu itu teh
ii yang lagi buat diskusi soal rekruitmen dan regenerasi. Nah itulah kita juga belajar struktur2
organisasi kepemudaan di Indonesia karena sampai hmi juga hadir disitu. sedangkan mereka itu
simple, kecil, orangnya gak banyak, divisi gak banyak. Mungkin untuk sekala nasional agak
kebengkakan sih ya.

Tapi hubungan antar unit kerja, ada renbang, youth forum, bidang program, ada po remaja,
po advokasi, bidang keuangan, itu hubungan kerjanya bagus gak sih, sinergis gak?
Gak sih kalo menurut gue pribadi, gak ada komunikasi sinergitas yang jelas antara masing2 bidang
saat ini. Gak tau ke depannya kaya gimana. Khususnya bidang program setelah beberapa tahun ini.
Kaya beberapa taun ini.

Membandingkan jaman IW dan Era pasca inang gimana?


Kan gua gak ngikutin yang sebelumnya kaya gimana, tapi gw banyak denger dari bu mona,
koordinasi seperti apa, dia bilang sih dia gak menyalahkan struktur tapi dia menyalahkan cara
individu itu bertindak. Lu bisa mengontrol staf lu, bisa memanage. Karena program lini yang paling
dilihat langsung, ibaratnya program lu apa sih, kegiatan lu apa sih, terlihat mundur sehingga
klomunikasi advokasi nya. Kalo ditanya advbokasi tau gak apa yang dilakukan denmgan
pemberdayaan belum tentu di tau . diskusinya belum kebangun.

Program remaja gimana?


Kalo advokasi sendiri sih, gw ajak forum aja ya bil ya karena lu lebih fleksible kalo di ajak kemana2
dan mudah di ajak komunikasi. Alasan advokasi banyak melibatkan gua itu karena lebih cair,
fleksible dan mau. sebenernya yang gw sayangin kalo kita mau fokus di gerakan dan pemberdayaan
di gerakan sinkronisasi nya kurang. Di secretariat nya pun gak mendukung. Informasi pengurus
tolong masukannya tentang pedoman kesekrretariatan. Gw merasa kekurangan itu apa sih yang bisa
gw support. Akhirnya timbul masalah komunikasi terus. Gw lihat pribadi kaya gitu. Entah system
yang belum terbangun atau individu yang tidak membutuhkan, team worknya sehingga mereka lebih
nyaman jalan2 masing2.

Mendukung gerakan atau melemahkan?


Melemahkan ya, Gerakan banyak terlibat di advokasi. advokasi mencoba remaja punya gerakan apa.
Bisa support sini gak sih. Akhirnya follow up nya gak jelas. Tau2 beberapa kasus Oh ternyata dia
melakukan ini juga lho akhirnya sinkronisasi gak jelas. Yang mulai terlihat sih gw lihat klinik yang
mulai mau tergabung dalam gerakan. Untuk gabung ke beberapa jaringan. Klinik gak sama sekali
kenal IBI tapi melalui advokasi mmulai kenal jaringan. Nanti dia tinggal follow up ke klinik. Itu
contoh kecilnya seperti itu, diharapakan bidang2 lainnya juga, hiv. Gw gak paham banget siapa yang
punya andil, Tinggal action aja, implementasi nya sebenrnya yang dimau seperti apa.

Sebenernya ada gak sih kekuatan di internal PKBI yang mendukung gerakan kaum muda
dalam HKSR?
Karena member kita banyak di daerah itu pasti mendukung banget, pasti harapan temen2 jaringan
seperti itu. Itu keuntungan kita banget Kita bisa jadi lini terdepan untuk melakukan itu, beberapa
donor melihat itu sebagai kekuatan kaya di RHRN melihat pkbi yang bisa me leading gerakan itu
karena pkbi organisasi besar, ada di setiap daerah, karena mereka itu di nasional advokasinya, itu
yang paling kuat disitu dan untuk konsistensi gw gak liat itu sebenernya, temen2 jaringan melihat

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


pkbi bisa ada di belakangnya kelompok 2 minoritas seperti lgbt. Itu kan kurang. Sebenernya kemaren
sempet konsisten tapi sekarang mulai gak jelas mulai mundur.

satu lagi, struktur PKBI, hubungan anatar individiu gak bagus, tetapi ada upaya apa yang
dilakukan BS sebagai pemimpin anak muda di bidang advokasi untuk mensiasati itu?
Kalo pribadi lebih banyak ke pengurus menyerahkan pure ke mekanisme pedoman tenaga kerja
ngikutin dari awal mulai membuat pedoman itu, merevisi sampai akhirnya menjadi cara2 ngasih
usulan ke pedoman itu, gimana baiknya, gw lebih banyak menempuh jalur2 lewat pedoman itu
sebenernya structural itu lebih cair, ini jadi beban juga kan karena pemikiran pedoman itu sebenrnya
dibuat oleh eksekutif, pengurus yang banyak memberikan masukan. Arah kita gak sejalan ini mau
kemana ini, gak pernah ketemu, struktur seperti apa, mau tools seperti apa untuk menciptakan
suasana yang baik, alur kerja yang baik, itu jadi pertanayaan besar ditambah juga kita menyewa
konsultan. Gw banyak fokus disitu. banyak perubahan 2 yang terjadi. Sebenernya jujur pedoman
yang ada gak sesuai harapan.

Kontribusi PKBI terhadap gerakan SOS ini, ada gak sih kontribusi bermakna dari individu2
lain untuk gerakan SOS ini?
Individu sih sebenernya banyak ya, gak apal banget nama2 orangnya Cuma segelintir orang ada,
yang paling total membantu pkbi itu ada symphoni band yang terus promosiin isu kekerasan. Terus
beberapa artis pun yang waktu itu di undang sos yang di tugu proklamasi banyak yang support.
Cuma keterbatasan waktu dari individu2 yang berpengaruh. Kalo individu lain di berbagai
organisasi banyak banget yang mau terlibat di sos, Cuma Akhir taun ini terlihat gak banyak individu
yang support karena masing2 ngurusin event akhir tahun mereka sendiri. tapi kalo secara individu
itu banyak banget.

Apa aja yang mereka kasih?


Uang ada tapi mungkin gak banyak ini support dari internal organsasi bukan project. sehingga gak
ada fleksibilitas merek Jadi gak bisa gitu ngasih banyak, waktu, tenaga dan pikiran banyak yang
mereka kasih di sos.

Ada gak sih di luar PKBI yang ngasih media, news letter, bikin film, music?
Dari daerah belum keluar itu

Dari nasional?
Nasional yang symphoni itu yang bikin lagu sister in dangers. Di soundcloud ada, lagu mereka selalu
berpesan tentang kasus kekerasan seperti itu. dia memang dedikasiin buat korban2 kekerasan
seksual, symphoni tanpa kita ajak dari dulu udah melakukan itu. Beberapa temen2 juga bikin gambar
trus dia share tentang gambar ini. dari segi media sini ada yang dukung, Cuma kita memang pengen
libatin lebih banyak lagi seniman, artis untuk ngedukung ini.

Sudah ada artis-artis lagi?


Kemaren itu ada artis satu korban kekerasan seksual, sebenernya mau banyak yang datang Cuma
banyak bentrok.

Siapa yang memobiliasi artis itu?


Bukan pkbi, jaringan, lupa siapa orangnya tapi ada.

Ibil membacakan komitmen yang ada di pledge itu, ada teks nya?
Ada, komitmen kalo kita menggunakan pluit itu. Kalo komitmen kan dari pluit ini dapet. Yang warna
kuning itu lho, yang satu kotak itu.

Selama ini apa sih yang menghambat PKBI dalam memobiliasi dukungan ekstrernal
umumnya birokrasi internal

Kalo yang mendukung?eksternal?


Gak ada sih memudahkan pkbi memobiliasi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 6 (Bagian 1)

Wawancara
Nama Informan : FT
Posisi Informan : Staff – PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 27 September 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat

Sejarah keterlibatan PKBI dengan program remaja dengan isu kesehatan seksual dan
reproduksi bagi kaum muda?
Kalau yang aku tau kan dimulai dari tahun 74 ya yang gerakan remaja apa lupa juga kespro atau apa
ketika itu disadari bahwa perencanaan keluarga itu tidak cukup dari yang sudah menikah saja tapi
perlu sebelumnya karena dibutuhkan persiapan membangun keluarga. Persiapan membangun
keularga itu Kan ada berbagai macam kesiapan secara finansial, pendidikan dan lain-lain, Nah PKBI
itu ngambilnya di kesehatan nya, kesehatan seksual dan reproduksinya. Setelah itu periode 80an
90an itu aku gak begitu tau tapi yang tahun 90an akhir ada beberapa youth centre di PKBI daerah
untuk pertama tempat kumpulnya anak muda, tempat berkonsultasi untuk mendiskusikan
permasalahan-permasalahan kesehatannya dan menjadi sumber informasi ketika keluar misalnya di
SMA dan segala macam. Terus periode tahun 2000an itu, nah ini yang sebenernya masih tanda
tanya, 2010an mungkin ya. Semenjak aku disini juga, kan aku masuk PKBI dari 2010 jadi
sebenernya remajanya PKBI ini mau di bawa kemana. Karena kenapa diluar itu kan banyak juga
program serupa yang membedakan nya apa bagaimana lingkage-nya dengan yang lain, itu yang
menurut aku belum remajanya belum clear.
Tahun 2010 sampai sekarang udah clear?
2010 sampai sekarang justru aku gak paham. Kalau 2000an aku belum masuk

PKBI untuk terkait dengan program remaja belum jelas ingin mengubah apa, tapi kalau
melihat dari gerakan, kegiatan, program nya sebenarnya PKBI ingin merubah apa?
Sebenarnya gampangnya mencegah tapremaja itu dapat merencanakan keluarga dengan baik. Tapi
turunanya remaja tidak mengalami KTD, terbebas dari kekerasan seksual, terbebas dari IMS
Goalnya seperti itu cuma apakah misalnya dari pemberian informasi saja itu apakah cukup.Kan yang
dilakukan pkbi kebanyakan kan pemberian informasi saja apakah cukup. Jadi Intervensi yang
dilakukan youth centre dan PKBI belum cukup menjawab mimpi itu. Bagaimana dengan kebijakan.
Apakah kebijakan itu mendukung. Kalau tidak mendukung siapa yang harus merubah, disitu
hilangnya menurut aku

Jadi PKBI selama ini kurang konsen untuk isu2 kebijakan? Terlalu banyak sumber daya yang
diarahkan pada services?
Iya.Terlalu banyak ke services sebenarnya bisa jadi data pengaya sebenarnya untuk perubahan
kebijakan atau perubahan sosial tapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Karena memang pada
nature nya PKBI itu awalnya services pada tahun berdirinya itu 50an. Dia kan kekosongan pelayanan
kesehatan waktu itu. Tapi sebenarnya dari tahun 57 sampai pembentukan BKKBN sebenarnya pkbi
memberikan contoh tapi akhirnya di BKKBN. Kalau dilihat dari sejarahnya services itu adalah
bagian ketika PKBI ingin mendorong supaya pemerintah memiliki RKBN/BKKBN itu.

Secara tipologi, PKBI itu LSM layanan, advokasi, pemberdayaan atau apa?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalau dilihat dari banyaknya misalnya intervensi dan anggaranya sebenarnya lebih ke sekarang lebih
ke pemberdayaan dan services tapi services makin lama makin berkurang karena menurut aku juga
mengikuti perkembangan dorongan luar, pengaruh luar dalam artian project, dari IPPF, jadi
mengikuti itu sebenarnya.

Nah IPPF saat ini lagi mengarah ke mana, services, advokasi, pemberdayaan?
Mereka mau empat-empat nya. Kalau dilihat dari visinya mereka kan empat2nya.

Apa aja?
Yang aku inget ya, one billion service provided. Terus ada berapa orang yang diciptakan untuk
menjadi advokat untuk perempuan dan Young people, terus ada yang Instituional capacity lebih ke
internal, satu lagi itu aku agak lupa kayanya public support atau CSE gitu pokoknya ada di ininya
IPPF

Berarti harus ada dokumen Renstra IPPF, karena Renstra IPPF berpengaruh pada PKBI
dalam artian resources nya IPPF di arahkan ke empat2nya
Resource ippf di arahkan pada empat2 nya karena mengarahkan sesuai dengan perkembangan global
karena berpengaruh dengan pendanaan. Tahun sebelumnya lebih banyak di HIV ya HIV mainnya
taun ini lebih banyak di KB advokasi ya disitu mainnya.

Nah PKBI sebetulnya lebih banyak dipengaruhi oleh situasi global itu ya?
iya

Kira-kira kebijakan-kebijakan global apa yang saat ini berpengaruh terhadap gerakan kaum
muda yang sekarang dimainkan oleh PKBI?
Kalo sekarang kan partisipasi anak muda sangat di akui. Di SDGs terus turunan nya SDGs kan
banyak program kerjasama pendanaan, itu sebenarnya sudah mulai di akui pentingnya keterlibatan
remaja. kalau pkbi sendiri untuk keterlibatan remaja di GKIA dari 2010 kita sudah fokus di
kesehatan remaja. Terus di asean youth forum kita SRHR.Terus kalau yang khususnya remaja, Kalau
di advokasinya sih kaya misalnya untuk CSE, untuk pendidikan seksualitas, pemberian akses
kontrasepsi bagi semua orang termasuk remaja dan dekriminalisasi untuk LGBT. Sebenarnya itu
yang kita lakukan beberapa tahun terakhir.

Gimana dengan situasi politik nasional? Apakah itu juga berpengaruh untuk gerakan kaum
muda di Indonesia terkait pemenuhan HKSR?
Pastinya berpengaruh pertama pemerintah sekarang ini tidak terlalu memusingkan soal komitmen2
global jadi kaya misalnya dari CEDAW (internationalconvention on violence against women)itu
juga mereka gak report.Soal resolusi PBB untuk dekriminalisasi LGBT juga mereka
menolak.Semakin mempersulit sebenarnya geraknya.Dan ini sebenarnya Dipengaruhi oleh situasi
global juga.Pertarungan antara demokrasi dan non demokrasi.apa yang terjadi di nasional juga
terjadi di global. Raising conservatism itu kan juga terjadi di Indonesia dan Politikus tidak mau
kehilangan masa. Akhirnya ya udah ngikutin Siapa yang kuat ngomong, Dia akan ngikutin itu, itu
akan sangat berpengaruh karena sekarang iklimnya lebih ke konservatif dan itu dijadikan komoditas
politik dan bisnis.

Pengaruhnya terhadap status kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda gimana dengan
situasi politik nasional seperti itu?
Pasti akan lebih represif. Waktu itu aku udah ngelihat misalnya, Yang paling jelas
mengkriminilasiasi pertama LGBT kalau ada remaja di situ pasti dia akan kena. Mengkriminalisasi
konsensual seks di luar perkawinan. Remaja pasti yang akanmenjadi incaran. Situasi ini pasti akan
sangat mempengaruhi bagaimana pemenuhan HKSR.

Melihat situasi politik seperti itu yang berdampak cukup signifikan terhadap kaum muda dan
kelompok marjinal, peran PKBI /respon PKBI apa?
Kalau aku melihatnya pertama kita melakukan pemberdayaan lebih ke terutama ke anak dan waria.
Kalau kita lihat anak di dalam penjara atau yang bermasalah dengan hukum kebanyakan kanausus
nya pemerkosaan. Sebenarnya kita punya upaya untuk melakukan Penerimaan. Yang lain adalah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


upaya-upaya hukum kaya kita memberikan amikuskuri untuk ke MK. Sahabat peradilan. Kaya
suratke hakim MK Tentang situasi kesehatan remaja gimana sih. Kalau di approve akan gimana sih
situasinya. Ada juga upaya mengkriminalsiasi pemberian informasi yang berhubungan dengan
penanggulangan kehamilan itu juga kita bikin naskah paper, Sebenarnya kita sudah melakukan
berbagai hal itu dan ke jejaring-jejaring juga terutama untuk kampanye nya, tapi secara peran dari
remaja nya pkbi itu yang belum tau ditempatkan dimana.

Sebaiknya dimana?
Di advokat kalo idealanya ya seharusnya, karena ini tentang mereka. Seharusnya mereka yang jadi
advokat untuk melakukan perubahan-perubahan ini, remaja yang melakukan, misalnya mereka bikin
kampanye tapi mereka yang digaris depan. Baru ketika itu kita bisa bilang program ini berhasil.

Kalau orang dewasanya?


Harusnya kita support aja, misalnya untuk program PNPM misalnya remaja di bawah 30 tahun trus
kita punya PHD-PHD yang 25% nya remaja, PHN juga begitu, mereka-mereka ini lah yang
sebenarnya muncul digaris depan sebagai orang-orang yang memperjuangkan ini tentang mereka.
Contohnya paling gampang Vina Swara, itu kan bagian dari intervensi PKBI, dia di bawah 30 tahun
dan dia bersuara. itu kerja basis kita berhasil. Nah, Gimana kalau staf-stafnya? Kita kerja pendukung,
menyiapkan datanya, bikin naskah akademiknya, strategi nya seperti apa, mereka bisa ikut disitu
menyusun naskah akademisnya, tapi mereka yang lebih banyak bersuara. Ini kan bahasanya harus
bahasa gua, bikin kampanye juga, ini kan soal hidup aku.

Oke, tadi tentang situasi politik. Sekarang tentang situasi sosial budaya di masyarakat terkait
pemenuhan HKSR bagi kaum muda itu seperti apa situasinya saat ini?
Kalau aku melihat bahwa sebenarnya ini sangat berpengaruh dari keseragaman jadi nilai yang
diangkat dari tingginya konservatifme di Indonesia adalah keseragaman yang boleh melakukan
hubungan seks adalah yang sudah menikah, yang benar itu adalah yang heteroseksual, Agama yang
benar adalah ini ini ini. Prinsip keragaman ini akan mengeksklusi kelompok-kelompok yang tidak
berada di mainstream, jadi mereka ini sekarang lebih ditekan. Remaja yang aktif bersuara mereka
itu ditekan termasuk LGBT padahal kalau kita lihat pada periode sebelumnya ini gak pernah jadi
masalah waria buat salon gak pernah jadi masalah, karena sekarang ada semangat penyeragaman
maka keragaman kita sedang terancam.Remaja juga sangat terancam.Terutama yang tadi itu.Yang
akan dinaikan adalah nurut aja. Semangat dari keseragaman itu sama semua, mengikuti satu
pimpinan nya siapa. Kalau gaksama lu bukan bagian dari kita. Padahal yang diperjuangkan anak
muda adalah mereka ingin jadi bagian dari itu di aspek apapun politik, ekonomi, kesehatan, sosial,
budaya. Misalnya anti korupsi mereka mau ada di situ. Tapi bagaimana itu bisa terjadi jika korupsi
hanya dijadikan sebagai karena keseragaman ini yang lain2 yang berkaitan dengan norma itu yang
diangkat korupsi sengaja ditinggalkan.

Apa dampaknya bagi situasi kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda dengan nilai
keseragaman yang saat ini banyak di anut oleh masyarakat?
Untuk anak muda yang jelas CSE /SRHR akan di tentang karena sebaik2nya norma agama yang
diterapkan. Semangat soal lgbt yang berbeda juga pasti akan di tentang. Yang behubungan seksual
sebelum menikah dan mereka hamil itu akan dipidana. Jadi kebayang kan

Akses tehadap kontrasepsi/layanan ramah remaja?


Itu pasti akan berdampak kan norma nya tidak berhubungan seksual sebelum menikah. Jadi ketika
itu dilakukan ya dipidana

Terkait dengan pendidikan seksual?


Pendidikan seksual dianggap untuk menyebarkan nilai2 keberagaman seksual. Jadi itu nanti yang
akan di serang.

Peran PKBI selama ini dalam mengcoubter isu yang selama ini dianut oleh masyarakat
mainstream terkait dengan keseragaman itu apa?
Kalau PKBI sebenarnya PR besarnya adalah mereka sangat sistematis, berbagi peran dgn jelas.
PKBI sebagai bgagian dari civil society itu peran nya cuma puzzle kecil harus ada yang menyatukan.
Bagaiman kita harus bersatu melawan nilai dari keseragaman ini.nah ini yang belum ketemu sampai

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sekarang. PKBI hanya bisa mengisi puzzle-puzzle kecil nya saja. Melwan yang di MK kita bantu,
Kampanye kita bantu, kita bikin kaya menumbuhkan semangat demokrasi, keberagaman itu kita
bantu tapi secara civil society yang lebih besar kurang kuat.

Terkait upaya-upaya tadi, merespon situasi politik, sosial, budaya seperti itukan butuh
sumber daya, saat ini situasi perekonomian global untuk isu kesehatan seksual dan reproduksi
bagi kaum muda seperti apa?
Menurut aku masih ada kesempatan smp 2-3 tahun ke depan paling 5 taun ke depan sampai 2020
tapi tidak akan lagi bicara pelayanan langsung karena harapannya itru menjadi tanggungjawab
Negara karena itu akan sustain. Itu pasti akan dilepas. Lebih banyak di peran advokasi dan
pemberdayaan dalam kaitannya kerja basis.

Situasi ekonomi nasional saat ini mendukung terhadap peningkatan akses kesehatan bagi
kaum muda?
Yang paling lumayan itu kan dengan JKN jadi itu kan lumayan untuk remaja miskin dll bagaimana
caranya mempermudah JKN. Pada prinsipnya JKN itu benar bahwa Negara harus menyediakan
akses layanan untuk semua tapi sistemnya yang salah gak perlu mendaftar dan kemampuan
pembiayaan menurut aku walaupun anggaran naik kita kan masih punya deficit tapi pertumbuhan
ekonomi nya bagus. Masih ada harapan tetap di 10% cuman bagaimana alokasinya, bagaimana
perimbangan danadaerah dan pusat dan bagaimana teman2 daerah mampu mengaklses dana ini. Ini
yang sulit

Layanan itu di serahkan kepada negara, layanan kespro bagi kaum muda sudah baik atau
tidak?
Kalau kaitannya dengan kesehatan seksual dan reproduksi upayanya sudah ada, kaya PKPR, PIK itu
sudah ada cuma mungkin belum sesuai dengan kebutuhan misalnya jamnya, konten nya, cara
pengemasannya, kalau dia hanya melayani kesehatan reproduksi dan seksual itu akan sangat
mendiskriminasi remaja nya itu sendiri ketika dia mau mengakses. karna stigma nya itu lho, stigma
tempatnya itu bahwa itu kespro bahkan di amerika sendiri di tahun 70an kespro untuk remaja
pertama kali di launching tidak ada yang akses padahal teen pregnancy nya tinggi. maka yang
dilakukan membuka akses untuk umum, cek darah, golongan darah, anemia, tinggi badan terus baru
konsultasi ketika sudah sexually active baru ada tahapan selanjutnya. Tapi harus umum dulu.

Terkait dengan perkembangan teknpologi saat ini, berpengaruh gak terhadap status
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Teknologi pasti akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat permasalahannya adalah itu akan
berdampak baik atau buruk. Kalau berdampak baik untuk status kesehatan Misalnya dia ingin
mencari tahu tentang menstruasi karena dia melek teknologi, dampak buruknya misalnya pornografi.
Usia yang terpapar pornografi menjadi semakin muda. Bagaimana kita bisa membuat dampak
teknologi tidak lebih besar di negative tetapi di postif atau caranya apakah dengan sensor itu bisa
ternyata gak juga.

Bagaimana pemanfaatan teknologi yang dilakukan PKBI?


Belum maksimal. Yang aku tau ada aplikasi yang bersama partner, sobat ASK. Soal HIV
pengembangan aplikasi aku belum bisa bilang efektif atau tidak kalau belum tau yang ini berapa.
Tapi belum maksimal karena seharusnya teknologi yang sesuai kebutuhan seperti apa Apa yang kita
lakukan untuk mengopeni/memelihara itu?

Program remaja PKBI sebenarnya ingin lebih banyak merubah perilaku


remaja/kebijakan/sosial?
Pada awalnya perilaku, knowledge, attitude dan diharapkan bisa jadi behavior belum ke level
kebijakan dan sosial. saat ini aku melihatnya sudah mulai di iniin Cuma belum berlaku secara
tertulis. Kebijakan ada hanya untuk di level PKBI, misalnya pengambilan keputusan di PHN, PHD
itu kan ada remajanya tapi ketika pengambilan keputusan terkait kesehatan mereka sendiri belum.

Sebenarnya nilai PKBI itu apa pemenuhan HKSR bagi kaum muda?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Nilai PKBI pertama Non diskriminatif, right based, terus partisipasi belum bisa bilang sudah
dilakukan atau belum. Tapi yang jelas itu, PKBI secara keseluruhan pendekatannya hak, non
diskriminatif.

Nah PKBI pernah melakukan JR? apakah itu bentuk aksi gerakan kaum muda di PKBI?
Untuk perkawinan anak lumayan bisa, dibilang seperti itu, karena mereka terlibat di kampanye,
pembuatan surat. Tapi kan itu kita inisasi belum ada kesadaran untuk melakukan itu

Apa peran PKBI?


Sebenarnya kita berjejaring waktu itu, kita undang orang sengaja pas ada kegiatan PKBI terus kita
buat pemaparan dari salah satu penggagas point berita. Gimana sich bikin gerakan sosial? Itu yang
kita coba praktekan di remaja PKBI, salah satunya perkawinan anak itu.

Apa yang dipraktekkan waktu itu?


Jadi misalnya kita harus menimbulkan menjadi trending topic di perkawinan anak itu, kita harus
mendapatkan pemberitaan media. Punya kaya basis-basis dari daerah yang bisacara soal yang sama.
ketika itu dari Jogja dari mana-mana biacara tentang perkawinan anak. kaya bersahut-sahutan
kesannya nasional. Simple seperti itu.

apa sih framing yang saat itu dibangun PKBI sehingga memunculkan urgensi?
Ketika itu memang sudah ada kelompok JR duluan tapi memang tekanan public nya tidak ada,
pertama kali YKP, setelah itu dari koalisi 18, pasal setelahnya karena ada kekurangan tuntutan, Kan
urgensi nya sudah tercipta, kan untuk membuat gerakan sosial harus ada urgensi nya. Frame yang
ingin dibangun adalah semua orang bisa berpartisipasi. Tagline-nya stop perkawinan anak. Remaja
PKBI-kan ketika itu ada permasalahan internal tapi kita coba cut semua. untuk kampanye ini semua
bisa menyumbang. Apa yang kamu lakukan kamu lakukan. Akhirnya mereka terinisiatif untuk
melakukan itu.

Apa peran PKBI dalam memperkuat ikatan solidaritas antar actor yang saat itu mau terlibat?
Kita masih punya koalisi 18, saat ini PKBI masih jadi bagian, kita jadi bagian dari kampanye nya
akan ada upaya hukum lagi tapi kita mainnya di campaign nya.

Ada tujuan bersama untuk kaum muda yang direkrut yang coba di gerakkan?
Sebenernya kita kan pengennya, menurut aku, belum dikomunikasikan ke temen-teman remaja.
bebas dari kekerasan seksual, mampu merencanakan keluarga dengan baik, berarti bebas dari KTD.
Untuk dapat melakukan itu Kepedulian, ketika mereka sudah sampai pada tahap informasi dan
attitude tapi kepedulian mereka untuk teman-temen yang lainnya gimana? Kamu udah selesai tapi
di luar sana banyak temen-temen yang seperti itu, apa yang akan kamu lakukan. Nah itu next step
dari program remaja, tujuan goal bersama itu yang belum kita komunikasikan.

Itu belum?
Belum, di youth forum setelah itu mungkin ada, mereka menciptakan advokat-advokat untuk
perkawinan anak ketika workshop belum ada setelah itu baru ada, Tahun 2015.

Apa strategi komunikasi yang dilakukan PKBI untuk memperkuat ikatan solidaritas kaum
muda dalam melakukan gerakamn sosial?
Sebenernya yang paling sulit kan ke daerah kalo di jaringan nasional sendiri lebih mudah. Kalau ke
temen-temen yang daerah yang saya lakukan gak tau kalau program remajanya mungkin beda lagi,
kalau strategi komunikasi nya kita akan buat kaya tema-tema. Langsung pendekatannya yang ke
daerah siapa nih ayo buat dong dari WA grup atau apa. Kita mau bikin kampanye ini, bantu yah,
nanti mereka buat di daerah. Kalau untuk secara mereka berkumpul bersama kita bikin strategi itu
belum.

Haruskah itu dilakukan?


Menurut aku harus, next step mereka mau bikin youth forum untuk menghasilkan advokat-advokat.
Nah ini mau dibawa kemana, belum ada pengikatnya biar ada pengikatnya apa? Harus ada isu
bersama, sehingga itu yang mengakibatkan ikatan kaum muda belum tertlalu bagus ya? Sebenarnya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ada isu, pentingnya CSE tapi terjebak dengan misalnya kurikulum formal, melupakan bisa dari
tekanan public itu masuk, lebih ke kreatifitas. Mungkin kita sendiri harus mengumpulkan mereka
untuk apa yang bisa kita lakukan untuk bisa lebih kuat. Mungkin integrasi CSE bisa dilakukan kita
bikin aplikasi misalnya aplikasi untuk anak umur 4-10 tahun, untuk orang tua yang penting tujuan
kita adalah mereka terkapasitasi CSE. Apakah harus dari kurikulum terus atau pakai cari lain.
Sisdiknas kemaren kan belum masuk mungkin kita harus mengumpulkan bukti-bukti dulu, lihat
jalan lain dulu supaya nanti ada payung kebijakan lain.

JR yang dilakukan PKBI itu kanmdi tolak, apa yang menyebabkan gerakan kaum muda saat
itu gagal meyakinkan hakim MK untuk mengubah kebijakan?
Itu sih sebenarnya yang tidak setuju kan cuma yang agama islam. Sebenarnya lebih ke pendapat ahli
yang Islam, ormnas-ormas Islam, mereka takut melakukan itu. Sebenernya kalo muhamadiyah atau
NU bilang iya mungkin mereka akan melakukan itu. Muhamadiyah pada awalnya setuju terakhir-
terakhir gak, kurang pendekatan kesitu. NU menolak, kita kurang pendekatan. Habis itu ternyata
orang muhamadiyah, NU kecewa dengan hasil itu. Berarti kita kurang komunikasi ke mereka kayak
Aisiyah, Fatayat.

Artinya secara ikatan antar aliansi nya, ikatan remaja sudah bagus, bonding nya sudah bagus,
bridging dengan tempat lainbelum kuat. Saat itu siapa saja mitra PKBI dalam gerakan?
Ada dua grup sebenernya, grup perempuan dan anak. Grup perempuan YKP, PKBI, Rahima, itu
grup women movement. Dan ada grup hak anak: koalisi 18 yang kita inginkan bergabung. PKBI
berupaya memanggil semua ayo kita buat kampanye untuk tekanan public atau lobi-lobi.
Kesepakatan itu akhirnya koalisi 18 aja yang datang, ada kesulitan disitu juga memang.

Apa yang menyebabkan ikatan antar actor gerakan kurang begitu kuat?
Kalo aku melihat kesibukan, ego sektoral, atau ketidaksepahaman bahwa ini sebenernya untuk sama-
sama, misalnya soal advokasi yang penting kita ngelobi di dalem di luar gak usah, misalnya diem2
aja, strateginya kalo kita bikin rame nanti ini perdebatan soal itu.

Apa faktor pendukung dan penghambat gerakan kaum muda dalam JR?
Faktor pendukung nya sebenrnya sudah ada inisiatif-inisiatif itu faktor penghambat nya mungkin
capacity dan knowledge dari anak muda nya PKBI itu sendiri.Karena itu tadi taraf dari informasi
edukasi terus2 tiba jadi mengadvokasi.Itu mungkin harus ada satu intervensi yang harus dilakukan
sebelumnya.Faktor pendukung sudah banyak inisatif2 yang dilakukan di jaringan2 dan bisa ikut
nimbrung.

Terkait dengan asksi kolektif kaum muda, pendekatan di PKBI apa yang dilakukan sehingga
anak muda mau melakukan aksi kolektif di daerah sehingga bersahut2an?
Sebenernya sih kita sudah janjian, pendekatannya lebih ke-menumbuhkan empati, kepedulian,
Strateginya kita ingin menciptakan kegaduhan di media sosial sehingga public aware. Modelnya
sama dengan kekerasan seksual sebenernya.

PKBI punya gak pemimpin gerakan yang dikenal relawan muda PKBI?
Aku gak tau kalau itu. Mungkin di level daerah ada. Tapi itu tadi bagaimana membungkusnya
menjadi gerakan inisiatif nya ada. Kaya may ramadhan. Kalo kita liat dia terus memproduksi basis,
nah ini gimana kita membuat dia bisa menjadi gerakan berempati itu bisa marah, mereka sampai
mengkalim. Kaya di daerah misalnya soal yang di semarangbanyak muncul2 kaya gitu tinggal
bagaimana kita asistensi supaya bisa menjadi tokoh2 itu.

Gerakan kan butuh sumber daya, apa sumber daya PKBI ketika melakukan JR di kerahkan?
Sebenernya lebih banyak ke manusianya Kita hamper gak keluar sedikitpun untuk anggaran. Paling
untuk pertemuan fasilitas-fasilitas. Meeting room terus kaya berjejaring, memanggil jaringan.

Menurut FT itu menunjukan apa? Menunjukan komitmen PKBI?


Aku melihatnya gitu ya, kalau kita memang NGO yang konsen di gerakan sosial atau NGO yang
mau melakukan perubahan. Ada atau tidak ada uang kita akan tetap melakukan itu. Resource nya
seadanya apa yang bisa kita lakukan untuk bersinergi dengan yang lain supaya hasil tercapai.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Berarti lebih banyak SDM nya yang di mobilisasi, kalau keuangan gak banyak ya?
Gak banyak

Bagaimana pendapat FT terkait dengan peran PKBI tadi dalam gerakan kaum muda?
Yang baru dilakukan PKBI itu pemberdayaan untuk merubah perilaku orang tersebut, belum sampai
ke ini 2014 kemarin pleno bahwa kita butuh forum remaja untuk advokat remaja, itu yang
dibutuhkan.

Menurut FT peran PKBI yang lebih mengarah pada peran remaja untuk perubahan perilaku
itu tepat atau gimana?
Bukannya tidak tepat tapi perlu ditambahkan karena ketika orang sudah tau dia akan mengajak orang
lain atau dia akan merubah sistuais itu sebenrnya yang perlu ditambahkan.

JR Sisdiknas, menurut FT itu gimana gerakan remajanya?


Aku gak terlalu tau banyak soal Sisdiknas. Kesalahan yang paling besar adalah kajian hukumnya
karena JR tidak bisa menambahkan itu, yang diminta untuk menambahkan pasal itu sebenernya sulit.
Di level intervensi kebijakan seharusnya jangan kesitu, harusnya Perpres misalnya turunan UU.
Misalnya Inpres yang GN AKSA itu di follow up lebih operasional inisiatif daerah sudah ada. JR
kita ketinggian dan tidak tepat sasaran karena kalau ke MK tidak bisa membuat norma baru.

Peran kaum muda untuk JR UU Sisdiknas gimana?


Yang aku tau mereka bikin campaign. Pamphlet bikin event, bikin apa, bikin apa. Di mobilisasi
pamphlet.

Remaja PKBI dimana peran nya? Baik daerah maupun nasional?


Remaja PKBI kebanyakan tidak terlalu kelihatan. lebih banyak main di local karena basis PKBI kan
di daerah. Basis nasional nya siapa kan gak ada?

Tidak coba di mobilisasi oleh nasional?


Ketika itu Gak, karena kita mendapat panggilan dadakan, lama banget itu kan nunggu panggilan.
Tiba-tiba langsung diputuskan dan cepat prosesnya beda sama JR perkawinan anak-anak yang
sampai berlarut-larut artinya ada perdebatan-perdebatan.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 6 (Bagian 2)

Wawancara

Nama Informan : FT

Posisi Informan : Staff – PKBI Pusat

Tanggal Wawancara : 2 Desember 2016

Tempat : Kantor PKBI Pusat

Terima kasih atas kesediaannya Ada beberapa hal yg ingin saya tanyakan Nah, terkait dengan
gerakan kaum muda PKBI. Sebenarnya mungkin lebih tepat untuk menjawab pertanyaan ttg
Gerakan Kaum Muda PKBI ini adalah FT karena terkait aksi2 kolektif kaum muda yg pada
tahun2 belakangan sering dimobilisasi PKBI saat ini.

Nah Menurut FT apakah PKBI ini memberikan sumber daya finansial yang cukup untuk
membangun gerakan kaum muda saat ini?

Menurut aku belum ya, karena secara apa namanya, cara kerjanya masih terpisah pisah. Jadi
akhirnya advokasi itu bukan menjadi salah satu atau pembangunan gerakan pemberdayaan
masyarakat itu tidak menjadi salah satu komponen yang mjd satu. Jadi harusnya di setiap program
itu ada komponen advokasi, pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tujuannya apa?
Tujuannya kan utk menggerakkan orang disekitarnya. Itu yang akhirnya karena terpisah secara
sumber daya manusianya cuma satu orang yang bertanggung jawab untuk advokasi, secara sumber
dananya juga hanya berapa persen dari anggaran PKBI

Berapa persen?

Aku rasa tidak lebih dari 3% deh

Tidak lebih dari 3% dari total anggaran PKBI?

Iya, tidak lebih dari 3% dari total anggaran PKBI

Tahun berapa itu?

Dari 2014-2016 karena masih terpisah pisah

Idealnya berapa persen anggaran yang dikatan cukup untuk membangun gerakan kaum
muda di PKBI?

Kalau kita bicara program idealnya nih, sumber daya penunjang itu management kan harusnya cuma
10% yang lainnya kan harusnya lari ke program, berarti kan 90% nih..harusnya 30% dari masing2x
itu.. 30% utk pemberdayaan, 30% utk advokasi, 30% utk media dan campaign atau misalnya untuk
pelayanan gitu. jadi adalah komponen itu selalu ada. Apa sih sebenernya komponen program..kan
cuma 3 itu, pelayanan, advokasi..kan masuknya di pergerakan kan advokasi.. pemberdayaan terus
informasi. Komponennya hanya itu saja.

Berarti cukup timpang sekali ya yang disediakan PKBI untuk membangun pergerakan?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Iya karena menurut aku masih cara pengalokasiannya yg masih terpisah pisah.. masih ini untuk
project ini …tapi tidak dilihat komponennya gitu.

Jadi kecilnya anggaran pergerakan itu karena mekanisme perencanaan anggaran atau ada
komitmen2x dari pimpinan atau system PKBI?

Kalo omongin budget itu perencanaan dan penganggaran ya…tapi untuk ini sumber daya manusia
itu komitmen.

Sumber daya manusia itu komitmen ya..tadi kan dikatakan cuma 1 yg bertanggung jawab..
maksudnya bagaimana komitmen?

Komitmen dan pemahaman mungkin ya,, jadi kalo memahami bahwa PKBI itu sebagai sebuah
pelayanan..ya akhirnya akan banyak resources ke pelayanan.

Saat ini bagaimana?

Kalau aku melihatnya masih ke pelayanan ya,,

Lebih focus ke pelayanan?

Pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.. tapi pemberdayaan masyarakat dia untuk di level
pengetahuan.

OK..masih peningkatan pengetahuan. Harapannya gimana sebetulnya jika PKBI ingin


melakukan perubahan yang besar , perubahan tatanan begitu?

Ya harusnya….Ya..komitmentnya perlu berubah karena kan sebenarnya sudah keliatan begitu dari
rencana strategisnya..apa yang..nah ini dari rencana strategisnya itu saling bekerjasama
begitu…misalnya ngomongin advokasi dimana tempatnya dengan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat itu hubungan bagaimana dengan misalnya pelayanan.. itu kan yang tidak
ada indicator yang melihat itu..ini kan tergantung dari pemimpinnya..dia paham atau tidak gitu..

Saat ini pemimpinnya bagaimana?

Ya…kita kan banyak pergantian pemimpin. Ya..kalo melihat sampai sekarang ya masih tidak paham
gitu, paling mudah misalnya contohnya untuk penanganan kehamilan yang tidak diinginkan, kalo
itu hanya ditarik ke ranah kesehatan ya tidak akan pernah selesai.

Penanganan kehamilan yang tidak diinginkan…seharusnya ditarik kemana?

Ya..kita kan sudah belajar dari tahun 80an ya.. permasalahannya selalu sama dengan apa namanya..
penggerebekan dan segala macam gitu. Itu kan harusnya kita harus melihat ada kejadian spt ini…ada
kejadian kehamilan tidak diinginkan..dia bisa karena pemerkosaan bisa karena masalah kesehatan..
nah kalo kita menariknya hanya dari permasalahan kesehatan dan bukan sebagai pemenuhan hak
secara keseluruhan kan gitu,,,menuntut pertanggungjawaban pemerintah untuk menyediakan..ya
akan selamanya kita seperti ini gitu. Akan selamanya layanan aborsi itu disediakan secara tertutup.

Apakah di PKBI ini semua personil atau pemimpinnya itu berperspektif layanan atau ada
sebetulnya yang punya orientasi dan pendekatan yang berbeda di PKBI?

Mungkin ada ya..cuma kita kan engga pernah di assessment secara general gitu pemimpinnya
…apakah pemahaman pemimpinnya itu seperti apa gitu..kita kan engga pernah tau juga… Mungkin
ada..saya saya yakin pasti ada..tapi engga tau ya..mungkin kadang2x engga mau susah begitu..karena
sudah jalannya seperti ini jadi ya sudah dijalanin saja.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


OK..jadi kelompok2x yang progresif itu lebih cenderung tidak mau melakukan aksi saat ini
begitu.. tidak melakukan perubahan2x di internal untuk merubah orientasi PKBI atau
bagaimana..?

Sebenarnya menurut aku tidak diberikan kesempatan sih.. kadang2x tdk diberikan kesempatan kaya
misalnya yang memang memiliki kemampuan tapi tidak ada keinginan untuk memperpanjang..yang
kaya gitulah..yang simple seperti itu.. itu kan juga menunjukkan bahwa kita tidak mau
berubah..gitu.. PKBI tidak mau berubah.

Gitu,,,jadi organisasi itu kan… mau di organisasi mau di perusahaan itu kan dia harus bisa mengikuti
perkembangan perubahan jaman gitu kan..dia harus adaptif.. dia harus bisa menerima input dari
luar..bagaimana keadaan diluar, bagaimana pesaing pesaingnya..dan dia harus mampu bergerak
seperti itu. Nah PKBI itu sulit untuk berubah..karena dia terlalu besar.

Jadi intinya ada sedikit finansial yang dimobilisasi PKBI untuk pergerakan kaum mudanya
dan juga perhatian thd sumber daya manusia yang sedikit perhatiannya untuk membangun
gerakan . Kira2x apa sejauh ini hasil dari gerakan yang dibangun oleh PKBI?

Kalo untuk yang didaerah kayanya aku belum terlalu paham ya ..kecuali yang di Yogya krn cuma
berdasarkan laporan saja. Cuma kalo untuk yang di pusat lebih banyak kita bekerjasama sih dalam
jaringan gitu..misalnya untuk yang perkawinan anak , untuk yang apa namanya..kekerasan seksual
itu..itu lebih banyak di jaringan gitu..tapi aku juga engga bisa bilang bahwa itu pergerakan tapi belum
menuju ke perubahan social

Belum ada hasi yang cukup signifikan?

Iya..paling masih dalam proses lah..orang-orang sudah pada aware cuma untuk mendesakkan ke
itu..masih belum sampai kesana .

Nah..SDM di pusat kan cuma 1 orang yang bertanggung jawab untuk advokasi, iya kan. Nah
bagaimana PKBI membangun..memobilisasi kaum muda..?

Sebenarnya sih yang paling sering dilakukan ya kita hadir gitu, ketika ada kegiatan bersama kita
ikut… ada yang undang kita ikut , jadi sambil memperkenalkan remaja PKBI juga gitu..bagaimana
caranya saling bekerjasama.. yang penting sih berempati ya dengan kasus kasus yang dialami anak
muda.

Apakah PKBI melatih para community organizer kaum muda untuk mereka bisa juga
meningkatkan partisipasi kaum muda yang lain? Ada tidak pelatihan – pelatihan seperti itu

Ada..tapi tidak rutin,..mungkin 1 atau 2 itu di tingkat pusat ya,, tapi kalo (pelatihan) khusus anak
muda yang kuingat paling 2-3 kali

Pelatihan untuk CO ya..?

Iya..tapi untuk daerah2x engga tau

Apa..pelatihan apa itu?

Waktu itu soal pergerakan social

Berapa hari?

3 hari kalo engga salah

di pusat ya?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ehm..terus adalagi waktu itu di puncak ada juga.. terus yang di pertamina ada juga ..jadi 3 kali…itu
semua di jamannya pak inang .

oo… ………. Manusia untuk kaum muda ya? Apakah PKBI memfasilitasi ruangan khusus
bagi kaum muda untuk berdiskusikan isu2x mereka..strategi gerakan dan seterusnya?

disini sebenarnya..di perpustakaan ini ..sebetulnya itu yang berusaha kita bangun. Tidak hanya bagi
anak muda tapi semua jadi siapapun yang mau menggunakan ruangan ini gitu..PKBI misalnya ada
yang meminta pasti akan kita sediakan. Makanya mengapa kitajuga memilih untuk disini (kantornya
di Perpustakan)..begitu ..karena jadi tempat berdiskusilah perpustakaan itu

dan selama ini kaum muda banyak menggunakan ini untuk menyusun gerakan mereka?

Ya..lumayan..ada ASEAN Youth Forum ..terus perkawinan anak..terus kekerasan seksual khusus
anak sih..cuma itu bukan anak muda sih..paling spesifik anak muda yang paling sering menggunakan
sih ya Youth Forum, ASEAN Youth Forum

ASEAN Youth Forum itu apa tujuannya?

Tujuannya sebenarnya kita ingin menciptakan ASEAN itu lebih menghormati HAM dan
memandang bahwa anak muda itu bukan hanya sebagai future leaders tapi Leaders utk hari ini. Jadi
maksudnya adalah perlibatan mereka dalam pembentukan Asean komunitas.

Tapi tidak spesifik kesehatan juga sebetulnya?

enggak

Apakah PKBI juga menyediakan dukungan dukungan sarana komunikasi untuk


memudahkan kaum muda melakukan aksi atau gerakan gerakan khusus?

Paling kita dari whatsap group..paling kita menggunakan facebook

Apakah sering whatsap group itu cukup aktif?

Lumayan..jika ada isu isu tertentu


Isu isu apa yang biasanya menggunakan sarana media?

Biasanya kita misalnya ada respon terkait kondisi remaja dimana gitu… ketika itu di Myanmar ada
pembantaian pelajar..nah kita ikut bersimpati disitu terus untuk stop perkawinan anak..biasanya kita
posting foto foto disitu.

Kalo media media KIE PKBI itu mengarah ke informasi gerakan atau engga?

Engga..informasi umum, belum sampai membangun perubahan yang mereka mau

Belum sampai perubahan,,,kenapa itu bisa sampai tidak disentuh?

Karena PKBI belum move on dari pemberian informasi sebenernya. Jadi pemberian informasi..dari
pemberian informasi orang berharap dapat mengakses layanan.

Ok..media KIE kita lebih ke menuju peningkatkan akses layanan bukan pada membangun
gerakan ya

Iya.. adapun misalnya peningkatan CO - CO dan segala macam itu .. itu kan modul..harus ada bentuk
pelatihannya. Tidak bisa dipakai untuk sendiri itu..tidak ada tools sendiri . sebenarnya yang paling
gampang itu contohnya itu Pamflet, tapi itu kan gerakan anak muda…mereka punya apa yang kamu
mau tau tapi tabu misalnya yang kaya gitu..terus kalo yang waktu itu jurnal perempuan pernah buat
hal hal yang ingin kamu rubah..itu kan sesuatu bagaimana cara merubah …itu kan sebenarnya lebih
banyak..kaya gitu ya…

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Beda dengan PKBI gitu ya..konten kontennya, media KIE nya..tidak mengarah kesitu.. Kalo
misalnya seperti itu kondisinya..artinya sumber daya manusianya kecil. sumber daya
finansialnya yang dialokasikan sedikit..kemudian media KIE kita juga kurang mendukung.
FT menilai kapasitas PKBI dalam membangun gerakan kaum muda itu seperti apa?

Sangat tergantung…masih sangat tergantung pada individunya gitu… jadi tidak ada sistem yang
membuat itu.. jadi kalo individunya mau dia akan bergerak..kalo engga ya engga.

Saat ini bagaimana?

Saat ini engga… cuma beberapa orang doang tapi tidak menjadi nilai atau strategi dari organisasi.

Kurang diperhatikan?

Iya,,paling gampang ginilah..jamannya direktur sebelumnya kan pelatihan remaja saja ada 3 kali
..setelah itu 2 tahun kosong. Itu kan bisa menggambarkan bagaimana tidak menjadi prioritas buat
buat organisasi . ketika jaman itu kita kumpulin semua gerakan anak muda... kita ini bersama sama
..kita itu..setelah itu tidak adalagi

Jadi penilaianmu saat ini PKBI komitmennya lemah ya? Kapasitasnya juga kurang mumpuni
untuk membangun gerakan? Adakah harapan PKBI kedepan..kira kira harus ngapain sih
biar kembali lagi?

Sebenarnya konsistensi dengan apa yang ingin dicapai saja..kalo Renstranya mengarah seperti itu
..di Renstranya sebenernya sudah jelas ya..membangun pemberdayaan untuk supaya mereka bisa
ini..haknya mereka terus mengadvokasi..itu kan sebenarnya harus ada jalurnya donk..harus ada jalur
perubahan apa sih yang mau dimauin..nah nanti kan semuanya bisa mengikut kesitu.. konsistensi aja
sebenernnya

Kalo dengan konsistensi dan komitmentnya ditingkatkan berarti kemungkinan akan


membangun gerakan kaum muda ya.. saya justru menyoroti beberapa artikel di laporan
tahuna PKBI yang menyebutkan bahwa kaum muda begitu aktifnya… melakukan
aksi..kampanye didepan gedung MK, untuk melakukan aksi didepan gedung
Kemendikbud..seperti itu. Itu apa yg sebenernya terjadi? Bagaimana PKBI bisa memobilisasi
kaum muda untuk melakukan aksi aksi tersebut?

Itu sebenernya kan..ketika itu dari training ya..terus dari mereka habis acara ..terus kita kasi sesi soal
perubahan social gitu, terus mereka ..apa yang bisa mereka lakukan…udah mereka merancang
sendiri gitu…apa yang bisa kita lakukan mumpung kita bareng bareng..ya udah mereka aksi kesana.
Kenapa aksi karena menurut mereka itu yang paling mungkin untuk dilakukan. Dan menurut kita
itu juga menunjukkan bagian dari keberanian. Itu kan orang aksi dan tidak banyak itu kan dia harus
berani , berani untuk berani bernegosiasi berani menunjukkan diri..jadi ya itu sebenernya..karena
bagaimana dia mau mebicarakan hak nya kalo dia sendiri untuk ngomong sama orang saja susah.
Jadi itu yang sebenarnya kita latih

Tapi dari itu ada engga sih keberlanjutan atau hasil yg signifikan dari aksi aksi kaum muda
itu

Belum ada sebenernya , jadi utk beberapa orang aku bisa lihat..karena kita mentoring terus ya..kita
dampingin juga mungkin masih terus berlanjut gitu..walupun tidak di PKBI lagi menurut aku engga
apa apa yang penting mereka masih membawa isu itu..jadi dia masih berlanjutlah

Kaum muda itu darimana mereka berasal? PKBI daerah?

Iya..dari PKBI semua ..yg di MK dan Kemendikbud itu dari PKBI semua

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalo yang aksi SOS itu?

Kalo aksi SOS itu lintas.. tapi ada remaja dari PKBI..itu apa namanya… yang di Semarang
digerakkan oleh teman teman (PKBI) yg di semarang.. yang di Yogya juga ada beberapa teman
teman PKBI yang ikut..tapi itu juga dibantu oleh teman teman aktivis yang lain.

Yang DKI bagaimana?

DKI ngirim juga.. remaja remajanya..mereka dengan tanpa aku suruh juga ,tanpa aku minta kita mau
ikutan aksi besok ini gimana…gitu

Sebenernya beberapa aksi aksi bersama..aksi aksi kolektif kaum muda sudah terjadi
sebetulnya ya..sudah difasilitasi oleh PKBI..didukung ya.. cuma saat ini bagaimana dengan
PKBI? Apa kendalanya sampai tahun 2016 ini terlihat tidak ada aksi aksi kolektif?

Ya..karena sebenarnya juga kita tergantung dari arahan advokasinya juga kan..dan itu tadi tidak ada
satu area pun dimana kita bisa mengumpulkan anak muda..kemarin mungkin iya tapi lebih
membereskan internal yang youth forum itu

Ada engga sih faktir external yang menyebabkan sekarang ini aksi aksi kolektif kaum muda
ini jalan di tempat?

Untuk secara keselurahan?

Ehm..Ya pasti ada..kliktivisme itu mereka lebih sibuk, lebih apatis dengan dunianya sendiri..engga
memperdulikan lingkungan sekitar gitu..

Ok..nah saat itu apa yang mendukung PKBI bisa sampai menggerakkan begitu banyak kaum
muda yang bahkan tadi dikatakan lintas sector dari berbagai daerah datang..apa ya?

Kalo aku bisa bilang itu komitmen dari pemimpin gitu..jadi aksi aksi yang kemarin kita lakukan itu
karena kita memang didorong gitu..karena pada tahapan aku sendiri itu kan aku engga mungkin
melakukan itu semua tanpa disupport sama pemimpin..dalam hal ini direktur gitu..kalo dia-nya tidak
berani untuk seperti itu..dan tidak adalagi aksi - aksi seperti itu..karena buat aku sendiri
misalnya..lebih untuk advokasi kita ya..lebih mudah kita untuk ..ya udah kita ngikut
aja..bekerjasama dengan yang lain kita membuat gerakan kaya SOS..itu kan bagaimana kita
bekerjasama dengan yang lain..bukan atas nama PKBI sendiri gitu..karena kalo atas nama PKBI
sendiri kita kan membutuhkan support dari atasan gitu

Saat itu apa sih tujuan bersama yang ingin di…ini..?

Stop Perkawinan Anak

Isunya menghentikan perkawinan anak di Indonesia?

Iya..dan ..ehm..itu ya perkawinan anak itu

Itu yang paling utama ya? Nah selain pemimpin yang paling berpengaruh terhadap
terwujudnya aksi aksi bersama kaum muda… apalagi yang mendukung itu?

Ada yang menggerakkan..ada yang mengajak

Nah..siapa itu? Para staff/ CO?

Ya..kalo ngomong konteksnya disitu..ya kita staf gitu..konteks di MK dan Kemendikbud itu..gitu

Selain itu ada factor pendorong lain? Sehingga gerakan waktu itu terlihat begitu menjanjikan
ya.. kaum muda ya

Keberanian dari anak mudanya sendiri pasti..karena aku sendiri terus terang..terutama yang di
Kemendikbud ya..itu benar benar aku lepas..jadi mereka bisa bilang kalo kita lepas tangan atau

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


apa..Cuma aku minta dia untuk bikin sendiri gitu..mau makan apa..mau naik bis apa..mau jalan kaki
atau mau pake media media apa itu semua mereka yang menentukan.

Ada engga sih pemimpin pemimpin kaum muda yang terbangun saat itu?

Menurut aku ada beberapa yang kelihatan..

Siapa?

Ara bisa dibilang dia bisa untuk ini..walaupun dia masih harus terus dikawal.. ibil itu juga bisa kita
lihat…terus yang ikut di acara acara itu ya..namanya aku masih belum bisa ini sih karena belum
terlihat..mungkin Ari

Ari mana?

Padang ya..

Ari Luh Putu?

Bukan… Ari Rama..padang kalo engga salah

Jadi ada beberapa tokoh pemuda yang..

Gery udah mulai bisa..karena memang disitu bener bener..kalo menurut aku apa yang kita lakukan
bener bener menjungkirbalikkan apa yang namanya biasanya training… karena biasanya enak..ini
bener bener cari makan sendiri..apa sendiri gitu..bener bener kerja disini sampai jam berapa
itu..sampai jam 2 pagi apa..itu bener bener mereka bekerja tanpa ikut campur dari kita

Ehm..apa yang kita fasilitasi sehingga aksi tersebut ada?

Tempat yang pasti..

Dana?

Dana ketika itu mereka malah saweran…jadi aku bilang bagaimana mereka mau bikin kegiatan
aksi..ehm saya mau kalian keluarin dana dulu gitu..jadi mereka saweran..dengan itu..nanti hasil
sawerann itu misalnya mereka terkumpul 500rb jadi kita tambah 500rb lagi gitu..

Jadi PKBI mensubsidi sebagian?

Ehm..sedikit..terus paling misalnya karena kita engga dapat ijin ya paling aku fasilitasi..ini orang
kemendikbudnya ini yang bisa ditemui..terus aku juga ngabarin orang sana tapi aku engga kasi tau
mereka gitu..mereka juga bernegosiasi sendiri..paling nanti kita fasilitasi misalnya tiba tiba ada
polisi datang kita yang ngomong.. tapi mereka duluan yang ngomong kalo misalnya itu alot baru
kita yang bantu

Jadi sebetulnya dibelakang kaum muda itu ada staf staf PKBI yang standby gitu ya? Ok..
pertanyaan saya saat ini adalah siapa sih sebetulnya mitra strategis PKBI saat itu atau saat
ini pula dalam pemenuhan akses kaum muda?

Tergantung isunya ya..kalo untuk stop perkawinan anak kurasa koalisi 18 masih bisa diandalkanlah
gitu

Kalo kekerasan?

Kalo kekerasan banyak ya ..Komnas Perempuan..Forum Pengadaan Layanan..SOS juga


termasuk..banyaklah kalo itu..karena isu kekerasan seksual itu menurut aku kan isu yang mudah
ya..dalam arti mudah itu opini publik

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ehm..membangun opini public lebih mudah?

Iya membangun opini publik lebih mudah..karena pasti tidak akan ditentang gitu

Nah..pertanyaannya kenapa PKBI bermitra dengan kelompok kelompok itu? Ada alasan
dibalik itu?

Ya karena resources kita juga tidak cukup..dan selain itu dalam membangun sebuah gerakan itu
tidak akan pernah bisa dilakukan sendirian gitu..

Tetapi kan banyak organisasi organisasi diluar sana ..kenapa mereka yang dipilih? Ada
apa..apa yang…

Kesamaan tujuan yang jelas…dan mereka mau bekerjasama.. kadang ada yang tujuannya sama tapi
tidak mau bekerjasama karena mereka merasa bisa melakukan sendiri.. ya sudah gitu

Jadi sudah terjadi kesamaan tujuan ya..solidaritasnya juga .. Bagaimana solidaritas PKBI
dengan mereka?

Ehm ya..pastinya kalo solidaritas..pastinya kita sudah sama sama solider lah.. istilahnya sudah sama
sama saling membantu

Ehm tertarik misalnya perjuangan PKBI dalam pemenuhan hak seksual dan
reproduksi..misalnya isunya adalah (menit 31.55) Apa yang selama ini telah diberikan oleh
mitra strategis tadi dalam membantu PKBI membangun gerakan kaum muda?

Sebenernya yang paling ini dari media media yang mereka buat koalisi 18 dari artis artis yang
mereka gaet itu juga membantu kita ya untuk merasa bahwa oo..kita banyak supporternya..gitu.. itu
membuat anak muda juga mau naro mobil gw nih

OK..mereka selama ini menyediakan media media

Ehm..yang mudah untuk diiniin oleh anak anak muda

Artis artis?

Artis terus ada kaya video grafis..ada segala macam gitu

Anggaran dana?

Ehm ..engga. Mereka sampai saat ini belum memberikan itu ya..ehm,,anggaran, dana, media sudah
ya…sumber daya manusia jelas ya. Iya saling bekerjasama ya ..expertisenya..bagi expertise sih
menurut aku..kaya misalnya kita bikin yudisial review itu kan yang Stop Perkawinan Anak kan
PKBI tidak ada orang hokum..mereka membantu ini loh paper paper contohnya Contoh paper paper
yang bisa diajukan ke MK ya..

Bagaimana PKBI selama ini memastikan koalisi koalisi tadi itu mau ikut beraksi bersama
kaum muda?

Sebenernya kalo untuk memastikan menurut aku selama tujuan itu sama dan anak muda itu memiliki
tujuan yang sama juga engga aka nada masalah karena kan yang namanya koalisi pasti terbuka
ya..gitu

Ok..adakah pertemuan pertemuan rutin yang secara regular di selenggarakan atau difasilitasi
PKBI untuk membangun gerakan kaum muda dengan melibatkan mereka?

Ehm..engga rutin sih, tergantung kebutuhan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Biasanya moment apa sih yang digunakan untuk membangun gerakan itu?

Ya..ketika kita misalnya mau mengajukan sesuatu lagi..misalnya mengajukan JR atau ketika mau
mengajukan Perpu atau ketika ada hari hari khusus itu biasanya

Ehm..ok saat ini PKBI kan tergabung dalam berbagai jaringan koalisi ya dan segala macam.
Kalo menurut penilaian FT keterlibatan PKBI dalam jaingan tersebut seperti apa?

Menurut aku PKBI itu sangat dinantikan ya..maksudnya dalam artian misalnya di GKIA gitu kan
kita bagian dari presidium, terus di koailsi 18 kita diminta untuk jadi coordinator dari kampanye ,
terus di working group untuk CEDAW kita juga diminta untuk jadi coordinator. Menurut aku
mereka melihat bahwa PKBI tuh punya potensi untuk mengkoordinir ini semua gitu ..ehm ya di
beberapa jaringan seperti itulah, cuman memiliki potensi dalam artian sumber daya..kita bisa
mempunya tempat untuk itu kita bisa punya orang yang mau untuk terlibat..jadi itu sebenernya yang
mereka lihat

Ok jadi cukup strategis ya PKBI itu ya,,dalam jaringan seperti itu ya..nah jaringan jaringan
itu kan kalo tidak dimaintance itu kan cepat bubar apalagi jaringan itu kan sifatnya
informal..nah apa sebetulnya yang dilakukan PKBI untuk memperkuat jaringan jaringan
itu?

Tergantung jenisnya dan tergantung isunya juga gitu

Kalo pemenuhan hak seksual kaum muda?

Nah itu juga macam macam..kalo kita ngomongin di hukum ..berarti kan ada reformasi KUHP nah
itu panjang nih..cara memaintancenya ya kita update terus yang ada di persidangan gitu..kalo
perkawinan anak karena kita belum sampai yang kita mau jadi pasti kita akan mencari jalan lain
gitu..ya pertemuan pertemuan, bikin kegiatan bersama jadi sebenernya seperti itu atau mengajak
orang untuk ikut

Jadi kegiatan utamanya lebih banyak ke pertemuan pertemuan ya?

Dan lobi lobi sih. Sering melakukan lobi lobi. Lumayan

Biasanya kemana lobi lobi itu dilakukan?

Macam macam ya..ada yang ke pemerintah , Kemenko PMK, DPR..macem macem

Oo itu yang dilakukan ya.. ok ..nah kalo tadi kan diawal kita bicara factor factor internal yang
mendukung PKBI mampu mengumpulkan kaum muda membangun gerakan..ada dari
pemimpin,dari staf yang memobilisasi.. nah saat ini factor yang menghambat PKBI
memobilisasi jaringan tadi apa? yang menghambat? Yang mendukung dulu deh…Yang
mendukung…Ok..tadi factor pendukung ya..PKBI bisa memobilisasi jaringan jaringan tersebut
mendukung gerakan kaum muda sama untuk aksi aksi SOS.

Apa factor yang mendukung peran PKBI itu?

Kalo aku bilangnya factor pendukung itu sebenernya tingkat kegaulan ya dan tingkat urgent apa
kepedulian gitu..jadi misalnya..sebenernya SOS itu dimulai ketika itu cuma dari 5 orang gitu..Eh
besok kita ketemuan yuk ini kok Yuyun itu ada nama korbannya ada ini ..yuk kita ketemuan..dari
situ kita ketemuan, kalo engga salah waktu itu aku ajak idil juga deh terus aku ajak dia terus kita
ngobrol bagaimana nih apa yang mau kita lakukan.. oo ya udah begini begini begini…gitu .. ya udah
kita bagi bagi tugaslah,,bagi bagi tugas nah maka jadilah SOS. Momentumnya juga pas dan kita juga
mampu untuk ..karena disitu juga ada temen temen yang expertised kaya misalnya ada orang
medianya yang tau moment nya ini terus juga kebetulan ada orang hukumnya yang nanti akan urusin
surat suratnya..ada yang jago di sosmed juga ..udah ketemulah..ya udah akhirnya kita gimana nih..
PKBI . Sebenernya kalo mereka mau jalan sendiri juga engga akan jadi masalah karena itu semua

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


udah dari mereka gitu tapi karena kita ada dsitu itu menjadi ..eh PKBI juga akhirnya oiya kita bisa
nih PKBI kita ini..ya gitu ..bisa dukungan PKBI nih

Ehm..dari sisi internal PKBI sendiri apa?

Ya itu..kepedulian dari kitanya. Kepedulian dari staf staf ya..Ehm..dan kelonggaran sebenernya

Kelonggaran maksudnya gimana?

Kelonggaran kita untuk mengikuti hal hal seperti itu begitu..kalo misalnya dia bilang jangan jangan
pergi rapat ini..giliran bilang ada staff harus dikantor terus..itu kan kita engga akan mampu untuk
ikut ikut kegiatan seperti itu gitu. Engga ada undangannya misalnya gitu

Ada formalisasi formalisasi gitu ya

Ehm..misalnya engga ada undangan engga bisa keluar..kan susah karena kalo model kaya gitu kan
engga ada undangannya..

Kalo kaya aksi di MK dan Kemendikbu itu seperti apa?

Faktor yang mendukung..sebebernya itu dukungan dari ..kita kalo ingin membuat gerakan itu ya
kalo kita mau highlight kita harus tau momentumnya dan teman teman karena kita berjejaring kita
tau nih momentumnya kapan kita harus kesana dan apa yang bisa mereka support..kita melakukan
ini mereka akan support ini gitu, makanya jadi besar

Kalo factor penghambatnya bagaimana?

Factor penghambatnya kadang kadang ehm..kembali lagi kalo untuk PKBI nya factor internalnya ya
karena sedikit orangnya ya akhirnya dia dia lagi gitu.. atau kalo ngomongin anak muda kesulitannya
kita engga punya basis anak muda disini di pusat gitu, kita harus ke DKI kan..engga ada waktu intens
kita untuk berdiskusi dengan mereka padahal kalo kita ingin menanamkan istilahnya pemahaman
kritis kita harus sering berdiskusi gitu.

Ada engga sih upaya upaya yang dilakukan PKBI untuk mendorong PKBI tingkat daerah
yang secara langsung memang bersentuhan dengan kaum muda?

Mungkin ada beberapa ya..ada beberapa dari kegiatan kegiatan itu bisa..tergantung pemimpin
daerahnya juga kalo dia merasa bahwa ini penting nih maka dia akan mau untuk.. eh kita mau bikin
ini bantu ya..mereka mau..tapi kalo engga karena secara jenjang juga berbeda antara aku sebagai
pelaksana advokasi dan direktur ya aku engga bisa memaksa..makanya kembali lagi ke pemimpin ..
kalo pemimpinnya merasa bahwa ini penting, dia pasti akan meminta direktur direktur daerah untuk
melakukan gitu

Jadi masih seperti itu ya.. nah kalo dari external ada engga sih strategi strategi dari
pemerintah yang memang melemahkan juga sebetulnya gerakan kaum muda yang dibangun?

Secara umum dari pemerintah ya..yang aku lihat pembatasan itu sebetulnya dari undang undang
Ormas karena kan kita harus register dan segala macam untuk bisa ini ..nah itu sebenernya
pembatasan untuk gerakan masyarakat sipil secara umum..untuk anak mudanya..pembatasan itu
sebenernya bukan pembatasan tapi strategi mereka mengarahkan anak muda itu enterprenership gitu
dan apa yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan misalnya..yang seperti itu gitu, jadi
doktrinnya tuh ke arah sana gitu ..kaya kita mau berdiskusi soal marxisme atau apa gitu itu dibubarin,
yang kaya gitu kaya gitu jadi pemikiran kritisnya itu tidak terbangun dan dilain sisi gempuran
gempuran dari sector privat juga besar..jadi handphone baru apa baru jadi konsumerisme lah gitu.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


PKBI ada struktur ya..di PKBI kan ada Board, ada dan seterusnya ya.. apakah struktur PKBI
saat ini apakah mendorong munculnya gerakan kaum muda?

Sebenernya kalo Boardnya itu sudah memfasilitasi ya , kebijakan PKBI kan sudah memfasilitasi
untuk pengambilan keputusan ada anak muda disitu. Tapi permasalahannya apakah pengurus itu
melihat anak muda ini hanya sebagai tokenisme begitu , yang penting ada atau dia memberikan
ruang yang sama untuk dia mengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan anak remaja
gitu . yang kedua bagaimana kita struktur staf itu melihat peranan anak muda ini apakah kita melihat
mereka sebagai mitra, apakah sebagai pelengkap, apa sebagai obyek atau mereka sebagai itu tadi
partner kalo mereka..dalam hal kecil misalnya kalo mereka melihat anak muda sebagai partner
harusnya tuh tidak dibedakan , tidak dibedakan dalam artian masalah masalah yang kecil aku mau
bikin penelitian, aku mau bikin ini ..mereka harus diajak

Saat ini gimana struktur kita? Menganggap mereka sebagai mitra atau..

Saat ini sih aku masih melihat sebagai ini ya..ada mitra tapi bukan sebagai pengambil keputusan

Ok..sebagai mitra tapi belum sebagai pengambil keputusan..itu gimana, fenomena itu apakah
cenderung membuat PKBI melemahkan gerakan atau…?

Pasti akan melemahkan, karena apabila mereka tidak diberi kesempatan dalam mengambil
keputusan mereka akan keluar.. karena mereka hanya melihat bahwa ini diperalat saja

Hanya lips service aja ya..nah itu kan struktur di PKBI, di Youth Center yang dibangun PKBI
juga ada struktur sebetulnya kan. Apakah struktur di Youth Center menurut FT itu
mendorong apa muncul dan berkembangnya gerakan kaum muda didaerah?

Youth center itu sebenernya dia tidak bisa dimasukkan ke dalam struktur, idealnya ya. Youth center
itu dimaknai sebagai salah satu media penggodokkan atau sekolah remaja jadi bukan kita yang
mendidik “secara satu arah” tapi mengajak mereka ke Youth center dan mendiskusikan apa
sebenarnya permasalahan mereka . jadi misalnya begini kalo kita ngomongin partisipasi ya…Youth
center kita kan semuanya seragam, padahal didaerah daerah itu permasalahannya tidak seragam .
misalanya contohnya Youth Center di Jakarta yang dibicarakan apa CSE , yang dibicarakan YFS
(Youth Friendly Services) yang dibicarakan perkawinan anak gitu..tapi apakah mereka benar benar
memahami itu atau itu cuma seperti ya kaset kosong aja yang diulang ulang terus karena itu yang
diperjuangkan PKBI . Kalo misalnya mereka memahami itu mereka melihat keunikan dari Jakarta
dalam artian gini kenapa perkawinan anak terjadi didaerah kota seperti Jakarta pasti berbeda dengan
misalnya yang terjadi dengan misalnya NTB , nah itu mereka bisa

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 7

WAWANCARA

Nama Informan : GT
Posisi Informan : Staff PKBI DI Yogyakarta
Tanggal Wawancara : 23 Januari 2017
Tempat : Kantor PKBI Pusat

...tapi juga sumberdaya kulturalnya, sumberdaya moralnya, artinya legitimasinya PKBI gitu,
sumberdaya manusianya jelas, kepemimpinannya-di internal ya-kemudian juga mobilisasi
yang dilakukan PKBI untuk meraup sumberdaya eksternal ini kayak gimana sih selama ini.
Itu jadi jangan sampai kita udah loncat ke pendekatan yang lebih kultural sementara kita
lupa basis yang strukturalnya kita ini dalam membangun gerakan itu belum terpetakan. Nah
tesisku lebih berkontribusi ke struktural.
Oke, ini statemen ku. Satu, PKBI punya pondasi yang cukup kuat untuk membangun gerakan, itu
satu. PKBI punya basis dokumen kesepakatan yang cukup kuat untuk membangun gerakan, itu dua.
PKBI tidak konsisten dalam menggunakan dokumen untuk membangun gerakan, itu ketiga. Nah
ruangnya disitu, Don.

Betul
Satu, AD/ART kita itu gila, memastikan semuanya ada disana. Satu, tentang anti fraud policy.
Bahwa saya sebagai direktur tidak boleh punya usaha yang mirip-mirip, iya tho, dengan usahanya
PKBI, issue nya PKBI. Eee…, ini konteks etik ketika saya punya saya harus declare dengan surat
pernyataan konflik kepentingan, ini kan etik.Workplace policy on AIDS, gender, LGBT, ee…, ini
kan sudah ada semua nih. Iya tho, ini ada semua. Terus kemudian konsep bagaimana renstra kita ini
kan kemudian satu, membangun gerakan dengan pengorganisasian masyarakat. Kemudian
bagaimana kita menggantikan peran negara dalam memberikan layanan, strategi satu. Yang agak
jelek itu strategi tiga, kok isu sendiri HIV/AIDS, strategi empat advokasi. Ini gerakan. Dan strategi
lima, jangan salah, strategi lima itu adalah bagaimana organisasi kita ini kuat, baik di level cabang,
daerah, kemudian pusat. Kurang apa coba..

sangat komprehensif
ya, nah ini masuk ke yang poin tiga, ini salah dia pokoknya, dia harus salah pokoknya..hehe. Dia
harus salah, dia..hehe, beran-beraninya pake jaket yang warnanya kayak wismanya PKBI
Satu, saya ngga tahu ini masuk dalam rekaman apa ngga?

masuk
Haha…

tapi ini…
terserah kamu lah ini, terserah apa kamu mau gunakan untuk membunuhku di depan temen-temen,
monggo

Hahaha.., untuk PKBI tapi ngga apa-apa


Loh.., satu contoh begini Don. Renstra kita, strategi dua, mandatnya adalah memberdayakan
masyarakat dengan pengorganisasian, oke tho. Pertanyaanku adalah hasilnya. Youth centre ini, dia
seharusnya ,menghasilkan organisasi remaja, Youth Forum, hasilnya itu.., seharusnya, kalo yang

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


namanya pengorganisasian. Dimana ada organisasi remaja, ketika.., ketika remaja-remaja yang
dibawa oleh daerah-daerah itu adalah relawan ataupun staf. Itu satu ya, kemudian yang kedua
adalah..ketiga, eh, tadi catatanku yang ketiga itu yang ngga konsisten yang tadi strategi lima,
pengorganisasian. Okelah aku mengakui PKBI duitnya itu kalau dikumpulin dari Aceh sampe Papua
itu dan kemudian PKBI pusat itu 1 T lewat deh. Tapi pertanyaan besarnya adalah berapa yang dari
iuran anggota. AD/ART Bung! Heehee…, AD/ART itu Bung, berapa coba? Ngga konsisten itu, kita
merasa kita kuat, kita mampu dan iuran anggota dilupakan. Dengan Anti Fraud Policy kita sudah
punya tapi di langgar-langgar saja toh..

Banyak, banyak PKBI daerah yang dia punya yayasan tersendiri, yang mirip juga dengan
yang dilakukan oleh PKBI
Ngga usah PKBI, PKBI Pusat, PT itu atas nama siapa

Emmm….
PT itu…

PT itu atas nama siapa?


Loh, PT itu atas nama orang

Hemm…
PT itu kan atas nama Dr. Soni, Inna, kalau aku baca AD/ART nya ya. Itu kan bukan atas nama PKBI.
Oke, mereka pengurus dan pelaksana PKBI pusat, tetapi aku tidak membaca dokumen lain. Oke,
itu. Kalimantan Timur rumah sakitnya bablas, TK nya bablas, karena kemudian pendiriannya bukan
atas nama dari …., itu. Itu baru satu ya. Kemudian yang kedua adalah ketika kita punya AD/ART
yang disana mengatur tentang seksualitas dan gender, keberpihakan dari PKBI pusat dan PKBI
daerah seluruh Indonesia terkait dengan LGBT kayak apa, gender kayak apa, ini kan ngga jelas.
Strategi satu, pelayanan yang safe of person Itu adalah mandat. Bagaimana tanggapan PKBI
terhadap daerah yang tidak mau memberikan layanan itu sementara AKI kita cukup tinggi dan segala
macem. Itu…, itu yang kemudian aku bilang bahwa kita, kita ngga konsisten disana. Tapi kalau mau
diliat dokumennya gila kita lengkap.

di PKBI dia juga mengeluarkan kebijakan tentang keuangan ya, bahwa 30% alokasi
anggaran PKBI disetiap tingkatan itu digunakan untuk membangun gerakan komunitas.
30 %...

di PKBI Jogja gimana?


Loh iya, saya berani bilang itu, bahwa kita sedang analisis anggaran 30 % ini adalah untuk remaja

minimal lho..
Loh iya, tetapi ini kan tidak bisa.., yang dimaksud itu kan kemudian tidak bisa langsung, Don.
Misalnya gini, saya punya klinik, ini kan tidak langsung untuk remaja. Tetapi tidak bisa dihilangkan
bahwa kontribusi klinik ini memberikan layanan untuk remaja, nah gitu lho, dari konteks analisis
anggarannya ada pengorganisasian remaja, oke, pengorganisasian remaja sekolah itu okelah seratus
persen itu untuk remaja, tetapi di item nya itu ada Youth Forum, ee.. Forum Guru, itu yang kita
jangkau tua-tua memang tetapi ini kan dalam rangka pendidikan pro-remaja, nah itu tho. Nah kita
ada disana. Saya berani 30 %, itu…itu yang kemudian memastikan. Nah kemudian yang kedua,
kalau mau berbincang PKBI, saya itu diatur oleh pekerja seks Don, pengurus saya adalah pekerja
seks yang dia keluar dari ruang relawan dan staf, karena kalo dia relawan, ya ‘tak (saya) gaji lho
Don, ngapain kamu, aku Direktur kamu relawan, kamu manut aku. Tapi engga, dia menjadi ruang
watchdog yang mengawasi kinerja saya, secara konseptual gitu, dan 30, eh 20 persen remaja itu gila
itu. Hanya PKBI, Don.

Iya..cukup besar. Berarti secara anggaran kalau di Jogja itu udh in-line ya
Ya kita menggunakan nomenklatur itu untuk kemudian mengukur anggaran ini

Nah kalo terkait dengan legitimasi PKBI dalam membangun gerakan pemuda di Jogjakarta,
kayak gimana?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


oke catatan-catatan positif di tahun 2014 sampe sekarang, PKBI itu kan imannya, salah satu
positioningnya adalah remaja atau komunitas adalah aktor perubahan dalam setiap gerakan
advokasi. Bagi saya, saya seorang CO ketika advokasi, disitu hanya saya itu gagal sebenarnya
meskipun berhasil. Saya mendorongkan peraturan ABCD ini sukses tetapi saya yang bergerak.
Jangan pernah bilang itu advokasi tiga kaki, jadi bahwa disana harus ada content, structure, culture.
Bahwa tiga itu adalah kita bermain di tiga level. Bahwa advokasi ini harus mampu mengubah
konten, isi kebijakan, ini harus mengubah struktur, ee apa struktur hukumnya, tatalaksana hukumnya
dari polisinya, jaksanya yang sudah berperilaku baik, gitu. Nah, culture, yang paling berat ini kan
yang culture. Jadi kalo saya dalam posisi advokasi ini hanya PKBI, itu tanpa kemudian pemerintah,
ini sebenarnya ngga mengubah apapun. Sama seperti undang-undang di Indonesia, UUPA oke baik,
tapi kemudian di lapangan ya kekerasan seksual terhadap anak tetap terpelihara gitu lho, nah ruang-
ruang itu yang kemudian kita mainkan sehingga dalam setiap advokasi yang saya lakukan, yang
PKBI DIY lakukan disana pasti ada aktor-aktor perubahan remaja yang duduk menjadi tim yang
setara dengan PKBI, Youth Forum, emm..Yuta (?) ini menjadi salah satu tim perumus Pergub
Kespro remaja

Di jogja ya
Di jogja. Ini yang kita sodorkan, kemudian..

Tahun berapa pak awalnya


Tahun 2015 keluar, udah keluar. Dan ada tim remaja disitu. Dan saat ini di Forum Penyelenggara
Program Kesehatan Reproduksi remaja ini ada SK Gubernur yang disana juga ada temen-temen di
forum yang masuk dalam tim jadi satu dengan PKBI, setara kita, itu gitu. Jadi kita ngelatih serr…,
tapi begitu kita duduk kita jejer, Don, nah ini mau kontak-kontak gerakan remaja yang pengen coba
kita bangun. Kemudian yang terakhir adalah PKBI pusat ini saya kira tidak begitu serius memelihara
resources. PKBI itu jaringan yang sangat hebat, 26 provinsi ada orangnya, ada basis materialnya,
itu kalau mau duduk ke Mahkamah Agung, mau duduk ke DPR RI, itu jauh lebih kuat daripada
jaringan-jaringan yang ada di Indonesia. Tapi pertanyaan besarnya adalah mana Youth Forum PKBI.
Youth Forum PKBI masa hanya …., PKBI itu kalah dengan ARI?

Nah, apakah PKBI pusat untuk membangun gerakan kaum muda di tingkat nasional, di
tingkat pusat, yang artinya harus melakukan rekrutmen-rekrutmen kaum muda sendiri,
tidak tergantung dengan misalnya sumberdaya kaum mudanya dari DKI Jakarta yang lebih
dekat
B : Loh, Youth Forum, kalo konstruksi Youth Forum itu kan begini, Don. Youth Forum di PKBI
cabang dia punya anu toh, punya youth centre toh

Betul
Youth centre melahirkan youth forum tingkatan cabang, kemudian youth forum tingkat daerah
melahirkan, eh youth centre tingkat daerah melahirkan youth forum youth centre tingkat daerah
tingkat daerah. Kemudian youth centre tingkat daerah ini akan melahirkan youth forum nasional.
Jadi representasi dari sini kesini, dari sini kesini, sehingga orang-orang yang ada disini ini bisa
ditagih disini, disini bisa ditagih disini, yang di cabang dia bisa ditagih oleh sekolah- sekolah yang
merepresentasikan dia. Jadi yang saya bayangkan dulu Ibil (?) itu dia harus bertanggungjawab
kepada youth forum yang mengutus dia, misalkan dari youth forum DKI. Dia harus
bertanggungjawab, ini lho yang sudah saya perjuangkan anak-anak remaja di PKBI pusat adalah
seperti ini. Atau temen-temen ini dia bisa melakukan impeachment terhadap perwakilannya atau
recall. Eh dia aku kasih mandat untuk melakukan ini loh kok malah ngga ngapa-ngapain, udah ganti
saja, nah itu keputusan youth forum ini. Termasuk kemaren ketika kita melakukan PAW, Pergantian
Antar Waktu untuk pengururs remaja, ini remaja ya, saya meminta kepada organisasi remaja untuk
mengutus untuk PAW karena usia anak ini dia sudah 26 tahun.

Ooo..melewati
melewati. Mekanisme PAW diatur, Don. Makanya kemaren menentang keras ketika youth forumnya
PKBI maunya sampe 24 tahun pas di munasnya NTT, wah tak hajar habis-habisan. Jangan pernah
pake kata remaja di PKBI kalo usianya sampe 26 tahun. Alasannya sangat pragmatis, Don, terserah
kamu mau rekam apa ngga.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


apa
Pragmatis, besok pas kepengurusan saya usianya 26 tahun, ora iso!saya kenceng betul itu, karena
ayo kita sedang berbincang remaja ini sesuatu yang berbatasan dengan usia, kalo ngga ya ngga usah
diperjuangkan sekalian. Warga Negara Indonesia mau umur 1 detik sampai kemudian mati kan
warga Negara, ini saya kan sedang berbincang tentang identitas remaja, itu terbatas usianya.
Argumentasi yang sama kugunakan untuk Ardanari

Kenapa Bapak yakin bahwa kaum muda itu membawa sebuah identitas?
kaum muda, dia memiliki entitas tertentu, cara hidup tertentu dan cara berpikir tertentu dan
kemudian dia punya agama sendiri, itu yang dimaksud dengan entitas.

Maksudnya agama sendiri?


dia punya keyakinan sendiri, gadget bisa jadi agama dia, lifestyle bisa jadi agama dia, nah ini yang
dimaksud dengan identitas. Remaja, dia, dia punya ruang-ruang disana. Dan apakah remaja bisa yo
saya yakin bisa, mesikupun saya sudah ngga remaja ya tetapi basis-basis story tentang anak-anak
muda yang dia bisa menaklukkan dunia ya banyak juga kok. Pertanyaan besarnya adalah dibuka
ngga ruang untuk itu, dibuka ngga kesempatan untuk itu dan anak-anak remaja ini disiapkan ngga
untuk kesana, gitu. Yaa hal-hal itu yang kemudian seringkali aku gugat ya, terkait dengan hal-hal
termasuk … ini, dengan PKBI daerah termasuk dengan Agustin, Ngga ada itu LGBT remaja itu
susah sekali, itu selalu yang dia omongkan, ketika menghajar aahh…pelangi perempuan itu siapa
cewek itu Camelia manaf yang dia pengen dulu ada LGBT perempuan eh LGBT muda, dihajar
habis-habisan sama Adanoni (?) ooh itu pasti susah, aku sering berdebat dengan Agustin, karena
datanya agustin keliru. Angka HIV itu LSM muda dibawah 20 tahun yang terinfeksi HIV itu cukup
buanyak, Don. Ayo pake data yang mana kita. Pengalaman PKBI DIY dalam pendampingan anak
remaja itu ketika dia pakai putih abu-abu sudah mulai coming out, cuma diciptakan ngga ruang dia
untuk bisa coming out ini. Diciptakan ngga resource-resource kepada dia. Bersedia ngga sih kalian
itu untuk digantikan oleh anak-anak muda dengan gaya baru, suasana baru, apapun hasilnya ya.
Kaya aku lah, aku harus jujur lah, aku belom bisa menggantikan muchotib dan Jeky, entah dengan
ketidakberuntunganku, ngga ada funding, dan segala macemnya yang nemplek gitu. Tetapi bahwa
apa yang dilakukan oleh Muchotib, yang dilakukan oleh Jeky sesuatu hal yang luar biasa dan akan
kuteruskan, Don, 2018 aku akan lengser, yang aku barusan dikasih foto sama mbak siapa namanya
siapa.., Elfi, itu foto PKBI. Direktur PKBI pada tahun 2000, Don. Dan disana sudah ada Firdaus,
Ketut, Herdi, Hayang, Amir, Santi, dan mereka masih bercokol disini. Dan apa yang membuatku
agak terluka sebelum kamu nyamperin aku, sbenernya suasananya ini ngga baik ini Don, wawancara
ini

yaa curhatlah..
ahaha..Dapet berita bahwa Ferdi memperpanjang diri, Ketut memperpanjang diri, gila ngga Don,
aku tahu dengan banyak aktivis PKBI yang hebat-hebat, Elvira, Asti, aku juga akan menjadi seperti
mereka sehingga tidak punya kesempatan untuk menjadi direktur, Bonita pasti akan pergi. Ketika
dia juga memandang hal yang sama, toh apapun yang terjadi ya dengan Bonita, dengan Zahra, yang
kemudian di-bully habis-habisan sampe sekarang, ngga bisa ngapa-ngapain. Tapi kan ada sebuah
proses uji coba bahwa perkumpulan di berbagai daerah berani melakukan itu. Kita akan selalu
menjadi pusat unggulan ya disitu….trial dan error. Karena yang aku percaya adalah PKBI akan
menemukan sejarah

Betul, kalau dari segi kepemimpinan baik di Jogja maupun DKI memang relatif lebih commit
ya dalam membangun kaum muda, dalam membangun regenerasi kaum muda ya
ya tapi yang harus kamu sadari ya, aku punya dokumen, bahwa kita tidak hanya berkomitmen secara
organisatoris,

Betul, cuma saat ini di PKBI pusat krisis kepemimpinan berpengaruh banget terhadap
gerakan-gerakan yang dibangun termasuk gerakan kaum muda yak an.., kalau di PKBI
daerah aku belum tau terutama di DKI dan Jogja menurutku kepemimpinannya cukup baik
lah, cukup komit dalam membangun gerakan. Kalau di pusat masih terjadi krisis
kepemimpinan yang ditunjukkan dengan tidak berjalannya, ya kan tadi, aturan-aturan yang

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sudah berjalan secara tekstual sudah bagus, cuma konsistensinya. Ya itu kan juga salah satu,
artinya kalau kepemimpinan yang ngga komit di pusat
ya., kalau kepemimpinan pusat yang ngga komit kemudian banyak faktor kepentingan di pusat, yaa
orang disini sudah cukup lama sekali tiba-tiba harus diberhentikan, gitu kan jadi sebuah
perbincangan luar biasa, ya mau ngga mau harus seperti itu, karena kita kan selalu digantikan oleh
generasi-generasi baru. Nanti jika begitu pada ngeluh Yaa..udah kita latih, udah kita dampingi,
sekarang kerja di tempat lain. Kamu juga ngga kasih kesempatan kok pada mereka untuk
berkembang. Nah ruang-ruang itu loh, Don. Ruang-ruang itu ya, aku ngga tahu ya tapi karena aku
CO dan dilatih menjadi CO ya itu bagian yang diterapkan, jadi aku sudah siap-siap saja. kemudian,
ya ini yang terakhir ya ketika saya bilang PKBI tidak mampu memanfaatkan resources ya ketika aku
ke International AIDS Conference, ketika ke APC RSHR, ketika kemudian ke Montreal kemaren ke
Kanada, ke beberapa tempat ini, yo saya ketemu dengan orang-orang yang sangat jauh di bawah
kemampuan PKBI-PKBI daerah manapun, aku ngga mau menunjuk PKBI DIY , tapi manapun, Don.
Mereka bisa berangkat kesana, ini kan satu hal yang.. ada apa toh dengan PKBI ini yang punya issue
ngga hanya teori tapi praksis tapi ngga mampu memberangkatkan satu pun …., itu kan ngeri Don,
tidak, aku tidak mengeluh dan tidak apapun, tetapi bagi saya, bagi saya ya Don, ketika saya bisa
mewakili PKBI, entah saya diperintah oleh PKBI entah saya lolos aplikasi sendiri, gitu, bisa pergi
ke luar negeri itu lebih berharga daripada saya pergi sendiri. Sama-sama aku punya duit misalkan
ya, sama-sama pergi ke Kanada ya untuk piknik, tapi ya lebih berharga. Aku kan bercerita seumur
hidupku pada anak-anak kan bahwa aku pergi ke Kanada, saya dari PKBI..

Apa kelebihannya bisa pergi ke berbagai International Conference sementara…


Beruntung! Hahaha… ngga, ngga, ada sistem yang kita ciptakan termasuk beruntung, saya termasuk
beruntung dan berani mencoba, kita harus berani mencoba tapi kemudian ada sistem yang menarik
yang kuadopsi juga dari Mas Muchotib dan Jeky, jadi bahwa bagi kami termasuk aku ya walaupun
aku lebih beruntung dibandingkan Jeky dan Mas Muchotib. Pergi ke luar negeri itu bukan tujuan,
Don, itu bonus. Sehingga ketika ada kesempatan-kesempatan luar negeri itu dibuka bebas, Jeky itu
membuka bebas kesempatan-kesempatannya. Termasuk aku pernah mewakili dia , menggantikan di
ke Pakistan, anak-anak muda dan segala macemnya termasuk misalkan yang saya lakukan kemaren
aku harusnya APC di Myanmar, aku ‘tak, ‘tak email panitianya minta ganti orang, berbelit, tapi
akhirnya aku bisa memberangkatkan orang. Kalau undangan dari PKBI sudah komit nih kalo ada
PKBI diundang untuk mengirimkan orang ke luar negeri aku akan mundur dari ruang itu gantikan
orang lain, dan memberikan pengalaman itu merupakan bagian dari membuat temen-temen merasa
berguna. Duit kita tidak akan pernah bisa …, tapi panggung kesempatan itu luar biasa. Luar biasa
betul.

PKBI punya sistem ini ngga sih, administrasi yang mendukung gerakan kaum muda…
yang kaya apa contohnya?

Yaa. Sistem monitoring evaluasi, sistem apa.., membangun riset dan seterusnya
Oh Ya, kita ada riset2 secara rutin, kemudian juga ada feedback secara rutin, pengorganisasian yang
kita lakukan juga secara rutin,event-event yang kemudian juga memberikan mereka panggung. Yang
paling sederhana adalah siaran di radio. Bayangin anak-anak muda..”eeh nanti aku siaran di disini
loh, jam segini loh, ngomongin ini loh. Cuma setengah jam dipotong iklan jadi 45 menit itu jadi efek
yang luar biasa. Hei ada timses nya Jokowi. tapi aku masih berharap ya, resource mu ini nanti bisa
menjadi basis dokumen perubahan kebijakan bagi PKBI jadi keluar ke dalem nya kena.

Mudah-mudahan
iyalah, harus kesana lah Don. Kamu udah disini, bagian perencanaan, masa.. Ya bisalah nanti kita
siapin panggung di jogja, diskusi saya ngundang temen-temen relawan dan remaja untuk apa, ya
kamu presentasi hasil riset. Udah lumayan loh, Don, perlu sampai kesana. Karena apa, gila aja,
mereka ada riset-riset PKBI punya data, Don, data konseling bayangin, itu data itu bukan riset doang.
Riset itu kamuflasenya cukup banyak lho. aku bohong sama kamu juga kamu ngga bakalan tahu.
Data layanan ngga bisa bohong, Don. PKBI belum memanfaatkan resources itu, itu yang..

itu banyak yang ngga keluar negeri ya


ahahaha…secara nasional pun mereka ngga pernah terfasilitasi kesana. Aku terakhir kemaren itu
melepaskan kesempatan diri untuk ke Belanda, tak kasih anak remaja. Remajanya bukan relawan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


lagi, aku buat aturan tegas, relawan, staf ndak boleh ikut. Remaja, Don, gila juga itu pada maki-maki
aku, tapi ini bagian dari bagaimana kita berkomitmen pada remaja

Nah, PKBI kan sering nih, terutama PKBI Jogja nih..PKBI kan sering mengeluarkan ide-ide
ya kan, pemikiran-pemikiran
PKBI mana?

PKBI Jogja, terkait dengan ya..membangun gerakan kaum muda. Pernah ngga, atau apa ide-
ide atau pemikiran PKBI Jogja yang dinilai cukup berkontribusi dalam memperkuat gerakan
kaum muda untuk soal reproduksi
Ya, misalnya perjuangan identitas remaja, trus kemudian tadi aku cerita tentang iman PKBI,
bagaimana PKBI, positioning PKBI DIY, PKBI DIY Don, bukan Muchotib sebagai direktur bukan
aku relawan, ini .. dokumen lembaga ini yang secara kelembagaan kita meyakini satu, bahwa remaja
ini adalah sebuah identitas yang harus di dukung untuk melakukan perjuangan atas identitasnya,
satu. Bahwa remaja memiliki hak untuk hidup dimanapun, termasuk dijalanan, dan dia harus
dilindungi oleh Negara, anu untuk remaja jalanan. Bahwa pekerja seks adalah sebagai sebuah pilihan
profesi, bahwa LGBT adalah sebuah pilihan orientasi seksual yang sah, yang wajar dan harus di
dukung oleh Negara. Nah pertanyaan besarnya adalah PKBI yang lain termasuk PKBI pusat
bagaimana positioningnya terhadap mereka. Titik besar ku ke Fahmi pas dia datang ke Jogja
sebelum jadi Dirut itu, “ Mi, kalian itu mengelola beratus- ratus milyar dana GF Mi, berapa
persennya itu untuk komunitas pekerja seks mereka mau ditutup” itu tuh kalian diem aja. Itu aku
masih inget aku , Fahmi, almarhum diskusi di gazebo nya PKBI. Malah keluarannya masih tentang
kriminalisasi pembeli oh sikat aja di Jogja. Kamu tahu ngga cerita itu. Aku bikin seminar itu. Dan
bayangin, Don, Mas Gambit, peneliti Asia Pasifik yang diakui, Mbak Sarmi pekerja seks…, itu aku
sedang bunuh diri aku Don. Ditanya oleh anak-anak aktivis Jogja “Mas sopo iku mas sing lanang”
“direktur PKBI pusat”, “loh kok jajar pekerja seks” wah..yo wes ngono kui lah bagaimana kita
mengangkat pekerja seks. Nah model-model menciptakan panggung itu Don yang kemudian
membuat mereka merasa berharga dan positioning PKBI clear disitu. Lho aku positioning PKBI
clear dan kemudian hak seksualitas anak itu bahwa mengawini anak adalah kejahatan itu aku juga
melawan LGBT, berantem aku sama temen-temen LGBT yang dia suka ngawinin anak. “ oh ya
sorry saya tidak membela orang, saya membela nilai, aku bilang gitu. Clear, jadi clear, mereka
membenciku karena itu, ya bagiku itu ngga urusan. Anak jalanan yang memperkosa temennya ya
tak sikat betul, lapori polisi. Dikira saya membela anak jalanan, ngga kita membela nilai aku bilang
gitu. Nah gitu, gitu.., clear, clear disitunya kemudian enak jalannya Don. Nah kita ngga pernah clear
termasuk saya pernah menguji beberapa staf pusat atau direktur-direktur daerah pernah ngga sih
membaca deklarasi seksualnya IPPF, IPPF Don, dan kita member IPPF. “ Oh saya belum tahu ya
Mas yang mana ya” waduh..

Nah apa selama ini produk-produk yang dikeluarkan oleh PKBI sebagai karya-karya kultural
ya yang berkontribusi dalam..

Satu, ada kita film, film komunitas tahun 2008, memang masih cukup lama ya

2000 berapa?
2008

Pas jaman Muchotib ya


Pas jaman Muchotib, kemudian kita punya jagongan media eh jagongan kultural, ada eh..sorry, ada
jagongan pesta rakyat, jagongan pesta rakyat seni dan tradisi itu juga yang kemudian … Muchotib
kemudian kita lanjutkan dengan penulisan-penulisan buku dan segala macem, ditulis temen-temen
remaja seperti sebuah basis tentang bagaimana

Apa judulnya, bukunya masih ada ngga


buanyak, ada 4 komunitas, eh 6 komunitas

Yang khusus remaja

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


lah iya, ada. Ada remaja jalanan itu “ street I’m in love” kemudian aah “embrio dan seuntai embun’,
trus “Umam dari halaman yang tenggelam” , nah itu ada, kemudian film remaja. Filmnya iu juga
ada film remaja jalanan dan film-film remaja sekolah. Dan kita sebentar lagi mau membangun
gerakan kebudayaan di tingkatan cabang, bentar lagi ada festival theater remaja di kulonprogo

Kenapa PKBI memilih membuat tadi beberapa karya dalam bentuk buku-buku?
ya kita sih lebih ke..satu bagian dari konteks literasi anu ya literasi budaya ya, jadi bagaimana kita
membakukan mendekonstruksi budaya lisan menjadi budaya tulis dan budaya buku ini menjadi satu
hal yang penting . Dan yang kedua konteks audiovisual kan lebih …. membangun apa, mengintake
orang kan lebih mudah dan segala macemnya bagian dari strategi kampanye

Bagaimana, apa yang PKBI Jogja lakukan untuk memperkuat identitas yang tadi itu?
identitas remaja? Yaa itu memperjuangkan identitas dan advokasi –advokasi atas identitas. Satu,
basis, aku sebenarnya ada jadi hasil kerjaanku selama 2006-2012 ini dibuat tesis, Don, sama anak
Univerity of Leiden dan ini masuk ke dalam jurnal, masuk dalam jurnal…eehh International Journal
of Children’s Rights

wah..
nanti tak kasih, Serius..

Itu ada GAMA disitu?


ooh.. namaku doang

hehehe…
serius, Don. Dia bikin tesis kemudian dibuat menjadi tulisan artikel yang nge-pop gitu, barusan
keluar

keren..keren..aku mau dong aku pengen baca


tak forward…,keren itu, ketika aku share-kan ke jaringan Human Right’s Defender grup ini wow
pada seneng juga , gila kamu.. Nah itu satu, kemudian yang kedua Perda HIV/AIDS Jogja itu agak
aneh. Tahun 2005 kita mengusulkan Perda, 2007 kita menolak perda itu, draft itu *n*j *ng ngga itu

kenapa, kenapa
Jogja juga, isinya ngga karu-karuan isinya copy paste Jawa Timur

Oo..oke
kita menolak, akhirnya kenceng-kencengan, 2010 baru di terapkan dan kemudian kita meminta ada
perwakilan ODHA, perwakilan remaja untuk duduk disitu…

akhirnya apa? Keluar perda baru?


iya, perda yang lebih oke. Oh sorry draft perda yang

dulu kenapa ditolak?


ya karena memang satu bahwa perda ini lebih, masih lebih ke normatif, gitu. Kemudian masih ada
potensi kriminalisasi seksualitas dan kebertubuhan, jadi ada ODHA yang dia dikriminalkan dan
segala macem itu

Potensi kriminalisasi ya
potensi itu ada, kita lawan tuh disitu

dan akhirnya keluar terbit di 2010 itu lebih ini, lebih baik ya, perspektinya lebih seksual
rights?
lebih seksual rights, lebih ke human rights

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


nah yang paling berat dalam membangun gerakan kaum muda atau ya … adalah penerimaan
masyarakat, terutama ormas-ormas keagamaan fundamental ya. Nah apa yang dilakukan
PKBI untuk memperoleh dukungan masyarakat?
satu, gerakan kebudayaan itu, misalkan contoh kecil kemaren ya, saya sangat menyesal kejadian
demo besar-besaran maret di Mc D Jogja tahun 2016, saya menolak itu awalnya, tapi karena sudah
terjadi ya sudahlah

apa itu?
yaa. Demo besar-besaran tentang bahwa mendukung gerakan LGBT tapi demo besar-besaran yang
pada akhirnya mengorbankan komunitas

Ooh…
kemudian kami mengubah gerakannya menjadi gerakan kebudayaan, kemudian mengangkat, satu
mengangkat temen-temen waria yang dia juga aktif di seni tradisi untuk dicarikan panggung, nari,
kemudian juga tampil dalam event-event nasional. Ya dulu yang pas akhirnya mengundang menteri
di Jogja itu, yang ngisi mereka, mereka menari itu sebagai sebuah symbol identitas yang luar biasa

ya artinya gimana kelompok marjinal itu LGBT mau diterima orang tampil aja ngga pernah
loh iya… justru, jutsru ‘tak kasih ruang itu. Kemenkes itu, Ali Gufron yang buka itu, yang nari itu
temen-temen waria. Terus aku membuat repot banyak orang karena yang kuambil itu 15 orang chore
waria tahun 2015, itu pada nangis karena waria hadir dan menyanyikan Indonesia Raya. Bayangin,
dandan berkebaya semua, dan gerakan-gerakan simbolis itu lah. Nah terakhir itu ketika penuh
dengan ancaman yo aku harus memainkan anu toh analisis sosialku, jadi aku tetep ini kerjasama
dengan kominfo meskipun Cuma dikasih 600 ribu tapi eventnya aman ngga ada yang berani karena
Kominfo, model-model itu. Tapi disisi yang lain adalah orang juga tidak konsisten misalkan contoh
kecil begini, M. Nasir yang dia menghujat SGRC nya UI waktu itu, itu kenapa dia dihujat habis-
habisan. M. Nasir itu loh yang LGBT ngga boleh masuk kampus, itu loh…

ya ya ya yaa..
tapi kan itu dia paginya meralat, bagi pejabat public tingkatan publik, meralat sebuah statement itu
sebuah effort yang luar biasa mengerikan loh, tapi kenapa masih dihujat, pertanyaan kritisnya adalah
berapa data yang dikirim ke mereka, Don. Ke M. Nasir, dan siapa yang ngirim, apakah ada, ngga
ada sama sekali, tanya Ardan apa pernah ngirim, belom, Wartoyo pernah ngirim, belom, lah kita
ngga pernah support data kok sudah memaki-maki. Nah akhirnya kita kemudian mensupport data-
data ke mereka, … ‘tak kasih, … polisi tak kasih, dan segala macem.

PKBI Jogja kan terlibat di berbagai aliansi termasuk Aliansi Satu Visi, sbenarnya apa
landasan rasional dibalik itu?
yo kalo aku sih lebih bahwa kita punya visioning, PKBI DIY ya, PKBI DIY punya visioning untuk
membangun gerakan yang lebih besar nah salah satu kendara nya adalah ASV, itu kemudian bisa
mengenalkan, mentransormasi cara pandang dan sebagainya dalam ASV. Ya ngga hanya ASW kita
punya working group dan beberapa hal yang lain, termasuk kita di Walhi. Ngeri di Walhi, Don
diskusinya. Aku misalnya mewacanakan tentang “ ya walhi harusnya mulai bergerak dong,
bagaimana penggunaan pestisida dan efeknya terhadap kesehatan reproduksi perempuan dengan
meningkatnya kanker payudara, kanker mulut rahim, wah itu bikin heboh Pernas Walhi yang di
Palembang

Oh..gitu. Tapi itu, jogja terlibat di walhi?


iya, 20 jaringan yang kita punya salah satunya walhi

20 jaringan sekarang?yang terkait khusus untuk kaum muda?


kaum muda itu kan juga ada P2KRR, kemudian juga ada …dengan BKKBN, dengan BPPN, gitu

nah selama ini, taruhlah ASV yang cukup besar, karena dalamnya banyak organisasi..
ngga juga, ASV banyak anggotanya ya tetapi..

secara kuantitas ya
bagaimana kemudian menggerakkan tidak

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


selama ini apa resources yang diberikan oleh ASV untuk membantu membangun gerakan
kaum muda
yo sebenarnya ini sebuah visiku yang gagal di Aliansi Satu Visi bagaimana menggerakkan anak-
anak muda ini untuk bergerak menjadi gagal. Karena youth forum ASV dulu kan itu yang saya
bayangkan ini kan bahwa youth forum ASV, ini kan aku adopsi dari youth forumnya PKBI yang dia
berbasis dari orang-orang yang diorganisir oleh youth forum -youth forum itu tadi yang dia bukan
staf bukan relawan, bukan manajer programnya PKBI atau anggotanya tapi faktanya yang
dihadirkan yo manajer program dan stafnya PKBI dan staf-stafnya anggota termasuk PKBI daerah
lain, ya sudah, saya kemudian menjadi, waah.. yo wis lah ini, ya udahlah karena ini banyak orang
dan banyak organisasi ya udah

secara finansial ASV cukup ini ngga sih, bisa diandalkan untuk membantu gerakan atau
….daerah?
seharusnya iya, secara finansial iya sebenarnya sudah banyak resources banyak duit yang
digunakan, tapi pengelolaannya itu yang belum, anu lah manajemen gerakannya belum jadi, karena
masih ada irisan irisan yang di organisasi yang kental ya Don.Misalkan kemudian ARI ya dia akan
lebih suka berdiri dengan benderanya ARI daripada dengan ASV, misalnya gitu

ooh.. berarti ikatan solidaritasnya belum kuat dong


ya bukan itu, karena kan ASV lahir setelah masing-masing anggota punya branding, Don. Jadi kayak
lu udah jadi brandingnya kemudian gua ajak, gitu kan lu nganggep gua ngerecokin, ngapain sih lu

ngasih duit juga ngga..


iya…ngasih duit juga ngga. Ya gitu gitu, itu kan bagian penting yang kita inikan, walaupun sebagian
orang setuju dengan jaringan maka ini akan lebih kuat

oh gitu…jadi memang selama ini juga sinergitas antar anggota dalam ASV ngga terlalu kuat
ya

itu yang memperlemah ya. Nah selama ini PKBI Jogja berkontribusi apa sih untuk ASV
Yoo anu to, banyak, walapun yang tahun ini ngga begitu banyak ya tetapi kan PKBI mengerjakan
banyak kegiatan-kegiatan ASV yang tidak dilakukan oleh mereka

misalnya?
yo misalnya kita menggagas itu World Sexual … Day secara nasional kita menjadi koordinatornya,
kemudian campaign-campaign yang lain yang kemudian kita …

emm… ini udah berjalan lama…, artinya gini salah satu tujuannya ini kan melakukan
advokasi ya, sejauh ini gimana sih?
ya sebenernya lumayan jalan ya tetapi kan irisannya menjadi terlalu besar
karena terlalu banyak kepentingan?
iya

atau ada faktor lain?


yoo…aku sih lebih banyak kepada konteks kepentingan. Aku kok dari dulu selalu lebih ‘ngeman’
PKBI ya harapan ku PKBI bisa kuat ya kenapa harus dengan organisasi lain

iya bener. Tuh Bonita udah siap


gitu ya

Oke thanks ya, makasih


email-email atau whatsapp gitu loh Don

ya udahlah ntar
sip sip

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 8 (Bagian 1)

WAWANCARA

Nama Informan : NM (inisial) I

Posisi Informan : Pimpinan PKBI Pusat

Tanggal Wawancara : 30 September 2016

Tempat : Kantor PKBI Pusat

Saya harus bertanya ke Pak NM terutama terkait dengan nilai2 kultur PKBI serta sejarah
keterlibatan PKBI ke dalam pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum muda.
Sejarah PKBI terkait kesehatan seksual dan reproduksi bagi kalangan kaum muda itu
dimulai kapan dan apa yg melatarbelakanginya?

Jadi seingat saya saja, jadi PKBI sejak tahun 1957 kan melakukan gerakan Keluarga Berencana tapi
waktu itu yg mjd focus bukan anak muda tapi kelompok pasangan usia subur yang rentan,
sepengetahuan saya arah dari gerakan remaja dimulai dari tahun 1970 an antara tahun 1974 mulai
kita konsern ttg program remaja. Nama yg kita kenal sampai skr misalnya dulu ada kegiatan2
kependudukan yg awalnya dgn cara materi penyuluhan kalo bahasa sekarang dulu kan msh
diselenggarakan dgn cara sederhana tapi yg paling popular di tahun 70…80 itu disebut integrasi
kependudukan dengan remaja wiraswasta remaja. Jadi PKBI memulai tidak bicara ttg hak kespro
tapi soal kependudukan dan keluarga berencana krn kespro baru mulai ICPD baru mulai dilaunching
secara lbh formal. Tahun itu lebih banyak ke integarasi antara kependudukan dgn remaja, saya
masuk mengenal dengan nama Biduk Wiraja itu terkenal di PKBI di Jawa Barat dan Jawa Tengah
Biduk itu Bina Kependudukan Wiraja itu Wiraswasta Remaja, menarik kan agar kaum muda mulai
berpikir tentang dimensi kependudukan waktu itu belum bicara mengenai
kontrasepsi..kependudukan soal kualitas, soal identitas, soal migrasi, tapi diintegrasikan soal
wiraswasta remaja dan leadership termasuk itu. Setelah itu juga banyak program2 remaja ttp
pendekatannya program.., programatik belum pendekatannya berbasiskan komunitas. Dengan
tujuan agar remaja berpartisipasi , remaja punya visi punya tujuan punya nilai ttg kualitas
kependudukan. Karena seingat saya juga namanya nilai keluarga kecil sejahtera itu dari PKBI
sebelum ada BKKBN sudah ada itu Nilai Keluarga Kecil Sejahtera walalupun latar belakang kita
utk angkakematian ibu anak tapi sebetulnya dimensi kependudukan yang menjadi perhatian utama,
KIA nya tidak terlalu banyak malah karena mmng KB ini belum ada yg melaksanakan disini. Ada
yg melaksanakan Mariel Stop (klinik) tapi kan hanya satu kalo kita kan ini lebih serempak..
kemudian ada juga program yang namanya lebih popular dikenal dengan nama Sahabat Remaja itu
tahun 84an jadi itu kerjasama antara PKBI dengan IKIP.. Nah sudah mulai berpartisipasi dengan
institusi yang formal, sudah mulai melibatkan remaja scr akademisi jadi kader2nya mulai dilatih
banyak itu secara proyek, tapi secara orang perorang PKBI juga diberbagai daerah mulai melatih
orang2 muda . Orang muda dikampus dipilih..tokoh2 diajak ikut seminar kependudukan salah
satunya di Bandung yg tahun 76an. Sebelum Sahabat Remaja itu sering seminar2 kependudukan
sehingga di Bandung itu lahir dengan namanya Organisasi Kependudukan yang SA itu yg

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


perhimpunan penanggulangan kependudukan itu sebenanrnya lahir oleh PKBI di tahun 76an ,di
Jakarta juga ada sudah mulai ada Gerakan Remaja Kependudukan, Kelompok Muda Kependudukan,
salah satu GRK yg masih ada yaitu pak Chandra yg Komisi Ahli Remaja yg Radio Prambors.
Relawan Muda PKBI dulu namanya, Relawan Muda Kependudukan tapi tdk menyeluruh hanya di
Bandung dan Jakarta yg kuat. Kita sering meeting untuk membahsa visi kependudukan, jadi gerakan
sudah lama tapi mungkin tidak disambung keburu dipotong dengan project, Project populerpertama
itu wirausaha muda PKBI lalu sahabat remaja koalisi antara IKIP dan PKBI ada di Surabaya,
Semarang, Jakarta, Medam di tahun 84an. Saya mulai aktif di PKBI tahun 87, lalu ada program
KRBC (Kelompok Remaja Bertanggung Jawab) isinya terkait dgn isu kependudukan, kesehatan
reproduksi, ims jg sdh dibahas.

Sudah Kespro?

Kespro tahun 90

Ini isu kependudukan?

Tahun 87 masih isu kependudukan, keluarga berencan, kesehatan remaja, dulu disebut LFE (Family
Life Education). Dulu dikemas dengan judul Pendidikan Kehidupan Berkeluarga tapi untuk Remaja,
dibahas bagaimana anatomi tubuh, pubertas, menstuasi, gairah seksual jadi disebut seperti itu karena
waktu itu pendidikan seks msh kontradiktif. Waktu itu konsepsi perspektif gender dan LGBT belum
jadi isu, kita masih mainstream. Kelompok2 KRBJ itu sebenatnya bukan di PKBI tapi di masyarkat,
yang skr CO, itu skemanya di satu wilayah ada tokoh remaja, leadernya gitu ada tokoh lagi disini
tarik lagi ke PKBI ada team, ada team inti dan ada team yang melatih kelompok. Satu lokasi program
ada 10-20 klp remaja, kelompok ini macam2, ada karang taruna ada ikatan remaja masjid, dll.
Tergantung kontek local, apa dan bagaimana remaja kumpul disitulah diisi dengan ruh
kependudukan dan remaja tadi

Apa sama dengan konsep Peer educator?

Kalo di sekoah iya.. tapi ini kan bukan sekolah. Konsepnya debenarnya PE juga tapi ini kan di
masyarakat PE nya kalo sekarang namanya CO lah, dulu mungkin advokasinya tidak sarat tapi
mainnya adalah bagian isu pendidikan kesehatan reproduksi kalo skr mainnya pendidikan kehidupan
berkeluarga di PKBI. Doni sebut saja kalo dulu pergerakannya pendidikan kehidupan berkeluarga
untuk remaja skr menjadi SRHR itu kan perkembangan nama2 program tapi isu2 nya sebenernya
sama saja cuma kalo dulu perspektifnya kependudukan, keluarga berencana, kesehatan remaja
dalam artian remaja sehat tapi tidak menyebut hak remaja basisnya bukan HAM tapi basisnya
services bagaimana memahami remaja sehat itu intinya, edukasi ke diri sendiri. BRBJ itu ada
kelompok inti, pimpro dsb.. tapi disini juga ada kelompok peernya yg di masing2 ini, ini yang
melakukan kegiatan rutin. Ada pertemuan seminggu sekali disini, itu yg dinamakan paket
pendidikan kehidupan berkeluarga kalo skr itu namanya CSE, disampaikan disitu ada satu materi
yang tersusun dan itu harus tamat dalam 6 bulan lalu pindah ke tempat lain. Ini skemanya, Ada
pengalaman saya di Bengkulu waktu itu, ada satu lokasi..lokasi banyak waktu itu, paket kan
berpindah ketika berpindah yg berikutnya diteruskan oleh tutor yg kita latih disini, di group ini
pindah ke tempat lain. Tapi ini tidak hilang..ketika sebulan sekali ada forum diskusi di kantor PKBI,
ini diundang kesini datang 30 orang perwakilan masing2 kelompok diundang 2orang, nanti adalagi
meeting setiap 6 bulan..kita bikin arena pertemuan remaja namanya sejenis Jambore itu setiap satu
tahun sekali yang biayanya sudah model cost sharing , jadi biaya selama disini ditanggung oleh
PKBI tapi pergi kesini mereka sudah urus sendiri2.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Mereka juga mengeluarkan uang?

Sudah mulai cost sharing, diajarkan untuk tidak tergantung pada perkumpulan . Arena pertemuan
ini selama seminggu..ada makan ada kegiatan ini semua kita yang tanggung, tapi ketika kesini sudah
swadaya. Ada subsidi tapi tidak besar buat pergerakan tapi intinya swadaya. Pertemuan remaja
setahun sekali, ini program kan selama 3 tahun setelah ini pindah ke tempat lain, setelah itu
pergerakannya dengan Youth Center. Youth Center juga program , Youth center dengan PE nya
juga, peer educator di sekolah sebagai wahana remaja. Mulai dengan adanya Youth Forum yang
akarnya dimulai dari pusat, Youth Forum di Jakarta dipilih dari daerah itu dari Youth Center. Youth
Forum sudah ada pada Munas 2010 tapi lebih skematik menjadi bagian organisai baru di Munas
2014. Dengan istilah diakui sebagai anggota remaja, sebelumnya PKBI anggotanya hanya orang
yang berusia diatas 18 tahun, sekarang ada anggota remaja dan pra remaja jadi 10 tahun boleh tapi
namanya anggotan pra remaja nanti remajanya usia 18tahun. mulai Disitu kan sudah mulai main
kepada tidak sekedar program tetapi bagaimana penguatan lembaga organisasi. Jadi diharapkan kita
kan punya Youth Forum Remaja, Forum Remaja dia akan berkoalisi dan beraliansi dengan forum2
remaja sejenis disitu, di wilayah kota sehingga dia ada forum peduli tentang kesehatan reproduksi.
Forum ini yang cair yang menjadi presidium yang menjadi kosersium tapi Youth Forumnya
sebenarnya menjadi bagian dari PKBI. Forum Remaja secara umum nanti akan beraliansi dengan
berbagai kelompok sehingga katakanlah aliansi remaja bandung itu harusnya menjadi kelompok2
tokoh2 remaja bandung agar bisa menularkan visi2 tentang kesehatan reproduksi kepada seluruh
kelompok masyarakat. Idealnya begitu. Jadi kita di daerah dan di cabang, strukturisasinya
sebenarnya dimulai dari mulai cabang , daerah dan pusat. Jadi Youth Forum direkrut di cabang,
harusnya… kalo ini belum berarti ini masalah teknis ya… Youth Forum cabang ini membentuk diri
menjadi Youth Forum Daerah… Youth Forum Daerah menjadi Youth Forum Nasional, idealnya
begitu walaupun kadang Youth Forum cabangnya belum aktif tapi itu soal lain. Karena PKBI itu
kan basisnya anggota, katakanlah anggotanya 15 sekurang kurangnya 15 ini 20% nya remaja yang
jadi pengurus cabangnya 20% remaja..minimal . ini alasan kita mualai menggerakkan remaja untuk
remaja oleh remaja, kenapa demikian? Karena peran PKBI ingin membantu berkontribusi dalam
pengembangan kualitas generasi muda, selain itu juga secara lembaga secara organisasi ini menjadi
lembaga pengkaderan , kader2 pengurus nasional, staf pkbi itu dimasa depan dilahirkan dari Youth
Forum. Sebagian besar staf di kantor pusat kan juga pernah ikut serta dalam Youth Forum, Youth
Center jadi itu sebagai lembaga pembibitan, pengembangan kalo bahasa wayang “ kawah canda
dimukanya” sekarang yg mjd tantangan adalah bisakah ini berjalan? Kalo ini berjalan berarti roda
organisasi kita punya prospektif yang sangat akan berkembang, tapi kalo tidak berjalan kita akan
kesulitan kader. Ini menjadi satu tantangan yang menarik.

Kalo sebelum tahun dua ribuan bearti tahun 1980 dan 1970 saat itu program remajanya ingin
mengubah apa pak? Pengetahuan, perilaku.

Perilaku

Yang sekarang, Apa ada yang berbeda dengan sekarang?

Esensinya sama, cuma perspektifnya saja yang berbeda, kalo dulu kan ada persfektinya ada “remaja
sehat dan bertanggung jawab”, itu filosofi utamanya.

Itu filofinya ya pak, itu tahun berapa?

Itu sejak KRBJ pak, jadi sejak tahun 1986 an itu sudah itu pak, “remaja sehat bertanggung jawab”
jadi kita tidak menyebut keluarga tapi remaja sehat bertanggung jawab itu menjadi icon –lah.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Itu maknanya adalah intervensi PKBI itu diarahkan agar remaja itu punya perilaku yang
sehat dan berperilaku bertanggung jawab?

Persis, agar dia dapat mengambil keputusan berdasarkan kecukupan informasi dan pengetahuan kan
gitu yah, nah esensi yang sekarang mungkin dibandingkan dengan tahun 1980 sama 2016 sekarang
basisnya adalah hak, itu hanya perspektif saja basisnya adalah hak, fiosofinya ya itu pemenuhan hak
seksual remaja, itu nilai yang dianut yang kita punya nilai 10 deklarasi remaja itu. Basis
pendekatannya adalah pemenuhan hak reproduksi remaja, seperti diketahui: hak privasi, Hak
memilih, hak menikah atau tidak menikah, hak mendapatkan pelayanan, hak untuk sehat, hak untuk
punya dignity apa itu jiwa yah... 10 hak itu yang... ada disitu tuh pak, hak – hak seksual itu yang jadi
nilai perjuangan sekarang tapi intinya kita pemenuhan itu namun yang nilai-nilai ini tidak jauh
berbeda dengan yang sebelumnya hanya kemasannya saja lebih modern aja lebih menarik, hak
informasi, hak mendapatkan... dulu juga yang mirip – mirip juga Cuma tidak disebut, dulu
pendekatannya kan remaja sehat apa yang dilakukan dengan cara berperilaku hidup sehat, perwant
organ tubuh, perawatan perilaku , bebas dari IMS, hak sehatnyakan disitu.

Oke nah, berarti karena fokus nilainya agak berubah, ini karena yang satu ngomongin
remajanya harus seperti itu yang satu ngomongin tentang hak which is sebetulnya harus
memberikan hak bagi kaum muda itu?

Kaum muda lebih efektif dengan menggunakan kaum muda sendiri, itu yang disebut peer
educatornya kader yang indigeunies dari dalam, bukan bukan dari luar kaum mdua. Karena
perubahan perilaku – perubahan siap itu lebih mudah dikembangkan, disosilasiskan atau Di
internalisisakan sebenernya bukan disosialisakan itu melalului kelompok sebaya karena panutan
remaja bukan orang tua, kelompoknya, peernya dia akan lebih ikut berpatron, berpola kepada pola-
pola perilaku yang dilakuna oleh kelompoknya,

Jadi aktornya tetap kaum muda sama sepeti dulu, dulukan juga sama tutor-tutor itukan kaum
muda, tokoh-tokoh pemuda.tapi sasaran perubahannya kalo dulukan remajanya nih harus
berubah, kalo yang sekarang dengan pemenuhan hak itu, siapa yang sebetulnya harus
berubah?

Itu bentul agak berbeda, sekarnag yang berubahnya perspektifnya jadi lebih luas, tidak hnay dengan
remaja tapi juga termasuk instalasi pemerintah, provider, harus ikut dalam pemernuhan itu, dengan
demikian ada yang disebut dengan peran-peran advokasi, kalo ada aturan-aturan yang kira-kirat
tidak mendukung kita harus perjuangankan untuk diubah kita perbaiki, kalo ada budaya – budaya
perilau atau paapun yang terkait yang manghalang pada upaya pemenuhan reporukdsi kita harus
perbaiki, kita sempurnakan, kita ubah.

Tadikan hak itu kan ada banyak ada 10, nah yang menjadi fokus pemenuhan hak yang saat
ini sedang diperjuangkan oleh PKBI apakah kesepuluh-sepuluhnya sekaligus atau ada hak-
hak tertentu yang saat itu memang menjadi fokus yang menjadi forkus perubahan yang ingin
disasar oleh PKBI, pak?

Sepuluh itu satu sama lain saling terkait, jadi tidak parsial. kita tidak menganggap hak berprivasi
saja tidak, kita tidak hak berpendapat saja jadi sekaligus alam satu kesatuan program dalam satu
kesatuan advokasi dan dalam satukesatuan services hak ini menjadi nilai dasar sehingga harkat dan
martabat remaja dalam pemenuhannya juga terpenuhi, sebenernya hak seksual ini tidak hanya buat
remaja termasuk juga bagi orang dewasa sama. Cuma yang selama ini diabaikan oleh negara oleh
provider adalah remaja, Kalo masyarakat umum sebagian besar haknya sudah terpenuhi. Sehingga
titik berat perjuangannya lebih keras, struggle kepada remaja karena remaja masih terabaikan,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


contoh kecil misalnya penyediaan 2 kesehatan pelayanan yang kita indikasikan ramah remaja itu
agak susah tetapi kalo pelayananan bagi orang tua-kan banyak.

Dengan berubahnya tadi filosofi dari remaja sehat dan bertanggung jawab ke pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda apakah nilai yang dulu itu, betul-betul
sudah ditinggalkan oleh pKBI atau masih relevan sebenernya dengan konteks saat ini?

Kalo nilai sehatnya masih, nilai sehatnya masih. Bisa masih dipegang cuma penekanannya
sekarangkan, Perspektifnya lah perspektifnya yang pentingkan dulu sehat, dia tidak dipikirkan
bahwa untuk sehati itu perlu HAM misalnya perlu persepektif bahwa dia harus nyaman, dulu gak
kepikirkan yang penting bagaimana orang itu sehat tapi sekarang makin berkembang gitu makin
mendalam kearea area pribadi. Inikan area pribadi dulukan area publik. Kalo yang dulu mungkin ini
perbedaannya, lebih banyak menekankna kepada edulkasi yang kemassal karenakan informatif
segera, banyak gitu, kalo sekarang basisnya harus ke individu pak, sehingga konseling harus menajdi
acuan. Komunikasi interpersonal menjadi bagian terpenting dalam program sekarang, konsultasi
menjadi bagian terpenting, tatap muka menjadi hal terpenting, karena hak-hak individu ini
dilindungi dan dikembangkan itu perbedaannya disitu. Jadi sekarang gerakannya lebih manusiawi,
lebih menyentuh kenurani individu, martabat individu, human dignity gituyah, Lebih ke martabat
manusia sebagai manusia.

Apa situasi politik sosial seperti apa yang menyebabkan terjadinya perpindahan itu filosofi
PKBI?

Perpindahan ini juga tidak dipungkiri, ada pengaruh, perubahan dari Berbagai hal, pertama dari
internal sendiri. Pemikiran kitakan makin lama makin mendlam, pemikiran kita makin lama makin
kuat nah karena, Kita cerita kesehatan reproduksi yang kita sekarang kita sebut diamna-mana. Kita
sudah kenal sejak tahun 1988 pak adalah prof. Biran affandi, prof. Moeloek itu sudah menyebutkan
itu malah prof moeloek itu sudah mendeklarasikan yang disebut dengan 10 domain kesehatan
reproduksi, pernah baca? Nah 10 domain ini memang berbeda degnan 10 hak seksual reproduksi
tetapi itu menggambarkan area layanan reproduksi itu apa, karena apa karena didunia luar sana
belum ada pak menjadi fokus. saya berani mengatakan bahwa (saat itu) kemenkes belum pernah
menyebut-nyebut kesehatan reproduksi hanya menyebutkan keshatan ibu, kesehaan persalinan,
kesehatan ibu hamil, kesehatan anak tidak menyebtukan eksehatan reprodusi. Saya jaminkan itu
1988, karena ingatnya itu karena ingat sejarah berangkat kerja dimana, ketika saya dibengkulu tahun
88 sudah ada itu doman kesehatan reprodusi yang diajarkan oleh prof. Farid moeloek suaminya ibu
menteri sekarang. Domainnya sepuluh yang saya ingat salah satunya kesehatan reproduksi remaja,
HIV AIDS, Keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, Ada 10 domain. Sepuluh itulah yang
menjadi landasan pegangan PKBI dalam melakukan edukasi bagi masyarakat termasuk remaja,
karena disitu ada pelayanan kesehatan reproduksi remaja termasuk HIV – AIDS tahun 1988 pak.
Orang lain belum banyak bergerak, orang lain belum dipikirin IMS, KB belum dipikirin, KPA belum
ada, YPI belum ada. Kita itu yang pertama pak, Cuma kita tidak gembar gembor karean kta memang
tidak satu – satu sebagai isu. isunya banyak, HIV AIDs hnay su sebagian kecil dari isu kita, kalo
orang lain kan kalo satu isu isunay itu saja. Jangan dikira kita itu pelopor. Waktu pertemuan di
sulawesi selatan yang kongres AIDS nih sejarah HIV AIDS di PKBI. dari buku sehat dalam
perjalanan samapai seeri buku sekarang segala macam kita punya itu produksi kita yang smapai
sekarang jadi model dipake banyak orang itu dari tahun 1988 itu kita sudah menerbitkan buku itu.
Prang tidak tahu IMS itu apa, kita sudah bikin. Tapi kitakan selalu low profile. Mungkin ini harus
banyak ditunjukkan sehingga kita bisa memampukan orang bahwa kita itu yah lebih dari
dibayangkan orang lah. jadi sejarahnya tidak bisa diklaim bahwa kita itu ngikut. jadi Ada ahli-ahli
kita yang maju dalam berpikir. Jadi 1988 saya tahunnya tidak tahu persis. Tapi Seingatnya saya
karena basisnya adalah saya bekerja, 1988 sudah ada isu itu sudah dipelajari dan saya hapal betul
10 itu gitu sudah dihapailin karena dijelasin kemana-mana kemana-mana, jadi bahan materi. Dulu

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


mas toto mudjiarto salah satu maha guruyang tahu persis selalu menjelaskan kemana-mana. 90, baru
mulai ada lebih luas-kan, 1994 baru deklarasi apa ? ICPD. Itulah yang yang namanya kesehatan
reproduksi seksualitas mulai dibuka diarea peretmuan internasional. barulah kemenkes semua dinas
instasni menggunakan istilah-istilah kesehatan reproduksi. Kalo sebelumnya ada BKKBN nyebut
reproduksi sehat, yang pengertiannya sempit artinya melhairkan hamil hanya diusia reproduksi.
Diusia yang disebut sebagai antara 20 – 35 tahun. Isunya masih mikro katakanlah 20 – 24 aman, 24
– 30 bahaya kuning, 30 -34 lampu merah. Itu yang disebut dengan usia reproduksi jadi bukan
kesehatn reproduksi tapi sehat reproduksi. Kesehatan reproduksi juga istilahnya baru dikembangkan
oleh PBB ketika baru tahun 1990an yang sehat mental spiritual aspek - aspeknya. Kita mengikuti
taksonomi yang dibuath oleh domain pak Farid moeloek. Cari reprsentasinya pasti ada
diperpustakaan dimanalah 10 domain kespro. Seblumnya gak nah kalo sekarangkan ya itu deklarasi
hak seksulnya SRID sexual right declaratio pemikrannya IPPF. Awalnya IPPF juga tidak bicara
kesehatan reproduksi ceritanya keluarga berencana. Malah dinegara lain namnya family planning
asociation. FPA sekarang MA. Dulu IPPF juga tidak bicara kespro pak neybutnya ya family
planning. Karena fokus awalnya kan namanya PKBI perkumpulan keluarga berencana indonesia.
kalo dari awal kita sudah bicara kespro mungkin nyebutnya kespro mungkin namanya perkumpulan
pemerhati kesehatan reproduksi indonesia atau pelayanan kesehatan reproduksi indoensia pak, tidak
famly planning. Perkumpulan untuk pegembangan kesehatan reproduksi. Ada dua hal yang saling
ketergantungan jadi pertama, isu kb menjadi jadi bagian dari dimensi kesehatan reproduksi. Tapi
bkkbn juga
menyebutkan bagian dari family planning adalah reproduksi sehat tapi hanya terkotak dalam suatau
kerangka usia reproduksi tadi. Reproudksi eheat dalah Melahirkan hamil pada usia-usia reproduksi
yang secara normatif memungkinkan untuk hamil sehat, persalnan selamat. Itukan misi MPS yah
membuat kita persalinannya lebih aman dan selamat .

Kalo untuk pendekatan dan strateginya, Dulu pas lagi filosofinya remaja sehat dan
bertangung jawabkan itukan pendekatan dan strateginya berbeda?sekarang gerakannya
seperti apa?

Dulu eduasi dan Gerakan edukasi, sekarang masih gerakan edukasi. Tapi serkarang basisnya lebih
banyak kepada layanan yang menghomrati privasi pak, yaitu basisnya konseling. makanya kita
perkumpulan mengembangkan namanya klinik remaja, Walaupn tidak kberhasl maksimul, karean
ternyata kitajuga tidak memerlukan sercara serius dalam artian populasi untuk klinik remaja. kalo
dibuka klinik remaja Tidak berbondong-bondong datang keseitu, malah datang ke klinik umum
karena mereka tidak mau dilabeli.

Saat inikan PKBI dikenal sebagai LSM pemberi layanan, disisi lain PkBI juga dikenal sebagai
LSM pmeberdayaan, Sebenarnya pendketan PKBI yang murni itu apa, pemberi layanan ,
LSM pemberdayaan atau advokasi atau seperti apa sebenernya?

Saya tidak punya kategori, PKBI itu LSM mana, Tapi ke-tiga hal yang tadi sidsebutkan meruakan
triangle, tiga segitiga yang saling mendukung, saling pengaruh, saling sinergis, tiga-tiganya menjadi
fokus tinggal dari mana kita memulai. Konteksnya adaalah soal situasi, soal kapasitas, soal peluang,
kemapuan, sumberdaya, karena ketiga itu merpuakan segitiga yang memang tiga-tiganya harus ada.
Ketika kita sebut misalnya Ini adalah services, layanan. Ini adalah empowerment atau penguatan
atau pemberdayaan, ini adalah advokasi upaya mempengaruhi berbagai kebijakan, berbagai
peraturan, berbagai budaya hukum agar mendkung tercapainya pelayanan, pemenuhan hak seksual
tadi, hak seksual dan reproduksi tadi, atau hak sehat atau remaja sehat. Tapi ruh ini, substansial ini
bisa dilakkan dengan pendekatan tiga hal, kuatkan masyarkatnya, Kuatkan remajanya, karena kuat
inilah dia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri untuk mendapatkan layanan yang maksimum.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


lakukanlah services untk menjadi contoh, untuk menjadi model bahwa inilah salah satu pelayanan
yang berkualitas untuk pemenuhan hak seksual. Lakukan advokasi agar orang meniru, pemerintah
menduplikasi, pemerintah menscaling up, pemerintah menggandakan berbagai program-program
yang mendukung pemenuhan hak seksual, pemerintah melakukan pemberdayaan juga buat
masyarakat agar masyraakt bisa memenuhi kebutuhanny sendiri. Karena Satu unit pelayanan itu
tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan oleh karena itu perlu ada penguatan, pemberdayaan bagi
komunitas, perlu adanya advokasi agar ini bisa mempengaruhi kesini, selain melawan berbagai
macam hambtan, rintangan juga advokasi berguna agar bagaimana ini bisa dikembangkan lebih jauh.
jadi saya tidak melihat kita itu lsm mana tapi ini sebagai salah satu strategi. Service, advokasi,
pemberdayaan merpuakan strategi perkumpulan dalam memenuhi tujuannya pemenuhan hak
seksual dan reproduksi. Tidak ada satu yang utama, tiga-tiganya penting. Cuma dari mana mulai itu
situasi yang menentukan. Kapan memuliai, dari mana mulai itu itu soal lain. Tapi tiga ini merpuakan
kepentingan. Kelompok yang melakukan ini its oke, sah – sah saja toh ini bisa dilanjutkan untuk
melakkan fungsi advokasi didorong melakukan services atau mengakses layanan. service dulu juga
lebih baik, servis juga bisa mendampingi kelompok-kelompok komunitas sehingga dia berdaya. Bisa
melakuakn studi2 ilemiah yang nanti bisa dijadikan arena publikasi untuk advokasi. Jadi ini saling
terkait, jadi tergantung dari mana kita memulai. Jadi Saya menolak kalo ini penting ini tidak, tga2nya
merupakan bagian yang peting dan harusnya dilaksanakna oleh semua elemen tiga-tiganya sehingga
percepatanhya bisa lebih baik. Kalo hanya ini saja kita tida bicara cakupan. Tapi cakupan dikejar
dengan advokasi dengan cara ... lembaga lain. kalo untuk jangka panjang ini tidak bisa menjawab,
ini yang bisa menjawab (servicis tidak bisam enjawab jangka panjang) karena kebutuhan itu tersu
menerus. Yang bisa menjawab jangka panjang adalah tiga-tiganya services dikuatkan dengan
penguatan kapasitas sehingga ada demand creation gitu kemampuan utnukk memnuhi kebutuhannya
dalam eknomikan berbeda antara want, demand, need, apalagi? inikan berbeda. Kalo bahasa
indonsia agak susah semuanya kan kebutuhan. Ketika adanya need itu artinya ada kebutuhan.
Kelompok ini memerlukan kebutuhan layanan pemenuhan layanan kesehatan reproduksi tetapi kalo
dia tidak berdaya dia hanya cukup menjadi need sampai sini. Ketiga dia diberdayaakan dia mendapat
intervensi Capacity building dia menjadi naik menjadi permintaan. Jadi kebutuhan need yang sudah
diiringin kemamapuan metodologis untuk ememenuhinya , tinggal mungkin ada aspek tertentu yang
belum dikuasai apakah aksesnya belum dibuka, apakah sumberdananya tidak menckupi atau faktor2
lain tapi sudah menjadi demand permintaan, hukum permintaan sudah berlku sehingga ini tinggal
supply.

Situasi ksehatan seksual dan reproduksi remaja saat ini sekarang seperti apa? Apakah
semakin membaik terjadi stagnasi atau memang malah smekin memburuk?

Tergantung dari mana melihatnya.. kalo melihat nya sebagai gerakan. Sebernya institusi-insitusi
gerakan sudah tumbah banyak. Soal permasalah remaja semakkin tidak kunjung selesai itulah, ya
itulah tantangan hidup. Kenapa dmeikan karena Remaja itu juga merupakan suatu kohort jadi ada
suatu kleompok remaja ada didekade ini lima enam tahun mendatang dia bergerak menajddi remaja
akhir, menjelang dewasa... munclu lagi anak-anak menjadi remaja jadi itu tidak pernah selesai. Jadi
oleh karean itu kenapa perlu pengautan masyarakat kenapa perlu pemberdayaan masyarakat karean
itu karena annti tidak oernah selesai ini merupakan kohort yang berkesinambungan yang terus dan
tidak pernah selesai. belum lagi ada dunia diluar kita, diluar remaja yang mempengaruhi remaja
misalnya tentang kemajuan teknologi sehingga perceatpatan infomrasi menjadi lebih cepat.
pengenalan berbagai promosi-promos yang tidak selamanya betul. itu juga semakin cepat diakses
oelh remaja, itu akan mempengaruhi karakter2 remaja dimasa datang. Dibiling Bukany a lebih jelek
tapi tantangannya ebih berat lah, jadi kompleksitasnya semakin tinggi.

Seberapa besar dampak kemajuan teknologi tersebut terhadap derajat keseahtan remaja
indonesia saat ini.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Nah, Ini persoalanya, kemajuan teknologi itu tida kbisa didjakn kambing hitam sebagai faktor yahg
mempengaruhi buruknya siutasi remaja, tidak. Itu seperti pisau saja speerti pedang saja, buat apa
digunakan. Kalo teknogi informasi, teknologi komunikasi, teknolig it lainnya dimanfaatkan sebagai
percepatan pendidikan tadi remaja sehat dan bertangan jawb its oke itu itu tidak jadi maslah malah
lebih bagus lebh cepat aksesnya. tetapi kalo untuk edukasi, tidak digunakan hal – hal yang lebih
positif itu akan menjadi membahayakan. Penyebaran2 isu apapun kan akan menjadi lebih mudah,
bisa informasi yang keliru gitu, ya, jadi ktia tidak bisa menyalahkan teknolgi. Teknologi dan
infomrasi itu bisa menjadi bagian sisi mata uang saja, kiri kanan, satu sisi itu bisa menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi kompleksitas maslaah, sisi lain menjadi bagian alat teknoligi untuk
mempercepat proses edukasi. tinggal siapa bisa memainkan apa.

Di era pak jokowi mempimpin indonesia saat ini bagaimana pengaruhnya, ya dngan kebijakn-
kebiajanya, terhadap derajatk esehatan seksual dan reproduksi kaum muda?

Saya tidak melihat efek yang bermakna karena faktor untuk membuat itu bermakna kan harusnya
dianalis pak. Pertama adalah asoal produk-rpoduk kejbaijanya apakah mendukung atau tidak,
Pertanyaan kedua apakah ada gak konsern yang lebih tinggi dalam hal pengembangan kebijakan
kepemenuhan kebutuhan seksualitas atau kesehatan reproduksi remaja , ketiga ada tidak alokasi
yang lebih memadai, ada gak infrastruktur yang lebih tinggi itu yang belum terlhat. yang baru
terlihatkan baru perbaikan dalam konten hak primari sebagai masyarkat seperti hak sehat dalam
artian adanya kartu untuk orang sakit bisa berobat tapi belum menyentuh kearea kualitas belum
menyentuh karea apakah ini ramah anak, ramah remaja itu tugasnya NGO, jadi belum menyentuh
menurut saya sih. Karena visinya kan berbeda, preseidkn kan melihat pemenuhan yang mendasar,
justru disitulah kenapa keberadaan NGO itu menjadi sselalu penting karena pmeerintahkan konsern
kepada mainstream kepada keseluruhan masyarakat. Kita kepada masyarakat-masyarakat yang
berbeda, masyarkat yag tidak mendapatkan jangkauan, tidak mendapat perhatian yang lebih besar.
Bedanya disitu.

Saat ini apa kebijakan2 yang ada diindonesia yang berpengaruh terhadap kualitas dan
derajakt kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda.

Nah itu dia pak, kebijakan2 dasar yang baru adakan sebenerany kan dilihat dari struktur, kalo
pemerintahkan mungkin punya struktur di BKKBN, ada bagian yang menangani kesehatan
reproduksi remaja, itu saudah sejak dijaman suharto sebetulnya, tidak ada perubahan apapun
dibandingkan degnan jokowi seakang. Malahan jaman orde baru dalam prespektif kb jauh lebih
menonjol dibandingkan dengan sekarang. Sekarang itu persoalannya adalah perpanajngan tangan
organ-organ tentang keluarga berencana, kesehatn reprodksi itu berkurang seharaunya menjadi
bagian terkencil masyarakt desa, sekrang kan tidak sampai kesana. Aparatur sipil negaraa (ASN)
itukan serakang yang konsern langsung tentang kelurag berencana, baru nyampe tingkat provinsi.
kabupaten kota ursan berbeda- beda. ada tapi tidak pernah satu kesatuan, tergantung konsernya
bupati sama walikota. itulah bahanya konsep nawacita tidk bisa merembes menjadi bagian
pembagnuann kabupaten kota. kaeren visi bupati, visi walikota, pesan-kampanyenya, isu –isu
kampanye itu yang menjadi programatik secara praktis, secara prgramatis bagi bupati dan walikota.
Gubernu juga sama, rakyatkan menagih janji politknya apa ? janji keepaaktannya apa. Itulah yang
dipenuhi. Jadi gubernur dan bupati walikota sibuk membuat indiktor dari ketika kampanye karena
akan ditagih oleh rakyat, Tidak ke platform yang lebih besar. Sehingga Sekarang ada muncul bupatei
walikota yang menonjol, ada yang tidak punya apa-apa, tergangung visinya masing-masing.
Bagaimana RPJMN dan RPJMP itu punay pengaruh kuat terhadap visi bupati ini yang saya belum
lihat konstelasinya pak, ini yang analisisnya berat. Mungkin kita punya pusat studi, sebetulnay kita
pkbi punay pusat sutid yang lebih makro, tapi juga tenyata bleum memapu membuat itu, ibuk dng
hal lain yang lebih teksni. Sebenaernya kita berhdap jokowi waktu itu Sama pak yusuf kala punya
yang dinamai disebut politikal demografi jadi slah satunya dengan Kalo konsern tentang

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


kependudukan angkatlah jadi setingkat kementrian, kementraian kependudukan dan keluarga
berencana atau kementraian keendudukan dan pengembangan apa Gitu. tapi ternyatakan tidak pak,
hanya setingkat badan saja, itulah indikasi bahwa pemerintah tidak punya kepedulian politis terkait
keluarga berencana. Indikasinya itu, nah Kalo calon peresiden yang akan datang, misalnya saya
berjanji akan membuat satu departemen baru deperteman kependudukan itu baru politikal
kependudukanya jalan baru kita bilang dia punya perhatian besar terhadpa kependudukan. Kalo
sekarangkan Cuma tenang – tenang saja. Saya juga tidak bisa melihat analisis anggaran seberapa
besarkan perbedaannya, saya tidak punya analisas, saya tidak punya data akurat tapi dari segi
makronya . pembangan tidak berbasis kependudkan tapi berbasikan spasial wilayah, kalo bapak
melihat apakah beda masyrakat propinsi yang penduduknya sekian dengan penduduk sekian dalam
alokasi umum, kan tidak. Berarti kependudukan belum menjadi dasar pengambilan keputusan baru
wilahah adminsitratif sebagi dasar pengmbailan keputusan.

Nah kesehatan reproduksikan tadi dijelskan sejak 1988 dan meungin diperkuat degngan
ICPD 1994, nah dibaningkan dengan era pasca reformasi begitukan, Penerimaan masyarkat
terhadap isu kesehatn keshatan sekaual dan reproduksi bagi kaum muda itu, ada beda?

Kalo dari masyarkat lebih bagus sekarang, karena, ya lebih mudah saja pak, lebih banyak orang-
orangm uda yang ikut langsunglah. itu jgua pengaruh program juga dan donor-donor luar kan juga
banuak tertarik dengan program ini banya membantu kita untuk akses kesitu. Kalo dari pemerintah
menurun indikasinya itu, infrasturkr kependudukan sebagai lembaga resmi pemerintah mengayomi
masyarkat. Ada sih namanya UU no.59 atau 39 pokoknya tentang kpenedudukan tapi itu juga tidak
bisa diimplementasikan dengan seksama karena juga daerah punya kuota jumlah dinas dan
depatermen jadi kementerian sudah ada plafondnya 34misalnya tidak boleh lebih dari itu.
berebutlah..34 itu mana yang lebih penting. Disnalh peran kunci seorang presiden, kaoo presidennya
konsern pastilah melhirkan kementrian kenepdudukan. Dinegara lain jug ada dpaterman
kependudukan yang negaranya tidak sebesar Indoensai. Jadi tergantung komitmen dan visinya
pejabat negara. itu betul-betul mutlak tergantung komitmen presiden. Kabinetkan tergantung
presiden, mau berapa banyak jumlah kabinetkan tergantung presiden. Justru kependudikan ini
tercerai berai.

Apa dalam memperjuangkan pemenuhan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda,
Apa atau siapa aktor-aktor yang menghambat PKBI dalam upaya pemenuhan.

Saya tidak melihat ada aktor yang menghambt secara perorang, tapi asumsinya ada beberapa
kelompok yang tidak paham yang pahamnya berbeda dengan kita, ya kita bisa sebut mungkin
kelompok yang lebih radikal gitu yah, radikalis bukan fundamentalis yang berasumsi bahwa
memperkenlakan keseatn reproduksi sama dengan mengajarkan orang untuk perilaku seks,
kekeliruan itu yang menjadi hal yang bisa menghambat, organisasi soisal saya kira ada gak usah
disebutkan arean itu soal etis ya, tapi ada beberaoa organisasi masyakat yang mengagap ini bagian
dari sekuler bagian dari berbahaya karena ini bis mengajarkan remaja berperialiu seks bebas.
Berbagai studi kan menunjuian pendidikan seksual tidak berpenaruh positif terhadap perialu seksual
yang tidak bertanggunjwab. Karena namanay Perialku seks seperti Itu tidak diajarkan oleh
pendidikan seksual. Tidak ada itupun sudah ada sejak dulu, itukan soal mucnul atau tidak soal
dipublikasi atau tidak. ya kelompok2 yang radikalis juga bukan menghambat, pasti ya tadilah yang
membuat aturan2 formal perda dan lain-lain yang bisa menghambat kineraja organiasi dan kinerja
pemeirntah sendiri dalam melakukan pelayaann bagi eklompok2 yang rentan. BKKBN sendiri kan
sudah menyataan dengan tegas untuk tidak memberkan pelayanan kontraseps ibagi remaja. ya itu
mereka mengagap bahwa itu yang tddi bagian tapi selalu digembar-gemborkan ibu buat pasangan
suami istri saja...

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Nah ketika BKKBN tidak mau mberikan layanan terhadap kaum mduaterkait akses terhadp
kontrasepsi dan juga lembaga-lembaga atau organnisasi masyarkat yang mengaggap
penidikan seksual sebagai pendidikan yang sekular yang tidak baik bagi remaja, apa respon
dari PKBI terhadp BKKBN atau pun, termasuk organisasi masyarakt demikian?

Respon kita kan dua pak, perteama kita melakukan advokasi bahwa ini , penting soal itu mereka
berubah atau tidakkan itu persoalan lain, yang kedua, berilah layanan karena inilah bagian gap, inilah
kekosongn, Inilah unmetneed, inil ah kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh pemerinah inilah
tujuan kita. Itu saja ringkasnya advokasi dan pemberian layanan, itulah kenapa tadi disebutka bawha
diawal bawha sevice itu bagian penting karena ada bagian tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh
lembaga lain oleh pemerintah atau instansi lain disitulah kita memainkan peran. Kalo itu sudah
diberikan oleh lembaga lain, kita tidak diperlkan secara signifikan keberadaan untuk service itu.

Jadi kita tetap melakukan dua hal tadi, kita memberikan layanan untuk memenuhi unmeet,
sehingga kita melakakn advokasi, apakah PKBI pernah melakuan advokasi terhadap
BKKBN terakit dengan dia untuk memenuhi hak kaum muda sebagai wargan egara?

Secara tegas-sih sebetulnya melalui berbagai aktivitas.. kita lakukan, kita ajak mereka ke program
kita. tapi begini pak, sekarang secara lembaga karena asumsinya bahwa BKKBN itu juga menjaga
image dia tidak melayani, tetapi individu-individu nya kan tetap mendukung PkBI. dia memberikan
kontrasepsi terhadap kita, memberikan fkita menjadi bemper bagi negara. karena BKKBN kita jadi
bemper didepan, kita yang babak belur dan kita yang pasang badan.

Justru kita melakukan kerja sama dengan pemerntah. pemerintah mungkin fokus
kemasyarkat mainstream, PKBI tadi menyisir unmet need yang tidak dilayanai oleh dalam
lembaga-lembaga lain.

Dalam skema planning kita idealnya speerti itu. Jadi Kita malah harusnya mengukur kuantaitas dan
kualitas. Unmetneednya kita hitung, Kalo misalnya kita bisa memberikan layanan sekian x itu bearti
kita bisa memecahkan unmetneed sekian % ituada fungsi perencanagan pengembangan itu
analisisnya sampai kesana. berapa unmet need yang disasar oleh PKBI berapa katalitik efeknya. kalo
layanan langsung kataknlah kita memberkan layanan tetap 1000 yang itu unmetneed, kalo katalitik
efeknya kan. efek dari program kita yang dilakan oleh orang lain itu salahsatu strategi advokasi
sebeneranya, agar punya daya ungkit yang tinggi. Karean ketiak mampuan untuk memberikan
layaann bagi semua, mengajak yang lain, Memberikan contoh bagi yang lain memberikan contoh
bagi institusi yang lain.

Oke nah, saaat ini kan situasi global terkait dengan pendaann program-program kesehatan
sksual dan reprosukdi itu dinilai semakin baik atau semakin menurun pak?

Kalo peluanngya masih ada, saya tidak melihat terdapat penurunnay yang berarti kalo isunya tetap
bisa dikemas dengan bahasa yang punay nilai jual lah. seksilah dapat menarik perhatian, menarik
minat, menarik kepedulian, kelompok-kelompok yang mempunay budget, mempunyai dana donor,
Walaupun konsern pembanguann sekarang bergeser dari asia ke afrika, itu tidak dipungkiri, negar-
negara afrika jauh memlii peluang lebih banyak. Tetapi tetap ada beberapa untuk sisi sisi tertentu
kita masih bisa.. secara kuantitas Kesempatannya menurun.

Kalo dilihat dari peluang politik komitmen pemerintahan jokowi saat ini yang kurang
terhadap program – program demografi kepndudukan

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Sebetulnya tidak hanya jokowi pak, Pemerintah setelah orde baru saja, pasca reformasi belum pulih
kepda perhatiannya seperti halnya pada masa sebelum reformasi. negara ini elbih adil, lebih
demokratis, lebih pro rakyat, iya. tetapi kalo pada dimensi kependududkan abai, tidak sebagus
jaammnya orde baru, harus diakui oleh siapapun.

Tapi PKBI kan punya jejaring nasional kan yah artinya PKBI dari mulai pusat nasional,
daerah dan cabang. Sebetulnya apa yang menginkat, ikatan seperti apa antara nasional, pusat
dan cabang, yang menjadi kapital sosialnya PKBI

Yang mengikatnya itu kepedulian pada persoalan-persoalan kependudukan awalnya. Jadi kenapa
orang di PKBI karean dia tertarik untuk ikut ada kebanggaan itu , ada kebanggaan itu untuk ikut
teribat dalam memecahkan masalah2 sosial, maslaah 2 yang tidak ditangani orang lain namun tidak
berarti bahwa itu dengan mudah begitu saja. Karena nilai-nilainya itu berbeda, dan tidak semuanya
homogen yah, Ada orang tertarik karena tadi ingin berorganisasinya saja, ada orang tertarik karean
ingin menyelesaikan maslah tertentu, ada tertarik kareana ini adalah kelompok mayarakat yang
sudah awal berdiri, ada yang tertarik karean figur individunya, firgur kepemimpinannya, ada yang
tertarik karean ingin terlibt diproramnya saja, Ini berkat pendidikan remaja juga. Dengan mendidik
remaja akan memberikan peluang untuk teriat jangka panjang dipkbi. Tokoh-tokoh yangada
sekarang saya kira sebagian besar itu beradsal tokoh – tokoh remaja nya PKBI. walaupun keluar dlu
namun ketika diperlukan akan kembali untuk beperan apapun posisinya itu soal lain. Yang penting
perannya apa yang bisa dimainkan setiap orang.

Tadikan ada berbagai motivasi orang masuk PKBI dan kemudian kita sekarang punya nilai2
pemenuhan seksual yang kadang pemenuhan seksual itu juga sensitif, ada nilai terkait alat
kontrasepsi terhadap remaja misalnya, apakah seluruh elemen pkbi itu sepakat ketika berada
dipkbi terkait dengan nilai tadi, filosofi tadi ?

Kalo dari diskusi 2 internal dngan metode pancingan kalo terbuka tidak keluar, sebagian besar
sepakat, tapi satu 2 3 kasus masih punya visi yang seperti visi awal dan umum, karena ketika awal
visi kita kan identik dengan bagaimana perhatian terhadap ibu, hamil, kespro dan penduduk yang
sejahtera pak, dimensi itu yang menjadi nilai awal perkumpulan. Mau tidak mau itu, nah kelompok2
muda dan kelompok tua pun ada yang nilainya disitu dan tidak salah. Ya, itu baru sampai disitu saja,
soal sekarang pkbi lebih progresif, dalam artian ini yah pkbi lebih mendarat, pkbi lebih berfokus
pada kelompok2 rentan itukan soal berbeda. Itu yang menadi tantangan keberagamaannya
perkumpulan menurut saya. toh pekerjaan kita kan masih banyak , pr kta masih banyak,
kesejahteraan masih jadi soal, hak kespro tetap jadi persoalan, KIA juga masih soal diindonesia itu
, bagaimana balita gizi buruk itu masih persoalan juga. Sehingga konsern kita yang masih banyak
itu tidak fokus hanya soal kontrasepsi remaja saja. Oleh karean itu kta bisa mengakomodir berbagai
visi, berbagai nilai yang berbeda sedikit itu, tapi tetap untuk kepentnga yang berbeda, nah seninnya
adaalh bagaimana agar ini tidak bertabarkan itu, ini perlu langkah2 skematis gitu, perlu meyakinkan
bagi satu dua orang yang mungkin masih visinya sejahtera saja, visinya bebaskan kemiskinan, soal
kontrasepsi kan urusan lain. nah itukan harus diyakinkan ya harus man-to man marking, satu persatu
dijaga, satu-satu diajak dialog, Oleh karena itu penting sekali mengembangkan suatu kerangka
edukasi pemberdayaan yang menyeluruh dan tidak pernah akan pernah terhenti Yang namnya
orientasi yang namanya pengembangan nilai, visi itu harus tetap. Karena orang berganti, PkBI juga
dinamik, satu lembaga dimasuki orang ini besoknya orang ini gak ada, datang orang baru lagi, tetap
lagi kita berdisusi lagi. Sebetulnya yang lebih permanen itu adalah staff. Dsitulah kuncinya staff
menjadi pemegang peran yang penting didalam keberlangsungan dan pengembangan organisasi
PKBI termasuk menjaga visi. Selain komponen lain, staff itu menjadi bagian penting untuk menjadi
dinamisator, untuk menjadi fasilitatornya, menjadi kondaktor, arsiteknya, perekayasa, play
makernya kalo dimain bola, pengatur serangan, pengatur kalo bertahan kayak apa, mengembangkan
pola, bersemangat. Ini kata kunci yang menarik sehingga implikasinya ketika rekruitmen staff

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


memang tidak bisa sembarang. Ketika kita mungkin kurang berhasil staff yang punya komitmen dan
karakteristik seperti tadi disebutkan, Persoalannya pertama apakah dia tidak efektif atau tidak dia
betah ada di PKBI pasti salah satu itu, karena memang tidak ada kecocokan paradigma hidup. Di
pkbi staff bukan pegawai tapi aktivis yang mendapat rekomendasi.

Terkait dengan pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda. itu
paling banyak resources PKBI itu dikerahkan untuk layanan, pemberdyaan atau apa pada
saat ini. Sumberdaya material baik material maupun non material?

Kalo proporsi pengembangan sumberdaya, pengarahannya, mobilisasi yah, sepertinya kita lebih
kuat untuk ke -services karena apa karena services juga melahirkan sumberdaya. Itu kata kuncinya,
Jadi multiflyer efek itu lebih besar ketika kita mengembangkan services Ketimbang advokasi,
karena advokasi kta belum berhasil secara maksimal. Berhasil kita kan cuma satu kali ketika dulu
kita berhasil membuat pemerintah peduli terhadap keluarga berencana dengancara membentuk
BKKBN/LKBN itu advokasi paling berhasil pkbi dan perangkat lainnya karena tidak hanya pkbi
yang mendorong pemerinth membentuk LKBN l(embaga keluarba berencana nasional) sebelum
BKKBN itukan termasuk PKBI ada uga pihak lain, dorongan internasional juga ada, kesadaran
pemerintah juga ada, jadi ya, itu multif pihak kita tidak bisa klaim sebagai bagian tugas kita tapi itu
pionir-pionirmya kan dari PKBI. yang mendahului gerakan itukan dari PKBI. mengajak perdana
mentri, misalnya ibunya, itukan untuk menklikitik agar pemerintah melalui gerakan dibawah tangan,
dibelakang layar, dari samping stratgeginya, tidak ditohok dilawan, tapi dari kiri dari dapur
istilahnya gitu. salah satu strategi dulu yang dikembangkan oleh pkbi adalah dengan melebur dengan
pemerintah dengan mengajak ibu bupati, ibu gubernur untuk menjadi bagian dari pkbi. untk meng-
pkbikan negara itu dengan cara itu pak. kalo sekarangan-kan sebagian menarik diri, karena pertama
mungkin dulu pernah ada edaran mendagri bhwa dilarang bupati walikota memegang peran-peran
di-oragnisai sosial yang langsung keculai darma wanita, dulu pernah ada larangan sehingga semua
menarik diri. sekarang saya tidak tahulah tapi intinya kan kita lebih independent tidak dipengaruhi
oleh kelomok pemerintah. kalo dulu kita memang sengaja menset-up, orang – orang kunci untuk
menjadi bagian dari PKBI sengaja mendekati ibu gubernur, mendekati ibu setda, agar dia
mmpengeruhi pemerintah dari dalam. sekarang tidak terlalu banyak, karena ibu gubernur sudah
sibuk dengan urusan sendiri pejabat-pejabata juga sibuk dengan urusan sendiri. Mungkin tidak
menarik lagi juga isu kependudukan karena udah ada BKKBN tadi asumsinya sudah ada kemenkes
yang mengurusi tadi.

Ada kakinya Cuma tidak sama, tidak seragam, jadi ada yang namanya dinas / badang kependudukan
dan keluarga berencana, Ada dinas sosial dan keluarga berncana, ada dinas pemberadyaan
perempuan, anak dan keluarga berencana. Jadi instalasi yang mengembangkan program kbnya
Bervariasilah, Menyulitkan koordinasi pasti, menyulitkan arah gerak perubaan juga bisa itu faktanya
karena terjebak oleh uu otonomi itu. Bahwa kb bukan menjadi urusan nasional, itu menjadi urusan
masing – masing provinsi kota kabupaten, kalo rumpun kb menjadi urusan nasional harusnya juga
menyeluruh sampai tidak bawah. Persoalannya ketika menyusun SOTK (satuan teknis. Fungsional
itu) Dinas badan dan lembaga itu OPD (organiasi perangkat dareah) peran bupati dan walikotakan
Visinya sendiri yang dipakai, ada visinya saya ingin pertanian mungkin pertanian yang dominan,
ada visinya pendidkan mungkin pendidian yang menjadi perhatian atau visi pendaptan mungkin
pendapan, jadi tergantung dinasnya. jadi karena kuato itu juga dibatasi oleh mendagri. Jumlahnya
maksimal tipe bupati /walikota ini kataanlah ada 20 , ada 16, ada 14. Ada kuato membentuik dinas,
badan dan lembaga karena dihired oleh pemerintah pusat melalui DAU kan.

Baik pak NM terima kasih banyak atas waktunya. Ternayta kita cukup lama juga

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 8 (Bagian 2)

WAWANCARA II

Nama Informan : NM
Posisi Informan : Pimpinan PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 30 Desember 2016
Tempat : Kantor PKBI

A : Pewawancara
B : Informan
A : Ya Pak, kemarin kan kita sudah diskusi, wawancara ya yang pertama itu lebih banyak
bicara tentang program dan gerakan remaja di PKBI, Tipologi dan sejarah PKBI. Sekarang
ingin diskusi tentang bagaimana PKBI memobilisasi sumber daya internal di PKBI untuk
mendukung gerakan kaum muda. Sebenernya bagaimana PKBI memobilisasi sumber daya
baik itu tangible maupun itu intangible PKBI untuk membangun gerakan kaum muda di
PKBI?
B : Memobilisasi sumber daya PKBI ini kan sedang menjadi bagian yang strategis lah bagi PKBI
dan itu sudah diundangkan ya dalam peraturan PKBI jadi bisa dilihat di anggaran dasar bahwa kita
boleh melakukan usaha usaha dalam melaksanakan program PKBI. Tapi itu kan baru aturan aturan
umum, nah secara operasional kita juga punya namanya rencana strategis, nah bagian dari strategi
ke 5 adalah terkait bagaimana penguatan organisasi, itu kan ada 3 bagian ya . yang satu terkait
dengan pengembangan sumber daya, arti sumber daya manusia, yang kedua terkait dengan
pengembangan kelembagaan sebagai struktur organisasinya gitu fisik organisasi, yang ketiga baru
pengembangan sumber dana.. nah gitu..apakah yang dimaksudkan sumber dana saja atau sumber
daya yang tadi. Jadi itu ada strategic plan yang disiapkan untuk 10 tahun. Malahan dalam
indikatornya disebutkan masing masing PKBI daerah dan sekurang kurangnya 20% dari cabang
yang kita punya mempunyai suatu usaha untuk mobilisasi sumber daya dalam bentuk usaha nanti
bisa dipelajari di strategic plan, indikatornya sudah ada..nah oleh karena itu kalo misalnya kita
nyebut kita punya kantor daerah itu aktif adalah 26 , berarti sekurang kurangnya kita punya 26 , 26
unit yang menghasilkan sumber daya.. dari internal, ini kan bicara internal aja kan . kalo kita lihat
misalnya dengan cabang, kalo asumsi kita punya cabang ..cabang itu memang turun naik kan
jumlahnya..aktif tidak aktif katakanlah cabang itu 231 lah ya misalnya catat waktu itu , itu berarti
kita punya sekurang kurangnya 54 , yang dimasukkan di indikator renstranya 54 kantor cabang yang
punya upaya upaya mobilisasi sumber dana . itu secara strategis organisasi membuat dalam dokumen
rencana strategis . Dalam kebijakan nasional ada yang terkait dengan kebijakan sumber dana
..kebijakannya itu nomor berapa itu ada di situ disebutkan bahwa payung hukum sumber dana itu
sudah diatur disitu . Tapi saya mau tanya dulu apakah yang dibahas ini kaitannya kontennya sumber
dana atau sumber daya? Kalo sumber daya kan dua dua dana dan orang.
A : Ya sumber daya disini dua duanya ya..misalkan gini kan ada sumber daya yang tangible
misalnya infrastruktur ..struktur infrastruktur gitu ya..kemudian juga finansial itu masuk ke
tangible gitu ya terus juga ada intengible misalnya apa namanya..aturan aturan ..norma
norma gitu kan..nilai nilai PKBI yang juga kemudian mendorong bangunnya gerakan kaum
muda di PKBI
oo..kalo itu lebih luas lagi sehingga itu kita sudah siapkan dalam perangkat strategic plan dan
kebijakan PKBI pak .. kebijakan PKBI itu pertama kali diterbitkan tahun 2014 sebagai produk dari
musyawarah nasional PKBI, kemudian pleno kemarin 2016 kita juga mengesahkan kebijakan PKBI

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


yang terbaru intinya adalah memperluas kebijakan yang sebelumnya dokumennya juga sudah
disahkan karena itu hasil produk dari pleno jadi sudah dan sudah disampaikan ke beberapa lembaga
PKBI jadi itu rambu rambunya dulu..rambu rambunya itu, nah setelah itu baru masing masing daerah
masing masing kantor pusat mempunya rencana strategi atau kemudian mempunyai program jangka
pendek, program tahunan ya dalam bentuk program perencanaan dan anggaran. Nah kita harus
periksa gitu, kita harus amati kita harus cermati apakah setiap daerah mencantumkan bagaimana
kegiatan mobilisasi sumber daya di masing masing PKA nya karena segala sesuatu yang dilakukan
itu harus dilakukan berdasarkan dokumen yang resmi yang PKA. Bagi PKBI PKA itu adalah
Pedoman Operasional yang harus dilaksanakan tidak ada melakukan kegiatan tiba tiba tidak ada di
PKA kan aneh itu..nah jadi itu yang harus kita cermati apakah semua daerah melakukan itu. Dalam
mobilisasi sumber daya kan disebutkan ada areanya 3 kan kalo di kaitkan dengan PKBI, satu kaitan
dengan orang ya , kaitan dengan lembaga ketiga kaitan dengan uang. Nah kalo dengan orang kan
yang paling penting bagaimana membuat kerangka sistem, kerangka sistem pengelolaan sumber
daya manusia PKBI yang diatur pertama bagaimana mengelola sistem untuk relawan yang kedua
mengatur sistem untuk karyawan yang ketiga yang sebenarnya juga menjadi PR kita mengelola
sistem untuk anggota karena anggota dengan relawan kan berbeda gitu. Tidak semua relawan itu
menjadi anggota, kalo semua anggota pasti relawan. Jadi relawan itu sifatnya cair sebetulnya, orang
yang sepakat terhadap visi dan misi PKBI ketika dia meregister di PKBI jadinya anggota kan. Yang
menjadi PR besar kita sebenarnya bagaimana mengelola anggota, anggota ini nyata dan terukur.
Ukurannya adalah orang yang mendaftar , membayar iuran dan seterusnya gitu. Kalo relawan kan
lebih mencair pak , cair ketika kita sebut data relawan ya ribuan bisa jadi tapi ketika ketika dia secara
konsisten melakukan apa..daftar menyerahkan diri sebagai anggota PKBI secara aktif itu kan kita
hitung dulu berapa jumlah..jumlah..apa namanya..jumlah. Nah itu setiap penguatan penguatan
mobilisasi sumber daya tadi diartikan untuk yang kita sebut relawan dan pengurus ya itu pertama
kaitan dengan model model pelatihan ya..pelatihan baik yang dilaksanakan PKBI maupun pelatihan
yang diperuntukkan bagi PKBI yang bekerjasama dengan pihak ketiga atau undangan pihak ketiga,
yang terbanyak adalah undangan pihak ketiga. Pasti itu yang terbanyak dan kesempatan itu sangat
terbuka bagi siapapun gitu ya walaupun nanti ditunjuk oleh …
A : Ok..ehm..lebih mengerucut, menghemat tadi kan general ya.. jadi salah satunya kan salah
satu sumber daya internal itu kan bentuk atau struktur dari PKBI ya… struktur organisasi
di PKBI. Nah..ee menurut pak Nanang struktur organisasi di PKBI itu, ee..itu apa namanya
mendukung engga sih gerakan kaum muda di PKBI?
B : Nah sejak Munas 2014 itu sangat mendukung karena memang Munas itu dipersiapkan menjadi
landasan hukum bagi kita untuk Pro Remaja. Ada 3 hal disitu yang menurut saya esensial, pertama
adalah masuknya anggota yang remaja sebagai bagian dari anggota PKBI bukan relawan lagi lebih
maju ya..itu satu kemajuan..kemajuan besar. Kemajuan kedua adalah bahwa remaja boleh menjadi
pengurus remaja setelah..atau menjadi pengurus PKBI setelah berusia lebih dari 18 tahun agar kita
tidak terkena dengan undang undang anak kan. Nah jadi pertama eksistensi diakui , remaja dan anak
bisa menjadi anggota PKBI, tapi anggota aktifnya yang bisa mendapat hak pilih dan dipilih adalah
ketika dia melebihi usia anak, satu hari setelah anak..remaja itu sudah boleh itu undang undangnya,
nah yang ketiganya adalah bahwa dia harus menjadi pengurus di tingkatnya sekurang kurangnya
20% adalah unsurnya remaja itu kenapa ehm.. malah ada daerah atau cabang yang sekarang sudah
mencapai 30 pak..nah yang baru Sulawesi Selatan, Sumsel udah 30% malah menjelang 30an jadi
mereka diakui eksistensi kemudian diakui partisipasinya sebagai bagian dari kepengurusan, jadi
pengambil kebijakan… jadi berubah..berubah dramatis PKBI sebelumnya yang dimana
menempatkan remaja sebagai subyek pembangunan menjadi acuan program sekarang menjadi
anggota PKBI sendiri. Itu kemajuan luar biasa tinggal implementasinya yang menjadi persoalan
seperti apa.
A : Implementasinya gimana pak?
B : Sebelum kesitu satu lagi..yang keempat. Yang keempat tambahannya adalah bahwa PKBI
sekarang membentuk namanya Forum Remaja dan harusnya bersifat berjenjang dan pro aktif.
Berjenjang itu kan dari tingkat cabang nih, pengurus di tingkat tingkat cabang adalah remaja yang
tadi direkrut nah kemudian ketika mereka terpilih nah nanti bisa memilih dan menghadiri pertemuan
daerah, rapat pertemuan remaja daerah nanti dia bisa membentuk Youth Forum atau Forum Remaja
Daerah kepengurusannya. Ketika di Nasional kita bisa membentuk pengurus remaja nasional. Forum
Remaja Nasional itu masuk di anggaran dasar kita pak, jadi inilah secara hukum kita sudah kuat
sudah pro remaja. Nah sekarang kalo implementasi dikembalikan kepada daerah, nah tapi setelah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


musda yang..setelah munas yang lalu kita memang untuk daerah tidak akan pernah mengesahkan
pengurus daerah yang remajanya kurang dari 20%. Jadi itu sebagai bukti bahwa kita sudah pro
remaja, lebih ok kurang tidak boleh termasuk yang gender kan. Nah tinggal persoalannya di tingkat
cabang, kalo cabang itu memang otoritas tingkat daerah.. nah kecuali Jawa Tengah, sesekali jawa
barat..sesekali sumatera selatan.. saya pernah melihat mereka mengirimkan tembusan SK pengurus
cabang kalo SK itu terbit ke kita baru kita kasi input bahwa lihat harus sesuai dengan peraturan yang
kita tetapkan..itu saja gitu. Nah jadi kita melihat bahwa tataran implementasi yang jadi menjadi...
apakah sudah berlaku di tingkat cabang ya itu harus tapi yang monitornya kan kantor daerah. Daerah
itu dievaluasi untuk terkait dengan yang tadi 4 tahun sekali ketika akreditasi, jadi ketika akreditasi
yang lalu Youth Forum belum mejadi kewajiban mutlak diseluruh cabang walaupun sudah dihimbau
belum ada anggota remaja di anggaran dasarnya soalnya gitu jadi Youth Forum dibentuk bukan dari
anggota tapi dari anggotan yang cabutan gitu kalo yang sekarang kan udah engga boleh lagi. Jadi
saya bilang tantangan implementasinya tingkat cabang, kalo nasional udah clear, daerah sudah clear
karena kita control nah ketika cabang yang control tingkat daerah nah ini persoalannya. Yang PR
berikutnya tentang kualitasnya bagaimana bentuk partisipasinya gitu apakah bermakna apa tidak
bermakna atau sekedar kan ada tingkatan partisipasi ya ada attachment aja bagian dari lampiran kalo
Bahasa indonesianya ya…bagian jadi pelengkap saja gitu… ada ok 20% ada.. yang kedua involve
terlibat engga dalam pertemuan dalam perencanaan evaluasi yang terakhir baru tingkat komitment
apakah dia juga komitment antara visi dan misi secara menyeluruh? Aktif terlibat dalam pertemuan
dan berperan memberikan warna bagi perubahan kebijakan organisasi ini yang mungkin belum
kecapai pak..bagi saya… baru level kedua tadi..baru involve aja partisipasi ok.

A : Kenapa belum tercapai?


B : Itu yang perlu edukasi..masih perlu waktu edukasi..perlu pembelajaran.
A : Kepada remajanya?
B: Kepada remaja pak.. perlu penguatan, perlu capacity building dan juga dimulai dari skema
rekrutmen. Saya melontarkan beberapa ide untuk temen temen didaerah ya..please rekrut Youth
Remaja tapi pilih orang ..diburu gitu loh..diprospek kalo istilah MLM ya jadi misalnya kita punya
lister tokoh tokoh remaja nih yang cemerlang gitu dari berbagai aspek ..buru…suruh jadi anggota
PKBI diajak jadi anggota PKBI dimotivasi anggota PKBI jangan yang aktif tidak punya kualitas
tantangannya disitu, karena kita tidak diperlukan jumlahnya besar kita bukan ormas murni ormas
pelayanan ormas professional gitu basisnya yang 4 prinsip tadi prinsip apa kemandirian,
profesionalisme, kerelawanan dan apa..pengembangan kepeloporan ya..gerakan masyarakat kelima
kalo gitu..oleh karena itu profesionalisme itu orang yang mampu pak..mampu, punya waktu, punya
etika..punya ethic gitu ya mas,,punya ethic untuk melaksanakan peran dan fungsinya. Jadi PKBI
organisasi selektif membernya walaupun dalam prinsipnya semua orang bisa iya, tapi kita harus
membidik orang yang berkualitas pak karena tugasnya memberikan kontribusi bagi menolong,
membantu, mendampingi, memfasilitasi masyarakat lain gitu kan keberadaan NGO kan disitu bukan
untuk diri sendiri gitu..ini yang sering saya bilang beda dengan koperasi..kalo koperasi ya anggota
yang menjadi penting tapi kalo dikita bukan anggotanya kan..masyarakatnya yang penting, anggota
itu untuk mendampingi masyarakat. Nah jadi saya kira dari kerangka konsep, kerangka landasan
hukum, kebijakan sudah clear sudah ada.. artinya implementasinya aja dan itu juga bisa dievaluasi
berbagai jenjang tadi level pusat, nasional, level daerah dan level cabang. Saya masih melihat level
cabang mungkin yang banyak memerlukan improvement ya terutama untuk yang terkait dengan
implementasi tadi. Baru soal kualitas kita berbicara lainlah nanti ada apakah dalam pertemuan
pengambilan keputusan remaja itu aktif, atau sekedar hadir? Nah ini perlu monitoringnya sebetulnya
ada tracknya gitu ya.. kalaupun memang ada evaluasi sendiri gitu..dipersiapkan toolsnya gitu
walaupun ini tidak boleh terbuka jadi sifatnya tuh ada yang mengevaluasi apakah pembicaraan
tokoh-tokoh remaja ini bermakna untuk kemajuan PKBI punya perspektif atau tidak, negatif atau
positif nah diamati dan direkam saja tidak perlu disampaikan lagi sebagai bagian pengambilan
keputusan tapi kalo kita sadari bahwa ini akan dievaluasi nanti akan..akan timbul dibuat buat pak..ini
harus alamiah saja gitu..buat potret yang sesungguhnya…seperti apa sih partisipasi remaja selama
ini.
A : Ya tadi kan menyoroti hubungan kerja antara PKBI Pusat, daerah dan PKBI cabang..
nah sekarang kan tujuan PKBI pemenuhan hak seksual dan reproduksi. Bagaimana

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


hubungan kerja antara unit kerja di PKBI pusat dalam pemenuhan hak seksual dan
reproduksi tersebut?
B: Nah..eee…unit di pusat ini kan ada beberapa fungsi ya …satu fungsi yang melakukan operasional
programming gitu ya…satu funsi terkait dengan perencanaan, satu fungsi terkait dengan
pengembangan sumber daya satu fungsi ada berbasiskan keuangan ya..dan fungsi lainnya adalah
mengelola administratif agar semuanya lancar. Nah di pusat tidak punya unit layanan..tidak ada…
tapi prinsipnya adalah semua apa..nah kebijakannya ada..nah kalo kang doni ingin nanti saya kirim
via email..biar dipelajari daripada nanti cari lagi ini yang mana..yang tanda tangan sudah sah versi
aslinya..pdfnya.
A: Itu dimana ya pak..bukan di AD/ART kan?
B : AD/ART ada tapi yang lebih fokus ini kan kebijakan..nanti saya kasih, AD/ART juga boleh saya
kirim ya.. nanti ada..kebijakan tadi ya.
A: Kebijakan..jadi hubungan kerjanya sudah ada di kebijakan itu ya, cuma nanti mungkin
lebih ini aja berarti bagaimana hubungan kerja antar unit itu mendukung pemenuhan hak
B : Cuma sebenarnya di kebijakan tidak mengatur hubungan kerja cuma itu kan di mekanisme
organisasi, mekanisme organisasi ini dibuat dalam bentuk struktur kan..struktur organisasi, itu
disahkan oleh SK Direktur eksekutif sendiri bahwa fungsi ini apa apa .. itu nanti harus dipelajari itu
struktur pelaksana PKBI termasuk fungsi fungsinya apa saya kira ada yang 2014, 2012 minta ke bu
cindy aja atau di bu yati tapi mekanismenya adalah seperti halnya ee..apa nah kegiatan itu.. tapi
sebenarnya ujung tombak dari pelayanan ini adalah kepada divisi program sebetulnya.. ujung
tombaknya disitu, divisi lain sebenarnya bagaimana memback up, mensupport untuk kegiatan
kegiatan yang berbasiskan fungsi tadi bahwa ini fungsi perencanaannya, fungsi evaluasinya tapi
basis layanannya ada di program. Program pun nanti akan menjabarkan menjadi satuan satuan
perangkat program atau proyek atau apa yang dilaksanakannya ke masing masing daerah.. jadi
mungkin menurut saya tinggal perlu wawancara ke daerah juga…nyampe engga apa yang
diharapkan di..di.. apa yang di pusat sudah digariskan, apa yang dipusat sudah diputuskan.. apakah
nyampe engga ke daerah gitu.. itu perlu di.. saya sarankan pak doni juga mewawancara daerah..
sekurang kurangnya DKI atau Jawa Barat gitu jadi biar tau seperti apakah itu ee..
implementasinya..kan di pusat kan tidak ada implementasi.
A : Ok pak..kan di PKBI sebagai organisasi punya nilai ya.. punya visi dan misi..
Pertanyaannya sejauh mana nilai visi dan misi PKBI itu mendukung gerakan kaum muda?
Apakah.. seperti apa.
B : Kalo dari segi visi dan misi kan sudah tertera pak, tertulis secara eksplisit bahwa ada, bahwa
remaja menjadi bagian yang penting dalam pengembangan PKBI secara naratif itu sudah dituliskan
begitu, nah demikian di kerangka kebijakan yang saya sebutkan ada sih itu apa di nilai kerja ya
bagian dari renstra itu kan nilai kerja, nilai kerja itu kan mencakup satu kan tidak diskriminasi ya..
pemberdayaan remaja ada disitu bagian dari strategi juga.
A : Ok…dalam bekerja ada kan peraturan peraturan yang dikembangkan ya..misalnya
aturan aturan ketenagakerjaanlah ataupun ada norma norma di PKBI yang tidak secara
tertulis ya di tulis oleh..dituangkan dalam kebijakannya itu namanya norma. Ee..menurut pak
Nanang apakah peraturan peraturan formal yang mengatur internal PKBI itu mendukung
gerakan pemenuhan hak seksual reproduksi kaum muda ?
B : Kalo secara umum pasti mendukung kesitu pak, kalo mendukung gerakannya ya..karena tadi
semua perangkat itu diperuntukkan bagi pemenuhan hak seksual dan reproduksi dan kaum muda
menjadi bagian yang terpenting..saya kira. Saking pentingnya PKBI menempatkan itu jadi bagian
satu strategi utama. Implementasinya dalam program pun kita punya Youth Center yang katakanlah
hampir di semua propinsi sekurang-kurangnya mereka melakukan informasi dan edukasi tentang
hak seksual dan reproduksi kalo toh propinsi itu belum mempunya center yang persyaratan langsung
ya..kalo center kan memang lebih komprehensif lah dan menurut dokumen yang kita punya, semua
propinsi melaksanakan program untuk remaja ada yang bentuk permanen seperti Youth Center ada
yang dalam bentuk informasi dan edukasi seperti ke masyarakat remaja, sekolah atau luar sekolah,
ada yang punya sanggar kegiatan remaja gitu dan ada beberapa bentuk dalam program program yang

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


lain dan beberapa donor juga mendukung ke situ gitu… ada program ASK , program Youth
partisipasi dan macam macamlah. Tapi secara esensial seluruh PKBI sepakat bahwa remaja itu
bagian yang penting pak, bagian yang harus mendapatkan pelayanan yang memadai, bagian yang
harus dibangkitkan pasrtisipasinya dihargai aspirasinya sehingga bisa berkontribusi dan menjadi
harapan yang baik buat ke depan, karena itu juga investasi.. bagi PKBI remaja itu bagian dari
investasi.. saya mencermati beberapa tokoh tokoh penting yang sekarang mimpin PKBI.. yang
bermakna tuh mantan remaja dari PKBI termasuk pimpinan kita sekarang .. Pak Sarsanto sudah
menjadi pengurus remaja sejak tahun 70an.. Pak Jarmalik juga begitu semua aktivis PKBI itu rata
rati sudah aktif sejak jaman remaja , itu yang militansinya kuat ada juga yang datang ketika sudah
usia dewasa tapi menurut saya banyak yang..yang..apa..termasuk staff . nah nanti boleh dilihat gitu
secara kuantitatif atau kualitatif boleh juga bahwa berapa staff sih yang dulu pernah menjadi
relawannya remaja. Mungkin..mungkin..itu..saya di bandung kemarin diskusi secara mendalam
dengan salah satu staff Bandung ya.. soal strategi..ini baru terpikir, saya belum terpikir sebelumnya
secara normatif ya..ee… secara normatif kita memang selalu mengutamakan orang dalam untuk
penempatan apapun..baik kategorinya untuk staff baik untuk pengurus. Tapi apakah perlu regulasi
diatur gitu bahwa staff PKBI harusnya adalah relawan dan anggota PKBI dengan demikian
keanggotaan itu menjadi harapan menjadi kebanggaan, menjadi perspektif walaupun nanti ketika itu
dilakukan tetap melalui arena yang memang demokratis dan transparan dan akuntable ketika
pengurus tetap dipilih kan secara normatif ketika dia menjadi staff atau karyawan tetap diseleksi.
Tetapi seleksi internal PKBI nah ketika ada anggota remaja memiliki kualifikasi yang diperlukan
diangkatlah sebagai pegawai PKBI itu apresiasi sehingga kesinambungan ada nilai nilai tambah gitu,
memang di pedoman kita belum diatur. Kalo pak doni ingin memberi rekomendasi ini sesuatu yang
luar biasa tapi saya engga kepikir sebelumnya bahwa ini diwajibkan gitu. Nah tapi
mungkin..mungkin bila kita..bukan diwajibkan tapi dikerangkakan secara sistematis bahwa ya sudah
kalo begitu yang jadi staff itu harus relawan remaja punya pengalaman dia disitu kenapa harus cari
orang lain toh urusannya urusan kita..kita harus percaya diri kalo mampu..banyak teman teman kita
yang punya kemampuan. Nah justru yang menjadi persoalan kita adalah sebagian besar relawan
remaja itu bekerja ditempat lain padahal kita yang didik..banyak..dan berhasil diakuilah nanti balik
jadi pengurus kan tapi itu ada ide yang menarik itu distrukturkan saja tapi memang tidak boleh
menutup ya..tidak boleh menutup ruang bagi yang..jadi artinya ketika ada proses seleksi memang
harus professional jadi tetap terbuka dan tetap adil, fairlah.. paling tidak si relawan atau anggota
remaja kan punya keunggulan dia sudah paham dulu misinya sudah tau apa yang kita kehendaki
minimal kan visinya sudah keukur itu daripada kita menyesali gitu memilih staff atau menetapkan
staff atau mengangkat staff tapi ternyata pada posisinya tidak seperti yang kita harapkan
gitu…ngawur gitu..menarik pak..kita tidak perlu lagi namanya orientasi karena sudah didalam sudah
paham visi dan misi kalo dia sudah jadi relawan 5 tahun masa engga ngerti visi dan misi
organisasilah..lucu aja gitu..ini nih menarik pak..kalaupun saya bilang kemarin ntar dulu pak itu kita
belum..memang belum ada strukturnya gitu ini baru kemarin kepikir juga..namanya perubahan
selalu ada jadi itu sebagai langkah maju setelah kita memasukkan remaja…memasukkan relawan ke
Youth Forum di anggaran dasar itu langkah maju walaupun di daerah lain berbeda..Yogya kan
beda..tapi engga apa itu kan urusan lain kita kan memang sepakatnya begitu bahwa ini adalah
kadernya PKBI nah sekarang kader ini punya 2 opsi yang terbuka jalur path karirnya gitu..jalur
karirnya..satu karir sebagai kepemimpinan di kepengurusan kedua karir sebagai karyawan itu jadi
syarat..jadi menarik..semuanya sudah punya misi..sudah militansinya kelihatan.
A : Ok..jadi gini pak tadi kan dikatakan hal ini terkait terlepas dari sumber daya
manusianya..faktor kaum mudanya..jadi jelas sumber daya keuangan pentinglah bagi
substansi. Nah pertanyaan saya rata rata setiap tahun itu PKBI mengalokasikan anggaran
yang telah dimobilisasi untuk program kaum muda atau gerakan kaum muda itu berapa
persen dari total keseluruhan anggaran?
B : Di kebijakannya disebutkan bahwa..ee..kita akan memperuntukkan..mengalokasikan anggaran
yang basisnya pengelolaan dana sendiri jadi FR..Fund Raising 30% untuk program remaja.
A : 30% untuk program remaja?
B : Itu di kebijakan
A : Kebijakan yang mana pak itu?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


B : Ya itu di kebijakan program remaja
A : Ada ya itu?
B : Iya..
A : Kebijakan tentang program remaja
B : Coba dilihat di pasal berapa ya..tapi itu..ee..saya merumuskan dari kebijakan remaja di masukkan
di kebijakan nanti saya cek apakah itu diedit..itu dikeluarkan lagi dari kebijakan PKBI atau tidak ya.
A : Tapi itu sempat dibahas di munas ya?
B : Iya…engga..di munas ini kan ada 2 forum pak..ada pertemuan remaja menghasilkan deklarasi
remaja..nah itu dibawa ke munas. Di munas kan digodok lagi kan..nah jadi sebelum munas remaja
sudah memutuskan sudah menghasilkan suatu karya gitu yang tadi kebetulan saya cek..cek..cek..
saya akan cek secara normatif tersirat engga dikebijakan ini …harus apik ini karena bahasanya..tadi
kaitan ehm apa..ehm.. kalo forumnya sudah jelas pak..nih ada forum remaja ya sudah ok ..kebijakan
ini sudah mengcover..saya sudah kirim ke email bapak ya..ke pak doni..ya dicek ya..nah tapi tadi
yang menarik soal dana program kan? Jadi apakah dana program juga terkait dengan itu.. ntar..kalo
nilai nilai sudah ok lah..nilai nilai sudah pasti pak.. kelembagaan..iuran..saya membaca tadi yang
berkaitan dengan itu ya kang..ehm apa itu namanya..ehm..pendanaan ya..yang kaitan pendanaan
remaja..kalo engga dimasukkan disini berarti masih masuk di kebijakan tentang remaja sendiri..hasil
produk dari munas remaja sendiri..tapi seingat saya pernah dimasukkan disini tapi saya Cuma item.
A : Berarti kalo itu hanya sebatas rekomendasi dan dari forum remaja hanya dibahas untuk
forum dalam munas tapi tidak jadi kebijakan itu berarti kurang kuat ya pak untuk
mendorong seluruh PKBI untuk menjalankan kebijakan tersebut gitu ya. Gimana menurut
pak NM?
B : Ya..ya..itu di kebijakan juga tapi kebijakan yang sendiri.
A : Berarti kurang kuat kan?
B : Ya betul..betul..kurang kuat..bagusnya masuk ke area ini ..overhead cost masuk kesini..mana
ya..kayanya ada management program pak .. sebentar pak..saya pernah masukkan disini..Cuma
harus dicari dengan teliti karena ini pasal pasalnya kecil kecil kalo kasi anggaran. Khawatirnya orang
engga setuju dicabut lagi gitu kan, saya pernah masukkan makanya saya lupa..keuangan
ya..ehm..rencana anggaran berbasis surplus tidak boleh rugi..ehm..nah salah satu mobilisme dengan
memiliki badan usaha perseroan terbatas ini pak jadi bisnisnya tidak boleh nyatu dengan kegiatan
hari hari nanti kecampur udah ada kebijakannya disini nanti ada ..sebenarnya kebijakan buat alokasi
remaja itu ee..kok engga muncul ya..sayang sekali..tapi saya akan cari..nah ini ada pak..aa..ini
pak..kebijakan no 11 point 17 pak .. PKBI diseluruh tingkatan organisasi jadi artinya pusat ya..kantor
cabang..kantor daerah seluruh tingkatan menetapkan alokasi anggaran sebesar minimal minimal
30% dari total anggaran program yang bersumber dari pendanaan internal untuk gerakan remaja
dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi.
A : Cakep pak..cakep..
B : Kebijakannya sudah ada tinggal dilaksanakan..ini 2016
A : 2016 ya?
B : Iya baru..kebijakan baru
A : oo..pantes..
B : Pantes belum baca?
A : Ehem…keren pak..nah berarti itu udah…
B : Landasan hukum ok..
A : Udah ok..

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


B : Tinggal dilaksanakan atau engga…
A : Karena ini baru…baru keluar kan..
B : Iya..secara normatif ini keluarnya sebenernya 2014 tapi kan perlu sosialisasi itu pak..ini kan
secara eksplisit ini saya masukkan disini.. saya yang masukkan saya inget kecuali ada yang
nyoret..buang gitu.
A : Apa landasan rasional PKBI mencantumkan alokasi anggaran secara eksplisit 30% .. itu
besar ya
B : Tapi kan bukan di total budget..hanya program yang berbasiskan income kita sendiri. Kenapa ..
karena kita tidak bisa mengkontrol dana yang bersumber dari donor keseluruhan…karena donor
punya interest sendiri.
A : Tidak tergantung dari donor lah..
B : Tidak
A : Artinya juga ini kan..ada tuh either dari donor PKBI punya anggaran sendiri..anggaran
remaja
B : Contohnya..katakanlah…
A : Kenapa itu harus seperti itu..ada
B : Ini menjadi policy dikontrol oleh pengawas .. oleh internal audit harusnya..ketika temen temen
menbuat program and budget..workplan and budget atau kita sebut dengan workplan kita sebut
dengan PKA kita sebut dengan rencana kerja pokoknya perencanaan ini harus sudah masuk pak…
jadi katakanlah begini kantor pusat punya berapa fund raisingnya..katakanlah 1M
harusnya..normatif ya…ini harus ya namanya normative.
A : Minimal
B : Ya…ntar dulu..nah kita berhitung dulu..overhead cost harusnya itu 25% pak dari itu berarti 25%
dari itu dipakai overhead cost ..alokasi..dukungan alokasi gaji dan lain lain kan..70%. nah tinggal
berapa lagi.. tinggal ?
A : 70%...
B : Kan diambil 25% tinggal 75%
A : Oiya 75% lagi
B : 75% lagi toh..75% lagi baru ini berbagi alokasi kan.. nah dipakai apa ini.. ada advokasi kan,
program kan. Ada program untuk remaja, program penguatan klinik, ada program untuk capacity
building SDM, yang menggaji kan. Ada kegiatan forum forum organisasi, nah ruangnya kan banyak
mungkin ada 5 slot gitu..kalo kita itung strategi sekurang kurangnya ada 5 slot gitu. Itu saya ambil
kalo dibagi rata rata 5, 75 dibagi 5 kan 15 tuh..saya berfikir minimal 2 kalinya itu jadi dia dapat porsi
ke..dua kali uangnya lebih besar dari umumnya sector sector ini. Nah setelah dikurangi overhead
25%, jadi angka 30% tuh ada dua makna, pertama hitung proporsi dari situ tapi duakali dari rata rata
sector lain gitu ya.. ini remaja, ini program klinik, ini program capacity building, ini program
knowledge management..nah itungan saya 5 sektor minimal..nah jadi dia dua kali itu. Yang kedua
ini sebenarnya tuntutan dari program Youth Forum tadi, dia menuntut bahwa kita mengalokasikan
anggaran 30% buat remaja . waktu itu saya bilang engga logis, kenapa karena sumber dana itu tidak
kita kuasai sepenuhnya.. donor driven tetep ada..jujurlah tidak bisa tidaklah,,kalo dia mau kaya kan
KIA.. Remaja paling sekian persen oleh karena itu kita hanya menyebutkan beralokasikan sumber
internal yang kita kuasai. Jadi kalo di perencanaan sudah bisa menghitung berapa jumlah FR yang
kita peroleh dari situ adanya dasar hukumnya ini Youth Forum bisa nuntut..dari sini dasarnya dan
ini sudah disahkan di Munas sudah disahkan di Pleno bukan gagasan perorangan lagi, awalnya
gagasan 1,2,3 orang kalo sudah disahkan gagasan bersama. Jangan lihat siapa yang membuat, siapa
yang mengesahkan. Ini dokumen resmi pak, jadi secara hukum kita sudah punya kekuatan untuk
menguatkan remaja, implementasi ya soal teknis ya dan bagaimana caranya itu diamankan. Nah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


makanya dari jajaran pengurus, dari jajaran pengawas, jajaran eksekutif ya top management sampai
ke pelaksananya..komitmen menjaga ini harusnya . dan juga ada alokasi..waktu itu pernah ada
kebijakan dan udah dicabut gitu..bahwa 11% dari komitmen harus ada pengembangan kapasitas
organisasi pak…11% lebih kecil dari remaja.. itu SK tahun 2006..eh 2006 ..saya belum
kesini..2000..ah masih sebelum saya kesini SKnya..tidak dicabut berarti masih berlaku..nah
sayangnya SK SK itu terserak gitu .. nah saya berinisiatif membuat SK SK itu dalam satu dokumen
namanya Dokumen kebijakan belum bisa semua pak..tiap tahun akan bertambah..nah kalo asalnya
88 butir sekarang sudah 150 butir …nambah..tidak boleh kurang nambah kan, semua yang kita
temukan kita rangkum semua .. inilah keleluasaannya PKBI karena kita kan tidak konsern penuh
disitu. Memang ini tugasnya kelembagaan harusnya yang ngurusin ini sampai detail, makanya
ketikan ada SK dikelembagaan kumpul masuk sini yang baru sudah masuk Fraud Policy masuk,
Partnership karena itu hangat masuk ketika yang lama diangkat juga itu.
A : Ok tadi kan terkait dengan komitmen PKBI yang cukup besar ya
B : Cukup besar
A : Terkait Financial..kebijakannya juga sudah bagus . Nah sekarang terkait pengembangan
kapasitas remajanya pak.. Gerakan tidak akan terbangun ketika remajanya sendiri tidak
punya kapasitas untuk menyuarakan hak hak nya.. untuk bergerak seperti itu..menyuarakan
perubahan. Nah apa strategi PKBI dalam memberdayakan kaum muda yang sudah ada di
PKBI..yang menjadi relawan maupun anggota PKBI
B : kita sebut di tingkat pusat ya. Di tingkat pusat itu pertama, remaja yang menjadi representatif di
pengurus itu kita selalu ikutkan dalam berbagai proses pengambilan keputusan pak. Dan dia dihargai
pendapatnya, diakui sebagai hal yang sama. Yang kedua juga dikasih semacam capacity building
dalam bentuk representasi, menghadiri berbagai event nasional dan internasional, itu bermakna
sekali. Kalau dihitung-hitung secara frekuensi, tokoh-tokoh remaja inilah yang paling banyak
melakukan fungsi representasi, jadi bisa dihitung, terbanyak lah. Beberapa kali tokoh-tokoh remaja
sempat manggung di arena nasional, internasional, paling banyak, dibanding tokoh-tokoh lain,
paling banyak. Lebih banyak dari ketua representatif PKBI sendiri, pak. Selalu, selalu kasih
kesempatan. Forum nasional maupun forum internasional, paling banyak. Itu sebagai bukti bahwa
kita concern. Karena disitu pun juga sama, dia bisa beraliansi, bisa mendapat kepercayaan untuk
melakukan suatu gerakan yang lebih masif lagi gitu. Itu ada recordnya itu pak. Selalu dikasih
kesempatan, selalu mengambil alih peran-perannya yang penting itu.
A : oke, nah, tadi kan banyak kelebihan-kelebihan dari segi struktur, finansial, kebijakan.
Nah kalau bapak menilai, apa sih kelemahan di internal PKBI ya, yang menghambat peran
PKBI dalam membangun gerakan kaum muda?
B : Hambatannya yang paling utama kita, ini yang menjadi tantangan kita adalah bagaimana
meneruskan hal ini dari jenjang ide-ide yang disepakati secara nasional, di forum musyawarah
nasional itu menjadi bagian yang integral dengan kebijakan di tingkat lokal, terutama cabang ya, itu
yang paling esensial. Jadi kita belum berhasil sepenuhnya penguatan cabang itu baru jargon, pak,
belum sepenuhnya. Tantangan terbesar menurut saya itu, persoalan utama ya, kita bilang tantangan
lah, tantangan terbesar kita itu. Yang kedua kita juga tidak putus-putus mencari jalan kreatif melalui
media interaktif atau apa agar ada jalur komunikasi interaktif antara pusat, cabang dan daerah.
Terutama ke cabang itu, mengalir ngga, mungkin ada aliran, aliran informasi, aliran pengetahuan,
aliran-aliran apapun substansi kesehatan reproduksi itu ngalir dari pusat ke daerah. Nah yang belum
kita pastikan itu, mengalir ngga dari daerah ke seluruh cabangnya. Karena ketika melakukan
evaluasi sampai ke bawah, feedback nya belum maksimal, itu tantangan terbesar kita itu. Karena
kita lembaga ormas, NGO yang tiga jenjang ini jarang pak, dengan sayap ada di 27 propinsi, 231
cabang, tidak ada kecuali PMI. PMI kan di dukung banget pemerintah. Kalau kita kan program non
pemerintah, ngga ada pak tandingannya PKBI. Oleh karena itu pemeliharaan ini yang menjadi
penting. Menjalin komunikasi efektif yang seperti apa. Kita sebenarnya ada yang disebut dengan
training culture, budaya belajar sebetulnya ya. Learning culture, budaya belajar, tapi masih kategori
training, karena ketika disebut training harus di strukturkan kan dalam kegiatan ada fasilitator, tapi
learning sebagai individu, learning sebagai kelompok itu belum pernah terjadi. Walaupun judulnya
learning culture, masih training culture polanya. Nah ini juga mungkin kritik pada kita sendiri pak,
ke depan mengubah lagi format training kembali ke learning, bukan training. Beda konsepnya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


temen-temen kelembaga mesti mencermati itu sehingga nanti bukan sekedar presentasi, tapi
bagaimana media belajar. Itu yang dbilang Pak Roy kemarin knowledge management nya harus
dirumuskan secara mantap gitu, sistemik, nah itu menjadi bagian pembelajarn. Jadi dari tahun ke
tahun kita ada progress. Ini bukan berarti cabang paling lemah, tidak, bukan itu maksudnya, tapi
maksud saya itu yang menjadi tantangan disitu, bahwa bagaimana mengalirkan ini ke tingkat
cabang, bagaimana produk-produk munas ini dihayati dan dilaksanakan di tingkat cabang, karena
yang memutuskan mereka juga. Yang memutuskan kan orang-orang cabang, walaupun
konseptornya kan orang-orang dari kantor pusat. Tetapi sebetulnya kan ketika diputuskan menjadi
kesepakatan musyawarah nasional itu menjadi bagian mengikat ke semua orang dan mereka ikut
mendengarkan, ikut mendiskusikan, ikut memutuskan, ikut merevisi dan segala macam.
A : PKBI tadi kan banyak prgramnya, ada layanan, ada pemberdayaan, nah, terakhir kan
kemudian masuk ke ranah gerakan ya. Nah sebetulnya kalau menurut penilaiannya pak
nanang, adanya layanan dan program-program pemberdayaan itu mendukung gerakan atau
justru melemahkan, karena misalnya alokasi anggaran jadi terpecah
B : perspektif mendukung atau melemahkan dilihat dari mana perspektifnya, karena secara prinsip
kan kategori ini adalah program layanan, ini adalah program penguatan pemberdayaan, ini program
katakanlah pelatihan, ini program remaja, ini program advokasi, sebetulnya kan bagian entry point
aja pak. Ini kan dalam skema keseluruhan harusnya sama jadi kita tidak melihat bahwa triangle
segitiga sama sisi yang sama-sama penting antara ini program layanan, ini program untuk advokasi,
ini program kaitan dengan pemberdayaan masyarakat di dalamnya sebenarnya penguatan organisasi
dan pengembangan sumber daya, di luarnya ada penguatan masyarakat secara keseluruhan, ini
semua bagian dari integral, persoalannya adalah dari mana titik masuk saja, jadi saya tidak melihat
ini sebagai kelemahan. Gerakan itu keseluruhan dari bungkus ini, gitu, bungkusnya bungkus
gerakan, karena kita sadar betul…pilot project itu sudah tidak cukup, bukan salah, tidak cukup,
persoalan Indonesia adalah persoalan Indonesia, nah ketika kita punya satu program yang bagus,
scalling up ini yang lebih penting, bukan programnya sendiri, karena hanya dilakukan di satu skup
local yang kecil tidak punya dampak apa-apa, tapi dampaknya akan terasa kalau ada scaling up, ada
gerakan yang bersama-sama. Saya kira pak doni sudah paham betul ciri-ciri gerakan apa sih, kan
ada 6 ciri gerakan, kalau ciri gerakan ini dipenuhi sebetulnya ini semuanya menjadi lingkup
keseluruhan organisasi, bahwa dilakukan bersama-sama, serentak, satu visi, dengan kekuatan
mobilisasi dana yang dipahami bersama, gitu, nah itu prinsip gerakan tadi kalau itu dilaksanakan
luar biasa indahnya gitu. Tapi tantangannya tadi, apakah kekuatan sumber daya kita sama ngga,
sepaham ngga, gitu, bukan sepaham, artinya satu komitmen ngga.
A : saat ini gimana?
B : nah itu dia tantangannya kan itu antara komponen-komponen pusat sama komponen-komponen
kantor cabang, nah itu persoalannya disitu, mengaitkan itu saja. Bahwa kita sadar betul daerah A
hanya melakukan aksi KIE, edukasi, tapi edukasi kan entry point buat melakukan rujukan pelayanan,
buat alat advokasi ke depan, buat bagian dari gerakan keseluruhan. Gerakan nasional ada di Pacitan,
ada di Sumedang, Ada di Sabang, ada di Merauke, ada di Jayawijaya, itu menjadi gerakan besar. Itu
saja pak, regulasi dan menggerakan ini yang menjadi penting, makanya full commitment antara
pengurus daerah, pengurus cabang, itu menjadi bagian yang terpenting. Nah sentuhan itu yang kita
perlu tetap menjadi tantangan terbesar, harus cari modelling lagi gitu.
A : apa pengembangan kelembagaan yang dilakukan untuk memastikan mereka masuk
dalam kategori gerbong gerakan massif tadi?
B : nah ini dia pak, saya masih melihat orientasi, pemahaman bahwa ini basis nya gerakan bersama
untuk melakukan suatu tujuan yang lebih luas, ini yang belum semuanya di persepsikan sama dengan
semua elemen tingkat cabang. Hanya beberapa cabang saja barangkali yang punya visi seperti itu,
ada sebagian kecil cabang yang ‘mana dong bantuan pusat, mana dong proyeknya’, aah..masih
menunggu dan menanti mengharapkan uluran tangan, aliran dana, itu kan belum berprinsip gerakan.
Mendidik itu tidak mudah, edukasi itu tidak sederhana, perlu kapitasi yang cukup besar, itu pasti,
perlu keuletan yang cukup tinggi, perlu kesabaran, banyak hal.
A : tapi ada strategi-strategi yang sudah dilakukan?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


B : oh ada, sebetulnya ada dan menggunakan zone marking gitu ya. Di jawa barat dulu kita punya
zone marking, 5 zone marking, dan itu sampai sekarang sepertinya menjadi platform. zone pertama
kan Cirebon, basisnya nanti adalah Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, berinduk di
Cirebon. zone kedua Sukabumi itu Cianjur, zone ketiga Tasik, Garut, Ciamis, zone keempat
Bandung, Bandung itu yang menjadi akar pusat kegiatan Sumedang, Bandung, Cimahi, nah
bawahnya itu. zone kelima nah Purwasuka itu, purwasuka itu purwakarta, Subang, Karawang,
Tangerang, di Subang basisnya. Nah kalau pengamatan saya Jawa Barat itu yang gagalnya di
Purwasuka ini. Kalau di sektor yang 4 itu akarnya masih ada, Cirebon bekasnya masih nancap, masih
kuat gitu ya, Sukabumi masih tetap hidup itu bisa mendampingi wilayah sentra. Bandung yah
tercemar dengan Jawa Barat, bias gitu, tapi ada seharusnya ada. Tasik masih oke, walaupun Garut
lebih maju dari Tasik, pak. Sebenarnya teman-teman di daerah lain idealnya mengembangkan hal
yang sama, saya lihat Jawa Tengah itu yang mirip platformnya dengan Jawa Barat. Klaten, Jepara,
dia bikin poros-poros gitu, dan masih ada, Jepara masih bersinar, Klaten masih, trus manalagi saya
ngga hapal, tapi minimal di Jawa Tengah bikin poros, gitu. Yang saya lihat di Jawa Timur ngga lihat
porosnya, kalau Jogja memang itu-itu juga, kalau Jogja kan hanya 5 kabupaten/kota tidak perlu pakai
poros pak, semua aja di cover. Sumatera saya jarang lihat poros, pak, jarang. Sumsel yang punya
daerahnya banyak ya, kabupaten/kotanya paling banyak itu tidak punya poros begitu yang saya lihat.
Tapi kalau Bengkulu ya cuma lima limanya propinsi ya ngga usah pakai poros, ngga perlu kan, yang
wilayahnya besar. Yang saya lihat di Jawa Timur, ngga lihat.
A : Oke. Tadi membangun gerakan kan tidak hanya memobilisasi sumber daya internal di
PKBI, tapi juga sumber daya eksternal. Nah bagaimana PKBI memobilisasi sumber daya
eksternal, untuk membangun gerakan kaum muda.
B : nah, gini pak. PKBI saya kalau di pusat sudah hapal, ya aliansi strategis dengan ARI misalnya,
nah harusnya di daerah kita juga punya yang sama, saya kira di Bandung ada tuh aliansi youth centre
dengan berbagai komponen organisasi sehingga dia menjadi bagian dari…Saya kira saya melihat
ada aliansi yang dibangun ketika di tasik yah, sukses story nya seperti apa saya belum lihat umurnya
kan panjang, nah Cirebon, Cirebon pernah berhasil membuat satu gerakan aliansi dengan berbagai
remaja-remaja lainnya sehingga dia bisa menghasilkan forum kespro Cirebon, kan. Forum kespro
untuk masyarakat Tasik dan sekitarnya, forum remaja itu yang diharapkan punya aliansi PKBI.
Kalau nasional udah nyata lah, nasional udah jelas pak, kita bikin aliansi dengan berbagai LSM kan
termasuk dengan Reutgers gitu yah, ARI nya kemudian dengan banyak tokoh-tokoh remaja yang
sekarang ada berapa 13 NGO atau berapa, banyak yang dikomandoi oleh… yang NRHN itu. Nah
itu kan salah satu aliansi agar kita bersama-sama menjadi satu gerakan untuk melakukan fungsi-
fungsi advokasi, nah terutama di advokasi. Karena kalau layanan kan biasanya SDM sudah masing-
masing. Ketika advokasi kan hajat bersama itu menghadapi kebijakan pemerintah, menghadapi itu
kita sama-sama. Saya kira NRHN salah satu bentuk platformnya sama-sama antar NGO. Sebenarnya
kita juga ikut di INFID pak, kita ikut juga di forum-forum nasional lain, sayangnya kita harusnya
maksimal di forum-forum itu, kita juga bagian dari YAPIKA, dan posisi kita tinggi pak, jadi
pembina, pembina bagian apa itu urusan lain ya. Forum-forum itu sebenarnya kesempatan kita untuk
beraliansi dalam menyuarakan program-program PKBI, walaupun pada dasarnya tidak semua harus
ikut PKBI, ngga, tapi kan dimulai dengan pergaulan itu lah, dimulai dengan jaringan itulah nanti
lama-lama ide-ide tentang hak seksual, hak remaja, bagian dari HAM, karena HAM itu jadi
komitmen bersama, sebenarnya kuncinya dengan NGO lain itu HAM. Jadi kita jangan bilang dulu
hak kespro, HAM, HAM itu mengandung hak kespro.
A : apa keuntungan dan atau kerugian PKBI membangun jejaring dengan mitra-mitra kerja
strategis seperti ini?
B : saya sih tidak melihat kerugiannya pak, itu kelebihannya banyak. Pertama kita menjadi
kekuatannya berlipat, kita bisa membangun sinergi kita mempunyai power sehingga di dengar oleh
pihak yang berkepentingan, kita juga menjadi saling pencerahan. Karena kan ada beberapa
LSM/NGO diluar kita yang didikannya beda-beda, ada yang dipengaruhi kuat oleh USAID
pelatihannya, capacity buildingnya, ada yang oleh Uni Eropa, ada yang oleh AUSAID atau Australi,
karena berbagai metodologi berhimpun itu jadi sumber kekuatan walaupun juga bisa menjadi
kelemahan, saling menyalahkan karena perbedaan strategi. Tapi sebetulnya ini menjadi sumber
kekuatan, terutama melihat bahwa kekurangan ini ditumpuk oleh ini, kekurangan ini ditutup oleh
ini, hidup ini kan harus saling menutup, tutupilah kekurangan jangan menonjolkan kelebihan,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


tutupilah kekurangan orang, dengan demikian makna kebersamaan akan muncul, tapi kalau kita
tidak menutup kekurangan masing-masing itu yang tidak ada sinergitas, positioning kita kan
sebenarnya pemahaman pada kelemahan-kelemahan yang ditutupi oleh keunggulan yang lain, bukan
saling ego melihat keunggulan masing-masing. Itu hakekat dari tim building, outbound, tapi kan
nyampai nilai itu …kadang-kadang unsur fun nya lebih kuat daripada unsur nilainya. Tapi intinya
sebenarnya seperti itu bahwa kita harus saling menguatkan. Itu kan kita memahami kelemahan orang
ditutupi oleh kelebihan kita, kalau dalam gambar itu, saya punya gambar yang kemaren dikirim siapa
lupa, tapi ada di beberapa media. Ini menarik gitu, ya, gambar ini bukan gambar baru, saya kira
semua orang juga pernah liat, tapi ada inspirasi mungkin diliatin lagi di media yang terkenal
sekarang, di whatsapp gitu. Ya saya simpen lagi karena ini ada di dokumen lama gitu, tapi ini kan
dibikin lagi. Sebetulnya kan hakekatnya begini, jadi ada kekurangannya orang jadi saling menutup
bukan… tidak ada yang terjerembab kalau kita semua hand in hand, saling.., banyak yang lain lagi.
Ini kan hakekat team bulding bahwa kekuatannya adalah pada bagaimana mengimplementasikan
slogan 1 + 1 = 7 gitu. Karena kalau 1 + 1 kan bekerja bersama, kalau bekerja sama itu 1 + 1 = 7.
Nah ini nilai lebih nya lebih banyak daripada 1 + 1 = 2
A : oke, kalau keuntungannya bekerja sama, berjejaring itu kan kita jadi bertambah sumber
daya ya untuk membangun gerakan kan, baik itu tangible maunpun intangible, nah kira-kira
apa yang sudah dirasakan, dukungan-dukungan apa yang real sudah diterima oleh gerakan
kaum muda nya ini dibangun PKBI dari adanya aliansi-aliansi, forum-forum yang diikuti
oleh PKBI ini
B : sebenarnya dukungan yang dapat kita peroleh adalah terutama dalam karya-karya advokasi pak,
dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan. Baik kebijakannya itu level lokal maupun kebijakan
nasional. Advokasi kita ada yang berhasil lah, walaupun ada juga yang gagal. Terkait misalnya kita
memasukkan isu-isu kesehatan seksual reproduksi ke undang-undang pendidikan nasional kan kita
ngga berhasil. Itu juga didukung banyak orang, tapi belum berhasil, perlu waktu lagi. Tapi ada juga
yang berhasil ketika kita misalnya contoh kecil memasukkan kesehatan reproduksi remaja ke
posyandu itu kan berhasil, ketika kita melakukan advokasi pendewasaan usia kawin ya itu tidak
berhasil, pernikahan dini kan tetap tidak berhasil, tapi itu kan bukan berarti gagal total, itu kan harus
kita melangkah maju lagi ke depan untuk mempersiapkan berbagai strategi lagi. Memang kan
seorang advokat itu kan harus punya, bukan punya program pak, apa pak, scenario building,
pembuat skenario, membuat perubahan. Kalau kita hanya sekedar membuat program untuk
pelayanan, tidak ada berubah secara bermakna untuk pengembangan gerakan. Kalau gerakan itu
berbasis scenario building. Mari kita ciptakan skenario nya dengan asumsi apa asumsi apa, sumber
daya apa, kalau skenario ini berhasil dampaknya ini, kalau ngga berhasil plan actionnya ini. Yang
kurang mungkin kita mau bicarakan itu pak, bagaimana membangun scenario building bersama, itu
yang …, masih kejebak ke penyusunan proposal, masih belum maksimal. Tapi kalo ya, harusnya,
seperti yang saya bilang tadi lah ada yang kurangnya juga disitu kita sama-sama melihat fokus ajalah
mungkin satu aspek akan menguatkan diri untuk itu, kita kan, fokus kita kan bukan tidak fokus,
terlalu banyak fokus jadi tidak fokus lagi.
A : PKBI kan masuk jaringan-jaringan kerja ya, sebenarnya apa agenda, ada ngga sih agenda
perubahan yang ingin di masukkan ke dalam jaringan-jaringan?
B : nah itu yang saya bilang, scenario building, itu agenda kerja. Scenario building yang harusnya
disepakati bersama, ini memang PR juga pak, PR kita tim yang memang membicarakan ini, agar
direktur eksekutif juga tidak terlalu berat memikul. Ada think tank …strategic dalam tim building,
ada yang di dalam ada yang juga mengembangkan scenario building di eksternal. Kita berharap si
fungsi renbang ada disitu sebenarnya karena pusat data ada di renbang knowledge management ada
di rendang, macro planning ada di renbang, strategic plan ada di renbang. Dan renbang yang
mempunyai scenario building apa yang harus dilakukan. Itu yang belum maksimal di renbang.
A: Nah, menurut pak nanang sejauh ini keterlibatan PKBI dalam forum-forum jaringn-
jaringan kerja sejauh mana pengaruhnya di sana?
B : pengaruhnya banyak, ada, setiap, sebagian forum melakukan pengakuan yang formal bahwa
peran PKBI bermakna. Tapi kembali ke tadi pak, saya melihat ada yang kurang gitu yah, bukan
berarti salah pak, Dirjen untuk scenario building ini ya itu yang masih lemah, itu yang kurang.
Kurang bukan lemah, kurang. Dirjen. Kita harusnya punya think tank itu, saya juga setelah jadi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


direktur PJS itu waduh ini saya bilang yang belum, Cuma punya waktu banyak, ini kan perlu waktu
ya. Jadi membangun scenario internal, kami dulu sibuk ngurusin internal aja, eksternal nya tercerai-
berai. Jadi perwakilan PKBI delegasi itu banyak, Pak Roy itu adalah delegasi kita di APA (Asia
Pasifik untuk kesehatan Reproduksi) yang pusatnya di…, itu jaringannya kuat pak. Tapi terpisah
dengan jaringan NRHN nya Renia dan Ibil waktu itu ya, terpisah dengan jaringannya saya misalnya
di YAPIKA, terpisah dengan jaringannya Eri di.., nah ini dirjen ini yang mungkin kelemahan kita
ya, dirjen ini mengatur scenario bulding keseluruhan jaringan baik oleh pengurus, oleh relawan,
oleh staff, dan dalam rangka jaringan kerja bersama, lupa ketika menugaskan A belum di, mungkin
siapapun kan banyak. Fahmi saya kira punya jaringan dengan mana gitu ya, jaringan aliansi bencana
kan ada tuh, nah itu harusnya juga menjadi integrasi, scenarionya dipahami bersama yang lupa itu
adalah bagaimana seorang dirjen mengatur irama yang totally gitu. Pengurus, relawan, staff, atau ini
dilakukan oleh ketua pengurus, nah itu kita harus sepakat siapa yang menjadi dirjen karena ini
melewati ruang, batas, waktu staf. Karena eksekutif kan ber area di area staf dia memfasilitasi
pengurus, tapi ketika jaringannya dibangun oleh pengurus, nah ini dirjen nya harus siapa. Tapi kalau
sepakat eksekutif, ya eksekutif. Saya juga berfikir ini baru-baru terakhir ini, waduh saya lupa ngga
mikirin ini, gitu. Ya ini memang real, baru kepikiran, ya ini kan memang tugas direktur untuk
memikirkan itu, gitu.
A : kalau Pak NM menilai pengaruh PKBI dalam memobilisasi organisasi-organisasi lain,
ataupun organisasi-organisasi yang mitra PKBI atau kaum muda nya sendiri gimana,
kapasitasinya?
B : yah, gini Pak, kapasitasinya pasti oke pak, udah cukup bagus lah cuma tantangan nya tadi pak,
karena gini, tapi memang tidak adil kalau dibandingkan, tidak fairnya kenapa karena kita kan punya
basis sendiri, tapi kan, contohnya saja ketika suatu lembaga melakukan aliansi dengan lembaga lain,
kalau dia hanya fokus di satu isu ituu aja berhasil bagus, kita gerah, oh ternyata remaja sudah ini ya
melakukan, padahal sebetulnya kita juga lakukan tapi persoalannya kita melakukan tidak hanya
remaja, kita main juga di aborsi aman, kita main juga di perkawinan dini, kita main juga disini, kita
main juga disini, nah banyak fokus ini lah yang sepertinya kita tuh seperti merasa kurang, padahal
sebenarnya kita udah banyak. Nah mungkin kalau memang kita, nah si aktor skenario building ini
kalau dia, kita inginnya apa memberikan komprehensif pengaruh, influence comprehensive, atau
kita ingin pengaruh tapi di satu fokus sehingga fokus itu betul-betul jadi cemerlang, bersinar, nah
itu pilihan strategi. Nah actor ini yang menurut saya perlu di sepakati. Kita harus ada aktornya, siapa
aktor-aktor kecil.
A : jadi selama ini aktor yang jadi dirijen selama ini belum ada?
B : bukan belum ada pak, yah..ini jalan, ini jalan
A : harus di akui kan bahwa agendanya
B : belum maksimal aja pak secara.. dan mungkin kita nya juga belum sepakat bahwa kita akan focus
aja di sunat perempuan misalnya, ya kita akan jadi panglima disitu, kita kan tidak, sunat perempuan
diurusin, aborsi aman diurusin, remaja menikah dini diurusin, sekolah diurusin, kan. Lebih dari 11
urusan yang kita kerjakan. Kita tuh menyerupai negara, pak, luar biasa besarnya. Nah, sementara
ada NGO tertentu yang mgurusin remaja dan perkawinan dini ya dia bersinar lah disitu, kita seperti
kalah, padahal kita juga di dalam itu, orang-orangnya ya mantan orang PKBI juga ya taulah
strateginya PKBI, taulah persis kelemahannya kita, dia yang tau dari dalam kok. Nah yang mungkin
belum maksimal itu tadi, kita tuh sepakatnya gimana, biar si actor scenario buildingnya kuat apakah
perlu duet tunggal, ya maap kalau saya nyebut direktur eksekutif plus pengurus nasional, duet
tunggal, atau trio, sama siapa, itu dibangun bersama-sama. Nah internalnya begitu. Sekarang
bukannya tidak ada, ada Cuma ya tadi, tidak focus. Undang-undang ini kita lari kesitu, kemana-
mana gitu. Jadi antara mau membangun ini tuh tidak satu kesatuan utuh karena memang tugas kita
juga banyak, kita renstranya juga banyak kok. Malah rekomen ke depan karena sumber daya kita
udah mulai menipis ini, terbatas, dan tantangan diluar udah makin kompleks, pesaing kita juga udah
kuat, kuat pesaing diluar pak, kita mungkin harus lebih
A : memetakan
B : memetakan dan memilih fokus lagi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A : mana sumber daya yang sudah banyak, mana yang sedikit nah kita mungkin di yang
sedikit itu ya
B : iya
A : Nah, PKBI kan punya banyak aliansi, ada aliansi satu visi, ada…, ada gerakan kesehatan
ibu anak, dst. Nah dalam berjejaring kan kita saling bertukar sumber daya ya. Nah apa yang
disumbangkan, sumber daya yang sering disumbangkan oleh PKBI dalam membangun
jejaring tadi?
B : yang paling banyak pengalaman. Kalau kita punya lesson learned yang cukup banyak, banyak
dan berkualitas yang kedua kan technical skill, kita juga menguasai metodologi, rata-rata temen-
temen kita sudah menguasai berbagai metodologi sehingga bisa share technical skill untuk apapun.
Yang ketiga kan fasilitasi, kalau sumber dana sih relatif. Ketiga hal itu yang menurut saya menjadi
peran kunci, dimanapun forum kita berada kita bisa memberikan kontribusi bermakna, untuk
pengembangan konsep misalnya ketika membuat alat instrumen apa untuk suatu gerakan, ya itu kan
kita punya kuncinya disitu. Dan secara normatif kita sudah melampaui usia dewasa, organisasi kita
ini gitu, kalau dilihat dari siklus hidupnya organisasi, udah sarat dengan pengalaman, ngga bilang
tua, dewasa pak.
A : dewasa terus pak, udah 59 berarti udah
B : dewasa pak, tidak tua, kalau tua renta dia
A : oke nah, tadi kan sumber daya yang diberikan ya. Sebenarnya PKBI punya ngga sih,
strategi-strategi membangun jejaring agar jejaring itu kuat
B : ada di renbang pak, ada tetapi jejaring itu bukan jadi tujuan, alat mencapai tujuan. Nah itu
bedanya gitu
A : Alat itu kan berarti harus dirawat ya
B : Di rawat, di maintain dan dikembangkan
A : agar mencapai tujuan, apa yang dilakukan PKBI untuk merawat dan memaintain jejaring
itu
B : ya itu, harusnya yang sudah dilakukan kita itu mengirim orang itu kan satu bagian dari pelatihan
ya. Megirim orang ke luar negeri itu kan banyak sekali itu, banyak yang dilakukan. Nah sebetulnya
mekanisme yang kita ciptakan tadi yang training culture itu bagian dari untuk itu, mengasah
berbagai skill, berbagai uji kemampuan, uji argumen, bukan ‘saya menyampaikan training’ bukan
itu bagaimana lesson learned nya itu menjadi sinergi dan menjadi bagian dari kita belajar
berargumentatif. Maknanya agak beda ketika saya bilang gitu, lain ditanggapi oleh lembaga, jadi
bukan ‘ini dony habis training di bandung’ bukan itu tetapi itu bagian kecil tapi intinya adalah
bagaimana orang mengahadapi satu topik yang diberikan oleh pak dony, ini merespon, ini
mengcounter, ini memberi info, ini memperkaya positif semua untuk ini lebih baik, itu hal yang
paling utama. Kalau mekanismenya sudah kita rapi bangun pak tinggal laksanakan atau tidak,
persoalannya di konsistensi aja dan nilai dari kualitas yang dilaksanakan, sebagai desain sudah kita
rencanakan. Di renstra itu…, walaupun kita mencermati renstra itu banyak kelemahan-kelemahan,
tapi sebetulnya keunggulannya banyak yang kita tidak lihat. Nah kalau kita fokus di kelemahan kan
ini memperbaiki, mengganti, mengganti, tapi tidak melaksanakan yang positif. Jadi kalau lihat ini
yang positif, laksanakan yang positifnya, itu akan menjadi sinergi besar. Karena kebiasaan manusia
kan selalu melihat kurangnya, yah gajah di pelupuk mata ngga keliatan, semut diseberang keliatan.
Wah ini renstra kita kan kurang ini, kurang ini, tapi mana sih yang bagusnya laksanakan, itu akan
menjadi impact yang tinggi. Coba dibalik pak, perspektifnya dibalik, jangan melihat lemahnya, lihat
bagus dan itu dilaksanakan. Tapi karena kita sibuk lihat kurangnya kita ngga pernah melaksanakan
yang bagusnya pun
A : oke. Tadi kan ngomong pengen yang bagus-bagus ya, nah saat ini ada ngga sih faktor-
faktor yang menghambat peran PKBI memobilisasi dukungan eksternal
B: bukan menghambat, mungkin faktor lemahnya ya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A : faktor lemah ya, bolehlah
B : ya faktor lemahnya sih itu tadi ya pak, platform gerakan ini kita tidak focus pak, itu pasti pak,
itu satu faktor sisi.., jadi katakanlah tahun ini saja kita fokus advokasi sibuk dimana-mana, karena
memang kita berada dimana-mana juga. Tapi harusnya kan idealnya mungkin kita sepakat aja,
resources ini fokus aja di dua atau tiga, ini kan kita fokus kemana-mana. Semua sumber daya kita
dipikirkan buat apapun gitu, Karena memang kita kan organisasi yang komprehensif, bukan NGO
yang fokus pada partisipasi, gitu, fokus pada advokasi, fokus pada layanan, kita kan semua diurusin.
Akibat semua diurusin ini akan menjadi faktor lemah untuk melihat mana yang lebih menonjol, ini
kan tipe generalis. Generalis itu kan tidak prestasi dalam satu hal yang lebih bermakna gitu tapi ya
rata aja gitu ini yang disadari oleh temen-temen, oh kita kurang, yang lain kok lebih maju, karena
memang itu tadi ya, orang lain mengerjakan di satu titik kita mengerjakan di 10 titik. Karena
scenario building mungkin kita belom sadar kita bangun secara bersama-sama. Atau memang fokus
kita banyak, pak. Ngga tau pak, ini keputusan politisnya gimana. Fokus kita kan banyak memang,
ada 9, 10, mungkin kita harus fokus dalam 3 tahun focus mana yang harus jadi acuan. Tanpa
bergeming gtu maksud saya, itu fokus. Ini ada kurikulum, sibuk ngurusin kurikulum, insersi ke
kurikulum, undang-undang tentang aborsi baru PMK 61, sibuuk ngurus itu. Ini memang tujuan kita
semua, tapi sekali lagi ketika kita terpencar-pencar dalam satu massa artinya kita tidak pernah
tersentralisasi mobilisasi tadi, itu bukan soal salah atau benar, itu faktanya begitu. Saya tidak bilang
benar salah, yaa faktanya begitu. Itu fakta. Tinggal mau begitu atau lain, itu soal lain. Seorang
scenario building itu yang merancang, abaikan dulu ini gitu, tapi mungkin persoalannya kan selalu
kita merasa semua jadi urusan kita pak. Ini juga persoalan kedua, semua jadi urusan kita. Kita
mengelola negara sepertinya pak, bukan ngelola satu issue. Loh iya lah pak, soal kependudukan kita
pikirin, dimensinya kan luas pak, kemiskinan kita urusin, pengembangan ini kita urusin, semua kita
urusin
A : ya ini di kependudukan kita juga tidak terlalu menonjol, di KB juga tidak menonjol,
kespro juga sama ya
B : yah, ini pak akibat generalis, menjadi tidak bersinar secara cemerlang, karena hampir berat kalau
kita harus bersinar di semua. Kalau kita mau dapat bintang bersinar, satu lah bintang kejora saja,
ngga bisa 10 bintang kejora. Tapi itu yang tidak di skenariokan, map tuh pak
A: ya tetapi kemudian yang menjadi persoalan adalah kepemimpinan PKBI dalam gerakan
B :nah gerakan yang mana?gerakan nya kan banyak
A : nah justru itu, ada ngga sih PKBI memimpin 1 gerakan, yang PKBI pemimpinnya
B : ada, gerakan itu ya dalam gerakan aborsi aman, jelas PKBI pimpinannya kalau itu
A : bukannya YKP ya
B :bukan, YKP itu juga ngambil data dari kita. Cuma masalahnya org YKP dan PKBI kan dua orang
yang sama
A : ya kan kalau misalnya kita perhatikan Sisdiknas mungkin ya
B : sisdiknas PKBI,
A : pernikahan dini kan
B : ngga
A : YKP ya. Walaupun PKBI tetap yang mobilisasi
B : jadi yah, tergantung kita juga melihatnya pak. Apakah kita merasa jadi alat atau kita memperalat,
kan begitu. Tapi kalau itu menjadi tujuan kita juga kan kita memperalat sebenernya, ga usah
dimasalahkan siapa yang duluan bersinar. Nah itu persoalannya tadi. Makanya perspektif seorang
konduktor nya seorang scenario buildingnya, sutradaranya. Dia sebenarnya apa sih yg dikehendaki
gitu. Sutradara emang tunggal pak, kalau 2 ribet pak. Tinggal kita menetapkan siapa yang jadi
sutradara

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A : kalau itu harusnya siapa pak?pengurus atau
B : ya itu saya ngga bisa sebut harusnya siapa tapi harus ditetapi lah, lembaga harus memutuskan,
sekarang, bukan operasional yah tapi untuk yang tadi kaitan dengan jaringan ya. Kalau operasional
ya udah pasti eksekutif lah. Jadi kita mengembangkan skenario untuk membangun jaringan ini
sebenarnya siapa. Nah kalau itu disepakati eksekutif semua ditunjuk eksekutif tapi ini kan ada yang
diwakili pengurus, ketika diwakili pengurus kontrol kita terhadap pengurus kan juga longgar, ngga
sempat kita ‘hei sebelum kesana gini dulu dong’ ngga bisa. Tapi kalau itu ditetapkan bahwa kontrol
di tangan eksekutif, ya eksekutif bisa ambil peran. Tapi jangan bilang itu tidak jelas, nanti salah lagi.
Pokoknya ya begitulah..Jadi kita sih memang menganut binary structure, apa struktur ganda antara
dewan pengurus sama dewan eksekutif kan, ngga masalah memang itu ruh nya begitu. Cuma
sekarang buat jaringan saja maksud saya begitu, ini kita limited ya, dibatasi ya. Dalam
mengembangkan jaringan kerjasama, mobilisasi, sumber, aliansi strategis sebetulnya siapa yang
harus membuat scenario itu yang harus ditetapin dulu deh sehingga skenario itu berfikir, memang
ini tugasnya direktur eksekutif sebenarnya, kuncinya disini. Sehingga dia hadir,berada untuk
memimpin ini/ nanti yang internal ngurusin berkas-berkas yang berhubungan dengan hubungan
kerja antar bidang dengan daerah. Itu kuncinya sebetulnya, tapi ketika orangnya berpasangan tidak
seindah yang kita bayangkan mengatur pola ini segala macam. Padahal sebenarnya ketika sosok ini
didedikasikan buat itu akan luar biasa sekali hebatnya seorang direktur PKBI loh. Dia ngga usah
mikirin cabang. Ngga usah mikirin musda, biar aja. Urusnya di gerakan aja, biar di luar ngga usah
ngatur, ngga usah ribut kita, tapi … dia keluar lapor apa gitu ya. Faktanya kan ini juga ngurusin
internal. …hampir mainkan itu asalnya, tadinya begitu dia, tapi melenceng, maap ya, issu nya bukan
isu kespro yang dibangun, LGN, terlalu berat kesitu ke HIV yang terlalu kuat, bukan di kespro. Dia
udah keluarin skenario sebetulnya walaupun dia gatel juga ngurusin internal, ga usah harusnya. Tapi
dia …karena soal itunya aja, nah ini kan jadi yang diurusin. Nah kalau dia sepakat betul-betul idealis
ngga ngurusin, dia fokus di situ lebih hebat. Kan 6 bulan pertama dia ngurusin ini, lama-lama dia.
Ketika saya menjadi PJS saya ngga bisa ngurusin, internalnya kan tidak ada sebenarnya, practically
kan tidak pak, orang baru datang, apalagi hanya tugas 4 bulan itu kan ndak bisa dibangun apapun
malah membereskan yang internal lagi, saya juga kembali kejebak ke… aja gitu sebagian besar.
Yang membangun internal eksternalnya ngga sempat dibangun, itu kan perlu waktu panjang. Tapi
ini memang pelajaran menarik bagi PKBI sebetulnya pembagian peran, jadi
A : pembagian peran PKBI udah jelas belum sih sebenarnya?
B : nah ini pahamnya beda-beda pak. Sebetulnya memang top leader ada di siapa, kan ada di ketua
pengurus kan. Si top leadernya kan disitu, nanti sumber kekuatan itu kan berbagi ketua pengurus,
sekertaris pengurus, itu kan dua ya, nanti ada direktur eksekutif, ada wakil eksekutif kan, nah
sebenarnya kuartet ini yang memainkan scenario tapi diantara itu memang harus ada yang leading 1
gitu pak. Dalam gerakan program udah tanggung jawabnya direktur lah pasti, tapi dalam penguatan
eksternal nah ini harus disepakati, pak.
A : baik pak NM terimakasih untuk diskusi dan wawancara kedua ini, terimakasih
informasinya
B : monggo

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 9 (Bagian 1)

WAWANCARA

Nama Informan : OR (Inisial) I

Posisi Informan : Ketua Aliansi Satu Visi

Tanggal Wawancara : 27 September 2016

Tempat : Kantor PKBI Pusat

Mas OR itu Ketua Umum ASV, Tesis saya itu seputar Peran PKBI dalam memperkuat
Gerakan Pemuda untuk pemenuhan Hak Kesehatan seksual & reproduksi. Dalam gerakan
kaum remaja itu tidak hanya kuat secara internal tapi mereka juga mempunyai jejaring. Aku
ingin melihat bagaimana peran PKBI dalam memperkuat jejaring dalam konteks ASV.
Kebetulan mas OR juga sebelumnya di PKBI Jawa Timur, dan masuk ke ASV karena
keanggotaan Jawa Timur.

Nama siapa? OR (inisial)

Usia? 34 tahun ini

Sekarang posisi? Ketua ASV (Aliansi SATU vISI)

ASV berdiri sejak? ASV berdiri tahun 2010 bulan Desember

Berarti sekarang sdh brp tahun?6 tahunan

Apa yg melatarbelakangi berdirinya ASV ini?

Sebenarnya ASV itu sebuah kerja jaringan, sifatnya non profit dan berjejaring menggabungkan kita
punya visi yaitu agar remaja perempuan dan teman2 yan termaginalkan mendapatkan hak2 seksual
reproduksi dan menikmatinya

Siapa?

Remaja ,perempuan dan kelompok marginal

Jadi bukan remaja saja ya?

Bukan.. jadi visinya kesana, shingga bahasanya kita punya kaki dua. Jadi pijakannya srhr dan yg
kedua gbv (gender based violence) jadi kita menggabungkan dua aspek di hak seksual dan
reproduksinya serta di kekerasan berbasis gender. Sehingga yg mjd anggota latar belakangnya di
SRHR atau GBV. Dari 22 anggota kita latar belakangnya semua sama jarang yg LSM HAM yg

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


artinya hanya focus HAM atau misalnya pertanian saja. Tapi kalo misalnya mengurus pertanian dan
SRHR itu ada

Jadi ekslusif ya LSM2 yg bergerak di 2 isue di GBV dan SRHR. Diantara anggota2 tsb yg
konsern dan focus memperjuangkan hak seksual dan reproduksi utk kaum muda itu apa saja
ya?

Kalo di kita itu ada beberapa, salah satunya PKBI lalu ARI (Aliansi Remaja Independent) ,Youth
Forum Papua, teman YPI utk detailnya nanti saya email, tp scr prinsip teman2 sdh konsern tapi tdk
spseifik smua organisasi remaja. Kalo dari semua organisai di Indonesia hanya ada beberapa
organissi Remaja misalnya ARI, kalo PKBI sebetulnya remaja tetapi partnership dengan orang
dewasa. MYP (Meaningful Youth Participation ) dan YAP (Youth Adult Partneship), sebenernya
PKBI sdh melakukan itu dibandingkan di ARI hanya MYP. Itu yang ada di kenagootaan ASV, di
ASV ingin mengembangkan guideline tetapi baru tahun ini kita ingin mengembangkan MYP dan
YAP.

Berdirinya sudah cukup lama ya? Sebenarnya apa yg ingin dirubah oleh ASV ini?

Mandate kita di aSV itu, pengurus kalo scr organisasi visinya yaitu pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi. Yang kita bela itu penikmatnya ..entah itu terkait kebijakannya, layanannya,
pendidikannya krn itu kita ada 3 strategi yaitu Comprehensif sexual education, sexual protection dan
sexual services

Bagaimana pengimplementasian ketiga strategi itu?

Jadi urutan tata kelola di kita itu pertama yaitu statuta. Didalam statuka diturunkan di Renstra,
didalam Renstra disepakati bahwa pengurus ASV tugasnya adalah menservice anggota melalui
capacity building, penguatan internal, dsb. Si anggota akan memberikan servicenya ke benefisaries,
jadi ASV tidak langsung ke benefisaries dia melalui anggota.. anggota yg langsung ke benefisaries.
Apa yg diperkuat yaitu 3 starteginya edukasi, protection dan servicesdidalam pemenuhan atau upaya
pemenuhan strategi itu ASV membutuhkan dana yg berbentuk project. Jadi project itu kendaraannya
ASV kalo ditanya beberapa tahun terakhir secara gerakan itu ASV tapi secara project bisa ASK, dll.
Itu adalah kendaraannya ASV. Setiap project itu mungkin mengcover 50% kegiatan program ASV
krn ASV punya punya rencana strateginya 5 tahuna dari rencana itu dipecah2 berdasarkan dari donor
yang mendanai yang mana.

Apakah ada peran ASV melakukan jejaring dengan atau advokasi dgn pihak2 external lain?

Ada hal yg dilematis, Krn sifatnya demokratis ketika ketuanya tdk tinggal di Jakarta maka ini mjd
kesulitan yang berat, ini yg dialami di pengurusan skr krn tdk digaji dan diberikan fasilitas. Sehingga
ketika ada UU Pernikahan yg diuji atau direview maka yg bergerak bukan pengurus tapi anggota
mengatasnamakan ASV. Misalnya respon LGBT yang bergerak Aldanari tapi aldanari
mengatasnamakan ASV bukan Aldanari

Apakah tdk membingungkan public? Misalnya mba A kan sosok dari Aldanari tapi mewakili
ASV?

Kalo di isu SRHR dan GBV sbnrnya LSMnya itu saja di Jakarta, krn dia bicara kalo kerja di Aldanari
tapi saya berjejaringn dgn ASV dan advokasi saya ini didukung ASV yg memeiliki 22 anggota yang
mendukung keputusan ini, itu yg dilakukan oleh ASV ketika kepengurusan tidak di Jakarta. Ini yang
membedakan dengan kepengurusan sebelum saya dmana ketua umum PKBI DKI maka lebih mudah
utk advokasinya dll

Selama ini bagaimana ikatan antara angoota2 tsb?

Kita sebetulnya secara pendiriannya ASV krn tujuan yg sama dan vis yg sama. Jadi ikatannya
perjuangan bukan project, jadi tetap ada activity2 menggabungkan atau mengundang atau

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


berinteraksi selain sosmed dan yg umum dilakukan.dan yang dideain utk mengenggage mereka shg
mereka tetap merasa sbg bagian dari ASV

Apa perjuangan bersamanya?

Perjuangan bersamanya ya mencapai visi tadi, turunannya ada didalam Renstra

Itu aku bisa minta dokumennya ya , tadi kan terkait dengan ikatan, apaka menurut mas OR
ikatan2 itu sdh cukup kuat?

Untuk kuat dan tidak saya tdk bisa menjelaskan detail ya, krn setiap ikatan itu mebutuhkan dana
bukan hanya dari sisi keuangan tapi bisa jadi sarana ya yaitu kedekatan face to face bertemu adlh
kegiatan yg tdk bisa ditinggalkan yg bisa mendekatkan ketika ada project yg bisa mempertemukan
itu bisa mendekatkan tetapi saat ini tidak semua anggota bisa terlibat dalam setiap project. Untuk
menjawab kuat atau tidaknya saya menyatakan sampai saat ini kuat krn diakhir desember kami hari
sabtu dan minggu msh menyelenggarakan Renstra

Apa peranan PKBI menurut mas OR dalam kontribusinya memperkuat bonding ikatan antar
anggota ini?

Sebetulnya PKBI setiap keanggotaan ASV dihitung 1 setiap organisasinya. PKBI ada 6

Jadi dari 22 CSO ada 6 PKBI yg menjadi anggota. Menurut mas OR dari 6 anggota PKBI
bagaimana kontribusinya didalam memperkuat ikatan antar CSO ini bagaimana

Menurut saya sangat berkontribusi, pertama kita expert di SRHR dan scr keaktifan teman2 lebih
aktif. Dan krn kita mempunya ikatan nama PKBI otomastis didalam komunikasi dan koordinasi
lebih baik disbanding dengan organisasi yang lain. Sejauh ini sangat berkontribusi krn pemimpin
sebelumnya juga dari PKBI. Artinya PKBI sangat berkontribuso dalam aliansi.

Apa keberhasilan2 kontribusi dari PKBI ini?

Menurut saya di setiap periode kepengurusan PKBI selalu ada, tidak mungkin akan terpilih apabila
bukan merupakan lembaga yang besar dan terlihat bagaimana kontribusi PKBI dalam isu SRHR.
Secara managemen mereka dianggap mampu utk bisa mengelola aliansi. Di hampir setiap periode
2-3 dari 5 orang pengurus itu adalah PKBI. Jatim, Lampung, Bali dan Jateng

Jadi 4 dari 5 pengurus itu PKBI, jadi cukup berpengaruh ya

Sebenarnya sangat mempengaruhi

Ada tidak agenda yang beda antara PKBI dengan ASV?

Sebenarnya secara goal PKBI dan ASV sama tatapi strateginya yang berbeda. Kalo di ASV itu bisa
mengcombine, kita bisa memberikan akses luas kpd teman2 LGBT utk mengambil peran. Karena
dia merasa minoritas yg terpinggirkan, di ASV mereka diberikan posisi yang tepat. Porsi mjd
partner, mjd saudara utk bisa saling menguatkan itu ada. Kemudian yg kedua di GBV di kita teman2
di GBV itu sangat expert, semua tau Rifka Annisa spt apa kepeloprannya, Cahaya Perempuan d
sumatera terkait dengan isu GBV dan smua ada porsi mereka bisa engaged di kegiatan ASV. Dan
semua di porsi yg tepat, artinya semua isu SRHR semua ada porsinya dan bisa berkembang cepat.
Itu semua yang berbeda dengan PKBI fokusnya di SRHR, GBV ada tapi tidak kuat, LGBT baru saat
ini muncul. Istilahnya satu toko denga toserba akan berbeda.

Karena begitu banyak interest2 dalam setiap CSO dan beberapa identic, misalnya ARI
dengan Remajanya, Rifka Annisa dengan GBV. Kalo PKBI lebih identic dengan apa?

Ini yang disayangkan oleh saya ttg PKBI, semestinya memandang ASV bukan sebagai pesaing tetapi
sebgai partner strategis. Karena ASV ttp berjalan dengan rules dan supportingnya dia. Ada SRHR,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


misalnya donor sdh tidak minta dia punya GBV punya Remaja, dibandingkan dengan PKBI yg
terbatas .Seharusnya ASV menjadi partner karena agendanya sama dengan ASV. Misal ASV
agendanya apa “ SAVE ABORTION” isunya , kan hanya itu “akses remaja thd kontrasepsi”
sebenarnya sama dengan PKBI tetapi yg bersuara di ASV banyak tidak hanya satu lembaga dan
mereka punya akses masing2

Menurut mas OR apakah PKBI pusat perlu mjd anggota ASV?

Sebetulnya kemarin saya sempat berdiskusi panjang dengan ALAM, Salah satunya saya ada project
FHRM ketika project ini mensyaratkan adanya Aliansi seharusnya semua masuk ASV saja. Memang
tidak mungkin antara PKBI daerah denga pusat makan PKBI Pusat bia dipositioningkan sebagai
penasihat, Itu utk mensiasati dan tidak terlalu susah utk megawal agenda2 yg dibuat PKBI.

Sejauh ini apa keberhasilan dari ASV?

Dari kebijakan advokasi belum terlalu banyak, dikarenakan usia yang belum terlalu lama dan
organisasi yg kecil, belum memiliki legalitas dan donor yg hanya satu . Kita sangat bergantung ke
donor, jadi produk2 yg dihasilkan masih banyak sifatnya internal. Misalnya modul PKBR kita
review, terkait dengan PKBS kita sdh punya modeulnya, lebih banyak sifatnya internal. Belum
sampai advokasi ASV sebagai leadernya itu belum

Selama ini terlibat dlm apa kalo dalam advokasi?

Yang nasional ya?

iya

Ketika pernikahan anak, ASV sudah terlibat. Walaupun namanya bukan ASV tetapi yg muncul nama
anggotanya

Khsus utk pemenuhan HAM dalam remaja apa yg spesifik?

Yg di ASV?

iya

Sebetulnya yg dihadapi para remaja itu kompleks, mulai dari tidak mendapatkan edukasi yg benar
mengenai SRHR, KEMUDIAN SERVICES, AKSES. Itu yg kita lakukan, bahasanya ASV punya
visi tadi kemudian kita punya project dimana merupakan kendaraan untuk mencapai Renstra

Untuk programnya Remaja yg ada saat ini apa?

Kalo yg Gusuk ini kan memberikan akses kepada remaja , baik pendidikan maupun services
walalupun tidak terlalu besar. Lebih banya edukasi.

Jadi lebih banyak edukasi untuk pemberdayaan remaja supaya remaja lebih banyak speak
out ya?

Iya

Sebetulnya sudah jelas focus program dibawah kepemimpinan mas OR ini lebih banyak
untuk peningkatan akses pendidikan dan pelayanan? Itu yg disasar utk dirubah itu agensi
apa atau siapa?

Kalo di teori ekologikal itu ada beberapa ya…Yang pertama itu individunya artinya Remaja itu
sendiri yg dirubah.

Ingin dirubah seperti apa?

Pertama terkait dengan perspektifnya, terkait dengan haknya entah itu informasi, akses,services dsb
yg terkait dengan SRHR

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Jadi dirubah pertama tidak tau dengan hak menjadi tau?

Iya kemudian bisa mengakses, ketika kesulitan utk mengakses dia bisa melakukan advokasi juga.

Ke siapa advokasinya?

Ke services, artinya providernya ke puskesmas, rumah sakit, pemerintah, bappeda dsb. Di teori
ekologikal itu selain individu setelah itu keluarga, setelah remaja itu bisa dan mampu
mengartikulasikan hah2 sosial dan reproduksinya maka selanjutnya keluarga , ketika keluarga itu
sadar maka masyarakat sekitarnya setelah masyarakat baru Negara ke pemerintah. Dan ini
berjalannya bisa step by step bisa stimultan. Artinya stimultan itu bahwa ketika kita mengedukasi
keluarga ataupun masyarakat ataupun pemerintah kita menunggu remajanya bicara aga susah,
makanya ada agen2 atau pear atau lainnya di Youth atau di remajanya itu kita dorong untuk
komunikasi atau bernegosiasi dengan agen2 lainnya spt keluarganya. Contoh di program aku dan
kamu yg kita rubah bukan hanya gurunya tidak hanya anaknya… anaknya, gurunya, keluarganya
dan masyarakat sekitarnya. Termasuk terakhir kebijakan utk penganggaran

Jadi seluruh lini yang terkait utk pemenuhan hak thd kaum muda menjadi sasaran utk
program GUSO ini ya? Berarti titik tolaknya di pemberdayaan remajanya, artinya tidak
mungkin keluarganya berubah apabila remajanya tidak berubah begitu pula dengan
masyarakatnya ke pemerintah dan selanjutnya.

Apa key strategi untuk pemberdayaan atau key activity utk pemberdayaan remaja ini?

Sebetulnya yg dilakukan PKBI sudah banyak ya sblm bergabung di ASV, ttp ada hal yg kita msh
gamang dengan hal apa yg sdh kita lakukan. Misal kalo bicara teori perubahan di remaja ada PEER
yg sudah kita lakukan. Di ASV juga sdh kita lakukan ada agen2 nya kita juga sudah lakukan.

Peer Education?

Sebenarnya relative strateginya itu sama hanya mebedakan di ASV remaja diberikan kesempatan
besar utk bicara. Di kepengurusan kita ada kuota minimal 30% kepengurusannya Remaja. PKBI
Jateng, Bali dan ARI perwakilan Youth, perwakilan PKBI Jatim dan Lampung kepengurusannya
Dewasa. Artinya ada akses yg besar yg dimiliki remaja utk berkembang. Ketika remaja sdh
berkembang, dia tau dia peduli dia akan melakukan Hanya ASV lebih banyak memberikan akses
ke remaja

Seperti apa misalnya?

Misalnya dalam prose pemilihan koordinayor GUSO , kita memberikan kesempatan kepada remaja
utk lebih banyak berperan, seperti mjd team interview dan melakukan interview thd kandidat
walaupun mereka blum punya pengalaman sbg program manager. Kita memberikan akses kepada
remaja shg yg dinilai bukan hanya kapasitas ttp afirmatif kpd remaja utk mengambil porsi shg orang
dewasanya yg mjd guiders.

Apa nilai ASV ini yg dipegang teguh?

Kalo value banyak, mulai dari non diskriminasi, independent. Ada 12 ya setidaknya.Tapi setidaknya
nilai2 yg menghargai Hak Asasi manusia

Jdi dasarnya Human Rights ya?

Karena kan Hak Asasi manusia itu dasarnya ya,,turunannya bisa menjadi hak asasi seksual, anak,
dsb

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Menurut penilaian mas OR kontribusi 2 relawan dari PKBI renaja itu dalam ASV spt apa?

Pertama proses dari pemilihan dari 2 relawan PKBI itu kita punya Youth ASV.. Dari Youth ASV
ada 22 relawan Dari 22 relawan itu terpilih 2 relawan itu Norma dan Eka. Sehingga mereka yg
terpilih mempunya kapasitas yg lebih baik yaitu ketika mereka berkomunikasi, bernegosiasi mereka
lebih baik. Dan ini yg menjadi tantangan utk ASV krn Mereka yg terpilih ini bukan Program
Manager dan Youth Center, krn itu kita ingin mempercepat proses pergantian agar mereka dapat
mjd Program Manager. PKBI jika ingin banyak berperan harus dipersiapkan, PKBI punya forum
remaja yg ikut belajar dari komunitas, mereka itulah yg mengisi posisi2 yg entah itu di pengurus
PKBI ataupun aSV. Itu yg harusnya terjadi, apabila bicara kapasitas menurut saya krn sdh terpilih
maka kapasitasnya lebih baik.

Selama kepengurusan dibawah mas OR, kedua remaja PKBI itu telah melakukan apa saja?

Kalo secara Tupoksi itu kan yg mjd coordinator Group Eka dari Bali. Eka terlibat mulai dari BUSO
dia terlibat, dari penyususnan proposal, pemilihan NPC, berkomunikasi dengan Donor, sampai dari
Reri Retno yg mjd second man dari ketua itu Eka.

Apa Eka ada?

Minggu depan di Bekasi ada

ASV itu mendorong anggota2nya ya, agar anggota2nya bisa berkomunikasi lbh efektif
memberikan pelayanan…menurut mas OR relawan2 PKBI itu kontribusinya dalam
melakukan layanan dan advokasi kepada kaum muda spt apa?

Kalo scr konteks, ASV menservices anggota..anggota ke beneficiaries. Ketika ditanya PKBI
didalam organisasi ketika menservices anggotanya, krn sebetulnya ASV kan juga PKBI menservices
anggotanya sdh banyak hal dilakukan. Bagaimana panduan2 maupun pedoman dsb lebih banyak
dilakukan PKBI. Misalnya yg sdh dikembangkan revisi modul PKPR itu juga punya PKBI,
kemudian dari si anggota yg juga PKBI ke beneficiaries juga sdh banyak yg dilakukan. Spt misalnya
services oleh DMR, KISARA atau PILAR, dsb.

Untuk advokasi bagaimana? Apakah kaum muda mampu menggunakan ASV sbg kendaraan
utk advokasi?

Kalo dinyatakan mampu scr optimal mmng belum. Belonging ya kita itu menjadi tantangan ya di
Aliansi itu. Bahasanya spt Real Madrid smuanya pemain bintang ada ARI, RAHIMA, YPI,RIFKA
ANNISA,DLL yang sudah dikenal tinggal bagaimana pelatihnya yaitu pengurus bagaimana mereka
mereduksi ego masing2, dan itu mjd proses. Kalo di Real Madrid bisa direduksi mereka digaji kalo
disni kan tidak semua mendapatkan project jadi ikatannya yaitu tujuan dan visi yg sama. Shg blum
smua mengatasnamakan ASV ketika mereka muncul, dan kita sdh bersepakat kita sumber dananya
dari ASV maka kita ngomong ASV.

Jadi bendera yg digunakan oleh anggotanya berbasiskan pendanaan?

iya

Kalo menurut mas OR ada permasalahan internal ya… kalo scr eksternal apa yg
mengahambat pergerakn kaum muda di ASV ini?

Sebetulnya yg pertama ..ini yg sering ya pemerintah belum aware ya utk gerakan remaja, yang
kedua jaringan , di kita belum ada bagaimana kita memperkuat jaringan krn di renstra pun belum
nengatakan sampai detail ttg organisasi remaja. Ktika itu bisa kita jadikan koalisi akan mjd menarik,
ketika tidak menjadi sekutu akan bergerak masing2

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Hambatannya belum adanya kesadaran pemerintah…

Kita belum menjadi sekutu yang besar terkait dengan ini, di Indonesia itu mjd hal yg sering terjadi
ya..orientasi kalo mjd sekutu itu mjd disproject..kalo engga satu projecyt sulit berkomuikasi..ada
juga yang kita kan tidak satu jaringan atau satu aliansi.. krn itu ASV itu ingin kita buat mjd rumah
besar yg penting platformnya sama dan punya visi yg sama

Selama ini apa yg sudah dilakukan mengatasi hambatan2 eksternal

Kebanyakan pendekatan informasl yayg artinya kita tdk punya MOU, tidak punya kerjsama jaringan
adalahKesamaan issue.. misalnya judisial review yang dilakukan..ya itu yg mjd pemersatunya saja ,
jadi kesamaan issue yg diperjuangkan pada waktu itu belum terstrategis, belum tersistematis,

Kemarin sempat ada issue yg diperjuangkan bersama itu adalah judisial review pernikahan
anak, peningkatan usia pernikahan anak, judisial review sisdiknas. Apakah ikut juga?

Ikut dan yg melakukan teman2 ARI

Dua…yg ketiga?

Yang ketiga….ini msh mjd bahan diskusi saja ya terkait dengan yg dilakukan teman-temen Ardanari
kemarin..terkait dengan high speech..itu sebetulnya kita dorongkan tidak hanya kebijakan POLRI
kan ttp bisa menjadi kebijakan UU dimasukkan ke ITE utk mereduksi orang itu tidak hanya
semaunya atau suka-sukanya mengatai orang lain. Itu teman2 Ardanari

Yang sekarang itu? Ardanari. Ada 2 isu penting ya..yang pertama UU Sisdiknas dan issu
Pernikahan Anak yg kemarin cukup banyak remaja terlibat termasuk ASV. Nah..setelah
kedua JR itu gagal apa konsolidasi dan rencana ASV kedepan?

Nah..di ASV kita mengmbangkan system sekarang..Jadi kita dukungan BUSO ini di project kita
menggunakan budget utk mengembangkan sebuah system informasi management data, salah
satunya mengakomodir data itu.. artinya gini ada data diluar project yg kita punya missal kita akan
punya data kekerasan thd perempuan dan anak.

Sudah punya?

Belum.. akan dikembangkan di system informasi management data . Kita akan punya data kekerasan
misalnya..kita akan punya data akses kontrasepsi..atau ARP dsb. Itu punya dan itu diluar project,
artinya system ini akan mjd bahan kita utk melakukan advokasi.. itu yg pertama. Kemudian dan yg
kedua kita juga akan punya Project Officer yg akan berdomisili di Jakarta dia yg akan melakukan
proses advokasi ketika pengurusnya tidak berdomisili di Jakarta itu yg akan mjd tools ASV utk
memperkuat isu yg kemarin.Kemudian scr content memang beberapa isu yg sangat sensitive
misalkan spt LGBT kita mmng tdk bisa mempublish/ memblow up, kita tetap akan bermain dan kita
berkomunikasi tapi msh underground. Isu anak misalkan kita berkoordinasi dengan teman2
misalkan dengan ada program yg namanya Child Married Prevention..ya kita berkomunikasi dgn
mereka. Bahasanya sebenarnya ASV ini adalah sebuah kendaraan besar siapa yg mau ngajak
bareng2 kemana ayo asalkan itu sesuai visi misnya ASV.

Tadi kan kedpan sudah ada paling tidak ada 2 ya.. utk menyimpan data2 dan yg kedua
penempatan project officer utk melakukan advokasi, Nah..di kedua rencana konsep utk
memepermudah advokasi, peran kaum muda itu ada dimana?

Kaum muda itu tetap akan menjadi actor yg kita kasi porsi besar agar dia bisa mjd advokatornya
mjd salah satu juru bicaranya..bukan berarti kaum dewasanya itu dibelakangnya.. kita tetap …
(menit 47.26) kerjasama dengan Youthnya itu, cuma porsi lebih besar kita kasi ke remaja krn apa
karena remaja itu yg mengalami..yg mengalami diskriminasi, ketidakadilan, akses terbatas..itu yg
mengalami remaja. Kalo remaja yg ngomong sendiri pasti akan lebih kuat daripada si orang dewasa

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


yg ngomong. Tapi instrument prndukungnya yang Youthnya akan dibantu teman2 dewasa (menit
47,49).

OK,, artinya dengan JR itu merupakan bentuk aksi kolektif ya..banyak actor spt ASV yg
didalamnya kaum muda. Untuk yg JR Sisdiknas dari ARI utk ini ke PKBI juga ya.

Ya,,tetapi ada kan PKBI pusat

Waktu itu JR sisdiknas sasarannya apa

Kalo sisdiknas sebetulnya kita mau memasukkan kurikulum.. tapi ternyata sulit di UU nya..akhirnya
yg di lakukan utk saat ini memperkuat muatan local.

Jadi sekarang ini memperkuat muatan local?

Pengalaman kita di Jawa Timur misalkan untuk Kespro anak sekolah itu bisa mereka masukkan
kurikulum di sekolah walaupun tidak merubah muatan kurikulumnya, menjadi insersi
memang..tidak berdiri sendiri..artinya kalo berdiri sendiri ada perhitungan2 nilai.

Kalo utk penikahan anak..waktu itu saran perubahannya apa?

Usia dari 19 ke 20, 16 ke 19, yg perempuan kan 16 ke 21 dan 19-25. Tapi kan permasalahannya skr
menguatnya teman2 fundamentalis..teman2 yg ingin memberikan akses..daripada kamu pacaran
lebih baik lgs nikah saja.. dan itu ternyata kuat sekali promotenya spt itu... karena itu mjd
tantangan,,dan strateginya apa sebetulnya yg bisa mengcounter adalah kita menunjukkan valid
datanya nikah muda itu ternyata banyak loh resiko yg harus dihadapi. Kalo tidak mau pacaran dan
berzina kan bisa pacaran pada umurnya..kalo resikonya mmng akan didapatkan. Tapi sebenernya
apabila remaja sdh diedukasi dari awal ketika kamu menjalin relasi dengan lawan jenis ataupun
sejenis kamu tau resikonya dan siap akan resikonya ya itu akan mjd resiko mereka , mereka bisa
mengambil porsi itu. Menurut saya sih pendidikan kritis ya mereka tau resiko, perbedaan dgn orang
dewasa apabila terpapar HIV itu resiko kamu krn sdh dewasa bisa berpikir, missal berselingkuh
kamu dipukul istri itupun resiko kamu krn itu tdk perlu ada edukasi utk dewasa utk kamu jgn
selingkuh itu berbeda dgn remaja krn scr pengetahuan dan pengalaman mereka belum tau.

Terkait aksi kolektif dalam bentuk judisial review di 2 itu tadi, menurut mas OR peran PKBI
dalam melakukan JR itu spt apa?

Sebetulnya yg mjd kritik kita saat itu alah kita belum mengkonsolidasi kekuatan..artinya kita punya
basis2 ,,apakah itu informasi, sdm yg tersebar dimana mana..entah itu di ASV, di jaringan mana kan
kita punya dan tersebar..itu orang PKBI semua tapi itu tidak pernah dijadikan kekuatan konten
infornasi kekuatan utk bisa mendukung apa yg diperjuangkan oleh PKBI itu yg menurut saya
menjadi factor kurang…itu mjd factor penting untuk mengkonsolidasi kekuatan..itu mjd catatan
menurut saya ketika kita bisa mengakumulasi kekuatan kekuatan saya piker akan lebih mudah utk
PKBI utk menjalankan.. Kalo bahasa saya dengan teman2 sebenarnya PKBI Pusat itu enak dia bisa
menjadi dirigen dari pemain2 yg tersebar dimana mana dan kalo ditanya mereka pasti membela
PKBI semua.. Bajunya, hatinya tetap PKBI

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 9 (Bagian 2)

WAWANCARA
Nama Informan : OR (Bagian 2)
Posisi Informan : Pimpinan Aliansi Satu Visi - Nasional
Tanggal Wawancara : 24 Januari 2017
Tempat : Kantor PKBI Pusat

Apa yang mas (OR) ketahui tentang PKBI terkait pemberdayaan terhadap relawan2 muda?
Sebenarnya di keanggotaan ASVkan sifatnya terbuka, dan 50 % anggota ASV adalah dari pkbi yaitu
pkbi daerah, namum bukan pkbi pusat karena kan sifatnya egaliter kalo di ASV,tidak ada hierarki
antara nasional dgn daerahsehingga yang menjadi anggota adalah PKBI daerah. Selama ini kita
melihat di pkbi banyak sekali relawan karena relawan kan definisinya ada relawan dari staff, relawan
dari pengurus,ada yang bener2 relawan yang tidak terikat di keanggotaan.selama ini salah satu yang
menjadi istilahnya patokan/refensi kita melihat,ASV melihat, pkbi banyak instrument, tool dan best
practice terkait remaja itu yang bisa di adopsi. Walaupun di ASV sendiri kita mengembangkan
misalkan, modul untuk peer educator nya, peer konselor nya, dsb terkait youth ASV,tapi kita juga
mencari refensi utama biasanya pkbi karena induknya pkbi kan ippf yang memang sudah terkenal
sekali.

Kan banyak ASV juga kegiatan2 yang membutuhkan relawan remaja/kaum muda, menurut
mas OR sejauh mana pengaruh/kontribusi PKBI dalam memobilisasi relawan muda?
Selama ini memang kalo di anggota ASV memang mayoritas pkbi yang akan mengambil peran.
Cuma memang persoalannya ketika di nasional itu,ASV melihat pkbi sekarang agak kurang
mengambil peran. Misalkan isu MYP YAP Kalo MYP mungkin ARI bisa dikatakan MYP karena
dia hampir 100% di kelola remaja. Tapi sebenernya kalo MYP YAP itu sebetulnya maskotnya/best
practice nya di pkbi karena Kemitraan youth dan orang dewasa itu adanya di pkbi, tapi faktanya
yang bisa menjual MYP YAP saat ini adalah ARI. Beberapa donor itu malahan mereka merujuknya
di ARI, padahal di ARI komposisi orang dewasa mungkin kurang dari 10% dibandingkan yang ada
di PKBI.Kalo di pkbi itu remaja nya 30 – 40% sisa nya orang dewasa. Artinya tetep ada partnership
antara youth dan orang dewasa. Makanya sebetulnya di lapangan, best practice, organisasi dsb pkbi
sangatmewarnai. Cuman kalo di level nasionalbeberapa waktu terakhir ini masih tertinggal.

Apa karena pengaruh PKBI pusat tidak terlibat dalam kepengurusan ASV sehingga
suaranya kurang?
Sebenarnya kalo di pusat memang ada konsen itu,bisa, kenapa? Karna gini, kan tidak harus pusat
masuk ke ASV sebenarnya tapi bisa bermitra/berpartner. tapi yang paling pasti emang rebranding
pkbi pusat yang menurut saya agak kurang terkait youth. Selama inikalo pkbi ngomong pkbi ya
SRSHR padalah sebenarnya dari dulu MYP YAP ya miliknya PKBI, kalo mau disampaiakn secara
jujur, baru ARI ketika menangkap MYP MYP MYP, kan semua melihatnya ARI, ternyata ketika
MYP dilakukan, partnership dengan orang dewasa gak ada, Malah orang dewasa yang merasa susah
berkomunikasi dengan remaja. Makanya muncul MYP YAP dan itu baru satu dua tahun terakhir
kan.

Kalo secara kuantitas kan memang ARI lebih banyak MYP nya, tapi secara kualitas seperti
apa sebetulnya suara2 kaum muda betul2 di akomodir dalam setiap forum2 pengambilan
keputusan?
Kalo secara prinsip sebenarnya ARI itu kan bermain nya di tataran advokasi, ketika dia bergabung
di ASV waktu itu pun kita sudah melihat bahwa ARI itu hanya di advokasi . sedangkan di level
propinsi, kab/kota adalah orang2 pkbi yang melakukan kerja2dengan remaja oleh remaja itu sendiri

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


. makanya menjadi hal yang agak lucu remaja pkbi yang bergerak tapi yang bisa menjual ARI, dan
itu faktanya banyak terjadi mulai tahun 2000, kira2 3-4 tahun ini, itu kan yang mampu menjual kan
ARI. Walaupun dia hanya satu donor dari choice, sedangkan pkbi harusnya lebih besarmengingat
semua referensi terkait SRHR, youth dsb kan semua melihat di IPPF yang notabene menjadi
induknya PKBI.

Apa yang lemah selain re-branding?


Kalo menurut saya hal yang perlu dikuatkan itu adalah memang forum2 yangmendorong remajaitu
semakin bisa berdaya di pkbi. karena tidak bisa di munapikan ketika remaja harus dihadapkan
dengan pengurus dewasa, mereka kurang mendapatkan kepercayaan, kurang pede, itu menjadi
catatan yang perlu menjadi perhatian. Dan pusat pun perlu mendorong bagaimana orang dewasa bisa
memahami remaja tapi remajajuga bisa memahami orang dewasa.

Selama ini tidak terjadi ya?


Selama ini gap yang muncul ketika remaja ingin diketahui/dipenuhi hak2 nya, tapi mereka gak
pernah di ajari bahwa misalkan sebuah daerahdia punya anggaran Cuma 1000 tapi dia mintanya
kegiatan remaja di danai300/200, sedangkan di sisi yang lain untuk pendanaan operasional di
lembaganya mereka kesusahan. sebetulnya lebih banyak pengkomunikasian anatara remaja dgn
orang desawa dan itu butuh jembatan, bisa dari pusat yang menjembatani. Banyak kasus di daerah,
utamanya ketika dia di pkbi, remaja nya tidak berkontribusidalam konteks mereka di berdayakan
karena mereka tidak punya anggaran untuk bisa jalan. sedangkan di sisi yang lain pkbi daerahnya
juga susah mencari dana untuk pemberdayaan. boro2 mau mendanai program remaja yang itu pasti
siklusnya adalah di remaja itu kan ikut kegiatan pkbi, kemudian sampai lulus lalu pergi, padahal
kalo investasi mau bernilai, dari forum remajanya pkbi masuk ke youth centre, jadi staff, jadi
direktur baru jadi pengurus.kebanyakan yang muncul dari forum remaja jadi youth centre habis itu
keluar. karena selain supporting dana yang tidak tetap, sedangkan remaja itu butuh supporting dana
yang tanda petik adalah lumpsum yang itu tidak bisa kembali, beda dengan project yang itu bisa di
ukur kembalinya seperti apa. tapi di sisi lain menurut saya karier manajemen di pkbi tidak berjalan,
padahal di banyak daerah melakukan open rekruitmen, open dari tempat yang lain, padahal dia staff
disitu, atau berasal dari youth centre kan banyak, kenapa tidak dinaikan saja dari youth centre.

Nah apa yang dilakukan pkbi untuk menggalang dukungan masyarakat terkait pemenuhan
HKSR?
Sebenarnya hal yang bisa dilakukan oleh pkbi adalah mengintegrasikan atau membuat bahasa/cover
yang bisaditerima oleh masyarakat. Misal ketika dulu sebetulnya bahasa Ketika HIV AIDS
menyasar ibu rumah tangga 200% lebih banyakdaripada pekerja seks, itu sebetulnya, Itu momentum
waktu itu yang dilakukan pkbi sudah benar walaupun metode dan caranya agak kurang tepat menurut
saya.misalkan waktu itu kriminalisasi laki2.Lha wong kita ini terkait hak seksual dan kespro, orang
bebas melakukan hubungan seksual yang penting dia bertanggungjawab.kalo isunya pada waktu itu
adalahbagaimana mencegah paparan HIV kepada ibu rumah tangga melalui kesetiaan suami kepada
istri, itu mungkin relatif akan lebih diterima walaupun orang akan mengatakan itu moralis. tapi
faktanya kalo kita melarang orang mencari kepuasan seks misalkan laki2, kalo dia gak berpasangan
kan bebas, itu kan haknya dia, yang dia perlu bertanggungjawab dan siap dengan risiko nya dia. dan
kita kan bukan lembaga agama yang bisa memvonis seseorang punya dosa atau tidak. sehingga perlu
integrasi, perlu kemasan, yang itu banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat umum. lebih ke
kemasannya saja sebenarnya.

Kalo sekarang yang spesifik di lakukan PKBI untuk menggalang dukungan masyarakat
terkait gerakan kaum muda dalam pemenuhan HKSR?
Kalo yang remaja sebetulnya di beberapa daerah kayanya belum terkoordinasi dengan baik

Karena kan isunya sensitive, mustahil gerakan bisa terbangun dan berhasil kalo dukungan
masyarakat tidak terdorong dengan baik, nah gak ada sih point2 yang dilakukan PKBI untuk
menggalang dukungan masyarakat?
Kalo saya melihat ada strategi yang dilakukan pkbi. tapi kalo saya merasa belum banyak dukungan
massif dari masyarakat sekitarnya. Remaja menjadi sosok atau profile atau role modelnya. Kalo
Remaja yang dipilih pkbi itu bisa menjadi magnet bagi masyarakat, saya pikir bisa dia mendapatkan
supporting dari masyarakat. Di beberapa daerah dimunculkan remaja yang bisa menarik atensi,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


perhatian, dukungan masyarakat, itu sebenernya yang bisa dilakukan. Secara detailnya saya tidak
sangat tau. di pkbi pusat strategi yang digunakan saya tidak tau karena ketika tidak ada program
seperti gak ada lagi, lebih ke event doang, remaja dilkumpulkan ketika munas, ketika pleno, setelah
itu kanharus berkesinambungan, bagaimana menyusun strategi. Investasi ke remaja adalah investasi
yang tanda petik peluang hilang nya tinggi. Artinya ketika kita memikirkan remaja, remaja belum
tentu mau berjuang untuk pkbi. Bisa saja lurus langsung dia kerja di dunia yang lain. Tapi memang
itu tantangan untuk pkbi memilih remaja yang kelak ke depan bisa membawa pkbi menjadi lebih
baik.

PKBI kan membangun jejaring termasuk dengan ASV, selama ini apa saja yang dilakukan
pkbi ketika berada dalam jaringan ASV tadi yang menonjol?
Sebenarnya kalo Anggota ASV berasal dari PKBI sangat berkontribusi, misalkan temen2 pkbi diy,
dki, jawa timur, lampung, hampir semua berkontribusi dalam kegiatan ASV. karena kegiatan ASV
dilaksanakan oleh anggota mereka dengan rela hati mau jadi implementor tanpa di tunjuk, voluntary,
menurut saya itu baik ketika di jaringan mau ada yang voluntarymau melaksanakan kegiatan. Hal
yang lain ketika rapat mereka pasti memberikan masukan untuk aliansi, apalagi akan isunya SRHR
dimana PKBI sudah sangat ahli disana.

Kan ada beberapa sumber daya yang mungkin di kontribusikan oleh berbagai organsiasi,
misalnya finansial, apakah PKBI memberikan sumber daya finansial untuk berkontribusi
membangun gerakan dalam ASV tadi?
Kalo finasnisal dalam konteks hand to hand pasti, walaupun tidak bisa dihitung secara materi,
misalnya gini, pada waktu itu ketua ASV waktu itu kan dari pkbi. Harusnya ketua itu akan
mengalokasikan waktu yang kalo dikonversikan ke dalam uang itu bernilai. Dia mau melakukan
tugas itu tanpa di bayar. Artinya itu bentuk kontribusi secara finansial walaupun bentuknya
kontribusi secara pikiran dan tenaga.

Kalo fasilitas tempat misalnya kaya sekarang ASV mengadakan kegiatan di PKBI, pusat
menyediakan fasilitas tempat Cuma2 atau ASV harus bayar?
Tempat selalu bayar. memang itu bagian kegiatan kita, kecuali di daerah, bayar tapi tidak sangat
tinggi. Misalkan Rutgers, dia punya kantor, karena dia nggota asv ya gak bayar walaupun rapatnya
hanya beberapa jam tidak sampai berhari2 karena pasti dipakai kegiatan yanglain. Kalo di pkbi pusat
bayar.
Kan ada sumber daya non material, misalnya sdm, menurut mas OR kapasitas SDM- nya
PKBI dalam mewarnai gerakan dalam aliansi ini kaya gimana?
Sampai sekarang Sdm pkbi sangat banyak membantu di pkbi, yang saya sampaikan tadi supporting
nya sangat tinggi karena sebagian besar 50% pengurus ASV kebanyakan dari pkbi. artinya pkbi
sangat berkontribusi di aliansi. makanya ketika pkbi pusat tidak menjadi anggota asv sebenarnya
tidak menjadi persoalan. asalkan bisa bermitra antara pkbi pusat dengan ASV. Saya pikir itu akan
menjadi hal yang baik cuma fakta itu belum pernah terjadi. Walaupun asv pada waktu sayaberkirim
surat kepada pkbi pusat untuk mengajak kerjasama ketika di icfp juga tidak di tanggapi, ya silahkan
saja. Untuk sharing knowledge atau sharing apa sehingga yang muncul disana ketika sesi nya pkbi
pusat sangat sedikit peserta yang hadir. Karna orang asv kita mobilisir untuk kegiatan yang lain.
Beda dengan sesi nya ASV, penuh ruangan karena kita memobilisir anggota kita untuk hadir semua.

Terkait dengan ada gak sih ide2 kreatif/inovatif yang muncul dikontribusikan oleh staff/SDM
PKBI dalam jaringan?
Sangat banyak sekali ide2 yang diberikan misalkan penelitian, pengembangan modul, jadiasv kan
berupaya untuk menjadi sebuah jaringan yang menjadi rujukan jaringan yang lain. Sehingga kita
butuh best practice, modul atau apapun dari anggota, kebanyakan selama ini yang berkontribusi
adalah pkbi. misalkan youth friendly service itu kan berasal dari pkbi yang di adopsi, kemudian kita
mau menjadikan modul peer itu juga dari pkbi, kita gabungkan SRHR dengan GBV sehingga lebih
kaya. Kalo pkbi basisnya di SRHR kita tambahannya di GBV.

Kalo produk2nya?
Produknya Salah satunya kita di YHS, kemudian service untuk klinik dsb

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalo di lihat dari kepemimpinan, kan artinya tidak harus jadi ketua untuk mempengaruhi
forum2 atau agenda ASV dsb, gimana peran kepemimpinan relawan2 muda PKBI maupun
staf2 PKBI?
Saya kira sudah sangat banyak teman2 ASV yang berasal dari pkbi. di kepengurusan aja lebih dari
50%. di youth forum nya ASV itu pun juga kebanyakan coordinator itu berasal dari youth nya
pkbi/remaja nya pkbi artinya sangat bisa mewarnai ASV. pkbi secara keorganisasinanyaitu dalam
artian sdm nya sangat banyak berpeluang, memberikan masukan, berkontribusi itu yang tinggal di
kelola pkbi pusat sdm yang berkualitas.

Apakah ASV ini bekerjasama dengan aliansi/koalisi lain?


Kita beberapa kan kerjasama seperti dengan koalisi asean, Dengan gkia belum karena itu kan
sifatnya by lembaga tapi anggota asv banyak yang terlibat disana. Dengan 18+ misalkan,itu anggota
nya yang ada di sana. Karena jarang sekali aliansi dalam aliansi,yang ada mesti anggota dalam
aliansi, tapi kita mendorong untuk berjejaring dengan aliansi lain.

Kenapa ASV yang sudah besar anggota nya banyak tetep harus berkoalisi lagi dengan aliansi
lain?
Kami merasa dengan jumlah dam resources yang kita punya masih kurang banyak berkontribusi
atau membuat perubahan di indonesia, makanya kita melihat kita perlu partner strategis karena tidak
semua lembaga itu ,misalkan bisa kita undang sebagai anggota asv, tapi kan mereka tergabung di
jaringan organisasi lain dan kita bisa bermitra.

Nah terkait bermitra dengan lembaga lain kanada juga lembaga pemerintah, Selama ini ada
gak sih peran PKBI menghubungkan agenda2 kerja ASV dengan lembaga pemerintah?
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan asv berhubungan dengan kementerian misalkan kemendikud,
kemenkes dan itu yang menjadi ranah hukumnya adalah temen2 pkbi, fasilitatormemang teman2
pkbi. Karena teman2 pkbi relative punya jaringan. Misalkan yang di pusat dengan pkbi dki dengan
pkbi diy atau dengan rifka annisa untuk dengan kemenag. Karena anggota sudah seatle anggota yang
ada di asv sudah tua2 semua sehingga relative mereka punya social investment yang bisa
dimanfaatkan dalam aliansi.

Bagaimana mas OR menilai peran PKBI dalam melakukan advokasi?


Kalo secara nasional pkbi mulai bergerak melakukan advokasi bersama jaringan yang lain. Kalo di
asv juga karena sifatnya keanggotan dalam jaringan yang banyak bergerak adalah anggota memang.
Dan Pkbi cukup memberikan warna bagaimana itu bisa bergerak, kegiatan advokasi yang dilakukan
oleh asv.

Belakangan, apa sih isu kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda yang sedang
diperjuangkan oleh ASV?
Saat ini memang yang paling banyak diperjuangkan yang pertama terkait dengan Usia perkawinan
anak, walaupun JR gagal tapi kita tetep mau berjuang di sana, artinya begini kita mendorong
kemenag maupun pengadilan agama untuk tidak mudah memberikan dispensasi nikah. Kemudian
yang kedua terkait akses kontratsepsi bagi teman2 remaja karena faktanya dilarang atau tidak
dilarang mereka berhubungan dengan risiko yang tinggi. Itu dua itu sih terkait usia perkawinan anak
dan akses kontrasepsi.

Selama ini respon terhadap pemerintah gimana sih advokasi terkait dua isu tadi, baik itu
pernikahan anak maupun kontrasepsi?
Kalo respon pemerintah memang tidak bisa kita harapkan sangat baik karena itu moralitas,tapi
kembali lagi terkait packaging nya ketika kita bisa menunjukan data/fakta dan kita mengemasnya
secara cantik akan memudahkan gerak2 advokasi misalkan isu perkawnianan anak.kenapa? Ya kalo
dia kawin anak lalu dia putus sekolah, siapa yang akan menanggung, berapa juta kerugian yang
harus ditanggung Negara ketika seseorang itu tidak produktif dengan cara pendidikan nya terhambat,
dia tidak bisa bekerja dengan layak, itu menurut saya bisa menjadi packaging ketika berkomunikasi
dnegan pemerintah.

Oke jadi proses tadi yang dilakukan, pemerintah selama ini menolak atau
mendukunggerakan2yang dilakukan ASV untuk kedua isu tadi?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Secara personal mereka mendukung tapi aturan tata Negara kadang menyebabkan mereka tidak bisa
mensupport itu secara kelembagaan/langsung tapi kalo dikemas mereka bisa menerima.

Isu2 terkait pernikahan anak terutama kontrasepsi relatif sensitive di beberapa daerah, apa
yang di lakukan organisasitersebut untuk menekan / menghalangi gerakan yang dilakukan
ASV selama ini?
Kebanyakan karena ini hubungan dengan moral Lebih ke moralitas gerakan mereka, memang yang
perlu di jaga atau strategi yang harus dibangun adalah strategi berkomunikasi dengan mereka. Dan
itu memang Di asv belum masiv dilakukan. ini menjadi rencana di 2017 kita berkomunikasi dengan
teman2 yang fundamentalis. menurut saya menjadi hal penting selainberkomunikasi dengan mereka,
selama ini sebetulnya sangat mudah mematahkan argumen mereka karena mereka menggunakan
dasar2 hukum yang itu agak susah ketika kita melakukan Judicial review.tapi kalo kita
menyampaikan dengan fakta2 real yang ada, mereka bisa menerima walaupun secara kelembagaan
belum,kalo kelembagaan agak susah untuk berubah, kalo secara personal bisa dilakukan dengan
cepat.

Selama ini, apa hasil gerakan yang sudah terlihat dari beraliansi di ASV ini?
Kalo secara kelembagaan/jaringan Belum sangat kentara kegiatan yang di hasilkan asv. Tapi kalo di
anggota misalkan di rifka annisa di gunung kidul, dia bisa menekan angka pernikahan anak sampai
lebih dari 50% supaya tidak menikah di usia anak. dan itu bisa menjadi best practice di rifka anisa
yang di bagikan kepada anggota asv yang lain sehingga anggota asv yang lain bisa belajar cara
membuat keberhasilan seperti itu. Karna kan tidak semua, asv bukan lembaga implementor, asv
tugasnya meningkatkan kapasitas anggota, itu mandate ASV. Anggota lah yang akan menservice
beneficiaries, sehingga kalo ditanya asv, asv akan berhasil kalo anggota itu bisa melindungi
beneficiaries, memberikan akses bagi beneficiaries, itu keberhasilan asv. karena asv aktifitasnya
hanya workshop, meeting, pelatihan, tidak ada kegiatan secara langsung kecuali advokasi. tapi kalo
kita langsung melayani komunitas itu gak bisa. Jadi advokasi kebijakannya.

Nah advokasi kebijakan Ada yang berubah gak sih?


Sekarang belum karena kemaren gagal untuk yang judicial review, yang pernikahan anak yang ke
MK.

Kalo tadi di lokal keberhasilannya adalah Rifka Annisa dalam mensukseskan/menekan kasus
pernikahan anak sebesar 50%, kalo PKBI sendiri ada gak best practice terkait keberhasilan
tadi yang di share?
Kalo keberhasilan pkbi sendiri yang paling menonjol akses kontrasepsi maupun layanan save aborsi
di pkbi diy. Itu yang menurut kami bisa menjadi contoh walaupun tidak bisa diimplementasikan
semua. selain itu untuk edukasi2 pkbi banyakmemberikan contoh, misalkan pkbi dki, pkbi jateng,
pkbi bali mereka banyak sekali ber MOU dengan bkkbn, diknas, itu bisa menjadi contoh yang
dilakukan pkbi di daerah.

Kalo kekerasan seksual bukan di PKBI ya?


Iya ada juga yang di pkbi jatim, jateng, itu kekerasan seksual untuk anak, mereka sudah melakukan
juga.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 10

WAWANCARA
Tanggal : 07 Januari 2017
Tempat : Starbuck Margo city Mall – Kota Depok
Pewawancara : Dony Purwadi
Informan : PPD (Inisial)

Nama siapa? Saya PPD tapi biasanya dipanggil P...


Usia? 22
Organiasi yang sekarang diikuti? Aliansi Remaja Independent biasanya sih dipanggilnya ARI
Posisi disana? Koordinator Nasional
Sudah berapa lama mba disana? Kalo Di ARI sebenernya 2013 waktu itu posisinya masih jadi
koordinator Monev waktu itu, terus jadi kornas baru tahun kemarin 2016 bulan januari.
ARI itu sebenernya tujuanya apa yah?
Kalo Ari sebenernya tujuan utamanya memang lebih kepada pemberdayaan remaja, jadi inginnya
remaja itu bisa mandiri terus setara dan juga bertanggunjawab, setaranya lebih kepada ini sih lebih
bisa bekerja sama pemerintah untuk pembangunagn. Tapi kalo secara misinya sendiri ARI ingin
remaja itu terpenuhi hak-hak kesehatan, penddikan sama ketenagakerjaanhya. Terus kalo usia
remajanya aRi kan 10 -24 tahun Jadi lebih kepada itu sih. Kalo kesehatan fokusnya di Hak kesehatan
seksual dan reproduksi.

Apa yang ingin diubah oleh ARI?


Kalo diubah sebenernya, terutama kareana ari bekerja untuk adovokasi kita pingin keadaan sosial
dan juga peratauran-peraturannya itu bisa mendukung remaj, bisa mengakses hak seksual dan
rerouduksinya gitu loh. kalo pendidikan penginnya tidak ada pendidikanyang diskriminatif, Jadi kan
kalo didunia pendidikan banyak kan Anak-anak remaja itu misalnya mengalami KTD atau bahkan
kayak sistem skoring itu kan juga diskriminatif sebenernya, itu pengen ktia dorong supaya nggak
ada diskriminasi dilingkuangan sekolah. Kalo ketenagakerjaan, ARI Pengannya remaja itu bisa
mengakses pekerjaan itu sesuai minat dan bakat.

ARI ini sekarang terlibat diberbagai aliansi-aliansi yah ,aliansi apa saja mba yang ARI
terlibat?
Kalo aliansi, karean ARI kan irisan kesehtan, kesehatan itu jugakan ada usia anak, ada usia remaja.
Kalo jaringan sendiri untuk yang isu remaja dan anak itu di Proklamasi anak, terus juga di gerakan
kesehatan ibu dan anak, Terus kalo yang terbaru itu ada youth network violence against children (
YNVAC) itu dibentuknya bareng sama UNICEF jadi ada beberapa target anak muda, jejaring,
ibaratnya lingkaran remaja yang mendukung tidak adanya kekerasan terhadap anak. Juga ada aliansi
satu visi, ada 22 organisasi disitu tapi isinya organisasi orang dewasa semua, jadi apa naamanya
ARI salah satu youth led disitu. Sebenernaya ini jaringa program sih platform Right here right now,
jadi kalo ini lebih kepada untuk mendorong advokasi hak seksual dan reproduksi untuk remaja.

Jadi ada banyak tadi beberapa disebut ada Alinasi Satu Visi, Seperlima ikut gak sih?
Seperlima enggak

Aliansi satu visi, GKIA, Itu sebenernya aliansi orang dewasa sebenernya yah, Kalo yang
khusus aliansi remajanya apa ?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalo yang khusus remajanya ada YNVAC Cuma ada satu lagi. Saama ssbenernya ada youth network
for SRHR Cuma itu gak berjalan sih, lebih berjalan yang YNVAC ini.

Kalo yang koalisi 18 + sekarang masih aktif?


Koalisi 18 +, sekarang dia lebih ini sih, kalo ARI gak terlalu aktif disana sih. Tapi sama koalisi 18
+ sebenernya juga bareng di jaringan global, Ari gak masuk disitu sih kemarin pas judicial review
Undang2 perkawinan. itu juga ARI ikut bekerja sama dengan koalisi 18 +, terus juga apa namanya
untuk yang jarignan global bareng sama koalisi 18+ ini kerja bareng di jaringan girls not bride.

Mungkin, Sekarang bisa bicara tentang, ini situasi kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda di indonesia itu kayak gimana sih?
Kalo... Sebenarnya keadaannya gak ada yang berubah selama puluhan tahun didorong, ada
perubahan mungkin Karena banyak kasus terkait dengan kekerasan seksual, orang-orang jadi
semakin aware, misalnya oh ternyata banyak kasus perkosaan, pelecehan seksual, orang semakin
terbuka. Tapi kalo ada perubahan atau segala macem sebenernya dibiling berubah juga tidak ada
yang signifikan hanya sadar tapi masih tetap bicara kespro masih tabu, Walaupun sebagian mulai
terbuka, bawha oh Ini penting, tapi tidak semuanya. kalo dibilang komprehensif infrmasinya enggak,
hanya yang penting anak tau mana bagian tubuh yang gak boleh dipegang sama orang lain dan lain-
lain. Tapi untuk mendorong pendidkan seksualitas yang komprehensif itu sendiri sampai sekarang
itu masih apa yah.. mentok, terhambat. Akses kontrasepsi juga sampai sekarang masih segitu – segitu
saja, orang juga masih eehh... boleh sih tapi nanti begini, tapi nanti begitu, masih ragu untuk ngasih
akses untuk remaja. Terus juga pelayanan kesehatan ramah remaja, untuk apa namanya isu
kesehatan reproduksi sendiri juga dibilang ada ya ada, tapi tidak berubah secara signfikan gitu.
Walaupun misalnya kasusnya udah tahu ada banyak, malah hukuman kebiri jadi, apa namanya,
muncul. Padahal sebenernya sudah didorong dari dulu pendidikan, terus layanan tapi malah yang
muncul malah hukumannya. Jadi yang dibilang berubah lebih mendukung sih tuh tidak terlalu positif
perubahannya sebenernya .

Tadi disebutkan awareness kaum muda masih rendah, layanan ramah remaja juga masih
belum terlalu berubah, kekerasan seksual malah mungkin semakin meningkan, intervensi
yang didorong oleh pemerintah malah hukuman dan seterusnya sebenernya akar
persoalannay apa?
Sebenernya akar persoalannya kalo dilihat misalnya, Kemarin sih di BKKBN sempat ada yng
memaparkan penelitiannya, bahwa sebenernya remaja itu tau ada organisasi anak muda yang ngasih
infomrasi terkati dengan kesehatan reproduski, Tapi meraka sendiri tidak akses itu, terus juga arus
infomrasin kan juga sebenernya banyak dari mana-mana, orang makin penasaran dan segala macam.
permaslaannya memang tadi unmet need sgebenrya, Anak muda itu butuh informasi tapi dikasihnya
sepotong-sepotong terus makin penasaran, terus layanan juga tidak dikasih akhirnya Semuanya jadi
tidak selesai-selesai permasalahannhya. Jadi kayak udah gak dapat infomrasi gak tau sebeenyera
kalo begitni salah atau enggak. Begini salah atau enggak, terus untuk dia memproteksi dirinya gak
dikasih proteksi untuk beberapa wilayah misalnya jadi malah kebalik malah kalo perempuan tidak
boleh keluar malam kalo pake baju harus tertutup . Yang diubah malah bukan mindsetnya untuk bisa
mengakses informasi yang tepat dan lain-lain malah hal2 lain diluar itu, jadi permasalannya gak
berhenti.

Kekerasan seksual kan meningkat itu sebetulnya apa dan siapa sebenernya paling
bertanggung jawab terkait meningkatnya kekerasan seksual kaum muda?
Mungkin kalo dibilang meningkat itu butuh penelitan lebih lanjut, tapi kalo lebih terbuka
infomrasinya. Itu memang itu informasinya semakin oh iya ada kasuh perkosaan disini, terus ada
pelecehan seksual disini, Media udah mulai ngangkat tapi kalo meningkat sebenarnya juga saya
tidak terlalu yakin. Terus kalo misalnya, bilang siapa yang harus disalahkan sebenernya sistem
negara ini yang belum mendukung. Tadi yang saya bilang harusnya yang diperbaiki apa, malah bikin
kebijakan apa. Dan Juga kalo bicara soal budaya mungkin juga akhirnya orang – orang diindonesia,
kalo pemeritah sekarang sudah mulai terbuka mau ngasih pendidikan misalnya terkait kesehatan
reproduksi pemerintah takut nih malah diserang sama warganya karena merasa oh kita budaya timur
gak bisa kita nerima informasi kayak gitu gak bisa, gak bisa nih anak-nak dikasih informasi terkait
kesehatan rerproduksi atau segala macam jadinya ketika ketika pemerintahnya sudah didorong oleh
banyak LSM dan banyak gerakan- gerkaan. Tapi mereka jadi ragu lagi untuk memberikan apa yang

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


didorong sama LSM, sama organisasi masyarat yang ada karean masyarakatnya sendiri merasa
kayak engak butuh- gak butuh, bukan begitu caranya , begini caranya. Jadi Kalo dibilang jadi gak
ketemu terus karena dari masyarakatnya sendiri merasa gak butuh tapi ada yang didorong,
Pemerintah baik ragu utuk ngasih selalu gak ketemu, kalo misalnya kalo selama ini datang ke
advokasi-advokasi ke pemerintah.

Kalo terkait dengan akses terhadap pendidikn konprehensif dan akses terhadap alat
kontrasepsi sebnernya siap dan apa yang paling berkontribusi terhadap masih rendanya
akses bagi kaum muda?
Kalo dibiilang apa yang mempengarhui sebenernya kan memangi ni yah mind set, remaja misalnya
remaja sendiri di minmarket kna sebenernya banyak yang jual kndom. Gua gak mau ada barang
bukti misalnya gua melakukan sama panguang guw atau gimana gitu. lebih ah ntar ini aja, yang
guwa baca kan informainya kalo baru sekali atau misalnya kalo mengeluarin diluar tuh gak aan
hamil atau gak apa-apa jadnya mis informasi. dia juga merasa di stigma kalo dia ngakses
kontrasespsi jadi nya begitu erus gak kemana-mana

Nah Respon dari kaum mdua di Indoensia untuk menyelesaikan isu-isu kesehatan seksual dan
reproduksi seperti apa saat ini?
Karena remaja sekarang terbagi-bagi karena ada yang kelompok yang memang dia konservatif dan
tinggal dilingkungan yang konservatif ya mereka merasa pendidikan agama harus kuat dan segala
macam padahal dibalik itu kalo dlihat lagi kan bukan masalah moral tetapi lebih kepada
kepemahaman terus juga pemahaman akan kesehatan dirinya terus juga Masa depan dan laing –lain
itu juga penting untuk dikasih. Kalo remaja sendiri ya kebanyakan merasa bahwa harusnya gue tau
informasi yang bner itu dari tenga ksehtan keseahtan sama guru sama orang tua itu dikasihnya yang
bener. Karena kalo dilihat Pendidik sebaya kan juga ada raasa, buan rasa gak bercaya tapi karan dia
merasa kita seumuran guwa pengennya dapat yang informasi yang lebih akurat nih dari orang-orang
yang profesional misalnya dari guru atau dari mana yang ah gua tau informasi sumbernya dari mana
kadang itu sih yang ini nya.

Aksi –aksi yang dilakukan ativits - aktivis muda apa yang selama ini dilakukan?
Kalo dijaringan sendirikan misalnya, Yang ARI tau kayak ada mitra nya ARI, Pamflet, dia bikin
buku. Ari juga bikin buku, modul yang bisa diakses sama remaja. Terus juga kampanye,
kampanyeenay sebenernya lebih kepada untuk meningkatkan kemauan siremaja nya untuk akses
misalnya websitekan kah atu informasi yang lebih tepat. Terus juga apa amanya lebih kepada ajakan
sebaya sih kalo lewat sosmed dan segala macam. Karena ternyata dampak sosmed ini lebih besar
dibandingkan misalnya kayak bikin training kemana-kemana walaupun juga ada yang memberikan
itu Cuma gak banyak yang akhirnya memerikan dampak yang besar karean akhinyr kalo dikasiih
trainig kebanyakan disimpan untuk diri sendiri toh gua tau, kecuali urgent diberikan baru gua ngasih
tau si ini- si ini.

Kalo aksi-aksi aktivis muda untuk mengubah sistem yang tadi ternyata memperburuk situasi
kesehatan seksual dan reproudksi ada gak sih?
Kalo yang bergerak di advokasi sebenanya yang saya tau sih gak terlalu banyak,palingkan ARI,
terus juga youth forumnya PKBI, dan kebnayakan kalo di orngaisai-0ragansiai lain itu lebih kepada
kampanye sih karena kampanye ya bikin ini jugakan demand di masyarakat membuka mata
masyarakat untuk nanti pmerntah merasa oh ini bukan Cuma suaranya si orang-orang ini aja tetapi
ternyata anak muda yang lain juga butuh.

Tadi kan ARI terlibat di GKIA, SOS, ASV, yang juga didalamnya ada PKBI nah menurut
ARI kaum muda PKBI itu saat ini aksi-aksi yang dilakukan seperti apa?
Kalo PKBI sebenernya kan, PKBI bukan Cuma di pust tapi juga di daerah-daerah juga. Kalo Yang
deket pusatkan Misalnya di DKI Aku melihat mereka juga punya peranan untuk bisa mendorong
advokasi didaerah terus juga Bisa gaet remaja lain, cuma kalo didaerah sendiri kayak misalnya di
Sukabumi terus dilombok misalnya itu memang karena memang gak mudahkan untuk bisa membuat
youth forum yang kuat karean ada banyak permsalaahn untuk bisa menguatkan organsasi anak muda
itu agak kurangsih kurang kuat dibandingkan diwilayah kota-kota besar . kayak Sebaya juga keren
mereka kerjanya terus di jogja, itu juga bagus tapi kalo yang diwilayah-wilayah yang bukan wilayah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


pusat, youth forumnya mungkin memang masih berkembang dan perlu lebih didorong lagi,
dikuatkan.

Oke jadi beberpa youth dikota2 besar tadi lebih puya kapasitas dibandingkan dengan dikota-
kota kecil seperti di lombok dan seterusnya. PPD sendiri melihat PKBI itu kaum mudanya
lebih banyak beraktivis di advokasi atau pendidikan?
Kalo aku lebih melihat dilayanan sih, dan juga kan sebenerya yang aku tau didaerah itu pendidik
sebaya juga didorongkan, Jadi lebih kuat disitu sih. kalo untuk di advokasi sih selaam ini belum
banyak aku denger, kayak mungkin di kota-kota besar sudah mulai melakukan advokasi tapi kalo
didaerah-didaerah aku masih, aku denger dan juga disusi sama temen-temen ARI yang pernah kerja
sama itu masih layanan terkait untuk menguatkan sebayanya. Jadi dik ot-kta besar mungkin tadi bisa
disebutkan DKI , jogja Sama jawa tengah juga.

Kalo daerah-daerah lebih ke layanan, nah menurut PPD aksi-aksi advokasi yang tadi
dilakukan di kota-kota besar itu udah efektif atau belum, oleh youth forum dan PKBInya
sendiri?
Kalo youth sebenernya aku belum melihat banyak ya mas, kayak peranan-pernana youth nya ada
dimana nih, kalo misalnya di PKBI Bali aku tau ada eka yang dia sekarang jadi program manajer
disalah satu program, dia ikut gitu untuk dorong, cuma misanya youth forumnya sendiri lebih fokus
di layanan. Kayak Diwilayah-wilayah yang lain jugua aku lebih sering melihat apa namanya kalo
pun advokasi untuk mendorong si layanan ini dan juga pendidikan kespro ini bisa lebih diterima di
sekolah, aku lebih melihatnya kesitu sih. Kalo untuk mendorong kebijakan sendiri kalo untuk yang
PKBI yang aku lihat bagus karena selama ini kerja bareng itu kayak PKBI DKI juga udah dorong
yang Pergub terus juga bisa kerja sama sekolah-sekolah itu sih yang aku tahu dan selama ini kan
aku juga misalnya dalam jaringan tahu Oh dia advokasinya gini-gini. Cuma Untuk advokasi
mislanya secara jaringan sendiri sih aku belum pernah melihat sampai mana kecuali yang pusatyah
kalo pusatkan memang aku tau kak Frenia itu, ada advokasi di sini,di reformasi KUHP, di-SOS juga
aku dorong. Kalo pusat aku liat itu ini banget sih, sangat rapih advokasnya karena di dalam yang
platfrom rhrn juga banyak diskusi dengan kak frei kalo misalnya untuk advokasinya sendiri.

Jadi PPD melihat dipusat lebih terorganisir adovakasinya dibandingkan dengan didaerah.
Kalo advokasi-advokasi tadi di pusat atau daerah, Peran kaum mudanya gimana?
Kalo peran kaum mudanya sama sih yang aku lihat, masih belum telalu muncul, kalo dipusat aku
tahu ibil, sering ikut untuk misalnya dalam petemuan apa, advokasi apa, masih sering muncul. Tapi
baru sering mellihat ibil belum ada ibil-ibil lain misalnya akan terus sebagai jaringan anak mudanya
PKBI misalnya di Pusat, kalo didaerah-daerah lain juga aku karena mungkiin karena gak terlau
sering bareng kerja jadi gak terlalu tau misalnya selama ini doronganya seperti apa tapi yang aku
tahu selama ini kurang melibatkan remajanya.

Menurut puspa keliatannya dari luar ada gak sih keterkatian antara gerakan PKBI DKI
didaerah dengan yang dilakukan FT di pusat?
Keterkaitan, aku sih ngeliatnya klao yang misalnya jakarta aku belum melihat sih mas kayak di
pusat itu sudh smapai mana, reformasi kuhp dah segala macam la h bahkan advokasinya regional
sudah mendorong untuk di ASEAN tapi kalo di DKI sendiri misalnya aku gak terlalu tau di DKI
misalnya aku gak terlalu tau advokasinya apa saja untuk bisa disekolah, pendidikan kespronya, terus
juga dilayanan gitu terus sama advokasi terakhirkan yang dorong Pergub (Peraturan gubernur), itu
jadi lebih kesitu jadi kalo dilihat keterkaitannya sendiri aku kurang melihat itu sih dan didaerah-
daerah lain juga sama. terus dilihat dipusat juga di pusat hanya ada sosok ibil sementara didaerah
gak terlihat. aku gak tau ada siapa lagi yang amasih aktif

Kalo aksi – aksi bersama kan dilakan tuh di GKIA kan ada ARI, menurut PPD sebagai
perwakilan dari ARI kan ada dikelompok remaja di GKIA yah, peran PKBI sebagai
koordinator remaja bahkan di Presidium, kepemimpinan PKBI disitu gimana?
Sebenernya kalo untuk karena bareng ikut di GKIA inikan baru sekitar tahun lalu. Di Awal aku gak
tau misalnya seperti apa, Kerja jaringan GKIA sendirikan aku ngeilatnya blm terlalu paham, tadi
mas sendiri bilang PkBI jadi ketua pokja untuk pokjanya remajanya itu juga belum keliahtan. karena
kebanyakan di GKIA itu lebih banyak ngobrolnya lebih ke gizi anak, jadi isu kespro remaja nya
belum terlalu banyak terdorong. Kayak Sekali misalnya ada soal kespro itu, terakhir kalo gak salah

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ngomongin Soal modul, mau ngumpulan modul-modul dan lain-lain itu juga itu sampai sekarang
belum ada follow-up nya. Mungkin karena tenggelam dengan banyaknya isu anak, gizi anak, terus
juga kemarin apa, isu komisioner KPAI mau ganti dan segala macam, jadinya tenggelam untuk isu
remaja belum terlalu di highlight lagi nih di GKIA

Disitukan ada beberapa tokoh kayak BS mungkin ada ASB juga yah peran kaum mdua PKBI
disitu, ada gak sih? Didalam GKIA, dia melakukan apa sih sebenernya disana?
Kalo yang aku liat selama ini sih belum muncul

Hasilnya gimana apa selama ini?


Belum ada sih mas kalo untuk remaja, kalo GKIA itu lebih gencar disoal gizi anak, mungkin Kalo
dikegiatan-kegiatan lagi aku tau misalnya di RAN kepemudaan, itu jgua pkbi kan ada disana
lumayan ikut mendorong juga, tapi punyanya kemenpora jadi isu kespro ini gak jadi highligt disana.
Di meeting-meeting lain untuk kayak di adolesencet reproductive healtth summit juga aku mlihat
ada peranan mas alam. Kalo Di GKIA itu sendiri akrean aku ngerawsa itu jaringannya terlalu besar
dan lebih, apa yah, porsinya lebih besar di isu anak jadinya gak terlalu muncul.

Kalo di koalisi 18+?


Kalo di 18+ sampai sekarang Gak ini lagi sih mas..karena mereka kan juga Ini sendiri akhinrya,
Kayak pecah. Dan geraknya jadi oh ngerjain ini ini ini.. Kalo ARI sendiri akinyr kayak oh ya udah
kita coba yang kecil-kecil dulu deh bikin Riak remajanya punya pemahaman di child marriage, Gitu.

Menurut PPD, PKBI punya gak sih kemampuan untuk mengorganisir jaringan-jaringan
aktivis muda?
Aktivis muda yah, Kalo punya kemampuan tentu dengan jaringan PKBI yang sudah kuat dari jaman
dulu, Pasti punya change untuk kesitu kalo aku pribadisih untuk pengalaman mengorganisir jaringan
remaja kan gak mudah. Bahkan sama remaja nya sendirikan Gak mudah untuk bisa ngegerakin
banyak ini kan, jadi kalo diblinga bisa pasti bisa Cuma butuh orang yang memang konsisten untuk
ngegerakin itu semua dan mau sabar apa naamnya, untuk eh ini dong, kareana permaslahan di
organisasi remaja ini sendirikan kalo sekolah ata u kuliah tuntutannya banyak, terus selain tuntutun
pendidikan, harus ekonomi juga mikirn jadi akan sangat bangyak tantangna untuk bisa mendorong
jaringan reamaja in punya suara yang kuat.

Di SOS juga, di ASV juga....PKBI selama ini itu, menyediakan sumberdaya apa untuk
membangun gerakan di ASV, membangun gerakan di SOS, di koalisi18 +, PPD melihat PKBI
sudah menyediaan apa saja sih?
Kalo di sos aku melihat pernan PKBI besar sih mas karean kaya dalam beberapa pertemaun jaraingan
kan pkbi yang ngehost, pkbi yang memang mendorong, terus jgua akhirnya jaringanha saling
mengait nih untuk bisa gerak bareng, itu juga yakin banyak pernaan Pkbi disitu. Kalo di aSV sendiri
kalo pkbi sebernya, aku bilang pkbi yang daerah itu dia banyak di dalaam asv tapi kurang untuk,
apa yah, mendorong, kareankan pkbi didaerah sebenernya untkk advoksi nasianola karean ari salah
satu yang bertanggung jawab untuk advokasi nasional, sebenyra bisa mendapatkan resource apa
kayak misalnya informasi tentang respon remaja terkait degnan layanan di daerah atau misalnya ada
kasus-kasus didadrah itu kraung kayak, paling enggak resource untuk itu aja untuk itu aj,a agar kita
dijaringan nasionalnya kita bisa dorong, itu kurang apa yah, kurang ngegebrak lah. Tapi kalo di Sos
ini Karena di pusat jadi aku melihatnya geraknya cepat. Ini bisa melakukna ini, bisa mengorgansiir
massa kesini kesitu, bisa kerja sama ini itu, tapi kalo di dalam ASV sendiri aku melihatnya aku
melihatnya malah kita kesulitan untk bisa dorong padahal punya gerbong yang besar dibelakang.
Ada banyak pkbi daerah. Kayak misalnya dalam suatu program ini kan kebetulan Ari banyak diskusi
untuk ada advokasi di nasional itu kita ngumpuli data misalnya Kebijakan 2 daerah apa yang
memamng mendukung atau tidak mendukung itu aja sulit untuk mendapatkan data dari daerah
padahal didadrahkan ada pkbi kebanyaan mitranya pkbi. tapi itu responnya tidak terlalu aktif tapi
yang muncul kayak mou dari sekolah misalnya yang mungkin Banyak ini sih kayak pkbi dki kayak
didaerah ada pergup ini yang kurangnya ini, tapi kalo yang lain masih terkait dengan layanan dan
pendidikan kespro.

PPD menilai SDM kaum mudanya pkbi dipusat mauppun didaerah itu punya keterampilan
apa sih untuk terkait dengan gerakan kaum muda? Mereka punya kgerampilan gak sih?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Aku juga juga beberapa dlu kan anak pkbi didearh nih, aku melihat potensi-potensi kayak eni
dilampung diakan bagus untuk ngegerakin kaum muda disana terus juga apa namanya kalo di jawa
tengah juga sama, jawa timur, terus di jogja, di dkipun juga sama untuk menggerakkan anak muda
itu bagus punya skill public speaking jadi bisa mempengaruhi remaja lain untuk gerak bareng. Kalo
dipusat aku apa namanya tau ibil juga lebih kesitu, kalo milsanya untuk ini kebijakan dan segala
mcam dia kurang vokal misalnya ngomong sama orang dewasa tapi kalo misalnya ngomong diantara
remaja sebayanya itu, dia bisa lebih detail ngeliat harusnya begini-begini. Tapi Itu sih yang aku liat
kalo kesebaya kuat, untuk mendorong advokasi keorang dewasa mungkin memang gak mudah untuk
bisa berani ngubah mind set oh ya Gua bisa gini-gini.

Kalo pengetahuan?
Kalo pengetahuan ini sih mas, beragam. Karean milsanya tiap daerahpun kalo disuatu daerah
ketemuan sama orang-orang Beda2 sendiri tergantung personnya sndiri inisiatif untuk blajar mau
dapat hal baru berbeda serapan-serapannya. ada yang advokasinya bagus yang apa dia bisa kenceng,
bisa halus bisa jejaring tapi temannya di satu organisasi sendiri belum bisa, baru bisa public
speaking. Kalo didaerah kan banyak dance for life dia lebih encourage anak mudanya untuk mau
terlibat disitu.

Serakang itu banyak gerakan-gerakan kaum muda yah ada gak sih respon dari pemerintah.
Apakah respon dari pemerintah itu menolak atau mendukung terkait gerakan-gerakan kaum
muda yang sekarang ini ada?
Kalo respon pemerintah seberannya kan mendukung, karewan diakan juga didorong unuk bisa
melibatkan remaja, kayak di dunia internasional sendirikan sangat mendorong untuk pelibatan
remaja . Cuma memang treatmentnya orang pemerintah kadang juga mereaka - kan butuh
pengalaman untuk bekerja dengan oragn muda. bagaimana caranya bisa memehamai orang muda
itu bukan tipe pns yang begini-begini tapi anak muda treatmennya lebih begini-begini. aku
melihatnya masih, pemerintah masih mempelajari untuk bagaimana mengorgansiir gerakan remaja
ini, belum lebih, Klao dibling menerima sih menerima Cuma untuk bisa mengorganisir atau bisa
mengakomodir kebutuhannya maish belajar ini gimana yah, pasti kalo pemerintahan akan terbentur
masalah birokrasi dan segala amcam. Sedangkan anak muda Kalo ini bisa dilakuin kenapa sih gak
dilakuin searang, Kenapa harus begini-begini, ntar pemerintah bilang kan kita harus begini-begini,
jadi yaitu untuk bisa menyatuin ritme kerjanya orang muda sama pemerintah itu lumayan butuh
usaha keras.

Setau mba PPD yah, PKBI itu di jaringan kayak ASV, di jaringan kayak GKIA, dijaringan
kayak SOS dan lain-lain, itu menyediakan sumberdaya finansial gak sih untuk membangun
gerakan kaum muda?
Kalo finansial aku gak terlalu tau sih mas, gak terlalu tau, tapi kalo misalnya kalo mau ada pertemuan
jaringan itu menyediakan tempat lebih sering itu sih yang aku tau, kaalo misanya ada pertemuan
jaringan di pkbi aja terus ada ruangan gini-gini. Kalo masalah finansial aku gak terlalu tau banyak
denger sih.

Sekarang, Kalo mba PPD menilai, Sebenernya PKBI itu kelebihannnya apa sih dibandingkan
dengna LSM lain, atau youth led-organization lain?
Aku melihatnya PKBI itu kelebihannya lebih ini sih karena dia sudah berdiri sejak lama, jadi
masalah manajerial dan segala macam itu sudah lewat masanya. kayak mencari bentuk manajeman
yang pas seperti apa bagaimana bisa sustain dan lain-lain itu udah lewat masanya jadi kalo sekarang
sudah berdiri sahgat baguslah dipusat, dipbki propisni berberapa yang kukenal sudah bisa melewati
masa itu jadi lebih punya geakan yang leluasa untuk mengorganisir baik gerakan masyarakat,
gerakan anak muda, jadi punya keleluasaan untuk bisa ngelakuin itu semua karena sudah sustain-
lah. Udah bisa mendorong ini dan itu. Sudah Dimata pemerintah sudah menjadi mitra yang potensial
jadi kalo untuk mendorong suatu kebiajkan juga termasuk yang diperhitungkan kalo melihat PkBI,
Aku liat sih seperti itu. Selain itu, kalo untuk karena pkbi ini mendorongnya banyak isu gak Cuma
kespro tapikan dikebencanaan juga ada, di beberapa isu lain kayak lapas juga. Jadi Kalo digerkaan
massyarakatnya nya sangat grassroot oh ternyata ada program pkbi, oh ternyata masyarakat disini
tau pkbi. kayak di dki kan juga ternyata warga sekitar familiar dengan PKBI, jadi istilahnya udah
inilah menggerakan masyarakanya, kalo misalkan dalam satu isu gitu, kayak dalam isu kebencanaan
atau isu keluarga berencana dan layanan sekitar sudah bisa menggerakan masyarakat

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kelemahannya apa?
Karena sudah berdiri terlalu lama dari jaman orba, jadinya kadang birokrasinya itu kalo bagi anak
muda, agak sulit misalnya ari banyak ngobrol sama temen –teman youthnya pkbi itu merasa kita
gak bisa kayak ari yang leluasa untjuk gerak sana – sini, menclok sana-sini. Harus menemui
misalnya birokrasi yang berlapis misalnya kalo kerjasama ini kita harus gini dulu, terus kalo mau
setara itu kita harus gini dulu, walaupun aku tau pkbi udah punya peraturan misalnya 30 %
keterlibatan anak muda dalam organisasi, tapi karena perasaan anak muda itukan kadang tidak bisa
diukur yah. Kayak bebeapa kali kita merasaa si anak muda ini mungkin punya ksempatan untuk bisa
terlibat diorganisasi, Bisa bikin pkbi ini punya kerja sama yang bagus sama reamaja tapi karean
banyak layer, jadi dia merasa kayak gua gak bisa deh kayak ari yang bisa begini-begini, pdakahalkan
sebenenyra kalo secara ini kan juga, ari yayasan kerjasama dengan organ dewaswa juga. Tapi merasa
bahwa kita beda padahal Kalo youthkan bisa mendorong ini dan ini, Untuk bisa duduk setara sama
orang dewasa itu kadang remaja msaih ngerasa sangat berat.ngerasa ngerasa. Selain itu ya, kalo
didaerah sih aku melihatnya kurang gerakan untuk bisa nyambung ke nasional ini karenakan kalo
Jaringan-jaringan itukan bisa gerak bareng itu kalo oh gua punya reources ini, ada informasi begini
ini, ini dinasional coba dorong kayak gini-gini. Terus ada misalnya isu apa yang sebenernya
dinasional itu bisa di dorong mungkin bukan haya di pkbi saaja tapi didalam jaringan itu masih
kurang dan kadang kalo pengalaman ari sendiri dengan pkbi ada beberapa dinamika sosial yang
dialami oleh ari misalnya sautu waktu dalam program itukan bicara kayak berbagi peran misalnya
dengan pkbi daerah mana dengan ari daerah mana itu kita lihat proporsinya berapa tapi Mungkin
karena ari diderah juga, kalo organisasi anak muda kan itu, dibilang dia punya nama kan orangnya
pasti berganti dan turn over remaja didalam organisasi remaja itukan cepat, jadinya ya dibilang ini
prematur mungkin kalo bagus mungkin dalam 3 tahun baru akan, sedangkan programnya lima tahun,
mungkin pkbi merasa bahwa lebih baik program ini dipegang saja sama pkbi , ari jadi mitra atau
harusnya malah ari udah gak usah di daedrah, yang didaerah kita aja. Dari nasional yang memperkuat
daerah saja, jadi kadang Mungkin terbentur itu. kita gak ngebayangin kalo misalnya ada youth led
yang dalam jaringan mungkin bukan ari tapi misalnya youth led lain yang setipe sama Ari terus
beradu- argumen sama orang –orang program yang memang dia egonya mungkin agak tinggi, Udah
gak usah ada youth led, pkbi aja, pkbi punya resource ini-ini ini gitu, jadi kita kayak ngerasa, oh
kalo misalnya bukan ari tapi youht led lain, dia kuat gak yah untuk bisa berantem dalam tanda kutip
sama pkbi yang emang udah gede banget. Tapi kita pengen nih mau setara ama dia, yang sudah gede
banget. Kursa sih sangat dilematis juga, mungkin Kalo didaedrahkan butuh resource yang besar
untuk bisa menggerakkan youth nya. Padahal sebenernya didaerah ada yang mau bkerjasama juga
dalam program itu, itu sih kalo pengelaman.. kurasa itu jadi proses belajar dalam jejaring.

Dengan kata lain PKBI terlalu dominan dalam gerakan sehingga mengeyampingkan
organisasi – organisai kaum muda lain?
Karena yang dihadapikan misalanya pkbi yang organisasi dewasa yang sudah besar punya nama
terus lalu ada organisasinih yang dipimpin oleh orang muda, mungkin ini kan trennya bisa jadi ada
organisasi lain yang akan bekerja sama dengan pkbi didaerah, dominasi itu yang akhirnya kayaknya,
udah pkbi udah punya youth forum, udah punya layanan, udah punya ini itu, kita gak perlu
kerjasama lagi sama si ini, jadi itu yang mungkin akan menghambat kedepan. Yah ego sektoral nya
kadang masih muncul walaupun sebenernya tidak semuanya, tapi mungkin bisa jadi karena
orangnya punya ego sendiri karena merasa punya semua resource atau mungkin jangan-jangan di
sistem didaerahnya itu yang mendorong bahwa ini harus youth forum juga dapat slot progrm harus
gini-gini, jadi agak sulit untuk masuk dalam dominasi itu.

Kelemahan lain PKBI?


Kelemahan lain, Kulihat enggak sih mas, tapi yang mungkin memang menjadi perhatian utama, soal
tadi itu soal ego sektoral didaerah. Kayak aku, Gak satu kali saja soalnya, disatu wialayh lain juga
ternyata mengalami hal yang sama, kayak udah nih gak usah yang pegang program disini saja. Kita
berpikir oh bahwa Memang Ketika youth led itu ingin punya peranan misalnya tarolah program,
kalo jaringan akurasa agak lebih cair karena itu tidak berurusan dengan masalah finasial dan segalam
macam. kalo program, Kayak aku udah dua sampai tiga kali, ngedenger hal yang sama.

Misalnya di program apa?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalo di program yang “yes i do” di daerah lombok itu,karena pkbi provinsi, karena karena misalnya
dia melihat bahwa ari daerah nih, ya alo youth led kan memang prematur kan... udah kita aja Yang
Ini. Karena dimasa-masa regnerasi, ini anak baru belum paham, udah disini saja program anak
mudanya, terus kalo di jawa tengah juga dulu sama. terus ngeliatnya bahwa oh yang dikenal
personnya di Ari, jadi ketika regenerasi, jadiselalu ketika proses pembangunan program itu ketika
dimasa regenarsi, kaeran mungkin waktunya pas timingnya pas jadi kayak negeraai Ini orang baru
terlalu prematur untuk ngejalanan rogram, udah dikita saja yang memang sudah statis dan terbangun
sistemnya dan segalam macamnya. Itu sih yang kurasa kalo misalnya nanti ada youth led lain yang
mau kerja sama dlam program juga, Nantinya jadi nggak berkembang gitu, tidak memberikan
kesempatan sama youth led lain untuk bsa punya kesempatan utnuk memegang program karena
pembelajaran kedepan pasti karena negara juga mendorong misalnya partisipasi anak muda pasti
akan banyak youth led yang muncul yang juga masuk dalam program, kurasa kalo memang gerkan.
Pkbi ini bisa mengakomodir kerja sama dengan youth led walaupun dia punya youth forum pasti
akan lebih bagus.

Kedepan apa yang harus diperbaiki oleh PKBI sehingga berkontribusi lebih besar dsalam
membangna gerakan kaum muda ?
Aku n geliatnay sih Mungkin Gak banyak orang dewasa yang punya pemahaman soal kerja sama
yang setara yang egaliter engna reama ja dan itu yang harusnya mulai dimunculkan karena kalo
bicara partisiapsi yanb bermakna pasti oh iya kita bisa nih melibagtkan orang muda disini-sini sini
terus bisa untuk punya youth forum yang kuat tapi ketika misalnya kerja sama secara setara itu jadi
tnatngan lain jadi soal lain dibandingkan dengan mengorganisri remaja yang punya kapasits dan
segala macam. ketika dihadapkan misalnya duduk setara itu punya tantangan tersendiri walaupun
dia punya kapasitas. Punya pengetahuan, Tapi kalo dia belum punya pengalaman kerja sama dengan
orang dewasa jadi sulit unutk dia bisa punya pernaan yang besar, misalnya dalam organisasi ataupun
dalam jaraingan. Aku rasa sih Kedepan yang dimucnulkan melatih itu untuk bisa punya rasa egaliter
dengna remaja dalam pkbi karena kalo dibilang setara nanti anak muda dikasih peranan yang besar
padahal dia belum punya kaasitas padahal dia belum pd untuk bisa melakukan ini dan itu. Mungkin
dia punay kemampuan tapi orang dewasa, Inikan partisipasi yang setara pasti dong Itu jadi tantangan
juga kedepan.

Kalo dari pengalaman gerakan SOS yah itukan pernah melakaukn aksi besama di monas yah.
Arikan jgua terlibat yah, kalo gak salah PKBI pusat dan PKBI DKI juga terlibat? Menurut
mba PPD, PKBI punya gak sih kemampuan untuk memobilisasi massa baik kaum mdua
maupun masyarakat?
Aku lihat punya sih mas, untuk daerah pusat karean mungkin sos itu kan banyak mungkin bukan
cuma pkbi yang berperan tapi juga jaringan2 pkbi nya yang mendorong, tapikan disatu sisi ada
peranan pkbi yang bisa mengorganisir jaringan pkbi untuk ngundang jaringannya lagi. Aku rasa juga
ada Sedikit banyak punya peranan pkbi disitu.

Kan juga banyak media2 massa yang hadir disitu yang meliput mewartakan aksi kolektif ini
sejauh mana peran pkbi dalam mengakses media tersebut? Atau sebenernya itu bukan peran
PKBI?
Kalo aku geliatnya sih, Aku gak tau itu dari mana mnculnya. Kadanga kan meia itu mau dia dudnang
sama siapa kalo dia gak seksi gak mua datang atau Ternyata gak munculin minat masyarakat
beritanya ya udah gak mau datang atau ngewakilin siap Cuma dateng erus pergi, akrena misalnya
waktu kerja juga sama sister in danger , simponi itu depan gedung dpr jugakan ada pkbi juga terus
ada beberapa, media juga datang sih diundang sama simponi dan pbki juga tapi yah bisa jadi ada
peranan pkbi tapi aku gak yakin itu, apa namanya, pure pkbi karena kalo misalynya emang rame
bissanya wartawan datang sendiri lebih kesitu sih kalo media random gak tau ini pengaruh dari
mana.

Kalo saya liat juga liat di websitenya ARI jugakan ARI melakukan pendidikan 2 lewat online
e-course juga ada yah, ya banyak campaing2 di website, media sosial dan seterusnya, seberapa
efektif menurut ARI kampaye -kampanya melaui media sosial?
Kalo dibliang efektif atau enggak sebenerya fifty2 karena kadang ketika menyadarkan orang
terhadap satu isu itu ya. tapi mengubah mindset mereka terhadap sesuatu itu butuh waktu yang
panjang. Kayak Misalnya di isu perkawinan anak ini, Kan kita bikin kampanye “kata kamu”

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


sebenarnya lebih kepada pengen si anak muda ini mengungkapkan misalnya menurut dia
perkwaainan anak itu apa sih? dampaknya apa? gitu. Itu banyak nih yang ngirim kayak dari aceh
sampai papua ada yang ngirim, terus tapi kita ngerasa bahwa ya mungkin saja ini ngerasa ini ngerasa
ini lomba tapi sebenernya ada gak sih yang berubah dari mindsetnya mereka. Terus ada yang ngirim
email kekita kalo didareahnya dia dibanten banyak perkawainan anak, kok gak ada yang ini sih,
Didesa saya banyak banget sih banyak yang nikah dan itu dia habis dapat kalo gak salah bukan
training kayak seminar sehari gitu disekolah dan ari jadi pembicaranya. Terus, Iya Kok gak ada sih
program tentang perkawainan anak di banten gitu, teman seumuran saya banyak yang sudah punya
anak apa, padahal masih SMA. jdi kayak akhirnya satu, dua merasa bahwa oh ini ternyata
permasalahan tapi kalo secara masif kita merasa butuh waktu untuk akhirnya mengubah mindset
...oh itu mulai muncul.

Sekarangkan kayak tren banyak youth led organsizaion di Indoensia maupun diseluruh dunia
menggunakan media sosial sebagai alat untuk meninkatkan awarenss baik itu untuk
kekerasan, pendidikan komprehensif, dan seterusnya. Menurut PPD organisasi yang cukup
maju memainkan media soosial sebagai alat campaign itu siapa?
Kalo menurutku pribadi sih , itu kayak Indonesian future leader, sinergi muda, walaupun mereka
isunya ini yah, sangat umum sangat general , kayak pendidikan, terus juga leadership itu mereka
bisa menggerakkan anak muda dan juga iniasitif2 kayak turun tangan itukan akhirnya banyak anak
muda yang mau ikutan karena kadang volunterims itu misalnya terkait dengan satu isu, itu jadi trend
kan beberapa waktu lalu akhirnya kayak oh iya ternyata ini nih tergantung milsanya siapa yang
ngomong, kadang influenser ini punya peranan kalo dalam satu organisasi ada orang yang memang
punya einlufience gitu misalna dia dikampusya apa, wapreskah ataukah mungkin dia punya jejaring
dengan banyak, kalo disosmed kan ada celeb twit, ada apa. Itu biasanya organsasinya akan mudah
organisir anak muda yang lain, kaeran ngerasa kayak oh ternyata ini temannya si ini nih oh keren.
Kadang gitu tergantung siapa orgainisasinya kebetulan di dua rogansiain ini ada influenser-nya jadi
mereka cepet untuk dapat misalnya dapat massa. yang lain waktu itu “sudah dong”, itu dia untuk
aksi cegah bullying. jadi dia tetap didalamnya ada influener misalya dia punya kenalan siapa – siapa
terus dikenalin, akhirnya meledak kayak oh ini bisa download buku ini secara gratis online biar tau
caranya mencegah bullying itu karena dia punya jaringan yang diluar anak muda tapi juga punya
peranan misalnya kayak panji atau siapa. Punya link keseleb twit lain aja misnya itu dia akan mudah
gerakan mungkin bisa jadi ada organisasi baru yang muncul tapi ada influencer itu akan mudah
menggaet massa.

Kalo kemampuan PKBI memanage media sosial menurut PPD gimana?


Kalo pkbi aku gak banyak ini sih mas, ngeliat, paing yang aktif aku liat yang jogja, jogka itu aktif
di twitter. Karenakan banyak serkarang anak muda di twiter di face book. Kalo di facebook aku gak
terlalu ngeliaht paling hanya panpage. Tapi Kalo ditwitter yang aktif pkbi jogja itu lumayan aktif
untk misalnya ngasih informasi. Yang aku lihat akun –akun lain. Akun organisasi anak muda-lah,
dia aktif disitu untuk pkbi jogja

Kalo pusat , nasional?


Aku jarangan melihat sih mas

DKI?
Dki, kalo CMMiya

Sekarang kan gini, isu kan banyak yah terkait dengan kaum muda termasuk kesehatan
seksual dan reprodusi kaum mdua, ada bullying, perkosaan ada yang menyasar sisdiknas, ada
yang pernikahan anak banyak lah. Ada gak sih isu bersama yang dperjuangkan oleh semua
organsiasi yang konsern bagi kaum mdjua?
Yang sebenernya jadi apa, benang merah bersama tuh pertama, pertama tentu akses, layanan, terus
pendidiakn terus soal perlndugnan segalam macam, itu akses, yang kedua sih soal yang diskriminasi,
apa namanya stigma dan diskriminasi itu jadi kalo ku lihat itu sama ininya,konsernya didorongnya.
Dua hal tesebut sih yang ternyata oh karakternya mungkin yang didorong isunya berbeda-beda tetapi
sebernaya isunya sama, akases terus juga sama menghapus stigma dan dikriminasi.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Itu udah ada lembganya sendiri atau alinasinya sendiri terkait dengan akses dan diskrimiiasi
kapan dipersatukan organisasi itu? Udah ada gak sih?
Kalo gerakan anakm uda dibilingnya enggak mas,belum nyatu karean kulihat sendiri sekarang
masih terpecah-pecah karean ternyata jaringan ini punya isu mirip nih, tetapi merka tidak
berjejaring, karean berada dibelahan dunia yang berbeda, dalam arti misalnya ini konsernya
digraassroot yang satu dipemerintahan. Satu dimana terus yang satu ini. Padahal sebenernya sama
Dan utku menyatu itu gak terlalu gambpang. kayak ari wakut itu pernah nyoba di isu pendidikan
kita coba masukin kayak ada yang ontop, ada mana lagi, pokoknya ada yang besar-bessar dan ada
komunitas keciil itu juga sulit unuk gerak bareng kaeran ngerasa belum nyatu belum ngerasa ini
sebenerya apa sih yang akan dilakukan bareng. Kalo pengalaman si - UNVAC sendiri untku bisa
gerak bareng aja di isu bullying, kekerasn terhadap anak, itu butuh waktu setahun dua tahun untuk
memperkuat jaringa n padahal Dan itupun butuh tim building butuh ada pertemuan bareng, ada
program yang menaytakaun, itupunsampai serkarang masih kayak yang perwakilan representasif
organisasi apa itu datang dan pergi gak konsisten untuk ikutan hadir tapi nama organisanya ada. Jadi
itu sendiri sangat sulit dimanage jaringan anak muda. kayak yang indonesian youth network for
SRHR itu sendirikan sampai sekranga gak jalan karena ya itu, konsistensi dari orgnisasi yang
mewakili itu sulit dimanage gitu. Dan kalo misalnya ini kan kadang malam minggu dari pada
ketemuan jaringan mending jalan sama teman.

Apa yang harus dilakukan agar kekuatan anak muda itu bersatu dalam menyelesaikan isu-
isu tadi?
Satu memang harus ada yang berkorban untuk mengorganisir karena mengorganisir jaringan muda
itu kayak, Walaupun perwakilannya siap nih youth led mana, harus ada satu orang yang memang
manage untuk sijaringan ini misalnya ngingetin pertemuan jaringan dan konsien orangnya yang
mana saja, dan isu bersamanya ini harus ditemukan kayak, Misalnya, dalam isu kespro pasti ada
yang masih pikirannya koservatif, Tapi sebenernya dia juga mau dorong ini biar ilang nih
permaslahannhya, tapi sebernney apa sih yang menjadi irisan dari isu itu. Nah itu yang belum terjadi
untuk dilakakukan. Pertemuan jaringan itu sulit banget kalo jaringan anak muda untuk konsisten
gerak bareng. Berkali-kali Ari mencoba misalnya inhouse training paling enggak itukan
memberikan kapasitas untuk nanti kita gerak bareng. Itu susah banget tetap bikin mereka ayo apa
kita mau bkini apa nih bareng. Kayak dalam 3 orgnisasi ngumpul bareng aja, Untuk akhirnya ada
bukan cuma oneshot action aja itu susah gitu, follow up dari ini apa2, karena tenryata orang yang
kita approach untuk bisa gerak bareng nih yang enak udah harus pergi kemana, orang baru susah
lagi nyari ritmer kerjanya. Dan turn over staff –staff yang udah bagus malah dia pergi.. Terus atau
misalnya kita mau ada aksi ini ternyata terbentur misanya sama dana. Ntar Dimana yah , ya udah di
ini, mungkin kalo dana gak telalu muncul gitu, tapi kurang lebih akan menjadi permasalahan bareng
misalnya untuk mengorgansir memang banyak massa ini kan untuk datang ke dpr misalnya, kan gak
semuanya anak muda punya ongkos istilahnya lah bisa konsisten. Mungkiin nanti dari sini, minggu
depan kesini. Itu juga hal lain yang muncul walaupun kecil misalnya, Tapikan juga jadi tantangan
kedepan, karenakan gak banyak oragnisasi muda yang punya pendanaan yang tetap.

Jadi secara finansialpun itu melemahkan gerakan bersama kaum muda selain waktu kaum
muda yang juga terkadang terbagi, staffnya jgua gak ada yang konsern disitu. Terus kalo dari
segi kapasitas sdm kaum mudanya sendiri gimana?
Aku ngerasa kalo kapasitas pada akhinrya sekarang semua orang bisa akses peningkatan kapasitsa
sendiri . banyak akn, kayak ari bikin e-course pasti organisasi lain bikin hal yang sama walapun
metodenya beda. Akan banyak orang2 yang dia aktif didalam organsiai itu punya akses untuk
peningkatan kapasitas tapi bagaimana dia membagi keapda yang lain itu soal lain. Kayak misalnya
aku dapat trainig dari mana, Tapi untuk menguatkan yang lain untuk bisa sekuat aku kapasitas itu
hal lain karena tiap orang beda-beda karean tidak langsung dari si pemberi training. Padahal
sebenernya materinya sama dan lain-lain. Jadi Kalo kapasitas aku yakin punya ditiap orang tapi
beda-beda ininya, Misalnya satu orang ada Satu gelas penuh yang lain setengah.

Terkait dengan pemimpin kaum muda. sebennerya para aktivis muda saat ini punya visi yang
sama gak sih terkait keseahtan seksual dan reproduksi?
Kalo visi kurasa itu kadang beda-beda yah. Mungkin irisannya sama sebenernya yang tadi aku bilang
akses sama penghapusan stigma. Cuma Kalo dibilang secara pribadi mungkin akan beda-beda,
karena kalo youth sendirikan memang idealismenya ada pasti, tapi dibalik itukan juga sebenenrya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


gua bangun kapasitas gua, bangun jaringan. jadinya Ada geraknya lurus tetap memang sesuai
idealismenya ada yang nanti belok kayak ah ternyata gue bisa bukan Cuma disini doang nih, tapi
gua bisa ke yang lain, dia jadi pemimpin organsii itu keluar dan terus ternayta mengakses ini lain
atau misalnya gak melanjutkan gerakan organisasinya. jadinya dengan oragn yang baru muncul dan
dengan visi dan misinya dibalik idealisme nya ada apa. Kadang kalo dilihat apa kareanteristik ,
gerakan anak muda serakgn, kayak Pribadi anak mudagak semuanya, kayak jaman 98 itu kan oh ya
mau ini-ini, satu tujuan jadinya geraknya bisa bareng. Kalo sekrang Yah gua pengen bisa aktif
diorgnsasi karena, gue akses pendidikannay Cuma sampai segini nih, gua pengen punya kapasitas
yang gua dapat dari sini. Kadang karena tutuntan hidup jugkan pada akhirnya ikut organisai Aktif
karena pengen dapat sertifikat aktif karena mau ini - mau itu. Jadi Ketika dia naik jadi pemimpin
Gak tau entar ternyata dibalik idealismenya ada apa.

Kan kemaren sempat JR pernikahan anak, dan akhirnya kemudian gagal, ditolak JR-nya.
Menurut mba PPD, berkaca dari pengalmaan itu, Sebenernya Apa yang menyebabkan jRnya
gagal, baik internal gerakan mauupn eksternal?
JR nya gagalkan, Sebenernya JR gagal itu, pertama karena memangkan hakim MK nya itu kan
konservatif itu tidak bisa dipungkiri. Terus yang kedua memang pada akhirnya gerakan ini Akan
dianggap anomali kalo misalnya tidak membawa gerakan masyarkat yang memang dia awam untuk
melihat bahwa oh gua butuh perlindungan dari undang2. Kareanakan kalo di MK sendiri kalo Tidak
rugi secara konstitusional tidak akan dikabulkan. mungkin MK tidk melihat bahwa gerakan ini tidak
bawa gerbong lain milsanya masyarkat secara awam misalya orang muda, anak-anak, orang tuwa
merasa ini sebagai kebutuhan. Bahwa Undang2 ternyata bisa mengubah hidup seseorang. itu yang
mungkin kurang. Kayak ari kan pas waku pas JR jadi pihak terkait sempat memunculkan foto-foto
stop perkawinan anak atau misalnya dari orgng dewasa, orang muda tapi kita merasa bahwa itu
sebenernya itu Kurang. kurang memunculkan bahwa masyarakat memang butuh dilindungi sma
negera, kurang mendorong dukungan masyarakat. Kayak Suaranya jadi Kurang meyakinkan
pemerintah. Walaupun sebenernya pemerintah di, Itukan masalah hukum yah, Walaupun sebenernya
pemerintah kayak pemerintah kementerian apa-apa, melhat bhwa Ini masalah sebenernya, ini
ternyata merugikan pendapatan desa karena ternyata banyak janda malah harus begini-begini.
Mereka misalnya mikirnha dimasalah finansial, Tapi kalo secara masalah hukumkan mungkin beda
lagi ceritanya tapi masyaraka ini belum membuat itu menjadi suara yang besar hanya gerombolan
LSM ini yang vokal, misalnya walaupun bawa hasil peneitlian atau apa, tapi kalo pemerintah merasa
secara konsititusional tidak dirugikan, ngapain berubah mungkin ada cara lain bukan hukum. Gitu
yang kemaren kurang.

Jadi banyak NGO juga yang gak terlibat, dukungan masyarakat juga banyak yang kurang
terdorong. Respon pmerintah yang juga masih konservatif sehingga negatif?
Jadinya kalo kita bilang Negara harus melindungi lewat undang2 dan segala macam. terus mereka
ngerasa enggak kok yang salahkan pendidikan agama gak muncul banyak. Padahal sebenernya kalo
masyarkat ngomong, Enggak tuh didaerah kita udah dikasih pendidikan agama, pendidikan moral
segala macem tatpi tetap aja tuh pernikaan anaknya tinggi mungkin itu akan jadi beda ceritanya.

ARI-kan banyak terlibat dalam gerakan. Apa yang selama ini ARI berikan dalam jaringan
misalnya dalam ASV, koalisi 18+, SOS, apa sebenerya khas nya ARI yang dikotnribusikan
dalam membangun gerkaan?
Kalo biasanya ARI dalam ASV dan segala macem. ARI coba mendorong si organisasi ini punya
kekuatan untuk bisa melibatkan remaja2nya. Jadi kita misalnya Entah itu ngasih training di ASV
dalam satu program, Kita bikin pelatihan untuk bisa organisasinya ini punya youth frorum yang
kuat. Kita juga ada jaringan si Youth ASV ini kita ngasih kapasitsa mislanya diadvoksi dan segala
macam. Lebih ke pendekatan kapasitas sih sebenernya. Kalo Selebihnya, kalo jaringan2 lepas yang
memang bukan program, itu lebih kepada ngasih suara remaja, pandangan remaja itu seperti apa.
Karenakan ARI dibeberapa daerah, Kalo didaerah ini remajanya begini-begini, lebih kesitu sih.
karena kalo secara finansial dan segala macam, ARI, belum bisa berkontribusi disitu.

Jadi lebih ke-mendorong kaum mudanya lebih berpartisipasi secara bermakna yah,
kapasitasi gitu yah. Oke mungkin sudah hampir jam dua. Terima kasih mba PPD.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 11

WAWANCARA
Nama Informan : PWK (inisial)
Posisi Informan : Staff PKBI DIY Yogjakarta
Tanggal Wawancara : 22 desember 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat

Saat ini di PKBI jogja relawan remaja ada berapa banyak?


Wah kalo jumlahnya, kalo butuh data jumlah pastinya saya bisa infoin, Sekarang saya gak hapal
karena memang turn overnya cukup tinggi, data yang dipunya bulan lalu kemungkinan sampai
sekarang bisa berubah.

Mungkin nanti boleh saya dikirim itu?


Nanti bisa by email, nanti kita bisa bantu untuk data sekunder.

PKBI jogja terlibat banyak dalam beberapa gerakan kaum muda, sebetulnya saat ini apa isu
kaum muda yang sedang coba diintervensi?
Kalo di jogja remajanya ada 3 tetapi yang banyak program yang dijalankan ada 2, remaja sekolahdan
remaja di marginal kan, karena keduanya memiliki isu yang berbeda, kita juga sudah masuk ke
remaja desa tetapi isunya hampir mirip dengan remaja sekolah. Kalo di remaja sekolah topiknya
masih tentang sama, tentang bagaimana kita mengadvokasi kepro masuk muatan lokal trus
pemberian informasi kespro kemudian yang banyak dilakukan sekarang adalah advokasi kasus
kekerasan terhadap remaja khusunya di wilayah sekolah.

Oke jadi ada beberapa point penting, mencoba memasukan kespro ke dalam Mulok dan
kekerasan pada kaum muda, sebenarnya sasaran gerakan PKBI kemana?Yang ingin di
ubahnya apa? Siapa dan apa yang ingin di ubah untuk remaja?
Kalo di PKBI program nya mengikuti siklus hidup dari paud sampai lansia, khusunya untuk yang
remaja, remaja yang termarginalkan,remaja sekolah dan remaja desa, sasarannya itu, advokasi di
ketiga nya sama, akhirnya yang kita dorong adalah remaja mampu berorganisasi yang kita sebut
CBO mereka mampu memperjuangkan hak2 mereka. Karena kita percaya bahwa Agent of change
bukan pkbi atau NGO tetapi adalah komunitas sendiri. Sehingga pkbi hanya fasilitasi bentuknya
adalah kita mendorong mereka membentuk mereka, Kita melakukan proses asistensi mengawal
mereka melakukan proses advokasi, mengawal mereka kemudian untuk memperjuangkan hak2
mereka melakukan jaminan pendidikan, kesehatan, trus kita melakukan proses outreach menjangkau
teman2, setelah di jangkau kita kuatkan.kita berikan informasi kemudian dorongannya mereka
melakukan networking, berjejaring sendiri dan kemudian mereka membentuk organiasi. Setiap
komunitas punya spesifik isu, di komunitas termarjinalkan isunya bukan tentang cuti ketika
mengalami KTD. Tetapi tentang perjuangan identitas, bagaimana teman2 lgbt mulai
mengidentifikasi orientasi seksualnya, melakukan penerimaan setelah itu bgaimana mereka
berorganisasi dan memperjuangkan hak2 mereka.kalo untuk temen2 komunitas desa bagaimana
mereka bisa memperjuagkan hak2 mereka, bagaimana mereka bisa memiliki partisipasi bermakna
di desa mereka, mereka paham hak nya dan pendidikan kespro. Di sekolah, selain partisipasi
bermakna ada isu sepsifilk, cuti hamil,trus kemudian pendidikan kespro dan pengambilan
keputusan.

Bagaimana PKBI Jogja merekrut kaum muda untuk menjadi aktifis gerakan?
Modelnya kalo secara organisatoris mengenal anggota.Anggota pkbi kemudian mereka punya hak
mendaftar relawan, relawan ada 2 ada relawan program dan relawan event.Relawan event

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


diperbantukan ketika ada event besar kalo relwan program dia kaan membantu program2 nya
pkbi.ini berbeda dengan mitra bahwa kita punya aturan mitra kita tidak bisa menjadi relawan karena
akanada COI. Relawan ini yang akan menjadi CO untuk mengorganisir remaja. Remaja pertama
tentu analisis sosial, dilakukan pemetaan, menjangkau tokoh2 kunci, dari proses penjangkauan
akanada peta orang2 yang bisa jadi PE, yang bisa jadi PE bukan yang pinter tapi yang bisa
memberikan pengaruh kepada orang laian. Model pengorganisasian kan kaya MLM. Satu orang di
berdayakan yang dia akan mempnegaruhi orang lain.kalo sudah ada petanya, adape, pe akan dapat
pelatihan, pe memilki konsen khusus ke konseling akan diberikan kapasitas untuk menjadi peer
konselor. Kemudian PE yang meliki kapasitas melakukan advokasi dia kan menjadi peer advocator
yang kerjanya mereka bisa mengorganisir organisasi komunitas dan mengorganisir mereka sendir
yang semuanya akan di fasilitasi oleh CO yang meriupakan kepanjangan tangan dari pkbi yang dia
melakukan interaksi langsung terhadap teman2 komunitas.

Selama ini kaum muda yang di rekrut jadi relawan kebanyakan darimana?
Yang jadi relawan kebanyakan mahasiswa dan komunitas desa.Mahasiswa yang tinggal di sekitar
wilayah yang di organisir mereka mendaftar.Kan kita open recruitment, Kebanyakan mahasiswa,
walaupun kita tidak mensyaratkan. Kan syaratnya adalah kesamaan visi misi, usia kurang dari 24
tahun dan pendidikan lulus dari SMA.

Apa yang dilakukan PKBI untuk memastikan relawan muda secara berkelanjutan
mendukung perjuangan?
Mulai tahun 2015 perjalan untuk bagaimana memaintance relawan bukan hal yang mudah.Ada yang
berbeda Ketika di YC relawan nya militan, ada satu siklus berbeda di cabang tentang bagaimana
militansi relwan. Ada beberapa hal yang menentukan itu, yg pertama proses rekruitmen, di proses
rekruitmen kita menetapkan standar, mengisi formulir berupaya pertanyaan tertulis terkait ideologi,
wawancara, role play tergantung masuk divisi apa kemudian masuk proses magang. Setelah
dialihkan ke cabang ada beberapa modifikasi terhadap proses rekruitmen yang ada kaitannya dengan
proses komitmen.Ketika proses rekruitmen nya lebih mudah ternyata komitmen nya berbeda dengan
teman2 yang rekrutmnet nya sulit kalo ketika proses mudah setelah wawancara, bersedia, bersedia,
ternyata mereka gak punya komitmen. Harapannya di 2017 kita memiliki pedoman untuk
recruitment. Hal yang kemudian dibangun di pkbi diy untuk maintainance relawan adalah kita
membangun Budaya belajar siapa saja bisa ketemu dengan direktur untuk bertukar pikiran, bisa
bertarung secara ideology, cara pandang bisa dilakukan dengan ngopi, tidak harus dalam workshop,
seminar, yang ternyata itu mempererat persaudaraan. Bahwa tiap orang bisa tukar pikiran, ideology
dalam ruang2 kultural. Itu berkontribusi atas kekeluargaan dan militansi atas kerja.

Sejauh ini gerakan yang di bangun PKBI berapa lama?


Lama kalo DIY. Sekolah sudah cukup lama, pengorganisasian di marjinalkan mulai ketika isu HIV
masuk tahun 95.PKBI melakukan proses transformasi yang dulu hanya proses pendampingan yang
mendampingi komunitas untuk mengakses layanan kesehatan, untuk melakukan perubahan perilaku.
Tetapi setelah Pak mukhotib masuk taun 2004, saya punya sejarahnya ya, nanti saya bisa bantu
untuk data sekunder, saya udah nulis tentang taun berapa kita mengorganisir, mulai gerakan saya
udah nulis.

Hasil gerakannya kaya gimana?


Mulai tahun itu ketika berubah menjadi pengorgansiasian.Proses perubahan itu sulit. Ih ngapain juga
kita harus memperjuangkan hak, melakukan advokasi.perjalanan panjang, awal2nya tidak mudah,
sekarang sudah ada cbo2 di setiap titik. Kita punya youth forum bermitra dengan PLU satu hati,
P3SY (perkumpulan pekerja seks se DIY), ikatan waria jogja, komunitas desa. Advokasi dilakukan
berbeda tergantung isu yang dilakukan. Pendidikan kespro dijalankan tetapi tidak bisa dengan
konsep yang sama.ada sekolah yang sebagai mulok, pelajaran BK, atau integrasi dengan pelajaran
lain. Sampai sekarang seperti itu.kalo di kulonprogo sudah ada Perbup dari sd-sma memberikan
pendidikan kespro melalui mulok. Tapi info yang terakhir, Panduan sudah dibuat tetapi proses
monev belum dapat info. Yang paling maju karena terkait siapa pemimoinan daerah yaitu
kulonprogo. Kalo yang dilakuakn di DIY sedang dalam proses membuat perda pendidikan sma
mencoba memasukan kespro menjadi mulok ya ekstrakulikuler ketika advokasi dengan DPRD.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Hasilnya gimana?
Hasilnya belum kanbaru di di pansusin sekarang. Mainstreaming isunya pendidikan kespro ketika
disdiknya oke, jogja udah punya pergub kespro yang disitu ada mandate untuk pemberian kespro
tetapi kendalanya ketika kespro mau jadi bagian kurikulum ada beberapa hambatan seperti bahan
ajar, kapasitas guru, belum ada universitas yang menelurkan guru kespro karena itu proses
akreditasi. modul2 yang kita punya belum terdaftar di kemdikbud bagian kurikulum . kalo campaign
dipake karna ini sudah terdaftar dan diakui. Kita belum bisa menjadi lembaga yang memberikan
sertifikasi kepadaguru2.Di pagi hari kenapa jadi kita sendirian padahal ini mandat renstrada yang
harus dikerjakan bareng2.Ada beberapa hal seperti tentang modul, system pendidikan, advokasinya
dilakukan secara vertical.

Relasi antar PKBI pusat dan daerah?


Karna dari cara pandang diy. Konsep yc gak sama di tiap cabang. Satu hal yang sering muncul
komunitas yangada remaja diy, Ketika yang saya pikirkan ketika punya renstrada alangkah baiknya
ketika kitapunya roadmap. Renstrada 2010 yang akhirnya akan tau oh untuk mencapai kesana
sampai 2020 apa saja yang harus dilakukan setiap tahunnya. Atau dalam jangka waktu berapa
tahun.Saya belum tau bagaimana system kendali di pusat ketika daerah menjalankan
programnya.Kalo ada indikator oh daerah ini seharusnya mencapai ini tapi belum, kita bisa
melakukan Proses assisting agar mereka bisa..aku sempet Tanya kok kita gak bisa di asistensi dan
di monev. Itu yang satu karna konsep yc, posisi mitra, kompoisisi relwan dan staffnya berbeda2
sehingga tentang bagaimana efektifitas pengurus, youth rep, itu apa. Kaya youth forum ada di level
cabang, propinsi dan nasional. Gerakan bersama apa yang akan dilakukan? Atau jangan2 ada
propinsi lain yang belum punya youth forum? Mau di undang di pusat Tiba2 siapa sih yang jadi
anggota dI bawah 24 tahun. Ataukah youth forum itu bener2 mitra yang memilki kriteria sebagai
youth forum Kemudian bisa mengadengakan.kemaren jado menarik ketika sop sprint kemarin
tentang pembagian koordinasi, tugas wewenang pusat daerah cabang itu seperti apa yaitu gerakan
remaja juga penting. karena gini refleksiku, advokasi kita lama dan hasilnya itu2 terus. Gerakan
remaja stagnant.seolah2 kalo ngomongin Kespro remaja, diejek sama gerakan anak dari mulai kapan
advokasi pendidkan kespro, sampai berapa tahun gak goal2, gerakan difable proses advokasi maju
dan cepat sampai ke pusat. Atau kemudian anak.Kespro disini2 saja.prosesnya semua tau ada
masalah tapi banyak yang kemudian naïf. Tau banyak yang ktd tapi gak usah ngasih kondom, gak
usah ngasih pendidikan kespro. Karena gerakannya terputus2 tidak terencana ketika daerah
melakukan apa, apa yg bisa di dukung pusat. Atau ketika pusat ngapain daerah harus ngapain

Saat ini peran PKBI pusat daalm mengorganisir gerakan gimana?


Kalo menurut saya jadinya proyek. Kadang2 mempertanyakan, contohnya ketika seperlima ada
pendidikan kespro pasca kemudian ketika mk di tolak ngapaian. Atau saya yang jadi bagian pkbi
daerah gak tau yang dilakukan pusat mungkin banyak setlah MK ditolak, tapi kita yang di daerah
gak pernah tau.Padahal kalo dari kebijakan nyambung karna kebijakan daerah ada kaitannya dengan
pusat.Aborsi aman, pp 61 sampai mana kita gak tau.Tau lah Keluar satu lagi yang ngatur tentang
advokasi untuk tempat mendapatkan pelatihan, tp sampai mana, apa sih yang dilakukan pkbi pusat
untuk memperjuangkan agar pkbi jadi layanan yang dipilih untuk menjadi rujukan ketika
melakukanuntuk aborsi. Karena itu ada kaitannya sama remaja. Pkbi sudah siap ketika PKBI tidak
ditunjukLayanan gigi, umum., kita persiapkan untuk itu. Kita juga melakukan proses advokasi tapi
yang kita lakukan proses rujukan antar organisasi agar ketika mereka mengalamaki kasus ktd dirujuk
kita. Ketika kita merujuk ke skpd tentang kesiapan ini jawabannya selalu sama, belum ada aturan
turunan tentang itu. Kalo seumpanya dilakukan Advokasi di pusat, lagi2 informasinya gak sampai.

Struktur PKBI itu mendukung gerakan orang muda?


Di pusat gak tau, kalo di jogja aku tau.

Ada struktur kan di PKBI, struktur sebenernya bisa cara tentang pembagian peran, tugas2,
apakah struktur PKBI mendukung gak sih gerakan?
Kalo struktur nya mendukung atau tidak, iya mendukung.Tapi ketika terjadi permasalahan
perkaranya bukan di strukturnya, modelnya SDM, ada dua tipe orang yang dia bisa melakukan
pembelajaran orang dewasa.Di kasih tau kamu ngelakuin A, bagaimana caranya dia ngelakuin A.
Tapiada lagi yang diminta ngelakuin A, Balik lagi dia nggak ngapa2in, salah satu yang jadikendala
bahwa kemudian di sistemnya masih general. Kalo di jogja yang diterapkan Pendidikan orang

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


dewasa, ada orang yang bisa ikut lari tapi ada orang yang akhirnya dia Cuma jongkok karena dia
gak bisa ngikutin system ini. Yang kedua proses monev . dalam ilmu advokasi siklus akhirnya
evaluasi, kita gerakan mendorong kespro, evaluasinya jadi programmatic tapi gak pernah di
omongin dalam forum besar tentang pendidikan kespro, apa yang sudah kita lakukan, kenapa masih
stagnant apa yang kemudian bisa kita kembangkan, itu belum terjadi proses itu. kalo strukturnya
iya. Pkbi diy sadar betul bahwa kita organisasi pembelajaran bukan organisasi yang menerima
orang2 yang sudah mampu. Kalo pusat gak mungkin kan fresh graduate diterima.dengan proses
kesadaran ini bada banyak serangkaian pentingkatan kapasitas yang penting kita lakukan agar
dengan latar belakang yang berbeda bisa memliki kapasitas yang sama untuk mencvapai visi misi
kita. Secara kurikulum kita punya tetapi pelaksanaanya belum sesuai dengan kurikulum yang kita
buat.

Ada gak kebijakan/aturan mendorong gerakaln kaum muda di PKBI?


Di pengurus harus berapa persen remaja, itu ada.

Aturan kerja?
Pedoman kerja kita ada tapi gak spesifik orang muda.Kita atur tentang pedoman kerja biasa, cuti,
jaminan kesehatan, konflik kepentingan. Bagaimana proses etik, tidak boleh melakukan kekerasan
dll.

Kalo yang terkait proses etik, PKBI punya kode etik CO, itu mendukung gak sih?
Iya, contohnya paling gampang relawan gak boleh pacaran dengan komunitas yang di organisir.
Bukan kita membatasi hak seseorang untuk melakukan relasi ya tapi untuk menghindari konflik
kepentingan. Relawan tidak punya relasi pribadi, relawan tidak punya utang dengan komunitas.Atau
mengambil kepentingan dari proses pengorganisasian. Umpama nya aku relawan aku mau skripsi,
tanpa lewat prosedur aku langsung ambil data ke komunitasku atas nama pkbi, padahal bukan. itu
penghormatan kita terhadap komunitas. Biasanya kalo ada relawan, akan ada pilihan mau tetep jadi
relawan atau meneruskan relasi. Kalo meneruskan relasi ya sudah dicukupi untuk jadi relawannya,
tapi kalo mau jadi relawan ya akan ada kemudian proses negosiasi.

Terkait dengan gerakan kaum muda untuk isu kekerasan, apa aturan2 PKBI?
Sebenrnya kita punya strukturasl, Ketika ada pelaku kekerasan, based evidence, ketika kemudian
ada proses pelaporan, akan di tindaklanjuti, akanada proses verifikasi, ketika terbukti aka nada
sanksi2, nanti aka ada perlindungan saksi. Ketika ada proses pelaporan palsu itu pun juga ada
aturannya.

Aturan2 itu mendukung?


Iya

Berarti aku boleh minta kode etik?


Masa gak punya, kaya gitu mungkin jadi penting

Nah mba PWK, dalam membangun gerakan kan butuh sumber daya, berapa besar PKBI
mengalokasikan anggarannya untuk membangun gerakan kaum muda di Jogja?
besar karena Proporsi tebesar adalah karyawan setelah itu klinik, tapi anggaran terbesarnya untuk
pengorganisasian.

Berapa persen?
Ya gak bisa gitu mas, sebenrnya PKA tiap tahun dikirim.Yang terakhir udah tanya aja mba heni.
Peruntukannya untuk turun lapangan bisa mulai dengan organizing, assisting, outreaching kemudian
support untuk workshop dengan komunitas. di setiap komunitas di setiap titik setiap bulan dilakukan
workshop. Workshop adalah pertemuan rutin ditambah peningkatan kapasitas.Jadi setiap bulannya
aka nada topik2 khusus yang dibahas.

Anggaran kan tidak muncul dengan sendirinya, da upaya2 di DIY untuk mobilisasi anggaran,
apa yang dilakukan PKBI daerah?
Kalo kita kan sekarang anggaran lokal karena kita gak punya funding. Anggaran lokal itu kan
prosesnya dari saving. kalo sekarang sumber dana nya fundrising dansaving program yang lalu.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Karena Kita gak pernah pake metode project.Terkait dengan system keuangan kita.Ketika dia jadi
PO project apa trus dapat tambahan gaji, ketika dia jadi staff,Apapun project yang dia kerjakan,
ketika kerjasama dengan funding ya pendapatan dia adalah staff, gaji yang sudah dia bayar. kecuali
dia jadi panitia lain itu yang jadi tambahan. Itu system kita sehingga kita punya savingdari project2
yang kita dapatkan. Yang lain kan dari fundrising, dari klinik, diklat dan Kerjasama 2yang kita
lakukan. Umpamanya bkkbn ngadain acara kalo masih ada sisa anggaran berarti itu nanti kita
simpan.

Gerakan biasanya berafiliasi/beraliansi dengan organisasi lain, apa aliansi/mitra/forum2 yang


terkait isu remaja?
FP2KRR(/forum pelaksana program kespro remaja), anggotanya cso dan skpd yang melaklukan
proses advokasi untuk adanya pelayanan dan pendidikan kespro. Outputnya adalah alah satunya
adanya pergub kespro yang mengatur pemberian informasi dan layanan kespro.Kita juga punya
forum penanganan korban kekerasana, walaupun tidak hanya remaja tetapi dari segala usia. Kita
punya AMPPY (aliansi msyarakat peduli pendidikan Yogyakarta) yang disitu kita ngomongin soal
pendidikan.

Apa manfaat/keuntungan di balik itu?


Tentu banyak karena proses advokasi kita gak bisa melakukan sendiri. Semakin banyak yang
melakukan isu yangs ama, daya dobrak nya semakin besar jika dilakukan seorang diri. Seperti salah
satu cara untuk mendorong kespro dengan membuat kespro ini sesuatu yang penting dan itu bisa
menjadi penting ketika banyak lembaga yang menyuarakan hal yang sama.

Kan banyak forum2 di Jogja termasuk aliansi yang relevant dengan PKBI, tetapi Kenapa
yang dipilih forum tertentu?
Kita jaringan banyak tapi sesuai isu, JPY (jaringan perempuan Yogyakarta) ngomongin perempuna
tapi gak spesifik tentang kespro.Perempuan dengan seni, korupsi, kekersana, kespro.Walhi, pkbi
sama lingkungan hidup apanya, ya itu disana.

Kenapa harus dengan Walhi?


Da mas, Dulu alasannya pragmatis, bu budi wahyuni dulu disitu.ketika ngomongin lingkungan hidup
gak jauh dari perempuan. Walau kita gak bisa melakukan proses yang begitu banyak seperti sawit
watch. Kita mencoba warna baru di temen2 walhi ketika ngomongin kespro..kemudian FP2KRR,
Forum penanganan korban kekerasan, AMPPY, kita juga ikut jaringan anti korupsi. Kita juga
ngomongin anggaran kita juga masuk disana.Tapi saya gak sambungkan dengan remaja.Terus
jaringan kespro difable karena kespro jadi bagian penting dari isu difabilitas tetapi di anggap tidak
penting karena masih banyak argument yang mengungkapkan teman2 difable aseskual sehingga kita
coba masuk kesana.

Kalo membangun gerakan kan butuh dukungan dari masyarakat, apa yang dilakukan PKBI
dan relwan muda untuk membangun mobilisasi dari masyarakat?
Untuk membangun basis kan kita pengorganisasian tadi di dukung dengan kampanye melalui media.
kita punya kanal media yang banyak sekali dalam rangka mempengaruhi public. Hal yang lain
proses yang dilakukan adalah melalui media sosial, hal lainMulai dari proses ceramah, kuliah,
umum, magang, diskusi public sampai media sosial, siaran radio. Banyak chanel2 untuk
mempengaruhi public terkait bagaiman mereka aware terhadap isu nya pkbi.

Hasilnya seperti apa? Indikatornya bisa kualitatif maupun kuantitatif?


Satu hal gini, melalui kampanye kita Di medsos mampu mendorong orang mengakses klinik baik
VCT maupun konseling ktd.Kita mampu menjaring orang2 yang awalnya bukan mitra kita kemudia
mau dia dating ke diskusi 2 yang dilakukan pkbi.kalo dilihat interaksi nya tentu medsos yang bisa
terukur.

Sejauh ini hambatan2 dari aspek politik?


Isu LGBT

Dari Negara?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Kalo dari pendidikan kespro yang gak mendukung peta nya adalah disdik kota, yang dia gak banget.
Saat ini gak hanya pkbi malah surveleinace nya kemenkes aja ditolak. Pokoknya yang namanya
kespro2 udah gak. Itu yang di disdik kota. Kalo untuk lgbt, aborsi, dukungan secara individual tapi
organisaisnya gak. Yang coba kita lakukan adalah mainstreaming orang ke orang, tp secara
kelembagaan structural kan dari atas. Orang sekarang lgbt di tolak nya dari kementerian ya yang di
bawah mau apa. jadi tuh mas pusat mas. Kemaren ada lgbt di gituin di jogja, tau gak pusat.

Menurut dirimu secara keseluruhan, Menilai organisasi PKBI organisai gerakan atau bukan?
Kalo saya nilai diy ya gerakan mas.

Tapi menilai PKBI secara keseluruhan?


Itu jadi pertanyaan berat. Salah satu hal yang kemudian banyak jadi refleksi adalah salah satu
jebakan pengorganisaisaian adalah elitisme, jadinya beberapa tokoh yang dia hasil gerakan, dia
bilang dia pengurus remaja, dia youth forum remaja itu akhirnya jadi elitis.Pengurus remaja pusat
pernah ngapain ke daerah.atau yang saya inget kemaren konsolidasi nya ngeributin soal nama yang
jadi youth forum atau apa. Tapi bukannya punya kerja bareng yang itu berkelanjutan.Bukan
kemudian pusat dan daerah ngapain, beda, entah ketemu dimana. Menurut saya, ini adalah organsiasi
menuju gerakan. Kalo layanan ya iya, karena gak perlu dilakukan apa2 yang penting ada
pegawainya, ada dokternya, ada supply ada demand ya itu berjalan. Ketika prosesadvokasi yang ttg
PP itu baru ada gerakannya, Tapi kebijakan2 nya proses2 gerakannya itu ada yang gerakan. kalo
gerakan full, ya menuju kesana lah mas.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 12

WAWANCARA
Nama Informan : TM
Posisi Informan : Relawan Muda CMM – PKBI DKI Jakarta
Tanggal Wawancara : 30 September 2016
Tempat : Kantor PKBI DKI Jakarta

TM usianya berapa? Aku masih 21


Kuliah dimana? Baru selesai sidang S1 Kesmas di Uhamka
Jadi mungkin bisa dimulai dari, kalo Mba TM itu kan aktivis sejak akhir bulan oktober 2013,
Nah..CMM kan satu ruangan dengan PKBI, nah menurut Mba TM, PKBI itu LSM nya
seperti apa sih?
LSM nya bagus LSM yang sebenernya sih belum pembelajar karena menurutku belum tau
pengakaderannya bagaimana sejauh ini aku melihatnya memang ada evaluasi2 tapi hanya terkait
dengan program tapi bagaimana pengkaderan karena menurutku itu saha satu hal yang paling
penting. nah kalo disini nilainya kan kerelawanan menurutku udah bagus, karena gak semua LSM
punya nilai itu, kadang mereka mengkader merekrut untuk mencapai tujuan yang mereka mau
mencapai perencanaankerja saja yang gak bener2 membuat lembaga itu punya kekhususan / ciri
khas sendiri. PKBI isunya KB dari awal, mau ngurusin HIV, mau ngurusin kespro, remaja tapi tetep
namanya pkbi gak ganti semua orang banyak yang nanya. Aku pernah di cela sama orang Ngapain
mba? Darimana? Pas aku ke salah satu kelurahan di Jakarta Barat, Saya daripkbi pak. Pkbi apan tuh:
perkumpulan keluarga berencana Indonesia. Itu apaan? Bkkbn bukan? oh bukan ini lsm nya pak,
kita duluan berdirinya dari bkkbn, banyak orang belum tau tentang pkbi. lalu kesini mau ngapain?
Mau dalam rangka pemberdayaan masayarakatdisini terkait hiv aids, bagaimana sebenrnya orang2
bisa tau penularan HIV seperti apa bagaimana mencegahnya untuk masyarakat itu sehat di
keluarahan ini kamu yakin bisa nyampein itu? Bisa jadi kamu di jambak2 sama ibu2. Lho kok gitu
sih pak. Lha iya lah Kalo ngomongin HIV belum tentu semua orang suka, apalagi kalo kamu
ngomongsama istri saya bisa digamparin kamu Karena kalo kamu ngomongin itu nyangkanya kamu
ngomongnnya macem2.Menurut saya itu gak penting. Lagi pkbi ngapaian ngurusin kaya gitu,
kerajinan banget, digaji sama pemerintah? Gak pak, kita social Aku langsung mikir, oh ternyata
yang bener2 tau nilainya pkbi baru orang2 tertentu khususnya yang di dalam nya doang. Ternyata
yang diluar belum tau bahwa pkbi punya nya masyarakat, Masyarakat belum tau soal itu.

Jadi PKBI masih belum menyentuh / dikenal seluruh elemen masyarakat, Sebenernya apa
yang dilakukan PKBI dalam pemenuhan HKSR?
Pertama ngasih tau ini lho penyadaran2 di masyarakat, tapi kita jarang banget bener2 cari tau Sampai
situ aja. Gak yang cari tau emang remaja itu udah bener sadar ya, misalnya gitu

Jadi semacam kaya penyuluhan tapi apakah remaja itu setelah diberikan informasi itu sadar
atau gak, itu gak ada tindak lanjutnya?
Iya, biasanya tetap akan dilibatkan untuk kegiatan2 khususnya pemenuhan hksr tp masih lingkup
kegiatan yang direncanain aja yang direncanaain udah selesai ya uadah, kadang kita lepas. hal2
seperti itu masih kesulitan menurutku. Mungkin sdm nya yang mengurusi soal itu, kemudian kendala
harus ada yang masih direncanakan lagi, harus ada donor, hal2 seperti itu mengganggu proses
pemenuhan itu. kalo sejauh ini cmm sendiri lebih ke pemberdayaan remaja nya, remaja sukanya apa
maunya yang kaya gimana sih, lalu bagaimana kita masukin hksr itu ke kegiatan2 remaja itu. Mulai
dengan bagaimana cmm itu bisa masuk kesatu komunitas yang sukanya main sepeda. Terus apakah
cmm yang gak pernah suka main sepeda gak bisa nahan2 diri untuk gak masuk.Kan gak bisa.Tapi

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


harus masuk.Bagaimanapun caranya kita harus ikut sama mereka ketika ngumpul.Yang kesukaanya
pun kita harus sama, seru ya ternyata, padahal kita gak pernah seru2an naik sepeda.

Apa yang dilakukan CMM lebih ke pemberdayaan nya, tantangannya adalah harus bisa
memasukihobi2 remaja yang belum tentu sesuai dengan hobi2 relawan CMM. Saat ini di
CMM ada berapa banyak sih relawan nya?
Relawan aktif kurang lebih 15, yang gak aktif banyak di grup wa aja ada 20an, yang belummasuk
grup dan gak begitu aktif mereka terdaftar aja sebagai relawan disinisekitar 5-6 orang orang.

Jadi total yang aktif dan gak aktif?


Sekitar 30 an

Itu yang di PKBI daerah, Kalo yang di cabang?


Di cabang masih sedikit banget, kita kan udah mulai di 5 cabang, cabang barat baru 1 yang siap
membantu, di timur ada sekitar 3-4 orang yang bener2 aktif cuma satu, di utara sejauh ini 1 aja,
selatan belum ada, pusat itu ada 2.

Jadi memang gak terlalu banyak ya, tapi di daerah/propinsi ada 15 orang yang aktif ya
Karena memang ya gitu kadang kalo misalkan ke sini bukannya kita langsung tempatkan mereka
seseuai domisili, tapi kadang kita menyibukan mereka disiniitu yang seharusnya gak terjadi seperti
itu tapi kita menempatkan si relawan membantu sesuai domisilinya akan lebih focus juga. Tapi
ketika disini pusatnya cabang2 Mereka akan lebih pusing; harusnya lebih fokus, di minggu ini
kegiatannya di timur mereka ikut ke timur, kegiatan di barat ikut di barat, mereka juga gak konsen,
pemisahan itu belum terjadi kita coba bagaimana strategi nya temen2 bisa nyaman di cabang, gak
hanya nyaman disini.

Motivasi Mba TM untuk jadi relawan muda di CMM PKBI?


Awalnya dari kampus, awalnya gak di DKI tapi di cabang utara, aku banyak sekali dapat pengalaman
khusunya di lapangan. Dari kuliah seneng banget kalo di kuliah dapat observasi, di cabang utara aku
malah disuruh ke DKI CMM nya, itu sebelum aku tau sebenrnya di cabang harusnya punya youth
centre yang seharusnya fokus disana kok aku malah di rekomendasiin ke sini

Siapa yang rekomendasiin?


Direktur cabangnya jakut waktu itu masih pak luki, terus aku dibantu mas hendra yang direkturnya
sekarang. Mas luki nya disini bantu GF DKI. Kata pak luki sama mas hendra, Di CMM aja disono
lebih lebih banyak kegiatan untuk remaja. Oke akhirnya ke CMM, Relawan dulu ikut pelatihan
banyak, ikut pemberian informasi, jadi fasilitator, akhirnya nyaman, aku Juga disadarkan dari hksr
itu sendiri bahwa oh ini yang gue baru tau ada hak2nya remaja, gue harus nyammpein ke remaja
yang lain walaupun ke seluruh remaja DKI karna kan jumlahnya jutaan, ya itu sih yang terjadi.

Apa yang dicita2 kan mba tri ketika jadi relawan?


Pengen menjadi contoh untuk teman2 remaja lain, pengen jadi contoh yang bisa dilihat bahwa oh
dia di CMM bisa seperti itu ya, bisa seberdaya itu, dia bisa ngomong di depan banyak orang, dia
bisa merubah persepsi remaja yang tadinya bodo amat ngomongin kesehatan menjadi bahwa
kesehatan itu penting. itu satu. Pengen menjadi remaja yang jadi contoh, bisa dipercaya sama remaja
lain untuk dia bisa cerita. Kedua emang karena kesmas, orang2 pada bingung, kerja di mana,
dipuskesmas, ngapain? Bantuin dokter? Nggak, bukan medis.Sejaih ini orang belum mengenal
promotif prefentiv, Pengen banget promotif, preventif bisa familiar.Gak hanya kuratif nya aja yang
masyarakatnya itu tau.gw harus cari pengalaman, nah gw harus dapat nih disini. Itu yang memotivasi
Pengen memfungsikan peran dari kesmas yang selama ini udah 4 tahun dipelajarin, pengen di
aplikasikan.

Ke CMM, apa sih sebenernya tujuan CMM?


Menyadarkan remaja untuk bisa berpartisipasi kemduian untuk bisa bertanggungjawab atas perilaku
seksualnya.

Yang ingin dicapai CMM itu remaja bisa berpartisipasi bisa bertanggungjawab, Jadi apa
yang ingin dirubah oleh CMM?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ya mulai dari yang tadi pemberdayaan itu karena selama ini belum berjalan.

Oke, jadi yang ingin di rubah ketidakberdayaan remaja?


Jadi CMM di dki ini harusnya bukan jadi pelaksana tapi yang mendampingi teman2 di YC cabang
untuk bisa lebih mudah menjangkau remaja nya, melakukan penyadaran2, nah di beberapa bulan
terakhir ini udah memulai untuk kita bagi tim ke cabang bersama orang2 dewasa yang penjangkauan
dll kita bener2 fokus dengan remaja nya. Karena selama ini banyak banget ketika nanya dengan
temen2 yang menjangkau, sejaih ini banyak gak sih remaja yang dijangkau? Banyak banget, terus
cuma dikasih leaflet, kondom, souvenir dll, kan tugasnya Cuma menjangkau doang. Nah itu yang
selama ini di sia-sia kan sama CMM. Kenapa kita melakukan sendiri ke semua cabang padahal kita
bisa membagi tim ke cabang kita semua yang kapasitasnya sudah bagus, kita bekerja disana dan di
satu waktu kita ngmpul disini untuk sharing apa aja yang sudah di dapat disana apa saja
tantangannya, itu yang baru2 ini kita mulai, itu yang setahun ini khususnya di cabang. Aku pernah
di kasih tau bahwa sebenrnya harusnya aturannya yang aktif youth centre nya di cabang dulu, kenapa
daerahnya menonjol, gpp menonjol sebagai pusatnya tapi kalo ditanya yc cabang, yc nya belum
apa2, sama aja boong berarti.

CMM kan bergerak untuk masalah2 ini sperti KTD, HIV, KDP, Napza, nah, menurut mba
TM seberapa parah sih situasi kesehatan reproduksi remaja saat ini?
Kayanya hampir semua remaja punya masalah deh, ntah itu Cuma kekersan secara verbal ataupun
cuma masalah dia gak tau cara membersihkan alat kelaminnya, selama ini yang dia tau dari belakang
ke depan, semua tuh ada masalahnya buat remaja tapi bagaimana selama ini yang cmm lakukan
memberikan informasi2.semua remaja punya masalah ketika ke sekolah.

Nah menurut Mba TM, apa penyebabnya?


Gak dapet informasi, HKSR gak terpenuhi

Siapa yang harusnya memberikan informasi itu?


Semuanya, bukan hanyaCMM doang Kan kalo dki udah punya pergub DKI No. 31 soal
penyelenggaran kespro di sekolah Tapi nyatanya baru beberapa sekolah aja, paling cuman 25 %
yang bener2 menyelenggarakan kespro dari seluruh tingkatan sd, smp, sma, smk.

Jadi menurut mba TM yang harus bertanggungjawab memberikan informasi kespro siapa?
Pemerintah. Dinas kesehatan, dinas pendidikan, kemdikbud, kemenkes. yang semua anak itu
sekolah. Kalo gak sekolah berapa sih. Tapi sejauh ini kan cmm masuk ke sekolah, Ke puskesmas.
Mereka gak akan melakukan sesuatu kalo belum ada kebijakannya. Bagaimana sih sebenernya
peranan lsm2 ini, banyak mitra2 lsm yang membantu mendorong itu supaya implementasinya itu
semuanya.

Apa masalah bersama yang di rasakan relawan2 itu?


Relawan CMM belum semuanya tau tentang HKSR ketika mereka masuk oh ternyata mereka juga
punya masalah terkait kespro nya.yang mereka oh ternyata waktu itu sakit karena itu ya, oh ternyata
selama ini aku dipukulin pacarku itu kekerasan ya, yang harusnya masalah serius yang harusnya
coba aku selesaikan. selama ini aku nganggepnya biasa aja lho kak, itu sebenernya tantangan2 nya
temen2 cmm yangsudah tau soal hksr, sudah banyak terkapasitasi, yang ngasih tau relwan yang baru
mau masuk, yang mau ikutan juga ke amsyarakat. Cmm mengedukasi remaja bukan hanya di luar
aja tapi juga di dalem pkbi dki temen2 bisa belajar, bisa tau bisa sadar bahwa temen2 itu punya hak.
Orang2 muda dikuatkan kesadarannya HKSR nya, apa yang dilakukan cmm untuk menguatakan
kapasitas relawan muda untuk memahami HKSR?
Pastinyanya yang pertama ketika kita masuk ke suatu komunitas yang hobinya di luar kespro.
Mereka ternyata sukanya sosmed, bagaimana yg mereka suka itu bisa menjadi cmm dikenal sama
remaja lain. Misalnya mereka suka bikin video terus di upload. Bagaimana relawan yang baru masuk
kesini kita bisa berdayakan juga apa yang mereka suka apa yang bisa kita lakukan, ayo sama2
kemudian bukan semata tempat belajar tapi sebagai tempat tinggal kedua ketika mereka tidak
nyaman di kampus di rumah, mereka bisa kesini, bisa cerita bareng.nilai2 kekeluargaan yang kita
coba tanamkan disini, gak hanya berteman, blajar, kamu bisa apa aja disini, kamu bisa main disini
bisa makan disini bisa istirahat disini membuat cmm jadi rumah kedua buat temen2 remaja.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Apa yang bisa dilakukan agar CMM menjadi rumah kedua bagi mereka?
Biasanya kita jalan bareng, touring bareng, temen2 lagi kepengen apa sih di cmm. Kayanya gw
pengen ngecat tembok nya cmm deh, oh yak udah yuk, pengen cetak poto di taro di dinding nya
cmm, oh ya udah ayok. Jadi ngerasa ketika dia disini liat potonya, ih poto gueesksis banget ya. Ada
kebanggaan/kesenengan sendiri dengan CMM, Jadi itu yang selama ini dilakukan, apa sih yang
temen2 mau, apa sih yg temen2 bisa bantu, biasanya diskusi, kita ada diskusi rutin baru beberapa
bulan ini pgn melihat konsisten temen2 relawan. Di setiap minggu ini, di setiap jumat temen2
kumpul pagi, terserah mau dating atau gak dating aku tetep nunggu, Cuma satu orang juga gpp, yang
penting aku nunggu disitu tiap hari jum’at. Kalo gak dibangun kaya gitu gak akan jadi suatu hal
yang konsisten dilakukan, gak ada komitmennya.

Apa yang dibahas?


Kemaren kita buat satu konsep namanya social club, misalnya di jumat ini kita ngomongin tempat2
yang saat ini di Jakarta remaja sering kunjungin, kapan sih kita bisa main kesana, kita kasih tanggal
kapan bisa main kesana, minggu berikutnya kita main kesana. Diskusi gak harus disini, pagi jam 9
aku udah disini, jam 10 kita diskusi nya gak disini, yuk kita jalan

Kemana biasanya?
Gakjauh2, kaya ke buaran atau ke komunitas lain, rumahnya relawan, bisa disepakati kaya gitu. Eh
kita ke dufan yuk, hal2 spontan gitu menurutku jadi hal yang asyik. Karena sering banget Kalo
direncanakan mau jalan kesini pasti gak jd tapi kalo spontan biasanya jadi. Mau kita Cuma pegang
uang berapa gak masalah, Ada rasa2 kaya gitu yang selama ini mungkin masih kurang

Apa kah dengan hal2 yang tadi dilakukan itu memperkuat kekeluargan relawan CMM?
Sejauh ini karena baru memulai aku belum melihat efektif, tapi sudah ada yang tanpa aku woro2 di
grup, mereka tuh ada yang datang, pas ada yang gak datang relawan UNJ, kak kasih tugas apapun
yang aku bisa lakukan buat cmm karena aku udah gak datang di jum’at ini. Oh ternyata beberapa
orang bisa lho. Berarti ini harus diteruskan dulu.

Selain upaya yang sifatnya rekreasional, ada gak sih masalah bersama terkait dengan
pemenuhan HKSR yang harus dipenuhi oleh CMM?
Karena kan setiap kepala orang beda2, bahkan aku pun dgn staff cmm ADA 4 ORANG ITU PUN
beda2, ya udah bebas aja teman2 mau ngapain, mau kemana, tapi teman2 harus tau peranannya
berada di pusat mana ada kegiatan kemana aja apa aja. Ada beberapa staff yang karena udah terlalu
lama dipengaruhi oleh program jadi fokusmelakukan kegiatan karena program. Gak yang bener2
perencanaan CMM di awal itu apa sih, Lupa sama pka nya cmm, ngurusinnya ya udah project, itu
yang selama ini tantangan besarnya.

Apa masalah bersama yang ingin diperjuangkan bersama?


Persoalan internal itu.

Ada gak yang sifatnya, kan relawan ngumpul ada satu tujuan untuk menyelsaikan masalah X
yang itu bukan masalah individu di internal CMM?
Sejauh ini masalahnya itu untuk kaya gini lho, yang tadi di awal, kita udah pegang remajanya, kita
udah kenal tempat si remajanya, gak di follow up, itu yang sejauh ini belum konsisten dilakukan.
Semua remaja di cmm itu sebenernya mampu tapi membangun konsistennya itu belum. Itu yang aku
lakukan selama ini.Yang masalah ini, kita gak mampu ngasihinformasi, mampu.Nilai kita belum
clear soal remaja yang KTD, soal lgbt?oh udah.Hal2 kaya gini nilai konsisten relawan.

Nilai temen2 yang terkait dengan remaja yang KTD, ODHA, LGBT, itu apa?
Untuk relawan yang udah tau soal itu, udah clear nilainya

Apa nilainya?
Kita menghargai bahwa mereka juga sama punya hak, apalagi metreka yang remaja dengan ktd, lgbt
hanya nama doang sebenernya. Mereka punya hak 10-12 itu terserah deh. Kalo CMM 10 hak itu,
tetep punya, gak yang mereka beda.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Ok, nilainya adalah mereka tetep di hargai
Makanya kenapa relawan yang baru kita coba masuk, mereka nyamannya dimana, eh menurutmu
berita soal lgbt gimana sih? Coba masuk dari situ, cerita2, eh tapi ternyata kasihan juga lho, ada rasa
peduli terhadap temen2 yang lgbt, yg ktd.

Kenapa kasihan?
Itu juga ditanya sama temen2 cmm, kenapa kasian? Ya iya mereka putus sekolah misalnya yang ktd,
hamil karna kepaksa sama pacaranya hubunganseksual, dia hamil katanya gak tau karna hus sekali
bisa hami, kasian cuma gara2 gak tau, gara2 hamil yang harusnya sekolah jadinya gak sekolah, yang
sejauh ini kasiannya sama remaja yang ktd itu. Kalo remaja yang lgbt mereka bukan sengaja bikin2
orientasi kaya gitu, tapi kanada juga yang dari dalam dirinya, ngerasa dirinya perempuan, terus ada
yang salah? kok orang kayanya nge judge banget, membedakan banget ya, sejauh ini kenapa mereka
kasian, kita harus rangkul, gak boleh memandang mereka berbdea sama kita. mereka yang jadi
korban kekerasan, kita gak menyadari pernah jadi korban kekerasan, itu sih cmm yang sejauh ini
penyadarannya seperti itu.

Ok tadi disampaikan bahwa persoalan2 yang tadi coba dilakukan intrevensinya oleh cmm
adalah kurangnya pengetahuan remaja sehingga mereka mengalami ktd, kekerasan,
diskriminasi, LGBT, itu konsen utama kenapa relawan berkumpul disini untuk upaya itu.
Sasaranya tadi sudah jelas dalah pemerintah, tadi ada kebijakan tentang Pergub, apakah ada
partisipasi relwan remaja?
Mmh, advokasi yang selama ini dilakukan temen2 remaja gak hanya cmm tapi jejaring remaja yang
juga konsen sama isu kespro. Kan selama ini kita sudah banyak advokasi, waktu itu aku juga ikut
ke MK yang memperjuangkan rancangan UU sisdiknas. Yang masih ditolak.Kalo nasional masih
ditolak kita bisa usahain di daerah.kaya di jogja udah ada bahkan udah banyak sekolah yang
menyelenggarakan kespro, lain dengan di Jakarta. Adanya pergub karena ada upaya2 dari jejaring
remaja

Apa upayanya relawan cmm sampe keluar Pergub penyelenggaraan Kespro di sekolah?
Itu keluarnya tahun 2012, aku belum disini dan belum cari tau bagaimana keluarnya, tapi selama
2013 aku disini aku banyak ngerasain proses advokasi kaya gimana. Biasanya pertama membangun
data, permasalahan remaja di sekolah, kemudian cmm punya layanan konsultasi, hampir semua klien
konseling cmm remaja dengan masalah yang berbeda2, ada juga remaja yang ktd, korban kekerasan,
terus didampingi sama cmm sampai akhirnya dia bisa nyuarain haknya juga.
Siapa?
Si remaja yang korban Setiap advokasi cmm bawa remaja ini yang besuara.Kalo remaja yang baik2
aja ikut advokasi, Lu ngapaian kata bapak2 di pemerintahan, kan lu gak ada masalah apa2, mana
yang hamil? Tunjukin.Kemudian kita melibatkan guru2, ortu, toga, toma Kan pkbi juga berjejaring
dengan nu, muhamadiyah.Emang salah ya adanya pendidikan kespro di sekolah. Kayanya orang2
nganggapnya kespro iti hal2 yang jorok, gak harus belajar soal ituntar juga tau sendiri, padalah di al
quran, kitab2 nasrani, kepercayaan agama lain itu ada untuk kita menjaga kesehatan reproduksi. Itu
yang selama ini banyak dilibatkan.

Nah kalo mereka itu melakukan advokasi melalui aksi eperti apa?
Nah temen2 cmm itu membagi peran, ada yang ikut untuk bicara dengan kepala dinas, dengan
menteri, dengan orang focal di institusi, terutama remaja yang jadi korban, kan kita mesti
memberikan penyadaran2 dulu. Nah yang lain buat2 media kaya gitu. Itu yang waktu kasusnya yy
itu, itu buat kita dari kardus aja bekas dibentuk papan desain, pendidikan kespro, Mati, gak
terwujud.Kita biasanya buat yang kaya gitu kalo ada yang orasi.

Kalo advokasi yang turun ke jalan?


Ke MK juga, cmm uniknya dibanding temen2 organisasi lain CMM masih aja gak modern, kita
pengen bentuk yang beda, kita tuh apa sih yang bisa kita gambar, yang bisa kita warnai, beda banget,
nanti bisa liat deh mas di aksi yy, di kompas, videonya kompas, temen2 cmm yang paling di shoot
banyak sama reporter. Cmm tuh di luar orang2 ini jaman sekarang makenya gini, ini gak, waktu yy
kita bawa anak smp dan kita minta dia pake seragam.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Yg SMP itu korban KTD?
Gak ktd tapi dia pernah mendapatkan kekerasan, pelecehan.

Bagaimana PKBI bisa membawa korban pelecehan seksual?


Kita gak semata2 ketika remaja datang kesini punya masalah ya udah kita kasih konseling tapi
bagaimana dia ikutan dance 4 life, sebenernya yang paling diterima di sekolah isunya hiv, kalo ke
sekolah iming2nya dancefor life dulu baru kalo udah masuk kita selip2in hksr nya. Teman2 punya
hak, baru kita klarifikasi nilai2nya, masuk dari dance4life Seolah2 kita ngelembagain cse/kespro di
sekolah tapi masuknya dari dance 4 life karena sangat bisa diterima dan menarik untuk remaja.

Kenapa?
Gak pasti dari dance4life, salah satunya, karena mereka ternyata tertarik, mau dong ikutan, nah si
remaja yang smp tadi dia sekarang trainer inspirenya Dance4life.Bahkan kalo datang di acra GF,
kita mengkolaborasikan Dance4life dengan teatrikal Yang berperan juga si anak ini Jadi kita
membuat dia lupa dengan kejadian2 yang dia tidak diinginkan terjadi, memberdayakan dia supaya
dia tau soal kespro, hiv. Dia jadi bermanfaat buat temennya yang lain. Dia harus punya satu keahlian
yang bisa dia banggain, kalo danceforlife gue yang harus maju pertama sampai yang membangun
kepercayaan dirinya itu kaya gitu. Ayok yuk ikutan kegiatan cmm. Klita mau ada jalan2, karokean,
Lama2 besok ada apa lagi, besok ada apa lagi.

Tadi kan ada berbagai bentuk aksi yang dilakukan, ada aksi turun ke jalan, audiensi yang ke
MK itu, ada dengan dance4 life, ada aksi apa lagi yang bisanya dilakukan CMM untuk
menunjukan kepedulian, perhatian dari relawan muda terhadap kasus Kespro?
Di sosmed, jadi tuh menariknya, gak tau karena aku merasa punya tanggungjawab besar sekali
setelah jadi coordinator atau memang kesadaranku baru mulai meningkat Aku sreing banget update
kegiatan di pesbuk, cmm sering ngasih informasi soal kekerasan dan bullying di sekolah. Ternyata
itu menunmbuhkan kesadaran dari beberapa temen di FB, temen di fb kan banyak ya ribuan,
Beberapa kali aku upload poto ada beberapa yang komen dan langsung masengger ke aku, eh aku
mau dong. Ternyata itu juga bisa menumbuhkan kesadaran, selain kita stop ini stop itu. Bahkan itu
di luar Jakarta orangnya, dari bekasi, dari tangerang, dari Kalimantan ada, di kalsel itu kan ada yc
nya juga, ketua yc nya itu ketemu sama aku ketika acara forum di pusat, dia ngobrol banyak sama
aku, dia pgn banyak belajar gimana mengaktifkan kembali yc nya di kalsel namanya si … pokoknya
dia hampir setiap minggu wa aku, mba gimana nih relawan nya Cuma satu Cuma dua, gpp kalo
kamu diskusi rutin tetap lakukan tetap konsisten, alo mau ada rekruitmen di sekolah/kampus ini
tetap lakukan. dan dia tuh belajar sama aku itu malah aku nya yang kalah, dia malah aktif banget
sekarang, padahal belajarnya baru bbrp bulan. relawan nya udah banyak, disana udah ngadain iyd,
berarti bagus ya yang tadinya aku cuma ngobrol bisa sama dia di pusat, mulai dia wa aku, tanya2,
mau belajar eh ternyata dia udah bisa, relwan nya banyak, mulai aktif, bukan hanya remaja nya tapi
juga orang dewasa nya. Aku seneng mulai berbagi dengan orang.

Apa yang dilakukan mba TM sehingga menginspirasi relawan muda di Kalsel?


Awalnya Cuma di kalsel YC nya udah aktif belum?Gak ada mba remajanya, ini aja aku2 terus yang
datang.Di DKI kaya gimana?Di DKI rekruitmen nya aku ajarin.Iya kdang suka males ya kalo gak
ada relawannya, gak usah kaya gitu Yang namanya remaja kan maunya milih, maunya kemana
gabungnya, dia maunya di yc nya kamu, kan remaja masih mau milih2 sesuai dengan hobi, tau gak
gimana caranya supaya dia mau gabung, kita gak usah bawa2 kespro dulu bawa2 seksual dulu,
masuk aja dulu ikutan main, suka main gak ke taman2? Tempat2 hiburan? Beneran dilakukan sama
dia, dia main sama temen2 kampusnya ke taman, terus ke mal, terus beneran dapaet relwannya. Mba
udah segini nih, kira2 yang bisasa dilakukan di dalam kegiatan apa ajaya? Aku kasih tau lagi, di
awal jangan ngomongin kespro dulu, kita ajak coba gimana situasi remaja saat ini Bagaimana
perkembangannya? Aku juga suka wa kan. Iya aku udah buat ini buat itu, udah bagus nih, padahal
itu jarak jauh Cuma wa aja. oya mba ini kita perlu ada perencanaan kegiatan gak? Perlu ayo segera
di buat. Tapi ada relwan yang kabur2an, gpp kalo ada 1-2 relawan yang bisa konsisten mau gabung
sama kamu ya udah pegang aja dulu. Lakukan aja sama dua orang yang aktif itu. Beneran, lama2
jadi Mba dki udah ngapain aja buat iyd nya? Mba kalo boleh tau perencanaannya harus gimana
ya?Harusada edukasinya, jangan Cuma seneng2 aja.Temanya apa mba? Kalo cmm sekarang

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


temanya anti bullying supaya nyamarin isu kespro nya dulu, kenapa itu mba? Karena sekarang lagi
marak kekerasan fisik/verbal.Tapi kamu diskuksan kebutuhan temen2 disana apa. Beneran baget dia
bikin acara iyd. Dia nge add facebook aku, YC nya juga nge add. ini Cuma jarak jauh sharingnya
tapi dia bisa melakukan itu. jadi aku percaya sosmed salah satu sarana memberikan penyadaran2
pada remaja bahwa mereka penting melakukan sesuatu untuk pemehunan hak itu bukan hanya
remaja nya sih tapi orang dewasanya juga. Mba bisa gak bantuin Di bekasi, di cikarang? Aku ada
komunitas remaja kadang mereka gak sadar pacarannya di luar batas

Itu komunitasnya banyak?


Iya, aku kan aku di cibitung kabupaten bekasi, merupakan salah satu tempat yang penduduk
remajanya banyak tapi untuk sekolahnya aja kadang gurunya ngajarin mata pelajaran wajib aja
kadang gak bener apalagi ada tambahan ngajarin kespro, ngapain. Pns di bekasi masih kaya gitu.
Ada di cikarang kaya rumah singgah, gak tau Cuma komunitas yang hobinya sama yang mereka
sering ngumpul dan dia tiba2 messenger aku mba suka ngasih ttg kespro ya, iya, mba aku mau dong
dibantu untuk remajanya, aku ada remajanya disini tapi kita sosial dan gak punya dana. bisa gak
mba kita minta bantuan? Harus bikin proposal gak? aku jelasin, aku juga dari sosial, kalo mau minta
bantuan gpp nanti aku omongin sama temen2. Krn aku kan di Jakarta. Oh ya udah kalo aku harus
bikin proposal nanti aku bikin. Sampai kaya gitu usahanya untuk bisa dibantu Itu belum lama, baru
dua bulan nge share 2 itu di facebook.

Itu efektif dan ditindaklanjuti, ada asistensi dari CMM untuk kelompok- kelompok remaja.
Tadi Mba TM bicara tentang aksi2 ya yang dilakukan CMM untuk memperjuangkan HKSR
ada aksi turun ke jalan, aksi ke MK, audiensi, ada juga social media, sebenernya aksi2 itu
tujuan nya apa sih?
Memberikan penyadaran pada masyarakat bahwa sebenernya korban kekerasan itu bukan satu2nya
disebabkan karna salahnya si korban dengan berpakaian seksi, keluar malam hari, jalan sendiri.
Kemudian mengajak masyarakat berpartisipasi, ketika sudah sadar, ya udah ayo ikut juga
menyuarakan. Misalnya di sosmed lagi booming kasus YY itu kemudian kita share terus kita
bagikan lagi bagikan lagi itu kemudian banyak yang membagikan, yang tadinya apaan sih bacanya
tapi ini kok banyak yang ngelike dan ngebagiin, membangun partisipasi masyarakatnya.

Jadi tujuan aksi itu mendorong publik untuk aware tentang kekerasan, kalo sudah aware
ingin apa?
Inginnya pendidikan sekual reproduksi yang komprehensif itu bisa didapatkan oleh semua orang
tidak hanya remajanya yak karena kalo ngomongin remaja itu siklus hidup dari mulai dia bayi, balita,
anak sekolah, dia harus mengenal tubuhnya, fungsi2nya, siapa aja yang boleh megang, siapa yang
harus merawat, itu harus dikenalin dari kecil, tp masih banyak orang tua yang gak peduli, anaknya
menstruasi langsung kasih pembalut, selesai, gak dibilangin ganti pembalut berapa kali ya nak, hal2
yang sperti itu.

Kekerasan yang terjadi seperti terhadap remaja perempuan penyebabnya apa?


Tidak taunya orang itu tentang bentuk2 kekerasan bahwa selama ini cuma ngatain orang aja, dasar
cewek, itu hal yang biasa padahal gak.

Ketidaktahuan itu disebabkan karena tidak adanya informasi?


Tidak ada aksesnya, harus cari tau kemana, yang harusnya sekolah jadi tempat semua orang tau
informasi dan pendidikan yang benar, ini tuh gak ada informasi seputar itu gak ada di sekolahan.

Sebetulnya ketika temen2 melakukan aksi ke MK, aksi ke jalan, yang harus dirubah itu siapa
target sasarannya?
Remaja dulu.

Dengan cara?
Melibatkan remaja juga untuk ikutan, nanti dia akan cerita ke temen2 sekolah, ini kenapa penting
sekali di setiap sekolah ada pendidik sebaya nya, nyampein lagi ke temen2nya.

Dalam melakukan aksi ada persiapan2 nya, persiapannya berapa lama?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Itu gak lama, di kabarin dadakan dari pusat yang ngajak pusat. Cuma kalo CMM sendiri sebelum ke
jalan sudah aksi di sosial media, kaya yang peduli terhadap yuyun, terhadap remaja lain yang
memang mengalami masalah. Kemudian akan ada aksi, dari perempuan mahardika juga mengajak
karena selama ini berjejaring. Kayanya CMM harus siapkan tulisan2 yang memang kita mau apa sih
dari aksi ini. Kan kita mau pendidikan kespro di sekolah Ini kan penyebanya karena gak ada itu di
sekolah jadinya orang mengaggap melecehkan itu biasa aja. Karna kita tulisin Matinya pendidikan
kespro di indonseia

Ketika melakukan aksi CMM tidak ada sendiri, ada beberapa jejaring CMM yang sama2,
apa aja yg ada disana?
Ada ARI, Perempuan mahardika, ardhanary institute, fokus muda, arus pelangi, yayasan Faye
konsennya sama anak, banyak banget.

Organisasi2 itu di mobilisasi sama siapa?


Awalnya itu perempuan mahardika sama symphony mereka ngadain konferensi pers bahwa mereka
mau memperjuangkan peraturan terkait sama pelecehan seksual, aku lupa, mereka tadinya awalnya
berdua terus mereka mengajak siapa lagi yang berpartisipasi kemudian ada ari, pkbi dan lain2 lagi
yg ikut serta. Aksi itu tadinya konferensi pers terus kita bersama turun ke jalan. Selama proses
advokasi itu disayangkan pelibatan remaja sekolahnya belum. Waktu aksi di monas aja cmm bawa
remaja sekolah pake seragam. Itu menurutku yang sangat penting juga untuk di sorot. Cuma CMM
doing yang bawa anak sekolah pake seragam.

Kok bisa?
Udah sore udah pulang sekolah

Berapa banyak?
Aku Cuma ajak satu aja, karena memang yang aku percaya. Dia itu relawan cabang yang memang
awalnya aku kenal dia karena dia ikut dilatih dance4life, kemudian aku pendekatan2 sama si anak
ini sampai dia cerita pernah mengalami pelecehan. Terus keingetan juga karena dia suka bicara juga
percaya diri bicara di depanbanyak orang jadi aku ajak dia. Cuma satu orang aja. Itu yang di
sayangkan juga, kenapa pas konferensi pers dia gak ngomong Jangan Cuma orang yang gede2 aja
Setiap proses advokasi yang akan dilihat. Di MK, hakim agung nya nanya mana remaja yang katanya
butuh itu. Dia suruh bicara Saat itu dihadirkan, CMM bawa remaja yang nikah muda dan mengalami
kekerasan yang merasa dirugikan dengan tidak adanya pendidikan kespro di sekolah cuma memang
mereka gak pake baju sekolah.Mana liat identitasnya, selama ini harus diperlihatkan kepada public
bahwa bener2 yang bicara anak sekolah.Ini seragamnya dia, ini usianya dia. Yang kaya gitu lho.

Siapa saja yang dimobiliasasi oleh CMM selain anak sekolah?


Ada mahasiswa UNJ di jurusan pendidikan luar sekolah sama BK, BK UNJ ada 2 orang, PLS ada 4
orang selebihnya relawan CMM.

Oke, CMM saat itu mengerahkan anak2 muda, sekolahandan kuliahan. Temen2 CMM
berjejaring selama ini dengan organisasi lain, apaada aliansi2 gak sih yang dimasuki CMM?
Aliansi satu visi. Kalo waktu taun berapa kak bonitha yang jadi koordinator ASV kalo sekarang
anggota aja.

Apa agenda CMM masuk aliansi?


Untuk aksi, advokasi. Kalo advokasi sendiri kan gak bisa, Cuma kebutuhan CMM donag, harus
nasional semua daerah butuh, itu fungsinya ada aliansi satu visi. Kita sama2 memperjuang
pendidikan kespro.

Itu aja yang ingin dicapai CMM?


Untuk sejauh ini Kita usahaian itu dulu, dan yang sudah cmm bantuuntuk mencapai itu kita ada
hubungan baik dengan dinas pendidikan, dinkes DKI. Dinkes hamper mau jadiin Mou sudah
dirancang tinggal ketok palu doang. Saat itu dinkes tau pkbi dki mendukung lgbt jadi ancur
semuanya ditunda mou nya. Yang masih kesulitan di dinas pendidikan. Dan tau sendiri formasi di
pemerintahan kandi pindah2, orang yang tadinya konsen banget sama kita mau ikutan advokasi eh
dia pindah orang puskesmas juga sama, udah bagus udah dilatih eh pindah, itu tantangannya.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Menurut mba TM apakah aksi2 yang selama ini dilakukan CMM untuk memperjuangkan
HKSR telah tepat atau perlu banyak perbaikan?
Banyak perbaikan pastinya, baru berapa bulan yang lalu aja dinkes dki Jakarta ngadaian penilaian
standar pkpr itu masih banyak banget yang belum sesuai standar, poli nya masih gabung sama poli
macem2, masih ada yang campur.kemudian implementasi dari kebijakannya juga masih lemah.

Cara2 PKBI DKI untuk mempengaruhi kebijakan itu apakah sudah tepat?
Sebenrnya sudah tepat tapi kendalanya sdm kurang untuk follow up, untuk tetetp ngedampingin
beberapa puskesmas yang udah konsen, kendala keuangan kali, gak ngerti juga, aku lebih ke sdm
nya, kemauan dari temen2 disini yang selalu terus2an dampingin mereka. Apalagi yang bisa kita
bantu. Gak semuanya juga temen2 di pkbi di CMM bener2 ngelotok tentang pkpr nya, nilainya
samaremaja mesti bener2 harus diingetin lagi, visi kita ini lho, nilai harus sama, masih banyak perlu
dibenahi.

Aksi PKBI menggunakan teknologi Sosmed, kira2 ada teknologi lain lagi yang digunakan
CMM untuk melakukana advokasi, pemberdayaan remaja?
Ada, namanya komik curhat yang dipake di LPKA juga Bukan hanya di LPKA tapi kita di sekolah2
juga untuk membuat komik.Karena ternyata remaja itu suka dengan gambar2 kemudian kadang
gambar itu menjadi tempat remaja bisa bersuara bisa berpartisipasi. Kemudian potovoice itu juga
bisa jadi sarana advokasi dari dulu cmm pengen banget audiensi sama pak ahok tp belum kesampean
melalui potovoice dan komik curhat.

Menurutmu itu efektif?


Menurutku cukup efektif, menarik perhatian karena hal yang baru yang remaja juga menggaggap
itu kece dengan poto.

Apa kelebihan Foto-voice dan komik curhat?


Gak males lihatnya, kalo tulisan banyak kaya policy brief kanorang males bacanya. remaja tanpa
tau pendidikan kespro akan hancur misalnya gambar lampu pecah.

Dengan symbol bendaaapa, kata apa bisa memberikan makna?


Iya, kemduian komik cuman dengan 4 kotak itu tapi kita ketemuapa sih yang mau dituju, gak harus
baca banyak tapi kita tau kita harus sadar apa.

Fungsi dari komik dan Foto-voice lebih keapa?


Membangun kesadaran, ikut berpikir juga bareng2apa yang harus kita tuju saat ini.

Selama ini Foto-voice dan komik yang udah di buat relawan muda di sebar lewat apa?
Lewat sosial media, lewat event2 CMM gak hanya event besar, event keluar yang bisa memamerkan
komik dan potovoice, kita pamerkan.

Ada lagi teknologi yang dibuat oleh CMM?


Baru rencana sih mau buat games kespro, jadi kalo ke sekolah smp atau sma udah punya lapotop
dan gadget, kita pre post gak pake kertas lagi tapi pake aplikasi klik2 aja jawabannya bener salah
tapi di kolaborasikan dengan gambar. Udah di omongin sama mahasiswa elektro yang magang disini
tapi mereka belum siap lanjut lagi karena beberapa hal tapi mereka menjanjikan semoga bisa.

Aku melihat kekuatan cmm selalu ada regenerasi anak muda, apa rahasia di balik itu?
Mungkin kadang aku berpikir rekrutmen dengan cara pendekatan individualis antara aku dengan
satu relawan kemudian dengansatu2 gak secara kesleuruhan, aku kadang berpikir ada buruknya ada
baiknya. Buruknya kalo aku deket sama dia, dia kesini udah mau sama aku aja. Tapi Kelebihan nya
jadi membangun chemistry aku dengan coordinator yang cukup berpengaruh dengan relawan, kalo
dia udah deket sama aku sama yang lain bisa lah berproses. Itu yang aku rasa selama ini coordinator
yang lalu pun seperti itu. Cuma kendala nya dia Cuma mau deket sama coordinator itu, itu yang
belum teartasi selama ini.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Nah kan banyak relawan muda di tingkat daerah, gimana merekrut mereka?
Kalo sama unj kan beberapa dosen UNJ di jurusan PLS dan BK mereka dulunya relawan pkbi. pkbi
dikasih slot untuk bisa promosi kesana kemudian membuka kesempatan untuk temen2 yang mau
cari pengalaman konseling, jadi fasilitator, kalo mereka datang kesini ajak seneng2 dulu baru nanti
melatih mereka meningkatkan komptenesinya selain di kampus udah dapet ilmu terus bagaimana
cara aplikasinya. Kemudian kalo sekolah cmm mendampingi PIKR di sekolah, kalo BKKBN kan
Cuma negebntuk aja. Sekolah itu kadang bingung padahal bkkbn setiap taun punya lomba yang
anak2nya harus dilatih diberdayakan tapi bkkbn gak ngasih. Karna cmm masuk ke sekolah itu jadi
gurunya minta relawan cmm bantu Pik. Beberapa temen2 PIK di sekolah kita ajak untuk kesini. Dari
dulu seperti itu proses nya. Di ajak kesini dilatih, kalo udah sangat nyaman mereka kulaih tetep
berproses kuliahnya jadi relawan disini tetep belajar disini.

Nah oke, apa peran PKBI ketika CMM melakukan aktifitas2?


Pkbi dki mendukung secara finansialnya, youth adults’ participation nya. Pkbi bagusnya punya
kebijakan bahwa di setiap kepengurusan harus ada remaja, di setiap perencanaan harus ada remaja,
itu yang jadi kekhususan sendiri untuk pkbi di bandingkan lembaga2 lain.

Youth adulth partnership, sejauh apa penerapannya?


Di PKBI DKI sendiri udah cukup baik tapi memang perlu kadang orang dewasa kalo udah punya
ide terus2an, kadang sifatnya memaksa juga, yang kaya gini lho udah, awalnya mau bantu tapi lama2
jadi memaksakan padahal belum bisa dilakukan oleh cmm tapi tapi disarankan itu harus cepet
dilakukan. Kekurangannya belum bisa membatasi bagaimana partnershipnya itu. kalo MYP nya
udah bagus menurutku, dikasih ruang untuk bicara, dikasih kesempatan untuk mengambil
keputusan.

PKBI mendukung sumber daya anggarannya. Nah... ketika anggarannya itu kurang, apa
yang dilakukan relawan cmm dalam menggalang dana?
Sejauh ini teman2 cmm tantanganya untuk melakukan penggalangan dana. kalo dulu katanya cmm
belum punya donor mereka bikin proposal supaya didukung. Waktu itu feminax dll. Saat ini selama
aku di cmm itu belum terjadi lagi. Berusaha untuk mencari itu dengan membuat proposal
Mengajukan proposal ke perusahaan2 yang bisa membantu remaja.saat ini bener2 kekurangan
anggaran.

Apa yang dilakukan?


Membuat proposal untuk sponsor sih. Kita lagi merancang untuk itu. Udah ngelist perusahaan mana
saja yang bisa membantu event2 remaja.

Kan sumber daya bukan Cuma anggaran ya, ada sumber daya lain, apa?
Cmm banyak buku yang bisa dipakai untuk membikin materi, gak perlu yang cari2 browsing2 di
google, banyak buku bagus terkait khususnya kespro kemudian cmm juga punya media lain untuk
menyampaikan informasi seperti celemek, boneka kespro lengkap satu keluarga, kekayaan
sertifikat2 cmm yang banyak dapetin, penghargaan2, itu menurutku jadi sumber juga cmm bukan
sekedar kata pusat remaja, tapi emang bener buktinya ada sertifikat yang menunjukan cmm ahli nya
remaja. Jejaring juga.

CMM dan PKBI DKI berjejaring dengan ASV, ada jaringan lain selainASV?
Waktu itu seperlima tapi gak tau masih aktif atau gak. Nama seperlima nya gak sekuat ASV.

Apa kendala2 yang di alami oleh CMM saat ini?


Kendalanya Penguatan kembali organisasi internal, jadi udah banyak banget relawan yang berdaya,
udah terkapasitasi, udah bagus dia pergi gitu aja. Turn over nya. Sebenernya mereka itu kan bisa
menjadi panutan, tempat yang bisa ditanya2 relawan yang baru, bagaimana cmm dulu, bagaimana
cmm ke depannya, secara fisik, secara program. Jadi aku bener2 coba untuk kayanya mulai dengan
yang baru, kalo relawan lama gak bisa kembali, di luar batas kemampuanku juga untuk memaksakan
itu ke teman2 yang lama.

Oke, turn over kan tinggi, strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan CMM untuk
memperkuat ikatan?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


CMM tuh sebenrnya punya sms gateway, satu sms kaya broadcast Cuma modelnya sms, dan dia
pake pulsa, nah kalo broadcast kan Cuma butuh jaringan internet aja kan, semua org yang punya
hape, tapi kalo yg gak punya wa, broadcast kan gak bisa. Kalo broadcast kan di bbm, kalo cmm pake
juga broadcast di wa. Jadi cmm punya nomor sendiri setiap mau menyapa, selamat pagi, apa kabar
melalui hp cmm di broadcast semuanya. Selain ada hgrup CMM juga tetep pegang relwan2 itu
dengan nomornya cmm dengan yang tadi broadcast. Selama ini yang aku di cmm aku belum
ngerasain temen2 semua bener2 kenal sama keluarga nya relwan. Datang ke rumahnya relawan.
Selama ini belum. Nah aku berpikir bahwa sepertinya itu bisa dilakukan. Karena kalau kita mau
relawan itu mau jadi kleluarga di cmm ya keluarga nya juga harus jadi keluarga disini. ya mereka
harus tau anaknya relawan cmm pkbi. itu yang menurutku masih lemah. Kita perlu selain social club
jalan ke tempat2 yang sering dikunjungi remaja tapi kita perlu dating ke rumah temen2 relawan yang
bisa dijangkau, masih di daerah jawa. Karna ada mahasiswa unj yang rumahnya di Bangka.Nah itu
kita bingung tuh. Ada keinginan seperti itu untuk mengunjungi rumah relawan.

Kontribusi relawan muda dalam melakukan advokasi kebijakan, bagaimana? Apakah sudah
cukup baik?
Kalo cukup iya, tapi baik sih belum. Kadang udah terkapasitasi udah di latih. Berhari2 mendengar
isu KTD ngomongin lagi tanya2 lagi. harusnya kalo udah clear ya udah. Gak usah Tanya lagi dia
kenapa. Masalahnya yang harus kita bantu. bukan kita ngepoin kaya gitu.

Jadi semangatnya ketika pelatihan, advokasi, pertemuan terkapasitasi. Ketika melakukan


aksi gimana komitmen mereka?
Aksi bagus, tapi dalam kondisi terntentu udah lama gak diingetin soal ktd, aborsi, tau2 ada kabar
kasus kaya gini kok nilainya jadi kaya gitu ya.

Menurutmu kontribusi relawan muda terhadap pemberian inforjmasi dan layanan kepda
sebaya?
Sejauh ini sudah bagus jadi pasti nyampein lagi ke temennya walaupun Cuma satu orang. Itu aku
pesankan ke temen2, gpp kalo hanya bisa menyampaikan ke sahabatnya saja. Itu sudah di coba
sejauh ini temen2 melakukan itu.

Kalo memberikan layanan apa saja?


Konseling konsultasi di media sosial, wa, twitter, bbm, path, pesbuk, instagram. Hamper semua
sosmed yang remaja punya saat ini. Ada website juga ada hotline di kilink juga langsung. Pasti tiap
bulannya ada remaja.

Rata2 berapa remaja yang akses?


Kalo aku setiap bulannya pasti ngelayanin kalo berapa nya masih sedikit.

Kalo pendidikan temen2 melakukan remaja dimana saja?


Remaja sekolah luar sekolah

Berapa dampingan remaja sekolah?


Tahun kemaren ada kurang lebih 700-800 per tahun

Sekolah yang I damping ada berapa?


Tahun lalu ada 10, tahun ini ada 5. Kalo lima nya itu cuma smp dan sma. Sd nya belum ke itung.
Nanti ada mas di lampiran buku putih. Sekolah mana aja yang pemberian informasi, yang
danceforlife.

Punya Pergub nya?


Aku sih gak punya, kalo kak boni kayanya ada deh

Kebijakan pemerintah Indonesia saat ini untuk pemenuhan HKSR seperti apa?
Masih lemah.

Apa kebijakan2 yang melemahkan?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Itu yang usia perkawainan. Udah di advokasi lagi tapi tetep aja 16 tahun. Jadi kelemahannya ketika
remaja hamil ke puskesmas itu bukan jadi masalah.

Ada lagi?
Kayanya ada lagi tapi aku lupa ingetnya Cuma itu

Kalo menurutmu nilai2 sosial budaya yang ada di Indonesia saat ini sudah baik atau justru?
Belum, kalo cewek kalo gak nikah2 dibilangnya terlalu tua, cewek pekerjaanya dapur, sumur, kasur.
Kan gender banget. Sebelah timur Indonesia ada tradisi yang kalo menang pertarungan, atau menang
perburuan binatang dia bisa melakukan hubungan seks dengan perempuan manapun. Kalo dia
menang terus dia menang banyak dapetin perempuan itu tanpa harus nikahin. Yang masih banyak
sekali di pelosk2.Ada yang baru melahirkan, bawahnya ada arang gitu supaya setan2nya, najis2 nya
hilang. Padahal kan orang abis melahirkan gak najis.

Nilai2 tertentu yang itu kekerasan ya. Nah PKBI kan ada strategi pemberdayaan bagi
relawan2 CMM, apa yang dilakukan PKBI untuk meningkatkan kapasitas CMM?
Jadi kita itu gak hanya menyasar remajanya aja tapi kita juga ke kader2 posyandu ke bapak rt, rw,
ternayat mereka bisa banyak bantu untuk kemajuan remaja nya. Misalnya pkbi dki memulai untuk
mengenalkan pkbi. boro2 kalo keluar di tegor. aku dengan tim fasilitator masyarakat sekarang coba
untuk masuk ke dalam sini, apa aja masalah dan kebutuhan mereka, kita bisa bantu dari mana nya.
Baru berjalan dua bulan, kalo keluar beli makan ada aja yang senyum. Kayanya udah pada kenal
nih. Jadi asyik aja gitu merasa lebih nyaman aja disini.

Kader Posyandu di apain?


Kita kenalan dulu, ibu ada keinginan apa sih? Misalkan Kita pengen ada bank sampah, tapi kita
kendala disini tempat, ya udah kita bisa cari bareng2.Kita coba membantu mereka wujudin
keinginan mereka. Memberikan penyadaran sedikit2, kesehatan itu penting untuk masyarakat. dicari
lagi mengkrucut lagi masalah hiv nya. Ternyata kita baru tau di belakang sini banyak yang sudah
terinfeksi HIV.Yang dari dulu kita gak lakukan. Remaja nya di karang tarunanya masih cukup
berpengaruh di remaja sekitarnya. Kalo ada apa2 acara, anak2 karang taruna dilibatkan oleh bapak
rt/rw.Anak2 karang taruna di percaya oleh temen2 remaja di sekitarnya. Coba untuk masuk ke
karang taruna, kader2, paud, pokoknya setiap ada arisan ibu2 ikut juga.Bener2 pengen jadi warga
sini.

Relawan muda disinikan kadang ingin belajar, PKBI melakukan apa untuk meningkatkan
kapasitas aktivis muda CMM di internal PKBI?
Kita ada kapasitasi rutin setiap hari kamis. Siapa yang memberikan yang bersedia memberikan yang
memang dia punya kapasitas menyampaikan itu misalkan kaya abis pelatihan misalkan SGBV, dia
akan ditanyain terus sama divisi litbang sama lec centre. Diberikan ruang untuk temen2 yang punya
kapasitas untuk berbagi. Tapi kalo untuk yang diluar kita minta jadwal.

Apa lagi?
Kalo PKBI update kalo abis ngapa2in. jadi relawan lama yang udah gak datang tau, pkbi lagi
melakukan pemberdayaan misalnya. Relawan udah lama gak datang, lagi kuliah, untuk tesis dia
balik lagi melakukan penelitian. Bulan kemaren dia kesini mau penelitian sekalian bantu kegiatan
cmm.

Selain itu ada lagi?


Kalo kerjaan udah selesai, ngobrol2 yang bisa dibagi2, diskusi diluar rencana.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 13
WAWANCARA
Nama Informan : YS
Posisi Informan : Staff Kemenkes RI
Tanggal Wawancara : 24 Januari 2017
Tempat : Kantor Kemenkes - RI

A : Pewawancara
B : Informan

A : Sebelumnya dimana Bu? Sebelum di..


B : di Puskesmas Sulawesi Tenggara

A : Oh Sulawesi Tenggara.., dari situ langsung terus ke Kemenkes?


B: kesini, yaa. Pokoknya saya tugas saya itu di bidang kesehatan usia sekolah remaja di dalam
sekolah

A : oh di dalam sekolah, kalau di luar sekolah beda lagi ya


B : he’eh, di luar sekolah ada lagi

A : jadi ini khusus ke sekolah ya, banyak juga ternyata kepala ini nya ya, bidang-bidangnya
lebih banyak ya ternyata untuk remaja
B : Bidangnya itu di remaja itu satu bidang itu sebenernya kesehatan usia sekolah dan remaja.
Namanya subdirektorat ya pak, setara dengan bidang, setara dengan bagian. Nah di subdirektorat
kesehatan usia sekolah remaja dibagi lagi menjadi 2 seksi: 1, seksi dalam sekolah; 2, seksi luar
sekolah

A : kalau yang ibu ini berarti usia remaja di dalam sekolah, itu tujuannya apa
B : jadi kita itu kan menjalankan Permenkes 25/2014, bisa di google nih pak Permenkes 25/2014 itu
antara kira-kira antara pasal 28-32 gitu ya pak ya…jadi 25/2014 itu tentang upaya kesehatan anak,
upaya kesehatan anak itu mulai dari bayi baru lahir sampai dengan 18 tahun gitu ya pak. Nah di
antara pasal 28-32 itu kira-kira disitu ada pasal tentang usia sekolah remaja, nah amanahnya adalah
usia sekolah remaja diselenggarakan melalui sedikitnya melalui UKS dan PKPR tersebut, jadi kalau
saya ini khususnya di UKS, seperti itu. Kemudian disitu juga amanahnya itu ya tujuannya
pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi edukasi tentang kesehatan kepada usia
sekolah, dan remaja, gitu

A : jadi lebih ke pendidikan?


B : iya, namun pelayanan yang disiapkan di fasilitas kesehatan gitu selain KIE tadi ada juga
konseling, kemudian pelayanan klinis, pelayanan rujukan, kemudian ada juga pembinaan partisipasi
dari kader kesehatan remajanya, seperti itu

A : kalo PKPR ngga di bawah sini?di sebelah?


B : PKPR ya, kita kan membagi tugas, disebelah. Kalau PKPR yang bisa ditanyakan apa pak, yang
mau ditanyakan tentang PKPR?

A : lebih ke program-program di lingkungan sekolah yang lebih ke UKS ya.


B : iya

A : nah kalau situasi pengetahuan kaum muda ini sebenernya di Indonesia seperti apa saat ini
Bu
B : ooh … kalau dari survey ..(bisa dimatiin ngga?)

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A : kenapa?
B : kalau terakhir itu kan survey…, jadi di kita itu datanya itu kan data rutin laporan provinsi itu
hanya diperkenankan meminta data indikator program, gitu pak. Kalau data indikator program itu
yaitu indikator yang ada dalam RPJMN, renstra seperti itu hanya puskesmas melaksanakan
penjaringan kesehatan dan indikator puskesmas menyelenggarakan PKPR, jadi hanya sebatas itu
yang dari laporan rutin, sehingga data-data lainnya yang lebih khusus itu kita ambil dari survey,
SDKI, itu yang terakhir itu 2012, kemudian ada lagi yang terbaru GSHS 2015

A : GS…
B : Global School Health Survey,

A : itu bisa diakses di internet Bu?


B : bisa, sebentar saya buka dulu ya. Disitu sih kalo pengetahuan ya pak ya, khususnya kalo
pengetahuan yang sifatnya pengetahuan itu kalo yang HIV gitu kan ya mungkin bapak lebih tahu
kali ya, kalau berdasarkan SDKI sih 2007-2012 ya ada peningkatan tapi kan tetap masih sedikit gitu
kan, jadi yang tahu itu hanya sekitar belasan persen ngga sampe20% lah yang remaja kita yang
punya pengetahuan komprehensif tentang pencegahan HIV dan sebagainya.. tetapi kalau
pengetahuan yang lainnya.., sebentar saya cari dulu.. namun perilaku pak, kalo disini, jadi di GSHS
itu bukan menggali pengetahuan tetapi menggali.., walaupun dengan kuesioner gitu kita menggali
perilaku mereka. Nah ini masalahnya banyak banget pak, jadi misalnya saja aktivitas fisik sekarang
sudah makin berkurang, setengah nya saja yang melakukan aktivitas fisik rutin, kemudian pola
makan, terkait dengan gizi. Pola makan itu, apa namanya, yang kebanyakan itu misalnya makan mie
instan frekuensinya cukup banyak. Kemudian konsumsi sayur dan buahnya semakin..eh memang
sedikit, seperti itu. Kemudian makan makanan yang beresiko, misalnya saja yang dibakar, yang
penyedap seperti itu, itu perilaku makan. Kemudian aktivitas fisik, kemudian ini.., apa namanya,
berpacaran seperti itu juga lebih muda lagi seperti itu, kemudian yang mengaku berhubungan seksual
gitu kan mengalami peningkatan. Jadi di GSHS itu menunjukkan bahwa perilaku usia remaja yang
beresiko menimbulkan masalah kesehatan gitu, cukup mengalami peningkatan dibandingkan SDKI
2012

A : Kalau terkait kesehatan reproduksi remaja itu apa yang menyebabkan kerentanan-
kerentanan itu lebih meningkat di kalangan remaja saat ini?
B : terkait dengan seksual..

A : kesehatan reproduksi remaja


B : reproduksi ya disitu sih kalau dari…sebentar (Mbak Hana, Mbak Hana itu minta GSHS dong
yang terakhir dimana), jadi kalau itu sih dari sini sih, dia itu lebih suka.., jadi selain tadi haid pertama
lebih maju seperti itu kemudian yang mengaku pacaran juga lebih maju gitu, diskusi, tempat diskusi
dengan, tempat diskusi untuk tentang kesehatan reproduksi begitu atau tentang pubertas itu kan yang
disenengin selain, atau sumber informasi yang disenangi itu selain media massa gitu kan kemudian
teman sebaya gitu ya, teman sebaya baru menyusul orang tua, guru, orang tua, seperti itu. Jadi, tadi
pertanyaannya kan yang menimbulkan, istilahnya pengaruh lingkungan gitu yang mempengaruhi
yang menyebabkan mereka rentan ya mungkin sumber-sumber informasi itu seperti yang
ditunjukkan data, jadi adanya informasi yang kurang dikendalikan dari media elektronik, kemudian
pengetahuan atau wawasan guru ataupun orangtua itu sendiri tentang kesehatan reproduksi yang
memang masih seperti tabu gitu ya pak ya, jadi masih belum sesuai dengan harapan kita untuk bisa
lebih terbuka, gitu. Mungkin itu jadinya remaja itu datangnya lebih banyak mencari informasi
sendiri

A: informasi yang ngga tepat ya. Kalau program-program untuk mengatasi faktor-faktor
penyebab tadi, dari penelitian
B : ya, jadi saya sekali lagi menyampaikan ini mewakili sendiri gitu ya pak ya, jadi kalo tadi saya
kembalikan lagi bahwa, sesuai Permenkes 25 itu amanahnya kita menyelenggarakan melalui UKS
dan PKPR, jadi khususnya untuk kespro sendiri, jadi kalo gini pak, kalo di KIE itu disampaikan baik
melalui sekolah maupun luar sekolah gitu jadi petugas puskesmas itu berkewajiban untuk datang
menjangkau remaja yang tidak datang ke puskesmas, baik melalui sekolah maupun luar sekolah.
Luar sekolah itu nanti panti, lapas, dan sebagainya, begitu. Nah itu instrumen yang kita gunakan itu

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


yang berisi materi kesehatan reproduksi, begitu. Misalnya saja buku rapor kesehatanku, itu yang kita
upayakan untuk bisa didistribusikan ke peserta didik gitu, supaya mereka bisa mendapat informasi
yang cukup, gitu. Walaupun di buku rapor kesehatanku itu tidak hanya kespro saja tetapi, karena
kami harus mengakomodir seluruh masalah kesehatan kan pak. Jadi ada PHBS, ada gizi tadi, karena
kan masalahnya memang banyak, seperti itu. Kemudian petugas puskesmas juga ke sekolah itu
wajib untuk melakukan screening kesehatan pak, penjaringan kesehatan. Nah di petunjuk teknis
yang kita berikan itu di dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan, selain setiap peserta kelas I, kelas
7 dan kelas 10 tahun ajaran baru itu selain diperiksa fisik, misalnya status gizi, tingga badan berat
badan,kemudian tajam penglihatan, tajam pendengaran, tetapi ada juga pemeriksaan dengan
kuesioner pak, jadi kuesioner itu yang terkait dengan kespro, misalnya saja pertanyaan tentang
pubertas, kalau yang perempuan tentang mulai haid, gitu kalau yang laki laki tentang mimpi basah,
kemudian apakah ada gejala-gejala terkait dengan PMS, kemudian ada juga pertanyaan tentang
apakah ada perlakuan yang bisa mendeteksi adanya kekerasan seksual, seperti itu. Itu ada di
kuesioner penjaringan kesehatan yang semestinya sih dilakukan puskesmas, tapi pelaksanaannya
bervariasi, ada yang hanya melaksanakan pemeriksaan fisik, kuesionernya belum, seperti itu karena
keterbatasan sumber daya itu. Kemudian untuk itu dari sisi pelayanan yang diberikan langsung ke
remaja, kemudian puskesmas juga kita sarankan untuk membina konselor sebaya gitu pak, jadi 10%
jumlah peserta didik, gitu, untuk dibina menjadi kader kesehatan remaja atau konselor sebaya untuk
membantu mereka menjadi tempat diskusinya para remaja supaya si remaja itu juga, si konselor itu
bisa menjadi teman diskusi dan bisa merujuk, membantu merujuk ke puskesmas PKPR, seperti itu.
Jadi, mudah-mudahan gitu ya itu masih dilaksanakan gitu pak, karena laporan itu tidak sampai ke
kita, gitu pak. Seperti tadi, kita laporan rutin hanya bisa indikator-indikator yang bisa dipantau yaitu
indikator renstra dan RPJMN gitu, jadi laporan pelaksanaan pembinaan konselor sebaya seperti itu
memang tidak sampai ke kami, tetapi kegiatan itu seharusnya ada karena sudah dimulai dari dulu,
gitu. Kemudian, itu tadi untuk peserta didiknya, untuk remajanya terus untuk gurunya, kalau untuk
gurunya itu kita sudah siapkan pegangan guru tentang kespro remaja, jadi disitu ada bahan-bahan
bacaan dan cara menyampaikan kepada remaja yang bisa disampaikan tersendiri atau terintegrasi
dengan mata pelajaran yang dia pegang, gitu pak. Itu isinya itu tentang life skill dan materi-materi
kesehatan terkait kespro, begitu. Nah cuma dalam pelaksanaannya memang kita belum lihat
implementasinya, yang kita bisa lihat itu pada waktu kita memang melakukan uji coba implementasi
di 9 sekolah di DKI tapi setelah itu ya belum.

A: tahun berapa itu


B : 2014 kayanya atau 2015, nah itu hasilnya memang baik gitu ketika guru, tim guru mata pelajaran
apapun mulai biologi, agama dan sebagainya itu mereka buat tim 3 atau 4 orang kemudian materi
kespro remaja itu yang memang ada 14-an topik gitu yang mereka bagi-bagi untuk mereka
sampaikan pada jamnya mereka masing-masing begitu, itu bisa selesai dalam 3 - 4 bulan kemudiaan
hasilnya juga cukup baik, jadi peserta didik bisa itu tadi apa namanya terbuka..,lebih terbuka kepada
guru, kemudian jadi karena sudah merasa nyaman, jadi gurunya dengan pengetahuan yang sudah
kita berikan jadi guru itu sifatnya jadi lebih apa ya pak, tidak tabu lagi, sehingga murid nyaman, dan
kemudian murid selain ditingkatkan pengetahuannya dia juga jadi sikapnya jadi berubah. Jadi
misalnya ada yang menawarkan vcd porno gitu, kalau sebelum diberikan materi kespro itu mereka
diam saja tetapi setelah itu katanya perubahan sikapnya itu mereka melaporkan ke guru, konsultasi
‘bu guru diluar ada yang jual vcd porno, ada yang ajak nonton’, karena gurunya juga, karena di
pedoman itu juga gurunya kan harus friendly, tidak boleh instruksi dan sebagainya gitu jadi terbuka
seperti itu. Jadi kurang lebih itu yang kami siapkan. Karena modul kespro itu tidak..
implementasinya masih..ibaratnya masih kita pertanyakan gitu yang pak, nah sekarang ini kita dalam
proses modul kespronya itu untuk disusun menjadi diversifikasi kurikulum, jadi dari Kementerian
Pendidikan di Pusat Kurikulum Perbukuan itu menawarkan ada peluang gitu diversifikasi
kurikulum. Tetapi diversifikasi kurikulum itu seperti menu pak, jadi otoritas sekolah yang memilih.
Nah sekarang kita dalam rangka mendorong mereka melaksanakan pemberian materi kespro remaja
di sekolah, ya kita sekarang sedang menuangkan pegangan kespro bagi guru itu ke dalam
diversifikasi kurikulum supaya itu bisa sampai ke sekolah-sekolah seperti itu.

A : Kalau kerjasama antara tadi Kementerian Kesehatan dengan LSM misalnya untuk
program-program kesehatan reproduksi di sekolah itu seperti apa selama ini?

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


B : jadi kalau…apa namanya, selama ini ya pak, saya kan di remaja itu sebenernya baru 2014-an ya,
yang saya alami itu khususnya dalam kespro ya pak, dalam kespro itu kita didukung oleh UN gitu
ya

A : UN nya UN apa?
B: UNFPA, yang mendukung itu, kemudian untuk LSMnya sendiri, ini di tingkat pusat ya pak, saya
bicara di tingkat pusat itu, kemudian kita melibatkan ya LSM terkait dalam hal untuk menyumbang
materi, dan sebagainya, begitu. Kemudian dalam, karena di pusat memang tupoksi nya untuk
menyusun suatu NSPK

A: NSPK itu apa?


B : NSPK itu kan Norma Standar Prosedur Kriteria ya konkritnya pedoman, rule gitu juknis, nah
jadi dalam kaitan tupoksi di pusat ya sebenarnya LSM-LSM terkait itu kita libatkan dalam proses
penyusunan pedoman tersebut, mulai dari penyusunan sampai dengan uji cobanya, seperti itu,
sampai pedoman itu jadi, termasuk PKBI termasuk apa sih dulu WPF, Reutger, seperti itu memang
ARI, memang terlibat dalam penyusunan NSPK. Kemudian kalau untuk di tingkat operasional itu
melalui PKPR pak, jadi di Permenkesnya sendiri ada istilahnya untuk rujukan gitu kan, pelayanan
rujukan, rujukan itu bukan hanya untuk medis, tapi ada rujukan hukum, rujukan sosial tentu saja itu
memerlukan LSM-LSM di wilayah itu gitu kan. Nah kemudian di pedoman standar nasional PKPR,
pedoman standar PKPR itu merupakan suatu pedoman untuk meningkatkan kualitas pelayanan
PKPR gitu, nah di dalam instrumen itu kita sudah berikan poin untuk pengembangan jejaring,
jejaring itu adalah selain lintas sektor juga LSM yang ada di wilayah itu, jadi makin banyak LSM,
makin banyak mitra yang dilibatkan di suatu puskesmas PKPR, nanti poin puskesmas PKPR itu
akan lebih tinggi, seperti itu kalau yang konkrit di puskesmas

A : kalau sejauh ini kontribusi PKBI dalam mendorong peningkatan akses kaum muda untuk
ke PKPR maupun peningkatan pengetahuan atau untuk mendorong integrasi kurikulum ke
sekolah?
B: ya.., jadi PKBI kalau untuk ditataran NSPK tadi saya sampaikan kita dalam hal penyusunan gitu
ya pak ya, penyusunan materi gitu, tetapi kalau untuk mendorong sampai di implementasikan di
lintas sektor gitu tentu saja, PKBI ya kita libatkan tetapi tetap yang memfasilitasi ya Kementerian
gitu ya pak ya, cuma PKBI kita harapkan support terutama dari substansi ya pak ya karena kan
berkecimpung langsung gitu tentu saja PKBI, jadi ya itu dalam hal substansi yang kita, biasanya..apa
namanya bantuan, kontribusi yang kita dapatkan, substansi yang kita dapatkan untuk NSPK,
kemudian untuk implementasi saya rasa, PKBI kan punya klinik-klinik remaja ya, ya saya rasa
karena puskesmas PKPR sendiri kan dari 9700 puskesmas yang ada di Indonesia kan yang dibilang
dilaporkan sebagai puskesmas PKPR itu kan sekitar 3000-4000 ya, jadi kalau tahun lalu masih
3000an, tahun ini sih laporannya masuk 4000, tetapi kan walaupun 4000 sendiri kan sebenernya
pemanfaatan oleh remaja juga masih kurang, jadi 4000 itu masih juga kunjungan remaja nya masih
sedikit dan 4000 itu juga tidak tersebar di seluruh wilayah gitu, maksudnya masih sangat kurang,
jadi saya rasa kontribusi PKBI dalam klinik remaja itu sangat mengisi kebutuhan remaja terhadap
tadi misalnya kebutuhan informasi tentang kespro kemudian termasuk pelayanan klinis begitu ya
kalau memang ada layanan klinis di klinik tersebut, seperti itu

A: kalau kapasitas, kan banyak relawan-relawan mudanya PKBI yang sering ikut terlibat
dalam forum-forum pertemuan yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan, misalnya tadi
membantu meningkatkan soal substansi materi lebih baik misalnya seperti itu, nah kapasitas
relawan muda itu seperti apa kalau ibu lihat?
B : ya, kita itu, saya tadi sampaikan ya dari yang saya alami gitu ya, 2014 itu kan kita beberapa kali
terlibat meminta bantuan untuk memfasilitasi jambore konsorsium sebaya, jadi apa namanya
pertemuan atau event yang menyasar anak usia sekolah remaja gitu yang pesertanya anak usia
sekolah remaja, kita waktu itu bekerjasama juga dengan relawan muda PKBI ya. Jadi kalau
sepengetahuan saya sih, kebetulan, mudahan-mudahan bukan kebetulan ya, yang kita ajak kerjasama
itu sepertinya sudah sering berhadapan langsung dengan remaja, jadi pengalaman saya itu waktu itu
untuk meningkatkan kapasitas si remajanya, jadi si relawan PKBI ini mereka punya kemampuan
untuk memfasilitasi si remaja-remaja ini dalam hal life skill gitu ya pak ya, dalam hal life
skill,kemudian nanti Kementerian Kesehatan misalnya meminta supaya materi kesehatan juga

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ditingkatkan di samping life skillnya itu ya mereka cukup akomodatif gitu ya, tetapi khususnya
dalam hal life skill dan apa namanya BLC ya, apa Building Learning Commitment gitu ya,
maksudnya apa sih, ini tim lah apa namanya membangun kerjasama tim, ya meningkatkan
kemampuan remaja itu sih untuk lebih terampil mengatasi masalah seperti itu sih yang saya tangkap,
di pengalaman saya gitu ya waktu bekerjasama sama mereka

A : kalau tadi kan kapasitas relawan muda nya terkait dengan keterampilan untuk
meningkatkan kapasitas remaja gitu ya bu ya dengan sebayanya, nah kadang relawan muda
juga sering duduk satu meja dengan para orang dewasa lah ya baik itu dari UN, dari
Kemenkes, atau dari kementerian yang lain dan seterusnya, nah sejauh mana kontribusi
relawan muda PKBI ketika pengalaman Bu YS memfasilitasi pertemuan-pertemuan terkait
dengan kesehatan seksual reproduksi
B : ya..,kalau sejauh ini kan kita ketika sasarannya bukan anak usia sekolah remaja sendiri, ketika
memerlukan koordinasi lintas sektor misalnya dalam penyusunan NSPK tadi gitu ya, biasanya sih
wakil dari PKBI gitu ya, mereka akan mengemukakan apa yang sudah dilakukan dan pada umumnya
mereka menyuarakan kebutuhan remaja yang mereka jumpai pada waktu mereka menangani gitu
pak, jadi biasanya mereka menyuarakan kebutuhan remaja gitu terutama kebutuhan remaja gitu
yang, misalnya saja dibatasi, kebutuhannya menjadi tidak terpenuhi gitu, kebutuhan pelayanan
menjadi tidak terpenuhi karena dibatasi misalnya peraturan perundangan, seperti itu sih kalau yang
saya lihat

A: oh lebih ke arah sana ya analisisnya ya


B: iya. Kalau lintas sektor..,karena kan kita kalau di tingkat pusat itu kan diskusinya kalau bukan
penyusunan NSPK, nanti perumebijakan, dan sebagainya, begitu. Yang saya lihat sih seperti itu jadi
kaya misalnya ketemu di pertemuan RAN pemuda, penyusunan RAN pemuda di Bappenas, gitu.
Nah saya lihat yang wakil PKBI nya dia memperjuangkan itu kebutuhan remaja itu supaya bisa
menjadi perhatian di RAN tersebut.

A: Ok, nah, kan tadi kaum muda ini juga sering berinteraksi dengan pemerintah maupun
non-pemerintah sendiri, nah sebetulnya ada ngga sih penilaian dari ibu terkait dengan yang
kemarin tuh ada gerakan kaum mudanya PKBI mengajukan JR Sisdiknas yang untuk
integrasi pendidikan kespro yang komprehensif itu di sekolah-sekolah itu ditolak
B : oh.., JR Sisdiknas saya malah baru denger

A: baru denger ya?


B : baru denger

A : PKBI waktu itu sempet JR itu tahun 2013-2014


B : JR itu apa

A : Judicial Review
B: Ooh…ya ya ya…Judicial Review untuk..Oo yang kespro masuk ke itu, ya ya kami udah denger
juga

A: Gimana menurut pendapat Bu YS?


B : iya, jadi,kalau saya tidak salah ya, informasinya kan Judicial Review untuk memasukkan kespro
ke Sisdiknas ya itu ditolak ya. Jadi gini, kalau yang saya tangkap gitu ya, jadi penolakan itu bukan
pada kespro nya Pak, ya kan, jadi kepada mekanisme perundangan yang berlaku gitu, jadi kalau
undang- undang ini sudah disusun, sudah disahkan menjadi undang-undang itu bisa diamandemen
kalau dia terbukti merugikan masyarakat, merugikan warga Negara, tetapi kan ini kita masukkan
kespro kan belum ada kaitannya dengan satu pasal atau satu norma yang merugikan warga negara
gitu, jadi sehingga belum bisa dimasukkan, seperti itu. Tetapi kan memasukkan kespro ke dalam
dunia pendidikan itu caranya tidak, tidak selalu melalui undang-undang sisdiknas tersebut ya, jadi
kita bisa cari cara lain, misalnya saja yang tadi, kami tempuh tadi gitu, Karena peluang yang ada
sekarang adalah diversifikasi kurikulum ya kita jalani dulu tadi yang diversifikasi kurikulum,
kemudian, buku rapor kesehatanku, gitu kan, itu kan kalau bisa dipegang peserta didik itu kan
informasi tentang kesehatan termasuk didalamnya reproduksi kan pasti sampe, gitu. Jadi ya upaya-
upaya lain masih bisa ditempuh gitu lho pak

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A: ada ini ngga, rekomendasi misalnya untuk PKBI atau relawan pemuda PKBI yang lebih
kepada kontribusi dalam pemenuhan hak remaja terkait kesehatan reproduksi
B : ya kalau, kita itu kan sebenernya ini pak, apa namanya, PKBI itu kan sudah eksis di, hampir
seluruh provinsi ya pak?

A : hampir seluruh provinsi


B : berapa provinsi sih?

A : 25
B : 25 provinsi kan sebenarnya

A : tapi masih banyak problem yang belum tersentuh


B : seperti yang saya sampaikan tadi ya, kalau di tingkat implementasi terus terang aja kita
memerlukan klinik-klinik itu untuk mengisi gap ketersediaan puskesmas PKPR gitu ya, kemudian
kita juga memerlukan, apa sih pak namanya sharing gitu, sharing best practices, baik di tingkat pusat
maupun implementasi gitu ya, misalnya saja klinik PKBI bisa berkoordinasi dengan dinas kesehatan
kabupaten atau kota atau bahkan puskesmas di wilayah kerja tersebut sehingga bisa saling mengisi
gap kesenjangan tadi gitu ya pak. Karena kan remaja nya juga sebenernya di wilayah kerja itu gitu,
jadi puskesmas sendiri sebenarnya masih perlu pembelajaran bagaimana menjadi puskesmas yang
ramah remaja atau peduli remaja seperti itu, karena utilitas nya kan masih sedikit pak, jadi untuk
mahir itu kan harus menangani, supaya bisa terampil dan mahir itu kan harus sangat sering, nah
sementara setahu kami klinik PKBI sendiri utilitasnya cukup banyak, jadi kalau bisa sharing atau
berkoordinasi dengan dinas, kemudian puskesmas mungkin akan makin meningkatkan kualitas
pelayanan kita gitu pak, kira-kira seperti itu.

A: kalau kelemahannya PKBI menurut ibu apa?kelemahan PKBI selama ini dalam program
remaja nya.., mungkin bisa..
B : kelemahan PKBI … apa ya (tertawa), sebenarnya saya sendiri kalau isi programnya itu kita
kurang update juga gitu pak, jadi kan, misalnya tahun lalu buat ini, gitu, 2 tahun lalu buat ini, 1
tahun lalu kita belum ter-update gitu padahal kan ada sesuatu yang baru, jadi sebenernya kita
kurang.., ya itu tadi, koordinasi ya pak ya, yaa…, nanti atau kita, karena selain PKBI mungkin LSM
yang lain juga sebenernya kuta juga banyak tidak update nya jadi mungkin nanti, sebenernya tugas
kementerian juga sih untuk mengkoordinir teman-teman LSM supaya kita saling, apa sih kalau di
bilang, learning action gitu ya pak, saling bertukar. Kalau untuk programnya atau pelayanannya
sebenarnya saya kurang tahu persis ya, jadi ngga bisa bilang ini kurang , gitu sih

A : kalau advokasi-advokasi nya gimana bu. Kan tadi kan ada kebijakan-kebijakan juga yang
menghambat remaja untuk akses informasi, akses layanan, kurang lebih dalam melakukan
advokasi untuk mengubah
B : ya mungkin kalau bisa, gitu ya mungkin, kita tahu lah kalau yang sudah kita tahu ada hambatan
dalam regulasi untuk memberikan akses pelayanan kespro kepada remaja gitu, mungkin kalau bisa
misalnya saja bekerjasama dengan profesi gitu pak, organsisasi profesi yang memang mempunyai
kompetensi di bidang kespro gitu, membuat suatu bukti bahwa pelayanan ini memang dibutuhkan
untuk remaja

A: evidence based ya
B : iya, jadi gimana ya..kita tahu kita butuh tapi kan memang dibatasi oleh peraturan perundangan
itu, sehingga kita jadi stuck gitu kan, seperti..ya sudah..ya sudah..gitu kan. Jadi mungkin kalau bisa
ada buktinya itu

A: bukti bahwa remaja itu membutuhkan itu


B : iyaa, misalkan seperti itu

A : itu yang kurang kayanya ya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


B :iyaa, jadi datanya sendiri kan misalnya saja, kehamilan yang tidak diinginkan, datang ke
pelayanan, begitu, itu kan angkanya persisnya itu kan memang sulit, ya dampaknya dan sebagainya,
itu kan memang ngga ada, karena memang data itu kan tidak boleh..,pelayanan itu juga tidak boleh,
karena pelayanan nya tidak boleh sehingga datanya juga tidak boleh dicari kan, jadi kalau misalkan
ada atau bahkan kerjasama untuk memberikan pelayanan itu.., itu mungkin yang bisa dibutuhkan

A : memang, memang isu remaja kan agak sensitif gitu ya, beberapa isu ada yang ngga terlalu
sensitif kaya informasi kesehatan reproduksi misalkan ngga terlalu sensitif, tapi kalau sudah
masuk ke dalam ranah akses terhadap kontrasepsi atau akses terhadap save abortion services
itu seperti apa sebenarnya respon dari pemerintah?
B : kalau pemerintah pada prinsipnya harus menjalankan peraturan perundangan ya pak ya, jadi
kalau peraturan perundangan nya sudah begitu tidak bisa ya tidak bisa, jadi dibolak balik pun tetap
kita akan ikut peraturan perundangan

A: kecuali kalau peraturan perundangannya berubah


B : iya, makanya kalau misalnya, apa sih namanya, misalnya bekerjasama dengan organisasi profesi
karena organisasi profesi yang menentukan gitu, menentukan suatu pelayanan, suatu indikasi, itu
kan ranahnya di profesi, itu bisa memberikan bukti gitu kan itu bisa menjadi suatu pertimbangan
dalam merumuskan kebijakan kan seperti itu pak, tetapi sementara ini kita tetap

A : strict ke kebijakan itu


B : iyaa

A : nah kalau sekarang ini kan kaum mudanya melakukan tindakan-tindakan atau aksi-aksi
bersama untuk mendorong pemerintah misalnya menyediakan alat kontrasepsi bagi remaja
atau akses save abortion bagi remaja gimana pendapat atau ya pendapat pribadi dari Ibu YS?
B : ya kalau ada gerakan itu kan ya makanya, ya itu kan kalau namanya gerakan masyarakat gitu ya,
pasti nanti kalau sampai ke kementerian gitu ya, pasti nanti pimpinan akan meminta kita unuk
membuat suatu telaah, jadi misalnya ada suatu gerakan, ada sesuatu hal gitu trus kita kan perlu
menanggapi ini apakah kita akan mengakomodir menjadi suatu kebijakan atau bagaimana nah itu
kan perlu dasar atau suatu kajian gitu nah, ya pada akhirnya kita kalau menyiapkan kajian atau
menyiapkan telaah pada akhirnya kita akan mengikuti peraturan dan data yang berlaku, ya begitu

A : jadi sementara saat ini belum bisa mengakomodir gitu


B : iya, belum bisa, karena kita sendiri kan sudah menyiapkan Rencana Aksi Nasional Kesehatan
Usia Sekolah Remaja yang melibatkan lintas sektor, nah dari lintas sektor yang pengampu nya pun,
berpegang ya sudah begitu peraturannya, apalagi kalau kita yang, apa namanya kita yang perlu
gandengan tangan dengan lintas sektor tersebut, tentu saja kita akan bersama-sama berpegang pada
peraturan yang berlaku, data yang berlaku, makanya kalau ada data yang berlaku begitu kan
menunjukkan itu pasti akan lain lagi kajiannya

A: ada ngga sih data terkait seberapa besar akses kaum muda terhadap alat kontrasepsi, ngga
ada ya?
B : ngga ada

A : lebih ke pengetahuan ya, itu juga jadi belum ada landasanny, kalau yang dierjuangkan
kaum muda saat ini kan …karena memang ada datanya yang rendah banget gitu ya
B : iya, dan amanah undang-undangnya kalau untuk remaja hampir semua pasti kewajiban
pemerintah untuk menyediakan edukasi informasi itu, gitu

A : lebih kestitu, jadi kalau layanan sepertinya belum ya


B : belum.., jadi diturunkan undang-undang menjadi PP pun gitu, jadi permenkes pun ya tetap segitu
memberikan edukasi, informasi, pencegahan, dalam upaya pencegahan

A : dalam upaya pencegahan, bukan treatment ya


B : iya, itu kita sudah berdiskusi dengan itu, apa namanya itu yang profesi seksologi, apa sih
organisasi apa gitu di Indonesia, itu pun dia juga bisanya oh kalau remaja pencegahan, seperti itu

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A: ok, ok, ok…, ada strategi khusus ngga misalkan kalau untuk menghimbau remaja untuk
tidak melakukan gerakan yang mengarah memperjuangkan layanan, ngga ada ya?
B : untuk gimana? Remaja..

A : ya , misalkan remaja dalam suatu forum menyuarakan hak terhadap alat kontrasepsi, hak
terhadap layanan kesehatan reproduksi, termasuk dalam hal ini safe abortion, nah ada ngga
sih strategi-strategi yang dilakukan pemerintah untuk meredam itu supaya remaja tidak
terlalu fokus di situ lebih fokus ke pendidikan
B : ya kalau pemerintah sekali lagi itu, pencegahan ya jadi kita tidak meredam kebutuhan mereka
gitu justru kita berusaha mengakomodir gitu dalam setiap penyusunan NSPK, wakil-wakil remaja
sih sudah kita mintakan suaranya, seperti itu jadi yang kita berikan kenyataan. Jadi maksudnya kalau
mereka dalam forum misalnya penyusunan RAN, mereka menyampaikan itu, ya kita sampaikan
bahwa ya mohon maaf yang dituliskan belum bisa yang itu, yang jadi kebijakan ya belum bisa,
seperti itu saja. Tetapi kalau upayanya kembali lagi ya itu tadi, pencegahan aja, edukasi

A: ada PP no 61 ya tentang kesehatan reproduksi


B : iya, nah itu yang saya sampaikan tadi, dalam penyusunan itu kan melibatkan profesi, gitu.
Bahkan dalam … pun, kita kan minta tuh tolong ada norma khusus tentang remaja, ya akhirnya
diskusinya ya pencegahan, gitu. Karena nanti ketika si remaja, misalnya, sudah menghasilkan
dampak dari perilaku beresiko, dia akan dilayani oleh sistem kesehatan. Jadi pelayanan kesehatan
tidak diskriminatif, gitu kan. Pelayanan kesehatan itu tidak membeda-bedakan, harus melayani
semua. Jadi dia bisa masuk kesitu, begitu, tetapi…

A : untuk hal-hal tertentu tetap berbeda untuk remaja dengan orang dewasa
B : ya sama sih nanti, misalnya saja remajanya sudah terlanjur hamil, nah nanti siapapun yang hamil,
bidan itu di puskesmas harus memberikan ANC 4 kali, pemeriksaannya harus begini, itu tidak
memandang umur lagi, udah terlanjur, seperti itu. Jadi segala jenis pelayanan yang memang jadi
protap nya puskesmas itu tidak membatasi umur. Nah cuma, pelayanan yang belum ada di
puskesmas, tidak bisa kita ada-adakan tanpa

A: kebijakan, norma-norma
B: yaa seperti itu sih

A : oke Bu, mungkin saya ngga terlalu banyak pertanyaan lagi, itu aja sih
B : mudah-mudahan membantu ya

A : nama lengkapnya Ibu YS siapa ya Bu?


B : saya .....

A : oh dari Bali
B : dari Bali..

A : kalau posisinya ini kepala..


B : Kepala Seksi Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja di Dalam Sekolah

A : usianya?
B : saya 41

A: Baik Ibu, terimakasaih banyak atas jawaban-jawabannya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Lampiran 2 : Transkrip wawancara
Informan 14

WAWANCARA
Nama Informan : IW (inisial)
Posisi Informan : Pimpinan PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 17 Januari 2017
Tempat : Kantor PKBI Pusat
Pewawancara : A
Informan : B

A : sejauh mana sih sebenernya PKBI punya resource, gitu, baik tangible maupun intangible
yang bisa menopang gerakan kaum muda tersebut karena kan sebenernya PKBI kan kental
dengan services, mau ngga mau kan, dan pemberdayaan remaja yang lebih ke peer-educator
lah. Ketika kembali ke gerakan itu sebenernya topangannya seperti apa, kan gitu, aku
mengkaji ..
B : saya ngasih background waktu itu sebenernya, waktu di UNFPA juga kan saya ngasih
background sebenernya. Ada pidato saya di hari kependudukan di Jogja waktu di undang UNFPA
juga sama anaknya Sultan tuh si Mbak Yun Kita ngasih … kenapa diperlukan, pertanyaannya
sebenarnya kenapa diperlukan gerakan remaja. Pertama argumentasi demografi soal jumlah remaja
terbesar dalam sejarah republik yang disebut 67 juta, tergantung angkanya ya tergantung interval
usianya ya. Kemaren disepakati ya kalau ngambil di RAN, ngambil di RAN itu ngambilnya mulai
10 sampai 24.

A : ya, panjang banget sebenarnya, itu lebih besar lagi berarti pak
B : ini lebih besar lagi nih, makanya ada yang 15-24

A : kalau saya 15-24 Mas. Karena usia 10-14 itu kurang juga cukup untuk dibawa berfikir
kritis ke arah gerakan ya
B : iya ini hanya pertimbangan biologis ketika usia ini sudah mulai akil balig, sebenarnya, sehingga
disebut masuk ke dalam fase remaja. Tapi ya kalau 15-24 berarti 62 jutaan

A : iya
B : nah kalo, jadi pertimbangan, pertimbangan demografi kan, komposisi demografi itu pertama,
yang kedua soal kebijakan pemerintah, kebijakan yang absen di usia ini, nah itu saya sebut di dalam
pidato. Sebenarnya kalau searching di laporan hari kependudukan, saya agak lengkap saya bikin
narasinya sih, saya bacakan, karena waktu itu kan harus dibacakan, apa namanya di submit karena
ada…

A : hari kependudukan ya
B : Hari kependudukan tahun 2014

A : 2014, oke nanti saya search. Tapi sebenarnya ide itu sudah sempet saya simak ketika IW
menyampaikan di Bogor waktu itu tentang analisis usia remaja yang diabaikan ya melalui
kebijakan-kebijakan
B : ya kemudian kan ditambah arus eksternal kan globalisasi gitu bahwa remaja ini sebagai pasar

A : dimanfaatkan oleh kapitalis


B : jadi 05 ini kalau menggunakan pendekatan life cycle approach kan, ini kan sebenarnya
pendekatan yang digaungkan pemerintah melalui BKKBN dan juga …, ya kalo ini kalo disebut
dengan policy ini, ini kan saya nyebutnya subsidi, subsidi negara untuk imunisasi, gizi, alokasi ini

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


ada. Kemudian usia sekolah kan dengan dana BOS kan sampe 14 nih sampe SMP dana operasional
sekolah, tapi begitu SMA, perguruan tinggi, ya ini pusat, pemerintah pusat itu zero

A : emm.. ya baik di pendidikan maupun kesehatan


B : ya, ini hampir tidak ada. Ada keluar yang disebut dengan puskesmas remaja itu tetapi itu

A : PKPR ya
B : ya PKPR, itu per kabupaten cuma berapa tuh, jadi tidak bersifat universal hanya terpilih,
puskesmas terpilih. Ya artinya ada.., ada pengecualian hanya puskesmas tertentu. Nah kalau BOS,
ini kita bandingan lah BOS ini kan tidak memandang sekolah apa mau swasta, mau Kristen, mau
islam, begitu dia masuk terdaftar sebagai sekolah resmi dia pasti akan, siswa nya akan mendapat
BOS, swasta, pemerintah.

A : gimana dengan BKKBN yang … remajanya, apakah itu masuk disini, tema itu atau
gimana?
B : artinya kan gini, kalau disebut dengan kebijakan itu kan diikuti dengan alokasi

A : anggaran
B : kemudian juga dengan infrastruktur. Coba lihat ini, BOS. Kan ada alokasi kemudian ada
infrastruktur, perbaikan meskipun masih keteter tapi paling tidak perhatian terhadap perbaikan
infrasruktur sekolah tuh,rehab kelas, pembangunan itu ada. Ini infrastrukturnya lebih lengkap
sampai ke posyandu

A : Puskesmas..
B : ya ini komplt ini yang paling komplit. Sebenernya kalau mau dibandingkan ini paling komplit.
Nah ketika sampai ke lansia. Oh kalau yang di usia dewasa ini kan sebenernya kemudahannya
infrastrukturnya, KUR-Kredit Usaha Rakyat, usaha kecil kemudian infrastrukturnya perbankan kan,
nah ini dimudahkan sebenernya. Anggarannya triliunan, bahwa itu yang terserap atau tidak terserap
itu soal minat dari dunia usaha di kelompok ini kan. Tapi ruang ini dibuka untuk siapapun, untuk
mengakses usaha. Nah kalau lansia kan subsidi pemerintah dalam bentuk potongan diskon kereta
api, diskon pesawat. Diskon-diskon ini kan nilainya20-30 %, kemudian diikuti dengan
infrasrukturnya. Ya pelayanan untuk lansia sekarang posyandu lansia sudah banyak, posyandu
lansia. Remaja ini hanya di puskesmas tertentu, 1 kabupaten hanya 4 apa.

A : aku mau nanya, Mas, dulu tahun 2013, mungkin sebelumnya, IW mengagas gerakan
pemuda itu sebenernya ingin mengubah apa sih saat itu, visinya IW saat itu?
B : Jadi melihat potensi ini, populasi yang besar, maka yang perlu ditanamkan di kelompok remaja
kan berarti edukasi. Edukasi ini minimal selesai SMA, minimal, itu menjadi syarat, syarat dasar loh
pendidikan. Jadi, untuk edukasi ya, minimal SMA. Kalau SMA lulus, setidaknya, seluruh SMA ya,
dari SD, SMP, SMA lulus menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, maka kelanjutannya dia
lebih enak. Mau wirausaha, mau spesialisasi, kemudian untuk akses kesehatan, jadi kalau disebut
life cycle approach kenapa ini absen, gitu.

A : iya bener
B : apa sih yang diperlukan layanan kesehatan yang komplit, komprehensif di kelompok ini, kan
kondisi psikologis. Orang bilang kondisi psikologisnya labil, tapi ada di layanan kelompok ini
disediakan akses konsultasi yang mudah, murah

A : di setiap sekolah misalnya?


B : iya, mudah dan murah, kemudian tadi yang disebutkan dengan resiko, resiko penyakit yang di
alami mereka, dari mulai infeksi sama pola makan, kemudian ini yang disebut dengan gaya hidup.
Ya ini lebih pada, sebenarnya ada aspek ideologisnya sih. Karena, kalau mereka menjadi konsumen,
dicetaknya, dididiknya sebagai konsumen, maka dia ngga punya visi sebagai produsen. Ketika
masuk ke dunia kerja

A : dia pekerja
B : jadi kalau mau merevolusi gerakan remaja ini, pertama di edukasi, kesehatan kemudian gaya
hidup. Sebenernya ini yang lebih…

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A : lebih kultural juga ya
B : kita pengen mencetak remaja yang mandiri atau sekedar konsumen

A : jadi pangsa pasar…


B : Ya..hampir coba, kalau iklan itu … % kali pasarnya remaja, kalo lihat di tv, iseng aja coba, mulai
dari makanan, pakaian, itu semua remaja. Atau melalui tayangan hiburan

A : kalau terkait dengan kesehatan seksual reproduksi nya sendiri ngga terlalu spesifik atau
gimana
B : ya ini resiko disini, infeksi ini kan karena alat reproduksi, melalui organ reproduksi bisa juga
infeksi karena perilaku misalnya narkoba, narkoba kan tidak berkaitan dengan organ reproduksi,
misalnya ya dari mulai alkohol

A : menurut IW selama memimpin PKBI kan dengan struktur yang seperti itu, SDM nya,
pola kepemimpinannya di tingkat daerah dst, sebenernya tantangan terberat waktu itu untuk
mewujudkan visinya Mas Inang waktu itu sebenernya apa sih Mas?
B : metodenya, mengubah metode, karena metode yang dipakai itu ngga match dengan kondisi
perubahan ini edukasi, kesehatan, gaya hidup

A : edukasi, kesehatan, gaya hidup


B : Ya, maka sebenarnya uji cobanya waktu itu kan melalui seni, melalui seni sebenernya mencoba
mengedukasi motif belajar, menambah pengetahuan tentang resiko, kemudian juga menampilkan
gaya hidup yang juga akan mempersulit mereka di kemudian hari. Jadi potret ini sebenernya di film
nya Bahukarna (?) komplit

A : sebelumnya metodenya apa


B : Klasikal, kalau saya menyebutnya klasikal. Tidak kekinian, gimana ya bahasanya, klasikal itu
ya konservatif, apa nyebutnya. Misalnya melalui training-training, training-training kelas. Yaa
bukannya ngga penting, penting tetapi kelas itu sebenarnya kelas itu adalah untuk merumuskan
kesepakatan tindakan implementasi sebenernya. Jadi training itu bukan implementasi

A: tapi pengetahuan
B : iya, untuk merumuskan implementasi nih, kita mau menggerakkan dengan cara apa, itu
sebenarnya. Tapi kalau training sebagai implementasi, maka dipikir dengan training sebagai
penyelesaian

A : itu yang paling berat ya, metode.., meyakinkan bahwa dengan metode ini
B : training sebagai alat, sama training sebagai tujuan. Nah dulu kan menganggap training sebagai
tujuan. Training sebagai tujuan jadi waduh ngga bisa training cuma alat aja, alat untuk merumuskan
enaknya gimana nih imlementasinya, nah pembahasan perdebatan yang teknik implementasinya
dibahas di ruang training

A : dulu pas masa IW kan banyak nih Mas, orang-orang muda, melakukan GR lah beberapa
kali, turun ke jalan, campaign di jalanan, dan seterusnya aksi-aksi lah begitu ya
B : itu bagian awareness

A : setelah itu saya ngga melihat ada aksi-aksi seperti itu lagi, apa ya
B; Yaa..karena kan proses pengorganisasian itu kan selalu dimulai dengan melahirkan champion-
champion lah kalau dalam bahasa program, nah champion ini belum sampai ter..

A : internalisasi banget
B : Yaa, jadi baru kita sebenrnya menjaring siapa sih championnya melalui metode penjaringan
seperti itu ya bisa melalui uji GR bisa melalui aksi aksi damai, bisa melalui seni bisa keliatan
sebenernya, dari situ sebenernya mereka harusnya masuk kelas untuk merumuskan, oke setelah
paham situasinya dengan perspektif masing-masing ini yang lebih suka advokasi, yang lebih suka

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


edukasi, yang lebih suka merubah gaya hidup, masing-masing kan ada interest nya. Itu sebenernya
bisa digabungkan untuk dirumuskan oke implementasi ke depan advokasinya kaya apa, edukasinya
kaya apa, perubahan gaya hidup kaya apa

A : emm..menarik juga
B : ya itu dibutuhkan sebenernya satu setengah tahun lah minimal untuk menemukan champion,
baru kalo teori satu setengah tahun, satu tahun lah satu tahun menemukan champion ini , setengah
tahun ini training, nah baru setengah tahun berikutnya uji lapangan. Nah ini sudah membawa misi,
mission, mission yang baru sebenernya, nah ini belom kesampean, kesini aja belom sampe

A : sehingga tidak berkelanjutan, apalagi didukung resources yang tidak mendukung,


kepemimpinan setelah IW juga tidak terlalu concern kesitu
B :padahal argumentasi demografi, argumentasi eh komposisi demografi, kebijakan trus penetrasi
pasar global yang begitu dahsyat, sekaligus juga kekerasan yang sering terjadi

A : Mas, tapi gini. Sebenarnya gerakan di daerah juga sebenernya beberapa banyak yang mau
mencapai hasil tetapi kemudian gagal gara-gara misalnya banyak issue LGBT yang diusung
oleh organisasi-organisasi fundamental misalnya yang kemudian membuat pemerintah harus
balik arah gitu, takut mendapatkan tekanan-tekanan itu, nah itu sebenarnya gimana gerakan
kaum muda menghadapi kelompok fundamental kaya gitu?
B: Harus ada, harus berhadapan memang. Pndidikan proses pendidikan pada satu tahun dan setengah
tahun ini sebenarnya kan salah satunya pluralisme. Nah, mengimplementasikan pluralisme dalam
keseharian remaja, ya? Ini yang harusnya dirumuskan dalam kelas, misalnya saya pertunjukkan
kesenian ya itu bisa melibatkan gay, bisa melibatkan anak yang…

A: difabel?
B: difabel, trus ada juga yang taat beribadah. Ada, sebenarnya kan ada di dalam skema itu. Nah,
mempraktekkan pluralisme dalam keseharian dan interaksi remaja itu yang belum sampai. Jadi salah
satu bentuk perlawanan terhadap arus fundamentalisme adalah dengan kultural. Karena ngga bisa
dilawan dengan structural, nanti jadi benturan konflik horizontal. Jadi karena remaja sudah terbiasa
berinteraksi, jadi remaja itu baik yang dia hafal Qur’an sampai yang dia anak jalanan, anak
pemulung bisa dalam satu wadah dengan identitas remaja. Jadi identitas remaja itu tidak membuat
sekat dia anak fundamentalis, dia anak liberal, anak PKI, anak pemulung, anak orang kaya, anak
orang miskin, Itu ngga boleh terjadi kalau menggunakan identitas remaja. Nah kalo remaja di setting
menjadi eksklusif, ya itu benih intoleransi akan terus berkembang. Jadi kalau kamu tahu pemain
balukan itu salah satu adalah si …, itu anak tokoh FPI

A : oya?
B : Dan dia hafal Qur’an, ah siapa namanya, saya jadi lupa

A : orang bandung?
B : anak bandung, anak cicalengka. Waktu itu saya menyarankan sama si mey itu kalau komposisi
pemain itu memang .., kan ada banci juga, yang belakangan ada anak banci nya. Di film juga
dimunculkan seorang anak banci (?) sebenarnya itu untuk membiasakan juga bahwa plural, toleran
itu melebur dalam identitas remaja. Nah gerakan remaja akan berhasil kalau pertama basis
gerakannya memang kultural, karena ini untuk menangkal intoleransi sebenernya kalau melihat
fakta sekarang ya. Kalau dari remaja kita sudah mulai merintis eksklusividengan berbagai macam
sekat-sekat, yaa.. berat. Jadi yang disebut dengan ini, bisa pakai istilah tidak cukup dengan
engagement, tapi fully.., pelibatan itu apa namanya
A : meaningfully involvement?
B : aah involvement, meaningfully involvement, artinya meaningnya ini, makna pluralism nya yang
ditekankan, jadi mau involve makna pluralisme di kalangan remaja. Engagement ngga cukup,
Engagement. Jadi seringkali klaimnya, ah ini tatarannya baru engagement, mengajak, mengajak gitu
melibatkan. Tapi meaningfull involvement itu kemudian mereka melahirkan satu tindakan bersama
yang lahir dari remaja yang beragam, gitu. Coba bisa di cek lah, saya ambil contoh di jogja misalnya
eeh.. itu bisa dijadikan pembuktian tesis sebenarnya tatarannya baru pada engagement atau memang
meaningfull

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A : saya juga tadinya mau pakai teori gerakan kultural, cuma saya masih bingung dengan
apakah kaum muda itu sebuah identitas karena teori gerakan kulural itu kan identitas, teori
identitas
B: nah dengan life cycle, life cycle theory, itu punya argumentasi alamiah. Ini yang given gitu, kalau
dia usia 15-24 maka secara given apapun life cycle nya dia pada periode yang disebut dengan youth,
karena semua lembaga sebenarnya menyebut, apa nyebutnya, semua nyebutnya youth. Meskipun
dia udah kawin juga

A : jadi itu bisa dikatakan sebagai identitas?


B : identitas. Tapi berangkatnya dari sini ya, life cycle theory ya

A : karena kalau ngga pakai teori life cycle sulit ya kita meyakinkan bahwa itu adalah identitas
B : nanti diserangnya pakai indikator sosiologis. Kalau indikator sosiologis, maka akan terlalu
banyak ini prasyarat

A; iya kan kalau misalnya, perempuan boleh lah identitas, gay boleh, karena perempuan
sampai akhir pun dia meninggal tetap perempuan, gay ya mungkin sampai akhir ya dia juga
gay. Kalau remaja kan setelah umur 24 kan bukan remaja lagi
B : makanya ini dibatasi pakai demografi, pakai teori demografi

A : teori demografi bisa memperkuat identitas ya


B : kalau saya di antropologi sih lazim pakai life cycle

A : ooh..
B : kalau life cycle ini dulu yang terkenal Margareth Mead

A : ooh yayaya
B : Margareth Mead dia ini sekali studi nya di Samoa, di pasifik. Dan untuk membedakan bahwa
seorang masuk secara alamiah pada fase akil baligh, sebenarnya, indikator biologisnya, maka dibuat
upacara sakral sebenernya ketika anak ini masuk ke gerbang... Nah ini juga menjadi eeh..
apa..penanda kultural yang hilang. Gini, dari hamil, janin ya janin kemudian 9 bulan, kemudian dia
lahir ya 0 hari, ini secara kultural ada upacara sakralnya hampir di seluruh budaya. Orang melahirkan
itu pasti dirayakan dengan berbagai macam upacara, dengan macam-macam lah, mau di jawa, mau
di sunda, mau di batak, mau di Kalimantan. Jadi secara simbol-simbol penanda, orang berubah dari
cycle 1 ke cycle yang lain itu ada penandanya. Kemudian dia usia yang disebut dengan menginjak
tanah itu lho, mulai menginjak tanah, ini juga masih banyak upacara. Kemudian masuk ke dunia
formal, dia masuk ke dunia pendidikan di tingkat dasar sekarang bergeser ke TK, PAUD, gitu ya,
ini juga sebuah perayaan kultural sebetulnya. Ada yang menarik ketika si Anies Baswedan
menganjurkan hari pertama sekolah diantar orangtuanya, itu sebenarnya adalah perayaan kultural
utnuk menandakan bahwa anak gue ini sudah mulai sekolah, ya meskipun semuanya diminta, tetapi
kan yang membedakan adalah anak yang baru masuk sekolah itu diantar, itu sebagai bentuk upacara
kultural bukan administratif, bukan bahwa eeh..apa namanya, penyelesaian administrasi, bukan tapi
memang ingin dibangun sebuah tradisi baru bahwa ini lho anak saya pertama kali masuk sekolah,
dan ketika orangtua itu dia minta izin ke atasannya, minta izin di kantornya, itu sebenernya sebuah
pesan kultural bahwa gua harus meninggalkan pekerjaan saya untuk merayakan pertama kali, hari
pertama anak gue sekolah. Sebenernya itu gagasan brilian, membudayakan seorang anak masuk ke
jenjang pendidikan. Tapi ya dinilai politis akhirnya.., padahal itu menurut saya itu gerakan kultural.
Sama nah, nanti akan muncul begini penelitiannya Margareth Mead ketika dia mulai akil baligh,
menstruasi. Itu seluruh kampung akan diberitahu.. dan saya wajib membuat upacara. Untuk
memberitahu kepada kampung, warga di kampung itu bahwa anak saya sudah menstruasi, artinya
bisa hamil, bisa dihamili dan juga bisa dikawinkan secara kultural, apa, sebagai declare, deklarasi.
Nah tradisi itu, tradisi simbol-simbol life cycle, peralihan dari cycle satu ke cycle lain, itu sekarang
tidak di umumkan, sekarang ngga banyak yang memberikan pengumuman ke masyarakat bahwa
anak saya sudah akil baligh bahwa anak saya sudah mimpi basah, dan itu di umumkan ke warga.
Tujuannya apa agar si anak ini di protect oleh orang sekampung itu, bahwa lu jangan main-main
kalau deketin anak ini ada resiko adat. Misalnya kalo oke kita pake term agama misalkan. Dia sudah
bisa dikenai sangsi muhrim dan bukan muhrimm ada aturan adat misalnya.. wah kamu melanggar
adat, kamu nanti bisa dikawinkan secara adat, di Bugis misalnya disebut dengan Siri. Jadi remaja

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


perempuan maupun remaja laki-laki yang sudah akil baligh. Malah kalau yang laki-laki bagi orang..,
dia harus ke Meunasah, ke.. apa itu namanya pesantren gitu keluar dari rumah, karena kan sudah
akil balig jadi kamu harus merantau. Itu simbol-simbol budaya yang sebenarnya tujuannya adalah
memberikan proteksi pada kelompok usia remaja, karena warga jadi tahu, oh anaknya Inang
sekarang yang perempuan sudah gadis, jadi ketika dia pergi dengan siapa maka tetangga akan bilang
‘oh itu tadi anaknya Inang lagi pergi sama laki-laki’ sehingga, nah proteksi sosial itu, social
protection itu tidak terjadi karena sekarang sudah tidak dianggap penting perubahan siklus ini. Nah
tujuan saya waktu itu remaja adalah, gerakan itu salah satu adalah mengingatkan kembali bahwa
dari anak ke remaja itu adalah sebuah perubahan siklus, life cycle dan itu harus dihormati oleh semua
orang, di proteksi caranya gimana ya bikin upacara bahwa si A, si B si C ini udah akil balig. Maka
ada banyak resiko yang bakal dia hadapi, psikologis, di masyarakat

A : berarti arahnya termasuk mengingatkan si remaja


B : iya

A : juga minta warga untuk melakukan proteksi


B : nah, kenapa yuyun juga mengalami pemerkosaan, misalnya yak arena warga juga kemudian
menganggap biasa, ya.. tradisi itu sudah hilang. Jadi di Samoa ini dia memberitahu bahwa darah
menstruasi si anak itu di taruh di jarinya si ibu kemudian si ibu bilang anak saya sudah menstruasi
ke warga

A : sampai kaya gitu ya


B : itu simbol bahwa, anak ini yuk sama-sama kita proteksi. Orangtuanya sendiri ngga mungkin lah
karena dari usia dia, mobilitas dia, sehingga social protection ini…, nah social protection itu jangan
di anggap hanya soal subsidi materi, gitu

A : tapi juga kulturalnya ya. Nah itu yang jarang tersentuh, Mas. Kebanyakan gerakan-
gerakan kaum muda lebih ke struktural ya, padahal struktural tentangan nya banyak
terutama untuk issue-issue
B : ya kalau issue-issue politis

A : ya pas dihajar issue LGBT kemaren kan pada tiarap semua kan, LSM ngga pada ngomong
apalagi remaja
B : ya..aduh saya…, ya sebenarnya sih kalau ada kesempatan satu setengah tahun lagi sih kalau
dijadikan gerakan kultural, gerakan remaja menjadi gerakan kultural, oke menggunakan dipersempit
saja, pelajaran pluralism, toleransi, kemudian juga memproteksi kesehatannya, memproteksi gaya
hidupnya, itu menjadi hasil yang akan berbeda lah ketimbang harus berhadapan secara struktural
organisasi-organisasi sudah mendeklarasikan sebagai fundamentalis,gitu

A : ya itu kan global juga itu organisasinya Mas


B : iya

A : sementara kita kecil kalo ngeliat… eh buset itu gerakan bisa kaya gitu kan
B : jadi life cycle teori ini untuk menapatkan rangka itu trus simbol-simbol budaya kultural yang
menjadi penanda orang berubah dari siklus yang satu ke siklus yang lain. Bahwa makna meaning
dibalik upacara penanda bahwa seseorang sudah beralih siklusnya itu adalah maknanya sosial
proteksi. Nah kemudian state protection, proteksi dari Negara ya bentuknya kebijakan alokasi
infrastruktur. Kalo itu sih pake teori Negara aja, pake teori .. peran negara

A : pakai perspektif human rights juga udah bisa karena kan negara yang mempunyai
kewajiban untuk itu
B : nah social protection ini yang tujuannya adalah menjaga bahwa remaja itu tetap menjaga
pluralism, berinteraksi sesama remaja tanpa memandang golongan, dan sebenarnya identitas remaja
itu dengan bahasa, salah satu identitas remaja adalah dengan bahasa itu sama sebenarnya dengan
bahasa anak yang hafal Al-Qur’an, dengan bahasa anak jalanan yang suka nongkrong di Sevel.
Sebenarnya pasti sama, secara bahasanya itu sama, cuma dia memang lebih rajin ke mesjid, ke
musholla, gereja, vihara, gitu. Tapi ketika coba lihat, sekali sekali iseng aja, ditanya aja bener-bener
anak yang puritan, dia pasti mengerti ‘alay, baper’ itu kan bahasa-bahasa yang lahir dari mereka.

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


Dan baik anak yang tadi taat dengan dogma-dogma agama sama anak yang bener di jalanan, paham.
Coba anak-anak pemulung tuh yang sekarang saya sama anak-anak yayasan Kaki itu kan usia-usia
segitu. Saya dengerin, sama sebenernya, kesenangan musik juga. Ada identitas, jadi sebenarnya
kalau mau rada rewel sedikit ya, prasyarat bahwa ini sebagai sebuah identitas sosial.., yaa dicek
satu-satu itu. Bahasa, kesenian, pengetahuan,

A : 7 kultur Koentjaraningrat
B : ah..yang dominan, tapi yang dominan ini bahasa, ya kalau sudah mata pencaharian kan beda,
trus religi itu beda, sistem kekerabatan, teknologi..

A : teknologi mungkin sama


B : ya sistem pengetahuan dan teknologi ini sama, mereka juga penyuka gadget, update aplikasi.
Coba deh, di cek aja, jadi bilangnya begini,saya selalu bilang dari 7 unsur kebudayaan, ada 4 yang
dominan yang bisa menjadi indikator

A : identitas, kaum muda sebagai


B : sebagai …
A : kemaren aku ditanya gitu, dibandingkan dengan tadi, apa ya remaja ya
B : ada 2 lah, argumentasi demografi, argumentasi ini

A : sistem kebudayaan ya
B ; ngga, ngga bisa semua. Jadi waktu saya juga bikin riset tentang kematian ibu dan bayi itu ya
ternyata yang berpengaruh itu hanya religi, hanya 4: kekerabatan, terus pengetahuan sama mata
pencaharian. Misalnya gini, di NTT dengan keyakinan ada makhluk halus, makhluk apa disituss
makhluk halus, kepercayaan itu membuat mereka menjadi memproteksi anak, kekerabatan…

A: maksudnya, sori, memproteksi anak gimana?


B : anak supaya dia tidak diganggu oleh roh halus, sebenarnya itu bagian dari, anak ini tidak pernah
lepas dari ibunya, karena kalau ditinggal sendiri, maka ada kewajiban 40 hari anak yang baru lahir
itu tidak boleh lepas dari ibunya. Dan ibunya ini ngga boleh ke pasar, ngga boleh ke dokter, ngga
boleh …, nah berbeda ketika pemerintah mengeluarkan peraturan proyek yang KN 1 itu loh,
kunjungan neonatal 1, KN 2, dimana kewajiban ibu hamil harus keluar rumah. Nah sementara kalau
keluar rumah di dalam sistem religi mereka ibu dan anaknya akan diganggu roh halus, jadi ngga
ketemu tuh pandangan ini, sebab saya bilang itu ngga bisa, KN1, KN2 itu ngga bisa diterapkan di
kampung ini, harusnya petugas kesehatannya datang. Jadi ini kan.. apa, tadi teori pembangunan sama
sistem budaya itu ngga ketemu. Nah kemudian sistem kekerabatan, nah pemberian nama juga setelah
40 hari di dalam tradisi itu, artinya selama 40 hari ini seluruh keluarga ini artinya mengerahkan
seluruh energinya untuk merumuskan nama bagi si anak ini. 40 hari.., jadi intensitas … artinya
perhatian terhadap si jabang bayi ini luar biasa. Jadi ngga mungkin anak ini mati, tapi ternyata yang
menyebabkan kematian adalah 2, apa coba?mata pencaharian. Mata pencaharian keseharian mereka
itu adalah bertani, ee beternak babi. Nah untuk pengetahuan mereka ternak yang baik adalah ternak
yang gemuk, karena kalau ternak yang gemuk itu akan menjadi simbol kemakmuran bagi si keluarga
itu, maka si ternak di kasih makan yang lebih bergizi daripada si anak

A : di apa ..NTT ya?


B : iya. Jadi makanan sayur yang baru dipetik dari kebun, yang segar-segar itu dikasihkan ke babi

A : ini pengetahuan mata pencaharian?


B: matapencaharian jadi dia juga pengetahuan, karena menurut mereka simbol kemakmuran itu
kalau ternak yang dia pelihara itu gemuk-gemuk. Sampai perutnya nempel di tanah, si babi itu. Nah,
wah itu berat. Artinya gini loh, jadi dua pengaruh yang bertolak belakang ini seandainya disatukan
maka persoalan kematian akan selesai

A : kematian bayi ya?


B : iya, maka apa solusinya, sistem mata pencaharian ini, jadi bahan pangan alam yang bergizi
diberikan kepada si ibu yang menyusui dan si bayi itu, si ibu supaya si bayinya juga mendapatkan
gizi dari asinya kemudian pengetahuan bahwa ternak yang baik itu ya dengan pakan ternak olahan
yang sebenernya tidak harus mengurangi jatah gizinya manusia

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A : karena justru itu yang utama ya
B : jadi saya kontraskan itu. Nah terus..

A : intervensi kultural yang untuk ini gimana yang kaya


B : nah kalo in kemudian dipertahankan kalo ini, karena 40 hari, dengan 40 hari itu sebenernya
dalam teori kesehatan bayi itu memang masa-masa dimana bayi itu labil, jadi jangan dibilang bahwa
‘wah disini mah ngga ada roh halus’ malah jangan diajak rasional, karena nanti semakin mengendor
proteksi keluarga dan si ibunya terhadap si bayi itu, akan menimbulkan resiko baru buat si anak

A : ooh..iya ya bener bener. Menarik intervensi cultural tuh ya..ini jarang NGO mau
B : oh..saya presentasi ini, yang memberikan apresiasi cuma Profesor Ascobat

A : oh gitu?
B : iya, dia bilang, wah ini baru nih. Saya bilang ya, kalau mau

A : kapan mas ini presentasinya?


B : 2015, ada laporan nya, itu dari AUSAID, proyeknya AUSAID. Saya di kontrak..

A : Kelas Ascobat kan ngomonginnya lebih kultural, anggaran,


B : he’eh, dia kaget pas saya ngeluarin, oh jadi kalau dikasih subsidi berupa apalah imunisasi gitu,
saya bilang ngga menyelesaikan masalah. Apa ya, misalkan si ibu dengan bayinya harus ke
puskesmas, itu ada resiko yang secara religi ngga dipahami oleh orang puskesmas. Jadi waktu itu
saya bilang merekomendasikan ya orang puskesmas, bidan itu mengetahui lah tradisi-tradisi disitu.
Nah di Situbondo juga penyebabnya matapencaharian,mereka ternak sapi, sapi dengan rumah itu
berada di dalam satu atap maka tetanus tinggi, nah kenapa ternak sapi itu dia simpan di satu atap
dengan rumah karena tingkat pencurian ternak tinggi, nah artinya sebenarnya solusinya jaminan
terhadap keamanan ternak supaya ternak itu jauh dari tempat tinggal, sebenarnya. Itu akan
menurunkan angka tetanus baik buat ibunya, maupun buat anaknya. Religinya juga menarik karena
di Islamnya Situbondo itu karena dia dari Madura, dia juga percaya terhadap kekuatan-kekuatan
gaib itu. Nah di dalam sistem kekerabatan mereka, mereka menggunakan aturan Islam, ada upacara-
upacara. Sebenarnya upacara itu adalah bagian dari social intention, perhatian sosial terhadap si bayi
itu. Nah kolektivitas itu harusnya dipertahankan jangan di ganggu dengan intervensi pembangunan
‘oh ngga..harus ini, harus itu’ ngga bisa, ini artinya pembangunan yang anti kebudayaan. Kita selalu
memberikan kritik itu, tapi ngga bisa. Pemerintah boleh, ini kan pandangan medical, kedokteran,
tapi … ini kan sudah ribuan tahun ini, tradisi ini ratusan tahun bukan baru kemaren gara-gara ilmu
pengetahuan dokter gitu, ngga. Tetapi di dalam sistem mata pencaharian dan pengetahuan ini yang
relatif berubah mengikuti situasi

A : menarik juga, laporannya bisa..


B : ada, nanti saya..

A : saya pengen baca banget itu isinya


B : saya bikin matriks analisisnya. Jadi ini, ya kesimpulan saya ada 4 faktor yang dominan ya, artinya
gini, kalo pemerintah mau menurunkan angka kematian dan ibu dan bayi dalami 4 unsur kebudayaan
ini, dipahami religinya kaya apa, sistem kekerabatannya kaya apa, sistem pengetahuan sama mata
pencaharian. Kalau sudah ketemu, jadi ngga bisa digeneralisir. Maka model penurunan angka
kematian ibu tidak bisa digeneralisir, dilihat dari situasi itu. Nah, tugas dari medical adalah
menganalisis resiko, misalnya kalau 40 hari ini adalah waktu yang aman bagi ibu dan bayi selalu
berada dekapan, tidak terlepas, itu kan juga mengurangi kedinginan tuh apa namanya

A : hipotermia
B : ya..hipotermia. Karena dia selalu berada dalam dekapan. Sehingga tugas ke kebun, tugas ke
ladang itu tidak boleh dilakukan ibu yang baru melahirkan selama 40 hari. Kan artinya dari teori
medis kan ya bener juga kan pemulihan si ibu yang beru melahirkan, mungkin dalam agama bilang
masa nifas ya, ya artinya kalau ada bayi yang di dekap selama 40 hari kan tidak hubungan seksual,
artinya secara kultural itu penjelasannya bukan pakai apa ya… ngga pakai teori macem-macem ya
kalau dia selalu berada dalam dekapan, dia ngga bisa melepaskan anak dari dekapan si ibu itu selama

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


40 hari, itu namanya ‘ondo api’ tradisi itu. Sampai dia mendapatkan nama, eh lupa saya bahasa sana
nya. Trus kan seharusnya begini lah kalau saya dokter, ‘oh bener juga ya memang itu masa nifas’
artinya organ reproduksinya jangan di ganggu juga, nunggu sampai selesai lah. Nah selama 40 hari
dia betul perhatiannya kepada si jabang bayi itu sampai mendapat nama. Jadi kegiatan-kegiatan
simbolik tadi yang saya bilang bahwa siklus dari satu siklus ke siklus lain sebenarnya tiap
masyarakat itu punya penanda yang sakral. Nah yang celaka ini ketika masuk masa akil balig ini
penandanya dihilangin, dan itulah sebagai salah satu awal kehancuran ngga ada social protection.
Ini angka kematiannya rendah lho, hanya gara-gara asupan gizi doang, jadi kita telusuri ngga ada
faktor-faktor kebiasaan lain yang membahayakan selain asupan gizi yang kurang. Jadi solusinya
gampang, itu tinggal asupan gizi, sumber gizinya apa, sumber pangannya apa, rebutan sama ternak
saya bilang disitu ini seperti seakan-akan rebutan sama ternak. Oke kalo gitu kan sebenarnya bisa
dicarikan sumber gizi yang..

A : yang ngga disukai sama ternak..


B : iya gitu! Dan itu dibudidayakan lah misalnya jadi alpukat yang terbaik itu dimana mengandung,
banyak katanya, banyak lah secara medis itu, itu yang bagus-bagus dikasih ke babi

A : Ya Allah
B : papaya, sayur, segala macem. Ya tinggal kita..kalau mau program pemerintah asupan gizi,
perbaikan gizi melalui budidaya apa yang potensi alamnya disitu cocok, ya saya ngga sampai
asesmen ke situ karena saya cuma menemukan formula kalau mau serius yang dipertahankan religi
dan kekerabatan jangan diutik-utik, tapi pengetahuan dan mata pencahariannya coba lah dicarikan
alternatif, sumber pangan yang mudah gitu, tidak berebut dengan ternak. Sebenernya ngga sulit
wong tanah kita subur kok. Nah artinya sebenarnya ya kalau pakai kerangka teori ini dari 7 unsur
ini ya nanti yang remaja sih bisa di cek lah

A : identitasnya
B : he’eh . Ambil aja yang ekstrim, yang fanatik sama yang alay lah yang paling..

A : paling mudah ini lah


B : karena ternyata bahasa nya sama, keseniannya sama, k-pop ternyata misalnya, pengagum k-pop,
trus apa yang membedakan ini dengan ini, ngga ada, cuma kelas sosial yang tadi mungkin mata
pencahariannya berbeda, agamanya berbeda, kan gitu kan, sistem kekerabatannya berbeda. Ini
jangan dilihat perbedaannya lah, kan kita kalau mau membuat gerakan ya

A : nyari persamaannya…bener, kalau ngga sama ngga mungkin aksi kolektif


B : nah, dengan kesamaan ini, maka yang perbedaan-perbedaan ini menjadi lebur, menjadi inklusif..

A : iya..menarik. Itu masa cuma Ascobat Gani?yang ini


B : itu..Ascobat, terus Pak…

A : keren banget
B : siapa itu yang BPJS itu

A : itu di depan para ini


B : iya professor-profesor. Terus ada dari UGM tuh, lupa namanya, yang kemaren rokok itu yang
digebukin di ILC itu professor siapa

A : hah? Ada yang digebukin?


B : bukan.., yaa dicecar itu , siapa yang rokok mau naik 50 ribu itu, professor..ah di BPJS sering, dia
konsultan BPJS. Tapi Prof. Ascobat yang rada kaget pas saya sodorin analisis ini, wah kalau gini
antropologi kesehatan memang diperlukan di departemen kesehatan, terlalu medical approach,
terlalu medical perspektif yang terlalu kuat, yaa ngga cocok konsep-konsep programnya, ya saya
bilang, ya silahkan saja prof, saya dengan background saya ya, ini temuan saya, dan ini akan mampu
menurunkan paling tidak 50 % nya. Saya ngga berani ngomong bahwa program-program intervensi
pemerintah justru memperburuk keadaan, saya ngga berani ngomong itu, cuma sebenarnya

A : gatel pengen ngomong itu

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


B : iya, sebenarnya kan pesan tersembunyi saya bahwa ngga bisa lah kamu memaksakan sebuah
intervensi programmatic, yang medical perspektif kuat, di kondisi kultural yang juga kuat

A : oke.., tapi kalau di perkotaan mungkin itu jalan ya..karena secara kultural nya lemah,
tetapi di desa-desa yang lumayan terisolir
B : yangmenarik semarang, saya lagi menganalisa semarang, angka kematian ibu melahirkan itu
hampir disebutnya 50% dari semua ibu hamil yang melahirkan. Ini lagi ribut ni semarang, lalu apa
yang dilakukan

A : AKI 50%
B : dari ibu hamil, coba lihat datanya

A : masa sih?
B : ohiya, rame ini, ini kota semarang, kota semarang loh ya. Nah, penyebabnya kematiannya
ternyata banyak di rumah sakit. nah jadi si ibu ini mengikuti aturan ini ANC 1, antenatal care 1,
yang triwulan 1, triwulan 2, rajin nih, tapi ketika masa partus-melahirkan, dia mengalami
perdarahan. Nah ini yang saya lagi coba kaitkan ini dengan pola makan. Dari sistem pengetahuan
dan mata pencaharian

A : kalau kebiasaan itu biasanya dari situ ya pengetahuan dan


B : pengetahuan dan pola makan ini, ah ini di buku saya disebut pola makan ini lahir dari
pengetahuan dan mata pencaharian, akan melahirkan pola makan

A : kebiasaan…, oh oke, itu cara-cara antropolog melihat


B : iya, kita biasanya nih makan ini, ya karena pengetahuan kita tentang upacara ulang tahun harus
ada cake, kalau di desa nasi tumpeng, bubur beras putih, bubur bodas beureum

A : bubur beureum, bubur bodas


B : nah..kan, sebenarnya lebih..lebih sehat toh, daripada ini lah kalau mau diadu kandungan gulanya
resiko kolesterol lemak dan sebagainya antara bubur bodas bubur beureum jeng iyeu, nah lebih sehat
bubur bodas jeng bubur beureum. Nah pengetahuan di masyarakat desa tentang upacara ulang tahun
itu ya bubur bodas bubur beureum atau nasi tumpeng yang ada bakak ayam. Nah mata pencaharian
berpengaruh karena kalo mata pencaharian agraris mereka akan lebih cenderung ke hasil-hasil bumi
yang diolah, kalo yang perkotaan urban yaa.. produk (tertawa)

A : oh gitu ya
B : nah saya lagi cari di kota semarang ini kan ya

A : apa? Oh tapi belum ketemu mas?


B : belum, saya waktu itu lagi, saya udah bilang sama, saya nitip sama ajudan walikotanya kalo mau
serius mau mencari penyebabnya kita bikin studi lah ini. Sebab apa yang dilakukan akhirnya secara
medical, mereka menerjunkan yang disebut dengan pengawas ibu hamil, jadi ibu hamil ini
didampingi satu-satu oleh mahasiswa FKM dari seluruh universitas yang ada di seluruh kota
semarang itu diongkosin itu sama walikota

A : ohya?
B : jadi kan problemnya kan bukan itu, kita udah bilang bahwa akses terhadap pemeriksaan triwulan
1, triwulan 2, triwulan 3, triwulan 4 is no problem di kota semarang.Marak kok

A : tinggi lah pasti, itu kota


B : iya, semuanya rajin

A : pendidikannya juga relatif baik ya


B : tapi mereka kan tidak mengamati pola makan

A : kalau dibilang makanan di sana mahal, murah kalau di kota semarang itu ya, harusnya
akses terhadap gizi itu harusnya bagus

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


B : nah tapi pilihan pola makan, kita ngga tahu. Nah sementara pemeriksaan ANC itu hanya seputar
kenaikan berat badan, kadar HB, tidak melihat pemeriksaan atau adanya infeksi , infeksi kan yang
sifilis, GO, HIV sekarang kan. Ini kan rentang pemeriksaannya disitu. Tapi misalnya apa kolesterol,
jantung, saya ada datanya tuh penyebab kematian

A : justru karena harga pangan disana murah maka, karena daya belinya juga tinggi daya
makan dia meningkat sehingga berpotensi pada banyak makan asupan makanan yang terlalu
berlebihan, kan bisa juga ngga baik
B : ya, kelihatannya sih sehat-sehat, apa namanya berat badan meningkat. Saya ada hipotesa, kan
baru hipotetik sifatnya aduh ini pasti pola makan ini, karena apa kalau pemeriksaan ini rutin
sebenarnya gangguan persalinan yang secara mekanik ya artinya kok posisi bayi sungsang apa ngga
trus berat badan normal atau ngga, pinggul cukup apa ngga, itu kan diamatinya disini nih jadi
pemeriksaan ANC itu lebih ke aspek-aspek yang bersifat mekanik, gitu. Misalnya berat badan, ya
kan berat bayi, detak ya kan, terus tinggi fundus, adalah tinggi fundus, gitu gitu kan sebenarnya
hanya, hanya fisik gitu yang diamati itu sebenarnya. Tapi si kondisi ibu, dalemannya si ibu itu ngga
jadi perhatian, nah jadi perhatian hanya infeksi yang bakal menularkan ke si bayi; GO, sifilis, HIV,
hepatitis

A : diambil darahnya untuk itu, tapi


B : potensi jantung
B: potensi pendarahannya ngga dilihat. Padahal di dalam teori kedokteran penyebab perdarahan itu
tidak bisa hanya dilihat dari soal tekanan darah, ngga bisa. Kan diperiksa itu, oh tekanan darah
normal, bayi normal, tinggi fundus normal, letak bayi normal, yah kesimpulannya normal lah gitu,
infeksi zero, tidak ada bakteri tidak ada virus oke sehat, kesimpulannya begitu. Padahal teori
perdarahan itu saya dari awal itu yang dibahas adalah pola makan, nah itu ngga pernah jadikan topik
serius di dalam ANC. Saya tunjukkin ke obgyn itu datanya, ‘ini obgyn gimana’, ‘ya jangan nyalahin
obgyn’, lah iya terus maksud gue kalo lu ngga mau disalahin trus lu apa, mau apa. Kan ngga kepikir
soal kebiasaan pola makan. Kalo dibilang kerja berat ngga, ngga ada sawah, maksudnya gitu loh.
Dan yang meninggal ini orang-orang terpelajar. Termasuk salah satunya adalah kakak iparnya si …

A; yang mana?
B : ada, salah satunya meninggal ketika melahiran

A : ya ampun
B : dan itu, sarjana, duit banyak, ya ibaratnya kalo gue ke dokter mah

A : kan ada kakak iparnya yang di Jakarta ya, oh ini yang di semarang
B : saya bilang, waduh kalau saya disuruh ibaratnya motret kita coba telusuri dari pola makan, karena
ini sudah hampir 90, hamper 95% keatas loh ANC, artinya hampir 100% lah semua ibu hamil itu,
triwulan 1, triwulan 2, triwulan 3

A : ya, harusnya selamat. Mas, minta itunya laporannya saya baca. Itu masih soft file atau
hardcopy
B : ada soft file

A : soft file ya, bisa kirim by email ya, saya ini ya sms atau wa ya. Oh iya satu lagi mas saya
mau nanya, kalau IW memimpin di PKBI itu ya mas, sebenrnya selain persoalan metode, itu
kan masalah cara ya, kan ada persoalan yang lebih struktural ya di PKBI, kemudian itu
sebetulnya menjadi penghambat PKBI bener-bener menjadi organisasi berbasis gerakan. IW
ngeliat apa sebenernya

B : oh itu komposisi pengurus. Kan begini, kalau disebut dengan ini , kenapa sekedar engagement
kan waktu itu 20% remaja 80 % dewasa, nah kalau lihat struktur demografi, minimal 40% jadi
meaningfullnya, komposisi pengurusnya 60%, maka kultur remajanya akan muncul, secara
struktural lho. Maka kan perjuangan waktu itu kan sebenernya

A : sekarang kan 30 %
B : sekarang 30%,.. kan waktu itu 50%

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


A : lebih kuat seharusnya kalau 50%.
B : Kalau mau artinya, oh misalnya gini remaja belum mampu, belum sanggup, itu kan tergantung
dari fasilitatornya

A : apa 30% ini tidak bisa mempengaruhi…


B : ngga bisa kan kebijakan organisasi, itu yang paling… perubahan struktur

A : sementara sebetulnya kebijakan di PKBI kan ada misalnya alokasi 30% minimal ya
alokasi anggaran untuk gerakan remaja, itu gimana, waktu itu mas IW ya yang merancang
B : ya ini pilihan saya, cuma waktu itu kan core nya-high core nya

A : alokasi anggaran itu?setiap tingkatan itu?


B : iya, kan ini kompromi politis aja

A : itu harapannya gimana kalau 30%. Sebenernya bisa, cukup besar kan
B : yaa cukup besar, nah kemudian yang tadi, ini baru pada level engagement, yaa.. mengajak

A : emm.. itu yang menghambat


B : jadi meaningfull, participation meaningfull

A: kira-kira partisipasi seperti apa dari PKBI untuk mengubah remajanya menjadi lebih …
B : kalau mau, oke tidak menggunakan pendekatan kuantitas ya, jadi merubah dari engagement jadi
meaningfull

A : karena berat, ini berat sampai 50% saya lihat berat


B : ya..kalau kuantitas

A : tapi aku berharap 30% tapi itu bermakna itu bisa mempengaruhi, itu gimana
B : ya ini tadi.., metode nya kelasnya, kelas itu sebagai wadah untuk merumuskan implementasi,
bukan sebagai tujuan, metode pemberdayaan itu, peningkatan kapasitas itu justru bukan di training,
tapi peningkatan kapasitasnya implementasi hasil training. Peningkatan implementasi hasil training.
Itu yang disebut capacity building. Oh ini kan sudah di capacity building, ya belum, baru di kelas,
dianggapnya sebagai capacity building, sebagai tujuan, padahal bukan

A : makanya ngga heran


B : padahal capacity building itu adalah mengimpelementasikan hasil, itu baru real capacity building

A : sip sip sip…, mas makasih banyak ya Mas, ini pencerahannya


B : paling yang buat sederhana sih siklus.., tadi untuk menemukan identitas remaja itu merumuskan
darimana

A : iya.., dosen tuh suka gitu deh.., bikin.. nah..gue ngga menemukan teori nya itu masalahnya,
kalo sama dosen kan ngga bisa asal ini, argumentasi kan
B : ya dia kan men-challenge kan menantang kamu ya sebenarnya memang dengan diskusi. Ya saya
juga banyak.., jadi begini untuk mengasah ilmu pengetahuan itu jadi konsistensi menggunakannya
di dalam bentuk implementasi sebenernya, maka ilmu ini akan terasah dengan sendirinya, jadi antara
praksis dengan teoritik berdialog

A : ya berdialektika
B : oh sebenarnya saya kritik dengan BKKBN banyak, yang saya keluarkan yang soal kemaren
bonus demografi, mereka memaknai bonus demografi ini dengan secara ekonomi, potensi ekonomi

A : emang ilmunya LDUI


B : LDUI, kan ada launching bukunya tuh, Bu Tuning itu kemaren

A : Bu Tuning iya

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


B : saya pengen nyari bukunya, belum lama, tanggal…

A : karena kan aktornya Bu Tuning, Mas


B : dan itu semua pakai teori ekonomi

A : gimana itu ceritanya, perspektifnya


B : ya dia bilang proyeksi dengan potensi usia angkatan kerja, maka dia akan menghasilkan
tabungan, jadi si kelompok itu kan belum banyak tabungan maka dia menabung, nah tabungan itu
disimpan negara menjadi investasi. Yang kedua dia akan mengisi lapangan kerja untuk
menggerakkan industri manufaktur, dia tidak menyentuh sama sekali industri pertanian

A : dan membiayai orang-orang yang tergantung, anak dan lansia.


B : dan itu komposisinya 50:50 Jadi perhitungan ekonomis banget, 65 sama yang anak gitu kan, ini
50:50. Nah saya menyebutnya kalau secara demografi, bonus demografi yang kita alami itu dangkal
dan pendek waktunya, Jepang itu sampai 40 tahun mengalami bonus demografi dan dalam, sampai
begini komposisinya, lansia sama anak itu hanya 30% yang usia produktif 70%, ini artinya dalam

A : ini kita cuma 50


B : 50-50, terakhir 51:49

A : maksudnya yang 49 itu


B : yang tergantung, 51 yang (produktif). Lihat aja nih 30%:70% Jepang lalu fase ini dialami 40
tahun, kita 25 tahun. Pendek. Saya bilang sekarang gimana membuat, saya tidak mengkritik
pandangan ekonominya, saya Cuma mengkritik tema demografi nya dimana membuat komposisi
demografi angka ketergantungan kecil jadi bonus demografi yang mendalam dan panjang waktunya.
Nah disini harus ada fase kependudukan. Nah ini sebenarnya politik kependudukan Indonesia itu
ngga …, contohnya pada situasi seperti ini harusnya dikeluarkan kebijakan yang disebut dengan
jumlah anak, ya boleh lebih dari 2 untuk memperpanjang bonus.

A : boleh lebih dari 2


B : ya, jadi jumlah anak muda yang jumlah anaknya lebih dari 2 itu justru di.., jadi gini misalnya,
anak saya misalnya SMP ya. Nah ketika saya mendekati usia 60 dia masuk ke usia produktif. Nah
nanti si anak yang nomor 1 ini mendekati usia lansia, anak yang paling kecil menggantikan

A : jadi itu bisa memperpanjang bonus demografi


B : dan itu bisa di pakai kan, modeling, istilahnya. Nah sekarang apa yang terjadi Jepang kewalahan
ketika dia mempertahankan… nah giliran si orangtuanya udah mendekati lansia dan anak-anak yang
semata wayang juga mendekati lansia, ngga ada adik-adiknya

A : Jepang kewalahan sih


B : habis, dia

A: bencana demografi dia sekarang


B : bencana demografi. Nah saya bilang, saya ngasih contoh jangan sampai kondisi Jepang juga
terjadi, jadi soal 2 anak cukup, 3 anak cukup, 1 anak cukup itu sangat tergantung dari politik
kependudukan kita. Kalau kita memang tidak mau memperpanjang lagi bonus demografi dan tidak
mau memperdalam demografi, ya pertahankan aja 2 anak, akan sampai pada waktunya ya kita akan
kembali ke siklus angka ketergantungannya besar, orang udah terlanjur tua. Dan itu agak
mengganggu badan-badan dunia, karena di dunia ngga dikenal teori-teori yang bagaimana caranya
memperpanjang bonus demografi dan memperdalam

A : kalau memperdalam gimana caranya?


B : dibanyakin anak muda, harus dilahirkan banyak anak muda

A : oh kalau itu akan bertentangan dengan teori..ooh oke


B : kan iya.., paling tidak kita kan yang sudah dipelajari secara medis dan reproduksi, apa,
penjarangan ini katakanlah 3 tahun, artinya kalau itu terjadi 3 tahun, kalau misalkan ada 3 anak,

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017


berarti rentangnya kan hampir 10 tahun. 10 tahun itu kan 1 siklus, apalagi 4. Jadi banyak atau sedikit
itu ngga jadi persoalan dalam hal ini, tapi strategi untuk mengatur

A : jarak kelahiran
B : jarak kelahiran dan jumlah kelahiran dalam 1 rentang usia produktif supaya ketika anak yang
terkecil eh, anak yang pertama menjelang lansia, anak yang bungsu masih berada di usia kerja. Si
anak yang sulung, anak nomer 1 , dia melahirkan anak-anak baru yang nanti akan menggantikan si
bungsu ini kalau si bungsu lansia, jadi siklus. Maka kalau teori siklus life cycle kehidupan ini dilihat
sederhana, engga. Itu mengandung konsekuensi besar. Itu orang bilang, saya berapa kali lah saya
dengar dalam presentasi, ‘oh ini kita mengunakan life cycle approach di dalam mengembangkan
kebijakan’ itu jangan main-main, itu akan dilihat dalam satu potong-potong gitu, ngga bisa. Itu satu
siklus yang balik lagi balik lagi

A : orang sering lihat ‘ah itu anak-remaja’ gitu doang


B : bisa balik lagi dia harusnya begitu. Harus nyiapin duluan, ngga bisa, kita diajarin Margareth
Mead gitu bahwa itu melintas, dan itu disimbolkan dengan, bagus lah bukunya, kalau ngga salah
ada, kalau ngga salah ada bukunya, disini pernah saya baca

A : apa?Margareth Mead?
B : aah..harusnya ada lah di cari, Margareth Mead, bahasa inggris sih, antropologi. Itu disimbolkan
dengan

A : apa judulnya Mas?


B : saya lupa

Peran PKBI..., Dony Purwadi, FISIP UI, 2017

Anda mungkin juga menyukai