Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN:

TRI LOKA

Di ajaran Agama HINDU kita mengenal adanya Bhuana Agung dan Bhuana Alit
dengan semua lapisan dimensi ajaran HINDU , dan secara garis besar bisa
dikelompokan dalam 3 bagian yang disebut TRI LOKA yaitu :
1. BHUR LOKA : lapisan-lapisan dimensi alam negative
2. BWAH LOKA : lapisan lapisan dimensi siklus sasmara,kehidupan-
kematian.
3. SVAH LOKA : lapisan lapisan dimensi alam positif
BHUR LOKA dalam beberapa pengajaran HINDU disebut SAPTA PETALA,
BWAH LOKA dan SVAH LOKA dalam beberapa pengajaran HINDU disebut SAPTA
LOKA

KEMATIAN

Perlu dijelaskan kembali bahwa kunci di alam kematian ialah dari fikiran kita
sendiri (VASANA). Alam Kematian ialah alam yg tidak lain terbentuk dari
lapisan-lapisan fikiran kita sendiri . Ketika kita mati, kita berpisah dengan badan
fisik (STHULA SARIRA) kita. Akibatnya semua rekaman atau memory dari
seluruh kehidupan yang ada semasih hidup(yang tersimpan di karana sarira)
muncul dan jebol semua, karena tidak ada lagi badan fisik yang menjadi
penghalang . Seluruh akumulasi pengalaman hidup muncul dari segala sudut
pikiran, kejadian demi kejadian. Seperti film yang diputar cepat. Semua kejadian
dan pengalaman hidup kita akan terlihat sangat jelas dan detail layaknya kita
menonton film layar lebar.

Akumulasi fikiran buruk dan memory buruk dalam artian: marah, dendam, iri
hati, hawa nafsu, serakah, dll. Akan membawa kita menuju wilayah-wilayah yang
negatif. Akumulasi fikiran baik dan memory baik dalam artian : welas asih dan
kebaikan. Akan membawa kita menuju wilayah-wilayah yang positif. Dan bathin
yang sudah bebas (jivan-mukti) akan membawa kita menuju pembebasan yang
disebut MOKSHA.











-TRI LOKA PERTAMA:
BHUR LOKA (ALAM HALUS NEGATIF, ALAM BAWAH)


Bhur loka atau disebut alam halus negatif ini adalah alam yang dihuni oleh jiwa-
jiwa yang bathinnya gelap, hidupnya tidak benar atau menyalahgunakan
kesaktian semasa hidupnya. Umumnya kita menyebut mereka sebagai para
ashura atau mahluk-mahluk bawah (bhuta kala).

Bhur Loka (disebut juga SAPTA PETALA atau NERAKA) adalah alam mental-
energi negatif, bukan seperti alam fisik. Disini sangat tersiksa karena proyeksi
mental-energi negatif dari isi pikiran-pikiran kita sendiri (pikiran buruk dan
memory buruk). Bisa dikatakan seperti mengalami mimpi sangat buruk, tapi
lebih nyata dari mimpi buruk, karena pikiran-pikiran buruk kita terproyeksikan
menjadi begitu nyata oleh energi-energi negatif di alam ini. Jiwa-jiwa ini
semuanya mengalami siksaan, namun tentu saja tidak ada yang terluka seperti
pada saat semasih hidup karena sudah tidak memiliki jasad (badan kasar), dan
oleh karena itu penggambarannya sama seperti kita sedang berimpi

Lapisan badan yang dipakai di alam ini adalah sukshma sarira. Jiwa-jiwa
yang lahir di alam ini setelah mati sebenarnya bukanlah sebagai hukuman,
melainkan hanya hukum alam yang bekerja bahwa kita akan tiba di tempat yang
paling sesuai dengan kondisi bathin kita sendiri. Analoginya mungkin bisa
dikatakan seperti minyak yang akan berkumpul dengan minyak dan air yang
akan berkumpul dengan air secara otomatis.

Di masing-masing petala ini kita akan bertemu dengan jiwa-jiwa yang kualitas
negatif-nya sejenis dengan kita. Dan perlu diketahui bahwa di alam ini terjadi
perbudakan mental (cuci otak) oleh jiwa-jiwa yang sakti atau cerdas (jiwa-jiwa
gelap penguasa neraka) kepada jiwa-jiwa yang lainnya. Kita dipengaruhi agar
marah, membenci, sombong, terikat pada nafsu keinginan, dll. Tujuannya agar
jiwa-jiwa ini tetap terjebak di alam ini dan mereka menjadi penguasa disini. Itu
juga salah satu sebabnya kenapa sekali sang jiwa terperosok disini, dia akan
tinggal untuk jangka waktu yang sangat lama, sebelum bisa lahir kembali di alam
material untuk kembali melanjutkan evolusi bathin (terlahir ke dunia lagi ).
Durasinya bisa antara ribuan tahun, jutaan tahun, milyaran tahun atau bahkan
selamanya sampai maha pralaya (kehancuran alam semesta).

BHUR LOKA atau SAPTA PETALA terdiri dari tujuh lapisan dimensi alam.
Semakin negatif atau kasar lapisan dimensi BHUR LOKA yang kita masuki,
lingkungannya semakin tidak mendukung bagi jiwa untuk mengalami
kebahagiaan dan kedamaian. Jiwa-jiwa yang terperosok ke alam ini adalah apa
yang biasa kita sebut sebagai para ashura atau mahluk-mahluk bawah (bhuta
kala).






PENJELASAN TENTANG SAPTA PETALA ATAU BHUR LOKA :

1. Sapta Petala lapisan atau dimensi pertama disebut ATALA:

Sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia baik secara fisik
maupun melalui perkataan (hinaan, fitnah, penipuan, manipulasi, ajaran spiritual
palsu, hasutan, dll), menyebabkan seseorang mengalami kesengsaraan
berkepanjangan. Sumber kesengsaraan di alam ini adalah pikiran dan memory
akan rasa marah, tersinggung, rasa sakit fisik, rasa bersalah, dll. Sumber
kebahagiaan utama di alam ini adalah pikiran dan memory akan kasih sayang
dan kebaikan yang pernah dilakukan.

2. Sapta Petala lapisan kedua yang disebut WITALA:

Misalnya (hanya contoh) melakukan penipuan besar kepada sekelompok orang,
mengeksploitasi tenaga kerja, dll. Sumber kesengsaraan di alam ini adalah
pikiran dan memory akan berbagai keinginan-keinginan pikiran yang tidak
terpenuhi seperti karir, pendidikan, rasa sayang dari anak-anak, dll. Sumber
kebahagiaan utama di alam ini adalah pikiran dan memory akan keuntungan
besar dalam bisnis, kekayaan seperti rumah megah, mobil mewah, baju bagus,
HP canggih, dll.

3. Sapta Petala lapisan ketiga yang disebut SUTALA:
Misalnya (hanya contoh) meracuni makanan atau obat-obatan (formalin,
methanol, zat berbahaya, obat dengan dosis tidak sehat), memproduksi narkoba,
melakukan korupsi dengan dampak besar, dll. Sumber kesengsaraan di alam ini
adalah pikiran dan memory akan berbagai keinginan-keinginan badan dan
pikiran yang tidak terpenuhi. Sumber kebahagiaan utama di alam ini adalah
pikiran dan memory akan keinginan-keinginan badan dan pikiran yang
terpenuhi.

4. Sapta Petala lapisan ke-empat yang disebut TALATALA:

Kita mulai memasuki lapisan alam negatif (pertama) yang merupakan habitat
bagi jiwa-jiwa yang sedikit punya rasa kasih sayang dan dominan punya bathin
gelap seperti : kemarahan, dendam, iri hati dan kebencian. Sang jiwa akan lahir
di alam ini karena dalam hidupnya dia melakukan, menghasut, mengatur,
memanipulasi atau mengorganisir kebencian pada orang lain (melalui orasi,
ideologi, ajaran spiritual, dll) yang berujung pada terjadinya aksi kekerasan fisik
fatal kepada sekelompok orang. Sang jiwa di alam ini mulai merasakan
kesengsaraan mental yang mendalam, akibat proyeksi mental-energi yang tidak
terhingga di alam ini. Sumber kebahagiaan utama di alam ini adalah pikiran dan
memory akan puasnya melampiaskan amarah yang menyebabkan orang lain
menderita.




5. Sapta Petala lapisan kelima yang disebut MAHATALA:

Sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia melakukan,
menghasut, mengatur, memanipulasi atau mengorganisir kebencian pada orang
lain (melalui orasi, ideologi, ajaran spiritual, dll) yang berujung pada terjadinya
aksi kekerasan fisik fatal kepada banyak orang. Sumber kesengsaraan di alam ini
adalah akibat perbudakan mental dari jiwa-jiwa gelap penguasa alam petala
serta sang jiwa merasa putus asa akibat kecilnya peluang untuk bisa bebas dari
alam ini. Sumber kebahagiaan utama di alam ini adalah setitik harapan kecil
bahwa suatu hari akan ada yang menolong dari kesengsaraan mendalam ini.

6. Sapta Petala lapisan ke-enam yang disebut RASATALA:

Sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia melakukan,
menghasut, mengatur, memanipulasi atau mengorganisir kebencian pada orang
lain [melalui orasi, ideologi, ajaran spiritual, dll] yang berujung pada terjadinya
aksi kekerasan fisik fatal kepada banyak orang di suatu wilayah besar dari suatu
negara atau bangsa. Sumber kesengsaraan di alam ini adalah siksaan mental
yang sangat berat akibat dari kesengsaraan mental yang ekstrim. Tidak ada
kebahagiaan di alam ini.

7. Sapta Petala lapisan ketujuh atau paling negatif & gelap yang
disebut PATALA :

Sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia melakukan,
menghasut, mengatur, memanipulasi atau mengorganisir kebencian pada orang
lain (melalui orasi, ideologi, ajaran spiritual, dll) yang berujung pada terjadinya
aksi kekerasan fisik fatal kepada banyak orang di satu negara atau lintas negara
(beberapa negara atau bangsa). Sumber kesengsaraan di alam ini adalah siksaan
mental yang sangat berat akibat dari kesengsaraan mental yang ekstrim. Tidak
ada kebahagiaan di alam ini.



















TRI LOKA KEDUA : BVAH LOKA (ALAM SIKLUS SAMSARA, KEHIDUPAN-
KEMATIAN)


Bvah loka seing diistilahkan sebagai alam tengah. Terdiri dari alam material
dimana kita saat ini berada dan alam halus BVAH LOKA, tempat para jiwa-jiwa
antre untuk reinkarnasi kembali.

1. MAYAPADA(dunia material-fisikal dimana saat ini kita berada)

Bedanya antara alam negatif, alam positif dan dunia material dimana saat ini kita
berada adalah, bahwa di dunia material ini adalah tempat percampuran mahluk-
mahluk dari berbagai kualitas tingkatan jiwa (kemurnian bathin). Kalau di alam
negatif dan alam positif cenderung seragam kualitas jiwa-nya. Setelah kita mati
kita akan pergi ke salah satu alam yang paling sesuai dengan tingkat kemurnian
bathin kita sendiri.

Lahir ke dunia material ini sebagai manusia sangat sangat penting artinya,
karena inilah satu-satunya lapisan dimensi alam dimana evolusi bathin kita (dari
kegelapan menuju kemurnian bathin) bisa maju sangat pesat. Inilah lapisan
dimensi alam tempat kita melatih jiwa, memurnikan bathin.
1. Karena di dunia material ini, dengan bantuan tubuh fisik kita dapat
melakukan banyak hal untuk meningkatkan evolusi bathin kita.
2. Karena di dunia ini antara kebahagiaan dan kesedihan seimbang. Di alam
positif kebahagiaan terlalu mendominasi, di alam negatif kesengsaraan
terlalu mendominasi.
Jadi lahir ke dunia ini sebenarnya adalah kesempatan yang sangat baik untuk
merealisasi MOKSHA(pembebasan). Bahkan para dewa-pun akan lahir ke bumi
jika ingin merealisasi MOKSHA.

Diantara alam material dan alam halus, terdapat alam transisi yang
disebut :
MRTYA LOKA (Alam Kematian).

MRTYA LOKA atau alam kematian ini adalah alam yang kebanyakan akan
dilewati oleh orang mati yang tempatnya adalah di alam haus BVAH LOKA.
Setelah seseorang mati dia akan meninggalkan STHULA SARIRA(badan fisik) dan
PRANAMAYA KOSHA(badan energi kehidupan), lalu kesadaran pindah ke LINGA
SARIRA (lapisan halus badan fisik) dan masih berada di alam material (dalam
bahasa umum : menjadi hantu). Sebelum kemudian meninggalkan LINGSA
SARIRA dan alam material, dia akan melewati fase SUSHUPTI(tidur lelap tanpa
mimpi). Setelah terbangun dari fase ini, kesadaran sudah pindah dari LINGA
SARIRSA ke SUKSHMA SARIRA(badan astral) dan berada di MRTYA LOKA.

MRTYA LOKA ini didominasi oleh rangkaian cahaya dan aliran gelombang energi
berwarna ungu dan merah. Energi inilah yang membantu sang jiwa mengurai
keinginan dan keterikatan dalam badan halus (badan pikiran) sang jiwa.

MRTYA LOKA adalah alam transisi antara alam material dengan berbagai alam-
alam halus. Sang jiwa akan melewati alam-alam ini dengan perlahan-lahan untuk
melepaskan sisa-sisa keterikatan terhadap kehidupan duniawi dan kekasaran
pikiran. Bagi mereka yang evolusi bathinnya maju (bathinnya bersih), karena
lapisan badan halusnya begitu halus, mereka melesat dengan cepat melewati
MRTYA LOKA ini dan langsung lahir di alam-alam luhur (SVAH LOKA) seperti
SVARGA LOKA, MAHA LOKA, dll. Sebaliknya bagi yang bathinnya penuh
kekotoran dan akan lahir di alam bawah (alamnya para ASHURA atau BHUR
LOKA)

Dalam teks-teks HINDU ada kisah jiwa-jiwa yang baru meninggal yang harus
melewati sungai Vaitarna sebelum memasuki alam halus alam tengah. Kisah ini
benar adanya, karena MRTYA LOKA ini adalah alam yang identik dengan unsur
air dari alam semesta. Atau kisah titi ugal-agil dalam lontar-lontar Bali,
disebutkan bahwa jiwa-jiwa yang ingin keluar dari neraka harus melewati
jembatan ini agar bisa terlahir kembali. Kisah ini juga benar adanya, karena jika
sang jiwa ingin keluar dari neraka ia harus melewati MRTYA LOKA ini kembali
agar bisa sampai di alam halus alam tengah (BVAH LOKA), dimana jiwa-jiwa
antre untuk bisa terlahir kembali (reinkarnasi). ini berfungsi untuk melepaskan
sisa-sisa keterikatan terhadap kehidupan duniawi dan kekasaran pikiran.

Suasana alam ini dominan berwarna ungu kemerahan. Kadang terlihat corat-
coret kasar ungu dan merah, kadang jalinan benang-benang berwarna ungu
kemerahan, kadang terlihat partikel-partikel halus rajas-tamas atau kadang
terlihat awan ungu kemerahan. Akan tetapi walaupun alam ini berwarna ungu
dan merah, banyak juga jiwa-jiwa yang melewati alam ini hanya melihat
kegelapan pekat. Hal ini disebabkan sukshma sarira sang jiwa ditutupi kabut dari
pikiran yang negatif (keterikatan, keinginan, ego, dll). Analoginya seperti mata
kita ditutup kain hitam sehingga yang kita lihat hanya kegelapan pekat.

SUKSHMA SARIRA (badan halus) sang jiwa akan pontang-panting dan
diguncang-guncang di lapisan alam ini, karena tekanan tinggi di alam ini dan
karena alam ini benar-benar baru bagi dia (belum beradaptasi).

2. (Alam Halus) BVAH LOKA

Alam halus BVAH LOKA ini adalah alam tempat jiwa-jiwa antre untuk
reinkarnasi kembali. Dalam artian punya kesempatan besar untuk lahir sebagai
manusia, mengalami evolusi bathin dan naik tingkat lagi. Karena sekali masuk ke
BHUR LOKA (alam neraka), besar kemungkinan sang jiwa akan terperosok
disana untuk jangka waktu yang sangat lama. Antara ribuan tahun, jutaan tahun,
milyaran tahun atau bahkan terjebak selamanya disana sampai MAHA PRALAYA
(kehancuran alam semesta).

Lapisan badan yang dipakai di alam ini adalah sukshma sarira. Di alam
halus Bvah Loka ini keadaannya cukup mirip dengan di bumi. Kita mengalami
kerinduan akan keinginan-keinginan duniawi, serta mengalami kesedihan dan
kebahagiaan yang sama seperti halnya di bumi. Sehingga kadang jiwa-jiwa yang
mendiami lapisan alam ini tidak sabar dan mencoba melakukan kontak dengan
dunia material (melalui mimpi seseorang, melalui perjalanan lintas dimensi, dll).
Hal ini sebenarnya aktifitas yang sangat berbahaya bagi sang jiwa sendiri, karena
dengan demikian jiwa-jiwa gelap (ashura) yang menguasai neraka bisa
memanfaatkan sang jiwa atau bahkan menariknya ke alamBHUR LOKA.

Jangka waktu rata-rata (kebanyakan) untuk reinkarnasi kembali berkisar antara
50 sampai 400 tahun. Tapi bisa lebih cepat atau lebih lambat, penyebabnya
adalah sang jiwa harus antre dan sang jiwa hanya dapat lahir kembali ketika ada
moment dan tempat yang tepat untuk lahir kembali sesuai putaran karmanya
sendiri.

TRI LOKA KETIGA : SVAH LOKA (ALAM HALUS POSITIF, ALAM ATAS, ALAM
LUHUR)


Svah Loka atau alam positif ini adalah alam yang dihuni oleh jiwa-jiwa yang
bathinnya bersih, serta hidupnya penuh welas asih dan kebaikan. Umumnya kita
menyebut mereka sebagai pitara, betara atau dewa. Di lapisan alam ini kita
merasakan kebahagiaan dan kedamaian luar biasa, karena proyeksi mental-
energi positif dari isi pikiran-pikiran kita sendiri (pikiran polos dan memory
baik), terproyeksikan menjadi nyata oleh energi-energi luhur di alam ini.

Sebelumnya perlu dijelaskan kembali bahwa beberapa saat setelah kematian ada
beberapa fase kosmik yang kita lalui, yang terpenting adalah ketika
muncul cahaya terang (jyoti), yang merupakan gerbang jalan bagi jiwa menuju
alam-alam luhur svah loka atau bahkan moksha (pembebasan). Akan tetapi
durasi kemunculan cahaya ini sangat bervariasi bagi setiap orang. Tergantung
kepada vasana (kecenderungan pikiran) kita sendiri di moment-moment
menjelang kematian. Bagi yang di moment kematian pikirannya cenderung
buruk, cahaya terang ini muncul hanya mulai dari setengah detik s/d 30 menit
saja. Bagi yang di moment kematian pikirannya cenderung tenang dan damai,
cahaya terang ini bisa muncul selama sekitar 30 menit s/d beberapa jam. Sang
jiwa harus bergerak menuju cahaya ini untuk dapat memasuki Svah Loka. Jiwa
yang bersih akan mudah atau bahkan ditarik menuju cahaya ini, jiwa yang kotor
mungkin akan gagal.

SVAH LOKA terdiri dari lima lapisan dimensi alam. Semakin positif dan halus
lapisan dimensi SVAH LOKA yang kita masuki, semakin dalam kebahagiaan dan
kedamaian yang dirasakan sang jiwa. Berikut penjelasan mengenai SVAH LOKA:









1. Svarga Loka (Svah loka lapisan atau dimensi pertama).

Lapisan badan yang dipakai di alam ini adalah karana sarira (sukshma sarira
sudah terurai bersih). Sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya
dia bathinnya bersih dan banyak melakukan kebaikan. Sang jiwa akan
merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang berlimpah. Jauh melebihi
kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan biasa yang kita rasakan di bumi.

2. Maha Loka [Svah loka lapisan kedua].

Lapisan badan yang dipakai di alam ini adalah vijnanamaya kosha (karana sarira
sudah terurai bersih). Sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya
dia merealisasi kesadaran, hanya saja belum sempurna. Lahir di Maha Loka
berarti roda samsara [siklus kehidupan-kematian) telah berhenti. Sang jiwa bisa
melanjutkan evolusi bathinnya dan menyelesaikan sisa putaran karmanya di
lapisan alam ini juga.

3. Jana Loka (Svah loka lapisan ketiga).

Lapisan badan yang dipakai di alam ini adalah vijnanamaya kosha. Sang jiwa
akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia merealisasi kesadaran (lebih
sadar dari jiwa yang lahir di Maha Loka), tapi tetap saja belum sempurna. Lahir
di Jana Loka berarti roda samsara (siklus kehidupan-kematian) telah berhenti.
Sang jiwa bisa melanjutkan evolusi bathinnya dan menyelesaikan sisa putaran
karmanya di lapisan alam ini juga.

4. Tapa Loka (Svah loka lapisan ke-empat).

Lapisan badan yang dipakai di alam ini adalah vijnanamaya kosha. Sang jiwa
yang lahir di alam ini menjadi apa yang disebut kesadaran kosmik. Dengan cara
yang rahasia [tidak perlu turun lahir ke dunia] beliau selalu membimbing umat
manusia, semua mahluk-mahluk lainnya, serta termasuk membimbing para
dewa di ketiga Svah Loka sebelumnya menuju penerangan dan pembebasan.

5. Satya Loka (Svah loka lapisan kelima).

Lapisan badan yang dipakai di alam ini adalah anandamaya kosha (vijnanamaya
kosha sudah terurai bersih). Sang jiwa yang lahir di alam ini menjadi apa yang
disebut maha-kesadaran kosmik. Kesadaran beliau sedikit lagi sempurna untuk
bisa menyatu (manunggal) dengan yang maha tidak terpikirkan (Brahman).
Dengan cara yang rahasia (tidak perlu turun lahir ke dunia) beliau selalu
membimbing umat manusia, semua mahluk-mahluk lainnya, serta termasuk
membimbing para dewa di ke-empat SVAH LOKA sebelumnya menuju
penerangan dan pembebasan.



Sumber:http://rumah-dharma.blogspot.com/2011/06/tri-loka-tiga-pengelompokan-alam.html

Anda mungkin juga menyukai