BAB V
PERNALARAN
5.2 Materi
(1) Pengertian Pernalaran
(2) Proposisi dan Term
(3) Bentuk-bentuk Proposisi
(4) Pernalaran Deduktif
(5) Pernalaran Induktif
5.3 Pendahuluan
Banyak kalimat dalam pertuturan yang tidak dapat diterima bukan karena
kesalahan gramatikal atau leksikal, tetapi karena kesalahan penalaran. Perhatikan
contoh berikut
(1) Orang Indonesia itu malas.
(2) Kita boleh korupsi karena para pejabat juga banyak yang melakukannya.
Secara gramatikal dan leksikal kalimat (1) dan (2) itu tidak ada salahnya. Akan
tetapi, secara logika kita boleh bertanya. Misalnya, untuk kalimat (1) betulkah semua
orang Indonesia itu malas? Tentu tidak! Kalimat (2) betulkah kita boleh korupsi kalau
para pejabat juga korupsi? Tentu juga tidak!
Pernalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan
data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang
akan dinakar itu boleh benar boleh juga tidak. Jika data yang disampaikan salah,
pernalaran yang dihasilkan tentu saja tidak benar juga. Akan tetapi, bila data yang
disampaikan benar, tetapi cara penyimpulannya (pernalaran) tidak benar, akan
dihasilkan simpulan yang tidak absah. Jadi, simpulan yang dihasilkan lewat
pernalaran itu haruslah benar dan absah. Untuk dapat menghasilkan simulan yang
benar dan logis penulis harus belajar proses pernalaran.
Simpulan : s2 p1
Contoh (1)
PM : Semua dokter tulisannya jelek
S1 P1
Simpulan pada contoh (2) tidak sah dan tidak logis karena tidak mengikuti
kaedah itu.
PM : Semua dokter tulisannya jelek
S1 P1
(2) Konsep dalam PM harus sesuai dengan kenyataan, atau harus dapat diuji
kebenarannya. Simpulan pada contoh (3) berikut tidak sah karena PM-
nya
tidak benar.
Contoh (3)
PM : Semua mahasiswa tamatan
SMA pm : Ida seorang mahasiswa
Jadi : Ida tamatan SMA
(3) Jika PM bersifat khusus atau bersifat negatif, simpulannya harus bersifat
khusus atau negatif pula. Perhatikan simpulan contoh (4) yang bersifat khusus
dan simpulan contoh (5) yang bersifat negatif.
Contoh (4)
PM : Sebagian besar mahasiswa tamatan SMA
pm : Ida seorang mahasiswa
Jadi : Ida mungkin tamatan SMA
Contoh (5)
PM : Tidak ada burung berkaki empat
pm : Semua merpati adalah burung
Jadi : Tidak ada merpati berkaki
empat
(2) Argumentasi yang diberikan menggunakan pokok yang tidak langsung atau
remeh. Misalnya:
(5) Kita tidak perlu datang ke kantor pada waktunya karena atasan kita juga
sering terlambat.
(4) Argumentasi yang diberilan bersandarkan pada pendapat ahli bukan bidangnya.
Misalnya:
(7) Iran dan Irak segera akan berdamai karena begitulah kata Lim Srie King.
(5) Argumentasi yang diberikan berupa simpulan yang ditarik dari premis yang tidak
ada sangkut pautnya. Misalnya:
(8) Golongan Karya merupakan kelompok yang banyak cendekiawannya; karena
itu, usul-usulnya paling bermutu.
https://www.youtube.com/watch?v=V5__GtIYe0w