Anda di halaman 1dari 14

Wednesday, June 04, 2014

Manushya
July 9, 2010 at 10:08pm

Kehidupan kita sebagai mahluk

Pengalaman kita manusia sebagai mahluk disebabkan oleh belenggu prakriti, sehingga kita
manusia “tidak sadar" atau tenggelam dalam ketidaktahuan [avidya]. Yang dimaksud dengan
avidya adalah kita salah paham akan realitas diri yang sejati. Kita mengidentikkan diri sebagai
“aku” atau seorang manusia, mengidentikkan diri sebagai sebagai pikiran dan perasaan kita, serta
mengidentikkan diri sebagai sebagai badan fisik ini. Padahal sesungguhnya semua itu hanyalah
bagian dari dinamika prakriti [seluruh fenomena dan dimensi alam semesta yang pada pokok
dasarnya adalah energi].

Prakriti sebagai lapisan-lapisan badan yang membungkus kesadaran murni [purusha] membentuk
dua type badan, yaitu : badan fisik dan badan pikiran. Badan fisik mudah kita ketahui. Tapi
badan-badan pikiran kita berada pada alam yang lebih halus, tidak bisa kita lihat dan rasakan
dengan indriya badan fisik kita, sehingga kita tidak memperhatikannya.

Termuat dalam Taittriya Upanishad, ada lima jenis bahan atau energi pembentuk yang
membentuk lapisan-lapisan badan kita sebagai manusia, yang disebut dengan panca maya kosha,
yaitu :

Susunan panca maya kosha


1. Annamaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi sari-sari makanan.

2. Pranamaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi prana, yaitu samudera besar
energi pembentuk kehidupan yang ada di semua penjuru alam semesta.

3. Manomaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi pikiran biasa.

4. Vijnanamaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi pikiran yang halus dan sadar.

5. Anandamaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi alam semesta yang transenden.

Brahmande api asti yat kincit tat pinde asti sarvatho, apa yang ada di dalam semesta [bhuana
agung] juga ada dalam diri kita [bhuana alit]. Sehingga sesungguhnya diri kita ini sangat
kompleks, tidak sesederhana apa yang hanya bisa dilihat oleh mata biasa. Kosha dalam bahasa
sansekerta berarti "lapisan". Sarira atau sharira dalam bahasa sansekerta berarti : "sesuatu yang
gampang terurai” atau “sesuatu yang mudah lenyap” atau “sesuatu yang sifatnya sementara /
tidak abadi".

Manusia terdiri dari lima lapisan badan [kosha atau sarira] disertai beberapa sub-lapisan badan
yang menyelubungi purusha [kesadaran murni]. Lapisan-lapisan badan kita ini secara fisik tidak
merupakan satu kesatuan, tapi saling terkait kuat dan terkunci dalam lapisan-lapisan, yang kalau
diibaratkan persis seperti lapisan-lapisan bawang. Masing-masing bekerja dan berfungsi secara
bersama-sama dalam kesadaran kita sehari-hari. Lapisan-lapisan badan ini adalah bagian dari
manifestasi prakriti yang terkait dengan pengalaman subyektif kita sebagai mahluk atau sebagai
"aku". Lapisan-lapisan badan ini adalah sebagai berikut :

1. ANNAMAYA KOSHA

Annamaya kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi sari-sari makanan dan terdiri
dari lima elemen dasar materi [panca maha bhuta]. Terdiri dari dua sub-lapisan, yaitu sthula
sarira dan linga sarira.

- Sthula Sarira

Sthula sarira adalah lapisan badan fisik kita sebagaimana yang bisa kita lihat secara kasat mata
saat ini. Lapisan badan ini adalah yang paling kasar. Sifat badan ini paling sangat tidak kekal dan
penuh kepalsuan. Karena itu banyak guru yang memberi nasehat, sadari kalau diri kita yang
sejati bukanlah badan fisik ini. Tapi lapisan badan ini juga memiliki nilai penting, karena kita
butuhkan sebagai wahana bagi evolusi bathin kita dalam kelahiran sebagai manusia.

 
Sthula sarira adalah lapisan badan yang paling tidak kekal dan palsu 

Wujud dari sthula sarira adalah tubuh kita yang telanjang tanpa sehelai benang, sebagaimana saat
awal kita dilahirkan ke dunia ini. Sthula sarira adalah lapisan badan yang paling tidak kekal dan
akan mengalami pralina dengan sendirinya ketika saat kematian tiba [badan fisik ini otomatis
terurai]. Dalam roda samsara kita sebenarnya sudah pernah menggunakan jutaan sthula sarira
atau badan fisik dalam kelahiran-kelahiran sebelumnya.

- Linga Sarira

Linga Sarira adalah lapisan badan fisik kita yang lebih halus, sehingga bentuknya identik dengan
badan fisik kita yang kasat mata. Hanya saja badan fisik yang lebih halus ini tidak dapat dilihat
dengan mata biasa. Linga sarira [badan fisik halus] akan terpisah dari sthula sarira [badan fisik]
pada saat kematian tiba, akan tetapi tidak dapat terpisah sangat jauh. Lapisan badan fisik halus
ini akan selalu berada di dekat mayat atau di tempat-tempat yang tidak jauh dari mayat.

Wujud linga sarira sangat identik dengan badan fisik [sthula sarira]. Kalau ada diantara kita ada
yang mata bathinnya terbuka akan bisa melihat linga sarira ini sebagai "hantu" dari orang yang
sudah meninggal. Sebenarnya yang dilihat adalah linga sarira dari orang yang sudah meninggal
tersebut. Linga sarira ini biasanya diselimuti warna agak keungu-unguan.

Umumnya linga sarira akan perlahan-lahan terurai secara bersamaan dengan terurainya sthula
sarira [badan fisik] kita. Akan tetapi hal itu hanya secara umum saja, karena tidak mutlak terjadi
seperti itu. Terdapat berbagai kemungkinan lain tentang pralina dari linga sarira atau “hantu” ini,
seperti misalnya :

1. Bagi mereka yang sudah maju secara spiritual [bathinnya bersih, tenang-seimbang dan
menyambut kematian dengan damai sempurna], begitu saat kematian tiba dia langsung pergi ke
alam-alam luhur dan linga sarira-nya akan langsung mengalami pralina tanpa perlu menunggu
sthula sarira [badan fisik]-nya terurai.

2. Sebaliknya bagi mereka yang lumpur kekotoran bathinnya pekat atau orang yang keterikatan
duniawi-nya begitu kuat [sehingga dia belum rela meninggalkan dunia ini], linga sarira-nya bisa
lama bergentayangan sebagai “hantu” walaupun sthula sarira [badan fisik]-nya sudah habis
terurai.

3. Kemudahan bagi orang yang meninggal karena di-kremasi [pembakaran mayat] dan di-
upakarai dengan baik. Disini makna di-upakarai dengan baik sama sekali tidak ada hubungannya
dengan upakara yang besar dan mewah. Upakara yang baik berarti sumber bahan dan sumber
dana upakara harus baik [bukan hasil mencuri, korupsi atau menjual tanah warisan], proses
pembuatan sarana upakara harus baik [dengan pikiran yang bersih-jernih, kata-kata yang bersih]
dan proses penghantaran upakara harus baik [pelaksana upakara tidak bertengkar, pikirannya
baik dan pemuput upakara tidak saja memiliki kekuatan bathin tapi juga harus memiliki pikiran
yang bersih-jernih]. Dengan pembakaran sthula sarira [badan fisik] akan menyebabkan badan
fisik secepatnya terurai kembali menjadi lima elemen dasar materi [panca maha bhuta] yang
membentuknya. Disertai dengan upakara yang baik akan membuat diikuti dengan terurainya
linga sarira. Sehingga dalam wujud linga sarira tidak perlu lama-lama bergentayangan menjadi
"hantu”.

2. PRANAMAYA KOSHA

Pranamaya kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi prana, energi yang
memberikan gerak kehidupan kepada badan fisik kita. Alam semesta ini diselimuti oleh
samudera besar energi pemberi kehidupan yang disebut energi prana. Setiap organisme, mulai
yang terkecil [mikroba] s/d yang terbesar, saat punarbhawa [kelahiran kembali], menarik ke
dalam dirinya sendiri energi prana dari samudera energi prana alam semesta ini. Kekuatan hidup
[prana] yang terdapat di dalam diri kita sebagai lapisan badan inilah yang disebut dengan
pranamaya kosha.

Wujud dari pranamaya kosha adalah kemilau warna keemasan. Saat kematian datang, lapisan
badan ini dengan sendirinya akan keluar dari badan dan kembali kepada samudera energi prana
alam semesta.

Di dalam lapisan badan pranamaya kosha kita [tidak bisa kita lihat dengan mata biasa] terdapat
jutaan dan jutaan noktah-noktah kecil [laksana debu] energi prana atau energi kehidupan yang
berputar dan berpusat pada apa yang disebut sebagai chakra. Chakra dalam bahasa sansekerta
berarti roda berputar, karena energi ini berputar searah jarum jam. Melalui jejaring saluran-
saluran energi prana yang disebut nadi, setiap chakra ini terhubung satu sama lain dan
mempengaruhi seluruh lapisan-lapisan tubuh kita.
Terkait jejaring energi prana dalam pranamaya kosha, ada hal-hal mendasar yang perlu
dijelaskan terlebih dahulu, yaitu :

Nadi adalah jejaring saluran-saluran energi prana. Jumlahnya ada 72.000 nadi. Seluruh nadi
bermula dari kanda, daerah diatas chakra muladhara. Diantaranya terdapat 14 nadi yang penting,
tapi yang terpenting ada 3 yaitu Ida, Pingala dan Sushumna. Ida adalah saluran kiri, energi
feminim yang dingin. Pingala adalah saluran kanan, saluran maskulin yang panas. Sushumna
adalah saluran tengah.

Chakra adalah titik pusat-pusat energi prana yang berada sepanjang shusumna [letaknya pada
poros tulang belakang]. Dalam lapisan tubuh prana kita terdapat ribuan chakra mikro, 114 chakra
kecil dan 7 chakra utama yang terpenting. Ke-tujuh chakra ini masing-masing terkait erat dengan
pikiran, emosi, kesehatan dan dinamika perilaku kita dalam kehidupan ini.

Granthi adalah tiga simpul energi penghalang yang terletak di sepanjang sushumna, yaitu :
Brahma Granthi, Vishnu Granthi dan Rudra Granthi.

Kundalini adalah api energi berupa gulungan yang terletak pada chakra muladhara [chakra
dasar], pada titik antara kemaluan dan anus.

3. MANOMAYA KOSHA 

Manomaya kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi pikiran biasa. Terdiri dari dua
sub-lapisan, yaitu sukshma sarira dan karana sarira.

- Sukshma Sarira

Sukshma sarira wujud dasarnya mirip dengan kabut atau awan tanpa bentuk, dengan warna yang
selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi pikiran kita sendiri. Orang yang biasa mengikuti
hawa nafsu keinginan dan indriya, serta emosi negatif [marah, benci, iri hati, dll], sukshma
sarira-nya cenderung kasar, tebal dan wujudnya tidak sempurna. Sebaiknya orang yang telah
maju di dalam spiritualitas, bathinnya bersih, wujud sukshma sarira-nya lembut, cerah dan
berpendar. Kalau ada diantara kita ada yang mata bathinnya terbuka untuk bisa melihat dimensi
yang lebih halus, akan bisa melihat sukshma sarira ini sebagai apa yang sering disebut sebagai
“aura” [walaupun sebenarnya yang dilihat adalah bagian dari wujud sukshma sarira].

Oleh sebagian orang sukshma sarira sering dianggap sebagai roh [hal ini tentu sebenarnya tidak
tepat]. Kesalahpahaman ini lebih disebabkan karena kalau setelah mati kita mendapat tempat di
bhur loka [alam-alam bawah] atau svarga loka [alam para dewa yang terendah], sukshma sarira
adalah lapisan badan yang akan kita gunakan di alam-alam bawah tersebut.

Dalam literatur spiritual timur di dunia barat, sukshma sarira sering disebut sebagai astral body
[badan astral]. Hal ini cukup tepat, karena di dimensi lain wujudnya bisa seperti badan fisik kita
dan bagi seorang yogi yang wikan, sukshma sarira-nya bisa dia gunakan untuk bepergian ke
segala tempat yang sangat jauh di berbagai dimensi alam [loka] dengan sadar.
Aspek lain dari sukshma sarira adalah lapisan badan ini memiliki sifat interaktif dengan energi-
energi yang datang dari luar. Sukshma sarira bila bersinggungan dengan energi-energi yang tidak
baik dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan kita berpikir tidak jernih, mudah marah, buntu,
nafsu tidak terkendali, cepat lelah atau bahkan kesurupan. Tapi juga berlaku sebaliknya, sukshma
sarira dapat menarik energi-energi alam semesta yang baik yang bersifat menyucikan diri.
Misalnya dengan kita mempraktekkan metode-metode yoga tertentu, dengan melukat atau
ruwatan [media air] di mata air suci [beji atau pathirtan] yang memiliki vibrasi sangat baik,
dengan menyatukan diri dengan alam, dsb-nya. Dengan cara demikian pikiran kita dapat
dijernihkan dan dimurnikan.

Sukshma sarira akan mengalami pralina dengan sendirinya ketika bathin kita makin bersih dan
makin terbebas dari sad ripu [enam kegelapan bathin]. Awalnya wujud sukshma sarira akan
semakin lembut, semakin cerah dan semakin berpendar. Ketika sad ripu sudah cukup lenyap dari
bathin kita, disaat kita masih hidup lapisan badan ini akan sangat cerah dan ketika kita mati
lapisan badan ini akan langsung pergi menuju Svarga Loka [alam para dewa yang terendah].

- Karana Sarira

Karana sarira berbeda tapi sekaligus sama menjadi satu dengan sukshma sarira. Wujudnya
bundar oval yang membungkus badan kita. Orang yang biasa mengikuti hawa nafsu keinginan
dan indriya, serta emosi negatif [marah, benci, iri hati, dll], karana sarira-nya cenderung rusak
dan sulit dikenali. Bentuknya samar-samar dan tidak sempurna, perlu konsentrasi khusus agar
seorang wikan bisa melihat keseluruhan wujudnya. Sebaiknya orang yang telah maju di dalam
spiritualitas, bathinnya bersih, karana sarira-nya tampak jelas dan pasti, dikelilingi warna cerah
[cenderung putih terang, tapi tidak menyilaukan mata] yang indah dan penuh daya.

Karana sarira sering disebut sebagai "badan penyebab", karena keberadaan karana sarira adalah
penyebab kita tetap dilahirkan kembali [mengalami reinkarnasi] dan tidak dapat memutus roda
samsara. Aspek lain dari karana sarira adalah lapisan badan ini merupakan "gudang" tempat
penyimpanan rekaman atau memory seluruh kehidupan-kehidupan kita dan karma-karma kita.

Apabila ketika kita mati, lalu sukshma sarira mengalami pralina akan tetapi karana sarira tidak,
kita akan pergi menuju Mahar Loka dengan lapisan badan karana sarira ini. Kita akan berstana di
dimensi alam dewa tersebut.

Karana sarira dapat mengalami pralina disaat bathin sudah bersih, terkendali baik dan makin
dekat dengan welas asih dan kebaikan yang tidak terbatas. Wujud karana sarira akan semakin
cerah dan sempurna. Dan di suatu titik ketika bathin kita "sadar", disaat kita masih hidup lapisan
badan ini akan sangat cerah dan ketika kita mati lapisan badan ini akan langsung pergi menuju
Mahar Loka. Di titik ini roda samsara berhenti dan kita tidak terlahir kembali [kecuali ada misi
khusus].

4. VIJNANAMAYA KOSHA 

Vijnanamaya Kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi pikiran yang halus dan
sadar. Wujudnya berupa cahaya murni yang sangat luas, terang benderang dan maha-damai. Ini
adalah lapisan badan yang akan kita gunakan di alam-alam luhur tempat para dewa tingkat
tinggi, dimana kelahiran kembali tidak terjadi lagi [roda samsara telah berhenti]. Kita akan
melanjutkan evolusi jiwa kita di alam-alam yang sangat luhur tersebut.

Dalam lapisan badan ini mengalir pengetahuan tentang realitas keberadaan, kebijaksanaan sejati
dan pengetahuan universal. Di lapisan badan ini tidak lagi ada pembatasan. Kita dapat merasakan
secara luas dan mutlak kesadaran mahluk lain juga tercakup di dalam kesadaran kita sendiri.
Sebab realitas-nya mahluk lain juga bagian dari diri kita [sarvam khalvidam brahman].

Sebagai manusia kalau bathin kita bersih, kita dapat terserap ke dalam kesadaran yang lebih luas
di dalam diri kita sendiri, yaitu kesadaran lapisan badan vijnanamaya kosha ini, maka kita akan
dapat berjumpa dengan apa yang disebut sebagai anthra guru [guru yang ada di dalam diri kita
sendiri]. Anthra guru adalah “suara” dari dalam diri kita sendiri yang terkait dengan lapisan
badan pikiran vijnanamaya kosha. Pada badan citta kosmik kita ini terdapat kesadaran dengan
limpahan pengetahuan dinamika kehidupan, pengetahuan duniawi dan pengetahuan spiritual.
Bila kesadaran kita berada pada vijnanamaya kosha, maka kita cenderung akan memiliki
kecerdasan spiritual, intuisi dan firasat yang kuat, serta dapat mendengar suara “di dalam”.

Ada juga yang menganggap kesadaran lapisan badan vijnanamaya kosha ini sebagai “kata hati”
atau “suara hati”. Disini sesungguhnya kita harus sangat berhati-hati memberi pengertian, karena
pada dasarnya semua mahluk dalam tingkat kesadaran manapun memiliki kata hati atau suara
hati, sehingga kata hati atau suara hati tidak selalu benar. Analogi-nya seperti kolam, kalau
airnya keruh, isi kolam tidak akan dapat terlihat dengan baik. Artinya kalau dalam keadaan
bathin yang masih keruh mau mencoba mendengarkan suara hati, kemungkinan salahnya tinggi.
Sehingga bagi orang yang kolamnya masih keruh, tidak disarankan untuk mendengarkan semua
kata hati atau suara hati.

Kalau bathin kita bersih, barulah kita dapat terserap ke dalam kesadaran yang lebih luas di dalam
diri kita sendiri, yaitu kesadaran lapisan badan vijnanamaya kosha. Seperti para yogi yang
bathinnya sudah sangat bersih, air kolam yang keruh itu sudah lama beliau endapkan kotorannya,
sehingga airnya bersih dan jernih. Kalau bathin sudah sejernih itu, kata hati atau suara hati baru
bisa bersih sekali dan akurat.

5. ANANDAMAYA KOSHA

Anandamaya Kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi alam semesta yang
transenden. Tidak termanifestasi [tidak berwujud], tapi ada. Kesadaran kosmik yang murni,
abadi dan konstan laksana meditasi terus-menerus, serta luas tidak terbatas melingkupi seluruh
penjuru ruang alam semesta dan para mahluk [chittakash].
Prana, Chakra dan Kundalini
Om Namah Shivaya.

Alam semesta ini tercipta karena interaksi dari Purusha dan Prakriti. Purusha adalah kesadaran
murni yang mutlak, tanpa sifat, tidak dapat dijelaskan. Sedangkan Prakriti dalam bahasa manusia
yang paling mendekati adalah energi.

Seluruh fenomena dan dimensi alam semesta pada pokok dasarnya adalah energi. Samudera
energi yang maha luas dimana energi menjadi materi dan materi menjadi energi, sebagaimana
dijelaskan di dalam Veda : “Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari” [ Rig Veda 2.72.4 ],
artinya : dari aditi [materi] asalnya daksa [energi] dan dari daksa asalnya aditi. Ini teori yang
sama dengan teori E=mc2 yang ditulis oleh Einstein.

Melanjutkan bahasan tentang hakikat lapisan-lapisan badan kita sebagai mahluk [manusia] :

http://www.facebook.com/notes/rumah-dharma-hindu-indonesia/manushya/391641441721

Pranamaya Kosha

Dalam tubuh kita manusia terdapat lapisan badan yang disebut Pranamaya Kosha.

Pranamaya kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi prana, energi yang
memberikan gerak kehidupan kepada badan fisik kita. Alam semesta ini diselimuti oleh
samudera besar energi pemberi kehidupan yang disebut energi prana. Setiap organisme, mulai
yang terkecil [mikroba] s/d yang terbesar, saat punarbhawa [kelahiran kembali], menarik ke
dalam dirinya sendiri energi prana dari samudera energi prana alam semesta ini. Kekuatan hidup
[prana] yang terdapat di dalam diri kita sebagai lapisan badan inilah yang disebut dengan
pranamaya kosha.

Wujud dari pranamaya kosha adalah kemilau warna keemasan. Saat kematian datang, lapisan
badan ini dengan sendirinya akan keluar dari badan dan kembali kepada samudera energi prana
alam semesta.

Di dalam lapisan badan pranamaya kosha kita [tidak bisa kita lihat dengan mata biasa] terdapat
jutaan dan jutaan noktah-noktah kecil [laksana debu] energi prana atau energi kehidupan yang
berputar dan berpusat pada apa yang disebut sebagai chakra. Chakra dalam bahasa sansekerta
berarti roda berputar, karena energi ini berputar searah jarum jam. Melalui jejaring saluran-
saluran energi prana yang disebut nadi, setiap chakra ini terhubung satu sama lain dan
mempengaruhi seluruh lapisan-lapisan tubuh kita.

Terkait jejaring energi prana dalam pranamaya kosha, ada hal-hal mendasar yang perlu
dijelaskan terlebih dahulu, yaitu :

 
Nadi adalah jejaring saluran-saluran energi prana. Jumlahnya ada 72.000 nadi. Seluruh nadi
bermula dari kanda, daerah diatas chakra muladhara. Diantaranya terdapat 14 nadi yang penting,
tapi yang terpenting ada 3 yaitu Ida, Pingala dan Sushumna. Ida adalah saluran kiri, energi
feminim yang dingin. Pingala adalah saluran kanan, saluran maskulin yang panas. Sushumna
adalah saluran tengah.

Chakra adalah titik pusat-pusat energi prana yang berada sepanjang shusumna [letaknya pada
poros tulang belakang]. Dalam lapisan tubuh prana kita terdapat ribuan chakra mikro, 114 chakra
kecil dan 7 chakra utama yang terpenting. Ke-tujuh chakra ini masing-masing terkait erat dengan
pikiran, emosi, kesehatan dan dinamika perilaku kita dalam kehidupan ini.

Granthi adalah tiga simpul energi penghalang yang terletak di sepanjang sushumna, yaitu :
Brahma Granthi, Vishnu Granthi dan Rudra Granthi.

Kundalini adalah api energi berupa gulungan yang terletak pada chakra muladhara [chakra
dasar], pada titik antara kemaluan dan anus.

Tiga nadi dan tujuh chakra utama


Ada ribuan chakra di dalam lapisan badan pranamaya kosha kita, akan tetapi yang disebut
sebagai chakra utama ada tujuh. Masing-masing chakra ini berbentuk seperti bunga teratai
dengan warna-warni yang berbeda, dan masing-masing mempunyai fungsi dan efek masing-
masing. Ketujuh chakra tersebut adalah :

1. Chakra muladhara [chakra dasar]. Terletak pada titik antara kemaluan dan anus. Warnanya
merah. Bentuknya seperti bunga teratai dengan empat daun bunga.

Chakra muladhara merupakan pusat energi yang terkait erat dengan semangat untuk bertahan
hidup [survival]. Bila chakra muladhara dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar
dengan baik, maka seseorang cenderung akan penuh gairah hidup dan mengerjakan segala
sesuatu [terutama kerja fisik] dengan penuh semangat dan motivasi. Sebaliknya bila chakra
muladhara dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan
lambat, maka seseorang cenderung akan hidup dengan malas, tanpa semangat dan mudah putus
asa. Efek paling buruk dari dinamika chakra ini yang tidak berjalan dengan baik adalah punya
kecenderungan bunuh diri.

Chakra muladhara memiliki kaitan dengan kesehatan kerangka, tulang-tulang dan usus besar.

2. Chakra svadishthana [chakra seks]. Terletak pada titik diatas kemaluan. Warnanya oranye.
Bentuknya seperti bunga teratai dengan enam daun bunga.

Chakra svadishthana merupakan pusat energi yang terkait erat dengan kreatifitas penciptaan,
reproduksi dan aktifitas seksual. Bila chakra svadishthana dalam kondisi selaras, bersih, mekar
dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan penuh kreatifitas dan ide, mudah
berpikir positif, percaya diri serta nafsu seks-nya sangat terkendali. Sebaliknya bila chakra
svadishthana dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar
dengan lambat, maka seseorang akan cenderung kurang kreatif, tidak pedulian, kasar, mudah
berpikir negatif, kurang percaya diri dan sulit mengendalikan nafsu seks.

Chakra svadishthana memiliki kaitan dengan kesehatan ginjal, kandung kemih, organ seksual
dan sistem reproduksi.

3. Chakra manipura [chakra pusar]. Terletak pada pusar. Warnanya kuning. Bentuknya seperti
bunga teratai dengan sepuluh daun bunga.

Chakra manipura merupakan pusat energi yang terkait erat dengan beberapa bentuk emosi dan
perasaan. Chakra manipura yang dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar]
dan berputar dengan lambat, ditandai dengan munculnya salah satu atau beberapa bentuk emosi
dan perasaan berikut ini, yaitu : iri hati, marah, benci, tidak puas, kemurungan [sedih, muram],
rasa takut dan rasa malu. Seseorang yang memiliki chakra manipura yang terus stabil dalam
kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka dia dengan mudah dapat
mengatasi setiap munculnya salah satu atau beberapa bentuk emosi dan perasaan tersebut. Tetap
merasa riang, tenang, puas, nyaman dan percaya diri.
Chakra manipura memiliki kaitan dengan kesehatan sistem pencernaan, usus kecil, kulit dan
sistem syaraf.

4. Chakra anahata [chakra jantung]. Terletak pada titik di tengah dada. Warnanya hijau.
Bentuknya seperti bunga teratai dengan duabelas daun bunga. 

Chakra anahata merupakan pusat energi yang terkait erat dengan seluruh perasaan halus [rasa
simpati, rasa cinta dan welas asih]. Perhatikan misalnya ketika kita sedang jatuh cinta atau
merasa simpati [kasihan] kepada seseorang, pastilah ada terasa di dada sebagai ciri dari dinamika
chakra ini. Bila cakra anahata dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik,
maka seseorang cenderung akan punya sifat penuh welas asih, kebaikan tanpa syarat, mudah
simpati dan berempati. Sebaliknya bila chakra anahata dalam kondisi kacau, energi-nya
tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, maka seseorang akan cenderung
punya sifat mementingkan diri sendiri [egois], sombong, fanatik, serakah, munafik dan sering
resah-gelisah.

Chakra anahata memiliki kaitan dengan kesehatan jantung, dada, paru-paru, lengan, tangan dan
sirkulasi darah.

5. Chakra visuddha [chakra tenggorokan]. Terletak pada titik tengah di bawah leher. Warnanya
biru. Bentuknya seperti bunga teratai dengan enam belas daun bunga.

Chakra visuddha merupakan pusat energi yang terkait erat dengan pemahaman mengenai
keterkaitan antar-hubungan satu hal dengan hal lainnya, hubungan antar manusia dan
komunikasi. Bila chakra visuddha dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan
baik, maka seseorang akan memiliki pengertian yang mendalam mengenai keterkaitan hubungan
berbagai hal, hubungan antar sesama manusia dan  kemampuan untuk berekspresi secara lisan
[mengekspresikan seluruh isi hati dan pikiran dengan baik]. Ini dapat berakibat kepada
keberhasilan hidup, kesejahteraan, banyak teman [disukai orang] dan pengembangan
pengetahuan duniawi.

Chakra visuddha memiliki kaitan dengan kesehatan tenggorokan, leher, hidung, mulut dan gigi.

6. Chakra ajna [chakra mata ketiga]. Terletak pada titik di tengah dahi, sedikit diatas diantara
titik tengah kedua alis. Warnanya ungu. Bentuknya seperti bunga teratai dengan dua daun bunga.

Chakra ajna merupakan pusat energi yang terkait erat dengan limpahan pengetahuan duniawi dan
pengetahuan spiritual. Bila chakra ajna dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan
baik, maka seseorang cenderung akan memiliki kecerdasan spiritual, intuisi benar yang kuat
[anthra guru, berkomunikasi dengan kesadaran diri kita yang lebih tinggi], memberikan
kewaskitaan penglihatan [trineta atau mata ketiga, mata bathin] serta kekuatan-kekuatan
supranatural lainnya.

Chakra ajna memiliki kaitan dengan kesehatan mata, telinga, dasar tengkorak dan sistem syaraf.

 
7. Chakra sahasrara [chakra mahkota]. Terletak pada titik di tengah ubun-ubun. Warnanya
lembayung senja. Bentuknya seperti bunga teratai dengan seribu daun bunga.

Chakra sahasrara merupakan pusat energi yang terkait erat dengan rahasia alam semesta dan
kesadaran kosmik. Bila chakra sahasrara seseorang mekar sempurna, maka dia akan mengalami
kesadaran sempurna dan mengetahui banyak rahasia alam semesta. Dia juga dapat melakukan
perjalanan astral dengan sangat mudah.

Chakra sahasrara memiliki kaitan dengan kesehatan tengkorak dan kulit.

Interaksi energi

Tubuh kita punya sifat menyerap masuk energi-energi, yang dihasilkan dari dalam maupun yang
datang dari luar.

Yang dihasilkan dari dalam adalah dari pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Misalnya [contoh]
kalau kita sering punya pikiran-perasaan negatif, hal ini pasti akan menurunkan kualitas
dinamika chakra-chakra. Kalau hal ini berlangsung lama dan terus-menerus, akan berpengaruh
kepada tubuh fisik kita dan membuat kita sakit. Atau kalau kita rajin berolah-raga, hal ini akan
meningkatkan kualitas dinamika chakra tertentu [tergantung jenis olah-raganya].

Yang datang dari luar cara penyerapannya beragam. Ada yang masuk melalui seluruh permukaan
kulit, yaitu energi positif seperti misalnya vibrasi energi baik dari lingkungan sekitar, energi
alam semesta, emosi-perasaan orang lain yang baik, tradisi-budaya yang indah dan baik, ruangan
yang penuh dengan energi baik, dsb-nya. Ada yang masuk melalui pikiran-perasaan seperti
misalnya apa yang kita baca, apa yang kita tonton, apa yang kita lihat, dsb-nya, ataupun energi
negatif seperti misalnya energi buruk lingkungan sekitar, emosi-perasaan orang lain yang buruk,
tradisi-budaya yang buruk, ruangan yang penuh energi buruk, dsb-nya. Ada yang masuk melalui
mulut dan pencernaan seperti makanan dan minuman. Ketika energi-energi ini masuk ke dalam
tubuh kita, ia mengalir lewat nadi-nadi dan kemudia melewati chakra-chakra, dimana hal ini
pasti akan mempengaruhi kualitas dinamika chakra-chakra.

Demikian pula yang terjadi sebaliknya, dinamika chakra-chakra ini akan mempengaruhi pikiran,
perkataan dan perbuatan kita, termasuk kesehatan badan fisik kita. Bila ada chakra-chakra yang
terhambat dinamikanya maka gerak chakra tersebut putarannya berkurang dari putaran normal,
yang berakibat tidak baik kepada kita. Dalam Hindu kita diajarkan bahwa setiap chakra ini perlu
diselarakan untuk meningkatkan pikiran, emosi dan dinamika perilaku kita. Masing-masing perlu
dibuat selaras, bersih, kuat dan berputar dengan baik. Disaat ketujuh chakra ini mencapai kondisi
selaras, chakra-chakra itu berputar, berkembang dan bercahaya dengan dinamis, sehingga tidak
saja membuat kita menjadi lebih sehat dan bugar, tapi juga membawa pengaruh sangat positif
bagi pikiran, perasaan dan perilaku kita.

 
Penyelarasan Chakra

Ada banyak cara untuk menyelaraskan chakra-chakra ini, misalnya seperti :

1. Dengan mengatur pola makan-minum kita.

Makanan dan minuman memiliki pengaruh baik dan buruk kepada chakra-chakra. Misalnya
kentang dan wortel baik untuk keselarasan chakra muladhara. Strawberry, mangga, melon, jeruk,
buah kelapa dan madu baik untuk keselarasan chakra svadishthana. Keju, yoghurt, jahe, nasi dan
biji bunga matahari baik untuk keselarasan chakra manipura. Bayam dan brokoli baik untuk
keselarasan chakra anahata. Rumput laut baik untuk keselarasan chakra visuddha. Anggur merah,
buah berry hitam, buah berry biru dan raspberry baik untuk keselarasan chakra ajna. Untuk
chakra sahasrara sebenarnya tidak ada makanan yang disarankan, tapi ada juga yang berpendapat
bahwa puasa mutih dan ramuan herbal tertentu dapat meningkatkan keselarasan chakra
sahasrara.

2. Dengan rajin berlatih yoga-asana atau rajin berolahraga. 

Aktifitas gerak seperti olahraga memiliki pengaruh baik kepada chakra-chakra tertentu [efeknya
pada chakra tergantung jenis olahraga-nya]. Sedangkan yoga-asana memberi pengaruh baik
kepada hampir semua chakra.

3. Dengan yajna tertentu atau dengan bantuan seorang wikan.

Manusa yajna seperti upakara nelu bulanin, otonan, dsb-nya, kalau dilaksanakan dengan benar
bisa membantu penyelarasan chakra. Bantuan pemindahan energi oleh seorang wikan juga bisa
membantu penyelarasan chakra.

4. Dengan bantuan vibrasi energi alam, simbol, warna, aroma therapy, benda dan suara.

Setiap masing-masing chakra dapat diselaraskan dengan bantuan vibrasi energy alam, simbol,
warna, aroma therapy, benda dan suara. Ini menyangkut banyak sekali cara, seperti misalnya
dengan metode yoga yang menarik energi-energi alam yang baik, melukat di tempat-tempat yang
kaya dan berkelimpahan energi alam semesta yang positif, memeditasikan bija mantra masing-
masing chakra, melakukan japa mantra, memeditasikan yantra, dengan bantuan therapy warna,
therapy suara atau music serta bantuan benda-benda seperti batu mulia, panca datu, kristal,
orgonite, dsb-nya.

5. Dengan memperbaiki perilaku keseharian kita sendiri.

Pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan sejalan dengan dharma dalam keseharian akan
membantu keselarasan chakra-chakra. Karena setiap pikiran, perkataan dan perbuatan kita
mempengaruhi dinamika dan kerja chakra-chakra ini.

 
6. Dengan berlatih meditasi.

Latihan meditasi yang rutin dan intensif pasti akan membuat chakra-chakra kita selaras, bersih,
mekar dan berputar dengan baik.

7. Dengan membangkitkan kundalini.

Kundalini adalah api energi berupa gulungan yang terletak pada chakra muladhara [chakra
dasar]. Ketika kundalini dibangkitkan dia tidak lagi menggulung dan tidur, tapi menjalar keatas
laksana ular api yang menyala, melewati setiap chakra dan menyuplainya dengan energi segar
yang berlimpah yang membuat chakra-chakra tersebut mekar berkembang dan berputar dengan
baik, juga mendobrak setiap granthi [tiga simpul energi penghalang], sampai akhirnya shakti
[kundalini] menyatu dengan Shiva di chakra sahasrara [chakra mahkota]. Ketika ini terjadi kita
mencapai kesadaran kosmik, kesadaran kita berpindah kepada lapisan badan anandamaya kosha.

Akan tetapi hal ini tidak semudah kelihatannya. Perlu proses panjang dan kehati-hatian di dalam
melakukannya. Analoginya seperti memakai jalan tol, kita bisa sampai dengan sangat sangat
cepat, tapi kalau mengalami kecelakaan juga sangat-sangat berbahaya. Kita perlu persiapan yang
matang sebelum membangkitkan kundalini, misalnya terlebih dahulu menguatkan tubuh fisik
kita dengan yoga-asana atau hatha yoga, memperbaiki pikiran, perkataan dan perbuatan dalam
keseharian kita serta mengatur makanan-minuman kita. Kedua kita perlu bimbingan dari guru
yang tepat.

Prana dalam tradisi spiritual Bali

Leluhur kita di Bali memiliki pengetahuan tersendiri terkait prana dan pengaktifan chakra. Ada
sepuluh chakra yang penting dalam spiritual Bali, yang letaknya pada :

1. Jantung
2. Hati
3. Ungsilan [buah pinggang]
4. Empedu
5. Bagian tengah hati
6. Paru-paru
7. Usus
8. Limpa
9. Kakolongan [tenggorokan]
10. Susunan kerangka
 Dan bija mantra untuk mengaktifkannya disebut Dasa Aksara, yaitu : Sang, Bang, Tang, Ang,
Ing, Nang, Mang, Shing, Wang, Yang.

Anda mungkin juga menyukai