PERAN PKBI
DALAM MEMOBILISASI GERAKAN KAUM MUDA
UNTUK PEMENUHAN HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN
REPRODUKSI
TESIS
DONY PURWADI
NIM. 1406517260
PERAN PKBI
DALAM MEMOBILISASI GERAKAN KAUM MUDA
UNTUK PEMENUHAN HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN
REPRODUKSI
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
DONY PURWADI
NIM. 1406517260
NPM :1406517260
3 .iuni 2017
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGU.II
Pembimtring:
Dr. Ida Ruwaida, N,LSi
Penguji Ahli:
Dra Lugina Setyawati, M.A., Ph.D
' r,,/
:
Ketua Sidang:
Dr. Enra Karirn. N,l.Si
,.]l
={
[)
ol
I n -{) -
Sekretaris Sidang:
LWI)-Y
r...)
Lucia Ratih Kusumadewi, S.Sos., DEA
l:-
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 13 Juni 2017
[Jniversitas lndonesia
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
penelitian dan penulisan tesis ini. Dari semuanya, yang paling utama penulis
Selama proses penelitian ini, penulis perlu mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada keluarga besar PKBI, khususnya kepada almarhumah Ibu
Chatarina Wahyurini dan bapak Nanang Munajat yang telah memberikan dukungan
selama penulis menjalani proses penelitian ini. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff PKBI baik ditingkat pusat maupun
daerah yang telah mendukung penulis selama proses perkuliahan maupun selama
penyelesaian tesis. Para staff bidang perencanaan dan pengembangan PKBI, yaitu:
Devi, Jamal, Ania dan Veby kemudian para staff bidang kelembagaan PKBI, yaitu:
Mba Yati, Mba Dewi, Mba Endah dan Mas Agus Doket. Para staff - bidang
Program PKBI: Kang Alam, kang Yudi gabel, Mba Heni, Mba bumi, Mba Moudy
dan Mba Merlyn dan rekan-rekan lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kesabaran,
Diantara semuanya, orang tua saya adalah pihak yang paling memberi
inspirasi kepada saya untuk sukses dalam mengikuti kuliah pascasarjana dan dalam
melakukan penelitian ini. Doa-doa dan dukungan moril dari Bapak, Alm.
Zulkarnaen, dan mamah, Rina Hendrawati adalah semangat dan faktor penentu
keberhasilan penulis dalam proses penelitian dan penyelesaian studi di Pascasarjana
Sosiologi FISIP UI. Penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-
dalamnya kepada Bapak karena saya tidak bisa lulus lebih cepat, beliau tidak dapat
menyaksikan kelulusan putranya. Beliau telah dipanggil lebih dulu oleh Allah SWT
pada tanggal 27 Maret 2017, saat penulis sedang bekerja keras dalam
menyelesaikan tesis pada semester ini. Penulis mendo’akan semoga segala amal
baik yang telah bapak kerjakan semasa hidup diterima oleh Allah SWT dan segala
dosanya diampuni. Amin.
Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada, penulis juga berharap
penelitian ini dapat membantu upaya PKBI dalam meningkatkan derajat kesehatan
kaum muda yang paripurna melalui gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR.
Penulis juga berharap hasil penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan
pengetahuan tentang gerakan sosial dan pemenuhan HKSR bagi kaum muda.
Dony Purwadi
Beserta perangkat yang ada fiika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih medial
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Padatanggal : 73 Juni2017
enyatakan,
PURWADI
Universitas Indonesia
Kaum muda di Indonesia masih tereksklusi dari pemenuhan hak kesehatan seksual
dan reproduksi (HKSR). Sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil, PKBI
memfasilitasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR dengan memobilisasi
sumberdaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mememahami bagaimana PKBI
memobilisasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Studi ini
menggunakan metodologi kualitatif. Untuk memahami Peran PKBI dalam
memobilisasi gerakan kaum muda, penelitian ini menggunakan teori tipologi
organisasi masyarakat sipil, teori tipologi LSM serta teori mobilisasi sumber daya.
Data penelitian ini menunjukkan bahwa PKBI memfasilitasi gerakan kaum muda
dengan memobilisasi sumberdaya internal dan eksternal. Hasil penelitian ini
memperlihatkan tipologi PKBI sebagai LSM cenderung mengalami perubahan dari
LSM konformis pada era orde lama menjadi LSM reformis pada era orde baru dan
orde reformasi. Faktor internal dan eksternal berpengaruh terhadap tipologi gerakan
kaum muda yang cenderung berubah dari tipologi gerakan sosial alternatif menjadi
tipologi gerakan sosial reformatif. Penelitian ini juga menemukan isu-isu kunci
yang memperkuat dan memperlemah gerakan yang didorong oleh PKBI dan kaum
muda. Hal yang secara signifikan memperlemah peran PKBI dalam memobilisasi
gerakan kaum muda adalah masih belum optimalnya PKBI dalam memperhatikan
dan memperkuat kapital sosial antar aktor internal dan eksternal serta belum
optimalnya penguatan agency aktor gerakan.
Young people in Indonesia are still excluded from the fulfillment of sexual and
reproductive health and rights (SRHR). As one of the civil society organizations,
PKBI facilitates the youth movement for the fulfillment of SRHR by mobilizing
resources. The purpose of this study is to understand how PKBI mobilizes the youth
movement for the fulfillment of HKSR. This study uses a qualitative methodology.
To understand the role of PKBI in mobilizing the youth movement, this research
uses theory of civil society organization typology, theory of NGO typology and
theory of resource mobilization. This research data shows that PKBI facilitates the
youth movement by mobilizing internal and external resources. The results of this
study show the typology of PKBI as an NGO tended to change from conformist
NGOs in the old order era to become reformist NGOs in the new order era and the
reform order era. Internal and external factors influence the dinamics of youth
movements typology that tend to change from the alternative social movements to
reformative social movements. The study also found key issues that strengthen and
weaken youth movement that facilitated by PKBI. Key issues that significantly
weakens the role of PKBI in mobilizing the youth movement is the comitment of
PKBI in paying attention to strengthen social capital between internal and external
actors as well as in strengthening agency of movement actor.
PENDAHULUAN
1
Kesehatan reproduksi didefinsikan oleh UNFPA, tidak hanya meliputi keadaan sehat secara fisik
tetapi juga sehat secara mental dan sosial. Kesehatan reproduksi tidak hanya mencakup keadaan
seseorang yang tidak punya penyakit seputar reproduksinya tetapi juga menyiratkan bahwa setiap
orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan, diakui dan dipenuhi hak-
haknya. Selain itu, kesehatan reproduksi juga mencakup kesehatan seksual yang tujuannya adalah
untuk meningkatkan relasi antar pribadi.
2
Lembaga PBB, UNFPA (United Nation for Population), mendefinisikan kaum muda (youth)
sebagai inidividu yang berada pada rentang usia antara 15 – 24 tahun.
3
IPPF menyebutkan 10 hak seksual dan reproduksi yaitu: (1) Hak kesetaraan, perlindungan yang
sama dimuka hukum dan bebas dari semua bentuk diskriminasi yang berdasarkan jenis kelamin,
seksualitas dan jender. (2) Hak berpartisipasi bagi semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
seksualitas dan gender. (3) Hak hidup, merdeka dan terjamin keamanan dirinya secara utuh, (4) Hak
atas privasi, (5) Hak otonomi pribadi dan pengakuan hukum, (6) Hak berpikir bebas, berpendapat,
berekspresi dan berserikat, (7) Hak sehat dan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan, (8) Hak
pendidikan dan informasi; (9) Hak menetapkan pernikahan, merencanakan keluarga dan
memutuskan tentang anak, (10) Hak pertanggunjawaban dan ganti rugi.
Bangsa Indonesia dihadapkan pada realitas populasi kaum muda yang tinggi
dengan segala potensi dan risikonya. Untuk meningkatkan potensi baik dan
mengeliminasi risiko buruk dari realitas tingginya populasi kaum muda di
Indonesia diperlukan upaya berbagai pihak untuk membangun berbagai aspek kaum
muda, terutama aspek kesehatan. Jika Indonesia abai dalam memastikan kaum
muda yang sehat, maka besar kemungkinan Indonesia akan kehilangan peluang
memperoleh bonus demografi5 yang dipercaya dapat mendatangkan kemakmuran
bagi bangsa Indonesia dimasa depan.
4
Akses alat kontrasepsi hanya bagi pasangan menikah tercantum dalam Undang-undang No.52
Tahun 2009 tentang Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
5
Bonus demografi yang diprediksi para ahli demografi akan terjadi di Indonesia dikarenakan jumlah
populasi penduduk usia produktif lebih tinggi dari pada jumlah penduduk yang tergantung, seperti
populasi penduduk usia anak dan penduduk lanjut usia
“By the time ICPD arrived, we had not only a separate NGO forum, but
NGO representation in many national delegations… to my mind that was
the secret of our success…The result was a programme of action which was,
and still is, very clear and highly practical.”
Peran LSM pada tataran global tersebut telah mengubah arah pembangunan dan
kependudukan dari yang fokus pada kontrol penduduk kearah pembangunan
kependudukan yang lebih mengedepankan basis hak azasi manusia. ICPD plan of
1.2. Permasalahan
Dalam studi ini, pertanyaan kunci dan permasalahan yang dicoba dikaji adalah:
Secara garis besar, manfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah:
Dari segi praktis, hasil studi ini telah mengembangkan dan menawarkan
model peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda sesuai dengan hasil
studi yang memperhatikan aspek internal dan eksternal organisasi. Model yang
telah dikembangkan tersebut diharapkan dapat aplikasikan oleh setiap LSM,
Sistematika penulisan secara lengkap untuk tesis ini adalah sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian yaitu isu
– isu kesehatan seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda, tantangan
bonus demografi dan pentingnya peran organisasi masyarakat sipil terutama
LSM dalam pemenuhan HKSR bagi kaum muda.
Bab II. Tinjauan pustaka dan kerangka teori. Pada bab ini berisi tentang studi-
studi terdahulu tentang peran LSM dalam pemenuhan HKSR bagi kaum muda
di beberapa negara termasuk Indonesia. Bab ini juga berisi tentang konsep –
konsep yang digunakan untuk menganalisis temuan-temuan penelitian.
Bab III. Metodologi penelitian. Pada bab ini berisi tentang metode penelitian,
jenis penelitian, metode pengumpulan data, strategi validasi dan analisis data.
Bab IV. PKBI sebagai LSM berbasis Gerakan. Pada bab ini berisi tentang
PKBI sebagai LSM berbasis gerakan dilihat dari aspek strategis dan aspek
manajerial organisasi. Bab ini juga berisi tentang konteks kelahiran dan
perkembangan gerakan yang dimobilisasi oleh PKBI pada era orde lama, orde
baru dan orde reformasi.
KERANGKA PEMIKIRAN
Peran dan strategi LSM tersebut berangkat dari persepsi LSM yang berbeda
tentang kaum muda. Pertama, LSM memandang kaum muda sebagai objek
pembangunan, kelompok berisiko dan rentan terhadap persoalan kesehatan seksual
dan reproduksi. Persepsi seperti ini mempengaruhi intervensi LSM dengan
menempatkan kaum muda sebagai klien layanan, penerima manfaat program dan
penerima bantuan. Dengan persepsi demikian, LSM memposisikan diri sebagai ahli
dan kaum muda sebagai populasi yang harus diubah. Kedua, LSM memandang
kaum muda sebagai subjek pembangunan. Persepsi seperti ini mempengaruhi
intervensi LSM dengan menempatkan kaum muda sebagai aktor perubahan yang
memilki kapasitas untuk mengubah struktur dan kultur yang menghambat
pemenuhan hak seksual dan reproduksi. LSM memposisikan sebagai mitra bagi
kaum muda untuk memperbaiki tatanan yang tidak adil bagi mereka.
Studi tentang kaum muda terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi
tersebut banyak memandang kaum muda sebagai kelompok rentan dan berperilaku
berisiko. Walaupun studi yang memandang kaum muda sebagai kelompok berisiko
dan rentan mampu mengubah pendekatan normatif ke pendekatan risiko terutama
dalam mengkaji isu seksualitas dan reproduksi namun pendekatan risiko justru telah
mendorong tumbuh dan berkembangnya stereotype bahwa kaum muda dianggap
sebagai masalah sosial dan hambatan sosial dalam konteks pembangunan.
Perspektif kaum muda sebagai agen perubahan yang memiliki kuasa dalam
mengubah diri dan masyarakat tercermin dalam studi – studi sebelumnya tentang
kaum muda dalam upaya mempraktikan hak seksual dan reproduksi. Studi – studi
tersebut mengarah pada kaum muda yang sesungguhnya punya kuasa (power) dan
kontrol untuk memilih kehidupan yang strategis dan non-strategis, punya kuasa atas
dirinya sendiri dan dalam membantu sebayanya. Walaupun agency kaum muda
tersebut mendapat tantangan dari struktur dan kultur masyarakat yang menghambat
pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda.
Studi Werh dan Tum (2013) pada komunitas suku terasing di Guatemala
menunjukkan bahwa serangkaian program peningkatan kapasitas termasuk
pelatihan kepemimpinan terkait kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda
setidaknya berhasil membuat kaum muda memiliki kesadaran dan mampu menjaga
kebersihan organ reproduksinya walaupun tidak berhasil membuat mereka berdaya
untuk menolak paksaan pasangannya untuk melakukan hubungan seksual atau
menyuarakan pendapatnya terhadap orang tua dan warga masyarakat karena
tekanan kultur yang sangat kuat. Studi Werh dan Tum (2013) menunjukkan bahwa
intervensi sosial dapat meningkatkan pemberdayaan individual kaum muda.
Penelusuran peneliti terkait studi yang mengkaji tentang peran dan kontribusi
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam pembangunan kesehatan kaum muda
di Indonesia dapat dipetakan kedalam 3 bagian yaitu studi tentang peran LSM
sebagai penyedia layanan, katalisator dan partnership
Berdasarkan tipe LSM, kedua studi mengambil subjek penelitian LSM yang
berperan sebagai penyedia layanan (service provider). LSM mengembangkan dan
menjalankan model intervensi langsung terhadap penerima manfaat (kaum muda)
sehingga mereka dapat memanfaatkan layanan kesehatan seksual dan reproduksi
yang dibutuhkan kaum muda. Studi Danti (2006) menyatakan bahwa Peran LSM
sebagai penyedia layanan berbasis klinik (Clinical Based) untuk menangani
masalah IMS yang dialami oleh pekerja seks muda dan waria dinilai sangat efektif
karena dilakukan dengan cepat one day services, diberikan olehtenaga professional
yang ramah dan berpengalaman dalam menangani masalah kesehatan reproduksi
Hasil yang berbeda dengan Studi Danti (2006), Studi Zuurmond (2012)
yang dilakukan terhadap beberapa LSM,yang menyediakan layanan kesehatan
seksual dan reproduksi bagi kaum muda menggunakan model youth center,di
Negara-negara dunia ketiga justru dinilai tidak efektif. Studi Zuurmond tersebut
menunjukkan bahwa LSM kurang mampu meningkatkan jumlah kaum muda yang
mengakses layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Hal ini dikarenakan sangat
kecilnya jumlah kaum muda yang berkunjung ke youth center dibandingkan dengar
target yang direncanakan setiap LSM. Selanjutnya, Studi Zuurmond (2012) juga
menyebutkan bahwa youth center yang dikembangkan dan dikelola oleh LSM
membutuhkan biaya yang mahal sementara keberlanjutannya dipertanyakan. Hal
tersebut disebabkan biaya untuk memelihara infrastruktur layanan rekreasional dan
membayar staff professional cukup tinggi.
Secara substansi, studi yang dilakukan oleh Zuurmond (2012) dan Studi
Danti (2006) memfokuskan pada penilaian terhadap peran LSM dalam
meningkatkan akses kaum muda terhadap layanan kesehatan. Meskipun demikian
kedua studi tersebut belum menjawab kenapa kaum muda begitu tereksklusi dari
layanan kesehatan seksual dan reproduksi? Studi tersebut juga belum melihat
aspek-aspek structural lain seperti aspek sosial, ekonomi dan politik yang
mempengaruhi kaum muda dalam mengakses layanan. Disisi lain, karena studi
tersebut hanya fokus pada peran LSM sebagai penyedia layanan maka studi tersebut
cendrung kurang mengeksplorasi peran LSM lain yang sering kali tidak melakukan
peran tunggal misalnya peran LSM dalam meningkatkan keberdayaan kaum muda
termasuk kaum muda marjinal, padahal tingkat keberdayaan kaum muda juga
berkaitan dengan tingkat permintaan dan pemanfaatan terhadap layanan kesehatan.
6
Peer education adalah model strategi intervensi yang memberdayakan teman sebayanya sebagai
role model untuk untuk mempromosikan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda.
7
Youth Peer Provider adalah model strategi intervensi ini lebih dari sekedar mempromosikan
pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda tetapi juga menyediakan dan
memberikan alat dan obat kontrasepsi bagi sebayanya di lingkungan masyarakatnya.
8
MCR – PKBI Jawa Barat, merupakan nama salah satu program kaum muda di PKBI Provinsi Jawa
Barat dengan model Youth Center yang bertujuan untuk meningkatkan akses kaum muda terhadap
informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi.
Studi tentang kaum muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi sangat
banyak dilihat melalui pendekatan kerentanan dan risiko terutama studi dengan
latar akademis kesehatan, psikologi dan studi pembangunan. Sebaliknya studi
tentang kaum muda juga ada yang telah menekankan pada pada agency kaum muda
dalam menantang struktur dan kultur yang mempengaruhi perilaku berisiko kaum
muda terkait kesehatan seksual dan reproduksinya. Studi yang lain, juga termasuk
studi tentang peran LSM yang kebanyakan fokus pada peran-peran sebagai
penyedia bantuan kesejahteraan dan layanan. Peran LSM tersebut menempatkan
kaum muda sebagai klien dan penerima manfaat program.
Studi ini berbeda dengan studi diatas, karena lebih fokus pada peran LSM
sebagai pembangun gerakan sosial kaum muda untuk isu kesehatan seksual dan
reproduksi. Peneliti memandang bahwa gerakan sosial yang dibangun oleh PKBI
dipengaruhi oleh dukungan sumberdaya internal dan eksternal serta dipengaruhi
oleh kuatnya identitas kolektif kaum muda dalam memperjuangkan pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi melalui gerakan kaum muda. Peneliti melihat
fokus studi tentang peran LSM dalam membangun gerakan sosial pada isu
kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda belum banyak dikaji di
Indonesia.Sementara dengan mengkaji peran LSM dalam mendorong terjadinya
gerakankaum muda akan memberikan dampak yang signifikan dalam mengubah
struktur dan kultur Indonesia yang mendorong pada peningkatan kualitas kesehatan
seksual dan reproduksi bagi kaum muda di Indonesia.
Studi tentang peran LSM dalam membangun gerakan kaum muda dalam
upaya pemenuhan hak atas kesehatan seksual dan reproduksi ini akan mengambil
studi kasus pada LSM PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia).
Dengan beberapa pertimbangan. Pertama, PKBI adalah salah satu LSM tertua di
Permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda terkait kesehatan seksual dan
reproduksi yang terpola dan langgeng disebabkan oleh banyak aspek, baik personal,
sosial, kultur dan politik. Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kaum
muda tersebut diperlukan peran dari para aktor dari berbagai sektor, baik sektor
negara, swasta termasuk sektor masyarakat sipil sebagai sektor ketiga.
Negara yang belum optimal menjalankan perannya sebagai duty barier dalam
pemenuhan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda, sebagai
right holder, mendorong masyarakat sipil untuk merespon dan melakukan
perubahan melalui model dan pendekatan alternative atau bahkan melalui kerja
sama dengan pemerintah agar program dan layanan dapat melindungi dan
memenuhi hak masyarakat. Dalam konteks peran masyarakat sipil dalam dinamika
perubahan sosial, Alagappa (2004), (Clarke, 1998 dalam lewis & kanji (2007))
Model kedua menurut Alagapa (2004) yaitu memandang masyarakat sipil dan
institusinya sebagai instrumen untuk berhadapan dengan negara untuk melindungi
ruang publik dari campur tangan negara, mempengaruhi kebijakan negara bahkan
mengubah rezim pemerintah. Pendekatan yang dimotori oleh Gramsci ini tidak
memandang masyarakat sipil sebagai arena untuk menciptakan harmoni namun
menekankan pada peran masyarakat sipil sebagai tempat resistensi yang
independent terhadap negara dan memfokuskan pada pentingnya aksi rakyat untuk
mengatasi hambatan-hambatan berbasis kelas, usia dan gender. Model new left ini
menekankan pada upaya negosiasi dan konflik dalam upaya mendapatkan kuasa
(power) sekaligus melakukan kontra-hegemoni atas ideologi dominan yang saat ini
mempengaruhi tatanan sosial politik dan ekonomi, yaitu kapitalisme dan
liberalisme.
“first, a realm in the interstices of the state, political society, the market,
and the society at large for organization by nonstate, nonmarket groups that
take collective action in the pursuit of the public good; Second, a distinct
sphere for discourse and construction of normative ideals through
interaction among nonstate groups on the basis of ideas and arguments;
third, an autonomous arena of self-governance by nonstate actors in certain
issue areas; and, fourth, an instrument for collective action to protect the
Shaw (1994) dalam Lewis dan Kanji (2009, P.128) kemudian menyatakan
bahwa yang disebut sebagai organisasi masyarakat sipil adalah, organisasi formal
representatif seperti partai, gereja, asosiasi perdagangan, badan professional;
organisasi formal fungsional, seperti sekolah, perguruan tinggi dan media massa
dan; jaringan informal dan kelompok, seperti organisasi kerelawanan, koalisis
aktivis ad hoc dan gerakan sosial. Berdasarkan pendapat Shaw (1994) tersebut,
maka LSM masuk pada kategori organisasi masyarakat sipil formal fungsional oleh
karena organisasi tersebut berfungsi untuk memastikan penerima manfaat yang
didampinginya memperoleh hak dan kebutuhannya oleh negara sebagai duty barier.
PKBI, sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil, yang eksis melewati era
Orde Lama dan Orde Baru hingga era Reformasi saat ini, tipologi yang disampaikan
oleh Aspinal (2004) dapat menjelaskan tipologi PKBI dalam relasi dengan negara
pada era Orde Baru. Selain itu, berbeda dengan Aspinal, yang mengkategorikan
9
Pembagian organisasi masyarakat sipil yang sampaikan oleh Aspinal berdasarkan relasi negara
dengan organisasi masyarakat sipil yang eksis sepanjang era orde baru.
10
Aspinal (2004) menyebutkan organisasi masyarakat sipil yang masuk pada kategori organisasi
korporatis adalah HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) dan organisasi buruh yang
tergantung pada arahan instruksi negara.
11
Aspinal (2004) menyebutkan organisasi masyarakat sipil yang masuk pada kategori ini adalah
organisasi massa seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
12
Aspinal (2004) menyebutkan organisasi masyarakat sipil yang muncul setelah dekade pertama
rezim Orde Baru ini adalah LSM yang aktif memperjuangkan isu reformasi hukum, perlindungan
lingkungan dan pengembangan masyarakat alternatif.
Berdasarkan kategori OMS yang disampaikan oleh Suharko (2006) maka LSM
masuk dalam kategori OMS yang berbasis non-membership. LSM sebagai bagian
penting dalam organisasi masyarakat sipil telah memainkan peran sentral dalam
mempercepat proses pembangunan selama beberapa dasawarsa terakhir.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa itu LSM dan bagaimana
karakteristiknya. Istilah LSM merupakan istilah yang berkembang di Indonesia
sebagai padanan istilah Non-Governmental Organization (NGOs) yang dikenal
oleh komunitas internasional. Fakih (1996) menyatakan bahwa istilah NGOs dan
LSM sebetulnya memiliki akar sejarah yang berbeda namun demikian beliau tetap
menggunakan istilah LSM untuk menggantikan kata NGOs begitu pula dengan
Putra (2006) yang menyebutkan bahwa LSM sering disebut sebagai NGO atau
Ornop (Organisasi Non Pemerintah). Beragamnya bentuk, fungsi, peran LSM
menyebabkan kerumitan tersendiri untuk menyepakati definisi standar LSM itu
sendiri.
Definisi tentang LSM di sampaikan oleh Vakil (1997) dalam Lewis & Kanji
(2009, p. 11) mendefinisikan LSM sebagai “self governing, private, not-for-profit
organization that are geared to improving the quality of life for disadvantage
people”. Definisi LSM ini memfokuskan pada fitrah LSM sebagai organisasi
masyarakat yang otonom, mandiri dan dibentuk untuk membela kepentingan orang
– orang yang tertindas dan tidak diuntungkan oleh sistem dan struktur yang tidak
adil.
Cakupan Individu atau Tetangga atau Daerah atau Nasional atau Global
keluarga Desa Bangsa
Sementara itu mengacu pada Lewis dan Kanji (2009, p.91) tentang peranan
LSM dalam perubahan sosial kontemporer, dapat dipetakan kedalam 3 bagian,
yaitu:
Kritik terhadap tipologi LSM menurut Korten juga pernah disampaikan oleh
Fakih (1996) yang menyatakan bahwa evolusi LSM dari generasi pertama menuju
generasi kedua dan ketiga tidak sepenuhnya terjadi bagi LSM di Indonesia oleh
karena faktanya banyak yang ideologi dan paradigmaya tetap sama dari waktu ke
Bagi Fakih (1996) gerakan LSM untuk perubahan sosial di Indonesia dapat
dibedakan berdasarkan paradigma yang melandasi visi dan agenda perubahan yang
ingin diwujudkan. Gerakan LSM bisa diarahkan pada perubahan nilai-nilai
masyarakat ketika ideologi LSM-nya bertumpu pada modernisasi dan
developmentalisme. Disisi lain, Gerakan LSM bisa diarahkan pada perubahan
struktural dengan mempersoalkan struktur dan hegemoni dominan yang ada.
Dengan demikian Fakih berkeyakinan bahwa peran LSM dan agenda kerjanya
dipengaruhi oleh cara pandang dan visi perubahan yang hendak dicapai. Untuk
studi ini, peneliti akan menggunakan konsep pemikiran Fakih (1996) tentang
tipologi dan peran LSM yang dibedakan berdasarkan paradigma LSM tersebut
untuk memetakan tipologi dan peran PKBI dalam mendorong dan memfasilitasi
gerakan kaum muda.
Pilihan strategi intervensi yang dilakukan oleh LSM yang ditujukan untuk
melakukan perubahan pada level individu, walaupun cukup penting namun
perubahan pada level mikro tersebut seringkali tidak berlanjut pada perubahan pada
level makro masyarakat dan struktur. Begitu juga ketika strategi intervensi LSM
difokuskan pada aras kelompok, walaupun secara kelompok telah meningkat
kesadarannya untuk bertindak namun sering kali mereka menolak untuk bertindak
Mengacu pada definisi yang disampaikan oleh Tarrow (2011, p.9) tentang
definisi gerakan sosial diatas, maka gerakan kaum muda dapat dikatakan sebagai
gerakan sosial. Hal ini ditandai dengan : pertama, adanya tantangan kolektif
bersama yaitu belum terpenuhinya HKSR bagi kaum muda (seperti belum
terpenuhinya akses terhadap pendidikan KSR (kesehatan seksual dan reproduksi)
yang komprehensi dan akses terhadap layanan KSR). Kedua, kaum muda yang
diorganisir oleh PKBI pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu ingin
memperjuangkan pemenuhan HKSR. Ketiga, kaum muda yang memperjuangkan
seksualitasnya cenderung memiliki ikatan solidaritas yang sama yaitu mereka
sama-sama merasa terekslusi dari kebijakan, program dan layanan KSR. Keempat,
Kaum muda yang diorganisir oleh PKBI secara sistematis telah membangun dan
mengelola jejaring untuk memperjuangkan pemenuhan HKSR secara berkelanjutan
terhadap pihak otoritas.
Untuk memahami arah tujuan para aktor gerakan, termasuk LSM, dalam
menciptakan perubahan sosial banyak pakar sosiologi mencoba membuat
kategorisasi, Salah satunya adalah Henslin (2006: p. 229) yang mengklasifikasikan
gerakan sosial berdasarkan sasaran dan besarnya perubahan.
Sebagian Menyeluruh
perubahan
13
Aberlee (1966) dalam Sujatmiko (2006) menyebutkan tipologi gerakan sosial dapat dibagi
menjadi 4 bagian yaitu : alternative movement, redemptive movement, reformative movement
dan transformative movement.
Untuk mengubah tatanan sosial yang lebih adil bagi kaum muda, LSM perlu
melakukan tindakan yang lebih dari sekedar tindakan individual. LSM juga perlu
menghindari aksi yang parsial dan terputus dari aksi organisasi masyarakat sipil
lain. Oleh karena itu sangat penting bagi LSM dan aktor –aktor perubahan sosial
lainya untuk bertindak secara kolektif bersama kaum muda untuk mengeliminasi
hambatan-hambatan kaum muda untuk mendapatkan hak seksual dan
reproduksinya termasuk dalam mengakses sumber daya kesehatan. LSM dapat
membangun gerakan kaum muda dimulai dengan memperkuat identitas kolektif
kaum muda dan memfasilitasi mereka untuk berjejaring dengan aktor-aktor
perubahan sosial lainnya dalam rangka mencapai perubahan sosial yang lebih adil
bagi kaum muda sehingga mereka dapat menikmati dan mempraktikan hak seksual
dan reproduksinya.
Menurut Diani (1992; 2003; 2004) dalam Porta & Diani (2006, p. 20),
gerakan sosial merupakan proses sosial unik yang didalamnya terkandung
mekanisme aktor terlibat dalam aksi kolektif, melalui:
Teori mobilisasi sumber daya juga mengkaji tentang faktor-faktor yang dapat
menentukan keberhasilan suatu gerakan sosial. Berdasarkan hasil pemetaan
berbagai teoritisi yang masuk dalam kategori teori mobilisasi sumberdaya,
Sukmana (2016, p. 160) menyatakan bahwa menurut teori mobilisasi sumberdaya,
faktor –faktor yang menentukan dalam suatu gerakan sosial adalah: (1) Organisasi
gerakan sosial, (2) Pemimpin dan kepemimpinan (3) Sumber daya dan mobilisasi
sumber daya (4) Jaringan dan partisipasi (5) Peluang dan kapasitas masyarakat.
Kelima faktor tersebut, dalam teori mobilisasi sumberdaya, saling terkait dan
menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu gerakan sosial.
PKBI sebagai LSM yang memiliki perhatian terhadap isu kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda dan ingin melakukan perubahan yang progressif
tentunya mempersiapkan tidak hanya strategi dan taktik gerakan sosial tetapi juga
beragam sumberdaya. Pengaruh ketersediaan dan dukungan sumberdaya yang ada,
baik internal maupun eksternal, perlu dimobilisasi oleh PKBI dalam rangka
membangun gerakan kaum muda yang kuat dan berkelanjutan. Sumberdaya oleh
Lawang (2004:p. 21) didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan oleh aktor untuk kepentingan tertentu. Hal ini berbeda dengan Kapital
yang memerlukan investasi dan pengelolaan lebih lanjut untuk mengubah
sumberdaya menjadi kapital yang dapat berguna untuk memperkuat gerakan.
2. 3. Alur Pemikiran
Konteks Politik,
ekonomi, sosial
Sumberdaya Sumberdaya
Organisasi Kultural
Sumberdaya Sumberdaya
Material Manusia
PKBI Peran PKBI
SEBAGAI & Relawan Gerakan
OMS Dukungan Muda Dukungan/ Kaum Muda
Organisasi dan kontrol
Aliansi Pemerintah
METODOLOGI PENELITIAN
Studi ini menggunakan jenis studi kasus, yaitu studi tentang kasus dalam
kehidupan nyata, dalam konteks atau setting kontemporer, Yin (2009) dalam
Cresswell (2014, p.135). Lebih detail, Cresswell mendefinisikan penelitian studi
kasus sebagai pendekatan kualitatif yang penelitinya mengeksplorasi kehidupan-
nyata pada sistem terbatas (yang dibatasi oleh waktu dan tempat) atau beragam
sistem terbatas (berbagai kasus), melalui pengumpulan data yang detail dan
mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi (misalnya, pengamatan,
wawancara, bahan audiovisual, dan dokumen dan berbagai laporan), dan
melaporkan deskripsi kasus dan tema kasus (Creswell, 2014, p.135 – 136). Studi
ini mengeksplorasi kasus tentang peran LSM PKBI dalam mendorong dan
memfasilitasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksinya melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam serta
melibatkan beragam sumber informasi dengan tujuan untuk memahami isu dan
permasalahan yang dihadapi oleh LSM PKBI dalam upayanya memperkuat gerakan
kaum muda terkait pemenuhan HKSR.
Peneliti juga telah melakukan telaah terhadap data penunjang yaitu berupa
berbagai bentuk dokumen yang diperoleh dari PKBI, Youth Center serta dokumen
yang diperoleh dari mitra PKBI seperti : ASV (aliansi satu visi) dan aliansi GKIA
(Gerakan Kesehatan ibu dan anak). Sumber data penunjang, yaitu :
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara manual. Data
yang telah dikumpulkan peneliti di lapangan kemudian dimasukan kedalam tabel
yang ada dalam program komputer excell. Data tersebut dipilah berdasarkan 7 tema
kunci yaitu sumberdaya organisasi meliputi; aspek strategis organisasi dan aspek
manajerial organisasi, sumberdaya manusia, kepemimpinan, sumberdaya material,
sumber daya kultural, sumberdaya moral dan jejaring.
Selain strategi validasi data yang perlu dilakukan dalam dalam setiap tahap
analisis data, peneliti telah melakukan strategi analisis data. Strategi analisis data
merupakan langkah penting lainnya dalam proses penelitian kualitatif. Mengacu
pada Creswell (2014 : p. 197-200) yang menyampaikan enam langkah pengolahan
dan analisis data dalam proses penelitian ini. Peneliti telah mengikuti langkah-
langkah tersebut, yaitu sebagai berikut:
3.6.1. Limitasi
Limitasi yang penulis hadapi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti kesulitan untuk tidak bias dan tetap menjaga objektivitas dalam
menjalankan proses penelitian karena peneliti bekerja di dalam organisasi
yang akan diteliti. Untuk mengatasinya peneliti telah mengumpulkan data,
tidak hanya dari informan internal PKBI tetapi juga informan eksternal
PKBI.
2. Selama penelitian berjalan, peneliti juga kesulitan untuk mengatur waktu
dalam menjalankan proses penelitian karena peneliti terikat kerja di
organisasi yang sedang diteliti. Dalam mengatasi kesulitan tersebut, peneliti
mengambil cuti kerja selama proses penelitian berjalan.
3. 7. Proses Penelitian
Penulis tertarik melakukan studi dengan topik LSM sebagai sektor ketiga
diluar negara dan sektor private karena penulis berpartisipasi aktif selama lebih dari
17 tahun bekerja di LSM dan melakukan aksi-aksi kolektif bersama dengan
komunitas miskin, termarjinalkan, terekslusi sosial dan tak terlayani untuk
memperjuangkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Komunitas tersebut
diantaranya adalah anak jalanan, pekerja anak, pecandu narkotika baik di penjara
maupun di masyarakat umum, orang dengan HIV – AIDS (ODHA) dan kaum muda
terkait pemenuhan HKSR.
Penulis mulai menuangkan berbagai artikel jurnal dan buku yang telah
dibaca menjadi proposal penelitian. Penulis tidak hanya menyusun proposal
penelitian tetapi juga mulai menyusun instrumen penelitian. Selain itu secara
simultan, penulis juga mengumpulkan berbagai dokumen penunjang tentang PKBI
yang dibutuhkan untuk menuliskan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan dan
membaca dokumen-dokumen penunjang tentang PKBI, penulis sangat dimudahkan
karena penulis sebagai salah satu staff PKBI dapat mengakses buku-buku dan
dokumen penting tentang PKBI sejak era orde lama, orde baru hingga orde
reformasi. Hampir semua dokumen yang dibutuhkan penulis dapat diakses di
perpustakaan kesehatan seksual dan reproduksi yang dimiliki PKBI. Proses
pengumpulan dan mempelajari substansi dokumen tentang PKBI juga dilakukan
selama proses penelitian.
Pada saat ujian proposal penelitian, terlepas bahwa hasil ujian proposal
penelitian disetujui oleh para penguji, penulis mendapat masukan penting yaitu
penting untuk memasukan teori gerakan sosial. Penulis merespon masukan itu
dengan mengikuti kuliah gerakan sosial yang diampu oleh dosen Lucia Ratih
Kusumadewi, S.Sos.,DEA pada program sarjana. Penulis memandang perlu untuk
mendalami gerakan sosial dari perspektif sosiologi tersebut untuk memperkuat
basis teori gerakan yang akan menjadi salah satu fokus kajian dalam tesis yang
sedang disusun.
Setelah proposal penelitian disetujui oleh para penguji tesis pada tanggal 11
oktober 2016, penulis melanjutkan proses pengumpulan data lapangan dengan
melakukan proses wawancara lanjutan, baik terhadap personel PKBI dan relawan
muda di PKBI pusat maupun di PKBI Daerah. Selama proses pengumpulan data
lanjutan tersebut, penulis mengajukan cuti dari tempat kerja agar dapat fokus
menyelesaikan tesis tersebut dan fokus mengikuti proses perkuliahan gerakan
sosial. Dengan ijin cuti tersebut, membuat penulis memiliki waktu yang cukup
fleksibel untuk mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data dan
melakukan pengecekan ulang terhadap data yang telah penulis analisis tersebut.
Secara khusus, peneliti merasa mendapat hambatan paling berat ketika harus
mewawancarai informan dari PKBI DI Yogyakarta oleh karena lokasi yang jauh
dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat bertemu tatap muka dengan
informan dari PKBI Yogyakarta. Peneliti menunggu hampir 4 bulan untuk bisa
mengumpulkan data dari informan PKBI DI Yogyakarta. Pada akhirnya, berkat
komunikasi dan koordinasi yang intensif, peneliti dapat mengumpulkan data dari
kedua informan. Proses wawancara dengan informan dari PKBI DI Yogyakarta
terlaksana karena secara kebetulan mereka ada kegiatan di Jakarta sehingga peneliti
bisa menemui mereka dan melakukan proses wawancara mendalam dengan kedua
informan dari PKBI DI Yogyakarta tersebut. Setelah melalui proses yang cukup
panjang, akhirnya tesis ini dapat penulis selesaikan dan siap untuk diuji dalam
sidang tesis.
14
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1961 yang dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia
dapat diketahui kontras tingkat perkawinan dan kelahiran pada tahun 1940an dan 1950an. Pada
tahun 1940-an, tingkat kelahiran sangat kecil karena kekacauan dan kelaparan pada masa itu.
Sementara pada tahun 1950an, orang muda yang menunda perkawinan selama perang dan revolusi
mulai membangun keluarga, yang menghasilkan ledakan perkawinan dan ledakan kelahiran bayi.
Menyadari kebijakan pemerintah Indonesia saat itu yang tidak berpihak pada
kesehatan perempuan dan kurang memahami pentingnya pengendalian penduduk
yang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesejahteraan masyarakat,
kemudian mendorong beberapa tokoh pendiri PKBI (perkumpulan keluarga
berencana indonesia) untuk membentuk organisasi diluar pemerintahan. Organisasi
non pemerintah, PKBI, didirikan saat itu untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk dan memperbaiki kondisi kesehatan perempuan Indonesia yang dinilai
memprihatinkan.
PKBI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 pada saat bangsa Indonesia
sedang menghadapi tingginya angka fertilitas yang juga berkaitan dengan tingginya
kematian ibu. Lahirnya PKBI tidak lepas dari kepeloporan 9 pendiri PKBI 16 yang
merupakan tokoh kesehatan dan tokoh organisasi perempuan. Tokoh pendiri PKBI,
saat itu, dihadapkan pada tingginya tingkat fertilitas, pertumbuhan penduduk yang
tidak merata dan terkonsentrasi di pulau Jawa dan Bali serta kondisi kesehatan
perempuan yang dinilai memprihatinkan akibat terlalu muda dan terlalu sering
melahirkan.
15
Kebijakan pemerintah orde lama yang menganut paham pro natalis dilatarbelakangi oleh obsesi
presiden soekarno yang ingin menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar ditandai
dengan jumlah penduduk yang besar.
16
Sembilan Pendiri PKBI saat itu adalah dr. R. Soeharto; dr. Ny. H. Soebandrio; Ny. Nani Soewondo
SH; Ny. R. Oentoeng; Ny. Sjamsoeridjal; Prof. Sarwono Prawirohardjo; Prof. R. Hanifa
Wiknjosastro; dr. Ny. Koen S. Martiono; Prof. H.M. Joedono; Ny Roem
17
Lihat Dokumen berjudul dwidasawarsa PKBI
Secara internal tokoh pendiri yang sebagian besar berlatar belakang kelas
menengah dan berprofesi sebagai dokter dan praktisi kesehatan sangat
mempengaruhi rumusan tujuan berdirinya organisasi. Mandat organisasi dan tujuan
didirikannya PKBI, saat pertama kali didirikan, masih sangat sederhana yaitu
mengarah pada penyediaan layanan konsultasi dan konseling bagi keluarga. Dua
tujuan minimalis tersebut ditujukan agar terbangun keluarga yang bahagia dengan
memberi nasehat perkawinan (marriage counseling) dan mengobati kemandulan
dalam perkawinan serta memberi nasehat dalam menjarangkan kehamilan
(Children Spacing).
18
Salah satu konferensi internasional yang dihadiri adalah The Third Indian Family Planning
Association conferences. Pada konferensi tersebut dr. Hurustiati Subandrio, sebagai wakil ketua
PKBI, berhasil mengajak Mrs. Margareth Roots dari Pathfinder untuk berkunjung ke Indonesia.
Pasca kunjungan Pathfinder ke Indonesia kemudian mengirimkan bantuan alat kontrasepsi melalui
PKBI.
19
Pathfinder fund merupakan lembaga internasional yang didirikan pada tahun 1957 saat ini
bernama Pathfinder international). Pada saat itu, Lembaga ini dibentuk untuk mempromosikan alat
kontrasepsi bagi perempuan dan pasangannya dilebih dari 60 negara termasuk Indonesia. Pathfinder
fund memperkenalkan model layanan berbasis masyarakat pertama kali. Lihat di
https://en.wikipedia.org/wiki/Pathfinder_International diakses tanggal 06 februari 2017
Pada aras lokal, PKBI menyadari betul konteks sosial yang belum kondusif
untuk mengkampanyekan pentingnya keluarga berencana yang ditandai dengan
penolakan sebagian besar masyarakat terhadap isu tersebut. Untuk mengatasi
tantangan tersebut, PKBI berstrategi dengan membatasi gerakan dengan hanya
menggalang dukungan dari kalangan terbatas, yaitu dari organisasi profesi
(terutama berlatar belakang medis) dan organisasi perempuan. Pendekatan
mengorganisir dukungan tersebut dilakukan melalui program informasi dan
edukasi. Program tersebut utamanya dilakukan melalui kegiatan ceramah-ceramah
pada kalangan kedokteran, tokoh-tokoh organisasi perempuan dan melakukan
pendekatan-pendekatan kepada tokoh - tokoh agama. Kalangan yang didekati oleh
PKBI dikenal dapat mempengaruhi pendapat dan keyakinan masyarakat Indonesia
tentang keluarga berencana. Para aktor PKBI menggalang dukungan tokoh agama,
baik laki-laki maupun perempuan, melalui kerja sama dengan organisasi
keagamaan seperti PP Aisyiah, Muslimat NU, PP Muhammadiyah.
Sejak PKBI tidak hanya pasif menunggu pasien yang datang mengakses
layanan konseling dan medis yang disediakan di klinik PKBI, tetapi juga berstrategi
dengan menggalang dukungan dari organisasi internasional dan organisasi nasional
maupun tokoh-tokoh lokal, penerimaan terhadap isu kependudukan dan keluarga
berencana lambat laun menampakan hasil yang positif. Dukungan dan penerimaan
masyarakat yang menguat, mempengaruhi pula komitmen pemerintah pada isu
tersebut pada akhir kepemimpinan Soekarno, yaitu pada tahun 1963 ditandai
dengan adanya perubahan terkait pengendalian kelahiran kearah positif yang
ditandai dengan semakin meningkatnya pilihan masyarakat untuk mengakses alat
kontrasepsi dan semakin terbukanya pemimpin masyarakat mempromosikan
pengendalian kelahiran20, begitu pula dengan kegiatan-kegiatan yang dijalankan
20
Pada tahun 1963, PKBI menyelenggarakan seminar tentang keluarga berencana di beberapa kota
besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Surabaya.
4.2. Menuju Gerakan Hak Seksual & Reproduksi di Era Orde Baru
Momentum pergantian kekuasaan politik dari rezim orde lama ke rezim orde
baru dimanfaatkan oleh PKBI22 dengan menyelenggarakan kongres PKBI I23 di
Jakarta pada tanggal 22 - 26 Februari 1967 berhasil merumuskan pernyataan sikap
bagi pemerintah saat itu, yaitu :
Sumber: Naskah Kongres I PKBI (1967: p.265) dan Kantor Menteri negara kependudukan/
BKKBN (1996)
Empat pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh PKBI kepada pemerintahan Orde
Baru dibawah kepemimpinan presiden Soeharto selain menunjukkan perubahan
arah gerakan PKBI dari gerakan dengan target perubahan masyarakat menuju
gerakan dengan target perubahan pemerintah. Selain itu pernyataan sikap PKBI
21
Presiden Soeharto menandatangani deklarasi kependudukan dunia bersama pimpinan dunia
lainnya dalam konferensi kependudukan dunia yang diselenggarakan di Budapest - Bulgaria , yang
berisikan tentang pentingnya menentukan dan merencanakan jumlah anak, menjarangkan kehamilan
dalam keluarga sebagai hak azasi manusia.
22
Saat itu PKBI sedang tumbuh menjadi organisasi yang semakin besar ditandai dengan lahirnya 8
PKBI Cabang di kota-kota besar baik di pulau jawa maupun sumatera, yang awalnya hanya ada di
DKI Jakarta.
23
Kongres I PKBI diikuti oleh 8 cabang Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surakarta, Surabaya,
Denpasar, Palembang dan Medan. Para pejabat pemerintah orde baru juga ikut menghadiri kongres
I PKBI diantaranya Menteri kesehatan, Menteri tenaga kerja, sekjen Departemen sosial dan
Gubernur DKI Jakarta. Organisasi internasional juga hadir pada kongrest I tersebut, yaitu IPPF
regional dan Population counsil.
Pendekatan kemitraan yang dipilih oleh PKBI pada awal era Orde Baru
merupakan pilihan logis mengingat pada era tersebut negara melakukan kontrol dan
intervensi terhadap organisasi masyarakat sipil. Sesuai dengan pendapatnya
Aspinal (2004) bahwa pada organisasi masyarakat sipil dengan kategori semi
korporatis akan cenderung melakukan kompromi dengan negara dengan tujuan
dapat bertahan untuk berkontribusi secara langsung bagi rakyat serta
mempengaruhi kebijakan dan program negara yang bermanfaat bagi rakyat.
Melalui pendekatan kemitraan PKBI berhadap dapat mendorong pemerintah untuk
mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dalam mengakui, melindungi dan
memenuhi hak warga negara, khususnya hak seksual dan reproduksi setiap warga
negara. Kemitraan juga dibangun oleh PKBI dengan pihak swasta dan organisasi
masyarakat sipil lainnya agar mereka mampu berkontribusi pada isu keluarga
berencana yang sedang diperjuangkan oleh PKBI.
24
LKBN merupakan singkatan dari Lembaga Keluarga Berencana Nasional yang dibentuk pada
tanggal 17 oktober 1968 yang dalam pimpinannya duduk tiga wakil PKBI. lihat artikel Soebagyo
dalam Dwidasawarsa.
25
BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang
dibentuk berdasarkan kepres NO. 8/1970. PKBI ditunjuk menjadi salah satu unit pelaksana program
nasional keluarga berencana
26
Lihat Naskah kongres PKBI ke II pada tahun 1970.
Pada era orde baru ini pula PKBI mulai mengembangkan ide dan gagasan
inovatif, salah satunya mengembangkan program keluarga berencana yang
menyasar bagi kaum muda yang dimulai dengan mengadakan seminar keluarga
berencana bagi kaum muda27 di DKI Jakarta. Kepedulian PKBI terhadap kaum
muda sebagai populasi yang penting dalam mewujudkan keluarga dan masyarakat
sejahtera kemudian diikuti dengan dilaksanakannya riset tentang kebutuhan kaum
27
Seminar yang dilaksankaan pada tanggal 29 - 31 Januari tahun 1973 itu diikuti oleh 37 kaum muda
yang mewakili SMP, SMA dan organisasi kaum muda. Hasilnya disampaikan dalam seminar
tentang pelibatan kaum muda dalam keluarga berencana yang diselenggarakan oleh IPPF di
Singapura pada bulan Mei 1973.
Situasi eksternal, baik pada level global dan nasional, dan faktor internal
mendorong PKBI, pada tahun 1986, merumuskan visi PKBI yang menjadikan
keluarga dan manusia didalamnya sebagai tujuan. Rumusan visi itu disebut
"Responsible parenthood" atau keluarga bertanggung jawab, dengan visi ini
perkumpulan berpandangan bahwa untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur yang dicita-citakan itu, keluarga merupakan tujuan utama. Melalui usaha
28
Hasil studi tersebut menunjukkan kebutuhan kaum muda terhadap informasi pentingnya
kependudukan dan keluarga berencana yang sesuai dengan karakteristik kaum muda. (lihat hasil
penelitian kebutuhan remaja akan Informasi kependudukan dan keluarga berencana - PKBI tahun
1975)
29
Kebijakan IPPF pada akhir tahun 1988 - 1990 menekankan pada pentingnya pemenuhan
kebutuhan kaum muda seperti pendidikan family life education dan konseling bagi kaum muda,
meningkatkan peran orang tua dan masyarakat dalam menyiapkan kaum muda untuk kehidupan seks
dan keluarga yang bertanggung jawab, menyediakan pelayanan KB komprehensif untuk memenuhi
kebutuhan kaum muda serta membangun kepemimpinan kaum muda pada setiap jenjang di FPA
(family planning association).
30
RBS (Remaja Bahagia sejahtera) bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perlaku yang
positif terhadap masalah kependudukan dan keluarga berencana menuju terwujudnya "orang tua
bertanggung-jawab". Sasarannya adalah kaum muda baik di desa maupun kota, sekolah atau luar
sekolah serta yang tergabung dalam kelompok-kelompok remaja seperti remaja masjid, organisasi
mahasiswa, organisasi minat remaja, karang taruna dll.
31
KRBJ (Kelompok remaja bertanggung jawab) bertujuan menyediakan layanan konsultasi dan
memberikan informasi yang dibutuhkan melalui pendekatan dan cara yang memperhatikan karakter
kaum muda
32
GRBJ (Graha remaja bertanggung jawab) GRBJ dilakukan dengan strategi memberikan IEM
(Informasi Edukasi dan Motiviasi) dan memberikan paket PKB (Pendidikan Kehidupan
Berkeluarga), Paket PKBI terdiri dari : perencanaan keluarga: kesehatan keluarga: hubungan sosial
dan keluarga; ekonomi keluarga dan lingkungan hidup dan keluarga.
33
SAHAJA (Sahabat remaja) memiliki tujuan yang sama dengan KRBJ dengan kegiatan pelayanan
konsultasi baik lewat telpon, surat dan tatap muka untuk memecahkan masalah remaja. kursus KB,
ceramah dan diskusi, selain itu dilaksanakan pula paket-paket latihan, seperti: pengembangan diri,
kepemimpinan dan pemilihan karir dan seminar.
34
Pendirian youth center,berdasarkan buku putih CMM (centra mitra muda), pertama kali
diprakarsai oleh : Bapak Sarlito, Ibu Sri Lestari, Ibu Cici Kaloh, Bapak Yahya Mashum, Ibu Ien
Ananda, Ibu Ami Siamsidar, Ibu Ninuk Widyantoro di Jakarta pada tahun 1992. Berdasarkan
panduan pengelolaan pusat informasi dan pelayanan (2000) dijelaskan bahwa tujuan berdirinya
youth center adalah untuk meningkatkan status kesehatan reproduksi kaum muda di Indonesia
35
Diakhir era Orde Baru, PKBI juga bersikap kritis terhadap kebijakan KB yang diselengarakan
oleh Pemerintah karena cenderung merugikan perempuan. Bentuk kritik PKBI saat itu adalah
menyelengarakan semiloka tentang peningkatan kualitas pelayanan kontrasepsi: upaya memenuhi
kebutuhan konsumen yang diselenggarakan pada bulan maret 1997. Pada semiloka tersebut banyak
membahas tentang hak kesehatan reproduksi perempuan.
36
Undang - undang no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
37
Undang-undang no.35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
38
Undang-undangan no. 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT)
39
Undang - undang no.44 tahun 2008 tentang pornografi
40
Undang-undang no. 52 tahun 2009 tentang pembangunan kependudukan dan pembangunan
keluarga
41
MDGs mulai disepakati oleh para pemimpin dunia pada tahun 2000 dan berakhir pada tahun 2015.
MDGs berisi 7 tujuan, yang tiga diantara 7 Tujuan MDGs memuat indicator bidang kesehatan,
yaitu: Tujuan ke-4 menurunkan angka kematian Bayi dan Balita, tujuan ke-5, menurunkan angka
kematian ibu; dan tujuan ke-6, Menurunkan angka kematian karena TB, HIV dan Malaria.
42
SDGs merupakan kesepakatan global yang disepakati oleh bangsa-bangsa yang memuat 17 tujuan
pembangunan dan 169 indikator, tujuan kesehatan ada pada tujuan ke 3 yaitu, memastikan hidup
yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua. SDGs mulai efektif dijalankan pada
tanggal 1 januari 2016 dan akan berakhir tahun 2030
43
Secara lebih rinci visi PKBI berdasarkan Anggaran Dasar yang berlaku saat ini adalah PKBI
bertujuan mewujudkan terciptanya keluarga bertanggung jawab guna mencapai tujuan umum
keluarga sejahtera dalam upaya perbaikan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan
senantiasa memperhatikan aspek ketahanan fisik, sosial budaya, mental dan spiritual dan hak asasi
manusia.
44
Program Bina Anaprasa merupakan program kesehatan reproduksi bagi anak pra sekolah.
45
Lihat prosiding lokakarya strategi advokasi kesehatan reproduksi remaja dan gender (tanggal 11 -
12 agustus 2000)
46
Youth advocate merupakan istilah yang digunakan oleh PKBI bagi relawan muda yang
dipersiapkan dan dilatih untuk melakukan advokasi kebijakan kesehatan seksual dan reproduksi bagi
kaum muda. Salah satu PKBI daerah yang konsisten melakukan pendidikan advokasi bagi kaum
muda adalah PKBI Daerah Yogyakarta dan PKBI DKI Jakarta. sistem rekruitmen dan manajemen
relawan muda yang dikembangkan dikedua PKBI tersebut tidak hanya mendorong relawan muda
untuk menjadi tempat konsultasi tetapi juga mendorong mereka menjadi pengorganisir kaum muda
dan aktor advoakasi.
47
Salah satu LSM berideologi kritis adalah Insist yang banyak menyalurkan pemikiran kritisnya
melalui buku, seminar dan pelatihan.
“Dalam pengantar ini saya fokus kepada upaya menguatkan kembali PKBI
sebagai organisasi gerakan. Lebih tepatnya sebagai organisasi pendukung
organisasi rakyat (OPOR) yaitu lembaga yang mengorganisir dan
memberdayakan kelompok masyarakat termarjinalkan, diantaranya
penyandang disabilitas, kelompok remaja, jaringan LGBT, orang yang
terinfeksi HIV, serikat buruh, federasi buruh perempuan, kader kesehatan di
level grass root serta solidaritas gerakan perempuan di pusat maupun
daerah.” (sumber: annual report PKBI tahun 2013).
Dari pernyataan pimpinan eksekutif PKBI tersebut tercermin visi yang jelas bahwa
PKBI diarahkan untuk kembali menjadi organisasi gerakan sosial. Salah satu fokus
penguatan PKBI sebagai organisasi berbasis gerakan adalah melalui upaya
mengorganisir dan membangun gerakan kaum muda. Upaya PKBI dalam menjadi
organisasi gerakan tidak berhenti sampai kaum muda terorganisir dan berdaya
tetapi dilanjutkan dengan aksi-aksi yang ditujukan untuk mengubah kebijakan yang
menghambat pemenuhan hak seksual dan reproduksi kaum muda. kegiatan-
kegiatan tersebut disebutkan oleh Inang Winarso dalam laporan tahunan PKBI
(2015; p.6) diantaranya, melalui:”... pembentukan opini publik melalui sosial media
atau media massa dan dibarengi dengan serangkaian aksi, lobby, dan negosiasi
untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan masalah
ketidakadilan dan diskriminasi.”
48
Inang winarso merupakan direktur eksekutif PKBI dari tahun 2013 sampai dengan 2015
49
Lihat annual report PKBI tahun 2014. Hal.15
50
Annual Report PKBI tahun 2014, ibid. Hal. 24
Gambar 2. Kaum muda PKBI dalam kampanye bahaya perkawinan anak di depan
gedung MK - RI tahun 2014
Peran kaum muda yang dimobilisasi oleh PKBI untuk melakukan gerakan
sosial tidak kalah pentingnya untuk mencapai tujuan terjadinya perubahan terhadap
pasal 7 ayat 1 dan ayat 2, UU No.1 tahun 1974, tentang perkawinan. Salah satu
pemimpin muda PKBI menyatakan:
“Kalo mau lihat JR51kan ada dua52. untuk yang child marriage lumayan
besar kontribusi teman-teman (relawan muda PKBI) di daerah 53karena saat
JR berlangsung kita sempet ngadain pertemuan remaja kan saat itu, dua kali
yang kita ambil tema child marriage. Di PKBI, yang pertama sebelumnya
di (Guest House) RSPP54 karena (seluruh ruang pertemuan) PKBI penuh
waktu itu, kita diskusi gerakan tapi kita banyak mendiskusikan child
marriage di situ. Yang kedua, (para relawan muda merencanakan aksi) di
PKBI, kita buat aksi di MK mulai disitulah kita gunain sosmed (sosial
media) untuk campaign, yang kita sepakati setiap harinya jam 7 malam kita
update tentang child marriage. Semua yang ikut itu update semua remaja
51
JR adalah singkatan dari Judicial review
52
Ada dua Judicial review yang dilakukan oleh PKBI yaitu JR UU NO. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas dan UU. No.1 tahun 1974 tentang perkawinan.
53
Yang dimaksud dengan teman-teman di daerah adalah kaum muda yang menjadi relawan muda
PKBI di tingkat provinsi.
54
RSPP merupakan Rumah Sakit Pusat Pertamina. RSPP memiliki guest house dan ruang meeting.
55
Yang dimaksud yang datang dari 27 adalah 27 PKBI Daerah ditingkat Provinsi yang diundang
namun yang hadir hanya 22 PKBI ditingkat daerah.
56
Berdasarkan penjelasan BPS kenaikan IDI dari tahun 2013 - 2014 dipengaruhi perubahan tiga
aspek demokrasi yakni (1) kebebasan sipil yang naik 3,62 poin (dari 79,00 menjadi 82,62), (2) Hak-
Hak Politik yang naik 17,47 poin (dari 46,25 menjadi 63,72), dan (3) Lembaga-lembaga Demokrasi
56
yang naik 3,57 poin (dari 72,24 menjadi 75,81). Lihat website BPS di:
https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1028, di akses pada tanggal 28 november 2016
Pada konteks gerakan kaum muda yang dimobilisasi oleh PKBI, sasaran
perubahan tidak hanya pada kaum muda belaka, tetapi juga pada supra-individu
yaitu pada kebijakan-kebijakan dan kultur yang mempengaruhi pemenuhan hak
seksual dan reproduksi kaum muda. Lebih lanjut, cakupan perubahan yang terbatas
pada aspek kesehatan seksual dan reproduksi menunjukkan gerakan kaum muda
yang dibangun PKBI sebagai gerakan sosial reformatif. Dengan demikian tipologi
gerakan kaum muda yang dibangun PKBI mengalami perubahan dari tipologi
57
BPS mengukur kategori indeks demokrasi menjadi tiga kategori, yakni: “baik” (indeks > 80),
“sedang” (indeks 60-80), dan “buruk” (indeks < 60).
Peran PKBI Pusat dalam membangun gerakan kaum muda dinilai dan
ditanggapi secara beragam oleh para pemimpin PKBI Daerah. Pada satu sisi, PKBI
Pusat dinilai memiliki peran yang strategis dalam membangun gerakan kaum muda
untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi. Hal ini ditandai dengan banyaknya
kebijakan-kebijakan progresif yang ditetapkan oleh PKBI Pusat. Kebijakan tersebut
oleh PKBI Daerah dinilai dapat menata dan memperbaiki internal organisasi
menjadi organisasi yang lebih dinamis, pro terhadap kaum muda dan memposisikan
kaum muda sebagai subjek perubahan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh BM
yang berpendapat sebagai berikut:
“Kalo yang sudah dilakukan upaya PKBI Pusat ya itu tadi memastikan
kebijakan yang menjamin anak-anak muda menduduki posisi-posisi penting
dalam pengambilan keputusan dan pengambilan kebijakan. menurut aku itu
peran PKBI Pusat yang sangat bisa dilihatlah itu satu hal, yang kedua
perannya sebenernya pusat itu punya berbagai rencana upaya untuk
melakukan eksistensi program remaja, youth center, kemudian upaya-upaya
untuk melakukan proses advokasi dan sebagainya.” (Wawancara dengan
BM, pada tanggal 25 september 2016).
Berdasarkan pernyataan BM, staff PKBI Daerah DKI Jakarta, tersebut dapat
dikatakan bahwa: Pertama, PKBI pusat fokus menata internal organisasi disetiap
level, baik PKBI Pusat, Daerah maupun cabang menjadi organisasi yang lebih
dinamis, terbuka dan berpihak pada hak kaum muda untuk berpartisipasi dalam
menentukan arah organisasi. Kedua, PKBI Pusat dengan demikian membuka ruang
bagi kaum muda untuk memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya yang dimiliki
oleh PKBI disetiap tingkatan untuk membangun gerakan kaum muda terkait
pemenuhan hak seksual dan reproduksi. Ketiga, PKBI Pusat mendorong setiap
PKBI ditingkat Daerah mauun kota/ kabupaten untuk secara aktif membangun
gerakan kaum muda tidak hanya secara langsung kepada sebayanya tetapi juga
secara tidak langsung ditujukan pada para pemegang kebijakan untuk menciptakan
lingkungan sosial yang mendukung pemenuhan hak seksual dan reproduksi.
“Satu, AD/ART kita itu gila, memastikan semuanya ada disana. Satu,
tentang anti fraud policy. Bahwa saya sebagai direktur tidak boleh punya
usaha yang mirip-mirip, iya tho, dengan usahanya PKBI, issue nya PKBI.
Ini konteks etik ketika saya punya (usaha) saya harus declare dengan surat
pernyataan konflik kepentingan, ini kan etik. Workplace policy on AIDS,
gender, LGBT, ini kan sudah ada semua nih. Iya tho, ini ada semua. Terus
kemudian konsep bagaimana Renstra (Rencana Strategis) kita ini kan
kemudian satu, membangun gerakan dengan pengorganisasian masyarakat.
Kemudian bagaimana kita menggantikan peran negara dalam memberikan
layanan, (ada dalam) strategi satu. Yang agak jelek itu strategi tiga, kok isu
sendiri HIV/AIDS. Strategi empat advokasi, Ini gerakan. Dan strategi lima,
jangan salah, strategi lima itu adalah bagaimana organisasi kita ini kuat, baik
di level cabang, daerah, kemudian pusat, Kurang apa coba.” (wawancara
dengan GT, pada tanggal 23 Januari 2017).
Dari penjelasan GT tersebut menegaskan bahwa secara internal, PKBI telah cukup
kuat mengatur setiap personel, relawan dan pengurus internal PKBI dan telah cukup
mengaokasikan payung hukum dan pijakan bagi organisasi untuk melakukan aksi-
aksi yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan yang dicita-citakan organisasi.
Meskipun demikian sebagai sebuah organisasi, PKBI juga masih banyak ditemukan
sisi negative yang justru melemahkan peran PKBI dalam membangun gerakan
sosial. Sisi positif yang telah ditunjukkan pada tataran aturan, kebijakan, dan nilai
yang melandasi PKBI tersebut dalam praktiknya dinilai oleh PKBI Daerah belum
dijalankan secara konsisten dan konsekuen.
“ya., kalau kepemimpinan pusat yang ngga komit kemudian banyak faktor
kepentingan di pusat, yaa orang disini sudah cukup lama sekali tiba-tiba
harus diberhentikan, gitu kan jadi sebuah perbincangan luar biasa, ya mau
ngga mau harus seperti itu, karena kita kan selalu digantikan oleh generasi-
generasi baru. Nanti jika begitu pada ngeluh. Yaa (relawan dan staff yang)
udah kita latih, udah kita dampingi, sekarang kerja di tempat lain. Kamu
juga (para pimpinan PKBI pusat dan daerah) ngga kasih kesempatan kok
pada mereka untuk berkembang.” (wawancara dengan GT, pada tanggal 23
Januari 2017)
Pernyataan GT tersebut menunjukkan telah terjadi inkonsistensi dalam tubuh
internal PKBI yaitu PKBI telah mengeluarkan kebijakan yang menunjukkan pro-
kaum muda namun kebijakan yang dibangun dan disepakati oleh aktor-aktor
internal PKBI tersebut justru tidak dipatuhi dan cenderung diabaikan oleh para
“... ada upaya - upaya (yang dilakukan PKBI Pusat untuk) melakukan
advokasi judicial review - Undang-Undang Sisdiknas (sistem pendidikan
nasional) sebenernya kan itu berbagai upaya yang membantu upaya
advokasi (PKBI) di tingkat daerah untuk kemudian melakukan advokasi
ditingkat daerahkan bisa saling inline tapi pasca itu selesaikan juga udah gak
ada apa-apa lagi gitu, sehingga akhirnya asumsinya adalah ooh itu hanya
proyek itu saja yah. Kalo proyek seperlima gak ada jadi Pusat gak ada
kegiatan itu. Padahal kitakan masih melakukan (gerakan mengubah
kebijakan ditingkat daerah), kita masih menguatkan Puskesmas, masih ini,
tapi gak ada tuh pertanyaan (dari PKBI Pusat) eh gimana kegiatan semester
ini? masih menguatkan Puskesmas gak?, gak ada pertanyaan itu. Mungkin
PKBI sudah terlalu tua.” (Wawancara dengan BM, pada tanggal 25
September 2016)
“Aku melihatnya PKBI itu kelebihannya lebih ini sih karena dia sudah
berdiri sejak lama, jadi masalah manajerial dan segala macam itu sudah
Pernyataan salah satu mitra penting PKBI dalam membangun gerakan kaum muda
di Indonesia, ARI (Aliansi Remaja Independent) dalam menilai PKBI mengandung
beberapa point penting. Pertama, PKBI secara manajerial organisasi dinilai mapan
dan kuat. Tatanan organisasi yang kuat merupakan prasyarat awal dalam
membangun gerakan kaum muda dalam pemenuhan HKSR. Kedua, PKBI memiliki
legitimasi yang kuat sebagai organisasi yang memiliki pengaruh di hadapan
pemerintah. Ketiga, PKBI merupakan organisasi yang tidak hanya bergerak
mempengaruhi kebijakan, tetapi juga organisasi yang kuat dalam membangun
gerakan diakar rumput. PKBI dikenal kuat sebagai organisasi pemberdayaan
kelompok-kelompok yang termarjinalkan, komunitas yang tereksklusi dan populasi
yang underserve. Keempat, PKBI dikenal juga sebagai organisasi yang eksis
diberbagai isu yang berbeda. Gerakan PKBI tidak hanya dikenal pada isu kaum
muda berbasis institusi seperti setting sekolah dan Lapas tetapi juga diluar setting
institusi seperti kaum muda di Lapas, Kaum muda dijalanan, kaum muda dipasar
dan kaum muda LGBT dan lain-lain. Selain itu PKBI dikenal pula sebagai
organisasi yang bergerak pada isu seputar HKSR yang beragam seperti HIV dan
AIDS, isu keluarga berencana dan isu kesehatan seksual dan reproduksi pada
setting bencana.
Dari pernyataan mitra kerja PKBI tentang PKBI, baik yang berasal dari
orgnisasi masyarakat sipil juga pemerintah maka dapat dikatakan bahwa PKBI
mendekati LSM multi generasi oleh karena PKBI tidak hanya mapan sebagai
organisasi gerakan tetapi juga organisasi yang kuat sebagai penyedia layanan dan
sumber infomasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda. legitimasi
dari mitra PKBI tersebut merupakan modal penting PKBI dalam membangun
gerakan kaum muda yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi penerima
manfaat. Beberapa catatan penting tentang sisi lemah PKBI tentu menjadi tantangan
tersendiri bagi PKBI untuk dilakukan perubahan-perubahan yang diperlukan agar
mencapai hasil gerakan yang optimal.
Gerakan kaum muda PKBI merupakan bagian dari gerakan sosial yang
dilakukan oleh PKBI untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda. Gerakan sosial, dalam perspektif sosiologis, digambarkan sebagai aksi
kolektif untuk mencapai tujuan bersama yang dipengaruhi oleh sejumlah elemen.
Menurut Porta & Diani (2006: P.20) proses sosial dikatakan sebagai gerakan sosial
ditandai dengan aksi kolektif yang berlandaskan identitas kolektif, terhubung
dengan jejaring informal, serta memiliki lawan/ sasaran perubahan yang jelas.
Gerakan sosial dibangun oleh organisasi gerakan sosial dengan memobilisasi
sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
58
Dalam Annual report tahun 2013, IW (direktur eksekutif PKBI) menyampaikan bahwa PKBI merupakan
organisasi berbasis gerakan. Hal ini diperkuat dalam dokumen renstra PKBI tahun 2010 – 2020. Dokumen
Renstra tersebut menyatakan bahwa salah satu tujuan PKBI adalah mendorong gerakan masyarakat untuk
memperjuangkan pemenuhan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi. Hal ini memperlihatkan bahwa
secara kelembagaan PKBI mempunyai komitmen yang kuat untuk mendorong isu pemenuhan HKSR menjadi
sebuah gerakan sosia, termasuk gerakan kaum muda.
PKBI mempunyai sejumlah nilai60 yang melekat pada organisasi dan kegiatan-
kegiatannya, dalam rangka mencapai visinya. Nilai-nilai PKBI adalah sebagai
berikut:
59 Yang dimaksud strategis adalah sebuah proses mencapai tujuan yang visioner dan jangka panjang.
60 Nilai-nilai ini merupakan nilai PKBI yang termuat dalam Renstra PKBI tahun 2010-2020. Nilai-nilai ini
agak sedikit berbeda dengan yang tercantum dalam AD/ART PKBI. Di dalam AD/ART tidak disebutkan
secara eksplisit bahwa itu adalah nilai-nilai, melainkan istilah semangat, sifat, prinsip dan peran (Bab III pasal
3, 4, 5 dan 6). Untuk penelitian ini, nilai-nilai mengacu pada Renstra.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pernyataan di atas ini memuat dua hal, yakni
pertama, pengakuan PKBI terhadap hak seksual dan hak reproduksi, dan kedua,
program PKBI dalam memberikan informasi, edukasi, konseling, dan pelayanan
terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi tersebut. Keduanya saling terkait,
dan diperkuat dengan nilai-nilai lain yang memperlihatkan komitmen PKBI yang
mewarnai keseluruhan aktivitas organisasi ini.
Dengan demikian semua nilai yang dimiliki oleh PKBI diatas sangat relevan
dalam mengkonstruksi gerakan kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi. Khusus untuk nilai nomor 3 menegaskan bahwa gerakan
kaum muda dilandasi oleh nilai – nilai PKBI yang menjunjung tinggi hak seksual
dan hak reproduksi dalam memberikan informasi, edukasi, konseling dan
pelayanan.
Dalam rangka memperkuat gerakan ini, nilai – nilai PKBI yang tersebut
diatas secara khusus diperkuat oleh nilai nilai dan prinsip – prinsip yang berbasis
pada hak azasi manusia, yaitu 10 Hak kesehatan seksual dan reproduksi61. Isi 10
hak kesehatan seksual dan reproduksi adalah sebagai berikut:
Nilai – nilai PKBI tersebut ditafsirkan oleh aktor-aktor internal PKBI baik
dilevel pusat maupun daerah dengan cara berbeda-beda. Salah satu informan (ASB)
“Yang pasti, PKBI menghargai pilihan remaja atau kaum muda untuk
menentukan bagaimana dia melakukan atau berperilaku seksual dan
sosialnya. Kita menghargai pilihan itu dan kita juga kemudian membuka
ruang pilihan-pilihan untuk membantu remaja mempertanggungjawabkan
ativitas seksual dan sosialnya sehingga kita memang punya nilai kalo
kaitannya dengan perilaku seksual itu ya PKBI DKI safe sex, dulu sebelum
tahun 2009 masih no sex.” (wawancara dengan BM, Pada tanggal 25
September 2016)
Nilai PKBI yang menjunjung tinggi pemenuhan hak seksual dan reproduksi
tersebut tercermin dalam bagaimana PKBI bekerja dan memberikan layanan bagi
kaum muda yaitu seperti disebutkan oleh BM diatas, PKBI berlandaskan pro-choice
(berpihak pada kebebasan kaum muda untuk memilih) dengan membuka ruang
pilihan bagi kaum muda untuk dapat berperilaku bertanggung jawab.
Lebih jauh PKBI juga berprinsip pada pro-rights (berpihak pada hak azasi
manusia), PKBI menganggap kaum muda mampu untuk membuat choices (pilihan)
yang bertanggung jawab selama kaum muda mendapatkan hak atas kecukupan
informasi yang benar dan bertanggung jawab serta mendapatkan hak atas layanan
yang berkualitas serta ramah bagi mereka. Peran dan tugas PKBI memastikan kaum
muda terpenuhi hak kesehatan seksual dan reproduksi baik secara langsung (direct
intervention) dengan menyediakan pendidikan dan layanan terhadap kaum muda
maupun tidak langsung (indirect intervention) dengan melakukan advokasi baik
terhadap stakeholder maupun terhadap negara.
“... Ketika kita punya AD/ART yang disana mengatur tentang (nilai)
seksualitas dan gender, keberpihakan dari PKBI pusat dan PKBI daerah
seluruh Indonesia terkait dengan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual,
Trangender) kayak apa?, gender kayak apa?, ini kan ngga jelas. Strategi
satu, pelayanan safe abortion Itu adalah mandat (organisasi)...” (wawancara
dengan GT, pada tanggal 23 januari 2013)
Sementara sebagian aktor lain berpegang pada nilai bahwa pemberian akses
terhadap alat kontrasepsi mendorong kaum muda terjerumus dalam perilaku seks
bebas. Namun demikian pertentangan nilai yang terjadi tersebut tidak melahirkan
konflik diinternal PKBI namun sangat mempengaruhi implementasi program
PKBI. Aktor-aktor yang tidak setuju dengan nilai-nilai tertentu cenderung tidak
mengimplementasikan program dan layanan yang mendukung nilai-nilai tersebut.
Tidak adanya koflik ini disebabkan karena PKBI cenderung mentolerir adanya
perbedaan tafsir oleh aktor-aktornya. PKBI juga belum pernah memberikan sangsi
bagi aktor-aktor PKBI yang tidak mengimplementasikan nilai tersebut. Kondisi ini
(aktor-aktor yang menolak untuk implementasi program-program tertentu tersebut)
berpengaruh secara langsung dalam melemahkan gerakan kaum muda ini.
Salah satu elemen penting dalam organisasi adalah tujuan, visi dan misi
yang embeded (melekat) pada organisasi itu sendiri. Para tokoh PKBI dalam
musyawarah nasional ke-7 di Jakarta tahun 1986 bersepakat bahwa tujuan
perkumpulan62 adalah ingin mewujudkan terciptanya keluarga bertanggung jawab
guna mencapai tujuan umum keluarga sejahtera dalam upaya perbaikan mutu
sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan senantiasa memperhatikan aspek
ketahanan fisik, sosial budaya, mental dan spiritual dan hak asasi manusia.
Didalam PKBI, tujuan PKBI menjadi ruh yang mewarnai perumusan visi,
misi dan berbagai kebijakan organisasi lainnya. Setelah tujuan perkumpulan
dirumuskan, PKBI kemudian melahirkan visi dan misi organisasi. Berbeda dengan
tujuan organisasi yang tetap dan tidak berubah,visi dan misi PKBI ini cenderung
berubah mengikuti perkembangan organisasi disatu sisi dan perubahan -perubahan
eksternal disisi lain. pada awal era orde baru, visi dan misi organisasi lebih
menekankan pada isu kependudukan dan keluarga berencana. Visi dan misi
organisasi berubah dan fokus pada isu kesehatan reproduksi. Memasuki era
reformasi visi dan misi PKBI selain fokus pada isu kesehatan reproduksi juga
menambahkan isu kesehatan seksual.
Visi dan misi PKBI yang ada saat ini merupakan hasil rumusan dalam
musyawarah nasional (Munas) ke 13- di Jakarta pada tahun 2010. Karena visi dan
misi ini selalu berubah setiap periode, maka visi dan misi tidak dimasukan dalam
AD/ART organisasi. Yang ada dalam AD/ART adalah tujuan organisasi. Sementara
visi dan misi menjadi bagian penting dalam dokumen rencana strategis atau Renstra
PKBI.
Visi dan misi PKBI yang dirumuskan dalam Munas ke 13 di Jakarta tahun
2010 kemudian dimasukan dalam dokumen Renstra PKBI periode 2010 – 2020.
Visi PKBI sebagai berikut: “Pusat Unggulan (Center of Excellence) Pengembangan
Program dan Advokasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi yang mandiri pada tahun 2020.”
Secara tekstual rumusan visi yang ditetapkan PKBI, selain relevan dengan tujuan
dan nilai PKBI juga menegaskan PKBI sebagai organisasi berbasis gerakan. Dari
uraian teks visi PKBI tersebut termuat dua aspek penting, yaitu pertama, PKBI
ingin menjadi organisasi yang unggul dengan mengembangkan model program
yang teruji mampu berkontribusi secara maksimal dalam peningkatan derajat
kesehatan seksual dan reproduksi masyarakat. Kedua, PKBI ingin menjadi
organisasi yang unggul karena menjalankan peran-peran advokasi untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi. Pengalaman panjang PKBI
63
Lihat Anggaran Dasar PKBI tahun 2014
64
Misi PKBI tertuang dalam Rencana Strategis PKBI, Periode 2010 – 2020.
Tafsir terhadap visi diatas cenderung kritis yang mempersoalkan bahwa visi PKBI
lebih fokus keaspek internal organisasi. Hal ini dimaklumi karena aktor muda
didalam PKBI masih menginginkan PKBI bergerak lebih agresif. Sementara aktor
senior justru berpandangan bahwa keberadaan visi PKBI tersebut cukup memadai
untuk menjadi payung dalam kebijakan-kebijakan PKBI secara internal maupun
eksternal, seperti terlihat dalam pernyataan direktur PKBI sebagai berikut.
“Kalo dari segi visi dan misi kan sudah tertera pak, tertulis secara eksplisit
bahwa ada, bahwa remaja menjadi bagian yang penting dalam
pengembangan PKBI secara narrative itu sudah dituliskan begitu, nah
demikian di kerangka kebijakan yang saya sebutkan ada sih itu apa di nilai
kerja ya bagian dari Renstra itu kan nilai kerja, nilai kerja itu kan mencakup
satu kan tidak diskriminasi ya.. pemberdayaan remaja ada disitu bagian dari
strategi juga.” (Wawancara dengan NM, tanggal 30 desember 2016).
Dengan interpretasi visi PKBI tersebut, gerakan kaum muda dianggap cenderung
ingin melakukan perbaikan internal PKBI dari pada berkontribusi pada perbaikan
situasi dan kondisi kaum muda di masyarakat agar menjadi lebih baik dan adil.
Rumusan visi demikian walaupun mendorong gerakan kaum muda namun gerakan
yang dibangun merupakan gerakan perubahan internal organisasi. Terlalu fokusnya
gerakan kaum muda dalam membenahi internal organisasi dikhawatirkan dapat
melemahkan gerakan kaum muda untuk melakukan perubahan sosial yang dapat
memperbaiki kualitas kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda yang justru
nyata terjadi diluar organsasi. Namun demikian, interpretasi ini tidak sepenuhnya
terjadi karena PKBI juga melakukan kerja-kerja eksternal seperti pemberdayaan
masyarakat dan advokasi untuk HKSR yang tertuang dalam misi dan Renstra
organisasi.
65COE merupakan singkatan dari center of excellence. Visi PKBI adalah ingin menjadi organisasi pusat
unggulan untuk isu kesehatan seksual dan reproduksi.
Semua aspek strategis dari PKBI diatas (Tujuan, visi, misi) mengarah pada
upaya untuk mewujudkan keluarga bertanggung jawab (responsible parenthood),
yang juga mewarnai visi youth center PKBI yaitu mewujudkan remaja yang sehat
dan bertanggung jawab. Hal tersebut bermakna bahwa untuk mewujudkan keluarga
bertanggung jawab maka harus dimulai dari kaum muda yang bertanggung jawab
yang tercermin dalam sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai sosial dan
budaya. Sikap dan perilaku kaum muda yang bertanggung jawab menjadi awal
terbangunnya keluarga sejahtera dan peningkatan kualias sumber daya manusia.
Kebijakan dan aturan PKBI merupakan turunan dari tujuan, visi dan misi
PKBI. Jika kebijakan lebih bersifat abstrak, aturan merupakan upaya untuk
mengatur berbagai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya (Dale, 2004:
p.92). Dalam konteks PKBI kebijakan termasuk semua panduan organisasi yang
tertera dalam AD/ ART. Sementara aturan didalam PKBI adalah semua turunan dari
kebijakan dalam bentuk tertulis seperti Renstra, SK. Pengurus dan sebagainya.
Uniknya adalah dalam dokumen PKBI tidak membedakan antara aturan dan
kebijakan. karena itu analisis di sini melihat kebijakan dan aturan dalam konteks
yang sama.
Dalam anggaran dasar PKBI, diatur secara khusus bagaimana kaum muda
menjadi anggota PKBI67 termasuk hak dan kewajiban kaum muda di PKBI68. kaum
muda yang telah menjadi anggota PKBI misalnya memiliki hak untuk dipilih dan
memilih dalam forum remaja, selain itu memiliki hak untuk menjadi pengurus
disetiap tingkatan PKBI baik pusat, daerah maupun cabang. Aturan PKBI tersebut
jika dijalankan secara konsisten berpotensi mendorong tumbuhnya aktivisme kaum
66 Keenam pasal dalam anggaran dasar PKBI tersebut diantaranya adalah Pasal tentang keanggotaan PKBI,
pasal tentang Hak dan kewajiban, pasal tentang perangkat organisasi, pasal tentang kepengurusan, forum
remaja dan pasal tentang rapat – rapat.
67 Lihat Anggaran Dasar PKBI Pasal 11 tentang keanggotaan (p.5)
68 Lihat Anggaran Dasar PKBI Pasal 11 (p.6)
1 Kelembagaan 1.6. PKBI memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang
termasuk remaja dari seluruh kalangan untuk memberikan kontribusinya
secara sukarela sesuai dengan minat dan keahliannya, dan memastikan
bahwa kontribusi individual para relawan diakui dan dimanfaatkan secara
efektif.
69 Empat belas kebijakan yang dikeluarkan oleh PKBI diantaranya adalah kebijakan kelembagaan,
kepengurusan, forum remaja, kemitraan sektor swasta, kesekretariatan, manajemen program, sumberdaya
manusia, keterbukaan informasi, advokasi, manajemen keuangan, fraud, kecurangan, pelayanan, monitoring
dan evaluasi.
3 Forum Remaja 3.1. Forum Remaja merupakan perangkat organisasi pada semua
tingkatan, menjadi wadah anggota remaja PKBI dalam berhimpun dan
menyampaikan aspirasi melalui keterwakilannya di kepengurusan PKBI
5 Sumberdaya 7.2. Sumber daya manusia PKBI adalah karyawan, anggota serta relawan
(termasuk relawan/ anggota remaja).
manusia
70
Forum remaja merupakan perangkat organisasi pada semua tingakatan, menjadi wadah anggota
remaja PKBI dalam berhimpun dan menyampaikan aspirasi melalui keterwakilannya
dikepengurusan PKBI.
PKBI juga mengeluarkan kebijakan tentang keuangan yang salah satu point-
nya adalah mendorong PKBI disetiap tingkatan, mengeluarkan alokasi anggaran
minimal 30% untuk membangun gerakan kaum muda. Keluarnya kebijakan
keuangan yang ditujukan untuk membangun gerakan kaum muda tersebut
menunjukkan bahwa PKBI memahami bahwa komitmen untuk membangun
gerakan kaum muda yang berkelanjutan, salah satunya perlu diwujudkan secara
kongkrit dalam bentuk alokasi anggaran yang memadai untuk membangun gerakan.
Tiga kebijakan tentang advokasi dan keuangan secara langsung cukup mendorong
terbangunnya gerakan kaum muda, kebijakan lain secara tidak langsung ikut pula
mempengaruhi kuatnya dorongan untuk membangun organisasi yang ramah bagi
kaum muda dan dinamis terhadap perubahan.
Pada dasarnya peran PKBI pusat dinilai oleh PKBI daerah sangat baik dalam
membuat kebijakan-kebijakan yang mengatur internal organisasi menjadi lebih
transparan, akuntable dan mendukung PKBI sebagai organisasi berbasis gerakan
namun disisi lain masih ada kebijakan dan aturan internal PKBI yang dipandang
sebagai melemahkan dan tidak akomodatif dalam membangun gerakan termasuk
gerakan kaum muda. salah satu pemimpin muda PKBI, menyatakan bahwa:
Kritik salah satu pimpinan muda PKBI pusat (perwakilan relawan muda) tersebut
menandai kekurangan PKBI sebagai organisasi pelopor perubahan dalam
mendorong gerakan kaum muda yang berkeberlanjutan untuk isu kesehatan seksual
Salah satu elemen yang paling penting dalam sumberdaya organisasi adalah
pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu proses yang
melibatkan kemampuan memotivasi dan menginspirasi orang – orang dalam
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (Dale, 2004: p. 94). Sementara
pemimpin merupakan orang – orang yang terlibat dalam proses kepemimpinan.
Sebaik apapun struktur dan infrastruktur organisasi, sistem administasi dan
keuangan organisasi yang dimiliki jika pemimpin dan kepemimpinannya buruk
maka sulit bagi organisasi tersebut mencapai tujuan yang diharapkan. Pada
organisasi berbasis gerakan, peran pemimpin dan kepemimpinan sangat vital
Kalo aku bisa bilang itu komitmen dari pemimpin gitu, jadi aksi aksi yang
kemarin kita lakukan itu karena kita memang didorong (oleh pemimpin)
gitu..karena pada tahapan aku sendiri itu kan aku engga mungkin melakukan
itu semua tanpa disupport sama pemimpin, dalam hal ini direktur gitu. Kalo
dia-nya tidak berani untuk seperti itu maka tidak ada lagi aksi - aksi seperti
itu.” (Wawancara dengan FT, pada tanggal 27 September 2016 )
71
Selama periode 4 tahun, 2012 – 2015, telah terjadi beberapa kali pergantian kepemimpinan yaitu
pertama dari Ir. Inne silviane, MSc kepada Drs. Inang winarso pada penghujung tahun 2012 dan
pada pertengahan tahun 2015 terjadi pergantian direktur dari Drs. Inang Winarso kepada Dra.
Chatarina Wahyurini, MSi yang menjabat sebagai direktur sampai dengan pengumpulan data
dilakukan penulis.
Lemahnya visi pemimpin PKBI saat ini tentang gerakan kaum muda juga
disuarakan oleh informan lainnya dengan pernyataan berikut:
“Gak, gak efektif karena tidak didukung oleh visi misinya (lembaga). Lalu
secara nasional direktur juga gak punya (visi dan misi), oke ketika
CO(community organizer) – CO (community organizer)-nya punya konsen
terhadap permasalahan KTD (kehamilan tidak diinginkan), lalu ketika (isu)
ini di bawa ke (PKBI) daerah, direktur (Daerah)-nya gak sepakat yang di
bawa (oleh) CO ini (maka apa yang dibawa ketingkat daerah) tidak menjadi
gerakan lembaga, isu strategis lembaga, ini juga mentah lagi. (wawancara
dengan ASB, tanggal 7 September 2016 )
Dalam konteks gerakan kaum muda jejaring PKBI terbagi menjadi dua
bentuk, pertama berdasarkan inisiator jejaring dan kedua berdasarkan keterkaitan
langsung dan tidak langsung dengan gerakan kaum muda. Jejaring berdasarkan
inisiator terdiri dari jejaring yang diinisiasi oleh PKBI dan jejaring yang diinisiasi
oleh pihak lain dimana PKBI hanya menjadi salah satu anggota. Untuk jenis
pertama misalnya koalisi 18 + dan kolisi SOS sementara untuk jenis kedua koalisi
reformasi KUHP dan GKIA. Sementara berdasarkan keterkaitan langsung dan tidak
“Kalo peran kaum mudanya sama sih yang aku lihat (belum kuat), masih
belum telalu muncul, kalo dipusat aku tahu (ada) ibil, sering ikut untuk
misalnya dalam petemuan apa, advokasi apa, masih sering muncul. Tapi
baru sering melihat ibil belum ada ibil-ibil lain, misalnya akan terus sebagai
jaringan anak mudanya PKBI misalnya di (PKBI) Pusat, kalo didaerah-
daerah lain juga, aku, karena mungkin gak terlalu sering bareng kerja jadi
gak terlalu tau misalnya selama ini doronganya seperti apa tapi yang aku
tahu selama ini kurang melibatkan remajanya.” (wawancara dengan PPD,
pada tanggal 7 Januari 2017 )
Berdasarkan pernyataan dari PPD dapat diketahui bahwa titik lemah kepemimpinan
relawan muda PKBI dalam jejaring kerja pertama, secara kuantitas relawan muda
yang terlibat dalam koalisi terbatas. Kedua, secara kualitas pengaruhnya belum
bermakna dalam mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya gerakan kaum muda
untuk pemenuhan HKSR. Ketiga, suara relawan muda PKBI belum jelas sasaran
perubahannya. Keempat, relawan muda PKBI belum berpartisipasi secara
bermakna.
Dalam salah satu jejaring yang PKBI terlibat didalamnya, yaitu gerakan
kesehatan ibu dan anak (GKIA), peran PKBI Pusat cukup penting dalam mewarnai
gerakan aliansi tersebut, baik dalam upaya mencapai tujuan kesehatan kaum muda
maupun isu kesehatan lain seperti gizi dan ketahanan keluarga. Selain aliansi
GKIA, PKBI juga terlibat dalam jejaring lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa
PKBI memiliki peran kepemimpinan yang sangat besar dalam berbagai jejaring
dalam berbagai jejaring terkait dalam isu KSR dan gerakan kaum muda, seperti
ditegaskan oleh salah satu staff PKBI sebagai berikut:
Peran PKBI dalam jejaring kerja yang cukup signifikan juga diakui oleh
anggota jejaring itu sendiri. Salah satunya adalah pernyataan dari seorang presidium
GKIA, perwakilan Yayasan Sayangi Tunas Cilik, sebagai berikut:
“Terus kita juga pernah mengadakan diskusi remaja dan ketahanan keluarga
karena kan sebenernya isu ini saling berdekatan ya mas ya.. Nah itu juga
PKBI ikut nge-lead yang untuk diskusi remaja dan ketahanan keluarga itu
mba Henny Widyaningrum kan, terus kaya besok kita mau ada acara hari
Gizi Nasional kita tuh mau bikin pesta anak, kita mau budi dayakan
makanan sehat dan lokal dan dari alam gitu kan.. nah itu mas Alam ikut
masuk..eee..ikut terlibat gitu ya ..itu sih kita lebih banyak di
Gizi…(Wawancara dengan AS, 1 Desember 2016).
Berdasarkan pernyataan dari salah satu presidium GKIA, PKBI dan orang mudanya
dipercaya sebagai ketua kelompok kerja yang membidangi isu kesehatan reproduksi
remaja, selain itu para personel PKBI juga banyak menempati posisi lain seperti
Pokja ketahanan keluarga dan Pokja Gizi. Ditambah dengan pernyataan FT yang
menyebutkan beberapa koalisi dipimpin oleh PKBI menunjukkan bahwa pengaruh
PKBI dalam koalisi dapat diperhitungkan dan dianggap dapat membawa
keberhasilan gerakan yang memperjuangkan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda.
“... PKBI jadi ketua pokja untuk pokjanya remajanya, itu juga belum
kelihatan. karena kebanyakan di GKIA itu lebih banyak ngobrolnya lebih
ke gizi anak, jadi isu Kespro remaja nya belum terlalu banyak terdorong.
Kayak sekali misalnya ada soal Kespro itu, terakhir kalo gak salah
ngomongin soal modul, mau ngumpulan modul-modul dan lain-lain itu juga
itu sampai sekarang belum ada follow-up nya. Mungkin karena tenggelam
dengan banyaknya isu anak, gizi anak, terus juga kemarin apa, isu
komisioner KPAI mau ganti dan segala macam, jadinya tenggelam untuk
isu remaja belum terlalu di highlight lagi nih di GKIA. (wawancara dengan
PPD, pada tanggal 7 Januari 2017 )
Berdasarkan hasil wawancara dengan PPD di atas dapat diketahui bahwa walaupun
PKBI ditunjuk sebagai ketua dalam Pokja remaja dalam aliansi GKIA namun, PPD
menilai bahwa: pertama, kontribusi PKBI untuk mengangkat isu kesehatan kaum
muda dalam internal GKIA belum optimal. Kedua, walaupun ada upaya PKBI
untuk mengkoordinir suatu kegiatan namun dinilai oleh PPD tidak dilakukan
dengan tuntas. Potensi GKIA sebagai salah satu aliansi besar tingkat nasional yang
memperjuangkan pemenuhan hak kesehatan kaum muda pada akhirnya tenggelam.
PKBI dan LSM lain yang berpotensi untuk mengalokasikan dan menyumbangkan
sumberdayanya untuk gerakan kaum muda akhirnya dimanfaatkan oleh LSM lain
yang memperjuangkan isu kesehatan lain seperti isu gizi dan ketahan keluarga.
Dalam aliansi satu visi (ASV), PKBI berperan dalam mewarnai dan
mempengaruhi perspektif dan gerakan pemenuhan HKSR bagi kaum muda. Hal ini
akui oleh OR, pimpinan ASV, sebagai berikut:
Berbeda dengan yang disampaikan oleh ketua ASV tentang pengaruh dan
kepemimpinan PKBI, salah satu anggota ASV menyebutkan bahwa :
“....kalo di ASV sendiri kalo PKBI sebenarnya, aku bilang PKBI yang
daerah itu dia banyak (berada) di dalam ASV tapi kurang untuk, apa yah,
mendorong (keberhasilan gerakan), karenakan PKBI di daerah sebenernya
untuk advoksi nasioanl karena ARI (Aliansi Remaja Independent) salah satu
yang bertanggung jawab untuk advokasi nasional, sebenarnya bisa
mendapatkan resource apa, kayak misalnya informasi tentang respon
remaja terkait dengan layanan di daerah atau misalnya ada kasus-kasus
didaerah,(hal) itu kurang (dikontribusikan oleh PKBI) kayak paling enggak
resource untuk itu aja agar kita dijaringan nasionalnya kita bisa dorong
(advokasinya), itu kurang apa yah, kurang ngegebrak lah (peran PKBI
dalam aliansi satu visi).”(wawancara dengan PPD, pada tanggal 7 Januari
2017 )
Pernyataaan dari informan PPD menunjukkan bahwa PKBI daerah yang banyak
menjadi anggota ASV dinilai lemah dan kurang berperan dalam mendukung
72
Anggota ASV dari PKBI Daerah diantaranya adalah PKBI DKI Jakarta, PKBI Yogyakarta,
PKBI Jawa Timur, PKBI Lampung, PKBI Bali dan PKBI Jawa Tengah.
“Kalo finansial dalam konteks hand to hand pasti, walaupun tidak bisa
dihitung secara materi, misalnya gini, pada waktu itu ketua ASV waktu itu
kan dari PKBI. Harusnya ketua itu akan mengalokasikan waktu yang kalo
dikonversikan ke dalam uang itu bernilai. Dia mau melakukan tugas itu
tanpa dibayar. Artinya itu bentuk kontribusi secara finansial walaupun
bentuknya kontribusi secara pikiran dan tenaga.” (wawancara dengan OR,
pada tanggal 24 Januari2017)
Informan dari unsur pimpinan ASV diketahui bahwa aliansi mengakui bahwa PKBI
memiliki semangat kerelawanan yang memadai dalam pemenuhan HKSR bagi
kaum muda. Hal ini tercermin ketika relawan PKBI mengalokasikan waktunya dan
tenaga serta keahliannya tanpa dibayar. OR juga menyebutkan bahwa ketika salah
satu staff PKBI ditunjuk sebagai pimpinan ASV dianggap staff PKBI tersebut telah
mengalokasikan dan menyediakan sumberdaya material bagi aliansi dan gerakan
kaum muda. Sementara sumberdaya material berupa finansial dan sumber daya
manusia berupa pengetahuan dan keterampilan biasanya dialokasikan oleh LSM
lain seperti Rutgers. Kemampuan PKBI dalam mewarnai arah gerakan pemenuhan
hak seksual dan reproduksi termasuk gerakan kaum muda dapat memobilisasi
sumberdaya finansial dan sumberdaya material lainnya yang disumbangkan dalam
aliansi untuk kepentingan gerakan kaum muda.
Dengan demikian terlihat bahwa kepemimpinan PKBI ditingkat daerah
dalam jejaring cukup kuat dalam hal menempatkan orang-orangnya secara kuantitas
dan memberikan dukungan sumberdaya manusia. Namun demikian sejumlah pihak
mengakui bahwa keberadaan aktor-aktor PKBI didalam jejaring kurang kuat dalam
mendorong keberhasilan dari gerakan kaum muda itu sendiri. Hal ini bisa jadi
Tipe organisasi setiap LSM berbeda satu sama lain. Korten (1990: p.117)
membagi LSM menjadi empat generasi yaitu: LSM Bantuan/ kesejahteraan, LSM
Pembangunan masyarakat, LSM pengembangan sistem yang berkelanjutan dan
LSM gerakan sosial. Berdasarkan deskripsi sebelumnya dapat diketahui bahwa
nilai organisasi PKBI berbasis HKSR. Aturan dan kebijakan PKBI banyak
mengatur tentang gerakan dan advokasi bagi kaum muda. Tujuan, visi dan misi
PKBI banyak memandatkan organisasi untuk melakukan advokasi pemenuhan
HKSR. Berdasarkan fakta tersebut maka nampaknya PKBI mendekati tipe LSM,
yang oleh Korten (1990), dikategorikan sebagai LSM generasi ketiga, yaitu LSM
pengembangan sistem yang berkelanjutan.
Tipe LSM PKBI yang lebih fokus pada pengembangan sistem kesehatan
yang lebih adil bagi semua termasuk kaum muda mempengaruhi bentuk organisasi
PKBI. Dale (2004: p. 90 ) membagi bentuk organisasi menjadi 5 yaitu : collective,
one leader body, hierarchy, loosely-coupled network and matrix. PKBI merupakan
LSM jaringan nasional yang berada di tiga level (Pusat, Daerah dan Cabang)73.
Disetiap tingkatan terdapat forum pengambilan keputusan seperti musyarawah
cabang ditingkat PKBI Cabang (kota/kabupaten), musyawarah daerah (Provinsi)
dan forum pengambilan keputusan tertinggi ada pada musyawarah nasional. Setiap
level terdapat unit – unit kerja yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Di
PKBI Pusat, terdapat tiga badan yang berbeda yaitu Badan pengawas, pengurus
nasional dan eksekutif (dipimpin oleh Direktur). Sementara, di PKBI Daerah dan
Cabang lebih sederhana yaitu terdiri dari badan pengurus dan badan eksekutif.
PKBI membangun struktur organisasi yang memberi ruang bagi kaum muda
untuk berpartisipasi secara bermakna dalam proses pengambilan keputusan dan
dalam proses pelaksanaan program dan layanan di PKBI. Salah satu komitmen
penting tersebut terwujud dengan mengeluarkan kebijakan yang me-mandatkan
adanya keterwakilan kaum muda sebesar 30% dalam struktur pengurus di PKBI,
baik PKBI Pusat (tingkat nasional), PKBI daerah (tingkat provinsi) maupun pada
struktur PKBI Cabang (tingkat kota/ kabupaten).
Pada level PKBI Pusat, untuk memastikan gerakan kaum muda di daerah
dan cabang berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan, ditetapkan satu orang
pelaksana program kaum muda dibawah divisi program. PKBI juga menetapkan
advisor / panitia ahli kaum muda dalam struktur kepengurusan PKBI yang berperan
memberikan masukan baik ideologis, srategis maupun taktis bagi perkembangan
program kaum muda di PKBI. Selain itu, hampir sama dengan struktur organisasi
PKBI daerah, struktur PKBI Pusat juga telah membuka ruang yang cukup lebar bagi
kaum muda untuk ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
mengenai arah organisasi dan pemanfaatan sumberdaya internal yang ada. Hal ini
disampaikan oleh ASB sebagai (staff PKBI Pusat) yang menyampaikan bahwa
struktur PKBI mendukung dan berkontribusi terhadap munculnya gerakan kaum
muda.
“Sangat berkontribusi, terutama pada awalnya yang saya tahu perlu adanya
keterwakilan anak muda dalam kepengurusan PKBI dan struktur PKBI,
forum remaja menjadi bagian dalam struktur PKBI. Memang itu menjadi
suatu keanehan yang besar ketika di forum remaja di PKBI Jogja yang
dibangunnya diluar, memang bandung juga sama, PKBI menjadi bagian
organisasi strategis dalam forum tersebut yang memang punya pengaruh di
BYF74 tersebut. Tapi sekarang ditarik kedalam karena isu di lembaganya
74BYF adalah singkatan dari Bandung Youth Forum. BYF merupakan organisasi informal yang mewadahi
berbagai individu, kelompok maupun organisasi yang peduli dengan berbagasi aspek kehidupan kaum muda
diwilayah kota bandung. Berbagai kaum muda yang aktif pada kelompok ini adalah kelompok kaum muda
berbasis kreativitas, seni, olah raga, hobbi dan lain-lain.
Dari hasil wawancara dengan ASB semakin menegaskan bahwa struktur PKBI
yang telah mengakomodir partisipasi para relawan muda di internal organisasi
PKBI dianggap cukup mendukung terbangunnya gerakan kaum muda. dengan
struktur yang membuka ruang bagi partisipasi kaum muda baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melakukan intervensi langsung terhadap kaum muda.
kedua bentuk partisipasi kaum muda dalam struktur PKBI dapat mendorong
lahirnya para pemimpin-pemimpin muda dalam gerakan dan melatih mereka untuk
menyuarakan kepentingan dan hak mereka baik didalam maupun luar organisasi.
“Di PKBI DKI (Jakarta), semua kaum muda punya peran mulai dari
merencanakan, mengimplementasikan, memonitoring dan evaluasi, Itu satu.
Yang kedua, kaum muda itu punya posisi-posisi penting di PKBI pertama
di kepengurusan kaum muda ada lebih dari 30% ada disana. Kemudian
ditingkat pelaksana, koordinator youth center itu harus remaja, jadi
istilahnya layer langsung kedua setelah direktur disetarakan dengan kepala-
kepala divisi jadi perannya sangat penting. Itu dari sisi posisi, lalu kemudian
yang ketiga, diprogram-program lain punya keterbukaan untuk keterlibatan
kaum muda misalnya diklinik sendiri bahwa klinik perlu selalu
berkonsultasi dengan teman-teman kaum muda supaya gimana sih
pelayanan klinik yang sesuai dengan kebutuhan remaja, lalu di divisi-divisi
lainnya juga begitu. Di youth center sendiri yang bener-bener wadahnya
kaum muda itu beraktivitas, ya PKBI menyepakati untuk kaum muda itu
bisa silahkan mengambil posisi-posisi penting apapun di youth center baik
dari sisi pelaksana maupun relawan.” (Wawancara dengan BM, tanggal 25
September 2016 )
Berdasarkan tabel 8 tentang jumlah staff dan relawan muda PKBI dapat diketahui
bahwa pada tingkat nasional, jumlah relawan muda yang tercatat secara nasional,
adalah 780 orang pada tahun 2015. Relawan muda yang tercatat dalam data base
PKBI Pusat tersebut berasal dari 17 PKBI Daerah (provinsi) dari 26 PKBI Daerah.
Pada level Daerah, PKBI DKI Jakarta mengelola 15 relawan muda aktif75.
Relawan muda tersebut dinilai aktif disetiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
CMM maaupun PKBI, sementara jika memasukan relawan muda yang pasif, yaitu
relawan yang berpartisipasi pada kegiatan dan event tertentu, maka jumlahnya
bertambah lebih banyak menjadi 45 orang. Relawan muda yang digolongkan tidak
aktif biasanya datang pada event – event tertentu dan masih tetap berkomunikasi
dan mendapatkan informasi perkembangan kegiatan, program dan layanan yang
diselenggarakan dan disediakan oleh PKBI dengan menggunakan media
komunikasi Whatsapp group.
75 Lihat hasil wawancara dengan TM (relawan muda youth center CMM – PKBI DKI Jakarta
Banyaknya jumlah kaum muda yang aktif menjadi relawan dan peer
educator untuk memperjuangkan pemenuhan HKSR merupakan aset berharga
dalam sebuah gerakan kaum muda. PKBI perlu meningkatkan kapasitas staff,
relawan dan peer educator yang telah direkrut untuk membangun gerakan kaum
muda. Peningkatan kapasitas staff, relawan dan peer educator tersebut ditujukan
untuk memastikan adanya berpartisipasi secara bermakna dan berkelanjutan dalam
memberikan sumber daya, baik bagi internal organisasi maupun dalam dalam
melakukan aksi-aksi kolektif terhadap pemerintah. Salah satu aspek penting
kapasitas dari para staff, relawan dan peer educator yang perlu ditingkatkan adalah
kapasitas kepemimpinan.
Berdasarkan pernyataan IW, salah satu staff PKBI, tersebut dapat diketahui bahwa
salah satu faktor yang menyebabkan pemberdayaan kaum muda tidak berlanjut
pada aksi – aksi kolektif yang berkelanjutan adalah metode pelatihan berbasis
‘kelas’ yang dijadikan sebagai tujuan bukan dianggap sebagai cara. Tujuan
Publish rekaman
siaran radio di
youtube dan FB.
Berdasarkan tabel program dan kegiatan Youth Center dapat diketahui bahwa
terdapat empat program utama yang dijalankan oleh para relawan muda yang aktif
di Youth Center PKBI yaitu pendidikan, layanan, pemberdayaan dan advokasi.
Fungsi layanan dan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi hanya ada
ditingkat PKBI Daerah sementara PKBI Pusat berperan untuk mengkoordinir dan
meningkatkan kapasitas Youth Center, termasuk memberdayakan para relawan
muda, yang dijalankan oleh PKBI Daerah. Hal yang sama dijalankan baik oleh
PKBI Pusat maupun PKBI Daerah adalah program pemberdayaan kaum muda dan
advokasi.
Dengan demikian, pada era reformasi ini program kaum muda PKBI dapat
dibagi menjadi dua bagian berdasarkan sasaran perubahan, yaitu program kaum
muda yang berdimensi horizontal yang ditujukan untuk mengubah perilaku kaum
muda dan program kaum muda yang berdimensi vertikal untuk mengubah struktur
yang menghambat pemenuhan HKSR dikalangan kaum muda.
Pada satu sisi, perkembangan program kaum muda yang tidak hanya
mengerjakan program-program pendidikan dan layanan, tetapi juga pemberdayaan
dan advokasi, meningkatkan potensi cakupan perubahan yang lebih luas dan
Selain itu, dukungan PKBI yang membuka ruang partisipasi bagi kaum
muda yang cukup lebar, dengan memberikan kebijakan kuota 30 % keterwakilan
kaum muda dalam badan pengurus PKBI, ternyata belum mampu dimanfaatkan
secara maksimal untuk menyuarakan kebutuhan dan agenda kaum muda. Hal ini
terlihat dari alokasi PKBI yang ditujukan untuk pemberdayaan kaum muda serta
untuk alokasi anggaran untuk advokasi yang belum memadai dan belum sesuai
mandat organisasi.
Tidak hanya kebijakan tentang kuota bagi kaum muda dalam badan
pengurus PKBI, kebijakan penting PKBI tentang keuangan76 untuk memastikan
kaum muda agar dapat menjalankan peran secara bermakna ternyata belum
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menujukkan tiga hal, pertama kualitas
perwakilan kaum muda dalam badan kepengurusan ditingkat pusat yang belum
optimal. Kedua, masih terlalu dominannya aktor senior dalam relasi dengan
perwakilan relawan muda terkait proses pengambilan keputusan. ketiga,
kepemimpinan PKBI untuk mendukung gerakan kaum muda masih lemah. Situasi
76
kebijakan tentang alokasi anggaran minimal 30 % PKBI disetiap tingkatan yang harus digunakan
untuk gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR.
Sebagai organisasi jaringan nasional yang berada ditiga level yaitu Pusat,
provinsi dan kota/kabupaten dibutuhkan sistem manajemen yang baik yaitu sistem
manajemen yang memudahkan setiap unit kerja memobilisasi sumberdaya untuk
mencapai hasil dan tujuan bidang kerjanya. Tabel berikut menggambarkan sistem
manajemen di PKBI.
Berdasarkan tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa PKBI memiliki mekanisme dan
prosedur kerja yang baku untuk menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Dalam menjalankan fungsi perencanaan, monitoring
dan pelaporan program dan proyek menggunakan sistem offline, yaitu
menggunakan format eIMS (elektronik information management system).77 Selain
format eIMS, IPPF juga mengembangkan format GIS (Global indikator survey) 78.
Berbeda dengan eIMS yang berisi laporan – laporan pada level proses dan output,
77
Sistem eIMS tersebut didesain oleh IPPF (International Planned Parenthood Federation) sejak tahun 2000
dan digunakan oleh PKBI untuk melakukan perencanaan program dan anggaran maupun pelaporan program
dan proyek. Sistem perencanaan dan monitoring tersebut dapat diakses baik oleh PKBI (Pusat dan Daerah)
maupun oleh IPPF sebagai induk organisasi PKBI.
78GIS yaitu format yang harus diisi oleh setiap Member Asociation IPPF setiap tahun untuk mengukur capaian-
Berbeda dengan tingkat nasional, gerakan kaum muda ditingkat daerah lebih
dinamis. PKBI Daerah memberi ruang yang cukup besar untuk terlibat dalam
79 GIS mengukur pencapaian setiap MA (member asociation) – IPPF yang lebih menekankan pada pencapaian
level outcome seperti berapa banyak kebijakan yang direvisi atau disahkan atau berapa banyak penerima
manfaat layanan yang mengakses layanan yang disediakan oleh PKBI.
80 SAKU merupaka sistem keuangan yang menggunakan software yang digunakan dilingkungan kerja PKBI
secara seragam. Sistem ini digunakan untuk memudahkan dan mempercepat proses pencatatan dan pelaporan
keuangan dari tingkat PKBI Daerah (provinsi) maupun PKBI pusat.
81 SI PKBI merupakan sistem administasi perkantoran seperti surat menyurat, disposisi, penyebaran informasi
dan pengumuman kelembagaan yang berbasis website dan mengurangi penggunaan kertas.
“(Keterlibatan kaum muda dalam manajemen program) Jauh sekali sih, jauh
sekali mas Doni karena di PKBI DKI semua kaum muda punya peran mulai
dari eeeh. Merencanakan, mengimplementasikan, memonitoring dan
evaluasi...” (Wawancara dengan BM, pada tanggal 25 September 2016)
Pernyataan salah satu informan tersebut mempertegas ruang – ruang yang
disediakan oleh PKBI untuk menyalurkan aspirasi dan energi kaum muda untuk
berkontribusi dalam pemenuhan HKSR. Selain itu, pernyataan BM juga
memperkuat situasi tingkat partisipasi kaum muda di PKBI Daerah yang telah
dilibatkan dalam setiap proses manajemen program gerakan kaum muda.
Lebih jauh kondisi ini berakibat pada lemahnya kohesifitas antar aktor
gerakan kaum muda. Yang paling penting juga adalah ketidak-terlibatan kaum
muda ditingkat nasional dalam perencanaan dan anggaran melahirkan kesenjangan
kapasitas antara kaum muda ditingkat nasional dan kaum muda ditingkat daerah.
Di tingkat nasional, kaum muda sangat tergantung pada sistem yang telah dibangun
dan tidak memiliki ruang yang otonom untuk ikut menentukan arah gerakan kaum
muda sendiri. Hal ini berbeda dengan tingkat daerah yang cenderung memiliki
ruang otonomi yang lebih luas untuk bergerak tidak hanya ditingkat perencanaan
tetapi juga memiliki ruang otonomi dalam pelaksanaan program gerakan,
monitoring dan evaluasi.
Kritik dari PKBI daerah tersebut merefleksikan beberapa hal, yaitu: pertama
lemahnya trust (kepercayaan) PKBI Daerah terhadap PKBI Pusat yang memandang
bahwa PKBI Pusat kurang memiliki komitmen dalam menjalankan amanat dalam
rencana strategis PKBI terkait memperkuat gerakan kaum muda ditingkat pusat dan
daerah. Kedua, Kualitas kepemimpinan PKBI pusat dinilai lemah dalam mengelola
gerakan yang dibangun oleh PKBI daerah secara berkelanjutan dan tuntas. Ketiga,
lemahnya koordinasi dan komunikasi antar aktor gerakan ditingkat pusat dan
daerah. Keempat, kerja- kerja gerakan advokasi untuk pemenuhan HKSR kaum
muda masih berbasis proyek.
82
PP no.61 merupakan singkatan dari peraturan pemerintah no. 61 yang dikeluarkan tahun 2014
tentang kesehatan reproduksi.
“Cuma sayangnya itu tidak konsisten gitu dan jadi seperti tidak terencana
karena kayaknya itu hanya berdasarkan based on proyek, Sehingga kalo
tidak ada proyeknya sampai sekarang tidak ada orang PKBI Pusat, officer
remajanya, yang bertanya misalnya gimana youth center-nya apa yang
menjadi tantangan?, apa yang telah dilakukan?, nih ada data remaja atau ayo
kita bikin gerakan remaja apa dan sebagainya gak ada sekarang, karena tidak
ada proyeknya kali yah hehehe... gitu jadi menurutkan tidak konsisten dan
tidak terencana, karena ini pernah aku sampaikan sejak aku masih remaja,
saat itu masih jadi koordinator youth center. jadi waktu itu aku
menyampaikan, apa sih visinya PKBI untuk remaja, PKBI pengen remaja
itu pengen kayak gimana dan pengen sampai mana dan apa peran PKBI
untuk remaja. jawabannya jangan proyek gitu maksudnya karena proyek
hanya menjadi alat bantunya. Sebenernya programmnya banyak, upayanya
banyak Cuma ya itu persoalan konsistensi dan rencana jangka panjang,
jangka menengah dan pendeknya itu seperti tidak terencana.” (Wawancara
dengan BM, tanggal 25 September 2016).
Tantangan lain adalah sistem insentif yang kurang berjalan baik dijalankan
oleh PKBI Pusat terhadap PKBI Daerah atau cabang yang telah berkontribusi dalam
memperkuat gerakan kaum muda. Padahal sistem insentif sangat penting dalam
memotivasi PKBI daerah maupun cabang untuk membangun gerakan yang
berkelanjutan. Begitu pula dengan tidak adanya sangsi bagi PKBI yang tidak
menjalankan mandat organisasi untuk membangun gerakan akhirnya akan
melemahkan konstruksi gerakan kaum muda PKBI secara keseluruhan. Pembiaran
terhadap organisasi PKBI yang tidak menjalankan mandat organisasi cenderung
akan diikuti oleh PKBI Daerah lainnya.
Situasi dan konsisi terkait sistem insentif di PKBI Pusat tersebut diatas,
berbeda dengan sistem insentif ditingkat daerah yang bersentuhan langsung dengan
para relawan muda. Insentif di PKBI bisa berbentuk dukungan finansial, peluang
peningkatan kapasitas (pelatihan, seminar, workshop, dan lain-lain) baik
diselenggarakan didalam negeri maupun luar negeri. Hal ini juga termasuk insentif
bagi staff dan relawan muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Di PKBI Daerah, insentif kepada kaum muda diberikan secara kompetitif
sebagaimana dinyatakan oleh informan dibawah ini.
83
APCSRHR merupakan konferensi internasional yang membahas perkembangan, praktik terbaik,
dan agenda seputar isu hak kesehatan seksual dan reproduksi pada tingkat asia pasifik.
Peran teknologi komunikasi terhadap gerakan kaum muda saat ini cukup
penting dalam mendukung kelahiran, perkembangan dan hasil gerakan. Peran
teknologi informasi dimanfaatkan oleh para aktor gerakan kuam muda PKBI
terutama untuk menyebarluaskan ide, konsep, informasi terkini dan meningkatkan
kesadaran kaum muda terkait isu kesehatan seksual dan reproduksi yang
diperjuangkan oleh para relawan muda PKBI. Selain itu, teknologi komunikasi juga
digunakan sebagai sarana untuk memperkuat koordinasi gerakan. Lebih lanjut
teknologi informasi digunakan oleh para relawan muda sebagai alat untuk
melakukan rekruitmen dan memobilisasi dukungan kaum muda dan masyarakat
yang tertarik untuk berpartisipasi dalam gerakan kaum muda yang difasilitasi oleh
PKBI. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah satu informan sebagai berikut:
Ya, pasti sosial media ya kalo sekarang mainnya seperti buat infographis
yang gak terlalu berat, gak terlalu banyak tulisan tapi gambar, mengedukasi
teman-teman. Infographis untuk masyarakat di upload ke medsos 84PKBI
atau share via WA85di grup. Biar yang lain bisa nyebarin ke yang lain. Kita
pake sosmed untuk gerakinnya. Ada lagi diskusi offline yang dilakukan
sama ASEAN youth forum dapat jaringan organisasi anak muda yang
84
Medsos adalah singkatan dari media sosial. media sosial merupakan media online dimana para
penggunanya bisa saling berkomunikasi, berbagi informasi, berkreasi berpartisipasi dalam jejaring
sosial, forum dan dunia maya.
85
WA adalah singkatan dari Whatsapp, merupakan aplikasi pesan yang dapat dimanfaatkan oleh
pengguna untuk saling berbagi informasi, pesan, gambar secara online.
“CMM tuh sebenernya punya SMS gateway, satu SMS kaya broadcast cuma
modelnya SMS, dan dia pake pulsa, nah kalo broadcast kan Cuma butuh
jaringan internet aja kan, semua orang yang punya hape, tapi kalo yg gak
punya WA (Whatapps), broadcast kan gak bisa. Kalo broadcast kan di
BBM, kalo CMM pake juga broadcast di WA. Jadi CMM punya nomor
sendiri setiap mau menyapa, selamat pagi, apa kabar melalui HP CMM di
broadcast semuanya. Selain ada grup,CMM juga tetep pegang relawan-
realawan itu dengan nomornya CMM dengan yang tadi broadcast.”
(Wawancara dengan TM, pada tanggal 30 September 2016)
Berdasarkan tiga pernyataan yang disampaikan oleh informan dari unsur pimpinan
PKBI pusat (BS), staff PKBI Pusat (ASB) dan relawan muda PKBI Daerah TM
diatas, dapat diketahui bahwa dalam upaya membangun gerakan kaum muda, ketiga
informan konsisten menyebutkan bahwa PKBI menggunakan media sosial untuk
melakukan koordinasi kegiatan, menyebarluaskan isu yang diperjuangkan, berbagi
informasi dan wadah untuk saling memperkuat solidaritas antar aktor gerakan kaum
muda dilingkungan PKBI Pusat, PKBI Daerah maupun youth center. Penggunaan
teknologi media sosial juga dimanfaatkan oleh relawan muda PKBI sebagai media
untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi bagi
sesama kaum muda. 86
PKBI tentu saja tidak bisa bekerja sendiri dalam pengembangan investasi
dan bisnis, mengingat core-business PKBI adalah sebuah orgaisasi nirlaba. Karena
strategi pendukung 27 25
4.370.775.765 5.087.847.898
proyek pendukung 33 15
5.187.965.191 3.064.094.723
administrasi dan jasa umum 40 60
6.363.792.778 11.978.149.194
Jumlah Pengeluaran 13 17
pendukung 15.922.533.734 20.130.091.815
88
Kebijakan pemerintah yang cenderung mengeksklusi kaum muda terkait HKSR diantaranya
adalah seperti UU no. 32/ 2009 tentang pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga;
Undang- undang no. 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional dan Undang – undang no. 1
tahun 1974 tentang perkawinan)
Fasilitas yang dapat digunakan oleh para aktor gerakan termasuk kaum muda
mengambil tempat di perpustakan kesehatan reprouksi PKBI. fasilitas infrastruktur
berupa ruangan perspustakaan dan segala fasilitasnya yang dipilih oleh PKBI
tersebut selain dapat mengurangi biaya gerakan, juga menyediakan fasilitas dengan
banyak buku terkait kesehatan seksual dan reproduksi yang membantu para aktor
gerakan yang sedang merancang pesan-pesan kritis dan membuat produk-produk
kultural seperti policy brief, leaflet, newletter untuk membantu gerakan berbasis
literatur dan fakta yang salah satunya bersumber dari buku-buku yang tersedia dan
dapat diakses dalam perpustakaan PKBI tersebut.
Peran PKBI dalam menyediakan fasilitas fisik berupa ruang pertemuan yang
dapat digunakan oleh para aktor gerakan dalam jaringan kerja informal juga diakui
oleh organisasi mitra kerja PKBI dalam jaringan seperti ARI yang memandang
salah satu kontribusi PKBI untuk membangun gerakan adalah menyediakan tempat
pertemuan untuk meningkatkan kesadaran, meningkatkan kapasitas, menyepakati
tujuan bersama dan menyusun strategi gerakan. PPD, menyatakan bahwa :
“....kalo mau ada pertemuan jaringan itu (PKBI) menyediakan tempat lebih
sering itu sih yang aku tau, kalo misalnya ada pertemuan jaringan di PKBI
aja terus ada ruangan (yang bisa digunakan untuk pertemuan jaringan) ....”
(wawancara dengan PPD, tanggal 7 Januari 2017)
Pada level daerah, PKBI sejak lama menyediakan ruangan khusus bagi relawan
muda untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dari mulai perencanaan,
pelaksanaan sampai monitoring dan evaluasi. Ruangan yang disediakan oleh PKBI
DKI Jakarta meliputi ruangan untuk berdikusi dan ruangan untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi dan konseling bagi kaum muda yang
membutuhkan.
Jejaring merupakan salah satu social capital yang dimiliki oleh PKBI, baik
di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Mario Diani (2003) menjelaskan bahwa
gerakan sosial terikat melalui jejaring pribadi dan public, sebelum tindakan kolektif
dibangun. Mereka juga terhubungkan melalui berbagai bentuk ikatan yang akan
memperkuat tindakan bersama. Jejaring akan menyediakan kesempatan untuk
melakukan tindakan bersama melalui penyebaran informasi, keberadaan organisasi,
orang-orang penting untuk dihubungi, serta bisa mengurangi biaya ketika dilakukan
tindakan bersama (p. 7). Dengan kata lain, dalam konteks PKBI, jejaring
merupakan sebuah relasi sosial yang terbentuk diantara PKBI dengan organisasi-
organisasi lainnya atas dasar upaya mewujudkan kepentingan dan tujuan bersama.
Demikian juga jejaring89 gerakan kaum muda PKBI, dimana jejaring ini
merupakan sebuah relasi social diantara orgaisasi-organisasi mitra PKBI yang
mempunyai program tentang kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Jejaring ini
biasanya berbentuk organisasi, aliansi dan forum-forum formal dan informal. Relasi
social dan dinamika yang terjadi antara PKBI dengan jejaringnya dalam gerakan
kaum muda akan menentukan peta dari jejaring itu sendiri. Peta jejaring PKBI ini
akan bermanfaat untuk melihat sejauh mana hubungan PKBI dengan jejaringnya
dalam memperkuat gerakan kaum muda di tanah air.
Sebagai organisasi yang berdiri sejak tahun 1957, PKBI merupakan salah
satu organisasi masyarakat sipil tertua di Indonesia. Sebagai organisasi tua, PKBI
mempunyai jejaring yang sangat luas, baik di tingkat lokal, nasional dan
internasional. Untuk memudahkan analisis, jejaring kerja PKBI yang dimasukkan
di sini adalah jejaring yang sampai penelitian ini dilakukan, masih aktif
bekerjasama dengan PKBI. Jejaring yang sudah tidak aktif lagi bekerjasama dengan
PKBI yang disebabkan oleh berbagai hal, dianggap minim berkontribusi dalam
memperkuat gerakan kaum muda.
89
Istilah “jejaring” dan “jejaring kerja” yang digunakan dalam analisis ini mengacu pada makna
yang sama. Kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian sesuai konteks.
Jejaring berdasarkan isu adalah jejaring kerja PKBI yang secara langsung
maupun tidak langsung terlibat bersama-sama PKBI, baik sebagai organisasi
maupun aliansi, dalam gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Jejaring
berdasarkan isu ini dibagi dalam dua tipologi, yakni pertama, jejaring HKSR, yakni
jejaring kaum muda PKBI yang secara spesifik dimaksudkan untuk
memperjuangkan pemenuhan isu hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR)
untuk kaum muda secara bersama- sama. Yang termasuk dalam jejaring HKSR
adalah Aliansi Remaja Independen (ARI), Seperlima, RHRN (Right Here Right
Now), GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak), IPPF (International Plan
Parenthood Federation), YPI (Yayasan Pelita Ilmu) Jakarta, Aliansi Satu Visi
(ASV), PMI (Palang Merah Indonesia). Kedua, jejaring Non-HKSR, yakni jejaring
kaum muda PKBI yang tidak secara khusus memperjuangkan isu HKSR, namun
masih beririsan dengan gerakan kaum muda. Yang termasuk dalam jejaring Non-
HKSR adalah R-KUHP (Reformasi KUHP), WHO, Asia Foundation, CSR
Pertamina, CSR Cevron dan CSR Conocophilips, Kementerian Kesehatan, dan
lain-lain.
90
Bersifat kontraktual maksudnya adalah bahwa kerjasama strategis ini adalah kerjasama antara
PKBI dan pihak lain yang terikat dalam program kerja. Jejaring programatik ini minimal mempunyai
kontrak kerja selama satu tahun dengan PKBI.
Semua peta tipologi di atas dapat dibuat menjadi lebih sederhana dalam
bentuk tabel-tabel tersendisi dan juga tabel silang (crosstab). Untuk tipologi
berdasarkan isu, peta jejaring gerakan kaum muda PKBI adalah sebagaimana
terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 14. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan isu
Jejaring HKSR Jejaring Non-HKSR
Aliansi Remaja Independen (ARI) R-KUHP (Reformasi KUHP)
Seperlima WHO
RHRN (Right Here Right Now) Asia Foundation
GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu dan CSR Pertamina
Anak)
CSR Cevron
IPPF (International Plan Parenthood
CSR Conocophilips
Federation)
Kementerian Kesehatan
YPI (Yayasan Pelita Ilmu) Jakarta
Kemenko PMK.
Aliansi Satu Visi (ASV)
Walhi
PMI (Palang Merah Indonesia)
Koalisi BNN
Koalisi 18 +
SOS (save our sister)
Sumber: diolah dari data penelitian 2017
Tabel 15. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan tipe kerja sama
Jejaring Strategis Jejaring Taktis
IPPF (International Plan Parenthood Kementerian Kesehatan dalam
Federation) melaksanakan event Youth Camp,
RHRN (Right Here Right Now)
Tabel 16. Peta jejaring gerakan kaum muda PKBI berdasarkan kompetisi
Jejaring Berkompetisi Jejaring Kurang/tidak Berkompetisi
Aliansi Satu Visi (ASV) yang R-KUHP
didukung Rutgers dengan PKBI
Kementerian Kesehatan
Pusat
Perusahaan swasta yang
Aliansi Remaja Independen (ARI)
melaksanakan program-program CSR.
dengan PKBI Daerah
Seperlima yang didukung HIVOS
dengan ASV yang didukung Rutgers
dan sebagian PKBI Daerah.
Sumber: diolah dari data penelitian 2017
Tabel 18. peta tipologi jejaring berbasis kerja sama dan kompetisi
Tipologi Jejaring Berkompetisi Kurang/Tidak
Berkompetisi
Jejaring Strategis Aliansi Satu Visi IPPF (International Plan
(ASV) yang didukung Parenthood Federation)
Rutgers dengan PKBI
RHRN (Right Here
Pusat
Right Now)
Aliansi Remaja
GKIA (Gerakan
Independen (ARI)
Kesehatan Ibu dan
dengan PKBI Daerah
Anak)
ASV yang didukung
YPI (Yayasan Pelita
Rutgers dan sebagian
Ilmu) Jakarta
PKBI Daerah dengan
Dari peta jejaring gerakan kaum muda PKBI yang dijelaskan di atas, terlihat
dengan jelas bagaimana jejaring PKBI terbangun yang kemudian bisa dibagi dalam
tiga tipologi utama, yakni tipologi berbasis isu, tipologi berbasis kerjasama, dan
tipologi berbasis tingkat kompetisi. Semua tipologi tersebut memperlihatkan
sebuah dinamika dimana jejaring kaum muda PKBI bekerja, baik untuk isu hak
kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) dan Non-HKSR. Dinamika ini tentu
diwarnai oleh bagaimana masing-masing pihak dan aktor-aktor yang mewarnainya
membangun relasi sosial untuk mencapai tujuan bersama. Menariknya, juga terjadi
kompetisi diantara sebagian mereka, dimana kompetisi ini umumnya terjadi karena
adanya kebutuhan eksistensi akan isu yang diperjuangkan di satu sisi, dan akses
terhadap sumberdaya di sisi lain.
Salah satu aliansi yang dianggap strategis oleh PKBI Pusat adalah GKIA.
GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak)91 merupakan salah satu forum
masyarakat sipil yang mengadopsi sistem kepemimpinan presidium yang
beranggotakan 6 (enam) organisasi92, salah satunya adalah PKBI. Koalisi
masyarakat sipil, bernama GKIA, yang didirikan pada bulan Juni 2010 ini
beranggotakan 25 organsiasi masyarakat sipil. GKIA bertujuan mensinergiskan
upaya pemerintah, dewan perwakilan rakyat, pakar kesehatan anak, sektor swasta,
lembaga swadaya masyarakat dan media massa, dalam komitmen bersama untuk
peningkatan kesehatan ibu, bayi, Balita dan remaja sehingga ibu dan anak
terselematkan dan hidup sehat.
91Gerakan kesehatan ibu dan anak adalah koalisi masyarakat sipil Indonesia yang anggotanya terdiri dari
organisasi dan individu yang memiliki kesamaan tujuan dalam meperjuangkan peningkatan status kesehatan
ibu, anak dan remaja di Indonesia, dan tunduk pada konvensi hak azasi manusia, konvensi penghapusan
kekerasan terhadap perempuan dan konvensi hak anak.
92Enam presidium pada GKIA ini adalah: Muhammadiyah, PKBI, Perkumpulan Perinatologi Indonesia
(Perinasia), Persekutuan pelayanan kristen untuk kesehatan di Indonesia (Pelkesi), Yayasan sayangi tunas Cilik
(YSTC), dan Wahana Visi Indonesia (WVI)
“bersama yang GKIA itu bukan lembaga berbasis hukum dan boleh
menerima uang seperti itu jadi kita sistemnya finalizing..jadi ke …bukan
finalizing tapi crowd funding.. jadi kaya gini nih..aku kasih anggaran kaya
gini nih.. ya udah (untuk membiayai) narasumbernya dari Yayasan Sayangi
Tunas Cilik, (sedangkan untuk membiayai) meeting packagenya (dari)
PKBI.. kaya gitu..” (Wawancara dengan AS, pada tanggal 1 Desember
2016)
“...(yang mau kontribusi untuk bayar) meeting packagenya dari mana? WVI
deh terus gitu, ok Save the Children ada dana sekian, ok dari save the
children (bisa kontribusi untuk bayar kebutuhan) satu peserta. Terus ini kita
ajak Kemenkes yuks?Yaudah Kemenkes perwakilannya mau kirim siapa
dari (subdirektorat) gizi (dan) dari (subdirektorat) Promkes dari ini-kan.
Siapa yang mau bayarin mereka?.ya udah STC (Bisa bayar kebutuhan
untuk) 2 (peserta) misalkan, WVI (World Vision Indonesia) bayarin siapa?
misalkan dari lembaga kami ada 2 orang nih, ya udah kami bayarin dari ini.
terus Muhammadiyah nih, ok perwakilan kamimasih ada dana lagi, ok terus
1 KPAI jadi kita bayarin KPAI untuk ikut.” (Wawancara dengan AS, pada
tanggal 1 Desember 2016)
Berdasarkan dua pernyataan yang disampaikan oleh AS, salah satu informan
perwakilan dari anggota GKIA, dapat diketahui bahwa para anggota GKIA dengan
sukarela mau menyumbangkan alokasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh GKIA. Peran presidium GKIA untuk menggalang dana dalam
rangka membiayai kegiatan gerakan kesehatan ibu dan anak tersebut sangat
signifikan. Kesaling-percayaan satu sama lain dan rasa solidaritas dan kesadaran
Dari penjelasan singkat yang disampaikan FT, sebagai staff PKBI Pusat, dapat
ditarik beberapa poin penting yaitu organisasi masyarakat sipil yang tergabung
dalam Koalisi 18+ yang melakukan gerakan untuk mencegah pernikahan anak
melalui perubahan Undang – Undang perkawinan No.1 tentang perkawinan juga
berkontribusi dalam membangun gerakan sosial tersebut. Beberapa diantaranya
adalah sumberdaya moral dengan mobilisasi dukungan dari figur publik seperti artis
– artis yang mendukung gerakan pencegahan perkawinan anak. Peran penting
organisasi masyarakat sipil dalam koalisi 18+ tersebut meningkatkan legitimasi
gerakan sosial untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi anak dan kaum
muda. lebih lanjut kehadiran figur publik dan meningkatkan dukungan publik serta
meningkatkan wacana pernikahan anak ke-publik.
Organisasi masyarakat sipil lain yang tergabung dalam koalisi 18+
berkontribusi dalam menyediakan sumberdaya kultural berupa produksi karya-
karya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang
pentingnya pencegahan pernikahan anak dan kaum muda. seperti video grafis dan
media – media cetak lainnya. Banyaknya media yang meliput aksi kampanye
didepan gedung Mahkamah Konstitusi yang dilakukan kaum muda dan organisasi
masyarkat sipil yang mendesak dilakukan revisi terhadap pasal-pasal dalam
“Yo kalo aku sih lebih bahwa kita punya posisioning, PKBI DIY ya, PKBI
DIY punya positioning untuk membangun gerakan yang lebih besar nah
salah satu kendaraannya adalah ASV, itu kemudian bisa mengenalkan,
mentransormasi cara pandang dan sebagainya dalam ASV. Ya ngga hanya
93Pasal yang hendak diubah oleh koalisasi 18 + adalah pasal 7 ayat 1 yang berbunyi Perkawinan hanya diizinkan
jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16
(enam belas) tahun. Pasal 7 ayat 1 ini dianggap diskriminatif terhadap perempuan, merugikan perempuan dan
mengeksklusi anak perempuan dari pendidikan dan pekerjaan yang layak serta melanggengkan perempuan
berada pada lingkaran kemiskinan.
“aliansi satu visi (ASV), forum LSM tadi udah yah, Seperlima tapikan
seperlima tidak terlalu aktif lagi sekarang, kemudian jaringan aku lupa
namanya apa tapi dia jaringan BNN lah, yang dibentuk untuk anak muda di
jakarta terus apa lagi yah, ya CMM kan juga terdaftar jadi pokja
penanggulangan AIDS di Provinsi dan Pokja penanggulangan AIDS
provinsi yang juga pokja remaja di KPA Nasional, jaringan program
Genrenya BKKBN. Satu lagi Walhi, jaringan aktivis lingkungan.”
(Wawancara dengan BM, pada tanggal 25 September 2016 )
Dari penjelasan BM (PKBI DKI Jakarta) dan TM (youth center) menunjukkan
bahwa secara organisasi, PKBI DKI Jakarta mendorong relawan muda yang
tergabung dalam youth center CMM untuk aktif berjejaring tidak hanya dengan
organisasi dan aliansi jaringan kerja informal berbasis isu yang sama, kesehatan
seksual dan reproduksi, tetapi juga bekerja sama dengan terlibat dengan jaringan
94Seperlima merupakan mitra gugus kerja bersama 5 organisasi untuk memperjuangkan hak kesehatan seksual
dan reproduksi di Indonesia. Kelima organisasi tersebut diantaranya adalah Hivos, PKBI, Puska Gender
Universitas Indonesia, Rahima dan Pamflet.
Bagi PKBI DKI Jakarta dan PKBI Yogyakarta membangun aliansi untuk
pemenuhan hak seksual dan reproduksi tidak hanya dengan aliansi dan organisasi
masyarkat sipil yang memiliki visi dan misi yang sama tetapi juga terlibat dengan
kelompok kolektif yang berbeda isu yang diperjuangkan. Bagi PKBI Daerah, Hal
ini dianggap penting mengingat gerakan kaum muda sering kali tersegmentasi
dengan gerakan kaum muda lainnya padahal satu isu yang diperjuangkan seringkali
saling terkait misalnya isu kesehatan seksual dan reproduksi dengan isu lingkungan
dan isu narkotika. Keuntungan dari keterlibatan para relawan muda PKBI dengan
gerakan dengan isu lain diantaranya adalah meningkatnya peluang untuk dapat
mewarnai gerakan kaum muda lainnya dan memperluas dukungan dari komunitas
lainnya.
PKBI dan para relawan muda yang tergabung dalam CMM membangun
jejaring dengan aliansi dan forum organisasi masyarakat sipil ditujukan untuk
memobilisasi dukungan organisasi masyarakat sipil, kaum muda dan masyarakat
dan mendapatkan dukungan finansial untuk tujuan pemenuhan HKSR bagi kaum
muda. Hal tersebut tercermin dalam pernyataan yang disampaikan oleh informan,
baik dari direktur PKBI DKI Jakarta maupun dari relawan muda youth center–
CMM, yaitu sebagai berikut:
“Untuk aksi, advokasi, kalo advokasi sendiri kan gak bisa cuma kebutuhan
CMM doang, harus nasional semua daerah butuh, itu fungsinya ada aliansi
satu visi. Kita sama-sama memperjuang pendidikan kespro (kesehatan
Berdasarkan pernyataan dari BM dan TM maka dapat diketahui bahwa youth center
- PKBI DKI Jakarta melakukan gerakan kaum muda melalui strategi advokasi
dilatar belakangi oleh pemikiran rasional bahwa upaya untuk memperjuangkan
pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum muda tidak sepenuhnya bisa
dilakukan oleh youth center, mereka harus bekerja berjaringan dengan organisasi
masyarakat sipil lainnya untuk membangun gerakan yang lebih kuat. Melalui kerja
kolektif bersama organisasi dan individu lainnya akan secara cepat meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi dan mendapat dukungan lebih luas.
Meskipun PKBI Daerah cukup aktif dalam jejaring kerja, namun peran
PKBI daerah dalam bekerja sama dan berkoordinasi dengan anggota jejaring kerja
lain dinilai masih lemah. Hal ini seperti disampaikan oleh salah satu informan PPD,
sebagai berikut:
95Kasus YY merupakan kasus kekerasan seksual disertai pembunuhan yang dilakukan oleh 14 pelaku (terdiri
dari 7 orang dewasa dan sisanya masih anak-anak) terhadap pelajar SMP berusia 14 tahun di kabupaten rejang
lebong provinsi Bengkulu. Lihat M.liputan6.com/regional/read diakses tanggal 28 desember 2016.
Dari pernyataan PPD tersebut dapat diketahui bahwa: Pertama, secara kuantitas
PKBI cukup dominan dalam ASV. Kedua, pengaruh dan sentralitas PKBI Daerah
dalam ASV masih lemah dikarenakan kurang bekerja sama dan berkoordinasi
dengan anggota aliansi lain. Ketiga, PKBI juga masih lemah kontribusinya dalam
memperkuat kerja aliansi walaupun potensi untuk berkontribusi membangun
gerakan kaum muda melalui aliansi ini cukup besar.
Lebih lanjut kiprah para relawan muda maupun staff senior PKBI yang aktif
dalam jejaring kerja juga dinilai terlalu dominan dan cenderung memperlemah
suara aktivis muda dari anggota alinasi/ jejaring kerja lainnya. Hal ini menandai
adanya friksi dan kompetisi negatif antara para relawan muda dan staff PKBI
dengan aktivis muda lainnya. Hal ini, ditegaskan oleh salah satu informan sebagai
berikut:
“Kadang kalo pengalaman ARI sendiri dengan PKBI ada beberapa
dinamika sosial yang dialami oleh ARI misalnya suatu waktu dalam
program itukan bicara kayak berbagi peran misalnya dengan PKBI daerah
mana dengan ARI daerah mana itu kita lihat proporsinya berapa tapi
Mungkin karena ARI di derah juga... prematur...mungkin PKBI merasa
bahwa lebih baik program ini dipegang saja sama PKBI, ARI jadi mitra atau
harusnya malah ARI udah gak usah (ada) di daerah, yang di daerah kita
(PKBI) aja. Dari (PKBI) nasional yang memperkuat PKBI daerah saja, jadi
kadang Mungkin terbentur itu.” (Wawancara dengan PPD, Pada tanggal 7
Januari 2017)
Pernyataan dari PPD tersebut menegaskan bahwa ada relasi yang tidak
setara yang dirasakan oleh anggota aliansi lain ketika hendak bersama – sama
memperkuat gerakan kaum muda secara sinergis. PKBI menempatkan diri terlalu
dominan dan cenderung mengekslusi peran anggota muda lain yang akan
berpartisipasi dalam kerja-kerja gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Jika
friksi dan kompetisi negatif antara PKBI dengan aktor gerakan lain dalam jejaring
Sementara masih ada mis-koordinasi dan kurang solid antara gerakan kaum
muda di PKBI Pusat dan daerah, pergerakan PKBI dan para relawan muda dalam
koalisi masih lemah untuk menggalang dukungan masyarakat. Hal ini tercermin
dari pernyataan Frenia yang menyebutkan sebagai berikut:
“Itu sih sebenernya yang tidak setuju (perubahan pasal tentang perkawinan
anak) kan cuma yang agama islam. Sebenarnya lebih kependapat ahli yang
islam, ormnas-ormas islam. Mereka takut melakukan itu (perubahan atas
pasal yang membolehkan anak perempuan usia 16 tahun untuk menikah).
Sebenernya kalo Muhamadiyah atau NU bilang iya mungkin mereka akan
96
Walaupun para aktor PKBI memahami bahwa pemerintahan Orde Lama cenderung Pro-natalis,
PKBI tidak mengkritik kebijakan pemerintahan secara terbuka saat itu bahkan cenderung
mengambil langkah silent operation dan bekerja sama dengan unit layanan pemerintah di level
grassroot.
97
Pada awal era Orde Baru, 10 tahun setelah PKBI berdiri, yaitu pada tahun 1967 kongres I, PKBI
bahkan menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah yang cenderung pro kependudukan
dan Keluarga Berencana bahkan PKBI menyatakan siap mendukung program pemerintah tersebut.
98
Mengejar target demografis dalam hal ini program pemerintah yang cenderung ingin
menurunkan dan mengendalikan jumlah penduduk. Program KB yang berorientasi demografis
menimbulkan masalah seperti pendekatan koersif, kurang menghargai hak pilih individual,
keterbatasan informasi. Lihat Juliantoro (2000: P. 9) (Imelda, 2004).
99
Peran PKBI sebagai pemberdaya dan penyedia layanan cenderung lebih diakui oleh organisasi
masyarakat sipil lain dan juga oleh pemerintah. (Lihat hasil wawancara dengan mitra kerja PKBI)
sementara peran pemberdayaan kaum muda dan advokasi masih cenderung lemah.
Lebih spesifik tentang tipologi PKBI sebagai LSM yang menjadi bagian dari
organsiasi masyarakat sipil. PKBI cenderung masuk kategori sebagai LSM
Reformasi. Fakih (1996) menyatakan bahwa tipologi LSM Reformasi yaitu LSM
yang mendasarkan pemikirannya pada ideologi modernisasi dan
developmentalisme yang berpandangan bahwa penyebab keterbelakangan dalam
pembangunan terdapat pada mentalitas dan nilai-nilai rakyat. Paradigma tersebut
mempengaruhi peran PKBI yang secara aktif berperan dalam memberdayakan
kaum muda dengan mengembangkan Youth Center sebagai wadah gerakan kaum
muda untuk membantu sesamanya (help people to help themselves) dengan
menyediakan program pendidikan, informasi dan layanan. Program tersebut pada
dasarnya ditujukan untuk mengisi kesenjangan akses kaum muda sejak pemerintah
dianggap belum menyediakan program pendidikan dan layanan KSR yang
komprehensif bagi kaum muda. Strategi program (youth center) yang dipilih PKBI
Saat ini (era pasca reformasi), PKBI juga memfasilitasi berdirinya youth
forum disetiap tingkatan PKBI yang ditujukan untuk memperkuat gerakan kaum
muda. Secara spesifik, Youth forum merupakan wadah ikatan antar aktor kaum
muda PKBI yang tidak hanya ditujukan untuk membenahi internal PKBI tetapi juga
mendorong kaum muda untuk secara intensif dan berkelanjutan melakukan gerakan
advokasi terhadap pemerintah. Berdirinya youth forum yang difasilitasi oleh PKBI
sebagai wadah gerakan kaum muda vertikal tersebut dipengaruhi konteks politik
era reformasi yang cenderung lebih terbuka, bebas mengeluarkan pendapat serta
sangat memungkinkan melakukan aksi – aksi protes terhadap pihak ototitas didepan
publik. Walaupun demikian, paradigma developmentalis PKBI dalam melakukan
perubahan melalui gerakan kaum muda masih cukup mewarnai gerakan advokasi
yang difasilitasi untuk pemenuhan HKSR. Gerakan advokasi PKBI yang ditujukan
kepada pemerintah pada dasarnya ditujukan untuk menawarkan model
pemberdayaan dan layanan bagi kaum muda untuk dilaksanakan oleh pemerintah
keseluruh nusantara.
Secara umum, gerakan kaum muda yang difasilitasi oleh kaum muda yang
difasilitasi PKBI cenderung masuk kategori gerakan sosial reformatif yang menurut
Henslin (2006) merupakan gerakan sosial yang ditujukan untuk melakukan
perubahan pada aspek tertentu dan menargetkan semua orang. Pada kasus gerakan
kaum muda PKBI tujuan perubahan spesifik pada aspek kesehatan seksual dan
reproduksi namun menargetkan semua orang termasuk kaum muda. Gerakan kaum
muda yang didorong PKBI secara umum bekerja pada sistem politik yang ada dan
cenderung berupaya mempromosikan nilai-nilai baru yang cenderung inklusif
kaum muda terkait pemenuhan HKSR. Dengan demikian gerakan kaum muda
PKBI cenderung mendekati gerakan sosial reformatif dengan model progresif.
Selain itu PKBI juga berperan dalam menetapkan struktur organisasi yang
menunjukkan keberpihakannya untuk membangun gerakan kaum muda. PKBI
tidak hanya menempatkan staff pelaksana di PKBI Pusat dan mendorong
berkembangnya youth center di PKBI daerah tetapi juga membuka ruang bagi
partisipasi aktif kaum muda dalam board (kepengurusan) PKBI. Terbukanya ruang
bagi kaum muda untuk menduduki posisi pengurus PKBI disetiap tingkatan berarti
mereka dapat ikut serta menentukan arah kebijakan, program dan layanan di PKBI
sesuai aspirasi dan kebutuhan mereka. PKBI Juga telah mengeluarkan aturan dan
kebijakan internal organisasi yang mendorong PKBI untuk menggunakan alokasi
sumberdaya organisasi seperti sumberdaya manusia dan sumberdaya finansial
untuk gerakan kaum muda. meskipun salah satu informan menyebutkan masih ada
ada aturan PKBI yang melemahkan gerakan kaum muda yaitu aturan
ketenagakerjaan di PKBI yang cenderung kaku dan membatasi pergerakan aktor-
aktor PKBI untuk berpartisipasi dalam perubahan diluar organisasi.
Lebih lanjut, nilai-nilai PKBI yang berbasis pada 10 hak kesehatan seksual
dan reproduksi ikut memperkuat gerakan kaum muda untuk memperjuangkan
pemenuhan hak seksual dan reproduksi mereka. Nilai tersebut memperkuat
solidaritas kaum muda, tujuan gerakan dan memperjelas pihak otoritas mana yang
menjadi sasaran gerakan kaum muda. Tujuan, visi dan misi PKBI juga pada
dasarnya sejalan dengan nilai – nilai organisasi yang berbasiskan pada hak azasi
manusia. Walaupun nilai PKBI sejalan dengan gerakan kaum muda untuk
pemenuhan HKSR namun masih ada PKBI yang belum berkomitmen dalam
menjalankan program dan layanan untuk pemenuhan HKSR bagi kaum muda.
Disamping itu persoalan tentang pemahaman tentang nilai dan visi yang beragam
masih ditemui sebagai salah satu faktor yang memperlemah upaya PKBI dalam
memperkuat gerakan kaum muda.
Berdasarkan uraian data diatas, dalam konteks gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak seksual dan reproduksi, PKBI merupakan organisasi sosial yang
sengaja dibangun oleh para aktor untuk membangun gerakan kaum muda untuk
pemenuhan HKSR (intentional social organization). Hal ini karena elemen-elemen
organisasi seperti nilai, aturan, kebijakan, bentuk dan struktur organisasi, tujuan
Salah satu bagian penting dalam sumber daya organisasi adalah aspek
manajerial. Pada aspek manajerial, PKBI berperan dalam mendorong sistem dan
prosedur manajerial yang telah tersusun dengan baik sesuai dengan program-
program kaum muda. Agar sesuai dan dapat mendorong gerakan kaum muda PKBI
memastikan sistem dan prosedur tersebut dipayungi oleh aturan dan kebijakan yang
mendukung manajemen dan pelaksanaan program dan proyek. Selain itu, PKBI
memiliki sistem perencanaan dan keuangan serta pelaporan dan monitoring
evaluasi yang berstandard internasional dukungan IPPF. Walaupun secara sistem
dan prosedur manajemen dan program telah cukup baik namun mobilisasi sistem
tersebut pada konteks penguatan gerakan kaum muda cenderung dinamis. Hal ini
ditunjukkan pada tabel, berikut :
Tabel 20. Analisis Peran PKBI dan mobilisasi sistem manajemen program kaum
muda (fokus program, koordinasi dan insentif)
Elemen PKBI Pusat PKBI Daerah
Manajerial
Peran PKBI Mengkoordinir program dan Mendirikan youth center dan
gerakan kaum muda PKBI diseluruh youth forum.
Indonesia. Mengkoordinir program &
Menyusun panduan program dan gerakan kaum muda PKBI
layanan bagi kaum muda. ditingkat provinsi dan Kota/
Melakukan gerakan advokasi kaum Kabupaten.
muda ditingkat nasional Memberikan Pendidikan KSR.
Menyediakan layanan KSR.
Melakukan gerakan advokasi
HKSR ditingkat provinsi,
kota/Kabupaten.
Kekuatan Isu KSR kaum muda yang Isu KSR kaum muda yang
diperjuangkan beragam. diperjuangkan beragam.
Memiliki sistem manajemen yang Koordinasi antar bidang dengan
didukung perangkat berbasis youth center cenderung kuat.
teknologi. Koordinasi antara direktur
Sistem manajemen berstandard PKBI Daerah dengan youth
internasional (IPPF) center cenderung kuat.
Lebih lanjut, peran PKBI dalam membangun gerakan kaum muda yang
menjalankan 3 peran sekaligus, seperti: (1) peran sebagai penyedia infomasi dan
layanan KSR, (2) peran sebagai pemberdaya kaum muda serta (3) peran sebagai
advokator, tanpa didukung oleh kepemimpinan yang kuat, pendanaan yang
memadai serta pengembagan SDM yang mapan menjadikan program kaum muda
semakin terpolarisasi lebih lebar. Faktor - faktor tersebut menyebabkan
pelaksanaan program kaum muda PKBI sering mengalami turbulensi capaian yang
dipengaruhi oleh ketersediaan dukungan sumberdaya finansial maupun
sumberdaya manusia termasuk kualitas kepemimpinan.
Mobilisasi sumberdaya manusia (SDM) pada studi ini mengacu peran PKBI
dalam meningkatkan kapasitas personel PKBI termasuk kualitas kepemimpinan
internal untuk memperkuat gerakan kaum muda. Sumberdaya manusia merupakan
faktor yang paling penting dalam gerakan sosial. Suatu gerakan mungkin saja tidak
didukung oleh sumberdaya fnansial dan material yang cukup namun jika masih
didukung oleh sumberdaya manusia yang militan, memiliki komitmen terhadap
gerakan, disertai kecukupan pengetahuan dan keterampilan melakukan perubahan
maka SDM tersebut akan berkontribusi secara bermakna terhadap mobilisasi
sumberdaya bagi gerakan. Menurut McCarthy & Edward (2004: 127) yang
termasuk kategori sumberdaya manusia adalah tenaga kerja, pengalaman,
keterampilan dan keahlian. Selain itu kepemimpinan juga masuk kategori
sumberdaya ini oleh karena kepemimpinan lebih melekat pada individu
dibandingkan kepada kultur dan struktur organisasi sosial.
PKBI DKI Jakarta dan PKBI DI Yogyakarta berperan cukup kuat dalam
melakukan mobilisasi sumberdaya manusia. PKBI berperan dalam mobilisasi
sumberdaya manusia dilakukan melalui : pertama, merekrut dan menggalang
dukungan kaum muda menjadi relawan muda, peer educator dan youth advocate.
kedua, PKBI melakukan pembinaan dan penguatan kapasitas para relawan muda,
peer educator dan youth advocate. PKBI daerah melakukan proses pemberdayaan
kaum muda agar dapat melakukan aksi kolektif terkait pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda secara berkelanjutan. Ketiga, PKBI Daerah
aktif memfasilitasi kaum muda untuk secara konsisten dan berkelanjutan
melakukan aksi bersama. Aksi bersama kaum muda dilakukan secara horizontal
dan vertikal. Secara horizontal aksi bersama kaum muda dilakukan secara langsung
terhadap sebayanya dengan memberikan informasi, pendidikan dan layanan
kesehatan seksual dan reproduksi. Sedangkan secara vertikal, kaum muda
melakukan aksi-aksi bersama untuk melakukan kampanye menggalang dukungan
Mobilisasi sumberdaya Material pada studi ini mengacu pada peran PKBI
dalam menggalang dukungan pendanaan dan dukungan fasilitas infrastruktur untuk
memperkuat gerakan kaum muda. Sumberdaya material merupakan salah satu
faktor yang paling penting dalam gerakan sosial. Sumberdaya material menurut
100 Lihat Riset akhir program; sebuah studi self assessment bagi gugus kerja seperlima dalam implementasi
kegiatan penguatan akses pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja (2015: p. 25)
101 Lihat https://health.detik.com/read/2013/06/26/173653/2285131/763/ada-pergub-baru-remaja-hamil-
102
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2014 dan 2015, Sumberdaya finansial PKBI dari sumber
internal hanya berkontribusi sebesar 24 % dari total penerimaan PKBI.
103
Bahkan menurut Sinaga (1994) dalam Rochman (2002: p. 92) tingkat ketergantungannya
berada pada rentang 80% - 100% dari total penerimaan LSM.
PKBI juga berperan dalam menjadikan Ide dan gagasan kaum muda yang
telah tertuang dalam bentuk konsep, buku, modul dan film tersebut disebarkan
melalui aliansi dan forum organisasi masyarkat sipil, lembaga-lembaga pemerintah
dan masyarakat, beragam media (baik media cetak, elektronik maupun media
sosial) serta forum sharing learning, konferensi dan seminar.
Kekuatan Memiliki ragam media yang berisi Memiliki ragam media yang
pemikiran tentang seksualitas kaum berisi pemikiran tentang
muda. seksualitas kaum muda.
Memiliki media sosial yang berisi Memiliki media sosial yang
informasi seputar seksualitas kaum berisi informasi seputar
muda. seksualitas kaum muda.
104
Penulis menemukan 1 buku yang berjudul Remaja Berbicara perencanaan berkeluarga dan KB
yang diterbikan PKBI pada tahun 2011. Buku tersebut berisi suara kritis remaja tentang KB dalam
perspektif HKSR. Selain itu juga ada 1 film yang berisi isu-isu remaja seputar HKSR dengan judul
Balukarna yang diproduksi tahun 2016.
Selain berupa ide dan pemikiran, bahwa seksualitas kaum muda sebagai
identitas baru dan memiliki hak kesehatan seksual dan reproduksi, PKBI juga aktif
memproduksi perangkat konseptual yang membantu memperkuat identitas kaum
muda maupun meningkatkan dukungan partisipan dan konstituen terkait gerakan
kaum muda untuk memperjuangkan hak seksual dan reproduksinya. PKBI pusat
misalnya memproduksi buku-buku dan modul tentang hak-hak seksual dan
reproduksi bagi kaum muda, PKBI Pusat juga memproduksi film yang intinya
bercerita tentang situasi kaum muda terkait hak dan kesehatan seksual dan
reproduksi mereka.
Peran PKBI dalam mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda juga
dilakukan dengan membangun dan memperkuat aliansi. PKBI misalnya diakui
sebagai inisiator aliansi gerakan SOS (save our sister) yaitu gerakan anti kekerasan
seksual bagi anak perempuan dan perempuan muda. Selain itu PKBI aktif
mendistribusikan sumber daya baik material maupun sumber daya manusia untuk
memperkuat aliansi seperti RHRN (right here right now)105, GKIA (Gerakan
Kesehatan Ibu dan Anak)106, Koalisi 18+107 dan lain-lain.
105
Aliansi yang memperjuangkan isu HKSR bagi kelompok marjinal seperti LGBT dan kaum
muda di Indonesia.
106
Aliansi non HKSR yang salah satu program kerjanya meningkatkan kesehatan kaum muda.
107
Koalisi LSM yang memperjuangkan anti pernikahan dini.
Jejaring kerja Mempunyai jejaring kerjasama PKBI belum berhasil Berjejaring dengan organisasi Kontribusi terhadap aliansi masih
dengan organisasi yang luar di tingkat internasional, mempersatukan semua jejaring masyarakat sipil (ASV (Aliansi Satu kurang misalnya menyediakan
dan Aliansi nasional dan daerah memperkuat strategis dan membangun aksi Visi), Walhi) data isu HKSR disetiap daerah.
dukungan moral, dukungan SDM kolektif untuk memperkuat
dan sumberdaya material. gerakan kaum muda. Berkontribusi memperkuat Aliansi
(Berbagi best practice)
Berkontribusi dalam memperkuat
Aliansi (Menyediakan ruang
pertemuan) dan dukungan
sumberdaya manusia serta sharing
ide dan best practices.
Kepemimpinan PKBI Pusat sering dipercaya Kualitas kepemimpinan kaum PKBI Daerah yang menjadi anggota
PKBI dalam memimpin Aliansi (GKIA, SOS, muda PKBI masih lemah dalam Aliansi Satu visi cukup Berpengaruh
Aliansi TWG Cedaw, dan koordinator menyuarakan isu HKSR bagi dalam aliansi tersebut.
kampanye koalisi 18+) kaum muda (GKIA)
Direktur PKBI DKI Jakarta pernah
Relawan muda PKBI (Ibil) Adanya dominasi aktor senior dipercaya menjadi koordinator
dipercaya Aliansi mewakili suara didalam aliansi yang Aliansi Satu Visi.
kaum muda pada event nasional menyebabkan kaum muda PKBI
dan internasional. tidak optimal dalam memainkan
perannya (relasi kuasa yang Relawan muda PKBI Daerah menjadi
timpang). representasi kaum muda dalam
kepengurusan aliansi satu visi.
Dukungan Karena PKBI Daerah merupakan Penggalangan dukungan Para relawan muda aktif menggalang Organisasi keagamaan
Masyarakat bagian integral dari PKBI Pusat, masyarakat cenderung lemah dukungan masyarakat terutama di fundamental sering menjadi
maka dukungan masyarakat karena PKBI Pusat tidak sekolah dan luar sekolah. penghambat gerakan kaum muda
kepada PKBI daerah akan bersentuhan langsung dengan seperti gagalnya kesepatan antara
berdampak pada dukungan masyarakat umum. PKBI daerah dengan pemerintah
terhadap PKBI secara untuk menjalankan program dan
keseluruhan. PKBI juga belum menggalang layanan KSR karena tekanan dari
dukungan dari tokoh-tokoh
kelompok masyarakat tertentu.
organisasi keagamaan (NU dan
Muhammadiyah)
Dukungan Dukungan pemerintah terhadap Pemerintah cenderung bersikap Pemerintah daerah dengan didukung Walaupun ada kebijakan tentang
PKBI cenderung kuat melalui netral terhadap gerakan HKSR PKBI mengeluarkan kebijakan HKSR KSR bagi kaum muda namun
Pemerintah berbagai kerjasama taktis, dengan tidak melakukan strategi (Pergub KRR di DKI Jakarta & DI Implementasi kebijakan
misalnya event youth camp, dan taktik tertentu untuk Yogyakarta) cenderung lemah.
pelatihan kaum muda, konferensi melemahkan gerakan kaum
yang diselenggakan pemerintah. muda. Pemerintah bekerja sama dengan
klinik PKBI membangun sistem
Komitment pemerintah rujukan dan monitoring bersama
cenderung lemah dalam untuk meningkatkan layanan KSR
pemenuhan HKSR (belum aktif ramah remaja
menjalankan prog & layanan
KSR komprehensif bagi kaum Pemerintah bekerja sama PKBI
muda memperkuat program PIK Remaja
Sedangkan ditingkat daerah, PKBI DKI Jakarta dan PKBI Daerah Yogyakarta
telah berperan penting dalam berkontribusi dalam mendorong pemerintah mengeluarkan
peraturan gubernur terkait pelaksanaan program kesehatan reproduksi remaja di sekolah.
PKBI berperan aktif dalam menyediakan sumber daya manusia dan keahliannya dalam
membantu pemerintah menyusun kebijakan dan menyusun pedoman program maupun
layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda. Pemerintah sering
melibatkan PKBI sebagai sumber informasi, sumber pengetahuan dan kterampilan terkait
program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda. Selain itu PKBI
juga aktif melakukan pemantauan dan evaluasi bersama dengan pemerintah terkait untuk
melihat perkembangan pelaksanaan kebijakan yang telah dikeluarkan.
Meskipun demikian peran PKBI dalam memastikan pemenuhan HKSR bagi kaum
muda masih belum sepenuhnya berhasil mengingat komitmen pemerintah untuk
menjalankan program dan layanan bagi kaum muda masih terbatas pada program –
program preventif untuk mencegah kerentanan dan risiko seksual dan reproduksi kaum
muda terjadi melalui penyediaan informasi dan layanan dasar. Ditingkat daerah,
kebijakan yang telah diterbitkan sering kali tidak menjamin struktur pemerintah
menjalankan isi kebijakan yang telah dikeluarkan oleh kepala daerah tersebut. Diperlukan
Para aktor PKBI juga mendorong relawan muda untuk aktif menjalin kerjasama
dengan aliansi dan organisasi sosial, baik yang sepadan maupun yang memiliki visi
pemenuhan HKSR, untuk menggalang dukungan dari mereka. Meskipun demikian,
kepemimpinan PKBI dalam memobilisasi dukungan sumberdaya yang melekat pada
aliansi maupun organisasi sosial yang menjadi anggota aliansi masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena, walaupun PKBI memegang posisi cukup strategis dalam struktur aliansi
yaitu menjadi salah satu pimpinan GKIA namun isu kaum muda justru belum muncul dan
bahkan tenggelam dalam isu lain seperti isu kesehatan ibu, bayi dan gizi anak.
Sumberdaya (finansial, sumberdaya manusia) yang diperoleh GKIA belum digunakan
untuk memperjuangkan pemenuhan HKSR bagi kaum muda.
108
Riset yang dikeluarkan oleh Pusat kajian gender dan seksualitas FISIP UI tahun 2015 itu adalah studi
self assessment bagi gugus kerja Seperlima dalam implementasi kegiatan penguatan akses pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.
Dengan demikian peran PKBI pada aspek internal cenderung diperkuat oleh peran
PKBI dalam menetapkan elemen strategis organisasi berupa (nilai, tujuan, visi, misi serta
tipe organisasi) yang paralel dengan keinginan kepentingan PKBI dalam mendorong
gerakan kaum muda baik secara vertikal maupun horizontal. Sementara pada elemen
manajerial, peran PKBI cenderung dinamis disebabkan ada aspek-aspek peran PKBI
disetiap tingkatan yang belum secara optimal dijalankan seperti peran dalam memperkuat
bonding antar aktor gerakan dan peran PKBI untuk mensinergikan isu HKSR kaum muda
yang menjadi agenda bersama.
Yang menarik, gerakan kaum muda yang dimobilisasi PKBI juga cenderung
diperkuat olah dukungan eksternal. PKBI berperan aktif membangun kerja sama dan
menggalang dukungan dengan organisasi dan aliansi. PKBI tidak hanya bekerja sama
dengan organisasi dan aliansi yang yang memiliki isu dan tujuan yang sama (jejaring
HKSR) tetapi juga bekerja sama dengan jejaring yang berbeda tujuan (non – HKSR).
Walaupun PKBI banyak membangun kerja sama dengan organisasi dan aliansi namun
kepemimpinan PKBI dalam memobilisasi sumberdaya cenderung lemah selain itu terjadi
kompetisi antar aktor gerakan dalam aliansi dan antar aliansi.
Sementara itu pada aspek relasi PKBI dengan masyarakat masih cenderung
terbatas pada masyarakat di lokasi proyek/ dampingan. PKBI dinilai kurang menggalang
dukungan organisasi berbasis masyarakat/ agama. Lebih lanjut, relasi PKBI ditingkat
pusat dengan pemerintah cenderung lemah hal ini dapat dilihat dari kecenderungan PKBI
Pusat yang bekerja sama pada aspek – aspek taktis dan jangka pendek seperti bekerja
sama pada event-event tertentu dalam mempromosikan HKSR bagi kaum muda.
Keempat teori yang dijadikan landasan pengembangan model gerakan kaum muda
sangat penting karena teori tersebut mencakup tipologi LSM yang banyak
mempertimbangkan aspek internal dan tipologi LSM dalam relasinya dengan negara serta
Peran LSM dalam memobilisasi sumberdaya, baik internal dan eksternal, untuk
mendorong dan memfasilitasi gerakan kaum muda.
advisor ahli untuk memperkuat Mempekerjakan Koordinator ditingkat nasional dan Merekrut dan mengorganisir
gerakan. youth center mengkoordinir internasional. kaum muda berbasis sekolah
gerakan kaum muda. dan non – sekolah.
Menyelenggarakan program Mengirimkan staff dan
pelatihan gerakan dan advokasi Meningkatkan Kapasitas para relawan muda menjadi Mendorong staff & relawan
bagi kaum muda. relawan muda PKBI ditingkat narasumber / peserta pelatihan, muda untuk aktif berjejaring
daerah. seminar, konferensi dan ditingkat daerah dan nasional.
PKBI Memfasilitasi proses Aksi
workshop (tingkat nasional
kolektif kaum muda Memfasilitasi proses Aksi Mengirimkan staff dan relawan
dan internasional)
(perencanaan, pelaksanan, kolektif kaum muda muda menjadi narasumber /
monev). (perencanaan, pelaksanan, Isu Kunci peserta pelatihan, seminar,
monev).
Isu Kunci konferensi dan workshop
Kapasitas relawan muda PKBI
Isu Kunci (tingkat daerah, nasional dan
kualitas kepemimpinan internal untuk memobilisasi
internasional).
PKBI Pusat yang masih masih kepemimpinan internal PKBI sumberdaya cenderung lemah.
lemah (terkait visi dan Pusat yang masih masih lemah Isu Kunci
komitment). (terkait visi dan komitment).
Semakin sulit merekrut kaum
program peningkatan kapasitas Tingkat turn over relawan muda menjadi relawan
staff dan relawan belum fokus muda tinggi.
kepada gerakan
3 Organisasi Peran Peran Peran Peran
Sosial
Menetapkan dan Menjalankan Menjalankan nilai, tujuan, visi, Berkontribusi terhadap Berkontribusi terhadap
nilai, tujuan, visi, misi dan misi dan kebijakan organisasi perumusan aspek strategis perumusan aspek strategis
kebijakan organisasi. (kebijakan aliansi, nilai, tujuan (kebijakan aliansi, nilai, tujuan
Mendirikan Youth Center &
gerakan) aliansi (seperti: gerakan) aliansi (seperti dalam
Mendirikan youth forum Youth Forum
aliansi gerakan SOS, GKIA) ASV)
Meskipun telah banyak peran dan upaya PKBI baik ditingkat Pusat dan
Daerah dalam memobilisasi sumber daya untuk memperkuat gerakan namun
demikian terdapat beberapa isu kunci yang masih memerlukan perhatian agar
gerakan kaum muda yang didorong oleh PKBI dapat lebih berkembang dan
mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan.
Disisi lain, saat ini, secara internal, PKBI cenderung menghadapi krisis
kepemimpinan termasuk kepemimpinan kaum muda PKBI. Hal ini terlihat dari
pandangan informan internal yang memandang bahwa kepemimpinan PKBI saat
ini cenderung kurang berkomitmen dalam membangun gerakan sementara secara
eksternal memandang bahwa kapasitas relawan muda PKBI cenderung kurang
dapat meyakinkan jejaring terutama orang dewasa terkait kebutuhan dan HKSR
kaum muda. Kepemimpinan PKBI didalam (internal) dan diluar (eksternal) turut
mempengaruhi performance PKBI dalam memobilisasi beragam sumberdaya yang
sangat penting untuk memastikan gerakan kaum muda berkelanjutan dan mencapai
hasil optimal. Kepemimpinan dalam hal ini sangat terkait dengan kapasitas,
sentralitas dan pengaruh aktor dalam mengakses dan memobilisasi sumber daya
yang tersedia baik internal maupun eksternal. Dengan demikian kepemimpinan
merupakan prasyarat penting untuk mengakses dan memobilisasi sumber daya lain
seperti sumberdaya material, sumberdaya kultural dan sumber daya moral. Karena
kepemimpinan melekat pada manusia maka upaya yang dapat dilakukan untuk
memperkuat kepemimpinan aktor gerakan adalah dengan memperkuat agency aktor
gerakan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis memilih 3 faktor yang paling
signifikan dan strategis perlu diperhatikan oleh PKBI untuk memperkuat gerakan
kaum muda yang berkelanjutan untuk pemenuhan HKSR yaitu:
Berdasarkan hal tersebut, model gerakan kaum muda harus dikonstruksi dan
diperkuat dengan memberi penekanan utama pada aspek-aspek strategis yang masih
lemah di bawah ini:
Mengacu pada aspek-aspek strategis gerakan kaum muda yang masih perlu
penguatan, maka kondisi tersebut akan menghasilkan skenario gerakan kaum muda
ketika aspek-apek yang masih lemah tersebut dieksplorasi dalam dimensi grafis.
Berdasarkan dua variabel tadi (Bonding & Bridging) serta penguatan agency), maka
dapat dirumuskan skenario gerakan kaum muda dalam pemenuhan HKSR yaitu
sebagai berikut:
- Penguatan Agency
+ Penguatan Agency
+ Bonding & Bridging
+ Bonding & Bridging
Penguatan
Agency
Skenario gerakan reformatif ini akan terjadi jika terbentuk bonding antar
aktor internal yang kuat dan terbentuk bridging antara aktor PKBI dengan aktor
eksternal. Gerakan reformatif juga akan terjadi jika, terdapat program - program
penguatan agency baik untuk aktor internal PKBI maupun untuk aktor eksternal
(jejaring PKBI). Program penguatan agency itu diutamakan fokus pada penguatan
agency kaum muda. Selain itu, program penguatan agency kaum muda juga harus
mampu menghasilkan kualitas kepemimpinan berorientasi gerakan.
Kondisi gerakan kaum muda reformatif ini akan terjadi jika PKBI
berkomitmen dan berperan dalam meningkatkan bonding antar aktor gerakan kaum
muda PKBI disetiap tingkatan (di tingkat pusat/ nasional dan ditingkat daerah).
Selain itu PKBI dan jejaring berperan dalam meningkatkan bridging antar aktor
gerakan kaum muda dalam aliansi. Gerakan kaum muda refomatif juga akan terjadi
jika, PKBI dan jejaring berperan dalam melakukan investasi terhadap penguatan
agency dengan memastikan kualitas kepemimpinan aktor senior dan relawan muda
meningkat menjadi para pemimpin gerakan yang berorientasi gerakan reformatif
dan mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan gerakan.
Investasi PKBI dan jejaring terhadap pengembangan SDM gerakan kaum muda
tersebut akan meningkatkan daya jangkau pengorganisasian kaum muda,
meningkatkan pengaruh SDM gerakan PKBI dan jejaring dalam memobilisasi
dukungan aliansi, dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat.
Kapasitas aktor gerakan kaum muda yang meningkat diharapkan dapat
meningkatkan pengaruh mereka untuk memastikan setiap aturan dan kebijakan
dalam internal organisasi dan jaringan dilaksanakan secara konsisten. Selain itu,
akan terbangun kemitraan yang setara antara aktor senior dan relawan muda
diinternal PKBI dan jejaring aliansi. Lebih jauh, jika skenario gerakan refomartif
ini dapat diwujudkan maka gerakan kaum muda akan cenderung mencapai tujuan
gerakan terkait pemenuhan HKSR yang optimal dan berkelanjutan.
Skenario gerakan kaum muda PKBI yang kedua dinamakan gerakan kaum
muda akomodatif. Hal ini terjadi jika PKBI dihadapkan pada situasi kuatnya
bonding antar aktor gerakan disetiap tingkatan PKBI dan adanya bridging antar
aktor PKBI dengan jejaring gerakan disetiap tingkatan PKBI namun agency aktor
gerakan (aktor senior maupun aktor gerakan kaum muda) PKBI dan agency aktor
gerakan dalam jejaring aliansi masih lemah.
Bonding Jika bonding antara aktor PKBI ikatan solidaritas kolektif antar aktor
pusat dan daerah kuat dan meningkat dan Kepercayaan aktor
bridging antara aktor PKBI meningkat.
dengan aktor jejaring aliansi kuat
indikasi:
Adanya youth camp atau
pertemuan reguler lainnya yang
membahas isu bersama, masalah
bersama, agenda kerja bersama.
Skenario dalam mendorong dan memobilisasi gerakan kaum muda ini akan
terjadi jika, peran PKBI hanya difokuskan untuk mengintervensi peningkatan
bonding antar aktor gerakan PKBI ditingkat pusat dan daerah dan bridging antara
aktor PKBI dengan aktor jejaring aliansi. Sementara, investasi terhadap penguatan
agency yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan aktor gerakan
(senior dan kaum muda) dibiarkan lemah dan tidak diperhatikan.
Situasi ini akan berdampak pada tingkat dukungan internal organisasi dan
eksternal organisasi yang cenderung lemah. Aktor gerakan PKBI, termasuk para
relawan muda, tidak mampu mempengaruhi keputusan internal organisasi yang
berpihak pada gerakan kaum muda untuk memperjuangkan HKSR. Kemitraan
antara orang dewasa dan relawan muda PKBI dalam membangun gerakan HKSR
melemah. Lebih jauh, dukungan kaum muda, masyarakat, dan pemerintah untuk
mendistribusikan sumberdaya untuk memperkuat gerakan cenderung akan semakin
melemah.
Skenario gerakan kaum muda PKBI yang ketiga yaitu active youth
movement (gerakan kaum muda aktif). Gerakan ini terjadi jika, PKBI dan jejaring
aliansi hanya fokus pada intervensi penguatan agency aktor gerakan (staff dan
relawan muda) namun abai terhadap aspek bonding aktor PKBI dan bridging antar
aktor PKBI dan aktor eksternal.
Bonding Jika bonding & Bridging antara aktor ikatan solidaritas antar aktor
gerakan lemah disebabkan adanya melemah, tingkat kepercayaan
kompetisi yang tinggi antar aktor antar aktor rendah.
gerakan, kurang koordinasi dan kurang
Terjadi perebutan sumberdaya
kerja sama.
antar aktor dan lebih
mementingkan kelompok dan
organisasinya dibandingkan
dengan kepentingan gerakan.
Aktor cenderung apatis terhadap
hasil gerakan. Turn over aktor
gerakan tinggi, gerakan tidak
berkelanjutan.
Penguatan Jika ada penguatan agency yang dapat Dukungan internal PKBI dan
Agency meningkatkan kualitas kepemimpinan eksternal menguat namun
pimpinan, staff dan relawan muda yang tersegmentasi dan bersifat lokal.
berorientasi gerakan.
Ditandai dengan adanya: pelatihan,
pendidikan, asistensi teknis, forum
refleksi dan sharing learning antar
Jika skenario ini yang terjadi maka gerakan kaum muda cenderung eksklusif
dan daya ubahnya cenderung kecil, bersifat lokal dan parsial. Gerakan kaum muda
di tingkat pusat atau nasional kehilangan dukungan ditingkat basis. Disisi lain,
gerakan kaum muda ditingkat bawah merasa tidak diperhatikan oleh aktor gerakan
ditingkat nasional. Situasi ini akan memperburuk kepercayaan, merusak solidaritas
antar aktor gerakan dan lebih jauh melemahkan daya dorong gerakan kaum muda
yang sedang diinisiasi oleh PKBI dan jejaring aliansi.
Skenario gerakan kaum muda PKBI yang ke-empat, yaitu passive youth
movement (gerakan kaum muda pasif). Gerakan kaum muda pasif merupakan
skenario mobilisasi gerakan kaum muda yang terburuk. Gerakan kaum muda pasif
ini merupakan potret buram gerakan kaum muda yang dimobilisasi oleh PKBI jika
terjadi saat ini. Hal ini ditandai dengan lemahnya penguatan agency PKBI dan
jejaring aliansi yang tidak mampu meningkatkan kualitas kepemimpinan, baik staff
maupun relawan muda yang dibutuhkan untuk memperkuat gerakan kaum muda.
Investasi PKBI dan jejaring aliansi terhadap program – program penguatan agency
Bonding & Jika bonding & bridging ikatan solidaritas antar aktor melemah,
Bridging antara aktor gerakan yang kurang kerja sama antar aktor
lemah. Hal ini ditandai Berpotensi konflik antar aktor internal.
dengan, adanya prasangka, Hasil gerakan tidak berdampak
lemahnya kepercayaan antar signifikan.
aktor dan tidak adanya tujuan
bersama, agenda gerakan
bersama
Penguatan Jika penguatan agency, yang Dukungan internal PKBI dan eksternal
Agency dapat meningkatkan kualitas melemah. Sulit merekrut kaum muda
kepemimpinan staff dan menjadi aktor gerakan bahkan Para
relawan muda yang relawan muda meninggalkan gerakan
berorientasi gerakan lemah. kaum muda. regenerasi kepemimpinan
terputus. Keberlanjutan gerakan
Ditandai dengan tidak adanya
lemah.
pelatihan, asistensi teknis,
forum refleksi dan sharing
learning antar aktor gerakan.
Kondisi pada skenario gerakan pasif ditandai dengan aktor gerakan PKBI
dan jejaring aliansi yang pasif dalam dinamika gerakan yang sedang dimobilisasi
dan diperkuat. Para aktor gerakan PKBI dan jejaring aliansi hanya berperan sebagai
pengikut dari agenda dan isu yang diperjuangkan oleh organisasi masyarakat sipil
lain. program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh OMS lain terkadang jauh
dari mandat PKBI dan mandat jejaring alinasi. Aktor gerakan hanya aktif ketika ada
dukungan proyek dari lembaga donor namun gerakan akan segera berhenti ketika
proyek bagi kaum muda berakhir. PKBI dan jejaring aliansi akan dianggap sebagai
free rider (penumpang gelap) dalam gerakan yang sedang diinisiasi dan
dimobilisasi oleh OMS lain.
Aspek Internal
Bonding
Aspek Linkages Pemenuhan HKSR
Penguatan Agency
Kaum muda
GERAKAN
Pemerintah dan
Peran KAUM
Kelompok Masyarakat
PKBI Aspek Dukungan MUDA
Eksternal
• Penguatan Agency
• Bridging
• Sumber daya Material
• Kompetisi
Pada aspek internal PKBI terdapat dua elemen yang perlu diperkuat yaitu:
bonding dan penguaan agency SDM. Dinamika keduanya menghasilkan 4 tipologi
skenario gerakan kaum muda, yaitu gerakan kaum muda transformatif, gerakan
kaum muda akomodatif, gerakan kaum muda aktif dan gerakan kaum muda pasif.
Oleh karena itu aspek ini merupakan prasyarat pertama gerakan sosial agar tumbuh
dan berkembang secara berkelanjutan. Jika secara internal kapasitasnya masih
lemah dalam memobilisasi sumberdaya internal maka gerakan tidak akan tumbuh
bahkan gerakan akan berakhir tanpa sempat berkembang.
Pada elemen pertama aspek internal PKBI, yang perlu diperkuat, adalah
bonding antar aktor gerakan PKBI. Bonding yang kuat ditandai dengan adanya rasa
saling percaya, solidaritas, tujuan gerakan yang sama, isu yang sama dan bahkan
rumusan strategi yang sama. Bonding yang kuat dapat meningkatkan sense of
ownership (rasa memiliki) atas gerakan yang telah dibangun dan pondasi gerakan
kaum muda yang berkelanjutan. Sebaliknya gerakan kaum muda tanpa bonding
yang kuat akan berpengaruh terhadap rasa curiga, prasangka antar aktor gerakan
yang merupakan awal dari potensi konflik antar aktor gerakan PKBI. Situasi
demikian dapat memperlemah gerakan.
Bonding antar aktor gerakan dalam internal PKBI akan cenderung menguat
jika ada sinergitas gerakan yang dibangun melalui jalinan komunikasi dan
koordinasi antar aktor gerakan yang berjalan intensif. Sistem koordinasi dan
komunikasi yang baik disertai pembagian peran antar aktor yang sesuai dengan
kapasitasnya akan meningkatkan saling percaya dan mengurangi saling kecurigaan
antar aktor gerakan. Lebih lanjut situasi saling percaya antar aktor akan
meningkatkan potensi keberlanjutan gerakan. Adanya kegiatan bersama yang
memadai antar aktor gerakan seperti pertemuan perencanaan gerakan bersama, aksi
bersama, mengevaluasi gerakan bersama akan menumbuhkan ikatan persaudaran
para aktor gerakan serta komitmen untuk membangun gerakan kaum muda secara
berkelanjutan.
Pada elemen kedua, aspek internal PKBI, yang perlu diperkuat, yaitu: yaitu
adanya penguatan agency yang mampu meningkatkan kualitas kepemimpin PKBI
yang berorientasi gerakan. Penguatan agency yang mampu memproduksi aktor-
aktor gerakan yang visioner, inovatif dan memiliki komitmen tinggi terhadap
gerakan kaum muda. Lebih jauh, penguatan agency tersebut harus mampu
membangun kapasitas relawan muda yang berdaya dalam memobilisasi beragam
sumber daya yang digunakan untuk mengubah struktur dan kultur yang belum
berpihak pada pemenuhan HKSR.
Selain itu, penguatan agency yang baik adalah sistem penguatan yang dapat
meningkatkan keberdayaan kaum muda. potensi PKBI yang memiliki jumlah
relawan muda dan peer educator dapat dimaksimalkan menjadi pemimpin gerakan
pemenuhan HKSR. Dengan demikian, partisipasi para relawan muda tidak hanya
dari sisi kuantitas belaka tetapi juga terjadi perbaikan pada sisi kualitas. Partisipasi
para relawan muda disetiap tingkatan PKBI akan lebih bermakna, suara dan
pendapatnya dapat mempengaruhi mobilisasi sumberdaya baik internal maupun
eksternal. Selain itu relasi antara orang dewasa dan relawan muda menjadi lebih
setara. Kemitraan yang setara antara aktor PKBI yang senior dengan para relawan
muda merupakan prasyarat penting dalam membangun gerakan kaum muda.
Keempat, para aktor PKBI perlu berperan aktif untuk menggalang dukungan
sumber daya material dari berbagai aktor dalam aliansi. Selain itu, PKBI perlu
menginisiasi pengembangan strategi fund raising melalui pengembangan produk-
Oleh karena itu, peran para aktor gerakan kaum muda yang tergabung dalam
aliansi dan jejaring kerja pemenuhan HKSR perlu diarahkan pada aksi kolektif
secara vertikal dan horizontal. Aksi bersama kaum muda secara vertikal ditujukan
untuk mempengaruhi kebijakan, program dan layanan pemerintah terkait HKSR
yang dinilai masih diskriminatif bagi kaum muda. Sampai saat ini masih ada
kebijakan pemerintah yang menolak memberikan akses kontrasepsi bagi kaum
muda. Selain itu kebijakan indonesia sampai saat ini masih melegalkan praktik -
praktik pernikahan anak. Aksi kolektif kaum muda secara horizontal, diarahkan
kepada organisasi-organisasi keagamaan tertentu yang menolak bahkan melakukan
gerakan - gerakan anti pemenuhan HKSR.
109
Aksi kolektif pada studi ini mengacu pada serangkaian aksi, baik konfliktual maupun non-
konfliktual, yang dilakukan oleh kaum muda yang dilandasi oleh identitas kolektif, tanggung jawab
kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Istilah ini digunakan karena Aksi kolektif didalamnya
telah mencakup 2 indikator gerakan lainnya seperti: adanya identitas kolektif dan tujuan bersama.
PENUTUP
7. 1. Kesimpulan
Dimulai pada era Orde Baru, PKBI mengorganisir kaum muda untuk
menjalankan program dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi
sebayanya. Keseriusan PKBI dalam memberdayakan dan memfasilitasi gerakan
kaum muda diwujudkan dengan mendorong setiap PKBI daerah dan cabang
mendirikan youth center dan youth forum. Melalui youth center, PKBI berupaya
mendorong para relawan muda untuk melakukan gerakan pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi secara langsung terhadap kaum muda sebayanya.
Jejaring berdasarkan isu adalah jejaring kerja PKBI yang secara langsung
maupun tidak langsung terlibat bersama-sama PKBI, baik sebagai organisasi
maupun aliansi, dalam gerakan kaum muda. Jejaring berdasarkan isu ini dibagi
dalam dua tipologi, yakni pertama, jejaring HKSR, yakni jejaring kaum muda
PKBI yang bersama-sama memperkuat isu hak kesehatan seksual dan reproduksi
(HKSR) untuk kaum muda. Kedua, jejaring Non-HKSR, yakni jejaring kaum muda
PKBI yang tidak secara khusus memperjuangkan isu HKSR, namun
memperjuangkan isu lain yang masih beririsan dengan gerakan kaum muda.
110
Bersifat kontraktual maksudnya adalah bahwa kerjasama strategis ini adalah kerjasama antara
PKBI dan pihak lain yang terikat dalam program kerja. Jejaring programatik ini minimal
mempunyai kontrak kerja selama satu tahun dengan PKBI.
7. 2. Rekomendasi
2. LSM dan aliansi yang peduli dengan pemenuhan HKSR bagi kaum muda di
Indonesia hendaknya dapat menyatukan visi dan program kerja gerakan agar
dapat melaksanakan aksi-aksi bersama yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Aksi-aksi bersama yang dilandasi masalah bersama, tujuan bersama dan
pembagian peran yang jelas diharapkan dapat meningkatkan peluang terjadi
perubahan sosial dan lahirnya tatanan yang lebih adil bagi kaum muda untuk
pemenuhan HKSR.
5. Para peneliti selanjutnya, yang akan mendalami isu gerakan kaum muda, untuk
lebih lanjut mengkaji tentang bagaimana (youth-led organization) organisasi-
organisasi yang dipimpin oleh kaum muda memobilisasi sumberdaya untuk
Artikel Jurnal
Djamilan dan Kartikawati, Reni. (2014). Dampak Perkawinan Anak di Indonesia.
Jurnal Studi Pemuda.Volume 3, No 1, Mei 2014.
Finn, Janet L; Checkoway, Barry. 1998. Young people as competent community
Builders: A Challenge to Social Work. Social work Volume 43-Number 4.
Jalil, Abdul .(2014). Fenomena Seksualitas Anak Muda (Studi Kasus tentang
Dispensasi Kawin pada Pos bantuan Hukum Pengadilan Agama Di Sleman,
Yogyakarta. Jurnal Studi Pemuda Volume 3, No 1, Mei 2014.
Jenkins, Craig J. (1983). Resource mobilization theory and the study of social
movement. Annual Review sociology. No.9, 527 – 553.
Kankya, Clovice dkk. (2013). The Role of civil society organization (CSOs) in
healthcare delivery system: A case study of child immunization in Kabarole
district, Uganda. Health, Vol.5, No.8, 1277 – 1288.
Knibbs, Sarah., Price, Neil. (2009). Peer education in sexual and reproductive
health programming: A Cambodian case study.Development in practice,
Vol.19, No.1 (feb., 2009), pp. 39-50
McCarthy, John D., Zald, Mayer N. (1977). Resource Mobilization and Social
Movement: A partial theory. The American Journal of Sociology, Vol. 82,
No.6, pp. 1212 – 1241.
Paul, mandira, et.all. 2015. Negotiating collective and individual agency: a
qualitative study of young women’s reproductive health in rural india.
Qualitative health research I – 14.
Sadik, Nafis. (2013). Sexual and reproductive health and rights: the next 20 years.
Reproductive health matters, Volume 21 number 42, 13 – 17.
Setyawati, Budi dan Fuada, Salimar Noviati .(2013), Profil sosial ekonomi, paritas,
status dan perilaku kesehatan pada wanita yang menikah dini di Indonesia.
Jurnal kesehatan reproduksi Vol 4, No 2 Ags (2013). Pp. 51 – 60.
Santhya, K.G., Jejeebhoy, Shireen J. (2015). Sexual and reproductive health and
rights of adolescent girl: Evidence from low and middle – income Countries.
Global public health: An international journal for research, policy and
practice, 10:2, 189 – 221.
Schurmann, Anna T dan Mahmud, Simeen. (2009). Civil society, health, and social
exclusion in Bangladesh. Journal of Health, Population and Nutrition, Vol.
27, No.4, Special issue: Social exclusion: Inaugural issue of the gender and
Human right sector, PP. 536 – 544.
Buku
Alagappa, Muthiah. (2004). Civil Society and Political Change; An analitical
framework. Dalam Civil Society and Political Change in Asia. Standford
University Press.
Aspinal, Edwards. (2004). Indonesia; Transformation of civil society and
democratic breakthrough. Dalam Civil Society and Political Change in Asia.
Standford University Press.
Bungin, Burhan. (2014). Penelitian Kualitatif; komunikasi, ekonomi,
kebijakanpublik, dan ilmu sosial lainnya. Kencana.
Bourdieu, Pierre. (2004). The Forms of Capital. Dalam the routledge falmer reader
in Sociology of education P. 15- 29.
LaporanPenelitian
Utomo, Iwu & Utomo, Ariane. (2013). Indicators and Correlates of Adolescent
Pregnancy in Indonesia; Result from 2010 population census and 2012
indonesian demographic and health survey. Australian Demographic and
Social Research Institute, The Australian National University.
Ratri, Sari Damar Dkk. (2015). Riset Akhir Program; Sebuah Studi Self Assessment
bagi gugus kerja seperlima dalam implementasi kegiatan penguatan akses
pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi Remaja. Pusat Kajian
Gender dan Seksualitas - Fisip UI.
Dokumen – dokumenLembaga
Annual report PKBI 2013. Membangun kembali organisasi berbasis gerakan.
Jakarta.
Annual report PKBI 2014. Peran PKBI dalam menyonsong sustainable
development goals (SDGs); penguatan kapasitas cabang & partisipasi aktif
remaja dalam organisasi. Jakarta
Annual report PKBI 2015. Pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
(HKSR). Jakarta
Kantor menteri negara kependudukan / BKKBN. (1996). Informasi Dasar Gerakan
KB Pembangunan keluarga sejahtera. Jakarta
McDonald, Peter (editors). (2014). Youth in Indonesia; Indonesia monograph
series: No.2. UNFPA.
Malik, Ichsan dkk. (1996). Sanggar Konsultasi Remaja, Bersama Memecahkan
Masalah Remaja di Sekolah. Jakarta. PKBI
Mochtar, Kustiniyati & Syarwani, Abdullah (editors). (1990). LSM, Kependudukan
& Keluarga Berencana Tantangan Masa Depan; studi masa depan
perkumpulan keluarga berencana indonesia. PKBI
Mudjiarto, Toto (editor). (2003). Perjalanan menuju sukses PKBI Jawa Tengah.
PKBI.
PKBI. (1967). Naskah Kongres Ke-1 Perkumpulan Keluarga Berentjana
Indonesia. Jakarta.
PKBI. (1970). Naskah Kongres Ke-2 Perkumpulan Keluarga Berentjana
Indonesia. Jogyakarta.
PKBI. (1975). Hasil penelitian kebutuhan remaja akan informasi kependudukan
dan keluarga berencana. Jakarta.
PKBI DKI Jakarta. (2015). Buku Putih CMM (Centra Mitra Muda) – PKBI DKI
Jakarta. Jakarta. tidak dipublikasikan.
PKBI. (1973). PKBI 1970 – 1972. Jakarta. PKBI.
Sumber lainnya
Peraturan pemerintah no. 61 tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi.
Undang – undang no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Undang – undang no. 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah
tangga.
Undang- Undang no. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
Undang -undang no. 44/ 2008 tentang pornografi
Undang- undang no. 32/ 2009 tentang pembangunan kependudukan dan
pembangunan keluarga.
Undang- undang no. 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional.
Undang – undang no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan.
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK BADAN PENGURUS PKBI PUSAT
Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK DIREKTUR EKSEKUTIF – PKBI DAERAH
Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :
Faktor internal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan gerakan
sosial kaum muda
Relasi kerja dalam Struktur PKBI
Bagaimana hubungan kerja antar PKBI Pusat dengan PKBI Daerah?
Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Daerah dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda? termasuk hubungan kerja antara PKBI Daerah dengan
Youth Center
Nilai & Tujuan LSM PKBI
Apa nilai-nilai (Values) yang diyakini PKBI terkait isu kesehatan seksual dan reproduksi
dikalangan kaum muda?
Apa Visi dan Misi PKBI ?
Aturan Formal dan Informal
Apa peraturan formal yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
Apa prosedur PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Apa peraturan informal (Norma) yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan
seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
Sistem dan Teknologi
Apa sistem & alat ang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat pelaksanaan
kerja PKBI?
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK PIMPINAN EKSEKUTIF - PKBI PUSAT
Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :
FAKTOR INTERNAL
faktor internal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan gerakan
sosial kaum muda
Relasi kerja dalam Struktur PKBI
Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Pusat dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
Bagaimana hubungan kerja antar PKBI Pusat dengan PKBI Daerah?
Bagaimana posisi dan partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI
Daerah?
Bagaimana partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
Nilai & Tujuan LSM PKBI
Apa nilai-nilai (Values) yang diyakini PKBI terkait isu kesehatan seksual dan reproduksi
dikalangan kaum muda?
Apa Visi dan Misi PKBI ?
Aturan Formal dan Informal
Apa peraturan formal yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
Apa peraturan informal (Norma) yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan
seksual dan reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
Alat dan sistem internal PKBI
FAKTOR EKSTERNAL
faktor eksternal yang mempengaruhi peranan PKBI dalam pemberdayaan dan
gerakan sosial kaum muda?
Faktor Politik
Bagaimana situasi politik Indonesia saat ini mempengaruhi status kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda ?
Bagaimana situasi politik tersebut mempengaruhi Peran PKBI dalam mendorong gerakan
kaum muda untuk pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Apa saja kebijakan pemerintah Indonesia yang mempengaruhi derajat kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda saat ini?
Bagaimana pendapat bapak / ibu tentang kebijakan tersebut?
Apa program pemerintah Indonesia dalam pemenuhan hak atas kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda saat ini?
Bagaimana pendapat bapak/ ibu tentang program pemerintah tersebut?
Faktor Sosial
Bagaimana situasi sosial (penerimaan masyarakat) Indonesia saat ini mempengaruhi
status kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK RELAWAN MUDA - PKBI
Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :
TIPOLOGI ORGANISASI PKBI
Apa tipologi LSM PKBI dalam hal pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
Bagaimana Aktor (Relawan Muda) menilai relevansi tipologi PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda saat ini?
Respon dan penilaian aktor (relawan muda) terhadap relevansi bentuk aksi dan strategi
Bagaimana Aktor menilai relevansi bentuk aksi dan strategi yang telah dilakukan dengan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Respon dan Penilaian relawan muda terkait kontribusi mereka dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi.
Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam mendorong /
mengubah kebijakan. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam perubahan)
Bagaimana penilaian anda tentang kontribusi relawan muda PKBI dalam menjalankan
program/ layanan bagi kaum muda. (efektivitasnya, konsistensi dan komitmen dalam
perubahan)
Respon Aktor PKBI (Relawan Muda) terhadap Peran PKBI dalam Gerakan pemenuhan
Hak kesehatan Seksual dan Reproduksi?
Bagaimana Respon Aktor dalam internal PKBI dalam menilai peranannya dalam Gerakan
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
Bagaimana Relasi Antar aktor PKBI Pusat dan PKBI Daerah dalam mempengaruhi peran
PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi?
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK MITRA KERJA - PKBI
Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :
PROFIL INDIVIDU:
Nama :
Usia :
Posisi :
Kuliah :
Lama aktif di organisasi :
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK STAFF - PKBI PUSAT
Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :
Persepsi internal PKBI terhadap peran PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi?
Bagaimana penilaian anda tentang Program / layanan PKBI dalam pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi?
Bagaimana penilaian anda tentang gerakan kaum muda yang dibangun PKBI?
Kekuatan Internal yang mempengaruhi Peran PKBI
Apa faktor pendukung - PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda terkait kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
Kelemahan Internal PKBI yang menghambat peran PKBI
Apa faktor penghambat internal - PKBI dalam mendorong gerakan kaum muda terkait
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda di Indonesia?
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK STAFF - PKBI PUSAT
Waktu Wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Terwawancara :
Posisi Terwawancara :
Peran PKBI dalam Memobilisasi Sumber daya Internal Untuk mendukung Gerakan Kaum
muda
I. (Form) PKBI
Bagaimana hubungan kerja antar unit di PKBI Pusat dalam pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
Apakah struktur Organisasi PKBI mendukung Gerakan Kaum muda?
Apakah Struktur model youth Center mendukung gerakan kaum muda?
II. Kulture Organisasi
apakah nilai, visi dan misi PKBI mendukung gerakan kaum muda?
III. Norma & Rules PKBI terkait kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda
Apa peraturan formal yang mengatur internal PKBI terkait isu kesehatan seksual dan
reproduksi dikalangan kaum muda saat ini?
Apa Rencana strategis PKBI terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
kaum muda?
Apa prosedur PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda?
Apakah peraturan formal PKBI mendukung gerakan kaum muda?
IV. Sistem Administrasi & Teknologi Organisasi
Apa sistem & alat yang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat pelaksanaan
kerja PKBI?
Apa sistem dan alat yang digunakan oleh PKBI dalam merekam dan mencatat keuangan
PKBI?
Apa sistem dan alat yang digunakan PKBI Dalam merekam dan mencatat personel
(Pengurus, Relawan & Staff) PKBI ?
apakah alat dan sistem PKBI tersebut mendukung gerakan kaum muda?
Apa sistem dan alat yang khusus digunakan untuk memfasilitasi gerakan kaum muda?
Apa sistem dan alat yang khusus digunakan untuk mengukur keberhasilan gerakan kaum
muda?
V. Struktur Organisasi PKBI dan kaum muda
Bagaimana posisi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
Bagaimana partisipasi kaum muda dalam struktur internal PKBI Pusat / PKBI Daerah?
apakah Struktur Organisasi mendukung partisipasi kaum muda dalam Gerakan sosial?
VI. Pemimpin dan Kepemimpinan.
Siapa tokoh/ aktor PKBI yang berpengaruh terhadap gerakan kaum muda di Indonesia?
Kenapa
Apa visi peran tokoh/ Aktor PKBI tersebut dalam memperkuat Gerakan kaum muda
terkait hak kesehatan seksual dan reproduksi?
Apa strategi pKBI dalam memberdayakan kaum muda sehingga menjadi pemimpin
gerakan?
Peran PKBI dalam Memobilisasi Sumber daya Internal Untuk mendukung Gerakan Kaum
muda
I. Identifikasi Mitra PKBI dalam gerakan
Siapa saja mitra strategis PKBI dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda?
Kenapa PKBI berjejaring dengan mitra tersebut untuk membangun gerakan?
Apa saja sumberdaya (tangible dan intangible) yang diberikan oleh Mitra strategi
PKBI untuk mendukung gerakan kaum muda?
Bagaimana PKBI Memobilisasi Sumberdaya eksternal untuk gerakan kaum muda?
II. Partisipasi PKBI dalam Jaringan Gerakan
apa saja Jaringan informal (advokasi/gerakan) untuk kesehatan seksual dan
reproduksi kaum muda yang diikuti oleh PKBI saat ini?
apa perubahan yang ingin diwujudkan PKBI melalui jaringan informal tersebut?
Dan cakupan perubahannya?
Apa kontribusi PKBI dalam jaringan informal untuk pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi kaum muda?
Bagaimana anda menilai pengaruh keterlibatan PKBI dalam jaringan informal
dengan organisasi masyarakat sipil lainnya (LSM/kelompok masyarakat) dalam
upaya pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
III. Strategi PKBI dalam jaringan
Apa strategi PKBI dalam memperkuat jejaring gerakan kaum muda untuk
pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Apa kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh PKBI untuk memperkuat jejaring
antara aktor PKBI dengan mitra strategis PKBI?
IV. Faktor pendukung peran PKBI dalam Memobilisasi dukungan Eksternal
Panggilannya?
AS
Usia berapa?
Sebentar…34 tahun
Dari tahun?
Agustus 2015 kemarin sampai selesai 5 tahun kedepan
2020 ya?
Jadi sampai 2016 dihitung setahun.. Dan sebagai ketua Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak.
Ketuanya itu?
Sekarang dia ketua Ad Intern. Tadinya ketuanya itu Direktur dari Advokasi and Campaignnya
Yayasan Sayangi Tunas Cilik karena dia resign, sekretariatnya ini memang ibu Patricia jadi dia
memiliki tanggung jawab yang lain dikantor jadi dia butuh assistennya yatu saya.
O..gitu.. terimakasih. Nah jadi pertanyaannya bisa dijelasin engga sih apa yang melatari
lahirnya GKIA ini
Eee….Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak ini berdiri dari sejak 2010..Juli.. Saat itu masih..sebentar…
Kementeriannya karena berubah rubah saya takut salah sebut..have to see first.. waktu itu masih
dipegang sama bu aster kalo saya join di GKIA ini baru Agustus 2015 itu jadi pas dipegang Yayasan
Kiblah itu?
Kiblah itu untuk kesehatan ibu, ibu bayi baru lahir. Kemudian kesehatan remaja, keluarga, P2M.
Gitu..PKBI in charge di kesehatan remaja, dia ngeleadnya di kesehatan remaja ini. Sama setau aku
ada peminatan juga di ketahanan keluarga karena kan mereka kuat. Nah dari PKBI sendiri karena
kebetulan saya handle untuk anggota GKIA mereka tuh ada perwakilan 5 orang ada Mba Henny,
mas Fahmi, mas Alan, Mba Fey satu lagi Mas Ryan kalo engga salah. Jadi ada 5 yang terdaftar
sebagai presidium ini.
Kalo di tingkat Remaja? Yang leadnya PKBI Remaja disitu ada Alam juga ya tadi
Tunggu sebentar ya, biar lebih enak saya buka ini
Atau..mungkin itu dilewat aja atau mungkin saya boleh minta strukturnya?
Boleh..saya kasi profilenya
Ehm..iya profilenya aja… OK tadi disebutkan PKBI ada di presidium kan.. ada di 25 institusi?
Anggota 27 Lembaga
Nah dibandingkan dengan istilahnya organisasi organisasi misalnya remaja tadi. Tadi kan
ada peminatan peminatan apa tuh namanya
Kita kan ada 6 topik peminatan jadi masing2x presidium dikasi tugas..nge-lead gitu…
Nah PKBI nge-lead di kesehatan remaja..disitu ada institusi lain, terutama juga ada ARI yang juga
konsern di remaja. Ada …ARI kan bukan presidium
oo..bukan presidium ya
Oo gitu…
Lebih pada..kalo menurut pandangan saya pribadi lebih pada program program yang mereka miliki
sih sebenarnya..
Betul..
Nah kalo di PKBI kan untuk kesehatan remaja banyak kan ya dan lebih kuat gitu
Betul.. OK .. PKBI kan tadi lead di Kesehatan remaja..menurut mba Ayu menilai kontribusi PKBI
dalam peningkatan upaya upaya kesehatan remaja itu seperti apa tadi di aliansi ini di GKIA
Kalo secara kesehatan remaja jujur belum terlalu aktif ya topic peminatan tersebut
Peminatan disitu?
Ehem..jadi kan kita itu tadi..jadi setiap anggota GKIA ini dipersilahkan memilih..misalnya mas dony
interest dimana nih..misalkan mau di Gizi dan advokasi anggaran nah nanti si advokasi anggaran
dan gizi ini akan mengundang mas dony dalam sebuah group yang kita akan bikin kegiatan kegiatan
dan diundang, nanti ada sifatnya yang buat anggota untuk topic peminatan tersebut ada yang sifatnya
anggota umum lain GKIA boleh ikut karena kan tergantung budget dan sebagainya. Nah kalo saya
lebih sering kegiatan dengan Kak Fey dalam hal ini mewakili PKBI ini di advokasi anggaran
Kenapa?
Ya tentunya kan kalo gerakan kesehatan ibu dan anak ini bukan lembaga tersendiri ya..kita terdiri
dari beberapa lembaga..ehm dengan mereka turu andil daya pun sendiri terbantu karena saya disini
sebagai salah satu orang yang SOW nya untuk bantuin GKIA gitu ya..kalo yang lain kan ini..jadi
kalo saya..misalnya tentang gizi kita bisa lari kemana, misalnya kalo advokasinya
anggaran..ooo..saya bisa lari ke ibu patricia atau mba Fey misalnya kalo tentang kesehatan remaja
saya bisa ke mba Henny atau pak Fahmi dan lain sebagainya
Betul.. nah maksudnya begini..ketika misalnya mereka itu..mereka dalam konteks ini PKBI
karena saya ingin melihat PKBI walaupun itu banyak pemainnya di GKIA tapi saya ingin
focus diPKBI. Ketika mengatakan satu intitusi penting di GKIA kira kira kana da faktor yang
kemudian dia berkontribusinya tuh disini dan ini kalo misalnya tidak dilakukan dan ini
misalnya tarohlah PKBI maka akan berdampak pada pencapaian pencapaian tujuan dari
GKIA , Pertanyaannya lebih ke apa sebenarnya yang telah mereka kontribusikan?Dalam
GKIA ini…dalam peminatan tadi disebutkan… Alam di remaja, mba Henny dalam linkage
antara ketahanan keluarga dan remaja dan seterusnya gitu..kira kira sepengetahuannya mba
ayu sepak terjangnya dalam Frey dalam advokasi anggaran tuh ini..ini..ini. mereka
mengkontibusikan misalnya tarohlah uang,mengkontribusikan sumber daya manusianya ,
mengkontribusikan penelitian dan seterusnya gitulah..kira kira gitu..
Engga apa apa..mba Frey juga engga apa apa..karena mba Frey reputasinya PKBI ya..karena
sebenernya apa yang di lakukan mba Frey itu dalam membangun advokasi anggaran
Dia juga salah satu..kaya misalnya kita bisa dapat..kita kana da riset..2riset ya riset GKN nanti tgl
22 kita mau diseminasi dengan umum gitu..satu lagi ee,,riset dengan Fitrah advokasi .anggaran..nah
ini kan untuk bisa itu kita perlu budget dana ya,, nah waktu itu supaya kita dapat budget dana kita
kan ngerjain proposal dan sebagainya..kita tuh..hasil kolaborasi antara Kak Frey PKBI ya..bu Tata
dari STC dan dari Mba Ita dari Muhammadiyah
Ehm..mas Tata?
Bu..jadi kita ada ibu da nada bapak..hehehe
Oo.lain lagi
Lain lagi hehhee
Proposalnya sehingga..
Ya semuanya mereka yang mengerjakan semua itu. Mereka tuh…Ya ada ibu Tata..ada
Oo..termasuk Frey ya
Ya termasuk..kayanya waktu itu mas Fahmi juga ikutan..
Mas Fahmi?
Ya..
Ooo..BPJS..lebih general ya
ee…sama dari sudut kesehatan ibu dan anak karena kan sebenernya yang sering pakai kan untuk ibu
melahirkan dan anak yang sakit justru sebenarnya kontribusinya besar ya..tapi yang didapat
malah…padahal dia secara pendapatannya Negara kan sebenernya yang sering memakai fasilitasnya
itu kan ibu dan anak gitu
OK…
Seperti itu..tadi saya mau ngomong apa sudah dipotong ya sama masnya hihihi…ada satu lagi seperti
citizen hiring nah itu juga kaya kita bikin rekomendasi sperti itu..nah itu pasti mba Frey ikut
menyusun , PKBI ikut nyusun..kaya gitu gitus
Nama orangnya..?
ee..bukan pokoknya perwakilan PKBI daerah ada 5, dari 5 daerah PKBI terus ada dari save the
children juga dari daerah itu kita bikin advokasi anggaran terus kita disitu bikin…
pelatihan?
ee..iya..workshop advokasi anggaran supaya kita bisa tau sebenernya didaerah itu ada dana dana
dari pemerintah yang bisa kita tanya misalnya dari kesehatan cuma alokasinya tidak tepat jadi dipake
buat..hehehe keucap lagi..ibu ibu yang buat pertemuan makan makan gitu…padahal kalo kita tau
kan bisa kita gunakan untuk project yang lebih bagus ya..nah itu kita kerjasama dengan Fitrah tuh
untuk seperti itu…dikasi tau ini loh….dananya kemana kemana terus kita ajak peserta daerah terus
kita bikin citizen hiring juga.. jadi tuh kita 1 minggu full disini..
1 minggu full ya
Ehem…kaya gitu terus..
Engga apa2x..memang kebetulan aku tuh lagi melihat sejauh mana sih peran PKBI karena
aku lembaga lain engga paham pertama ..ya justru kita ingin melihat peran PKBI seberapa
besar sih sepengetahuan atau yang dirasakan mba Ayu ini kalo misalnya memang
berkontribusi..kontribusinya apa gitu.. kalo misalnya kurang berkontribusi..kenapa
gitu?seharusnya seperti apa ..kita lebih kesitu sih.. Nah kalo menurut mba ayu dari sisi
luarnya..artinya external ya ..selama berinteraksi dengan PKBI masalah GKIA begitu.. mba
ayu melihat apa sih kekuatan PKBI yang menonjol dibandingkan dengan LSM LSM lain
dalam jaringan ini?
Ehm…yang saya tau ya..dia itu..ehm..karena saya juga baru ya,,baru setahun didunia CSO CSO
ini..Cuma kalo saya denger dari beberapa itu kalo PKBI itu memang kuat di jaringan sampe ke Grass
Routenya itu terus kuat di ya itu,, isu isu kespro ..terus kekerasan seksual ya kan…terus kesehatan
remaja,, itu sih
Kalo kelemahannya?
Kelemahannya…
Engga obyektif…OK..PKBI kan ketika lead di remaja kan mengikutsertakan remaja, orang
mudalah disitu kalo engga salah disitu ada ibil..terus adalagi engga disitu remajanya…kaya
yang tadi..
Siapa?? Ehmm….siapa tadi yang pakai kacamata aku lupa..tapi seingat saya ibil ya..ibil..
Ibil doank…Nah menurut mba Ayu kontribusi relawan remaja PKBI yang di GKIA
gimana?Kontribusinya… PKBI terhadap GKIA?
Kontribusi relawan remaja…oo..relawan remaja. selama ini diwakili oleh Ibil kan..dia saya katakan
sebagai relawan. Saya tuh kalo mannggil ibil..ibil ibil aja ..sebenernya nama lengkappnya siapa sih
mas?
Baharudin Surya..
Hehehe…Nah kalo Bahaludin Surya itu dia sering ikut beberapa kegiatan gitu..Cuma kan saya
taunya ibil..ibil aja..
Ya engga apa2x ibil aja..kan memang panggilannya ibil. Ehm..gimana menurutmu apa yang
sering dia kontribusikan untuk berjalannya gerakan..
Bahaludin Surya itu setau aku.. mas ibil itu pernah ikut di yang Simposium GKIA 5tahun ya…kita
bikin di Balai Kartini..kalo engga salah..saya takut salah sebentar ya… itu dia ikut lomba poster apa
salah satu narsum..represented gitu ya..ehm..orangnya banyak mas jadi engga hapal.
Sepengetahuan aja..sepengetahuan mba ayu misalnya dia pernah jadi apa gitu..
Ehem..siapa aja sih remajanya selain mas ibil?
Setau saya GKIA dari PKBI ibil ya..kan ada 5 Fahmi, Ryan, Frey, mba henny, alam dan ibil ya.. ibil
doank berarti..mba Henny bukan walaupun badannya kecil hehe..Hehe..wuah parah,,mas dony parah
banget
Gimana gimana
Sebentar..sebentar..aku make sure ya..
SOW nya?
Ya ini SOW nya..
oo..di perusahaan?
Iya di advertising
Apa itu?
Ya pengen bekerja itu di jalur yang benar, salah satu doa yang menurut saya sih salah satu yang
dikabulkan
Memang di profit engga bener ya? o.iya banyak..saya kan pernah di consultan engineering kalo kita
mau bangun sebuah bangunan kan harus ada konsultan mk, engineering, PP,kontraktor gitu kan ya
di kementerian keuangan, kementerian pendidikan yang didepan mata ini..ini..ini.. saya tau lah
kenapa sebuah gedung kenapa setelah dibangun terus runtuh..saya tau kenapanya
serius?
Terus di advertising..
oo..
waktu awalnya sih bener…semua sudah berjalan lancar..ketika sudah berjalan lancar berubah..kalo
saya kan…ee.bertugas untuk memastikan semua bahan itu sesuai dengan kontrak yang buku tebal
segini speknya
oo..gitu
ketika lihat keramiknya..kok beda merk..iya soalnya dari ini..dari ini..minta ini..aduh direkam lagi
hihihi..
tapi ini engga akan masuk..
ibil ya?
Ehm..bahaludin surya kan? Itu pada saat symposium GKIA jadi pada saat ulang tahun ke 5 GKI
bikin acara symposium praktis cerdas gitu..selama 2 hari di itu..kita undang pesertanya dari seluruh
Indonesia yang hadir 500 orang..
Pertanyaanku tentang gerakan kesehatan ibu anak ini, sebenarnya apa yang ingin dirubah
Mendasarnya adalah mengurangi angka kematian ibu melahirkan dan anak yang baru lahir
Sebenarnya itu mendasarnya?
Eheh..karena berawalnya tuh tingginya angka kematian ibu melahirkan dengan faktor yang
sebenarnya bisa dicegah. Dengan faktor yang sudah diketahui oleh mereka
Iya itu…
ee..kan situasinya kaya gitu..itu berarti latar belakang harus berdiri nih GKIA..nah kan GKI ini ingin
mengubah apanya? Kebijakannya atau institusi pemerintahnya atau apanya sebenernya..apa
kita tidak ingin mengubah institusi pemerintahnya kita kan sepakat untuk berjalan dengan
pemerintah, mendukung program programnya .. ee kembali lagi ini sepengetahuan saya selama
setahun lebih ini ya..ee..itu kenapa kita ada advokasi anggaran itu, gimana caranya kita bisa
mengadvocate mereka gitu ya…ee..ya itu tadi kalo NGO itu kan berdiri dimana pemerintah yang
tidak isi…nah kita juga mengedukasi mereka gitu, ini loh yang belum mereka isi gitu, bukan hanya
kita yang mengisi tapi mereka tinggal terima report..engga kita juga ngasi tau gitu..kaya kita ikut
memberikan rekomendasi..masukan masukan..kaya di RPP kita ikut sumbangsih kaya..
RPP?
Kaya label pangan, kita sekarang lagi gencar untuk ASI kan sebenernya kalo dari cut off…
Yup..seperti itu..terus GKIA dimana sih? Ya ikut itu..terus kita audiensi juga dari level atas tapi kita
engga hanya ke kementerian kementerian aja tapi juga kebawah ke kader juga ke layanan (menit
34.08) ..kalo untuk kader ini PKBI
Ok..
Gitu..saya kaya lagi ujian gini GKIA..hihihi
No..ok jadi GKIA lebih kesitu? Dan itu menarik .. nah kan salah satunya tadi menggalang
dukungan .. gerakan ini menggalang dukungan juga ya sampai ke tingkat grass road ya..
Menggalang dukungan maksudnya?
Jadi dalam melakukan gerakan ini kan ada upaya upaya gerakan ini untuk…
Ya gerakan kita kana da edukasi, ada pelatihan ada pemberdayaan masyarakat
Itu kan ditujukan untuk mendukung gerakan ini kan, nah PKBI melakukan itu apa tidak
menurut sepengetahuan ayu
Iya .. banyak program program PKBI yang bagus kok
Misalnya?
Hihihi..aku bisa menjawab tidak ya..sebentar ya saya lihat dulu
ok bagus ya.. tadi kan dikatakan PKBI melakukan banyak hal, misalnya kaya penelitian
terlibat gitu kan?
Apa?
PKBI terlibat penelitian, terlibat pelatihan kemudian tadi pemberdayaan masyarakatnya dan juga
advokasi advokasi. Aksi aksi yang dilakukan PKBI ada relevansinya engga sih dengan
memperjuangkan hak seksual dan reproduksi orang orang muda? Atau umum aja
mereka..PKBI..menurut..
Yeyeh? Yuyun..
Ya..kan kita sepakat untuk menggunakan istilah dan tidak menyebutkan nama..Inisialnya Yeyeh
gitu..
Ya..inisialnya Yeyeh..nah itu kan besok mau ada itu kan ya..besok kan ya..
Ehem..besok.. besok jam berapa disini ya?
Mau hadir?
dimana ininya..
apanya?
Kuliahnya di..
UI oo.. S3 ..S4. S2S3 … S2 ? S2. Meneliti PKBI.. meneliti lembaga lain lah..
Kenapa?
Meneliti lembaga lain ..Apanya?
Iya biar selesai.. yang gampang aja hehhe..ini jua informannya yang datang kesini saya engga
datang ke tempatnya.. yang enak enak ajalah
Bisa banget mas dony … Kak Frey..yu saya mau diapain kak.. udah jawab aja..jujur jujuran gitu
Eheh..jujur jujuran..itu juga melalui Frenia kan..enak banget ya. Harusnya..nanti kalo sudah
diwisuda saya minta traktir..
Sumbang dana ya ?
Sumbang … semua lembaga nyumbang .. Cuma dananya tergantung besarnya lembaga tersebut
Buku itu untuk apa? Untuk disebarkan ke siapa. di.. ehm .. jadi … nah kan buku cetaknya 3000 nih
.. buku diberikan ke masing masing yang nyumbang sesuai dengan dia nyumbangnya berapa
Nah sejauh ini menurut penilaian mba Ayu .. capaian kegiatan kesehata ibu dan anak ini
gimana sih? Apa capaian capaian yang kunci ya selama di GKIA ini
oo..lebih ke itu ya .. kalo terkait dengan hasil yang leadnya tentang kesehatan remaja apa?
Nah seperti yang saya bilang tadi .. topic peminatan kesehatan remaja itu selama saya gabung ini
baru setahun .. saya ya .. belum ada sih lebih banyak kita dari gizi sama advokasi anggaran .. sama
Qibla ya yang banyak melakukan kegiatan.. gitu. Jadi untuk yang terkait kesehatan remaja belum
terlalu ada hasil ..Pernah kita bikin acara itu yang diskusi dengan Prof Hartono ya .. yang
kegiatannya namanya adalah … untung saya ngerekap semua ya Allah ..hehehe
Ada ya?
Ada
Terus .. apalagi …Tadi apa .. itu ya kegiatannya terus hasilnya apa dari diskusi remaja tadi ..
apa.. terus ada rekomendasi rekomendasi tertentu ?
Diskusi untuk Remaja GKIA tentang Ketahanan Keluarga. Disitu ada rekomendasi rekomendasi
tertentu yang keluar dari situ. Belum .. itu kan baru diskusi aja .. nah ini karena kegiatannya
berbarengan dengan yang aku bilang acara advokasi anggaran itu karena saya tidak bisa membelah
diri jadi saya berada disini
oo.. gitu
yang acaranya adalah 11-12 April ada juga .. Diskusi Analisis APBD .. gitu
Ok.. menurutmu ..
Menurut saya? Ehm.. apa yang harus dilakukan PKBI sebagai vocal point yang di Kesehatan Remaja
gitu .. agar ada hasil hasil yang signifikan gitu.
Ya tentunya menggiatkan lagi ya.. Tentang Kesehatan Remaja ..Nah itu dia terkait dengan ini kan
kita juga mau .. sebenernya harusnya bulan desember ini kita mau supaya topic topic peminatan
yang lain ini lebih hidup .. jadi rencananya ini kita mau bikin ..ehm..apa tuh namanya .. kaya bulletin
3 bulanan untuk internal GKIA gitu .. seluruh anggota GKIA .. ini loh topic peminatan yang aktif
gitu .. gizi udah jalan, advokasi udah jalan, Qibla udah jalan.. ini loh penanganan yang telah mereka
lakukan. Kegiatan remaja nih belum …? Nah yang belum aktif nih biar terpancing gitu kan ..
akhirnya kita sepakat mau bikin .. ya udah kita gathering deh di Desember ini .. sebelum gathering
kita .. setiap topic peminatan ngumpul terus tahun 2017 nih mau ngapain aja .. ternyata ya dari
masing masing lembaga punya deadline kegiatan sendiri akhirnya mundur jadi nanti februari.. gitu
Ok
Diharepin sih sebelum gathering itu..masing masing si topic peminatan ini nanti tuh sudah .. oo kita
mau bikin ini loh ..kita mau bikin ini .. kaya gitu sih
Ehm .. nah apakah GKIA ini .. itu berjaringan dengan aliansi aliansi lain atau LSM LSM lain
Ehm..LSM lain.. iya kalo LM lain iya..kan isinya 27 lembaga ..
oo..ok..jadi begitu ya.. nah yang terkait aliansi salah satunya koalisi 18
Koalisi 18, aliansi pita putih. Yang terkait remaja kan Cuma itu. Emang koalisi 18 remaja ya mas ya
..Terikat anak kan ..
oo.iya ya..ya..betul..betul..
ok..aku tanya deh ..advokat advokat gitu soalnya.. terus aliansi apalagi ya selain itu ya.. ehm setau
ku sih ..aku kurang hapal juga soalnya..banyak sih .. kita kalo mengadakan kegiatan kita pasti..kan
kita ngundang 2 kan… selain anggota kita ngundang luar ..kita lagi undang muslimat NU , PHDI,
terus WALUBI karena kesehatan itu tidak hanya erat kaitannya dengan si dokter akademis gitu ya
tapi juga dengan culture sama si pemuka agama ini kan berperan sebenarnya kan gitu.. jadi kita
megundang mereka..sering megundang mereka..sering
Mengiklan?
Bukan..tidak boleh ber..apa dia sebagai pendana untuk acara kaya seminar yang berhubungan
dengan .. ini kan tidak boleh sebenarnya … trus kita ada masalah gimana sih ini masuk undang
undang dan sebagainya untuk melindungi.. jadi kita menemukan ada pasal yang kalo si ibu .. si anak
itu tidak disusui yang dipenjara ibunya ..kan memberatkan si ibu kan hihi..
Engga apa apa … Kalo menurut mba Ayu.. relasi atau hubungan PKBI dengan LSM lain
dalam jaringan itu bagaimana?
Bagus sih
Ok..
WAWANCARA
Nama Informan : AR (inisial)
Posisi Informan : Staff Direktorat ketahanan remaja – BKKBN
Tanggal Wawancara : 25 Januari 2017
Tempat : Kantor BKKBN
Pernyataan Informan
Jadi saya mau meemperkenalkan program pemerintah tepatnya sih lebih ke bkkbn. Untuk remajanya
program genre (generasi berencana). Program genre intinya adalah program sasarannya remaja usia
10-24 tahun dan belum menikah. Jadi kalo ada remaja umur 19 tahun dan sudah menikah itu bukan
ranah program genre lagi. Jadi intinya dia harus 10-24 tahun dan belum menikah. Itu adalah sasaran
program kita.
Program genre di buat pemerintah dalam upaya menyiapkan remaja kita untuk memasuki pernikahan
dan melewati masa transisi: ada 5 transisi kehidupan remaja yang harus dilewati, pertama mereka
lulus sekolah. Setelah sekolah lulus ke jenjang berikutnya bekerja, kemudian dia Berumah tangga,
kemudian bermasyarakat dan yang pasti itu bisa dicapai jika remaja bisa hidup sehat. Jadi ada 5
transisi yang harus mereka lewati. jadi itu adalah sasaran program pemerintah terkait program genre.
Satu hal lagi adalah mendesasakan perkaiwnan 21 tahun perempuan dan minimal 25 tahun untuk
laki2. Itu minimal lho mas, bukan bekarti perempuan umur 21 tahun dia harus buru2 menikah. Tapi
Karna di Indonesia sendiri kan angka kelahiran pada remaja masih tinggi kan Asfr masih lumayan
tinggi. Dimana supaya pemerintah itu meningkatkan usia perkawinan pertama perempuan, jadi usia
21 dan 25 tahun. Nah kalo ditanya Di program genre kita bekerjasama sama siapa saja? Salah
satunya nya lsm. Lsm itu banyak bukan hanya pkbi. banyak kita kerjasama dengan unicef, unfpa,
who, lain2 kita kerjasama termasuk dengan pkbi kita lumayan erat. Contoh kerjasama yang sudah
kita lakukan dengan pkbi adalah dalam mengembangkan materi, misalnya ngembangin buku, media
pendidikan, kaya phantom, celemek, lembar balik. Biasanya kita mengundang pkbi. selain itu juga
kadang kalo kita misalkan membuat semacam kebijakan atau strategi nasional kita pasti butuh
masukan persepsi nya lsm2. sehingga kita bisa bersinergi artinya yang boleh dilakukan pemerintah
apa, yang dilakukan oleh lsm apa. misalnya yang gak boleh dilakukan pemerintah ya dilakukan oleh
lsm. Kaya yang tidak boleh dilakukan pemerintah adalah tentang menyediakan kontrasepsi bagi
remaja, karna di uu kontrasepsi udah ter state bahwa kontrasepsi hanya diberikan kepada pasangan
usia subur, kalo pus berarti sudah menikah kan secara sah, kontrasepsi yang ada di bkkbn tidak boleh
di sediakan kepada remaja. Sehingga kalo ditanya bagi tugasnya itu gimana ya monggo, kan banyak
juga yang menanyakan Bagaimana dengan remaja2 yang sudah high risk? apakah mereka boleh
mengakses kontratsepsi atau tidak? Silahkan saja tapi itu tidak disediakan oleh bkkbn. Nah itulah
salah satu peran lsm. pkbi juga bentuk kerjasama lainnya kita semacam memberikan system rujukan
kali ya. Kita punya namanya pusat informasi dan konseling remaja, Pik2 remaja kaya youth centre,
ketika pik2 itu tidak mampu menyelesaikan masalahnya, anak2 itu akan merujuk ke pkbi2 yang
mungkin sudah mapan, sudah bisa memberikan rujukan. Saya rasa itu aja sih kalo kerjasama dengan
pkbi, pengembangan materi, kurang lebih program2nya itu. Kalo di bkkbn sampai saat ini mandate
pemerintah/uu masih memberikan informasi, jadi kita prefentif edukatif, sehingga kalo misalnya
apakah kita memberikan layanan kontrasepsi kepada remaja? Tidak. tapi apakah kita memberikan
pelayanan dalm artian pemberian informasi? Iya. kalo udah ada kasus2 remaja yang butuh
kontrasepsi itu akan di rujuk ke pihak2 ya mungkin ke pkbi atau lsm lainnya atau youth centre
lainnya yang mungkin punya akses.
Menurut ibu kapasitas remaja2 PKBI yang sering aktif dengan pik remaja tau kegiatan2
BKKBN?
Kapasitas nya dinilai dari apa?
Ada penyusunan Renstra yang dikembangkan oleh BKKBN, renstra nya tentang apa?
Stranas, Ya pasti tentang remaja, yang bikin BKKBN, ketika kita mau bikin stranas, apa yang harus
kita lakukan dan kita pasti akan undang2 lsm2
Kan isu kesehatan reproduksi juga ada isu2 sensitif lainnya, ada Isu terkait kontrasepsi
remaja, isu pelayanan kesehatan misalnya save abortion, nah itu kan sensisitif. Kalo dalam
forum2 yang difasilitasi BKKBN sering gak itu muncul itu disuarakan?
Muncul, muncul termasuk kontrasepsi bagi remaja. tapi kan udah jelas di uu bukan ranah bkkbn lagi
tapi ranahnya lsm.
Biasanya dalam forum2 itu ketika muncul suara remaja konsisten ngomongin akses
kontrasepsi?,
Memang iya, gak gitu. Gak semua remaja menginginkan akses kontrasepsi. Banyak remaja2 yang
membutuhkan informasi yang benar. Saat ini remaja itu Kadang kesulitan dimana mereka harus
memperoleh informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi. Tidka hanya semata2 tentang
kontrasepsi, kalo ada yang bilang banyak remaja menginginkan kontrasepsi, yang bilang siapa?
Hasil data survey juga tidak menunjukan bahwa remaja butuh akses kepada kontrasepsi, Ada tapi
tidak besar. Mas bisa pelajari dari data2 sdki, coba cari deh. Seberapa banyak remaja yang
menginginkan akses kontrasepsi. Itu kecil. Selama mandate dari pemerintah itu kita tikda
memberikan kontrasepsi, ya kita hanya memberikan informasi dan edukasi. Kembali lagi Soal
kontrasepsi bukan tugas kita, kecuali uu nya berubah. Kalo ada uu berubah bahwa remaja boleh
memperoleh kontrasepsi , ya udah selesai, kita mah mudah aja, Kondom banyak, murah, bagi2
selesai. Tapi apa itu yang diinginkan Indonesia dengan Negara yang agama masih jadi pondasi
Dalam perkembangan PIK remaja ada gak sih peran PKBI dalam membangun PIK remaja?
Tergantung mas, Pik di grass roots, di bawah, kalo mereka punya kerjasama yang baik ya silahkan
saja, biasanya kalo pkbi termasuk pengembangan materi dan rujukan tadi. Pik itu dikelola oleh, dari
dan untuk remaja. Pengelola sendiri remaja2, sehingga Kalo ada kasus ktd, gak mungkin sesama
remaja menangani kasus ktd temannya sendiri dia pasti akan melakukan rujukan. Dan itupun yang
tadi saya cerita, belum tentu itu kasusnya aborsi.
Kan kerjasama BKKBN dengan PKBI sudah cukup lama, menurut penilaian ibu terkait
dengan program2 remaja di pkbi, itu seperti apa?
Kita kan sinergi ya, program remaja di pkbi kurang lebih sama dengan program di pemerintah. Cuma
mereka kan bergeraknya misal anak jalanan. Atau mungkin di hal2 yang dilakukan oleh pemerintah.
Kasus2 remaja yang bermasalah. mungkin mas bisa ngobrol dengan pkbi langsung. Udah punya
kontaknya siapa? Tanya aja sama mba yayu, dia punya akses terhadap remaja2 pkbi, datang kesana
Tanya program2 nya seperti apa, saya gak mengikuti secara detail, perubahan kebijakan dan
program yang sekarang. sampe sekarang kita sampe level itu saja kerjasamanya, narasumber,
pengembangan materi. Tapi kalo arah programnya misal ke Arah program pelayanan lebih kepada
sasaran apa, saya udah gak ngikutin. nanti mas coba lihat saja. Intinya kalo ditanyakan sasaran
program genre 10-24 tahun dan belum menikah.
Nah tadi ada program pendewasaan usia perkawinan, melalui apa strategi2nya?
Sosialsiasi, pendidikan. Pup itu ternyata dari hasil penelitian berkontribusi tergadap asfr. Jadi gini
secara logika, Semakin kamu muda menikah misalkan menikah 15 tahun, rentang perempuan untuk
punya anak yang aman kan diatas 20-35 tahun. Kalo misalkan 15 tahun sampai 35 tahun, kamu
punya waktu 20 tahun untuk memiliki anak, kan otomatis semakin banyak jumlah anak yang bisa
kamu lahirkan adalam waktu 20 tahun. Itu berkontribusi terhadap tfr dan asfr. Tfr diperoleh dari
angka asfr ditambah-tambah. Jadi asfr 10-14, asfr 15-19 dan seterusnya sampai melewati pasangan
pus. Nah itu nanti baru ketemu tfr.
Jadi itu landasan di balik program2 BKKBN yang berusaha meningkatkan usia pernikahan?
Iya, karena sudah terbukti, semakin muda perempuan menikah dia akan semakin punya rentang
waktu yang banyak untuk memperoleh anak yang lebih banyak, selain itu kan ada aspek pendidikan.
semakin muda menikah semakin kecil mengenyam pendidikan. pendidikan rendah kamu tidak akan
Kan sudah ada kebijakan UU NO. 1 tahun 74, bagaimana respon BKKBN?
Kan itu kan sama2 pemerintah, artinya itu bersama2 dengan ulama dst. Dan merubah/ merativikasi
uu tidak mudah. Sudah pernah dilakukan ykp, pada saat itu untuk meratifikasi UU perkawinan kita
dr 74 mau di rubah. Kan kita 16 tahun kan. Kalo upaya yang dilakukan ya pup itu, yang bkkbn
lakukan menjadi 21 dan 25. Yang kita lakukan Ya itu pendidikan yang kita informasikan pada
remaja, selama uu perkawinan belum berubah. Dan itu gak bisa dari Pemerintah ke pemerintah
saling menyerang karena memang sudah ada tupoksinya. Itu Lebih ke aspek kesehatan, kalo kamu
menikah di bawah usia 20 tahun gimana.
Sebetulnya BKKBN, misalnya kaya ykp ingin meratifikasi, Ada dukungan gak sih dari
BKKBN?
Dukungan paling hanya sebatas data, data tentang tingginya angka perkawinan pada remaja, risiko
bisa di dapat jika remaja menikah di usia muda, sekali lagi Indonesia itu kan Negara yang
berlandaskan agama dan pancasila, kalo kita sudah ngomongin agama dan itu ada dalam al quran
dimana mayoritas Indonesia adalah muslim, kita gak bisa ngomong apa2, artinya kan sudah jelas
banget, ketika seseorang laki perempuan sudah balig, dan sudah tidak bisa menahan syahwatnya,
dia boleh dinikahkan, kecuali nanti suatu saat ada perubahan2. Mui menganggap ketika sudah
baligh, 16 tahun. Nah upaya apa sih yang dilakukan pemerintah selain edukasi dan Pup, Kita juga
melakukan pendekatan dengan BP4. Pernah denger kursus catin? Saya gak tau kalo yang non
muslim, sementara yang muslim namanya BP4, Adanya Biasanya di kemenag. Nah kalo kita mau
melakukan pendaftaran di catatan sipil kalo muslim di syaratkan ikut kursus catin, kita udah
kerjasama dengan mereka, penghulu petugas bp4 memberikan kursus catin2 itu, salah satunya
memberikan informasi hal2 apa yang harus disiapkan sebelum mereka menikah. Banyak aspeknya,
aspek ekonomi, kesiapan fisik, kesiapan mental, Dll nya yang harus disiapkan. Disitu masuknya.
Seseoarang menikah bukan karna rasa cinta dll, banyak hal yang kamu siapakan, misalnya dari segi
fisiknya, cukup gak umurmu? Dari segi kesehatan mestinya berapa , 21 untuk perempuan hamil.
Kalo sudah terpaksa menikah apa yang harus dilakukan? Ya ubah dari bulan madu menjadi tahun
madu. Tunda lah punya anak pertamamu. Misalnya nikahnya umur 18 tahun ya nanti punya anaknya
21 lah.
Nah PKBI kan selama ini dikenal sebagai lsm yang juga membantu program2 pemerintah
dalam menyediakan informasi, mendiskusikan kontrasepsi, memberikan layanan, bagaimana
dengan peran advokasi terhadap kebijakan misalnya UU tadi?
Mestinya mas tanya nya ke PKBI. kalo saya gak terlalu tau. Mungkin mereka berperan tapi sejauh
mana peranan nya kita gak tau. Kalo di kita hanya memberikan informasi2 dan data2. Nanti mas
mungkin lebih dalemin ke pkbi hal2 yang harus diketahui, arah program mereka bagaimana
sekarang, peran2 mereka apa saja, dilevel apa sasarannya. Kalo di genre kan sudah jelas sasarannya.
Mungkin dia sudah bergeser sasarannya kepada anak jalanan atau apa, mungkin sasarannya bukan
Kalo misalnya tadi miss kondom dilakukan oleh LSM, kalo diserangnya LSM, sejauh mana
peran pemerintah?
Gak ada, kalo lsm saya gak tau deh. Kalo pun lsm menyediakan kontrasepsi sah2 saja karena mereka
tidak di atur undang2. Sebetulnya ada peraturan yang menyebutkan kaya kondom dan itu kan
tergantung distributor dll. Kan tidak boleh diberikan kepada anak di bawah umur kan. Contoh kaya
remaja kalo mau nikah umur 14 tahun, uu bunyi nya 16 tahun. Kan ada klausul boleh dengan catatan
ada ijin dari orang tua, nah itu kan dikembalikan kepada orang tuanya masing2.
WAWANCARA
Nama Informan : ASB
Posisi Informan : Staff – PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 07 September 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat
Jadi tadi ada beberapa point-point penting, perjalanan dari PKBI tahun 80an, 90an sampai
terjadi perubahan-perubahan nah, kalo boleh tau apa factor-faktor yang mempengaruhi
perjalan tadi, dan titik-titik dimana PKBI dari pergerakan ke youth centre ke advokasi?
Mungkin pada awalnya ketika tahun 80an itu gerakan karena belum menemukan isu yang strategis
yang pas hanya peran remaja mulai perlu peningklatan partisipasi remaja dalam pembangunan.lalu
ditemukankalh melalui gerakan tersebut digalakan beberapa riset thdp remaja antara 10-24 tahun
terkait permasalahan yang signifikan kepada remaja akhirnya ditemukanlah permasalahan hasilnya
kespro yang di awalai pubertas.dari situ mungkin youth centre lah mulai. Informasi sulit didapatkan
maka PKBI menginisiasi untuk adanya pendidikan kespro dan layanan untuk remaja.Dari situ
seiiring berjalannya waktu,PKBI melihat dari hasil evaluasi program tidak bisa berjalan ini saja
upaya yang dilakukan seperti upaya2 yang di ulang2, tdk menghadirkan perubahan yg lebih massif
pada masyrakat tertentu. Di awal tahun 2010 melihat perlu upaya2lain yang dilakukan. Sebenrnya
upaya advokasi sudah mulai di 2010 karena pkbi tdk berjalan sendiri tapi berjalan dengan
pemerintah untuk penduli kespro remaja.jadi mungkin ada beberapa faktor Dari urgensi masalah
sendiri, perubahan sisitem internal dan ekstrenal, pemanfaatan dari program tersebut sehingga perlu
ada perubahan2 yang dilakukan untuk pemenuhan hak kespro remaja.
Awal-awal remaja itu sudah aktif sbg aktifis, tahun 90an sbg penerima manfaat, tahun 2000an
sbg apa?
Di situ sebagai transisi mulai dilibatkan dalam struktur sudah didorong tapi belum bermakna
Sekarang gimana?
Untuk tingkat nasional terlihat bbrp kegiatan2 yang berkontribusi scr aktif.Walaupun bukan actor
utama. Ketika yang lead nya pemuda dan remaja hny bagian partisipasi aktif. Itu tidak bisa dilihat
secara massif skrg saat ini Remaja lebih aware untuk kegiatan2 yang bisa menghasilkan bukan
perubahan untuk masyarakat tapi uang untuk dirinya. Blogger..remaja bisa mendapatkan iklan dari
Kehadiran PKBI tahun 80a, 90an, ingin mengubah apa? Apa perubahan yang ingin di capai
Ada dua perubahan utama yang ingin disasar oleh pkbi.Ada nya akses yang meningkat terhadap
informasi dan pendidikan kespro pada remaja.Adanya kesadaran remaja untuk bisa berperilaku
hidup sehat salah satunya dengan mengakses layanan.sehingga aware akan kesehatan. Peningkatan
informasi dan peningkatan akses layanan kesehatan. Yang ketiga, pkbi memandang perlu ada isitem
yang membuat mereka terjaga yaitu adanya perubahan2 kebijakan yang lebih mendukung terhadap
..
Maksud saya situasi kesehatan seksual dan reproduksi misalkan gambaran hiv di kaum muda
seperti apa? Gambaran ttg isu2 terkait kespro seperti Pernikahan dini? Kekerasan
reamjaseprti apakarena kan sangat luas bgt ya, nah itu seprti apa situasinya?
Bener seperti yang dikatakan mas dony, pendidikan kespro memang terlalu luas. Ini juga terkait
beberapa Riset yang dilakukan.Tahun 80an/90an tentang pemahaman remaja tentang seksualitas dan
kespro, saat ini lbh spesifik riset yang dilakukan permasalahan kespro ditampilkan
denganperkawinanan anak.pernikahan anak menjadi salah satu masalah. Datanya saya sendiri belum
ini.Seperti fenomena gunung es yang terlihat hanya segelintir karena pernikanan anak terselubung
oleh kabut.Ada manipulasi identitas public.Harus dilakukan riset2 khusus untuk pernikahan
anak.Untuk membahas Kekerasan thdp anak yang sangat menarik. Dari 10 kekerasan yang terjadi
berapa persen nya yang terjadi pada anak, ternyata dari data KPAI Dari 10 kekerasan yang terjadi
di indonesia hampIr 50% terjadi pada anak dan 30% nya kekerasan seksual. Maka anak menjadi
lebhi rentan terhadap kekerasan. Saat ini Pkbi juga mulai menyasar permasalahan kespro saat terjadi
kondisi bencana.Karena saat bencana yang selalu diperhatikan saat bencana adalah pangan, pakaian
dan tempat tinggal tapi masalah kespro kurang diperhatikan.Dan pkbi mulai menysar pada kondisi
kesehatan seksual dan reproduksi untuk pemuda dan masyarakat yang mengalamai bencana.Data2
nya saya gak hapal.
Tadi disebutkan isu-isu yang saat ini sedang muncul, Kekerasan anak danpernikahan anak,
kespro di setting bencana.Karena ini terkai dengan kespro remaja.Kespro di setting bencana
kaitannya dengan kespro remaja bagaimana?
Pertama yang terkait dengan pernikahan anak dan remaja, kalau menurut undang2 Pertama yang
terkait pernikahan anak dan usia remaja. UU berapa lupa, anak2 berada pada rentang 0-18 tahun
remaja 10-24 tahun. Maka sebenernya ada irisan yang sangat jelas antara usia10-18 tahun.Maka
Ketika pkbi menyebutkan kata Remaja maka itu juga tidak terlepas dari usia anak yang 10-18 tahun.
Perkawinan anak pkbi memaknai bahwa perkawinan yang terjadi pada anak di bawah 18 tahun.Knp
di bawah 18 tahun karena saat ini melihat usia perkawinan minimum yang diperbolehkan Negara
laki2 18 tahun dan perempuan 16 tahun Maka sebenarnya Negara telah membolehkan perempuan
pada usia anak 2 untuk menikah.Ini masalah yang lebih kompleks yang timbul dari sisi kebijakan.
Nah untuk permasalahan terkait kespro dengan situasi bencana yang lebih rentan adalah kekerasan
seksual pada anak dan perempuan karena semua fasilitas adalah fasilitas umum ya toilet yang
terbuka, tempat tidur yang terbuka itu lebih rentan untuk terjadinya kekerasan dan pelecehan
seksual.
PKBI saat ini menggunakan terminology kekerasan terhadap anak dgn tujuan agar anak dan
remaja mendapatkan perlindungan.Itu disepakati oleh seluruh PKBI atau pemikiran alam?
Memang tidak ada dokumen yang disepakati bahwa pkbi harus menggunakan terminology itu tapi
dari upaya advokai dari pendidikan yang dilakukan terminology itu yg dipakai anak yang dipakai.
Kalau menurut alam apa dan siapa yang menjadi factor penyebab terjadinya kehamilan tidak
diinginkan dan kekerasan yang terjadi pd anak tersebut?
Yang pertama Ketika bicara remaja membahas perkembangan tapi ketika bicara faktor tidak terlepas
dari kondisi lingkungannya.Faktor utama sangat perspective sy sekali harus dilihat by case.Ketika
bicara ktd ada faktor lingkungan yang menyebabkan remaja menglami ktd pertama system budaya
setempat yang memang seperti tidak memberikan akses terhadap pengetahuan remaja thdp
perkembangan seksualitas shg remaja cendrung mencoba2.Dari faktor lingkungan tsb, remaja
mencari informasi dan melakukan perilaku yang dianggap aman padahal sudah masuk perilaku
berisiko.Kondisi tsbt disebabkan ada budaya yg mengekang tabunya pendidikan kespro untuk
diberikan kepada anak dan remaja.
Menurut alam, ada faktor keluarga yang menghambat, ada teman, sekolahnya, komunitas,
maksudnya masyarakatnya atau gimana?
Komunitas kan remaja lebih dekat dengan temannya. Kalao remaja hidup di sekolah maka
dominanya temannya dan guru2nya.sehingga komunitas bisa remaja tau bercampur dengan orang2
dewasa
Ada stigma dan tabu dan dosa yang dialamatkan thdp remaja yg akses informasi dan layanan.
tadi sudah di sebutkan faktor lingkungan, ada faktor apa lagi ya selain itu?
Kebijakan apa saja yang saat ini dinilai pkbi menghambat kaum muda?
Saat ini ada rancangan jadi yg pertama perlindungan kekerasan menurut thdp anak karena ktk anak
itu menjadi korban mungkin media juga dan lingkungan sekitarnya berlum terlalu paham bagaimana
perlindungan anak di implementasikan.Sblm uu di revisisudah dikatakan bahwa anak wajib
dilindungi identisanya yang menjadi korban dan mendapatkan rehabilitasi, pemulihan dsb, tapi tetap
saja anak2 yang jadi korban di eksploitasi oleh media.Walaupun Anaknya di sensor wajaha nya, tapi
orang tua dan lingkungannya gak di sensir.Ya minimal masyarakatnya tau siapa itu anaknya,
anaknya siapa, amaka identitasnya tidak terlindungi, ketika anak jadi pelaku apalagi.Ketika anak2
yg melakukan kekerasan sudah hrs memperoleh perlindungan secara identitas tp itu juga tdk
dilakukan terbukti pada beberapa kasusmemposting identitas korban dan pelaku.Kenapa sy
menghighlight perlindungan identitas ini karena ketika membicarakan kasus kekerasan atau korban
kekerasan maka anak itu hidup di lingkungan masyarakatnya.Kita tidak bisa membatasi pemikiran
sesorang ketika anak menjadi pelaku atau korban kekerasan,Bagaimana respon masykarakat. Itu
bicara uu perlindungan anak.Saat ini uu sudah ada tapi implementasi nya masih lemah,
penegakannya.Kebijakan kedua adalah aduh saya lupa UU no 61 ttg kespro mengatur KTD tentang
pengaturan aborsi bagi yang mengalami ktd.Saat seseorang mengalami ktd Gak bisa di bedakan
diperkosa atau suami sendiri kalau dibingkai dalam aborsi diperbolehkan tapi hanya bagi kasus
pemerkosaan. Tp diluar kasus pemerkosaan misalkan bagi remaja yang masih sekolah mengalami
ktd dan tidak punya pilihan dan dia lari ke layanan kesehatan, ketika melaporkan kekerasan bahwa
pacarnya akan terlibat. Adanya kebijakan yang mengkriminalkan pelaku terkait dengan misalnya
usia anak. Saya sangat menghighlight usia anak krn lbh bisa menarik ketimbang remaja .
Itu dua kebijakan yang menghambat.
Satu lagi sebenarnya, dalam sisdiknas tidak melarang bahwa pendidikan kespro diberikan tapi bukan
menjadi kewajiban kami dalam memberikan pendidikan kespro remaja padahal itu kebutuhan
remaja karena remaja sudah mengalai pubertas. Tidka hanya pada ktd, hiv aids, IMS seperti itu.
Oke Ada berarti ya, sidiknas, pp 61, uu perlindungan anak no 23.PKBI ada upaya gak sih
dalam mengubah ketiga kebijakan yang menghambat?
Kalau dilihat tahun 2016 Peran pkbi cukup progresif dalam perannya.PKBI bukan sebagai organisasi
tunggal tapi dalam jaringan.Pkbi selalu memberikan masukan2.Pkbi sebagai yg mengajukan JR tapi
di dukung organisasi lainnya.Pkbi menjadi salah satunya yang berkontribusi. Walaupun dalam
proses penyusunan draft ada miss komunikasi sehingga lahirlah hukuman kebiri. Pp 61 pkbi sangat
terlibat karena sangat terkait dengan uu no.32 pkbi berperan disini ketika PP No. 61 untuk layanan
aborsi bagi KTD.Sebelumnya pemerintah tidak mentolerir aborsi untuk korban kekerasan apalagi
yang lainnya.tp saat ini sudah.
Jadi pkbi sangat berperan dalam memperbaiki kebijakan2 yang menghambat pemenuhan
HKSR salh satunya adalah PP No. 61.Apa kontribusi yang dilakukan pkbi?
PKBI lebih banyak berkontribusi pada menghadirkan fakta dan kasus dan menawarkan solusi dari
latar belakang kasus yang terjadi dan best practice pkbi terhadap pemerintah tentang bagaimana
konten dalam pp 61 itu.
PKBI bekerjasama beraliansi dengan organisasi pemerintah dan non pemerintah.Apa nama
aliansi nya?
PKBI dalah nation network. Program remaja pkbi menyasar remaja apa saja saat ini?
Tadi ada arsiran antara usia anak dan remaja. Maka saat ini pkbi menyasar anak dan
remaja.remajanya terbagi berdasarkan klasifikasi, kalau nilai pkbi dasarnya pmcu, anak remaja
miskin, anak remaja termarginalkan, social excluded dan yang tidak terlayanai. Kelompok pmcu
jadi sasarn pkbi.jaringan di daerah lebih dikenal remaja rentan dan remaja sekolah. Remaja luar
sekolah apa saja yang disasar remaja jalanan dan ABH (anak berhadapan dgn hukum)
Di PKBI itu siapa saja aktor2 yang berperan dalam pemenuhan hksr di internal pkbi?
Kalau misalkan terkait di struktur pkbi sebagai organisasi yang punya struktur ada beberapa actor
utama ketika membahas pemenuhan hksr yaitu saya sendiri sbg program officer anak dan remaja,
ada kang yudi sebagai program officer pemberdayaan masyarakat, ada mba heni sebagai PO klinik
internal pkbi, terakhir ada frenia sbg PO untuk upaya advokasi. itu kan focal point utamanya tapi
ketika membahas pkbi secara organisasi maka semua orang turut membantu dalam pemenuhan
HKSR secara tim.
Jadi antara faktor penyebab tidak terpenuhinya hak kaum muda dengan upaya yang
dilakukan pkbi tidak menyelesaikan masalah, pendekatan dan strategi apake depan yang
sebaiknya dilakukan pkbi?
Upaya yang dilakukan pkbi sudah sangat tepat walaupun belum menyelesaikan masalah.Saat ini
pkbi mulai menyasar upaya advokasi kpd pemerintah dan layanan tetap berjalan. Sehingga ketika
ada korban terjadi pada saat proses advokasi pkbi tetap dapat memenuhi pemenuhan hak terhadap
beberapa orang .tentunya Proses advokasi berjalan tidak bisa melihat 5 10 tahun lagi tp kan korban
akan selalu. Pkbi bergerak di sisi layanan dan mempengaruhi penyedia layanan untuk bersama-sama
memenuhi hak.pendekatan ke atas jalan pendekatan kemitraan juga jalan.
Nah, jadi selama ini PKBI melakukan upaya2 itu menyelsaikan isu2 kespro di kalangan kaum
muda, kira2 berapa lama akan terjadi perubahan? Terkait pemenuhan hak kespro?
Ketika membahas berapa lama, 10 tahun jg kayanya kecepetan karena terkait dengan ketika kita
sebagai organisasi tunggal yang mempengaruhi masyarakat bisa dilakukan.Tapi kita bukan actor
utama yang mempengaruhi masyarakat tapi ada nilai-nilai dan organisasi lain yang mempengaruhi
masyarakat dan itu juga yang menjadi tantangan. Lebih dari 10 tahun.Tidak bisa dipastikan.
Agar perubahan bisa lebih cepat apa yang harus dilakukan oleh PKBI?
Dulu bisa sangat massif gerakan pkbi di layanan karena pkbi turut serta dan partisipasi di bidang
politik.Kita tidak bisa memumngkiri ada beberapa nggota pkbi yang aktif di internal
pemerintahan.sehingga ketika ada peran di pemerinataqh dia sebagai penggerak di internal
pemerintahan. Saat ini pkbi bergerak dari luar menekan ke dalam, tidak ada actor di dalam yang
dapat mempengaruhi. Pkbi mulai memanfaatkan jaringannya tidak bergerak sbg organisai tunggal,
memanfaatkan chanelling jaringan lain untuk dapat memenuhi kesehatan seksual dan reproduksi.
PKBI melakukan strategi pemberdayaan yang dilakukan dengan dua tujuan pemberdayaan
sebagai pemberi informasi dan sebagai advokasi menyuarakan hak2 remaja, apa yang
dilakukan pkbi untuk memberdayakan mereka?
Terkait dengan keterampilannya, Pkbi melakukan beberapa pelatihan, remaja yang belum memiliki
keterampilan maka pkbi memberikan pelatihan supaya mereka dapat pengetahuannya.Peran pertama
dia sebagai pemberi informasi yang baik pada teman sebayanya, bagaimana dia bisa secara baik
bisamenyuarakan hak2nya kepda pemerintah.Jadi pertama pelartihan, yang kedua melibatkan secara
aktif dalam upaya advokasi dan pemerian layananya.Ketika pkbi melakukan programnya.Remaja
diberikan ruang untuk ikut serta memberikan masukan ketika proses perencanaanya, supaya ikut
serta dalam implementasi program dan ketika evaluasi juga diberikan ruang kira2 apa yang kurang
dari program kita. Dari awal sampai akhir.
Pkbi memberikan ruang bagi remaja dari awal sampai akhir, seberapa efektif keterlibatan mereka
dalam ruang2 yang telah diiciptakan dan ruang apa saja yang diberikan pada remaja untuk
mengontrol
Ketika ruang dibuka saja itu tidak otomatis membuat partisipasi bermakna.Saat ini terjadi di pkbi
ketika remaja hanya hadir dulu tapi belum menyuarakan.Dia juga bersuara tapi juga belum
menyuarakan masyarakat.Jadi Belum efektif keterlibatan remaja.Harus selalu di uapayakan untuk
lebih efektif dan peluang yang bagus dalam pemberdayaan remaja.
Kalau dilihat apa yang sudah dilakukan PKBI saat ini apakah itu mencerminkan PKBI
sebagai organisai gerakan untuk memenuhi HKSR?
Mencerminkan.Tapi gerakan itu memang ada yg bersifat lebih meluas ada yang memamng lebih
sempit lingkup perubahannya.Pkbi berada pada lingkup yang lebih sempit untuk layanan.tapi lebih
luas untuk kemitraan dan jaringan advokasi.
Sebetulnya apa tujuan bersama yang ingin dicapai melalui gerakan tersebut?
Satu, penuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi
Tadi kan Ada 508 relawan PKBI, menurut penilaian alam sebagai PO remaja, bagaimana
kontribusi mereka dalam mendorong perubahan kebijakan tadi?
95% baru terlibat sebagai pemberi informasi pada temannya sendiri.Pemenuhan informasi terhadap
sesama mereka.5% lagi terlibat pada berbagai upaya advokasi.dia lebih konsen terhadap saya lebih
berjaringan untuk sama 2 menyuarakan HKSR. tapi memang juga ketika dia sudah punya
ketertarikan pada dvokasi tidak serta merta meningkatkan peran yang bermakna. Tapi itu sudah awal
yang baik, ketika dia sudah punya kemauan tinggal disertakan dengan kemampuannya.Dalam
lingkup nasional/yang pusat.Di daerah2 tertentu, yang saya lihat ntb remajanya sudah aktif
menyuarakan layanan untuk KTD yang lebih komprehensif untuk ktd pada remaja.Di nasional lebih
general untuk pendidikan kespro lebih aktif dan pemenuhan layanan.lebih banyak peer educator.
Menurut ASB, kontribusi relawan dalam memberikan informasi dan layanan, seperti apa
kontribusi mereka?
Untuk aksi di layanan sangat berkontribusi.Tapi kalau dikaitkan seberapa besar kontribusinya
menyangkut angka maka kontribusinya minim.Mungkin karena basisnya relawan.Dan ketika
mereka sudah melakukan sesuatu, Pelaporan tidak kuat.Dilakukan tanpa ada pelaporan.Saya yakin
aksi2nya sudah banyak.
Yang menarik adalah terkait dengan nilai2 PKBI, apa sebetulnya nilai, sesuatu yang diyakini
benar oleh PKBI sebagai sebuah kebenaran dalam hal pemenuhan HKSR, apa yang
melatarbelakangi PKBI?
Ketika sesorang terpenuhi hksr maka tidak ada lagi.
HKSR ada 10
Yang saat ini yang sedang gencar diperjuangkan oleh PKBI dari 10 hak, apa?
Hak mendapatkan informasi, layanan yang keduanya.Terus?Udah. Yang selama ini memang tidak
diberikan oleh pemerintah
Pemerintah tidak menghalangi tapi juga tidak memberikan.
Apa gagasannya/ide perubahan yang ingin di wujudkan oleh pkbi terkait kesehatan seksual
dan reproduksi?
Kalo untuk gagasan pada hal kecil tapi akanberdampak besdar. Pertama adanya mekanisme
penanganan ktd remaja yang tidak menikah.Skrg belum ada?Belum.Karena terkait PP 61, Layanan
aborsi hanya boleh di akses oleh korban kekerasan dan perkosaan.Yang kedua, Menurunya
kekerasan seksual yang di alami oleh anak.Adanya UU perlindungan anak Secara konstitusi UU nya
sudah ada tapi implementasinya belum ada.Ketika implementasinya sudah mulai digerakan maka
masyarakatnya harus dayung bersambut.Masyarakatnya harus akses.
PKBI kan pada saat mengajukan di tolak, apa follow up setelah JR yang diajukan PKBI dan
kawan2 seperlima di tolak?
Follow up masih ada, upaya strategis tidak harus melulu menyasar sisdiknas tapi bisa juga dilakukan
melalui pendidikan berbasis penanggulan kekerasan yang disipin atau di sisipkan pada
kurikulum.Insersi pada mata pelajaran yang sudah ada di sekolah.
Apakah nilai2 yang terkandung dalam hksr kaum muda itu relevan dan bisa menjawab
persoalan2 yang dihadapi kaum muda terkait seksual dan reproduksi?
Untuk saat ini ya.Krn belum terbukti karena asumsi saat ini ketika hak dipenuhi maka akan
tertanggulangi semua permasalahan terkait kesehatan seksual dan reproduksi. Secara otomatis
Jika kaum muda dipenuhi HKSR nya maka isu2 terkait KTD dapat diminalisir, ada juga
hakatas kehidupan yang layak. Alat kontrasepsi jika diberikan kepada remaja amaka akan
menyelesaikan permasalahan kespro remaja, bisa dijelaskan?
Betul, karena masalah kespro sangat identik dengan KTD, HIV AIDS dan IMS.Metode penularan
kita cegah, Hasrat untuk melakukan hubungan seksual tidak bisa di atur dan dicegah.Dimonitoring
dan segala macem.Yang bisa dilakukan bukan menghentikan maka penggunaan alat kontrasepsi
terutama kondom dapat meminimalisir terjadinya risiko terkait perilakunya.
Ada faktor lingkungan yang menghambat adalah budaya, dosa, PKBI berusaha mau tidak
mau berlawanan dengan perspektif masyarakat juga berlawanan dengan kebijakan yang di
jalankan oleh pemerintah.Adakah aktor2 yang menurut alam melakukan gerakan dan
menghalangi perubahan yang di lakukan oleh PKBI?
Terkait isu kespro ini, waktu pembatasan jsaja umlah anak mendapatkan tantangan yg sangat besar
dari kelompok agama apalagi pada isu2 spesifik pada perilaku bersiko.Sebenarnya kalau dari segi
tataran norma jadi sedang ada perdebatan di masyarakat adanya diskusi norma dengan diskusi
fenomena karena kelompok agama sangat memperhatikan norma tapi juga kaya kasus aa gatot ahli
spiritual tapi kalau dilihat dari berita2 kayanya perilaku seksualnya berisiko kalau dilihat dari
pemberitaan.Kalau dari segi norma semua sepakat pasti misalkan hus berisiko seharusnya tidak
terjadi tapi kan fenomena nya masih ada. Maka diskusi nya di ajak ke ranah pada pemuka agama di
ajak pada bagaimana menangani fenomena itu terjadi bukan pada diskusi norma maka pemuka
agama yang asalnya sebagai penghalang dalam pemenuhan hksr tapi membantu dan ikut serta dalam
membantu pemenuhan hksr.
Oke jadi ada satu mewakili kelompok religi yang berupaya untuk melakukan gerakan
pernikahan anak. Selain itu ada kelompok lain yang melakukan upaya2 yang melakukan
gerakan bertolak belakang dengan PKBI?
Sebenarnya ada juga misalkan yang bertentangan dengan isu LGBT.Kelompok itu selalu berlindung
dari kasus nabi luth.Calon neraka jahanam segala macem.Inget kaum luth.Inget kaum
luth.Kelompok ini ada di masayarakat mereka tidak boleh tercabut haknya.Terkait pendidikan,
kesehatannya.Kelompok ini melihat ketika kita mengakomodir hak kelompok tertentu
akanberdampak pada kekacauan lebih mengakibatkan kemurkaan tuhan. Itu juga yang menjadi
tangan pkbi.Budi wahyuni pernah bilang Gerakan pkbi jadi gerakan jalur neraka karena tidak
diminiati kelompok agama.Ibaratnya Dua sisi pandang yang berbeda.Ketika pkbi mengkaji kajian
kritis tentang fakta2 di masyarakat tapi kelompok agama tidak turut serta bagaimana ini diselesaikan
hanya berdalih pada halal dan haram.Satu lagi fenomena tentang kriminalisasi LGBT dan perilaku
Oke, PKBI menghubungkan pendekatan layanan dengan advokasi.sejauh ini ada gak model2
yang telah dijalankan PKBI dan itu di adopt oleh pemerintah?
Ada, yaitu yg paling massif pendekatan layanan yaitu bkkbn yang mengadopi youth centre. Melaitih
sebanyak mungkin remaja untuk menjadi peer educator untuk dapat memberikan informasi kespro
kepada temannya. Itu salah satu kesuksesan pkbi sampaidi adoptprogramnya oleh pemerintah. Yang
lainnya, youth friendly services, kalau pemerintah melalui program pelayanan kesehatan pedulu
remaja di kementerian kesehatan di Puskesmas.
Advokasi seperti apa yang dilakukan pkbi sehingga berhasil di adopt pemerintah?
Kalau pkbi menghadirkan modelnya terlebih dahulu.di potret dan ditawarkan kepda pemerintah. Itu
salah satu strategi yang unik di bandingkan organisai lainnya. Pkbi menghadirkan contoh dan di
adopsi oleh pemerintah sebagi program utamanya
Oke, PKBI kan jaringan nasional dari tingkat pusat, daerah sampai tingkat kota/kabupaten.
Bagaimana PKBI bersinergi pusat, daerah dan cabang?
Sebenarnya diikatnya dalam indikator renstra nya pkbi.ketika pemenuhan hksr misalkan jumlah
layanan remaja yang diberikan pkbi.itu pemenuhan hksr di terjemahkan di setiap daerah yang
menjadi tagline remaja sehat dan bertanggungjawab. Program boleh apapun tapi satu tujuan diikat
nya melalui indikator renstra pkbi.
Oke, sinergitas dilakukan melalui indikator baik di tingkat pusat, daerah dan kabupaten,
selain itu ada lagi?
Ada lagi diikat secara project lebih pada intervensi yang direncanakan secara nasional dan di
impelemntasikan di daerah.satu lagi terkait pelaporan. Mekanisme perencanaan yang terpusat,
koordinasi, Peran monev, technical assistance dan yang terakhir mengevaluasi program
tersebut.Pkbi diikatnya secara nasional melalui musyawarah nasional yang disepakati.Indikator lahir
dari munas disepakati.
Nah tadikan dikatakan bahwa ada trending remaja sehat dan bertanggungjawab yang
dibangun sejak tahun 80an, apakah masih digunakan atau ada frame yang berbeda.
Untuk saat ini tidak ada framing yang berbeda.
Antar pkbi secara struktur organisasi, banyak relawan muda ada 508, bagaimana PKBI
mengikat mereka untuk aktif di pkbi untuk aktif memperjuangkan HKSR?
Ada 3 hal yang saya cermati, pertama mengikat dalam struktur kepengurusan baik sebagai pengurus
maupun eksektif/pelaksana program.Yang kedua dari fasilitas yang diberikan misalkan ruangan
untuk berkumpul, pkbi juga memfasilitasi pendanaan.Ketiga, pkbi menyediakan program2 yang
memang spesifik untuk remaja. Misalnya dibuka krannya ayo kamu untuk menjadi peer educator,
kamu bisa menyampaikan informasi pada teman lainnya juga. Itu keterikatan secara programmatic,
fasilitas dan struktur.Cukup menarik untuk remaja?Sebenarnya gak.Kalau ruangnya saja gak.Kalau
dilihat dari diskusi dengan direktur daerah sebenarnya yang menjadi titik pointnya pendanaan untuk
memfasilitasi kegiatan remaja.
Ini terkait dengan jejaring dengan lsm2 lain? Apa yang dilakukan PKBI untuk memperkuat
jaringan yang sudah terbentuk?
Untuk jaringan seperlima saya mengakui jaringan ini donor driven.Donor usai, jaringan
terhenti.Begitu juga dengan aliansi satu visi yang banyak diikuti pkbi di tingkat daerah. Yang
berbeda adalah jaringan GKIA karena menciptakan kegiatan bersama yang lebih massif karena
setiap organisasi di dalamnya yang diwakilkan oleh perorangan berkontrubsi pada apa yang bisa
dilakukan.Ada vocal point juga walaupun bukan pkbi sebagai actor utama.Ada beberapa actor utama
yang menggerakan jaringan tersebut.Kalau saya lihat mba aster WVI, dari save the children, dari
kemenkes. Kalo seperlima saat ini sangat vacuum. Ketika berbicara jaringan kespro actor nya itu2
juga hanya beda namanya. GKIA hamper seluruhnya ada tapi Yang seperlima kebanyakn beralih
pada jaringannya aliansi satu visi. Pamphlet gak, rahima gabung, puska genseks dia terlibat tapi
belum menyatakan secara lembaga tapi secara personal.
Apa sebenarnya faktor yang mendukung peran pkbi dalam jariingan?
Pkbi satu2nya jaringan nasiobal terkait HKSR. Karena gak ada organisasi lain yang bentiknya
jaringan
Tadi dikatakan ada 5% kaum muda, apakah mereka terlibat dalam aliansi ini?
Iya terlibat, Yang terlibat sangat aktif ASV.Orang pkbi juga. Remaja dominan ada jatim, jateng,
bali, Jakarta yang terlibat project sebenarnya dan koordinatornya ASV adalah mantan direktur
eksekutif nya PKBI.
Harusnya inimah BAP
Nah, PKBI telah melakukan JR ke MK untuk perkawinan dini dan sisdiknas, bagaimana
PKBI memobiliasi remaja dan actor lain untuk mendukung JR tersebut?
Sebenarnya banyak, kelemahan pkbi adalah, ini salah satu output project.Kurang tepat waktu
dibahas dengan teman2. PKBI tidak tepat melakukan JR karena situasi politik.sudah pesimis tapi
karena output project. Situasi politiknya adalah data2 penelitian, data penunjang, Upaya
mempengaruhi opini public belum dilakukan, upaya mempengaruhi opini pengambilan kebijakan
belum dilakukan sedangkan JR sudah dipanggil.Tergesa2 karena terkait project mau berakhir, harus
tepat, Akhirnya di tolak. Harusnya pkbi seperti apa biar gak project minded? Harusnya pendidikan
kespro mau di adopsi oleh Negara, jaringan harus dapat menghadirkan model, ketika sekolah
mengimplementasikan pendidikan kespro, bagaimana kondisi sekolahnya.
Ada beberapa pertanyaan yang waktu itu belum sempat ditanyakan, mungkin kita bisa mulai
lagi diskusi tentang gerakan remaja di PKBI.waktu itu kita sempat diskusi tentang PKBI
sebagai organisasi gerakan, saat itu alam setuju atau gak?
Kalau saya inget setuju,kan pkbi juga saat ini memang sebagai organisai gerakan tapi gerakannya
tidak mengarah pada perubahan yang lebih besar misalnya kebijakan. Belum sampai sana, tapi
perubahannya untuk merubah komunitas dari segi perilakunya, tapi prinsipnya gerakan karena
disana ada kerelawanan. Ketika kerelawanan disitu juga harus ada kepedulian yang menggerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu, pasti.
ASB - kan di PKBI pusat nih, di PKBI pusat ada beberapa divisi. Nah, alam melihat relasi
kerja antar divisi itu berkontribusi gak sih pada gerakan kaum muda?
Pasti sangat2 berkontribusi.jadi ketika ada beberapa bagian yang menurut saya sangat strategis
ketika bicara kelompok muda di pkbi, pertama bagian program yang saya ada disitu, lalu ada bagian
kelembagaan, lalu satu lagi bagian renbang bagaimana perencanaan terhadap gerakan kaum muda
di pkbi bukan hanya ide saya tapi juga harus disepakati secara lembaga. sehingga menjadi keputusan
lembaga. kalo di program bagaimana kita melakukan gerakan2 kalo melihat rencana strtaegis pkbi
sampai 2020 kita menjadi centre of excellent dimana CoE pasti services. CoE yang lain juga
advokasi. Ketika ada coe di layanan, pemberdayaan, advokasi ini juga harus sinergi dengan
penguatan kapasitas, bicara peningkatan kapasitas terhadap kelompok muda ini sangat terkait
dengan kelembagaan.Kan sekarang kelembagaan punya training development yg sekarang kang
agus di dalamnya, kang agus di dalamnya berbicara peningkatan kapasitas bagaimana menghadirkan
standar training tertentu terkait jiwa kerelawanan. Visi akan perubahan yang diharapkan kelompok
muda juga ini harus di hadirkan dalam training.nah lalu bagian terakhir yang sangat penting adalah
bagian renbang.selain merencanakan bagaimana pkbi gerakan kelompok muda yang kedepan nya
bersama bidang program, juga bagian renbang akan sangat berperan strategis pada upaya2
penelitian. Ketika gerakan tidak berdasar penelitian2 yang mendasar maka ya
ngambang.Gerakannya gak kemana2 hanya akan menjadi topik pembicaraan. Perubahan yang
diharapkan juga tidak jelas.Tapi kalo berdasarkan training2 tertentu kita punya kekuatan terhadap
pemikiran kritis.Jadi pemuda di pkbi punya dasar kenapa dia melakukan hal tersebut.Jadi tidak
kesadaran magis. Pkbi pusatnya harus melakukan ini, saya disuruh untuk penyuluhan misalkan, ya
udah penyuluhan3x tapi dengan p[enyuluhan itu apa sih yang ingin di rubah oleh anak muda itu
sendiri. Nah itu mungkin bisa di jembatani oleh riset2.selain ada perubahan tingkah laku di anak
muda yang lain, anak muda harus memahamisecara kebijakan ada yang mempengaruhi. Nah
bagaimana lingkungan kondusif mampu diwujudkan anak muda melalui penelitian2.anak muda
harus tau seperti apa kebijakan yang diharapkan dan dapat mendukung, apakah ada kebijakan yang
diskriminatif atau belum ada, nah itu dibuktikan dengan kajian2 yang selaras dengan perencanaan.
Apakah bidang2 tersebut telah bekerja secara sinergis untuk gerakan orang muda di daerah?
PKBI kan ada struktur organisasi, apakah struktur organisasi PKBI berkontribusi pada
gerakan yang sekarang ada?
Sangat berkontribusi, terutama pada awalnya yang saya tau perlu adanya keterwakilan anak muda
dalam kepengurusan pkbi dan strukutur pkbi, forum remaja menjadi bagian dalam struktur
pkbi.memang itu menjadi suatu keanehan yang besar ketika di forum remaja di pkbi jogja yang
dibangunnya diluar, memang bandung juga sama, pkbi menjadi bagian organsiasi strategis dalam
forum tersebut yang memang punya pengaruh di BYF tersebut. Tapi sekarang di tarik kedalam
karena isu di lembaganya kaderisaisai.Hal ini mempengaruhi ketika strukturnya di tarik kedalamjadi
kebanyakan anak muda di pkbi lebih mengurusi hal2 internal.
Di satu sisi itu mendukung gerakan kaum muda, tapi di sisi lain melemahkan karena justru
remaja mengurusi internal PKBI. Kenapa itu bisa terjadi?
Sepanjang yang saya tahu di tahun 2014 akhir atau 2015 awal waktu ada munas.di munas itu, remaja
itu sendiri yang ingin forum remaja ada di dalam bagian struktur pkbi.tapi justru dia malah ngurusin
internal pkbi, bersuara di dalam pkbi. merubah kebijakan2nya kebijakan internal. Diluarnya gak
kedengeran.
Apakah kebijakan di PKBI dinilai remaja tidak akomodatif terhadap kepentingan dan hak
kaum muda?
Sebenernyaketerwakilan 20% remaja di dalam kepengurusan ini masih dianggap sebagai hisan
saja.Anak mudanya sendiri ketika berada ditempatkan pada posisi tersebut memang kebingungan
apa yang harus dilakukan. Dia berada di posisi seperti pengurus lain yang ngurusin internal pkbi.
mengevaluasi eksekutif.karna itu yang dilakukan oleh pengurus dewasanya. Jadi sebenernya sistem
apa yang dia pikirkan secara tidak langsung pengaruh daripengurus dewasanya. Kaya saya liat di
garut secara tidak langsung pengurus dewasa yang ada di situ walaupun belum ada p[engurus anak
muda nya karena cabang, baru ada keterwakilan anak muda baru kemaren. Dari pengurusnya
bagaimana pkbi dapat bermanfaat bagi orang banyak.Jadi jiwa pengurusnya ada kesana bukan
bagaimana pkbi ini berkembang punya banyak staff, uangnya harus gimana, gak hanya ke internal.
Ayo dong apa yang harus dilakukan untuk masyarakat nya.
Ada gak upaya dari PKBI pusat untuk suara remaja di dengar baik internal maupun
external?
Sebenernya ada ya, momentum nya diciptakan. kalo pengurus remaja punya pendapat
momentumnya di ciptakan lewat rapat pengurus yang paling kecil, lewat pertemuan tahunan
nasional, pertemuan daerah ada juga pleno di daerah, agenda besarnya di munas di ciptakan,
sebenernya banyak.
Kenapa akhirnya banyak suara remaja yang tidak terdengar, hanya sebagai hiasan, hanya
fokus pada internal?
Karena yang ada di kepengurusan itu tidak mewakili komunitas manapun.
Jadi model YC ini menurut ASB belum mendukung gerakan kaum muda?
Belum komprehensif karena hanya baru menyasar satu bagian yaitu hanya pada aspek layanan.mau
sampai kapan. Sedangkan ketika pemenuhan hksr untuk remaja, hak itu kan seharusnya di dorong
ke pemerintah bukan YC. Ketika YC nya tetap terbelenggu disitu, Harus berapa banyak resources
yang kita berikan. Dana yang kita butuhkan untuk memberikan layanan kepada remaja, begitu
banyak sekarang, hamper 70% usia produktif di Indonesia, kalo anak muda nya hamper 50%
sekarang, YC nya ada 27, berapa banyak yang harus digunakan resource nya. Kalo sekarang hanya
sebatas layanan,YC kita harus juga punya konsen terhadap kebijakan yang perlu ada dan kebijakan
apa saja yang sudah ada tapi masih diskriminatif, kebijakan apa yang sudah ada tapi tidak
terimplementasi. Harus kearah sana.
Apa yang harus dilakukan PKBI pusat untuk memperkuat model YC sehingga mengarah
pada perubahan kebijakan sehingga negara mau berpihak pada seksual dan reproduksi kaum
muda?
Untuk saat ini perubahan gaya intervensi yang dilakukan pkbi pusat yang asalnya project based
menjadi program based, YC yang sudah mengarah pada perubahan kebijakan adalah YC yang
terdampak oleh proyek. Ketika YC tidak ada proyeknya ya nggak ada.skema untuk membuat YC
menjadi punya konsen terhadap arah2 perubahan kebijakan itu sudah dilakukan di 2016.walaupun
dalam pelaksanaanya sangat sulit karena sedikitnya dukungan dana disitu. Dan juga kapasitas
pengelola program di daerah belum mengerti.karena ketika ada proyek intens dilakukan tapi ketika
tidak ada proyektidak intens dilakukan.
Tetapi apakah PKBI pusat ingin mengarahkan remaja ke arah gerakan atau tetep sebetulnya
dengan nature PKBI di informasi dan layanan?
Semuanya tetep dilakukan tidak merubah pemberian informasi ditinggalkan, terus kita berubah
180%.tapi proporsinya ketika apa yang lebih urgent di daerah tersebut. YC bisa tetep memberikan
fungsi pemberian informasi, tp juga punya konsen terhadap adanya perubahan2 kebijakan secara
lebih eksternal.ketika pkbi pusat secara umumnya ada harapan untuk gerakan orang muda lebih pada
upaya advokasi, tapi memang sepertimya semua orang punya cita2 tersebut krn organisasi pkbi ini
besar tapi semua orang juga bingung darimana dimulai perubahannya. Akhirnya pelatihan advokasi
tapi juga bingung apa yang harus dilakukan. Kalo training2 sudah dilakukan dari 2012 melaui
proyek choices pelatihan advokasi sudah banyak dilakukan, tapi kenapa gak ada gerakan anak muda
PKBI ingin mengarah pada membangun gerakan kaum muda tapi saat ini masih kebingungan
di tingkat pusat maupun cabang, mau dimulai dari mana.Kemaren kita sempet diksusi
tentang nilai2 perkumpulan. Apa nilai/visi/misi PKBI mendukung terhadap gerakan kaum
muda ?
Visi misi sangat berpengaruh terhadap mindsetnya kelompok muda.Karena visinya CeO lebih ke
internal maka apa yang anak muda bayangkan ketika menjadi pengurus pkbi lebih ngurusin internal.
Pkbi menjadi CeO di 2020.Tidak bagaimana membangun masyarakat.Maka gerakan anak muda
cendrung internal.
PKBI punya kebijakan2, punya aturan formal di internal PKBI.Ada gak sih aturan formal di
PKBI yang mengatur tentang membangun gerakan kaum muda?
Belum, sepanjang saya tau belum.
Kalo yang terkait dengan Kespro kaum muda?
Kalo misalkan liat misinya, kelompok orang muda dilihat dari kelompok usia, pkbi udah ada di misi
ttg HIV AIDS. itu anak muda ada disitu ketika terkait dengan HIV AIDS. Cuma Ketika nyangkut
HIV kaya isunya eksklusif.Anak muda mengerjakan, ini di pkbi, Walaupun isunya sinergis anytara
anak muda di isu HIV AIDS dan HIV AIDS juga terkait anak muda, ini seperti sesuatu yang terpisah.
Kalomisalkan secara dokumen mungkin ada, seperti klinik, anak muda mengakses klinik,
terpenuhinya hksr itu ada, anak muda dengan HIV positif tetap beraktifitas tanpa diskriminasi.ketika
masuk ke program remaja ini belum sinergis. Ketika dulunya based project jadi intervensi juga
based project.project anak muda ini, pemberdayaan masyarakat ini, klinik ini, jadi jalan masing2.
Apakah perangkat2, aturan2 yang diciptakan PKBI membangun atau melemahkan gerakan
orang muda?
Seharusnya membangun ketika indikatornya menjadi indikator lintasprogram/lintas isu.indikator
dibahas baru per sector. Jadi misalkan Indikator klinik yang memang bisa dicapai bersama itu akan
PKBI kan organisasi yang ada sistem administrasinya, yang ada teknologi digunakan, apa
saja sistem dan alat teknologi PKBI yang saat ini dimanfaatkan untuk program dan layanan
PKBI untuk kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Kalo misalkan di setiap pkbi tentunya satu hal di pkbi dia pasti punya tempat.Dengan infrastruktur
yang dia punya di setiap daerah itu beraneka ragam.Tapi Kalo kita liat standar youth centre yang
paling tinggi. Sudah banyak ketika dalam pelayanannya mengikuti unsur kebaruan, mengikuti
trend.Ketia anak muda menjadi netizen, pemberian informasi kespro ada upaya2 pemenuhan lewat
media online yang biasa di akses oleh anak muda.Tapi tidak meninggalkan upaya2 konvensional
kaya misalkan tetap pendidikan kespro harus ada di sekolah, diberikan melalui single session melalui
seminar2 itu juga tetap dilakukan.Tapi kalau misalkan berbicara mayoritas program remaja pkbi,
gimana masing masing karena ada pkbi yang kaya ada yang tidak. karena YC kalo dilihat memang
selain tenaga harus ada resources yang lain yang harus keluar dan high cost.
Terkait pemimpin dan kepemimpinan, Saat ini ada gak sih aktor muda PKBI yang
berpengaruh terhadap gerakan kaum muda?
Gak ada.Belum ada yang menonjol.Jadi dulu semua orang terinsiprasi oleh satu orang, harry
kurniawan. Dulu itu sosokya, sosok program remaja pkbi nempel di situ.Emua orang ngejar Gw
pengen kaya harry kurniawan.Sekarang belum ada.
Regenerasi tidak jalan untuk kepemimpinan gerakan kaum muda di PKBI. Memang selama
ini strategi PKBI dalam memberdayakan kaum muda gimana?
Lewat project. Saya melihatnya seperti ini, cukup strategis apa yang ada di pikiran mas harry. Ketika
waktu itu sosial media belum booming seperti sekarang, ketika dia hanya bersentuhan dengan remaja
di pkbi harus bertemu langsung perlu biaya yang harus mendatangkan project.Satu2nya kesempatan
untuk membina pkbi daerah ya melalui project.Datangkan project sebanyak mungkin untuk bisa
berkomunikasi dengan pkbi daerah.
Jadi memang sangat terbatas ya anggaran untuk membangun gerakan kaum muda itu?
Iya kalau saya lihat setiap program punya kepentingan masing2, ketika punya kepentingan maka
satu hal yang saya cermati, ketika anak muda menitipkan anggarannya hanya pada program tertentu
saja, misalkan program remaja.Padahal gak inline seperti itu, padahal dia bisa nitipin program nya
di peningkatan kapasitas di kang agus, nitipin di advokasi di frenia, di klinik di mba heni.Jadi gak
haya single faktor program tremaja yang ada anggarannya. Kalo dulu semua di fasilitasi program
remaja karena semua orang punya fokus nya masing2 sehingga seolah2 saat ini pkbi melalui
danacore ippf nya tidak konsen. Ada konsen Cuma harus di intergarsikan aja.Ketika dia masuk
anggarannya masuk pemberdayaan masayarakat, di situ juga harus dipastikan.Tapi punya satu
pemahaman yang sama remajanya mau dibawa kemana, itu yang pasti.
Jadi ada masalah bagaimana mengintegrasikan antar project di PKBI. sebetulnya PKBI
selain mobilisasi sumberdaya finansial, apakah PKBI menyediakan/mengembangkan SDM
misalnya melalui community organizer untuk memobilisasi partisipasi kaum muda?
Dari jaman pak inang, taun 2012 itu udah ada, jadi pembentukan CO2 remaja sudah dilakukan.
Dimana itu?
Di beberapa daerah yang memang ada projectnya. Ketika itu ada project choices, hivos ada
pembentukan CO2 samaYouth advocate. Itu sudah dilakukan tapi balik lagi, Merubah visi itu tidak
sesederhana melalui suatu pelatihan berubah ketika visin nya pkbi CoE p-KBI penguatan terhadap
layanan, ketika balik lagi ke daerahnya, ya penguatan layananapa yang dia punya untuk
remajanya.isu integrasi ketika dia balik lagi ke daerahnya, PKBI kan oke co nya dibentuk lalu pkbi
daerahnya tidak satu paham karena pkbi kan punya otonomi daerah.kalo tidak satu paham maka
gerakan remaja nya ya mental.
Oke jadi saat ini belum CO2 nya kemana? Gak efektif berarti?
Gak, gak efektif karena tidak didukung oleh visi misinya. Lalu secara nasional direktur juga gak
punya, oke ketika CO2 nya punya konsen terhadap permasalahan ktd, lalu ketika ini di bawa ke
daerah, direkturnya gak sepakat yang di bawa CO ini tidak menjadi gerakan lembaga, isu strategis
lembaga, ini juga mentah lagi. Jadi memang perlu disepakati isu strategis nasional yang di dorong
ke direktur2 baru CO nya di bentuk.Kalo yang kemaren CO nya dibentuk tapi secara pemegang
kekuasaan belum ada visi kesana.
Tadi SDM sebenrnya sudah dilatih, dibangun, disediakan CO terlatih cuma tidak efektif yang
cendrung berhenti karena project.Sekarang apakah pkbi memfasilitasi wadah kaum muda
untuk membangun gerakan pkbi di daerah2, kota/kabupaten?
Sekarang di fasilitasi, tahun 2016 di fokuskan anak muda di pkbi yang tidak tersentuh project.Untuk
daerah2 yang tidak ada project nya, Tantangannya mencari teman dulu, ketika dia hanya sendiri,
waktu itu saya inget banget di PKBI NTT, Gerry ini hanya sendiri, waktu itu dilatih di pkbi pusat
tentang youth advocate. Ketika dia pulang ke daerahnya dia bingung mau ngapain dari pelatihan
pkbi pusat. Ngobrol sama pkbi daerahnya juga gak punya visi misi. Mau ngapain apa yang harus di
kerjakan gak punya semangat.pokoknyakumpulin dulu temen sepakati mau melakukan apa ketika
berbicara kesehatan seksual dan reproduksi. waktu itu lagi bingung isu kekerasan terhadap anak lalu
penyuluhan waspada kekerasan terhadap anak.mereka difasilitasi pkbi, dilatih lah tapi hanya kaya
orientasi pkbi. nah ada 26 orang yang satu visi ngumpul di berikan orientasi, setelah di orientasi
akhir2 nya saya sempet lost beberapa saat, dan mereka tiba2 sudah ada media yang melirik dan
melihat ini gerakan anak muda NTT yang peduli kespro. Waktu itu di pesbuknya gencar banget
hastag beta peduli kespro.PUNCAKNYA Diliput metro tv diakui media nasional. Bahwa ini gerakan
anak muda NTT yang peduli kespro dan memang malahan sama pkbi ntt nya tidak di support tidak
mendapatkan dukungan. Itu gerakannya merubah layanan karena itu yang mereka tau. Jadi balik lg
ke khitohnya
Oke, fasilitasi pkbi terkait wadah atau mungkin ruangan untuk diskusi isu2 remaja.apakah
PKBI di tingkat daerah/kota/kabupaten/pusat menyediakan sarana komunikasi untuk
membangun gerakan kaum muda secara nasional maupun daerah?
Baru terbentuk di agustus 2016.Jadi media yang disepakatinya adalah waktu itu ada survey kecil2an
tentang media komunikaisi nasional. Ada berberap media, jadi waktu itu ada fb, wa, skype, webinar,
bbm.itu yang disepakati lalu disebar pada beberapa email yang di duga itu pengelola program
berdasarkan laporan yang masuk ke pkbi. akhirnyadari situ di kompilasi media yang di sepakati lah
wa group. maka di bentuklah wa group IPPA youth program, dari media wa itu, media sosial itu gak
ada bercanda2an. ketika ada isu2 tertentu, misalkan ketika ada pkbi daerah yang ingin wa meeting
di grup itu, misalkan ada kasus ini, barus diksusi, waktunya juga disepakati misalkan jam 4 sampai
jam 6. Ya udah diskusinya dai jam 4-jam 6 lalu silahkan jika ada yang mau ngasih masukan nantidi
resumekan.hasil nya nanti di sebar lagi ke seluruh pengguna wa. Jadi media yang disepakati secara
nasional adalah wa.
Apakah PKBI mendukung gerakan kaum muda melalui media2 KIE?
Kalo menurut saya media kie nya baru sebatas pada mendukung gerakan tapi belum menghasilkan
dampak yang besar.gerakannya baru sebatas mengharapkan perubahan perilaku dari individu tidak
mengarah pada mobilisasi kaum muda, mengajak kepedulian kaum muda bahwa ini ada masalah
ini.
Nah, apakah dari berbagai sumber daya tadi, manusia, keuangan, prasarana yang dilakukan
PKBI saat ini, menurut ASB, membangun gerakan atau justru malah melemahkan gerakan?
Awalnya melemahkan tapi saya pikir ini juga modal juga yang bisa menguatkan. Di tahun 2016
sempat kebingungan karena indikator awalnya jumlah YC, di bawa kemana saya juga bikin program
ngarang2, di 2017 agak terang, karena ada diskusi dengan renbang, kalo menurut saya titik terang
karena akan di ajukan menjadi indikator nasional benang merahnya. Saat ini lemah tapi ke depan
mulai ada penguatan.
Nah, menurut penilaian ASB, program dan layanan PKBI dalam pemenuhan HKSR kaum
muda itu seperti apa sih?
Jadi kalo keseluruhan baru sebatas pemberian informasi kespro yang dilakukan pada satu sesi
hampir di semua daerah trend di 2016 ini.satu sesi itu lewat seminar, diskusi, tidak berkelanjutan.
Adapun yang menuntut integrasi dalam mata pelajaran di sekolah itu juga tidak ada follow up nya
karena memang tidak di fu oleh pkbi nya. Jadi untuk sekarang memang naik turunnya program
remaja pkbi masih sangat dipengaruhi project.Ketika tidak ada project itu juga masih sebatas
pemberian informasi yang satusesi itu.
Menurut penilaian ASB, apakah PKBI pusat itu sebenernya memiliki komitmen gak sih untuk
membangun gerakan kaum muda?
Komitmen ada tapi sebatas ucapan, ketika masuk ke anggaran itu lemah.Ucapan banyak pengen itu
pengen ini, ketika masuk ke anggaran lemah.
Apakah PKBI baik pusat maupun daerah punya kapasitas dalam membangun gerakan kaum
muda?
Untuk secara organsiasi ada peluang punya kapasitas. Tapi secara individu (staf2, relawan,
pengurus2 )belum punya dalam membangun gerakan. Karena belum ada tokoh yang konsen pada
isu kepemudaan nasional.
Walaupun di warnai oleh penilaian2 yang cendrung negatif terhadap orang PKBI dalam
membangun gerakan, tapi ke depan ASB optimis ya.
Optimis, potensi ada.Walaupun banyak yang melemahkan tapi potensi ada.
Apa faktor2 menurut ASB yang mendukung peran PKBI dalam membangun gerakan?
Satu sih sebenrnya karena pkbi adalah organsiasi jaringan di Indonesia. Dia tidak hanya di jakarta
tapi juga di daerah lain dan itu satu2nya lsm yang punya karaktersitik itu ya Cuma pkbi.dan itu
potensi yang sangat luar biasa. Lsm lain pun gak adakan ada yang punya.
Selain itu?
Kalo saya liat kita punya potensi umber daya keuangan yang luar bisayang digabungkan secara
nasional. Kalo itu bisa di arahkan pada kegiatan/isu spesifik maka hasilnya pun akan luar biasa.
Sudah Cuma dua itu.
Nama Informan : BM
Posisi Informan : Staff PKBI DKI Jakarta
Tanggal Wawancara : 25 September 2016
Tempat : Kantor PKBI DKI Jakarta
Namanya siapa ? BM
Aktif di PKBI sejak kapan? Sejak jadi relawan tahun 2004
usia berapa tuh saat itu? 2004, 12 tahun yang lalu, Usia 20 tahunan
Saat ini posisinya apa? Sekarang posisinya ....
Nah mungkin saat ini saya ingin nanya terkait sejarah program remaja di PKBI DKI itu
seperti apa?
Lengkapnya sih ada di buku putih CMM, sekitar tahun 2009 lah bikin buku putih yang mencoba
menuliskan sejarah CMM. Awalnya dulu sebenernya program remaja dari PKBI yang akhirnya
PKBI punya concern terhadap remaja yang Concern-nya itu melihat remaja tidak hanya dijadikan
objek punya program dan sebagainya. PKBI waktu itu mendirikan youth center di tahun 1992. Jadi
Centra mitra muda menjadi youth center yang pertama didirikan. Yaitu kemudian didirikannya
dlaam konsep melibatkan remaja sebagai subjek yang kemudian apa ya… bisa melakukan … terkait
penyebaran kespro ya… apa… seputar peningkatan pengetahuan kespro
Ada gak sih kondisi politik atau kondisi sosial yang mempengaruhi pendirian CMM?
Kalo dibilang kondisi politik, saya kurang paham yah.. tapi waktu itu pkbi kan punya sejarah ingin
memastikan ledakan penduduk tidak meningkat kemudian angka kematian ibu dan bayi juga bisa
dikurangi terus beberapa risiko-risiko perlaku seksual terkait HIV dan sebagainya diprediksi akan
meningkat gitu… jadi lebih karena situasi – situasi seperti itu yang membuat PKBI punya concern
khusus terhadap remaja. kalo situasi politik mungkin untuk mendirikan youth center tidak ada situasi
politik tertentu… walaupun sebenarnya saya tidak terlalu paham pasti…
Pada tahun 1992 itu dalam konteks politik disini lebih pada kebijakan pemerintah saat itu
seperti apa ? sehingga PKBI perlu membangun program remaja dengan pendekatan youth
center?
Yang saya pahami ya itu… sebenarnya tidak ada situasi politik tertentu, Cuma memangkan.. PKBI
kan semua aktivitasnya dalam konteks advokasi. Jadi Advokasi terhadap pemerintah agar
pemerintah memiliki concern… dan menjalankan apa yang menjadi tugasnya terhadap masyarakat
dan warga negara gitu, Jadi emang konteksnya kan adalah advokasi. Politik dalam konteks kemudian
ingin mengubah kebijakan ya emang arahnya kesana, jadi ya dalam konteks supaya pemerintah
punya concern terhadap isu kesehatan reproduksi gitu? Gitu sih…
Jadi ada perubahan fokus intervensi yah…. Dari awalnya lebih ke PKBI memberikan
informasi pada remaja kemudian 5 tahun kemudian, PKBI melakukan strategi tidak hanya
memberikan informasi tetapi juga melakukan advokasi?
Kalo dibilang perubahan sih.. mungkin karena waktu itu belum apa yah.. belum PKBI belum
memutuskan, karenakan kan PKBI dari awalnya kan memang merupakan LSM advokasi yah…tapi
advokasi untuk remaja, karena awalnya PKBI advoasi nya program KB untuk menekan jumlah
kelahiran, tapi kemudian saat membentuk program youth center saat itu setahu saya tidak sedang
dalam konteks akan melakukan advokasi apa?jadi masih program youth center terus kemudian
masih melakukan berbagai diskusi dan analisa sebenernya kebutuhan remaja dan sebagainya, itu dia
makanya remajanya dilibatkan sebagai subjek atau orang-orang yang bisa menyumbang apa sih yang
seharusnya dilibatkan atau dilakukan terhadap remaja sampai akhirnya PKBI melihat
pendidikanseksualitas itu perlu diberikan bagi remaja… sehingga itu yang perlu diadvokasi.
Mungkin kalo disebut berubah mungkin karena memang belum sampai kesana saja…
Saat ini kan PKBI itu ada beberapa pendekatan, PKBI memberikan pelayanan, PKBI juga
memberdayakan, PKBI juga melakukan advokasi, sebenarnya PKBI itu organisasinya seperti
apa sih tipologinya… ? karena dengan berbagai approachnya yang berbeda?
Advokasi… organisasi advokasi. Organisasi advokasi yang plat merah.. Hehehe…. Jadi LSM tapi
Plat merah gitu, plat merah itukan pemerintah yah. Sebenernya konteksnya advokasi, karna PKBI
kan karena PKBI kan LSM yah, jadi memang bukan tugas utama PKBI memberikan pelayanan
kepada masyarakat, karena itu jadi tugasnya pemerintah. Advokasi sebenernya yang utama… Cuma
dalam proses advokasi itu ternyata ada banyak strategi yang harus dialkukan untuk menyumbang
proses advokasinya. Pertama advokasi waktunya cukup panjang, tidak bisa dengan seketika
pemerintah kemudian mengubah kebijakan-nya yang sensitive dengan kebutuhan masyarakat. Yang
kedua, selama proses dalam waku yang cukup panjang...kan tetap saja kebutuhan masyarakat itu
sudah ada... sehingga PKBI merasa perlu untuk tetap memenuhi kebutuhan masyarkaat dulu selama
proses advokasiny masih berjalan. Yang ketiga selain melayani atau memberikan kebutuhan
masyarakat sebeneranya ini menjadi konteks memberdayakan masyarakat supaya advokasi yang
dilakukan adalah masyarakat yang melakukannya, masyarakat yang menajdi orang – orang yang
memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi miliknya mereka. Nah dalam konteks itulah PKBI
tetap harus kemasyarakat, melakukan proses pemberdayaan dan tetap melakukan pelayanan ya
dalam konteks kemudian masyarakat jadi bisa stand up, bisa speak out untuk melakukan proses
advokasi. Nah pelayanan, pemberdayaan, itukan juga kemudian menyumbang data dan fakta yang
itu juga menjadi alat bagi PKBI untuk mendorong pemerintah bahwa apa yang dilakukan oleh PKBI
dan apa yang diadvokasi oleh PKBI memang faktanya seperti itu, datanya seperti itu ada. PKBI
melakukan advokasi itu bukan untuk kepentingan tokohnya PKBI atau personalnya PKBI tetapi
berdasarkan fakta dan data dimana PKBI langsung terjun kemasyarakat.
Kalo konfliktualkan advokasi yang LSM berhadapan dengan negara, LSM merasa
representasi dari masyarakat memperjuangkan hak masyarakaat berhadapan dengan negara
yang belum memenuhi hak rakyak itu... nah itu konfliktual. kalo non- konfliktual, PKBI tidak
berkonfrontasi dengan negara berhadapan dengan negara, tetapi dia bekerja bersama negara
dan pemerintah, memastikan bahwa negara itu memenuhi hak warganegara.
Tadikan dikatakan bahwa melakukan advokasi itukan lama, memastikan kaum muda
terpenuhinya hak keshatan reproduksinya, kalo menurut bayangan BM, kira-kira berapa
lama negara akan mau memenuhi hak?
Karena hak itu banyak dan detailnya juga banyak , sepertinya jadi gak ada batasan waktu itu untuk
bsia terptenuhi semua. ICPD yang diperkirakan selama 20 tahun aja ternyata tidak semua dapat
dipenuhi oleh pemerintah gitu. Ya sejauh ini sih tidak ada batasan waktu, Cuma memang akhirnya
secara program ya, kita harus punya indikator prioritas mana sih yang kemudian paling mungkin
bisa dipenuhi dalam btgasan waktu yang sekian misalnya. Misalnya dalam 5 tahun paling minimal
apa sih, karena tantangnnya luar biasa yah. Udah mulai dari nol, terus misalnya udah sampe 50 %
dilakukan tetapi kemudian orang-orang yang sudah punya perhatian yang cukup kemudian berubah
psosinya, berupan tempatnya, atau kondisi politik diindonesia juga sangat mempengaruhi yang lima
tahun sekali itu pemilunya. Jadi memang waktu yang cukup untk melakukan advokasi yah jadi tidak
bisa seperti tanpa batas waktunya.
Oke .. tadi dikatakan bahwa hak seksual dan reproduksi kaum mudakan banyak. Berarti
PKBI pasti ada beberapa fokus yang saat ini akan dilakukan. nah hak seksual dan reproduksi
yang saat ini coba diadvokasi oleh PkBI apa?
Di PKBI DKI, pertama dari Isu pendidikan sebeneranya kebutuhan untuk pendidikan seksualitas
yang bisa dilakukan oleh semua untuk semua dari usia yang paling dini .. gitu. Kemudian Itu dari
sisi isu pendidikan. Kemudian dari sisi isu pelayanan ... dibutuhkan.. sorry maksudnya adalah sedang
melakukan proses advokasi terkait pemberian layanan yang ramah remaja atau youth friendly
services. Ada dua hal besaran itu yang sedang dilakukan oleh PKBI DKI sejak tahun 2007.
Selama ini kita cuma kayak jargon bahwa pendidikan seksual is efektif mengatasi kehamilan
tidak direncanakan atau tidak diinginkan tapi kita tidak punya data dari kita bukan dari luar
yang memang benar?
Dan emang bener gak sih apa yang kita lakukan ini ternyata terbukti mencegah kehamilan tidak
diinginkan. Jadi kita tertarik banget dengan studi ini waktu ditawarkan, ya udah bener kita ikut aja
harus ikut, kalo kita harus ikut konsekuensinya adalah karena dia maunya mulai dari SMP
konsekuensinya kita harus kerja sama dengan SMP lebih banyak, oke gak apa-apa nggak dibiayain
juga gak apa-apa. Kalo biaya untuk 5 tahun kedepan sebenernya biayaanya hanya untuk 4 sekolah,
jadi akhirnya kita nambah satu sekolah lagi yang tidak dibiayai oleh siappun ini jumlah smpnya
lebih banyak dan bisa diriset.
Ada aturannya?
Ya adalah pasti, kalo kontrasepsikan kan aturanya ya peraturan pemerintah. Misalnya perarturan
pemerintah no.61 kemaren, tentang kontrasepsika nyanya diberikan kepada usia sekian yang sudah
menikah dan sebagainhya.. itukan salah satu aturan main yang juga menghambat.
Jadi ada dua hal yang utama area intervensinya, Yang satu kesekolah dan dinas pendidikan,
yang satu ke puskesmas dan dinas kesehatan?
Tapi ada tantangan kita saat ini, tadinya dinas kesehatan sudah memulai proses MOU dengan PKBI
DKI untuk melakukan penguatan puskesmas PKPR tapi pada saat isu LGBT merebak ... STOP.
Karena PKBI ada materi LGBT dalam modul youth friendly services... sampai sekarang tidak
bergerak.
Tapi saya melihat, saya pernah pernah dialog dengan ahok dalam pertuemuan sosiologi waktu
itu, perspektif dia tentang LGBT tidak berlawanan.
Makanya tadi saya bilang ini bukan persoalan perspektif. Karena gini di dinas kesehatannay sendiri,
kepala bidang kesmas, itu punya perspektifnya oke banget. Bahkan Justru dengan kepala bidsang
kesmas inilah yang dulunya dia kepala subdit makanya program ini jauh lebih berprogress karena
dia punya perspektif yang oke konsern yang bagus, mau berpikir dan sebagainya untuk bikin
program ini emang bener-bener bisa membantu pusesmas perspektifnya oke kok.
Nah dari dua isu yang coba diadvokasi oleh PKBI, sejauh mana keterlibatan kaum muda?
Jauh sekali sih, jauh sekali mas doni karena di PKBI DKI semua kaum muda punya peran mulai dari
eeeh.. merencanakan, mengimplementasikan, memonitoring dan evaluasi. Itu satu, yang kedua,
Kaum muda itu punya posisi-posisi penting di PKBI pertama di kepengurusan kaum muda ada lebih
dari 30% ada disana. Kemudian ditingkat pelaksana, koordinator youth center itu harus remaja, jadi
istilahnya layer langsung kedua setelah direktur disetarakan dengan kepala-kepala divisi jadi
perannya sangat penting. Itudari sisi posisi.
Lalu kemudian yang ketiga, diprogram-program lain punya keterbukaan untuk keterlibatan kaum
muda misalnya diklinik sendiri bahwa klinik perlu selalu berkonsultasi dengan teman-teman kaum
muda supaya gimana sih pelayanan kliniky ang sesuai dengan kebuuthan remaja, allu di divisi-divisi
lainnya juga begitu. Di youth center sendiri yang bener-bener wadahnya kaum muda itu beraktivitas,
ya pkbi menyepakati untuk kaum muda itu bisa silahkan mengambiil posisi-posisi penting apapun
di youth center baik dari sisi pelaksana maupun relawan.
Jadi mereka punya otoriti untuk merekrut siapa yangmenduduki koordinator youth center,
siapa yang menduduki posisi di kepengurusan 30 %, itu maksudnya mereka memilih sendiri
posisi mereka.
Bener
Apa alasan PKBI DKI menempatkan kaum muda begitu strategis yah di struktur PKBI?
Yang paling pertama kan PKBI DKI kan memang harus menjalankan amanat yang menjadi
konsernnya PKBI secara organisasi yah. Bahwa PKBI secara organisasi punya konsen terhadap
remaja sehingga pKBI DKI perlu menterjemahkan konsern itu apa saja sih bentuknya yah.. ya
kemudian PKBI DKI menterjemahkan dalam peran-peran yang tadi , lalu kenapa PKBI DKI
menterjehkan seperti itu, karena kita melihat bahwa karena remaja ini bisa berbagai mancam
keterlibatannya, bisa dari subjeknya , bisa juga memberikan banyak informasi dengan kreativitasnya
dan sebagainya. Kemudian ternyata kalo kita kasih kepercayaan mereka bisa bener-bener
menunjukkan.. apa yang kemudian diharapkan oleh organisasi lalu kemudian ya..., buat PKBI
mereka juga subjek terdepan dalam melakukan advokasi gitu sehingga memang sangat penting bagi
mereka memiliki kapasitas yang sama ditingkatkan dengan orang-orang lainnya karena pada saat
mereka diberikan kapasitas yang sama dan ruang yang sama ternyata mereka dapat menghasilkan
hal yang sama bahkan lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa.
Dalam PKBI melakukan advokasi terkait pemenuhan hak atas pendidikan kesehatan seksual
dan reproduksi bagi kaum muda, posisi dan peran relawan muda dimana?, apa yang mereka
lakukan?
Mereka yang memulai berjejaring dengan pemerintah langsung. Jadi kita memfasilitasi ruangnya,
mereka bisa bertemu dengan siapa saja, orangnya yang mana, kontaknya berapa gitu, kita
memfasilitasi proses itu, tapi yang maju mereka. Mereka tidak hanya kesekolah tetapi dengan dinas
pendidikan dan dinas kesehatan mereka yang melakukan langsung. Jadi waktu kita mau proses
melakukan advokasi ke suku dinas pendidikan waktu itu, kita dapat berbagai kontaknya, suku dinas
CMM kan udah lama dari tahun 1992 berartikan telah 24 tahun dan selalu diminati oleh
kaum muda untuk menjadi salah satu ruang bagi aktivisme mereka artinya tidak pernah
berhenti regenerasi kaum muda yah... nah menurut BM ini apa yang membuat kaum muda
untuk selalu berkontribusi bagi PKBI?
Pertama sih sebenernya ruang belajar yang sangat terbuka, buat siapapun jadi kalaupun mereka ada
belajarnya ditempat lain sebenernya mereka memiliki kesempatan yang sama dan biasanya mereka
diskusikan diantara mereka. Selain ruang belajar juga ruang berjejaring, yang ketiga baru
memberikan manfaat bagi orang lain. Karena gini orang – orang yang tidak punya tujuan
memberikan manfaat sekecil-kecilnya gitu itu seperti kayak seleksi alam saja dan terus kemudian
akan keluar dengan sendirinya karenaya merasa mungkin disini tidak mendapatkan yang bentuknya
secara materi. Tapi karena ya itu, pada dasarnya tiap orang yang mau lama disini ya karena itu tadi,
dia merasakan manfaat bagi dirinya sendiri yang kemudian dia bisa bermanfaat buat orang lain.
Itu juga yang kemudian membuat berbeda remaja jaman dulu dan remaja jaman sekarang. Yang
jaman jaman sekarang, remaja khususnya remaja jakarta itu udah agak terkikis kebermanfaatan
untuk orang lain. Mereka lebih banyak yang untuk diri sendiri dan bentuknya uang, ini sempat aku
pernah diskusikan dengan salah satu dosen UIN, dia juga waktu itu sempat mengalami kesulitan,
susah bikin mahasiswanya beliau untuk terjun kemasyarakat, karena mereka lebih memilih
waktunya dihabiskan waktnya mencari pekerjaan yang event- event yang bentuknya dapat uang.
Artinya yang menarik gini, disaat kulturnya berubah kaum muda lebih ke materialistis, apa
yang dilakukan PKBI untuk menguatkan kaum muda untuk tetap stay fokus to kaum muda?
Belum dilakukan tapi sudah direncanakan, CMM perlu mengubah salah satu strateginya yang
setidaknya teman-teman remaja juga bisa belajar bisnis di CMM. Artinya secara tidak langsung dia
bisa berinvestasi dan menghasilkan uang. Belajar buka usaha gitu, tapi memang ini masih ditataran
diskusi ya. Ya itu tadi analisis kita ada pergeseran budaya di anak-anak muda jaman sekarang.
Tadikan ada sebetulnya motivasi – motivasi kaum muda untuk bergabung di PKBI salah
satunya peningkatan pengetahuan dan jejaring. Apakah PKBI memfasilitasi itu?
Iya tentu, Kita punya program peningkatan kapasitas rutin satu minggu sekali dan kita juga ada
program pelatihan setiap satu tahun pasti ada untuk teman-teman remaja. berjejaring itu yang paling
keliatan adalah karenakan PKBI dan CMM. Jadi CMM itu untuk dibeberapa jejaring mereka
terdaftar seperti satu organisasi sendiri gitu loh. Karenakan giini seharusnyakan kalo jejaring kan
hanya PKBI saja, terdaftarnya. Nah untuk di forum LSM peduli AIDS Jabodetabek CMM kita
daftarkan diluar PKBI, jadi seperti LSM sendiri, itu kita daftarkan sendiri supaya kalo diundang,
CMM sudah punya kuotanya sendiri untuk berjejaring, itu ruang yang kita buka supaya teman-teman
punya jejaring sendiri. Untuk beberapa jejaring lainnya, kita liat konteksnya, kalo memang itu
konteksnya kespro untuk remaja ya teman-teman CMM lah yang akan selalu datang untuk mewakili.
Sebetulnya Ide gagasan perubahan yang ingin diwujudkan oleh PKBI terkait kesehatan
seksual dan reproduksi?
Yang paling utama sih yang ingin dilakukan teman-teman adalah CMM pingin punya kekuatan data
dan dokumentasi apa yang menjadi kasus dan kebutuhannya remaja sebagai alat advokasi tapi kalo
perubahan yang diiinginkan terhadap pemerintah ya sebenernya yang tadi kita bicarakan soal
pendidikan dan layanan, kesitu arahnya, Cuma memang kita lagi berupaay untuk bisa jadi pihak
yang dilibatkan sering dilibatkan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk menurunkan peraturan
gubernur tentang penyelenggaran kesehatan reproduksi remaja. kita mau melakukan proses advokasi
agar pemerintah membuat juklak juknis dari peraturan gubernur no.31 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan kesehatan reproduksi remaja. itu yang kita mau upayakan ke pemprov karena
memang ya itu ya karena desentralisasi wilayaah / daerah jadi itu dilakukannya di setingkat provinsi.
Nilai PKBI terkait pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda itu seperti
apa?
Yang pasti, PKBI menghargai pilihan remaja atau kaum muda untuk menentukan bagaimana dia
melakukan atau berperilaku seksual dan sosialnya. Kita menghargai pilihan itu dan kita juga
kemudian membuka ruang pilihan-pilihan untuk membantu remaja mempertanggungjawabkan
ativitas seksual dna sosialnya sehingga kita memang punya nilai kalo kaitannya dengan perilaku
seksual itu ya PKBI DKI safe sex, dulu sebelum tahun 2009 masih no sex.
Nah itu seperti apa sebenernya? dan apakah itu masih menjadi salah satu nilai yang dipegang
oleh CMM sampai saat ini?
Apa peran PKBI Pusat terhadap upaya-upaya gerakan kaum muda sesuai realitas yang
terjadi?
Kalo yang sudah dilakukan upaya PKBI Pusat ya itu tadi memastikan kebijakan yang menjamin
anak-anak muda menduduki posisi-posisi penting dalam pengambilan keputusan dan pengambilan
kebijakan. menurut aku itu peran PKBI Pusat yang sangat bisa dilihatlah itu satu hal, yang kedua
perannya ... sebenernya pusat itu punya berbagai rencana upaya untuk melakukan eksistensi program
remaja, youth center, kemudian upaya-upaya untuk melakukan proses advokasi dan sebagainya
Cuma sayangnya itu tidak tidak konsisten gitu dan jadi seperti tidak terencana karena kayaknya itu
hanya berdasarkan based on proyek, Sehingga kalo tidak ada proyeknya sampai sekarang tidak ada
orang PKBI Pusat, officer remajanya, yang bertanya misalnya gimana youth centernya apa yang
menjadi tantangan, apa yang telah dilakukan, nih ada data remaja atau ayo kita bikin gerakan remaja
apa dan sebagainya gak ada sekarang, karena tidak ada proyeknya kali yah hehehe... gitu jadi
menurutkan tidak konsisten dan tidak terencana, karena ini pernah aku sampaikan sejak aku masih
remaja, saat itu masih jadi koordinator youth center. jadi waktu itu aku menyampaikan, apa sih
visinya PKBI untuk remaja, PKBI pengen remaja itu pengen kayak gimana dan pengen sampai mana
dan apa peran PKBI untuk remaja. jawabannya jangan proyek gitu maksudnya karena proyek hanya
menjadi alat bantunya. Sebenernya programmnya banyak, upayanya banyak Cuma ya itu persoalan
konsistensi dan rencana jangka panjang, jangka menengah dan pendeknya itu seperti tidak terencana
Apakah itu berarti gerakan yang dilakukan oleh PKBI daerah tidak inline dengan PKBI
Pusat?
Bisa jadi, contohnya yang sekarang ... sekarang ya jadi seperti gerakan masing-masing PKBI daerah
saja tidak inline yang harusnya menjadi tugasnya pusat untuk menginlinekan gerakan di berbagai
PKBI Dareah dan tidak inline dengan PKBI Pusat juga. Harusnya bisa inline karena kan ada rensra
dan PKA namun yang menjadi masalah renstranya sendiri bentuknya bukan gerakan tapi indikator
teknis, jumlah youth center yang aktif, kegiatan yang dilakukan itukan teknis banget yah sehingga
itu tidak menlinkageskan gerakan antara gerakan PKBI Daerah dan Pusat. Tapi ya itu upaya-
upayanya sih ya kemudian tadi ya ada upaya – upaya melakukan advokasi judicial review Undang-
Undang sisdiknas sebenernya kan itu berbagai upaya yang membantu upaya advokasi di tingkat
daerah untuk kemudian melakukan advokasi ditingkat daerahkan bisa saling inline tapi pasca itu
selesaikan juga udah gak ada apa-apa lagi gitu , sehingga akhirnya asumsinya adalah ooh itu hanya
proyek itu saja yah. Kalo proyek seperlima gak ada jadi Pusat gak ada kegiatan itu. Padahal kitakan
masih melakukan, kita masih menguatkan Puskesmas , masih ini, Tapi gak ada tuh pertanyaan eh
gimana kegitan semester ini masih menguatkan puskesmas gak, gak ada pertanyaan itu. Munkin
PKBI sudah terlalu tua.
Jadi relasinya PkBI Pusat dan PkBI Daerah masih relasi proyek namun setelah itu tidak ada
keberlanjutan...?
Sayang yah, Padahal ada banyak isu menarik, isu yang kekerasan seksual di bengkulu apa sih yang
harusnya youth center semua PKBI daerah bisa suarakan bersama gak ada. Suaranya lewat mana
lewat jaringa lain tapi maksudnya PKBI Sendiri tidak mengambil positioning itu padahal kekerasan
seksual itu usia remaja walaupun disebut kekeraan seksaual anak. Oorang –orang yang melakukan
kekreasan seksual sebagian besar remaja.
Salah satu bentuk gerakan, adalah membentuk jaringan dengan banyak pihak. Apa yang
ingin diubah melalui jaringan itu?
Mainstreaming isu kesehatan seksual dan reproduksi kedalam jaringan sehingga banyak orang
punya perhatian terhadap isu kesehatan seksual dan reproduksi. Kalo banyak orang punya perhatian
akhirnya banyak orang yang konsern, banyak orang yang mau ikut bersama – sama mendorong apa
yang menjadi advokasinya.
Kalo sejauh ini kontribusi relawan-relawan muda dalam memainstreamkan isu kesehatan
seksual dan reproduksi kedalam jaringan itu seperti apa?
Sejauh ini sih, jaringan-jaringan apa yah karena mungkin eksistensi, ini persoalan eksistensi,
eksitensi nya CMM sebagai youth center, tempat ngumpulnya banyak remaja akhirnya CMM
dijadikan pusat konsultasi terkait isu kesehatan reproduksi remaja. itu yang akhirnya kita bisa lihat
indikator mainstreaming in isu keseaatan reproduksi remaja diberbagai jaringan dan termasuk di
pemerintah. Sebenernya kalo bisa di klaim sampai sekarang dengan akhirnya makin banyak pihak
ngomongin kespro remaja sebenernya kita bisa cukup mengklaim sebagai kerjanya PKBI lah, karena
dulu gak ada orang ngomongin remaja. kenapa sih harus ngomongin remaja, remaja belum lah nanti
aja.. tapi PKBI cukup mampu untuk mengubah persepsi orang bahwa ngomongin kespro remaja ya
harus sama remajanya, remajanya harus ditanya dan sebagainya, lallu remajanya perlu diberi
pemahaman kespro. Remaja melaluui rekan-rekan rmudanya cukup punya inilah untuk
memainstreamkan kespro. Istilahnya ginilah waktu itu kita punya program sosialisasi hak kespro
remaja ke beberapa LSM di Jakarta yang isunya bukan sebenernya bukan remaja dan isunya bukan
Kespro tapi isunya ada HIV, AIDS, narkoba dan lingkungan gitu-gitu. Kita keliling sosialisasi, yang
melakukan prosesnya teman-teman remaja, mereka berupaya untuk menambah perhatiannya orang
lain tentang kespro remaja, menurutku cukup berhasil kok.
Menurut BM saat ini apa sih sebenernya faktor yang mendukung eksitensi PKBI dalam
memalkkan advokasi?
Yang paling mendukung menurut aku, strategi PKBI yang tadi yah, PKBI tidak menposisikan diri
menjadi opisisi gerakan yang berseberangan dengan pemerintah tapi PKBI masuk melalui kerja
bareng membantu pemerintah melakukan berbagai hal. Sebenernya menurut aku itu strategi yang
cukup efektif bersama pemerintah, karena mereka tidak sedang dikuliti gitu, pemeritah seperti
tidaksedang di kritisi, seperti tidak sedang dievaluasi, dinilai gitu. Tapi kita masuk dengan ya itu
tadi, kita bantuin apa sih yang menjadi kesulitan, ayo kita bantuin fasilitasi dan sebagainya.
Ngomong yang penguatan PKPR remaja yang kita lalukan kemaren di ASK dan sebelum ASK,
puskesmas tidak pernah merasa digurui oleh PKBI atau tidak pernah sedang merasa dinilai oleh
PKBI sehingga Puskesmas waktu itu sangat terbuka dengan situasi yang terjadi di Puskesmas soal
PKPR padahal PKPR saat itu sudah jadi amanat kementerian keseahtan harus ada diseluruh
kecamatan.
Ada satu pertanyaan terkait teknologi, sebenernya perkembngan teknologi saat ini cukup
pesat yah, menurut BM ini, sejauh mana teknologi berpengaruh terhadap kesehatan seksual
dan reproduksi kaum muda?
Harusnya sangat jauh mas karena apa-apa semua serba teknologi. Pokoknya anak muda itu dicari
di, langsung browsing dan sebagainya Cuma yang menjadi tantangan untuk PKBI, untuk LSM-LSM
terkait dengan teknologi adalah, khusunya PKBI, PKBI tidak punya memiliki biaya yang cukup
untuk memaksimalkan teknologi supaya bisa seperti yang tadi dimaksudkan. PKBI dananya terbatas
banget untuk memanfaatkan teknologi padahal, itu salah satu yang paling efektif saat ini, tapi
memang biaya untuk teknologi itu cukup tinggi. Misalnya operator khusus, gak digabung- gabung
sama ngerjain yang lain, operator khusus dan operator ini harus dilatih dan sebagainya sehingga
punya perspektif dlu tentang pkbi dan sebagainya. Itu kalo udah ada operator khusus ngerjain yang
ada kaitannya dengan itu menurut aku itu harusnya bisa efektif banget buat temen- temen remaja.
Terkait dengan ekonomi, gimana sih situasi ekonomi global saat ini, atau situasi ekonomi
nasional saat ini berpengaruh terhadap kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Yang sangat mempengaruhi saat ini adalah ekonomi berhubungan dengan life style saat orang
pengen segera mendapatkan uang, bisa mendapatkan apapun untuk apalagi anak-anak muda di
jakarta itu tingkat life stylenya sangat tinggi sehingga ya itu tadi ekonomi sangat mempengaruhi
keshatan seksual dan reproduksinya kaitannya ya itu tadi aktif secara seksual kemudian selain itu ya
itu tadi persoalan ekonomi juga mempengarhi juga dengan status makanan sehat, makanan yang
kemudian mempengaruhi kesehatan seksual dan reproduksi sekarang orang yang sakit kanker
payudara itu usianya lebih dini lagi kalo dulukan usianya paling 50 tahun ke atas sekarang
tigapuluhan itu sudah banyak keluhan tumor dan kanker payudara yang itu berhubungan dengan
pola makan sehat. Itu karena apa, ekonomi lagi balik, karena masyarakat kita dibuat memaami hal
yang salah dengan pola makan dan digempur dengan ekonomi yang sulit sehingga akhirnya ya itu
untuk memahami bahwa pola makanan yang sehat yang sperti apa kahirnya jadi berpengaruh. Situasi
politik juga mempengaruhi ekonoim dan kesehatan seksual dan reproduksi misalnya pemerintah
Saya pikir wawancara untuk saat ini kita cukup sekian, saya ucapkan terima kasih buat mba
BM yang sudah mau menjawab berbagai pertanyaan tadi.
Wawancara
Nama Informan : BS (Bagian I)
Posisi Informan : Pengurus PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 27 September 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat
Selama ini ada gak yang gak sesuai dengan suara2 remaja?Kebijakan/program /layanan?
Kebijakan, gimana ya?Sebenarnya ada ya masih.Kebijakan untuk konteks remaja.Kebijakan sih
contohnya yang kontrasepsi kemarin kan kita sempat diskusi bahwa kalo kontrasepsi sebenrnya
bukanhanya dibutuhkan oleh kelompok remaja. Khawatirnya di kelompok remaja itu selalu identic
bahwa kontrasepsi itu dibutuhkan oleh remaja.Padahal orang selalu berpikir remaja itu yang pasti
belum menikah.Padahal yang sebenernya membutuhkan kontrasepsi itu tidak hanya
remaja.Kelompok umur lain yang belum menikah membutuhkan kontrasepsi itu. Kebijakan2 yang
menjadidi advokasi nya itu sendiri pun di geser pemikiran2 itusehingga diimpelemntasikan menjadi
kebijakan dan program2 itu kan lagi banyak banget kontrasepsi itu untuk remaja. Kita mau mencoba
pola piker itu.Kontrasepsi itu buat semua bukan hanya kelompok umur.Including remaja.
Dan imagenya remaja belum menikah padahal remaja juga ada yang menikah?
Apa yang dilakukan oleh ibil untuk memastikan forum remaja di seluruh tingkatan dan
tagline kontrasepsi untuk semua?
Tagline sih Kalo kemaren yang dikaos unmarried contraception terus dibawahnya for unmarried.
Kaya gitu2 tagline nya
Di dalam forum kepengurusan apa yang dilakukan oleh BS untuk meyakinkan tagline itu?
Di pengurus pasti cendrung kontrasepsi atau kayanan cendurung selalu ke kelompok umur memang
terkadang bagus mengutamakan ank muda tapi yang dikhawatirkan temen2 jadinya labeling cap
negative terus yang keluar.Permasalahan ini yang ngalamin remaja.Okelah mungkin mayoritas
jumlah penduduknya remaja dan rata2 belum menikah.Itu datanya yang kita belum tau
sih.Sebenrernya yang belum menikah itu di kelompok umur mana sih.Di pengurus selalu bicara
layanan untuk remaja.Padahal bukan hanya remaja pun yang sulit mengaskses layanan SRHR.orang
yang 30 tahun SULIT KAN. Kalu belum menikah kalau ke dokter obgyn pasti ditanyain udah
menikah atau belum?mencoba gak menspesifikan anak muda sih tapi lebih ke partisipasnya
Apa tanggapan?
Memang sulit sih kalo ngomong di kepengurusan karna memang pemahamannya sudah mengakar
dari awal.SRHR itu yang spesifik di remaja.Padahal ada banyak permasalahannya itu akhirnya
timbul labeling.Paling saat ngomong itu kita ingetin terus .sulitnya kalo ngomong di forum apalagi
sama orang2 tua dia lupa besoknya harus diomongin emang harus ngomong terus sih di rapat
pengurus apalagi soal terkait kebijakan2 itu, layanan, youth friendly services.padahal temen2 sendiri
untuk konsep klinik udah gak pake youth friendly services tapi friendly untuk semua contohnya pro
care dki sendiri sudah merubah kan pola piker itu.Friendly gak hanya untuk remaja tapi untuk semua.
Untuk semua kelompok umur dan golongan2 lain.
Kalo di kepengurusan kan ada kuota, 30% tadi disampaikan, secara jumlah sudah terpenuhi?
Secara jumlah Udah oke
Terkait dengan akses kontrasepsi, apakah seluruh remaja dari pusat sampai cabang satu
suara bahwa remaja memang harus memperjuangkan akses yang sama terhadap alat
kontrasepsi?
Sebenernya sih kalo terkait dari atas ke bawah pemahamannya samaatau gak yang pasti sih gak.
Pertama Hal itu hanya pemikiran konteks nasional.kita gak pernah bicara di konteks di cabang
seperti apa. Suara yang masuk bukan dari bawah ke atas, tapi dari nasional ke bawah.Mereka pun
pemahamannya gaksama. bukan hanya kontrasepsi, Untuk child marriage pun amungkin masih
susah kan kita fokusnya di kekerasan, child marriage dan kontrasepsi. kan kita fokusnya di 3 itupun
aja pemahamannya masih beda yang udah kita diskusikan. Child marriage menurut mereka gak ada
masalah apalagi daerah2 konteks Kalimantan pemahaman itu pasti gak masalah tergantung
daerahnya, dia kaya gimana, orang yang dikirim itu.
Kalo kontrasepsi?
Mereka masih bnyak bicara juga soal kontrasepsi untuk remaja, kadang buat survey kecil2an nanya
tentang kontrasepsi.Ini juga terjadi tentang pemahaman kontrasepsi.cendrung yang paham banyak
tentang kondom sedangkan kondom label negative nya udah ada.
Berarti di tingkat cabang dan daerah ada yahg menolak gak remaja terhadap alat
kontrasepsi?
Kalo dari survey kemarin pake survey monkey dikirim ke temen2 daerah, ada yang
menolak.kemaren tuh baru dapet 50 sekarang belum buka lagi.respondennya 50, 2 orang lah kayanya
dari 50 itu. Tapi kan sebenernya itu yang ngehare kan remaja pkbi, kita gak tau remaja umumnya
yang lain dari yang gak dapet akses informasi terkait itu gimana.itu yang kita belum dapatkan. Pasti
pemahamnnya hampir sama terkait kontrasepsi.
Program dan layanan PKBI itu apa yang lagi dijalankan PKBI?
Itu yang sebenernya dari kemarin sampai meeting terakhir bahaskan update perbidang apa sih
capaian nya, apa sih visi misi program pkbi, belum kelihatan kita mau menghasilkan program yang
seperti apa. mungkin di peralihan dari project based ke program belum ada. Kalau dulu masih
banyak project remaja jadi Visi misi ngikuti workplannya program. Skrg belum kelihatan program
apa yang sebenrnya mau di kembangkan untuk remaja di pkbi.terkadang kita harus punya posisi di
jaringan atau dimana kita mau memajukan program yg seperti apa pada remaja butuh diskusi inovasi
kalo sekarang rumusan kebijakan yang ada Cuma kebijakan terkait internal sedangkan keluar
impactnya bagi remaja di Indonesia itu yg sebenernya butuh banyak diskusi.
Menurut ibil PKBI itu organisasi layanan, advokasi, gerakan, pemberdayaan atau apa?
Ini juga sebenernya juga jadi kebingungan.Itu juga terjadi di kepengurusan.bnyk timbul usulan2 dr
pengurus bahwa ini klinik bisa dibuat franchise biar bisa menghasilkan uang. Berarti kita profit nih
ya ngambil uang untuk setiap layanan kita. Ada yg bicara kita punya fundrising kita bisa support
fundrising itu untuk layanan klinik sehingga kita bisa melayani services yang ada. memang konteks
nya sih kalo dibaca dari keinginan2 pemikir di atas karena arah pkbi kan yang mikir pengurus kan,
itu cendrung kearah memberikan layanan.
Nah kalo kontribusi remaja menurut ibil dalam gerakan pemenuhan HKSR kaum muda?
Relawan PKBI cukup mewarnai gak sih melakukan advokasi, gerakan?
Sebenernya pkbi organisasi gerakan masih jauh banget.Walaupun sejarahnya ada ya kalo gerakan,
pelopor.tapi tambah kesini terlihat untuk gerakan mundur dari segi pola pikir pengurusnya,
kebijakan2, implementasi program gak menggambarkan kalo kita ini mau jadi organisasi gerakan.
kaya kebijakan yang sekarang gak membuatkan orang2 didalamnya bisa mengeksplor keluar,
terbatasnya waktu, penyekatan waktu untuk dia bisa beraktivitas diluar, berdiskusi dengan orang
banyak diluar, untuk pemerintah segala macem cendrung jadi enggan kalo waktunya juga
terbatas.Harus masuk kantor dulu, gak boleh lewat dari jam sekian, pulang jam sekian. Sedangkan
orang kansemuanya mau keluar au menyampaikan sesuatu, membangun gerakan, pasti gak bisa
kan.kecuali kalo pkbi kaya pabrik memproduksi sesuatu memproduksi modul yang harus diem di
tempat.Ya mungkin itu cocok.tapi kalau mau bicara pkbi sebagai organisasi gerakan, orghanisasi
pelopor pasti jauh kan.Kebijakannya aja udah aneh.Pasti mundur banget jadinya.
Nah dengan persoalan kesehatan seksual dan reproduksi orang muda di indonesia, peran
PKBI yang harus dilakukan?
Yang pasti sih mau mencoba untuk merubah pola pikir yang ada terkadang banyak dari kita apa
yang dipikiran mereka selalu benar. Rata2 di pengurus pun, Pemahaman SRHR yang dulu2 yang
dipake. Kaya misalkan SRHR dibutuhin hanya oleh remaja kaya gitu tuh masih terus dilanggengkan
pemikiran2 itu.Padahal sebenernya untuk memasukan satu isu ke orang banyak kan gak harus kecil
ke target grup anak muda/remaja.bisa ke kelompok lain atau pemahaman tentang isu SRHR bisa
support ke banyak hal. terkadang jarang dipikirkan orang2 di pkbi.kalau SRHR ya SRHR aja. tapi
gak mau mencoba bisa masuk ke SRHR kaitannya dengan apa sih. Bisa include ke isu apa, main ke
jaringan itu, nitip isu, akhirnya gerakan ituterus tertanam di jaringan lain. Kaya gitu2 pemahaman 2
Apa yang mau coba kita buat selalu eksklusif.
Selama ini BS-kan ada di kepengurusan, apakah merasa bisa mempengaruhi pengambilan
keputusan terkait layanan/program/project yang terkait dengan kaum muda di PKBI?
Bisa sih pasti bisa ya tapi perlahan dan butuh waktu banyak karena struktur yang di pkbi ini, bukan
struktur sih, sistem atau budaya yang dibangun di kepengurusan cendrung keputusan ada di tangan
ketua bukan berdasarkan keputusan2 rapat yang terjadi.Hampir mayoritas keputusan itu ada
Kan kemudian ternyata gagal JR child marriage, apa langkah selanjutnya yang dilakukan BS
dan kawan2 remaja?
Kalo langkah sih cendrung gabung dengan jaringan koalisi 18+ yang masih aktif yang masih ada
niatan JR lagi dengan berbeda pasal karena gak boleh pasal yang di JRin di JR in lagi.UU yang sama
cuma pasalnya yang berbeda. Kalo kemaren kan masalah umur. Kalo ini gak tau pasal yang
mana.Mungkin bulan depan baru mulai diskusi lagi.
Saat ini musuh bersama kaum muda di PKBI termasuk terutama yang di pusat adalah pasal
perzinahan KUHP?
Iya, makanya diskusi disini banyak ngomongin itu kan karena kalo itu goal, kriminilisasi
kontrasepsi, kriminalisai korban2 perkosaan yang tadi disebutin kea rah situ.
Sementara kalau kita lihat PKBI di daerah masih berjuang dalam konteks memberikan
pendidikan kespro bagi remaja, layanan ramah remaja, pandangan BS gimana?
Gak salah juga ngelakuin itu tapiibaratnya musuh bersama ini udah lari di depan udah melakukan
banyak hal campaign2 yang merubahperpektif masyarakat terkait pendidikan kespro dan kita baru
sampai pada lini pemberian informasi dan itu cakupannya dan dampaknya gak besar kan.Sebenrnya
agak ketinggala aja kita dengan kegiatan2 yang dilakukan pkbi daerah.memang lemahnya informasi
ke daerah pun kurang dilakukan oleh PKBI akhirnya jadi kepikiran forum mau buat apa. Buat di
daerah tau atau orang2 umum tau sebenernya ini lagi berlangsung dan ini dampaknya
kesini.Kemarin lagi dibuat konten, buat infographis, terkait informasi itu. Lebih banyak buat edukasi
ke daerah biar oh ini jadi musuh bersama nih. Itu dulu sih.Karena proses2 lain gak memungkinkan.
Yang paling mudah ngasih informasi kan. Hampir semua daerah masih melakukan pendidikan terus
layanan.
Terkait dengan gerakan kaum muda, secara situasi politik saat ini untuk menggoalkan tujuan
bersama saat ini gimana peluangnya? Kan agak susah merubah KUHP masalah perzinahan
itu? Ruang politiknya gimana?Berat ya pertanyaanya
Okeh, Kebijakan2 cukup mempengaruhi, kalo situasi sosial budaya masyarakat?
Kalo mau metain situasi, Kalo mereka tau apa yang berlangsung sekarang pasti mereka gak mau
nerima.Nerima pasal2 yang di ajukan dari point2 yang ada.Keterbukaan informasi tentang
Perubahan yang sedang terjadi di legislative di KUHP.Ayla pun sedang berlangsung. Informasi itu
gak dibagikan ke masyarakat bahwa ini sedang berlangsung apa perubahannya apa yang akan terjadi
kalo ini berubah di msyarakat.Di tingkat ini terus berjalan dan dampaknya gak dijelasin.Kalo ini
terjadi apa dampaknya. Cendrung Banyak yang dirugikan.Walaupun dari sisi budaya Jina di larang
cuman kandampak dari segi hukumnya harusnya masyarakat tau. Jgn Cuma dikemas ini perzinahan
ini harus dihukum.Kalo dari sosial budaya beranggapan yang dlakukan orang2 ini benar.Konteks2
agama hakim2 nya pun berpendapat harus dipikirkan untuk perjinahan ini karena zina
agamamelarang itu.Kalo di kalangan anak muda kalo ngobrol2 untuk organsiasi yang ngurusin
toleransi di Indonesia mereka gerah banget.Mau melakukan apa. Karena banyak banget diskriminasi
ke lgbt. Aplagi ayla ngemasnya kan di lgbt. Tambah lagi.
Apa motivasi BS menjadi pemimpin gerakan di PKBI pusat, pemimpin gerakan untuk JR?
Motivasinya sih mau memperjuangkan yang gak adil dan yang bobrok. Yang gak adil saat ini
cendrung banyak pemahaman diluar yang diskriminatif yang akhirnya menimbulkan ketidakadilan
di masyarakat gak hanya lgbt sebetulnya banyak juga kelompok lainyang mendapatkan itu yang
terus dimunculkan.belum lagi kebobrokan di pemerintah kaya aspek2 layanan yang ada dimana kita
lakukan di pkbi dimana akses layanan bisa dipenuhi oleh pemerintah. Masih banyak di Indonesia itu
ketinggalan dari Negara lain itu yang masih mau diperjuangkan dan menularkan ke teman2 lain.
Dokumen2 terkait seperti reporting FGD nanti tanya Frei, dokumen yang pertama ada tapi bahasa
inggris. Dokumen yang kedua gak tau.Isu nya gak tau.Coba lihat beberapa point.Gak tau spesifik
ngomongin itu atau gak.Yang reporting itu mengeneralisasi berbagai isu.Semoga aja kegambar
disitu.Tapi kalao dilihat dari rekomendasinya kegambar.
Youth forum suka bikin rekomendasi untuk pengurus PKBI, itu dimana?
WAWANCARA
Belakangan ini kan saya observe bahwa PKBI terlibat banyak dalam jaringan aliansi-aliansi
atau forum-forum. Nah bisa disebutkan gak sih, saat ini PKBI itu terlibat dalam
aliansi/jaringan atau forum apa saja? Spesifik youth?
Kalo youth sendiri itu, sebenernya masing-masing jaringan punya pecahan nya. Misalnya jaringan
ini ada youth nya. Kalo PKBI secara nasional jaringan GKIA, SOS, Seperlima, RHRN lebih ke
project based tapi harapannya bentukannya jaringan yang cair, terus asean youth forum. Udah sih
itu. Paling kalo yang itu RKUHP ada jaringan sendiri, reformasi KUHP Jaringan yang lagi ngawal
untuk perubahan2 dari KUHP. Spesifik anak muda gak ada tapi jaringan anak muda ada yang
tergabung disitu ikut ngawal.
Kalo ASV?
Sebenernya yang bingung ASV itu gak ada keterwakilan PKBI secara nasional tapi kalo daerahnya
hampir mayoritas ikut itu. Jadi untuk nasional nya sendiri, yang pasti gak pernah terlibat. Selalu
temen-teman daerah yang terlibat. Kepengurusan nya pun selalu temen-temen daerah.
Kalo dari PKBI sendiri punya keinginan gak sih untuk masuk ASV? Sebenernya kaya gimana
sikapnya?
Sebenernya sih kita mau aja untuk terjun di ASV walaupun memang cendrung kita melihatnya
jaringan ASV ekslusif, tertutup, mekanisme untuk joint nya pun punya banyak birokrasi yang cukup
panjang, untuk mendaftar harus dilihat dulu organisasi nya seperti apa. gak secair jaringan selain
ASV. Kalo untuk mau gabung atau gak, pasti sih mau karena ada beberapa PKBI daerah. yang jadi
pertimbangan terkadang mereka keluar pake nama ASV tapi bendera PKBI masih melekat disitu.
Kalo pusat gak ikut disitu, kegiatan-kegiatan yang membawa bendera ASV tetap membawa nama
PKBI. nah dikhawatirkan sebenernya ada problem atau permasalahan disitu PKBI gak tau atau gak
support otomatis gak terlihat kuat dari segi PKBI nya sendiri.
Sekarang itu kan penilaian dari BS, kemudian terkait Seperlima, sebenernya Seperlima masih
aktif gak sih jaringan ini?
Itu juga sebenernya gak jauh berbeda dari ASV, cuman memang dia lebih eksklusif lagi dari ASV
dan scope nya lebih kecil dibentuk oleh project juga, sama sih sama halnya kaya ASV, kalo ditanya
masih aktif atau gak, yang pasti dia udah gak aktif lagi karena projectnya bener-bener udah habis,
dia kemungkinan di merger di RHRN ini.
Terkait dengan GKIA, gimana sih gerakan terkait kaum muda nya?
Kalo di GKIA sih sebenernya cair banget ya. Kalo anak muda memang seluruhnya di serahkan ke
PKBI. dari arah gerakannya, visi segala macamnya itu diserahkan ke PKBI untuk nge lead sih
sebenernya, tapi kan member yang fokus ke youth bukan hanya PKBI, disitu ada ARI membernya,
kaya Muhamadiyah punya organisasi-organisasi kepemudaan terus NU juga ada karena NU juga
tergabung disitu, trus siapa lagi ya, disitu banyak sih organisaisnya, beberapa organisasi gak bisa
dibilang setengahnya sih memang lebih dikit untuk yang ngurusin youth, kaya tadi itu
muhamadiyah, NU punya organisasi youth nya, itu kadang-kadang dilibatkan di setiap event-
eventnya GKIA.
Nah selama PKBI lead di GKIA sebagai leading sector, pemimpin di sector remaja, hasil apa
yang muncul?
Ya, di wawancara sebelumnya kan juga ada ya yang ke Geneva kan memang youth spesifik
ngomongin konteks remaja di geneva, keterlibatan anak muda disitu juga di apresiasi karena
memang banyak ngomongin di saat world assembly itu pun banyak ngomongin isu-isu remaja di
situ. Usulannya umum sih.
Oke, selain itu ada lagi gak sih di Indonesia sendiri/di level nasional ?
Sebenernya kita selalu banyak jalan bareng kalo GKIA. Kalo kita audiensi kemana selalu ngajak
anak muda, kalo yang tahun 2014 ke kemenkokesra youth di ajak, ngobrolin soal arah GKIA
kemana. Kemenkokesra akan support dimana untuk gerakan ini. Beberapa kementerian juga
mendukung GKIA. Lebih gitu sih, gak pernah cendrung jalan sendiri kalo di GKIA, misalkan youth
nya bikin gerakan sendiri pasti selalu bareng dengan lini isu yang lain. Gizi, kesehatan ibu, kesehatan
Sector remaja di GKIA ingin menyelesaikan permasalahan apa aja sih? misalnnya kebijakan
pemerintah yang harus berubah atau caranya seperti apa?
Nah sebenernya sih dorongannya itu untuk kerjasama lintas sektor karena di GKIA kita sering bicara
soal beberapa kementerian punya program masing-masing kaya PKPR, BKKBN punya PIK,
kemenpora jalan sendiri dengan organisasi pemudanya, beberapa kementerian juga ada alokasi
program/dana untuk youth, nah itu kan belum pernah satu, jalan bareng, nah itu yang sebenernya
fokus utama kita makanya kita ngejarnya selalu ke kemenkokesra sekarang namanya kemenko
PMK. itu dari awal taun 2010 eh taun 2011 itu emang rekomendasi itu selalu keluar untuk konteks
youth nya. Arah kebijakannya sebetulnya kesitu karena memang kalo kita review lagi dari segi
program sudah cukup lengkap di kementerian walaupun implementasimya masih cukup minim. tapi
kalo dari segi perencanaan dan program sudah cukup terakomodir di masing-masing kementerian.
Cuman itu terpecah dan target grupnya juga masih kurang, cendrung ke sekolah. nah dua itu sih
kerjasama lintas sektor, kementerian sama luar sekolah.
Oke, jadi ada 3 sasaran tadi, organsasi nya kemenko PMK, kemudian target kelompok
sasaran nya di luar sekolah dan lintas sektor. untuk memastikan mereka bisa berkoordinasi
dengan baik, apa rekomendasi yang ditawarkan oleh GKIA?
Hampir sama tiap tahun kalo kita bikin symposium atau diskusi, adanya forum remaja yang di lead
oleh pemerintah. Ada sih sebenernya dokumennya tapi lupa ditaro dimana. Kan waktu itu ada 5
rekomendasi yang selalu keluar setiap tahunnya dan itu gak pernah selesai. Terus layanan kespro
seperti biasa. Edukasi berbagai kesehatan kalo yang uniknya di GKIA ada gizi, anemia, informasi
parenting. Secara keseluruhan edukasi bukan hanya kespro nya tapi kesehatan perilaku hidup sehat
itu yang perlu dikuatkan lagi di lintas sector. Pernah sekali muncul perlu dibentuknya semacam
parlemen remaja, forum remaja yang itu ada di lini pemerintah untuk di eksekutif biar bisa
mengakomodir masukan atau pendapat-pendapat remaja.
Nah kan hasilnya sekarang udah ada draft perpres? Optimis gak sih dengan adanya draft
perpres ke depan pemenuhan HKSR kaum muda jadi lebih baik?
Kalo dari segi kebijakan lumayan membantu. Tapi sebenrnya ini kebijakan yang targetnya ke
internal kementerian secara keseluruhannya, balik lagi gimana di GKIA sendiri atau jaringan di anak
muda bisa memonitoring sejauhmana implementasi perpres itu dijalankan. Sejauh mana RAN itu
diterapkan.RAN yang ada jauh dari apa yang kita mau karena banyak banget di RAN itu Cuma
ngomongin moral. Si konsultannya itu juga mengatakan bahwa Ini memang mandatnya uu
kepemudiaan karena Indonesia, pemuda nya mengalami degradasi moral sehingga di RAN ada
target mencapai itu untuk meningkatkan moral pemuda, menghilangkan dampak globalsiasi, larinya
banyak kesitu dan kesehatan dan konteks lain yang irisan nya cukup banyak dengan problem itu
dikesampingakan.
Kalo gak?
Kalo gak ya dorong terus dari semua lini, kalo dari asean youth forum sendiri lagi ngedorong dari
atasnya. youth development index untuk ngedorong indikator2 kesehatan, indicator-indikator yang
jadi perjuangan asean youth forum. Karena itu akan digunakan oleh kementerian. Rumuasan RAN
itupun berdasarkan itu, mau menyamakan dengan SDGs, menyesuaikan dengan indicator-indikator
yang ada di internasional. Berbagai lini terus kita dorong, sejauh mana implementasi nya. Kaya pkpr
terus di pantau walaupun 80% pkpr ada, cuman implementasinya masih jauh bgt dari modulnya.
Impact nya gak begitu banyak. Cuma programnya aja tapi kualitasnya yang perlu di perhatikan oleh
jaringan gimana kontrolnya kesitu.
Aku pengen ngomongin SOS, sebenernya gerakan SOS itu gimana sih?
Sos kan gerakan dari taun ke taun, aku juga ngikutin ini dari gerakan yang gak terbentuk apa-apa.
Kita tiap tahun hampir selalu ada aksi kekerasan, setiap taun ada kasus besar terkait kekerasan, nah
itu yang sebenernya ngebuat temen-temen jaringan perempuan, penggerak sos ini temen-temen
jaringan perempuan, keprihatinan pemerintah bersikap lamban, gak ada gerakannya, yang
membludak pas di kasus YY karena beberapa pejabat pemerintah perspektifnya jauh banget dari
yang kita harapkan karena kasus ini terus sering terjadi dan mendapatkan respon yang gak kita
harapkan sehingga temen-temen jaringan perempuan coba gerakan massif yang bisa di adaptsai
dengan mudah oleh temen-temen di daerah. pas momen yy ini lah, buat aksi damai di monas,
momen nya lagi panas-panas nya sehingga banyak media yang melirik. Harapannya saat itu gak
menargetkan ke pemerintah tapi membangun ke opini public. Gak ada lagi orang yang bilang salah
sendiri ..Bahwa ini sudah kejahatan luar biasa yang harus ditindak. Akhir nya kita diterima sama
kantor kepresidenan. Waktu itu ditemuain sama Lumayan lah jabatannya , teten masduki. Biasalah,
apa sih sbenernya masukan yang kita mau, Kita omongin aja bahwa ini udah terlampau jauh dan kita
selalu aksi tiap tahun.
Nah kalo tadi PKBI, sekarang di-BS-nya sendiri. Kenapa BS termotivasi terlibat dalam
gerakan SOS?
Pertama memang karena melihat kasus kekerasan yang cukup banyak dan Intersectional isu yang
jelas banget di isu kekerasan bisa lari kemanapun, ke perkawinan, ekonomi segala macam, menurut
ku kekerasan seksual isu yang sebenernya bisa mengundang banyak orang untuk berpartisipasi. Trus
ditambah hasil pleno remaja juga. kampanye perkawinan usia anak di seluruh PKBI terus
digencarkan. Itu pertama, terus sejalan dengan visi kita yang ada di pleno. Itu dari segi kebijakan.
Prihatin dengan kasus-kasus yang ada. Di tambah sekarang udah gak melihat, Siapaun bisa jadi
korban sampai anak kecilpun memang berpotensi dan memang tambah banyak. Pelakunya pun
sekarang udah anak kecil melakukan pemerkosaan kepada anak kecil, dibawah umur. Mungkin
Orang yang gak paham soal isu kekerasan prihatin soal ini. Aku mikir Pasti gerakan ini akan panjang
dan berdampak besar untuk isu Kespro karena itu salah satu spesifisik isu di general isu Kespro .
Kalo BS/ PKBI tidak terlibat apa kerugian yang diperoleh untuk gerakan kaum muda di
PKBI?
Yang pasti kan rugi lah kita gak terlibat ke suatu gerakan yang kita bayangkan akan besar.pasti
sebuah kerugian kita gak terlibat dalam suatu aktifitas yang positif yang akan berdampak banyak
untuk banyak orang. Sebagai organisasi masyarakat kita ingin membantu masyarakat. Nah di sos ini
Nah, apa strategi yang dilakukan PKBI /jaringan dalam “SOS” dalam mengumpulkan begitu
banyak masa dari individu dan organisasi pas launching gerakan?
Sejauh ini dukungan dari masyarakat di luar orang-orang yang terlibat di “SOS” kaya
gimana?
Kita lagi telusuri karena kalo kita searching hastagnya nya banyak banget poster sos yang kita gak
tau siapa yang ngadain di daerah gak tau siapa yang mobilisr. Di jambi, di Bengkulu, di beberapa
daerah. itu banyak banget hastag sos dengan kasus kekerasan seksual. Pas di grup siapa yang buat,
bukan pkbi. klita gak mempermasalahkan itu terserah mreka yang buat itu malah bagu, kita mau tau
aja orang yang melakukan ini siapa biar kita bisa ajak terus untuk kontribusi. Dorongan nya sih itu
dari masyarakataImpact secara keseluruhan yang kita harapkan, masyarakat melihat kekerasan
bukan hal spele, bukan peremepuan yang gak memakai pakaian yang gak baik, perspektif yang ada
di masyarakat kita ubah dulu sehingga akhirnya mereka peduli dan mau mendorong ke pemerintah.
Oke, nah menurut BS actor-aktor internal di PKBI, sejauh mana dukungannya terhadap
gerakan SOS, direktur, pengurus, kepala bidang atau frenia sebagai PO advokasi?
kalo internal menurut gua dukungannya udah lumayan baik, gak seperti sebelumnya, karena
komunikasi yg kurang terbangun, walaupun banyak kanal informasi yang dibangun di pkbi Cuma
di internal sendiri gak pernah ketemu komunikasi yang baik apa yang perlu dibangun. jadi ini
permasalahan menyamakan visi misi dari suatu aktiv itas yang gak pernah ketemu. Untuk sekelas
pkbi agak minim support dalam setiap kegiatan yang positif dan massif tapi gak dilirik seperti yang
kita gambarkan, gue dan frei bayangkan. Ini sebenrnya bagus banget kalo kita mantainace ini,
apalagi kalo total banget pkbi support disini dan mau ngeluarin banyak hal disini. itu masih kurang
dari harapan, tapi menurut gwudah lumayan kaya temen2 kemaren banyak yang datang untuk
launching ini. Untuk pengurus sendiri, komunikasi nya yang harus masuk ke pengurus. Jadi
pengurus juga gak tau gerakan advokasi apa yang udah kita lakukan, itu gak masuk sama sekali.
Nah kalo ke daerah sendiri gimana? Ini kan pusat nasional levelnya, daerah terpapar gak
dengan gerakan sos ini?
Sosial media terpapar banget
DKI Jakarta?
PKBI Jakarta disayangkan gak ikut langsung melirik hal ini sebenrnya gerakan massif. Arus
informasi selalu dibicarakan ada kegiatan gini2. Padahal disitu ada retno yang sama2 pengurus.
Balik ke budaya mungkin, bukan karna hal2 yang salah. Krn mereka udah project based banget. Dan
ini akhir taun. Mereka lagi kejar kegiatan project berdasarkan workplan. Padahal kan kegiatan itu
bisa dibarengkan dengan support kegiatan jaringan. Mereka juga lagi bikin kegiatan beruntun juga.
Mereka sangat disayangkan banyak kegiatan besar tapi mereka gak terlibat. Malah ngurusin kegiatan
di dalam sendiri. Tapi kalo dari youth forum sendiri berharap gerakan pluit ini bisa dilakukan temn2
daerah karena di jaringan sos berharap ini langsung di adaptasi oleh daerah. kalo gua nyanggupin
untuk forum
Bagaimana nanti rencana strategi mobilisasi keuangannya selain misalnya jualan pluit?
Kita mengharapkan temen2 di daerah yang bisa mengatur keuangannya. Karena sebenernya gerakan
ini gak butuh uang terlalu besar. Yg penting kita bisa modalin produksi kalung pluit aja dulu.
Selebihnya mereka metode nya kaya gimana tergantung mereka di daerah. Yang penting bisa
dibangun rasa kepeduliannya di daerah, harapannya bisa dilakukan serentak, roadshow. Kita dukung
kampanye edia nya. Bahwa di daerah ini sedang melakukan ini tapi dari segi finansial kita gak
ngebayangin terlalu besar ya .pkbi daerah Cuma negluarin 3-4 juta untuk sekedar transport sm
keliling roadshow dan ngundang banyak orang gak berat lah.kemaren pun yang buat acara ini gak
ampe puluhan keluarnya. Masa gak bisa,
Nah kira-kira apa yang dilakukan untuk ngumpulin mobilisasi internal PKBI?
Di benahi Sejauh ini masih bicara komunikasi dulu. Sebenernya kita kaya gak pernah tau masing2
individu, masing2 lini bidang di pkbi sampai ke daerah pun arahnya mau kemana. Sampe ke atasnya
pun, pengurus pun arahnya gak jelas, bisa berkomunikasi menentukan arah sebenrnya apa yang mau
dicapai oleh pkbi jangka pendeknya aja dulu, gak usah ngomongin coe yang sampai saat ini pun gak
jelas definisi/indikator COPE itu apa. Pengurusnya yang dulu gak paham.
SDM PKBI sudah siap belum terutama kaum muda di daerah untuk jadi actor gerakan SOS?
Dari segi kapasitas timpang banget, daerah pulai jawa tambah ke ujung, arus informasinyam value
nya, kapasitasnya itu gak rata, jauh banget dari yang kita mau. itu yang sebenrnya jadi tantangan
besar bagi pkbi dampaknya sampe ketemu juga di atas, dari youth nya kapasitas, proses nya gak
jelas, akhirnya wadir aja proses nya [anjang, hamper setengah setahun untuk nyari staff yang kita
butuhkan. Itu yang jadi tantangan untuk di internal pkbi,pr besar buat pkbi. dan kalau menilai
kapasitas masing2 pkbi pun jaraknya terlalu jauh si A dan si B jauh berbeda. Gak punya pemahaman
yang sama oh maksudnya begini akhirnya di PR besar buat pkbi.
Agar gerakan ini juga didukung oleh organisasi lain misal donor agency, gerakan organisai
lain?
Kalo kita mikir sejauh ini nargetin di sos itu bukan per organsiasi. Kita bener2 individu, satu ke satu,
makanya yang kita lakukan di pluit ini adalah kitab buat datasbae aja dulu, siapa yang punya pluit
ini dan kita berkomintemn kita buat datanya. Sehingga apa yang akan mereka kampanyekan, apa
yang akn metreka dukung aagr mengundang banyak orang agar bisa terlibat disini. Pesanan nya aja
hamper 200. kalyanamitra mau mesen itu 200. Jamgan samapi kita kewalahan kesitu. Itu salah satu
cara untuk mengajak orang lebih banyak dan Kita gak fokus ke organisasi
Kenapa?
Karena sebenrnya lari lagi kalo ke organisasi kita gak mau ditunggangi kepentingan donor, tp
memang pure kalo mau support lu kasih aja nanti kita sepakati mau apa. kita diskusi dulu, sem[pet
terjadi ada yang minta searo logo, kecuali lu mau kontak lu dimasukan di brosur yang kita bagikan
sebagai penanganan kasus kekerasan seksual.
Apa strategi BS/kaum muda PKBI untuk mendesak di sahkan uu kekerasan seksual?
Kalo harapannya pluit ini masih digunakan kan otomatis akan banyak diliput oleh media, dan ini
bisa membuat berbagai daerah khusunya remaja yang bersemangat untuk memperjuangkan ini.
Soalnya gua rasa banyak di sosmed pun banyak yang nanya2 soal ini. bisa peduli dan ikut serta.
Desakan public ini besar banget bisa mempnegaruhi jadi prioritas pembahasna di dpr. Kebiri aja
bisa di desak kesana karena banyak dukungan ke sana karena masyarakat dan pemerintah ini
bagiamanq bisa memberi efek jera ke pelaku. Melalui pluit inilah bisa yang diharapkan pemdua jadi
leading sektornya, di kampanye2 sehingga mendorong dpr mengesahkan ini. Perspektif masayarakat
dan pemerintah. digunakan beberapa daerah. di sosmed banyak yang nanya2 soal ini. kita berharap
nilai2 itu dulu yang dibangun, perlindungan ke pelaku, korban, kasus2 kekerasan seksual apa saja.
cuman melalui pluit inilah bisa yang diharapakan banget ya memang pemuda yang jadi leading
sektornya di kampanye. Mendorong dpr mengesahkan ini. Lewat jaringan lain mungkin iya. Karena
memang targetnya kita disuruh ke teten gak ada yang mau, gak penting, karena targetnya bukan itu.
Dan dia memang bener2 Cuma formalitas, apa yang kita omongin, kita menyayangkan presiden
mengambil hukuman kebiri .
Setuju gak?
kita gak setuju hukuman kebiri, dia bilang nanti akan dibisikan ke presiden. TapI ending nya akan
di sahkan kalo gak ada dukungan public. Sebenernya sos jangka panjang bukan gerakan instan untuk
mengubah satu kebijakan, kalo dilihat dari goalsnya temen2 lbh banyak ke gerakan jangka panjang.
Saat ini alat/ teknologi/media apa saja yang digunakan untuk membangun SOS?
kita banyak ke sosmed untuk gerakan, di instagram, posting poto, di video kemaren baru buat save
or sister.id, banyak temen2 dari segi individu yang tergabung dalam di sos pun banyak yang
melakukan kaya dita caturani dia lagi ke semarang dan jogja dan akan menggerakan ke sana karena
ngurusin kasus pabrik semen di jateng. Terus beberapa individu di temen2 jaringan lain mulai
mempromosikan pluit sebagai symbol anti kekersamn seksual. terus digulirkan isu itu jangan sampai
Tapi hubungan antar unit kerja, ada renbang, youth forum, bidang program, ada po remaja,
po advokasi, bidang keuangan, itu hubungan kerjanya bagus gak sih, sinergis gak?
Gak sih kalo menurut gue pribadi, gak ada komunikasi sinergitas yang jelas antara masing2 bidang
saat ini. Gak tau ke depannya kaya gimana. Khususnya bidang program setelah beberapa tahun ini.
Kaya beberapa taun ini.
Sebenernya ada gak sih kekuatan di internal PKBI yang mendukung gerakan kaum muda
dalam HKSR?
Karena member kita banyak di daerah itu pasti mendukung banget, pasti harapan temen2 jaringan
seperti itu. Itu keuntungan kita banget Kita bisa jadi lini terdepan untuk melakukan itu, beberapa
donor melihat itu sebagai kekuatan kaya di RHRN melihat pkbi yang bisa me leading gerakan itu
karena pkbi organisasi besar, ada di setiap daerah, karena mereka itu di nasional advokasinya, itu
yang paling kuat disitu dan untuk konsistensi gw gak liat itu sebenernya, temen2 jaringan melihat
satu lagi, struktur PKBI, hubungan anatar individiu gak bagus, tetapi ada upaya apa yang
dilakukan BS sebagai pemimpin anak muda di bidang advokasi untuk mensiasati itu?
Kalo pribadi lebih banyak ke pengurus menyerahkan pure ke mekanisme pedoman tenaga kerja
ngikutin dari awal mulai membuat pedoman itu, merevisi sampai akhirnya menjadi cara2 ngasih
usulan ke pedoman itu, gimana baiknya, gw lebih banyak menempuh jalur2 lewat pedoman itu
sebenernya structural itu lebih cair, ini jadi beban juga kan karena pemikiran pedoman itu sebenrnya
dibuat oleh eksekutif, pengurus yang banyak memberikan masukan. Arah kita gak sejalan ini mau
kemana ini, gak pernah ketemu, struktur seperti apa, mau tools seperti apa untuk menciptakan
suasana yang baik, alur kerja yang baik, itu jadi pertanayaan besar ditambah juga kita menyewa
konsultan. Gw banyak fokus disitu. banyak perubahan 2 yang terjadi. Sebenernya jujur pedoman
yang ada gak sesuai harapan.
Kontribusi PKBI terhadap gerakan SOS ini, ada gak sih kontribusi bermakna dari individu2
lain untuk gerakan SOS ini?
Individu sih sebenernya banyak ya, gak apal banget nama2 orangnya Cuma segelintir orang ada,
yang paling total membantu pkbi itu ada symphoni band yang terus promosiin isu kekerasan. Terus
beberapa artis pun yang waktu itu di undang sos yang di tugu proklamasi banyak yang support.
Cuma keterbatasan waktu dari individu2 yang berpengaruh. Kalo individu lain di berbagai
organisasi banyak banget yang mau terlibat di sos, Cuma Akhir taun ini terlihat gak banyak individu
yang support karena masing2 ngurusin event akhir tahun mereka sendiri. tapi kalo secara individu
itu banyak banget.
Ada gak sih di luar PKBI yang ngasih media, news letter, bikin film, music?
Dari daerah belum keluar itu
Dari nasional?
Nasional yang symphoni itu yang bikin lagu sister in dangers. Di soundcloud ada, lagu mereka selalu
berpesan tentang kasus kekerasan seperti itu. dia memang dedikasiin buat korban2 kekerasan
seksual, symphoni tanpa kita ajak dari dulu udah melakukan itu. Beberapa temen2 juga bikin gambar
trus dia share tentang gambar ini. dari segi media sini ada yang dukung, Cuma kita memang pengen
libatin lebih banyak lagi seniman, artis untuk ngedukung ini.
Ibil membacakan komitmen yang ada di pledge itu, ada teks nya?
Ada, komitmen kalo kita menggunakan pluit itu. Kalo komitmen kan dari pluit ini dapet. Yang warna
kuning itu lho, yang satu kotak itu.
Selama ini apa sih yang menghambat PKBI dalam memobiliasi dukungan ekstrernal
umumnya birokrasi internal
Wawancara
Nama Informan : FT
Posisi Informan : Staff – PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 27 September 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat
Sejarah keterlibatan PKBI dengan program remaja dengan isu kesehatan seksual dan
reproduksi bagi kaum muda?
Kalau yang aku tau kan dimulai dari tahun 74 ya yang gerakan remaja apa lupa juga kespro atau apa
ketika itu disadari bahwa perencanaan keluarga itu tidak cukup dari yang sudah menikah saja tapi
perlu sebelumnya karena dibutuhkan persiapan membangun keluarga. Persiapan membangun
keularga itu Kan ada berbagai macam kesiapan secara finansial, pendidikan dan lain-lain, Nah PKBI
itu ngambilnya di kesehatan nya, kesehatan seksual dan reproduksinya. Setelah itu periode 80an
90an itu aku gak begitu tau tapi yang tahun 90an akhir ada beberapa youth centre di PKBI daerah
untuk pertama tempat kumpulnya anak muda, tempat berkonsultasi untuk mendiskusikan
permasalahan-permasalahan kesehatannya dan menjadi sumber informasi ketika keluar misalnya di
SMA dan segala macam. Terus periode tahun 2000an itu, nah ini yang sebenernya masih tanda
tanya, 2010an mungkin ya. Semenjak aku disini juga, kan aku masuk PKBI dari 2010 jadi
sebenernya remajanya PKBI ini mau di bawa kemana. Karena kenapa diluar itu kan banyak juga
program serupa yang membedakan nya apa bagaimana lingkage-nya dengan yang lain, itu yang
menurut aku belum remajanya belum clear.
Tahun 2010 sampai sekarang udah clear?
2010 sampai sekarang justru aku gak paham. Kalau 2000an aku belum masuk
PKBI untuk terkait dengan program remaja belum jelas ingin mengubah apa, tapi kalau
melihat dari gerakan, kegiatan, program nya sebenarnya PKBI ingin merubah apa?
Sebenarnya gampangnya mencegah tapremaja itu dapat merencanakan keluarga dengan baik. Tapi
turunanya remaja tidak mengalami KTD, terbebas dari kekerasan seksual, terbebas dari IMS
Goalnya seperti itu cuma apakah misalnya dari pemberian informasi saja itu apakah cukup.Kan yang
dilakukan pkbi kebanyakan kan pemberian informasi saja apakah cukup. Jadi Intervensi yang
dilakukan youth centre dan PKBI belum cukup menjawab mimpi itu. Bagaimana dengan kebijakan.
Apakah kebijakan itu mendukung. Kalau tidak mendukung siapa yang harus merubah, disitu
hilangnya menurut aku
Jadi PKBI selama ini kurang konsen untuk isu2 kebijakan? Terlalu banyak sumber daya yang
diarahkan pada services?
Iya.Terlalu banyak ke services sebenarnya bisa jadi data pengaya sebenarnya untuk perubahan
kebijakan atau perubahan sosial tapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Karena memang pada
nature nya PKBI itu awalnya services pada tahun berdirinya itu 50an. Dia kan kekosongan pelayanan
kesehatan waktu itu. Tapi sebenarnya dari tahun 57 sampai pembentukan BKKBN sebenarnya pkbi
memberikan contoh tapi akhirnya di BKKBN. Kalau dilihat dari sejarahnya services itu adalah
bagian ketika PKBI ingin mendorong supaya pemerintah memiliki RKBN/BKKBN itu.
Secara tipologi, PKBI itu LSM layanan, advokasi, pemberdayaan atau apa?
Nah IPPF saat ini lagi mengarah ke mana, services, advokasi, pemberdayaan?
Mereka mau empat-empat nya. Kalau dilihat dari visinya mereka kan empat2nya.
Apa aja?
Yang aku inget ya, one billion service provided. Terus ada berapa orang yang diciptakan untuk
menjadi advokat untuk perempuan dan Young people, terus ada yang Instituional capacity lebih ke
internal, satu lagi itu aku agak lupa kayanya public support atau CSE gitu pokoknya ada di ininya
IPPF
Berarti harus ada dokumen Renstra IPPF, karena Renstra IPPF berpengaruh pada PKBI
dalam artian resources nya IPPF di arahkan ke empat2nya
Resource ippf di arahkan pada empat2 nya karena mengarahkan sesuai dengan perkembangan global
karena berpengaruh dengan pendanaan. Tahun sebelumnya lebih banyak di HIV ya HIV mainnya
taun ini lebih banyak di KB advokasi ya disitu mainnya.
Nah PKBI sebetulnya lebih banyak dipengaruhi oleh situasi global itu ya?
iya
Kira-kira kebijakan-kebijakan global apa yang saat ini berpengaruh terhadap gerakan kaum
muda yang sekarang dimainkan oleh PKBI?
Kalo sekarang kan partisipasi anak muda sangat di akui. Di SDGs terus turunan nya SDGs kan
banyak program kerjasama pendanaan, itu sebenarnya sudah mulai di akui pentingnya keterlibatan
remaja. kalau pkbi sendiri untuk keterlibatan remaja di GKIA dari 2010 kita sudah fokus di
kesehatan remaja. Terus di asean youth forum kita SRHR.Terus kalau yang khususnya remaja, Kalau
di advokasinya sih kaya misalnya untuk CSE, untuk pendidikan seksualitas, pemberian akses
kontrasepsi bagi semua orang termasuk remaja dan dekriminalisasi untuk LGBT. Sebenarnya itu
yang kita lakukan beberapa tahun terakhir.
Gimana dengan situasi politik nasional? Apakah itu juga berpengaruh untuk gerakan kaum
muda di Indonesia terkait pemenuhan HKSR?
Pastinya berpengaruh pertama pemerintah sekarang ini tidak terlalu memusingkan soal komitmen2
global jadi kaya misalnya dari CEDAW (internationalconvention on violence against women)itu
juga mereka gak report.Soal resolusi PBB untuk dekriminalisasi LGBT juga mereka
menolak.Semakin mempersulit sebenarnya geraknya.Dan ini sebenarnya Dipengaruhi oleh situasi
global juga.Pertarungan antara demokrasi dan non demokrasi.apa yang terjadi di nasional juga
terjadi di global. Raising conservatism itu kan juga terjadi di Indonesia dan Politikus tidak mau
kehilangan masa. Akhirnya ya udah ngikutin Siapa yang kuat ngomong, Dia akan ngikutin itu, itu
akan sangat berpengaruh karena sekarang iklimnya lebih ke konservatif dan itu dijadikan komoditas
politik dan bisnis.
Pengaruhnya terhadap status kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda gimana dengan
situasi politik nasional seperti itu?
Pasti akan lebih represif. Waktu itu aku udah ngelihat misalnya, Yang paling jelas
mengkriminilasiasi pertama LGBT kalau ada remaja di situ pasti dia akan kena. Mengkriminalisasi
konsensual seks di luar perkawinan. Remaja pasti yang akanmenjadi incaran. Situasi ini pasti akan
sangat mempengaruhi bagaimana pemenuhan HKSR.
Melihat situasi politik seperti itu yang berdampak cukup signifikan terhadap kaum muda dan
kelompok marjinal, peran PKBI /respon PKBI apa?
Kalau aku melihatnya pertama kita melakukan pemberdayaan lebih ke terutama ke anak dan waria.
Kalau kita lihat anak di dalam penjara atau yang bermasalah dengan hukum kebanyakan kanausus
nya pemerkosaan. Sebenarnya kita punya upaya untuk melakukan Penerimaan. Yang lain adalah
Sebaiknya dimana?
Di advokat kalo idealanya ya seharusnya, karena ini tentang mereka. Seharusnya mereka yang jadi
advokat untuk melakukan perubahan-perubahan ini, remaja yang melakukan, misalnya mereka bikin
kampanye tapi mereka yang digaris depan. Baru ketika itu kita bisa bilang program ini berhasil.
Oke, tadi tentang situasi politik. Sekarang tentang situasi sosial budaya di masyarakat terkait
pemenuhan HKSR bagi kaum muda itu seperti apa situasinya saat ini?
Kalau aku melihat bahwa sebenarnya ini sangat berpengaruh dari keseragaman jadi nilai yang
diangkat dari tingginya konservatifme di Indonesia adalah keseragaman yang boleh melakukan
hubungan seks adalah yang sudah menikah, yang benar itu adalah yang heteroseksual, Agama yang
benar adalah ini ini ini. Prinsip keragaman ini akan mengeksklusi kelompok-kelompok yang tidak
berada di mainstream, jadi mereka ini sekarang lebih ditekan. Remaja yang aktif bersuara mereka
itu ditekan termasuk LGBT padahal kalau kita lihat pada periode sebelumnya ini gak pernah jadi
masalah waria buat salon gak pernah jadi masalah, karena sekarang ada semangat penyeragaman
maka keragaman kita sedang terancam.Remaja juga sangat terancam.Terutama yang tadi itu.Yang
akan dinaikan adalah nurut aja. Semangat dari keseragaman itu sama semua, mengikuti satu
pimpinan nya siapa. Kalau gaksama lu bukan bagian dari kita. Padahal yang diperjuangkan anak
muda adalah mereka ingin jadi bagian dari itu di aspek apapun politik, ekonomi, kesehatan, sosial,
budaya. Misalnya anti korupsi mereka mau ada di situ. Tapi bagaimana itu bisa terjadi jika korupsi
hanya dijadikan sebagai karena keseragaman ini yang lain2 yang berkaitan dengan norma itu yang
diangkat korupsi sengaja ditinggalkan.
Apa dampaknya bagi situasi kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda dengan nilai
keseragaman yang saat ini banyak di anut oleh masyarakat?
Untuk anak muda yang jelas CSE /SRHR akan di tentang karena sebaik2nya norma agama yang
diterapkan. Semangat soal lgbt yang berbeda juga pasti akan di tentang. Yang behubungan seksual
sebelum menikah dan mereka hamil itu akan dipidana. Jadi kebayang kan
Peran PKBI selama ini dalam mengcoubter isu yang selama ini dianut oleh masyarakat
mainstream terkait dengan keseragaman itu apa?
Kalau PKBI sebenarnya PR besarnya adalah mereka sangat sistematis, berbagi peran dgn jelas.
PKBI sebagai bgagian dari civil society itu peran nya cuma puzzle kecil harus ada yang menyatukan.
Bagaiman kita harus bersatu melawan nilai dari keseragaman ini.nah ini yang belum ketemu sampai
Terkait upaya-upaya tadi, merespon situasi politik, sosial, budaya seperti itukan butuh
sumber daya, saat ini situasi perekonomian global untuk isu kesehatan seksual dan reproduksi
bagi kaum muda seperti apa?
Menurut aku masih ada kesempatan smp 2-3 tahun ke depan paling 5 taun ke depan sampai 2020
tapi tidak akan lagi bicara pelayanan langsung karena harapannya itru menjadi tanggungjawab
Negara karena itu akan sustain. Itu pasti akan dilepas. Lebih banyak di peran advokasi dan
pemberdayaan dalam kaitannya kerja basis.
Situasi ekonomi nasional saat ini mendukung terhadap peningkatan akses kesehatan bagi
kaum muda?
Yang paling lumayan itu kan dengan JKN jadi itu kan lumayan untuk remaja miskin dll bagaimana
caranya mempermudah JKN. Pada prinsipnya JKN itu benar bahwa Negara harus menyediakan
akses layanan untuk semua tapi sistemnya yang salah gak perlu mendaftar dan kemampuan
pembiayaan menurut aku walaupun anggaran naik kita kan masih punya deficit tapi pertumbuhan
ekonomi nya bagus. Masih ada harapan tetap di 10% cuman bagaimana alokasinya, bagaimana
perimbangan danadaerah dan pusat dan bagaimana teman2 daerah mampu mengaklses dana ini. Ini
yang sulit
Layanan itu di serahkan kepada negara, layanan kespro bagi kaum muda sudah baik atau
tidak?
Kalau kaitannya dengan kesehatan seksual dan reproduksi upayanya sudah ada, kaya PKPR, PIK itu
sudah ada cuma mungkin belum sesuai dengan kebutuhan misalnya jamnya, konten nya, cara
pengemasannya, kalau dia hanya melayani kesehatan reproduksi dan seksual itu akan sangat
mendiskriminasi remaja nya itu sendiri ketika dia mau mengakses. karna stigma nya itu lho, stigma
tempatnya itu bahwa itu kespro bahkan di amerika sendiri di tahun 70an kespro untuk remaja
pertama kali di launching tidak ada yang akses padahal teen pregnancy nya tinggi. maka yang
dilakukan membuka akses untuk umum, cek darah, golongan darah, anemia, tinggi badan terus baru
konsultasi ketika sudah sexually active baru ada tahapan selanjutnya. Tapi harus umum dulu.
Terkait dengan perkembangan teknpologi saat ini, berpengaruh gak terhadap status
kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Teknologi pasti akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat permasalahannya adalah itu akan
berdampak baik atau buruk. Kalau berdampak baik untuk status kesehatan Misalnya dia ingin
mencari tahu tentang menstruasi karena dia melek teknologi, dampak buruknya misalnya pornografi.
Usia yang terpapar pornografi menjadi semakin muda. Bagaimana kita bisa membuat dampak
teknologi tidak lebih besar di negative tetapi di postif atau caranya apakah dengan sensor itu bisa
ternyata gak juga.
Sebenarnya nilai PKBI itu apa pemenuhan HKSR bagi kaum muda?
Nah PKBI pernah melakukan JR? apakah itu bentuk aksi gerakan kaum muda di PKBI?
Untuk perkawinan anak lumayan bisa, dibilang seperti itu, karena mereka terlibat di kampanye,
pembuatan surat. Tapi kan itu kita inisasi belum ada kesadaran untuk melakukan itu
apa sih framing yang saat itu dibangun PKBI sehingga memunculkan urgensi?
Ketika itu memang sudah ada kelompok JR duluan tapi memang tekanan public nya tidak ada,
pertama kali YKP, setelah itu dari koalisi 18, pasal setelahnya karena ada kekurangan tuntutan, Kan
urgensi nya sudah tercipta, kan untuk membuat gerakan sosial harus ada urgensi nya. Frame yang
ingin dibangun adalah semua orang bisa berpartisipasi. Tagline-nya stop perkawinan anak. Remaja
PKBI-kan ketika itu ada permasalahan internal tapi kita coba cut semua. untuk kampanye ini semua
bisa menyumbang. Apa yang kamu lakukan kamu lakukan. Akhirnya mereka terinisiatif untuk
melakukan itu.
Apa peran PKBI dalam memperkuat ikatan solidaritas antar actor yang saat itu mau terlibat?
Kita masih punya koalisi 18, saat ini PKBI masih jadi bagian, kita jadi bagian dari kampanye nya
akan ada upaya hukum lagi tapi kita mainnya di campaign nya.
Ada tujuan bersama untuk kaum muda yang direkrut yang coba di gerakkan?
Sebenernya kita kan pengennya, menurut aku, belum dikomunikasikan ke temen-teman remaja.
bebas dari kekerasan seksual, mampu merencanakan keluarga dengan baik, berarti bebas dari KTD.
Untuk dapat melakukan itu Kepedulian, ketika mereka sudah sampai pada tahap informasi dan
attitude tapi kepedulian mereka untuk teman-temen yang lainnya gimana? Kamu udah selesai tapi
di luar sana banyak temen-temen yang seperti itu, apa yang akan kamu lakukan. Nah itu next step
dari program remaja, tujuan goal bersama itu yang belum kita komunikasikan.
Itu belum?
Belum, di youth forum setelah itu mungkin ada, mereka menciptakan advokat-advokat untuk
perkawinan anak ketika workshop belum ada setelah itu baru ada, Tahun 2015.
Apa strategi komunikasi yang dilakukan PKBI untuk memperkuat ikatan solidaritas kaum
muda dalam melakukan gerakamn sosial?
Sebenernya yang paling sulit kan ke daerah kalo di jaringan nasional sendiri lebih mudah. Kalau ke
temen-temen yang daerah yang saya lakukan gak tau kalau program remajanya mungkin beda lagi,
kalau strategi komunikasi nya kita akan buat kaya tema-tema. Langsung pendekatannya yang ke
daerah siapa nih ayo buat dong dari WA grup atau apa. Kita mau bikin kampanye ini, bantu yah,
nanti mereka buat di daerah. Kalau untuk secara mereka berkumpul bersama kita bikin strategi itu
belum.
JR yang dilakukan PKBI itu kanmdi tolak, apa yang menyebabkan gerakan kaum muda saat
itu gagal meyakinkan hakim MK untuk mengubah kebijakan?
Itu sih sebenarnya yang tidak setuju kan cuma yang agama islam. Sebenarnya lebih ke pendapat ahli
yang Islam, ormnas-ormas Islam, mereka takut melakukan itu. Sebenernya kalo muhamadiyah atau
NU bilang iya mungkin mereka akan melakukan itu. Muhamadiyah pada awalnya setuju terakhir-
terakhir gak, kurang pendekatan kesitu. NU menolak, kita kurang pendekatan. Habis itu ternyata
orang muhamadiyah, NU kecewa dengan hasil itu. Berarti kita kurang komunikasi ke mereka kayak
Aisiyah, Fatayat.
Artinya secara ikatan antar aliansi nya, ikatan remaja sudah bagus, bonding nya sudah bagus,
bridging dengan tempat lainbelum kuat. Saat itu siapa saja mitra PKBI dalam gerakan?
Ada dua grup sebenernya, grup perempuan dan anak. Grup perempuan YKP, PKBI, Rahima, itu
grup women movement. Dan ada grup hak anak: koalisi 18 yang kita inginkan bergabung. PKBI
berupaya memanggil semua ayo kita buat kampanye untuk tekanan public atau lobi-lobi.
Kesepakatan itu akhirnya koalisi 18 aja yang datang, ada kesulitan disitu juga memang.
Apa yang menyebabkan ikatan antar actor gerakan kurang begitu kuat?
Kalo aku melihat kesibukan, ego sektoral, atau ketidaksepahaman bahwa ini sebenernya untuk sama-
sama, misalnya soal advokasi yang penting kita ngelobi di dalem di luar gak usah, misalnya diem2
aja, strateginya kalo kita bikin rame nanti ini perdebatan soal itu.
Apa faktor pendukung dan penghambat gerakan kaum muda dalam JR?
Faktor pendukung nya sebenrnya sudah ada inisiatif-inisiatif itu faktor penghambat nya mungkin
capacity dan knowledge dari anak muda nya PKBI itu sendiri.Karena itu tadi taraf dari informasi
edukasi terus2 tiba jadi mengadvokasi.Itu mungkin harus ada satu intervensi yang harus dilakukan
sebelumnya.Faktor pendukung sudah banyak inisatif2 yang dilakukan di jaringan2 dan bisa ikut
nimbrung.
Terkait dengan asksi kolektif kaum muda, pendekatan di PKBI apa yang dilakukan sehingga
anak muda mau melakukan aksi kolektif di daerah sehingga bersahut2an?
Sebenernya sih kita sudah janjian, pendekatannya lebih ke-menumbuhkan empati, kepedulian,
Strateginya kita ingin menciptakan kegaduhan di media sosial sehingga public aware. Modelnya
sama dengan kekerasan seksual sebenernya.
PKBI punya gak pemimpin gerakan yang dikenal relawan muda PKBI?
Aku gak tau kalau itu. Mungkin di level daerah ada. Tapi itu tadi bagaimana membungkusnya
menjadi gerakan inisiatif nya ada. Kaya may ramadhan. Kalo kita liat dia terus memproduksi basis,
nah ini gimana kita membuat dia bisa menjadi gerakan berempati itu bisa marah, mereka sampai
mengkalim. Kaya di daerah misalnya soal yang di semarangbanyak muncul2 kaya gitu tinggal
bagaimana kita asistensi supaya bisa menjadi tokoh2 itu.
Gerakan kan butuh sumber daya, apa sumber daya PKBI ketika melakukan JR di kerahkan?
Sebenernya lebih banyak ke manusianya Kita hamper gak keluar sedikitpun untuk anggaran. Paling
untuk pertemuan fasilitas-fasilitas. Meeting room terus kaya berjejaring, memanggil jaringan.
Bagaimana pendapat FT terkait dengan peran PKBI tadi dalam gerakan kaum muda?
Yang baru dilakukan PKBI itu pemberdayaan untuk merubah perilaku orang tersebut, belum sampai
ke ini 2014 kemarin pleno bahwa kita butuh forum remaja untuk advokat remaja, itu yang
dibutuhkan.
Menurut FT peran PKBI yang lebih mengarah pada peran remaja untuk perubahan perilaku
itu tepat atau gimana?
Bukannya tidak tepat tapi perlu ditambahkan karena ketika orang sudah tau dia akan mengajak orang
lain atau dia akan merubah sistuais itu sebenrnya yang perlu ditambahkan.
Wawancara
Nama Informan : FT
Terima kasih atas kesediaannya Ada beberapa hal yg ingin saya tanyakan Nah, terkait dengan
gerakan kaum muda PKBI. Sebenarnya mungkin lebih tepat untuk menjawab pertanyaan ttg
Gerakan Kaum Muda PKBI ini adalah FT karena terkait aksi2 kolektif kaum muda yg pada
tahun2 belakangan sering dimobilisasi PKBI saat ini.
Nah Menurut FT apakah PKBI ini memberikan sumber daya finansial yang cukup untuk
membangun gerakan kaum muda saat ini?
Menurut aku belum ya, karena secara apa namanya, cara kerjanya masih terpisah pisah. Jadi
akhirnya advokasi itu bukan menjadi salah satu atau pembangunan gerakan pemberdayaan
masyarakat itu tidak menjadi salah satu komponen yang mjd satu. Jadi harusnya di setiap program
itu ada komponen advokasi, pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tujuannya apa?
Tujuannya kan utk menggerakkan orang disekitarnya. Itu yang akhirnya karena terpisah secara
sumber daya manusianya cuma satu orang yang bertanggung jawab untuk advokasi, secara sumber
dananya juga hanya berapa persen dari anggaran PKBI
Berapa persen?
Idealnya berapa persen anggaran yang dikatan cukup untuk membangun gerakan kaum
muda di PKBI?
Kalau kita bicara program idealnya nih, sumber daya penunjang itu management kan harusnya cuma
10% yang lainnya kan harusnya lari ke program, berarti kan 90% nih..harusnya 30% dari masing2x
itu.. 30% utk pemberdayaan, 30% utk advokasi, 30% utk media dan campaign atau misalnya untuk
pelayanan gitu. jadi adalah komponen itu selalu ada. Apa sih sebenernya komponen program..kan
cuma 3 itu, pelayanan, advokasi..kan masuknya di pergerakan kan advokasi.. pemberdayaan terus
informasi. Komponennya hanya itu saja.
Berarti cukup timpang sekali ya yang disediakan PKBI untuk membangun pergerakan?
Jadi kecilnya anggaran pergerakan itu karena mekanisme perencanaan anggaran atau ada
komitmen2x dari pimpinan atau system PKBI?
Kalo omongin budget itu perencanaan dan penganggaran ya…tapi untuk ini sumber daya manusia
itu komitmen.
Sumber daya manusia itu komitmen ya..tadi kan dikatakan cuma 1 yg bertanggung jawab..
maksudnya bagaimana komitmen?
Komitmen dan pemahaman mungkin ya,, jadi kalo memahami bahwa PKBI itu sebagai sebuah
pelayanan..ya akhirnya akan banyak resources ke pelayanan.
Pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.. tapi pemberdayaan masyarakat dia untuk di level
pengetahuan.
Ya harusnya….Ya..komitmentnya perlu berubah karena kan sebenarnya sudah keliatan begitu dari
rencana strategisnya..apa yang..nah ini dari rencana strategisnya itu saling bekerjasama
begitu…misalnya ngomongin advokasi dimana tempatnya dengan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat itu hubungan bagaimana dengan misalnya pelayanan.. itu kan yang tidak
ada indicator yang melihat itu..ini kan tergantung dari pemimpinnya..dia paham atau tidak gitu..
Ya…kita kan banyak pergantian pemimpin. Ya..kalo melihat sampai sekarang ya masih tidak paham
gitu, paling mudah misalnya contohnya untuk penanganan kehamilan yang tidak diinginkan, kalo
itu hanya ditarik ke ranah kesehatan ya tidak akan pernah selesai.
Ya..kita kan sudah belajar dari tahun 80an ya.. permasalahannya selalu sama dengan apa namanya..
penggerebekan dan segala macam gitu. Itu kan harusnya kita harus melihat ada kejadian spt ini…ada
kejadian kehamilan tidak diinginkan..dia bisa karena pemerkosaan bisa karena masalah kesehatan..
nah kalo kita menariknya hanya dari permasalahan kesehatan dan bukan sebagai pemenuhan hak
secara keseluruhan kan gitu,,,menuntut pertanggungjawaban pemerintah untuk menyediakan..ya
akan selamanya kita seperti ini gitu. Akan selamanya layanan aborsi itu disediakan secara tertutup.
Apakah di PKBI ini semua personil atau pemimpinnya itu berperspektif layanan atau ada
sebetulnya yang punya orientasi dan pendekatan yang berbeda di PKBI?
Mungkin ada ya..cuma kita kan engga pernah di assessment secara general gitu pemimpinnya
…apakah pemahaman pemimpinnya itu seperti apa gitu..kita kan engga pernah tau juga… Mungkin
ada..saya saya yakin pasti ada..tapi engga tau ya..mungkin kadang2x engga mau susah begitu..karena
sudah jalannya seperti ini jadi ya sudah dijalanin saja.
Sebenarnya menurut aku tidak diberikan kesempatan sih.. kadang2x tdk diberikan kesempatan kaya
misalnya yang memang memiliki kemampuan tapi tidak ada keinginan untuk memperpanjang..yang
kaya gitulah..yang simple seperti itu.. itu kan juga menunjukkan bahwa kita tidak mau
berubah..gitu.. PKBI tidak mau berubah.
Gitu,,,jadi organisasi itu kan… mau di organisasi mau di perusahaan itu kan dia harus bisa mengikuti
perkembangan perubahan jaman gitu kan..dia harus adaptif.. dia harus bisa menerima input dari
luar..bagaimana keadaan diluar, bagaimana pesaing pesaingnya..dan dia harus mampu bergerak
seperti itu. Nah PKBI itu sulit untuk berubah..karena dia terlalu besar.
Jadi intinya ada sedikit finansial yang dimobilisasi PKBI untuk pergerakan kaum mudanya
dan juga perhatian thd sumber daya manusia yang sedikit perhatiannya untuk membangun
gerakan . Kira2x apa sejauh ini hasil dari gerakan yang dibangun oleh PKBI?
Kalo untuk yang didaerah kayanya aku belum terlalu paham ya ..kecuali yang di Yogya krn cuma
berdasarkan laporan saja. Cuma kalo untuk yang di pusat lebih banyak kita bekerjasama sih dalam
jaringan gitu..misalnya untuk yang perkawinan anak , untuk yang apa namanya..kekerasan seksual
itu..itu lebih banyak di jaringan gitu..tapi aku juga engga bisa bilang bahwa itu pergerakan tapi belum
menuju ke perubahan social
Iya..paling masih dalam proses lah..orang-orang sudah pada aware cuma untuk mendesakkan ke
itu..masih belum sampai kesana .
Nah..SDM di pusat kan cuma 1 orang yang bertanggung jawab untuk advokasi, iya kan. Nah
bagaimana PKBI membangun..memobilisasi kaum muda..?
Sebenarnya sih yang paling sering dilakukan ya kita hadir gitu, ketika ada kegiatan bersama kita
ikut… ada yang undang kita ikut , jadi sambil memperkenalkan remaja PKBI juga gitu..bagaimana
caranya saling bekerjasama.. yang penting sih berempati ya dengan kasus kasus yang dialami anak
muda.
Apakah PKBI melatih para community organizer kaum muda untuk mereka bisa juga
meningkatkan partisipasi kaum muda yang lain? Ada tidak pelatihan – pelatihan seperti itu
Ada..tapi tidak rutin,..mungkin 1 atau 2 itu di tingkat pusat ya,, tapi kalo (pelatihan) khusus anak
muda yang kuingat paling 2-3 kali
Berapa hari?
di pusat ya?
oo… ………. Manusia untuk kaum muda ya? Apakah PKBI memfasilitasi ruangan khusus
bagi kaum muda untuk berdiskusikan isu2x mereka..strategi gerakan dan seterusnya?
disini sebenarnya..di perpustakaan ini ..sebetulnya itu yang berusaha kita bangun. Tidak hanya bagi
anak muda tapi semua jadi siapapun yang mau menggunakan ruangan ini gitu..PKBI misalnya ada
yang meminta pasti akan kita sediakan. Makanya mengapa kitajuga memilih untuk disini (kantornya
di Perpustakan)..begitu ..karena jadi tempat berdiskusilah perpustakaan itu
dan selama ini kaum muda banyak menggunakan ini untuk menyusun gerakan mereka?
Ya..lumayan..ada ASEAN Youth Forum ..terus perkawinan anak..terus kekerasan seksual khusus
anak sih..cuma itu bukan anak muda sih..paling spesifik anak muda yang paling sering menggunakan
sih ya Youth Forum, ASEAN Youth Forum
Tujuannya sebenarnya kita ingin menciptakan ASEAN itu lebih menghormati HAM dan
memandang bahwa anak muda itu bukan hanya sebagai future leaders tapi Leaders utk hari ini. Jadi
maksudnya adalah perlibatan mereka dalam pembentukan Asean komunitas.
enggak
Biasanya kita misalnya ada respon terkait kondisi remaja dimana gitu… ketika itu di Myanmar ada
pembantaian pelajar..nah kita ikut bersimpati disitu terus untuk stop perkawinan anak..biasanya kita
posting foto foto disitu.
Kalo media media KIE PKBI itu mengarah ke informasi gerakan atau engga?
Karena PKBI belum move on dari pemberian informasi sebenernya. Jadi pemberian informasi..dari
pemberian informasi orang berharap dapat mengakses layanan.
Ok..media KIE kita lebih ke menuju peningkatkan akses layanan bukan pada membangun
gerakan ya
Iya.. adapun misalnya peningkatan CO - CO dan segala macam itu .. itu kan modul..harus ada bentuk
pelatihannya. Tidak bisa dipakai untuk sendiri itu..tidak ada tools sendiri . sebenarnya yang paling
gampang itu contohnya itu Pamflet, tapi itu kan gerakan anak muda…mereka punya apa yang kamu
mau tau tapi tabu misalnya yang kaya gitu..terus kalo yang waktu itu jurnal perempuan pernah buat
hal hal yang ingin kamu rubah..itu kan sesuatu bagaimana cara merubah …itu kan sebenarnya lebih
banyak..kaya gitu ya…
Sangat tergantung…masih sangat tergantung pada individunya gitu… jadi tidak ada sistem yang
membuat itu.. jadi kalo individunya mau dia akan bergerak..kalo engga ya engga.
Saat ini engga… cuma beberapa orang doang tapi tidak menjadi nilai atau strategi dari organisasi.
Kurang diperhatikan?
Iya,,paling gampang ginilah..jamannya direktur sebelumnya kan pelatihan remaja saja ada 3 kali
..setelah itu 2 tahun kosong. Itu kan bisa menggambarkan bagaimana tidak menjadi prioritas buat
buat organisasi . ketika jaman itu kita kumpulin semua gerakan anak muda... kita ini bersama sama
..kita itu..setelah itu tidak adalagi
Jadi penilaianmu saat ini PKBI komitmennya lemah ya? Kapasitasnya juga kurang mumpuni
untuk membangun gerakan? Adakah harapan PKBI kedepan..kira kira harus ngapain sih
biar kembali lagi?
Sebenarnya konsistensi dengan apa yang ingin dicapai saja..kalo Renstranya mengarah seperti itu
..di Renstranya sebenernya sudah jelas ya..membangun pemberdayaan untuk supaya mereka bisa
ini..haknya mereka terus mengadvokasi..itu kan sebenarnya harus ada jalurnya donk..harus ada jalur
perubahan apa sih yang mau dimauin..nah nanti kan semuanya bisa mengikut kesitu.. konsistensi aja
sebenernnya
Itu sebenernya kan..ketika itu dari training ya..terus dari mereka habis acara ..terus kita kasi sesi soal
perubahan social gitu, terus mereka ..apa yang bisa mereka lakukan…udah mereka merancang
sendiri gitu…apa yang bisa kita lakukan mumpung kita bareng bareng..ya udah mereka aksi kesana.
Kenapa aksi karena menurut mereka itu yang paling mungkin untuk dilakukan. Dan menurut kita
itu juga menunjukkan bagian dari keberanian. Itu kan orang aksi dan tidak banyak itu kan dia harus
berani , berani untuk berani bernegosiasi berani menunjukkan diri..jadi ya itu sebenernya..karena
bagaimana dia mau mebicarakan hak nya kalo dia sendiri untuk ngomong sama orang saja susah.
Jadi itu yang sebenarnya kita latih
Tapi dari itu ada engga sih keberlanjutan atau hasil yg signifikan dari aksi aksi kaum muda
itu
Belum ada sebenernya , jadi utk beberapa orang aku bisa lihat..karena kita mentoring terus ya..kita
dampingin juga mungkin masih terus berlanjut gitu..walupun tidak di PKBI lagi menurut aku engga
apa apa yang penting mereka masih membawa isu itu..jadi dia masih berlanjutlah
Iya..dari PKBI semua ..yg di MK dan Kemendikbud itu dari PKBI semua
Kalo aksi SOS itu lintas.. tapi ada remaja dari PKBI..itu apa namanya… yang di Semarang
digerakkan oleh teman teman (PKBI) yg di semarang.. yang di Yogya juga ada beberapa teman
teman PKBI yang ikut..tapi itu juga dibantu oleh teman teman aktivis yang lain.
DKI ngirim juga.. remaja remajanya..mereka dengan tanpa aku suruh juga ,tanpa aku minta kita mau
ikutan aksi besok ini gimana…gitu
Sebenernya beberapa aksi aksi bersama..aksi aksi kolektif kaum muda sudah terjadi
sebetulnya ya..sudah difasilitasi oleh PKBI..didukung ya.. cuma saat ini bagaimana dengan
PKBI? Apa kendalanya sampai tahun 2016 ini terlihat tidak ada aksi aksi kolektif?
Ya..karena sebenarnya juga kita tergantung dari arahan advokasinya juga kan..dan itu tadi tidak ada
satu area pun dimana kita bisa mengumpulkan anak muda..kemarin mungkin iya tapi lebih
membereskan internal yang youth forum itu
Ada engga sih faktir external yang menyebabkan sekarang ini aksi aksi kolektif kaum muda
ini jalan di tempat?
Ehm..Ya pasti ada..kliktivisme itu mereka lebih sibuk, lebih apatis dengan dunianya sendiri..engga
memperdulikan lingkungan sekitar gitu..
Ok..nah saat itu apa yang mendukung PKBI bisa sampai menggerakkan begitu banyak kaum
muda yang bahkan tadi dikatakan lintas sector dari berbagai daerah datang..apa ya?
Kalo aku bisa bilang itu komitmen dari pemimpin gitu..jadi aksi aksi yang kemarin kita lakukan itu
karena kita memang didorong gitu..karena pada tahapan aku sendiri itu kan aku engga mungkin
melakukan itu semua tanpa disupport sama pemimpin..dalam hal ini direktur gitu..kalo dia-nya tidak
berani untuk seperti itu..dan tidak adalagi aksi - aksi seperti itu..karena buat aku sendiri
misalnya..lebih untuk advokasi kita ya..lebih mudah kita untuk ..ya udah kita ngikut
aja..bekerjasama dengan yang lain kita membuat gerakan kaya SOS..itu kan bagaimana kita
bekerjasama dengan yang lain..bukan atas nama PKBI sendiri gitu..karena kalo atas nama PKBI
sendiri kita kan membutuhkan support dari atasan gitu
Itu yang paling utama ya? Nah selain pemimpin yang paling berpengaruh terhadap
terwujudnya aksi aksi bersama kaum muda… apalagi yang mendukung itu?
Ya..kalo ngomong konteksnya disitu..ya kita staf gitu..konteks di MK dan Kemendikbud itu..gitu
Selain itu ada factor pendorong lain? Sehingga gerakan waktu itu terlihat begitu menjanjikan
ya.. kaum muda ya
Keberanian dari anak mudanya sendiri pasti..karena aku sendiri terus terang..terutama yang di
Kemendikbud ya..itu benar benar aku lepas..jadi mereka bisa bilang kalo kita lepas tangan atau
Ada engga sih pemimpin pemimpin kaum muda yang terbangun saat itu?
Siapa?
Ara bisa dibilang dia bisa untuk ini..walaupun dia masih harus terus dikawal.. ibil itu juga bisa kita
lihat…terus yang ikut di acara acara itu ya..namanya aku masih belum bisa ini sih karena belum
terlihat..mungkin Ari
Ari mana?
Padang ya..
Gery udah mulai bisa..karena memang disitu bener bener..kalo menurut aku apa yang kita lakukan
bener bener menjungkirbalikkan apa yang namanya biasanya training… karena biasanya enak..ini
bener bener cari makan sendiri..apa sendiri gitu..bener bener kerja disini sampai jam berapa
itu..sampai jam 2 pagi apa..itu bener bener mereka bekerja tanpa ikut campur dari kita
Dana?
Dana ketika itu mereka malah saweran…jadi aku bilang bagaimana mereka mau bikin kegiatan
aksi..ehm saya mau kalian keluarin dana dulu gitu..jadi mereka saweran..dengan itu..nanti hasil
sawerann itu misalnya mereka terkumpul 500rb jadi kita tambah 500rb lagi gitu..
Ehm..sedikit..terus paling misalnya karena kita engga dapat ijin ya paling aku fasilitasi..ini orang
kemendikbudnya ini yang bisa ditemui..terus aku juga ngabarin orang sana tapi aku engga kasi tau
mereka gitu..mereka juga bernegosiasi sendiri..paling nanti kita fasilitasi misalnya tiba tiba ada
polisi datang kita yang ngomong.. tapi mereka duluan yang ngomong kalo misalnya itu alot baru
kita yang bantu
Jadi sebetulnya dibelakang kaum muda itu ada staf staf PKBI yang standby gitu ya? Ok..
pertanyaan saya saat ini adalah siapa sih sebetulnya mitra strategis PKBI saat itu atau saat
ini pula dalam pemenuhan akses kaum muda?
Tergantung isunya ya..kalo untuk stop perkawinan anak kurasa koalisi 18 masih bisa diandalkanlah
gitu
Kalo kekerasan?
Iya membangun opini publik lebih mudah..karena pasti tidak akan ditentang gitu
Nah..pertanyaannya kenapa PKBI bermitra dengan kelompok kelompok itu? Ada alasan
dibalik itu?
Ya karena resources kita juga tidak cukup..dan selain itu dalam membangun sebuah gerakan itu
tidak akan pernah bisa dilakukan sendirian gitu..
Tetapi kan banyak organisasi organisasi diluar sana ..kenapa mereka yang dipilih? Ada
apa..apa yang…
Kesamaan tujuan yang jelas…dan mereka mau bekerjasama.. kadang ada yang tujuannya sama tapi
tidak mau bekerjasama karena mereka merasa bisa melakukan sendiri.. ya sudah gitu
Jadi sudah terjadi kesamaan tujuan ya..solidaritasnya juga .. Bagaimana solidaritas PKBI
dengan mereka?
Ehm ya..pastinya kalo solidaritas..pastinya kita sudah sama sama solider lah.. istilahnya sudah sama
sama saling membantu
Ehm tertarik misalnya perjuangan PKBI dalam pemenuhan hak seksual dan
reproduksi..misalnya isunya adalah (menit 31.55) Apa yang selama ini telah diberikan oleh
mitra strategis tadi dalam membantu PKBI membangun gerakan kaum muda?
Sebenernya yang paling ini dari media media yang mereka buat koalisi 18 dari artis artis yang
mereka gaet itu juga membantu kita ya untuk merasa bahwa oo..kita banyak supporternya..gitu.. itu
membuat anak muda juga mau naro mobil gw nih
Artis artis?
Anggaran dana?
Ehm ..engga. Mereka sampai saat ini belum memberikan itu ya..ehm,,anggaran, dana, media sudah
ya…sumber daya manusia jelas ya. Iya saling bekerjasama ya ..expertisenya..bagi expertise sih
menurut aku..kaya misalnya kita bikin yudisial review itu kan yang Stop Perkawinan Anak kan
PKBI tidak ada orang hokum..mereka membantu ini loh paper paper contohnya Contoh paper paper
yang bisa diajukan ke MK ya..
Bagaimana PKBI selama ini memastikan koalisi koalisi tadi itu mau ikut beraksi bersama
kaum muda?
Sebenernya kalo untuk memastikan menurut aku selama tujuan itu sama dan anak muda itu memiliki
tujuan yang sama juga engga aka nada masalah karena kan yang namanya koalisi pasti terbuka
ya..gitu
Ok..adakah pertemuan pertemuan rutin yang secara regular di selenggarakan atau difasilitasi
PKBI untuk membangun gerakan kaum muda dengan melibatkan mereka?
Ya..ketika kita misalnya mau mengajukan sesuatu lagi..misalnya mengajukan JR atau ketika mau
mengajukan Perpu atau ketika ada hari hari khusus itu biasanya
Ehm..ok saat ini PKBI kan tergabung dalam berbagai jaringan koalisi ya dan segala macam.
Kalo menurut penilaian FT keterlibatan PKBI dalam jaingan tersebut seperti apa?
Menurut aku PKBI itu sangat dinantikan ya..maksudnya dalam artian misalnya di GKIA gitu kan
kita bagian dari presidium, terus di koailsi 18 kita diminta untuk jadi coordinator dari kampanye ,
terus di working group untuk CEDAW kita juga diminta untuk jadi coordinator. Menurut aku
mereka melihat bahwa PKBI tuh punya potensi untuk mengkoordinir ini semua gitu ..ehm ya di
beberapa jaringan seperti itulah, cuman memiliki potensi dalam artian sumber daya..kita bisa
mempunya tempat untuk itu kita bisa punya orang yang mau untuk terlibat..jadi itu sebenernya yang
mereka lihat
Ok jadi cukup strategis ya PKBI itu ya,,dalam jaringan seperti itu ya..nah jaringan jaringan
itu kan kalo tidak dimaintance itu kan cepat bubar apalagi jaringan itu kan sifatnya
informal..nah apa sebetulnya yang dilakukan PKBI untuk memperkuat jaringan jaringan
itu?
Nah itu juga macam macam..kalo kita ngomongin di hukum ..berarti kan ada reformasi KUHP nah
itu panjang nih..cara memaintancenya ya kita update terus yang ada di persidangan gitu..kalo
perkawinan anak karena kita belum sampai yang kita mau jadi pasti kita akan mencari jalan lain
gitu..ya pertemuan pertemuan, bikin kegiatan bersama jadi sebenernya seperti itu atau mengajak
orang untuk ikut
Oo itu yang dilakukan ya.. ok ..nah kalo tadi kan diawal kita bicara factor factor internal yang
mendukung PKBI mampu mengumpulkan kaum muda membangun gerakan..ada dari
pemimpin,dari staf yang memobilisasi.. nah saat ini factor yang menghambat PKBI
memobilisasi jaringan tadi apa? yang menghambat? Yang mendukung dulu deh…Yang
mendukung…Ok..tadi factor pendukung ya..PKBI bisa memobilisasi jaringan jaringan tersebut
mendukung gerakan kaum muda sama untuk aksi aksi SOS.
Kalo aku bilangnya factor pendukung itu sebenernya tingkat kegaulan ya dan tingkat urgent apa
kepedulian gitu..jadi misalnya..sebenernya SOS itu dimulai ketika itu cuma dari 5 orang gitu..Eh
besok kita ketemuan yuk ini kok Yuyun itu ada nama korbannya ada ini ..yuk kita ketemuan..dari
situ kita ketemuan, kalo engga salah waktu itu aku ajak idil juga deh terus aku ajak dia terus kita
ngobrol bagaimana nih apa yang mau kita lakukan.. oo ya udah begini begini begini…gitu .. ya udah
kita bagi bagi tugaslah,,bagi bagi tugas nah maka jadilah SOS. Momentumnya juga pas dan kita juga
mampu untuk ..karena disitu juga ada temen temen yang expertised kaya misalnya ada orang
medianya yang tau moment nya ini terus juga kebetulan ada orang hukumnya yang nanti akan urusin
surat suratnya..ada yang jago di sosmed juga ..udah ketemulah..ya udah akhirnya kita gimana nih..
PKBI . Sebenernya kalo mereka mau jalan sendiri juga engga akan jadi masalah karena itu semua
Ya itu..kepedulian dari kitanya. Kepedulian dari staf staf ya..Ehm..dan kelonggaran sebenernya
Kelonggaran kita untuk mengikuti hal hal seperti itu begitu..kalo misalnya dia bilang jangan jangan
pergi rapat ini..giliran bilang ada staff harus dikantor terus..itu kan kita engga akan mampu untuk
ikut ikut kegiatan seperti itu gitu. Engga ada undangannya misalnya gitu
Ehm..misalnya engga ada undangan engga bisa keluar..kan susah karena kalo model kaya gitu kan
engga ada undangannya..
Faktor yang mendukung..sebebernya itu dukungan dari ..kita kalo ingin membuat gerakan itu ya
kalo kita mau highlight kita harus tau momentumnya dan teman teman karena kita berjejaring kita
tau nih momentumnya kapan kita harus kesana dan apa yang bisa mereka support..kita melakukan
ini mereka akan support ini gitu, makanya jadi besar
Factor penghambatnya kadang kadang ehm..kembali lagi kalo untuk PKBI nya factor internalnya ya
karena sedikit orangnya ya akhirnya dia dia lagi gitu.. atau kalo ngomongin anak muda kesulitannya
kita engga punya basis anak muda disini di pusat gitu, kita harus ke DKI kan..engga ada waktu intens
kita untuk berdiskusi dengan mereka padahal kalo kita ingin menanamkan istilahnya pemahaman
kritis kita harus sering berdiskusi gitu.
Ada engga sih upaya upaya yang dilakukan PKBI untuk mendorong PKBI tingkat daerah
yang secara langsung memang bersentuhan dengan kaum muda?
Mungkin ada beberapa ya..ada beberapa dari kegiatan kegiatan itu bisa..tergantung pemimpin
daerahnya juga kalo dia merasa bahwa ini penting nih maka dia akan mau untuk.. eh kita mau bikin
ini bantu ya..mereka mau..tapi kalo engga karena secara jenjang juga berbeda antara aku sebagai
pelaksana advokasi dan direktur ya aku engga bisa memaksa..makanya kembali lagi ke pemimpin ..
kalo pemimpinnya merasa bahwa ini penting, dia pasti akan meminta direktur direktur daerah untuk
melakukan gitu
Jadi masih seperti itu ya.. nah kalo dari external ada engga sih strategi strategi dari
pemerintah yang memang melemahkan juga sebetulnya gerakan kaum muda yang dibangun?
Secara umum dari pemerintah ya..yang aku lihat pembatasan itu sebetulnya dari undang undang
Ormas karena kan kita harus register dan segala macam untuk bisa ini ..nah itu sebenernya
pembatasan untuk gerakan masyarakat sipil secara umum..untuk anak mudanya..pembatasan itu
sebenernya bukan pembatasan tapi strategi mereka mengarahkan anak muda itu enterprenership gitu
dan apa yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan misalnya..yang seperti itu gitu, jadi
doktrinnya tuh ke arah sana gitu ..kaya kita mau berdiskusi soal marxisme atau apa gitu itu dibubarin,
yang kaya gitu kaya gitu jadi pemikiran kritisnya itu tidak terbangun dan dilain sisi gempuran
gempuran dari sector privat juga besar..jadi handphone baru apa baru jadi konsumerisme lah gitu.
Sebenernya kalo Boardnya itu sudah memfasilitasi ya , kebijakan PKBI kan sudah memfasilitasi
untuk pengambilan keputusan ada anak muda disitu. Tapi permasalahannya apakah pengurus itu
melihat anak muda ini hanya sebagai tokenisme begitu , yang penting ada atau dia memberikan
ruang yang sama untuk dia mengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan anak remaja
gitu . yang kedua bagaimana kita struktur staf itu melihat peranan anak muda ini apakah kita melihat
mereka sebagai mitra, apakah sebagai pelengkap, apa sebagai obyek atau mereka sebagai itu tadi
partner kalo mereka..dalam hal kecil misalnya kalo mereka melihat anak muda sebagai partner
harusnya tuh tidak dibedakan , tidak dibedakan dalam artian masalah masalah yang kecil aku mau
bikin penelitian, aku mau bikin ini ..mereka harus diajak
Saat ini gimana struktur kita? Menganggap mereka sebagai mitra atau..
Saat ini sih aku masih melihat sebagai ini ya..ada mitra tapi bukan sebagai pengambil keputusan
Ok..sebagai mitra tapi belum sebagai pengambil keputusan..itu gimana, fenomena itu apakah
cenderung membuat PKBI melemahkan gerakan atau…?
Pasti akan melemahkan, karena apabila mereka tidak diberi kesempatan dalam mengambil
keputusan mereka akan keluar.. karena mereka hanya melihat bahwa ini diperalat saja
Hanya lips service aja ya..nah itu kan struktur di PKBI, di Youth Center yang dibangun PKBI
juga ada struktur sebetulnya kan. Apakah struktur di Youth Center menurut FT itu
mendorong apa muncul dan berkembangnya gerakan kaum muda didaerah?
Youth center itu sebenernya dia tidak bisa dimasukkan ke dalam struktur, idealnya ya. Youth center
itu dimaknai sebagai salah satu media penggodokkan atau sekolah remaja jadi bukan kita yang
mendidik “secara satu arah” tapi mengajak mereka ke Youth center dan mendiskusikan apa
sebenarnya permasalahan mereka . jadi misalnya begini kalo kita ngomongin partisipasi ya…Youth
center kita kan semuanya seragam, padahal didaerah daerah itu permasalahannya tidak seragam .
misalanya contohnya Youth Center di Jakarta yang dibicarakan apa CSE , yang dibicarakan YFS
(Youth Friendly Services) yang dibicarakan perkawinan anak gitu..tapi apakah mereka benar benar
memahami itu atau itu cuma seperti ya kaset kosong aja yang diulang ulang terus karena itu yang
diperjuangkan PKBI . Kalo misalnya mereka memahami itu mereka melihat keunikan dari Jakarta
dalam artian gini kenapa perkawinan anak terjadi didaerah kota seperti Jakarta pasti berbeda dengan
misalnya yang terjadi dengan misalnya NTB , nah itu mereka bisa
WAWANCARA
Nama Informan : GT
Posisi Informan : Staff PKBI DI Yogyakarta
Tanggal Wawancara : 23 Januari 2017
Tempat : Kantor PKBI Pusat
...tapi juga sumberdaya kulturalnya, sumberdaya moralnya, artinya legitimasinya PKBI gitu,
sumberdaya manusianya jelas, kepemimpinannya-di internal ya-kemudian juga mobilisasi
yang dilakukan PKBI untuk meraup sumberdaya eksternal ini kayak gimana sih selama ini.
Itu jadi jangan sampai kita udah loncat ke pendekatan yang lebih kultural sementara kita
lupa basis yang strukturalnya kita ini dalam membangun gerakan itu belum terpetakan. Nah
tesisku lebih berkontribusi ke struktural.
Oke, ini statemen ku. Satu, PKBI punya pondasi yang cukup kuat untuk membangun gerakan, itu
satu. PKBI punya basis dokumen kesepakatan yang cukup kuat untuk membangun gerakan, itu dua.
PKBI tidak konsisten dalam menggunakan dokumen untuk membangun gerakan, itu ketiga. Nah
ruangnya disitu, Don.
Betul
Satu, AD/ART kita itu gila, memastikan semuanya ada disana. Satu, tentang anti fraud policy.
Bahwa saya sebagai direktur tidak boleh punya usaha yang mirip-mirip, iya tho, dengan usahanya
PKBI, issue nya PKBI. Eee…, ini konteks etik ketika saya punya saya harus declare dengan surat
pernyataan konflik kepentingan, ini kan etik.Workplace policy on AIDS, gender, LGBT, ee…, ini
kan sudah ada semua nih. Iya tho, ini ada semua. Terus kemudian konsep bagaimana renstra kita ini
kan kemudian satu, membangun gerakan dengan pengorganisasian masyarakat. Kemudian
bagaimana kita menggantikan peran negara dalam memberikan layanan, strategi satu. Yang agak
jelek itu strategi tiga, kok isu sendiri HIV/AIDS, strategi empat advokasi. Ini gerakan. Dan strategi
lima, jangan salah, strategi lima itu adalah bagaimana organisasi kita ini kuat, baik di level cabang,
daerah, kemudian pusat. Kurang apa coba..
sangat komprehensif
ya, nah ini masuk ke yang poin tiga, ini salah dia pokoknya, dia harus salah pokoknya..hehe. Dia
harus salah, dia..hehe, beran-beraninya pake jaket yang warnanya kayak wismanya PKBI
Satu, saya ngga tahu ini masuk dalam rekaman apa ngga?
masuk
Haha…
tapi ini…
terserah kamu lah ini, terserah apa kamu mau gunakan untuk membunuhku di depan temen-temen,
monggo
Banyak, banyak PKBI daerah yang dia punya yayasan tersendiri, yang mirip juga dengan
yang dilakukan oleh PKBI
Ngga usah PKBI, PKBI Pusat, PT itu atas nama siapa
Emmm….
PT itu…
Hemm…
PT itu kan atas nama Dr. Soni, Inna, kalau aku baca AD/ART nya ya. Itu kan bukan atas nama PKBI.
Oke, mereka pengurus dan pelaksana PKBI pusat, tetapi aku tidak membaca dokumen lain. Oke,
itu. Kalimantan Timur rumah sakitnya bablas, TK nya bablas, karena kemudian pendiriannya bukan
atas nama dari …., itu. Itu baru satu ya. Kemudian yang kedua adalah ketika kita punya AD/ART
yang disana mengatur tentang seksualitas dan gender, keberpihakan dari PKBI pusat dan PKBI
daerah seluruh Indonesia terkait dengan LGBT kayak apa, gender kayak apa, ini kan ngga jelas.
Strategi satu, pelayanan yang safe of person Itu adalah mandat. Bagaimana tanggapan PKBI
terhadap daerah yang tidak mau memberikan layanan itu sementara AKI kita cukup tinggi dan segala
macem. Itu…, itu yang kemudian aku bilang bahwa kita, kita ngga konsisten disana. Tapi kalau mau
diliat dokumennya gila kita lengkap.
di PKBI dia juga mengeluarkan kebijakan tentang keuangan ya, bahwa 30% alokasi
anggaran PKBI disetiap tingkatan itu digunakan untuk membangun gerakan komunitas.
30 %...
minimal lho..
Loh iya, tetapi ini kan tidak bisa.., yang dimaksud itu kan kemudian tidak bisa langsung, Don.
Misalnya gini, saya punya klinik, ini kan tidak langsung untuk remaja. Tetapi tidak bisa dihilangkan
bahwa kontribusi klinik ini memberikan layanan untuk remaja, nah gitu lho, dari konteks analisis
anggarannya ada pengorganisasian remaja, oke, pengorganisasian remaja sekolah itu okelah seratus
persen itu untuk remaja, tetapi di item nya itu ada Youth Forum, ee.. Forum Guru, itu yang kita
jangkau tua-tua memang tetapi ini kan dalam rangka pendidikan pro-remaja, nah itu tho. Nah kita
ada disana. Saya berani 30 %, itu…itu yang kemudian memastikan. Nah kemudian yang kedua,
kalau mau berbincang PKBI, saya itu diatur oleh pekerja seks Don, pengurus saya adalah pekerja
seks yang dia keluar dari ruang relawan dan staf, karena kalo dia relawan, ya ‘tak (saya) gaji lho
Don, ngapain kamu, aku Direktur kamu relawan, kamu manut aku. Tapi engga, dia menjadi ruang
watchdog yang mengawasi kinerja saya, secara konseptual gitu, dan 30, eh 20 persen remaja itu gila
itu. Hanya PKBI, Don.
Iya..cukup besar. Berarti secara anggaran kalau di Jogja itu udh in-line ya
Ya kita menggunakan nomenklatur itu untuk kemudian mengukur anggaran ini
Nah kalo terkait dengan legitimasi PKBI dalam membangun gerakan pemuda di Jogjakarta,
kayak gimana?
Di jogja ya
Di jogja. Ini yang kita sodorkan, kemudian..
Nah, apakah PKBI pusat untuk membangun gerakan kaum muda di tingkat nasional, di
tingkat pusat, yang artinya harus melakukan rekrutmen-rekrutmen kaum muda sendiri,
tidak tergantung dengan misalnya sumberdaya kaum mudanya dari DKI Jakarta yang lebih
dekat
B : Loh, Youth Forum, kalo konstruksi Youth Forum itu kan begini, Don. Youth Forum di PKBI
cabang dia punya anu toh, punya youth centre toh
Betul
Youth centre melahirkan youth forum tingkatan cabang, kemudian youth forum tingkat daerah
melahirkan, eh youth centre tingkat daerah melahirkan youth forum youth centre tingkat daerah
tingkat daerah. Kemudian youth centre tingkat daerah ini akan melahirkan youth forum nasional.
Jadi representasi dari sini kesini, dari sini kesini, sehingga orang-orang yang ada disini ini bisa
ditagih disini, disini bisa ditagih disini, yang di cabang dia bisa ditagih oleh sekolah- sekolah yang
merepresentasikan dia. Jadi yang saya bayangkan dulu Ibil (?) itu dia harus bertanggungjawab
kepada youth forum yang mengutus dia, misalkan dari youth forum DKI. Dia harus
bertanggungjawab, ini lho yang sudah saya perjuangkan anak-anak remaja di PKBI pusat adalah
seperti ini. Atau temen-temen ini dia bisa melakukan impeachment terhadap perwakilannya atau
recall. Eh dia aku kasih mandat untuk melakukan ini loh kok malah ngga ngapa-ngapain, udah ganti
saja, nah itu keputusan youth forum ini. Termasuk kemaren ketika kita melakukan PAW, Pergantian
Antar Waktu untuk pengururs remaja, ini remaja ya, saya meminta kepada organisasi remaja untuk
mengutus untuk PAW karena usia anak ini dia sudah 26 tahun.
Ooo..melewati
melewati. Mekanisme PAW diatur, Don. Makanya kemaren menentang keras ketika youth forumnya
PKBI maunya sampe 24 tahun pas di munasnya NTT, wah tak hajar habis-habisan. Jangan pernah
pake kata remaja di PKBI kalo usianya sampe 26 tahun. Alasannya sangat pragmatis, Don, terserah
kamu mau rekam apa ngga.
Kenapa Bapak yakin bahwa kaum muda itu membawa sebuah identitas?
kaum muda, dia memiliki entitas tertentu, cara hidup tertentu dan cara berpikir tertentu dan
kemudian dia punya agama sendiri, itu yang dimaksud dengan entitas.
yaa curhatlah..
ahaha..Dapet berita bahwa Ferdi memperpanjang diri, Ketut memperpanjang diri, gila ngga Don,
aku tahu dengan banyak aktivis PKBI yang hebat-hebat, Elvira, Asti, aku juga akan menjadi seperti
mereka sehingga tidak punya kesempatan untuk menjadi direktur, Bonita pasti akan pergi. Ketika
dia juga memandang hal yang sama, toh apapun yang terjadi ya dengan Bonita, dengan Zahra, yang
kemudian di-bully habis-habisan sampe sekarang, ngga bisa ngapa-ngapain. Tapi kan ada sebuah
proses uji coba bahwa perkumpulan di berbagai daerah berani melakukan itu. Kita akan selalu
menjadi pusat unggulan ya disitu….trial dan error. Karena yang aku percaya adalah PKBI akan
menemukan sejarah
Betul, kalau dari segi kepemimpinan baik di Jogja maupun DKI memang relatif lebih commit
ya dalam membangun kaum muda, dalam membangun regenerasi kaum muda ya
ya tapi yang harus kamu sadari ya, aku punya dokumen, bahwa kita tidak hanya berkomitmen secara
organisatoris,
Betul, cuma saat ini di PKBI pusat krisis kepemimpinan berpengaruh banget terhadap
gerakan-gerakan yang dibangun termasuk gerakan kaum muda yak an.., kalau di PKBI
daerah aku belum tau terutama di DKI dan Jogja menurutku kepemimpinannya cukup baik
lah, cukup komit dalam membangun gerakan. Kalau di pusat masih terjadi krisis
kepemimpinan yang ditunjukkan dengan tidak berjalannya, ya kan tadi, aturan-aturan yang
PKBI punya sistem ini ngga sih, administrasi yang mendukung gerakan kaum muda…
yang kaya apa contohnya?
Yaa. Sistem monitoring evaluasi, sistem apa.., membangun riset dan seterusnya
Oh Ya, kita ada riset2 secara rutin, kemudian juga ada feedback secara rutin, pengorganisasian yang
kita lakukan juga secara rutin,event-event yang kemudian juga memberikan mereka panggung. Yang
paling sederhana adalah siaran di radio. Bayangin anak-anak muda..”eeh nanti aku siaran di disini
loh, jam segini loh, ngomongin ini loh. Cuma setengah jam dipotong iklan jadi 45 menit itu jadi efek
yang luar biasa. Hei ada timses nya Jokowi. tapi aku masih berharap ya, resource mu ini nanti bisa
menjadi basis dokumen perubahan kebijakan bagi PKBI jadi keluar ke dalem nya kena.
Mudah-mudahan
iyalah, harus kesana lah Don. Kamu udah disini, bagian perencanaan, masa.. Ya bisalah nanti kita
siapin panggung di jogja, diskusi saya ngundang temen-temen relawan dan remaja untuk apa, ya
kamu presentasi hasil riset. Udah lumayan loh, Don, perlu sampai kesana. Karena apa, gila aja,
mereka ada riset-riset PKBI punya data, Don, data konseling bayangin, itu data itu bukan riset doang.
Riset itu kamuflasenya cukup banyak lho. aku bohong sama kamu juga kamu ngga bakalan tahu.
Data layanan ngga bisa bohong, Don. PKBI belum memanfaatkan resources itu, itu yang..
Nah, PKBI kan sering nih, terutama PKBI Jogja nih..PKBI kan sering mengeluarkan ide-ide
ya kan, pemikiran-pemikiran
PKBI mana?
PKBI Jogja, terkait dengan ya..membangun gerakan kaum muda. Pernah ngga, atau apa ide-
ide atau pemikiran PKBI Jogja yang dinilai cukup berkontribusi dalam memperkuat gerakan
kaum muda untuk soal reproduksi
Ya, misalnya perjuangan identitas remaja, trus kemudian tadi aku cerita tentang iman PKBI,
bagaimana PKBI, positioning PKBI DIY, PKBI DIY Don, bukan Muchotib sebagai direktur bukan
aku relawan, ini .. dokumen lembaga ini yang secara kelembagaan kita meyakini satu, bahwa remaja
ini adalah sebuah identitas yang harus di dukung untuk melakukan perjuangan atas identitasnya,
satu. Bahwa remaja memiliki hak untuk hidup dimanapun, termasuk dijalanan, dan dia harus
dilindungi oleh Negara, anu untuk remaja jalanan. Bahwa pekerja seks adalah sebagai sebuah pilihan
profesi, bahwa LGBT adalah sebuah pilihan orientasi seksual yang sah, yang wajar dan harus di
dukung oleh Negara. Nah pertanyaan besarnya adalah PKBI yang lain termasuk PKBI pusat
bagaimana positioningnya terhadap mereka. Titik besar ku ke Fahmi pas dia datang ke Jogja
sebelum jadi Dirut itu, “ Mi, kalian itu mengelola beratus- ratus milyar dana GF Mi, berapa
persennya itu untuk komunitas pekerja seks mereka mau ditutup” itu tuh kalian diem aja. Itu aku
masih inget aku , Fahmi, almarhum diskusi di gazebo nya PKBI. Malah keluarannya masih tentang
kriminalisasi pembeli oh sikat aja di Jogja. Kamu tahu ngga cerita itu. Aku bikin seminar itu. Dan
bayangin, Don, Mas Gambit, peneliti Asia Pasifik yang diakui, Mbak Sarmi pekerja seks…, itu aku
sedang bunuh diri aku Don. Ditanya oleh anak-anak aktivis Jogja “Mas sopo iku mas sing lanang”
“direktur PKBI pusat”, “loh kok jajar pekerja seks” wah..yo wes ngono kui lah bagaimana kita
mengangkat pekerja seks. Nah model-model menciptakan panggung itu Don yang kemudian
membuat mereka merasa berharga dan positioning PKBI clear disitu. Lho aku positioning PKBI
clear dan kemudian hak seksualitas anak itu bahwa mengawini anak adalah kejahatan itu aku juga
melawan LGBT, berantem aku sama temen-temen LGBT yang dia suka ngawinin anak. “ oh ya
sorry saya tidak membela orang, saya membela nilai, aku bilang gitu. Clear, jadi clear, mereka
membenciku karena itu, ya bagiku itu ngga urusan. Anak jalanan yang memperkosa temennya ya
tak sikat betul, lapori polisi. Dikira saya membela anak jalanan, ngga kita membela nilai aku bilang
gitu. Nah gitu, gitu.., clear, clear disitunya kemudian enak jalannya Don. Nah kita ngga pernah clear
termasuk saya pernah menguji beberapa staf pusat atau direktur-direktur daerah pernah ngga sih
membaca deklarasi seksualnya IPPF, IPPF Don, dan kita member IPPF. “ Oh saya belum tahu ya
Mas yang mana ya” waduh..
Nah apa selama ini produk-produk yang dikeluarkan oleh PKBI sebagai karya-karya kultural
ya yang berkontribusi dalam..
Satu, ada kita film, film komunitas tahun 2008, memang masih cukup lama ya
2000 berapa?
2008
Kenapa PKBI memilih membuat tadi beberapa karya dalam bentuk buku-buku?
ya kita sih lebih ke..satu bagian dari konteks literasi anu ya literasi budaya ya, jadi bagaimana kita
membakukan mendekonstruksi budaya lisan menjadi budaya tulis dan budaya buku ini menjadi satu
hal yang penting . Dan yang kedua konteks audiovisual kan lebih …. membangun apa, mengintake
orang kan lebih mudah dan segala macemnya bagian dari strategi kampanye
Bagaimana, apa yang PKBI Jogja lakukan untuk memperkuat identitas yang tadi itu?
identitas remaja? Yaa itu memperjuangkan identitas dan advokasi –advokasi atas identitas. Satu,
basis, aku sebenarnya ada jadi hasil kerjaanku selama 2006-2012 ini dibuat tesis, Don, sama anak
Univerity of Leiden dan ini masuk ke dalam jurnal, masuk dalam jurnal…eehh International Journal
of Children’s Rights
wah..
nanti tak kasih, Serius..
hehehe…
serius, Don. Dia bikin tesis kemudian dibuat menjadi tulisan artikel yang nge-pop gitu, barusan
keluar
kenapa, kenapa
Jogja juga, isinya ngga karu-karuan isinya copy paste Jawa Timur
Oo..oke
kita menolak, akhirnya kenceng-kencengan, 2010 baru di terapkan dan kemudian kita meminta ada
perwakilan ODHA, perwakilan remaja untuk duduk disitu…
Potensi kriminalisasi ya
potensi itu ada, kita lawan tuh disitu
dan akhirnya keluar terbit di 2010 itu lebih ini, lebih baik ya, perspektinya lebih seksual
rights?
lebih seksual rights, lebih ke human rights
apa itu?
yaa. Demo besar-besaran tentang bahwa mendukung gerakan LGBT tapi demo besar-besaran yang
pada akhirnya mengorbankan komunitas
Ooh…
kemudian kami mengubah gerakannya menjadi gerakan kebudayaan, kemudian mengangkat, satu
mengangkat temen-temen waria yang dia juga aktif di seni tradisi untuk dicarikan panggung, nari,
kemudian juga tampil dalam event-event nasional. Ya dulu yang pas akhirnya mengundang menteri
di Jogja itu, yang ngisi mereka, mereka menari itu sebagai sebuah symbol identitas yang luar biasa
ya artinya gimana kelompok marjinal itu LGBT mau diterima orang tampil aja ngga pernah
loh iya… justru, jutsru ‘tak kasih ruang itu. Kemenkes itu, Ali Gufron yang buka itu, yang nari itu
temen-temen waria. Terus aku membuat repot banyak orang karena yang kuambil itu 15 orang chore
waria tahun 2015, itu pada nangis karena waria hadir dan menyanyikan Indonesia Raya. Bayangin,
dandan berkebaya semua, dan gerakan-gerakan simbolis itu lah. Nah terakhir itu ketika penuh
dengan ancaman yo aku harus memainkan anu toh analisis sosialku, jadi aku tetep ini kerjasama
dengan kominfo meskipun Cuma dikasih 600 ribu tapi eventnya aman ngga ada yang berani karena
Kominfo, model-model itu. Tapi disisi yang lain adalah orang juga tidak konsisten misalkan contoh
kecil begini, M. Nasir yang dia menghujat SGRC nya UI waktu itu, itu kenapa dia dihujat habis-
habisan. M. Nasir itu loh yang LGBT ngga boleh masuk kampus, itu loh…
ya ya ya yaa..
tapi kan itu dia paginya meralat, bagi pejabat public tingkatan publik, meralat sebuah statement itu
sebuah effort yang luar biasa mengerikan loh, tapi kenapa masih dihujat, pertanyaan kritisnya adalah
berapa data yang dikirim ke mereka, Don. Ke M. Nasir, dan siapa yang ngirim, apakah ada, ngga
ada sama sekali, tanya Ardan apa pernah ngirim, belom, Wartoyo pernah ngirim, belom, lah kita
ngga pernah support data kok sudah memaki-maki. Nah akhirnya kita kemudian mensupport data-
data ke mereka, … ‘tak kasih, … polisi tak kasih, dan segala macem.
PKBI Jogja kan terlibat di berbagai aliansi termasuk Aliansi Satu Visi, sbenarnya apa
landasan rasional dibalik itu?
yo kalo aku sih lebih bahwa kita punya visioning, PKBI DIY ya, PKBI DIY punya visioning untuk
membangun gerakan yang lebih besar nah salah satu kendara nya adalah ASV, itu kemudian bisa
mengenalkan, mentransormasi cara pandang dan sebagainya dalam ASV. Ya ngga hanya ASW kita
punya working group dan beberapa hal yang lain, termasuk kita di Walhi. Ngeri di Walhi, Don
diskusinya. Aku misalnya mewacanakan tentang “ ya walhi harusnya mulai bergerak dong,
bagaimana penggunaan pestisida dan efeknya terhadap kesehatan reproduksi perempuan dengan
meningkatnya kanker payudara, kanker mulut rahim, wah itu bikin heboh Pernas Walhi yang di
Palembang
nah selama ini, taruhlah ASV yang cukup besar, karena dalamnya banyak organisasi..
ngga juga, ASV banyak anggotanya ya tetapi..
secara kuantitas ya
bagaimana kemudian menggerakkan tidak
secara finansial ASV cukup ini ngga sih, bisa diandalkan untuk membantu gerakan atau
….daerah?
seharusnya iya, secara finansial iya sebenarnya sudah banyak resources banyak duit yang
digunakan, tapi pengelolaannya itu yang belum, anu lah manajemen gerakannya belum jadi, karena
masih ada irisan irisan yang di organisasi yang kental ya Don.Misalkan kemudian ARI ya dia akan
lebih suka berdiri dengan benderanya ARI daripada dengan ASV, misalnya gitu
oh gitu…jadi memang selama ini juga sinergitas antar anggota dalam ASV ngga terlalu kuat
ya
itu yang memperlemah ya. Nah selama ini PKBI Jogja berkontribusi apa sih untuk ASV
Yoo anu to, banyak, walapun yang tahun ini ngga begitu banyak ya tetapi kan PKBI mengerjakan
banyak kegiatan-kegiatan ASV yang tidak dilakukan oleh mereka
misalnya?
yo misalnya kita menggagas itu World Sexual … Day secara nasional kita menjadi koordinatornya,
kemudian campaign-campaign yang lain yang kemudian kita …
emm… ini udah berjalan lama…, artinya gini salah satu tujuannya ini kan melakukan
advokasi ya, sejauh ini gimana sih?
ya sebenernya lumayan jalan ya tetapi kan irisannya menjadi terlalu besar
karena terlalu banyak kepentingan?
iya
ya udahlah ntar
sip sip
WAWANCARA
Saya harus bertanya ke Pak NM terutama terkait dengan nilai2 kultur PKBI serta sejarah
keterlibatan PKBI ke dalam pemenuhan hak seksual dan reproduksi bagi kaum muda.
Sejarah PKBI terkait kesehatan seksual dan reproduksi bagi kalangan kaum muda itu
dimulai kapan dan apa yg melatarbelakanginya?
Jadi seingat saya saja, jadi PKBI sejak tahun 1957 kan melakukan gerakan Keluarga Berencana tapi
waktu itu yg mjd focus bukan anak muda tapi kelompok pasangan usia subur yang rentan,
sepengetahuan saya arah dari gerakan remaja dimulai dari tahun 1970 an antara tahun 1974 mulai
kita konsern ttg program remaja. Nama yg kita kenal sampai skr misalnya dulu ada kegiatan2
kependudukan yg awalnya dgn cara materi penyuluhan kalo bahasa sekarang dulu kan msh
diselenggarakan dgn cara sederhana tapi yg paling popular di tahun 70…80 itu disebut integrasi
kependudukan dengan remaja wiraswasta remaja. Jadi PKBI memulai tidak bicara ttg hak kespro
tapi soal kependudukan dan keluarga berencana krn kespro baru mulai ICPD baru mulai dilaunching
secara lbh formal. Tahun itu lebih banyak ke integarasi antara kependudukan dgn remaja, saya
masuk mengenal dengan nama Biduk Wiraja itu terkenal di PKBI di Jawa Barat dan Jawa Tengah
Biduk itu Bina Kependudukan Wiraja itu Wiraswasta Remaja, menarik kan agar kaum muda mulai
berpikir tentang dimensi kependudukan waktu itu belum bicara mengenai
kontrasepsi..kependudukan soal kualitas, soal identitas, soal migrasi, tapi diintegrasikan soal
wiraswasta remaja dan leadership termasuk itu. Setelah itu juga banyak program2 remaja ttp
pendekatannya program.., programatik belum pendekatannya berbasiskan komunitas. Dengan
tujuan agar remaja berpartisipasi , remaja punya visi punya tujuan punya nilai ttg kualitas
kependudukan. Karena seingat saya juga namanya nilai keluarga kecil sejahtera itu dari PKBI
sebelum ada BKKBN sudah ada itu Nilai Keluarga Kecil Sejahtera walalupun latar belakang kita
utk angkakematian ibu anak tapi sebetulnya dimensi kependudukan yang menjadi perhatian utama,
KIA nya tidak terlalu banyak malah karena mmng KB ini belum ada yg melaksanakan disini. Ada
yg melaksanakan Mariel Stop (klinik) tapi kan hanya satu kalo kita kan ini lebih serempak..
kemudian ada juga program yang namanya lebih popular dikenal dengan nama Sahabat Remaja itu
tahun 84an jadi itu kerjasama antara PKBI dengan IKIP.. Nah sudah mulai berpartisipasi dengan
institusi yang formal, sudah mulai melibatkan remaja scr akademisi jadi kader2nya mulai dilatih
banyak itu secara proyek, tapi secara orang perorang PKBI juga diberbagai daerah mulai melatih
orang2 muda . Orang muda dikampus dipilih..tokoh2 diajak ikut seminar kependudukan salah
satunya di Bandung yg tahun 76an. Sebelum Sahabat Remaja itu sering seminar2 kependudukan
sehingga di Bandung itu lahir dengan namanya Organisasi Kependudukan yang SA itu yg
Sudah Kespro?
Kespro tahun 90
Tahun 87 masih isu kependudukan, keluarga berencan, kesehatan remaja, dulu disebut LFE (Family
Life Education). Dulu dikemas dengan judul Pendidikan Kehidupan Berkeluarga tapi untuk Remaja,
dibahas bagaimana anatomi tubuh, pubertas, menstuasi, gairah seksual jadi disebut seperti itu karena
waktu itu pendidikan seks msh kontradiktif. Waktu itu konsepsi perspektif gender dan LGBT belum
jadi isu, kita masih mainstream. Kelompok2 KRBJ itu sebenatnya bukan di PKBI tapi di masyarkat,
yang skr CO, itu skemanya di satu wilayah ada tokoh remaja, leadernya gitu ada tokoh lagi disini
tarik lagi ke PKBI ada team, ada team inti dan ada team yang melatih kelompok. Satu lokasi program
ada 10-20 klp remaja, kelompok ini macam2, ada karang taruna ada ikatan remaja masjid, dll.
Tergantung kontek local, apa dan bagaimana remaja kumpul disitulah diisi dengan ruh
kependudukan dan remaja tadi
Kalo di sekoah iya.. tapi ini kan bukan sekolah. Konsepnya debenarnya PE juga tapi ini kan di
masyarakat PE nya kalo sekarang namanya CO lah, dulu mungkin advokasinya tidak sarat tapi
mainnya adalah bagian isu pendidikan kesehatan reproduksi kalo skr mainnya pendidikan kehidupan
berkeluarga di PKBI. Doni sebut saja kalo dulu pergerakannya pendidikan kehidupan berkeluarga
untuk remaja skr menjadi SRHR itu kan perkembangan nama2 program tapi isu2 nya sebenernya
sama saja cuma kalo dulu perspektifnya kependudukan, keluarga berencana, kesehatan remaja
dalam artian remaja sehat tapi tidak menyebut hak remaja basisnya bukan HAM tapi basisnya
services bagaimana memahami remaja sehat itu intinya, edukasi ke diri sendiri. BRBJ itu ada
kelompok inti, pimpro dsb.. tapi disini juga ada kelompok peernya yg di masing2 ini, ini yang
melakukan kegiatan rutin. Ada pertemuan seminggu sekali disini, itu yg dinamakan paket
pendidikan kehidupan berkeluarga kalo skr itu namanya CSE, disampaikan disitu ada satu materi
yang tersusun dan itu harus tamat dalam 6 bulan lalu pindah ke tempat lain. Ini skemanya, Ada
pengalaman saya di Bengkulu waktu itu, ada satu lokasi..lokasi banyak waktu itu, paket kan
berpindah ketika berpindah yg berikutnya diteruskan oleh tutor yg kita latih disini, di group ini
pindah ke tempat lain. Tapi ini tidak hilang..ketika sebulan sekali ada forum diskusi di kantor PKBI,
ini diundang kesini datang 30 orang perwakilan masing2 kelompok diundang 2orang, nanti adalagi
meeting setiap 6 bulan..kita bikin arena pertemuan remaja namanya sejenis Jambore itu setiap satu
tahun sekali yang biayanya sudah model cost sharing , jadi biaya selama disini ditanggung oleh
PKBI tapi pergi kesini mereka sudah urus sendiri2.
Sudah mulai cost sharing, diajarkan untuk tidak tergantung pada perkumpulan . Arena pertemuan
ini selama seminggu..ada makan ada kegiatan ini semua kita yang tanggung, tapi ketika kesini sudah
swadaya. Ada subsidi tapi tidak besar buat pergerakan tapi intinya swadaya. Pertemuan remaja
setahun sekali, ini program kan selama 3 tahun setelah ini pindah ke tempat lain, setelah itu
pergerakannya dengan Youth Center. Youth Center juga program , Youth center dengan PE nya
juga, peer educator di sekolah sebagai wahana remaja. Mulai dengan adanya Youth Forum yang
akarnya dimulai dari pusat, Youth Forum di Jakarta dipilih dari daerah itu dari Youth Center. Youth
Forum sudah ada pada Munas 2010 tapi lebih skematik menjadi bagian organisai baru di Munas
2014. Dengan istilah diakui sebagai anggota remaja, sebelumnya PKBI anggotanya hanya orang
yang berusia diatas 18 tahun, sekarang ada anggota remaja dan pra remaja jadi 10 tahun boleh tapi
namanya anggotan pra remaja nanti remajanya usia 18tahun. mulai Disitu kan sudah mulai main
kepada tidak sekedar program tetapi bagaimana penguatan lembaga organisasi. Jadi diharapkan kita
kan punya Youth Forum Remaja, Forum Remaja dia akan berkoalisi dan beraliansi dengan forum2
remaja sejenis disitu, di wilayah kota sehingga dia ada forum peduli tentang kesehatan reproduksi.
Forum ini yang cair yang menjadi presidium yang menjadi kosersium tapi Youth Forumnya
sebenarnya menjadi bagian dari PKBI. Forum Remaja secara umum nanti akan beraliansi dengan
berbagai kelompok sehingga katakanlah aliansi remaja bandung itu harusnya menjadi kelompok2
tokoh2 remaja bandung agar bisa menularkan visi2 tentang kesehatan reproduksi kepada seluruh
kelompok masyarakat. Idealnya begitu. Jadi kita di daerah dan di cabang, strukturisasinya
sebenarnya dimulai dari mulai cabang , daerah dan pusat. Jadi Youth Forum direkrut di cabang,
harusnya… kalo ini belum berarti ini masalah teknis ya… Youth Forum cabang ini membentuk diri
menjadi Youth Forum Daerah… Youth Forum Daerah menjadi Youth Forum Nasional, idealnya
begitu walaupun kadang Youth Forum cabangnya belum aktif tapi itu soal lain. Karena PKBI itu
kan basisnya anggota, katakanlah anggotanya 15 sekurang kurangnya 15 ini 20% nya remaja yang
jadi pengurus cabangnya 20% remaja..minimal . ini alasan kita mualai menggerakkan remaja untuk
remaja oleh remaja, kenapa demikian? Karena peran PKBI ingin membantu berkontribusi dalam
pengembangan kualitas generasi muda, selain itu juga secara lembaga secara organisasi ini menjadi
lembaga pengkaderan , kader2 pengurus nasional, staf pkbi itu dimasa depan dilahirkan dari Youth
Forum. Sebagian besar staf di kantor pusat kan juga pernah ikut serta dalam Youth Forum, Youth
Center jadi itu sebagai lembaga pembibitan, pengembangan kalo bahasa wayang “ kawah canda
dimukanya” sekarang yg mjd tantangan adalah bisakah ini berjalan? Kalo ini berjalan berarti roda
organisasi kita punya prospektif yang sangat akan berkembang, tapi kalo tidak berjalan kita akan
kesulitan kader. Ini menjadi satu tantangan yang menarik.
Kalo sebelum tahun dua ribuan bearti tahun 1980 dan 1970 saat itu program remajanya ingin
mengubah apa pak? Pengetahuan, perilaku.
Perilaku
Esensinya sama, cuma perspektifnya saja yang berbeda, kalo dulu kan ada persfektinya ada “remaja
sehat dan bertanggung jawab”, itu filosofi utamanya.
Itu sejak KRBJ pak, jadi sejak tahun 1986 an itu sudah itu pak, “remaja sehat bertanggung jawab”
jadi kita tidak menyebut keluarga tapi remaja sehat bertanggung jawab itu menjadi icon –lah.
Persis, agar dia dapat mengambil keputusan berdasarkan kecukupan informasi dan pengetahuan kan
gitu yah, nah esensi yang sekarang mungkin dibandingkan dengan tahun 1980 sama 2016 sekarang
basisnya adalah hak, itu hanya perspektif saja basisnya adalah hak, fiosofinya ya itu pemenuhan hak
seksual remaja, itu nilai yang dianut yang kita punya nilai 10 deklarasi remaja itu. Basis
pendekatannya adalah pemenuhan hak reproduksi remaja, seperti diketahui: hak privasi, Hak
memilih, hak menikah atau tidak menikah, hak mendapatkan pelayanan, hak untuk sehat, hak untuk
punya dignity apa itu jiwa yah... 10 hak itu yang... ada disitu tuh pak, hak – hak seksual itu yang jadi
nilai perjuangan sekarang tapi intinya kita pemenuhan itu namun yang nilai-nilai ini tidak jauh
berbeda dengan yang sebelumnya hanya kemasannya saja lebih modern aja lebih menarik, hak
informasi, hak mendapatkan... dulu juga yang mirip – mirip juga Cuma tidak disebut, dulu
pendekatannya kan remaja sehat apa yang dilakukan dengan cara berperilaku hidup sehat, perwant
organ tubuh, perawatan perilaku , bebas dari IMS, hak sehatnyakan disitu.
Oke nah, berarti karena fokus nilainya agak berubah, ini karena yang satu ngomongin
remajanya harus seperti itu yang satu ngomongin tentang hak which is sebetulnya harus
memberikan hak bagi kaum muda itu?
Kaum muda lebih efektif dengan menggunakan kaum muda sendiri, itu yang disebut peer
educatornya kader yang indigeunies dari dalam, bukan bukan dari luar kaum mdua. Karena
perubahan perilaku – perubahan siap itu lebih mudah dikembangkan, disosilasiskan atau Di
internalisisakan sebenernya bukan disosialisakan itu melalului kelompok sebaya karena panutan
remaja bukan orang tua, kelompoknya, peernya dia akan lebih ikut berpatron, berpola kepada pola-
pola perilaku yang dilakuna oleh kelompoknya,
Jadi aktornya tetap kaum muda sama sepeti dulu, dulukan juga sama tutor-tutor itukan kaum
muda, tokoh-tokoh pemuda.tapi sasaran perubahannya kalo dulukan remajanya nih harus
berubah, kalo yang sekarang dengan pemenuhan hak itu, siapa yang sebetulnya harus
berubah?
Itu bentul agak berbeda, sekarnag yang berubahnya perspektifnya jadi lebih luas, tidak hnay dengan
remaja tapi juga termasuk instalasi pemerintah, provider, harus ikut dalam pemernuhan itu, dengan
demikian ada yang disebut dengan peran-peran advokasi, kalo ada aturan-aturan yang kira-kirat
tidak mendukung kita harus perjuangankan untuk diubah kita perbaiki, kalo ada budaya – budaya
perilau atau paapun yang terkait yang manghalang pada upaya pemenuhan reporukdsi kita harus
perbaiki, kita sempurnakan, kita ubah.
Tadikan hak itu kan ada banyak ada 10, nah yang menjadi fokus pemenuhan hak yang saat
ini sedang diperjuangkan oleh PKBI apakah kesepuluh-sepuluhnya sekaligus atau ada hak-
hak tertentu yang saat itu memang menjadi fokus yang menjadi forkus perubahan yang ingin
disasar oleh PKBI, pak?
Sepuluh itu satu sama lain saling terkait, jadi tidak parsial. kita tidak menganggap hak berprivasi
saja tidak, kita tidak hak berpendapat saja jadi sekaligus alam satu kesatuan program dalam satu
kesatuan advokasi dan dalam satukesatuan services hak ini menjadi nilai dasar sehingga harkat dan
martabat remaja dalam pemenuhannya juga terpenuhi, sebenernya hak seksual ini tidak hanya buat
remaja termasuk juga bagi orang dewasa sama. Cuma yang selama ini diabaikan oleh negara oleh
provider adalah remaja, Kalo masyarakat umum sebagian besar haknya sudah terpenuhi. Sehingga
titik berat perjuangannya lebih keras, struggle kepada remaja karena remaja masih terabaikan,
Dengan berubahnya tadi filosofi dari remaja sehat dan bertanggung jawab ke pemenuhan hak
kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda apakah nilai yang dulu itu, betul-betul
sudah ditinggalkan oleh pKBI atau masih relevan sebenernya dengan konteks saat ini?
Kalo nilai sehatnya masih, nilai sehatnya masih. Bisa masih dipegang cuma penekanannya
sekarangkan, Perspektifnya lah perspektifnya yang pentingkan dulu sehat, dia tidak dipikirkan
bahwa untuk sehati itu perlu HAM misalnya perlu persepektif bahwa dia harus nyaman, dulu gak
kepikirkan yang penting bagaimana orang itu sehat tapi sekarang makin berkembang gitu makin
mendalam kearea area pribadi. Inikan area pribadi dulukan area publik. Kalo yang dulu mungkin ini
perbedaannya, lebih banyak menekankna kepada edulkasi yang kemassal karenakan informatif
segera, banyak gitu, kalo sekarang basisnya harus ke individu pak, sehingga konseling harus menajdi
acuan. Komunikasi interpersonal menjadi bagian terpenting dalam program sekarang, konsultasi
menjadi bagian terpenting, tatap muka menjadi hal terpenting, karena hak-hak individu ini
dilindungi dan dikembangkan itu perbedaannya disitu. Jadi sekarang gerakannya lebih manusiawi,
lebih menyentuh kenurani individu, martabat individu, human dignity gituyah, Lebih ke martabat
manusia sebagai manusia.
Apa situasi politik sosial seperti apa yang menyebabkan terjadinya perpindahan itu filosofi
PKBI?
Perpindahan ini juga tidak dipungkiri, ada pengaruh, perubahan dari Berbagai hal, pertama dari
internal sendiri. Pemikiran kitakan makin lama makin mendlam, pemikiran kita makin lama makin
kuat nah karena, Kita cerita kesehatan reproduksi yang kita sekarang kita sebut diamna-mana. Kita
sudah kenal sejak tahun 1988 pak adalah prof. Biran affandi, prof. Moeloek itu sudah menyebutkan
itu malah prof moeloek itu sudah mendeklarasikan yang disebut dengan 10 domain kesehatan
reproduksi, pernah baca? Nah 10 domain ini memang berbeda degnan 10 hak seksual reproduksi
tetapi itu menggambarkan area layanan reproduksi itu apa, karena apa karena didunia luar sana
belum ada pak menjadi fokus. saya berani mengatakan bahwa (saat itu) kemenkes belum pernah
menyebut-nyebut kesehatan reproduksi hanya menyebutkan keshatan ibu, kesehaan persalinan,
kesehatan ibu hamil, kesehatan anak tidak menyebtukan eksehatan reprodusi. Saya jaminkan itu
1988, karena ingatnya itu karena ingat sejarah berangkat kerja dimana, ketika saya dibengkulu tahun
88 sudah ada itu doman kesehatan reprodusi yang diajarkan oleh prof. Farid moeloek suaminya ibu
menteri sekarang. Domainnya sepuluh yang saya ingat salah satunya kesehatan reproduksi remaja,
HIV AIDS, Keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, Ada 10 domain. Sepuluh itulah yang
menjadi landasan pegangan PKBI dalam melakukan edukasi bagi masyarakat termasuk remaja,
karena disitu ada pelayanan kesehatan reproduksi remaja termasuk HIV – AIDS tahun 1988 pak.
Orang lain belum banyak bergerak, orang lain belum dipikirin IMS, KB belum dipikirin, KPA belum
ada, YPI belum ada. Kita itu yang pertama pak, Cuma kita tidak gembar gembor karean kta memang
tidak satu – satu sebagai isu. isunya banyak, HIV AIDs hnay su sebagian kecil dari isu kita, kalo
orang lain kan kalo satu isu isunay itu saja. Jangan dikira kita itu pelopor. Waktu pertemuan di
sulawesi selatan yang kongres AIDS nih sejarah HIV AIDS di PKBI. dari buku sehat dalam
perjalanan samapai seeri buku sekarang segala macam kita punya itu produksi kita yang smapai
sekarang jadi model dipake banyak orang itu dari tahun 1988 itu kita sudah menerbitkan buku itu.
Prang tidak tahu IMS itu apa, kita sudah bikin. Tapi kitakan selalu low profile. Mungkin ini harus
banyak ditunjukkan sehingga kita bisa memampukan orang bahwa kita itu yah lebih dari
dibayangkan orang lah. jadi sejarahnya tidak bisa diklaim bahwa kita itu ngikut. jadi Ada ahli-ahli
kita yang maju dalam berpikir. Jadi 1988 saya tahunnya tidak tahu persis. Tapi Seingatnya saya
karena basisnya adalah saya bekerja, 1988 sudah ada isu itu sudah dipelajari dan saya hapal betul
10 itu gitu sudah dihapailin karena dijelasin kemana-mana kemana-mana, jadi bahan materi. Dulu
Kalo untuk pendekatan dan strateginya, Dulu pas lagi filosofinya remaja sehat dan
bertangung jawabkan itukan pendekatan dan strateginya berbeda?sekarang gerakannya
seperti apa?
Dulu eduasi dan Gerakan edukasi, sekarang masih gerakan edukasi. Tapi serkarang basisnya lebih
banyak kepada layanan yang menghomrati privasi pak, yaitu basisnya konseling. makanya kita
perkumpulan mengembangkan namanya klinik remaja, Walaupn tidak kberhasl maksimul, karean
ternyata kitajuga tidak memerlukan sercara serius dalam artian populasi untuk klinik remaja. kalo
dibuka klinik remaja Tidak berbondong-bondong datang keseitu, malah datang ke klinik umum
karena mereka tidak mau dilabeli.
Saat inikan PKBI dikenal sebagai LSM pemberi layanan, disisi lain PkBI juga dikenal sebagai
LSM pmeberdayaan, Sebenarnya pendketan PKBI yang murni itu apa, pemberi layanan ,
LSM pemberdayaan atau advokasi atau seperti apa sebenernya?
Saya tidak punya kategori, PKBI itu LSM mana, Tapi ke-tiga hal yang tadi sidsebutkan meruakan
triangle, tiga segitiga yang saling mendukung, saling pengaruh, saling sinergis, tiga-tiganya menjadi
fokus tinggal dari mana kita memulai. Konteksnya adaalah soal situasi, soal kapasitas, soal peluang,
kemapuan, sumberdaya, karena ketiga itu merpuakan segitiga yang memang tiga-tiganya harus ada.
Ketika kita sebut misalnya Ini adalah services, layanan. Ini adalah empowerment atau penguatan
atau pemberdayaan, ini adalah advokasi upaya mempengaruhi berbagai kebijakan, berbagai
peraturan, berbagai budaya hukum agar mendkung tercapainya pelayanan, pemenuhan hak seksual
tadi, hak seksual dan reproduksi tadi, atau hak sehat atau remaja sehat. Tapi ruh ini, substansial ini
bisa dilakkan dengan pendekatan tiga hal, kuatkan masyarkatnya, Kuatkan remajanya, karena kuat
inilah dia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri untuk mendapatkan layanan yang maksimum.
Situasi ksehatan seksual dan reproduksi remaja saat ini sekarang seperti apa? Apakah
semakin membaik terjadi stagnasi atau memang malah smekin memburuk?
Tergantung dari mana melihatnya.. kalo melihat nya sebagai gerakan. Sebernya institusi-insitusi
gerakan sudah tumbah banyak. Soal permasalah remaja semakkin tidak kunjung selesai itulah, ya
itulah tantangan hidup. Kenapa dmeikan karena Remaja itu juga merupakan suatu kohort jadi ada
suatu kleompok remaja ada didekade ini lima enam tahun mendatang dia bergerak menajddi remaja
akhir, menjelang dewasa... munclu lagi anak-anak menjadi remaja jadi itu tidak pernah selesai. Jadi
oleh karean itu kenapa perlu pengautan masyarakat kenapa perlu pemberdayaan masyarakat karean
itu karena annti tidak oernah selesai ini merupakan kohort yang berkesinambungan yang terus dan
tidak pernah selesai. belum lagi ada dunia diluar kita, diluar remaja yang mempengaruhi remaja
misalnya tentang kemajuan teknologi sehingga perceatpatan infomrasi menjadi lebih cepat.
pengenalan berbagai promosi-promos yang tidak selamanya betul. itu juga semakin cepat diakses
oelh remaja, itu akan mempengaruhi karakter2 remaja dimasa datang. Dibiling Bukany a lebih jelek
tapi tantangannya ebih berat lah, jadi kompleksitasnya semakin tinggi.
Seberapa besar dampak kemajuan teknologi tersebut terhadap derajat keseahtan remaja
indonesia saat ini.
Di era pak jokowi mempimpin indonesia saat ini bagaimana pengaruhnya, ya dngan kebijakn-
kebiajanya, terhadap derajatk esehatan seksual dan reproduksi kaum muda?
Saya tidak melihat efek yang bermakna karena faktor untuk membuat itu bermakna kan harusnya
dianalis pak. Pertama adalah asoal produk-rpoduk kejbaijanya apakah mendukung atau tidak,
Pertanyaan kedua apakah ada gak konsern yang lebih tinggi dalam hal pengembangan kebijakan
kepemenuhan kebutuhan seksualitas atau kesehatan reproduksi remaja , ketiga ada tidak alokasi
yang lebih memadai, ada gak infrastruktur yang lebih tinggi itu yang belum terlhat. yang baru
terlihatkan baru perbaikan dalam konten hak primari sebagai masyarkat seperti hak sehat dalam
artian adanya kartu untuk orang sakit bisa berobat tapi belum menyentuh kearea kualitas belum
menyentuh karea apakah ini ramah anak, ramah remaja itu tugasnya NGO, jadi belum menyentuh
menurut saya sih. Karena visinya kan berbeda, preseidkn kan melihat pemenuhan yang mendasar,
justru disitulah kenapa keberadaan NGO itu menjadi sselalu penting karena pmeerintahkan konsern
kepada mainstream kepada keseluruhan masyarakat. Kita kepada masyarakat-masyarakat yang
berbeda, masyarkat yag tidak mendapatkan jangkauan, tidak mendapat perhatian yang lebih besar.
Bedanya disitu.
Saat ini apa kebijakan2 yang ada diindonesia yang berpengaruh terhadap kualitas dan
derajakt kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda.
Nah itu dia pak, kebijakan2 dasar yang baru adakan sebenerany kan dilihat dari struktur, kalo
pemerintahkan mungkin punya struktur di BKKBN, ada bagian yang menangani kesehatan
reproduksi remaja, itu saudah sejak dijaman suharto sebetulnya, tidak ada perubahan apapun
dibandingkan degnan jokowi seakang. Malahan jaman orde baru dalam prespektif kb jauh lebih
menonjol dibandingkan dengan sekarang. Sekarang itu persoalannya adalah perpanajngan tangan
organ-organ tentang keluarga berencana, kesehatn reprodksi itu berkurang seharaunya menjadi
bagian terkencil masyarakt desa, sekrang kan tidak sampai kesana. Aparatur sipil negaraa (ASN)
itukan serakang yang konsern langsung tentang kelurag berencana, baru nyampe tingkat provinsi.
kabupaten kota ursan berbeda- beda. ada tapi tidak pernah satu kesatuan, tergantung konsernya
bupati sama walikota. itulah bahanya konsep nawacita tidk bisa merembes menjadi bagian
pembagnuann kabupaten kota. kaeren visi bupati, visi walikota, pesan-kampanyenya, isu –isu
kampanye itu yang menjadi programatik secara praktis, secara prgramatis bagi bupati dan walikota.
Gubernu juga sama, rakyatkan menagih janji politknya apa ? janji keepaaktannya apa. Itulah yang
dipenuhi. Jadi gubernur dan bupati walikota sibuk membuat indiktor dari ketika kampanye karena
akan ditagih oleh rakyat, Tidak ke platform yang lebih besar. Sehingga Sekarang ada muncul bupatei
walikota yang menonjol, ada yang tidak punya apa-apa, tergangung visinya masing-masing.
Bagaimana RPJMN dan RPJMP itu punay pengaruh kuat terhadap visi bupati ini yang saya belum
lihat konstelasinya pak, ini yang analisisnya berat. Mungkin kita punya pusat studi, sebetulnay kita
pkbi punay pusat sutid yang lebih makro, tapi juga tenyata bleum memapu membuat itu, ibuk dng
hal lain yang lebih teksni. Sebenaernya kita berhdap jokowi waktu itu Sama pak yusuf kala punya
yang dinamai disebut politikal demografi jadi slah satunya dengan Kalo konsern tentang
Nah kesehatan reproduksikan tadi dijelskan sejak 1988 dan meungin diperkuat degngan
ICPD 1994, nah dibaningkan dengan era pasca reformasi begitukan, Penerimaan masyarkat
terhadap isu kesehatn keshatan sekaual dan reproduksi bagi kaum muda itu, ada beda?
Kalo dari masyarkat lebih bagus sekarang, karena, ya lebih mudah saja pak, lebih banyak orang-
orangm uda yang ikut langsunglah. itu jgua pengaruh program juga dan donor-donor luar kan juga
banuak tertarik dengan program ini banya membantu kita untuk akses kesitu. Kalo dari pemerintah
menurun indikasinya itu, infrasturkr kependudukan sebagai lembaga resmi pemerintah mengayomi
masyarkat. Ada sih namanya UU no.59 atau 39 pokoknya tentang kpenedudukan tapi itu juga tidak
bisa diimplementasikan dengan seksama karena juga daerah punya kuota jumlah dinas dan
depatermen jadi kementerian sudah ada plafondnya 34misalnya tidak boleh lebih dari itu.
berebutlah..34 itu mana yang lebih penting. Disnalh peran kunci seorang presiden, kaoo presidennya
konsern pastilah melhirkan kementrian kenepdudukan. Dinegara lain jug ada dpaterman
kependudukan yang negaranya tidak sebesar Indoensai. Jadi tergantung komitmen dan visinya
pejabat negara. itu betul-betul mutlak tergantung komitmen presiden. Kabinetkan tergantung
presiden, mau berapa banyak jumlah kabinetkan tergantung presiden. Justru kependudikan ini
tercerai berai.
Apa dalam memperjuangkan pemenuhan kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda,
Apa atau siapa aktor-aktor yang menghambat PKBI dalam upaya pemenuhan.
Saya tidak melihat ada aktor yang menghambt secara perorang, tapi asumsinya ada beberapa
kelompok yang tidak paham yang pahamnya berbeda dengan kita, ya kita bisa sebut mungkin
kelompok yang lebih radikal gitu yah, radikalis bukan fundamentalis yang berasumsi bahwa
memperkenlakan keseatn reproduksi sama dengan mengajarkan orang untuk perilaku seks,
kekeliruan itu yang menjadi hal yang bisa menghambat, organisasi soisal saya kira ada gak usah
disebutkan arean itu soal etis ya, tapi ada beberaoa organisasi masyakat yang mengagap ini bagian
dari sekuler bagian dari berbahaya karena ini bis mengajarkan remaja berperialiu seks bebas.
Berbagai studi kan menunjuian pendidikan seksual tidak berpenaruh positif terhadap perialu seksual
yang tidak bertanggunjwab. Karena namanay Perialku seks seperti Itu tidak diajarkan oleh
pendidikan seksual. Tidak ada itupun sudah ada sejak dulu, itukan soal mucnul atau tidak soal
dipublikasi atau tidak. ya kelompok2 yang radikalis juga bukan menghambat, pasti ya tadilah yang
membuat aturan2 formal perda dan lain-lain yang bisa menghambat kineraja organiasi dan kinerja
pemeirntah sendiri dalam melakukan pelayaann bagi eklompok2 yang rentan. BKKBN sendiri kan
sudah menyataan dengan tegas untuk tidak memberkan pelayanan kontraseps ibagi remaja. ya itu
mereka mengagap bahwa itu yang tddi bagian tapi selalu digembar-gemborkan ibu buat pasangan
suami istri saja...
Respon kita kan dua pak, perteama kita melakukan advokasi bahwa ini , penting soal itu mereka
berubah atau tidakkan itu persoalan lain, yang kedua, berilah layanan karena inilah bagian gap, inilah
kekosongn, Inilah unmetneed, inil ah kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh pemerinah inilah
tujuan kita. Itu saja ringkasnya advokasi dan pemberian layanan, itulah kenapa tadi disebutka bawha
diawal bawha sevice itu bagian penting karena ada bagian tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh
lembaga lain oleh pemerintah atau instansi lain disitulah kita memainkan peran. Kalo itu sudah
diberikan oleh lembaga lain, kita tidak diperlkan secara signifikan keberadaan untuk service itu.
Jadi kita tetap melakukan dua hal tadi, kita memberikan layanan untuk memenuhi unmeet,
sehingga kita melakakn advokasi, apakah PKBI pernah melakuan advokasi terhadap
BKKBN terakit dengan dia untuk memenuhi hak kaum muda sebagai wargan egara?
Secara tegas-sih sebetulnya melalui berbagai aktivitas.. kita lakukan, kita ajak mereka ke program
kita. tapi begini pak, sekarang secara lembaga karena asumsinya bahwa BKKBN itu juga menjaga
image dia tidak melayani, tetapi individu-individu nya kan tetap mendukung PkBI. dia memberikan
kontrasepsi terhadap kita, memberikan fkita menjadi bemper bagi negara. karena BKKBN kita jadi
bemper didepan, kita yang babak belur dan kita yang pasang badan.
Justru kita melakukan kerja sama dengan pemerntah. pemerintah mungkin fokus
kemasyarkat mainstream, PKBI tadi menyisir unmet need yang tidak dilayanai oleh dalam
lembaga-lembaga lain.
Dalam skema planning kita idealnya speerti itu. Jadi Kita malah harusnya mengukur kuantaitas dan
kualitas. Unmetneednya kita hitung, Kalo misalnya kita bisa memberikan layanan sekian x itu bearti
kita bisa memecahkan unmetneed sekian % ituada fungsi perencanagan pengembangan itu
analisisnya sampai kesana. berapa unmet need yang disasar oleh PKBI berapa katalitik efeknya. kalo
layanan langsung kataknlah kita memberkan layanan tetap 1000 yang itu unmetneed, kalo katalitik
efeknya kan. efek dari program kita yang dilakan oleh orang lain itu salahsatu strategi advokasi
sebeneranya, agar punya daya ungkit yang tinggi. Karean ketiak mampuan untuk memberikan
layaann bagi semua, mengajak yang lain, Memberikan contoh bagi yang lain memberikan contoh
bagi institusi yang lain.
Oke nah, saaat ini kan situasi global terkait dengan pendaann program-program kesehatan
sksual dan reprosukdi itu dinilai semakin baik atau semakin menurun pak?
Kalo peluanngya masih ada, saya tidak melihat terdapat penurunnay yang berarti kalo isunya tetap
bisa dikemas dengan bahasa yang punay nilai jual lah. seksilah dapat menarik perhatian, menarik
minat, menarik kepedulian, kelompok-kelompok yang mempunay budget, mempunyai dana donor,
Walaupun konsern pembanguann sekarang bergeser dari asia ke afrika, itu tidak dipungkiri, negar-
negara afrika jauh memlii peluang lebih banyak. Tetapi tetap ada beberapa untuk sisi sisi tertentu
kita masih bisa.. secara kuantitas Kesempatannya menurun.
Kalo dilihat dari peluang politik komitmen pemerintahan jokowi saat ini yang kurang
terhadap program – program demografi kepndudukan
Tapi PKBI kan punya jejaring nasional kan yah artinya PKBI dari mulai pusat nasional,
daerah dan cabang. Sebetulnya apa yang menginkat, ikatan seperti apa antara nasional, pusat
dan cabang, yang menjadi kapital sosialnya PKBI
Yang mengikatnya itu kepedulian pada persoalan-persoalan kependudukan awalnya. Jadi kenapa
orang di PKBI karean dia tertarik untuk ikut ada kebanggaan itu , ada kebanggaan itu untuk ikut
teribat dalam memecahkan masalah2 sosial, maslaah 2 yang tidak ditangani orang lain namun tidak
berarti bahwa itu dengan mudah begitu saja. Karena nilai-nilainya itu berbeda, dan tidak semuanya
homogen yah, Ada orang tertarik karena tadi ingin berorganisasinya saja, ada orang tertarik karean
ingin menyelesaikan maslah tertentu, ada tertarik kareana ini adalah kelompok mayarakat yang
sudah awal berdiri, ada yang tertarik karean figur individunya, firgur kepemimpinannya, ada yang
tertarik karean ingin terlibt diproramnya saja, Ini berkat pendidikan remaja juga. Dengan mendidik
remaja akan memberikan peluang untuk teriat jangka panjang dipkbi. Tokoh-tokoh yangada
sekarang saya kira sebagian besar itu beradsal tokoh – tokoh remaja nya PKBI. walaupun keluar dlu
namun ketika diperlukan akan kembali untuk beperan apapun posisinya itu soal lain. Yang penting
perannya apa yang bisa dimainkan setiap orang.
Tadikan ada berbagai motivasi orang masuk PKBI dan kemudian kita sekarang punya nilai2
pemenuhan seksual yang kadang pemenuhan seksual itu juga sensitif, ada nilai terkait alat
kontrasepsi terhadap remaja misalnya, apakah seluruh elemen pkbi itu sepakat ketika berada
dipkbi terkait dengan nilai tadi, filosofi tadi ?
Kalo dari diskusi 2 internal dngan metode pancingan kalo terbuka tidak keluar, sebagian besar
sepakat, tapi satu 2 3 kasus masih punya visi yang seperti visi awal dan umum, karena ketika awal
visi kita kan identik dengan bagaimana perhatian terhadap ibu, hamil, kespro dan penduduk yang
sejahtera pak, dimensi itu yang menjadi nilai awal perkumpulan. Mau tidak mau itu, nah kelompok2
muda dan kelompok tua pun ada yang nilainya disitu dan tidak salah. Ya, itu baru sampai disitu saja,
soal sekarang pkbi lebih progresif, dalam artian ini yah pkbi lebih mendarat, pkbi lebih berfokus
pada kelompok2 rentan itukan soal berbeda. Itu yang menadi tantangan keberagamaannya
perkumpulan menurut saya. toh pekerjaan kita kan masih banyak , pr kta masih banyak,
kesejahteraan masih jadi soal, hak kespro tetap jadi persoalan, KIA juga masih soal diindonesia itu
, bagaimana balita gizi buruk itu masih persoalan juga. Sehingga konsern kita yang masih banyak
itu tidak fokus hanya soal kontrasepsi remaja saja. Oleh karean itu kta bisa mengakomodir berbagai
visi, berbagai nilai yang berbeda sedikit itu, tapi tetap untuk kepentnga yang berbeda, nah seninnya
adaalh bagaimana agar ini tidak bertabarkan itu, ini perlu langkah2 skematis gitu, perlu meyakinkan
bagi satu dua orang yang mungkin masih visinya sejahtera saja, visinya bebaskan kemiskinan, soal
kontrasepsi kan urusan lain. nah itukan harus diyakinkan ya harus man-to man marking, satu persatu
dijaga, satu-satu diajak dialog, Oleh karena itu penting sekali mengembangkan suatu kerangka
edukasi pemberdayaan yang menyeluruh dan tidak pernah akan pernah terhenti Yang namnya
orientasi yang namanya pengembangan nilai, visi itu harus tetap. Karena orang berganti, PkBI juga
dinamik, satu lembaga dimasuki orang ini besoknya orang ini gak ada, datang orang baru lagi, tetap
lagi kita berdisusi lagi. Sebetulnya yang lebih permanen itu adalah staff. Dsitulah kuncinya staff
menjadi pemegang peran yang penting didalam keberlangsungan dan pengembangan organisasi
PKBI termasuk menjaga visi. Selain komponen lain, staff itu menjadi bagian penting untuk menjadi
dinamisator, untuk menjadi fasilitatornya, menjadi kondaktor, arsiteknya, perekayasa, play
makernya kalo dimain bola, pengatur serangan, pengatur kalo bertahan kayak apa, mengembangkan
pola, bersemangat. Ini kata kunci yang menarik sehingga implikasinya ketika rekruitmen staff
Terkait dengan pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi kaum muda. itu
paling banyak resources PKBI itu dikerahkan untuk layanan, pemberdyaan atau apa pada
saat ini. Sumberdaya material baik material maupun non material?
Kalo proporsi pengembangan sumberdaya, pengarahannya, mobilisasi yah, sepertinya kita lebih
kuat untuk ke -services karena apa karena services juga melahirkan sumberdaya. Itu kata kuncinya,
Jadi multiflyer efek itu lebih besar ketika kita mengembangkan services Ketimbang advokasi,
karena advokasi kta belum berhasil secara maksimal. Berhasil kita kan cuma satu kali ketika dulu
kita berhasil membuat pemerintah peduli terhadap keluarga berencana dengancara membentuk
BKKBN/LKBN itu advokasi paling berhasil pkbi dan perangkat lainnya karena tidak hanya pkbi
yang mendorong pemerinth membentuk LKBN l(embaga keluarba berencana nasional) sebelum
BKKBN itukan termasuk PKBI ada uga pihak lain, dorongan internasional juga ada, kesadaran
pemerintah juga ada, jadi ya, itu multif pihak kita tidak bisa klaim sebagai bagian tugas kita tapi itu
pionir-pionirmya kan dari PKBI. yang mendahului gerakan itukan dari PKBI. mengajak perdana
mentri, misalnya ibunya, itukan untuk menklikitik agar pemerintah melalui gerakan dibawah tangan,
dibelakang layar, dari samping stratgeginya, tidak ditohok dilawan, tapi dari kiri dari dapur
istilahnya gitu. salah satu strategi dulu yang dikembangkan oleh pkbi adalah dengan melebur dengan
pemerintah dengan mengajak ibu bupati, ibu gubernur untuk menjadi bagian dari pkbi. untk meng-
pkbikan negara itu dengan cara itu pak. kalo sekarangan-kan sebagian menarik diri, karena pertama
mungkin dulu pernah ada edaran mendagri bhwa dilarang bupati walikota memegang peran-peran
di-oragnisai sosial yang langsung keculai darma wanita, dulu pernah ada larangan sehingga semua
menarik diri. sekarang saya tidak tahulah tapi intinya kan kita lebih independent tidak dipengaruhi
oleh kelomok pemerintah. kalo dulu kita memang sengaja menset-up, orang – orang kunci untuk
menjadi bagian dari PKBI sengaja mendekati ibu gubernur, mendekati ibu setda, agar dia
mmpengeruhi pemerintah dari dalam. sekarang tidak terlalu banyak, karena ibu gubernur sudah
sibuk dengan urusan sendiri pejabat-pejabata juga sibuk dengan urusan sendiri. Mungkin tidak
menarik lagi juga isu kependudukan karena udah ada BKKBN tadi asumsinya sudah ada kemenkes
yang mengurusi tadi.
Ada kakinya Cuma tidak sama, tidak seragam, jadi ada yang namanya dinas / badang kependudukan
dan keluarga berencana, Ada dinas sosial dan keluarga berncana, ada dinas pemberadyaan
perempuan, anak dan keluarga berencana. Jadi instalasi yang mengembangkan program kbnya
Bervariasilah, Menyulitkan koordinasi pasti, menyulitkan arah gerak perubaan juga bisa itu faktanya
karena terjebak oleh uu otonomi itu. Bahwa kb bukan menjadi urusan nasional, itu menjadi urusan
masing – masing provinsi kota kabupaten, kalo rumpun kb menjadi urusan nasional harusnya juga
menyeluruh sampai tidak bawah. Persoalannya ketika menyusun SOTK (satuan teknis. Fungsional
itu) Dinas badan dan lembaga itu OPD (organiasi perangkat dareah) peran bupati dan walikotakan
Visinya sendiri yang dipakai, ada visinya saya ingin pertanian mungkin pertanian yang dominan,
ada visinya pendidkan mungkin pendidian yang menjadi perhatian atau visi pendaptan mungkin
pendapan, jadi tergantung dinasnya. jadi karena kuato itu juga dibatasi oleh mendagri. Jumlahnya
maksimal tipe bupati /walikota ini kataanlah ada 20 , ada 16, ada 14. Ada kuato membentuik dinas,
badan dan lembaga karena dihired oleh pemerintah pusat melalui DAU kan.
Baik pak NM terima kasih banyak atas waktunya. Ternayta kita cukup lama juga
WAWANCARA II
Nama Informan : NM
Posisi Informan : Pimpinan PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 30 Desember 2016
Tempat : Kantor PKBI
A : Pewawancara
B : Informan
A : Ya Pak, kemarin kan kita sudah diskusi, wawancara ya yang pertama itu lebih banyak
bicara tentang program dan gerakan remaja di PKBI, Tipologi dan sejarah PKBI. Sekarang
ingin diskusi tentang bagaimana PKBI memobilisasi sumber daya internal di PKBI untuk
mendukung gerakan kaum muda. Sebenernya bagaimana PKBI memobilisasi sumber daya
baik itu tangible maupun itu intangible PKBI untuk membangun gerakan kaum muda di
PKBI?
B : Memobilisasi sumber daya PKBI ini kan sedang menjadi bagian yang strategis lah bagi PKBI
dan itu sudah diundangkan ya dalam peraturan PKBI jadi bisa dilihat di anggaran dasar bahwa kita
boleh melakukan usaha usaha dalam melaksanakan program PKBI. Tapi itu kan baru aturan aturan
umum, nah secara operasional kita juga punya namanya rencana strategis, nah bagian dari strategi
ke 5 adalah terkait bagaimana penguatan organisasi, itu kan ada 3 bagian ya . yang satu terkait
dengan pengembangan sumber daya, arti sumber daya manusia, yang kedua terkait dengan
pengembangan kelembagaan sebagai struktur organisasinya gitu fisik organisasi, yang ketiga baru
pengembangan sumber dana.. nah gitu..apakah yang dimaksudkan sumber dana saja atau sumber
daya yang tadi. Jadi itu ada strategic plan yang disiapkan untuk 10 tahun. Malahan dalam
indikatornya disebutkan masing masing PKBI daerah dan sekurang kurangnya 20% dari cabang
yang kita punya mempunyai suatu usaha untuk mobilisasi sumber daya dalam bentuk usaha nanti
bisa dipelajari di strategic plan, indikatornya sudah ada..nah oleh karena itu kalo misalnya kita
nyebut kita punya kantor daerah itu aktif adalah 26 , berarti sekurang kurangnya kita punya 26 , 26
unit yang menghasilkan sumber daya.. dari internal, ini kan bicara internal aja kan . kalo kita lihat
misalnya dengan cabang, kalo asumsi kita punya cabang ..cabang itu memang turun naik kan
jumlahnya..aktif tidak aktif katakanlah cabang itu 231 lah ya misalnya catat waktu itu , itu berarti
kita punya sekurang kurangnya 54 , yang dimasukkan di indikator renstranya 54 kantor cabang yang
punya upaya upaya mobilisasi sumber dana . itu secara strategis organisasi membuat dalam dokumen
rencana strategis . Dalam kebijakan nasional ada yang terkait dengan kebijakan sumber dana
..kebijakannya itu nomor berapa itu ada di situ disebutkan bahwa payung hukum sumber dana itu
sudah diatur disitu . Tapi saya mau tanya dulu apakah yang dibahas ini kaitannya kontennya sumber
dana atau sumber daya? Kalo sumber daya kan dua dua dana dan orang.
A : Ya sumber daya disini dua duanya ya..misalkan gini kan ada sumber daya yang tangible
misalnya infrastruktur ..struktur infrastruktur gitu ya..kemudian juga finansial itu masuk ke
tangible gitu ya terus juga ada intengible misalnya apa namanya..aturan aturan ..norma
norma gitu kan..nilai nilai PKBI yang juga kemudian mendorong bangunnya gerakan kaum
muda di PKBI
oo..kalo itu lebih luas lagi sehingga itu kita sudah siapkan dalam perangkat strategic plan dan
kebijakan PKBI pak .. kebijakan PKBI itu pertama kali diterbitkan tahun 2014 sebagai produk dari
musyawarah nasional PKBI, kemudian pleno kemarin 2016 kita juga mengesahkan kebijakan PKBI
WAWANCARA
Mas OR itu Ketua Umum ASV, Tesis saya itu seputar Peran PKBI dalam memperkuat
Gerakan Pemuda untuk pemenuhan Hak Kesehatan seksual & reproduksi. Dalam gerakan
kaum remaja itu tidak hanya kuat secara internal tapi mereka juga mempunyai jejaring. Aku
ingin melihat bagaimana peran PKBI dalam memperkuat jejaring dalam konteks ASV.
Kebetulan mas OR juga sebelumnya di PKBI Jawa Timur, dan masuk ke ASV karena
keanggotaan Jawa Timur.
Sebenarnya ASV itu sebuah kerja jaringan, sifatnya non profit dan berjejaring menggabungkan kita
punya visi yaitu agar remaja perempuan dan teman2 yan termaginalkan mendapatkan hak2 seksual
reproduksi dan menikmatinya
Siapa?
Bukan.. jadi visinya kesana, shingga bahasanya kita punya kaki dua. Jadi pijakannya srhr dan yg
kedua gbv (gender based violence) jadi kita menggabungkan dua aspek di hak seksual dan
reproduksinya serta di kekerasan berbasis gender. Sehingga yg mjd anggota latar belakangnya di
SRHR atau GBV. Dari 22 anggota kita latar belakangnya semua sama jarang yg LSM HAM yg
Jadi ekslusif ya LSM2 yg bergerak di 2 isue di GBV dan SRHR. Diantara anggota2 tsb yg
konsern dan focus memperjuangkan hak seksual dan reproduksi utk kaum muda itu apa saja
ya?
Kalo di kita itu ada beberapa, salah satunya PKBI lalu ARI (Aliansi Remaja Independent) ,Youth
Forum Papua, teman YPI utk detailnya nanti saya email, tp scr prinsip teman2 sdh konsern tapi tdk
spseifik smua organisasi remaja. Kalo dari semua organisai di Indonesia hanya ada beberapa
organissi Remaja misalnya ARI, kalo PKBI sebetulnya remaja tetapi partnership dengan orang
dewasa. MYP (Meaningful Youth Participation ) dan YAP (Youth Adult Partneship), sebenernya
PKBI sdh melakukan itu dibandingkan di ARI hanya MYP. Itu yang ada di kenagootaan ASV, di
ASV ingin mengembangkan guideline tetapi baru tahun ini kita ingin mengembangkan MYP dan
YAP.
Berdirinya sudah cukup lama ya? Sebenarnya apa yg ingin dirubah oleh ASV ini?
Mandate kita di aSV itu, pengurus kalo scr organisasi visinya yaitu pemenuhan hak kesehatan
seksual dan reproduksi. Yang kita bela itu penikmatnya ..entah itu terkait kebijakannya, layanannya,
pendidikannya krn itu kita ada 3 strategi yaitu Comprehensif sexual education, sexual protection dan
sexual services
Jadi urutan tata kelola di kita itu pertama yaitu statuta. Didalam statuka diturunkan di Renstra,
didalam Renstra disepakati bahwa pengurus ASV tugasnya adalah menservice anggota melalui
capacity building, penguatan internal, dsb. Si anggota akan memberikan servicenya ke benefisaries,
jadi ASV tidak langsung ke benefisaries dia melalui anggota.. anggota yg langsung ke benefisaries.
Apa yg diperkuat yaitu 3 starteginya edukasi, protection dan servicesdidalam pemenuhan atau upaya
pemenuhan strategi itu ASV membutuhkan dana yg berbentuk project. Jadi project itu kendaraannya
ASV kalo ditanya beberapa tahun terakhir secara gerakan itu ASV tapi secara project bisa ASK, dll.
Itu adalah kendaraannya ASV. Setiap project itu mungkin mengcover 50% kegiatan program ASV
krn ASV punya punya rencana strateginya 5 tahuna dari rencana itu dipecah2 berdasarkan dari donor
yang mendanai yang mana.
Apakah ada peran ASV melakukan jejaring dengan atau advokasi dgn pihak2 external lain?
Ada hal yg dilematis, Krn sifatnya demokratis ketika ketuanya tdk tinggal di Jakarta maka ini mjd
kesulitan yang berat, ini yg dialami di pengurusan skr krn tdk digaji dan diberikan fasilitas. Sehingga
ketika ada UU Pernikahan yg diuji atau direview maka yg bergerak bukan pengurus tapi anggota
mengatasnamakan ASV. Misalnya respon LGBT yang bergerak Aldanari tapi aldanari
mengatasnamakan ASV bukan Aldanari
Apakah tdk membingungkan public? Misalnya mba A kan sosok dari Aldanari tapi mewakili
ASV?
Kalo di isu SRHR dan GBV sbnrnya LSMnya itu saja di Jakarta, krn dia bicara kalo kerja di Aldanari
tapi saya berjejaringn dgn ASV dan advokasi saya ini didukung ASV yg memeiliki 22 anggota yang
mendukung keputusan ini, itu yg dilakukan oleh ASV ketika kepengurusan tidak di Jakarta. Ini yang
membedakan dengan kepengurusan sebelum saya dmana ketua umum PKBI DKI maka lebih mudah
utk advokasinya dll
Kita sebetulnya secara pendiriannya ASV krn tujuan yg sama dan vis yg sama. Jadi ikatannya
perjuangan bukan project, jadi tetap ada activity2 menggabungkan atau mengundang atau
Itu aku bisa minta dokumennya ya , tadi kan terkait dengan ikatan, apaka menurut mas OR
ikatan2 itu sdh cukup kuat?
Untuk kuat dan tidak saya tdk bisa menjelaskan detail ya, krn setiap ikatan itu mebutuhkan dana
bukan hanya dari sisi keuangan tapi bisa jadi sarana ya yaitu kedekatan face to face bertemu adlh
kegiatan yg tdk bisa ditinggalkan yg bisa mendekatkan ketika ada project yg bisa mempertemukan
itu bisa mendekatkan tetapi saat ini tidak semua anggota bisa terlibat dalam setiap project. Untuk
menjawab kuat atau tidaknya saya menyatakan sampai saat ini kuat krn diakhir desember kami hari
sabtu dan minggu msh menyelenggarakan Renstra
Apa peranan PKBI menurut mas OR dalam kontribusinya memperkuat bonding ikatan antar
anggota ini?
Sebetulnya PKBI setiap keanggotaan ASV dihitung 1 setiap organisasinya. PKBI ada 6
Jadi dari 22 CSO ada 6 PKBI yg menjadi anggota. Menurut mas OR dari 6 anggota PKBI
bagaimana kontribusinya didalam memperkuat ikatan antar CSO ini bagaimana
Menurut saya sangat berkontribusi, pertama kita expert di SRHR dan scr keaktifan teman2 lebih
aktif. Dan krn kita mempunya ikatan nama PKBI otomastis didalam komunikasi dan koordinasi
lebih baik disbanding dengan organisasi yang lain. Sejauh ini sangat berkontribusi krn pemimpin
sebelumnya juga dari PKBI. Artinya PKBI sangat berkontribuso dalam aliansi.
Menurut saya di setiap periode kepengurusan PKBI selalu ada, tidak mungkin akan terpilih apabila
bukan merupakan lembaga yang besar dan terlihat bagaimana kontribusi PKBI dalam isu SRHR.
Secara managemen mereka dianggap mampu utk bisa mengelola aliansi. Di hampir setiap periode
2-3 dari 5 orang pengurus itu adalah PKBI. Jatim, Lampung, Bali dan Jateng
Sebenarnya secara goal PKBI dan ASV sama tatapi strateginya yang berbeda. Kalo di ASV itu bisa
mengcombine, kita bisa memberikan akses luas kpd teman2 LGBT utk mengambil peran. Karena
dia merasa minoritas yg terpinggirkan, di ASV mereka diberikan posisi yang tepat. Porsi mjd
partner, mjd saudara utk bisa saling menguatkan itu ada. Kemudian yg kedua di GBV di kita teman2
di GBV itu sangat expert, semua tau Rifka Annisa spt apa kepeloprannya, Cahaya Perempuan d
sumatera terkait dengan isu GBV dan smua ada porsi mereka bisa engaged di kegiatan ASV. Dan
semua di porsi yg tepat, artinya semua isu SRHR semua ada porsinya dan bisa berkembang cepat.
Itu semua yang berbeda dengan PKBI fokusnya di SRHR, GBV ada tapi tidak kuat, LGBT baru saat
ini muncul. Istilahnya satu toko denga toserba akan berbeda.
Karena begitu banyak interest2 dalam setiap CSO dan beberapa identic, misalnya ARI
dengan Remajanya, Rifka Annisa dengan GBV. Kalo PKBI lebih identic dengan apa?
Ini yang disayangkan oleh saya ttg PKBI, semestinya memandang ASV bukan sebagai pesaing tetapi
sebgai partner strategis. Karena ASV ttp berjalan dengan rules dan supportingnya dia. Ada SRHR,
Sebetulnya kemarin saya sempat berdiskusi panjang dengan ALAM, Salah satunya saya ada project
FHRM ketika project ini mensyaratkan adanya Aliansi seharusnya semua masuk ASV saja. Memang
tidak mungkin antara PKBI daerah denga pusat makan PKBI Pusat bia dipositioningkan sebagai
penasihat, Itu utk mensiasati dan tidak terlalu susah utk megawal agenda2 yg dibuat PKBI.
Dari kebijakan advokasi belum terlalu banyak, dikarenakan usia yang belum terlalu lama dan
organisasi yg kecil, belum memiliki legalitas dan donor yg hanya satu . Kita sangat bergantung ke
donor, jadi produk2 yg dihasilkan masih banyak sifatnya internal. Misalnya modul PKBR kita
review, terkait dengan PKBS kita sdh punya modeulnya, lebih banyak sifatnya internal. Belum
sampai advokasi ASV sebagai leadernya itu belum
iya
Ketika pernikahan anak, ASV sudah terlibat. Walaupun namanya bukan ASV tetapi yg muncul nama
anggotanya
Yg di ASV?
iya
Sebetulnya yg dihadapi para remaja itu kompleks, mulai dari tidak mendapatkan edukasi yg benar
mengenai SRHR, KEMUDIAN SERVICES, AKSES. Itu yg kita lakukan, bahasanya ASV punya
visi tadi kemudian kita punya project dimana merupakan kendaraan untuk mencapai Renstra
Kalo yg Gusuk ini kan memberikan akses kepada remaja , baik pendidikan maupun services
walalupun tidak terlalu besar. Lebih banya edukasi.
Jadi lebih banyak edukasi untuk pemberdayaan remaja supaya remaja lebih banyak speak
out ya?
Iya
Sebetulnya sudah jelas focus program dibawah kepemimpinan mas OR ini lebih banyak
untuk peningkatan akses pendidikan dan pelayanan? Itu yg disasar utk dirubah itu agensi
apa atau siapa?
Kalo di teori ekologikal itu ada beberapa ya…Yang pertama itu individunya artinya Remaja itu
sendiri yg dirubah.
Pertama terkait dengan perspektifnya, terkait dengan haknya entah itu informasi, akses,services dsb
yg terkait dengan SRHR
Iya kemudian bisa mengakses, ketika kesulitan utk mengakses dia bisa melakukan advokasi juga.
Ke siapa advokasinya?
Ke services, artinya providernya ke puskesmas, rumah sakit, pemerintah, bappeda dsb. Di teori
ekologikal itu selain individu setelah itu keluarga, setelah remaja itu bisa dan mampu
mengartikulasikan hah2 sosial dan reproduksinya maka selanjutnya keluarga , ketika keluarga itu
sadar maka masyarakat sekitarnya setelah masyarakat baru Negara ke pemerintah. Dan ini
berjalannya bisa step by step bisa stimultan. Artinya stimultan itu bahwa ketika kita mengedukasi
keluarga ataupun masyarakat ataupun pemerintah kita menunggu remajanya bicara aga susah,
makanya ada agen2 atau pear atau lainnya di Youth atau di remajanya itu kita dorong untuk
komunikasi atau bernegosiasi dengan agen2 lainnya spt keluarganya. Contoh di program aku dan
kamu yg kita rubah bukan hanya gurunya tidak hanya anaknya… anaknya, gurunya, keluarganya
dan masyarakat sekitarnya. Termasuk terakhir kebijakan utk penganggaran
Jadi seluruh lini yang terkait utk pemenuhan hak thd kaum muda menjadi sasaran utk
program GUSO ini ya? Berarti titik tolaknya di pemberdayaan remajanya, artinya tidak
mungkin keluarganya berubah apabila remajanya tidak berubah begitu pula dengan
masyarakatnya ke pemerintah dan selanjutnya.
Apa key strategi untuk pemberdayaan atau key activity utk pemberdayaan remaja ini?
Sebetulnya yg dilakukan PKBI sudah banyak ya sblm bergabung di ASV, ttp ada hal yg kita msh
gamang dengan hal apa yg sdh kita lakukan. Misal kalo bicara teori perubahan di remaja ada PEER
yg sudah kita lakukan. Di ASV juga sdh kita lakukan ada agen2 nya kita juga sudah lakukan.
Peer Education?
Sebenarnya relative strateginya itu sama hanya mebedakan di ASV remaja diberikan kesempatan
besar utk bicara. Di kepengurusan kita ada kuota minimal 30% kepengurusannya Remaja. PKBI
Jateng, Bali dan ARI perwakilan Youth, perwakilan PKBI Jatim dan Lampung kepengurusannya
Dewasa. Artinya ada akses yg besar yg dimiliki remaja utk berkembang. Ketika remaja sdh
berkembang, dia tau dia peduli dia akan melakukan Hanya ASV lebih banyak memberikan akses
ke remaja
Misalnya dalam prose pemilihan koordinayor GUSO , kita memberikan kesempatan kepada remaja
utk lebih banyak berperan, seperti mjd team interview dan melakukan interview thd kandidat
walaupun mereka blum punya pengalaman sbg program manager. Kita memberikan akses kepada
remaja shg yg dinilai bukan hanya kapasitas ttp afirmatif kpd remaja utk mengambil porsi shg orang
dewasanya yg mjd guiders.
Kalo value banyak, mulai dari non diskriminasi, independent. Ada 12 ya setidaknya.Tapi setidaknya
nilai2 yg menghargai Hak Asasi manusia
Karena kan Hak Asasi manusia itu dasarnya ya,,turunannya bisa menjadi hak asasi seksual, anak,
dsb
Pertama proses dari pemilihan dari 2 relawan PKBI itu kita punya Youth ASV.. Dari Youth ASV
ada 22 relawan Dari 22 relawan itu terpilih 2 relawan itu Norma dan Eka. Sehingga mereka yg
terpilih mempunya kapasitas yg lebih baik yaitu ketika mereka berkomunikasi, bernegosiasi mereka
lebih baik. Dan ini yg menjadi tantangan utk ASV krn Mereka yg terpilih ini bukan Program
Manager dan Youth Center, krn itu kita ingin mempercepat proses pergantian agar mereka dapat
mjd Program Manager. PKBI jika ingin banyak berperan harus dipersiapkan, PKBI punya forum
remaja yg ikut belajar dari komunitas, mereka itulah yg mengisi posisi2 yg entah itu di pengurus
PKBI ataupun aSV. Itu yg harusnya terjadi, apabila bicara kapasitas menurut saya krn sdh terpilih
maka kapasitasnya lebih baik.
Selama kepengurusan dibawah mas OR, kedua remaja PKBI itu telah melakukan apa saja?
Kalo secara Tupoksi itu kan yg mjd coordinator Group Eka dari Bali. Eka terlibat mulai dari BUSO
dia terlibat, dari penyususnan proposal, pemilihan NPC, berkomunikasi dengan Donor, sampai dari
Reri Retno yg mjd second man dari ketua itu Eka.
ASV itu mendorong anggota2nya ya, agar anggota2nya bisa berkomunikasi lbh efektif
memberikan pelayanan…menurut mas OR relawan2 PKBI itu kontribusinya dalam
melakukan layanan dan advokasi kepada kaum muda spt apa?
Kalo scr konteks, ASV menservices anggota..anggota ke beneficiaries. Ketika ditanya PKBI
didalam organisasi ketika menservices anggotanya, krn sebetulnya ASV kan juga PKBI menservices
anggotanya sdh banyak hal dilakukan. Bagaimana panduan2 maupun pedoman dsb lebih banyak
dilakukan PKBI. Misalnya yg sdh dikembangkan revisi modul PKPR itu juga punya PKBI,
kemudian dari si anggota yg juga PKBI ke beneficiaries juga sdh banyak yg dilakukan. Spt misalnya
services oleh DMR, KISARA atau PILAR, dsb.
Untuk advokasi bagaimana? Apakah kaum muda mampu menggunakan ASV sbg kendaraan
utk advokasi?
Kalo dinyatakan mampu scr optimal mmng belum. Belonging ya kita itu menjadi tantangan ya di
Aliansi itu. Bahasanya spt Real Madrid smuanya pemain bintang ada ARI, RAHIMA, YPI,RIFKA
ANNISA,DLL yang sudah dikenal tinggal bagaimana pelatihnya yaitu pengurus bagaimana mereka
mereduksi ego masing2, dan itu mjd proses. Kalo di Real Madrid bisa direduksi mereka digaji kalo
disni kan tidak semua mendapatkan project jadi ikatannya yaitu tujuan dan visi yg sama. Shg blum
smua mengatasnamakan ASV ketika mereka muncul, dan kita sdh bersepakat kita sumber dananya
dari ASV maka kita ngomong ASV.
iya
Kalo menurut mas OR ada permasalahan internal ya… kalo scr eksternal apa yg
mengahambat pergerakn kaum muda di ASV ini?
Sebetulnya yg pertama ..ini yg sering ya pemerintah belum aware ya utk gerakan remaja, yang
kedua jaringan , di kita belum ada bagaimana kita memperkuat jaringan krn di renstra pun belum
nengatakan sampai detail ttg organisasi remaja. Ktika itu bisa kita jadikan koalisi akan mjd menarik,
ketika tidak menjadi sekutu akan bergerak masing2
Kita belum menjadi sekutu yang besar terkait dengan ini, di Indonesia itu mjd hal yg sering terjadi
ya..orientasi kalo mjd sekutu itu mjd disproject..kalo engga satu projecyt sulit berkomuikasi..ada
juga yang kita kan tidak satu jaringan atau satu aliansi.. krn itu ASV itu ingin kita buat mjd rumah
besar yg penting platformnya sama dan punya visi yg sama
Kebanyakan pendekatan informasl yayg artinya kita tdk punya MOU, tidak punya kerjsama jaringan
adalahKesamaan issue.. misalnya judisial review yang dilakukan..ya itu yg mjd pemersatunya saja ,
jadi kesamaan issue yg diperjuangkan pada waktu itu belum terstrategis, belum tersistematis,
Kemarin sempat ada issue yg diperjuangkan bersama itu adalah judisial review pernikahan
anak, peningkatan usia pernikahan anak, judisial review sisdiknas. Apakah ikut juga?
Dua…yg ketiga?
Yang ketiga….ini msh mjd bahan diskusi saja ya terkait dengan yg dilakukan teman-temen Ardanari
kemarin..terkait dengan high speech..itu sebetulnya kita dorongkan tidak hanya kebijakan POLRI
kan ttp bisa menjadi kebijakan UU dimasukkan ke ITE utk mereduksi orang itu tidak hanya
semaunya atau suka-sukanya mengatai orang lain. Itu teman2 Ardanari
Yang sekarang itu? Ardanari. Ada 2 isu penting ya..yang pertama UU Sisdiknas dan issu
Pernikahan Anak yg kemarin cukup banyak remaja terlibat termasuk ASV. Nah..setelah
kedua JR itu gagal apa konsolidasi dan rencana ASV kedepan?
Nah..di ASV kita mengmbangkan system sekarang..Jadi kita dukungan BUSO ini di project kita
menggunakan budget utk mengembangkan sebuah system informasi management data, salah
satunya mengakomodir data itu.. artinya gini ada data diluar project yg kita punya missal kita akan
punya data kekerasan thd perempuan dan anak.
Sudah punya?
Belum.. akan dikembangkan di system informasi management data . Kita akan punya data kekerasan
misalnya..kita akan punya data akses kontrasepsi..atau ARP dsb. Itu punya dan itu diluar project,
artinya system ini akan mjd bahan kita utk melakukan advokasi.. itu yg pertama. Kemudian dan yg
kedua kita juga akan punya Project Officer yg akan berdomisili di Jakarta dia yg akan melakukan
proses advokasi ketika pengurusnya tidak berdomisili di Jakarta itu yg akan mjd tools ASV utk
memperkuat isu yg kemarin.Kemudian scr content memang beberapa isu yg sangat sensitive
misalkan spt LGBT kita mmng tdk bisa mempublish/ memblow up, kita tetap akan bermain dan kita
berkomunikasi tapi msh underground. Isu anak misalkan kita berkoordinasi dengan teman2
misalkan dengan ada program yg namanya Child Married Prevention..ya kita berkomunikasi dgn
mereka. Bahasanya sebenarnya ASV ini adalah sebuah kendaraan besar siapa yg mau ngajak
bareng2 kemana ayo asalkan itu sesuai visi misnya ASV.
Tadi kan kedpan sudah ada paling tidak ada 2 ya.. utk menyimpan data2 dan yg kedua
penempatan project officer utk melakukan advokasi, Nah..di kedua rencana konsep utk
memepermudah advokasi, peran kaum muda itu ada dimana?
Kaum muda itu tetap akan menjadi actor yg kita kasi porsi besar agar dia bisa mjd advokatornya
mjd salah satu juru bicaranya..bukan berarti kaum dewasanya itu dibelakangnya.. kita tetap …
(menit 47.26) kerjasama dengan Youthnya itu, cuma porsi lebih besar kita kasi ke remaja krn apa
karena remaja itu yg mengalami..yg mengalami diskriminasi, ketidakadilan, akses terbatas..itu yg
mengalami remaja. Kalo remaja yg ngomong sendiri pasti akan lebih kuat daripada si orang dewasa
OK,, artinya dengan JR itu merupakan bentuk aksi kolektif ya..banyak actor spt ASV yg
didalamnya kaum muda. Untuk yg JR Sisdiknas dari ARI utk ini ke PKBI juga ya.
Kalo sisdiknas sebetulnya kita mau memasukkan kurikulum.. tapi ternyata sulit di UU nya..akhirnya
yg di lakukan utk saat ini memperkuat muatan local.
Pengalaman kita di Jawa Timur misalkan untuk Kespro anak sekolah itu bisa mereka masukkan
kurikulum di sekolah walaupun tidak merubah muatan kurikulumnya, menjadi insersi
memang..tidak berdiri sendiri..artinya kalo berdiri sendiri ada perhitungan2 nilai.
Usia dari 19 ke 20, 16 ke 19, yg perempuan kan 16 ke 21 dan 19-25. Tapi kan permasalahannya skr
menguatnya teman2 fundamentalis..teman2 yg ingin memberikan akses..daripada kamu pacaran
lebih baik lgs nikah saja.. dan itu ternyata kuat sekali promotenya spt itu... karena itu mjd
tantangan,,dan strateginya apa sebetulnya yg bisa mengcounter adalah kita menunjukkan valid
datanya nikah muda itu ternyata banyak loh resiko yg harus dihadapi. Kalo tidak mau pacaran dan
berzina kan bisa pacaran pada umurnya..kalo resikonya mmng akan didapatkan. Tapi sebenernya
apabila remaja sdh diedukasi dari awal ketika kamu menjalin relasi dengan lawan jenis ataupun
sejenis kamu tau resikonya dan siap akan resikonya ya itu akan mjd resiko mereka , mereka bisa
mengambil porsi itu. Menurut saya sih pendidikan kritis ya mereka tau resiko, perbedaan dgn orang
dewasa apabila terpapar HIV itu resiko kamu krn sdh dewasa bisa berpikir, missal berselingkuh
kamu dipukul istri itupun resiko kamu krn itu tdk perlu ada edukasi utk dewasa utk kamu jgn
selingkuh itu berbeda dgn remaja krn scr pengetahuan dan pengalaman mereka belum tau.
Terkait aksi kolektif dalam bentuk judisial review di 2 itu tadi, menurut mas OR peran PKBI
dalam melakukan JR itu spt apa?
Sebetulnya yg mjd kritik kita saat itu alah kita belum mengkonsolidasi kekuatan..artinya kita punya
basis2 ,,apakah itu informasi, sdm yg tersebar dimana mana..entah itu di ASV, di jaringan mana kan
kita punya dan tersebar..itu orang PKBI semua tapi itu tidak pernah dijadikan kekuatan konten
infornasi kekuatan utk bisa mendukung apa yg diperjuangkan oleh PKBI itu yg menurut saya
menjadi factor kurang…itu mjd factor penting untuk mengkonsolidasi kekuatan..itu mjd catatan
menurut saya ketika kita bisa mengakumulasi kekuatan kekuatan saya piker akan lebih mudah utk
PKBI utk menjalankan.. Kalo bahasa saya dengan teman2 sebenarnya PKBI Pusat itu enak dia bisa
menjadi dirigen dari pemain2 yg tersebar dimana mana dan kalo ditanya mereka pasti membela
PKBI semua.. Bajunya, hatinya tetap PKBI
WAWANCARA
Nama Informan : OR (Bagian 2)
Posisi Informan : Pimpinan Aliansi Satu Visi - Nasional
Tanggal Wawancara : 24 Januari 2017
Tempat : Kantor PKBI Pusat
Apa yang mas (OR) ketahui tentang PKBI terkait pemberdayaan terhadap relawan2 muda?
Sebenarnya di keanggotaan ASVkan sifatnya terbuka, dan 50 % anggota ASV adalah dari pkbi yaitu
pkbi daerah, namum bukan pkbi pusat karena kan sifatnya egaliter kalo di ASV,tidak ada hierarki
antara nasional dgn daerahsehingga yang menjadi anggota adalah PKBI daerah. Selama ini kita
melihat di pkbi banyak sekali relawan karena relawan kan definisinya ada relawan dari staff, relawan
dari pengurus,ada yang bener2 relawan yang tidak terikat di keanggotaan.selama ini salah satu yang
menjadi istilahnya patokan/refensi kita melihat,ASV melihat, pkbi banyak instrument, tool dan best
practice terkait remaja itu yang bisa di adopsi. Walaupun di ASV sendiri kita mengembangkan
misalkan, modul untuk peer educator nya, peer konselor nya, dsb terkait youth ASV,tapi kita juga
mencari refensi utama biasanya pkbi karena induknya pkbi kan ippf yang memang sudah terkenal
sekali.
Kan banyak ASV juga kegiatan2 yang membutuhkan relawan remaja/kaum muda, menurut
mas OR sejauh mana pengaruh/kontribusi PKBI dalam memobilisasi relawan muda?
Selama ini memang kalo di anggota ASV memang mayoritas pkbi yang akan mengambil peran.
Cuma memang persoalannya ketika di nasional itu,ASV melihat pkbi sekarang agak kurang
mengambil peran. Misalkan isu MYP YAP Kalo MYP mungkin ARI bisa dikatakan MYP karena
dia hampir 100% di kelola remaja. Tapi sebenernya kalo MYP YAP itu sebetulnya maskotnya/best
practice nya di pkbi karena Kemitraan youth dan orang dewasa itu adanya di pkbi, tapi faktanya
yang bisa menjual MYP YAP saat ini adalah ARI. Beberapa donor itu malahan mereka merujuknya
di ARI, padahal di ARI komposisi orang dewasa mungkin kurang dari 10% dibandingkan yang ada
di PKBI.Kalo di pkbi itu remaja nya 30 – 40% sisa nya orang dewasa. Artinya tetep ada partnership
antara youth dan orang dewasa. Makanya sebetulnya di lapangan, best practice, organisasi dsb pkbi
sangatmewarnai. Cuman kalo di level nasionalbeberapa waktu terakhir ini masih tertinggal.
Apa karena pengaruh PKBI pusat tidak terlibat dalam kepengurusan ASV sehingga
suaranya kurang?
Sebenarnya kalo di pusat memang ada konsen itu,bisa, kenapa? Karna gini, kan tidak harus pusat
masuk ke ASV sebenarnya tapi bisa bermitra/berpartner. tapi yang paling pasti emang rebranding
pkbi pusat yang menurut saya agak kurang terkait youth. Selama inikalo pkbi ngomong pkbi ya
SRSHR padalah sebenarnya dari dulu MYP YAP ya miliknya PKBI, kalo mau disampaiakn secara
jujur, baru ARI ketika menangkap MYP MYP MYP, kan semua melihatnya ARI, ternyata ketika
MYP dilakukan, partnership dengan orang dewasa gak ada, Malah orang dewasa yang merasa susah
berkomunikasi dengan remaja. Makanya muncul MYP YAP dan itu baru satu dua tahun terakhir
kan.
Kalo secara kuantitas kan memang ARI lebih banyak MYP nya, tapi secara kualitas seperti
apa sebetulnya suara2 kaum muda betul2 di akomodir dalam setiap forum2 pengambilan
keputusan?
Kalo secara prinsip sebenarnya ARI itu kan bermain nya di tataran advokasi, ketika dia bergabung
di ASV waktu itu pun kita sudah melihat bahwa ARI itu hanya di advokasi . sedangkan di level
propinsi, kab/kota adalah orang2 pkbi yang melakukan kerja2dengan remaja oleh remaja itu sendiri
Nah apa yang dilakukan pkbi untuk menggalang dukungan masyarakat terkait pemenuhan
HKSR?
Sebenarnya hal yang bisa dilakukan oleh pkbi adalah mengintegrasikan atau membuat bahasa/cover
yang bisaditerima oleh masyarakat. Misal ketika dulu sebetulnya bahasa Ketika HIV AIDS
menyasar ibu rumah tangga 200% lebih banyakdaripada pekerja seks, itu sebetulnya, Itu momentum
waktu itu yang dilakukan pkbi sudah benar walaupun metode dan caranya agak kurang tepat menurut
saya.misalkan waktu itu kriminalisasi laki2.Lha wong kita ini terkait hak seksual dan kespro, orang
bebas melakukan hubungan seksual yang penting dia bertanggungjawab.kalo isunya pada waktu itu
adalahbagaimana mencegah paparan HIV kepada ibu rumah tangga melalui kesetiaan suami kepada
istri, itu mungkin relatif akan lebih diterima walaupun orang akan mengatakan itu moralis. tapi
faktanya kalo kita melarang orang mencari kepuasan seks misalkan laki2, kalo dia gak berpasangan
kan bebas, itu kan haknya dia, yang dia perlu bertanggungjawab dan siap dengan risiko nya dia. dan
kita kan bukan lembaga agama yang bisa memvonis seseorang punya dosa atau tidak. sehingga perlu
integrasi, perlu kemasan, yang itu banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat umum. lebih ke
kemasannya saja sebenarnya.
Kalo sekarang yang spesifik di lakukan PKBI untuk menggalang dukungan masyarakat
terkait gerakan kaum muda dalam pemenuhan HKSR?
Kalo yang remaja sebetulnya di beberapa daerah kayanya belum terkoordinasi dengan baik
Karena kan isunya sensitive, mustahil gerakan bisa terbangun dan berhasil kalo dukungan
masyarakat tidak terdorong dengan baik, nah gak ada sih point2 yang dilakukan PKBI untuk
menggalang dukungan masyarakat?
Kalo saya melihat ada strategi yang dilakukan pkbi. tapi kalo saya merasa belum banyak dukungan
massif dari masyarakat sekitarnya. Remaja menjadi sosok atau profile atau role modelnya. Kalo
Remaja yang dipilih pkbi itu bisa menjadi magnet bagi masyarakat, saya pikir bisa dia mendapatkan
supporting dari masyarakat. Di beberapa daerah dimunculkan remaja yang bisa menarik atensi,
PKBI kan membangun jejaring termasuk dengan ASV, selama ini apa saja yang dilakukan
pkbi ketika berada dalam jaringan ASV tadi yang menonjol?
Sebenarnya kalo Anggota ASV berasal dari PKBI sangat berkontribusi, misalkan temen2 pkbi diy,
dki, jawa timur, lampung, hampir semua berkontribusi dalam kegiatan ASV. karena kegiatan ASV
dilaksanakan oleh anggota mereka dengan rela hati mau jadi implementor tanpa di tunjuk, voluntary,
menurut saya itu baik ketika di jaringan mau ada yang voluntarymau melaksanakan kegiatan. Hal
yang lain ketika rapat mereka pasti memberikan masukan untuk aliansi, apalagi akan isunya SRHR
dimana PKBI sudah sangat ahli disana.
Kan ada beberapa sumber daya yang mungkin di kontribusikan oleh berbagai organsiasi,
misalnya finansial, apakah PKBI memberikan sumber daya finansial untuk berkontribusi
membangun gerakan dalam ASV tadi?
Kalo finasnisal dalam konteks hand to hand pasti, walaupun tidak bisa dihitung secara materi,
misalnya gini, pada waktu itu ketua ASV waktu itu kan dari pkbi. Harusnya ketua itu akan
mengalokasikan waktu yang kalo dikonversikan ke dalam uang itu bernilai. Dia mau melakukan
tugas itu tanpa di bayar. Artinya itu bentuk kontribusi secara finansial walaupun bentuknya
kontribusi secara pikiran dan tenaga.
Kalo fasilitas tempat misalnya kaya sekarang ASV mengadakan kegiatan di PKBI, pusat
menyediakan fasilitas tempat Cuma2 atau ASV harus bayar?
Tempat selalu bayar. memang itu bagian kegiatan kita, kecuali di daerah, bayar tapi tidak sangat
tinggi. Misalkan Rutgers, dia punya kantor, karena dia nggota asv ya gak bayar walaupun rapatnya
hanya beberapa jam tidak sampai berhari2 karena pasti dipakai kegiatan yanglain. Kalo di pkbi pusat
bayar.
Kan ada sumber daya non material, misalnya sdm, menurut mas OR kapasitas SDM- nya
PKBI dalam mewarnai gerakan dalam aliansi ini kaya gimana?
Sampai sekarang Sdm pkbi sangat banyak membantu di pkbi, yang saya sampaikan tadi supporting
nya sangat tinggi karena sebagian besar 50% pengurus ASV kebanyakan dari pkbi. artinya pkbi
sangat berkontribusi di aliansi. makanya ketika pkbi pusat tidak menjadi anggota asv sebenarnya
tidak menjadi persoalan. asalkan bisa bermitra antara pkbi pusat dengan ASV. Saya pikir itu akan
menjadi hal yang baik cuma fakta itu belum pernah terjadi. Walaupun asv pada waktu sayaberkirim
surat kepada pkbi pusat untuk mengajak kerjasama ketika di icfp juga tidak di tanggapi, ya silahkan
saja. Untuk sharing knowledge atau sharing apa sehingga yang muncul disana ketika sesi nya pkbi
pusat sangat sedikit peserta yang hadir. Karna orang asv kita mobilisir untuk kegiatan yang lain.
Beda dengan sesi nya ASV, penuh ruangan karena kita memobilisir anggota kita untuk hadir semua.
Terkait dengan ada gak sih ide2 kreatif/inovatif yang muncul dikontribusikan oleh staff/SDM
PKBI dalam jaringan?
Sangat banyak sekali ide2 yang diberikan misalkan penelitian, pengembangan modul, jadiasv kan
berupaya untuk menjadi sebuah jaringan yang menjadi rujukan jaringan yang lain. Sehingga kita
butuh best practice, modul atau apapun dari anggota, kebanyakan selama ini yang berkontribusi
adalah pkbi. misalkan youth friendly service itu kan berasal dari pkbi yang di adopsi, kemudian kita
mau menjadikan modul peer itu juga dari pkbi, kita gabungkan SRHR dengan GBV sehingga lebih
kaya. Kalo pkbi basisnya di SRHR kita tambahannya di GBV.
Kalo produk2nya?
Produknya Salah satunya kita di YHS, kemudian service untuk klinik dsb
Kenapa ASV yang sudah besar anggota nya banyak tetep harus berkoalisi lagi dengan aliansi
lain?
Kami merasa dengan jumlah dam resources yang kita punya masih kurang banyak berkontribusi
atau membuat perubahan di indonesia, makanya kita melihat kita perlu partner strategis karena tidak
semua lembaga itu ,misalkan bisa kita undang sebagai anggota asv, tapi kan mereka tergabung di
jaringan organisasi lain dan kita bisa bermitra.
Nah terkait bermitra dengan lembaga lain kanada juga lembaga pemerintah, Selama ini ada
gak sih peran PKBI menghubungkan agenda2 kerja ASV dengan lembaga pemerintah?
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan asv berhubungan dengan kementerian misalkan kemendikud,
kemenkes dan itu yang menjadi ranah hukumnya adalah temen2 pkbi, fasilitatormemang teman2
pkbi. Karena teman2 pkbi relative punya jaringan. Misalkan yang di pusat dengan pkbi dki dengan
pkbi diy atau dengan rifka annisa untuk dengan kemenag. Karena anggota sudah seatle anggota yang
ada di asv sudah tua2 semua sehingga relative mereka punya social investment yang bisa
dimanfaatkan dalam aliansi.
Belakangan, apa sih isu kesehatan seksual dan reproduksi kaum muda yang sedang
diperjuangkan oleh ASV?
Saat ini memang yang paling banyak diperjuangkan yang pertama terkait dengan Usia perkawinan
anak, walaupun JR gagal tapi kita tetep mau berjuang di sana, artinya begini kita mendorong
kemenag maupun pengadilan agama untuk tidak mudah memberikan dispensasi nikah. Kemudian
yang kedua terkait akses kontratsepsi bagi teman2 remaja karena faktanya dilarang atau tidak
dilarang mereka berhubungan dengan risiko yang tinggi. Itu dua itu sih terkait usia perkawinan anak
dan akses kontrasepsi.
Selama ini respon terhadap pemerintah gimana sih advokasi terkait dua isu tadi, baik itu
pernikahan anak maupun kontrasepsi?
Kalo respon pemerintah memang tidak bisa kita harapkan sangat baik karena itu moralitas,tapi
kembali lagi terkait packaging nya ketika kita bisa menunjukan data/fakta dan kita mengemasnya
secara cantik akan memudahkan gerak2 advokasi misalkan isu perkawnianan anak.kenapa? Ya kalo
dia kawin anak lalu dia putus sekolah, siapa yang akan menanggung, berapa juta kerugian yang
harus ditanggung Negara ketika seseorang itu tidak produktif dengan cara pendidikan nya terhambat,
dia tidak bisa bekerja dengan layak, itu menurut saya bisa menjadi packaging ketika berkomunikasi
dnegan pemerintah.
Oke jadi proses tadi yang dilakukan, pemerintah selama ini menolak atau
mendukunggerakan2yang dilakukan ASV untuk kedua isu tadi?
Isu2 terkait pernikahan anak terutama kontrasepsi relatif sensitive di beberapa daerah, apa
yang di lakukan organisasitersebut untuk menekan / menghalangi gerakan yang dilakukan
ASV selama ini?
Kebanyakan karena ini hubungan dengan moral Lebih ke moralitas gerakan mereka, memang yang
perlu di jaga atau strategi yang harus dibangun adalah strategi berkomunikasi dengan mereka. Dan
itu memang Di asv belum masiv dilakukan. ini menjadi rencana di 2017 kita berkomunikasi dengan
teman2 yang fundamentalis. menurut saya menjadi hal penting selainberkomunikasi dengan mereka,
selama ini sebetulnya sangat mudah mematahkan argumen mereka karena mereka menggunakan
dasar2 hukum yang itu agak susah ketika kita melakukan Judicial review.tapi kalo kita
menyampaikan dengan fakta2 real yang ada, mereka bisa menerima walaupun secara kelembagaan
belum,kalo kelembagaan agak susah untuk berubah, kalo secara personal bisa dilakukan dengan
cepat.
Selama ini, apa hasil gerakan yang sudah terlihat dari beraliansi di ASV ini?
Kalo secara kelembagaan/jaringan Belum sangat kentara kegiatan yang di hasilkan asv. Tapi kalo di
anggota misalkan di rifka annisa di gunung kidul, dia bisa menekan angka pernikahan anak sampai
lebih dari 50% supaya tidak menikah di usia anak. dan itu bisa menjadi best practice di rifka anisa
yang di bagikan kepada anggota asv yang lain sehingga anggota asv yang lain bisa belajar cara
membuat keberhasilan seperti itu. Karna kan tidak semua, asv bukan lembaga implementor, asv
tugasnya meningkatkan kapasitas anggota, itu mandate ASV. Anggota lah yang akan menservice
beneficiaries, sehingga kalo ditanya asv, asv akan berhasil kalo anggota itu bisa melindungi
beneficiaries, memberikan akses bagi beneficiaries, itu keberhasilan asv. karena asv aktifitasnya
hanya workshop, meeting, pelatihan, tidak ada kegiatan secara langsung kecuali advokasi. tapi kalo
kita langsung melayani komunitas itu gak bisa. Jadi advokasi kebijakannya.
Kalo tadi di lokal keberhasilannya adalah Rifka Annisa dalam mensukseskan/menekan kasus
pernikahan anak sebesar 50%, kalo PKBI sendiri ada gak best practice terkait keberhasilan
tadi yang di share?
Kalo keberhasilan pkbi sendiri yang paling menonjol akses kontrasepsi maupun layanan save aborsi
di pkbi diy. Itu yang menurut kami bisa menjadi contoh walaupun tidak bisa diimplementasikan
semua. selain itu untuk edukasi2 pkbi banyakmemberikan contoh, misalkan pkbi dki, pkbi jateng,
pkbi bali mereka banyak sekali ber MOU dengan bkkbn, diknas, itu bisa menjadi contoh yang
dilakukan pkbi di daerah.
WAWANCARA
Tanggal : 07 Januari 2017
Tempat : Starbuck Margo city Mall – Kota Depok
Pewawancara : Dony Purwadi
Informan : PPD (Inisial)
ARI ini sekarang terlibat diberbagai aliansi-aliansi yah ,aliansi apa saja mba yang ARI
terlibat?
Kalo aliansi, karean ARI kan irisan kesehtan, kesehatan itu jugakan ada usia anak, ada usia remaja.
Kalo jaringan sendiri untuk yang isu remaja dan anak itu di Proklamasi anak, terus juga di gerakan
kesehatan ibu dan anak, Terus kalo yang terbaru itu ada youth network violence against children (
YNVAC) itu dibentuknya bareng sama UNICEF jadi ada beberapa target anak muda, jejaring,
ibaratnya lingkaran remaja yang mendukung tidak adanya kekerasan terhadap anak. Juga ada aliansi
satu visi, ada 22 organisasi disitu tapi isinya organisasi orang dewasa semua, jadi apa naamanya
ARI salah satu youth led disitu. Sebenernaya ini jaringa program sih platform Right here right now,
jadi kalo ini lebih kepada untuk mendorong advokasi hak seksual dan reproduksi untuk remaja.
Jadi ada banyak tadi beberapa disebut ada Alinasi Satu Visi, Seperlima ikut gak sih?
Seperlima enggak
Aliansi satu visi, GKIA, Itu sebenernya aliansi orang dewasa sebenernya yah, Kalo yang
khusus aliansi remajanya apa ?
Mungkin, Sekarang bisa bicara tentang, ini situasi kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda di indonesia itu kayak gimana sih?
Kalo... Sebenarnya keadaannya gak ada yang berubah selama puluhan tahun didorong, ada
perubahan mungkin Karena banyak kasus terkait dengan kekerasan seksual, orang-orang jadi
semakin aware, misalnya oh ternyata banyak kasus perkosaan, pelecehan seksual, orang semakin
terbuka. Tapi kalo ada perubahan atau segala macem sebenernya dibiling berubah juga tidak ada
yang signifikan hanya sadar tapi masih tetap bicara kespro masih tabu, Walaupun sebagian mulai
terbuka, bawha oh Ini penting, tapi tidak semuanya. kalo dibilang komprehensif infrmasinya enggak,
hanya yang penting anak tau mana bagian tubuh yang gak boleh dipegang sama orang lain dan lain-
lain. Tapi untuk mendorong pendidkan seksualitas yang komprehensif itu sendiri sampai sekarang
itu masih apa yah.. mentok, terhambat. Akses kontrasepsi juga sampai sekarang masih segitu – segitu
saja, orang juga masih eehh... boleh sih tapi nanti begini, tapi nanti begitu, masih ragu untuk ngasih
akses untuk remaja. Terus juga pelayanan kesehatan ramah remaja, untuk apa namanya isu
kesehatan reproduksi sendiri juga dibilang ada ya ada, tapi tidak berubah secara signfikan gitu.
Walaupun misalnya kasusnya udah tahu ada banyak, malah hukuman kebiri jadi, apa namanya,
muncul. Padahal sebenernya sudah didorong dari dulu pendidikan, terus layanan tapi malah yang
muncul malah hukumannya. Jadi yang dibilang berubah lebih mendukung sih tuh tidak terlalu positif
perubahannya sebenernya .
Tadi disebutkan awareness kaum muda masih rendah, layanan ramah remaja juga masih
belum terlalu berubah, kekerasan seksual malah mungkin semakin meningkan, intervensi
yang didorong oleh pemerintah malah hukuman dan seterusnya sebenernya akar
persoalannay apa?
Sebenernya akar persoalannya kalo dilihat misalnya, Kemarin sih di BKKBN sempat ada yng
memaparkan penelitiannya, bahwa sebenernya remaja itu tau ada organisasi anak muda yang ngasih
infomrasi terkati dengan kesehatan reproduski, Tapi meraka sendiri tidak akses itu, terus juga arus
infomrasin kan juga sebenernya banyak dari mana-mana, orang makin penasaran dan segala macam.
permaslaannya memang tadi unmet need sgebenrya, Anak muda itu butuh informasi tapi dikasihnya
sepotong-sepotong terus makin penasaran, terus layanan juga tidak dikasih akhirnya Semuanya jadi
tidak selesai-selesai permasalahannhya. Jadi kayak udah gak dapat infomrasi gak tau sebeenyera
kalo begitni salah atau enggak. Begini salah atau enggak, terus untuk dia memproteksi dirinya gak
dikasih proteksi untuk beberapa wilayah misalnya jadi malah kebalik malah kalo perempuan tidak
boleh keluar malam kalo pake baju harus tertutup . Yang diubah malah bukan mindsetnya untuk bisa
mengakses informasi yang tepat dan lain-lain malah hal2 lain diluar itu, jadi permasalannya gak
berhenti.
Kekerasan seksual kan meningkat itu sebetulnya apa dan siapa sebenernya paling
bertanggung jawab terkait meningkatnya kekerasan seksual kaum muda?
Mungkin kalo dibilang meningkat itu butuh penelitan lebih lanjut, tapi kalo lebih terbuka
infomrasinya. Itu memang itu informasinya semakin oh iya ada kasuh perkosaan disini, terus ada
pelecehan seksual disini, Media udah mulai ngangkat tapi kalo meningkat sebenarnya juga saya
tidak terlalu yakin. Terus kalo misalnya, bilang siapa yang harus disalahkan sebenernya sistem
negara ini yang belum mendukung. Tadi yang saya bilang harusnya yang diperbaiki apa, malah bikin
kebijakan apa. Dan Juga kalo bicara soal budaya mungkin juga akhirnya orang – orang diindonesia,
kalo pemeritah sekarang sudah mulai terbuka mau ngasih pendidikan misalnya terkait kesehatan
reproduksi pemerintah takut nih malah diserang sama warganya karena merasa oh kita budaya timur
gak bisa kita nerima informasi kayak gitu gak bisa, gak bisa nih anak-nak dikasih informasi terkait
kesehatan rerproduksi atau segala macam jadinya ketika ketika pemerintahnya sudah didorong oleh
banyak LSM dan banyak gerakan- gerkaan. Tapi mereka jadi ragu lagi untuk memberikan apa yang
Kalo terkait dengan akses terhadap pendidikn konprehensif dan akses terhadap alat
kontrasepsi sebnernya siap dan apa yang paling berkontribusi terhadap masih rendanya
akses bagi kaum muda?
Kalo dibiilang apa yang mempengarhui sebenernya kan memangi ni yah mind set, remaja misalnya
remaja sendiri di minmarket kna sebenernya banyak yang jual kndom. Gua gak mau ada barang
bukti misalnya gua melakukan sama panguang guw atau gimana gitu. lebih ah ntar ini aja, yang
guwa baca kan informainya kalo baru sekali atau misalnya kalo mengeluarin diluar tuh gak aan
hamil atau gak apa-apa jadnya mis informasi. dia juga merasa di stigma kalo dia ngakses
kontrasespsi jadi nya begitu erus gak kemana-mana
Nah Respon dari kaum mdua di Indoensia untuk menyelesaikan isu-isu kesehatan seksual dan
reproduksi seperti apa saat ini?
Karena remaja sekarang terbagi-bagi karena ada yang kelompok yang memang dia konservatif dan
tinggal dilingkungan yang konservatif ya mereka merasa pendidikan agama harus kuat dan segala
macam padahal dibalik itu kalo dlihat lagi kan bukan masalah moral tetapi lebih kepada
kepemahaman terus juga pemahaman akan kesehatan dirinya terus juga Masa depan dan laing –lain
itu juga penting untuk dikasih. Kalo remaja sendiri ya kebanyakan merasa bahwa harusnya gue tau
informasi yang bner itu dari tenga ksehtan keseahtan sama guru sama orang tua itu dikasihnya yang
bener. Karena kalo dilihat Pendidik sebaya kan juga ada raasa, buan rasa gak bercaya tapi karan dia
merasa kita seumuran guwa pengennya dapat yang informasi yang lebih akurat nih dari orang-orang
yang profesional misalnya dari guru atau dari mana yang ah gua tau informasi sumbernya dari mana
kadang itu sih yang ini nya.
Aksi –aksi yang dilakukan ativits - aktivis muda apa yang selama ini dilakukan?
Kalo dijaringan sendirikan misalnya, Yang ARI tau kayak ada mitra nya ARI, Pamflet, dia bikin
buku. Ari juga bikin buku, modul yang bisa diakses sama remaja. Terus juga kampanye,
kampanyeenay sebenernya lebih kepada untuk meningkatkan kemauan siremaja nya untuk akses
misalnya websitekan kah atu informasi yang lebih tepat. Terus juga apa amanya lebih kepada ajakan
sebaya sih kalo lewat sosmed dan segala macam. Karena ternyata dampak sosmed ini lebih besar
dibandingkan misalnya kayak bikin training kemana-kemana walaupun juga ada yang memberikan
itu Cuma gak banyak yang akhirnya memerikan dampak yang besar karean akhinyr kalo dikasiih
trainig kebanyakan disimpan untuk diri sendiri toh gua tau, kecuali urgent diberikan baru gua ngasih
tau si ini- si ini.
Kalo aksi-aksi aktivis muda untuk mengubah sistem yang tadi ternyata memperburuk situasi
kesehatan seksual dan reproudksi ada gak sih?
Kalo yang bergerak di advokasi sebenanya yang saya tau sih gak terlalu banyak,palingkan ARI,
terus juga youth forumnya PKBI, dan kebnayakan kalo di orngaisai-0ragansiai lain itu lebih kepada
kampanye sih karena kampanye ya bikin ini jugakan demand di masyarakat membuka mata
masyarakat untuk nanti pmerntah merasa oh ini bukan Cuma suaranya si orang-orang ini aja tetapi
ternyata anak muda yang lain juga butuh.
Tadi kan ARI terlibat di GKIA, SOS, ASV, yang juga didalamnya ada PKBI nah menurut
ARI kaum muda PKBI itu saat ini aksi-aksi yang dilakukan seperti apa?
Kalo PKBI sebenernya kan, PKBI bukan Cuma di pust tapi juga di daerah-daerah juga. Kalo Yang
deket pusatkan Misalnya di DKI Aku melihat mereka juga punya peranan untuk bisa mendorong
advokasi didaerah terus juga Bisa gaet remaja lain, cuma kalo didaerah sendiri kayak misalnya di
Sukabumi terus dilombok misalnya itu memang karena memang gak mudahkan untuk bisa membuat
youth forum yang kuat karean ada banyak permsalaahn untuk bisa menguatkan organsasi anak muda
itu agak kurangsih kurang kuat dibandingkan diwilayah kota-kota besar . kayak Sebaya juga keren
mereka kerjanya terus di jogja, itu juga bagus tapi kalo yang diwilayah-wilayah yang bukan wilayah
Oke jadi beberpa youth dikota2 besar tadi lebih puya kapasitas dibandingkan dengan dikota-
kota kecil seperti di lombok dan seterusnya. PPD sendiri melihat PKBI itu kaum mudanya
lebih banyak beraktivis di advokasi atau pendidikan?
Kalo aku lebih melihat dilayanan sih, dan juga kan sebenerya yang aku tau didaerah itu pendidik
sebaya juga didorongkan, Jadi lebih kuat disitu sih. kalo untuk di advokasi sih selaam ini belum
banyak aku denger, kayak mungkin di kota-kota besar sudah mulai melakukan advokasi tapi kalo
didaerah-didaerah aku masih, aku denger dan juga disusi sama temen-temen ARI yang pernah kerja
sama itu masih layanan terkait untuk menguatkan sebayanya. Jadi dik ot-kta besar mungkin tadi bisa
disebutkan DKI , jogja Sama jawa tengah juga.
Kalo daerah-daerah lebih ke layanan, nah menurut PPD aksi-aksi advokasi yang tadi
dilakukan di kota-kota besar itu udah efektif atau belum, oleh youth forum dan PKBInya
sendiri?
Kalo youth sebenernya aku belum melihat banyak ya mas, kayak peranan-pernana youth nya ada
dimana nih, kalo misalnya di PKBI Bali aku tau ada eka yang dia sekarang jadi program manajer
disalah satu program, dia ikut gitu untuk dorong, cuma misanya youth forumnya sendiri lebih fokus
di layanan. Kayak Diwilayah-wilayah yang lain jugua aku lebih sering melihat apa namanya kalo
pun advokasi untuk mendorong si layanan ini dan juga pendidikan kespro ini bisa lebih diterima di
sekolah, aku lebih melihatnya kesitu sih. Kalo untuk mendorong kebijakan sendiri kalo untuk yang
PKBI yang aku lihat bagus karena selama ini kerja bareng itu kayak PKBI DKI juga udah dorong
yang Pergub terus juga bisa kerja sama sekolah-sekolah itu sih yang aku tahu dan selama ini kan
aku juga misalnya dalam jaringan tahu Oh dia advokasinya gini-gini. Cuma Untuk advokasi
mislanya secara jaringan sendiri sih aku belum pernah melihat sampai mana kecuali yang pusatyah
kalo pusatkan memang aku tau kak Frenia itu, ada advokasi di sini,di reformasi KUHP, di-SOS juga
aku dorong. Kalo pusat aku liat itu ini banget sih, sangat rapih advokasnya karena di dalam yang
platfrom rhrn juga banyak diskusi dengan kak frei kalo misalnya untuk advokasinya sendiri.
Jadi PPD melihat dipusat lebih terorganisir adovakasinya dibandingkan dengan didaerah.
Kalo advokasi-advokasi tadi di pusat atau daerah, Peran kaum mudanya gimana?
Kalo peran kaum mudanya sama sih yang aku lihat, masih belum telalu muncul, kalo dipusat aku
tahu ibil, sering ikut untuk misalnya dalam petemuan apa, advokasi apa, masih sering muncul. Tapi
baru sering mellihat ibil belum ada ibil-ibil lain misalnya akan terus sebagai jaringan anak mudanya
PKBI misalnya di Pusat, kalo didaerah-daerah lain juga aku karena mungkiin karena gak terlau
sering bareng kerja jadi gak terlalu tau misalnya selama ini doronganya seperti apa tapi yang aku
tahu selama ini kurang melibatkan remajanya.
Menurut puspa keliatannya dari luar ada gak sih keterkatian antara gerakan PKBI DKI
didaerah dengan yang dilakukan FT di pusat?
Keterkaitan, aku sih ngeliatnya klao yang misalnya jakarta aku belum melihat sih mas kayak di
pusat itu sudh smapai mana, reformasi kuhp dah segala macam la h bahkan advokasinya regional
sudah mendorong untuk di ASEAN tapi kalo di DKI sendiri misalnya aku gak terlalu tau di DKI
misalnya aku gak terlalu tau advokasinya apa saja untuk bisa disekolah, pendidikan kespronya, terus
juga dilayanan gitu terus sama advokasi terakhirkan yang dorong Pergub (Peraturan gubernur), itu
jadi lebih kesitu jadi kalo dilihat keterkaitannya sendiri aku kurang melihat itu sih dan didaerah-
daerah lain juga sama. terus dilihat dipusat juga di pusat hanya ada sosok ibil sementara didaerah
gak terlihat. aku gak tau ada siapa lagi yang amasih aktif
Kalo aksi – aksi bersama kan dilakan tuh di GKIA kan ada ARI, menurut PPD sebagai
perwakilan dari ARI kan ada dikelompok remaja di GKIA yah, peran PKBI sebagai
koordinator remaja bahkan di Presidium, kepemimpinan PKBI disitu gimana?
Sebenernya kalo untuk karena bareng ikut di GKIA inikan baru sekitar tahun lalu. Di Awal aku gak
tau misalnya seperti apa, Kerja jaringan GKIA sendirikan aku ngeilatnya blm terlalu paham, tadi
mas sendiri bilang PkBI jadi ketua pokja untuk pokjanya remajanya itu juga belum keliahtan. karena
kebanyakan di GKIA itu lebih banyak ngobrolnya lebih ke gizi anak, jadi isu kespro remaja nya
belum terlalu banyak terdorong. Kayak Sekali misalnya ada soal kespro itu, terakhir kalo gak salah
Disitukan ada beberapa tokoh kayak BS mungkin ada ASB juga yah peran kaum mdua PKBI
disitu, ada gak sih? Didalam GKIA, dia melakukan apa sih sebenernya disana?
Kalo yang aku liat selama ini sih belum muncul
Menurut PPD, PKBI punya gak sih kemampuan untuk mengorganisir jaringan-jaringan
aktivis muda?
Aktivis muda yah, Kalo punya kemampuan tentu dengan jaringan PKBI yang sudah kuat dari jaman
dulu, Pasti punya change untuk kesitu kalo aku pribadisih untuk pengalaman mengorganisir jaringan
remaja kan gak mudah. Bahkan sama remaja nya sendirikan Gak mudah untuk bisa ngegerakin
banyak ini kan, jadi kalo diblinga bisa pasti bisa Cuma butuh orang yang memang konsisten untuk
ngegerakin itu semua dan mau sabar apa naamnya, untuk eh ini dong, kareana permaslahan di
organisasi remaja ini sendirikan kalo sekolah ata u kuliah tuntutannya banyak, terus selain tuntutun
pendidikan, harus ekonomi juga mikirn jadi akan sangat bangyak tantangna untuk bisa mendorong
jaringan reamaja in punya suara yang kuat.
Di SOS juga, di ASV juga....PKBI selama ini itu, menyediakan sumberdaya apa untuk
membangun gerakan di ASV, membangun gerakan di SOS, di koalisi18 +, PPD melihat PKBI
sudah menyediaan apa saja sih?
Kalo di sos aku melihat pernan PKBI besar sih mas karean kaya dalam beberapa pertemaun jaraingan
kan pkbi yang ngehost, pkbi yang memang mendorong, terus jgua akhirnya jaringanha saling
mengait nih untuk bisa gerak bareng, itu juga yakin banyak pernaan Pkbi disitu. Kalo di aSV sendiri
kalo pkbi sebernya, aku bilang pkbi yang daerah itu dia banyak di dalaam asv tapi kurang untuk,
apa yah, mendorong, kareankan pkbi didaerah sebenernya untkk advoksi nasianola karean ari salah
satu yang bertanggung jawab untuk advokasi nasional, sebenyra bisa mendapatkan resource apa
kayak misalnya informasi tentang respon remaja terkait degnan layanan di daerah atau misalnya ada
kasus-kasus didadrah itu kraung kayak, paling enggak resource untuk itu aja untuk itu aj,a agar kita
dijaringan nasionalnya kita bisa dorong, itu kurang apa yah, kurang ngegebrak lah. Tapi kalo di Sos
ini Karena di pusat jadi aku melihatnya geraknya cepat. Ini bisa melakukna ini, bisa mengorgansiir
massa kesini kesitu, bisa kerja sama ini itu, tapi kalo di dalam ASV sendiri aku melihatnya aku
melihatnya malah kita kesulitan untk bisa dorong padahal punya gerbong yang besar dibelakang.
Ada banyak pkbi daerah. Kayak misalnya dalam suatu program ini kan kebetulan Ari banyak diskusi
untuk ada advokasi di nasional itu kita ngumpuli data misalnya Kebijakan 2 daerah apa yang
memamng mendukung atau tidak mendukung itu aja sulit untuk mendapatkan data dari daerah
padahal didadrahkan ada pkbi kebanyaan mitranya pkbi. tapi itu responnya tidak terlalu aktif tapi
yang muncul kayak mou dari sekolah misalnya yang mungkin Banyak ini sih kayak pkbi dki kayak
didaerah ada pergup ini yang kurangnya ini, tapi kalo yang lain masih terkait dengan layanan dan
pendidikan kespro.
PPD menilai SDM kaum mudanya pkbi dipusat mauppun didaerah itu punya keterampilan
apa sih untuk terkait dengan gerakan kaum muda? Mereka punya kgerampilan gak sih?
Kalo pengetahuan?
Kalo pengetahuan ini sih mas, beragam. Karean milsanya tiap daerahpun kalo disuatu daerah
ketemuan sama orang-orang Beda2 sendiri tergantung personnya sndiri inisiatif untuk blajar mau
dapat hal baru berbeda serapan-serapannya. ada yang advokasinya bagus yang apa dia bisa kenceng,
bisa halus bisa jejaring tapi temannya di satu organisasi sendiri belum bisa, baru bisa public
speaking. Kalo didaerah kan banyak dance for life dia lebih encourage anak mudanya untuk mau
terlibat disitu.
Serakang itu banyak gerakan-gerakan kaum muda yah ada gak sih respon dari pemerintah.
Apakah respon dari pemerintah itu menolak atau mendukung terkait gerakan-gerakan kaum
muda yang sekarang ini ada?
Kalo respon pemerintah seberannya kan mendukung, karewan diakan juga didorong unuk bisa
melibatkan remaja, kayak di dunia internasional sendirikan sangat mendorong untuk pelibatan
remaja . Cuma memang treatmentnya orang pemerintah kadang juga mereaka - kan butuh
pengalaman untuk bekerja dengan oragn muda. bagaimana caranya bisa memehamai orang muda
itu bukan tipe pns yang begini-begini tapi anak muda treatmennya lebih begini-begini. aku
melihatnya masih, pemerintah masih mempelajari untuk bagaimana mengorgansiir gerakan remaja
ini, belum lebih, Klao dibling menerima sih menerima Cuma untuk bisa mengorganisir atau bisa
mengakomodir kebutuhannya maish belajar ini gimana yah, pasti kalo pemerintahan akan terbentur
masalah birokrasi dan segala amcam. Sedangkan anak muda Kalo ini bisa dilakuin kenapa sih gak
dilakuin searang, Kenapa harus begini-begini, ntar pemerintah bilang kan kita harus begini-begini,
jadi yaitu untuk bisa menyatuin ritme kerjanya orang muda sama pemerintah itu lumayan butuh
usaha keras.
Setau mba PPD yah, PKBI itu di jaringan kayak ASV, di jaringan kayak GKIA, dijaringan
kayak SOS dan lain-lain, itu menyediakan sumberdaya finansial gak sih untuk membangun
gerakan kaum muda?
Kalo finansial aku gak terlalu tau sih mas, gak terlalu tau, tapi kalo misalnya kalo mau ada pertemuan
jaringan itu menyediakan tempat lebih sering itu sih yang aku tau, kaalo misanya ada pertemuan
jaringan di pkbi aja terus ada ruangan gini-gini. Kalo masalah finansial aku gak terlalu tau banyak
denger sih.
Sekarang, Kalo mba PPD menilai, Sebenernya PKBI itu kelebihannnya apa sih dibandingkan
dengna LSM lain, atau youth led-organization lain?
Aku melihatnya PKBI itu kelebihannya lebih ini sih karena dia sudah berdiri sejak lama, jadi
masalah manajerial dan segala macam itu sudah lewat masanya. kayak mencari bentuk manajeman
yang pas seperti apa bagaimana bisa sustain dan lain-lain itu udah lewat masanya jadi kalo sekarang
sudah berdiri sahgat baguslah dipusat, dipbki propisni berberapa yang kukenal sudah bisa melewati
masa itu jadi lebih punya geakan yang leluasa untuk mengorganisir baik gerakan masyarakat,
gerakan anak muda, jadi punya keleluasaan untuk bisa ngelakuin itu semua karena sudah sustain-
lah. Udah bisa mendorong ini dan itu. Sudah Dimata pemerintah sudah menjadi mitra yang potensial
jadi kalo untuk mendorong suatu kebiajkan juga termasuk yang diperhitungkan kalo melihat PkBI,
Aku liat sih seperti itu. Selain itu, kalo untuk karena pkbi ini mendorongnya banyak isu gak Cuma
kespro tapikan dikebencanaan juga ada, di beberapa isu lain kayak lapas juga. Jadi Kalo digerkaan
massyarakatnya nya sangat grassroot oh ternyata ada program pkbi, oh ternyata masyarakat disini
tau pkbi. kayak di dki kan juga ternyata warga sekitar familiar dengan PKBI, jadi istilahnya udah
inilah menggerakan masyarakanya, kalo misalkan dalam satu isu gitu, kayak dalam isu kebencanaan
atau isu keluarga berencana dan layanan sekitar sudah bisa menggerakan masyarakat
Dengan kata lain PKBI terlalu dominan dalam gerakan sehingga mengeyampingkan
organisasi – organisai kaum muda lain?
Karena yang dihadapikan misalanya pkbi yang organisasi dewasa yang sudah besar punya nama
terus lalu ada organisasinih yang dipimpin oleh orang muda, mungkin ini kan trennya bisa jadi ada
organisasi lain yang akan bekerja sama dengan pkbi didaerah, dominasi itu yang akhirnya kayaknya,
udah pkbi udah punya youth forum, udah punya layanan, udah punya ini itu, kita gak perlu
kerjasama lagi sama si ini, jadi itu yang mungkin akan menghambat kedepan. Yah ego sektoral nya
kadang masih muncul walaupun sebenernya tidak semuanya, tapi mungkin bisa jadi karena
orangnya punya ego sendiri karena merasa punya semua resource atau mungkin jangan-jangan di
sistem didaerahnya itu yang mendorong bahwa ini harus youth forum juga dapat slot progrm harus
gini-gini, jadi agak sulit untuk masuk dalam dominasi itu.
Kedepan apa yang harus diperbaiki oleh PKBI sehingga berkontribusi lebih besar dsalam
membangna gerakan kaum muda ?
Aku n geliatnay sih Mungkin Gak banyak orang dewasa yang punya pemahaman soal kerja sama
yang setara yang egaliter engna reama ja dan itu yang harusnya mulai dimunculkan karena kalo
bicara partisiapsi yanb bermakna pasti oh iya kita bisa nih melibagtkan orang muda disini-sini sini
terus bisa untuk punya youth forum yang kuat tapi ketika misalnya kerja sama secara setara itu jadi
tnatngan lain jadi soal lain dibandingkan dengan mengorganisri remaja yang punya kapasits dan
segala macam. ketika dihadapkan misalnya duduk setara itu punya tantangan tersendiri walaupun
dia punya kapasitas. Punya pengetahuan, Tapi kalo dia belum punya pengalaman kerja sama dengan
orang dewasa jadi sulit unutk dia bisa punya pernaan yang besar, misalnya dalam organisasi ataupun
dalam jaraingan. Aku rasa sih Kedepan yang dimucnulkan melatih itu untuk bisa punya rasa egaliter
dengna remaja dalam pkbi karena kalo dibilang setara nanti anak muda dikasih peranan yang besar
padahal dia belum punya kaasitas padahal dia belum pd untuk bisa melakukan ini dan itu. Mungkin
dia punay kemampuan tapi orang dewasa, Inikan partisipasi yang setara pasti dong Itu jadi tantangan
juga kedepan.
Kalo dari pengalaman gerakan SOS yah itukan pernah melakaukn aksi besama di monas yah.
Arikan jgua terlibat yah, kalo gak salah PKBI pusat dan PKBI DKI juga terlibat? Menurut
mba PPD, PKBI punya gak sih kemampuan untuk memobilisasi massa baik kaum mdua
maupun masyarakat?
Aku lihat punya sih mas, untuk daerah pusat karean mungkin sos itu kan banyak mungkin bukan
cuma pkbi yang berperan tapi juga jaringan2 pkbi nya yang mendorong, tapikan disatu sisi ada
peranan pkbi yang bisa mengorganisir jaringan pkbi untuk ngundang jaringannya lagi. Aku rasa juga
ada Sedikit banyak punya peranan pkbi disitu.
Kan juga banyak media2 massa yang hadir disitu yang meliput mewartakan aksi kolektif ini
sejauh mana peran pkbi dalam mengakses media tersebut? Atau sebenernya itu bukan peran
PKBI?
Kalo aku geliatnya sih, Aku gak tau itu dari mana mnculnya. Kadanga kan meia itu mau dia dudnang
sama siapa kalo dia gak seksi gak mua datang atau Ternyata gak munculin minat masyarakat
beritanya ya udah gak mau datang atau ngewakilin siap Cuma dateng erus pergi, akrena misalnya
waktu kerja juga sama sister in danger , simponi itu depan gedung dpr jugakan ada pkbi juga terus
ada beberapa, media juga datang sih diundang sama simponi dan pbki juga tapi yah bisa jadi ada
peranan pkbi tapi aku gak yakin itu, apa namanya, pure pkbi karena kalo misalynya emang rame
bissanya wartawan datang sendiri lebih kesitu sih kalo media random gak tau ini pengaruh dari
mana.
Kalo saya liat juga liat di websitenya ARI jugakan ARI melakukan pendidikan 2 lewat online
e-course juga ada yah, ya banyak campaing2 di website, media sosial dan seterusnya, seberapa
efektif menurut ARI kampaye -kampanya melaui media sosial?
Kalo dibliang efektif atau enggak sebenerya fifty2 karena kadang ketika menyadarkan orang
terhadap satu isu itu ya. tapi mengubah mindset mereka terhadap sesuatu itu butuh waktu yang
panjang. Kayak Misalnya di isu perkawinan anak ini, Kan kita bikin kampanye “kata kamu”
Sekarangkan kayak tren banyak youth led organsizaion di Indoensia maupun diseluruh dunia
menggunakan media sosial sebagai alat untuk meninkatkan awarenss baik itu untuk
kekerasan, pendidikan komprehensif, dan seterusnya. Menurut PPD organisasi yang cukup
maju memainkan media soosial sebagai alat campaign itu siapa?
Kalo menurutku pribadi sih , itu kayak Indonesian future leader, sinergi muda, walaupun mereka
isunya ini yah, sangat umum sangat general , kayak pendidikan, terus juga leadership itu mereka
bisa menggerakkan anak muda dan juga iniasitif2 kayak turun tangan itukan akhirnya banyak anak
muda yang mau ikutan karena kadang volunterims itu misalnya terkait dengan satu isu, itu jadi trend
kan beberapa waktu lalu akhirnya kayak oh iya ternyata ini nih tergantung milsanya siapa yang
ngomong, kadang influenser ini punya peranan kalo dalam satu organisasi ada orang yang memang
punya einlufience gitu misalna dia dikampusya apa, wapreskah ataukah mungkin dia punya jejaring
dengan banyak, kalo disosmed kan ada celeb twit, ada apa. Itu biasanya organsasinya akan mudah
organisir anak muda yang lain, kaeran ngerasa kayak oh ternyata ini temannya si ini nih oh keren.
Kadang gitu tergantung siapa orgainisasinya kebetulan di dua rogansiain ini ada influenser-nya jadi
mereka cepet untuk dapat misalnya dapat massa. yang lain waktu itu “sudah dong”, itu dia untuk
aksi cegah bullying. jadi dia tetap didalamnya ada influener misalya dia punya kenalan siapa – siapa
terus dikenalin, akhirnya meledak kayak oh ini bisa download buku ini secara gratis online biar tau
caranya mencegah bullying itu karena dia punya jaringan yang diluar anak muda tapi juga punya
peranan misalnya kayak panji atau siapa. Punya link keseleb twit lain aja misnya itu dia akan mudah
gerakan mungkin bisa jadi ada organisasi baru yang muncul tapi ada influencer itu akan mudah
menggaet massa.
DKI?
Dki, kalo CMMiya
Sekarang kan gini, isu kan banyak yah terkait dengan kaum muda termasuk kesehatan
seksual dan reprodusi kaum mdua, ada bullying, perkosaan ada yang menyasar sisdiknas, ada
yang pernikahan anak banyak lah. Ada gak sih isu bersama yang dperjuangkan oleh semua
organsiasi yang konsern bagi kaum mdjua?
Yang sebenernya jadi apa, benang merah bersama tuh pertama, pertama tentu akses, layanan, terus
pendidiakn terus soal perlndugnan segalam macam, itu akses, yang kedua sih soal yang diskriminasi,
apa namanya stigma dan diskriminasi itu jadi kalo ku lihat itu sama ininya,konsernya didorongnya.
Dua hal tesebut sih yang ternyata oh karakternya mungkin yang didorong isunya berbeda-beda tetapi
sebernaya isunya sama, akases terus juga sama menghapus stigma dan dikriminasi.
Apa yang harus dilakukan agar kekuatan anak muda itu bersatu dalam menyelesaikan isu-
isu tadi?
Satu memang harus ada yang berkorban untuk mengorganisir karena mengorganisir jaringan muda
itu kayak, Walaupun perwakilannya siap nih youth led mana, harus ada satu orang yang memang
manage untuk sijaringan ini misalnya ngingetin pertemuan jaringan dan konsien orangnya yang
mana saja, dan isu bersamanya ini harus ditemukan kayak, Misalnya, dalam isu kespro pasti ada
yang masih pikirannya koservatif, Tapi sebenernya dia juga mau dorong ini biar ilang nih
permaslahannhya, tapi sebernney apa sih yang menjadi irisan dari isu itu. Nah itu yang belum terjadi
untuk dilakakukan. Pertemuan jaringan itu sulit banget kalo jaringan anak muda untuk konsisten
gerak bareng. Berkali-kali Ari mencoba misalnya inhouse training paling enggak itukan
memberikan kapasitas untuk nanti kita gerak bareng. Itu susah banget tetap bikin mereka ayo apa
kita mau bkini apa nih bareng. Kayak dalam 3 orgnisasi ngumpul bareng aja, Untuk akhirnya ada
bukan cuma oneshot action aja itu susah gitu, follow up dari ini apa2, karena tenryata orang yang
kita approach untuk bisa gerak bareng nih yang enak udah harus pergi kemana, orang baru susah
lagi nyari ritmer kerjanya. Dan turn over staff –staff yang udah bagus malah dia pergi.. Terus atau
misalnya kita mau ada aksi ini ternyata terbentur misanya sama dana. Ntar Dimana yah , ya udah di
ini, mungkin kalo dana gak telalu muncul gitu, tapi kurang lebih akan menjadi permasalahan bareng
misalnya untuk mengorgansir memang banyak massa ini kan untuk datang ke dpr misalnya, kan gak
semuanya anak muda punya ongkos istilahnya lah bisa konsisten. Mungkiin nanti dari sini, minggu
depan kesini. Itu juga hal lain yang muncul walaupun kecil misalnya, Tapikan juga jadi tantangan
kedepan, karenakan gak banyak oragnisasi muda yang punya pendanaan yang tetap.
Jadi secara finansialpun itu melemahkan gerakan bersama kaum muda selain waktu kaum
muda yang juga terkadang terbagi, staffnya jgua gak ada yang konsern disitu. Terus kalo dari
segi kapasitas sdm kaum mudanya sendiri gimana?
Aku ngerasa kalo kapasitas pada akhinrya sekarang semua orang bisa akses peningkatan kapasitsa
sendiri . banyak akn, kayak ari bikin e-course pasti organisasi lain bikin hal yang sama walapun
metodenya beda. Akan banyak orang2 yang dia aktif didalam organsiai itu punya akses untuk
peningkatan kapasitas tapi bagaimana dia membagi keapda yang lain itu soal lain. Kayak misalnya
aku dapat trainig dari mana, Tapi untuk menguatkan yang lain untuk bisa sekuat aku kapasitas itu
hal lain karena tiap orang beda-beda karean tidak langsung dari si pemberi training. Padahal
sebenernya materinya sama dan lain-lain. Jadi Kalo kapasitas aku yakin punya ditiap orang tapi
beda-beda ininya, Misalnya satu orang ada Satu gelas penuh yang lain setengah.
Terkait dengan pemimpin kaum muda. sebennerya para aktivis muda saat ini punya visi yang
sama gak sih terkait keseahtan seksual dan reproduksi?
Kalo visi kurasa itu kadang beda-beda yah. Mungkin irisannya sama sebenernya yang tadi aku bilang
akses sama penghapusan stigma. Cuma Kalo dibilang secara pribadi mungkin akan beda-beda,
karena kalo youth sendirikan memang idealismenya ada pasti, tapi dibalik itukan juga sebenenrya
Kan kemaren sempat JR pernikahan anak, dan akhirnya kemudian gagal, ditolak JR-nya.
Menurut mba PPD, berkaca dari pengalmaan itu, Sebenernya Apa yang menyebabkan jRnya
gagal, baik internal gerakan mauupn eksternal?
JR nya gagalkan, Sebenernya JR gagal itu, pertama karena memangkan hakim MK nya itu kan
konservatif itu tidak bisa dipungkiri. Terus yang kedua memang pada akhirnya gerakan ini Akan
dianggap anomali kalo misalnya tidak membawa gerakan masyarkat yang memang dia awam untuk
melihat bahwa oh gua butuh perlindungan dari undang2. Kareanakan kalo di MK sendiri kalo Tidak
rugi secara konstitusional tidak akan dikabulkan. mungkin MK tidk melihat bahwa gerakan ini tidak
bawa gerbong lain milsanya masyarkat secara awam misalya orang muda, anak-anak, orang tuwa
merasa ini sebagai kebutuhan. Bahwa Undang2 ternyata bisa mengubah hidup seseorang. itu yang
mungkin kurang. Kayak ari kan pas waku pas JR jadi pihak terkait sempat memunculkan foto-foto
stop perkawinan anak atau misalnya dari orgng dewasa, orang muda tapi kita merasa bahwa itu
sebenernya itu Kurang. kurang memunculkan bahwa masyarakat memang butuh dilindungi sma
negera, kurang mendorong dukungan masyarakat. Kayak Suaranya jadi Kurang meyakinkan
pemerintah. Walaupun sebenernya pemerintah di, Itukan masalah hukum yah, Walaupun sebenernya
pemerintah kayak pemerintah kementerian apa-apa, melhat bhwa Ini masalah sebenernya, ini
ternyata merugikan pendapatan desa karena ternyata banyak janda malah harus begini-begini.
Mereka misalnya mikirnha dimasalah finansial, Tapi kalo secara masalah hukumkan mungkin beda
lagi ceritanya tapi masyaraka ini belum membuat itu menjadi suara yang besar hanya gerombolan
LSM ini yang vokal, misalnya walaupun bawa hasil peneitlian atau apa, tapi kalo pemerintah merasa
secara konsititusional tidak dirugikan, ngapain berubah mungkin ada cara lain bukan hukum. Gitu
yang kemaren kurang.
Jadi banyak NGO juga yang gak terlibat, dukungan masyarakat juga banyak yang kurang
terdorong. Respon pmerintah yang juga masih konservatif sehingga negatif?
Jadinya kalo kita bilang Negara harus melindungi lewat undang2 dan segala macam. terus mereka
ngerasa enggak kok yang salahkan pendidikan agama gak muncul banyak. Padahal sebenernya kalo
masyarkat ngomong, Enggak tuh didaerah kita udah dikasih pendidikan agama, pendidikan moral
segala macem tatpi tetap aja tuh pernikaan anaknya tinggi mungkin itu akan jadi beda ceritanya.
ARI-kan banyak terlibat dalam gerakan. Apa yang selama ini ARI berikan dalam jaringan
misalnya dalam ASV, koalisi 18+, SOS, apa sebenerya khas nya ARI yang dikotnribusikan
dalam membangun gerkaan?
Kalo biasanya ARI dalam ASV dan segala macem. ARI coba mendorong si organisasi ini punya
kekuatan untuk bisa melibatkan remaja2nya. Jadi kita misalnya Entah itu ngasih training di ASV
dalam satu program, Kita bikin pelatihan untuk bisa organisasinya ini punya youth frorum yang
kuat. Kita juga ada jaringan si Youth ASV ini kita ngasih kapasitsa mislanya diadvoksi dan segala
macam. Lebih ke pendekatan kapasitas sih sebenernya. Kalo Selebihnya, kalo jaringan2 lepas yang
memang bukan program, itu lebih kepada ngasih suara remaja, pandangan remaja itu seperti apa.
Karenakan ARI dibeberapa daerah, Kalo didaerah ini remajanya begini-begini, lebih kesitu sih.
karena kalo secara finansial dan segala macam, ARI, belum bisa berkontribusi disitu.
Jadi lebih ke-mendorong kaum mudanya lebih berpartisipasi secara bermakna yah,
kapasitasi gitu yah. Oke mungkin sudah hampir jam dua. Terima kasih mba PPD.
WAWANCARA
Nama Informan : PWK (inisial)
Posisi Informan : Staff PKBI DIY Yogjakarta
Tanggal Wawancara : 22 desember 2016
Tempat : Kantor PKBI Pusat
PKBI jogja terlibat banyak dalam beberapa gerakan kaum muda, sebetulnya saat ini apa isu
kaum muda yang sedang coba diintervensi?
Kalo di jogja remajanya ada 3 tetapi yang banyak program yang dijalankan ada 2, remaja sekolahdan
remaja di marginal kan, karena keduanya memiliki isu yang berbeda, kita juga sudah masuk ke
remaja desa tetapi isunya hampir mirip dengan remaja sekolah. Kalo di remaja sekolah topiknya
masih tentang sama, tentang bagaimana kita mengadvokasi kepro masuk muatan lokal trus
pemberian informasi kespro kemudian yang banyak dilakukan sekarang adalah advokasi kasus
kekerasan terhadap remaja khusunya di wilayah sekolah.
Oke jadi ada beberapa point penting, mencoba memasukan kespro ke dalam Mulok dan
kekerasan pada kaum muda, sebenarnya sasaran gerakan PKBI kemana?Yang ingin di
ubahnya apa? Siapa dan apa yang ingin di ubah untuk remaja?
Kalo di PKBI program nya mengikuti siklus hidup dari paud sampai lansia, khusunya untuk yang
remaja, remaja yang termarginalkan,remaja sekolah dan remaja desa, sasarannya itu, advokasi di
ketiga nya sama, akhirnya yang kita dorong adalah remaja mampu berorganisasi yang kita sebut
CBO mereka mampu memperjuangkan hak2 mereka. Karena kita percaya bahwa Agent of change
bukan pkbi atau NGO tetapi adalah komunitas sendiri. Sehingga pkbi hanya fasilitasi bentuknya
adalah kita mendorong mereka membentuk mereka, Kita melakukan proses asistensi mengawal
mereka melakukan proses advokasi, mengawal mereka kemudian untuk memperjuangkan hak2
mereka melakukan jaminan pendidikan, kesehatan, trus kita melakukan proses outreach menjangkau
teman2, setelah di jangkau kita kuatkan.kita berikan informasi kemudian dorongannya mereka
melakukan networking, berjejaring sendiri dan kemudian mereka membentuk organiasi. Setiap
komunitas punya spesifik isu, di komunitas termarjinalkan isunya bukan tentang cuti ketika
mengalami KTD. Tetapi tentang perjuangan identitas, bagaimana teman2 lgbt mulai
mengidentifikasi orientasi seksualnya, melakukan penerimaan setelah itu bgaimana mereka
berorganisasi dan memperjuangkan hak2 mereka.kalo untuk temen2 komunitas desa bagaimana
mereka bisa memperjuagkan hak2 mereka, bagaimana mereka bisa memiliki partisipasi bermakna
di desa mereka, mereka paham hak nya dan pendidikan kespro. Di sekolah, selain partisipasi
bermakna ada isu sepsifilk, cuti hamil,trus kemudian pendidikan kespro dan pengambilan
keputusan.
Bagaimana PKBI Jogja merekrut kaum muda untuk menjadi aktifis gerakan?
Modelnya kalo secara organisatoris mengenal anggota.Anggota pkbi kemudian mereka punya hak
mendaftar relawan, relawan ada 2 ada relawan program dan relawan event.Relawan event
Selama ini kaum muda yang di rekrut jadi relawan kebanyakan darimana?
Yang jadi relawan kebanyakan mahasiswa dan komunitas desa.Mahasiswa yang tinggal di sekitar
wilayah yang di organisir mereka mendaftar.Kan kita open recruitment, Kebanyakan mahasiswa,
walaupun kita tidak mensyaratkan. Kan syaratnya adalah kesamaan visi misi, usia kurang dari 24
tahun dan pendidikan lulus dari SMA.
Apa yang dilakukan PKBI untuk memastikan relawan muda secara berkelanjutan
mendukung perjuangan?
Mulai tahun 2015 perjalan untuk bagaimana memaintance relawan bukan hal yang mudah.Ada yang
berbeda Ketika di YC relawan nya militan, ada satu siklus berbeda di cabang tentang bagaimana
militansi relwan. Ada beberapa hal yang menentukan itu, yg pertama proses rekruitmen, di proses
rekruitmen kita menetapkan standar, mengisi formulir berupaya pertanyaan tertulis terkait ideologi,
wawancara, role play tergantung masuk divisi apa kemudian masuk proses magang. Setelah
dialihkan ke cabang ada beberapa modifikasi terhadap proses rekruitmen yang ada kaitannya dengan
proses komitmen.Ketika proses rekruitmen nya lebih mudah ternyata komitmen nya berbeda dengan
teman2 yang rekrutmnet nya sulit kalo ketika proses mudah setelah wawancara, bersedia, bersedia,
ternyata mereka gak punya komitmen. Harapannya di 2017 kita memiliki pedoman untuk
recruitment. Hal yang kemudian dibangun di pkbi diy untuk maintainance relawan adalah kita
membangun Budaya belajar siapa saja bisa ketemu dengan direktur untuk bertukar pikiran, bisa
bertarung secara ideology, cara pandang bisa dilakukan dengan ngopi, tidak harus dalam workshop,
seminar, yang ternyata itu mempererat persaudaraan. Bahwa tiap orang bisa tukar pikiran, ideology
dalam ruang2 kultural. Itu berkontribusi atas kekeluargaan dan militansi atas kerja.
Ada struktur kan di PKBI, struktur sebenernya bisa cara tentang pembagian peran, tugas2,
apakah struktur PKBI mendukung gak sih gerakan?
Kalo struktur nya mendukung atau tidak, iya mendukung.Tapi ketika terjadi permasalahan
perkaranya bukan di strukturnya, modelnya SDM, ada dua tipe orang yang dia bisa melakukan
pembelajaran orang dewasa.Di kasih tau kamu ngelakuin A, bagaimana caranya dia ngelakuin A.
Tapiada lagi yang diminta ngelakuin A, Balik lagi dia nggak ngapa2in, salah satu yang jadikendala
bahwa kemudian di sistemnya masih general. Kalo di jogja yang diterapkan Pendidikan orang
Aturan kerja?
Pedoman kerja kita ada tapi gak spesifik orang muda.Kita atur tentang pedoman kerja biasa, cuti,
jaminan kesehatan, konflik kepentingan. Bagaimana proses etik, tidak boleh melakukan kekerasan
dll.
Kalo yang terkait proses etik, PKBI punya kode etik CO, itu mendukung gak sih?
Iya, contohnya paling gampang relawan gak boleh pacaran dengan komunitas yang di organisir.
Bukan kita membatasi hak seseorang untuk melakukan relasi ya tapi untuk menghindari konflik
kepentingan. Relawan tidak punya relasi pribadi, relawan tidak punya utang dengan komunitas.Atau
mengambil kepentingan dari proses pengorganisasian. Umpama nya aku relawan aku mau skripsi,
tanpa lewat prosedur aku langsung ambil data ke komunitasku atas nama pkbi, padahal bukan. itu
penghormatan kita terhadap komunitas. Biasanya kalo ada relawan, akan ada pilihan mau tetep jadi
relawan atau meneruskan relasi. Kalo meneruskan relasi ya sudah dicukupi untuk jadi relawannya,
tapi kalo mau jadi relawan ya akan ada kemudian proses negosiasi.
Terkait dengan gerakan kaum muda untuk isu kekerasan, apa aturan2 PKBI?
Sebenrnya kita punya strukturasl, Ketika ada pelaku kekerasan, based evidence, ketika kemudian
ada proses pelaporan, akan di tindaklanjuti, akanada proses verifikasi, ketika terbukti aka nada
sanksi2, nanti aka ada perlindungan saksi. Ketika ada proses pelaporan palsu itu pun juga ada
aturannya.
Nah mba PWK, dalam membangun gerakan kan butuh sumber daya, berapa besar PKBI
mengalokasikan anggarannya untuk membangun gerakan kaum muda di Jogja?
besar karena Proporsi tebesar adalah karyawan setelah itu klinik, tapi anggaran terbesarnya untuk
pengorganisasian.
Berapa persen?
Ya gak bisa gitu mas, sebenrnya PKA tiap tahun dikirim.Yang terakhir udah tanya aja mba heni.
Peruntukannya untuk turun lapangan bisa mulai dengan organizing, assisting, outreaching kemudian
support untuk workshop dengan komunitas. di setiap komunitas di setiap titik setiap bulan dilakukan
workshop. Workshop adalah pertemuan rutin ditambah peningkatan kapasitas.Jadi setiap bulannya
aka nada topik2 khusus yang dibahas.
Anggaran kan tidak muncul dengan sendirinya, da upaya2 di DIY untuk mobilisasi anggaran,
apa yang dilakukan PKBI daerah?
Kalo kita kan sekarang anggaran lokal karena kita gak punya funding. Anggaran lokal itu kan
prosesnya dari saving. kalo sekarang sumber dana nya fundrising dansaving program yang lalu.
Kan banyak forum2 di Jogja termasuk aliansi yang relevant dengan PKBI, tetapi Kenapa
yang dipilih forum tertentu?
Kita jaringan banyak tapi sesuai isu, JPY (jaringan perempuan Yogyakarta) ngomongin perempuna
tapi gak spesifik tentang kespro.Perempuan dengan seni, korupsi, kekersana, kespro.Walhi, pkbi
sama lingkungan hidup apanya, ya itu disana.
Kalo membangun gerakan kan butuh dukungan dari masyarakat, apa yang dilakukan PKBI
dan relwan muda untuk membangun mobilisasi dari masyarakat?
Untuk membangun basis kan kita pengorganisasian tadi di dukung dengan kampanye melalui media.
kita punya kanal media yang banyak sekali dalam rangka mempengaruhi public. Hal yang lain
proses yang dilakukan adalah melalui media sosial, hal lainMulai dari proses ceramah, kuliah,
umum, magang, diskusi public sampai media sosial, siaran radio. Banyak chanel2 untuk
mempengaruhi public terkait bagaiman mereka aware terhadap isu nya pkbi.
Dari Negara?
Menurut dirimu secara keseluruhan, Menilai organisasi PKBI organisai gerakan atau bukan?
Kalo saya nilai diy ya gerakan mas.
WAWANCARA
Nama Informan : TM
Posisi Informan : Relawan Muda CMM – PKBI DKI Jakarta
Tanggal Wawancara : 30 September 2016
Tempat : Kantor PKBI DKI Jakarta
Jadi PKBI masih belum menyentuh / dikenal seluruh elemen masyarakat, Sebenernya apa
yang dilakukan PKBI dalam pemenuhan HKSR?
Pertama ngasih tau ini lho penyadaran2 di masyarakat, tapi kita jarang banget bener2 cari tau Sampai
situ aja. Gak yang cari tau emang remaja itu udah bener sadar ya, misalnya gitu
Jadi semacam kaya penyuluhan tapi apakah remaja itu setelah diberikan informasi itu sadar
atau gak, itu gak ada tindak lanjutnya?
Iya, biasanya tetap akan dilibatkan untuk kegiatan2 khususnya pemenuhan hksr tp masih lingkup
kegiatan yang direncanain aja yang direncanaain udah selesai ya uadah, kadang kita lepas. hal2
seperti itu masih kesulitan menurutku. Mungkin sdm nya yang mengurusi soal itu, kemudian kendala
harus ada yang masih direncanakan lagi, harus ada donor, hal2 seperti itu mengganggu proses
pemenuhan itu. kalo sejauh ini cmm sendiri lebih ke pemberdayaan remaja nya, remaja sukanya apa
maunya yang kaya gimana sih, lalu bagaimana kita masukin hksr itu ke kegiatan2 remaja itu. Mulai
dengan bagaimana cmm itu bisa masuk kesatu komunitas yang sukanya main sepeda. Terus apakah
cmm yang gak pernah suka main sepeda gak bisa nahan2 diri untuk gak masuk.Kan gak bisa.Tapi
Apa yang dilakukan CMM lebih ke pemberdayaan nya, tantangannya adalah harus bisa
memasukihobi2 remaja yang belum tentu sesuai dengan hobi2 relawan CMM. Saat ini di
CMM ada berapa banyak sih relawan nya?
Relawan aktif kurang lebih 15, yang gak aktif banyak di grup wa aja ada 20an, yang belummasuk
grup dan gak begitu aktif mereka terdaftar aja sebagai relawan disinisekitar 5-6 orang orang.
Jadi memang gak terlalu banyak ya, tapi di daerah/propinsi ada 15 orang yang aktif ya
Karena memang ya gitu kadang kalo misalkan ke sini bukannya kita langsung tempatkan mereka
seseuai domisili, tapi kadang kita menyibukan mereka disiniitu yang seharusnya gak terjadi seperti
itu tapi kita menempatkan si relawan membantu sesuai domisilinya akan lebih focus juga. Tapi
ketika disini pusatnya cabang2 Mereka akan lebih pusing; harusnya lebih fokus, di minggu ini
kegiatannya di timur mereka ikut ke timur, kegiatan di barat ikut di barat, mereka juga gak konsen,
pemisahan itu belum terjadi kita coba bagaimana strategi nya temen2 bisa nyaman di cabang, gak
hanya nyaman disini.
Yang ingin dicapai CMM itu remaja bisa berpartisipasi bisa bertanggungjawab, Jadi apa
yang ingin dirubah oleh CMM?
CMM kan bergerak untuk masalah2 ini sperti KTD, HIV, KDP, Napza, nah, menurut mba
TM seberapa parah sih situasi kesehatan reproduksi remaja saat ini?
Kayanya hampir semua remaja punya masalah deh, ntah itu Cuma kekersan secara verbal ataupun
cuma masalah dia gak tau cara membersihkan alat kelaminnya, selama ini yang dia tau dari belakang
ke depan, semua tuh ada masalahnya buat remaja tapi bagaimana selama ini yang cmm lakukan
memberikan informasi2.semua remaja punya masalah ketika ke sekolah.
Jadi menurut mba TM yang harus bertanggungjawab memberikan informasi kespro siapa?
Pemerintah. Dinas kesehatan, dinas pendidikan, kemdikbud, kemenkes. yang semua anak itu
sekolah. Kalo gak sekolah berapa sih. Tapi sejauh ini kan cmm masuk ke sekolah, Ke puskesmas.
Mereka gak akan melakukan sesuatu kalo belum ada kebijakannya. Bagaimana sih sebenernya
peranan lsm2 ini, banyak mitra2 lsm yang membantu mendorong itu supaya implementasinya itu
semuanya.
Kemana biasanya?
Gakjauh2, kaya ke buaran atau ke komunitas lain, rumahnya relawan, bisa disepakati kaya gitu. Eh
kita ke dufan yuk, hal2 spontan gitu menurutku jadi hal yang asyik. Karena sering banget Kalo
direncanakan mau jalan kesini pasti gak jd tapi kalo spontan biasanya jadi. Mau kita Cuma pegang
uang berapa gak masalah, Ada rasa2 kaya gitu yang selama ini mungkin masih kurang
Apa kah dengan hal2 yang tadi dilakukan itu memperkuat kekeluargan relawan CMM?
Sejauh ini karena baru memulai aku belum melihat efektif, tapi sudah ada yang tanpa aku woro2 di
grup, mereka tuh ada yang datang, pas ada yang gak datang relawan UNJ, kak kasih tugas apapun
yang aku bisa lakukan buat cmm karena aku udah gak datang di jum’at ini. Oh ternyata beberapa
orang bisa lho. Berarti ini harus diteruskan dulu.
Selain upaya yang sifatnya rekreasional, ada gak sih masalah bersama terkait dengan
pemenuhan HKSR yang harus dipenuhi oleh CMM?
Karena kan setiap kepala orang beda2, bahkan aku pun dgn staff cmm ADA 4 ORANG ITU PUN
beda2, ya udah bebas aja teman2 mau ngapain, mau kemana, tapi teman2 harus tau peranannya
berada di pusat mana ada kegiatan kemana aja apa aja. Ada beberapa staff yang karena udah terlalu
lama dipengaruhi oleh program jadi fokusmelakukan kegiatan karena program. Gak yang bener2
perencanaan CMM di awal itu apa sih, Lupa sama pka nya cmm, ngurusinnya ya udah project, itu
yang selama ini tantangan besarnya.
Ada gak yang sifatnya, kan relawan ngumpul ada satu tujuan untuk menyelsaikan masalah X
yang itu bukan masalah individu di internal CMM?
Sejauh ini masalahnya itu untuk kaya gini lho, yang tadi di awal, kita udah pegang remajanya, kita
udah kenal tempat si remajanya, gak di follow up, itu yang sejauh ini belum konsisten dilakukan.
Semua remaja di cmm itu sebenernya mampu tapi membangun konsistennya itu belum. Itu yang aku
lakukan selama ini.Yang masalah ini, kita gak mampu ngasihinformasi, mampu.Nilai kita belum
clear soal remaja yang KTD, soal lgbt?oh udah.Hal2 kaya gini nilai konsisten relawan.
Nilai temen2 yang terkait dengan remaja yang KTD, ODHA, LGBT, itu apa?
Untuk relawan yang udah tau soal itu, udah clear nilainya
Apa nilainya?
Kita menghargai bahwa mereka juga sama punya hak, apalagi metreka yang remaja dengan ktd, lgbt
hanya nama doang sebenernya. Mereka punya hak 10-12 itu terserah deh. Kalo CMM 10 hak itu,
tetep punya, gak yang mereka beda.
Kenapa kasihan?
Itu juga ditanya sama temen2 cmm, kenapa kasian? Ya iya mereka putus sekolah misalnya yang ktd,
hamil karna kepaksa sama pacaranya hubunganseksual, dia hamil katanya gak tau karna hus sekali
bisa hami, kasian cuma gara2 gak tau, gara2 hamil yang harusnya sekolah jadinya gak sekolah, yang
sejauh ini kasiannya sama remaja yang ktd itu. Kalo remaja yang lgbt mereka bukan sengaja bikin2
orientasi kaya gitu, tapi kanada juga yang dari dalam dirinya, ngerasa dirinya perempuan, terus ada
yang salah? kok orang kayanya nge judge banget, membedakan banget ya, sejauh ini kenapa mereka
kasian, kita harus rangkul, gak boleh memandang mereka berbdea sama kita. mereka yang jadi
korban kekerasan, kita gak menyadari pernah jadi korban kekerasan, itu sih cmm yang sejauh ini
penyadarannya seperti itu.
Ok tadi disampaikan bahwa persoalan2 yang tadi coba dilakukan intrevensinya oleh cmm
adalah kurangnya pengetahuan remaja sehingga mereka mengalami ktd, kekerasan,
diskriminasi, LGBT, itu konsen utama kenapa relawan berkumpul disini untuk upaya itu.
Sasaranya tadi sudah jelas dalah pemerintah, tadi ada kebijakan tentang Pergub, apakah ada
partisipasi relwan remaja?
Mmh, advokasi yang selama ini dilakukan temen2 remaja gak hanya cmm tapi jejaring remaja yang
juga konsen sama isu kespro. Kan selama ini kita sudah banyak advokasi, waktu itu aku juga ikut
ke MK yang memperjuangkan rancangan UU sisdiknas. Yang masih ditolak.Kalo nasional masih
ditolak kita bisa usahain di daerah.kaya di jogja udah ada bahkan udah banyak sekolah yang
menyelenggarakan kespro, lain dengan di Jakarta. Adanya pergub karena ada upaya2 dari jejaring
remaja
Apa upayanya relawan cmm sampe keluar Pergub penyelenggaraan Kespro di sekolah?
Itu keluarnya tahun 2012, aku belum disini dan belum cari tau bagaimana keluarnya, tapi selama
2013 aku disini aku banyak ngerasain proses advokasi kaya gimana. Biasanya pertama membangun
data, permasalahan remaja di sekolah, kemudian cmm punya layanan konsultasi, hampir semua klien
konseling cmm remaja dengan masalah yang berbeda2, ada juga remaja yang ktd, korban kekerasan,
terus didampingi sama cmm sampai akhirnya dia bisa nyuarain haknya juga.
Siapa?
Si remaja yang korban Setiap advokasi cmm bawa remaja ini yang besuara.Kalo remaja yang baik2
aja ikut advokasi, Lu ngapaian kata bapak2 di pemerintahan, kan lu gak ada masalah apa2, mana
yang hamil? Tunjukin.Kemudian kita melibatkan guru2, ortu, toga, toma Kan pkbi juga berjejaring
dengan nu, muhamadiyah.Emang salah ya adanya pendidikan kespro di sekolah. Kayanya orang2
nganggapnya kespro iti hal2 yang jorok, gak harus belajar soal ituntar juga tau sendiri, padalah di al
quran, kitab2 nasrani, kepercayaan agama lain itu ada untuk kita menjaga kesehatan reproduksi. Itu
yang selama ini banyak dilibatkan.
Nah kalo mereka itu melakukan advokasi melalui aksi eperti apa?
Nah temen2 cmm itu membagi peran, ada yang ikut untuk bicara dengan kepala dinas, dengan
menteri, dengan orang focal di institusi, terutama remaja yang jadi korban, kan kita mesti
memberikan penyadaran2 dulu. Nah yang lain buat2 media kaya gitu. Itu yang waktu kasusnya yy
itu, itu buat kita dari kardus aja bekas dibentuk papan desain, pendidikan kespro, Mati, gak
terwujud.Kita biasanya buat yang kaya gitu kalo ada yang orasi.
Kenapa?
Gak pasti dari dance4life, salah satunya, karena mereka ternyata tertarik, mau dong ikutan, nah si
remaja yang smp tadi dia sekarang trainer inspirenya Dance4life.Bahkan kalo datang di acra GF,
kita mengkolaborasikan Dance4life dengan teatrikal Yang berperan juga si anak ini Jadi kita
membuat dia lupa dengan kejadian2 yang dia tidak diinginkan terjadi, memberdayakan dia supaya
dia tau soal kespro, hiv. Dia jadi bermanfaat buat temennya yang lain. Dia harus punya satu keahlian
yang bisa dia banggain, kalo danceforlife gue yang harus maju pertama sampai yang membangun
kepercayaan dirinya itu kaya gitu. Ayok yuk ikutan kegiatan cmm. Klita mau ada jalan2, karokean,
Lama2 besok ada apa lagi, besok ada apa lagi.
Tadi kan ada berbagai bentuk aksi yang dilakukan, ada aksi turun ke jalan, audiensi yang ke
MK itu, ada dengan dance4 life, ada aksi apa lagi yang bisanya dilakukan CMM untuk
menunjukan kepedulian, perhatian dari relawan muda terhadap kasus Kespro?
Di sosmed, jadi tuh menariknya, gak tau karena aku merasa punya tanggungjawab besar sekali
setelah jadi coordinator atau memang kesadaranku baru mulai meningkat Aku sreing banget update
kegiatan di pesbuk, cmm sering ngasih informasi soal kekerasan dan bullying di sekolah. Ternyata
itu menunmbuhkan kesadaran dari beberapa temen di FB, temen di fb kan banyak ya ribuan,
Beberapa kali aku upload poto ada beberapa yang komen dan langsung masengger ke aku, eh aku
mau dong. Ternyata itu juga bisa menumbuhkan kesadaran, selain kita stop ini stop itu. Bahkan itu
di luar Jakarta orangnya, dari bekasi, dari tangerang, dari Kalimantan ada, di kalsel itu kan ada yc
nya juga, ketua yc nya itu ketemu sama aku ketika acara forum di pusat, dia ngobrol banyak sama
aku, dia pgn banyak belajar gimana mengaktifkan kembali yc nya di kalsel namanya si … pokoknya
dia hampir setiap minggu wa aku, mba gimana nih relawan nya Cuma satu Cuma dua, gpp kalo
kamu diskusi rutin tetap lakukan tetap konsisten, alo mau ada rekruitmen di sekolah/kampus ini
tetap lakukan. dan dia tuh belajar sama aku itu malah aku nya yang kalah, dia malah aktif banget
sekarang, padahal belajarnya baru bbrp bulan. relawan nya udah banyak, disana udah ngadain iyd,
berarti bagus ya yang tadinya aku cuma ngobrol bisa sama dia di pusat, mulai dia wa aku, tanya2,
mau belajar eh ternyata dia udah bisa, relwan nya banyak, mulai aktif, bukan hanya remaja nya tapi
juga orang dewasa nya. Aku seneng mulai berbagi dengan orang.
Itu efektif dan ditindaklanjuti, ada asistensi dari CMM untuk kelompok- kelompok remaja.
Tadi Mba TM bicara tentang aksi2 ya yang dilakukan CMM untuk memperjuangkan HKSR
ada aksi turun ke jalan, aksi ke MK, audiensi, ada juga social media, sebenernya aksi2 itu
tujuan nya apa sih?
Memberikan penyadaran pada masyarakat bahwa sebenernya korban kekerasan itu bukan satu2nya
disebabkan karna salahnya si korban dengan berpakaian seksi, keluar malam hari, jalan sendiri.
Kemudian mengajak masyarakat berpartisipasi, ketika sudah sadar, ya udah ayo ikut juga
menyuarakan. Misalnya di sosmed lagi booming kasus YY itu kemudian kita share terus kita
bagikan lagi bagikan lagi itu kemudian banyak yang membagikan, yang tadinya apaan sih bacanya
tapi ini kok banyak yang ngelike dan ngebagiin, membangun partisipasi masyarakatnya.
Jadi tujuan aksi itu mendorong publik untuk aware tentang kekerasan, kalo sudah aware
ingin apa?
Inginnya pendidikan sekual reproduksi yang komprehensif itu bisa didapatkan oleh semua orang
tidak hanya remajanya yak karena kalo ngomongin remaja itu siklus hidup dari mulai dia bayi, balita,
anak sekolah, dia harus mengenal tubuhnya, fungsi2nya, siapa aja yang boleh megang, siapa yang
harus merawat, itu harus dikenalin dari kecil, tp masih banyak orang tua yang gak peduli, anaknya
menstruasi langsung kasih pembalut, selesai, gak dibilangin ganti pembalut berapa kali ya nak, hal2
yang sperti itu.
Sebetulnya ketika temen2 melakukan aksi ke MK, aksi ke jalan, yang harus dirubah itu siapa
target sasarannya?
Remaja dulu.
Dengan cara?
Melibatkan remaja juga untuk ikutan, nanti dia akan cerita ke temen2 sekolah, ini kenapa penting
sekali di setiap sekolah ada pendidik sebaya nya, nyampein lagi ke temen2nya.
Ketika melakukan aksi CMM tidak ada sendiri, ada beberapa jejaring CMM yang sama2,
apa aja yg ada disana?
Ada ARI, Perempuan mahardika, ardhanary institute, fokus muda, arus pelangi, yayasan Faye
konsennya sama anak, banyak banget.
Kok bisa?
Udah sore udah pulang sekolah
Berapa banyak?
Aku Cuma ajak satu aja, karena memang yang aku percaya. Dia itu relawan cabang yang memang
awalnya aku kenal dia karena dia ikut dilatih dance4life, kemudian aku pendekatan2 sama si anak
ini sampai dia cerita pernah mengalami pelecehan. Terus keingetan juga karena dia suka bicara juga
percaya diri bicara di depanbanyak orang jadi aku ajak dia. Cuma satu orang aja. Itu yang di
sayangkan juga, kenapa pas konferensi pers dia gak ngomong Jangan Cuma orang yang gede2 aja
Setiap proses advokasi yang akan dilihat. Di MK, hakim agung nya nanya mana remaja yang katanya
butuh itu. Dia suruh bicara Saat itu dihadirkan, CMM bawa remaja yang nikah muda dan mengalami
kekerasan yang merasa dirugikan dengan tidak adanya pendidikan kespro di sekolah cuma memang
mereka gak pake baju sekolah.Mana liat identitasnya, selama ini harus diperlihatkan kepada public
bahwa bener2 yang bicara anak sekolah.Ini seragamnya dia, ini usianya dia. Yang kaya gitu lho.
Oke, CMM saat itu mengerahkan anak2 muda, sekolahandan kuliahan. Temen2 CMM
berjejaring selama ini dengan organisasi lain, apaada aliansi2 gak sih yang dimasuki CMM?
Aliansi satu visi. Kalo waktu taun berapa kak bonitha yang jadi koordinator ASV kalo sekarang
anggota aja.
Cara2 PKBI DKI untuk mempengaruhi kebijakan itu apakah sudah tepat?
Sebenrnya sudah tepat tapi kendalanya sdm kurang untuk follow up, untuk tetetp ngedampingin
beberapa puskesmas yang udah konsen, kendala keuangan kali, gak ngerti juga, aku lebih ke sdm
nya, kemauan dari temen2 disini yang selalu terus2an dampingin mereka. Apalagi yang bisa kita
bantu. Gak semuanya juga temen2 di pkbi di CMM bener2 ngelotok tentang pkpr nya, nilainya
samaremaja mesti bener2 harus diingetin lagi, visi kita ini lho, nilai harus sama, masih banyak perlu
dibenahi.
Aksi PKBI menggunakan teknologi Sosmed, kira2 ada teknologi lain lagi yang digunakan
CMM untuk melakukana advokasi, pemberdayaan remaja?
Ada, namanya komik curhat yang dipake di LPKA juga Bukan hanya di LPKA tapi kita di sekolah2
juga untuk membuat komik.Karena ternyata remaja itu suka dengan gambar2 kemudian kadang
gambar itu menjadi tempat remaja bisa bersuara bisa berpartisipasi. Kemudian potovoice itu juga
bisa jadi sarana advokasi dari dulu cmm pengen banget audiensi sama pak ahok tp belum kesampean
melalui potovoice dan komik curhat.
Selama ini Foto-voice dan komik yang udah di buat relawan muda di sebar lewat apa?
Lewat sosial media, lewat event2 CMM gak hanya event besar, event keluar yang bisa memamerkan
komik dan potovoice, kita pamerkan.
Aku melihat kekuatan cmm selalu ada regenerasi anak muda, apa rahasia di balik itu?
Mungkin kadang aku berpikir rekrutmen dengan cara pendekatan individualis antara aku dengan
satu relawan kemudian dengansatu2 gak secara kesleuruhan, aku kadang berpikir ada buruknya ada
baiknya. Buruknya kalo aku deket sama dia, dia kesini udah mau sama aku aja. Tapi Kelebihan nya
jadi membangun chemistry aku dengan coordinator yang cukup berpengaruh dengan relawan, kalo
dia udah deket sama aku sama yang lain bisa lah berproses. Itu yang aku rasa selama ini coordinator
yang lalu pun seperti itu. Cuma kendala nya dia Cuma mau deket sama coordinator itu, itu yang
belum teartasi selama ini.
PKBI mendukung sumber daya anggarannya. Nah... ketika anggarannya itu kurang, apa
yang dilakukan relawan cmm dalam menggalang dana?
Sejauh ini teman2 cmm tantanganya untuk melakukan penggalangan dana. kalo dulu katanya cmm
belum punya donor mereka bikin proposal supaya didukung. Waktu itu feminax dll. Saat ini selama
aku di cmm itu belum terjadi lagi. Berusaha untuk mencari itu dengan membuat proposal
Mengajukan proposal ke perusahaan2 yang bisa membantu remaja.saat ini bener2 kekurangan
anggaran.
Kan sumber daya bukan Cuma anggaran ya, ada sumber daya lain, apa?
Cmm banyak buku yang bisa dipakai untuk membikin materi, gak perlu yang cari2 browsing2 di
google, banyak buku bagus terkait khususnya kespro kemudian cmm juga punya media lain untuk
menyampaikan informasi seperti celemek, boneka kespro lengkap satu keluarga, kekayaan
sertifikat2 cmm yang banyak dapetin, penghargaan2, itu menurutku jadi sumber juga cmm bukan
sekedar kata pusat remaja, tapi emang bener buktinya ada sertifikat yang menunjukan cmm ahli nya
remaja. Jejaring juga.
CMM dan PKBI DKI berjejaring dengan ASV, ada jaringan lain selainASV?
Waktu itu seperlima tapi gak tau masih aktif atau gak. Nama seperlima nya gak sekuat ASV.
Oke, turn over kan tinggi, strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan CMM untuk
memperkuat ikatan?
Kontribusi relawan muda dalam melakukan advokasi kebijakan, bagaimana? Apakah sudah
cukup baik?
Kalo cukup iya, tapi baik sih belum. Kadang udah terkapasitasi udah di latih. Berhari2 mendengar
isu KTD ngomongin lagi tanya2 lagi. harusnya kalo udah clear ya udah. Gak usah Tanya lagi dia
kenapa. Masalahnya yang harus kita bantu. bukan kita ngepoin kaya gitu.
Menurutmu kontribusi relawan muda terhadap pemberian inforjmasi dan layanan kepda
sebaya?
Sejauh ini sudah bagus jadi pasti nyampein lagi ke temennya walaupun Cuma satu orang. Itu aku
pesankan ke temen2, gpp kalo hanya bisa menyampaikan ke sahabatnya saja. Itu sudah di coba
sejauh ini temen2 melakukan itu.
Kebijakan pemerintah Indonesia saat ini untuk pemenuhan HKSR seperti apa?
Masih lemah.
Ada lagi?
Kayanya ada lagi tapi aku lupa ingetnya Cuma itu
Kalo menurutmu nilai2 sosial budaya yang ada di Indonesia saat ini sudah baik atau justru?
Belum, kalo cewek kalo gak nikah2 dibilangnya terlalu tua, cewek pekerjaanya dapur, sumur, kasur.
Kan gender banget. Sebelah timur Indonesia ada tradisi yang kalo menang pertarungan, atau menang
perburuan binatang dia bisa melakukan hubungan seks dengan perempuan manapun. Kalo dia
menang terus dia menang banyak dapetin perempuan itu tanpa harus nikahin. Yang masih banyak
sekali di pelosk2.Ada yang baru melahirkan, bawahnya ada arang gitu supaya setan2nya, najis2 nya
hilang. Padahal kan orang abis melahirkan gak najis.
Nilai2 tertentu yang itu kekerasan ya. Nah PKBI kan ada strategi pemberdayaan bagi
relawan2 CMM, apa yang dilakukan PKBI untuk meningkatkan kapasitas CMM?
Jadi kita itu gak hanya menyasar remajanya aja tapi kita juga ke kader2 posyandu ke bapak rt, rw,
ternayat mereka bisa banyak bantu untuk kemajuan remaja nya. Misalnya pkbi dki memulai untuk
mengenalkan pkbi. boro2 kalo keluar di tegor. aku dengan tim fasilitator masyarakat sekarang coba
untuk masuk ke dalam sini, apa aja masalah dan kebutuhan mereka, kita bisa bantu dari mana nya.
Baru berjalan dua bulan, kalo keluar beli makan ada aja yang senyum. Kayanya udah pada kenal
nih. Jadi asyik aja gitu merasa lebih nyaman aja disini.
Relawan muda disinikan kadang ingin belajar, PKBI melakukan apa untuk meningkatkan
kapasitas aktivis muda CMM di internal PKBI?
Kita ada kapasitasi rutin setiap hari kamis. Siapa yang memberikan yang bersedia memberikan yang
memang dia punya kapasitas menyampaikan itu misalkan kaya abis pelatihan misalkan SGBV, dia
akan ditanyain terus sama divisi litbang sama lec centre. Diberikan ruang untuk temen2 yang punya
kapasitas untuk berbagi. Tapi kalo untuk yang diluar kita minta jadwal.
Apa lagi?
Kalo PKBI update kalo abis ngapa2in. jadi relawan lama yang udah gak datang tau, pkbi lagi
melakukan pemberdayaan misalnya. Relawan udah lama gak datang, lagi kuliah, untuk tesis dia
balik lagi melakukan penelitian. Bulan kemaren dia kesini mau penelitian sekalian bantu kegiatan
cmm.
A : Pewawancara
B : Informan
A : jadi ini khusus ke sekolah ya, banyak juga ternyata kepala ini nya ya, bidang-bidangnya
lebih banyak ya ternyata untuk remaja
B : Bidangnya itu di remaja itu satu bidang itu sebenernya kesehatan usia sekolah dan remaja.
Namanya subdirektorat ya pak, setara dengan bidang, setara dengan bagian. Nah di subdirektorat
kesehatan usia sekolah remaja dibagi lagi menjadi 2 seksi: 1, seksi dalam sekolah; 2, seksi luar
sekolah
A : kalau yang ibu ini berarti usia remaja di dalam sekolah, itu tujuannya apa
B : jadi kita itu kan menjalankan Permenkes 25/2014, bisa di google nih pak Permenkes 25/2014 itu
antara kira-kira antara pasal 28-32 gitu ya pak ya…jadi 25/2014 itu tentang upaya kesehatan anak,
upaya kesehatan anak itu mulai dari bayi baru lahir sampai dengan 18 tahun gitu ya pak. Nah di
antara pasal 28-32 itu kira-kira disitu ada pasal tentang usia sekolah remaja, nah amanahnya adalah
usia sekolah remaja diselenggarakan melalui sedikitnya melalui UKS dan PKPR tersebut, jadi kalau
saya ini khususnya di UKS, seperti itu. Kemudian disitu juga amanahnya itu ya tujuannya
pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi edukasi tentang kesehatan kepada usia
sekolah, dan remaja, gitu
A : nah kalau situasi pengetahuan kaum muda ini sebenernya di Indonesia seperti apa saat ini
Bu
B : ooh … kalau dari survey ..(bisa dimatiin ngga?)
A : GS…
B : Global School Health Survey,
A : Kalau terkait kesehatan reproduksi remaja itu apa yang menyebabkan kerentanan-
kerentanan itu lebih meningkat di kalangan remaja saat ini?
B : terkait dengan seksual..
A: informasi yang ngga tepat ya. Kalau program-program untuk mengatasi faktor-faktor
penyebab tadi, dari penelitian
B : ya, jadi saya sekali lagi menyampaikan ini mewakili sendiri gitu ya pak ya, jadi kalo tadi saya
kembalikan lagi bahwa, sesuai Permenkes 25 itu amanahnya kita menyelenggarakan melalui UKS
dan PKPR, jadi khususnya untuk kespro sendiri, jadi kalo gini pak, kalo di KIE itu disampaikan baik
melalui sekolah maupun luar sekolah gitu jadi petugas puskesmas itu berkewajiban untuk datang
menjangkau remaja yang tidak datang ke puskesmas, baik melalui sekolah maupun luar sekolah.
Luar sekolah itu nanti panti, lapas, dan sebagainya, begitu. Nah itu instrumen yang kita gunakan itu
A : Kalau kerjasama antara tadi Kementerian Kesehatan dengan LSM misalnya untuk
program-program kesehatan reproduksi di sekolah itu seperti apa selama ini?
A : UN nya UN apa?
B: UNFPA, yang mendukung itu, kemudian untuk LSMnya sendiri, ini di tingkat pusat ya pak, saya
bicara di tingkat pusat itu, kemudian kita melibatkan ya LSM terkait dalam hal untuk menyumbang
materi, dan sebagainya, begitu. Kemudian dalam, karena di pusat memang tupoksi nya untuk
menyusun suatu NSPK
A : kalau sejauh ini kontribusi PKBI dalam mendorong peningkatan akses kaum muda untuk
ke PKPR maupun peningkatan pengetahuan atau untuk mendorong integrasi kurikulum ke
sekolah?
B: ya.., jadi PKBI kalau untuk ditataran NSPK tadi saya sampaikan kita dalam hal penyusunan gitu
ya pak ya, penyusunan materi gitu, tetapi kalau untuk mendorong sampai di implementasikan di
lintas sektor gitu tentu saja, PKBI ya kita libatkan tetapi tetap yang memfasilitasi ya Kementerian
gitu ya pak ya, cuma PKBI kita harapkan support terutama dari substansi ya pak ya karena kan
berkecimpung langsung gitu tentu saja PKBI, jadi ya itu dalam hal substansi yang kita, biasanya..apa
namanya bantuan, kontribusi yang kita dapatkan, substansi yang kita dapatkan untuk NSPK,
kemudian untuk implementasi saya rasa, PKBI kan punya klinik-klinik remaja ya, ya saya rasa
karena puskesmas PKPR sendiri kan dari 9700 puskesmas yang ada di Indonesia kan yang dibilang
dilaporkan sebagai puskesmas PKPR itu kan sekitar 3000-4000 ya, jadi kalau tahun lalu masih
3000an, tahun ini sih laporannya masuk 4000, tetapi kan walaupun 4000 sendiri kan sebenernya
pemanfaatan oleh remaja juga masih kurang, jadi 4000 itu masih juga kunjungan remaja nya masih
sedikit dan 4000 itu juga tidak tersebar di seluruh wilayah gitu, maksudnya masih sangat kurang,
jadi saya rasa kontribusi PKBI dalam klinik remaja itu sangat mengisi kebutuhan remaja terhadap
tadi misalnya kebutuhan informasi tentang kespro kemudian termasuk pelayanan klinis begitu ya
kalau memang ada layanan klinis di klinik tersebut, seperti itu
A: kalau kapasitas, kan banyak relawan-relawan mudanya PKBI yang sering ikut terlibat
dalam forum-forum pertemuan yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan, misalnya tadi
membantu meningkatkan soal substansi materi lebih baik misalnya seperti itu, nah kapasitas
relawan muda itu seperti apa kalau ibu lihat?
B : ya, kita itu, saya tadi sampaikan ya dari yang saya alami gitu ya, 2014 itu kan kita beberapa kali
terlibat meminta bantuan untuk memfasilitasi jambore konsorsium sebaya, jadi apa namanya
pertemuan atau event yang menyasar anak usia sekolah remaja gitu yang pesertanya anak usia
sekolah remaja, kita waktu itu bekerjasama juga dengan relawan muda PKBI ya. Jadi kalau
sepengetahuan saya sih, kebetulan, mudahan-mudahan bukan kebetulan ya, yang kita ajak kerjasama
itu sepertinya sudah sering berhadapan langsung dengan remaja, jadi pengalaman saya itu waktu itu
untuk meningkatkan kapasitas si remajanya, jadi si relawan PKBI ini mereka punya kemampuan
untuk memfasilitasi si remaja-remaja ini dalam hal life skill gitu ya pak ya, dalam hal life
skill,kemudian nanti Kementerian Kesehatan misalnya meminta supaya materi kesehatan juga
A : kalau tadi kan kapasitas relawan muda nya terkait dengan keterampilan untuk
meningkatkan kapasitas remaja gitu ya bu ya dengan sebayanya, nah kadang relawan muda
juga sering duduk satu meja dengan para orang dewasa lah ya baik itu dari UN, dari
Kemenkes, atau dari kementerian yang lain dan seterusnya, nah sejauh mana kontribusi
relawan muda PKBI ketika pengalaman Bu YS memfasilitasi pertemuan-pertemuan terkait
dengan kesehatan seksual reproduksi
B : ya..,kalau sejauh ini kan kita ketika sasarannya bukan anak usia sekolah remaja sendiri, ketika
memerlukan koordinasi lintas sektor misalnya dalam penyusunan NSPK tadi gitu ya, biasanya sih
wakil dari PKBI gitu ya, mereka akan mengemukakan apa yang sudah dilakukan dan pada umumnya
mereka menyuarakan kebutuhan remaja yang mereka jumpai pada waktu mereka menangani gitu
pak, jadi biasanya mereka menyuarakan kebutuhan remaja gitu terutama kebutuhan remaja gitu
yang, misalnya saja dibatasi, kebutuhannya menjadi tidak terpenuhi gitu, kebutuhan pelayanan
menjadi tidak terpenuhi karena dibatasi misalnya peraturan perundangan, seperti itu sih kalau yang
saya lihat
A: Ok, nah, kan tadi kaum muda ini juga sering berinteraksi dengan pemerintah maupun
non-pemerintah sendiri, nah sebetulnya ada ngga sih penilaian dari ibu terkait dengan yang
kemarin tuh ada gerakan kaum mudanya PKBI mengajukan JR Sisdiknas yang untuk
integrasi pendidikan kespro yang komprehensif itu di sekolah-sekolah itu ditolak
B : oh.., JR Sisdiknas saya malah baru denger
A : Judicial Review
B: Ooh…ya ya ya…Judicial Review untuk..Oo yang kespro masuk ke itu, ya ya kami udah denger
juga
A : 25
B : 25 provinsi kan sebenarnya
A: kalau kelemahannya PKBI menurut ibu apa?kelemahan PKBI selama ini dalam program
remaja nya.., mungkin bisa..
B : kelemahan PKBI … apa ya (tertawa), sebenarnya saya sendiri kalau isi programnya itu kita
kurang update juga gitu pak, jadi kan, misalnya tahun lalu buat ini, gitu, 2 tahun lalu buat ini, 1
tahun lalu kita belum ter-update gitu padahal kan ada sesuatu yang baru, jadi sebenernya kita
kurang.., ya itu tadi, koordinasi ya pak ya, yaa…, nanti atau kita, karena selain PKBI mungkin LSM
yang lain juga sebenernya kuta juga banyak tidak update nya jadi mungkin nanti, sebenernya tugas
kementerian juga sih untuk mengkoordinir teman-teman LSM supaya kita saling, apa sih kalau di
bilang, learning action gitu ya pak, saling bertukar. Kalau untuk programnya atau pelayanannya
sebenarnya saya kurang tahu persis ya, jadi ngga bisa bilang ini kurang , gitu sih
A : kalau advokasi-advokasi nya gimana bu. Kan tadi kan ada kebijakan-kebijakan juga yang
menghambat remaja untuk akses informasi, akses layanan, kurang lebih dalam melakukan
advokasi untuk mengubah
B : ya mungkin kalau bisa, gitu ya mungkin, kita tahu lah kalau yang sudah kita tahu ada hambatan
dalam regulasi untuk memberikan akses pelayanan kespro kepada remaja gitu, mungkin kalau bisa
misalnya saja bekerjasama dengan profesi gitu pak, organsisasi profesi yang memang mempunyai
kompetensi di bidang kespro gitu, membuat suatu bukti bahwa pelayanan ini memang dibutuhkan
untuk remaja
A: evidence based ya
B : iya, jadi gimana ya..kita tahu kita butuh tapi kan memang dibatasi oleh peraturan perundangan
itu, sehingga kita jadi stuck gitu kan, seperti..ya sudah..ya sudah..gitu kan. Jadi mungkin kalau bisa
ada buktinya itu
A : memang, memang isu remaja kan agak sensitif gitu ya, beberapa isu ada yang ngga terlalu
sensitif kaya informasi kesehatan reproduksi misalkan ngga terlalu sensitif, tapi kalau sudah
masuk ke dalam ranah akses terhadap kontrasepsi atau akses terhadap save abortion services
itu seperti apa sebenarnya respon dari pemerintah?
B : kalau pemerintah pada prinsipnya harus menjalankan peraturan perundangan ya pak ya, jadi
kalau peraturan perundangan nya sudah begitu tidak bisa ya tidak bisa, jadi dibolak balik pun tetap
kita akan ikut peraturan perundangan
A : nah kalau sekarang ini kan kaum mudanya melakukan tindakan-tindakan atau aksi-aksi
bersama untuk mendorong pemerintah misalnya menyediakan alat kontrasepsi bagi remaja
atau akses save abortion bagi remaja gimana pendapat atau ya pendapat pribadi dari Ibu YS?
B : ya kalau ada gerakan itu kan ya makanya, ya itu kan kalau namanya gerakan masyarakat gitu ya,
pasti nanti kalau sampai ke kementerian gitu ya, pasti nanti pimpinan akan meminta kita unuk
membuat suatu telaah, jadi misalnya ada suatu gerakan, ada sesuatu hal gitu trus kita kan perlu
menanggapi ini apakah kita akan mengakomodir menjadi suatu kebijakan atau bagaimana nah itu
kan perlu dasar atau suatu kajian gitu nah, ya pada akhirnya kita kalau menyiapkan kajian atau
menyiapkan telaah pada akhirnya kita akan mengikuti peraturan dan data yang berlaku, ya begitu
A: ada ngga sih data terkait seberapa besar akses kaum muda terhadap alat kontrasepsi, ngga
ada ya?
B : ngga ada
A : lebih ke pengetahuan ya, itu juga jadi belum ada landasanny, kalau yang dierjuangkan
kaum muda saat ini kan …karena memang ada datanya yang rendah banget gitu ya
B : iya, dan amanah undang-undangnya kalau untuk remaja hampir semua pasti kewajiban
pemerintah untuk menyediakan edukasi informasi itu, gitu
A : ya , misalkan remaja dalam suatu forum menyuarakan hak terhadap alat kontrasepsi, hak
terhadap layanan kesehatan reproduksi, termasuk dalam hal ini safe abortion, nah ada ngga
sih strategi-strategi yang dilakukan pemerintah untuk meredam itu supaya remaja tidak
terlalu fokus di situ lebih fokus ke pendidikan
B : ya kalau pemerintah sekali lagi itu, pencegahan ya jadi kita tidak meredam kebutuhan mereka
gitu justru kita berusaha mengakomodir gitu dalam setiap penyusunan NSPK, wakil-wakil remaja
sih sudah kita mintakan suaranya, seperti itu jadi yang kita berikan kenyataan. Jadi maksudnya kalau
mereka dalam forum misalnya penyusunan RAN, mereka menyampaikan itu, ya kita sampaikan
bahwa ya mohon maaf yang dituliskan belum bisa yang itu, yang jadi kebijakan ya belum bisa,
seperti itu saja. Tetapi kalau upayanya kembali lagi ya itu tadi, pencegahan aja, edukasi
A : untuk hal-hal tertentu tetap berbeda untuk remaja dengan orang dewasa
B : ya sama sih nanti, misalnya saja remajanya sudah terlanjur hamil, nah nanti siapapun yang hamil,
bidan itu di puskesmas harus memberikan ANC 4 kali, pemeriksaannya harus begini, itu tidak
memandang umur lagi, udah terlanjur, seperti itu. Jadi segala jenis pelayanan yang memang jadi
protap nya puskesmas itu tidak membatasi umur. Nah cuma, pelayanan yang belum ada di
puskesmas, tidak bisa kita ada-adakan tanpa
A: kebijakan, norma-norma
B: yaa seperti itu sih
A : oke Bu, mungkin saya ngga terlalu banyak pertanyaan lagi, itu aja sih
B : mudah-mudahan membantu ya
A : oh dari Bali
B : dari Bali..
A : usianya?
B : saya 41
WAWANCARA
Nama Informan : IW (inisial)
Posisi Informan : Pimpinan PKBI Pusat
Tanggal Wawancara : 17 Januari 2017
Tempat : Kantor PKBI Pusat
Pewawancara : A
Informan : B
A : sejauh mana sih sebenernya PKBI punya resource, gitu, baik tangible maupun intangible
yang bisa menopang gerakan kaum muda tersebut karena kan sebenernya PKBI kan kental
dengan services, mau ngga mau kan, dan pemberdayaan remaja yang lebih ke peer-educator
lah. Ketika kembali ke gerakan itu sebenernya topangannya seperti apa, kan gitu, aku
mengkaji ..
B : saya ngasih background waktu itu sebenernya, waktu di UNFPA juga kan saya ngasih
background sebenernya. Ada pidato saya di hari kependudukan di Jogja waktu di undang UNFPA
juga sama anaknya Sultan tuh si Mbak Yun Kita ngasih … kenapa diperlukan, pertanyaannya
sebenarnya kenapa diperlukan gerakan remaja. Pertama argumentasi demografi soal jumlah remaja
terbesar dalam sejarah republik yang disebut 67 juta, tergantung angkanya ya tergantung interval
usianya ya. Kemaren disepakati ya kalau ngambil di RAN, ngambil di RAN itu ngambilnya mulai
10 sampai 24.
A : ya, panjang banget sebenarnya, itu lebih besar lagi berarti pak
B : ini lebih besar lagi nih, makanya ada yang 15-24
A : kalau saya 15-24 Mas. Karena usia 10-14 itu kurang juga cukup untuk dibawa berfikir
kritis ke arah gerakan ya
B : iya ini hanya pertimbangan biologis ketika usia ini sudah mulai akil balig, sebenarnya, sehingga
disebut masuk ke dalam fase remaja. Tapi ya kalau 15-24 berarti 62 jutaan
A : iya
B : nah kalo, jadi pertimbangan, pertimbangan demografi kan, komposisi demografi itu pertama,
yang kedua soal kebijakan pemerintah, kebijakan yang absen di usia ini, nah itu saya sebut di dalam
pidato. Sebenarnya kalau searching di laporan hari kependudukan, saya agak lengkap saya bikin
narasinya sih, saya bacakan, karena waktu itu kan harus dibacakan, apa namanya di submit karena
ada…
A : hari kependudukan ya
B : Hari kependudukan tahun 2014
A : 2014, oke nanti saya search. Tapi sebenarnya ide itu sudah sempet saya simak ketika IW
menyampaikan di Bogor waktu itu tentang analisis usia remaja yang diabaikan ya melalui
kebijakan-kebijakan
B : ya kemudian kan ditambah arus eksternal kan globalisasi gitu bahwa remaja ini sebagai pasar
A : PKPR ya
B : ya PKPR, itu per kabupaten cuma berapa tuh, jadi tidak bersifat universal hanya terpilih,
puskesmas terpilih. Ya artinya ada.., ada pengecualian hanya puskesmas tertentu. Nah kalau BOS,
ini kita bandingan lah BOS ini kan tidak memandang sekolah apa mau swasta, mau Kristen, mau
islam, begitu dia masuk terdaftar sebagai sekolah resmi dia pasti akan, siswa nya akan mendapat
BOS, swasta, pemerintah.
A : gimana dengan BKKBN yang … remajanya, apakah itu masuk disini, tema itu atau
gimana?
B : artinya kan gini, kalau disebut dengan kebijakan itu kan diikuti dengan alokasi
A : anggaran
B : kemudian juga dengan infrastruktur. Coba lihat ini, BOS. Kan ada alokasi kemudian ada
infrastruktur, perbaikan meskipun masih keteter tapi paling tidak perhatian terhadap perbaikan
infrasruktur sekolah tuh,rehab kelas, pembangunan itu ada. Ini infrastrukturnya lebih lengkap
sampai ke posyandu
A : Puskesmas..
B : ya ini komplt ini yang paling komplit. Sebenernya kalau mau dibandingkan ini paling komplit.
Nah ketika sampai ke lansia. Oh kalau yang di usia dewasa ini kan sebenernya kemudahannya
infrastrukturnya, KUR-Kredit Usaha Rakyat, usaha kecil kemudian infrastrukturnya perbankan kan,
nah ini dimudahkan sebenernya. Anggarannya triliunan, bahwa itu yang terserap atau tidak terserap
itu soal minat dari dunia usaha di kelompok ini kan. Tapi ruang ini dibuka untuk siapapun, untuk
mengakses usaha. Nah kalau lansia kan subsidi pemerintah dalam bentuk potongan diskon kereta
api, diskon pesawat. Diskon-diskon ini kan nilainya20-30 %, kemudian diikuti dengan
infrasrukturnya. Ya pelayanan untuk lansia sekarang posyandu lansia sudah banyak, posyandu
lansia. Remaja ini hanya di puskesmas tertentu, 1 kabupaten hanya 4 apa.
A : aku mau nanya, Mas, dulu tahun 2013, mungkin sebelumnya, IW mengagas gerakan
pemuda itu sebenernya ingin mengubah apa sih saat itu, visinya IW saat itu?
B : Jadi melihat potensi ini, populasi yang besar, maka yang perlu ditanamkan di kelompok remaja
kan berarti edukasi. Edukasi ini minimal selesai SMA, minimal, itu menjadi syarat, syarat dasar loh
pendidikan. Jadi, untuk edukasi ya, minimal SMA. Kalau SMA lulus, setidaknya, seluruh SMA ya,
dari SD, SMP, SMA lulus menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, maka kelanjutannya dia
lebih enak. Mau wirausaha, mau spesialisasi, kemudian untuk akses kesehatan, jadi kalau disebut
life cycle approach kenapa ini absen, gitu.
A : iya bener
B : apa sih yang diperlukan layanan kesehatan yang komplit, komprehensif di kelompok ini, kan
kondisi psikologis. Orang bilang kondisi psikologisnya labil, tapi ada di layanan kelompok ini
disediakan akses konsultasi yang mudah, murah
A : dia pekerja
B : jadi kalau mau merevolusi gerakan remaja ini, pertama di edukasi, kesehatan kemudian gaya
hidup. Sebenernya ini yang lebih…
A : kalau terkait dengan kesehatan seksual reproduksi nya sendiri ngga terlalu spesifik atau
gimana
B : ya ini resiko disini, infeksi ini kan karena alat reproduksi, melalui organ reproduksi bisa juga
infeksi karena perilaku misalnya narkoba, narkoba kan tidak berkaitan dengan organ reproduksi,
misalnya ya dari mulai alkohol
A : menurut IW selama memimpin PKBI kan dengan struktur yang seperti itu, SDM nya,
pola kepemimpinannya di tingkat daerah dst, sebenernya tantangan terberat waktu itu untuk
mewujudkan visinya Mas Inang waktu itu sebenernya apa sih Mas?
B : metodenya, mengubah metode, karena metode yang dipakai itu ngga match dengan kondisi
perubahan ini edukasi, kesehatan, gaya hidup
A: tapi pengetahuan
B : iya, untuk merumuskan implementasi nih, kita mau menggerakkan dengan cara apa, itu
sebenarnya. Tapi kalau training sebagai implementasi, maka dipikir dengan training sebagai
penyelesaian
A : itu yang paling berat ya, metode.., meyakinkan bahwa dengan metode ini
B : training sebagai alat, sama training sebagai tujuan. Nah dulu kan menganggap training sebagai
tujuan. Training sebagai tujuan jadi waduh ngga bisa training cuma alat aja, alat untuk merumuskan
enaknya gimana nih imlementasinya, nah pembahasan perdebatan yang teknik implementasinya
dibahas di ruang training
A : dulu pas masa IW kan banyak nih Mas, orang-orang muda, melakukan GR lah beberapa
kali, turun ke jalan, campaign di jalanan, dan seterusnya aksi-aksi lah begitu ya
B : itu bagian awareness
A : setelah itu saya ngga melihat ada aksi-aksi seperti itu lagi, apa ya
B; Yaa..karena kan proses pengorganisasian itu kan selalu dimulai dengan melahirkan champion-
champion lah kalau dalam bahasa program, nah champion ini belum sampai ter..
A : internalisasi banget
B : Yaa, jadi baru kita sebenrnya menjaring siapa sih championnya melalui metode penjaringan
seperti itu ya bisa melalui uji GR bisa melalui aksi aksi damai, bisa melalui seni bisa keliatan
sebenernya, dari situ sebenernya mereka harusnya masuk kelas untuk merumuskan, oke setelah
paham situasinya dengan perspektif masing-masing ini yang lebih suka advokasi, yang lebih suka
A : emm..menarik juga
B : ya itu dibutuhkan sebenernya satu setengah tahun lah minimal untuk menemukan champion,
baru kalo teori satu setengah tahun, satu tahun lah satu tahun menemukan champion ini , setengah
tahun ini training, nah baru setengah tahun berikutnya uji lapangan. Nah ini sudah membawa misi,
mission, mission yang baru sebenernya, nah ini belom kesampean, kesini aja belom sampe
A : Mas, tapi gini. Sebenarnya gerakan di daerah juga sebenernya beberapa banyak yang mau
mencapai hasil tetapi kemudian gagal gara-gara misalnya banyak issue LGBT yang diusung
oleh organisasi-organisasi fundamental misalnya yang kemudian membuat pemerintah harus
balik arah gitu, takut mendapatkan tekanan-tekanan itu, nah itu sebenarnya gimana gerakan
kaum muda menghadapi kelompok fundamental kaya gitu?
B: Harus ada, harus berhadapan memang. Pndidikan proses pendidikan pada satu tahun dan setengah
tahun ini sebenarnya kan salah satunya pluralisme. Nah, mengimplementasikan pluralisme dalam
keseharian remaja, ya? Ini yang harusnya dirumuskan dalam kelas, misalnya saya pertunjukkan
kesenian ya itu bisa melibatkan gay, bisa melibatkan anak yang…
A: difabel?
B: difabel, trus ada juga yang taat beribadah. Ada, sebenarnya kan ada di dalam skema itu. Nah,
mempraktekkan pluralisme dalam keseharian dan interaksi remaja itu yang belum sampai. Jadi salah
satu bentuk perlawanan terhadap arus fundamentalisme adalah dengan kultural. Karena ngga bisa
dilawan dengan structural, nanti jadi benturan konflik horizontal. Jadi karena remaja sudah terbiasa
berinteraksi, jadi remaja itu baik yang dia hafal Qur’an sampai yang dia anak jalanan, anak
pemulung bisa dalam satu wadah dengan identitas remaja. Jadi identitas remaja itu tidak membuat
sekat dia anak fundamentalis, dia anak liberal, anak PKI, anak pemulung, anak orang kaya, anak
orang miskin, Itu ngga boleh terjadi kalau menggunakan identitas remaja. Nah kalo remaja di setting
menjadi eksklusif, ya itu benih intoleransi akan terus berkembang. Jadi kalau kamu tahu pemain
balukan itu salah satu adalah si …, itu anak tokoh FPI
A : oya?
B : Dan dia hafal Qur’an, ah siapa namanya, saya jadi lupa
A : orang bandung?
B : anak bandung, anak cicalengka. Waktu itu saya menyarankan sama si mey itu kalau komposisi
pemain itu memang .., kan ada banci juga, yang belakangan ada anak banci nya. Di film juga
dimunculkan seorang anak banci (?) sebenarnya itu untuk membiasakan juga bahwa plural, toleran
itu melebur dalam identitas remaja. Nah gerakan remaja akan berhasil kalau pertama basis
gerakannya memang kultural, karena ini untuk menangkal intoleransi sebenernya kalau melihat
fakta sekarang ya. Kalau dari remaja kita sudah mulai merintis eksklusividengan berbagai macam
sekat-sekat, yaa.. berat. Jadi yang disebut dengan ini, bisa pakai istilah tidak cukup dengan
engagement, tapi fully.., pelibatan itu apa namanya
A : meaningfully involvement?
B : aah involvement, meaningfully involvement, artinya meaningnya ini, makna pluralism nya yang
ditekankan, jadi mau involve makna pluralisme di kalangan remaja. Engagement ngga cukup,
Engagement. Jadi seringkali klaimnya, ah ini tatarannya baru engagement, mengajak, mengajak gitu
melibatkan. Tapi meaningfull involvement itu kemudian mereka melahirkan satu tindakan bersama
yang lahir dari remaja yang beragam, gitu. Coba bisa di cek lah, saya ambil contoh di jogja misalnya
eeh.. itu bisa dijadikan pembuktian tesis sebenarnya tatarannya baru pada engagement atau memang
meaningfull
A : karena kalau ngga pakai teori life cycle sulit ya kita meyakinkan bahwa itu adalah identitas
B : nanti diserangnya pakai indikator sosiologis. Kalau indikator sosiologis, maka akan terlalu
banyak ini prasyarat
A; iya kan kalau misalnya, perempuan boleh lah identitas, gay boleh, karena perempuan
sampai akhir pun dia meninggal tetap perempuan, gay ya mungkin sampai akhir ya dia juga
gay. Kalau remaja kan setelah umur 24 kan bukan remaja lagi
B : makanya ini dibatasi pakai demografi, pakai teori demografi
A : ooh..
B : kalau life cycle ini dulu yang terkenal Margareth Mead
A : ooh yayaya
B : Margareth Mead dia ini sekali studi nya di Samoa, di pasifik. Dan untuk membedakan bahwa
seorang masuk secara alamiah pada fase akil baligh, sebenarnya, indikator biologisnya, maka dibuat
upacara sakral sebenernya ketika anak ini masuk ke gerbang... Nah ini juga menjadi eeh..
apa..penanda kultural yang hilang. Gini, dari hamil, janin ya janin kemudian 9 bulan, kemudian dia
lahir ya 0 hari, ini secara kultural ada upacara sakralnya hampir di seluruh budaya. Orang melahirkan
itu pasti dirayakan dengan berbagai macam upacara, dengan macam-macam lah, mau di jawa, mau
di sunda, mau di batak, mau di Kalimantan. Jadi secara simbol-simbol penanda, orang berubah dari
cycle 1 ke cycle yang lain itu ada penandanya. Kemudian dia usia yang disebut dengan menginjak
tanah itu lho, mulai menginjak tanah, ini juga masih banyak upacara. Kemudian masuk ke dunia
formal, dia masuk ke dunia pendidikan di tingkat dasar sekarang bergeser ke TK, PAUD, gitu ya,
ini juga sebuah perayaan kultural sebetulnya. Ada yang menarik ketika si Anies Baswedan
menganjurkan hari pertama sekolah diantar orangtuanya, itu sebenarnya adalah perayaan kultural
utnuk menandakan bahwa anak gue ini sudah mulai sekolah, ya meskipun semuanya diminta, tetapi
kan yang membedakan adalah anak yang baru masuk sekolah itu diantar, itu sebagai bentuk upacara
kultural bukan administratif, bukan bahwa eeh..apa namanya, penyelesaian administrasi, bukan tapi
memang ingin dibangun sebuah tradisi baru bahwa ini lho anak saya pertama kali masuk sekolah,
dan ketika orangtua itu dia minta izin ke atasannya, minta izin di kantornya, itu sebenernya sebuah
pesan kultural bahwa gua harus meninggalkan pekerjaan saya untuk merayakan pertama kali, hari
pertama anak gue sekolah. Sebenernya itu gagasan brilian, membudayakan seorang anak masuk ke
jenjang pendidikan. Tapi ya dinilai politis akhirnya.., padahal itu menurut saya itu gerakan kultural.
Sama nah, nanti akan muncul begini penelitiannya Margareth Mead ketika dia mulai akil baligh,
menstruasi. Itu seluruh kampung akan diberitahu.. dan saya wajib membuat upacara. Untuk
memberitahu kepada kampung, warga di kampung itu bahwa anak saya sudah menstruasi, artinya
bisa hamil, bisa dihamili dan juga bisa dikawinkan secara kultural, apa, sebagai declare, deklarasi.
Nah tradisi itu, tradisi simbol-simbol life cycle, peralihan dari cycle satu ke cycle lain, itu sekarang
tidak di umumkan, sekarang ngga banyak yang memberikan pengumuman ke masyarakat bahwa
anak saya sudah akil baligh bahwa anak saya sudah mimpi basah, dan itu di umumkan ke warga.
Tujuannya apa agar si anak ini di protect oleh orang sekampung itu, bahwa lu jangan main-main
kalau deketin anak ini ada resiko adat. Misalnya kalo oke kita pake term agama misalkan. Dia sudah
bisa dikenai sangsi muhrim dan bukan muhrimm ada aturan adat misalnya.. wah kamu melanggar
adat, kamu nanti bisa dikawinkan secara adat, di Bugis misalnya disebut dengan Siri. Jadi remaja
A : tapi juga kulturalnya ya. Nah itu yang jarang tersentuh, Mas. Kebanyakan gerakan-
gerakan kaum muda lebih ke struktural ya, padahal struktural tentangan nya banyak
terutama untuk issue-issue
B : ya kalau issue-issue politis
A : ya pas dihajar issue LGBT kemaren kan pada tiarap semua kan, LSM ngga pada ngomong
apalagi remaja
B : ya..aduh saya…, ya sebenarnya sih kalau ada kesempatan satu setengah tahun lagi sih kalau
dijadikan gerakan kultural, gerakan remaja menjadi gerakan kultural, oke menggunakan dipersempit
saja, pelajaran pluralism, toleransi, kemudian juga memproteksi kesehatannya, memproteksi gaya
hidupnya, itu menjadi hasil yang akan berbeda lah ketimbang harus berhadapan secara struktural
organisasi-organisasi sudah mendeklarasikan sebagai fundamentalis,gitu
A : sementara kita kecil kalo ngeliat… eh buset itu gerakan bisa kaya gitu kan
B : jadi life cycle teori ini untuk menapatkan rangka itu trus simbol-simbol budaya kultural yang
menjadi penanda orang berubah dari siklus yang satu ke siklus yang lain. Bahwa makna meaning
dibalik upacara penanda bahwa seseorang sudah beralih siklusnya itu adalah maknanya sosial
proteksi. Nah kemudian state protection, proteksi dari Negara ya bentuknya kebijakan alokasi
infrastruktur. Kalo itu sih pake teori Negara aja, pake teori .. peran negara
A : pakai perspektif human rights juga udah bisa karena kan negara yang mempunyai
kewajiban untuk itu
B : nah social protection ini yang tujuannya adalah menjaga bahwa remaja itu tetap menjaga
pluralism, berinteraksi sesama remaja tanpa memandang golongan, dan sebenarnya identitas remaja
itu dengan bahasa, salah satu identitas remaja adalah dengan bahasa itu sama sebenarnya dengan
bahasa anak yang hafal Al-Qur’an, dengan bahasa anak jalanan yang suka nongkrong di Sevel.
Sebenarnya pasti sama, secara bahasanya itu sama, cuma dia memang lebih rajin ke mesjid, ke
musholla, gereja, vihara, gitu. Tapi ketika coba lihat, sekali sekali iseng aja, ditanya aja bener-bener
anak yang puritan, dia pasti mengerti ‘alay, baper’ itu kan bahasa-bahasa yang lahir dari mereka.
A : 7 kultur Koentjaraningrat
B : ah..yang dominan, tapi yang dominan ini bahasa, ya kalau sudah mata pencaharian kan beda,
trus religi itu beda, sistem kekerabatan, teknologi..
A : sistem kebudayaan ya
B ; ngga, ngga bisa semua. Jadi waktu saya juga bikin riset tentang kematian ibu dan bayi itu ya
ternyata yang berpengaruh itu hanya religi, hanya 4: kekerabatan, terus pengetahuan sama mata
pencaharian. Misalnya gini, di NTT dengan keyakinan ada makhluk halus, makhluk apa disituss
makhluk halus, kepercayaan itu membuat mereka menjadi memproteksi anak, kekerabatan…
A : ooh..iya ya bener bener. Menarik intervensi cultural tuh ya..ini jarang NGO mau
B : oh..saya presentasi ini, yang memberikan apresiasi cuma Profesor Ascobat
A : oh gitu?
B : iya, dia bilang, wah ini baru nih. Saya bilang ya, kalau mau
A : hipotermia
B : ya..hipotermia. Karena dia selalu berada dalam dekapan. Sehingga tugas ke kebun, tugas ke
ladang itu tidak boleh dilakukan ibu yang baru melahirkan selama 40 hari. Kan artinya dari teori
medis kan ya bener juga kan pemulihan si ibu yang beru melahirkan, mungkin dalam agama bilang
masa nifas ya, ya artinya kalau ada bayi yang di dekap selama 40 hari kan tidak hubungan seksual,
artinya secara kultural itu penjelasannya bukan pakai apa ya… ngga pakai teori macem-macem ya
kalau dia selalu berada dalam dekapan, dia ngga bisa melepaskan anak dari dekapan si ibu itu selama
A : Ya Allah
B : papaya, sayur, segala macem. Ya tinggal kita..kalau mau program pemerintah asupan gizi,
perbaikan gizi melalui budidaya apa yang potensi alamnya disitu cocok, ya saya ngga sampai
asesmen ke situ karena saya cuma menemukan formula kalau mau serius yang dipertahankan religi
dan kekerabatan jangan diutik-utik, tapi pengetahuan dan mata pencahariannya coba lah dicarikan
alternatif, sumber pangan yang mudah gitu, tidak berebut dengan ternak. Sebenernya ngga sulit
wong tanah kita subur kok. Nah artinya sebenarnya ya kalau pakai kerangka teori ini dari 7 unsur
ini ya nanti yang remaja sih bisa di cek lah
A : identitasnya
B : he’eh . Ambil aja yang ekstrim, yang fanatik sama yang alay lah yang paling..
A : keren banget
B : siapa itu yang BPJS itu
A : oke.., tapi kalau di perkotaan mungkin itu jalan ya..karena secara kultural nya lemah,
tetapi di desa-desa yang lumayan terisolir
B : yangmenarik semarang, saya lagi menganalisa semarang, angka kematian ibu melahirkan itu
hampir disebutnya 50% dari semua ibu hamil yang melahirkan. Ini lagi ribut ni semarang, lalu apa
yang dilakukan
A : AKI 50%
B : dari ibu hamil, coba lihat datanya
A : masa sih?
B : ohiya, rame ini, ini kota semarang, kota semarang loh ya. Nah, penyebabnya kematiannya
ternyata banyak di rumah sakit. nah jadi si ibu ini mengikuti aturan ini ANC 1, antenatal care 1,
yang triwulan 1, triwulan 2, rajin nih, tapi ketika masa partus-melahirkan, dia mengalami
perdarahan. Nah ini yang saya lagi coba kaitkan ini dengan pola makan. Dari sistem pengetahuan
dan mata pencaharian
A : oh gitu ya
B : nah saya lagi cari di kota semarang ini kan ya
A : ohya?
B : jadi kan problemnya kan bukan itu, kita udah bilang bahwa akses terhadap pemeriksaan triwulan
1, triwulan 2, triwulan 3, triwulan 4 is no problem di kota semarang.Marak kok
A : kalau dibilang makanan di sana mahal, murah kalau di kota semarang itu ya, harusnya
akses terhadap gizi itu harusnya bagus
A : justru karena harga pangan disana murah maka, karena daya belinya juga tinggi daya
makan dia meningkat sehingga berpotensi pada banyak makan asupan makanan yang terlalu
berlebihan, kan bisa juga ngga baik
B : ya, kelihatannya sih sehat-sehat, apa namanya berat badan meningkat. Saya ada hipotesa, kan
baru hipotetik sifatnya aduh ini pasti pola makan ini, karena apa kalau pemeriksaan ini rutin
sebenarnya gangguan persalinan yang secara mekanik ya artinya kok posisi bayi sungsang apa ngga
trus berat badan normal atau ngga, pinggul cukup apa ngga, itu kan diamatinya disini nih jadi
pemeriksaan ANC itu lebih ke aspek-aspek yang bersifat mekanik, gitu. Misalnya berat badan, ya
kan berat bayi, detak ya kan, terus tinggi fundus, adalah tinggi fundus, gitu gitu kan sebenarnya
hanya, hanya fisik gitu yang diamati itu sebenarnya. Tapi si kondisi ibu, dalemannya si ibu itu ngga
jadi perhatian, nah jadi perhatian hanya infeksi yang bakal menularkan ke si bayi; GO, sifilis, HIV,
hepatitis
A; yang mana?
B : ada, salah satunya meninggal ketika melahiran
A : ya ampun
B : dan itu, sarjana, duit banyak, ya ibaratnya kalo gue ke dokter mah
A : kan ada kakak iparnya yang di Jakarta ya, oh ini yang di semarang
B : saya bilang, waduh kalau saya disuruh ibaratnya motret kita coba telusuri dari pola makan, karena
ini sudah hampir 90, hamper 95% keatas loh ANC, artinya hampir 100% lah semua ibu hamil itu,
triwulan 1, triwulan 2, triwulan 3
A : ya, harusnya selamat. Mas, minta itunya laporannya saya baca. Itu masih soft file atau
hardcopy
B : ada soft file
A : soft file ya, bisa kirim by email ya, saya ini ya sms atau wa ya. Oh iya satu lagi mas saya
mau nanya, kalau IW memimpin di PKBI itu ya mas, sebenrnya selain persoalan metode, itu
kan masalah cara ya, kan ada persoalan yang lebih struktural ya di PKBI, kemudian itu
sebetulnya menjadi penghambat PKBI bener-bener menjadi organisasi berbasis gerakan. IW
ngeliat apa sebenernya
B : oh itu komposisi pengurus. Kan begini, kalau disebut dengan ini , kenapa sekedar engagement
kan waktu itu 20% remaja 80 % dewasa, nah kalau lihat struktur demografi, minimal 40% jadi
meaningfullnya, komposisi pengurusnya 60%, maka kultur remajanya akan muncul, secara
struktural lho. Maka kan perjuangan waktu itu kan sebenernya
A : sekarang kan 30 %
B : sekarang 30%,.. kan waktu itu 50%
A : sementara sebetulnya kebijakan di PKBI kan ada misalnya alokasi 30% minimal ya
alokasi anggaran untuk gerakan remaja, itu gimana, waktu itu mas IW ya yang merancang
B : ya ini pilihan saya, cuma waktu itu kan core nya-high core nya
A : itu harapannya gimana kalau 30%. Sebenernya bisa, cukup besar kan
B : yaa cukup besar, nah kemudian yang tadi, ini baru pada level engagement, yaa.. mengajak
A: kira-kira partisipasi seperti apa dari PKBI untuk mengubah remajanya menjadi lebih …
B : kalau mau, oke tidak menggunakan pendekatan kuantitas ya, jadi merubah dari engagement jadi
meaningfull
A : tapi aku berharap 30% tapi itu bermakna itu bisa mempengaruhi, itu gimana
B : ya ini tadi.., metode nya kelasnya, kelas itu sebagai wadah untuk merumuskan implementasi,
bukan sebagai tujuan, metode pemberdayaan itu, peningkatan kapasitas itu justru bukan di training,
tapi peningkatan kapasitasnya implementasi hasil training. Peningkatan implementasi hasil training.
Itu yang disebut capacity building. Oh ini kan sudah di capacity building, ya belum, baru di kelas,
dianggapnya sebagai capacity building, sebagai tujuan, padahal bukan
A : iya.., dosen tuh suka gitu deh.., bikin.. nah..gue ngga menemukan teori nya itu masalahnya,
kalo sama dosen kan ngga bisa asal ini, argumentasi kan
B : ya dia kan men-challenge kan menantang kamu ya sebenarnya memang dengan diskusi. Ya saya
juga banyak.., jadi begini untuk mengasah ilmu pengetahuan itu jadi konsistensi menggunakannya
di dalam bentuk implementasi sebenernya, maka ilmu ini akan terasah dengan sendirinya, jadi antara
praksis dengan teoritik berdialog
A : ya berdialektika
B : oh sebenarnya saya kritik dengan BKKBN banyak, yang saya keluarkan yang soal kemaren
bonus demografi, mereka memaknai bonus demografi ini dengan secara ekonomi, potensi ekonomi
A : Bu Tuning iya
A : jarak kelahiran
B : jarak kelahiran dan jumlah kelahiran dalam 1 rentang usia produktif supaya ketika anak yang
terkecil eh, anak yang pertama menjelang lansia, anak yang bungsu masih berada di usia kerja. Si
anak yang sulung, anak nomer 1 , dia melahirkan anak-anak baru yang nanti akan menggantikan si
bungsu ini kalau si bungsu lansia, jadi siklus. Maka kalau teori siklus life cycle kehidupan ini dilihat
sederhana, engga. Itu mengandung konsekuensi besar. Itu orang bilang, saya berapa kali lah saya
dengar dalam presentasi, ‘oh ini kita mengunakan life cycle approach di dalam mengembangkan
kebijakan’ itu jangan main-main, itu akan dilihat dalam satu potong-potong gitu, ngga bisa. Itu satu
siklus yang balik lagi balik lagi
A : apa?Margareth Mead?
B : aah..harusnya ada lah di cari, Margareth Mead, bahasa inggris sih, antropologi. Itu disimbolkan
dengan